PENGARUH PERLAKUAN PENDAHULUAN DAN BERAT BENIH TERHADAP PERKECAMBAHAN BENIH KAYU AFRIKA (Maesopsis eminii Engl.)
TRI BEKTI WINARNI
DEPARTEMEN SILVIKULTUR FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009
PENGARUH PERLAKUAN PENDAHULUAN DAN BERAT BENIH TERHADAP PERKECAMBAHAN BENIH KAYU AFRIKA (Maesopsis eminii Engl.)
TRI BEKTI WINARNI
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Jurusan Budidaya Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
DEPARTEMEN SILVIKULTUR FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009
RINGKASAN TRI BEKTI WINARNI. Pengaruh Perlakuan Pendahuluan dan Berat Benih terhadap Perkecambahan Benih Kayu Afrika (Maesopsis eminii Engl.). Dibimbing oleh EDJE DJAMHURI dan ELIYA SUITA. Kayu Afrika (Maesopsis eminii Engl.) merupakan jenis tanaman kehutanan yang termasuk dalam kelas biji berkeping dua dari famili Rhamnaceae. Jenis ini tumbuh tersebar secara alami di daerah tropika Afrika Timur, diintroduksi pertama kali di daerah Jawa Barat. Kayu Afrika termasuk jenis tanaman eksotik dan cepat tumbuh (fast growing species). Kayu Afrika mempunyai kegunaan yang luas, kegunaan utamanya adalah untuk konstruksi ringan, peti kemas, box dan bahkan sudah digunakan untuk ply wood. Dilihat dari potensi yang dimilikinya, Kayu Afrika mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan dalam pembangunan hutan tanaman. Dalam rangka kegiatan penanaman jenis tersebut diperlukan benih yang bermutu tinggi dan memiliki daya berkecambah dan vigor yang tinggi. Benih Kayu Afrika mempunyai sifat dormansi yang tinggi, karena memiliki kulit yang tebal dan keras. Untuk mematahkan dormansi tersebut diperlukan perlakuan pendahuluan tertentu. Penelitian tentang pengaruh berbagai perlakuan pendahuluan terhadap perkecambahan benih Kayu Afrika sudah dilakukan antara lain oleh Muharni (2002) dan Rozi (2003). Perlakuan pematahan dormansi yang diberikan mampu meningkatkan viabilitas benih Kayu Afrika, namun belum dapat sepenuhnya mematahkan sifat dormansi pada benih tersebut. Hal ini dibuktikan dengan nilai daya berkecambah yang dicapai pada penelitian tersebut kurang dari 50%. Untuk lebih meningkatkan daya berkecambah benih Kayu Afrika, perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan metode perlakuan pendahuluan yang sama tetapi dengan konsentrasi dan lama perendaman yang berbeda. Selain itu juga perlu penelitian dengan menggunakan bahan lain yang memiliki fungsi yang sama dengan air (H2O), asam sulfat (H2SO4) dan KNO3, yaitu air kelapa. Ukuran benih berkorelasi dengan vigor. Benih yang relatif berat lebih dipilih karena umumnya berhubungan dengan perkecambahan. Penelitian tentang pengaruh berat benih terhadap perkecambahan benih Kayu Afrika belum pernah dilakukan, untuk itu penelitian tersebut perlu dilakukan. Penelitian ini dilakukan dua kali yaitu percobaan pertama untuk mengetahui pengaruh perlakuan pendahuluan terhadap perkecambahan benih Kayu Afrika dan percobaan kedua untuk mengetahui pengaruh berat benih terhadap perkecambahan benih Kayu Afrika. Rancangan yang digunakan untuk kedua percobaan tersebut yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL). Rancangan percobaan pertama dengan faktor perlakuan pendahuluan terdiri dari 12 perlakuan yaitu perendaman dalam air kelapa selama 1 jam, 2 jam dan 3 jam, direndam dalam air selama 24 jam, 48 jam dan 72 jam, direndam dalam larutan H2SO4 1% selama 10 menit, 20 menit dan 30 menit dan direndam dalam larutan KNO3 0,2% selama 15 menit, 30 menit dan 45 menit. Masing-masing perlakuan diulang 3 kali sehingga terdapat 36 unit percobaan. Rancangan percobaan kedua dengan faktor berat benih terdiri dari 3 perlakuan yaitu benih berat (≥ 1,50 gram), benih sedang (1,25-1,50 gram) dan benih ringan (≤ 1,25 gram). Masing-masing berat benih
diulang 3 kali sehingga terdapat 9 unit percobaan. Parameter yang diamati untuk setiap percobaan yaitu daya berkecambah, kecepatan tumbuh dan nilai perkecambahan. Untuk mengetahui pengaruh perlakuan yang diberikan terhadap peubah yang diamati, dilakukan sidik ragam. Apabila perlakuan menunjukkan pengaruh yang nyata, kemudian dilakukan uji beda Duncan. Pengolahan data hasil pengamatan dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 12.0. Kadar air benih Kayu Afrika pada penelitian ini berkisar antara 15,75%16,95%. Berat 1000 butir berkisar antara 1378,7-1436,3 gram dan jumlah benih/kg berkisar antara 696-725 butir/kg. Hasil penelitian pada percobaan pertama menunjukkan bahwa perlakuan pendahuluan berupa perendaman dalam air kelapa, air, H2SO4 dan KNO3 berpengaruh sangat nyata dalam meningkatkan daya berkecambah dan kecepatan tumbuh benih Kayu Afrika, namun tidak berpengaruh nyata terhadap nilai perkecambahan benih Kayu Afrika. Semua perlakuan pendahuluan dengan perendaman air kelapa, air, H2SO4 1% dan KNO3 0,2% mampu meningkatkan daya berkecambah benih Kayu Afrika dari kurang dari 50% menjadi lebih dari 65%. Secara statistik perlakuan pendahuluan dengan perendaman air kelapa selama 1, 2 dan 3 jam, air selama 24 dan 72 jam, H2SO4 1% selama 10, 20 dan 30 menit dan KNO3 0,2% selama 15, 30 dan 45 menit tidak berbeda nyata dalam meningkatkan daya berkecambah dan kecepatan tumbuh benih Kayu Afrika, namun semua perlakuan tersebut berbeda nyata dengan perlakuan perendaman air selama 48 jam. Diantara semua perlakuan yang tidak berbeda nyata terdapat perlakuan pendahuluan yang memiliki nilai rata-rata daya berkecambah dan kecepatan tumbuh yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan lain yaitu perendaman dengan H2SO4 1% selama 10 menit masing-masing sebesar 96,67% dan 3,21% KN/etmal. Hasil penelitian pada percobaan kedua menunjukkan bahwa berat benih tidak berpengaruh nyata terhadap daya berkecambah, kecepatan tumbuh dan nilai perkecambahan benih Kayu Afrika, dengan demikian semua benih Kayu Afrika dapat dipergunakan untuk bahan perbanyakan tanaman. Kata kunci: Berat Benih , Kayu Afrika (Maesopsis eminii Engl.), Perkecambahan Benih, Perlakuan Pendahuluan.
PENGARUH PERLAKUAN PENDAHULUAN DAN BERAT BENIH TERHADAP PERKECAMBAHAN BENIH KAYU AFRIKA (Maesopsis eminii Engl.) Oleh : Tri Bekti Winarni, Edje Djamhuri dan Eliya Suita
PENDAHULUAN. Kayu Afrika (Maesopsis eminii Engl.) termasuk jenis tanaman eksotik dan cepat tumbuh (fast growing species). Kegunaan utama Kayu Afrika adalah untuk konstruksi ringan, peti kemas, box dan bahkan sudah digunakan untuk ply wood. Dilihat dari potensi yang dimilikinya, Kayu Afrika mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan dalam pembangunan hutan tanaman. Dalam rangka kegiatan penanaman jenis tersebut diperlukan benih yang bermutu tinggi dan memiliki daya berkecambah dan vigor yang tinggi. Benih Kayu Afrika mempunyai sifat dormansi yang tinggi, karena memiliki kulit yang tebal dan keras. Untuk mematahkan dormansi tersebut diperlukan perlakuan pendahuluan tertentu. Penelitian tentang perlakuan pendahuluan terhadap perkecambahan benih Kayu Afrika sudah dilakukan. Namun belum dapat sepenuhnya mematahkan sifat dormansi pada benih tersebut. Ukuran benih berkorelasi dengan vigor. Benih yang relatif berat lebih dipilih karena umumnya berhubungan dengan perkecambahan. BAHAN DAN METODE. Pada penelitian ini terdapat dua kali percobaan. Rancangan yang digunakan untuk kedua percobaan tersebut yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL). Rancangan percobaan pertama dengan faktor perlakuan pendahuluan terdiri dari 12 perlakuan yaitu perendaman dalam air kelapa selama 1, 2 dan 3 jam, air selama 24, 48 dan 72 jam, H2SO4 1% selama 10, 20 dan 30 menit dan KNO3 0,2% selama 15, 30 dan 45 menit. Rancangan percobaan kedua dengan faktor berat benih terdiri dari 3 perlakuan yaitu benih berat (≥ 1,50 gram), sedang (1,25-1,50 gram) dan ringan (≤ 1,25 gram). Parameter yang diamati untuk setiap percobaan yaitu daya berkecambah, kecepatan tumbuh dan nilai perkecambahan. Untuk mengetahui pengaruh perlakuan yang diberikan terhadap peubah yang diamati, dilakukan sidik ragam. Apabila perlakuan menunjukkan pengaruh yang nyata, kemudian dilakukan uji beda Duncan. Data yang diperoleh dianalisis dengan bantuan program SPSS versi 12.0. HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air benih Kayu Afrika pada penelitian ini berkisar antara 15,75%-16,95%. Berat 1000 butir berkisar antara 1378,7-1436,3 gram dan jumlah benih/kg berkisar antara 696-725 butir/kg. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pendahuluan dengan perendaman air kelapa selama 1, 2 dan 3 jam, air selama 24, 48 dan 72 jam, H2SO4 1% selama 10, 20 dan 30 menit dan KNO3 0,2% selama 15, 30 dan 45 menit berpengaruh sangat nyata terhadap daya berkecambah dan kecepatan tumbuh benih Kayu Afrika, namun tidak berpengaruh nyata terhadap nilai perkecambahan benih Kayu Afrika. Begitupun untuk berat benih tidak berpengaruh nyata terhadap daya berkecambah, kecepatan tumbuh dan nilai perkecambahan benih Kayu Afrika. KESIMPULAN. Semua perlakuan pendahuluan dengan perendaman air kelapa, air, H2SO4 1% dan KNO3 0,2% mampu meningkatkan daya berkecambah benih Kayu Afrika dari kurang dari 50% menjadi lebih dari 65%. Secara statistik perendaman air kelapa (1, 2 dan 3 jam), air (24 dan 72 jam), H2SO4 1% (10, 20 dan 30 menit) dan KNO3 0,2% (15, 30 dan 45 menit) tidak berbeda nyata dalam meningkatkan daya berkecambah dan kecepatan tumbuh benih Kayu Afrika, namun semua perlakuan tersebut berbeda nyata dengan perlakuan perendaman air selama 48 jam. Diantara semua perlakuan yang tidak berbeda nyata terdapat perlakuan pendahuluan yang memiliki nilai rata-rata daya berkecambah dan kecepatan tumbuh yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan lain yaitu perendaman dengan H2SO4 1% selama 10 menit masing-masing sebesar 96,67% dan 3,21% KN/etmal. Semua benih Kayu Afrika dapat dipergunakan untuk bahan perbanyakan tanaman. Kata kunci: Berat Benih, Kayu Afrika (Maesopsis eminii Engl.), Perkecambahan Benih, Perlakuan Pendahuluan.
THE EFFECT OF PRETREATMENT AND SEED WEIGHT ON THE SEED GERMINATION OF KAYU AFRIKA (Maesopsis eminii Engl.) by : Tri Bekti Winarni, Edje Djamhuri dan Eliya Suita INTRODUCTION. Kayu Afrika (Maesopsis eminii Engl.) is categorized as fast growing and exotic species in Indonesia. The use of Kayu Afrika were for light construction, packaging, boxes, and even for ply wood raw materials. In terms of its potensial, Kayu Afrika has good prospect to be developed for plantation forest. For the planting of this species, there is a need for high quality seeds with high vigor and germination capacity. Seeds of Kayu Afrika have strong dormancy feature due to their hard and thick seed coat. The breaking of the such dormancy needs a certain treatment to the seed. Research concerning the effect of pretreatment on germination of Kayu Afrika seeds has ever been conducted, but it had not been fully able to break the dormancy of the seeds. Seed size has some correlation with vigor. The relatively heavy seeds are preferable due to its general relation with germination quality. MATERIALS AND METHOD. This research consisted of two experiments designed as Completely Randomized Experimental Design. The first experiment comprised the factor of seed pretreatment, consisting of 12 treatments, namely soaking in coconut water for 1,2 and 3 hours; water for 24, 48 and 72 hours; H2SO4 1% for 10, 20 and 30 minutes; and KNO3 0.2% for 15, 30 and 45 minutes. The second experiment comprised the factor of seed weight, consisting of 3 treatments, namely the use of heavy seeds (≥ 1.50 gram), moderate seeds (1.25-1.50 gram) and light seeds (≤1.25 gram). Variables observed for each experiment were germination capacity, growth speed and germination value. For learning the effect of treatments on the observed variables, Analysis of Variance was performed. If the treatment showed significant effect, further Duncan test were performed to test the differences between means. The obtained data were analyzed with the aid of SPSS program version 12.0. RESULTS AND DISCUSSION. Seed moisture content of Kayu Afrika during this research ranged between 15.75%-16.95%. Weight of 1000 seeds ranged between 1378.7-1436.3 gram, and number of seeds/kg ranged between 696-725 seeds/kg. Research results showed that seed pretreatments of soaking in coconut water for 1,2 and 3 hours; water for 24, 48 and 72 hours; H2SO4 1% for 10, 20 and 30 minutes; and KNO3 0.2% for 15, 30 and 45 minutes had significant effect on germination capacity, and growth speed of Kayu Afrika seeds, howefer, they did not have significant effect on germination value of Kayu Afrika seeds. Similarly, seed weight did not have significant effect on germination capacity, growth speed and germination value of Kayu Afrika seeds. CONCLUSION. All pretreatments of soaking in coconut water, water, H2SO4 1% and KNO3 0,2% were able to increase seed germination capacity of Kayu Afrika from less than 50% to more than 65%. Statistically, soaking in coconut water (1, 2 and 3 hours), water (24 and 72 hours), H2SO4 1% (10, 20 and 30 minutes) and KNO3 0,2% (15, 30 and 45 minutes) did not differ significantly in increasing seed germination capacity and seed growth speed of Kayu Afrika. Howefer, all those treatments differed significantly from treatment of soaking in water for 48 hours. Of all those treatments which did not differ significantly, there was pretreatment which had average values of germination capacity and growth speed which were higher than other treatments, namely soaking in H2SO4 1% for 10 minutes, namely 96.67% and 3.21% KN/etmal respectively. All categories of seed weight of Kayu Afrika could be used for plant propagation purposes. Keywords: Kayu Afrika (Maesopsis eminii Engl.), Pretreatment, Seed Germination, Seed Weight.
PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Perlakuan Pendahuluan dan Berat Benih terhadap Perkecambahan Benih Kayu Afrika (Maesopsis eminii Engl.) adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum pernah digunakan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi atau lembaga manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, Januari 2009
Tri Bekti Winarni NRP E14204046
Judul Skripsi Nama NRP
: Pengaruh Perlakuan Pendahuluan dan Berat Benih terhadap Perkecambahan Benih Kayu Afrika (Maesopsis eminii Engl.) : Tri Bekti Winarni : E14204046
Menyetujui, Komisi Pembimbing
Ketua,
Anggota,
Ir. Edje Djamhuri NIP. 130 516 499
Ir. Eliya Suita NIP. 710 028 703
Mengetahui: Dekan Fakultas Kehutanan IPB,
Dr. Ir. Hendrayanto, M. Agr NIP. 131 578 788
Tanggal Lulus :
KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana di Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Judul yang dipilih dalam penelitian ini adalah Pengaruh Perlakuan Pendahuluan dan Berat Benih terhadap Perkecambahan Benih Kayu Afrika (Maesopsis eminii Engl.). Atas selesainya penyusunan karya ilmiah ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Ir. Edje Djamhuri dan Ir. Eliya Suita selaku komisi pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan sejak dimulainya penelitian sampai dengan penyelesaian skripsi. 2. Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Bogor dan Laboratorium Silvikultur, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor serta seluruh staf Hutan Pendidikan Gunung Walat Sukabumi, Jawa Barat atas kesediannya dalam pelaksanaan penelitian. 3. Dr.Ir. Agus Hikmat, M.Sc selaku penguji dari Departemen Konservasi Sumber Daya Hutan dan Ekowisata dan Dr.Ir. Dede Hermawan, M.Sc selaku penguji dari Departemen Hasil Hutan atas kesediaannya, masukan dan arahan dalam perbaikan penulisan skripsi. 4. Bapak, Mamah, Ang Rally, Teh Tutur, Weweng dan seluruh keluarga besar yang selama ini tiada henti mendukung dan mendoakan penulis. 5. Ria, Nisa, Tuti, Budi, Ando dan seluruh penghuni pondok Spinky yang selalu setia menemani, mendoakan dan mendukung penulis selama penelitian dan penyusunan skripsi. 6. Delfi, Mustian, Yandri, Dwi, Rizal, Kaka, Boy, Daniel dan Prabu atas semua bantuannya selama penelitian. 7. Teman-teman silvikultur angkatan 41 yang tiada pernah bosan menyemangati dan membesarkan hati. Semoga karya kecil ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan dunia ilmu pengetahuan. Bogor, Januari 2009 Penulis
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Pangandaran, Ciamis pada tanggal 29 Mei 1985 sebagai anak ketiga dari pasangan suami istri Nahro A.Ma.Pd. dan Esih. Penulis memulai jenjang pendidikan formal pada tahun 1992 di SDN 3 Sidamulih dan lulus pada tahun 1998. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SLTPN 2 Pangandaran dari tahun 1998 sampai dengan tahun 2001. Selanjutnya tahun 2001 melanjutkan pendidikan di SMUN 2 Ciamis dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun yang sama penulis diterima sebagai mahasiswa di Perguruan Tinggi Negeri Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB). Penulis memilih Program Studi Budidaya Hutan, Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan. Selama menuntut ilmu di Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor, penulis aktif di sejumlah organisasi kemahasiswaan, yakni sebagai staf Kelompok Studi Silvikultur Forest Management Students Club (FMSC) dari tahun 20052006 dan panitia Seminar Planologi yang diadakan oleh Fakultas Kehutanan Jurusan Manajemen Hutan tahun 2006. Selain aktif dalam keorganisasian, penulis juga aktif sebagai asisten praktikum mata kuliah Dendrologi pada program Sarjana (S1) di Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor tahun 2006-2007. Penulis juga pernah mengikuti Praktek Pengenalan dan Pengelolaan Hutan (P3H) tahun 2007 di KPH Cianjur, Sancang dan Kamojang. Pada tahun 2008 penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapang (PKL) di Dinas Kehutanan Ciamis, Desa Karangsari, Kecamatan Padaherang, Kabupaten Ciamis. Untuk memperoleh gelar Sajana Kehutanan IPB, penulis menyelesaikan skripsi dengan judul Pengaruh Perlakuan Pendahuluan dan Berat Benih terhadap Perkecambahan Benih Kayu Afrika (Maesopsis eminii Engl.) dibawah bimbingan Ir. Edje Djamhuri dan Ir. Eliya Suita.
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ........................................................................................
i
DAFTAR TABEL.............................................................................................
iv
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................
v
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... vi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1.2 Manfaat Penelitian ....................................................................... 1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................... 1.4 Hipotesis ......................................................................................
1 3 3 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 ............................................................................................................. T injauan Umum Kayu Afrika (Maesopsis eminii Engl.)........................... 4
2.1.1 Tinjauan botanis....................................................................
4
2.1.2 Syarat tumbuh ................................................................................
6
2.1.3 Penyebaran ............................................................................ 2.1.4 Kegunaan .............................................................................. 2.1.5 Hama dan penyakit ............................................................... 2.2 Kadar Air Benih ............................................................................
7 7 8 8
2.3 Berat 1000 Butir Benih.............................................................................. 8
2.4 Pematahan Dormansi Benih............................................................. 9 2.4.1 Perendaman air.............................................................................. 9 2.4.2 Perendaman air kelapa ................................................................ 10 2.4.3 Perendaman H2SO4 ..................................................................... 11 2.4.4..................................................................................................... Perendaman KNO3 ...................................................................... 11
2.5 Ukuran Benih Berdasarkan Berat Benih........................................ 12 2.6 Perkecambahan Benih.................................................................... 13 BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................ 17 3.2 Alat dan Bahan Penelitian.............................................................. 17 3.3 Metode Penelitian .......................................................................... 17 3.3.1 Pengunduhan buah ........................................................................ 17
3.3.2 3.3.3 3.3.4 3.3.5
Ektraksi benih ...................................................................... Penentuan kadar air benih .................................................... Penentuan berat 1000 butir benih ........................................ Pelaksanaan percobaan ........................................................ 3.3.5. 1 Percobaan I (Pengaruh Perlakuan Pendahuluan terhadap Perkecambahan Benih Kayu Afrika) .......................................................... 3.3.5.1.1 Perkecambahan benih ............................. 3.3.5.1.2 Pengamatan dan perolehan data.............. 3.3.5.1.3 Rancangan percobaan .............................
17 18 18 19 19 20 20 21
3.3.5.2 Percobaan II (Pengaruh Berat Benih Terhadap Perkecambahan Benih Kayu Afrika) .............................. 22
3.3.5.2.1 Seleksi benih berdasarkan berat benih ..... 3.3.5.2.2 Perkecambahan benih ............................... 3.3.5.2.3 Pengamatan dan perolehan data ............... 3.3.5.2.4 Rancangan percobaan ...............................
22 23 23 24
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1
Hasil........................................................................................................ 26
4.1.1 Kadar air benih...................................................................... 26 4.1.2 Berat 1000 butir benih .......................................................... 26 4.1.3 Pengaruh perlakuan pendahuluan terhadap perkecambahan benih Kayu Afrika......................................................................... 27
4.1.4 Pengaruh berat benih terhadap perkecambahan benih 4.2
Kayu Afrika.................................................................................... 32 Pembahasan ......................................................................................... 35
4.2.1 Kadar air benih...................................................................... 35 4.2.2 Berat 1000 butir benih.................................................................... 35 4.2.3 Pengaruh perlakuan pendahuluan terhadap perkecambahan benih Kayu Afrika......................................................................... 36
4.2.4 Pengaruh berat benih terhadap perkecambahan benih Kayu Afrika................................................................................... 41
BAB V KESIMPULAN 5.1 5.2
Kesimpulan ................................................................................................ 44 Saran .......................................................................................................... 44
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 45 LAMPIRAN....................................................................................................... 47
DAFTAR TABEL No.
Halaman
1. Kadar air benih Kayu Afrika.......................................................................... 26 2. Sidik ragam pengaruh perlakuan pendahuluan dengan perendaman air kelapa, air, H2SO4 dan KNO3 terhadap daya berkecambah benih Kayu Afrika .................................................................................................. 28 3. Uji Beda Duncan pengaruh perlakuan pendahuluan dengan perendaman air kelapa, air, H2SO4 dan KNO3 terhadap daya berkecambah benih Kayu Afrika ................................................................................................... 28 4. Sidik ragam pengaruh perlakuan pendahuluan dengan perendaman air kelapa, air, H2SO4 dan KNO3 terhadap kecepatan tumbuh benih Kayu Afrika ................................................................................................... 30 5. Uji Beda Duncan pengaruh perlakuan pendahuluan dengan perendaman air kelapa, air, H2SO4 dan KNO3 terhadap kecepatan tumbuh benih Kayu Afrika ................................................................................................... 30 6. Sidik ragam pengaruh perlakuan pendahuluan dengan perendaman air kelapa, air, H2SO4 dan KNO3 terhadap nilai perkecambahan benih Kayu Afrika ................................................................................................... 32 7. Sidik ragam pengaruh berat benih terhadap daya berkecambah benih Kayu Afrika ........................................................................................................................ 33
8. Sidik ragam pengaruh berat benih terhadap kecepatan tumbuh benih Kayu Afrika ........................................................................................................................ 34
9. Sidik ragam pengaruh berat benih terhadap nilai perkecambahan benih Kayu Afrika .............................................................................................................. 35
DAFTAR GAMBAR No.
Halaman
1. Tanaman Kayu Afrika di Hutan Pendidikan Gunung Walat Sukabumi .......... 4 2. Perubahan warna buah Kayu Afrika ............................................................... 5 3. Benih Kayu Afrika.......................................................................................... 6 4. Histogram pengaruh perlakuan pendahuluan dengan perendaman air kelapa, air, H2SO4 dan KNO3 terhadap daya berkecambah benih Kayu Afrika........ 27 5. Histogram pengaruh perlakuan pendahuluan dengan perendaman air kelapa, air, H2SO4 dan KNO3 terhadap kecepatan tumbuh benih Kayu Afrika ........ 29 6. Histogram pengaruh perlakuan pendahuluan dengan perendaman air kelapa, air, H2SO4 dan KNO3 terhadap nilai perkecambahan benih Kayu Afrika .... 31 7. Histogram pengaruh berat benih terhadap daya berkecambah benih Kayu Afrika ........................................................................................................................ 32
8. Histogram pengaruh berat benih terhadap kecepatan tumbuh benih Kayu Afrika ........................................................................................................................ 33
9. Histogram pengaruh berat benih terhadap nilai perkecambahan benih Kayu Afrika ........................................................................................................................ 34
10. Kecambah normal Kayu Afrika dengan tipe epigeal ................................... 39 11. Ukuran benih Kayu Afrika berdasarkan berat benih (berat, sedang dan
ringan) .......................................................................................................... 41
DAFTAR LAMPIRAN No.
Halaman
1. Rekapitulasi data hasil percobaan pertama ................................................................ 48 2. Rekapitulasi data hasil percobaan kedua ................................................................... 50 3. Data pengamatan kecambah normal percobaan pertama ........................................... 51 4. Data pengamatan kecambah normal percobaan kedua .............................................. 53 5. Penghitungan berat 1000 butir benih Kayu Afrika .................................................... 54 6. Histogram seleksi benih berdasarkan berat benih Kayu Afrika................................. 57 7. Lay out penelitian ...................................................................................................... 58 8. Foto-foto penelitian.................................................................................................... 60
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kayu Afrika (Maesopsis eminii Engl.) merupakan jenis tanaman kehutanan yang termasuk dalam kelas biji berkeping dua dari famili Rhamnaceae. Jenis ini tumbuh tersebar secara alami di daerah tropika Afrika Timur, diintroduksi pertama kali di daerah Jawa Barat (Zulhanif 2000). Kayu Afrika termasuk jenis tanaman eksotik dan cepat tumbuh (fast growing species). Kayu Afrika mempunyai kegunaan yang luas, kegunaan utamanya adalah untuk konstruksi ringan, peti kemas, box dan bahkan sudah digunakan untuk ply wood (Sandrasegaran 1996, NAS 1977, diacu dalam Rozi 2003). Dilihat dari potensi yang dimilikinya, Kayu Afrika mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan dalam pembangunan hutan tanaman, apalagi tanaman ini merupakan jenis cepat tumbuh. Dalam rangka kegiatan penanaman jenis tersebut diperlukan benih yang bermutu tinggi dan memiliki daya berkecambah dan vigor yang tinggi. Benih Kayu Afrika mempunyai sifat dormansi yang tinggi, karena memiliki kulit yang tebal dan keras. Untuk mematahkan dormansi tersebut diperlukan perlakuan pendahuluan tertentu. Penelitian tentang pengaruh berbagai perlakuan pendahuluan terhadap perkecambahan benih Kayu Afrika sudah dilakukan antara lain oleh Muharni (2002) hasilnya bahwa perendaman dengan larutan H2SO4 20 N selama 20 menit mampu meningkatkan nilai kecepatan tumbuh menjadi sebesar 1,59% KN/etmal. Sedangkan benih Kayu Afrika yang direndam dalam larutan KNO3 0,2% selama 30 menit dapat meningkatkan viabilitas benih dengan nilai daya berkecambah sebesar 50,13%. Rozi (2003) mengemukakan bahwa perlakuan pendahuluan yang terbaik yaitu perlakuan perendaman dengan air selama 24 jam dengan daya berkecambah sebesar 73% dan yang terburuk yaitu perlakuan perendaman dengan H2SO4 5% selama 24 jam dengan daya berkecambah sebesar 2%. Perlakuan pematahan dormansi yang diberikan mampu meningkatkan viabilitas benih Kayu Afrika, namun belum dapat sepenuhnya mematahkan sifat dormansi pada benih tersebut. Hal ini dibuktikan dengan nilai daya berkecambah
yang dicapai pada penelitian tersebut kurang dari 50% (Muharni 2002). Untuk lebih meningkatkan daya berkecambah benih Kayu Afrika, perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan metode perlakuan pendahuluan yang sama tetapi dengan konsentrasi dan lama perendaman yang berbeda. Selain itu juga perlu penelitian dengan menggunakan bahan lain yang memiliki fungsi yang sama dengan air (H2O), asam sulfat (H2SO4) dan KNO3, yaitu air kelapa. Penelitian yang terkait dengan penggunaan air kelapa untuk memicu pertumbuhan dan perkembangan embrio benih pernah dilakukan oleh Suita dan Naning (2004), benih Kemiri (Aleurites mollucana Wild.) yang direndam air kelapa selama 4 jam menghasilkan daya berkecambah sebesar 53,33% dan kecepatan berkecambah sebesar 0,6274%/hari dan oleh Suita (2004), benih Tanjung (Mimusops elengi L.) yang direndam air kelapa selama 2 jam menghasilkan daya berkecambah rata-rata sebesar 96,67% dan kecepatan berkecambah 2,38%/hari. Ukuran benih berkorelasi dengan vigor. Benih yang relatif berat lebih dipilih karena umumnya berhubungan dengan perkecambahan (Schmidt 2000). Sutopo (2004), menambahkan di dalam jaringan penyimpanan benih memiliki karbohidrat, protein, lemak dan mineral. Di mana bahan-bahan ini diperlukan sebagai bahan baku dan energi bagi embrio pada saat perkecambahan. Diduga bahwa benih yang berukuran besar dan berat mengandung cadangan makanan lebih banyak dibandingkan benih yang kecil, mungkin pula embrionya lebih besar. Hal ini sejalan dengan penelitian terhadap benih Diospyros celebica dimana benih D. celebica yang berukuran besar (1,83-2,24 gram) memiliki daya berkecambah tertinggi dibandingkan dengan benih berukuran sedang (1,41-1,82 gram) dan benih berukuran kecil (0,99-1,4 gram). Daya berkecambah benih D. celebica yang berukuran besar yaitu sebesar 87%, benih berukuran sedang sebesar 72% dan benih berukuran kecil sebesar 70 % (Heriyanto & Sutiyono 2001). Penelitian tentang pengaruh berat benih terhadap perkecambahan benih Kayu Afrika belum pernah dilakukan, untuk itu penelitian tersebut perlu dilakukan.
1.2 Manfaat Penelitian Manfaat dilakukannya penelitian ini yaitu : a. Meningkatkan mutu fisiologis kelompok benih (seed lot) Kayu Afrika (M. eminii), sehingga dengan teknik perlakuan pendahuluan dan seleksi benih dapat meningkatkan keberhasilan penyediaan bibit siap tanam di lapangan. b. Menambah informasi mengenai berbagai penggunaan zat kimia dalam meningkatkan perkecambahan benih Kayu Afrika (M. eminii). c. Memberikan alternatif penggunaan bahan-bahan untuk perlakuan pendahuluan benih Kayu Afrika (M. eminii) yang lebih murah dan mudah didapat selain dari air.
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini yaitu : a. Mengetahui kadar air benih dan berat 1000 butir benih Kayu Afrika (M. eminii). b. Mengetahui perlakuan pendahuluan yang efektif dan terbaik (perendaman dalam air kelapa, air, H2SO4, KNO3) dalam meningkatkan perkecambahan benih Kayu Afrika (M.eminii). c. Mengetahui berat benih terbaik dalam meningkatkan perkecambahan benih Kayu Afrika (M. eminii). 1.4 Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : a. Daya berkecambah, kecepatan tumbuh dan nilai perkecambahan benih Kayu Afrika (M. eminii) dipengaruhi oleh perlakuan pendahuluan dan berat benih. b. Terdapat perlakuan pendahuluan benih yang efektif dan terbaik dalam meningkatkan perkecambahan benih Kayu Afrika (M. eminii).