PENGARUH PERHATIAN DAN KETELADANAN BERIBADAH KHASHAH IBU TERHADAP PERILAKU KEAGAMAAN REMAJA Pada Masyarakat Karyawan Pabrik Desa Wujil Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang Tahun 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh: SIKHATUN NAFIS NIM: 111 10 026 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2014
MOTTO
Artinya : Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikatmalaikat yang kasar dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia (Allah) perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang telah diperintahkan. ( At Tahrim : 6 )
PERSEMBAHAN
Dalam perjuangan mencari ridlo Allah SWT yang tiada batas tingginya, dengan penuh tetesan air mata kupersembahkan karya tulis “skripsi” ini untuk orangorang yang selalu hadir dan berharap keridloannya. Kupersembahkan bagi mereka yang tetap berada dalam ruang dan waktu kehidupan-ku, khususnya kupersembahkan buat: 1.
Ayah Bundaku dan Suamiku tercinta yang telah memotifasi, membimbing, mencurahkan segala perhatian dan do‟anya.
2.
Mbahku yang selalu mendoakanku setiap waktu.
3.
Putriku tersayang Hasna Nabila El Syarifa dan Adiku Farih Nurfaza engkaulah semangatku dalam pembuatan skripsi ini.
4.
Teman-temanku semua yang ada di SDN Munding Kec. Bergas Kab. Semarang. Ibu Kepala sekolah Martiyah, S.Pd. dan semua saudara yang belum kami sampaikan satu persatu, engkaulah kami bisa bercanda tawa dan berbahak ria.
KATA PENGANTAR Asslamu’alaikum Wr. Wb Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya. Shalawat dan salam ta‟dzim senantiasa terlimpahkan kepada beliau habibina Nabiyyullah Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya serta kepada semua umatnya. Berkat limpahan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “PENGARUH PERHATIAN DAN KETELADANAN BERIBADAH KHASHAH IBU TERHADAP PERILAKU KEAGAMAAN REMAJA pada masyarakat karyawan pabrik Desa Wujil Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang Tahun 2014”. Yang secara akademis menjadi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana S1 Pendidikan Agama Islam. Semoga bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Disamping itu, apa yang telah tersaji ini juga tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dan tersusun dengan baik. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada : 1. Bapak Dr. Rahmat Hariadi, M.Pd selaku rektor Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. 2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Ketua Jurusan Tarbiyyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. 3. Bapak Jaka Siswanta, M.Pd. selaku Dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing dalam menyelesaikan skripsi ini.
ABSTRAK Nafis, Sikhatun. 2014. 11110026. Pengaruh Perhatian dan Keteladanan Beribadah Khashah Ibu Terhadap Perilaku Keagamaan Remaja Pada Masyarakat Desa Wujil Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang Tahun 2014. Program Strata I Jurusan Pendidikan Agama Islam (STAIN) Salatiga, 2014. Pembimbing: Jaka Siswanta, M.Pd Kata kunci: Perhatian, Keteladanan Beribadah Khashah, Perilaku keagamaan Remaja Pendidikan anak dalam keluarga adalah tanggung jawab orang tua terutama ibu. Perhatian dan keteladanan yang diberikan ibu terhadap anaknya merupakan suatu proses pendidikan langsung dan paling efektif diterapkan dalam lingkungan keluarga. Pada dasarnya secara psikologis anak suka meniru dan membutuhkan tokoh teladan dalam hidupnya. Disinilah pentingnya peran orang tua terutama ibu sebagai model atau tokoh terbaik yang patut dicontoh bagi anak-anaknya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui; 1) Bagaimana tingkat perhatian beribadah khashah ibu pada masyarakat karyawan pabrik Desa Wujil Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang tahun 2014? 2) Bagaimana tingkat keteladanan beribadah khashah ibu pada masyarakat karyawan pabrik Desa Wujil Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang tahun 2014? 3) Bagaimana perilaku keagamaan remaja di Desa Wujil Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang tahun 2014? 4) Adakah pengaruh perhatian beribadah khashah ibu terhadap perilaku keagamaan remaja pada masyarakat karyawan pabrik Desa Wujil Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang tahun 2014? 5) Adakah pengaruh keteladanan beribadah khashah ibu terhadap perilaku keagamaan remaja pada masyarakat karyawan pabrik Desa Wujil Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang tahun 2014? 6) Adakah pengaruh perhatian dan keteladanan beribadah khashah ibu terhadap perilaku keagamaan remaja pada masyarakat karyawan pabrik Desa Wujil Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang tahun 2014?. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Sampel penelitian sebanyak 75 responden, menggunakan teknik nonprobability sampling. Pengumpulan data menggunakan instrumen kuesioner untuk menjaring data X1, X2 dan data Y. Hasil penelitian ini menunjukan: 1) Perhatian beribadah khashah ibu di Desa Wujil tergolong tinggi dengan prosentase 72%, 2) Keteladanan beribadah khashah ibu di Desa Wujil tergolong tinggi dengan prosentase 80%, 3) Perilaku keagamaan remaja di Desa Wujil tergolong tinggi dengan prosentase 90,67%, 4) Ada hubungan yang signifikan Perhatian beribadah khashah ibu terhadap perilaku keagamaan remaja di Desa Wujil, 5) Ada hubungan yang signifikan Keteladanan beribadah khashah ibu terhadap perilaku keagamaan remaja di Desa Wujil, 6) Ada hubungan yang signifikan Perhatian dan keteladanan beribadah khashah ibu secara bersamaan terhadap perilaku keagamaan remaja di Desa Wujil. Hal itu di buktikan dengan hasil penghitungan stastisik pada taraf signifikasi 1% menunjukkan bahwa r hitung lebih besar dari r tabel yaitu : 0,375> 0,296. Hasil tersebut diuji kebenarannya menggunakan uji F dan diperoleh Fh sebesar 6,364 Ftabel = 3,13. Jadi Fhitung > Ftabel, yang berarti persamaan regresi tersebut signifikan.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................
i
HALAMAN BERLOGO ………...............................................................
ii
HALAMAN NOTA PEMBIMBING.........................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................
iv
DEKLARASI..............................................................................................
v
MOTTO........................................................................................................
vi
PERSEMBAHAN.......................................................................................
vii
KATA PENGANTAR.................................................................................
viii
ABSTRAK...................................................................................................
x
DAFTAR ISI................................................................................................
xi
DAFTAR TABEL........................................................................................
xv
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................1 A. LatarBelakang Masalah............................................................. 1 B. Rumusan Masalah..................................................................... 5 C. Tujuan Penelitian...................................................................... 6 D. Hipotesis Penelitian................................................................... 7 E. Manfaat Hasil Penelitian........................................................... 8 F.
Definisi Operasional................................................................. 9
G. Metode Penelitian..................................................................... 13 H. Sistematika Penulisan Skripsi................................................... 25
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................... 27 A. Perhatian……………………..................................................... 27 1. Pengertian Perhatian ………………..................................... 27 2. Macam-macam Perhatian …………………......................... 28 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Perhatian........................29 B. Keteladanan ..................................... ……................................. 31 1. Pengertian Keteladanan........................................................ 31 2. Pentingnya Keteladanan................................ ...................... 32 C. Ibadah Khashah.......................................................................... 36 1. Pengertian Ibadah Khashah.................................................. 36 2. Macam-macam Ibadah Khashah.......................................... 37 3. Prinsip Ibadah Khashah.....................................................42 D. Ibu ............................................................................................ 43 1. Pengertian ibu ...................................................................... 43 2. Konsep wanita dalam pandangan islam...............................43 E. Perilaku Keagamaan Remaja..................................................51 1. Pengertian Perilaku Keagamaan Remaja..............................51 2. Faktor yang mempengaruhi perilaku keagamaan.................52 F. Pengaruh Perhatian dan Keteladanan Beribadah Khashah Ibu terhadap Perilaku Keagamaan Remaja..............................57 BAB III LAPORAN PENELITIAN ........................................................61 A. Gambaran Lokasi dan Obyek Penelitian................................ 61 1. Asal usul DesaWujil ......................................................61
2. Letak geografi ...............................................................62 3. Kondisi monografi..........................................................62 4. Kondisi Sosial Ekonomi .................................................64 5. Keadaan Sosial Budaya ..................................................64 6. Keadaan Sosial Keagamaan ............................................65 7. Lembaga Pemerintahan dan Lembaga Sosial Desa ........... 66 B. Penyajian data ......................................................................67 1. Daftar responden.............................................................67 2. Data hasil angket.............................................................69 BAB IV ANALISIS DATA .....................................................................88 A. Analisi Deskriptif (Tiap Variabel)............................................88 B. Pengujian Hipotesis................................................................93 C. Pembahasan Hasil Uji Hipotesis...............................................105 BAB V
PENUTUP ................................................................................108 A. Kesimpulan............................................................................108 B. Saran-saran.............................................................................110 C. Penutup..................................................................................111
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel I Sampel penelitian ............................................................................. 15 Tabel II Indikator Instrumen Perhatian Beribadah Khashah Ibu.................. 16 Tabel III Indikator Instrumen Keteladanan Beribadah Khashah Ibu............
18
Tabel IV Indikator Instrumen Perilaku Keagamaan Remaja......................... 19 Tabel V Data Responden................................……....................................... 67 Tabel VI Jawaban angket Perhatian Beribadah Khashah Ibu......................... 70 Tabel VII Skor Jawaban angket Perhatian Beribadah Khashah Ibu.............. 72 Tabel VIII Jawaban angket Keteladanan Beribadah Khashah Ibu ................. 75 Tabel IX Skor Jawaban angket Keteladanan Beribadah Khashah Ibu........... 78 Tabel X Jawaban angket Perilaku Keagamaan Remaja.................................. 81 Tabel XI Skor Jawaban angket Perilaku Keagamaan Remaja......................... 84 Tabel XII Rekapilulasi Perhatian Beribadah Khashah Ibu............................ 90 Tabel XIII Rekapilulasi KeteladananBeribadah Khashah Ibu....................... 91 Tabel XIV Rekapilulasi Perilaku Keagamaan Remaja................................... 93 Tabel XV Tabel Kerja Koefisien Pengaruh Perhatian dan Keteladanan Beribadah Khashah Ibu terhadap Perilaku Keagamaan Remaja... 94 Tabel XVI Ringkasan Statistik X1 dan Y....................................................... 97 Tabel XVII Ringkasan Statistik X2 dan Y......................................................
99
Tabel XVIII Ringkasan Statistik X1 dan X2...................................................
101
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga adalah pokok utama yang akan mempengaruhi manusia dalam kepribadiannya, terutama tingkah laku, budi pekerti, dan perilaku keagamaan anak. Keluarga merupakan tempat manusia mula-mula diajarkan untuk mempengaruhi hidup. Anak adalah buah hati bagi orang tua dalam sebuah keluarga sekaligus sebagai generasi yang akan meneruskan perjuangan orang tua dalam keluarga. Pendidikan anak dalam keluarga adalah tanggung jawab orang tua terutama ibu. Peran ibu dalam pendidikan anak lebih dominan daripada ayah, hal ini dapat dipahami karena ibulah orang yang lebih banyak mengerti anak sejak seorang anak lahir. Ibu adalah orang yang pertama kali dijumpai seorang anak dalam kehidupannya. Perilaku, cara mendidik anak, dan kebiasaan ibu dapat dijadikan contoh bagi anak-anaknya. Selain itu, kedekatan fisik antara ibu dan anak dapat menampilkan sikap ketergantungan anak lebih kepada ibu daripada ayah. Oleh karena itu, ibu harus memberikan perhatian dan keteladanan yang baik dalam mengenalkan anaknya untuk beribadah dalam berkehidupan seharihari. Perhatian dan keteladanan yang diberikan ibu terhadap anaknya merupakan suatu proses pendidikan langsung dan paling efektif diterapkan dalam lingkungan keluarga. Keteladanan pada anak diharapkan akan
memberikan contoh perilaku segala sesuatu yang baik dalam perkataan dan perbuatan. Perhatian dan keteladanan ibu tersebut juga akan mempengaruhi terhadap ketekunan anak dalam beribadah kepada Allah. Banyak sekali keteladanan yang perlu ditampilkan oleh ibu dalam kehidupan sehari-hari sebagai contoh seperti ibu selalu memberikan teladan kepada anaknya untuk berwudhu dengan benar, rajin shalat berjamaah di masjid, dan menjalankan puasa wajib. Dengan memberikan teladan yang baik akan menopang dalam upaya meluruskan kenakalan anak, bahkan merupakan dasar dalam meningkatkan pada keutamaan, kemuliaan dan etika sosial yang terpuji Perhatian dan keteladanan ibu juga mempunyai pengaruh besar terhadap diri anak. Biasanya seorang anak akan meniru perilaku kedua orang tuanya, anggota keluarga dan orang yang disekelilingnya. Pada dasarnya secara psikologis anak suka meniru dan membutuhkan tokoh teladan dalam hidupnya. Disinilah pentingnya peran orang tua terutama ibu sebagai model atau tokoh terbaik yang patut dicontoh bagi anak-anaknya. Ahmad (2000 : 9), mengatakan bahwa memberikan pendidikan agama dengan cara meneladankan kepada anak sejak kecil, serta selalu konsisten dalam memberikannya, akan menjadikan iman dan akhlak anak tetap kokoh, sehingga ia akan mampu memilih mana yang baik dan mana yang buruk dalam menghadapi zaman global ini. Perilaku atau aktivitas yang ada pada individu atau organisme itu tidak timbul dengan sendirinya, tetapi sebagai akibat dari adanya stimulus atau rangsang yang mengenai individu atau organisme itu (Walgito, 1981: 11).
Hampir setiap hari berita dari media pers masalah yang disajikan tidak pernah lepas dari masalah kenakalan remaja, seperti pemerkosaan, tawuran, perjudian, penggunaan obat-obatan dan minuman terlarang, pembunuhan, dan sebagainya. Hal tersebut menunjukkan krisisnya akhlak pada remaja. Jiwa religius pada remaja zaman sekarang juga semakin menurun, hal tersebut tampak pada sepinya aktivitas masjid dari kaum remaja, seperti shalat berjamaah, pengajian, pembacaan Shalawat Nabi dan lain sebagainya. Dalam hal ini para ibu hendaknya bertanggung jawab terhadap akhlak anaknya, dengan jalan memberikan perhatian, pengawasan, keteladanan bimbingan sesuai dengan ajaran agama secara langsung. Setiap ibu hendaknya menyadari bahwa dirinya adalah panutan bagi anak-anak, baik dalam berbicara maupun bertingkah laku. Karena generasi berkualitas hanya akan lahir dari seorang ibu yang berakhlak karimah. Tabah menghadapi realita hidup, penuh cinta kasih terhadap suami, dan lembut terhadap anak. Peran ibu sebagai guru bagi anaknya mensyaratkan kesadaran untuk selalu belajar dan membaca agar dapat membaharui pengetahuannya tentang dunia remaja, atau apa pun yang sedang menjadi tren dan disenangi oleh anakanak pada masanya. Seorang ibu sebaiknya mengenalkan kepada anak-anak tentang dirinya, orang sekitar, alam raya serta isinya, dan tentang Tuhan Sang Pencipta dari semua itu, sebelum mereka mengenalnya dari orang lain. Begitu pula dengan nilai-nilai yang diajarkan oleh Nabi Muhammad saw tentang bagaimana pemaknaan Iman, Islam, dan ihsan bagi seorang manusia. Hal tersebut sebaiknya diajarkan kepada anak sejak dini dengan pengertian yang
mudah dipahami oleh mereka, agar dapat menjadi dasar yang kuat dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun anak ketika dilahirkan telah membawa fitrah beragama, namun ia masih membutuhkan bimbingan orang lain untuk membantu mengarahkannya mengembangkan potensi yang dimilikinya, serta membimbingnya menuju kedewasaan. Dalam pandangan Al-Ghazali, mendidik anak sejak dini seperti menanam benih suatu tanaman, jika diawali dengan perawatan yang baik sejak masa pertumbuhan, hasil yang diperolehpun akan lebih baik. Begitu juga dalam mengarahkan kepribadian anak. Menurut Al-Ghazali, orangtua harus menjadi guru yang benar bagi anak-anaknya. Sebab fitrah manusia membutuhkan guru untuk menuntunnya ke arah yang benar sehingga orangtua harus mengambil peran dan tanggung jawab serta menjadi teladan bagi anak-anaknya. Dalam surat AL LUQMAN ayat 17, Allah berfirman:
Artinya: Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). ( Departemen Agama RI, 1990:655 ) Slameto mengemukakan bahwa “orang tua yang kurang memperhatikan pendidikan anaknya misalnya tidak mau memperhatikan sama
sekali akan kepentingan-kepentingan dan kebutuhan-kebutuhan anaknya dalam belajar dapat menyebabkan anak tidak atau kurang berhasil dalam belajarnya (Slameto, 1991: 63). Berdasarkan survey di Desa Wujil Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang, pada umumnya para ibu di Desa Wujil Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang ini adalah buruh pabrik yang mana mereka kurang dalam memperhatikan perilaku anak dan memberikan suritauladan yang baik dalam beribadah kepada Allah swt. Pada umumnya ibu kurang memperhatikan anakanaknya dikarenakan mereka para ibu-ibu tersebut hampir menghabiskan waktunya ditempat kerja, sehingga dalam memberikan perhatian dan keteladanan dalam beribadah sangat-sangat kurang, hal tersebut menjadikan anak kurang baik dan benar dalam melakukan ibadah khashah. Berdasarkan latar belakang di atas, sehingga peneliti mengadakan penelitian dengan judul “PENGARUH PERHATIAN DAN KETELADANAN BERIBADAH KHASHAH IBU TERHADAP PERILAKU KEAGAMAAN REMAJA PADA MASYARAKAT KARYAWAN PABRIK DESA WUJIL KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014”
B. Rumusan Masalah Masalah-masalah yang dikaji dalam skripsi ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah tingkat perhatian beribadah khashah ibu pada masyarakat karyawan pabrik Desa Wujil Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang tahun 2014?
2. Bagaimanakah tingkat keteladanan beribadah khashah ibu pada masyarakat karyawan pabrik Desa Wujil Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang tahun 2014? 3. Bagaimanakah perilaku keagamaan remaja di Desa Wujil Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang tahun 2014? 4. Adakah pengaruh perhatian beribadah khashah ibu terhadap perilaku keagamaan remaja pada masyarakat karyawan pabrik Desa Wujil Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang tahun 2014? 5. Adakah pengaruh keteladanan beribadah khashah ibu terhadap perilaku keagamaan remaja pada masyarakat karyawan pabrik Desa Wujil Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang tahun 2014? 6. Adakah pengaruh perhatian dan keteladanan beribadah khashah ibu terhadap perilaku keagamaan remaja pada masyarakat karyawan pabrik Desa Wujil Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang tahun 2014?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan tersebut diatas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui tingkat perhatian beribadah khashah ibu kepada masyarakat karyawan pabrik Desa Wujil Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang tahun 2014.
2. Untuk mengetahui tingkat keteladanan beribadah khashah ibu kepada masyarakat karyawan pabrik Desa Wujil Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang tahun 2014. 3. Untuk mengetahui perilaku keagamaan remaja di Desa Wujil Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang tahun 2014. 4. Untuk mengetahui adakah pengaruh perhatian beribadah khashah ibu terhadap perilaku keagamaan remaja pada masyarakat karyawan pabrik Desa Wujil Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang tahun 2014. 5. Untuk mengetahui adakah pengaruh keteladanan beribadah khashah ibu terhadap perilaku keagamaan remaja pada masyarakat karyawan pabrik Desa Wujil Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang tahun 2014. 6. Untuk mengetahui adakah pengaruh perhatian dan keteladanan beribadah khashah ibu terhadap perilaku keagamaan remaja pada masyarakat karyawan pabrik Desa Wujil Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang tahun 2014.
D. Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan jawaban sementara atau permasalahan yang dipahami, jawaban ini dapat benar atau salah tergantung pembuktian dilapangan. Sebagaimana diungkapkan oleh Sutrisno Hadi “Hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar, mungkin salah atau palsu dan akan diterima jika faktor-faktor yang membenarkannya” (Hadi, 2000 : 63)
Menurut Sumadi Suryabrata hipotesis penelitian adalah “jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris” (Suryabrata, 1998 : 69). Dalam penelitian ini, peneliti mengambil hipotesis sebagai berikut : 1. Adanya pengaruh perhatian beribadah khashah ibu terhadap perilaku keagamaan remaja pada masyarakat karyawan pabrik Desa Wujil Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang tahun 2014. 2. Adanya pengaruh keteladanan beribadah khashah ibu terhadap perilaku keagamaan remaja pada masyarakat karyawan pabrik Desa Wujil Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang tahun 2014. 3. Adanya pengaruh perhatian dan keteladanan beribadah khashah ibu terhadap perilaku keagamaan remaja pada masyarakat karyawan pabrik Desa Wujil Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang tahun 2014.
E. Manfaat Hasil Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat dan informasi yang jelas mengenai pengaruh perhatian dan keteladanan ibu terhadap perilaku keagamaan remaja. Juga diharapkan nantinya bermanfaat bagi peneliti sendiri maupun orang lain. Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritik Hasil penelitian ini diharapkan:
a. Dapat memberikan kontribusi dengan pengembangan pendidikan pada umumnya, khususnya dapat memperkaya khasanah dunia pendidikan yang diperoleh dari penelitian lapangan. b. Dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan khususnya tentang perhatian keteladanana Ibu yang dapat mempengaruhi perilaku keagamaan remaja. 2. Manfaat Praktis a. Memberikan informasi bagi para ibu agar dapat meningkatkan perhatian dan keteladanan beribadah khashah kepada anak remajanya. b. Sebagai masukan kepada para ibu untuk bisa menjadi seorang ibu yang memiliki perhatian dan keteladanan beribadah khashah yang tinggi sehingga mampu menjadi sosok ibu teladan serta digugu dan ditiru oleh anak-anaknya.
F. Definisi Operasional Sebuah istilah banyak menimbulkan penafsiran yang berbeda-beda, maka sangat perlu penulis menjelaskan beberapa istilah yang dipakai dalam penelitian ini. Hal ini penulis maksud untuk menghindari terjadinya kesalah pahaman dalam penafsiran terhadap istilah-istilah yang perlu dijelaskan adalah sebagai berikut : 1. Perhatian Perhatian berarti hal memperhatikan, apa yang diperhatikan, minat. (Departemen Pendidikan Nasional, 2001 : 857).
Perhatian (Attention) adalah proses mental ketika stimulasi atau rangkaian stimulasi menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimulasi lainnya melemah (Rakhmat, 1991 : 52). Sedangkan menurut peneliti perhatian adalah konsentrasi individu yang ditunjukkan kepada suatu objek yang di tandai dengan indikator yaitu: a. Mengawasi anak dalam beribadah kepada Allah. b. Mengingatkan agar shalat fardhu tepat pada waktunya. c. Mengingatkan agar rajin mengerjakan shalat-shalat sunnah. d. Mengingatkan agar rajin menjalankan puasa sunnah. e. Mengingatkan agar selalu melakukan puasa ramadhan. 2. Keteladanan beribadah khashah ibu Keteladanan berasal dari kata teladan yang berarti sesuatu yang patut ditiru atau baik untuk dicontoh (Departemen Pendidikan Nasional, 2001 : 1160). Menurut Hidayatullah, 2009 : 103 keteladanan hendaknya diartikan dalam arti luas, yaitu berbagai ucapan, sikap, dan perilaku yang melekat pada pendidik. Keteladanan yang baik merupakan suatu keharusan dalam dalam pendidikan. Seorang anak akan terbiasa dengan akhlak dan adab islami dalam kesehariannya
jika
dia
melihat
kedua
orangtuanya
benar-benar
memperhatikan akhlak dan adab islami tersebut. Ibadah menurut bahasa berarti taat, tunduk, merendah diri, dan menghambakan diri (Basyir, 2001 : 11). Ibadah adalah perbuatan untuk
menyatakan bakti kepada Allah, yang didasari ketaatan mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya (Departemen Pendidikan Nasional, 2001 : 415). Ibadah khashah yaitu ibadah yang ketentuannya telah ditetapkan oleh nash, seperti shalat, zakat, puasa dan haji (Darajat : 3). Ibadah khusus yaitu ibadah yang macam dan cara melaksanakannya ditentukan dalam syarak (Basyir, 2001 : 11). Adapun perincian indikator keteladanan beribadah khashah ibu adalah sebagai berikut : a. Memberi contoh untuk mengeluarkan amal/zakat b. Memberikan teladan kepada anak untuk melaksanakan shalat dengan tertib. c. Mengajarkan puasa kepada anak. 3. Perilaku keagamaan remaja Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan (Departemen Pendidikan Nasional, 2001 : 859). Yang dimaksud perilaku disini adalah tingkah laku remaja, baik itu sifatnya baik maupun buruk. Keagamaan berasal dari agama yang berarti ajaran, sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tatakaidahyang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungnnya. (Departemen Pendidikan Nasional, 2001 : 12).
Remaja adalah masa peralihan dari “anak” menjelang “dewasa” (Daradjat, 1975: 11). Remaja adalah suatu tingkat umur, dimana anak-anak tidak lagi anak, akan tetapi belum dapat dipandang dewasa. Jadi remaja adalah umur yang menjembatani antara umur anak-anak dan umur dewasa. (Daradjat, 1975: 28). Menurut Konopka, sebagaiman dikutip Syamsu Yusuf masa remaja terbagi menjadi beberapa fase, meliputi (1) Remaja awal 12-15 tahun, (2) Remaja madya 15-18 tahun, (3) Remaja akhir 18-22 tahun. (Yusuf, 2005 : 184) Yang dimaksud perilaku keagamaan remaja dalam penelitian ini adalah tanggapan atau reaksi terhadap segala bentuk kegiatan yang berhubungan dengan agama yang tercermin dalam kehidupan sehari hari. Adapun indikator perilaku keagamaan remaja adalah sebagai berikut: a. Suka berbuat kebaikan. b. Istiqomah atau konsekwen dalam pendirian. c. Tawakal. d. Disiplin waktu dan produktif. e. Melakukan sesuatu secara proposiaonal dan harmonis. Jadi yang dimaksud pengaruh perhatian dan keteladanan beribadah khashah ibu terhadap perilaku keagamaan remaja adalah segala gerak gerik ibu yang dapat dicontoh dan perbuatan remaja yang selalu diperhatikan ibu dapat mempengaruhi tingkah laku atau perbuatan remaja.
G. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan rancangan penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dan menggunakan rancangan penelitian studi korelasional, untuk mengetahui hubungan setiap variabel penelitian menggunakan analisis statistik prosentase dan teknik analisis regresi untuk mengetahui besarnya pengaruh antar variabel. Penelitian ini mempunyai tiga variabel yaitu perhatian dan keteladanan beribadah khashah ibu sebagai variabel bebas serta perilaku keagamaan remaja sebagai variabel terikat. 2. Lokasi dan waktu penelitian a. Lokasi penelitian Dalam penelitian ini penulis memilih lokasi di Desa Wujil Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang, karena lokasi penelitian letaknya berada
di desa dimana peneliti tinggal, sehingga mudah
dijangkau peneliti. Selain itu peneliti melihat pada umumnya para ibu di Desa Wujil Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang ini adalah buruh pabrik yang mana mereka kurang dalam memperhatikan perilaku anak dan memberikan suritauladan yang baik dalam beribadah kepada Allah swt. Pada umumnya ibu kurang
memperhatikan anak-anaknya
dikarenakan mereka para ibu-ibu tersebut hampir menghabiskan waktunya ditempat kerja, sehingga dalam memberikan perhatian dan keteladanan dalam beribadah
sangat-sangat kurang, hal tersebut menjadikan anak kurang baik dan benar dalam melakukan ibadah khashah. b. Waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2014 sampai selesai, yang terbagi menjadi beberapa teknis dari proses pengumpulan data hingga proses penulisan laporan. 3. Populasi dan Sampel a. Populasi. Populasi adalah sekumpulan unsur atau elemen yang menjadi objek penelitian ( Ibnu Hajar, 1996 : 133). Yang mana dapat disebut dengan satuan analisis, yang dimaksud dengan satuan analisis adalah: satuan analisis yang mengandung prilaku atau karakteristik yang diteliti, populasi terdiri atas sekumpulan obyek yang menjadi pusat perhatian, yang dari padanya terkandung informasi yang ingin diketahui. Adapun yang dimaksud dengan populasi disini adalah para ibu karyawan pabrik yang memiliki anak remaja di Desa Wujil Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang yang berjumlah 151 jiwa. Dengan rincian Rw 01 42 jiwa, Rw 02 46 jiwa, Rw 03 34 jiwa, Rw 04 29 jiwa.(hasil wawancara skretaris desa Wujil pada 02-05-2014). b. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2012:81). Penetapan pengambilan
sampel yang digunakan dalam penelitian ini didasarkan pada Nomogram Harry King (Sugiyono, 2007 : 89) dengan tingkat kesalahan 5% atau tingkat kepercayaan 95%. Caranya adalah dengan menarik garis dari ukuran popilasi 151 melewati tingkat kesalahan 5% diperoleh prosentase sampel sebesar
4,8 atau 48%. Dengan demikian sampelnya adalah
0,48x151=72,48 dibulatkan menjadi 73. Tabel I Sampel penelitian No
RW
Populasi
1
RW 01
42 Jiwa
42 20,304 151
2
RW 02
46 Jiwa
46 22,238 151
3
RW 03
34 Jiwa
34 16,437 151
4
RW 04
29 Jiwa
29 14,019 151
Jumlah
151 Jiwa
Sampel 5%
ₓ
73 =
ₓ
73 =
ₓ
73 =
ₓ
73 =
Pembulatan
21
23
17
14 75 Jiwa
Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan dengan dua cara yaitu: (1) probability sampling dan (2) nonprobability sampling. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan teknik nonprobability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang/kesempatan sama pada setiap anggota
populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Dalam aplikasinya, teknik nonprobability sampling ini akan dilakukan dengan cara purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu, misalnya alasan keterbatasan waktu, tenaga, dan dana sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar (Arikunto, 2010:183). c. Teknik sampling Menurut sugiyono, (2007 : 56) teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel. Untuk melakukan penelitian ini, teknik sampling yang digunakan peneliti adalah teknik sampling random, yaitu pengambilan sampel secara acak. 4. Instrumen penelitian Penelitian ini menggunakan instrument penelitian berupa angket yang terdapat dalam lampiran. Angket terdiri dari tiga yaitu perhatian, keteladanan beribadah khashah ibu dan perilaku keagamaan remaja. Berikut ini tabel ketiga variabel tersebut yang dicarikan dari berbagai sumber: Tabel II Indikator Instrument Perhatian beribadadah khashah ibu
Variabel
Perhatian beribadah khashah ibu
Indikator
1. Mengawasi anak dalam beribadah kepada Allah
Diskripsi
Item pertanyaan
- Memberikan bimbingan untuk berwudhu dengan
1
cara yang benar.
2. Mengingatkan agar shalat fardhu tepat pada waktunya
3. Mengingatkan agar rajin mengerjakan shalat-shalat sunnah
4. Mengingatkan agar rajin menjalankan puasa sunnah
- Memberikan contoh dalam berwudhu dengan cara yang benar.
2
- Mengingatkan untuk berwudhu sebelum melaksanakan shalat.
3
- Memberikan bimbingan untuk melaksanakan shalat dengan cara yang benar.
4
- Membiasakan untuk melaksanakan shalat sunah sebelum melaksanakan shalat fardhu.
5
- Memberikan bimbingan untuk dalam melaksanakan shalat-shalat sunnah.
6
- Memberikan nasihat untuk melaksanakan puasa sunnah.
7
- Memberikan motivasi untuk
8
menjalankan puasa sunnah. 5. Mengingatkan agar selalu melakukan puasa Ramadhan
- Memberikan nasihat untuk melaksanakan puasa ramadhan. - Memeberi teguran atau hukuman ketika tidak melaksanakan puasa ramadhan.
Jumlah soal angket
9
10
10
Tabel III Indikator Instrument Keteladanan Beribadah Khashah Ibu
Variabel
Keteladanan Beribadah Khashah Ibu
Indikator
Diskripsi
1. Memberi - Mengeluarkan zakat contoh untuk fitrah setiap tahunnya. mengeluarka zakat n amal/zakat. - Mengeluarkan mal ketika harta yang dimiliki sudah mencapai nisab. - Bersedeqah kepada orang yang membutuhkan. 2. Memberikan - Melaksanakan shalat teladan fardhu lima waktu. kepada anak untuk - Membaca do‟a setelah melaksanaka berwudhu. n shalat shalat dengan tertib. - Melaksanakan
Item pertany aan 1
2
3 4
5
fardhu tepat waktu.
- Membaca do‟a setelah melaksanakan shalat. 3. Mengajarkan puasa kepada anak.
- memberikan contoh dalam melaksanakan puasa dengan benar sejak terbit fajar sampai terbenamnya matahari.
6
7
8
- Memberikan contoh kepada anak untuk tidak melakukan halhal yang dapat mengurangi pahala puasa.
9
- Memberikan contoh kepada anak untuk melakukan kegiatan yang dapat menambah pahala puasa.
10
Jumlah soal angket
10
Tabel IV Indikator Perilaku Keagamaan Remaja
Variabel
Perilaku Keagamaan Remaja
Indikator
1. Suka berbuat kebaikan.
Diskripsi
- Memberikan pertolongan kepada orang lain dengan tulus ikhlas. - Sopan dalam berperilaku di lingkungan keluarga. - Mengikuti kerja bakti di
Item pertany aan
1
2
2. Istiqomah atau konsekwen dalam pendirian.
3. Tawakal.
4. Disiplin waktu dan produktif.
5. Melakukan sesuatu secara proposiaon al dan harmonis.
lingkungan masyarakat.
3
- Segera meminta maaf ketika melakukan kesalahan.
4
- Melaksanakan ramadhan satu penuh.
puasa bulan
5
- Bertawakal kepada Allah SWT atas segala hasil yang didapat.
6
- Melaksanakan shalat fardhu tepat waktu. - TadarusAl-Qur‟an setelah shalat fardhu. - Dalam berpakaian sudah menutupi aurat sesuai dengan syari‟at islam. - Meluangkan waktu dalam bercengkrama dengan keluarga.
Jumlah soal angket
7
8 9
10 10
5. Metode Pengumpulan Data a. Observasi (pengamatan langsung) Pada awalnya dilakukan observasi deskriptif dalam tahap eksplorasi umum. Kemudian dilanjutkan observasi berfokus sebagai follow
up. Observasi deskriptif dan disempurnakan dengan observasi terseleksi untuk memperoleh data yang diperlukan untuk menganalisis. Metode ini penulis gunakan dalam pengumpulan data lapangan yang berupa keadaan fisik dan lainnya yang terdapat di Desa Wujil Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. b. Angket Metode Angket merupakan salah satu cara pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan-pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya ( Sugiyono, 2007 : 199). Angket yang digunakan adalah angket tertutup, jawaban diberikan dengan membubuhkan tanda tertentu atau jawaban sudah disediakan sehingga responden tinggal melingkari jawaban yang sudah tersedia dalam angket. Tujuan dari penggunaan ini untuk memperoleh informasi dari responden tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahuinya. Metode ini berhubungan dengan cara ibu dalam memberikan perhatian dan keteladanan pada anak remajanya dan perilaku keagamaan remaja di Desa Wujil Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang tahun 2014. 6. Analisis Data Analisis data adalah suatu metode dengan cara menganalisis data yang di peroleh untuk mencari ada tidaknya pengaruh perhatian dan keteladanan beribadah khashah ibu terhadap perilaku keagamaan remaja.
Penulis menggunakan analisis persentase menggunakan rumus: P
F 100% N
Keterangan : P
: Angka presentase
F
: Frekuensi yang sedang di cari prosentasenya
N
: Jumlah sampel
100% : Bilangan Konstan Selanjutnya untuk mengetahui pengaruh perhatian beribadah khashah ibu terhadap perilaku keagamaan remaja dan pengaruh keteladanan beribadah khashah ibu terhadap perilaku keagamaan remaja adalah menggunakan rumus product moment, sedangkan untuk mengetahui adakah pengaruh perhatian dan keteladanan beribadah khashah ibu terhadap perilaku keagamaan digunakan rumus regresi ganda, karena dalam penelitian ini penulis menggunakan 3 variabel yang terbagi dalam 2 kategori meliputi variabel independent atau variabel bebas yaitu variabel pertama dan variabel kedua yakni perhatian beribadah khashah ibu (X1), keteladanan beribadah khashah ibu (X2) Sementara variabel ketiga perilaku keagamaan remaja (Y) merupakan variabel dependent atau variabel terikat.
Adapun rumus product moment, berdasar ini Sugiono (2010: 255) memberikan teknik analisis melalui rumus : a) Mencari pengaruh X1 terhadap Y dengan cara sebagai berikut:
rX1Y = Keterangan: rX1Y
= Angka indek Korelasi “r” Product Moment
N
= Number of Cases X1Y
= Jumlah hasil Perkalian antara skor X1 dan skor Y
X1
= Jumlah seluruh skor X1
Y
= Jumlah seluruh Y
b) Mencari pengaruh X2 terhadap Y dengan cara sebagai berikut:
rX2Y = Keterangan: rX2Y
= Angka indek Korelasi “r” Product Moment
N
= Number of Cases X2Y
= Jumlah hasil Perkalian antara skor X2 dan skor Y
X2
= Jumlah seluruh skor X1
Y
= Jumlah seluruh Y
c) Mencari korelasi X1 dan X2 r X1 X 2 = d) Untuk menguji regresi ganda dengan mengkorelasikan ketiga variabel dengan rumus sebagai berikut :
RX1X2Y = Keterangan : R X1X2Y
= Korelasi ganda antara X1 X2 dan Y
rX1Y
= Korelasi antara rx1y
rX2Y
= Korelasi antara rx2y
rX1X2
= Korelasi antara rx1x2
Korelasi yang dihasilkan baru berlaku untuk sampel yang diteliti. Apakah koefisien hubungan itu dapat digeneralisasikan atau tidak, maka harus diuji signifikansinya dengan rumus sebagai berikut:
Fh =
Keterangan : R
= Koefisien korelasi ganda
k
= Jumlah variabel independen
n
= Jumlah anggota sampel
Harga ini selanjutnya dikonsultasikan dengan F tabel (Ft), dengan dk pembilang = k dan dk penyebut = (n-k-1) dan taraf kesalahan 5% dan 1%. Dalam hal ini berlaku ketentuan bila Fh lebih besar dari Ft maka koefesien korelasi ganda yang diuji adalah signifikan, yaitu dapat diberlakukan untuk seluruh populasi.
H. Sistematika Pembahasan Skripsi ini disusun dalam 5 bab, yang secara sistematis dapat dijabarkan sebagai berikut: BAB I
PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi.
BAB II
LANDASAN TEORI Dalam bab II landasan teori ini diuraikan sebagai pembahasan teori yang menjadi landasan teoritik penelitian, kemungkinan adanya pengaruh perhatian danketeladanan beribadah khashah ibu terhadap perilaku keagamaan remaja.
BAB III
LAPORAN HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan dilaporkan hasil pengumpulan data yang berkaitan dengan variabel penelitian, laporan gambaran umum
mengenai lokasi penelitian dan objek penelitian serta penyajian data penelitian. BAB IV
ANALISIS DATA
Pada bab IV analisis data, akan dilakukan analisis terhadap data yang terkumpul secara pentahapan, klarifikasi data, tabulasi data, penghitungan frekuensi dan prosentase serta regresi ganda untuk menjawab pokok-pokok masalah diatas. BAB V
PENUTUP Pada bab penutup akan menguraikan mengenai kesimpulan akhir dari hasil penelitian, saran-saran yang berhubungan dengan pihak-pihak terkait dari penelitian.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Perhatian 1. Pengertian Perhatian
Secara etimologi perhatian adalah “hal yang memperhatikan apa yang diperhatikan”(Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1994 : 754). Adapun secara terminologi akan dikutip dari pendapat beberapa ahli, sebagaimana berikut: a. Menurut Agus Suyanto mendefinisikan bahwa perhatian adalah “konsentrasi atau aktivitas jiwa kita terhadap pengamatan, pengertian, dengan sebagainya dengan mengenyampingkan yang lain dari pada itu” (Suyanto, 1983 : 32). b. Menurut Bimo Walgito, perhatian merupakan “pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada suatu objek atau sekumpulan objek” (Walgito, 2004 : 98). c. Menurut Sumadi Suryabrata, perhatian adalah “pemusatan tenaga psikis yang tertuju kepada suatu objek dan banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas yang dilakukan (Suryabrata, 1984 : 16).
d. Menurut Abu Ahmadi, perhatian yaitu keaktifan jiwa yang diarahkan kepada sesuatu objek, baik di dalam maupun di luar dirinya (Ahmadi, 1983 : 96). e. Menurut Dakir, perhatian ialah keaktifan peningkatan kesadaran seluruh fungsi jiwa yang dikerahkan dalam pemusatannya kepada barang sesuatu baik yang ada di dalam maupun yang ada di luar diri kita (Dakir, 1993 : 114) Dari pendapat tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa perhatian adalah aktivitas jiwa yang tertuju pada objek untuk dimengerti, dipahami, serta upaya selektif untuk mengevaluasi dan memperbaiki objek tertentu dengan mengesampingkan objek lain yang tidak perlu. 2. Macam-macam Perhatian Menurut Walgito (2004: 100-101) perhatian terbagi menjadi beberapa macam berdasarkan penggolongan-penggolongan tertentu, yaitu: a. Ditinjau dari segi timbulnya perhatian. 1. Perhatian spontan, yaitu perhatian yang timbul dengan sendirinya, timbul dengan secara spontan. 2. Perhatian tidak spontan, yaitu perhatian yang ditimbulkan dengan sengaja, arena itu harus ada kemauan untuk menimbulkannya. b. Dilihat dari banyaknya objek yang dapat dicakup oleh perhatian pada suatu waktu : 1. Perhatian sempit, yaitu perhatian individu pada suatu waktu hanya dapat memperhatikan sedikit objek.
2. Perhatian luas, perhatian individu pada suatu waktu hanya dapat memperhatikan banyak objek sekaligus. c. Menurut luasnya perhatian, perhatian dibedakan menjadi : 1. Perhatian yang terpusat, yaitu individu pada suatu waktu hanya dapat memusatkan perhatiannya pada suatu objek. 2. Perhatian terbagi-bagi, yaitu individu pada suatu waktu dapat memperhatikan banyak hal atau objek. d.
Menurut fluktuasi perhatian, perhatian dibedakan menjadi: 1. Perhatian statis Perhatian statis, yaitu individu dalam waktu tertentu dapat dengan statis atau tetap perhatiannya tertuju kepada objek tertentu. Orang yang mempunyai perhatian semacam ini sukar memindahkan perhatiannya dari satu objek ke objek lain. 2. Perhatian dinamis Perhatian
dinamis,
yaitu
individu
dapat
memindahkan
perhatiannya secara lincah dari satu objek ke objek lain. Individu yang mempunyai perhatian yang semacam ini akan mudah memindahkan perhatiannya dari satu objek ke objek yang lain. 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi perhatian Menurut Ahmadi (1983 : 101-102), perhatian dipengaruhi oleh beberapa faktor adalah sebagai berikut : a. Pembawaan
Adanya pembawaan tertentu yang berhubungan dengan objek yang berhubungan dengan objek yang direaksi, maka timbul perhatian terhadap objek tertentu. b. Latihan dan kebiasaan Dari hasil latihan-latihan atau kebiasaan dapat menyebabkan mudah timbulnya perhatian terhadap bidang tertentu walaupun tidak ada bakat pembawaan tentang bidang tersebut. c. Kebutuhan Kebutuhan merupakan dorongan, sedangkan dorongan tersebut mempunyai tujuan yang harus dicurahkan kepadanya. Adanya kebutuhan tentang sesuatu memungkinkan timbulnya perhatian terhadap obyek tersebut. d. Kewajiban Di dalam kewajiban terkandung tanggung jawab yang harus dipenuhi oleh orang yang bersangkutan, ia menyadari atas kewajibannya itu. Dia tidak akan bersikap masa bodoh, apa yang menjadi kewajibannya akan dijalankan dengan penuh perhatian. e. Keadaan jasmani Sehat tidaknya jasmani sangat mempengaruhi perhatian kita terhadap suatu objek. f. Suasana jiwa
Keadaan batin, perasaan, fantasi dan pikiran sangat mempengaruhi perhatian kita. Mungkin dapat mendorong dan sebaliknya dapat juga menghambat. g. Suasana di sekitar Adanya macam-macam suasana di sekitar kita, seperti kegaduhan, keributan, kekacauan, temparatur, sosial ekonomi, keindahan dan sebagainya dapat mempengaruhi perhatian. h. Kuat tidaknya perangsang dari objek itu sendiri Berapa kuatnya perangsang yang bersangkutang dengan objek perhatian sangat mempengaruhi perhatian kita. Jika rangsangannya kuat, kemungkinan perhatian terhadap objek tersebut besar pula. Sebaliknya jika rangsangannya lemah, perhatian kita juga tidak terlalu besar.
B. Keteladanan 1. Pengertian Keteladan Keteladanan berasal dari kata teladan yang berarti sesuatu yang patut di tiru atau baik untuk dicontoh (Departemen Pendidikan Nasional, 2001 : 1160). Dalam bahasa Arab keteladanan diungkapkan dengan kata uswah dan qudwah. Kata uswah terdapat dalam Al-Qur„an dengan diberi sifat dibelakangnya dengan sifat hasanah yang berarti baik. Sehingga terdapat ungkapan uswatun hasanah yang berarti teladan yang baik (Nata, 1997 : 95).
Menurut Nashih Ulwan, dalam buku karangan Muhammad Arifuddin
yang
berjudul
“Duhai
Anakku”
menyatakan
bahwa
keteladanan merupakan metode paling ampuh dan efektif dalam mempersiapkan dan membentuk anak secara moral, spiritual dan sosial. Sebab, sesuai fitrahnya manusia memperlukan figur yang patut diteladani. Hal ini dibuktikan dengan diutusnya Rasulullah saw, sebagai teladan bagi umat. Sebagaimana Rasulullah saw, telah menjadi teladan bagi umatnya maka orang tua merupakan teladan bagi anak-anaknya. Oleh karena itu, dengan memperbaiki diri untuk lebih berbakti kepada orang tua insya Allah anak-anak akan lebih mudah dalam berbakti kepada bapak dan ibunya. Ia akan tahu bagaimana cara berbicara yang sopan, bertingkah laku yang terpuji, mencurahkan rasa cintanya, dan memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi orang tuanya (Arifudin, 2009 : 198) Ketaladanan yang penulis maksudkan disini adalah keteladanan ibu dalam hal beribadah khashah. Sehingga yang dikehendaki dengan keteladanan disini adalah keteladanan yang dapat dijadikan sebagai alat pendidikan Islam. Adapun untuk pengertian beribadah khashah akan dijelaskan tersendiri pada bagian ibadah khashah. 2. Pentingnya keteladanan Metode atau cara yang paling efektif dalam menanamkan prinsipprinsip ajaran dan nilai-nilai pendidikan islam pada anak
adalah dengan memberikan contoh. Apabila kita mencermati sistem pendidikan Nabi Muhammad saw, keteladanan merupakan metode yang paling mendominasi metode lainnya. Beliau selalu lebih dulu mempraktekkan semua ajaran dari Allah, sebelum menyampaikannya kepada umat. Dalam agama Islam sosok pribadi yang baik adalah sebagaimana yang difirmankan Allah swt dalam QS Al-Ahzab/33 : 21:
Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah. (Departemen Agama RI, 1990: 670).
Begitu pentingnya keteladanan sehingga Tuhan menggunakan pendekatan dalam mendidik umatnya melalui model yang harus dan layak dicontoh. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa keteladanan merupakan pendekatan pendidikan yang ampuh. Dalam lingkungan keluarga misalnya, orang tua yang diamanahi berupa anak-anaknya, maka harus menjadi teladan yang baik bagi anak-anak. Oleh karena itu seorang ibu memiliki peranan yang sangat penting dan berpengaruh terhadap pendidikan islam anak-anaknya. Karena dari seorang ibulah anak pertama kali menerima pendidikan. Ibu sebagai pendidik pertama dan utama bagi pendidikan anak-
anaknya harus dapat memberikan contoh dan membiasakan perilakuperilaku yang baik. Seorang ibu harus bisa menjadi figur yang ideal bagi anak-anak dan harus menjadi panutan yang bisa mereka andalkan dalam mengarungi kehidupannya. Apabila orang tua menginginkan anakanaknya rajin beribadah maka orang tua harus rajin beribadah pula, sehingga aktivitas itu akan terlihat oleh anak-anak. Tidaklah mudah untuk menjadikan anak-anak yang gemar mencari ilmu, jika kedua orang tuanya suka melihat televisi daripada membaca, dan akan terasa susah untuk membentuk anak yang mempunyai jiwa yang berkarakter (Hidayatullah, 2009 : 45). Setiap kecakapan, karakter yang dimiliki anak akan tumbuh dengan sendirinya. Kecakapan dan karakter tersebut tumbuh dari hasil meniru tingkah laku orang tua dan keluarga yang tinggal bersamanya. Keteladanan ibu menjadi hal utama, karena ada peribahasa “buah tidak jatuh jauh dari pohonnya”, yang berarti sikap dan perilaku anak adalah hasil dari mencontoh perilaku orang tuanya. Saat awal kehidupan, anak bagaikan kertas putih yang akan ditulisi oleh orang tua dan lingkungannya, dengan ke-5 panca indranya, anak-anak akan menyerap semua informasi. Tanpa keteladanan, apa yang orang tua ajarkan kepada anak akan hanya menjadi teori belaka, mereka seperti gudang ilmu yang berjalan
namun
tidak
pernah
merealisasikan
dalam
kehidupan
(http://www.andyonline.net/2010/01/keteladanan-adalah-kuncipendidikan.html di unduh pada 24-04-2014 23:46).
Faktor
penting
dalam
mendidik
adalah
terletak
pada
“keteladanannya”. Keteladanan yang bersifat multidimensi, yakni keteladanan dalam berbagai aspek kehidupan. Keteladanan bukan hanya sekedar memberikan contoh dalam melakukan sesuatu, tetapi juga menyangkut berbagai hal yang dapat diteladani, termasuk kebiasaankebiasaan yang baik merupakan contoh bentuk keteladanaan. Menurut Hidayatullah , (2009 : 47) setidak-tidaknya ada tiga unsur agar seseorang dapat diteladani atau menjadi teladan, yaitu: a. Kesiapan untuk dinilai dan dievaluasi Kesiapan untuk dinilai berarti adanya kesiapan menjadi cermin bagi dirinya maupun orang lain. Kondisi ini akan berdampak pada kehidupan sosial di masyarakat, karena ucapan, sikap, dan perilakunya menjadi sorotan dan teladan. b. Memiliki kompetensi minimal Seseorang akan menjadi teladan jika memiliki ucapan, sikap, dan perilaku yang layak untuk diteladani. Oleh karena itu, kompetensi yang dimaksud adalah kondisi minimal ucapan, sikap, dan perilaku yang harus dimiliki seorang ibu. c. Memiliki integritas moral Integritas moral adalah adanya kesamaan antara ucapan dan tindakan atau satunya kata dan perbuatan. Inti intregitas moral adalah terletak pada kualitas istiqomahnya.
Dalam
perspektif
psikologi,
bahwasanya
anak
dalam
perkembangan kepribadiannya selalu membutuhkan seorang tokoh identifikasi. Identifikasi berarti dorongan untuk menjadi identik (sama) dengan orang lain (Sarwono, 1996 : 29). Hal ini karena secara insting manusia pada dasarnya memiliki kecenderungan untuk mencontoh atau mengikuti orang lain, terlebih lagi mereka yang dianggap sebagai figur atau panutan. C. Ibadah khashah 1. Pengertian Ibadah khashah Ibadah menurut bahasa berarti taat, tunduk, merendah diri, dan menghambakan diri (Basyir, 2001 : 11). Ibadah juga diartikan apa yang dikerjakan untuk mendapatkan keridlaan Allah dan mengharapkan pahala di akhirat (Daradjat,1995:3) Ibadah merupakan puncak segala kepatuhan. Ibadah sebagai media komunikasi langsung dan integral antara makhluk dan khaliqnya. Ibadah bagi seorang muslim berfungsi sebagai peringatan yang menggugah perasaan hati pada saat hatinya lalai, membangkitkan ingatan dikala lupa, menumbuhkan naluri giat melakukan kebaikan dan menambahnya mengangkat derajat dan membebaskannya dari perbuatan syahwat dan hawa nafsu dirinya sendiri (Aminudin, 2008:26). Ibadah
khusus
yaitu
ibadah
yang
macam
melaksanakannya ditentukan dalam syarak (Basyir, 2001 : 11).
dan
cara
Ibadah dalam arti khusus adalah termasuk bidang kajian fiqh alnabawi, yang meliputi: taharah, shalat, puasa, zakat, haji, pengurusan jenazah, penyembelihan hewan, sumpah dan nadzar, makanan dan minuman, dan jihad (Saleh, 2008 : 10). Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa ibadah khashah adalah ibadah yang ketentuan-ketentuannya sudah ditetapkan oleh nash dan dilakukan dengan tunduk dan taat yang bertujuan untuk mendapatkan keridhoan Allah dan harus dilaksanakan dengan ikhlas. 2. Macam-macam ibadah khashah Ibadah khashah terdiri dari : a. Shalat Shalat menurut bahasa adalah do‟a, ibadah syari‟ah ini disebut dengan do‟a karena shalat itu mengandung do‟a dalam bacaanbacaannya. Menurut Rasjid, (2008 : 53) shalat merupakan ibadah yang tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir, disudahi dengan salam dan memenuhi syarat dan rukun yang ditentukan. Shalat juga diartikan satu macam atau bentuk ibadah yang diwujudkan dengan melakukan perbuatan-perbuatan tertentu disertai dengan ucapan-ucapan tertentu dan syarat-syarat tertentu pula (Daradjat, 1995 : 71). Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa, shalat pada prinsipnya merupakan suatu kegiatan ritual yang dilakukan oleh orang Islam dalam rangka mendekatkan diri kepada
Allah serta memohon atau berdo‟a kepada-Nya. Perintah tersebut tidak boleh atau tidak ada alasan untuk meninggalkannya selama roh (nyawa) masih dikandung badan. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam surat An-Nisa ayat 103 :
Artinya: Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat (mu), ingatlah Allah diwaktu berdiri, di waktu duduk dan diwaktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman (Departemen Agama RI, 1990: 138). Shalat
mengingatkan
kita
lima
kali
sehari
bahwa
sesungguhnya kita adalah hamba Allah dan hanya kepada-Nya tempat pengabdian kita untuk mengeratkan hubungan kita dengan Allah. Shalat merupakan rukun Islam yang paling utama setelah syahadat. Maka ketika datang waktu shalat, orang yang telah mencapai usia balig dan berakal wajib melaksanakannya, kecuali wanita yang sedang haid dan nifas. Shalat wajib yang dimaksud peneliti disini adalah :
a) Shalat subuh b) Shalat zuhur
c) Shalat asar d) Shalat mahrib e) Shalat isya‟ Dengan shalat wajib lima waktu ini, seseorang akan mengingat Tuhannya dalam masa yang berurutan pada pagi, siang dan malam hari. Melalui shalat ini pula, seseorang mengulang kehadirannya dihadapan Allah serta menghidupkan ingatan di dalam jiwa dan hatinya terhadap keagungan-Nya. Dengan demikian, bertambah besarlah perasaan akan pengawasan Allah terhadap dirinya sehingga menjadi gentar dan berharap kepada Allah serta senantiasa mematuhi segala perintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya. b. Zakat Zakat menurut bahasa berarti tumbuh, berkembang, kesuburan atau bertambah. Pengertian zakat menurut syara‟ ialah pemberian suatu yang wajib diberikan dari sekumpulan harta tertentu, menurut sifat-sifat dan ukuran tertentu kepada golongan tertentu yang berhak menerimanya (Daradjat, 1995 : 213). Zakat juga diartikan jumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang yang beragama Islam dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya (fakir
miskin dan sebagainya) menurut ketentuan yang telah ditetapkan oleh syarak
(http://id.m.wikipedia.org/wiki/zakat diunduh pada 25-04-2014 1:29). Zakat merupakan salah satu rukun Islam dan menjadi salah satu unsur pokok bagi tegaknya syari‟at Islam. Oleh sebab itu hukum zakat adalah wajib atas setiap muslim yang telah memenuhi syaratsyarat tertentu. Zakat terbagi atas dua jenis, yakni: a) Zakat fitrah Zakat fitrah yaitu
zakat yang wajib dikeluarkan muslim
menjelang Idul Fitri pada bulan suci Ramadhan. Besar zakat ini setara dengan 3,5 liter (2,7 kilogram) makanan pokok yang ada di daerah bersangkutan. b) Zakat maal (harta) Zakat maal yaitu zakat yang dikeluarkan seorang muslim yang mencakup hasil perniagaan, pertanian, pertambangan, hasil laut, hasil ternak, harta temuan, emas dan perak. Masing-masing jenis memiliki
perhitungannya
sendiri-
sendiri
(http://id.m.wikipedia.org/wiki/zakat di unduh pada 25-04-2014 1:29). c. Puasa ramadhan
Puasa menurut bahasa Arab adalah menahan dari sesuatu, seperti menahan makan, minum, nafsu, menahan berbicara yang tidak bermanfaat dan sebagainya. Sedangkan puasa menurut istilah agama Islam adalah menahan diri dari sesuatu yang membatalkannya, satu hari lamanya, mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari dengan niat dan beberapa syarat (Rasjid, 1994 : 220). Puasa di bulan ramadhan merupakan rukun Islam keempat. Melaksanakan puasa ramadhan adalah salah satu kewajiban bagi umat islam. Tentang kewajiban puasa ini dijelaskan dalam firman Allah dalam QS. Al-Baqarah: 183, sebagai berikut:
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (Departemen Agama RI, 1990: 44).
Dengan melaksanakan puasa maka anak akan terlatih untuk selalu menghindari perbuatan yang bisa membatalkan puasa serta melatih anak agar dapat merasakan penderitaan orang yang tidak mampu dan merasakan kenikmatan ketika berbuka puasa. Kemudian tugas orang tua terutama ibu adalah berusaha untuk selalu mengajak
dan memberi contoh pada anak-anaknya untuk menjalankan ibadah puasa ramadhan. d. Haji Secara lughawi haji berarti menyengaja atau menuju dan mengunjungi. Menurut istilah syara‟ haji adalah menuju ke
Baitullah dan tempat-tempat tertentu untuk melaksanakan amalanamalan ibadah tertentu pula. Yang dimaksud dengan tempat-tempat tertentu dalam devinisi diatas, selain ka‟bah dan mas‟a (tempat sa‟i), juga Arofah, Muzdalifah dan Mina. Yang dimaksud dengan amalanamalan ibadah tertentu ialah thawaf, sa‟i, wukuf, mazbit di muzdalifah, melontar jumrah, mabit di Mina dan lain-lain (http://id.m.wikipedia.org/wiki/haji diunduh pada 25-04-2014 1:39). 3. Prinsip ibadah khashah a. Keberadaannya harus berdasarkan adanya dalil perintah, baik dari alQuran maupun al- Sunnah, jadi merupakan otoritas wahyu, tidak boleh ditetapkan oleh akal atau logika keberadaannya. Haram kita melakukan ibadah ini selama tidak ada perintah. b. Tatacaranya harus berpola kepada contoh Rasul saw. c. Bersifat supra rasional (di atas jangkauan akal) artinya ibadah bentuk ini bukan ukuran logika, karena bukan wilayah akal, melainkan wilayah wahyu, akal hanya berfungsi memahami rahasia di baliknya yang disebuthikmah tasyri‟. Shalat, adzan, tilawatul Quran, dan ibadah mahdhah lainnya, keabsahannnya bukan ditentukan oleh
mengerti atau tidak, melainkan ditentukan apakah sesuai dengan ketentuan syari‟at, atau tidak. Atas dasar ini, maka ditetapkan oleh syarat dan rukun yang ketat.
d. Azasnya “taat”, yang dituntut dari hamba dalam melaksanakan ibadah ini adalah kepatuhan atau ketaatan. Hamba wajib meyakini bahwa apa yang diperintahkan Allah kepadanya, semata-mata untuk kepentingan dan kebahagiaan hamba, bukan untuk Allah, dan salah satu misi utama diutus Rasul adalah untuk dipatuhi. D. Ibu 1. Pengertian ibu Ibu adalah wanita yang telah melahirkan seseorang. (Departemen Pendidikan Nasional, 2001 : 416). 2. Konsep wanita dalam pandangan islam Pada masa sebelum datangnya islam (zaman jahiliyyah), kedudukan wanita sangatlah rendah. Terutama dilingkungan bangsa Arab, mereka tidak menhendaki kelahiran wanita karena dianggap sebagai lambang kelemahan dan kesialan. Diantara mereka ada yang mengubur bayi perempuannya hidup-hidup. Sementara yang lain membiarkan tetap hidup, namun dalam kehidupan yang hina tanpa dihargai eksistensinya. Secara singkat dapat dikatakan bahwa posisi wanita pada masa pra Islam sebagai berikut :
a. Dari segi kemanusiaan, wanita tidak memiliki tempat terhormat dihadapan pria karena tidak adanya pengakuan atau sikap laki-laki terhadap peran wanita dalam mengatur masyarakat.
b. Ketidak setaraan antara anak laki-laki dan wanita, suami dan istri dalam lingkungan keluarga. c. Mengesampingkan kepribadian atau kompetensi wanita dalam memperoleh kehidupan, sehingga wanita tidak memiliki hak dalam persoalan waris dan pemilikan harta (Mudzhar, 2001 : 38). Ketika Islam datang, dihapuslah penindasan terhadap wanita dan menempatkan sebagai manusia mulia. Agama islam mempersamakan status pria dengan wanita dalam aspek-aspek spiritual dan kewajibankewajiban keagamaan, mereka mempunyai hak yang sama. Dalam Islam posisi wanita dan pria sama. Keduanya berasal dari ayah dan ibu yang sama yaitu Adam dan Hawa, memiliki tanggung jawab terhadap agama yang sama baik dalam segi pemberian pahala atau siksa serta ketentuan takdir yang sama-sama dari Allah. Dalam agama Islam, kedudukan seorang waniata (ibu) sangatlah dimuliakan. Bahkan dikatakan bahwa surganya seorang anak itu ada ditelapak kaki ibu. Oleh karena itu, seorang anak sangat diwajibkan untuk dapat berbakti kepada kedua orang tuanya terlebih lagi kepada ibu kandungnya. Dalam hal ini Allah swt berfirman dalam Q.S Lukman ayat 14
Artinya: Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu (Departemen Agama RI, 1990: 654). a. Konsep wanita dalam keluarga Keluarga merupakan suatu sistem kompleks yang di dalamnya terdapat ikatan di antara anggotanya dan rasa saling memiliki. Di lingkungan
keluarga
inilah
terjadi
proses
pembentukan
dan
perkembangan kepribadian anak. Keluarga merupakan wadah tempat bimbingan dan latihan anak sejak dia dilahirkan. Demi terbentuknya pribadi yang matang untuk dapat menjalani kehidupan sesuai yang diharapkan. Salah satu sosok yang paling berperan dalam proses pembentukan dan perkembangan kepribadian anak tersebut tentunya adalah ibu. Ibu merupakan pemimpin dalam rumah tangga. Dalam suatu hadist mengatakan :
“..... dan istri adalah pemimpin terhadap rumah tangga suaminya dan anaknya. Maka setiap kamu adalah pemimpin, dan akan dimintai tanggung jawab atas kepemimpinannya”.
Ibu menjadi pendamping utama dalam setiap perkembangan anak-anak mereka. Ditangan ibu keberhasilan pendidikan anak tidak dapat diabaikan begitu saja. Ibu memainkan peran yang penting didalam mendidik anak-anaknya. Pendidikan disini tidak hanya dalam pengertian yang sempit. Pendidikan dalam keluarga dapat berarti luas, yaitu pendidikan iman, moral, fisik/jasmani, intelektual, psikologis, sosial, dan pendidikan seksual. Tugas dan tanggung jawab wanita di hadapan Allah terhadap keluarganya tidak kalah banyak dari pada tanggung jawab laki-laki. Karena peran wanita sebagai seorang ibu juga menentukan keharmonisan rumah tangga dan menentukan masa depan anakanaknya. Hal tersebut dikarenakan ibu adalah orang yang pertama kali dijumpai seorang anak dalam kehidupannya. Ibu lebih dekat dengan anak dan mengerti relung hatinya. Selain itu kedekatan fisik antara ibu dan anak dapat menampilkan sikap ketergantungan anak lebih kepada ibu daripada ayah.
Peranan ibu didalam mendidik anaknya dibedakan menjadi tiga tugas penting, yaitu : 1) Ibu sebagai sumber pemuas kebutuhan anak Fungsi ibu sebagai sumber pemuas kebutuhan ini sangat besar artinya bagi anak. Ibu perlu menyediakan waktu bukan saja untuk selalu bersama tetapi selalu untuk berinteraksi maupun berkomunikasi secara terbuka dengan anak. Karena pada dasarnya kebutuhan seseorang meliputi kebutuhan fisik, psikis, sosial, dan spiritual. 2) Ibu sebagai teladan atau model bagi anaknya Dalam mendidik anak seorang ibu harus mampu menjadi teladan bagi anak-anaknya. Mengingat bahwa perilaku orang tua khusunya ibu akan ditiru yang kemudian akan dijadikan panduan dalam perilaku anak, maka ibu harus menjadi teladan bagi anakanaknya. Anak lahir dari seorang ibu, maka ibulah yang banyak mewarnai dan mempengaruhi perkembangan pribadi, perilaku dan akhlak anak. Untuk membentuk perilaku anak yang baik tidak hanya melalui bil lisan tetapi juga bil hal yaitu mendidik anak lewat tingkah laku. Sejak anak lahir ia akan selalu melihat dan mengamati gerak gerik atau tingkah laku ibunya. Dari tingkah laku ibunya itulah anak akan senantiasa melihat dan meniru yang kemudian diambil, dimiliki dan diterapkan dalam kehidupannya. 3) Ibu sebagai pemberi stimulasi bagi perkembangan anak
Rangsangan yang diberikan oleh ibu, akan memperkaya pengalaman
dan
mempunyai
pengaruh
yang
besar
bagi
perkembangan kognitif anak. Bila pada bulan-bulan pertama anak kurang mendapatkan stimulasi visual maka perhatian terhadap lingkungan sekitar kurang. Stimulasi verbal dari ibu akan sangat memperkaya kemampuan bahasa anak. Rangsangan atau stimulasi dapat berupa cerita-cerita, macam-macam alat permainan yang edukatif maupun kesempatan untuk rekreasi yang dapat
memperkaya
pengalaman.
(http://akabaruakbar.blogspot.com/2013/06/peran-dan-tugasperwmpuan-dalam-keluarga.html diakses pada 30-04-2014 03:20). b. Konsep wanita dan karier Pada masa awal Islam peranan perempuan muslim diluar rumah dibatasi secara ketat di rumah. Tugas utama perempuan adalah menjaga suami dan anak-anaknya. Dia tidak boleh pergi keluar kecuali dengan izin suami atau ayah, dan dia harus ditemani oleh keluarga dekat laki-laki yang dia tidak boleh kawin dengannya. Hal seperti itu bukanlah permintaan Al-Qur‟an. Al-Qur‟an tidak mencegah perempuan ke luar rumah dan tidak juga menyebutkan bahwa mereka harus ditemani oleh keluarga dekat laki-laki ketika mereka bepergian keluar rumah (Enginer, 1999 : 265).
Saat ini peran wanita telah bergeser dari peran tradisional menjadi modern. Dari hanya memiliki peran tradisional untuk melahirkan anak dan mengurus rumah tangga, kini wanita memiliki peran sosial dimana dapat berkarier dalam bidang
kesehatan, ekonomi, sosial, maupun politik dengan didukung dengan pendidikan yang tinggi. Segala jenis pekerjaan bisa ditempati oleh perempuan dari pekerjaan yang mengerahkan pemikiran sampai pekerjaan yang menggunakan tenaga otot. Disisi lain ada perempuan yang ingin menjadi ibu rumah tangga tapi ketika masalah finansial menghadang
keberlangsungan
hidup
berumah
tangga
dan
mengharuskan perempuan mengais rezeki dengan segala upaya menjadikan perempuan keluar rumah dan bekerja. Sebenarnya kiprah seorang perempuan cukup luas meliputi berbagai bidang, terutama yang berhubungan dengan dirinya sendiri, yang diselaraskan dengan Islam, dalam segi akidah, akhlak dan masalah yang tidak menyimpang dari apa yang sudah digariskan atau ditetapkan oleh agama Islam. Allah SWT menciptakan laki-laki dan wanita dengan karakteristik yang berbeda. Secara alami, laki-laki memiliki otot yang kekar, kemampuan untuk melakukan pekerjaan yang berat. Sehingga cocok untuk melakukan pekerjaan yang melelahkan dan sesuai dengan tugasnya yaitu menghidupi keluarga.
Sedangkan bentuk kesulitan yang dialami wanita yaitu mengandung, melahirkan,
menyusui,
mengasuh
dan
mendidik
anak,
serta
menstruasi yang mengakibatkan kondisinya labil. Oleh karena itu agama
Islam
menghendaki
agar
perempuan
melakukan
pekerjaan/karir yang tidak
bertentangan
dengan
kodrat
kewanitaannya
dan
tidak
mengungkung haknya didalam bekerja, kecuali pada aspek-aspek yang dapat menjaga kehormatan dirinya, kemuliaannya dan ketenangan serta menjaga dari pelecehan dan pencampakan (http://aifaneducationzone.blogspot.com/p/islam/-zone.htmldiakses pada 01-05-2014 21:45). Wanita boleh saja keluar dan berkarier di luar rumah dengan, syarat : 1) Memenuhi adab keluarnya wanita dari rumahnya baik dalam hal pakaian maupun lainnya. 2) Mendapat izin dari suami atau walinya. 3) Pekerjaan tersebut tidak ada kholwat dan ikhtilaf (campur tangan) antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahrom. 4) Tidak menimbulkan fitnah. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menutupi seluruh tubuhnya dihadapan laki-laki asing dan menjauhi semua hal yang
berindikasi fitnah, baik didalam berpakaian, berhias ataupun menggunakan parfum. 5) Tetap bisa mengerjakan kewajibannya sebagai ibu dan istri bagi keluarganya, karena itulah kewajibannya yang asasi. 6) Hendaknya pekerjaan tersebut sesuai dengan tabi‟at dan kodratnya. Seperti dalambidang pengajaran, kebidanan, menjahit
(http://aifaneducationzone.blogspot.com/p/islam/-
zone.html diakses pada 01-05-2014 21:45). E. Perilaku Keagamaan Remaja 1. Pengertian perilaku keagamaan remaja Menurut bahasa perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan (Departemen Pendidikan Nasional, 2001 : 859). Sedangkan Mahfudz Shalahuddin secara luas mengartikan perilaku atau tingkah laku adalah kegiatan yang tidak hanya mencakup hal-hal motorik saja, seperti berbicara, berjalan, berlari-lari, berolah raga, bergerak, dan lain-lain, akan tetapi juga membahas macam-macam fungsi seperti melihat, mendengar, mengingat, berfikir, fantasi, pengenalan kembali emosi-emosi dalam bentuk tangis atau senyum dan seterusnya (Mahfudz, 1986 : 54). Keaagamaan berasal dari kata “agama” yang berarti ajaran, sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan
manusia
dan
lingkungannya
(Departemen
Pendidikan
Nasional, 2001 : 12). Agama juga diartikan suatu jenis sistem yang
dibuat oleh penganut-penganutnya yang berporos pada kekuatankekuatan nonempiris yang dipercayainya dan yang didayagunakan untuk mencapai keselamatan bagi mereka. Agama sebagai jenis sistem sosial karena ia bersifat fenomenal, berangkat dari berbagai peristiwa kemasyarakatan, dapat dianalisis da terdiri atas kaidah-kaidah yang kompleks serta memuat peratuan-peraturan yang saling
berkaitan
dan
mengarahkan
pada
satu
tujuan
tertentu
(Hendropuspito, 1990 : 34). Jadi perilaku keagamaan adalah segala aktivitas individu atau kelompok yang berorientasi atas kesadaran tentang adanya Tuhan Yang Maha Esa dan melaksanakan ajaran sesuai dengan agamanya masingmasing, misalnya seperti sholat, puasa, zakat, sedekah, membaca AlQur‟an, akhlaq dan semata-mata hanya mengharapkan ridho-Nya. 2. Faktor yang mempengaruhi perilaku keagamaan Dalam tumbuh kembangnya manusia dipengaruhi oleh dua faktor, yakni faktor pembawaan dan faktor lingkungan. Kedua faktor inilah yang memengaruhi manusia berinteraksi dari sejak lahir hingga akhir hayat. Dengan demikian dapat diartikan bahwa faktor yang memengaruhi kesadaran beragama ataupun kepribadian pada diri seseorang pada garis besarnya berasal dari dua faktor, yaitu : a.
Faktor internal Faktor internal yang dimaksud disini adalah faktor yang berasal
dari dalam diri seseorang, yaitu segala sesuatu yang dibawanya sejak lahir dimana seseorang yang baru lahir tersebut memiliki kesucian
(fitrah) dan bersih dari segala dosa serta fitrah untuk beragama. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Ar-Rum ayat 30 sebagai berikut :
ي فَـطَـرَ الـنَـا سَ عَـلَـيْـهَا ْ ِط َر تَ اهللِ ا لَـتـ ْ ه حَـنِـيْـفـًا فِـ ِ ْفَـَأ قِـ ْن َو جْـهَـكَ لِـلـّدِ يـ َس الَ يَـعْـلَـمُـ ْى ن ِ ن الـقَـيِـ ُن وَ لَـكِـهْ َأ كْـثَـرَ الـنَا ُ هلل ذ لِـكَ الـ ِّد ِ ال تَـبْـّدِ ي ْـلَ لِـخَـلْـقِ ا َ ) ٣۰ : ( الـر و م Artinya: Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (Departemen Agama RI, 1990 : 646 ).
Yang dimaksud fitrah Allah pada ayat diatas adalah ciptaan Allah. Manusia diciptakan Allah melalui naluri beragama yaitu agama tauhid. Kalau ada manusia yang tidak beragama tauhid, maka hal itu tidaklah wajar. Mereka tidak beragama tauhid itu hanyalah lantaran pengaruh lingkungan. Jadi sejak lahir manusia membawa fitrah dan mempunyai banyak kecenderungan, ini disebabkan karena banyaknya potensi yang dibawanya. Dalam garis besarnya kecenderungan itu dapat dibagi dua, yaitu kecenderungan menjadi orang yang baik dan kecenderungan menjadi orang yang jahat. Sedangkan kecenderungan beragama termasuk dalam kecenderungan menjadi baik. b.
Faktor eksternal 1. Lingkungan keluarga
Keluarga merupakan unit pergaulan hidup yang terkecil dilingkungan masyarakat. Yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Keluarga berperan sebagai pelindung bagi pribadi yang menjadi anggota keluarga dimana ketentraman dan ketertipan diperoleh dalam keluarga tersebut. Dalam kehidupan manusia, lingkungan keluargalah yang menjadikan
dasar
pembentukan
perilaku
seseorang,
juga
memberikan andil yang sangat banyak dalam memberikan bimbingan dan pendidikan keagamaan. Sebab seseorang sebelum mengenal dunia luar, mereka terlebih dahulu menerima normanorma dan pengalaman-pengalaman dari anggota keluarganya, terutama dari orang tuanya. Dan orang tualah yang berperan banyak dalam mendidik anak-anaknya, selain itu orang tua dalam keluarga sangat menentukan pribadi anak dalam berperilaku terutama kesadaran beragama. Peran ibu dalam pendidikan anak lebih dominan daripada ayah, hal ini dapat dipahami karena ibulah orang yang lebih banyak mengerti anak sejak seorang anak lahir. Ibu adalah orang yang pertama kali dijumpai seorang anak dalam kehidupannya. Karena ibulah anak dapat mengenal serta bersosialisasi dengan anggota keluarga. Dari penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa, seorang ibu memiliki pengaruh yang besar dalam pembentukan jiwa keagamaan anak. Melalui peran ibu dan hubungan yang baik
antara orang tua, anak, dan anggota keluarga dalam proses pendidikan, maka kesadaran beragama dapat berkembang melalui peran keluarga dalam memengaruhi dan menanamkannya kepada
anak. Dimana
orang tua terutama
ibulah
yang
bertanggung jawab dalam membentuk perilaku keberagamaan anak dalam kaitannya dengan kesadaran beragama. 2. Lingkungan sekolah Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang mempunyai program sistemik dalam melaksanakan bimbingan, pengajaran dan latihan kepada anak (peserta didik) agar mereka berkembang sesuai dengan potensinya secara optimal, baik menyangkut aspek fisik, psikis, (intelektual dan emosional), sosial, maupun moral-spiritual (Yusuf, 2001 : 48). Dalam kaitannya dengan upaya mengembangkan fitrah beragama anak atau peserta didik, sekolah mempunyai peranan yang sangat penting. Peranan ini terkait mengembangkan pemahaman, pembiasaan mengamalkan ibadah atau akhlaq yang mulia, serta sikap apresiatif terhadap ajaran atau hukum-hukum agama spiritual (Yusuf, 2001 : 48-49). Dengan demikian lingkungan sekolah adalah faktor yang potensial dalam rangka mendidik dan mengembangkan ajaran agama untuk peserta didik terutama melalui bidang studi agama Islam dan membiasakan suasana keagamaan melalui
berbagai kegiatan keagamaan dan perilaku sehari-hari sehingga dapat meningkatkan kesadaran beragama bagi mereka. 3. Lingkungan masyarakat Lingkungan masyarakat adalah interaksi sosial dan sosiokultural
yang
berpotensial
berpengaruh
terhadap
perkembangan fitrah beragama anak (terutama remaja). Dalam masyarakat, anak melakukan interaksi sosial dengan teman sebayanya (peer group) atau anggota masyarakat lainnya. Apabila teman sebaya itu menampilkan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai agama (berakhlaq mulia), maka anak cenderung berakhlaq mulia. Namun sebaliknya, yaitu perilaku teman sepergaulannya buruk, maka anak akan cenderung berperilaku seperti temannya tersebut. Hal ini terjadi, apabila anak kurang mendapat bimbingan agama dari orang tuanya (Yusuf, 2001 : 51-52). Dengan demikian lingkungan masyarakat merupakan faktor yang penting dalam rangka mengembangkan kesadaran beragama khususnya pada masa remaja (pubertas), dimana hal ini dilakukan dengan teman sebaya. Namun peran orang tua terutama ibu dalam keluarga dan guru di sekolah amat dibutuhkan dalam mengawasi pergaulan tersebut, guna menghindari pergaulan yang melanggar ajaran agama.
F. Pengaruh Perhatian dan Keteladanan Beribadah Khashah Ibu terhadap Perilaku Keagamaan Remaja Anak yang mulai menginjak remaja dalam perkembangan dan tingkah lakunya dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri anak dan faktor dari luar. Salah satu faktor dari luar yang dapat mempengaruhi akhlak remaja adalah lingkungan keluarga. Islam memandang keluarga sebagai lingkungan pertama bagi individu dimana ia berinteraksi. Dari interaksi dengan lingkungan pertama itu individu memperoleh unsur-unsur dan ciri-ciri dasar dari pada kepribadiannya. Juga dari keluargalah seorang anak memperoleh akhlak, nilai-nilai, kebiasaan-kebiasaan, dan emosinya. Dalam sebuah hadis mengatakan :
“setiap bayi tidaklah dilahirkan melainkan dalam kedaan fitrah (suci). Maka ibu, bapaknyalah yang menjadikan anak tersebut menjadi Yahudi, Nasrani dan Majusi” (rawahul Bukhori). Perhatian ibu dalam pendidikan keluarga adalah adanya kesadaran ibu untuk selalu memperhatikan, membimbing, dan memberikan pendidikan kepada anak, terutama pendidikan agama. Apabila ibu memperhatikan agama anak, maka akan mendapatkan anak yang memiliki pemahaman, penghayatan keagamaan yang lebih dibandingkan tidak memperhatikan agama. Suasana keagamaan dalam keluarga akan berakibat
anak tersebut berjiwa agama. Maka, ibu sebagai orang tua hendaknya dapat memberi perhatian, teladan, kasih sayang, perlindungan, empati, dukungan dan pujian kepada anak-anaknya. Tujuannya adalah untuk membentuk akhlak mulia anak. Teladan yang pertama dan utama bagi anak ada pada keluarga. Keluarga merupakan wadah utama dan pertama sebagai tempat penggodokan moral bagi anak. Maka dapat dikatakan bahwa keteladanan orang tua juga merupakan teladan yang utama dan pertama bagi anak-anak mereka. Proses pendidikan ini sebenarnya dapat dilakukan dengan mudah, karena pada dasarnya secara psikologi seorang anak akan meniru dan meneladani orang tuanya. Dengan teladan ini anak dengan sendirinya akan menyamakan diri dengan orang yang ditirunya. Anak akan belajar dari apa yang telah diajarkan dan dilakukan oleh orang tua terutama ibu. Karena anak-anak itu pada dasarnya akan lebih cepat belajar dari sikap dan pembiasaan dari pada perkataan (Abdullah, 2002 : 86). Maka ibu harus memberikan pendidikan yang baik agar anak bisa tumbuh dan berkembang dengan baik pula. Proses peniruan ini berlangsung tidak hanya ketika anak masih kecil, hingga anak menginjak remajapun proses peniruan ini tetap berlangsung. Anshor (2010 : 185) mengatakan Setiap kecakapan yang dimiliki anak diawali dari dalam rumah, karena apa yang dilakukannya sejak kecil adalah hasil meniru tingkah laku orang tua dan keluarga yang tinggal bersamanya. Setiap sikap dan perilaku yang dilihat oleh seluruh indra yang dimilikinya diserap berulangulang hingga ia dewasa.
Sedangkan anak dalam meniru terhadap orang tuanya terutama ibu ini tidak saja pada hal-hal yang baik saja, tetapi juga pada hal-hal yang buruk. Maka seyogyanya ibu sebagai orang tua bagi anaknya memberikan teladan yang baik bagi anak mereka. Pendidikan yang diajarkan dalam keluarga haruslah dilaksanakan dengan disiplin, karena dengan diterapkannya kedisiplinan, maka anak tidak akan berani melanggar aturan. Begitu juga dalam beribadah, ketika orang tua menjalankannya dengan disiplin, tidak pernah melanggar, maka anak juga akan meniru, bahkan bisa membentuk kemandirian anak. Ibu berperan sebagai kunci kesuksesan anak. Peran ibu dalam mendidik anak bukan sekedar melatih IQ- nya saja agar menjadi anak yang cerdas, melainkan anak dapat menjalankan ibadah dengan baik dan benar. Dalam Q.S Dzariyat ayat 56 dijelaskan :
Artinya: Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku ( Departemen Agama RI, 1990 :862 ). Ibu sebagai pendidik utama bagi anak selayaknya memberikan keteladanan dalam beribadah. Kebiasaan ibu dalam melaksanakan ibadah seperti melaksanakan puasa, sholat, bersedekah, menjadi suri tauladan yang baik bagi anak untuk mengikutinya. Dengan sendirinya anak akan belajar melakukan hal-hal yang baik tanpa diperintah atau dinasehati terlebih dahulu oleh orang tuanya. Dalam hal ini Djamarah (2004 : 19) mengatakan bahwa keluarga adalah ladang terbaik dalam penyampaian nilai-nilai agama, orang tua memiliki peranan yang strategis dalam
mentradisikan ritual keagamaan sehingga nilai-nilai agama dapat ditanamkan pada jiwa anak. Untuk itu tujuan perhatian orang tua pada pendidikan agama anak adalah untuk menumbuh kembangkan kepribadian anak menjadi manusia yang memiliki sikap positif terhadap agama, berakhlak mulia dan mau beribadah kepada Allah. Dengan demikian pendidikan agama yang diberikan orang tua terutama ibu kepada anak pada dasarnya berfungsi untuk mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya. Dari apa yang dikemukakan diatas jelaslah bahwa kunci keberhasilan seorang anak dikehidupannya sangat bergantung pada ibu. Sikap ibu yang penuh kasih sayang, memberi kesempatan pada anak untuk memperkaya pengalaman, menerima, menghargai dan dapat menjadi teladan yang positif bagi anaknya, akan besar pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi anak. Jadi dapat dikatakan bahwa bagaimana gambaran anak akan dirinya ditentukan oleh interaksi yang dilakukan ibu dengan anak.
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Lokasi dan Obyek Penelitian 1. Asal usul DesaWujil Setiap desa memiliki asal usul sendiri seperti juga Desa Wujil. Dahulu kala ada seorang pangeran yang ingin mendirikan kerajaan di suatu daerah perbukitan, perbukitan itu masyarakat mengenalnya dengan gerumbul karena tempat tersebut digunakan untuk bergerumbul bagi orang-orang yang ingin mengkaji ilmu dari pangeran tersebut. Hingga pada suatu hari pangeran tersebut ingin mendirikan kerajaan di gerumbul. Namun karena ada suatu halangan maka sang pangeran mengurungkan niatnya untuk mendirikan kerajaan. Bahkan sampai sekarang dapat dilihat peninggalan-peninggalan yang tersisa, diantaranya seperti meja, kursi, patung dan tempat tidur yang semuanya terbuat dari batu karena mungkin pada waktu itu pangeran sering istirahat di gerumbul. Dibawah gerumbul terdapat tujuh mata air yang sangat jernih yang mana dikelilingi oleh pepohonan hijau dan taman bunga yang sangat indah, sehingga dinamakan kali taman. Wilayah di sekitar gerumbul dan kali taman lama kelamaan semakin meluas sehingga sang pangeran memiliki ide sebaiknya desa itu dinamakan Desa Wujil yang artinya meton. Wujil berasal dari kata mijil, dimana pada waktu itu banyak warga yang membuat genting. Dan
akhirnya sampai sekarang Desa itu tetap dinamakan Desa Wujil dimana desa itu terletak di sebelah gerumbul dan kali taman. 2. Letak geografi Desa Wujil terletak di Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. Desa ini terletak di daerah dataran tinggi yang berada di kaki gunung Ungaran, memiliki cuaca dingin yang cukup mendukung. Desa Wujil memiliki letak geografis sebagai berikut: Sebelah Utara
: Kelurahan Langen Sari
Sebelah Timur
: Kelurahan Karangjati
Sebelah Selatan
: Kelurahan Bergas Lor
Sebelah Barat
: Desa Pager Sari
Luas wilayah
: 147, 311 ha
Ketinggian tanah dari permukaan air laut ± 494 M dpl Banyaknya curah hujan ± 3000 - 4000 mm / tahun Suhu udara rata-rata ± 230 - 310 C Orbitasi (jarak pusat pemerintahan desa ke): a. Ibu kota Kecamatan
:
b. Ibu kota kabupaten Semarang
:
c. Ibu kota Propinsi
: 26 km
d.Ibu kota Negara
: 512 km
2 km 5 km
(Sumber: Dokumen Tata Usaha Pemerintah Desa Wujil) 3. Kondisi Monografi Kelurahan Wujil a. Kependudukan Jumlah penduduk menurut tahun 2014 b. Jenis Kelamin 1. Laki – laki
: 2426 orang
: 4942 jiwa.
2. Perempuan
: 2516 orang
3. Jumlah Total : 4942 orang 4. Jumlah Kepala Keluarga
: 1515 KK
c. Kewarganegaraan a. W N I : 4934 orang b. W N A : 8 orang d. Jumlah penduduk menurut agama a. Islam
: 4890 orang
b. Kristen
: 28 orang
c. Katolik
: 16 orang Berdasar data statistik, jumlah penduduk Kelurahan Wujil
pada tahun 2014 sebesar 4942 jiwa yang terdiri dari 2426 penduduk lakilaki, dan 2516 penduduk perempuan, dengan 1515 Kepala Keluarga. Maka dapat dipastikan bahwa secara umum, kepadatan penduduk Kelurahan Wujil cenderung meningkat hingga tahun 2014 ini. e. Lembaga Pendidikan a. Pendidikan formal
TK/RA
: 2 gedung
SD
: 2 gedung
SMP/MTS
: 1 gedung
b. Pendidikan non formal
Madrasah diniyah
: 9 gedung
(Sumber: Dokumen Tata Usaha Pemerintah Desa Wujil)
4. Kondisi Sosial Ekonomi Mata
pencaharian
penduduk
Desa
Wujil
adalah
sebagai
PNS/TNI/Polri 132 orang, wiraswasta 123 orang, petani 115 orang, pertukangan 153 orang, buruh tani 97, pensiun 18 orang, buruh/karyawan/PT 807 orang, pemulung 47 orang, jasa 213 orang. Jumlah rumah tangga miskin (RTM) sebanyak 109 KK. Luas kas Desa Wujil
: 100 ha, yang terdiri atas
1.
Tanah Sawah
: 40 ha
2.
Tanah Kering
: 60 ha
(Sumber: Dokumen Tata Usaha Pemerintah Desa Wujil) 5. Keadaan Sosial Budaya Kebudayaan masyarakat Desa Wujil memang tidak dapat dilihat secara kasat mata. Hal ini dikarenakan tidak ada sesuatu hal yang spesifik tentang apa yang menjadi ciri khas dari masyarakat setempat. Tetapi sepanjang pengamatan peneliti, dan informasi yang didapat dari beberapa tokoh masyarakat setempat, pada masa dulu ada beberapa kesenian yang tetap lestari dan secara berkesinambungan menjadi bagian dari tradisi masyarakat setempat akan tetapi pada masa sekarang kesenian tersebut lama kelamaan menghilang karena tidak ada generasi yang meneruskannya. Kesenian
tersebut
seperti
Terbang
Jemblung,
Wayangan,
Rebana/Band Keplak. Pada masa dahulu dengan adanya kesenian ini menunjukkan bahwa secara perlahan nilai-nilai tradisi itu menumbuhkan semangat kebersamaan serta kekompakan dalam menjalin tali persaudaraan. Contoh lain kegiatan keagamaan seperti tahlil dan yasinan
yang dilaksanakan setiap malam jum‟at dan setiap malam senin ada barzanji. Hal inilah yang menyebabkan masyarakat secara perlahan timbul rasa bisa menerima simbol-simbol keagamaan itu secara utuh. Karena mereka merasa tidak ada tradisi yang hilang dalam kehidupannya. Dan disaat yang sama mereka juga merasakan percikan semangat beragama yang tinggi. 6. Keadaan Sosial Keagamaan Seperti yang tertera dalam monografi penduduk, bahwa lebih dari 90% penduduk Desa Wujil beragama Islam. Seorang alim bagi warga masyarakat di Desa Wujil mempunyai peranan penting dan menjadi panutan bagi masyarakat karena setiap perkataannya akan lebih didengar. Kehidupan keberagamaan yang sejauh ini peneliti amati dan rasakan, memang cukup memiliki warna tersendiri. Banyak sekali agenda pertemuan yang biasa di lakukan di desa ini. Pertemuan warga misalnya, dalam pertemuan itu, masyarakat (warga) tidak hanya melaksanakan rapat dan kumpul-kumpul saja akan tetapi juga diselingi dengan pembacaan surat Yasin, Tahlil dan Barzanji. Fakta tersebut menunjukkan bahwa masyarakat di Desa Wujil berusaha untuk
menumbuhkan
spirit
keagamaan
dalam
kegiatan
kemasyarakatan. Selain kegiatan Yasinan atau Tahlilan, kegiatan keagamaan yang masih terus dilaksanakan hingga saat ini adalah kegiatan bersih-bersih makam setiap kamis sore dan pengajian ceramah setiap hari minggu yang diadakan rutin setiap satu minggu sekali. Acara lain yang masih dilaksanakan kegiatan pendidikan keagamaan seperti Pengajian Al-Qur‟an setiap malam setelah maghrib. Secara kuantitatif ada pengajian Al-qur‟an di beberapa rumah warga dan musholla di Desa Wujil. Sementara Mushalla berjumlah 15 dan Masjid berjumlah 5 buah.
7. Lembaga Pemerintahan dan Lembaga Sosial Kelurahan Desa Wujil memiliki 4 RW dan 26 RT yang terbagi kedalam 3 lingkungan
Setinggen, Lingkungan Krajan, Lingkungan Kepoh, dengan
rincian: a. RW I Terdiri dari 10 RT (RT 01 s/d RT 10) b. RW II Terdiri dari 7 RT (RT 01 s/d RT 07) c. RW III Terdiri dari 5 RT (RT 01 s/d RT 05) d. RW IV Terdiri dari 4 RT (RT 01 s/d RT 04) Selanjutnya, dalam rangka pemberdayaan masyarakat, Pemerintah Desa
Wujil
berupaya
semaksimal
mungkin
dapat
meningkatkan
kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakatnya dalam berbagai bidang. Prasarana pemerintahan yang dimiliki Desa Wujil antara lain sebuah kantor dan balai desa beserta segenap peralatannya. Jumlah perangkat Desa saat ini sebanyak 7 orang. Susunan organisasi Kantor Balai Desa Wujil terdiri atas Lurah, seklur (dalam garis staf) dan 2 kepala seksi/urusan (dalam garis komando dengan lurah). Susunan Organisasi Desa Wujil Kecamatan Bergas adalah sebagai berikut : 1. Lurah
: Daroji, SH.MH
2. Sekretaris Lurah
: Aris Suwanto, SH
3. Staf
: Suhirman
4. Kasi tapem
: Siti Maryatun, S. IP
5. Staf
: Yusroni
6. Kasi Pembangunan
: Hinmanto, SH
7. Staf
: Sugiarto
8. Modin
: Ahmad Nurodin
9. Kepala RW
: I. Suwaryana
II. Jamaludin III. Rozianto IV. Maryadi (Sumber: Dokumen Tata Usaha Pemerintah Desa Wujil) B. Penyajian Data
Setelah melalui penyebaran angket, pengumpulan data melalui data observasi, dan dokumentasi di lapangan, terlebih dahulu di sajikan bentuk data guna memperlancar langkah suatu penelitian. Berikut ini penulis lampirkan data responden dari hasil penelitian di Desa Wujil Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang tahun 2014 : 1. Daftar Responden Dalam daftar responden berikut berisi nama-nama orang yang dijadikan objek penelitian. Untuk itu lebih jelasnya penulis sajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: TABEL V DATA RESPONDEN
NO 1 2 3 4 5 6 7 8
NAMA
Achmad alwi chamdani Afriyan hardiyani pangestu Ahmad faisal A.R Ahmad fikri nur. K Ahmad rofi‟i Anggun yusti. I Ahmad syafi‟i Alfan hanafi
JENIS KELAMIN L
P
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
Ardyta agustyaningrum Asna nur khumaera Aulia azzahro Enggar yusuf W Evi iis sugiyanti Farich nur faza Hesti indra cahyani Ika puspa dewi Lailatul uktafiyah Mazarina qhistina Muhamad revano Nicholas dimas W Nurul hanifah Riska diah astuti Rizki mega devita S Silva aina nabila Vivi agustining diah Wisnu aris M Yulia Riyani Rifki ahmad Diah AruM
30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
Fajar Nurdiyanto
Ahmad Samsodin Chusnun Rofiq Lala Marwiyah Aditya Cahyo Antoro Andri Susilo Anggit Pratiwi Bagus Bahtiyar Fina Nur Asiyah Silfi Frasiska .F Aldi Setiawan Ari Indah Kumalasari Arwan Wisnu .H Elen Pramudita R.W. Fachri Anung Maulasifa Femas Adi Styawan
46
Ibnu Rifqi Prayogi
47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75
Istirokhatu Munia Luviana Auria S.P. Mahib Roy Almadani Misela Marda Lesa Mufti Bagas Saputro Nabila Neha Nur .A Rama Ibnu Nur B.R. Rifqi Ahmad Fahreza Ryan Aji Pradipta Satriyo Salsabila Rahma Alya Sheillamita Yesi R. Shilviyya Navisah K.N. Via Karisa Setyaningrum Marcella Lutfeno
Hanum Ristiyanto Suhail mah Bubi Winarno Wisnu Adi Pamungkas Abelia Ayu Artikasari Abid Shandy Kurniawan Adam Hatmadani Robbiq Ade Endang Alyarinjani Arlin Reza Firnandita Aulia Rahma Sagita Awang Syawali Alfikri Azzara Noviana Destivia Astari Dwiyon Ahmad Safii
2. Data hasil angket a. Data hasil angket perhatian beribadah khashah ibu adalah sebagai berikut:
Tabel VI Jawaban angket perhatian beribadah khashah ibu
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
1 A B B B B A A A A A A A A A A A A A A B A A B B A A A B A A A A B
2 B A A A A A A A A A A A A A A A A A A B B A A B A B B A A A A B B
Butir Soal dan Jawaban 3 4 5 6 7 8 A A A A B B A A A A A B A A A A A A A A A C A A A A A C A A A A A B A A A B A B A A B A A C A B B A A A B A B A A A B A C A A A B A A B A A A A A A B A A C B A C B A A A B A A A B A A A B A C A A C B A A A B B B A A A B A A A A A A B A A A A A A A A A A B A A A C A B A A A A A A A A A A A A A B A A A B A A A A A A A B A A A B A A A A B A A A A A B A A A A B A A A A A A A B B A A B B B B A A C
34
A
A
A
No Resp
A
B
B
B
A
9 A A A A A A A A A A B B A A B A B A A A A A A A A A C A A A A A A
10 A A A B B A A A A A A A A A A A B A A A A A A A A A A A A B B C A
A 7 8 9 7 7 9 8 7 8 8 7 8 8 7 7 8 6 7 9 7 9 8 8 8 9 8 7 8 9 7 9 5 4
Jumlah B 3 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 3 1 3 3 1 3 1 1 1 2 1 2 2 2 1 3 1 4 5
A
C
6
3
C 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1
35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71
B A B B B B B B C A A C B B A B C A A A B B B B B A B C A A A A A B A B A
B B A B A B B B A B A B B B A A A B B B B B B B B B B B B B B B B B B B A
A B B B A B B B B B A B B B A B B B B B B B B B B B B A A A B A B B B A A
A B B B A B A B B A A B A A B B B B B B A A B B B B C A A A A A B B B B B
B A B A B B B B B A A A A A B B A B B B B B B B B B A B A A C A B B A B B
B B A A B B B B A B A A B A B B A B B B B C B B C B A B B B A A C B B B B
A C C C B B B B C B A B B A B A A B B B B A A B B B C B B B B A B B A A A
B A B A B B B A A B A B B B B A A C C B A A B A B A C B B B B A B B A A A
B B A A B C B B A A A A A B B A A B B B B A A B B A A A A A A A B B A A B
A B A A A A B B A B A A A B B A A B B B B A A C B A A A A A B A B B A A B
4 3 4 5 4 1 1 1 5 4 10 4 4 4 3 5 7 1 1 1 2 5 3 1 0 4 4 4 6 6 2 9 1 0 6 5 5
6 6 5 4 6 8 9 9 3 6 0 5 6 6 7 5 2 8 8 9 8 4 7 8 9 6 3 5 4 4 5 1 8 10 4 5 5
72
B
B
B
B
B
A
A
A
A
A
5
5
0 1 1 1 0 1 0 0 2 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 3 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0
73 74 75
A A A
A B B
A B B
A B A
B B A
B A A
A B A
A B A
B A A
B A A
6 4 8
4 6 2
0 0 0
Dari jawaban responden tentang perhatian beribadah khashah ibu, kemudian data diubah menjadi data kuantitatif dengan ketentuan yaitu jawaban A bernilai 3, jawaban B bernilai 2 dan jawaban C bernilai 1. Tabel VII Skor jawaban responden variabel perhatian beribadah khashah ibu
No
Klasifikasi Jumlah Jawaban
Jumlah Skor Tiap Item
A
B
C
3
2
1
20
7 8 9 7 7 9 8 7 8 8 7 8 8 7 7 8 6 7 9 7
3 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 3 1 3 3 1 3
0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0
21 24 27 21 21 27 24 21 24 24 21 24 24 21 21 24 18 21 27 21
6 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 6 2 6 6 2 6
0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0
21
9
1
0
27
2
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Skor 27 28 29 26 26 29 28 26 28 28 26 28 27 26 27 27 25 27 29 27 29
58
8 8 8 9 8 7 8 9 7 9 5 4 6 4 3 4 5 4 1 1 1 5 4 10 4 4 4 3 5 7 1 1 1 2 5 3 1
1 1 2 1 2 2 2 1 3 1 4 5 3 6 6 5 4 6 8 9 9 3 6 0 5 6 6 7 5 2 8 8 9 8 4 7 8
1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 2 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1
24 24 24 27 24 21 24 27 21 27 15 12 18 12 9 12 15 12 3 3 3 15 12 30 12 12 12 9 15 21 3 3 3 6 15 9 3
2 2 4 2 4 4 4 2 6 2 8 10 6 12 12 10 8 12 16 18 18 6 12 0 10 12 12 14 10 4 16 16 18 16 8 14 16
1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 2 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1
59
0
9
1
0
18
1
22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57
27 27 28 29 28 26 28 29 27 29 24 23 25 24 22 23 24 24 20 21 21 23 24 30 23 24 24 23 25 26 20 20 21 22 24 23 20 19
60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75
4 4 4 6 6 2 9 1 0 6 5 5 5 6 4 8
6 3 5 4 4 5 1 8 10 4 5 5 5 4 6 2
0 3 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
12 12 12 18 18 6 27 3 0 18 15 15 15 18 12 24
12 6 10 8 8 10 2 16 20 8 10 10 10 8 12 4
0 3 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
24 21 23 26 26 17 29 20 20 26 25 25 25 26 24 28
Nominasi tersebut didasarkan pada jumlah nilai yang didapat dari masing-masing responden kemudian nilai itu diklasifikasikan pada kategori tinggi, sedang, dan rendah. Adapun untuk menentukan kategori tersebut digunakan rumus interval sebagai berikut: Setelah diketahui lebar interval, maka ditetapkan klarifikasi dalam kategori sebagai berikut:
Keterangan : i
: Interval
Xt
: Nilai tertinggi
Xr
: Nilai terindah
Ki
: Kelas interval
i=7 1) Nominasi A adalah nilai 24-30 intensitas tinggi 2) Nominasi B adalah nilai 17-23 intensitas sedang 3) Nominasi C adalah nilai 10-16 intensitas rendah Dari data tersebut diatas perhatian beribadah khashah dapat dikategorikan menjadi 3, sesuai dengan intervalnya: 1) Perhatian beribadah khashah tinggi ada 54 responden 2) Perhatian beribadah khashah sedang ada 21 responden 3) Perhatian beribadah khashah rendah 0 responden b. Data hasil angket keteladanan beribadah khashah ibu adalah sebagai berikut: Tabel VIII Jawaban angket keteladanan beribadah khashah ibu
1
1 A
2 A
Butir Soal dan Jawaban 3 4 5 6 7 8 A A B B B A
2
B
B
A
No Resp
C
C
C
A
A
9 A
10 A
A 7
A
A
5
Jumlah B C 3 0 3 2
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
B A A A B B A A A A A B B A B A A A A A A A A B B B A A B A A B A B A A B A
A B B B A B A A A A A B A A A A A A A C A A A A B B A C B A A B B B A A B A
A B B A A B A A A A A A A B C A A A A A A A A A C A A C B A A B A B A A B A
A A B A A B A A A A A A A B B B A A A A B A A A A A A C A A A B A A A A A A
A A B B A B A A A A A A A A A B A A A A B A A A A A A A C A B A A A B B A A
A A A B A B A A A B A A A A A B A A A A C A A A A A A B A B A A A A A B A A
A B A B A B A A A B A A A A A A A A A A C B A A A A A B A A B A A C A C B A
A B A B A B A A B B B A A A A A A A A A A B A A A A A B B A B A A A A A B A
A A A A A C A B C B B A A A A C B B B B A A A A A A A A A A A A A A A A B A
A A A C A A B A A A B A A A A A A A A A A A B A A A A A A A C A A A A A A A
41
A
A
B
A
A
A
A
A
A
A
9 6 6 2 9 1 9 9 8 6 7 8 9 8 7 6 9 9
1 4 4 5 1 8 1 1 1 4 3 2 1 2 2 3 1 1
0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0
9
1
0
8 6 8 9 9 7 8 10 4 2 9 6 6 9 5 9 7 4 0
1 2 2 1 1 2 2 0 3 5 1 3 4 1 3 0 2 6 10
9
1
1 2 0 0 0 1 0 0 3 3 0 1 0 0 2 1 1 0 0 0
42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75
A B A A A A A A B A C A A A B B B A A B A A B A A B B A C B A A B A
A B A A A A A A A B A A A A A A B A A B A B A C A B B A B A A A A A
B B A A A A A A A B B A B A B B B B A A B B A B A B B B A B A B A A
A A A A B A A A A A A A B A A A B B A A B A A C A B B B A A C B A A
B A B B B B B A A C B A B A B A B B A A B A A B A B B B A A A A A A
B C A A A A B B A A B A B C A B A B A A A C A B A B B B B A B A B A
B A A A A A A B A A B A B A A A A A A A B A A A A A A A B A A B B A
B C A A A C C C A A A B B A A A A A A A B A A B A A A A B A A A A A
C A A A A A B A A A A B B B B A A A A A A A A B A C C A A A A A C A
A A A A A A B A A A A B B A A A A A C A A A A C A A A A A A B A A A
4 5 9 9 8 8 5 7 9 7 5 8 2 8 7 7 5 6 0 8 0 7 9 2 10 3 3 6 5 8 7 7 6 10
5 3 1 1 2 1 4 2 1 2 4 2 8 1 3 3 5 4 9 2 5 2 1 5 0 1 1 4 4 2 2 3 3 0
1 2 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 5 1 0 3 0 6 6 0 1 0 1 0 1 0
Dari jawaban responden tentang perhatian beribadah khashah ibu, kemudian data diubah menjadi data kuantitatif dengan ketentuan yaitu jawaban A bernilai 3, jawaban B bernilai 2 dan jawaban C bernilai 1.
Tabel IX Skor jawaban responden variabel keteladanan beribadah khashah ibu
No
Klasifikasi Jumlah Jawaban
Jumlah Skor Tiap Item
A
B
C
3
2
1
20
7 5 9 6 6 2 9 1 9 9 8 6 7 8 9 8 7 6 9 9
3 2 1 4 4 5 1 8 1 1 1 4 3 2 1 2 2 3 1 1
0 3 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0
21
9
1
0
22
8 6 8 9 9
1 2 2 1 1
1 2 0 0 0
21 15 27 18 18 6 27 3 27 27 24 18 21 24 27 24 21 18 27 27 27 24 18 24 27 27
6 4 2 8 8 10 2 16 2 2 2 8 6 4 2 4 4 6 2 2 2 2 4 4 2 2
0 3 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 2 0 0 0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
23 24 25 26
Skor 27 22 29 26 26 17 29 20 29 29 27 26 27 28 29 28 26 25 29 29 29 27 24 28 29 29
63
7 8 10 4 2 9 6 6 9 5 9 7 4 0 9 4 5 9 9 8 8 5 7 9 7 5 8 2 8 7 7 5 6 0 8 0 7
2 2 0 3 5 1 3 4 1 3 0 2 6 10 1 5 3 1 1 2 1 4 2 1 2 4 2 8 1 3 3 5 4 9 2 5 2
1 0 0 3 3 0 1 0 0 2 1 1 0 0 0 1 2 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 5 1
21 24 30 12 6 27 18 18 27 15 27 21 12 0 27 12 15 27 27 24 24 15 21 27 21 15 24 6 24 21 21 15 18 0 24 0 21
4 4 0 6 10 2 6 8 2 6 0 4 12 20 2 10 6 2 2 4 2 8 4 2 4 8 4 16 2 6 6 10 8 18 4 10 4
1 0 0 3 3 0 1 0 0 2 1 1 0 0 0 1 2 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 5 1
64
9
1
0
27
2
0
27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62
26 28 30 21 19 29 25 26 29 23 28 26 24 20 29 23 23 29 29 28 27 24 26 29 26 24 28 22 27 27 27 25 26 19 28 15 26 29
65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75
2 10 3 3 6 5 8 7 7 6 10
5 0 1 1 4 4 2 2 3 3 0
3 0 6 6 0 1 0 1 0 1 0
6 30 9 9 18 15 24 21 21 18 30
10 0 2 2 8 8 4 4 6 6 0
3 0 6 6 0 1 0 1 0 1 0
19 30 17 17 26 24 28 26 27 25 30
Nominasi tersebut didasarkan pada jumlah nilai yang didapat dari masing-masing responden kemudian nilai itu diklasifikasikan pada kategori tinggi, sedang, dan rendah. Adapun untuk menentukan kategori tersebut digunakan rumus interval sebagai berikut:
Keterangan : i
: Interval
Xt
: Nilai tertinggi
Xr
: Nilai terindah
Ki
: Kelas interval
i=7 Setelah diketahui lebar interval, maka ditetapkan klarifikasi dalam kategori sebagai berikut: 1) Nominasi A adalah nilai 24-30 intensitas tinggi 2) Nominasi B adalah nilai 17-23 intensitas sedang 3) Nominasi C adalah nilai 10-16 intensitas rendah Dari data tersebut di atas keteladanan beribadah khashah dapat dikategorikan menjadi 3, sesuai dengan intervalnya: 1) Keteladanan beribadah khashah tinggi ada 60 responden 2) Keteladanan beribadah khashah ada 14 responden 3) Keteladanan beribadah khashah ada 1 responden c. Data hasil angket perilaku keagamaan remaja adalah sebagai berikut:
Tabel X Jawaban angket perilaku keagamaan remaja No Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 A B A B A A A A B
2 A B A A B A A B A
3 A A A A A A A B A
Butir Soal dan Jawaban 4 5 6 7 8 B A C A A A A A A A A A B A A A A B A A B A A A A A B A A A A A B A A B A A A A A A A A A
9 A A A A A A A A A
10 A A A B A A C A A
A 8 8 9 7 8 9 8 7 9
Jumlah B 1 2 1 3 2 1 1 3 1
C 1 0 0 0 0 0 1 0 0
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49
A A B B B A B A B A A A C A A A A A A A B A B A A B C C C B B A C B A A A A B A
A A B A B A A A C A A A A A A B A A A A B C A C A B A A B B A A C A A A A A A B
A A A A A A B B A A A A A A A A A B A A A A A A A B B A B B A B B C A A A C B C
B A B B A A A A B A A B B B B A A A A A C A A A B B B A B B C A B A A A A A A A
B A A A A A A A A A A B A A A A A B A A A A A B B B A A B B A A B B A C A B B B
A A A A A B A B A A A A A A B A B A A A B B A B B B C A B B A A A C A A B A A A
A A A B A A A A B A B A A B A B A C B A C A A A B A A A A A A A A B A B B A B A
A B B A A A A A A A A A A A A A A A B A A A A B A A B A C A A A B A A B A A C A
A A A A A A A C A A A A A C A C A A A A C A A A A A A A A A A A A A A A A A A A
A C A A A A A A A B A A A C A A C A A A A A A A A A A A C A A A A A B A A A A A
8 8 6 7 8 9 8 7 6 9 9
2 1 4 3 2 1 2 2 3 1 1
0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0
8
2
0
8 6 8 7 8 7 8 10 4 8 9 6 6 4 5 9 2 4 1 9 4 5 9 7 8 8 5 7
1 2 2 2 1 2 2 0 3 1 1 3 4 6 3 0 5 6 8 1 4 3 1 2 2 1 4 2
1 2 0 1 1 1 0 0 3 1 0 1 0 0 2 1 3 0 1 0 2 2 0 1 0 1 1 1
50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75
A A A A B B C A A A A B A A A C A A C A B B A A A A
B B C A A A A A A A A B B A A A A A A A C B B A B B
A A A C A A B A A A A A A C A A A A A A A A B A B B
A B A A A C B A A A A A A A B B A A B A B A A A B A
A A A B A A A A A A B A A B A A A A A A B A C C A A
A C A A A A A A B B B A A A A A B B A A A A A C A B
A A B A A A A B B B B A A B B B A B B B B B A B A B
A A B A A A A B B A A A A A A A A B A A A B A B A B
A A B A B A A B B A A A A A A A A B A A A B A B C A
A A B A A A A A B A A A A A A B C C A A A B A A A A
9 7 5 8 9 8 6 7 5 8 7 8 9 7 8 6 8 5 7 9 5 4 7 5 6 5
1 2 4 1 1 1 3 3 5 2 3 2 1 2 2 3 1 4 2 1 4 6 2 3 3 5
0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 2 1 0
Dari jawaban responden tentang perhatian beribadah khashah ibu, kemudian data diubah menjadi data kuantitatif dengan ketentuan yaitu jawaban A bernilai 3, jawaban B bernilai 2 dan jawaban C bernilai 1.
Tabel XI
Skor jawaban responden variabel perilaku keagamaan remaja
No
Klasifikasi Jumlah Jawaban A
B
Jumlah Skor Tiap Item C
20
8 8 9 7 8 9 8 7 9 8 8 6 7 8 9 8 7 6 9 9
1 2 1 3 2 1 1 3 1 2 1 4 3 2 1 2 2 3 1 1
1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0
21
8
2
0
22
8 6 8 7 8 7 8 10
1 2 2 2 1 2 2 0
1 2 0 1 1 1 0 0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
23 24 25 26 27 28 29
3
24 24 27 21 24 27 24 21 27 24 24 18 21 24 27 24 21 18 27 27 24 24 18 24 21 24 21 24 30
2
1
2 4 2 6 4 2 2 6 2 4 2 8 6 4 2 4 4 6 2 2 4 2 4 4 4 2 4 4 0
1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 2 0 1 1 1 0 0
Skor 27 28 29 27 28 29 27 27 29 28 27 26 27 28 29 28 26 25 29 29 28 27 24 28 26 27 26 28 30
30 31 32
33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67
4 8 9
3 1 1
3 1 0
12 24 27
6 2 2
3 1 0
21
6 6 4 5 9 2 4 1 9 4 5 9 7 8 8 5 7 9 7 5 8 9 8 6 7 5 8 7 8 9 7 8 6 8 5
3 4 6 3 0 5 6 8 1 4 3 1 2 2 1 4 2 1 2 4 1 1 1 3 3 5 2 3 2 1 2 2 3 1 4
1 0 0 2 1 3 0 1 0 2 2 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1
18 18 12 15 27 6 12 3 27 12 15 27 21 24 24 15 21 27 21 15 24 27 24 18 21 15 24 21 24 27 21 24 18 24 15
6 8 12 6 0 10 12 16 2 8 6 2 4 4 2 8 4 2 4 8 2 2 2 6 6 10 4 6 4 2 4 4 6 2 8
1 0 0 2 1 3 0 1 0 2 2 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1
25
27 29
26 24 23 28 19 24 20 29 22 23 29 26 28 27 24 26 29 26 24 27 29 27 25 27 25 28 27 28 29 26 28 25 27 24
68 69 70 71 72 73 74 75
7 9 5 4 7 5 6 5
2 1 4 6 2 3 3 5
1 0 1 0 1 2 1 0
21 27 15 12 21 15 18 15
4 2 8 12 4 6 6 10
1 0 1 0 1 2 1 0
26 29 24 24 26 23 25 25
Nominasi tersebut didasarkan pada jumlah nilai yang didapat dari masing-masing responden kemudian nilai itu diklasifikasikan pada kategori tinggi, sedang, dan rendah. Adapun untuk menentukan kategori tersebut digunakan rumus interval sebagai berikut:
Keterangan : i
: Interval
Xt
: Nilai tertinggi
Xr
: Nilai terindah
Ki
: Kelas interval
i =7 Setelah diketahui lebar interval, maka ditetapkan klarifikasi dalam kategori sebagai berikut: 1) Nominasi A adalah nilai 24-30 intensitas tinggi 2) Nominasi B adalah nilai 17-23 intensitas sedang 3) Nominasi C adalah nilai 10-16 intensitas rendah Dari data tersebut di atas perilaku keagamaan remaja dapat dikategorikan menjadi 3, sesuai dengan intervalnya: 1) Perilaku keagamaan remaja tinggi ada 68 responden 2) Perilaku keagamaan remaja sedang ada 7 responden 3) Perilaku keagamaan remaja rendah ada responden 0 responden
BAB IV ANALISIS DATA
Pada bab ini penulis akan menganalisis data yang telah terkumpul sehingga diketahui ada tidaknya pengaruh perhatian dan keteladanan beribadah khashah ibu terhadap perilaku keagamaan remaja di Desa Wujil Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. Analisis ini diperlukan untuk mengetahui tujuan penelitian. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh perhatian dan keteladanan beribadah khashah ibu terhadap perilaku keagamaan remaja, maka data yang diperoleh akan dianalisis statistik dan analisa kuantitatif. Dalam menganalisa data tersebut penulis menggunakan teknik product moment dan regresi ganda sebagai berikut : A. Analisis Deskriptif (Tiap-tiap variabel) Analisis pendahuluan dimaksudkan untuk mengetahui perhatian, keteladanan beribadah khashah ibu dan perilaku keagamaan remaja dengan menggunakan rumus prosentase yaitu: P Keterangan: P = Prosentase F = Frekuensi N = Jumlah responden
1. Perhatian Berdasarkan data dari hasil penelitian pada bab III tentang pengaruh perhatian dan keteladanan beribadah khashah ibu terhadap perilaku keagamaan remaja diketahui rekapitulasi adalah sebagai berikut: a. Untuk kategori tinggi perhatian beribadah khashah ibu antara skor 24-30 ada 54 responden.
b. Untuk kategori sedang perhatian beribadah khashah ibu antara skor 17-23 ada 21 responden.
c. Untuk kategori rendah perhatian beribadah khashah ibu antara skor 10-16 ada 0 responden:
Untuk lebih jelas penulis sampaikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi tentang perhatian beribadah khashah ibu. Tabel XII Rekapitulasi Perhatian Beribadah Khashah Ibu No
Kategori
1
Tinggi
2 3
Interval
Frekuensi
Prosentase
24-30
54
72%
Sedang
17-23
21
28%
Rendah
10-16
0
0%
75
100%
Jumlah
Dari perhitungan prosentase tersebut dapat disimpulkan bahwa perhatian beribadah khashah ibu yang tinggi sebesar 72%, yang sedang sebesar 28% dan yang rendah sebesar 0%. Sehingga dengan demikian, perhatian beribadah khashah ibu terhadap perilaku keagamaan remaja tergolong dalam kategori tinggi yaitu sebesar 72%. 2. Keteladanan Beribadah Khashah Ibu a. Untuk kategori tinggi keteladanan beribadah khashah ibu antara skor 2430 ada 60 responden:
b. Untuk kategori sedang keteladanan beribadah khashah ibu antara skor 17-23 ada 14 responden:
c. Untuk kategori rendah keteladanan beribadah khashah ibu antara skor 1016 ada 1 responden:
P = 1,3 Untuk lebih jelas penulis sampaikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi keteladanan beribadah khashah ibu di bawah ini: Tabel XIII Rekapitulasi Keteladanan Beribadah Khashah Ibu No
Kategori
Interval
Frekuensi
Prosentase
1
Tinggi
24-30
60
80%
2
Sedang
17-23
14
18,67%
3
Rendah
10-16
1
1,33%
75
100%
Jumlah D
Dari perhitungan prosentase tersebut dapat disimpulkan bahwa keteladanan beribadah khashah ibu yang tinggi sebesar 80%, 18,67% dan
yang rendah
yang sedang sebesar
sebesar 1,33%. Sehingga dengan demikian,
keteladanan beribadah khashah ibu di Desa Wujil tergolong dalam kategori tinggi yaitu sebesar 80%. 3. Perilaku Keagamaan Remaja a. Untuk perilaku keagamaan remaja kategori tinggi antara skor 24-30 ada 68 responden:
b. Untuk perilaku keagamaan remaja kategori sedang antar skor 17-23 ada 7 responden:
c. Untuk perilaku keagamaan remaja kategori rendah antara skor 10-16 ada 0 responden:
Untuk lebih jelas penulis sampaikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi tentang akhlaq siswa. Tabel XIV Rekapitulasi Perilaku Keagamaan Remaja No
Kategori
Internal
Frekuensi
Prosentase
1
Tinggi
24-30
68
90,67%
2
Sedang
17-23
7
9,33%
3
Rendah
10-16
0
0%
75
100%
Jumlah
Dari perhitungan prosentase tersebut dapat disimpulkan bahwa perilaku keagamaan remaja yang tinggi sebesar 90,67%, yang sedang sebesar 9,33% dan yang rendah sebesar 0%. Sehingga dengan demikian, perilaku keagamaan remaja di Desa Wujil tergolong dalam kategori tinggi yaitu sebesar 90,67%.
B. Pengujian Hipotesis Analisis uji hipotesis digunakan untuk menganalisis diterima tidaknya hipotesis yang diajukan dalam skripsi ini, pengaruh perhatian dan keteladanan beribadah khashah ibu terhadap perilaku keagamaan remaja di Desa Wujil Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. Maka
dibuktikan dengan mencari nilai koefisian regresi ganda antara variabel perhatian (X1) dan keteladanan beribadah khashah ibu (X2) terhadap perilaku keagamaan remaja (Y), yang dalam statistik lebih dikenal dengan sebuah uji regresi ganda. Selanjutnya untuk mengetahui signifikansi
antara X1 dan X2
terhadap Y ditentukan dengan rumus F hitung kemudian dibandingkan dengan F tabel. Adapun untuk mencari nilai koefisien regresi ganda tersebut, maka peneliti menempuh langkah-langkah sebagai berikut:
Tabel XV Tabel Kerja Koefisien Pengaruh Perhatian dan Keteladanan Beribadah Khashah Ibu Terhadap Perilaku Keagamaan Remaja
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
X1 27 28 29 26 26 29 28 26 28 28 26 28 27
X2 27 22 29 26 26 17 29 20 29 29 27 26 27
Y 27 28 29 27 28 29 27 27 29 28 27 26 27
X1.Y 729 784 841 702 728 841 756 702 812 784 702 728 729
X2.Y 729 616 841 702 728 493 783 540 841 812 729 676 729
X12 729 784 841 676 676 841 784 676 784 784 676 784 729
X22 729 484 841 676 676 289 841 400 841 841 729 676 729
Y2 729 784 841 729 784 841 729 729 841 784 729 676 729
14
26
28
28
728
784
676
784
784
X1.X2 729 616 841 676 676 493 812 520 812 812 702 728 729 728
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55
27 27 25 27 29 27 29 27 27 28 29 28 26 28 29 27 29 24 23 25 24 22 23 24 24 20 21 21 23 24 30 23 24 24 23 25 26 20 20 21 22
29 28 26 25 29 29 29 27 24 28 29 29 26 28 30 21 19 29 25 26 29 23 28 26 24 20 29 23 23 29 29 28 27 24 26 29 26 24 28 22 27
29 28 26 25 29 29 28 27 24 28 26 27 26 28 30 21 27 29 25 26 24 23 28 19 24 20 29 22 23 29 26 28 27 24 26 29 26 24 27 29 27
783 756 650 675 841 783 812 729 648 784 754 756 676 784 870 567 783 696 575 650 576 506 644 456 576 400 609 462 529 696 780 644 648 576 598 725 676 480 540 609 594
841 784 676 625 841 841 812 729 576 784 754 783 676 784 900 441 513 841 625 676 696 529 784 494 576 400 841 506 529 841 754 784 729 576 676 841 676 576 756 638 729
729 729 625 729 841 729 841 729 729 784 841 784 676 784 841 729 841 576 529 625 576 484 529 576 576 400 441 441 529 576 900 529 576 576 529 625 676 400 400 441 484
841 784 676 625 841 841 841 729 576 784 841 841 676 784 900 441 361 841 625 676 841 529 784 676 576 400 841 529 529 841 841 784 729 576 676 841 676 576 784 484 729
841 784 676 625 841 841 784 729 576 784 676 729 676 784 900 441 729 841 625 676 576 529 784 361 576 400 841 484 529 841 676 784 729 576 676 841 676 576 729 841 729
783 756 650 675 841 783 841 729 648 784 841 812 676 784 870 567 551 696 575 650 696 506 644 624 576 400 609 483 529 696 870 644 648 576 598 725 676 480 560 462 594
56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 Jumla h
24 23 20 19 24 21 23 26 26 17 29 20 20 26 25 25 25 26 24 28 187 8
27 27 25 26 19 28 15 26 29 19 30 17 17 26 24 28 26 27 25 30 193 3
25 27 25 28 27 28 29 26 28 25 27 24 26 29 24 24 26 23 25 25 198 0
600 621 500 532 648 588 667 676 728 425 783 480 520 754 600 600 650 598 600 700 4973 2
675 729 625 728 513 784 435 676 812 475 810 408 442 754 576 672 676 621 625 750 5122 2
576 529 400 361 576 441 529 676 676 289 841 400 400 676 625 625 625 676 576 784 4767 6
729 729 625 676 361 784 225 676 841 361 900 289 289 676 576 784 676 729 625 900 5075 3
625 729 625 784 729 784 841 676 784 625 729 576 676 841 576 576 676 529 625 625 5265 2
648 621 500 494 456 588 345 676 754 323 870 340 340 676 600 700 650 702 600 840 4870 5
Dari tabel diatas kita dapat menghitung nilai koefisien antara X1Y(rX1Y ), X2Y(rX2Y), dan antara koefisien X1X2(rX1X2) sebagai berikut:
1. Korelasi antara X1 dengan Y Untuk mengetahui pengaruh perhatian beribadah khashah ibu terhadap perilaku keagamaan remaja, maka menggunakan rumus: rX1Y = Keterangan: rX1Y
= Angka indek Korelasi “r” Product Moment
N
= Number of Cases X1 Y
= Jumlah hasil Perkalian antara skor X1 dan skor Y
X1
= Jumlah seluruh skor X1
Y
= Jumlah seluruh Y
Tabel XVI Ringkasan Statistik X1 dan Y Simbol Statistik
Nilai Statistik
N
75
X1
1878
Y
1980
X12
47676
Y2
52652
X1Y
49732
rX1Y = rX1Y = = = = = = 0,307 Jadi r = 0,307, selanjutnya dibandingkan dengan harga r tabel. Untuk df = N – nr, dengan N = 75 dan variabel yang penulis cari korelasinya adalah vairiabel X1 dan Y, maka nr = 2. Sehingga diperolah df-nya yaitu df = 75-2 = 73, pada taraf signifikan 5% (0,227) dan 1% (0,296), sedangkan untuk r hitung adalah 0,307. Ketentuan bila r hitung lebih kecil dari r tabel, maka Ho diterima, dan Ha ditolak. Tetapi sebaliknya bila r hitung lebih besar dari r tabel (rh > rt ) maka Ha diterima. Dari hasil tampak bahwa r hitung lebih besar dari r tabel maka Ha diterima, dengan demikian hasil dari (0,307) itu signifikan.
Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara perhatian beribadah khashah ibu terhadap perilaku keagamaan remaja. 2. Korelasi X2 dengan Y Untuk mengetahui pengaruh keteladanan beribadah khashah ibu terhadap perilaku keagamaan remaja, maka menggunakan rumus sebagai berikut: rx2y = Keterangan: rX2Y = Angka indek Korelasi “r” Product Moment N
= Number of Cases X2Y = Jumlah hasil Perkalian antara skor X2 dan skor Y X2
= Jumlah seluruh skor X1
Y
= Jumlah seluruh Y Tabel XVII Ringkasan Statistik X2 dan Y Simbol Statistik
Nilai Statistik
N
75
X2
1933
Y
1980
X22
50753
Y2
52652
X2Y
51222
rX2Y = rX2Y = = = = = = 0,320 Jadi r = 0,320, selanjutnya dibandingkan dengan harga r tabel. Untuk df = N – nr, dengan N = 75 dan variabel yang penulis cari korelasinya adalah vairiabel X1 dan Y, maka nr = 2. Sehingga diperolah df-nya yaitu df = 75-2 = 73, pada taraf signifikan 5% (0,227) dan 1% (0,296), sedangkan untuk r hitung adalah 0,320. Ketentuan bila r hitung lebih kecil dari r tabel, maka Ho diterima, dan Ha ditolak. Tetapi sebaliknya bila r hitung lebih besar dari r tabel (rh > rt ) maka Ha diterima. Dari hasil tampak bahwa r hitung lebih besar dari r tabel maka Ha diterima, dengan demikian hasil dari (0,320) itu signifikan.
Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara keteladanan beribadah khashah ibu terhadap perilaku keagamaan remaja. 3. Korelasi X1 dengan X2 Untuk mengetahui korelasi antara perhatian dan keteladanan beribadah khashah ibu, maka menggunakan rumus: rX1X2 = Keterangan: rX1X2 = Angka indek Korelasi “r” Product Moment N
= Number of Cases X1X2= Jumlah hasil perkalian antara skor X1 dan skor X2 X1
= Jumlah seluruh skor X1
X2
= jumlah seluruh skor X2
Tabel XVIII Ringkasan Statistik X1 dan X2 Simbol Statistik
Nilai Statistik
N
75
X1
1878
X2
1933
X12
47676
X22
50753
X1X2
48705
rx1x2 = rx1x2 = = = = = = 0,388 Jadi r = 0,388, selanjutnya dibandingkan dengan harga r tabel. Untuk df = N – nr, dengan N = 75 dan variabel yang penulis cari korelasinya adalah vairiabel X1 dan Y, maka nr = 2. Sehingga diperolah df-nya yaitu df = 75-2 = 73, pada taraf signifikan 5% (0,227) dan 1% (0,296), sedangkan untuk r hitung adalah 0,388. Ketentuan bila r hitung lebih kecil dari r tabel, maka Ho diterima, dan Ha ditolak. Tetapi sebaliknya bila r hitung lebih besar dari r tabel (rh > rt ) maka Ha diterima. Dari hasil tampak bahwa r hitung lebih besar dari r tabel maka Ha diterima, dengan demikian hasil dari (0,388) itu signifikan.
4. Mencari nilai koefisien korelasi ganda Untuk mencari nilai koefisien korelasi ganda perhatian dan keteladanan beribadah khashah ibu terhadap perilaku keagamaan remaja, maka menggunakan rumus: rX1X2Y = Keterangan : rX1X2Y= Korelasi ganda antara X1 X2 dan Y rX1Y = Korelasi antara rX1Y r
X2Y
= Korelasi antara rX2Y
rX1X2 = Korelasi antara rX1X2 rX1X2Y
= = = = = = 0,375
Setelah dilakukan perhitungan secara keseluruhan, maka didapat hasil bahwasannya terdapat pengaruh perhatian dan keteladanan beribadah khashah ibu terhadap perilaku keagamaan remaja sebesar
0,375 hubungan ini secara kuantitatif dapat dinyatakan sangat kuat, dan besarnya lebih dari korelasi individual antara X1 dengan Y, maupun X2 dengan Y. Korelasi sebesar 0,375 itu baru berlaku untuk sampel yang diteliti. Apakah koefisien hubungan itu dapat digeneralisasikan atau tidak, maka harus diuji signifikansinya dengan rumus sebagai berikut: Fh = = = = = 6,364 Setelah diuji nilai korelasi ganda (R) yang dihitung melalui uji F diatas adalah 6,364. Dalam hal ini berlaku ketentuan bila Fh lebih besar dari Ft, maka koefisien korelasi ganda yang diuji adalah signifikan. Jadi F hitung > F tabel atau 6,364 > 3,13 hal ini berarti terdapat hubungan yang signifikan antara perhatian dan keteladanan beribadah khasha ibu
terhadap perilaku keagamaan remaja di Desa Wujil Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang Tahun 2014.
C. Pembahasan Hasil Uji Hipotesis Setelah data berhasil di uji dengan menggunakan product moment dan regresi ganda, langkah awal kita mencari df (derajat kebebasan) dengan rumus df = N – nr. Responden (N) yang diteliti sebanyak 75 remaja. Variabel yang dicari hubungannya adalah variabel X dan Y, jadi nr = 2. Sehingga dapat diperoleh df-nya = 75 – 2= 73. Setelah diketahui df-nya kemudian dilihat pada tabel “r” product moment, maka diperoleh “r” product moment pada taraf kesalahan 5% (0,227) dan 1% (0,296) Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara rX1Y pada taraf 1%
(0,307 > 0,296), maka dapat disimpulkan bahwasannya
perhatian beribadah khashah ibu memiliki hubungan yang positif terhadap perilaku keagamaan remaja di Desa Wujl Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. Selanjutnya hubungan antara rX2Y (0,320) merupakan hubungan yang positif dan signifikan pada taraf 1% (0,320 > 0,296), maka dapat disimpulkan bahwasanya keteladanan beribadah khashah ibu memiliki
hubungan yang positif terhadap perilaku keagamaan remaja di Desa Wujl Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. Demikian halnya hubungan rX1X2
diperoleh hasil 0,388
merupakan hubungan positif dan signifikan pada taraf 1% (0,388 > 0,296). Maka dapat disimpulkan bahwasannya perhatian dan keteladanan beribadah khashah ibu memiliki hubungan yang positif terhadap perilaku keagamaan remaja di Desa Wujl Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. Begitu pula dengan hubungan RX1X2Y
diperoleh hasil 0,375
merupakan hubungan yang positif dan signifikan pada taraf 1% (0,375 > 0,296). Hal ini berarti hipotesa alternatif (Ha) diterima dan terbukti kebenarannya karena “ro” lebih besar dari “rt” dan hipotesa nol (Ho) ditolak kebenarannya. Maka dapat disimpulkan bahwasannya perhatian dan keteladanan beribadah khashah ibu memiliki hubungan yang positif terhadap perilaku keagamaan remaja. Selanjutnya untuk F hitung sebesar 6,364 sedangkan untuk F tabel yang diperoleh 3,13. Hal ini menunjukkan bahwa korelasi berganda tersebut antara perhatian (X1) dan keteladanan beribadah khashah ibu (X2) terhadap perilaku keagamaan remaja (Y) terdapat korelasi yang signifikan. Sehingga hipotesis alternatif (Ha) diterima karena F hitung
lebih besar dari F tabel (6,364 >3,13) sedangkan hipotesis nol ditolak karena tidak terbukti kebenarannya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tinggi rendahnya perhatian dan keteladanan beribadah khashah ibu memiliki hubungan yang positif terhadap perilaku keagamaan remaja Desa Wujil Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian pada bab III dan IV, dapat diambil kesimpulan sebagai jawaban untuk mengetahui tujuan penelitian sebelumnya yakni: untuk mengetahui hubungan yang positif antara persepsi perhatian (X1), keteladanana beribadah khashah ibu (X2) aplikasinya terhadap perilaku keagamaan remaja (Y) di Desa Wujil, maka setelah diadakan perhitungan menunjukkan: 1. Tingkat perhatian beribadah khashah ibu di Desa Wujil Tahun 2014, yang termasuk dalam kategori tinggi sebesar 72%, adapun yang berada dalam kategori sedang sebesar 28%, dan yang berada dalam kategori rendah sebesar 0%, dengan demikian perhatian beribadah khashah ibu di Desa Wujil Tahun 2014, tergolong dalam kategori tinggi yaitu sebesar 72%. 2. Tingkat keteladanan beribadah khashah ibu di Desa Wujil Tahun 2014, yang termasuk dalam kategori tinggi sebesar 80%, adapun yang berada dalam kategori sedang sebesar 18,67%, dan yang berada dalam kategori rendah sebesar 1,33%, dengan demikian keteladanan beribadah khashah ibu di Desa Wujil Tahun 2014, tergolong dalam kategori tinggi yaitu sebesar 80%.
3. Perilaku keagamaan di Desa Wujil Tahun 2014, yang termasuk dalam kategori tinggi sebesar 90,67%, adapun yang berada dalam kategori sedang sebesar 9,33%, dan yang berada dalam kategori rendah sebesar 0%, dengan demikian, perilaku keagamaan di Desa Wujil Tahun 2014 tergolong dalam kategori sedang yaitu sebesar 90,67%. 4. Berdasarkan analisis data, ada hubungan yang positif perhatian beribadah khashah ibu terhadap perilaku keagamaan remaja, hal ini dibuktikan dengan r = 0,307, kemudian dikonsultasikan dengan harga r tabel pada taraf kesalahan 5% (0,227) dan 1% (0,296), dan hasilnya lebih besar r hitung. 5. Berdasarkan analisis data, ada hubungan yang positif keteladanan beribadah khashah ibu terhadap perilaku keagamaan remaja, hal ini dibuktikan dengan r = 0,320, kemudian dikonsultasikan dengan harga r tabel pada taraf kesalahan 5% (0,227) dan 1% (0,296), dan hasilnya lebih besar r hitung. 6. Dari data penelitian yang dianalisis secara statistik diperoleh hasil bahwa ada hubungan yang positif perhatian dan keteladanan beribadah khashah ibu terhadap perilaku keagamaan remaja. Hal ini terbukti dengan koefisien korelasi regresi ganda dari hasil rX1X2Y hitung sebesar 0,375. Selanjutnya diuji signifikansinya dengan Fhitung, dan diperoleh Fhitung > Ftabel atau 6,364 >3,13. Hal ini berarti terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara perhatian dan keteladanan beribadah khashah ibu terhadap perilaku
keagamaan remaja Desa Wujil Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang Tahun 2014.
B. Saran-Saran Sesuai dengan tujuan penulisan skripsi ini, penulis menaruh harapan terhadap semua pihak agar dapat mengambil manfaat dari pikiran-pikiran yang tertuang dalam skripsi ini. Terlebih bagi warga Desa Wujil Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. 1. Orang tua terutama ibu dalam lingkungan keluarga merupakan pendidik utama dan pertama. Maka segala tindakan baik berupa tingkah laku maupun keputusan hendaklah bersifat mendidik. Karena ibu adalah pusat perhatian anak, maka segala tingkah laku yang dilihatnya akan mempengaruhi perkembangan fisik dan mental anak yang akhirnya dapat menjadi dasar tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari. 2. Peran penting seorang ibu dalam pendidikan agama sangat dibutuhkan, karena pendidikan agama merupakan dasar dalam pembentukan sikap, akhlak dan mengendalikan perilaku anak kearah yang baik. Oleh karena itu seorang ibu harus mendahulukan dalam pemberian nilai-nilai ajaran Islam sebagai benteng yang kuat. Sebagai tauladan bagi anak-anaknya, maka seorang ibu harus
memberikan
menganjurkan
contoh
yang
baik
dan
membiasakannya
serta
kepada putra putinya untuk mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. 3. Sesibuk apapun ibu dalam bekerja, meluangkan waktu untuk memberikan pendidikan kepada anak adalah lebih baik. Jika dalam memberikan perhatian terhadap pendidikan agama Islam pada anak kurang, maka waktu luang yang ada atau ketika tidak sibuk dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Dengan intensitas waktu yang sedikit untuk memberikan pendidikan agama Islam, maka harus ditingkatkan kualitas perhatian dan komunikasi secara efektif. Seorang ibu harus pandai dalam membagi waktu antara bekerja dan memberikan pendidikan kepada anak.
C. Penutup Dengan mengucapkan puji syukur alhamdulillah, dengan rahmat dan hidayah Allah SWT, maka penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Itu semua atas berkat hidayah, rahmat, dan izin Allah SWT. Oleh karena itu tiada kata yang pantas penulis ucapkan dengan ketulusan hati kecuali hanya memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT. Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penulisan dan pembahasan skripsi ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan kemampuan yang penulis miliki. Dengan kerendahan hati penulis sangat mengharap kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.
Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membimbing, mengarahkan dan membantu terselesainya penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan siapa saja yang berkesempatan membacanya serta dapat memberikan sumbangan yang positif bagi kemajuan pendidikan. Aamiin.
DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu. 1983. Psikologi Umum. Jakarta : Rineka Cipta. Aminudin Achyar, Choirul Umam. 2001. Usul Fiqh II. Yogyakarta: Pustaka Setia Anshor, Maria Ulfah dan Abdullah Ghalib. 2010. Parenting With Love Panduan Mendidik Anak Penuh Cinta dan Kasih Sayang. Bandung : PT. Mizan Pustaka. Arifuddin, Muhammad. 2009. Duhai Anakk., Sidoarjo :Masmedia Buana Pustaka. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek) : Suatu Pendekatan dan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta. ------------------------- . 2010. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek) : Suatu Pendekatan dan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Basyir, KH Ahmad Azhar Basyir. 2001. Falsafah Ibadah Dalam Islam. Yogyakarta : UII Press Yogyakarta.
Dakir. 1993. Dasar-Dasar Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Darodjat, Zakiyah. 1970. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta : Bulan Bintang. ---------------------- 1975. Pembinaan Remaja. Jakarta : Bulan Bintang. ---------------------- 1995. Ilmu Fiqh I. Jakarta : Bulan Bintang. Departemen Agama RI. 1990. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta :Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir Al-Qur‟an.
Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta : Balai Pustaka.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2004. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Hadi, Sutrisno. 2003. Metode Reseach I. Yogyakarta : Andi offset. Hendropuspito. 1990. Sosiologi Agama. Kanisius Herdiansyah, Ahmad. dkk. 2009. Bina Aqidah dan Akhlak (untuk Madrasah Ibtidaiyah Kelas 1V). Jakarta :Erlangga. Hidayatullah. 2009. Guru Sejati Membangun Insan Berkarakter Kuat dan Cerdas, Surakarta : Yuma Pustaka --------------- 2009. Pendidikan Karakter Membangun Peradapan Bangsa, Surakarta : Yuma Pustaka. http://aifaneducationzone.blogspot.com/p/islam/-zone.html
http://akabaruakbar.blogspot.com/2013/06/peran-dan-tugas-perwmpuan-dalamkeluarga.html diakses pada 30-04-2014 http://www.andyonline.net/2010/01/keteladanan-adalah-kunci-pendidikan.html pada 24-04-2014
di
unduh
http://id.m.wikipedia.org/wiki/haji diunduh pada 25-04-2014 http://id.m.wikipedia.org/wiki/zakat diunduh pada 25-04-2014 Mudzar, M Atho‟, Khairudin Nasution. 2003. Hukum Keluarga di Dunia Islam Modern. Ciputat Nata, Abuddin. 1997. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta : Logos Wacana Ilmu.
Rakhmat, Jalaludin. 1991. Psikologi Komunikasi. Bandung : Remaja Rosdakarya Rasjid , Sulaiman. 1994. Fiqih Islam. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Saleh, Hassan. 2008. Kajian Fiqh Nabawi dan Fiqh Kontemporer. Jakarta : Rajawali Pers. Sarwono, Sarlito Wirawan. 1996. Pengantar Umum Psikologi. Jakarta : Bulan Bintang. Slameto. 1995. Belajar dan faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan RND. Bandung: Alfabeta. Suryabrata, Sumadi. 1998. Metodologi Penelitian. Jakarta : PT. Grafindo Persada. ------------------------- Psikologi Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Suyanto, Agus. 1979. Psikologi Umum, Jakarta: Aksara Baru. Walgito, Bimo. 1981. Pengantar Psikologi Umum, Yogyakarta : Andi Offset. Yusuf, Syamsu LN. 2001. Psikologi Belajar Agama, Bandung: Maestro.
PENGARUH PERHATIAN DAN KETELADANAN BERIBADAH KHASHAH IBU TERHADAP PERILAKU KEAGAMAAN REMAJA pada masyarakat karyawan pabrik Desa Wujil Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang
A. Kisi-kisi perhatian beribadah khashah ibu Variabel Perhatian beribadah khashah ibu
Indikator 4. Mengawasi anak dalam beribadah kepada Allah 5. Mengingatkan agar shalat fardhu tepat pada waktunya 6. Mengingatkan agar rajin mengerjakan shalat-shalat sunnah 7. Mengingatkan agar rajin menjalankan puasa sunnah 8. Mengingatkan agar selalu melakukan puasa Ramadhan
Item Angket 1, 2 3, 4 5, 6 7, 8 9, 10
B. Kisi-kisi keteladanan beribadah khashah ibu Variabel Keteladanan beribadah khashah ibu
Indikator 1. Memberi contoh untuk mengeluarkan amal/zakat 2. Memberikan teladan kepada anak untuk melaksanakan shalat dengan tertib 3. Mengajarkan puasa kepada anak
Item Angket 1, 2, 3 4, 5, 6, 7 8, 9, 10
C. Kisi-kisi perilaku keagamaan remaja Variabel
Indikator 6. Suka berbuat kebaikan
Perilaku keagamaan remaja
Item Angket 1, 2, 3
7. Istiqomah atau konsekwen dalam pendirian 8. Tawakal
4, 5
9. Disiplin waktu dan produktif
7, 8
10. Melakukan sesuatu secara proposiaonal dan harmonis
9, 10
6
ANGKET PENGARUH PERHATIAN DAN KETELADANAN BERIBADAH KHASHAH IBU TERHADAP PERILAKU KEAGAMAAN REMAJA Pada Masyarakat Karyawan Pabrik Desa Wujil Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang Tahun 2014
Petunjuk Pertanyaan: 1. Isilah data pribadi anda dengan benar! 2. Bacalah dengan teliti pertanyaan-pertanyaan berikut ini kemudian pilihlah salah satu jawaban yang tersedia dengan memberi tanda silang (X) pada huruf a, b, atau c! 3. Pilihlah jawaban dibawah ini dengan jujur sesuai dengan keadaan yang anda alami dan rasakan, guna diperoleh keterangan yang sesuai dan benar!
Data Pribadi: 1. Nama
:………………………….
2. Jenis kelamin :…………………………. 3. Umur
:………………………….
4. Nama Ibu
: ………………………….
A. ANGKET TENTANG PERHATIAN 1. Apakah ibu anda memberikan bimbingan pengetahuan tentang tata cara berwudhu dengan benar? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
2. Apakah ibu anda memberikan contoh tata cara yang benar dalam melaksanakan wudhu? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
3. Apabila adzan telah berkumandang apakah ibu anda mengingatkan anda untuk melaksanakan shalat? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
4. Apakah ibu anda selalu membimbing dalam melaksanakan shalat fardhu dengan baik? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
5. Apakah ibu anda menyuruh anda melaksanakan shalat sunah sebelum melaksanakan shalat fardhu? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
6. Apakah ibu anda selalu memberikan bimbingan pengetahuan tentang tata cara melaksanakan shalat sunah dengan benar? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
7. Apakah ibu anda mengajak anda untuk menjalankan puasa sunah? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
8. Apakah ibu anda memberikan support (dukungan) kepada anda untuk menjalankan puasa sunah? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
9. Apakah ibu anda mengingatkan anda untuk melaksanakan puasa ramadhan? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
10. Ketika anda tidak melaksanakan puasa ramadhan, apakah ibu anda memberikan sanksi/hukuman kepada anda? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
B. ANGKET TENTANG KETELADANAN BERIBADAH KHASHAH IBU 1. Kewajiban seorang muslim antara lain adalah membayar/mengeluarkan zakat. Apakah ibu anda selalu mengeluarkan zakat fitrah setiap tahunnya? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
2. Apakah ibu anda mengeluarkan zakat mal setiap tahunnya? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
3. Bagaimanakah sikap ibu anda ketika melihat orang yang sedang memintaminta dijalan? Apakah ibu anda selalu memberi shodaqoh kepadanya? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
4. Apakah ibu anda taat melaksanakan shalat fardhu? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
5. Apakah ibu anda membaca do‟a setelah berwudhu? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
6. Dalam melaksanakan shalat fardhu apakah ibu anda selalu tepat waktu? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
7. Meskipun ibu anda sibuk, apakah ibu anda tetap melaksanakan shalat ? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
8. Apakah ibu anda melakukan puasa satu bulan penuh, kecuali sedang haid? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
9. Ketika menjalankan puasa ramadhan apakah ibu anda melakukan hal-hal yang dapat mengurangi pahala puasa, seperti marah-marah disiang hari? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
10. Apakah ibu anda mengajak anda untuk selalu meningkatkan ibadah di bulan ramadhan seperti dengan cara bertadarus, mengikuti pengajian dan melakukan shalat tahajud ? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
C. ANGKET TENTANG PERILAKU KEAGAMAAN REMAJA 1. Ketika ada seseorang yang membutuhkan pertolongan anda, apakah anda memberikan pertolongan kepadanya dengan rasa tulus ikhlas? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
2. Apakah tindakan anda selalu sopan baik ketika di lingkungan keluarga, masyarakat maupun sekolah ? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
3. Apakah anda rajin mengikuti kerja bakti bersih-bersih di masjid ? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
4. Apakah anda selalu melaksanakan shalat fardhu lima waktu dengan tertib? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
5. Pada bulan ramadhan apakah anda melaksanakan puasa ramadhan sebulan penuh? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
6. Ketika anda mendapatkan suatu hasil yang tidak sesuai harapan, apakah anda menerima ikhlas? a. a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
7. Apakah anda melaksanakan shalat fardhu tepat waktu? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
8. Apakah anda tadarus Al-Qur‟an setelah melaksanakan shalat fardhu? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
9. Dalam berpakaian sudahkah anda menutupi aurat sesuai dengan syari‟at islam ? a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. tidak pernah
10. Jika ibu anda sedang sakit, apakah anda meluangkan waktu untuk merawat ibu anda? a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. tidak pernah