PENGARUH PENYULUHAN DAN SIMULASI BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWA SMAN 9 KOTA MANADO
*Mulyadi *Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado *Alumnus STIK Immanuel Email :
[email protected] Abstrak : Emergencies can happen anywhere, anytime and to anyone. Efforts to resolve the life-saving emergency (life saving) to consider the time, the challenge is the life. One effort to improve survival is to perform first aid. The aim of research to determine the effect of health education and simulation Basic Life Support (BLS) on the level of knowledge of high school students 9 Manado. The study design one group pretest-posttest design to compare the knowledge of BLS before and after health education and simulation BLS. Samples numbered 47 people, engineering data collection through statistical kuesioner.Uji used Wilcoxon Signed Rank test with the results of p-value = 0.000 (α <0.05). The conclusion that there is influence of health education and simulation BLS on the level of knowledge of high school students 9 Manado. Recommendation: provision of information such as health education, simulation BLS should be carried out continuously. Key words : Knowledge, Basic Life Support (BLS) Abstrak: Kegawatdaruratan dapat terjadi dimana saja, kapan saja dan pada siapa saja. Upaya mengatasi kegawatdaruratan pada penyelamatan jiwa (life saving) dengan mempertimbangkan waktu, tantangannya adalah nyawa. Salah satu upaya dalam meningkatkan harapan hidup penderita adalah melakukan pertolongan pertama. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan dan simulasi Bantuan Hidup Dasar (BHD) terhadap tingkat pengetahuan Siswa SMA 9 Manado. Desain penelitian one group pre test-post test design untuk membandingkan pengetahuan tentang BHD sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan dan simulasi BHD. Sampel berjumlah 47 orang, teknik pengambilan data melalui kuesioner.Uji statistik yang digunakan Wilcoxon Signed Rank test dengan hasil nilai p-value = 0,000 (α < 0,05). Kesimpulan bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan dan simulasi BHD terhadap tingkat pengetahuan siswa SMA 9 Manado. Rekomendasi: pemberian informasi baik berupa pendidikan kesehatan, simulasi BHD perlu dilakukan secara kontinu. Kata Kunci: Pengetahuan, Bantuan Hidup Dasar
1
PENDAHULUAN Kegawatdaruratan dapat terjadi dimana saja, kapan saja dan pada siapa saja. Upaya mengatasi kegawatdaruratan pada penyelamatan jiwa (life saving) dengan mempertimbangkan waktu, tantangannya adalah nyawa( Hipgabi, 2012). Kondisi kegawatdaruratan diantaranya adalah serangan jantung. Data World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa serangan jantung masih menjadi pembunuh manusia nomor satu dinegara maju dan berkembang dengan menyumbang 60 persen dari seluruh kematian. Kematian mendadak dari penyakit jantung banyak diakibatkan oleh fatal iskemia, disritmia, dan disfungsi ventrikel kiri (Hudak & Gallo, 2010). Patofisiologi dasar kejadian kematian akibat adanya ketidak seimbangan antara penyediaan dan kebutuhan oksigen miokardium. Penyediaan oksigen miokardium bisa menurun atau kebutuhan oksigen meningkat melebihi batas cadangan perfusi koronaria, yang menyebabkan iskemia. Beberapa kejadian iskemia miokardium menimbulkan manifestasi klinik sangat bervariasi (Chung, 1995) Bila tidak segera mendapatkan bantuan, maka akan meimbulkan kematian secara mendadak pada orang yang mendapat serangan jantung (Black & Hawk, 2005) Salah satu upaya dalam meningkatkan harapan hidup penderita adalah melakukan pertolongan pertama. Pertolongan pertama itu sendiri hanya memberikan perawatan yang diperlukan sementara, sambil menunggu petugas kesehatan terlatih datang atau sebelum korban dibawa ke rumah sakit (Junaidi, 2011). Pendapat Frame (2003) menyatakan bahwa bantuan hidup dasar (BHD) dapat diajarkan kepada siapa saja. Setiap orang dewasa seharusnya memiliki keterampilan BHD, bahkan anak-anak juga dapat diajarkan sesuai dengan kapasitasnya. Semua lapisan masyarakat seharusnya diajarkan tentang bantuan hidup dasar terlebih bagi para pekerja yang berkaitan dengan pemberian pertolongan
keselamatan (Resusitacion Council, 2010). Salah satu lapisan masyarakat yang dapat diberikan pendidikan kesehatan dalam upaya pemberian pertolongan keselamatan adalah siswa SMA. Salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang yaitu tingkat pengetahuan. Pengetahuan adalah hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (melihat dan mendengar). Pengetahuan juga sangat erat dengan pendidikan, sebab pengetahuan didapat baik melalui pendidikan formal maupun informal (Notoatmodjo, 2010). Penelitian sebelumnya terdapat pengaruh antara pelatihan Teori Bantuan Hidup dasar terhadap pengetahuan tentang Resusitasi pada SMA Negri 1 Toili ( Lontoh, 2013). Salah satu SMA yang ada di kota Manado adalah SMA 9. SMA ini berlokasi di sekitar kampus Universitas Sam Ratulangi Manado. Sebaran siswa SMA yang berdomisili baik dari dalam kota Manado maupun Luar Kota Manado sehingga pemberdayaan masyarakat berbasis sekolah bisa dimulai dari tempat ini. METODE PENELITIAN Desain pada penelitian ini menggunakan One-Group Pre test-post test Design yang mengungkapkan sebab akibat dengan cara melibatkan satu kelompok subyek. Kelompok subyek diukur sebelum dilakukan intervensi, kemudian diukur lagi setelah intervensi. Intervensi berupa penyuluhan kesehatan tentang BHD dan dilanjutkan dengan simulasi oleh peneliti dan mengikutsertakan peserta/siswa. Sampel yang digunakan berjumlah 47 siswa SMA 9 Manado. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 10 Juli 2016. Instrument Yang digunkan: SPO Bantuan Hidup Dasar untuk pelaksanaan simulasi, SAP dan leaflet untuk melakukan penyuluhan. Adapun pengetahuan siswa diukur menggunakan kuisoner.
2
HASIL dan PEMBAHASAN Tabel 1. Distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamin Jenis Kelamin
n
%
Laki-Laki
15
32
Perempuan
32
68
Jumlah
47
100
Informasi yang diperoleh Ada
n
%
10
22
Tidak
37
78 100
42
39
83
1
2
Jumlah
47
100
47
100
Variabel
N
Sebelum diberikan Penyuluhan dan simulasi BHD
47
Mean
P Value
1.17
47
2.87
Sumber : Data Primer 2016
2. Menunjukan bahwa 78% responden tidak informasi tentang Bantuan Hidup Dasar
-
Kurang
0,000
Hasil penelitian berdasarkan tabel 4 di atas menunjukkan adanya pengaruh pemberian penyuluhan dan simulasi BHD terhadap pengetahuan siswa SMAN 9 Kota manado. Bantuan hidup dasar dapat diartikan sebagai usaha untuk mengatasi nyawa yang mengancam seseorang sehingga dapat mempertahankan hidupnya untuk sementara. Bantuan hidup dasar merupakan bagian dari pengelolaan gawat darurat medik yang mencegah berhentinya sirkulasi dan berhentinya respirasi (Frame, 2003). Berdasarkan informasi yang diperoleh ditemukan bahwa sedikit jumlah siswa yang memiliki informasi tetang BHD sebelumnya. Adapun siswa yang memperoleh informasi adalah siswa yang lebih aktif dalam kegaiatan PMR, OSIS dan organisasi siswa lainya.
Tabel 3. Distribusi frekuensi berdasarkan pengetahuan responden tentang Bantuan Hidup Dasar (BHD) sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan dan simulasi kesehatan Sesudah Sebelum Diberikan Diberikan Penyuluhan Pengeta Penyuluhan dan dan huan simulasi BHD simulasi BHD n % n % -
8
Sesudah diberikan Penyuluhan dan simulasi BHD
Sumber : Data Primer, 2016
Baik
4
Tabel 4. Pengaruh pendidikan kesehatan tentang BHD terhadap tingkat pengetahuan siswa
Tabel 2. Distribusi frekuensi berdasarkan informasi sebelumnya
Dari Tabel sebagaian besar memperoleh penatalaksanaan (BHD) sebelumya.
17
Dari tabel 3. Didapatkan data bahwa tingkat pengetahuan siswa sebelum diberikan penyuluhan dan simulasi BHD sebagian besar (83%) ada dalam kategori kurang, sedangkan pengetahuan siswa setelah dilakukan penyuluhan kesehatan dan simulasi sebagian besar ada pada kategori baik (90%).
Dari Tabel 1. didapatkan bahwa mayoritas responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 32 orang (68%).
47
8
Sumber : data primer, 2016
Sumber : Data Primer, 2016
Jumlah
Cukup
90
3
Informasi dan penyuluhan tentang Bantuan Hidup Dasar sangat minim dilakukan melalui iklan, seperti media Televisi radio dan sebagainya. Pengetahuan tentang Bantuan Hidup Dasar (BHD) sangat diperlukan oleh seluruh kalangan masyarakat dan bahkan sejak tingkat usia sekolah. Salah satu tingkat pendidikan yang bisa diajak dalam proses pemberdayaan masyarkat adalah siswa SMA. Penyuluhan kesehatan yang dilakukan di SMA yang direspon baik oleh siswa SMA, terlebih dengan metode simulasi yang dilakukan oleh peneliti. Susilo Rakhmat, 2011, mendefinisikan pendidikan kesehatan adalah suatu proses penyediaan bahwa pendidikan kesehatan adalah pengalaman belajar yang bertujuan untuk mempengaruhi pengetahuan, sikap dan perilaku yang ada hubungannya dengan kesehatan perorangan atau kelompok. Pada penelitian ini pendidikan kesehatan dilakukan berupa penyuluhan dan simulasi. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh peningkatan pengetahuan sebelum intervensi dan sesudah mendapat intervensi. Penelitian Meissner (2012) di Jerman menemukan hasil bahwa performa sebelum dilakukan pelatihan Basic Life Support pada Siswa Senior High School 29,2 % , setelah dilakukan pelatihan meningkat menjadi 99,2 % pada pelaksanaan Cardio Pulmonary Resusitation (CPR). Penelitian lain yang mendukung adalah Rau (2007) bahwa ada hubungan pengetahuan perawat dengan kemampuan melakukan Bantuan Hidup Dasar di IRD RSUP Kandou Manado. Berdasarkan hasil analisis menggunakan uji Wilcoxon Signed Ranks Test diperoleh nilai Pvalue = 0,000 ( α < 0,05 ) yang berarti H0 ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh penyuluhan dan simulasi BHD terhadap tingkat pengetahuan siswa SMAN 9 Kota Manado. Peranan orang awam dalam hal ini siswa SMA menjadi sangat penting utuk peningkatan harapan hidup seseorang melalui pengetahuan dan kemampuan melakukan Bantuan Hidup Dasar, oleh karena pemberian informasi baik berupa pendidikan kesehatan, simulasi BHD perlu dilakukan secara kontinu.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa : Tingkat pengetahuan siswa sebelum diberikan penyuluhan kesehatan dan simulasi BHD sebagian besar ada pada kategori pengetahuan kurang dan tingkat pengetahuan setelah dilakukan penyuluhan kesehatan dan simulasi BHD sebagian besar ada pada kategori pengetahuan baik. Berdasarkan uji statistik disimpulkan ada pengaruh penyuluhan kesehatan dan simulasi BHD terhadap tingkat pengetahuan siswa SMA 9 Kota Manado.
DAFTAR PUSTAKA Black, J.M., & Hawks, J.H (2005). Medical Surgical Nursing: Clinical Management for Positive Outcomes (7 ed): Elseiver Sounders Chung, E. K. ( 1995). Penuntun Praktis Penyakit Kardiovaskular (Quick Reference to Cardiovaskular Diseases) (A. Petrus, Trans.). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Frame, Scott B. (2003). PHTLS : Basic And Advanced Prehospital Trauma Life Support. (5 ed). issouri osby Hipgabi (2012), Kumpulan materi pelatihan Emergency Nursing. Jakarta Hudak, C. M. & Gallo, B. M. (2010). Keperawatan kritis: pendekatan holistik (Ed. 6). (M. Ester, Editor) (Asih, Penerjemah). Jakarta: EGC. Junaidi, I. (2011). Pedoman pertolongan pertama yang harus dilakukan saat gawat darurat medis. Yogyakarta: Penerbit Andi Lontoh, C. (2013). Pengaruh Pelatihan Teori Bantuan Hidup Dasar Terhadap Pengetahuan Resusitasi Jantung Paru Siswa-Siswi SMA Negeri 1 Toili. Skripsi. Manado : Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado Notoatmodjo, S (2003). Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
4
Rau, R. (2007). Hubungan Pengetahuan Perawat dengan Kemampuan Melakukan Bantuan Hidup Dasar Di IRD RSUP Kandou Manado.
Resuscitation Council. (2010, Oktober). Adult Basic Life Support http://www.resus.org.uk/pages/bls.pdf [Accesed 5 juli 2016] Susilo, R (2011). Pendidikan Kesehatan Dalam Keperawatan. Yogyakarta : Nuha Medika
5