PENGARUH PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DALAM BURSA EFEK INDONESIA)
Jenia Nur Soelistyoningrum Andri Prastiwi, SE, M.Si, Akt Universitas Diponegoro Semarang ABSTRACT This study aims to analyze the effect of Sustainability Report (SR) disclosure on the financial performance of companies (profitability, liquidity, earning per share). This research is replication from previous research, with adding new variables. Independent variables used in this study was the SR disclosure which was measured by using the index SRDI. The dependent variable used are the Return On Assets (ROA), Current Ratio (CR), and Dividend Payout Ratio (DPR). Sample of this research is a company that reveal SR which listed in Indonesia Stock Exchange (IDX) with the 2006-2008 study period. Data collected by purposive sampling method. The sample used was 36 companies. This study uses linear regression for data analysis. The results show that the disclosure of SR has positive significant effect to ROA and CR, whereas for the dependent variable DPR, SR disclosure has no significant effect. This means that in the presence of SR disclosure by the company will increase the profitability and liquidity of the company, whereas for DPR has no effect.
Keyword: Sustainability Report, profitability, liquidity, dividend payout ratio
1
1. PENDAHULUAN Hampir seluruh perusahaan yang ada di setiap negara berlomba-lomba untuk menjalankan bisnisnya sebaik mungkin guna meraih keuntungan. Dewasa ini tuntutan terhadap perusahaan semakin besar. Perusahaan diharapkan tidak hanya mementingkan kepentingan manajemen dan pemilik modal (investor dan kreditor) tetapi juga karyawan, konsumen serta masyarakat. Tuntutan terhadap perusahaan untuk memberikan informasi yang transparan, organisasi yang akuntabel serta tata kelola perusahaan yang semakin bagus (good corporate governance) semakin memaksa perusahaan untuk memberikan informasi mengenai aktivitas sosialnya. Pengungkapan kinerja lingkungan, sosial, dan ekonomi di dalam laporan tahunan atau laporan terpisah adalah untuk mencerminkan tingkat akuntabilitas, responsibilitas, dan transparansi perusahaan kepada investor dan stakeholders lainnya (Novita dan Djakman, 2008). Laporan keberlanjutan (Sustainability Report) kian menjadi tren dan kebutuhan bagi perusahaan progresif untuk menginformasikan perihal kinerja ekonomi, sosial dan lingkungannya sekaligus kepada seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) perusahaan (Chariri, 2009). Elkington (1997) menyatakan: “At its narrowest, the term “triple-bottom-line” is used as a framework from measuring and reporting corporate performance against economic, social, and environmental parameters. At its broadest, the term is used to capture the whole set of value, issue and proccesses that companies must address in order to minimiza any harm resulting from their activities and to create ecomonic, social and environmental value. The three lines represent society, the economic and the environment. Society depends on the economic – and the economy depends on the global ecosystem, whose health represents the ultimate bottom line”
Dapat disimpulkan bahwa Sustainability Reporting memuat tidak saja informasi kinerja keuangan tetapi juga informasi non keuangan yang terdiri dari
2
informasi aktivitas sosial dan lingkungan yang memungkinkan perusahaan bisa bertumbuh secara berkesinambungan (sustainable performance). Sustainability (keberlanjutan) adalah keseimbangan antara people-planet-profit, yang dikenal dengan konsep Triple Bottom Line (TBL). Sustainability terletak pada pertemuan antara tiga aspek, people-sosial; planet-environment; dan profit-economic. Sustainability Reports menurut World Business Council for Sustainable Development (WBCSD) bisa didefinisikan sebagai laporan publik dimana perusahaan memberikan gambaran posisi dan aktivitas perusahaan pada aspek ekonomi, lingkungan dan sosial kepada stakeholder internal dan eksternalnya (WBCSD 2002:7). Dengan demikian, SR idealnya mengintegrasikan tiga bentuk laporan sebelumnya (keuangan, sosial dan lingkungan). SR di Indonesia telah dipraktikkan sejak tahun 2000 dan pedoman GRI telah digunakan sebagai referensi bagi laporan perusahaan. Semakin banyak perusahaan yang mengungkapkan SR dapat dijadikan strategi bagi perusahaan untuk meningkatkan
kinerja keuangan satu
tahun mendatang.
Dengan
pengungkapan yang dilakukan tersebut, diharapkan tingkat profitabilitas, likuiditas, dan earning per share perusahaan akan meningkat dan perusahaan dapat berkembang secara berkesinambungan.
3
2. TELAAH TEORI 2.1
Landasan Teori
2.1.1 Teori Stakeholder Istilah stakeholder awalnya diperkenalkan oleh Stanford Research Institute (SRI), yakni merujuk kepada “those groups without whose support the organization would cease to exist” (Freeman, 1983). Inti dari pemikiran itu kurang lebih mengarah pada keberadaan suatu organisasi (dalam hal ini perusahaan) yang sangat dipengaruhi oleh dukungan kelompok-kelompok yang memiliki hubungan dengan organisasi tersebut. Donaldson dan Preston (1995:87) berpendapat bahwa stakeholder theory merupakan hal yang berkenaan dengan pengelolaan atau ketatalaksanaan (managerial) dan merekomendasikan sikap, struktur, dan praktik yang, apabila dilaksanakan secara bersama-sama, membentuk sebuah filosofi manajemen stakeholder. Model stakeholder ini melibatkan beberapa kostituen di luar model stakeholder yang konvensional, yaitu
governments, political group, trade
association, dan communities yang mungkin memiliki kepentingan yang berlawanan dengan perusahaan. Pengungkapan SR diharapkan dapat memenuhi keinginan dari stakeholder sehingga akan menghasilkan hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan stakeholdernya sehingga perusahaan dapat mencapai keberlanjutan atau kelestarian perusahaannya (sustainability). 2.1.2 Teori Legitimasi Teori legitimacy menegaskan bahwa perusahaan terus berupaya untuk memastikan bahwa mereka beroperasi dalam bingkai dan norma yang ada dalam masyarakat atau lingkungan dimana perusahaan berada, dimana mereka berusaha untuk memastikan bahwa aktifitas mereka (perusahaan) diterima oleh pihak luar sebagai suatu yang “sah” (Deegan, 2004). Ghozali dan Chariri (2007) menyatakan bahwa hal yang melandasi teori legitimacy adalah “kontrak sosial” yang terjadi antara perusahaan dengan masyarakat dimana perusahaan beroperasi dan menggunakan sumber ekonomi. Shocker dan Sethi (1974) dalam Ghozali dan Chariri (2007) memberikan penjelasan tentang konsep kontrak sosial, yaitu:
4
“Semua institusi sosial tidak terkecuali perusahaan beroperasi di masyarakat melalui kontrak sosial , baik eksplisit maupun implisit, dimana kelangsungan hidup dan pertumbuhannya didasarkan pada hasil akhir yang secara sosial dapat diberikan kepada masyarakat luas dan distribusi manfaat ekonomi, sosial atau politik kepada kelompok sesuai dengan power yang dimiliki.” Apabila perusahaan melakukan pengungkapan sosial, maka perusahaan merasa keberadaan dan aktivitasnya akan mendapat “status” dari masyarakat atau lingkungan dimana perusahaan tersebut beroperasi atau dapat dikatakan terlegitimasi. Teori legitimasi menganjurkan perusahaan untuk meyakinkan bahwa aktivitas dan kinerjanya dapat diterima oleh masyarakat. Perusahaan menggunakan laporan tahunan mereka untuk menggambarkan kesan tanggung jawab lingkungan, sehingga mereka diterima oleh masyarakat. Dengan adanya penerimaan dari masyarakat tersebut diharapkan dapat meningkatkan nilai perusahaan sehingga dapat meningkatkan laba perusahaan. 2.2
Sustainability Report
2.2.1
Definisi Sustainability Report Sustainability Report memiliki definisi yang beragam, menurut Elkington
(1997) SR berarti laporan yang memuat tidak saja informasi kinerja keuangan tetapi juga informasi non keuangan yang terdiri dari informasi aktivitas sosial dan lingkungan
yang
memungkinkan
perusahaan
bisa
bertumbuh
secara
berkesinambungan (sustainable performance). Pelaporan sustainability akan menjadi perhatian utama dalam pelaporan nonkeuangan. 2.2.2 Pengungkapan Sustainability Report Pengungkapan sosial perusahaan bersifat sukarela (voluntary disclosure), yaitu diungkapkan oleh perusahaan secara sukarela tanpa diharuskan oleh standar yang ada. Standar pelaporan pertanggungjawaban sosial masih belum memiliki standar yang baku, sehingga jumlah dan cara pengungkapan informasi sosial bergantung kepada kebijakan dari pihak manajemen perusahaan. Hal ini
5
mengakibatkan timbulnya variasi luas pengungkapan informasi sosial dalam laporan tahunan masing-masing perusahaan. 2.2.3
Prinsip Pengungkapan Sustainability Report Pengungkapan Sustainability Report yang sesuai dengan GRI (Global
Reporting Index) harus memenuhi beberapa prinsip. Prinsip-prinsip ini tercantum dalam GRI-G3 Guidelines, yaitu: 1.
Keseimbangan Sustainability Report sebaiknya mengungkapkan aspek positif dan negatif dari kinerja suatu perusahaan.
2.
Dapat dibandingkan Sustainability Report disajikan dengan seksama sehingga memungkinkan para stakeholder untuk menganalisis perubahan kinerja organisasi dari waktu ke waktu.
3.
Akurat Informasi yang dilaporkan dalam Sustainability Report harus cukup akurat dan rinci.
4.
Urut waktu Pelaporan Sustainability Report tersebut harus terjadwal dan informasi yang ada harus selalu tersedia bagi para stakeholder.
5.
Kesesuaian Informasi yang diberikan dalam Sustainability Report harus sesuai dengan pedoman dan dapat dimengerti serta dapat diakses oleh stakeholder.
6.
Dapat dipertanggungjawabkan Informasi dan proses yang digunakan dalam penyusunan laporan harus tepat sehingga dapat menetapkan kualitas dan materialitas informasi.
2.2.4 Pengungkapan dalam Sustainability Report Pengungkapan standar dalam SR menurut GRI-G3 Guidelines terdiri dari: 1.
Ekonomi Menyangkut dampak yang dihasilkan perusahaan pada kondisi ekonomi dari stakeholder dan pada sistem ekonomi di tingkat lokal, nasional, dan global.
6
2.
Lingkungan Menyangkut dampak yang dihasilkan perusahaan terhadap makhluk di bumi, dan lingkungan sekitar termasuk ekosistem, tanah, udara, dan air.
3.
Hak Asasi Manusia Adanya transparansi dalam mempertimbangkan pemilihan investor dan pemasok / kontraktor. Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan harus senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan.
4.
Masyarakat Memusatkan perhatian pada dampak organisasi terhadap masyarakat dimana mereka beroperasi, dan mengungkapkan bagaimana risiko yang mungkin timbul dari interaksi dengan lembaga sosial lainnya.
5.
Tanggung jawab produk Berisi pelaporan produk yang dihasilkan perusahaan dan layanan yang secara langsung mempengaruhi pelanggan, yaitu kesehatan dan keamanan, informasi dan pelabelan, pemasaran, dan privasi.
6.
Sosial Berisi kegiatan sosial yang dilakukan oleh perusahaan, apa saja yang sudah dilakukan dan bagaimana kegiatan tersebut dilakukan.
2.3
Kinerja Keuangan Kinerja Keuangan adalah hasil keputusan berdasarkan penilaian terhadap
kemampuan perusahaan, baik dari aspek likuiditas, aktivitas, solvabilitas dan profitabilitas yang dibuat oleh pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Kinerja keuangan dipakai manajemen sebagai salah satu pedoman untuk mengelola sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Laporan dari kinerja keuangan dibuat untuk menggambarkan kondisi keuangan perusahaan masa lalu dan digunakan untuk memprediksi keuangan dimasa yang akan datang. Herremans et al (1993) mengemukakan beberapa pokok pikiran mengenai hubungan antara tanggung jawab sosial perusahaan dan kinerja ekonomi, antara lain: 1.
Pokok pikiran yang menggambarkan kebijakan konvensional; berpendapat
7
bahwa terdapat biaya tambahan yang signifikan dan akan menghilangkan peluang perolehan laba untuk melaksanakan tanggung jawab sosial, sehingga akan menurunkan profitabilitas. 2.
Biaya tambahan khusus untuk melaksanakan tanggung jawab sosial akan menghasilkan dampak netral terhadap profitabilitas, hal ini karena tambahan biaya yang dikeluarkan tertutupi oleh keuntungan efesiensi yang ditimbulkan oleh pengeluaran biaya tersebut.
3.
Pokok pikiran yang memprediksikan bahwa tanggung jawab sosial perusahaan berdampak positif terhadap profitabilitas.
2.4
Pengembangan Hipotesis
2.4.1 Hubungan Pengungkapan Sustainability Report dengan Profitabilitas Perusahaan Profitabilitas merupakan suatu indikator kinerja manajemen dalam mengelola kekayaan perusahaan yang ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan. Dalam studi literatur yang dilakukan oleh Finch (2005), dalam Dahlia dan Siregar
(2008),
dikatakan
bahwa
tujuan
perusahaan
menggunakan
sustainability reporting framework adalah sebagai cara yang digunakan perusahaan untuk mengelola hubungan dengan stakeholdernya. Dengan pengungkapan SR yang dilakukan perusahaan diharapkan dapat memberikan bukti nyata bahwa proses produksi yang dilakukan perusahaan juga memperhatikan isu sosial, dan lingkungan, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan stakeholder yang akan berdampak pada peningkatan nilai perusahaan melalui peningkatan investasi yang berdampak pada peningkatan laba perusahaan. H1 : 2.4.2
Pengungkapan SR berpengaruh positif terhadap ROA perusahaan.
Hubungan Pengungkapan Sustainability Report dengan Likuiditas Perusahaan Rasio likuiditas merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya kepada kreditur jangka pendek. Burton, dkk (2000) dalam (Almilia dan Devi, 2007) juga mengatakan tingkat likuiditas yang tinggi akan menunjukkan kuatnya kondisi keuangan perusahaan.
8
Pengungkapan Sustainability Report diharapkan mampu meningkatkan dukungan stakeholder yang dapat mendorong investasi yang masuk. Investasi yang diperoleh dari para stakeholder, dapat digunakan untuk membiayai kewajiban perusahaan, sehingga likuiditas perusahaan meningkat. H2
: Pengungkapan SR berpengaruh positif terhadap CR perusahaan.
2.4.3
Hubungan Pengungkapan Sustainability Report dengan dividend payout ratio (DPR) Pada umumnya, tujuan investor melakukan investasi saham adalah untuk
mendapatkan keuntungan yang berupa dividend atau capital gain. Pemegang saham selalu berharap untuk mendapat dividen dalam jumlah besar atau minimal relatif stabil dari tahun ke tahun (Hadiwidjaja, 2007). Amalia dan Wijayanto (2007), dalam Dahlia dan Siregar (2008), menyatakan bahwa perusahaan dengan kinerja lingkungan yang bagus akan mendapatkan respon positif oleh para investor. Pengungkapan SR merupakan cara pertanggungjawaban perusahaan terhadap isu ekonomi, sosial, dan lingkungan. Pengungkapan tersebut diharapkan dapat menarik minat para stakeholder untuk melakukan investasi. Investasi yang masuk diharapkan dapat meningkatkan DPR. H3
: Pengungkapan SR berpengaruh positif terhadap DPR
2.5
Kerangka Pemikiran ROA
Pengungkapan Sustainability Report
CR
DPR
9
3. METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian 3.1.1 Variabel Dependen a.
Tingkat Profitabilitas Profitabilitas merupakan suatu indikator kinerja manajemen dalam mengelola
kekayaan perusahaan yang ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan. Menurut Albahi (2009) analisis ROA merupakan rasio terpenting diantara rasio profitabilitas dan merupakan teknik analisis yang lazim digunakan untuk mengukur tingkat efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan. Analisis ROA mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan total aset (kekayaan) yang dipunyai perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-biaya untuk mendanai aset tersebut (Hanafi, 1995).
b. Tingkat Likuiditas Rasio likuiditas merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya kepada kreditur jangka pendek. Analisis rasio likuiditas yang lengkap membutuhkan penggunaan anggaran kas, tetapi dengan menghubungkan jumlah kas dan aktiva lancar lainnya terdapat kewajiban lancar, analisis rasio memberikan pengukuran likuiditas yang cepat. Pada penelitian kali ini digunakan rasio lancar. Rasio Lancar (current ratio) di hitung dengan membagi aktiva lancar dengan kewajiban lancar. c.
Rasio Pembayaran Dividen Rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio) melihat bagian earning
(pendapatan) yang dibayarkan sebagai dividen kepada investor. Bagian lain yang tidak dibagikan akan diinvestasikan kembali ke perusahaan (Hanafi,1995). Pemegang saham selalu berharap untuk mendapat dividen dalam jumlah besar atau minimal relatif stabil dari tahun ke tahun (Hadiwidjaja, 2007) 10
3.1.2
!
Variabel Independen Variabel
independen
dalam
penelitian
ini
adalah
pengungkapan
Sustainability Report. Pengungkapan Sustainability Report didefinisikan sebagai data yang diungkapkan perusahaan berkaitan dengan aktivitas sosial yang dilakukan perusahaan yang meliputi tema sebagai berikut : Economic, Environmental, Human Rights, Labor Practices & Decent Work, Society, dan Product Responsibility (GRI-G3 Guideliness). Variabel ini diukur melalui Sustainability Report Disclosure Index (SRDI). SRDI menilai tanggung jawab sosial yang sesuai dengan kriteria menurut GRI, dari 6 aspek pengungkapan sustainability reporting terdapat 79 item yang kemudian disesuaikan kembali dengan masing-masing perusahaan. Perhitungan SRDI dilakukan dengan memberikan skor 1 jika satu item diungkapkan, dan 0 jika tidak diungkapkan. Setelah dilakukan pemberian skor pada seluruh item, skor tersebut kemudian dijumlahkan untuk memperoleh keseluruhan skor untuk setiap perusahaan. Rumus perhitungan RSDI adalah: "#
$ %
Dimana: SRDI =
Sustainability Report Disclosure Index perusahaan
V
=
Jumlah item yang diungkapkan perusahaan
M
=
Jumlah item yang diharapkan
3.2 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang sahamnya terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2006-2009. Pemilihan dimulai pada tahun 2006 karena tahun tersebut merupakan tahun awal pengungkapan SR. Perbedaan tahun penelitian dimaksudkan untuk megetahui kinerja keuangan satu tahun yang akan datang. Teknik pemilihan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, dengan kriteria sebagai berikut:
11
1. Perusahaan yang mempublikasikan SR berturut-turut tahun 2006-2008, dan masuk dalam nominasi ISRA (Indonesia Sustainability Reporting Awards) serta dapat diakses melalui website perusahaan dan website BEI (http://www.idx.co.id). Ini menunjukkan bahwa informasi yang terdapat dalam SR perusahaan dapat diakses oleh publik. 2. Perusahaan tersebut mempublikasikan laporan keuangan selama tiga tahun berturut-turut (2007, 2008, dan 2009) dan semua variabel yang dibutuhkan dalam penelitian ini tersedia. 3.3
Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yang
diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara. Data sekunder yang digunakan adalah sustainability report dan laporan keuangan yang didapat dari website perusahaan atau website BEI (http://www.idx.co.id). Data untuk variabel SRDI diperoleh dari sustainability report perusahaan, data untuk variabel profitabilitas, likuiditas, dan rasio pembayaran dividen didapat dari laporan keuangan perusahaan dan ICMD 2010 (Indonesia Capital Market Directory). 3.4
Metode Pengumpulan Data Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode content analysis
(analisis isi). Dalam teknik analisis isi, penilaian tanggung jawab sosial berdasarkan pada pengungkapan dalam media publikasi perusahaan terutama dalam annual report dan sustainability report. 3.5 Metode Analisis Data (Simple Regression) 3.5.1
Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan variabel-variabel
dalam penelitian ini. Analisis ini akan menghasilkan rata-rata (mean), nilai maksimal, nilai minimal, dan standar deviasi untuk mendeskripsikan variabel penelitian. 3.5.2
Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen memiliki distribusi data yang normal
12
atau tidak. b. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas adalah varian residual yang tidak konstan pada regresi sehingga akurasi hasil prediksi menjadi meragukan. Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian
dari
residual
suatu
pengamatan
ke
pengamatan
yang
lain.
Heteroskedastisitas menggambarkan nilai hubungan antara nilai yang diprediksi dengan studentized delete residual nilai tersebut. c. Uji Autokorelasi Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi yaitu dengan menggunakan uji Durbin Watson. Uji Durbin Watson ini hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intersep dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi diantara variabel penjelas. 3.5.3 Analisis Regresi Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model persamaan regresi sederhana untuk menguji adanya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Model analisis pengaruh pengungkapan sustainability report terhadap kinerja keuangan dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut: ROA(t+1)
= β0 + β1 SRDI + e (1)
CR(t+1)
= β0 + β1 SRDI + e (2)
EPS(t+1)
= β0 + β1 SRDI + e (3)
Dimana: ROA :
Return On Asset
CR
:
Current Ratio / Rasio Lancar
EPS
:
Earning Per Share
SRDI :
Sustainability Report Disclosure Index berdasarkan indikator GRIG3 Guidelines
β
:
Koefisien yang diestimasi
e
:
error term
13
3.5.4
Pengujian Hipotesis (Simple Regression)
3.5.4.1 Uji Koefisien Determinasi (R²) Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan model dalam menjelaskan variasi variabel dependen. Semakin besar nilai koefisien determinasi berarti semakin besar kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen. Sebaliknya, semakin kecil nilai koefisien determinasi berarti semakin kecil kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen atau sangat terbatas. 3.5.4.2 Uji Regresi Parsial (Uji t) Pengujian untuk mengetahui kemampuan variabel independen dalam menjelaskan perilaku variabel dependen dengan uji statistik t. Pengujian dilakukan dengan menggunakan signifikansi level 0,05 (alpha = 5%).
14
4. HASIL PENELITIAN 4.1
Deskripsi Objek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar pada Bursa
Efek Indonesia periode 2006-2008. Dalam penelitian ini objek penelitian yang digunakan adalah perusahaan yang mengungkapkan Sustainability Report yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk periode 2006-2008 dengan memenuhi kriteria yang ditetapkan dalam purposive sampling, yaitu metode penentuan sampel berdasarkan kriteria tertentu. Dari 398 perusahaan, melalui prosedur penentuan sampel sebagaimana dipaparkan dalam bab III, terdapat 12 perusahaan yang memenuhi kriteria sampel penelitian. Periode pengamatan perusahaan adalah tahun 2006-2008 sehingga jumlah sampel yang diobservasi adalah 36. 4.2
Analisis Data
4.2.1
Statistik Deskriptif Penelitian ini menggunakan tema pengungkapan sosial, ekonomi, dan
lingkungan yang secara keseluruhan terdiri dari 79 item pada 6 aspek yang diusung dalam Sustainability Report. Indeks pengungkapan Sustainability Report diperoleh sebesar 0,2729 atau 27,29%. Hal ini berarti bahwa dalam satu periode 2006 – 2008 dalam Sustainability Report, perusahaan sampel mengungkapkan sebanyak 27,29% pengungkapan sosial, ekonomi, dan lingkungan yang dilakukan perusahaan. Indeks pengungkapan Sustainability Report terkecil adalah sebesar 0,06 dimiliki oleh PT. Holcim dan indeks pengungkapan terbesar adalah sebesar 0,92 dimiliki oleh PT. Bumi Resources. Variabel dependen profitabilitas (ROA) dari perusahaan sampel pada tahun 2007 – 2009 diperoleh rata-rata sebesar 0,1787. Nilai ROA terendah adalah sebesar 0,02 dimiliki oleh PT. HOLCIM dan nilai ROA yang terbesar adalah sebesar 0,62 dimiliki oleh PT. International Nickel, sedangkan nilai standar deviasi dari seluruh sampel adalah sebesar 0,13769. Variabel dependen likuiditas (CR) dari perusahaan sampel pada tahun 2007 – 2009 diperoleh rata-rata sebesar 2,5083. Nilai CR terendah adalah sebesar
15
0,54 dimiliki oleh PT. Telkom dan nilai CR yang terbesar adalah sebesar 8,02 dimiliki oleh PT. Aneka Tambang, sedangkan nilai standar deviasi dari seluruh sampel adalah sebesar 1,94023. Variabel dependen DPR dari perusahaan sampel pada tahun 2007 – 2009 diperoleh rata-rata sebesar 80,2621 rupiah. Hal ini berarti bahwa perusahaan sampel rata-rata memiliki kemampuan untuk membagikan dividen sebesar 80,261 persen dari laba yang diperoleh perusahaan. Namun demikian perusahaan yang membagikan dividen hanya 29 perusahaan. Nilai DPR terendah adalah sebesar 4,99 persen yang dimiliki oleh PT. Timah pada tahun 2008 dan nilai DPR yang terbesar adalah sebesar 844,37 persen yang dimiliki oleh PT. Internasional Nickel (INCO) pada tahun 2007, sedangkan nilai standar deviasi dari seluruh sampel adalah sebesar 150,2375. Deskripsi Variabel Penelitian
ROA CR DPR
N
Minimum Maximum Mean
Std. Deviation
36 36 29 36
.02 .54 4.99 .06
.13769 1.94023 150.23750 .23290
SR Valid N (listwise) 29
.62 8.02 844.37 .92
.1787 2.5083 80.2621 .2729
Sumber : Data sekunder yang diolah
4.3. Model I: Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report terhadap ROA 4.3.1. Hasil Pengujian Asumsi Klasik Model I a. Uji Normalitas Hasil pengujian
menunjukkan nilai Kolmogorov-Smirnov
dengan
signifikansi sebesar 0,402 yang lebih besar dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.
16
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N
36
Normal Parameters
a
Mean
.0000000
Std. Deviation Absolute
Most Extreme Differences
.76957295 .149
Positive Negative
.065 -.149
Kolmogorov-Smirnov Z
.893
Asymp. Sig. (2-tailed)
.402
a. Test distribution is Normal.
b. Uji Heterokedastisitas Uji Heteroskedastisitas Model I: Dependen Variabel ROA
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B
Std. Error
(Constant)
.930
.194
Ln.SR
.224
.112
Coefficients Beta
T
.325
Sig.
4.787
.000
2.004
.053
a. Dependent Variable: AbsRes1
sumber : Data sekunder yang diolah model regresi pada model
ini tidak mengandung adanya masalah
heteroskedastisitas, dengan tingkat probabilitas signifikansinya lebih dari 5%. c. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi dilakukan dengan menggunakan Uji Durbin Watson. Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi kita harus melihat nilai uji D-W, diperoleh nilai D-W berada diantara DU yaitu 1,53 dan
4 – Du yaitu 2,47.
Dengan demikian menunjukkan bahwa model regresi tersebut sudah bebas dari masalah autokorelasi.
17
4.3.2 Hasil Pengujian Hipotesis Model I Hasil persamaan regresi menunjukkan bahwa koefisien regresi variabel Sustainability Report bertanda positif. Hal ini menunjukkan bahwa pengungkapan Sustainability Report yang semakin luas akan memungkinkan diperolehnya ROA yang semakin besar pada 1 tahun ke depan. Hasil Uji Regresi Model I: Dependen Variabel ROA Coefficientsa
Model 1
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
B
Beta
Std. Error
(Constant) -1.396
.315
T
Sig.
-4.433
.000
Ln.SR .393 .182 .348 2.163 a. Dependent Variable: Ln.ROA Koefisien Determinasi Model I: Dependen Variabel ROA
Adjusted Model R 1
.348a
.038
R Std. Error of Durbin-
R Square Square
the Estimate
Watson
.121
.78081
2.049
.095
a. Predictors: (Constant), Ln.SR b. Dependent Variable: Ln.ROA Pada tabel 4.7 menunjukkan bahwa bahwa koefisien determinasi yang menunjukkan nilai R2 sebesar 0,121. Hal ini berarti bahwa 12,1% variasi ROA dapat dijelaskan secara signifikan oleh variabel pengungkapan Sustainability Report, sedangkan 87,9% ROA dapat dapat dijelaskan oleh variabel lain.
4.4 Model II: Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report terhadap CR 4.4.1 Pengujian Asumsi Klasik Model I
18
a. Uji Normalitas Hasil pengujian menunjukkan nilai Kolmogorov-Smirnov dengan signifikan sebesar 0,700 yang lebih besar dari 0,05 , dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas. Uji Normalitas Model 2 : Dependen Variabel CR One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parametersa
Mean Std. Deviation Most Extreme Absolute Differences Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal.
36 .0000000 .65174301 .118 .094 -.118 .707 .700
b. Uji Heterokedastisitas Hasil dari Uji Glejser menunjukkan bahwa model regresi pada model ini tidak mengandung adanya masalah heteroskedastisitas.
Model 1
(Constant)
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
B
Std. Error
Beta
.702
.146
Ln.SR .122 .084 a. Dependent Variable: AbsRes2 Sumber : Data sekunder yang diolah
.243
T
Sig.
4.821
.000
1.460
.153
c. Uji Autokorelasi Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi kita harus melihat nilai uji D-W. Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai D-W berada diantara DU yaitu 1,53 dan 4 – Du yaitu 2,47. Maka, model regresi tersebut bebas dari masalah autokorelasi.
19
4.4.2 Pengujian Hipotesis Hasil penelitan menunjukkan nilai t sebesar 2,332 dengan tingkat signifikan sebesar 0,026 berada lebih kecil dari α = 0,05, sehingga hasil penelitian ini mendukung hipotesis kedua. Dapat disimpulkan bahwa pengungkapan SR mempengaruhi CR pada 1 tahun ke depan. Hasil Uji Regresi Model II: Dependen Variabel CR
Model 1
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
B
Beta
Std. Error
(Constant) 1.238
.267
Ln.SR .359 .154 a. Dependent Variable: Ln.CR Sumber : Data sekunder yang diolah
.371
T
Sig.
4.640
.000
2.332
.026
Koefisien Determinasi Model II: Dependen Variabel CR Model Summaryb Model R
Adjusted R Square Square
R Std. Error of Durbinthe Estimate Watson
1 .371a .138 .113 a. Predictors: (Constant), Ln.SR b. Dependent Variable: Ln.CR
.66125
1.539
Pada tabel menunjukkan bahwa bahwa koefisien determinasi yang menunjukkan nilai R2 sebesar 0,138. Hal ini berarti bahwa 13,8% variasi CR dapat dijelaskan secara signifikan oleh variabel pengungkapan Sustainability Report, sedangkan 86,2% CR dapat dapat dijelaskan oleh variabel lain.
4.5 Model III: Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report terhadap DPR 4.5.1 Hasil Pengujian Asumsi Klasik Model III
20
a. Uji Normalitas Hasil pengujian
menunjukkan bahwa hasil uji Kolmogorov-Smirnov yang
menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,282 yang lebih besar dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas. Uji Normalitas Model III: Dependen Variabel DPR
Unstandardized Residual N Normal Parametersa Most Extreme Differences
29 .0000000 .88659390 .184 .184 -.134 .989 .282
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b.
Uji Heterokedastisitas Hasil pengujian heteroskedastisitas model III dependen variabel DPR
dapat dilihat pada tabel. Dari tabel tersebut diperoleh bahwa variabel bebas tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan nilai mutlak residualnya. Hal ini berarti bahwa model regresi pada model ini tidak mengandung adanya masalah heteroskedastisitas. Uji Heteroskedastisitas Model III: Dependen Variabel DPR
Model 1
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
B
Beta
(Constant) .588
Std. Error .296
LnSR .026 .177 a. Dependent Variable: AbsRes3 Sumber : Data sekunder yang diolah
.028
T
Sig.
1.986
.057
.144
.886
21
c. Uji Autokorelasi Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi kita harus melihat nilai uji DW.
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.15 diperoleh nilai D-W berada
diantara DU yaitu 1,53 dan 4 – Du yaitu 2,47. Dengan demikian menunjukkan bahwa model regresi tersebut sudah bebas dari masalah autokorelasi. 4.5.2 Hasil Pengujian Hipotesis Model III Hasil penelitan menunjukkan nilai t sebesar -0,828 dengan tingkat signifikan sebesar 0,415 berada lebih besar dari = 0,05, sehingga hasil penelitian ini tidak mendukung hipotesis ketiga. Dapat disimpulkan bahwa pengungkapan SR tidak mempengaruhi DPR secara signifikan pada 1 tahun ke depan. Hasil Uji Regresi Model III: Dependen Variabel DPR Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Standardized Coefficients
Std. Error 3.586
LnSR -.189 a. Dependent Variable: LnDPR Sumber : Data sekunder yang diolah
Beta
.382 .228
-.157
t
Sig.
9.389
.000
-.828
.415
Koefisien Determinasi Model III: Dependen Variabel DPR
Model R
Adjusted R Square Square
1 .157a .025 -.011 a. Predictors: (Constant), LnSR b. Dependent Variable: LnDPR
R Std. Error of Durbinthe Estimate Watson .90286
2.227
Pada tabel 4.17 menunjukkan bahwa bahwa koefisien determinasi yang menunjukkan nilai R2 sebesar 0,025. Hal ini berarti bahwa 2,5% variasi DPR dapat dijelaskan secara signifikan oleh variabel pengungkapan SR, sedangkan 97,5% DPR dapat dapat dijelaskan oleh variabel lain.
22
4.6 Interpretasi Hasil a. Pengaruh pengungkapan Sustainability Report terhadap ROA Hasil pengujian menunjukkan bahwa pengungkapan Sustainability Report berpengaruh signifikan terhadap ROA dengan arah positif, hasil ini sesuai dengan studi yang dilakukan oleh Finch (2005), dalam Dahlia dan Siregar (2008), dikatakan bahwa tujuan perusahaan menggunakan sustainability reporting framework adalah untuk mengkomunikasikan kinerja manajemen dalam mencapai keuntungan jangka panjang perusahaan kepada stakeholders, seperti perbaikan kinerja keuangan, kenaikan dalam competitive advantage, maksimisasi profit, serta kesusksesan perusahaan jangka panjang. Hal ini berarti bahwa semakin luas pengungkapan Sustainability Report yang dilakukan perusahaan akan dapat memberikan ROA yang lebih besar pada perusahaan pada kondisi keuangan 1 tahun ke depan. Pengungkapan Sustainability Report oleh perusahaan akan memberikan informasi positif tentang hal-hal yang dilakukan oleh perusahaan berkaitan dengan masalahmasalah ekonomi, lingkungan, tenaga kerja, produk, dan masalah sosial lainnya. Bagaimanapun informasi dalam Sustainability Report dapat menjadi salah satu media promosional bagi publik sehingga sikap positif masyarakat terhadap perusahaan akan semakin besar. Hal ini dapat berdampak pada peningkatan kinerja dan kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba. b. Pengaruh pengungkapan Sustainability Report terhadap CR Variabel pengungkapan Sustainability Report berpengaruh signifikan terhadap CR pada taraf 5%.
Hasil ini menunjukkan bahwa bahwa perusahaan yang
mengungkapkan Sustainability Report yang lebih luas akan dapat meningkatkan CR pada 1 tahun ke depan. CR yang tinggi mencerminkan bahwa perusahaan berada dalam kondisi likuid atau perusahaan memiliki kemampuan untuk menutup hutang-hutang jangka pendeknya. Hal ini dikarenakan perusahaan mampu mendapatkan aktiva lancar yang besar. Perolehan aktiva lancar yang besar dapat didukung oleh peningkatan beberapa aktivitas perusahaan berupa kas dan piutang dagang yang dapat
23
bersumber dari peningkatan kemampuan perusahaan dalam menjual produkproduk mereka. Peningkatan tersebut dapat terjadi karena adanya dampak dari pengungkapan Sustainability Report yang dapat menjadi pertimbangan khusus dari pihak eksternal termasuk konsumen. c. Pengaruh pengungkapan Sustainability Report terhadap DPR Hasil pengujian menunjukkan bahwa pengungkapan Sustainability Report tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap DPR. Hal ini menunjukkan bahwa pengungkapan yang lebih luas nampaknya belum mampu meningkatkan DPR. Hal ini berbeda dengan hasil yang diperoleh Amalia dan Wijayanto (2007), dalam Dahlia dan Siregar (2008), menyatakan bahwa perusahaan dengan kinerja lingkungan yang bagus akan mendapatkan respon positif oleh para investor melalui fluktuasi harga saham yang semakin naik dari periode ke periode. Tidak adanya pengaruh pengungkapan Sustainability Report terhadap DPR nampaknya dikenakan sifat dari DPR yang mencerminkan besarnya dividen yang dibagikan kepada investor dari laba yang diperoleh. Hal ini dimungkinkan investor mengutamakan profit yang didapatkan, sehingga
aktivitas sosial
perusahaan jarang sekali berkaitan langsung dengan nilai yang dapat diperoleh investor.
24
5. SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengungkapan Sustainability Report terhadap kinerja keuangan perusahaan yang meliputi ROA, CR dan DPR. Dari hasil analisis data, pengujian hipotesis, dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa
untuk
pengujian
hipotesis
model
I,
pengungkapan
Sustainability Report memiliki pengaruh signifikan terhadap ROA dengan arah positif. Perusahaan dengan pengungkapan Sustainability Report yang luas cenderung mendapatkan ROA yang besar pada 1 tahun berikutnya. Pengujian
hipotesis
model
II
diperoleh
bahwa
pengungkapan
Sustainability Report memiliki pengaruh signifikan terhadap CR dengan arah positif. Perusahaan dengan pengungkapan Sustainability Report yang luas cenderung mendapatkan CR yang besar pada 1 tahun berikutnya, sedangkan untuk pengujian hipotesis model III diperoleh bahwa pengungkapan Sustainability Report tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap DPR.
5.2 Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki keterbatasan-keterbatasan yang sekaligus dapat merupakan arah bagi penelitian yang akan datang antara lain : 1. Jumlah sampel yang digunakan terlalu kecil, yaitu hanya 36 perusahaan yang terdaftar di BEI, dikarenakan masih sedikit perusahaan yang mengungkapkan SR baik berdiri sendiri maupun terintegrasi dengan laporan tahunan. Pengujian dengan sampel yang lebih banyak akan menjauhkan dari distribusi data yang tidak normal. 2. Terdapat unsur subjektivitas dalam menentukan indeks pengungkapan. Hal ini dikarenakan tidak adanya penentuan baku yang dapat dijadikan standar atau acuan, sehingga penentuan indeks untuk indikator dalam kategori yang sama akan berbeda untuk setiap peneliti.
25
5.3 Saran Demi kesempurnaan penelitian selanjutnya perlu diperhatikan beberapa faktor yang dapat meningkatkan validitas hasil penelitian, yaitu:
1. Melakukan penelitian ulang di masa mendatang dengan menggunakan sampel yang lebih luas dan representative dan memperpanjang periode pengamatan sehingga jumlah sampel penelitian juga lebih banyak. Hal ini dapat meningkatkan distribusi data yang lebih baik.
2. Bagi peneliti yang akan mereplikasi penelitian asing disarankan untuk memperhatikan perbedaan budaya dan kondisi perekonomian di berbagai negara. Di beberapa negara maju dengan kondisi perekonomian yang lebih stabil, perusahaan mempunyai kemampuan pendanaan yang lebih untuk dialokasikan pada kegiatan yang terkait dengan kepedulian terhadap lingkungan dibandingkan dengan perusahaan di negara yang sedang berkembang dengan kondisi perekonomian
yang relatif stabil dan
kemampuan pendanaan yang terbatas.
3. Bagi peneliti selanjutnya, dapat menggunakan pengukuran lain dalam mengukur variabel yang ada, atau menambahkan variabel baru dalam penelitian selanjutnya.
26
REFERENSI
Alewine, Hank C and Dan N. Stone. 2010. “How Does Environmental Accounting Information Influence Attention and Investment?”, http://www.ssrn.com/abstract=1420883 Anggraini, Fr. R. R. 2006. “Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Keuangan Tahunan (Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta)”, Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang, 23-26 Agustus 2006. CSR Quest 2009, Corporate Sustainability http://www.csrquest.net/default.aspx?articleID=13111&heading Almilia, L. S dan Dwi Wijayanto, 2007, “Pengaruh Environmental Performance Dan Environmental Disclosure Terhadap Economic Performance”, Proceedings The 1st Accounting Conference Depok, 7 – 9 November 2007 Bird, F., 2001. “Good governance: A Philosophical Discussion of the Responsibilities and Practices of Organizational Governors”, Canadian Journal of Administrative Sciences 18, pp.298-312. Branco, M. C dan L. L Rodrigues, 2006, “Communication of CSR by Portuguese Banks”, International Journal of Corporate Communication, Vol. 11, No. 3, Hal. 232-248 Chariri, A dan Firman A. J. 2009. “Retorika Dalam Pelaporan Corporate Social Responsibility: Analisis Semiotik Atas Sustainability Reporting Pt Aneka Tambang Tbk”. Simposium Nasional Akuntansi XII Palembang 4-6 November 2009 Clarkson, M. 1995. “A Stakeholder Framework for Analyzing and Evaluating Corporate Social Performance.” Academy of Management Review, Vol. 20 No. 1, pp.92-117. Dahlia, Lely dan Silvia Veronica Siregar. 2008. “Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Perusahaan. Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2005 Dan 2006.” SNA XI, Pontianak. Darwin, Ali. 2004. “Penerapan Sustainability Report di Indonesia”. Konvensi Nasional Akuntansi V, Program Profesi Lanjutan. Yogyakarta. 13-15 Desember
27
Dilling, Petra (2009): “Sustainability reporting in a global context: What are the characteristics of corporations that provide high quality sustainability reports – an empirical analysis” (accepted for presentation at IABR conference in San Antonio, USA, March 16-19, 2009) Donaldson, Thomas and Lee E. Preston. 1995. “The Stakeholder Theory of The Corporation: Concepts, Evidence, and Implications”. Vol.20, No,1; pp.6591. Academy of Management Review. Elkington, J. 1997. Cannibals with Forks: The Triple Bottom Line of 21st Century Business, Capstone, Oxford. Freeman, R.E. (1983), Strategic Management: A Stakeholder Approach, Pitman Publishing Inc., Marshfield, MA. Ghozali, Imam. 2006. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro GRI. 2002. Sustainability Reporting Guidelines, Global Reporting Initiatives, www.globalreporting.org/guidelines/062002guidelines.asp. Guidry, Ronald P and Dennis M. Patten. 2010. “Market reactions to the first-time issuance of corporate sustainability reports Evidence that quality matters”, Sustainability Accounting, Management and Policy Journal Vol. 1 No. 1, 2010 pp. 33-50. www.emeraldinsight.com Hadiwidjaja, Rini D. 2007. “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividen Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia”, Universitas Sumatera Utara, Medan. Hanafi, Mamduh M. dan Abdul Halim. 2007. “Analisis Laporan Keuangan”. Edisi Ketiga. Yogyakarta: UPP STIM YKPN Ikatan Akuntansi Indonesia. 2007. Standar Akuntansi Keuangan, Paragraph 9, Salemba Empat, Jakarta. Lusa,Jonathan Sofian. ”Mencari Bentuk Ideal Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.” http://jsofian.wordpress.com/2007/06/10/ Novita dan C. D. Djakman. 2008. “Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Luas Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial (CSR Disclosure) Pada Laporan Tahunan Perusahaan: Studi Empiris Pada Perusahaan Publik Yang 58 Tercatat Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006”. Simposium Nasional Akuntansi 11, Pontianak, 23-24 Juli 2008.
28
Saputra, Benny Dwi dan Azhar Maksum. 2009. Pengaruh Kinerja Lingkungan Dan Pengungkapan Informasi Lingkukangan Terhadap Kinerja Ekonomi Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, Jurnal Akuntansi 11. Sitepu, A. C. dan H. S. Siregar. 2007. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial Dalam Laporan Tahunan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta”, Jurnal Akuntansi 19, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatra Utara. Suryawijaya dan Setiawan. 1998. Reaksi Pasar Modal Indonesia Terhadap Peristiwa Politik Dalam Negeri (Event Study pada Peristiwa 27 Juli 1996). Yogyakarta: Kelola Gajah Mada University Business Review No. 18/VII/1998. Undang-Undang no.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Wibisono, Yusuf. 2007. Membedah Konsep dan Aplikasi CSR. Fascho Publishing. Gresik.
29