PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT
Fakhry Husnul Insani Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Siliwangi
ABSTRACT This research purpose to determine the influence of financial performance and firm size on the disclosure of sustainability report arranged by companies listed on the Indonesia Stock Exchange. This study is a replication of previous research, by adding new variables. The Independent variables used in this study are profitability (ROA) and total assets. The dependent variable used is the disclosure of sustainability report.The samples are companies listed on the Indonesia Stock Exchange (BEI) that disclose the Sustainability Report with 2012 of study period. The samples used are 21 companies with the sustainability report revealed. This study uses t-test and double regression for data analysis.The result of the test is that the total assets and profitability (ROA) has significant influence on the disclosure of Sustainability Report. Keywords : Sustainability Report Disclosure, Financial Performance, Firm Size, Return On Assets, Total Asset.
PENDAHULUAN Kebutuhan pengungkapan sustainability report akhir-akhir ini telah menjadi bagian vital keberlangsungan perusahaan. Perusahaan dituntut untuk mempertanggungjawabkan segala aktivitasnya. Secara global, Global Reporting Initiative mencatat perusahaan dunia yang berhasil salah satu cirinya adalah mereka dapat mempertahankan konsep pembangunan ekonomi dimana tercermin dalam konsep triple bottom line (profit,people,planet). Di berbagai belahan dunia, sustainability report telah menjadi bagian penting suatu perusahaan, setiap perusahaan yang telah berkriteria wajib untuk mengungkapkannya. Dengan perbedaan etnis, kultur, sosial, lingkungan, ekonomi dan sebagainya tidak menjadi halangan untuk mengungkapkan laporan berkelanjutan, justru ini menjadi sebuah keberagaman ekonomi dengan melihat sustainability report di setiap negara. Perubahan prinsip pengungkapan yang awalnya sukarela menjadi mandatorysesuai Peraturan Pemerintah No.47 Tahun 2012 harusnya menjadi awal peningkatan kualitas sustainability report. Pemerintah berperan penting dalam penyusunan sustainability report yang berkualitas. Peraturan Pemerintah No.47 Tahun 2012 mengatur tentang tanggung jawab sosial dan lingkungan perseroan yang bertujuan mewujudkan pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat bagi komunitas setempat dan masyarakat pada umumnya maupun perseroan itu sendiri dalam rangka terjalinnya hubungan perseroan yang serasi, seimbang dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma dan budaya masyarakat setempat.
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Praktik pengungkapan sustainability report dilandasi oleh teori stakeholder dan teori legitimasi. Dalam teori stakeholder dijelaskan bahwa perusahaan akan berusaha untuk mengungkapkan informasi yang bersifat wajib maupun sukarela, agar para stakeholder tetap
menaruh kepercayaan terhadap perusahaan. Pengungkapan informasi yang bersifat wajib adalah laporan keuangan. Sedangkan pengungkapan yang bersifat sukarela seperti sustainability report, dibutuhkan oleh stakeholder yang berpengaruh maupun tidak berpengaruh terhadap kegiatan ekonomi perusahaan. Melalui pengungkapan sustainability report (pengungkapan sosial dan lingkungan) perusahaan dapat memberikan informasi yang lebih cukup dan lengkap berkaitan dengan kegiatan dan pengaruhnya terhadap kondisi sosial masyarakat dan lingkungan (Ghozali dan Chariri, 2007). Kemudian dalam teori legitimasi dijelaskan bahwa ketika terjadi fenomena “legitimacy gap”, perusahaan perlu mengevaluasi nilai sosialnya dan menyesuaikannya dengan nilai-nilai sosial yang ada atau persepsi terhadap perusahaan sebagai taktik legitimasi. Oleh karena itu, pengungkapan informasi yang menyangkut dengan organisasi sosial, komunitas masyarakat dan lingkungan sangat diperlukan. Perusahaan dapat mengungkapkan informasi tersebut dalam sustainability report sebagai wujud akuntabilitas perusahaan kepada publik. Tujuannya untuk mendapatkan legitimasi masyarakat dan menjelaskan bagaimana dampak sosial dan lingkungan yang ditimbulkan perusahaan (Chariri, 2008). Kinerja Keuangan dalam penelitian ini diproksikan dengan Return On Assets. ROA adalah suatu rasio profitabilitas yang dapat mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan (Gibson, 2011 : 303). Teori sinyal menyatakan bahwa ketika perusahaan menunjukkan performance yang bagus, manajemen memiliki dorongan yang kuat untuk menyebarluaskan informasi perusahaan terutama informasi keuangan dalam rangka meningkatkan kepercayaan investor (Malone, Fries, dan Jones, 1993 yang dikutip oleh Oyelere et al., 2003). Dengan demikian, semakin tinggi ROA perusahaan maka akan semakin besar pula pengungkapan sustainability report (Munif, 2010). Karena, perusahaan yang memiliki ROA yang tinggi cenderung untuk mengungkapkan lebih banyak informasi karena ingin menunjukkan kepada public bahwa perusahaan memiliki kinerja keuangan yang baik dibandingkan dengan perusahaan lain dengan industri yang sama. Dalam penelitian kali ini, ukuran perusahaan diproksikan dengan total aset. Total Aset adalah sumber ekonomi yang diharapkan memberikan manfaat di kemudian hari (Kieso, et al 2008 : 193). Semakin besar total aset perusahaan maka perusahaan tersebut dapat dikategorikan perusahaan besar begitupun sebaliknya, karena jika total aset perusahaan yang meningkat berarti kekayaan perusahaan meningkat begitupun sebaliknya (Adhipradana, 2013). Maka dari itu, dengan total aset yang besar, perusahaan memilki aktivitas perusahaan yang lebih banyak pula sehingga menyebabkan sorotan dari publik yang lebih luas, hal ini menunjukan tanggungjawab perusahaan kepada publik akan semakin besar. Menurut (Adhipradana 2013) tanggungjawab perusahaan terhadap kepentingan publik dapat ditunjukan dengan cara mengungkapkan sustainability report. Sustainability report adalah praktik pengukuran, pengungkapan dan upaya akuntabilitas dari kinerja organisasi dalam mencapai tujuan pembangungan berkelanjutan kepada para pemangku kepentingan baik internal maupun eksternal (Global Report Initiative, 2006). Dengan pengungkapan sustainability report tidak hanya dimuat kinerja perusahaan dalam bentuk aktivitas operasional untuk menghasilkan manfaat ekonomi saja tetapi juga dimuat mengenai aktivitas perusahaaan berkaitan dengan lingkungan alam dan sosial sekitarnya (Ali Darwin, 2012). Dalam penelitian kali ini sustainability report diproksikan dengan global reporting initiative index. GRII merupakan suatu indeks yang menilai seberapa banyak indikator yang dapat diungkapkan dalam laporan tersebut. GRI menetapkan secara umum 6 indikator pelaporan (G3 Guidlines, 2006). Di dalam 6 indikator itu terdapat 79 item pengungkapan. Semakin banyak item yang diungkapkan dalam laporan semakin bagus kualitas laporan tersebut begitupun sebaliknya (Adhipradana, 2013).
Bermuara pada kerangka pemikiran di atas dapat diambil hipotesis sebagai berikut : Menurut Belkaoui (1989) dalam Yustiasari (2013) menyatakan bahwa Perusahaan akan berusaha untuk memberikan informasi yang luas tentang kinerja keuangan dan ukuran perusahaan serta tata kelola yang baik, untuk meningkatkan image perusahaan. Salah satu pengungkapan tersebut adalah sustainability report yang merupakan suatu bentuk laporan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Dengan demikian hipotesis yang diajukan : H1 : Kinerja keuangan dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan sustainibility report. Dilling (2009) dan Suryono & Prastiwi (2011) dalam Adhipradana (2013) menunjukan bahwa kinerja keuangan yang diproksikan dengan return on assets memiliki hubungan positif dengan praktik pengungkapan sustainability report suatu perusahaan. Dengan demikian hipotesis yang diajukan : H2 : Kinerja keuangan berpengaruh terhadap pengungkapan sustainibility report. Menurut Hari dan Prastiwi (2011) dalam Adipradana (2013) semakin besar suatu perusahaan akan memunculkan pengeluaran yang lebih besar dalam mewujudkan legitimasi perusahaan, hal ini disebabkan perusahaan akan cenderung mengungkapkan informasi yang lebih luas. Penelitian yang dilakukan oleh Sembiring (2005) dalam Adhipradana (2013) menemukan adanya pengaruh positif ukuran perusahaan yang diproksikan dengan total aset terhadap pengungkapan sustainibility report. Dengan demikian hipotesis yang diajukan : H3: Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan sustainibility report. OBJEK DAN METODE PENELITIAN Objek penelitian ini secara garis besar mencakup 2 variabel penting terkait dengan pengungkapan sustainability report sebagai variabel dependen (terikat) yaitu kinerja keuangan dan ukuran perusahaan sebagai variabel independen (bebas). Variabel pengungkapan sustainability report diukur melalui Global Reporting Initiative Index yang terdapat 79 indikator pengungkapan dimana akan menghasilkan rasio skor pengungkapan. Untuk variabel kinerja keuangan digunakan indikator return on assets ratio. Indikator ini lebih sering digunakan karena menunjukan laporan keuangan secara keseluruhan. Sementara itu, untuk mengukur variabel ukuran perusahaan digunakan jumlah total aset yang dimiliki perusahaan pada akhir tahun. Sampel dalam penelitian ini diperoleh dengan metode purposive sample dimana sampel dipilih dengan cara menentukan kriteria sesuai tujuan penelitian yang diinginkan. Kriterianya adalah sebagai berikut : 1. Perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia 2. Perusahaan terdaftar menyampaikan laporan tahunan (annual report) tahun 2012 dan memuat laporan keberlanjutan (sustainability report) tahun 2012. 3. Perusahaan berkategori perusahaan menengah atau yang memiliki total aset > 200 trilyun, karena rata-rata perusahaan yang mengungkapkan sustainability report tahun 2012 mempunyai ukuran perusahaan sedang. Model penelitiannya adalah : Keterangan : SRD : Pengungkapan Sustanability Report FP : Kinerja Keuangan FS : Ukuran Perusahaan : Konstanta , : Koefisien : Error
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berikut adalah tabel hasil perolehan data dari perusahaan sampel No.
Nama Perusahaan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Adira Finance PT Aneka Tambang Tbk. PT ASABRI PT Astra International Tbk PT Bank Internasional Indonesia Tbk. Bank BTN PT Bukit Asam Tbk PT Bank Danamon Indonesia Tbk. PT Express Transindo Utama Tbk. PT Indonesia Power PT Jasa Marga Tbk. PT Semen Indonesia Tbk. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. PT Vale Indonesia PT Wijaya Karya Tbk.
ROA (%) 4,1 17,15 1,74 12 1,46 1,94 22,8 2,7 4,5 19,25 6,47 18,2 11,5 3 4,18
Total Aset GRII (Trilyun) (%) 25,5 82,2 19,7 100 8,9 100 182,2 75,9 115,7 70,8 111,7 65,8 12,7 100 155,7 48,1 1,78 100 53,5 98,7 24,7 98,7 26,5 100 111,3 82,2 25,6 100 10,9 100
PT Bukit Asam Tbk tercatat sebagai perusahaan paling efektif yang dapat menghasilkan ROA paling tinggi dengan total aset yang sedang, sedangkan PT Bank International Indonesia Tbk menjadi perusahaan kurang efektif dimana dengan total aset yang besar hanya mampu menghasilkan ROA kecil. Uji Asumsi Klasik o Uji Normalitas Dari hasil pengolahan data memakai software SPSS 16.0 dengan menggunakan skala skewness dan kurtosis diperoleh : Skewness : -0.358/0.580 = -0.617 Kurtosis : -0.025/1.121 = -0.022 Dapat kita lihat nilai skewness dan kurtosis berada di antara nilai -2 sampai +2, ini menunjukan distribusi data bersifat normal. o Uji Multikolinearitas Dari hasil pengolahan data memakai software SPSS 16.00 dengan menggunakan metode VIF diperoleh nilai VIF setiap variabel independen (kinerja keuangan = 1.023, ukuran perusahaan = 1.023) kurang dari 10, ini menunjukan tidak terdapat gejala multikolinearitas setiap variabel. o Uji Heteroskedastisitas Dari hasil pengolahan data memakai software SPSS 16.00 dengan menggunakan Uji Glejser diperoleh nilai t hitung setiap variabel independen (kinerja keuangan = -0.351, ukuran perusahaan = 1.848) menunjukan pengaruh yang tidak signifikan dengan kata lain mengalami gejala heteroskedastisitas. Persamaan Regresi Berganda Dari persamaan dan hasil regresi di atas, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut : Apabila variabel X1 (Kinerja Keuangan) dan variabel X2 (Ukuran Perusahaan) bernilai 0, maka variabel Y (Pengungkapan Sustainability Report) pada setiap perusahaan akan diungkapkan sebesar 0.958 atau 95.8%
Apabila variabel X1 (Kinerja Keuangan) naik 1% dan variabel X2 (Ukuran Perusahaan) bernilai 0, maka variabel Y (Pengungkapan Sustainability Report) pada setiap perusahaan akan bertambah sebesar 0.644 atau 64.4%. Apabila variabel X1 (Kinerja Keuangan) bernilai 0 dan variabel X2 (Ukuran Perusahaan) naik sebesar 1 trilyun, maka variabel Y (Pengungkapan Sustainability Report) pada setiap perusahaan akan berkurang sebesar 0.002 atau 0.2%. Apabila keduanya variabel X1 (Kinerja Keuangan) dan variabel X2 (Ukuran Perusahaan) naik sebesar 1% dan 1 trilyun , maka variabel Y (Pengungkapan Sustainability Report) pada setiap perusahaan akan bertambah sebesar 0.642 atau 64.2%. adalah pengaruh faktor lain yang tidak diteliti. Pengaruh Kinerja Keuangan dan Ukuran Perusahaan secara simultan terhadap Pengungkapan Sustainability Report Untuk mengetahui besarnya hubungan dan pengaruh antara kinerja keuangan dan ukuran perusahaan dengan pengungkapan Sustainability Report secara simultan digunakan alat bantu analisis data yaitu software spss 16.0. Berikut hasil yang diperoleh : R = secara simultan 0.897 Koefisien korelasi = 0.897 artinya tingkat hubungan secara simultan antara kinerja keuangan dan ukuran perusahaan dengan pengungkapan sustainability report sangat kuat, karena berada pada interval korelasi 0, 800 – 1,000. Arah positif disini artinya jika kinerja keuangan dan ukuran perusahaan bertambah atau naik maka pengungkapan sustainability report juga bertambah atau naik. = secara simultan 0.804 Koefisien Determinasi = 0.804 atau 80.4% artinya besarnya pengaruh secara simultan kinerja keuangan dan ukuran perusahaan terhadap pengungkapan sustainability report. Dan sebesar 0.196 atau 19.6% dipengaruhi oleh faktor lain, misalnya dengan Good Corporate Governance, kinerja sosial perusahaan, anggaran CSR dan lain-lain. F hitung = 24.615 dengan signifikansi 0.000 Diperoleh sebesar 24.615 untuk mengetahui signifikansi pengaruh kinerja keuangan dan ukuran perusahaan secara simultan terhadap pengungkapan sustainability report dibandingkan dengan F tabel ( sebesar 3.89 jauh lebih lebih besar. Dapat pula diketahui melalui kolom sig yaitu sebesar 0.000 yang lebih besar dari = 5%. Menunjukan kaidah keputusan tolak Ho dan terima Ha karena F hitung > F tabel dan sig < . Sehingga diketahui bahwa kinerja keuangan dan ukuran perusahaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan sustainability report. Pengaruh Kinerja Keuangan Secara Parsial Terhadap Pengungkapan Sustainability Report Untuk mengetahui besarnya hubungan dan pengaruh antara kinerja keuangan dengan pengungkapan Sustainability Report secara parsial digunakan alat bantu analisis data yaitu software spss 16.0. Berikut hasil yang diperoleh : R=secara parsial 0.409 Koefisien korelasi menunjukan tingkat hubungan antara kinerja keuangan dengan pengungkapan sustainability report secara parsial sedang, karena berada pada interval korelasi 0,4 – 0,599. Arah hubungan positif menunjukan bahwa jika kinerja keuangan bertambah atau naik maka pengungkapan sustainability report juga bertambah atau naik begitupun sebaliknya. = 0.167 secara parsial Koefisien Determinasi = 0.167 atau 16.7% artinya besarnya pengaruh secara parsial kinerja keuangan terhadap pengungkapan sustainability report. Dan sebesar 0.833 atau 83,3%
dipengaruhi oleh faktor lain, misalnya dengan Good Corporate Governance, Ukuran Perusahaan, Nilai Perusahaan, Dana CSR dan lain lain. t hitung = 2.233 dengan signifikansi 0.045 Untuk mengetahui signifikansi pengaruh kinerja keuangan terhadap pengungkapan sustainability report secara parsial diketahui t hitung sebesar 2.233. Jika dibandingkan dengan t tabel dimana = 5% tidak berada diantara -2.179 dan 2.179, dapat pula dilihat dari kolom sig yaitu sebesar 0.045 lebih kecil dari = 5%. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kaidah keputusannya tolak Ho dan terima Ha, sehingga dapat diketahui kinerja keuangan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan sustainability report. Pengaruh Ukuran Perusahaan Secara Parsial Terhadap Pengungkapan Sustainability Report Untuk mengetahui besarnya hubungan dan pengaruh antara ukuran perusahaan dengan pengungkapan Sustainability Report secara parsial digunakan alat bantu analisis data yaitu software spss 16.0. Berikut hasil yang diperoleh : R = secara parsial -0.850 Koefisien korelasi menunjukan tingkat hubungan antara kinerja keuangan dengan pengungkapan sustainability report secara parsial sangat kuat, karena berada pada interval korelasi 0,8 – 1,000. Arah hubungan negatif menunjukan bahwa jika ukuran perusahaan bertambah atau naik maka pengungkapan sustainability report akan berkurang atau turun begitupun sebaliknya. = 0.723 secara parsial Koefisien Determinasi = 0.723 atau 72.3% artinya besarnya pengaruh secara parsial kinerja keuangan terhadap pengungkapan sustainability report. Dan sebesar 0.277 atau 27.7 % dipengaruhi oleh faktor lain, misalnya dengan Kinerja Keuangan, Nilai Perusahaan, Dana CSR, Good Corporate Governance dan lain-lain. t hitung = -6.246 dengan signifikansi 0.000 Untuk mengetahui signifikansi pengaruh ukuran perusahaan terhadap pengungkapan sustainability report secara parsial diketahui t hitung sebesar 1.170. Jika dibandingkan dengan t tabel dimana = 5% tidak berada diantara -2.179 dan 2.179, dapat pula dilihat dari kolom sig yaitu sebesar 0.000 lebih kecil dari = 5%. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kaidah keputusannya tolak Ho dan terima Ha, sehingga dapat diketahui kinerja keuangan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan sustainability report. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dan pembahasan yang telah dikemukakan penulis melalui data-data yang diperoleh dari perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia tahun 2012, maka dapat ditarik kesimpulan antara lain : 1. Kinerja Keuangan, Ukuran Perusahaan dan Pengungkapan Sustainability Report pada perusahaan yang listing di BEI tahun 2012. a. Kinerja keuangan yang diproksikan dengan ROA pada perusahaan yang listing di BEI tahun 2012 bervariasi. PT Bukit Asam Tbk berkinerja keuangan paling baik dan PT Bank International Indonesia Tbk berkinerja keuangan paling buruk. b. Ukuran Perusahaan yang diproksikan dengan total aset pada perusahaan yang listing di BEI tahun 2012 bervariasi. PT Astra International Tbk memiliki ukuran perusahaan paling besar dan PT Express Transindo Utama Tbk memiliki ukuran perusahaan paling kecil. c. Pengungkapan Sustainability Report yang diproksikan dengan Global Reporting Initiative Index pada perusahaan yang listing di BEI tahun 2012 juga bervariasi. 7 perusahaan memiliki skor pengungkapan sustainability
reportpaling tinggi dan PT Bakrie Sumatera Plantation memiliki skor pengungkapan sustainability report paling rendah. 2. Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, kinerja keuangan dan ukuran perusahaan secara simultan memiliki hubungan dengan tingkat keeratan yang sangat kuat dan berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan sustainability report. 3. Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, kinerja keuangan secara parsial memiliki hubungan dengan tingkat keeratan yang rendah dan berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan sustainability report. 4. Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, ukuran perusahaan secara parsial memiliki hubungan dengan tingkat keeratan yang sangat kuat dan berpengaruh negatif signifikan terhadap pengungkapan sustainability report. Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan di atas, maka beberapa saran diberikan penulis dengan harapan dapat memberikan manfaat dan masukan yang berguna bagi kemajuan perusahaan yang listing di BEI maupun bagi peneliti lainnya di masa yang akan datang. Adapun saran tersebut adalah sebagai berikut : 1. Bagi pihak perusahaan Dapat memanfaatkan keberadaan sustainability report sebagai sarana untuk menunjukan good news perusahaan tidak hanya pada annual report saja untuk meningkatkan image baik perusahaan dan juga sebagai alat pertanggungjawaban kegiatan usahanya terhadap publik dan para pemangku kepentingan baik internal maupun eksternal. Dapat menjadi pelecut bagi perusahaan yang belum mengungkapkan untuk mengungkapkan sustainability report khususnya perusahaan di sektor yang berhubungan langsung dengan lingkungan maupun masyarakat. Sebagai bahan evaluasi pematuhan peraturan pemerintah mengenai perpajakan. 2. Bagi peneliti selanjutnya Untuk penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan Sustainability Report cari faktorfaktor lain yang mempengaruhi pengungkapannya, lihat fenomena-fenomena yang terjadi di lapangan. Pisahkan perusahaan dari berbagai sektor karena ada Global Reporting Initiative Index khusus pada perusahaan sesuai sektor usahanya, dan juga tambah sampel penelitian. Penelitian ini masih banyak kekurangannya, namun semoga memberikan manfaat bagi semua yang membacanya, semoga ada penelitian lain yang memperbaikinya dan membantu agar lebih paham mengenai pengungkapan Sustainability Report di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA Adhipradana, Fadhilla. 2013. “Pengaruh Kinerja Keuangan, Ukuran Perusahaan dan Good Corporate Governance Terhadap Pengungkapan Sustainability Report (Studi Empiris Perusahaan-Perusahaan yang Listed (Go Public) di Bursa Efek Indonesia Periode 20082011)”. Program Sarjana. Semarang. Almilia, Luciana Spica dan Ikka Retrianansari. 2007. “Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Kelengkapan Pengungkapan dalam Laporan Tahunan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ”, dalam Proceeding Seminar Nasional. Inovasi dalam Menghadapi Perubahan Lingkungan Bisnis. Jakarta. Belkoui dan Karpik, P.G. 1989. “Determinant of The Corporate Decision to Disclose Social Information”. Accounting, Auditing & Accountability Journal, Vol. 2 No. 1, hal, 36-51. Benardi, Meliana, Sutrisno, dan Prihat Assih. 2009. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Luas Pengungkapan dan Implikasinya terhadap Asimetri Informasi”, dalam Simposium Nasional Akuntansi 12. Chariri, Anis. 2008. “Kritik Sosial Atas Pemakaian Teori dalam Penelitian Pengungkapan Sosial dan Lingkungan”, dalamJurnalMaksi, Vol. 8, No. 2, hal. 151-169, http://www.maksi.undip.ac.id/index.php/jurnal-maksi.html. Diaksestanggal 27 Maret 2014. CK Capital. 2013. “Trends in Susainability Disclosure : Benchmarking the World’s Stock Exchange”. London. Dilling. 2009. “Sustainability Reporting In A Global Context : What Are The Characteristics Of Corporations That Provide High Quality Sustainability Reports – An Empirical Analysis”, dalamInternational Business & Economics Research Journal. Vol. 9, No. 1. New York Institute of Technology. Canada. Ghozali, Imam danAnisChariri. 2007. TeoriAkuntansi. Semarang :Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Global Reporting Initiative 2000-2006. 2006. “Pedoman Laporan Berkelanjutan”. www.globalreporting.org. Diakses pada tanggl 1 April 2014. Haniffa dan Cooke. 2005. “ The Impact of Culture and Governance on Coporate Social Reporting”. Journal of Accounting and Public Policy, pp.391-430. Jensen, M. Dan W.H. Meckling. 1976. “Theory of the Firm : Managerial Behaviour, Agency Costs and Ownership Structure”, dalam Journal of Financial Economics, Vol. 3. Pratidina, Ratih. 2010. “Pengaruh Profitabilitas Perusahaan Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (Survey Pada Beberapa Perusahaan Manufaktur yang Go Public di Bursa Efek Indonesia)”. Program Sarjana. Tasikmalaya. Sembiring, Eddy Rismanda. 2005. “Karakteristik Perusahaan danPengungkapanTanggungjawabSosial: StudiEmpirispada Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta”. SimposiumNasionalAkuntansiVIII. Solo.
Widarjono, Agus. 2007. Ekonometrika Teori dan Aplikasi Untuk Ekonomi Dan Bisnis. Edisi Kedua. Ekonisia Fakultas Ekonomi UII. Yogyakarta. Winarno, Wing Wahyu. 2009. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews. Edisi Kedua. UPP STIM YKPN. Yogyakarta. www.idx.co.id www.google.co.id Yustia Sari, Mega Putri dan Marsono. 2013. “Pengaruh Kinerja Keuangan, Ukuran Perusahaan dan Corporate Social Responsibility Terhadap Pengungkapan Sustainibaility Report”. Diponegoro Journal of Accounting Volume 2, Nomor 3. Semarang. .