PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT (Studi Empiris Pada Perusahaan LQ45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014)
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh: FAUZI DWI RAHARJO NIM : 109082000050
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS NEGERI SYARIF HDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/2016 M
i
--T
PENGART}II CORPORATE GOWRNANCE DAT\I KARAKTERISTIK PERUSAIIAAI\I TERHADAP PENGUNGKAPAI\T WSTAINABILITY REPORT (Studi Empiris Pada Perusaheen LQ45 yeng Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2Ol2 a0l 4)
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakuttas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh: Fauzi llwi Rehario
NIM:
10!mt2fiXm50
Di Bawah Bimbingan
Yessi
w
Fiti,
SE.,M.Si.,Ak.,CA 2AA6A4 2 002
NIP. 1 9760924
JIIRUS$I AIONTANSI
r.AI('LTAS EKONOhII DAI\I BISMS I.]NTVERSITAS ISLAM IYAGERI SYARIF
JAKARTA l4sTHn0rcr0tr
HII}AYATI]LLAH
LEMBAR PENGESAHAN UJIAI\I KOMPREEENSIF Hdti iui, 07 ,Ult Z01A tghh &lahrtan ujian ltompr&ensif atas mahasiswa:
l. Nama
2. NIM 3. Jurtrsan 4. Judul Skripsi
FauziDwi Raharjo :109082000050 : Aluntansi : Penganrh Corporate Governancedan Karakteristik :
Perusabaan Terhadap Pengungkapan &xuinability Report (Studi Empiris pada Perusahaan LQ45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2Ol2-2O14)
Setelah macermati dan memperlihatkan penampilan dan ke,mampuan yang bersangfuutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut diatas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ketahap Ujian Skipsi sebagai salah satu syarat untuk momperoletr gelar sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonoriri dan Bisnis Universitas Islm Negeri Syarif Hidayatullatr Jakmta Jakartq 07 Juli 2014 1. Zuhairan Yunmi Yunan^ SE.. M.Sc NrP. 19800416 20n/9t2 t N2
2.
Yessi Fiti. SE.. Ak.. M.Si NrP. 19760924 200,6042 A02
3.
Y-usar Sagaia SE..
Penguji
I
Pengsji
II
Penguji
III
Ak.. M.Si NIDN.20090s8601
ilt
LEMBAR PENGESAIIAN UJIAN SKRIPSI Hari ini,21 Juni 2016 telah dilakukan ujian skripsi atas mahasiswa : Fat:zi Dwi Raharjo 1. Nama 109082000050 2. NIM 3. Jurusan Akuntansi 4. Judul Skripsi Pengaruh Corporate Governance dan Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkap an Sustainability Report (Studi Empiris pada Perusahaan LQ45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Period e 2012-201 4) Setelah mencermati dan memperlihatkan penampilan dan kemampuan yang bersanglutan selama proses ujian komprehensif maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut diatas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ketahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta,
1.
2l lvri20l6
Hepi Prayudiawan. SE..MM..Ak..CA. NIP. 19720516 200901 I 006
2. Yessi Fihi. SE.-M.Si..Ak..CA. NIP. 1 9760924 200604 2 002
Sekretaris
3. Fiki Damayanti. SE..M.Si. NrP. 1981073t 200604 2 003
4.
Yessi Fitri. SE..M.Si..Ak..CA. NrP. 19760924 200604 2 002
Penrbimbing
lv
LEMBAR PER}I'YATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAII Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama Fauzi Dwi Raharjo
NIM
109082000050
Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Akuntansi
Jurusan
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini saya
:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan 2. 3.
4. 5.
mempertanggungi awabkan. Tidak melakukan plagiat atas naskah orang lain. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa izin pemilik karya. Tidak melakrrkan pemanipulasian dan pemalsuan data. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini.
Jika dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan melalui pembuktian yang dapat dipertanggungiawabkan, ternyata memang diternukan bukti bahwa saya melanggar pernyataan diatas, maka saya siap dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakartab24 Jvnt2016
Fauzi Dwi Raharjo
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.
IDENTITAS DIRI 1. Nama 2. Tempat, Tanggal Lahir 3. Alamat
4. Telepon 5. Email II.
III.
: Fauzi Dwi Raharjo : Jakarta, 07 Februari 1991 : Komplek Puri Bintaro Hijau Blok E3 No 31 Rt.002 Rw.012 Kelurahan Pondok Aren Kecamatan Pondok Aren Kabupaten Tangerang Selatan : 082299596100 :
[email protected]
PENDIDIKAN FORMAL 1. SDN 05 Petukangan Selatan Jakarta 2. SMPN 161 Jakarta 3. SMAN 90 Jakarta 4. S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
(1997-2003) (2003-2006) (2006-2009)
LATAR BELAKANG KELUARGA 1. Ayah : Yanto (alm) 2. Ibu : Suntit Juarsih 3. Alamat : Komplek Puri Bintaro Hijau Blok E3 No 31Rt.002 Rw.002 Kelurahan Pondok Aren Kecamatan Pondok Aren Kabupaten Tangerang Selatan 4. No. Telp : 021-73461427
vi
Influence of Corporate Governance and Company Characteristics Against Disclosure Sustainability Report (Empirical Study on LQ45 Companies Listed on the Indonesia Stock Exchange Period 2012-2014)
ABSTRACT
This study aims to find empirical evidence about the effect of profitability, liquidity, leverage, company size, the number of audit committee meetings, the number of meetings of the board of directors and governance committee on the disclosure of the company's sustainability report LQ45 listed on the Stock Exchange 2012-2014. The number of companies sampled in this study as many as 25 companies. This study is based on a purposive sampling method. Testing the hypothesis in this study using logistic regression analysis using SPSS 20.0. The results showed that the leverage, the number of audit committee meetings, the number of board meetings and committee governance significantly influence sustainability disclosure report. Meanwhile, profitability, liquidity, and the size of the company does not significantly influence sustainability disclosure report..
Keywords: Sustainability Report, Profitability, Liquidity, Leverage, The size of the Company, the Audit Committee, the Board of Directors, Governance Committee.
vii
Pengaruh Corporate Governance dan Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Sustainability Report (Studi Empiris pada perusahaan LQ45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris mengenai pengaruh profitabilitas, likuiditas, leverage, ukuran perusahaan, jumlah rapat komite audit, jumlah rapat dewan direksi, dan governance committee terhadap pengungkapan sustainability report pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di BEI periode 2012-2014. Jumlah perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini sebanyak 25 perusahaan. Penelitian ini bedasarkan metode purposive sampling. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan metode analisis regresi logistic dengan menggunakan program SPSS 20.0. Hasil penelitian menunjukan bahwa leverage, jumlah rapat komite audit, jumlah rapat dewan direksi dan governance committee berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan sustainability report. Sedangkan profitabilitas, likuiditas, dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan sustainability report.
Kata kunci : Sustainability Report, Profitabilitas, Likuditas, Leverage, Ukuran Perusahaan, Komite Audit, Dewan Direksi, Governance Committee.
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum, Wr. Wb. Alhamdulillahirabbil’aalamin. Segala puji atas ke hadirat Allah SWT Yang Maha Kuasa, Yang Maha Pengasih dan Penyayang yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Corporate
Governance
dan
Karakteristik
Perusahaan
Terhadap
Pengungkapan Sustainability Report (pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di BEI periode 2012-2014)”. Shalawat serta salam penulis curahkan kepada junjungan nabi besar Muhammad Saw dan para sahabatnya yang telah memberikan penerangan bagi seluruh umat. Skripsi ini merupakan tugas akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Bagaimanapun penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Kesuksesan dan keberhasilan penulis dalam menyusun skripsi ini tidak luput dari bantuan berbagai pihak. Dengan segenap kerendahan dan ketulusan hati, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Kedua orangtua, ibu Suntit Juarsih dan bapak Yanto (Alm) yang selalu mengingatkan untuk menyelesaikan tugas ini, memberikan semangat dan doa yang tiada putus, cinta, kasih sayang, pengorbanan dan dukungan baik moril
ix
dan materil yang telah diberikan selama ini, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. 2. Kakak tersayang, Fauziah Utami dan Adik tercinta Ghina Yantri Lestari serta keluarga besar yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan kepada penulis. 3. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan sekaligus dosen pembimbing yang selalu meluangkan waktunya untuk berdiskusi, memberi arahan dan motivasi juga bimbingan terbaiknya selama ini. Terima kasih atas saran dan dukungan yang Ibu berikan selama proses penulisan skripsi sampai terlaksananya sidang skripsi. 5. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak., CA selaku Sekertaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 6. Seluruh dosen yang telah memberikan ilmunya selama ini dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada penulis. 7. Septya Darma Yanti, sang pujaan hati yang selalu memberikan ide, motivasi, doa dan tempat berbagi suka duka sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
x
8. Adriansyah dan Syarief Nugroho yang tidak henti-hentinya mengingatkan dan tidak bosan-bosannya memberi semangat serta sebagai tempat bertanya dalam mengerjakan skripsi ini. 9. Arfian Fauzi, Dea Refida, Desy Sarwilah, Hilman Fikri, Jody Bramantyo dan Yudha Bagaskara selaku teman kantor yang selalu menghibur di akhir pekan serta mengingatkan untuk jangan menyerah dalam mengerjakan skripsi ini. 10. Sahabat seperjuanganku Arief Mulyawan, Dhio Rizky Chandra, Suhendro, Tsaurah Fitria, Rifki Sulviar dan Rizky Pra Ramadhan terima kasih atas dukungan dan bantuannya kepada penulis. 11. Rekan-rekan akuntansi 2009, terima kasih atas dukungan dan semangatnya yang telah diberikan kepada penulis. 12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih atas bantuan, dukungan dan doanya dalam menyelesaikan skipsi ini. Dengan adanya keterbatasan wawasan dan pengetahuan yang dimiliki, penulis menyadari betul skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari berbagai pihak. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Jakarta, 24 Juni 2016
Fauzi Dwi Raharjo
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL . ............................................................................................. i LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI . ................................................................ . ii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................. …. iii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................. …. iv LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ......................... ….. v DAFTAR RIWAYAT HIDUP......................................................................... …. vi ABSTRACT ....................................................................................................... .... vii ABSTRAK ....................................................................................................... …viii KATA PENGANTAR ..................................................................................... …..ix DAFTAR ISI .................................................................................................... ... xiii DAFTAR TABEL ............................................................................................ .. xvii DAFTAR GAMBAR . ..................................................................................... . xviii DAFTAR LAMPIRAN . .................................................................................. . xviii
BAB I
PENDAHULUAN A. B. C. D.
BAB II
Latar Belakang Penelitian...................................................... 1 Rumusan Masalah .............................................................. … 11 Tujuan Penelitian ............................................................... … 12 Manfaat Penelitian ............................................................ … 12
TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Literatur .................................................................. … 15 1. Teori Stakeholder ......................................................... … 15 2. Teori Legitimasi ........................................................... … 16 3. Corporate Social Responsibility .................................. … 17
xiii
a) Konsep Triple Bottom Line…….………………………. 19 b) Sustainability Report……………………………………. 19 4. Corporate Governance……………………………….... 27 a) Komite Audit………………………………………...28 b) Dewan Direksi……………………………………….29 c) Governance Committee ……………………………..29 5. Karakteristik Perusahaan ……………………………..... 30 a) Profitabilitas………………………………………… 30 b) Likuiditas…………………………………………… 31 c) Leverage…………………………………………….. 32 d) Ukuran Perusahaan………………………………….. 32 B. Penelitian Terdahulu . ........................................................... . 33 C. Kerangka Pemikiran……………………………………… 36 D. Keterkaitan Antar Variabel dan Pengembangan Hipotesis….37 1. Profitabilitas dengan Pengungkapan Sustainability Report………………………………………………...…. 37 2. Likuiditas dengan Pengungkapan Sustainability Report... 38 3. Leverage dengan Pengungkapan Sustainability Report… 39 4. Ukuran Perusahaan dengan Pengungkapan Sustainability Report………………………………….………………... 39 5. Komite Audit dengan Pengungkapan Sustainabilty Report…………………………………………………… 40 6. Dewan Direksi dengan Pengungkapan Sustainability Report…………………………………………………… 42 7. Governance Committee dengan Pengungkapan Sustainability Report……………………………………. 43 BAB III
METODE PENELITIAN Ruang Lingkup Penelitian.................................................. … 45 Metode Penentuan Sampel ................................................. … 45 Metode Pengumpulan Data ................................................ … 46 Metode Analisis Data ......................................................... … 46 Metode Pengujian Hipotesis…….......................................... 47 1. Statistik Deskriptif ....................................................... … 47 2. Analisis Logistic Regression…………………………… 47 a. Menilai keseluruhan model (overall model fit)……... 48 1. Uji Koefisien Determinasi (R2)………………… 49 2. Uji Kelayakan Model Regresi………………….. 49 b. Menguji Koefisien Regresi…………………………. 50 F. Operasional Variabel Penelitian……………………………. 51 A. B. C. D. E.
xiv
1. Variabel Independen .................................................... … 52 a. Profitabilitas ........................................................... … 52 b. Likuiditas…………………………………………… 52 c. Leverage………………………………………….… 53 d. Ukuran Perusahaan ................................................ … 53 e. Komite Audit ......................................................... … 54 f. Dewan Direksi……………………………………… 54 g. Governance Committee……………………………...55 2. Variabel Dependen ....................................................... … 55 BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian....................... … 57 1. Deskripsi Objek Penelitian........................................... … 57 2. Deskripsi Sampel Penelitian ........................................ … 57 B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian………………………….. 59 1. Hasil Uji Statistik Deskriptif………..……………… …. 60 C. Uji Logistic Regression……………………………………... 63 1. Menilai keseluruhan model (overall model fit)…………. 63 a) Uji Koefisien Determinasi (R2)…………………….. 64 b) Uji Kelayakan Model Regresi………………………. 65 2. Menguji Koefisien Regresi Logistik……………………. 66 a) Pengaruh Profitabilitas terhadap Pengungkapan Sustainability Report……………………………...… 67 b) Pengaruh Likuiditas terhadap Pengungkapan Sustainability Report……………………………...… 68 c) Pengaruh Leverage terhadap Pengungkapan Sustainability Report……………………………….. 69 d) Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Pengungkapan Sustainability Report ……………………………….. 70 e) Pengaruh Komite Audit terhadap Pengungkapan Sustainability Report……………...………………… 71 f) Pengaruh Dewan direksi terhadap Pengungkapan Sustainability Report………………………………... 72 g) Pengaruh Governance Committee terhadap Pengungkapan Sustainability Report……….………. 73
xv
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan ........................................................................ ... 76 B. Implikasi ............................................................................ ... 77 C. Saran. ................................................................................. …79
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... …81 LAMPIRAN ..................................................................................................... …85
xvi
DAFTAR TABEL
No
Keterangan
Halaman
Tabel 2.1
Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu ……………………………..
34
Tabel 3.1
Operasional Variabel Penelitian ………………………………
56
Tabel 4.1
Rinciaan Sampel Penelitian……………………………………
58
Tabel 4.2
Statistik Deskriptif…………………………………………….
60
Tabel 4.3
Overall model fit test…………………………………………….…..
64
Tabel 4.4
Model Summary ………….……………………………………
65
Tabel 4.5
Hosmer and Lemeshow Test ……………………………………….
65
Tabel 4.6
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)…………………………..
66
Tabel 4.7
Ringkasan Hasil Penelitian……………………………………...
75
xvii
DAFTAR GAMBAR No Gambar 2.1
Keterangan
Halaman
Skema Kerangka Konseptual ………………………………….
36
DAFTAR LAMPIRAN No
Keterangan
Halaman
1.
Data Sampel……………………………………………………..
86
2.
Hasil Output SPSS……………………………………………...
94
xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Dalam era globalisasi, persaingan bisnis menjadi sangat ketat. Banyak perusahaan yang tidak bisa bertahan lama karena tidak mampu bersaing dengan perusahaan lain yang sejenis. Untuk menghadapi persaingan tersebut, perusahaan dituntut untuk bekerja secara efektif dan efisien. Agar perusahaan bisa bekerja secara efektif dan efisien, perusahaan membutuhkan rencana kerja yang baik. Rencana kerja yang baik biasanya dibuat oleh manajemen. Manajemen dituntut untuk dapat menghasilkan keputusan-keputusan yang dapat menunjang perkembangan perusahaan sehingga dapat tercapainya tujuan perusahaan. Pada umumnya perusahaan mempunyai tujuan yang sama yaitu menghasilkan keuntungan. Keuntungan yang dihasilkan perusahaan tersebut merupakan syarat mutlak bagi kelangsungan hidup perusahaan agar tetap bertahan dalam kondisi apapun. Oleh karena itu, pihak manajemen perusahaan
harus
melakukan
upaya-upaya
atau
tindakan
untuk
mendapatkan keuntungan yang maksimal. Jika perusahaan memperoleh keuntungan
yang
maksimal,
maka
perusahaan
akan
mengalami
perkembangan dan mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya. Menurut Elkington
dalam Effendi
(2009),
selain mengejar
keuntungan, perusahaan juga harus memperhatikan dan terlibat pada pemenuhan kesejahteraan masyarakat serta turut berkontribusi aktif dalam 1
menjaga kelestarian lingkungan. Hal ini mengindikasikan perusahaan boleh berlanjut sebagai entitas pencetak laba sepanjang tidak merusak lingkungan dan sosial. Substansi keberadaan tanggung jawab sosial muncul dalam rangka memperkuat
keberlanjutan perusahaan dengan membangun
kerjasama antara stakeholders yang terkait. Keuntungan merupakan salah satu tujuan utama dari suatu perusahaan. Beberapa tahun terakhir sebagian perusahaan di Indonesia mulai menyeimbangkan antara orientasi keuntungan dan perbaikan lingkungan. Perusahaan mulai melakukan kegiatan yang lebih bermanfaat untuk lingkungan dan sosialnya yang dikenal dengan Triple Bottom Line (3P).Triple Bottom Line, atau 3P yaitu Profit, People, and Planet. Profit, mengejar keuntungan untuk kepentingan shareholders, dan memperhatikan kepentingan stakeholders. People, memenuhi kesejahteraan masyarakat. Planet, berpartisipasi aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan (Global Reporting Initiative, 2015). Konsep 3P dianggap sebagai pilar utama dalam membangun bisnis berkelanjutan, serta untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Tujuan dari pembangunan berkelanjutan adalah untuk memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan datang dalam memenuhi kebutuhan mereka. Sebagai kekuatan penting dalam masyarakat, organisasi dalam bentuk apapun memiliki sebuah peran penting dalam pencapaian tujuan ini (Global Reporting Initiative, 2015). Pengelolaan sumber daya memerlukan cara tepat agar dapat memenuhi
2
kebutuhan generasi yang akan datang. Salah satu cara perusahaan dalam pengelolaan sumber daya adalah dengan mengurangi dampak lingkungan dari 2 operasional bisnis perusahaan, meminimalkan sumber daya yang digunakan serta kemunculan limbah (Luthfia, 2012). Banyak hal harus dilakukan untuk dapat mewujudkan pembangunan yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan berkelanjutan. Salah satu tantangan utama dari pembangunan berkelanjutan adalah tuntutan adanya pilihan-pilihan dan cara berpikir inovatif. Perkembangan pengetahuan dan teknologi
tidak
hanya
dituntut
memberikan
kontribusi
terhadap
pertumbuhan ekonomi, tetapi juga dapat membantu dalam memecahkan permasalahan terkait risiko dan ancaman terhadap keberlanjutan dari hubungan sosial, lingkungan, dan perekonomian (Global Reporting Initiative, 2015). Isu lain yang cukup mencolok adalah soal kerusakan lingkungan dan upaya mengelola sumber energi alternatif ramah lingkungan (Rahman, 2008). Laporan keberlanjutan (sustainability report) merupakan bentuk laporan yang bersifat sukarela (voluntary) sebagai bentuk tanggungjawab sosial dan lingkungan. Sustainability report sangat diperlukan agar stakeholders termasuk masyarakat, mengetahui segala bentuk tanggung jawab perusahaan kepada masyarakat dan lingkungan (Sari dan Marsono, 2013). Hal ini termasuk laporan keuangan, laporan CSR ataupun sustainability report sebagai penilaian awal atas kredibilitas suatu
3
perusahaan. Standar pelaporan sustainability report yang diakui secara internasional mengacu pada Global Reporting Initiative (GRI). Informasi
mengenai
dampak aktivitas
ekonomi, sosial dan
lingkungan perusahaan dapat diungkapkan melalui sustainability report sebagai laporan sukarela yang disajikan secara terpisah dari annual report (Idah, 2013). Laporan sukarela tersebut disebut sustainability report (laporan keberlanjutan) apabila kinerja yang dilaporkannya dalam kurun waktu tertentu sudah menunjukkan kecenderungan membaik menuju dampak positif. Masyarakat luas bisa melihat aktivitas CSR perusahaan melalui sustainability report perusahaan itu sendiri. Pengungkapan Sustainability Report merupakan bentuk komitmen perusahaan dalam mempublikasikan laporan keberlanjutan. Laporan ini memberikan informasi tentang pertanggungjawaban perusahaan terhadap lingkungan dan sosial. Laporan ini disusun berdasarkan Pedoman Sustainability Report Global Reporting Initiative (GRI). Sustainability report mempunyai standar pengungkapan yang mencerminkan keseluruhan aktivitas sosial perusahaan. Dalam hal ini, sustainability report berbeda dengan laporan keuangan. Perusahaan kemudian mengungkapkan aktivitas tanggung jawab sosial dan lingkungan melalui sustainability report untuk memenuhi kepentingan stakeholder (Aniktia dan Muhammad, 2015). Sustainability report atau juga bisa disebut laporan non-finansial disusun secara paralel dengan laporan keuangan tahunan perusahaan. Sustainability report merupakan laporan kinerja aspek sosial, ekonomi, dan
4
lingkungan perusahaan. Setiap Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), laporan non-finansial dilaporkan oleh manajemen bersamaan dengan laporan keuangan perusahaan. Seluruh pemangku kepentingan perusahan hadir untuk membaca, menganalisa, dan mengomentari isi laporan tersebut. Meskipun sifatnya masih sukarela (voluntary), sustainability report berbeda dengan laporan keuangan yang telah memiliki sistem dan diamanatkan oleh undang-undang. Laporan ini melaporkan kinerja aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan adalah hal mutlak bagi perusahaan yang mengklaim memiliki kinerja CSR tinggi (Ramayana, 2009). Beberapa dekade ini sering terjadi bencana lingkungan hidup di berbagai belahan dunia, seperti Three Mile Island, Love Canal, Bhopal (India), Chernobyl (Rusia), Times Beach (Missouri) sampai peracunan merkuri di Minamata (Jepang) (Sobur, 2005). Tragedi lingkungan juga terjadi di Indonesia, seperti kasus PT. Lapindo Brantas di Sidoarjo, Newmont Minahasa Raya di Buyat, PT. Freeport di Irian Jaya (Luthfia, 2012).
Kasus
Lumpur
Lapindo
Brantas
terjadi
karena
faktor
ketidakberuntungan perusahaan dalam melakukan eksplorasi penggalian pada saat pengeboran serta adanya kesalahan prosedural yang meyebabkan semburan
gas.
Semburan
gas
tersebut
menyebabkan
pencemaran
lingkungan, serta berubahnya kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat sekitar karena lumpur telah meluas ke area pemukiman warga yang menyebabkan warga kehilangan tempat tinggal.
5
Masyarakat meminta perusahaan untuk memperhatikan kasus tersebut, namun selama beberapa tahun perusahaan belum ditetapkan sebagai tersangka. Kasus lain adalah pencemaran lingkungan yang terjadi di Teluk Buyat, Minahasa Raya. Lingkungan masyarakat tercemar oleh limbah dari PT. Newmont yang disebabkan oleh kesengajaan perusahaan mengeluarkan limbah ke tepi Teluk Buyat sebagai lahan bebas pembuangan limbah.Kasus PT. Newmont tengah diselesaikan melalui pengadilan namun PT. Newmont telah ditetapkan tidak bersalah atau bebas. Menurut UU No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, perusahaan harus melakukan tanggung jawab sosial sebagai bentuk pertanggungjawaban atas aktivitas perusahaan. Aktivitas tersebut juga perlu dilaporkan melalui laporan tanggung jawab sosial yang disajikan dalam annual report, atau
perusahaan dapat menyajikan laporan tanggung
jawabnya melalui sustainability report sebagai laporan yang terpisah dari annual report. Sustainability report dapat dijadikan sebagai bentuk transparansi
perusahaan
dalam
mengungkapkan
informasi
dampak
aktivitasnya. Tragedi-tragedi tersebut terjadi karena adanya ketidakpedulian perusahaan terhadap lingkungan sosial perusahaan. Kejadian tersebut memberikan kesadaran kepada perusahaan untuk melakukan kegiatan yang bertanggung jawab terhadap lingkungan maupun sosial atau CSR (Corporate Social Responsibility). Kegiatan tersebut didukung pemerintah dengan menerbitkan Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT)
6
yang mengungkap berbagai ketentuan tentang pendirian PT. Pasal 74 dalam Undang-Undang ini membahas tentang tanggung jawab sosial dan lingkungan
dengan
tujuan
mewujudkan
pembangunan
ekonomi
berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat bagi PT itu sendiri, komunitas setempat dan masyarakat pada umumnya (Saputro dan Linda, 2013). Dilling (2010), menyatakan bahwa di Eropa semakin banyak negara mewajibkan laporan keberlanjutan, setidaknya untuk beberapa jenis dan ukuran perusahaan. Hal ini menunjukkan adanya kepedulian negara-negara di Eropa untuk membuat peraturan mengenai kewajiban pengungkapan Sustainability Report. Pengungkapan
Sustainability Report di Indonesia dan beberapa
Negara lain masih bersifat voluntary, artinya tidak ada aturan yang mewajibkan seperti halnya pada penerbitan financial reporting (Utama dalam Suryono, 2011). Meskipun demikian, minat dan prioritas perusahaan untuk mempublikasikan sustainability report tidak berkurang. Hal ini dikarenakan meningkatnya peraturan lingkungan di banyak negara yang diperkirakan akan semakin ketat. Selain itu, tuntutan masyarakat akan peran perusahaan semakin meningkat, sehingga mendorong perusahaan untuk memberikan informasi transparan, akuntabel, serta praktik tata kelola perusahaan yang baik (Luthfia, 2012). Penelitian mengenai sustainability report juga mulai berkembang, yang menandakan fenomena sustainability report mulai banyak dilakukan oleh perusahaan. Hal ini menjadi topik yang menarik untuk diteliti.
7
Beberapa penelitian terdahulu, telah meneliti mengenai beberapa faktor yang mempengaruhi perusahaan dalam pengungkapan sustainability report. Dalam pengujian beberapa faktor yang mempengaruhi pengungkapan sustainability report, ditemukan hasil tidak konsisten antara peneiliti satu dengan peneliti lain. Suryono dan Prastiwi (2011) dalam penelitiannya menguji karakteristik perusahaan dan corporate governance dengan praktik pengungkapan Sustainability Report, menunjukkan bahwa variabel independen profitabilitas, ukuran perusahaan, komite audit, dan dewan direksi
berpengaruh
signifikan
terhadap
praktik
pengungkapan
Sustainability Report. Variabel independen likuiditas, leverage, aktivitas perusahaan dan governance committee tidak berpengaruh terhadap praktik pengungkapan sustainability report. Hasil berbeda juga ditunjukkan oleh hasil penelitian Luthfia (2012), dimana variabel independen yang digunakan adalah kinerja keuangan, ukuran perusahaan, struktur modal, dan corporate governance. Variabel kinerja keuangan diproksikan melalui profitabilitas, likuiditas, leverage, dan aktivitas perusahann. corporate governance diproksikan melalui komite audit dan dewan direksi. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa variabel independen leverage, ukuran perusahaan dan dewan direksi berpengaruh positif terhadap publikasi sustainability report dan variabel independen profitabilitas, likuiditas, aktivitas perusahaan, komite audit dan struktur modal tidak berpengaruh terhadap publikasi sustainability report.
8
Penelitian yang dilakukan oleh Saputro dan Linda (2013), menguji profitabilitas,
likuiditas,
leverage,
dengan
kualitas
pengukapan
sustainability report. Variabel independen yang diuji, variabel likuiditas berhubungan positif dengan pengungkapan sustainability report sedangkan profitabilitas dan leverage berhubungan negatif dengan pengungkapan sustainability report. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Sari dan Marsono (2013) yang menggunakan variabel independen profitabilitas, likuiditas, leverage, ukuran perusahaan, aktivitas perusahaan, komite audit, dewan direksi, dewan serta dewan komisaris independen dengan variabel dependen pengungkapan sustainability report. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel independen komite audit dan dewan komisaris independen berpengaruh terhadap pengungkapan sustainability report, sedangkan variabel profitabilitas, likuiditas, leverage, aktivitas perusahaan, ukuran perusahaan dan dewan direksi tidak berpengaruh terhadap pengungkapan sustainability report. Aziz (2014) menguji Good corporate governance dengan luas pengungkapan Sustainability Report dimana ukuran dewan komisaris, komite audit, kepemilikan saham institusional, kepemilikan saham terkonsentrasi, kepemilikan saham manajerial, ukuran perusahaan sebagai variabel independen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya variabel kepemilikan saham manajerial yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengungkapan Sustainability Report. Variabel ukuran dewan komisaris, komite audit, kepemilikan saham institusional, kepemilikan
9
saham terkonsentrasi, ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan Sustainability Report. Melihat adanya hasil yang tidak konsisten diantara beberapa penelitian tersebut, menjadikan hal menarik untuk diteliti kembali. Penelitian ini dilakukan dengan merujuk pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Suryono dan Prastiwi (2011) dengan melihat hasil penelitian-penelitian terdahulu mengenai pengungkapan Sustainability Report. Penelitian ini mencoba menguji kembali pengaruh Corporate Governance
dan
Karakteristik
Perusahaan
terhadap
Pengungkapan
Sustainability Report. Namun, penelitian sebelumnya masih jarang menggunakan variabel governance committee, maka penulis menambahkan variabel
governance
committee
dalam
corporate governance
dan
menggunakan net profit margin untuk menghitung profitabilitas serta sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan sampel perusahaan LQ45 periode 2012-2014. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengambil judul penelitian “Pengaruh Corporate Governance dan Karakteristik Perusahaan terhadap Pengungkapan Sustainability Report Pada Perusahaan LQ45 yang Terdaftar di BEI Periode 20122014”.
10
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apakah
Profitabilitas
berpengaruh
terhadap
Pengungkapan
Sustainability Report? 2. Apakah Likuiditas berpengaruh terhadap Pengungkapan Sustainability Report? 3. Apakah Leverage berpengaruh terhadap Pengungkapan Sustainability Report? 4. Apakah Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap Pengungkapan Sustainability Report? 5. Apakah
Komite
Audit
berpengaruh
terhadap
Pengungkapan
berpengaruh
terhadap
Pengungkapan
Sustainability Report? 6. Apakah
Dewan
Direksi
Sustainability Report? 7. Apakah Governance Committee Perusahaan berpengaruh terhadap Pengungkapan Sustainability Report?
11
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris mengenai hal-hal sebagai berikut: a. Untuk menganalisis pengaruh Profitabilitas terhadap Pengungkapan Sustainability Report. b. Untuk menganalisis pengaruh Likuiditas terhadap Pengungkapan Sustainability Report. c. Untuk menganalisis pengaruh Leverage terhadap Pengungkapan Sustainability Report. d. Untuk menganalisis pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Pengungkapan Sustainability Report. e. Untuk
menganalisis
pengaruh
Komite
Audit
terhadap
Direksi
terhadap
Pengungkapan Sustainability Report. f. Untuk
menganalisis
pengaruh
Dewan
Pengungkapan Sustainability Report. g. Untuk menganalisis pengaruh Governance Committee terhadap Pengungkapan Sustainability Report.
2. Manfaat Penelitian Berdasarkan rumusan masalah dan hasil penelitian yang dilakukan, penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat kepada beberapa pihak. Pihak tersebut antara lain:
12
a. Akademisi Untuk
menambah
pemahaman
serta
wawasan
mengenai
sustainability, sustainability development, pengembangan teknologi sustainability report dalam suatu perusahaan. Disamping itu, menjelaskan
mengenai
peran
corporate
governance
dan
karakteristik perusahaan terhadap Pengungkapan Sustainability Report perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. b. Perusahaan Sebagai
kontribusi
pengetahuan
mengenai
pengungkapan
sustainability report serta pentingnya tanggung jawab sosial dan lingkungan melalui sustainability report yang dilaporkan secara terpisah dari laporan keuangan sebagai bentuk keberlanjutan perusahaan dalam mewujudkan sustainable development. c. Investor Pengungkapan sustainability report merupakan hal penting yang memiliki kontribusi sebagai pertimbangan investor untuk menilai aktivitas tanggung jawab sosial perusahaan yang diungkapkan melalui sustainability report sebagai bentuk sustainable suatu perusahaan terhadap lingkungan sosialnya. d. Pemerintah Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi atau wacana bagi pemerintah untuk menentukan kebijakan pasti mengenai
13
sustainability report yang lebih baik lagi bagi perusahaanperusahaan di Indonesia. e. Masyarakat Sebagai pengontrol perilaku-perilaku perusahaan dan memberikan informasi akan hak-hak yang dapat diperoleh masyarakat atas aktivitas perusahaan.
14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Literatur 1. Teori Stakeholders Teori Stakeholder merupakan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan yang meliputi karyawan, konsumen, pemasok, masyarakat, pemerintah selaku regulator, pemegang saham, kreditur, pesaing, dan lain-lain. Teori stakeholder menyatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri namun harus memberikan manfaat bagi stakeholder. Gray, et al. (1994, dalam Purwanto,2011) menyatakan bahwa: “Kelangsungan hidup perusahaan tergantung pada dukungan stakeholder dan dukungan tersebut harus dicari sehingga aktivitas perusahaan adalah untuk mencari dukungan tersebut. Makin powerful stakeholder, makin besar usaha perusahaan untuk beradaptasi. Pengungkapan sosial dianggap sebagai bagian dari dialog antara perusahaan dengan stakeholder-nya”. Teori
stakeholder
berkaitan
dengan
cara
yang
dilakukan
perusahaan untuk mengatur stakeholder-nya. Cara tersebut tergantung pada strategi yang diadopsi perusahaan, yaitu strategi aktif dan pasif (Purwanto, 2011). Strategi aktif tidak hanya mengidentifikasi stakeholder, tetapi juga menentukan stakeholder mana yang memiliki kemampuan terbesar dalam mempengaruhi alokasi sumber ekonomi ke dalam perusahaan.
Perhatian
yang
besar
terhadap
stakeholder
akan
mengakibatkan tingginya tingkat pengungkapan informasi sosial dan
15
tingginya kinerja sosial perusahaan. Sedangkan perusahaan yang mengadopsi strategi pasif cenderung tidak terus menerus memonitor aktivitas stakeholder dan secara sengaja tidak mencari strategi optimal untuk menarik perhatian stakeholder. Akibatnya adalah rendahnya tingkat pengungkapan informasi sosial dan rendahnya kinerja sosial perusahaan. Pengungkapan informasi dapat dibagi menjadi dua yakni yang sifatnya wajib (mandatory) dan sukarela (voluntary). Salah satu bentuk pengungkapan sukarela yang berkembang dengan pesat saat ini yaitu pengungkapan sustainability report. Melalui pengungkapan sustainability report
(pengungkapan
sosial
dan
lingkungan)
perusahaan
dapat
memberikan informasi yang lebih cukup dan lengkap berkaitan dengan kegiatan dan pengaruhnya terhadap kondisi sosial masyarakat dan lingkungan (Ghozali dan Chariri, 2007 dalam Suryono, 2011). 2. Teori Legitimasi Legitimasi masyarakat merupakan faktor strategis bagi perusahaan dalam rangka mengembangkan perusahaan ke depan. Hal itu, dapat dijadikan sebagai wahana untuk mengonstruksi strategi perusahaan, terutama terkait dengan upaya memposisikan diri di tengah lingkungan masyarakat yang semakin maju (Sari dan Marsono, 2013). Menurut Dowling dan Pfeffer (1975 dalam Purwanto, 2011), teori legitimasi sangat bermanfaat dalam menganalisis perilaku organisasi. Kedua peneliti tersebut menyatakan bahwa: “Karena legitimasi adalah hal yang penting bagi organisasi, batasan-batasan yang ditekankan oleh norma-norma dan nilai-nilai sosial,
16
dan reaksi terhadap batasan tersebut mendorong pentingnya analisis perilaku organisasi dengan memperhatikan lingkungan”. Teori legitimasi berdasarkan pada gagasan perusahaan beroperasi di dalam masyarakat melalui suatu kontrak sosial, kemudian perusahaan tersebut akan membuat kesepakatan untuk melaksanakan berbagai macam tindakan yang diinginkan oleh masyarakat sebagai balasan atas diterimanya tujuan perusahaan, kelangsungan hidup perusahaan, dan penghargaan lainnya (Suryono, 2011). Kesesuaian nilai sosial yang ingin diciptakan oleh perusahaan dapat diciptakan melalui peningkatan komunikasi yang efektif bagi masyarakat. Komunikasi ini dapat dilakukan melalui pengungkapan informasiinformasi tambahan yang lebih bersifat pendukung dan kebanyakan bersifat sukarela. Salah satu usaha yang dapat dilakukan yakni dengan pembuatan sustainability report. Laporan ini dapat digunakan oleh perusahaan untuk memperoleh legitimasi (Suryono, 2011). Dengan demikian, legitimasi merupakan manfaat atau sumber daya potensial bagi perusahaan untuk mempertahankan hidup (going concern). 3. Corporate Social Responsibility (CSR) Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan kewajiban organisasi bisnis untuk turut serta dalam kegiatan yang bertujuan melindungi
dan
meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat
secara
keseluruhan (Prasetyono, 2011). Menurut The World Business Council for Sustainable
Development
(WBCSD)
dalam
Wahyuningtyas
dan
Nugrahanti (2012) CSR adalah komitmen bisnis untuk memberikan
17
kontribusi bagi pembangunan ekonomi berkelanjutan, melalui kerjasama dengan para karyawan serta perwakilan mereka, keluarga mereka, komunitas setempat maupun masyarakat umum untuk meningkatkan kualitas kehidupan dengan cara yang bermanfaat bagi bisnis sendiri maupun untuk pembangunan. Pengungkapan kegiatan tanggung jawab sosial yang telah dilaksanakan perusahaan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan citra perusahaan di masyarakat pada umumnya dan investor pada khususnya (Sudana dan Putu Ayu, 2011). Selain itu, Syahrir dan Suhendra (2010) dalam Kamil dan Herusetya (2012) mengatakan bahwa tujuan dari penerapan CSR ini adalah agar menciptakan standar kehidupan yang lebih tinggi, dengan mempertahankan kesinambungan laba usaha untuk pihak pemangku kepentingan sebagaimana yang diungkapkan dalam laporan keuangan entitas. Di Indonesia, kewajiban perusahaan untuk melaksanakan CSR diatur dalam beberapa peraturan atau perundangan seperti Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT) dalam Pasal 74 (1) yang menyatakan bahwa perseroan yang menjalankan kegiatan usaha di bidang atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Selain itu, juga terdapat dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (UUPM) yaitu pada Pasal 15 (b) yang menyatakan bahwa setiap penanam modal wajib melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan dan pada
18
Pasal
16
yang
menyatakan
bahwa
setiap
penanam
modal
bertanggungjawab menjaga kelestarian lingkungan hidup dan menciptakan keselamatan,
kesehatan,
kenyamanan,
dan
kesejahteraan
pekerja
(Purwanto, 2011). a. Konsep Triple Bottom Line Effendi (2009) mengemukakan bahwa istilah triple bottom line dipopulerkan oleh John Elkington pada tahun 1997 melalui bukunya Cannibals With Forks, the Triple Bottom Line of Twentieth Century Business. Elkington memberi pandangan bahwa perusahaan yang ingin berkelanjutan haruslah memerhatikan 3P, yaitu: 1) profit untuk meningkatkan pendapatan perusahaan, 2) people untuk memberikan kesejahteraan kepada karyawan dan masyarakat, serta 3) planet untuk menjaga dan meningkatkan kualitas alam serta lingkungan di mana perusahaan tersebut beroperasi. Dalam gagasan tersebut, perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu aspek ekonomi yang direfleksikan dalam kondisi finansialnya saja, namun juga harus memerhatikan aspek sosial dan lingkungannya. b. Sustainability Report Kewajiban pengungkapan CSR di Indonesia telah diakomodasi dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 (Revisi 2015) paragraf 14, yang berbunyi sebagai berikut:
19
“Beberapa entitas juga menyajikan, dari laporan keuangan, laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah, khususnya bagi industry dimana faktor lingkungan hidup adalah signifikan dan ketika karyawan dianggap sebagai kelompok pengguna laporan keuangan yang memegang peranan penting. Laporan yang disajikan diluar laporan keuangan tersebut adalah diluar dari ruang lingkup SAK”. Berdasarkan hal tersebut, sudah selayaknya perusahaan melaporkan semua aspek yang mempengaruhi kelangsungan operasi perusahaan kepada masyarakat. Namun, PSAK No.1 (Revisi 2015) tersebut meunjukkan bahwa perusahaan yang ada di Indonesia diberikan suatu kebebasan dalam mengungkapkan informasi tanggung jawab sosial dan lingkungan dalam laporan tahunan perusahaan (Aniktia, 2015). Penting dan besarnya desakan akan risiko dan ancaman terhadap keberlanjutan kita bersama di samping peningkatan pilihan dan kesempatan, akan membuat transparansi mengenai dampak ekonomi, lingkungan dan sosial menjadi komponen utama bagi efektifnya hubungan dengan pemangku kepentingan, kebijakan investasi dan hubungan pasar lainnya (Global Reporting Initiative, 2015). Isu mengenai CSR terkait erat dengan sustainability reporting. Global Reporting Initiative (GRI) merupakan salah satu dari
lembaga
yang
serius
menangani
permasalahan
yang
berhubungan dengan sustainability (Yuliana et.al, 2008). GRI berdiri karena semakin mendesaknya transparansi pengaruh aktivitas bisnis perusahaan baik ekonomi, lingkungan dan
20
sosial sehingga dibutuhkan pedoman atau framework untuk menyusun sustainability report bagi perusahaan dalam berbagai ukuran dan sektor usaha di seluruh dunia (Maharani, 2012). Lebih lanjut, Maharani mengatakan dengan menyusun sustainability reporting maka pemakai informasi megetahui apakah perusahaan transparan dalam menyusun kebijakan yang berorientasi pada lingkungan, manajemen, karyawan, masyarakat dan alam, pengaruh proses produksi atau aktivitas perusahaan terhadap lingkungan dan sejauh mana perusahaan mengomunikasikan hal tersebut kepada publik serta apakah perusahaan jujur terhadap diri mereka sendiri dan terhadap lingkungan. Laporan
keberlanjutan
adalah
praktik
pengukuran,
pengungkapan dan upaya akuntabilitas dari kinerja organisasi dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan kepada para pemangku kepentingan baik internal maupun eksternal. Laporan Keberlanjutan merupakan sebuah istilah umum yang dianggap sinonim dengan istilah lainnya untuk menggambarkan laporan mengenai dampak ekonomi, lingkungan, dan social, misalnya triple bottom line, laporan pertanggungjawaban perusahaan, dan lain sebagainya. Laporan
Keberlanjutan
yang disusun
berdasarkan
Kerangka
Pelaporan Global Reporting Initiative mengungkapkan keluaran dan hasil yang terjadi dalam suatu periode laporan tertentu dalam konteks
komitmen
organisasi,
strategi,
dan
pendekatan
21
manajemennya (Global Reporting Initiative, 2015). Laporan dapat digunakan untuk tujuan berikut, diantaranya: 1)
Patok banding dan pengukuran kinerja berkelanjutan yang menghormati hukum, norma, kode, standar kinerja, dan inisiatif sukarela.
2)
Menunjukkan dipengaruhi
bagaimana oleh
organisasi
harapannya
mempengaruhi
mengenai
dan
pembangunan
berkelanjutan. 3)
Membandingkan kinerja dalam sebuah organisasi dan di antara berbagai organisasi dalam waktu tertentu. Sebagaimana dijelaskan oleh Rahman (2008) meskipun
jumlah perusahaan di Indonesia yang melaporkan sustainability report terus meningkat, namun ada berbagai alasan untuk tidak berpuas diri, dan masih pentingnya kerja keras hingga bertahuntahun ke depan. Pertama, karena jumlah perusahaan pembuat laporan berkelanjutan masih terlampau sedikit. Apalagi jika dibandingkan dengan jumlah seluruh perusahaan di Indonesia. Kedua, kalau kita menyimak dengan seksama isi laporan keberlanjutan Antam yang dianggap terbaik hingga sekarang tidak seluruh deskripsi di setiap indikator dikatakan berimbang, untuk perusahaan lainnya. Ketiga, pemanfaatan
laporan
keberlajutan
masih
sangat
tertinggal
dibandingkan negara lain. Keempat, dunia mengarah ke ide One Report yaitu penyatuan laporan tahunan dan laporan keberlanjutan.
22
Perusahaan yang menyusun sustainability reporting akan memberi kemudahan bagi pemakai informasi untuk mengetahui apakah perusahaan sudah transparan dalam menyusun kebijakan yang
berorientasi
pada
lingkungan,
manajemen,
karyawan,
masyarakat dan alam. Global Reporting Initiative membuat sustainability report guideline yang memberi petunjuk pembuatan laporandengan
memperhatikan
aspek
ekonomi,
sosial
dan
lingkungan (Admin KeuLSM, 2015). Ruang lingkup informasi sustainaility report menurut GRI meliputi: 1) Strategy and analysis, yang digambarkan dari statement CEO dan Preskom atau ketua organisasi independen terhadap organisasi pembuat laporan yang memaparkan risiko dan peluang penting secara ringkas, serta informasi umum stategi perusahaan. 2) Organization Profile, meliputi informasi menyeluruh mengenai nama organisasi, produk-produknya, struktur operasional, negara-negara kepemilikan dan
dimana
perusahaan
beroperasi,
kondisi
badan hukumnya, pasar, skala organisasi,
serta keputusan-keputusan penting selama periode pelaporan. 3) Report parameter, memuat report profile, report scope and boundary, dan GRI content index. 4) Governance (struktur organisasi dan tata kepemimpinan dalam organisasi tersebut), Commitments to External Initiatives
23
(keterangan mengenai apakah dan bagaimana pendekatan tertentu diambil oleh perusahaan dengan mengacu pada prinsipprinsip/ perjanjian/ kesepakatan dalam hal sosial dan lingkungan yang dikembangkan secara eksternal dan diterapkan secara sukarela)
dan
Engagement
(sebagai
gambaran
luasnya
pemangku kepentingan yang didefinisikan oleh organisasi dan relasi dengan para pemangku kepentingan tersebut). Kerangka kerja Global Reporting Initiative telah diperbaiki secara berkala dan pada tahun 2015, The Fourth Generation (G4) dari kerangka kerja keberlanjutan Global Reporting Initiative telah diperkenalkan di Amsterdam, Belanda. Global Reporting Initiative G4 Guideliness (Global Reporting Initiative, 2015) mencakup indikator kinerja ekonomi, sosial, dan lingkungan yang terdiri dari beberapa komponen. Indikator kinerja untuk kategori ekonomi meliputi: 1) Kinerja ekonomi, yang menggambarkan kinerja keuangan yang dihasilkan dan dibagikan, implikasi keuangan karena perubahan iklim, cakupan benefit plan, dan bantuan pemerintah. 2) Kehadiran pasar (Market Presence), yang menggambarkan rasio upah standar untuk entry level per jenis kelamin terhadap upah minimum regional, proporsi pengeluaran untuk pemasok lokal, dan proporsi manajer senior yang berasal dari masyarakat lokal.
24
3) Dampak ekonomi tidak langsung, yang menggambarkan investasi dan layanan infrastruktur bagi publik dan penjelasan terkait dampak ekonomi tidak langsung. Indikator kinerja untuk kategori lingkungan hidup meliputi: 1) Bahan baku, yang menggambarkan volume dan berat bahan baku yang digunakan serta persentase penggunaan bahan baku daur ulang. 2) Energi, yang menggambarkan konsumsi energi langsung (per energi primer), konsumsi energi tak langsung, penghematan energi dari konservasi dan efisiensi, inisiatif penggunaan produk hemat energi dan energi terbarukan, dan inisiatif pengurangan konsumsi energi tak langsung. 3) Air, yang menggambarkan pengambilan air dan pengaruhnya kepada sumber air, persentase dan volume penggunaan air daur ulang. 4) Biodiversity, yang menggambarkan kinerja terkait upaya melindungi area dekat lokasi usaha yang memiliki biodiversity yang tinggi. 5) Emisi, gas buang, dan limbah yang menggambarkan kinerja perusahaan dalam menekan emisi, gas buang, dan limbah. 6) Ketaatan yang diukur dari besarnya denda yang dibayar perusahaan karena pelanggaran aturan terkait lingkungan hidup.
25
7) Transportasi yang menggambarkan dampak lingkungan hidup dari pengiriman bahan baku dan produk yang dihasilkan. Indikator kinerja untuk kategori sosial meliputi: 1) Ketenagakerjaan, yang menggambarkan kinerja perekrutan, hubungan dengan buruh/ pekerja, keselamatan dan kesehatan pekerja, pendidikan dan pelatihan, peluang yang sejajar, remunerasi wanita dan pria yang sejajar. 2) Hak asasi manusia, yang menggambarkan kinerja kontrak pengadaan/ investasi yang memasukkan unsur HAM, upaya perusahaan untuk abolisi pegawai anak-anak, persentase petugas sekuriti yang dilatih aspek HAM, jumlah insiden dengan penduduk asli, penanganan keluhan terkait HAM. 3) Masyarakat (society), yang menggambarkan upaya perusahaan melibatkan masyarakat setempat dan upaya pencegahan yang diterapkan pada kegiatan berdampak negatif pada masyarakat sekitar, upaya penanganan dan pencegahan tindakan korupsi, dan praktik-praktik anti monopoli/persaingan usaha yang sehat. 4) Tanggung jawab produk, yang mengukur kinerja perusahaan terkait keamanan produk dari aspek kesehatan, pelabelan produk, komunikasi pemasaran (termasuk sponsorship), dan kerahasiaan data pelanggan.
26
4.
Corporate Governance Menurut OECD (Organization for Economic Cooperation and Development), corporate governance merupakan suatu sistem untuk mengarahkan dan mengendalikan perusahaan. Terdapat beberapa prinsip dalam implementasi good corporate governance (GCG). Menurut pedoman umum good corporate governance Indonesia, terdapat lima prinsip utama yang terkandung dalam good corporate governance
yaitu
transparency,
accountability,
responsibility,
independency serta fairness yang akan dijabarkan sebagai berikut : a) Transparency (keterbukaan informasi), yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materiil dan relevan mengenai perusahaan, termasuk tentang kegiatan CSR. b) Accountability (akuntabilitas), yaitu kejelasan fungsi, struktur, sistem dan pertanggungjawaban organ perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif. c) Responsibility (pertanggungjawaban), yaitu kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan dengan prinsip korporasi yang sehat serta peraturan perundangan yang berlaku. d) Independency (kemandirian), yaitu suatu keadaan di mana perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh atau tekanan dari pihak manajemen yang tidak sesuai
27
dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat. e) Fairness (kesetaraan dan kewajaran), yaitu perlakuan yang adil dan setara di dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian serta peraturan perundangan yang berlaku. 1. Komite Audit Komite audit merupakan komite yang ditunjuk oleh perusahaan sebagai penghubung antara dewan direksi dan audit ekternal, internal auditor serta anggota independen, yang memiliki tugas untuk memberikan pengawasan auditor, memastikan manajemen melakukan tindakan korektif yang tepat terhadap hukum dan regulasi (Suryono dan Prastiwi, 2011). Berdasarkan
keputusan
Bapepam
Nomor
Kep-
24/PM/2004 disebutkan bahwa komite audit mengadakan rapat sekurang-kurangnya sama dengan ketentuan minimal rapat dewan komisaris yang ditetapkan anggaran dasar perusahaan. Rapat dilaksanakan untuk melakukan koordinasi agar efektif dalam menjalankan pengawasan laporan dan pelaksanaan corporate governance perusahaan agar menjadi semakin baik (Suryono dan Prastiwi, 2011).
28
2. Dewan Direksi Dewan direksi/ dewan direktur merupakan seseorang yang ditunjuk untuk memimpin Peseroan Terbatas (PT), dapat berasal dari seseorang yang memiliki perusahaan tersebut ataupun orang profesional yang ditunjuk oleh pemilik usaha. Dewan direksi bertindak sebagai aspek sistem pengendalian dalam suatu perusahaan, memiliki peran ganda yaitu sebagai monitoring dan pengambil keputusan (Dilling, 2010). Dalam penerapannya, pelaksanaan GCG sangat bergantung pada fungsi-fungsi dari dewan direksi yang dipercaya sebagai pihak yang mengurus perusahaan. Direksi sebagai organ perusahaan bertugas dan bertanggung jawab secara penuh dalam mengelola perusahaan. Semakin tinggi frekuensi rapat antara anggota dewan direksi, mengindikasikan semakin seringnya komunikasi dan koordinasi antar anggota sehingga lebih mempermudah untuk mewujudkan good corporate governance (Suryono dan Prastiwi, 2011). 3. Governance Committee Suryono (2011) menjelaskan bahwa penciptaan good corporate governance suatu perusahaan dapat diwujudkan salah satunya melalui pembentukan dan penunjukkan anggota governance commitee
yang kompeten dan berkualitas.
29
Governance committee adalah komite yang terdiri dari beberapa anggota dewan direksi. Gagasan pembentukan komite ini pada awalnya, merupakan keharusan bagi perusahaan berdasarkan UndangUndang Sarbanes-Oxley 2002 di Amerika Serikat. Tujuan dari governance committee adalah melakukan pengawasan terhadap efektivitas pengendalian internal perusahaan atas laporan keuangan. Suryono (2011) menjelaskan bahwa Pemerintah Indonesia telah melakukan beberapa upaya untuk mendorong penerapan GCG, antara lain membentuk Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance (KNKCG) yang telah mengeluarkan Pedoman GCG dan pada tahun 2004, KNKCG diubah menjadi Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG). 5. Karakteristik Perusahaan a) Profitabilitas Profitabilitas merupakan rasio yang mengukur kemampuan entitas dalam menghasilkan laba pada tingkat penjualan, aset, dan ekuitas (Kamil dan Herusetya, 2012). Pengukuran profitabilitas merupakan aktivitas yang membuat manajemen menjadi lebih bebas dan fleksibel untuk mengungkapkan pertanggungjawaban sosial perusahaan kepada pemegang saham Hackston dan Milne (1996). Perusahaan yang memiliki kemampuan kinerja keuangan
30
yang baik, akan memiliki kepercayaan yang tinggi untuk menginformasikan kepada stakeholder-nya, karena perusahaan mampu menunjukkan kepada mereka bahwa perusahaan dapat memenuhi harapan mereka terutama investor dan kreditor. Akibatnya, perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi akan
cenderung
untuk
melakukan
pengungkapan
melalui
Sustainability Report, karena profitabilitas merupakan salah satu indikator kinerja yang harus diungkapkan dalam Sustainability Report. b) Likuiditas Aktiva
likuid
(liquid
asset)
adalah
aktiva
yang
diperdagangkan dalam suatu pasar yang aktif sehingga akibatnya dapat dengan cepat diubah menjadi kas dengan menggunakan harga pasar yang berlaku (Brigham dan Houston, 2009). Likuiditas menunjukkan hubungan antara kas dan aset lancar lainnya dari sebuah perusahaan dengan liabilitas lancarnya. Likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampuan entitas untuk membayar semua liabilitas finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aset lancar yang tersedia (Kamil dan Herusetya, 2012). Menurut Almilia (2007), tingkat likuiditas yang tinggi akan menunjukkan kuatnya kondisi keuangan perusahaan. Perusahaan semacam ini cenderung untuk melakukan pengungkapan informasi
31
yang lebih luas kepada pihak luar karena ingin menunjukkan bahwa perusahaan itu kredibel. c) Leverage Rasio leverage dapat diartikan sebagai besarnya aktiva perusahaan yang didanai dengan pendanaan dari pihak luar. Rasio leverage menggambarkan bagaimana suatu perusahaan dapat membayar semua kewajibannya baik yang jangka pendek maupun jangka panjang (Brigham dan Houston, 2009). Rasio leverage merupakan proporsi total hutang terhadap rata-rata ekuitas pemegang saham. Rasio tersebut digunakan untuk memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat resiko tak tertagihnya suatu utang Almilia (2007). Tingkat rasio leverage yang semakin tinggi menyebabkan peluang yang semakin besar bagi perusahaan untuk melanggar kontrak utang sehingga memicu manajer dalam melaporkan laba sekarang yang lebih tinggi dibandingkan laba di masa mendatang (Anggraini, 2006). d) Ukuran Perusahaan Secara umum, perusahaan besar akan mengungkapkan informasi lebih banyak daripada perusahaan kecil. Terdapat beberapa penjelasan mengenai hal tersebut. Teori keagenan menyatakan bahwa perusahaan besar memiliki biaya keagenan yang lebih besar daripada perusahaan kecil Marwati (2001).
32
Perusahaan besar mungkin akan mengungkapkan informasi yang lebih banyak sebagai upaya untuk mengurangi biaya keagenan tersebut. Perusahaan dengan ukuran yang lebih besar dapat lebih bertahan daripada perusahaan dengan ukuran yang lebih kecil, karena semakin besar entitas, semakin besar pula sumber daya yang dimiliki entitas tersebut. Dengan semakin besarnya sumber daya yang dimiliki entitas, maka entitas tersebut akan lebih banyak berhubungan dengan stakeholder, sehingga diperlukan tingkat pengungkapan atas aktivitas entitas yang lebih besar, termasuk pengungkapan dalam tanggung jawab sosial (Kamil dan Herusetya, 2012). B. PenelitianTerdahulu Sebagai tolak ukur penelitian ini, untuk lebih jelasnya penulis menggunakan penelitian sebelumnya yang dirangkum dalam tabel berikut:
33
Tabel 2.1 Hasil-HasilPenelitianTerdahulu Metode Penelitian
Peneliti No
Judul Penelitian (Tahun)
Hasil Penelitian Persamaan
Perbedaan
1
Dwi Anggoro Saputro, Fahrurrozie, Linda Agustin (2013)
Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Pengungkapan Sustainability Report Perusahaan Bursa Efek Indonesia.
Variabel independennya Profitabilitas, Likuiditas, Leverage, sedangkan variabel dependennya Sustainability Report
Tidak terdapat variabel Ukuran Perusahaan, Komite Audit, Dewan Direksi, Governance Committee. Sampel pada penelitian adalah Perusahaan yang terdaftar di BEI Periode Tahun 2011-2012
Hasil penelitian Likuiditas berpengaruh signifikan terhadap Sustainablity Report sedangkan Profitabilitas dan Leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap Sustainability Report.
2
Mega Putri Pengaruh Kinerja Yustia Sari, Keuangan, Ukuran Marsono(2013) Perusahaan Dan Corporate Governance Terhadap Pengungkapan Sustainability Report .
Variabel independennya Profitabilitas, Likuiditas, Leverage, Aktivitas Perusahaan, Ukuran Perusahaan, Komite Audit, Dewan Direksi, Dewan Komisaris, sedangkan variabel dependennya Sustainability Report
Tidak terdapat variabel Governance Committee. Sampel pada penelitian adalah Perusahaanperusahaan non keuangan Indonesia yang terdaftar di BEI dan annual report perusahaanperusahaan tersebut berada di Bloomberg pada tahun 2009-2011.
Hasil penelitian Profitabilitas Likuiditas, Leverage, Aktivitas Perusahaan, Ukuran Perusahaan dan Dewan Direksi tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan Sustainability Report. Komite Audit dan Dewan Komisaris Independen berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan Sustainability Report
34
Tabel 2.1 Hasil-HasilPenelitianTerdahulu (Lanjutan) Metode Penelitian
Peneliti No
Judul Penelitian (tahun)
Hasil Penelitian Persamaan
Perbedaan
3
Abdul Aziz (2014)
Analisis Pengaruh Good Corporate Governance (GCG) Terhadap Kualitas Pengungkapan Sustainability Report.
Variabel independennya Ukuran Perusahaan, Komite Audit, Ukuran Dewan Komisaris, Kepemilikan Saham Institusional, Kepemilikan Saham Terkonsentrasi, Kepemilikan Saham Manajerial, sedangkan variabel dependennya Sustainability Report
Tidak terdapat variabel Profitabilitas, Likuiditas, Leverage, Dewan Direksi, Governance Committee dan sampel penelitian adalah Pada Perusahaan Di Indonesia Periode Tahun 2011-2012
Hasil penelitian Ukuran Dewan Komisaris, Komite Audit, Kepemilikan Saham Institusional, Kepemilikan Saham Terkonsentrasi, Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh positif signifikan terhadap Sustainability Report. Kepemilikan Saham Manajerial berpengaruh positif signifikan terhadap Sustainabilty Report.
4
Ria Aniktia dan Muhammad Khafid, (2015)
Pengaruh Mekaniseme Good Corporate Governance dan Kinerja Keuangan Terhadap Pengungkapan Sustainability Report.
Variabel independennya Komite audit, Governance Committee, Profitabilitas, Leverage, Dewan Komisaris, Kepemilikan manajerial, sedangkan variabel dependennya Sustainability Report
Tidak terdapat variabel Likuiditas, Leverage, Ukuran Perusahaan, Dewan Direksi dan sampel penelitian adalah Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013
Hasil penelitian Komite Audit, Governance Committee dan Leverage berpengaruh positif terhadap Sustainability Report. Dewan Komisaris , Kepemilikan Manajerial dan Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap Sustainability Report
35
C. KerangkaPemikiran Gambar di bawah ini menunjukkan kerangka pemikiran yang dibuat dalam model penelitian mengenai pengaruh corporate governance dan karakteristik perusahaan terhadap publikasi sustainability report. Gambar 2.1 Skema Kerangka Konseptual Terdapat perusahaan yang tidak melaporkan tanggung jawab sosial dan lingkungan
Basis Teori
Variabel Independen
Variabel Dependen
Net Profit Margin Current Ratio Debt to Equity Ratio
Pengungkapan Sustainability Report
Total Assets Komite Audit Dewan Direksi Governance Committee
Metode Analisis: Regresi Logistik Hasil Pengujian dan Pembahasan Kesimpulan, Implikasi, dan Saran
36
D. Keterkaitan Antar Variabel dan Pengembangan Hipotesis 1. Profitabilitas dengan Pengungkapan Sustainability Report Profitabilitas
merupakan
kemampuan
perusahaan
dalam
menghasilkan laba sehingga mampu meningkatkan nilai pemegang saham perusahaan. Anggraini (2006), Almilia (2007), serta Kamil dan Herusetya
(2012)
menemukan
bahwa
semakin
tinggi
tingkat
profitabilitas, semakin tinggi pula tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Hal ini memberikan interpretasi bahwa perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi dapat mengatasi biaya-biaya atas pengungkapan tanggung jawab sosial tersebut. Tingkat profitabilitas yang
semakin
tinggi
mencerminkan
kemampuas
entitas
dalam
menghasilkan laba semakin tinggi, sehingga entitas mampu untuk meningkatkan tanggung jawab sosial, serta melakukan pengungkapan tanggung jawab sosialnya dalam laporan keuangan yang lebih luas. Hackston & Milne (1996) menemukan tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat profitabilitas dengan pengungkapan informasi sosial. Sebaliknya, Anggraini (2006) menemukan pengaruh positif profitabilitas (NPM) dengan pengungkapan informasi sosial. Penelitian terbaru oleh Suryono dan Prastiwi (2011) menunjukan hubungan positif antara profitabilitas yang diproksikan melalui ROA. Oleh karena itu, penelitian ini mengasumsikan bahwa: H1: NPM berpengaruh terhadap pengungkapan sustainability report.
37
2. Likuiditas dengan Pengungkapan Sustainability Report Rasio likuiditas merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya kepada kreditur jangka pendek
(Almilia dan Retrinasari, 2007). Dalam
Fitriani (2001), Wallace et al (1994) menyatakan bahwa likuiditas dapat juga dipandang sebagai ukuran kinerja manajemen dalam mengelola keuangan perusahaan. Dari sisi ini, perusahaan dengan likuiditas rendah cenderung mengungkapkan lebih banyak informasi kepada pihak eksternal sebagai upaya untuk menjelaskan lemahnya kinerja manajemen. Perusahaan
dengan
tingkat
likuiditas
yang
tinggi
mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut mampu untuk membayar kewajiban-kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu. Kuatnya kondisi keuangan perusahaan akan memberikan image yang baik bagi perusahaan tersebut. Salah satu cara untuk meyakinkan para stakeholder adalah dengan mempublikasikan kegiatan yang berkaitan dengan sosial dan lingkungan melalui sustainability report yang terpisah dari laporan tahunan (Suryono dan Prastiwi, 2011). Oleh karena itu, penelitian ini mengasumsikan bahwa: H2: Tingkat
likuiditas
berpengaruh
terhadap
pengungkapan
sustainability report.
38
3. Leverage dengan Pengungkapan Sustainability Report Leverage mencerminkan tingkat ketergantungan perusahaan terhadap para investor dan kreditor dalam membiayai asetnya. Rasio leverage yang tinggi mengakibatkan perusahaan melanggar perjanjian kredit. Hal ini dikarenakan semakin tinggi leverage artinya semakin besar porsi pendanaan perusahaan yang dibiayai oleh utang, sehingga perusahaan cenderung untuk meninggikan laba sekarang. Tujuannya adalah agar perusahaan dapat dengan mudah untuk memperoleh pinjaman, sebab laba yang tinggi menggambarkan kondisi keuangan perusahaan yang kuat dan baik. Pelaporan
laba
yang
tinggi,
juga
diimbangi
dengan
pengurangan biaya, termasuk biaya untuk pelaporan sosial dan lingkungan sehingga kinerja keuangannya terlihat bagus. Perusahaan lebih memilih untuk mengurangi pengungkapan laporan terutama yang bersifat sukarela, terlebih terpisah dari annual report seperti sustainability report, yang tentunya akan memakan dana yang cukup besar. Oleh karena itu, penelitian ini mengasumsikan bahwa: H3: Leverage berpengaruh terhadap pengungkapan sustainability report. 4. Ukuran Perusahaan dengan Pengungkapan Sustainability Report Semakin besar suatu perusahaan akan semakin disorot oleh para stakeholder. Dalam kondisi demikian perusahaan membutuhkan
39
upaya yang lebih besar untuk memperoleh legitimasi stakeholder dalam rangka menciptakan keselarasan nilai-nilai
sosial
dari
kegiatannya dengan norma perilaku yang ada dalam masyarakat. Oleh karena itu semakin besar perusahaan akan semakin berkepentingan untuk mengungkap informasi yang lebih luas (Suryono dan Prastiwi, 2011). Beberapa penelitian sebelumnya, seperti Hackston dan Milne (1996), Sembiring (2005), serta Kamil dan Herusetya (2012) menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR. Hal ini karena semakin besar ukuran perusahaan maka semakin besar pula informasi yang terkandung di dalamnya, sehingga
perusahaan
terdorong
untuk
melakukan
praktik
pengungkapan sustainability report. Oleh karena itu, penelitian ini mengasumsikan bahwa: H4 : Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan sustainability report. 5. Komite Audit dengan Pengungkapan Sustainabilty Report Komite audit merupakan alat yang efektif untuk melakukan mekanisme pengawasan, sehingga dapat mengurangi biaya agensi dan meningkatkan kualitas pengungkapan perusahaan (Foker, 1992 dalam Said et.al, 2009). Komunikasi yang terjalin antara komisaris, direksi, auditor internal dan eksternal, merupakan aspek yang penting dalam menilai keefektifan dari komite audit (Effendi, dalam Sari, 2013).
40
Dalam pelaksanaan tugasnya, komite audit mempunyai fungsi membantu dewan komisaris untuk (i) meningkatkan kualitas Laporan Keuangan, (ii) menciptakan iklim disiplin dan pengendalian yang dapat mengurangi kesempatan terjadinya penyimpangan dalam pengelolaan perusahaan, (iii) meningkatkan efektifitas fungsi internal audit (SPI) maupun eksternal audit, serta (iv) mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris/Dewan Pengawas. Berdasarkan keputusan Bapepam Nomor Kep-24/PM/2004 disebutkan bahwa komite audit mengadakan rapat sekurang-kurangnya sama dengan ketentuan minimal rapat dewan komisaris yang ditetapkan anggaran dasar perusahaan. Rapat dilaksanakan untuk melakukan koordinasi agar efektif dalam menjalankan pengawasan laporan dan pelaksanaan corporate governance perusahaan agar menjadi semakin baik. Dengan semakin sering mengadakan rapat, maka koordinasi komite audit akan semakin baik sehingga dapat melaksanakan pengawasan terhadap manajemen dengan lebih efektif dan
diharapkan
dapat
mendukung
peningkatan
pengungkapan
informasi sosial dan lingkungan yang dilakukan oleh perusahaan. Ho dan Wong (2001) dalam Said et.al. (2009) menyatakan bahwa keberadaan komite audit berpengaruh secara signifikan terhadap luas pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) yang dilakukan perusahaan. Oleh karena itu, penelitian ini mengasumsikan bahwa:
41
H5: Komite audit berpengaruh terhadap pengungkapan sustainability report.
6. Dewan Direksi dengan Pengungkapan Sustainability Report Keefektivan pengawasan dalam aktivitas perusahaan dapat dipengaruhi oleh bagaimana dewan direksi dibentuk dan diorganisir. Kinerja dewan yang baik akan mampu mewujudkan good corporate governance bagi perusahaan. Dalam penerapannya, pelaksanaan GCG sangat bergantung pada fungsi-fungsi dari dewan direksi yang dipercaya sebagai pihak yang mengurus perusahaan. Direksi sebagai organ perusahaan bertugas dan bertanggung jawab secara penuh dalam mengelola perusahaan. Semakin tinggi frekuensi rapat antara anggota
dewan
komunikasi
dan
direksi,
mengindikasikan
koordinasi
antar
semakin
anggota
seringnya
sehingga
lebih
mempermudah untuk mewujudkan good corporate governance (Suryono dan Prastiwi, 2011). Informasi yang diungkapkan perusahaan tidak hanya informasi mengenai keuangan, tetapi juga mengenai kinerja sosial dan lingkungan
dalam
suatu
laporan
keberlanjutan
(sustainability
reporting). Apabila corporate governance di perusahaan tersebut sudah berjalan baik, yang tercermin dari seringnya komunikasi dalam rapat dewan, maka akan semakin besar kemungkinan perusahaan
42
dalam mengungkapkan kinerjanya. Oleh karena itu, penelitian ini mengasumsikan bahwa: H6: Dewan direksi berpengaruh terhadap pengungkapan sustainability report. 7. Governance Committee dengan Pengungkapan Sustainability Report Setiap perusahaan memiliki visi dan misi mengenai tujuantujuan kegiatan usaha yang akan dilaksanakannya. Tentunya kegiatan tersebut dapat tercapai dengan adanya sistem tata kelola perusahaan yang baik. Sistem tata kelola perusahaan yang baik ini menuntut dibangunnya dan dijalankannya prinsip-prinsip tata kelola perusahaan (GCG) dalam proses manajerial perusahaan. Boediono, dalam Pedoman GCG 2006 menjelaskan bahwa good corporate governance (GCG) berkaitan erat dengan kepercayaan baik terhadap perusahaan yang melaksanakannya maupun terhadap iklim usaha di suatu negara. Penciptaan good corporate governance suatu perusahaan dapat diwujudkan salah satunya melalui pembentukan dan penunjukkan anggota governance commitee yang kompeten dan berkualitas. Hal ini dilakukan untuk menjamin bahwa manajemen bertindak yang terbaik untuk kepentingan stakeholders. Pengungkapan informasi secara detil akan memberi gambaran kinerja perusahaan sesungguhnya, sehingga semakin banyak informasi yang diberikan perusahaan, khususnya dalam sustainability report akan meningkatkan kepercayaan investor
43
dan stakeholders lainnya. Penelitian oleh Khomsiyah (2005) [dalam Hidayah(2008)] menyimpulkan adanya hubungan antara indeks GCG dengan kualitas pengungkapan. Oleh karena itu, penelitian ini mengasumsikan bahwa: H7: Governance Committee berpengaruh terhadap pengungkapan sustainability report.
44
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa dan menjelaskan pengaruh variabel independent, yaitu profitabilitas, likuiditas, leverage, serta ukuran perusahaan, dan corporate governance yang meliputi komite audit, dewan direksi, dan governance committee terhadap variabel dependen, yaitu pengungkapan sustainability report. Penelitian ini menggunakan perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2012-2014. Peneliti menggunakan perusahaan LQ45 karena dianggap sebagai tempat yang tepat bagi peneliti untuk memperoleh data yang diperlukan berupa laporan keuangan yang dijadikan sampel. B. Metode Penentuan Sampel 1. Sampel Sampel penelitian ini adalah perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dipilih dengan menggunakan purposive sampling dengan kriteria sebagai berikut: a. Perusahaan LQ45 yang terdaftar di BEI selama periode 2012-2014. b. Perusahaan LQ45 yang tidak keluar selama periode pengamatan tahun 2012-2014. c. Perusahaan LQ45 selain Bank dan lembaga keuangan lainnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014. 45
d. Perusahaan yang menerbitkan dan menyajikan laporan keuangan lengkap sesuai data yang diperlukan dalam penelitian dan dalam mata uang rupiah selama periode 2012-2014. e. Perusahaan yang tidak melakukan akuisisi dan merger serta tidak mengalami perubahan sektor industri maupun perubahan nama selama periode 2012-2014. C. Metode Pengumpulan Data Sesuai dengan data yang diperlukan yaitu data sekunder, maka metode
pengumpulan
data
dalam
penelitian
ini
adalah
dengan
menggunakan teknik dokumentasi yang berdasarkan laporan keuangan periode 2012 sampai 2014 yang dipublikasikan oleh BEI melalui download di internet (www.idx.co.id), mengambil dari artikel, jurnal, penelitian terdahulu, mempelajari buku-buku pustaka yang mendukung penelitian terdahulu dan proses penelitian serta pengungkapan dalam berita bisnis, pengungkapan emiten dan sumber-sumber lain yang relevan. Data yang diperlukan yaitu terkait dengan profitabilitas; likuiditas; leverage; serta ukuran perusahaan, komite audit; dewan direksi; governance committee dan pengungkapan sustainability report. D. Metode Analisis Data Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis kuantitatif dengan menggunakan bantuan perangkat lunak Microsoft Excel 2010 dan SPSS (Statistical Package for Social Sciences) versi 20.0 sebagai alat untuk menguji data. Tujuan dari analisis ini adalah 46
untuk mendapatkan informasi yang relevan yang terkandung dalam data tersebut dan menggunakan hasilnya untuk memecahkan suatu masalah. Metode statistik yang akan digunakan dalam pengujian hipotesa penelitian ini adalah statistik deskriptif (seperti mean dan deviasi standart) yang berguna untuk mengetahui karakteristik dari perusahaan yang dijadikan sampel serta statistik inferensi yaitu berupa pengujian multivariate dengan menggunakan binary logistic regression dengan metode enter melalui program SPSS Statistics 20.0. E. Metode Pengujian Hipotesis Statistik yang akan digunakan dalam pengujian hipotesis penelitian ini antara lain: 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum dan minimum. Statistik deskriptif merupakan statistik yang menggambarkan atau mendeskripsikan data menjadi sebuah informasi yang lebih jelas dan mudah untuk dipahami. 2. Analisis Logistic Regression Penelitian ini menggunakan analisis logistic regression. Model statistik ini sesuai digunakan dalam penelitian ini sebab variabel dependennya adalah variabel dummy. Menurut Kuncoro (2001), logistic regression tidak memiliki asumsi normalitas atas variabel
47
bebas yang digunakan dalam model. Artinya, variabel penjelas tidak harus terdistribusi normal. Sejalan dengan hal tersebut, Ghozali (2012) mengatakan pengujian multivariate dengan binary logistic regression tidak memerlukan uji normalitas atas variabel bebas yang digunakan dalam model, artinya variabel penjelas tidak harus memiliki distribusi normal, linear, maupun memiliki varian yang sama dalam setiap grup. Hal ini disebabkan oleh teknik estimasi variabel dependen yang melandasi logistic regression adalah maximum likelihood bukan asumsi Ordinary Least Square (OLS). Analisis regresi logit (disebut juga regresi logistik) untuk melihat
faktor-faktor
yang
berkaitan
dengan
pengungkapan
sustainability report dianggap tepat karena terdapat variabel dummy (nominal) dan variabel dependen dan independennya diukur secara rasio dan internal serta tidak mempertimbangkan asumsi klasik (Yurianto, 2000). Dalam melakukan pengujian dengan regresi logistik, terdapat tiga hal yang perlu dianalisis yaitu: a. Menilai keseluruhan model (overall model fit) Pengujian ini dilakukan untuk menilai model yang dihipotesiskan fit dengan data atau tidak. Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai antara -2 log likelihood pada awal (blok number =0) dengan nilai -2 log likelihood pada akhir (blok 48
number =1). Pengurangan nilai antara -2LL awal (initial -2LL function) dengan nilai -2LL pada langkah awal berikutnya menunjukkan bahwa variabel yang dihipotesiskan fit dengan data. Hal ini karena log likelihood pada regresi logistik mirip dengan “sum of square error” pada model regresi sehingga penurunan log likelihood menunjukkan model regresi semakin baik. 1) Uji Koefisien Determinasi (R2) Model summary dalam regresi logistik sama dengan pengujian R2 pada persamaan regresi linier. Tujuan dari model summary adalah untuk mengetahui seberapa besar kombinasi variabel independen mampu menjelaskan variasi variabel dependen. 2) Uji Kelayakan Model Regresi Kelayakan model regresi ditentukan berdasarkan nilai dari Hosmer & Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Jika nilai statistik Hosmer & Lemeshow’s Fit Test lebih besar dari 0,05 maka hipotesis nol tidak dapat ditolak yang berarti model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima karena sesuai dengan data observasinya. Dasar pengambilan keputusan:
Jika probabilitas > 0,05 H0 diterima
Jika probabilitas < 0,05 H0 ditolak
49
b. Menguji Koefisien Regresi Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah masingmasing variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen
dengan
menggunakan
Wald
statistic
dan
nilai
probabilitas. Wald statistic memberikan tingkat signifikansi secara statistik untuk masing-masing koefisien. Nilai Wald statistic dibandingkan dengan tabel X2, sedangkan nilai probabilitas dibandingkan dengan α (5%). Penentuan penerimaan atau penolakan H0 didasarkan pada tingkat signifikansi α (5%) dengan kriteria sebagai berikut : 1) H0 tidak dapat ditolak apabila statistik Wald hitung < Chi Square tabel dan nilai probabilitas (sig) > tingkat signifikansi (α) 5%. Hal ini berarti HA ditolak atau hipotesis yang menyatakan
variabel
independen
berpengaruh
terhadap
variabel dependen ditolak. 2) H0 ditolak apabila statistik Wald hitung > Chi Square tabel, dengan nilai probabilitas (sig) < tingkat signifikansi (α) 5%. Hal ini berarti HA diterima atau hipotesis yang menyatakan variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen diterima. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara odds dan variabel bebas. Estimasi maksimum likelihood parameter dari model dapat dilihat pada tampilan output variable in the equation. Model analisis 50
logit dalam metode maksimum likelihood, dapat dinyatakan dengan persamaan: 𝐿𝑛
𝑃 (𝑠ustainability)
= 𝛼+𝛽𝑋1+𝛽𝑋2+𝛽𝑋3+𝛽X4+𝛽X5+𝛽X6+𝛽X7
1−𝑃(𝑠ustainability) Di mana: P = Probabilitas atau kemungkinan pengungkapan sustainabality report X1 = profitabilitas X2 = likuiditas X3 = leverage X4 = ukuran perusahaan X5 = komite audit X6= dewan direksi X7= governance committee 𝛼 = Konstanta 𝛽 = Koefisien regresi logit Ln = Log of odds
F. Operasionalisasi Variabel Penelitian Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ45. Data-data yang digunakan meliputi laporan keuangan periode 2012-2014, gambaran umum perusahaan dan data lain yang dibutuhkan dalam penelitian. Variabel independen terdiri dari profitabiltas, likuiditas, leverage, ukuran 51
perusahaan, komite audit, dewan direksi dan governance comitte terhadap variabel dependen, yaitu pengungkapan sustainability report. Definisi operasional variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel Independen a. Profitabilitas Profitabilitas merupakan rasio yang mengukur kemampuan para eksekutif perusahaan dalam menciptaan tingkat keuntungan baik dalam bentuk laba perusahaan maupun nilai ekonomis atas penjualan, aset bersih perusahaan, maupun modal sendiri (shareholders equity) (Sari, 2013). Profitabilitas dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan Net Profit Margin (NPM).
Net Profit Margin =
b. Likuiditas Likuiditas
merupakan
suatu
indikator
mengenai
kemampuan entitas untuk membayar semua liabilitas finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aset lancar yang tersedia (Kamil dan Herusetya, 2012). Rasio likuiditas diukur dengan menggunakan current ratio.
Current Ratio= 52
c. Leverage Rasio leverage merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya baik jangka pendek maupun jangka panjang jika suatu perusahaan dilikuidasi (Suryono dan Prastiwi, 2011). Rasio leverage diukur dengan menggunakan debt to equity ratio.
d. Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan dapat diukur dengan menggunakan total aset, penjualan, atau ekuitas (Almilia, 2007). Ukuran perusahaan merupakan skala yang digunakan dalam menentukan besar kecilnya suatu perusahaan (Sari, 2013). Dalam penelitian ini varibel ukuran perusahaan diproksikan dengan menggunakan nilai log of total asset yang dimiliki oleh masing-masing perusahaan, tujuannya agar mengurangi perbedaan yang signifikan antara ukuran perusahaan besar dan ukuran perusahaan kecil sehingga data total aset dapat terdistribusi normal. Rumus yang digunakan adalah: Size = Log natural (total aset)
53
e. Komite Audit Komite yang ditunjuk oleh perusahaan sebagai penghubung antara dewan direksi dan audit ekternal, internal auditor serta anggota independen, yang memiliki tugas untuk memberikan pengawasan auditor, memastikan manajemen melakukan tindakan korektif yang tepat terhadap hukum dan regulasi (Suryono dan Prastiwi, 2011). Komite audit diproksikan melalui jumlah rapat antara anggota komite audit pada suatu perusahaan selama periode satu tahun untuk mengukur pelaksanaan corporate governance.
f. Dewan Direksi Dewan
direksi
merupakan
bagian
perseroan
yang
bertanggung jawab penuh terhadap kepengurusan perseroan untuk kepentingan dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan, sesuai dengan pelaksanaan corporate governance untuk dewan direksi diukur melalui jumlah rapat antara anggota dewan direksi yang telah terjadi selama periode satu tahun. Rapat antara anggota dewan direksi merefleksikan keefektifan dalam komunikasi dan koordinasi antara anggota dewan direksi untuk mewujudkan good corporate governance (Suryono dan Prastiwi, 2011).
54
g. Governance Committee Menurut Suryono (2011) governance committee merupakan sebuah komite yang terdiri dari beberapa anggota dewan direksi, yang memiliki tugas untuk mengembangkan dan merekomendasi kepada dewan, pedoman dalam pelaksanaan dan etika corporate governance.
Dalam
penelitian
ini,
pelaksanaan
corporate
governance yang dilakukan perusahaan dilihat dengan keberadaan dari
pembentukan
governance
committee.
Variabel
ini
menggunakan dummy. Pengukuran dilakukan dengan memberikan nilai 1 untuk perusahaan yang terdapat pembentukan governance committee dan 0 untuk perusahaan yang tidak melakukan pembentukan governance committee.
2.
Variabel Dependen Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah praktik pengungkapan sustainability report (laporan keberlanjutan) oleh suatu perusahaan. Sustainability report merupakan laporan yang berisi praktik dalam mengukur dan mengungkapkan aktivitas sosial dan lingkungan perusahaan, sebagai tanggung jawab kepada stakeholder internal dan eksternal mengenai kinerja organisasi dalam mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan (GRI, 2006). Variabel ini menggunakan dummy. Pengukuran dilakukan dengan memberikan nilai 1 untuk perusahaan yang melakukan pengungkapan sustainability report dan 0 untuk perusahaan yang tidak melakukan pengungkapan. 55
Ringkasan variabel dan pengukuran masing-masing variabel independen dijelaskan sebagai berikut:
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian
No.
Variabel
1
Profitabilitas
2
Likuiditas
3
Leverage
4
Ukuran Perusahaan
5
Komite Audit
6
Dewan Direksi
7
8
Pengukuran Variabel
Skala Pengukuran
Net Profit Margin =
Rasio
Current Ratio =
Rasio
Rasio Nilai log natural of total asset yang dimiliki oleh masing-masing Perusahaan
Jumlah rapat antara anggota komite audit Jumlah rapat antara direksi selama periode setahun
Rasio
Rasio
Rasio
Governance Committee
Perusahaan yang sudah membentuk governance committee = 1 Perusahaan yang belum membentuk governance committee = 0
Nominal
Pengungkapan Sustainability Report
Perusahaan yang mengungkapkan sustainability report = 1, perusahaan yang tidak mengungkapkan sustainability report = 0
Nominal
56
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Deskripsi Objek Penelitian Gambaran umum objek penelitian menyajikan pemilihan sampel dan kelompok perusahaan yang menjadi populasi dari penelitian ini. Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2012 hingga tahun 2014, kecuali perusahaanperusahaan yang termasuk dalam kategori banking, credits agencies other than bank, securities, dan insurance. Perusahaan-perusahaan tersebut tidak dimasukkan ke dalam sampel penelitian karena terdapat perbedaan dalam analisis kinerja keuangan yang dilakukan yang memungkinkan perusahaan-perusahaan tersebut melakukan aktivitas yang cenderung lebih fokus pada keuangan, sehingga diindikasikan memiliki karakteristik perusahaan yang berbeda dengan perusahaan-perusahaan sampel lain pada umumnya. 2. Deskripsi Sampel Penelitian Objek penelitian berupa perusahaan LQ45
yang dipilih dengan
menggunakan purposive sampling. Kemudian objek penelitian tersebut 57
dikelompokkan
menjadi
dua
kategori
berdasarkan
pengungkapan
sustainability report, yaitu: a. Perusahaan yang mengungkapkan sustainability report. b. Perusahaan yang tidak mengungkapkan sustainability report. Sebagaimana tujuan dari penelitian ini, pengujian signifikansi pengaruh dari variabel independen yang terdiri dari net profit margin, current ratio, debt to equity ratio, total asset, jumlah rapat komite audit, jumlah rapat dewan direksi serta governance committee terhadap sustainability report. Hal ini dikarenakan penerapan sustainability report dalam bentuk skala nominal.
No 1 2
3
4
5
Tabel 4.1 Rincian Sampel Penelitian Kriteria Pelanggaran Perusahaan LQ45 yang terdaftar di BEI selama periode 2012-2014 Perusahaan LQ45 yang tidak keluar selama periode pengamatan tahun 2012-2014 Perusahaan LQ45 selain bank dan lembaga keuangan lainnya yang terdaftar di BEI periode 2012-2014 Perusahaan yang menerbitkan dan menyajikan laporan keuangan lengkap sesuai data yang diperlukan dalam penelitian dan dalam mata uang rupiah selama periode 2012-2014 Perusahaan yang tidak melakukan akuisi dan merger serta tidak mengalami perubahan sektor industry maupun perubahan nama selama
Jumlah 135
(36)
99
(18)
81
(6)
75
(0)
75
58
periode 2012-2014 Total Sampel Selama Periode Penelitian Sumber: Data Sekunder diolah,2016
75
Perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2012-2014 berjumlah 135 perusahaan. Dari 135 perusahaan tersebut, ditemukan 36 perusahaan yang keluar masuk dari LQ45 selama periode 2012-2014, terdapat 18 perusahaan yang masuk ke dalam kategori banking, credits agencies other than bank, securities, dan insurance,
serta
6
perusahaan
yang
laporan
tahunannya
tidak
menampilkan data yang tidak lengkap. Jadi, jumlah perusahaan yang bisa dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 75 sampel perusahaan selama periode 2012-2014. B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model penelitian regresi logistik (logistic regression). Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran menyeluruh mengenai pengaruh variabel independen, yaitu karakteristik perusahaan (profitabilitas, likuiditas, leverage dan ukuran perusahaan ) dan corporate governance (jumlah rapat komite audit, jumlah rapat dewan direksi, dan governance committee) terhadap variabel dependen, yaitu pengungkapan sustainability report.
59
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptif memberikan suatu gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai minimum, maksimum, rata-rata (mean), standar deviasi dari masing-masing variabel penelitian. Hasil analisis deskriptif dengan menggunakan SPSS 20.0 dari variabel-variabel penelitian ini adalah diperoleh sebanyak 75 data observasi. Sebagai tinjauan terhadap data penelitian, berikut ini akan disajikan ringkasan data-data dalam bentuk statistik deskriptif untuk masing-masing variabel yang dapat dilihat pada tabel 4.2 Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
NPM
75
-.082
.717
.17001
.126593
CR
75
.419
6.148
2.16862
1.255297
DER
75
.158
3.563
.79751
.547286
Size
75
15.837
19.279
17.17793
.793627
KA DD
75
3.000
59.000
13.41333
13.437637
75
2.000
82.000
26.77333
19.745388
Valid N (listwise)
75
Sumber: data output SPPS 20 Dalam penelitian ini menggunakan dua skala, yaitu skala rasio dan skala nominal. Variabel yang menggunakan skala rasio dalam penelitian ini terdiri dari Net Profit Margin (NPM), Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Size. Komite Audit (KA) dan Dewan Direksi (DD). 60
Sedangkan yang menggunakan data nominal adalah vaiabel Governance Commite (GC). Untuk variabel Net Profit Margin dengan menggunakan statistik deskriptif hasil analisisnya adalah nilai minimum sebesar -0,082 dan nilai maksimum sebesar 0,717 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 0,17001 dan standar deviasi 0,126593. Nilai minimum terjadi pada perusahaan Aneka Tambang pada tahun 2014, hal ini menunjukan bahwa pada tahun 2014 perusahaan Aneka Tambang memiliki tingkat profitabilitas paling sedikit dibandingkan perusahaan sejenis lainnya. Dan nilai maksimum terjadi pada perusahaan Bumi Serpong Damai pada tahun 2014 menunjukan bahwa pada tahun tersebut perusahaan memiliki tingkat profitabilitas tertinggi. Hasil analisis deskriptif variabel Current Ratio menunjukan nilai minimum sebesar 0,419 dan nilai maksimum sebesar 6,148 dengan ratarata sebesar 2,16862 dan standar deviasi sebesar 1,255297. Nilai minimum terjadi pada perusahaan Xl Axiata tahun 2012 dan nilai maksimum terjadi pada perusahaan Indosemen Tunggal Prakarsa tahun 2013. Hasil analisis deskriptif variabel Debt to Equity Ratio menunjukan nilai minimum sebesar 0,158 dan nilai maksimum sebesar 3,563 dengan nilai rata-rata sebesar 0.79751 dan standar deviasi sebesar 0,547286. Nilai
61
minimum terjadi pada perusahaan Indosemen Tunggal Prakarsa tahun 2013 sedangkan nilai maksimum terjadi pada perusahaan Xl Axiata tahun 2014. Hasil analisis deskriptif variabel Size menunjukan nilai minimum sebesar 15,837 dan nilai maksimum sebesar 19,279 dengan nilai rata-rata sebesar 17,17793 dan standar deviasi sebesar 0,793627. Nilai minimum terjadi pada perusahaan PP London Sumatera tahun 2012 sedangkan nilai maksimum terjadi pada perusahaan Astra Internasional tahun 2014. Hasil analisis deskriptif variabel Komite Audit menunjukan nilai minimum sebesar 3,000 dan nilai maksimum sebesar 59,000 dengan nilai rata-rata sebesar 13,41333 dengan nilai standar deviasi sebesar 13,437637. Nilai minimum terjadi pada perusahan Xl Axiata tahun 2013 sedangkan nilai maksimum terjadi pada perusahaan Tambang Batubara Bukit Asam tahun 2014. Hasil analisis deskriptif variabel Dewan Direksi menunjukan nilai minimum sebesar 2,000 dan nilai maksimum sebesar 82,000 dengan nilai rata-rata sebesar 26,77333 dan nilai standar deviasi sebesar 19,745388. Nilai minimum terjadi pada perusahaan Global Media Com tahun 2014 sedangkan nilai maksimum terjadi pada perusahaan Tambang Batubara Bukit Asam tahun 2014.
62
Sedangkan
untuk
variabel
governance
committee
yang
menggunakan skala pengukuran nominal, nilai rata-rata dan standar deviasi tidak tepat digunakan sebagai alat analisis kualitas data, karena kode angka yang digunakan dalam skala pengukuran nominal hanya berfungsi sebagai label kategori semata tanpa nilai intrinsik dan tidak memiliki arti apa-apa (Ghozali, 2012). C. Uji Logistic Regression Uji logistic regression dilakukan untuk melihat faktor-faktor yang berkaitan dengan pengungkapan laporan berkelanjutan dianggap tepat karena terdapat variabel dummy (nominal) dan variabel independennya diukur secara rasio dan internal serta tidak mempertimbangkan asumsi klasik (Yurianto, 2000). Dalam melakukan pengujian ini terdapat tiga hal yang perlu di analisis yaitu : 1. Menilai keseluruhan model (overall model fit) Pengujian
ini
dilakukan
untuk
menilai
model
yang
dihipotesiskan fit dengan data atau tidak. Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai antara -2 log likelihood pada awal (block number=0) dengan nilai -2 log likelihood pada akhir (block number=1). Pengurangan nilai antara -2LL awal (initial -2LL function) dengan nilai -2LL pada langkah awal berikutnya menunjukkan bahwa variabel yang dihipotesiskan fit dengan data. Hal
63
ini karena Log Likelihood pada regresi logistik mirip dengan “sum of square error” pada model regresi sehingga penurunan Log Likelihood menunjukan model regresi semakin baik. Tabel 4.3 Overall model fit test -2 Log Likelihood (LL) block Number = 0 102.889
-2 Log Likelihood (LL) block Number = 1 58.982
Sumber: data Output SPSS 20 Dari tabel diatas dapat diketahui jika Nilai -2LL awal adalah sebesar 102,889. Setelah dimasukkan ketujuh variabel independen, maka nilai -2LL awal pada langkah berikutnya menjadi 58,982. Log likelihood pada regresi logistik terjadi penurunan sebesar 43.907. Hal ini mengindikasikan penurunan nilai log likehood menunjukkan model yang semakin baik atau dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data. a) Uji Koefisien Determinasi (R2) Nilai Cox dan Snell’s R dan Nagelkerke’s R square juga digunakan untuk menilai model fit. Hasil SPSS pada tabel 4.4 menunjukan bahwa memberikan nilai Cox dan Snell’s R square 0,443 dan nilai Nagelkerke R Square sebesar 0,594 yang berarti variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabilitas independen sebesar 59,4%. Sedangkan sisanya 40,6%
64
dijelaskan oleh variabel lain diluar variabel penelitian ini, seperti tipe industri, aktivitas perusahaan, ukuran dewan komisaris dan sebagainya. Tabel 4.4 Step
Model Summary -2 Log likelihood Cox & Snell R
Nagelkerke R
Square 1
58.982
a
Square .443
.594
Sumber: data output SPSS 20 b) Uji Kelayakan Model Regresi Kelayakan model regresi ditentukan berdasarkan nilai dari Hosmer & lemeshow’s Goodness of Fit test. Hasil SPSS pada tabel 4.5 menunjukan nilai statistik Hosmer & lemeshow’s test sebesar 8.496 dengan probabilitas signifikan 0,291 dengan nilai signfikansi yang lebih dari 0,05 maka tidak diperoleh adanya perbedaan data estimasi regresi logistik dengan data observasinya. Sehingga model regresi yang dipergunakan dalam penelitian ini layak dipakai untuk penelitian selanjutnya. Tabel 4.5 Hosmer and Lemeshow Test Step 1
Chi-square 8.496
Df
Sig. 7
.291
Sumber: data output SPSS 20
65
2. Menguji Koefisien Regresi Logistik Tahap akhir adalah uji koefisien regresi, dimana hasilnya dapat di lihat pada tabel 4.6 di bawah ini. Tabel 4.6 Variables in the Equation B NPM
Wald
df
Sig.
Exp(B)
.007
.031
.055
1
.814
1.007
-.317
.349
.823
1
.364
.729
DER
-1.713
.816
4.413
1
.036
.180
Size
.678
.586
1.340
1
.247
1.970
KA
.077
.037
4.432
1
.035
1.080
DD
.059
.029
4.268
1
.039
1.061
GC
2.150
.807
7.107
1
.008
8.588
-12.865
10.210
1.588
1
.208
.000
CR
Step 1
S.E.
a
Constant
Sumber: data output SPSS 20
Hasil pengujian terhadap koefisien regresi menghasilkan model berikut ini: Ln
P (sustainability) = -12,865 + 0,007 NPM – 0,317 CR 1-P (sustainability)
– 1,713 DER + 0,678 Size + 0,077 KA + 0,059 DD + 2,150 GC
66
Berdasarkan pengujian regresi logistik (logistic regression) sebagaimana telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, interpretasi hasil disajikan dalam tujuh bagian. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut a) Pengaruh Profitabilitas terhadap Pengungkapan Sustainability Report Dari data table 4.6 diatas menunjukan bahwa variabel NPM mempunyai
nilai
koefisien regresi
sebesar
0,007 dengan
probabilitas variabel sebesar 0,814 lebih besar dari signifikansi 0,05. Hal ini menunjukan bahwa hipotesis 1 ditolak, dengan demikian terbukti bahwa NPM tidak memiliki pengaruh terhadap sustainability report. Hasil hipotesis ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Almilia dan Retrinasari (2007). Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Singhvi dan Desai (1971) bahwa profit margin yang tinggi akan mendorong para manajer untuk memberikan informasi yang lebih terinci, sebab mereka ingin meyakinkan investor terhadap profitabilitas perusahaan dan kompensasi terhadap manajemen. Tidak berpengaruhnya variabel profitabilitas yang diuji terhadap pengungkapan sustainability report karena tingkat NPM
67
yang tinggi akan memberikan kebebasan dan fleksibilitas kepada manajemen untuk mengungkapkan atau tidak mengungkapkan suatu informasi. Argumen lain terkait penolakan hipotesis ini adalah kelemahan net profit margin sebagai alat pengukur kinerja. b) Pengaruh Likuiditas terhadap Pengungkapan Sustainability Report Variabel CR menunjukan nilai koefisien regeresi sebesar 0,317 dengan probabilitas variabel sebesar 0,364 lebih besar dari signifikansi 0,05. Hal ini menunjukan bahwa hipotesis 2 ditolak, dengan demikian terbukti bahwa CR tidak berpengaruh terhadap sustainability report. Hasil hipotesis ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Suryono dan Prastiwi (2011), Luthfia (2012) serta Idah (2013). Namun, hipotesis ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Saputro dan Linda (2013). Luthfia (2012) menyatakan bahwa likuiditas adalah gambaran perusahaan untuk melunasi keuangan perusahaan sebelum memberikan kredit agar tidak terjadi kredit macet. Menurut Suryono dan Prastiwi (2011) bahwa likuiditas tidak berpengaruh terhadap praktik pengungkapan sustainability report dikarenakan pemberi pinjaman lebih fokus memperhatikan mengenai
kinerja
keuangan
daripada
informasi
tambahan
68
mengenai aktivitas sosial dan lingkungan melalui sustainability report. c) Pengaruh Leverage terhadap Pengungkapan Sustainability Report Variabel DER menunjukan nilai koefisien regresi sebesar -1.713 dengan probabilitas sebesar 0,036 lebih kecil dari signifikansi 0,05 menunjukan bahwa DER memiliki pengaruh signifikan terhadap sustainability report. Hal ini berarti bahwa hipotesis 3 diterima. Hasil hipotesis didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Nasir et.al (2014) serta Aniktia dan Muhammad (2015). Namun, hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari dan Marsono (2013). Berpengaruhnya
leverage
terhadap
pengungkapan
sustainability report karena perusahaan dengan leverage tinggi berupaya untuk mendapatkan legitimasi dari stakeholder (termasuk kreditor dan investor) melalui sustaianability report. Aniktia dan Muhammad (2015) menyatakan bahwa semakin banyak investor yang menjadikan laporan keberlanjutan sebagai pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan. Perhatian terhadap rasio utang
perusahaan
yang
tinggi
dapat
dialihkan
melalui
sustainability report. Pengungkapan sustainability report dapat
69
menjaga dukungan dan kepercayaan dari para kreditor. Informasi keberlanjutan
dapat
membantu
pemberi
pinjaman
untuk
menentukan faktor risiko yang terkait dengan praktek bisnis perusahaan (Nasir et.al, 2014). d) Pengaruh
Ukuran
Perusahaan
terhadap
Pengungkapan
Sustainability Report Variabel Size menunjukan nilai koefisien regresi 0,678 dengan nilai probabilitas sebesar 0,247 lebih besar dari signifikansi 0,05. Hal ini menunjukan hipotesis 4 ditolak, dengan demikian berarti Size tidak berpengaruh signifikan terhadap sustainability report. Hasil hipotesis didukung oleh penelitian yang telah dilakukan Nasir et.al (2014) serta Sari dan Marsono (2013). Namun hipotesis ini tidak konsisten dengan penelitian Suryono dan Prastiwi (2011) serta Idah (2013). Tidak
berpengaruhnya
ukuran
perusahaan
terhadap
pengungkapan sustainability report karena perusahaan besar, memiliki dorongan untuk menahan informasi yang mengandung nilai relevan untuk menghindari tekanan biaya politik dalam hukum dan kenaikan pajak, serta tekanan untuk melaksanakan tanggung jawab social (Sari dan Marsono, 2013). Oleh karena alasan-alasan tersebut, dimungkinkan manajemen lebih memilih
70
untuk mengungkapkan laporan yang seperlunya saja. Hal ini membuktikan bahwa peningkatan total asset perusahaan tidak menjamin
perusahaan
tersebut
untuk
mengungkapkan
terhadap
Pengungkapan
sustainability report. e) Pengaruh
Komite
Audit
Sustainability Report Variabel KA menunjukan nilai koefisien regresi 0,77 dengan nilai probabilitas sebesar 0,035 lebih kecil dari signifikansi 0,05 yang berarti variabel KA memiliki pengaruh signifikan terhadap sustainability report. Hal ini menunjukan hipotesis 5 diterima. Hasil hipotesis didukung oleh penelitian yang telah dilakukan Suryono dan Prastiwi (2011), Sari dan Marsono (2013) serta Aniktia dan Muhammad (2015). Namun, hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Aziz (2014). Menurut penelitian Collier (1993) dalam Suryono dan Prastiwi (2011) menyatakan bahwa keberadaan komite audit membantu menjamin pengungkapan dan sistem pengendalian agar berjalan dengan baik. Semakin sering komite audit melakukan pertemuan dan saling berkomunikasi, maka beberapa temuan audit akan dievaluasi dan dilaporkan kepada manajemen, sehingga dapat mendorong manajemen untuk melakukan pengungkapan yang
71
lebih baik. Untuk menuju pengungkapan informasi yang lebih baik, selain menerbitkan laporan keuangan yang berintegritas, Pihak manajemen mengungkapkan informasi dalam laporan tambahan, yaitu pengungkapan sustainability report. f) Pengaruh
Dewan
direksi
terhadap
Pengungkapan
Sustainability Report Variabel DD menunjukan nilai koefisien regresi 0,59 dengan nilai probabilitas sebesar 0,039 lebih kecil dari signifikansi 0,05 yang berarti variabel DD berpengaruh signifikan terhadap sustainability report. Hal ini menunjukan hipotesis 6 diterima. Hasil hipotesis ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Suryono dan Prastiwi (2011), Luthfia (2012) serta Idah (2013). Namun, hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari dan Marsono (2013) serta Nasir et.al (2014). Tugas tanggung jawab sosial yang dimiliki dewan direksi menjelaskan bahwa dewan direksi harus mempunyai perencanaan tertulis yang jelas dan fokus dalam melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan (Luthfia, 2012). Realisasi perencanaan tertulis yang
jelas
mengenai
tanggung
jawab
perusahaan
dapat
dipublikasikan melalui sustainability report. Oleh karena itu, tanggung jawab sosial yang diungkapkan melalui sustainability
72
report
menegaskan
bahwa
perusahaan
memperhatikan
stakeholder-nya untuk mendapatkan legitimasi dari masyarakat. Menurut Suryono dan Prastiwi (2011), kinerja dewan direksi yang baik akan mampu mewujudkan good corporate governance bagi perusahaan. Dalam penerapannya, pelaksanaan good corporate governance sangat bergantung pada fungsi-fungsi dari dewan direksi yang dipercaya sebagai pihak pengurus perusahaan. Kemampuan dewan direksi dalam proses pengambilan keputusan mempunyai peranan yang besar bagi perusahaan. Oleh karena itu, frekuensi rapat antar anggota dewan direksi menyebabkan semakin seringnya komunikasi serta koordinasi antara anggota sehingga mempermudah dalam mewujudkan good corporate governance. g) Pengaruh Governance Committee terhadap Pengungkapan Sustainability Report Variabel GC menunjukan nilai koefisien regresi 2.150 dengan nilai probabilitas sebesar 0.008 lebih kecil dari signifikansi 0,05 yang berarti variabel GC berpengaruh signifikan terhadap sustainability report. Hal ini menunjukan hipotesis 7 diterima. Hasil hipotesis ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Luthfia (2012), Idah (2013), Nasir et.al (2014) serta Aniktia
73
dan Muhammad (2015). Namun hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Suryono dan Prastiwi (2011). Governance committee merupakan komite tambahan yang dibentuk oleh dewan komisaris dalam mendukung pelaksanaan good corporate governance. Salah satu prinsip GCG yaitu responsibility mengharuskan perusahaan melakukan kegiatan tanggung jawabsosial perusahaan sabagai bentuk perhatian terhadap stakeholder-nya serta untuk mendapatkan pencitraan yang baik di mata masyarakat (Luthfia, 2012). Governance committee merekomendasikan pengungkapan tanggung jawab sosial melalui sustainability report. Menurut Idah (2013) keberadaan governance committee memilki hubungan dengan pengungkapan sustainability report suatu perusahaan. Governance committee dapat memberikan rekomendasi berupa inisiatif untuk melakukan pengungkapan sosial lingkungan yang lebih dalam mewujudkan salah satu prinsip good corporate governance yaitu transparancy. Hal tersebut diwujudkan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial melalui sustainability report sebagai respon perusahaan akan tekanan dari publik maupun sebagai reaksi atas permintaan stakeholders.
74
Hasil output uji hipotesis dengan regresi logistik SPSS versi 20.0 diringkas dalam tabel 4.7 dibawah ini: Tabel 4.7 Ringkasan Hasil Penelitian No
Hipotesis
1
H1
2
3
4
5
6
7
H2
H3
H4
H5
H6
H7
Keterangan
Hasil
Profitabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan Sustainability Report Likuiditas berpengaruh terhadap pengungkapan Sustainability Report Leverage berpengaruh terhadap pengungkapan Sustainability Report Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan Sustainability Report Komite Audit berpengaruh terhadap pengungkapan Sustainability Report Dewan Direksi berpengaruh terhadap pengungkapan Sustainability Report Governance Committee berpengaruh terhadap pengungkapan Sustainability Report
Ditolak dengan sig.0.814>0.05 Ditolak dengan sig.0.364>0.05 Diterima dengan sig. 0.036<0.05 Ditolak dengan sig.0.247>0.05 Diterima dengan sig. 0.035<0.05 Diterima dengan sig. 0.039<0.05 Diterima dengan sig. 0.008<0.05
75
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Penelitian ini meneliti tentang pengaruh karakteristik perusahaan yang meliputi profitabilitas, likuiditas, leverage, serta ukuran perusahaan; dan corporate governance yang meliputi komite audit, dewan direksi, dan governance committee terhadap pengungkapan sustainability repor pada perusahaan yang terdaftar di LQ45 periode 2012-2014. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 75 sampel perusahaan diperoleh hasil bahwa: 1. Variabel net profit margin tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan sustainability report. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Almilia dan Retrinasari (2007). 2. Variabel
current
ratio
tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
pengungkapan sustainability report. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Suryono dan Prastiwi (2011), Luthfia (2012) serta Idah (2013). 3. Variabel
debt
to
equity
ratio
berpengaruh
signifikan
terhadap
pengungkapan sustainability report. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Nasir et.al (2014) serta Aniktia dan Muhammad (2015).
76
4. Variabel size tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan sustainability report. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Sari dan Marsono (2013) dan Nasir et.al (2014). 5. Variabel komite audit berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan sustainability report. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Suryono dan Prastiwi (2011), Sari dan Marsono (2013) serta Aniktia dan Muhammad (2015). 6. Variabel dewan direksi berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan sustainability report. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Suryono dan Prastiwi (2011), Luthfia (2012) serta Idah (2013). 7. Variabel
governance
committee
berpengaruh
signifikan
terhadap
pengungkapan sustainability report. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Luthfia (2012), Idah (2013) ), Nasir et.al (2014) serta Aniktia dan Muhammad (2015). B. Implikasi Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pengembangan ilmu pemeriksaan akuntansi yang khususnya membahas mengenai pengungkapan sustainability report. Serta diharapkan dapat memberikan informasi tambahan mengenai faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi perusahaan dalam pembuatan sustainability report, dalam hal
77
ini faktor yang mempengaruhinya adalah DER, komite audit, dewan direksi dan governance committee. Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, maka penulis mengemukakan beberapa implikasi yang mungkin bermanfaat bagi pihakpihak yang berkepentingan di bawah ini sebagai berikut: 1. Akademisi Penelitian ini dapat dijadikan informasi untuk menambah wawasan mengenai sustainability, sustainability development, pengembangan teknologi sustainability report dalam suatu perusahaan, serta menjelaskan mengenai pengaruh corporate governance dan karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan sustainability report pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Perusahaan Diharapkan hasil penelitian ini dapat membantu perusahaan dalam mempertimbangkan pembuatan sustainability report, karena saat ini sustainability report sudah menjadi kebutuhan yang akan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan dan masyarakat di masa yang akan datang. 3. Investor Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para investor untuk mempertimbangkan keputusan pengambilan investasi
78
sehingga tidak lagi hanya menjadikan laba sebagai satu-satunya indikator untuk menilai prospek usaha, melainkan juga kepedulian perusahaan pada masyarakat dan alam. 4. Pemerintah Penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan kepada regulator atas efektivitas penerapan UU PT No.40 Tahun 2007 oleh perusahaanperusahaan publik di Indonesia. 5. Masyarakat Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pengontrol perilakuperilaku perusahaan dan memeberikan informasi akan hak-hak yang dapat diperoleh masyarakat serta lingkungan sekitar akibat dari aktivitas perusahaan. C. Saran Penelitian mengenai pengungkapan sustainability report di masa yang akan datang diharapkan mampu memberikan hasil penelitian yang lebih berkualitas dengan mempertimbangkan saran di bawah ini: 1. Penelitian selanjutnya mungkin dapat memperluas sampel dengan mempertimbangkan seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI sebagai populasi penelitian, tidak hanya sebatas pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di BEI. Seperti memfokuskan penelitiannya hanya pada
79
perusahaan yang termasuk industri pertambangan terkait UU No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. 2. Penelitian selanjutnya dapat menambahkan variabel lainnya untuk menghasilkan penelitian yang lebih baik. Misal, menambah variabel karakteristik perusahaan seperti tipe industri, aktivitas perusahaan. Sedangkan variabel corporate governance bisa ditambahkan kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan dewan komisaris. 3. Diharapkan periode pada penelitian selanjutnya lebih dari tiga tahun, sehingga dapat melihat kecenderungan pengungkapan sustainability report dengan lebih panjang.
80
DAFTAR PUSTAKA
Almilia, Luciana dan Ikka Retrinasari. Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Kelengkapan Pengungkapan dalam Laporan Tahunan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ. Seminar Nasional FE Universitas Trisakti Jakarta. 2007. Anggraini. Pengungkapan Informasi Sosial Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Infromasi Sosial Dalam Laporan Keuangan Tahunan (Studi Empiris Pada Perusahaan-Perusahaan Yang Terdaftar Pada Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi 9. Padang. 2006 Aniktia, Ria dan Muammad Kafid. Pengaruh Mekaniseme Good Corporate Governance Dan Kinerja Keuangan Terhadap Pengungkapan Sustainability Report. Jurnal Universitas Negeri Semarang Vol. 4, No. 3. 2015. Aziz, Abdul. Analisis Pengaruh Good Corporate Governance (GCG) Terhadap Kualitas Pengungkapan Sustainability Report (Studi Empiris Pada Perusahaan Di Indonesia Periode Tahun 2011-2012). Jurnal Audit dan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Tanjungpura Vol. 3, No. 2. 2014. Bapepam. Surat Edaran Bapepam, No.SE-24/PM/2004. Tentang Komite Audit. 2004. Brigham dan Houston. Fundamentals of Financial Management, Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Buku 1 Edisi 10, Salemba Empat. Jakarta. 2009. Dilling, Petra F.A. Sustainability Reporting In A Global Context : What Are The Characteristics of Corporations That Provide High Quality Sustainability Reports-An Empirical Analysis. Dalam International Business & Economics Research Journal. Vol. 9, No. 1. New York Institute of Technology. Canada. 2010. Effendi, Muh.Arief. The Power of Good Corporate Governance: Teori dan Implementasi. Salemba 4, Jakarta. 2009. Fitriani. Signifikasi Perbedaan Tingkat Kelengkapan Pengungkapan Wajib dan Sukarela Pada Laporan Keuangan Perusahaan Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta. Makalah dipresentasikan dalam Simposium Nasional Akuntansi IV. 2001.
81
Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS 20. Cetakan VI, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2012. Global Report Initiative. Sustainability Reporting Guideliness. Version 4.0, Netherland, 2015. Hackston, David and Markus J. Milne. Some Determinants of Social and Environmental Disclosure in New Zealand Companies. Accounting, Auditing and Accountability Journal.Vol. 9, No. 1. 1996. Hidayah, Erna. Pengaruh Kualitas Pengungkapan Informasi terhadap Hubungan Antara Penerapan Corporate Governance dengan Kinerja Perusahaan di BEJ. Jurnal Akuntansi Vol.12, No 1. 2008. Idah.
Corporate Governance dan Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Sustainability Report. Jurnal Universitas Negeri Semarang. 2013.
Ikatan Akuntan Indonesia. Standar Akuntansi Keuangan Per Efektif 1 Januari 2015. Jakarta, 2015 Jensen, Michael C, dan W,H,Meckling. Theory of the Firm: Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Finance Economics, Vol. 3, No. 4, pp. 305360. 1976. Kamil, Ahmad dan Herusetya, Antonius. Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Luas Pengungkapan Kegiatan CSR. Media Riset Akuntansi,Vol.2, No.1. 2012. Kodrat, David Sukardi dan Herdinata, Christian. Manajemen Keuangan Based on Empirical Research. Graha Ilmu. 2009. Komite Nasional Kebijakan Governance. Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia. 2006. Kuncoro, Mudrajat. Metode Kuantitatif : Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan Ekonomi. Yogyakarta : UPP-AMP YKPN. 2001. Luthfia, Khaula. Pengaruh Kinerja Keuangan, Ukuran Perusahaan, Struktur Modal, Dan Corporate Governance Terhadap Publikasi Sustainability Report. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. 2012. Maharani, Satia Nur. Corporate Sustainability Report sebagai Indikator Pengambilan Keputusan Investasi. Jurnal Keuangan dan Perbankan. Vol.15,No.2, 2011. 82
Marwati. Hubungan Antara Karakteristik Perusahaan dan Kualitas Ungkapan Sukarela dalam Laporan Tahunan Perusahaan Publik di Indonesia. Makalah dipresentasikan dalam Simposium Nasional Akuntansi IV, 2001. Nasir, Azwir, Elfi Ilham dan Vadela Irna Utara. Pengaruh Karakteristik Perusahaan Dan Corporate governance Terhadap Pengungkapan Sustainability Report Pada Perusahaan LQ45 yang Terdaftar. Jurnal Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Riau Vol.22, No.1. 2014. Prasetyono. Analisis Ukuran Perusahaan, Penerapan Etika Bisnis dan Praktik Corporate Governance Terhadap Penerapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Prosiding Seminar Nasional dan Penelitian PKM: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora, 2011. Purwanto, Agus. Pengaruh Tipe Industri, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Terhadap Corporate Social Responsibility. Jurnal Akuntansi dan Auditing Vol. 8, No.1. 2011. Puspitaningrum, Ayu dan Arum Prastiwi. Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Internet Financial and Sustainability Reporting(IFSR). Jurnal Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. 2013. Rahman, Taufik dan Jalal. 2008. CSR di Tahun 2008: Tak Ada Kecenderungan Menyurut. Lingkar Studi CSR. Jakarta. Online at www.csrindonesia.com. Diakses tanggal 26 Desember 2015. Ramayana, Reza. Ironi tentang Pelaporan Berkelanjutan. Lingkar Studi CSR. 2009.Bogor. Online at www.csrindonesia.com Diakses tanggal 25 Desember 2015. Said, Roshima., Yuserrie Hj Zainuddin, dan Hasnah Haron. The Relationship betweenCorporate Governance Characteristics in Malaysian Public Listed Companies. Social Responsibility Journal.Vol.5, No.2. 2009. Saputro, Dwi Anggoro dan Linda Agustina. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Pengungkapan Sustainability Report Perusahaan Bursa Efek Indonesia. Accounting Analisis Journal, Vol 2, No. 4. 2013. Sari, Mega Putri Yutia dan Marsono. Pengaruh Kinerja Keuangan, Ukuran Perusahaan Dan Corporate Governance Terhadap Pengungkapan Sustainability Report. Journal of Accounting Universitas Diponegoro Vol. 2, No. 3. 2013.
83
Sudana, I Made dan Ayu, Putu. Corporate Governance dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Pada Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen Teori dan Terapan.Tahun 4, No. 1. 2011. Suryono, Hari dan Andri Prastiwi. Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Corporate Covernance (CG) terhadap Praktik Pengungkapan Sustainability Report (SR) - Studi pada Perusahaan – Perusahaan yang Listed (Go – Public) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2007 – 2009. Simposium Nasional Akuntansi XIV Aceh. 2011. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Wahyuningtyas dan Nughrahanti. Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap Pengungkapan CSR. 2012. Yuliana, Purnomosidini, dan Sukoharsono, “Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan CSR dan Dampaknya Terhadap Reaksi Investor”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia.Vol.5, No 2. 2008. Yurianto, Priyo S. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Berbagai Pasar Modal Utama Asean, Tesis, UGM. Yogyakarta. 2000.
84
LAMPIRAN-LAMPIRAN
85
1. Daftar perusahaan yang diteliti NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
KODE AALI ADRO AKRA ANTM ASII ASRI BMTR BSDE CPIN EXCL GGRM ICBP INCO INDF INTP ITMG JSMR KLBF LPKR LSIP PGAS PTBA SMGR TLKM UNTR
NAMA PERUSAHAAN Astra Agro Lestari Tbk Adaro Energy Tbk AKR Corporindo Tbk Aneka Tambang (Persero) Tbk Astra International Tbk Alam Sutera Realty Tbk Global Mediacom Tbk Bumi Serpong Damai Tbk Charoen Pokphand Indonesia Tbk XL Axiata Tbk Gudang Garam Tbk Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Vale Indonesia Tbk Indofood Sukses Makmur Tbk Indocement Tunggal Prakasa Tbk Indo Tambangraya Megah Tbk Jasa Marga (Persero) Tbk Kalbe Farma Tbk Lippo Karawaci Tbk PP London Sumatera Tbk Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk Semen Indonesia (Persero) Tbk Telekomunikasi Indonesia(Persero) Tbk United Tractors Tbk
86
2. Output Variabel Penelitian NO Perusahaan
Tahun
NPM
CR
DER
Size
KA
DD
GC
SR
1
AALI
2012
0.212
0.685
0.326
16.335
4
37
0
1
2
ADRO
2012
0.265
1.777
1.234
17.985
23
7
1
1
3
AKRA
2012
0.037
1.228
1.800
16.283
12
51
0
1
4
ANTM
2012
0.086
2.514
0.536
16.797
17
48
1
1
5
ASII
2012
0.119
1.358
1.029
19.021
6
36
1
1
6
ASRI
2012
0.437
0.628
1.313
16.209
8
4
0
0
7
BMTR
2012
0.215
4.344
0.399
16.811
5
10
1
0
8
BSDE
2012
0.345
2.902
0.591
16.634
7
12
0
0
9
CPIN
2012
0.155
3.313
0.510
16.329
36
9
0
0
10
EXCL
2012
0.131
0.419
1.307
17.384
6
75
1
0
11
GGRM
2012
0.085
2.170
0.560
17.541
6
12
0
0
12
ICBP
2012
0.107
2.763
0.481
16.692
7
12
0
0
13
INCO
2012
0.070
3.410
0.355
16.932
4
17
1
1
14
INDF
2012
0.103
2.003
0.738
17.899
7
12
0
0
15
INTP
2012
0.272
6.028
0.172
16.940
4
3
1
1
16
ITMG
2012
0.175
2.217
0.488
16.484
12
18
1
1
17
JSMR
2012
0.225
0.682
1.529
17.024
13
50
1
1
18
KLBF
2012
0.131
3.405
0.278
16.058
4
30
1
0
19
LPKR
2012
0.484
1.211
1.168
17.029
5
10
0
0
20
LSIP
2012
0.283
3.273
0.203
15.837
13
9
0
0
21
PGAS
2012
0.350
4.196
0.660
17.448
5
58
1
1
22
PTBA
2012
0.253
4.924
0.497
16.359
55
62
0
1
23
SMGR
2012
0.251
1.706
0.463
17.096
8
36
1
1
24
TLKM
2012
0.246
1.160
0.663
18.528
30
48
1
1
25
UNTR
2012
0.105
1.946
0.557
17.734
4
36
1
1
Bersambung pada halaman berikutnya
87
Output Variabel Penelitian (Lanjutan) 1
AALI
2013
0.150
0.450
0.457
16.521
7
18
0
1
2
ADRO
2013
0.070
1.772
1.108
18.230
24
9
1
1
3
AKRA
2013
0.034
1.171
1.728
16.499
16
51
0
1
4
ANTM
2013
0.037
1.836
0.709
16.900
15
52
1
1
5
ASII
2013
0.115
1.242
1.015
19.181
5
30
1
1
6
ASRI
2013
0.241
0.753
1.706
16.485
8
4
0
0
7
BMTR
2013
0.103
2.648
0.578
16.863
4
9
1
0
8
BSDE
2013
0.506
2.667
0.683
16.932
9
12
0
0
9
CPIN
2013
0.099
3.792
0.580
16.571
36
10
0
0
10
EXCL
2013
0.049
0.737
1.632
17.511
3
57
1
0
11
GGRM
2013
0.079
1.722
0.726
17.743
6
12
0
0
12
ICBP
2013
0.089
2.411
0.603
16.873
7
11
0
0
13
INCO
2013
0.042
3.301
0.331
17.147
5
19
1
1
14
INDF
2013
0.059
1.667
1.035
18.173
9
11
0
0
15
INTP
2013
0.268
6.148
0.158
17.097
4
3
1
1
16
ITMG
2013
0.106
1.992
0.444
16.654
12
15
1
1
17
JSMR
2013
0.120
0.761
1.610
17.161
23
45
1
1
18
KLBF
2013
0.123
2.839
0.331
16.242
4
37
1
0
19
LPKR
2013
0.239
2.186
1.208
17.259
6
9
0
0
20
LSIP
2013
0.186
2.485
0.206
15.892
6
10
0
0
21
PGAS
2013
0.298
2.010
0.600
17.796
36
49
1
1
22
PTBA
2013
0.165
2.866
0.546
16.273
57
42
0
1
23
SMGR
2013
0.219
1.882
0.412
17.243
12
36
1
1
24
TLKM
2013
0.245
1.163
0.653
18.667
30
46
1
1
25
UNTR
2013
0.094
1.910
0.609
17.865
4
38
1
1
Bersambung pada halaman selanjutnya
88
Output Variabel Penelitian (Lanjutan) 1
AALI
2014
0.161
0.585
0.568
16.736
8
33
0
1
2
ADRO
2014
0.055
1.642
0.968
18.195
24
6
1
1
3
AKRA
2014
0.035
1.087
1.481
16.510
4
54
0
1
4
ANTM
2014
-0.082
1.642
0.871
16.909
23
38
1
1
5
ASII
2014
0.110
1.323
0.962
19.279
7
30
1
1
6
ASRI
2014
0.324
1.137
1.656
16.644
6
3
0
0
7
BMTR
2014
0.121
4.173
0.598
17.049
4
2
1
0
8
BSDE
2014
0.717
3.766
0.523
17.153
5
12
0
0
9
CPIN
2014
0.060
2.241
0.906
16.853
32
10
0
0
10
EXCL
2014
-0.038
0.864
3.563
17.969
7
45
1
0
11
GGRM
2014
0.083
1.620
0.752
17.880
6
12
0
0
12
ICBP
2014
0.084
2.183
0.656
17.031
6
11
0
0
13
INCO
2014
0.166
2.982
0.307
17.184
4
15
14
INDF
2014
0.081
1.807
1.084
18.269
9
11
1 0
1 0
15
INTP
2014
0.264
4.934
0.165
17.179
4
3
1
1
16
ITMG
2014
0.103
1.564
0.455
16.604
12
18
1
1
17
JSMR
2014
0.132
0.844
1.788
17.277
13
48
1
1
18
KLBF
2014
0.122
3.404
0.266
16.335
4
29
1
0
19
LPKR
2014
0.269
0.569
1.140
17.447
4
16
0
0
20
LSIP
2014
0.194
2.491
0.199
15.974
4
11
0
0
21
PGAS
2014
0.219
1.706
1.098
18.163
44
61
1
1
22
PTBA
2014
0.154
2.075
0.708
16.511
59
82
0
1
23
SMGR
2014
0.207
2.209
0.372
17.351
26
36
1
1
24
TLKM
2014
0.239
1.062
0.636
18.764
38
46
1
1
25
UNTR
2014
0.091
2.060
0.563
17.915
4
39
1
1
89
3. Output Variabel (Net Profit Margin) NPM
Net Income
2012 Total Rev
NPM
Net Income
2013 Total Rev
NPM
Net Income
2014 Total Rev
NPM
AALI
2453654
11564319
0.212
1903088
12674999
0.150
2622072
16305831
0.161
2
ADRO
7007965
26413348
0.265
2813057
40308692
0.070
2278822
41355222
0.055
3
AKRA
608186
16304554
0.037
767582
22337928
0.034
790563
22468328
0.035
4
ANTM
895864
10449886
0.086
421032
11298322
0.037
-775286
9420631
-0.082
143138000
0.119
22297000
193880000
0.115
22125000
201701000
0.110
1718740
0.437
889577
3684240
0.241
1176955
3630914
0.324
6280379
0.215
1029646
10019977
0.103
1290008
10657152
0.121
No
KODE
1
5 6 7
ASII ASRI BMTR
16992000 750575 1349996
8
BSDE
907152
2631082
0.345
2905649
5741264
0.506
3996464
5571872
0.717
9
CPIN
2466101
15911265
0.155
2528690
25662992
0.099
1746644
29150275
0.060
10
EXCL
2743915
20969806
0.131
1032817
21265060
0.049
-891063
23460015
-0.038
11
GGRM
3042704
35599132
0.085
4383932
55436954
0.079
5395293
65185850
0.083
12
ICBP
1737905
16227848
0.107
2235040
25094681
0.089
2531681
30022463
0.084
13
INCO
652667
9354052
0.070
474260
11308498
0.042
2142362
12909588
0.166
37254978
0.103
3416635
57731998
0.059
5146323
63594452
0.081
12370676
0.272
5012294
18691286
0.268
5274009
19996264
0.264
14 15
INDF INTP
3845612 3367813
16
ITMG
4125029
23584559
0.175
2828039
26733422
0.106
2489911
24158858
0.103
17
JSMR
1261214
5593382
0.225
1237821
10294668
0.120
1215332
9175319
0.132
18
KLBF
1266662
9694015
0.131
1970452
16002131
0.123
2121091
17368533
0.122
19
LPKR
1848521
3818985
0.484
1592491
6666214
0.239
3135216
11655042
0.269
20
LSIP
955209
3372171
0.283
768625
4133679
0.186
916695
4726539
0.194
21
PGAS
6142377
17524953
0.350
10967963
36828609
0.298
9298043
42389226
0.219
8721348
0.253
1854281
11209219
0.165
2019214
13077962
0.154
19598248
0.251
5354299
24501241
0.219
5573577
26987035
0.207
20290000
82967000
0.245
21446000
89696000
0.239
4798778
51012385
0.094
4839970
53141768
0.091
22 23
PTBA SMGR
2207480 4926640
24
TLKM
14130000
57413000
0.246
25
UNTR
5860188
55953915
0.105
90
4. Output Variabel Current Ratio (CR) No
2012
KODE
2013
Current Lia 2600540
CR 0.685
Current Ast
Current Lia
1691694
2014
1
AALI
Current Ast 1780395
Current Ast
Current Lia
3759265
CR 0.450
2403615
4110955
CR 0.585
2
ADRO
13169233
7409376
1.777
16820685
9493041
1.772
15814016
9632863
1.642
3
AKRA
5771744
4701571
1.228
7723315
6593292
1.171
6719745
6183756
1.087
4
ANTM
7646851
3041406
2.514
7080437
3855512
1.836
6343110
3862917
1.642
88352000
71139000
1.242
97241000
73523000
1.323
5
ASII
77922000
57401000
1.358
6
ASRI
3905746
6214542
0.628
2800120
3718655
0.753
3188091
2803110
1.137
7
BMTR
10781083
2481608
4.344
9748947
3681058
2.648
10699101
2563631
4.173
8
BSDE
8440760
2908560
2.902
11831665
4436117
2.667
5735418
1523011
3.766
9
CPIN
7180890
2167652
3.313
8824900
2327048
3.792
10009670
4467240
2.241
10
EXCL
3658985
8739996
0.419
5844114
7931046
0.737
13309762
15398292
0.864
11
GGRM
29954021
13802317
2.170
34604461
20094580
1.722
38532600
23783134
1.620
12
ICBP
9888440
3579487
2.763
11321715
4696583
2.411
13603527
6230997
2.183
6840464
2072403
3.301
7728153
2591538
2.982
13
INCO
5462486
1601981
3.410
14
INDF
26202972
13080544
2.003
32464497
19471309
1.667
40995736
22681686
1.807
15
INTP
14579400
2418762
6.028
16846248
2740089
6.148
16086773
3260559
4.934
16
ITMG
9369534
4225993
2.217
9157445
4597250
1.992
7082961
4528818
1.564
17
JSMR
4531117
6648164
0.682
3746345
4919884
0.761
3641372
4312917
0.844
18
KLBF
6441711
1891618
3.405
7497319
2640590
2.839
8120805
2385920
3.404
19
LPKR
85784
70825
1.211
130431
59680
2.186
123284
216501
0.569
20
LSIP
2593816
792482
3.273
1999126
804428
2.485
1863506
748076
2.491
21847077
10868753
2.010
23141099
13562910
1.706
21
PGAS
19183520
4571487
4.196
22
PTBA
8718297
1770664
4.924
6479783
2260956
2.866
7416805
3574129
2.075
23
SMGR
8231297
4825205
1.706
9972110
5297631
1.882
11648545
5273269
2.209
24
TLKM
27973000
24107000
1.160
33075000
28437000
1.163
33762000
31786000
1.062
25
UNTR
22048115
11327164
1.946
27814126
14560664
1.910
33579799
16297816
2.060
91
5. Output Variabel Debt Equity Ratio (DER) No
2012
KODE
2013
1
AALI
Total Lia 3054409
2
ADRO
35751943
3
AKRA
7577785
4209740
1.800
9269980
5363161
ANTM
6876225
12832316
0.536
9071630
12793488
ASII
92460000
89814000
1.029
107806000
106188000
1.015
115705000
6
ASRI
6214543
4731875
1.313
9096298
5331785
1.706
10553173
6371194
1.656
7
BMTR
5699770
14295756
0.399
7716434
13353037
0.578
9490686
15874525
0.598
8
BSDE
6225014
10531704
0.591
9156861
13415298
0.683
9661295
18473430
0.523
9
CPIN
4172163
8176464
0.510
5771297
9950900
0.580
9919150
10943289
0.906
10
EXCL
20085669
15370036
1.307
24977479
15300147
1.632
49745863
13960625
3.563
11
GGRM
14903612
26605713
0.560
21353980
29416271
0.726
24991880
33228720
0.752
ICBP
5766682
11986798
0.481
8001739
13265731
0.603
9870264
15039947
0.656
INCO
5914617
16646267
0.355
6955286
21034044
0.331
6825337
22202650
0.307
14
INDF
25181533
34142674
0.738
39719660
38373129
1.035
44710509
41228376
1.084
15
INTP
3336422
19418738
0.172
3629554
22977687
0.158
4100172
24784801
0.165
16
ITMG
4726764
9693372
0.488
5255057
11826501
0.444
5082892
11175288
0.455
17
JSMR
14965766
9787786
1.529
17499365
10866980
1.610
20432952
11424996
1.788
18
KLBF
2046314
7371644
0.278
2815103
8499958
0.331
2607557
9817476
0.266
19
LPKR
13399189
11470106
1.168
17122789
14177573
1.208
20114772
17646449
1.140
LSIP
1272083
6279713
0.203
1360889
6613987
0.206
1,436,312
7,218,834
0.199
PGAS
15021091
22770838
0.660
20073088
33463069
0.600
40447177
36848736
1.098
22
PTBA
4223812
8505169
0.497
4125586
7551569
0.546
6141181
8670842
0.708
23
SMGR
8414229
18164855
0.463
8988908
21803976
0.412
9312214
25002452
0.372
24
TLKM
44391000
66978000
0.663
50527000
77424000
0.653
54770000
86125000
0.636
25
UNTR
18000076
32300557
0.557
21713346
35648898
0.609
21715297
38576734
0.563
4 5
12 13
20 21
Total Equity 9365411
DER 0.326
Total Lia 4695331
Total Equity 10267859
28962172
1.234
43420880
2014 DER 0.457
Total Lia 6725576
Total Equity 11833778
DER 0.568
39202687
1.108
39228019
40534794
0.968
1.728
8830735
5961183
1.481
0.709
10573964
12137410
0.871
120324000
0.962
92
6. Output Variabel Company Size (CS) NO
KODE
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
AALI ADRO AKRA ANTM ASII ASRI BMTR BSDE CPIN EXCL GGRM ICBP INCO INDF INTP ITMG JSMR KLBF LPKR LSIP PGAS PTBA SMGR TLKM UNTR
2012 Total Aset 12419820 64714116 11787525 19708541 182274000 10946417 19995526 16756718 12348627 35455705 41509325 17753480 22560884 59324207 22755160 14420136 24753551 9417957 24869296 7551796 37791930 12728981 26579084 111369000 50300633
2013 CS 16.335 17.985 16.283 16.797 19.021 16.209 16.811 16.634 16.329 17.384 17.541 16.692 16.932 17.899 16.940 16.484 17.024 16.058 17.029 15.837 17.448 16.359 17.096 18.528 17.734
Total Aset 14964431 82623566 14633141 21865117 213994000 14428083 21069471 22572159 15722197 40277626 50770251 21267470 27989330 78092789 26607241 17081558 28366345 11315061 31300362 7974876 53536157 11677155 30792884 127951000 57362244
2014 CS 16.521 18.230 16.499 16.900 19.181 16.485 16.863 16.932 16.571 17.511 17.743 16.873 17.147 18.173 17.097 16.654 17.161 16.242 17.259 15.892 17.796 16.273 17.243 18.667 17.865
Total Aset 18559354 79762813 14791917 22044202 236029000 16924367 25365211 28134725 20862439 63630884 58220600 24910211 29027987 85938885 28884973 16258180 31857948 12425032 37761221 8655146 77295913 14812023 34314666 140895000 60292031
CS 16.736 18.195 16.510 16.909 19.279 16.644 17.049 17.153 16.853 17.969 17.880 17.031 17.184 18.269 17.179 16.604 17.277 16.335 17.447 15.974 18.163 16.511 17.351 18.764 17.915
93
Logistic Regression Case Processing Summary a
Unweighted Cases
N
Percent 75 100.0 Selected Cases 0 .0 75 100.0 Unselected Cases 0 .0 Total 75 100.0 a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases. Included in Analysis Missing Cases Total
Dependent Variable Encoding Original Value Internal Value 0 0 1 1
Block 0: Beginning Block a,b,c
Iteration History -2 Log likelihood
Iteration
Coefficients Constant .240 .241 .241
1 102.889 2 102.889 3 102.889 a. Constant is included in the model. b. Initial -2 Log Likelihood: 102.889 c. Estimation terminated at iteration number 3 because parameter estimates changed by less than .001. Step 0
Classification Table Observed
a,b
Predicted SR 0
Step 0
SR
0 1
Percentage Correct
1 0 0
33 42
.0 100.0
Overall Percentage
56.0
a. Constant is included in the model. b. The cut value is .500
B Step 0
Constant
Variables in the Equation S.E. Wald .241 .233 1.075
df 1
Sig. .300
Exp(B) 1.273
94
Variables not in the Equation Score df NPM 1.441 CR .320 DER .635 Variables Size 4.642 KA 7.170 DD 16.696 GC 19.737 Overall Statistics 34.616
Step 0
Sig. .230 .572 .426 .031 .007 .000 .000 .000
1 1 1 1 1 1 1 7
Block 1: Method = Enter a,b,c,d
Iteration History Iteration
Step 1
-2 Log likelihood
Coefficients Constant
1
64.548
2 3
NPM
CR
DER
Size
KA
DD
GC
-3.055
-.003
-.232
-.869
.140
.033
.027
1.711
59.851
-7.912
.001
-.329
-1.361
.411
.056
.043
2.103
59.041
-11.548
.006
-.334
-1.625
.609
.071
.054
2.163
4
58.983
-12.756
.007
-.319
-1.705
.672
.077
.059
2.152
5
58.982
-12.865
.007
-.317
-1.713
.678
.077
.059
2.150
6
58.982
-12.865
.007
-.317
-1.713
.678
.077
.059
2.150
a. Method: Enter b. Constant is included in the model. c. Initial -2 Log Likelihood: 102.889 d. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less than .001.
Omnibus Tests of Model Coefficients Chi-square Step 1
df
Sig.
Step
43.907
7
.000
Block
43.907
7
.000
Model
43.907
7
.000
Model Summary Step 1
-2 Log likelihood 58.982
a
Cox & Snell R Square
Nagelkerke R Square
.443
.594
a. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less than .001.
95
Hosmer and Lemeshow Test Step
Chi-square
1
df
8.496
Sig. 7
.291
Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test SR = 0 Observed
Step 1
SR = 1
Expected
Observed
Total
Expected
1
8
7.429
0
.571
8
2
8
6.855
0
1.145
8
3
6
6.329
2
1.671
8
4
4
5.266
4
2.734
8
5
3
3.659
5
4.341
8
6
2
1.903
6
6.097
8
7
1
.916
7
7.084
8
8
0
.492
8
7.508
8
9
1
.152
10
10.848
11
Classification Table Observed
a
Predicted SR 0
SR Step 1
Percentage Correct
1
0
28
5
84.8
1
7
35
83.3
Overall Percentage
84.0
a. The cut value is .500
Variables in the Equation B NPM
a
Wald
df
Sig.
Exp(B)
.007
.031
.055
1
.814
1.007
-.317
.349
.823
1
.364
.729
DER
-1.713
.816
4.413
1
.036
.180
Size
.678
.586
1.340
1
.247
1.970
KA
.077
.037
4.432
1
.035
1.080
DD
.059
.029
4.268
1
.039
1.061
2.150
.807
7.107
1
.008
8.588
-12.865
10.210
1.588
1
.208
.000
CR
Step 1
S.E.
GC Constant
a. Variable(s) entered on step 1: NPM, CR, DER, Size, KA, DD, GC.
96
Correlation Matrix Constant
Step 1
NPM
CR
DER
Size
KA
DD
GC
Constant
1.000
-.094
-.316
.320
-.990
-.154
-.477
NPM
-.094
1.000
-.196
.015
.044
.179
.100
.332 .172
CR
-.316
-.196
1.000
.257
.231
-.088
.421
-.478
DER
.320
.015
.257
1.000
-.383
-.208
-.384
.077
Size
-.990
.044
.231
-.383
1.000
.116
.420
-.342
KA
-.154
.179
-.088
-.208
.116
1.000
.125
.183
DD
-.477
.100
.421
-.384
.420
.125
1.000
-.334
GC
.332
.172
-.478
.077
-.342
.183
-.334
1.000
97