PENGARUH PENGGUNAAN PROGRAM SIMULASI PHET DALAM PEMBELAJARAN INKUIRI LABORATORIUM TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI
Skripsi disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika
oleh Ainun Najib 4201411113
JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015
i
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul ”Pengaruh Penggunaan Program Simulasi PhET dalam Pembelajaran Inkuiri Laboratorium terhadap Penguasaan Konsep dan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi” bebas plagiat, dan apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam skripsi ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Semarang, 15 September 2015
Ainun Najib 4201411113
ii
PENGESAHAN Skripsi yang berjudul Pengaruh Penggunaan Program Simulasi PhET dalam Pembelajaran Inkuiri Laboratorium terhadap Penguasaan Konsep dan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi disusun oleh Ainun Najib 4201411113 telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FMIPA UNNES pada tanggal 15 September 2015.
Panitia: Ketua
Sekretaris
Prof. Dr. Wiyanto, M.Si. 196310121988031003
Dr. Khumaedi, M.Si. 196306101989011002
Ketua Penguji
Drs. Hadi Susanto, M.Si. 195308031980031003 Anggota Penguji/ Pembimbing I
Anggota Penguji/ Pembimbing II
Dr. Achmad Sopyan, M.Pd. NIP. 196006111984031001
Prof. Dr.rer.nat. Wahyu Hardyanto, M.Si. NIP. 196011241984031002
iii
MOTTO Maka nikmat Tuhanmu manakah yang engkau dustakan? (QS. Ar Rahmaan: 13) Orang yang tidak menguasai matanya, hatinya tidak ada harganya (Ali bin Abi Talib) Orang bijaksana adalah orang yang tahu bahwa dirinya tidak tahu (Socrates)
PERSEMBAHAN Untuk Ayah, Ibu, Adik, Rizqiyatul Hidayah, Sahabat- sahabat, dan Bapak Ibu Guru
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Selama menyusun skripsi ini, penulis telah banyak menerima bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang. 2. Prof. Dr. Wiyanto, M.Si., Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Universitas Negeri Semarang, sekaligus Dosen wali yang telah memberikan saran dan bimbingan selama kuliah. 3. Dr. Khumaedi, M.Si., Ketua Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Universitas Negeri Semarang. 4. Dr. Achmad Sopyan, M.Pd., Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, arahan, masukan, saran, petunjuk, solusi, perhatian, motivasi, nasihat, semangat, inspirasi, waktu, tenaga, doa dan ilmu dalam pelaksanaan skripsi ini. 5. Prof. Dr.rer.nat. Wahyu Hardyanto, M.Si., Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan, masukan, saran, petunjuk, solusi, perhatian, motivasi, nasihat, semangat, inspirasi, waktu, tenaga, doa dan ilmu dalam pelaksanaan skripsi ini. 6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Fisika yang telah memberikan bekal ilmu selama kuliah. 7. Drs. Sutrisno, M.Pd., Kepala SMA Negeri 1 Kragan yang telah memberikan izin penelitian.
v
8. Demi Trisnawati, S.Pd., Guru Fisika kelas X SMA Negeri 1 Kragan yang telah memberikan bimbingan selama penelitian. 9. Peserta didik kelas X SMA Negeri 1 Kragan yang telah membantu proses penelitian. 10. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran demi kebaikan penyusunan hasil karya ilmiah lainnya. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca demi kebaikan di masa mendatang.
Semarang, 15 September 2015
Penulis
vi
ABSTRAK
Najib, Ainun. 2015. Pengaruh Penggunaan Program Simulasi PhET dalam Pembelajaran Inkuiri Laboratorium terhadap Penguasaan Konsep dan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi. Skripsi, Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Dr. Achmad Sopyan, M.Pd., dan Pembimbing II Prof. Dr.rer.nat. Wahyu Hardyanto, M.Si. Kata kunci: Inkuiri berbasis laboratorium, inkuiri terbimbing, PhET, penguasaan konsep listrik dinamis, keterampilan berpikir tingkat tinggi. Berdasarkan angket dan hasil wawancara pra penelitian terhadap kelas X SMAN 1 Kragan tahun ajaran 2014/ 2015, didapatkan sebanyak 77,8% siswa menganggap bahwa pelajaran fisika sulit, dan sebanyak 30,4% siswa diantaranya berpendapat bahwa pembelajaran fisika kurang menarik. Tujuan penelitian meliputi: mendeskripsikan peningkatan penguasaan konsep, mendeskripsikan peningkatan keterampilan berpikir tingkat tinggi pada materi listrik dinamis, dan mendeskripsikan keterlaksanaan model pembelajaran inkuiri laboratorium berbantuan PhET. Model pembelajaran inkuiri laboratorium mengembangkan pemikiran tingkat tinggi dan keterampilan proses siswa dengan menempatkan siswa berperan secara aktif dalam proses pembelajaran. Dalam pembelajaran ini, guru membimbing siswa untuk melakukan kegiatan laboratorium dan diskusi dalam menemukan konsep fisika dengan bantuan media simulasi PhET. Simulasi ini memiliki beberapa keunggulan, diantaranya bisa menjelaskan konsep abstrak yang tidak bisa dijelaskan melalui penyampaian secara verbal, karena laboratorium virtual juga bisa menjadi tempat melakukan eksperimen pada kondisi ideal. Berdasarkan hal tersebut, maka model pembelajaran inkuiri laboratorium berbantuan PhET dapat meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Pelaksanaan penelitian menggunakan quasi experimental dengan pre-test post-test group design. Populasi penelitian meliputi peserta didik kelas X MIPA SMA Negeri 1 Kragan tahun ajaran 2014/2015. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik random sampling, yaitu teknik penentuan sampel dimana setiap kelas mendapat peluang yang sama untuk menjadi sampel. Kelas X MIPA 1 dan X MIPA 2 masing- masing terpilih menjadi kelas eksperimen, dan kelas kontrol. Data hasil penelitian diperoleh dengan metode tes dan non-tes yang dianalisis dengan menggunakan uji gain, dan uji t pihak kanan. Hasil penelitian meliputi: hasil uji gain terhadap peningkatan rata- rata penguasaan konsep diperoleh
=0.555 mencapai kriteria sedang untuk kelas eksperimen, dan =0.458 mencapai kriteria sedang untuk kelas kontrol, hasil uji gain terhadap peningkatan rata- rata keterampilan berpikir tinggi diperoleh =0.503 mencapai kriteria sedang untuk kelas eksperimen, dan =0.402 mencapai kriteria sedang untuk kelas kontrol. Sedangkan keterlaksanaan model pembelajaran inkuiri laboratorium berbantuan PhET termasuk dalam kategori sangat baik, yaitu 85.67%.
vii
ABSTRACT
Najib, Ainun. 2015. The Implementation of PhET in Inquiry based laboratory Learning Model to Increase Student Concept Mastery and Higher Order Thinking Skills. Final project, Physics Department Mathematics and Natural Science Faculty Universitas Negeri Semarang. First Adviser: Dr. Achmad Sopyan, M.Pd., and Second Adviser: Prof. Dr.rer.nat. Wahyu Hardyanto, M.Si. Keywords : Inquiry based laboratory, Guided inquiry, PhET, concept mastery of dynamic electric, higher order thinking skills. According to the result of questionnaire and interview pre-research about Student grade X in SMA Negeri 1 Kragan, academic year 2014/2015, as much 77,8% students think that physic subject was difficult, and as much 30.4% students think that physic subject were lose one’s looks. The aims of research consist: to describe the raising of concept mastery, to describe the raising of higher order thinking skills on dynamic electric concept and to describe the realization of inquiry based laboratory learning model with used PhET. Inquiry based laboratory learning model evolved higher thinking, and students process skills with dispose the students with active characters in learning process. In this learning model, teacher guides students to do laboratories activities and discussion on discovering physics concept with PhET simulations media. This simulations had any advantages, one other thing were can describe abstract concepts that was not indescribable with verbal language, because the virtual laboratory also can became experimental place in ideal conditions. According to that case, so the inquiry based laboratory learning model with PhET can increase concept mastery and higher order thinking skills. The research was implemented using quasi experimental with pre-test post-test one group design. The population was student of class X Science SMA Negeri 1 Kragan academic year 2014/2015. Samples were taken by random sampling technique, i.e. sampling technique that every class had same opportunity to become the samples. Each class X Science 1 and X Science 2 were chosen as experiment class and control class. The data were obtained by test and non-test method that were analyzed by N-Gain, and right side t-test. The results of this research consist: the raising of concept mastery by using N-gain obtain =0.555 reached medium criteria for experiment class, and = 0.458 reached medium criteria for control class. The raising of higher order thinking skills by using N-gain obtain =0.503 reached medium criteria for experiment class, and = 0.402 reached medium criteria for control class. Then, the realization of inquiry based laboratory learning model with PhET reached high criteria, i.e. 85.67%.
viii
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL……………………………………………………….…. i PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN…………………………………...... ii HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………… iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN…………………………………………. … iv KATA PENGANTAR...………………………………………………………. v ABSTRAK...………………………………………………………………….. vii ABSTRACT...………………………………………………………………… viii DAFTAR ISI……………………………………………………………….. … ix DAFTAR TABEL…………………………………………………………….. xi DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………. xii DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………….. xiii BAB 1. PENDAHULUAN………………………………………………………… 1 1.1 Latar Belakang……………………………………………………. …. 1 1.2 Identifikasi Masalah…………………………………………….....…. 5 1.3 Pembatasan Masalah………………………………………………..… 6 1.4 Rumusan Masalah………………………………………………….…. 6 1.5 Tujuan Penelitian…………………………………………………....... 6 1.6 Manfaat Penelitian……………………………………………………. 7 1.7 Penegasan Istilah……………………………………………………... 8 1.8 Sistematika Skripsi…………………………………………………… 10 1.8.1 Bagian Pendahuluan……………………………………………. 10 1.8.2 Bagian Isi………………………………………………………..10 1.8.3 Bagian Akhir Skripsi…………………………………………… 12 2. TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………….... 13 2.1 Deskripsi Teoritik…………………………………………………...... 13 2.1.1 Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing………………………. 13 2.1.2 Model Pembelajaran Inkuiri Laboratorium…………………….. 15 2.1.3 Penguasaan Konsep…………………….………………………. 17
ix
2.1.4 Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi…………………………. 18 2.1.5 PhET (Physics Education Technology)……………………….... 21 2.2 Tinjauan Materi Listrik Dinamis……………………………………... 23 2.2.1 Arus Listrik………………………………………….................. 24 2.2.2 Hukum Ohm……………………………………………………. 25 2.2.3 Hukum Khirchhoff……………………………………………... 26 2.2.4 Susunan Rangkaian Resistor…………………………………… 27 2.2.5 Alat Ukur Listrik……………………………………………….. 28 2.3 Kerangka Berpikir……………………………………………………. 30 2.4 Hipotesis Penelitian…………………………………………………... 32 3. METODE PENELITIAN……………………………………………….…. 33 3.1 Desain Penelitian……………………………………………………... 33 3.2 Lokasi dan Subjek Penelitian ……………………………………........34 3.3 Variabel Penelitian…………………………………………………….36 3.4 Pelaksanaan Penelitian……..………………………………………….37 3.5 Prosedur Penelitian…………………………………………………… 38 3.6 Metode Pengumpulan Data……………………………………………41 3.7 Instrumen Penelitian………………………………………………….. 42 3.8 Analisis Data Akhir…………………………………………………... 51 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……………………………. 57 4.1. Analisis Kesamaan Kelas..…………………………………………… 57 4.2. Analisis Penguasaan Konsep……………………………………….... 58 4.3. Analisis Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi……………………... 67 4.4. Keterlaksanaan Model Pembelajaran Inkuir Laboratorium berbantuan Simulasi PhET….………………………………………...…………... 76 4.5. Keterbatasan Penelitian………..……………………………………... 82 5. PENUTUP………………………………………………………………… 83 5.1 Simpulan…………………………………………………………........ 83 5.2 Saran…..…………………………………………………………........ 84 DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… …. 85 LAMPIRAN……………………………………………………………….. …. 88
x
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
2.1. Indikator sub keterampilan berpikir tingkat tinggi ……………….
20
3.1. Desain Pre-test dan Post-test Group……………………………...
33
3.2. Rincian jumlah siswa kelas X MIPA SMA Negeri 1 Kragan…….
35
3.3. Jadwal Pelaksanaan Penelitian……………………………………
38
3.4. Kriteria Tingkat Kesukaran Item………………………………….
47
3.5. Kriteria Daya Pembeda……………………………………………
48
3.6. Kriteria Penilaian Data Observasi…………………………………
51
3.7. Kriteria Penilaian Faktor Gain…………………………………….
54
4.1. Hasil analisis nilai pretes dan postes untuk penguasaan konsep…..
58
4.2. Analisis ketuntasan penguasaan konsep peserta didik……………..
64
4.3. Analisis nilai pretes dan postes untuk keterampilan berpikir tingkat tinggi……………………………………………………………….
68
4.4. Hasil Analisis terhadap Aktivitas Guru (Peneliti)………………….
79
4.5. Hasil Keterlaksanaan Pembelajaran pada Model Inkuiri Laboratorium berbantuan simulasi PhET…………………………………………. 80
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
2.1. Simulasi PhET untuk arah gerak elektron…………………………
24
2.2. Simulasi PhET untuk variasi tegangan…………………………….
26
2.3. Simulasi PhET untuk hukum Kirchhoff…………………………...
27
2.4. Simulasi PhET untuk rangkaian hambatan seri- paralel…………...
28
2.5. Simulasi PhET untuk pemasangan alat ukur listrik………………..
29
2.6. Kerangka berpikir dalam penelitian………………………………..
31
3.1. Prosedur Penelitian………………………………………………… 40 4.1. Grafik nilai penguasaan konsep pada kelas eksperimen dan kontrol
59
4.2. Grafik uji gain penguasaan konsep pada kelas eksperimen dan Kontrol……………………………………………………………... 60 4.3. Grafik nilai HOTS pada kelas eksperimen dan kontrol……………. 69 4.4. Grafik hasil uji gain HOTS pada kelas eksperimen dan kontrol…… 69 4.5. Simulasi PhET untuk variasi jumlah lampu dan jumlah baterai…… 77 4.6. Simulasi PhET untuk mengukur besarnya hambatan pada lampu…. 78 4.7. Simulasi PhET pada rangkaian seri dan paralel……………….…… 78 4.8. Simulasi PhET untuk membuktikan hukum Khirchoff I…………… 79
xii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
Halaman
1. Daftar Ulangan Umum Semester Gasal ...................................................... 88 2. Uji Normalitas Data Awal ........................................................................... 92 3. Uji Homogenitas Data ................................................................................. 96 4. Kisi- kisi Soal Uji Coba .............................................................................. 98 5. Soal Uji Coba .............................................................................................. 99 6. Rubrik Penilaian Soal Uji Coba ................................................................. 102 7. Analisis Hasil Uji Coba.............................................................................. 110 8. Silabus Pembelajaran ................................................................................. 117 9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen ................. 118 10. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol ........................ 134 11. Kisi-Kisi Soal Pretes-Postes....................................................................... 150 12. Soal Pretes-Postes ...................................................................................... 151 13. Rubrik Penilaian Soal Pretes-Postes .......................................................... 154 14. Daftar Nilai Pre-Test .................................................................................. 162 15. Daftar Nilai Pos-Test.................................................................................. 164 16. Uji Normalitas Nilai Pretes ........................................................................ 166 17. Uji Normalitas Nilai Postes ........................................................................ 168 18. Detail Nilai Pretes dan Postes .................................................................... 170 19. Uji Peningkatan Rata-Rata Penguasaan Konsep ........................................ 174 20. Uji Peningkatan Rata-Rata Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi........... 176 21. Uji Pihak Kanan untuk Penguasaan Konsep .............................................. 178 22. Uji Pihak Kanan untuk Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi ................. 180 23. Analisis Nilai Pretes dan Postes tiap Materi .............................................. 182 24. Uji Peningkatan Penguasaan Konsep per Materi Kelas Eksperimen ......... 190 25. Uji Peningkatan Penguasaan Konsep per Materi Kelas Kontrol ............... 194 26. Analisis Nilai Pretes dan Postes tiap Materi .............................................. 198 27. Uji Peningkatan HOTS per Indikator Kelas Eksperimen .......................... 206 28. Uji Peningkatan HOTS per Indikator Kelas Kontrol ................................. 210 29. Kuisioner Keterlaksanaan Pembelajaran berbantuan Media Simulasi....... 214
xiii
30. Analisis Keterlaksanaan Pembelajaran berbantuan Media Simulasi ......... 216 31. Lembar Pengamatan Aktivitas Guru .......................................................... 219 32. Dokumentasi .............................................................................................. 223 33. Surat Keputusan Dosen Pembimbing......................................................... 225 34. Surat Izin Penelitian ................................................................................... 226 35. Surat Keterangan Penelitian ....................................................................... 227
xiv
1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Salah satu studi internasional mengenai kemampuan kognitif siswa yaitu
TIMSS (Trends in Mathematics and Science Study) yang diadakan oleh IEA (International Association for the Evaluation of Educational Achievement) menunjukkan bahwa Indonesia pada tahun 2011 memperoleh nilai 397 pada bidang fisika, dimana nilai ini berada di bawah nilai rata-rata internasional yaitu 500. Menurut data Organization for Economic Cooperation and Development atau OECD (2004: 55), berdasarkan hasil survey dari Programme for International Student Assessment (PISA) untuk kategori sains, pada tahun 2000 Indonesia berada di urutan 38 dari 41 negara peserta. Pada tahun 2003, Indonesia menempati peringkat 38 dari 40 negara peserta. Pada tahun 2006 ketika jumlah negara peserta bertambah, Indonesia berada di peringkat 50 dari 57 negara. Sedangkan pada tahun 2009, Indonesia menempati peringkat 60 dari 65 negara. Jika dilihat dalam standar isi berdasarkan Permendiknas no 22 tahun 2006, Mata Pelajaran sains dan teknologi, khususnya pembelajaran fisika memiliki beberapa tujuan, diantaranya memupuk sikap ilmiah, berfikir ilmiah, dan komunikasi ilmiah siswa. Sejalan dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006, pada hakikatnya proses pembelajaran fisika di setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus menekankan pada pengalaman belajar siswa dalam
1
2
membentuk pengetahuannya sendiri atau proses pembelajaran yang berorientasi pada siswa (student centered). Proses pembelajaran yang konvensional memiliki kelemahan-kelemahan dalam meningkatkan hasil belajar. Adapun kelemahan diantaranya siswa kurang mampu mengembangkan pikirannya (malas berpikir), cenderung pasif, sulit bekerjasama dan bersifat individual, serta kurang termotivasi dalam kegiatan pembelajaran dikelas. Kelemahan siswa dalam pembelajaran diduga dari kebiasaan yang dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran yang lebih menekankan pada teacher centered dimana pembelajaran berpusat pada guru sehingga perkembangan potensi dan kemampuan berpikir siswa kurang maksimal, karena siswa hanya sebagai pendengar selama proses pembelajaran. Melalui kegiatan eksperimen, siswa
melakukan minds on dan juga hands on. Menurut Olson & Loucks-Horsley sebagaimana dikutip oleh Chin & Chia (2005:56), partisipasi siswa dalam kegiatan penyelidikan melalui eksperimen mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan, mengajukan hipotesis, membuat prediksi, mengumpulkan dan menganalisis data, membuat kesimpulan, membangun argumen, mengkomunikasi temuan, dan menggunakan strategi penalaran luas yang melibatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi (berpikir kritis, kreatif, kausal, dan berpikir logis). Dari hasil observasi awal di SMAN 1 Kragan mengenai kondisi sekolah dan siswa terhadap mata pelajaran fisika, implementasinya di pembelajaran masih belum optimal. Dari studi pendahuluan, dan wawancara terhadap guru fisika yang dilakukan sebelumnya, dapat diketahui bahwa masalah dasar yang dihadapi oleh siswa SMAN 1 Kragan adalah sebagian besar siswa menganggap bahwa fisika adalah pelajaran yang sulit dipelajai. Berdasarkan angket pra penelitian yang
3
disebarkan kepada 30 responden siswa kelas X SMAN 1 Kragan, didapatkan bahwa sebanyak 67% siswa menganggap pelajaran fisika sulit, dan sebanyak 45% siswa diantaranya berpendapat bahwa pembelajaran fisika kurang menarik. Kesulitan yang dihadapi sebagian besar siswa adalah proses pembelajaran yang kurang menarik, dan ketakutan awal pada pelajaran fisika yang mengakibatkan siswa kurang memperhatikan, dan menyerah sebelum dipelajari. Minimnya inovasi dalam pembelajaran, serta kurangnya pemahaman siswa terhadap fisika terjadi karena keterampilan berpikir siswa untuk memahami konsep tersebut lebih dalam jarang dilatih. Sehingga siswa hanya berfikir bahwa fisika hanya berupa rumus- rumus dalam matematika yang bisa dihafalkan, tanpa memperhatikan hubunganya dengan konsep yang ada di alam sekitarnya. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka diperlukan suatu model pembelajaran yang berbasis pada penyelidikan ilmiah yang memberikan kebebasan kepada siswa dalam melaksanakan penyelidikan ilmiah tersebut. Model pembelajaran yang dipilih dalam penelitian ini adalah Inquiry based laboratory. Menurut Guohui sebagaimana dikutip oleh Khan & Iqbal (2011) pembelajaran inkuiri laboratorium mengembangkan pemikiran tingkat tinggi dan keterampilan proses siswa dengan menempatkan siswa berperan secara aktif dalam proses pembelajaran yang dihadapkan dengan situasi permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, menurut Tamir sebagaimana dikutip oleh Koray& Köksal (2009:10), model inkuiri laboratorium juga dapat memberikan kesempatan kepada siswa dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah mereka, keterampilan penyelidikan, dan melakukan generalisasi yang tepat
4
berdasarkan poin penting dalam suatu masalah, serta memperoleh pengetahuan ilmiah dan sikap positif terhadap ilmu pengetahuan. Saat ini, sebagai penunjang dalam praktikum, penggunaan laboratorium tidak sebatas dilakukan dengan menggunakan alat- alat riil sesuai dengan buku panduan. Pemanfaatan laboratorium virtual memungkinkan melakukan kegiatan praktikum tanpa sarana laboratorium sesungguhnya (laboratorium riil). Menurut Mulyasa (2006), pemanfaatan laboratorium virtual bukan untuk menggantikan peran laboratorium yang sebenarnya (laboratorium riil), namun sebagai alternatif solusi pelengkap atas minimnya peralatan laboratorium fisika yang sesungguhnya di sekolah-sekolah. Laboratorium virtual yang dimanfatkan oleh peneliti adalah simulasi interakif PhET Colorado. PhET (Physics Education Technology) merupakan sebuah situs yang menyediakan simulasi pembelajaran fisika untuk kepentingan pengajaran di kelas atau dapat digunakan untuk kepentingan belajar individu. Selain itu, PhET merupakan simulasi interaktif terhadap fenomena fisis dengan pendekatan berbasis-riset yang menggabungkan hasil penelitian dan percobaan produsen
PhET.
Simulasi
PhET
memungkinkan
para
siswa
untuk
menghubungkan fenomena kehidupan nyata dengan ilmu yang mendasarinya. Aplikasi ini juga dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi dalam pembelajaran sains, khususnya fisika. Salah satu konsep fisika yang akan diteliti penulis adalah listrik dinamis, karena konsep listrik di SMA merupakan materi yang diangap sulit baik dalam
5
pemahamannya maupun dalam penyampaiannya kepada siswa. Padahal sebenarnya, listrik merupakan konsep yang penting dan sudah dikenal oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari. Metode pembelajaran inovatif dan variatif harus dapat memacu perkembangan kreativitas siswa, tidak hanya terpaku pada hasilnya semata, akan tetapi juga memperhatikan prosesnya. Dari uraian diatas penulis memandang perlu dikembangkan suatu pembelajaran yang yang dapat memvisualisasikan konsep yang bersifat abstrak, menarik, menyenangkan dan melibatkan siswa secara aktif, serta dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam materi instrumentasi listrik. Sehingga dengan adanya model pembelajaran ini siswa akan mendapatkan alat bantu dalam belajar mandiri, sehingga pengembangan pembelajaran fisika yang efektif, dan menyenangkan dapat terlaksana.
1.2
Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka permasalahan yang
akan diteliti adalah: (1)
Penguasaan konsep peserta didik masih rendah terhadap mata pelajaran fisika ditandai dengan nilai rata-rata ujian akhir semester gasal dari sebagian besar siswa kelas X MIPA SMA Negeri 1 Kragan tahun ajaran 2014/2015 kurang dari KKM.
(2)
Peserta didik kelas X MIPA SMA Negeri 1 Kragan tahun ajaran 2014/2015 jarang melakukan kegiatan praktikum.
6
1.3
Pembatasan Masalah Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah:
(1)
Pokok bahasan dalam penelitian ini adalah listrik dinamis yang terdiri dari subbab kuat arus, hambatan, hukum Ohm, rangkaian hambatan, hukum Khirchhoff, dan alat ukur listrik
(2)
Keterampilan berpikir tingkat tinggi dalam penelitian ini adalah kemampuan peserta didik dalam menjawab dengan benar soal- soal selevel PISA, dan SBMPTN.
(3)
1.4 (1)
Subyek dalam penelitian adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Kragan.
Rumusan Masalah Bagaimana pengaruh penggunaan PhET dalam pembelajaran inkuiri laboratorium terhadap peningkatan penguasaan konsep siswa?
(2)
Bagaimana pengaruh penggunaan PhET dalam pembelajaran inkuiri laboratorium terhadap peningkatan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa?
(3)
Bagaimana keterlaksanaan pembelajaran inkuiri laboratorium berbantuan PhET pokok bahasan listrik dinamis?
1.5 (1)
Tujuan Penelitian Untuk mengetahui pengaruh penggunaan PhET dalam pembelajaran inkuiri laboratorium terhadap peningkatan penguasaan konsep siswa.
(2)
Untuk mengetahui pengaruh penggunaan PhET dalam pembelajaran inkuiri laboratorium terhadap peningkatan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa.
7
(3)
Untuk mengetahui keterlaksanaan pembelajaran inkuiri laboratorium berbantuan PhET pokok bahasan listrik dinamis.
1.6 (1)
Manfaat Penelitian Bagi sekolah a) Sebagai suatu informasi pembaruan model pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran fisika. b) Sebagai pertimbangan dalam menentukan model pembelajaran fisika pada khususnya dan mata pelajaran lain pada umumunya.
(2)
Bagi guru Sebagai bahan referensi bagi guru dalam menentukan model pembelajaran dan media pembelajaran yang menarik dan variatif dalam pembelajaran.
(3)
Bagi peneliti a) Sebagai pengetahuan sekaligus pengalaman dalam membekali diri sebagai calon guru, serta mengetahui model pembelajaran yang sesuai terhadap kondisi peserta didik yang diteliti. b) Sebagai penambah wawasan dan pengetahuan tentang penyusunan karya ilmiah sehingga nantinya dapat dimanfaatkan untuk menyusun karya ilmiah lainnya.
(4)
Bagi peneliti lain a) Sebagai bahan bacaan atau referensi untuk penelitian lain yang ada kaitannya dengan penelitian ini. b) Sebagai bahan masukan atau gambaran bagi peneliti lain mengenai metode inkuiri laboratorium berbantuan media simulasi.
8
1.7 (1)
Penegasan Istilah PhET (Physics Education Technology) PhET adalah software simulasi interaktif fisika yang tersedia, dan dapat diunduh melalui internet, serta dapat dijalankan secara online atau offline. Simulasi yang dipakai oleh peneliti adalah kontruksi listrik DC. Dengan simulasi ini siswa bebas menyusun rangkaian listrik sesuai tujuan yang diinginkan. Selain itu, Software ini juga memungkinkan pengguna untuk menyimulasi atau mengeksplorasi gejala-gejala fisika serta menganalisis dan memprediksi solusi suatu masalah fisika.
(2)
Penguasaan Konsep Penguasaan konsep, diartikan sebagai kemampuan siswa untuk memahami makna fisika secara ilmiah baik konsep secara teori maupun penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam penelitian ini, penguasaan konsep ditekankan pada ranah kognitif yang mencakup C1 (ingatan), C2 (pemahaman), C3 (aplikasi), C4 (analisis), C5 (sintesis) dan C6 (evaluasi) pada materi listrik dinamis. Hal tersebut ditinjau dari kemampuan siswa dalam menjelaskan dan menggunakan konsep pada situasi tertentu dan pengukurannya dapat dilihat dari jawaban benar siswa pada pretes dan postes.
(3)
Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Berpikir tingkat tinggi adalah proses berpikir yang melibatkan aktivitas mental dalam usaha mengeksplorasi pengalaman yang kompleks, reflektif dan kreatif yang dilakukan secara sadar untuk mencapai tujuan, yaitu
9
memperoleh pengetahuan yang meliputi tingkat berpikir analitis, sintesis, dan evaluatif. Dalam penelitian ini, keterampilan berpikir tingkat tinggi ditekankan pada ranah kognitif yang mencakup C4 (analisis), C5 (sintesis) dan C6 (evaluasi) pada materi listrik dinamis. Sehingga, siswa tidak hanya harus mengingat dan menghafal rumus yang banyak ditemui pada pelajaran fisika, tetapi siswa juga harus mampu memecahkan suatu masalah dengan menggunakan rumus- rumus tersebut.
Indikator
keberhasilannya dilihat dari banyaknya soal selevel PISA, SBMPTN, dan sebagainya yang berhasil dijawab oleh siswa. (4)
Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Inkuiri terbimbing merupakan pendekatan inkuiri yang dilakukan guru dengan membimbing siswa melakukan kegiatan, memberi pertanyaan awal dan mengarahkannya pada suatu diskusi. Dalam penelitian ini, siswa diberi kesempatan untuk belajar tentang aplikasi fisika pada materi listrik dinamis. Dengan demikian memungkinkan siswa untuk berinteraksi langsung dengan kehidupan nyata. Pembelajaran ini menghendaki siswa lebih aktif dalam segala kegiatan pembelajaran sedangkan guru hanya sebagai fasilitator yang membantu siswa dalam menemukan pemecahan masalah.
(5)
Model Pembelajaran Inkuiri Laboratorium Model pembelajaran inkuiri laboratorium dalam penelitian ini menekankan pada proses belajar sains (learning science); belajar tentang sains (learning about science); dan belajar 'mengerjakan' sains (doing science) yang
10
dilakukan melalui serangkaian eksperimen laboratorium. Sehingga siswa dapat memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung (praktikum) dan dapat menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah mereka pahami sebelumnya.
1.8
Sistematika Skripsi Susunan skripsi ini terdiri dari tiga bagian yaitu bagian pendahuluan,
bagian isi dan bagian akhir skripsi. 1.8.1 Bagian Pendahuluan Bagian pendahuluan skripsi ini terdiri dari halaman judul, pernyataan keaslian tulisan, pengesahan, motto dan persembahan, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan daftar lampiran. 1.8.2 Bagian Isi Bagian isi terdiri dari lima bab yaitu sebagai berikut:
Bab 1 Pendahuluan Bagian bab 1 terdiri dari latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah dan sistematika skripsi.
Bab 2 Tinjauan Pustaka Bagian bab 2 terdiri dari deskripsi teoritik (model pembelajaran inkuiri
terbimbing, model pembelajaran inkuiri laboratorium, penguasaan konsep, keterampilan berpikir tingkat tinggi, PhET), tinjauan materi PhET untuk listrik dinamis, kerangka berpikir dan hipotesis penelitian.
11
Bab 3 Metode Penelitian Bagian bab 3 terdiri dari desain penelitian, lokasi dan subjek penelitian
(lokasi penelitian, populasi, sampel, dan tehnik sampling), variabel penelitian (variabel bebas, dan variabel terikat), pelaksanaan penelitian, prosedur penelitian, metode pengumpulan data (metode dokumentasi, metode tes, metode observasi), instrumen penelitian (naskah tes, instrumen non-tes) dan analisis data akhir.
Bab 4 Hasil dan Pembahasan Bagian bab 4 terdiri dari hasil penelitian dan pembahasan. Hasil penelitian
meliputi deskripsi peningkatan penguasaan konsep peserta didik, deskripsi peningkatan keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik pada pada model pembelajaran inkuiri laboratorium berbantuan PhET dan model inkuiri terbimbing, dan deskripsi keterlaksaan pembelajarannya pada materi listrik dinamis. Pembahasan meliputi menafsirkan temuan dan menarik inferensi berdasarkan temunan, mengintegrasikan temuan penelitian ke dalam kumpulan pengetahuan yang telah mapan atau telah dihasilkan pada penelitian lain dan menyusun teori baru atau memodifikasi teori yang sudah ada.
Bab 5 Penutup Bagian bab 5 berisi simpulan dari penelitian dan saran-saran yang perlu
diberikan untuk kebaikan penelitian selanjutnya. Simpulan penelitian meliputi deskripsi peningkatan penguasaan konsep peserta didik, deskripsi peningkatan keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik pada pada model pembelajaran inkuiri laboratorium berbantuan PhET dan model inkuiri terbimbing, dan deskripsi keterlaksaan pembelajarannya pada materi listrik dinamis. Sedangkan
12
saran penelitian meliputi hal-hal yang sebaiknya dilakukan ketika akan melakukan penelitian dengan menerapakan model pembelajaran inkuiri laboratorium berbantuan PhET terhadap peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik. 1.8.3 Bagian Akhir Skripsi Bagian akhir skripsi berisi daftar pustaka dan lampiran. Daftar pustaka berisi tentang referensi yang digunakan dalam penyusunan skripsi. Lampiran berisi tentang daftar nilai peserta didik, hasil analisis data awal, hasil analisis instrumen, hasil analisis data akhir, surat-surat administrasi penelitian, dan dokumentasi.
13
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Deskripsi Teoritik 2.1.1 Model Pembelajaran Inkuiri Inkuiri adalah sebuah model pembelajaran yang diambil dari konsep teori kontruktivisme. Inkuiri berasal dari bahasa Inggris inquiry yang dapat diartikan sebagai proses bertanya dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan ilmiah yang diajukannya. Dengan kata lain, menurut Schmidt (2003: 177), inkuiri adalah suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi dan eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Pembelajaran inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Pembelajaran ini sering juga dinamakan pembelajaran heuristic, yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu heuriskein yang berarti “saya menemukan”. Materi pelajaran tidak diberikan secara langsung. Peran siswa dalam pembelajaran ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa dalam belajar.
13
14
Menurut Herdian sebagaimana dikutip oleh Putra (2013: 96), pendekatan inkuiri terbagi menjadi tiga jenis berdasarkan besarnya intervensi guru terhadap siswa atau besarnya bimbingan yang diberikan guru, yaitu: inkuiri terbimbing (guided inquiry), inkuiri bebas (free inquiry) dan inkuiri bebas yang dimodifikasi (modified free inquiry). Menurut Suparno (2007:68), inkuiri terbimbing merupakan pendekatan inkuiri dengan guru membimbing siswa melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan awal dan mengarahkan pada suatu diskusi. Pembelajaran ini menghendaki siswa lebih aktif dalam segala kegiatan pembelajaran sedangkan guru hanya sebagai fasilitator yang membantu siswa dalam menemukan pemecahan masalah. Dalam penelitian ini, proses pembelajaran lebih berpusat kepada anak, karena proses belajar melalui inkuiri dapat membentuk dan mengembangkan konsep diri pada diri siswa, sehingga pendekatan inkuiri dapat menghindari siswa dari cara-cara belajar menghafal, selain juga pendekatan inkuiri memberikan waktu pada siswa untuk mengasimilasi dan mengakomodasi informasi. Pada prakteknya, siswa diberi kesempatan untuk belajar tentang aplikasi fisika pada materi listrik dinamis yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian memungkinkan siswa untuk berinteraksi langsung dengan kehidupan nyata. Berdasarkan hal tersebut, menurut Putra (2013: 106) maka pembelajaran inkuiri dapat memperluas wawasan, mencerna dan mengatur informasi yang didapatkan dari lingkungan sekitarnya.
15
2.1.2 Pembelajaran Inkuiri Berbasis Laboratorium Menurut Hodson (1990: 36) pembelajaran berbasis kegiatan laboratorium dapat meningkatkan perkembangan siswa melalui: 1) proses belajar sains (learning science); 2) belajar tentang sains (learning about science); dan 3) belajar 'mengerjakan' sains (doing science). Dalam pendekatan inkuiri berbasis laboratorium, konsep-konsep praktikum dirancang sedemikian rupa sehingga relevan dengan kehidupan sehari-hari, serta tujuan yang hendak dicapai oleh siswa. Menurut Guohui sebagaimana dikutip oleh Khan & Iqbal (2011), menyatakan bahwa pembelajaran inkuiri laboratorium mengembangkan pemikiran tingkat tinggi dan keterampilan proses siswa dengan menempatkan siswa berperan secara aktif dalam proses pembelajaran yang dihadapkan dengan situasi permasalahan dalam kehidupan sehari-hari (illstructured). Selain itu, menurut Tamir sebagaimana dikutip oleh Koray & Köksal (2009: 12), menyatakan model inkuiri laboratorium juga dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah
dan
keterampilan
penyelidikan,
melakukan
generalisasi yang tepat tentang poin penting dalam ilmu pengetahuan, serta memperoleh pengetahuan ilmiah dan memegang sikap positif terhadap ilmu pengetahuan. Pembelajaran ini akan mengarahkan siswa pada kegiatan proyek mandiri sehingga akan memberikan peluang kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan keterampilan berpikir tingkat tinggi mereka.
16
Model pembelajaran inkuiri laboratorium yang ditekankan oleh peneliti menuntut siswa secara mandiri melakukan proses pembelajaran, mulai dari kegiatan pemecahan masalah yang bersifat ill-structured, merancang percobaan secara mandiri, mengambil data, serta mengolah data
dan
menyimpulkan
hasil
percobaan.
Didalam
proses
pembelajarannya, guru hanya memfasilitasi siswa apabila dalam pelaksanaannya mengalami kesulitan. Menurut NRC (2000) tahapan pembelajaran inkuiri dibagi menjadi lima phase: Phase 1: Siswa dilibatkan dengan sebuah pertanyaan ilmiah, kejadian atau fenomena. Hal ini dihubungkan dengan pengetahuan siswa, membuat ketidakseimbangan (dissonance) dengan ide-ide yang mereka miliki, dan atau memotivasinya untuk belajar lebih. Phase 2: Siswa menggali ide-ide melalui pengalaman hands-on, memformulasi dan menguji hipotesis, memecahkan masalah dan membuat penjelasan terhadap apa yang mereka observasi. Phase 3: Siswa menganalisis dan menginterprestasi data, mensitesis ideide mereka, membangun model, dan memperjelas konsep-konsep dan penjelasan, dengan guru dan sumber pengetahuan ilmiah lain. Phase 4: Siswa memperluas pemahaman dan kemampuan baru mereka serta mengaplikasikan apa yang dapat mereka pelajari pada situasi baru. Phase 5 : Siswa dengan gurunya mereview dan mengakses apa yang telah mereka pelajari dan bagaimana mereka telah mempelajarinya.
17
2.1.3 Penguasaan Konsep Konsep merupakan dasar pemahaman dari suatu materi pelajaran. Jika sebuah konsep sudah dikuasai, maka tujuan pembelajaran dapat dikatakan tercapai. Menurut Anni dan Rifa’i (2009:100), konsep adalah satuan arti yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri yang sama. Belajar konsep merupakan hasil utama pendidikan. Konsep merupakan batu pembangun berpikir dan dasar bagi proses mental yang lebih tinggi untuk merumuskan prinsip dan generalisasi. Menurut Rosser sebagaimana dikutip oleh Dahar (2011:63), konsep adalah suatu abstraksi yang mewakili satu kelas objek, kejadian, kegiatan, atau hubungan yang mempunyai atribut yang sama. Penguasaan konsep pada penelitian ini ditekankan pada ranah kognitif khususnya jenjang pemahaman konsep. Menurut Sudijono (2009:50), menyatakan bahwa “pemahaman adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat”. Seorang peserta didik dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian lebih rinci tentang hal itu dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Pemahaman merupakan jenjang kemampuan berpikir yang setingkat lebih tinggi dari ingatan atau hafalan. Jadi yang dimaksud penguasaan dalam penelitian ini adalah suatu kemampuan untuk mengerti secara benar konsep-konsep atau fakta-fakta. Penguasaan konsep merupakan prasyarat mutlak untuk menuju tingkatan
18
kemampuan kognitif yang lebih tinggi. Indikator penguasaan konsep yang digunakan mengacu pada taksonomi Bloom sebagaimana dikutip oleh Sudijono (2009: 50-52), yaitu pada ranah kognitif terdapat enam jenjang proses berpikir yaitu: pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. 2.1.4 Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skill– HOTS) didefinisikan sebagai penggunaan pikiran secara lebih luas untuk menemukan tantangan baru. Sebagaimana disarikan dari Heong (2011), kemampuan berpikir tingkat tinggi ini menghendaki seseorang untuk menerapkan
informasi
baru
atau
pengetahuan
sebelumnya
dan
memanipulasi informasi untuk menjangkau kemungkinan jawaban dalam situasi baru. Berpikir tingkat tinggi adalah berpikir pada tingkat lebih tinggi daripada sekedar menghafalkan fakta atau mengatakan sesuatu kepada seseorang persis seperti sesuatu itu disampaikan kepada kita. Kemampuan berpikir tingkat tinggi adalah proses berpikir yang melibatkan aktivitas mental dalam usaha mengeksplorasi pengalaman yamg kompleks, reflektif dan kreatif yang dilakukan secara sadar untuk mencapai suatu tujuan, yaitu memperoleh pengetahuan yang meliputi tingkat berpikir analitis, sintesis, dan evaluatif. Hasil TIMSS (Trends in Mathematics and Science Study) tahun 2011 pada bidang Fisika menunjukkan Indonesia memperoleh nilai 397 dimana nilai ini berada di bawah nilai rata-rata internasional yaitu 500.
19
Berdasarkan data prosentase rata-rata jawaban benar untuk konten sains dan domain kognitif khususnya fisika, prosentase jawaban benar pada soal pemahaman selalu lebih tinggi dibandingkan dengan prosentase jawaban benar pada soal penerapan dan penalaran. Aspek pemahaman, penerapan, dan penalaran dalam ranah kemampuan kognitif seperti yang diterapkan pada TIMSS dapat digunakan untuk menunjukkan profil kemampuan berpikir siswa. Dari ketiga aspek tersebut, aspek pemahaman dan penerapan termasuk dalam kemampuan berpikir dasar. Sedangkan aspek penalaran
termasuk
dalam
kemampuan
berpikir
tingkat
tinggi.
Berdasarkan hasil TIMSS maka dapat dikatakan bahwa kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa Indonesia masih rendah. Hal diatas dapat terjadi karena dalam pembelajarannya, siswa kurang dirangsang untuk meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Pada suatu proses pembelajaran fisika, jika seorang anak menggunakan keterampilan berpikir tingkat tingginya maka pembelajaran tersebut akan menjadi pembelajaran yang bermakna. Karena anak tidak hanya harus mengingat dan menghafal rumus yang banyak ditemui pada pelajaran ini, tetapi anak juga harus mampu memecahkan suatu masalah dengan menggunakan rumus- rumus tersebut. Secara langsung maupun tidak langsung anak akan lebih paham kegunaan dari rumus tersebut dalam kehidupan sehari-harinya, hal inilah yang membuat pelajaran menjadi lebih bermakna. Dengan begitu anak juga tidak akan mudah lupa terhadap rumus dan konsep fisika.
20
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skill– HOTS) merupakan proses berpikir yang tidak sekedar menghafal dan menyampaikan kembali informasi yang diketahui. Kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan kemampuan menghubungkan, memanipulasi, dan mentransformasi pengetahuan serta pengalaman yang sudah dimiliki untuk berpikir secara kritis dan kreatif dalam upaya menentukan keputusan dan memecahkan masalah pada situasi baru. Menurut Krathwohl (2002: 214), indikator untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi meliputi keterampilan berpikir analisis, evaluasi, dan kreasi. Namun, dalam penelitian ini, tidak semua indikator dari sub keterampilan berpikir tingkat tinggi diteliti, melainkan dipilih sesuai kebutuhan yang ditunjukkan oleh tabel dibawah ini. Tabel 2.1 Indikator sub keterampilan berpikir tingkat tinggi Sub Keterampilan Tingkat Tinggi Menganalisis (C4)
Indikator
Mengevaluasi (C5)
Mengkreasi (C6)
Membagi atau menstrukturkan informasi menjadi lebih sederhana untuk mengenali pola atau hubungannya Mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat dari skenario yang rumit Membuat hipotesis, mengkritik, dan melakukan pengujian Merancang suatu cara untuk menyelesaikan masalah
Beberapa temuan awal dari studi terhadap kemampuan siswa pada mata pelajaran fisika di SMAN 1 Kragan, menunjukkan bahwa siswa
21
mengalami kesulitan dalam menjawab soal-soal tes yang mengukur kemampuan analitis, pemecahan masalah, dan interpretasi pada soal-soal fisika, dan matematika. Hal ini ditunjukkan dengan sedikitnya siswa kelas XII yang lolos SBMTN dalam 3 tahun terakhir. Jadi, dalam penelitian ini peneliti menggunakan tipe soal selevel PISA, dan SBMPTN untuk mengukur indikator ketercapaian keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa. Hasil penelitian Mardhiyanti (2010: 2) menunjukkan bahwa ketika menyelesaikan soal-soal tipe PISA menuntut siswa untuk berpikir ketingkat yang lebih tinggi. Dalam sumber yang sama, dijelaskan bahwa dengan membiasakan siswa mengerjakan soal-soal tipe PISA akan meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. 2.1.5 PhET (Physics Education Technology) PhET adalah simulasi virtual yang berisikan materi- materi fisis mengenai sains, khusunya fisika, biologi, dan kimia guna kepentingan pengajaran di kelas atau belajar individu. Menurut Finkelstein (2006: 118), simulasi PhET menekankan hubungan antara fenomena kehidupan nyata dengan ilmu yang mendasarinya, mendukung pendekatan interaktif dan konstruktivis, serta memberikan umpan balik, dan menyediakan tempat kerja kreatif. Pada era global seperti saat ini, ada banyak media pembelajaran yang bisa dimanfaatkan dalam dunia pendidikan. Salah satu bentuk media pembelajaran yang dimaksud adalah laboratorium virtual. Laboratorium virtual adalah satu bentuk kegiatan pengamatan atau eksperimen lab
22
menggunakan software yang dijalankan di sebuah komputer. Semua peralatan yang diperlukan oleh sebuah laboratorium terdapat di dalam software tersebut. Salah satu jenis laboratorium virtual yang digunakan dalam penelitian ini adalah simulasi PhET. Simulasi ini dikembangkan oleh tim dari Universitas Colorado, Amerika Serikat. PhET dibuat untuk membantu siswa memahami konsep-konsep sains secara visual. Simulasi PhET menghidupkan apa yang tidak terlihat oleh mata melalui penggunaan grafis dan kontrol intuitif seperti klik, tarik manipulasi, slider, serta tombol radio. Selain itu, PhET juga bisa digunakan secara offline ataupun online di situs http://phet.colorado.edu/. Semua simulasi PhET didapatkan secara gratis dalam situs resminya. Menurut Madlazim (2007), kelebihan dari simulasi PhET yakni dapat melakukan percobaan secara ideal, hal ini tidak dapat dilakukan dengan menggunakan alat yang sesungguhnya. Simulasi ini berbasis program java yang memiliki kelebihan, yaitu easy java simulations (ejs) dirancang khusus untuk memudahkan tugas para guru dalam membuat simulasi fisika dengan memanfaatkan komputer sesuai dengan bidang ilmunya. Selain itu, simulasi PhET memiliki beberapa keunggulan, diantaranya bisa menjelaskan konsep abstrak yang tidak bisa dijelaskan melalui penyampaian secara verbal. Laboratorium virtual juga bisa menjadi tempat melakukan eksperimen yang tidak dimungkinkan dilakukan menggunakan laboratorium riil.
23
2.2 Tinjauan Materi PhET pada Listrik Dinamis Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 untuk SMA, Standar kompetensi dari listrik dinamis adalah memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu Kompetensi Dasar (KD) yang diamati dalam pelitian ini adalah menganalisis percobaan listrik dinamis dalam suatu rangkaian serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Adapun media pembelajaran yang digunakan adalah media PhET dengan nama Rangkaian Kit Kontruksi DC. Melalui simulasi PhET tersebut siswa bebas berkreasi dalam menyusun rangkaian listrik sesuai dengan apa yang dipraktikumkan. Sehingga standar proses, standar psikomor, dan standar afektif dalam materi ini dapat dicapai dengan baik serta mengembangkan perilaku berkarakter, dan keterampilan sosial. Pada materi listrik sangat erat kaitannya dengan aliran muatan listrik. Aliran muatan ini dapat berupa muatan positif (proton) dan muatan negatif (elektron). Aliran listrik yang mengalir pada penghantar dapat berupa arus searah atau direct current (DC) dan dapat berupa arus bolakbalik atau alternating current (AC). Pada penelitian ini, materi yang dipelajari adalah besaran-besaran listrik, rangkaian listrik, dan penerapan alat listrik dalam kehidupan sehari-hari pada listrik dinamis. Dibawah ini akan disajikan materi- materi listrik dinamis yang dikutip dari Dwi & Supurwoko (2013: 5-20).
24
2.2.1 Arus Listrik Elektron-elektron mengalir dalam suatu penghantar dari ujung berpotensial rendah ke ujung berpotensial lebih tinggi, sedangkan arus listrik kebalikan dengan arah alir elektron. Menurut konvensi, arah arus listrik dianggap searah dengan aliran muatan positif. Konvensi ini ditetapkan sebelum diketahui bahwa elektron-elektron bebas bermuatan negatif yang sebenarnya bergerak dan menghasilkan arus listrik pada suatu penghantar. Arah arus listrik dalam suatu penghantar berlawanan arah dengan gerak elektron-elektron dalam penghantar yang sama. Arus listrik mengalir dari titik berpotensial tinggi ke titik lain berpotensial rendah dalam suatu penghantar. Dengan menggunakan PhET seperti pada gambar dibawah ini, kita bisa lebih mudah mengamati gerak elektron dalam suatu penghantar.
Gambar 2.1 Simulasi PhET untuk arah gerak elektron Penghantar yang mudah mengalirkan arus listrik disebut konduktor yang umumnya dari bahan logam. Dalam masing-masing atom logam terdapat satu atau beberapa elektron yang bebas bergerak melalui atomatom lain. Elektron-elektron ini merupakan pembawa muatan negatif yang
25
disebut elektron-elektron konduksi. Dalam logam penghantar juga terdapat muatan positif yaitu proton, tetapi proton tidak bergerak karena terikat ke inti atom. Jadi konsep bahwa arus listrik mengalir searah dengan aliran muatan positif sebenarnya bukan proton yang mengalir tetapi elektron yang secara bertahap bergerak dari satu atom ke atom lain. Rata-rata arus listrik mengalir diukur dengan menggunakan satuan ampere. Satu ampere adalah aliran muatan satu coulomb per detik, dan satuan baku untuk 1 coulomb adalah muatan listrik dari 6,25.1018 elektron, sehingga jika sebuah kawat mengalirkan arus 1 ampere, maka ada 6,25.1018 elektron yang bergerak melintasi kawat tiap detiknya. Untuk menyatakan besarnya arus listrik, digunakan konsep kuat arus listrik, yang didefinisikan sebagai muatan listrik yang mengalir melalui penampang lintang suatu penghantar tiap satuan waktu. 2.2.2 Hukum Ohm Hubungan antara tegangan, kuat arus dan hambatan dari suatu konduktor dapat diterangkan berdasarkan hukum Ohm yang berbunyi, “dalam suatu rantai aliran listrik, kuat arus berbanding lurus dengan beda potensial antara kedua ujung-ujungnya dan berbanding terbalik dengan besarnya hambatan kawat konduktor tersebut.” Hambatan kawat konduktor biasanya dituliskan sebagai “R”.
i
V A VB R
26
Keterangan :
I = kuat arus VA - VB = beda potensial titik A dan titik B R = hambatan
Dengan menggunakan PhET ini kita bisa mengukur beda potensial dan arus, dengan berbagai variasi seperti yang ditunjukkan gambar dibawah. Sehingga kita dapat menghitung sendiri besarnya hambatan yang diperoleh, serta mengeceknya apakah sesuai dengan nilai sebenarnya yang juga tertera pada simulasi ini.
Gambar 2.2 Simulasi PhET untuk variasi tegangan 2.2.3 Hukum Kirchhoff Ketika kita ingin menganalisis suatu rangkaian, maka perlu mencari beda potensial masing-masing komponen dalam rangkaian, dan arus listrik masing-masing komponen dalam rangkaian. Analisis rangkaian didasarkan pada hukum Kirchhoff, yaitu total arus listrik yang masuk titik cabang harus sama dengan total arus listrik yang keluar titik cabang dan jumlah beda potensial pada loop tertutup adalah nol. Dengan menggunakan simulasi PhET, kita juga dapat dengan mudah membuktikan
27
kebenaran hukum Khirchhoff ini melalui berbagai macam variasi dalam percobaan seperti gambar dibawah.
Gambar 2.3 Simulasi PhET untuk hukum Kirchhoff 2.2.3.1 Hukum I Kirchhoff “Jumlah aljabar kuat arus listrik yang melalui titik cabang sama dengan nol”, secara matematis dapat ditulis: ∑ 𝑖 = 0 Kuat arus listrik 𝑖 diberi tanda positif untuk arah arus listrik yang menuju titik cabang dan diberi tanda negatif jika arah arus listrik meninggalkan titik percabangan yang sama. 2.2.3.2 Hukum II Kirchhoff “Dalam rangkaian (loop) tertutup, jumlah aljabar GGL (ε) dan jumlah penurunan potensial (𝑖𝑅) sama dengan nol”, secara matematis dapat ditulis: ∑ 𝜀 + ∑ 𝑖. 𝑅 = 0 2.2.4 Susunan Rangkaian Resistor 2.2.4.1 Rangkaian Seri
Hambatan total yaitu: 𝑅 = 𝑅1 + 𝑅2 Atau dalam bentuk umum: 𝑅 = 𝑅1 + 𝑅2 + ⋯ + 𝑅𝑛
28
Gambar 2.4 Simulasi PhET untuk rangkaian hambatan seri- paralel 2.2.4.2 Rangkaian Paralel
Hambatan total yaitu:
1 𝑅
=
Atau dalam bentuk umum:
1 𝑅1 1 𝑅
+
=
1 𝑅2 1
𝑅1
dan 𝑅 =
+
1 𝑅2
+
𝑅1 .𝑅2 𝑅1 +𝑅2
1 𝑅𝑛
2.2.5 Alat Ukur Listrik Ampermeter merupakan alat untuk mengukur arus listrik. Bagian terpenting dari ampermeter adalah galvanometer. Galvanometer bekerja dengan prinsip gaya antara medan magnet dan kumparan berarus. Untuk mengukur kuat arus, alat ini harus dipasang secara seri pada rangkaian. Satu lagi alat yang biasa digunakan dalam pengukuran arus listrik adalah voltmeter. Voltmeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur tegangan listrik atau beda potensial antara dua titik. Voltmeter juga menggunakan galvanometer. Bedanya dengan ampermeter adalah jika pada ampermeter, galvanometer dirangkai secara seri dengan hambatan
29
shunt. Sedangkan pada voltmeter dipasang secara paralel. Selain itu, hambatan shunt yang dipasang pada ampermeter nilainya kecil sedangkan pada voltmeter sangat besar. Menggunakan voltmeter berbeda dengan menggunakan ampermeter, ketika menggunakan voltmeter harus dipasang secara paralel pada kedua ujung yang akan dicari beda tegangannya. Dengan menggunakan simulasi PhET ini siswa dapat mencoba berbagai macam cara pemasangan voltmeter dan ampermeter, jika dalam pemasangannya keliru, maka alat akan meledak atau nilainya tidak terbaca pada alat ukurnya seperti gambar dibawah.
Gambar 2.5 Simulasi PhET untuk pemasangan alat ukur listrik Beberapa percobaan yang dapat dibuat dengan menggunakan PhET yaitu menjelaskan konsep arus listrik dan beda potensial listrik, membuat rangkaian komponen listrik dengan berbagai variasi baik seri maupun paralel, menggunakan dan membaca alat ukur amperemeter dan Volt-meter pada rangkaian, mengukur besaran listrik dalam rangkaian tertutup, menyelidiki
hubungan
antara
tegangan,
arus,
dan
hambatan,
mendeskripsikan jenis bahan konduktor, semikonduktor dan isolator, menghitung besarnya hambatan suatu kawat penghubung, menghitung
30
hambatan pengganti rangkaian listrik seri dan paralel, mengetahui nilai hambatan substitusi pada rangkaian seri dan rangkaian paralel, mengetahui besar arus listrik pada rangkaian lurus dan rangkaian bercabang, menemukan hukum I kirchhoff untuk rangkaian tak bercabang dan bercabang, menggunakan hukum I Kirchhoff untuk menghitung tegangan (V) dan arus (I) dalam rangkaian tertutup, serta menganalisis percobaan listrik dinamis dalam suatu rangkaian serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
2.3 Kerangka Berpikir Berdasarkan Permendiknas no 22 tahun 2006, mata pelajaran sains dan teknologi, khususnya pembelajaran fisika memiliki beberapa tujuan, diantaranya memupuk sikap ilmiah, berfikir ilmiah, dan komunikasi ilmiah siswa. Pembelajaran fisika dengan kegiatan laboratorium merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar fisika siswa. Saat ini sebagian besar
guru
fisika
cenderung
menggunakan
metode
pembelajaran
konvensional, yang lebih terfokus pada guru. Dalam kegiatan belajar siswa hanya berdasarkan pada perintah atau tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Akibatnya kegiatan pembelajaran menjadi kurang efektif. Pola pembelajaran seperti itu harus diubah dengan cara menggiring peserta didik mencari ilmunya sendiri. Guru hanya sebagai fasilitator, sedangkan peserta didik harus menemukan konsep-konsep secara mandiri agar tercipta pembelajaran yang bermakna. Untuk mengatasi permasalahan tersebut digunakanlah media peraga berbasis simulasi komputer yaitu PhET.
31
Penulis memanfaatkan PhET sebagai media pembelajaran bukan untuk mengganti laboratorium riil, melainkan untuk mempermudah, dan melengkapi keterbatasan alat- alat lab yang ada. Pembelajaran Fisika berpusat pada guru dan belum maksimalnya penerapan model pembelajaran pembelajaran yang mampu meningkatkan pemahaman konsep siswa dan komunikasi ilmiah siswa
Fakta
Permendiknas nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi, memiliki tujuan pembelajaran fisika diantaranya , yaitu memupuk sikap ilmiah, berfikir ilmiah, dan komunikasi ilmiah siswa
Kesulitan belajar dalam menemukan konsep, memahami konsep mengaitkan hubungan antar konsep dan menerapkan konsep fisika dalam kehidupan sehari-hari.
Penggunaan PhET dalam Pembelajaran Inkuiri Laboratorium
menemukan jawaban permasalahan melalui aplikasi, simulasi maupun eksperimen sederhana
menginvestigasi permasalahan sehingga memperoleh jawaban permasalahan yang diberikan sebelumnya
Penguasaan konsep siswa dalam pembelajaran fisika meningkat
Bekerjasama dalam suatu kelompok untuk mengembangkan keterampilan pemecahan masalah
Keterampilan siswa dalam berpikir tingkat tinggi juga meningkat
Gambar 2.6 Kerangka berpikir dalam penelitian
32
2.4 Hipotesis Penelitian Berdasarkan
deskripsi
teoritik
dan
rumusan
masalah
yang
telah
dikemukakan sebelumnya, maka hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Ho: Penggunaan PhET dalam model pembelajaran inkuiri berbasis laboratorium tidak berpengaruh terhadap peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa. Ha: Penggunaan PhET dalam model pembelajaran inkuiri berbasis laboratorium berpengaruh terhadap peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa.
33
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental dengan pre-test post-test group design. Dalam penelitian ini observasi dilakukan sebanyak 2 kali yaitu sebelum diberi perlakuan (treatment) dan sesudah diberi perlakuan. Observasi yang dilakukan sebelum diberi perlakuan (treatment) disebut sebagai pretes (O1), dan sesudah diberi perlakuan disebut postes (O2). Desain Pre-test dan Post-test Group yang telah dimodifikasi dari Suharsimi (2010: 125) dapat digambarkan sebagai berikut. Tabel 3.1 Desain Pre-test dan Post-test Group Kelompok
Pre-test
Treatment
Post-Test
Kelompok eksperimen
O1
X1
O2
Kelompok kontrol
O3
X2
O4
Keterangan: X1
: model pembelajaran inkuiri laboratorium berbantuan PhET.
X2
: model pembelajaran inkuiri terbimbing
O1 & O3 : nilai pretes sebelum ada perlakuan khusus pada kelas eksperimen dan kontrol. O2 & O4
: nilai postest setelah ada perlakuan khusus pada kelas eksperimen dan kontrol.
33
34
Sebelum melakukan penelitian terhadap kedua kelas diatas, dilakukan analisis data awal untuk mengetahui kesamaan keadaan kedua kelas. Maka dilakukan uji homogenitas dan kesamaan keadaan awal sampel dengan menggunakan nilai ulangan umum fisika pada semester sebelumnya.
3.2 Lokasi dan Subjek Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kragan yang beralamat di jalan raya Pandangan- Kragan, kabupaten Rembang, provinsi Jawa Tengah. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015. SMA Negeri 1 Kragan merupakan satu- satunya SMA negeri yang ada di kecamatan Kragan, sehingga sebagian besar siswa SMP di sekitar kecamatan Kragan mendaftar ke sekolah ini untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat diasumsikan bahwa dengan melakukan penelitian di SMA Negeri 1 Kragan dapat mewakili keadaan SMA atau yang sederajat di kecamatan Kragan dan sekitarnya. 3.2.2 Populasi Menurut Sugiyono (2010: 61), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas X SMA Negeri 1 Kragan program MIPA dengan rincian populasi dapat dilihat pada Tabel 3.2.
35
Tabel 3.2 Rincian jumlah siswa kelas X MIPA SMA Negeri 1 Kragan No 1 2 3 4
Kelas X MIPA 1 X MIPA 2 X MIPA 3 X MIPA 4 Jumlah
Jumlah Siswa 36 36 36 35 143
Homogenitas populasi dapat diketahui dengan uji homogenitas terhadap nilai ulangan umum fisika semester gasal kelas X MIPA SMA Negeri 1 Kragan tahun ajaran 2014/2015. Berdasarkan perhitungan uji homogenitas diperoleh nilai 𝜒 2 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 0.0793 sedangkan 𝜒 2 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 =3.84. Nilai 𝜒 2 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝜒 2 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka 𝐻0 diterima artinya varians populasi homogen. Perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran 3. 3.2.3 Sampel dan Teknik Sampling Dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel secara acak atau simple random sampling. Menurut Sugiyono (2010: 68), simple random sampling adalah teknik penentuan sampel dimana setiap kelas mendapat peluang yang sama untuk menjadi sampel. Sampel bukan siswa secara individual melainkan siswa yang terhimpun dalam kelas. Penelitian ini mengambil 2 kelas sebagai sampel, kelas pertama sebagai kelas eksperimen dan kelas kedua sebagai kelas kontrol. Pada kelas eksperimen diberikan suatu perlakuan, dalam hal ini diberikan simulasi PhET dalam pembelajaran inkuiri berbasis laboratorium. Sedangkan, untuk kelas kontrol juga diberikan perlakuan dengan pembelajaran inkuiri terbimbing.
36
Sampel dalam penelitian ini adalah kelas X MIPA 1 dan X MIPA 2 SMA Negeri 1 Kragan tahun ajaran 2014/2015. Normalitas kemampuan awal siswa dapat diketahui dengan uji normalitas terhadap nilai ulangan umum fisika semester gasal kelas semua kelas X MIPA yang ada di SMA Negeri 1 Kragan tahun ajaran 2014/2015. Berdasarkan
perhitungan
uji
normalitas,
diperoleh
hasil
bahwa
kemampuan awal siswa untuk semua kelas X MIPA berdistribusi normal. Perhitungan selengkapnya terdapat pada Lampiran 2.
3.3 Variabel Penelitian Menurut Sugiyono (2010:3), variabel penelitan adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Pada penelitian ini terdapat dua variabel yaitu sebagai berikut. 3.3.1 Variabel Bebas Menurut Sugiyono (2010:4), variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi penyebab timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel independen (bebas) dalam penelitian ini adalah penggunaan simulasi PhET dalam pembelajaran inkuiri laboratorium, dan penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi listrik dinamis.
37
3.3.2 Variabel Terikat Menurut Sugiyono (2010:4), variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik pada materi listrik dinamis setelah diberikan perlakuan (treatment).
3.4 Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dirancang dalam 9 jam pelajaran untuk pembelajaran, dan 4 jam pelajaran untuk pretes dan postes. Penelitian dilaksanakan di kelas X MIPA 1 dan X MIPA 2. Kedua kelas tersebut merupakan kelas eksperimen, dan kelas kontrol dengan pemberian perlakuan yang berbeda (kelas eksperimen menggunakan simulasi PhET dalam model pembelajaran inkuiri laboratorium, sedangkan kelas kontrol menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing). Jadwal pelaksanaan penelitian tercantum pada tabel 3.3.
38
Tabel 3.3. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Hari, tanggal Senin, 23-03-2015 Rabu, 25-03-2015 Senin, 30-03-2015
Rabu, 01-04-2015
Senin, 06-04-2015
Kelas XI IPA 2 Materi Jam ke Pretes 7,8 Pendahuluan, arus 6,7,8 listrik, dan alat ukur listrik, hukum Ohm -
Hukum Ohm, rangkaian hambatan -
6,7,8
6,7,8
Rabu, 15-04-2015
Rangkaian hambatan, hukum Khirchhoff I, dan II -
Senin, 20-04-2015 Rabu, 22-04-2015
Postes -
Rabu, 08-04-2015 Senin, 13-04-2015
-
-
7,8 -
Kelas XI IPA 3 Materi Jam ke Pretes 3,4 -
Pendahuluan, arus listrik, dan alat ukur listrik, hukum Ohm -
3,4,5
Hukum Ohm, rangkaian hambatan -
3,4,5
Rangkaian hambatan, hukum Khirchhoff I, dan II Postes
3,4,5
-
-
3,4
3.5 Prosedur Penelelitian Prosedur penelitian pengaruh penggunaan media simulasi PhET dalam model pembelajaran inkuiri laboratorium terhadap peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir tingkat tingi siswa kelas X pada meteri listrik dinamis dilaksanakan dalam beberapa tahap yaitu: (1) Tahap persiapan. Pada tahap persiapan dilakukan kegiatan penyusunan rancangan pembelajaran (RPP) dan instrumen penelitian untuk kelas eksperimen, dan kelas kontrol. Penyusunan rancangan pembelajaran dimulai dari
39
studi literatur terhadap GBPP mata pelajaran fisika, buku-buku fisika, dan teori-teori belajar yang relevan terhadap model pembelajaran yang diterapkan. (2) Tahap pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan penelitian diawali dengan memberikan pretes pada kelas ekperimen dan kelas kontrol dengan soal yang telah diuji sebelumnya. Kegiatan ini bertujuan untuk mengukur kemampuan awal peserta didik mengenai listrik dinamis sebelum diberikan perlakuan. Tahap pelaksanaan kedua yaitu memberikan perlakuan kepada kelas eksperimen, dan kelas kontrol. Proses belajar mengajar pada kelas eksperimen, dan kelas kontrol dilakukan sendiri oleh peneliti. Tahap pelaksanaan ketiga adalah pemberian postes pada masing- masing kelas. Kegiatan ini bertujuan untuk melihat sejauh mana pengaruh yang dihasilkan dari pembelajaran yang diteliti terhadap kemampuan siswa, selain itu juga untuk melihat sejauh mana perbedaan dari hasil pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri laboratorium dibandingkan dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Tahap pelaksanaan terakhir, yaitu siswa pada kelas eksperimen diberikan angket yang berhubungan dengan tanggapan siswa terhadap pembelajaran fisika yang berlangsung, tanggapan terhadap model pembelajaran inkuiri laboratorium inkuiri berbantuan PhET serta kesulitan- kesulitan ketika mempelajari pokok bahas listrik
40
dinamis. Prosedur penelitian selengkapnya dapat dilihat pada gambar 3.1. Masalah
Studi Kepustakaan
Penentuan Subjek
Penyusunan Rancangan Pembelajaran
Uji Coba Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen Instrumen baik Pre-test
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Pembelajaran Inkuiri berbasis Laboratorium dengan menggunakan PhET
Post-test
Analisis
Pembahasan
Kesimpulan Gambar 3.1. Prosedur Penelitian
41
3.6 Metode Pengumpulan Data 3.6.1 Metode Dokumentasi Menurut Suharsimi (2010:274), dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode dokumentasi dengan cara mengambil data awal yang meliputi jumlah kelas, daftar nama siswa, jumlah siswa, dan nilai ulangan umum fisika peserta didik kelas X MIPA SMA Negeri 1 Kragan pada semeseter gasal tahun ajaran 2014/2015. Nilai ulangan umum fisika peserta didik tersebut dapat dilihat pada lampiran 1. 3.6.2 Metode tes Menurut Suharsimi (2010: 266), metode tes dapat digunakan untuk mengukur kemampuan objek yang diteliti. Sedangkan menurut Sudijono (2009: 67), ada dua macam fungsi yang dimiliki oleh tes, yaitu: sebagai alat pengukur tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah dicapai oleh peserta didik setelah menempuh proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu dan sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran. Pada penelitian ini digunakan tes bentuk essay atau uraian yang diberikan kepada sampel sebagai pretes dan postes untuk mendapatkan data awal dan data akhir untuk mengetahui pencapaian kemampuan penguasaan konsep, dan keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik. Pretes bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik sedangkan postes bertujuan mengetahui peningkatan kemampuan
42
peserta didik setelah diberikan perlakuan pada kelas eksperimen, dan kelas kontrol. 3.6.3 Metode observasi Menurut Sudijono (2009: 76), observasi adalah cara menghimpun data yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan cara pengamatan langsung terhadap proses pembelajaran serta menggunakan kuisioner/ angket. Kuisioner ini berupa seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada siswa mengenai kegiatan pembelajaran yang berlangsung untuk mengungkap aktivitas dan sikap siswa selama pelaksanaan pembelajaran di kelas. Hal ini mencakup aspek afektif, dan psikomotorik. Angket yang dirancang berisi tanggapan siswa terhadap proses belajar mengajar dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang telah dibuat, sekaligus untuk mendapatkan respon siswa terhadap model pembelajaran inkuiri laboratorium berbantuan PhET. Observasi ini dilakukan untuk menilai efektivitas keterlaksanan pembelajaran.
3.7 Instrumen Penelitian 3.7.1 Naskah Tes Tes yang diberikan kepada peserta didik berbentuk essay/ uraian. Sebelum naskah tes digunakan sebagai soal pretes dan postes maka dilakukan uji coba soal dengan tujuan untuk mendapatkan soal yang baik sesuai dengan kriteria validitas, reabilitas, daya pembeda dan taraf
43
kesukaran. Peneliti merancang soal uji coba sebanyak 13 butir dengan kisikisi soal dapat dilihat pada lampiran 4. Dari 13 butir soal, semuanya akan digunakan sebagai soal pretes postes dengan perbaikan beberapa butir soal. Soal uji coba dapat dilihat pada lampiran 5 sedangkan rubrik penilaian soal uji coba terdapat pada lampiran 6. Menurut Suharsimi (2009: 57), tes yang diberikan harus dianalisis tiap-tiap butir soal yang meliputi: validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda. Kriteria instrumen tes yang baik menurut Suharsimi (2009: 60), antara lain sebagai berikut: (1) Tes harus valid, artinya tes itu dapat tepat mengukur apa yang hendak diukur. (2) Tes harus reliabel, dapat dipercaya, yakni dapat memberikan hasil yang tetap apabila diteskan berkali-kali atau dalam arti lain hasil, hasil tes tersebut menunjukkan ketetapan. (3) Tes harus obyektif, artinya dalam melaksanakan tes itu tidak ada faktor subjektif yang mempengaruhi. (4) Tes harus praktis, artinya tes tersebut mudah dilaksanakan, mudah pemeriksaannya, dan dilengkapi dengan petunjuk-petunjuk yang jelas. (5) Tes harus ekonomis, artinya pelaksanaan tes tersebut tidak membutuhkan ongkos atau biaya yang mahal, tenaga yang banyak, dan waktu yang lama.
Validitas Isi dan Validitas Konstruk Pengujian instrumen tes menggunakan validitas isi dan validitas
konstruk. Menurut Sugiyono (2010: 353), validitas isi yaitu validitas yang dilakukan dengan membandingkan isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan. Validitas konstruk yaitu validitas yang disesuaikan
44
dengan berlandaskan teori tertentu dan dikonsultasikan dengan ahli. Dalam hal ini ahli yang dimaksud adalah dosen pembimbing I, dosen pembimbing II, dan guru mitra. Sebelum soal di teskan pada kelas kontrol dan kelas eksperimen perlu dilakukan tes uji coba pada kelas “uji coba” agar didapatkan soal tes yang baik. Uji coba dalam penelitian ini dilakukan dengan cara memberikan tes kepada kelompok yang bukan merupakan sampel penelitian, melainkan kelas lain yang masih dalam satu populasi, serta kelompok uji coba ini harus homogen. Untuk mendapatkan soal yang baik maka diperlukan analisis perangkat tes. Uji coba instrumen ini bertujuan untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda tes.
Validitas Butir Soal Tes Pada penelitian ini digunakan rumus product moment untuk
menentukan validitas butir soal tes. Rumus product moment yang digunakan menurut Suharsimi (2009: 72) adalah sebagai berikut:
𝑟𝑥𝑦 =
𝑁 ∑ 𝑋𝑌−(∑ 𝑋)(∑ 𝑌) √{𝑁 ∑ 𝑋 2 −(∑ 𝑋)2 }{𝑁 ∑ 𝑌 2 −(∑ 𝑌)2 }
Keterangan: 𝑟𝑥𝑦
: Koefisien korelasi antara X dan Y.
N
: Banyaknya subjek/peserta didik yang diteliti.
∑𝑋
: Jumlah skor tiap butir soal.
∑Y
: Jumlah skor total.
(3.1)
45
∑ 𝑋 2 : Jumlah kuadrat skor butir soal. ∑ 𝑌2
: Jumlah kuadrat skor total.
Hasil perhitungan 𝑟𝑥𝑦 dikonsultasikan pada tabel kritis r product moment, dengan taraf nyata 𝛼 = 5%. Jika 𝑟𝑥𝑦 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka item tersebut valid. Berdasarkan perhitungan validitas butir soal terdapat 13 soal yang valid. Perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran 7.
Reliabilitas Tes Menurut Suharsimi (2009: 86), tes dapat dikatakan mempunyai
taraf kepercayaan yang tinggi apabila tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Pada penelitian ini akan digunakan tes objektif untuk mengukur kemampuan penguasaan konsep peserta didik. Menurut Sudijono (2009: 213), pada tes hasil belajar bentuk objektif penentuan reabilitas tes dapat dilakukan dengan pendekatan single test-single trial method. Reliabilitas tes pada penelitian ini dihitung dengan menggunakan formula Kuder-Richard-son (KR20). Menurut Sudijono (2009: 254-257), formula Kuder-Richard-son (KR20) yaitu sebagai berikut: 𝑛
𝑟11 = [(𝑛−1)] [
𝑆𝑡 2 −∑ 𝑝𝑖 𝑞𝑖 𝑆𝑡 2
]
(3.2)
𝑆𝑡 2 dapat dicari dengan rumus: 𝑆𝑡 2 = [
𝛴𝑥𝑡 2 𝑁
]
(3.3)
𝛴𝑥𝑡 2 dapat dicari dengan rumus: 𝛴𝑥𝑡 2 = 𝛴𝑋𝑡 2 - [
𝛴𝑋𝑡 2 𝑁
]
(3.4)
46
Keterangan: 𝑟11
: Reliabilitas tes secara keseluruhan.
N
: Jumlah peserta tes.
𝑛
: Banyaknya butir item.
𝑆𝑡 2
: Varians total.
𝛴𝑋𝑡 2 : Jumlah kuadrat skor total. pi
: Proporsi testee yang menjawab dengan betul butir item yang bersangkutan.
qi
: Proporsi testee yang jawabannya salah, atau qi = 1-pi.
Σpiqi : Jumlah dari hasil perkalian antara pi dengan qi. Kriteria pengujian reliabilitas tes yaitu nilai 𝑟11 dikonsultasikan dengan harga 𝑟 tabel, jika 𝑟11 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dengan taraf kesalahan 5% maka item tes yang diujicobakan reliabel. Berdasarkan perhitungan reabilitas soal dengan N=71 diperoleh 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 0,4243 dan rtabel= 0,2335. Karena nilai 𝑟11>𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , maka dapat disimpulkan soal tes reliabel. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 7.
Taraf Kesukaran Menurut Sudijono (2009: 372), angka indek kesukaran item itu
dapat diperloeh dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Du Bois, yaitu:
𝑃=
𝐵 𝐽𝑆
(3.5)
47
Keterangan: P : Proportion= proporsi= proporsa= difficulty index= angka indek kesukaran item. B : Banyaknya testee yang dapat menjawab dengan betul terhadap butir item yang bersangkutan. JS : Jumlah testee yang mengikuti tes hasil belajar. Menurut Sudijono (2009: 372), cara memberikan penafsiran (interpretasi) terhadap angka/ indeks kesukaran item dapat dilihat pada Tabel 3.4. Tabel 3.4. Kriteria Tingkat Kesukaran Item Nilai P
Interpretasi
< 0.40
Sukar
0,30 − 0,70
Cukup (sedang)
> 0.70
Mudah
Berdasarkan perhitungan taraf kesukaran soal uji coba, diperoleh hasil bahwa terdapat 3 soal dengan kriteria sukar, 8 soal dengan kriteria sedang dan 2 soal dengan kriteria mudah. Perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran 7.
Daya Pembeda Menurut Sudijono (2009: 385-386), daya pembeda item adalah
kemampuan suatu butir item tes hasil belajar untuk dapat membedakan (mendiskriminasi) antara testee yang berkemampuan tinggi dengan testee yang kemampuannya rendah. Menurut Suharsimi (2009: 213-214), daya pembeda pada penelitian ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
48
𝐷=
𝐵𝐴 𝐽𝐴
−
𝐵𝐵 𝐽𝐵
= 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵
(3.6)
Keterangan: J
: Jumlah peserta tes.
𝐽𝐴 : Banyaknya peserta kelompok atas. 𝐽𝐵 : Banyaknya peserta kelompok bawah. 𝐵𝐴 : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar. 𝐵𝐵 : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar. 𝑃𝐴 : Proporsi peserta didik di kelompok atas yang menjawab benar. 𝑃𝐵 : Proporsi peserta didik di kelompok bawah yang menjawab benar. Menurut Suharsimi (2009: 218), untuk menginterpretasikan indeks daya pembeda digunakan kriteria seperti pada Tabel 3.5. Tabel 3.5. Kriteria Daya Pembeda Daya Pembeda (D)
Keterangan
0,00-0,20
Jelek (poor)
0,20-0,30
Cukup (satisfactory)
0,30-0,70
Baik (good)
negatif
Tidak baik
Berdasarkan perhitungan daya pembeda soal ujicoba, terdapat 1 soal dengan kriteria tidak baik, 1 soal dengan kriteria jelek, 7 soal dengan kriteria cukup, dan 4 soal dengan kriteria baik. Perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran 7.
49
Soal Pretes Postes Berdasarkan hasil analisis validitas, reabilitas, taraf kesukaran dan
daya pembeda dari soal ujicoba, diperoleh 13 soal yang dapat digunakan sebagai soal pretes postes. Penjelasan selengkapnya terdapat pada lampiran 7. Ke-13 soal yang digunakan akan dibuat dalam kisi-kisi soal baru yang terdapat pada lampiran 11. Soal yang telah direvisi dan dijadikan sebagai soal pretes postes terdapat pada lampiran 12, sedangkan rubrik penilaian soal tersebut terdapat pada lampiran 13. 3.7.2 Instrumen Non-Tes Instrumen non-tes yang digunakan dalam penlitian ini meliputi: silabus. rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa (LKS), kuisioner/ angket keterlaksanaan proses pembelajaran, dan lembar pengamatan aktivitas guru. Cara pemberian skor pada instrumen lembar observasi untuk kuisioner/ angket keterlaksanaan pembelajaran adalah sebagai berikut (perlu diketahui bahwa semuanya pernyataan didalam kuisioner adalah pernyataan positif): − Skor 0 apabila peserta didik sangat tidak setuju dengan pernyataan; − Skor 1 apabila peserta didik tidak setuju dengan pernyataan; − Skor 2 apabila peserta didik kurang setuju dengan pernyataan; − Skor 3 apabila peserta didik setuju dengan pernyataan; − Skor 4 apabila peserta didik sangat setuju dengan pernyataan.
50
Sedangkan, cara pemberian skor pada instrumen lembar observasi untuk menilai aktivitas guru pada pembelajaran didalam kelas eksperimen, dan kelas kontrol adalah sebagai berikut: − Skor 4: sangat baik (jika disampaikan dengan sangat jelas, tepat, terarah dan runtun). − Skor 3: baik (jika disampaikan dengan jelas, tepat, terarah dan runtun). − Skor 2: cukup (jika disampaikan dengan cukup jelas, tepat, terarah dan runtun). − Skor 1: kurang (jika disampaikan dengan kurang jelas, tepat, terarah dan runtun). − Skor 0: tidak terpenuhi.
Validitas Isi dan Validitas Konstruk Pengujian instrumen non-tes menggunakan validitas isi dan
validitas konstruk. Menurut Sugiyono (2010: 353), validitas isi yaitu validitas yang dilakukan dengan membandingkan isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan. Validitas konstruk yaitu validitas yang disesuaikan dengan berlandaskan teori tertentu dan dikonsultasikan dengan ahli. Dalam hal ini, ahli yang dimaksud adalah dosen pembimbing I, dosen pembimbing II dan guru mitra.
Analisis Deskriptif Lembar Observasi Dari data hasil observasi yang diperoleh oleh peneliti, dapat
dianalisis dengan menggunakan rumus: N=
𝛴 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 𝛴 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
x 100 %
(3.7)
51
Tabel 3.6. Kriteria Penilaian Data Observasi Nilai
Kriteria
< 26%
Jelek
26% ≤ N <50%
cukup
51% ≤ N < 75%
baik
76% ≤ N < 100%
baik sekali
3.8 Analisis Data Akhir Analisis data dalam penelitian ini berpedoman pada data yang terkumpul dan pertanyaan-pertanyaan dalam penelitian. Setiap pertanyaan penelitian yang tercantum dalam rumusan masalah di jawab dengan menggunakan analisis sebagai berikut: 1. Untuk menjawab pertanyaan penelitian pertama, yaitu mengetahui bagaimana pengaruh penggunaan PhET dalam pembelajaran inkuiri laboratorium terhadap peningkatan penguasaan konsep siswa dianalisis menggunakan statistik uji-t untuk data normal dan uji Wilcoxon untuk data tidak normal. 2. Untuk menjawab pertanyaan penelitian kedua, yaitu mengetahui bagaimana pengaruh penggunaan PhET dalam pembelajaran inkuiri laboratorium terhadap peningkatan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa dianalisis menggunakan statistik uji-t untuk data normal dan uji Wilcoxon untuk data tidak normal. 3. Untuk menjawab pertanyaan penelitian ketiga, yaitu mengetahui keterlaksanaan
penggunaan
PhET
dalam
pembelajaran
inkuiri
52
laboratorium dilakukan analisis secara deskriptif terhadap tanggapan siswa (kuisioner/ angket). 3.8.1 Uji Normalitas Nilai Pretes- Postes Hipotesis yang diujikan pada penelitian ini sadalah sebagai berikut: H0: Kemampuan siswa berdistribusi normal; Ha: Kemampuan siswa tidak berdistribusi normal. Menurut Suharsimi (2010:360), pengujian normalitas data dapat dilakukan dengan menggunakan uji liliefors. Keunggulan metode Liliefors dapat digunakan dengan sampel kecil dan tidak perlu membuat tabel distribusi bergolong. Dari sekumpulan data cukup kita cari rata-rata dan standar deviasinya. Langkah-langkah uji normalitas data yaitu sebagai berikut: (1) Menentukan Hipotesis: H0 : Sampel random berasal dari populasi normal, yang rata-rata dan standar deviasinya tidak diketahui. Ha : Distribusi data populasi tidak normal. (2) Menghitung tingkat signifikansi (3) Menghitung angka baku dari masing-masing data (X). (4) Menghitung probabilitas angka baku secara kumulatif 𝐹(𝑍𝑖) = 𝑃(𝑍 𝑍𝑖). (5) Menghitung 𝑆(𝑍𝑖 ) = (𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑍 ≤ 𝑍𝑖 )/𝑛 (6) Menghitung selisih |𝐹(𝑍1 ) − 𝑆(𝑍𝑖 )| (7) Mengambil harga yang paling besar di antara harga-harga mutlak, kita sebut Lv.
53
(8) Membandingkan Lv dengan Tabel (Lt) Nilai Kritis Untuk Uji Liliefors. (Sudjana, 2001: 273). Keterangan: Uji normalitas dengan metode liliefors digunakan apabila datanya tidak dalam distribusi frekuesi data bergolong. Pada metode liliefors setiap data 𝑥𝑖 diubah menjadi bilangan baku 𝑧𝑖 dengan transformasi (3.8) 𝑆(𝑧𝑖) = 𝑃𝑟𝑜𝑝𝑜𝑟𝑠𝑖 𝑐𝑎𝑐𝑎ℎ 𝑍 ≤ 𝑧𝑖 𝑡𝑒𝑟ℎ𝑎𝑑𝑎𝑝 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑧 Sebagai daerah kritis untuk uji ini ialah : 𝐷𝐾 = {𝐿|𝐿 > 𝐿𝛼; 𝑛 } 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑛 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 Untuk beberapa α dan n nilai Lα; n dapat dilihat pada tabel
3.8.2 Peningkatan Penguasaan Konsep dan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi
Uji Peningkatan Rata-Rata Penguasaan Konsep Menurut Hake (1998:3), peningkatan pengusaan konsep dapat
diukur dengan menggunakan rumus normal gain, yaitu sebagai berikut: =
<𝐺> <𝐺>𝑚𝑎𝑥
Keterangan: <Si>
: Rata-rata nilai pretes.
<Sf>
: Rata-rata nilai postes.
=
(<𝑆𝑓 >−<𝑆𝑖 >) (100−<𝑆𝑖 >)
(3.9)
54
Tabel 3.7. Kriteria Penilaian Faktor Gain
Nilai
Kriteria
g ≥ 0.7
Tinggi
0.3 ≤ g < 0.7
Sedang
g < 0.3
Rendah
Uji Peningkatan Rata-Rata Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Uji peningkatan rata- rata keterampilan berpikir tingkat tinggi
dapat diukur dengan menggunakan rumus normal gain seperti pada persamaan 3.9. Keterangan: <Si>
: Rata-rata nilai kerja ilmiah peserta didik pada tahap awal.
<Sf>
: Rata-rata nilai kerja ilmiah peserta didik pada tahap akhir.
3.8.3 Uji Hipotesis Untuk menguji hipotesis digunakan uji t-test satu pihak kanan. Apakah pengaruh penggunaan PhET dalam pembelajaran inkuiri laboratorium dapat meningkatkan penguasaan konsep fisika dan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa. Perumusan hipotesisnya adalah sebagai berikut: a. Ho: µ1 ≤ µ2 : peningkatan penguasaan konsep fisika siswa dalam pembelajaran inkuiri laboratorium berbantuan PhET sama/ kurang dibandingkan pembelajaran inkuiri terbimbing.
55
b. Ha: µ1 > µ2 : peningkatan penguasaan konsep fisika siswa dalam pembelajaran inkuiri laboratorium berbantuan PhET lebih baik dibandingkan pembelajaran inkuiri terbimbing. µ1: rata-rata hasil kemampuan penguasaan konsep kelas eksperimen. µ2: rata-rata hasil kemampuan penguasaan konsep kelas kontrol. c. Ho: µ1 ≤ µ2 ∶ peningkatan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa dalam pembelajaran inkuiri laboratorium berbantuan PhET sama/ kurang dibandingkan pembelajaran inkuiri terbimbing. d. Ha: µ1 > µ2 : peningkatan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa dalam pembelajaran inkuiri laboratorium berbantuan PhET lebih baik dibandingkan pembelajaran inkuiri terbimbing. µ1: rata-rata hasil keterampilan berpikir tingkat tinggi kelas eksperimen µ2: rata-rata hasil keterampilan berpikir tingkat tinggi kelas kontrol. Selanjutnya thitung dibandingkan dengan ttabel dengan dk n1 n2 2 dan taraf kesalahan 5%. Menurut Sugiyono (2009: 275), Ho diterima jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 . Apabila hasil analisis data menunjukkan Ho diterima berarti tidak terdapat peningkatan kemampuan pemahaman konsep dan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa pada kelas eksperimen, sebaliknya jika Ho ditolak berarti terdapat peningkatan kemampuan pemahaman konsep dan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa pada kelas
eksperimen
disebabkan
adanya
penggunaan
PhET
dalam
pembelajarannya. Jadi, untuk mengetahui apakah penggunaan PhET dalam pembelajaran inkuiri berbasis laboratorium dapat mempengaruhi
56
keterampilan berpikir tingkat tinggi dan minat belajar fisika siswa SMA didasarkan pada hasil uji t pihak kanan ini. Data yang digunakan ini adalah nilai pre-test dan post-test pemahaman konsep. Rumus uji-t satu pihak dapat dituliskan: 𝑡=
𝑥̅1 − 𝑥̅2 1 1 𝑠√𝑛 + 𝑛 1 2
Keterangan: 𝑛1 = Jumlah siswa kelas eksperimen 𝑛2 = Jumlah siswa kelas kontrol 𝑥̅1 = Rata-rata nilai postes kelas eksperimen 𝑥̅2 = Rata-rata nilai postes kelas kontrol 𝑠1 = Simpangan baku nilai postes kelas eksperimen 𝑠2 = Simpangan baku nilai postes kelas kontrol 𝑠1 2 = Varians nilai postes kelas eksperimen 𝑠2 2 = Varians nilai postes kelas kontrol Dengan, (𝑛1 − 1)𝑠1 2 + (𝑛2 − 1)𝑠2 2 𝑠=√ 𝑛1 + 𝑛2 − 2
(3.10)
Kriteria Pengujian: Menurut Sugiyono (2009:197), harga t tersebut dibandingkan dengan harga t tabel dengan dk n1+n2–2, taraf kesalahan 5%. Jika thitung< ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Analisis Kesamaan Kelas Normalitas Pretes Berdasarkan perhitungan uji normalitas data hasil pretes diperoleh nilai 𝐿𝑣
adalah 0.1287, dan 𝐿𝑡 adalah 0.1477 untuk kelas eksperimen. Sedangkan, untuk kelas kontrol diperoleh nilai 𝐿𝑣 adalah 0.1173, dan 𝐿𝑡 adalah 0.1477. Karena nilai 𝐿𝑣 < 𝐿𝑡 pada kedua kelas, maka 𝐻0 diterima, artinya kemampuan siswa sebelum treatment berdistribusi normal. Perhitungan lengkapnya terdapat di lampiran 16. Normalitas Postes Berdasarkan perhitungan uji normalitas data hasil postes diperoleh nilai 𝐿𝑣 adalah 0.1318, dan 𝐿𝑡 adalah 0.1477 untuk kelas eksperimen. Sedangkan, untuk kelas kontrol diperoleh nilai 𝐿𝑣 adalah 0.1130, dan 𝐿𝑡 adalah 0.1477. Karena nilai 𝐿𝑣 < 𝐿𝑡 pada kedua kelas, maka 𝐻0 diterima, artinya kemampuan siswa setelah treatment berdistribusi normal. Perhitungan lengkapnya terdapat di lampiran 17.
Homogenitas Sampel Homogenitas sampel dapat diketahui dengan uji homogenitas terhadap
nilai pretes fisika pokok bahasan listrik dinamis kelas X MIPA 1, dan X MIPA 2 SMA Negeri 1 Kragan tahun ajaran 2014/2015. Berdasarkan perhitungan uji homogenitas diperoleh nilai 𝜒 2 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 0.0557 sedangkan 𝜒 2 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 =3.84. Nilai 57
58
𝜒 2 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝜒 2 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka 𝐻0 diterima artinya varians populasi homogen. Perhitungan selengkapnya terdapat pada Lampiran 3.
4.2
Analisis Penguasaan Konsep Uji t-test Pihak Kanan pada Penguasaan Konsep Berdasarkan perhitungan uji t-test pihak kanan pada penguasaan konsep
fisika siswa terhadap nilai postes diperoleh nilai thitung = 3.32 sedangkan ttabel = 1.67. Karena nilai thitung > ttabel maka 𝐻𝑜 ditolak, artinya hasil tes kemampuan penguasaan konsep fisika siswa pada pembelajaran inkuiri laboratorium berbantuan PhET lebih baik dibandingkan pembelajaran inkuiri terbimbing. Perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran 21. Peningkatan Penguasaan Konsep Uji peningkatan rata- rata penguasaan konsep dilakukan terhadap nilai pretes dan postes siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Perhitungan selengkapnya tentang analisis pretes dan postes terdapat pada lampiran 23. Hasil analisis terhadap nilai pretes dan postes dapat dilihat pada tabel 4.1. Tabel 4.1. Hasil analisis nilai pretes dan postes untuk penguasaan konsep No
Statistik Deskriptif
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
Pretes
Postes
Pretes
Postes
1
Nilai Tertinggi
63
96
60
85
2
Nilai Terendah
47
71
47
66
3
Rata-rata
51.17
78.25
51.58
73.78
59
Berdasarkan Tabel 4.1, hasil uji gain diperoleh nilai =0.555 pada kelas eksperimen. Sesuai dengan kriteria, maka peningkatan rata-rata penguasaan konsep pada model pembelajaran inkuiri laboratorium berbantuan PhET adalah sedang. Sedangakan, hasil uji gain pada kelas kontrol diperoleh nilai =0.458. Sesuai dengan kriteria, maka peningkatan rata-rata penguasaan konsep pada model pembelajaran inkuiri terbimbing adalah sedang. Perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran 19. Untuk lebih detailnya, dibawah ini ditampilkan gambar grafik perbandingan peningkatan rata- rata penguasaan konsep fisika siswa antara kelas eksperimen, dan kelas kontrol pada tiap materi.
Grafik peningkatan rata- rata penguasaan konsep per materi 45 40 35
Nilai
30 25 20 15 10 5 0
Pretes
Materi 1
Pretes Postes Kelas Eksperimen 24.86 36.53
Postes
25.86
33.72
Materi 2
22.19
36.36
22.94
35.28
Materi 3
27.25
40.31
25.97
37.44
Materi 4
2.75
4.5
2.86
4.47
Kelas Kontrol
Gambar 4.1 Grafik nilai penguasaan konsep pada kelas eksperimen dan kontrol
60
Grafik peningkatan rata- rata penguasaan konsep per materi 0.9 0.8 0.7
Nilai
0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 Kelas Eksperimen Gain Kelas Kontrol Gain
Materi 1 0.464
Materi 2 0.621
Materi 3 0.574
Materi 4 0.777
0.326
0.559
0.477
0.752
Gambar 4.2 Grafik uji gain penguasaan konsep pada kelas eksperimen dan kontrol Berdasarkan gambar 4.1, dan gambar 4.2, hasil uji gain pada materi 1 (kuat arus, hambatan, dan hukum Ohm) diperoleh nilai =0.464 pada kelas eksperimen, dan nilai =0.326 pada kelas kontrol. Sesuai dengan kriteria, maka peningkatan rata-rata penguasaan konsep materi 1 pada model pembelajaran inkuiri laboratorium berbantuan PhET adalah sedang, sedangkan peningkatan rata-rata penguasaan konsep materi 1 pada model pembelajaran inkuiri terbimbing adalah sedang. Selanjutnya, hasil uji gain pada materi 2 (rangkaian hambatan) diperoleh nilai =0.621 pada kelas eksperimen, dan nilai =0.559 pada kelas kontrol. Sesuai dengan kriteria, maka peningkatan rata-rata penguasaan konsep materi 2 pada model pembelajaran inkuiri laboratorium berbantuan PhET adalah sedang, sedangkan peningkatan rata-rata penguasaan konsep materi 2 pada model pembelajaran inkuiri terbimbing adalah sedang. Selanjutnya, hasil uji gain pada materi 3 (hukum Khirchhoff) diperoleh nilai =0.574 pada kelas eksperimen,
61
dan nilai =0.477 pada kelas kontrol. Sesuai dengan kriteria, maka peningkatan rata-rata penguasaan konsep materi 3 pada model pembelajaran inkuiri laboratorium berbantuan PhET adalah sedang, sedangkan peningkatan rata-rata penguasaan konsep materi 3 pada model pembelajaran inkuiri terbimbing adalah sedang. Terakhir, hasil uji gain pada materi 4 (alat ukur listrik) diperoleh nilai =0.777 pada kelas eksperimen, dan nilai =0.752 pada kelas kontrol. Sesuai dengan kriteria, maka peningkatan rata-rata penguasaan konsep materi 4 pada model pembelajaran inkuiri laboratorium berbantuan PhET adalah tinggi, sedangkan peningkatan rata-rata penguasaan konsep materi 4 pada model pembelajaran inkuiri terbimbing adalah tinggi. Perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran 24. Pada penelitian ini, penguasaan konsep siswa meningkat dengan adanya penerapan model pembelajaran inkuiri laboratorium berbantuan PhET, dan model pembelajaran inkuiri terbimbing, bedanya hanya pada tingkat peningkatan (gain) dari masing- masing model. Hal ini disebabkan karena dalam kedua model pembelajaran yang diterapkan, dalam penekanan proses pembelajarannya berpusat pada siswa. Berdasarkan hal tersebut, maka siswa berperan aktif dalam pembelajaran sehingga dapat mendorong siswa untuk memahami sendiri tentang konsep fisika dengan lebih baik. Menurut Roestiyah (2008: 76), pembelajaran inkuiri dapat membentuk dan mengembangkan self concept pada diri siswa. Selain itu, pendekatan inkuiri dapat melibatkan siswa berperan aktif, mengembangkan kemampuan berpikir dan konsep diri siswa dalam pembelajaran. Jadi peserta didik
62
tidak hanya diberi materi pembelajaran dengan metode ceramah saja, akan tetapi melatih dan mengajar peserta didik untuk melakukan inkuiri ilmiah. Berdasarkan hasil uji gain, peningkatan rata- rata penguasaan konsep peserta didik dari pretes ke postes mencapai kriteria sedang, baik dalam kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Perbedaannya hanya pada tingkat signifikansi peningkatannya pada masing- masing kelas, yaitu 55.5% pada kelas eksperimen, dan 45.8% pada kelas kontrol. Hal ini disebabkan karena pada pembelajaran inkuiri laboratorium berbantuan PhET terjadi peningkatan perhatian peserta didik yang lebih baik ketika melakukan pembelajaran dibanding model pembelajaran inkuiri terbimbing. Menurut Slameto (2003: 56), dengan adanya peningkatan perhatian dalam proses pembelajaran dapat menjamin hasil belajar yang baik. Dengan demikian, pembelajaran tersebut menghindarkan siswa dari rasa bosan dan meningkatkan perhatian siswa terhadap kegiatan pembelajaran. Ketika ditinjau dari peningkatan konsep per materi, pada materi 1, yaitu kuat arus, hambatan, dan hukum ohm, prosentase peningkatan penguasaan konsep peserta didik dari kelas eksperimen sebesar 46.4%, sedangkan kelas kontrol sebesar 32.6%. Hal ini disebabkan karena dengan menggunakan simulasi PhET, siswa dapat lebih tau bagaimana elektron-elektron mengalir dalam suatu penghantar dari ujung berpotensial rendah ke ujung berpotensial lebih tinggi (sedangkan arus listrik kebalikan dengan arah alir elektron), selain itu juga siswa dapat dengan jelas melihat hubungan antara tegangan, kuat arus dan hambatan dari suatu rangkaian listrik. Pada materi 2, yaitu rangkaian hambatan, prosentase peningkatan penguasaan konsep peserta didik dari kelas eksperimen sebesar
63
62.1%, sedangkan kelas kontrol sebesar 55.9%. Pada materi 2, ada perbedaan gain antara kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak terlalu mencolok, hal ini dikarenakan baik pada model pembelajaran inkuiri laboratorium dan inkuiri terbimbing sama- sama melakukan praktikum untuk penyusun rangkaian seri, dan paralel. Bedanya hanya pada kelas kontrol ada beberapa alat listrik yang rusak, atau tidak bisa digunakan. Pada materi 3, yaitu hukum khirchhoff, prosentase peningkatan penguasaan konsep peserta didik dari kelas eksperimen sebesar 57.4%, sedangkan kelas kontrol sebesar 47.7%. Hal ini disebabkan karena dengan menggunakan simulasi PhET, siswa dapat dengan mudah membuktikan kebenaran hukum Khirchhoff ini melalui berbagai macam variasi dalam percobaan listrik total, seperti membuktikan bahwa arus listrik yang masuk titik cabang harus sama dengan total arus listrik yang keluar titik cabang dan jumlah beda potensial pada loop tertutup adalah nol. Pada materi 4, yaitu alat ukur listrik, prosentase peningkatan penguasaan konsep peserta didik dari kelas eksperimen sebesar 77.7%, sedangkan kelas kontrol sebesar 75.2%. Peningkatan penguasaan konsep pada materi 4 lebih tinggi dibanding materi sebelumnya, hal ini dikarenakan pada model pembelajaran inkuiri laboratorium, dan inkuiri terbimbing, siswa dapat mencoba berbagai macam cara pemasangan voltmeter dan ampermeter, karena dalam rangkaian voltmeter harus dipasang secara paralel, dan ampermeter harus dipasang secara seri. Jika dalam pemasangannya keliru, maka alat akan meledak (didalam simulasi PhET) atau nilainya tidak terbaca pada alat ukurnya.
64
Menurut Slameto (2003: 28), belajar merupakan proses yang kontinyu. Dengan demikian dalam proses belajar perlu adanya kegiatan yang diulang-ulang secara bertahap agar pengetahuan dan keterampilan dapat mendalam pada diri siswa. Pengetahuan fisika terdiri atas banyak konsep dan prinsip yang pada umumnya bersifat abstrak. Siswa cenderung mempelajari fisika sebagi suatu kumpulan konsep- konsep yang tidak ada hubungannya satu sama lain. Prinsipprinsip dalam fisika seringnya dinyatakan oleh sederetan persamaan matematis yang dapat dimanipulasi, dicari pemecahannya, serta dijelaskan dan diprediksi perilaku dari sistem fisis tersebut. Menurut Martinez et al., (2006), Fenomena yang secara alami sulit diamati dalam kehidupan sehari- hari dapat divisualisasikan melalui media simulasi virtual. Selain itu menurut Roestiyah (2008:76),
pada
model
pembelajaran
inkuiri
dapat
membantu
dalam
meningkatkan ingatan dan transfer pada proses belajar. Maksudnya, siswa yang telah berhasil menemukan konsep sendiri sampai dapat memecahkan masalah yang ada, akan meningkatakan kepuasan intelektual yang datang dari dalam dirinya. Hal ini dapat ditinjau dari ketuntasan belajar yang dicapai oleh peserta didik seperti tabel 4.2, dengan kriteria ketuntasan (kkm) pada mata pelajaran fisika di SMAN 1 Kragan adalah 72. Tabel 4.2. Analisis ketuntasan penguasaan konsep peserta didik No 1 2 3 4
Statistik Deskriptif Nilai Tertinggi Nilai Terendah Rata-rata Ketuntasan
Kelas Eksperimen Pretes Postes 63 96 47 71 51.17 78.25 0% 91.7%
Kelas Kontrol Pretes Postes 60 85 47 66 51.58 73.78 0% 69.4%
65
Menurut BSNP (2006: 12), kriteria ketuntasan ideal untuk setiap indikator penilaian dalam pembelajaran sebesar 75%. Dengan demikian, berdasarkan Tabel 4.2, maka ketuntasan penguasaan konsep siswa pada model pembelajaran inkuiri laboratorium berbantuan PhET mencapai kriteria ideal. Sedangkan
ketuntasan
penguasaan konsep siswa pada model pembelajaran inkuiri terbimbing belum mencapai kriteria ideal. Dari data diatas, dapat disimpulkan bahwa presentase peningkatan penguasaan konsep pada model inkuiri laboratorium berbantuan PhET lebih baik dari pada model inkuiri terbimbing. Sering siswa tidak memahami dan tidak terdorong untuk memahami struktur koheren penyokong fisika. Dengan adanya PhET yang bisa difungsikan menjadi laboratorium virtual ini, sangat berpotensi memberikan peningkatan pengalaman belajar yang lebih efektif. Selain itu laboratorium virtual juga dapat dijadikan sebagai fasilitas belajar yang lebih dalam mengenai model-based knowledge domain, karena media simulasi virtual dikembangkan sedemikian rupa untuk dapat memberikan banyak kebebasan pada siswa dalam memanipulasi variabel- variabel yang berkaitan dengan eksperimennya, sekaligus dapat melihat bagaimana pengaruh perubahan suatu variabel terhadap variabel lainnya untuk meningkatkan penguasaan konsep siswa. Menurut Ariani (2010), ada beberapa manfaat apabila kita memahami penggunaan PhET secara tepat, yaitu: a) PhET dapat dijadikan sebagai media pembelajaran fisika dalam kelas yang berbasis teknologi. b) Guru lebih mudah dalam menyampaikan materi pembelajaran.
66
c) Siswa dapat belajar dengan menyenangkan serta dapat memahami materi yang disampaikan dengan baik. d) Penerapan PhET dalam kelas dapat memberikan bahan pengalaman atau landasan teori bagi guru dan siswa sebelum melakukan praktikum. Selain itu, simulasi PhET juga dapat menjadi sarana praktikum/eksperimen alternatif bagi sekolah-sekolah yang belum atau tidak memiliki alat- alat fisis untuk praktikum. Aktifitas pembelajaran inkuiri berbasis laboratorium adalah model belajar yang efektif untuk meningkatkan pemahaman murid, kemampuan proses sains, sikap ilmiah di sekolah, dan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa. Oleh karena itu, simulasi PhET didesain khusus oleh para ahli dengan tujuan memberikan kemudahan kepada para pengajar/ guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. Selain itu, PhET juga berfungsi untuk memudahkan siswa memahami materi, khususnya materi- materi yang berkaitan dengan alam nyata, dan perlu dipraktekkan dilaboraturium, seperti listrik dinamis yang diteliti dalam penelitian ini. PhET memberi kemudahan kepada guru untuk menghindari percobaan berat yang memerlukan alat-alat yang serba mahal dan sulit untuk didapatkan, PhET juga memberi kemudahan karena hanya menggunakan komputer sebagai alat utama dengan menggunakan PhET itu sendiri sebagai master programnya. Menurut Sanjaya (2007: 131), keberhasilan suatu strategi pembelajaran ditentukan dari keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran. Dengan demikian, berdasarkan penjelasan pada paragraf-paragraf sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan media simulasi PhET dalam model pembelajaran
67
model inkuiri laboratorium dapat meningkatan penguasaan konsep fisika siswa kelas X pada materi listrik dinamis lebih baik dibanding model pembelajaran inkuiri terbimbing. Namun, perbedaan peningkatan penguasaan konsep diantara kedua perlakuan tersebut tidak terlalu signifikan seperti yang ditunjukkan dalam lampiran 24, dan lampiran 25. Keefektifan penggunaan simulasi PhET dalam model pembelajaran inkuiri laboratorium terhadap peningkatan penguasaan konsep siswa sesuai dengan hasil penelitian Usman (2008: 50), yang menunjukan bahwa penguasaan konsep siswa dapat meningkat secara signifikan pada model inkuiri laboratorium jika dibandingkan dengan model laboratorium verifikasi. Hasil penelitian Mursalin (2013: 6), juga menunjukan bahwa penggunaan simulasi PhET dapat digunakan untuk meremediasi dan meminimalkan miskonsepsi mahasiswa calon guru fisika pada topik rangkaian listrik mulai dari responden yang berstatus menebak konsep, kurang paham konsep, hingga yang miskonsepsi. Selain itu, hasil penelitian Stephen & Fraser (2007: 337) menunjukan bahwa: “the small-scale inquiry laboratory activities appear to have benefited students in terms of developing a stronger support system within the class. Students in the inquiry class were not confined to specific directions and were often found to explore interactions in greater detail than did students in the non-inquiry group.”
4.3
Analisis Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi
Uji t-test pihak kanan pada keterampilan berpikir tingkat tinggi Berdasarkan perhitungan uji t-test pihak kanan pada keterampilan berpikir
tingkat tinggi siswa terhadap nilai postes diperoleh nilai t
hitung=
3.10 sedangkan
68
ttabel= 1.67. Karena nilai thitung > ttabel maka 𝐻𝑜 ditolak, artinya hasil tes keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa pada pembelajaran inkuiri laboratorium berbantuan PhET lebih baik dibandingkan pembelajaran inkuiri terbimbing. Perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran 22. Peningkatan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Uji peningkatan rata- rata keterampilan berpikir tingkat tinggi dilakukan terhadap nilai pretes dan postes siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Perhitungan selengkapnya analisis pretes dan postes terdapat pada lampiran 26. Hasil analisis terhadap nilai pretes dan postes dapat dilihat pada tabel 4.3. Tabel 4.3. Analisis nilai pretes dan postes untuk keterampilan berpikir tingkat tinggi No
Statistik Deskriptif
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
Pretes
Postes
Pretes
Postes
1
Nilai Tertinggi
66
95
62
83
2
Nilai Terendah
35
61
35
58
3
Rata-rata
48.03
74.14
47.94
68.86
Berdasarkan Tabel 4.3, hasil uji gain diperoleh nilai =0.503 pada kelas
eksperimen.
Sesuai
dengan
kriteria,
maka
peningkatan
rata-rata
keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa pada model pembelajaran inkuiri laboratorium berbantuan PhET adalah sedang. Sedangakan, hasil uji gain pada kelas kontrol diperoleh nilai =0.402. Sesuai dengan kriteria, maka peningkatan rata-rata keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa pada model pembelajaran inkuiri terbimbing adalah sedang. Perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran 20. Untuk lebih detailnya, dibawah ini ditampilkan gambar
69
grafik perbandingan peningkatan rata- rata keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa antara kelas eksperimen, dan kelas kontrol pada tiap indikator. Grafik peningkatan rata- rata keterampilan berpikir tingkat tinggi per indikator 25 20
Nilai
15 10 5 0
Pretes
Indikator 1
Pretes Postes Kelas Eksperimen 16.06 21.72
Postes
15.03
19
Indikator 2
16.56
22.28
15.03
19.72
Indikator 3
7.17
13.47
8.28
12.83
Indikator 4
8.25
16.67
9.61
17.31
Kelas Kontrol
Gambar 4.3 Grafik nilai HOTS pada kelas eksperimen dan kontrol
Gain
Grafik peningkatan rata- rata keterampilan berpikir tingkat tinggi per indikator 0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 Kelas Eksperimen Gain Kelas Kontrol Gain
Indikator 1 0.406
Indikator 2 0.426
Indikator 3 0.491
Indikator 4 0.717
0.265
0.313
0.388
0.741
Gambar 4.4 Grafik hasil uji gain HOTS pada kelas eksperimen dan kontrol Berdasarkan gambar 4.3, dan gambar 4.4, hasil uji gain pada indikator 1 (membagi atau menstrukturkan informasi menjadi lebih sederhana untuk mengenali pola atau hubungannya) diperoleh nilai =0.406 pada kelas
70
eksperimen, dan nilai =0.265 pada kelas kontrol. Sesuai dengan kriteria, maka peningkatan rata-rata keterampilan berpikir tingkat tinggi indikator 1 pada model pembelajaran inkuiri laboratorium berbantuan PhET adalah sedang, sedangkan peningkatan rata-rata keterampilan berpikir tingkat tinggi indikator 1 pada model pembelajaran inkuiri terbimbing adalah rendah. Selanjutnya, hasil uji gain pada indikator 2 (mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat dari skenario yang rumit) diperoleh nilai =0.426 pada kelas eksperimen, dan nilai =0.313 pada kelas kontrol. Sesuai dengan kriteria, maka peningkatan rata-rata keterampilan berpikir tingkat tinggi indikator 2 pada model pembelajaran inkuiri laboratorium berbantuan PhET adalah sedang, sedangkan peningkatan rata-rata keterampilan berpikir tingkat tinggi indikator 2 pada model pembelajaran inkuiri terbimbing adalah sedang. Selanjutnya, hasil uji gain pada indikator 3 (membuat hipotesis, mengkritik, dan melakukan pengujian) diperoleh nilai =0.491 pada kelas eksperimen, dan nilai =0.388 pada kelas kontrol. Sesuai dengan kriteria, maka peningkatan rata-rata keterampilan berpikir tingkat tinggi indikator 3 pada model pembelajaran inkuiri laboratorium berbantuan PhET adalah sedang, sedangkan peningkatan rata-rata keterampilan berpikir tingkat tinggi indikator 3 pada model pembelajaran inkuiri terbimbing adalah sedang. Terakhir, hasil uji gain pada indikator 4 (merancang suatu cara untuk menyelesaikan masalah) diperoleh nilai =0.717 pada kelas eksperimen, dan nilai =0.741 pada kelas kontrol. Sesuai dengan kriteria, maka peningkatan rata-rata keterampilan berpikir tingkat tinggi indikator 4 pada model pembelajaran inkuiri laboratorium berbantuan PhET adalah tinggi, sedangkan peningkatan rata-rata keterampilan
71
berpikir tingkat tinggi indikator 4 pada model pembelajaran inkuiri terbimbing adalah tinggi. Perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran 27. Dalam penelitian ini, peserta didik diberikan soal- soal selevel PISA/ SBMPTN untuk melatih dan menilai hasil kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik. Hal ini sesuai dengan pendapat Thomas & Thorne (2005) yang menyatakan bahwa: “higher Order Thinking is thinking on higher level that memorizing facts or telling something back to sameone exactly the way it was told to you. Not only when a person memorizies and gives back the information without having to think about it”. Jadi kemampan berpikir tingkat tinggi merupakan keterampilan yang dapat dilatihkan. Pada model pembelajaran inkuiri, materi tidak diberikan secara langsung. Akan tetapi, materi diberikan dalam bentuk pertanyaan yang disampaikan secara lisan maupun tulisan. Dengan demikian, pada pembelajaran ini siswa dituntut untuk berpikir luas agar dapat menemukan sendiri jawaban yang ingin dipecahkan melalui kegiatan laboratorium dan diskusi namun tetap dalam bimbingan guru. Berdasarkan hal tersebut, menurut Sanjaya (2007: 197), model pembelajaran inkuiri dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis, logis dan sistematis (kemampuan berpikir tingkat tinggi). Berdasarkan hasil uji gain, peningkatan rata- rata keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik dari pretes ke postes mencapai kriteria sedang, baik dalam kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Perbedaannya hanya pada tingkat signifikansi peningkatannya pada masing- masing kelas, yaitu 50.3% pada kelas eksperimen, dan 40.2% pada kelas kontrol. Menurut Stephen & Fraser
72
(2007:325), hal ini disebabkan karena pada pembelajaran inkuiri laboratorium berbantuan PhET terjadi peningkatan kemampuan siswa dalam menggunakan konsep ilmiah untuk melakukan prediksi dan menjelaskan konsep sains, mampu mengenali pertanyaan yang dapat dijawab dengan penyelidikan ilmiah, serta mampu memilih informasi yang relevan dari sekian banyak data atau argumen yang digunakannya untuk menarik kesimpulan dari suatu fenomena sains. Ketika ditinjau dari peningkatan keterampilan berpikir tingkat tinggi per indikator, pada indikator 1, yaitu membagi atau menstrukturkan informasi menjadi lebih sederhana untuk mengenali pola atau hubungannya, prosentase peningkatan keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik dari kelas eksperimen sebesar 40.6%, sedangkan kelas kontrol sebesar 26.5%. Hal ini disebabkan karena dengan menggunakan simulasi PhET, siswa dapat lebih detail merancang sendiri suatu percobaan yang berhubungan dengan apa yang ingin dipelajarinya, sehingga siswa mampu mengolah bahkan mengimprovisasi suatu informasi sehingga mampu menyusunnya menjadi struktur yang lebih sederhana dan memahami pola hubungannya. Pada indikator 2, yaitu mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat dari skenario yang rumit, prosentase peningkatan keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik dari kelas eksperimen sebesar 42.6%, sedangkan kelas kontrol sebesar 31.3%. Pada indikator 2, ada perbedaan gain yang cukup mencolok antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, hal ini dikarenakan pada model pembelajaran inkuiri laboratorium, siswa selalu dibiasakan secara mandiri menyelesaikan suatu masalah yang dihadapinya. Sedangkan pada model inkuiri terbimbing siswa juga dibiasakan secara mandiri
73
menyelesaikan masalahnya namun masih dalam bimbingan guru. Bedanya terletak pada keikut sertaan guru dalam membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi siswa, yaitu keikut sertaaan pendidik dalam menyelesaikan masalah siswa dalam model pembelajaran inkuiri terbimbing lebih besar dibanding model inkuiri pembelajaran laboratorium. Pada indikator 3, yaitu membuat hipotesis, mengkritik, dan melakukan pengujian, prosentase peningkatan keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik dari kelas eksperimen sebesar 49.1%, sedangkan kelas kontrol sebesar 38.8%. Hal ini disebabkan karena dengan menggunakan simulasi PhET, siswa dapat dengan mudah membuktikan kebenaran teori- teori yang ada pada listrik dinamis tanpa banyak kendala yang didapat (praktikum dapat dilakukan pada kondisi ideal). Sedangkan pada alat- alat lab yang tersedia di sekolah banyak faktor- faktor luar yang mempengaruhi, seperti yang dihadapi oleh peneliti adalah kerusakan alat praktikum. Pada indikator 4, yaitu merancang suatu cara untuk menyelesaikan masalah, prosentase peningkatan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa dari kelas eksperimen sebesar 71.7%, sedangkan kelas kontrol sebesar 74.1%. Diluar dugaan peneliti, peningkatan keterampilan berpikir tingkat tinggi pada kelas kontrol lebih besar dibanding kelas eksperimen untuk indikator 4, meskipun perbendaannya tidak terlalu mencolok. Hal ini terjadi karena permasalahan yang dihadapi oleh kelas kontrol lebih banyak dibanding kelas eksperimen, misalnya dalam menyusun alat, pada kelas kontrol alat tidak bisa langsung dirangkai dan diambil datanya, melainkan siswa harus mengecek dulu dan memastikan alat tersebut bisa digunakan, sehingga siswa harus memutar otak atau mensiasati keterbatasan alat
74
praktikum agar tetap bisa mengambil data. Hal ini, berbeda dengan simulasi PhET yang ada di kelas eksperimen yang memang dirancang ideal dan siap untuk digunakan dalam praktikum. Pada penelitian ini, lab virtual digunakan untuk membantu memahami suatu pokok bahasan, khususnya listrik dinamis dalam fisika. Selain itu, media ini juga dapat dijadikan solusi dari keterbatasan/ ketiadaan perangkat laboratorium. Menurut Oetomo sebagaimana dikutip oleh Pakhrur (2013: 120), ada beberapa manfaat dari laboratorium virtual, diantaranya: (1) Tidak memerlukan ruang, peralatan- peralatan laboratorium, dan bahanbahan praktikum fisik. (2) Dapat menggantikan peralatan-peralatan praktikum yang harganya mahal atau yang tidak dimiliki pada laboratorium fisik. (3) Lebih efisien, dan lebih ekonomis karena tidak memerlukan biaya yang besar. (4) Dapat diakses dimana saja, kapan saja, baik online ataupun offline. (5) Interaktif, karena siswa dapat melakukan praktikum sebagaimana yang dilakukan pada laboratorium fisik dengan visual yang menarik. Dengan laboratorium virtual, siswa bisa lebih leluasa dan secara mandiri melakukan praktikum tanpa bimbingan guru secara langsung. Praktikum juga dapat dilaksanakan walau alat-alat di laboratorium fisik tidak tersedia atau kurang memadai. Kadang guru beranggapan jika tidak ada alat yang tersedia maka praktikum lebih baik tidak dilaksanakan. Namun sekarang dengan adanya laboratorium virtual tidak ada alasan bagi guru untuk tidak melaksanakan kegiatan
75
praktikum, sehingga kompetensi ilmiah siswa dapat tercapai, termasuk keterampilan berpikir tingkat tinggi. Hal ini sejalan dengan pendapat Putra (2013: 105) yang menyatakan pada pembelajaran inkuiri, siswa dituntut aktif dalam melakukan percobaan untuk membuktikan konsep yang sedang dipelajari (dalam penelitian ini adalah listrik dinamis). Dengan melakukan parktik langsung maka siswa akan lebih memahami konsep yang dipelajari. Berdasarkan hal tersebut, maka semakin besar keterlibatan siswa pada proses pembelajaran, semakin besar pula penguasaan konsep, dan keterampilan berpikir siswa tersebut. Menurut Popham dan Baker (2005: 7), proses belajar mengajar dikatakan efektif atau berhasil apabila tujuan intruksional dapat tercapai. Berdasarkan penjelasan pada paragraf-paragraf sebelumnya, maka model pembelajaran inkuiri laboratorium berbantuan simulasi PhET, dan model pembelajaran inkuiri terbimbing berhasil meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Hal ini ditunjukan dengan naiknya kemampuan keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik pada kelas eksperimen, dan kelas kontrol. Meskipun perbedaanya tidak signifikan, namun tingkat peningkatan kelompok dengan model inkuiri laboratorium berbantuan PhET lebih baik dibanding model inkuiri terbimbing. Keberhasilan tersebut sesuai dengan penelitian Zohar (2004: 298-299), yang menunjukan bahwa: “the main goal of the computer simulation, was to teach the control of variables thinking strategy for higher order thingking skills. We assume that, for many students, a temporary stage of cognitive dissonance may contribute to meaningful learning.”. Hal ini diperkuat oleh hasil penelitian Sanjaya & Putu (2012: 9), yang menunjukan bahwa Model pembelajaran inkuiri
76
laboratorium lebih unggul dalam mengembangkan keterampilan berpikir kreatif dan keterampilan proses sains (yang merupakan dari keterampilan berpikir tingkat tinggi) dari pada model pembelajaran konvensional. Model pembelajaran inkuiri laboratorium tersebut memberikan kebebasan bagi siswa untuk mendesain proses pembelajaran yang mereka inginkan, sesuai dengan tujuan pembelajaran yang tertera dalam permasalahan. Selain itu, hasil penelitian Aisyah (2013: 31) juga menunjukan bahwa dari hasil wawancara peneliti dengan siswa diketahui bahwa soal tipe PISA/ SBMPTN yang dikembangkan dapat memicu siswa untuk mengeksplor kemampuan matematis dengan memberikan jawaban beserta penjelasan, langkah- langkah penyelesaian, dan kesimpulan
dari soal yang
dikerjakan.
4.4
Keterlaksanaan Model Pembelajaran Inkuiri laboratorium berbantuan Simulasi PhET Dalam pembelajaran inkuiri laboratorium, siswa bukan hanya dibimbing
untuk terampil menggunakan alat-alat laboratorium yang dalam hal ini dapat diwakili dengan alat- alat di media simulasi, tetapi juga dibimbing untuk menemukan dan memahami konsep fisika melalui tahapan- tahapan ilmiah yang relevan dengan materi yang dipelajari. Menurut Putra (2013:104), pada kegiatan laboratorium, siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat penyelidikan karena terlibat langsung dalam penemuan. Dalam penelitian ini, pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan pertama bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menyusun rangkaian listrik secara benar, selain itu juga siswa diharapkan mampu menggunakan serta
77
membaca alat ukur listrik (ampermeter, dan voltmeter). Pada pertemuan pertama ini siswa diberikan LKS-1 yang selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 9 mengenai panduan penyusunan rangkaian simulasi yang dikehendaki seperti pada gambar 4.5. Dari gambar tersebut siswa melakukan praktikum menggunakan simulasi virtual untuk mengukur beda potensial, dan kuat arus listrik untuk rangkaian dengan variasi jumlah lampu, dan jumlah baterai yang digunakan. Selain itu, dari pertemuan ini peneliti juga bisa mendeteksi siswa yang bisa ataupun yang belum bisa memasang ampermeter, dan voltmeter dengan benar.
Gambar 4.5. Simulasi PhET untuk variasi jumlah lampu dan jumlah baterai Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan kedua bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelidiki hubungan antara tegangan, arus, dan hambatan, serta mencari nilai hambatan pengganti pada rangkaian seri dan paralel. Pada pertemuan kedua ini siswa diberikan LKS-2 yang selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 9 mengenai panduan penyusunan rangkaian simulasi yang dikehendaki seperti pada gambar 4.6. Dari gambar tersebut siswa melakukan praktikum menggunakan simulasi virtual untuk mengukur beda potensial, dan kuat arus listrik dengan variasi jumlah baterai yang digunakan. Tujuannya yaitu
78
untuk mengukur besarnya hambatan yang ada pada lampu ketika tegangan, dan arusnya sudah diketahui dari bebarapa variasi tadi. Selain itu, pada pertemuan kedua ini siswa dilatih untuk menganalisis rangkaian hambatan baik seri ataupun paralel dengan cara mengukur arus masing- masing resistor pada rangkaian seri, dan paralel seperti gambar 4.7.
Gambar 4.6. Simulasi PhET untuk mengukur besarnya hambatan pada lampu
Gambar 4.7. Simulasi PhET pada rangkaian seri dan paralel Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan ketiga bertujuan untuk mengetahui besar arus listrik pada rangkaian bercabang untuk membuktikan hukum Khirchoff I. Pada pertemuan ketiga ini siswa diberikan LKS-3 yang selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 9 mengenai panduan penyusunan rangkaian simulasi yang dikehendaki seperti pada gambar 4.8. Dari gambar tersebut siswa melakukan
79
praktikum menggunakan simulasi virtual untuk mengukur beda potensial, dan kuat arus listrik dengan variasi besarnya resistor dan pola penyusunan resistor (baik seri, maupun paralel). Tujuannya yaitu untuk mengukur besarnya arus yang masuk, dan arus yang keluar dari suatu rangkaian hambatan.
Gambar 4.8. Simulasi PhET untuk membuktikan hukum Khirchoff I Dalam penelitian ini, observasi dilakukan terhadap aktivitas guru selama proses pembelajaran, baik dalam kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Dari analisis data terhadap aktivitas guru pada model pembelajaran inkuiri laboratorium berbantuan PhET, dan model inkuiri terbimbing, maka didapatkan hasil seperti pada tabel 4.4. Hasil observasi selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 31. Tabel 4.4. Hasil Analisis terhadap Aktivitas Guru (Peneliti) Kelas
Model Pembelajaran
Eksperimen
Inkuri laboratorium berbantuan simulasi PhET
Kontrol
Inkuiri terbimbing
Persentase Aktivitas Guru 86.11%
Sangat Baik
78.13%
Sangat Baik
Kriteria
80
Berdasarkan Tabel 4.4, tampak bahwa presentasi aktivitas pembelajaran pada kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol. Hal ini karena dalam kelas eksperimen peneliti tidak kesulitas mencari alat- alat listrik dinamis yang akan digunakan siswa untuk praktikum, sedangkan dalam kelas kontrol ada beberapa alat- alat praktikum listrik dinamis (lab riil) yang rusak atau tidak bisa dipakai lagi, sehingga dalam proses pembelajan di kelas kontrol sedikit terkendala. Selain itu, juga dilakukan observasi keterlaksanaan terhadap model pembelajaran inkuiri laboratorium berbantuan simulasi PhET di kelas eksperimen. Observasi ini dilakukan dengan cara memberikan angket/ kuisioner kepada 15 siswa (dipilih secara acak) yang ada dikelas eksperimen. Hasil observasi selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 30. Setelah dilakukan analisis data terhadap keterlaksanaan model pembelajaran inkuiri laboratorium berbantuan simulasi PhET, maka didapatkan hasil observasi seperti pada tabel 4.5. Tabel 4.5. Hasil Keterlaksanaan Pembelajaran pada Model Inkuiri Laboratorium berbantuan simulasi PhET Jumlah
Nilai
Nilai yang
Responden
Maksimum
diperoleh
15
900
771
Kriteria
Presentase 85.67% Baik Sekali
Berdasarkan Tabel 4.5, tampak dari jawaban setiap responden, dapat dilihat bahwa sebagian besar siswa kelas X di SMAN 1 Kragan menyukai pembelajaran fisika dengan simulasi PhET yang telah diberikan. Hal ini karena simulasi yang disajikan dapat dilihat secara visual dan dipahami dengan mudah. Selain itu, dengan bantuan simulasi PhET ini, materi listrik dinamis dapat dipahami dengan
81
lebih jelas dan menyenangkan, sehingga siswa tidak mudah bosan ketika sedang berlangsung proses pembelajaran fisika dikelas dan menambah motivasi siswa dalam belajar fisika. Berdasarkan penelitian Mursalin (2013:6), konsep-konsep fisika dalam bidang kelistrikan kebanyakan bersifat invisible, serta sulit untuk dipelajari dan dibelajarkan secara nyata. Tidak sedikit peserta didik dapat mengalami kesulitan dalam memahami konsep-konsep kelistrikan terutama pada rangkaian listrik karena memerlukan analogi atau penggunaan model yang tepat. Menurut sumber yang sama, berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka disimpulkan bahwa simulasi PhET dapat digunakan untuk meremediasi dan meminimalkan miskonsepsi peserta didik pada topik rangkaian listrik. Kendala dari penelitian yang yang dilakukan yaitu pembelajaran dengan menggunakan lab virtual PhET merupakan hal baru bagi siswa, jadi siswa belum pernah melakukan pembelajaran yang serupa sebelumnya, sehingga dalam pembelajaran memerlukan waktu yang cukup lama agar hasil dari pembelajaran tersebut maksimal.
82
4.5
Keterbatasan Penelitian Keterbatasan penelitian pada penerapan model pembelajaran inkuiri
laboratorium berbantuan media simulasi PhET untuk meningkatan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa kelas X pada materi listrik dinamis adalah sebagai berikut. (1)
Tidak dapat menyediakan satu komputer/ laptop kepada setiap siswa untuk melaksanakan praktikum di media simulasi PhET.
(2)
Tidak dapat memberikan bimbingan kepada peserta didik berupa pengayaan latihan soal secara lebih lanjut untuk memperdalam penguasaan konsep.
(3)
Tidak dapat meneliti faktor-faktor diluar penelitian yang mempengaruhi peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik pada materi listrik dinamis dengan lebih detail.
(4)
Tidak dapat meneliti sikap ilmiah peserta didik saat melakukan percobaan dengan menggunakan media simulasi.
83
BAB 5 PENUTUP
5.1
Simpulan Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
pembahasan
tentang
pengaruh
penggunaan media simulasi PhET dalam model pembelajaran inkuiri laboratorium terhadap peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa kelas X pada listrik dinamis, dapat diambil simpulan sebagai berikut. (1) Peningkatan rata- rata penguasaan konsep siswa pada model pembelajaran inkuiri laboratorium berbantuan PhET termasuk dalam kategori sedang, yaitu 55.5%, hal ini dapat dilihat dari rata-rata hasil pretes sebesar 51.17, dan ratarata hasil postes sebesar 78.25. Sedangkan peningkatan rata- rata penguasaan konsep siswa pada model pembelajaran inkuiri terbimbing termasuk dalam kategori sedang, yaitu 45.8%, hal ini dapat dilihat dari rata-rata hasil pretes sebesar 51.58, dan rata-rata hasil postes sebesar 73.78. (2) Peningkatan rata- rata keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa pada model pembelajaran inkuiri laboratorium berbantuan PhET termasuk dalam kategori sedang, yaitu 50.3%, hal ini dapat dilihat dari rata-rata hasil pretes sebesar 48.03, dan rata-rata hasil postes sebesar 74.14. Sedangkan peningkatan ratarata keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa pada model pembelajaran inkuiri terbimbing termasuk dalam kategori sedang, yaitu 40.2%, hal ini dapat
83
84
dilihat dari rata-rata hasil pretes sebesar 47.94, dan rata-rata hasil postes sebesar 68.86. (3) Keterlaksanaan pembelajaran pada model inkuiri laboratorium berbantuan PhET termasuk dalam kategori sangat baik yaitu 85.67% (ditinjau dari kuisioner keterlaksanaaan pembelajaran yang diisi oleh siswa).
5.2
Saran Saran yang dapat diberikan terkait dengan penerapan model pembelajaran
inkuiri laboratorium berbantuan PhET adalah sebagai berikut: (1) Perlunya pembiasaan dan praktek menggunakan lab virtual agar waktu yang dibutuhkan untuk melakasanakan kegiatan praktikum tidak terlalu lama. (2) Perlunya bimbingan dan pemberian tugas mengerjakan soal-soal latihan kepada siswa yang dapat memperdalam penguasaan konsep. (3) Perlunya hubungan kerjasama yang sinergis antara pendidik dan peserta didik didalam proses belajar mengajar, agar tujuan pembelajaran yang diinginkan dapat dicapai dengan efektif, dan maksimal. (4) Memperbesar jumlah sampel dalam penelitian untuk meningkatkan kualitas, dan normalitas data yang didapat.
85
DAFTAR PUSTAKA Ahmad Rifa'i & Catharina Tri Anni. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang: Unnes Press. Aisyah. 2013. Pengembangan Soal Tipe PISA di Sekolah Menengah Pertama. Edumatica volume 03(1): 31 Ariani, N. 2010. Pembelajaran Multimedia di Sekolah. Jakarta: Penerbit Prestasi Pustakaraya. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. BSNP. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP. Chin, C & Chia, L. 2005. Problem-based learning: Using ill-structured problem in biology project work. Science Education. 90 (1). 44-67. Dahar, R.W. 2011. Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga. Depdiknas. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas. Dwi Teguh Rahardjo & Supurwoko. 2013. Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Pendalaman materi bidang fisika. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. 5-20. Finkelstein, N. 2006. “Hightech Tools For Teaching Physics: The Physics Education Technology Project”. Merlot journal of online learning and teaching. Vol. 2 (3): 110-121. Heong Woo, Kuan. 2011. Higher Education and the Malaysian Public Employment. Universiti Sains Malaysia, Malaysia. The Asian Conference on Education. Hodson, D. 1990, "A critical look at practical work in school science" School Science Review, Vol 70 (Number 256), pp 33-40. Khan, M., & Iqbal, M. Z. 2011. Effect of inquiry lab teaching Method on the development of scientific skills through the teaching of biology in Pakistan. Strength for today and bright hope for tomorrow journal.
86
Koray, O., & Köksal, M. S. 2009. The effect of creative and critical thinking based laboratory applications on creative and logical thinking abilities of prospective teachers. Asia-Pacific Forum on Science Learning and Teaching Journal, 10(2), 1-13. Krathwohl, David R. 2002. A Revision of Bloom's Taxonomy: An Overview. Theory into Practice, Vol. 41, No. 4, Revising Bloom's Taxonomy (Autumn, 2002), pp. 212- 218. Madlazim. 2007. Metode Praktis Mendesain Simulasi Fisika Interaktif. Surabaya: University Press UNESA. Mardhiyanti, Devi. 2010. Pengembangan Soal Matematika Model PISA untuk Mengukur Kemampuan Komunikasi Siswa SD. Tesis Jurusan Pendidikan Matematika, Program Pascasarjana Universitas Sriwijaya (tidak dipublikasikan). Martínez-Jiménez, A. Pontes-Pedrajas and J. Polo. 2006. Application of Simulation and interactive Virtual laboratories in University Teaching of Physics and Chemistry in aproject for establishment of ECT Credit in the EPS of University of Cordoba. Mulyasa, E. 2006. Standart Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Mursalin. 2013. Model Remediasi Miskonsepsi Materi Rangkaian Listrik dengan Pendekatan Simulasi PhET. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia. Tersedia di http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpfi/ [diakses 20-01-2015] NRC. 2000. Inquiry and the National Science Education Standar Guide for Teaching and Learning. Washington. DC: National Academy Press. OECD. 2004. Learning for Tomorrow’s World First Results from PISA 2003. Paris: Organisation for Economic Cooperation and Development Popham, J. W. & E. L. Baker. 2005. Teknik Mengajar Secara Sistematis. Jakarta: Rineka Cipta. Putra, S. R. 2013. Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains. Jogjakarta: Diva Press. Razi, Pakhur. 2013. Hubungan Motivasi Dengan Kerja Ilmiah Siswa dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Virtual Laboratory di Kelas X
87
SMAN Kota Padang. Jurnal Teknologi Informasi dan Pendidikan. (online), 6(2): 119-124 Riyadi, Usman. 2008. Model Pembelajaran dengan kegiatan laboratorium untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa pokok bahasan fluida statis. Tesis. Semarang: Program Studi Pendidikan IPA Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang Roestiyah, N. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Sanjaya, W. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana. Sanjaya & Putu, W. 2012. Media Komunikasi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Schmidt. 2003. Choice of travel mode in the theory of planned behavior: The roles of past behavior, habit, and reasoned action. 25, 175-188. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Stephen J Wolf, & Barry J Fraser. 2007. Learning Environment, Attitudes and Achievement among middle-school Science Students Using Inquirybased Laboratory Activities. Res Sci Educ 38:321–341 Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. Sudjana. 2001. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Suparno, P. 2007. Metodologi Pembelajaran Fisika. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R& D. Bandung: CV Alfabeta. Thomas, A. & Thorne, G. 2005. Learning Profiles Teacher's Binder. Covington, LA: Center for Development & Learning. Zohar, Anat. 2004. Elements of Teachers’ Pedagogical Knowledge Regarding Instruction of Higher Order Thinking. Journal of Science Teacher Education 15(4): 293–312
88 Lampiran 1 DAFTAR NILAI ULANGAN UMUM FISIKA SEMESTER GASAL SMAN 1 KRAGAN KABUPATEN REMBANG Wali Kelas Kelas Nama Guru
: Demi Trisnawati, S.Pd. : X MIPA 1 : Mohammad Musa, S.Pd
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Nama Siswa ABDUL ROCHMAN ACHIL MUCHTAROM AFIFATUR ROKHMAH AHMAD KUSYAIRI AMRUN NASUCHA ANIS ROFIQOH ANISATUR RAHMAWATI ARIF SYAFI'I AYU NOVITA SARI AYU YULIAWATI KHUSNA DIAH AYU NISRINA KHUMAEDAH KURNIAWATI LILIK MAISYAROH M. ANANG MAKRUF MISBAHUL MUNIR MOCH. LUCKY FAHMI MOH. BADRUL JAMAL MOHAMMAD AFIF PORNIAWAN PUGUH OKTAVIAN RIZQIA DHAFINNIYAH ROSIKHOTUL INAYAH SHAUDATUL MUKARIMAH SHOBIKHOTUL NI'MAH SITI NUR ENISYAH SITI NURHANA SUSANTO SYAMSUL ARIFIN TIYA AGUSTINA TRIAS NURUL LAILI UMI FARIDA WAHYU DWI SUCI DAMAYANTI WAHYU INDRIYANI WEDOK ZULFATUS SYAFA'AH
NIS 9980674170 9990690746 9990616729 9990639627 9990578266 9980698811 9990676937 9980698610 9990638623 9990614682 9990650069 9980698354 9980697462 9990616738 9980736720 9990615682 9990691282 9995750613 9964266226 9990615645 9999492563 9990616746 9990638838 9980675062 9990639853 9999432242 9992085802 9990616897 9980697715 9990638843 9990298818 9990638649 9990678289 9990678052 9990615705
Nilai 68.5 67.5 81.0 75.5 66.8 73.0 75.5 68.0 67.5 69.5 69.5 77.0 77.0 78.0 80.0 66.8 66.8 66.8 70.0 68.8 90.5 73.0 74.0 74.0 86.0 76.0 71.0 67.0 67.3 74.5 74.0 77.0 68.0 73.5 72.5 75.5
89 DAFTAR NILAI ULANGAN UMUM FISIKA SEMESTER GASAL SMAN 1 KRAGAN KABUPATEN REMBANG Wali Kelas Kelas Nama Guru No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
NIS 9997825891 9989419832 9980698407 9980736837 9990615713 9982029843 9990639918 9962754888 9980739286 9980698448 9980697496 9990638594 9980698854 9980735551 9980735674 9990638661 9990677165 9990615633 9980697464 9972792340 9991776849 9986161109 9990690049 9990677265 9970690314 9999183002 9990639696 9990638840 9990615733 9994680321 9993275068 9990638645 9990638617 9980736669 9990678054
: Lailatun Ni'mah, S.Pd. : X MIPA 2 : Mohammad Musa, S.Pd Nama Siswa ABDUL KARIM AHMAD LAILUS SOFI AHMAH NURULRISKI ANIS MASUKA ANISA RIZKI AMELIA ARIS BUDI DARMAWAN CICI ALVITA DIAH NUR HANIFAH DIAN PUSPITA DEWI DIAN RENITA ATMI DICKY NURCAHYO EZA RIZKY OCTAVIA FAIDATUL CHOIFIN ILHAM SIGIT PRAKOSO ISNA RIFKA NUR AULYA KHOIRUL ANAM KHOIRUL HUDA KHOLISOTUL ILMIYAH LAILA NURUL FITRIA LEONARDO M. ALFIAN NUR MAR'AH QONITATILLAH MOH. ALI LUTFI MOHAMMAD IRFAN HIDAYAT NURHIDAYYAH RIFATUL HIMAH RIFQOTUL UMMAH SITI AMINAH SITI ILHAMIYATI SITI MASRUROH SITI MURYANI SITI NUR LAILATUS SA'DIYAH TIYA SETIYANA TRI UTOMO WIRANTO
Nilai 68.0 81.0 68.0 67.5 71.5 77.0 76.5 74.0 69.5 74.0 86.3 86.3 75.5 74.0 78.0 75.0 66.8 74.0 77.0 75.5 66.8 72.5 78.0 66.8 74.0 67.5 76.0 70.5 72.0 76.5 80.5 80.5 67.5 69.5 67.5 67.5
90 DAFTAR NILAI ULANGAN UMUM FISIKA SEMESTER GASAL SMAN 1 KRAGAN KABUPATEN REMBANG Wali Kelas Mata Pelajaran Nama Guru No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
NIS 9990615708 4602219 9986743031 9990638639 9980675998 9990677250 9993275116 418288 9990615542 9980735687 9990676957 9990615059 9990677892 9990639647 9990678225 9994860544 9990638608 9990677272 9990638834 9990616848 9990678048 9995547632 9990638644 9994943663 9980697480 9990616750 9993275766 9990638647 9982029859 9908735961 9980739079 9990615367 417065 9980736852 9993275172 9980674855
: Maya Sulistyo Utami, S.Pd. : FISIKA : Mohammad Musa, S.Pd Nama Siswa ABDUL KHAKIM ABDUR ROFIQ BAYU OKTAFIANTORO CHOIROTUN NI'MAH DWI ANGGARA PUTRA ELISA ANDRIANI EVA ELYA FAUZIYAH HILDA AFAFA MUHAJIROH INDAH MEGA FATMAWATI JULIA HERMAWATI KASMUDI KIAN SARAS ASIH PINTANI MAMLUATUS SAFAATI MASROKHATUL AZIFAH MOH KHOTIM NUR SALIM NAILATUS SA'ADAH NUR FARIDAH PRIYO UTOMO ROSO PRAMONO SAMSUL HADI SETYAWAN EKO PAMUJI SHINTA AYSIAH SISILIA DELVI SITI KHUMAIROH SITI MUZAYANAH SITI SULASIH SRI AGUSTINA AL'AINI SUATMI SUPIATUN SUSIYAMAH SUYADI TRISWATI WINARKO DWI ATMOJO YUNI MATUL AZIZAH YUNI PRIHANTINI ZUMROTUL A'DAH
Nilai 72.0 66.8 72.0 68.5 72.0 68.5 77.0 68.5 68.0 86.3 72.0 75.0 81.0 73.0 72.0 78.0 80.0 72.0 72.0 72.0 77.5 78.5 79.0 81.0 81.0 84.0 82.0 79.0 74.0 74.0 67.0 80.0 73.5 86.3 84.5 76.0
91 DAFTAR NILAI ULANGAN UMUM FISIKA SEMESTER GASAL SMAN 1 KRAGAN KABUPATEN REMBANG Wali Kelas Kelas Nama Guru No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
NIS 9994860323 9990615525 9980737583 9990676635 9990679899 9990676954 9980697446 9990615714 9993275124 9990615352 9993275126 9990690047 9980676007 9990616827 418289 1838734 9993437651 9854959 9990614557 9970713949 9990677828 9972910668 9990678943 9990638830 9980735954 9987924034 9990639092 9992413077 9983821792 9980739078 9982029887 9994410605 9990638844 9990678054
: Kholisoh, M.Pd. : X MIPA 4 : Mohammad Musa, S.Pd Nama Siswa ABIDATUL MAGFIROH AFIDHOTUS SHOLICHAH AHMAD ALVIN NUHA ANANDA BAYU SUSANTO ANIFAH ANIK WAHYUNI AYU ROSA ROSITA CHALIT JAZIYAH IKA MARLINDA DHAMAYANTI INDAH KHASANAH JALAL MURDIYANTO KHILYATUS SHOLIHAH KHUDSIYATUL ANISA LAILI MUSYAROFAH LAYLIA NUR SAFITRI LIA SUSANTI LUH RINJANI RUSHADI M. ULIN NUHA M. ABDURROHMAN WAHID M. IRFAN ZUHRI MAR'ATUS SHOLIKHAH MARINAH NAIMATUL AINIAH NUR HAYATI ROMZAN IKHWANUDDIN SITI ANISATUN NIKMAH SITI HIDAYATI SITI MAGFIROH SOFIAN FANANDI SOFYAN NUR AFFANDI SRI SETIANI TOBRONI LUTFI ANAM TRISNA EKA SUSANTI WIRANTO ZULFIKAR YUSUF HARIADI
Nilai 72.5 72.5 78.0 81.0 77.5 74.5 72.5 68.0 76.5 79.0 72.5 76.5 80.0 86.3 73.5 72.0 69.5 69.5 69.5 68.8 71.0 70.0 73.5 86.3 78.0 69.5 68.0 75.5 70.0 66.8 73.0 82.5 86.3 67.5 67.5
92 Lampiran 2 UJI NORMALITAS DATA AWAL (UJI LILIEFORS) KELAS X MIA 1 Sumber Data Rata- rata Standar Deviasi Tabel Bantuan Nilai (x)
: Nilai
Ulangan Umum Fisika Semester Gasal
: 73 : 5.6
Frekuensi (f)
z
f(z)
s(z)
|f(z)-s(z)|
66.8 67.0 67.3 67.5 68.0 68.5 68.8 69.5 70.0 71.0 72.5 73.0 73.5 74.0 74.5 75.5 76.0 77.0 78.0 80.0 81.0 86.0 90.5
4 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 2 1 3 1 3 1 3 1 1 1 1 1
-1.11 -1.07 -1.02 -0.98 -0.89 -0.80 -0.75 -0.63 -0.54 -0.36 -0.09 0.00 0.09 0.18 0.27 0.45 0.54 0.71 0.89 1.25 1.43 2.32 3.13
0.1341 0.1420 0.1544 0.1630 0.1860 0.2108 0.2266 0.2660 0.2961 0.3605 0.4644 0.5000 0.5356 0.5709 0.6056 0.6724 0.7039 0.7625 0.8140 0.8944 0.9234 0.9899 0.9991
0.1111 0.1389 0.1667 0.2222 0.2778 0.3056 0.3333 0.3889 0.4167 0.4444 0.4722 0.5278 0.5556 0.6389 0.6667 0.7500 0.7778 0.8611 0.8889 0.9167 0.9444 0.9722 1.0000
0.0230 0.0031 0.0123 0.0592 0.0918 0.0947 0.1067 0.1229 0.1206 0.0840 0.0078 0.0278 0.0200 0.0680 0.0611 0.0776 0.0739 0.0986 0.0749 0.0223 0.0210 0.0176 0.0009
Jumlah
36
Nilai Lv
0.1229
Nilai Lt
0.1477
Dikatakan data terdistribusi normal jika Lv < Lt Kesimpulanya Data diatas terdistribusi normal
93 UJI NORMALITAS DATA (UJI LILIEFORS) KELAS X MIA 2 Sumber Data Rata- rata Standar Deviasi Tabel Bantuan Nilai (x)
: Nilai
Ulangan Umum Fisika Semester Gasal
: 73.6 : 5.4
Frekuensi (f)
z
f(z)
s(z)
|f(z)-s(z)|
66.8 67.5 68.0 69.5 70.5 71.5 72.0 72.5 74.0 75.0 75.5 76.0 76.5 77.0 78.0 80.5 81.0 86.3
3 5 2 2 1 1 1 1 5 1 2 1 2 2 2 2 1 2
-1.26 -1.13 -1.04 -0.76 -0.57 -0.39 -0.30 -0.20 0.07 0.26 0.35 0.44 0.54 0.63 0.81 1.28 1.37 2.35
0.1040 0.1293 0.1499 0.2238 0.2830 0.3487 0.3835 0.4193 0.5295 0.6023 0.6375 0.6716 0.7044 0.7355 0.7924 0.8993 0.9147 0.9907
0.0833 0.2222 0.2778 0.3333 0.3611 0.3889 0.4167 0.4444 0.5833 0.6111 0.6667 0.6944 0.7500 0.8056 0.8611 0.9167 0.9444 1.0000
0.0206 0.0929 0.1279 0.1095 0.0782 0.0402 0.0332 0.0252 0.0538 0.0088 0.0291 0.0228 0.0456 0.0700 0.0687 0.0173 0.0297 0.0093
Jumlah
36
Nilai Lv
0.1279
Nilai Lt
0.1477
Dikatakan data terdistribusi normal jika Lv < Lt Kesimpulanya Data diatas terdistribusi normal
94
UJI NORMALITAS DATA (UJI LILIEFORS) KELAS X MIA 3 Sumber Data Rata- rata Standar Deviasi Tabel Bantuan Nilai (x)
: Nilai
Ulangan Umum Fisika Semester Gasal
: 75.4 : 6.2
Frekuensi (f)
z
f(z)
s(z)
|f(z)-s(z)|
66.8 67.0 68.0 68.5 72.0 73.0 73.5 74.0 75.0 76.0 77.0 77.5 78.0 78.5 79.0 80.0 81.0 82.0 84.0 84.5 85.3
1 1 1 3 8 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 3 1 1 1 2
-1.60 -1.57 -1.39 -1.30 -0.66 -0.48 -0.39 -0.30 -0.12 0.06 0.24 0.33 0.42 0.51 0.60 0.79 0.97 1.15 1.51 1.60 1.75
0.0543 0.0584 0.0827 0.0974 0.2537 0.3149 0.3478 0.3818 0.4524 0.5245 0.5958 0.6304 0.6640 0.6964 0.7273 0.7840 0.8332 0.8745 0.9345 0.9453 0.9595
0.0278 0.0556 0.0833 0.1667 0.3889 0.4167 0.4444 0.5000 0.5278 0.5556 0.5833 0.6111 0.6389 0.6667 0.7222 0.7778 0.8611 0.8889 0.9167 0.9444 1.0000
0.0265 0.0028 0.0007 0.0693 0.1352 0.1017 0.0967 0.1182 0.0754 0.0311 0.0125 0.0193 0.0252 0.0297 0.0051 0.0062 0.0279 0.0144 0.0178 0.0008 0.0405
Jumlah
36
Nilai Lv
0.1352
Nilai Lt
0.1477
Dikatakan data terdistribusi normal jika Lv < Lt Kesimpulanya Data diatas terdistribusi normal
95
UJI NORMALITAS DATA (UJI LILIEFORS) KELAS X MIA 4 Sumber Data Rata- rata Standar Deviasi Tabel Bantuan Nilai (x)
: Nilai
Ulangan Umum Fisika Semester Gasal
: 74.4 : 5.9
Frekuensi (f)
z
f(z)
s(z)
|f(z)-s(z)|
66.8 67.5 68.0 68.8 69.5 70.0 71.0 72.0 72.5 73.0 73.5 74.5 75.5 76.5 77.0 78.0 79.0 80.0 81.0 82.5 86.3
1 2 2 1 4 2 1 1 4 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 1 3
-1.31 -1.19 -1.10 -0.96 -0.83 -0.74 -0.56 -0.38 -0.29 -0.20 -0.11 0.06 0.24 0.42 0.51 0.69 0.87 1.05 1.23 1.50 2.18
0.0944 0.1173 0.1359 0.1696 0.2031 0.2294 0.2871 0.3510 0.3847 0.4193 0.4546 0.5259 0.5964 0.6639 0.6959 0.7555 0.8081 0.8531 0.8905 0.9329 0.9853
0.0286 0.0857 0.1429 0.1714 0.2857 0.3429 0.3714 0.4000 0.5143 0.5429 0.6000 0.6286 0.6571 0.7143 0.7429 0.8000 0.8286 0.8571 0.8857 0.9143 1.0000
0.0659 0.0316 0.0070 0.0018 0.0826 0.1135 0.0843 0.0490 0.1296 0.1235 0.1454 0.1027 0.0607 0.0504 0.0469 0.0445 0.0205 0.0040 0.0048 0.0186 0.0147
Jumlah
35
Nilai Lv
0.1454
Nilai Lt
0.1498
Dikatakan data terdistribusi normal jika Lv < Lt Kesimpulanya Data diatas terdistribusi normal
96 Lampiran 3 UJI HOMOGENITAS DATA ULANGAN UMUM SEMESTER GASAL Hipotesis: Ho : 𝜎12 = 𝜎22 Ha : 𝜎12 ≠ 𝜎22 Kriteria pengujian: Dengan taraf nyata α = 0.05 dan k= 2, kita tolak hipotesis H0 jika 𝜒 2ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≥ 𝜒 2(1−𝛼)(𝑘−1) dimana 𝜒 2(1−𝛼)(𝑘−1) didapat dari daftar distribusi chi kuadrat dengan peluang (1- α) dan dk = (k – 1). Rumus yang digunakan: 𝜒 2 = (𝑙𝑛10){𝐵 − ∑(𝑛𝑖 − 1) 𝑙𝑜𝑔𝑠𝑖2 }
𝑠2 =
Dengan varians gabungan
(Sudjana, 2005: 263) ∑(𝑛𝑖 −1)𝑠𝑖2 ∑(𝑛𝑖 −1)
Dan harga satuan B: 𝐵 = (𝑙𝑜𝑔 𝑠 2 ) ∑(𝑛𝑖 − 1) Statistik pengujian: Sampel
ni
dk = ni – 1
Si2
(dk) Si2
log Si2
(dk) log Si2
X MIPA 1 X MIPA 2
36 36
35 35
31.61 28.74
1106.35 1005.85
1.4998 1.4585
52.494 51.046
S
72
70
60
2112.20
2.9583
103.540
Varians gabungan dari kelompok sampel adalah :
𝑠2 =
∑(𝑛𝑖 −1)𝑠𝑖2 ∑(𝑛𝑖 −1)
=
2112.1972 70
= 30.174
log 𝑠 2 = 1.4796 Harga satuan B adalah: 𝐵 = (𝑙𝑜𝑔𝑠 2 ) ∑(𝑛𝑖 − 1) = 1.4796 × 70 = 103.57 𝜒 2 = (𝑙𝑛10){𝐵 − ∑(𝑛𝑖 − 1) 𝑙𝑜𝑔𝑠𝑖2 } = 2.3026{103.57 − 103.54} = 0.079 Untuk α = 5% dengan dk = k - 1 = 2 - 1= 1 diperoleh 𝜒 2 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 3.84 Daerah penerimaan 𝐻0 0.079
Daerah penolakan 𝐻0
3.84
Karena 𝜒 2 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝜒 2 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , maka data antar kelompok mempunyai varians yang sama
97 UJI HOMOGENITAS DATA PRETES Hipotesis: Ho : 𝜎12 = 𝜎22 Ha : 𝜎12 ≠ 𝜎22 Kriteria pengujian: Dengan taraf nyata α = 0.05 dan k= 2, kita tolak hipotesis H0 jika 𝜒 2ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≥ 𝜒 2(1−𝛼)(𝑘−1) dimana 𝜒 2(1−𝛼)(𝑘−1) didapat dari daftar distribusi chi kuadrat dengan peluang (1- α) dan dk = (k – 1). Rumus yang digunakan: 𝜒 2 = (𝑙𝑛10){𝐵 − ∑(𝑛𝑖 − 1) 𝑙𝑜𝑔𝑠𝑖2 } 2
𝑠 =
Dengan varians gabungan
(Sudjana, 2005: 263) ∑(𝑛𝑖 −1)𝑠𝑖2 ∑(𝑛𝑖 −1)
Dan harga satuan B: 𝐵 = (𝑙𝑜𝑔 𝑠 2 ) ∑(𝑛𝑖 − 1) Statistik pengujian: Sampel
ni
dk = ni - 1
Si2
(dk) Si2
log Si2
(dk) log Si2
X MIPA 1 X MIPA 2
36 36
35 35
15.00 13.85
525.00 484.75
1.1761 1.1414
41.163 39.951
S
72
70
29
1009.75
2.3175
81.114
Varians gabungan dari kelompok sampel adalah :
𝑠2 =
∑(𝑛𝑖 −1)𝑠𝑖2 ∑(𝑛𝑖 −1)
=
1009.75 70
= 14.425
log 𝑠 2 = 1.1591 Harga satuan B adalah: 𝐵 = (𝑙𝑜𝑔𝑠 2 ) ∑(𝑛𝑖 − 1) = 1.1591 × 70 = 81.138 𝜒 2 = (𝑙𝑛10){𝐵 − ∑(𝑛𝑖 − 1) 𝑙𝑜𝑔𝑠𝑖2 } = 2.3026{81.138 − 81.1139} = 0.056 Untuk α = 5% dengan dk = k - 1 = 2 - 1= 1 diperoleh 𝜒 2 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 3.84 Daerah penerimaan 𝐻0 0.056
Daerah penolakan 𝐻0
3.84
Karena 𝜒 2 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝜒 2 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , maka data antar kelompok mempunyai varians yang sama
98 Lampiran 4 KISI- KISI SOAL UJI COBA
A. Untuk mengungkap penguasaan konsep listrik dinamis No.
Label Konsep
Nomor Soal
Jumlah
1.
Kuat Arus, Hambatan, dan Hukum Ohm
Nomor 1, 6, 10, 12
4
2.
Rangkaian Hambatan
Nomor 2, 3, 4, 5, 9
5
3.
Hukum Khirchhoff
Nomor 8, 11, 13
3
4.
Alat Ukur Listrik
Nomor 7
1
Jumlah
13
B. Untuk mengungkap Keterampilan berpikir tingkat tinggi No. 1.
Indikator Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Membagi atau menstrukturkan informasi menjadi
Nomor Soal
Jumlah
9, 11, 12
3
10, 12, 13
3
12, 13
2
9, 11
2
lebih sederhana untuk mengenali pola atau hubungannya 2.
Mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat dari skenario yang rumit
3.
Membuat hipotesis, mengkritik, dan melakukan pengujian
4.
Merancang suatu cara untuk menyelesaikan masalah Jumlah
10
99 Lampiran 5 SOAL UJI COBA LISTRIK DINAMIS A. Jawablah pernyataan dibawah ini dengan singkat dan jelas! 1. Amatilah gambar dibawah ini dengan seksama! Apa yang terjadi pada cahaya bohlam (lampu), dan perubahan laju elektronnya, jika anda menambah tegangan pada baterai? Jawab: .................................................................................................... ................................................................................................................ ................................................................................................................ ................................................................................................................
2. Arus mengalir pada dua resistor seperti gambar disamping. Setelah melalui keduanya, resistor mana yang dilalui arus lebih besar? Resistor mana yang memiliki tegangan paling besar? Jawab: ........................................................................................ .................................................................................................... .................................................................................................... ....................................................................................................
3. Arus mengalir pada dua resistor seperti gambar dibawah ini. Setelah melalui keduanya, resistor mana yang dilalui arus lebih besar? Resistor mana yang memiliki tegangan paling besar? Jawab: .................................................................................... ................................................................................................ ................................................................................................ ................................................................................................
4. Arus mengalir pada dua resistor seperti gambar disamping. Setelah melalui keduanya, resistor mana yang dilalui arus lebih besar? Resistor mana yang memiliki tegangan paling besar? Jawab: .................................................................................... ................................................................................................ ................................................................................................
100 5. Arus mengalir pada dua resistor seperti gambar dibawah. Setelah melalui keduanya, resistor mana yang dilalui arus lebih besar? Resistor mana yang memiliki tegangan paling besar? Jawab: .................................................................................. .............................................................................................. .............................................................................................. ..............................................................................................
6. Dari gambar disamping, apa yang akan terjadi pada tegangan dan arus pada resistor apabila tegangan dari baterai dinaikkan menjadi 25 volt? Jawab: ............................................................................ ........................................................................................ ........................................................................................ ........................................................................................
7. Amatilah gambar dibawah ini dengan seksama! Apakah pemasangan ampermeter dan voltmeternya sudah benar? Kenapa? Jika belum, bagaimana pemasangan yang Saklar
benar? Ketika saklar dinyalakan, apa yang akan terjadi? Jawab: .................................................................................. .............................................................................................. .............................................................................................. ..............................................................................................
................................................................................................................................................ ................................................................................................................................................
8. Ketika saklar dinyalakan, bagaimana perbandingan nyala
A
keempat lampunya? Bagaimana pula perbandingan tegangan, dan arus di masing- masing lampu?
B
C
Jawab: ................................................................................. ............................................................................................. ............................................................................................. ............................................................................................. .............................................................................................
D
101 B. Jawablah pernyataan dibawah ini dengan lengkap, teliti, dan jelas! 9. Empat buah resistor masing- masing R1= 3 Ω, R2= 6 Ω dirangkai secara seri, dan R3= R4= 12 Ω dirangkai secara paralel pada suatu rangkaian tertutup dengan tegangan 12 V (seperti gambar dibawah). Berapakah besarnya arus yang melewati hambatan R3? R1
R2
R3
E
R4
10. Apakah arah arus listrik dalam suatu kawat penghantar sama dengan arah gerak elektron dalam penghantar tersebut? Jelaskan dengan bahasa saudara!
11. Sebuah rangkaian listrik terdiri dari empat hambatan E1
masing- masing R1= 12 Ω, R2= 12 Ω, R3= 3 Ω, dan R4= 6 Ω dirangkai dengan E1= 6 volt, dan E2= 12 volt seperti pada gambar berikut.
R3 R2
R1 R4
Berapa besarnya arus listrik total yang mengalir E2
pada rangkaian?
12. Sebuah kawat penghantar yang dihubungkan dengan baterai 6 V mengalir arus listrik sebesar 0,5 A. Jika kawat dipotong menjadi dua bagian sama panjang dan dihubungkan paralel satu sama lain ke baterai, maka berapa arus yang mengalir sekarang?
13. Pada gambar rangkaian listrik berikut A, B, C, D, dan E adalah lampu pijar identik. Jika lampu B dilepas, lampu mana yang menyala lebih terang jika dibandingkan dengan kondisi masing- masing lampu sebelumnya? A D B C
+
-
E
102 Lampiran 6
RUBRIK PENILAIAN SOAL UJI COBA UNTUK PENGUASAAN KONSEP FISIKA
Nomor Soal
Skor Maksimal tiap Soal
Nomor 1 Nomor 2 Nomor 3 Nomor 4 Nomor 5 Nomor 6 Nomor 7 Nomor 8 Nomor 9 Nomor 10 Nomor 11 Nomor 12 Nomor 13
5 7,5 5 7,5 5 5 5 10 20 10 20 30 20
Jumlah Total Nilai
150 (Jumlah Total/150) x 100
RUBRIK PENILAIAN SOAL UJI COBA UNTUK KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI
Skor per Indikator Nomor Soal
Indikator 1
Indikator 2
Indikator 3
Indikator 4
Nomor 9 Nomor 10 Nomor 11 Nomor 12 Nomor 13
10 10 10 -
10 10 10
10 10
10 10 -
Skor Maksimal tiap Indikator
30
30
20
20
Skor Maksimal tiap Soal 20 10 20 30 20 Skor Total: 100
103 KRITERIA DAN KUNCI JAWABAN SOAL UJI COBA PENGUASAAN KONSEP LISTRIK DINAMIS
1. Amatilah gambar dibawah ini dengan seksama! Apa yang terjadi pada cahaya bohlam (lampu), dan perubahan laju elektronnya, jika anda menambah tegangan pada baterai? Jawab: Jika Tegangan pada baterai ditambah, maka Bohlam akan bersinar lebih terang, dan laju elektro akan semakin cepat (Skor Maksimum: 5)
2. Arus mengalir pada dua resistor seperti gambar disamping. Setelah melalui keduanya, resistor mana yang dilalui arus lebih besar? Resistor mana yang memiliki tegangan paling besar? Jawab: Karena rangkaian parallel adalah pembagi arus, maka besar tegangan pada resistor 50 ohm sama dengan tegangan pada resistor 10 ohm. Sedangkan, arus yang melalui resistor 10 ohm lebih besar dibanding arus yang melalui resistor 50 ohm. (Skor Maksimum: 7,5)
3. Arus mengalir pada dua resistor seperti gambar dibawah ini. Setelah melalui keduanya, resistor mana yang dilalui arus lebih besar? Resistor mana yang memiliki tegangan paling besar? Jawab: Kedua resistor mempunyai tegangan sama besar, dan dilaui oleh arus yang sama besar pula (Skor Maksimum: 5)
4. Arus mengalir pada dua resistor seperti gambar disamping. Setelah melalui keduanya, resistor mana yang dilalui arus lebih besar? Resistor mana yang memiliki tegangan paling besar? Jawab: Karena rangkaian seri adalah pembagi tegangan, maka kuat arus yang melalui kedua resistor sama besar. Sedangkan, besar tegangan pada resistor 50 ohm lebih besar dibanding besar tegangan pada resistor 10 ohm. (Skor Maksimum: 7,5)
104 5. Arus mengalir pada dua resistor seperti gambar dibawah. Setelah melalui keduanya, resistor mana yang dilalui arus lebih besar? Resistor mana yang memiliki tegangan paling besar? Jawab: Kedua resistor mempunyai tegangan sama besar, dan dilaui oleh arus yang sama besar pula (Skor Maksimum: 5)
6. Dari gambar disamping, apa yang akan terjadi pada tegangan dan arus pada resistor apabila tegangan dari baterai dinaikkan menjadi 25 volt? Jawab: Ketika tegangan pada baterai dinaikkan, maka tegangan dan kuat arus pada resistor akan semakin besar. (Skor Maksimum: 5)
7. Amatilah gambar dibawah ini dengan seksama! Apakah pemasangan ampermeter dan voltmeternya sudah benar? Kenapa? Jika belum, bagaimana pemasangan yang Saklar
benar? Ketika saklar dinyalakan, apa yang akan terjadi? Jawab: Sudah benar. Karena ampermeter dipasang secara seri pada rangkaian, sedangkan voltmeter dipasang secara parallel pada rangkaian. Ketika sakelar dinyalakan, maka ampermeter dan voltmeter akan menunjukkan angka yang sesuai hasil pengukuran (Skor Maksimum: 5)
8. Ketika saklar dinyalakan, bagaimana perbandingan nyala
A
keempat lampunya? Bagaimana pula perbandingan tegangan, dan arus di masing- masing lampu?
B
C
Jawab: Karena keempat lampu identik, maka tegangan pada lampu A, dan D sama besar. Sedangkan tegangan pada lampu B, dan C setengah dari tegangan A, dan D. Hal ini juga berlaku pada kuat arus yang melewati masingmasing lampu. (Skor Maksimum: 10)
D
105 KRITERIA DAN KUNCI JAWABAN SOAL UJI COBA KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI LISTRIK DINAMIS Soal Nomor 9 Empat buah resistor masing- masing R1= 3 Ω, R2= 6 Ω dirangkai secara seri, dan R3= R4= 12 Ω dirangkai secara paralel pada suatu rangkaian tertutup dengan tegangan 12 V (seperti gambar dibawah). Berapakah besarnya arus yang melewati hambatan R3? R1
R2
E
R3
R4
Solusi: Mencari Rp (Hambatan pengganti dari R3 dan R4), dan hambatan totalnya a. Mencari hambatan pengganti (tahap 1; indikator 4) 1 1 1 = + 𝑅𝑝 𝑅3 𝑅4 1 1 1 = + 𝑅𝑝 12 12 1 2 = 𝑅𝑝 12 1 1 = 𝑅𝑝 6 𝑅𝑝 = 6 Ω b. Mencari hambatan total 𝑅𝑡𝑜𝑡 = 𝑅1 + 𝑅2 + 𝑅𝑝 𝑅𝑡𝑜𝑡 = 3 + 6 + 6 𝑅𝑡𝑜𝑡 = 15 Ω
(𝒕𝒂𝒉𝒂𝒑 𝟏; 𝒊𝒏𝒅𝒊𝒌𝒂𝒕𝒐𝒓 𝟏)
Mencari Arus total (Itot) (tahap 2; indikator 4) 𝐼𝑡𝑜𝑡 =
𝑉 𝑅𝑡𝑜𝑡
𝐼𝑡𝑜𝑡 =
12 𝐴𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒 15
(𝒕𝒂𝒉𝒂𝒑 𝟐; 𝒊𝒏𝒅𝒊𝒌𝒂𝒕𝒐𝒓 𝟏)
Mencari Arus yang melewati hambatan R3 (tahap 3; indikator 4) 𝐼3 =
𝑅3 𝐼 𝑅3 + 𝑅4 𝑡𝑜𝑡
106 12 12 𝑥 12 + 12 15 1 12 𝐼3 = 𝑥 2 15 6 𝐼3 = 𝐴𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒 15 𝐼3 =
(𝒕𝒂𝒉𝒂𝒑 𝟑; 𝒊𝒏𝒅𝒊𝒌𝒂𝒕𝒐𝒓 𝟏)
Indikator 1
Skor Maksimal
Indikator 4
Skor Maksimal
Tahap 1
4
Tahap 1
3
Tahap 2
2
Tahap 2
3
Tahap 3
4
Tahap 3
4
Jumlah Skor
10
Jumlah Skor
10
Keterangan Indikator 1 Indikator 4
Membagi atau menstrukturkan informasi menjadi lebih sederhana untuk mengenali pola atau hubungannya Merancang suatu cara untuk menyelesaikan masalah
Soal Nomor 10 Apakah arah arus listrik dalam suatu kawat penghantar sama dengan arah gerak elektron dalam penghantar tersebut? Jelaskan dengan bahasa saudara! Solusi: Tidak, karena arah arus listrik dalam suatu kawat penghantar selalu berlawanan dengan arah gerak elektron. (Tahap 1; Indikator 2) Arus listrik dalam suatu kawat penghantar mengalir dari beda potensial tinggi menuju ke beda potensial rendah. (Tahap 2; Indikator 2)
Indikator 2
Skor Maksimal
Tahap 1
5
Tahap 2
5
Jumlah Skor
10 Keterangan
Indikator 2
Mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat dari skenario yang rumit
107 Soal Nomor 11 Sebuah rangkaian listrik terdiri dari empat hambatan
E1
masing- masing R1= 12 Ω, R2= 12 Ω, R3= 3 Ω, dan R4= 6 Ω dirangkai dengan E1= 6 volt, dan E2= 12
R3
R2
R1
volt seperti pada gambar berikut. Berapa besarnya
R4
arus listrik total yang mengalir pada rangkaian?
E2
Solusi: Mencari Hambatan Pengganti R1, dan R2 (Tahap 1; Indikator 4) 1 1 1 = + 𝑅𝑝 𝑅1 𝑅2 1 1 1 = + 𝑅𝑝 12 12 1 2 = 𝑅𝑝 12 1 1 = 𝑅𝑝 6 𝑅𝑝 = 6 Ω
(Tahap 1; Indikator 1)
Mengaplikasikan Hukum Khirchoff II (Tahap 2; Indikator 4) E1
Persamaan Umum: ∑ 𝐸 + ∑ 𝑖. 𝑅 = 0 Untuk arah loop searah jarum jam, maka diperoleh persasamaan:
R3 Rp
∑ 𝐸 + ∑ 𝑖. 𝑅 = 0
Loop R4
(𝐸1 − 𝐸2 ) + 𝑖. (𝑅𝑝 + 𝑅3 + 𝑅4 ) = 0 (6 − 12) + 𝑖. (6 + 3 + 6) = 0 E2
−6 + 𝑖. (15) = 0 15𝑖 = 6 𝑖=
2 𝐴𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒 5
(𝑻𝒂𝒉𝒂𝒑 𝟐; 𝑰𝒏𝒅𝒊𝒌𝒂𝒕𝒐𝒓 𝟏)
Indikator 1
Skor Maksimal
Indikator 4
Skor Maksimal
Tahap 1
3
Tahap 1
3
Tahap 2
7
Tahap 2
7
Jumlah Skor
10
Jumlah Skor
10
108 Keterangan Indikator 1
Membagi atau menstrukturkan informasi menjadi lebih sederhana untuk mengenali pola atau hubungannya Merancang suatu cara untuk menyelesaikan masalah
Indikator 4
Soal Nomor 12 Sebuah kawat penghantar yang dihubungkan dengan dengan baterai 6 V mengalir arus listrik sebesar 0,5 A. Jika kawat dipotong menjadi dua bagian sama panjang dan dihubungkan paralel satu sama lain ke baterai, maka berapa arus yang mengalir sekarang? Solusi: Ketika kawat dipotong menjadi dua bagian, nilai R menjadi: 1 𝑅2 = 𝑅1 2
(𝑻𝒂𝒉𝒂𝒑 𝟏; 𝒊𝒏𝒅𝒊𝒌𝒂𝒕𝒐𝒓 𝟏; 𝒊𝒏𝒅𝒊𝒌𝒂𝒕𝒐𝒓 𝟐, 𝒅𝒂𝒏 𝒊𝒏𝒅𝒊𝒌𝒂𝒕𝒐𝒓 𝟑)
Apabila kedua hambatan tersebut diparalelkan menghasilkan nilai: 1 1 1 = + 1 𝑅𝑝 1 𝑅 2 1 2 𝑅1 1 2 2 = + 𝑅𝑝 𝑅1 𝑅1 𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 =
(𝑻𝒂𝒉𝒂𝒑 𝟐; 𝒊𝒏𝒅𝒊𝒌𝒂𝒕𝒐𝒓 𝟏; 𝒊𝒏𝒅𝒊𝒌𝒂𝒕𝒐𝒓 𝟐, 𝒅𝒂𝒏 𝒊𝒏𝒅𝒊𝒌𝒂𝒕𝒐𝒓 𝟑)
𝑅1 4
Berdasarkan persamaan 𝑉 = 𝑖. 𝑅, maka antara arus dan hambatan berbanding terbalik, sehingga 𝑉2 = 𝑉1 𝑖2 . 𝑅2 = 𝑖1 . 𝑅1 𝑖2 .
(𝑻𝒂𝒉𝒂𝒑 𝟑; 𝒊𝒏𝒅𝒊𝒌𝒂𝒕𝒐𝒓 𝟏; 𝒊𝒏𝒅𝒊𝒌𝒂𝒕𝒐𝒓 𝟐, 𝒅𝒂𝒏 𝒊𝒏𝒅𝒊𝒌𝒂𝒕𝒐𝒓 𝟑)
𝑅1 = 0,5. 𝑅1 4
𝑖2 = 2 𝐴𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒
Indikator 1
Skor Maksimal
Indikator 2
Skor Maksimal
Indikator 3
Skor Maksimal
Tahap 1
3
Tahap 1
3
Tahap 1
3
Tahap 2
3
Tahap 2
3
Tahap 2
3
Tahap 3
4
Tahap 3
4
Tahap 3
4
Jumlah Skor
10
Jumlah Skor
10
Jumlah Skor
10
Keterangan Indikator 1
Membagi atau menstrukturkan informasi menjadi lebih sederhana untuk mengenali pola atau hubungannya
109 Indikator 2
Mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat dari skenario yang rumit Membuat hipotesis, mengkritik, dan melakukan pengujian
Indikator 3
Soal Nomor 13 Pada gambar rangkaian listrik berikut A, B, C, D, dan E adalah lampu pijar identik. Jika lampu B dilepas, lampu mana yang menyala lebih terang? A D
E
B C
+
-
Solusi: Arus mengalir dari kutub positif menuju kutub negatif. Apabila lampu B dilepas, arus yang pada mulanya melewati lampu B akan berpindah melewati lampu A, dan C. (Tahap 1; Indikator 2, indikator 3) Akibatnya, lampu A, dan C akan menyala lebih terang dibandingkan sebelumnya (Tahap 2; Indikator 2, indikator 3)
Indikator 2
Skor Maksimal
Indikator 3
Skor Maksimal
Tahap 1
5
Tahap 1
5
Tahap 2
5
Tahap 2
5
Jumlah Skor
10
Jumlah Skor
10
Keterangan Indikator 2 Indikator 3
Mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat dari skenario yang rumit Membuat hipotesis, mengkritik, dan melakukan pengujian
110 Lampiran 7 Hasil Soal Uji Coba Kelas Uji Coba
: X MIA 3 : X MIA 4 : 71 Orang : 2 Kelas ini diluar kelas sampel, tapi masih dalam 1 populasi
Jumlah Responden Keterangan No Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
A3.01 A3.02 A3.03 A3.04 A3.05 A3.06 A3.07 A3.08 A3.09 A3.10 A3.11 A3.12 A3.13 A3.14 A3.15 A3.16 A3.17 A3.18 A3.19 A3.20 A3.21 A3.22 A3.23 A3.24 A3.25 A3.26 A3.27 A3.28 A3.29 A3.30 A3.31 A3.32 A3.33 A3.34
Nomor Soal 1 2 3 3 0 1 4 3 2 3 4 4 4 4 5 2 4 5 5 2 3 4 4 5 5 2 2 2 3 1 1 2 4 2 5
2 2 1 2 5 1 4 1 2 2 3 3 5 3 1 3 3 3 4 5 3 3 5 5 2 3 4 1 1 3 3 4 4 3 5
3 2 4 0 2 3 4 2 2 3 5 4 2 4 5 1 3 5 4 2 1 4 4 3 5 4 5 4 5 3 2 4 5 0 5
4 1 2 2 3 0 0 5 1 1 4 1 5 5 2 3 5 1 5 1 2 4 5 5 1 2 2 3 4 3 3 1 4 1 4
5 3 5 3 3 1 3 3 3 4 5 2 4 3 5 0 2 5 3 4 3 1 1 5 5 1 5 5 2 3 4 0 3 1 5
6 1 5 3 3 3 4 1 3 4 2 4 0 2 1 1 2 3 5 0 5 4 3 4 2 4 2 3 2 0 4 3 5 3 2
7 4 1 1 3 1 1 5 0 1 3 2 3 2 2 3 5 3 2 3 1 4 0 3 3 5 4 2 4 5 5 3 5 4 3
8
9
10
11
12
13
5 10 4 6 9 7 5 10 7 9 6 4 7 9 4 3 9 0 6 7 6 9 8 9 8 8 8 6 7 6 10 9 5 9
4 4 10 2 4 8 4 8 8 12 8 6 12 8 6 20 16 8 8 8 16 16 6 10 12 12 10 10 16 16 6 12 10 12
7 5 7 8 10 8 0 6 5 8 5 5 9 7 10 8 10 10 5 9 8 9 8 5 8 8 8 10 7 5 4 10 12 9
12 8 8 4 14 6 12 10 8 14 10 16 10 10 16 16 6 6 8 8 6 10 0 14 16 20 20 12 6 6 6 10 4 14
6 9 6 3 6 6 15 9 12 15 6 9 30 15 3 0 15 9 9 9 15 9 15 15 15 12 15 15 6 6 9 9 9 15
6 4 4 10 10 6 8 6 6 16 8 16 16 0 10 20 14 8 16 10 6 8 16 16 10 10 10 16 8 8 10 6 10 10
Jumlah Nilai 55 61 53 52 63 61 64 62 64 100 63 79 107 70 62 91 95 69 69 69 81 83 83 92 90 94 91 90 68 69 62 86 64 98
37 41 35 35 42 41 43 41 43 67 42 53 71 47 41 61 63 46 46 46 54 55 55 61 60 63 61 60 45 46 41 57 43 65
111 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71
A3.35 A3.36 A4.01 A4.02 A4.03 A4.04 A4.05 A4.06 A4.07 A4.08 A4.09 A4.10 A4.11 A4.12 A4.13 A4.14 A4.15 A4.16 A4.17 A4.18 A4.19 A4.20 A4.21 A4.22 A4.23 A4.24 A4.25 A4.26 A4.27 A4.28 A4.29 A4.30 A4.31 A4.32 A4.33 A4.34 A4.35
5 5 2 2 4 4 3 3 2 1 2 3 3 3 3 4 2 5 1 2 0 5 3 4 4 5 2 2 2 3 2 1 3 3 5 3 5
3 4 0 3 2 4 5 3 2 4 5 3 1 2 2 5 2 4 5 3 2 4 0 2 3 4 4 1 3 2 2 4 3 2 5 1 2
5 5 3 4 1 3 4 5 2 3 4 2 1 3 4 5 4 2 4 3 4 4 5 4 2 5 3 5 3 2 4 5 3 3 5 3 4
2 3 3 1 4 2 3 2 0 1 2 5 4 4 4 2 2 5 5 1 5 1 0 2 5 2 5 5 0 3 2 5 3 5 2 2 5
5 4 2 3 5 1 2 3 2 5 4 4 2 3 2 5 5 3 5 0 4 2 5 4 4 5 1 3 5 2 2 3 3 1 5 2 2
2 1 1 5 4 0 5 4 1 3 5 4 2 4 5 4 1 5 5 3 3 5 4 5 4 2 5 4 2 3 4 4 0 2 3 4 5
3 0 1 2 4 3 3 4 3 0 5 2 3 2 1 3 4 0 2 1 4 3 5 4 5 3 3 3 2 3 4 2 1 3 3 1 1
9 5 10 10 7 10 5 10 4 7 6 8 8 10 5 9 10 8 10 10 3 0 8 4 0 9 12 10 7 5 7 5 4 9 9 3 7
10 6 16 12 8 10 4 8 10 6 16 10 12 10 16 16 10 4 2 6 4 8 10 16 10 12 4 4 16 10 6 10 16 16 12 10 8
8 7 7 10 15 8 7 10 7 8 0 9 8 9 9 8 8 8 8 5 5 4 7 7 5 8 10 7 8 8 7 10 7 8 8 5 7
16 4 8 14 14 16 16 10 16 10 8 16 10 8 10 12 8 10 10 8 8 16 8 0 16 16 10 16 2 16 10 0 16 12 12 6 10
15 15 15 0 6 15 15 0 6 6 15 15 9 15 9 12 9 9 0 15 15 6 6 9 9 15 12 0 15 9 9 9 9 15 12 9 9
10 16 0 10 16 10 8 16 16 10 8 8 6 8 16 10 8 8 10 10 10 10 8 8 8 8 12 10 0 12 10 6 6 10 10 16 0
93 75 68 76 90 86 80 78 71 64 80 89 69 81 86 95 73 71 67 67 67 68 69 69 75 94 83 70 65 78 69 64 74 89 91 65 65
62 50 45 51 60 57 53 52 47 43 53 59 46 54 57 63 49 47 45 45 45 45 46 46 50 63 55 47 43 52 46 43 49 59 61 43 43
112 Analisis Butir Soal Uji Validitas (Pearson Correlation) dan Reliabilitas Kelas Uji Coba
: X MIA 3 : X MIA 4
Uji Validitas dan Reliabilitas (n=71, α=5%, df= 69) Tabel Bantuan Analisis Butir Soal (Bobot Soal dibuat sama) Nomor Soal
No
Responden
1
A3.01
4
3
4
1
6
2
8
5
2
A3.02
6
1
8
3
10
10
2
3
A3.03
6
3
0
3
6
6
4
A3.04
0
7
4
4
6
5
A3.05
2
1
6
0
6
A3.06
8
5
8
7
A3.07
6
1
8
A3.08
4
9
A3.09
10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Jumlah
10
11
12
13
2
7
6
2
3
53
10
2
5
4
3
2
66
2
4
5
7
4
2
2
50
6
6
6
1
8
2
1
5
56
2
6
2
9
2
10
7
2
5
54
0
6
8
2
7
4
8
3
2
3
64
4
7
6
2
10
5
2
0
6
5
4
58
3
4
1
6
6
0
10
4
6
5
3
3
55
6
3
6
1
8
8
2
7
4
5
4
4
3
61
A3.10
8
4
10
5
10
4
6
9
6
8
7
5
8
90
11
A3.11
8
4
8
1
4
8
4
6
4
5
5
2
4
63
12
A3.12
8
7
4
7
8
0
6
4
3
5
8
3
8
71
13
A3.13
8
4
8
7
6
4
4
7
6
9
5
10
8
86
14
A3.14
10
1
10
3
10
2
4
9
4
7
5
5
0
70
15
A3.15
4
4
2
4
0
2
6
4
3
10
8
1
5
53
16
A3.16
8
4
6
7
4
4
10
3
10
8
8
0
10
82
17
A3.17
10
4
10
1
10
6
6
9
8
10
3
5
7
89
18
A3.18
10
5
8
7
6
10
4
0
4
10
3
3
4
74
19
A3.19
4
7
4
1
8
0
6
6
4
5
4
3
8
60
20
A3.20
6
4
2
3
6
10
2
7
4
9
4
3
5
65
21
A3.21
8
4
8
5
2
8
8
6
8
8
3
5
3
76
22
A3.22
8
7
8
7
2
6
0
9
8
9
5
3
4
76
23
A3.23
10
7
6
7
10
8
6
8
3
8
0
5
8
86
24
A3.24
10
3
10
1
10
4
6
9
5
5
7
5
8
83
25
A3.25
4
4
8
3
2
8
10
8
6
8
8
5
5
79
26
A3.26
4
5
10
3
10
4
8
8
6
8
10
4
5
85
27
A3.27
4
1
8
4
10
6
4
8
5
8
10
5
5
78
28
A3.28
6
1
10
5
4
4
8
6
5
10
6
5
8
78
29
A3.29
2
4
6
4
6
0
10
7
8
7
3
2
4
63
30
A3.30
2
4
4
4
8
8
10
6
8
5
3
2
4
68
113 31
A3.31
4
5
8
1
0
5
6
10
3
4
3
3
5
57
32
A3.32
8
5
10
5
6
10
10
9
6
10
5
3
3
90
33
A3.33
4
4
0
1
2
5
8
5
5
12
2
3
5
56
34
A3.34
10
7
10
5
10
4
6
9
6
9
7
5
5
93
35
A3.35
10
4
10
3
10
4
6
9
5
8
8
5
5
87
36
A3.36
10
5
10
4
8
2
0
5
3
7
2
5
8
69
37
A4.01
4
0
6
4
4
1
2
10
8
7
4
5
0
55
38
A4.02
4
4
8
1
6
10
4
10
6
10
7
0
5
75
39
A4.03
8
3
2
5
10
8
8
7
4
15
7
2
8
87
40
A4.04
8
5
6
3
2
0
6
10
5
8
8
5
5
71
41
A4.05
6
7
8
4
4
10
6
5
2
7
8
5
4
76
42
A4.06
6
4
10
3
6
8
8
10
4
10
5
0
8
82
43
A4.07
4
3
4
0
4
2
6
4
5
7
8
2
8
57
44
A4.08
2
5
6
1
10
5
0
7
3
8
5
2
5
59
45
A4.09
4
7
8
3
8
10
10
6
8
0
4
5
4
77
46
A4.10
6
4
4
7
8
8
4
8
5
9
8
5
4
80
47
A4.11
6
1
2
5
4
4
6
8
6
8
5
3
3
61
48
A4.12
6
3
6
5
6
8
4
10
5
9
4
5
4
75
49
A4.13
6
3
8
5
4
10
2
5
8
9
5
3
8
76
50
A4.14
8
7
10
3
10
8
6
9
8
8
6
4
5
92
51
A4.15
4
3
8
3
10
2
8
10
5
8
4
3
4
72
52
A4.16
10
5
4
7
6
10
0
8
2
8
5
3
4
72
53
A4.17
2
7
8
7
10
10
4
10
1
8
5
0
5
77
54
A4.18
4
4
6
1
0
6
2
10
3
5
4
5
5
55
55
A4.19
0
3
8
7
8
6
8
3
2
5
4
5
5
64
56
A4.20
10
5
8
1
4
10
6
0
4
4
8
2
5
67
57
A4.21
6
0
10
0
10
8
10
8
5
7
4
2
4
74
58
A4.22
8
3
8
3
8
10
8
4
8
7
0
3
4
74
59
A4.23
8
4
4
7
8
8
10
0
5
5
8
3
4
74
60
A4.24
10
5
10
3
10
4
6
9
6
8
8
5
4
88
61
A4.25
4
5
6
7
2
10
6
12
2
10
5
4
6
79
62
A4.26
4
1
10
7
6
8
6
10
2
7
8
0
5
74
63
A4.27
4
4
6
0
10
4
4
7
8
8
1
5
0
61
64
A4.28
6
3
4
4
4
6
6
5
5
8
8
3
6
68
65
A4.29
4
3
8
3
4
8
8
7
3
7
5
3
5
68
66
A4.30
2
5
10
7
6
8
4
5
5
10
0
3
3
68
67
A4.31
6
4
6
4
6
0
2
4
8
7
8
3
3
61
68
A4.32
6
3
6
7
2
4
6
9
8
8
6
5
5
75
69
A4.33
10
7
10
3
10
6
6
9
6
8
6
4
5
90
70
A4.34
6
1
6
3
4
8
2
3
5
5
3
3
8
57
71
A4.35
10
3
8
7
4
10
2
7
4
7
5
3
0
70
114
114
Analisis Butir Soal Uji Validitas (Pearson Correlation) dan Reliabilitas Uji Validitas dan Reliabilitas (n=71, α=5%, df= 69) Nilai Korelasi (𝒓𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 )
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
0.532 0.317 0.597 0.354 0.448 0.243 0.307 0.284 0.324 0.323 0.261 0.311 0.333
𝒓𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍
0,2335
Valid jika 𝒓𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 > 𝒓𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍
Varians
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Total Varians Varians Total
Reliabilitas
Validitas
Nomor Butir
𝐶𝑟𝑜𝑛𝑏𝑎𝑐ℎ 𝛼( 𝑟11 )
7.25 3.438 7.037 5.32 8.948 9.485 8.274 6.871 4.398 5.311 5.328 2.902 4.514 79.075 129.989 0.4243
Reliabel jika 𝒓𝟏𝟏 > 𝒓𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍
Reliabel
114
115
Analisis Butir Soal Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda untuk Soal Uraian
A3.13 A3.10 A3.34 A3.17 A4.14 A4.24 A3.26 A3.35 A3.24 A3.16 A3.27 A4.33 A3.25 A3.28 A4.03 A4.10 A4.32 A4.13 A3.32
Soal 1
Soal 2
Soal 3
Skor Maks
5
7.5
5
7.5
5
5
5
10
20
10
20
30
20
Kelompok Atas
Responden
Soal 4
Soal 5
Soal 6 Soal 7 Soal 8 Soal 9
Soal 10
Soal 11 Soal 12
Soal 13
4 4 5 5 4 5 2 5 5 4 2 5 2 3 4 3 3 3 4
3 3 5 3 5 4 4 3 2 3 1 5 3 1 2 3 2 2 4
4 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 5 4 5 1 2 3 4 5
5 4 4 1 2 2 2 2 1 5 3 2 2 4 4 5 5 4 4
3 5 5 5 5 5 5 5 5 2 5 5 1 2 5 4 1 2 3
2 2 2 3 4 2 2 2 2 2 3 3 4 2 4 4 2 5 5
2 3 3 3 3 3 4 3 3 5 2 3 5 4 4 2 3 1 5
7 9 9 9 9 9 8 9 9 3 8 9 8 6 7 8 9 5 9
12 12 12 16 16 12 12 10 10 20 10 12 12 10 8 10 16 16 12
9 8 9 10 8 8 8 8 5 8 8 8 8 10 15 9 8 9 10
10 14 14 6 12 16 20 16 14 16 20 12 16 12 14 16 12 10 10
30 15 15 15 12 15 12 15 15 0 15 12 15 15 6 15 15 9 9
16 16 10 14 10 8 10 10 16 20 10 10 10 16 16 8 10 16 6
115
116
Kelompok Bawah
5 A4.35 3 A4.34 2 A4.27 1 A4.30 3 A3.07 3 A3.09 2 A3.33 1 A4.08 4 A3.11 1 A3.05 2 A3.31 2 A3.08 2 A3.15 4 A3.06 3 A3.02 2 A3.01 3 A3.03 0 A3.04 3.1 Skor Rata-rata 3.8 Rata-rata Kel Atas 2.4 Rata-rata Kel Bwh 0.62 Tingkat Kesukaran Klasifikasi Sedang 0.28 Daya Pembeda Klasifikasi Cukup
2 4 5 2 5 1 7 8 7 10 9 0 1 3 2 2 4 1 3 10 5 6 9 16 3 3 0 5 2 2 7 16 8 2 15 0 4 5 5 3 4 2 5 10 10 0 9 6 1 2 5 3 1 5 5 4 0 12 15 8 2 3 1 4 4 1 7 8 5 8 12 6 3 0 1 1 3 4 5 10 12 4 9 10 4 3 1 5 3 0 7 6 8 10 6 10 3 4 1 2 4 2 6 8 5 10 6 8 1 3 0 1 3 1 9 4 10 14 6 10 4 4 1 0 3 3 10 6 4 6 9 10 2 2 1 3 3 0 10 8 6 10 9 6 3 1 3 0 1 3 4 6 10 16 3 10 4 4 0 3 4 1 7 8 8 6 6 6 1 4 2 5 5 1 10 4 5 8 9 4 2 2 1 3 1 4 5 4 7 12 6 6 2 0 2 3 3 1 4 10 7 8 6 4 5 2 3 3 3 3 6 2 8 4 3 10 2.8 3.5 2.6 3.3 3.0 2.6 7.2 10.0 7.9 11.0 10.9 9.8 3.1 4.2 3.2 3.8 2.9 3.2 7.9 12.5 8.7 13.7 13.4 12.2 2.6 2.7 1.9 2.7 3.1 1.9 6.5 7.3 6.9 8.1 8.2 7.2 0.38 0.70 0.34 0.65 0.60 0.52 0.72 0.50 0.79 0.55 0.36 0.49 Sukar Sedang Sukar Sedang Sedang Sedang Mudah Sedang Mudah Sedang Sukar Sedang 0.06 0.30 0.20 0.24 0.00 0.25 0.19 0.30 0.20 0.30 0.20 0.30 Jelek Baik Cukup Cukup Jelek Cukup Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik
116
117
Lampiran 8 Silabus Listrik Dinamis KTSP Nama Sekolah Mata Pelajaan Kelas/Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
5.3 Menggunakan alat ukur listrik
: SMAN 1 Kragan : Fisika : X/2 : 5. Menerapkan konsep kelistrikan dalam berbagai penyelesaian masalah dan berbagai produk teknologi Materi Pembelajaran Alat ukur Listrik Cara menggunakan voltmeter, dan amperemeter Cara membaca pengukuran voltmeter dan amperemeter
Kegiatan Pembelajaran
5.1 Memformulasi kan besaranbesaran listrik rangkaian tertutup sederhana (satu loop)
Hukum Ohm dan hukum Kirchoff Hukum ohm tentang kuat arus dan hambatan Hambatan seri Hukum Kirchoff I dan II
Indikator
Praktik menggunakan alat ukur voltmeter, amperemeter, dan multimeter secara berkelompok Mengukur kuat arus, tegangan dan hambatan pada rangkaian tertutup sederhana secara berkelompok Memformulasikan dan menganalisis hukum ohm, tegangan jepit , hambatan dalam, dan hukum Kirchoff, dalam diskusi kelas
Penilaian kerja (sikap dan praktik)
Penilaian kinerja (sikap dan praktik), tes tertulis
Alokasi Waktu
Sumber/ Bahan/Alat
3 JP
Sumber: Buku Fisika yang relevan Bahan: lembar kerja, bahan presentasi Alat: voltmeter, amperemeter, multimeter, power suply,resistor, kabel , media presentasi
6 JP
Sumber: Buku Fisika yang relevan Bahan: lembar kerja, hasil praktikum siswa, bahan presentasi Alat: voltmeter, amperemeter, multimeter, power suply,resistor, kabel, media presentasi
117
Menggunakan voltmeter dalam rangkaian Menggunakan amperemeter dalam rangkaian Menggunakan multimeter dalam rangkaian Memformulasikan besaran kuat arus dalam rangkaian tertutup sederhana Memformulasikan besaran hambatan dalam rangkaian seri Memformulasikan besaran tegangan dalam rangkaian tertutup sederhana dengan menggunakan hukum Kirchoff I dan II
Penilaian
118
Lampiran 9 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) LISTRIK DINAMIS SMA KELAS X SEMESTER II KELAS EKSPERIMEN Mata Pelajaran
: Fisika
Kelas / Semester
: X/ 2
Materi Pelajaran
: Listrik Dinamis
Alokasi
: 9 Jam Pelajaran (9 JP)
Standar Kompetensi
: Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan sehari- hari
Kompetensi Dasar
: 5.1. Memformulasikan besaran-besaran listrik rangkaian tertutup sederhana (satu loop) 5.3. Menggunakan alat ukur listrik
Media
: Software Simulasi PhET (PC/ Komputer), LKS
Kegiatan Pembelajaran
:
Pertemuan Pertama Alokasi Aktivitas Pembelajaran
Waktu
1. Pendahuluan
20 menit
a. Motivasi dan Apersepsi : “Dalam kehidupan kita, banyak sekali menjumpai peralatan, peralatan listrik, contohnya alatalat elektronik. Bagaimana cara kita mengukur komponenkomponen dalam listrik seperti tegangan dan arus listrik?” b. Mengkomunikasikan
tujuan
pembelajaran
yang
akan
diberikan 2. Kegiatan Inti Fase 1: Dihadapkan pada masalah a. Membagi kelas menjadi lima kelompok, tiap kelompok terdiri 6 orang siswa b. Mengenalkan program simulasi PhET untuk Listrik Dinamis kepada siswa
80 menit
119
c. Guru memberikan masalah kepada siswa seputar arus, tegangan, dan alat pengukur listrik Fase 2: Pengumpulan data untuk verifikasi a. Siswa diberikan kebebasan untuk menyusun rangkaian listrik dalam program simulasi PhET b. Siswa mengumpulkan informasi, fakta, dan data untuk membuat jawaban sementara, atau kesimpulan sementara Fase 3: Melaksanakan Eksperimen a. Siswa diberikan LKS 1 mengenai mengukur beda potensial, dan arus listrik yang dipraktikkan melalui program simulasi b. Siswa mengeksplorasi dan menguji secara langsung masalah yang mereka temui dalam percobaan c. Siswa melakukan penyelidikan awal untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tegangan, arus, dan hambatan melalui media simulasi d. Siswa melakukan penyelidikan untuk mengetahui cara memasang ampermeter, dan voltmeter yang benar e. Siswa melakukan pengamatan, pencatatan, dan pengumpulan data hasil eksperimen f. Guru membimbing siswa dalam melaksanakan percobaan sambil mengamati ketrampilan siswa. Menjawab pertanyaan siswa, dan merespon pertanyaan siswa dengan pertanyaan yang menggiring siswa menemukan sendiri jawabannya Fase 4: Merumuskan Penjelasan a. Siswa diminta untuk menyusun data dan membuat penjelasan dari hasil temuan b. Siswa menghubungkan data hasil percobaan Fase 5: Menganalisis Proses Inkuiri a. Siswa diminta untuk menyusun data dan membuat penjelasan dari hasil temuan. b. Siswa
melakukan
penyimpulan
pengamatan data percobaan.
berdasarkan
hasil
120
c. Siswa memecahkan masalah berdasarkan kesimpulan yang diperoleh. d. Setelah menyelesaikan percobaan siswa melakukan diskusi kelas. e. Guru
mengarahkan
diskusi
yang
menggiring
siswa
menyimpulkan jawabannya sendiri. 3. Penutup
20 menit
a. Guru mengevaluasi hasil diskusi yang telah berlangsung. b. Menutup pembelajaran dengan memberikan motivasi dan pesan moral dari pembelajaran yang telah disampaikan, serta berdoa.
Sumber Belajar: a. Giancoli, D.C. 1997. Fisika Jilid 1. Jakarta: Erlangga. b. Halliday dan Resnick. 1991. Fisika Jilid 1(Terjemahan). Jakarta: Erlangga. Kanginan, M. 2004. Fisika untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga. c. Tipler. P.A. 1998. Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid 1(Terjemahan). Jakarta: Erlangga. d. Berbasis ICT/ Internet: Free Download PhET Software Interactive Simulations dari University of Colorado at Boulder alamat situs http://phet.colorado.edu, Simulation: Circuit Construction Kit (DC Only)
121
Pertemuan Kedua Alokasi Aktivitas Pembelajaran
Waktu
1. Pendahuluan
20 enit
a. Motivasi dan Apersepsi : “Kehidupan kita saat ini dikeliingi oleh rangkaian-rangkaian listrik. Jaringan listrik yang ada di sebuah kota, instalasi listrik di rumah kita, maupun
komponen-
komponen
elektronika
yang
menggunakan rangkaian listrik. Besaran apa sajakah yang muncul dalam rangkaian listrik sederhana? Adakah hubungan antara tegangan, hambatan dan kuat arus pada suatu rangkaian listrik?” b. Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran yang akan diberikan 2. Kegiatan Inti Fase 1: Dihadapkan pada masalah a. Membagi kelas menjadi lima kelompok, tiap kelompok terdiri 6 orang siswa b. Mengenalkan program simulasi PhET untuk Listrik Dinamis kepada siswa c. Guru memberikan masalah kepada siswa seputar arus, tegangan, dan rangkaian hambatan melalui media simulasi Fase 2: Pengumpulan data untuk verifikasi a. Siswa diberikan kebebasan untuk menyusun rangkaian listrik dalam program simulasi PhET b. Siswa mengumpulkan informasi, fakta, dan data untuk membuat jawaban sementara, atau kesimpulan sementara Fase 3: Melaksanakan Eksperimen
80 menit
122
a. Siswa diberikan LKS 2 mengenai arus, tegangan, dan rangkaian hambatan yang dipraktikkan melalui program simulasi b. Siswa mengeksplorasi dan menguji secara langsung masalah yang mereka temui dalam percobaan c. Siswa melakukan penyelidikan awal untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tegangan, arus, dan hambatan melalui media simulasi d. Siswa
melakukan
penyelidikan
untuk
mengetahui
beberapa rangkaian hambatan, baik seri maupun paralel e. Siswa
melakukan
pengamatan,
pencatatan,
dan
pengumpulan data hasil eksperimen f. Guru membimbing siswa dalam melaksanakan percobaan sambil
mengamati
ketrampilan
siswa.
Menjawab
pertanyaan siswa, dan merespon pertanyaan siswa dengan pertanyaan yang menggiring siswa menemukan sendiri jawabannya Fase 4: Merumuskan Penjelasan a. Siswa diminta untuk menyusun data dan membuat penjelasan dari hasil temuan b. Siswa menghubungkan data hasil percobaan Fase 5: Menganalisis Proses Inkuiri a. Siswa diminta untuk menyusun data dan membuat penjelasan dari hasil temuan. b. Siswa
melakukan
penyimpulan
berdasarkan
hasil
pengamatan data percobaan. c. Siswa memecahkan masalah berdasarkan kesimpulan yang diperoleh. d. Setelah menyelesaikan percobaan siswa melakukan diskusi kelas. e. Guru mengarahkan diskusi yang menggiring siswa menyimpulkan jawabannya sendiri.
123
3. Penutup
20 menit
a. Guru mengevaluasi hasil diskusi yang telah berlangsung. b. Menutup pembelajaran dengan memberikan motivasi dan pesan moral dari pembelajaran yang telah disampaikan, serta berdoa.
Sumber Belajar: a. Giancoli, D.C. 1997. Fisika Jilid 1. Jakarta: Erlangga. b. Halliday dan Resnick. 1991. Fisika Jilid 1(Terjemahan). Jakarta: Erlangga. Kanginan, M. 2004. Fisika untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga. c. Tipler. P.A. 1998. Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid 1(Terjemahan). Jakarta: Erlangga. d. Berbasis ICT/ Internet: Free Download PhET Software Interactive Simulations dari University of Colorado at Boulder alamat situs http://phet.colorado.edu, Simulation: Circuit Construction Kit (DC Only)
124
Pertemuan Ketiga Alokasi Aktivitas Pembelajaran
Waktu
1. Pendahuluan
20 enit
a. Motivasi dan Apersepsi : “Apakah Arus dan tegangan yang mengalir pada tiap rangkaian hambatan yang seri sama? Bagaimana kalau rangkaianya paralel?” b. Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran yang akan diberikan 2. Kegiatan Inti
80 menit
Fase 1: Dihadapkan pada masalah a. Membagi kelas menjadi lima kelompok, tiap kelompok terdiri 6 orang siswa b. Guru memberikan masalah kepada siswa seputar pengukuran arus, dan tegangan, serta hukum Kirchoff. Fase 2: Pengumpulan data untuk verifikasi a. Siswa diberikan kebebasan untuk menyusun rangkaian listrik dalam program simulasi PhET b. Siswa mengumpulkan informasi, fakta, dan data untuk membuat jawaban sementara, atau kesimpulan sementara Fase 3: Melaksanakan Eksperimen a. Siswa diberikan LKS 3 mengenai hukum Khircoff yang dipraktikkan melalui program simulasi b. Siswa mengeksplorasi dan menguji secara langsung masalah yang mereka temui dalam percobaan c. Siswa melakukan penyelidikan awal untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tegangan, arus, dan hambatan dalam rangkaian listrik yang rumit d. Siswa
melakukan
pengamatan,
pencatatan,
dan
pengumpulan data hasil eksperimen e. Guru
membimbing
percobaan
sambil
siswa mengamati
dalam
melaksanakan
ketrampilan
siswa.
125
Menjawab pertanyaan siswa, dan merespon pertanyaan siswa dengan pertanyaan yang menggiring siswa menemukan sendiri jawabannya Fase 4: Merumuskan Penjelasan a. Siswa diminta untuk menyusun data dan membuat penjelasan dari hasil temuan b. Siswa menghubungkan data hasil percobaan Fase 5: Menganalisis Proses Inkuiri a. Siswa diminta untuk menyusun data dan membuat penjelasan dari hasil temuan. b. Siswa
melakukan
penyimpulan
berdasarkan
hasil
pengamatan data percobaan. c. Siswa memecahkan masalah berdasarkan kesimpulan yang diperoleh. d. Setelah menyelesaikan percobaan siswa melakukan diskusi kelas. e. Guru mengarahkan diskusi yang menggiring siswa menyimpulkan jawabannya sendiri. 3. Penutup
20 menit
a. Guru mengevaluasi hasil diskusi yang telah berlangsung. b. Menutup pembelajaran dengan memberikan motivasi dan pesan moral dari pembelajaran yang telah disampaikan, serta berdoa.
Sumber Belajar: a. Giancoli, D.C. 1997. Fisika Jilid 1. Jakarta: Erlangga. b. Halliday dan Resnick. 1991. Fisika Jilid 1(Terjemahan). Jakarta: Erlangga. Kanginan, M. 2004. Fisika untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga. c. Tipler. P.A. 1998. Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid 1(Terjemahan). Jakarta: Erlangga. d. Berbasis ICT/ Internet: Free Download PhET Software Interactive Simulations dari University of Colorado at Boulder alamat situs http://phet.colorado.edu, Simulation: Circuit Construction Kit (DC Only)
126 LKS-1 LISTRIK DINAMIS UNTUK SMA “Mengukur Arus Listrik Dan Beda Potensial Listrik Suatu Rangkaian”
Tujuan: 1. Menyusun rangkaian listrik tertutup secara benar 2. Menggunakan dan membaca alat ukur amperemeter dan Volt-meter pada rangkaian
Alat dan Bahan: Kit rangkaian DC (Simulasi PhET) a. Lampu b. batterai c. Kabel d. Ampermeter dan voltmeter e. Saklar
Rumusan Masalah: Bagaimana cara pemasangan amperemeter dan voltmeter untuk mengukur besaran listrik pada suatu rangkaian listrik? Hipotesis:……………………………………………………………………………………...... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ................................................................................................................................................. Langkah-langkah: 1. Buka PhET Interactive Simulations. 2. Pilih dan jalankan Circuit Construction Kit (DC only). 3. Desainlah suatu rangkaian tertutup yang terdiri dari batu batterai, lampu, sakelar, ampermeter, dan voltmeter. (sesuai kreatifitas anda, boleh lihat contoh dibawah). 4. Variasikan rangkaian yang anda buat dengan mengubah jumlah lampu dan batterai pada rangkaian anda. 5. Catat hasil pengukuran kuat arus, dan tegangan di setiap variasi dengan menggunakan ampermeter, dan voltmeter. 6. Tulis hasilnya pada tabel, dan buatlah kesimpulan.
127 Tabel Hasil Pengamatan: Variasi No
Jumlah Lampu
Hasil Pengukuran
Jumlah Baterai
Kuat Arus Listrik
Beda Potensial
(V= 9 Volt)
(Ampere)
(Volt)
Contoh Rangkaian Simulasi:
Kesimpulan: ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... .......................................................................................................................................................
128 LKS-2 LISTRIK DINAMIS UNTUK SMA “Hubungan antara Tegangan, Arus, dan Rangkaian Hambatan”
Tujuan : a. Menyelidiki hubungan antara tegangan, arus, dan hambatan b. Mengetahui nilai hambatan pengganti pada rangkaian seri dan rangkaian paralel Alat dan bahan : Kit rangkaian DC (Simulasi PhET) 1. Baterrai 2. Lampu 3. Kabel 4. amperemeter 5. voltmeter 6. Resistor 7. Sakelar
A. Hubungan Kuat Arus, Beda Potensial, dan Hambatan Rumusan Masalah : Apakah hubungan antara tegangan, arus, dan hambatan? Hipotesis:...................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... Variabel : (a) yang dijaga konstan : ......................................................... (b) yang dimanipulasi
: .........................................................
(c) yang merespon
: .........................................................
Langkah-langkah: 1. Buka PhET Interactive Simulations. 2. Pilih dan jalankan Circuit Construction Kit (DC only). 3. Pada papan rangkaian simulasi PhET, siapkan seluruh alat dan bahan yang dibutuhkan. 4. Desainlah suatu rangkaian tertutup yang terdiri dari batu batterai, lampu, sakelar, ampermeter, dan voltmeter. (sesuai kreatifitas anda, boleh lihat contoh dibawah). 5. Variasikan jumlah baterai yang digunakan pada percobaan.
129 6. Tulis hasilnya pada tabel, dan buatlah kesimpulan beserta grafik hubungan antara tegangan dan arus.
Tabel Hasil Pengamatan: I= Arus (Ampere)
V/I
V= Tegangan (Volt)
Contoh Rangkaian Simulasi:
Kesimpulan ............................................................... ............................................................... ............................................................... ............................................................... ............................................................... ............................................................... ............................................................... ............................................................... ............................................................... ............................................................... ............................................................... ...............................................................
130 B. Hambatan Pengganti (Seri, dan Paralel) Rumusan Masalah : Bagaimana mencari hambatan pengganti suatu rangkaian tertutup? Hipotesis:...................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... .......................................................................................................................................................
Langkah-langkah: 1. Buka PhET Interactive Simulations. 2. Pilih dan jalankan Circuit Construction Kit (DC only). 3. Desainlah suatu rangkaian tertutup yang terdiri dari batu batterai, resistor, sakelar, ampermeter, dan voltmeter. (sesuai kreatifitas anda, boleh lihat contoh dibawah). 4. Ukur kuat arus yang masuk ke resistor 1 (R1) dan tegangannya, catat hasilnya pada tabel. 5. Ukur kuat arus yang masuk ke resitor 2 ( R2) dan tegangannya, catat hasilnya pada tabel. 6. Ukur kuat arus yang keluar dari batterai dan tegangan seluruh baterai, catat hasilnya pada tabel.
Tabel Data Pengamatan: Vtotal : ................. Volt; I total : ................ Ampere No
Resistor (R)
Kuat arus (I)
Beda Potensial (V)
Rangkaian Seri 1. 2. 3. 4. Rangkaian Paralel 1. 2. 3. 4.
𝑅 = 𝑉/𝐼 (Ohm)
131 Contoh Rangkaian Simulasi
Kesimpulan: ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... . ..................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... .......................................................................................................................................................
132 LKS-3 LISTRIK DINAMIS UNTUK SMA “Hukum Khirchoff I”
Tujuan : Mengetahui besar arus listrik pada rangkaian lurus dan rangkaian bercabang
Alat dan bahan : Kit rangkaian DC (Simulasi PhET) 1. Baterrai 2. Lampu 3. Kabel 4. amperemeter 5. voltmeter 6. Resistor 7. Sakelar
Rumusan Masalah : Menurut hukum I Kirchoff, bagaimana jumlah kuat arus yang mengalir pada rangkaian tak bercabang dan pada rangkaian bercabang? Hipotesis:...................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... .......................................................................................................................................................
Langkah Kerja: 1. Buka PhET Interactive Simulations. 2. Pilih dan jalankan Circuit Construction Kit (DC only). 3. Desainlah suatu rangkaian tertutup yang terdiri dari batu batterai, resistor, sakelar, ampermeter, dan voltmeter. (sesuai kreatifitas anda, boleh lihat contoh dibawah). 4. Ukurlah kuat arus, dan beda potensial pada resistor A, resistor B dan resistor C secara bergantian. 5. Catat hasilnya pada tabel pengamatan.
133 Tabel Pengamatan: No
Resistor (Ohm)
1
A= ..................
2
B= ..................
3
C= ..................
Kuat Arus (Ampere)
Tegangan (Volt)
Contoh Rangkaian Simulasi:
Kesimpulan: ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... . ..................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... .......................................................................................................................................................
134
Lampiran 10 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) LISTRIK DINAMIS SMA KELAS X SEMESTER II KELAS KONTROL Mata Pelajaran
: Fisika
Kelas / Semester
: X/ 2
Materi Pelajaran
: Listrik Dinamis
Alokasi
: 9 Jam Pelajaran (9 JP)
Standar Kompetensi
: Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan sehari- hari
Kompetensi Dasar
: 5.1. Memformulasikan besaran-besaran listrik rangkaian tertutup sederhana (satu loop) 5.3. Menggunakan alat ukur listrik
Media
: Kit Listrik Dinamis, alat peraga karya siswa, LKS
Kegiatan Pembelajaran
:
Pertemuan Pertama Alokasi Waktu
Aktivitas Pembelajaran 1. Pendahuluan
20 enit
a. Motivasi dan Apersepsi : “Dalam kehidupan kita, banyak sekali menjumpai peralatan, peralatan listrik, contohnya alatalat elektronik. Bagaimana cara kita mengukur komponenkomponen dalam listrik seperti tegangan dan arus listrik?” b. Mengkomunikasikan
tujuan
pembelajaran
yang
akan
diberikan 2. Kegiatan Inti Fase 1: Dihadapkan pada masalah a. Membagi kelas menjadi lima kelompok, tiap kelompok terdiri 6 orang siswa b. Mengenalkan alat- alat praktikum untuk listrik dinamis yang akan dipakai oleh siswa
80 enit
135
c. Guru memberikan masalah kepada siswa seputar arus, tegangan, dan alat pengukur listrik Fase 2: Pengumpulan data untuk verifikasi a. Siswa diberikan panduan dalam menyusun alat- alat praktikum listrik dinamis b. Siswa mengumpulkan informasi, fakta, dan data untuk membuat jawaban sementara, atau kesimpulan sementara Fase 3: Melaksanakan Eksperimen a. Siswa diberikan LKS 1 mengenai mengukur beda potensial, dan arus listrik yang dipraktikkan melalui kit listrik dinamis b. Siswa mengeksplorasi dan menguji secara langsung masalah yang mereka temui dalam percobaan c. Siswa melakukan penyelidikan awal untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tegangan, arus, dan hambatan melalui media simulasi d. Siswa melakukan penyelidikan untuk mengetahui cara memasang ampermeter, dan voltmeter yang benar e. Siswa melakukan pengamatan, pencatatan, dan pengumpulan data hasil eksperimen f. Guru membimbing siswa dalam melaksanakan percobaan sambil mengamati ketrampilan siswa. Menjawab pertanyaan siswa, dan merespon pertanyaan siswa dengan pertanyaan yang menggiring siswa menemukan sendiri jawabannya Fase 4: Merumuskan Penjelasan a. Siswa diminta untuk menyusun data dan membuat penjelasan dari hasil temuan b. Siswa menghubungkan data hasil percobaan Fase 5: Menganalisis Proses Inkuiri a. Siswa diminta untuk menyusun data dan membuat penjelasan dari hasil temuan. b. Siswa
melakukan
penyimpulan
pengamatan data percobaan.
berdasarkan
hasil
136
c. Siswa memecahkan masalah berdasarkan kesimpulan yang diperoleh. d. Setelah menyelesaikan percobaan siswa melakukan diskusi kelas. e. Guru
mengarahkan
diskusi
yang
menggiring
siswa
menyimpulkan jawabannya sendiri. 3. Penutup
20 menit
a. Guru mengevaluasi hasil diskusi yang telah berlangsung. b. Menutup pembelajaran dengan memberikan motivasi dan pesan moral dari pembelajaran yang telah disampaikan, serta berdoa.
Sumber Belajar: a. Giancoli, D.C. 1997. Fisika Jilid 1. Jakarta: Erlangga. b. Halliday dan Resnick. 1991. Fisika Jilid 1(Terjemahan). Jakarta: Erlangga. Kanginan, M. 2004. Fisika untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga. c. Tipler. P.A. 1998. Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid 1(Terjemahan). Jakarta: Erlangga.
137
Pertemuan Kedua Alokasi Aktivitas Pembelajaran
Waktu
1. Pendahuluan
20 enit
a. Motivasi dan Apersepsi : “Kehidupan kita saat ini dikeliingi oleh rangkaian-rangkaian listrik. Jaringan listrik yang ada di sebuah kota, instalasi listrik di rumah kita, maupun
komponen-
komponen
elektronika
yang
menggunakan rangkaian listrik. Besaran apa sajakah yang muncul dalam rangkaian listrik sederhana? Adakah hubungan antara tegangan, hambatan dan kuat arus pada suatu rangkaian listrik?” b. Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran yang akan diberikan 2. Kegiatan Inti Fase 1: Dihadapkan pada masalah a. Membagi kelas menjadi lima kelompok, tiap kelompok terdiri 6 orang siswa b. Mengenalkan kit praktikum yang akan diapakai dalam pertemuan hari ini c. Guru memberikan masalah kepada siswa seputar arus, tegangan, dan rangkaian hambatan melalui ceramah Fase 2: Pengumpulan data untuk verifikasi a. Siswa diberikan kebebasan untuk menyusun rangkaian listrik menggunakan kit listrik dinamis b. Siswa mengumpulkan informasi, fakta, dan data untuk membuat jawaban sementara, atau kesimpulan sementara Fase 3: Melaksanakan Eksperimen
80 enit
138
a. Siswa diberikan LKS 2 mengenai arus, tegangan, dan rangkaian hambatan yang dipraktikkan melalui kit listrik dinamis b. Siswa mengeksplorasi dan menguji secara langsung masalah yang mereka temui dalam percobaan c. Siswa melakukan penyelidikan awal untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tegangan, arus, dan hambatan melalui media simulasi d. Siswa
melakukan
penyelidikan
untuk
mengetahui
beberapa rangkaian hambatan, baik seri maupun paralel e. Siswa
melakukan
pengamatan,
pencatatan,
dan
pengumpulan data hasil eksperimen f. Guru membimbing siswa dalam melaksanakan percobaan sambil
mengamati
ketrampilan
siswa.
Menjawab
pertanyaan siswa, dan merespon pertanyaan siswa dengan pertanyaan yang menggiring siswa menemukan sendiri jawabannya Fase 4: Merumuskan Penjelasan a. Siswa diminta untuk menyusun data dan membuat penjelasan dari hasil temuan b. Siswa menghubungkan data hasil percobaan Fase 5: Menganalisis Proses Inkuiri a. Siswa diminta untuk menyusun data dan membuat penjelasan dari hasil temuan. b. Siswa
melakukan
penyimpulan
berdasarkan
hasil
pengamatan data percobaan. c. Siswa memecahkan masalah berdasarkan kesimpulan yang diperoleh. d. Setelah menyelesaikan percobaan siswa melakukan diskusi kelas. e. Guru mengarahkan diskusi yang menggiring siswa menyimpulkan jawabannya sendiri.
139
3. Penutup
20 menit
a. Guru mengevaluasi hasil diskusi yang telah berlangsung. b. Menutup pembelajaran dengan memberikan motivasi dan pesan moral dari pembelajaran yang telah disampaikan, serta berdoa.
Sumber Belajar: a. Giancoli, D.C. 1997. Fisika Jilid 1. Jakarta: Erlangga. b. Halliday dan Resnick. 1991. Fisika Jilid 1(Terjemahan). Jakarta: Erlangga. Kanginan, M. 2004. Fisika untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga. c. Tipler. P.A. 1998. Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid 1(Terjemahan). Jakarta: Erlangga.
140
Pertemuan Ketiga Alokasi Aktivitas Pembelajaran
Waktu
1. Pendahuluan
20 enit
a. Motivasi dan Apersepsi : “Apakah Arus dan tegangan yang mengalir pada tiap rangkaian hambatan yang seri sama? Bagaimana kalau rangkaianya paralel?” b. Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran yang akan diberikan 2. Kegiatan Inti
80 menit
Fase 1: Dihadapkan pada masalah a. Membagi kelas menjadi lima kelompok, tiap kelompok terdiri 6 orang siswa b. Guru memberikan masalah kepada siswa seputar pengukuran arus, dan tegangan, serta hukum Kirchoff. Fase 2: Pengumpulan data untuk verifikasi a. Siswa diberikan kebebasan untuk menyusun rangkaian listrik dalam kit listrik dinamis b. Siswa mengumpulkan informasi, fakta, dan data untuk membuat jawaban sementara, atau kesimpulan sementara Fase 3: Melaksanakan Eksperimen a. Siswa diberikan LKS 3 mengenai hukum Khircoff yang dipraktikkan melalui kit listrik dinamis b. Siswa mengeksplorasi dan menguji secara langsung masalah yang mereka temui dalam percobaan c. Siswa melakukan penyelidikan awal untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tegangan, arus, dan hambatan dalam rangkaian listrik yang rumit d. Siswa
melakukan
pengamatan,
pencatatan,
dan
pengumpulan data hasil eksperimen e. Guru
membimbing
percobaan
sambil
siswa mengamati
dalam
melaksanakan
ketrampilan
siswa.
141
Menjawab pertanyaan siswa, dan merespon pertanyaan siswa dengan pertanyaan yang menggiring siswa menemukan sendiri jawabannya Fase 4: Merumuskan Penjelasan a. Siswa diminta untuk menyusun data dan membuat penjelasan dari hasil temuan b. Siswa menghubungkan data hasil percobaan Fase 5: Menganalisis Proses Inkuiri a. Siswa diminta untuk menyusun data dan membuat penjelasan dari hasil temuan. b. Siswa
melakukan
penyimpulan
berdasarkan
hasil
pengamatan data percobaan. c. Siswa memecahkan masalah berdasarkan kesimpulan yang diperoleh. d. Setelah menyelesaikan percobaan siswa melakukan diskusi kelas. e. Guru mengarahkan diskusi yang menggiring siswa menyimpulkan jawabannya sendiri. 3. Penutup
20 menit
a. Guru mengevaluasi hasil diskusi yang telah berlangsung. b. Menutup pembelajaran dengan memberikan motivasi dan pesan moral dari pembelajaran yang telah disampaikan, serta berdoa.
Sumber Belajar: a. Giancoli, D.C. 1997. Fisika Jilid 1. Jakarta: Erlangga. b. Halliday dan Resnick. 1991. Fisika Jilid 1(Terjemahan). Jakarta: Erlangga. Kanginan, M. 2004. Fisika untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga. c. Tipler. P.A. 1998. Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid 1(Terjemahan). Jakarta: Erlangga.
142 LKS-1 LISTRIK DINAMIS UNTUK SMA “Mengukur Arus Listrik Dan Beda Potensial Listrik Suatu Rangkaian”
Tujuan: 1. Menyusun rangkaian listrik tertutup secara benar 2. Menggunakan dan membaca alat ukur amperemeter dan Volt-meter pada rangkaian
Alat dan Bahan: Kit rangkaian listrik dinamis (DC) a. Lampu b. batterai c. Kabel d. Ampermeter dan voltmeter e. Saklar
Rumusan Masalah: Bagaimana cara pemasangan amperemeter dan voltmeter untuk mengukur besaran listrik pada suatu rangkaian listrik? Hipotesis:……………………………………………………………………………………...... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... Langkah-langkah: a. Siapkan alat dan bahan praktikum yang dibutuhkan. b. Desainlah suatu rangkaian tertutup yang terdiri dari batu batterai, lampu, sakelar, ampermeter, dan voltmeter. (sesuai kreatifitas anda, boleh lihat contoh dibawah). c. Variasikan rangkaian yang anda buat dengan mengubah jumlah lampu dan batterai pada rangkaian anda. d. Catat hasil pengukuran kuat arus, dan tegangan di setiap variasi dengan menggunakan ampermeter, dan voltmeter. e. Tulis hasilnya pada tabel, dan buatlah kesimpulan.
143 Tabel Hasil Pengamatan: Variasi No
Jumlah Lampu
Hasil Pengukuran
Jumlah Baterai
Kuat Arus Listrik
Beda Potensial
(V= 9 Volt)
(Ampere)
(Volt)
Contoh Rangkaian:
Kesimpulan: ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... .......................................................................................................................................................
144 LKS-2 LISTRIK DINAMIS UNTUK SMA “Hubungan antara Tegangan, Arus, dan Rangkaian Hambatan”
Tujuan : 1. Menyelidiki hubungan antara tegangan, arus, dan hambatan 2. Mengetahui nilai hambatan pengganti pada rangkaian seri dan rangkaian paralel Alat dan bahan : Kit rangkaian listrik dinamis (DC) a. Baterrai b. Lampu c. Kabel d. amperemeter e. voltmeter f. Resistor g. Sakelar
A. Hubungan Kuat Arus, Beda Potensial, dan Hambatan Rumusan Masalah : Apakah hubungan antara tegangan, arus, dan hambatan? Hipotesis:...................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... Variabel : (a) yang dijaga konstan : ......................................................... (b) yang dimanipulasi
: .........................................................
(c) yang merespon
: .........................................................
Langkah-langkah: 1. Siapakan alat- dan bahan yang dibutuhkan 2. Desainlah suatu rangkaian tertutup yang terdiri dari batu batterai, lampu, sakelar, ampermeter, dan voltmeter. (sesuai kreatifitas anda, boleh lihat contoh dibawah). 3. Variasikan jumlah baterai yang digunakan pada percobaan. 4. Tulis hasilnya pada tabel, dan buatlah kesimpulan beserta grafik hubungan antara tegangan dan arus.
145 Tabel Hasil Pengamatan: I= Arus (Ampere)
V/I
V= Tegangan (Volt)
Contoh Rangkaian:
Kesimpulan ............................................................... ............................................................... ............................................................... ............................................................... ............................................................... ............................................................... ............................................................... ............................................................... ............................................................... ............................................................... ............................................................... ...............................................................
146 B. Hambatan Pengganti (Seri, dan Paralel) Rumusan Masalah : Bagaimana mencari hambatan pengganti suatu rangkaian tertutup? Hipotesis:...................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... .......................................................................................................................................................
Langkah-langkah: 1. Siapkan semua alat, dan bahan yang dibutuhkan. 2. Desainlah suatu rangkaian tertutup yang terdiri dari batu batterai, resistor, sakelar, ampermeter, dan voltmeter. (sesuai kreatifitas anda, boleh lihat contoh dibawah). 3. Ukur kuat arus yang masuk ke resistor 1 (R1) dan tegangannya, catat hasilnya pada tabel. 4. Ukur kuat arus yang masuk ke resitor 2 ( R2) dan tegangannya, catat hasilnya pada tabel. 5. Ukur kuat arus yang keluar dari batterai dan tegangan seluruh baterai, catat hasilnya pada tabel dibawah ini.
Tabel Data Pengamatan: Vtotal : ................. Volt; I total : ................ Ampere No
Resistor (R)
Kuat arus (I)
Beda Potensial (V)
Rangkaian Seri 1. 2. 3. 4. Rangkaian Paralel 1. 2. 3. 4.
𝑅 = 𝑉/𝐼 (Ohm)
147 Contoh Rangkaian:
Kesimpulan: ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... . ..................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... .......................................................................................................................................................
148 LKS-3 LISTRIK DINAMIS UNTUK SMA “Hukum Khirchoff I”
Tujuan : Mengetahui besar arus listrik pada rangkaian lurus dan rangkaian bercabang
Alat dan bahan : Kit rangkaian listrik dinamis (DC) a. Baterrai b. Lampu c. Kabel d. amperemeter e. voltmeter f. Resistor g. Sakelar
Rumusan Masalah : Menurut hukum I Kirchoff, bagaimana jumlah kuat arus yang mengalir pada rangkaian tak bercabang dan pada rangkaian bercabang? Hipotesis:...................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... .......................................................................................................................................................
Langkah Kerja: 1. Siapkan semua alat, dan bahan yang dibutuhkan. 2. Desainlah suatu rangkaian tertutup yang terdiri dari batu batterai, resistor, sakelar, ampermeter, dan voltmeter. (sesuai kreatifitas anda, boleh lihat contoh dibawah). 3. Ukurlah kuat arus, dan beda potensial pada resistor A, resistor B dan resistor C secara bergantian. 4. Catat hasilnya pada tabel pengamatan.
149 Tabel Pengamatan: No
Resistor (Ohm)
1
A= ..................
2
B= ..................
3
C= ..................
Kuat Arus (Ampere)
Tegangan (Volt)
Contoh Rangkaian Simulasi:
Kesimpulan: ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... . ..................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... .......................................................................................................................................................
150 Lampiran 11 KISI- KISI SOAL PRETES- POSTES
C. Untuk mengungkap penguasaan konsep listrik dinamis No.
Label Konsep
Nomor Soal
Jumlah
1.
Kuat Arus, Hambatan, dan Hukum Ohm
Nomor 1, 6, 10, 12
4
2.
Rangkaian Hambatan
Nomor 2, 3, 4, 5, 9
5
3.
Hukum Khirchhoff
Nomor 8, 11, 13
3
4.
Alat Ukur Listrik
Nomor 7
1
Jumlah
13
D. Untuk mengungkap Keterampilan berpikir tingkat tinggi No. 1.
Indikator Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Membagi atau menstrukturkan informasi menjadi
Nomor Soal
Jumlah
9, 11, 12
3
10, 12, 13
3
12, 13
2
9, 11
2
lebih sederhana untuk mengenali pola atau hubungannya 2.
Mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat dari skenario yang rumit
3.
Membuat hipotesis, mengkritik, dan melakukan pengujian
4.
Merancang suatu cara untuk menyelesaikan masalah Jumlah
10
151 Lampiran 12 SOAL PRETES- POSTES LISTRIK DINAMIS A. Jawablah pernyataan dibawah ini dengan singkat dan jelas! 1. Amatilah gambar dibawah ini dengan seksama! Apa yang terjadi pada cahaya lampu, dan perubahan laju elektronnya (disimbolkan titik hitam), jika anda menambah tegangan pada baterai? Jawab: .................................................................................................... ................................................................................................................ ................................................................................................................ …………………………………………………………………………
2. Arus mengalir pada dua resistor seperti gambar disamping. Setelah melalui keduanya, resistor mana yang dilalui arus lebih besar? Resistor mana yang memiliki tegangan paling besar?
50 ohm
Jawab: ........................................................................................ .................................................................................................... ....................................................................................................
10 ohm
....................................................................................................
3. Arus mengalir pada dua resistor seperti gambar dibawah ini. Setelah melalui keduanya, resistor mana yang dilalui arus lebih besar? Resistor mana yang memiliki tegangan paling besar? 50 ohm
Jawab: .................................................................................... ................................................................................................
50 ohm
................................................................................................ ................................................................................................
4. Arus mengalir pada dua resistor seperti gambar disamping. Setelah melalui keduanya, resistor mana yang dilalui arus lebih besar? Resistor mana yang memiliki tegangan paling besar? Jawab: .................................................................................... ................................................................................................ ................................................................................................
50 ohm 10 ohm
152 5. Arus mengalir pada dua resistor seperti gambar dibawah. Setelah melalui keduanya, resistor mana yang dilalui arus lebih besar? Resistor mana yang memiliki tegangan paling besar? Jawab: .................................................................................. 50 ohm
.............................................................................................. ..............................................................................................
50 ohm
..............................................................................................
6. Dari gambar disamping, apa yang akan terjadi pada tegangan dan arus pada resistor apabila tegangan dari baterai dinaikkan menjadi 25 volt? Jawab: ............................................................................ ........................................................................................
9 Volt 25 Volt
........................................................................................ ........................................................................................
7. Amatilah gambar dibawah ini dengan seksama! Apakah pemasangan ampermeter dan voltmeternya sudah Ampermeter Saklar
benar? Kenapa? Jika belum, bagaimana pemasangan yang benar? Ketika saklar dinyalakan, apa yang akan terjadi? Jawab: ..................................................................................
Saklar Voltmeter
.............................................................................................. .............................................................................................. ..............................................................................................
................................................................................................................................................ ................................................................................................................................................
8. Ketika saklar dinyalakan, bagaimana perbandingan nyala keempat
lampunya?
Bagaimana
pula
A
Ampermeter
perbandingan
tegangan, dan arus di masing- masing lampu?
B
C
Jawab: ................................................................................. ............................................................................................. ............................................................................................. ............................................................................................. .............................................................................................
D Saklar
153 C. Jawablah pernyataan dibawah ini dengan lengkap, teliti, dan jelas! 9. Empat buah resistor masing- masing R1= 3 Ω, R2= 6 Ω dirangkai secara seri, dan R3= R4= 12 Ω dirangkai secara paralel pada suatu rangkaian tertutup dengan tegangan 12 V (seperti gambar dibawah). Berapakah besarnya arus yang melewati hambatan R3? R1
R2
R3
E
R4
10. Apakah arah arus listrik dalam suatu kawat penghantar sama dengan arah gerak elektron dalam penghantar tersebut? Jelaskan dengan bahasa saudara!
11. Sebuah rangkaian listrik terdiri dari empat hambatan E1
masing- masing R1= 12 Ω, R2= 12 Ω, R3= 3 Ω, dan R4= 6 Ω dirangkai dengan E1= 6 volt, dan E2= 12 volt seperti pada gambar berikut.
R3 R2
R1 R4
Berapa besarnya arus listrik total yang mengalir E2
pada rangkaian?
12. Sebuah kawat penghantar yang dihubungkan dengan baterai 6 V mengalir arus listrik sebesar 0,5 A. Jika kawat dipotong menjadi dua bagian sama panjang, lalu dihubungkan paralel satu sama lain ke baterai, maka berapa arus yang mengalir sekarang?
13. Pada gambar rangkaian listrik berikut adalah lampu pijar identik A, B, C, D, dan E. Jika lampu B dilepas, lampu mana yang akan menyala lebih terang (ditinjau dari sebelum dan sesudah dilepaskan)? A D B C
+
-
E
154 Lampiran 13
RUBRIK PENILAIAN SOAL PRETES- POSTES UNTUK PENGUASAAN KONSEP FISIKA
Nomor Soal
Skor Maksimal tiap Soal
Nomor 1 Nomor 2 Nomor 3 Nomor 4 Nomor 5 Nomor 6 Nomor 7 Nomor 8 Nomor 9 Nomor 10 Nomor 11 Nomor 12 Nomor 13
5 7,5 5 7,5 5 5 5 10 20 10 20 30 20
Jumlah Total Nilai
150 (Jumlah Total/150) x 100
RUBRIK PENILAIAN SOAL PRETES- POSTES UNTUK KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI
Skor per Indikator Nomor Soal
Indikator 1
Indikator 2
Indikator 3
Indikator 4
Nomor 9 Nomor 10 Nomor 11 Nomor 12 Nomor 13
10 10 10 -
10 10 10
10 10
10 10 -
Skor Maksimal tiap Indikator
30
30
20
20
Skor Maksimal tiap Soal 20 10 20 30 20 Skor Total: 100
155 KRITERIA DAN KUNCI JAWABAN SOAL PRETES- POSTES PENGUASAAN KONSEP LISTRIK DINAMIS
1. Amatilah gambar dibawah ini dengan seksama! Apa yang terjadi pada cahaya bohlam (lampu), dan perubahan laju elektronnya, jika anda menambah tegangan pada baterai? Jawab: Jika Tegangan pada baterai ditambah, maka Bohlam akan bersinar lebih terang, dan laju elektro akan semakin cepat (Skor Maksimum: 5)
2. Arus mengalir pada dua resistor seperti gambar disamping. Setelah melalui keduanya, resistor mana yang dilalui arus lebih besar? Resistor mana yang memiliki tegangan paling besar? Jawab: Karena rangkaian parallel adalah pembagi arus, maka
50 ohm
besar tegangan pada resistor 50 ohm sama dengan tegangan pada resistor 10 ohm. Sedangkan, arus yang melalui resistor 10
10 ohm
ohm lebih besar dibanding arus yang melalui resistor 50 ohm. (Skor Maksimum: 7,5)
3. Arus mengalir pada dua resistor seperti gambar dibawah ini. Setelah melalui keduanya, resistor mana yang dilalui arus lebih besar? Resistor mana yang memiliki tegangan paling besar? 50 ohm
Jawab: Kedua resistor mempunyai tegangan sama besar, dan dilaui oleh arus yang sama besar pula
50 ohm
(Skor Maksimum: 5)
4. Arus mengalir pada dua resistor seperti gambar disamping. Setelah melalui keduanya, resistor mana yang dilalui arus lebih besar? Resistor mana yang memiliki tegangan paling besar?
50 ohm
Jawab: Karena rangkaian seri adalah pembagi tegangan, maka kuat arus yang melalui kedua resistor sama besar. Sedangkan, besar tegangan pada resistor 50 ohm lebih besar dibanding besar tegangan pada resistor 10 ohm. (Skor Maksimum: 7,5)
10 ohm
156 5. Arus mengalir pada dua resistor seperti gambar dibawah. Setelah melalui keduanya, resistor mana yang dilalui arus lebih besar? Resistor mana yang memiliki tegangan paling besar? 50 ohm 50 ohm
Jawab: Kedua resistor mempunyai tegangan sama besar, dan dilaui oleh arus yang sama besar pula (Skor Maksimum: 5)
6. Dari gambar disamping, apa yang akan terjadi pada tegangan dan arus pada resistor apabila tegangan dari baterai dinaikkan menjadi 25 volt? Jawab: Ketika tegangan pada baterai dinaikkan, maka tegangan dan kuat arus pada resistor akan semakin
9 Volt 25 Volt
besar. (Skor Maksimum: 5)
7. Amatilah gambar dibawah ini dengan seksama! Apakah pemasangan ampermeter dan voltmeternya sudah benar? Kenapa? Jika belum, bagaimana pemasangan yang Ampermeter Saklar
benar? Ketika saklar dinyalakan, apa yang akan terjadi? Jawab: Sudah benar. Karena ampermeter dipasang secara
Saklar
seri pada rangkaian, sedangkan voltmeter dipasang secara parallel pada rangkaian. Ketika sakelar dinyalakan, maka
Voltmeter
ampermeter dan voltmeter akan menunjukkan angka yang sesuai hasil pengukuran (Skor Maksimum: 5)
8. Ketika saklar dinyalakan, bagaimana perbandingan nyala
A
Ampermeter
keempat lampunya? Bagaimana pula perbandingan tegangan, dan arus di masing- masing lampu?
B
C
Jawab: Karena keempat lampu identik, maka tegangan pada lampu A, dan D sama besar. Sedangkan tegangan
D
pada lampu B, dan C setengah dari tegangan A, dan D. Hal ini juga berlaku pada kuat arus yang melewati masingmasing lampu. (Skor Maksimum: 10)
Saklar
157 KRITERIA DAN KUNCI JAWABAN SOAL PRETES- POSTES KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI LISTRIK DINAMIS Soal Nomor 9 Empat buah resistor masing- masing R1= 3 Ω, R2= 6 Ω dirangkai secara seri, dan R3= R4= 12 Ω dirangkai secara paralel pada suatu rangkaian tertutup dengan tegangan 12 V (seperti gambar dibawah). Berapakah besarnya arus yang melewati hambatan R3? R1
R2
E
R3
R4
Solusi: Mencari Rp (Hambatan pengganti dari R3 dan R4), dan hambatan totalnya c. Mencari hambatan pengganti (tahap 1; indikator 4) 1 1 1 = + 𝑅𝑝 𝑅3 𝑅4 1 1 1 = + 𝑅𝑝 12 12 1 2 = 𝑅𝑝 12 1 1 = 𝑅𝑝 6 𝑅𝑝 = 6 Ω d. Mencari hambatan total 𝑅𝑡𝑜𝑡 = 𝑅1 + 𝑅2 + 𝑅𝑝 𝑅𝑡𝑜𝑡 = 3 + 6 + 6 𝑅𝑡𝑜𝑡 = 15 Ω
(𝒕𝒂𝒉𝒂𝒑 𝟏; 𝒊𝒏𝒅𝒊𝒌𝒂𝒕𝒐𝒓 𝟏)
Mencari Arus total (Itot) (tahap 2; indikator 4) 𝐼𝑡𝑜𝑡 =
𝑉 𝑅𝑡𝑜𝑡
𝐼𝑡𝑜𝑡 =
12 𝐴𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒 15
(𝒕𝒂𝒉𝒂𝒑 𝟐; 𝒊𝒏𝒅𝒊𝒌𝒂𝒕𝒐𝒓 𝟏)
Mencari Arus yang melewati hambatan R3 (tahap 3; indikator 4) 𝐼3 =
𝑅3 𝐼 𝑅3 + 𝑅4 𝑡𝑜𝑡
158 12 12 𝑥 12 + 12 15 1 12 𝐼3 = 𝑥 2 15 6 𝐼3 = 𝐴𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒 15 𝐼3 =
(𝒕𝒂𝒉𝒂𝒑 𝟑; 𝒊𝒏𝒅𝒊𝒌𝒂𝒕𝒐𝒓 𝟏)
Indikator 1
Skor Maksimal
Indikator 4
Skor Maksimal
Tahap 1
4
Tahap 1
3
Tahap 2
2
Tahap 2
3
Tahap 3
4
Tahap 3
4
Jumlah Skor
10
Jumlah Skor
10
Keterangan Indikator 1 Indikator 4
Membagi atau menstrukturkan informasi menjadi lebih sederhana untuk mengenali pola atau hubungannya Merancang suatu cara untuk menyelesaikan masalah
Soal Nomor 10 Apakah arah arus listrik dalam suatu kawat penghantar sama dengan arah gerak elektron dalam penghantar tersebut? Jelaskan dengan bahasa saudara! Solusi: Tidak, karena arah arus listrik dalam suatu kawat penghantar selalu berlawanan dengan arah gerak elektron. (Tahap 1; Indikator 2) Arus listrik dalam suatu kawat penghantar mengalir dari beda potensial tinggi menuju ke beda potensial rendah. (Tahap 2; Indikator 2)
Indikator 2
Skor Maksimal
Tahap 1
5
Tahap 2
5
Jumlah Skor
10 Keterangan
Indikator 2
Mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat dari skenario yang rumit
159 Soal Nomor 11 Sebuah rangkaian listrik terdiri dari empat hambatan
E1
masing- masing R1= 12 Ω, R2= 12 Ω, R3= 3 Ω, dan R4= 6 Ω dirangkai dengan E1= 6 volt, dan E2= 12
R3
R2
R1
volt seperti pada gambar berikut. Berapa besarnya
R4
arus listrik total yang mengalir pada rangkaian?
E2
Solusi: Mencari Hambatan Pengganti R1, dan R2 (Tahap 1; Indikator 4) 1 1 1 = + 𝑅𝑝 𝑅1 𝑅2 1 1 1 = + 𝑅𝑝 12 12 1 2 = 𝑅𝑝 12 1 1 = 𝑅𝑝 6 𝑅𝑝 = 6 Ω
(Tahap 1; Indikator 1)
Mengaplikasikan Hukum Khirchoff II (Tahap 2; Indikator 4) E1
Persamaan Umum: ∑ 𝐸 + ∑ 𝑖. 𝑅 = 0 Untuk arah loop searah jarum jam, maka diperoleh persasamaan:
R3 Rp
∑ 𝐸 + ∑ 𝑖. 𝑅 = 0
Loop R4
(𝐸1 − 𝐸2 ) + 𝑖. (𝑅𝑝 + 𝑅3 + 𝑅4 ) = 0 (6 − 12) + 𝑖. (6 + 3 + 6) = 0 E2
−6 + 𝑖. (15) = 0 15𝑖 = 6 𝑖=
2 𝐴𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒 5
(𝑻𝒂𝒉𝒂𝒑 𝟐; 𝑰𝒏𝒅𝒊𝒌𝒂𝒕𝒐𝒓 𝟏)
Indikator 1
Skor Maksimal
Indikator 4
Skor Maksimal
Tahap 1
3
Tahap 1
3
Tahap 2
7
Tahap 2
7
Jumlah Skor
10
Jumlah Skor
10
160 Keterangan Indikator 1
Membagi atau menstrukturkan informasi menjadi lebih sederhana untuk mengenali pola atau hubungannya Merancang suatu cara untuk menyelesaikan masalah
Indikator 4
Soal Nomor 12 Sebuah kawat penghantar yang dihubungkan dengan dengan baterai 6 V mengalir arus listrik sebesar 0,5 A. Jika kawat dipotong menjadi dua bagian sama panjang dan dihubungkan paralel satu sama lain ke baterai, maka berapa arus yang mengalir sekarang? Solusi: Ketika kawat dipotong menjadi dua bagian, nilai R menjadi: 1 𝑅2 = 𝑅1 2
(𝑻𝒂𝒉𝒂𝒑 𝟏; 𝒊𝒏𝒅𝒊𝒌𝒂𝒕𝒐𝒓 𝟏; 𝒊𝒏𝒅𝒊𝒌𝒂𝒕𝒐𝒓 𝟐, 𝒅𝒂𝒏 𝒊𝒏𝒅𝒊𝒌𝒂𝒕𝒐𝒓 𝟑)
Apabila kedua hambatan tersebut diparalelkan menghasilkan nilai: 1 1 1 = + 1 𝑅𝑝 1 𝑅 2 1 2 𝑅1 1 2 2 = + 𝑅𝑝 𝑅1 𝑅1 𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 =
(𝑻𝒂𝒉𝒂𝒑 𝟐; 𝒊𝒏𝒅𝒊𝒌𝒂𝒕𝒐𝒓 𝟏; 𝒊𝒏𝒅𝒊𝒌𝒂𝒕𝒐𝒓 𝟐, 𝒅𝒂𝒏 𝒊𝒏𝒅𝒊𝒌𝒂𝒕𝒐𝒓 𝟑)
𝑅1 4
Berdasarkan persamaan 𝑉 = 𝑖. 𝑅, maka antara arus dan hambatan berbanding terbalik, sehingga 𝑉2 = 𝑉1 𝑖2 . 𝑅2 = 𝑖1 . 𝑅1 𝑖2 .
(𝑻𝒂𝒉𝒂𝒑 𝟑; 𝒊𝒏𝒅𝒊𝒌𝒂𝒕𝒐𝒓 𝟏; 𝒊𝒏𝒅𝒊𝒌𝒂𝒕𝒐𝒓 𝟐, 𝒅𝒂𝒏 𝒊𝒏𝒅𝒊𝒌𝒂𝒕𝒐𝒓 𝟑)
𝑅1 = 0,5. 𝑅1 4
𝑖2 = 2 𝐴𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒
Indikator 1
Skor Maksimal
Indikator 2
Skor Maksimal
Indikator 3
Skor Maksimal
Tahap 1
3
Tahap 1
3
Tahap 1
3
Tahap 2
3
Tahap 2
3
Tahap 2
3
Tahap 3
4
Tahap 3
4
Tahap 3
4
Jumlah Skor
10
Jumlah Skor
10
Jumlah Skor
10
Keterangan
161 Indikator 1
Membagi atau menstrukturkan informasi menjadi lebih sederhana untuk mengenali pola atau hubungannya Mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat dari skenario yang rumit Membuat hipotesis, mengkritik, dan melakukan pengujian
Indikator 2 Indikator 3
Soal Nomor 13 Pada gambar rangkaian listrik berikut A, B, C, D, dan E adalah lampu pijar identik. Jika lampu B dilepas, lampu mana yang menyala lebih terang? A D
E
B C
+
-
Solusi: Arus mengalir dari kutub positif menuju kutub negatif. Apabila lampu B dilepas, arus yang pada mulanya melewati lampu B akan berpindah melewati lampu A, dan C. (Tahap 1; Indikator 2, indikator 3) Akibatnya, lampu A, dan C akan menyala lebih terang dibandingkan sebelumnya (Tahap 2; Indikator 2, indikator 3)
Indikator 2
Skor Maksimal
Indikator 3
Skor Maksimal
Tahap 1
5
Tahap 1
5
Tahap 2
5
Tahap 2
5
Jumlah Skor
10
Jumlah Skor
10
Keterangan Indikator 2 Indikator 3
Mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat dari skenario yang rumit Membuat hipotesis, mengkritik, dan melakukan pengujian
162
Lampiran 14 DAFTAR NILAI PRETES KELAS EKSPERIMEN (X MIPA 1)
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
NIS 9980674170 9990690746 9990616729 9990639627 9990578266 9980698811 9990676937 9980698610 9990638623 9990614682 9990650069 9980698354 9980697462 9990616738 9980736720 9990615682 9990691282 9995750613 9964266226 9990615645 9999492563 9990616746 9990638838 9980675062 9990639853 9999432242 9992085802 9990616897 9980697715 9990638843 9990298818 9990638649 9990678289 9990678052 9990615705
Nama Siswa ABDUL ROCHMAN ACHIL MUCHTAROM AFIFATUR ROKHMAH AHMAD KUSYAIRI AMRUN NASUCHA ANIS ROFIQOH ANISATUR RAHMAWATI ARIF SYAFI'I AYU NOVITA SARI AYU YULIAWATI KHUSNA DIAH AYU NISRINA KHUMAEDAH KURNIAWATI LILIK MAISYAROH M. ANANG MAKRUF MISBAHUL MUNIR MOCH. LUCKY FAHMI MOH. BADRUL JAMAL MOHAMMAD AFIF PORNIAWAN PUGUH OKTAVIAN RIZQIA DHAFINNIYAH ROSIKHOTUL INAYAH SHAUDATUL MUKARIMAH SHOBIKHOTUL NI'MAH SITI NUR ENISYAH SITI NURHANA SUSANTO SYAMSUL ARIFIN TIYA AGUSTINA TRIAS NURUL LAILI UMI FARIDA WAHYU DWI SUCI DAMAYANTI WAHYU INDRIYANI WEDOK ZULFATUS SYAFA'AH
Nilai 48 47 57 53 47 51 53 48 47 49 49 54 54 55 56 47 47 47 49 48 63 51 52 52 60 53 50 47 47 52 52 54 48 51 51 53
163
DAFTAR NILAI PRETES KELAS KONTROL (X MIPA 2)
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
NIS 9997825891 9989419832 9980698407 9980736837 9990615713 9982029843 9990639918 9962754888 9980739286 9980698448 9980697496 9990638594 9980698854 9980735551 9980735674 9990638661 9990677165 9990615633 9980697464 9972792340 9991776849 9986161109 9990690049 9990677265 9970690314 9999183002 9990639696 9990638840 9990615733 9994680321 9993275068 9990638645 9990638617 9980736669 9990678054
Nama Siswa ABDUL KARIM AHMAD LAILUS SOFI AHMAH NURULRISKI ANIS MASUKA ANISA RIZKI AMELIA ARIS BUDI DARMAWAN CICI ALVITA DIAH NUR HANIFAH DIAN PUSPITA DEWI DIAN RENITA ATMI DICKY NURCAHYO EZA RIZKY OCTAVIA FAIDATUL CHOIFIN ILHAM SIGIT PRAKOSO ISNA RIFKA NUR AULYA KHOIRUL ANAM KHOIRUL HUDA KHOLISOTUL ILMIYAH LAILA NURUL FITRIA LEONARDO M. ALFIAN NUR MAR'AH QONITATILLAH MOH. ALI LUTFI MOHAMMAD IRFAN HIDAYAT NURHIDAYYAH RIFATUL HIMAH RIFQOTUL UMMAH SITI AMINAH SITI ILHAMIYATI SITI MASRUROH SITI MURYANI SITI NUR LAILATUS SA'DIYAH TIYA SETIYANA TRI UTOMO WIRANTO
Nilai 48 57 48 47 50 54 54 52 49 52 60 60 53 52 55 53 47 52 54 53 47 51 55 47 52 47 53 49 50 54 56 56 47 49 47 47
164
Lampiran 15 DAFTAR NILAI POSTES KELAS EKSPERIMEN (X MIPA 1)
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
NIS 9980674170 9990690746 9990616729 9990639627 9990578266 9980698811 9990676937 9980698610 9990638623 9990614682 9990650069 9980698354 9980697462 9990616738 9980736720 9990615682 9990691282 9995750613 9964266226 9990615645 9999492563 9990616746 9990638838 9980675062 9990639853 9999432242 9992085802 9990616897 9980697715 9990638843 9990298818 9990638649 9990678289 9990678052 9990615705
Nama Siswa ABDUL ROCHMAN ACHIL MUCHTAROM AFIFATUR ROKHMAH AHMAD KUSYAIRI AMRUN NASUCHA ANIS ROFIQOH ANISATUR RAHMAWATI ARIF SYAFI'I AYU NOVITA SARI AYU YULIAWATI KHUSNA DIAH AYU NISRINA KHUMAEDAH KURNIAWATI LILIK MAISYAROH M. ANANG MAKRUF MISBAHUL MUNIR MOCH. LUCKY FAHMI MOH. BADRUL JAMAL MOHAMMAD AFIF PORNIAWAN PUGUH OKTAVIAN RIZQIA DHAFINNIYAH ROSIKHOTUL INAYAH SHAUDATUL MUKARIMAH SHOBIKHOTUL NI'MAH SITI NUR ENISYAH SITI NURHANA SUSANTO SYAMSUL ARIFIN TIYA AGUSTINA TRIAS NURUL LAILI UMI FARIDA WAHYU DWI SUCI DAMAYANTI WAHYU INDRIYANI WEDOK ZULFATUS SYAFA'AH
Nilai 71 73 82 87 73 78 80 73 76 72 74 81 85 83 87 75 72 71 71 77 96 74 80 80 93 75 81 72 72 79 81 81 73 79 81 79
165
DAFTAR NILAI POSTES KELAS KONTROL (X MIPA 2)
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
NIS 9997825891 9989419832 9980698407 9980736837 9990615713 9982029843 9990639918 9962754888 9980739286 9980698448 9980697496 9990638594 9980698854 9980735551 9980735674 9990638661 9990677165 9990615633 9980697464 9972792340 9991776849 9986161109 9990690049 9990677265 9970690314 9999183002 9990639696 9990638840 9990615733 9994680321 9993275068 9990638645 9990638617 9980736669 9990678054
Nama Siswa ABDUL KARIM AHMAD LAILUS SOFI AHMAH NURULRISKI ANIS MASUKA ANISA RIZKI AMELIA ARIS BUDI DARMAWAN CICI ALVITA DIAH NUR HANIFAH DIAN PUSPITA DEWI DIAN RENITA ATMI DICKY NURCAHYO EZA RIZKY OCTAVIA FAIDATUL CHOIFIN ILHAM SIGIT PRAKOSO ISNA RIFKA NUR AULYA KHOIRUL ANAM KHOIRUL HUDA KHOLISOTUL ILMIYAH LAILA NURUL FITRIA LEONARDO M. ALFIAN NUR MAR'AH QONITATILLAH MOH. ALI LUTFI MOHAMMAD IRFAN HIDAYAT NURHIDAYYAH RIFATUL HIMAH RIFQOTUL UMMAH SITI AMINAH SITI ILHAMIYATI SITI MASRUROH SITI MURYANI SITI NUR LAILATUS SA'DIYAH TIYA SETIYANA TRI UTOMO WIRANTO
Nilai 68 81 69 68 76 73 74 77 75 71 85 85 75 76 80 75 67 78 77 74 66 72 79 66 75 68 72 70 75 80 78 79 68 71 66 67
166
Lampiran 16
UJI NORMALITAS DATA (UJI LILIEFORS) PRETES KELAS X MIPA 1 Rata- rata Standar Deviasi Tabel Bantuan Nilai (x)
: 51.2 : 3.9
Frekuensi (f)
z
f(z)
s(z)
|f(z)-s(z)|
47.0 48.0 49.0 50.0 51.0 52.0 53.0 54.0 55.0 56.0 57.0 60.0 63.0
8 4 3 1 4 4 4 3 1 1 1 1 1
-1.08 -0.82 -0.56 -0.30 -0.04 0.22 0.47 0.73 0.99 1.25 1.51 2.28 3.06
0.1410 0.2068 0.2879 0.3816 0.4828 0.5852 0.6820 0.7678 0.8389 0.8940 0.9340 0.9887 0.9989
0.2222 0.3333 0.4167 0.4444 0.5556 0.6667 0.7778 0.8611 0.8889 0.9167 0.9444 0.9722 1.0000
0.0812 0.1265 0.1287 0.0628 0.0727 0.0815 0.0958 0.0933 0.0500 0.0227 0.0105 0.0165 0.0011
Jumlah
36
Nilai Lv
0.1287
Nilai Lt
0.1477
Dikatakan data terdistribusi normal jika Lv < Lt Kesimpulanya Data diatas terdistribusi normal
167
UJI NORMALITAS DATA (UJI LILIEFORS) PRETES KELAS X MIPA 2 Rata- rata Standar Deviasi Tabel Bantuan Nilai (x)
: 51.6 : 3.7
Frekuensi (f)
z
f(z)
s(z)
|f(z)-s(z)|
47.0 48.0 49.0 50.0 51.0 52.0 53.0 54.0 55.0 56.0 57.0 60.0
8 2 3 2 1 5 4 4 2 2 1 2
-1.23 -0.96 -0.69 -0.43 -0.16 0.11 0.38 0.65 0.92 1.19 1.46 2.26
0.1091 0.1678 0.2438 0.3353 0.4377 0.5446 0.6483 0.7420 0.8207 0.8823 0.9272 0.9881
0.2222 0.2778 0.3611 0.4167 0.4444 0.5833 0.6944 0.8056 0.8611 0.9167 0.9444 1.0000
0.1132 0.1100 0.1173 0.0814 0.0067 0.0388 0.0462 0.0636 0.0404 0.0343 0.0172 0.0119
Jumlah
36
Nilai Lv
0.1173
Nilai Lt
0.1477
Dikatakan data terdistribusi normal jika Lv < Lt Kesimpulanya Data diatas terdistribusi normal
168
Lampiran 17
UJI NORMALITAS DATA (UJI LILIEFORS) POSTES KELAS X MIPA 1 Rata- rata Standar Deviasi Tabel Bantuan Nilai (x)
: 78.3 : 6.1
Frekuensi (f)
z
f(z)
s(z)
|f(z)-s(z)|
71.0 72.0 73.0 74.0 75.0 76.0 77.0 78.0 79.0 80.0 81.0 82.0 83.0 85.0 87.0 93.0 96.0
3 4 4 2 2 1 1 1 3 3 5 1 1 1 2 1 1
-1.19 -1.02 -0.86 -0.70 -0.53 -0.37 -0.20 -0.04 0.12 0.29 0.45 0.61 0.78 1.11 1.43 2.42 2.91
0.1175 0.1530 0.1949 0.2432 0.2973 0.3562 0.4189 0.4837 0.5489 0.6128 0.6738 0.7305 0.7817 0.8655 0.9241 0.9921 0.9982
0.0833 0.1944 0.3056 0.3611 0.4167 0.4444 0.4722 0.5000 0.5833 0.6667 0.8056 0.8333 0.8611 0.8889 0.9444 0.9722 1.0000
0.0342 0.0414 0.1106 0.1179 0.1194 0.0882 0.0533 0.0163 0.0345 0.0539 0.1318 0.1029 0.0794 0.0234 0.0204 0.0199 0.0018
Jumlah
36
Nilai Lv
0.1318
Nilai Lt
0.1477
Dikatakan data terdistribusi normal jika Lv < Lt Kesimpulanya Data diatas terdistribusi normal
169
UJI NORMALITAS DATA (UJI LILIEFORS) POSTES KELAS X MIPA 2 Rata- rata Standar Deviasi Tabel Bantuan Nilai (x)
: 73.8 : 5.3
Frekuensi (f)
z
f(z)
s(z)
|f(z)-s(z)|
66.0 67.0 68.0 69.0 70.0 71.0 72.0 73.0 74.0 75.0 76.0 77.0 78.0 79.0 80.0 81.0 85.0
3 2 4 1 1 2 2 1 2 5 2 2 2 2 2 1 2
-1.47 -1.28 -1.09 -0.90 -0.72 -0.53 -0.34 -0.15 0.04 0.23 0.42 0.61 0.80 0.99 1.18 1.37 2.12
0.0704 0.0997 0.1370 0.1828 0.2372 0.2995 0.3682 0.4415 0.5168 0.5915 0.6630 0.7291 0.7880 0.8386 0.8806 0.9143 0.9832
0.0833 0.1389 0.2500 0.2778 0.3056 0.3611 0.4167 0.4444 0.5000 0.6389 0.6944 0.7500 0.8056 0.8611 0.9167 0.9444 1.0000
0.0129 0.0392 0.1130 0.0950 0.0683 0.0617 0.0485 0.0030 0.0168 0.0474 0.0314 0.0209 0.0176 0.0225 0.0360 0.0302 0.0168
Jumlah
36
Nilai Lv
0.1130
Nilai Lt
0.1477
Dikatakan data terdistribusi normal jika Lv < Lt Kesimpulanya Data diatas terdistribusi normal
170
Lampiran 18 Detail Nilai Pretes Kelas Eksperimen (X Mipa 1) Responden A1.01 A1.02 A1.03 A1.04 A1.05 A1.06 A1.07 A1.08 A1.09 A1.10 A1.11 A1.12 A1.13 A1.14 A1.15 A1.16 A1.17 A1.18 A1.19 A1.20 A1.21 A1.22 A1.23 A1.24 A1.25 A1.26 A1.27 A1.28 A1.29 A1.30 A1.31 A1.32 A1.33 A1.34 A1.35 A1.36
Nomor Soal 1 2 3 4 5 6 7
8
9
10
11
12
13
4 4 5 5 4 5 0 5 5 4 2 5 2 3 4 3 3 3 4 5 3 2 1 5 3 2 1 4 1 2 2 2 4 3 2 3
7 9 5 2 9 9 8 9 5 3 8 9 8 6 7 6 7 5 9 7 9 7 9 5 7 5 7 6 9 9 10 5 7 10 7 8
6 8 12 10 5 12 6 5 10 10 10 12 10 10 7 5 8 16 10 8 10 16 10 4 15 12 7 10 4 12 8 15 15 9 5 10
7 5 10 9 8 8 8 8 5 8 8 7 8 10 10 9 8 9 5 7 10 10 10 8 10 10 8 5 10 8 8 10 8 10 10 9
6 7 10 6 12 9 20 8 10 16 8 12 16 12 15 10 12 5 5 15 15 10 5 12 10 15 10 10 14 10 10 16 6 8 12 15
15 10 15 15 6 5 6 5 10 0 15 8 12 12 6 12 15 9 9 9 15 15 10 15 12 9 10 6 6 15 9 3 6 15 15 8
10 12 5 14 10 8 10 12 12 15 5 5 5 12 15 6 5 6 6 2 16 0 10 8 15 10 10 10 10 5 15 15 10 4 8 10
3 2 5 3 5 4 4 3 2 3 1 5 3 1 2 3 2 2 4 2 1 3 4 1 2 3 4 3 1 5 2 3 4 1 5 5
4 5 5 5 3 5 5 5 1 3 4 5 4 5 1 2 3 4 5 4 4 3 5 2 3 0 3 5 3 5 3 3 4 4 2 0
5 0 4 1 2 2 2 2 1 3 3 2 2 4 4 5 2 4 4 5 2 2 5 5 4 2 5 1 0 1 1 5 0 2 1 3
3 5 5 4 0 5 5 5 5 2 5 5 1 2 5 4 1 2 3 2 5 5 3 3 4 5 5 2 5 0 5 0 3 5 5 4
0 2 2 3 4 2 2 2 2 2 3 3 5 2 4 4 2 5 5 5 4 2 4 5 4 3 5 4 3 3 5 1 4 5 1 4
2 2 3 3 3 3 4 3 3 5 2 3 5 4 4 2 3 1 5 1 1 2 2 5 1 4 0 5 5 3 0 3 1 1 4 1
Total
Nilai
72 71 86 80 71 77 80 72 71 74 74 81 81 83 84 71 71 71 74 72 95 77 78 78 90 80 75 71 71 78 78 81 72 77 77 80
48 47 57 53 47 51 53 48 47 49 49 54 54 55 56 47 47 47 49 48 63 51 52 52 60 53 50 47 47 52 52 54 48 51 51 53
Nilai HOTS 44 42 52 54 41 42 50 38 47 49 46 44 51 56 53 42 48 45 35 41 66 51 45 47 62 56 45 41 44 50 50 59 45 46 50 52
Rata- rata 51.17
48.03
100
100
Skor Maksimal
171
Detail Nilai Postes Kelas Eksperimen (X Mipa 1) Responden A1.01 A1.02 A1.03 A1.04 A1.05 A1.06 A1.07 A1.08 A1.09 A1.10 A1.11 A1.12 A1.13 A1.14 A1.15 A1.16 A1.17 A1.18 A1.19 A1.20 A1.21 A1.22 A1.23 A1.24 A1.25 A1.26 A1.27 A1.28 A1.29 A1.30 A1.31 A1.32 A1.33 A1.34 A1.35 A1.36
Nomor Soal 1
2
3
4
5 5 5 5 4 5 3 5 5 4 2 5 5 3 4 5 5 5 5 5 5 3 3 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 3
4 3 6 5 5 5 5 4 4 3 3 7.5 6 7 7.5 6 5 6 5 5 7.5 7 7 7 7 4 7 5 5 7 7.5 7 6 7 7.5 7
5 5 5 5 5 6 6 6 4 3 4 5 5 5 5 5 3 4 5 4 5 3 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5
6 4 5 5 4 3 3 3 4 6 6 7.5 7 7 7.5 7 5 6 7 7 7.5 7 5 7 7 5 7 5 6 7 7.5 6 5 7 7.5 6
5 6 7
8
9
10 11 12 13
4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5
8 9 8 10 10 9 10 9 7 8 9 10 9 8 8 8 9 7 10 9 10 9 10 7 9 7 9 10 10 10 10 7 9 10 9 10
15 12 15 15 12 12 15 15 12 15 15 17 17 15 20 12 13 20 15 14 15 20 15 12 20 15 15 15 8 17 15 20 20 16 15 15
10 10 10 9 8 10 8 8 10 9 9 8 9 10 10 10 9 10 10 9 10 10 10 9 10 10 9 7 10 9 9 10 9 10 10 10
2 4 3 5 5 3 3 3 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5
3 3 4 5 4 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 4
15 15 12 18 18 15 20 15 15 20 14 17 20 20 17 16 17 10 10 20 20 14 15 17 17 20 15 15 18 15 15 20 12 14 17 20
15 15 25 30 15 20 25 20 20 10 25 15 20 18 20 18 20 14 14 17 30 20 20 20 25 14 16 12 12 20 14 10 12 20 17 14
15 20 20 15 15 20 12 12 20 15 10 15 15 18 17 12 10 12 12 12 20 5 15 16 20 15 20 15 15 10 20 20 15 10 14 15
Total
Nilai
107 110 123 131 110 117 120 110 114 108 111 122 128 125 131 113 108 107 107 116 144 111 120 120 140 113 122 108 108 119 122 122 110 119 122 119
71 73 82 87 73 78 80 73 76 72 74 81 85 83 87 75 72 71 71 77 96 74 80 80 93 75 81 72 72 79 81 81 73 79 81 79
Nilai HOTS 70 72 82 87 68 77 80 70 77 69 73 72 81 81 84 68 69 66 61 72 95 69 75 74 92 74 75 64 63 71 73 80 68 70 73 74
Rata- rata 78.25
74.14
100
100
Skor Maksimal
172
Detail Nilai Pretes Kelas Kontrol (X Mipa 2) Responden A2.01 A2.02 A2.03 A2.04 A2.05 A2.06 A2.07 A2.08 A2.09 A2.10 A2.11 A2.12 A2.13 A2.14 A2.15 A2.16 A2.17 A2.18 A2.19 A2.20 A2.21 A2.22 A2.23 A2.24 A2.25 A2.26 A2.27 A2.28 A2.29 A2.30 A2.31 A2.32 A2.33 A2.34 A2.35 A2.36
Nomor Soal 1 2 3 4 5 6 7
8
9
10
11
12
13
4 5 5 3 4 2 5 1 4 2 3 3 2 3 4 1 3 3 5 2 4 3 1 1 2 4 1 4 3 2 2 2 4 3 2 5
6 5 7 7 9 8 9 9 9 7 7 9 8 6 7 9 7 5 5 5 7 10 9 9 9 7 8 6 9 9 10 5 7 5 7 8
7 12 8 8 10 10 12 10 10 15 15 12 10 10 7 12 8 16 5 12 15 9 10 4 12 15 7 10 4 12 9 15 15 9 6 10
7 10 7 8 5 8 7 10 5 10 10 10 8 10 10 10 8 9 10 10 8 10 10 10 8 8 8 5 10 8 8 10 8 10 10 8
6 10 15 12 6 16 12 5 5 10 10 12 16 9 15 5 12 10 12 15 6 8 5 14 10 5 10 10 14 10 10 16 5 8 8 12
12 15 9 15 9 12 8 10 9 15 12 10 12 12 6 10 15 9 15 9 5 15 12 6 15 6 12 6 6 15 12 3 6 15 12 8
10 5 2 5 6 5 5 10 6 0 15 15 5 10 15 10 5 8 8 10 10 4 12 10 5 10 12 10 10 5 15 15 10 6 8 5
4 5 2 2 4 3 5 4 4 3 2 2 3 1 2 4 2 2 1 3 4 1 4 1 5 4 4 4 3 5 2 3 4 1 5 3
4 5 4 3 5 4 5 5 5 3 3 3 4 5 1 5 3 4 2 0 4 4 5 3 5 4 3 5 3 5 3 3 4 4 2 0
5 4 5 2 4 2 2 5 4 2 4 4 2 4 3 5 2 4 5 2 0 2 5 0 1 0 5 3 0 4 3 4 0 2 1 4
0 5 2 1 3 1 5 3 3 5 4 4 1 2 5 3 1 2 3 5 3 5 3 5 0 3 5 2 5 0 5 0 3 5 5 3
5 2 5 2 5 5 3 4 5 2 4 5 4 2 4 4 2 5 5 3 4 5 4 3 3 4 5 4 3 3 5 5 4 5 1 1
2 3 1 3 5 5 3 2 5 4 1 1 5 4 4 2 3 1 5 4 1 1 3 5 3 1 0 5 5 3 0 3 1 1 4 4
Total
Nilai
72 86 72 71 75 81 81 78 74 78 90 90 80 78 83 80 71 78 81 80 71 77 83 71 78 71 80 74 75 81 84 84 71 74 71 71
48 57 48 47 50 54 54 52 49 52 60 60 53 52 55 53 47 52 54 53 47 51 55 47 52 47 53 49 50 54 56 56 47 49 47 47
Nilai HOTS 42 52 41 48 36 51 44 45 35 50 62 59 51 51 53 47 48 52 50 56 44 46 49 44 50 44 49 41 44 50 54 59 44 48 44 43
Rata- rata 51.58
47.94
100
100
Skor Maksimal
173
Detail Nilai Postes Kelas Kontrol (X Mipa 2) Responden A2.01 A2.02 A2.03 A2.04 A2.05 A2.06 A2.07 A2.08 A2.09 A2.10 A2.11 A2.12 A2.13 A2.14 A2.15 A2.16 A2.17 A2.18 A2.19 A2.20 A2.21 A2.22 A2.23 A2.24 A2.25 A2.26 A2.27 A2.28 A2.29 A2.30 A2.31 A2.32 A2.33 A2.34 A2.35 A2.36
Nomor Soal 1 2 3 4 5 6 7
8
9
10
11
12
13
5 3 5 5 4 5 2 5 5 4 5 4 3 5 3 5 5 5 5 5 5 3 3 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5
7 10 10 9 10 9 9 8 6 8 9 8 9 8 10 8 10 7 10 9 7 7 9 9 7 7 10 9 9 10 7 7 9 9 7 8
20 15 15 15 15 12 15 12 12 15 17 15 20 12 15 12 10 20 15 14 15 20 15 15 15 12 8 15 20 17 20 20 15 18 15 15
10 8 9 7 9 10 9 10 10 9 9 10 10 10 10 10 9 10 10 9 7 9 10 7 10 10 10 7 10 10 10 10 9 9 7 7
10 20 10 15 18 15 14 16 15 20 20 20 14 16 15 16 17 16 10 15 15 14 15 15 20 20 18 15 12 15 20 15 12 12 15 12
14 25 12 12 15 15 25 18 20 10 20 20 20 18 20 18 15 15 15 17 12 20 20 12 14 12 12 10 14 20 10 12 12 12 12 10
12 12 12 10 15 18 10 12 20 14 15 18 7 12 15 12 10 15 20 12 10 5 15 10 15 12 15 15 15 10 15 20 15 15 10 15
4 5 5 5 5 5 3 6 4 3 6 7 7 6 7 6 5 6 5 5 5 7 7 5 4 4 5 5 6 7 7 7 6 6 5 5
4 6 5 5 5 6 4 5 4 3 5 5 3 5 5 5 3 4 5 4 5 3 5 5 4 4 5 5 4 5 4 4 3 4 5 5
3 5 7 5 4 3 6 7 4 6 7 7 7 7 5 7 5 6 7 7 5 7 5 4 5 5 6 5 5 7 6 6 4 5 5 5
4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 4 5 4 5 4 4 4 5 5 3 4 4 4
5 3 5 5 5 3 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5
4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 3 5 5 4 5 5 5 4 4 4 5
Total
Nilai
102 122 104 102 114 110 111 113 113 107 128 128 113 114 120 113 101 117 116 111 99 108 119 99 113 102 108 105 113 120 117 119 102 107 99 101
68 81 69 68 76 73 74 77 75 71 85 85 75 76 80 75 67 78 77 74 66 72 79 66 75 68 72 70 75 80 78 79 68 71 66 67
Nilai HOTS 66 80 58 59 72 70 73 68 77 68 81 83 71 68 75 68 61 76 70 67 59 68 75 59 74 66 63 62 71 72 75 77 63 66 59 59
Rata- rata 73.78
68.86
100
100
Skor Maksimal
174
Lampiran 19
UJI PENINGKATAN RATA-RATA PENGUASAAN KONSEP KELAS EKSPERIMEN Uji Statistik: Uji gain (g) Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan yaitu sebagai berikut:
=
<𝐺> <𝐺>𝑚𝑎𝑥
=
(<𝑆𝑓 >−<𝑆𝑖 >) (100−<𝑆𝑖 >)
Kriteria Pengujian: Nilai g ≥ 0.7 0.3 ≤ g < 0.7 g < 0.3
Kriteria tinggi sedang rendah
Berdasarkan data pada lampiran 17 diperoleh data sebagai berikut: Nilai Pretes Postes
Rata-Rata 51.17 78.25
Sehingga:
=
<𝐺> <𝐺>𝑚𝑎𝑥
=
(<𝑆𝑓 >−<𝑆𝑖 >) (100−<𝑆𝑖 >)
=
(78.25 − 51.17) (100−51.17)
= 0.555
Berdasarkan perhitungan di atas maka diperoleh = 0.555, sesuai dengan kriteria, maka peningkatan rata-rata penguasaan konsep siswa adalah sedang pada penerapan model pembelajaran inkuiri laboratorium berbantuan PhET.
175
UJI PENINGKATAN RATA-RATA PENGUASAAN KONSEP KELAS KONTROL Uji Statistik: Uji gain (g) Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan yaitu sebagai berikut:
=
<𝐺> <𝐺>𝑚𝑎𝑥
=
(<𝑆𝑓 >−<𝑆𝑖 >) (100−<𝑆𝑖 >)
Kriteria Pengujian: Nilai g ≥ 0.7 0.3 ≤ g < 0.7 g < 0.3
Kriteria tinggi sedang rendah
Berdasarkan data pada lampiran 17 diperoleh data sebagai berikut: Nilai Pretes Postes
Rata-Rata 51.58 73.78
Sehingga:
=
<𝐺> <𝐺>𝑚𝑎𝑥
=
(<𝑆𝑓 >−<𝑆𝑖 >) (100−<𝑆𝑖 >)
=
(73.78 − 51.58) (100−51.58)
= 0.458
Berdasarkan perhitungan di atas maka diperoleh = 0.458, sesuai dengan kriteria, maka peningkatan rata-rata penguasaan konsep siswa adalah sedang pada penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing.
176
Lampiran 20
UJI PENINGKATAN RATA-RATA KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI KELAS EKSPERIMEN Uji Statistik: Uji gain (g) Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan yaitu sebagai berikut:
=
<𝐺> <𝐺>𝑚𝑎𝑥
=
(<𝑆𝑓 >−<𝑆𝑖 >) (100−<𝑆𝑖 >)
Kriteria Pengujian: Nilai g ≥ 0.7 0.3 ≤ g < 0.7 g < 0.3
Kriteria tinggi sedang rendah
Berdasarkan data pada lampiran 17 diperoleh data sebagai berikut: Nilai Pretes Postes
Rata-Rata 48.03 74.14
Sehingga:
=
<𝐺> <𝐺>𝑚𝑎𝑥
=
(<𝑆𝑓 >−<𝑆𝑖 >) (100−<𝑆𝑖 >)
=
(74.14− 48.03) (100−48.03)
= 0.503
Berdasarkan perhitungan di atas maka diperoleh = 0.503, sesuai dengan kriteria, maka peningkatan rata-rata keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa adalah sedang pada penerapan model pembelajaran inkuiri laboratorium berbantuan PhET.
177
UJI PENINGKATAN RATA-RATA KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI KELAS KONTROL Uji Statistik: Uji gain (g) Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan yaitu sebagai berikut:
=
<𝐺> <𝐺>𝑚𝑎𝑥
=
(<𝑆𝑓 >−<𝑆𝑖 >) (100−<𝑆𝑖 >)
Kriteria Pengujian: Nilai g ≥ 0.7 0.3 ≤ g < 0.7 g < 0.3
Kriteria tinggi sedang rendah
Berdasarkan data pada lampiran 17 diperoleh data sebagai berikut: Nilai Pretes Postes
Rata-Rata 47.94 68.86
Sehingga:
=
<𝐺> <𝐺>𝑚𝑎𝑥
=
(<𝑆𝑓 >−<𝑆𝑖 >) (100−<𝑆𝑖 >)
=
(68.86 − 47.94) (100−47.94)
= 0.402
Berdasarkan perhitungan di atas maka diperoleh = 0.402, sesuai dengan kriteria, maka peningkatan rata-rata keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa adalah sedang pada penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing.
178
Lampiran 21 UJI PIHAK KANAN PENGUASAAN KONSEP
Hipotesis a. Ho: µ1 ≤ µ2 : penguasaan konsep fisika siswa dalam pembelajaran inkuiri laboratorium berbantuan PhET sama/ tidak lebih baik dibanding pembelajaran inkuiri terbimbing. b. Ha: µ1 > µ2 : penguasaan konsep fisika siswa dalam pembelajaran inkuiri laboratorium berbantuan PhET lebihKANAN baik dibandingkan pembelajaran inkuiri UJI PIHAK terbimbing. Hipotesis Ho : m1
<
m2
Ha : m1 > Uji Hipotesis
m2
Uji Hipotesis Untuk menguji hipotesis digunakan rumus: Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
𝑡=
𝑥̅1 − 𝑥̅2 x
t =
- x
11 1 2 𝑠√𝑛 1 + 1 s 1 𝑛+2
dimana,
n1
n
2
Dimana,
2 (𝑛1 − 1)𝑠122 + (𝑛2 − 1)𝑠 22 𝑠 s==√ (n 1 - 1)s1 + (n 2 - 1)s 2 −22 n𝑛1 ++n𝑛2 1
2
Ho ditolak apabila 𝑡 > 𝑡(1−𝛼)(𝑛1 +𝑛2 −2) Ho ditolak apabila t > t (1-a)(n1+n2-2) Daerah penerimaan Ho Dari data diperoleh:
DariSumber data pada lampiran sebelumnya, Kelompok diperoleh: variasi Kelompok Kontrol Jumlah Sumber n Variasi x Varians (s 2) N Standart deviasi (s)
Eksperimen Kelompok 1992 28 Eksperimen 71,13 29,8100 36 5,46
Kelompok 1967 29
Kontrol 67,82 37,0900 6,09 36
Rata- rata rumus di atas diperoleh: 78.25 Berdasarkan Standar deviasi 28 (s) 1 s
=
Varians (s2)
29,81 28 +
+ 29
6.11 1 29 2
37.33
37,09
5.28
= 5,789
27.88
67,82 = 2,16 1 1 5,79 + 28 29 Pada a = 5% dengan dk = 28 + 29 - 2 =55 diperoleh t (0.95)(66) = 2,00 t
=
71,13
73.78
Daerah penerimaan Ho 2,00
2,16
Hipotesis Hipotesis Ho : m1 Ho : m1 Ha : m1 Ha : m1
m2 m2 m2 m2
< < > >
179
Uji Hipotesis Uji Hipotesis Untuk menguji hipotesis digunakan rumus: Berdasarkan diatas diperoleh: Untuk mengujirumus hipotesis digunakan rumus:
x1 - x 2 x1 - x 2 t = (36 + (36 − 1)27.88 2282.37 t = 1− 1)37.33 1 √ 𝑠= s =√ = 5.71 1 + 1 + 36 − 2 70 s n 1 + n36 2 n1 n2
78.25 − 73.78 4.47 Dimana, 𝑡Dimana, = = = 3.32 1.35 21 1 (n√1 - 1+ )s 2 + (n 2 - 1)s 22 (n 1 36 s =5.71 - 1)s1136 + (n 2 - 1)s 2 s=
n1 + n 2 - 2 n +n -2
1 2 Pada ∝= 5% dengan 𝑑𝑘 = 36 + 36 − 2 = 70 diperoleh 𝑡(0.95)(70) = 1.67
Ho ditolak apabila t > t (1-a)(n1+n2-2) Ho ditolak apabila t > t (1-a)(n1+n2-2) Daerah Daerah penerimaan penerimaan Ho Ho
1.67
3.32
Dari data diperoleh: Dari data diperoleh: Kelompok Sumber variasi Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen Sumber variasi Kelompok Kareta t berada pada daerah penolakan H , maka dapatKontrol disimpulkan bahwa: o Eksperimen Jumlah 1992 1967 Jumlah 1992 n 28 29 diberi perlakuan, kelompok eksperimen lebih baik1967 dari kelompok kontrol. n 28 29 x 71,13 67,82 x (s 2) 71,13 67,82 Varians 29,8100 37,0900 2 Varians (s ) 29,8100 37,0900 Standart deviasi (s) 5,46 6,09 Standart deviasi (s) 5,46 6,09 Berdasarkan rumus di atas diperoleh: Berdasarkan rumus di atas diperoleh: s s
= =
t t
= =
Pada a = Pada a =
28 28
1 1
29,81 + 29 1 37,09 = 5,789 29,81+ + 29 29 1 28 2 37,09 = 5,789 28 + 29 2 71,13 67,82 = 2,16 71,13 167,82 1 = 2,16 5,79 + 1 1 28 5,79 + 29 5% dengan dk28 = 28 29 + 29 - 2 =55 diperoleh t (0.95)(66) = 2,00 5% dengan dk = 28 + 29 - 2 =55 diperoleh t (0.95)(66) = 2,00
Daerah penerimaan Daerah Ho penerimaan Ho 2,00 2,16 2,00 penolakan 2,16 Karena t berada pada daerah Ho, maka dapat disimpulkan bahwa Karena t eksperimen berada pada daerah penolakan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa kelompok lebih baik daripada kelompok kontrol kelompok eksperimen lebih baik daripada kelompok kontrol
setelah
180
Lampiran 22 UJI PIHAK KANAN KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI
Hipotesis a. Ho: µ1 ≤ µ2 : keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa dalam pembelajaran inkuiri laboratorium berbantuan PhET sama/ tidak lebih baik dibanding pembelajaran inkuiri terbimbing. b. Ha: µ1 > µ2 : keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa dalam pembelajaran inkuiri laboratorium berbantuan PhET lebih baik dibandingkan pembelajaran UJI PIHAK KANAN inkuiri terbimbing. Hipotesis Ho : m1
<
m2
Ha : m1 > Uji Hipotesis
m2
Uji Hipotesis Untuk menguji hipotesis digunakan rumus: Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
𝑡=
𝑥̅1 − 𝑥̅2 x
t =
- x
11 1 2 𝑠√𝑛 1 + 1 s 1 𝑛+2
dimana,
n1
n
2
Dimana,
2 (𝑛1 − 1)𝑠122 + (𝑛2 − 1)𝑠 22 𝑠 s==√ (n 1 - 1)s1 + (n 2 - 1)s 2 −22 n𝑛1 ++n𝑛2 1
2
Ho ditolak apabila 𝑡 > 𝑡(1−𝛼)(𝑛1 +𝑛2 −2) Ho ditolak apabila t > t (1-a)(n1+n2-2) Daerah penerimaan Ho Dari data diperoleh:
DariSumber data pada lampiran sebelumnya, Kelompok diperoleh: variasi Kelompok Kontrol Jumlah Sumber n Variasi x Varians (s 2) N Standart deviasi (s)
Eksperimen Kelompok 1992 28 Eksperimen 71,13 29,8100 36 5,46
Kelompok 1967 29
Kontrol 67,82 37,0900 6,09 36
Rata- rata rumus di atas diperoleh: 74.14 Berdasarkan Standar deviasi 28 (s) 1 s
=
Varians (s2)
29,81 28 +
+ 29
7.55 1 29 2
57.00
37,09
6.88
= 5,789
47.33
67,82 = 2,16 1 1 5,79 + 28 29 Pada a = 5% dengan dk = 28 + 29 - 2 =55 diperoleh t (0.95)(66) = 2,00 t
=
71,13
68.86
Daerah penerimaan Ho 2,00
2,16
UJI PIHAK KANAN
Hipotesis Hipotesis Ho : m1 Ho : m1 Ha : m1 Ha : m1
m2 m2 m2 m2
< < > >
181
Uji Hipotesis Uji Hipotesis Untuk menguji hipotesis digunakan rumus: Berdasarkan diatas diperoleh: Untuk mengujirumus hipotesis digunakan rumus:
x1 - x 2 t = (36 x 1−-1)57.00 x 2 + (36 − 1)47.33 3651.79 1 1 𝑠 t== √s =√ = 7.22 1 + 36 1 + 36 − 2 70 n1 + n 2 s n1 n2
74.14 − 68.86 5.28 Dimana, 𝑡Dimana, = = = 3.10 1.70 21 1 (n√1 - 1+ )s12 + (n 2 - 1)s 22 s =7.22 (n 36 - 1)s 36+ (n - 1)s s=
1
n 1 1+ n 2 -2 2 n1 + n 2 - 2
2
Pada ∝= 5% dengan 𝑑𝑘 = 36 + 36 − 2 = 70 diperoleh 𝑡(0.95)(70) = 1.67 Ho ditolak apabila t > t (1-a)(n1+n2-2) Ho ditolak apabila t > t (1-a)(n1+n2-2) Daerah Daerah penerimaan penerimaan Ho Ho
1.67
3.10
Dari data diperoleh: Dari data diperoleh: Kelompok Sumber variasi Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen Sumber variasi Kelompok Kareta t berada pada daerah penolakan H , maka dapatKontrol disimpulkan bahwa: o Eksperimen Jumlah 1992 1967 Jumlah 1992 n 28 29 diberi perlakuan, kelompok eksperimen lebih baik1967 dari kelompok kontrol. n 28 29 x 71,13 67,82 x (s 2) 71,13 67,82 Varians 29,8100 37,0900 2 Varians (s ) 29,8100 37,0900 Standart deviasi (s) 5,46 6,09 Standart deviasi (s) 5,46 6,09
setelah
Berdasarkan rumus di atas diperoleh: Berdasarkan rumus di atas diperoleh: s s
= =
28 28
1 1
29,81 29,81+ 28 28 +
+ 29 + 29 29 29
71,13 67,82 = 71,13 167,82 1 = 5,79 1 + 29 1 28 5,79 + 28 29 Pada a = 5% dengan dk = 28 + 29 Pada a = 5% dengan dk = 28 + 29 t t
1 1 2 2
37,09 37,09
= 5,789 = 5,789
= 2,16 = 2,16 - 2 =55 diperoleh t (0.95)(66) = 2,00 - 2 =55 diperoleh t (0.95)(66) = 2,00
Daerah Daerah penerimaan penerimaan Ho Ho 2,00 2,16 2,00 penolakan 2,16 Karena t berada pada daerah Ho, maka dapat disimpulkan bahwa Karena t eksperimen berada pada daerah penolakan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa kelompok lebih baik daripada kelompok kontrol kelompok eksperimen lebih baik daripada kelompok kontrol
182
Lampiran 23 Analisis Nilai Pretes pada tiap Materi Kelas Eksperimen Keterangan :
Responden
Materi 1 Materi 2 Materi 3 Materi 4
Soal 1
Skor Max
5
A1.01 A1.02 A1.03 A1.04 A1.05 A1.06 A1.07 A1.08 A1.09 A1.10 A1.11 A1.12 A1.13 A1.14
4 4 5 5 4 5 0 5 5 4 2 5 2 3
: Kuat Arus, Hambatan, dan Hukum Ohm : Rangkaian Hambatan : Hukum Khirchhoff : Alat Ukur Listrik Materi 1 Soal Soal 6 10 5 10 0 2 2 3 4 2 2 2 2 2 3 3 5 2
7 5 10 9 8 8 8 8 5 8 8 7 8 10
Soal 12 30 15 10 15 15 6 5 6 5 10 0 15 8 12 12
Total 50
Soal 2 7.5
26 21 32 32 22 20 16 20 22 14 28 23 27 27
3 2 5 3 5 4 4 3 2 3 1 5 3 1
Materi 2 Soal Soal Soal 3 4 5 5 7.5 5 4 5 5 5 3 5 5 5 1 3 4 5 4 5
5 0 4 1 2 2 2 2 1 3 3 2 2 4
3 5 5 4 0 5 5 5 5 2 5 5 1 2
Soal 9 20
Total
6 8 12 10 5 12 6 5 10 10 10 12 10 10
21 20 31 23 15 28 22 20 19 21 23 29 20 22
45
Materi 3 Total Soal Soal Soal 8 11 13 10 20 20 50 7 9 5 2 9 9 8 9 5 3 8 9 8 6
6 7 10 6 12 9 20 8 10 16 8 12 16 12
10 12 5 14 10 8 10 12 12 15 5 5 5 12
23 28 20 22 31 26 38 29 27 34 21 26 29 30
Materi 4 Total
Soal 7 5
5
2 2 3 3 3 3 4 3 3 5 2 3 5 4
2 2 3 3 3 3 4 3 3 5 2 3 5 4
182
183
A1.15 A1.16 A1.17 A1.18 A1.19 A1.20 A1.21 A1.22 A1.23 A1.24 A1.25 A1.26 A1.27 A1.28 A1.29 A1.30 A1.31 A1.32 A1.33 A1.34 A1.35 A1.36
4 3 3 3 4 5 3 2 1 5 3 2 1 4 1 2 2 2 4 3 2 3
4 4 2 5 5 5 4 2 4 5 4 3 5 4 3 3 5 1 4 5 1 4
10 9 8 9 5 7 10 10 10 8 10 10 8 5 10 8 8 10 8 10 10 9
6 12 15 9 9 9 15 15 10 15 12 9 10 6 6 15 9 3 6 15 15 8
24 28 28 26 23 26 32 29 25 33 29 24 24 19 20 28 24 16 22 33 28 24
Jumlah Rata- rata
895 24.86
2 3 2 2 4 2 1 3 4 1 2 3 4 3 1 5 2 3 4 1 5 5
1 2 3 4 5 4 4 3 5 2 3 0 3 5 3 5 3 3 4 4 2 0
4 5 2 4 4 5 2 2 5 5 4 2 5 1 0 1 1 5 0 2 1 3
5 4 1 2 3 2 5 5 3 3 4 5 5 2 5 0 5 0 3 5 5 4
7 5 8 16 10 8 10 16 10 4 15 12 7 10 4 12 8 15 15 9 5 10
19 19 16 28 26 21 22 29 27 15 28 22 24 21 13 23 19 26 26 21 18 22
Jumlah 799 Rata- rata 22.19
7 6 7 5 9 7 9 7 9 5 7 5 7 6 9 9 10 5 7 10 7 8
15 10 12 5 5 15 15 10 5 12 10 15 10 10 14 10 10 16 6 8 12 15
15 6 5 6 6 2 16 0 10 8 15 10 10 10 10 5 15 15 10 4 8 10
37 22 24 16 20 24 40 17 24 25 32 30 27 26 33 24 35 36 23 22 27 33
4 2 3 1 5 1 1 2 2 5 1 4 0 5 5 3 0 3 1 1 4 1
4 2 3 1 5 1 1 2 2 5 1 4 0 5 5 3 0 3 1 1 4 1
Jumlah 981 Rata- rata 27.25
Jumlah Rata-rata
99 2.75
183
184
Analisis Nilai Postes pada tiap Materi Kelas Eksperimen Keterangan :
Responden
Materi 1 Materi 2 Materi 3 Materi 4
Soal 1
Skor Max
5
A1.01 A1.02 A1.03 A1.04 A1.05 A1.06 A1.07 A1.08 A1.09 A1.10 A1.11 A1.12 A1.13 A1.14 A1.15
5 5 5 5 4 5 3 5 5 4 2 5 5 3 4
: Kuat Arus, Hambatan, dan Hukum Ohm : Rangkaian Hambatan : Hukum Khirchhoff : Alat Ukur Listrik Materi 1 Soal Soal 6 10 5 10 2 4 3 5 5 3 3 3 4 5 5 5 5 5 5
10 10 10 9 8 10 8 8 10 9 9 8 9 10 10
Soal 12 30
Total 50
Soal 2 7.5
15 15 25 30 15 20 25 20 20 10 25 15 20 18 20
32 34 43 49 32 38 39 36 39 28 41 33 39 36 39
4 3 6 5 5 5 5 4 4 3 3 7.5 6 7 7.5
Materi 2 Soal Soal Soal 3 4 5 5 7.5 5 5 5 5 5 5 6 6 6 4 3 4 5 5 5 5
6 4 5 5 4 3 3 3 4 6 6 7.5 7 7 7.5
4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5
Soal 9 20
Total
15 12 15 15 12 12 15 15 12 15 15 17 17 15 20
34 29 36 34 31 31 34 33 29 32 33 42 40 38 45
45
Materi 3 Total Soal Soal Soal 8 11 13 10 20 20 50 8 9 8 10 10 9 10 9 7 8 9 10 9 8 8
15 15 12 18 18 15 20 15 15 20 14 17 20 20 17
15 20 20 15 15 20 12 12 20 15 10 15 15 18 17
38 44 40 43 43 44 42 36 42 43 33 42 44 46 42
Materi 4 Total
Soal 7 5
5
3 3 4 5 4 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5
3 3 4 5 4 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5
184
185
A1.16 A1.17 A1.18 A1.19 A1.20 A1.21 A1.22 A1.23 A1.24 A1.25 A1.26 A1.27 A1.28 A1.29 A1.30 A1.31 A1.32 A1.33 A1.34 A1.35 A1.36
5 5 5 5 5 5 3 3 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 3
5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5
10 9 10 10 9 10 10 10 9 10 10 9 7 10 9 9 10 9 10 10 10
18 20 14 14 17 30 20 20 20 25 14 16 12 12 20 14 10 12 20 17 14
38 38 34 34 36 50 37 38 39 45 33 35 29 31 39 33 28 31 40 37 32
Jumlah Rata- rata
1315 36.53
6 5 6 5 5 7.5 7 7 7 7 4 7 5 5 7 7.5 7 6 7 7.5 7
5 3 4 5 4 5 3 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5
7 5 6 7 7 7.5 7 5 7 7 5 7 5 6 7 7.5 6 5 7 7.5 6
5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5
12 13 20 15 14 15 20 15 12 20 15 15 15 8 17 15 20 20 16 15 15
35 30 40 36 35 39 42 37 36 44 33 39 34 29 40 40 42 39 40 40 38
Jumlah Rata- rata
1309 36.36
8 9 7 10 9 10 9 10 7 9 7 9 10 10 10 10 7 9 10 9 10
16 17 10 10 20 20 14 15 17 17 20 15 15 18 15 15 20 12 14 17 20
12 10 12 12 12 20 5 15 16 20 15 20 15 15 10 20 20 15 10 14 15
36 36 29 32 41 50 28 40 40 46 42 44 40 43 35 45 47 36 34 40 45
4 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 4
4 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 4
Jumlah 1451 Rata- rata 40.31
Jumlah Rata-rata
162 4.50
185
186
Analisis Nilai Pretes pada tiap Materi Kelas Kontrol Keterangan :
Responden
Materi 1 Materi 2 Materi 3 Materi 4
Soal 1
Skor Max
5
A2.01 A2.02 A2.03 A2.04 A2.05 A2.06 A2.07 A2.08 A2.09 A2.10 A2.11 A2.12 A2.13 A2.14 A2. 15
4 5 5 3 4 2 5 1 4 2 3 3 2 3 4
: Kuat Arus, Hambatan, dan Hukum Ohm : Rangkaian Hambatan : Hukum Khirchhoff : Alat Ukur Listrik Materi 1 Soal Soal 6 10 5 10 5 2 5 2 5 5 3 4 5 2 4 5 4 2 4
7 10 7 8 5 8 7 10 5 10 10 10 8 10 10
Materi 2 Total Soal 12 30 50 12 15 9 15 9 12 8 10 9 15 12 10 12 12 6
28 32 26 28 23 27 23 25 23 29 29 28 26 27 24
Total
Soal 2
Soal 3
Soal 4
Soal 5
Soal 9
7.5
5
7.5
5
20
45
4 5 2 2 4 3 5 4 4 3 2 2 3 1 2
4 5 4 3 5 4 5 5 5 3 3 3 4 5 1
5 4 5 2 4 2 2 5 4 2 4 4 2 4 3
0 5 2 1 3 1 5 3 3 5 4 4 1 2 5
7 12 8 8 10 10 12 10 10 15 15 12 10 10 7
20 31 21 16 26 20 29 27 26 28 28 25 20 22 18
Materi 3 Soal Soal 8 11 10 20 6 5 7 7 9 8 9 9 9 7 7 9 8 6 7
6 10 15 12 6 16 12 5 5 10 10 12 16 9 15
Materi 4 Total Soal 13 20 50 10 5 2 5 6 5 5 10 6 0 15 15 5 10 15
22 20 24 24 21 29 26 24 20 17 32 36 29 25 37
Total
Soal 7 5
5
2 3 1 3 5 5 3 2 5 4 1 1 5 4 4
2 3 1 3 5 5 3 2 5 4 1 1 5 4 4
186
187
A2.16 A2.17 A2.18 A2.19 A2.20 A2.21 A2.22 A2.23 A2.24 A2.25 A2.26 A2.27 A2.28 A2.29 A2.30 A2.31 A2.32 A2.33 A2.34 A2.35 A2.36
1 3 3 5 2 4 3 1 1 2 4 1 4 3 2 2 2 4 3 2 5
4 2 5 5 3 4 5 4 3 3 4 5 4 3 3 5 5 4 5 1 1
10 8 9 10 10 8 10 10 10 8 8 8 5 10 8 8 10 8 10 10 8
10 15 9 15 9 5 15 12 6 15 6 12 6 6 15 12 3 6 15 12 8
25 28 26 35 24 21 33 27 20 28 22 26 19 22 28 27 20 22 33 25 22
Jumlah Rata- rata
931 25.86
4 2 2 1 3 4 1 4 1 5 4 4 4 3 5 2 3 4 1 5 3
5 3 4 2 0 4 4 5 3 5 4 3 5 3 5 3 3 4 4 2 0
5 2 4 5 2 0 2 5 0 1 0 5 3 0 4 3 4 0 2 1 4
3 1 2 3 5 3 5 3 5 0 3 5 2 5 0 5 0 3 5 5 3
12 8 16 5 12 15 9 10 4 12 15 7 10 4 12 9 15 15 9 6 10
29 16 28 16 22 26 21 27 13 23 26 24 24 15 26 22 25 26 21 19 20
Jumlah 826 Rata- rata 22.94
9 7 5 5 5 7 10 9 9 9 7 8 6 9 9 10 5 7 5 7 8
5 12 10 12 15 6 8 5 14 10 5 10 10 14 10 10 16 5 8 8 12
10 5 8 8 10 10 4 12 10 5 10 12 10 10 5 15 15 10 6 8 5
24 24 23 25 30 23 22 26 33 24 22 30 26 33 24 35 36 22 19 23 25
2 3 1 5 4 1 1 3 5 3 1 0 5 5 3 0 3 1 1 4 4
2 3 1 5 4 1 1 3 5 3 1 0 5 5 3 0 3 1 1 4 4
Jumlah 935 Rata- rata 25.97
Jumlah Rata-rata
103 2.86
187
188
Analisis Nilai Postes pada tiap Materi Kelas Kontrol Keterangan :
Responden
Materi 1 Materi 2 Materi 3 Materi 4
Soal 1
Skor Max
5
A2.01 A2.02 A2.03 A2.04 A2.05 A2.06 A2.07 A2.08 A2.09 A2.10 A2.11 A2.12 A2.13 A2.14 A2.15
5 3 5 5 4 5 2 5 5 4 5 4 3 5 3
: Kuat Arus, Hambatan, dan Hukum Ohm : Rangkaian Hambatan : Hukum Khirchhoff : Alat Ukur Listrik Materi 1 Soal Soal 6 10 5 10 5 3 5 5 5 3 5 5 4 5 5 5 4 5 5
10 8 9 7 9 10 9 10 10 9 9 10 10 10 10
Total Soal 12 30 50 14 25 12 12 15 15 25 18 20 10 20 20 20 18 20
34 39 31 29 33 33 41 38 39 28 39 39 37 38 38
Soal 2 7.5 4 5 5 5 5 5 3 6 4 3 6 7 7 6 7
Materi 2 Soal Soal Soal 3 4 5 5 7.5 5 4 6 5 5 5 6 4 5 4 3 5 5 3 5 5
3 5 7 5 4 3 6 7 4 6 7 7 7 7 5
4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5
Soal Total 9 20 45 20 15 15 15 15 12 15 12 12 15 17 15 20 12 15
35 36 36 34 34 31 33 35 29 32 40 38 42 35 37
Materi 3 Total Soal Soal Soal 8 11 13 10 20 20 50 7 10 10 9 10 9 9 8 6 8 9 8 9 8 10
10 20 10 15 18 15 14 16 15 20 20 20 14 16 15
12 12 12 10 15 18 10 15 20 14 15 18 7 12 15
29 42 32 34 43 42 33 39 41 42 44 46 30 36 40
Materi 4 Total
Soal 7 5
5
4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5
4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5
188
189
A2.16 A2.17 A2.18 A2.19 A2.20 A2.21 A2.22 A2.23 A2.24 A2.25 A2.26 A2.27 A2.28 A2.29 A2.30 A2.31 A2.32 A2.33 A2.34 A2.35 A2.36
5 5 5 5 5 5 3 3 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5
5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5
10 9 10 10 9 7 9 10 7 10 10 10 7 10 10 10 10 9 9 7 7
18 15 15 15 17 12 20 20 12 14 12 12 10 14 20 10 12 12 12 12 10
38 33 35 35 36 29 36 38 27 33 31 31 27 34 40 28 30 31 30 29 27
Jumlah Rata- rata
1214 33.72
6 5 6 5 5 5 7 7 5 4 4 5 5 6 7 7 7 6 6 5 5
5 3 4 5 4 5 3 5 5 4 4 5 5 4 5 4 4 3 4 5 5
7 5 6 7 7 5 7 5 4 5 5 6 5 5 7 6 6 4 5 5 5
5 4 4 4 5 4 5 5 4 5 4 5 4 4 4 5 5 3 4 4 4
12 10 20 15 14 15 20 15 15 15 12 8 15 20 17 20 20 15 18 15 15
35 27 40 36 35 34 42 37 33 33 29 29 34 39 40 42 42 31 37 34 34
Jumlah Rata- rata
1270 35.28
8 10 7 10 9 7 7 9 9 7 7 10 9 9 10 7 7 9 9 7 8
16 17 16 10 15 15 14 15 15 20 20 18 15 12 15 20 15 12 12 15 12
12 10 15 20 12 10 5 15 10 15 12 15 15 15 10 15 20 15 15 10 15
36 37 38 40 36 32 26 39 34 42 39 43 39 36 35 42 42 36 36 32 35
4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 3 5 5 4 5 5 5 4 4 4 5
4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 3 5 5 4 5 5 5 4 4 4 5
Jumlah 1348 Rata- rata 37.44
Jumlah Rata-rata
161 4.47
189
190
Lampiran 24
UJI PENINGKATAN RATA-RATA PENGUASAAN KONSEP MATERI 1 (KUAT ARUS, HAMBATAN, DAN HUKUM OHM) KELAS EKSPERIMEN Uji Statistik: Uji gain (g) Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan yaitu sebagai berikut:
=
<𝐺> <𝐺>𝑚𝑎𝑥
=
(<𝑆𝑓 >−<𝑆𝑖 >) (50−<𝑆𝑖 >)
Kriteria Pengujian: Nilai g ≥ 0.7 0.3 ≤ g < 0.7 g < 0.3
Kriteria tinggi sedang rendah
Berdasarkan data pada lampiran 17 diperoleh data sebagai berikut: Nilai Pretes Postes
Rata-Rata 24.86 36.53
Sehingga:
=
<𝐺> <𝐺>𝑚𝑎𝑥
=
(<𝑆𝑓 >−<𝑆𝑖 >) (50−<𝑆𝑖 >)
=
(36.53− 24.86) (50−24.86)
= 0.464
Berdasarkan perhitungan di atas maka diperoleh = 0.464, sesuai dengan kriteria, maka peningkatan rata-rata materi 1 (kuat arus, hambatan, dan hukum Ohm) siswa adalah sedang pada penerapan model pembelajaran inkuiri laboratorium berbantuan PhET.
191
UJI PENINGKATAN RATA-RATA PENGUASAAN KONSEP MATERI 2 (RANGKAIAN HAMBATAN) KELAS EKSPERIMEN Uji Statistik: Uji gain (g) Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan yaitu sebagai berikut:
=
<𝐺> <𝐺>𝑚𝑎𝑥
=
(<𝑆𝑓 >−<𝑆𝑖 >) (45−<𝑆𝑖 >)
Kriteria Pengujian: Nilai g ≥ 0.7 0.3 ≤ g < 0.7 g < 0.3
Kriteria tinggi sedang rendah
Berdasarkan data pada lampiran 17 diperoleh data sebagai berikut: Nilai Pretes Postes
Rata-Rata 22.19 36.36
Sehingga:
=
<𝐺> <𝐺>𝑚𝑎𝑥
=
(<𝑆𝑓 >−<𝑆𝑖 >) (45−<𝑆𝑖 >)
=
(36.36 − 22.19) (45−22.19)
= 0.621
Berdasarkan perhitungan di atas maka diperoleh = 0.621, sesuai dengan kriteria, maka peningkatan rata-rata materi 2 (rangkaian hambatan) siswa adalah sedang pada penerapan model pembelajaran inkuiri laboratorium berbantuan PhET.
192
UJI PENINGKATAN RATA-RATA PENGUASAAN KONSEP MATERI 3 (HUKUM KHIRCHHOFF) KELAS EKSPERIMEN Uji Statistik: Uji gain (g) Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan yaitu sebagai berikut:
=
<𝐺> <𝐺>𝑚𝑎𝑥
=
(<𝑆𝑓 >−<𝑆𝑖 >) (50−<𝑆𝑖 >)
Kriteria Pengujian: Nilai g ≥ 0.7 0.3 ≤ g < 0.7 g < 0.3
Kriteria tinggi sedang rendah
Berdasarkan data pada lampiran 17 diperoleh data sebagai berikut: Nilai Pretes Postes
Rata-Rata 27.25 40.31
Sehingga:
=
<𝐺> <𝐺>𝑚𝑎𝑥
=
(<𝑆𝑓 >−<𝑆𝑖 >) (50−<𝑆𝑖 >)
=
(40.31− 27.25) (50−27.25)
= 0.574
Berdasarkan perhitungan di atas maka diperoleh = 0.574, sesuai dengan kriteria, maka peningkatan rata-rata materi 3 (hukum Khirchhoff) siswa adalah sedang pada penerapan model pembelajaran inkuiri laboratorium berbantuan PhET.
193
UJI PENINGKATAN RATA-RATA PENGUASAAN KONSEP MATERI 4 (ALAT UKUR LISTRIK) KELAS EKSPERIMEN Uji Statistik: Uji gain (g) Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan yaitu sebagai berikut:
=
<𝐺> <𝐺>𝑚𝑎𝑥
=
(<𝑆𝑓 >−<𝑆𝑖 >) (5−<𝑆𝑖 >)
Kriteria Pengujian: Nilai g ≥ 0.7 0.3 ≤ g < 0.7 g < 0.3
Kriteria tinggi sedang rendah
Berdasarkan data pada lampiran 17 diperoleh data sebagai berikut: Nilai Pretes Postes
Rata-Rata 2.75 4.50
Sehingga:
=
<𝐺> <𝐺>𝑚𝑎𝑥
=
(<𝑆𝑓 >−<𝑆𝑖 >) (5−<𝑆𝑖 >)
=
(4.50 − 2.75) (5−2.75)
= 0.777
Berdasarkan perhitungan di atas maka diperoleh = 0.777, sesuai dengan kriteria, maka peningkatan rata-rata materi 4 (alat ukur listrik) siswa adalah tinggi pada penerapan model pembelajaran inkuiri laboratorium berbantuan PhET.
194
Lampiran 25
UJI PENINGKATAN RATA-RATA PENGUASAAN KONSEP MATERI 1 (KUAT ARUS, HAMBATAN, DAN HUKUM OHM) KELAS KONTROL Uji Statistik: Uji gain (g) Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan yaitu sebagai berikut:
=
<𝐺> <𝐺>𝑚𝑎𝑥
=
(<𝑆𝑓 >−<𝑆𝑖 >) (50−<𝑆𝑖 >)
Kriteria Pengujian: Nilai g ≥ 0.7 0.3 ≤ g < 0.7 g < 0.3
Kriteria tinggi sedang rendah
Berdasarkan data pada lampiran 17 diperoleh data sebagai berikut: Nilai Pretes Postes
Rata-Rata 25.86 33.72
Sehingga:
=
<𝐺> <𝐺>𝑚𝑎𝑥
=
(<𝑆𝑓 >−<𝑆𝑖 >) (50−<𝑆𝑖 >)
=
(33.72− 25.86) (50−25.86)
= 0.326
Berdasarkan perhitungan di atas maka diperoleh = 0.326, sesuai dengan kriteria, maka peningkatan rata-rata materi 1 (kuat arus, hambatan, dan hukum Ohm) siswa adalah sedang pada penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing.
195
UJI PENINGKATAN RATA-RATA PENGUASAAN KONSEP MATERI 2 (RANGKAIAN HAMBATAN) KELAS KONTROL Uji Statistik: Uji gain (g) Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan yaitu sebagai berikut:
=
<𝐺> <𝐺>𝑚𝑎𝑥
=
(<𝑆𝑓 >−<𝑆𝑖 >) (45−<𝑆𝑖 >)
Kriteria Pengujian: Nilai g ≥ 0.7 0.3 ≤ g < 0.7 g < 0.3
Kriteria tinggi sedang rendah
Berdasarkan data pada lampiran 17 diperoleh data sebagai berikut: Nilai Pretes Postes
Rata-Rata 22.94 35.28
Sehingga:
=
<𝐺> <𝐺>𝑚𝑎𝑥
=
(<𝑆𝑓 >−<𝑆𝑖 >) (45−<𝑆𝑖 >)
=
(35.28 − 22.94) (45−22.94)
= 0.559
Berdasarkan perhitungan di atas maka diperoleh = 0.559, sesuai dengan kriteria, maka peningkatan rata-rata materi 2 (rangkaian hambatan) siswa adalah sedang pada penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing.
196
UJI PENINGKATAN RATA-RATA PENGUASAAN KONSEP MATERI 3 (HUKUM KHIRCHHOFF) KELAS KONTROL Uji Statistik: Uji gain (g) Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan yaitu sebagai berikut:
=
<𝐺> <𝐺>𝑚𝑎𝑥
=
(<𝑆𝑓 >−<𝑆𝑖 >) (50−<𝑆𝑖 >)
Kriteria Pengujian: Nilai g ≥ 0.7 0.3 ≤ g < 0.7 g < 0.3
Kriteria tinggi sedang rendah
Berdasarkan data pada lampiran 17 diperoleh data sebagai berikut: Nilai Pretes Postes
Rata-Rata 25.97 37.44
Sehingga:
=
<𝐺> <𝐺>𝑚𝑎𝑥
=
(<𝑆𝑓 >−<𝑆𝑖 >) (50−<𝑆𝑖 >)
=
(37.44− 25.97) (50−25.97)
= 0.477
Berdasarkan perhitungan di atas maka diperoleh = 0.477, sesuai dengan kriteria, maka peningkatan rata-rata materi 3 (hukum Khirchhoff) siswa adalah sedang pada penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing.
197
UJI PENINGKATAN RATA-RATA PENGUASAAN KONSEP MATERI 4 (ALAT UKUR LISTRIK) KELAS KONTROL Uji Statistik: Uji gain (g) Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan yaitu sebagai berikut:
=
<𝐺> <𝐺>𝑚𝑎𝑥
=
(<𝑆𝑓 >−<𝑆𝑖 >) (5−<𝑆𝑖 >)
Kriteria Pengujian: Nilai g ≥ 0.7 0.3 ≤ g < 0.7 g < 0.3
Kriteria tinggi sedang rendah
Berdasarkan data pada lampiran 17 diperoleh data sebagai berikut: Nilai Pretes Postes
Rata-Rata 2.86 4.47
Sehingga:
=
<𝐺> <𝐺>𝑚𝑎𝑥
=
(<𝑆𝑓 >−<𝑆𝑖 >) (5−<𝑆𝑖 >)
=
(4.47 − 2.86) (5−2.86)
= 0.752
Berdasarkan perhitungan di atas maka diperoleh = 0.752, sesuai dengan kriteria, maka peningkatan rata-rata materi 4 (alat ukur listrik) siswa adalah tinggi pada penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing.
198
Lampiran 26 Analisis Nilai Pretes untuk Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Kelas Eksperimen Keterangan:
Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4
: Membagi atau menstrukturkan informasi menjadi lebih sederhana untuk mengenali pola atau hubungannya : Mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat dari skenario yang rumit : Membuat hipotesis, mengkritik, dan melakukan pengujian : Merancang suatu cara untuk menyelesaikan masalah Nilai per indikator
Nilai per soal Responden Soal 9 A1.01 A1.02 A1.03 A1.04 A1.05 A1.06 A1.07 A1.08 A1.09 A1.10 A1.11 A1.12 A1.13 A1.14
6 8 12 10 5 12 6 5 10 10 10 12 10 10
Soal Soal 10 11 Skor maksimal 7 5 10 9 8 8 8 8 5 8 8 7 8 10
6 7 10 6 12 9 20 8 10 16 8 12 16 12
Soal 12 15 10 15 15 6 5 6 5 10 0 15 8 12 12
Soal 13 10 12 5 14 10 8 10 12 12 15 5 5 5 12
Indikator 1 Soal Soal Soal Total 9 11 12 10 10 10 30 3 4 7 6 2 9 2 0 6 7 7 8 5 6
2 4 5 3 8 6 10 5 6 10 3 9 10 9
9 3 8 9 0 0 0 0 4 0 9 1 5 6
14 11 20 18 10 15 12 5 16 17 19 18 20 21
Indikator 2 Soal Soal Soal Total 10 12 13 10 10 10 30 7 5 10 9 8 8 8 8 5 8 8 7 8 10
3 2 3 2 1 4 5 3 3 0 2 2 4 1
6 7 2 10 5 5 6 7 9 10 0 2 1 7
16 14 15 21 14 17 19 18 17 18 10 11 13 18
Indikator 3 Soal Soal Total 12 13 10 10 20 3 5 4 4 5 1 1 2 3 0 4 5 3 5
4 5 3 4 5 3 4 5 3 5 5 3 4 5
7 10 7 8 10 4 5 7 6 5 9 8 7 10
Indikator 4 Soal Soal 9 11 10 10 3 4 5 4 3 3 4 5 4 3 3 4 5 4
4 3 5 3 4 3 10 3 4 6 5 3 6 3
Total 20 7 7 10 7 7 6 14 8 8 9 8 7 11 7
198
199
A1.15 A1.16 A1.17 A1.18 A1.19 A1.20 A1.21 A1.22 A1.23 A1.24 A1.25 A1.26 A1.27 A1.28 A1.29 A1.30 A1.31 A1.32 A1.33 A1.34 A1.35 A1.36
7 5 8 16 10 8 10 16 10 4 15 12 7 10 4 12 8 15 15 9 5 10
10 9 8 9 5 7 10 10 10 8 10 10 8 5 10 8 8 10 8 10 10 9
15 10 12 5 5 15 15 10 5 12 10 15 10 10 14 10 10 16 6 8 12 15
6 12 15 9 9 9 15 15 10 15 12 9 10 6 6 15 9 3 6 15 15 8
15 6 5 6 6 2 16 0 10 8 15 10 10 10 10 5 15 15 10 4 8 10
4 2 4 10 6 5 7 10 5 0 10 9 3 5 0 9 5 10 10 5 2 7
10 7 8 2 0 10 10 7 0 9 6 10 5 7 10 7 5 10 2 5 7 10
0 6 8 2 3 1 9 8 3 9 4 3 3 0 0 7 3 0 0 9 7 2
14 15 20 14 9 16 26 25 8 18 20 22 11 12 10 23 13 20 12 19 16 19
10 9 8 9 5 7 10 10 10 8 10 10 8 5 10 8 8 10 8 10 10 9
2 2 2 6 5 6 3 6 3 1 5 1 3 2 1 7 5 1 3 5 4 1
10 2 0 3 2 0 10 0 5 5 10 5 7 6 5 2 10 10 7 0 3 7
22 13 10 18 12 13 23 16 18 14 25 16 18 13 16 17 23 21 18 15 17 17
4 4 5 1 1 2 3 1 4 5 3 5 4 4 5 1 1 2 3 1 4 5
5 4 5 3 4 2 6 0 5 3 5 5 3 4 5 3 5 5 3 4 5 3
9 8 10 4 5 4 9 1 9 8 8 10 7 8 10 4 6 7 6 5 9 8
3 3 4 6 4 3 3 6 5 4 5 3 4 5 4 3 3 5 5 4 3 3
5 3 4 3 5 5 5 3 5 3 4 5 5 3 4 3 5 6 4 3 5 5
8 6 8 9 9 8 8 9 10 7 9 8 9 8 8 6 8 11 9 7 8 8
Jumlah
578
596
258
297
Rata- rata
16.06
16.56
7.17
8.25
199
200
Analisis Nilai Postes untuk Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Kelas Eksperimen Keterangan:
Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4
: Membagi atau menstrukturkan informasi menjadi lebih sederhana untuk mengenali pola atau hubungannya : Mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat dari skenario yang rumit : Membuat hipotesis, mengkritik, dan melakukan pengujian : Merancang suatu cara untuk menyelesaikan masalah Nilai per indikator
Nilai per soal Responden Soal 9 A1.01 A1.02 A1.03 A1.04 A1.05 A1.06 A1.07 A1.08 A1.09 A1.10 A1.11 A1.12 A1.13 A1.14 A1.15
15 12 15 15 12 12 15 15 12 15 15 17 17 15 20
Soal Soal 10 11 Skor maksimal 10 10 10 9 8 10 8 8 10 9 9 8 9 10 10
15 15 12 18 18 15 20 15 15 20 14 17 20 20 17
Soal 12 15 15 25 30 15 20 25 20 20 10 25 15 20 18 20
Soal 13 15 20 20 15 15 20 12 12 20 15 10 15 15 18 17
Indikator 1 Soal Soal Soal Total 9 11 12 10 10 10 30 7 5 9 6 4 4 8 9 3 7 7 10 10 6 10
8 7 3 8 8 8 10 6 9 10 7 9 10 10 7
6 8 10 10 9 5 5 7 10 4 10 8 8 8 8
21 20 22 24 21 17 23 22 22 21 24 27 28 24 25
Indikator 2 Soal Soal Soal Total 10 12 13 10 10 10 30 10 10 10 9 8 10 8 8 10 9 9 8 9 10 10
6 3 10 10 2 5 10 9 5 1 5 4 9 6 7
8 10 10 6 8 10 5 4 10 6 3 7 8 10 8
24 23 30 25 18 25 23 21 25 16 17 19 26 26 25
Indikator 3 Soal Soal Total 12 13 10 10 20 3 4 5 10 4 10 10 4 5 5 10 3 3 4 5
7 10 10 9 7 10 7 8 10 9 7 8 7 8 9
10 14 15 19 11 20 17 12 15 14 17 11 10 12 14
Indikator 4 Soal Soal 9 11 10 10 8 7 6 9 8 8 7 6 9 8 8 7 7 9 10
7 8 9 10 10 7 10 9 6 10 7 8 10 10 10
Total 20 15 15 15 19 18 15 17 15 15 18 15 15 17 19 20
200
201
A1.16 A1.17 A1.18 A1.19 A1.20 A1.21 A1.22 A1.23 A1.24 A1.25 A1.26 A1.27 A1.28 A1.29 A1.30 A1.31 A1.32 A1.33 A1.34 A1.35 A1.36
12 13 20 15 14 15 20 15 12 20 15 15 15 8 17 15 20 20 16 15 15
10 9 10 10 9 10 10 10 9 10 10 9 7 10 9 9 10 9 10 10 10
16 17 10 10 20 20 14 15 17 17 20 15 15 18 15 15 20 12 14 17 20
18 20 14 14 17 30 20 20 20 25 14 16 12 12 20 14 10 12 20 17 14
12 10 12 12 12 20 5 15 16 20 15 20 15 15 10 20 20 15 10 14 15
4 6 10 6 6 7 10 9 3 10 7 8 9 4 9 7 10 10 7 7 7
9 9 1 4 10 10 6 6 7 7 10 7 6 8 10 8 10 3 8 7 10
9 5 6 4 5 10 8 7 10 5 5 9 4 2 8 5 3 4 10 5 5
22 20 17 14 21 27 24 22 20 22 22 24 19 14 27 20 23 17 25 19 22
10 9 10 10 9 10 10 10 9 10 10 9 7 10 9 9 10 9 10 10 10
4 5 5 7 8 10 7 9 7 10 5 2 3 6 9 6 3 3 5 8 6
3 3 4 5 4 10 2 8 8 10 7 10 6 8 2 10 10 6 1 7 7
17 17 19 22 21 30 19 27 24 30 22 21 16 24 20 25 23 18 16 25 23
5 10 3 3 4 10 5 4 3 10 4 5 5 4 3 3 4 5 5 4 3
9 7 8 7 8 10 3 7 8 10 8 10 9 7 8 10 10 9 9 7 8
14 17 11 10 12 20 8 11 11 20 12 15 14 11 11 13 14 14 14 11 11
8 7 10 9 8 8 10 6 9 10 8 7 6 4 8 8 10 10 9 8 8
7 8 9 6 10 10 8 9 10 10 10 8 9 10 5 7 10 9 6 10 10
15 15 19 15 18 18 18 15 19 20 18 15 15 14 13 15 20 19 15 18 18
Jumlah
782
802
485
600
Rata- rata
21.72
22.28
13.47
16.67
201
202
Analisis Nilai Pretes untuk Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Kelas Kontrol Keterangan:
Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4
: Membagi atau menstrukturkan informasi menjadi lebih sederhana untuk mengenali pola atau hubungannya : Mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat dari skenario yang rumit : Membuat hipotesis, mengkritik, dan melakukan pengujian : Merancang suatu cara untuk menyelesaikan masalah Nilai per indikator
Nilai per soal Responden Soal 9 A2.01 A2.02 A2.03 A2.04 A2.05 A2.06 A2.07 A2.08 A2.09 A2.10 A2.11 A2.12 A2.13 A2.14 A2.15
7 12 8 8 10 10 12 10 10 15 15 12 10 10 7
Soal Soal 10 11 Skor maksimal 7 10 7 8 5 8 7 10 5 10 10 10 8 10 10
6 10 15 12 6 16 12 5 5 10 10 12 16 9 15
Soal 12 12 15 9 15 9 12 8 10 9 15 12 10 12 12 6
Soal 13 10 5 2 5 6 5 5 10 6 0 15 15 5 10 15
Indikator 1 Soal Soal Soal Total 9 11 12 10 10 10 30 4 8 3 4 7 7 8 5 6 7 7 7 6 7 4
2 7 7 9 2 8 8 2 0 7 6 4 8 6 7
6 7 1 6 3 6 1 2 2 7 6 3 4 5 0
12 22 11 19 12 21 17 9 8 21 19 14 18 18 11
Indikator 2 Soal Soal Soal Total 10 12 13 10 10 10 30 7 10 7 8 5 8 7 10 5 10 10 10 8 10 10
3 3 4 5 1 3 2 4 3 3 3 2 4 3 1
6 0 1 4 2 0 2 4 2 0 7 9 1 5 7
16 13 12 17 8 11 11 18 10 13 20 21 13 18 18
Indikator 3 Soal Soal Total 12 13 10 10 20 3 5 4 4 5 3 5 4 4 5 3 5 4 4 5
4 5 1 1 4 5 3 6 4 0 8 6 4 5 8
7 10 5 5 9 8 8 10 8 5 11 11 8 9 13
Indikator 4 Soal Soal 9 11 10 10 3 4 5 4 3 3 4 5 4 8 8 5 4 3 3
4 3 8 3 4 8 4 3 5 3 4 8 8 3 8
Total 20 7 7 13 7 7 11 8 8 9 11 12 13 12 6 11
202
203
A2.16 A2.17 A2.18 A2.19 A2.20 A2.21 A2.22 A2.23 A2.24 A2.25 A2.26 A2.27 A2.28 A2.29 A2.30 A2.31 A2.32 A2.33 A2.34 A2.35 A2.36
12 8 16 5 12 15 9 10 4 12 15 7 10 4 12 9 15 15 9 6 10
10 8 9 10 10 8 10 10 10 8 8 8 5 10 8 8 10 8 10 10 8
5 12 10 12 15 6 8 5 14 10 5 10 10 14 10 10 16 5 8 8 12
10 15 9 15 9 5 15 12 6 15 6 12 6 6 15 12 3 6 15 12 8
10 5 8 8 10 10 4 12 10 5 10 12 10 10 5 15 15 10 6 8 5
8 3 8 2 8 10 5 7 1 8 10 3 7 0 7 5 7 6 5 1 6
2 8 2 8 7 1 5 1 6 6 2 5 7 10 2 6 8 0 5 4 4
4 8 1 8 3 2 8 4 3 7 0 5 3 2 8 6 1 4 8 6 2
14 19 11 18 18 13 18 12 10 21 12 13 17 12 17 17 16 10 18 11 12
10 8 9 10 10 8 10 10 10 8 8 8 5 10 8 8 10 8 10 10 8
3 2 4 3 1 0 2 4 1 3 3 2 1 0 2 3 1 1 3 1 3
4 1 3 5 4 6 2 9 4 1 5 9 4 6 0 7 9 6 1 5 2
17 11 16 18 15 14 14 23 15 12 16 19 10 16 10 18 20 15 14 16 13
3 5 4 4 5 3 5 4 2 5 3 5 2 4 5 3 1 1 4 5 3
6 4 5 3 6 4 2 3 6 4 5 3 6 4 5 8 6 4 5 3 3
9 9 9 7 11 7 7 7 8 9 8 8 8 8 10 11 7 5 9 8 6
4 5 8 3 4 5 4 3 3 4 5 4 3 4 5 4 8 9 4 5 4
3 4 8 4 8 5 3 4 8 4 3 5 3 4 8 4 8 5 3 4 8
7 9 16 7 12 10 7 7 11 8 8 9 6 8 13 8 16 14 7 9 12
Jumlah
541
541
298
346
Rata- rata
15.03
15.03
8.28
9.61
203
204
Analisis Nilai Postes untuk Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Kelas Kontrol Keterangan:
Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4
: Membagi atau menstrukturkan informasi menjadi lebih sederhana untuk mengenali pola atau hubungannya : Mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat dari skenario yang rumit : Membuat hipotesis, mengkritik, dan melakukan pengujian : Merancang suatu cara untuk menyelesaikan masalah Nilai per indikator
Nilai per soal Responden Soal 9 A2.01 A2.02 A2.03 A2.04 A2.05 A2.06 A2.07 A2.08 A2.09 A2.10 A2.11 A2.12 A2.13 A2.14 A2.15
20 15 15 15 15 12 15 12 12 15 17 15 20 12 15
Soal Soal 10 11 Skor maksimal 10 8 9 7 9 10 9 10 10 9 9 10 10 10 10
10 20 10 15 18 15 14 16 15 20 20 20 14 16 15
Soal 12 14 25 12 12 15 15 25 18 20 10 20 20 20 18 20
Soal 13 12 12 12 10 15 18 10 12 20 14 15 18 7 12 15
Indikator 1 Soal Soal Soal Total 9 11 12 10 10 10 30 10 8 9 6 7 4 8 6 3 7 9 8 10 3 5
3 10 1 5 8 8 4 7 9 10 10 10 4 6 5
5 5 4 5 9 8 5 5 10 4 5 10 8 8 8
18 23 14 16 24 20 17 18 22 21 24 28 22 17 18
Indikator 2 Soal Soal Soal Total 10 12 13 10 10 10 30 10 8 9 7 9 10 9 10 10 9 9 10 10 10 10
6 10 3 2 2 2 10 9 5 1 5 7 9 6 7
5 2 2 1 8 8 3 4 10 5 8 10 2 4 6
21 20 14 10 19 20 22 23 25 15 22 27 21 20 23
Indikator 3 Soal Soal Total 12 13 10 10 20 3 10 5 5 4 5 10 4 5 5 10 3 3 4 5
7 10 10 9 7 10 7 8 10 9 7 8 5 8 9
10 20 15 14 11 15 17 12 15 14 17 11 8 12 14
Indikator 4 Soal Soal 9 11 10 10 10 7 6 9 8 8 7 6 9 8 8 7 10 9 10
7 10 9 10 10 7 10 9 6 10 10 10 10 10 10
Total 20 17 17 15 19 18 15 17 15 15 18 18 17 20 19 20
204
205
A2.16 A2.17 A2.18 A2.19 A2.20 A2.21 A2.22 A2.23 A2.24 A2.25 A2.26 A2.27 A2.28 A2.29 A2.30 A2.31 A2.32 A2.33 A2.34 A2.35 A2.36
12 10 20 15 14 15 20 15 15 15 12 8 15 20 17 20 20 15 18 15 15
10 9 10 10 9 7 9 10 7 10 10 10 7 10 10 10 10 9 9 7 7
16 17 16 10 15 15 14 15 15 20 20 18 15 12 15 20 15 12 12 15 12
18 15 15 15 17 12 20 20 12 14 12 12 10 14 20 10 12 12 12 12 10
12 10 15 20 12 10 5 15 10 15 12 15 15 15 10 15 20 15 15 10 15
4 3 10 6 6 7 10 9 6 5 4 1 9 10 9 10 10 5 9 7 7
9 9 7 4 5 5 6 6 5 10 10 10 6 2 10 10 5 3 6 5 2
9 8 7 5 5 4 8 7 2 6 3 5 2 4 8 1 5 4 2 4 1
22 20 24 15 16 16 24 22 13 21 17 16 17 16 27 21 20 12 17 16 10
10 9 10 10 9 7 9 10 7 10 10 10 7 10 10 10 10 9 9 7 7
4 2 5 7 8 3 7 9 7 3 5 2 3 6 9 6 3 3 5 4 6
3 3 7 10 4 5 2 8 2 5 4 5 6 8 2 5 10 6 6 3 7
17 14 22 27 21 15 18 27 16 18 19 17 16 24 21 21 23 18 20 14 20
5 5 3 3 4 5 5 4 3 5 4 5 5 4 3 3 4 5 5 4 3
9 7 8 10 8 5 3 7 8 10 8 10 9 7 8 10 10 9 9 7 8
14 12 11 13 12 10 8 11 11 15 12 15 14 11 11 13 14 14 14 11 11
8 7 10 9 8 8 10 6 9 10 8 7 6 10 8 10 10 10 9 8 8
7 8 9 6 10 10 8 9 10 10 10 8 9 10 5 10 10 9 6 10 10
15 15 19 15 18 18 18 15 19 20 18 15 15 20 13 20 20 19 15 18 18
Jumlah
684
710
462
623
Rata- rata
19.00
19.72
12.83
17.31
205
206
Lampiran 27
UJI PENINGKATAN RATA-RATA KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI INDIKATOR 1 KELAS EKSPERIMEN Uji Statistik: Uji gain (g) Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan yaitu sebagai berikut:
=
<𝐺> <𝐺>𝑚𝑎𝑥
=
(<𝑆𝑓 >−<𝑆𝑖 >) (30−<𝑆𝑖 >)
Kriteria Pengujian: Nilai g ≥ 0.7 0.3 ≤ g < 0.7 g < 0.3
Kriteria tinggi sedang rendah
Berdasarkan data pada lampiran 17 diperoleh data sebagai berikut: Nilai Pretes Postes
Rata-Rata 16.06 21.72
Sehingga:
=
<𝐺> <𝐺>𝑚𝑎𝑥
=
(<𝑆𝑓 >−<𝑆𝑖 >) (30−<𝑆𝑖 >)
=
(21.72− 16.06) (30−16.06)
= 0.406
Berdasarkan perhitungan di atas maka diperoleh = 0.406, sesuai dengan kriteria, maka peningkatan rata-rata keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa terhadap indikator 1 (membagi atau menstrukturkan informasi menjadi lebih sederhana untuk mengenali pola atau hubungannya) adalah sedang pada penerapan model pembelajaran inkuiri laboratorium berbantuan PhET.
207
UJI PENINGKATAN RATA-RATA KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI INDIKATOR 2 KELAS EKSPERIMEN Uji Statistik: Uji gain (g) Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan yaitu sebagai berikut:
=
<𝐺> <𝐺>𝑚𝑎𝑥
=
(<𝑆𝑓 >−<𝑆𝑖 >) (30−<𝑆𝑖 >)
Kriteria Pengujian: Nilai g ≥ 0.7 0.3 ≤ g < 0.7 g < 0.3
Kriteria Tinggi Sedang Rendah
Berdasarkan data pada lampiran 17 diperoleh data sebagai berikut: Nilai Pretes Postes
Rata-Rata 16.56 22.28
Sehingga:
=
<𝐺> <𝐺>𝑚𝑎𝑥
=
(<𝑆𝑓 >−<𝑆𝑖 >) (30−<𝑆𝑖 >)
=
(22.28 − 16.56) (30−16.56)
= 0.426
Berdasarkan perhitungan di atas maka diperoleh = 0.426, sesuai dengan kriteria, maka peningkatan rata-rata keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa terhadap indikator 2 (mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat dari skenario yang rumit) adalah sedang pada penerapan model pembelajaran inkuiri laboratorium berbantuan PhET.
208
UJI PENINGKATAN RATA-RATA KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI INDIKATOR 3 KELAS EKSPERIMEN Uji Statistik: Uji gain (g) Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan yaitu sebagai berikut:
=
<𝐺> <𝐺>𝑚𝑎𝑥
=
(<𝑆𝑓 >−<𝑆𝑖 >) (20−<𝑆𝑖 >)
Kriteria Pengujian: Nilai g ≥ 0.7 0.3 ≤ g < 0.7 g < 0.3
Kriteria tinggi sedang rendah
Berdasarkan data pada lampiran 17 diperoleh data sebagai berikut: Nilai Pretes Postes
Rata-Rata 7.17 13.47
Sehingga:
=
<𝐺> <𝐺>𝑚𝑎𝑥
=
(<𝑆𝑓 >−<𝑆𝑖 >) (20−<𝑆𝑖 >)
=
(13.47− 7.17) (20−7.17)
= 0.491
Berdasarkan perhitungan di atas maka diperoleh = 0.491, sesuai dengan kriteria, maka peningkatan rata-rata keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa terhadap indikator 3 (membuat hipotesis, mengkritik, dan melakukan pengujian) adalah sedang pada penerapan model pembelajaran inkuiri laboratorium berbantuan PhET.
209
UJI PENINGKATAN RATA-RATA KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI INDIKATOR 4 KELAS EKSPERIMEN Uji Statistik: Uji gain (g) Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan yaitu sebagai berikut:
=
<𝐺> <𝐺>𝑚𝑎𝑥
=
(<𝑆𝑓 >−<𝑆𝑖 >) (20−<𝑆𝑖 >)
Kriteria Pengujian: Nilai g ≥ 0.7 0.3 ≤ g < 0.7 g < 0.3
Kriteria tinggi sedang rendah
Berdasarkan data pada lampiran 17 diperoleh data sebagai berikut: Nilai Pretes Postes
Rata-Rata 8.25 16.67
Sehingga:
=
<𝐺> <𝐺>𝑚𝑎𝑥
=
(<𝑆𝑓 >−<𝑆𝑖 >) (20−<𝑆𝑖 >)
=
(16.67 − 8.25) (20−8.25)
= 0.717
Berdasarkan perhitungan di atas maka diperoleh = 0.717, sesuai dengan kriteria, maka peningkatan rata-rata keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa terhadap indikator 4 (merancang suatu cara untuk menyelesaikan masalah) adalah tinggi pada penerapan model pembelajaran inkuiri laboratorium berbantuan PhET.
210
Lampiran 28
UJI PENINGKATAN RATA-RATA KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI INDIKATOR 1 KELAS KONTROL Uji Statistik: Uji gain (g) Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan yaitu sebagai berikut:
=
<𝐺> <𝐺>𝑚𝑎𝑥
=
(<𝑆𝑓 >−<𝑆𝑖 >) (30−<𝑆𝑖 >)
Kriteria Pengujian: Nilai g ≥ 0.7 0.3 ≤ g < 0.7 g < 0.3
Kriteria tinggi sedang rendah
Berdasarkan data pada lampiran 17 diperoleh data sebagai berikut: Nilai Pretes Postes
Rata-Rata 15.03 19.00
Sehingga:
=
<𝐺> <𝐺>𝑚𝑎𝑥
=
(<𝑆𝑓 >−<𝑆𝑖 >) (30−<𝑆𝑖 >)
=
(19.00− 15.03) (30−15.03)
= 0.265
Berdasarkan perhitungan di atas maka diperoleh = 0.265, sesuai dengan kriteria, maka peningkatan rata-rata keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa terhadap indikator 1 (membagi atau menstrukturkan informasi menjadi lebih sederhana untuk mengenali pola atau hubungannya) adalah rendah pada penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing.
211
UJI PENINGKATAN RATA-RATA KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI INDIKATOR 2 KELAS KONTROL Uji Statistik: Uji gain (g) Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan yaitu sebagai berikut:
=
<𝐺> <𝐺>𝑚𝑎𝑥
=
(<𝑆𝑓 >−<𝑆𝑖 >) (30−<𝑆𝑖 >)
Kriteria Pengujian: Nilai g ≥ 0.7 0.3 ≤ g < 0.7 g < 0.3
Kriteria tinggi sedang rendah
Berdasarkan data pada lampiran 17 diperoleh data sebagai berikut: Nilai Pretes Postes
Rata-Rata 15.03 19.72
Sehingga:
=
<𝐺> <𝐺>𝑚𝑎𝑥
=
(<𝑆𝑓 >−<𝑆𝑖 >) (30−<𝑆𝑖 >)
=
(19.72 − 15.03) (30−15.03)
= 0.313
Berdasarkan perhitungan di atas maka diperoleh = 0.313, sesuai dengan kriteria, maka peningkatan rata-rata keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa terhadap indikator 2 (mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat dari skenario yang rumit) adalah sedang pada penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing.
212
UJI PENINGKATAN RATA-RATA KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI INDIKATOR 3 KELAS KONTROL Uji Statistik: Uji gain (g) Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan yaitu sebagai berikut:
=
<𝐺> <𝐺>𝑚𝑎𝑥
=
(<𝑆𝑓 >−<𝑆𝑖 >) (20−<𝑆𝑖 >)
Kriteria Pengujian: Nilai g ≥ 0.7 0.3 ≤ g < 0.7 g < 0.3
Kriteria tinggi sedang rendah
Berdasarkan data pada lampiran 17 diperoleh data sebagai berikut: Nilai Pretes Postes
Rata-Rata 8.28 12.83
Sehingga:
=
<𝐺> <𝐺>𝑚𝑎𝑥
=
(<𝑆𝑓 >−<𝑆𝑖 >) (20−<𝑆𝑖 >)
=
(12.83− 8.28) (20−8.28)
= 0.388
Berdasarkan perhitungan di atas maka diperoleh = 0.388, sesuai dengan kriteria, maka peningkatan rata-rata keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa terhadap indikator 3 (membuat hipotesis, mengkritik, dan melakukan pengujian) adalah sedang pada penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing.
213
UJI PENINGKATAN RATA-RATA KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI INDIKATOR 4 KELAS KONTROL Uji Statistik: Uji gain (g) Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan yaitu sebagai berikut:
=
<𝐺> <𝐺>𝑚𝑎𝑥
=
(<𝑆𝑓 >−<𝑆𝑖 >) (20−<𝑆𝑖 >)
Kriteria Pengujian: Nilai g ≥ 0.7 0.3 ≤ g < 0.7 g < 0.3
Kriteria tinggi sedang rendah
Berdasarkan data pada lampiran 17 diperoleh data sebagai berikut: Nilai Pretes Postes
Rata-Rata 9.61 17.31
Sehingga:
=
<𝐺> <𝐺>𝑚𝑎𝑥
=
(<𝑆𝑓 >−<𝑆𝑖 >) (20−<𝑆𝑖 >)
=
(17.31 − 9.61) (20−9.61)
= 0.741
Berdasarkan perhitungan di atas maka diperoleh = 0.741, sesuai dengan kriteria, maka peningkatan rata-rata keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa terhadap indikator 4 (merancang suatu cara untuk menyelesaikan masalah) adalah tinggi pada penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing.
214 Lampiran 29 PENGARUH PENGGUNAAN PROGRAM SIMULASI PHET DALAM PEMBELAJARAN INKUIRI LABORATORIUM TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI Petunjuk Pengisian: a. Isilah identitas diri saudara di tempat yang telah disediakan; b. Pilih alternatif jawaban dari setiap pernyataan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dengan cara memberi tanda check-list (√) pada kolom yang sudah disediakan. Skor 4 : sangat setuju Skor 3 : setuju Skor 2 : kurang setuju Skor 1 : tidak setuju Skor 0 : sangat tidak setuju Contoh
:
No.
Pernyataan
1
Dengan simulasi PhET, saya lebih menyukai pelajaran fisika
0
Skala Penilaian 1 2 3 √
4
Isikan identitas saudara dibawah ini : Nama
: ...................................................................................................................
No. Absen
: ...................................................................................................................
Kelas
: ...................................................................................................................
Sekolah
: ................................................................................................................... ANGKET KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN
No. 1 2 3 4 5
Pernyataan Dengan simulasi PhET, saya lebih menyukai pelajaran fisika Simulasi yang ditampilkan, membuat saya lebih detail memahami fisika Simulasi yang ditampilkan, membuat saya lebih termotivasi dalam belajar Pembelajaran menggunakan simulasi PhET sangat menarik dan menyenangkan Simulasi yg disajikan dapat dilihat dan dipahami dengan mudah
0
Skala Penilaian 1 2 3
4
215 6 7 8
9
10
11 12 13
14 15
Pembelajaran seperti ini sesuai dengan pembelajaran yang saya inginkan Dengan bantuan simulasi PhET, materi Listrik dinamis dapat dipahami dengan jelas Saya bisa menyusun rangkaian listrik dinamis sesuai yang saya inginkan menggunakan simulasi ini Dengan bantuan simulasi ini, saya memahami arah gerak elektron dalam rangkaian listrik dinamis Dengan bantuan simulasi ini, saya bisa memahami dengan mudah cara menyusun rangkaian seri dan paralel Simulasi ini membantu saya dalam menyusun alat ukur listrik dengan benar Simulasi yang ditampilkan membuat saya tidak mudah bosan belajar fisika Dengan media simulasi, saya tidak sulit memusatkan konsentrasi pada saat mengikuti pembelajaran fisika Dengan simulasi ini, belajar fisika di sekolah, dan dirumah jadi lebih menyenangkan Dengan bantuan media simulasi, saya tetap semangat mengikuti pelajaran fisika, walaupun fisika dilaksanakan pada jam terakhir
_______________________________Terimakasih_____________________________
216
Lampiran 30 Analisis Angket Keterlaksanaan Pembelajaran Jumlah Responden : 15 orang Sampel : Acak Pernyataan Pernyataan 1 Pernyataan 2 Pernyataan 3 Pernyataan 4 Pernyataan 5 Pernyataan 6 Pernyataan 7 Pernyataan 8 Pernyataan 9 Pernyataan 10 Pernyataan 11 Pernyataan 12 Pernyataan 13 Pernyataan 14 Pernyataan 15
Responden A1.01 A1.04 A1.07 A1.08 A1.12 A1.15 A1.17 A1.21 A1.22 A1.25 A1.27 A1.28 A1.31 A1.34 A1.35
4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 2
4 4 3 4 3 4 2 4 4 3 2 3 3 3 2
4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4
3 3 4 4 4 4 2 4 4 3 3 3 3 3 2
4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 2 4 2 3 3
3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3
4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4
2 3 3 4 2 4 3 4 3 3 2 4 2 3 3
3 3 3 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 2
4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3
4 2 4 3 2 4 3 4 4 3 3 4 4 2 2
4 2 2 3 3 3 4 4 4 4 2 3 2 3 3
3 3 3 3 2 4 3 4 4 3 4 4 4 4 2
4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 2 3 3
4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3
216
217 Tabel Bantuan Analisis Keterlaksanaan Pembelajaran No.
Pernyataan
Jawaban Responden 0
1
2
3
4
1
Dengan simulasi PhET, saya lebih menyukai pelajaran fisika
-
-
1
4
10
2
Simulasi yang ditampilkan, membuat saya lebih detail memahami fisika
-
-
2
8
5
3
Simulasi yang ditampilkan, membuat saya lebih termotivasi dalam belajar
-
-
1
8
6
4
Pembelajaran menggunakan simulasi PhET sangat menarik dan menyenangkan
-
-
-
3
12
5
Simulasi yg disajikan dapat dilihat dan dipahami dengan mudah
-
-
3
4
8
6
Pembelajaran seperti ini sesuai dengan pembelajaran yang saya inginkan
-
-
-
1
14
7
Dengan bantuan simulasi PhET, materi Listrik dinamis dapat dipahami dengan jelas
-
-
3
6
6
-
-
-
-
15
-
-
-
4
11
10
Dengan bantuan simulasi ini, saya bisa memahami dengan mudah cara menyusun rangkaian seri dan paralel
-
-
-
7
8
11
Simulasi ini membantu saya dalam menyusun alat ukur listrik dengan benar
-
-
5
7
3
-
-
-
6
9
-
-
4
3
8
-
-
1
9
5
-
-
6
7
2
-
-
8
9
12 13 14
15
Saya bisa menyusun rangkaian listrik dinamis sesuai yang saya inginkan menggunakan simulasi ini Dengan bantuan simulasi ini, saya memahami arah gerak elektron dalam rangkaian listrik dinamis
Simulasi yang ditampilkan membuat saya tidak mudah bosan belajar fisika Dengan media simulasi, saya tidak sulit memusatkan konsentrasi pada saat mengikuti pembelajaran fisika Dengan simulasi ini, belajar fisika di sekolah, dan dirumah jadi lebih menyenangkan Dengan bantuan media simulasi, saya tetap semangat mengikuti pelajaran fisika, walaupun fisika dilaksanakan pada jam terakhir Jumlah Jumlah Total Presentase Keterlaksanaan (%)
26 77 771 85.67%
122
218 Perhitungan : Skor total hasil kuisioner =Y Skor maksimum = 900 Persentase keterampilan guru = skor total hasil kusioner 𝑌 𝑃 = 𝑋 100 % = × 100% skor maksimum 900 𝑃 =
771 𝑋 100 % = 85.67% 900
Jadi, dari perhitungan diatas keterlaksanaan pembelajaran dapat dikategorikan: Sangat Baik (> 75%) Kriteria persentase: 1. Kurang baik : persentase keterlaksanaan pembelajaran< 25% 2. Cukup baik : 25% persentase keterlaksanaan pembelajaran< 50% 3. Baik : 50% persentase keterlaksanaan pembelajaran < 75% 4. Sangat baik : persentase keterlaksanaan pembelajaran≥ 75%
219
Lampiran 31 LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS GURU KELAS EKSPERIMEN Nama Guru Petunjuk
No. 1. 2. 3. 4.
5.
6.
7.
8.
9.
: Ainun Najib : Berilah penilaian Anda dengan memberikan tanda cek (√) pada kolom “ya” atau “tidak”, kemudian memberikan skor yang sesuai dengan pengamatan Anda! Kegiatan Guru
Guru menggunakan media simulasi PhET dalam pembelajaran. Guru membimbing peserta didik untuk membentuk kelompok. Guru memberikan motivasi dan apersepsi kepada peserta didik. Guru memberikan pertanyaan/ masalah yang terdapat pada Lembar Kerja Siswa Guru membimbing peserta didik untuk berdiskusi menyusun hipotesis dalam merancang percobaan di media simulasi. Guru membimbing peserta didik untuk melakukan percobaan sesuai dengan rancangan yang telah dibuat. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengumpulkan data. Guru membimbing peserta didik berdiskusi kelompok untuk menganalisis data. Guru membimbing peserta didik membuat kesimpulan hasil percobaan. Total Presentase (P)
Terpenuhi Ya Tidak
0
Skala Penilaian 1 2 3 4
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√ 31 86.11 %
Kriteria Penilaian : Skor 4 : sangat baik (jika disampaikan dengan sangat jelas/tepat/terarah/runtun) Skor 3 : baik (jika disampaikan dengan jelas/tepat/terarah/runtun) Skor 2 : cukup (jika disampaikan dengan cukup jelas/tepat/terarah/runtun) Skor 1 : kurang (jika disampaikan dengan kurang jelas/tepat/terarah/runtun) Skor 0 : tidak terpenuhi
220
Perhitungan : Skor total hasil observasi =Y Skor maksimum = 36 Persentase keterampilan guru = skor total observasi 𝑌 𝑃 = 𝑋 100 % = × 100% skor maksimum 36 Kriteria persentase: Kurang baik : persentase keterampilan guru< 25% Cukup baik : 25% persentase keterampilan guru < 50% Baik : 50% persentase keterampilan guru < 75% Sangat baik : persentase keterampilan guru ≥ 75%
Rembang, 25 Maret 2015 Observer
221
LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS GURU KELAS KONTROL Nama Guru Petunjuk
No. 1. 2. 3.
4.
5.
6.
7.
8.
: Ainun Najib : Berilah penilaian Anda dengan memberikan tanda cek (√) pada kolom “ya” atau “tidak”, kemudian memberikan skor yang sesuai dengan pengamatan Anda! Kegiatan Guru
Guru membimbing peserta didik untuk membentuk kelompok. Guru memberikan motivasi dan apersepsi kepada peserta didik. Guru memberikan pertanyaan/ masalah yang terdapat pada Lembar Kerja Siswa Guru membimbing peserta didik untuk berdiskusi menyusun hipotesis dalam merancang percobaan Guru membimbing peserta didik untuk melakukan percobaan sesuai dengan rancangan yang telah dibuat. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengumpulkan data. Guru membimbing peserta didik berdiskusi kelompok untuk menganalisis data. Guru membimbing peserta didik membuat kesimpulan hasil percobaan. Total Presentase (P)
Terpenuhi Ya Tidak
0
Skala Penilaian 1 2 3 4
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√ 25 78.13 %
Kriteria Penilaian : Skor 4 : sangat baik (jika disampaikan dengan sangat jelas/tepat/terarah/runtun) Skor 3 : baik (jika disampaikan dengan jelas/tepat/terarah/runtun) Skor 2 : cukup (jika disampaikan dengan cukup jelas/tepat/terarah/runtun) Skor 1 : kurang (jika disampaikan dengan kurang jelas/tepat/terarah/runtun) Skor 0 : tidak terpenuhi
222
Perhitungan : Skor total hasil observasi =Y Skor maksimum = 32 Persentase keterampilan guru = skor total observasi 𝑌 𝑃 = 𝑋 100 % = × 100% skor maksimum 32 Kriteria persentase: Kurang baik : persentase keterampilan guru< 25% Cukup baik : 25% persentase keterampilan guru < 50% Baik : 50% persentase keterampilan guru < 75% Sangat baik : persentase keterampilan guru ≥ 75%
Rembang, 25 Maret 2015 Observer
223
Lampiran 32 Dokumentasi
Suasana Pembelajaran Inkuiri
Panduan menggunakan PhET
Mengerjakan Pretes
Pendampingan di kelas
Persiapan praktikum menggunakan simulasi PhET
224
Pengenalan simulasi PhET
Suasana pembelajaran di kelas
Pendampingan di kelas
Mengerjakan Postes
Motivasi sebelum pembelajaran
225
Lampiran 33
226
Lampiran 34
227
Lampiran 35