PENGARUH PENGGUNAAN KELAMBsU, REPELLENT, BAHAN ANTI NYAMUK DAN KEBIASAAN KELUAR RUMAH MALAM HARI TERHADAP KEJADIAN MALARIA DI DESA LOBU DAN LOBU II KECAMATAN TOULUAAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA TAHUN 2013 Priscila E. Asa*Jootje M. L. Umboh*, Jane Pangemanan*, * Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Malaria disebarkan oleh gigitan nyamuk Anopheles betina. Setiap tahun lebih dari 500 juta penduduk dunia terinfeksi malaria dan lebih dari 1.000.000 orang meninggal dunia. Bentuk tindakan pencegahan malaria seperti, pemakaian kelambu, kebiasaan keluar malam, pemakaian obat anti nyamuk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan kelambu, repellent, bahan anti nyamuk dan kebiasaan keluar malam hari terhadap angka kejadian malaria di Desa Lobu dan Lobu II Kecamatan Touluaan Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 2013. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan studi kasus kontrol (case control). Populasi penelitian adalah masyarakat yang pernah/sementara menderita Penyakit Malaria positif melalui data bulan Desember 2012 sampai Februari 2013 di Puskesmas Touluaan dan tidak pernah menderita penyakit malaria yang tinggal di Desa Lobu dan Lobu II sebanyak 80 orang, terdiri atas 40 kelompok kasus dan 40 kelompok kontrol. Pengambilan data menggunakan kuesioner dan analisis data menggunakan uji Kai-Kuadrat. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh kebiaasaan keluar rumah malam hari p=0,007; OR=3,500, dengan tingkat kesalahan ( ) 0,05 responden yang mempunyai kebiasaan keluar rumah malam lebih dari sama dengan 3 hari berisiko 3,500 kali menderita malaria dari pada responden yang mempunyai kebiasaan keluar rumah malam kurang dari 3 hari di Desa Lobu dan Lobu II. Penelitian menunjukkan tidak ada pengaruh penggunaan kelambu, tidak ada pengaruh penggunaan repellent, tidak ada pengaruh penggunaan bahan anti nyamuk, dan ada pengaruh kebiaasaan keluar rumah malam hari terhadap kejadian malaria di Desa Lobu dan Lobu II. Kata Kunci : Kelambu, Repellent, Bahan Anti Nyamuk, Kebiasaan Keluar Rumah Malam Hari, Malaria
ABSTRACT Malaria is spread by Mosquito Biting (female Anopheles). Every year more than 500 million people in the world infected by malaria and more than one million people passed away. The action to prevent it such as; using netting, repellent, material of resistant of mosquito biting, evening hang-out habit. This research aims to know the influence using netting, material of resistant of mosquito biting, repellent, evening hang-out habit toward malaria worsen rate. This research is observational one with case control study planning. Research population is the society who ever / while suffering malaria positively through the data of December 2012 until Pebruary 2013 at Touluaan Public health center and 80 people who never suffering Malaria that live at Lobu village and Lobu II one. They are consist of 40 cases group and 40 controlling group. Removing data using questioners and data analyzing using Kai-quadrate test. The result of this research shows that there is influence of evening hang – out habitp=0,007; OR=3,500, with an error rate 5% (α=5%). The respondents who have a habit to hang-out in the evening more equal with three days risk 3,500 times suffering malaria than the respondents who have a habit to hang-out in the evening less than three days at Lobu village and Lobu II one. This research shows that there is no influence of netting using, there is no influence of repellent using, there is no influence of resistant of mosquito biting material, and there is influence of evening hang – out habittoMalariaincidenceat Lobu village and Lobu II. Key Words: Repellent, mosquito biting resistant material, evening hang-out habit, malaria.
1
PENDAHULUAN
2011 kasus malaria positif adalah 2001 kasus
Malaria disebarkan oleh gigitan nyamuk
dan terjadi peningkatan kasus pada tahun
Anopheles betina. Penyakit ini jika tidak
2012 menjadi 2005 positif malaria. Data
diobati,
kasus
dapat
menyebabkan
komplikasi
penyakit
malaria
yang
ada
di
parah dan kematian. Organisasi Kesehatan
kabupaten Minahasa Tenggara menunjukkan
Dunia
tingginya
memperkirakan
bahwa
malaria
angka
kejadian
malaria
di
menyebabkan sekitar 655.000 kematian pada
Puskesmas Touluaan, dimana jumlah kasus
tahun 2010 (CDC, 2011). Kasus malaria
yang positif malaria pada tahun 2011 yaitu
yang ada di Indonesia terjadi peningkatan,
574 dan naik pada tahun 2012 menjadi 962
dimana API (Annual Parasite Incidence)
yang positif malaria (Dinkes Minahasa
tahun 2009 yaitu 1,85 per 1.000 penduduk
Tenggara, 2013). Sesuai data yang ada di
naik menjadi 1,96 per 1.000 penduduk pada
Puskesmas Touluaan, pada tahun 2011
tahun 2010 (Depkes RI, 2012). Bentuk
jumlah kasus malaria yang ada di Desa Lobu
tindakan
pencegahan
malaria
seperti,
yaitu 48 kasus naik menjadi 64 kasus pada
kelambu,
kebiasaan
keluar
tahun 2012. Sama halnya dengan Desa Lobu
malam, pemakaian obat anti nyamuk dan
II yang memiliki jumlah kasus pada tahun
lain-lain (Arsin, 2012). Tahun 2010 jumlah
2011 yaitu 51 kasus dan terjadi kenaikan
kasus malaria yang ada di Provinsi Sulawesi
pada tahun 2012 menjadi 87 kasus. Oleh
Utara mengalami peningkatan, dari API
karena itu perlu dilakukan penelitian tentang
(Annual Parasite Incidence) sebesar 1,63 per
pengaruh penggunaan kelambu, repellent,
1000 penduduk naik menjadi 2,52 per 1000
bahan anti nyamuk dan kebiasaan keluar
penduduk pada tahun 2011. Kabupaten
rumah malam hari terhadap kejadian malaria.
Minahasa Tenggara merupakan salah satu
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Kabupaten/Kota
kasus
pengaruh penggunaan kelambu, repellent,
malaria yang tinggi, di mana pada tahun
bahan anti nyamuk dan kebiasaan keluar
pemakaian
dengan
jumlah
2
rumah malam hari terhadap kejadian malaria
yaituanalisa univariat dan analisa bivariat,
di Desa Lobu dan Lobu II Kecamatan
untuk mengetahui pengaruh penggunaan
Touluaan Kabupaten Minahasa Tenggara
kelambu, repellent, bahan anti nyamuk dan
tahun 2013.
kebiasaan keluar rumah malam hari terhadap
METODE PENELITIAN
kejadian malaria dengan menggunakan uji
Penelitian ini adalah penelitian observasional
Kai-Kuadrat.
dengan rancangan studi kasus kontrol (case
HASIL DAN PEMBAHASAN
control). Populasi dalam penelitian ini sesuai
Hasil
data pada bulan Desember 2012 sampai
berdasarkan karakteristik umur responden
Februari 2013 di Puskesmas Touluaan dan
(62,5%)
data masyarakat yang tinggal di Desa Lobu
kelompok umur 1-15 tahun sedangkan yang
dan Lobu II Kecamatan Touluaan. Sampel
paling sedikit terdapat pada responden
yang diambil berjumlah 80 orang. Penelitian
(2,5%) dengan kelompok umur 46-60 tahun.
ini
Hasil
menggunakan
instrumen
penelitian
penelitian
yang
menunjukkan
terbanyak
penelitian
berada
menunjukkan
karakteristik
bahwa
jenis
pada
bahwa
berupa kuesioner. Metode pengumpulan data
berdasarkan
dibagi menjadi 2 yakni data Primer dan data
responden diperoleh 52,5% laki-laki dan
Sekunder. Analisa data yang digunakan
47,5% perempuan.
Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden
Karakteristik
Umur
Jenis Kelamin Tempat Tinggal (Desa)
1-15 Tahun 16-30 Tahun 31-45 Tahun 46-60 Tahun 61-75 Tahun Laki-Laki Perempuan Lobu
n 25 8 4 1 2 21 19 16
Lobu II
24
Kelompok Kasus Kontrol % N % 62,5 25 62,5 20 8 20 10 4 10 2,5 1 2,5 5,0 2 5,0 52,5 21 52,5 47,5 19 47,5 40 16 40 60
24 3
60
Total n 50 16 8 2 4 42 38 32
% 62,5 20 10 2,5 5,0 52,5 47,5 40
48
60
kelamin
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan
dengan 48 responden dan 32 responden di
karakteristik responden berdasarkan tempat
Desa Lobu.
tinggal, diketahui bahwa Desa Lobu II Tabel 2. Pengaruh Penggunaan Kelambu, Repellent, Bahan Anti Nyamuk dan Kebiasaan Keluar Rumah Malam Hari Terhadap Kejadian Malaria Kejadian Penyakit Malaria Kasus Kontrol N % n %
FAKTOR RESIKO
Penggunaan Kelambu Ada 13 Tidak Ada 27 Penggunaan Repellent Selalu 4 Tidak Selalu 36 Penggunaan Bahan Anti Nyamuk Selalu 24 Tidak Selalu 16 Kebiasaan Keluar Rumah Malam Hari Kebiasaan yang Positif 16 (<3 hari) Kebiasaan yang Negatif 24 (3 hari) Tabel di atas menunjukkan berdasarkan analisis hasil,
tidak
ada
%
OR
CI (95%)
18 22
45 55
31 49
38,75 61.25
0,251
1,699
0,2371,460
10 90
6 34
15 85
10 70
12,5 87,5
0,499
1,588
0,4126,122
40 60
23 17
57,5 42,5
47 33
58,75 41,25
0,820
0,902
0,3702,198
40
28
70
44
55 0,007
3,500
1,3868,835
60
12
30
36
45
bahwa
malaria dengan OR = 0,574 (CI 95% =
bivariat didapatkan
0,261-1,261) dan uji statistik menghasilkan
pengaruh
Penelitian
n
p Value
32,5 67,5
penggunaan
nilai probabilitas sebesar 0,168.
kelambu terhadap kejadian malaria (p = 0,251).
Total
ini
sesuai
Tabel
dengan
di
atas
menunjukkan
berdasarkan analisis hasil,
Zaetun di sekitar Laguna Kabupaten Lombok
repellent terhadap kejadian malaria (p =
Utara pada tahun 2012 yang membuktikan
0,499). Hasil penelitian tersebut sama dengan
bahwa
tidak
penelitian yang dilakukan oleh Erdinal pada
berpengaruh signifikan terhadap kejadian
tahun 2005-2006 di Kecamatan Kampar Kiri
kelambu
4
ada
bivariat didapatkan
penelitian yang dilakukan oleh Getas dan
pemakaian
tidak
bahwa
pengaruh
penggunaan
Tengah Kabupaten Kampar, diperoleh nilai
OR>1 yaitu 3,500 maka dapat dikatakan
OR = 2 (CI 95% = 0,755-5,435). Uji statistik
bahwa
menghasilkan nilai probabilitas sebesar 0,245
kebiasaan keluar malam hari lebih dari sama
(p > 0,05). Hal ini menunjukkan tidak ada
dengan 3 hari ( 3 hari) berisiko 3,500 kali
pengaruh
menderita
pemakaian
repellent
terhadap
kejadian malaria. Tabel
di
responden
penyakit
yang
malaria
mempunyai
dari
pada
responden yang mempunyai kebiasaan keluar bahwa
rumah malam hari kurang dari 3 hari (< 3
berdasarkan analisis bivariat didapatkan hasil
hari). Penelitian yang telah dilakukan oleh
bahwa tidak ada pengaruh penggunaan bahan
Hidayat di Kecamatan Nongsa tahun 2009
anti nyamuk terhadap kejadian malaria
dengan menggunakan analisis statistik uji chi
(p=0,820). Hal ini disebabkan walaupun
square menunjukkan adanya hubungan yang
responden lebih banyak menggunakan bahan
signifikan antara aktifitas keluar rumah
anti
masih
malam hari dengan angka kejadian malaria.
mempunyai kebiasaan keluar rumah malam
Uji statistik menunjukkan OR = 1,623 (p =
hari dan tinggal di daerah endemis malaria
0,019) dimana orang-orang yang beraktifitas
sehingga masih memungkinkan dapat digigit
di luar rumah pada waktu malam hari
oleh nyamuk. Tempat istirahatnya nyamuk
memiliki risiko terjangkit malaria sebesar 1,6
bisa di luar rumah. Nyamuk bisa bersifat
kali dibandingkan dengan orang-orang yang
eksofagik yang artinya menggigit di luar
tidak beraktifitas di luar rumah pada waktu
rumah (Sucipto, 2011).
malam hari.
nyamuk
Tabel
di
atas
menunjukkan
namun
atas
mereka
menunjukkan
bahwa
KESIMPULAN
berdasarkan analisis bivariat didapatkan hasil
Tidak ada pengaruh penggunaan kelambu
bahwa ada pengaruh kebiasaan keluar rumah
terhadap
malam hari terhadap kejadian malaria (p =
pengaruh
0,007). Sesuai tabel di atas, diperoleh nilai
malaria, tidak ada pengaruh bahan anti
5
kejadian repellent
malaria, terhadap
tidak
ada
kejadian
nyamuk terhadap kejadian malaria dan ada
di Kecamatan Kampar Kiri Tengah,
pengaruh kebiasaan keluar rumah malam hari
Kabupaten
terhadap kejadian malaria berarti responden
(Online), Depok: Fakultas Kesehatan
yang mempunyai kebiasaan keluar rumah
Masyarakat
malam hari lebih dari sama dengan 3 hari (3
(http://repository.ui.ac.id/) diakses 29
hari) berisiko 3,500 kali menderita penyakit
Januari 2013.
Kampar,
2005/2006.
Universitas
Indonesia.
yang
Getas, I dan Zaetun, S. 2012. Faktor Risiko
mempunyai kebiasaan keluar rumah malam
Penularan Penyakit Malaria di Sekitar
hari kurang dari 3 hari (<3 hari) di Desa
Laguna Kecamatan Tanjung Kabupaten
Lobu dan Lobu II Kecamatan Touluaan
Lombok
Kabupaten Minahasa Tenggara tahun 2013.
Poltekes
malaria
dari
pada
responden
Utara.
(Online),
Kemenkes
(http://Ipsdmataram.com)
DAFTAR PUSTAKA
Mataram: Mataram.
diakses
23
Januari 2013.
Arsin, A. 2012. Malaria di Indonesia
Hidayat, A. 2010. Hubungan Aktifitas Keluar
Tinjauan Aspek Epidemiologi. Makasar:
Rumah
Masegena Press.
pada
Malam
Hari
dan
CDC. 2011. CDC’s Malaria Program.
Penggunaan Kelambu dengan Kejadian
diakses pada tanggal 15 Februari 2013,
Malaria di Kecamatan Nongsa dan
dari http://www.cdc.gov/.
Galang Kota Batam Propinsi Kepulauan Riau
Dinkes (Minahasa Tenggara). 2012. Laporan
Tahun
2009.
Tesis
(Online),
Bulanan Penemuan dan Pengobatan
Semarang:
Penderita Malaria. Dinas Kesehatan
Masyarakat
Kabupaten Minahasa Tenggara.
(http://journal.undip.ac.id) diakses 29
Erdinal.
2006.
Faktor-faktor
FakultasKesehatan Universitas
Diponegoro.
Januari 2013.
yang
Sucipto. 2011. Vektor Penyakit Tropis.
Berhubungan dengan Kejadian Malaria
Yogyakarta: KDT.
6
7