PENGARUH PENGGUNAAN KARTU PINTAR DAN GELAS MINUM UKUR TERHADAP BERAT BADAN ANTARA DUA WAKTU DIALISIS PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK Effect of The Use of Smart Cards And Drinking Glasses Measure of Weight Between Two Time Dialysis Chronic Renal Failure (CRF) Patients Sodikin1*;Suko Pranowo2 STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap Jl.Cerme No.24 Sidanegara Cilacap 53223 Alamat korespodensi :
[email protected] 1,2
ABSTRAK Pasien gagal ginjal kronis (GGK) adalah pasien yang mengalami penurunan fungsi ginjal stadium akhir, sehingga kemampuan regulasi cairan dan elektrolit tidak dapat dilaksanakan dengan baik. Salah satu masalah yang dihadapi pasien dengan Hemodialisis (HD) adalah penambahan berat badan (BB) antara 2 waktu dialisis melebihi ambang batas yang direkomendasikan yaitu 4,8% dari BB kering. Asupan cairan yang berlebih menjadi faktor penyebab. Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan cara restriksi asupan cairan bagi pasien GGK melalui pemberian kartu pintar dan gelas minum ukur. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen without control group. Jumlah sampel sebanyak 24 orang, dengan menggunakan teknik consecutive sampling. Analisa data menggunakan uji paired t test. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan kartu pintar dan gelas minum ukur terhadap berat badan antara 2 waktu dialisis pada pasien GGK (p=0,005; ɑ=0.05). Kata kunci: Pasien GGK, Hemodialis (HD), kartu pintar dan gelas minum ukur ABSTRACT Chronic renal failure (CRF) patients are patients with end-stage renal function decline, so the ability of fluid and electrolyte regulation can not be implemented properly, causing toxins to the body. One of the problems faced by patients with HD is the addition of body weight (BW) between the two time dialysis exceed the recommended threshold is 4.8% of the dry BB. This study aims to implement a way of restriction of fluid intake for CRF patients through the provision of smart cards and drinking glasses measure. This research is a quasi experimental without control group. The total sample of 24 people, using consecutive sampling technique. Analysis of study data using paired t test. The results showed a significant influence use of smart cards and drinking glasses measure against weight gain between two dialysis (p= 0.005; ɑ=0.05). Keywords: Patient CRF, HD, smart cards and glasses measure
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. VIII, No. 2. September 2015
44
menambah dampak yang buruk bagi pasien.
PENDAHULUAN Gagal ginjal kronik (GGK) merupakan
Penanganan
kelebihan
BB
akibat
kondisi penyakit yang menyebabkan pasien
penimbunan cairan pada pasien GGK antara
tidak mampu meregulasi cairan tubuh dan
dua waktu dialisis, selama ini hanya dengan
eksresi
memberikan pendidikan kesehatan tetapi
satu
hasil-hasil buangan penanganan
pasien
tubuh. Salah GGK
untuk
dampaknya
pasien
tetap
mengalami
mempertahankan kelangsungan hidup antara
permasalahan yang sama yaitu saat datang
lain melalui hemodialisis (HD).
melakukan
Salah satu masalah yang dihadapi pasien
setelah
HD
adalah
peningkatan
HD
berikutnya
terjadi
penambahan BB akibat lebihnya asupan cairan.
Melihat
permasalahan
tersebut,
volume cairan berlebih antara 2 (dua) waktu
peneliti merasa tertarik untuk membuat suatu
dialisis, sehingga berat badan (BB) menjadi
cara untuk meningkatkan kepatuhan asupan
berlebih yang disebabkan asupan cairan yang
cairan pada pasien GGK yang menjalani HD
tidak ketat (Ahrari, Moshki dan Bahrami,
terhadap penambahan BB diantara 2 waktu
2014).
Ketidakapatuhan
asupan
dialisis dengan cara membuat “Kartu pintar”
cairan
menjadi salah satu penyebabnya.
dan penggunaan gelas minum ukur untuk
jumlah
Pasien GGK tidak memperdulikan jumlah
restriksi
dan takaran yang seharusnya diterima (Chun
direkomendasikan. Kemampuan mengontrol
Hung et al, 2013; Arnold, T.L. (2008) dan
asupan cairan antara 2 waktu dialisis menjadi
penambahan BB melebihi ambang batas akan
faktor kunci pada penderita GGK ini yang
menimbulkan bahaya jika mencapai 4,8%
menjalani HD.
dari BB kering (Foley, Herzorg & Collin dalam
Pace,
sebelumnya
2007).
Hasil
penelitian
menyebutkan
bahwa
penambahan BB berlebih akan menimbulkan
cairan/24
jam
sesuai
yang
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh penggunaan kartu
pintar dan gelas minum ukur terhadap BB antara 2 waktu dialisis pada pasien GGK.
kematian bagi penderita (Perkin, et al 2006). Data rekam medik RSUD Cilacap (2012)
METODE
dari 87 orang pasien GGK yang
Desain
yang
digunakan
dalam
mengalami
penelitian ini adalah Quasi Experiment
kelebihan cairan yang direkomendasikan (4,8
without control. Uji yang digunakan adalah
% dari BB kering) atau melebihi ambang
uji paired t test. Penelitian ini ingin
batas yang disarankan. Hal tersebut akan
mengetahui dampak penggunaan kartu pintar
menjalani
HD
50%
lebih
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. VIII, No. 2. September 2015
45
dan gelas minum ukur terhadap BB antara 2
usia kurang dari 1 tahun sebanyak 15 orang
waktu dialisis. tehnik pengambilan sampel
(62,5%).
menggunakan consecutive sampling. Jumlah sampel 24 orang dengan kriteria inklusi
2. Rata-rata berat badan
pasien GGK yang menjalani HD satu minggu
sebelum dan
sesudah intervensi.
2x, memiliki BB lebih dari 4,8% dari BB
Rata-rata berat badan sebelum dan sesudah
kering.
intervensi dapat dilihat pada Tabel 1.2
HASIL Hasil penelitian diperoleh data sebagai
Tabel 1.2 Rata-rata BB sebelum dan sesudah diberikan intervensi pada Pasien GGK di RSUD Cilacap tahun 2015 (n=24)
berikut : 1.
Karakteristik responden
Karakteristik responden dapat dilihat pada Tabel 1.1 Distribusi frekuensi jenis kelamin, penyebab HD pada pasien GGK yang menjalani HD di RSUD Cilacap (n = 24) Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa ratarata BB sebelum dan sesudah diberi kartu pintar dan gelas minum ukur lebih kecil yaitu 51,9 Kg (CI : 48,1-55,7) dengan standar deviasi 9,01 dengan BB terendah 36 Kg dan BB tertinggi 73 Kg dibandingkan dengan rata-rata sebelum diberikan kartu pintar dan gelas minum ukur (52,5 kg). Berdasarkan tabel 1.1 tersebut diatas dapat
disimpulkan
bahwa
responden
sebagian besar usia dewasa 17 orang (70,8%), jenis kelamin perempuan sebanyak
A. Analisa Bivariat Tabel 2.1 Hasil uji sebelum dan sesudah pada kelompok intervensi di RSUD Cilacap Tahun 2015 (n=24).
13 orang (54,2%), dan Penyebab HD sebagian besar 15 orang (62,5%) adalah hipertensi. Dan pasien GGK yang menjalani hemodialisis sebagian besar pada kelompok
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. VIII, No. 2. September 2015
46
Pada tabel 2.1 diatas menunjukkan bahwa rata-rata berat badan antara 2 waktu dialisis sesudah diberikan kartu pintar dan gelas minum ukur lebih kecil 51,93 Kg dengan standar deviasi 9,01. Kemudian berdasarkan hasil uji statistik didapatkan nilai
p=0,005;
(α=0.05)
maka
dapat
disimpulkan ada pengaruh yang bermakna penggunaan kartu pintar dan gelas minum ukur terhadap berat badan antara 2 waktu dialysis.
perempuan (wanita). Sehingga berdasarkan penelitian ini dan hasil penelitian Ravera, penderita GGK perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki. Usia dan penyebab penderita gagal ginjal kronik di RSUD Cilacap lebih banyak usia dewasa yang disebabkan oleh tekanan darah
tinggi
(hipertensi).
Hal
ini
menunjukkan bahwa pada usia dewasa resiko banyak dibanding usia remaja atau usia tua
Jenis kelamin pasien GGK di RSUD yang menjalani hemodialisis pada penelitian paling
banyak
berjenis
kelamin
perempuan yaitu 13 orang (54,2%). Hasil penelitian ini membuktikan atau menunjukkan bahwa penderita gagal ginjal tahap akhir yang menjalani hemodialisis lebih didominasi perempuan. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Wirhan dkk (2006) yang meneliti terhadap 58 orang yang menjalani hemodialisis mendapatkan data jumlah
dengan angka tertinggi pada jenis kelamin
terkena gagal ginjal lebih besar atau lebih
PEMBAHASAN
ini
diabetes melitus tipe 2 mencapai 26 %
perempuan yang menderita GGK
lebih kecil dibanding laki-laki yaitu 1:1,7. Tetapi hasil penelitian lain yang mendukung bahwa perempuan yang mengalami GGK juga mendapatkan jumlah
tertinggi yaitu
berdasarkan penelitian Ravera et.al (2009) yang menyebutkan prevalensi penyakit ginjal kronik yang disebabkan hipertensi dan
terutama bagi mereka yang mempunyai penyakit darah tinggi. Usia dewasa yang mengalami gagal ginjal diderita oleh 1 dari 10 orang dewasa. Dan diperkirakan kasus gagal ginjal dengan cuci darah naik 10% setiap tahunnya dan penyebabnya karena hipertensi dan diabetes (Republika, 2015). Berdasarkan temuan hasil penelitian ini penyebab terbanyak hipertensi dan diabetes melitus. Berdasarkan telaah beberapa sumber bahwa penyebab gagal ginjal pada awalnya didominasi oleh penderita diabetes melitus. Seperti dalam artikel Joyce et al (2004) bahwa antara tahun 1994-1999 di U.S prevalensi GGK akibat diabetes meningkat > 40%. Dan menurut Jones et al (2005) pasien yang
mengalami
peningkatan
pada
gagal
ginjal
terjadi
kasus
GGK
dengan
diabetes. Sementara hasil penelitian ini
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. VIII, No. 2. September 2015
47
penyebab
GGK
lebih
banyak
akibat
(p=0,005; α=0.05). Hal ini menunjukkan
hipertensi atau tekanan darah tinggi. Akibat
terdapat
tekanan
lama
penggunaan kartu pintar dan gelas minum
menyebabkan perubahan kapiler ginjal dan
ukur terhadap berat badan antara 2 waktu
menyebabkan kerusakan secara perlahan-
dialisis pada pasien GGK di RSU Cilacap.
lahan
darah
tinggi
yang
pengaruh
yang
bermakna
tetapi progresif. Dan secara umum
Masalah yang di hadapi pasien GGK
gagal ginjal digambarkan fungsi ginjal yang
selama ini adalah ketidakpatuhan terhadap
kurang baik sehingga terjadi penumpukan
asupan cairan, sehingga seringkali pasien
sisa metabolisme tubuh dan pada akhirnya
datang dengan asupan cairan berlebih atau
ginjal mengalami gangguan regulasi tubuh
melebihi BB yang direkomendasikan 4,8%
(Price & Wilson, 2006).
dari BB kering. Hal ini tentu berkaitan
Hasil
penelitian
sejenis
yang
dengan perilaku pasien yang tidak patuh
menyebutkan bahwa penyebab hipertensi
terhadap restriksi cairan anjuran (Kugler et
menempati penyebab paling banyak adalah
al, 2005). Disamping itu bagi pasien GGK
berdasarkan satu studi terhadap 9.880 orang
keinginan untuk mengkonsumsi cairan harian
antara usia 18-74 tahun, dilaporkan bahwa
walaupun sudah tahu dibatasi tetapi karena
39,1% wanita dan 26,8% laki-laki pasien
kondisi tertentu (haus) seringkali minum
gagal ginjal ditemukan memiliki hipertensi
tanpa takaran terutama musim kemarau atau
(Cruz. Et al, 2005). Sementara Klag, et al
panas (Al-Azzam, 2013).
(1996) bahwa hipertensi menempati 29%
Pasien gagal ginjal yang mengalami
penyebab gagal ginjal. Sementara tinjauan
pola pengaturan yang tidak ketat akan secara
lain pada wanita hamil yang mengalami
terus menerus mengalami kelebihan cairan.
hipertensi, dapat menyebabkan fungsi dan
Hal ini tentu berdampak pada kejadian
morfologi ginjal terganggu dan beresiko
jangka panjang bagi pasien bila kelebihan
terjadi mikroalbuminuria selama kehamilan
cairan tanpa dikontrol. Menurut beberapa
(Wang et al, 2013).
penelitian pasien GGK yang kelebihan cairan
Rata-rata berat badan setelah diberi
dapat dibuktikan oleh timbul asites (terdapat
kartu pintar dan gelas minum ukur pada
cairan didalam rongga perut); kelebihan
pasien GGK menunjukkan hasil yang semula
cairan juga berdampak: tekanan darah tinggi,
BB melebihi ambang batas rekomendasi >
penyakit gagal jantung, dan penimbunan
4,8 % BB kering mengalami penurunan
cairan dilapisan rongga pleura sehingga
sebesar
pasien akan merasa sesak nafas (Lewis et al,
1,6
Kg
(53,5-51,9
Kg)
nilai
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. VIII, No. 2. September 2015
48
2011; Pace, 2007). Menurut hasil penelitian
ini didasari untuk menjawab pertanyaan
kualitatif Al-Azzam (2013) diperoleh data
ketidakpatuhan
partisipan rata-rata minum 6 gelas (@ 250
disamping mereka tidak mengetahui berapa
ml) dan bisa lebih jika suasana /suhu panas.
yang seharusnya diminum
Hal ini tentu pasien dikatakan tidak patuh
2013).
terhadap rekomendasi atau anjuran dari
asupan
terhadap
cairan
(Al-Azzam,
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat
tenaga kesehatan. Berdasarkan beberapa hasil
diketahui
telusur
antar
menggunakan kartu pintar dan gelas minum
pasien GGK yang menjalani hemodialisis
ukur pasien dapat mengontrol asupan cairan
berbeda antar individu. Menurut Herbold &
serta mengukur kebutuhan yang seharusnya
Edelstein (2011) menyatakan aturan minum
diminum selama 24 jam.
pustaka, kebutuhan cairan
atau asupan cairan yang diperbolehkan
bahwa
pasien
minum
yang
memberikan pengetahuan
kepada
jumlah
hemodialisis urine
selama
tergantung 24
jam
yang
Pemberian kartu pintar dan gelas
dikonsumsi pada pasien gagal ginjal kronik menjalani
GGK
ukur menurut peneliti sekaligus kepada pasien
GGK terhadap restriksi cairan, sehingga dari
ditambah 500 ml. Sementara menurut Masrry
pengetahuan
(2004) menyatakan bahwa kebutuhan cairan
menentukan sikap untuk patuh terhadap
pasien GGK 600 ml+ Output Urine+ EWL
asupan cairan pada pasien GGK, Walaupun
(extra water loss).
pengetahuan
Sehingga dengan
yang
baik
bukan
satu
selanjutnya
satunya
yang
demikian pasien sudah seharusnya minum
mempengaruhi kepatuhan terhadap regimen
cairan bagi pasien GGK /24 jam sudah
atau terapi.
diketahui oleh pasien sendiri.
Hasil
Pasien GGK yang di RSUD Cilacap
penelitian
ini
menunjukkan
bahwa penggunaan kartu pintar dan gelas
pada penelitian ini awalnya mempunyai berat
minum
badan > 4,8% BB kering. Kemudian oleh
menjalani hemodialisis dapat mengurangi
peneliti
berupa
asupan cairan yang berlebih sebesar 1,6 Kg.
pemberian kartu pintar dan gelas minum
Hal ini dibuktikan berat badan (BB) sebelum
ukur. Kartu pintar
sebuah kartu yang
intervensi sebesar 52,5 kg dan setelah diberi
didesain oleh peneliti yang berisi petunjuk
intervensi menjadi 51,9 kg dengan standar
atau pedoman tentang rekomendasi cairan
eror 1,83.
dilakukan
intervensi
ukur
bagi
pasien
GGK
yang
yang boleh diminum selama 24 jam dan penggunaan gelas minum ukur.
Intervensi
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. VIII, No. 2. September 2015
49
KESIMPULAN 1. Usia reponden pada penelitian ini sebagian besar usia dewasa dan sebagian besar jenis kelamin perempuan, responden menjalani HD satu minggu dua kali (hari senin dan kamis) 2. Terdapat
pengaruh
yang
bermakna
penggunaan kartu pintar dan gelas minum ukur terhadap berat badan (BB) antara dua waktu dialisis pada pasien GGK di RSUD Cilacap (p= 0,005; α=0.05) UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terimakasih kepada Kementrian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (KEMENRISTEK DIKTI) Republik Indonesia yang telah memberikan dana sehingga
penelitian
dapat
dilaksanakan.
Kami juga mengucapkan terima ksih kepada Ketua STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap dan UPT PPM atas dukungan selama ini. RUJUKAN PUSTAKA Ahrari, S., Moshki, M., and Bahrami, M. 2014. The Relationship between social support and aherence of dietary and fluids restrictions among hemodialyisis patients in Iran. Journal of Caring Sciences. Iran Al-Azzam, K,I. 2013. Kajian kualitatif ketidakpatuhan pasien GGK yang menjalani terapi hemodialisis di RSUD Cilacap Dalam pembatasan asupan cairan dan diet. Skripsi : tidak dipublikasikan.
Arnold, T.L. 2008. Predicting fluid adherence on hemodialysis patient via the ilness perception questionare revised, diambil dari www.etd.gsu.edu/thesis. Chun Hung, S., Kuo, KL., Peng, KH., Wu, PH., Lien YC., Wang, YC et al.2013. Volume overload correlates with cardiovascular risk factors in patients with chronic kidney disease. International society of Nephrology.Taiwan Cruz, S.F; Cabrera, W; Baretto, S; Mayor, MM., Baez,D. 2005. Kidney disease in Paraguay. International Society of Nephrologhy. Glans .2002. Health behaviour and health education. San Fransisco: Jossey-Bass. Herbold &Edelstein. 2011. Buku Saku Nutrisi, diterjemahkan oleh Mardella dan Karyuni,EGC : Jakarta Klag, M; Whelton, P; Randall, B et al 1996. Blood pressure and end stage renal disease in men. Vol 34. No.1 Kugler, C; Vlamick, H; Haverich, A; Maes, B. 2005. Non adherence with diet and fluid restrictions among adults having hemodialysis. Journal Nursing Scholarships. Joyce, A.T; Lacovielo, J.M; Nag,S; Sajjan, Shiva; et al. 2004. End -Stage Renal Disesase-Associated Managed Care Cost Among Patients With and Without Diabetes. Diabetes Care. Vol. 27. Jones, C; Krolewski,A; Rogus,J; Xue, J; et al. 2005. Epidemic of end stage renal disease in people with diabetes in the United States population: Do we know the cause? Lewis, S.L., Dirksen, S.R., Heitkemper, M.M., Bucher, L., & Camera, I.A. 2011. Medical-surgical nursing: Assessment and management of clinical problems. (vol 2). Elsevier: Mosby Masry. (2004). Fluid management. Jurnal Price & Wilson 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Vol.2 : Konsep, Proses dan Praktik,
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. VIII, No. 2. September 2015
50
Diterjemahkan oleh Ester dan Yulianti, EGC : Jakarta Pace, R,C. (2007). Fluid Management in patient on hemodialysis, nefrology nursing journal. Perkins, et all. 2006. Patterns of interdialytic weight gain during the year of hemodialysis. Nefrology nursing journal Ravera R. Et al.2009. Chronic kidney disease and cardiovasculer risk in hypertensive type 2 diabetes : a primary care perspective, Nephrol dial transplant 24: 1528-1533 Rekam Medik RSUD. 2012. Rekapitulasi Data pasien GGK. Tidak dipublikasikan
Republika. 2015. Pernefri: Jumlah penderita gagal ginjal Naik. Diunduh dari http://nasional.republika.co.id/ Wang, IK., Muo Ms, CHi-Hsin; Chang, Yi; Liang, CC; Lin Shih Y et al. 2013. Association between hypertensive disorders during pregnancy and endstage renal disease: a population-based study. Canadian Medical : Kanada Wirhan, Pramono B, Asdie AH. 2006. The differences of body mass index on depression in type 2 diabetes melitus at DR. Sardjito hospital Yogyakarta. Palembang: The journal of International Medicine 278-280.
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. VIII, No. 2. September 2015
51