PENGARUH PENGGANDAAN......
PENGARUHPENGGANDAANARTIKEL HASIL PENELITIAN TERHADAPBESARNYAROYALTI YANG DIINGINKAN PENELITIINDONESIA Tri Margono'
Abstract The aim of the research was to find out the Indonesian researchers attitude to royalties and its turn from reduplication of their research result report (RRR) Data was collected by stratified random sampling on 584 researchersfrom Centrefor Researchand Developmentat Departments, Non-Departments, and Universities/lnstitute institutions, with filling questioners up. Henceforth, datawas analyzed W descriptive qualitative. The results show that researchersagree (37,517o)with the reduplication process, if it really useful. The articles permissable to reduplicate and users should not permission to writers before. That mean the process is free of royalty charge. Nevertheless,19,78% researchers permit the process,provided userspay the royalty. Amount 37,67% respondentssaid, users should pay the royalties as much as 25-50% from the process,then 21,75% as muchas <25% from theprocess;i,5,41% as much as 50-70% from the process; and 25,17% respondentsstill uncertain. Pendahuluan Perkembanganinformasi dewasaini kian pesatdari hari ke hari, sementara informasi yang dibutuhkan user kian beragam,baik u.rer sebagaimahasiswa peneliti, dosen, indushiawan, maupun masyarakatumurn lainnya. Pemanfaatan informasi tersebut salah sahlrya adalah informasi dari hasil-hasil penelitian, tergantung dari status atau aktivitas masing-masingurer. Dalam mendapatkan informasi tersebut, bermacam-macampula cara uter agar informasi yang dibutuhkannyadapat diperoleh dengancepat,antaralain denganmenggandakan ataumenfotokopiinformasitenebut. t
Indoncsia PenelitiDokumentasidan InformirsiIPI'EK. lcmbaga Penelitianl)cngetahuan
Meditek,Vol.8, No.2l,Jantnri - April 2000
49
PENGARUH PENGGANDAAN......
BerdasarkanUndang-undangHak Cipta (UtfHC) 1987(pasal11) ditegaskan bahwa semwl hasil karya tulis merupakan ciptaan yang dilindturgi, dan perlindtrnganhuk-um atas ciptaan-ciptaantersebut berlaku selama penciptanya masihhidup dan berlangsungterushingga50 tahur setelahpenciptanyameninggal dunia. Apabila ciptaan tersebutdilakukan oleh dua orarg atau lebih, maka perlindungan hukumnyaberlakuselamahiduppenciptayangterlamahidupny4dan berlangsungterus hingga 50 tahun setelahpenciptanyayang terlama hidupnya meninggal dtnia. Namun dalam pasal 14 dijelaskanbahwa perbanyakansuatu ciptaansecaraterbatasdenganfotokopi atauyang sejenisoleh perpustakaiur urnutn, lembaga ilmu pengetahuanatau pendidikan dan ptsat dokumentasiyang non komersial semata-matahanya untuk kepentinganaktivitasny4 merupakansuatu perbu,atanyang tidak dianggap sebagaipelanggarzurhak cipta dengan syamt sumbemyaharusdisebutkansecaralengkap. Saatini laporanhasil penelitianyangdilakukanoleh prenelitimasihtersebardi berbagaitempat dan upayapenggandaan terhadaphasilkaryaftrlis tersebutsemakin sulit untuk dikontrol. Oleh karenaitr"rpenelitianini dilakukanuntuk mengetahui sikappeneliti Indonesiaterhadapkegiatanpenggandaan h"tsilkaryapenelitiannya sefia turtuk mengetahui besamya royalti yang mereka inginkan dari hasil penggandaan tersebut.
Tinjauan Pustaka - Perkembanganhak cipta berdasarkanla1rrranOTA (Offic'eof TechnologSt Assessment), DPR Amerika Serikat.dimulaipadaabadke-I5 di Inggris,yangpada saat itu kekuasaanurtuk menerbitkankarya tulis diberikan kepadapenerbit dan bukanpencipta.Namun padaabadke-17,parapengarangdan prenulis(pencipta) mulai menurtut hak merekauntuk ikut menikmatihasil karyaciptaannya.Untuk mengantisipasi hal tersebut,maka padatahur 1709,Inggfrsmengumumkan"The Stahile of Arwe" yang dianggapsebagaicikal bakal lahimya LJUHC di seluuh dturiauntuk melindturgipenciptanya. Sementara di Indonesiasendiri,perlindturgan karya cipta sebenamyatelah berlaku sejak pemerintahantlindia Belanda yaitu AuteurswetStb. l912 No. 600 dansudahberlakupuluhantahur lamanya(Yusufet al.. 1996).Dijelaskanlebih lanjut bahwa hak cipta merupakanhak khususbagi pencipta maupun penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya maupun memberi izin untuk itu, dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan yangkrerlaku. penurdangan menurutprcraturar-r Pengertianpencipta menuut tItlHC 1987 adalah: Pertam4 Orang yzutg namanyaterdaftar dalarn dafiar Lunumciptaan dan pengtunumanresmi tentang
50
Meditek,VoL8, l'{o.21,,lunuari- April 2000
PENGARUH PENGGANDAAN...... pendaftaranpada Direktorat Hak Cipta Drjen. Hak Cipta Paten dan Mereh DepartemenKehakiman.Kedua Orang yang namanyadisebutkandalam ciptaan ataudiumumkansebagaipenciptapadasuatuciptaanitu. Fturgsidan sifat dari hak cipta meliputi fi.urgsisosial,moral, danjuga hukum, perlindungan,dan keadilan.UUHC Indonesiamemuatkonsepsiyangtegasdalam pemberianbatasansuatuciptaan.Dari konseppembatasanini terkandungmakna memberikesempatankepadamasyarakatdalambatasdan syarattertentuunhrk ikut memanfaatkansuatuciptaanyang telah dihasilkan@jumhara 1993).Selanjutrya dijelaskan bahwa suatu ciptaan memiliki firngsi sosial, karena selain melalui mekanisme dan pemberian kesempatankepada masyarakat,juga dengan mekanisme tentang kewajiban unhrk mewujudkan su,atuciptaan atau memberi lisensi kepadapihak lain. Mekanisme ini dikenal sebagaicompulsory licensing, yaitu sekiranyanegara memandangperlu atau menilai bahwa suatu ciptaan sangat penting afiinya bagt kehidupan masyarakat negara dapat mewajibkankepadapemeganghak ciptayangbersangkutan untuk menterjemahkan ataumemperbanyaknya. Pemilik hak crptabiasanyamemberiizin kepadaoranglain denganpembayaran royalti yang layak dan dituangkandalam suahr perjanjian lisensi. Perbanyakan denganmenggunakanperalatanfotokopi (infringemenf)secaramenyelunrhtanpa izin dari pemilik/pemeganghak cipta termasuksalahsatupelanggaran terhadaphak ciptatersebut.(Bintanget al., 1996). Royalti merupakanpembayarankepadaseseomngatau badansebagaiimbalan atas izin unhrk menggunakanhak orang atau badantersebut,misalnyahak cipta atau hak penggandaan(copyight) selamajmgka waktu atau sampai jumlah tertentu.Besamyaroyalti tergantungdari manfaatyang diperolehdari penggunaan hak tersebut.Mulanya hak ini adalah suatu hak istimewa yang diberikan oleh kerajaankepadaseseofimgatau suatuperusahrm,terutamahak atastanah-tanah pertambangan,dan atashak itu orang atau perusahaantersebutharusmembaym kepadakerajaan.Padadasamyapembayaranroyalti dapatdigolongkanke dalam tiga kelompok,yaitu pembayaranataspenggrmaan:I ). Hak atashartatak terwujud, seperti hak paten, merek dagang,formula atau rahasiaperusahaan.2). Hak atas hartaterwujud, sepertihak atasalat-alatindusfi, komersial,dan ilmu pengetahuan. 3). Jasa sepertipemberianinformasi yang diperlukanmengenaisuatuusahadan investasipada umumny4 khususnyapengalamandi bidang industri, pemiagaan, dan ilrnu pengetahuan. Infonnasiyangdimaksudkandi sini adalahinformasiyang belum pemah diungftapkansecaraterbtrka.Penghasilandari royalti merupakan
Meditek,VoL8, No.2l,Jaruuri- April 2000
5l
P E N G A R UH P E N G G A N D A A N . . . . . .
objek pajak penghasilanyang diatur Oi,tu- Undarg-undangPajak Penghasilan, pasal4 ayat(l) b. (Soewartoyo,1990)
MetodologiPenelitian Penelitiandilakukan pada tahun anggarzm199711998secarastralified random sampling pada Pusat Penelitian dall Pengembangan(Puslitbang) lrmbaga PemerintahDepartemen,Non Departemen,dan PerguruanTinggi Negeri yangada di Indonesia. lrmbagalembaga ini selanjutrya diambil 5% secara acak proporsional. Hasil yang diperoleh adalah Departemen Pertanian @eptan). DepartemenPendidikan dan Kebudayaan@epdikbud), LPI. BPPT, dan BP-7. Sedangkanlembaga penelitian pergwuan tinggi negeri diambil sebanyak 15 lembagayang mewakili lembagaperguruantinggi negeri yang ada di Indonesia. I.okasi ditetapkanberdasarkanpembagranwilayahyangmewakili Indonesiabugrart Barat, Timur, dan Tengah, serta berdasarkanPeta Pemakai Informasi Potensial secarapurposive sampling. Hasil yang diperoleh yaitu wilayah Jakart4 Bogor, Tangerang, Bandung, Yogyakarta Surabaya, Jember, Palembang, Jayapura" Samarind4dan Ambon. Sampelpeneliti diambil sebanyak584 orang,dengancatatantelah memenuhi syarat minimal pengambilan sampel. Hal ini berdasarkandata jumlah peneliti jumlahnyatems Indonesiapadatahun1994sebanyak6.l27orang,dandiperkirakan befiambahhingga diperkirakan pada tahur 1997/1998ada sekitar 8.500 orang. Apabila sampelyang diambil minimal 5%, berarti minimal sampelyang diambil adalah425 orangpeneliti. Data primer diperolehmelalui pengisiankuesioner,yang selanjutryadiolah secaradeskriptifkualitatif.
Hasil Penelitian Respondenpeneliti terbanyakberasaldari trmbaga PenelitianNon Departemen atau LPND (45,72o/o),kemudian PerguruanTinggi (35,79Vo),dan Departemen (18.4V/o). Sementaraitu lokasi tempat bekerja respondenterbanyakdi .lakatta (37,32Vo),kemudian Bogor (22A3%). Hal ini dimungkinkan karena pada kenyataannya sebagianbesarPuslitbangberadadi Jakata (TabelD.
52
Meditek.Vol.8, No.2l,,lanuari- April 2000
PENGARUH PENGGANDAAN......
Tabel I. Deskripsi RespondenPeneliti BerdasarkanJenisLembagadan Lokasi
6 qt
6 7
P
!,!?
4.45
Keinginan peneliti trrrtuk hasil karyanyaternyatasangattinggi, tanpa mernikirkan unhrk menerima ataupun imbalan atas (fotokopi) dari hasil penelitianmereka.Mereka berpendapatbahwa yang paling penting adalah hasil penelitiantersebutbermanfaatbagi orang lain. Sebanyak 43,09/o mengatakanbahwa user boleh menggandakanlaporan hasil penelitiannyatanpa harus memperolehizin terlebih dahulu ke penulis, di mana 37,5lyo menyatakan asalkan laporan tersebut bermanfaat, sementara5,58yo menyatakanwer banssmenuliskanzumber,tidak menjiplak, sesuaidengankode etik dan tidak digunakan untuk tujuan komenial. Hal ini menurlukkan bahwa peneliti Indonesia sebagianbesar sudah memahami banar apa yang dijelaskan dalam UUHC 1987, khususnyapada pasal 14. Disebutkandalam pasal tersebut bahwa perbuatanyang tidak dianggapsebagaipelanggaranhak cipta antaralain murgutip ciptaanpihak lain sampaisebanyak-banyaknya |U/o dai kesatuanyang bulat tiap ciptaan yang dikutip sebagaibahan turtuk menguraikanmasalatryang dikemukakary mengambil ciptaan pihak lain baik sebagianmaupun selunfinya guna keperltian cerarnahyang semata-matauntuk tujuan pendidikan dan ilrnu pengetahuan,serta memperbanyaksuatu ciptaan secaraterbatasdargan fotokopi atau yang serupa wrtuk umurn, lembaga ilmu pengetalnranatau pendidikandan pusat dokumentasiyang non komersialsemata-matahanyaurtuk kepentinganaktivitasny4 dengansyaratbahwasumbernyahartn disebutkansecara langkap.Hal serupasesuaipula denganyang dikemukakanoleh Djumhara(1993) bahwa truHC memuat konsepsiyang tegasdalam memberipembatasanterhadap suatu ciptaan. Konsep pembatasanyang dimaksud mengandungmaloa bahwa
Mditek Vol.8, No.2l,Jamnri - April 2000
53
P E N G A R T I HP E N G G A N D A A N . . , . . .
UtiHC tersebutmemberi kesempatankepadamasyarakatluas dalam batasdan syaralsyarattertentuuntr*. ikut memanthatkansuatuciptaantersebut. Berdasarkananalisis data terhadappersepsipeneliti terhadappembolakuan royalti (tidak diberikan tabel), memrnjukkanbahwa persepsirespondenadalah positif dengannilai 1,01.Persepsitersebutdihrnjukkanoleh respondendi mana sebagianbesar peneliti Indonesia menyetujui ditrerikannyaroyalti bagi penulis (74,830 ), ruullun sisanya (25)7oA tidak menyetuiui atau tidak menjawab'nya (Tabel 2.). Sebanyak 37,67yo respondenmengharapkanbesan-ryaroyalti yang sementaralainnya yaitu diterima adalahsebesar25-50% dari biaya penggandaan, menginginkan 2l,75yo sebesar<25% dari biaya penggandaan, dan 15,41o/o-n!a sebesar50-7U/o dari biayapenggandaan. Tabel II. Besarnyaroyalti yang diinginkan responden No.
I 2. J
4.
BesarRovalti
Jumlah Responden
<25Yo dari biava oenssandaan 25-50o/odari biaya Denggandaan 50-70o/odari biava penssandaan Tidak meniawab
127 220 90 t47 584
Jumlah
o/o
2 t . 75 37.67 1 5 . t4 25.t7 100.00
Penggandaan laporanhasil-hasilpenelitianmenurut Yusuf, et al. (i996), paling banyak dilalrukan oleh mahasiswa Mereka melalarkanfotokopi, mengutip, dan sejenisnya hanya turnrk kepentingan sendiri, di mana 52,38Yomahasiswa melalarkannyaakibat terpaksa(mendesak),28,57yokarenaalasanekonomi akibat harga buku yang mahal, dan 2,380 mengutip hasil karya tersebut dorgan menyebutkan surnb€mya secara lengkap, sementara l6,67yo mahasiswa tersebutdilakukan menyatakankar€na faktor kebiasaan.Kegiatan terutamadalam setiapmenuliskaryailmiah, tugasakademik,kulialL dan sejenisnya (3l,l7yo) pada hampir semtrajenis buku yang dibutuhkan(42,10yo),khu-susnya lJpayaini dilakukanjuga atasbuku ataukarya hrlis berbahasaIndonesia(31,58%o). karena alasan ekonomi. akibat hmga buku yang mahal (5l,l1o/o), dan akibat kesulitanmemperolehbuku karenamemangbuku tersebuttidak dijuat di pasaran (42,22oh).Sementarahasil penelitianBintang (1996) menunjukkanbahwasemutt melalui mahasisw4doserudan peneliti (100%) pemahnrelakukan peralatan fotokopi. Namrul penggunaannyaterbatas hanya urtuk keperluan pribadilkuliah, tidak untuk tujuan komersial. llal ini menunjukkanbahwa penggrrnaim ciptaantersebutmasilrpadatingkatpersonallprivate hasilpenggandaan
54
Meditek,I,bl.8, No.2l, ,Ianuari- April 2000
PENGARUTI PENGGANDAAN...... use, dan belum sampai pada tingkat phlic ru2. Sebanyak70% responden mengakuimernperbanyakciptaandi ataspadasebagianbesarataukeseltuuhandari isi karya tulis, dan 3}Yo-nyamemperbanyaksebagiankecil dari isi karya tulis tersebut. Jurnlah perbanyakankarya ttrlis yang diperbolehkanpada lembaga-lembaga pendidikandan penelitiandi Indonesi4seharusnya lebih fleksibel.Sepertidi negara jelas Amerik4 hal tersebut dihrangkan dalam suatu pedoman yang disebut ClassroomGuidelines,yang merupakaninterpretasiterhadapUUHC 1976 yang menyangkutjumlahpenggandaan. Seorangtenagapengajmbolehmelakukansingle copy (ntu teks) dari satu bab buku, sebuahartikel jumal atau majalalL sebuah ceriterapendek,diagmm ataugrafik ataugambar/chartdan karyaflrlis yang diberi hak cipta. Penggandaan lebih dari satueksemplarataumultiplecopyingdiboletrkan apabilamemenuhisyarat-syarat tertentr"yaitu: I . Brewity (misalnyabila karyatulis tersebutterdid atas2500 kata atau lebih makaupayapenggandaannya tidak boleh lebih dari 1000 kata). 2. Spontaniety,yattukebutuhanyang mendesakyang tidak direncanakansebelumny4 dan wakturya pur tidak memurgkinkan lagi untuk meminta izin pada penciptanya-3. Cummulativeefect, di mana fotokopi hanya diboletrkanmtuk satupelajaransajadi sekolahtersebut.Kegiatanfotokopi di luar ketentuan tersebtrt harus minta izin terlebih dahulu pada pemilik hak cipta Walaupun agak bervariasi dari satu putusan ke putusan lainnya pengadilan cendenrngmenggunakan@oman ini sebagaidasardalampernberianptusannya Martir\ l99l). Sementara di Belanda perbanyakan terhadap beberapa lembar untuk pemerintah, kepentinganpribadi diperbolehkan.Namur turtuk lembaga-lembaga perpustakaan, pendidikan,dan lembagapenyelenggara kepentinganurnum lainnya boleh mernperbanyaklebih dari beberapalembar tanpa perlu membayarpada pencipt4 sedangkanlembaga-lembagakomersial boleh melakukanperbanyakan denganpembayaranyang wajar kepadapenciptanya.Banyaknyajutnlah dokumen yang diperbolehkanuntuk digandakandi negaraJerman diatur berdasarkanthe Cop,right AmandmentAct oJ-June24, 1985.Disebutkanbahwaurtuk keperluan pribadi ataupendidikanpadalembaganonkomersial,perbanyakanboleh dilakukan hanya sebagrankecil dari keselunrlrankarya tulis aslinya- Perbanyakanwrtuk selurfi buku ataumajalah/jumalsamasekalidilarang(WIPO, 1988). BerbedadenganMalaysi4 di mana dokumen yang digandakantidak terbatas untuk kegiatan penelitian nonprofit atau untuk dipelajari sendiri, dan untuk keperluankritik samasekali tidak dianggapsebagaipelanggaranhak cipta. Sama halnya denganThailand, penggandaandokumen unhrk kegiatanpendidikandan studi atau rurtrk keperluansendiri, anggotakeltrarg4 saudar4 dan temarl juga Meditek,Vol.8, No.2l, ,lanuari- April 2000
55
PENGARUH PENGGANDAAN......
untuk tujuan lffitilq komentar,dan ulasan,tidak dianggapsebagaipelanggaranhak 1992). cipta(Kantaadmadiiab Meskiprrnkonvensi Beme tidak mengahr secarakhususdalampernberianhak kepada setiap negara untuk melakukan pengecualianterhadap penggandaan yang dokumenuntuk kepeduanpribadi, di banyaknegixaterutamanegam-negara (private pribadi use) kepentingan memakai sistem hukum sipil, fotokopi untuk dibenarkan. (Ginsburg, 1991). Namun demikian negara Indonesia bukanlah anggotakonvensi Berne dan tidak mengikuti konvensi internasionalmultilateral Indonesiatidak terikatdengan tentangperlindunganhak cipta Hal ini menyebabkan yang dikeluarkandalanrkonvensitersebut(Hutagalung,1994). ketentuan-ketentuan Dalam perkembangan terakhir, Indonesia tampaknya mulai memnjukkan kecenderunganuntuk ikut dalam konvensitersebut,akibat desakaninternasional. di Padatanggal14 April 1994,persetujuanGATT putarallUrugUayditandatangani, mana Indonesia merupakan salah satu pesertanya(GATT sekarangberubah menjadi WTOlWorld Trade (hganization). PersetujuanGATT ini juga telah diratifikasi Indonesiadergan undang-undangno.7 tahun 1994,yangmaryebabkan yang ada. setiap warga negamnyaterikat untuk mematuhi ketentuan-ketentuan Salah sattr aspek dari persetujuan GATT ini adalah TRIPS (Trade-Related Intellechnl Property Right) yang dalam pasal 9-nya menyatakanbahwa setiap negaraanggotawajib manatuhi pasal-pasall-12 konvensiBerne.KarenaGATT menunjukketentuankonvensiBeme,berartisecaratidak langstulgIndonesiasudah terikat dengan aturan-aturanitq ualaupun tidak menjadi anggotanya(Bintang'
Iee4).
WpO UAorld Intellecnnl Property (hganization) sardiri sebenanryatelah menentukan bahwa fotokopi terhadap seluruh buku tidak dibenarkan, dan penggandaanpada sebagianisi karya tulis baru diizinkan apabilaada peraturan yang-menetapkanjumlah pembayaranrenibusi pada setiap peralatanfotokopi i*tt"O"p pemiliVpernegang hak cipta (Ginsburg, l99l). Namun turtuk mengantisipasiberbagaiperkernbanganteknologi yang ad4 WIPO menyarankan agar- diberrttrk organisasi administrasi brsama (Collective Administration (hganizations), dan membuat ukuran-ukuran yang wajar untuk kepentingan pernilik dan pernakaihak cipta. Melalui organisasisemacamini makapembayaran ioyalti kepadapemilik hak cipta dilakukan"misalnyamelalui sistemperjanjianyang bersifat rxnurn (collective blanked licence system) dengan lembagalembaga hak cipta. Sistem ini lebih praktis datipada sistem biasa (pembayamn pernakai 'r*"* individual per transaksi),karenasulit turhrk mengetahuiberapasecarapasti jutnlah karya tulis yang difotokopi setiap saatoleh para pemakaihak cipta yang tidak ekonomis apabila .;*otuh"yu banyak tersebut.Tenhxrya tidak praktis dan
56
Meditek, Vol.8, No.2I,.lanuari - April 2000
PENGARUH PENGGANDAAN......
setiappenulis hanrsmembuatperjanjiansecaraindividual dengansetiappernakai hakciflanya (WIPO, I 988). Walau bagaimanapun,hak cipta merupakan hak yang bersifat khusus (eksklusif), artinya tanpa izin pemegang hak, omng lain dilarang untuk menggunakanhak cipta tersebut.Hak ini adalahsalahsatubaSan dari hak milik intelekhralAlMl (lntelectual Property Rights\. Salah satu teori yang mengahr tartang aspekperlindurganhukum atashak cipta adalahteori fusk (Kansil, 1993). Teori ini menyebutkanbahwa HMI merupakanhasil dari suatu penelitianyang yang bersifat perintisandiperlukanunnrk risiko, sebabusaha-usalra menghasilkansesuatuyangtidak dengansendirinyamemu,atketeranganyangjelas, sehinggabanyak diganggudenganlangkah-langkahawal yang kelinl arah yang salah dan kesimpangsiurangtura memasuki suatu proses yang bersifat lseatif Sekalipunusahatersebutberhasilmembu,atsuatuciptaanatau penemuarlrulmun masih juga dihadapkanpada risiko, di mana orang akan dapat melampauiatau menemukancara lain untuk memperbaikinya.Dengan demikian wajar apabila perlindturgan sementarapada hak cipta seseorangdiberikan atas upaya atau kegiatanyangtelahdilakukannya Namun demikiaq perlindunganhak ciptakaryatulis di Indonesiabelumberjalan sebagaimanayang diharapkan, akibat banyaknyakegiatan penggandaanyang dilal$kan untuk meinenuhi kebutuhanpemakaihak cipta dan banyaknyajumlah fotokopi/per''ceUkanyang memberikan pelayanantersebut. Hal ini sebagaimanayang diungkapkan oleh Bintang (1996), bahwa faktor yang menyebabkan pelanggaran di atas antara lain: kurangnya pemahamandan kesadaran hukum masyarakat (pemilik dan pemakai hak cipta), lematrnya kemampuan penegak hukum, kurang jelasrya hukum yang berlakq serta berkembangnya teknologiffirmasi (sepertiperalatanfotokopi). Walau bagaimanapun Sujatniko (1993) menegaskanbahwa apabila isi dokumen dikutip dengan manyebutkansumbemya secara lurgkap, maka hal tersebuttidak merupakansuatupelanggaranterhadapkaryacipta-Ini marunjukkan bahwabesamyaroldti yangdiinginkanoleh respondendi atasperlu dipertegaslag baik morgenai batasanmauprxl aturan-aturanlainnya serta bagaimanaupaya pengendalian dan proses pernbayaranroyalti tersebut kepada penulis, atas penggandaan yangdilalnrkanolehmasyarakatsecaraumurn.
Kesimpulan Peneliti Indonesiaternyatamerniliki keinginanyang tinggr turtuk menyebarkan hasil penelitiannya. Sebanyak 37,5loh responden menyatakanbahwa dalam
Mediteh Vol.8, No.2l, Januari- April 2000
57
PENGARUH PENGGANDAAN......
kegratanpenggandaanhasil penelitianny4 wer ttdak perlu iim terlebih dahulu kepadapenulis. asalkantulisan tersebutbenar-benarbermanfaat.Namtur 35,80% respondentetap menghendakiizin tersebut.dan hanya l9,78yo respondenyang menginginkanroyalti dari hasil penggandaannya. Berdasarkan besamyaroyaltiyang hanr-sdibayar, 37,670A responden menginginkan sebesar 25-50% dari biaya penggandaan yangtelah dilalrukan.
Kepustakaan l. Bintang,Sanusi,et al., Pelaksanaan PerlindunganIJak Cipta KaryaTulis dalam Praktek di Kotamadya DT.ll Banda Aceh, Universitas Syiah Kuala.45ltal,1996. 2. Bintang, Sanusi, PersetujuanTRIPS-GATT dan Implikasinyadalam Hukum Hak Milik lntelektualNasional.Kanun Jurnal llmu Hukum. 8. 1994:78-90,1994 3. Djumhara, Muhammad dan R. Djubaedillah, Hak Milik Intelektual (Sejarah,Teori dan Prakteknyadi Indonesia),Bandung,Citra Aditya Bakti: 63,1993. 4. Frank. H. Foster and Shook, Robert L, Patents, Copyrights, and Trademarks: Whot i,sa Copyrights,2nd ed. New York. John Wiley and S o n sI.n c : 1 4 5 - 1 5 61. 9 9 3 . 5. Ginsburg, Jane C, Reproduction of Protected Lltorlcs.for University Researchor Teoching, Journal of the Copyright Society of the USA, l 9 9 l : 1 8 8 ,1 9 9 1 . 6. Flutagalung,SopharMaru, Hak cipta, Kedudukandan Peranannyadalam Pembangunan, Jakarta,AkademikaPressindo:100. 1994. 7. Kansil, Nico, PerlindunganIlukum terhadapHak Milik Intelektual, Makalah,Fakultasl{ukum IINDIP, Semarang: 3-5, 1993. 8. Kantaatmadja, Mieke Komar, et al., Aspek Flukum Kerjasama Internasional(ASEAN) di Bidang Hak Milik Intelektual, Laporan Penelitian.Jakarta,BPHN: 84 dan 91,1992. 9. Martin. Scott, Photocopying ond The Doctrine of Fair Use: The Dtplication of Enor, Journal of the Copyright Society of the USA, l 9 9 l : 3 8 8 .1 9 9 1 . 10. Rooseno H., Mengenal I{ak Cipta lnclonesia:Beserta Peraturan Pelaksanaannya. SinarHarapan,I ed.. 186hal, 1993. Jakarta,Pr,rstaka
58
Meditek,WtL8, No.2l..lanuari- April 2000
PENGARUH PENGGANDAAN......
I l. Soewartoyo,B., Royalti. dalam Ensiklopedi Nasional Indonesia,Jilid. 14.Jakarta,PT. Cipta Adi Pustaka:264,1990. 12. Sujatmiko, Agung, et al., Tinjauan Yuridis tentang PelanggaranHak Cipta terhadap Karya Cipta Buku, Surabaya, Lembaga Penelitian UniversitasAirlangga, 25 hal, 1993. 13. Undang-undang RI. No.7. tahun 1987 tentang Perubahan Atas Undang-UndangNo.6 tahun 1982 tentang Hak Cipta dan Peraturan Pelaksanaannya. 14. WIPO, Copyright, Monthly Review of the World IntellectualProperty Organization:56-64,I 988. 15. Yusuf, Pawit W; Ginting, Rehulina;Yehuda,Eddy, Sikap dan perilaku Mahasiswa terhadap Pelanggaran Hak Cipta Berkaitan dengan PerlindunganKarya Cipta, Bandung, Lembaga Penelitian Universitas Padjadjaran,85 hal, I 996.
MeditelqVol.8,No.2I,,Iarunri- April 2000
59