A.
PENGARUH
BESARNYA
RANGSANGAN
TERHADAP
KEKUATAN
KONTRAKSI. Tujuan Praktikum Mempelajari
rangsangan
subminimal,
minimal,
submaksimal,
maksimal
dan
supramaksimal dan kontraksi maksimal, submaksimal dan maksimal yang dihasilkannya. Dasar teori Satu berkas saraf (seperti n. ischiadicus) terdiri atas banyak serabut saraf. Tiap serabut saraf mensarafi beberapa serabut urat daging (otot) ini disebut satu unit motor. Bila rangsangan yang diberikan pada saraf atau ototnya kecil saja (subminimal) tak satu pun dari unit motor itu yang terangsang. Tapi bila rangsangan diperbesar sedikit (mencapai minimal) mungkin satu dua unit motor terangsang, sehingga terjadi kontraksi yang terkecil pada otot itu (kontraksi minimal). Bila rangsangan diperbesar lagi (subminimal) akan terjadi kontraksi yang lebih besar dari kontraksi minimal, yaitu kontraksi submaksimal. Dan bila rangsangan terus diperbesar sampai mencapai maksimal akan dihasilkan kontraksi maksimal. Rangsangan yang lebih besar dari rangsangan maksimal (supra maksimal) akan menghasilkan kontraksi yang tidak lebih besar dari kontraksi maksimal. Hal ini disebabkan karena seluruh unit motor yang terdapat pada sediaan otot saraf tersebut sudah terangsang semuanya (sejak rangsangan maksimal tadi). Bahan dan alat 1.
Sediaan otot saraf (n. ischiadicus dan m. gastrocnemius)
2.
Kimograf, stimulator, alat pencatat kontraksi dan alat pencatat rangsangan (yang terakhir tidak mutlak perlu).
3.
Larutan garam faali (NaCl 0.65%).
Tata kerja. 1.
Siapkan sediaan untuk percobaan pencatatan kontraksi seperti pada percobaan
2.
Aturlah pengatur kecepatan drum pada netral.
3.
Rangsanglah saraf atau ototnya dengan rangsangan tunggal (singel shock).
4.
Geser/putar drum ½ - 1cm dengan tangan
5.
Perbesar rangsangan, ulangi no.3 dan no.4
6.
Perbesar lagi rangsangan dan ulangi no.3 dan no.4 sampai didapatkan beberapa kontraksi maksimal.
7.
Bila tidak menggunakan pencatat rangsangan, berilah tanda di bawah garis dasar pada setiap kali memberi rangsangan.
Lembar kerja : Tempelkan hasil rekaman saudara di bawah ini.
Rangsangan subminimal
:
volt
Rangsangan minimal
:
volt
Rangsangan maksimal
:
volt
Rangsangan supramaksimal :
volt
Pertanyaaan : 1. Apakah sama pada setiap sediaan otot saraf besarnya rangsangan minimal dan rangsangan maksimal? mengapa ? 2. Mengapa pada rangsangan supramaksimal, kontraksi yang didapatkan sama dengan kontraksi maksimal? 3. Mengapa pada rangsangan subminimal tidak ada kontraksi ? 4. Apa itu hukum ’All or None’ (gagal atau tuntas) ? B. KONTRAKSI TETANUS DAN KELELAHAN Tujuan Praktikum Mempelajai terjadinya kontraksi yang berturut-turut (tetanus) dan kelelahan yang diakibatkan..
Dasar teori Bila frekuensi rangsangan rendah, kontraksi-kontraksi yang dihasilkannya berupa kontraksi-kontraksi sederhana dengan relaksasi sempurna. Di sini juga terjadi treppe. Bila frekuensi dipertinggi maka terjadi kontraksi-kontraksi dengan relaksasi yang tidak sempurna, yang disebut kontraksi tetanus inkomplit. Bila frekuensi dipertinggi lagi otot tidak sempat lagi relaksasi terjadi kontraksi terus yang disebut kontraksi tetanus komplit. Kontraksi ini meningkat terus. Tapi pada suatu saat kontraksi ini menurun, karena otot sudah mengalami kelelahan. Bahan dan alat 1. Aturlah rangsangan maksimal atau sedikit diatasnya 2. Aturlah kecepatan kimograf pada kecepatan 3. 3. Buatlah rangsangan dengan frekuensi rendah sampai tinggi sambil melakukan pencatatan. Dapat pula dihentikan dahulu setiap kali melakukan perubahan frekuensi. 4. Setelah terjadi tetanus komplit teruskan perangsangan sampai kontraksi menurun. 5. Hentikan dan berikan tanda-tanda seperlunya.
C. KERJA LUAR OTOT DENGAN PEMBEBANAN DI DEPAN DAN PEMBEBANAN DI BELAKANG Tujuan Praktikum Menghitung kerja luar otot dengan pembebanan di belakang dan pembebanan di muka. Dasar teori Sampai batas tertentu kontraksi otot yang direnggang sebelumnya (pembebanan di depan), akan menghasilkan kerja luar yang lebih besar dibanding dengan kerja luar otot tanpa direnggang terlebih dahulu. Perenggangan yang optimal didapatkan pada panjang mula-mula (initial length) yaitu bila otot yang masih intak dengan tulang kerangka yang direnggang sepenuhnya sewaktu hewan hidup. Bila beban 5 gram diangkat setinggi 7cm maka kerja luar otot tersebut adalah 35 gram cm. Tata kerja 1. Atur kecepatan kimograf pada netral
2. Atur besar rangsangan sedikit di atas maksimal 3. Atur penahan pencatat kontraksi sedemikian sehingga : -
Pada pembebanan dibelakang penahan ini harus menahan pencatat setiap kali penambahan beban
-
Pada pembebanan dimuka penahan ini dikendurkan agar otot dapat terenggang oleh beban sebelum dirangsang.
4. Buatlah pencatatan kontraksi dengan beban dari 0 - 60 gram. 5. Beban harus digantung persis di bawah ikatan tendo archiles pada alat pencatat. Bila digantung diluar itu maka berat beban harus diperhitungkan dengan mengalikanya dengan jarak pengumpil ke beban dibagi dengan jarak pengumpil ke ikatanya dari tendo archiles. 6. Tinggi pengangkatan beban adalah tinggi kontraksi otot itu dengan pembebanan dan dapat dihitung sebagai berikut : tinggi kontraksi otot berbanding tinggi pencatatan kontraksi sama dengan jarak pengumpil ke pengikat otot berbanding jarak pengumpil ke ujung alat pencatat. 7. Beri tanda-tanda seperlunya. Lembaran kerja. Tempelkan hasil percobaan saudara di bawah ini. Pembebanan di belakang
Pembebanan di muka
Buat daftar perhitungan kerja luar percobaan saudara.
Pertanyaan
1. Pada beban berapa kerja yang optimal pada pembebanan di belakang dan pembebanan di muka ? 2. Buat grafik pada gambar yang sama kerja luar vs beban pada pembebanan di belakang dan pembebanan di muka.