BAB VI OTOT
A. RANGSANGAN TERHADAP SEDIAAN OTOT SARAF. Tujuan Praktikum 1. Mempelajari cara mematikan katak dan membuat sediaan otot saraf. 2. Mengenal jenis dan kerja beberapa alat perangsang. 3. Mengenal berbagai macam rangsangan terhadap sediaan otot saraf. Dasar teori. 1. Impuls Saraf dan Kontraksi Otot Impuls pada saraf merambat dari dendrit sampai ujung akson. Setiap rangsangan yang kekuatannya mencapai harga ambang akan menimbulkan potensial aksi yang akan merambat sepanjang akson dan ini disebut impuls saraf. Pada ujung akson, pada motor-end-plate, impuls saraf ini menyebabkan sekresi asetilkolin yang ditangkap oleh reseptor, yang terletak pada serabut otot. Reaksi asetikolin-reseptor ini menimbulkan potensial aksi pada serabut otot yang akan menjalar berupa impuls otot melalui tubulus T yang nantinya akan sampai pada sisterne retikulum sarkoplasma, dan menstimulasi pengeluaran Ca++. Peningkatan kadar Ion Ca ++ bebas intra sel
yang berasal dari retikulum sarkoplasma ini diperlukan untuk berlangsungnya
kontraksi otot rangka, demikian pula energi dari ATP yang dihidrolisa oleh ATP-ase. Setelah kontraksi selesai ion kalsium harus dipompa kembali ke dalam sisterne secara aktif yang juga memerlukan energi dari ATP. 2. Mekanisme Kerja Alat Perangsang Pinset Galvanis. Kaki-kaki pinset Galvanis terdiri dari tembaga (Cu) dan seng (Zn). Menurut deret
volt
antar keduanya terdapat perbedaan potensial, yang bila dihubungkan melalui sesuatu larutan elektrolit akan terjadi arus listrik. Cu merupakan kutub positif dan Zn kutub negatif. Bahan dan alat. Dua ekor katak kodok sawah (Fejervarya cancrivora) , Sonde ( jarum penusuk) otak katak, papan katak, Beberapa buah jarum pentul, alat diseksi, terutama gunting, larutan garam faali: NaCl 0.65% atau larutan Ringer, gelas arloji atau gelas petri., pinset Galvanis. Stimulator
elektronik lengkap dengan kabel-kabelnya. Kristal garam dapur atau gliserin, cuka glasial, gelas pengaduk, korek api. Tata kerja : 1. Mematikan katak untuk keperluan percobaan Tujuan Praktikum: Memperlakukan hewan percobaan dengan menimbulkan sakit seminimal mungkin agar katak tidak merasakan sakit, otaknya dirusak dan agar tidak meronta selama perlakuan, sumsum punggungnya dirusak. a. Pegang katak seperti pada gambar 16, yaitu pegang kepala katak dengan menempatkan kepala katak tersebut antara telunjuk dan jari tengah, fiksir katak dengan ketiga jari lainnya. Bengkokkan kepalanya. b. Tusuk otak katak dengan sonde yang tajam pada foramen oksipitalenya (pada sudut medial antara garis tulang kepala dengan garis tulang punggung) c. Masukan sonde ke ruang tengkorak, putar kekiri dan kekanan ke atas dan ke bawah. d. Lihat mata hewan percobaan, bila setengah menutup dan tidak ada reaksi lagi terhadap sentuhan, perusakkan dihentikan. e. Sekarang rusaklah sumsum punggungnya dengan menusukkan sonde ke arah belakang ke dalam kanalis vetebralis. f. Yakinkan bahwa sonde masuk kedalam rongga sumsum tulang punggung tersebut. Tusukkan sejauh mungkin. Perhatikan kaki katak yang meronta-ronta sewaktu sonde ditusukan sebagai tanda medula spinalis tertusuk. g. Lepaskan sonde, kaki-kaki katak menjadi lemas.
Gambar 23. Cara memegang katak, 1.
Tusukkan pertama
2.
Arah ke otak
3.
Arah kesumsum punggung
Gambar 24. VE=m. Vastus externus B=m. Biceps, SM=m. Semimembranosus, Gm=m. Gastrocnimius, TA=Tendo Archilles.
2.
Membuat sediaan otot saraf (atau disebut juga preparat saraf otot)) a. Letakan katak yang telah dimatikan pada 1, di atas papan katak. b. Buka kulit dan otot perut. c. Singkirkan jeroan. d. Perhatikan keluarnya n. ischiadicus dari susum tulang belakang. e. Lihatlah masing-masing n. ischiadicus. f. Potong n. ischiadicus pada bagian cranial. g. Balikan badan katak. h. Angkat tulang ekor tinggi-tinggi, potonglah ke arah cranial sejauh mungkin.
i. Telusuri n. ischiadicus ke atas sambil menggunting otot-otot disebelah atasnya. j. Sayat fasia antara m. Biceps femoris dengan m. Semimembranosus, tampaklah n. ischiadicus dan a. Femoralis setelah kedua otot tadi dikuakkan. k. Potong paha di atas seperempat bagian bawah (n. Ischiadicus jangan terpotong) l. Lepaskan m. gastrocnemius dari tulangnya (buang tulangnya). m. Potong tendo achilles maka akan didapatkan preparat otot saraf yang terdiri dari :
3.
-
Sepertiga bagian bawah paha
-
n. ischiadicus
-
m. gastrocnemius
Berbagai macam rangsnga pada sediaan otot saraf a. Rangsangan mekanis - Pijitlah pangkal n. ischiadicus dengan batang korek api atau gelas pengaduk. b. Rangsangan Galvanis. - Tempelkan kaki-kaki pinset Galvanis pada saraf. Saraf harus dalam keadaan basah oleh larutan garam faali. - Coba tempelkan satu kaki pinset pada saraf, kaki satunya pada medium garam faali. - Sekarang tempelkan kaki-kaki pinset pada mediumnya saja sementara saraf berada pada diantaranya. Perhatikan pada saat satu kaki diangkat dari medium dan pada saat ditempelkan pada medium. Adakah pada keduanya itu kontraksi otot? c. Rangsangan osmotis. - Dengan kertas atau gelas pengaduk tempelkan sejumlah kecil serbuk garam dapur pada pangkal saraf. - Tunggu beberapa menit, perhatikan sifat kontraksi. - Kalau tak ada garam dapur pakailah gliserin. d. Rangsangan kimiawi. - Celupkan sepotong kertas atau kapas ke dalam cuka glasial dan tempelkan pada pangkal saraf. e. Rangsangan panas. - Nyalakan sebatang korek api, padamkan lalu segera tempelkan pada pangkal saraf.
- Atau rendamlah gelas pengaduk dalam air mendidih. Hati-hati angkat dan tempelkan pada pangkal saraf. f. Rangsangan Faradis. - Rangsanglah saraf dengan rangsangan tunggal dengan elektroda dari suatu stimulator. Atur kekuatan rangsangannya.(voltasenya). Lembar kerja : 1. Rangsangan mekanis sifat kontraksi otot : 2. Rangsangan Galvanis. Sifat kontraksi otot pada rangsagan tutup : Sifat kontraksi otot pada rangsangan buka :
3. Rangsangan osmotis. Sifat kontraksi otot : 4. Rangsangan kimia sifat kontraksi otot : 5. Rangsangan panas sifat kontraksi otot : 6. Rangsangan Faradis
B.
KONTRAKSI SEDERHANA
Tujuan Praktikum Menentukan masa laten, masa kontraksi dan masa relaksasi dari suatu kontraksi sederhana (atau disebut juga kontraksi tunggal) dari otot skelet. Bahan dan alat 1.
Sediaan otot saraf (n. ischiadicus dan m. gastrocnemius)
2.
Larutan garam faali (NaCl 0.65%).
3.
Kimograf lengkap dengan drum dan kertas pencatat.
4.
Stimulator
5.
Alat fiksasi otot (klem otot), alat pencatat rangsangan dan statif.
Tata kerja. 1.
Fiksasi otot dengan klem (penjepit otot) atau jarum pentul besar bila digunakan bak khusus.
2.
Ikatkan tendo archiles dengan benang pada alat pencatat kontraksi, jangan sampai kendur.
3.
Selama perlakuan usahakan agar otot basah oleh larutan garam faali.
4.
Hubungkan listrik dengan alat pencatat rangsangan.
5.
Sentuhkan elektroda perangsang pada saraf atau ototnya.
6.
Kemudian: -
Tekan (aktifkan) kunci rangsangan otomatis.
-
Nyalakan stimulator dan atur untuk rangsangan tunggal.
-
Buatlah putaran kimograf dengan putaran yang paling cepat. Nyalakan.
- Tekan kunci rangsangan tunggal sampai tercatat kontraksi otot pada kertas tromol. - Hentikan putaran drum dengan rem atau tangan sebelum terjadi kontraksi otot yang kedua. 7.
Beri tanda-tanda yang diperlukan untuk masa laten, masa kontraksi dan masa relaksasi. Gunakan pencatat kontraksi untuk memproyeksikan puncak kontraksi pada garis dasar.
8.
Hitung masa laten, masa kontraksi dan masa relaksasi. Bila kecepatan kimograf berputar dapat diketahui (kecepatan tersebut tertera pada kimografnya) maka masa-masa tadi dapat dihitung dengan membagi jarak masing-masing masa tadi dengan kecepatannya. Hitunglah dengan detik atau milidetik.
Lembar kerja : Tempelkan gambar kontraksi sederhana yang telah saudara dapatkan di laporan praktikum.
Kecepatan kimograf :
mm/detik
Jarak masa laten :
mm, masa laten :
m detik
Jarak masa kontraksi :
mm, masa kontraski :
m detik
Jarak masa relaksasi :
mm, masa relaksasi :
m detik
(m detik = milidetik)
Pertanyaan : 1.
Mengapa terjadi masa laten ?
2.
Pada umumnya, mana yang lebih lama, masa kontraksi atau masa relaksasi ? mengapa?
3.
Mengapa pada percobaan ini kimograf harus dijalankan (drum diputar) dengan kecepatan maksimal?
4.
Mengapa sediaan otot saraf harus selalu dalam keadaan basah oleh larutan garam faali?