PENGARUH PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN E-LEARNING PADA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG ABSTRACT
Akhmad Fathurrohman, 2011. E-Learning Model Effect on Student Learning Achievement of Medicine Faculty, Muhammadiyah University of Semarang. PPs UDINUS. Advisor: Dr. Abdul Syukur and Hendro Subagyo, M. Eng. E-learning model is an alternative that allows to improve the quality of learning outcomes in Medicine Faculty, Muhammadiyah University of Semarang (FK Unimus). This study is aimed to: 1) apply e-learning for supporting the conventional learning process of FK Unimus, (2) optimalize the quality of learning by implementing e-learning model in the FK Unimus, and (3) increase the learning process of the students of FK Unimus. able to increase your own potential in the learning process through e-learning. This research is an action research approach (Research and Development), by designing a system of information technology-based learning via the web portal e-learning, which applied on FK Unimus, with a sample of 50 student. The research shows that: (1) E-learning is an alternative to replace the conventional learning support for media in the learning process at Medicine Faculty Unimus, (2) the factors supporting the development of e-learning model at FK Unimus namely; (a) the ability of the lecturers to take advantage in information technology was rated by respondents still relatively poor, that not all faculty use information technology in the management of learning, (b) the design of e-learning model that assessed by the respondents, is still average, especially with regard with the number of learning content and model evaluation, (c) the students actively use the information technology in learning; and (3) there is significant influence of the availability of information technology facilities, the ability of faculty using information technology, the design of e-learing teaching models, and the activeness of students using information technology to achievement FK Unimus students learning, previously in conventional learning student learning outcomes is still relatively low, whereas after implementing e-learning becomes more students achievement increases. Based on the research results, the researcher proposes the following recommendations (1) To the leaders FK Unimus expected to improve the facilities of information technology, both hardware, software, and Internet bandwidth capacity sufficient to smooth the learning process, (2) there needs to be increased capacity faculty to use information technology so that it can manage well through the portals of learning with e-learningyangtelah provided, (3) teachers need to direct the students are clear about the course materials that can be accessed via computer networks (internet / intranet). (4) required a synergy between FK Unimus leadership, learning management, information technology manager FK Unimus, in order to obtain the design model of learning that can enhance students' learning achievement, (5) required further evaluation of the use of information technology in learning. Keyword: development, e-learning
A. PENDAHULUAN Upaya-upaya peningkatan prestasi belajar mahasiswa senantiasa terus dilakukan oleh lembaga pendidikan tinggi, pada setiap faktor yang dapat meningkatkan prestasi belajar mahasiswa. Terlebih-lebih dengan adanya pemanfaatan perangkat teknologi informasi dan komunikasi, yang memungkinkan untuk melakukan aktivitas belajar dan mengajar lebih efektif. Pengembangan pendidikan menuju e-learning merupakan suatu alternatif dalam meningkatkan standar mutu pendidikan, karena e-learning merupakan satu penggunaan teknologi internet dalam penyampaian pembelajaran dengan jangkauan luas dan berlandaskan tiga kriteria yaitu: (1) e-learning merupakan jaringan dengan kemampuan untuk memperbaharui, menyimpan, mendistribusi dan membagi materi ajar atau informasi, (2) pengiriman sampai ke pengguna terakhir melalui komputer dengan menggunakan teknologi internet yang standar, (3) memfokuskan pada pandangan yang paling luas tentang pembelajaran di balik paradigma pembelajaran tradisional (Rosenberg 2001; 28). Dalam pemanfaatan teknologi e-learning diperlukan pertimbangan yang matang, sehingga dapat memberikan manfaat untuk peningkatan kualitas hasil belajar. Analisis diperlukan menyangkut tersedianya hardware khususnya komputer (dengan network-nya), listrik, jaringan internet, dan software-nya khususnya tersedianya tenaga, bahan ajar yang siap di-online-kan dan management course tools yang akan dipakai, dan lain sebagainya. Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang (FK Unimus), adalah salah satu lembaga pendidikan tinggi yang sedang berupaya menfaatkan tekonologi informasi ini dalam kegiatan belajar mengajarnya, model pembelajaran e-learning mulai diaplikasikan sejak awal perkuliahan dengan harapan dapat meningkatkan kualitas belajar mengajar yang pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar mahasiswa. B. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah: (1) Menerapkan pembelajaran e-learning sebagai pendukung
proses
pembelajaran
konvensional
pada
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Muhammadiyah Semarang, (2) meningkatkan kualitas pembelajaran agar lebih optimal dengan menerapkan e-learning di Fakultas Kedokteran Unimus, dan (3) mahasiswa FK Unimus mampu meningkatkan potensi diri dalam proses pembelajaran melalui e-learning. C. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah: (1) memberikan deskripsi model pembelajaran e-learning yang efektif untuk dikembangkan pada FK Unimus, yang dapat dijadikan sebagai masukan untuk upaya-upaya peningkatan kualitas pembelajaran, (2) emberikan masukan terhadap FK Unimus tentang pemanfaatan e-learning oleh dosen dan 2
mahasiswa dalam aktivitas belajar mengajar, (3) Memberikan masukan terhadap universitas sehingga dapat mendukung aktivitas pembelajaran dengan model e-learning, (4) meningkatkan kultur akademik yang tinggi pada FK Unimus dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Manfaat bagi ipteks: (1) Pengembangan teknologi pembelajaran yang didukung pemanfaatan teknologi informasi; (2) rekomendasi pengembangan perangkat lunak e-learning yang lebih efektif dan efisien pada fakultas kedokteran. D. KAJIAN PUSTAKA E-learning merupakan pembelajaran yang memerlukan alat bantu elektronika. Bisa berupa technology base learning seperti audio dan video atau web-base learning (dengan bantuan perangkat komputer dan internet). 1. Pengetian e-learning Soekartawi (2008) menyebutkan bahwa e-learning atau electronic learning kini semakin dikenal sebagai salah satu cara untuk mengatasi masalah pendidikan, baik di negara-negara maju maupun di negara yang sedang berkembang. Banyak orang menggunakan istilah yang berbedabeda dengan e-learning, namun pada prinsipnya e-learning adalah pembelajaran yang menggunakan jasa elektronika sebagai alat bantunya. e-learning terdiri dari dua bagian, yaitu ‘e’ yang merupakan singkatan dari ‘electronica’ dan ‘learning’ yang berarti ‘pembelajaran’. Jadi e-learning berarti pembelajaran dengan menggunakan jasa bantuan perangkat elektronika. Jadi dalam pelaksanaannya e-learning menggunakan jasa audio, video atau perangkat komputer atau kombinasi dari ketiganya. 2. Arsitektur Teknologi Pembelajaran e-learning Arsiteknur teknologi sistem pembelajaran sampai saat ini yang banyak digunakan pada adalah Learning Technology Systems Architecture (LTSA). LTSA dipandang sebagai sistem yang relatif lengkap untuk pengembangan teknologi pembelajaran. Hal ini sejalan dengan yang dipaparkan oleh Kridanto Surendro (2005) bahwa LTSA merupakan hasil penelitian yang dilakukan oleh divisi edutool dari Farance Incorporation yang dikembangkan berdasarkan IEEE 1484. LTSA adalah arsitektur yang menggambarkan rancangan sistem level tinggi beserta komponen-komponennya. LTSA mencakup sistem yang banyak dikembangkan dan dikenal sebagailearning technology, education and training technology, computer-based training, computer assisted instruction, intelligent tutoring, metadata, dan sebagainya. Arsitektur ini bersifat netral terhadap aspek pedagogi, isi, budaya, dan platform dari suatu sistem pengajaran. 3
Lebih lanjut dijelaskan bahwa LTSA terdiri dari lima lapis arsitektur yang dapat dilihat pada gambar 1. Setiap layer menggambarkan sebuah sistem padalevel yang berbeda. Layer yang lebih tinggi memiliki prioritas yang lebih besar dan berpengaruh dalam analisis dan perancangan sistem. Dengan kata lain, layer yang lebih tinggi merupakan abstraksi darilayeryang di bawahnya, sedangkan layeryang lebih rendah merupakan implementasi dari layer yang di atasnya.
Gambar 1. Lapis Arsitektur LTSA Adapun layer-layer di atas dapat dijelaskan sebagai berikut. Layer 1: Learner and Environment Interactions, lapisan ini berfokus pada akuisisi, transfer, pertukaran, formulasi, dan penemuan dari siswa terhadap pengetahuan dan/atau informasi melalui interaksi dengan lingkungannya. Layer 2: Learner-Related Design Features, lapisan ini berfokus pada pengaruh atau efek yang dimiliki siswa pada perancangan dari sistem pembelajaran. Layer 3: System Components, lapisan ini mendeskripsikan komponen dasar arsitektur yang diidentifikasi pada lapis ke-2. Layer 4: Implementation Perspectives and Priorities, lapisan ini mendeskripsikan sistem pembelajaran dari berbagai perspektif dengan mengacu padalapis ke-3. LTSA telah memformulasikan lebih dari 120stakeholder perspective. Setiap stakeholder memiliki perspektif yang berbeda terhadap sistem pembelajaran. Layer 5: Operational Components and Interoperability, lapisan ini mendeskripsikan komponen dan antarmuka yang bersifat generik dari arsitektur pembelajaran berbasis teknologi informasi seperti yang diidentifikasi pada lapis ke-4. Dengan mengetahui standar interoperabilitas(codings, APIs, protocols) yang digunakan maka dapat ditingkatkan pemahaman terhadap sistem dan dapat diketahui interoperabilitas potensialnya. Adapun komponen-komponen sistem LTSA pada leyer 3 sebagai layer inti sistem pembelajaran dapat digambarkan seperti pada gambar berikut. 4
Learner Entity
Multimedia
Delivery
Behavior
Learning Content
Learning Content Content Index (metadata) Knowledge Library Query Index
Evaluation
Learning Prefs Performance (history)
System Coach
Performance (new)
Performance (current) Records Database
Gambar 2. komponen-komponen sistem LTSA Gambar di atas menunjukkan, hal-hal sebagai berikut. a. Proses, yang meliputi entitas siswa (learner entity), evaluasi (evaluation), pelatih (System coach), dan pengiriman (delivery). Proses dideskripsikan dengan batasan, input, proses (fungsionalitas), dan output. b. Penyimpanan data, yang meliputi rapor siswa (raport record) dan sumber daya pembelajaran (knowledge library). Penyimpanan data dideskripsikan dengan tipe dari informasi yang disimpan dan dengan metode search, retrieval, dan update. Aliran data, yang meliputi perilaku, penilaian, informasi siswa, query, info katalog, lokator, materi pembelajaran, multimedia, konteks interaksi, dan preferensi pembelajaran. Aliran data dideskripsikan dengan konektivitas (one-way, two-way, static connections, dynamic connections,dan sebagainya) dan tipe informasi yang dialirkan. Komponen–komponen tersebut dikelompokkan menjadi tiga bagian: a. Proses, yang meliputi entitas siswa, evaluasi, pelatih, dan pengiriman. Proses dideskripsikan dengan batasan, input, proses (fungsionalitas), dan output. b. Penyimpanan data, yang meliputi rapor siswa dan sumber pembelajaran. Penyimpanan data dideskripsikan berdasarkan tipe dari informasi yang disimpan serta metode search, retrieval, dan update. c. Aliran data, yang meliputi preferensi pembelajaran, perilaku, informasi penilaian, informasi pembelajar, query, info katalog, lokator, konten pembelajaran, multimedia, konteks interaksi. Aliran data dideskripsikan berdasarkan konektivitas (one-way,two-way,static connections, dynamic connections, dan sebagainya) dan tipe informasi yang dialirkan. 2. Kerangka Berpikir Bahwa dalam pengembangan model pembelajaran e-learning, merupakan hal yang penting untuk dikembangkan khususnya pada Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah 5
Semarang. E-learning dapat dikembangkan jika perangkat pendukung e-learning diantaranya adalah ketersediaan infrastruktur e-learning berupa perangkat keras dan lunak teknologi informasi, kemampuan dosen dalam memanfaatkan teknologi informasi untuk pengembangan elearning, disain model pembelajaran melalui e-learning, keaktifan mahasiswa memanfaatkan elearning,yang pada akhirnya dapat memberikan kontribusi yang positif yang berpengaruh terhadap peningkatan kualitas pembelajaran Mahasiswa FK Unimus. Selanjutnya kerangka berpikir ini digambarkan ebagai berikut. Ketersediaan Perangkat TI
Disain model pembelajaran elearning
Kemampuan Dosen Memanfaatkan TI
Keaktifan Mahasiswa Menaftaatkan e-learing
Faktor Pendukung Elearing
Model Pembelajaran e-learing yang Berpengaruh terhadap Hasil Belajar Mahasiswa FK Unimus
Peningkatan Kualitas Pembelajaran FK Unimus Gambar 2.9. Kerangka Berpikir Penelitian E. METODE PENELITIAN 1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan (Research and Development). Hal ini berkaitan dengan tujuan utama penelitian yakni untuk mengetahui: (1) seperti apa model pengembangan pembelajaran e-learning yang dapat dikembangkan pada Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang; (2) potensi pendukung yang dapat diupayakan untuk mengembangkan model pembelajaran e-learning di fakultas Kedokteran Unimus; (3) mendapatkan model pembelajaran e-learning yang efektif untuk dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang. Seperti dijelaskan oleh Borg & Gall (1983:772) “Educational research and development (R & D) is a process used to develop and validate educational products”. Maksud penggunaan istilah produk pendidikan (educational products) dijelaskan lebih jauh, tidak hanya mencakup wujud material seperti buku-buku teks, film-film pembelajaran dsb; tetapi juga berhubungan dengan 6
pengembangan proses dan prosedur, seperti pengembangan metoda atau model. Dengan dasar tersebut, maka pendekatan penelitian dan pengembangan dipandang memiliki relevansi yang tinggi untuk mengembangkan model pemerataan dan perluasan akses pendidikan bermutu berbasis potensi daerah dan standar nasional pendidikan. 1
2
Research and information collecting
Planning
8
7
6
Operational product revision
Main field testing
Operational field testing 9 Final product revision
3 Develop primary form of product
Tahap I
4
Preliminary field testing 5 Main Product Revision
10
Tahap II
Dissemination and implementation
Ket: 5 :Tahap I 6 – 10 : Tahap II
Gambar 4. Desain Model Penelitian Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa:
a. Research and information collecting; termasuk dalam langkah ini antara lain studi literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang dikaji, dan persiapan untuk merumuskan kerangka kerja penelitian;
b. Planning; termasuk dalam langkah ini merumuskan kecakapan dan keahlian yang berkaitan dengan permasalahan, menentukan tujuan yang akan dicapai pada setiap tahapan, dan jika diperlukan melaksanakan studi kelayakan secara terbatas;
c. Develop preliminary form of product, yaitu mengembangkan bentuk permulaan dari produk yang akan dihasilkan. Termasuk dalam langkah ini adalah persiapan komponen pendukung, menyiapkan pedoman dan buku petunjuk, dan melakukan evaluasi terhadap keyakan alat-alat pendukung;
d. Preliminary field testing, yaitu melakukan ujicoba lapangan awal dalam skala terbatas, dengan melibatkan 1 sampai dengan 3 sekolah, dengan jumlah 6 – 12 subjek. Pada langkah ini pengumpulan dan analisis data dapat dilakukan dengan cara wawancara, observasi atau angket;
e. Main product revision, yaitu melakukan perbaikan terhadap produk awal yang dihasilkan berdasarkan hasil ujicoba awal. Perbaikan ini sangat mungkin dilakukan lebih dari satu kali, sesuai dengan hasil yang ditunjukkan dalam ujicoba terbatas, sehingga diperoleh draft produk (model) utama yang siap diujicoba lebih luas; 7
f. Main field testing, biasanya disebut ujicoba utama yang melibatkan seluruh dosen dan mahasiswa FK Unimus.
g. Operational product revision, yaitu melakukan perbaikan/penyempur-naan terhadap hasil ujicoba lebih luas, sehingga produk yang dikembangkan sudah merupakan desain model operasional yang siap divalidasi;
h. Operational field testing, yaitu langkah uji validasi terhadap model operasional yang telah dihasilkan;
i. Final product revision, yaitu melakukan perbaikan akhir terhadap model yang dikembangkan guna menghasilkan produk akhir (final);
j. Dissemination and implementation, yaitu langkah menyebarluaskan produk/model yang dikembangkan pada Fakultas Kedokteran Unimus. 2. Populasi dan sampel penelitian Populasi penelitian ini adalah dosen dan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang yang terdaftar pada tahun akademik 2008/2009. Sedangkan sampel penelitian ini adalah dosen dan mahasiswa FKUnimus angkatan I Tahun Akademik 2008/2009. 2. Teknik Pengmpulan Data Sesuai dengan langkah penelitian di atas selanjutnya data yang berupa data kuantitatif dan data kualitatif, data kuantitatif berupa penilaian /pendapat responden tentang variabel penelitian (1) ketersediaan perangkat teknologi informasi, (2) kemampuan dosen memanfaatkan teknologi informasi, (3) disain pembelajaran e-learning, dan (4) keaktifan mahasiswa memanfaatkan e-learning, diambil menggunakan instrumen berupa angket, sedangkan nilai prestasi belajar mahasiswa diambil dari data dokumentasi hasil tes akhir ujian mata kuliah / blok pada mata kuliah yang memanfaatkan teknologi pembelajaran e-learing. Sedangkan data kualitatif pengembangan model pembelajaran e-learning dan data pendukung lainnya didapatkan dari hasil Focus Group Discussion dengan dosen, tim teknologi informasi dan mahasiswa FK Unimus,
workshop pengembangan pembelajaran dengan dosen, dan wawancara mendalam
(indepth interview) terhadap dosen dan mahasiswa FK Unimus. 3. Teknik Analisis Data Sesuai dengan karakteristik penelitian yang dilakukan, data yang dihasilkan dari kuesioner dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif untuk melihat kecenderungankecenderungan yang terjadi. Sedangkan data yang bersifat kualitatif yang diperoleh dari hasil wawancara, FGD, worshop, dan studi dokumen dianalisis dengan teknik analisis data kualitatif 8
model interaktif yang secara simultan terdiri dari tahapan: (1) pengumpulan data, (2) Reduksi data, (3) penyajian data, dan (4) penarikan kesimpulan/verifikasi. Untuk uji model pengembangan pembelajaran e-learning dan pengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa universitas Muhammadiyah Semarang, menggunakan model regresi. F. HASIL PENELITIAN 1. Ketersediaan Perangkat Teknologi Informasi FK Unimus a. Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana teknologi informasi pada FK Unimus merupakan bagian tergintegrasi dari sarana dan prasarana secara umum pada Unimus. Salah satunya adalah jaringan komputer Unimus adalah sebagai salah satu penopang utama untuk menghubungkan beberapa kampus yang tersebar pada berbagai lokasi kampus, kampus Pusat Kedungmundu, Kampus Wonodri, Kampus Kasipah, Kampus PPNI, dan Kampus Ngaliyan, Kampus FK terpusat di Kampus Wonodri. Arsitektur jaringan komputer Unimus seperti digambarkan di bawah ini Jaringan komputer menggunakan jaringan kabel dan jaringan nirkabel (wireless), jaringan kabel digunakan untuk menghubungkan komputer di dalam satu ruang/gedung, sedangkan jaringan nir kabel digunakan untuk jaringan antar kampus, antar gedung, dan hotspot untuk akses PC mobile. Pemanfaatan Jaringan terutama untuk Sistem perpustakaan On-line yang berada di setiap kampus (Kampus Pusat, Kampus Wonodri FK, Wonodri Fikkes, dan Kampus Kasipah), Sistem elearning (Learning managemen System Unimus, sistem administrasi, akses INHERENT dan internet. FK Unimus menyediakan terminal akses untuk mahasiswa yaitu berupa PC-PC Desktop (meja baca) di setiap kampus dan lokasi-lokasi strategis dan nyaman untuk ruang belajar mahasiswa, di loby setiap gedung dan perpustakaan. Perangkat keras yang digunakan minimal processor Pentium DualCore. Di samping itu juga semua komputer yang berada di ruang prodi, ruang dosen, semuanya telah terhubung jaringan dan juga sebagai terminal akses internet, inherent, maupun intranet. Untuk akses komputer mobile (Laptop, notebook, ebook, PCPhone) di setiap kampus disediakan Acces Point, sehingga di setiap lokasi/ruang/tempat di kampus dapat memungkinkan mahasiswa / dosen dapat mengakses jaringan komputer FK Unimus. Selain itu juga pada setiap ruang kelas/ruang pembelajaran/ruang tutorial, disediakan, Perangkat Videconference, PC Desktop multi media, dan LCD Proyektor untuk pendukung pembelajaran. 9
Menurut data TIK Unimus, perangkat lunak yang digunakan di Unimus di antaranya: Linux server UBUNTU 9.04, Window Server 2003/2008, Mikrotic Router by Linux, ddrwt Router by Linux, di samping itu juga masih digunakan sistem operasi Windows XP / Vista untuk PC Terminal Akses. Sofware Aplikasi yang digunakan di antaranya adalah Laser Digital Library (Library Automation Servis = Laser), Sistem Informasi Akademik berbasis PBL, dan perangkat untuk elearning yaitu Moodle, PHP 5.2, MySQL, Standard MS Office/ Open Office, perangkat lunak multimedia, dan lain sebagainya. b. Pandangan Responden Mengenai Ketersediaan Perangkat Teknologi Informasi Pandangan responden mengenai ketersediaan perangkat teknologi informasi di FK Unimus bahwa menurut responden seperti gambar berikut
Gambar 5. Keadaan Ketersediaan Fasilitas TI Unimus Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa menurut penilaian responden ketersediaan fasilitas TI di FK Unimus adalah cukup memadai, karena penilianan responden secara umum adalah baik dan sangat baik, responden yang menilai kurang dan tidak baik relatif lebih kecil. 2. Kemampuan Dosen FK Unimus Memanfaatkan Teknologi Informasi Kemampuan dosen FK Unimus menurut pendapat responden adalah seperti disajikan pada gambar berikut.
Gambar 6. Kemampuan dosen memanfaatkan TI 10
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa kemampuan dosen memanfatkan TI mendapat penilaian responden cukup baik dan bahkan kurang baik, yang menilai baik dan sangat baik relatif kecil. Hal tersebut menunjukkan bahwa perlu ada upaya peningkatan kemampuan dosen dalam memanfatkan teknologi informasi. 3. Disain Model Pembelajaran E-Learning Model pembelajaran e-learning yang dikembangkan pada FK Unimus adalah dengan beberapa bentuk yang di antaranya adalah. •
Penelurusan Referensi, Penelusuran rerensi yang disarankan bagi mahasiswa adalah dengan menggunakan mesin pencari (search enggine) misalnya www.google.co.id, di samping penelusuran menggunakan mesin pencari umum, juga disarankan kepada mahasiswa untuk memanfaatkan portal ensiklopedi misalnya ensiklopedia bebas.
•
E-Book, e-book adalah buku elektronik yang tersedia di internet, baik yang bebas maupun yang berbayar, direkomendasikan kepad mahasiswa untuk dapat mendownload buku-buku elektronik sesuai dengan materi-materi perkuliahan.
•
e-Jurnal, Jurnal elektronik sangat banyak yang telah dipublikasikan baik itu jurnal lokal, jurnal regional, jurnal nasional, maupun jurnal internasional. Jurnal-jurnal tersebut ada yang bebas dan ada pula yang berbayar, Jurnal bebas dapat didownload langsung oleh mahasiswa, sedangkanyang berbayar Unimus bekerjasama dengan Ditjen Dikti Depdiknas telah berlangganan Jurnal Internasional yang diantaranya adalah ProQuest, Cengage (Gale), EBSCO, dan jurnaljurnal lain yang memuat referensi kedokteran.
4. Penyajian Materi Pembelajaran dalam Portal E-learning Unimus Portal e-learning Universitas Muhammadiyah Semarang telah disiapkan sebagai acuan dasar belajar pada setiap matakuliah yang ada, dan telah disiapkan oleh dosen. Portal ini menyediakan fasilitas pengelolaan perkuliahan. Dosen dapat mengembangkan kontenkonten/materi pembelajaran berbasis web, membuat tugas, kuis, soal ujian dan sebagainya yang dapat dikomunikasikan langsung dengan mahasiswa. Adapun portal e-learning yang dapat digunakan adalah.
11
Gambar 7. Penyajian Materi Kuliah parasitologi dalam portal e-learning Unimus Dalam penyajian materi perkuliahaan, dosen menyajikan materi dengan berbagai bentuk file sajian baik yang berbentuk text dokumen, gambar-gambar, maupun audio video, yang dibuat sesuai dengan materi pembelejaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. 5. Interaksi Dosen dan Mahasiswa (Tatap Muka Online) Untuk tatap muka online digunakan fasilitas Chatting, forum diskusi, dan video conference. 6. Model Evaluasi Hasil Belajar Dalam model pembelajaran dilakukan evaluasi melalui berbagai cara di antaranya adalah tugas-tugas mahasiswa yang dapat diupload ke portal e-learning Unimus dan kuis, di samping itu untuk pengujian secara formal tetap dilakukan ujian tertulis dan ujian praktik.
Gambar 8. Contoh Kuis Penilaian terhadap tugas dan kuis, dilakukan dengan dua cara yaitu dengan cara pemberian nilai langsung oleh dosen untuk penilaian tugas dan penilaian kuis berbentuk essay, dan ada yang otomasis sesuai dengan skor yang telah ditentukan untuk kuis-kuis berbentuk benar salah, pilihan ganda, dan mencocokkan. 12
7. Pandangan Reseponden Mengenai Desain Model e-learning Desain model pembelajaran e-learning FK Unimus menurut responden bahwa pada pernyataan model pembelajaran di FK Unimus berbasis teknologi informasi seperti digambarkan pada grafik berikut.
Gambar 4.5. Persentase Kriteria Disain Model Pembelajaran E-learing 8. Keaktifan Mahasiswa FK Unimus Memanfaatkan Teknologi Informasi Keaktifan mahasiswa FK Unimus dalam memanfaatkan teknologi informasi bahwa keaktifan mahasiswa FK Unimus memanfaatkan teknologi informasi secara umum mahasiswa FK Unimus selalu memanfaatkan komputer untuk mengakses bahan-bahan yang sedang dipelajarinya (e-book, e-jurnal ilmiah, content e-learning, dll. Secara
umum
keaktifan
mahasiswa
memanfaatkan internet yang didukung oleh kemudahan akses internet di unimus adalah seperti digambarkan pada grafik berikut.
Gambar 4.5. Persentase Kriteraia Keaktifan Mahasiswa 9. Prestasi Belajar Mahasiswa FK Unimus Prestasi belajar mahasiswa fakultas kedokteran pada mata kuliah Parasitologi adalah memiliki rata-rata nilai 71,1 (Baik), standar deviasnya 10,5. Nilai tertinggi yang diperoleh mahasiswa sebesar 95 (Amat Baik), dan nilai terendahnya adalah 60 (Cukup). 13
Hasil tersebut menunjukkan bahwa prestasibelajar mahasiswa FK Unimus pada mata kuliah parasitologi relatif baik. 10. Pengaruh Pengembangan Model Pembelajaran E-learing terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa FK Unimus Untuk mengetahui pengaruh Model pembelajaran e-learning terhadap prestasi belajar mahasiswa FK Unimus dilakukan analisis regresi dengan hasil persamaan regresinya adalah sebagai berikut. Y’ = 27,994 + 6,437 X1 + 4,433 X2 + 2,182 X3+ 3,619 X3 Untuk uji signifikansi persamaan model regresi tersebut dapat dilihat dengan Uji F regresi sebesar 242.283 dengan signifikansi 0,000, angka tersebut menunjukkan bahwa model persamaan regresi di atas adalah signifikan karena signifikansi 0,000 jauh lebih kecil dibandingkan dengan taraf signifikansi 0,05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa ada pengaruh positif yang signifikan ketersediaan fasilitas TI, kemampuan dosen memanfaatkan TI, model pembelajaran e-learning, dan keaktifan mahasiswa memanfatkan TI terhadap prestasi belajar mahasiswa FK Unimus. Adapun koefisien korelasi gandanya adalah seperti padatabel berikut. Koefisien korelasi ganda dari model regresi ini adalah 0,978, dan koefisien determinasinya sebesar 0,957 (95,7%). Hasil tersebut menunjukkan bahwa pengaruh ketersediaan fasilitas TI, kermampuan dosen memanfaatkan TI, modelpembelajran e-learning, dan keaktifan mahasiswa memanfaatkan TI memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap prestasi belajar mahasiswa FK Unimus pada mata kuliah Parasitologi. Secara parsial, setiap variabel memberikan pengaruh yang relatif berbeda antara variabel satu dan lainnya terhadap prestasi belajar mahasiswa hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa variabel ketersediaan fasilitas TI memiliki koefisien korelasi parsial sebesar 0,811, kemampuan dosen sebesar 0,602, Disain modelpembelajaran elearning 0,326, dan keaktifan mahasiswa sebesar 0,647, hasil ini menunjukkan bahwa yang memberikan kontribusi terbesar terhadap prestasi belajar adalah ketersediaan fasilitas teknologi informasi kemudian keaktifan mahasiswa dalam memanfaatkannya, selanjutnya kemampuan dosen memanfaatkan teknologi informasi, dan terakhir adanya desain model pembelajaran elearning yang memadai. 11. Pembahasan Dari data di atas dapat di lihat bahwa secara umum faktor pendukung pengembangan model pembelajaran e-learning adalah ketersediaan fasilitas teknologi informasi, kemampuan dosen memanfaatkan teknologi informasi, disain model pembelajaran e-leaning dan keaktifan 14
mahasiswa memanfaatkan teknologi informasi pada FK Unimus telah cukup memadai, namun yang perlu diperhatikan adalah keterbatasan bandwidh yang masih disoroti oleh responden belum mendukung kecepatan akses data pembelajaran yang dibutuhkan, kemampuan dosen belum sepenuhnya mendapat dukungan positif dari responden, dan disain model pembelajaran elearning masih relatif perlu pengembangan, hal ini dapat dipahami karena masih banyak dosen yang memberikan kuliah secara konvensional, yang belum memanfaatkan teknologi informasi sebagai sarana mahasiswa untuk meningkatkan kualitas pembelajarannya, terlebih lebih dosen yang relatif “sepuh”, yang masih belum dapat maksimal memanfaatkan teknologi informasi. Diakui pula oleh responden bahwa komputer terminal akses bagi mahasiswa yang tidak membawa notebook computer masih relatif terbatas, sehingga mahasiswa hanya mengandalkan komputer notebook yang dimilikinya. Dari hasil pengujian pengaruh faktor-faktor pembelajaran e-learning terhadap prestasi belajar mahasiswa diperoleh pengaruh yang signifikan ketersediaan perangkat teknologi informasi, kemampuan dosen, disain model pembelajaran e-learing, dan keaktifan mahasiswa dalam memanfaatkan teknologi informasi terhadap prestasi belajar mahasiswa FK Unimus. Hasil tersebut membuktikan hawa jika fasilitas teknologi informasi semakin memadai, dan kemampuan dosen semakin meningkat, baiknya sistem/disain model pembejalaran e-learing serta mahasiswa semakin aktif memanfaatkan teknologi informasi dalam pembelajaran, maka prestasi belajar mahasiswa akan semakin baik, dan sebaliknya jika fasilitas teknologi informasi semakin kurang memadai, kemampuan dosen lemah dalam memanfaatkan teknologi informasi, disain model pembelajarannya elearningnya
kurang baik dan mahasiswa kurang memanfaatkan teknologi
informasi, maka prestasi belajar mahasiswa FK juga akan rendah. Pengaruh yang paling besar dari ketiga
faktor di atas adalah ketersediaan fasilitas
teknologi informasi dan keaktifan mahasiswa, hasil tersebut menunjukkan bahwa jika teknologi informasi memadai dan mahasiswa aktif memanfaatkannya, maka segala sumber belajar yang ada dalam dunia internet akan dengan mudah didapatkan oleh mahasiswa yang akan mendukung proses belajarnya, di samping itu peran dosen mengarahkan mahasiswa mempelajari pokokpokok bahasan menjadi hal yang sangat urgen untuk perhatikan. Jika mahasiwa tidak terarah dalam penelurusan data dan bahan kuliah di internet, keberhasilan belajar mahasiswa juga akan tidak terarah dan kurang berhasil. Selain itu disain model pembelajaran e-learing juga mementukan prestasi belajar mahasiswa. Dengan demikian keempat faktor pengembangan model pembelajaran elearning adalah merupakan faktor utama yang senantiasa perlu diperhatikan, yaitu ketersediaan fasilitas teknologi nformasi, kemampuan dosen memanfaatkan teknologi informasi, disain model pembelajaran e-learning, dan keaktifan mahasiswa memanfaatkan teknologi informasi merupakan hal yang harus seiring dan sejalan dalam mendukung proses belajar mengajar di FK Unimus. 15
G. Kesimpulan Dari hasil penelitian di atas dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut.
1. Dengan
menerapkan
e-learning
pada
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Muhammadiyah Semarang, sebagai alternatif pendukung pembelajaran konvensional untuk media dalam proses pembelajaran. 2. Faktor pendukung pengembangan pembelajaran elearning di FK Unimus yaitu (a) kemampuan dosen dalam memanfatkan teknologi informasi dinilai oleh responden masih relatif kurang baik, bahwa belum semua dosen memanfaatkan teknologi informasi dalam pengelolaan pembelajarannya, (b) disain model pembelajaran elearning, dinilai responden masih belum begitu baik, terutama berkenaan dengan banyaknya konten pembelajaran dan model evaluasinya. Dan (c) mahasiswa pada umumnya
telah
cukup
aktif
memanfaatkan
teknologi
informasi
dalam
pembelajarannya. 3. Ada pengaruh yang signifikan ketersediaan fasilitas teknologi informasi, kemampuan dosen memanfaatkan teknologi informasi, disain model pembelajaran e-learing, dan keaktifan mahasiswa memanfaatkan teknologi informasi terhadap prestasi belajar mahasiswa FK Unimus, yang sebelumnya dalam pembelajaran konvensional hasil belajar mahasiswa masih relatif rendah, sedangkan setelah menerapkan e-learning prestasi belajar mahasiswa menjadi lebih meningkat. H. Rekomendasi Dari hasil penelitian di atas penulis mengajukan rekomendasi sebagai berikut. 1. Kepada pimpinan FK Unimus diharapkan dapat meningkatkan fasilitas teknologi informasi, baik perangkat keras, perangkat lunak, maupun kapasitas bandwidth internet yang cukup untuk kelancaran proses belajar mengajar. 2. Perlu ada peningkatan kemampuan dosen untuk pemanfaatan teknologi informasi sehingga dapat mengelola pembelajaran dengan baik melalui portal e-learningyangtelah disediakan. 3. Dosen perlu mengarahkan mahasiswa secara jelas tentang bahan-bahan perkuliahan yang dapat diakses melalui jaringan komputer (internet/intranet). 4. Diperlukan adanya sinergi antara pimpinan FK Unimus, pengelola pembelajaran, pengelola teknologi informasi FK Unimus, sehingga diperoleh disain model pembelajaran yang dapat meningkatkan prestasi belajar mahasiswa. 5. Diperlukan evaluasi lebih lanjut tentang pemanfaatan teknologi informasi dalam pembelajaran. 16
DAFTAR PUSTAKA Adiwijaya, Z.A. (2009). Paradigma Baru Perguruan Tinggi. kbk.blogspot.com/2009/04/paradigma-baru-perguruan-tinggi.html).
(http://aa-
Aldhafeeri, Fayiz and Almulla, M. (2006). Teachers' Expectations Of The Impact Of E-Learning On Kuwait's Public Education System, Bandar Alraqas. Social Behavior and Personality. Palmerston North: 2006. Vol. 34, No. 6, pp. 711-728. Barba, B. E, And McNeill, C. (2008). Creating Elearning Assignments That "Ignite The Fire" For Geriatric Education. The Gerontologist.: 61st Annual Scientific Meeting "Resilience in an Aging... SPECIAL ISSUE III Washington:Oct 2008. Vol. 48, pp. 284. Cook, D. A, Furman, S M. (2008). E-LEARNING: is there anything special about the "e"? Perspectives in Biology and Medicine. Chicago:Winter 2008. Vol. 51, No. 1, pp. 5-21. Dikti. (2010). Standar Kualitas Akademik. http://dikti.go.id Effendi, Rusdi dan Megasari. 2005. E-Learning: Kesiapan Sistem Dalam Mendukung Program “Bengkulu Kota Pelajar“. Yogyakarta:UII (http://journal.uii.ac.id/). Frank Farance. (1998). Learning Technology Systems Architecture (LTSA) 5.00. edutool.com, a division of Farance Inc. Slides and Document: http://edutool.com/ltsa +1 212 486 4700. Hadiana, A. dan Djaelani, E. (2008). Sistem Pendukung e-Learning di Web. Jakarta: Peneliti Puslit Informatika, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Hartoyo, A. (2008). Rancang Bangun Aplikasi Learning Content Management System Yang Mendukung Peningkatan Efektifitas Proses Belajar Jarak Jauh Design And Implementation Of Learning Content Management System Application To Increase The Effectivity Of Long Distance Learning. Surabaya: STIKOM. Hidayati, H. ( 2004). Elearning Management System Design Based On Learning Technology System Architecture In Universities. Bandung: ITB. Mayer, Richard E. (2009). Multimedia Learning Prinsip-Prinsip dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar; Surabaya: ITS Press. Miles, Matthew B dan A. Michael Huberman. (1992). Analisis Data Kualitatif. Terjemahan Tjetjep R Rohidi. Jakarta: UI Press. Moodle. (2010). Developer Documentation. (http://www.moodle.org.) Nation Master. (2010). Internet Statistics > Broadband access (most recent) by country. (http://www.nationmaster.com). Permana, W. (2007). Pemanfaatan e-learning Sebagai Pendukung Kegiatan Belajar-Mengajar Universitas Terbuka di Indonesia: Studi Perangkat Lunak. Yogyakarta: FMIPA UGM. Purbo, Onno W. dan Antonius AH. (2002). Teknologi e-Learning Berbasis PHP dan MySQL: Merencanakan dan Mengimplementasikan Sistem e-Learning. Jakarta: Gramedia. 17
Riyanto, Bambang. (2006). Perancangan Aplikasi M-Learning Berbasis Java. Bandung: STEIITB. Rusman & Ruhimat, Toto. (2009). Layanan Pembelajaran Berbasis E-Learning Untuk Pemerataan Akses dan Peningkatan Mutu Pendidikan. Rusman, dan Ruhimat, T. (2010). Layanan Pembelajaran Berbasis E-Learning Untuk Pemerataan Akses Dan Peningkatan Mutu Pendidikan (http://www.ilmupendidikan.net). Setiono, Lilik. (2009). Thursday, April 07, 2011 Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Komputer. (http://ilmukomputer.org). Slagter, F. (2007). Knowledge Management among the older workforce. Journal of Knowledge Management. Vol. 1, No. 4, Emerald Group Publishing Limited, ISSN 1367-32.70. Soekartawi. (2002). e-Learning: Konsep dan Aplikasinya. Bahan-Ceramah/Makalah disampaikan pada Seminar yang diselenggarakan oleh Balitbang Depdiknas, Jakarta, 18 Desember 2002. Stefanus, St. (2008). Learning Technology Systems Architecture (LTSA). Semarang: UDINUS. Surendro, Kridanto. (2005). Pengembangan Learning Content Management System yang Mendukung Peningkatan Efektifitas Proses Belajar Jarak Jauh. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri – Universitas Kristen Petra. http://puslit.petra.ac.id/journals/electrical/). Sutrisno, Joko. (2008). Prinsip-prinsip dalam E-learning Menyangkut Elemen Media yang Dipilih. http://joko.tblog.com /post/1970035346 The Internet Coaching Library. (2010). Asia Marketing Research, Internet Usage, Population Statistics and Facebook Information. (http://www.internetworldstats.com/asia.htm#id). Tim Pengembang Ilmu Pendidikan – FIP UP I. (2007). lmu Pendidikan dan Aplikasi Pendidikan (Bagian 4 Pendidikan Lintas Bidang). Edisi Pertama Cetakan Kedua. Bandung: PT. Imperial Bhakti Utama. Triyono, Lovi. 2009. Urgensi Penggunaan dan Pengembangan Teknologi Informasi Dalam Pendidikan (e-Learning). Bandung: UPI Utarini, A. (1997). Process Evaluation of an Internet-Based Education on Hospital and Health Service Management at Gadjah Mada University. Paper presented at the International Symposium on Distance Education and Open Learning organized by MONE Indonesia, IDLN, SEAMOLEC, ICDE, UNDP and UNESCO, Tuban, Bali, Indonesia, 17-20 November 1997. Uwes, A. C. (2008). e-Learning dan Teori Belajar. (http://fakultasluarkampus.net). Wahono, R.S. (2008). Archive for the ‘eLearning’ Category. (http://romisatriawahono.net). Wiki, (2009), Parasitologi. (http://id.wikipedia.org/wiki/). Yanping, L and Wang, H. (2009). A Comparative Study on E-learning Technologies and Products: from the East to the West. School of Economics and Management, Beijing Jiaotong University, Beijing 100044, China 2 Department of Business Administration, 18
School of Business and Economics, North Carolina A&T State University, Greensboro, NC 27411, USA. Zakaria Marzuki. (2009). E-Learning Sebagai Model Pembelajaran Mandiri dengan Pendekatan Kooperatif Tipe Jigsaw Dalam Rangka Meningkatkan Daya Saing Lulusan Perguruan Tinggi, Penelitian Hibah Bersaing, Yogyakarta: UNY. Zulharman. (2007). Perancangan Makro Kurikulum Berbasis Kompetensi Di Fakultas Kedokteran. http://zulharman79.wordpress.com).
19