ISSN 1693-7945
PENGARUH PENERAPAN METODE GERAK IRAMA DAN PENGGUNAAN ALAT PERAGA TERHADAP KETERAMPILAN PSIKOMOTORIK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) TUNAGRAHITA Oleh : Lela Nurlaila Universitas Nahdatul Ulama Cirebon ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk: (1)Menggambarkan penerapan metode gerak irama untuk anak berkebutuhan khusus tunagrahita di sekolah luar biasa BC Al-Azhar Kecamatan Leuwimunding Kabupaten Majalengka.(2) menggambarkan penggunaan alat peraga untuk anak berkebutuhan khusus tunagrahita di sekolah luar biasa BC Al-Azhar Kecamatan Leuwimunding Kabupaten Majalengka. (3) Menjelaskan keterampilan psikomotorik anak berkebutuhan khusus tunagrahita di sekolah luar biasa BC Al-Azhar Kecamatan Leuwimunding Kabupaten Majalengka. (4)Membuktikan adanya pengaruh penerapan metode gerak irama dan penggunaan alat peraga terhadap keterampilan psikomotorik anak berkebutuhan khusus tunagrahita di sekolah luar biasa BC Al-Azhar Kecamatan Leuwimunding Kabupaten Majalengka. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey, baik survey deskriptif maupun survey eksplatori. Metode ini digunakan untuk menjelaskan hubungan-hubungan korelasional antara satu variabel dengan variabel lainnya serta causal relationship, yakni pengaruhnya terhadap variabel lain, disamping untuk menguji hipotesis dan signifikasinya. Pengumpulan data dilakukan dengan: observasi, interview, angket dan studi pustaka. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) Terdapat hubungan yang kuat dan signifikan antara penerapan metode gerak irama dengan nilai 0,728 dan berpengaruh positif terhadap keterampilan psikomorik anak berkebutuhan khusus tunagrahita sebesar 53%. Penambahan satu skor atau nilai =7.28point. Hubungan penggunaan alat peraga dengan keterampilan psikomotorik anak berkebutuhan khusus tunagrahita cukup kuat yakni 0,769 dan signifikan. Berpengaruh sebesar 59,1% penambahan 7.69 point. Secara bersama-sama hubungan penerapan metode gerak irama dan penggunaan alat peraga dengan keterampilan psikomotorik cukup kuat yakni 0,726 dan signifikan, berpengaruh sebesar 72%. Setiap terjadi penambahan satu skor atau nilai penerapan metode gerak irama dan penggunaan alat peraga akan dapat menambah kenaikan keterampilan psikomotorik sebesar 14.97 point. Dengan demikian penerapan metode gerak irama dan penggunaan alat peraga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keterampilan psikomotorik anak berkebutuhan khusus tunagrahita. Kata Kunci: Penerapan Metode Gerak Irama dan Alat Peraga terhadap Keterampilan Psikomotorik Anak Tunagrahita PENDAHULUAN Asrori, (2007:3) menyatakan bahwa pembelajaran adalah segala upaya yang dilakukan untuk membantu seseorang atau sekelompok orang sedemikian rupa sehingga proses belajar itu menjadi efisien dan efektif. Proses belajar terjadi apabila seseorang berinteraksi dengan lingkungannya (natural, sosial, dan atau kultural) yang menyebabkan terjadinya perubahan prilaku (kognitif, afektif, dan atau psikomotorik) yang relatif tetap. Pembelajaran dapat berlangsung dan berinteraksi antara pelajar (peserta didik), dengan lingkungan belajar (utamanya sumber belajar). Interaksi antara kedua pembelajaran itu dapat terjadi di sekolah maupun di luar sekolah. Sesuai dengan keperluan, kajian selanjutnya tentang pembelajaran itu akan dipusatkan pada pelajaran di sekolah. Anak berkebutuhan khusus merupakan istilah yang digunakan untuk 1
GEMA WIRALODRA VOL.VII No.1 JUNI 2015
menggantikan kata anak luar biasa, yang menandakan adanya kelainan khusus terhadap mereka yang disebut ABK. Dalam program pembelajaran di sekolah bagi peserta didik berkebutuhan khusus lebih diarahkan kepada pemberian treatment atau intervensi khusus . Program intervensi khusus melalui metode gerak dan irama yang dapat memberikan penguatan proses pembelajaran bagi peserta didik tunagrahita. Tunagrahita adalah istilah yang digunakan untuk menyebut anak yang mempunyai kemampuan intelektual dibawah rata-rata (Somantri, Sutjihati, 2008: 103). Sesuai yang dikemukakan oleh AAMR (American Association on Mental Retardation) menjelaskan bahwa menunjukkan adanya keterbatasan dalam fungsi, yang mencakup fungsi intelektual yang dibawah rata-rata dimana berkaitan dengan keterbatasan pada dua atau lebih dari keterampilan adaptif seperti komunikasi, merawat diri sendiri, keterampilan sosial, kesehatan dan keamanan, fungsi akademis, waktu luang dan lain-lain. Keadaan ini tampak sebelum usia 18 tahun. (Mangunsong, Frieda,1998 :102). Penjelasan diatas menyatakan bahwa permasalahan penyandang cacat anak tunagrahita, bukan semata-semata masalah medis yang hanya menyangkut penderita dan keluarganya, tetapi sudah berkembang menjadi masalah yang luas dan kompleks, meliputi segi-segi medis, psikologis, sosial, ekonomi, pendidikan dan pekerjaan. Anak tunagrahita dapat berkembang mengikuti pembelajaran dengan baik, bila pembelajarannya di lakukan sesuai dengan kebutuhan yang disandangnya. Keberhasilan pembelajaran dapat dicapai pada standar kompetensi, salah satunya bergantung pada keterampilan guru bagaimana mengolah proses pembelajaran yang dapat menciptakan situasi yang kondusif bagi siswa atau memotivasi aktivitasi belajar siswa secara maksimal merupakan titik awal keberhasilan pembelajaran. Salah satunya menerapkan metode gerak irama dan penggunaan alat peraga. Alat peraga adalah suatu alat yang dapat diserap oleh mata dan telinga dengan tujuan membantu guru agar proses belajar mengajar siswa lebih efektif dan efisien (Sudjana, 2000 :59 ). Alat peraga dalam mengajar memegang peranan penting sebagai alat bantu untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif. Proses belajar mengajar ditandai dengan adanya beberapa unsur antara lain tujuan, bahan, metode dan alat, serta evaluasi. Unsur metode dan alat merupakan unsur yang tidak bisa dilepaskan dari unsur lainnya yang berfungsi sebagai cara atau tehnik untuk mengantarkan sebagai bahan pelajaran agar sampai tujuan. Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang penting adalah metode mengajar dan media pembelajaran (alat peraga). Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran (alat peraga) yang sesuai. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama alat peraga dalam pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang diatur dan diciptakan oleh guru. Arsyad Azhar ( 2002 : 15) Pengetahuan yang dimiliki pendidik dalam menerapkan ilmu gerak irama dapat digunakan sebagai wahana guru kelas dalam upaya mengatasi kesulitan-kesulitan peserta didik dan penguasaan materi pembelajaran yang akan disampaikan melalui kegiatan-kegiatan kreatif berkaitan dengan metode gerak dan olah tubuh secara alami. Gerak irama dapat dikatakan sebagai alat bagi perkembangan fisik dan gerak peserta didik yang mempunyai kesulitan gerak, emosi atau daya nalar, dapat sebagai alat yang dapat dipakai sebagai cara untuk mempermudah proses pembelajaran sesuai harapan dan tujuan pembelajaran. Gerak irama menyajikan berbagai bentuk kegiatan yang dapat menyatu secara sistematik dalam kegiatan pembelajaran, tidak terkecuali bagi anak yang mengalami kesulitan belajar. (Delphie, 2010:45). Gerak irama dapat sebagai media belajar yang mampu mengembangkan potensi kemampuan, membebaskan kesulitan peserta didik, mengabstraksikan serta membentuk pengalaman-pengalaman baru atau wawasan diri yang bersifat positif pada setiap peserta didik. Pembelajaran berbasis gerak irama sangat sesuai diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar untuk anak berkebutuhan khusus dikarenakan pembelajaran berbasis gerak irama dapat meningkatkan perkembangan psikomotorik siswa yang lebih baik dikembangkan pada masa kanakkanak. Hal itu berdasarkan asumsi bahwa masa kanak-kanak merupakan masa yang paling ideal untuk mengembangkan kemampuan psikomotorik anak. 2
ISSN 1693-7945
Perkembangan psikomotorik adalah perkembangan fungsi kepribadian manusia yang mengarah pada akibat-akibat motorik dari proses mental (kerja otak). Aspek motorik tersebut berfungsi sebagai pelaksana tingkah laku seperti perbuatan dan gerak jasmaniah. Perlunya mempelajari keterampilan motorik pada masa kanak-kanak, dikarenakan tubuh anak-anak masih lentur daripada tubuh orang dewasa, pada saat itu seorang anak masih kurang memiliki keterampilan yang bertentangan dengan hal-hal baru, mereka senang melakukan pengulangan dan memiliki waktu yang lebih lama untuk mempelajari keterampilan motorik dibanding ketika mereka telah dewasa. Pendidikan pada masa kanak-kanak memegang peranan penting dan sangat esensial memberikan pengaruh yang sangat dalam, yang mendasari proses pendidikan dan perkembangan anak selanjutnya (Eti Nurhayati, 2010:3). Perkembangan individu tidak hanya ditentukan oleh faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu atau pemindahan biologis karakteristik individu dari pihak orang tuanya akan tetapi juga ditentukan oleh faktor dari luar seperti lingkungan dan pendidikan. Individu dan perkembangannya adalah produk dari hereditas dan lingkungan, Keduanya sama-sama berperan penting bagi perkembangan individu, hereditas menumbuhkan fungsi-fungsi dan kapasitas sedangkan pendidikan dan lingkungan mengembangkan fungsi-fungsi kapasitas tersebut. Antara stimulus hereditas dan lingkungan berinteraksi saling mempengaruhi untuk menimbulkan proses perkembangan. Hal itu mengharuskan adanya usaha-usaha bagi pendidik untuk menciptakan lingkungan belajar dan membimbing perkembangan anak ke arah perkembangan yang optimal. Peran aktif orang tua dalam membimbing kehidupan anak tunagrahita sangat menentukan terutama seorang ibu, orang tua bisa memilih anaknya memperoleh pendidikan di luar keluarga, orang tua mengharapkan pendidikan anaknya sama seperti anak-anak lain pada umumnya yaitu memperoleh pendidikan di sekolah, dengan harapan dapat belajar di sekolah dan mengoptimalkan potensi serta perkembangan yang baik dalam kehidupan anaknya. Untuk mengembangkan keterampilan psikomotorik anak tunagrahita, peneliti meyakini bahwa penerapan metode gerak irama efektif dan tepat untuk diterapkan dalam proses pembelajaran anak berkebutuhan khusus tunagrahita, karena dengan metode gerak irama dapat membantu perkembangan fisik dan melatih otot psikomotor dalam keseluruhan kehidupan peserta didik yang mempunyai kesulitan pikir serta mampu mengatasi kesulitan fisik dalam penguasaan materi pembelajaran di sekolah. Metode gerak irama secara berangsur dapat menyatu dalam kehidupan peserta didik, dengan melalui program yang disusun dapat diterapakan tidak hanya di lingkungan sekolah tetapi dalam lingkungan keluarga. Metode gerak irama mampu menciptakan karya berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar bagi peserta didik. Disisi lain metode gerak irama merupakan perwujudan perasaan, buah pikiran dan bentuk ungkapan kedalaman pengalaman guru selama mengajar. Selain itu, ilmu gerak irama merupakan ilmu terapan bagi seorang guru dalam kegiatan menyusun dan merancang program pembelajaran di dalam kelas maupun di luar kelas bagi peserta didik yang telah mengalami kesulitan-kesulitan belajar. Berdasarkan pengamatan penulis, fenomena yang ada hingga sekarang belum menuai hasil yang optimal, terbukti masih ada sebagian guru dalam melaksanakan proses pembelajaran anak berkebutuhan khusus pengajar merasa mengeluh. Belum optimalnya penggunaan alat peraga, kurangnya media pembelajaran, ketidakmampuan guru mengaplikasikan alat peraga, kurangnya pengetahuan metode pembelajaran yang khusus untuk anak berkebutuhan khusus, ide-ide kreatif, sehingga proses pembelajaran kurang dapat dimaksimalkan. Hal ini akan berdampak pada peserta didik berkebutuhan khusus tidak dapat berkembang optimal dalam proses pembelajaran. Mereka akan semakin terpuruk dalam lingkungan sekitarnya, kurangnya percaya diri, sulit mengendalikan emosi, dan kurangnya keterampilan psikomotorik. Studi kepustakaan digunakan penulis untuk memperoleh dan mengumpulkan data yang diperlukan secara teoritis dan autentik mengenai pengaruh penerapan metode gerak irama dan penggunaan alat peraga terhadap keterampilam psikomotorik anak tunagrahita.
3
GEMA WIRALODRA VOL.VII No.1 JUNI 2015
Penulis menggunakan studi pustaka untuk memperoleh dan mengumpulkan data yang diperlukan secara teoritis dan autentik mengenai pengaruh penerapan metode gerak irama dan penggunaan alat peraga terhadap keterampilam psikomotorik anak tunagrahita. Dari panjelasan diatas, penulis tertarik untuk mengadakan research. Apakah kurang berkembangnya keterampilan psikomotorik anak berkebutuhan khusus ada pengaruhnya terhadap penerapan metode gerak irama dan penggunaan alat peraga? Dalam penelitian ini yang ingin dicapai penulis yaitu tentang metode gerak irama dalam mengembangkan keterampilan psikomotorik anak berkebutuhan khusus Tunagrahita bertujuan untuk: a. Menggambarkan penerapan metode gerak irama untuk anak berkebutuhan khusus Tunagrahita b. Menggambarkan penggunaan alat peraga anak berkebutuhan khusus Tunagrahita c. Menjelaskan keterampilan psikomotorik anak berkebutuhan khusus Tunagrahita d. Membuktikan adanya pengaruh penerapan metode gerak irama dan penggunaan alat peraga terhadap keterampilan psikomotorik anak berkebutuhan khusus Tunagrahita METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus, (metode survey) yaitu penelitian yang mencobakan perlakuan untuk mengetahui efektifitasnya. Hal ini dilakukan penulis untuk mengetahui secara langsung hubungan penerapan metode gerak irama dan alat peraga dengan keterampilan psikomotorik anak berkebutuhan khusus Tunagrahita Jenis penelitian ini adalah survei sedangkan metodenya yaitu deskriptif analitis. Metode survei deskriptif adalah suatu metode penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data.(Arikunto Suharsimi, 2006:149). Dalam penelitian ini data dan informasi dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner. Setelah data diperoleh kemudian hasilnya akan dipaparkan secara deskriptif dan pada akhir penelitian akan dianalisis untuk menguji hipotesis yang diajukan pada awal penelitian Penelitian ini, mengkaji pengaruh penerapan metode gerak irama dan penggunaan alat peraga terhadap keterampilan psikomotorik anak berkebutuhan khusus tunagrahita. Penulis ingin membuktikan ada atau tidaknya pengaruh penerapan metode gerak irama dan penggunaan alat peraga terhadap keterampilan psikomotorik anak berkebutuhan khusus tunagrahita dengan menggunakan skala pengukuran ranah psikomotorik. Pengukuran ranah ini disatukan atau dimulai dengan pengukuran ranah kognitif sekaligus. Pengukuran yang harus diperinci antara lain: cara memegang alat, cara meletakkan, cara membaca angka/huruf, cara mengembalikan ke dalam tempatnya, dan sebagainya. 1. Pengumpulan data Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan antara lain : a. Observasi Teknik ini digunakan untuk memperoleh data pendukung penelitian dengan melalui pengamatan langsung di lokasi penelitian seperti melihat gambaran lokasi penelitian, keadaan sarana dan prasarana, kegiatan proses pembelajaran anak tunagrahita b. Wawancara Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi langsung kepada responden yang terkait dengan obyek penelitian, dengan cara bertanya (pedoman wawancara). Wawancara dilakukan terhadap kepala sekolah, guru, staf TU, siswa Tunagrahita tentang penerapan metode gerak irama, penggunaan alat peraga dan keterampilan psikomotorik c. Angket Teknik ini dilakukan untuk memperoleh data melalui variabel-variabel penelitian, menggunakan instrumen pengukuran untuk masing-masing variabel yang disusun dalam bentuk pertanyaan (kuesioner) kepada responden dengan tujuan untuk menjaring data tentang gejala setiap variabel penelitian. Kuesioner atau daftar pernyataan-pernyataan yang disusun oleh peneliti disusun dalam bentuk skala penerapan metode gerak irama berjumlah 13 item, skala penggunaan alat peraga 4
ISSN 1693-7945
berjumlah 13 item, dan keterampilan psikomotorik berjumlah 18 item pertanyaan. Angket terdiri dari lima penilaian, yaitu sangat mampu dengan kategori siswa dapat melakukan sendiri, cukup mampu dengan kategori siswa dapat melakukan dengan pertolongan sedikit, ragu-ragu dengan kategori siswa dapat melakukan dengan pertolongan seperlunya, kurang mampu siswa dapat melakukan denga pertolongan sepenuhnya, dan tidak mengikuti dengan kategori siswa tidak dapat melakukan sama sekali. 2. Analisis Data Penelitian ini digunakan melalui pendekatan deskriptif dengan metode survey dan tipe penelitian verifikatif, yaitu menguji hipotesis tentang keterkaitan atau pengaruh yang bersifat kausalitas. Untuk analisis deskriptif yaitu mendeskripsikan tentang metode penerapan gerak irama, penggunaan alat peraga dan keterampilan psikomotorik digunakan pengolahan statistik deskriptif melalui : basic table, sparate table, Crosstabs, ANOVA dan Frequensys. Untuk pengujian hipotesis, digunakan alat pengolah data statistik korelasi dan regresi, yaitu korelasi product moment. Korelasi product moment dilambangkan dengan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (-1 < r < + 1 ). Apabila nilai r =-1 berarti korelasinya negatif sempurna; r = 0 tidak ada korelasi; dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat, dilanjutkan dengan penghitungan korelasi ganda. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian hipotesis ini dilakukan analisis korelasi dan regresi ganda dengan dua prediktor terdiri dari, dua variabel X, yakni variabel penerapan metode gerak irama (X1) dan penggunaan alat peraga (X2) dengan variabel Y keterampilan psikomotorik anak berkebutuhan khusus tunagrahita. Sebelum dilakukan analisis regresi, untuk mengetahui bagaimana kausalitas diantara variabelvariabel tersebut, langkah awal dilakukan pengujian dengan analisis korelasi, untuk mengetahui apakah ada hubungan antara variabel X dengan variabel Y, baik variabel X 1 dengan Y, variabel X2 dengan Y dan kedua Variabel X1 dan X2 secara bersama-sama dengan variabel Y. Dari hasil pengujian correlations secara simultan diketahui terdapat hubungan anatara kedua variabel yakni penerapan metode gerak irama serta penggunaan alat peraga dengan keterampilan psikomotorik anak berkebutuhan khusus tunagrahita Besarnya hubungan antar variabel tersebuat pada matrix korelasi yang dihitung dengan koefisien korelasi dalah 0,852 terlihat pada kolom R (RX2Y). Hal ini menunjukkan terdapat hubungan yang sangat erat antara penerapan metode gerak irama serta penggunaan alat peraga secara simultan terhadap keterampilan psikomotorik anak berkebutuhan khusus tunagrahita. Sedangkan untuk menyatakan besar kecilnya kontribusi (sumbangan) penerapan metode gerak irama serta penggunaan alat peraga terhadap keterampilan psikomotorik anak berkebutuhan khusus dapat diketahui dari koefisien determinan, R Square = 0, 726 atau 72 %. Artinya penerapan metode gerak irama serta penggunaan alat peraga berpengaruh secara signifikan terhadap keterampilan psikomotorik anak berkebutuhan khusus tunagrahita sebesar 72 %, sisanya 28 % keterampilan psikomotorik anak berkebutuhan khusus tunagrahita disumbang atau disebabkan oleh variabel atau faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Langkah selanjutnya untuk mengetahui signifikansi atau keberartian hubungan penerapan metode gerak irama serta penggunaan alat peraga dengan keterampilan psikomotorik anak berkebutuhan khusus tunagrahita diketahui dengan rumus hipotesis statistik berikut ini: Ho = Tidak ada hubungan yang signifikan antara penerapan metode gerak irama serta penggunaan alat peraga dengan keterampilan psikomotorik anak berkebutuhan khusus tunagrahita Ha = Terdapat hubungan yang signifikan antara penerapan metode gerak irama serta penggunaan alat peraga dengan keterampilan psikomotorik anak berkebutuhan khusus tunagrahita Pengujian dilakukan dengan satu pihak, maka pengambilan keputusannya didasarkan pada angka probabilitas: Jika nilai signifikansi atau nilai probabilitasnya atau Sig. < 0,05 maka Ho ditolak, berarti ada hubungan yang signifikan (ada korelasi). Jika nilai signifikansi atau nilai probabilitasnya atau Sig. > 0,05 maka Ho diterima, berarti tidak ada hubungan yang signifikan (tidak ada korelasi).
5
GEMA WIRALODRA VOL.VII No.1 JUNI 2015
Dari hasil pengolahan data melalui program SPSS 16, diketahui tingkat signifikasi koefisien korelasi satu sisi ( 1-tailed) dari output (diukur dari probabilitas) untuk variabel penerapan metode gerak irama (X1) serta penggunaan alat peraga (X2) dengan variabel keterampilan psikomotorik anak berkebutuhan khusus tunagrahita menghasilkan angka Sig. 0,000. Karena angka probabilitas (0,000) ini berada jauh di bawah angka 0,050 maka Ho ditolak atau Ha diterima, yang berarti bahwa penerapan metode gerak irama serta penggunaan alat peraga memiliki hubungan erat dan signifikan dengan keterampilan psikomotorik anak berkebutuhan khusus tunagrahita Berdasarkan tabel ANOVAb atau F test, diperoleh F hitung adalah 35.720 dengan tingkat signifikasi 0,000a. Karena angka 0,000 berada pada posisi jauh di bawah angka 0,050 maka Ho ditolak, artinya hal ini menunjukkan bahwa model regresi linear dapat digunakan. Selanjutnya tabel coefficients menggambarkan bahwa persamaan regresi sebagai berikut: Y = 5,176 + 0,486X1 + 0,760 X2. Nilai konstanta dari koefisien sebesar = 5.176, hal ini menyatakan bahwa jika tidak ada kenaikan nilai dari variabel penggunaan alat peraga (X 2), maka nilai penggunaan alat peraga adalah 5.176. atau 51.76 point. Koefisien regresi X1 X2 sebesar 0.728 dan 0.769. Hal ini menyatakan bahwa setiap terjadi penambahan satu skor atau nilai penggunaan alat peraga akan dapat menambah keterampilan psikomotorik anak berkebutuhan khusus tunagrahita sebesar 0.728 dan 0.769 atau 7.28 point dan 7.69 = 14.97 point. Langkah selanjutnya dilakukan Uji t, hal ini dimaksudkan untuk menguji signifikasi konstanta dan variabel dependen (keterampilan psikomotorik anak berkebutuhan khusus tunagrahita). Kriteria uji koefisien regresi dari variabel penggunaan alat peraga terhadap keterampilan psikomotorik anak berkebutuhan khusus tunagrahita adalah sebagai berikut: Berdasarkan koefisien regresi X1 dan X2 diperoleh nilai thitung metode gerak irama (X1) sebesar 3,647, t hitung pengguna alat peraga (X2 ) = 4,394. dengan derajat kebebasan n – 2 = 30 – 2 = 28 sehingga t tabel sebesar 1,70. Karena nilai sig (0,001 dan 0,000) < 0,05 atau ttabel (1,70) < thitung (3,647 dan 4,394), maka dapat disimpulkan bahwa nilai ini adalah signifikan. Signifikan disini berarti Ha diterima dan Ho ditolak, artinya secara bersama-sama penerapan metode gerak irama dan penggunaan alat peraga berpengaruh terhadap keterampilan psikomotorik anak berkebutuhan khusus tunagrahita. Pengujian hipotesis penelitian tentang penerapan metode gerak irama dan penggunaan alat peraga terhadap keterampilan psikomotorik anak berkebutuhan khusus tunagrahita dihasilkan bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa “Penerapan Metode Gerak Irama (X1) dan Penggunaan Alat Peraga (X2) berpengaruh secara signifikan terhadap Keterampilan Psikomotorik anak berkebutuhan Khusus Tunagrahita. Adalah diterima. Artinya, bahwa terdapat korelasi positif dan kuat (0,852) yang artinya signifikan antara Penerapan Metode Gerak Irama (X1) dan Penggunaan Alat Peraga (X2) berpengaruh secara signifikan terhadap Keterampilan Psikomotorik Anak Berkebutuhan Khusus Tunagrahita, berpengaruh secara signifikan sebesar 72%. Hasil pengujian hipotesis antar variabel penerapan metode gerak irama dan penggunaan alat peraga dengan keterampilan psikomotorik anak berkebutuhan khusus tunagrahita mampu memberikan kontribusi terhadap gerakan-gerakan yang di contohkan oleh guru atau pembimbing. Hubungan ini terjadi bahwa ketika siswa mengikuti gerakan yang diikuti irama, mengikuti gerakan tangan dari ketepatan pada saat tepuk tangan dalam gerak irama yang dicontohkan oleh bapak atau ibu guru, hal ini akan berpengaruh terhadap keterampilan psikomotorik anak berkebutuhan khusus tunagrahita. Semakin sering melakukan gerakan maka akan semakin terlatih keterampilan psikomotorik. Penggunaan alat peraga dalam proses pembelajaran untuk anak tunagrahita sangat diperlukan, penggunaan alat peraga yang bervariasi membuka imajinasi peserta didik, mereka bebas bergerak, terbuka, tidak minder dan lain-lainnya. Keberadaan penggunaan alat peraga siswa lebih aktif mereka dapat mengikuti perintah yang dicontohkan bapak ibu guru, siswa mempraktikan suatu benda yang mereka pegang, injak, lempar, sesuai apa yang dicontohkan oleh guru. Hal ini melibatkan reaksi gerakan yang akan membantu psikomotor mereka terus bergerak selain itu penggunaan alat peraga membantu siswa memahami dan mengenal sesuatu melalui gambar atau video dari pada mendengar nama sebuah benda. Alat peraga menurut (Sudjana, 2000:59). Suatu alat 6
ISSN 1693-7945
yang dapat diserap oleh mata dan telinga yang membantu proses pembelajaran lebih efektif dan efisien. Alat peraga yang digunakan dalam proses pembelajaran meliputi: berbentuk benda fisik, visual, audio, audio visual. Selain gerak irama dan penggunaan alat peraga, siswa mampu berusaha bergerak dengan gerakan manipulative yaitu gerakan dengan menggunakan alat, seperti siswa dapat berjalan dipapan titian yang ditunjukkan dengan gerakan tangan mereka yang membantu keseimbangan berjalan, dan kehati-hatian. Siswa mengikuti perintah memukul bola, menangkap, melempar, dan mengejar. Selain gerakan manipulative, gerakan non manipulative atau gerakaan tanpa menggunakan alat seperti siswa dapat bergerak membelok, berputar, mengguling, keseimbangan tubuh, melompat kemudian mendarat, mengulurkan otot, dan mengerutkan otot. Gerakan-gerakan ini akan menstimulus pengembangan sensomotorik artinya melalui gerakan akan melatih pengindraan, (sensoris) seperti ketajaman penglihatan, pendengaran, perabaan atau penciuman, disamping melatih otot dan kemampuan gerak seperti tangan, leher, kaki, jari-jari, dan gerak tubuh lainnya. Oleh karena itu, bertambahnya koordinasi aspek sensoris dan aspek motoris dalam bergerak, semakin baik bagi perkembangan anak tunagrahita. Di sisi lain hal yang tampak pada anak adalah rasa senang, bebas, tidak merasa takut, berani dan lain-lainya. Ini merupakan salah satu faktor yang mendukung mereka bisa bebas bergerak dan mampu melakukan dengan kemauan sendiri tanpa ada paksaan. Dengan itu semua gerakan psikomotorik yang terjadi pada anak tunagrahita akan semakin terlatih dan terampil. Salah satu tujuan pendidikan anak tunagrahita ialah mempersiapkan peserta didik untuk memperoleh pekerjaan sesuai dengan kemampuan dan minatnya. Mempersiapkan berarti proses menanamkan kebiasaan tertentu dengan strategi yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan anak sehingga mereka menjadi individu yang bahagia. Karena itu, dengan keterampilan khusus yang diberikan pada saat pendidikan dasar tidak melatih siswa dalam satu keterampilan khusus, melainkan lebih penting adalah mengarahkan siswa untuk mempersiapkan/menyesuaikan kemampuan dan minatnya dengan pekerjaan yang dipilihnya untuk masa mendatang. KESIMPULAN DAN SARAN Secara umum gambaran hasil penelitian tentang pengaruh penerapan metode gerak irama dan penggunaan alat peraga terhadap keterampilan psikomotorik anak berkebutuhan khusus (Tunagrahita) dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Dari hasil perhitungan dan analisis data, diperoleh gambaran bahwa penerapan metode gerak irama X1 mencapai 57,23 % hal ini termasuk kriterium sedang. 57,23% bisa dikatakan bahwa kriterium ini menujukan bahwa penerapan metode gerak irama efektif dilakukan untuk anak berkebutuhan khusus tunagrahita dengan jarak interval 33,34% - 66,67% dengan kategori efektif . 2. Hasil perhitungan untuk variable X2 penggunaan alat peraga menunjukan hasil perhitungan dan analisis data, diperoleh gambaran bahwa penggunaan alat peraga untuk anak berkebutuhan khusus tunagrahita mencapai 58% hal ini termasuk kriterium sedang. 58% bisa dikatakan bahwa kriterium ini menunjukan bahwa penggunaan alat peraga efektif dilakukan untuk anak berkebutuhan khusus tunagrahita dengan jarak interval 33,34%-66,67% dengan kategori efektif 3. Sedangkan untuk variable Y Keterampilan psikomotorik menunjukan hasil perhitungan dan analisis data, diperoleh gambaran bahwa Keterampilan psikomotorik untuk anak berkebutuhan khusus tunagrahita mencapai 58% hal ini termasuk kriterium sedang. 58% bisa dikatakan bahwa kriterium ini menunjukan keterampilan psikomotorik anak berkebutuhan khusus tunagrahita terampil dalam melakukan seluruh gerakan psikomotorik. Dengan jarak interval 33,34%-66,67% dengan kategori terampil. 4. Terdapat hubungan yang kuat dan signifikan antara penerapan metode gerak irama dengan keterampilan psikomotorik anak berkebutuhan khusus tunagrahita dengan nilai 0,728 dan berpengaruh positif terhadap keterampilan psikomotorik anak berkebutuhan khusus tunagrahita sebesar 53%. Setiap terjadi penambahan satu skor atau nilai penerapan metode gerak irama akan dapat menambah kenaikan keterampilan psikomotorik anak berkebutuhan khusus 7
GEMA WIRALODRA VOL.VII No.1 JUNI 2015
5.
tunagrahita sebesar 7.28 point. Hubungan penggunaan alat peraga dengan keterampilan psikomotorik anak berkebutuhan khusus tunagrahita cukup kuat yakni 0,769 dan signifikan. Penggunaan alat peraga berpengaruh terhadap keterampilan psikomotorik anak berkebutuhan khusus tunagrahita sebesar 59,1%. Setiap terjadi penambahan kenaikan keterampilan psikomotorik anak berkebutuhan khusus tunagrahita sebesar 7.69 point. Secara bersama-sama hubungan penerapan metode gerak irama serta penggunaan alat peraga dengan keterampilan psikomotorik anak berkebutuhan khusus tunagrahita cukup kuat yakni 0,726. Dan signifikan, berpengaruh positif sebesar 72%. Setiap terjadi penambahan satu skor atau nilai penerapan metode gerak irama dan penggunaan alat peraga akan dapat menambah kenaikan keterampilan psikomotorik anak berkebutuhan khusus tunagrahita sebesar 14.97 point. Dengan demikian penerapan metode gerak irama maupun penggunaan alat peraga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keterampilan psikomotorik anak berkebutuhan khusus tunagrahita.
DAFTAR PUSTAKA Ali, Abdullah. 2007 Metodologi Penelitian dan Penulisan Karya Ilmiah Cirebon : STAIN Press. Arikunto, Suharsimi, 2002. Prosedur penilitian. Jakarta: Rineka cipta. Arsyad, Azhar. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada. Asrori. 2007. Psikologi Pembelajaran. CV Wacana Prima: Bandung. Astati. 2001. Terapi Musik Bagi Anak Tunagrahita. CV. Pendawa: Bandung. 2001. Persiapan Pekerjaan Penyandang Tunagrahita. CV. Pendawa: Bandung Cruickshank. 1980. Psychology of Exceptional Children and Youth. Singapore: Prentice Hall. Delphie, Bandi. 2009. Psikologi Perkembangan Anak Berkebutuhan Khusus. PT Intan Sejati: Klaten. 2010. Program Pembelajaran Individual Berbaris Gerak Irama. Pustaka Bani Quraisy: yogyakarta 2006. pembelajaran Anak Tunagrahita Suatu Pengantar dalam Pendidikan Inklusi. PT Refika Aditama: Bandung. Desmita. 2010. Psikologi Perkembangan. PT Remaja Rosdakarya: Bandung. Edwardes. 1981. Bagaimana Membantu Orang Belajar Keterampilan. Padang: .FPTK- IKIP Padang Effendi, Mohammad. 2006. Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. PT Bumi Aksara: Jakarta. Gunarsa, Singgih D. 2000. Psikologi Untuk Keluarga. Gunung Mulia: Jakarta. Hardman, Michael L, Drew, Clifford, Wolf. Barbara. 1990. Human Exceptionality. Third Edition. Massachusettts: Allyn dan Bacon A divion of Simon & Schuster Inc. Iskandar, Metode Penelitian Kualitatif. 2009. Gunung Persada (GP Press): Jakarta. Leighbody. 1968. Methods of teaching shop and Technical Subject. New York: Delmar Publishing. Kirk Samuel &Gallagher, James J. 1979. Educating Exceptional Children. Bostom: Houghton Mifflin. Nurhayati, Eti. 2010. Pendidikan dan Pembelajaran Dalam Berbagai Seting. Nurjati IAIN: Cirebon. 2010. Bimbingan Keterampilan dan Kemandirian Belajar. BATIC PRESS: Bandung Mangunsong, Frieda. 1998. Psikologi dan Pendidikan Anak Luar Biasa. Lembaga Pengembangan Sarana: Jakarta. Moleong, Lexy J. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosdakarya: Bandung. Mutiah, Diana. 2010. Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Kencana:Jakarta. Smart, Aqila. 2010. Anak Cacat Bukan Kiamat (Metode Pembelajaran & Terapi Untuk Anak Berkebutuhan Khusus . Kata Hati:Yogyakarta. Somantri, Sutjihati. 2006. Psikologi Anak Luar Biasa. PT Refika Aditama: Bandung. Sugiyono. 1987. Metodologi Penelitian Administrasi. Yogyakarta: BPFE 8