PENGARUH AKTIVITAS ALAT PERAGA GAMBAR WAYANG TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA ANAK Yunita Sari 1) , Thoha B. S Jaya 2), Lilik Sabdaningtyas 3) FKIP Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No 1 2 FKIP Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No 1 3 FKIP Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No 1
1
*corresponding author, tel/fax : 081377610388,
[email protected] Abstract:The Influnece of Puppet Figure Toward Children Speaking Skill. The research problem was children low speaking skill in Assalam kindergarten. Problems in this study, namely lack of speaking skills group B TK Assalam. This study aimed to determine the effect of puppet figure media toward children speaking skills. The method used Pre-experimental designed that describes the relationship between two variables, puppets figure and children speaking skills. The subjects of this study were 26 of B children group in Assalam kindergarten Data were collected by observation and documentation, while analyzed by using cross table and simple linear regression analysis. The result showed that there is an effect of puppet figure toward children speaking skills in B group, Assalam kindergarten. This was verified by the influence of puppet figure by 20.2% againts children speaking skill. Keywords: activity, puppet figure, speaking skills Abstrak : Pengaruh aktivitas alat peraga gambar wayang terhadap keterampilan berbicara anak. Permasalahan dalam penelitian ini yaitu rendahnya keterampilan
berbicara kelompok B TK Assalam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aktivitas alat peraga gambar wayang terhadap keterampilan berbicara anak. Metode penelitian yang digunakan adalah pre-eksperimental designs yang hubungan antara variabel aktivitas penggunaan alat peraga gambar wayang dan keterampilan berbicara. Subjek penelitian ini adalah anak kelompok B TK Assalam yang berjumlah 26 anak. Teknik penggumpulan data menggunakan observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis tabel silang, analisis uji regresi linier sederhana. Hasil analisis data menunjukkan adanya pengaruh aktivitas alat peraga gambar wayang terhadap keterampilan berbicara anak kelompok B. Hal ini ditunjukan dengan adanya pengaruh sebesar 20,2 %. Kata kunci : aktivitas, alat peraga gambar wayang, keterampilan berbicara
1
pendidikan anak usia dini dalam
Pendahuluan Pendidikan anak suatu
usia dini adalah
upaya
yang
pemerintah
guna
mengembangkan
mengembangkan
seluruh
aspek
dilakukan
perkembangan anak, baik aspek moral
membantu
agama, fisik motorik, kognitif, sosial,
kemampuan
yang
emosional dan bahasa.
dimiliki oleh anak usia dini agar
Pendidikan memilki peranan penting
kemampuannya
dalam
membangun
karena
melalui
dapat
berkembang
secara optimal. Menurut
Sujiono
(2007:5)
tercipta
suatu
bangsa,
pendidikan
generasi
yang
dapat cerdas,
berwawasan, terampil dan berkualitas
mengungkapkan: Pendidikan anak usia dini adalah
yang
suatu
yang
generasi-generasi dalam memberikan
ditujukan kepada anak sejak lahir
perubahan bangsa menuju kearah yang
sampai dengan usia 6 tahun yang
lebih baik.
upaya
dilakukan
pembinaan
melalui
pendidikan
membantu
pertumbuhan
untuk dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. dasar
hal
tersebut
maka
pendidikan anak usia dini sangatlah penting, mengingat anak usia dini merupakan usia yang sangat kritis dimana pada usia tersebut merupakan penentu
bagi
perkembangan
selanjutnya. Oleh sebab itu maka guru, orangtua, memahami
dan
masyarakat betapa
menjadi
pemberian
rangsangan
Atas
diharapkandapat
perlu
Aktivitas Belajar Setiap individu memiliki aktivitas dalam belajar berbeda-beda.Aktivitas ini memiliki pengaruh pada hasil belajar
anak.Menurut
Sardiman
(2001:93) “Aktivitas belajar adalah prinsip
yang
berorientasi
pada
pandangan jiwa lama dan modern ”. Sedangkan menurut Soemanto (2000: 104) aktivitas belajar atau kegiatan belajar adalah segala bentuk kegiatan yang berkenaan dengan belajar dari aktivitas tersebut menghasilkan suatu
pentingnya
2
perubahan yang disebut hasil belajar
mengungkapkan
yang telah dicapai oleh siswa.
dialaminya
Sejalan
yang dapat digunakan anak untuk
dengan
(Soemanto
itu
Abdurrahman
2000:105)
mengungkapkan
juga
bahwa“aktivitas
pengalaman
kedalam
yang
simbol-simbol
berkomunikasi”. Seperti yang dikatakan oleh Syaodih
belajar adalah seluruh kegiatan siswa
dalam Susanto (2011: 73)
bahwa
baik
aspek
bahasa
kegiatan
kegiatan
rohani
jasmani yang
maupun
mendukung
perkembangan
berkembang dimulai dengan peniruan
keberhasilan belajar”.
bunyi dan meraban. Pembelajaran
Dari pendapat diatas maka dapat
bahasa untuk anak usia dini diarahkan
disimpulkan bahwa aktivitas belajar
pada kemampuan berkomunikasi, baik
adalah aktivitas yang dilakukan, dapat
secara lisan maupun tertulis.
berupa kegiatan yang dilakukan anak,
Dari
baik
disimpulkan bahwa kegiatan belajar
kegiatan
yang
dengan
kegiatan
rohani.
Keberhasilan
berhubungan
jasmani
maupun
pendapat
mengajar
untuk
di
atas
dapat
mengembangkan
anak
kemampuan bahasa anak diarahkan
ditentukan pada keaktivannya dalam
pada kemampuan berkomunikasi baik
merespon pada saat proses belajar
secara
mengajar terjadi seperti: bertanya,
perkembangan bahasa anak mulai
menjawab,
berkembang dari peniruan bunyi.
belajar
bercerita,
melakukan
lisan
maupun
tulisan,
sesuatu (dalam kegiatan jasmani), dll. Keterampilan Berbicara Perkembangan Bahasa Anak Usia
Dalam aspek perkembangan bahasa
Dini
anak usia dini khususnya keterampilan
Salah
satu
bidang
pengembangan
berbicara
sangat
penting
untuk
keterampilan
dikembangkan,untuk mengembangkan
dasar ditaman kanak-kanak adalah
keterampilan tersebut dapat dilatih
perkembangan bahasa.
melalui jenis permainan karena pada
Menurut Susanto (2012: 73) “Bahasa
prinsipnya kegiatan pembelajaran anak
memungkinkan
usia dini yaitu belajar melalui bermain.
dalam
pertumbuhan
anak
untuk
2
Agar keterampilan berbicara anak
nernyanyi,
berkembang dengan optimal, maka
menggambar dan sebagainya.
perlu dipahami tentang pengertian
Karl Buhler dan Schenk Danziger
berbicara,
pengembangan
dalam Sujiono(2007: 178) berpendapat
berbicara, faktor yang mempengaruhi
bahwa bermain adalah kegiatan yang
perkembangan
menimbulkan
tujuan
berbicara,
dan
menyusun
kenikmatan.
balok,
Dan
karakteristik kemampuan bahasa anak
kenikmatan itulah yang akan menjadi
usia 5 – 6 tahun.
perangsang bagi
perilaku lainnya.
Misalnya ketika anak mulai mampu Menurut Linguis dalam Tarigan (2008 :3-4)
berbicara
adalah
suatu
keterampilan berbahasa anak yang berkembang pada kehidupan anak, yang didahului oleh keterampilan anak dalam menyimak.
berbicara
dan
berfantasi,
fungsi
kenikmatan
meluas
menjadi
kenikmatan
berkreasi.
Dalam
pengembangan selanjutnya Charlotte Buhler menganggap sebagai pemicu kreativitas, ia meyakini bahwa anak
Bermain
yang banyak bermain akan meningkat
Para pakar sering mengatakan bahwa
kreativitasnya.
dunia anak adalah dunia bermain.
Dari pendapat di atas maka dapat kita
Dengan main anak belajar, artinya
simpulkan
anak yang belajar adalah anak yang
suatu kegiatan yang menimbulkan
bermain, dan anak yang bermain
kesenangan bagi anak, dari bermain
adalah
tersebut dapat menstimulasi kreativitas
anak
yang
belajar.Dengan
bahwa
bermain anak dapat menyesuaikan diri
anak.
dengan
Teori Bermain
menjadi
lingkungannya
dapat
adalah
dewasa.Bermain
Bermain merupakan kegiatan yang
dilakukan anak-anak dalam berbagai
sangat penting bagi tumbuh kembang
bentuk
anak, bermain juga harus atas kemauan
aktivitas,
lebih
dan
bermain
saat
sedang
mereka
melakukan
bermain
ketika
anak itu sendiri dan tanpa ada rasa
berjalan, berlari, mandi, menggali
paksaan dalam diri anak, agar anak
tanah,
senang dalam melakukan kegiatan
memanjat,
melompat,
3
bermain. Ada beberapa teori bermain
Gambar adalah tiruan dari bentuk
yang membahas tentang mengapa
manusia
manusia bermain.
termasuk tiruan dari bentuk binatang.
Teori Psikoanalisis dalam Mukhtar,
Jadi
dkk (2011 :79) yang melihat bermain
merupakan
anak sebagai alat yang penting bagi
perbandingan
pelepasan
demikian,
karna
dalam
penampilan
emosinya serta untuk mengembangkan rasa harga diri anak ketika anak dapat menguasai
tubuhnya,
benda-benda,
serta sejumlah keterampilan sosial. Teori ini dikembangkan oleh Sigmund Freud dan Erik Erikson.
dan
bahkan
sebenarnya
gambar
wayang
satu
model
salah
karakteristik
sekarang
juga.
Sekalipun
gambar
wayang memiliki
khusus,
maka
dalam
bahasan ini dibicarakan tersendiri. Dalam penggunaan gambar wayang dimanfaatkan
sebagai
media
pembelajaran dangan cara dimainkan dalam sandiwara gambar wayang.
Gambar Wayang
Hewan, dan miniature (animals, and
Membuat wayang kertas termasuk
miniatures)
kegiatan menggambar dan sekaligus
merupakan model dari manusia atau
membentuk. Teknik membuat wayang
yang
kulit dijadikan sebagai acuan prosedur
hewan. Seringkali gambar wayang
kerja.
dimaksudkan
Prosesnya
dimulai
dengan
gambar
menyerupai
untuk
wayang
manusia,
dekorasi
atau
atau
penggambaran rencangan pada karton
koleksi untuk anak yang sudah besar
(setebal kulit, misalnya dupleks atau
atau orang dewasa, namun kebanyakan
karton bekas dus),
pengguntingan
gambar wayang ditunjukan sebagai
menyungging
mainan untuk anak-anak terutama anak
pola/rancangan
itu,
(untuk kulit atau melubangi kertas
perempuan.
dengan pisau atau pahat), dan yang terakhir penggambaran
pewarnaan (dekoratif)
atau pada
wayang kertas tersebut berdasarkan kebebasan berkreasi anak-anak.
Metode Penelitian Menurut Sugiyono (2014 : 109) metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode
pre-eksperimental.
Digunakan untuk mengetahui pengaruh
4
aktivitas penggunaan alat peraga gambar
aspek dan 4 kriteria diperoleh nilai
wayang terhadap peningkatan ketermpilan
tertinggi 100 dan nilai terendah 20,
berbicara.
rentang nilai dapat diketahui dengan
Desain
Penelitian
ini
dapat
rumus sebagai berikut :
digambarkan sebagai berikut : Y
x
Gambar .1 Desain penelitian
Keterangan : Y = Penggunaan alat peraga
= 20
gambar wayang
Dapat diketahui rentang nilai untuk
X = Keterampilan berbicara
aktivitas
Penggunaan
Alat
Peraga
gambar Wayang adalah 20.
Hasil Penelitian Data dalam penelitian ini meliputi data variabel X aktivitas penggunaan alat peraga gambar wayang dan variabel Y
Penelitian Aktivitas Penggunaan Alat Peraga gambar Wayang dilakukan dengan 4 kali pertemuan dengan tema:
keterampilan berbicara anak.
alat
komunikasi
/elektronik,
Data Aktivitas Penggunaan Alat Peraga
lingkungan/keluarga,
profesi/dokter
gambar Wayang
dan hewan/serangga bersayap, hasil
Data aktivitas penggunaan alat peraga
yang diperoleh adalah sebagai berikut:
gambar wayang didapat berdasarkan hasil observasi dengan menggunakan lembar observasi terhadap 26 anak
Tabel. 1 Data aktivitas penggunaan alat peraga gambar wayang No
Kategor
Interval
i
Frekue
Present
nsi (f)
ase
dengan menilai aktivitas penggunaan (%)
alat peraga gambar wayang. Data aktivitas
penggunaan
alat
peraga
1.
SA
76-100
9
34,6 2
gambar wayang
dinilai dengan 5
5
2.
A
51-75
9
34,6 1
3.
CA
26-50
8
30,7
terendah
22
dengan
penilaian
yang
4
kategori
ditentukan
dengan
rumus sebagai berikut:
7 4.
KA
0-25
0
0,00
26
100.
Jumlah
00
Keterangan : SA = Sangat Aktif A = Aktif CA = Cukup Aktif
= 19,5 Dibulatkan menjadi 20
KA = Kurang Aktif
Berdasarkan perhitungan di atas dapat Dari tabel di atas dapat diketahui
diketahui rentang nilai untuk
aktivitas
keterampilan berbicara adalah 20.
penggunaan
alat
peraga
data
gambar wayang untuk meningkatkan keterampilan
berbicara
dengan
Hasil perolehan nilai yang dilakukan
kategori SA sebanyak 9 anak dengan
dengan
presentase
keterampilan berbicara
34,61%,
kategori
A
mengobservasi
aspek
dapat dilihat
sebanyak 9 anak dengan presentase
pada tabel sebagai berikut:
34,62%, kategori CA sebanyak 8 anak
Tabel. 2 Perolehan Nilai Keterampilan berbicara
dengan presentase 30,77% dan tidak
Kateg
ada anak yang mendapat kategori KA. No.
ori
Interval
Data Keterampilan Berbicara
Rentang
nilai
dalam
peningkatan
keterampilan berbicara anak usia dini
Frekue
Presentas
nsi(f)
e (%)
1.
BSB
81–100
6
23,08
2.
BSH
61 –80
9
34,62
3.
MB
41- 60
11
42,30
4.
BB
20–40
0
0,00
setelah diberikan perlakuan pada 26 anak
yang
menggunakan
dilakukan lembar
dengan observasi
dengan nilai tertinggi 100 dan nilai
Jumlah
26
100.00
6
Tabel. 3 Tabel Silang Aktivitas Penggunaan Alat Peraga Gambar Wayang Dan Keterampilan Berbicara.
Keterangan : BSB = Berkembang Sangat Baik BSH = Berkembangan Sesuai Harapan
N
Kemampuan Berbicara
o.
MB = Mulai Berkembang BB = Belum Berkembang Berdasarkan
tabel
B
B
M
B
Jum
S
S
B
B
lah
B
H
Aktivitas Penggunaan alat
di
atas
dapat
diketahui kemampuan berbicara pada anak usia dini dengan menggunakan alat peraga gambar wayang diperoleh
peraga gambar wayang 1.
SA
6
0
3
0
9
2.
A
0
9
0
0
9
3.
CA
0
0
8
0
8
4.
KA
0
0
0
0
0
Jumlah
6
9
11
0
26
hasil 6 anak dengan kategori BSB dan presentase 23,08%, sebanyak 9 anak dalam kategori BSH dengan prentase 34,62% dan sebanyak 11 anak dengan
Berdasarkan data pada tabel di atas,
kategori
presentase
terdapat 26 anak yang mendapatkan
42,30% sedangkan untuk kategori BB
tingkatan katagori yang sama, yaitu
tidak terdapat.
(enam) anak mendapatkan BSB untuk
MB
dengan
data keterampilan berbicara dan SA Analisis Tabel Silang Setelah
diketahui
penggunaan wayang
alat
dan
berbicara
data
aktivitas
peraga
gambar
data
tahap
untuk aktivitas penggunaan alat peraga
keterampilan
selanjutnya
data
gambar wayang, (Sembilan) anak yang mendapatkan
BSH
untuk
data
keterampilan berbicara dan A untuk aktivitas
penggunaan
alat
peraga
tersebut dimasukkan pada tabel silang.
gambar wayang , (tiga) anak yang
Data analisis tabel silang dapat dilihat
mendapatkan
pada berikut ini tabel silang aktivitas
keterampilan berbicara dan (delapan)
penggunaan
CA untuk aktivitas penggunaan alat
alat
peraga
wayang dan keterampilan.
gambar
MB
untuk
data
peraga gambar wayang .Dari tabel diatas
dapat
disimpulkan
bahwa
7
aktivitas
penggunaan
alat
peraga
gambar wayang berpengaruh terhadap
3793600 = 227.200
keterampilan berbicara anak. = 16.6971 dibulatkan menjadi 17
Analisis Uji Hipotesis Selanjutnya akan dilakukan uji regresi linier
sederhana
untuk
menguji
hipotesis dan melihat pengaruh dengan bantuan secara manual, dapat dilihat sebagai berikut: Ha
:
Ada
Pengunaan Wayang
Pengaruh Alat
Peraga
Terhadap
Keterampilan Kelompok B
Aktivitas Gambar
Peningkatan
Berbicara
Anak
TK Assalam Bandar
Lampung. Rumus persamaan regresi sederhana mencari nilai a dan b :
26.103580 - (1520)(1652) = 26. 97600 - (1520)2 2693080 - 2511040 = 2537600 - 2310400
182040 = 227200 = 0.801232 dibulatkan menjadi
0.8012
Menghitung Konstanta a
Dari data yang diperoleh diketahui =
a (Σy)(Σx2) - (Σx)(Σxy) n Σx2 – (Σx)2
1652(97600) - (1520)(103580) = 26.97600 - (1520)2
nilai harga konstanta positif sebesar 17 dan nilai koefisien regresi variabel aktivitas
penggunaan
alat
peraga
gambar wayang bernilai 0.8012 Persamaan regresi yang telah diperoleh dapat digunakan untuk memprediksi
161235200 - 157441600 = - 2537600 - 2310400
variabel X, jika X adalah jumlah pertemuan sebanyak 4 kali maka :
8
dalam melakukan aktivitas. Setiap
Y = a+bX = 17 + 0.8012 (4)
anak
=
harus dikembangkan sejak usia dini,
20.2048 dibulatkan menjadi
memiliki
keterampilan
yang
dengan demikian semua keterampilan
20,2
yang anak miliki bisa dilatih melalui Dengan
demikian
diprediksikan
ada
keterampilan 20,2
dapat rata-rata
berbicara
tingkat
perkembangan
sebanyak pencapaian
keterampilan
berbicara selama 4 kali pertemuan, Sehingga dapat disimpulkan ada
penggaruh
aktivitas
yang
penggunaan
dari
peraga
gambar wayang terhadap peningkatan keterampilan berbicara anak.
kegiatan
bermain
yang
menarik minat anak dan jenis kegiatan yang
dirancang
mengembangkan
untuk keterampilannya.
Fase Sensorimotor usia 0-2 tahun, pada
masa
dengan
nyata alat
berbagai
ini
anak
dunia
berinteraksi
sekiranya.
Fase
Praoperasional usia 2-7 tahun, anak mulai menyadari pemahaman tentang benda-benda
disekitarnya.
Fase
Operasi Konkret usia 7-12 tahun, anak sudah berpikir secara logis untuk
Pembahasan Penelitian Berdasarkan
hasil
menunjukan
bahwa
memahami cara pandang orang lain. penelitian adanya
peningkatan keterampilan berbicara di
Fase Operasi Formal 12 tahun sampai dewasa, anak dapat mengemukakan ide-ide yang ada dalam pikirannya.
Tk Assalam Bandar Lampung yang dipengaruhi oleh aktivitas penggunaan
Dari
alat peraga gambar wayang. Melalui
disimpulkan bahwa semakin tinggi
analisis regresi linier sederhana bahwa
aktivitas
penggunaan
aktivitas
boneka
wayang
penggunaan
alat
peraga
analisis
tabel
silang
dapat
alat
peraga
maka
hasil
gambar wayang berpengaruh terhadap
keterampilan
berbicara
akan
keterampilan berbicara anak.
meningkat. Aktivitas penggunaan alat peraga gambar wayang melibatkan
Keterampilan
berbicara
merupakan
anak dalam aktivitasnya fisik melalui
kemampuan atau kecakapan seseorang
9
bermain dan aktivitas mental anak
Dalam
berani menceritakan kedepan kelas,
“Peningkatan Keterampilan Berbicara
sehingga keterampilan berbicara anak
Anak Usia Dini Melalui Permainan
dapat melalui aktivitas selama proses
Sandiwara
belajar
Muhammadiyah Surakarta, Universitas
yang
akan
meningkatkan
Hurlock (1978 : 176) mengatakan “berbicara
adalah
bentuk
bahasa yang menggunakan artikulasi atau kata-kata yang digunakan untuk menyampaikan maksud”. Bicara sudah tentu
erat
berhubungan
perkembangan
yang
boneka
berjudul
Universitas
Negeri Yogyakarta, dapat disimpulkan
keterampilannya.
bahwa
penelitian
kosa
kata
dengan yang
diperoleh oleh sang anak melalui kegiatan menyimak dan membaca.
bahwa permainan sandiwara boneka dapat
meningkatkan
keterampilan
berbicara anak usia dini, peningkatan keterampilan presentase berbicara dari 40,13% mencapai 79-74%.”. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Suparno (2013) menunjukan bahwa keterampilan berbicara anak usia dini melalui permainan sandiwara boneka dapat
meningkatkan
keterampilan
Menurut Knower (Tarigan 2008:18-
berbicara
19) seorang pembicara pada dasarnya
muhammadiyah
terdiri atas empat hal yang semuanya
mencapai presentase berbicara 40,13
diperlukan dalam menyatakan pikiran
%
atau pendapat kepada orang lain, yaitu
permainan
: 1. Sang pembicara merupakan suatu
berkembang.
kemauan, 2. Sang pembicara adalah pemakai bahasa, 3. Sang pembicara adalah sesuatu yang ingin disimak, 4. Sang pembicara adalah sesuatu yang harus dilihat.
anak
di
universitas
surakarta
mencapai
79-74
%
dengan
sehingga
sandiwara
boneka
(2013)
dalam
Putriningtyas
penelitiannya yang berjudul “Pengaruh penggunaan media wayang dupleks komunikasi
terhadap
kemampuan
berbicara anak kelompok B TK Putera
Berdasarkan penelitian yang dilakukan
harapan
Surabaya”,
sebelumnya
bahwa
media
oleh
Suparno
(2013)
komunikasi
menyimpulkan
wayang
dupleks
berpengaruh
terhadap 10
kemampuan
berbicara
anak,
berdasarkan
analisis
data
peningkatan
perkembangan
keterampilan berbicara anak.
menggunakan uji mann whitney u-test menunjukan u hitung ≤ u table yaitu
Simpulan
100% ≤ 127%.
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Putriningtyas
(2013)
menunjukan
bahwa kemampuan berbicara anak kelompok B melalui permainan media wayang duplek berpengaruh terhadap kemampuan
berkomunikasi
anak,
sehingga keterampilan berbicaranya mulai
berkembang
mempunyai
dan
imajinasi
anak dalam
permainan media wayang duplek.
pengujian hipotesis dapat disimpulkan bahwa
ada
penggunaan wayang
pengaruh alat
aktivitas
peraga
terhadap
gambar
peningkatan
keterampilan berbicara anak usia 5-6 tahun
di
TK
Assalam
Bandar
Lampung Tahun Pelajaran 2015/2016. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis regresi
yang
menyatakan
ada
peningkatan keterampilan berbicara pada anak usia dini yang positif
Dari hasil pembahasan ini, hasil
dengan
penelitian ini cenderung dengan teori
gambar wayang. Dengan demikian
konstruktivisme dimana keterampilan
dapat disimpulkan bahwa alat peraga
berbicara
anak
pengetahuan
dapat
gambar wayang berpengaruh terhadap
didapat
dan
peningkatan keterampilan berbicara
berbicara
anak,
contohnya ketika anak belum jelas mengucapakan
anak.
lingkungannya.
Pengalaman berperan penting bagi keterampilan
peraga
dari
yang
dari
alat
diperoleh
dihubungkan dengan pengalamannya dan
menggunakan
sebuah
kata
maka
pengulangan akan terus terjadi hingga anak dapat mengucapkan
kata yang
benar. Hal ini dapat dilihat dari
Daftar Rujukan Hurlock.
1978.
Perkembangan
Keterampilan Berbicara. Penerjemah Meitasari Tjandrasa. Erlangga : Jakarta Mukhtar,dkk. 2011. Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini. Kencana prenada Media Group : Jakarta
11
Putriningtyas,
P.A.T.
2013.
Pengaruh Penggunaan media Wayang Dupleks
Komunikasi
Kemampuan Kelompok
Berbicara B.
Universitas
Terhadap Anak Negeri
Anak Usia Dini. Kencana Prenada. Sujiono, Y.N. 2007. Konsep Dasar Pendidikan
Anak
Usia
Dini.
PT
Indeks: Jakarta. Tarigan, 2008. Membaca sebagai
Surabaya. Sardiman. 2001. Aktivitas Belajar. PT Rosda Karya: Bandung. Soemanto,
Susanto, A. 2011. Perkembangan
W.
2000.
keterampilan berbicara. FKSS-IKIP : Bandung.
Psikologi
Suparno, M.F.S. 2013. Peningkatan
Pendidikan Landasan Kerja Pemimpin
Keterampilan Berbicara Anak Usia
Pendidikan. Reinaka Cipta : Jakarta
Dini Melalui Permainan Sandiwara
Sugiyono. 2014. Rumusan Teknik Analisis. Alfabeta : Bandung
Boneka. Universitas Muhammadiyah Surakarta,
Universitas
Negri
Yogyakarta.
12