Prosiding Seminar Nasional “Menjadi Guru Inspirator” Prodi PGSD FKIP-Univesitas Muhammadiyah Purwokerto ISBN : 978-602-14377-4-2
AKTIVITAS PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF SEBAGAI PENGEMBANGAN KETERAMPILAN GERAK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK)1 Addriana Bulu Baan2 POR FKIP Universitas Tadulako Palu
ABSTRAK Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan. Pendidikan jasmani adaptif pada dasarnya sama dengan pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan untuk untuk anak normal yang bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat melalui aktivitas pendidikan jasmani adaptif yang direncanakan dan disusun secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Aktivitas yang dilakukan dalam pendidikan jasmani adaptif yaitu olahraga bermain, senam, atletik, renang yang dimodifikasi sesuai dengan karak teristik kecacatan anak, sehingga anak dapat melakukan aktivitas gerak. Melalui aktivitas gerak yang dilakukan dalam pendidikan jasmani adaptif dapat mengembangkan keterampilan gerak anak berkebutuhan khusus. Kata kunci: pendidikan jasmani adaptif, keterampilan gerak
1
2
Makalah disampaikan pada acara Seminar Nasional Menjadi Guru Inspirator “Kenali dan Kembangkan Kemampuan Intelegensi Emas untuk Indonesia Emas” di Prodi PGSD FKIP Universitas Muhammadiyah Purwokerto Tanggal 30 April 2016. Koresponden mengenai isi makalah ini dapat dilakukan melalui:
[email protected]
289
Prosiding Seminar Nasional “Menjadi Guru Inspirator” Prodi PGSD FKIP-Univesitas Muhammadiyah Purwokerto ISBN : 978-602-14377-4-2
PENDAHULUAN Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka upaya mewujudkan tujuan nasional. Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan tersebut maka setiap warga negara memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan. sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 5 ayat 1 bahwa setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu. Dengan demikian orang-orang yang menderita cacat atau kelainan juga mendapatkan perlindungan hak. Seperti tercantum pada ayat 2 disebutkan bahwa warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual dan atau sosial berhak memperoleh Pendidikan khusus. Anak yang memiliki kelainan atau berkebutuhan khusus mengalami gangguan perkembangan fisik, emosional, mental, intelektual, sosial termasuk perkembangan gerak. Hampir semua jenis ketunaan memiliki masalah dalam ranah psikomotor. Masalah psikomotor sebagai akibat dari keterbatasan kemampuan sensomotorik, keterbatasan dalam kemampuan belajar. Untuk melatih perkembangan gerak anak dapat dilakukan dengan aktivitas gerak melalui kegiatan olahraga. Salah satu langkah untuk melakukan aktivitas gerak dalam olahragah adalah melalui pendidikan. Pendidikan jasmani adaftip yang dilakukan di sekolah dapat dijadikan sebagai wahana untuk mengembangkan ketrerampilan gerak anak melalui aktivitas. PEMBAHASAN A. Pendidikan Jasmani Adaptif Secara mendasar pendidikan jasmani adaptif adalah sama dengan pendidikan jasmani biasa. Pendidikan jasmani merupakan salah satu aspek dari seluruh proses pendidikan secara keseluruhan. Pendidikan jasmani adaptif merupakan suatu sistem penyampaian layanan yang bersifat menyeluruh (comprehensif) dan dirancang untuk mengetahui, menemukan dan memecahkan masalah dalam ranah psikomotor. Pendidikan jasmani adaptif adalah pendidikan jasmani yang telah dimodifikasi untuk mempertemukan kebutuhan-
290
Prosiding Seminar Nasional “Menjadi Guru Inspirator” Prodi PGSD FKIP-Univesitas Muhammadiyah Purwokerto ISBN : 978-602-14377-4-2
kebutuhan anak yang menyandang ketunaan. Tujuannya adalah untuk membantu anak tersebut mengambil manfaat kenikmatan aktivitas rekreasi seperti yang diperoleh anak-anak lain, yang sangat bermanfaat bagi perkembangan jasmani, emosi, dan sosial yang sehat (Mulyono, 2009:145-146). Hampir semua jenis ketunaan anak berkebutuhan khusus memiliki masalah dalam ranah psikomotor. Masalah psikomotor sebagai akibat dari keterbatasan kemampuan sensomotorik, keterbatasan dalam kemampuan belajar. Sebagian Anak Berkebutuhan Khusus bermasalah dalam interaksi sosial dan tingkah laku. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa peranan pendidikan jasmani bagi anak berkebutuhan khusus memiliki sangat besar dan akan mampu mengembangkan, mengkoreksi kelainan dan keterbatasan tersebut. Pendidikan jasmani adaptif adalah pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani yang di adaptasikan dan di sesuaikan dengan kebutuhan khusus siswa baik metode pendekatan, lingkungan belajar maupun peralatan belajar yang menuntut peran serta seluruh siswa dalam pelaksanaan pembelajarannya. B.
Ciri dari program pengajaran penjas adaptif
Sifat program pengajaran pendidikan jasmani adaptif memiliki ciri khusus yang menyebabkan nama pendidikan jasmani ditambah dengan kata adaptif. Adapun ciri tersebut adalah: 1) Program Pengajaran Penjas adaptif disesuaikan dengan jenis dan karakteristik kelainan siswa. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada siswa yang berkelainan berpartisipasi dengan aman, sukses, dan memperoleh kepuasan. Misalnya bagi siswa yang memakai kursi roda satu tim dengan yang normal dalam bermain basket, ia akan dapat berpartisipasi dengan sukses dalam kegiatan tersebut bila aturan yang dikenakan kepada siswa yang berkursi roda dimodifikasi. Demikian dengan olahraga lainnya. Oleh karena itu pendidikan jasmani adaptif akan dapat membantu dan menolong siswa memahami keterbatasan kemampuan jasmani dan mentalnya. 2) Program Pengajaran Penjas adaptif harus dapat membantu dan mengkoreksi kelainan yang disandang oleh siswa. Kelainan pada Anak Luar Biasa bisa terjadi pada kelainan fungsi postur, sikap tubuh dan pada mekanika tubuh. Untuk itu, program pengajaran pendidikan jasmani adaptif harus dapat membantu siswa melindungi diri sendiri dari kondisi yang memperburuk keadaannya. 3) Program Pengajaran Penjas adaptif harus dapat mengembangkan dan meningkatkan kemampuan jasmani individu ABK. Untuk itu pendidikan jasmani adaptif mengacu pada suatu program kesegaran jasmani yang progresif, selalu berkembang dan atau latihan otot-otot besar. Dengan demikian tingkat perkembangan ABK akan dapat mendekati tingkat kemampuan teman sebayanya. Apabila program pendidikan jasmani adaptif dapat mewujudkan hal tersebut diatas, maka pendidikan jasmani
291
Prosiding Seminar Nasional “Menjadi Guru Inspirator” Prodi PGSD FKIP-Univesitas Muhammadiyah Purwokerto ISBN : 978-602-14377-4-2
adaptif dapat membantu siswa melakukan penyesuaian sosial dan mengembangkan perasaan siswa memiliki harga diri. Perasaan ini akan dapat membawa siswa berperilaku dan bersikap sebagai subyek bukan sebagai obyek dilingkungannya.
C. Tujuan Pendidikan Jasmani Adaptif Tujuan pendidikan jasmani adaptif bagi anak berkebutuhan khusus juga bersifat holistic, yaitu untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan jasmani, keterampilan gerak, sosial, dan intelektual serta menanamkan sikap positif terhadap keterbatasan kemampuan baik dari segi fisik maupun mentalnya sehingga mereka mampu bersosialisasi dengan lingkungan dan memiliki rasa percaya diri dan harga diri (Beltasar, 2000:10). Aktivitas pendidikan jasmani adaptif mengandung unsur kegembiraan dan kesenangan sehingga anak-anak dapat memahami dan mengatasi masalahmasalah yang dihadapi dalam kehidupan serta mengoreksi kelainan-kelainan yang dialami setiap anak. Oleh karena itu para guru pendidikan jasmani seyogyanya membantu peserta didik agar tidak merasa rendah diri dan terisolasi dari lingkungannya. Peserta didik diberikan kesempatan untuk melakukan aktivitas jasmani berbagai macam olahraga dan permainan. Pemberian kesempatan itu merupakan pengakuan bahwa mereka memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan anak-anak normal (Beltasar, 2000: 10-11). Lanjut Beltasar (2000: 12) mengatakan bahwa Anak berkebutuhan khusus harus tetap mendapatkan pembelajaran pendidikan jasmani adaptif agar anak tersebut tidak kurang dalam bergerak sehingga kesehatan dan kebugaran jasmani anak tetap terjaga. Hal ini disebabkan gerak merupakan kebutuhan yang mendasar bagi mausia, tanpa gerak manusia tidak akan mampu mempertahankan hidupnya. Melalui gerak itu manusia dapat mencapai tujuan hidup, baik di aspek kesehatan, perumbuhan fisik, perkembangan mental sosial, dam intelektual Anak berkebutuhan khusus memiliki kemampuan gerak yang sangat terbatas dalam mengikuti pendidikan jasmani. Oleh karena itu, ada saatnya anak berkebutuhan khusus dan anak normal tidak dapat melakikan jenis olahraga yang sama. Anak berkebutuhan khusus mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani dengan berbagai modifikasi dan disesuaikan dengan tingkat kecacatan dan kondisi fisiknya (Beltasar, 2000:12-13). Untuk memenuhi kebutuhan gerak anak berkebutuhan khusus maka diadakan pendidikan jasmani adaptif bagi anak berkebutuhan khusus. Melalui aktivitas gerak dalam pendidikan jasmani adaptif kebutuhan gerak anak akan terpenuhi serta dapat mengembangkan keterampilan geraknya. Sessuai yang dikatakan Samsudin (2008: 3) tentang tujuan pendidikan jasmani adalah sebagai berikut. 1) Meletakkan landasan karakter yang kuat melalui internalisasi nilai dalam pendidikan jasmani;
292
Prosiding Seminar Nasional “Menjadi Guru Inspirator” Prodi PGSD FKIP-Univesitas Muhammadiyah Purwokerto ISBN : 978-602-14377-4-2
2) Membangun landasan kepribadian yang kuat, sikap cinta damai, sikap sosial dan toleransi dalam konteks kemajemukan budaya, etnis, dan agama; 3) Menumbuhkan kemampuan berpikir kritis melalui tugas-tugas pembelajaran pendidikan jasmani; 4) Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama, percaya diri, dan demokratis melalui aktivitas jasmani; 5) Mengembangkan keterampilan gerak dan keterampilan teknik serta strategi berbagai permainan dan olahraga aktivitas pengembangan senam aktivitas ritmis, akuatik (aktivitas air) dan pendidikan luar kelas (outdoor education); 6) Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani; 7) Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri dan orang lain; 8) Mengetahui dan memahami konsep aktivitas jasmani sebagai informasi untuk mencapai kesehatan, kebugaran, dan pola hidup sehat; dan 9) Mampu mengisi waktu luang dengan aktivitas jasmani yang bersifat rekreatif. D. Pembelajaran Pendidikan Jasmani Adaptif Pendidikan jasmani adaptif adalah pendidikan jasmani yang telah dimodifikasi untuk mempertemukan kebutuhan-kebutuhan anak yang menyandang ketunaan. Tujuannya adalah untuk membantu anak tersebut mengambil manfaat kenikmatan aktivitas rekreasi seperti yang diperoleh anakanak lain, yang sangat bermanfaat bagi perkembangan jasmani, emosi, dan sosial yang sehat (Mulyono, 2009:145-146). Konteks pembelajaran pendidikan jasmani adaptif adalah anak berkebutuhan khusus perlu dipahami secara sungguh-sungguh oleh guru pendidikan jasmani. Hal ini disebabkan dalam proses pembelajaran jasmani sering ditemukan bahwa siswa tidak mampu melakukan gerakan dan aktivitas lain dengan baik, atau sering juga informasi dan rangkaian keterampilan gerak yang diajarkan kepada anak berkebutuhan khusus tidak dapat dicerna dengan baik akibat kecacatan dari salah satu alat fungsional tubuhnya (Beltasar, 2008: 34). Pendidikan jasmani adaptif mengajarkan anak tentang kenyataan dan makna hidup yang sebenarnya. Peran guru pendidikan jasmani sangat berperan dan dituntut dalam menentukan apakah seseorang siswa cacat dapat mengikuti materi pembelajaran jenis olahraga secara bersama-sama dengan temannya yang 293
Prosiding Seminar Nasional “Menjadi Guru Inspirator” Prodi PGSD FKIP-Univesitas Muhammadiyah Purwokerto ISBN : 978-602-14377-4-2
tidak cacat. Oleh karena itu, guru harus melakukan pengamatan dan evaluasi secara menyeluruh terhadap kondisi fisik anak tersebut. E.
Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus
Anak berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa yang berbeda perkembangan fisik, mental, atau sosial dari perkembangan gerak anak – anak normal seperti pada umumnya, sehingga dengan kondisi tersebut memerlukan bantuan khusus dalam usahanya untuk mencapai tahap pekembangan gerak yang maksimal (Dwi, dkk, 2012: 226). Selain itu anak berkebutuhan khusus dapat diartikan sebagai seorang anak yang memerlukan pendidikan yang disesuiakan dengan hambatan belajar dan kebutuhan masing-masing anak secara individual. Anak berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa yang berbeda perkembangan fisik, mental, atau sosial dari perkembangan gerak anak – anak normal seperti pada umumnya, sehingga dengan kondisi tersebut memerlukan bantuan khusus dalam usahanya untuk mencapai tahap pekembangan gerak yang maksimal (Dwi, dkk, 2012: 226). Menurut Soemitro (1993: 141) ada sebelas klasifikasi anak berkebutuhan khusus yaitu, “1. Tunarungu, 2. Buta-tuli, 3. Bisu-tuli, 4. Keterbelakangan mental atau tunagrahita, 5. Cacat ganda (multihandicapped), 6. Tunadaksa, 7. Gangguan kesehatan lainnya, 8. Gangguan emosional serius (hyperaktif), 9. Ketidakmampuan dalam bealajar, 10. Gangguan wicara atau gagap, 11. Cacat visual atau tuna netra”. Anak berkebutuhan khusus dalam lingkungan pendidikan dapat diartikan seseorang yang memiliki ciri-ciri penyimpangan fisik, mental, emosi atau tingkah laku yang membutuhkan pelayanan modifikasi dan pelayan khusus agar dapat berkembang secara maksimal. Anak berkebutuhan khusus meliputi tunarungu, tunanetra, tunadaksa, tunagrahita, tunalaras, autis, Down Syndrome, kemunduran (retardasi) PENUTUP Berdasarkan penjelasan di atas dapat lihat bahwa aktivitas gerak dalam pendidikan jasmani memiliki hubungan dengan kebutuhan gerak dalam kehidupan sehari-hari. Gerak merupakan kebutuhan yang mendasar bagi mausia, tanpa gerak manusia tidak akan mampu mempertahankan hidupnya. Aktivitas gerak yang ada dalam pendidikan jasmani adaptif disekolah diharapkan dapat memberikan mempegaruh yang baik terhadap perkembangan anak baik secara fisik, mental, keterampilan gerak, emosional, dan sosial, serta kebugaran jasmaninya. Sehingga pendidikan jasmani adaftip dapat membantu memenuhi tujuan pendidikan jasmani yaitu 1). Meletakkan landasan karakter yang kuat melalui internalisasi nilai dalam pendidikan jasmani; 2). Membangun landasan kepribadian yang kuat, sikap cinta damai, sikap social dan toleransi dalam konteks kemajemukan budaya, etnis, dan agama; 3). Menumbuhkan 294
Prosiding Seminar Nasional “Menjadi Guru Inspirator” Prodi PGSD FKIP-Univesitas Muhammadiyah Purwokerto ISBN : 978-602-14377-4-2
kemampuan berpikir kritis melalui tugas-tugas pembelajaran pendidikan jasmani; 4). Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerjasama, percayadiri, dan demokratis melalui aktivitas jasmani; 5). Mengembangkan keterampilan gerak dan keterampilan teknik sertastrategi berbagai permainan dan olahraga aktivitas pengembangan senam aktivitas ritmik, akuatik (aktivitas air) dan pendidikan luar kelas (outdoor education); 6). Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani; 7). Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri dan orang lain; 8). Mengetahuidan memahami konsep aktivitas jasmani sebagai informasi untuk mencapai kesehatan, kebugaran, dan pola hidup sehat; 9). Mampu mengisi waktu luang dengan aktivitas jasmani yang bersifat rekreatif.Sesuai dengan aktivitas gerak yang terkandung dalam pendidikan jasmani adaptif sangat baik untuk perkembangan gerak anak berkebutuhan khusus. DAFTAR PUSTAKA Beltasar Tarigan. 2000. Penjaskes Adaptif. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran guru SLTP Setara D-III. Dwi Purnawan, Hermawan Pamot Raharjo & Agus Pujianto. 2012 Tes Keterbelajaran Gerak IOWA. Journal of Physical Education, Sport, Healt and Recreation. 1 (5): 221-226. Mulyono Abdurrahman. 2009. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta Samsudin. 2008. Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan SD/MI. Jakarta: Litera Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
295
Prosiding Seminar Nasional “Menjadi Guru Inspirator” Prodi PGSD FKIP-Univesitas Muhammadiyah Purwokerto ISBN : 978-602-14377-4-2
296