Jurnal Bina Gogik, Volume 1 No. 2, September 2014
ISSN: 2355-3774
PENGARUH PENDEKATAN SCIENTIFIC TERHADAP KEMAMPUAN PELANARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA Nur ‘Afifah Imran Universitas Negeri Medan, Jalan William Iskandar Pasar 5 Medan, Email: :
[email protected]
Abstrak : Rumusan masalah pada penulisan makalah ini adalah “bagaimana pengaruh kemampuan penalaran dan komunikasi matematika dengan menggunakan pendekatan scientific?”.Tujuan “untuk mengetahui bagaimana kemampuan penalaran dan komunikasi matematika dengan menggunakan pendekatan scientific”.Pendekatan scientific merupakan cara dalam proses pembelajaran pada kurikulum 2013 yang diharapkan mampu memberikan kontribusi yang baik dalam upaya untuk meningkatkan kemampuan penalaran dan komunikasi matematik siswa. Karena itu, ,pendekatan scientific dalam pembelajaran matematika perlu diterapkan dalam proses pembelajaran dikelas. Sehubungan dengan itu, makalah ini bertujuan untuk memaparkan secara teoritis tentang kemampuan penalaran dan komunikasi matematika dan memuat kajian tentang pendekatan scientific sebagai pendekatan pembelajaran yang diduga dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan kemampuan penalaran dan komunikasi matematika siswa. Kata-katakunci : Pendekatan scientific, kemampuan penalaran, komunikasi matematika.
mensosialisasikan
PENDAHULUAN
dan
melaksanakan
Matematika merupakan mata
Kurikulum 2013 bagi sekolah-sekolah
pelajaran yang selalu diajarkan di setiap
tertentu. Ciri utama yang mencolok
jenjang pendidikan dan setiap tingkatan
adalah adanya penggunaan pendekatan
kelas dengan proporsi waktu yang lebih
scientific pada proses pembelajaran pada
banyak melebihi pelajaran lain. Hal ini
setiap tema di jenjang SD dan semua
didasari oleh harapan agar pelajaran
mata
matematika dapat memenuhi penyediaan
SMP/SMA/SMK.
sumber daya manusia yang handal,
(scientific approach) merupakan standar
dinamis
Yakni
proses dalam pembelajaran terdiri dari
manusia memiliki kemampuan bernalar
mengamati, menanya, menalar, mencoba
secara logis, kritis, sistematis, rasional
dan
dan
kemampuan
scientific ini diharapkan agar proses
bersikap jujur, objektif dan kreatif dan
pembelajaran khususnya pada pelajaran
terbuka, serta memiliki kemampuan
matematika dapat berlangsung dengan
bekerja sama.
baik dan hasil yang diharapkan juga
dan
cermat,
berkompeten.
memiliki
Sekarang ini, negara Indonesia
pelajaran
membuat
memuaskan
di
jenjang
Pendekatan
ilmiah
jejaring.
terutama
Pendekatan
dalam
lagi gencar-gencarnya melakukan upaya
51
Jurnal Bina Gogik, Volume 1 No. 2, September 2014
ISSN: 2355-3774
meningkatkan kemampuan penalaran
mengembangkan pola berpikir
dan komunikasi matematika.
yang rasional dan objektif dalam
Dalam scientific
konsep
yang
Kementrian
pendekatan
disampaikan Pendidikan
oleh
merespon materi pembelajaran. 6) Berbasis pada konsep, teori, dan
dan
fakta
Kebudayaan, dipaparkan minimal ada 7 (tujuh)
kriteria
scientific.
dalam
Ketujuh
pendekatan
kriteria
yang
dapat
dipertanggungjawabkan. 7) Tujuan
tersebut
pembelajaran
dirumuskan secara sederhana
adalah sebagai berikut: 1)
empiris
dan jelas, tetapi menarik sistem
Materi pembelajaran berbasis
penyajiannya.
pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika
PEMBAHASAN
atau penalaran tertentu.
Pendekatan Scientific
2) Penjelasan guru, respon siswa,
Pembelajaran dengan menggu-
dan interaksi edukatif guru-
nakan pendekatan scientific
siswa terbebas dari prasangka
pembelajaran yang menekankan pada
yang
pemberian pengalaman secara langsung
serta-merta,
pemikiran
subjektif, atau penalaran yang
baik
menyimpang dari alur berpikir
eksperimen
logis.
sehingga realitas yang akan berbicara
3) Mendorong dan menginspirasi siswa analitis
berpikir
secara
dan
tepat
mengidentifikasi, memecahkan
dalam
memahami,
masalah,
mengaplikasikan
kriti,
dan materi
pembelajaran.
menggunakan
adalah
sebagai
maupun
informasi
diperoleh
selain
observasi, cara
atau valid
lainnya,
data
yang
juga
dapat
dipertanggungjawabkan. Proses
pembelajaran
menggunakan
pendekatan
dengan scientific
harus menyentuh tiga ranah yaitu: a. Sikap, yaitu siswa tahu tentang
4) Mendorong dan menginspirasi
“Mengapa”
terhadap
siswa mampu berpikir hipotetik
atau
dalam
perbedaan,
diharapkan mencari tahu alasan
kesamaan, dan tautan satu sama
yang logis dan melakukan sikap
lain dari materi pembelajaran.
yang mendukung dalam mencari
melihat
5) Mendorong dan menginspirasi siswa
dalam
menerapkan,
materi
substansi
pelajaran.
Siswa
alasan tersebut.
memahami,
b. Pengetahuan, yaitu siswa tahu
dan
tentang “Apa” terhadap substansi
52
Jurnal Bina Gogik, Volume 1 No. 2, September 2014
atau
materi
pelajaran.
Siswa
ISSN: 2355-3774
Metode mengamati mengutamakan
semakin tertantang rasa ingin
kebermaknaan
tahunya
(meaningfull
sehingga
pengetahuan
proses
pembelajaran
learning).
Metode
ini
dan wawasan ilmunya semakin
memiliki keunggulan tertentu, seperti
berkembang dengan pesat.
menyajikan media obyek secara nyata,
c. Keterampilan, yaitu siswa tahu tentang
“Bagaimana”
substansi
atau
terhadap
materipelajaran.
peserta didik senang dan tertantang, dan mudah
pelaksanaannya.
mengamati
sangat
Metode
bermanfaat
bagi
Siswa mampu berbuat secara
pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik.
nyata
Sehingga proses pembelajaran memiliki
dalam
mengembangkan
keterampilannya.
kebermaknaan yang tinggi. Kegiatan mengamati
Proses
pembelajaran
pada
dalam
sebagaimana
pembelajaran
disampaikan
Kurikulum 2013 untuk semua jenjang
Permendikbud
dilaksanakan
menggunakan
hendaklah guru membuka secara luas
pendekatan ilmiah (saintifik). Langkah-
dan bervariasi kesempatan peserta didik
langkah pendekatan ilmiah (scientific
untuk melakukan pengamatan melalui
appoach) dalam proses pembelajaran
kegiatan:
melihat,
meliputi menggali informasi melaui
mendengar,
dan
pengamatan,
memfasilitasi
dengan
bertanya,
percobaan,
Nomor
dalam 81A/2013,
menyimak,
membaca.
peserta
didik
Guru untuk
kemudian mengolah data atau informasi,
melakukan pengamatan, melatih mereka
menyajikan
data
untuk
dilanjutkan
dengan
atau
informasi,
memperhatikan
(melihat,
menganalisis,
membaca, mendengar) hal yang penting
menalar, kemudian menyimpulkan, dan
dari suatu benda atau objek. Adapun
mencipta. Untuk mata pelajaran, materi,
kompetensi yang diharapkan adalah
atau situasi tertentu, sangat mungkin
melatih kesungguhan, ketelitian, dan
pendekatan ilmiah ini tidak selalu tepat
mencari informasi.
diaplikasikan secara prosedural. Pada
b) Menanya
kondisi seperti ini, tentu saja proses
Dalam kegiatan mengamati, guru
pembelajaran harus tetap menerapkan
membuka
nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah dan
kepada peserta didik untuk bertanya
menghindari nilai-nilai atau sifat-sifat
mengenai
nonilmiah. Pendekatan saintifik dalam
disimak, dibaca atau dilihat. Guru perlu
pembelajaran disajikan sebagai berikut:
membimbing peserta didik untuk dapat
a) Mengamati (observasi)
mengajukan
kesempatan
apa
yang
secara
sudah
pertanyaan:
luas
dilihat,
pertanyaan
53
Jurnal Bina Gogik, Volume 1 No. 2, September 2014
ISSN: 2355-3774
tentang yang hasil pengamatan objek
kompetensi yang diharapkan dalam
yang konkrit sampai kepada yang abstra
kegiatan ini adalah mengembangkan
berkenaan
kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan
dengan
fakta,
konsep,
prosedur, atau pun hal lain yang lebih
merumuskan
pertanyaan
abstrak. Pertanyaan yang bersifat faktual
membentuk pikiran kritis yang perlu
sampai kepada pertanyaan yang bersifat
untuk
hipotetik. Dari situasi di mana peserta
sepanjang hayat.
hidup
cerdas
dan
untuk
belajar
didik dilatih menggunakan pertanyaan
c) Mengumpulkan Informasi
dari guru, masih memerlukan bantuan
Kegiatan
“mengumpulkan
guru untuk mengajukan pertanyaan
informasi” merupakan tindak lanjut dari
sampai ke tingkat di mana peserta didik
bertanya.
mampu mengajukan pertanyaan secara
dengan menggali dan mengumpulkan
mandiri. Dari kegiatan kedua dihasilkan
informasi dari berbagai sumber melalui
sejumlah pertanyaan. Melalui kegiatan
berbagai cara. Untuk itu peserta didik
bertanya dikembangkan rasa ingin tahu
dapat membaca buku yang lebih banyak,
peserta didik. Semakin terlatih dalam
memperhatikan fenomena atau objek
bertanya maka rasa ingin tahu semakin
yang lebih teliti, atau bahkan melakukan
dapat dikembangkan. Pertanyaan terebut
eksperimen.
menjadi dasar untuk mencari informasi
terkumpul sejumlah informasi. Dalam
yang lebih lanjut dan beragam dari
Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013,
sumber yang ditentukan guru sampai
aktivitas
mengumpulkan
yang ditentukan peserta didik, dari
dilakukan
melalui
sumber yang tunggal sampai sumber
membaca sumber lain selain buku teks,
yang beragam.
mengamati objek/ kejadian/, aktivitas
Kegiatan kegiatan
“menanya”
pembelajaran
disampaikan
dalam
Nomor
Tahun
81a
mengajukan
Kegiatan
Dari
ini
dilakukan
kegiatan
tersebut
informasi eksperimen,
dalam
wawancara dengan nara sumber dan
sebagaimana
sebagainya. Adapun kompetensi yang
Permendikbud 2013,
pertanyaan
diharapkan
adalah
mengembangkan
adalah
sikap teliti, jujur,sopan, menghargai
tentang
pendapat
orang
lain,
kemampuan
informasi yang tidak dipahami dari apa
berkomunikasi,
yang diamati atau pertanyaan untuk
kemampuan mengumpulkan informasi
mendapatkan
tambahan
melalui berbagai cara yang dipelajari,
tentang apa yang diamati (dimulai dari
mengembangkan kebiasaan belajar dan
pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan
belajar sepanjang hayat.
yang
bersifat
informasi
hipotetik).
menerapkan
Adapun
54
Jurnal Bina Gogik, Volume 1 No. 2, September 2014
d) Mengasosiasikan/
Mengolah
Informasi/Menalar
ISSN: 2355-3774
berupa pengetahuan. Aktivitas menalar dalam
konteks
pembelajaran
pada
Kegiatan “mengasosiasi/ mengolah
Kurikulum 2013 dengan pendekatan
informasi/ menalar” dalam kegiatan
ilmiah banyak merujuk pada teori
pembelajaran sebagaimana disampaikan
belajar
dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun
asosiatif.
2013, adalah memproses
pembelajaran merujuk pada kemamuan
informasi
asosiasi
atau
Istilah
pembelajaran
asosiasi
dalam
yang sudah dikumpulkan baik terbatas
mengelompokkan
beragam
ide
dari
kegiatan
mengasosiasikan
beragam
peristiwa
maupun
untuk
hasil
mengumpulkan/eksperimen
kemudian
dan
memasukannya
hasil dari kegiatan mengamati dan
menjadi penggalan memori. Selama
kegiatan
informasi.
mentransfer peristiwa-peristiwa khusus
yang
ke otak, pengalaman tersimpan dalam
mengumpulkan
Pengolahan
informasi
dikumpulkan
dari
yang
bersifat
referensi
dengan
peristiwa
menambah keluasan dan kedalaman
Pengalaman-pengalaman
sampai kepada pengolahan informasi
tersimpan di memori otak berelasi dan
yang
berinteraksi
bersifat
berbagai
mencari
sumber
solusi
yang
dari
memiliki
yang
lain.
dengan
sudah
pengalaman
sebelumnya yang sudah tersedia.
pendapat yang berbeda sampai kepada
e) Menarik kesimpulan
yang
ini
Kegiatan
dilakukan untuk menemukan keterkaitan
pembelajaran
satu informasi dengan informasi lainya,
saintifik merupakan kelanjutan dari
menemukan
keterkaitan
kegiatan mengolah data atau informasi.
informasi tersebut. Adapun kompetensi
Setelah menemukan keterkaitan antar
yang
adalah
informasi dan menemukan berbagai pola
mengembangkan sikap jujur, teliti,
dari keterkaitan tersebut, selanjutnya
disiplin,
secara
bertentangan.
pola
Kegiatan
dari
diharapkan
taat
aturan,
kerja
keras,
menyimpulkan dengan
bersama-sama
pendekatan
dalam
kemampuan menerapkan prosedur dan
kesatuan
kemampuan
individual membuat kesimpulan.
berpikir
induktif
serta
deduktif dalam menyimpulkan. Aktivitas
ini
atau
satu secara
f) Mengkomunikasikan
diistilahkan
Pada pendekatan scientific guru
sebagai kegiatan menalar, yaitu proses
diharapkan memberi kesempatan kepada
berfikir yang logis dan sistematis atas
peserta didik untuk mengkomunikasikan
fakta-kata
dapat
apa yang telah mereka pelajari. Kegiatan
diobservasi untuk memperoleh simpulan
ini dapat dilakukan melalui menuliskan
empiris
juga
kelompok,
dalam
yang
55
Jurnal Bina Gogik, Volume 1 No. 2, September 2014
ISSN: 2355-3774
atau menceritakan apa yang ditemukan
penalaran deduktif yang juga bisa
dalam
disebut deduksi.Sumarmo (2013: 148)
kegiatan
mencari
informasi,
mengasosiasikan dan menemukan pola.
mengatakan
Hasil tersebut disampikan di kelas dan
kesimpulan yang berdasarkan sejumlah
dinilai oleh guru sebagai hasil belajar
kasus atau contoh terbatas disebut
peserta didik atau kelompok peserta
induksi.Sedangkan
didik
kesimpulan berdasarkan aturan yang
tersebut.
Kegiatan
“mengkomunikasikan” dalam kegiatan
bahwa
penarikan
penarikan
disepakati dinamakan deduksi.
pembelajaran sebagaimana disampaikan
Sumarmo (2013: 148) menjelaskan
dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun
pula bahwa penalaran induktif adalah
2013,
hasil
penalaran yang berdasarkan contoh-
pengamatan, kesimpulan berdasarkan
contoh terbatas yang teramati. Beberapa
hasil analisis secara lisan, tertulis, atau
penalaran
media lainnya.
penalaran analogi, generalisasi, estimasi
Adapun kompetensi yang diharapkan
atau memperkirakan jawaban dan proses
dalam
adalah
solusi, dan enysun konjektur. Penalaran
teliti,
induktif di atas dapat digolongkan pada
berpikir
berpikir matematik tingkat rendah atau
adalah
menyampaikan
kegiatan
mengembangkan toleransi,
ini
sikap
jujur,
kemampuan
induktif
sistematis, mengungkapkan pendapat
tingkat
dengan
kekomplekan situasi yang terlibat.
singkat
dan
jelas,
dan
mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.
tinggi
diantaranya:
tergantung
pada
Sedangkan penalaran deduktif adalah penalaran yang didasarkan pada aturan yang disepakati. Beberapa penalaran
Kemampuan Penalaran Matematik Penalaran matematika adalah salah
yang tergolong deduktif diantaranya: melakukan
operasi
hitung,
menarik
satu proses berpikir yang dilakukan
kesimpulan logis, memberi penjelasan
dengan cara menarik suatu kesimpulan
terhadap model, fakta, sifat, hubungan
(Nurahman:
Penalaran
atau pola, mengajukan lawan contoh,
matematika merupakan hal yang sangat
mengikuti aturan inferensi, memeriksa
penting
validitas argumen, membuktikan, dan
untuk
mengerjakan
2011).
mengetahui
dan
permmasalahan
matematika.
menyusun
argumen
yang
valid,
merumuskan definisi dan menyusun
Secara garis besar terdapat dua jenis
pembuktian langsung, pembuktian tak
penalaran yaitu penalaran induktif yang
lansung dan pembuktian dengan induksi
juga
matematika.
dikenal
dengan
induksidan
56
Jurnal Bina Gogik, Volume 1 No. 2, September 2014
Penalaran persepsi
induktif
tentang
matematika,
melibatkan
keteraturan.Dalam
mendapatkan
kesamaan
ISSN: 2355-3774
2) Merumuskan yang bukan contoh 3) Mengikuti argument yang logis 4) Mempertimbangkan validitas dari
tersebut dapat menjadi dasar dalam rangka
pembentukan
konsep,
yaitu
argument yang valid 5) Mengontruksi
dengan cara mengurangi hal-hal yang harus diingat. Proses tersebut dinamakan abstraksi
konsep.Penalaran
memainkan
peran
pengembangan
penting dan
argument
yang
valid 6) Mengontruksi bukti-bukti untuk
induktif
pernyataan matematik, termasuk
dalam
bukti tidak langsung dan bukti
penerapan
dengan induksi matematik.
matematika.Sebagai fakta, penemuan matematika ada pula yang berawal dari
Kemampuan
suatu penarikan kesimpulan dengan
Matematika
menerapkan
panalaran
Komunikasi
Kemampuan
komunikasi
sangat
induktif.Kesimpulan yang ditarik secara
diperlukan dalam proses pembelajaran
induktif tidak selalu dapat dibuktikan
karena dengan komunikasi akan terjadi
secara deduktif.Kesimpulan demikian
interaksi timbal balik dan terjadinya
dinamakan suatu konjektur.Konjektur
transfer
adalah suatu tebakan, penyimpulan,
komunikasi
teori, atau dugaan yang didasarkan pada
memungkinkan siswa aktif dalam proses
fakta yang tak tertentu atau tak lengkap.
pembelajaran
Kesimpulan umum yang ditarik dari jenis
induktif
generalisasi
dapat
merupakan suatu aturan, namun dapat
informasi. yang
dan
Kemampuan baik
akan
memudahkannya
dalam memberikan penalaran terhadap informasi tersebut. Komunikasi matematis adalah cara
pula sebagai prediksi yang didasarkan
untuk
pada aturan itu. Penalaran induktif yang
pemecahan masalah, strategi maupun
menunjukkan kegiatan menebak suatu
solusi matematika baik secara tertulis
aturan
maupun lisan. Sedangkan, kemampuan
dapat
dilakukan
dengan
menyampaikan
ide-ide
menggunakan mesin fungsi sebagai
komunikasi
proses
pemecahan masalah menurut National
kerja
dalam menarik suatu
kesimpulan. Selanjutnya (Yaniawati:
matematis
dalam
Council of Teachers of Mathematics berdasarkan 2009)
bahwa
NCTM
(2000:348) dapat dilihat ketika siswa
indikator
menganalisis dan menilai pemikiran dan
penlaran matematika yaitu: 1) Membuat dan menguji konjektur
strategi
matematis
orang
lain
dan
menggunakan bahasa matematika untuk
57
Jurnal Bina Gogik, Volume 1 No. 2, September 2014
ISSN: 2355-3774
menyatakan ide matematika dengan
atau simbol matematik, atau
tepat. Selain itu, menurut riset Schoen,
model matematik.
Bean,
dan
Zieberth
dalam
(2010:19)
kemampuan
dugaan
tentang
Bistari
2) Menjelaskan
memberikan
matematik
gambar-gambar
3) Membuat suat cerita bedasarkan gambar, diagram, atau model
menyatakan bahwa komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan antara
matematik yang diberikan. 4) Menyusun pertanyaan tentang
dua orang atau lebih sehingga pesan
konten
yang
diberikan.
dapat
gambar,
secara lisan atau tulisan.
Menurut TIM (Elida, 2012: 180)
dimaksud
dengan
idea
ekspresi, atau bahasa sendiri
geometri juga termasuk kemampuan komunikasi matematis.
suatu
dipahami.
matematik
yang
Sedangkan Abdulhak (Elida, 2012: 180)
Sedangkan NCTM (Wijaya, 2012:
berpendapat bahwa komnikasi dimaknai
72) merumuskan standar komunikasi
sebagai proses penyampaian pesan dari
(communicatioan
pengirim pesan kepada penerima pesan
menjamin
melalui saluran tertentu untuk tjuan
matematika
yang
tertentu.
mengembangkan
kemampuan
Kemampuan komunikasi matematik adalah kemampuan menjelaskan idea
Standard)
kegiatan
untuk
pembelajaran mampu siswa
dalam: 1)
Menyusun
dan
memadukan
matematik dengan gambar atau grafik,
pemikiran matematika melalui
menghubungkan gambar, grafik atau
komunikasi.
situasi ke dalam idea matematika, dan
2)
Mengkomunikasikan pemikiran
menjelaskan serta membuat pertanyaan
matematika secara logis dan
tentang matematika. Hal ini sesuai
sitematis kepada semua siswa,
dengan apa yang disampaikan Eliot dan
kepada guru, maupun orang lain.
Kenney, Eds (Sumarmo, 2013: 35) bahwa
kemampuan
3)
komunikasi
perkiran dan strategis matematis
matematika antara lain meliputi prosesproses matematika berikut:
masalah
matematik
orang lain. 4)
1) Menyatakan suatu situasi atau atau
kehidupan sehari-hari ke dalam
Menganalisis dan mengevaluasi
Menggunakan matematika
bahasa untuk
megekspresikan ide matematika secara tepat.
bentuk gambar, diagram, bahasa
58
Jurnal Bina Gogik, Volume 1 No. 2, September 2014
KESIMPULAN
ISSN: 2355-3774
DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan uraian di atas, jelas
Bistari
BsY.
2010.
Pengembangan
bahwa antara kemampuan penalaran,
Kemandirian
komunikasi saling keterkaitan satu sama
Nilai
lain. Seorang siswa yang memiliki
Komunikasi Matematik. Jurnal
kemampuan penalaran matematiknya
Pendidikan
baik
IPA.Vol. 1, No. 1, pp. 11-23.
akan
lebih
mudah
mengembangkan
dalam
kemampuan
Belajar
Untuk
Berbasis
Meningkatkan
Matematika
dan
Elida, N. (2012). Infinity. Meningkatkan
komunikasi matematiknya. Kebiasaan
Kemampuan
dalam
kemampuan
Matematik
Siswa
Sekolah
penalaran dan komunikasi matematik
Menengah
Pertama
Melalui
akan berpengaruh pada perubahan sikap
Pembelajaran
dan kebiasaan.
(TTW).
menggunakan
Pendekatan Scientific memberikan peluang lebih besar bagi siswa dalam
Komunikasi
Think-Talk-Write
Bandung:
STKIP
Siliwangi. Kemdikbud.2013. Pendekatan Scientific
mengembangkan kemampuan penalaran
(Ilmiah)
dan
Jakarta: Pusbangprodik.
komunikasi
matematiknya.
Langkah-langkah
ilmiah
pada
Sujarwanta,
dalam
Agus.
Pembelajran.
Mengkondisikan
pendekatan scientific memungkinkan
Pembelajaran
IPA
siswa lebih aktif, kemampuan penalaran
Pendekatan
Scientific.Jurnal
matematiknya
Nuansa Kependidikan. Vol 16
terus
diasah
dan
digunakan, kemampuan komunikasinya terus dilatih baik saat memberikan jawaban,
tanggapan
atau
saat
No. 1, Nopember 2012. National
Council
Principles
lain.
School
berpengaruh
scientificakan
terhadap
peningkatan
of
Mathematics
mendengarkan penjelasan dari siswa
Pendekatan
dengan
Teachers
(NCTM). and
Standard
mathematics.
of
2000. for
Virginia:
NCTM inc. Nurahman,
Iman..(2011).
kemampuan penalaran dan komunikasi
“Pembelajaran Kooperatif Tipe
matematik serta kemandirian belajar
Team-Accelerated
siswa.
(TAI)
Tentunya
bila
pendekatan
Untuk
Instruction Meningkatkan
scientific dilaksanakan dengan baik dan
Kemampuan
Penalaran
benar sesuai langkah-langkah ilmiah
Komunikasi Matematika Siswa
yang benar.
SMP”.Pasundan
Journal
dan
of
Mathematics Education Jurnal.1,
59
Jurnal Bina Gogik, Volume 1 No. 2, September 2014
(1), 96-130. Sanjaya,
ISSN: 2355-3774
Yaniawati, R. Poppy. (2010). e-learning
W.
(2010).Strategi
Alternatif
Pembelajaran
Pembelajaran
Berorientasi
Kontemporer.Bandung:
Standar
Pendidikan.
Raya.
Proses
Arfino
Jakarta: Prenada Media Group. Sumarmo,
(2011).Seminar
Nasional
Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi
Bandung.
Bandung:
STKIP Siliwangi. Untuk kalangan sendiri. ________,
(2012).Bahan
Matakuliah
Belajar
Proses
Matematik
Berpikir
Program
S2
Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi
Bandung
Bandung:
STKIP
2012. Siliwangi.
Untuk kalangan sendiri. ________, (2013).Kumpulan Makalah Berpikir dan Disposisi Matematik serta
Pembelajarannya.
Pembelajaran Mateatika Untuk Mendukung
Pelaksanaan
Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: UPI. Untuk kalangan sendiri. Turmudi, (2008).Landasan Filsafat dan Teori Pembelajaran Matematika (Berparadigma Eksploratif dan Ivestigatif).Jakarta:
LEUSER
CITA PUSTAKA. Wijaya,
A.
(2012).
Matematika Pendekatan
Pendidikan
Realistik.
Suatu
Pembelajaran
Matematika. Yogyakara: GRAHA ILMU
60