PENGARUH PENDEKATAN INKUIRI TERSTRUKTUR TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA KONSEP SISTEM PERNAPASAN MANUSIA (Kuasi Eksperimen di MTs. YASTI 1 Cisaat-Sukabumi)
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Strata 1 (S.Pd)
OLEH NAELI ZAKIYAH NIM: 106016100587
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011
PENGARUH PENDEKATAN INKUIRI TERSTRUKTUR TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA KONSEP SISTEM PERNAPASAN MANUSIA (Kuasi Eksperimen di MTs. YASTI 1 Cisaat-Sukabumi)
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar sSarjana Strata 1 (S.Pd.)
OLEH NAELI ZAKIYAH 106016100587
Dibawah Bimbingan
Pembimbing I
Pembimbing II
Baiq Hana Susanti, M.Sc.
Yuke Mardiati, S.Si.
19700209 200003 2 001
19760117 200701 2 013
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011
LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Pengaruh Pendekatan Inkuiri Terstruktur terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Sistem Pernapasan Manusia” telah diujikan dalam sidang munaqasah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, pada tanggal 14 Februari 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam Program Studi Pendidikan Biologi. Jakarta, 14 Februari 2011 Panitia Ujian Munaqasah Tanggal
Tanda Tangan
Ketua Panitia Ujian Munaqasah Baiq Hana Susanti, M.Sc. NIP: 19700209 200003 2 001
.......................
.......................
Sekertaris Nengsih Juanengsih, M.Pd. NIP: 19790510 200604 2 001
.......................
.......................
Penguji I. Dr. Zulfiani, M.Pd. NIP: 19760309 200501 2 002
.......................
.......................
Penguji II Nengsih Juanengsih, M.Pd. NIP: 19790510 200604 2 001
.......................
.......................
Mengetahui: Dekan fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A. NIP: 19751005 198703 1 003
ABSTRACT Naeli Zakiyah, The Effect of Structured Inquiry Approach toward The Process Science Skills on The Respiratory System Concept. (Quasi Experimental Studies in MTs. Yasti 1 Cisaat, Sukabumi), Program of Biology Study, The Departement of Natural Science, Faculty of Tarbiyah and Teacher’s Training, State Islamic University of Syarif Hidayatullah Jakarta The study aims to know the effect of structured inquiry on the process science skills. The process science skills used in this research include observing skills, skills to interpret observation, hypothesize skill, the planning of experiment skills, the skills to apply the concept, and communication skills. This research was conducted at MTs. YASTI 1 Cisaat-Sukabumi with the method quasiexperimental and design used a pretest-posttest control group design. The technique sampling is purposive sampling. The research sample includes the experimental group amounted to 38 students by using structured inquiry approach, and for the control group amounted to 41 students by using the method of demonstration. The posttest data analysis of both utilizes “t” test is 14,74 and t table is 1.99 in 5% significance, therefore to > t table. Therefore it indicates that there’s effect of structured inquiry on the process science skills. The process science skills which the highest is observing skills. Keywords : Structured Inquiry Approach, The Process Science Skills, Skills of Observing, Interpreting Observations, Hypothesize Skills, Plan an Experiment, Applying the Concept, and Communication Skills.
ABSTRAK Naeli Zakiyah, Pengaruh Pendekatan Inkuiri Terstruktur terhadap Keterampilan Proses Sains pada Konsep Sistem Pernapasan Manusia (kuasi eksperimen di MTs. YASTI 1 Cisaat, Sukabumi). Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendekatan inkuiri terstruktur terhadap keterampilan proses sains siswa. Keterampilan proses sains yang digunakan dalam penelitian ini meliputi keterampilan mengamati, menafsirkan pengamatan, berhipotesis, merencanakan percobaan, menerapkan konsep, dan berkomunikasi. Penelitian ini dilaksanakan di MTs. YASTI 1 Cisaat-Sukabumi dengan metode kuasi eksperimen yang menggunakan desain pretest-posttest control group design. Pengambilan sampel menggunakan teknik sampel bertujuan (purposive sampling). Sampel penelitian meliputi kelompok eksperimen berjumlah 38 siswa dengan menggunakan pendekatan inkuiri terstruktur, dan untuk kelompok kontrol berjumlah 41 siswa dengan menggunakan metode demonstrasi. Analisis data posttest diperoleh hasil thitung sebesar 14,74 dan ttabel pada taraf signifikansi 5% yaitu sebesar 1.99 maka t hitung > t tabel. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pendekatan inkuiri terstruktur terhadap keterampilan proses sains siswa pada konsep sistem pernapasan manusia. Keterampilan proses sains yang mendapatkan nilai tertinggi yaitu keterampilan mengamati.
Kata Kunci: Pendekatan Inkuiri Terstruktur, Keterampilan Proses Sains, Keterampilan Mengamati, Menafsirkan Pengamatan, Berhipotesis, Merencanakan Percobaan, Menerapkan Konsep, dan Berkomunikasi.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Illahi Rabbi, yang telah memberikan limpahan nikmat, rahmat dan kasih sayangNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw, sang pembawa risalah islam, pembawa syafaat bagi umatnya dihari akhir kelak. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat akademis untuk menyelesaikan studi S1 Jurusan Pendidikan IPA Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, dengan judul “Pengaruh Pendekatan Inkuiri Terbimbing terhadap Keterampilan Proses Sains (KPS) Siswa pada Konsep Sistem Pernapasan Manusia”. Selesainya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dukungan, do’a dan partisipasi dari berbagai pihak. Penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A, Dekan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc dan Ibu Nengsih Juanengsih, M.Pd, Ketua dan sekretaris Jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan 3. Bapak Dr. Sujiyo Miranto, M.Pd, Ketua Prodi Pendidikan Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. 4. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc dan Ibu Yuke Mardiati, M.Si, dosen pembimbing I dan II yang telah meluangkan waktu dan mencurahkan pikirannya untuk memberikan bimbingan, nasehat, motivasi, dan arahan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. 5. Bapak H. Haerudin, kepala sekolah MTs. YASTI 1 Cisaat-Sukabumi 6. Ibu Meli Meliana, S.Pd dan Bapak Adil Maulana,S.Pd guru bidang studi IPA MTs. Yasti 1 Cisaat-Sukabumi yang telah membantu dan memberikan saran selama penelitian.
i
7. Teruntuk kedua orang tua tercinta Ayahanda Abun Bunjamin dan Ibunda Dadah, tak lupa Teh Fazat Rofiah, serta keluarga besar semua yang selalu mencurahkan cinta, kasih sayang, do’a, motivasi yang luarbiasa dan dukungan baik moril maupun materil kepada penulis, terimakasih atas kesabarannya hanya Allah yang dapat membalas semuanya. 8. Teruntuk sahabat-sahabat, Marwiyah, Lisnawati, Iyoh Maspiroh, Siti Maryam, Latifah. K’Lilis, Miss Erika, Mas Aji, Mas Arif, Mas Ali, Bang Ghani, Mas Yudi yang selalu memberikan semangat, bantuan dan motivasi yang luar biasa. Semoga Allah SWT memberikan balasan kepada semua pihak yang telah membantu terselesainya skripsi ini. Semoga semua kebaikannya dijadikan amal shaleh dan senantiasa diberikan kemuliaan, Amin. Harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak. Penulis berharap skripsi ini menjadi kontribusi serta menambah pustaka dan referensi bagi semua pihak yang membutuhkan. Saran dan masukan dari para pembaca untuk perbaikan ketidaksempurnaan skripsi ini sangat diharapkan.
Ciputat, Januari 2011
Naeli Zakiyah
ii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK KATA PENGANTAR ................................................................................ i DAFTAR ISI ............................................................................................ iii DAFTAR TABEL ................................................................................... vi DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... vii
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1 B. Identifikasi Masalah .................................................................. 5 C. Pembatasan Masalah ................................................................. 5 D. Perumusan Masalah .................................................................. 6 E. Tujuan & Manfaat Penelitian .................................................... 6
BAB II. KERANGKA TEORETIS, KERANGKA PIKIR & PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori .............................................................................. 8 1. Pendekatan Inkuiri .............................................................. 8 a. Pengertian Pendekatan Inkuiri ...................................... 8 b. Jenis-Jenis Pendekatan Inkuiri .................................... 10 c. Sintak Pendekatan Inkuiri ........................................... 12 d. Karakteristik pendekatan Inkuiri ................................. 13 e. Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan Inkuiri ........... 15 2. Pendekatan Inkuiri Terstruktur ................................. …....16 a. Pengertian Pendekatan Inkuiri Terstruktur ................. 16 b. Tahapan Inkuiri Terstruktur…………………….. ...... 17
iii
c. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Inkuiri Terstruktur…………………….. ..................... 18 3. Keterampilan Proses Sains… .................................. ……..19 a. Pengertian Keterampilan Proses… ................... ……..19 b. Jenis-Jenis Keterampilan Proses Sains… ......... ……..21 c. Kedudukan Keterampilan Proses Sains dalam Pembelajaran Sains… ....................................... ……..24 d. Peranan Keterampilan Proses Sains… .............. ……..24 e. Penilaian Keterampilan Proses Sains…………………25 4. Metode Demonstrasi… ........................................... ……..27 a. Pengertian Metode Demonstrasi… ................... ……..27 b. Kelebihan dan Kekurangan Metode Demonstrasi……27 c. Langkah-Langkah Metode Demonstrasi… ....... ……..28 B. Hasil Penelitian yang Relevan.. .............................................. 29 C. Kerangka Berpikir ................................................................... 31 D. Hipotesis Penelitian ................................................................ 33
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................... 34 B. Metode dan Desain Penelitian.................................................... 34 C. Populasi dan Sampel .................................................................. 35 D. Variabel Penelitian ..................................................................... 35 E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 35 F. Instrumen Penelitian................................................................... 36 G. Kalibrasi Instrumen .................................................................... 38 H. Teknik Analisis Data .................................................................. 42 I. Hipotesis Statistik ...................................................................... 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ............................................................................. 48 1. Hasil Penelitian Kelompok Eksperimen dan Kontrol ............. 48
iv
a. Hasil Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol ............. 48 b. Hasil Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol ............ 49 c. Hasil N-Gain Kelompok Eksperimen dan Kontrol............. 50 B. Analisis Data ................................................................................. 51 1. Uji Prasyarat Analisis Data ..................................................... 51 a. Uji Normalitas Data Pretest, Posttest, N-Gain ................. 51 b. Uji Homogenitas ............................................................... 52 c. Uji Hipotesis ..................................................................... 53 2. Data Hasil Observasi ............................................................... 54 C. Pembahasan ................................................................................... 56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ................................................................................... 60 B. Saran ........................................................................................... 60
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 61 LAMPIRAN-LAMPIRAN ..................................................................... 65
v
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Sintak Pembelajaran Inkuiri ...................................................... 12 Tabel 2.2 Tahapan Pendekatan Inkuiri Terstruktur................................... 17 Tabel 2.3 Indikator Keterampilan Proses Sains ........................................ 23 Tabel 3.1 Desain Penelitian Pretest-Posttest Control Group Design ....... 33 Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 35 Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Keterampilan Proses Sains ....................... 36 Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Instrumen ................................................... 38 Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ................................................ 39 Tabel 3.6 Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen ....................................... 40 Tabel 3.7 Hasil Uji Daya Pembeda ........................................................... 41 Tabel 3.8 Kategori Keterampilan Proses Sains ......................................... 47 Tabel 4.1 Hasil Pretest Kelompok Eksperimen & Kontrol ...................... 47 Tabel 4.2 Hasil Posttest Kelompok Eksperimen & Kontrol ..................... 48 Tabel 4.3 Hasil N-Gain Kelompok Eksperimen & Kontrol ...................... 49 Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Pretest, Posttest, dan N-Gain.................. 50 Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas Pretest, Posttest, dan N-gain ............... 52 Tabel 4.6 Hasil Uji Hipotesis Pretest, Posttest, dan N-gain ..................... 52 Tabel 4.7 Hasil Lembar Observasi ............................................................ 53
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kisi-Kisi Tes Keterampilan proses Sains ....................................... 65 Lampiran 2 Kisi-Kisi Soal Uji Keterampilan Proses Sains ............................... 71 Lampiran 3 Rekapitulasi Analisis Butir Instrumen ............................................ 72 Lampiran 4 Instrumen Keterampilan Proses Sains ............................................. 73 Lampiran 5 Kunci Jawaban Instrumen Keterampilan Proses Sains.................... 76 Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Eksperimen ......... 80 Lampiran 7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Kontrol................. 112 Lampiran 8 Lembar Observasi Siswa ................................................................. 123 Lampiran 9 Penghitungan Skor Keterampilan Proses Sains .............................. 135 Lampiran 10 Penghitungan Uji Normalitas ....................................................... 136 Lampiran 11 Penghitungan Uji Normalitas N-Gain Kelas Eksperimen ............ 140 Lampiran 12 Penghitungan Uji Normalitas N-Gain Kelas Kontrol ................... 142 Lampiran 13 Penghitungan Uji Homogenitas .................................................... 144 Lampiran 14 Penghitungan Uji Hipotesis .......................................................... 147 Lampiran 15 Pengolahan Data Hasil Observasi.................................................. 153
vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pembangunan nasional dalam bidang pendidikan berupaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia untuk mewujudkan masyarakat yang maju dan berdaya guna. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu Negara untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa, karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Perwujudan manusia yang berkualitas merupakan tanggung jawab pendidikan, terutama dalam mempersiapkan peserta didik menjadi subjek yang makin berperan menampilkan keunggulan dirinya yang tangguh, kreatif, mandiri, dan profesional pada bidangnya masing-masing. Hal ini terutama untuk mengantisipasi era globalisasi yang melanda dunia yang tidak dapat dihindari lagi. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3, yang isinya menyatakan bahwa: “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan pembentukan watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menajdi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”1 Berdasarkan isi undang-undang tersebut berarti peserta didik diharapkan mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya untuk masa depan yang lebih baik.
1
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. dikti.net/files/sisdiknas.pdf . h.3. Diakses Rabu, 15 Desember 2010.
1
http://www.inherent-
2
Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi disertai arus globalisasi yang cepat, menjadikan guru sebagai satu-satunya sumber informasi tidak mungkin lagi dapat dipertahankan. Oleh karena itu, pendekatan dengan strategi belajar mengajar yang berpusat pada guru tidak sesuai lagi dengan perkembangan yang dihadapi dunia pendidikan. Guru bukan orang yang serba tahu dan peserta didik bukan orang yang serba tidak tahu, sehingga diperlukan suatu pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dan dapat mengarahkan peserta didik untuk dapat terlibat secara langsung dan aktif dalam kegiatan belajar mengajar.2 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dikembangkan dalam pendidikan menuntut siswa untuk aktif dalam pembelajaran dan mempersyaratkan kompetensi sebagai hasil belajar yang meliputi tiga ranah yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Sesuai pusat kurikulum di tingkat SMP/MTs diharapkan ada penekanan yang diarahkan pada pengalaman belajar. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di sekolah diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Pendidikan IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk “mencari tahu” dan “berbuat” sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.3 Biologi sebagai salah satu cabang sains merupakan proses dan produk. Proses yang dimaksud di sini adalah proses melalui kegiatan ilmiah, yaitu : kritis terhadap masalah, sehingga peserta didik mampu merasakan adanya masalah, mengembangkan hipotesis atau pertanyaan-pertanyaan, merancang percobaan atau melakukan pengamatan untuk menjawab 2
Pengawas Sekolah Pendidikan Menengah, Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya, Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional, 2008. h.4. Diakses http://www.teknologipendidikan.net/wp-content/uploads/2009/10/14-KODE-03-B5Strategi-Pembelajaran-dan-Pemilihannya.pdf. Rabu 20 Juli 2010 3 Pengawas Sekolah Pendidikan Menengah, Strategi Pembelajaran MIPA…, h.22.
3
pertanyaan dan menarik kesimpulan. Produk dalam IPA adalah konsepkonsep, azas, prinsip, teori dan hukum. Proses melalui kegiatan ilmiah ini dapat dikembangkan oleh guru, antara lain melalui pendekatan keterampilan proses sains. Keterampilan proses sains melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif atau intelektual, manual, dan sosial.4 Dengan mengembangkan keterampilan proses, peserta didik akan mampu menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut.5 Dengan melakukan sendiri peserta didik akan lebih menghayati, berbeda halnya jika hanya mendengar atau sekedar membaca. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka perlu identifikasi kemampuan keterampilan proses sains sehingga dapat memperoleh gambaran perolehan konsep-konsep sains pada peserta didik berdasarkan proses. Keterampilan proses merupakan hasil belajar yang dicapai seseorang dalam wujud kemampuan untuk melakukan kerja ilmiah atau penelitian seperti merencanakan penelitian ilmiah, melaksanakan penelitian ilmiah, mengkomunikasikan hasil penelitian ilmiah dan bersikap ilmiah.6 Mengajar
dengan
keterampilan
proses
berarti
memberikan
kesempatan kepada siswa bekerja dengan ilmu pengetahuan. Selain itu, keterampilan proses membuat siswa belajar produk dan proses ilmu pengetahuan sekaligus. Pelaksanaan keterampilan proses memerlukan suatu pendekatan yang dapat mengarahkan siswa pada pembelajaran yang lebih bermakna. Belajar akan lebih bermakna jika siswa mengalaminya sendiri apa yang dipelajari, bukan hanya sekedar mengetahuinya.7 Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru bidang studi IPA di MTs. YASTI 1 Cisaat, pembelajaran IPA khususnya biologi di MTs
4
Nuryani Y Rustaman, Strategi Belajar Mengajar Biologi. (Malang:IKIP Malang, 2005) , h.76. 5 Conny Semiawan dkk., Pendekatan Keterampilan Proses Sains, (Jakarta: PT.Gramedia, 1986), h.18. 6 Conny Semiawan dkk., Pendekatan Keterampilan Proses Sains,…h.23 7 Trianto, Pendekatan Terpadu dalam Teori dan Praktek (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007), h.27.
4
tersebut sampai saat ini kurang dapat menumbuhkan keterampilan proses sains siswa. Pembelajaran difokuskan pada aspek kognitif, sedangkan aspek psikomotorik dan aspek afektif kurang diperhatikan, kurangnya keterlibatan siswa dalam pembelajaran dan aktivitas yang dilakukan cenderung tidak relevan dengan
materi
pembelajaran,
aktivitas
siswa
sebatas
mencatat
dan
mendengarkan, selain itu pendekatan yang digunakan kurang mampu mengaktifkan siswa.8 Hal ini menyebabkan kesempatan siswa untuk terlibat
dalam proses belajar dan kesempatan untuk mengembangkan diri berkurang. Hal ini berarti pembelajaran yang baik harus meliputi aspek psikomotorik, aspek afektif, dan aspek kognitif. Untuk itu, guru IPA harus berusaha agar siswa tidak hanya belajar memahami konsep-konsep dan prinsip-prinsip, tetapi siswa juga mengalami proses belajar tentang pengarahan diri sendiri, tanggung jawab, dan komunikasi sosial.9 Pendekatan yang lebih menekankan pada pendekatan pembelajaran yang berorientasi hakikat IPA yaitu sebagai produk, proses, dan alat untuk mengembangkan sikap ilmiah. Siswa dapat terlibat langsung dalam proses pembelajaran, sehingga diharapkan dapat meningkatkan keterampilan proses siswa. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan pendekatan pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung dalam pembelajaran. Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan adalah pendekatan inkuiri terstruktur. Pendekatan
inkuiri
merupakan
aplikasi
dari
pembelajaran
konstruktivisme yang berdasarkan pada observasi dan studi ilmiah. Sehingga pendekatan inkuiri sesuai digunakan dalam pembelajaran IPA khususnya biologi yang mengharapkan siswa terlibat langsung dengan objek-objek yang dipelajari. Pembelajaran dengan inkuiri, siswa didorong untuk belajar sebagian besar melalui keterlibatan aktif dengan konsep-konsep dan prinsipprinsip, dan guru mendorong siswa untuk memiliki pengalaman dan 8
Mely M, Guru Bidang Studi IPA di MTs.Yasti 1 Cisaat. Wawancara pada hari Rabu, 25 Agustus 2010. 9 Zulfiani, Pendekatan Baru dalam Proses Pembelajaran Matematika dan Sains Dasar sebuah Antologi, (Jakarta:PIC UIN, 2007), h.5.
5
melakukan percobaan yang memungkinkan mereka menemukan prinsipprinsip untuk diri mereka sendiri. Dalam pengajaran inkuiri terdapat prosesproses
mental.
Proses-proses
mental
tersebut
diantaranya
adalah
merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, merancang percobaan, melakukan percobaan, mengumpulkan dan menganalisis data serta menarik kesimpulan.10 Pendekatan inkuiri terstruktur merupakan pendekatan dimana siswa mengikuti dengan tepat instruksi guru untuk menyelesaikan kegiatan handson dengan sempurna.11 Kegiatan inkuiri terstruktur ini di mana guru menentukan topik, pertanyaan, bahan dan prosedur sedangkan analisis hasil dan kesimpulan dilakukan oleh siswa. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, penulis tertarik mengadakan penelitian yang berjudul “Pengaruh Pendekatan Inkuiri Terstruktur terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Sistem Pernapasan Manusia.”
B. Identifikasi Masalah 1. Pembelajaran lebih bersifat teacher-centered, guru hanya menyampaikan IPA sebagai produk dan peserta didik menghafal informasi faktual. 2. Peserta didik hanya mempelajari IPA pada domain kognitif saja, tanpa menumbuhkan keterampilan proses sains siswa. 3. Kurang variatifnya pendekatan pembelajaran yang digunakan selama pembelajaran. 4. Penerapan pendekatan yang kurang mengaktifkan siswa di dalam kelas.
C. Pembatasan Masalah Luasnya
cakupan
masalah
yang
muncul,
maka
diperlukan
pembatasan masalah. Penelitian ini dibatasi pada:
10 11
Rustaman, Nuryani Y, dkk. Strategi Belajar Mengajar Biologi.... h.76. Pengawas Sekolah Pendidikan Menengah, Strategi Pembelajaran MIPA.....h.24
6
1. Subjek penelitiannya adalah siswa MTs.YASTI 1 Cisaat-Sukabumi kelas VIII. 2. Keterampilan proses yang diukur ada 6 meliputi: mengamati, interpretasi data, berhipotesis, merencanakan percobaan, menerapkan konsep dan berkomunikasi. 3. Pendekatan Inkuiri yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pendekatan inkuiri terstruktur. 4. Materi biologi dibatasi pada konsep sistem pernapasan manusia.
D. Perumusan Masalah Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah ”Bagaimanakah pengaruh pendekatan inkuiri terstruktur terhadap keterampilan proses sains siswa?”
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh pendekatan inkuiri terstruktur terhadap keterampilan proses sains siswa pada konsep sistem pernapasan manusia kelas VIII MTs. Yasti 1 CisaatSukabumi. Adapun manfaat penelitian ini adalah: 1. Bagi Peneliti a. Bertambahnya wawasan tentang pendekatan pembelajaran inkuiri terstruktur. b. Hasil penelitian maupun beberapa keterbatasan yang dihadapi dapat dijadikan
salah
satu
rujukan
untuk
pengembangan
model
pembelajaran lebih lanjut. 2. Bagi Dunia Pendidikan a. Hasil
penelitian
ini
diharapkan
menjadi
masukan
dalam
pengembangan kurikulum dan pendekatan pembelajaran sains di SMP serta merekomendasikan beberapa faktor pendukung kepada pihak penentu kebijakan (Departemen Pendidikan Nasional).
7
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran mengenai pengembangan pendekatan pembelajaran berbasis inkuiri sebagai wahana pendidikan siswa SMP serta dalam pengembangan kurikulum IPA terintegrasi untuk jenjang SMP. c. Sebagai bahan pertimbangan pembuatan program pembelajaran IPA yang dapat melibatkan siswa lebih aktif dalam pembelajaran dan menumbuhkankembangkan keterampilan proses siswa.
8
BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA PIKIR & PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori 1. Pendekatan Inkuiri a. Pengertian Pendekatan Inkuiri Menurut National Science Education Standards dalam Philips Alexander Towndrow dan Tan Aik Ling mendefiniskan inkuiri adalah aktifitas beraneka segi yang meliputi observasi, membuat pertanyaan, memeriksa sumber informasi lain untuk melihat apa yang telah diketahui, merencanakan investigasi, memeriksa kembali menurut bukti
eksperimen,
menggunakan
alat
untuk
mengumpulkan,
menganalisa, dan menginterpretasi data, mengajukan jawaban, penjelasan, dan prediksi, serta mengkomunikasikan hasil eksperimen. Inkuiri memerlukan identifikasi asumsi, berpikir kritis dan logis, dan pertimbangan keterangan atau penjelasan alternatif.”1 Pendekatan
Inkuiri
merupakan
serangkaian
kegiatan
pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban yang sudah pasti dari suatu masalah yang dipertanyakan.2 Pendekatan inkuiri merupakan suatu pembelajaran yang dirancang untuk mengajarkan kepada siswa bagaimana cara meneliti permasalahan atau pertanyaan fakta-fakta. Pembelajaran inkuiri memerlukan lingkungan kelas dimana siswa merasa bebas untuk
1
Philips Alexander dan Tan Aik Ling, Promoting Inquiry Through Science Reflective Journal Writing, Eurasia Journal of Mathematics, Science and Technology Education, 2008, 4(3), h.279-283. (Tersedia: http://www.ejmste.com/v4n3/EURASIA_v4n3_Towndrow.pdf) Diakses Rabu, 16 Juni 2010. 2 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2008), h.191.
9
berkarya, berpendapat, membuat kesimpulan dan membuat dugaan. Suasana seperti itu sangat penting karena keberhasilan pembelajaran bergantung pada kondisi pemikiran siswa. Inkuiri menciptakan pengalaman konkrit dan pembelajaran aktif yang mendorong dan memberikan ruang dan peluang kepada siswa untuk mengambil inisiatif dalam mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, pengambilan keputusan, dan penelitian sehingga memungkinkan siswa menjadi pelajar sepanjang hayat. Inkuiri melibatkan komunikasi yang berarti tersedia suatu ruang, peluang, dan tenaga bagi siswa untuk mengajukan pertanyaan dan pandangan yang logis, objektif dan bermakna, serta untuk melaporkan hasil-hasil kerja siswa. Inkuiri pada dasarnya adalah cara menyadari apa yang telah dialami. Karena itu inquiry menuntut siswa berpikir. Pendekatan ini melibatkan siswa dalam kegiatan intelektual. Meskipun pendekatan ini berpusat pada siswa, namun guru tetap memegang peranan penting sebagai pembuat desain pengalaman belajar. Guru berkewajiban mendorong siswa untuk melakukan kegiatan. Kadangkala guru perlu menjelaskan, membimbing diskusi, memberikan intruksi-intruksi, mengajukan pertanyaan, memberikan kritik dan saran kepada siswa.3 Inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran dimana siswa melibatkan diri mereka dalam proses penyelidikan, merumuskan pertanyaan dan memecahkan masalah, kegiatan seperti ini untuk mengasah keterampilan proses agar hasil belajar siswa menjadi lebih baik.4 Dengan kata lain inkuiri adalah suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi atau 3
Ken Gilbertson, Timothy Bates, Terry McLaughlin, and Alan Ewert, Outdoor Education: Methods and Strategies,(United States: Human Kinetics, 2006), h.120. http://wilderdom.com/store/index.php?main_page=product_info&cPath=4_11&products_ id=132 Diakses Sabtu,15 Mei 2010. 4 Alberta Learning, Focus on Inquiry: A Teacher’s Guide to Implementing Inquiry-based Learning, 44 Capital Boulevard, Street NW, Edmonton, Alberta,Canada, .2004.h.7 (Tersedia: http://www.learning.gov.ab.ca/k_12/ curriculum/ bySubject/ focusoninquiry. pdf) Diakses Sabtu,15 Mei 2010.h.1
10
eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis dan logis. Berdasarkan definisi inkuiri di atas, dapat dikatakan bahwa inkuiri merupakan pendekatan pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam menemukan pengetahuan atau pemahaman, mulai dari
merumuskan
masalah,
mengumpulkan
data/informasi,
mengajukkan pertanyaan, membuat hipotesis, melakukan percobaan, menganalisa hasil percobaan, dan membuat kesimpulan. Tujuan utama inkuiri adalah mengembangkan keterampilan intelektual, berpikir kritis dan mampu memecahkan masalah secara ilmiah. Siswa diharapkan dapat menyelidiki mengapa suatu peristiwa dapat terjadi serta mengumpulkan dan mengolah data secara ilmiah untuk mencari jawabannya. Pendekatan ini lebih menekankan pada pencarian (search) pengetahuan dari pada perolehan (acquisitiori) pengetahuan.
b. Jenis-Jenis Pendekatan Pembelajaran Inkuiri Alan Colburn mengemukakan tiga jenis pendekatan inkuiri, yaitu:
5
1) Structured Inquiry (Inkuiri Terstruktur) Dalam inkuiri terstruktur, siswa akan mengadakan penyelidikan dan penemuan yang berdasarkan pada pertanyaan dan prosedur yang disediakan guru. 2) Guided Inquiry (Inkuiri Terbimbing) Meskipun siswa melakukan penyelidikan yang berdasarkan pada pertanyaan yang diajukan guru, tetapi siswa yang menentukan prosedur penyelidikannya.
5
Alan Colburn, An Inquiry Primer, California State University.h.42-43. (http://www. experientiallearning. ucdavis. edu/module2/el2-60-primer.pdf Diakses Rabu, 16 Juni 2010.
11
3) Open Inquiry (Inkuiri Terbuka) Dalam inkuiri terbuka, siswa melakukan penyelidikan berdasarkan pada pertanyaan dan prosedur yang mereka bentuk. Ronald J. Bonnstetter mengemukakan tiga jenis pendekatan inkuiri, yaitu:6 1) Structured Science Experience Siswa diharuskan mencari kesimpulannya sendiri berdasarkan fakta-fakta.
Dalam
rangkaian
inkuiri
memberikan
sebuah
pengalaman terstruktur yaitu tahapan utama untuk guru dan siswa. Siswa melakukan percobaan sesuai dengan proses yang diberikan oleh guru 2) Guided Inquiry Dalam inkuiri terbimbing guru menentukan topik, pertanyaan, dan menentukan
bahan,
akan
tetapi
siswa
harus
merancang
penyelidikan, analisis hasil dan mencari kesimpulan sesuai fakta. 3) Student Directed Inquiry Siswa bertanggung jawab atas topik umum dan sedikit bimbingan dengan pertanyaan. 4) Student Research Inilah sasaran utama inkuiri. Pada tahapan ini siswa memerlukan dukungan dan bimbingan dari guru. Guru hatus memahami bagaimana membantu siswa untuk tertarik dan mampu melakukan penelitian sesungguhnya. 5) Open-Ended Inquiry Dalam open-ended inquiry guru memfasilitasi proses siswa memilih pertanyaanya dan berinkuiri.
6
Ronald J. Bonnstetter and, Inquiry: Learning from the Past with an Eye on the Future, Electronic Journal of Science Education V3 N 12 December 2009 University of Nebraska, Lincoln. http://wolfweb.unr.edu/homepage/jcannon/ejse/bonnstetter.html Diakses Rabu, 16 Juni 2010.
12
6) Teacher-Collaborative Inquiry Dalam teacher-collaborative inquiry guru dan siswa melakukan penyelidikan, dan bersama memilih pertanyaan dan strategi untuk menemukan jawaban yang pada awalnya tidak diketahui.
c. Sintak Pembelajaran Inkuiri Secara ringkas kegiatan guru dan siswa selama proses pembelajaran dapat dijabarkan sebagai berikut.7 Tabel 2.1 Sintak Pembelajaran Inkuiri Fase
Perilaku Guru
Menyajikan pertanyaan
Guru
membimbing
siswa
atau mengidentifikasi masalah dan masalah
masalah
dituliskan
di
papan
tulis.
Guru
membagi siswa dalam kelompok. Membuat hipotesis
Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk memberikan pendapat dalam
bentuk
hipotesis.
Guru
membimbing siswa dalam menentukan hipotesis
yang
permasalahan
relevan
dan
dengan
memprioritaskan
hipotesis mana yang menjadi prioritas penyelidikan. Merancang
Guru memberikan kesempatan kepada
percobaan
siswa
untuk
menentukan
langkah-
langkah yang sesuai dengan hipotesis yang
akan
membimbing
dilakukan. siswa
Guru
mennyusun
langkah-langkah percobaan.
7
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana, 2009).h.172.
13
Fase
Perilaku Guru
Melakukan
Guru membimbing siswa mendapatkan
percobaan
untuk informasi melalui percobaan
memperoleh informasi Mengumpulkan
dan Guru memberi kesempatan kepada
menganalisa data
setiap kelompok untuk menyampaikan hasil pengolahan data yang terkumpul
Membuat kesimpulan
Guru
membimbing
siswa
dalam
membuat kesimpulan
d. Karakteristik Pendekatan Inkuiri Menurut Carol C. Kuhlthau dan Ross J. Todd ada enam karakteristik inkuiri terstruktur, yaitu:8 1) Siswa belajar aktif dan terefleksikan pada pengalaman Jhon Dewey menggambarkan pembelajaran sebagai proses aktif individu, bukan sesuatu dilakukan untuk seseorang tetapi lebih kepada sesuatu dilakukan oleh seseorang. Pembelajaran sebuah kombinasi dari tindakan dan refleksi pada pengalaman. Dewey sangat menekankan pembelajaran Hands On (berdasar pengalaman) sebagai penentang metode otoriter dan menganggap bahwa pengalaman dan inkuiri sangat penting dalam pembelajaran bermakna. 2) Siswa belajar berdasarkan pada apa yang diketahui Pengalaman
masa
lalu
dan
pengertian
sebelumnya
merupakan bentuk dasar untuk membangun pengetahuan baru. Ausubel
prihatin
dengan
individu
yang
belajar
materi
verbal/tekstual dalam jumlah yang besar di sekolah. Menurut
8
Carol Kuhlthau dan Ross J. Todd, 2006, “Guided Inquiry: A Framework For Learning Through School Libraries In 21st Century School”. Artikel diakses dari http://cissl.scils.rutgers.edu/guidedinquiry/char.htm. 04 Februari 2010.
14
Ausubel faktor terpenting yang mempengaruhi pembelajaran adalah melalui apa yang siswa ketahui. 3) Siswa
mengembangkan
rangkaian
berpikir
dalam
proses
pembelajaran melalui bimbingan Rangkaian berpikir ke arah yang lebih tinggi memerlukan proses
yang
mendalam
yang
membawa
kepada
sebuah
pemahaman. Proses yang mendalam memerlukan waktu dan motivasi yang dikembangkan oleh pertanyaan-pertanyaan yang otentik mengenai objek yang telah digambarkan dari pengalaman dan keingintahuan siswa Proses yang mendalam juga memerlukan perkembangan kemampuan intelektual yang melebihi dari penemuan dan pengumpulan fakta. Menurut Bloom, kemampuan intelektual seperti pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi membantu merangsang untuk berinkuiri yang membawa kepada pengetahuan dan pemahaman yang mendalam. 4) Perkembangan siswa terjadi secara bertahap Siswa berkembang melalui tahap perkembangan kognitif, kapasitas siswa untuk berpikir abstrak ditingkatkan oleh umur. Perkembangan ini merupakan proses kompleks yang meliputi kegiatan
berpikir,
tindakan,
refleksi,
menemukan
dan
menghubungkan ide, membuat hubungan, mengembangkan dan mengubah pengetahuan sebelumnya, kemampuan, serta sikap dan nilai. 5) Siswa mempunyai cara yang berbeda dalam pembelajaran Siswa belajar melalui semua pengertiannya. Mereka menggunakan seluruh kemampuan fisik, mental dan sosial untuk membangun pemahaman yang mendalam mengenai dunia dan apa yang hidup didalamnya.
15
6) Siswa belajar melalui interaksi sosial dengan orang lain Siswa hidup dilingkungan sosial dimana mereka terus menerus belajar melalui interaksi dengan orang lain disekitar mereka. Orangtua, teman, saudara, guru, kenalan, dan orang asing merupakan bagian dari lingkungan sosial yang membentuk pembelajaran lingkungan pergaulan dimana mereka membangun pemahaman mengenai dunia dan membuat makna untuk mereka. Vigotsky
berpendapat
bahwa
perkembangan
proses
hidup
bergantung pada interaksi sosial pembelajaran sosial berperan penting untuk perkembangan kognitif.
e. Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan Inkuiri Beberapa
kelebihan
pendekatan inkuiri antara lain:
mengajar
dengan
menggunakan
9
a. Membantu siswa mengembangkan atau memperbanyak persediaan dan penguasaan keterampilan dan proses kognitif siswa. b. Siswa akan mengerti konsep-konsep dasar dan ide-ide dengan lebih baik. c. Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang baru. d. Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri. e. Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesisnya sendiri. f. Memberikan kepuasan yang bersifat intrinsik. Berdasarkan
uraian
di
atas,
pendekatan
inkuiri
dapat
merangsang tumbuhnya motivasi intrinsik pada diri siswa untuk belajar dan menemukan jawaban masalah yang dihadapinya. Dalam proses belajar, tentunya diperlukan ingatan atas konsep-konsep yang 9
Carol C.Kuhlthau, Leslie K. Maniotes, et,all. 2006. “Guided Inquiry:A Framework for Learning Through School Libraries in 21 Century School.Tersedia: http://cissl.scils.rutgers.edu/guided _inquiry/char.htm Diakses: Kamis, 4 februari 2010].
16
telah diketahui sebelumnya untuk menghadapi situasi proses belajar yang baru. Pendekatan inkuiri juga mempunyai kelemahan, yaitu: a. Kesulitan untuk mengerti tanpa suatu dasar pengetahuan faktual, dimana pengetahuan itu secara efisien diperoleh dengan pengajaran deduktif. b. Ada kemungkinan hanya siswa pandai yang terlibat secara aktif dalam pengembangan prinsip umum dan siswa yang pasif hanya diam menunggu adanya siswa yang menyatakan prinsip umum tersebut. c. Relatif memerlukan waktu yang banyak dan sering memerlukan waktu lebih dari satu pertemuan. d. Tidak mungkin siswa diberi kesempatan sepenuhnya untuk membuktikan secara bebas semua yang dipermasalahkan.
2. Pendekatan Inkuiri Terstruktur a. Pengertian Pendekatan Inkuiri Terstruktur Inkuiri terstruktur merupakan pendekatan dimana guru melibatkan siswa dalam kegiatan hands-on untuk melakukan penyelidikan sesuai dengan prosedur dan konsep, akan tetapi guru tidak memberitahukan siswa alternatif hasil. Siswa menemukan hubungan
antara
variabel-variabel
atau
disamping
itu
siswa
menyimpulkan data yang telah dikumpulkan.10 Inkuiri terstruktur masih memegang peranan guru dalam menentukan topik, pertanyaan, bahan dan prosedur. Sedangkan analisis hasil dan kesimpulan dilakukan oleh siswa. Inkuiri terstruktur menuntut siswa mengikuti dengan seksama setiap langkah kerja dalam
10
Alan Colburn, An Inquiry Primer, California State University.h.42-43. (http://www. experientiallearning. ucdavis. edu/module2/el2-60-primer.pdf Diakses Rabu, 16 Juni 2010.
17
kegiatan hands-on yang telah disusun oleh guru melalui lembar kerja siswa (LKS) jenis guided worksheet activity.11 Inkuiri terstruktur merupakan salah satu pendekatan inkuiri dimana guru menyediakan tujuan, petunjuk dan prosedur kegiatan tetapi tidak memberitahukan ahsil. Siswa diharapkan menemukan sendiri hubungan antar variabel ataupun menggeneralisasikan data. Menurut Zulfiani dalam tingkatan discovery/structured inquiry tindakan utama guru adalah mengidentifikasi permasalahan dan proses, sementara siswa mengidentifikasi alternatif hasil.12 Berdasarkan uraian diatas inkuiri terstruktur merupakan salah satu pendekatan inkuiri yang menyajikan permasalahan, pertanyaan dan prosedur percobaan untuk menyelesaikan masalah. Masalah dan pertanyaan menemukan
mendorong jawabannya.
siswa
melakukan
Kegiatan
penyelidikan
pembelajaran
untuk
ini
adalah
mengumpulkan data dari masalah yang diajukan oleh guru, membuat hipotesis, melakukan penyelidikan, menganalisis hasil, membuat kesimpulan, dan mengkomunikasikan hasil penyelidikan.
b. Tahapan Pendekatan Inkuiri Terstruktur Tahap pelaksanaan pendekatan inkuiri terstruktur terdiri dari empat fase, yaitu penyajian masalah, berhipotesis, melakukan percobaan, mengkomunikasikan hasil percobaan:13 Tabel 2.2 Tahapan Pendekatan Inkuiri Terstruktur Fase Menyajikan
11
Perilaku Guru Guru
membimbing
siswa
Nengsih Juanengsih, Perbandingan Pengaruh Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan Inkuiri Terstruktur terhadap peningkatan Penguasaan Konsep dan Kemampuan Kerja Ilmiah Siswa Kelas X pada KOnsep Bioteknologi, (Metamorfosa, Jurnal Pendidikan IPA) Vol.1, h.28. 12 Zulfiani,dkk., Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h.121. 13 Sri Anggraeni, Hakikat Pembelajaran IPA.Pengajar Jurusan Pendidikan Biologi F-MIPA UPI Bandung.
18
Fase
Perilaku Guru
pertanyaan
atau mengidentifikasi masalah dan masalah
masalah
dituliskan
di
papan
tulis.
Guru
membagi siswa dalam kelompok. Berhipotesis
Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk memberikan pendapat dalam
bentuk
hipotesis.
Guru
membimbing siswa dalam menentukan hipotesis
yang
permasalahan
relevan
dan
dengan
memprioritaskan
hipotesis mana yang menjadi prioritas penyelidikan. Melakukan percobaan
Guru membimbing siswa mendapatkan untuk informasi melalui percobaan
memperoleh informasi Mengkomunikasikan
Guru memberi kesempatan kepada
Hasil Percobaan
setiap kelompok untuk menyampaikan hasil pengolahan data yang terkumpul
Membuat
Guru
membimbing
Kesimpulan
membuat kesimpulan
siswa
dalam
c. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Inkuiri Terstruktur Menurut Suryosubroto dalam Henik Ismawati, ada beberapa kelebihan pemebelajaran inkuiri terstruktur, antara lain: 1) Menerapkan pengetahuan dalam situasi yang berbeda 2) Mendapatkan kemampuan untuk belajar dan menerapkan materi pengetahuan 3) Mengaitkan pengetahuan baru dengan pengetahuan sehari-hari 4) Memperoleh dan menganalisa informasi menjadi lebih terampil
19
Pendekatan inkuiri terstruktur juga memiliki kelemahan, diantaranya: 1) Diharuskan adanya persiapan mental 2) Pembelajaran ini kurang berhasil dalam kelas yang besar, misalnya sebagian waktu hilang karena membantu siswa menemukan teoriteori. 3) Harapan
yang
ditumpahkan
pada
strategi
ini
mungkin
mengecewakan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan pembelajaran secara tradisional jika guru tidak menguasai pembelajaran inkuiri terstruktur ini.14
3. Keterampilan Proses Sains a. Pengertian Keterampilan Proses Sains Keterampilan proses ialah pendekatan pembelajaran yang bertujuan mengembangkan sejumlah kemampuan fisik dan mental sebagai dasar untuk mengembangkan yang lebih tinggi pada diri siswa dalam memproses perolehan belajarnya.15 Dengan mengembangkan kemampuan fisik dan mental, siswa akan mampu menemukan dan menggambarkan sendiri fakta, konsep, serta menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut. Dorish Ash mengungkapkan pendapat bahwa ”ketika siswa berinteraksi ke dalam dunia sains, mereka menemukan penelitian mereka sendiri, pertanyaan, hipotesis, prediksi, investigasi, interpretasi dan komunikasi. Inilah yang disebut “Keterampilann Proses” sains. Keterampilan proses memainkan peran kritis dalam membantu siswa mengembangkan ide sainsnya. Keterampilan Proses merupakan
14
Henik Ismawati, Meningkatkan Aktivitas dan hasil Belajar Sains-Fisika melalui Pembelajaran Inkuiri Terstruktur untuk Sub-Pokok Bahasan Pemantulan Cahaya. Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang.2007. http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH44b3/0f240cc1.dir/doc.pdf. Diakses: Rabu, 16 Juni 2010. 15 Nuryani Y. Rustaman, dkk. Strategi Belajar Mengajar Biologi. (Malang:IKIP Malang, 2005) h.78
20
keseluruhan keterampilan ilmiah yang terarah (baik kognitif maupun psikomotor) yang dapat digunakan untuk menemukan suatu konsep atau prinsip atau teori, untuk mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya, ataupun untuk melakukan penyangkalan terhadap suatu penemuan (falsifikasi). Jadi Keterampilan Proses Sains adalah kemampuan
siswa
untuk
menerapkan
metode
ilmiah
dalam
memahami, mengembangkan dan menemukan ilmu pengetahuan. ”16 Keterampilan proses melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif atau intelektual, manual, dan sosial. Keterampilan kognitif atau intelektual terlibat karena dengan melakukan keterampilan proses siswa menggunakan pikirannya. Keterampilan manual jelas terlibat dalam keterampilan proses karena mungkin siswa melibatkan penggunaan alat dan bahan, pengukuran, penyusunan atau perakitan alat.
Dengan
keterampilan
sosial
dimaksudkan
bahwa
siswa
berinteraksi dengan sesamanya dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan keterampilan proses, misalnya mendiskusikan hasil pengamatan.17 Keterampilan yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran IPA, yaitu:18 1) Melakukan Observasi Keterampilan ini berhubungan dengan penggunaan secara optimal dan prosporsional seluruh alat indera untuk menggambarkan objek dan hubungan ruang dan waktu atau mengukur karakteristik fisik benda-benda yang diamati. Pengamatan dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. 2) Menafsirkan hasil Pengamatan Interpretasi meliputi keterampilan mencatat hasil pengamatan dengan bentuk angka-angka, menghubungkan hasil pengamatan, menemukan pola keteraturan dari satu seri pengamatan hingga memperoleh kesimpulan 3) Mengelompokkan 16
Doris Ash, “The Process Skills of Inquiry.h.52. (Tersedia: www.JCE.DivCHED.org) Diakses 16 Juni 2010. 17 Nuryani Y. Rustaman. Strategi Belajar Mengajar Biologi. (Malang:IKIP Malang, 2007) h. 78 18 Zulfiani, Strategi Pembelajaran Sains,….h.53.
21
Dasar keterampilan mengklasifikasi adalah kemampuan mengidentifikasi perbedaan dan persamaan antara berbagai oobyek yang diamati. Termasuk dalam keterampilan ini adalah menggolongkan, membandingkan, mengkontraskan, dan mengurutkan. 4) Meramalkan Keterampilan meramalkan atau prediksi mencakup keterampilan mengajukan perkiraan tentang sesuatu yang belum terjadi berdasarkan suatu kecenderungan atau pola data yang sudah ada. 5) Keterampilan Berkomunikasi Menginformasikan hasil pengamatan, hasil prediksi atau hasil percobaan kepada orang lain termasuk keterampilan berkomunikasi. Bentuk komunikasi ini bisa dalam bentuk lisan, tulisan, grafik, tabel, diagram atau gambar. Jenis komunikasi dapat berupa paparan sistematik (laporan) atau transformasi parsial 6) Hipotesis Hipotesis menyatakan hubungan antara dua variabel atau mengajukan perkiraan penyebab sesuatu terjadi. 7) Merencanakan Percobaan atau Penyelidikan Keterampilan ini adalah menentukan alat dan bahan yang diperlukan untuk menguji atau menyelidiki sesuatu. 8) Menerapkan konsep atau prinsip Keterampilan ini meliputi keterampilan menggunakan konsepkonsep yang telah dipahami untuk menjelaskan peristiwa baru, menerapkan konsep yang dikuasai pada situasi baru atau menerapkan rumus-rumus pada pemecahan soal-soal baru. 9) Mengajukan Pertanyaan Keterampilan ini merupakan keterampilan mendasar yang harus dimiliki oleh siswa sebelum mempelajari suatu masalah lebih lanjut. Siswa berhadapan dengan suatu amsalah semestinya siswa mengajukan pertanyaan Apakah itu? Mengapa begitu? Dan bagaimana hal tersebut dapat terjadi atau bagaimana cara pemecahannya. 10) Menyimpulkan Keterampilan-keterampilan proses yang dipaparkan diatas menjadi kurang bermakna apabila tidak ditunjang dengan keterampilan menarik suatu generalisasi dari serangkaian hasil kegiatan percobaan atau penyelidikan. b. Jenis-Jenis Keterampilan Proses Sains Ada
berbagai
jenis
keterampilan
proses
yang
dapat
dikembangkan dalam diri peserta didik, menurt Karen L. Lancour mengungkapkan
keterampilan-keterampilan
tersebut
terdiri
dari
22
keterampilan-keterampilan dasar (Basic Skills) dan keterampilanketerampilan terintegrasi (Integrated Skills).19 Hal serupa juga diungkapkan Yew Mei bahwa keterampilan dasar dalam keterampilan proses merupakan dasar dari keterampilan terintegrasi yang pada umumnya lebih kompleks dalam memecahkan suatu permasalahan dalam suatu eksperimen.20 Berdasarkan ungkapan-ungkapan di atas diperoleh bahwa keterampilan-keterampilan dasar terdiri dari enam keterampilan, yakni mengobservasi,
mengklasifikasi,
memprediksi,
mengukur,
menyimpulkan, dan mengkomunikasikan. Sedangkan keterampilanketerampilan terintegrasi terdiri dari: mengidentifikasi variabel, membuat tabulasi data, menyajikan data dalam bentuk grafik, menggambarkan hubungan antar variabel, mengumpulkan dan mengolah
data,
menganalisa
penelitian,
menyusun
hipotesis,
mendefinisikan variabel secara operasional, merancang penelitian, dan melaksanakan ekssperimen. Keterampilan dasar dan keterampilan terintegrasi saling bergantung satu sama lain dan masing-masing menitikberatkan pada suatu keterampilan khusus dari setiap keterampilan. Selain itu keterampilan-keterampilan proses yang merupakan keterampilan dasar menjadi suatu landasan untuk menguasai keterampilan-keterampilan terintegrasi. Keterampilan
proses
sains
merupakan
sejumlah
keterampilan yang dibentuk oleh komponen-komponen metode sains/ scientific methods. Longfield
19
dalam Sabar Nurrohman membagi
Karen L. Lancour, Process Skills For Life Science. (Tersedia: www.JCE.DivCHED.org) Diakses 16 Juni 2010. 20 Grace Teo Yew Mei, Promoting Science Process Skill and The relevance of Science Through Science Alive Programme, dalam Proceeding of redesigning pedagogy: Culture, Knowledge and Understanding Conference, Singapore May,2007,h.2. (Tersedia: http://conference.nie.edu.sg/2007/paper/papers/SCI432.pdf). Diakses: Rabu, 16 Juni 2010.
23
keterampilan
proses
sains
Intermediate, dan Edvanced.
menjadi
tiga tingkatan, yaitu Basic,
21
Tabel 2.3 Indikator Aspek Keterampilan Proses Sains No.
Keterampilan
Indikator
Proses Observasi
Menggunakan indera Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan
1
Mencari persamaan dan perbedaan Interpretasi
Mencatat
setiap
pengamatan
secara
terpisah Menghubung-hubungkan
hasil
pengamatan
2
Menemukan
suatu
pola
dalam
pengamatan Menarik kesimpulan sementara 3
4
5
Prediksi
akan terjadi Menggunakan
Terampil
alat/bahan
alat/bahan
Menerapkan Konsep Merencanakan Percobaan
6
Mengemukakan kemungkinan apa yang
dalam
menggunakan
Menggunakan informasi, kesimpulan, konsep teori dalam situasi baru Menentukan alat, bahan, dan sumber Menentukan variabel Menentukan variabel tetap dan berubah Menentukan apa yang akan diamati Menentukan langkan dan cara kerja Menentukan
21
cara
mengolah
hasil
Sabar Nurrohman. 2009. Penerapan Seven Jump Methode sebagai Upaya Peningkatan Keterampilan Proses Sains Mahasiswa.Skripsi. Universitas FMIPA UNY. http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:xvqKn6Jc9HEJ:eprints.uny.ac.id/2 402/+Penerapan+Seven+Jump+Method+sebagai+Upaya+Peningkatan+Keterampilan+Prose s+Sains+Mahasiswa&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id. Diakses: Rabu, 16 Juni 2010.
24
No.
Keterampilan
Indikator
Proses pengamatan Berkomunikasi
Menyusun dan menyampaikan laporan Menjelaskan hasil pengamatan
7
Menggambarkan data dalam bentuk grafik, tabel dan sebagainya
c. Kedudukan Keterampilan Proses dalam Pembelajaran Sains Pemahaman mengenai keterampilan proses akan menimbulkan sikap: 1) Kesadaran adanya suatu masalah. Merumuskan suatu masalah secara jelas dan lugas sangatlah penting sebab tanpa rumusan yang jelas sangat sukar untuk mengumpulkan data yang relevan. 2) Memilih data yang relevan dan mengumpulkannya. Hal ini tergantung pada keterampilan yang dimiliki seseorang. Keterampilan proses merupakan suatu keterampilan ilmiah yang terarah (kognitif, psikomotorik) yang dapat digunakan untuk: 1) Menentukan dan memperjelas suatu konsep/teori 2) Mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya. 3) Melakukan penyangkalan terhadap suatu penemuan (falsifikasi) 4) Menumbuhkembangkan sikap kritis.
d. Peranan Keterampilan Proses dalam Pembelajaran Sains Secara
umum
peran
guru
terutama
berkaitan
dengan
pengalaman mereka membantu siswa mengembangkan keterampilan proses sains. Menurut Hallen dalam Nuryani sedikitnya terdapat lima aspek
yang
perlu
diperhatikan
oleh
guru
dalam
berperan
mengembangkan keterampilan proses sains.22 22
Nuryani Y. Rustaman, dkk.. Strategi Belajar Mengajar Biologi. (Malang:IKIP Malang, 2005) h. 82
25
1) Memberikan kesempatan untuk menggunakan keterampilan proses dalam melakukan eksplorasi materi dan fenomena. 2) Memberi kesempatan untuk berdiskusi dalam kelompok-kelompok kecil dan diskusi kelas. 3) Mendengarkan pembicaraan siswa dan mempelajari produk mereka untuk menemukan proses yang diperlukan untuk membentuk gagasan mereka. 4) Mendorong siswa mengulas (review) secara kritis tentang bagaimana kegiatan mereka telah dilakukan. 5) Memberikan keterampilan,
teknik
atau
khususnya
strategi ketepatan
untuk dalam
meningkatkan observasi
dan
pengukuran misalnya, atau teknik-teknik yang perlu rinci dikembangkan dalam berkomunikasi.
e. Penilaian Keterampilan Proses Sains 1) Karakteristik Umum a) Butir soal keterampilan proses dapat dibedakan dari butir soal penguasaan konsep, sehingga konstruksi butir soalnya tidak dibebani konsep. Hal ini diupayakan agar butir soal tidak rancu dengan pengukuran konsepnya. Konsep hendaknya dijadikan konteks. Konsep yang terlibat diyakini penyusunan soal telah dipelajari siswa atau tidak asing bagi siswa. b) Butir soal keterampilan proses hendaknya mengandung sejumlah informasi yang harus diolah oleh siswa. Informasi dalam butir soal keterampilan proses dapat berupa gambar, grafik, data dalam tabel dan uraian. c) Aspek yang diukur oleh butir soal keterampilan proses harus jelas dan hanya mengandung satu aspek saja, misalnya interpretasi. d) Sebaiknya ditampilkan gambar untuk membantu menghadirkan objek.
26
2) Karakteristik Khusus Karakteristik khusus yang harus diperhatikan jika menyusun butir soal yang mengukur jenis-jenis keterampilan proses: a) Observasi: dalam butir soal harus ada objek atau peristiwa yang dapat diamati. b) Interpretasi: dalam butir soal harus disajikan sejumlah data untuk memperlihatkan pola. c) Klasifikasi: dalam butir soal harus diajukan objek/peristiwa yang dapat ditemukan atau dicari persamaan dan perbedaan dari objek tersebut atau diberi kriteria untuk melakukan pengelompokkan. d) Prediksi: dalam butir soal harus jelas pola/kecenderungan untuk dapat diajukan suatu dugaan/ramalan. e) Berkomunikasi: dalam butir soal harus ada satu bentuk penyajian tertentu untuk diubah ke bentuk lain misalnya dari uraian ke bagan. f) Berhipotesis: dalam butir soal harus dapat merumuskan dugaan atau jawaban sementara, atau menguji pernyataan yang ada dan mengandung hubungan dua variabel atau lebih, biasanya mengandung cara kerja untuk menguji atau membuktikan. g) Merencanakan percobaan/penelitian: dalam butir soal harus memberi kesempatan untuk mengusulkan gagasan berkenaan dengan alat/bahan yang akan digunakan, urutan prosedur yang harus ditempuh, menentukan peubah (variabel), mengendalikan peubah. h) Menerapkan konsep/prinsip: dalam butir soal harus membuat konsep/prinsip yang akan diterapkan tanpa menyebutkan nama konsepnya. i) Mengajukan pertanyaan: dalam butir soal harus memunculkan sesuatu yang mengherankan, mustahil, tidak biasa atau kontradiktif agar siswa termotivasi untuk bertanya.
27
4. Metode Demonstrasi a. Pengertian Metode Demonstrasi Metode demonstrasi merupakan metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan.23 Walaupun dalam proses demonstrasi peran siswa hanya sekedar memperhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan
bahan
pelajaran
lebih
konkret.
Dalam
strategi
pembelajaran, demonstrasi dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan strategi pemmbelajaran ekpositori dan inkuiri.
b. Kelebihan dan Kekurangan Metode Demonstrasi Metode
pembelajaran
demonstrasi
memiliki
beberapa
kelebihan, diantaranya: 1) Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari, sebab siswa ditugaskan langsung memperhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan. 2) Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tak hanya mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi. 3) Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan. Dengan demikian siswa akan lebih meyakini kebenaran materi pembelajaran. Metode pembelajaran demonstrasi juga memiliki kelemahan, diantaranya:
23
Pengawas Sekolah Pendidikan Menengah, Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya, Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional, 2008. h.16. Diakses http://www.teknologipendidikan.net/wp-content/uploads/2009/10/14-KODE-03-B5Strategi-Pembelajaran-dan-Pemilihannya.pdf. Rabu 20 Juli 2010.
28
1) Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab tanpa persiapan yang memadai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat menyebabkan metode ini tidak efektif lagi. 2) Demonstrasi mmemerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang memadai yang berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih mahal. 3) Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus, sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih profesional.
c. Langkah-Langkah Menggunakan Metode Demonstrasi 1) Tahap Persiapan a) Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses demonstrasi berakhir. b) Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan c) Lakukan uji coba demonstrasi. 2) Tahap Pelaksanaan a) Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan b) Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa c) Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa d) Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan merangsang siswa untuk berpikir e) Ciptakan suasan yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang menegangkan f) Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan memperhatikan reaksi seluruh siswa. g) Berikan kesempatan
kepada
siswa untuk
secara
aktif
memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demontrasi itu.
29
h) Apabila demonstrasi selesai, guru memberikan tugas-tugas yang terkait dengan pelaksanaan demonstrasi dan prooses pencapaian tujuan pembelajaran. Penggunaan metode demonstrasi dapat diterapkan dengan syarat memiliki keahlian untuk mendemonstrasikan penggunaan alat atau melaksanakan kegiatan tertentu seperti kegiatan sesungguhnya. Keahlian mendemonstrasikan tersebut harus dimiliki oleh guru dan pelatih yang ditunjuk. Metode demonstrasi ini sangat efektif menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan seperti: Bagaimana prosesnya? Terdiri dari unsur apa? Cara mana yang paling baik bagaimana dapat diketahui kebenarannya? melalui pengamatan induktif. Metode Demonstrasi dapat dilaksanakan:24 1) Manakala kegiatan pembelajaran bersifat formal. 2) Bila materi pelajaran berbentuk keterampilan gerak, petunjuk sederhana untuk melakukan keterampilan dengan menggunakan bahasa asing, dan prosedur pelaksanaan suatu kegiatan
B. Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian yang dilakukan oleh Tisngatun Nurochmah dengan judul pengaruh pendekatan inkuiri terstruktur terhadap keterampilan proses sains siswa dalam proses pembelajaran ipa biologi pada materi pokok sistem pencernaan pada manusia menunjukkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan inkuiri terstruktur dapat meningkatkan dengan sangat signifikan kemampuan proses sains siswa dan penguasaan konsep pada materi pokok sistem pencernaan pada manusia di SMP N 2 Temon Kulon Progo, hal ini dibuktikan dengan uji-t yang diperoleh hasil thitung 3,732 > 2,000 (p < 0,01).25 24
Martinis Yamin, Paradigma Pendidikan Konstruktivistik, (Jakarta:Gaung Persada Press,2005), h.76. 25 Tisngatun Nurochmah, Pengaruh Pendekatan Inkuiri Terstruktur terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa dalam Proses Pembelajaran IPA Biologi pada Materi Pokok Sistem Pencernaan pada Manusia, Skripsi, Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, 2007, h.57.
30
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Arief Sidharta dengan judul Model Pembelajaran Asam Basa Berbasis Inkuiri Laboratorium Sebagai Wahana Pendidikan Sains Siswa SMP diperoleh bahwa model pembelajaran yang disusun dapat meningkatkan keterampilan proses sains. Peningkatan tertinggi terjadi pada indikator menafsirkan pengamatan (interpretasi) dan menerapkan konsep atau prinsip, sedangkan terendah pada indikator mengelompokkan (klasifikasi).26 Penelitian yang dilakukan oleh Fitri Erika Sari, Betty Holiwarni, Jimmi Copriady dengan judul Penerapan Pendekatan Inkuiri untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa pada Pokok Bahasan laju Reaksi Kelas XI IPA SMAN 1 SIAK SRI INDRAPURA menunjukkan bahwa penerapan pendekatan inkuri dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa. Secara keseluruhan, peningkatan rata-rata nilai 9 keterampilan proses sains siswa dari pertemuan pertama hingga pertemuan keempat yaitu sebesar 11.02%.27 Penelitian yang dilakukan oleh Gebi Dwiyanti dan Wiwi Siswaningsih, dengan judul Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas XI pada Pembelajaran Kesetimbangan Kimia melalui Metode Praktikum menunjukkan bahwa siswa mempunyai nilai baik untuk keterampilan observasi, nilai cukup untuk keterampilan
menafsirkan
pengamatan
dan
untuk
keterampilan
berkomunikasi.28 Penelitian yang dilakukan oleh Susiwi, Achmad A.Hinduan, Liliasari, Sadijah Ahmad dengan judul analisis keterampilan proses sains siswa SMA pada
model 26
pembelajaran
D-E-H
menunjukkan
bahwa
tercapainya
Arief Sidharta, Model Pembelajaran Asam Basa Berbasis Inkuiri Laboratorium sebagai Wahana Pendidikan Sains Siswa SMP. http://www.p4tkipa.org/data/A_SIDHARTA.pdf. Diakses: Rabu, 16 Juni 2010. 27 Sari, Fitri Eka, dkk, Penerapan Pendekatan Inkuiri Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Siswa Pada Pokok Bahasan Laju Reaksi Kelas IX SMAN 1 Siak Sri Indrapura.Skripsi, Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru http://www.scribd.com/doc/17061987/penerapan-pendekatan-inkuiri-untukmeningkatkan-keterampilan-proses-siswa-pada-pokok-bahasan-laju-reaksi-kelas-xi-ipa-sman1-siak-sri-indrapura. (10 Februari 2010). 28 Gebi Dwiyanti dan Wiwi Siswaningsih, Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas XI pada Pembelajaran Kesetimbangan Kimia melalui Metode Praktikum, Skripsi, Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, h.54.
31
keterampilan merumuskan hipotesis, mengendalikan variabel, dan merancang percobaan dengan persentase secara berturut-turut yaitu 81.5%, 87.0%, dan 81.5% dengan menggunakan metode praktikum.29 Penelitian yang dilakukan oleh Peggy Brickman, Cara Gormally, Norris Amstrong, dan Brittan Hallar dengan judul pengaruh pembelajaran inkuiri terhadap keterampilan literasi dan percaya diri siswa menunjukkan bahwa pendekatan inkuri dapat meningkatkan keterampilan penyelidikan siswa di laboratorium dan meningkatkann kemampuan ilmiah siswa.30 Muzaffar Khan and Muhammad Zafar Iqbal melakukan penelitian dengan judul
pengaruh
pembelajaran
berbasis
inkuiri
laboratorium
terhadap
perkembangan keterampilan proses sains siswa pada pembelajaran biologi di Pakistan menunjukkan bahwa pembelajaran dengan inkuiri laboratorium lebih efektif dibandingkan pembelajaran tradisional. Nilai thitung untuk keterampilan proses sains mengamati (3.73), klasifikasi (6.979), menggambar (4.264), pengukuran (5.771) dan berkomunikasi (5.106) lebih besar dibandingkan ttabel yaitu 1,96. 31
C. Kerangka Pikir Tujuan
pendidikan
sains
adalah
membantu
siswa
untuk
mengembangkan pengetahuan dan pemahaman serta mendorong siswa untuk mengembangkan keterampilan untuk menyelidiki komponen-komponen kehidupan fisik, material, dan teknologi dari lingkungan siswa secara ilmiah. Untuk itu setiap pembelajaran dalam pendidikan sains harus menumbuhkan kualitas pemikiran semacam kemandirian berpikir, keaslian ide, dan
29
Susiwi, dkk., Analisis Keterampilan Proses Sains Siswa SMA pada “Model Pembelajaran Praktikum D-E-H”, Jurnal Pengajaran MIPA UPI, Sekolah Pascasarjana UPI, FMIPA ITB, Vol. 14 ISSN: 1412-0917 No. 2 Oktober 2009, h.96-102. 30 Peggy Brickman, Cara Gormally, Norris Amstrong, dan Brittan Hallar, Effect of Inquiry-based Learning on Student’s Science Literacy Skills and Confidence, International Journal for the Schholarship of Teaching and Learning, Vol.3 No.2 (july 2009). Diakses di http://www.georgiasouthern.edu/ijsotl. Diakses: Sabtu, 06 November 2010) 31 Muzaffar Khan dan Muhammad Zafar Iqbal, pengaruh pembelajaran berbasis inkuiri laboratorium terhadap perkembangan keterampilan proses sains siswa padai pembelajaran biologi di Pakistan. Volume 11 : 1 January 2011 ISSN 1930-2940. Language in India www.languageinindia.com.
32
kebebasan berpikir. Hal tersebut dapat meningkatkan kualitas pemikiran menjadi nilai-nilai sosial. Pembelajaran IPA merupakan mata pelajaran yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis dan bukan hanya belajar kumpulan pengetahuan konsep-konsep dan prinsip saja tetapi belajar IPA juga merupakan penemuan. Belajar IPA menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung untuk mengembangkan sejumlah keterampilan dalam menggali alam sekitar dan memahaminya. Salah
satu
alternatifnya
adalah
dengan
menerapkan
model
pembelajaran inkuiri terstruktur. Model pembelajaran inkuiri terstruktur ini merupakan
salah
satu
pembelajaran
inkuiri
yang
bertujuan
untuk
mengembangkan sikap dan keterampilan siswa untuk mampu memecahkan masalah, serta mengambil keputusan secara objektif dan mandiri, membina dan mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah, rasa ingin tahu, dan penalaran serta cara berpikir objektif baik secara individual maupun kelompok. Pada pembelajaran ini siswa melakukan penyelidikan berdasarkan permasalahan yang diajukan guru tetapi siswa sendiri yang menentukan prosedur penyelidikannya. Sedangkan guru memfasilitasi dan membimbing siswa dalam kegiatan penyelidikan yang dirancangnya. Pembelajaran inkuiri terstruktur mendorong siswa untuk belajar sebagian besar melalui keterlibatan aktif dengan konsep-konsep dan prinsip, dan guru mendorong siswa untuk memiliki pengalaman dengan melakukan percobaan yang memungkinkan mereka menemukan konsepnya sendiri. Dalam inkuiri terstruktur ini terdapat proses-proses mental yaitu menyajikan masalah, merumuskan pertanyaan, membuat hipotesis, mendesain dan melakukan eksperimen, mengumpulkan data dan menganalisis, dan menarik kesimpulan serta mempresentasikan hasil kegiatan penyelidikannya, melalui proses ini dapat membiasakan diri siswa dalam kegiatan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Dengan demikian, pembelajaran inkuiri terstruktur diduga dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
33
D. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kajian teoritis dan penyusunan kerangka pikir, maka hipotesis penelitian ini adalah : “Terdapat pengaruh pendekatan inkuiri terstruktur terhadap keterampilan proses sains siswa”.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MTs. YASTI 1 Cisaat Sukabumi yang berlokasi di Jl. Veteran No. 66 Cisaat-Sukabumi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan oktober 2010 semester ganjil tahun ajaran 2010/2011.
B. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi experiment (eksperimen semu), yaitu metode penelitian yang menguji hipotesis berbentuk sebab-akibat melalui adanya perlakuan dan menguji perubahan yang diakibatkan oleh perlakuan tersebut.20 Dalam penelitian ini, sampel dibagi dua bagian yaitu kelompok eksperimen yang diberikan perlakuan dengan pendekatan inkuiri terstruktur dan kelompok kontrol dengan metode demonstrasi. Desain penelitian yang digunakan adalah desain kelompok kontrol pretest-posttest (Pretest-Posttest Control Group Design). Adapun desain penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Desain Penelitian Pretest-Posttest Control Group Design Kelompok
Pre-test
Perlakuan
Post-test
Eksperimen
T1
X1
T2
Kontrol
T1
X2
T2
Keterangan: X1 : Perlakuan dengan pendekatan inkuiri terstruktur X2 : Perlakuan dengan metode demonstrasi Y1 : Tes awal yang sama pada kedua kelompok (Pre-test) Y2 : Tes akhir yang sama pada kedua kelompok (Post-test) 20
Ronny Kountur, Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. (Jakarta:PPM, 2004), h.128.
34
35
C. Populasi dan Sampel Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi target penelitian adalah seluruh siswa MTs. Yasti 1 Cisaat, sedangkan yang menjadi populasi terjangkaunya adalah kelas VIII MTs. YASTI 1 Cisaat. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.21 Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII MTs. YASTI 1 Cisaat yang berjumlah 79 siswa dengan 38 siswa kelas VIII.8 sebagai kelompok eksperimen dan 41 siswa kelas VIII.7 sebagai kelompok kontrol. Sedangkan teknik pengambilan sampel menggunakan sampel bertujuan (purposive sampling), yaitu dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi berdasarkan atas adanya tujuan tertentu.22
D. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu: 1. Variabel independen (bebas) adalah pendekatan inkuiri terstruktur dan tanpa pendekatan inkuiri terstruktur (dengan menggunakan metode lain yaitu demonstrasi). Variabel ini disimbolkan dengan huruf X. 2. Variabel dependen (terikat) adalah keterampilan proses sains siswa. Variabel ini disimbolkan dengan huruf Y.
E. Teknik Pengumpulan Data Data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil tes (pretest-posttest) dan lembar observasi. Pretest adalah tes KPS sebelum diterapkannya pendekatan inkuiri terstruktur yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar tingkat keterampilan proses sains siswa sebelum diberikan perlakuan. Posttest adalah tes KPS setelah diterapkannya pendekatan inkuiri terstruktur untuk melihat pengaruhnya terhadap peningkatan keterampilan proses siswa akibat adanya perlakuan. Sedangkan observasi dilakukan untuk mengetahui aktivitas KPS 21
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Asdi Mahasatya, 2006), hal. 131 22 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian … hal 139-140
36
siswa selama proses pembelajaran (aspek psikomotorik). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data Sumber
Jenis Data
Data Siswa
Keterampilan
Teknik
Instrumen
Pengumpulan Data
Penelitian
proses Melaksanakan pre-test Butir
sains siswa sebelum dan dan post-test sesudah
soal
uraian
dilakukan
perlakuan
dengan
pendekatan
inkuiri
terstruktur dan metode demonstrasi Siswa
Hasil
pengamatan Mengamati
melalui Butir
keterampilan proses sains lembar observasi
pernyataan
siswa pada saat proses
uraian
pembelajaran
F. Instrumen Penelitian Instrumen utama yang digunakan dalam penelitian ini ada dua macam yaitu tes Keterampilan Proses Sains (KPS) dan non tes berupa lembar observasi. 1. Tes Keterampilan Proses Sains (KPS) Tes yang digunakan adalah tes uraian sebanyak 12 soal, masingmasing soal diberi skor 1-4. Agar dapat mengukur KPS siswa maka soal tersebut dibuat berdasarkan indikator aspek KPS yaitu: aspek mengamati, interpretasi data, berhipotesa, merencanakan percobaan, menerapkan konsep dan berkomunikasi. Kisi-kisi instrument dapat dilihat pada Tabel 3.3.
37
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Keterampilan Proses Sains No
Jenis
Indikator
Keterampilan
Nomor
Skor
soal
max
1,7
4
2,8
4
3,9
4
Menggunakan sebanyak 1
2
Observasi
Interpretasi Data
mungkin indera
Menyimpulkan
hasil
pengamatan Menyadari
bahwa
suatu penjelasan perlu 3
Berhipotesis
diuji
kebenarannya
dengan
memperoleh
bukti Menentukan
4
Merencanakan percobaan
alat/bahan
yang
digunakan
4,10
Menentukan prosedur suatu percobaan Menggunakan konsep
5
Menerapkan Konsep
pada pengalaman baru untuk apa
menjelaskan yang
5,11
4
6,12
4
sedang
terjadi Menyampaikan 6
Berkomunikasi
laporan
secara
sistematis dan jelas Jumlah
12
2. Lembar Observasi Lembar observasi digunakan untuk memperoleh data tentang keterampilan proses sains siswa ketika proses pembelajaran berlangsung.
38
Observer dalam penelitian ini adalah guru bidang studi IPA MTs. YASTI 1 Cisaat Sukabumi.
G. Kalibrasi Instrumen Instrumen
yang
digunakan
untuk
mengumpulkan
data
harus
dimantapkan kualitasnya melalui suatu langkah yang disebut uji coba. Dari data hasil uji coba perangkat tes dipilih butir soal yang memenuhi validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda. 1. Uji Validitas Validitas
berkenaan dengan ketepatan alat penilaian terhadap
konsep yang dinilai sehingga betul-betul mengukur apa yang harusnya diukur.23 Pengujian validitas soal dalam penelitian ini menggunakan rumus Product moment.24 Rumus yang digunakan adalah :
N
rXY N
X
2
XY ( X )( Y ) X
2
N Y2
Y
2
Keterangan : rXY
= koefisien korelasi antara variable X dan variable Y, dua variabel
yang dikorelasikan. Valid
atau
membandingkan
tidaknya
butir
soal
dapat
rXY dengan rtabel product moment
diketahui
dengan
dengan α = 0,05.
Perhitungan validitas soal dalam penelitian ini menggunakan bantuan software Anates versi 4.0. Hasil uji validitas instrument tes dapat dilihat pada tabel 3.4.
23
Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008). h.137. 24 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), edisi revisi, h. 78.
39
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Instrumen Statistik Jumlah soal
18
Jumlah siswa
36
Nomor soal valid
1, 3, 4, 5, 6, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 16
Jumlah soal valid
12
2. Uji Validitas Lembar Observasi Lembar observasi digunakan untuk mengetahui keterampilan proses sains siswa pada proses pembelajaran di kelas. Uji validitas untuk lembar observasi menggunakan validitas isi (content validity) oleh praktisi pendidikan (dosen).
3. Uji Reliabilitas Reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Uji reliabilitas untuk butir soal uraian dilakukan dengan menggunakan rumus alpha cronbach yaitu:25
r11
=
Keterangan:
r11
: reliabilitas yang dicari : jumlah varians skor tiap-tiap item : varians total Kriteria validitas dan reliabilitas adalah sebagai berikut:26
a) Antara 0,80 sampai dengan 1,00 : sangat tinggi b) Antara 0,60 sampai dengan 0,80 : tinggi 25
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), edisi revisi, h. 100-101 26 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), edisi revisi, h.75.
40
c) Antara 0,40 sampai dengan 0,60 : cukup d) Antara 0,20 sampai dengan 0,40 : rendah e) Antara 0,00 sampai dengan 0,20 : sangat rendah Perhitungan uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan software Anates versi 4.0. Hasil uji reliabilitas instrumen tes dapat dilihat pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Statistik rhitung
0.65
Kesimpulan
Tingkat reliabilitas tinggi
4. Uji Tingkat Kesukaran Bilangan yang menunjukan sukar atau mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran. Untuk dapat mengukur tingkat kesukaran suatu soal digunakan rumus : P=
B JS
Keterangan: P = Indeks kesukaran B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes Klasifikasi indeks kesukaran27: 0.00 – 0.30 = soal termasuk kategori sukar 0.30 – 0.70 = soal termasuk kategori sedang 0.70 – 1.00 = soal termasuk kategori mudah. Perhitungan pengujian taraf kesukaran dalam penelitian ini mengguanakan bantuan Software anates versi 4.0. Hasil perhitungan tingkat kesukaran instrument tes dapat dilihat pada Tabel 3.6.
27
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009)
h.207.
41
Tabel 3.6 Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Kategori Soal
Jumlah Soal
Prosentase (%)
Sangat sukar
-
-
Sukar
6
33,33
Sedang
12
66,66
Mudah
-
-
Sangat mudah
-
-
Jumlah
18
100
5. Pengujian Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah.28 Rumus perhitungan daya pembeda:
Keterangan: D
= indeks diskriminasi
JA
= banyaknya peserta kelompok atas
JB
= banyaknya peserta kelompok bawah
BA
= banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar
BB
= banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar
Kriteria daya pembeda ditentukan sebagai berikut: D = 0.00 - 0.20 : Jelek
D = 0.40 - 0.70 : Baik
D = 0.20 - 0.40 : Cukup
D = 0.70 - 1.00 : Baik Sekali
Pengujian daya pembeda dalam penelitian ini menggunakan bantuan sofware anates versi 4.0. Hasil perhitungan daya pembeda dapat dilihat pada Tabel 3.7.
28
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan ,… hal. 213.
42
Tabel 3.7 Hasil Uji Daya Pembeda Kategori soal
Jumlah soal
Prosentase (%)
Baik sekali
-
-
Baik
-
-
Cukup
12
66,66
Jelek
6
33,33
Jumlah
18
100
H. Teknik Analisis Data 1. Uji Normalitas Uji normalitas data ini dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran data berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas digunakan uji Lillifors.29 dengan hipotesis sebagai berikut: a. Kolom Xi Data diurutkan dari yang terkecil sampai terbesar b. Kolom Zi Tentukanlah nilai Zi dari tiap-tiap data dengan rumus: Zi = Keterangan: Zi : Skor baku X: Mean Xi : Skor data S : Simpangan baku c. Kolom Zt Nilai Zt dikonsultasikan pada Ftabel, misalnya mencari -2,7167 maka pada tabel dilihat baris ke 2,7 kolom 2 maka diperoleh Zt = 0,4967 d. Kolom F (Zi) Jika Zi bernilai negatif, maka F (Zi) = 0,5 - Zt Jika Zi bernilai positif, maka F (Zi) = 0,5 + Zt 29
Ruseffendi.Statistik Dasar Untuk Penelitian Pendidikan. Bandung:IKIP Bandung Press.1998.h.292.
43
e. Kolom S (Zi) S= f. Kolom │F(Zi)-S(Zi) │ Merupakan harga mutlak dari selisih antara F(Zi) dan S (Zi). g. Menentukan harga terbesar dari harga-harga mutlak selisih tersebut untuk mendapatkan Lo. Ho = Sebaran data mengikuti distribusi normal Ha = Sebaran data tidak mengikuti distribusi normal Hasil uji normalitas dapat dilihat pada lampiran
2. Uji Homogenitas Uji Homogenitas dilakukan untuk mengetahui perbedaan antara dua keadaan atau populasi. Uji homogenitas ini mengenai sama tidaknya variansi-variansi dua buah distribusi atau lebih.30 Uji homogenitas yang digunakan adalah uji Fisher (parametric). Uji Fisher dengan langkah sebagai berikut: 1) Hipotesis Ho: Variansi kedua populasi variabel homogen Ha: Variansi populasi kedua variabel homogen 2) Bagi data menjadi dua kelompok 3) Cari masing-masing dua kelompok nilai simpangan bakunya. 4) Tentukan f hitung dengan rumus:
F
S1 S 22
2
dengan S 2
n
fiXi (
fiXi) 2
n(n 1)
Keterangan: S1: Variansi terbesar S2: Variansi terkecil 30
Ruseffendi.Statistik Dasar Untuk Penelitian Pendidikan,… h.294.
44
5) Tentukan kriteria pengujiannya. a) Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka Ho diterima yang berarti variansi populasi kedua variabel homogen b) Jika Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak yang berarti variansi populasi kedua variabel tidak homogen
3. Uji Hipotesis Setelah uji prasyarat dilakukan dan data dinyatakan berdistribusi normal dan homogen, maka dilakukan anlisis data untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pendekatan inkuiri terstruktur terhadap keterampilan proses sains siswa, diukur dengan pengujian hipotesis, yaitu menggunakan uji signifikansi dengan uji-t (t-test) dengan rumus sebagai berikut:31
to = Langkah-langkah perhitungan Uji-t sebagai berikut:
a. Mencari Mean yaitu: M = b. Mencari standar deviasi (SD), yaitu: c. Mencari standar Error Mean (SEM), yaitu SEM = d. Mencari satndar Error dari perbedaan mean (SEM1-M2) antar variabel, yaitu: (SEM1-M2) =
=
e. Mencari ”t” atau ”to”, yaitu to = Keterangan: to 31
: t hasil perhitungan
Subana dan Sudrajat, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2005), hal. 162.
45
M1
: Mean kelompok eksperimen
M2
: Mean kelompok control
SD1
: Simpangan baku kelompok eksperimen
SD2
: Simpangan baku kelompok kontrol
N1
: Jumlah sampel kelompok eksperimen
N2
: Jumlah sampel kelompok kontrol
SEM1
: Standar error mean sampel kelompok eksperimen
SEM2
: Standar error mean sampel kelompok kontrol Adapun kriteria pengujian untuk uji-t ini adalah sebagai berikut:
Ho diterima jika thitung < ttabel Ho ditolak jika thitung > ttabel 4. Uji Normal gain (N-gain) N-Gain adalah selisih antara nilai posttest dan pretest, gain menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan untuk menghindari hasil kesimpulan yang akan menimbulkan bias penelitian. karena pada nilai pretest kedua kelompok penelitian sudah berbeda maka digunakan uji normal gain dengan rumus: N
gain
skor posttest skor pretest skor ideal skor pretest
Dengan kategorisasi perolehan: tinggi : N-gain ≥ 0.70 sedang : 0.30 ≤ N-gain < 0.70 rendah : N-gain <0,30
5. Teknik Analisis Lembar Observasi Lembar
observasi
digunakan
untuk
mengetahui
gambaran
keterampilan proses sains siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Tahapan analisisnya sebagai berikut: a) Menjumlahkan indikator yang teramati
46
b) Menghitung persentase aspek keterampilan proses sains siswa dalam kelompok, dengan menggunakan rumus:
Persentase =
X 100%
6. Teknik Analisis Kemampuan Keterampilan Proses Sains Setiap
aspek
keterampilan
proses
sains
diukur
dengan
menggunakan 2 butir soal. Untuk mengetahui persentase ketercapaian kemampuan keterampilan proses sains, digunakan rumus sebagai berikut:
Persentase KPS =
X 100
c) Persentase Keterampilan Proses Sains dikelompokkan dalam lima kategori. Kategori Keterampilan Proses sains dapat dilihat pada tabel 3.9. Tabel 3.8 Kategori Keterampilan Proses Sains32 Persentase
Kategori
Sangat Tinggi
90% - 100%
Tinggi
75% - 89%
Sedang
55% - 74%
Rendah
31% - 54%
Sangat Rendah
< 30%
I. Hipotesis Statistik Ho = µA ≤ µB, maka Ho diterima, Ha ditolak Ha = µA > µB, maka Ha diterima, Ho ditolak
32
Wawan, Implementasi Model Pembelajaran Inkuiri Terstruktur untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP pada Pokok Bahasan Kalor. (Skripsi Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan, 2007).
47
Keterangan: µA = Nilai rata-rata kelompok eksperimen µB = Nilai rata-rata kelompok kontrol
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Hasil Penelitian Kelompok Eksperimen dan Kontrol a. Hasil Pretest Keterampilan Proses Sains Kelas Eksperimen dan Kontrol Hasil perhitungan pretest keterampilan proses sains pada kelompok eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.1.1 Tabel 4.1 Hasil Pretest Keterampilan Proses Sains Kelompok Eksperimen dan Kontrol KPS
Pretest Eksperimen
Kategori
Kontrol
Kategori
Mengamati
54,93
Rendah
52,74
Rendah
Interpretasi Data
54,93
Rendah
53,35
Rendah
Berhipotesis
52,63
Rendah
52,13
Rendah
56,58
Sedang
50,91
Rendah
58,88
Sedang
51,22
Rendah
Berkomunikasi
55,59
Sedang
54,57
Rendah
Rerata
55,59
Sedang
52,49
Rendah
Merencanakan Percobaan Menerapkan Konsep
Tabel 4.1 menunjukkan rerata pretest keterampilan proses sains pada kelompok eksperimen termasuk kategori sedang yaitu 55,59, sedangkan untuk kelompok kontrol termasuk kategori rendah yaitu 52,49. Keterampilan proses sains yang paling tinggi pada kelompok eksperimen yaitu
menerapkan konsep (58,88), sedangkan pada
kelompok kontrol adalah berkomunikasi (54,57). Keterampilan proses
1
Lampiran 9, h.135
48
49
sains yang paling rendah pada kelompok eksperimen adalah berhipotesis (52,63), sedangkan pada kelompok kontrol
yaitu
merencanakan percobaan (50,91).
b. Hasil Posttest Keterampilan Proses Sains Kelas Eksperimen dan Kontrol Hasil perhitungan posttest keterampilan proses sains pada kelompok eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Persentase Keterampilan Proses Sains Kelompok Kontrol Posttest
KPS Eksperimen
Kategori
Kontrol
Kategori
Mengamati
83,88
Tinggi
61,28
Sedang
Interpretasi Data
80,92
Tinggi
57,01
Sedang
Berhipotesis
75,99
Tinggi
57,62
Rendah
83,55
Tinggi
54,57
Sedang
77,63
Tinggi
60,06
Sedang
Berkomunikasi
82,57
Tinggi
60,98
Sedang
Rerata
80,76
Tinggi
58,59
Sedang
Merencanakan Percobaan Menerapkan Konsep
Berdasarkan Tabel 4.2 menunjukkan bahwa rerata posttest keterampilan proses sains pada kelompok eksperimen termasuk kategori tinggi (80,76), sedangkan untuk kelompok kontrol termasuk kategori sedang (58,59). Keterampilan proses sains yang paling tinggi baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol yaitu keterampilan mengamati secara berurutan masing-masing sebesar 83,88 dan 61,28. Keterampilan proses sains yang paling rendah pada kelompok eksperimen adalah keterampilan berhipotesis (75,99),
50
sedangkan pada kelompok kontrol yaitu merencanakan percobaan (54,57).
c. Hasil N-Gain Keterampilan Proses Sains Kelompok Eksperimen dan Kontrol Perhitungan N-gain di lakukan untuk mengetahui peningkatan keterampilan proses sains siswa. Hasil perhitungan N-gain pada kelompok eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 N-Gain Keterampilan Proses Sains Kelompok Eksperimen dan Kontrol Aspek KPS
N-Gain Eksperimen
Kategori
Kontrol
Kategori
0,30
Sedang
0,08
Rendah
0,27
Rendah
0,03
Rendah
0,24
Rendah
0,05
Rendah
0,28
Rendah
0,03
Rendah
0,20
Rendah
0,08
Rendah
Berkomunikasi
0,28
Rendah
0,06
Rendah
Rerata
0,26
Rendah
0,05
Rendah
Mengamati Interpretasi Data Berhipotesis Merencanakan Percobaan Menerapkan Konsep
Tabel 4.3 menunjukkan rerata N-gain keterampilan proses sains pada kelompok eksperimen dan kontrol yaitu termasuk kategori rendah yaitu masing-masing 0,26 dan 0,05. Keterampilan proses sains yang paling tinggi pada kelompok eksperimen yaitu keterampilan proses sains mengamati sebesar 0,30, sedangkan pada kelompok kontrol adalah keterampilan proses sains mengamati dan menerapkan konsep yaitu 0,08. Keterampilan proses sains yang paling rendah pada
51
kelompok eksperimen yaitu keterampilan proses sains menerapkan konsep sebesar 0,20. Sedangkan pada kelompok kontrol yaitu keterampilan proses sains interpretasi data dan merencanakan percobaan sebesar 0,03. Hal tersebut menunjukkan bahwa secara keseluruhan
kelompok
eksperimen
mengalami
peningkatan
keterampilan proses sains yang lebih besar dibandingkan kelompok kontrol.
B. Analisis Data Berikut ini adalah analisis data yang meliputi uji prasyarat analisis statistik dan uji hipotesis. 1. Uji Prasyarat Analisis Data a. Uji Normalitas Data Pretest, Posttest, dan N-Gain Pengujian uji normalitas dilakukan terhadap enam buah data yaitu data nilai pretest dan posstest kelompok eksperimen dan kontrol serta nilai N-gain kelompok eksperimen dan kontrol. Dalam penelitian ini uji normalitas didapat dengan menggunakan uji Lilliefors. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak, dengan ketentuan bahwa data berdistribusi normal bila memenuhi kriteria Lhitung < Ltabel dengan taraf signifikansi α = 0,05. Untuk lebih jelas, hasil uji normalitas kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.4.2 Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Pretest, Posttest, dan N-gain Kelompok Eksperimen dan Kontrol. Eksperimen
Data
2
Kontrol
Statistik
Pretest
Posttest
N-gain
Pretest
Posttest
N-gain
N
38
38
38
41
41
41
X
55,94
80,95
0,31
52,68
58,75
0,08
S
7,46
6,49
0,0057
7,67
6,49
0,0509
Lampiran 10, h.136
52
Eksperimen
Data
Kontrol
Statistik
Pretest
Posttest
N-gain
Pretest
Posttest
N-gain
L hitung
0.0966
0.0834
0.1351
0.0758
0.0666
0.1324
L tabel
0.1437
0.1437
0.1437
0.1383
0.1383
0.1383
Kesimpulan
Normal
Normal
Normal Normal
Normal
Normal
Berdasarkan Tabel 4.4 pada kelompok eksperimen untuk skor pretest menunjukkan bahwa Lhitung sebesar 0.0966 dan Ltabel sebesar 0.1437, skor posttest menunjukkan Lhitung sebesar 0.0834 dan Ltabel sebesar 0.1437, dan skor N-gain menunjukkan Lhitung sebesar 0.1351 dan Ltabel sebesar 0.1437. Pada kelompok Kontrol untuk skor pretest menunjukkan bahwa Lhitung sebesar 0.0758 dan Ltabel sebesar 0.1383, skor posttest menunjukkan Lhitung sebesar 0.0666 dan Ltabel sebesar 0.1383, dan skor N-gain menunjukkan Lhitung sebesar 0.1324 dan Ltabel sebesar 0.1383. Apabila Lhitung < Ltabel dapat diambil kesimpulan bahwa data berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas Setelah dilakukan uji normalitas pada kedua kelompok penelitian, langkah selanjutnya mencari nilai homogenitasnya. Dalam penelitian ini, nilai homogenitas didapat dengan menggunakan uji Fisher pada taraf signifikansi α = 0.05. Sampel dinyatakan homogen apabila Fhitung < Ftabel. Hasil uji homogenitas kedua kelompok sampel penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.5.3 Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Pretest, Posttest, dan N-gain Kelompok Eksperimen dan Kontrol. Data Pretest
3
Lampiran 13, h.144
Kelompok
N
S2
Eksperimen
38
7,46
Kontrol
41
7,67
Fhitung
Ftabel
Kesimpulan
1,03
1.71
Homogen
53
Posttest
N-Gain
Eksperimen
38
6,49
Kontrol
41
7,41
Eksperimen
38
0,0034
Kontrol
41
0,0026
1,14
1.69
Homogen
1,31
1.69
Homogen
Berdasarkan Tabel 4.5 untuk pretest menunjukkan bahwa Fhitung sebesar 1.22 dan Ftabel sebesar 1.71, untuk posttest Fhitung sebesar 1.22 dan Ftabel sebesar 1.69, dan untuk N-gain Fhitung sebesar 1.22 dan Ftabel sebesar 1.69. Apabila Lhitung < Ltabel dapat diambil kesimpulan bahwa kedua sampel memiliki variansi populasi yang homogen.
c. Uji Hipotesis Uji hipotesis dilakukan untuk melihat ada tidaknya perbedaan pada hasil pretest dan posttest siswa dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Uji hipotesis yang digunakan adalah Uji-t karena berdasarkan hasil perhitungan secara statistik data pretest dan posttest terdistribusi normal dan homogen. Hasil perhitungan uji hipotesis pretest, posttest, dan N-Gain dapat dilihat pada Tabel 4.6.4 Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Pretest, Posttest, dan N-Gain Kelompok Eksperimen dan Kontrol. Data Pretest
Posttest
N-Gain
4
Lampiran 14, h.147
Kelompok
N
Mean
Eksperimen
38
55,63
Kontrol
41
52,51
Eksperimen
38
80,76
Kontrol
41
58,65
Eksperimen
38
0,31
Kontrol
41
0,08
thitung Ttabel 1.97
1.99
14,74
1.99
2,37
1.99
Kesimpulan (Ho) diterima (Ha) ditolak (Ho) ditolak (Ha) diterima (Ho) ditolak (Ha) diterima
54
Berdasarkan Tabel 4.6 untuk data pretest thitung < ttabel, maka hipotesis nol (Ho) diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan sebelum menggunakan pendekatan inkuiri terstruktur terhadap keterampilan proses sains siswa. Sedangkan untuk data posttest thitung > ttabel, maka hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Dengan demikian disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan setelah menggunakan pendekatan inkuiri terstruktur terhadap keterampilan proses sains siswa. Berdasarkan hasil perhitungan data N-Gain t hitung > t tabel, maka hipotesis nol (Ho) ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara N-gain kelompok eksperimen dan N-gain kelompok kontrol.
2. Data Hasil Observasi Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini merupakan observasi keterampilan proses sains siswa selama proses pembelajaran menggunakan pendekatan inkuiri terstruktur. Data hasil observasi keterampilan proses sains kelompok eksperimen dapat dilihat pada Tabel 4.7.5 Tabel 4.7 Hasil Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa Aspek KPS
Rerata
I
II
III
IV
Mengamati
66,67
75
83,33
95,83
80,21
Interpretasi Data
45,83
54,17
75,00
79,17
63,54
Berhipotesis
58,33
62,5
79,17
83,33
70,83
62,50
66,67
79,17
87,50
73,96
50,00
54,17
70,83
79,17
63,54
Merencanakan Percobaan Menerapkan Konsep
5
Pertemuan
Lampiran 15, h.153
55
Aspek KPS
Pertemuan
Rerata
I
II
III
IV
Berkomunikasi
54,17
62,5
83,33
95,83
73,96
Persentase KPS
57,64
61.11
78,47
86,81
71,01
Berdasarkan Tabel 4.7 dapat diketahui bahwa rerata keterampilan proses sains siswa setiap pertemuan menunjukkan perubahan yang semakin baik, dimana persentase rata-rata keterampilan proses sains siswa adalah 71,01%. Persentase pertemuan I, II, III, dan IV masing-masing adalah 57.64, 61.11, 78.47, dan 86,81. Pada pertemuan pertama proses mengamati yang dilakukan siswa belum begitu baik, masih banyak siswa yang belum memahami sepenuhnya dalam mengamati perubahan air kapur pada masing-masing tabung. Hal tersebut disebabkan karena praktikum yang dilakukan merupakan pengalaman baru bagi siswa. Akan tetapi pada pertemuan berikutnya sampai pada pertemuan terakhir mengalami peningkatan karena siswa sudah mulai terbiasa dengan proses pembelajaran yang berbasis praktikum. Peningkatanpun terjadi pada keterampilan proses sains interpretasi data walaupun siswa masih mengalami kesulitan dalam membedakan tekanan ketika balon ditarik dan dilepas. Kemudian siswa masih belum dapat menyimpulkan dengan baik, kesimpulan yang dibuat oleh siswa masih belum sesuai dengan praktikum yang dilakukan. Selanjutnya pada pertemuan ketiga dan keempat kelemahan siswa tersebut dapat diperbaiki. Hal ini sesuai dengan persentase yang semakin meningkat. Persentase keterampilan berhipotesa mengalami peningkatan pada setiap pertemuannya. Masalah yang disajikan pada pembelajaran ini familiar dengan kehidupan sehari-hari, sehingga dapat dengan mudah mengajukan hipotesisnya. Namun kesulitan siswa yaitu mengetahui dasar dari hipotesis yang diajukan. Berbeda
dengan
aspek
merencanakan
percobaan.
Walaupun
mengalami peningkatan setiap pertemuannya namun siswa belum dapat
56
melakukan percobaan secara sistematis, walaupun sudah diberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai pembimbing, ada siswa yang harus mengulang percobaannya karena prosedur yang dilakukannya kurang tepat, kelemahan yang lain yaitu siswa juga masih harus ditugaskan terlebih dahulu untuk mengembalikan alat dan bahan percobaan pada tempat semula. Keterampilan menerapkan konsep pada setiap pertemuan mengalami peningkatan pula. Keterampilan menerapkan konsep dilakukan pada saat proses pembelajaran. Secara keseluruhan mampu untuk menerapkan konsep yang telah siswa miliki pada saat pengisian lembar kerja siswa. Keterampilan berkomunikasi siswa pun mengalami peningkatan pada setiap pertemuannya. Masing-masing kelompok diberi kesempatan untuk menjelaskan hasil percobaan yang telah dilakukan. Pada awalnya siswa sedikit kesulitan dalam menjelaskan percobaan dengan sistematis. Selanjutnya siswa mengalami kesulitan dalam mengubah data dalam bentuk tabel ke dalam bentuk grafik. Kemudian dalam proses diskusi tidak semua siswa dalam satu kelompok dapat berdiskusi, ada siswa yang melakukan kegiatan lain dan ada juga yang berdiskusi diluar materi diskusi. Akan tetapi pertemuan terakhir terlihat hampir semua siswa berdiskusi dengan siswa lain tentang materi yang dipelajarinya dan semua siswa telah aktif dalam menentukan konsep penting. Siswa juga telah aktif dalam menyimpulkan materi pelajaran.
C. Pembahasan Berdasarkan pengujian hipotesis terhadap data pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan menggunakan Uji-t menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan keterampilan proses sains yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kontrol dengan thitung lebih kecil dari ttabel, yaitu 1,97 < 1,99. Hal tersebut menunjukkan bahwa kelompok eksperimen dan kontrol memiliki pengetahuan awal yang sama. Setelah diterapkan pendekatan inkuiri terstruktur pada kelompok eksperimen dan metode demonstrasi pada kelompok kontrol diperoleh skor
57
rata-rata kelompok eksperimen lebih besar dibandingkan kelompok kontrol (80,95>58,75).
Pengujian
hipotesis
terhadap
data
posttest
kelompok
eksperimen dan kontrol dengan menggunakan Uji-t diketahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kontrol. Hal tersebut dibuktikan dengan thitung > ttabel (14,74 > 1,99). Hal ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang signifikan dalam pennggunaan pendekatan inkuiri terstruktur terhadap keterampilan proses sains siswa pada konsep sistem pernapasan manusia. Sesuai prinsip utama inkuiri bahwa siswa dapat membangun sendiri pemahamannya dengan melakukan aktifitas aktif dalam pembelajarannya.6 Siswa membangun pemahamannya melalui pertanyaan, mendesain dan menghubungkannya dalam bentuk investigasi, kemampuan analisis dan mengkomunikasikan penemuannya. Siswa memikirkan kembali hipotesis yang telah dibuat, mengadaptasi dan menguji coba pemahaman dan mampu menyelesaikan masalah. Pengujian hipotesis juga dilakukan pada data N-Gain. Rata-rata N-gain kelompok eksperimen sebesar 0,31 yang termasuk kategori sedang dan kontrol sebesar 0,08 yang termasuk kategori rendah. Hasil uji-t menunjukkan bahwa thitung lebih besar daripada ttabel yaitu 2,37 < 1,99. Data posttest menunjukkan keterampilan proses sains yang paling tinggi pada kelompok eksperimen adalah keterampilan mengamati (83,88) dan merencanakan percobaan (83,55). Hal ini disebabkan karena siswa hanya mengamati perubahan warna air kapur seperti pada pertemuan pertama, dan mengamati perubahan warna kapas pada pertemuan keempat tentang pengaruh asap rokok terhadap kesehatan paru-paru manusia. Sedangkan pada kelompok kontrol keterampilan merencanakan percobaan ini termasuk kategori rendah (54,57). Pada kelompok kontrol menggunakan metode demonstrasi yang mana siswa tidak terlibat langsung dalam pengamatan suatu percobaan, siswa hanya melihat
percobaan
yang
didemonstrasikan
oleh
guru,
sehingga
pemahamannyapun kurang mendalam. Menurut Nuryani Y Rustaman bahwa 6
Zulfiani, dkk., Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h.119.
58
belajar menjadi bermakna bagi siswa jika siswa mendapat kesempatan dalam melakukan penyelidikan. Dengan kata lain siswa terlibat langsung secara aktif dan berpikir tingkat tinggi yang pada akhirnya akan membimbing atau mengarahkan pada pembelajaran berbasis inkuiri ilmiah.7 Keterampilan proses yang paling rendah pada kelompok eksperimen terdapat pada keterampilan berhipotesis (75.99). Hal ini dikarenakan siswa belum memahami sepenuhnya dasar dari hipotesis yang telah diajukan. Jika dilihat dari rerata N-Gain, kelompok eksperimen mencapai 0,26 yang termasuk kategori rendah, sedangkan pada kelompok kontrol yaitu 0,05 yang termasuk kategori rendah pula. Dengan demikian peningkatan keterampilan proses sains siswa termasuk kategori sedang. Hal ini disebabkan karena siswa belum terbiasa dengan pembelajaran yang melibatkan langsung siswa dalam kegiatan ilmiah. Kegiatan pembelajaran yang selama ini diterapkan di sekolah lokasi penelitian lebih banyak menggunakan metode ceramah, sehingga pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung dalam percobaan jarang diterapkan. Pada kelompok kontrol menggunakan metode demonstrasi yang mana siswa tidak terlibat langsung dalam pengamatan suatu percobaan, siswa hanya melihat percobaan yang didemonstrasikan oleh guru, sehingga pemahamannyapun kurang mendalam. Keterampilan proses sains dapat terbentuk dengan kebiasaan yang dilakukan dan latihan secara terus menerus. Peran guru dalam memberikan pengarahan kepada siswa dan penerapan metode pembelajaran sangat besar bagi peningkatan penguasaan keterampilan proses sains. Ini sesuai dengan pendapat Asri Budiningsih bahwa strategi mengajar yang menuntut keaktifan dan partisipasi siswa secara optimal mampu mengubah tingkah laku siswa secara lebih efektif dan efisien sehingga mencapai hasil belajar yang optimal. Aktivitas siswa yang menggunakan keseluruhan indera dalam kegiatan belajar
7
Nuryani Y. Rustaman, Perkembangan Penelitian PembelajaranBerbasis Inkuiri dalam Pendidikan Sains, Makalah FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, 2005, h.11
59
mengajar akan meningkatkan pemahaman dan penguatan ingatan serta perubahan sikap sehingga hasil belajar lebih tahan lama.8 Berdasarkan hasil observasi mengenai aktivitas keterampilan proses sains pada saat pembelajaran berlangsung menunjukkan bahwa pendekatan inkuiri terstruktur melibatkan siswa untuk aktif dalam pembelajaran, khususnya keterampilan proses sains. Seperti yang telah dikatakan oleh Suryosubroto bahwa siswa mempelajari, mengalami, dan menemukan sendiri bagaimana memperoleh pengetahuan.9 Dalam kegiatan observasi yang dilakukan pada empat pertemuan diketahui bahwa keterampilan proses sains yang dilakukan siswa selama pembelajaran berlangsung sangat dinamis. Secara umum kemampuan keterampilan proses sains yang dilakukan dengan aktif adalah keterampilan mengamati dan berkomunikasi. Dengan demikian pendekatan inkuiri terstruktur yang diterapkan pada kelompok eksperimen menunjukkan aktivitas keterampilan proses sains. Hasil perbandingan antara posttest siswa yang menerapkan pendekatan inkuiri terstruktur dengan posttest siswa yang belajar dengan menerapkan metode demonstrasi dapat disimpulkan bahwa kelompok yang menerapkan pendekatan inkuiri terstruktur lebih baik dari pada kelompok yang menerapkan metode demonstrasi. Artinya pendekatan inkuiri terstruktur berpengaruh terhadap keterampilan proses sains. Sains berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga sains bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsipprinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan, demikan halnya dengan biologi. Pembelajaran sains dengan pendekatan
inkuiri terstruktur
melibatkan siswa aktif dalam kegiatan laboratorium sehingga siswa memperoleh pemahaman yang mendalam mengenai fakta dan konsep tentang materi yang dipelajarinya.
8
Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2005), h.54 Suryosubroto B, Proses Belajar Mengajar di Sekolah: Wawasan baru, beberapa metode pendukung, dan Beberapa Komponen Layanan Khusus, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h.59. 9
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan inkuiri terstruktur memberikan pengaruh terhadap keterampilan proses sains siswa. Hasil uji-t data posttest menunjukkan bahwa to (14,74) lebih besar dibandingkan ttabel (1,99). Data posttest menunjukkan rata-rata keterampilan proses sains kelompok eksperimen termasuk kategori tinggi (80,76), sedangkan kelompok kontrol termasuk kategori sedang (58,59). Keterampilan proses sains yang paling tinggi yaitu keterampilan mengamati (83,88), dan paling rendah yaitu keterampilan berhipotesis (75,99).
B. Saran Pembelajaran
inkuiri
merupakan
pendekatan
yang
dapat
meningkatkan keterampilan proses sains, oleh karena itu pendekatan inkuiri terstruktur perlu diterapkan. Adapun saran dari peneliti yaitu Peneliti berikutnya disarankan agar mencoba untuk mengukur aspek keterampilan proses sains lainnya dengan menggunakan pendekatan inkuiri terstruktur terutama aspek meramalkan, menggunakan alat dan bahan, merencanakan penelitian dan mengajukan pertanyaan; mencoba untuk mengimplementasikan pendekatan inkuiri terstruktur pada level sekolah yang berbeda dengan kelompok kemampuan siswa yang beragam; mencoba untuk mengembangkan pendekatan sejenis dengan topik yang berbeda.
60
DAFTAR PUSTAKA
Alberta Learning. Focus on Inquiry: A Teacher’s Guide to Implementing Inquirybased Learning, 44 Capital Boulevard, Street NW, Edmonton, Alberta,Canada, .2004.h.7 (Tersedia: http://www.learning.gov.ab.ca/k_12/ curriculum/ bySubject/ focusoninquiry.pdf) Diakses Sabtu, 15 Mei 2010.h.1 Alexander, Philip dan Tan Aik Ling, Promoting Inquiry Through Science Reflective Journal Writing, Eurasia Journal of Mathematics, Science and Technology Education, 2008, 4(3), h.279-283. (Tersedia: http://www.ejmste.com/v4n3/EURASIA_v4n3_Towndrow.pdf) Diakses Rabu, 16 Juni 2010. Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2006. Ash, Doris. “The Process Skills of Inquiry. (Tersedia: www.JCE.DivCHED.org) Diakses 16 Juni 2010. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.2006. Bonnstetter, Ronald J. and, Inquiry: Learning from the Past with an Eye on the Future, Electronic Journal of Science Education V3 N 12 December 2009 University of Nebraska, Lincoln. http://wolfweb.unr.edu/homepage/jcannon/ejse/bonnstetter.html Diakses Rabu, 16 Juni 2010. Brickman, Peggy,dkk., Effects of Inquiry-based Learning on Students’ Science Literacy Skills and Confidence. International Journal for the Scholarship of Teaching and Learning Vol. 3, No. 2 (July 2009) ISSN Georgia Southern University. (Tersedia: http://www.georgiasouthern.edu/ijsotl) Diakses 26 Juli 2010. Budiningsih, Asri. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT.Rineka Cipta. 2005. Colburn, Alan. An Inquiry Primer, California State University.h.42-43. http://www.experientiallearning.ucdavis.edu/module2/el2-60-primer.pdf Diakses Rabu, 16 Juni 2010. Dwiyanti, Gebi dan Wiwi Siswaningsih, Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas XI pada Pembelajaran Kesetimbangan Kimia melalui Metode Praktikum, Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia. http://www.linkpdf.com/ebook-viewer.php? url=http://file.upi. edu/
61
62
direktori/ d% 20-%20fpmipa /jur.%20pend. %20kimia/19561 2061983032%20-%20gebi% 20dwiyanti/ keterampilan% 20proses%20sains% 20siswa%20 smu%20kelas %20ii%20 pada%20 pembelajar. pdf. Diakses: Rabu, 16 Juni 2010. Gilbertson, Ken, Timothy Bates, Terry McLaughlin, and Alan Ewert, Outdoor Education: Methods and Strategies,(United States: Human Kinetics, 2006), h.120. http://wilderdom.com/store/index.php?main_page=product_info&cPath= 4_11&products_id=132 Diakses Sabtu,15 Mei 2010. Hanson, David M.. Designing Process-Oriented Guided-Inquiry Activities. (Stony Brook University: Pacific Crest, 2nd edition, 2005).h.1-2. http://quarknet.fnal.gov/ fellows/TLDownloads/ Designing_ POGIL_Activities.pdf Diakses: Rabu, 16 Juni 2010. Lancour, Karen L.. Process Skills For Life www.JCE.DivCHED.org) Diakses 16 Juni 2010.
Science.
(Tersedia:
Lasley, Thomas J. II,dkk.. Instructional Model Strategies for Teaching in a Diverse Society, Wadsworth, 2002. Keil, Haney and Zoffel. Improvements in Student Achievement and Science Process Skills Using Environmental Health Science Problem-Based Learning Curricula. Electronic Journal of Science Education. Volume 13, No. 1 (2009). Khan, Muzaffar dan Muhammad Zafar Iqbal. Pengaruh Pembelajaran Berbasis Inkuiri Laboratorium terhadap Perkembangan Keterampilan Proses Sains Siswa pada Pembelajaran Biologi Di Pakistan. Volume 11 : 1 January 2011 ISSN 1930-2940. Language in India www.languageinindia.com Kountur, Ronny. Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. Jakarta: PPM. 2004. Kuhlthau, Carol C. dan Ross J.Tols. “Guided Inquiry: A Framework for Learning Through School Libraries in 21 Century School.” 2006. http://cissl.scils.rutgers.edu/guided _inquiry/char.htm diakses 4 februari 2010. Mei, Grace Teo Yew Promoting Science Process Skill and The relevance of Science Through Science Alive Programme, dalam Proceeding of redesigning pedagogy: Culture, Knowledge and Understanding Conference, Singapore May 2007, h.2.
63
http://conference.nie.edu.sg/2007/paper/papers/SCI432.pdf. Rabu, 16 Juni 2010.
Diakses:
Nurochmah, Tisngatun. Pengaruh Pendekatan Inkuiri terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa dalam Proses Pembelajaran IPA Biologi pada Materi Pokok Sistem Pencernaan pada Manusia. Skripsi. Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.2007. Nurrohman, Sabar. Penerapan Seven Jump Methode sebagai Upaya Peningkatan Keterampilan Proses Sains Mahasiswa.Skripsi. Universitas FMIPA UNY. www.webcache.googleusername.com. Diakses: Rabu, 16 Juni 2010. Pengawas Sekolah Pendidikan Menengah, Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya, Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional, 2008. Diakses, http://modultotpengawas.fileave.com/15%20--%20KODE%20-%2003%20-%20B6a%20Strategi%20Pembelajaran%20MIPA.pdf Rabu 20 Juli 2010. Pengawas Sekolah Pendidikan Menengah, Strategi Pembelajaran MIPA, Direktorat Tenaga Kependidikan Durektorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional, 2008. Diakses, http://modultotpengawas.fileave.com/15%20-%20KODE%20--%2003 %20%20B6a%20Strategi%20Pembelajaran%20MIPA.pdf Diakses: Rabu 20 Juli 2010. Purwanto, Ngalim. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2008. Ruseffendi. Statistik Dasar Untuk Penelitian Pendidikan. Bandung: IKIP Bandung Press.1998. Rustaman, Nuryani Y. dkk.. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: IKIP Malang. 2005. Sanjaya, Wina. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana. 2008. Sari, Fitri Erika dkk.. Penerapan Pendekatan Inkuiri Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Siswa Pada Pokok Bahasan Laju Reaksi Kelas IX SMAN 1 Siak Sri Indrapura. http://www.scribd.com/doc/17061987/Penerapan-Pendekatan-InkuiriUntuk-Meningkatkan-Keterampilan-Proses-Siswa-Pada-Pokok-bahasanlaju-reaksi-kelas-xi-ipa-sman-1-siak-sri-indrapura. (10 Februari 2010).
64
Semiawan, Conny dkk.. Pendekatan Keterampilan Proses Sains. Jakarta: PT.Gramedia. 1986. Sidharta, Arief. Model Pembelajaran Asam Basa Berbasis Inkuiri Laboratorium sebagai Wahana Pendidikan Sains Siswa SMP. Susiwi, dkk., Analisis Keterampilan Proses Sains Siswa SMA pada “Model Pembelajaran Praktikum D-E-H”, Jurnal Pengajaran MIPA, Vol. 14 ISSN: 1412-0917 No. 2 Oktober 2009, h.96-102. http://fpmipa.upi.edu/ v3/www/jurnal/ oktober2009/7. SUSIWIAnalisis%20Ketrampilan%20Proses%20Sains-REVISI.pdf. Diakses: Rabu, 16 Juni 2010. Suryosubroto B, Proses Belajar Mengajar di Sekolah: Wawasan baru, beberapa metode pendukung, dan Beberapa Komponen Layanan Khusus. Jakarta: Rineka Cipta. 2009. Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2009. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. http://www.inherentdikti.net/files/sisdiknas.pdf. Diakses Rabu, 15/12/2010 Yamin, Martinis. Paradigma Pendidikan Konstruktivistik. Jakarta: Gaung Persada Press. 2005. Wawan.
Implementasi Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa. Skripsi Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI.2007.
Zulfiani. Pendekatan Baru dalam Proses Pembelajaran Matematika dan Sains Dasar sebuah Antologi. Jakarta: PIC UIN. 2007. _________, dkk.. Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakart. 2009.
65
Lampiran 1 KISI-KISI TES KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) NO 1
INDIKATOR Mengamati
KPS
perubahan Mengamati
SOAL Amatilah gambar percobaan berikut ini!
warna air kapur Berwarna Bening
(Air kapur)
Berwarna Keruh
(Air kapur ditiupkan udara pernapasan)
Apakah terdapat hubungan antara udara pernapasan dengan berubahnya warna air kapur? Berikan alasanmu! 2
Menyimpulkan mekanisme
proses Interpretasi pernapasan Data
*Berdasarkan percobaan pada nomor 1, simpulkanlah apa yang dimaksud dengan bernafas?
manusia 3
Menyimpulkan
frekuensi Interpretasi
pernapasan
*Soal tidak digunakan
data
Amatilah tabel hasil pengamatan berikut ini!
66
NO
INDIKATOR
KPS
SOAL Frekuensi Nama
Ani
Budi
L/P
P
L
Posisi
Pernapasan
Ratarata
1
2
3
Berbaring
31
30
29
30
Duduk
35
36
34
35
Berdiri
39
37
36
37.33
Setelah berlari
40
38
36
38
Berbaring
22
24
23
23
Duduk
27
27
29
27.66
Berdiri
32
31
31
31.33
Setelah berlari
40
42
49
43.66
Berdasarkan data diatas, apa yang dapat kamu simpulkan? 4
Mengajukan hipotesis
Berhipotesis
Pada rongga hidung terdapat bulu-bulu yang berfungsi untuk menyaring udara yang masuk. Bagaimana jika hidung tidak memiliki bulu-bulu?
5
Menentukan alat/bahan yang Merencanakan
Sebutkan alat dan bahan apa saja yang diperlukan bila kamu ingin melakukan
digunakan dalam percobaan
percobaan untuk mengetahui bahwa dalam udara yang dikeluarkan ketika
Percobaan
bernapas mengandung karbon dioksida (CO2)?
*Soal tidak digunakan
67
NO 6
INDIKATOR Menjelaskan
faktor
mempengaruhi
KPS yang Berkomunikasi
SOAL Amatilah grafik dibawah ini!
frekuensi
Frekuensi Pernapasan (menit)
pernapasan
60 40
Frekue nsi Pernap asan
20 0 5thn
10thn
18thn
25 thn
Berdasarkan grafik diatas, bagaimanakah hubungan antara frekuensi pernapasan dengan bertambahnya usia? Jelaskan! 7
Menjelaskan
fungsi
organ Menerapkan
pernapasan manusia 8
Menjelaskan pemasukan
Konsep proses Menerapkan
oksigen
dan Konsep
pengeluaran karbondioksida
*Kita tidak disarankan untuk makan dan minum sambil bicara. Apa hubungannya dengan pernapasan? Jelaskan! Perhatikan
penyelam pada gambar
disamping! Selama di dalam air penyelam tersebut
menggunakan
oksigen
yang
disimpan didalam tabung yang ada dipunggungnya untuk bernafas. Apabila tidak
menggunakan
tabung
oksigen,
Apakah penyelam itu dapat bertahan lama
*Soal tidak digunakan
68
NO
INDIKATOR
KPS
SOAL di dalam air? Berikan alasanmu!
9
Menentukan langkah-langkah Merencanakan
*Jika alat dan bahan yang tersedia sebuah pipa kaca bentuk Y, toples plastik,
percobaan tentang mekanisme Percobaan
balon karet, lembaran karet, penutup botol/gabus, dan tali/karet gelang maka
pernapasan
bagaimanakah langkah-langkah kerja (prosedur) percobaan yang dapat dilakukan untuk mengetahui mekanisme pernapasan dada dan pernapasan perut?
10
Menghubungkan
kesehatan Mengamati
Amatilah gambar paru-paru berikut ini!
paru-paru dengan kebiasaan merokok
Berdasarkan pengamatanmu, Apakah terdapat hubungan antara gambar paruparu manusia diatas dengan kebiasaan merokok? Jelaskan!
*Soal tidak digunakan
69
NO 11
INDIKATOR
KPS
Menjelaskan proses inspirasi Interpretasi dan ekspirasi
Data
SOAL Amatilah gambar percobaan berikut ini! Berdasarkan gambar disamping, apa yang dapat kamu simpulkan tentang proses keluar dan masuknya udara pernapasan?
12
Menjelaskan
proses Berhipotesis
pernapasan
dada
dan
pernapasan perut 13
Menentukan
14
pernapasan perut. Mengapa kalau perut kita terlalu kenyang, kita menjadi sulit bernapas?
faktor
mempengaruhi
Sistem pernapasan manusia terdiri dari 2 macam yaitu pernapasan dada dan
yang Merencanakan
frekuensi percobaan
Bila kamu ingin melakukan sebuah percobaan tentang pengaruh posisi tubuh terhadap kecepatan bernapas manusia, faktor apa saja yang harus dibuat
pernapasan manusia
berbeda?
Memberikan data empiris hasil Berkomunikasi
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kecepatan bernafas manusia
percobaan dengan grafik
adalah posisi tubuh. Kecepatan bernapas meningkat saat berjalan atau berlari dibandingkan posisi diam, posisi berdiri lebih cepat dibandingkan posisi duduk, posisi tidur terlentang lebih cepat dibandingkan posisi tengkurap. Berdasarkan pernyataan diatas buatlah grafik yang menggambarkan keadaan tersebut?
15
Menjelaskan
frekuensi Menerapkan
*Soal tidak digunakan
*Jika dalam kondisi normal frekuensi bernapas anda jauh diatas rata-rata
70
NO
INDIKATOR
KPS
pernapasan manusia 16
Menjelaskan pengaruh
Konsep asap Menerapkan
rokok terhadap kesehatan
Konsep
SOAL frekuensi orang normal, apa maknanya? Jelaskan! Sistem pernapasan manusia dapat terganggu karena adanya penyakit dan kelainan organ pernapasan. Salah satu aktifitas yang dapat menggangu sistem pernapasan manusia adalah kebiasaan merokok. Mengapa kebiasaan merokok dapat menggangu sistem pernapasan manusia? Jelaskan!
17
Menjelaskan
organ-organ Mengamati
pernapasan manusia
*Amatilah gambar disamping! Bagaimana urutan organ pada proses inspirasi dan ekspirasi?
18
Menjelaskan udara pernapasan Menerapkan
*Jika volume udara tidal 500 mL, udara suplementer 1500 mL, udara
pada manusia
komplementer 1500 mL, dan udara residu 1500 mL, Berapakah kapasitas vital
Konsep
paru-parunya?
*Soal tidak digunakan
71
Lampiran 2 KISI-KISI INSTRUMENT SOAL KETERAMPILAN PROSES SAINS No
1
2
3
Jenis
Indikator
Keterampilan Observasi
Interpretasi
Berhipotesis
Menggunakan
sebanyak
mungkin indera Menyimpulkan
hasil
pengamatan Menyadari
bahwa
suatu
penjelasan
perlu
diuji
kebenarannya
dengan
Nomor
Soal Yg
Skor
soal
digunakan
Max
1,10,17
1, 10
4
2,3,11
3, 11
4
4,12
4,12
4
5,9,13
5, 13
4
15,16,18
8,16
4
6,14
6, 14
4
memperoleh bukti Menentukan 4
Merencanakan percobaan
alat/bahan
yang digunakan Menentukan
prosedur
suatu percobaan Menerapkan 5
Konsep
Menggunakan konsep pada pengalaman
baru
untuk
menjelaskan
apa
yang
7,8,
sedang terjadi 6
Berkomunikasi
Menyampaikan
laporan
secara sistematis dan jelas Jumlah
18
12
24
72
Lampiran 3 Rekapitulasi Analisis Butir Soal Reliabilitas Tes : 0.65 (Tinggi) No
Tingkat Kesukaran
Daya Beda
Validitas
Ket.
Soal
Indeks
Kategori
Indeks
Kategori
Indeks
Kategori
1
0,35
Sedang
0,22
Cukup
0,67
Valid
Digunakan
2
0,16
Sukar
0,13
Jelek
0,35
Tidak
Tidak
Valid
digunakan
3
0,35
Sedang
0,25
Cukup
0,42
Valid
Digunakan
4
0,67
Sedang
0,25
Cukup
0,50
Valid
Digunakan
5
0,42
Sedang
0,22
Cukup
0,54
Valid
Digunakan
6
0,50
Sedang
0,20
Cukup
0,56
Valid
Digunakan
7
0,28
Sukar
0,02
Jelek
0,39
Tidak
Tidak
valid
digunakan
8
0,56
Sedang
0,22
Cukup
0,53
Valid
Digunakan
9
0,08
Sukar
0,15
Jelek
0,16
Tidak
Tidak
Valid
digunakan
10
0,43
Sedang
0,22
Cukup
0,43
Valid
Digunakan
11
0,39
Sedang
0,22
Cukup
0,47
Valid
Digunakan
12
0,41
Sedang
0,27
Cukup
0,53
Valid
Digunakan
13
0,47
Sedang
0,37
Cukup
0,56
Valid
Digunakan
14
0,54
Sedang
0,35
Cukup
0,42
Valid
Digunakan
15
0,2
Sukar
0,06
Jelek
0,13
Tidak
Tidak
Valid
digunakan
16
0,53
Sedang
0,27
Cukup
0,56
Valid
Digunakan
17
0,28
Sukar
0,20
Jelek
0,28
Tidak
Tidak
Valid
digunakan
18
0,25
Sukar
0,10
Jelek
0,29
Tidak
Tidak
Valid
digunakan
73
Lampiran 4 1. Amatilah gambar percobaan berikut ini! Berwarna Bening
Berwarna Keruh
(Air kapur) (Air kapur ditiupkan udara pernapasan) Apakah terdapat hubungan antara udara pernapasan dengan berubahnya warna air kapur? Berikan alasanmu! 2. Amatilah tabel hasil pengamatan berikut ini! Frekuensi RataPernapasan Nama L/P Posisi rata 1 2 3 Berbaring 31 30 29 30 Duduk 35 36 34 35 Ani P Berdiri 39 37 36 37.33 Setelah berlari 40 38 36 38 Berbaring 22 24 23 23 Duduk 27 27 29 27.66 Budi L Berdiri 32 31 31 31.33 Setelah berlari 49 42 40 43.66 Berdasarkan data diatas, apa yang dapat kamu simpulkan? 3. Pada rongga hidung terdapat rambut-rambut hidung yang berfungsi untuk menyaring udara yang masuk. Bagaimana jika hidung kita tidak memiliki rambut-rambut? 4. Sebutkan alat dan bahan apa saja yang diperlukan bila kamu ingin melakukan percobaan untuk mengetahui bahwa dalam udara yang dikeluarkan ketika bernapas mengandung karbon dioksida (CO2)? 5. Perhatikan penyelam pada gambar disamping! Selama di dalam air penyelam tersebut menggunakan oksigen yang disimpan didalam tabung yang ada dipunggungnya
Sistem Pernapasan Manusia
74
untuk bernafas. Apabila tidak menggunakan tabung oksigen, Apakah penyelam itu dapat bertahan lama di dalam air? Berikan alasanmu! 6. Amatilah grafik dibawah ini!
Frekuensi Pernapasan (menit) 50 40 Frekuensi Pernapasan
30 20 10 0 5thn
10thn
18thn
25 thn
Berdasarkan grafik diatas, bagaimanakah hubungan antara frekuensi pernapasan dengan bertambahnya usia? Jelaskan! 7. Amatilah gambar paru-paru berikut ini!
Perhatikan gambar diatas! Apakah terdapat hubungan antara gambar paru-paru manusia dengan kebiasaan merokok? Jelaskan! 8. Amatilah gambar percobaan berikut ini! Apa yang dapat kamu simpulkan dari gambar percobaan disamping tentang proses keluar dan masuknya udara pernapasan?
9. Sistem pernapasan manusia terdiri dari 2 macam yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut. Mengapa kalau perut kita terlalu kenyang, kita menjadi sulit bernapas?
Sistem Pernapasan Manusia
75
10. Bila kamu ingin melakukan sebuah percobaan tentang pengaruh posisi tubuh terhadap kecepatan bernapas manusia, faktor apa saja yang harus dibuat berbeda? 11. Sistem pernapasan manusia dapat terganggu karena adanya penyakit dan kelainan organ pernapasan. Salah satu aktifitas yang dapat mengganggu sistem pernapasan manusia adalah kebiasaan merokok. Mengapa merokok dapat mengganggu sistem pernapasan manusia? Jelaskan! 12. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kecepatan bernafas manusia adalah posisi tubuh. Kecepatan bernapas meningkat saat berjalan atau berlari dibandingkan posisi diam, posisi berdiri lebih cepat dibandingkan posisi duduk, posisi tidur terlentang lebih cepat dibandingkan posisi tengkurap. Berdasarkan pernyataan diatas buatlah grafik yang menggambarkan keadaan tersebut?
Sistem Pernapasan Manusia
76
Lampiran 5 JAWABAN INSTRUMEN KETERAMPILAN PROSES SAINS No
Jawaban
Skor
Ya, terdapat hubungan antara udara pernapasan dengan berubahnya air kapur. Ketika udara pernapasan ditiupkan kedalam air kapur, maka udara pernapasan berekasi dengan air kapur sehingga membentuk butiran-butiran
4
padat yang pada akhirnya air berubah menjadi keruh. Ya, terdapat hubungan antara udara pernapasan dengan berubahnya air kapur. Udara yang dihembuskan adalah kotor dan bercampur dengan air
3
kapur, sehingga air kapur berubah menjadi keruh. 1
Ya, terdapat hubungan antara udara pernapasan dengan berubahnya air kapurs. Air kapur semula berwarna bening dan tidak ditiup udara pernapasan endapannya menggumpal dibawah, tetapi setelah ditiupkan
2
udara pernapasan endapan itu berubah dan menyebar sehingga air kapur menjadi keruh. Ya, ada hubungan antara udara pernapasan dengan berubahnya warna air kapur yang semula bening menjadi keruh. Tidak menajwab, jawaban kosong.
1 0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa yang mempengaruhi frekuensi pernapasan adalah jenis kelamin dan posisi tubuh. frekuensi pernapasan meningkat saat berdiri dibandingkan posisi duduk. Frekuensi
4
pernapasan berdiri lebih lambat dibandingkan frekuensi pernapasan setelah berlari. Dengan demikian posisi tubuh mempengaruhi frekuensi pernapasan. 2
Frekuensi pernapasan dipengaruhi oleh jenis kelamin dan posisi tubuh. Frekuensi pernapasan manusia dipengaruhi oleh posisi tubuh yaitu berbaring, duduk, berdiri, dan setelah berlari. Frekuensi pernapasan setiap manusia berbeda dikarenakan jenis kelamin, dan gerak tubuh seperti berbaring, duduk, berdiri, dan setelah berlari. Tidak menjawab, jawaban kosong
3 2
1 0
77
No
Jawaban
Skor
Jika rongga hidung tidak memiliki bulu-bulu maka benda-benda asing seperti virus atau bakteri dapat dengan mudah memasuki tubuh kita
4
sehingga menyebabkan penyakit. Jika tidak memiliki rambut-rambut maka penyakit mudah masuk ke dalam 3
tubuh Akan cepat terserang penyakit
2
Udara kotor tidak disaring terlebih dahulu
1
Tidak menjawab
0
2 buah tabung reaksi, 2 buah sumbat plastik berlubang, 2 buah sedotan, dan air kapur yang sudah diendapkan terlebih dahulu. 4
3
4
Air kapur, tabung reaksi dan udara pernapasan atau cermin
3
air kapur
2
Semua jawaban selain diatas
1
Tidak menjawab
0
Tidak, karena di dalam air tidak terdapat oksigen, sehingga jika penyelam tidak menggunakan tabung oksigen maka tidak akan bertahan lama atau
4
mati. 5
Tidak, karena penyelam tidak dapat bernafas jika tidak ada tabung oksigen
3
Tidak, karena manusia bernafas memerlukan oksigen
2
Tidak, karena tidak ada udara pernapasan
1
Tidak menajwab
0
Balita memiliki frekuensi pernapasan lebih cepat dibandingkan manula. Semakin bertambah usia, intensitas pernapasan akan semakin menurun 6
7
4
Frekuensi pernapasan bayi lebih besar dibandingkan orang dewasa
3
Bayi memiliki frekuensi pernapasan yang besar yaitu 50
2
Semakin bertambah usia, intensitas pernapasan akan semakin meningkat
1
Tidak menjawab
0
Ada, pada paru-paru perokok terdapat bercak-bercak hitam akibat dari asap rokok yang mengendap dalam paru-paru. Sedangkan paru-paru bukan
4
78
No
Jawaban
Skor
perokok paru-parunnya bersih dari bercak-bercak. Ada, paru-paru perokok akan terlihat hitam dan paru-paru bukan perokok akan terlihat bersih.
3
Kebiasaan merokok dapat menyebabkan kanker paru-paru
2
Orang yang kebiasaan merokok paru-parunya akan sakit
1
Tidak menjawab
0
Jika bagian karet penutup ditarik ke arah bawah dengan perlahan-lahan, maka volume udara dalam toples menjadi lebih besar. Sebaliknya tekanan udara di dalamnya menjadi lebih kecil daripada tekanan udara luar. Akibatnya udara masuk melalui pipa ke dalam balon hingga balon
4
mengembang. Jika karet dilepas, maka Volume udara dalam toples menjadi lebih kecil sehingga menekan balon dan udaranya keluar. Akibatnya balon kempes. 8
Paru-paru manusia akan berkembang bila menarik nafas, dan akan mengempis jika mengeluarkan udara pernapasan Ketika bernafas otot diafragma berkontraksi, paru-paru mengembang, diafragma berelaksasi paru-paru mengecil. Paru-paru manusia akan mengempis bila menarik nafas, dan akan berkembang jika mengeluarkan udara pernapasan Tidak menjawab
3
2
1 0
Ketika diafragma berkontraksi maka kedudukan diafragma mendatar dan menyebabkan paru-paru turun kebawah maka udara akan masuk, akan tetapi jika perut terlalu penuh maka rongga perut tidak dapat turun kebawah
4
sehingga udara sulit untuk masuk. 9
Jika perut dalam keadaan terlalu penuh maka ketika otot diafragma berkontraksi, rongga perut tidak dapat turun kebawah, sehingga oksigen
3
sulit untuk masuk. Kalau perut terlalu kenyang, ronggga perut tidak dapat turun kebawah
2
Karena otot diafragma tersumbat oleh makanan
1
79
No
Jawaban
Skor
Tidak menjawab
0
Faktor yang harus dibuat berbeda yaitu posisi tubuh meliputi berbaring, duduk, beridiri dan setelah berlari Faktor yang harus dibuat berbeda yaitu posisi tubuh meliputi berlari dan 10
diam
4
3
Faktor yang harus dibuat berbeda yaitu posisi tubuhnya
2
Faktor gerakan tubuh
1
Tidak menjawab
0
Karena merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran pernapasan dan jaringan paru-paru, maka akan terjadi perubahan fungsi paru-paru. Rokok mengandung banyak zat yang berbahaya bagi kesehatan, diantaranya
adalah
menyebabkan
nikotin,
ketagihan,
tar,
dan
karbonmonoksida.
meningkatkan
frekuensi
Nikotin jantung.
4
Karbonmonoksida menyebabkan persediaan oksigen untuk jaringan tubuh 11
menurun. Zat tersebut dapat membahayakan paru-paru, jantung, dan saluran pernapasan.
12
Karena rokok mengandung nikotin
3
Karena rokok mengandung zat yang berbahaya bagi kesehatan
2
Karena rokok merusak paru-paru manusia
1
Tidak menjawab
0
50 40 30 20
Series1
10 0 0
2
4
6
4
123
Lampiran 8 LEMBAR OBSERVASI ASPEK KETERAMPILAN PROSES SAINS (CO2 DALAM UDARA PERNAPASAN) Keterampilan
Indikator
Proses Sains
Skor
Pelaksanaan Kel.1 Kel.2 Kel.3 Kel.4 Kel.5 Kel.6 Kel.7 Kel.8
Siswa mengamati perubahan air kapur pada tabung A dan B setelah dihembuskan udara pernapasan sesuai dengan
3
waktu yang telah ditentukan Mengamati
Siswa mengamati perubahan air kapur pada tabung A dan B setelah dihembuskan udara pernapasan tidak sesuai
2
dengan waktu yang telah ditentukan Siswa tidak melakukan pengamatan
1
Siswa menuliskan dan menyimpulkan hasil pengamatan serta menghubungkannya dengan konsep Menafsirkan pengamatan
Siswa menuliskan dan menyimpulkan hasil pengamatan tanpa menghubungkannya dengan konsep Siswa
tidak
menuliskan
dan
menyimpulkan
hasil
3
2 1
124
Keterampilan
Indikator
Proses Sains
Skor
Kel.1 Kel.2 Kel.3 Kel.4 Kel.5 Kel.6 Kel.7 Kel.8 pengamatan serta tidak menghubungkannya
dengan
konsep Siswa mengajukan hipotesis dan mengetahui dasar dari hipotesis yang diajukan Berhipotesis
Siswa mengajukan hipotesis tetapi tidak mengetahui dasar dari hipotesis yang diajukan Siswa tidak mengajukan hipotesis Siswa menyiapkan dan menyusun alat dan bahan dengan tepat
Merencanakan Percobaan
Siswa menyiapkan dan menyusun alat dan bahan tidak tepat Siswa tidak menyiapkan dan menyusun alat dan bahan dengan tepat
Menerapkan Konsep
Pelaksanaan
Siswa mengisi seluruh pertanyaan pada LKS dengan benar dan alasan tepat
3
2 1 3
2
1
3
125
Keterampilan
Indikator
Proses Sains
Pelaksanaan Kel.1 Kel.2 Kel.3 Kel.4 Kel.5 Kel.6 Kel.7 Kel.8
Siswa mengisi seluruh pertanyaan pada LKS dengan benar dan alasan kurang tepat Siswa tidak mengisi seluruh pertanyaan pada LKS dengan benar dan alasan tepat Siswa menjelaskan hasil percobaan dengan sistematis serta sesuai dengan konsep Berkomunikasi
Skor
Siswa menjelaskan hasil percobaan dengan sistematis tetapi tidak sesuai dengan konsep Siswa menjelaskan hasil percobaan dengan tidak sistematis serta tidak sesuai dengan konsep
2
1
3
2
1
JUMLAH
Sukabumi,.........................................2010 Observer
(......................................................)
126
LEMBAR OBSERVASI ASPEK KETERAMPILAN PROSES SAINS (MEKANISME PERNAPASAN) Keterampilan
Indikator
Proses Sains
Skor
Pelaksanaan Kel.1 Kel.2 Kel.3 Kel.4 Kel.5 Kel.6 Kel.7 Kel.8
Siswa mengamati perubahan balon setelah ditarik kebawah serta setelah balon dilepas Mengamati
Siswa hanya mengamati perubahan balon setelah ditarik kebawah saja Siswa tidak melakukan pengamatan Siswa menuliskan dan menyimpulkan hasil pengamatan serta menghubungkannya dengan konsep
Menafsirkan
Siswa menuliskan dan menyimpulkan hasil pengamatan tanpa
pengamatan
menghubungkannya dengan konsep Siswa tidak menuliskan dan menyimpulkan hasil pengamatan serta tidak menghubungkannya dengan konsep
Berhipotesis
Siswa mengajukan hipotesis dan mengetahui dasar dari
3
2 1 3
2
1 3
127
Keterampilan
Indikator
Proses Sains
Skor
Kel.1 Kel.2 Kel.3 Kel.4 Kel.5 Kel.6 Kel.7 Kel.8 hipotesis yang diajukan Siswa mengajukan hipotesis tetapi tidak mengetahui dasar dari hipotesis yang diajukan Siswa tidak mengajukan hipotesis Siswa menyiapkan dan menyusun alat dan bahan dengan tepat Merencanakan Percobaan
Siswa menyiapkan dan menyusun alat dan bahan tidak tepat Siswa tidak menyiapkan dan menyusun alat dan bahan dengan tepat Siswa mengisi seluruh pertanyaan pada LKS dengan benar dan alasan tepat
Menerapkan Konsep
Pelaksanaan
Siswa mengisi seluruh pertanyaan pada LKS dengan benar dan alasan kurang tepat Siswa tidak mengisi seluruh pertanyaan pada LKS dengan benar dan alasan tepat
2 1 3 2 1
3
2
1
128
Keterampilan
Indikator
Proses Sains
Pelaksanaan Kel.1 Kel.2 Kel.3 Kel.4 Kel.5 Kel.6 Kel.7 Kel.8
Siswa menjelaskan hasil percobaan dengan sistematis serta sesuai dengan konsep Berkomunikasi
Skor
Siswa menjelaskan hasil percobaan dengan sistematis tetapi tidak sesuai dengan konsep Siswa menjelaskan hasil percobaan dengan tidak sistematis serta tidak sesuai dengan konsep
3
2
1
JUMLAH
Sukabumi,.........................................2010 Observer
(......................................................)
129
LEMBAR OBSERVASI ASPEK KETERAMPILAN PROSES SAINS (FREKUENSI PERNAPASAN) Keterampilan
Indikator
Proses Sains
Skor
Pelaksanaan Kel.1 Kel.2 Kel.3 Kel.4 Kel.5 Kel.6 Kel.7 Kel.8
Siswa mengamati dan menghitung banyaknya frekuensi pernapasan temannya sesuai dengan waktu yang ditentukan Mengamati
3
Siswa mengamati dan menghitung banyaknya frekuensi pernapasan temannya tidak sesuai dengan waktu yang
2
ditentukan Siswa tidak melakukan pengamatan dan penghitungan
1
Siswa menuliskan dan menyimpulkan hasil pengamatan serta menghubungkannya dengan konsep Menafsirkan
Siswa menuliskan dan menyimpulkan hasil pengamatan
pengamatan
tanpa menghubungkannya dengan konsep Siswa
tidak
menuliskan
dan
menyimpulkan
hasil
pengamatan serta tidak menghubungkannya dengan konsep
3
2
1
130
Keterampilan
Indikator
Proses Sains
hipotesis yang diajukan Siswa mengajukan hipotesis tetapi tidak mengetahui dasar dari hipotesis yang diajukan Siswa tidak mengajukan hipotesis Siswa menyiapkan dan menyusun alat dan bahan dengan tepat Merencanakan Percobaan
Siswa menyiapkan dan menyusun alat dan bahan tidak tepat Siswa tidak menyiapkan dan menyusun alat dan bahan dengan tepat Siswa mengisi seluruh pertanyaan pada LKS dengan benar dan alasan tepat
Menerapkan Konsep
Pelaksanaan Kel.1 Kel.2 Kel.3 Kel.4 Kel.5 Kel.6 Kel.7 Kel.8
Siswa mengajukan hipotesis dan mengetahui dasar dari
Berhipotesis
Skor
Siswa mengisi seluruh pertanyaan pada LKS dengan benar dan alasan kurang tepat Siswa tidak mengisi seluruh pertanyaan pada LKS dengan
3
2 1 3 2 1
3
2 1
131
Keterampilan
Indikator
Proses Sains
Skor
Pelaksanaan Kel.1 Kel.2 Kel.3 Kel.4 Kel.5 Kel.6 Kel.7 Kel.8
benar dan alasan tepat Siswa menjelaskan hasil percobaan dengan sistematis serta Berkomunikasi
sesuai dengan konsep Siswa menjelaskan hasil percobaan dengan sistematis tetapi tidak sesuai dengan konsep Siswa menjelaskan hasil percobaan dengan tidak sistematis serta tidak sesuai dengan konsep
3
2
1
JUMLAH
Sukabumi,.........................................2010 Observer
(......................................................)
132
LEMBAR OBSERVASI ASPEK KETERAMPILAN PROSES SAINS (PENGARUH ASAP ROKOK TERHADAP PARU-PARU) Keterampilan
Indikator
Proses Sains
Skor
Kel.1 Kel.2 Kel.3 Kel.4 Kel.5 Kel.6 Kel.7 Kel.8 Siswa mengamati perubahan warna kapas setelah rokok dibakar di dalam selang dengan tepat
Mengamati
Siswa mengamati perubahan warna kapas setelah rokok dibakar di dalam selang dengan kurang tepat Siswa tidak melakukan pengamatan dan penghitungan
serta menghubungkannya dengan konsep Menafsirkan
Siswa menuliskan dan menyimpulkan hasil pengamatan
pengamatan
tanpa menghubungkannya dengan konsep Siswa
tidak
menuliskan
dan
menyimpulkan
hasil
pengamatan serta tidak menghubungkannya dengan konsep Siswa mengajukan hipotesis dan mengetahui dasar dari hipotesis yang diajukan
3
2 1
Siswa menuliskan dan menyimpulkan hasil pengamatan
Berhipotesis
Pelaksanaan
3
2
1
3
133
Keterampilan
Indikator
Proses Sains
dari hipotesis yang diajukan Siswa tidak mengajukan hipotesis Siswa menyiapkan dan menyusun alat dan bahan dengan tepat Percobaan
Siswa menyiapkan dan menyusun alat dan bahan tidak tepat Siswa tidak menyiapkan dan menyusun alat dan bahan dengan tepat Siswa mengisi seluruh pertanyaan pada LKS dengan benar dan alasan tepat
Menerapkan Konsep
Siswa mengisi seluruh pertanyaan pada LKS dengan benar dan alasan kurang tepat Siswa tidak mengisi seluruh pertanyaan pada LKS dengan benar dan alasan tepat
Berkomunikasi
Pelaksanaan Kel.1 Kel.2 Kel.3 Kel.4 Kel.5 Kel.6 Kel.7 Kel.8
Siswa mengajukan hipotesis tetapi tidak mengetahui dasar
Merencanakan
Skor
Siswa menjelaskan hasil percobaan dengan sistematis serta
2 1 3 2 1
3
2
1 3
134
Keterampilan
Indikator
Proses Sains
Skor
Pelaksanaan Kel.1 Kel.2 Kel.3 Kel.4 Kel.5 Kel.6 Kel.7 Kel.8
sesuai dengan konsep Siswa menjelaskan hasil percobaan dengan sistematis tetapi tidak sesuai dengan konsep Siswa menjelaskan hasil percobaan dengan tidak sistematis serta tidak sesuai dengan konsep
2
1
JUMLAH
Sukabumi,.........................................2010 Observer
(......................................................)
135
Lampiran 9 Penghitungan Skor Keterampilan Proses Sains Kelompok Eksperimen Aspek KPS
∑ Skor Item KPS
Pretest
∑ Skor Item KPS
Posttest
N-gain
Kategori
Mengamati
83,5
54,93
127,5
83,88
0,30
Sedang
Interpretasi Data
83,5
54,93
123
80,92
0,27
Rendah
Berhipotesis
80
52,63
115,5
75,99
0,24
Rendah
86
56,58
127
83,55
0,28
89,5
58,88
118
77,63
0,20
84,5
55,59
125,5
82,57
0,28
Rendah
80,76
0,26
Rendah
Merencanakan Percobaan Menerapkan konsep Berkomunikasi Rerata
55,59
Rendah Rendah
Kelompok Kontrol Aspek KPS
∑ Skor Item KPS
Pretest
∑ Skor Item KPS
Posttest
N-gain
Kategori
Mengamati
86,5
52,74
100,5
61,28
0,07
Rendah
Interpretasi Data
87,5
53,35
93,5
57,01
0,03
Rendah
Berhipotesis
85,5
52,13
94,5
57,62
0,02
Rendah
83,5
50,91
89,5
54,57
0,06
Rendah
84
51,22
98,5
60,06
0,08
Rendah
89,5
54,57
100
60,98
0,06
Rendah
52,49
58,59
0,05
Merencanakan Percobaan Menerapkan konsep Berkomunikasi Rerata
Rumus penghitungan KPS: Aspek KPS =
X 100
Rendah
136
Lampiran 10 UJI NORMALITAS KELAS EKSPERIMEN (PRETEST) Xi
fi
zn
Zi
Ztabel
F(z)
Sz
│Fz-Sz│
40
1
1
-2,1367
0,4834
0,0166
0,0263
-0,0097
42
1
2
-1,8686
0,4686
0,0314
0,0526
-0,0212
44
1
3
-1,6005
0,4452
0,0548
0,0789
-0,0241
46
4
7
-1,3324
0,4082
0,0918
0,1842
-0,0924
50
4
11
-0,7962
0,2852
0,2148
0,2895
-0,0747
52
4
15
-0,5282
0,2019
0,2981
0,3947
-0,0966
54
2
17
-0,2601
0,1026
0,3974
0,4474
-0,0500
56
5
22
0,0080
0,004
0,504
0,5789
-0,0749
58
3
25
0,2761
0,1103
0,6103
0,6579
-0,0476
60
3
28
0,5442
0,2054
0,7054
0,7368
-0,0314
63
4
32
0,9464
0,3289
0,8289
0,8421
-0,0132
65
2
34
1,2145
0,3869
0,8869
0,8947
-0,0078
67
2
36
1,4826
0,4306
0,9306
0,9474
-0,0168
69
2
38
1,7507
0,4599
0,9599
1,0000
-0,0401
38 L tabel
:= 0.1437
L hitung = 0.0966 Kesimpulan: L tabel (0.1437) > L hitung (0.0966) Data berasal dari populasi yang berdistribusi NORMAL
137
UJI NORMALITAS KELAS KONTROL (PRETEST) Xi
fi
zn
Zi
Ztabel
F(z)
Sz
│Fz-Sz│
38
2
2
-1,9140
0,4719
0,0281
0,0488
-0,0207
40
2
4
-1,6532
0,4505
0,0495
0,0976
-0,0481
42
1
5
-1,3924
0,4177
0,0823
0,1220
-0,0397
44
2
7
-1,1317
0,3708
0,1292
0,1707
-0,0415
46
3
10
-0,8709
0,3078
0,1922
0,2439
-0,0517
48
4
14
-0,6102
0,2291
0,2709
0,3415
-0,0706
50
4
18
-0,3494
0,1368
0,3632
0,4390
-0,0758
52
3
21
-0,0887
0,0359
0,4641
0,5122
-0,0481
54
4
25
0,1721
0,0675
0,5675
0,6098
-0,0423
56
4
29
0,4329
0,1664
0,6664
0,7073
-0,0409
58
3
32
0,6936
0,2549
0,7549
0,7805
-0,0256
60
4
36
0,9544
0,3289
0,8289
0,8780
-0,0491
63
1
37
1,3455
0,4099
0,9099
0,9024
0,0075
65
2
39
1,6063
0,4452
0,9452
0,9512
-0,0060
67
2
41
1,8670
0,4693
0,9693
1,0000
-0,0307
41 L tabel
: = 0.1383
L hitung = 0.0758 Kesimpulan: L tabel (0.1383) > L hitung (0.0758) Data berasal dari populasi yang berdistribusi NORMAL
138
UJI NORMALITAS KELAS EKSPERIMEN (POSTTEST) Xi
fi
zn
Zi
Ztabel
F(z)
Sz
│Fz-Sz│
65
2
2
-2,4576
0,4931
0,0069
0,0526
-0,0457
71
2
4
-1,5331
0,437
0,063
0,1053
-0,0423
73
2
6
-1,2250
0,3907
0,1093
0,1579
-0,0486
75
3
9
-0,9168
0,3212
0,1788
0,2368
-0,0580
77
3
12
-0,6086
0,2291
0,2709
0,3158
-0,0449
79
3
15
-0,3005
0,1179
0,3821
0,3947
-0,0126
81
5
20
0,0077
0,004
0,504
0,5263
-0,0223
83
6
26
0,3159
0,1255
0,6255
0,6842
-0,0587
85
5
31
0,6240
0,2324
0,7324
0,8158
-0,0834
88
4
35
1,0863
0,3599
0,8599
0,9211
-0,0612
90
1
36
1,3945
0,4177
0,9177
0,9474
-0,0297
94
2
38
2,0108
0,4778
0,9778
1,0000
-0,0222
L tabel
: 0.1437
L hitung = 0.0834 Kesimpulan: L tabel (0.1437) > L hitung (0.0834) Data berasal dari populasi yang berdistribusi NORMAL
139
UJI NORMALITAS KELAS KONTROL (POSTTEST) fi
zn
Zi
Ztabel
F(z)
Sz
│Fz-Sz│
42
1
1
-2,2605
0,4881
0,0119
0,0244
-0,0125
46
2
3
-1,7206
0,4573
0,0427
0,0732
-0,0305
48
2
5
-1,4507
0,4265
0,0735
0,1220
-0,0485
50
2
7
-1,1808
0,381
0,119
0,1707
-0,0517
52
3
10
-0,9109
0,3186
0,1814
0,2439
-0,0625
54
2
12
-0,6410
0,2389
0,2611
0,2927
-0,0316
56
3
15
-0,3711
0,1443
0,3557
0,3659
-0,0102
58
3
18
-0,1012
0,0398
0,4602
0,4390
0,0212
60
8
26
0,1687
0,0675
0,5675
0,6341
-0,0666
63
5
31
0,5735
0,2157
0,7157
0,7561
-0,0404
65
3
34
0,8435
0,2996
0,7996
0,8293
-0,0297
67
3
37
1,1134
0,3665
0,8665
0,9024
-0,0359
69
3
40
1,3833
0,4162
0,9162
0,9756
-0,0594
71
1
41
1,6532
0,4505
0,9505
1,0000
-0,0495
Xi
41 L tabel
: 0.1383
L hitung = 0.0666 Kesimpulan: L tabel (0.1383) > L hitung (0.0666) Data berasal dari populasi yang berdistribusi NORMAL
140
Lampiran 11 PERSIAPAN UJI NORMALITAS N-GAIN KELAS EKSPERIMEN Kelas Eksperimen Xi
fi
Xi2
fiXi
fiXi2
0,20
1
0,0409
0,202
0,0409
0,22
1
0,0499
0,223
0,0499
0,23
2
0,0524
0,458
0,1048
0,24
2
0,0574
0,479
0,1148
0,26
2
0,0678
0,521
0,1356
0,27
3
0,0708
0,798
0,2123
0,28
1
0,0791
0,281
0,0791
0,29
6
0,0825
1,723
0,4949
0,30
4
0,0900
1,200
0,3600
0,31
1
0,0961
0,310
0,0961
0,32
4
0,1000
1,265
0,4002
0,33
3
0,1092
0,991
0,3275
0,35
2
0,1203
0,694
0,2407
0,36
2
0,1296
0,720
0,2592
0,42
2
0,1723
0,830
0,3446
0,43
1
0,1861
0,431
0,1861
0,46
1
0,2144
0,463
0,2144
11,59
3,66
Kelas Eksperimen Rata-Rata
:
Varians
=
Sd
=
=
= 0,31 = 0,0034 =
= 0,057
141
UJI NORMALITAS N-GAIN KELAS EKSPERIMEN
Xi
fi
zn
Zi
Ztabel
F(z)
Sz
│Fz-Sz│
0,20
1
1
-1,8035
0,4641
0,0359
0,0263
0,0096
0,22
1
2
-1,4316
0,4236
0,0764
0,0526
0,0238
0,23
2
4
-1,3351
0,4082
0,0918
0,1053
-0,0135
0,24
2
6
-1,1474
0,3729
0,1271
0,1579
-0,0308
0,26
2
8
-0,7825
0,2823
0,2177
0,2105
0,0072
0,27
3
11
-0,6842
0,2518
0,2482
0,2895
-0,0413
0,28
1
12
-0,4158
0,1591
0,3409
0,3158
0,0251
0,29
6
18
-0,3123
0,1217
0,3783
0,4737
-0,0954
0,30
4
22
-0,0877
0,0319
0,4681
0,5789
-0,1108
0,31
1
23
0,0877
0,0319
0,5319
0,6053
-0,0734
0,32
4
27
0,1982
0,0754
0,5754
0,7105
-0,1351
0,33
3
30
0,4456
0,17
0,67
0,7895
-0,1195
0,35
2
32
0,7351
0,2673
0,7673
0,8421
-0,0748
0,36
2
34
0,9649
0,3315
0,8315
0,8947
-0,0632
0,42
2
36
1,9316
0,4732
0,9732
0,9474
0,0258
0,43
1
37
2,2175
0,4864
0,9864
0,9737
0,0127
0,46
1
38
2,7719
0,4972
0,9972
1,0000
-0,0028
L tabel
: = 0.1437
L hitung = 0.1351 Kesimpulan: L tabel (0.1437) > L hitung (0.1351) Data berasal dari populasi yang berdistribusi NORMAL
142
Lampiran 12 PERSIAPAN UJI NORMALITAS N-GAIN KELOMPOK KONTROL Xi 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07 0,09 0,1 0,13 0,13 0,15 0,17 0,19 0,23
Kelas Kontrol Xi2 fiXi 0,0004 0,08 0,0009 0,09 0,0016 0,16 0,0025 0,35 0,0036 0,12 0,0049 0,42 0,0081 0,18 0,0100 0,3 0,0169 0,26 0,0169 0,26 0,0225 0,45 0,0289 0,17 0,0361 0,19 0,0529 0,23 3,26
fi 4 3 4 7 2 6 2 3 2 2 3 1 1 1 41
Kelompok Kontrol Rata-Rata
= = = 0,08
Varians
=
= 0,0026 Sd
= = =0,05
fiXi2 0,0016 0,0027 0,0064 0,0175 0,0072 0,0294 0,0162 0,0300 0,0338 0,0338 0,0675 0,0289 0,0361 0,0529 0,3640
136
143
UJI NORMALITAS N-GAIN KELAS KONTROL
Xi
fi
zn
Zi
Ztabel
F(z)
Sz
│Fz-Sz│
0,02
4
4
-1,0846
0,3599
0,1401
0,0976
0,0425
0,03
3
7
-0,9038
0,3159
0,1841
0,1707
0,0134
0,04
4
11
-0,7231
0,2642
0,2358
0,2683
-0,0325
0,05
6
17
-0,5423
0,2054
0,2946
0,4146
-0,1200
0,06
3
20
-0,3615
0,1406
0,3594
0,4878
-0,1284
0,07
3
23
-0,1808
0,0714
0,4286
0,5610
-0,1324
0,09
2
25
0,1808
0,0714
0,5714
0,6098
-0,0384
0,1
3
28
0,3615
0,1406
0,6406
0,6829
-0,0423
0,13
2
30
0,9038
0,3159
0,8159
0,7317
0,0842
0,14
2
32
1,0846
0,3599
0,8599
0,7805
0,0794
0,15
3
35
1,2654
0,3962
0,8962
0,8537
0,0425
0,17
2
37
1,6269
0,4474
0,9474
0,9024
0,0450
0,19
2
39
1,9884
0,4761
0,9761
0,9512
0,0249
0,23
2
41
2,7115
0,4966
0,9966
1,0000
-0,0034
L tabel
: = 0.1383
L hitung = 0.1324 Kesimpulan: L tabel (0.1383) > L hitung (0.1324) Data berasal dari populasi yang berdistribusi NORMAL
144
Lampiran 13 UJI HOMOGENITAS DATA PRETEST Pengujian homogenitas disini adalah pengujian mengenai sama atau tidaknya variansi-variansi dua buah distribusi atau lebih. Pengujian dilakukan dengan uji homogenitas dua varians. Rumus uji homogenitas yang digunakan adalah uji Fisher, dengan rumus:
Langkah-langkah penghitungan uji Fisher sebagai berikut: 1. Merumuskan hipotesis Ho : variansi populasi homogen Ha : variansi populasi tidak homogen 2. Jumlah sampel N1 = 38 Jumlah sampel N2 = 41 3. Derajat kebebasan Penyebut (varians terkecil) : dk2 = N-1 = 38-1 = 37 Pembilang (varians terbesar) : dk1 = N-1 = 41-1= 40 4. Menentukan Ftabel Untuk dk penyebut 40 dan dk pembilang 37 pada taraf signifikan α= 0,05 dari daftar tabel distribusi F tidak didapat. Bila demikian diambil nilai kritis untuk derajat kebebasan yang lebih kecil. Cara ini menyebabkan daerah penolakan hipotesis menjadi sedikit lebih luas, maka cara yang lebih tepat ialah dilakukan interpolasi: Ftabel = F(0,05;dk = 37;40) Ftabel= 1,71 5. Menentukan Fhitung yaitu varians terbesar dibagi varians terkecil. Tabel uji homogenitas pretest Eksperimen Kontrol N
38
41
Mean
55,94
52,68
S2
7,46
7,67
Fhitung =
=
= 1,03
Karena Fhitung < Ftabel maka Ho diterima yang berarti bahwa kedua sampel memiliki variansi populasi yang homogen.
145
UJI HOMOGENITAS DATA POSTTEST Pengujian homogenitas disini adalah pengujian mengenai sama atau tidaknya variansi-variansi dua buah distribusi atau lebih. Pengujian dilakukan dengan uji homogenitas dua varians. Rumus uji homogenitas yang digunakan adalah uji Fisher, dengan rumus:
Langkah-langkah penghitungan uji Fisher sebagai berikut: 1. Merumuskan hipotesis Ho : variansi populasi homogen Ha : variansi populasi tidak homogen 2. Jumlah sampel N1 = 38 Jumlah sampel N2 = 41 3. Derajat kebebasan Penyebut (varians terkecil) : dk2 = N-1 = 38-1 = 37 Pembilang (varians terbesar) : dk1 = N-1 = 41-1= 40 4. Menentukan Ftabel Untuk dk penyebut 40 dan dk pembilang 37 pada taraf signifikan α= 0,05 dari daftar tabel distribusi F tidak didapat. Bila demikian diambil nilai kritis untuk derajat kebebasan yang lebih kecil. Cara ini menyebabkan daerah penolakan hipotesis menjadi sedikit lebih luas, maka cara yang lebih tepat ialah dilakukan interpolasi: Ftabel = F(0,05;dk = 37;40) Ftabel= 1,71 5. Menentukan Fhitung yaitu varians terbesar dibagi varians terkecil. Tabel uji homogenitas pretest Eksperimen Kontrol N
38
41
Mean
80,95
58,75
S2
6,49
7,41
Fhitung =
=
= 1,14
Karena Fhitung < Ftabel maka Ho diterima yang berarti bahwa kedua sampel memiliki variansi populasi yang homogen.
146
UJI HOMOGENITAS DATA N-GAIN Pengujian homogenitas disini adalah pengujian mengenai sama atau tidaknya variansi-variansi dua buah distribusi atau lebih. Pengujian dilakukan dengan uji homogenitas dua varians. Rumus uji homogenitas yang digunakan adalah uji Fisher, dengan rumus:
Langkah-langkah penghitungan uji Fisher sebagai berikut: 1. Merumuskan hipotesis Ho : variansi populasi homogen Ha : variansi populasi tidak homogen 2. Jumlah sampel N1 = 38 Jumlah sampel N2 = 41 3. Derajat kebebasan Penyebut (varians terkecil) : dk2 = N-1 = 41-1 = 40 Pembilang (varians terbesar) : dk1 = N-1 = 38-1 = 37 4. Menentukan Ftabel Untuk dk penyebut 40 dan dk pembilang 37 pada taraf signifikan α= 0,05 dari daftar tabel distribusi F tidak didapat. Bila demikian diambil nilai kritis untuk derajat kebebasan yang lebih kecil. Cara ini menyebabkan daerah penolakan hipotesis menjadi sedikit lebih luas, maka cara yang lebih tepat ialah dilakukan interpolasi: Ftabel = F(0,05;dk = 40;37) Ftabel= 1,69 5. Menentukan Fhitung yaitu varians terbesar dibagi varians terkecil. Tabel uji homogenitas N-Gain Eksperimen Kontrol N Mean S2
Fhitung =
=
38
41
0,31
0,08
0,0034
0,0026
= 1,31
Karena Fhitung < Ftabel maka Ho diterima yang berarti bahwa kedua sampel memiliki variansi populasi yang homogen.
147
Lampiran 14 UJI HIPOTESIS DATA PRETEST Uji hipotesis dilakukan untuk melihat ada tidaknya perbedaan pada hasil pretest siswa dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Uji hipotesis yang digunakan adalah Uji-t karena berdasarkan hasil perhitungan secara statistik data pretest terdistribusi normal dan homogen. to = Langkah-langkah perhitungan Uji-t sebagai berikut: 1. Mencari Mean yaitu: M = 2. Mencari standar deviasi (SD), yaitu: 3. Mencari standar Error Mean (SEM), yaitu SEM = 4. Mencari satndar Error dari perbedaan mean (SEM1-M2) antar variabel, yaitu: (SEM1-M2) =
=
5. Mencari ”t” atau ”to”, yaitu to = Tabel Perhitungan Uji-t Pretest Kelas Eksperimen Xi fi Xi2 FiXi FiXi2 40 1 1600 40 1600 42 1 1764 42 1764 44 1 1936 44 1936 46 4 2116 184 8464 50 4 2500 200 10000 52 4 2704 208 10816 54 2 2916 108 5832 56 5 3136 280 15680 58 3 3364 174 10092 60 3 3600 180 10800 63 4 3969 252 15876 65 2 4225 130 8450 67 2 4489 134 8978 69 2 4761 138 9522 766 38 43080 2114 119810
148
Tabel Perhitungan Uji-t Pretest Kelas Kontrol Xi 38 40 42 44 46 48 50 52 54 56 58 60 63 65 67 783
fi 2 2 1 2 3 4 4 3 4 4 3 4 1 2 2 41
Xi2 1444 1600 1764 1936 2116 2304 2500 2704 2916 3136 3364 3600 3969 4225 4489 42067
FiXi 76 80 42 88 138 192 200 156 216 224 174 240 63 130 134 2153
FiXi2 2888 3200 1764 3872 6348 9216 10000 8112 11664 12544 10092 14400 3969 8450 8978 115497
M1
55,63
M2
52,51
SD1
7,71
SD2
7,8
SEM1
1,26
SEM2
1,24
Standar Error
1,58
to
1,98
df = N-2 = 79-2 = 77 (dikonsultasikan tabel ”t”), ternyata dalam tabel tidak didapat df sebesar 77, maka dapat dilakukan interpolasi antara 70 dan 80. Dengan df 70 dan 80 itu diperoleh harga kritik ”t” pada tabel, yaitu: 70 = 2,00 80 = 1,99 Dengan demikian to lebih kecil dari Ttabel, yaitu 1,97 < 1,99. Kesimpulan; tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum diberikan perlakuan.
149
UJI HIPOTESIS DATA POSTTEST Uji hipotesis dilakukan untuk melihat ada tidaknya perbedaan pada hasil posttest siswa dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Uji hipotesis yang digunakan adalah Uji-t karena berdasarkan hasil perhitungan secara statistik data posttest terdistribusi normal dan homogen. to = Langkah-langkah perhitungan Uji-t sebagai berikut: 1. Mencari Mean yaitu: M = 2. Mencari standar deviasi (SD), yaitu: 3. Mencari standar Error Mean (SEM), yaitu SEM = 4. Mencari satndar Error dari perbedaan mean (SEM1-M2) antar variabel, yaitu: (SEM1-M2) =
=
5. Mencari ”t” atau ”to”, yaitu to = Tabel Perhitungan Uji-t Posttest Kelas Eksperimen Xi fi Xi2 FiXi FiXi2 65
2
4225
130
8450
71
2
5041
142
10082
73
2
5329
146
10658
75
3
5625
225
16875
77
3
5929
231
17787
79
3
6241
237
18723
81
5
6561
405
32805
83
6
6889
498
41334
85
5
7225
425
36125
88
4
7744
352
30976
90
1
8100
90
8100
94
2
8836
188
17672
961
38
77745
3069
249587
150
Tabel Perhitungan Uji-t Posttest Kelas Kontrol Xi fi Xi2 FiXi FiXi2 42 1 1764 42 1764 46 2 2116 92 4232 48 2 2304 96 4608 50 2 2500 100 5000 52 3 2704 156 8112 54 2 2916 108 5832 56 3 3136 168 9408 58 3 3364 174 10092 60 8 3600 480 28800 63 5 3969 315 19845 65 3 4225 195 12675 67 3 4489 201 13467 69 3 4761 207 14283 71 1 5041 71 5041 801
41
46889
2405
143159
M1
80,76
M2
58,65
SD1
6,83
SD2
7,22
SEM1
1,12
SEM2
1,14
Standar Error
1,50
to
14,74
df = N-2 = 79-2 = 77 (dikonsultasikan tabel ”t”), ternyata dalam tabel tidak didapat df sebesar 77, maka dapat dilakukan interpolasi antara 70 dan 80. Dengan df 70 dan 80 itu diperoleh harga kritik ”t” pada tabel, yaitu: 70 = 2,00 80 = 1,99 Dengan demikian to lebih besar dari ttabel, yaitu 14,74 > 1,99. Kesimpulan;
terdapat
perbedaan
yang
signifikan
eksperimen dan kelas kontrol setelah diberikan perlakuan.
pada
kelas
151
UJI HIPOTESIS DATA N-GAIN Uji hipotesis dilakukan untuk melihat ada tidaknya perbedaan pada hasil N-Gain siswa dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Uji hipotesis yang digunakan adalah Uji-t karena berdasarkan hasil perhitungan secara statistik data N-Gain terdistribusi normal dan homogen. to = Langkah-langkah perhitungan Uji-t sebagai berikut: 1. Mencari Mean yaitu: M = 2. Mencari standar deviasi (SD), yaitu: 3. Mencari standar Error Mean (SEM), yaitu SEM = 4. Mencari satndar Error dari perbedaan mean (SEM1-M2) antar variabel, yaitu: (SEM1-M2) =
=
5. Mencari ”t” atau ”to”, yaitu to = Tabel Perhitungan Uji-t N-Gain Kelas Eksperimen Xi 0,20 0,22 0,23 0,24 0,26 0,27 0,28 0,29 0,30 0,31 0,32 0,33 0,35 0,36 0,42 0,43 0,46
fi 1 1 2 2 2 3 1 6 4 1 4 3 2 2 2 1 1
Xi2 0,0409 0,0499 0,0524 0,0574 0,0678 0,0708 0,0791 0,0825 0,0900 0,0961 0,1000 0,1092 0,1203 0,1296 0,1723 0,1861 0,2144
fiXi 0,202 0,223 0,458 0,479 0,521 0,798 0,281 1,723 1,200 0,310 1,265 0,991 0,694 0,720 0,830 0,431 0,463 11,591
fiXi2 0,0409 0,0499 0,1048 0,1148 0,1356 0,2123 0,0791 0,4949 0,3600 0,0961 0,4002 0,3275 0,2407 0,2592 0,3446 0,1861 0,2144 3,66
152
Tabel Perhitungan Uji-t N-Gain Kelompok Kontrol Xi 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07 0,09 0,1 0,13 0,13 0,15 0,17 0,19 0,23
fi 4 3 4 7 2 6 2 3 2 2 3 1 1 1 41
Xi2 0,0004 0,0009 0,0016 0,0025 0,0036 0,0049 0,0081 0,0100 0,0169 0,0169 0,0225 0,0289 0,0361 0,0529
fiXi 0,08 0,09 0,16 0,35 0,12 0,42 0,18 0,3 0,26 0,26 0,45 0,17 0,19 0,23 3,26
fiXi2 0,0016 0,0027 0,0064 0,0175 0,0072 0,0294 0,0162 0,0300 0,0338 0,0338 0,0675 0,0289 0,0361 0,0529 0,3640
M1
0,31
M2
0,08
SD1
0,057
SD2
0,0026
SEM1
0,009
SEM1
0,0004
Standar Error
0,097
to
2,37
df = N-2 = 79-2 = 77 (dikonsultasikan tabel ”t”), ternyata dalam tabel tidak didapat df sebesar 77, maka dapat dilakukan interpolasi antara 70 dan 80. Dengan df 70 dan 80 itu diperoleh harga kritik ”t” pada tabel, yaitu: 70 = 2,00 80 = 1,99 Dengan demikian to lebih kecil dari ttabel, yaitu 2,37 < 1,99. Kesimpulan;
terdapat
eksperimen dan kelas kontrol.
perbedaan
yang
signifikan
pada
kelas
153
Lampiran 15 Pengolahan Data Hasil Observasi KPS Pertemuan I Kelompok Aspek keterampilan Jml Persentase Proses Sains 1 2 3 4 5 6 7 8 Mengamati
2
2
2
1
3
2
2
2
16
66,67
Interpretasi Data
2
1
2
1
1
2
1
1
11
45,83
Berhipotesis
2
1
2
2
1
3
2
1
14
58,33
Merencanakan Percobaan
2
2
1
1
3
2
2
2
15
62,50
Menerapkan Konsep
2
2
1
1
2
2
1
1
12
50,00
Berkomunikasi
1
2
1
2
2
1
2
2
13
54,17
RERATA Pengolahan Data Lembar Observasi KPS Pertemuan II Kelompok Aspek keterampilan Jml Persentase Proses Sains 1 2 3 4 5 6 7 8 Mengamati
2
2
2
2
3
2
3
2
18
75
Interpretasi Data
2
2
2
1
1
1
2
2
13
54,17
Berhipotesis
2
2
2
2
1
3
2
1
15
62,5
Merencanakan Percobaan
2
2
2
1
3
2
2
2
16
66,67
Menerapkan Konsep
2
2
2
1
2
2
1
1
13
54,17
Berkomunikasi
2
2
1
2
2
2
2
2
15
62,5
RERATA
154
Pengolahan Data Lembar Observasi KPS Pertemuan III Kelompok Aspek keterampilan Jml Persentase Proses Sains 1 2 3 4 5 6 7 8 Mengamati
2
3
2
3
3
2
3
2
20
83,33
Interpretasi Data
2
3
3
2
2
2
2
2
18
75,00
Berhipotesis
2
3
3
2
2
3
2
2
19
79,17
Merencanakan Percobaan
2
3
2
3
3
2
2
2
19
79,17
Menerapkan Konsep
2
2
3
2
2
2
2
2
17
70,83
Berkomunikasi
2
3
3
2
2
3
3
2
20
83,33
RERATA Pengolahan Data Lembar Observasi KPS Pertemuan IV Kelompok Aspek keterampilan Jml Persentase Proses Sains 1 2 3 4 5 6 7 8 Mengamati
3
3
3
3
3
2
3
3
23
95,83
Interpretasi Data
2
3
3
2
2
2
2
3
19
79,17
Berhipotesis
2
3
3
3
2
3
2
2
20
83,33
Merencanakan Percobaan
3
3
3
3
3
2
2
2
21
87,50
Menerapkan Konsep
2
3
3
2
2
2
2
3
19
79,17
Berkomunikasi
3
3
3
3
3
3
3
2
23
95,83
RERATA
LEMBAR UJI REFERENSI
Nama
: Naeli Zakiyah
Nim
: 106016100587
Jurusan/Program Studi
: Pendidikan IPA/Pendidikan Biologi
Judul Skripsi
:Pengaruh Pendekatan Inkuiri Terbimbing terhadap Keterampilan Proses Sains (KPS) Siswa
No
Paraf Pembimbing
Referensi
I BAB I
1
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. http://www.inherentdikti.net/files/sisdiknas.pdf.h.3. Diakses Rabu, 15 Desember 2010.
2
Pengawas Sekolah Pendidikan Menengah, Strategi Pembelajaran MIPA,
Direktorat
Tenaga
Kependidikan
Durektorat
Jenderal
Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan
Nasional,
2008.
Diakses,
http://modultotpengawas.fileave.com/15%20--%20KODE%20--%2003 %20-%20B6a%20Strategi%20Pembelajaran%20MIPA.pdf
Diakses:
Rabu 20 Juli 2010. 3
Mely M,S.Pd Guru Bidang Studi IPA di MTs.Yasti 1 Cisaat. Wawancara pada hari Rabu, 25 Agustus 2010.
4
Zulfiani, Pendekatan Baru dalam Proses Pembelajaran Matematika dan Sains Dasar sebuah Antologi, (Jakarta:PIC UIN, 2007), h.5.
5
Nuryani Y. Rustaman, dkk. Strategi Belajar Mengajar Biologi. (Malang:IKIP Malang, 2005) , h.76
6
Zulfiani, Pendekatan Baru dalam Proses Pembelajaran Matematika dan Sains Dasar sebuah Antologi, (Jakarta:PIC UIN, 2007), h.6.
II
BAB II 7
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2008), h.191.
8
Philips Alexander dan Tan Aik Ling, Promoting Inquiry Through Science Reflective Journal Writing, Eurasia Journal of Mathematics, Science and Technology Education, 2008, 4(3), h.279-283. (Tersedia: http://www.ejmste.com/v4n3/EURASIA_v4n3_Towndrow.pdf) Diakses Rabu, 16 Juni 2010.
9
Ken Gilbertson, Timothy Bates, Terry McLaughlin, and Alan Ewert, Outdoor Education: Methods and Strategies,(United States: Human Kinetics, 2006), h.120. (http://wilderdom. com/store/index.php? main _page= product_ info&cPath=4_11&products_id=132 Diakses Sabtu, 15 Mei 2010.
10
Alberta Learning, Focus on Inquiry: A Teacher’s Guide to Implementing Inquiry-based Learning, 44 Capital Boulevard, Street NW,
Edmonton,
Alberta,Canada,
http://www.learning.gov.ab.ca/k_12/
.2004.h.7 curriculum/
(Tersedia: bySubject/
focusoninquiry.pdf) Diakses Sabtu, 15 Mei 2010.h.1 11
Alan Colburn, An Inquiry Primer, California State University.h.42-43. http://www.experientiallearning.ucdavis.edu/module2/el2-60primer.pdf Diakses Rabu, 16 Juni 2010.
12
Ronald J. Bonnstetter and, Inquiry: Learning from the Past with an Eye on the Future, December
Electronic Journal of Science Education V3 N 12
2009
University
of
Nebraska,
Lincoln.
http://wolfweb.unr.edu/homepage/jcannon/ejse/bonnstetter.html Diakses Rabu, 16 Juni 2010. 13
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana, 2009).h.172
14
Carol C.Kuhlthau, Leslie K. Maniotes, et,all. 2006. “Guided Inquiry:A Framework for Learning Through School Libraries in 21 Century
School.Tersedia: http://cissl.scils.rutgers.edu/guided _inquiry/char.htm Diakses: Kamis, 4 februari 2010. 15
Ibrahim Bilgin, The effects of guided inquiry instruction incorporating a cooperative learning approach on university students’ achievement of acid and bases concepts and attitude toward guided inquiry instruction, Scientific Research and Essay Vol.4 (10), October, 2009.Department of Primary Education (Tersedia : online http://www. academicjournals. org/sre.)h.2. (Diakses: Selasa, 02 Maret 2010).
16
Carol Kuhlthau dan Ross J. Todd, 2006, “Guided Inquiry: A Framework For Learning Through School Libraries In 21st Century School”.
Artikel
diakses
dari
http://cissl.
scils.rutgers.
edu/
guidedinquiry/ char.htm. Diakses: Kamis, 04 Februari 2010. 17
David
M. Hanson. Designing Process-Oriented Guided-Inquiry
Activities. (Stony Brook University: Pacific Crest, 2nd edition, 2005).h.1-2.
http://quarknet.fnal.gov/
fellows/TLDownloads/
Designing_ POGIL_Activities.pdf Diakses: Rabu, 16 Juni 2010. 18
David
M. Hanson. Designing Process-Oriented Guided-Inquiry
Activities. (Stony Brook University: Pacific Crest, 2nd edition, 2005).h.1-2.
http://quarknet.
fnal.gov/fellows/
TLDownloads/
Designing_ POGIL_Activities.pdf Diakses: Rabu, 16 Juni 2010. 19
Henik Ismawati, Meningkatkan Aktivitas dan hasil Belajar SainsFisika melalui Pembelajaran Inkuiri Terbimbing untuk Sub-Pokok Bahasan Pemantulan Cahaya. Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam
Universitas
http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/
Negeri
Semarang.2007.
skripsi/archives/
HASH44b3/
0f240cc1.dir /doc.pdf. Diakses: Rabu, 16 Juni 2010. 20
Nuryani Y. Rustaman, dkk. Strategi Belajar Mengajar Biologi. (Malang:IKIP Malang,2005) h.78
21
Doris
Ash,
“The
Process
Skills
of
Inquiry.h.52.
www.JCE.DivCHED.org) Diakses 16 Juni 2010.
(Tersedia:
22
Sabar Nurrohman. 2009. Penerapan Seven Jump Methode sebagai Upaya Peningkatan Keterampilan Proses Sains Mahasiswa.Skripsi. Universitas
FMIPA
UNY.
com/search?q=cache:
xvq
2402/+Penerapan+
http://webcache.google Kn6Jc9HEJ:
Seven+
eprints.uny.ac.id/
Jump
Upaya+Peningkatan+Keterampilan+
usercontent.
+Method+sebagai+ Proses
+Sains
+Mahasiswa&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id. Diakses: Rabu, 16 Juni 2010. 23
Nuryani
Y.
Rustaman.
Strategi
Belajar
Mengajar
Biologi.
(Malang:IKIP Malang, 2007) h. 78 24
Karen L. Lancour, Process Skills For Life Science. (Tersedia: www.JCE.DivCHED.org) Diakses 16 Juni 2010.
25
Grace Teo Yew Mei, Promoting Science Process Skill and The relevance of Science Through Science Alive Programme, dalam Proceeding of redesigning pedagogy: Culture, Knowledge and Understanding
Conference,
Singapore
May
2007,
http://conference.nie.edu.sg/2007/paper/papers/SCI432.pdf.
h.2.
Diakses:
Rabu, 16 Juni 2010. 26
Nuryani Y. Rustaman, dkk.. Strategi Belajar Mengajar Biologi. (Malang:IKIP Malang, 2005) h. 82.
27
Pengawas Sekolah Pendidikan Menengah, Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya, Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan
Nasional,
2008.
h.16.
Diakses
http://www.teknologipendidikan.net/wp-content/uploads/2009/10/14KODE-03-B5-Strategi-Pembelajaran-dan-Pemilihannya.pdf. Rabu 20 Juli 2010. 28
Martinis
Yamin,
Paradigma
Pendidikan
Konstruktivistik,
(Jakarta:Gaung Persada Press,2005), h.76. 29
Susiwi, dkk., Analisis Keterampilan Proses Sains Siswa SMA pada
“Model Pembelajaran Praktikum D-E-H”, Jurnal Pengajaran MIPA, Vol. 14 ISSN: 1412-0917 No. 2 Oktober 2009, h.96-102. http://fpmipa.upi.edu/
v3/www/jurnal/
oktober2009/7.
SUSIWI-
Analisis%20Ketrampilan%20Proses%20Sains-REVISI.pdf.
Diakses:
Rabu, 16 Juni 2010. 30
Wawan.
Skripsi.
Terbimbing
Implementasi
untuk
Meningkatkan
Model
Pembelajaran
Keterampilan
Proses
Inkuiri Sains
Siswa.Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI.2007.h.100. 31
Arief Sidharta, Model Pembelajaran Asam Basa Berbasis Inkuiri Laboratorium sebagai Wahana Pendidikan Sains Siswa SMP. http://www.p4tkipa.org/data/A_SIDHARTA.pdf. Diakses: Rabu, 16 Juni 2010.
32
Sari, Fitri Erika, dkk., Penerapan Pendekatan Inkuiri Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Siswa Pada Pokok Bahasan Laju Reaksi
Kelas
IX
SMAN
1
Siak
Sri
Indrapura.
http://www.scribd.com/doc/17061987/Penerapan-Pendekatan-InkuiriUntuk-Meningkatkan-Keterampilan-Proses-Siswa-Pada-Pokokbahasan-laju-reaksi-kelas-xi-ipa-sman-1-siak-sri-indrapura.
(10
Februari 2010). 33
Gebi Dwiyanti dan Wiwi Siswaningsih, Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas XI pada Pembelajaran Kesetimbangan Kimia melalui Metode Praktikum, Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan
Indonesia.
http://www.linkpdf.com/ebook-
viewer.php?url=http://file.upi.edu/direktori/d%20-%20fpmipa /jur.%20pend. 20dwiyanti/
%20kimia/19561 keterampilan%
2061983032%20-%20gebi%
20proses%20sains%
20siswa%20
smu%20kelas %20ii%20 pada%20 pembelajar. pdf. Diakses: Rabu, 16 Juni 2010. 34
Ibrahim Bilgin, The effects of guided inquiry instruction incorporating a cooperative learning approach on university students’ achievement
of acid and bases concepts and attitude toward guided inquiry instruction, Scientific Research and Essay Vol.4 (10), pp. 1038-1046, October,2009. Available online at http://www.academicjournals.org/sre ISSN 1992-2248 © 2009 Academic Journals. Diakses: rabu, 16 Juni 2010. 35
Peggy Brickman, Cara Gormally, Norris Amstrong, dan Brittan Hallar, Effect of Inquiry-based Learning on Student’s Science Literacy Skills and Confidence, International Journal for the Schholarship of Teaching and
Learning,
Vol.3
No.2
(July
2009).
Diakses
di
http://www.georgiasouthern.edu/ijsotl. Diakses: Sabtu, 06 November 2010. BAB III 36
Ronny Kountur, Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis, (Jakarta:PPM, 2004), h.128.
37
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Asdi Mahasatya, 2006), hal. 131
38
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian… hal 139-140
39
Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008). h.137.
40
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), edisi revisi, h.78.
41
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), edisi revisi, h.75.
42
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009) h.207.
43
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan,… hal. 213.
44
Ruseffendi. Statistik Dasar Untuk Penelitian Pendidikan. Bandung: IKIP Bandung Press.1998.h.292.
45
Ruseffendi. Statistik Dasar Untuk Penelitian Pendidikan,…h.294.
46
Subana dan Sudrajat, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung: CV.
Pustaka Setia, 2005), Hal. 162. BAB IV 47
Wawan, Implementasi Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP pada Pokok Bahasan Kalor. Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI, 2007.
48
Wawan, Implementasi Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP pada Pokok Bahasan Kalor. Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI, 2007.
49
Nuryani Y. Rustaman, dkk. Strategi Belajar Mengajar Biologi. (Malang: IKIP Malang, 2005) h.83.
50
Suryosubroto B, Proses Belajar Mengajar di Sekolah: Wawasan baru, beberapa metode pendukung, dan Beberapa Komponen Layanan Khusus, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h.59.
51
Sari, dkk, Penerapan Pendekatan Inkuiri Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Siswa Pada Pokok Bahasan Laju Reaksi Kelas IX SMAN
1
Siak
Sri
Indrapura.
http://www.scribd.com/doc/17061987/penerapan-pendekatan-inkuiriuntuk-meningkatkan-keterampilan-proses-siswa-pada-pokok-bahasanlaju-reaksi-kelas-xi-ipa-sman-1-siak-sri-indrapura. (10 Februari 2010).
Jakarta, ...............................2011
Pembimbing I
Baiq Hana Susanti, M.Sc. 19700209 200003 2 001
Pembimbing II
Yuke Mardiati, S.Si. 19760117 200701 2 013
PRAKTIKUM 1 CO2 DALAM UDARA PERNAPASAN Kelompok : Kelas :
Hari/Tanggal Waktu
: :70 Menit
Konsep
: CO2 dalam Udara Pernapasan
Tujuan
: Mengamati zat yang dikeluarkan pada saat bernafas
Kegiatan
: Siswa melakukan eksperimen mengenai CO2 dalam udara pernapasan
Alat dan Bahan 1. 2 buah tabung reaksi 2. 2 buah sumbat plastik berlubang
3. 2 buah sedotan 4. Air kapur
FASE 1: Menyajikan Masalah ”Bagaimanakah pengaruh udara pernapasan terhadap air kapur? FASE 2: Berhipotesis Guru memotivasi siswa untuk mengajukan pertanyaan Buatlah hipotesa. Kamu dapat melakukannya dengan membuat pertanyaan sesuai dengan tujuan eksperimen diatas Hipotesa: ………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………… FASE 3: Eksperimen Untuk dapat memecahkan dan menemukan jawaban terhadap permasalahan tersebut diatas, terlebih dahulu kamu harus melakukan eksperimen (mengamati, mengukur dan mencatat gejala/peristiwa yang terjadi). Prosedur/langkah Kerja 1. Susunlah perangkat percobaanseperti gambar dibawah ini!
84
PRAKTIKUM 1 CO2 DALAM UDARA PERNAPASAN
2. 3. 4. 5.
(Air Kapur) (Air Kapur dihembuskan Udara pernapasan) Isi masing-masing tabung reaksi dengan air kapur yang bening sebanyak 5ml. Tiup pipa karet pada tabung B selama 15 detik, bandingkan kedua cairan tersebut! Jika setelah 15 detik belum tampak ada perbedaan, ulangi lagi dengan waktu 15 detik berikutnya. Berdasarkan percobaan yang telah kalian lakukan, catatlah hasil yang kalian amati. Tabung
Warna Air Kapur
A B 1. Apakah yang terjadi pada air kapur setelah kamu menghembuskan udara pernapasan ke dalamnya? ……………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………… 2. Apa yang menyebabkan hal tersebut terjadi? Jelaskan! ……………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………… 3. Sebutkan alat-alat pernapasan pada manusia secara urut? 4. Mengapa bernafas melalui hidung lebih baik daripada melalui mulut? Jelaskan! ……………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………
85
PRAKTIKUM 1 CO2 DALAM UDARA PERNAPASAN FASE 4: Pengolahan Data Lengkapilah gambar organ pernapasan berikut ini!
FASE 5: Aplikasi Berdasarkan data-data dan pertanyaan yang telah dijawab maka saya simpulkan bahwa: ……………………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………………
86
LEMBAR KERJA SISWA 2 MEKANISME PERNAPASAN
Kelompok : Kelas :
Hari/Tanggal Waktu
: :70 Menit
Konsep
: Mekanisme Pernapasan
Tujuan
: Mengamati proses inspirasi dan ekspirasi
Kegiatan
: Siswa melakukan eksperimen mengenai mekanisme inspirasi dan ekspirasi
Alat dan Bahan 1. Pipa kaca/plastic bentuk Y
4. Lembaran karet
2. Toples Plastik
5. Penutup botol/gabus
3. Balon karet
6. Tali/karet gelang
FASE 1: Menyajikan Masalah
“Bagaimanakah pengaruh tekanan dalam pru-paru terhadap proses pernapasan? FASE 2: Berhipotesis Guru memotivasi siswa untuk mengajukan pertanyaan Buatlah hipotesa. Kamu dapat melakukannya dengan membuat pertanyaan sesuai dengan tujuan eksperimen diatas Hipotesa: ……………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………… FASE 3: Eksperimen Untuk dapat memecahkan dan menemukan jawaban terhadap permasalahan tersebut diatas, terlebih dahulu kamu harus melakukan eksperimen (mengamati, mengukur dan mencatat gejala/peristiwa yang terjadi).
91
LEMBAR KERJA SISWA 2 MEKANISME PERNAPASAN Prosedur/Langkah Kerja 1. Buatlah toples model donders berikut ini!
2. Jika karet penutup ditarik kebawah, dengan demikian volume udara dalam toples menjadi lebih................................(Besar/Kecil). Sebaliknya tekanan
udara
didalam
toples
menjadi
lebih
................................(Besar/Kecil). Akibatnya udara masuk melalui pipa ke dalam balon hingga balon................................(Mengembang/Mengempis) 3. Jika karet penutup dilepas, maka volume udara dalam toples menjadi lebih................................ (Besar/Kecil) sehingga menekan balon dan udaranya
keluar.
Akibatnya
balon
................................
(Mengembang/Mengempis) 4. Isilah data pengamatan berikut ini! Perlakuan
Keadaan Balon
Volume
Tekanan
Udara
Tarik Lepas FASE 4: Merumuskan Penjelasan 5. Berdasarkan hasil pengamatan, inspirasi merupakan proses…………………(masuk/keluar) udara……………………(ke dalam/dari) tubuh. Inspirasi terjadi jika otot-otot antarrusuk…………………….(berkontraksi/relaksasi) sehingga tulang-tulang rusuk dan dada terangkat ke atas, otot diafragma berkontraksi dan menekan rongga perut 5 cm ke bawah, yang mengakibatkan rongga dada dan paru-paru…………………………….(membesar/mengecil). Akibatnya
97
LEMBAR KERJA SISWA 2 MEKANISME PERNAPASAN tekanan dalam paru-paru………………………………(bertambah/berkurang) sehingga udara luar masuk. 6. Sedangkan Ekspirasi merupakan proses…………………(masuk/keluar) udara……………………(ke dalam/dari) tubuh. Ekspirasi terjadi jika otototot antarrusuk…………………….(berkontraksi/relaksasi), yaitu tulang rusuk dan tulang dada turun kembali seperti semula, otot diafragma mengendur sehingga rongga dada & paruparu…………………………….(membesar/mengecil). Akibatnya tekanan dalam paru-paru……………………………… (bertambah/berkurang) sehingga udara terhembus ke luar. 7. Pernapasan dada merupakan pernapasan yang mekanismenya terjadi akibat kontraksi dari otot-otot...................................... 8. Pernapasan perut merupakan pernapasan yang mekanismenya terjadi akibat kontraksi dari otot-otot.................................. 9. Mengapa kalau perut kita terlalu kenyang, kita menjadi sulit bernapas? ………………………………………………………………………………………………………………………… FASE 5: Aplikasi Berdasarkan data-data dan pertanyaan yang telah dijawab maka saya simpulkan bahwa: …………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………………
98
LEMBAR KERJA SISWA 3 FREKUENSI PERNAPASAN Kelompok : Kelas :
Hari/Tanggal Waktu
: : 70 Menit
Konsep
: Frekuensi Pernapasan
Tujuan
: Mengetahui frekuensi pernapasan pada manusia
Kegiatan
: Siswa melakukan eksperimen mengenai frekuensi pernapasan
Alat dan Bahan a. Stopwatch b. Alat tulis FASE 1: Menyajikan Masalah
“Bagaimanakah pengaruh posisi tubuh terhadap kecepatan bernafas manusia” ”Bagimanakah pengaruh jenis kelamin terhadap kecepatan bernafpas manusia?” FASE 2: Berhipotesis Guru memotivasi siswa untuk mengajukan pertanyaan Buatlah hipotesa. Kamu dapat melakukannya dengan membuat pertanyaan sesuai dengan tujuan eksperimen diatas Hipotesa: …………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………… FASE 3: Eksperimen Untuk dapat memecahkan dan menemukan jawaban terhadap permasalahan tersebut diatas, terlebih dahulu kamu harus melakukan eksperimen (mengamati, mengukur dan mencatat gejala/peristiwa yang terjadi) Prosedur/Langkah Kerja 1. Siapkan stopwatch 2. Bekerjalah secara berpasangan, salah satu menghitung waktu dan yang lain menghitung frekuensi bernafas.
103
LEMBAR KERJA SISWA 3 FREKUENSI PERNAPASAN 3. Hitunglah kecepatan bernapas seorang laki-laki dan perempuan dalam posisi berbaring, duduk, dan berdiri selama 1 menit. Masing-masing 3x pengulangan. 4. Tugaskan dua orang (laki-laki dan perempuan) untuk melakukan lari ditempat selama 5 menit. Kemudian hitung kecepatan bernapas selam 1 menit. 5. Isilah Data Hasil Pengamatan Berikut ini! Nama
L/P
Posisi
Frekuensi Pernapasan 1 2 3
Ratarata
Berbaring Duduk Berdiri Setelah berlari Berbaring Duduk Berdiri Setelah berlari Perhatikan tabel 1: 6. Pada posisi bagaimanakah frekuensi pernapasan manusia paling cepat? …………………………………………………………………………………………………………………… 7. Pada posisi bagaimanakah frekuensi pernapasan manusia paling lambat? …………………………………………………………………………………………………………………… 8. Frekuensi manakah antara laki-laki dan perempuan yang paling cepat? …………………………………………………………………………………………………………………… 9. Mengapa setelah berlari frekuensi pernapasan kamu meningkat? …………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………… 10. Buatlah grafik yang menunjukkan pengaruh usia terhadap kecepatan pernapasan manusia!
104
LEMBAR KERJA SISWA 3 FREKUENSI PERNAPASAN
FASE 5: Aplikasi Berdasarkan data-data dan pertanyaan yang telah dijawab maka saya simpulkan bahwa: ……………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………
105
PRAKTIKUM 4 PENGARUH ASAP ROKOK TERHADAP PARU-PARU
Kelompok : Kelas :
Hari/Tanggal Waktu
: : 70 Menit
Konsep
: Pengaruh Asap Rokok Terhadap Paru-paru
Tujuan
: Mengetahui pengaruh asap rokok terhadap kesehatan
Kegiatan
: Siswa melakukan eksperimen pengaruh asap rokok terhadap paru-paru
Alat dan Bahan a. Tabung U dan pipa kaca b. Selang Plastik c. Pompa Karet d. Kapas e. Sebatang rokok Kretek f. Korek api
FASE 1: Menyajikan Masalah “Bagaimanakah pengaruh asap rokok terhadap kesehatan paru-
paru?” FASE 2: Berhipotesis Guru memotivasi siswa untuk mengajukan pertanyaan Buatlah hipotesa. Kamu dapat melakukannya dengan membuat pertanyaan sesuai dengan tujuan eksperimen diatas Hipotesa: ………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………… FASE 3: Eksperimen Untuk dapat memecahkan dan menemukan jawaban terhadap permasalahan tersebut diatas, terlebih dahulu kamu harus melakukan
110
PRAKTIKUM 4 PENGARUH ASAP ROKOK TERHADAP PARU-PARU eksperimen (mengamati, mengukur dan mencatat gejala/peristiwa yang terjadi). 1. Susunlah alat yang sudah disediakan
2. Nyalakan rokok yang ada pada salah satu ujung selang dengan korek api kemudian isaplah beberapa kali sehingga asap rokok mengalir masuk dan memenuhi tabung. Lakukanlah berulang kali sampai timbul bercak cokelat kekuningan yang menempel pada kapas dalam tabung. 3. Isilah Data Hasil Pengamatan Berikut ini!
Keadaan
Sebelum Rokok Diisap
Sesudah Rokok Diisap
Selang
Kapas
FASE 4 : Merumuskan Penjelasan 4. Berdasarkan hasil pengamatan, pada rokok terdapat zat yang berbahaya, meliputi.............................................. 5. Kebiasaan merokok dapat membahayakan kesehatan karena..................................................................................................... 6. Solusi untuk menjaga kesehatan organ pernapasan kita adalah……………………………………………………………………………………………………………… FASE 5: Aplikasi Berdasarkan data-data dan pertanyaan yang telah dijawab maka saya simpulkan bahwa: ………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………………
111
PRAKTIKUM 1 CO2 DALAM UDARA PERNAPASAN KELAS KONTROL Kelompok : Kelas :
Hari/Tanggal Waktu
: :70 Menit
Konsep
: CO2 dalam Udara Pernapasan
Tujuan
: Mengamati zat yang dikeluarkan pada saat bernafas
Kegiatan
: Siswa melakukan eksperimen mengenai CO2 dalam udara pernapasan
1. Tuliskan alat dan bahan dalam percobaan karbondioksida dalam udara pernapasan yang telah dilakukan! ……………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………… 2. Jelaskan cara kerja percobaan tersebut! ……………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………… 3. Bagaimana keadaan air kapur pada tabung yang ditiupkan udara pernapasan? Mengapa demikian! ……………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………… 4. Apa yang menyebabkan air kapur berubah warnanya menjadi keruh? ……………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………… 5. Jelaskan hasil percobaan tersebut dan berikan kesimpulanmu! ……………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………
119
LEMBAR KERJA SISWA 2 MEKANISME PERNAPASAN KELAS KONTROL Kelompok : Kelas :
Hari/Tanggal Waktu
: :70 Menit
Konsep
: Mekanisme Pernapasan
Tujuan
: Mengamati proses inspirasi dan ekspirasi
Kegiatan
: Siswa mengamati percobaan mekanisme pernapasan manusia
1. Tuliskan alat dan bahan dalam percobaan mekanisme pernapasan? ………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………… 2. Jelaskan cara kerja percobaan tersebut! ………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………… 3. Jelaskan proses mekanisme pernapasan inspirasi dan ekspirasi? ………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………… 4. Apakah perbedaan antara pernapasan dada dan pernapasan perut? ………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………… 5. Mengapa kalau perut kita terlalu kenyang, kita menjadi sulit bernapas? ………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………… Berdasarkan data-data dan pertanyaan yang telah dijawab maka saya simpulkan bahwa: ……………………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………………
120
LEMBAR KERJA SISWA 3 FREKUENSI PERNAPASAN Kelompok : Kelas :
Hari/Tanggal Waktu
: : 70 Menit
Konsep
: Frekuensi Pernapasan
Tujuan
: Mengetahui frekuensi pernapasan pada manusia
Kegiatan
: Siswa mengamati kegiatan percobaan tentang Frekuensi Pernapasan
1. Pada posisi bagaimanakah frekuensi pernapasan manusia paling cepat? ……………………………………………………………………………………………………………………………… 2. Pada posisi bagaimanakah frekuensi pernapasan manusia paling lambat? ……………………………………………………………………………………………………………………………… 3. Frekuensi manakah antara laki-laki dan perempuan yang paling cepat? ……………………………………………………………………………………………………………………………… 4. Mengapa setelah berlari frekuensi pernapasan kamu meningkat? ……………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………… 5. Apakah menurut kamu ada hubungan antara jenis kelamin dengan frekuensi pernapasan? ……………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………… 6. Berdasarkan pengamatanmu, gambarkan grafik pengaruh posisi tubuh terhadap frekuensi pernapasan manusia! ……………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………… 7. Faktor apa sajakah yang mempengaruhi frekuensi pernapasan manusia? ……………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………
Berdasarkan data-data dan pertanyaan yang telah dijawab maka saya simpulkan bahwa: …………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………………………
121
LEMBAR KERJA SISWA 4 PENGARUHH ASAP ROKOK TERHADAP PARU-PARU Kelompok : Kelas :
Hari/Tanggal Waktu
: :70 Menit
Konsep
: Pengaruh asap rokok terhadap paru-paru
Tujuan
: Mengamati pengaruh asap rokok terhadap paru-paru
Kegiatan
: Siswa Mengamati percobaan pengaruh asap rokok terhadap paru-paru
1. Tuliskan alat dan bahan dalam percobaan pengaruh asap rokok terhadap paru-paru! ……………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………… 2. Jelaskan cara kerja percobaan tersebut! ………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………… 3. Bagaimana keadaan kapas pada selang setelah rokok diisap? Jelaskan! ………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………… 4. Apa yang menyebabkan kapas berubah menjadi kuning? Jelaskan? ………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………… 5. Jelaskan hasil percobaan tersebut dan berikan kesimpulanmu! ………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………… 122
80
Lampiran 6 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS EKSPERIMEN Nama Sekolah : MTs. Yasti 1 Cisaat-Sukabumi Mata Pelajaran : IPA Biologi Kelas/Semester : VIII/I Materi Pelajaran : Sistem Pernapasan Manusia Pertemuan Ke:1 Alokasi Waktu : 2x40 menit (2 jam pelajaran) I. II.
III.
IV.
V.
Standar Kompetensi : Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan sistem pernapasan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan Indikator 1. Mengidentifikasi organ-organ pernapasan manusia 2. Menjelaskan kandungan gas dalam udara pernapasan melalui kegiatan percobaan 3. Merumuskan hipotesis melalui kegiatan percobaan 4. Menentukan alat dan bahan yang akan digunakan dalam kegiatan percobaan 5. Menentukan perencanaan pelaksanaan kegiatan percobaan 6. Menggambarkan data empiris hasil kegiatan percobaan 7. Mendiskusikan hasil kegiatan percobaan 8. Mengkomunikasikan hasil kegiatan percobaan Tujuan Pembelajaran Siswa mampu: 1. Menyebutkan organ-organ system pernapasan manusia 2. Mengamati adanya kandungan karbondioksida dalam udara pernapasan melalui kegiatan percobaan 3. Merumuskan hipotesis sebelum kegiatan percobaan 4. Menyusun alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan percobaan 5. Merencanakan prosedur untuk kegiatan percobaan 6. Mendiskusikan hasil kegiatan percobaan 7. Mengkomunikasikan hasil kegiatan percobaan di depan kelas 8. Memberikan kesimpulan dari hasil kegiatan percobaan Materi Pokok Pernapasan atau respirasi adalah seluruh proses mulai dari pemasukan udara, pengambilan oksigen (O2) dan penggunaan oksigen untuk oksidasi,
81
sampai dengan pengeluaran zat-zat sisa pernapasan. Oksigen di dalam tubuh digunakan untuk membakar zat-zat makanan atau proses oksidasi. Manusia membutuhkan suply oksigen secara terus menerus untuk proses respirasi sel, dan membuang kelebihan karbondioksida sebagai limbah beracun produk dari proses tersebut. Pertukaran gas antara oksigen dengan karbondioksida dilakukan agar proses respirasi sel terus berlangsung. VI. VII. Kegiatan
Pendekatan Pembelajaran - Pendekatan Inkuiri Terstruktur (Structured Inquiry) Skenario Pembelajaran Pertemuan ke-1 Structured Inquiry
Aktivitas Guru Apersepsi:
Aktivitas Siswa
Alokasi Waktu
Siswa mengamati gambar yang ditampilkan oleh guru
5 menit “Apabila penyelam tidak menggunakan tabung oksigen, apa yang akan terjadi pada penyelam tersebut?” Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai Guru membagi siswa dalam 8 kelompok, setiap kelompok diberi LKS
Pendahulu an
Guru menunjukkan sebuah tabung yang berisi air kapur yang bening
INTI
Memperhatikan penjelasan guru Siswa membuat kelompok dan mengambil LKS yang diberikan oleh guru Siswa memperhatikan tabung yang ditunjukkan oleh guru
Penyajian Masalah
10 menit Air Kapur Guru bertanya kepada siswa: “Bagaimanakah pengaruh udara pernapasan terhadap air kapur?
Siswa menanggapi pertanyaan guru
82
Kegiatan
Structured Inquiry
Aktivitas Guru Guru mengarahkan siswa untuk berdiskusi dan membuat hipotesis mengenai masalah yang disajikan.
Berhipotesis
Eksperimen
Pengolahan Data
Aplikasi
-
-
-
Guru menuliskan hipotesis dari siswa pada papan tulis Guru menjelaskan tentang tujuan percobaan Guru menugaskan siswa untuk menyiapkan alat dan bahan untuk percobaan Guru menugaskan siswa untuk mulai melakukan percobaan dan mencatat hasil percobaan Guru membimbing dan mengarahkan siswa dalam melakukan percobaan Guru membimbing siswa dalam melakukan diskusi Guru menugaskan masingmasing kelompok untuk membuat kesimpulan dari hasil diskusi Guru mengarahkan siswa dalam menyajikan hasil percobaan di depan kelas Guru membimbing siswa dalam penarikan kesimpulan dengan mengajukan beberapa pertanyaan sebagai berikut: Apa yang dimakud dengan bernafas? Organ-organ apa saja yang terdapat pada system pernapasan manusia? Pernahkah kamu mengalami bersin?Mengpa kamu bersin? Apakah yang akan terjadi jika kamu tertawa atau bercakapcakap pada saat makan? Apa yang dapat kamu simpulkan dari percobaan hari
Aktivitas Siswa
Alokasi Waktu
Siswa berdiskusi dan membuat hipotesis dari masalah yang telah disajikan oleh guru Siswa mengajukan 10 menit hipotesis kepada guru Siswa memperhatikan penjelasan guru Siswa menyusun alat dan bahan percobaan 20 menit Siswa melakukan percobaan dan mencatat hasil percobaan
Siswa melakukan diskusi kelompok Siswa menyiapkan hasil dari diskusi dan 15 menit membuat kesimpulan. Siswa 15 menit mengkomunikasikan hasil percobaan di depan kelas Siswa menyampaikan kesimpulan dari pertanyaan yang diberikan oleh guru
Siswa memperhatikan penjelasan guru
83
Kegiatan
Structured Inquiry
Aktivitas Guru
Aktivitas Siswa
ini? Guru melakukan review terhadap materi yang telah dipelajari supaya tidak terjadi miskonsepsi. Guru memberikan apresiasi terhadap kelompok yang paling baik Guru menginformasikan materi percobaan untuk pertemuan selanjutnya
Penutup
VIII.
IX.
X.
Siswa mendapatkan apresiasi dari guru Siswa memperhatikan penjelasan guru
Penilaian 1. Soal Pretest dan Posttest 2. Lembar Kerja Siswa (LKS) 3. Lembar Observasi Alat dan Bahan a. 2 buah tabung reaksi b. 2 buah sumbat plastik berlubang c. 4 batang pipa pendek/selang d. 2 buah pipa karet e. Air kapur Sumber Belajar 1. Tim Abdi Guru, IPA Terpadu untuk SMP Kelas VIII, Jakarta: Erlangga, 2006. 2. Wasis dan Sugeng Yuli Irianto, Ilmu Pengetahuan Alam, Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008. 3. Badan Standar Nasional Pendidikan. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, 2006. Sukabumi,.......................................2010 Mengetahui, Guru Bidang Studi
(……………………. …… )
Praktikan
( …….……………….. ….. )
Alokasi Waktu
5 menit
87
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS EKSPERIMEN Nama Sekolah : MTs. Yasti 1 Cisaat-Sukabumi Mata Pelajaran : IPA Biologi Kelas/Semester : VIII/I Materi Pelajaran : Sistem Pernapasan Manusia Pertemuan Ke:2 Alokasi Waktu : 2x40 menit (2 jam pelajaran) I. II.
III.
IV.
V.
Standar Kompetensi : Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan sistem pernapasan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan Indikator 1. Menggambarkan mekanisme pernapasan 2. Merumuskan hipotesis melalui kegiatan percobaan 3. Menentukan alat dan bahan yang akan digunakan dalam kegiatan percobaan 4. Menentukan perencanaan pelaksanaan kegiatan percobaan 5. Menggambarkan data empiris hasil kegiatan percobaan 6. Mendiskusikan hasil kegiatan percobaan 7. Mengkomunikasikan hasil kegiatan percobaan Tujuan Pembelajaran Siswa mampu: 1. Menjelaskan proses inspirasi dan ekspirasi 2. Menunjukkan mekanisme pernapasan dada dan pernapasan perut melalui kegiatan percobaan 3. Membandingkan mekanisme pernapasan dada dan pernapasan perut 4. Merumuskan hipotesis sebelum kegiatan percobaan 5. Menyusun alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan percobaan 6. Merencanakan prosedur untuk kegiatan percobaan 7. Mendiskusikan hasil kegiatan percobaan 8. Mengkomunikasikan hasil kegiatan percobaan di depan kelas 9. Memberikan kesimpulan dari hasil kegiatan percobaan Materi Pokok Pernapasan merupakan suatu proses yang terjadi dengan sendirinya (secara otomatis). Meskipun dalam keadaan tidur proses pernapasan terus berjalan. Pada saat bernapas ada dua proses yang terjadi, yaitu inspirasi dan ekspirasi. Proses inspirasi dan ekspirasi diatur oleh otot-otot diafragma dan otot-otot antar tulang rusuk. Mekanisme pernapasan pada manusia dibedakan
88
VI. VII. Kegiatan
atas dua amcam, yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut. Penyebab terjadinya pernapasan dada dan pernapasan perut itu berbeda. Intinya pernapasan dada terjadi karena kontraksi otot-otot antartulang rusuk, sedangkan pernapasan perut terjadi karena kontraksi otot diafragma. Pendekatan Pembelajaran - Pendekatan Inkuiri Terstruktur (Structured Inquiry) Skenario Pembelajaran Pertemuan ke-2 Structured Alokasi Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Inquiry Waktu Apersepsi: Siswa mengamati gambar yang ditampilkan oleh guru
Guru bertanya: “ Apa yang terjadi pada otot diafragma saat udara masuk ke dalam paru-paru?” Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai Guru membagi siswa dalam 8 kelompok, setiap kelompok diberi LKS
Pendahul uan
Guru menunjukkan kegiatan percobaan tentang mekanisme pernapasan
5 menit Menanggapi pertanyaan dari guru Memperhatikan penjelasan guru Siswa membuat kelompok dan mengambil LKS yang diberikan oleh guru Siswa memperhatikan toples yang ditunjukkan oleh guru
Penyajian Masalah
10 menit
INTI
Berhipotesis
Guru bertanya kepada siswa: “Bagaimanakah pengaruh tekanan dalam pru-paru terhadap proses pernapasan? Guru mengarahkan siswa untuk berdiskusi dan membuat hipotesis mengenai masalah yang disajikan.
Siswa menanggapi pertanyaan guru
Siswa berdiskusi dan membuat hipotesis dari masalah yang telah 10 menit disajikan oleh guru
89
Kegiatan
Structured Inquiry
Eksperimen
Pengolahan Data
Aplikasi
Penutup
Aktivitas Guru Guru menuliskan hipotesis dari siswa pada papan tulis Guru menjelaskan tentang tujuan percobaan Guru menugaskan siswa untuk menyusun alat dan bahan untuk percobaan Guru menugaskan siswa untuk melakukan percobaan dan mencatat hasil percobaan Guru membimbing dan mengarahkan siswa dalam melakukan percobaan Guru membimbing siswa dalam melakukan diskusi Guru menugaskan masingmasing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi Guru menugaskan masingmasing kelompok untuk membuat kesimpulan dari hasil diskusi Guru mengarahkan siswa dalam menyajikan hasil percobaan di depan kelas Guru membimbing siswa dalam penarikan kesimpulan dengan mengajukan beberapa pertanyaan sebagai berikut: - Bagaimana proses terjadinya inspirasi dan ekspirasi? - Apa perbedaan antara pernapasan dada dan pernapasan perut? - Apa yang dapat kamu simpulkan? Guru melakukan review terhadap materi yang telah dipelajari supaya tidak terjadi miskonsepsi. Guru memberikan apresiasi terhadap kelompok yang
Aktivitas Siswa
Alokasi Waktu
Siswa mengajukan hipotesis kepada guru Siswa memperhatikan penjelasan guru Siswa menyusun alat dan bahan percobaan 20 menit Siswa melakukan percobaan dan mencatat hasil percobaan
Siswa melakukan diskusi untuk menjawab pertanyaan yang ada pada LKS berdasarkan 15 menit data percobaan Siswa menyiapkan hasil dari diskusi dan membuat kesimpulan.
Siswa mengkomunikasikan hasil percobaan di depan kelas Siswa menyampaikan kesimpulan dari pertanyaan yang diberikan oleh guru 15 menit
Siswa memperhatikan review materi yang telah dipelajari Siswa mendapatkan apresiasi dari guru
90
Kegiatan
Structured Inquiry
Aktivitas Guru
Aktivitas Siswa
paling baik Guru menginformasikan materi percobaan untuk pertemuan selanjutnya VIII.
IX.
Siswa memperhatikan penjelasan guru
Penilaian 1. Soal Pretest dan Posttest 2. Lembar Kerja Siswa (LKS) 3. Lembar Observasi Alat dan Bahan Toples model donders 2 buah balon 2 lembaran karet/karet balon Pipa berbentuk Y gabus
X.
Sumber Belajar 1. Tim Abdi Guru, IPA Terpadu untuk SMP Kelas VIII, Jakarta: Erlangga, 2006. 2. Wasis dan Sugeng Yuli Irianto, Ilmu Pengetahuan Alam, Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008. 3. Badan Standar Nasional Pendidikan. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, 2006.
Sukabumi,...............................2010
Mengetahui,
Guru Bidang Studi
(……………………. …… )
Praktikan
( …….……………….. ….. )
Alokasi Waktu 5 menit
99
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS EKSPERIMEN Nama Sekolah : MTs. Yasti 1 Cisaat-Sukabumi Mata Pelajaran : IPA Biologi Kelas/Semester : VIII/I Materi Pelajaran : Sistem Pernapasan Manusia Pertemuan Ke:3 Alokasi Waktu : 2x40 menit (2 jam pelajaran) I. II.
III.
IV.
V.
Standar Kompetensi : Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan sistem pernapasan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan Indikator 1. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan 2. Merumuskan hipotesis melalui kegiatan percobaan 3. Menentukan alat dan bahan yang akan digunakan dalam kegiatan percobaan 4. Menentukan perencanaan pelaksanaan kegiatan percobaan 5. Menggambarkan data empiris hasil kegiatan percobaan 6. Mendiskusikan hasil kegiatan percobaan 7. Mengkomunikasikan hasil kegiatan percobaan Tujuan Pembelajaran Siswa mampu: 1. Menghitung frekuensi pernapasan orang normal 2. Membandingkan frekuensi bernafas dalam kondisi normal dan beraktivitas 3. Membandingkan frekuensi pernapasan dalam kondisi normal dan beraktivitas 4. Menghubungkan antara volume pernapasan dengan frekuensi pernapasan 5. Merumuskan hipotesis sebelum kegiatan percobaan 6. Menyusun alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan percobaan 7. Merencanakan prosedur untuk kegiatan percobaan 8. Mendiskusikan hasil kegiatan percobaan 9. Mengkomunikasikan hasil kegiatan percobaan di depan kelas 10. Memberikan kesimpulan dari hasil kegiatan percobaan Materi Pokok Frekuensi pernapasan adalah intensitas memasukkan atau mengeluarkan udara permenit. Orang normal bernapas 12-15 kali permenit. Frekuensi bernafas dipengaruhi oleh jenis kelamin, aktivitas, suhu tubuh, posisi tubuh, dan usia. Wanita pada umumnya memiliki volume paru-paru lebih kecil daripada pria sehingga
100
frekuensi bernafasnya lebih banyak. Frekuensi pernapasan meningkat saat berjalan atau berlari dibandingkan posisi diam. Frekuensi pernapasan posisi berdiri lebih cepat dibandingkan posisi duduk. Frekuensi pernapasan posisi tidur terlentang lebih cepat dibandingkan posisi tengkurap.
VI. VII. Kegiatan
Pendahul uan
INTI
Pendekatan Pembelajaran - Pendekatan Inkuiri Terstruktur (Structured Inquiry) Skenario Pembelajaran Pertemuan ke-3 Structured Alokasi Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Inquiry Waktu Apersepsi: Guru menampilkan Siswa mengamati gambar olahragawan yang gambar yang tampak terengah-engah dalam ditampilkan oleh guru mengatur nafasnya Guru bertanya: Menanggapi 5 menit “Bagaimanakah frekuensi pertanyaan dari guru bernafas orang dalam kondisi normal dan dalam kondisi Memperhatikan setelah beraktivitas (seperti penjelasan guru lari)?” Menyampaikan tujuan Siswa membuat pembelajaran yang akan kelompok dan dicapai mengambil LKS yang Guru membagi siswa dalam 8 diberikan oleh guru kelompok, setiap kelompok diberi LKS Guru menunjukkan tentang Siswa memperhatikan frekuensi pernapasan dengan apa yang dilakukan menghitung frekuensi oleh guru bernafasnya Guru bertanya kepada siswa: Siswa menanggapi 10 menit - “Bagaimanakah pengaruh pertanyaan guru Penyajian posisi tubuh terhadap Masalah kecepatan bernafas manusia” - ”Bagimanakah pengaruh jenis kelamin terhadap kecepatan bernafpas manusia?” Guru mengarahkan siswa Siswa berdiskusi dan untuk berdiskusi dan membuat membuat hipotesis dari hipotesis mengenai masalah masalah yang telah Berhipotesis yang disajikan. disajikan oleh guru Guru menuliskan hipotesis Siswa mengajukan 10 menit dari siswa pada papan tulis hipotesis
101
Kegiatan
Structured Inquiry
Eksperimen
Pengolahan Data
Aktivitas Guru Guru menjelaskan tentang tujuan percobaan Guru menugaskan siswa untuk menyusun alat dan bahan untuk percobaan Guru menugaskan siswa untuk melakukan percobaan dan mencatat hasil percobaan Guru membimbing dan mengarahkan siswa dalam melakukan percobaan Guru membimbing siswa dalam melakukan diskusi Guru menugaskan masingmasing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi Guru menugaskan masingmasing kelompok untuk membuat kesimpulan dari hasil diskusi Guru mengarahkan siswa dalam menyajikan hasil percobaan di depan kelas Guru membimbing siswa dalam penarikan kesimpulan dengan mengajukan beberapa pertanyaan sebagai berikut: - Mengapa
Aplikasi
Penutup
setelah berlari frekuensi pernapasan kamu meningkat?
- Faktor apa saja yang mempengaruhi frekuensi pernapasan? - Apa yang dapat kamu simpulkan? Guru melakukan review terhadap materi yang telah dipelajari supaya tidak terjadi miskonsepsi. Guru memberikan apresiasi terhadap kelompok yang paling baik
Aktivitas Siswa
Alokasi Waktu
Siswa memperhatikan penjelasan guru Siswa menyusun alat dan bahan percobaan Siswa melakukan 20 menit percobaan dan mencatat hasil percobaan
Siswa melakukan diskusi untuk menjawab pertanyaan yang ada pada LKS berdasarkan 15 menit data percobaan Siswa menyiapkan hasil dari diskusi dan membuat kesimpulan.
Siswa mengkomunikasikan hasil percobaan di depan kelas Siswa menyampaikan kesimpulan dari pertanyaan yang diberikan oleh guru
15 menit Siswa memperhatikan review materi yang telah dipelajari
Siswa mendapatkan apresiasi dari guru 5 menit
102
Kegiatan
Structured Inquiry
Aktivitas Guru
Aktivitas Siswa
Guru menginformasikan materi percobaan untuk pertemuan selanjutnya
VIII.
IX.
Siswa memperhatikan penjelasan guru
Penilaian 1. Soal Pretest dan Posttest 2. Lembar Kerja Siswa (LKS) 3. Lembar Observasi Alat dan Bahan Stopwatch dan alat tulis
X.
Sumber Belajar 1. Tim Abdi Guru, IPA Terpadu untuk SMP Kelas VIII, Jakarta: Erlangga, 2006. 2. Wasis dan Sugeng Yuli Irianto, Ilmu Pengetahuan Alam, Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008. 3. Badan Standar Nasional Pendidikan. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, 2006. 4. http://biologigonz.blogspot.com/2010/01/frekwensi-pernafasan.html
Sukabumi,......................................2010
Mengetahui,
Guru Bidang Studi
(……………………. …… )
Praktikan
( …….……………….. ….. )
Alokasi Waktu
106
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS EKSPERIMEN Nama Sekolah : MTs. Yasti 1 Cisaat-Sukabumi Mata Pelajaran : IPA Biologi Kelas/Semester : VIII/I Materi Pelajaran : Sistem Pernapasan Manusia Pertemuan Ke:4 Alokasi Waktu : 2x40 menit (2 jam pelajaran) I. II.
III.
IV.
V.
Standar Kompetensi : Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan sistem pernapasan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan Indikator 1. Mengamati pengaruh asap rokok terhadap kesehatan melalui kegiatan percobaan 2. Merumuskan hipotesis melalui kegiatan percobaan 3. Menentukan alat dan bahan yang akan digunakan dalam kegiatan percobaan 4. Menentukan perencanaan pelaksanaan kegiatan percobaan 5. Menggambarkan data empiris hasil kegiatan percobaan 6. Mendiskusikan hasil kegiatan percobaan 7. Mengkomunikasikan hasil kegiatan percobaan Tujuan Pembelajaran Siswa mampu: 1. Mengamati perubahan kapas melalui kegiatan percobaan 2. Merumuskan hipotesis sebelum kegiatan percobaan 3. Menyusun alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan percobaan 4. Merencanakan prosedur untuk kegiatan percobaan 5. Mendiskusikan hasil kegiatan percobaan 6. Mengkomunikasikan hasil kegiatan percobaan di depan kelas 7. Memberikan kesimpulan dari hasil kegiatan percobaan Materi Pokok Kandungan asap rokok yang dihirup seorang perokok mengandung komponen gas dan partikel. Komponen gas terdiri dari karbonmonoksida, karbondioksida, hydrogen sianida, amoniak oksigen dari nitrogen, dan senyawa hidrokarbon. Adapun komponen partikel terdiri dari tar, nikotin, benzopiren, fenol, dan kadmium. Asap yang dihembuskan para perokok dapat dibagi atas asap utama dan asap samping. Asap utama merupakan asap tembakau yang dihirup langsung oleh perokok, sedangkan asap samping merupakan asap tembakau yang disebarkan ke udara bebas, yang akan dihirup oleh orang lain atau perokok pasif. Terdapat 4000 jenis bahan kimia dalam rokok, dan 40 jenis diantaranya bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker), dimana bahan racun ini lebih banyak didapatkan pada asap samping. Misalnya karbon monoksida, 5
107
kali lipat lebih banyak ditemukan pada asap samping daripada asap utama, benzopiren 3 kali, dan ammonia 50 kali. Bahan-bahan ini dapat bertahan di ruangan berjam-jam lamanya. Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran pernapasan dan jaringan paru-paru. Akibat perubahan anatomi saluran pernapasan tersebut, pada perokok akan timbul perubahan fungsi paru-paru. Merokok juga merupakan penyebab timbulnya penyakit obstruksi paru menahun, termasuk emfisema (pembengkakan paru-paru), bronkitis kronis, dan asma. Merokok menjadi pemicu utama penyebab penyakit kanker paruparu, Hubungan tersebut telah diteliti dan akhirnya secara tegas memang bahwa rokok sebagai penyebab utama kanker paru-paru. VI. VII. Kegiatan
Pendekatan Pembelajaran - Pendekatan Inkuiri Terstruktur (Structured Inquiry) Skenario Pembelajaran Pertemuan ke-4 Structured Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Inquiry Apersepsi: guru menunjukkan Siswa mengamati gambar gambar yang ditunjukkan oleh guru
Alokasi Waktu
5 menit
Pendahul uan Guru bertanya kepada siswa: - Mengapa merokok itu dilarang? Menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai Guru membagi siswa dalam 8 kelompok, setiap kelompok diberi LKS INTI
Penyajian Masalah
Guru menunjukkan pengaruh asap rokok terhadap kapas melalui tabung berbentuk U Guru bertanya kepada siswa “Bagimanakah pengaruh asap rokok terhadap kesehatan paruparu?” Guru mengarahkan siswa untuk
Siswa menanggapi pertanyaan dari guru Siswa memperhatikan penjelasan guru Siswa membuat kelompok dan mengambil LKS yang diberikan oleh guru Siswa memperhatikan apa yang dilakukan oleh guru Siswa menanggapi pertanyaan dari guru 10 menit Siswa berdiskusi dan
108
Kegiatan
Structured Inquiry
Aktivitas Guru berdiskusi dan membuat hipotesis mengenai masalah yang disajikan. Guru menuliskan hipotesis dari siswa pada papan tulis
Berhipotesis
Eksperimen
Pengolahan Data
INTI
Aplikasi -
-
Guru menjelaskan tentang tujuan percobaan Guru menugaskan siswa untuk menyusun alat dan bahan untuk percobaan Guru menugaskan siswa untuk melakukan percobaan dan mencatat hasil percobaan Guru membimbing dan mengarahkan siswa dalam melakukan percobaan Guru membimbing siswa dalam melakukan diskusi Guru menugaskan masingmasing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi Guru menugaskan masingmasing kelompok untuk membuat kesimpulan dari hasil diskusi Guru mengarahkan siswa dalam menyajikan hasil percobaan di depan kelas Guru membimbing siswa dalam penarikan kesimpulan dengan mengajukan beberapa pertanyaan sebagai berikut: Bagaimana pengaruh asap rokok terhadap kesehatan paru-paru? Mengapa rokok berbahaya bagi kesehatan? Zat-zat apakah yang terkandung dalam rokok yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia? Apa yang dapat kamu
Aktivitas Siswa
Alokasi Waktu
membuat hipotesis dari masalah yang telah disajikan oleh guru 10 menit Siswa mengajukan beberapa hipotesis Siswa memperhatikan penjelasan guru Siswa menyusun alat dan bahan percobaan 20 menit Siswa melakukan percobaan dan mencatat hasil percobaan
Siswa melakukan diskusi untuk menjawab pertanyaan yang ada pada LKS berdasarkan data 15 menit percobaan Siswa menyiapkan hasil dari diskusi dan membuat kesimpulan. Siswa mengkomunikasikan hasil percobaan di depan kelas Siswa menyampaikan kesimpulan dari 20 menit pertanyaan yang diberikan oleh guru
109
Kegiatan
Structured Inquiry
simpulkan dari percobaan hari ini? Guru melakukan review terhadap materi yang telah dipelajari supaya tidak terjadi miskonsepsi. Guru memberikan apresiasi terhadap kelompok yang paling baik Guru menginformasikan materi percobaan untuk pertemuan selanjutnya
Penutup
VIII.
IX.
X.
Aktivitas Guru
Aktivitas Siswa
Siswa memperhatikan review materi yang telah dipelajari Siswa mendapatkan apresiasi dari guru Siswa memperhatikan penjelasan guru
Penilaian 1. Soal Pretest dan Posttest 2. Lembar Kerja Siswa (LKS) 3. Lembar Observasi Alat dan Bahan Kapas Rokok 1 batang Tabung berbentuk U Karet Sumber Belajar 1. Tim Abdi Guru, IPA Terpadu untuk SMP Kelas VIII, Jakarta: Erlangga, 2006. 2. Wasis dan Sugeng Yuli Irianto, Ilmu Pengetahuan Alam, Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008. 3. Badan Standar Nasional Pendidikan. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, 2006.
Sukabumi..........................................2010
Mengetahui,
Guru Bidang Studi
(……………………. …… )
Alokasi Waktu
Praktikan
( …….……………….. ….. )
5 menit
112
Lampiran 7 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS KONTROL Nama Sekolah : MTs. Yasti 1 Cisaat Mata Pelajaran : IPA Biologi Kelas/Semester : VIII/I Materi Pelajaran : Sistem Pernapasan Manusia Pertemuan Ke: 1-4 Alokasi Waktu : 8x40 menit (8 jam pelajaran) I.
Standar Kompetensi
:
Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia II.
Kompetensi Dasar
:
Mendeskripsikan sistem pernapasan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan III.
Indikator 1. Menjelaskan pengertian bernafas 2. Menjelaskan mekanisme pernapasan pada manusia 3. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan 4. Menjelaskan kapasitas vital paru-paru
IV.
Tujuan Pembelajaran Siswa mampu: 1. Menjelaskan pertukaran oksigen dan karbondioksida pada proses pernapasan 2. Menjelaskan mekanisme pernapasan inspirasi dan ekspirasi 3. Menjelaskan frekuensi pernapasan mansuia 4. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan 5. Menjelaskan kapistas paru-paru dalam kondisi istirahat dan beraktivitas
V.
Materi Pokok a. Karbon dioksida dalam udara pernapasan b. Mekanisme Pernapasan c. Frekuensi Pernapasan
VI.
Metode Pembelajaran Demonstrasi
113
VII.
Skenario Pembelajaran Pertemuan ke-1 (2x40 menit)
Kegiatan
Aktivitas Guru Apersepsi
Aktitivitas Siswa
Alokasi Waktu
Siswa mengamati gambar yang ditampilkan oleh guru
5 menit Pendahuluan
Inti
“Apabila penyelam tidak menggunakan tabung oksigen, apa yang akan terjadi pada penyelam tersebut?” Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai Guru membagi siswa ke dalam 8 kelompok Guru memberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) kepada masing-masing kelompok Guru memperlihatkan 2 tabung reaksi yang berisi air kapur yang bening Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa ”Apa yang akan terjadi pada air kapur jika ditiupkan udara pernapasan?” Guru menugaskan siswa untuk memperhatikan dengan seksama peragaan tentang air kapur Guru meniupkan udara pernapasan kepada salah satu tabung yang berisi air kapur bening Guru menugaskan siswa untuk mengerjakan Lembar kerja Siswa Memberikan pemantapan konsep kepada siswa agar tidak
Memperhatikan penjelasan guru Siswa membuat kelompok dan duduk bersama kelompoknya masingmasing Siswa memperhatikan penjelasan guru 2 menit Siswa memperhatikan tabung reaksi yang berisi air kapur yang bening Siswa menanggapi pertanyaan guru
10 menit
Siswa memperhatikan peragaan yang dilakukan oleh guru
Siswa mengerjakan Lembar Kerja Siswa dengan kelompok masingmasing
25 menit
18 menit
114
Kegiatan
Aktivitas Guru terjadi miskonsepsi. Meminta siswa menyimpulkan materi yang telah disampaikan oleh guru.
Penutup
Guru memberikan apresiasi kepada siswa yang dapat menyimpulkan materi Guru menginformasikan materi untuk pertemuan selanjutnya
Aktitivitas Siswa Siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari
Siswa mendapatkan apresiasi dari guru
Alokasi Waktu
5 menit
10 menit
Siswa memperhatikan penjelasan guru
Pertemuan ke-2 (2x40 menit) Kegiatan
Aktivitas Guru Apersepsi:
Aktitivitas Siswa
Alokasi Waktu
Siswa mengamati gambar yang ditampilkan oleh guru
5 menit Pendahuluan
Inti
Guru bertanya: “ Apa yang terjadi pada otot diafragma saat udara masuk ke dalam paru-paru?” Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai Guru membagi siswa menjadi 8 kelompok Guru memberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) kepada masingmasing kelompok Guru memperlihatkan toples berbentuk donders
Siswa Memperhatikan penjelasan guru Siswa membuat kelompok dan duduk bersama kelompoknya masingmasing Siswa memperhatikan penjelasan guru 2 menit Siswa memperhatikan tabung reaksi yang berisi air kapur yang bening 10 menit
115
Kegiatan
Penutup
Aktivitas Guru Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa ”Apa yang akan terjadi pada balon jika lembaran karet ditarik kebawah?” Guru menugaskan siswa untuk memperhatikan dengan seksama peragaan tentang mekanisme pernapasan Guru menarik dan melepaskan lembaran karet pada toples Guru menjelaskan meknisme pernapasan melalui peragaan yang telah dilakukan Guru menugaskan siswa untuk mengerjakan Lembar Kerja Siswa Memberikan pemantapan konsep kepada siswa agar tidak terjadi miskonsepsi. Meminta siswa menyimpulkan materi yang telah disampaikan oleh guru. Guru memberikan apresiasi kepada siswa yang dapat menyimpulkan materi Guru menginformasikan materi untuk pertemuan selanjutnya
Aktitivitas Siswa
Alokasi Waktu
Siswa menanggapi pertanyaan guru
Siswa memperhatikan peragaan yang dilakukan oleh guru
25 menit
18 menit Siswa memperhatikan Penjelasan guru 5 menit Siswa mengerjakan Lembar Kerja Siswa dengan kelompok masing-masing
Siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari Siswa mendapatkan apresiasi dari guru 10 menit Siswa memperhatikan penjelasan guru
Pertemuan ke-3 (2x40 menit) Kegiatan
Pendahuluan
Aktivitas Guru Apersepsi: Guru menampilkan gambar olahragawan yang tampak terengah-engah dalam mengatur nafasnya Guru bertanya: “Bagaimanakah frekuensi bernafas orang dalam kondisi normal dan dalam kondisi
Aktitivitas Siswa
Alokasi Waktu
Siswa mengamati gambar yang ditampilkan oleh guru
Siswa mennaggapi pertanyaan guru
5 menit
116
Kegiatan
Inti
Penutup
Aktivitas Guru setelah beraktivitas (seperti lari)?” Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai Guru membagi siswa menjadi 8 kelompok Guru memberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) kepada masing-masing kelompok Guru menunjukkan sebuah stopwatch Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa ”Apabila kita hitung frekuensi pernapasan dalam posisi berbaring, duduk,dan setelah berlari, dalam posisi apakah frekuensi pernapasannya yang paling cepat?” Guru menugaskan siswa untuk memperhatikan dengan seksama peragaan tentang frekuensi pernapasan Guru meminta salah satu siswa untuk menghitung frekuensi pernapasan selama satu menit didepan kelas dalam posisi berbaring, duduk, dan setelah berlari Guru menugaskan siswa untuk mengerjakan Lembar kerja Siswa Memberikan pemantapan konsep kepada siswa agar tidak terjadi miskonsepsi. Meminta siswa menyimpulkan materi yang telah disampaikan oleh guru. Guru memberikan apresiasi kepada siswa yang dapat menyimpulkan materi
Aktitivitas Siswa
Alokasi Waktu
Memperhatikan penjelasan guru Siswa membuat kelompok dan duduk bersama kelompoknya masingmasing Siswa memperhatikan penjelasan guru Siswa memperhatikan tabung reaksi yang berisi air kapur yang bening Siswa menanggapi pertanyaan guru
2 menit
10 menit
Siswa memperhatikan peragaan yang dilakukan oleh guru
25 menit
18 menit Siswa mengerjakan Lembar Kerja Siswa dengan kelompok masingmasing
5 menit
Siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari Siswa mendapatkan apresiasi dari guru 10 menit
117
Kegiatan
Aktivitas Guru Guru menginformasikan materi untuk pertemuan selanjutnya
Aktitivitas Siswa
Alokasi Waktu
Siswa memperhatikan penjelasan guru
Pertemuan ke-4 (2x40 menit) Kegiatan
Aktivitas Guru Apersepsi: Guru menampilkan gambar
Aktitivitas Siswa
Alokasi Waktu
Siswa mengamati gambar yang ditampilkan oleh guru
5 menit Pendahuluan Guru bertanya: “Mengapa merokok itu dilarang?” Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai Guru membagi siswa menjadi 8 kelompok
Inti
Guru menunjukkan pengaruh asap rokok terhadap kapas melalui tabung berbentuk U Guru bertanya kepada siswa “Setelah rokok dibakar, kapas yang berada dalam pipa berubah warna. Mengapa demikian?” Guru menugaskan siswa untuk memperhatikan dengan seksama peragaan tentang frekuensi pernapasan Guru menugaskan siswa untuk mengerjakan Lembar kerja Siswa Memberikan pemantapan konsep kepada siswa agar tidak terjadi miskonsepsi.
Siswa mennaggapi pertanyaan guru Memperhatikan penjelasan guru Siswa membuat kelompok dan duduk bersama kelompoknya masingmasing Siswa memperhatikan percobaan yang dilakukan oleh guru Siswa menanggapi pertanyaan guru
Siswa memperhatikan peragaan yang dilakukan oleh guru
2 menit
10 menit
25 menit Siswa mengerjakan Lembar Kerja Siswa dengan kelompok masing-masing
18 menit
Siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari
5 menit
118
Kegiatan
Penutup
VIII.
Aktivitas Guru
Aktitivitas Siswa
Meminta siswa menyimpulkan materi yang telah disampaikan oleh guru. Guru memberikan apresiasi kepada siswa yang dapat menyimpulkan materi Guru menginformasikan materi untuk pertemuan selanjutnya
Siswa mendapatkan apresiasi dari guru Siswa memperhatikan penjelasan guru
Penilaian 1. Lembar soal pretest-posttest 2. Lembar Kerja Siswa
IX.
Sumber Belajar 1. Tim Abdi Guru, IPA Terpadu untuk SMP Kelas VIII, Jakarta: Erlangga, 2006. 2. Wasis dan Sugeng Yuli Irianto, Ilmu Pengetahuan Alam, Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008. 3. Badan Standar Nasional Pendidikan. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, 2006. Sukabumi,......................................2010
Mengetahui;
Guru kelas
(...........................................)
Penulis
(........................................)
Alokasi Waktu
10 menit