ANALISIS KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA MELALUI PENDEKATAN INKUIRI PADA KONSEP SISTEM KOLOID SKRIPSI
Oleh WINDA SYAFITRI 105016200562
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H/ 2010 M
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
Yang bertandatangan di bawah ini Nama
: Winda Syafitri
NIM
: 105016200562
Jurusan
: Pendidikan IPA
Angkatan Tahun
: 2005
Alamat
: Jl. legal Parang Utara IV No.21 RT.008/04 Kec. Mampang Prapatan. Jakarta Selatan 12790
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA Bahwa skripsi yang berjudul Analisis Keterampilan Proses Sains Siswa Melalui Pendekatan Inkuiri Pada Konsep Sistem Koloid adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen: 1. Nama
: Dr. Sujiyo Miranto, M.Pd
NIP Dosen
: 196812282003031004
Jurusan
: Pendidikan IPA/Kimia
2. Nama
: Tonih Feronika, M.Pd
NIP Dosen
: 197601072005011007
Jurusan
: Pendidikan IPA/Kimia
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya sendiri.
Jakarta, 9 Maret 2011 Yang Menyatakan
Winda Syafitri
i
LEMBAR PENGESAHAN
ANALISIS KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA MELALUI PENDEKATAN INKUIRI PADA KONSEP SISTEM KOLOID
SKRIPSI Diajukan kepada fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Winda Syafitri 105016200562 Di Bawah Bimbingan:
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Dr. Sujiyo Miranto, M.Pd NIP. 196812282003031004
Tonih Feronika, M.Pd NIP. 197601072005011007
ii
ABSTRAK Winda Syafitri, Analisis Keterampilan Proses Sains Siswa Melalui Pendekatan Inkuiri Pada Konsep Sistem Koloid, skripsi jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam program studi kimia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar kemampuan keterampilan proses sains yang dimiliki siswa dapat berkembang melalui pendekatan pembelajaran inkuiri. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yang diarahkan untuk memperoleh informasi mengenai keterampilan proses sains apa saja yang muncul melalui pembelajaran inkuiri dan mengetahui seberapa besar keterampilan proses sains siswa dapat berkembang. Penelitian ini dilaksanakan di SMA PGRI 3 Jakarta pada kelas XI jurusan IPA. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2009-2010. Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa SMA PGRI 3 Jakarta kelas XI jurusan IPA yang berjumlah 21 orang. Siswa dibagi menjadi 5 kelompok, setiap kelompok terdiri dari siswa laki-laki dan siswa perempuan, dari kategori tinggi, sedang, dan rendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedelapan aspek keterampilan proses sains siswa muncul pada pembelajaran inkuiri dengan persentase yang bervariasi dengan kategori muncul sesuai dan muncul tidak sesuai. Aspek yang muncul sesuai yaitu aspek investigasi, aspek observasi, aspek klasifikasi, aspek prediksi, dan aspek komunikasi, sedangkan aspek bertanya, aspek hipotesis, dan aspek interpretasi muncul tidak sesuai. Kata kunci: Keterampilan Proses Sains, Inkuiri.
iii
KATA PENGANTAR
Al-hamdulillahirabbil ‘alamin, ucapan syukur hanya pantas diberikan kapada Allah, Rabb semesta alam, penggengam alam dan seisinya. Yang telah memberikan rahmat, hidayah, kekuatan dan keikhlasan kepada kita semua sehingga pada kesempatan kali ini dari sekian banyak kesempatan yang sudah diberikan-Nya. Penulis bisa menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana S1 pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Shalawat dan salam senantiasa kita sampaikan kepada al-Qudwah kita Rasululah SAW. Keluarga, sahabat, dan umatnya yang tetap istiqamah dalam memperjuangkan agama-Nya dan menghidupkan Sunnah-sunnahnya. Penulis sangat menyadari dalam penulisan skripsi ini, tidak sedikit hambatan dan kesulitan yang dihadapi dan dialami, baik yang menyangkut pengaturan waktu, pengumpulan bahan-bahan (data) maupun pembiayaan dan lain sebagainya. Namun berkat kesungguhan hati dan kerja keras disertai motivasi dan bantuan dari berbagai pihak, maka segala kesulitan dan hambatan itu dapat diatasi dengan sebaik-baiknya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan maksimal Insya Allah. Tanpa mengurangi penghargaan dan terimakasih, secara khusus penulis menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan atas terselesaikannya skripsi ini, yaitu : 1.
Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
iv
3. Ibu Nengsih Juanengsih, M.Pd, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Bapak Dedi Irwandi M.Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia sekaligus Penasehat Akademis atas pengarahan dan bimbingan yang telah diberikan. 5. Bapak Dr. Sujiyo Miranto, M.Pd, selaku dosen pembimbing I yang dengan keikhlasan dan kesabaran membimbing penulis hingga akhir penulisan. 6. Bapak Tonih Feronika, M.Pd, selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktu disela-sela kesibukannya, memberi motivasi dan pengarahan serta dengan keikhlasan dan kesabaran membimbing penulis hingga akhir penulisan. 7. Bapak Drs. H. Achmad Sjamsuri, MM, selaku Kepala Sekolah Sekolah Menengah Atas PGRI 3 Jakarta atas kesempatan yang telah diberikan kepada penulis untuk melakukan penelitian. 8. Ayahanda (Rachmat Alwi) dan Ibunda (Netty Herawaty), serta kakakkakak tercinta (Firmansyah dan Firdaus) atas tetesan-tetesan keringat, airmata dalam mendidik, merawat, memberikan doa, dukungan baik moril maupun materil serta motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 9. Sahabat- Sahabat tercinta, seperjuangan di atmosfer penuh Cinta Ilahi, Nilma Purnama, Nur Subechan, Khusnul Khotimah, Agustiana, Agustiani, Rizki Fauziah, Fatimah Azzahra, dan Gita Nurhasanah. Jazakumullah khairan katsir atas support dan do’anya. Serta kesabaran dan keikhlasannya dalam berjuang bersama. Semoga Allah kekalkan ukhuwah ini dan pertemukan kita di Jannah-Nya nanti. 10. Teman-teman seperjuangan di KARIMA, adik-adik Rohis SMAN 55 dan komda FITK, LDK Syahid, teman-teman SOLID 2005, teman-teman jurusan IPA program studi kimia, dan semua pihak yang tak bisa disebutkan satu per satu, tak bersua bukan berarti tidak ada motivasi dan kalian membuktikan itu. Jazakumullah bi akhsanul Jaza.
v
Akhirnya, hanya kepada Allah jualah penulis berserah atas segala sesuatu. Semoga semua kebaikan yang sudah dilakukan menjadi ladang dan tabungan di yaumil akhir nanti, dan dibalas oleh Allah dengan balasan sebaikbaiknya. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Amin yaa Rabbal alamin.
Jakarta, 17 Februari 2011
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman LEMBAR PERNYATAAN ...............................................................
i
LEMBAR PENGESAHAN ...............................................................
ii
ABSTRAK ..........................................................................................
iii
KATA PENGANTAR ........................................................................
iv
DAFTAR ISI .......................................................................................
vii
DAFTAR TABEL ...............................................................................
ix
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................
x
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................
xi
BAB I
BAB II
BAB III
PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Masalah .............................................. 1
B.
Identifikasi Masalah ....................................................
5
C.
Pembatasan Masalah ...................................................
6
D.
Perumusan Masalah ....................................................
6
E.
Tujuan Penelitian.........................................................
6
F.
Manfaat Penelitian ......................................................
7
DESKRIPSI TEORITIK A.
Hakikat Pendekatan Inkuiri ......................................... 8
B.
Kemampuan Psikomotor ............................................. 17
C.
Hakikat Keterampilan Proses Sains ............................
20
D.
Keterampilan Proses dalam Pembelajaran Inkuiri ......
24
E.
Hakikat Ilmu Kimia ....................................................
28
METODOLOGI PENELITIAN A.
Tempat dan Waktu Penelitian .....................................
34
B.
Metode Penelitian .......................................................
34
C.
Subjek Penelitian ......................................................... 34
D.
Instrumen Penelitian ...................................................
E.
Teknik Pengumpulan Data .......................................... 37
F.
Teknik Pemeriksaan dan Keterpercayaan Studi .......... 39
vii
35
G. BAB IV
BAB V
Teknik Analisis Data ................................................... 42
HASIL DAN PEMBAHASAN A.
Hasil Penelitian .......................................................
45
B.
Pembahasan ................................................................. 51
KESIMPULAN DAN SARAN A.
Kesimpulan .................................................................
60
B.
Saran ............................................................................ 61
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 62 LAMPIRAN-LAMPIRAN ...................................................................
viii
64
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Aspek Keterampilan Proses Sains Siswa ...........................
26
Tabel 3.2
Format Wawancara ............................................................
43
Tabel 4.1
Hasil Pengamatan Aspek Keterampilan Proses Sains ........ 45
Tabel 4.2
Respon siswa terhadap pembelajaran kimia dengan pendekatan inkuiri ..............................................................
ix
48
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1
Diagram Batang Kemunculan Aspek Keterampilan Proses Sains Siswa Secara Keseluruhan........................... 52
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Lampiran 2.
Lampiran 3.
Instrumen Pembelajaran ................................................
64
a.
Silabus ....................................................................
64
b.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ............ 66
c.
Lembar Kerja Siswa (LKS) .................................... 83
Instrumen Pengumpulan Data .......................................
94
a.
Format Lembar Observasi ......................................
94
b.
Kisi-kisi Pengamatan Lembar Observasi ...............
97
c.
Format Wawancara ................................................. 104
Pengolahan Data ............................................................ 105 a.
Hasil Perhitungan Lembar Observasi Secara Keseluruhan ............................................................ 109
b.
Data Hasil Wawancara Tiap Kelompok ................. 111
Lampiran 4.
Lembar Uji Referensi
112
Lampiran 5.
a.
Surat Permohonan Izin Penelitian
118
b.
Surat Bimbingan Skripsi
119
c.
Surat Keterangan Penelitian
120
xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Setiap ilmu pengetahuan memiliki karakteristik spesifik yang membedakan ilmu tersebut dengan ilmu lainnya, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu cabang pokok ilmu pengetahuan yang didalamnya terdapat berbagai cabang keilmuan, antara lain ilmu fisika, ilmu biologi, dan ilmu kimia. Salah satu cabang ilmu pengetahuan yang harus dikuasai siswa di SMA/MA adalah kimia, Michael Purba menjelaskan bahwa Ilmu kimia adalah ilmu pemahaman dan rekayasa materi. Rakayasa yaitu mengubah suatu materi menjadi materi yang lain. Untuk dapat melakukan rekayasa tersebut, para ahli perlu memahami ilmu kimia, yaitu mengetahui susunan, struktur, serta sifat-sifat materi oleh karena itu, ilmu kimia dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang susunan, struktur, sifat, perubahan materi, serta energi yang menyertai perubahan tersebut.1 Bidang
studi
kimia
seharusnya
merupakan
pelajaran
yang
menyenangkan, karena berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Akan tetapi apa yang diharapkan umumnya berlainan dengan kenyataan. Hal ini dapat terjadi salah satunya adalah dengan penggunaan pendekatan pembelajaran yang kurang tepat oleh guru dalam mengajar. Guru lebih banyak menanamkan konsep-konsep materi pelajaran melalui transfer informasi dan pemberian contoh-contoh yang cenderung dihafal siswa, sehingga tidak membentuk konsepsi yang benar. Pembelajaran seperti ini tentu saja akan menciptakan suasana kelas yang statis, monoton, dan membosankan. Dengan demikian perlu adanya peran guru dalam menentukan pendekatan pembelajaran yang tepat yang dapat meningkatkan hasil belajar dan keterampilan siswa.
1
Michael Purba. Kimia SMU Kelas X, (Jakarta: Erlangga, 2006), h. 3.
1
2
Proses belajar merupakan hasil yang kompleks. Belajar terkait dengan apa yang harus dikerjakan oleh siswa tersebut. Guru hanya berfungsi sebagai pembimbing dan pengarah, sedangkan yang menggerakkan proses tersebut harus datang dari siswa. Dengan demikian, seorang pendidik perlu menerapkan sebuah pendekatan yang mengarahkan siswa untuk berperan aktif dan menggali potensi yang ada pada dirinya sendiri, sehingga siswa mampu
mengembangkan
keterampilan-keterampilan
tertentu
seperti
keterampilan dalam mengamati, menafsirkan pengamatan, mengelompokkan, meramalkan, komunikasi, membuat hipotesis, merencanakan penelitian, menggunakan alat/bahan, dan mengajukan pertanyaan. Kenyataan yang terjadi di lapangan, pembelajaran cenderung hanya mengembangkan beberapa keterampilan saja, misalnya keterampilan berkomunikasi dan observasi. Keterampilan komunikasi kegiatan yang dilakukan misalnya dengan diskusi kelompok, siswa melakukan kegiatan diskusi dan tanya jawab. Sedangkan keterampilan observasi kegiatan yang biasa dilakukan misalnya melalui kegiatan praktikum. Dalam kegiatan praktikum
siswa
melakukan
kegiatan
diantaranya
merancang
dan
menggunakan alat, serta mencatat hasil pengamatan. Dari aspek keterampilan komunikasi dan observasi tersebut sebenarnya tidak hanya sebatas itu, tetapi masih banyak keterampilan-keterampilan yang dapat dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran, misalnya keterampilan menyampaikan ide atau gagasan, keterampilan mengamati, menggunakan/mengumpulkan fakta yang relevan, menganalisis data, menyajikan pemahaman baru, dan masih banyak lagi keterampilan-keterampilan proses sains yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran. Menurut Zulfiani dkk, “pendekatan proses adalah pendekatan pembelajaran yang memberikan kesempatan pada siswa untuk ikut menghayati proses penemuan atau penyusunan suatu konsep sebagai suatu keterampian proses”.2 Pendekatan proses dikenal juga dengan keterampilan 2
Zulfiani, dkk., Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), cet. I, h. 93
3
proses, dengan mengembangkan kemampuan fisik dan mental, siswa akan mampu menemukan dan menggambarkan sendiri fakta, konsep, serta menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut. Dengan demikian keterampilan proses menjadi roda penggerak penemuan dan pengembangan fakta dan konsep serta penumbuhan dan pengembangan sikap dan nilai. Jadi keterampilan proses adalah suatu pendekatan dalam pembelajaran, dimana siswa memperoleh kesempatan untuk melakukan suatu interaksi dengan objek konkret sampai pada penemuan konsep. Pada dasarnya siswa memiliki keterampilan dalam belajar, misalnya keterampilan bertanya, hipotesis, investigasi (merencanakan percobaan), observasi
(pengamatan),
klasifikasi
(mengelompokkan),
prediksi
(meramalkan), interpretasi (menafsirkan pengamatan), dan komunikasi. Namun keterampilan-keterampilan tersebut terkadang tidak muncul, maka diperlukan
adanya
pendekatan
dalam
pembelajaran
yang
mampu
memunculkan keterampilan proses sains siswa tersebut. Pendekatan pembelajaran yang mengarahkan pada terciptanya suasana kegiatan di atas salah satunya adalah pendekatan inkuiri. Pendekatan inkuiri merupakan cara pembelajaran yang mengajarkan kepada siswa untuk menjadi kritis, analisisargumentatif dalam mencari jawaban-jawaban berbagai permasalahan yang ada dalam alam, melalui pengalaman-pengalaman dan sumber lainnya. Tidak hanya meteri yang disampaikan guru di kelas. Kemampuan inkuiri selalu dikaitkan dengan kegiatan penyelidikan atau eksperimen. Dalam proses belajar tidak cukup hanya menggunakan metode
ceramah
dan
membaca
buku.
Siswa
seharusnya
mampu
mengkonstruksi pemahamannya serta terlibat aktif dalam pembelajaran mulai dari merumuskan masalah, berhipotesis, merancang atau menganalisis eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis data, hingga membuat kesimpulan. Siswa membutuhkan kesempatan untuk dapat berfikir dari ide yang bersifat konkret menuju ide yang bersifat abstrak. Siswa perlu memikirkan kembali hipotesisnya, mengadaptasi dan menguji coba pemahaman dan maupun menyelesaikan masalah.
4
Salah satu prinsip utama inkuri, yaitu siswa dapat mengkonstruk sendiri
pemahamannya
dengan
melakukan
aktivitas
aktif
dalam
pembelajarannya. Dalam proses belajar mengajar, inkuiri ini digunakan sebagai pendekatan pengajaran yang memungkinkan ide siswa berperan dalam investigasi yang akan dilakukan oleh pembelajar/siswa.3 Melalui pendekatan inkuiri inilah siswa akan terdorong untuk belajar melalui keterlibatan aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang sesuai, ditambah lagi dengan dorongan yang diberikan guru, agar setiap siswa memiliki pengalaman dalam melakukan percobaan yang memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip untuk mereka sendiri. Dengan begitu, keinginan siswa untuk mengetahui, akan menambah motivasi mereka untuk melanjutkan pekerjaannya hingga mereka menemukan jawaban atau solusi dari masalahnya. Pendekatan inkuiri juga mengajarkan kepada siswa untuk belajar memecahkan masalah secara mandiri, sehingga dalam diri mereka akan muncul kemampuan berpikir yang kritis, karena selama proses pembelajaran berlangsung, guru terus menerus mengajukan pertanyaanpertanyaan kepada siswa yang dapat membangkitkan pemikiran siswa secara ilmiah, dengan demikian pikiran siswa akan termotivasi untuk selalu berpikir. Dalam pendekatan inkuiri setiap pertanyaan yang diberikan oleh guru menuntut siswa untuk aktif mencari serta meneliti sendiri pemecahan dari masalah yang dihadapinya, dan dari masalah tersebut mereka dituntut untuk mencari sumber sendiri belajar mengemukakan pendapat sendiri, serta merumuskan kesimpulan sendiri, yang nantinya dengan kesimpulan mereka tersebut,
mereka
diharapkan
dapat
berdebat,
menyanggah,
serta
mempertahankan pendapatnya masing-masing. Jika hal tersebut sudah benarbenar dapat dijalankan oleh seorang siswa, maka tentunya pengalamanpengalaman yang sudah didapat oleh siswa akan mudah untuk diingat dalam kehidupannya, dan akan selalu tersimpan dalam memori pikirannya, dengan demikian keterampilan-keterampilan proses sains siswa akan muncul dengan baik. 3
Ibid., h. 121
5
Pada penelitian ini penulis memilih pelajaran kimia pada pokok bahasan sistem koloid, dimana pokok bahasan ini dianggap sesuai bila diajarkan melalui pendekatan inkuiri, karena pada pokok bahasan ini aktivitas pembelajarannya dapat dilakukan dengan praktikum dan diskusi. Karena dalam pembelajaran inkuiri ada aktifitas merancang dan menganalisis eksperimen. Dalam kegiatan praktikum, siswa melakukan aktifitas seperti merancang percobaan, merangkai dan menggunakan alat, menganalisis data, dan prediksi. Sedangkan dalam kegiatan diskusi siswa melakukan aktifitas bertanya, menyampaikan ide atau gagasan, menjawab atau menanggapi pertanyaan, yang secara keseluruhan aktifitas yang dilakukan siswa tersebut merupakan keterampilan proses yang muncul melalui pendekatan inkuiri. Berdasarkan
latar
belakang
tersebut,
penulis
tertarik
untuk
mengadakan penelitian dengan mengambil judul “Analisis Keterampilan Proses Sains Siswa Melalui Pendekatan Inkuiri pada Konsep Sistem Koloid”.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, ada beberapa masalah yang dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Pembelajaran kimia tidak melibatkan siswa secara aktif dalam menemukan pengetahuan atau pemahaman sendiri. 2. Pembelajaran kimia belum melatih siswa mengembangkan keterampilan proses. 3. Pembelajaran kimia lebih banyak menggunakan konsep-konsep materi sebatas transfer informasi dan pemberian contoh-contoh.
C. Pembatasan Masalah Agar masalah ini dapat dibahas dan tidak meluas, maka penulis membatasi permasalahan skripsi ini sebagai berikut:
6
1. Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan pendekatan inkuiri menurut Erna Suwangsih dengan tahapan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang fenomena alam, merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, merancang dan menganalisis eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis data, membuat kesimpulan. 2. Keterampilan proses yang dikembangkan adalah keterampilan mengamati (observasi), menafsirkan pengamatan (interpretasi), mengelompokkan (klasifikasi), meramalkan (prediksi), komunikasi, membuat hipotesis, merencanakan
penelitian
(eksperimen),
menggunakan
alat/bahan,
mengajukan pertanyaan.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Diantara aspek-aspek keterampilan proses sains yang muncul, aspek apa yang paling dominan dijumpai dalam penerapan pembelajaran melalui pendekatan inkuiri? 2. Bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran melalui pendekatan inkuiri?
E. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui seberapa besar kemampuan keterampilan proses sains yang dimiliki siswa muncul melalui pendekatan pembelajaran inkuiri.
F. Manfaat Penelitian 1. Bagi guru: a. Sebagai bahan masukan bagi guru untuk membelajarkan peserta didiknya dengan pendekatan pembelajaran yang membangun kreatifitas juga pola pikir siswa yang kreatif. b. Dari aspek keterampilan proses sains yang paling banyak muncul dapat dimanfaatkan oleh guru untuk menentukan pendekatan pembelajaran
7
yang tepat karena pelajaran akan mudah diserap oleh siswa dengan banyak melibatkan siswa pada aktivitas pembelajaran dari pada siswa hanya membaca dan mendengar saja. 2. Bagi peneliti: a. Dapat dijadikan literatur untuk penelitian lebih lanjut b. Peneliti lebih memahami pendekatan pembelajaran inkuiri.
BAB II DESKRIPSI TEORITIK
A. Hakikat Pendekatan Inkuiri 1. Pengertian inkuiri Menurut Agus Sugianto “Inkuiri adalah seni mengajukan pertanyaan tentang alam sekitar dan penemuan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut. di dalam inkuiri terdapat proses pengamatan
yang
cermat,
pengukuran,
perumusan
hipotesis,
interpretasi, dan pembentukan teori”.1 Dengan mengembangkan pembelajaran mandiri, siswa dituntut untuk aktif, mengembangkan kemampuan berfikir serta pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Jadi inkuiri adalah suatu pendekatan pembelajaran dimana siswa memproleh kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berfikir mereka berdasarkan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Mark T. Jones dan Carles J. Eick menjelaskan bahwa “Pembelajaran inkuiri adalah sebuah proses aktif dan menggambarkan inkuiri yang ilmiah dan terjadi dalam konteks pendidikan formal”.2 Yang terpenting pada pembelajaran inkuiri adalah bahwa dalam proses pembelajaran siswalah yang harus mendapatkan penekanan. Merekalah yang harus aktif mengembangkan pengetahuan mereka, bukan guru atau orang lain, mereka yang harus bertanggung jawab terhadap hasil belajarnya. Inkuiri adalah istilah yang berasal dari bahasa inggris (inquiry), yang artinya penyelidikan. “Inkuiri merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan guru untuk mengajar di depan kelas”.3 Dengan mengembangkan pembelajaran mandiri, siswa dituntut untuk aktif,
1
Agus Sugianto, dkk. Pembelajaran IPA MI, (Surabaya: AprintA, 2009), h. 19. Mark T. Jones dan Charles J. Eick, Implementing Inquiry Kit Curriculum: Obstacles, Adaptation, and Practical Knowledge Development in Two Middle School Science Teachers, dalam Jurnal Ilmu Pendidikan, 22 Januari 2007, h. 493. 3 Roestiyah, NK. Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), cet. IV, h. 75. 2
8
9
mengembangkan kemampuan berfikir serta pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Jadi inkuiri adalah suatu pendekatan pembelajaran dimana siswa memperoleh kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berfikir mereka berdasarkan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Inkuiri adalah istilah dalam bahasa Inggris, yang merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan guru untuk mengajar di depan kelas. Dalam pelaksanaannya guru memberikan tugas berupa permasalahan di kelas. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, dan masing-masing kelompok mendapat tugas tertentu yang harus dikerjakan. Kemudian mereka mempelajari, meneliti atau membahas tugasnya di dalam kelompok. Setelah hasil kerja mereka didiskusikan, kemudian dibuat laporan yang tersusun dengan baik”.4 Dalam pembelajaran inkuiri ada interaksi antar siswa dalam kelompok,
mereka
dapat
mengembangkan
keterampilan
dalam
komunikasi. Selain itu siswa mampu berhipotesis terhadap masalah yang disajikan serta menemukan jawaban melalui diskusi kelompok. Jadi, dalam pembelajaran inkuiri selain mengembangkan kemampuan berfikir siswa, inkuiri juga mamapu mengembangkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi. Karena ada interaksi yang terjadi dalam diskusi kelompok maupun diskusi kelas. “Pendekatan inkuiri merupakan pendekatan mengajar yang berusaha meletakkan dasar dan mengembangkan cara berfikir ilmiah, pendekatan ini menempatkan siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kekreatifan dalam memecahkan masalah”.5 Dengan pembelajaran inkuiri inilah mereka akan dilatih bagaimana memecahkan masalah, membuat keputusan dan memperoleh keterampilan, serta memungkinkan peserta didik dalam berbagai tahap perkemabangannya bekerja dengan masalah-masalah yang sama dan 4
Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Kencana, 2005), cet. I, h.199. 5 Syaiful Segala, Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar, (Bandung: Alvabeta, CV., 2008), cet. VI, h. 196.
10
bahkan bekerja sama dalam mencari solusi terhadap masalah-masalah yang dihadapi. “Pendekatan inkuiri adalah cara seorang ilmuan menyelidiki dunia alam dan menghasilkan fakta-fakta, penjelasan mendasar (teori), gambaran (hukum) dan produk (teknologi)”.6 Inkuiri memungkinkan terjadinya integrasi berbagai disiplin ilmu. Ketika melakukan eksplorasi, peserta didik akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang akan melibatkan sains dan ilmu lainnya. NRC dalam Arthur A. Charin menjelaskan bahwa: Inkuiri adalah kumpulan produk yang saling terkait dimana ilmuan dan siswa bertanya tentang dunia alam dan menyelidiki suatu gejala, siswa memperoleh pengetahuan dan mengembangkan pemahaman konsep, asas, model dan teori. Inkuiri adalah komponen penting sebuah program sains pada seluruh tingkatan kelas dan pada setiap bidang ilmu pengetahuan.7 Inkuiri juga melibatkan komunikasi. Setiap peserta didik harus mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berarti dan berhubungan. Mereka juga harus melaporkan hasil temuanya, baik itu secara lisan maupun secara tertulis. Dengan begitu, mereka akan belajar dan mengajar satu sama lain. Menurut
Carin
dan
Sund
dalam
Erna
Suwangsih,
mengemukakan bahwa: Inkuiri adalah the proses of investigating a problem, yaitu proses dari menemukan masalah”. Adapun Piaget mengemukakan bahwa “metode inkuiri merupakan suatu metode yang mempersiapkan peserta didik untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, mengajukan pertanyaanpertanyaan, dan mencari jawaban sendiri, serta menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang
6
Jack Hassard dan Michael Dias, The Art of Teaching Science, (New York: Oxford University Press, 2005), h. 35. 7 Arthur A. Charin dkk., Activities for Teaching Science as Inquiry, (New Jersey: Pearson Merill Prentice Hall, 2005), h. 3.
11
lain, membandingkan apa yang ditemukannya dengan penemuan peserta didik lain”.8 Melalui kegiatan eksperimen, siswa diharapkan memiliki sikap ilmiah. Pada kegiatan ini siswa dilatih untuk menemukan dan mencari jawaban sendiri dari pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan. Dengan demikian siswa dapat menguasai beberapa keterampilan, diantaranya keterampilan merencanakan dan keterampilan melaksanakan penelitian ilmiah. Menurut Hamalik, “pengajaran berdasarkan inkuiri adalah suatu strategi yang berpusat pada siswa dimana kelompok-kelompok siswa dihadapkan pada suatu persoalan atau mencari jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan didalam suatu prosedur dan struktur kelompok yang digariskan secara jelas”.9 Dengan demikian, siswa akan lebih termotivasi untuk belajar, selain itu adanya kelompok memberikan keterampilan bagi siswa untuk berkomunikasi dan bekerja sama dengan teman kelompoknya dalam menjawab pertanyaan. Selain itu siswa mampu berhipotesis terhadap masalah yang disajikan serta menemukan jawaban melalui diskusi kelompok. Jadi, dalam pembelajaran inkuiri selain mengembangkan kemampuan berfikir siswa, inkuiri juga mampu mengembangkan keterampilan siswa dalam komunikasi. Karena ada interaksi yang terjadi dalam diskusi kelompok maupun diskusi kelas. Dari beberapa definisi inkuiri, maka dapat disimpulkan bahwa inkuiri adalah pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam menemukan pengetahuan atau pemahaman, mulai dari merumuskan masalah, mengumpulkan data dan informasi, membuat pertanyaan, membuat
hipotesis,
melakukan
percobaan,
menganalisis
hasil
percobaan, dan membuat kesimpulan.
8
Erna Suwangsih dkk, Model Pembelajaran Matematika, (Bandung: UPI Press, 2006), cet. Pertama, h. 185. 9 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2001), cet. I, h. 220.
12
2. Langkah-langkah pelaksanaan pendekatan inkuiri Agar model pembelajaran inkuiri dapat dilaksanakan dengan baik, maka perlu dilalui beberapa tahapan sebagai berikut:10 a. Penyajian masalah, pada tahap ini kepada siswa disajikan masalah yang ditemukan. Penyajian masalah dirancang begitu rupa sehingga siswa dihadapkan kepada situasi teka-teki yang menuntut jawaban dan keterangan. Melalui masalah yang disajikan, siswa mampu berhipotesis. b. Tahapan berikutnya adalah pengumpulan dan verifikasi data. Situasi teka-teki tadi diharapkan dapat mendorong keinginan siswa untuk mencari dan mengumpulkan data. Data-data yang dikumpulkan diverifikasi untuk mencari kesahihannya. Data yang kurang sahih dibuang dan data yang sahih dijadikan dasar untuk mengambil kesimpulan guna tindak lanjut berikutnya. c. Tahap eksperimen. Pada tahap ini, berdasarkan data yang diperoleh dan
yang sudah
diuji
kesahihannya
sebelumnya
dilakukan
eksperimen. Tujuannya adalah untuk menguji dan mengeksplorasi secara langsung. d. Tahap selanjutnya adalah mengorganisir data dan merumuskan penjelasan. Data yang diperoleh diorganisir secara sistematis dan diberikan penjelasan. Siswa mencari data yang diperlukan untuk menjawab permasalahan. e. Tahap berikutnya adalah mengadakan analisis. Di sini siswa diminta membuat analisa untuk melihat pola-pola yang terdapat dalam eksperimen yang telah dilakukan. Diharapkan dengan menganalisa pola-pola tertentu yang muncul ditemukanlah sesuatu yang baru. inilah yang menjadi sasaran dari seluruh proses inkuiri yang telah dilakukan.
10
Yusri Panggabean, dkk., Strategi, Model, dan Evaluasi Pembelajaran Kurikulum 2006, (Bandung: Bina Media Informasi, 2007), cet. I. h. 78-79
13
Inkuiri merupakan pendekatan penyelidikan yang melibatkan proses mental dengan berbagai kegiatan, kendatipun pendekatan inkuiri ini paling banyak mendapat dukungan dan paling banyak pula digunakan oleh para pendidik, namun hal tersebut tidak berarti bahwa pendekatan lainnya itu diabaikan atau tidak digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan inkuiri. Adapun kegiatan-kegiatan dalam menerapkan pendekatan inkuiri sebagai berikut:11 a. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang fenomena alam. b. Merumuskan masalah yang ditemukan. c. Merumuskan hipotesis. d. Merancang dan melakukan eksperimen. e. Mengumpulkan dan menganalisis data. f. Menarik kesimpulan, mengembangkan sikap ilmiah, yakni: efektif, jujur, hasrat ingin tahu, terbuka, berkemauan, dan tanggung jawab. Pendekatan inkuiri ini dilaksanakan oleh kelompok dengan langkah-langkah sebagai berikut:12 a. Membentuk kelompok-kelompok inkuiri dengan jumlah kelompok maksimal 6 (enam) kelompok, dan masing-masing kelompok terdiri atas lima atau enam orang. b. Memperkenalkan topik-topik inkuiri kepada semua kelompok dan setiap
kelompok
diharapkan
memahami
dan
berminat
mempelajarinya. c. Membentuk proposisi tentang kebijakan yang berhubungan dengan topik, yakni pernyataan apa yang harus dikerjakan. Mungkin terdapat satu atau lebih solusi yang diusulkan terhadap masalah pokok. d. Merumuskan semua istilah dalam proposisi kebijakan.
11 12
op.cit., h. 186. op.cit., h. 224.
14
e. Menyelidiki validitas logis dan konsistensi internal pada proposisi dan unsur-unsur penunjangnya. f. Mengumpulkan bukti untuk unsur atau posisi proposisi. g. Menganalisis solusi yang diusulkan dan mencari posisi kelompok. h. Menilai proses kelompok. Selama
berlangsungnya
proses
ini,
kelompok-kelompok
menyelenggarakan diskusi kelompok untuk membahas materi-materi yang berkenaan dengan topik kelompok, masing-masing individu berupaya menghimpun bukti-bukti yang dapat menunjang pemecahan masalah kelompok. Proses tersebut diorganisasikan dan dipantau oleh kelompok sendiri. Tiap individu bertanggung jawab memajukan kelompoknya. 3. Keunggulan pendekatan inkuiri Adapun teknik inquiry menurut Roestiyah NK dalam Rochmah Yudhawati Dhewi, memiliki keunggulan sebagai berikut:13 a.
Dapat membentuk dan mengembangkan “self-consept” pada diri siswa, sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide lebih baik.
b.
Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang baru.
c.
Mendorong siswa untuk berfikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersikap obyektif, jujur, terbuka dan bekerjasama.
d.
Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesisnya sendiri.
13
e.
Memberikan kepuasan yang bersifat intrinsik.
f.
Situasi proses belajar menjadi lebih menarik bagi siswa.
g.
Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu.
h.
Memberi kebebasan siswa untuk belajar mandiri.
Rochmah Yudhawati Dhewi, Mengembangkan Kemampuan Pemecahan Masalah
Menggunakan Pendekatan Discovery dan Inquiry dalam Fisika, (Jakarta: Project Implementation Commitee, 2007), h. 146.
15
i.
Dapat menghindarkan siswa dari cara-cara belajar yang tradisional. Kegiatan belajar menjadi lebih hidup, karena siswa harus berperan aktif.
j.
Dapat memberikan waktu pada siswa secukupnya sehingga mereka dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi. Keunggulan pendekatan inkuiri antara lain:14
a. Pembelajaran menjadi berpusat pada siswa. b. Mengembangkan konsep diri siswa. c. Siswa memiliki tingkat pengharapan yang tinggi, yaitu memiliki ide tertentu tentang bagaimana ia dapat menyelesaikan suatu tugas dengan caranya sendiri. d. Mengembangkan bakat kemampuan individu siswa. e. Pembelajaran inkuiri menghindarkan siswa dari cara-cara belajar menghafal. f. Pembelajaran inkuiri memberikan waktu bagi siswa untuk mengasimilasi dan mengakomodasi informasi. 4. Manfaat pendekatan inkuiri Metode inkuri memberikan pengalaman-pengalaman belajar yang nyata dan aktif kepada peserta didik. Peserta didik diharapkan dapat mengambil inisiatif yang positif dalam proses belajarnya. Dengan metode ini mereka akan dilatih bagaimana memecahkan masalah, membuat keputusan, dan memperoleh keterampilan, serta memungkinkan
peserta
didik
dalam
berbagai
tahap
perkembangannya bekerja dengan masalah-masalah yang sama dan bahkan bekerja sama dalam mencari solusi terhadap masalahmasalah yang dihadapi. Selain untuk mengembangkan kemampuan intelektual, model pembelajaran inkuiri sangat baik untuk menjadikan siswa lebih menghayati proses penyelidikan yang dilaksanakan dan belajar 14
Kinkin Suartini, Urgensi Pertanyaan dalam Pembelajaran Sains dengan Metode Discovery-Inquiry (Pendekatan Baru dalam Pembelajaran Sains dan Matematika Dasar), (Jakarta: Project Implementation Commitee, 2007), h. 105.
16
tentang prosedur ilmiah secara langsung. Tujuannya adalah agar siswa memperoleh pengetahuan baru dengan cara mencari sendiri.15 Pembelajaran
sains
berbasis
inquiry
perlu
dilakukan
mengingat hal-hal berikut:16 a. Dalam sains terkandung dimensi produk (pengetahuan) dan dimensi proses (kerja ilmiah). Dengan inquiry kedua dimensi dapat dicapai. b. Dengan melibatkan rasa ingin tahu siswa-siswi yang diungkapkan dengan pertanyaan, pengetahuan yang diperoleh siswa-siswi menjadi lebih bermakna. c. Metode pembelajaran mewadahi perbedaan tahap perkembangan siswa-siswi. d. Pembelajaran
sains
berbasis
inquiry
dapat
membangun
keterampilan berkomunikasi melalui pertukaran gagasan sains sehingga siswa-siswi saling belajar satu sama lain. e. Inquiry membangun kemampuan berpikir kritis dan masyarakat yang tidak mudah mempercayai isu. f. Inquiry membangun kesadaran tentang perlunya perlindungan alam. Inkuiri memungkinkan terwujudnya integrasi berbagai disiplin ilmu. Ketika melakukan eksplorasi, mereka akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang akan melibatkan sains dan ilmu lainnya. Tidak hanya itu, inkuiri juga melibatkan komunikasi. Setiap peserta didik harus mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berarti dan berhubungan. Mereka juga harus melaporkan hasil-hasil temuannya, baik itu secara lisan maupun secara tertulis. Dengan begitu, mereka akan belajar dan mengajar satu sama lain.
15 16
op.cit., h. 78. op.cit., h. 20.
17
B. Kemampuan Psikomotor “Ranah
perilaku
psikomotorik
menunjukkan
pada
segi
keterampilan atau kemahiran untuk meragakan suatu kegiatan atau memperlihatkan
suatu
tindakan.
Perilaku
ini
lebih
merupakan
keterampilan secara fisik. Aspek-aspek perilaku ini mencakup tahapan: menirukan, memanipulasi, artikulasi dan naturalisasi”.17 Hasil belajar pada psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Menurut Martinis Yamin, “Kawasan Psikomotor adalah kawasan yang berorientasi kepada keterampilan motorik yang berhubungan dengan anggota tubuh atau tindakan (action) yang memerlukan koordinasi antara syaraf dan otot.”18 Dengan demikian kawasan psikomotor adalah kawasan yang berhubungan dengan seluk beluk yang terjadi karena adanya koordinasi otot-otot oleh pikiran sehingga diperoleh tingkat fisik tertentu. Anas Sudiyono mengatakan bahwa “ranah psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu.”19 Hasil belajar ranah psikomotor tampak dalam bentuk keterampilan dan kemampuan bertindak individu. Hasil belajar psikomotor ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif (memahami sesuatu) dan hasil belajar afektif (yang baru tampak dalam bentuk kecenderungankecenderungan untuk berperilaku). Hasil belajar kognitif dan hasil belajar afektif akan menjadi hasil belajar psikomotor apabila peserta didik telah menunjukkan perilaku atau perbuatan tertentu sesuai dengan makna yang terkandung dalam ranah kognitif dan ranah afektifnya.
17
Uyu Wahyudin, dkk. Evaluasi Pembelajaran Sekolah Dasar, (Bandung: UPI PRESS, 2006), Cet. 1, h. 32. 18 Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2004), Cet.II, h. 37. 19 Anas Sudiyono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), Cet. IV, h. 57-58.
18
Menurut Trowbridge dan Bybe dalam Ahmad Sofyan dkk. menekankan
bahwa
“domain
psikomotor
mencakup
aspek-aspek
perkembangan motorik, koordinasi otot, dan keterampilan-keterampilan fisik. Selanjutnya Trowbridge dan Bybe mengklasifikasikan domain psikomotor ke dalam empat kategori, yaitu: moving (bergerak), manipulating (memanipulasi), communicating (berkomunikasi), dan creating (menciptakan)".20 Ahmad Sofyan dkk. mengutip Trowbridge et.al (1981:127) yang mencakup
bergerak
(moving),
memanipulasi
(manipulating),
berkomunikasi (communicating), dan menciptakan (creating). Berikut ini akan dijelaskan satu persatu:21 Moving (bergerak), kategori ini merujuk pada sejumlah gerakan tubuh yang melibatkan koordinasi gerakan-gerakan fisik. Dalam kelas kimia, tujuan pembelajaran yang termasuk kategori ini adalah, misalnya: siswa dapat membersihkan alat-alat praktikum atau siswa dapat membawa mikroskop dengan benar, siswa dapat menempatkan atau menyimpan alatalat praktikum sesuai pada tempatnya. Kata kerja operasional yang dapat digunakan untuk merumuskan indikator pencapaian hasil belajar antara lain:
membawa,
membersihkan,
mengikuti,
menempatkan
atau
menyimpan. Manipulating (memanipulasi), kategori ini merujuk pada aktivitas yang mencakup pola-pola yang terkoordinasi dari gerakan-gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh, misalnya tangan-jari, tangan-mata. Kata kerja operasional yang dapat digunakan untuk merumuskan indikator pencapaian hasil belajar antara lain: mengkalibrasi, merangkai, meramu, mengubah, mencampurkan,
membersihkan, mengaduk,
menghubungkan, menimbang,
memanaskan,
mengoperasikan,
dan
memperbaiki. Tujuan pembelajaran yang dapat dirumuskan dalam kategori
20 21
op.cit., h. 24. op.cit., h. 24-26.
19
ini, misalnya siswa dapat menuangkan larutan dari botol reagen ke dalam gelas kimia dengan benar. Communicating (berkomunikasi), kategori ini merujuk pada pengertian aktivitas yang menyajikan gagasan dan perasaan untuk diketahui oleh orang lain. kata kerja operasional yang dapat digunakan untuk merumuskan indikator pencapaian hasil belajar siswa antara lain: mengajukan pertanyaan, mengarang, menggambar, menjelaskan, membuat grafik membuat tabel, mencatat, menulis, dan membuat rancangan. Tujuan pembelajaran yang dapat dirumuskan dalam aspek ini, misalnya: siswa dapat mengajukan pertanyaan mengenai maslah-masalah yang sedang didiskusikan atau siswa dapat melaporkan data percobaan secara akurat. Creating (menciptakan), merujuk pada proses dan kinerja yang dihasilkan dari gagasan-gagasan baru. Kreasi dalam mata pelajaran kimia biasanya memerlukan sejumlah kombinasi dari gerakan, manipulasi, dan komunikasi dalam membangkitkan hasil baru yang sifatnya unik. Kata kerja operasional yang dapat digunakan untuk merumuskan indikator pencapaian hasil belajar siswa antara lain: membuat kreasi, merancang, mensintesis, menganalisis, dan membangun. Tujuan pembelajaran yang dapat dirumuskan antara lain sebagai berikut: siswa dapat menggabungkan potongan-potongan alat untuk membentuk instrumen atau peralatan baru dalam suatu percobaan. Sedangkan menurut Sax dalam Mardapi, dikatakan bahwa keterampilan psikomotor mempunyai enam peringkat yaitu gerakan refleks, gerakan dasar, kemampuan perceptual, gerakan fisik, gerakan terampil, dan komunikasi nondiskursip. Gerakan refleks adalah respon motor atau gerak tanpa sadar yang muncul ketika bayi lahir. Gerakan dasar adalah gerakan yang mengarah pada keterampilan kompleks yang khusus. Dari sini akan meuncul keterampilan proses siswa. Kemampuan perceptual adalah kombinasi kemampuan kognitif dan motor atau gerak. Kemampuan fisik adalah kemampuan untuk mengembangkan gerakan yang paling terampil. Gerakan terampil adalah gerakan yang memerlukan belajar,
20
seperti keterampilan olah raga. Komunikasi nondiskursip adalah kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan gerakan.22 Maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang menggunakan ranah
psikomotor mencakup gerakan fisik dan keterampilan tangan.
Keterampilan tangan ini menunjukkan pada tingkat keahlian seseorang dalam suatu tugas atau kumpulan tugas tertentu.
C. Hakikat Keterampilan Proses Sains 1. Pengertian Keterampilan Proses Sains (KPS) Menurut Agus Sugianto “pendekatan keterampilan proses merupakan pendekatan pembelajaran yang menekankan pada proses belajar, aktivitas dan kreativitas peserta didik dalam memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap, serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari”.23 Jadi, keterampilan proses adalah suatu pendekatan
dalam
pembelajaran,
dimana
siswa
memperoleh
kesempatan untuk melakukan suatu interaksi dengan objek konkret sampai pada penemuan konsep. Zulfani dkk. mengungkapkan bahwa “keterampilan proses sains merupakan keterampilan-keterampilan yang biasa dilakukan ilmuwan untuk
memperoleh
pengetahuan”.24
Dengan
menggunakan
keterampilan-keterampilan proses, siswa akan mampu menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep. Menurut
E.
Mulyasa
“pendekatan
keterampilan
proses
merupakan pendekatan pembelajaran yang menekankan pada proses belajar, aktivitas dan kreativitas peserta didik dalam memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap, serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari”.25 Jadi, keterampilan proses adalah suau 22
Mimin Haryati, Model dan Teknik Penilaian pada Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2007), cet. I, h. 25. 23 op.cit., h.8. 24 op.cit., h. 51. 25 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), cet. I, h. 99.
21
pendekatan
dalam
pembelajaran,
dimana
siswa
memperoleh
kesempatan untuk melakukan suatu interaksi dalam objek konkret sampai pada penemuan konsep. Dari beberapa definisi keterampilan proses, maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan keterampilan proses adalah pendekatan pengajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berproses ilmiah dengan tujuan mengembangkan dan meningkatkan kemampuan siswa untuk menemukan dan mengemukakan sendiri fakta, konsep, nilai serta sikap dalam diri siswa sendiri. Hal yang perlu ditekankan pada penelitian ini pendekatan keterampilan proses yang digunakan adalah pendekatan keteampilan proses pada proses IPA atau keterampilan proses sains (KPS), yaitu pengembangan dari pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran sains. 2. Manfaat keterampilan proses Sains Beberapa alasan keterampilan proses sains diperlukan dalam pendidikan dasar dan menengah ialah:26 a. Memiliki manfaat dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan. b. Memberi bekal siswa untuk membentuk konsep sendiri dan cara bagaimana mempelajari sesuatu. c. Membantu siswa mengembangkan dirinya sendiri. d. Sangat membantu siswa yang masih berada pada taraf perkembangan berpikir konkret. e. Mengembangkan kreativitas siswa. 3. Aspek-aspek keterampilan proses Ada 7 jenis kemampuan yang hendak dikembangkan melalui proses pembelajaran berdasarkan pendekatan keterampilan proses, yakni:27
26 27
150-151.
op.cit., h. 51-55. Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), cet. I, h.
22
a. Mengamati; siswa harus mampu menggunakan alat-alat inderanya: melihat, mendengar, meraba, mencium, dan merasa. Dengan
kemampuan
ini,
dia
dapat
mengumpulkan
data/informasi yang relevan dengan kepentingan belajarnya. b. Menggolongkan/mengklasifikasikan;
siswa
harus
terampil
mengenal perbedaan dan persamaan atas hasil pengamatannya terhadap suatu objek, serta mengadakan klasifikasi berdasarkan ciri khusus, tujuan, atau kepentingan tertentu. Pembuatan klasifikasi
memerlukan
kecermatan
dalam
melakukan
pengamatan. c. Menafsirkan (menginterpretasikan); siswa harus memiliki keterampilan menafsirkan fakta, data, informasi, atau peristiwa. Keterampilan ini diperlukan untuk melakukan percobaan atau penelitian sederhana. d. Meramalkan;
siswa
harus
memiliki
keterampilan
menghubungkan data, fakta, dan informasi. Siswa dituntut terampil mengantisipasi dan meramalkan kegiatan atau peristiwa yang mungkin terjadi pada masa yang akan datang. e. Menerapkan; siswa harus mampu menerapkan konsep yang telah dipelajari dan dikuasai ke dalam situasi atau pengalaman baru. keterampilan itu digunakan untuk menjelaskan tentang apa yang akan terjadi dan dialami oleh siswa dalam proses belajarnya. f. Merencanakan penelitian; siswa harus mampu menentukan masalah dan variabel-variabel yang akan diteliti, tujuan, dan ruang lingkup penelitian. Dia harus menentukan langkahlangkah kerja pengumpulan dan pengolahan data serta prosedur melakukan penelitian. g. Mengkomunikasikan; siswa harus mampu menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis dan menyampaikan
23
perolehannya, baik proses maupun hasil belajarnya kepada siswa lain dan peminat lainnya. Menurut
Sri
Sulistyorini
dalam
Agus
Sugianto,
kemampuan-kemampuan yang menunjukkan keterlibatan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran tersebut dapat dilihat melalui partisipasi dalam kegiatan pembelajaran berikut.28 a. Kemampuan bertanya/menemukan masalah b. Kemampuan melakukan pengamatan c. Kemampuan
mengidentifikasi
dan
mengklasifikasi
hasil
pengamatan. d. Kemampuan menafsirkan hasil identifikasi dan klasifikasi. e. Kemampuan mengukur. f. Kemampuan merencanakan dan melaksanakan suatu kegiatan penelitian. g. Kemampuan menggunakan dan menerapkan konsep yang telah dikuasai dalam suatu situasi baru. h. Kemampuan menyajikan atau mengkomunikasikan suatu hasil pengamatan dan atau hasil penelitian. Sesungguhnya dalam jenis-jenis keterampian proses itu tidak ada batas yang jelas, satu sama lain saling terikat dan berhubungan. Misalnya untuk dapat mengelompokan seseorang memerlukan keterampilan pengamatan. Pengkatagorian jenisjenis keterampilan proses ini dimaksudkan untuk meninjau dengan penekanan pada keterampilan tertentu.
D. Keterampilan Proses dalam Pembelajaran Inkuiri Sebagaimana yang kita ketahui, bahwa sains merupakan satu kesatuan sistem yang mempunyai pola (keteraturan) tertentu dan diperoleh melalui studi komprehensif, teliti dan sistematis. Sehingga dalam kegiatan pembelajaran, sains atau IPA tidaklah hanya mengedepankan produk atau 28
op.cit., h. 8
24
hasil
saja
melainkan
proses
pencapaian
pembelajarannya.
Jika
pembelajaran menekankan pada aspek proses maka pengalaman belajar siswa lebih bersifat langsung, karena dalam hal ini belajar sains bagi siswa bukanlah
lagi
menghafal
teori
atau
konsep
semata,
melainkan
mengimplementasikan atau mengkonstruksi pengetahuan secara langsung dan menerapkannya pada kehidupan nyata. Dalam proses pembelajaran seperti halnya inkuiri, keterampilan tersebut tidak dapat dipisahkan atau ditawar lagi keberadaannya, karena keterampilan proses dalam pembelajaran merupakan keterampilanketerampilan dasar yang harus dimiliki oleh siswa dalam memproses pelajaran sains, karena dengan keterampilan proses sains ini siswa dapat menemukan dan mengembangkan konsep dalam materi ajar. Peran dan fungsi keterampilan proses juga tidak berhenti sampai disini saja, melainkan akan berlanjut kepada pengembangan kemampuan siswa berikutnya melalui proses interaksi antara kemampuan (keterampilan memproses informasi sebelumnya) dengan konsep melalui proses belajar mengajar hingga mengembangkan sikap dan nilai pada diri siswa. Keterampilan
proses
dalam
kegiatan
pembelajaran
selalu
disesuaikan dengan tingkatan jenjang pendidikan. Hal ini didasarkan atas perbedaan tingkat perkembangan dan pengetahuan anak didik yang berbeda-beda sesuai dengan usianya. Keterampilan proses yang merupakan standar kelulusan bagi siswa SMA dan MA meliputi: keterampilan mengamati, mengajukan hipotesis, menggunakan alat dan bahan secara baik dan benar dengan selalu mempertimbangkan keamanan dan keselamatan kerja, mengajukan pertanyaan,
menggolongkan
dan
menafsirkan
data,
serta
mengkomunikasikan hasil temuan secara lisan atau tertulis, menggali dan memilih informasi faktual yang relevan untuk menguji gagasan-gagasan atau memecahkan sehari-hari. Dalam kegiatan pembelajaran yang berorientasikan keterampilan proses, sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Conny Semiawan dkk.
25
dalam penelitiannya, “dengan mengembangkan keterampilan-keterampilan memproseskan
perolehan,
anak
akan
mampu
menemukan
dan
mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut. Dengan demikian, keterampilan-keterampilan itu menjadi roda penggerak penemuan dan pengembangan fakta dan konsep serta penumbuhan dan pengembangan skap dan nilai”.29 Sikap ilmiah dalam pelaksanaannya ini hanya akan muncul atau bahkan berkembang jika siswa diperlakukan dan dianggap sebagai seorang saintis muda di kelas. Dalam hal ini anak memerlukan lebih banyak doing science daripada listening to scientific knowledge. Dengan kata lain, peningkatan scientific attitude dapat berlangsung jika penagajaran IPA guru dengan mengurangi peran „pengkhutbah‟ dan meningkatkan peran fasilitator melalui kegiatan praktis IPA (scientific activities) yang mendorong anak doing science seperti pengamatan, pengujian, dan penelitian dan jenis keterampilan lainnya. Pembahasan ini juga diperkuat dengan hasil-hasil penelitian sebelumnya yang membuktikan bahwa keterampilan proses memiliki keterikatan dengan sikap ilmiah siswa. Hal ini terbukti dari berbagai jenis keterampilan proses ternyata melibatkan sikap ilmiah yang ada, seperti pada kegiatan mengidentifikasikan masalah, siswa dilatih untuk memupuk rasa ingin tahu, bersifat jujur, objektif, dan teliti. Dalam kegiatan mengkomunikasikan siswa dilatih jujur, kerja sama dan kreatif. Dalam kegiatan menyimpulkan hasil pengamatan, siswa dilatih memupuk rasa ingin tahu, objektif, jujur, terbuka, kritis, kerja sama, dan berinisiatif. Hal senada juga telah diungkapkan oleh Semiawan, dkk dalam bukunya bahwa pendekatan keterampilan proses merupakan suatu sistem pengajaran yang lebih banyak mengaktifkan siswa, serta memberi kesempatan yang luas
29
cet. I, h. 18
Conny Semiawan dkk., Pendekatan Keterampilan Proses, (Jakarta: Grasindo, 1992),
26
dalam mengembangkan inetelektual, keterampilan proses sains, minat, dan sikap ilmiahnya. Pengembangan keterampilan proses diatas hanya terbatas dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses sains. Namun kini, beranjak dari konsep pendekatan ini yaitu pengajaran yang mengaktifkan siswa, maka bisa ditemukan atau digunakan model pembelajaran baru didalamnya yang serupa, seperti discovery dan inkuiri. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat hubungan atau keterkaitan antara keterampilan proses sains dengan sikap ilmiah siswa, yang mana dalam hal ini tentunya melibatkan kegiatan pembelajaran yang dapat menumbuhkan kedua aspek tersebut, salah satunya seperti telah disebutkan sebelumnya yaitu dengan menggunakan pendekatan inkuiri. Tabel 2.1 Aspek Keterampilan Proses Sains30 No.
Keterampilan Proses
Aspek yang diamati
Sains 1
Bertanya/mengajukan
Bertanya untuk meminta penjelasan
pertanyaan
Mengajukan
pertanyaan
yang
berlatar belakang hipotesis 2
Hipotesis
Membuat
hipotesis/dugaan
sederhana dengan bahasa sendiri Mengetahui bahwa ada lebih dari 1 kemungkinan penjelasan dari 1 kejadian Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu di uji kebenarannya dengan memperoleh bukti 3
Investigasi/merencanakan percobaan
30
Op.cit., h. 56
Menyiapkan alat dan bahan Membuat campuran Merangkai alat praktikum Menggunakan alat dengan teknik
27
yang benar Membuat tabel hasil pengamatan 4
Observasi
Mengamati
perbedaan
larutan,
suspensi, dan koloid. Mengamati sifat-sifat koloid effek tyndall dan koagulasi. Menggunakan/mengumpulkan fakta yang relevan 5
Klasifikasi
Mencatat setiap pengamatan ke dalam tabel Mencari perbedaan dan persamaan. Mengontraskan sifat-sifat
6
Prediksi
Memperkirakan bentuk campuran (homogen atau heterogen) Memperikirakan gumpalan
pada
terjadinya susu
setelah
penambahan perasan jeruk nipis 7
Interpretasi
8
Komunikasi
Menggambarkan /menterjemahkan data Menganalisis data Menyajikan pemahaman baru Membuat keismpulan sesuai dengan hasil pengamatan Mempresentasikan hasil pengamatan Mendiskusikan hasil percobaan Menampaikan ide/gagasn/data Menyimak pendapat/gambaran yang disampikan tiap kelompok Menjawab/menanggapi pertanyaan.
28
E. Hakikat Ilmu Kimia 1. Pengertian Ilmu kimia Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari berbagai fenomena dan hukum alam. Adapun ilmu pengetahuan alam itu mencakup: sub bidang studi fisika, biologi, geologi, astronomi, dan salah satunya adalah kimia. Secara singkat, dapat dikatakan bahwa Ilmu kimia adalah ilmu pemahaman dan rekayasa materi. Rakayasa yaitu mengubah suatu materi menjadi materi yang lain. Untuk dapat melakukan rekayasa tersebut, para ahli perlu memahami ilmu kimia, yaitu mengetahui susunan, struktur, serta sifat-sifat materi oleh karena itu, ilmu kimia dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang susunan, struktur, sifat, perubahan materi, serta energi yang menyertai perubahan tersebut.31 Dalam pengertian yang lain dikatakan bahwa “kimia merupakan experimental science, yaitu ilmu yang berbasiskan percobaan. Semua teori dan hukum-hukum kimia didasarkan pada data percobaan dan pengamatan.”32 Pendek kata, dewasa ini kehidupan kita sehari-hari semakin dibanjiri oleh bahan kimia, yang sering kali pula menghasilkan reaksireaksi kimia. Jadi, sekarang ini bukan hanya orang yang bekerja di laboratorium kimia saja yang setiap saat selalu dihadapkan pada bahan kimia, contohnya adalah garam dapur, yang kandungannya tidak seratus persen murni dari air laut, melainkan ada zat kimia yang terkandung dalam garam tersebut. 2. Manfaat mempelajari Ilmu kimia Mungkin ada yang bertanya tentang apa manfaat mempelajari ilmu kimia. “Manfaat yang segera kita dapat ketika mempelajari ilmu kimia adalah pemahaman yang lebih baik terhadap alam sekitar dan berbagai 31
Michael Purba. Kimia SMU Kelas X, (Jakarta: Erlangga, 2006), h. 3. Nana Sutresna, Kimia untuk SMA kelas X, (Bandung: Grafindo Media Pratama, 2006), cet. II, h. 1. 32
29
proses yang berlangsung di dalamnya, sehingga kita dapat mengontrol perubahan ini demi keuntungan bagi kehidupan manusia dan lingkungan”.33 Manfaat lain dari belajar kimia adalah masalah pembentukan sikap. “Dengan mempelajari ilmu kimia atau ilmu pengetahuan pada umumnya, kita senantiasa berhadapan dengan masalah dan berusaha memecahkannya secara sistematis. Seringkali masalah dalam ilmu kimia terlihat rumit dan kompleks, sehingga ada kesan bahwa ilmu kimia adalah ilmu yang sukar.34 Sebenarnya kerumitan itu akan menjadi suatu keuntungan jika disikapi dengan benar apablia kita menjadi terbiasa menghadapi masalah, kemudian memecahkannya secara logis dan terencana, maka kebiasaan itu akan membantu kita dalam menghadapi persoalan hidup sehari-hari. Diatas segalanya itu, ilmu kimia akan menunjukkan kepada anda betapa teraturnya alam ini, baik alam makro maupun mikro. Kiranya semua itu akan menambah kekaguman kita kepada Sang pencipta Adapun berikut ini akan diuraikan manfaat ilmu kimia secara garis besarnya, yaitu: a. Dengan belajar ilmu kimia, pola pikir ilmiah dapat terbentuk. Artinya, jika kita terbiasa memecahkan masalah-masalah yang timbul dalam ilmu kimia, diharapkan pola pikir ilmiah ini terkristalisasi
dalam
kehidupan
sehari-hari,
sehingga
dapat
diterapkan dalam banyak hal. b. Dengan belajar ilmu kimia, kita dapat mengerti bahan-bahan kimia yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari, misalnya susu, vitamin, shampo, detergen, sabun, racun, anti nyamuk, kabel listrik, dan lainlain. c. Lebih memudahkan siswa yang ingin melanjutkan studinya ke perguruan tinggi jurusan kedokteran, biologi, pertanian, teknik lingkungan, teknik kimia, dan lain-lain. 33 34
op.cit., h. 5. op.cit., h. 6.
30
3. Konsep sistem koloid a. Pengertian sistem koloid “Koloid berasal dari kata “kolia” yang dalam bahasa yunani berarti “lem”. Istiah koloid perama kali diperkenalkan oleh Thomas Graham (1861) berdasarkan pengamatannya terhadap gelatin yang merupakan kistal tetapi sukar mengalami difusi. Padahal umumnya kristal mudah mengalami difusi”.35 Oleh karena itu, zat semacam gelatin ini kemudian disebut dengan koloid. Koloid atau disebut juga dispersi koloid atau sistem koloid sebenarnya merupakan sistem dispersi dengan ukuran partikel yang lebih besar dari larutan tetapi lebih kecil daripada suspensi. Sistem koloid adalah campuran homogen antara fasa terdispersi dan fasa pendispersi. Campuran ini homogen, artinya campuran dua zat menyatu dan sulit dibedakan. Hanya saja fasa terdispersinya bukan dalam bentuk molekuler (bukan setiap molekul tersebar), tetapi gabungan dari beberapa molekul. Jika kita ambil contoh yang umum, zat terdispersi padatan dalam fasa pendispersi air maka sistem koloid merupakan dispersi padatan (gabungan dari banyak molekul) yang tersebar dalam medium pendispersi. Akan tetapi, partikel padatan yang terdispersi ini kecil sehingga tidak bisa dibedakan mana fasa terdispersi dan mana fasa pendispersi.36 b. Macam-macam koloid37 1) Sol: sistem koloid fase padat-cair disebut sol. Sol terbentuk dari fase terdispersi berupa zat padat dan fase pendispersi berupa cairan. Contoh: agar-agar, pektin, gelatin, cairan kanji.
35
Unggul Sudarmo, kimia SMA kelas XI, Seri Made Simple (SMS), (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2004), h. 193. 36 Nana Sutresna dkk, Panduan Menguasai Kimia 2, (Bandung: penerbit Ganeca, 2000), cet. I, h. 110 37 Nana Sutresna, Cerdas Belajar Kimia untuk kelas XI, (Bandung: Gravindo Media Pratama, 2006), cet. I, h. 294-298.
31
2) Sol padat: sistem koloid fase padat-padat terbentuk dari fase terdispersi dan fase pendispersi yang sama-sama berwujud zat padat. Contoh: logam campuran (aloi), misalnya stainless steel. 3) Aerosol padat: terbentuk dari fase terdispersi berupa padat dan fase pendispersi berupa gas. Contoh: asap dari pembakaran sampah atau dari kendaraan bermotor. 4) Aerosol: terbentuk dari fase terdispersi berupa zat cair dan fase pendispersi berupa gas. Contoh: hairspray, obat nyamuk semprot, parfum, cat semprot. 5) Emulsi: terbentuk dari fase terdispersi berupa zat cair dan medium pendispersi yang juga berupa cairan. Contoh: krim (emulsi yang berbentuk pasta), dan lotion (emulsi yang berbentuk cairan kental atau krim yang encer). 6) Emulsi padat: terbentuk dari fase terdispersi berupa zat cair dan medium pendispersi berupa zat padat. Contoh: keju, mentega, dan mutiara. 7) Busa: terbentuk dari fase terdispersi berupa gas dan medium pendispersi berupa zat cair. Contoh: sabun, deterjen, protein, dan tanin. 8) Busa padat: terbentuk dari fase terdispersi berupa gas dan medium pendispersi berupa zat padat. Contoh: karet busa, batu apung. c. Sifat-sifat koloid 1) Gerak Brown Gerak Brown adalah gerak acak, gerak tidak beraturan dari partikel koloid. 2) Effek Tyndall Effek Tyndall adalah efek penghamburan cahaya oleh partikel koloid.
32
3) Adsorbsi Partikel koloid mempu menyerap molekul netral atau ionion pada permukaannya. Jika partikel koloid menyerap ion bermuatan,
kemudian
ion-ion
tersebut
menempel
pada
permukaannya, partikel koloid tersebut menjadi bermuatan. Contoh: a) Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H+. b) Koloid As2S3 bermuatan negatif karena permukaannya menyerap ion S2-. 4) Koagulasi Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid yang terjadi karena kerusakan stabilitas sistem koloid atau karena penggabungan partikel koloid yang berbeda muatan sehingga membentuk partikel yang lebih besar. Koagulasi dapat terjadi karena
pengaruh
pemanasan,
pendinginan,
penambahan
elektrolit, pembusukan, pencampuran koloid yang berbeda muatan, atau karena elektroforesis. 5) Koloid Liofil dan Koloid Liofob Koloid ini terjadi pada sol yaitu fase terdispersinya padatan dan medium pendispersinya cairan. a) Koloid liofil: sistem koloid yang afinitas fase terdispersinya besar terhadap medium pendispersinya. Contoh: sol kanji, agar-agar, lem, cat b)
Koloid liofob: System koloid yang afinitas fase terdispersinya kecil terhadap medium pendispersinya. Contoh: sol belerang, sol emas.
33
6) Koloid Pelindung Koloid pelindung adalah suatu sistem koloid yang ditambahkan pada sistem koloid lainnya agar diperoleh koloid yang stabil. Contoh koloid pelindung adalah gelatin yang merupakan koloid padatan dalam medium air. 7) Dialisis Dialisis adalah proses penyaringan partikel koloid dari ionion yang teradsorpsi sehingga ion-ion tersebut dapat dihilangkan dan zat terdispersi terbebas dari ion-ion yang tidak diinginkan.38
38
ibid., h. 299-307.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di SMA PGRI 3 Jakarta. 2. Waktu Penelitian Sesuai dengan masalah yang diambil yaitu materi sistem koloid yang dipelajari di semester genap, maka penelitian ini dilakukan pada tanggal 418 Mei 2010. B. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode deskriptif, dalam Subana dijelaskan bahwa “Penelitian Deskriptif menuturkan dan menafsirkan data yang berkenaan dengan fakta, keadaan, variabel, dan fenomena yang terjadi pada saat penelitian berlangsung dan menyajikannya apa adanya”.1 Penelitian deskriptif pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama yakni menggambarkan secara sistematik fakta dan karakteristik objek atau subjek yang diteliti secara tepat, dalam penelitian ini aspek yang akan di teliti adalah keterampilan proses sains siswa. C. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI jurusan IPA di SMA PGRI 3 Jakarta yang terdistribusi ke dalam satu kelas dengan jumlah siswa sebanyak 21 orang yang terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Siswa kelas XI jurusan IPA dianggap sesuai dijadikan sampel dalam penelitian ini karena kelas XI jurusan IPA pada semester genap mempelajari mata pelajaran kimia pokok bahasan sistem koloid dimana pokok bahasan tersebut dijadikan oleh peneliti sebagai materi penunjang penelitian. Siswa dalam penelitian ini dibagi menjadi lima kelompok, dimana tiap-tiap kelompok terdapat siswa laki-laki dan perempuan, siswa dari kategori tinggi, 1
M. Subana, dkk, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), cet.
II, h. 89.
34
35
sedang, dan rendah. Penempatan kategori tinggi, sedang, dan rendah ditentukan berdasarkan nilai rata-rata siswa pada mata pelajaran kimia. Pengelompokkan ini dilakukan agar tiap kelompok memiliki kemampuan yang relatif homogen dalam hal praktikum dan diskusi. D. Instrumen Penelitian 1. Lembar Observasi Pengamatan atau observasi (observation) adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis.2 Observasi yang dilakukan di sini adalah observasi langsung, yang mengumpulkan data berdasarkan pengamatan yang menggunakan mata atau telinga secara langsung. Dengan demikian melalui observasi dapat terlihat kemunculan keterampilan proses sains yang diamati dengan menggunakan panca indera secara langsung. Instrumen yang digunakan untuk menyaring data aspek keterampilan proses sains secara tertulis berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan adalah
lembar
observasi.
Untuk
mengetahui
urutan
kemunculan
keterampilan proses dan frekuensi, dalam Subana yang mengutip Ruseffendi bahwa “khusus untuk observasi terhadap interaksi belajarmengajar di kelas dikembangkan beberapa instrument yang disebut VICS, Bias, dan Flanders”.3 Format observasi yang dikembangkan menggunakan format yang dikembangkan oleh Flinders, namun dalam penelitian ini dimodifikasi sesuai dengan keperluan penelitian. Format dalam penelitian ini menggunakan 3 kategori yaitu muncul sesuai, muncul tidak sesuai, dan tidak muncul. Lembar observasi digunakan untuk menjaring aspek keterampilan proses sains secara tertulis berdasarkan kriteria-kriteria yang ada. Aspek keterampilan proses yang diamati pada penelitian ini tiap pertemuan berbeda, hal tersebut dilakukan karena disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang akan di lakukan. Observasi mulai dilakukan pada pertemuan pertama, pada pertemuan pertama persiapan untuk melakukan kegiatan praktikum, 2
Suharismi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), cet. V, h. 30. 3 op.cit., h.143.
36
dimana siswa mulai melakukan pembelajaran berbasis inkuiri yaitu siswa diberi LKS yang berisi tujuan, alat dan bahan saja, sedangkan prosedur penelitiannya siswa sendiri yang menentukannya. Oleh sebab itu pada bagian ini siswa melakukan diskusi kelompok untuk menentukan prosedur penelitian, aspek keterampilan proses sains yang di amati observer pada bagian ini adalah aspek bertanya dan aspek hipotesis. Pada pertemuan ke dua siswa melanjutkan kegiatan diskusi kelompok membuat rancangan langkah kerja praktikum koloid pada Lembar Kerja Siswa (LKS) yang telah disediakan. Pada pertemuan ke dua tidak ada pengamatan observasi. Pada pertemuan ke tiga pelaksanaan praktikum, aspek keterampilan proses sains yang diamati yaitu, aspek investigasi, aspek observasi, aspek klasifikasi dan aspek prediksi. Pada bagian ini siswa ditugaskan untuk melakukan kegiatan praktikum dengan menggunakan alat, bahan, dan tujuan yang telah disediakan dalam LKS dengan pedoman prosedur yang telah dibuat dan didiskusikan bersama kelompoknya masing-masing. Pada pertemuan ke empat membahas hasil praktikum. Aspek keterampilan proses yang diamati adalah aspek interpretasi dan komunikasi, karena pada kegiatan ini pembelajaran dilakukan dengan cara diskusi kelompok yang membahas tentang hasil yang di dapat dalam praktikum. Dalam penelitian ini keterampilan proses, pencuplikan data melalui lembar observasi melibatkan empat orang observer yang mengobservasi terhadap lima kelompok. Setiap kelompok diobservasi oleh satu orang observer yang sebelumnya telah mendapatkan penjelasan tentang pelaksanaan ebservasi dari peneliti. Satu orang observer mengobservasi dua kelompok. Penjelasan yang diberikan berupa penjelasan penggunaan lembar observasi pada saat mengamati kegiatan praktikum serta pemberian kisi-kisi tiap poin pengamatan pada lembar observasi. Dengan langkah tersebut diharapkan persepsi setiap observer terhadap fenomena yang muncul pada saat pembelajaran menjadi sama.
37
2. Wawancara Menurut Suharismi Arikunto “wawancara atau interviu (interview) adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya-jawab sepihak dikatakan sepihak karena dalam wawancara ini responden tidak diberi kesempatan sama sekali untuk mengajukan pertanyaan”.4 Dengan demikian wawancara merupakan cara menghimpun bahan-bahan keterangan, yang diaksanakan dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak, berhadapan muka, dengan arah serta tujuan yang telah ditetapkan. Wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan Tanya jawab langsung kepada perwakilan siswa di tiap-tiap kelompok. Wawancara tersebut digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran berbasis inkuiri. E. Teknik Pengumpulan Data Agar semua dapat diperoleh dengan baik dan lengkap, ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan. Tahapan pengumpulan data tersebut adalah sebagai berikut: 1. Tahap Persiapan Adapun langkah-langkah dalam tahap persiapan adalah sebagai berikut: a. Menganalisis Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar pada standar isi mata pelajaran Kimia SMA kelas XI sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pedidikan (KTSP) yang digunakan sekarang, serta menganalsis materi pada buku teks atau paket untuk menentukan pokok bahasan yang pembelajarannya dapat menggunakan metode diskusi dan praktikum dengan menggunakan pembelajaran berbasis inkuiri. Pada penelitian ini pokok bahasan yang dipilih adalah sistem koloid. b. Membuat silabus, dan Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP). c. Membuat instrumen penelitian sebagai alat pengumpulan data.
4
op.cit., h. 30.
38
d. Menguji Validasi instrument penelitian oleh para ahli, kemudian diperbaiki sesuai dengan sasaran para ahli. Apabila instrument tersebut telah disetujui oleh para ahli, maka instrument tersebut akan langsung digunakan untuk penelitian. e. Memperbanyak instrument untuk digunakan dalam penelitian. 2. Tahap Pelaksanaan Penelitian berlangsung selama 5 pertemuan. Adapun uraian kegiatan pada setiap pertemuan adalah sebagai berikut: a. Pertemuan pertama Pembagian kelompok, siswa dibagi ke dalam lima kelompok, setiap kelompok terdapat siswa laki-laki dan siswa perempuan, siswa dari kategori tinggi, sedang dan rendah. Guru memberikan LKS kepada setiap kelompok siswa untuk kemudian dipelajari dan didiskusikan bersama anggota kelompoknya. Siswa ditugaskan untuk merumuskan prosedur/langkah kerja praktikum serta dasar teori sistem koloid sebagaimana belum tersedia pada LKS, LKS yang telah dilengkapi akan dijadikan pedoman siswa untuk melakukan kegiatan praktikum pada pertemuan selanjutnya. Pada pertemuan pertama mulai dilakukan observasi terhadap keterampilan proses proses sains siswa selama melakukan kegiatan diskusi, setiap kelompok didampingi satu observer, yang bertugas untuk mencatat kemunculan keterampilan proses sains siswa pada saat diskusi. Sebelum pertemuan pertama dimulai, para observer sudah memiliki lembar observasi dan sudah mengetahui siswa yang akan diobservasi. Para observer diberikan pengarahan tentang cara penilaian pada lembar observasi sebelum pertemuan pertama. b. Pertemuan kedua Pada pertemuan kedua siswa melanjutkan kegiatan diskusi kelompok membuat rancangan langkah kerja praktikum koloid pada Lembar Kerja Siswa (LKS) yang telah disediakan. Pada pertemuan ke dua tidak ada pengamatan observasi.
39
c. Pertemuan ketiga Pada pertemuan ketiga dilakukan kegiatan praktikum mengenai mengklasifikasikan
suspensi
berdasarkan
hasil
data
kasar
pengamatan
larutan
sejati
(effek
dan
tyndall,
koloid
kogulasi,
homogen/heterogen, dan penyaringan). Pada pertemuan kedua ini dilakukan pula observasi terhadap keterampilan proses sains siswa selama melakukan praktikum, setiap kelompok didampingi satu observer. d. Pertemuan keempat Pada pertemuan keempat siswa melakukan kegiatan diskusi dan presentasi mengenai hasil praktikum yang telah mereka lakukan pada pertemuan sebelumnya. Pada pertemuan ini dilakukan pula observasi terhadap keterampilan proses sains siswa selama melakukan diskusi, setiap kelompok didampingi satu observer. e. Pertemuan kelima Pada pertemuan kelima dilakukan wawancara terhadap perwakilan kelompok siswa pada masing-masing kelompok. 3. Tahap Pengolahan Data Langkah-langkah dalam tahap pengolahan data adalah: a. Pengolahan data lembar observasi b. Pengolahan data hasil wawancara F. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi Agar diperoleh data yang valid dan reliabel, instrumen lembar observasi dikonsultasikan kepada dosen pembimbing untuk mengetahui validitasnya dan proses pembelajaran direkam untuk menjaga reliabilitasnya. 1. Validitas “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan suatu instrumen.”5 Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Untuk mengetahui ketepatan instrumen lembar observasi untuk mengukur keterampilan proses sains 5
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 168.
40
dilakukan validasi isi oleh dosen pembimbing. Validasi ini dilakukan dengan cara menentukan tujuan mengadakan pengamatan, mengadakan pembatasan terhadap bagian yang akan diamati, merumuskan indikator dari tiap bagian yang akan diamati, dan menderetkan semua indikator dalam tabel persiapan yang juga memuat aspek tingkah laku yang terkandung dalam indikator.
2.
Reliabilitas “Reliabilitas bermakna keterpercayaan, keterandalan, keajegan, atau konsistensi dan dapat diartikan sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya dan konsisten”.6 “Reliabilitas menunjukkan bahwa suatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik”.7 Untuk menjaga reliabilitas dari instrumen lembar observasi, maka sebelum melakukan pengamatan yang sesungguhnya,
observer
perlu
dilatih
terlebih
dahulu
untuk
“menyingkirkan” atau “menekan sampai sesedikit mungkin” unsur objektivitas observer. Alternatif lain yang digunakan dalam mencari reliabilitas instrumen observasi yaitu dengan dokumentasi video.
6 7
op.cit., h. 105. op.cit., h. 178.
41
ALUR PENELITIAN
Analisis Standar Isi Mata Pelajaran Kimia SMA
Analisis Materi Pelajaran
P E R S I A P A N
Membuat Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Membuat Instrumen Penelitian
Validitas Instrumen YA
P E L A K S A N A A N
Memperbanyak Instrumen
Diskusi
Praktikum
Observasi
Diskusi
Penentuan Siswa yang Akan Diwawancarai P E N G O L A H A N D A T A
wawancara
Temuan Penelitian
Analisis dan Pembahasan Kesimpulan dan saran
42
F. Teknik Analisis Data Setelah data terkumpul, analisis yang dilakukan adalah deskriptif kualitatif, dalam Suharismi Arikunto dijelaskan bahwa Analisis deskriptif kualitatif adalah memberikan predikat kepada variabel yang diteliti sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Predikat yang diberikan tersebut dalam bentuk peringkat yang sebanding dengan atau atas dasar kondisi yang diinginkan agar pemberian predikat dapat tepat maka sebelum dilakukan pemberian predikat, dilakukan kondisi tersebut diukur dengan persentase, baru kemudian ditransfer ke predikat.8 1. Lembar Observasi Data yang diperoleh dari format lembar observasi kemudian dianalisis lebih lanjut dengan cara: a. Memberi di bagian mana tanda ceklis (√) di bubuhkan, dalam Slameto dijelaskan bahwa “Chek-list atau daftar cek adalah salah satu alat/pedoman
observasi
yang
berupa
daftar
kemungkinan-
kemungkinan aspek tingah laku seseorang yang sengaja dibuat untuk memudahkan mengenai ada tidaknya aspek-aspek tingkah laku tertentu pada seseorang yang akan dinilai”.9 Tanda ceklis tersebut dimasukkan kedalam lembar observasi sesuai dengan kriteria yang ada pada setiap aspek keterampilan proses sains siswa yang muncul selama berlangsungnya rangkaian kegiatan pembelajaran inkuiri. b. Perhitungan Skala Pengukuran10
Skala
Keterangan
3
Muncul sesuai
2
Muncul tidak sesuai
1
Tidak muncul
Jumlah skor kriterium (bila setiap butir mendapat skor tertinggi) = 3 x 1 x 21 = 63. Untuk ini skor tertinggi tiap butir 3, jumlah butir 1, dan jumlah 8
Suharismi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005), cet. Ke7, h. 269. 9 Slameto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bina Aksara, 1988), cet.I, h. 96. 10 op.cit., h. 108 – 110.
43
responden 21. Sedangkan bila setiap butir mendapat skor terendah = 1 x 1 x 21 = 21. Sehingga secara kontinum dapat dibuat kategori sebagai berikut: 21
42
Tidak muncul
35
63
muncul tidak sesuai
49
muncul sesuai
Jika dibuat persentasenya menjadi:
77,9%
c. Menginterpretasi secara deskriptif data persentase tiap-tiap aspek keterampilan proses sains siswa yang muncul selama berlangsungnya rangkaian kegiatan pembelajaran inkuiri. 2. Format Wawancara Data yang diperoleh dari hasil wawancara dibuat dalam bentuk tabel untuk kemudian diterjemahkan secara deskriptif. Tabel 3.2 Format Wawancara Variabel
Kisi-kisi Pertanyaan
Respon siswa
Apakah kamu senang belajar kimia disertai dengan kegiatan
terhadap
praktikum? Jelaskan pendapatmu!
pembelajaran
Bagaimana kesanmu setelah mengikuti proses pembelajaran
dengan
kimia dengan pendekatan seperti ini (inkuiri) ?
pendekatan
Apakah pembelajaran ini menarik menurutmu? Jelaskan
inkuiri
pendapatmu! Kegiatan apa saja kamu lakukan selama kegiatan praktikum berlangsung? Apakah kamu menemukan kesulitan selama praktikum
44
berlangsung? Jika “ya” kesulitan apa yang kamu hadapi, jika “tidak” apa alasanmu! Menurutmu, apakah pembelajaran seperti ini efektif untuk dilakukan? Berikan alasanmu! Apakah melalui pembelajaran ini (inkuiri) kalian mampu berhipotesis? Apakah kalian berantusias untuk menguji hipotesis kalian? Apakah kamu terlatih bekerja ilmiah melalui praktikum yang telah dilakukan. Berikan alasanmu! Keterampilan
Keterampilan apa saja yang dapat kamu kembangkan melalui
proses sains yang
pembelajaran seperti ini? Jelaskan pendapatmu!
muncul
Dengan pembelajaran seperti ini, apakah kamu termotivasi untuk membuat pertanyaan dan meningkatkan kreativitas kamu? Berikan alasanmu!
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan temuan yang diperoleh dari penelitian beserta pembahasannya. A. Hasil Penelitian Temuan yang diperoleh selama lima kali pertemuan berupa data hasil observasi masing-masing aspek keterampilan proses sains siswa yang dilakukan selama 4 kali pertemuan, dan wawancara 1 kali pertemuan, maka diperoleh hasil sebagaimana yang peneliti jabarkan dalam bentuk tabel-tabel frekuensi dan presentase sebagai berikut: 1. Data Hasil Obeservasi Keterampilan Proses Sains Aspek-aspek keterampilan proses sains yang dinilai selama 4 kali pertemuan ini diantaranya aspek bertanya, hipotesis, investigasi, observasi, klasifkasi,
prediksi,
interpretasi,
dan
komunikasi.
Hasil
temuan
keterampilan proses sains siswa disajikan dalam bentuk tabel di bawah ini:
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Aspek Keterampilan Proses Sains Aspek No
keterampil
Sub aspek yang
an proses
diamati
a. Bertanya untuk meminta penjelasan. Bertanya
e (%) sub aspek
sains
1
Persentas
Persentas e (%)
Kategor
rata-rata
i
aspek
79,36 Muncul
b. Mengajukan
77,4
pertanyaan yang
sesuai
75,4
berlatar belakang
tidak
hipotesis 2
Hipotesis
a. Membuat
85,7
hipotesis/dugaan
45
72,5
Muncul tidak
46
sederhana dengan
sesuai
bahasa sendiri b. Mengetahui bahwa ada lebih dari 1 kemungkinan
74,6
penjelasan dari 1 kejadian c. Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu di uji kebenarannya
57,1
dengan memperoleh bukti a. Menyiapkan alat dan bahan b.Membuat campuran c. Merangkai alat 3
Investigasi
praktikum
95,2 95,2 90,5 89,8
d.Menggunakan alat dengan teknik yang
Muncul sesuai
95,2
benar e. Membuat tabel hasil pengamatan
73
a. Mengamati perbedaan larutan,
95,2
suspensi, dan koloid. 4
Observasi
b.Mengamati sifat-sifat koloid effek tyndall
86,2 87,3
dan koagulasi. c. Menggunakan/meng
76,2
Muncul sesuai
47
umpulkan fakta yang relevan a. Mencatat setiap pengamatan ke
76,2
dalam tabel 5
Klasifikasi
b.Mencari perbedaan dan persamaan. c. Mengontraskan sifatsifat
87,3
79,9
Muncul sesuai
76,2
a. Memperkirakan bentuk campuran (homogen atau
90,5
heterogen) 6
Prediksi
88,1
b.Memperikirakan terjadinya gumpalan pada susu setelah
Muncul sesuai
85,7
penambahan perasan jeruk nipis a. Menggambar/menterj emahkan data b.Menganalisis data c. Menyajikan 7
Interpretasi
pemahaman baru
93,7 98,4 47,6
82,6
Muncul sesuai
d.Membuat kesimpulan sesuai dengan hasil
90,5
pengamatan a. Mendiskusikan 8
Komunikasi
hasil percobaan b. Mempresentasikan
88,9 100
88,2
Muncul sesuai
48
hasil pengamatan c. Menyimak pendapat/gambaran yang disampikan
85,7
tiap kelompok d. Menjawab/menang gapi pertanyaan e. Mempresentasikan hasil pengamatan
92
74,6
Persentase (%) rata-rata keterampilan proses sains
83,1
Muncul sesuai
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa aspek bertanya muncul tidak sesuai dengan persentase sebesar 77,4%, aspek hipotesis muncul tidak sesuai dengan persentase sebesar 72,5%, aspek investigasi muncul sesuai dengan persentase sebesar 89,8,3%, aspek observasi muncul sesuai dengan persentase sebesar 86,2%, aspek klasifikasi muncul sesuai dengan persentase sebesar 79,9%, aspek prediksi muncul sesuai dengan persentase sebesar 88,1%, aspek interpretasi muncul tidak sesuai dengan persentase sebesar 82,6%, dan aspek komunikasi muncul sesuai dengan persentase sebesar 88,2%, rata-rata aspek keterampilan proses sebesar 83,1%. Nilai rata-rata yang ditunjukkan dapat menunjukkan bahwa seluruh aspek keterampilan proses yang muncul melalui pembelajaran berbasis inkuiri muncul sesuai. 2. Hasil Wawancara Dalam penelitian ini
selain menggunakan
data observasi
keterampilan proses sains siswa, data yang dapat memperkuat hasil penelitian adalah data wawancara. Adapun hasil temuan wawancara disajikan dalam bentuk tabel di bawah ini:
49
Tabel 4.2 Respon siswa terhadap pembelajaran kimia dengan pendekatan inkuiri No 1
Pertanyaan
Kesimpulan jawaban siswa
Apakah kamu senang belajar
Senang, karena belajar kimia dengan
kimia disertai dengan kegiatan
kegiatan praktikum tidak membosankan
praktikum? Jelaskan pendapatmu!
dan kami bisa mendapatkan pengalaman baru, serta dapat membuktikan suatu materi melalui percobaan.
2
Bagaimana kesanmu setelah
Mengasyikkan, karena pembelajaran
mengikuti proses pembelajaran
seperti ini membuat kita lebih berani
kimia dengan pendekatan seperti
dalam mengungkapkan pendapat, dapat
ini (inkuiri)?
belajar mandiri, sehingga pelajaran lebih mudah kita fahami. Tapi karena kami belum terbiasa jadi masih sering mengandalkan guru, dan kadang sulit dimengerti.
3
Apakah pembelajaran ini menarik
Menarik, karena pembelajarannya lebih
menurutmu? Jelaskan
menekankan kepada penerapan,
pendapatmu!
sehingga kita dapat memecahkan masalah secara langsung, selain itu bisa berdiskusi dengan teman kelompok. Dengan diskusi kelompok membuat kami berani mengungkapkan pendapat, dan bertanya.
4
Kegiatan apa saja kamu lakukan
Kami masing-masing membagi tugas,
selama kegiatan praktikum
ada yang mengamati, mencatat,
berlangsung?
membuat campuran, dan lain sebagainya.
5
Apakah kamu menemukan
Ya, karena pembelajaran seperti ini
kesulitan selama praktikum
baru buat kami. Kami terbiasa
50
6
berlangsung? Jika “ya” kesulitan
dibimbing sepenuhnya oleh guru. Tapi
apa yang kamu hadapi, jika
kami senang, karena dalam kelompok
“tidak” apa alasanmu!
satu sama lain saling membantu.
Menurutmu, apakah pembelajaran
Ya, karena dengan adanya kelompok
seperti ini efektif untuk
belajar dan praktik kita dapat
dilakukan? Berikan alasanmu!
menguasai dengan cepat dari apa yang sudah kita pelajari dan mendapat masukan-masukan dari kelompok lain untuk mengoreksi kekurangan kelompok kami, selain itu kami dapat mengembangkan pemikiran kami sendiri dan masalah yang kami hadapi.
7
Keterampilan apa saja yang dapat
Keterampilan dalam bertanya, berfikir,
kamu kembangkan melalui
berpendapat, menggunakan alat, serta
pembelajaran seperti ini? Jelaskan
keterampilan memecahkan masalah.
pendapatmu!
Karena dalam pembelajaran ini kita dituntut untuk belajar mandiri.
8
Apakah melalui pembelajaran ini
Sulit, karena kami belum terbiasa
(inkuiri) kalian mampu
belajar dengan pembelajaran inkuiri.
berhipotesis? Apakah kalian
Kami biasa mengandalkan guru, belum
berantusias untuk menguji
terbiasa untuk belajar mandiri. Selain
hipotesis kalian?
itu kami tidak memiliki pengetahuan sebelumnya tentang koloid, hanya sebagian teman-teman yang sudah mempelajari sebelumnya. Kami merasa teori yang diberikan sudah benar dan sesuai dengan apa yang ada di dalam buku, jadi kami merasa tidak perlu membuktikannya dalam percobaan
51
9
Apakah kamu terlatih bekerja
Ya
terlatih,
ilmiah melalui praktikum yang
mengatahui hal-hal menarik yang baru
telah dilakukan. Berikan
kita
alasanmu!
pengalaman pembelajaran ini. Selain itu
ketahui
dalam
karena
dari
kita
dapat
praktikum
praktikum
dari
sudah
ada
pedomannya dalam LKS, jadi kami tinggal
mengikuti
saja
apa
yang
terdapat dalam LKS. 10
Dengan pembelajaran seperti ini,
Ya, karena pembelajaran seperti ini
apakah kamu termotivasi untuk
memberi rasa ingin tahu, terpacu dan
membuat pertanyaan dan
menimbulkan banyak pertanyaan.
meningkatkan kreativitas kamu?
Sehingga kita semakin termotivasi
Berikan alasanmu!
dalam meningkatkan kreativitas kami. Tetapi kami kurang bisa menanggapi pertanyaan, buat kami cukup kelompok yang presentasi yang menjawab atau menanggapi pertanyaan.
B. Pembahasan 1.Katerampilan Proses Sains Telah kita ketahui bahwa keterampilan proses memberi tekanan kepada proses pembentukan keterampilan memperoleh pengetahuan dan mengkomunikasikan perolehannya. Penelitian yang dilakukan selama empat kali pertemuan ini aspek keterampilan proses yang diamati tiap pertemuan berbeda-beda sesuai dengan aktivitas pembelajaran yang dilakukan. Tingkat persentase munculnya aspek keterampilan proses sains siswa selama pembelajaran melalui pendekatan inkuiri berlangsung menunjukkan banyak variasi, ada yang muncul sesuai, dan ada yang muncul tidak sesuai, hal tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1. Secara keseluruhan persentase kemunculan aspek keterampilan proses sains yang diamati disajikan dalam bentuk diagram berikut:
52
Gambar 4.1 Diagram Batang Kemunculan Aspek Keterampilan Proses Sains Siswa Secara Keseluruhan.
Aspek yang pertama yaitu aspek bertanya. Pada aspek bertanya sub aspek bertanya untuk meminta penjelasan memiliki nilai persentase yang cukup tinggi dibandingkan dengan sub aspek mengajukan pertanyaan yang berlatar belakang hipotesis. Bertanya untuk meminta penjelasan merupakan hal yang paling mudah dilakukan oleh siswa, karena siswa dapat bertanya apa yang mereka belum mengerti tanpa ragu, namun tidak sedikit pula siswa yang malu bertanya. Sedangkan sub aspek mengajukan pertanyaan yang berlatar belakang hipotesis muncul dengan persentase yang lebih rendah, sub aspek ini muncul tidak sesuai karena untuk bertanya yang berlatar belakang hipotesis membutuhkan pengetahuan yang dasar tentang hal yang sedang dikaji, sehingga siswa belum mampu untuk membayangkan hal yang belum pernah dilakukan kemudian dipertanyakan. Pada aspek hipotesis, sub aspek membuat hipotesis/dugaan sederhana dengan bahasa sendiri merupakan sub aspek yang muncul dengan nilai persentase paling tinggi, artinya sub aspek ini muncul sesuai dan paling dominan dibandingkan sub aspek lainnya pada aspek hipotesis, sedangkan
53
sub aspek menyadari bahwa suatu penjelasan perlu diuji kebenarannya dengan memperoleh bukti muncul tidak sesuai dengan persentase paling rendah, karena berdasarkan hasil wawancara, siswa merasa cukup memperoleh bukti dari teori yang mereka dapatkan pada buku, sehingga mereka tak perlu mengujinya kembali. Maka secara keseluruhan aspek hipotesis muncul sesuai, hal ini berdasarkan hasil wawancara, siswa belum terbiasa melakukan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri, siswa terbiasa menerima atau menyimak materi yang disampaikan oleh guru, serta tidak terlibat aktif dalam kegiatan belajar. Aspek berikutnya yaitu aspek investigasi, sub aspek yang memiliki persentase paling tinggi adalah membuat campuran, menyiapkan alat dan bahan, serta menggunakan alat dengan teknik yang benar. Aktivitas membuat campuran banyak dilakukan oleh siswa karena dalam LKS siswa ditugaskan untuk membuat campuran sebelum melakukan percobaan. Sedangkan menyiapkan alat dan bahan merupakan bagian dari kegiatan praktikum, dimana sebelum praktikum siswa harus menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan sesuai dengan pedoman pada LKS. Begitupun menggunakan alat dengan teknik yang benar, siswa mampu menggunakan alat praktikum dengan teknik yang benar karena sebelumnya siswa telah ditugaskan membuat langkah kerja lengkap dengan gambar. Alat-alat yang digunakan cukup sederhana dan siswa mampu menggunakannnya dengan baik. Aktivitas merangkai alat praktikum memiliki persentase dibawah aktivitas
membuat
campuran,
menyiapkan
alat
dan
bahan,
serta
menggunakan alat dengan teknik yang benar. Karena pada aktivitas merangkai alat praktikum, tiap kelompok mengandalkan salah satu teman saja untuk merangkai alat praktikum, mereka telah membagi tugas kerja. Aktivitas membuat tabel hasil pengamatan memiliki nilai persentase paling rendah pada aspek ini, hanya sebagian siswa yang membuat tabel yang lainnya tidak, hal tersebut menurut siswa cukup salah satu siswa dalam kelompok yang bertugas membuat tabel hasil pengamatan. Maka aspek investigasi/merencanakan percobaan secara keseluruhan muncul sesuai.
54
Aspek observasi. Sub aspek yang memiliki persentase paling tinggi adalah mengamati perbedaan larutan, suspensi dan koloid. Sub aspek ini muncul sesuai. Sedangkan sub aspek menggunakan/mengumpulkan fakta yang relevan muncul tidak sesuai dengan persentase yang lebih rendah. Ativitas mengamati perbedaan larutan, suspensi dan koloid banyak dilakukan oleh siswa karena dalam LKS siswa ditugaskan untuk mencatat perbedaan larutan, suspensi dan koloid. Dari hasil lapangan siswa mengamati perbedaan larutan, suspensi dan koloid dengan cara disaring, homogen atau heterogen dan pengamatan effek tyndall, aktivitas ini dilakukan
dengan
seksama
dan
teliti.
Aktivitas
menggunakan/mengumpulkan fakta yang relevan memiliki persentase yang lebih rendah karena siswa mengumpulkan fakta sebelum pelaksanaan praktikum akan tetapi sedikit yang menggunakannya, siswa hanya menggunakan LKS yang diberikan. Maka aspek observasi muncul dengan baik, karena pada pelaksanannya siswa melakukan penelitian atau praktikum sesuai dengan prosedur/langkah kerja yang telah mereka buat. Selain itu siswa sangat antusias melakukan praktikum, karena kegiatan ini jarang mereka lakukan sebelumnya. Aspek prediksi, terdiri atas dua sub aspek yang muncul sesuai dengan persentase yang hampir sama yaitu memperkirakan bentuk campuran (homogen atau heterogen) dan memperkirakan terjadinya gumpalan pada susu setelah diberi perasan jeruk nipis. Aktivitas ini banyak dilakukan siswa, karena dari hasil lapangan untuk membedakan larutan, suspensi, dan koloid, siswa sebelumnya memperkirakan apakah dari ketiga campuran tersebut homogen atau heterogen, selain itu pada percobaan koagulasi siswapun harus memperkirakan terjadinya gumpalan pada susu. Aspek klasifikasi, sub aspek mencari perbedaan dan persamaan muncul sesuai dengan persentase paling tinggi, karena aktivitas mencari perbedaan dan persamaan merupakan bagian untuk mengerjakan LKS, yaitu pada saat menulis kesimpulan dan mengerjakan evaluasi serta terdapat pada langkah kerja yang mereka buat. Sedangkan mengontraskan sifat-sifat dan
55
mencatat setiap pengamatan ke dalam tabel memiliki persentase yang sama dan lebih rendah dari sub aspek mencari persamaan dan perbedaan, misalnya pada praktikum effek tyndall, siswa hanya mengamati bagaimana cahaya lampu saat disorotkan ketiga campuran tanpa mengamati bagaimana sifatsifat effek tyndall, mengapa cahayanya dihamburkan dan sebagainya. Selain itu siswa yang mencatat setiap pengamatan ke dalam tabel hanya sebagian siswa saja, karena berdasarkan hasil wawancara siswa lebih mengandalkan teman kelompoknya, karena praktikum ini dilaksanakan berkelompok, mereka telah membagi tugas, ada yang mencatat dan sebagainya. Maka aspek klasifikasi secara keseluruhan muncul sesuai. Pada aspek komunikasi, sub aspek menyampaikan ide/gagasan/data, menyimak
pendapat/gambaran
yang
disampaikan
tiap
kelompok,
memprentasikan hasil pengamatan, dan mendiskusikan rancangan langkah kerja muncul sesuai. Keempat sub aspek ini mudah dilakukan siswa, siswa bebas menyampaikan ide/gagasan mereka dalam kerja kelompok maupun saat diskusi kelas, selain itu adanya aktivitas mempresentasikan hasil pengamatan, seluruh siswa menyimak dengan baik, karena dapat menjadi bahan masukan bagi mereka. Sedangkan sub aspek menjawab/menanggapi pertanyaan muncul tidak sesuai, dengan persentase dibawah keempat sub aspek lainnya. Hal ini terlihat dari hasil wawancara bahwa siswa cenderung menerima pendapat dari siswa lainnya, dan ketika tanya jawab, lebih banyak siswa yang presentasi yang menjawab pertanyaan-pertanyaan. Siswa lainnya lebih banyak aktivitas menyimak. Dan sebagian siswa tidak memperhatikan ketika temannya presentasi. Maka secara keseluruhan aspek komunikasi muncul sesuai, hal ini karena ada interaksi antar siswa dalam kegiatan belajar, pada pelaksanaannya siswa melakukan diskusi kelompok sebelum maupun sesudah melakukan praktikum, diskusi dalam kelompok maupun diskusi kelas. Dalam kegiatannya siswa menyampikan ide/gagasan/data, mempresentasikan
hasil
pengamatan,
serta
menjawab/menanggapi
pertanyaan, sehingga siswa telah melakukan komunikasi dengan baik.
56
Aspek interpretasi memiliki persentase terendah dari aspek komunikasi. Sub aspek menggambar/menterjemahkan data, membuat kesimpulan sesuai dengan hasil pengamatan dan menganalisis data muncul dengan baik, karena dalam LKS siswa ditugaskan untuk mengisi hasil pengamatan dan membuat kesimpulan. Untuk membuat kesimpulan tentunya siswa melakukan aktivitas sebelumnya yaitu menganalisis data dan menterjemahkan data. Aktivitas menyajikan pemahaman baru muncul tidak sesuai dengan persentase jauh di bawah ketiga aspek lainnya. Kegiatan menyajikan pemahaman baru hanya dilakukan oleh beberapa orang saja, dimana pemahaman baru disini siswa melakukan kegiatan yang berkaitan dengan kegiatan praktikum akan tetapi diluar LKS. Dari data hasil wawancara, siswa cenderung mengikuti saja apa yang sudah terdapat dalam LKS. Berdasarkan pembahasan di atas, menunjukkan bahwa selama kegiatan pembelajaran inkuiri, setiap pertemuan menggunakan aspek yang berbeda karena tujuan pembelajaran pada tiap pertemuan berbeda-beda sehingga setiap aspek memiliki nilai persentase yang bervariasi. Dengan demikian, aspek keterampilan proses sains siswa yang diamati ada beberapa aspek yang muncul sesuai dan ada pula aspek yang muncul tidak sesuai. Aspek keterampilan proses yang muncul sesuai adalah aspek investigasi, aspek observasi, aspek klasifikasi, aspek prediksi, interpretasi, dan aspek komunikasi. Sedangkan aspek yang muncul tidak sesuai adalah aspek bertanya dan hipotesis. Dari delapan aspek keterampilan proses sains tersebut, aspek yang memiliki persentase tertinggi dan paling dominan adalah aspek investigasi. Aspek investigasi muncul dengan baik dan paling dominan karena pada kegiatan ini siswa telah diberikan pedoman LKS yang sebelumnya mereka ditugaskan untuk membuat rancangan langkah kerja pada LKS tersebut, sehingga siswa dengan mudah merencanakan percobaan. Selain itu berdasarkan hasil wawancara, siswa merasa senang belajar dengan kegiatan praktikum, menurut mereka belajar dengan kegiatan praktikum tidak
57
membosankan,
mereka
mendapat
pengalaman
baru,
serta
dapat
membuktikan suatu materi melalui suatu percobaan. Dengan demikian siswa sangat berantusias untuk melakukan penelitian sehingga mereka sungguhsungguh untuk melakukan penelitian. Sedangkan aspek yang muncul dengan persentase paling rendah adalah aspek hipotesis. Aspek ini memiliki persentase paling rendah dengan kategori muncul tidak sesuai, hal tersebut terjadi karena berdasarkan hasil wawancara siswa belum terbiasa melakukan kegiatan pembelajaran berbasis inkuiri, siswa terbiasa menerima atau menyimak materi yang disampaikan oleh guru, tidak terlibat aktif dalam kegiatan belajar. Pada diagram 4.1 jelas terlihat bahwa keterampilan proses sains yang muncul sesuai dengan persentase tertinggi adalah aspek investigasi, sedangkan aspek yang muncul tidak sesuai dengan persentase terendah adalah aspek hipotesis. Pada dasarnya setiap siswa memiliki keterampilan dasar, oleh sebab itu untuk mencapai kriteria keterampilan proses sains yang maksimal baik yang dasar maupun yang terpadu harus terlatih kepada siswa, hal tersebut sebagaimana dikemukakan oleh Oemar Hamalik bahwa “Pendekatan keterampilan proses ialah pendekatan pembelajaran yang bertujuan mengembangkan sejumlah kemampuan fisik dan mental sebagai dasar untuk mengembangkan
kemampuan
yang lebih
tinggi
pada
diri
siswa.
Kemampuan-kemampuan fisik dan mental tersebut pada dasarnya telah dimiliki oleh siswa meskipun masih sederhana dan perlu dirangsang agar menunjukkan jati dirinya.”.1 Secara keseluruhan persentase keterampilan proses sains siswa sebesar 83,1% dengan muncul sesuai. Maka hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan inkuiri mampu mengungkap dan mengembangkan keterampilan proses sains siswa.
1
op.cit., h. 149.
58
2.Respon siswa terhadap Pembelajaran Berbasis inkuiri Hasil penelitian menunjukkan adanya respon yang positif terhadap pembelajaran berbasis inkuiri. Dimana sebagian siswa merasa senang belajar kimia dengan pendekatan inkuiri tersebut, dalam pembelajaran inkuiri ini siswa dilibatkan secara aktif mulai dari merumuskan masalah, mengajukan
hipotesis,
merancang
dan
menganalisis
percobaan,
mengumpulkan data, menganalisis data, membuat kesimpulan. Sehingga kegiatan belajar yang mereka lakukan jadi lebih bermakna dan mereka jadi lebih memahami materi pelajaran. Sebagaimana paham konstrutivisme bahwa dalam proses pembelajaran Siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan bergelut dengan ide-ide, yaitu siswa harus mengkonstruksi sendiri pengetahuan dibenak mereka sendiri.2 Dalam pembelajaran inkuiri siswa diminta untuk melakukan hipotesis, menurut siswa ini sulit dilakukan karena mereka belum terbiasa untuk belajar mandiri. Mereka terbiasa mengandalkan guru. Selain itu banyak siswa yang belum membaca materi koloid sebelumnya, ini terlihat ketika mereka diminta untuk berhipotesis, munculnya hipotesis diluar yang diharapkan. Misalnya ketika guru menampilkan gambar tiga buah campuran diantaranya campuran air dan gula, campuran air dan susu, campuran air dan kopi. Siswa kurang mampu menafsirkan ketiga gambar tersebut, karena menurut mereka guru yang akan menjelaskan gambar tersebut. Namun, siswa merasa senang dengan adanya praktikum, mereka diminta untuk merancang percobaan. Menurut mereka dengan adanya praktikum kegiatan belajar jadi tidak membosankan, mereka dapat menguji langsung teori yang mereka pelajari sebelumnya. Karena praktikum dilakukan
berkelompok,
maka
diantara
mereka
saling membantu,
bekerjasama, yang kurang faham dapat diajari oleh siswa yang lebih faham, menurut mereka hal ini dapat mengembangkan pemikiran mereka. Selain itu adanya kegiatan diskusi pada saat sebelum maupun sesudah praktikum 2
op.cit., h. 123
59
dalam pembelajaran inkuiri menurut siswa dapat menarik minat belajar siswa, karena siswa merasa kegiatan pembelajaran tidak monoton. Adanya kegiatan diskusi dapat memberikan pengaruh positif bagi siswa, karena siswa merasa ditantang untuk selalu belajar dan berfikir lebih keras selama merumuskan langkah kerja praktikum bersama kelompoknya. Selain itu kegiatan diskusi juga dapat melatih siswa untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi, melalui kegiatan ini siswa menjadi lebih berani untuk bertanya, menjawab pertanyaan, mengeluarkan ide/gagasan/pendapat, dan lainnya. Namun demikian, pembelajaran seperti ini juga mempunyai kekurangan, diantaranya pembelajaran seperti ini merupakan pembelajaran yang baru bagi siswa sehingga di dalam proses pelaksanaannya siswa merasa sedikit kaku karena belum terbiasa. Selanjutnya, dikarenakan dalam pembelajaran ini lebih banyak berdiskusi dibandingkan dengan kegiatan praktikum, siswa menjadi bosan dengan kegiatan diskusi, sehingga pada saat diskusi ini dapat memberikan peluang kepada siswa yang kurang aktif pada kegiatan diskusi untuk membicarakan topik lain di luar materi pembelajaran.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dibahas sebelumnya, diperoleh beberapa kesimpulan mengenai keterampilan proses sains siswa dan respon siswa terhadap pembelajaran inkuiri pada pokok bahasan sistem koloid, sebagai berikut: 1. Pembelajaran dengan pendekatan inkuiri berpengaruh baik terhadap keterampilan proses sains siswa, hal ini terlihat dari persentase kemunculan keterampilan proses sains secara keseluruhan sebesar 83,1%. Dari kedelapan aspek keterampilan proses sains semua muncul dengan nilai yang bervariasi. Pada aspek bertanya muncul tidak sesuai dengan persentase sebesar 77,4%, aspek hipotesis muncul tidak sesuai dengan persentase sebesar 72,5%, aspek investigasi muncul sesuai dengan persentase sebesar 89,8%, aspek observasi muncul sesuai dengan persentase sebesar 86,2%, aspek klasifikasi muncul sesuai dengan persentase sebesar 79,9%, aspek prediksi muncul sesuai dengan persentase sebesar 88,1%, aspek interpretasi muncul sesuai dengan persentase sebesar 82,6% , aspek komunikasi muncul sesuai dengan persentase sebesar 88,2%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dari kedelapan aspek keterampilan proses sains yang diamati aspek investigasi muncul paling dominan diantara aspek lainnya. 2. Sebagian siswa senang belajar dengan pendekatan inkuiri karena dalam pembelajaran ini banyak melibatkan siswa dalam proses belajar. Kegiatan praktikum dapat mengembangkan keterampilan siswa dalam menggunakan alat dan bahan yang ada di laboratorium. Sedangkan diskusi kelompok dapat mengembangkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dan hubungan sosial antar siswapun semakin meningkat. Adapun kekurangan dari pembelajaran ini adalah seringnya berdiskusi membuat siswa merasa bosan.
60
61
B. Saran 1. Dalam mengambangkan pembelajaran inkuiri hendaknya guru lebih kreatif menemukan hal-hal baru dan dapat mengemasnya dengan lebih menarik dan tidak membosankan terutama pada saat diskusi. 2. Sebaiknya guru memberikan pengalaman yang bervariasi pada siswa, dengan demikian siswa dapat mengembangkan kreativitas dan menambah wawasan baru pada siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharismi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2005. Arikunto, Suharismi, Manajemen Penelitian, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005. Arikunto, Suharismi, Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 2006. Charin, Arthur A, dkk., Activities for Teaching Science as Inquiry, New Jersey: Pearson Merill Prentice Hall, 2005. Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 1995. Hamalik, Oemar, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2001. Hassard, Jack dan Michael Dias, The Art of Teaching Science, (New York: Oxford University Press, 2005. Jones, Mark T dan Charles J. Eick, Implementing Inquiry Kit Curriculum: Obstacles, Adaptation, and Practical Knowledge Development in Two Middle School Science Teachers, jurnal dari www.interscience.wiley.com, 2006. Mulyasa, E., Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, Bandung: 2005 Panggabean, Yusri, dkk., Strategi, Model, dan Evaluasi Pembelajaran Kurikulum 2006, (Bandung: Bina Media Informasi, 2007. Purba, Michael. Kimia SMU Kelas X, Jakarta: Erlangga, 2006. Roestiyah, NK., Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 1991. Sanjaya, Wina, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta: Kencana, 2005. Segala Syaiful, Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar, Bandung: CV. Alvabeta. Semiawan, Conny, dkk, Pendekatan Keterampilan Proses, Jakarta: PT. Grasindo, 1992. Slameto, Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 1988. Sofyan, Ahmad, dkk., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, Jakarta: UIN Press, 2007.
62
63
Suartini, Kinkin, Urgensi Pertanyaan dalam Pembelajaran Sains dengan Metode Discovery-inquiry, (Pendekatan Baru dalam Pembelajaran Sains dan Matematika Dasar), Jakarta: Project Implementation Committee, 2007. Subana, M., dkk, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, Bandung: Pustaka Setia, 2005. Sudarmo, Unggul, kimia SMA kelas XI, Seri Made Simple (SMS), (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2004. Sudiyono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003. Sugianto, Agus, Pembelajaran IPA MI, Surabaya: AprintA, 2009. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta 2008. Sutresna, Nana, Cerdas Belajar Kimia untuk kelas XI, Bandung: Gravindo Media Pratama, 2006. Sutresna, Nana, Kimia untuk SMA kelas X, Bandung: Grafindo Media Pratama, cet. Kedua, 2006. Sutresna, Nana, dkk, Panduan Menguasai Kimia 2, Bandung: penerbit Ganeca, 2000. Suwangsih, Erna, dkk, Model Pembelajaran Matematika, Bandung: UPI Press, cet. Pertama 2006. Unggul Sudarmo, Kimia SMA kelas XI, Seri Made Simple (SMS), Jakarta: Penerbit Erlangga, 2005. Wahyudin, Uyu, dkk. Evaluasi Pembelajaran Sekolah Dasar, Bandung: UPI PRESS, 2006. Yamin, Martinis, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Jakarta: Gaung Persada Press, 2004. Zulfiani, Strategi Pembelajaran Sains, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Instrumen Pembelajaran a. Silabus
SILABUS
Nama Sekolah
: SMA PGRI 3 Jakarta
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas/Semester
: XI/Genap
Standar Kompetensi : Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Alokasi Waktu
: 10 jam
Kompetensi
Materi
Kegiatan
Dasar
Pelajaran
Pembelajaran
Mengelompokkan Sistem sifat-sifat koloid
koloid
Merancang dan
Indikator Mengklasifikasikan
Penilaian Jenis
Alokasi Waktu 8 Jam
Sumber/Bahan/Alat Sumber
melakukan
suspensi kasar,
tagihan
Buku paket kimia
dan penerapannya
percobaan untuk
larutan sejati dan
Tugas
gravindo dan
dalam kehidupan
melihat
koloid berdasarkan
kelompok
sumber lain
sehari-hari.
perbedaan
data hasil
suspensi, koloid,
pengamatan (effek
Bentuk instrumen
Bahan/alat LKS
dan larutan sejati
tyndall,
Lembar
Bahan/alat
melalui
homogen/heterogen,
observasi
praktikum
percobaan effek
dan penyaringan)
tyndall,
Mendeskripsikan
homogen/heterog
sifat-sifat koloid
en, dan
(effek tyndall dan
penyaringan.
koagulasi) melalui
Serta
percobaan.
mendeskripsikan sifat-sifat effek tyndall dan koagulasi. Menyimpulkan perbedaan koloid, suspensi dan larutan sejati serta sifat-sifat effek tyndall dan koagulasi.
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Alokasi Waktu
: SMA PGRI 3 : Kimia : XI/2 : 3 jam pelajaran
Standar Kompetensi : Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari Kompetensi Dasar : Mengelompokkan sifat-sifat koloid dan penerapannya dalam kehidupan seharihari. Indikator : 1. Mengklasifikasikan suspensi kasar, larutan sejati dan koloid berdasarkan data hasil pengamatan (effek Tyndall, homogen/heterogen, dan penyaringan) 2. Mendeskripsikan sifat-sifat koloid (Efek tyndall dan koagulasi) melalui percobaan.
Materi Pembelajaran :
Koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya antara larutan dan suspensi. Larutan memiliki sifat homogen dan stabil. Suspensi memiliki sifat heterogen dan labil. Sedangkan koloid memiliki sifat heterogen dan stabil. Koloid merupakan sistem heterogen, dimana suatu zat "didispersikan" ke dalam suatu media yang homogen. Ukuran zat yang didispersikan berkisar dari satu nanometer (nm) hingga satu mikrometer (µm). Effek Tyndall adalah efek penghamburan cahaya oleh partikel koloid. Partikel
koloid
akan
memantulkan
dan
menghamburkan
cahaya
yang
mengenainya sehingga cahaya akan terlihat lebih terang. Jika kemudian cahaya ini ditangkap layar, cahaya pada layar tersebut tampak buram. Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid yang terjadi karena kerusakan stabilitas sistem koloid atau karena penggabungan partikel koloid yang berbeda muatan sehingga membentuk partikel yang lebih besar. Koagulasi dapat terjadi karena pengaruh pemanasan, pendinginan, penambahan elektrolit, pembusukan, elektroforesis.
pencampuran
koloid
yang
berbeda
muatan,
atau
karena
Pendekatan Pembelajaran : inkuiri Skenario Pembelajaran Pertemuan Ke-1: No I
Strategi Pembelajaran Guru Kegiatan Pendahuluan :
Siswa
Alokasi waktu
Mengecek kehadiran siswa
Mendengarkan dan memperhatikan guru.
5 menit
Menjelaskan tujuan pembelajaran
Menyimak penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran
10 menit
Tujuan : 1. Siswa dapat Mengklasifikasikan suspensi kasar, larutan sejati dan koloid berdasarkan data hasil pengamatan (effek Tyndall, homogen/heterogen, dan penyaringan) 2. Siswa dapat mendeskripsikan sifatsifat koloid (efek tyndall dan koagulasi) melalui percobaan.
Menyampaikan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan: 1. Pertemuan pertama, siswa melakukan diskusi kelompok untuk membuat rancangan langkah kerja praktikum koloid pada Lembar Kerja Siswa (LKS) yang telah disediakan. 2. Pertemuan kedua melanjutkan diskusi kelompok membuat rancangan langkah kerja. 3. Pertemuan ketiga, melakukan kegiatan praktikum berkelompok.
4. Pertemuan keempat, mempresentasikan hasil praktikum.
Apersepsi: (mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang fenomena alam) Memberikan pertanyaan kepada siswa melalui gambar (power point): a. “Apakah kalian pernah ke puncak? Pernahkah kalian memperhatikan bagaimana cahaya sorot lampu mobil ketika berada di daerah berkabut?” b. “Minuman apa yang biasa disajikan ketika membaca koran atau santai di pagi hari?” c. “Pernahkah kalian merebus telur?apa yang terjadi pada telur yang telah direbus?” d. “Tahukah kalian disebut apakah peristiwaperistiwa tersebut? Mengapa demikian?”
II
Menjawab pertanyaan guru tentang :
15 menit
a. “Sorot lampu mobil pada daerah berkabut terlihat lebih jelas, tetapi jalan tidak terlihat jelas.” b. „Kopi atau susu”
c. “Telur yang telah direbus akan menggumpal atau keras.”
d. “Koloid. Karena pada sorot cahaya mobil di daerah berkabut terjadi pembiasan cahaya yang disebut effek tyndall, kopi adalah suspensi, dan susu adalah koloid. Sedangkan telur yang mengeras adalah koagulasi.”
Kegiatan inti Membagi siswa ke dalam empat kelompok berdasarkan heterogenitas gender dan kategori nilai tinggi, sedang, dan rendah.
Perumusan Masalah: Menampilkan gambar 3 buah campuran: 1) Air + kopi 2) Air + gula
Siswa berkumpul bersama kelompok masing-masing .
10 menit
Siswa merumuskan masalah: Dari ke tiga campuran tersebut manakah yang
80 menit
3) Air + susu Menampilkan gambar susu yang diberi perasan jeruk nipis. Apa yang bisa kalian tafsirkan dari gambar tersebut? Hipotesis: Membimbing siswa berhipotesis dalam diskusi kelompok serta membuat rancangan percobaan untuk membuktikan salah satu sifat koloid yaitu effek tyndall dan koagulasi, serta percobaan untuk membedakan antara larutan sejati, koloid, dan suspensi dengan alat dan bahan seperti tertera dalam LKS!
termasuk larutan, suspensi, dan koloid? Mengapa susu yang diberi perasan jeruk nipis menjadi menggumpal?
Siswa melakukan hipotesis melalui diskusi kelompok dengan bersumber dari buku paket: a. Campuran : 1) Air + kopi adalah suspensi 2) Air + gula adalah larutan 3) Air + susu adalah koloid
Cara membedakannya : Suspensi : campuran heterogen, dapat disaring, warnanya keruh. Larutan : campuran homogen, tidak dapat disaring, warnanya jernih. Koloid: campuran heterogen, tidak dapat disaring, warnanya agak keruh. Dibuktikan dengan percobaan: 1) Effek tyndall 2) Mengukur ukuran zat. 3) Menyaring dengan suatu membran semipermeabel. b. Susu yang diberikan perasan jeruk nipis akan menggumpal. c. Langkah percobaan a) effek tyndall.
ALAT : Gelas kimia 3 buah ukuran 100 mL Lampu senter 1 buah
Kotak karton 30 cm2 dengan lubang pengamatan Spatula 1 buah BAHAN : Kopi Gula Susu Air suling/aquades CARA KERJA : 1. Isilah 3 buah gelas kimia dengan 75 mL air. 2. Pada gelas 1 tambahkan 1 sendok teh kopi. Aduk hingga rata. 3. Tempatkan gelas kimia yang berisi campuran kopi dengan air ke dalam kotak karton dan senterlah larutan gula tersebut melalui lubang karton. 4. Amati apa yang terlihat melalui lubang pengamatan. (Mengamati) 5. Catatlah hasil pengamatanmu. 6. Ulangi langkah 1, 2, 3, 4 dan 5 untuk campuran air dan susu, serta campuran air dan gula. 7. Analisislah hasil pengamatanmu. (Menganalisis) 8. Buatlah kesimpulan dari hasil pengamatanmu. b) Percobaan membedakan suspensi kasar, larutan sejati dan koloid berdasarkan data hasil pengamatan homogen/heterogen, dan penyaringan.
ALAT : Gelas kimia 3 buah ukuran 100 mL. Kertas saring Spatula 1 buah BAHAN : Kopi Gula
Susu CARA KERJA : Air suling/aquades 1. Isilah 3 buah kimia dengan 75 mL air. 2. Pada gelas 1 tambahkan 1 sendok teh kopi. Aduk hingga rata. 3. Amati apakah campuran tersebut larut (homogen)? Atau terpisah (heterogen)? Apakah terdapat endapan? Apakah dapat disaring? 4. Catatlah hasil pengamatanmu. 5. Ulangi langkah 1, 2, 3, dan 4 untuk campuran air dan susu, serta campuran air dan gula. 6. Analisislah hasil pengamatanmu. (Menganalisis) 7. Buatlah kesimpulan dari hasil pengamatanmu.
Meminta perwakilan tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas melalui windows shoping.
c) Percobaan koagulasi ALAT : Gelas kimia 1 buah. Tabung reaksi 1 buah. Pipet tetes 1 buah. Gelas ukur 1 buah. BAHAN : Susu Air perasan jeruk nipis CARA KERJA : 1. Isilah 1 buah kimia dengan 75 mL air. 2. Tambahkan 1 sendok teh susu. Aduk hingga rata. 3. masukkan sebanyak 3 mL campuran susu ke dalam tabung reaksi 4. Tambahkan air perasan jeruk nipis sebanyak 10 tetes. 5. Catatlah hasil pengamatanmu. 6. Analisislah hasil pengamatanmu. (Menganalisis) 7. Buatlah kesimpulan dari
hasil pengamatanmu
Perwakilan kelompok maju untuk mempresentasikan hasil diskusinya, siswa lain menyimak dan menanggapi hasil diskusinya. III
Kegiatan Penutup: Mengarahkan siswa untuk menyimpulkan materi berdasarkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
10 menit Menyimpulkan materi pembelajaran: Koloid adalah campuran heterogen yang umumnya stabil, terdiri dari dua fase (terdispersi dan pendispersi). Koloid mempunyai ukuran partikel antara 1- 100 nm, yang tidak dapat disaring dan warnanya agak keruh. Suspensi adalah campuran heterogen, tidak stabil dan terdiri dari dua fase. Suspensi mempunyai ukuran partikel lebih dari 100 nm, dapat disaring dan warnanya keruh. Larutan adalah campuran homogen yang stabil, dan terdiri dari satu fase. Larutan mempuntai ukuran partikel kurang dari 1 nm, tidak dapat di saring dan warnanya jernih. Sifat-sifat koloid yang khas: a. Partikel koloid dapat menghamburkan cahaya (Effek tyndall) b. Partikel koloid bergerak secara acak yang disebut dengan gerak Brown. c. Partikel koloid dapat menyerap partikel yang bermuatan sehingga partil koloid itu bermuata (adsorpsi). d. Geraknya dapat dipengaruhi oleh medan listrik. (elektroforesis) e. Partikel koloid dapat
5 menit
Memberikan tugas untuk membaca buku sumber atau referensi lain:
Buku pegangan guru buku kimia gravindo http://www.psbpsma.org/forum/bahanajar/kimia/koloid http://www.chem-istry.org/materi_kimia/kimiasmk/kelas_x/pengelompokan -koloid/ menyiapkan alat dan bahan untuk praktikum
digumpalkan sehingga kestabilannya hilang (koagulasi).
Menyimak tugas yang diberikan oleh guru.
Rencana Pelaksanaan Pemblajaran Nama Sekolah Mata Pelajaran
: SMA PGRI 3 : Kimia
Kelas/Semester Alokasi Waktu
: XI/2 : 2 jam pelajaran
Standar Kompetensi : Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari Kompetensi Dasar : Mengelompokkan sifat-sifat koloid dan penerapannya dalam kehidupan seharihari. Indikator : 1. Mengklasifikasikan suspensi kasar, larutan sejati dan koloid berdasarkan data hasil pengamatan (effek Tyndall, homogen/heterogen, dan penyaringan) 2. Mendeskripsikan sifat-sifat koloid (Efek tyndall dan koagulasi) melalui percobaan.
Strategi Pembelajaran : inkuiri Skenario Pembelajaran Pertemuan Ke-2: Strategi Pembelajaran No Guru Siswa I Kegiatan Pendahuluan : Mengecek kehadiran siswa Mendengarkan dan memperhatikan guru. Menyampaikan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan:
Alokasi waktu 5 menit
Menyimak penjelasan guru
5 menit
Siswa berkumpul bersama kelompoknya masing-masing
5 menit
Langkah percobaan
20 menit
Pertemuan kedua, siswa melanjutkan kegiatan diskusi kelompok untuk membuat rancangan langkah kerja praktikum koloid pada Lembar Kerja Siswa (LKS) yang telah disediakan. II
Kegiatan inti Membagi siswa ke dalam empat kelompok berdasarkan heterogenitas gender dan kategori nilai tinggi, sedang, dan rendah. Membimbing siswa dalam
diskusi kelompok membuat rancangan percobaan untuk membuktikan salah satu sifat koloid yaitu effek tyndall dan koagulasi, serta percobaan untuk membedakan antara larutan sejati, koloid, dan suspensi dengan alat dan bahan seperti tertera dalam LKS!
a) effek tyndall.
Percobaan 1 ALAT : Gelas kimia 3 buah ukuran 100 mL Lampu senter 1 buah Kotak karton 30 cm2 dengan lubang pengamatan Spatula 1 buah BAHAN : Kopi Gula Susu Air suling/aquades CARA KERJA : 1. Isilah 3 buah gelas kimia dengan 75 mL air. 2. Pada gelas 1 tambahkan 1 sendok teh kopi. Aduk hingga rata. 3. Tempatkan gelas kimia yang berisi campuran kopi dengan air ke dalam kotak karton dan senterlah larutan gula tersebut melalui lubang karton. 4. Amati apa yang terlihat melalui lubang pengamatan. (Mengamati) 5. Catatlah hasil pengamatanmu. 6. Ulangi langkah 1, 2, 3, 4 dan 5 untuk campuran air dan susu, serta campuran air dan gula. 7. Analisislah hasil pengamatanmu. (Menganalisis) 8. Buatlah kesimpulan dari hasil pengamatanmu. b) Percobaan membedakan suspensi kasar, larutan sejati dan koloid berdasarkan data hasil pengamatan homogen/heterogen, dan penyaringan.
ALAT :
Gelas kimia 3 buah ukuran 100 mL. Kertas saring Spatula 1 buah BAHAN : Kopi Gula Susu CARA KERJA : 1. Isilah 3 buah kimia dengan 75 mL air. 2. Pada gelas 1 tambahkan 1 sendok teh kopi. Aduk hingga rata. 3. Amati apakah campuran tersebut larut (homogen)? Atau terpisah (heterogen)? 4. Apakah terdapat endapan? 5. Apakah dapat disaring? 6. Catatlah hasil pengamatanmu. 7. Ulangi langkah 1, 2, 3, dan 4 untuk campuran air dan susu, serta campuran air dan gula. 8. Analisislah hasil pengamatanmu. (Menganalisis) 9. Buatlah kesimpulan dari hasil pengamatanmu.
d) Percobaan koagulasi ALAT : Gelas kimia 1 buah. Tabung reaksi 1 buah. Pipet tetes 1 buah. Gelas ukur 1 buah. BAHAN : Susu Air perasan jeruk nipis CARA KERJA : 1. Isilah 1 buah kimia dengan 75 mL air. 2. Tambahkan 1 sendok teh susu. Aduk hingga rata. 3. masukkan sebanyak 3 mL campuran susu ke dalam tabung reaksi 4. Tambahkan air perasan jeruk nipis sebanyak 10 tetes.
Meminta perwakilan tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas melalui windows shoping.
III
Kegiatan Penutup: Mengarahkan siswa untuk menyimpulkan materi berdasarkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
5. Catatlah hasil pengamatanmu. 6. Analisislah hasil pengamatanmu. (Menganalisis) 7. Buatlah kesimpulan dari hasil pengamatanmu
45 menit
Perwakilan kelompok maju untuk mempresentasikan hasil diskusinya, siswa lain menyimak dan menanggapi hasil diskusinya. 10 menit Menyimpulkan materi pembelajaran: Koloid adalah campuran heterogen yang umumnya stabil, terdiri dari dua fase (terdispersi dan pendispersi). Koloid mempunyai ukuran partikel antara 1- 100 nm, yang tidak dapat disaring dan warnanya agak keruh. Suspensi adalah campuran heterogen, tidak stabil dan terdiri dari dua fase. Suspensi mempunyai ukuran partikel lebih dari 100 nm, dapat disaring dan warnanya keruh. Larutan adalah campuran homogen yang stabil, dan terdiri dari satu fase. Larutan mempuntai ukuran partikel kurang dari 1 nm, tidak dapat di saring dan warnanya jernih. Sifat-sifat koloid yang khas: f.
Partikel koloid dapat menghamburkan cahaya (Effek tyndall) g. Partikel koloid bergerak secara acak yang disebut dengan gerak Brown. h. Partikel koloid dapat menyerap partikel yang bermuatan sehingga partil koloid itu bermuata
i.
j.
(adsorpsi). Geraknya dapat dipengaruhi oleh medan listrik. (elektroforesis) Partikel koloid dapat digumpalkan sehingga kestabilannya hilang (koagulasi).
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Nama Sekolah
: SMA PGRI 3
Mata Pelajaran Kelas/Semester Alokasi Waktu
: Kimia : XI/2 : 3 jam pelajaran
Standar Kompetensi : Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari Kompetensi Dasar : Mengelompokkan sifat-sifat koloid dan penerapannya dalam kehidupan seharihari. Indikator : 1. Mengklasifikasikan suspensi kasar, larutan sejati dan koloid berdasarkan data hasil pengamatan (effek Tyndall, homogen/heterogen, dan penyaringan) 2. Mendeskripsikan sifat-sifat koloid (Efek tyndall dan koagulasi) melalui percobaan.
Strategi Pembelajaran : inkuiri Skenario Pembelajaran Pertemuan Ke-3 Strategi Pembelajaran No Guru Siswa 1 Kegiatan Pendahuluan: Mengecek kehadiran Menyimak dan memeperhatikan siswa. guru Memberikan arahan tata cara kerja di laboratorium
2
5 menit 10 menit
Menyimak penjelasan guru.
Kegiatan inti: Eksperimen
Membimbing dan mengarahkan siswa dalam melaksanakan kegiatan praktikum secara berkelompok
Alokasi waktu
75 menit Melakukan kegiatan praktikum secara berkelompok berdasarkan langkah kerja yang telah mereka buat pada lembar LKS. Langkah kerja praktikum (lihat lampiran langkah kerja praktikum) Langkah percobaan 1 (effek tyndall)
ALAT : Gelas kimia 3 buah ukuran 100 mL Lampu senter 1 buah Kotak karton 30 cm2 dengan lubang pengamatan
Spatula 1 buah
BAHAN : Kopi Gula Susu Air suling/aquades CARA KERJA : 1. Isilah 3 buah gelas kimia dengan 75 mL air. 2. Pada gelas 1 tambahkan 1 sendok teh kopi. Aduk hingga rata. 3. Tempatkan gelas kimia yang berisi campuran kopi dengan air ke dalam kotak karton dan senterlah larutan gula tersebut melalui lubang karton. 4. Amati apa yang terlihat melalui lubang pengamatan. (Mengamati) 5. Catatlah hasil pengamatanmu. 6. Ulangi langkah 1, 2, 3, 4 dan 5 untuk campuran air dan susu, serta campuran air dan gula. 7. Analisislah hasil pengamatanmu. (Menganalisis) 8. Buatlah kesimpulan dari hasil pengamatanmu. Langkah percobaan 2 (membedakan suspensi kasar, larutan sejati dan koloid berdasarkan data hasil pengamatan homogen/heterogen, dan penyaringan).
ALAT : Gelas bening 3 buah. Kertas saring. Spatula 1 buah. BAHAN : Kopi Gula Susu CARA KERJA :
Air suling/aquades 1. Isilah 3 buah gelas bening dengan 75 mL air. 2. Pada gelas 1 tambahkan 1 sendok teh kopi. Aduk hingga rata. 3. Amati apakah campuran tersebut larut (homogen)? Atau terpisah (heterogen)? Apakah terdapat endapan? Apakah dapat disaring? 4. Catatlah hasil pengamatanmu. 5. Ulangi langkah 1, 2, 3, dan 4 untuk campuran air dan susu, serta campuran air dan gula. 6. Analisislah hasil pengamatanmu. (Menganalisis) 7. Buatlah kesimpulan dari hasil pengamatanmu. Langkah percobaan 3 (koagulasi)
ALAT : Gelas bening 1 buah. Tabung reaksi 1 buah. Pipet tetes 1 buah Gelas ukur 1 buah BAHAN : Susu Air perasan jeruk nipis CARA KERJA :
Membimbing siswa melakukan diskusi kelompok hasil praktikum
1. Isilah 1 buah gelas kimia dengan 75 mL air. 2. Tambahkan 1 sendok teh susu. Aduk hingga rata. 3. Masukkan sebanyak 3 mL campuran susu ke dalam tabung reaksi 4. Tambahkan air perasan jeruk nipis sebanyak 10 tetes 5. masukkan 3 mL campuran susu ke dalam tabung reaksi 6. Catatlah hasil pengamatanmu. 7. Analisislah hasil pengamatanmu. (Menganalisis) 8. Buatlah kesimpulan dari hasil pengamatanmu
30 menit
Siswa mendiskusikan hasil praktikum.
3
Kegiatan Penutup:
Mengarahkan siswa untuk menyimpulkan materi berdasarkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
Memberikan tugas kepada siswa untuk membuat laporan hasil praktikum yang telah dilakukan secara berkelompok, untuk dipresentasikan pada pertemuan berikutnya.
10 menit Menyimpulkan hasil praktikum. Efek Tyndall ialah gejala penghamburan berkas sinar (cahaya) oleh partikel-partikel koloid. Hal ini disebabkan karena ukuran molekul koloid yang cukup besar. Efek tyndall ini ditemukan oleh John Tyndall (1820-1893), seorang ahli fisika Inggris. Oleh karena itu sifat itu disebut efek tyndall.
Efek tyndall adalah efek yang terjadi jika suatu larutan terkena sinar. Pada saat larutan sejati disinari dengan cahaya, maka larutan tersebut tidak akan menghamburkan cahaya, sedangkan pada sistem koloid cahaya akan dihamburkan. hal itu terjadi karena partikelpartikel koloid mempunyai partikel-partikel yang relatif besar untuk dapat menghamburkan sinar tersebut. Sebaliknya, pada larutan sejati, partikel-partikelnya relatif kecil sehingga hamburan yang terjadi 5 menit hanya sedikit dan sangat sulit diamati
Menyimak tugas yang diberikan oleh guru.
c. Lembar Kerja Siswa (LKS)
LEMBAR KERJA SISWA
“Mengklasifikasikan suspensi kasar, larutan sejati dan koloid berdasarkan data hasil pengamatan (effek tyndall, koagulasi, homogen/heterogen, dan penyaringan)” A. Tujuan Untuk mengamati perbedaan suspensi kasar, larutan sejati dan koloid berdasarkan
data
hasil
pengamatan
(effek
tyndall,
koagulasi,
homogen/heterogen, dan penyaringan). B. Alat dan Bahan B.1. Kegiatan 1: mengamati perbedaan suspensi kasar, larutan sejati dan koloid berdasarkan data hasil pengamatan effek tyndall No Nama Alat dan Bahan
Satuan/Ukuran
Jumlah
1.
Gunting
-
1
2.
Kotak karton
-
1
3.
Gelas kimia
100 mL
3
4.
Lampu senter
-
1
5.
Spatula
-
1
6.
Kopi
-
1 sendok teh
7.
Susu
-
1 sendok teh
8.
Gula
-
1 sendok teh
9.
Air suling/aquades
-
-
B.2. Kegiatan 2: mengamati perbedaan suspensi kasar, larutan sejati dan koloid
berdasarkan
data
hasil
pengamatan
homogen/heterogen,
penyaringan. No Nama Alat dan Bahan
Satuan/Ukuran
Jumlah
1.
Gelas kimia
100 mL
3
2.
Kertas saring
-
1
3.
Spatula
-
1
4.
Kopi
-
1 sendok teh
5.
Susu
-
1 sendok teh
dan
6.
Gula
-
1 sendok teh
7.
Air suling/aquades
-
-
B.3. Kegiatan 3: mengamati perbedaan suspensi kasar, larutan sejati dan koloid berdasarkan data hasil pengamatan koagulasi No Nama Alat dan Bahan
Satuan/Ukuran
Jumlah
1.
Gelas kimia
100 mL
1
2.
Tabung reaksi
-
1
3.
Pipet tetes
-
1
4.
Gelas ukur
-
1
5.
Susu
-
1 sendok teh
6.
Jeruk nipis
-
1
7.
Air suling/aquades
-
-
C. Permasalahan 1. Bagaimana anda memahami perbedaan suspensi kasar, larutan sejati dan koloid berdasarkan data hasil pengamatan effek tyndall? 2. Bagaimana anda memahami perbedaan suspensi kasar, larutan sejati dan koloid berdasarkan data hasil pengamatan homogen/heterogen dan kertas saring? 3. Bagaimana anda memahami perbedaan suspensi kasar, larutan sejati dan koloid berdasarkan data hasil pengamatan koagulasi?
D. Langkah Kerja
Berdasarkan alat dan bahan yang tersedia (pada butir B) dan permasalahan pada (pada butr C), rumuskan langkah kerja untuk memecahkan permasalahan pada butir C tersebut pada kolom di bawah ini: Langkah kerja untuk kegiatan I:
Langkah kerja untuk kegiatan II:
Langkah kerja untuk kegiatan III:
E. Diskusi
Diskusikan hasil pengamatan kelompok kamu, kemudian rumuskan kesimpulannya pada kolom di bawah ini: E.1. Hasil Pengamatan (dalam bentuk tabel) Hasil pengamatan kegiatan I:
Hasil pengamatan kegiatan II:
Hasil pengamatan kegiatan III:
E.2 Kesimpulan
Kesimpulan kegiatan I:
Kesimpulan kegiatan II:
Kesimpulan kegiatan III:
F. Evaluasi
1. Berdasarkan data hasil percobaan, manakah campuran yang termasuk larutan sejati, suspensi dan koloid? Jelaskan! Jawab:
2. Jelaskan sifat-sifat effek tyndall dan koagulsi! Jawab:
3. Tuliskan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya koagulasi pada sistem koloid! Jawab:
4. Jelaskan pengaruh penambahan air perasan jeruk nipis pada susu! Jawab:
Lampiran 2. Instrumen Pengumpulan Data
a. Format Lembar Observasi LEMBAR OBSERVASI
Pertemuan I
Nama/kelompok: ………...
Penilaian keterampilan proses sains siswa Aspek keterampilan proses sains yang diamati
Beri Tanda Ceklis (√) 3 2 1
1.Bertanya/mengajukan pertanyaan a. Bertanya untuk meminta penjelasan b.Mengajukan pertanyaan yang berlatar belakang hipotesis 2.Hipotesis a. Membuat hipotesis/dugaan sederhana dengan bahasa sendiri b.Mengetahui bahwa ada lebih dari 1 kemungkinan penjelasan dari 1 kejadian c. Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu di uji kebenarannya dengan memperoleh bukti Keterangan: 3 = muncul sesuai 2 = muncul tidak sesuai 1 = tidak muncul Catatan observer:
Observer,
(………………..)
LEMBAR OBSERVASI Nama/kelompok: ………...
Pertemuan II Penilaian keterampilan proses sains siswa
Beri Tanda Ceklis (√) 3 2 1
Aspek keterampilan proses sains yang diamati 1.Investigasi/merencanakan percobaan a. Menyiapkan alat dan bahan b. Membuat campuran c. Merangkai alat praktikum d. Menggunakan alat dengan teknik yang benar e. Membuat tabel hasil pengamatan 2.Observasi a. Mengamati perbedaan larutan, suspensi, dan koloid. b. Mengamati sifat-sifat koloid effek tyndall dan koagulasi. c. Menggunakan/mengumpulkan fakta yang relevan 3.Klasifikasi a. Mencatat setiap pengamatan ke dalam tabel b. Mencari perbedaan dan persamaan. c. Mengontraskan sifat-sifat 4.Prediksi a. Memperkirakan bentuk campuran (homogen atau heterogen) b. Memperikirakan terjadinya gumpalan pada susu setelah penambahan perasan jeruk nipis Keterangan: 3 = muncul sesuai 2 = muncul tidak sesuai 1 = tidak muncul
Catatan observer:
Observer,
(………………..) LEMBAR OBSERVASI
Pertemuan III
Nama/kelompok: ………….
Penilaian keterampilan proses sains siswa Aspek keterampilan proses sains yang diamati
Beri Tanda Ceklis (√) 3 2 1
1. Interpretasi a. Menggambarkan /menterjemahkan data b.Menganalisis data c. Menyajikan pemahaman baru d.Membuat kesimpulan sesuai dengan hasil pengamatan 2. Komunikasi a. Mempresentasian hasil pengamatan b.Mendiskusikan hasil percobaan c. Menyampaikan ide/gagasan/data d.Menyimak pendapat/gambaran yang disampaikan tiap kelompok e. Menjawab/menanggapi pertanyaan Keterangan: 3 = muncul sesuai 2 = muncul tidak sesuai 1 = tidak muncul Catatan observer:
Observer,
(………………..)
b. Kisi-Kisi Pengamatan Lembar Observasi Kisi-kisi pengamatan lembar observasi
Pertemuan I Penilaian keterampilan proses sains No
Aspek yang diamati
1.
Bertanya
Penjelasan
Indikator
Muncul sesuai
Muncul tidak sesuai
Tidak muncul
Siswa bertanya apa, bagaimana, dan
Siswa bertanya tidak sesuai
Siswa tidak mengajukan
mengapa, guna memperoleh kejelasan
dengan topik pembahasan.
pertanyaan.
kegiatan
Siswa mengajukan pertanyaan
Siswa tidak mengajukan
dengan
yang tidak berlatar belakang
pertanyaan yang berlatar
pemikiran/penemuan awal.
hipotesis.
belakang hipotesis.
Misalnya:
Misalnya:
Dari ke tiga campuran tersebut manakah
Mengapa susu dicampur dengan
yang termasuk larutan, suspensi, dan
jeruk nipis, tidak dengan yang
koloid?
lain?
Membuat
Siswa membuat hipotesis dengan bahasa
Siswa melakukan hipote yang
Siswa tidak melakukan
hipotesis/dugaan
sendiri.
tidak sesuai. Misalnya:
hipotesis.
sederhana
Misalnya campuran:
1) Air + kopi adalah koloid
4) Air + kopi adalah suspensi
2) Air + gula adalah suspensi
5) Air + gula adalah larutan
3) .Air + susu adalah larutan.
Bertanya
untuk
meminta penjelasan
tentang kegiatan pembelajaran. Mengajukan
Siswa
pertanyaan berlatar
yang belakang
hipotesis
2.
Hipotesis
bahasa sendiri
dengan
bertanya
pembelajaran
tentang sesuai
6) Air + susu adalah koloid Karena: Suspensi: antara air dan kopi tidak larut, terbentuknya
endapan
dan
dapat
dipisahkan. Larutan: antara air dan gula larut dan tidak bisa dipisahkan, warna larutan homogen. Koloid: seakan larut, tapi warna air berubah menjadi putih Mengetahui bahwa ada
Siswa mengetahui bahwa ada beberapa
Siswa tidak mengetahui
lebih
faktor yang mempengaruhi sesuatu itu bisa
bahwa ada lebih dari satu
terjadi.
kemungkinan penjelasan
dari
satu
kemungkinan penjelasan
dari
satu
kejadian
Misalnya:
mengapa
campuran
susu
dari satu kejadian
disebut koloid? Apakah karena terjadi perubahan warna? tetapi susu sulit untuk dipisahkan secara fisik.
Menyadari bahwa suatu
Siswa sadar bahwa suatu penjelasan harus
Siswa hanya menyadari suatu
Siswa merasa tidak perlu
penjelasan perlu di uji
didukung dengan konsep dan pembuktian.
penjelasan
diuji
kebenarannya
Misalnya:
dengan konsep dan pembuktian,
penjelasan
Siswa menduga campuran susu adalah
tapi tidak perlu diuji, karena
memperoleh bukti.
larutan sejati, untuk mendapatkan jawaban
sudah merasa cukup dengan
yang benar maka siswa harus melakukan
penjelasan di buku paket kimia.
dengan
memperoleh bukti
praktikum.
harus
didukung
kebenaran
suatu dengan
Pertemuan III:
Penilaian keterampilan proses sains No 1
Aspek yang diamati
Penjelasan
Indikator
Investigasi/merencanakan
Menyiapkan
percobaan
bahan
alat
dan
Muncul sesuai
Muncul tidak sesuai
Tidak muncul
Siswa menyiapkan alat dan bahan sesuai
Siswa menyiapkan alat dan
Siswa tidak menyiapkan
dengan LKS.
bahan tidak sesuai dengan LKS.
alat dan bahan sesuai
Misalnya:
menyiapkan
gelas
kimia,
spatula, air, kopi, gula, susu, dan lainnya sesuai LKS. Membuat campuran kopi,
Siswa membuat campuran dengan cara
Siswa membuat campuran tidak
Siswa
tidak
membuat
susu, dan gula
yang benar.
sesuai dengan petunjuk pada
campuran kopi, susu, dan
Misalnya: membuat larutan gula 75 mL.
LKS.
gula.
berarti yang harus siswa lakukan yaitu
Misalnya:
masukkan gula ke dalam gelas kimia,
Siswa membuat campuran tanpa
kemudian larutkan dengan air ½ dari
mengukur volume larutan yang
volume larutan yang diminta (37,5 mL)
digunakan.
aduk dan pastikan terlarut, kemudian baru tambahkan air sampai volumenya 75 mL. Merangkai alat praktikum
Siswa merangkai alat dengan benar.
Siswa
Misalnya:
dengan teknik yang benar.
alat
Pada percobaan effek tyndall, yang
Misalnya:
hanya
digunakan adalah gelas kimia, kotak
Pada percobaan effek tyndall,
teman
pengamatan senter. Rangkaian alat yang
lubang pengamatan yang dibuat
merangkai
seharusnya yaitu gelas kimia diletakkan
tidak cukup untuk pengamatan
praktikum.
di dalam kotak,
gelas. Atau lubang terlalu besar
dengan posisi gelas
merangkai
alat
tidak
Siswa tidak merangkai praktikum,
siswa
mengandalkan lainnya
untuk alat
tepat di depan lubang pengamatan.
sehingga cahaya senter tidak
Pegang lampu senter mengarah ke dalam
terlihat dengan jelas.
lubang kecil di sisi kotak. Menggunakan alat dengan
Siswa menempatkan gelas tepat pada
Siswa menempatkan gelas tidak
Sistwa
teknik yang benar
lubang
lubang
tepat pada lubang penyinaran
menggunakan alat (tidak
effek
dan lubang pengamatan pada
melakukan
tyndall.
percobaan effek tyndall.
praktikum).
Siswa membuat tabel untuk mencatat
Siswa
hasil pengamatan
pengamatan
penyinaran
pengamatan
Membuat
tabel
hasil
pegamatan
pada
dan percobaan
membuat
tabel
namun
tidak
tidak
kegiatan
hasil
Siswa
membuat
tidak
tabel hasil pengamatan.
lengkap. 2
Observasi
Mengamati larutan,
perbedaan
suspensi,
dan
koloid.
Siswa mengamati perbedaan dari espek
Siswa melakukan pengamatan
Siswa tidak mengamati
kelarutan, penyaringan atau terbentuknya
tidak
perbedaan
endapan
kelarutan,
berdasarkan penyaringan
aspek atau
larutan,
suspensi, dan koloid.
terbentuknya endapan. Mengamati
sifat-sifat
Siswa mengamati sifat-sifat effek tyndall
Siswa
hanya
melakukan
Siswa tidak mengamati
koloid effek tyndall dan
dari adanya pembiasan cahaya, saat
pengamatan tanpa mencari tahu
sifat-sifat koloid effek
koagulasi.
campuran disorotkan lampu senter.
hal-hal
tyndall dan koagulasi.
Siswa mengamati sifat-sifat koagulasi
terjadinya effek tyndall dan
dari adanya penggumpalan campuran
koagulasi.
yang
menyebabkan
susu yang ditambahkan air perasan jeruk nipis Mengumpulkan
fakta
yang relevan
3
Klasifikasi
Mencatat pengamatan tabel
ke
Siswa menggunakan fakta yang sesuai
Hanya
mengumpulkan
teori-
Siswa
dengan kenyataan
teori yang tidak sesuai dengan
mengumpulkan
kenyataan.
fakta yang relevan.
setiap
Siswa mencatat apa yang terlihat dari
Siswa hanya mencatat sebagian
Siswa
dalam
hasil praktikum
yang
hasil
terlihat
praktikum.
dari
hasil
tidak
tidak
fakta-
mencatat
pengamatan
dalam tabel.
ke
Mencari
perbedaan
/persamaan.
Siswa
membedakan/menyamakan
percobaan yang satu dengan yang lain. Misalnya:
membedakan
Siswa
hanya
melihat
sifat
masing-masing campuran.
larutan,
tidak
perbedaan percobaan
suspensi, dan koloid Mengontraskan sifat-sifat
Siswa
mencari /persamaan
yang
satu
dengan yang lain.
Siswa melihat sifat-sifat yang terjadi
siswa melihat sifat-sifat yang
Siswa tidak melihat sifat-
pada sampel.
terjadi pada sampel hanya pada
sifat yang terjadi pada
Misalnya: pada saat percobaan effek
satu percobaan saja. Misalnya
sampel.
tyndall dan koagulasi.
hanya pada percobaan effek tyndall saja.
4
Prediksi
Memperkirakan
bentuk
Siswa memperkirakan apakah campuran
Siswa
hanya
memperhatikan
Siswa
tidak
campuran (homogen atau
homogen atau heterogen (larut sempurna
apakah campuran homogen atau
memperkirakan
heterogen)
atau dapat dipisahkan)
heterogen saja.
campuran homogen atau heterogen sempurna dipisahkan)
apakah
(larut atau
dapat
Pertemuan ke IV Penilaian keterampilan proses sains No
Aspek yang diamati
1.
Interretasi
Penjelasan
Indikator
Muncul sesuai
Muncul tidak sesuai
Menggambarkan/menterjemahkan
Siswa mnguraikan komponen-
Siswa hanya menguraikan komponen-
Siswa
data
komponen
komponen
komponen-komponen
data,
menghubungkan,
Menganalisis data
Menyajikan permasalahan baru
mendalami
menghubungkan,
data,
Tidak muncul
tanpa
mendalami
dan
tidak
mnguraikan data,
menghubungkan, mendalami
dan memahami data.
memahami data.
Siswa menjelaskan data yang
Siswa
diperoleh secara lengkap.
diperoleh tidak secara lengkap.
yang diperoleh.
Siswa meneliti bahan yang
Siswa hanya meneliti bahan yang
Siswa tidak meneliti bahan
tidak diinstruksikan di LKS
diinstruksikan di LKS.
baik
menjelaskan
dan memahami data. data
yang
Siswa tidak menjelaskan data
yang
diinstruksikan
tidak di
LKS
maupun yang diinstruksikan di LKS. Membuat
kesimpulan
sesuai
dengan hasil pengamatan
2.
komunikasi
Mempresentasikan hasil
Siswa menyimpulkan tentang
Siswa
pembelajaran
teori dari buku paket kimia.
yang
telah
menyimpulkan
berdasarkan
Siswa
tidak
kesimpulan
dilakukan sesuai dengan hasil
pembelajaran
pengamatan.
dilakukan.
Siswa
menjelaskan
membuat tentang yang
telah
hasil
Siswa menjelaskan hasil pengamatan,
Siswa
tidak hasil
pengamatan
dengan
baik
namun hasil pengamatan tidak sesuai
mempresentasikan
berdasarkan
percobaan
yang
dengan teori yang sebenarnya.
pengamatan.
hasil
Siswa
Siswa
benar dan sesuai teori. Mendiskusikan hasil pengamatan
Siswa
mendiskusikan
pengamatan yang didapat, pada masing-masing dalam diskusi kelas.
kelompok
mendiskusikan diluar topik
pembahasan.
diskusi.
tidak
melakukan
Menyimak
pendapat/gambaran
yang disampaikan tiap kelompok
Siswa
mendengarkan,
memperhatikan, menanggapi
dan
pendapat
Siswa hanya mendengarkan pendapat
Siswa tidak mendengarkan,
orang lain.
memperhatikan,
orang
dan
menanggapi pendapat orang
lain.
lain.
Menanggapi/menjawab
Siswa
menjawab
pertanyaan
Siswa menjawab pertanyaan guru,
Siswa
pertanyaan
guru, teman dan sebagainya
teman dan sebagainya dengan jawaban
pertanyaan guru, teman dan
dengan
yang kurang tepat.
sebagainya
jawaban
yang
tidak
menjawab
sebenarnya. Menyampaikan ide/gagasan/data
Siswa
Siswa
mengusulkan/menyampaikan
mengusulkan/menyampaikan
ide/gagasan
ide/gagasan kepada teman,
kepada
guru, dan sebagainya.
teman,
guru, dan sebagainya.
tidak
c. Format Wawancara WAWANCARA Variabel
Kisi-kisi Pertanyaan
Respon siswa
Apakah kamu senang belajar kimia disertai dengan kegiatan praktikum?
terhadap
Jelaskan pendapatmu!
pembelajaran
Bagaimana kesanmu setelah mengikuti proses pembelajaran kimia dengan
dengan pendekatan
pendekatan seperti ini (inkuiri) ?
inkuiri
Apakah pembelajaran ini menarik menurutmu? Jelaskan pendapatmu! Kegiatan apa saja kamu lakukan selama kegiatan praktikum berlangsung?
Apakah kamu menemukan kesulitan selama praktikum berlangsung? Jika “ya” kesulitan apa yang kamu hadapi, jika “tidak” apa alasanmu! Menurutmu, apakah pembelajaran seperti ini efektif untuk dilakukan? Berikan alasanmu! Apakah melalui pembelajaran ini (inkuiri) kalian mampu berhipotesis? Apakah kalian berantusias untuk menguji hipotesis kalian? Apakah kamu terlatih bekerja ilmiah melalui praktikum yang telah dilakukan. Berikan alasanmu! Keterampilan
Keterampilan apa saja yang dapat kamu kembangkan melalui pembelajaran
proses sains yang
seperti ini? Jelaskan pendapatmu!
muncul
Dengan pembelajaran seperti ini, apakah kamu termotivasi untuk membuat pertanyaan dan meningkatkan kreativitas kamu? Berikan alasanmu!
Lampiran 3. Pengolahan Data a. Data Hasil Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa Data Hasil Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa Pertemuan pertama Aspek KPS Bertanya/mengajukan pertanyaan a. Bertanya untuk meminta penjelasan b. Mengajukan pertanyaan yang berlatar belakang hipotesis 2. Hipotesis a. Membuat hipotesis/dugaan sederhana dengan bahasa sendiri
Nomor absent siswa 10 11 12 13
1
2
3
4
5
6
7
8
9
14
15
16
17
18
19
1
3
3
1
3
3
3
3
3
2
1
2
1
3
3
2
3
1
1
3
3
2
2
1
1
2
2
3
3
3
3
3
3
1
1
1
2
3
3
2
3
3
1
1
2
1
2
2
1
2
3
20
21
3
1
3
3
3
3
3
3
1
3
2
3
2
3
3
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
3
2
3
3
3
3
2
2
3
1
1
3
1
2
3
2
3
1
1
3
1.
b. Mengetahui bahwa ada lebih dari 1 kemungkinan penjelasan dari 1 kejadian c. Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu di uji kebenarannya dengan memperoleh bukti
Pertemuan kedua Aspek KPS 3. Investigasi/merencanakan percobaan a. Menyiapkan alat dan bahan b. Membuat campuran c. Merangkai alat praktikum d. Menggunakan alat dengan teknik yang benar e. Membuat tabel hasil pengamatan 4. Observasi a. Mengamati perbedaan larutan, suspensi, dan koloid. b. Mengamati sifat-sifat koloid effek tyndall dan koagulasi. c. Menggunakan/mengumpul kan fakta yang relevan 5. Klasifikasi a. Mencatat setiap pengamatan ke dalam tabel b. Mencari perbedaan dan persamaan. c. Mengontraskan sifat-sifat
6. Prediksi a. Memperkirakan bentuk campuran (homogen atau heterogen)
b. Memperikirakan terjadinya gumpalan pada susu setelah penambahan perasan jeruk nipis
1
2
3
3 3 3
3 3 3
3
4
Nomor absent siswa 10 11 12 13
5
6
7
8
9
14
15
16
17
18
19
20
21
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 2
3 3 3
3 3 3
3 3 2
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 2
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
3
2
3
3
2
3
2
2
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
2
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
2
1
2
3
2
1
2
2
2
2
3
3
3
3
3
2
3
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
3
3
3
3
2
3
2
3
3
2
3
3
3
3
2
3
3
3
2
2
3
3
2
3
3
3
3
3
2
3
2
2
2
3
2
3
3
2
1
2
2
2
2
3
3
3
3
3
2
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
2
3
2
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
1
Pertemuan ketiga Aspek KPS 7.
8.
Interpretasi e. Menggambarkan /menterjemahkan data f. Menganalisis data g. Menyajikan pemahaman baru h. Membuat keismpulan sesuai dengan hasil pengamatan Komunikasi a. Mempresentasian hasil pengamatan b. Mendiskusikan hasil percobaan c. Menyampaikan ide/gagasan/data d. Menyimak pendapat/gambaran yang disampaikan tiap kelompok e. Menjawab/menanggapi pertanyaan
Nomor absent siswa 10 11 12 13
1
2
3
4
5
6
7
8
9
14
15
16
17
18
19
20
21
2
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
2
1
2
1
1
2
3
3
1
1
1
1
1
1
1
1
1
3
1
1
1
3
3
3
3
3
1
3
3
3
3
3
3
1
3
3
3
3
2
3
2
3
2
3
2
3
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2
3
2
2
3
3
3
3
3
2
2
3
3
2
3
3
1
3
3
2
3
3
3
2
3
3
3
2
2
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
1
2
3
3
2
1
3
2
3
1
2
1
3
1
2
3
3
3
3
2
3
b. Hasil Perhitungan Lembar Observasi Keterampian Proses Sains Siswa Secara Keseluruhan Pertemuan No I
1
Aspek yang
Sub aspek yang diamati
diamati Bertanya
a. Bertanya untuk meminta penjelasan. b. Mengajukan
pertanyaan yang berlatar
belakang hipotesis 2
Hipotesis
a. Membuat hipotesis/dugaan sederhana dengan bahasa sendiri b. Mengetahui bahwa ada lebih dari 1 kemungkinan penjelasan dari 1 kejadian c. Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu di uji kebenarannya dengan memperoleh bukti
II
3
Investigasi
sub aspek
rata-rata aspek
79,36 75,4
74,6
95,2
c. Merangkai alat praktikum
90,5
a. Mengamati perbedaan larutan, suspensi, dan koloid. b.Mengamati sifat-sifat koloid effek tyndall dan koagulasi.
Muncul tidak sesuai
72,5
Muncul tidak sesuai
57,1
b.Membuat campuran
e. Membuat tabel hasil pengamatan
77,4
Kategori
85,7
95,2
benar
Observasi
Persentase (%)
a. Menyiapkan alat dan bahan
d.Menggunakan alat dengan teknik yang
4
Persentase (%)
89,8
Muncul sesuai
86,2
Muncul sesuai
95,2 73 95,2
87,3
c. Menggunakan/mengumpulkan fakta yang relevan 5
6
Klasifikasi
Prediksi
76,2
a. Mencatat setiap pengamatan ke dalam table
76,2
b.Mencari perbedaan dan persamaan.
87,3
c. Mengontraskan sifat-sifat
76,2
a. Memperkirakan bentuk campuran (homogen atau heterogen)
Muncul sesuai
88,1
Muncul sesuai
82,6
Muncul sesuai
88,2
Muncul sesuai
83,1
Muncul sesuai
90,5
b.Memperikirakan terjadinya gumpalan pada susu setelah penambahan perasan jeruk
79,9
85,7
nipis III
7
Interpretasi
a. Menggambar/menterjemahkan data
93,7
b.Menganalisis data
98,4
c. Menyajikan pemahaman baru
47,6
d.Membuat kesimpulan sesuai dengan hasil pengamatan 8
Komunikasi
90,5
a. Mendiskusikan hasil percobaan
88,9
b. Mempresentasikan hasil pengamatan
100
c. Menyimak pendapat/gambaran yang disampikan tiap kelompok d. Menjawab/menanggapi pertanyaan e. Mempresentasikan hasil pengamatan Rata-Rata
85,7 92 74,6
c. Data Hasil Wawancara Tiap Kelompok Kelompok: 1 Variabel Respon siswa
No 1
Pertanyaan
Kesimpulan Jawaban Siswa
Apakah kamu senang
Senang, karena dapat lebih memahami
terhadap
belajar kimia disertai
apa yang dipelajari bukan hanya teori
pembelajaran
dengan kegiatan praktikum?
di buku atau penjelasan guru,
dengan pendekatan
Jelaskan pendapatmu!
melainkan saya lebih mengetahui apa
inkuiri
yang saya pelajari. 2
Bagaimana kesanmu setelah
menarik, dapat menambah
mengikuti proses
pengetahuan.
pembelajaran kimia dengan pendekatan seperti ini (inkuiri) ? 3
Apakah pembelajaran ini
Menarik, dapat berinteraksi antar
menarik menurutmu?
teman lain kelompok.
Jelaskan pendapatmu! 4
Kegiatan apa saja yang
Mempersiapkan alat dan bahan,
kamu lakukan selama
meggunakan alat dan bahan,
kegiatan praktikum
mengamati hasil kegiatan.
berlangsung?
5
Apakah kamu menemukan
Ya, pada saat memperkirakan larutan
kesulitan selama praktikum
dan koloid melalui percobaan effek
berlangsung? Jika “ya”
tyndall. Kotak pengamatan yang
kesulitan apa yang kamu
kelompok saya buat terlalu kecil,
hadapi, jika “tidak” apa
sehingga saya sulit mengamati apakah
alasanmu!
cahayanya dihamburkan atau diteruskan.
6
Menurutmu, apakah
Kurang efektif, karena banyak
pembelajaran seperti ini
bercanda dan ketika presentasi
efektif untuk dilakukan?
berlangsung banyak yang kurang
Berikan alasanmu!
memperhatikan sehingga apa yang disampaikan banyak yang tidak dimengerti.
7
Apakah melalui
Saya tidak dapat berhipotesis, karena
pembelajaran ini (inkuiri)
saya tidak mengerti, saya tidak
kamu mampu berhipotesis?
membaca buku sebelumnya dan
Apakah kamu berantusias
kurang memperhatikan pelajaran.
untuk menguji hipotesismu? 8
Apakah kamu terlatih
Belum begitu terlatih, karena belum
bekerja ilmiah melalui
terbiasa, dan ini merupakan hal yang
praktikum yang telah
baru buat saya.
dilakukan. Berikan alasanmu! Keterampilan
9
proses sains
10
Keterampilan apa saja yang
Keterampilan bertanya, keterampilan
dapat kamu kembangkan
untuk berbicara i depan kelas,
melalui pembelajaran
memperoleh pengalaman untuk
seperti ini? Jelaskan
menggunakan alat-alat yang
pendapatmu!
digunakan dalam pengujian materi
Dengan pembelajaran
Ya, karena dengan bertanya saya jadi
seperti ini, apakah kamu
tahu.
termotivasi untuk membuat pertanyaan dan meningkatkan kreativitas kamu? Berikan alasanmu!
Kelompok: 2 Variabel
No
Pertanyaan
Kesimpulan Jawaban Siswa
Respon siswa
1
Apakah kamu senang
Senang, karena bisa membuktikan
terhadap
belajar kimia disertai
suatu materi melalui percobaan.
pembelajaran
dengan kegiatan praktikum?
dengan pendekatan
Jelaskan pendapatmu!
inkuiri
2
Bagaimana kesanmu setelah
Mengasikkan, karena kita mencoba
mengikuti proses
metode pembelajaran yang baru dan
pembelajaran kimia dengan
menjadi lebih berani dalam
pendekatan seperti ini
mengungkapkan pendapat.
(inkuiri) ?
3
Apakah pembelajaran ini
Menarik, karena dapat berhipotesis
menarik menurutmu?
menurut pendapat sendiri.
Jelaskan pendapatmu! 4
Kegiatan apa saja yang
Mengamati dan mencari tahu
kamu lakukan selama
kebenaran yang sesuai dengan teori.
kegiatan praktikum berlangsung?
5
Apakah kamu menemukan
Tidak, karena anggota kelompok satu
kesulitan selama praktikum
sama lain saling membantu dan
berlangsung? Jika “ya”
kompak.
kesulitan apa yang kamu hadapi, jika “tidak” apa alasanmu! 6
Menurutmu, apakah
Efektif, karena lebih mudah
pembelajaran seperti ini
dimengerti pelajaran yang sedang
efektif untuk dilakukan?
dibahas.
Berikan alasanmu! 7
Apakah melalui
Saya kurang mampu berhipotesis,
pembelajaran ini (inkuiri)
karena saya malas dan tidak membaca
kalian mampu berhipotesis?
buku sebelumnya, selain itu saya
Apakah kalian berantusias
kurang percaya diri dalam
untuk menguji hipotesis
menyampikan pendapat.
kalian? 8
Apakah kamu terlatih
Ya, karena saya jadi lebih mengetahui
bekerja ilmiah melalui
secara spesfik alat dan bahan kimia
praktikum yang telah
dan cara penggunaannya.
dilakukan. Berikan alasanmu! Keterampilan proses sains
9
Keterampilan apa saja yang
Komunikasi, berpendapat,
dapat kamu kembangkan
bereksperimen.
melalui pembelajaran seperti ini? Jelaskan pendapatmu!
10
Dengan pembelajaran
Ya, karena memunculkan rasa ingin
seperti ini, apakah kamu
tahu yang lebih besar.
termotivasi untuk membuat pertanyaan dan meningkatkan kreativitas kamu? Berikan alasanmu!
Kelompok: 3 Variabel Respon siswa
No
Kesimpulan Jawaban Siswa
Apakah kamu senang
Senang, karena dapat melatih
terhadap
belajar kimia disertai
keterampilan, kekompakkan dan dapat
pembelajaran
dengan kegiatan praktikum?
mengaplikasikannya dikehidupan
dengan pendekatan
Jelaskan pendapatmu!
sehari-hari.
Bagaimana kesanmu setelah
Lebih kepada kebersamaan sehingga
mengikuti proses
dapat memecahkan permasalahan
pembelajaran kimia dengan
bersama-sama.
inkuiri
1
Pertanyaan
2
pendekatan seperti ini (inkuiri) ? 3
Apakah pembelajaran ini
Menarik, karena pembelajarannya
menarik menurutmu?
lebih menekankan kepada penerapan
Jelaskan pendapatmu!
sehingga kita dapat memecahkan masalah secara langsung.
4
Kegiatan apa saja yang
Membuat hipotesis, melakukan
kamu lakukan selama
eksperimen, berdiskusi untuk
kegiatan praktikum
memecahkan masalah.
berlangsung?
5
Apakah kamu menemukan
Ya, karena masih memiliki
kesulitan selama praktikum
keterbatasan dalam mengamati suatu
berlangsung? Jika “ya”
sistem. Misalnya dalam mengamati
kesulitan apa yang kamu
larutan dan koloid melalui percobaan
hadapi, jika “tidak” apa
effek tyndall.
alasanmu!
6
Menurutmu, apakah
Cukup efektif, karena dengan adanya
pembelajaran seperti ini
kelompok belajar dan praktik saya
efektif untuk dilakukan?
dapat menguasai dengan cepat dari
Berikan alasanmu!
apa yang sudah kita pelajari dan mendapat masukan-masukan baik dari kelompok lain maupun dari guru.
7
Apakah melalui
Saya kurang bisa berhipotesis, saya
pembelajaran ini (inkuiri)
mencoba untuk berhipotesis tapi
kalian mampu berhipotesis?
hipotesis saya tidak tepat. Karena saya
Apakah kamu berantusias
tidak baca buku sebelumnya.
untuk menguji hipotesismu? 8
Apakah kamu terlatih
Terlatih, karena terbiasa.
bekerja ilmiah melalui praktikum yang telah dilakukan. Berikan alasanmu! Keterampilan
9
proses sains
Keterampilan apa saja yang
Bertanya, merumuskan masalah, dan
dapat kamu kembangkan
meningkatkan kreatifitas.
melalui pembelajaran seperti ini? Jelaskan pendapatmu! 10
Dengan pembelajaran
Ya, karena pembelajaran seperti ini
seperti ini, apakah kamu
memberi rasa ingin tahu, dan
termotivasi untuk membuat
membuat saya ingin membuat hal
pertanyaan dan
yang baru dan bermanfaat.
meningkatkan kreativitas kamu? Berikan alasanmu!
Kelompok: 4 Variabel Respon siswa
No 1
Pertanyaan
Kesimpulan Jawaban Siswa
Apakah kamu senang
Senang, karena dengan praktikum
terhadap
belajar kimia disertai
saya dapat memahami perbedaan
pembelajaran
dengan kegiatan praktikum?
koloid, larutan, dan suspensi.
dengan pendekatan inkuiri
Jelaskan pendapatmu! 2
Bagaimana kesanmu setelah
Senang, karena saya dapat belajar
mengikuti proses
mandiri dalam merumuskan suatu
pembelajaran kimia dengan
masalah dan memecahkan masalah.
pendekatan seperti ini (inkuiri) ? 3
Apakah pembelajaran ini
Manarik, karena pembelajaran seperti
menarik menurutmu?
ini baru buat saya, selain itu saya
Jelaskan pendapatmu!
dapat berkomunikasi dengan baik antara satu sama lain.
4
Kegiatan apa saja yang
Melakukan percobaan, mangamati,
kamu lakukan selama
mencatat apa yang diamati.
kegiatan praktikum berlangsung? 5
Apakah kamu menemukan
Tidak, karena kami saling membantu
kesulitan selama praktikum
satu sama lain.
berlangsung? Jika “ya” kesulitan apa yang kamu hadapi, jika “tidak” apa alasanmu! 6
Menurutmu, apakah
Efektif, karena ada praktikum yang
pembelajaran seperti ini
dapat membuat saya lebih mengerti
efektif untuk dilakukan?
dan memahami pelajaran.
Berikan alasanmu! 7
Apakah melalui
Ya. Karena saya sudah paham
pembelajaran ini (inkuiri)
dasarnya, saya sebelumnya sudah
kalian mampu berhipotesis?
membaca materi sistem koloid.
Apakah kalian berantusias
Saya berantusias untuk mencari tau kebenaran hipotesis saya melalui percobaan.
untuk menguji hipotesis kalian? 8
Apakah kamu terlatih
Belum cukup terlatih, karena metode
bekerja ilmiah melalui
ini baru buat saya, jadi saya belum
praktikum yang telah
terbiasa.
dilakukan. Berikan
alasanmu! Keterampilan
9
proses sains
Keterampilan apa saja yang
Keterampilan menggunakan alat dan
dapat kamu kembangkan
bahan.
melalui pembelajaran seperti ini? Jelaskan pendapatmu! 10
Dengan pembelajaran
Ya, karena dengan pembelajaran
seperti ini, apakah kamu
seperti ini kita dapat terpacu dan
termotivasi untuk membuat
menimbulkan banyak pertanyaan dan
pertanyaan dan
pasti akan meningkatkan kreatifitas
meningkatkan kreativitas
kita.
kamu? Berikan alasanmu!
Kelompok: 5 Variabel
No
Pertanyaan
Kesimpulan Jawaban Siswa
Respon siswa
1
Apakah kamu senang
Senang, karena belajar kimia dengan
terhadap
belajar kimia disertai
praktikum tidak membosankan dan
pembelajaran
dengan kegiatan praktikum?
saya bisa mendapat pengalaman baru.
dengan pendekatan
Jelaskan pendapatmu!
inkuiri
2
Bagaimana kesanmu setelah
Metode pembelajaran seperti ini lebih
mengikuti proses
mudah dimengerti dan dapat
pembelajaran kimia dengan
dikembangkan oleh kita.
pendekatan seperti ini (inkuiri) ? 3
Apakah pembelajaran ini
Ya menarik, karena dalam
menarik menurutmu?
pembelajran ini dapat berbagi
Jelaskan pendapatmu!
pendapat dengan anggota kelompok lain.
4
Kegiatan apa saja kamu
Merumuskan masalah, hipotesis,
lakukan selama kegiatan
berdiskusi dan juga tanya jawab.
praktikum berlangsung?
5
Apakah kamu menemukan
Ya. Ada beberapa kesulitan yang saya
6
kesulitan selama praktikum
hadapi, yaitu dalam berhipotesis atau
berlangsung? Jika “ya”
menduga-duga suatu masalah, juga
kesulitan apa yang kamu
dalam merumuskan masalah. Hal ini
hadapi, jika “tidak” apa
karena baru buat kami. Kami terbiasa
alasanmu!
dibimbing oleh guru.
Menurutmu, apakah
Sangat efektif, karena saya dapat
pembelajaran seperti ini
mengembangkan pemikiran saya
efektif untuk dilakukan?
sendiri dan masalah yang saya hadapi.
Berikan alasanmu! 7
8
Apakah melalui
Ya. Saya cukup bisa berhipotesis.
pembelajaran ini (inkuiri)
Karena saya sudah mengetahuinya
kalian mampu berhipotesis?
melalui buku, saya sudah baca materi
Apakah kalian berantusias
sistem koloid sebelumnya.
untuk menguji hipotesis
Saya cukup berantusias untuk
kalian?
membuktikan hipotesis saya.
Apakah kamu terlatih
Terlatih, karena saya dapat
bekerja ilmiah melalui
mengetahui hal-hal menarik yang baru
praktikum yang telah
saya ketahui dari praktikum dan
dilakukan. Berikan
pengalaman dari pembelajaran ini.
alasanmu! Keterampilan
9
proses sains
Keterampilan apa saja yang
Keterampilan dalam berkomunikasi,
dapat kamu kembangkan
berfikir, berpendapat, memecahkan
melalui pembelajaran
masalah. Karena dalam pembelajaran
seperti ini? Jelaskan
ini kita dituntut untuk tidak
pendapatmu!
mengandalkan guru (belajar dari kita, oleh kita, dan untuk kita).
10
Dengan pembelajaran
Termotivasi untuk belajar lebih aktif,
seperti ini, apakah kamu
kreatif, dan lebih baik dari
termotivasi untuk membuat
sebelumnya. Selain itu saya berani
pertanyaan dan
bertanya dan mengemukakan
meningkatkan kreativitas
pendapat karena dapat melatih otak
kamu? Berikan alasanmu!
saya untuk berfikir lebih kreatif, dan saya cenderung banyak ingin tahu.