PENGARUH PENDAPATAN PREMI DAN HASIL INVESTASI TERHADAP CADANGAN DANA TABARRU’ (Studi Pada PT. Asuransi Sinarmas Syariah)
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy)
Disusun Oleh : ARIEF FADLULLAH NIM : 108046200026
KONSENTRASI ASURANSI SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H / 2014 M
ABSTRAK Arief Fadlullah, pengaruh pendapatan premi dan hasil investasi terhadap cadangan dana tabarru’ pada asuransi sinarmas syariah (Studi Pada Sinarmas Syariah), di Bawah Bimbingan Dr. K.H. A. Juaini Syukri, Lcs. MA. Cadangan dana tabarru’ merupakan salah satu keuntungan perusahaan dan nasabah yang didapat dari pendapatan underwriting tabarru, beban tabarru, dan hasil investasi dana tabarru, untuk mendapatkan surplus yang lebih besar perusahaan harus mampu mengelola dengan baik. Pendapatan dan beban menjadi faktor penting terhadap besar kecilnya jumlah surplus jika terjadi banyak klaim pada nasabah dana tabarru akan mengalami devisit dan tidak akan terjadi surplus. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pendapatan premi dan hasil investasi yang mempengaruhi Cadangan Dana Tabarru’ pada perusahaan Sinarmas Syariah. Pendapatan yang digunakan pada Dana Tabarru’ merupakan premi nasabah, yang mana sudah dikontribusikan reasuransi, ujroh dan kontribusi yang belum merupakan pendapatan. Kemudian hasil investasi terdiri dari peserta, tabarru’, dan pengelolah. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalan laporan keuangan Sinarmas Syariah priode Januari 2011 sampai dengan Desember 2013. Sedangkan teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pendapatan premi berpengaruh secara signifikan negatif terhadap rasio solvabilitas. Sedangkan variabel hasil investasi berpengaruh signifikan positif terhadap rasio solvabilitas. Kemudian secara simultan semua variabel independen berpengaruh signifikan terhadap rasio solvabilitas. Angka koefisien determinasi yang dihasilkan adalah 0,976, yang berarti bahwa persentase sumbangan pengaruh variabel independen (pendapatan premi dan hasil investasi) terhadap variabel dependen (cadangan dana tabarru’) sebesar 97,6%. Keyword : Pendapatan Premi, Hasil Investasi, dan Cadangan Dana Tabarru’
i
KATA PENGANTAR ِ ِ
Alhamdulillah, segala puji serta syukur kehadirat Ilahi Rabbi yang telah menciptakan manusia sebagai mahluk yang paling sempurna. Di antara salah satu kesempurnaannya adalah Dia karuniakan manusia pikiran dan kecerdasan, serta kemampuan memperoleh dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Shalawat dan salam kita sanjungkan kepada pemimpin revolusioner umat Islam sedunia tiada lain yakni, Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat dan umatnya yang selalu berpegang teguh hingga akhir zaman. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi yang penulis lakukan bukanlah apa-apa jika dibandingkan dengan karya-karya besar yang lebih dahulu ada, karena masih banyak kekurangan, baik dalam penyusunan kata-kata maupun dalam penyajian analisisnya. Namun penulis telah berusaha dengan semaksimal mungkin dalam proses penulisan skripsi ini. Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis menyadari adanya rintangan dan ujian, namun pada akhirnya selalu ada jalan kemudahan. Tentunya tidak terlepas dari beberapa pihak yang sepanjang penulisan skripsi ini banyak membantu dalam memberikan bimbingan dan masukan yang berharga kepada penulis guna penyempurnaan skripsi ini. Dalam kesempatan ini, penulis ingin rasanya mengucapkan ucapan terima kasih yang tiada terhingga kepada; 1. Dr. H. JM Muslimin, MA selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
ii
2. Dr. Euis Amalia, M.Ag, selaku Ketua Prodi Muamalat, dan Mu’min Roup, MA, selaku Sekretaris Prodi Muamalat 3. Dr. K.H. A. Juaini Syukri, Lcs. MA.selaku Pembimbing penulis yang tidak kenal lelah meluangkan waktu dan memberikan arahan, masukan dan kritikan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini, tanpa bimbingannya Skripsi ini tidak ada apa-apanya. 4. Pada para Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya Dosen Fakultas Syariah dan Hukum Prodi Muamalat, beserta para Staf TU baik di Pusat atau Fakultas tidak hanya Ilmu Pengetahuan yang dapat penulis raih, pengalaman dan nasehat pun sangat berharga bagi Penulis. Dan pada para Staf Perpustakaan Syariah dan Perpustakaan Umum yang tidak pernah lelah melayani pinjaman buku. 5. Bapak Maulana Zakir, MEI, selaku Relationship Manager dan karyawan Asuransi Sinarmas Kerugian Divisi Syariah. yang telah banyak memberikan informasi dan masukan berharga dalam proses penyusunan skripsi ini. 6. Ayahanda H. Slamet, dan Ibunda tercinta Hj. Niti Chomsyah, Yang telah memberikan segala daya upaya, kucuran keringat, sujud panjang, letihmu yang terus harap akan keselamatan juga keberhasilan hidup penulis, serta rasa kasihsayang beserta doa yang tak henti-hentinya kepada Allah SWT. 7. Untuk kekasihku Indah Prawiti, yang selalu menjadi permata embun pagi yang mengademkan bagi hati sanubari yang kadang bergejolak karena keruhnya pandangan.
iii
8. Para sahabat seperjuangan, Fahmi Abadiah, Muhammad Reza Istaqim, Arief Santoso S.E.I, Bayu Dian Pratama, Muhammad Irfan S.E.I, Angga Bachtiar S.E.I,
Andika Pratama SE.Sy, Sodikin SE.Sy, Muhammad Dermawan,
Aditya Permana, Yoga Feratama SE.Sy, Muhammad Murtadho, Galeh Priyo Atmojo SE.Sy, yang sudah memberikan supportnya dalam menyelesaikan Skripsi ini.Mahasiswa-mahasiswi Prodi Muamalat Jurusan Asuransi Syariah tahun 2008, Penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak.Segenap teman-teman KKN Muncul Tangerang Selatan 2013. serta para warga-warga yang tidak bisa disebutkan satu persatu, semua cerita telah terukir indah dalam ingatanku. Mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya serta menjadi amal baik kita di sisi Allah SWT. Akhirnya, semoga setiap bantuan yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan dari Allah SWT. Amin ya Rabbal al-‘alamin. Atas perhatian penulis haturkan terima kasih. Wassalamu’alaikum. Wr. Wb. Jakarta, 29 April 2014
Penulis
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................................ i KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii DAFTAR ISI ............................................................................................................. v DAFTAR TABEL ................................................................................................... vii DAFTAR GAMBAR ................................................................................................viii BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .............................................................
1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .........................................
6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................
7
D. Review Terdahulu ......................................................................
8
E. Kerangka Teori dan Konsptual ………………………………… 10 F. Sistematika Penulis .................................................................... 14
BAB II
LANDASAN TEORI A. Asuransi Syariah ........................................................................ 15 B. Premi .......................................................................................... 37 C. Investasi ...................................................................................... 39 D. Cadangan Dana Tabarru’ ........................................................... 42
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................... 44
v
B. Metode Pengumpulan Data ........................................................ 44 C. Metode Analisis Data ................................................................. 45 D. Definisi Operasional Variabel .................................................... 52
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................... 55 B. Kesulitan Yang Dihadapi Untuk Meningkatkan Pendapatan Premi Dan Investasi …...……………………………………59 C. Langkah-Langkah untuk Meningkatkan Pendapatan Premi …... 60 D. Deskriptif Data ........................................................................... 62 E. Hasil Penelitian dan Pembahasan ................................................. 66
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................ 77 B. Saran-Saran ............................................................................... 78
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 79 LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1.
Tinjauan Review Terdahulu ................................................................. 8
Tabel 4.1.
Laporan Keuangan Pendapatan Premi ................................................. 61
Tabel 4.2.
Laporan Keuangan Hasil Investasi ...................................................... 63
Tabel 4.3.
Laporan Keuangan Cadangan Dana Tabarru’ ..................................... 64
Tabel 4.4.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ............................................. 66
Tabel 4.5.
Coefficientsa .......................................................................................... 67
Tabel 4.6.
ModelSummaryb .................................................................................. 68
Tabel 4.7.
Correlations .......................................................................................... 69
Tabel 4.8.
Coefficientsa ......................................................................................... 70
Tabel 4.9.
ANOVAb .............................................................................................. 72 2
Tabel 4.10. Koefisien Determinasi (R )................................................................... 74
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Kerangka konseptual ............................................................................ 12 Gambar 4.1. Grafik Pendapatan Premi ..................................................................... 62 Gambar 4.2. Grafik Hasil Investasi ........................................................................... 63 Gambar 4.3. Grafik Cadangan Dana Tabarru’ .......................................................... 65
viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Manusia selalu dihadapkan pada berbagai persoalan hidup yang di dalamnya mengandung berbagai kemungkinan risiko yang harus dihadapi, baik yang bersifat material maupun yang bersifat spiritual. Di antara berbagai kemungkinan risiko tersebut, risiko yang bersifat material cenderung lebih diperhatikan oleh manusia modern saat ini. Tidak sedikit resiko yang bersifat material sulit diatasi oleh manusia, terutama ketika kuantitas risiko yang mesti ditanggung diluar kemampuanya.1 Itulah yang melatarbelakangi manusia berasuransi, yaitu untuk kepentingan perencanaan atau antisipasi terhadap risiko yang sewaktu-waktu dapat menimpa mereka. Di samping itu, tidak dapat dipungkiri bahwa Indonesia adalah negara yang mayoritas penduduknya muslim. Oleh karena itu, dalam bebarapa tahun belakangan ini telah banyak berdiri lembaga-lembaga keuangan yang sistem operasionalnya berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Dalam hal asuransipun demikian, setidaknya saat ini telah tercatat tiga perusahaan yang beroperasi penuh secara syariah dan 32 perusahaan asuransi konvensional yang membuka unit usaha syariah. Dewan Syariah Nasional sebagai instansi yang ditunjuk pemerintah untuk mengawai perusahaan-
1
Yadi Janwari, Asuransi Syariah, (Bandung: Pustaka Bani Quraisy, Juli 2005) cet-1, h. 4
1
2 perusahaan asuransi di Indonesia, juga telah menargetkan pada tahun 2010 seluruh perusahaan asuransi konvensional di Indonesia harus memiliki unit syariah.2 Dalam perkembangannya, perusahaan asuransi syariah memiliki beberapa kendala yang harus dihadapi, seperti banyaknya pesaing dari sesama perusahaan asuransi syariah ataupun bank syariah yang menyediakan produk asuransi. Selain itu, pengetahuan masyarakat muslim yang minim mengenai asuransi syariah dan tingkat kesadaran mereka yang belum menganggap asuransi syariah itu sebagai suatu kebutuhan juga menjadi pekerjaan rumah dan tantangan tersendiri yang harus dipecahkan oleh industri asuransi syariah dalam mengembangkan usahanya. Untuk itu, setiap perusahaan asuransi syariah harus mencari strategi untuk menjaring nasabah sebanyak mungkin dan menjadikan dirinya market leader.3 Asuransi syariah adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah orang/pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan atau tabarru’ yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan syariah. Investasi tersebut merupakan donasi dengan syarat tertentu dan merupakan milik peserta secara kolektif, bukan merupakan pendapatan entitas pengelola. Prinsip dasar dalam asuransi syariah adalah saling menolong (ta’awuni) dan saling menanggung (takafuli) antar sesama peserta asuransi.
2
Abdul Ghoni dan Erny Arianty, Akuntansi Asuransi Syariah; Antara Teori dan Praktik, (Jakarta: INSCO Consulting, 2007), h. V 3 “Perkembangan Asuransi Syariah” artikel diakses pada 26 September 2013 dari http://www.asuransisyariah.net/2010/02/perkembangan -asuransi-syariah-2010.html/
3 Menurut Mustafa Ahmad Zarqa,4 makna asuransi secara istilah adalah kejadian. Adapun metodologi dan gambaranya dapat berbeda-beda, namun pada intinya, asuransi adalah cara atau metode untuk memelihara manusia dalam menghindari resiko (ancaman) bahaya yang beragam yang akan terjadi dalam hidupnya, dalam perjalananya kegiatan hidupnya atau dalam aktivitas ekonominya. Seperti halnya perusahaan asuransi konvensional, perusahaan asuransi syariah juga mengenal istilah “premi” atau sejumlah dana yang dibayarkan oleh peserta asuransi kepada entitas pengelola. Unsur premi pada asuransi syariah terdiri dari unsur tabarru’ dan tabungan (untuk asuransi jiwa), dan unsure tabarru’ saja (asuransi kerugian dan term insurance pada life). Unsur tabarru’ pada jiwa, perhitungannya diambil dari tabel mortalitas (harapan hidup), yang besarnya tergantung usia dan masa perjanjian. Semakin tinggi usia dan semakin panjang masa perjanjian, maka semakin besar pula nilai tabarru’-nya. Besarnya premi asuransi jiwa yang pada asuransi syariah disebut tabarru’ berada pada kisaran 0,75 sampai 12 persen. Sedangkan, besarnya tabarru’ pada asuransi kerugian merujuk ke rate standar yang dibuat oleh DAI (Dewan Asuransi Indonesia). Beberapa pakar asuransi syariah seperti M.M Billah menyebut premi ini dengan istilah kontribusi atau dalam bahasa fiqih disebut Al-Musahammah.5 Berdasarkan uraian di atas, pendapatan premi dapat diartikan sebagai jumlah total dana yang dibayarkan oleh peserta asuransi kepada entitas pengelola setelah dikurangi biaya administrasi dan operasional. Pendapatan premi yang didapatkan 4
Mustafa Ahmad Zarqa, Al-Ightisodi Al-Islamiyah – Nidzomutta’min Bairut, Dar alFikr,1968. h. 253 5 Mohd. Ma’sum Billah, Principles of Contracts Affecting Takaful and Insurance: A Comporative Analysis. Makalah disampaikan dalam Internasional Conference on Takaful Insurance, Tgl 2-3 juni 1999, Hilton, Kuala Lumpur. h. 14
4 tersebut dikumpulkan ke dalam dana tabarru’ untuk dilakukan pengelolaan selanjutnya oleh perusahaan. Selain berasal dari pendapatan premi, dana tabarru’ juga dibentuk dari hasil investasi dan akumulasi cadangan surplus underwriting dana tabarru’ yang didistribusikan kembali ke dana tabarru’. Dana tabarru’ yang diterima oleh perusahaan asuransi syariah tidak diakui sebagai pendapatan. Hal ini mengacu pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 108 Tahun 2010 yang menyatakan bahwa entitas pengelola asuransi syariah tidak berhak menggunakan dana tabarru’ untuk keperluannya, tetapi hanya sebagai wakil para peserta dalam mengelola dana tersebut.6 Akan tetapi, dana tabarru’ yang diterima perusahaan diinvestasikan sehingga hasil investasinya seluruhnya menjadi penambah dana tabarru’, atau sebagian menjadi penambah dana tabarru’ dan sebagian lainnya untuk entitas pengelola sesuai dengan akad yang disepakati. Definisi investasi adalah menanamkan atau menempatkan asset, baik berupa harta maupun dana, pada sesuatu yang diharapkan akan memberikan hasil pendapatan atau akan meningkatkan nilainya dimasa mendatang. Sedangkan investasi keuangan adalah menanamkan dana pada suatu surat berharga yang diharapkan akan meningkat nilainya dimasa mendatang.7 Kegiatan pembiayaan dan investasi keuangan menurut syariah pada perinsipnya adalah kegiatan yang dilakukan oleh pemilik harta (Investor) terhadap pemilik usaha (Emiten) untuk memberdayakan pemilik usaha dalam melakukan 6
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 108 Tahun 2010, h. 108.19 Iwan P.Pontjowinoto, Prinsip Syariah Di Pasar Modal (Pandangan Praktisi),2003, Modal Publications, Jakarta, h. 45 7
5 kegiatan usahanya dimana pemilik harta (Investor) berharap untuk memperoleh manfaat tertentu. Karena itu, kegiatan pembiayaan dan investasi keuangan pada dasarnya sama dengan kegiatan usaha lainnya, yaitu memelihara prinsip kehalalan dan keadilan.8 Untuk mengetahui korelasi antara pendapatan premi dan hasil investasi dengan cadangan dana tabarru’, tidak bisa dilepaskan dari penerapan fungsi manajemen “underwriting” oleh perusahaan asuransi syariah. Underwriting merupakan proses menyeleksi risiko dan mengklasifikasikannya sesuai dengan tingkat yang dapat ditanggung oleh perusahaan. Dengan fungsi manajemen tersebut, perusahaan dapat menentukan tarif premi yang mampu memberikan laba maksimal dengan cara mengestimasi risiko yang akan ditanggung pada masa yang akan datang. Selisih antara pendapatan yang diterima dan risiko yang ditanggung dari proses underwriting akan menghasilkan surplus/defisit underwriting. Dalam
surplus/defisit
underwriting,
terdapat
tiga
faktor
yang
mempengaruhinya, yaitu total pendapatan premi, total beban underwriting, dan hasil investasi dari semua unsur tersebut. Pendapatan premi merupakan pendapatan yang berasal dari premi asuransi atau reasuransi nasabah yang dibayarkan kepada perusahaan setelah dipotong ujroh atau fee. Sedangkan beban underwriting merupakan beban perusahaan yang berupa klaim ganti rugi nasabah dan komisi kepada agen, broker atau perusahaan lain. Hasil dari proses underwriting yang berupa surplus/defisit underwriting kemudian dialokasikan untuk dua hal : dibagikan kepada peserta atau entitas pengelola dan membentuk cadangan dana tabarru’. 8
Ibid h. 37
6 Penelitian yang akan penulis lakukan secara khusus mengkaji tentang pengaruh pendapatan premi dan hasil investasi terhadap cadangan dana tabarru’. Penelitian tersebut akan penulis lakukan pada salah satu perusahaan asuransi syariah di Jakarta, yaitu Asuransi Sinarmas Syariah Oleh karena itu, untuk membahas lebih jauh mengenai pengaruh pendapatan premi dan hasil investasi terhadap cadangan dana tabarru’, penulis tertarik untuk mengambil judul skripsi : “PENGARUH PENDAPATAN PREMI DAN HASIL INVESTASI TERHADAP CADANGAN DANA TABARRU’ (Pada PT. Asuransi Sinarmas Syariah)
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah merupakan usaha untuk menetapkan batasan-batasan dari masalah penelitian yang akan diteliti. Untuk menjaga agar skripsi ini lebih terfokus, penulis membatasi permasalahan yang akan dibahas yaitu dari sisi pengaruh pendapatan premi dan hasil ivestasi terhadap cadangan dana tabarr’u pada studi pada Asuransi Sinarmas Syariah.
2. Perumusan Masalah Adapun rumusan masalah penelitian ini, berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan batasan masalah yang tersebut di atas, adalah ditentukan sebagai berikut : a. Bagaimana pengaruh pendapatan premi terhadap cadangan dana tabarru’ pada Asuransi Sinarmas Syariah?
7 b. Bagaimana pengaruh hasil investasi terhadap cadangan dana tabarru’ pada Asuransi Sinarmas Syariah? c. Bagaimana pengaruh pendapatan premi dan hasil investasi terhadap cadangan dana tabarru’ pada Asuransi Sinarmas Syariah?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengukur seberapa besar pengaruh pendapatan premi dan hasil investasi terhadap cadangan dana tabarru’? 2. Untuk mengukur seberapa besar pengaruh hasil investasi terhadap cadangan dana tabarru’? Manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Bagi penulis, sebagai wahana untuk mengaplikasikan teori-teori yang telah diperoleh selama studi di Konsentrasi Asuransi Syariah, Program Studi Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan aplikasi dan praktik yang nyata di lapangan. 2. Bagi Perusahaan, PT. Asuransi Sinarmas Syariah, hasil penelitian ini diharapkan dapat mendorong semakin berkembangnya bisnis asuransi syariah di perusahaan, terutama yang terkait dengan pendapatan premi, hasil investasi dan cadangan dana tabarru’. 3. Bagi Program Studi Asuransi Syariah, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, hasil penelitian
ini
diharapkan
dapat
memberikan
informasi
sebagai
bahan
pertimbangan dalam perencanaan dan pengambilan keputusan akademisi,
8 sehingga dapat menambah referensi keilmuan, khususnya yang terkait dengan pendapatan premi, hasil investasi dan cadangan dana tabarru’.
D. Tinjauan Review Terdahulu Tabel 1.1 No.
Nama
Tahun
Judul Skripsi
1.
Angga Bachtiar
2011
2.
Humaidi
2010
3.
Sri Susanti
2003
Analisis Pengaruh Kekayaan Dan Kewajiban Terhadap Rasio Solvabilitas Pada Dana Tabarru’ Asuransi Syariah” (Studi Pada AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah) Mekanisme Pendistribusian Surplus Underwriting kepada Peserta Asuransi Kebakaran (Studi pada PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 Syariah) Faktor-faktor yang mempengaruhi Premi Asuransi Jiwa ditinjau dari Aspek hukum Islam (Studi Kasus Pada PT. Asuransi Takaful Keluarga)
1. Angga Bachtiar (2011) dengan judul skripsi “Analisis Pengaruh Kekayaan Dan Kewajiban Terhadap Rasio Solvabilitas Pada Dana Tabarru’ Asuransi Syariah” (Studi Pada AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah). Skripsi ini menguji tentang bagaimana pengaruh kekayaan terhadap rasio solvabilitas dan bagaimana pengaruh kewajiban terhadap rasio solvabilitas pada dana tabarru’ asuransi Asuransi Sinarmas Syariah. Persamaan dengan skripsi yang penulis angkat adalah sama-sama berbicara tentang dana tabarru’. Adapun perbedaannya yaitu skripsi yang ditulis Angga Bachtiar fokus pada dana tabarru’nya, sedangkan penulis fokus pada cadangan dana tabaru’nya.
9 2. Humaidi (2010) membahas “Mekanisme Pendistribusian Surplus Underwriting kepada Peserta Asuransi Kebakaran (Studi pada PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 Syariah). Hasil penelitian ini berisi tentang mekaisme penditribusian surplus underwriting yang ada pada PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 Syariah, yang mana pengalokasian surplus underwriting diprioritaskan untuk cadangan dana tabarru’. Penelitian ini juga membahas tentang mekanisme pendistribusian surplus underwriting kepada peserta asuransi di PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 Syariah. Skripsi yang penulis angkat memiliki persamaan dengan skripsi yang ditulis oleh Humaidi, yaitu sama-sama meneliti alokasi
surplus
underwriting.
Humaidi
meneliti
tentang
mekanisme
pendistribusian surplus underwriting kepada nasabah. Sedangkan penulis akan meneliti tentang bagaimana pengaruh pendapatan premi dan hasil investasi terhadap cadangan dana tabarru’ yang juga dialokasi dari surplus underwriting. 3. Sri Susanti (2003) dengan judul skripsi “Faktor-faktor yang mempengaruhi Premi Asuransi Jiwa ditinjau dari Aspek hukum Islam (Studi Kasus Pada PT. Asuransi Takaful Keluarga). Skripsi ini meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi premi pada PT. Asuransi Takaful Keluarga, seperti mortalita, biaya, dan investasi ditinjau dari segi hukum Islam. Skripsi ini memiliki persamaan dengan skripsi yang penulis angkat, yaitu sama-sama meneliti tentang pendapatan premi. Sementara itu, perbedaannya dengan skripsi yang penulis angkat adalah penulis meneliti tentang pengaruh pendapatan premi dan hasil investasi terhadap cadangan dana tabarru’, sedangkan skripsi ini meneliti faktorfaktor yang mempengaruhi pendapatan premi.
10 E. Kerangka Teori dan Konseptual 1. Kerangka Teori Dalam penelitian ini akan membahas mengenai pengaruh pendapatan premi dan hasil investasi terhadap cadangan dana tabarru’. Salah satu upaya untuk menganalisis hubungan tersebut adalah dengan melakukan analisis rasio keuangan menggunakan analisis regresi linear berganda. Di mana dengan penerapan tersebut, beberapa hal nantinya dapat diketahui yaitu apakah pendapatan premi dan hasil investasi mempengaruhi cadangan dana tabarru’. Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji T yaitu mengetahui apakah ada pengaruh atau tidak secara parsial (secara individu) variabel independen terhadap variabel dependen dan uji F dilakukan untuk mengetahui apakah secara bersamasama (simultan) ada pengaruh atau tidak antara variabel independen terhadap variabel dependen. Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel independen, variabel dependen, atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antara satu variabel bebas dengan variabel bebas yang lain. Uji heterokedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dari model regresi tidak terjadi ketidaksamaan varians dari reidual suatu pengamatan dengan pengamatan yang lain. Uji autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan pada periode T-1 atau sebelumnya.
11 2. Kerangka Konseptual Gambar 1.1 PT. Sinarmas Syariah
Laporan Keuangan PT. Sinarmas Syariah dalam kurun waktu 2011 sampai dengan 2013
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 18/PMK.010/2010
Pendapatan Premi
Hasil Investasi
Pengaruh Pendapatan Premi dan Hasil Investasi Terhadap Cadangan Dana Tabarru’ Analisis Uji Asumsi Klasik Regresi Berganda Normalitas Multikolinearitas Heteroskedastisitas Autokorelasi Analisis Uji Statistik Regresi Berganda Uji Simultan (Uji F) Uji Parsial (Uji t) Uji Koefisien Determinasi (R2)
Interpretasi Koefisien Regresi
12 F. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu penelitian kepustakaan (library research) dan penelitian lapangan (field research), yang dimaksud oleh keduanya adalah : a. Penelitian kepustakaan (library research), yaitu pengumpulan data dengan jalan mengumpulkan data dari buku-buku, majalah dan artikel yang berhubungan dengan materi skripsi ini. b. Penelitian lapangan (field research), yaitu pengumpulan data dengan jalan terjun langsung ke PT. Asuransi Sinarmas Syariah. Teknik ini menggunakan tiga cara untuk mendapatkan data yang valid dan akurat, yaitu : a. Observasi, yaitu dengan melihat dan mengamati secara langsung sistem peransuransian syariah di PT. Asuransi Sinarmas Syariah, khususnya yang terkait dengan pendapatan premi, hasil investasi dan cadangan dana tabarru’. (2) Wawancara, yakni melakukan tanya jawab dengan karyawan atau pejabat dari perusahaan asuransi yang berkenaan dengan penelitian ini; (3) Dokumentasi, yaitu teknik untuk memperoleh data tertulis tentang sistem peransuransian syariah di PT. Asuransi Sinarmas Syariah, khususnya yang terkait dengan pendapatan premi, hasil investasi dan Cadangan Dana Tabarru’. 1. Teknik Analisis Data Dalam menganalisis data pada penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu suatu teknik analisis data dimana penulis terlebih
13 dahulu memaparkan semua data yang diperoleh dari hasil pengamatan kemudian menganalisanya dengan berpedoman kepada sumber-sumber yang tertulis. 2. Teknik Penulisan Adapun teknik penulisan pada skripsi ini berpedoman dan disesuaikan dengan kaidah-kaidah penulisan skripsi pada buku “Pedoman Penulisan Skripsi” yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012 G. Sistematika Penulisan Untuk memberikan kemudahan dalam hal pembahasan dan penulisan skripsi, penulis membaginya ke dalam lima bab. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut : BAB I :
PENDAHULUAN Bab I berisikan mengenai. Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Peneltian, Metodologi Penelitian dan Teknik Penulisan yang Digunakan, Review Studi Terdahulu, Serta Kerangka Teori Skripsi Ini.
BAB II :
LANDASAN TEORI Bab II berisikan mengenai tinjauan pustaka dengan membahas Pengertian Asuransi Syariah, Pendapatan Premi, Hasil Investasi, dan Cadangan Dana Tabarru’.
BAB III :
METODOLOGI PENELITIAN Bab III berisikan mengenai. Ruang Lingkup Penelitian, Metode Penentuan Sampel, Metode Pengumpulan Data, Metode Analisis Data, dan Definisi Operasional Variabel.
14 BAB IV :
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab IV berisikan mengenai Gambaran Umum Objek Penelitian, Deskriptif Data, dan Hasil Penelitian serta Pembahasannya.
BAB V :
KESIMPULAN DAN SARAN Bab V merupakan bab terakhir yang menguraikan kesimpulan dari hasil analisa yang telah dilakukan penulis, dimana penafsiran dirumuskan dan disimpulkan serta memberikan saran-saran terhadap masalah yang perlu dikaji kembali.
BAB II TINJAUAN UMUM
A. Asuransi Syariah 1. Pengertian Asuransi Syariah Kata asuransi berasal dari dari bahasa inggris, insurance,1 yang dalam bahasa Indonesia telah menjadi bahasa populer dan diadopsi dalam Kamus Besar Indonesia dengan padanan kata “pertangtanggungan”.2 Echols dan Shadilly memaknai kata insurance dengan (a) asuransi, dan (b) jaminan.3 Dalam bahasa Belanda bisa disebut dengan istilah assurantie (asuransi) dan verzekering (pertanggungan).4 Asuransi syariah dalam pengertian muamalat mengandung arti yaitu saling menanggung risiko di antara sesama manusia sehingga di antara satu dengan lainnya menjadi penanggung atau risiko masing-masing. Dengan demikian, gagasan mengenai asuransi syariah berkaitan dengan unsur saling menanggung risiko di antara para peserta asuransi, di mana peserta yang satu menjadi penanggung peserta yang lainnya.5 Mengenai definisi asuransi secara baku dapat dilacak dari peraturan (perundang-undangan) dan beberapa buku yang berkaitan dengan asuransi, seperti yang tertulis di bawah ini :
1
John M. Echols dan Hassan Syadilly, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 1990)
h. 326 2
Depdikbud , Kamus Besar Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1996), h. 63 John M. Echols dan Hassan Syadilly, Loc.cit 4 Wirjono Prodjodikoro, Hukum Asuransi di Indonesia, (Jakarta: Pembimbing, 1958), h.1 5 Rahmat Husein, Asuransi Takaful Selayang Pandang dalam wawasan Islam dan Ekonomi, (Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI, 1997), h. 234 3
15
16 Muhammad Muslehuddin dalam bukunya Insurance and Islamic law mengadopsi pengertian asuransi dari Encyclopaedia Britanica sebagai suatu persediaan yang disiapkan oleh sekelompok orang, yang dapat tertimpa kerugian, guna menghadapi kejadian yang tidak dapat diramalkan, sehingga bila kerugian tersebut menimpa salah seorang diantara mereka maka beban kerugian tersebut akan disebarkan ke seluruh kelompok.6 Wirjono Prodjodikoro dalam bukunya Hukum Asuransi di Indonesia memaknai asuransi sebagai: “suatu persetujuan di mana pihak yang menjamin berjanji kepada pihak yang dijamin, untuk menerima sejumlah uang premi sebagai pengganti kerugian, yang mungkin akan diderita oleh yang dijamin, karena akibat dari suatu peristiwa yang belum jelas”.7 Sedangkan menurut Fatwa DSN-MUI Asuransi Syariah (Ta’min, Takaful, Tadhamun) adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong di antara sejumlah orang/pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan atau tabarru‟ yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan syariah.8 Asuransi syariah merupakan salah satu jenis lembaga keuangan syariah non bank. Asuransi syariah juga memilki kesamaan fungsi dengan lembaga keuangan syariah non bank lainnya, yakni untuk memperoleh keuantungan dari hasil investasi dana yang dikumpulkan dari peserta asuransi. Cara pembagian
6
Muhammad Muslehuddin, Insurance and Islamic Law, (Terj. oleh Burhan Wirasubrata), Menggugat Asuransi Modern: mengajukan suatu alternatif baru dalam perspektif hukum islam, (Jakarta: Lentera,1999), cet. Ke-1, h. 3. Lihat juga dalam Encyclopaedia Britanica (Eleven Edition), (Cambridge, 1910), h. 656 7 Wirjono Prodjodikoro, Hukum Auransi di Indonesia, (Jakarta: Intermasa, 1987), h. 1 8 Fatwa Dewan Syariah Nasional No.21/DSN-MUI/X/2001 Tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah
17 keuntungan pengelolaan dana peserta asuransi dilakukan dengan prinsip bagi hasil (profit and loss sharing). Dalam hal ini perusahaan asuransi bertindak sebagai pihak pengelola dana (mudharib) yang menerima pembayaran dari peserta asuransi untuk dikelola dan diinvestasikan sesuai dengan prinsip syariah (bagi hasil). Sedangkan peserta asuransi bertindak sebagai pemilik dana (shahibul maal) yang akan memperoleh manfaat jasa perlindungan, penjaminan dan bagi hasil dari perusahaan asuransi.9 Dalam asuransi syariah, istilah tertanggung dan penanggung tidak relevan lagi jika dipandang sebagai pihak yang berbeda. Dalam kepesertaan asuransi syariah, baik tertanggung maupun penanggung adalah sesama peserta itu sendiri.10
Proses
hubungan
peserta dan perusahaan dalam mekanisme
pertanggungan pada asuransi syariah adalah saling menanggung resiko (sharing of risk). Apabila terjadi musibah, maka semua peserta asuransi syariah saling menanggung. Dengan demikian tidak terjadi transfer resiko dari peserta ke perusahaan, karena prakteknya kontribusi (premi) yang dibayarkan oleh peserta tidak terjadi yang disebut transfer of fund, status kepemilikan dana tersebut tetap melekat pada peserta sebagai shahibul mal, misalnya ayat 2 surat Al Ma‟idah yang memerintahkan untuk saling menolong dalam perbuatan yang positif. Asuransi syariah jelas memiliki perbedaan dengan asuransi konvensional. Letak perbedaan antara asuransi syariah dengan asuransi konvensional adalah : a. Asuransi Syariah
9
Hendi Suhendi, Deni K. Yusup, Asuransi Takaful dari Teoritis ke Praktis, (Bandung: Mimbar Pustaka, 2005), h. 9 10 Agus Edi Sumanto, dkk., Solusi Berasuransi: Lebih Indah dengan Syariah, (Bandung: PT. Salamadani Pustaka Semesta, 2009), Cet.1, h. 7
18 1) Konsep Konsep asuransi syariah adalah suatu konsep dimana terjadi saling memikul resiko diantara semua peserta sehingga antara satu dengan yang lainnya menjadi penanggung atas resiko yang muncul. 2) Asal usul Ad-diyah „ala al‟aqilah merupakan istilah yang cukup masyhur dalam kitab-kitab fiqih, yang dianggap oleh sebagian ulama sebagai cikal bakal asuransi syariah. Al-aqilah berasal dari kebiasaan suku arab jauh sebelum islam datang (571 M). Al-aqilah bahkan tertuang dalam konstitusi pertama didunia, yang dibuat langsung oleh Rasulullah yang dikenal dengan konstitusi pertama didunia. 3) Sumber Hukum Sumber hukum dari asuransi syariah adalah syariat islam. Sedangkan sumber hukum dalam syariah islam adalah Al-qur‟an, Sunnah, Ijma. 4) Bersih dari “maghrib” (maisir, gharar, dan riba) Asuransi syariah baik yang life insurance (jiwa) maupun general insurance (kerugian) telah terbebas dari hal hal yang diharamkan oleh para ulama yaitu bersih dari adanya “maghrib” (maisir, gharar, dan riba). 5) Dewan Pengawas Syariah Peran utama para ulama dalam dewan pengawas syariah adalah mengawasi jalannya operasional sehari-hari lembaga keuangan syariah (seperti Bank, Asuransi, Obligasi,Pasar Modal, Leasing). Agar sesuai dengan ketentuan-ketentuan syariah.
19 6) Akad Akad yang digunakan dalam asuransi syariah adalah akad tijarah dan akad tabarru‟. Akad tijarah yang dimaksud adalah semua bentuk akad yang dilakukan untuk tujuan komersial misalnya mudharabah, wadiah, wakalah. 7) Sharing Of Risk Proses
hubungan
peserta
dan
perusahaan
dalam
mekanisme
pertanggungan pada asuransi syariah adalah sharing of risk yaitu saling menanggung resiko. 8) Pengelolaan Dana Untuk produk-produk dengan unsure saving, dana yang dibayarkan peserta langsung dibagi dalam dua rekening, yaitu rekening peserta dan rekening tabarru‟. 9) Investasi Dana Dana-dana yang terkumpul dari peserta hanya dibenarkan melalui instrument yang menggunakan akad yang sesuai dengan syariat islam. 10) Kepemilikan Dana Dana yang terkumpul dari peserta dalam bentuk iuran atau kontribusi merupakan milik peserta (shahibul mal). Asuransi syariah hanya sebagai amanah (mudharib) dalam mengelolah. 11) Unsur Premi Unsur premi pada asuransi syariah terdiri dari unsur tabarru‟ dan tabunggan (untuk asuransi jiwa), dan unsur tabarru saja (untuk asuransi kerugian)
20
12) Kontribusi Biaya Pada asuransi jiwa konsep yang benar tidak ada pembebanan biaya yang dipotong dari iuran dana peserta(premi). 13) Sumber Pembayaran Klaim Pada asuransi syariah sumber pembayaran klaim diperoleh dari rekening tabarru‟ yaitu : rekening dana tolong-menolong dari seluruh peserta, yang sejak awal sudah diakadkan ikhlas untuk keperluan saudarasaudaranya apabila ada yang klaim. 14) Sistem Akuntansi Pada akuntansi asuransi syariah lebih cenderung menggunakan cash basis daripada accrual basis, dengan pertimbangan-pertimbangan syar‟i. 15) Keuntungan Profit pada asuransi syariah untuk asuransi kerugian, yang diperoleh dari surplus underwriting, komisi reasuransi, dan hasil investasi bukan seluruhnya menjadi milik perusahaan. Tetapi dilakukan bagi hasil antara perusahaan dan peserta sebagaimana yang telah diperjanjikan atau menjadi akad diawal ketika baru masuk asuransi syariah. 16) Misi dan Visi a. Misi Aqidah Ekonomi islam adalah ekonomi IIahiah, karena titik berangkatnya dari Allah, tujuanya mencari ridha Allah, dengan cara tidak bertentanggan dengan syariat-Nya.
21
b. Misi Ibadah Asuransi syariah adalah asuransi yang bertumpu pada konsep tolongmenolong dalam kebaikan dan ketakwaan. Serta menjadikan peserta sebagai keluarga besar yang saling menanggung. c. Misi Iqhtishodi (Ekonomi) Asuransi syariah bersama lembaga-lembaga ekonomi syariah lainnya muncul sebagai solusi bukan hanya untuk meningkatkan ekonomi umatnya, tetapi untuk membantu perekonomian Negara. d. Misi Pemberdayaan umat (Sosial) Sebagaimana misi yang diemban asuransi umumnya, pada asuransi syariah misi mengemban beban social terasa lebih melekat pada dirinya, melalui produk-produk yang khusus dirancang untuk lebih mengarah kepada kepentingan social dan pemberdayaan umat daripada kepentingan komersial. b. Asuransi Konvensional 1) Konsep Konsep asuransi konvensional sebgaimana didefinisikan dalam undang-undang tentang usaha perasuransian, berbunyi, “ Asuransi atau pertanggung adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dimana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan, atau kehilanggan keuntungan yang diharapkan”.
22
2) Asal Usul Asalmula dari asuransi konvensional adalah dari kebiasaan masyarakat Babilonia 4000-3000 SM yang dikenal dengan perjanjian Hammurabi, dikumpulkan oleh raja Babilonia dalam 282 ketentuan pada tahun 2250 SM. Kemudian menjadi praktikperjanjian Bottomry sekitar 1600-1000 SM yang dipraktekan dimasyarakat yunani. 3) Sumber Hukum Jika sumber hukum syariah bersumber dari firman Allah dan Sunnah Rasul, maka pada asuransi konvensional sumber hukum didsarkan pada pemikiran manusia dan kebudayaan. 4) Bersih dari “maghrib” (maisir, gharar, dan riba) Dewan Hisbah PERSIS dalam siding yang ke 12 tanggal 26 juni 1996, memberikan kesimpulan hukum tentang asuransi konvensional sebagai berikut : a. Semua asuransi konvensional yang ada saat ini mengandung unsur gharar, maisir, dan riba. b. Sedangkan gharar, maisir, dan riba humunya haram. c. Adapun Takaful, dapat dijadikan sebagai alternatif pengganti (asuransi syariah), dengan catatan takaful masih terus harus berusaha menyemprnakan apa yang telah ada. 5) Pada Asuransi Konvensional, tidak ada dewam pengawas syariah (DPS) 6) Akad (Perjanjian)
23 Akad pada asuransi konvensional adalah akad mu‟awadhah. (1) mu‟awadah ialah suatu perjanjian dimana pihak yang memberikan sesuatu kepada pihak lain, berhak menerima penggantian dari pihak yang diberinya. (2) akad Idz‟am- Pendudukan dalam perjanjian ini tidak ketidakadilan, karena tidak seimbang, dimana pihak yang kuat adalah pihak asuransi. (3) akad Gharar, karena masing-masing dari kedua pihak, penanggung dan tertanggung pada waktu melangsungkan akad tidak mengetahui jumlah yang ia akan berikan dan jumlah yang ia akan ambil. 7) Sharing of Risk Jika pada asuransi syariah hubungan antara peserta yang terjadi adalah sharing of risk, maka pada asuransi konvensional justru sebaliknya adalah transfer of risk memindahkan resiko. Karena, itulah sebetulnya hakekat dan tujuan utama orang berasuransi. 8) Pengelolahan Dana Sementara
itu,
mekanisme
pengelolahan
dana
pada
asuransi
konvensional tidak ada pemisahaan antara dana peserta dan dana tabarru‟. Semua bercampur menjadi satu dan status dana tersebut adalah dana perusahaan. 9) Investasi Dana Menurut peraturan pemerintah, investasi wajib dilakukan pada jenis investasi yang aman dan menguntungkan serta memiliki likuiditas yang sesuai dengan kewajiban yang harus dipenuhi.
24 10) Kepemilikan Dana Hal yang sebaliknya terjadi pada asuransi konvensional, dimana dana yang terkumpul dari premi peserta seluruhnya menjadi milik perusahaan. Perusahaan bebas menggunakan dan menginvestasikan kemana saja. 11) Unsur Premi Sementara itu pada asuransi konvensional, unsur premi terdiri dari : (1) tabel mortalitas (2) bungga (interest), (3) biaya-biaya asuransi (cos of insurance). 12) Kontribusi Biaya Pada asuransi jiwa (konvensional), loading atau kontribusi biaya include (tercakup) dalam premi peserta, dan biasanya premi tahun pertama dan kedua habis terserap untuk biaya kontribusi biaya, terutama untuk komisi agen. 13) Sumber Pembayaran Klaim Pada Asuransi konvensional sumber pembayaran klaim adalah dari rekening perusahaan, murni bisnis, dan tentu tidak ada nuansa spiritual yang melandasinya. 14) Sistem Akutansi Konsep akutansi yang diterapkan pada asuransi konvensional adalah accrual basis „dasar akrual‟ Accrual basis menurut belkaouni adalah suatu proses akutansi untuk mengakui terjadinya peristiwa atau keadaan non kas.
25 15) Keuntungan Profit Pada asuransi konvensional sebagaimana lazimnya semua industry asuransi, keuntungan yang diperoleh dari surplus underwriting, komisi reasuransi, dan hasil investasi, dalam satu tahun keuntungan menjadi milik perusahaan. 16) Misi dan Visi Secara garis besar dapat disederhanakan bahwa ada dua misi dari asuransi, yaitu (1) misi ekonomi (2) misi social. a. Misi ekonomi Dalam ekonomi asuransi memberikan manfaat ekonomi, misalnya rasa aman karena risiko kerugian ada yang menanggung. Dan dapat melakukan efisiensi dikala harus mengeluarkan biaya besar. b. Misi Sosial Asuransi juga tidak dapat dipungkiri, menambah misi sosial. Misalnya, asuransi sosial jaminan tenaga kerja (Jamsostek), asuransi pensiun (Pegawai Negeri), asuransi Jasa Raharja, dan sebagainya. Dalam pengelolaan dan penanggungan resiko, asuransi syariah tidak membolehkan adanya gharar (ketidakpastian atau spekulasi) dan maisir (perjudian). Dalam investasi dan manajemen dana tidak diperkenankan adanya riba (bunga). Ketiga larangan ini, gharar, maisir dan riba adalah area yang harus dihindari dalam praktik asuransi syariah, dan yang menjadi pembeda utama dengan asuransi konvensional.11 11
2005), h.2
Muhaimin Iqbal, Asuransi Umum Syariah Dalam Praktik, (Jakarta: Gema Insani Press,
26 2. Landasan Asuransi Syariah Landasan dasar asuransi syariah adalah sumber dari pengambilan hukum praktik asuransi syariah. Karena sejak awal asuransi syariah dimaknai sebagai wujud dari bisnis pertanggungan yang didasarkan pada nilai-nilai yang ada dalam ajaran islam, yaitu al-qur‟an dan sunnah Rasul, maka landasan yang dipakai dalam hal ini tidak jauh berbeda dengan metodologi yang dipakai oleh sebagian ahli hukum Islam.12 Kebanyakan ulama (jumhur) memakai metodologi konvensional dalam mencari landasan syariah (al-asas al-syar’iyyah) dari suatu pokok masalah (subject matter). Dalam hal ini subjeck metter-nya adalah lembaga asuransi. Pada kesempatan kali ini, landasan yang digunakan dalam member nilai legalisasi dalam praktik bisnis asuransi syariah adalah: al-Qur‟an, dan sunnah Nabi. a. Al-Qur‟an, Surah al-Maidah : 2
) 2 : (المائدة Artinya : ”…Tolong-menolonglah kamu kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya”. (Al Maidah : 2)
12
h. 104
AM. Hasan Ali, Asuransi Dalam Perspektif Hukum Islam, (Jakarta: Kencana,2004), cet. 1,
27 b. As-Sunnah
Artinya : “Diriwayatkan dari Abu Musa ra. Ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: “ Seorang mukmin terhadap mukmin yang lain adalah seperti sebuah bangunan di mana sebagiannya menguatkan sebagian yang lain.” (HR Bukhari dan Muslim)13
3. Prinsip Dasar Asuransi Syariah Prinsip dasar yang ada dalam asuransi syariah tidaklah jauh berbeda dengan prinsip dasar yang berlaku pada konsep ekonomika islam secara komprehensif dan bersifat major. Hal ini disebabkan karena kajian asuransi syariah merupakan turunan (minor) dari konsep ekonomika islam. Biasanya literatur ekonomika islam selalu melakukan penurunan nilai pada tataran konsep atau institusi yang ada dalam lingkup kajianya, seperti lembaga perbankan dan asuransi. Dari segi hukum positif, hingga saat ini asuransi syariah masih mendasarkan legalitasnya pada UU No.2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian yang sebenarnya kurang mengakomodasi asuransi syariah di Indonesia karena tidak mengatur mengenai keberadaan asuransi berdasarkan prinsip syariah. Dalam menjalankan usahanya, perusahaan asuransi dan reasuransi syariah masih menggunakan pedoman yang dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional 13
Muhammad bin Ismail Abu „Abdallah Al-Bukhari Al-Ja‟fi, Shahih Bukhari, (Beirut: Daar ibn Katsir, 1987), V.1, h.182
28 Majelis Ulama Indonesia No.21/DSN-MUI/X/2001 tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah. Fatwa tersebut dikeluarkan karena regulasi yang ada tidak dapat dijadikan pedoman untuk menjalankan asuransi syariah. Fatwa dari Dewan Syariah Nasional MUI tidak mempunyai kekuatan hukum dalam hukum nasional karena tidak termaksud dalam jenis peraturan perundang-undangan di Indonesia. Agar ketentuan dalam Fatwa DSN MUI tersebut memiliki kekuatan hukum, maka perlu dibentuk peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pedoman asuransi syariah. Adapun
peraturan
perundang-undangan
yang
telah
dikeluarkan
pemerintah berkaitan dengan asuransi syariah yaitu :14 a. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 426/KMK.06/2003 tentang Perizinan Usaha dan Kelembagaan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi. Peraturan inilah yang dapat dijadikan dasar untuk mendirikan asuaransi syariah sebagai mana ketentuan dalam Pasal 3 yang menyebutkan bahwa “Setiap pihak dapat melakukan usaha asuransi atau usaha reasuransi berdasarkan prinsip syariah” ketentuan yang berkaitan dengan asuransi syariah tercantum dalam Pasal 3-4 mengenai persyaratan dan tata cara memperoleh izin perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi dengan prinsip syariah, Pasal 32 mengenai pembukaan kantor cabang dengan prinsip syariah dari perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi konvensional, dan Pasal 33 mengenai pembukaan kantor cabang dengan prinsip syariah dari perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi dengan prinsip syariah. 14
Gemala Dewi, Aspek-aspek Hukum Dalam Perbankan dan Perasuransian di Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2007) hal. 142-143
29 b. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 424/KMK.06/2003 tentang
Kesehatan
Keuangan
Perusahaan
Asuransi
dan
Perusahaan
Reasuransi. Ketentuan yang berkaitan dengan asuransi syariah tercantum dalam Pasal 15-18 mengenai kekayaan yang diperkenankan harus dimiliki dan dikuasai oleh n perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi dengan prinsip syariah. c. Peraturan Menteri Keuangan (PMK) nomor 11/PMK.010/2011 tentang Kesehatan Keuangan Usaha Asuransi dan Usaha Reasuransi dengan Prinsip Syariah di bagian kedua pada Pasal 5 ayat (1), Pasal 6, dan Pasal 12, sebagai berikut:15 Bagian Kedua Kekayaan Yang Diperkenankan dalam Bentuk Investasi Pasal 5 1) Kekayaan Yang Diperkenankan dalam bentuk investasi terdiri dari: a. deposito pada Bank; b. saham syariah; c. sukuk atau obligasi syariah; d. surat berharga syariah Negara; e. surat berharga syariah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia; f. surat berharga syariah yang diterbitkan oleh Negara selain Negara Republik Indonesia;
15
Menteri Keuangan (Menkeu), 11/PMK.010/2011”, Jakarta, Menkeu, 2011.
“Peraturan
Menteri
Keuangan
(PMK)
nomor
30 g. surat berharga syariah yang diterbitkan oleh lembaga multinasional yang Negara Republik Indonesia menjadi salah satu anggota atau pemegang sahamnya; h. reksa dana syariah; i. efek beragun aset syariah yang diterbitkan berdasarkan kontrak investasi kolektif efek beragun aset syariah; j. pembiayaan melalui mekanisme kerjasama dengan pihak lain dalam bentuk pembelian pembiayaan (refinancing) syariah; dan/atau k. emas murni. Pasal 6 Penelitian atas Kekayaan Yang Diperkenankan dalam bentuk investasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) adalah sebagai berikut: a. deposito pada Bank, berdasarkan nilai nominal; b. saham syariah, berdasarkan nilai pasar dengan menggunakan informasi harga perdagangan terakhir di bursa efek; c. sukuk atau obligasi syariah, berdasarkan nilai pasar wajar yang ditetapkan oleh lembaga pemeringkat harga efek yang telah memperoleh izin dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan atau lembaga pemeringkat harga efek yang telah diakui secara internasional; d. surat berharga syariah Negara, berdasarkan nilai pasar wajar yang ditetapkan oleh lembaga pemeringkat harga efek yang telah memperoleh izin dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan atau lembaga pemeringkat harga efek yang telah diakui secara internasional;
31 e. surat berharga syariah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia, berdasarkan nilai pasar; f. surat berharga syariah yang diterbitkan oleh Negara selain Negara Republik Indonesia, berdasarkan nilai pasar; g. surat berharga syariah yang diterbitkan oleh lembaga multinasional yang Negara Republik Indonesia menjadi salah satu anggota atau pemegang sahamnya, berdasarkan nilai pasar; h. reksa dana syariah, berdasarkan nilai aktiva bersih; i. efek beragun aset syariah yang diterbitkan berdasarkan kontrak investasi kolektif efek beragun aset syariah yang telah mendapat pernyataan efektif dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, berdasarkan nilai pasar; j. pembiayaan melalui mekanisme kerjasama dengan pihak lain dalam bentuk pembelian pembiayaan (refinancing) syariah, berdasarkan nilai sisa pembiayaan setelah dikurangi penyisihan untuk pembiayaan tah tertagih (Not Reforming Loan); dan k. emas murni, berdasarkan nilai pasar. Pasal 12 (1) Pembatasan atas Kekayaan Yang Diperkenankan dalam bentuk investasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 adalah sebagai berikut: a. investasi berupa deposito, untuk setiap Bank paling tinggi 20% (dua puluh per seratus) dari jumlah investasi;
32 b. investasi berupa saham syariah, untuk setiap emitmen masing-masing paling tinggi 10% (sepuluh per seratus) dari jumlah investasi, dan seluruhnya paling tinggi 40% (empat puluh per seratus) dari jumlah investasi; c. investasi berupa sukuk atau obligasi syariah, untuk setiap emitmen masingmasing paling tinggi 20% (dua puluh per seratus) dari jumlah investasi, dan seluruhnya paling tinggi 40% (empat puluh per seratus) dari jumlah investasi; d. investasi berupa surat berharga syariah yang diterbitkan oleh Negara selain Negara Republik Indonesia untuk setiap penerbit masing-masing paling tinggi 10% (sepuluh per seratus) dari jumlah investasi; e. investasi berupa surat berharga syariah yang diterbitkan oleh lembaga multinasional yang Negara Republik Indonesia menjadi salah satu anggota atau pemegang sahamnya, untuk setiap penerbit masing-masing paling tinggi 20% (dua puluh per seratus) dari jumlah investasi; f. investasi berupa reksa dana syariah untuk setiap manajer investasi masingmasing paling tinggi 10% (sepuluh per seratus) dari jumlah investasi, dan seluruhnya paling tinggi 40% (empat puluh per seratus) dari jumlah investasi; g. investasi berupa efek beragun aset syariah, untuk setiap manajer investasi masing-masing paling tinggi 10% (sepuluh per seratus) dari jumlah investasi, dan seluruhnya paling tinggi 20% (dua puluh per seratus) dari jumlah investasi; h. investasi berupa pembiayaan melalui mekanisme kerjasama dengan pihak lain dalam bentuk pembelian pembiayaan (refinancing) syariah, untuk setiap pihak lain masing-masing jumlahnya paling tinggi 10% (sepuluh per seratus) dari
33 jumlah investasi, dan seluruhnya paling tinggi 20% (dua puluh per seratus) dari jumlah investasi; dan i. investasi berupa emas murni, besarnya paling tinggi 20% (dua per seratus) dari jumlah investasi. 4. Operasional Asuransi Syariah Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) telah membuat pedoman mengenai asuransi syariah. Dimana pedoman tersebut, khususnya mengenai masalah teknis operasional, secara ringkas dijelaskan sebagai berikut :16 a. Akad yang diperbolehkan dalam asuransi syariah adalah akad yang tidak mengandung unsur gharar (penipuan), maysir (perjudian), riba, zhulm (penganiayaan), risywah (suap), barang haram dan maksiat. b. Akad dalam asuransi : Akad yang dilakukan antara peserta asuransi dengan perusahaan terdiri atas akad tijarah dan akad tabarru’. Akad tijarah adalah semua bentuk akad yang dilakukan untuk tujuan komersial, sedangkan akad tabarru’ adalah semua bentuk akad yang dilakukan untuk tujuan kebajikan. 1) Akad setidak-tidaknya ada beberapa hal yang harus dibedakan: a) Hak dan kewajiban peserta dan perusahaan Cara dan waktu pembayaran premi
16
Desiana Puja Astuti, Analisis Komparasi Penerapan Prinsip Asuransi Syariah Tentang Mekanisme Operasional Pada Asuransi Takaful Keluarga Dan Asuransi Syariah Allianz Life Indonesia, (Jakarta: Skripsi UIN Jakarta, 2010), h. 37-40
34 b) Jenis akad tijarah dan atau akad tabarru’ serta syarat-syarat yang telah disepakati, sesuai dengan jenis asuransi yang diakadkan c) Kedudukan para pihak dalam akad tijarah dan tabarru’ : 2) Dalam akad tijarah, perusahaan bertindak sebagai mudharib (pengelola) dan peserta bertindak sebagai shahibul mal (pemegang polis) 3) Dalam akad tabarru’ (hibah), peserta memberikan hibah yang akan digunakan untuk menolong peserta lain yang terkena musibah. Sedangkan perusahaan bertindak sebagai pengelola dana. 4) Ketentuan dalam akad tijarah dan tabarru’ : a) Jenis akad tijarah dapat diubah menjadi akad tabarru‟ bila pihak yang tertahan haknya, dengan sukarela melepaskan haknya sehingga menggugurkan
kewajiban
pihak
yang
belum
menunaikan
kewajibannya. b) Jenis akad tabarru‟ tidak dapat diubah menjadi jenis akad tijarah c. Masalah Premi : 1) Pembayaran premi didasarkan atas jenis akad tijarah dan jenis akad tabarru‟ 2) Untuk menentukan besarnya premi, perusahaan asuransi syariah dapat menggunakan rujukan, misalnya tabel mortalita untuk asuransi jiwa dan tabel morbidita untuk asuransi kesehatan 3) Premi yang berasal dari jenis akad mudharabah dapat diinvestasikan dan hasil investasinya dibagi hasilkan kepada peserta d. Masalah Klaim :
35 1) Klaim dibayarkan berdasarkan akad yang telah disepakati pada awal perjanjian 2) Klaim dapat berbeda dalam jumlah sesuai dengan premi yang dibayarkan 3) Klaim atas akad tijarah sepenuhnya merupakan hak peserta, dan merupakan kewajiban perusahaan memenuhinya 4) Klaim atas akad tabarru’, merupakan hak peserta dan hak perusahaan, sebatas yang disepakati dalam akad e. Masalah Investasi : 1) Perusahaan selaku pemegang amanah wajib melakukan investasi dari dana yang terkumpul 2) Investasi wajib dilakukan sesuai dengan syariah f. Masalah Pengelolaan Dana : 1) Pengelolaan asuransi syariah hanya boleh dilakukan oleh suatu lembaga yang berfungsi sebagai pemegang amanah 2) Perusahaan asuransi syariah memeperoleh bagi hasil dari pengelolaan dana yang terkumpul atas dasar akad tijarah (mudharabah) 3) Urusan asuransi syariah memperoleh ujrah (fee) dari pengelolaan dana akad tabarru’ atau hibah. 5. Produk-Produk Asuransi Syariah PT Sinarmas Syariah Produk asuransi syariah dipahami sebagai suatu model jaminan (proteksi) yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan asuransi syariah untuk ditawarkan kepada masyarakat luas agar ikut serta berperan sebagai anggota (peserta) dari
36 sebuah perkumpulan pertanggungan yang secara materi mendapat keamanan bersama. Sedang proses marketing yang terjadi pada perusahaan asuransi syariah, seharusnya tidak hanya bertumpu pada penjualan terhadap produk-produk yang dikeluarkan oleh perusahaan tetapi lebih berorientasi pada penawaran keikutsertaan untuk saling menanggung (takaful) pada suatu peristiwa yang belum terjadi dalam jangka waktu tertentu. Sehingga uang yang disetor oleh nasabah asuransi syariah merupakan dana tabarru‟ yang sengaja diniatkan untuk melindungi dia dan nasabah lainya dalam menghadapi peril (peristiwa asuransi).17 Adapun produk asuransi syariah yang sering dipakai dalam operasional sebuah perusahaan asuransi syariah secara garis besar dapat dipilah menjadi dua, yaitu: (a) produk asuransi syariah dengan unsur saving dan (b) produk asuransi syariah nonsaving. Produk asuransi syariah dengan unsur saving adalah sebuah produk asuransi yang didalamnya menggunakan dua buah rekening dalam setiap pembayaran premi, yaitu rekening untuk dana tabarru‟ (sosial) dan rekening untuk dana saving (tabungan). Adapun status kepemilikan dana pada rekening masih menjadi milik anggota bukan menjadi milik perusahaan asuransi, perusahaan hanya berfungsi sebagai lembaga pengelolah. Karena dana tersebut masih menjadi milik peserta asuransi, maka tatkala peserta asuransi berkeinginan menarik dana itu, pihak perusahaan tidak ada dalih untuk menolaknya.
17
AM Hasan Ali, Pemasaran dan Sistem Pengajian Asuransi Syariah, makalah diskusi pada program pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
37 B. Pendapatan Premi 1. Pengertian Pendapatan Premi Pendapatan Premi adalah Sejumlah uang yang dibayarkan oleh seorang pemegang polis kepada perusahaan asuransi sehubungan dengan adanya perjanjian pertanggungan yang dituangkan dalam polis asuransi.18 Sedangkan pengertian premi pada asuransi syari‟ah adalah sejumlah dana yang dibayarkan oleh peserta yang terdiri atas dana tabungan dana tabarr‟u. dana tabungan adalah dana titipan dari perserta asuransi syari‟ah (life insurace) dan akan mendapat alokasi bagi hasil (mudharabah) dari pendapatan investasi bersih yang diperoleh setiap tahun. Dana tabugan beserta alokasi bagi hasil akan dikembalikan kepada peserta apabila peserta yang bersangkutan mengajukan klaim, baik berupa klaim nilai tunai maupun klaim manfaat asuransi. Sedangkan tabarru‟ adalah derma atau dana kebijakan yang diberikan dan diikhlaskan oleh peserta asuransi jika sewaktu-waktu akan dipergunakan untuk membayar klaim atau manfaat asuransi (life maupun general insurance).19 Premi merupakan factor yang penting dalam asuransi baik bagi penanggung maupun bagi tertanggung, premi juga bisa disebut dengan istilah kontribusi atau dalam bahasa fiqh disebut al-musahamah, kontribusi (almusahamah) dalam perjanjian asuransi syariah adalah pertimbangan keuangan
18
A. Hasyim Ali, Drs., Agustinus Subekti, Drs., Wardana, Drs., Kamus Asuransi, Jakarta : Bumi Aksara, 1996, h. 248 19 M Syakir Sula, Asuransi Syariah (life and general) konsep dan system operasional. (Jakarta : Gema Insani, 2004), cet ke-7, h. 311
38 (al-iwad) dari bagian peserta yang merupakan kewajiban yang muncul dari perjanjian antara peserta dengan pengelola.20 Dalam himpunan Fatwa Dewan Syari‟ah Nasional MUI edisi revisi tahun 2006 dijelaskan bahwa premi adalah kewajiban peserta asuransi untuk memberikan sejumlah dana kepada PT Asuransi sesuai dengan kesepakatan dalam akad.21 Dalam asuransi syariah premi terbagi menjadi tiga yaitu premi tabungan, premi biaya, premi tabarru‟. Premi tabungan adalah premi yang disetor oleh pemegang polis untuk dipergunakan sesuai keperluan masing-masing pemegang polis. Menurut keputusan Menteri Keuangan Indonesia No. 225/KMK.017/1993, PT Asuransi boleh pula memasukan unsur tabungan kedalam premi sehingga akan terbentuk apa yang disebut dengan nilai tunai yang akan dikembalikan pada kepada pemegang polis baik sewaktu maupun diakhir masa asuransi pada PT Asuransi syari‟ah, nilai tunai sama dengan akuntansi tabungan. Premi biaya adalah sejumlah uang yang dibayarkan peserta suransi untuk membayar biaya administrasi dan operasional. Sedangkan premi tabarru‟ adalah sejumlah uang yang dibayarkan oleh pemegang polis atau peserta asuransi secara tulus ikhlas dan tidak untuk diminta kembali ditunjukan untuk tolong menolong. Premi tabarru‟ adalah premi yang disebut sebagai premi proteksi pada asuransi konvensional adalah untuk menolong peserta suransi yang sedang menghadapi musibah, serta boleh pula digunakan untuk berbagai kebijakan lainnya. Premi tabarru‟ bukan menjadi hak milik perusahaan, bila perusahaan tidak lagi 20
Ibid, h. 311 Dewan Syariah Nasional MUI, Himpunan fatwa Dewan Syariah Nasional MUI, Edisi Revisi 2006, no.21/DSN-MUI/X/2001, tentang pedoman umum asuransi syariah. 21
39 menjalankan usahanya maka saldo dana tabarru‟ dikembalikan kepada umat untuk berbagai aktifitas kebajikan.22
C. Hasil Investasi 1. Pengertian Hasil Investasi Hasil Investasi adalah sejumlah dana yang terkumpul dari investasi syariah dimana terdapat keuntungan, dan keuntungan tersebut di bagi pada pemilik dana dan pengelolah dana. Definisi investasi menurut Iwan P. Pontjowinoto adalah menanamkan atau menempatkan asset, baik berupa harta maupun dana, pada sesuatu yang diharapkan akan memberikan hasil pendapatan atau akan meningkatkan nilainya di masa mendatang. Sedangkan investasi keuangan adalah menanamkan dana pada suatu surat berharga yang diharapkan akan meningkatkan nilainya di masa mendatang.23 Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa investasi adalah sebuah kegiatan di mana seseorang mengorbankan sesuatu yang dia punya baik berupa harta benda maupun uang demi mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang. Dalam berinvestasi terdapat dua macam asset yaitu aset riil dan aset finansial. Aset riil adalah asset yang memiliki wujud, seperti rumah, tanah, gedung dan yang lainnya. Sedangkan aset finansial adalah aset
22
Ibid Iwan P.Pontjowinoto, Prinsip Syariah di Pasar Modal (Pandangan Praktisi), (Jakarta: Modal Publications, 2003), h. 45 23
40 yang wujudnya tidak terlihat namun memiliki nilai yang tinggi, seperti saham, obligasi, reksadana dan yang sejenisnya. Ada dua hal yang menjadi landasan dalam ekonomi Islam, yaitu AlQur’an dan Hadits. Hukum-hukum yang diambil dari kedua sumber tersebut secara konseptual dan prinsip adalah hukum yang tidak dapat diubah-ubah. Setidaknya ada empat landasan normatif alam etika Islami, yang dapat dipresentasikan dalam aksioma etika yaitu :24 a. Landasan Tauhid Landasan tauhid merupakan landasan filosofis yang dijadikan sebagai fondasi bagi umat muslim dalam melangkah menjalankan fungsi hidupnya, diantaranya adalah menjalankan fungsi aktivitas ekonomi. Makna tauhid dalam konteks etika Islam adalah kepercayaan penuh dan murni terhadap keEsaan Tuhan, yang secara khusus menunjukkan dimensi vertikal Islam. b. Landasan Petanggungjawaban Aksioma tanggung jawab ini erat kaitannya dengan aksioma kebebasan, karena kedua aksioma tersebut merupakan pasangan alamiah. Dalam hal ini pemberian segala kebebasan usaha yang dilakukan manusia tidak terlepas dari pertanggungjawaban atas apa yang telah dilakukannya. c. Landasan Keadilan dan Kesejahteraan Adil merupakan salah satu nilai-nilai ekonomi yang ditetapkan dalam Islam. Landasan keadilan dalam ekonomi berkaitan dengan pembagian manfaat
24
29
Ahmad Rodoni, Investasi Syariah, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h.28-
41 kepada semua komponen dan pihak yang terlibat dalam usaha ekonomi. Landasan kesejajaran berkaitan dengan kewajiban terjadinya sirkulasi kekayaan pada semua anggota masyarakat dan mencegah terjadinya konsentrasi ekonomi hanya pada segelintir orang. d. Landasan kehendak bebas Dalam pandangan Islam, manusia secara sunnatullah terlahir dengan memiliki kehendak bebas, yakni potensi menentukan pilihan yang beragam. Oleh karena kebebasan manusia tidak dibatasi, maka manusia memiliki kebebasan pula untuk menentukan pilihan yang salah ataupun yang benar. Keempat landasan etika Islam tersebut diatas dikaitkan dengan permasalahan ekonomi, khususnya dalam bidang investasi, maka jelas ia memiliki akar dari syariah yang menjadi panduan dalam bertindak. Suatu hal yang dapat menimbulkan dampak serius pada kesejahteraan adalah pemahaman bahwa memanfaatkan sumber daya ekonomi merupakan bentuk dari amanah Allah SWT.25 2. Tujuan investasi Tujuan utama dari kebijakan investasi dalam suatu perusahaan adalah untuk implementasi rencana program yang dibuat agar dapat mencapai return positif, dengan probabilitas yang tinggi, dari asset yang tersedia untuk diinvestasikan. Alasan mengapa seseorang atau suatu perusahaan melakukan investasi antara lain adalah : 25
Ahmad Rodoni, Investasi Syariah, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 29
42 a. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak dimasa yang akan datang. Setiap orang pasti ingin meningkatkan taraf hidup atau setiap perusahaan pasti ingin memajukan perusahanya dimasa yang akan datang, oleh karena itu mereka melakukan investasi dengan tujuan akan mendapatkan kehidupan yang lebih layak dimasa yang akan datang. b. Mengurangi tekanan inflasi. Dengan melakukan investasi, seseorang atau perusahaan dapat menghindarkan kekayaannya tidak merosot nilainya dikarenakan inflasi. c. Dorongan untuk menghemat pajak. Kebijakan mereka untuk meningkatkan investasi salah satunya yaitu fasilitas pajak yang diberikan kepada seseorang atau suatu perusahaan yang melakukan investasi.
D. Cadangan Dana Tabarru’ Cadangan dana tabarru adalah cadangan yang dibentuk dari surplus underwriting yang tidak dibagikan kepada peserta dan kepada entitas asuransi syariah.26 Cadangan dana tabarru‟ diakui pada saat dibentuk sebesar jumlah yang dianggap mencerminkan kehati-hatian agar mencapai tujuannya yang bersumber dari surplus underwriting dana tabarru‟. Tujuan cadangan dana tabarru‟ 1. Menyediakan cadangan defisit yang akan terjadi dipriode mendatang.
26
PSAK, edisi syariah no. 108.pmd, h. 111.7
43 2. Memitigasi dampak resiko kerugian yang luar biasa yang terjadi pada periode mendatang untuk jenis asuransi yang menunjukkan derajat volatilitas klaim yang tinggi.
E. Dana Tabrru’ Dana Tabarru‟ bersal dari kata tabarra‟a- tabarru‟an, artinya sumbangan, hibah, atau derma. Tabarru‟ merupakan pemberian sukarela seseorang kepada orang lain, tanpa ganti rugi, yang mengakibatkan berpindahnya kepemilikan harta itu dari pemberi kepada orang yang diberi. Tujuan dana tabarru‟ 1.
Mempersiapkan sejumlah dana untuk terjadi‟nya klaim
2.
Membayar santunan kebajikan (klaim) kepada peserta
3.
Menurunkan tarif tabarru‟ jika tariff tabarru‟ sudah terkumpul memadai
4.
Dapat meningkatkan kesejahteraan umat
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pendapatan premi dan hasil investasi terhadap cadangan dana tabarru’ sebagai variabel dependen. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah Sinarmas Syariah yang berlokasi di Komp. Perkantoran Kebayoran Mall Jl. Kebayoran Baru No.9-10, Mayestik Jakarta Selatan, dengan melihat laporan keuangan bulanan periode Januari 2011 sampai dengan Desember 2013. Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis regresi berganda. Penulis memakai metode penelitian deskriptif kuantitatif yaitu penelitian yang menggunakan angka mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data, serta penampilan hasilnya.1 Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan deskriptifkuantitatif dengan menggunakan Laporan Keuangan sebagai kasus. Oleh karena itu, data-data atau laporan keuangan merupakan analisis inti dari penulisan ini.
B. Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa laporan keuangan bulanan periode Januari 2011 sampai dengan Desember 2013. Data
1
Arikunto Suharsini, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta, PT. Rineka Cipta, 2006, Cet. XIII, h. 12
44
45 sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain.2 Berdasarkan sumber data tersebut maka diperoleh data meliputi data premi, investasi dan cadangan dana tabarru’.
C. Metode Analisis Data Untuk mencapai tujuan penelitian dan pengujian hipotesis, maka dalam penelitian ini digunakan analisis regresi berganda. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen, maka digunakan model regresi linear berganda (mulitiple regression) yang dirumuskan sebagai berikut : Y = α + β1X1 + β2X2 Dimana : Y = Cadangan dana tabarru’ α = Konstant X1 = Premi X2 = Investasi β = Koefisien regresi dari setiap independen variabel 1. Uji Asumsi Klasik Dalam penelitian ini memakai beberapa uji asumsi klasik yang harus dipenuhi sebagai prasyarat untuk melakukan uji regresi sehingga nantinya dapat
2
Mudrajad Kuncoro, Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi: Bagaimana Meneliti dan Menulis Tesis, Jakarta, Erlangga, 2009, Edisi 3, h.148
46 diperoleh penelitian yang bersifat BLUE (Best Linier Unbiased Estimators). Berbagai uji asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah :3 a. Uji Normalitas Uji normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji apakah nilai residual terdistribusi secara normal atau tidak. Jadi dalam hal ini yang di uji normalitas bukan masing-masing variabel independen dan dependen tetapi nilai residual yang dihasilkan dari model regresi. Model regresi yang baik adalah yang memiliki nilai residual yang terdistribusi secara normal. Ada dua cara yang biasa digunakan untuk menguji normalitas pada model regresi antara lain dengan analisis grafik (normal P-P plot) regresi dan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov.
Data dinyatakan berdistribusi normal jika
signifikansi lebih besar dari 0,05 pada uji normalitas dengan metode One Sample Kolmogorov-Smirnov. Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas data dengan analisis grafik (normal P-P plot) adalah : 1) Dengan melihat penyebaran data pada sumber diagonal pada grafik Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual sebagai dasar pengambilan keputusannya. Jika menyebar sekitar garis dan mengikuti garis diagonal maka residual pada model regresi tersebut terdistribusi secara normal.
3
Duwi Priyatno, SPSS Analisis Statistik Data Lebih Cepat, Efisisen, dan Akurat, Yogyakarta, MediaKom, 2011
47 2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal maka residual pada model regresi tersebut tidak terdistribusi secara normal. b. Uji Multikolinearitas Multikolinearitas adalah keadaan dimana terjadi hubungan linier yang sempurna atau mendekati sempurna antar variabel independen dalam model regresi. Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan linier antar variabel independen dalam model regresi. Prasyarat yang
harus
terpenuhi
dalam
model
regresi
adalah
tidak
adanya
multikolinearitas. Ada beberapa metode pengujian yang bisa digunakan di antaranya :4 1) Dengan melihat nilai Inflation Factor (VIF) pada model regresi. 2) Dengan membandingkan nilai koefisien determinasi individual (r2) dengan nilai determinasi secara serentak (R2), dan 3) Dengan melihat nilai Eigenvalue dan Condition Index. Pada uji multikolinearitas ini dilihat pada nilai Inflation Factor (VIF) dan Tolerance pada model regresi. Jika nilai VIF kurang dari 10 dan Tolerance lebih dari 0,1 maka model regresi bebas dari multikolinearitas. c. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi keidaksamaan varian dari residual pada suatu pengamatan ke pengamatan 4
h. 81
lain.
Model
regresi
yang
baik
adalah
tidak
terjadi
Duwi Priyatno, Paham Anlaisa Statistik Data dengan SPSS, Yogyakarta, MediaKom, 2010,
48 heteroskedastisitas. Ada beberapa metode pengujian yang bisa digunakan antara lain uji korelasi Spearman, uji Glejser, uji Park, dan Scatter plot (nilai prediksi ZPRED dengan residual SRESID). Dalam pengujian heteroskedastisitas yang digunakan adalah dengan menggunakan uji korelasi Spearman. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dengan melakukan analisis korelasi Spearman antara residual dengan masing-masing variabel independen. Jika nilai signifikansi antara variabel independen dengan residual lebih dari 0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas. d. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi digunakan untuk menguji apakah model regresi ada korelasi antara residual pada periode t dengan residual pada periode sebelumnya (t-1). Model regresi yang baik adalah yang tidak adanya masalah autokorelasi. Metode pengujian yang sering digunakan adalah uji DurbinWatson (uji DW). Pengambilan keputusan pada uji Durbin Watson sebagai berikut: 1) du < dw < 4 – du maka H0 diterima, artinya tidak terjadi autokorelasi. 2) dw < dl atau dw > 4 – dl maka H0 ditolak, artinya terjadi autokorelasi. 3) dl < dw < dl atau 4 – du < dw < 4 – dl, artinya tidak ada kepastian atau kesimpulan yang pasti. Nilai du dan dl dapat diperoleh dari tabel statistic Durbin Watson yang bergantung banyaknya observasi dan banyaknya variabel yang menjelaskan.
49 2. Uji Hipotesis Teori
yang
digunakan
dalam
penelitian
kuantitatif
akan
mengidentifikasikan hubungan antarvariabel. Hubungan antarvariabel bersifat hipotesis. Hipotesis adalah pernyataan yang didefinisikan dengan baik mengenai karakteristik populasi dan merupakan proposisi yang akan diuji keberlakuannya atau merupakan suatu jawaban sementara atas pertanyaan penelitian.5 Adapun rumusan hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut: a. Uji t Pengujian terhadap variabel-variabel independen secara parsial (individu) yang ditujukan untuk melihat signifikan dan pengaruh variabel Independen secara individu terhadap varian variabel dependen, dengan asumsi variabel independen lainnya dianggap konstan. Tahap-tahap untuk melakukan Uji t, adalah: 1) Merumuskan Hipotesis a) Ho : β1 ≤ 0 = Secara parsial tidak ada pengaruh yang signifikan antara Pendapatan premi terhadap cadangan dana tabarru’. Ha : β1 > 0 = Secara parsial ada pengaruh yang signifikan antara pendapatan premi terhadap cadangan dana tabarru’. b) Ho : β2 ≤ 0 = Secara parsial tidak ada pengaruh yang signifikan antara Hasil investasi terhadap cadangan dana tabarru’.
5
Prasetyo Bambang dan Miftahul Jannah Lina, Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi, Jakarta, PT. Rajagrafindo Persada, 2005, h. 76
50 Ha : β2 > 0 = Secara parsial ada pengaruh yang signifikan antara hasil investasi terhadap cadangan dana tabarru’. 2) Menentukan tingkat signifikansi Tingkat signifikansi menggunakan 0,05 ( = 5%) 3) Menentukan t hitung 4) Menentukan t tabel Tabel distribusi t dicari pada
= 5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat
kebebasan df (n-k-1) atau 33-2-1 = 30 (dimana n adalah jumlah data dan k adalah jumlah variabel independen). 5) Dengan kriteria pengujian sebagai berikut: Ho diterima jika –t tabel
t hitung
t tabel
Ho ditolak jika –t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel b. Uji F Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (pendapatan premi dan hasil investasi) secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (cadangan dana tabarru’). Hasil uji F dapat dilihat pada output ANOVA dari hasil analisis regresi linier berganda di atas. Tahap-tahap untuk melakukan Uji F, adalah :
1) Merumuskan Hipotesis Ho : β1 = β2 = 0, maka tidak ada pengaruh antara pendapatan premi dan hasil investasi secara bersama-sama terhadap cadangan dana tabarru’.
51 Ha : β1 ≠ β2 ≠ 0, maka ada pengaruh antara pendapatan premi dan hasil investasi secara bersama-sama terhadap cadangan dana tabarru’. Dasar pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas : a) Jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima b) Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak. 2) Menentukan tingkat signifikansi Tingkat signifikansi menggunakan 0,05 ( = 5%) 3) Menentukan F hitung 4) Menentukan F tabel Dengan menggunakan tingkat keyakinan 95%,
= 5%, df 1 (jumlah
variabel-1), 3-1 = 2, dan df 2 (n-k-1) atau 33-2-1 = 30 (dimana n adalah jumlah data dan k adalah jumlah variabel independen). 5) Dengan kriteria pengujian sebagai berikut: Ho diterima bila F hitung ≤ F tabel Ho ditolak bila F hitung > F tabel c. Analisis determinasi (R2) Analisis
determinasi
digunakan
untuk
mengetahui
prosentase
sumbangan pengaruh variabel independen (pendapatan premi dan hasil investasi) secara serentak terhadap variabel dependen (cadangan dana tabarru’). Koefisien ini menunjukkan seberapa besar prosentase variasi variabel independen yang digunakan dalam model mampu menjelaskan variasi variabel dependen. R2 sama dengan 0, maka tidak ada sedikit pun
52 prosentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen, atau variasi variabel independen yang digunakan dalam model tidak menjelaskan sedikit pun variasi variabel dependen. Sebaliknya R2 sama dengan 1, maka persentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen adalah sempurna, atau variasi variabel independen yang digunakan dalam model menjelaskan 100% variasi variabel dependen. Besarnya Koefisien determinasi (R2) didapat dengan mengkuadratkan koefisien korelasi r. Semakin besar R2, maka semakin besar (kuat) pula hubungan antara variabel terikat dengan satu atau banyak variabel bebas.6 Angka koefisien korelasi yang dihasilkan dalam uji ini dapat berguna untuk menunjukkan kuat lemahnya hubungan antara variabel independen dan dependennya.
D. Definisi Operasional Variabel Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif (fakta yang representasikan dalam bentuk angka). Yang berfungsi sebagai variabel bebas (independen) adalah variabel pendapatan premi dan hasil investasi. Sedangkan variabel terikat (dependen) adalah cadangan dana tabarru’. Variabel-variabel tersebut antara lain:
6
Nachrowi D Nachrowi dan Hardius Usman, Pendekatan Populer dan Praktis Ekonometrika Untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2006, h. 125
53 Y
: Cadangan Dana Tabarru’
X1
: Pendapatan Premi
X2
: Hasil Investasi
Hubungan variabel yang terdapat pada penelitian ini adalah sebagai berikut: X1 X Pendapatan Premi X2
Y Cadangan Dana Tabarru’
Hasil Investasi
1. Variabel Bebas (Independent variable) a. Pendapatan Premi (X1) Pendapatan Premi merupakan factor yang penting dalam asuransi baik bagi penanggung maupun bagi tertanggung, premi juga bisa disebut dengan istilah kontribusi atau dalam bahasa fiqh disebut al-musahamah, kontribusi (al-musahamah) dalam perjanjian asuransi syariah adalah pertimbangan keuangan (al-iwad) dari bagian peserta yang merupakan kewajiban yang muncul dari perjanjian antara peserta dengan pengelola. b. Hasil Investasi (X2) Hasil Investasi adalah sejumlah dana yang terkumpul dari investasi syariah dimana terdapat keuntungan, dan keuntungan tersebut di bagi pada pemilik dana dan pengelolah dana.
54 c. Cadangan Dana Tabarru’ (y) Cadangan Dana Tabarru’ adalah Suatu dana yang terkumpul dari hasil pendapatan premi ditamabah dengan hasil investasi dan dikurang dengan beban premi. 2. Variabel Terikat (dependent variable) Variable terikat dalam penelitian ini adalah cadangan dana tabarru’. Cadangan dana tabarru adalah cadangan yang dibentuk dari surplus underwriting yang tidak dibagikan kepada peserta dan kepada entitas asuransi syariah.7 Cadangan dana tabarru’ diakui pada saat dibentuk sebesar jumlah yang dianggap mencerminkan kehati-hatian agar mencapai tujuannya yang bersumber dari surplus underwriting dana tabarru’.
7
PSAK, edisi syariah no. 111.pmd, h. 111.7
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Asuransi Sinarmas Syariah 1. Sejarah Asuransi Sinarmas Syariah PT Asuransi Sinar Mas didirikan pada tanggal 27 Mei 1985 dengan nama PT. Asuransi Kerugian Sinar Mas Dipta. Kemudian di tahun 1991 berubah nama menjadi PT. Asuransi Sinarmas. PT. Asuransi Sinar Mas (ASM) merupakan salah satu perusahaan asuransi umum terbesar di Indonesia. Sepanjang perjalanannya, ASM menunjukkan pertumbuhan yang berkesinambungan. Premi bruto dan total asset Perusahaan secara konsisten meningkat dari tahun ke tahun, termasuk di tahun-tahun dimana terjadi goncangan ekonomi global. Sebagai Perusahaan Asuransi Umum terbesar di Indonesia dari sisi Gross Premium Written, ASM telah membuktikan komitmen pelayanan kepada para nasabahnya melalui pembayaran klaim yang cepat dan tepat untuk berbagai produk yang dipasarkan nya. Selain itu Perusahaan juga memberikan kemudahan bagi para nasabah, rekanan dan partner/agen untuk mengakses segala hal yang berhubungan dengan pertanggungan asuransi melalui website, 24-hour Customer Care, Call Center, dan lain. Untuk melayani kebutuhan masyarakat akan asuransi, ASM mempunyai jaringan pemasaran yang luas di seluruh Indonesia. Total Kantor Cabang/Kantor Pemasaran ASM per September 2011 adalah 97 Kantor Cabang/Kantor Pemasaran terdiri dari 31 Kantor Cabang, 65 Kantor Pemasaran, dan 1 Kantor
55
56 Syariah. Dan dalam melakukan promosinya perusahaan dengan cara melakukan penyebaran brosur yang telah dibagikan kepada beberapa agen, mengadakan event di setiap acara-acara besar, dan melakukan promosi melalui media periklanan yang menampilkan iklan dengan visual yang menarik dan penyampaian kata-kata dalam iklan yang berpesan untuk menarik minat masyarakat dalam menggunakan produk asuransi sinarmas. Dari sisi produk, ASM memiliki banyak variasi produk untuk melindungi asset, kesehatan dan diri nasabah baik nasabah individu maupun nasabah perusahaan. Selain produk konvensional yang telah ada seperti Asuransi Asset, Rekayasa, Penjaminan, Kecelakaan dan Kesehatan, Kendaraan Bermotor, ASM juga memiliki produk-produk baru seperti asuransi proteksi PHK, asuransi simas ukm untuk proteksi kredit ukm, asuransi sepeda simas sepeda, dan simas golf insurance, serta yang terbaru adalah simas mobil bonus, produk asuransi kendaraan bermotor pertama yang memberikan no claim bonus sampai dengan 100% dari premi yang sudah dibayarkan. Selain inovasi produk, layanan yang memuaskan dengan dukungan inovasi pada teknologi informasi, dukungan reasuransi juga merupakan faktor penting terwujudnya komitmen perusahaan dalam memberikan kepuasan kepada nasabah selama ini. Perusahaan didukung oleh Perusahaan Reasuransi ternama Internasional seperti Munich Re, Swiss Re, Hannover Re, Toa Re, dll serta Perusahaan Reasuransi Nasional yakni Tugu Re, Nasional Re, Marein dan Reindo. Prestasi ASM sebagai salah satu perusahaan asuransi umum terbesar di Indonesia juga tidak perlu diragukan lagi. Berbagai penghargaan telah diperoleh
57 ASM diantaranya penghargaan sebagai Asuransi terbaik untuk kategori asuransi umum tahun 2009 dari Majalah Investor, e-company award versi Majalah Warta Ekonomi tahun 2009, Penghargaan Pelayanan yang Berkualitas, 2010 untuk produk simas Mobil, dan Penghargaan Pelayanan yang Berkualitas,2010 untuk produk simas sehat dan pada September 2010, Asuransi Sinar Mas berhasil memperoleh rating AA+ (idn) Insurer Financial Strength/Asuransi Keuangan yang Kuat (IFS) dengan outlook stable dari lembaga pemeringkat internasional Fitch Ratings. Di tahun 2011, ASM melalui produk simas mobil berhasil meraih penghargaan Indonesia Juara Merek Dunia 2011 di dua kategori yaitu Asuransi Mobil Terbaik pilihan Peserta dan Merek Yang Paling Populer Dari Asuransi Mobil. Pada 14 Juni 2011, ASM meraih The Best Insurance Award versi Majalah Media Asuransi dengan ekuitas di atas Rp 750 miliar. Dan pada tanggal 23 Agustus 2011, mengafirmasi posisi Asuransi Sinar Mas dengan perolehan rating yang sama di tahun 2010, rating AA+ (idn) Asuransi Keuangan yang Kuat (IFS). Pada tahun 2012, ASM kembali meraih penghargaan sebagai The Best Insurance Award dari Majalah Investor untuk kategori Asuransi Umum dengan asset di atas 3 trilyun, The Best Insurance Award dari Majalah Media Asuransi untuk kategori Ekuitas di atas 750 Milyar ke atas dan mendapat Predikat Sangat Bagus Atas Kinerja Keuangan Tahun 2011 untuk Kriteria Asuransi Umum dengan Premi Bruto diatas Rp. 200 Milyar versi Majalah Infobank. Tanggal 2 Agustus 2012 ASM juga kembali mempertahankan Rating AA+ (IDN) Insurer Financial Strength (IFS) dengan outlook stable dari lembaga pemeringkat
58 internasional Fitch Ratings. Perolehan rating ini merupakan tahun ke-3 yang diterima ASM dan semakin memantapkan posisi perusahaan sebagai market leader di industri asuransi umum di Indonesia serta meningkatkan kepercayaan masyarakat dan industri terhadap Asuransi Sinar Mas. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang mayoritas umat muslim dan merupakan potensi pasar yang besar dan cenderung menginginkan produk-produk berbasis syariah. Seiring hal tersebut pada tahun 2004 Asuransi Sinarmas mengembangkan produk Asuransi Syariah dengan mengajukan izin operasi kantor cabang syariah Jakarta ke Departemen Keuangan RI. Asuransi Sinarmas syariah mempunyai satu cabang asuransi kerugian syariah yang berlokasi di Jl. Tebah III No. 36 Mayestik, Jakarta Selatan 12120. 2. Visi, Misi dan Struktur Organisasi Asuransi Kerugian Sinarmas Cabang Syariah a. Visi Menjadi perusahaan asuransi profesional dan terpercaya dengan memberikan nilai yang berarti kepada nasabah, perusahaan reasuransi, pemegang saham, dan karyawan kami. b. Misi Menjadikan Asuransi Sinarmas Syariah senantiasa berada di benak dan hati masyarakat di segmen Asuransi Kerugian Syariah dengan : 1) Mengenal dan memenuhi kebutuhan nasabah 2) Hasil underwriting yang menguntungkan 3) Mengembangkan bakat, meningkatkan produktivitas dan efisiensi
59 karyawan 4) Inovasi
produk
dan
pengembangan
teknologi
informasi
yang
berkesinambungan. 3.
Kesulitan Yang Dihadapi Untuk Meningkatkan Pendapatan Premi Dan Hasil Investasi a. Pendapatan Premi 1. Tidak adanya perbaikan produk sehingga sulit bersaing dengan perusahaan asuransi lain yang sudah mempunyai produk yang baru yang lebih menarik menurut masyarakat. 2. kurang adanya produktivitas agen yang produktif sehingga sedikitnya pengetahuan masyarakat tentang asuransi yang dapet mempengaruhi masyarakat tidak ingi bergabung dengan asuransi. 3. Kurang adanya sales management yang kreatif sehingga di pemasaran atau periklanan kalah bersaing dengan perusahaan lain. 4. Tidak mempunyai dana yang besar untuk membuka kantor-kantor cabang di setiap daerah. b. Hasil Investasi 1. karena adanya peraturan DPS yang tidak di perbolehkanya perusahaan asuransi syariah menginvestasikan dananya kepada lembaga-lembaga yg tidak syariat, seperti : menginvestasikan dalam pembangunan hotel ataupun menginvestasikan dibidang perusahaan rokok. 2. karena sedikitnya dana yang diperuntuhkan untuk investasi sehingga dapat mempengaruhi hasil investasi yang kurang baik bagi perusahaan.
60 4.
Langkah-Langkah Untuk Meningkatkan Pendapatan Premi Dan Hasil Investasi a. Pendapatan Premi 1. Perbaikan produk, karena pangsa pasar asuransi syariah masih cukup luas. 2. Produktivitas agen memberikan pelatihan kepada para agen khususnya yang baru mengenal untuk diberi penjelasa cara untuk berbicara dengan baik terhadap masyarakat atau calon anggota asuransi sinarmas syariah. 3. Harus mempunya sales management yang ahli agar dapat memasarkan produk-produk asuransi sinarmas yang menarik agar masyarakat dapat tertarik dan berkeinginan untuk bergabung dengan asuransi sinarmas syariah. 4. Melakukan efisiensi biaya operasional untuk melihat pendapatan perusahaan. Misalnya expense ratio harus dibawah rata-rata industri. 5. Mempunyai modal besar merupakan pijakan utama bagi perusahaan asuransi kelas besar untuk bisa bersaing dilahan sempit. Tak heran jika mereka juga kerap melebarkan sayapnya membuka kantor perwakilan didaerah-daerah. b. Hasil Investasi 1. Memperbesar jumlah dana premi untuk dapat menghasilkan dana investasi yang besar. 2. Menempatkan dana investasi kepada lembaga-lembaga yang telah dipercaya oleh Asuransi Sinarmas Syariah seperti reksadana, obligasi dan saham. 3. Memperbesar jumlah dana yang untuk di investasikan.
61
5. Struktur Organisasi
62 B. Deskriptif Data Untuk dapat memberikan gambaran tentang data mengenai cadangan dana tabarru’, pendapatan premi dan hasil investasi Sinarmas Syariah yang menjadi sampel penelitian dari periode Januari 2001 – September 2013, berikut ini disajikan hasil statistik deskriptifnya sebagai berikut : Secara keseluruhan nilai pendapatan premi dari Sinarmas Syariah dapat digambarkan sebagai berikut: 1.
Pendapatan Premi Tabel 4.1 Laporan Keuangan Pendapatan Premi Asuransi Sinarmas Syariah Periode Januari 2011 s/d Desember 2013 No.
Periode
Pendapatan Premi 1 Jan – 11 Rp 4.989.502.535 2 Feb – 11 Rp 4.397.207.992 3 Mar – 11 Rp 5.666.913.896 4 Apr – 11 Rp 2.913.676.865 5 May – 11 Rp 3.892.832.879 6 Jun – 11 Rp 4.768.967.827 7 Jul – 11 Rp 4.555.878.717 8 Aug – 11 Rp 3.962.931.590 9 Sep – 11 Rp 2.554.572.685 10 Oct – 11 Rp 4.129.841.558 11 Nov – 11 Rp 4.540.589.244 12 Dec – 11 Rp 3.611.098.999 13 Jan – 12 Rp 2.948.608.373 14 Feb – 12 Rp 5.982.365.642 15 Mar – 12 Rp 7.634.556.529 16 Apr – 12 Rp 3.449.245.501 17 May – 12 Rp 3.783.690.063 18 Jun – 12 Rp 3.557.657.527 Sumber : Data diolah
No.
Periode
Pendapatan Premi
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Jul – 12 Aug – 12 Sep – 12 Oct – 12 Nov – 12 Dec – 12 Jan – 13 Feb – 13 Mar – 13 Apr – 13 May – 13 Jun – 13 Jul – 13 Aug – 13 Sep – 13 Oct – 13 Nov – 13 Dec – 13
Rp 3.979.123.993 Rp 4.022.629.708 Rp 2.527.552.194 Rp 4.886.147.657 Rp 3.126.342.451 Rp 3.497.186.757 Rp 3.422.644.518 Rp 4.698.427.663 Rp 5.423.150.058 Rp 4.905.172.129 Rp 5.433.378.058 Rp 3.938.425.728 Rp 8.231.630.373 Rp 4.876.910.293 Rp 7.392.695.253 Rp 7.637.674.669 Rp 7.470.447.759 Rp 7.943.833.162
63 Gambar 4.1 Grafik Pendapatan Premi Sinarmas Syariah
Sumber : Data diolah SPSS Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada Pendapatan Premi Sinarmas Syariah Periode Januari 2011 sampai dengan Desember 2013 mengalami peningkatan. Pendapatan Premi yang meningkat secara signifikan terjadi pada periode Juli 2013, yaitu sebesar Rp. 8.231.630.373,- Hal tersebut menunjukkan bahwa Sinarmas Syariah, mengalami peningkatan Pendapatan Premi dari Rp. 4.989.502.535,- pada periode Januari 20011 hingga mencapai Rp. 8.231.630.373,pada periode Juli 2013.
64 2. Hasil Investasi Tabel 4.2 Laporan Keuangan Hasil Investasi Sinarmas Syariah Periode Januari 2011 s/d Desember 2013 No.
Periode
1 Jan – 11 2 Feb – 11 3 Mar – 11 4 Apr – 11 5 May – 11 6 Jun – 11 7 Jul – 11 8 Aug – 11 9 Sep – 11 10 Oct – 11 11 Nov – 11 12 Dec – 11 13 Jan – 12 14 Feb – 12 15 Mar – 12 16 Apr – 12 17 May – 12 18 Jun – 12 Sumber : Data diola
Pendapatan Hasil Investasi Rp 378.000.000 Rp 398.400.000 Rp 424.200.000 Rp 451.050.000 Rp 471.450.000 Rp 504.750.000 Rp 517.200.000 Rp 544.500.000 Rp 584.250.000 Rp 631.500.000 Rp 671.250.000 Rp 711.000.000 Rp 236.250.000 Rp 279.150.000 Rp 313.500.000 Rp 329.400.000 Rp 340.350.000 Rp 353.250.000
No.
Periode
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Jul – 12 Aug – 12 Sep – 12 Oct – 12 Nov – 12 Dec – 12 Jan – 13 Feb – 13 Mar – 13 Apr – 13 May – 13 Jun – 13 Jul – 13 Aug – 13 Sep – 13 Oct – 13 Nov – 13 Dec – 13
Gambar 4.2 Grafik Hasil Investasi Sinarmas syariah
Sumber : Data diolah SPSS
Pendapatan Hasil Investasi Rp 371.070.000 Rp 384.810.000 Rp 390.180.000 Rp 408.000.000 Rp 426.900.000 Rp 502.500.000 Rp 249.150.000 Rp 270.600.000 Rp 291.000.000 Rp 312.450.000 Rp 332.850.000 Rp 332.850.000 Rp 360.750.000 Rp 368.700.000 Rp 408.000.000 Rp 441.300.000 Rp 483.000.000 Rp 519.750.000
65 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada Hasil Investasi Sinarmas Syariah periode Januari 2011 sampai dengan Desember 2013 mengalami fluktuasi. Hasil Investasi yang meningkat secara signifikan terjadi pada periode Desember 2011, yaitu sebesar Rp. 711.000.000,-. Hal tersebut menunjukkan bahwa Sinarmas Syariah, mengalami peningkatan Hasil Investasi dari Rp. 378.000.000,- pada periode Januari 2011 hingga mencapai Rp. 711.000.000,pada periode Desember 2011. 3. Cadangan Dana Tabarru’ Tabel 4.3 Laporan Keuangan Cadangan Dana Tabarru’ Sinarmas Syariah Periode Januari 20011 s/d September 2013 No.
Periode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Jan – 11 Feb – 11 Mar – 11 Apr – 11 May – 11 Jun – 11 Jul – 11 Aug – 11 Sep – 11 Oct – 11 Nov – 11 Dec – 11 Jan – 12 Feb – 12 Mar – 12 Apr – 12 May – 12 Jun – 12
Pendapatan Hasil Investasi Rp 4.369.602.028 Rp 3.916.166.394 Rp 4.957.731.117 Rp 2.781.991.492 Rp 3.585.716.304 Rp 4.319.924.262 Rp 4.161.902.974 Rp 3.714.845.272 Rp 2.627.908.148 Rp 3.935.373.246 Rp 4.303.721.395 Rp 3.599.879.199 Rp 2.595.136.699 Rp 5.065.042.513 Rp 6.421.145.007 Rp 3.088.796.401 Rp 3.367.302.050 Rp 3.199.376.022
No.
Periode
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Jul – 12 Aug – 12 Sep – 12 Oct – 12 Nov – 12 Dec – 12 Jan – 13 Feb – 13 Mar – 13 Apr – 13 May – 13 Jun – 13 Jul – 13 Aug – 13 Sep – 13 Oct – 13 Nov – 13 Dec – 13
Pendapatan Hasil Investasi Rp 3.554.369.194 Rp 3.602.913.767 Rp 2.412.221.755 Rp 4.316.918.126 Rp 2.927.973.961 Rp 3.300.249.405 Rp 2.987.265.614 Rp 4.029.342.130 Rp 4.629.520.047 Rp 4.236.587.703 Rp 4.679.552.446 Rp 3.483.590.583 Rp 6.946.054.299 Rp 4.270.228.234 Rp 6.322.156.203 Rp 6.551.439.735 Rp 6.459.358.207 Rp 6.874.816.529
66 Gambar 4.3 Grafik Cadangan Dana Tabarru’ Sinarmas Syariah
Sumber : Data diolah SPSS Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada Cadangan Dana Tabarru’ Sinarmas Syariah periode Januari 2011 sampai dengan Desember 2013 mengalami fluktuasi. Kewajiban yang meningkat secara signifikan terjadi pada periode Juli 2013, yaitu sebesar Rp. 6.946.054.299,-. Hal tersebut menunjukkan bahwa Sinarmas Syariah, mengalami peningkatan Hasil Investasi dari Rp. 4.369.602.028,- pada periode Januari 2011 hingga mencapai Rp. 6.946.054.299,pada periode Desember 2011.
C. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Pengujian Asumsi Klasik Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui kondisi data yang ada agar dapat menentukan model analisis yang paling tepat digunakan. Uji asumsi klasik dalam penelitian ini adalah uji Durbin-Watson yang sering digunakan untuk menguji autokorelasi untuk menguji heteroskedastisitas.
67 a. Uji Normalitas Uji normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji apakah nilai residual terdistribusi secara normal atau tidak. Dalam hal ini yang di uji normalitas bukan masing-masing variabel independen dan dependen tetapi nilai residual yang dihasilkan dari model regresi. Model regresi yang baik adalah yang memiliki nilai residual yang terdistribusi secara normal. Cara yang biasa digunakan untuk menguji normalitas pada model regresi antara lain dengan analisis grafik uji One Sample Kolmogorov-Smirnov. 1) Uji normalitas dengan metode One Sample Kolmogorov-Smirnov Uji One Sample Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan tingkat signifikansi 5% atau 0,05. Tabel 4.5. berikut ini akan disajikan One Sample Kolmogorov-Smirnov. Tabel 4.4 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Dari tabel di atas pada kolom One-Sample Kolmogorov-Smimov Test dan dapat diketahui bahwa nilai signifikan untuk (Asym. Sig 2-tailed) sebesar 0,245. Karena signifikansi lebih dari 0,05 maka menghasilkan residual terdistribusi dengan normal.
68 b. Uji Multikolinearitas Pengujian multikolinearitas terhadap data penelitian digunakan dengan uji korelasi. Suatu kelompok data dikatakan tidak ada multikolinearitas jika nilai VIF kurang dari 10 dan Tolerance lebih dari 0,1. Sedangkan jika nilai VIF lebih dari 10
maka
dapat
dikatakan
bahwa
kelompok
data
tersebut
terdapat
multikolinearitas. Adapun hasil dari pengujian multikolinearitas yang dilakukan yakni : Tabel 4.5 Coefficientsa Coefficientsa Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std.
t
Sig.
Collinearity Statistics
Beta
Tolerance
VIF
Error (Constant) Pendapatan 1
Premi Hasil Investasi
21.167
.038
1.788E-010
.000
2.511E-010
.000
552.306
.000
.991
36.702
.000
.994
1.006
.101
3.754
.001
.994
1.006
a. Dependent Variable: ln_y Sumber : Output SPS Dari tabel Coefficients di atas, dapat diketahui bahwa nilai VIF untuk Pendapatan Premi dan Hasil Investasi sebesar 1,006. Karena nilai VIF kurang dari 10 dan nilai Tolerance lebih dari 0,1 untuk kedua variabel independen, maka dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tidak ditemukan adanya masalah multikolinearitas.
69 c. Uji Autokorelasi Pengujian autokorelasi terhadap data yang telah diuji dilakukan dengan menggunakan Durbin-Watson Test. Sesuai dengan teori pengujian autokorelasi, suatu kelompok data dikatakan tidak ada autokorelasi jika nilai Durbin-Watson hasil pengujian berada diantara du dan 4 – du. Adapun hasil dari pengujian autokorelasi yang dilakukan adalah sebagai berikut : Tabel 4.6 Model Summaryb Mode R R Square Adjusted R Std. Error of l Square the Estimate a 1 .988 .976 .975 .04561 a. Predictors: (Constant), Hasil Investasi, Pendapatan Premi b. Dependent Variable: ln_y
DurbinWatson 2.133
Sumber : Output SPSS
Dari tabel di atas didapat DW yang dihasilkan dari model regresi adalah 2,133. Sedangkan dari tabel DW dengan signifikansi 0,05 dan jumlah data (n) = 36, seta k = 2 (k adalah jumlah variabel independen) diperoleh nilai dl sebesar 1,321 dan du sebesar 1,577. Dengan ini maka didapat 4-du = 2,423 dan 4-dl = 2,679. Karena nilai DW (1,483) berada pada daerah antara dl dan du, maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti (berada di daerah keragu-raguan).
70 d. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual pada suatu pengamatan ke pengamatan lain. 1) Uji korelasi spearman Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dengan melakukan analisis korelasi. Spearman antara residual dengan masing-masing variabel independen. Jika nilai signifikansi antara variabel independen dengan residual lebih dari 0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Tabel 4.7 Correlations Correlations
Correlation Unstandardized Coefficient Residual
Sig. (2-tailed) N Correlation
Spearman's
Pendapatan
Coefficient
rho
Premi
Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient
Hasil Investasi
Sig. (2-tailed) N
Sumber : Output SPSS
Unstandardized
Pendapatan
Residual
Premi
Hasil Investasi
1.000
.326
-.153
.
.052
.373
36
36
36
.326
1.000
-.066
.052
.
.701
36
36
36
-.153
-.066
1.000
.373
.701
.
36
36
36
71 Dari tabel Correlations di atas, dapat diketahui korelasi antara pendapatan premi dengan unstandardized residual menghasilkan nilai signifikansi 0,052 dan korelasi antara hasil investasi dengan unstandardized residual menghasilkan nilai signifikansi 0,373. Karena nilai signifikansi korelasi lebih dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tidak ditemukan adanya masalah heteroskedastisitas. 2. Analisis Regresi Linier Berganda Hasil regresi linear berganda meliputi penyajian hasil pengujian untuk melihat hubungan antara variabel dependen (Y) yang cadangan dana tabarru’ dengan variabel independen (X) berupa pendapatan premi dan hasil investasi. Dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi model Loglinier. Adapun hasil pengujian regresi berganda sebagai berikut : Tabel 4.8 Coefficientsa Model
(Constant)
Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta 21.167 .038
Pendapatan 1.788E-010 Premi Hasil Investasi 2.511E-010 a. Dependent Variable: ln_y 1
Sumber : Output SPSS
T
Sig.
552.306
.000
.000
.991
36.702
.000
.000
.101
3.754
.001
72 Dari tabel diatas diperoleh persamaan regresinya sebagai berikut: lnY’ = lna + b1lnX1 + b2lnX2 lnY’ = 21,167 + (1,788)lnX1 + 2,511lnX2 lnY’ = 21,167 – 1,788lnX1 + 2,511lnX2 Dengan : lnY = Variabel dependen lnX1, lnX2
= Variabel independen
lna
= Nilai konstanta
b1, b2
= Koefisien regresi
3. Pengujian Hipotesis a. Uji t Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Dari hasil estimasi diperoleh nilai t hitung masing-masing variabel independen untuk dapat melakukan pengujian satu sisi (disajikan dalam tabel 4.8 diatas). Hasil pengujiannya adalah sebagai berikut : 1) Pengujian koefisien regresi variabel Pendapatan Premi (lnX1) Untuk menguji konstanta dan koefisien dapat digunakan uji t, dimana hasil nilai statistik t hitung untuk konstanta sebesar 552,306 dan nilai statistik untuk koefisien regresi variabel pendapatan premi sebesar 36,702.
73 b. Uji F Untuk mengetahui apakah pendapatan premi dan hasil investasi secara bersama-sama berpengaruh terhadap cadangan dana tabarru’ digunakan uji F. Adapun hasil pengujiannya dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut : Tabel 4.9 ANOVAb Model
1
Regression Residual Total
Sum of Squares 2.804 .069 2.873
ANOVAa Df 2 33 35
Mean F Square 1.402 673.890 .002
Sig. .000b
a. Dependent Variable: ln_y b. Predictors: (Constant), Hasil Investasi, Pendapatan Premi Sumber : Output SPSS Dari tabel diatas diperoleh nilai F hitung sebesar 673,890. Dengan menggunakan tingkat signifikansi (α) = 0,05 atau 5% diperoleh nilai F tabel sebesar 3,316. Berarti nilai F hitung > F tabel, maka Ho akan ditolak yang menunjukkan bahwa variabel independen (pendapatan premi dan hasil investasi) secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (cadangan dana tabarru’). Hal ini juga dapat dilihat dari nilai signifikansinya, dari tabel diatas diketahui bahwa nilai Sig. Dari hasil perhitungan regresi antar variabel pendapatan premi dan variabel hasil investasi sebagai variabel bebas (independent variable) terhadap cadangan dana tabarru’ sebagai variabel terikat (dependent variable) adalah 0,000 berada kurang dari 0,05. Selanjutnya
74 dilakukan pengujian terhadap model regresi dengan menggunakan Uji F dengan bentuk hipotesis sebagai berikut : Ho : β1 = β2 = 0, Tidak ada pengaruh yang signifikan antara pendapatan premi dan hasil investasi secara bersamaan terhadap cadangan dana tabarru’. Ha : β1 ≠ β2 ≠ 0, Ada pengaruh yang signifikan antara antara pendapatan premi dan hasil investasi secara bersamaan terhadap cadangan dana tabarru’. Dasar pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas : a.
Jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima
b. Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak. Dari hasil perhitungan yang dapat dilihat pada tabel diatas bahwa nilai Sig. 0,000 jauh lebih kecil dari 0,05, dengan demikian maka Ho ditolak. Sehingga keputusannya adalah bahwa pendapatan premi dan hasil investasi mempengaruhi cadangan dana tabarru’ secara signifikan. 4. Analisis Koefisien Determinasi (Adjusted R2) 2
Pengujian R digunakan untuk mengukur proporsi atau prosentase dari variansi total variabel dependen yang mampu dijelaskan oleh model regresi yang diperoleh. Hasil perhitungan koefisien regresi dapat dilihat pada tabel 4.10. berikut :
75 Tabel 4.10 2
Koefisien Determinasi (R ) Model Summaryb Model R R Adjusted R Std. Error of the Square Square Estimate a 1 .988 .976 .975 .04561 a. Predictors: (Constant), Hasil Investasi, Pendapatan Premi b. Dependent Variable: ln_y
Hasil analisis determinasi dapat dilihat pada tabel Moddel Summary dari hasil analisis regresi linier berganda di atas. Berdasarkan output diperoleh angka R2 (R Square) sebesar 0,988 atau (98,8%). Hal ini menunjukkan bahwa persentase sumbangan pengaruh variabel independen (pendapatan premi dan hasil investasi) terhadap variabel dependen (rasio solvabilitas) sebesar 98,8%. Atau variasi variabel independen yang digunakan dalam model (pendapatan premi dan hasil investasi) mampu menjelaskan sebesar 98,8% variasi variabel dependen (rasio solvabilitas). Sedangkan sisanya sebesar 0,2% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini. 5. Interpretasi Koefisien Regresi Persamaan regresi di atas dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Konstanta sebesar 21,167; artinya jika pendapatan premi (X1) dan hasil investasi (X2) nilainya adalah 0, maka cadangan dana tabarru’ (Y’) nilainya adalah 21,167 (dalam satuan logaritma natural). b. Koefisien regresi variabel pendapatan premi (X1) sebesar 17,88; artinya jika pendapatan premi mengalami kenaikan 1%, maka cadangan dana tabarru’
76 (Y’) akan mengalami penurunan sebesar 17,88 satuan dengan asumsi variabel independen lain nilainya tetap. Variabel pendapatan premi berpengaruh secara signifikan negatif artinya terjadi hubungan negatif antara pendapatan premi dengan cadangan dana tabarru’, semakin naik pendapatan premi, maka semakin turun cadangan dana tabarru’. c. Koefisien regresi variabel hasil investasi (X2) sebesar 2,511; artinya jika hasil investasi mengalami kenaikan 1%, maka cadangan dana tabarru’ (Y’) akan mengalami peningkatan sebesar 2,511 satuan dengan asumsi variabel independen lain nilainya tetap. Variabel hasil investasi berpengaruh secara signifikan positif artinya terjadi hubungan positif antara hasil investasi dengan cadangan dana tabarru’, semakin naik hasil investasi, maka semakin meningkat cadangan dana tabarru’.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dari hasil analisis yang telah dilakukan pada bab IV, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Dilihat dari hasil pengujian terhadap variabel independen secara individual menunjukkan bahwa variabel pendapatan premi berpengaruh secara signifikan positif terhadap variabel cadangan dana tabarru’ dengan nilai koefisien regresi variabel pendapatan premi sebesar 36,702 dan hal ini sesuai dengan hipotesa awal. Kenaikan variabel pendapatan premi akan mengakibatkan kenaikan terhadap cadangan dana tabarru’ Sinarmas Syariah. 2. Dilihat dari hasil pengujian variabel hasil investasi secara individu berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap variabel cadangan dana tabarru’ dengan nilai koefisien regresi variabel hasil investasi sebesar 3,754 dan hal ini sesuai dengan hipotesa awal. Kenaikan variabel hasil investasi akan mengakibatkan peningkatan terhadap cadangan dana tabarru’ Sinarmas Syariah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel hasil investasi lebih kecil berpengaruh secara signifikan terhadap cadangan dana tabarru’ dibandingkan variabel pendapatan premi. 3.
Dari hasil pengujian secara bersama-sama (uji f), nilai Sig. Dari hasil perhitungan regresi antar variabel pendapatan premi dan variabel hasil investasi sebagai variabel bebas (independent variable) terhadap cadangan dana tabarru’ sebagai
77
78 variabel terikat (dependent variable) adalah 0,000 berada kurang dari 0,05. Hal ini menunjukan bahwa variabel pendapatan premi dan hasil investasi secara bersama-sama (simultan) memiliki pengaruh terhadap cadangan dana tabarru’ Sinarmas Syariah. Kemudian dapat dilihat juga dari hasil pengujian regresi linear berganda yang dilakukan antara variabel pendapatan premi dan hasil investasi (variabel independen) dengan cadangan dana tanarru’ (variabel dependen) menghasilkan nilai R-Square sebesar 0,988. Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel-variabel independen tersebut dapat menjelaskan pengaruhnya terhadap cadangan dana tabarru’ sebesar 98,8% sedangkan sisanya sebesar 0,2% dijelaskan oleh variabel lain selain variabel pendapatan premi dan hasil investasi.
B. Saran-Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, saran yang dapat diambil terkait dengan hasil penelitian ini adalah : 1. Sinarmas Syariah untuk tahun yang akan datang agar dapat memperkecil tingkat persentase cadangan dana tabarru’(total debt to total asset ratio) yang telah dicapai. Hal ini dapat dilakukan dengan menaikan pendapatan premi baik jangka panjang maupun jangka pendek agar total aktiva mengalami suatu peningkatan. 2. Menjaga pendapatan premi selalu lebih besar daripada hasil invetasi pada Cadangan Dana Tabarru’ perusahaan asuransi anda sehingga mampu menjaga tingkat solvensi. Caranya, menambah pemasaran dan meningkatkan jumlah pemasaran agar dapat meningkatkan pendapatan premi.
79 3. Untuk penelitian yang berikutnya diharapkan dapat meneliti bagaimana cadangan dana tabarru’ yang dimiliki oleh perusahaan asuransi syariah sesuai dengan PMK Nomor 11/PMK.010/2011.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an Ali, AM Hasan. Pemasaran dan Sistem Pengajian Asuransi Syariah, makalah diskusi pada program pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Asuransi Dalam Perspektif Hukum Islam, Jakarta: Kencana,2004, cet. 1 Ali, A. Hasyim. Agustinus Subekti, Wardana, Kamus Asuransi, Jakarta : Bumi Aksara, 1996 Astuti, Desiana Puja. Analisis Komparasi Penerapan Prinsip Asuransi Syariah Tentang Mekanisme Operasional Pada Asuransi Takaful Keluarga Dan Asuransi Syariah Allianz Life Indonesia, (Jakarta: Skripsi UIN Jakarta, 2010), h.37-40 Bachtiar, Angga. “ Analisis Pengaruh Kekayaan Dan Kewajiban Terhadap Rasio Solvabilitas Pada Dana Tabarru’ Asuransi Syariah” Studi Pada AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah, 2011 Billah, Mohd Ma’sum. Principles of Contracts Affecting Takaful and Insurance: A Comporative Analysis. Makalah disampaikan dalam Internasional Conference on Takaful Insurance, Tgl 2-3 juni 1999, Hilton, Kuala Lumpur. Dahlan, Abdul Aziz. dkk (editor), Ensiklopedi Hukum Islam, Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve, 1996 Dewan Syariah Nasional MUI, Himpunan fatwa Dewan Syariah Nasional MUI, Edisi Revisi 2006, no.21/DSN-MUI/X/2001, tentang pedoman umum asuransi syariah. Dewi, Gemala. Aspek-aspek Hukum Dalam Perbankan dan Perasuransian di Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2007) hal.142-143 Fatwa Dewan Syariah Nasional No.21/DSN-MUI/X/2001 Tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah Ghani Abdul dan Emy. Arianty. Akuntansi Asuransi Syariah; Antara teori dan praktik. Jakarta, INSCO Counsulting, 2007 Hasan, Husein Hamid. Hukmu al-syari’ah al-Islamiyah fi Uqud al-Ta’min, Kairo: Darul I’tisham,t.th
79
80
Huda, Nurul dan Nasution, Mustafa Edwin. Investasi pada Pasar Modal Syariah, Jakarta: Kencana, 2008 Humaidi. “Mekanisme pendistribusian surplus underwriting kepada peserta asuransi kebakaran.” Studi pada PT. Asuransi Umum Bumiputera Iqbal, Muhaimin, Asuransi Umum Syariah Dalam Praktik, Jakarta: Gema Insani Press, 2005 Janwari, Yadi. Asuransi Syariah, Bandung, Pustaka Bani Quraisy. Juli 2005 Muhammad, Lembaga-Lembaga Keuangan Umat Kontemporer, Yogyakarta: UII Press, 2004 Muslehuddin, Muhammad, Insurance and Islamic Law, (Terj. oleh Burhan Wirasubrata), Menggugat Asuransi Modern: mengajukan suatu alternatif baru dalam perspektif hukum islam, (Jakarta: Lentera,1999), cet. Ke-1, h. 3. Lihat juga dalam Encyclopaedia Britanica (Eleven Edition), Cambridge, 1910 NH, Muhammad Firdaus. dkk, Konsep Dasar Obligasi Syariah, Jakarta: Renaisan, 2005, Cet.1 Perkembangan Asuransi Syariah artikel diakses pada 26 September 2013 dari http://www.asuransisyariah.net/2010/02/perkembangan -asuransi-syariah2010.html/ Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 108 Tahun 2010 Pontjowinoto, Iwan P. Prinsip Syariah di Pasar Modal (Pandangan Praktisi), Jakarta: Modal Publications, 2003 Prodjodikoro, Wirjono. Hukum Auransi di Indonesia, Jakarta: Intermasa, 1987 PSAK, edisi syariah no. 111.pmd Rodoni,Ahmad. Investasi Syariah, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009 Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis, Bandung: Alfabeta, 2008 Soemitra,Andry. Bank & Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta: Kencana, 2009 Suhendi, Hendi. Deni K. Yusup, Asuransi Takaful dari Teoritis ke Praktis, Bandung: Mimbar Pustaka, 2005
81
Sula,M Syakir. Asuransi Syariah (life and general) konsep dan system operasional. Jakarta : Gema Insani, 2004, cet ke-7 Sumanto, Agus Edi. dkk., Solusi Berasuransi: Lebih Indah dengan Syariah, Bandung: PT. Salamadani Pustaka Semesta, 2009 Susanti, Sri. “Faktor-faktor yang mempengaruhi Premi Asuransi Jiwa ditinjau dari Aspek hokum islam.” Studi Kasus Pada PT. Asuransi Takaful Keluarga, 2003 Zarqa, Mustafa Ahmad. Al-Ightisodi Al-Islamiyah – Nidzomutta’min……, Bairut, Dar al-Fikr,1968 Zuuhaili, Wahab. al-Fiqh al-Islaminwa’Adillatuhu, juz IV, Damaskus: Dar-al-Fikr, t.th
LAMPIRAN 1 Laporan Keuangan Pendapatan Premi Asuransi Sinarmas Syariah Periode Januari 2011 s/d Desember 2013 No.
Periode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Jan – 11 Feb – 11 Mar – 11 Apr – 11 May – 11 Jun – 11 Jul – 11 Aug – 11 Sep – 11 Oct – 11 Nov – 11 Dec – 11 Jan – 12 Feb – 12 Mar – 12 Apr – 12 May – 12 Jun – 12
Pendapatan Premi Rp 4.989.502.535 Rp 4.397.207.992 Rp 5.666.913.896 Rp 2.913.676.865 Rp 3.892.832.879 Rp 4.768.967.827 Rp 4.555.878.717 Rp 3.962.931.590 Rp 2.554.572.685 Rp 4.129.841.558 Rp 4.540.589.244 Rp 3.611.098.999 Rp 2.948.608.373 Rp 5.982.365.642 Rp 7.634.556.529 Rp 3.449.245.501 Rp 3.783.690.063 Rp 3.557.657.527
No.
Periode
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Jul – 12 Aug – 12 Sep – 12 Oct – 12 Nov – 12 Dec – 12 Jan – 13 Feb – 13 Mar – 13 Apr – 13 May – 13 Jun – 13 Jul – 13 Aug – 13 Sep – 13 Oct – 13 Nov – 13 Dec – 13
Pendapatan Premi Rp 3.979.123.993 Rp 4.022.629.708 Rp 2.527.552.194 Rp 4.886.147.657 Rp 3.126.342.451 Rp 3.497.186.757 Rp 3.422.644.518 Rp 4.698.427.663 Rp 5.423.150.058 Rp 4.905.172.129 Rp 5.433.378.058 Rp 3.938.425.728 Rp 8.231.630.373 Rp 4.876.910.293 Rp 7.392.695.253 Rp 7.637.674.669 Rp 7.470.447.759 Rp 7.943.833.162
LAMPIRAN 2 Laporan Keuangan Hasil Investasi Sinarmas Syariah Periode Januari 2011 s/d Desember 2013 No.
Periode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Jan – 11 Feb – 11 Mar – 11 Apr – 11 May – 11 Jun – 11 Jul – 11 Aug – 11 Sep – 11 Oct – 11 Nov – 11 Dec – 11 Jan – 12 Feb – 12 Mar – 12 Apr – 12 May – 12 Jun – 12
Pendapatan Hasil Investasi Rp 378.000.000 Rp 398.400.000 Rp 424.200.000 Rp 451.050.000 Rp 471.450.000 Rp 504.750.000 Rp 517.200.000 Rp 544.500.000 Rp 584.250.000 Rp 631.500.000 Rp 671.250.000 Rp 711.000.000 Rp 236.250.000 Rp 279.150.000 Rp 313.500.000 Rp 329.400.000 Rp 340.350.000 Rp 353.250.000
No.
Periode
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Jul – 12 Aug – 12 Sep – 12 Oct – 12 Nov – 12 Dec – 12 Jan – 13 Feb – 13 Mar – 13 Apr – 13 May – 13 Jun – 13 Jul – 13 Aug – 13 Sep – 13 Oct – 13 Nov – 13 Dec – 13
Pendapatan Hasil Investasi Rp 371.070.000 Rp 384.810.000 Rp 390.180.000 Rp 408.000.000 Rp 426.900.000 Rp 502.500.000 Rp 249.150.000 Rp 270.600.000 Rp 291.000.000 Rp 312.450.000 Rp 332.850.000 Rp 332.850.000 Rp 360.750.000 Rp 368.700.000 Rp 408.000.000 Rp 441.300.000 Rp 483.000.000 Rp 519.750.000
LAMPIRAN 3 Laporan Keuangan Cadangan Dana Tabarru’ Sinarmas Syariah Periode Januari 20011 s/d September 2013 No.
Periode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Jan – 11 Feb – 11 Mar – 11 Apr – 11 May – 11 Jun – 11 Jul – 11 Aug – 11 Sep – 11 Oct – 11 Nov – 11 Dec – 11 Jan – 12 Feb – 12 Mar – 12 Apr – 12 May – 12 Jun – 12
Pendapatan Hasil Investasi Rp 4.369.602.028 Rp 3.916.166.394 Rp 4.957.731.117 Rp 2.781.991.492 Rp 3.585.716.304 Rp 4.319.924.262 Rp 4.161.902.974 Rp 3.714.845.272 Rp 2.627.908.148 Rp 3.935.373.246 Rp 4.303.721.395 Rp 3.599.879.199 Rp 2.595.136.699 Rp 5.065.042.513 Rp 6.421.145.007 Rp 3.088.796.401 Rp 3.367.302.050 Rp 3.199.376.022
No.
Periode
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Jul – 12 Aug – 12 Sep – 12 Oct – 12 Nov – 12 Dec – 12 Jan – 13 Feb – 13 Mar – 13 Apr – 13 May – 13 Jun – 13 Jul – 13 Aug – 13 Sep – 13 Oct – 13 Nov – 13 Dec – 13
Pendapatan Hasil Investasi Rp 3.554.369.194 Rp 3.602.913.767 Rp 2.412.221.755 Rp 4.316.918.126 Rp 2.927.973.961 Rp 3.300.249.405 Rp 2.987.265.614 Rp 4.029.342.130 Rp 4.629.520.047 Rp 4.236.587.703 Rp 4.679.552.446 Rp 3.483.590.583 Rp 6.946.054.299 Rp 4.270.228.234 Rp 6.322.156.203 Rp 6.551.439.735 Rp 6.459.358.207 Rp 6.874.816.529
LAMPIRAN 4 UJI ASUMSI KLASIK 1. Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
2. Uji Multikolinearitas Coefficientsa Coefficientsa Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std.
t
Sig.
Collinearity Statistics
Beta
Tolerance
VIF
Error (Constant) Pendapatan 1
Premi Hasil Investasi
21.167
.038
1.788E-010
.000
2.511E-010
.000
a. Dependent Variable: ln_y
552.306
.000
.991
36.702
.000
.994
1.006
.101
3.754
.001
.994
1.006
3. Uji Autokorelasi Model Summaryb Mode R R Square Adjusted R Std. Error of l Square the Estimate a 1 .988 .976 .975 .04561 a. Predictors: (Constant), Hasil Investasi, Pendapatan Premi b. Dependent Variable: ln_y
DurbinWatson 2.133
4. Uji Heteroskedastisitas Correlations
Correlation Unstandardized Coefficient Residual
Sig. (2-tailed) N Correlation
Spearman's
Pendapatan
Coefficient
rho
Premi
Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient
Hasil Investasi
Sig. (2-tailed) N
Unstandardized
Pendapatan
Residual
Premi
Hasil Investasi
1.000
.326
-.153
.
.052
.373
36
36
36
.326
1.000
-.066
.052
.
.701
36
36
36
-.153
-.066
1.000
.373
.701
.
36
36
36
LAMPIRAN 5 REGRESI LINIER BERGANDA Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta
Model
(Constant) 21.167 Pendapatan 1 1.788E-010 Premi Hasil Investasi 2.511E-010 a. Dependent Variable: ln_y
Model
1
Regression Residual Total
Sum of Squares 2.804 .069 2.873
.038
T
Sig.
552.306
.000
.000
.991
36.702
.000
.000
.101
3.754
.001
ANOVAa Df 2 33 35
Mean F Square 1.402 673.890 .002
a. Dependent Variable: ln_y b. Predictors: (Constant), Hasil Investasi, Pendapatan Premi
Sig. .000b
LAMPIRAN 6 KOEFISIENDETERMINASI
Model 1
Model Summaryb R R Adjusted R Square Square .988a .976 .975
Std. Error of the Estimate .04561
a. Predictors: (Constant), Hasil Investasi, Pendapatan Premi b. Dependent Variable: ln_y
LAMPIRAN 1 Laporan Keuangan Sinarmas Syariah Priode 2011 Laporan Dana Tabarru Sinarmas 2011 Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
Pendapatan Premi Beban Calim Hasil Investasi Dana Cadangan Tabarru 4,989,502,534.76 399,160,202.78 378,000,000.00 4,968,342,331.98 4,397,207,992.06 351,776,639.36 398,400,000.00 4,443,831,352.70 5,666,913,896.46 453,353,111.72 424,200,000.00 5,637,760,784.74 2,913,676,864.61 233,094,149.17 451,050,000.00 3,131,632,715.44 3,892,832,879.41 311,426,630.35 471,450,000.00 4,052,856,249.06 4,768,967,827.38 381,517,426.19 504,750,000.00 4,892,200,401.19 4,555,878,717.15 364,470,297.37 517,200,000.00 4,708,608,419.78 3,962,931,589.75 317,034,527.18 544,500,000.00 4,190,397,062.57 2,554,572,684.57 204,365,814.77 584,250,000.00 2,934,456,869.80 4,129,841,557.72 330,387,324.62 631,500,000.00 4,430,954,233.10 4,540,589,244.30 363,247,139.54 671,250,000.00 4,848,592,104.76 3,611,098,999.00 288,887,919.92 711,000,000.00 4,033,211,079.08 49,984,014,787.17
Laporan Keuangan Sinarmas Syariah Priode 2012 Laporan Dana Tabarru Sinarmas 2012 Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
Pendapatan Premi Beban Calim Hasil Investasi Dana Cadangan Tabarru 2,948,608,373.26 176,916,502.40 236,250,000.00 3,007,941,870.86 5,982,365,641.66 358,941,938.50 279,150,000.00 5,902,573,703.16 7,634,556,259.18 458,073,375.55 313,500,000.00 7,489,982,883.63 3,449,245,500.82 206,954,730.05 329,400,000.00 3,571,690,770.77 3,783,690,062.87 227,021,403.77 340,350,000.00 3,897,018,659.10 3,557,657,527.33 213,459,451.64 353,250,000.00 3,697,448,075.69 3,979,123,992.74 238,747,439.56 371,070,000.00 4,111,446,553.18 4,022,629,708.22 241,357,782.49 384,810,000.00 4,166,081,925.73 2,527,552,193.60 151,653,131.62 390,180,000.00 2,766,079,061.98 4,886,147,657.31 293,168,859.44 408,000,000.00 5,000,978,797.87 3,126,342,451.01 187,580,547.06 426,900,000.00 3,365,661,903.95 3,497,186,756.69 209,831,205.40 502,500,000.00 3,789,855,551.29 49,395,106,124.69
LAMPIRAN 2 Laporan Keuangan Sinarmas Syariah Priode 2013
Laporan Dana Tabarru Sinarmas 2013 Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
Pendapatan Premi Beban Calim Hasil Investasi Dana Cadangan Tabarru 3,422,644,518.12 171,132,225.91 249,150,000.00 3,500,662,292.21 4,698,427,662.76 234,921,383.14 270,600,000.00 4,734,106,279.62 5,423,150,058.38 271,157,502.92 291,000,000.00 5,442,992,555.46 4,905,172,128.54 245,258,606.43 312,450,000.00 4,972,363,522.11 5,433,378,057.90 271,668,902.90 332,850,000.00 5,494,559,155.01 3,938,425,728.44 196,921,286.42 332,850,000.00 4,074,354,442.02 8,231,630,373.32 411,581,518.67 360,750,000.00 8,180,798,854.65 4,876,910,292.63 243,845,514.63 368,700,000.00 5,001,764,778.00 7,392,695,253.39 369,634,762.67 408,000,000.00 7,431,060,490.72 7,637,674,669.13 381,883,733.46 441,300,000.00 7,697,090,935.67 7,470,447,758.53 373,522,387.93 483,000,000.00 7,579,925,370.60 7,943,833,161.64 397,191,658.08 519,750,000.00 8,066,391,503.56 71,374,389,662.78
LAMPIRAN 3 UJI ASUMSI KLASIK 1. Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
2. Uji Multikolinearitas Coefficientsa Coefficientsa Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std.
t
Sig.
Collinearity Statistics
Beta
Tolerance
VIF
Error (Constant) Pendapatan 1
Premi Hasil Investasi
21.167
.038
1.788E-010
.000
2.511E-010
.000
552.306
.000
.991
36.702
.000
.994
1.006
.101
3.754
.001
.994
1.006
a. Dependent Variable: ln_y
3. Uji Autokorelasi Mode l
R
1
.988a
Model Summaryb R Square Adjusted R Std. Error of Square the Estimate .976
.975
.04561
a. Predictors: (Constant), Hasil Investasi, Pendapatan Premi b. Dependent Variable: ln_y
DurbinWatson 2.133
LAMPIRAN 4 4. Uji Heteroskedastisitas Correlations Unstandardized
Pendapatan
Residual
Premi
Correlation Unstandardized Coefficient Residual
Sig. (2-tailed) N Correlation
Spearman's
Pendapatan
Coefficient
rho
Premi
Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient
Hasil Investasi
Sig. (2-tailed) N
Model
(Constant) 1
1.000
.326
-.153
.
.052
.373
36
36
36
.326
1.000
-.066
.052
.
.701
36
36
36
-.153
-.066
1.000
.373
.701
.
36
36
36
REGRESI LINIER BERGANDA Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B
Std. Error
21.167
.038
Pendapatan Premi
1.788E-010
.000
Hasil Investasi
2.511E-010
.000
a. Dependent Variable: ln_y
Hasil Investasi
T
Sig.
Beta 552.306
.000
.991
36.702
.000
.101
3.754
.001
LAMPIRAN 5
Model Regression Residual Total
1
Sum of Squares 2.804 .069 2.873
ANOVAa Df 2 33 35
Mean F Square 1.402 673.890 .002
a. Dependent Variable: ln_y b. Predictors: (Constant), Hasil Investasi, Pendapatan Premi
Model 1
R .988a
KOEFISIENDETERMINASI Model Summaryb R Adjusted R Std. Error of the Square Square Estimate .976
.975
a. Predictors: (Constant), Hasil Investasi, Pendapatan Premi b. Dependent Variable: ln_y
.04561
Sig. .000b