PENGARUH PENAMBAHAN Spirulina platensis PADA PAKAN TERHADAP PENINGKATAN KECERAHAN WARNA IKAN GUPPY ( Poecilia reticulata ) Gamel Koncara1 , Elfrida2 dan Yuneidi Basri 2 1)Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta, Padang 2)Dosen Fakutas Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta, Padang E-mail :
[email protected]
ABSTRACT The guppy (Poecilia reticulata) is one type of fish that have expensive price relatife, where the brightness of the color and type determine the selling price. This study aims to determine the optimal dose of Spirulina platensis on the addition of artificial feed to discoloration in the guppy. This study used a completely randomized design with 4 treatments: A, B, C, D and 3 replications. Observations made during the 6 weeks of analysis used was the Kruskal-Wallis. The results showed that the addition of Spirulina platensis powder as much as 3% yield bright colors compared to other treatments and control. The survival rate in each treatment 100%.
Keywords: Spirulina platensis, color, Guppy, Poecilia reticula
PENDAHULUAN Ikan guppy memiliki nilai ekonomis
Ikan guppy
tergolong bertubuh
tinggi karena variasi warna yang dimilikinya
kecil, panjang tubuh hanya bisa mencapai 7
menarik dan bentuk sirip yang beragam,
cm untuk betina, dan yang jantan panjang
pemeliharaan dan pemijahan mudah, serta
tubuh bisa mencapai 3,75 cm. Warna dasar
tidak terlalu berpengaruh pada perubahan
tubuh guppy yang asli kecoklatan, dengan
temperatur dan kualitas air lainnya. Saat ini
variasi
terdapat
guppy
Keindahan ikan guppy yang menarik terletak
bentuk
pada sirip ekornya, sirip ekor lebar dengan
siripnya, yang sebagian besar merupakan
corak warna bervariasi yang menyolok
sekitar
berdasarkan
pola
komoditi ekspor.
30
jenis
warna
ikan dan
warna
sisik
serupa
pelangi.
dengan bentangan mirip ekor burung merak,
warna atau pigmen dalam pakan (untuk ikan
goyangan ekornya sangat mempesona.
hias) akan membantu dalam merangsang zat
Pakan
sangat
mempengaruhi
warna yang berada dalam tubuh ikan.
pertumbuhan dan kesehatan ikan. Tidak
Spirulina merupakan mikroalga yang
hanya itu pakan juga dapat berfungsi
dapat dimanfaatkan sebagai pakan alami
memperindah kualitas warna. Kecukupan
benih ikan, baik ikan air laut atau tawar.
pakan, baik dalam jumlah maupun dalam
Alga ini mempunyai kandungan gizi yang
kandungan
penting,
tinggi, yaitu protein yang bisa mencapai 60
sehingga sebaiknya pakan diberikan dengan
% dari berat keringnya sehingga dapat
penambahan
menjadi alternatif bagi makanan kesehatan.
tertentu.
gizinya
sangatlah
suplemen
Pakan
tersebut
bahan-bahan selain
untuk
Dalam dunia perikanan, mikroalga ini telah
kelangsungan hidup dan pertumbuhan juga
banyak
untuk
(Spirulina
untuk
terutama
memperbaiki
kualitas
penampilan
warna.
Untuk
meningkatkan kualitas warna dari ikan.
dijual
dalam
powder).
bentuk
tepung
Betacarotin
pada
Spirulina lebih besar dari sayuran wortel yang dapat mempercerah Pigmen ikan.
Pakan yang mengandung pigmen atau zat
Spirulina merupakan mikroalga hijau
warna tertentu seperti karoten, jika diberikan
kebiruan. Alga ini mengandungan berbagai
bersama dengan pakan buatan akan mampu
zat gizi seperti protein dapat mencapai 60 %,
menambah jumlah pigmen dalam Mas koki.
lipid 8%, karbohidrat 16%,vitamin B1, B2,
Sehingga warna Mas koki akan semakin
B6, B12, C, niasin, β karotin dan kandungan
jelas atau terang (Bachtiar, 2002).
asam amino yang cukup seimbang. Spirulina dari
juga mengandung salah satu asam lemak
karoten, dimana karoten merupakan zat
esensial yaitu asam γ-linoleat (GLA), yang
warna yang dapat memberikan warna,
merupakan asam lemak majemuk.
Warna
pada
ikan
berasal
terutama pada organisme hidup. Antara lain melanin,
quanin,
astaxanthin,
lutein,
canthasanthin dan zeaxanthin. Fungsi utama pigmen pada ikan secara alami adalah untuk memberikan penampilan warna sehingga ikan lebih menarik. Untuk menstimulan warna dalam tubuh ikan, penambahan zat
BAHAN & METODE Ikan uji yang digunakan adalah guppy jantan berumur 3 bulan sebanyak 75 ekor. Spirulina platensis yang digunakan dalam bentuk powder/bubuk, Spirulina powder kemasan alumunium foil 500 gram.
hijau
dengan cara membandingkan warna pada
kebiruan. Ukuran partikel 120 mikron.
sirip caudal dengan standar warna ikan
Pakan yang digunakan selama pemeliharaan
guppy yang telah diberi nilai (skor) dari 1
adalah pakan komersil produk PT.Matahari
sampai
10.
Warna
Sakti , Surabaya dengan no seri cp- 901.
menggunakan
standar
Kandungan nutrisi dari pakan ikan tersebut
Internationale de I’Eclairage CIE 1931
adalah protein 40%, lemak 5%, kelembapan
buatan Jerman.
Asal
dari
Cina.
Warna
serbuk
yang
diamati
Commission
12%, serat 3%, abu 17%. Wadah
yang digunakan dalam
penelitian ini berupa akuarium sebanyak 12 unit untuk pemeliharaan ikan,
dengan
HASIL & PEMBAHASAN Perubahan Warna Pada Ikan Guppy
ukuran 40 x 20 x 20 cm yang diisi air
Dari hasil pengamatan perubahan
setinggi 15 cm atau setara dengan 12 liter.
warna pada ikan guppy pada masing-masing
Alat yang digunakan aerator, pH meter, DO
perlakuan selama penelitian dilakukan uji
meter dan Thermometer. Pengamatan warna
statistik Kruskal-Wallis pada minggu ke-6.
dilakukan setiap 7 hari sekali selama 42 hari.
Dari hasil uji Kruskal-Wallis menunjukkan
Pengamatan warna dilakukan oleh 5 orang
p > 0,05 (non sig) yang berarti bahwa
panelis, parameter yang diamati adalah
penambahan karotenoid yang berasal dari
perkembangan warna pada sirip caudal ikan.
tepung Spirulina pada pakan terhadap
Penilaian
kualitas
warna
dilakukan
dengan
warna
ikan
guppy
(Poecilia
mengunakan system (scoring) berdasarkan
reticulata) tidak memberikan pengaruh yang
tingkatan
nyata.
warna
pada
ikan
guppy
,
peningkatan warna pada ikan guppy di amati Tabel 1. Hasil skor warna di akhir penelitian
Keterangan
Perlakuan
Hasil skor warna minggu ke-6
A
3,44a
B
4,94a
C
4,89a
D
4,77a
: (Skor warna berdasarkan Commission Internationale de I’Eclairage CIE 1931 buatan Jerman), superskip dengan huruf kecil yang sama menunjukan non sig.
Perlakuan
A B C D
: Pakan tanpa menggunakan Spirulina : Penambahan 3 % Spirulina dalam pakan : Penambahan 6 % Spirulina dalam pakan : Penambahan 9 % Spirulina dalam pakan
Di Tabel 1 perubahan skor warna
masing perlakuan sangat berbeda nyata.
tertinggi terdapat pada perlakuan B (4,94)
Perubahan warna tertinggi terlihat pada
selanjutnya perlakuan C (4,89), diikuti oleh
perlakuan B ( pemberian Spirulina 3%) ,
perlakuan D (4,77) dan yang terendah
dengan nilai rataan 4,94 dan terendah pada
terlihat pada perlakuan A (Kontrol) (3,44) .
perlakuan A kontrol (0%) dengan rataan
Pada Gambar 1. terlihat bahwa
nilai 3,44.
perubahan warna yang terjadi pada masing-
6 5 Skor Warna
4
3
Perlakuan A Perlakuan B
2
Perlakuan C
1
Perlakuan D
0 1
2
3
4
5
6
Minggu Ke‐
Gambar . Peningkatan warna setiap perlakuan Dan juga pada Gambar diatas terlihat pengamatan
Spirulina
(9%)
terlihat
pemeliharaan,
peningkatan warna setiap minggunya. pada
menunjukan bahwa perlakuan A (kontrol)
minggu ke-3 dan 4 pada perlakuan A, C, dan
tidak mengalami peningkatan warna yang
D mengalami penurunan warna, dikarenakan
cukup signifikan, sedangkan pada perlakuan
perubahan warna pada guppy jantan bisa
lain ditiap minggunya masing – masing
dipicu oleh kondisi suhu,pH dan kadar
perlakukan, (penambahan (penambahan
diawal
(penambahan
seperti
perlakuan
B
garam di air yang berubah-ubah. Perlakuan
3%),
C
yang mengalami peningkatan warna yang
spiruliana Spirulina
6%)
dan
D
stabil
terlihat
pada
perlakuan
B
(penambahan Spirulina 3%).
yang lebih efektif dibanding 3% dan 5 % , pemberian
pakan
Pada minggu ke-2, rata-rata ikan uji
diperkaya
dengan
mengalami perubahan kearah yang lebih
sebanyak
1%
cerah dan meningkat pada minggu ke-5.
menghasilkan warna merah lebih cerah
Sesuai dengan hasil penelitian Liao et. al.,
dibandingkan perlakuan lainnya dan kontrol.
(1993),
mencampurkan
dan menurut penelitian Kurniawati dkk,
Spirulina ke dalam makanan udang selama
(2012), menunjukan bahwa penambahan
14-28 hari akan terlihat adanya peningkatan
tepung Spirulina platensis
karotenoid dalam kerapas. Begitu pula pada
memberikan peningkatan warna biru terbaik
penelitian ini
ikan guppy diminggu ke 2
pada tubuh udang Red Claw dibandingkan
disetiap perlakuan terjadi perubahan yang
6% dan 10%. Hal ini membuktikan bahwa
diduga
pada kadar yang lebih rendah sudah
bahwa
karena
dengan
adanya
peningkatan
berupa
pasta
Spirulina selama
5
yang
platensis minggu
sebanyak 8%
karotenoid dalam sel pigmennya dan warna
mencukupi
mulai berubah ditiap minggunya sampai
karotenoid yang ada dalam Spirulina.
minggu ke 6. Kebutuhan karotenoid pada
Hasil
kebutuhan
ikan
pengamatan
koi
akan
kelangsungan
ikan muda relatif lebih sedikit karena
hidup
perubahan warna tubuhnya belum tetap.
menunjukan bahwa tidak ada ikan guppy
Hasil penelitian menunjukan bahwa pencampuran Spirulina 3% memberikan pengaruh yang lebih efektif dibandingkan perlakuan 6% dan 9%. Ini membuktikan bahwa dengan kadar yang lebih sedikit sudah memenuhi kebutuhan ikan guppy akan karotenoid yang terkandung dalam Spirulina, hal ini sama dengan penelitian yang dilakukan Utomo dkk, (2006), dimana kadar Spirulina 1% memberikan pengaruh
ikan
guppy
selama
penelitian
yang mati (semua ikan pada tiap perlakuan hidup 100%). Parameter Kualitas Air Selama
penelitian
dilakukan
pengukuran kualitas air yaitu parameter suhu yang diukur dua kali (pada awal dan akhir penelitian), sedangkan untuk parameter pH, Oksigen terlarut dan ammonia hanya diukur satu kali. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel 2.
Tabel 2. Nilai Kisaran Pengukuran Kualitas air
No
Parameter
Satuan
1
Suhu
2
pH
3
Oksigen Terlarut (DO) Ammonia NH
4
Baku mutu
Kisaran
(Boyd ,1986)
26-27
25-28
-
7- 7,5
7,5 – 8
ppm
4,2-6,9
5-7
ppm
0,08-0,52
0,5
Berdasarkan data pada tabel diatas
menjadi sakit. Kadar oksigen kurang dari 5
tersebut terlihat bahwa suhu air selama
ppm akan menyebabkan ikan guppy sulit
penelitian berkisar antara 26-27
bernafas dan tidak mau makan. Untuk
, menurut
Lesmana (2001), suhu optimal ikan untuk
memperoleh
ikan tropis terutama ikan hias berada pada
kandungan oksigen harus dipertahankan
suhu 22-27
tergantung jenisnya. Suhu
diatas 5 ppm. Bila kandungan oksigen tetap
yang optimal untuk ikan guppy adalah 25-
sebesar 3 atau 4 ppm dalam jangka waktu
28
yang lama, ikan akan menghentikan makan
Pada kisaran angka tersebut guppy
sangat bernafsu makan dan pertumbuhan
adalah
pH
Hasil pengukuran kadar oksigen
kualitas air selanjutnya
(derajat
optimal,
dan pertumbuhannya (Daelami,2001) .
ekornya akan maksimal. Parameter
pertumbuhan
keasaman)
dari
selama penelitian berkisar 4,2-6,9 ppm. Kandungan oksigen
dikatakan baik, bila
air
kandungan oksigen terlarut dalam kondisi
berkisar antara 7- 7,5, kisaran ini masih
cukup yaitu 5-7 ppm, (Bachtiar ,2002)
dalam batasan untuk kelangsungan hidup
supaya ikan guppy pertumbuhan ekornya
ikan hias yaitu 6,8 – 8,5 (Lesmana,2001) .
maksimal dan wana cemerlang. konsentrasi
Ikan guppy akan mati jika pH air akuarium
ammonia selama penelitian berkisar 0,08-
sangat asam (<5) atau sangat basa (>9).
0,52
pengukuran
selama
penelitian
pH
ppm.
Ammonia
merupakan
gas
Kandungan oksigen yang kurang
nitrogen buangan yang bersal dari ikan iu
akan menyebabkan ikan guppy lemas, tidak
sendiri, berupa kotoran maupun sisa-sisa
nafsu makan dan ekor akan mengecil ikan
pakan
yang
tidak
termakan.
Menurut
Lesmana (2001), kadar ammonia yang dapat membuat ikan mati adalah lebih dari 1 ppm sebab
kadar
ammonia
yang
tinggi
merupakan racun yang sangat berbahaya bagi kehidupan ikan. Dari pengukuran kualitas air selama penelitian masih dalam kisaran yang layak untuk kelangsungan hidup ikan guppy ( Poecilia reticulata) dan masih dalam rank kualitas air.
Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dapat
disimpulkan
bahwa
penambahan bubuk Spirulina platensis pada pakan
memberikan
pengaruh
terhadap
perkembangan warna pada ikan guppy. Pemberian Spirulina platensis sebanyak 3% memberikan perubahan warna terbaik dan tingkat kelangsungan hidup pada semua perlakuan adalah 100% . Saran Dapat menggunakan bubuk Spirulina platensis pada pakan dengan dosis 3%, untuk memberikan perubahan warna terbaik, Pada ikan hias guppy.
Angka
ST dan Suhartono MT. 2000. Bioteknologi Hasil Laut. Bogor : Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan, Institut Pertanian Bogor.
Arylza IS. 2005. Isolasi dan Karakteristik Fikosianin dari Mikroalga Spirulina plantensis Yang Ditumbuhkan Dalam Media Limbah Lateks Pekat . [Tesis]. Bogor. Program Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Arylza 2005; Richmond 1979
KESIMPULAN DAN SARAN
dilakukan
DAFTAR PUSTAKA
Boussiba
dan
Bachtiar. Y. 2002. Mencemerlangkan Warna Ikan Koi. Agromedia Pustaka. Jakarta. Boyd,C.E.1982.Water Qualityin Waterwarm Fish Pond. Auburn University Agricultural Experiment Station, Alabama. Bold,H.C,danWynne,M.J.(1978),Introductin To The Algae, Second Edition, Pretice-Hall Mc. Engelwood Cliffs, New York. Djarijah. A. S. 1995. Pakan Ikan Alami. Kanisius. Yogyakarta. Effendie, M.i 1997. Biologi Perikanan Bagian 1. Fakultas Perikanan. Institu Pertanian Bogor. Hal 92-97. Fernando, A. A and V. P. E. Phang. 1985. Culture Of The Guppy, Poecilia Reticulate, In Singapore. Aquaculture, 51:49-63. Fujaya, Y. 2004. Fisiologi Ikan Dasar Pengembangan Teknik Perikanan.
Cetakan Jakarta.
pertama.
Rineka
Putra.
Gustiano, R. 1995. Prospek Perbaikan Mutu Ikan dengan Hibridisasi. Jurnal Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 17:11-12
Lesmana dan Satyani, D. 2002. Agar Ikan Hias Cemerlang. Penebar Swadaya. Jakarta. Fuji, R. 1993. Coloration and Chromatophore. p:536-561. In: D. H. Evans (Ed.). The Physiology of Fish, Vol. 17. CRC Press. Inc., United States, America.
Jollie , W.P. and L G. Jollie. 1964. The Fine Structur of The Ivarian Follicle of The Ovoviviparous Poecilid Fish. Lebistes reticulates. Journal of Morphologhy 144:479-502.
Liao, W. L. Nur-E-Burhan, S. A., Okada. S., Matsui. T. and Yamaguchi. K. (1993). Pigmentation of cultured black tiger prawn by feeding with a Spirulina – supplemented diet. Nippon Suisan Gakkaishi, 59: 165.
Kirpichnikov, V. S. 1981. Genetic Bases of Fish Selection. Springer Veerlag. Berlin Heidelberg. New York. 410p.
Krebs CS. 1972. Ecology. The Experimental Analysis of Distribution and Abudance. New York: Harpers and Row Publishers.
Richmond, A., (2004) Principles for attaining maximal microalgal productivity in photobioreactors: an overview. Hydrobiologia, 512, 33–37
Kurniawati,(2012).Pengaruh Penambahan Tepung sprirulina platensis Pada pakan Terhadap Peningkatan warna Lobster Air Tawar Huna Merah (cherax quadricarinatus).
Satyani, D., S. Sumastri dan O.Komarudin. 1992. Peningkatan Kualitas warna Ikan Botia Dengan Astaxanthin dalam Pakan Buatan. Prosiding Seminar Hasil Perikanan Air Tawar 1992/1993.
Kurniawan dan Iskandar. Ujang Subhan. 2012. Pengaruh Penambahan Tepung Spirulina plantesis Pada Pakan Terhadap Peningkatan Warna Lobster Air Tawar Huna Merah (cherax quadricarinatus), Fkultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan , Universitas Padjadjaran
Torrissen, J. and Ronald, W. 1998. Pigmentation of Salmonoid Carotenoid Deposition and Metabolism. Aquatic Sciences Vol. I. Washington.
Lagler, K. F., J. E. Bardach, R. R. Miller and D. R. May Passino. 1977. Ichthyology second Edition. United State Of America. John Wiley & sons, Inc. Lesmana. S. D. 2001. Kualitas Air Untuk Ikan Hias Air Tawar. Penebar Swadaya. Jakarta.
Nelson, J.S. 1984. Fishes of the World. Jhon Waley and Sons. Inc. Ner York. P: 221-222.
Utomo, N.B.P., O. Carman dan N. Fitriyati .(2006). Pengaruh Penambahan Spirulina platensis Dengan Kadar Berbeda Pada Pakan Terhadap Tingka Intensitas Warna Merah Pada Ikan Koi Kohaku (Cyprinus carpio L.).“.Jurnal Akuakultur Indonesia”,. Jurnal Akuakultur Indonesia, 5(1): 1-4 (2006).