PENGARUH PENAMBAHAN SARI BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI ACIDIFIER DALAM PAKAN TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI AYAM PETELUR Jeffi Adam Prahadi1, Eko Widodo2 dan Irfan H. Djunaidi2 1)Mahasiswa Bagian Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya, Malang. 2)Dosen Bagian Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya, Malang. ABSTRAK Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh sari belimbing wuluh dengan konsentrasi yang berbeda terhadap penampilan produksi yang meliputi konsumsi pakan, Hen Day Production, konversi pakan dan Income Over Feed Cost. Materi penelitian adalah 120 ayam petelur Lohmann Brown dengan umur 52 minggu . Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan dan 6 ulangan . Perlakuan dengan tanpa penambahan sari belimbing wuluh ( P0 ) , penambahan sari belimbing wuluh 1,5 % ( P1 ) ; 3 % ( P2 ) ; 4,5 % ( P3 ) jika diperoleh hasil yang berbeda atau signifikan, kemudian dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan’s ). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan sari belimbing wuluh tidak berpengaruh nyata terhadap konversi pakan (P > 0,05) pakan tetapi berpengaruh nyata (P < 0,05) dengan meningkatnya kosumsi pakan, Hen Day Production, dan IOFC. Kata kunci: Sari belimbing wuluh , Lohmann Brown, Penampilan produksi, Acidifier EFFECT OF ADDITION Averrhoa bilimbi JUICE AS AN ACIDIFIER UTILIZATION IN FEED OF LAYING HENS PERFORMANCES Jeffi Adam Prahadi1, Eko Widodo2 and Irfan H. Djunaidi2 1)Student of Animal Nutrition Department, Animal Husbandry Faculty, University of Brawijaya, Malang. 2)Lecturer of Animal Nutrition Department, Animal Husbandry Faculty, University of Brawijaya, Malang email:
[email protected] ABSTRACT The purpose of this study was to determine the effect of Averrhoa bilimbi juice with different concentrations on production performances in terms of feed intake, Hen Day Production, feed conversion and Income Over Feed Cost. The research materials were 120 Lohmann Brown laying hens of 52 weeks old. The method used in this study was experiment in a Completely Randomized Design with 4 treatments 6 replications. The treatments included feed without addition of Averrhoa bilimbi juice (P0), addition of Averrhoa bilimbi juice of 1.5 % (P1); 3 % (P2); 4.5 % (P3). Obtained different results or significant, then followed by Duncan's Multiple Range Test (DMRT). The result showed that the additional of Averrhoa bilimbi juice no significantly effect (P>0,05) feed conversion but significantly (P<0,05) increasing feed intake, Hen Day Production, and Income Over Feed Cost of laying hens. Keywords: Averrhoa bilimbi juice, Lohmann Brown, Production performance, Acidifier
J. Nutrisi Ternak Vol. 1, No. 1 : 10-18
10
probiotik,
PENDAHULUAN Telur merupakan salah satu produk ternak
unggas
yang
prebiotik
dan
acidifier.
Penambahan acidifier dalam pakan dipakai
mempunyai
untuk memaksimalkan penyerapan pakan
kandungan nutrisi yang lengkap yang
dalam tubuh ternak sehingga produktivitas
dibutuhkan oleh tubuh selain daging. Telur
ternak akan meningkat dengan jumlah
juga sangat diminati oleh masyarakat
pakan yang sama karena lebih efisien
sebagai bahan pangan sumber protein
dicerna untuk produksi ternak.
hewani yang murah. Menurut data dari
Bahan
alami
dipilih
untuk
Badan Statistik Indonesia, produksi telur
ditambahkan dalam pakan karena tidak
ayam di Provinsi Jawa Timur mengalami
mengandung residu bahan sintetik yang
perkembangan yaitu pada tahun 2011 yaitu
kurang baik jika dikonsumsi oleh manusia.
mencapai 235.832 ton, tahun 2012 sebesar
Salah satu bahan alami yang dipilih yaitu
270.700 ton, dan tahun 2013 sebesar
sari belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi
281.528 ton.
L.). Tumbuhan ini mudah ditemui disekitar
Peningkatan produksi telur ayam di Jawa
Timur
berarti
yang cukup banyak karena tumbuhan ini
memperlihatkan bahwa minat konsumsi
sangat baik tumbuh didaerah tropis seperti
telur masyarakat Jawa Timur sangat tinggi.
Indonesia, serta kurangnya pemanfaatan
Produktivitas bergantung
tersebut
lingkungan dan memiliki produksi buah
telur pada
tersebut
sangat
dari buah ini sehingga tidak terjadi
ketersediaan
pakan.
kompetisi dalam penggunaannya.
Hampir 70 % biaya produksi didapat dari
Penambahan sari belimbing wuluh
biaya pakan. Ketergantungan peternak
(Averrhoa bilimbi L.) dapat berperan
akan pakan complete feed yang berasal
sebagai acidifier alami karena memiliki
dari pabrik akan menimbulkan masalah
kandungan asam organik yang tinggi
tersendiri yaitu biaya pengeluaran yang
khususnya asam sitrat yang mencapai 92-
semakin besar sehingga keuntungan yang
133 meq asam/100 gr total padatan.
didapat peternak tidak maksimal. Upaya
Kandungan vitamin C yang tinggi dapat
yang dapat dilakukan untuk meminimalkan
berperan sebagai antioksidan sehingga
biaya pakan salah satunya yaitu dengan
ayam menjadi lebih sehat dan dapat
manipulasi formula pakan yaitu dengan
meningkatkan
menambahkan zat aditif.
Berdasarkan
Penambahan
zat
aditif
ada
beberapa macam yaitu diantaranya dengan
J. Nutrisi Ternak Vol. 1, No. 1 : 10-18
maka
perlu
mengenai
daya beberapa
tahan uraian
dilaksanakan
penggunaan
sari
tubuhnya. tersebut penelitian belimbing
11
wuluh dalam pakan yang diharapkan dapat
% dalam bentuk cair. Pemberian airminum
meningkatkan penampilan produksi ayam
pada ayam dilakukan secara ad libitum.
petelur.
Metode dalam penelitian ini adalah menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan yang digunakan dalam
MATERI DAN METODE Materi
yang
dalam
penelitian ini adalah 4 perlakuan yang
penelitian ini adalah ayam petelur dengan
masing-masing perlakuan akan diulang
jenis Lohmann Brown berumur 52 minggu
sebanyak 6 kali, sehingga terdapat 24 unit
yang berjumlah 120 ekor produksi PT.
percobaan. Setiap unit percobaan terdiri
Wonokoyo Jaya Corporindo Pakan yang
dari 5 ekor ayam sehingga ayam yang
digunakan pada penelitian ini antara lain
digunakan adalah 120 ekor. Rancangan
adalah jagung 50%, konsentrat 30%, dedak
percobaan berdasarkan Steel dan Torrie
halus 20%. Pakan yang diberikan adalah
(1993). Perlakuan selengkapnya adalah
140 g/ ekor/ hari. Materi yang digunakan
sebagai berikut:
penelitian ini adalah belimbing wuluh
P0 = Pakan basal,
yang sudah cukup besar dengan panjang
P1 = Pakan basal + 1,5 % SBW
berkisar 3-5 cm dengan warna buah hijau
P2 = Pakan basal + 3 % SBW
tua.
P3 = Pakan basal + 4,5 % SBW Belimbing
digunakan
wuluh
tersebut
di
Variabel yang diamati meliputi
potong kecil-kecil lalu di pisahkan sari
Konsumsi
dengan ampas dengan juicer untuk diambil
Production), Konversi Pakan, dan IOFC.
sarinya dalam bentuk cair. Sari belimbing
Data ditabulasi dengan program Excel.
wuluh tersebut dibuat setiap hari agar
Data
kondisinya
tidak
menggunakan analisis ragam (ANOVA)
nutrisi
dari Rancangan Acak Lengkap (RAL).
didalamnya. Penambahan sari belimbing
Apabila terdapat perbedaan yang nyata,
wuluh diberikan dengan cara dicampur
maka
dengan pakan dengan cara disemprot
Berganda Duncan’s (Steel and Torrie,
dalam bentuk cair kedalam pakan secara
1992).
tetap
mempengaruhi
merata
agar
segar
dan
kandungan
menghindari
Pakan,
HDP
analisis
dilanjutkan
(Hen
statistik
dengan
Day
dengan
Uji
Jarak
terjadinya
penggumpalan, lalu pakan diaduk rata dengan taraf penggunaan sari belimbing wuluh berturut-turut 1,5 %, 3 %, dan 4,5
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil
analisis
menunjukkan bahwa
statistik
penggunaan sari
belimbing wuluh dalam pakan sebesar 1,5 J. Nutrisi Ternak Vol. 1, No. 1 : 10-18
12
%, 3 %, dan 4,5 % memberikan pengaruh
memberikan
yang berbeda nyata (P<0,05) terhadap
(P>0,05) terhadap konversi pakan. Rata-
konsumsi pakan (g/ekor/hari), Hen Day
rata konsumsi pakan (g/ekor/hari), HDP
Production (%) dan Income Over Feed
(%),
Cost
(Rp/butir/hari) disajikan pada Tabel 1.
(Rp/butir/hari),
serta
tidak
pengaruh
konversi
yang
pakan
nyata
dan
IOFC
Tabel 1. Rata-rata konsumsi pakan, HDP (%), konversi pakan dan IOFC (Rp/butir/hari) Variabel yang diamati Perlakuan Konsumsi pakan HDP Konversi Pakan IOFC P0
137,16 ± 0,75a
82,59 ± 6,91a
2,54 ± 0,18
208,02 ± 57,60a
P1
137,97 ± 0,65ab
91,07 ± 2,66b
2,34 ± 0,06
273,74 ± 22,16b
P2
138,34 ± 0,65b
91,55 ± 6,15b
2,31 ± 0,15
288,43 ± 56,81b
P3
138,63 ± 1,02b
90,00 ± 5,86b
2,39 ± 0,18
268,47 ± 50,51b
Keterangan: Notasi superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata (P<0,05)
pengaruh
yang
nyata
disebabkan
palatabilitas yang meningkat terhadap
Konsumsi Pakan Berdasarkan data hasil penelitian
pakan yang dikonsumsi oleh ayam petelur.
yang disajikan pada Tabel 10 dapat dilihat
Ayam petelur lebih suka mengkonsumsi
bahwa secara berturut-turut
konsumsi
pakan yang cenderung lebih basah dengan
pakan mulai dari yang terendah hingga
penambahan sari belimbing wuluh. Hal ini
tertinggi adalah pada perlakuan P0 (137,16
sejalan dengan pernyataan Folorunso dan
± 0,75), P2 (13834 ± 0,65), P1 (137,97 ±
Onibi (2012) menunjukkan bahwa pakan
0,65) dan P3 (138,63 ± 1,02 g/ekor/hari).
basah secara signifikan meningkatkan
perlakuan berpengaruh nyata (P<0,05)
pertambahan bobot badan per pakan yang
terhadap konsumsi pakan. Perbedaan nilai
diserap dari saluran pencernaan.
konsumsi tersebut diduga karena beberapa
Awojobi, Oluwole Adekunmisi dan
faktor yang mempengaruhi peningkatan
Buraimo
konsumsi pakan yaitu diantaranya faktor
performa yang lebih baik diperoleh pada
kondisi
akibat
ayam pedaging yang diberi pakan basah
kandungan air yang tinggi dalam sari
meliputi konsumsi pakan, pertambahan
belimbing
bobot badan dan konversi pakan. Pakan
pakan
yang
wuluh
basah
sehingga
dapat
(2009)
dalam
analisis
menunjukkan
meningkatkan palatabilitas ayam petelur
perbedaan
karena tekstur dan bentuk dari pakan lebih
perlakuan
yang
memberikan
J. Nutrisi Ternak Vol. 1, No. 1 : 10-18
basah
ternyata
bahwa
meningkatkan palatabilitas ternak. Hasil statistik
bentuk
mengamati
dapat
13
disukai ayam petelur. Konsumsi pakan semakin meningkat dan nilai tertinggi adalah pada perlakuan P3 (138.63 ± 1.02
Hen Day Production
g/ekor/hari). Hal tersebut diduga karena
Data
hasil
penelitian
secara
kandungan air yang paling tinggi pada
lengkap disajikan pada Tabel 10 dapat
pencampuaran sari belimbing wuluh dalam
dilihat bahwa secara berturut-turut Hen
pakan dibanding dengan perlakuan lain.
Day Production mulai dari yang terendah
Hal
pernyataan
hingga tertinggi adalah pada perlakuan P0
Sapoetra, Suthama dan Mahfudz (2013)
(82,59 ± 6,91), P3 (90,00 ± 5,86), P1
menambahkan
(91,07 ± 2,66) dan P2 (91,55 ± 6,15 %).
ini
sejalan
kekerasan
dengan
bahwa dari
ukuran
partikel
dan pakan
Pengaruh perlakuan terhadap Hen Day
mempengaruhi keseluruhan sensori dan
Production diketahui lebih lanjut dengan
mempunyai dampak terhadap perilaku
melakukan
konsumsi pakan.
perlakuan terhadap Hen Day Production.
analisis
statistik
pengaruh
Asam organik tidak berpengaruh
perlakuan memberikan perbedaan yang
secara langsung, tetapi asam organik
nyata (P < 0,05) terhadap Hen Day
tertentu seperti asam askorbat, asam asetat
Production.
dan campuran asam lain yang terkandung
Hasil
analisis
statistik
yang
didalam sari belimbing wuluh dapat
menunjukkan perbedaan nyata tersebut
mengurangi heat stress pada ayam petelur
diduga
sehingga
penyerapan pakan setelah penambahan
ayam
mengkonsumsi
lebih
pakan
optimal
dari
pada
karena
perlakuan
pengaruh
pada
pakan
peningkatan
sehingga
mengkonsumsi air minum. Kondisi heat
berpengaruh pada peningkatan nilai Hen
stress adalah kondisi tubuh ternak yang
Day Production. Asam organik memiliki
mengalami kepanasan sehingga ternak
pengaruh pada peningkatan Hen Day
akan menstabilkan suhu tubuh dengan
Production, hal tersebut diduga karena
meminum air, jika kondisi tersebut terjadi
adanya kandungan asam sitrat dan asam-
maka ternak akan cenderung mengalami
asam lain yang dapat menurunkan pH usus
penurunan konsumsi. Hal tersebut sesuai
pada
dengan pendapat Świątkiewicz, Koreleski,
meningkatkan aktivitas enzimatik sehingga
dan Arczewska (2010) yang menyatakan
dapat meningkatkan penyerapan nutrisi
bahwa pada penelitian ayam petelur
dalam pakan. Peningkatan penyerapan
dengan penambahan asam asetat memiliki
pakan dapat memaksimalkan produksi
efek positif pada kondisi heat stress.
sehingga produksi telur dapat meningkat
J. Nutrisi Ternak Vol. 1, No. 1 : 10-18
sistem
pencernaan
dan
dapat
14
dan berproduksi secara maksimal. Asam
meningkatkan pertumbuhan bakteri asam
organik yang terkandung didalam sari
laktat (BAL) yang memberikan kontribusi
belimbing
wuluh
berperan
sebagai
terhadap
acidifier
yang
berguna
untuk
proses
pencernaan
sehingga
pemanfaatan protein menjadi lebih baik.
memaksimalkan penyerapan nutrisi seperti protein, kalsium, phosphor dan nutrisi lain
Konversi Pakan
yang merupakan kandungan bahan dalam
Data
hasil
penelitian
secara
telur sehingga proses produksi telur dapat
lengkap disajikan pada Tabel 10 dapat
berjalan maksimal. Pernyataan ini sesuai
dilihat
dengan pendapat Yesilbag dan Colpan
konversi pakan mulai dari yang terendah
(2006), asam organik asam memiliki efek
hingga tertinggi adalah perlakuan P2 (2,31
positif pada produksi telur pada ayam
± 0,15), P1 (2,34 ± 0,06), P3 (2,39 ± 0,18)
petelur. Soltan (2008) menyatakan bahwa
dan P0 (2,54 ± 0,18). Pengaruh perlakuan
penambahan asam organik pada ayam
terhadap konversi pakan dapat diketahui
petelur dapat memperbaiki produksi telur,
dengan
serta
pengaruh perlakuan terhadap konversi
asam-asam
organik
juga
dapat
bahwa
secara
melakukan
berturut-turut
analisis
meningkatkan kelarutan bahan pakan,
pakan.
pencernaan
nutrisi.
pengaruh nyata (P>0,05) terhadap konversi
Diamati bahwa kualitas kulit telur telah
pakan. Konversi pakan menunjukkan nilai
meningkat
yang
dan
dengan
penyerapan
penambahan
asam
Perlakuan
baik
tidak
statistik
dengan
memberikan
penambahan
sari
organik yang merupakan akibat dari
belimbing wuluh sampai pada level 3%.
penyerapan mineral dan protein yang
Nilai konversi pakan pada penelitian ini
meningkat
mengalami peningkatan seiring dengan
Campuran asam organik dalam sari
penambahan sari belimbing wuluh dalam
belimbing wuluh juga dapat menekan
pakan sampai level 3%, nilai konversi
jumlah bakteri patogen sehingga tidak
pakan terbaik yaitu pada perlakuan P2
dapat berkembang dengan kondisi pH
(2,31 ± 0.15) adalah perlakuan dengan
rendah yang menyebabkan penyerapan
penggunaan sari belimbing wuluh sebesar
pakan akan lebih maksimal. Saputra,
3% diduga karena adanya kandungan asam
Suthama dan Mahfudz (2014) menjelaskan
sitrat dan asam-asam lain yang dapat
bahwa Asam sitrat mampu menurunkan
menurunkan
pH
pencernaan
saluran
ventrikulus pertumbuhan
pencernaan dan bakteri
usus),
(tembolok, menekan
patogen
J. Nutrisi Ternak Vol. 1, No. 1 : 10-18
serta
aktivitas
pH
usus
dan
dapat
enzimatik
pada
sistem
meningkatkan
sehingga
dapat
meningkatkan penyerapan nutrisi dalam 15
pakan. Peningkatan penyerapan pakan
penambahan sari belimbing wuluh pada
dapat memaksimalkan produksi dari ayam
ayam dapat berperan sebagai acidifier
serta mengurangi jumlah pakan yang
karena dapat masuk kedalam saluran
terbuang sehingga pakan lebih efisien dan
pencernaan ayam. Penelitian Emma, dkk
menguntungkan. Hasil tersebut memiliki
(2013) menjelaskan bahwa Penambahan
kesamaan dengan pernyataan Wahidin,
total asam jeruk nipis pada level 0,8%
Sjofjan, Widodo, dan Achmanu (2013)
mampu menurunkan pH digesta usus halus
yang menyatakan bahwa penurunan nilai
ayam pedaging atau penambahan total
viskositas akibat dari penambahan total
asam jeruk nipis dimungkinkan tidak
asam jeruk nipis sampai level 0,8%
terdegradasi sebelum mencapai usus halus
mengindikasikan terjadinya penurunan pH
dan
dan meningkatnya aktivitas pencernaan
Hismiogullari, Sahin, Toksoy, Yenice dan
enzimatis
endogen
Karasartova (2008) menambahkan bahwa
maupun eksogen untuk bereaksi dengan
molekul asam dapat masuk kedalam
substrat sehingga memungkinkan terjadi
dinding sel bakteri gram negative tertentu,
peningkatan laju difusi zat makanan serta
pada kondisi asam, bakteri ini juga tidak
penyerapan oleh villi ileum.
dapat berkembang dan akan mati.
baik
oleh
enzim
berfungsi
sebagai
acidifier.
Menurut Hyden (2000) bahwa penggunaan acidifier berupa asam sitrat
IOFC
mempunyai efek menurunkan pH pada
Data
hasil
penelitian
secara
daerah usus halus dan usus besar. Usus
lengkap disajikan pada Tabel 10 dapat
halus merupakan tempat utama pencernaan
dilihat bahwa penggunaan sari belimbing
dan
Boling-
wuluh dalam pakan memberikan efek
Frankenbach et al (2001) menambahkan
positif terhadap nilai Income Over Feed
bahwa penggunaan asam sitrat 4-6 %
Cost. Nilai Income Over Feed Cost
dalam pakan ayam dapat meningkatkan
cenderung meningkat dengan penambahan
pertambahan bobot badan dan efisiensi
sari belimbing wuluh. Secara berturut-turut
pakan meningkatkan kadar abu tulang tibia
IOFC mulai dari yang terendah hingga
serta
ketersediaan
tertinggi adalah perlakuan P0 (208,02 ±
fosfor tetapi tidak mempunyai efek terhdap
57,60), P3 (268,47 ± 50,51), P1 (273,74 ±
ketersediaan kalsium. Faktor lain yang
22,16)
mempengaruhi peningkatan nilai konversi
Rp/butir/hari).
absorbsi
zat
meningkakan
makanan.
nilai
dan
P2
(288,43
±
56,81
pakan adalah faktor mikroba dalam saluran
Perlakuan memberikan perbedaan
pencernaan ayam. Hal ini karena dengan
pengaruh nyata (P > 0,05) terhadap nilai
J. Nutrisi Ternak Vol. 1, No. 1 : 10-18
16
Income Over Feed Cost. Perlakuan yang
Penurunan protein pakan tidak mengurangi
paling tinggi adalah pada perlakuan P3
asupan protein untuk pembentukan karkas,
yaitu sebesar Rp. 4545/kg dan yang paling
sehingga bobot karkas yang dihasilkan
rendah adalah pada perlakuan P0 yaitu
sama. Peningkatan efisiensi penggunaan
sebesar Rp. 4500/kg. Hal ini dikarenakan
protein memberikan kontribusi terhadap
nilai dari konsumsi pakan dan HDP yang
pembentukan
juga semakin meningkat pada masing-
merupakan komponen karkas sehingga
masing perlakuan. Nilai Income Over Feed
bobot karkas menjadi lebih tinggi. Asam
Cost selain dipengaruhi oleh konsumsi dan
sitrat
HDP juga dipengaruhi oleh harga telur di
peningkatan IOFC.
pasaran, dimana nilai Income Over Feed
otot
dan
berkontribusi
Harga
tulang
78,98%
pakan
yang
terhadap
perlakuan
juga
Cost didapat dari produksi telur dikalikan
berpengaruh pada nilai Income Over Feed
dengan harga telur dikurangi dengan
Cost karena harga pakan mempunyai
konsumsi dikalikan dengan harga pakan.
pengaruh 60-70 % dari keseluruhan biaya
Berdasarkan perhitungan nilai Income
produksi. Harga untuk buah belimbing
Over Feed Cost tersebut maka dapat
wuluh sangat terjangkau sehingga dalam
dilihat bahwa penggunaan sari belimbing
penggunaannya dalam perlakuan tidak
wuluh 3% memberikan nilai Income Over
terlalu
berpengaruh.
Feed Cost tertinggi dibandingkan dengan
wuluh
untuk
perlakuan lainnya. Peningkatan ini diduga
mengeluarkan biaya seharga Rp 45,- ,
karena pengoptimalan penyerapan pakan
sehingga
sehingga produksi telur ayam lebih bagus
secara signifikan pada biaya pakan secara
dengan pakan yang cukup. Peningkatan ini
keseluruhan. Pernyataan tersebut didukung
dapat dilihat dari nilai konversi pakan yang
oleh Saputra dkk (2014) bahwa pakan
mengalami peningkatan dengan perlakuan
berkontribusi paling besar (60-70%) dari
sampai level 3 %. Pernyataan ini memiliki
total biaya produksi. Peningkatan IOFC
kemiripan dengan pendapat Saputra dkk
sampai 38 % akibat penurunan harga
(2014) bahwa asam sitrat membantu asam
(biaya) pakan, meskipun pertambahan
lambung melakukan pencernaan secara
bobot badan dan karkasnya tidak berbeda
kimiawi dan menekan bakteri patogen,
dengan kontrol.
1
Biaya kg
terhitung
tidak
belimbing
pakan
hanya
berpengaruh
sehingga bakteri menguntungkan (BAL) berkembang lebih baik, akhirnya saluran
Kesimpulan
pencernaan lebih sehat serta bermuara pada peningkatan pemanfaatan protein. J. Nutrisi Ternak Vol. 1, No. 1 : 10-18
Penggunaan sari belimbing wuluh dalam
pakan
dapat
meningkatkan 17
konsumsi pakan, memperbaiki konversi dan Hen Day Production, serta mampu meningkatkan Income Over Feed Cost. Penggunaan sari belimbing wuluh 3 % dalam pakan memberikan hasil yang terbaik dalam hal konversi pakan, Hen Day Production, dan Income Over Feed Cost.
Saran Pembuatan sari belimmbing wuluh didalam refrigerator dapat dilakukan agar
the performance and carcass characteristics of broiler chicken finishers. AgriScience. 2(6): 538545. Hismiogullari S.E, Hismiogullari A.A, Sahin F., Oner T.E., Yenice S., Karasartova D. 2008. Investigation of Antibacterial and Cytotoxic Effect of Organic Acid Including Ascorbic Acid, Lactic Acid Acetic Acids on Mammalian cell. Journal of Animal and Veteranary Advances 7 (6): 681-684. Hyden, M. 2000. Protected Acid Additives. Feed International. 7 : 14-16.
lebih mudah, efisiensi waktu dan tidak mempengaruhi kualitas dari bahan. DAFTAR PUSTAKA Awojobi H.A., Oluwole B.O., Adekunmisi A.A. and Buraimo R.A. 2009. Performance of Finisher Broilers Fed Wet Mash with or Without Drinking Water During Wet Season in the Tropics. Journal of Poultry Science 8 (6): 592-594. Bolling, S.D.,C.M. Parson and D.H. Baker. 1998. Citric Acid Improves Phytate Phosphorus Utilization in Broiler Chickens Fed Cornsoybean Meal Diets. Poult. Sci. 77. S31. Emma W.M.S.M.E. Sjofjan O., Widodo E. dan Achmanu. 2013. Karakteristik Usus Halus Ayam Pedaging yang Diberikan Asam Jeruk Nipis dalam Pakan. J. Ilmu Peternakan Universitas Brawijaya. Jurnal Veteriner 14 (1): 105-110.
Sapoetra. Suthama dan Mahfudz L. D. 2013. Pemberian kombinasi pakan double step down dan asam sitrat sebagai upaya peningkatan efisiensi usaha peternakan broiler. Nutrisi dan Makanan Ternak 10 (1): 1411-1417. Świątkiewicz S., Koreleski J., Arczewska A. 2010. Laying performance and eggshell quality in laying hens fed diets supplemented with prebiotics and organic acids. Czech J. Anim. Sci., 55 (7): 294–306. Yesilbag and Colpan. 2006. Effects of Organic Acid Supplemented Diets on Growth Performance, Egg Production and Quality and on Serum Parameters in Laying Hens. Revue Med. Vet, 157 (5) 280-284.
Folorunso O. R. and Onibi G.E. 2012. Effect of diets of different protein levels fed on dry or wet forms on
J. Nutrisi Ternak Vol. 1, No. 1 : 10-18
18