Jupe UNS, Vol 3, No 1, Hal 72 s/d 82 Fajar Nur Rahmawati, Sigit Santoso, dan Nurhasan Hamidi_ Pengaruh Pemeriksaan Pajak dan Kepatuhan Wajib Pajak terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta | Juli, 2014. PENGARUH PEMERIKSAAN DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN BADAN DI SURAKARTA Fajar Nur Rahmawati, Sigit Santoso, dan Nurhasan Hamidi Pendidikan Ekonomi-BKK Akuntansi, FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta, 57126, Indonesia
[email protected]
ABSTRAK Tujuan Penelitian ini adalah untuk meneliti adanya pengaruh pemeriksaan pajak dan kepatuhan wajib pajak terhadap peningkatan penerimaan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Surakarta. Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kuantitatif dengan jenis data time series. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling yaitu dengan mengambil data pada rentang waktu tertentu yaitu tahun 20102012. Analisis data dilakukan dengan menguji model regresi dengan uji asumsi klasik dilanjutkan dengan pengujian hipotesis. Pada tingkat signifikansi 5%, hasil analisis data menunjukkan secara parsial variabel kepatuhan berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel penerimaan Pajak Penghasilan Badan, sedangkan variabel pemeriksaan tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel penerimaan Pajak Penghasilan Badan. Secara simultan kedua variabel bebas, yakni pemeriksaan pajak dan kepatuhan wajib pajak, berpengaruh signifikan terhadap penerimaan Pajak Penghasilan Badan di KPP Pratama Surakarta. Kata kunci: Pemeriksaan, Kepatuhan, Wajib Pajak, Pajak Penghasilan Badan
ABSTRACT The purpose of this research is to determine the effect of tax audit and tax compliance towards corporate income tax revenue in KPP Pratama Surakarta. This research is categorized into quantitative approach using time series data. Purposive sampling was used in this research. The data were taken by year 2010-2012. Data analysis was done by testing regression model with the classic assumption and continued by hypothesis testing. The test was using significance level 5%. Partially, this research proved that tax compliance of corporate tax payers has significantly and positively influence towards corporate income tax revenue, meanwhile tax audit was not significantly affects the corporate income tax revenue variabel. Simultantly both of independent variabels, tax audit and compliance tax payers, have significantly influence towards corporate income tax revenue in KPP Pratama Surakarta. Keywords: Tax audit, compliance tax payers, corporate income tax revenue
Fajar Nur Rahmawati, Sigit Santoso, dan Nurhasan Hamidi_ Pengaruh Pemeriksaan Pajak dan Kepatuhan Wajib Pajak terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta, JUPE UNS_Vol 3, No 1| 073 terobosan yang dapat meningkatkan kesadaran
PENDAHULUAN Pada
era
globalisasi,
Indonesia
dihadapkan pada tuntutan perkembangan
dan kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.
berbagai bidang agar dapat menjaga stabilitas
Sejak tahun 1983 sistem pemungut-
negara. Pemenuhan tuntutan tersebut di-
an pajak di Indonesia berubah dari official
wujudkan dalam suatu Anggaran Pendapatan
assessment system menjadi self assessment
dan Belanja Negara (APBN) yang
me-
system. Pada self assessment system, wajib
ngelompokkan pendapatan negara menjadi
pajak diberikan kewenangan penuh untuk
dua, yakni Penerimaan Negara dan Hibah.
memperhitungkan, menghitung, membayar/
Penerimaan
Negara
terbagi
menjadi
menyetor, serta melaporkan besaran pajak
Penerimaan
Perpajakan
dan
Penerimaan
terhutang sesuai dengan peraturan perundang-
Negara Bukan Pajak. Sektor pajak memang
undangan perpajakan yang berlaku, sedangkan
masih menjadi salah satu sumber penerimaan
peran Ditjen Pajak adalah membina, melayani,
utama negara yang masih terus digali
serta melakukan pengawasan pajak. Menurut
potensinya oleh pemerintah dalam rangka
Suhendra (2010) perubahan sistem perpajakan
membiayai pembangunan nasional.
dimaksudkan untuk mempermudah wajib
Kenaikan penerimaan sektor pajak
pajak dalam pemenuhan hak untuk turut serta
dari tahun ke tahun menunjukkan bahwa
berpartisipasi
terdapat potensi besar di sektor perpajakan.
bangunan
dengan
menyederhanakan
Kenaikan penerimaan pajak ini tentu akan
administrasi
di
perpajakan.
turut meningkatkan penerimaan kas negara
assessment system juga mengharuskan wajib
yang dapat digunakan sebesar-besarnya untuk
pajak untuk siap menghadapi pengujian
pembangunan nasional. Jika dibandingkan
kepatuhan yaitu pemeriksaan pajak.
dengan jenis pajak lainnya, pajak penghasilan
dalam
pembiayaan
bidang
Pemberian
kewenangan
pem-
Self
penuh
memiliki proporsi paling besar. Populasi
kepada wajib pajak bukanlah tanpa resiko.
masyarakat Indonesia yang sangat banyak
Dalam sistem ini juga masih terdapat celah
menjadikan potensi pajak sangat tinggi,
yang memungkinkan terjadinya kecurangan
namun
masyarakat
oleh wajib pajak, untuk itu diperlukan
terhadap kewajiban setiap warga negara dalam
kepatuhan wajib pajak terhadap peraturan
membayar pajak masih sangat rendah. Hal ini
perpajakan. Ismawan (2000) menyatakan
menjadi
pe-
bahwa lemahnya sistem pemungutan pajak
nyelenggara pajak untuk terus melakukan
berdasarkan self assessment ini masih menjadi
sosialisasi pajak, serta menemukan terobosan-
kendala dalam upaya optimalisasi penerimaan
demikian
tugas
kesadaran
pemerintah
sebagai
074 | Jupe UNS, Vol 3, No 1| Fajar Nur Rahmawati, Sigit Santoso, dan Nurhasan Hamidi pajak karena wajib pajak dianggap cukup jujur
2010, persentase kepatuhan menurun lebih
untuk mengungkapkan nilai objek pajak dan
dari 8%.
nilai tagihan pajak dalam Surat Pemberitahuan (SPT) secara transparan.
mengalami kenaikan setiap tahunnya seiring
Kepatuhan wajib pajak dapat dilihat dari
perbandingan
Target penerimaan pajak akan selalu
wajib
pajak
dengan kegiatan intensifikasi terhadap wajib
yang
pajak terdaftar dan kegiatan ekstensifikasi
menyerahkan SPT dengan jumlah wajib pajak
dalam mengumpulkan wajib pajak baru yang
yang terdaftar. SPT yang dilaporkan wajib
dilakukan KPP Pratama Surakarta. Seharusnya
pajak mencerminkan komitmen wajib pajak
semakin banyak wajib pajak baru maka akan
untuk memenuhi kewajibannya sebagai warga
semakin banyak orang yang membayar pajak
negara, yakni membayar pajak.
sehingga penerimaan pajak akan semakin besar pula.
Tabel 1. Tingkat Kepatuhan WP di KPP Pratama Surakarta tahun 20092011
Tabel 2. Target dan Realisasi Penerimaan Pajak di KPP Pratama Surakarta 2011-2013 (Rupiah)
Data di atas menunjukkan besarnya rasio penambahan jumlah wajib pajak dari
Seksi Pengolahan Data dan Informasi
tahun ke tahun tidak diiringi dengan jumlah
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta
SPT Tahunan yang dilaporkan oleh wajib
mencatat bahwa pada tahun 2011 target
pajak secara proporsional. Seperti yang terlihat
penerimaan pajak tidak terpenuhi, namun
pada data tahun 2011, jumlah wajib pajak
presentasenya telah mencapai 93% dari target
yang terdaftar sebanyak 86.420 wajib pajak,
penerimaan
namun hanya 45.021 SPT yang diterima
Pada tahun 2012, realisasi penerimaan pajak
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta.
melampaui target yakni 3% lebih banyak dari
Hal ini mengindikasikan kepatuhan wajib
target penerimaan pajak yang dicanangkan
pajak di Kotamadya Surakarta yang masih
sebesar Rp890.965.588.557,00. Pada tahun
rendah. Selain itu rasio kepatuhan pada tahun
2013, KPP Pratama Surakarta hanya mampu
2011
jika
me-ngumpulkan Rp924.544.000.000,00 dari
dibandingkan dengan tingkat kepatuhan tahun
target penerimaan pajak yang diharapkan
juga
mengalami
penurunan
pajak
Rp814.030.165.954,00.
sebesar Rp1.199.883.938.910,00 atau 77,05%.
Fajar Nur Rahmawati, Sigit Santoso, dan Nurhasan Hamidi_ Pengaruh Pemeriksaan Pajak dan Kepatuhan Wajib Pajak terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta, JUPE UNS_Vol 3, No 1| 075 Hal
ini
sekaligus
menunjukkan
seluruh rakyat, tidak terkecuali rakyat yang
penurunan penerimaan pajak yang berhasil
tidak/belum membayar pajak. Sifat pajak yang
dihimpun tahun sebelumnya yang mencapai
“tanpa ada kontraprestasi langsung” inilah
Rp933.952.000.000,00.
yang membuat pembayar pajak berusaha
Penurunan penerimaan pajak ter-
menghindari atau memperkecil kewajiban
sebut menggambarkan bahwa kepatuhan
pajaknya karena memang tidak ada manfaat
wajib pajak mulai terkikis sehingga tidak
yang dapat dirasakan secara langsung.
melakukan kewajibannya sesuai undang-
Tujuan pelaksanaan pemeriksaan
undang perpajakan, seperti tidak melaporkan
pajak adalah untuk menguji kepatuhan wajib
SPT maupun tidak melakukan perhitungan
pajak dalam upaya pemenuhan kewajiban-
pajak terhutangnya dengan benar. Untuk
nya dalam membayar pajak. Pemeriksaan
menguji
pajak berguna untuk mengantisipasi setiap
kepatuhan
memenuhi
wajib
pajak
kewajiban
dalam
perpajakannya,
upaya
kecurangan
atau
manipulasi
Direktorat Jenderal Pajak dapat melakukan
perpajakan yang sangat mungkin terjadi
pemeriksaan
sehingga wajib pajak akan patuh pada
terhadap
wajib
pajak.
Pelaksanaan pemeriksaan dilakukan dalam
perundang-undangan
rangka
berlaku.
menjalankan
fungsi
pengawasan
terhadap wajib pajak yang bertujuan untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak.
Penelitian wajib
pajak
perpajakan
mengenai
dan
yang
kepatuhan
pemeriksaan
pajak
Menurut Hardi (2003: 58), “Pajak
sebelumnya dilakukan oleh Ratnasari dan
adalah kewajiban untuk membayar sejumlah
Afriyanti (2011) yang meneliti kepatuhan
uang kepada negara dengan berdasarkan
wajib pajak dan pemeriksaan pajak secara
undang-undang
kontraprestasi
parsial berpengaruh signifikan terhadap
“tanpa
ada
penerimaan pajak penghasilan pasal 25/29
adalah
wajib pajak badan periode 2004-2008 di
pembayar pajak berdasarkan perhitungan
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Denpasar
tertentu diwajibkan membayar sejumlah uang
Timur.
tanpa mengetahui hasil yang diperoleh atau
berpengaruh adalah pemeriksaan pajak.
imbal balik atas pembayaran pajak yang
Kamila (2010) juga mengungkapkan dalam
mereka lakukan. Hal ini disebabkan hasil
penelitiannya bahwa terdapat hubungan
penerimaan pajak digunakan untuk kegiatan
positif antara variabel tingkat kepatuhan
pemerintahan dan sebagai sumber dana
wajib pajak dan pemeriksaan wajib pajak
pembangunan, yang hasilnya dinikmati oleh
terhadap peningkatan penerimaan Pajak
langsung”. kontraprestasi
tanpa
Maksud
ada kata
langsung”
di
sini
Faktor
yang
paling
dominan
076 | Jupe UNS, Vol 3, No 1| Fajar Nur Rahmawati, Sigit Santoso, dan Nurhasan Hamidi Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Surakarta.
Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
Hasil berbeda ditunjukkan dalam
sebagai
berikut:
1)
untuk
penelitian Euphrasia Susy Suhendra (2010)
pengaruh
yakni tingkat kepatuhan wajib pajak yang
penerimaan Pajak Penghasilan Wajib Pajak
diukur dari jumlah Surat Pemberitahuan (SPT)
Badan di KPP Pratama Surakarta periode
Tahunan
berpengaruh
2010-2012. 2) untuk menjelaskan pengaruh
signifikan terhadap peningkatan penerimaan
kepatuhan wajib pajak terhadap penerimaan
pajak penghasilan badan pada KPP, namun
Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan di KPP
pemeriksaan pajak yang diukur dari jumlah
Pratama Surakarta periode 2010-2012. 3)
SPT
untuk
yang
yang
disampaikan
diperiksa
tidak
berpengaruh
pemeriksaan
menjelaskan
menjelaskan
pajak
pengaruh
terhadap
interaksi
signifikan terhadap peningkatan penerimaan
pemeriksaan pajak dan kepatuhan wajib pajak
pajak penghasilan badan pada KPP. Penelitian
secara bersama-sama terhadap penerimaan
lain dilakukan oleh Alfian Rahmat (2012)
Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan di KPP
yang menyimpulkan bahwa tingkat kepatuhan
Pratama Surakarta periode 2010-2012.
wajib pajak dalam melaporkan kewajiban
Populasi dalam penelitian ini adalah
perpajakannya tidak berpengaruh signifikan
Wajib Pajak Pajak Penghasilan Badan yang
terhadap perubahan penerimaan pajak pada
terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surabaya
Surakarta. Sampel pada penelitian ini adalah
Krembangan.
Wajib Pajak Pajak Penghasilan Badan yang
Penelitian ini membahas mengenai 3
terdaftar dan aktif pada Kantor Pelayanan
perumusan masalah, yaitu: 1) apakah terdapat
Pajak Pratama Surakarta selama periode 2010-
pengaruh
2012.
pemeriksaan
pajak
terhadap
penerimaan Pajak Penghasilan Wajib Pajak
Data pada penelitian ini meng-
Badan di KPP Pratama Surakarta periode
gunakan data primer langsung dari KPP
2010-2012? 2) apakah terdapat pengaruh
Pratama Surakarta. Menurut waktu pe-
kepatuhan wajib pajak terhadap penerimaan
ngumpulan data, penelitian ini menggunakan
Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan di KPP
data berkala (time series), yaitu data runtun
Pratama Surakarta periode 2010-2012? 3)
yang dikumpulkan dari waktu ke waktu untuk
apakah
interaksi
memberikan gambaran tentang perkembang-
pemeriksaan pajak dan kepatuhan wajib pajak
an suatu kegiatan selama periode tertentu
secara bersama-sama terhadap penerimaan
yang diamati.
terdapat
pengaruh
Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan di KPP Pratama Surakarta periode 2010-2012?
Penelitian ini menggunakan Pemeriksaan pajak dan Kepatuhan Wajib Pajak
Fajar Nur Rahmawati, Sigit Santoso, dan Nurhasan Hamidi_ Pengaruh Pemeriksaan Pajak dan Kepatuhan Wajib Pajak terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta, JUPE UNS_Vol 3, No 1| 077 sebagai variabel bebas, dan penerimaan pajak penghasilan Wajib Pajak Badan sebagai variabel terikat. Pengukuran Pemeriksaan
Berdasarkan hasil uji normalitas yang
pajak menggunakan jumlah Surat Ketetapan
telah dilakukan, asym. sig. menunjukkan nilai
Pajak Kurang Bayar (SKPKB) yang diterbit-
sebesar 0,073 yang lebih besar dari tingkat
kan oleh KPP Pratama Surakarta setiap bulan.
signifikansi
Variabel Kepatuhan Wajib Pajak diukur
berdistribusi normal sehingga data dapat
melalui
digunakan untuk pengujian model regresi
persentase
Pemberitahuan
perbandingan
(SPT)
yang
Surat
disampaikan
0,05
artinya
data
telah
berganda.
dengan jumlah wajib pajak yang terdaftar dan
Hasil uji heteroskedastisitas dengan
aktif di KPP Pratama Surakarta, sedangkan
menggunakan uji Glejser pada penelitian ini
variabel penerimaan pajak penghasilan Wajib
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Pajak Badan diukur menggunakan realisasi
Tabel 4. Hasil Uji Glejser
penerimaan pajak penghasilan Badan di KPP Pratama Surakarta. PEMBAHASAN Sebelum
melakukan
pengujian
hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji
Tabel di atas menunjukkan bahwa
asumsi klasik yang meliputi uji normalitas,
variabel pemeriksaan pajak dan ke-patuhan
uji heteroskedastisitas, uji multikolinieritas,
wajib
dan uji autokorelasi. Hasil uji asumsi klasik
signifikansi 0,878 dan 0,832 yang telah
disajikan sebagai berikut:
memenuhi kriteria p value lebih besar dari
pajak
masing-masing
memiliki
Uji normalitas dilakukan dengan
0,05 sehingga dapat dinyatakan bahwa pada
menggunakan uji Kolmogrov-smirnov. Hasil
model regresi penelitian ini tidak terjadi
pengujian dapat dilihat pada tabel berikut ini:
heteroskedastisitas.
Tabel 3. Hasil Uji Kolmogrov-Smirnov
Uji
multikolinieritas
dilakukan
dengan mengamati nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance. Tabel 5. Hasil VIF dan Tolerance
078 | Jupe UNS, Vol 3, No 1| Fajar Nur Rahmawati, Sigit Santoso, dan Nurhasan Hamidi Keterangan: Tabel uji multikolinieritas di atas menunjukkan
nilai
tolerance
variabel
pemeriksaan sebesar 0,977 > 0,1 dan nilai VIF
Y
= Penerimaan PPh Badan
X1 = Pemeriksaan Pajak X2 = Kepatuhan Wajib Pajak
sebesar 1,024 < 10 serta nilai tolerance
Pada persamaan regresi berganda di
variabel kepatuhan sebesar 0,977 > 0,1 dan
atas, dapat diketahui nilai konstanta sebesar
nilai VIF 1,024 < 10 menunjukkan tidak ada
1,921E9 artinya apabila variabel bebas, yakni
masalah multikolinieritas.
pemeriksaan pajak dan kepatuhan wajib pajak
Pada penelitian ini uji autokorelasi
tidak mengalami kenaikan atau penurunan,
yang digunakan adalah uji Durbin-Watson.
maka penerimaan pajak penghasilan Wajib
Tabel 6. Hasil Uji Durbin-Watson
Pajak Badan akan tetap mengalami kenaikan sebesar 1,921 miliar. Tabel 8. Hasil Uji t
Tabel di atas menunjukkan nilai Durbin-Watson sebesar 1,983 berada di antara -2 dan +2, sehingga dapat dikatakan bahwa tidak ada masalah autokorelasi baik positif Data
maupun negatif. Pengujian hipotesis pada penelitian
penelitian
menunjukkan
jumlah Surat Ketetapan Pajak (SKP) yang diterbitkan setiap bulan masih relatif sedikit
ini menggunakan uji t dan uji F.
yaitu maksimal lima SKP dan terdapat bulanTabel 7. Hasil Uji Regresi Berganda
bulan tertentu yang tidak ada penerbitan SKP sama sekali atau nol SKP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Pemeriksaan Pajak memiliki thitung -0,410 pada signifikansi 0,685>0,05 dengan nilai koefisien regresi negatif, artinya data yang digunakan tidak meng-
berhasil membuktikan pengaruh pemeriksaan
hasilkan suatu persamaan model regresi
pajak terhadap penerimaan Pajak Penghasilan.
berganda dalam penelitian sebagai berikut ini:
Menurut Nachrowi (2005), tidak signifikannya
Analisis
regresi
di
atas
suatu variabel bebas berarti pengaruhnya tidak Y= 1,921E9 + (- 1,295E8 X1) + 1,792E7 X2
Fajar Nur Rahmawati, Sigit Santoso, dan Nurhasan Hamidi_ Pengaruh Pemeriksaan Pajak dan Kepatuhan Wajib Pajak terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta, JUPE UNS_Vol 3, No 1| 079 besar terhadap variabel terikat, meskipun
memiliki thitung 3,550 pada signifikansi 0,001.
demikian pengaruhnya tetap ada. Kenyataan di
Nilai thitung (3,550) > ttabel (1,692) dan nilai sig.
lapangan me-nunjukkan sekecil apapun peran
lebih kecil dari nilai signifikansi 0,05 atau
pe-meriksaan pajak, akan tetap menentukan
0,001<0,05 sehingga dapat diartikan bahwa
besarnya
kepatuhan
penerimaan
Pajak
Penghasilan
Wajib
Pajak
secara
statistik
Badan karena ada keharusan bagi Wajib Pajak
berpengaruh signifikan terhadap variabel
yang
penerimaan
diperiksa
untuk
memenuhi
Pajak
Penghasilan
Badan.
kewajibannya. Jadi, hasil penelitian secara
Koefisien regresi pada variabel kepatuhan
statistik yang menyatakan bahwa variabel
Wajib Pajak bernilai positif, ini berarti
pemeriksaan
berpengaruh
semakin tinggi kepatuhan Wajib Pajak dalam
signifikan telah sesuai dengan kenyataan yaitu
memenuhi kewajiban perpajakannya, maka
jumlah SKP terbit masih relatif sedikit
akan diikuti dengan peningkatan penerimaan
sehingga tidak besar pengaruhnya terhadap
Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan di
penerimaan Pajak Penghasilan Badan di
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta.
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta.
Hal
Dengan demikian pemeriksaan pajak tidak
pengaruh positif kepatuhan Wajib Pajak
berpengaruh
terhadap
pajak
terhadap
tidak
penerimaan
Pajak
ini
membuktikan
pe-nerimaan
bahwa
Pajak
terdapat
Penghasilan
Penghasilan di Kantor Pelayanan Pajak
Wajib Pajak Badan di KPP Pratama Surakarta
Pratama Surakarta pada periode 2010-2012.
periode 2010-2012.
Hasil penelitian ini tidak sejalan
Kepatuhan wajib pajak merupakan
dengan penelitian Ratna Sari dan Afriyanti
kesediaan wajib pajak secara suka rela dalam
(2011)
memenuhi kewajiban perpajakan-nya tanpa
yang
membuktikan
bahwa
pe-
meriksaan pajak berpengaruh positif dan
perlu
melewati
pemeriksaan,
investigasi,
signifikan terhadap penerimaan pajak, namun
peringatan atau ancaman dalam penerapan
sejalan dengan hasil penelitian Suhendra
sanksi atau denda. Pajak yang tidak memiliki
(2010) yang menyimpulkan bahwa tidak
kontraprestasi langsung menjadikan wajib
signifikannya pengaruh pemeriksaan pajak
pajak tidak suka rela patuh dalam memenuhi
terhadap penerimaan Pajak Penghasilan di
kewajiban perpajakannya, namun kepatuhan
Kantor Pelayanan Pajak di wilayah Jakarta
wajib pajak dapat terwujud apabila wajib
dikarenakan masih rendahnya pemeriksaan
pajak tidak menjumpai kesulitan dalam
pajak yang dilakukan aparat perpajakan.
upayanya membayar pajak seperti tata cara
Hasil penelitian ini menunjukkan
penghitungan pajak, pembayaran pajak, dan
bahwa variabel kepatuhan Wajib Pajak
penyampaian SPT. Apabila kesulitan-kesulitan
080 | Jupe UNS, Vol 3, No 1| Fajar Nur Rahmawati, Sigit Santoso, dan Nurhasan Hamidi tersebut dapat diatasi, maka akan diiringi
kepatuhan
dengan
yang
menghasilkan nilai Fhitung sebesar 6,310
meningkat dan berpengaruh pada peningkatan
dengan nilai probabilitas (sig) = 0,005. Nilai
penerimaan Pajak Penghasilan Badan di
Fhitung (6,310) > Ftabel (3,28) dan nilai sig. lebih
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta.
kecil dari nilai probabilitas 0,05 atau 0,005 <
kepatuhan
wajib
pajak
Wajib
Pajak
melalui
uji
F
Hasil ini sekaligus mendukung hasil
0,05 maka dapat disimpulkan bahwa secara
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
simultan kedua variabel independen, yakni
Suhendra (2010), Kamila (2010), Ratna Sari
pemeriksaan pajak dan kepatuhan wajib pajak
dan Afriyanti (2011), Sungkawa (2011), dan
berpengaruh signifikan terhadap variabel
Shahab (2012) yang menyimpulkan terdapat
dependen yakni penerimaan Pajak Penghasilan
pengaruh positif kepatuhan Wajib Pajak
Badan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama
terhadap
Penghasilan.
Surakarta. Hal ini membuktikan bahwa
Suhendra (2010) menyatakan pengaruh tingkat
terdapat pengaruh positif pemeriksaan pajak
kepatuhan
terhadap
dan kepatuhan Wajib Pajak secara bersama-
penerimaan pajak penghasilan badan pada
sama terhadap penerimaan Pajak Penghasilan
KPP dikarenakan semakin bertambahnya
Wajib Pajak Badan di KPP Pratama Surakarta
pengetahuan wajib pajak terutama wajib pajak
periode 2010-2012. Hasil penelitian ini
badan yang mengerti dan memahami sistem
konsisten dengan penelitian yang dilakukan
perpajakan
akan
oleh Ratna Sari dan Afriyanti (2011) yang
berdampak positif pada perilaku wajib pajak
menyimpulkan kepatuhan Wajib Pajak dan pe-
terhadap kesadaran dan kepatuhan dalam hal
meriksaan pajak secara simultan berpengaruh
menghitung dan membayar sendiri utang
signifikan di KPP Pratama Denpasar Timur.
penerimaan
wajib
di
Pajak
pajak
Indonesia
badan
sehingga
pajak yang terutang, serta menyampaikan SPT Tahunan PPh Badan tepat pada waktunya
Tabel 10. Hasil Uji Koefisien Determinasi
sehingga akan signifikan positif terhadap penerimaan pajak. Tabel 9. Hasil Uji F
Berdasarkan uji koefisien determinasi yang dilakukan, variabel bebas pemeriksaan pajak dan kepatuhan wajib pajak memiliki Pengujian
pengaruh
variabel
peranan sebesar 27,3% terhadap variabel
independen yakni pemeriksaan pajak dan
terikat yakni penerimaan Pajak Penghasilan
Fajar Nur Rahmawati, Sigit Santoso, dan Nurhasan Hamidi_ Pengaruh Pemeriksaan Pajak dan Kepatuhan Wajib Pajak terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta, JUPE UNS_Vol 3, No 1| 081 Badan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Penghasilan Wajib Pajak Badan di KPP
Surakarta, sedangkan 73,7% diterangkan oleh
Pratama Surakarta periode 2010-2012.
variabel lain di luar model penelitian. Variabel
Besarnya pengaruh kedua variabel bebas
lain yang mungkin mempengaruhi penerimaan
pemeriksaan pajak dan kepatuhan wajib
pajak menurut Siti Resmi dalam Yeni (2013)
pajak adalah sebesar 27,3% terhadap
antara lain: kejelasan dan kepastian peraturan
variabel terikat yakni penerimaan Pajak
perundang-undangan
per-
Penghasilan Badan di Kantor Pelayanan
pajakan, tingkat intelektualitas masyarakat,
Pajak Pratama Surakarta, sedangkan 73,7%
kualitas fiskus, dan sistem administrasi
diterangkan oleh variabel lain di luar model
perpajakan yang tepat.
penelitian. Variabel lain yang mungkin
dalam
bidang
mempengaruhi penerimaan pajak menurut SIMPULAN
Siti Resmi dalam Yeni (2013) antara lain:
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan
menghasilkan
simpulan
hasil
penelitian sebagai berikut ini: 1. Pemeriksaan
pajak
tidak
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta periode 2010-2012.
terhadap penerimaan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan di KPP Pratama 2010-2012
artinya
apabila kepatuhan wajib pajak mengalami peningkatan
maka
kepastian
peraturan
dalam
tingkat
bidang
intelektualitas
masyarakat, kualitas fiskus, dan sistem administrasi perpajakan yang tepat. UCAPAN TERIMA KASIH Artikel ilmiah ini dapat diselesai-
2. Kepatuhan Wajib Pajak berpengaruh positif
periode
dan
perundang-undangan perpajakan,
berpengaruh
terhadap penerimaan Pajak Penghasilan di
Surakarta
kejelasan
penerimaan
pajak
penghasilan Wajib Pajak Badan juga akan meningkat, sebaliknya jika kepatuhan wajib pajak menurun maka penerimaan pajak penghasilan wajib pajak badan juga akan
kan dengan bimbingan dan dukungan dari beberapa pihak, yaitu (1) pembimbing 1 dan pembimbing 2, atas bimbingan yang telah diberikan. (2) seluruh dosen dan mahasiswa Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. (3) tim Redaksi JUPE (Jurnal Pendidikan Ekonomi) FKIP UNS Surakarta yang telah melakukan review final artikel ini.
menurun. 3. Pemeriksaan pajak dan kepatuhan Wajib Pajak secara bersama-sama berpengaruh positif
terhadap
penerimaan
Pajak
DAFTAR PUSTAKA Suhendra, Euphrasia Susy. (2011). Pengaruh Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak
082 | Jupe UNS, Vol 3, No 1| Fajar Nur Rahmawati, Sigit Santoso, dan Nurhasan Hamidi Badan Terhadap Peningkatan Penerimaan Pajak Penghasilan Badan. Jurnal Ekonomi Bisnis No. 1, Volume 15, April 2010. Diperoleh 17 Januari 2014 dari www.ejournal.gunadarma.ac.id Ismawan, Indra. (2000). Memahami Reformasi Perpajakan 2000. Jakarta: Elex Media Komputindo
htp://ejournal.unesa.ac.id/article/4053/57/article.pdf Kamila, Ichwanul. (2010). Pengaruh Tingkat Kepatuhan, Pemeriksaan Pajak Serta Perubahan Penghasilan Kena Pajak Terhadap Peningkatan Penerimaan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi Pada KPP Pratama Surakarta. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Hardi. (2003). Pemeriksaan Pajak. Jakarta: Kharisma Ratna Sari & Afriyanti. (2011). “Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak dan Pemeriksaan Pajak terhadap Penerimaan PPh Pasal 25/29 Wajib Pajak Badan pada KPP Pratama Denpasar Timur”. Jurnal Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. Diperoleh 17 Januari 2014 dari ojs.unud.ac.id Mudrajat Kuncoro, (2001). Metode Kuantitatif Teori dan Aplikasi Untuk Bisnis dan Ekonomi. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Ghozali, Imam. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS19. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro Nachrowi, Djalal. (2005). Penggunaan Teknik Ekonometri. Jakarta: PT Raja Grafindo Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Alfian, Rahmat. (2012). Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi terhadap Penerimaan Pajak di KPP Pratama Surabaya Krembangan. Universitas Negeri Surabaya. Diperoleh 17 Januari 2014 dari
DAFTAR PUSTAKA HB Sutopo. 2002. Pengumpulan Data Dan Model Analisis Penelitian Kualitati Isjoni (http://artikel.us/isjoni 12 html, 15 September 2010). Moleong, Lexy J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Mulyasa. (2007). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Undang-Undang
Republik
Indonesia
Tentang Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005. Walgito, Bimo. (2003). Suatu Pengantar Psikologi Sosial. Yogyakarta : A