PENGARUH KEPATUHAN WAJIB PAJAK, KESADARAN WAJIB PAJAK, DAN PELAYANAN PAJAK TERHADAP KINERJA PENERIMAAN PAJAK
, , Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Bung Hatta Email :
[email protected] ABSTRAK The aims of this research is to examine the influence of taxpayers compliance, taxpayers awareness, and tax services on the performance of tax revenue. The population of this research is company which registered in KPP Pratama Bukittinggi for the year 2011-2013. Sample was determined by Simple Random Sampling method, which 99 company taxpayers. The data used are primary data through the questionnaire. The result of T-Test show that taxpayers compliance and taxpayers awareness have a significant influence on the performance of tax revenue , whereas tax services had no influence performance of tax revenue. Keywords: taxpayers compliance, taxpayers awareness, tax services,tax revenue performance merupakan peran yang sangat penting
PENDAHULUAN Negara Indonesia seluruh
Kesatuan
yang rakyat
menempatkan
Republik
berkeadilan
bagi
Indonsesia
telah
sektor
dalam pembangunan nasional. Dalam merupakan
keselarasan
peningkatan
dalam
pembiayaan
atau
negara
dalam
pembangunan
yaitu
negara.
potensi
penerimaan
pemerintah dari sektor pajak meskipun belum
satu untuk mewujudkan kemandirian bangsa
penerimaan
dalam
Indonesia yang pesat merupakan indikator
proses pembangunan nasional. Salah
suatu
utama
pajak
Pertumbuhan populasi dunia usaha di
dalam rangka menciptakan keadilan, dan
komponen
meningkatkan
perpajakan
sebagai salah satu perwujudan negara
keserasian
perkembangannya,
mencerminkan
kondisi
yang
diinginkan, karena itu kebijaksanaan sektor perpajakan diarahkan untuk mendorong perekonomian.
menggali sumber dana yang berasal
Realisasi
penerimaan
pajak di KPP Pratama Bukittinggi tidak
dari dalam negara berupa pajak. Pajak 1
sesuai dengan penerimaan pajak yang
yakni 23,5% atau naik sebesar 1,26%.
telah direncanakan. Namun penerimaan
Namun pada tahun 2013 mengalami
pajak
2011-2012
penurunan persentase kepatuhan wajib
mengalami peningkatan dari sebesarRp
pajak yakni 19,12% atau sebesar
467,594.18 juta menjadi sebesar Rp
4,38%.
antara
periode
471,957.18 juta. Dalam penerimaan pajak
tidak
hanya
dilihat
akan sangat dipengaruhi oleh sejauh
seberapa besar realisasi penerimaan
mana kesadaran masyarakat dalam
pajak. Namun jumlah wajib pajak juga
melaksanakan
dapat
perpajakannya. Kurangnya persentase
menentukan
dapat
Besar-kecilnya penerimaan pajak
besar
kecilnya
dalam penerimaan pajak.
kewajiban
rasio kepatuhan wajib pajak disebabkan
Hingga akhir tahun 2013 KPP
oleh wajib pajak kurang patuh dalam
Pratama Bukittinggi tercatat memiliki
memenuhi kewajiban perpajakannya
7.988 wajib pajak badan. Tahun 2011
seperti
hingga tahun 2012 serta tahun 2013,
kurang patuh menyetorkan kembali
jumlah
SPT-nya,
wajib
pajak
badan
terus
dalam
mendaftarkan
kurang
patuh
diri,
dalam
mengalami peningkatan jumlah wajib
menghitung dan membayar pajak, serta
pajak badan. Peningkatan jumlah wajib
kurang
pajak badan terbesar adalah pada tahun
tunggakan pajak. Adanya kepatuhan
2013 dengan memiliki jumlah wajib
adalah tujuan utama yang sangat
pajak sebesar 7.988 wajib pajak badan
penting
dan jumlah wajib pajak badan terbesar
pembangunan
adalah
kesejahteraan masyarakat.
pada
tahun
2011
dengan
patuh
bagi
dalam
membayar
pemerintah untuk
dalam mencapai
memiliki jumlah wajib pajak sebesar
Berdasarkan uraian diatas, maka
6.886 wajib pajak badan. Bahwa dalam
dalam penelitian ini dapat dirumuskan
persentase rasio kepatuhan wajib pajak
permasalahan
terhadap
1)Apakah terdapat pengaruh kepatuhan
pelaporan
Surat
wajib
tahun 2011 mencapai 22,24%, tahun
penerimaan pajak pada Kantor Pelayanan
2012
Pajak (KPP) Pratama? 2) Apakah terdapat
peningkatan
badan
terhadap
berikut:
Pemberitahuan Tahunan (SPT) pada
mengalami
pajak
sebagai
kinerja
pengaruh kesadaran wajibpajak badan
persentase rasio kepatuhan wajib pajak
2
terhadap kinerja penerimaan pajak pada
Akhmad
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama?
motivasional
3)Apakah terdapat pengaruh pelayanan
mendorong berprestasi yang sifatnya
pajak terhadap kinerja penerimaan pajak
intrinsik, yang berarti bersumber dari
pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
hygine
Berdasarkan permasalahan diatas
hal-hal
yang
atau
pemeliharaan
adalah
yang berarti bersumber dari luar diri
mengetahui secara empiris 1) Pengaruh
seseorang.
antara kepatuhan wajib pajak badan
Theory of Planned Behavior
terhadap kinerja penerimaan pajak. 2)
Theory of Planned Behavior
Pengaruh antara kesadaran wajib pajak
merupakan salah satu model psikologi
terhadap kinerja penerimaan pajak.
sosial yang sering digunakan untuk
3)Pengaruh antara pelayanan pajak
meramal perilaku dan diseimbangkan
terhadap kinerja penerimaan pajak.
oleh niat untuk melaksanakan prilaku tersebut (Arniati, 2008). Theory of
Teori Motivasi Secara
umum
didefinisikan
sebagai
Planned Behavior atau teori perilaku
motivasi
berencana yang mencakup munculnya
serangkaian
niat berperilaku ditentukan oleh 3
kekuatan yang menyebabkan orang
faktor
berprilaku dalam cara tertentu (Ricky
Motivasi
dapat
1. Behavioral beliefs, yaitu keyakinan
tingkat
individu akan hasil dari suatu perilaku dan evaluasi atas hasil
melaksanakan suatu kegiatan, yang
tersebut
baik dan bersumber dari dalam diri
(beliefs
strength
and
outcome evaluation);
individu itu sendiri maupun dari luar
2.
individu (Akhmad Sudrajat, 2008). (1986)
(2011)
Behavior yaitu:
persentasi dan entusiasmenya dalam
Herzberg
Ajzen
faktor penentu Theory of Planned
diartikan
sebagai kekuatan (energi) seseorang menimbulkan
penentu.
menjelaskan uraian mengenai faktor-
dan Ronald, 2006).
Menurut
adalah
faktor
faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik
tujuan dari penelitian ini adalah untuk
dapat
(2008),
dalam seseorang, sedangkan faktor
Pratama?
yang
Sudrajat
normative beliefs, yaitu keyakinan tentang harapan normatif orang lain
dalam
dan
3
motivasi
untuk
memenuhi
harapan tersebut (normatif beliefs
Kepatuhan Pajak
and motivation to comply); dan
Kepatuhan
3. control beliefs, yaitu keyakinan
compliance)
pajak
adalah
(tax
Wajib
Pajak
tentang keberadaan hal-hal yang
mempunyai kesediaan untuk memenuhi
mendukung
kewajiban pajaknya sesuai dengan
atau
menghambat
perilaku yang akan ditampilkan
aturan
(control beliefs) dan persepsinya
diadakannya pemeriksaan, investigasi
tentang seberapa kuat hal-hal yang
seksama, peringatan, ataupun ancaman
mendukung
menghambat
dan penerapan sanksi baik hukum
(perceived
maupun administrasi (James dalam
dan
perilakunya
tersebut
power).
yang
berlaku
tanpa
perlu
Santoso,2008). Menurut undang
Penerimaan Pajak Penerimaan pajak adalah seluruh
pajak
yang
Menteri
dari
pajak
undang
dikeluarkan
oleh
pemerintah Indonesia. Kriteria wajib
penghasilan yang diperoleh pemerintah bersumber
yang
peraturan
yang
patuh
menurut
Keputusan Keuangan
disetorkan masyarakat sebagai wajib
No.544/KMK.04/2000,
pajak. Penerimaan pajak ke kas negara
patuh adalah sebagai berikut:
tersebut
untuk
1. Tepat waktu dalam menyampaikan
belanja rumah tangga pemerintah dan
SPT untuk semua jenis pajak dalam
bagi
duatahun terakhir.
akan
dipergunakan
sebesar-besarnya
rakyat,
sebagaimana
kemakmuran
pajak
dari
2. Tidak mempunyai tunggakan pajak
tujuan negara yang telah disepakati
untuk semua jenis pajak, kecuali
yaitu untuk menyejahterakan rakyat,
telah
serta menciptakan kemakmuran rakyat.
mengangsur
Waluyo
pembayaran pajak.
(2011)
maksud
wajib
menjelaskan
memperoleh
izin
atau
untuk
menunda
penerimaan pajak digunakan untuk
3. Tidak pernah dijatuhi hukuman
mengarahkan kehidupan masyarakat
karena melakukan tindak pidana di
menuju
bidang perpajakan dalam jangka
kesejahteraan.
Pajak
merupakan motor penggerak kehidupan
waktu 10 tahun terakhir.
ekonomi masyarakat.
4
4. Dalam
dua
tahun
terakhir
Pelayanan Fiskus
menyelenggarakan pembukuan dan
Pelayanan adalah proses bantuan
dalam hal terhadap wajib pajak
kepada orang lain dengan cara-cara
pernah
tertentu yang memerlukan kepekaan
dilakukan
koreksi
pemeriksaan,
padapemeriksaan
yang
dan
hubungan
interpersonal
agar
terakhir untuk tiap-tiap jenis pajak
tercapainya kepuasan dan keberhasilan
yang terutangpaling banyak lima
(Boediono:2008).Fiskus
persen.
sebagai menangani
Kesadaran Wajib Pajak Kesadaran
aparatur
diartikan
negara
pemasukan
yang
dari rakyat
adalahkeadaan
berupa pajak untuk dimasukkan ke kas
mengetahui atau mengerti, sedangkan
negara yang berguna untuk membiayai
perpajakan
operasional negara.Dengan demikian
adalah
perihal
pajak.
Sehingga kesadaran perpajakan adalah
pelayanan
keadaan mengetahui atau mengerti
sebagai cara petugas pajak dalam
perihal
membantu mengurus atau menyiapkan
pajak.
masyarakat
Penilaian
wajib
pajak
positif terhadap
pelaksanaan
fungsi
negara
pemerintah
akan
menggerakkan
masyarakat
untuk
segala
oleh
fiskus
keperluan
dapat
yang
diartikan
dibutuhkan
wajib pajak (Santi, 2012). Kerangka Pemikiran
mematuhi
Dengan demikian maka kerangka
kewajibannya untuk membayar pajak
pemikiran dari penelitian ini adalah
(Suyatmin, 2004) dalam Adriani, dkk
kinerja penerimaan pajak dipengaruhi
(2012).Menurut
oleh kepatuhan wajib pajak, kesadaran
Suryadi
(2006)
kesadaran Wajib Pajak akan meningkat
wajib pajak, dan pelayanan pajak.
jika dalam masyarakat muncul persepsi positif
terhadap
pajak.
Dengan
Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak
meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang
pajak
pendidikan
Menurut Rahayu dan Deviano
maupun
(2006) kepatuhan adalah: Kepatuhan
nonformal akan berdampak positif
wajib pajak yaitu kepatuhan perpajakan
terhadap kesadaran Wajib Pajak untuk
yang
membayar pajak.
keadaan dimana wajib pajak memenuhi
perpajakan
melalui
terhadap Penerimaan Pajak
baik
formal
5
didefinisikan
sebagai
suatu
semua
kewajiban
perpajakan
dan
aset
melaksanakan hak perpajakannya. Asri
dan
dalam
rangka
memennuhi kebutuhan pembangunan.
(2008)
Penelitian ini mengisyaratkan bahwa
menemukan bahwa tingkat kepatuhan
kesadaran Wajib Pajak berpengaruh
Wajib
terhadap penerimaan pajak.
Pajak
terhadap
Vinola
tersendiri
berpengaruh
peningkatan
positif
penerimaan
Dalam penelitian Marissa dan
pajak. Keadaan tersebut menunjukkan
Agus (2012) menyimpulkan bahwa
bahwa semakin patuh Wajib Pajak
kesadaran Wajib Pajak berpengaruh
Badan
melunasi
negatif terhadap penerimaan Pajak
kewajiban perpajakannya maka akan
Penghasilan di KPP Pratama Surabaya
semakin
Sawahan. Hal tersebut berarti apabila
melaporkan
dan
meningkatkan
penerimaan
pajak pada Kantor Pelayanan Pajak.
kesadaran Wajib Pajak meningkat,
Sesuai dengan beberapa hasil
maka penerimaan Pajak Penghasilan di
penelitian terdahulu maka diajukan
KPP Pratama Surabaya Sawahan justru
sebuah hipotesis yang akan segera
akan menurun.
dibuktikan yaitu: :
:
Terdapat
pengaruh
pengaruh
antara
antara
pelayanan pajak terhadap kinerja
kepatuhan Wajib Pajak Badan
penerimaan pajak pada Kantor
terhadap
Pelayanan Pajak Pratama Bukit
kinerja penerimaan
pajak pada Kantor Pelayanan
Tinggi.
Pajak Pratama Bukit Tinggi.
Pengaruh Antara Pelayanan Pajak
PengaruhKesadaran Wajib Pajak
terhadap Penerimaan Pajak Suryadi
terhadap Penerimaan Pajak Ardiani dkk (2012) menyatakan bahwa
Terdapat
kesadaran
merupakan
faktor
masyarakat meningkatkan
penelitiannya
(2006) menyatakan
dalam bahwa
Wajib
Pajak
pelayanan perpajakan yang dibentuk
terpenting
bagi
oleh dimensi kualitas sumber daya
rangka
manusia (SDM), ketentuan perpajakan,
pajak,
dan sistem informasi perpajakan tidak
dalam penerimaan
dengan banyaknya masyarakat yang
menunjukkan
sadar akan kepentingan membayar
terhadap kinerja penerimaan pajak.
pajak maka pemerintah akan memiliki
6
adanya
pengaruh
Pada pengujian Ardiani, dkk
Pratama Bukittinggi. Sampel yang
(2012) diperoleh hasil bahwa variabel
digunakan dalam penelitian ini adalah
pelayanan
mempunyai
wajib pajak badan yang terdaftar di
pengaruh yang signifikan terhadap
KPP Pratama Bukittinggi pada tahun
kinerja penerimaan pajak. Temuan
2011-2013 yaitu sebanyak 7988 wajib
tersebut
pajak badan.
semakin
perpajakan
mengisyaratkan bagus
yang
Teknik pengambilan sampel yang
diberikan oleh instansi pajak maka
digunakan dalam penelitian ini adalah
akan
simple
semakin
pelayanan
bahwa
baik
pula
kinerja
penerimaan pajak.
random
pajak yang ditemui oleh peneliti secara
Suhartono (2008) hasil penelitian ini
acak.
dapat diketahui bahwa tidak terdapat
ditentukan
pengaruh
rumus Slovin.
signifikan
antara
kualitas pelayanan terhadap pencapaian
ditemukan
jumlah
dengan
sampel
menggunakan
7988, maka jumlah sampel dapat
Sesuai dengan beberapa hasil yang
Penentuan
Untuk jumlah populasi sebanyak
target penerimaan Pajak.
penelitian
dimana
sampel penelitian ini adalah wajib
Selanjutnya dalam penelitian
yang
sampling,
dirumuskan sebagai berikut :
maka
n
=
n
= 98.76
peneliti mengajukan sebuah hipotesis yang akan dibuktikan yaitu: :
antara
Berdasarkan perhitungan di atas,
pelayanan pajak terhadap kinerja
maka jumlah sampel yang diambil
penerimaan pajak pada Kantor
dalam penelitian ini adalah sebanyak
Pelayanan Pajak Pratama Bukit
98.76 yang dibulatkan menjadi 99
Tinggi.
wajib pajak badan.
Terdapat
pengaruh
Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam
METODE PENELITIAN
penelitian
Populasi dan Sampel
ini,
yaitu
data
primer.
Populasi yang digunakan dalam
Menurut Sekaran (2011) data primer
penelitian ini adalah seluruh wajib
merupakan data yang dicari dan diolah
pajak badan yang terdaftar di KPP
secara langsung oleh peneliti dan
7
belum dipublikasikan oleh seluruh
kebutuhan pembangunan (Ardiani,dkk
pihak
Pada
2012). Penelitian ini diukur dengan 7
penelitan ini data primer diperoleh
item pertanyaan. Skala pengukuran
melalui penyebaran kuesioner kepada
yang digunakan variabel kesadaran
responden yang memenuhi kriteria
Wajib Pajak Badan dalam penelitian ini
sampel yang ditetapkan. Sumber data
menggunakan skala Likert model 5
primer pada penelitian ini diperoleh
tingkat.
yang
berkepentingan.
langsung dari responden yang berada di Bukittinggi.
Pelayanan Pajak Pelayanan
Definisi Operasional Variabel
petugas
Kepatuhan Wajib Pajak
mengurus, atau
Kepatuhan
formal
pajak
adalah
dalam
cara
membantu,
menyiapkan segala
suatu
keperluan yang dibutuhkan seseorang
keadaan dimana wajib pajak memenuhi
yang dalam hal ini adalah wajib pajak
kewajiban secara formal sesuai dengan
(Jatmiko, 2006) . Penelitian ini diukur
ketentuan
dengan
dalam
adalah
pajak
Perundang-Undangan
7
item
pertanyaan.
Skala
Perpajakan (Devano dan Rahayu dalam
pengukuran
Restu, 2014). Penelitian ini diukur dengan
pelayanan pajak dalam penelitian ini
6 item pertanyaan. Skala pengukuran yang
menggunakan skala Likert. Responden
digunakan variabel kepatuhan Wajib Pajak
diminta mengisi pertanyaan dalam skala
Badan dalam penelitian ini menggunakan
Likert model 5 tingkat.
yang
digunakan
variabel
skala Likert model 5 tingkat. Metode Analisa
Kesadaran Wajib Pajak Kesadaran merupakan
Wajib
faktor
masyarakat meningkatkan
terpenting
dalam penerimaan
Penelitian ini mencari bagaimana Pajak
pengaruh antara kepatuhan wajib pajak,
bagi
kesadaran wajib pajak, dan pelayanan
rangka
pajak terhadap kinerja penerimaan
pajak,
pajak. Metode analisis yang digunakan
dengan banyaknya masyarakat yang
adalah
sadar akan kepentingan membayar
Sementara
pajak maka pemerintah akan memiliki
digunakan adalah sebagai berikut:
aset tersendiri dalam rangka memenuhi
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e
8
metode itu,
regresi model
berganda.
regresi
yang
Keterangan :
serta untuk memastikan bahwa data
Y : Kinerja Penerimaan Pajak
yang dihasilkan berdistribusi normal
α : Konstanta
(Ghozali, 2011).Setelah model regresi
β1, β2, β3: Koefisien regresi
memenuhi semua asumsi klasik, baru
X1 : Kepatuhan Wajib Pajak
dilakukan uji determinasi (
X2 : Kesadaran Wajib Pajak
simultan (uji F) dan uji parsial (uji t).
), uji
X3 : Pelayanan Pajak e : error
Hasil dan Pembahasan
Sebelum melakukan analisa data,
Hasil Uji Validitas
terlebih dahulu dilakukan uji instrumen
Hasil Uji validitas menunjukan
data, didalam pengujian tersebut harus
bahwa
dilakukan uji validitas dan realibilitas.
kuisioner
terkait
Uji validitas dilakukan dengan tujuan
kepatuhan
wajib
untuk
wajib pajak, pelayanan pajak terhadap
mengukur
sah
atau
valid
seluruh
tidaknya suatu kuesioner, sedangkan
kinerja
uji
digunakan
realibilitas
mengetahui
bertujuan
untuk
sejauh mana hasil suatu
pertanyaan variabel pajak,
pada variabel
kesadaran
penerimaan
pajak
dalam
penelitian
yang ini
memiliki nilai koefisien KMO > 0,05,
pengukuran dapat dipercaya dan dapat
yang artinya alat ukur valid.
memberikan hasil yang konsisten jika pengukuran dilakukan kembali kepada
Hasil Uji Reliabilitas
subjek yang sama (Prayitno, 2014).
Hasil
Setelah melakukan pengujian
variabel
melakukan pengujian asumsi klasik untuk
mengetahui
reliabilitas
menunjukkan bahwa alat ukur untuk
instrumen data, dilanjutkan dengan
bertujuan
uji
kepatuhan
wajib
pajak,
kesadaran wajib pajak, pelayanan pajak
dan
terhadap kinerja penerimaan pajak
menguji kelayakan atas model regresi
yang digunakan dalam penelitian ini
yang digunakan dalam penelitian ini..
memiliki nilai koefisien Cronbach’s
Pengujian ini juga dimaksudkan untuk
Alpha > 0,600, yang artinya alat ukur
memastikan bahwa di dalam model
reliabel.
regresi yang digunakan tidak terdapat
Dengan
demikian,
hasil
tersebut menunjukkan bahwa alat ukur
multikolinearitas dan heteroskedatisitas
memenuhi syarat reliabilitas.
9
Uji Normalitas Uji
Uji Multikolinearitas
normalitas
dilakukan
Uji
dengan menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov
pengujian
Test.Distribusi
ditemukan
Sample Kolmogorov-Smirnov Test >
bebas
parametrik Kolmogorov Smirnov (K-S)
wajib
besar
wajib pajak,
pajak,
antara
multikolinearitas
adalah
mempunyai angka Tolerance lebih
masing-masing
kesadaran
korelasi
Factors (VIF) lebih kecil dari 10 serta
berdistribusi normal. Hal ini dapat
kepatuhan
adanya
mempunyai nilai Variance Inflation
maka dapat disimpulkan bahwa data
variabel
untuk
Pedoman suatu model regresi yang
dengan menggunakan uji statistik non
nilai
dilakukan
variabel independen (Ghozali, 2011).
0,05. Berdasarkan hasil uji normalitas
dari
yang
adalah
melihat apakah pada model regresi
data normal, apabila nilai p dari One
dilihat
multikolinearitas
dari
0,1.
Hasil
uji
multikolinearitas dapat dilihat pada
pelayanan
tabelbahwa tiga variabel independen
pajak, dan kinerja penerimaan pajak
dalam
dengan nilai Asymp. Sig. (2-tailed)
penelitian ini nilai VIF nya
kurang dari 10 dan nilai tolerance nya
lebih besar dari 0,05 artinya data
mendekati 1. Maka dapat disimpulkan
mempunyai distribusi normal.
tidak terjadi multikolinearitas antara
Tabel 1 Hasil Uji Normalitas
variabel-variabel independen.
Tabel 2 Variabel
Nilai Asymp. Sig. (2tailed)
Cut Off
Hasil Uji Multikolinearitas
Keterangan
Variabel
Kepatuhan Data 0,310 0,05 Wajib Pajak normal Kesadaran Data 0,420 0,05 Wajib Pajak normal Pelayanan Data 0,072 0,05 Perpajakan normal Kinerja Data Penerimaan 0,128 0,05 normal Pajak Sumber : Data Primer yang diolah
Toler ance
VIF
Keterangan
Kepatuh Tidak Terjadi an Wajib 0,938 1,066 Multikolineari Pajak tas Kesadara Tidak Terjadi n Wajib 0,964 1,038 Multikolineari Pajak tas Pelayana Tidak Terjadi n 0,971 1,030 Multikolineari Perpajak tas an Sumber : Data Primer yang diolah
\
10
Uji Heteroskedastisitas
Pengujian Hipotesis
Uji heteroskedastisitas digunakan
Pengujian hipotesis dalam penelitian
untuk mengetahui ada atau tidaknya
ini dilakukan untuk menguji pengaruh
penyimpangan
kepatuhan
asumsi
heteroskedastisitas,
wajib
pajak,
kesadaran
adanya
wajib pajak, dan pelayanan pajak
ketidaksamaan varian residual untuk
terhadap kinerja penerimaan pajak.
semua pengamatan pada model regresi
Analisis yang digunakan adalah regresi
(Ghozali, 2011).Uji heteroskedastisitas
linier berganda. Berikut ini adalah hasil
dilakukan dengan menggunakan uji
dari pengujian hipotesis :
Glejser.
Uji Koefisien Determinasi (
Jika
yaitu
klasik
probabilitas
signifikansinya kepercayaannya
diatas 5%
(0,05)
atau tingkat
Dari tabel diatas diperoleh hasil
maka
R square sebesar 0,123 hal ini berarti
disimpulkan regresi tidak mengandung
variabel
adanya heteroskedastisitas.Berdasarkan
pada penelitian ini. Tabel 4 Hasil Uji Koefesien Determinasi (
Tabel 3 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Kepatuhan Wajib Pajak
Nilai sig.
0,281
Cut Off
Keterangan
0,05
Tidak Terjadi Heteroskeda stisitas
dependen
faktor-faktor lain yang tidak diteliti
terjadi
heteroskedastisitas.
Variabel
variabel
sisanya sebesar 87,7% dijelaskan oleh
signifikansi lebih besar dari 0,05 tidak
mampu
sebesar 0,123 atau 12,3% sedangkan
menggunakan uji Glejser. Jika nilai
data
independen
menjelaskan
hasil uji heteroskedastisitas dengan
artinya
)
Model
R
1
R Square
Adjusted R Square
0,123
0,088
) Std. Error of the Estima te 2,397
Sumber: Hasil Olahan SPSS
Uji F Simultan Tabel 5 Hasil Uji F – test ANOVAb
Tidak Terjadi 0,430 0,05 Heteroskeda stisitas Tidak Pelayanan Terjadi 0,719 0,05 Perpajakan Heteroskeda stisitas Sumber : Data Primer yang diolah Kesadaran Wajib Pajak
Model 1 Regrssion
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
61.279
3
20.426
3.555
.018a
436.671 76 5.746 Residual Total 497.950 79 Sumber: Hasil Olahan SPSS
11
Dari tabel yang terlihat diatas uji signifikansi
nilai
F
hitung
Kesimpulan dan Saran
yang
Setelah melakukan analisis dan
diperoleh adalah sebesar 3,555 yang
pengujian hipotesis mengenai pengaruh
diperkuat nilai signifikansi 0,018. Nilai signifikansi
lebih kecil
kepatuhan
dari nilai
dimana hasil dan pembahasan yang
disimpulkan bahwa kepatuhan wajib
digunakan
pajak, kesadaran wajib pajak, dan perpajakan
bersamaan
kesadaran
terhadap kinerja penerimaan pajak
diterima sehingga dapat
pelayanan
pajak,
wajib pajak, dan pelayanan pajak
alpha0,05 maka keputusannya adalah hipotesis
wajib
hipotesis
secara
sesuai yang
dengan
tujuan
dilakukan
dengan
analisis regresi linear berganda, maka
berpengaruh
dapat
signifikanterhadap kinerja penerimaan
ditarik
kesimpulan
sebagai
berikut :
pajak di Bukittinggi. 1. Secara
parsial
(individu)
kepatuhan wajib pajak terhadap
Uji t Statsitik
kinerja
Tabel 4.6 Hasil Uji t statistik Variabel Koefesie Signifik bebas dan n Regresi ansi Konstanta Konstanta 6,175 0,.000 Kepatuha n Wajib 2,029 0,046 Pajak Kesadara n Wajib 2,138 0,036 Pajak Pelayanan Perpajaka -0,352 0,725 n Sumber : Hasil Olahan SPSS
t
statistik
pajak
di
Bukittinggi dapat dilihat bahwa
Keteranga n
nilai signifikansi t adalah 0,046. Nilai signifikansi lebih kecil dari
H1 Diterima
nilai alpha (0,05) sehingga dapat disimpulkan
bahwa
variabel
H2 Diterima
kepatuhan
wajib
pajak
berpengaruh signifikan terhadap H3 Ditolak
kinerja
penerimaan
pajak.
Kesadaran wajib pajak terhadap kinerja
Dari tabel 4.10 diatas terlihat uji signifikansi
penerimaan
penerimaan
pajak
di
Bukittinggi dapat dilihat bahwa
untuk
menghasilkan nilai:
nilai signifikansi t adalah 0,036.
Y=6,175+2,029
Nilai signifikansi lebih kecil dari
+2,138
nilai alpha (0,05) sehingga dapat disimpulkan
12
bahwa
variabel
kesadaran
wajib
pajak
seberapa besar peranan variabel
berpengaruh signifikan terhadap
independen
kinerja
pajak.
dependen. Dapat dilihat dari tabel
pajak
koefisien determinasi (R2) adalah
penerimaan
sebesar hasil R square sebesar
penerimaan
Sedangkan
pelayanan
terhadap
kinerja
terhadap
variabel
pajak di Bukittinggi dapat dilihat
0,123
bahwa nilai signifikansi t adalah
independen mampu menjelaskan
0,725. Nilai signifikansi lebih
variabel dependen sebesar 0,123
besar dari nilai alpha (0,05)
atau 12,3% sedangkan sisanya
sehingga
sebesar 87,7%
dapat
disimpulkan
hal ini berarti variabel
dijelaskan oleh
bahwa variabel pelayanan pajak
faktor-faktor
tidak
diteliti pada penelitian ini.
berpengaruh
terhadap
signifikan
kinerja
penerimaan
lain
yang tidak
4. Model regresi berganda yang
pajak.
digunakan dalam penelitian ini
2. Secara simultan (bersama - sama)
dinilai sudah cukup layak untuk
uji signifikansi nilai F hitung
digunakan,
yang diperoleh adalah sebesar
memenuhi
3,555
yang
signifikansi
karena seluruh
telah pengujian
diperkuat
nilai
asumsi klasik, yang meliputi :
0,018.
Nilai
terjadi
normalitas,
tidak
ada
signifikansi lebih kecil dari nilai
multikolinearitas, dan tidak ada
alpha 0,05 maka keputusannya
heteroskedastisitas.
adalah sehingga
hipotesis dapat
diterima disimpulkan
DAFTAR PUSTAKA
bahwa kepatuhan wajib pajak, kesadaran pelayanan bersamaan signifikan
wajib
pajak,
pajak
dan
Ajzen, I.. 2011, The Theory of Planned Behavior :Reaction and Relection, Psycology and Health, Vol 26, No 9, 1113-1127.
secara
berpengaruh terhadap
kinerja
Ardiani, dkk., 2012, Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan Perpajakan, dan Kepatuhan Wajib Pajak Terhadap Kinerja Penerimaan Pajak (Studi
penerimaan pajak di Bukittinggi. 3. Secara uji koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur
13
Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Semarang Candisari), Volume 8, Nomor 16, Juni.
dengan Undang-Undang No.28 Tahun 2007,Yogyakarta : Penerbit Andi. M.
Asri Fika dan Vinola Herawaty, 2008, Pengaruh Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan terhadap Peningkatan Penerimaan Pajak yang Dimoderasi oleh Pemeriksaan Pajak pada KPP Pratama Grogol Petamburan.
Noor, Anasthasya,Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak Badan Terhadap Penerimaan Pajak pada KPP Pratama Gorontalo.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 199/PMK.03/2007 Tentang Tata Cara Pemeriksaan Pajak membedakan jenis pemeriksaan, ruang lingkup, dan kriteria pemeriksaan.
Deviano, Sany dan Rahayu, Siti Kurnia, 2006, Perpajakan Konsep Teori dan Isu, Jakarta:Kencana.
Prayitno, Duwi, 2014, SPSS 22 Pengolah Data Terpraktis, Yogyakarta : Penerbit Andi.
Ghozali, Imam, 2011, Aplikasi Analisis Mulrivariate Dengan Program IBM SPSS 19, Badan Penerbit UniversitasDiponegoro, Semarang. http;//www.ortax.org. Diunduh jam 19.00tanggal 15/10/2014.
Resmi, Siti, 2013, Perpajakan : Teori dan Kasus. Jakarta : Salemba Empat. Ricky W. Griffin dan Ronald J. Ebert, 2006, Business Eight Edition, Jakarta,Erlangga.
Jatmiko, A.N, 2006, Pengaruh Sikap Wajib Pajak Pada Pelaksanaan Saksi Denda, Pelayanan Fiskus, dan Kesadaran Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak.Tesis, Semarang : Program Studi Magister Akuntansi Universitas Diponegoro.
Sekaran, Uma, 2011, Research Methods For Business. Jakarta. Salemba Empat. Sudrajat, Akhmad, 2008, Teori-teori motivasi. http://akhmadsudrajat.wordpress.c om/2008/02/06/Teori-teori motivasi.
Mardiasmo, 2011, Perpajakan Edisi Revisi, Yogyakarta: Penerbit Andi. Marisa Herryanto dan Agus Arianto Toly, 2013, Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Kegiatan Sosialisasi Perpajakan, dan Pemeriksaan Pajak terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan di KPP Pratama Surabaya Sawahan. Tax and Accounting review, Vol 1, No 1, 2013.
Suhartono, Bono, (2008), Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Peningkatan Potensi dan Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan pada KP PBB Jakarta Selatan III. Supadmi, Ni Luh, 2008, Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Melalui
Muljono, Djoko, 2008, Ketentuan Umum Perpajakan : Lengkap 14
Kualitas Pelayanan, Fakultas Ekonomi, Universitas Udayana. Suryadi, 2006, Model Hubungan Kausal Kesadaran, Pelayanan, Kepatuhan Wajib Pajak dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Penerimaan Pajak : Suatu Survei Di Wilayah Jawa Timur. Jurnal Keuangan Publik, Volume 4, Nomor 1, April, p. 105-121. Timbul Hamonangan dan Imam Mukhlis, 2012, Dimensi Ekonomi Perpajakan Dalam Pembangunan Ekonomi, Jakarta : Penerbit Raih Asa Sukses. Undang – undang No. 16. Tahun (2009). Tentang Ketentuan Umum dan TataCara Perpajakan. Waluyo, 2011, Perpajakan Indonesia, Jakarta : Salemba Empat. Yeni, Rahma, 2013,Pengaruh Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan Terhadap Peningkatan Penerimaan Pajak yang Dimoderasi Oleh Pemeriksaan Pajak pada KPP Pratama Padang. Skripsi UNP.
15