PENGARUH KEPUASAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK (Studi Empiris Tentang Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern Pada Kantor Pelayanan Pajak Kota Metro)
By: Suharto (Lecturer Faculty of Economics, UM Metro)
Abstract
Tax reforms that have been annouced by the goverment since early 2000, including the application of modern tax administration sistem. Application of a new sistem of tax composed of so many parts, some of which are merging service functions income tax, VAT and rthe united nations integrated services in places, the appointment of account representative to provide personalized service to taxpayers and a more transparent process in the agency offices the tax. The study population was registered taxpayers in KPP City Metro. Relative to the large number of tax payers, researchers used a purposive sample by the number of 50 respondents. The variables in this study include satisfaction as independent variables and compliance as the dependent variable. Methods of data collection methods used were questionnaires and interviews to support the questionnaire that has been deployed. Data analysis methods used is descriptive analysis and Spearman Rank analysis techniques with the help of SPSS 17.0 statistical program. Results showed that satisfaction with the taxpayer on the application of modern tax administration sistem is quite high. Results of analysis using the Spearman Rank shows that ρ count of greater that 0.546 ρ tables (0363) to fit the testing criteria that is if ρ count > table ρ (α = 1%) then the null hypothesis (Ho) is rejected and alternative hypothesis (Ha) are accepted. Alternative hypothesis proposed in the study is the satisfaction of the taxpayer significant affect on taxpayer compliance application of modern tax administration sistem. Based on these findings, the authors propose suggestions to the leadership of Metro City KPP DAPT improve quality of service to taxpayers, especially at the help desk, the inspection process as well as information about how the tax compulation. It aims to increase taxpayer satisfaction and leads to an increase taxpayer compliance. Keywords: Satisfaction, Compliance, Tax Payer.
62 DERIVATIVE – Vol. 5 No. 1 April 2011
Suharto
kemuliaan untuk dapat menyejahterakan
A. Pendahuluan Pajak
sebagai
pembiayaan
sumber
utama
masyarakat melalui pengelolaan pajak
dan
yang professional itulah yang menjadi
pemerintah
pembangunan memang peranan penting
cita-cita
dalam kemandirian APBN. Dalam rentang
Dengan visi menjadi model pelayanan
waktu 5 (lima) tahun terakhir ini, target
masyarakat
penerimaan pajak mengalami peningkatan
sistem dan manajemen perpajakan kelas
rata-rata
Rara-rata
dunia yang dipercaya dan dibanggakan
peningkatan pajak ini sangat ditoang
masyarakat, Direktorat Jenderal Pajak
dengan peningkatan penerimaan pajak
menetapkan salah satu misinya, yaitu misi
untuk
fiscal,adalah
sebesar
tahun
17,7%.
2008
sebesar
34,2%.
Direktorat yang
Jenderal
Pajak.
menyelenggarakan
untuk
menghimpun
Sedangkan target penerimaan pajak tahun
penerimaan dalam negeri darisektor pajak
2011 ini mengalami peningkatan sekitar
yang mampu menunjang kemandirian
13% atau menjadi 839,5 triliun dari target
pembiayaan
penerimaan pajakpada tahun 2010 yang
undang-undang perpajakan dengan tingkat
sebesar 743,3 triliun. Target penerimaan
efektifitas dan efisiensi yang tinggi. Dalam
pajak di tahun 2011 ini berarti sekitar 77%
pemerintah
rangka
berdasarkan
meningkatkan
dari total pendapatan Negara dan hibah
efektifitas dan efisiensi penerimaan pajak,
yang tercantum dalam APBN 2011.
Direktorat Jenderal Pajak mulai awal
Direktorat Jenderal pajak sebagai
tahun 2000 mencoba untuk menggulirkan
salah satu instansi pemerintah yang secara
sebuah
structural berada di bawah Kementerian
modernisasi perpajakan. Hal itu dilakukan
Keuangan merupakan pengemban amanah
dengan tujuan untuk menerapkan good
mulia ini. Merupakan amanah yang mulia
governance dan pelayanan prima kepada
karena
masyarakat,
pengelolaan
pajak
yang
di
perubahan
demikian
dengan
juga
tajuk
dengan
dalamnya berkutat dengan administrasi
tuntutan pelayanan yang lebih baik dari
serta
sangat
stakeholders perpajakan. Dalam menilai
menentukan tingkat kemandirian APBN.
keberhasilan dari modernisasi tersebut,
Selanjutnya, dengan semakin mandirinya
ada beberapa dasar sekaligus sasaran
APBN, Negara tidak akan tergantung lagi
sebagai acuan penilaian, diantaranya (1)
dengan penerimaan migas ataupun hibah
aspek kepatuhan wajib pajak, dan (2)
yang tidak dapat lagi digunakan sebagai
aspek administrasi perpajakan (Liberti
sandaran
Pandiangan, 2007: 23).
pelayanan
utama
pajak
dalam
akan
pembiayaan
pemerintah serta pembangunan. Akhirnya,
Suharto
DERIVATIVE – Vol. 5 No. 1 April 2011
63
Dalam
administrasi
tahun sebelumnya membuat KPP Kota
perpajakan, Direktorat Jenderal Pajak
Metro jarus bekerja ekstra kerasuntuk
telah mencoba untuk merubah paradigm
dapat mencapainya. Modernisasi di KPP
yang
di
Kota Metro memang baru efektif pada
masyarakat, diantaranya pelayanan pada
awal tahun 2009, namun bukan berarti
bagian yang berbeda untuk setiap jenis
proses yang telah dijalani selama ini tidak
pajak, akses informasi perpajakan yang
bermuara pada tujuan yangsama yaitu
sulit, proses kerja yang masih manual,
good governance dan pelayanan prima
serta pembayaran maupun pelaporan pajak
kepada masyarakat.
yang
hal
selama
ini
merepotkan.
berkembang
Perubahan
yang
selanjutnya
adalah
dilakukan dimulai dengan diterapkannya
kepatuhan wajib pajak. Kepatuhan Wajib
sistem administrasi perpajakan modern
Pajak
yang
diidentifikasi
pertama
kali
ditandai
dengan
(tax
compliance) dari
kesadaran
dapat untuk
dibentuknya Kantor Wilayah (Kanwil)
mendaftarkan diri sebagai wajib pajak,
Wajib Pajak Besar, Kantor Pelayanan
kepatuhan untuk menyampaikan surat
Pajak (KPP) Wajib Pajak Besar Satu dan
pemberitahuan (SPT), baikmasaataupun
KPP Wajib Pajak Besar Dua yang mulai
tahnan,
beroperasi sejak 9 September 2002.
pajaksesuai
Secara nasional, pembentuk unit-unit
sebenarnya yang akhir dari semuanya ini
modern, baik itu kanwil, KPP ataupun
adalah tax ratio. Tax ratio merupakan
kantor
dan
salah satu indicator kinerja perpajakan
(KP2KP)
yang diperoleh dari perbandingan antara
berlangsung tidak dalam hitungan bulan
pajak terhadap Produk Domestik Bruto
saja. Pembentukan unit modern di seluruh
(PDB). Untuk tahun 2011 ini, pemerintah
Indonesia dinyatakan efektif berlaku pada
bersama DPR RI telah menetapkan target
akhir tahun 2008.
tax ratio Indonesia sebesar12% atau naik
pelayanan
konsultasi
penyuluhan
perpajakan
KPP Kota Metro sebagai salah satu unit kerja di bawah Direktorat Jenderal menjalankan
64
Aspek
Pajak amanah
mencoba mulia
kesadaranuntuk dengan
menyetorkan perhhitungan
sebesar 0,1% dari tahun 2010. Penerapan
untuk
perpajakan
tersebut.
Direktorat
sistem
modern Jenderal
di
administrasi lingkungan
Pajak diharapkan
Dengan target penerimaan pajak yang
dapat menjadi solusi bagi peningkatan
mencapai 671 milyar di tahun 2011 ini
penerimaan pajak. Bagi wajib pajak,
yang berarti terdapat peningkatan target
keberadaan tempat pelayanan terpadu
penerimaan pajak lebih dari 20% dari
akan sangat memudahkan mereka untuk
DERIVATIVE – Vol. 5 No. 1 April 2011
Suharto
memenuhi kewajiban perpajakan, tidak
baik di tempat pelayanan terpadu yang
hanya PPh maupun PPN namun juga PBB
memberikan pelayanan berupa pelaporan
yang dahulu
pengelolaannya
SPT, penyampaian surat dan pembuatan
dengan kantor pelayaan pajak. Selain itu
NPWP, oleh account representative dalam
keberaedaan
wujud
terpisah account
representative
pemberian
konsultasi
dan
sebagai petugas pajak yang bertugas untuk
bimbingan teknis masalah perpajakan,
memberikan pelayanan prima atas segala
maupun pada saat dilakukan pemeriksaan
permasalahan
diharapkan
dengan pembahasan hasil pemeriksaan
dapat membantu wajib pajak untuk lebih
sebagai wujud transparansi dari proses
nyaman
pemeriksaan pajak itu sendiri. Beberapa
perpajakan
dalam
memenuhi
kewajiban
perpajakannya. Selanjutnya, pada tahap
hal
pemeriksaan
penerapan sistem administrasi perpajakan
pajak,
semakin
transparannya hasil pemeriksaan dengan
tersebut
merupakan
bagian
dari
modern yang berlaku di KPP Kota Metro.
didukung ketentuan-ketentuan yang ada,
Tingkat kepatuhan wajib pajak
menjadikan wajib pajak semakin percaya
dalam
ddiri dalam menjalankan prinsip self
perpajakannya sangat dipengaruhi oleh
assessment.
tingkat kepuasan terhadap pelayanan yang
Tempat
pelayanan
terpadu,
memenuhi
kewajiban
diberikan di KPP. Penelitian terdahulu
account representative serta transparansi
Gughi
dalam hal pemeriksaan pajak merupakan
bahwa secara menyeluruh (uji F) variable
beberapa diantaranya banyak perubahan
bebas yaitu kepuasan wajib pajak atas
dalam sistem administrasi perpajakan
kinerja
modern di lingkungan Direktorat Jenderal
menghasilkan F hitung > F tabel (73,506
Pajak
pajak
> 3,94) dengan tingkat signifikasi 0,000 <
merupakan pelanggan yang harus dijaga
0,05 yang berarti bahwa kepuasan wajib
hubungan baiknya. Jika wajib pajak
pajak atas kinerja account representative
merasa puas terhadap penerapan sistem
berpengaruh
administrasi
kepatuhan wajib pajak penghasilan pada
Kota
Metro.
Wajib
perpajakan
modern
khususnya dalam tiga hal tadi, diharapkan para
wajib
pajak
akan
sehingga
akan
Nugraha
account
menunjukkan
representative
signifikan
terhadap
KPP Jakarta Kebayoran Lama.
memenuhi
kewajiban perpajakannya dengan baik dan benar
Rama
meningkatkan
B. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah:
penerimaan pajak. Kepuasan wajib pajak
Untuk menguji dan membktikan apakah
tergantung pada pelayanan yang diterima,
terdapat pengaruh kepuasan wajib pajak
Suharto
DERIVATIVE – Vol. 5 No. 1 April 2011
65
terhadap kepatuhan wajib pajak atas
yang
berkualitas.
penerapan sistem administrasi perpajakan
pelanggan adalah ke-nyamanan, maka
modern di Kantor Pelayanan Pajak Kota
kepuasan akan datang apabila pelayanan
Metro.
yang
diperoleh
Kalau
value
benar-benar
bagi
nyaman.
Kalau value dari pelanggan adalah harga murah, maka pelanggan akan puas kepada
C. Kerangka Pemikiran Penelitian
ini
bermula
ketika
penulis melihat tingkat kepatuhan wajib pajak
yang
berbeda
antara
produsen yang memberikan harga yang paling kompetitif.
sebelum
Kepuasan terhadap penggunaan
modernisasi perpajakan dengan setelah
produk ataupun jasa merupakan hak dari
dilakukan
perpajakan.
para pelanggan. Pada penelitian kali ini,
Tingkat kepatuhan wajib pajak dapat
peneliti lebih menyoroti masalah jasa
dipengaruhi
salah
karena output dari penerapan sistem
satunya adalah tingkat kepuasan wajib
administrasi modern adalah pelayanan dan
pajak
pelayanan
modernisasi oleh
terhadap
banyak
hal,
penerapan
sistem
administrasi perpajakan modern. Kepuasan
atau
dalam
merupakan
Menurut
Berry, Zeithaml, dan Parasuraman (1990) bahasa
kualitas jasa memiliki sepuluh dimensi
asingnya satisfaction berasal dari bahasa
yang
sama.
Jasa
latin, yaitu satis yang berarti cukup, dan
(expected service) danjasa yang dirasakan
facere yang berarti melakukan. Jadi,
(perceived service) memiliki dimensi yang
produk atau jasa yang bias memuaskan
sama.
adalah produk atau jasa yang sanggup
pelanggan diminta untuk menyatakan
memberikan sesuatu yang dicari oleh
expected dan perceived service yang
konsumen sampai pada tingkat cukup.
diterimanya. Setelah melakukan berbagai
Tingkaatan cukup inilah yang akan selalu
pengujian, Berry et. al, mengkristalkan
menjadi perdebatan. Seorang pelanggan
kesepuluh dimensi kualitas jasa tersebut
yang puas adalah pelanggan yang merasa
ke dalam 5 dimensi utama yang kemudian
mendapat value dari pemasok, produsen
disebutnya dimensi servqual. Kelima
atau penyedia jasa. Value ini berasal dari
dimensi inilah yang menjadi acuan dalam
produk, pelayanan, sistem atausesuatu
menilai kualitas jasa yang diberikan oleh
yang bersifat emosi. Kalau pelanggan
penyedia jasa. Kelima dimensi tersebut
mengatakan bahwa value adalah produk
adalah
yang berkualitas, maka kepuasan terjadi
responsiveness, assurance, dan emphaty.
Dimensi
DERIVATIVE – Vol. 5 No. 1 April 2011
yang
ini
tangibles,
kalau pelanggan mendapatkan produk
66
jasa.
Suharto
diharapkan
dinilai
sewaktu
reliability,
Sedangkan
kepatuhan
menurut
c) Aspek Sosiologis, yaitu kepatuhan
terjemahan bebas berarti mengikuti suatu
wajib pajak dilihat dari aspek social
spesifikasi, standar, atau hukum yang
sistem
telah diatur dengan jelas yang biasanya
kebijakan public, kebijakan fiscal,
diterbitkan oleh sebuah lembaga atau
kebijakan
organisasi yang berwenang dalam suatu
administrasi perpajakan.
perpajakan,
antara
lain
perpajakan,
dan
bidang tertentu. Dalam kaitannya dengan
Dan dari hal tersebut, dapat digambarkan
wajib pajak mempunyai kesediaan untuk
kerangka pemikiran sebagai berikut:
memenuhi
kewajiban
perpajakannya
sesuai dengan aturan yang berlaku tanpa perlu diadakan pemeriksaan, investigasi seksama, peringatan atau ancaman, dan penerapan sanksi baik hukum maupun
KEPUASAN -
KEPATUHAN WAJIB PAJAK
Tangibles Reliability Responsive Asurances Emphaty
- Aspek yuridis - Aspek sosiologis - Aspek psikologis
administrasi. Dimensi
kepatuhan
menurut
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Chaiza Nasuha (2004) terdiri atas 3 (tiga) aspek, yaitu: a) Aspek
Berdasarkan Yuridis,
yaitu
pemenuhan
kepatuhan wajib pajak dilihat dari ketaatan
terhadap
prosedur
administrasi perpajakan yang ada. Aspek
ini
perkembangan pemberitahuan perkembangan
meliputi penyampaian (SPT), penyampaian
laporan surat laporan SPT
secara persentase yang diisi secara benar dan tidakbenar, serta laporan perkembangan penyampaian angsuran berdasarkan
perkembangan
kerangka
gambar
pemikiran
dalam
tersebut
dapat
dijelaskan bahwa terdapat dua jenis variable yang akan dilakukan pengujian pada penelitian ini, yaitu variable yang akan dillakukan pengujian pada penelitian ini, yaitu variable bebas (independent) dan variable terikat (dependent). Analisa ini akan menggunakan variable bebas yang meliputi kepuasan wajib pajak, sedangkan variable terikat adalah kepatuhan wajib pajak.
SPT
Masa. b) Aspek Psikologis, yaitu kepatuhan wajib pajak dilihat dari persepsi wajib pajak terhadap penyuluhan pelayanan
D. Kajian Teori Teori kepuasan pelanggan Perhatian
terhadap
kepuasan
maupun ketidakpuasan pelanggan akhir-
dan pemeriksaan pajak.
Suharto
DERIVATIVE – Vol. 5 No. 1 April 2011
67
akhir ini semakin besar. Pihak yang menaruh
perhatian
terhadap
hal
Pada
dasarnya
pengertian
ini
kepuasan pelanggan mencakup perbedaan
semakin banyak. Pihak yang paling
antara harapan dan kinerja atau hasil yang
banyak berhubungan langsung dengan
dirasakan. Konsep kepuasan pelanggan ini
kepuasan/ketidakpuasan pelanggan adalah
dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
pemasar, konsumen, konsumeris, dan peneliti perilaku konsumen.
Tujuan perusahaan
Kebutuhan dan keinginan pelanggan
Persaingan yang semakin ketat, di mana semakin banyak produsen yang
Produk Harapan pelanggan terhadap produk
terlibat dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, menyebabkan setiap
Nilai produk bagi pelanggan
perusahaan maupun instansi sector public harus
menempatkan
orientasi
pada
kepuasan pelanggan sebagai tujuan utama.
Tingkat kepuasan pelanggan
Hal ini tercermin dari semakin banyaknya perusahaan
yang
komitmennya
menyertakan
terhadap
kepuasan
Gambar 2. Konsep kepuasan pelanggan
pelanggan dalam pernyataan misinya, iklan, maupun public relations release. Ada
68
beberapa
Parasuraman
(1990)
kualitas
jasa
yang
memiliki sepuluh dimensi dasar. Jasa
memberikan definisi mengenai kepuasan
yang diharapkan (expected service) dan
dan
Kotler
jasa yang dirasakan (perceived service)
(1996) menandaskan bahwa kepuasan
memiliki dimensi yang sama. Dimensi ini
pelanggan
dinilai sewaktu pelanggan diminta untuk
ketidakpuasan adalah
pakar
Menurut Berry, Zeithaml, dan
pelanggan. tingkat
perasaan
seseorang setelah membandingkan hasil
menyatakan
kinerja yang ia rasakan dengan yang
service
diharapkan.
(1990)
melakukan berbagai pengujian, Berry et.
menyatakan bahwa kepuasan pelanggan
al, mengkristalkan kesepuluh dimensi
merupakan evaluasi purnabeli dimana
kualitas jasa tersebut ke dalam 5 (lima)
alternative
sekurang-
dimensi utama yang kemudian disebutnya
kurangya sama atau melampauiharapan
dimensi servqual. Kelima dimensi inilah
pelanggan,
yang
Engel,
yang
et
al
dipilih
sedangkan
ketidakpuasan
expected
yang
menjadi
dan
diterimanya.
acuan
dalam
perceived Setelah
menilai
timbul apabila hasil (outcome) tidak
kualitas jasa yang diberikan oleh penyedia
memenuhi harapan.
jasa. Kelima dimensi tersebut adalah:
DERIVATIVE – Vol. 5 No. 1 April 2011
Suharto
a. Tangibles, yaitu keberwujudan (bukti langsung)
meliputi
perlengkapan,
fasilitas
Karakteristik pelengkap khusus yang
fisik,
dapat
serta
pemakaian
pegawai
komuikasi
menambah
pengalaman
produk,
contohnya
minuman gratis pada saat penerbangan
b. Reliability, berarti kehandalan yaitu
3. Reliabilitas (reliability)
kemampuan memberikan pelayanan
Yaitu
yang dijanjikan dengan segera, akurat
kegagalan
dan memuaskan.
dalam
c. Responsivenesssm
berarti
daya
probabilitas
terjadinya
atau kerusakan produk
periode
Semakin
waktu
kecil
tertentu.
kemungkinan
tanggap yang mencakup keinginan
terjadinya kerusakan, semakin handal
para
dan
produk yang bersangkutan.
dengan
4. Konformasi (conformance)
staf
dan
memberikan
pelanggan
pelayanan
tanggap. d. Assurance,
Yaitu berarti
jaminan
yang
tingkat
kesesuaian
produk
dengan standar yang telah ditetapkan,
mencakup pengetahuan, kemampuan,
misalnya
kesopanan, dan sifat dapat dipercaya
keberangkatan dan kedatangan kereta
yang dimiliki para staf, bebas dari
api
bahaya, resiko atau keragu-raguan e. Emphaty, meliputi kemudahan dalam melakukan
hubungan,
komunikasi
ketepatan
waktu
5. Daya Tahan (Durability) Yaitu
jumlah
pemakaian
produk
sebelum produk bersangkutan harus
yang baik, perhatian pribadi, dan
diganti.
Semakin
memahami kebutuhan para pelanggan.
pemakaian
besar
frekuensi
normal
yang
dimungkinkan, semakin besar pula Sedangkan
menurut
Gregorius
Chandra (2002), ada delapan dimensi
daya tahan produk. 6. Service ability
utama kepuasan kerja, yaitu:
Yaitu kecepatan dan kemudahan untuk
1. Kinerja (Performance)
direparasi,
Karakteristik operasi dasar dari suatu produk,
misalnya
pengiriman
barang
keselamatan barang. 2. Fitur (features)
Suharto
kecepatan serta
jaminan
serta
kompetensi
dan
keramahtamahan staf layanan. 7. Estetika (Aesthetics) Menyangkut penampilan produk yang bisa dinilai dengan panca indra (rasa, bau, suara, dst).
DERIVATIVE – Vol. 5 No. 1 April 2011
69
8. Persepsi terhadap kualitas (perceived
Tinjauan Perpajakan Secara Umum
quality)
Ada berbagai pengertian atau
Yaitu
kualitas
dinilai
definisi tentang pajak yang diberikan oleh
berdasarkan reputasi penjual. Misal
para ahli, khususnya para ahli di bidang
BMW, SONY, dll. Kualitas produk
keuangan
yang
ekonomi maupun hukum. Pajak dalam
dirasakan
menentukan
yang
pelanggan
persepsi
akan
pelanggan
istilah
asing
terhadap kinerja, yang pada kepuasan
contribution
pelanggan.
(Prancis);
Tanpa
disebut (Inggris);
steuer,
Finance),
tax,
import
tace,
drout
abgabe,
gebuhr
(Jerman); impuesto contribution, tribute,
teori yang dikemukakan oleh kedua
gravamen, tasa (Spanyol); dan belasting
penulis di atas, peneliti lebih condong
(Belanda).
menggunakan dimensi kepuasan menurut
selatan istilah tax dikenal pula istilah
Berry, Parasuraman dan Zeithaml. Hal ini
tariff (Safri Nurmantu, 2005: 11-12).
lima
mengurangi
(Public
kebenaran
karena
dimensi
Dalam
literature
amerika
yang
Untuk mengetahui definisi pajak
diiutarakan oleh Berry, Parasuraman dan
Wirawan B. Illyas dan Richard Burton
Zeithaml lebih padat serta merupakan
(2007) dalam bukunya, hukum pajak,
konklusi dari delapan dimensi seperti
yang dikutip dari pengantar ilmu hukum
yang diutarakan oleh Gregorius Chandra.
pajak karangan Santoso Brotodihardjo.
Penjelasannya adalah sebagai berikut.
(1995)
mengemukakan
Perceived quality, fitur serta estetika
pendapat
pakar
terdapat
berikut:
pada
seperti
dimensi
tangibles
antara
Feldmann
(keberwujudan). Reliability (kehandalan)
lain
(2006)
mengatakan
konformasi. Daya tahan dan service
dipaksakan sepihak oleh terutang kepada
diwakili oleh assurance. Satu hal yang
penguasa (menurut norma-norma yang
menjadi kelebihan dimensi kepuasan
ditetapkannya
menurut
dan
adanya kontra prestasi, dan semata-mata
adalah
adanya
digunakan untuk menutup pengeluaran-
kemudahan
dalam
pengeluaran umum. Sedangkan Rochmat
melakukan hubungan, komunikasi yang
Soemitro. 2004 berpendapat bahwa pajak
emphaty,
Zeithaml,
(1990)
yaitu
baik, perhatian pribadi, dan memahami kebutuhan para pelanggan.
DERIVATIVE – Vol. 5 No. 1 April 2011
adalah
sebagai
bahwa
Berry,
pajak
beberapa
mewakili dimensi kinerja, reliabilitas, dan
Parasuraman
70
negara
secara
prestasi
umum),
yang
tanpa
adalah iuran rakyat kepada kas negara (peralihan kekayaan dari sektor partikulir
Suharto
ke
sektor
pemerintah)
undang-undang
(dapat
berdasarkan dipaksakan)
Yang kas
prestasi) ditunjukkan
dan
negara
berdasarkan
dapat
undang
digunakan
untuk
adalah jangan sampai ada wajib pajak/subjek
Dari kedua pendapat di atas, dapat unsur-unsur
memenuhi
yang
pajak
berlaku
yang
sepenuhnya
tidak
kewajiban
adalah
perpajakan, atau ada objek pajak yang
sebagai berikut: (1) iuran, (2) berdasarkan
tidak dilaporkan oleh wajib pajak, atau
undang-undang/peraturan,
dapat
ada objek pajak yang terlepas dari
dipaksakan, (4) tidak ada kontraprestasi
pengamatan atau perhitungan fiskus
langsung,
(Safri Nurmantu, 2005:30).
(5)
pajak
perpajakan
undang-
langsung
membiayai pengeluaran umum”. diketahui
dengan
memasukkan dana secara optimal ke
dengan tiada mendapat jasa timbal (tegen yang
dimaksud
(3)
untuk
membiayai
pengeluaran negara.
b. Fungsi Regulerend
Safri Nurmantu dalam bukunya pengantar
perpajakan
menjelaskan
Fungsi regulerlend atau fungsi mengatur
disebut
juga
fungsi
bahwasannya secara umum dikenal 2
tambahan, yaitu suatu fungsi dalam
(dua) macam fungsi pajak yaitu:
mana
pajak
pemerintah a. Fungsi Budgetair Fungsi
dipergunakan sebagai
alat
oleh untuk
mencapai tujuan tertentu. Disebut disebut
sebagai fungsi tambahan karena fungsi
fungsi utama pajak, atau fungsi fiskal
ini hanya sebagai pelengkap dari
(fiscal function) yaitu suatu fungsi
fungsi utama pajak, yaitu fungsi
dalam
dipergunakan
budgetair. Untuk mencapai tujuan
sebagai alat untuk memasukkan dana
tersebut maka pajak dipakai sebagai
secara
alat
mana optimal
berdasarkan
budgetair
pajak ke
kas
negara
undang-undang
kebijaksanaan,
misalnya
pemerintah menentukan tujuan untuk
perpajakan yang berlaku. Fungsi ini
memberantas/menghilangkan
disebut fungsi utama karena fungsi
kebiasaan
inilah yang secara historis pertama
kalangan generasi muda. Di sini
kali timbul. Berdasarkan fungsi ini,
pemerintah dapat menggunakan pajak
pemerintah, yang membutuhkan dana
sebagai alat untuk mencapai tujuan
untuk
tersebut dengan cara memajaki harga
membiayai
berbagai
mabuk-mabukan
kepentingan, memungut pajak dari
minuman
penduduknya.
sehingga tidak terjangkau lagi oleh
Suharto
keras
sedemikian
di
DERIVATIVE – Vol. 5 No. 1 April 2011
rupa,
71
sebagian besar generasi muda (Safri
c. Withholding Sistem
Nurmantu, 2005:36). Sistem
Merupakan suatu sistem suatu
pemungutan pajak yang memberi
negara terdiri atas tiga unsur, yakni
wewenang kepada pihak ketiga
Tax
untuk
Policy,
perpajakan Tax
Law
dan
Tax
Administration. Tax Administration ini sendiri
dalam
perkembangannya
memotong /
besarnya pajak yang terutang. d. Self Assessment Sistem
menjadi unsur-unsur yang harus dapat dipenuhi
guna
Merupakan suatu sistem
mendapatkan
pemungutan pajak yang wajib
penerimaan pajak itu sendiri. Unsur-
pajaknya
unsur
Institution
menyetor danmelaporkan sendiri
(lembaga), the person who work there
besarnya pajak yang harur disetor,
(para pegawai), dan the procedure
dalam sistem ini, wajib pajak
(prosedur
Sistem
bersifat
sebagai
pemerintah (fiskus) bersifat pasif.
itu
perpajakan
adalah
The
perpajakan). dapat
disebut
mtode atau cara bagaimana mengelola utang pajak yang terutang oleh wajib pajak dapat mengalir ke kas negara. Richard
Burton
(2007),
sistem
pemungutan pajak yang berlaku di indonesia adalah sebagai berikut: suatu
kepada
fiskus
dan
wajib pajak untuk menentukan besarnya utang pajak.
a. Pengertian administrasi Pengertian administrasi seperti dikemukakan kembali oleh Yeremias T.
2004
Keban
yaitu
bahwa:
mengarahkan, prinsip
penciptaan
pemungutan pajak yang memberi fiskus
prinsip-
implementasi
kebijakan,
melakukan
analisis,
kegiatan
menyeimbangkan
dan keputusan,
pertimbangan-pertimbangan
Merupakan suatu sistem kepada
sedangkan
Perpajakan Modern
mempresentasikan
b. Semi Self Assessment Sistem
wewenang
aktif,
pemerintahan, kegiatan, implementasi, sistem
pemungutan pajak yang memberi wewenang
menghitung,
administrasi diartikan sebagai arahan,
a. Official Assessment Sistem Menurut
boleh
Tinjauan Sistem Administrasi
Menurut Wirawan B. Ilyas dan
dan
wajib pajak untuk menentukan
kebijakan, individual
sebagai dan
DERIVATIVE – Vol. 5 No. 1 April 2011
pekerjaan
kelompok
dalam
menghasilkan barang dan jasa publik, dan
sebagai
arena
besarnya utang pajak.
72
memungut
Suharto
bidang
kerja
akademik dan teoritis. Definisi di atas
istilah
menunjukkan
istilah
bukanlah hal baru bagi perpajakan
administrasi yang secara langsung
nasional. Reformasi perpajakan sudah
menepis anggapan bahwa administrasi
dilakukan
selalu
kegiatan
dekade yang lalu. Tujuan utama
ketatausahaan yang berkaitan dengan
reformasi perpajakan saat itu adalah
pekerjaan mengatur berkas, membuat
untuk lebih menegakkan kemandirian
laporan administratif, dan sebagainya.
dalam
b. Administrasi Perpajakan
nasional
batasan
diartikan
sebagai
Menurut
ensiklopedia
atau
langkah
pemerintah
pembiayaan
reformasi
pada
dua
pembangunan
dengan
jalan
lebih
mengarahkan segenap potensi dan
perpajakan yang ditulis oleh Sophar
kemampuan
Lumbantoruan
khususnya dengan cara meningkatkan
(1997:582),
“Administrasi
perpajakan
dari
dalam
negeri,
(Tax
penerimaan negara melalui perpajakan
Administration) ialah cara-cara atau
dari sumber-sumber di luar minyak
prosedur pengenaan dan pemungutan
bumi dan gas alam.
pajak. Mengenai peran administrasi perpajakan,
Liberty
Pandiangan
Berdasarkan
pembaruan
mengemukakan bahwa administrasi
peraturan tersebut, telah dilakukan
perpajakan
untuk
perubahan sistem penetapan pajak dari
merealisasikan peraturan perpajakan,
sebelumnya official assessment sistem
dan penerimaan negara sebagaimana
menjadi self assessment sistem. Bila
amanat APBN.
dengan official assessment sistem,
diupayakan
maka c. Reformasi Perpajakan
dan
negara
yang harus dibayar oleh masyarakat
dalam
adalah pihak kantor pajak (fiskus)
membangun fundamental penerimaan
yakni berdasarkan dan informasi yang
negara
dan
dimiliki. Dalam hal ini, dikeluarkan
berkesinambungan, melalui reformasi
ketetapan pajak (kohir) bagi setiap
perpajakan (tax reform) merupakan
wajib pajak, dan pajak yang besarnya
salah satu perubahan mendasar yang
harus dibayar sesuai dengan ketetapan
dilakukan
bidang
pajak tersebut. Sedangkan dengan self
perpajakan. Bila ditelusuri dari sisi
assessment sistem, maka diberikan
waktu
kepercayaan
Suharto
berbagai
menghitung
menetapkan besarnya pajak terutang
Seperti halnya yang dilakukan oleh
yang
yang
kuat
pemerintah
pelaksanaannya,
di kata
atau
kepada
masyarakat
DERIVATIVE – Vol. 5 No. 1 April 2011
73
(wajib
pajak)
untuk
menghitung
kinerjanya,
baik
secara
individu,
sendiri besar pajak yakni sesuai
kelompok, maupun kelembagaan agar
dengan transaksi atau kondisi yang
lebih efisien, ekonomis dan cepat yang
dialami dan kemudian dibayar ke kas
merupakan perwujudan dari program
negara.
dan kegiatan reformasi administrasi Mengenai
reformasi
perpajakan jangka menengah yang
administrasi, Gerald E. Caiden (1969)
menjadi
seperti dikutip oleh Soesilo Zuhar
perpajakan.
(Jakarta,
2002:6),
bahwa
reformasi
prioritas
reformasi
mengemukakan
Beberapa ciri khusus sistem
administrasi
administrasi perpajakan modern yakni
didefinisikan sebagai berikut: “The
perbaikan
artificial inducement of administration
pembentukan account representative
transformation against resistance.”
dan
Definisi reformasi
Caiden
compliant
melalui
center
untuk
ini
menampung keberatan wajib pajak.
beberapa
implikasi:
Selain itu juga merangkul kemajuan
administrasi
merupakan
teknologi terbaru di antaranya e-filing,
mengandung
dari
pelayanan
kegiatan yang dibuat oleh manusia
e-payment,
(manmade) tidak bersifat eksidental,
counceling
yang
otomatis
maupun
meningkatkan
mekanisme
reformasi
administrasi
alamiah,
(2)
e-registration,
dan
e-
diharapkan kontrol
merupakan
yang lebih efektif. Manfaat yang dapat
suatu proses, (3) resistensi beriringan
diperoleh dari penerapan sistem bagi
dengan proses reformasi administrasi.
wajib pajak adalah simplicity, dimana alur pekerjaan lebih sederhana dengan
Sistem
Administrasi
Perpajakan
bantuan
representative;
certainity yaitu terdapat kepastian
Modern Definisi sistem pada dasarnya
dalam
melaksanakan
perpajakan
berhubungan satu dengan lainnya,
pelayanan dan penyuluhan di kantor
yang berfungsi bersama-sama untuk
pelayanan pajak.
sistem
administrasi
perpajakan
perpajakan modern melalui program dan
perpajakan
reformasi
penyempurnaan
atau
mengelami perbaikan
DERIVATIVE – Vol. 5 No. 1 April 2011
bidang
Penerapan sistem administrasi
modern adalah sistem administrasi yang
didukung
peraturan
adalah sekelompok elemen yang erat
mencapai tujuan. Dapat dikatakan,
74
account
kegiatan
dalam
administrasi
kerangka perpajakan
jangka menengah berikut ini diuraikan
Suharto
dalam
dimensi-dimensi
administrasi
perpajakan
sistem
administrasi serta menjamin ketetapan
modern,
waktu pelayanan. Hal ini juga akan
yaitu:
berpengaruh
a. Struktur organisasi
pemeriksaan,
b. Modernisasi prosedur organisasi
ketepatan
c. Modernisasi strategi organisasi
Standar Operating Procedur (SOP)
d. Modernisasi budaya organisasi
yang telah ditentukan.
Dalam kaitannya dengan wajib
terhadap waktu
dalam
modernisasi
pengawasan,
organisasi
hal
dengan
pelayanan,
pemeriksaan
penagihan pajak
Hal ini karena semua aspek dalam
Dalam
prosedur
perpajakan
berkaitan
sesuai
memberikan
menjadi sangat penting bagi mereka. organisasi
dalam
c. Dukungan teknologi informasimodern
pajak sebagai stakeholders utama, prosedur
terutama
proses
menjalankan dan
dan
administrasi meningkatkan
langsung dengan pemenuhan hak dan
pelayanan
kewajiban wajib pajak, yaitu:
seperti e-regristation, e-fillin, e-SPT
a. Pelayanan satu pintu melalui account
dikembangkan
aplikasi
serta fasilitas help desk di setiap KPP.
representative. Penunjukkan account representative
Tinjauan
yang bertanggungjawab secara khusus
Pajak
melayani dan mengawasi administrasi perpajakan dengan
beberapa
wajib
mengembangkan
pelayanan
satu
mengurangi
pajak konsep
pintu
sehingga
persinggungan
antara
Teori
Kepatuhan
Menurut kepatuhan
Safri
Wajib
Nurmantu,
perpajakan
didefinisikan
sebagai “suatu keadaan dimana wajib pajak
memenuhi
perpajakan
dan
semua
kewajiban
melaksanakan
hak
wajib pajak dengan petugas pajak
perpajakannya”. Terdapat dua macam
yang
kepatuhan
kemungkinan
dapat
menimbulkan ekses negatif.
menurut
Safri
Nurmantu,
yakni: kepatuhan formal dan kepatuhan
b. Penyederhanaan prosedur administrasi
material. Kepatuhan formal adalah suatu
dan meningkatkan standar waktu dan
keadaan dimana wajib pajak memenuhi
kualitas pelayanan dan pemeriksaan
kewajiban
pajak.
sesuai dengan ketentuan dalam undang-
Keberadaan tempat pelayanan terpadu
undang perpajakan. Wajib pajak yang
sebagai
pelayanan
memenuhi kepatuhan material adalah
mempermudah
wajib pajak yang mengisi dengan jujur,
awal
perpajakan
Suharto
semua
akan
perpajakan
secara
formal
DERIVATIVE – Vol. 5 No. 1 April 2011
75
lengkap, dan benar Surat Pemberitahuan
akibat yang sama, yaitu berkurangnya
(SPT)
penyetoran pajak ke kas negara.
sesuai
ketentuan
dan
menyampaikannya ke KPP sebelum batas waktu berakhir.
Dalam rangka menilai kepatuhan untuk memenuhi kewajiban perpajakan,
Menurut
Nasucha,
terdapat suatu istilah yang disebut tax gap
kepatuhan wajib pajak dapat diidentifikasi
(jurang kepatuhan). Tax Gap adalah
darikepatuhan
dalam
selisih
untuk
sesungguhnya dengan pajak potensial
Surat
dengan tingkat kepatuhan dari masing-
Pemberitahuan (SPT), kepatuhan dalam
masing sektor perpajakan merupakan
penghitungan
mendaftarkan
Chaizi wajib diri,
menyetorkan
terutang,
pajak kepatuhan
kembali dan
dan
pajak
pengukuran
yang
kepatuhan
dalam
efektifitas
administrasi
Dalam
Penyebab tax gap terutama lemahnya
tunggakan.
penerapannya,
dimungkinkan teori
psikologi
akurat
atas
perpajakan.
untuk
administrasi
dalam
pengumpulan pajak hanyalah merupakan
perpajakan.
semakin
Keberhasilan
kepatuhan wajib pajak, yaitu rasa bersalah
akibat
dan rasa malu, persepsi wajib pajak atas
kepatuhan.
kewajaran dan keadilan beban pajak yang
membayar pajak berarti jurang kepatuhan
mereka tanggung, dan pengaruh kepuasan
semakin sempit dan berarti pemungutan
terhadap pelayanan pemerintah.
pajak lebih berhasil. Sebaliknya, semakin
sempitnya
Semakin
patuh
jurang rakyat
Isu kepatuhan dan hal-hal yang
lebar jurang kepatuhan maka semakin
menyebabkan ketidakpatuhan serta upaya
sedikit pajakyang berhasil dikumpulkan.
untuk meningkatkan kepatuhan menjadi
Upaya
agenda penting di negara-negara maju,
kepatuhan
apalagi di negara-negara berkembang. Isu
penyempurnaan
kepatuhan menjadi penting karena ketidak
perpajakan.
Rendahnya
tax
patuhan secara bersamaan menimbulkan
menunjukan
terdapatnya
kesenjangan
upaya menghindarkan pajak, baik dengan
yang tajam di mana hal ini terkait erat
fraud dan illegal yang disebut tax evasion,
dengan administrasi pajak.
maupun pengindaran pajak tidak dengan
lemahnya administrasi perpajakan dialami
fraud dan
oleh banyak negara sedang berkembang.
dilakukan secara legal yang
disebut tax avoidance. Pada akhirnya tax evasion dan tax avoidance mempunyai
mengurangi
DERIVATIVE – Vol. 5 No. 1 April 2011
kesenjangan
dilakukan sistem
Pengalaman
melalui administrasi
dan
ratio
Masalah
banyaknya
kejadian terkait perpajakan khususnya masalah
76
lebih
yang
pembayaran
pembayaran digunakan
antarapenerimaan
kepatuhan
Suharto
wajib
pajak
dipengaruhi
oleh
kondisi
sistem
E. METODE PENELITIAN
administrasi perpajakan yang meliputi tax
Definisi
service dan tax enforcement. Langkah-
pengukuran variabel
langkah
perbaikan
administrasi
konseptual,
Penelitian
operasional ini
mempunyai
diharapkan dapat mendorong kepatuhan
operasional
wajib pajak melalui dua cara yaitu
yaitu:
pertama,
karena
a. Kepuasan wajib pajak (X), merupakan
mendapatkan pelayanan yang baik, cepat,
kepuasan wajib pajak atas penerapan
dan menyenangkan serta pajak yang
sistem
mereka bayar akan bermanfaat bagi
modern di KPP Kota Metro khususnya
pembangunan bangsa. Kedua, wajib pajak
atas
akan patuh karena mereka berpikir bahwa
representative dan pemeriksaan.
wajib
pajak
patuh
mereka akan mendapatsanksi berat akibat pajak
yang
terdeteksi
tidak
mereka
sistem
laporkan
yang
administrasi
pelayanan
di
digunakan
perpajakan TPT,
account
b. Kepatuhan wajib pajak (Y), adalah ketaatan dalam melaksanakan hak dan
dan
kewajiban perpajakan sesuai dengan
administrasi perpajakan serta kemampuan
peraturan yang berlaku serta kesediaan
crosschecking informasi dengan instansi
untuk memenuhi kewajiban pajaknya
lain.
sesuai dengan aturan yang berlaku Strategi
informasi
variabel
dan
dalam
meningkatkan
kepatuhan
wajib
pajak
administrasi
perpajakan
melalui
diadakan
(pemeriksaan
pemeriksaan
khusus),investigasi
lain
seksama, peringatan maupun ancaman
dengan membuat program dan kegiatan
dan penerapan sanksi baik hukum
yang diharapkan dapat menyadarkan dan
maupun administrasi.
meningkatkan
kepatuhan
antara
tanpaperlu
sukarela,
c. Pengukuran variabel
khususnya bagi wajib pajak yang belum
Variabel adalah objek penelitian atau
patuh, meningkatkan pelayanan terhadap
apa yang menjadi titik perhatian suatu
wajib pajak yang relatif sudah patuh
penelitian, memiliki variasi nilai dan
sehingga
berbeda
tingkat
dipertahankan
atau
kepatuhannya ditingkatkan,
dapat dan
meningkatkan kepatuhan dengan program dan kegiatan yang dapat memerangi ketidakpatuhan noncompliance).
(combatting
satu
sama
lain.
(Nazir,
2010:108). Objek pada penelitian kali ini terdiri atas dua variabel, yaitu: d. Variabel
bebas
X
(independent
variable), Yaitu variabel stimulus atau variabel yang dapat mempengaruhi variabel
Suharto
DERIVATIVE – Vol. 5 No. 1 April 2011
77
lain. Pengukuran variabel X dalam
Skala
yang
mengukur
pajak (X) yang merupakan selisih
independen adalah dengan menggunakan
persepsi
dengan
yang
skala Likert. Pada metode ini, responden
dirasakan
oleh
atas
diminta untuk menjawab pertanyaan yang
administrasi
diberikan dan jawaban dibagi dalam lima
perpajakan modern yang meliputi
macam kategori, yaitu: “Sangat Setuju”
pelayanan
account
(SS), “Setuju (S), “Kurang Setuju” (KS),
pemeriksaan.
“Tidak Setuju” (TS), “Sangat Tidak
harapan wajib
pajak
sistem di
representative
TPT, dan
Kepuasan ini dapat diukur dengan indikator
antara
lain
(keberwujudan),
assurances
(keandalan), emphaty (perhatian). e. Variabel
terikat
Y
dan
Setuju” (STS). Populasi dan Sampling
responsiveness
(ketanggapan),
dependen
tangibles reliability
(keyakinan),
variabel
untuk
penelitian ini adalah kepuasan wajib
penerapan
Populasi
adalah
keseluruhan
subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam
(dependent
variable)
wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi (Nazir,
Yaitu
variabel
yang
2010: 108). Sedangkan populasi target
memberikan reaksi atau respon jika
dalam penelitian ini adalah seluruh wajib
dihubungkan dengan variabel bebas.
pajak yang terdaftar pada KPP Kota
Dalam
variabel
Metro. Populasi terjangkau adalah 60
terikatnya adalah kepatuhan wajib
orang wajib pajak. Adapun teknik yang
pajak yang dinyatakan dengan skor
digunakan dalam penelitian ini yakni
totalhasil
responden
simple random sampling dengan teknik
mengenai kepatuhan wajib pajak.
bilangan random. Penentuan besarnya
Kepatuhan wajib pajak dapat diukur
sample
menggunakan
rumus
dengan menggunakan indikator antara
Yamane
yang
dari
lain: penyampaian SPT, informasi
(1998:82), yakni n = N/(1+Nd2) (n adalah
perpajakan, kemudahan memahami
sampel; N adalah populasi; dan d adalah
informasi, prosedur pelayanan dan
presisi yang ditetapkan = 10%), dan dari
cara pemeriksaan, komunikasi antar
hasil
wajib pajak dan aparat pajak, sarana
sampel sebesar 50 orang wajib pajak.
penelitian
ini,
pengukuran
dikutip
perhitungan
dan prasarana, pelanggan dan tujuan pemeriksaan.
78
digunakan
DERIVATIVE – Vol. 5 No. 1 April 2011
Suharto
diperoleh
Taro Riduan
besaran
mengetahui konsistensi alat ukur, apakah Uji Validitas dan Reliabilitas Data
alat
Uji Validitas
diandalkan
Instrumen
dan
digunakan
tetap
dapat
konsisten
jika
pengukuran itu dilakukan berulang-ulang.
instrumen tersebut dapat digunakan untuk
Rumus yang digunakan untuk jenis data
mengukur
diukur
essay atau yang bersumber dari angket
(Hamzah B. Uno, 2007:54). Uji validitas
adalah teknik Alfa Cronbach (Djaali dan
diperlukan
Muljono, 2004: 103).
yang
untuk
valid
yang
berarti
apa
yang
ukur
hendak
mengukur
derajat
ketepatan antara data yang menjadiobjek penelitian
dengan
data
yang
dapat
dilaporkan. Rumus yang digunakan adalah
√[( ∑
)(∑
∑ )
(∑ ) )][( ∑
(∑ ) )]
penelitian ini adalah menggunakan uji dua sisi dengan taraf signifikansi 5%. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut: a. Jika r hitung > r tabel (uji dua sisi signifikansi
instrumen
pertanyaan
signifikan
terhadap
5%)
maka
berkorelasi skor
total
(dinyatakan valid) b. Jika r hitung < r tabel (uji dua sisi dengan
signifikansi
5%)
maka
instrumen pertanyaan tidak berkorelasi signifikan
terhadap
skor
total
(dinyatakan tidak valid) Instrumen yang reliable berarti tersebut
bila
digunakan
beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama. Uji
reliabilitas
Suharto
Instrumen
diperlukan
untuk
memiliki
tingkat
reliabilitas yang tinggijika nilai koefisien yang diperoleh> 0,60 (Imam Ghozali, 2002:133). Uji Homogenitas Dan Linieritas Data Uji Homogenitas Data Uji
ini
dilakukan
dengan
menggunakan aplikasi analisis multivariat program SPSS yang bertujuan untuk melihat apakah kedua sampel mempunyai varians yang homogen atau tidak. Pada analisis
regresi,
dimaksudkan
Uji Reliabilitas instrumen
]
(∑ )
∑
Pengajuan yang dilakukan dalam
dengan
∑
][
Dimana
rumus korelasi product moment. (∑
[
uji
untuk
homogenitas memperlihatkan
bahwa dua atau lebih kelompok data sampel
berasal
dari
populasi
yang
memiliki varians yang sama. Persyaratan analisis yang dibutuhkan adalah bahwa galat
regresi
untuk
setiap
DERIVATIVE – Vol. 5 No. 1 April 2011
79
pengelompokkan
berdasarkan
variabel
terikatnya memiliki varians yang sama.
signifikasi 5%. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut: a. Jika nol
Linieritas adalah keadaan dimana antara
variabel
(Ho)
dependen
ditolak
dengan variabel independen bersifat linier
alternatif
(garis
(Ha) diterima
lurus)
dalam
range
variabel
independen tertentu. Jadi uji linieritas digunakan
untuk
mengetahui
b. Jika
dan
hitung <
hipotesis
tabel (taraf
signifikansi 5%) maka hipotesis
apakah
hubungan antara variabel X dan Y bersifat
nol
linier atau tidak. Uji Linieritas ini
(Ho)
diterima
dan
hipotesis
alternatif
dilakukan dengan menggunakan distribusi
(Ha) ditolak
Fisher dan Probabilitas. F. Hasil
Penelitian
dan
Pembahasan
Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis
Pengujian Validitas dan Reliabilitas
a. Korelasi Spearman Rank
Data
Korelasi
Spearman
Rank
a. Pengujian Validitas Data Hasil r hitung untuk variabel
merupakan korelasi yang paling awal dikembangkan dan paling dikenal baik
kepuasan
hingga
menggunakan program SPSS statistics
saat
ini.
Rumus
yang
digunakan adalah sebagai berikut: (
Cases
Spearman Rank : Kuadrat dari nilai perbedaan
Valid
: Jumlah yang diuji
Pengujian kesesuaian ini dilakukan menggunakan
derajat
DERIVATIVE – Vol. 5 No. 1 April 2011
N
%
50
100.0
Exculuded
0
0
Total
50
100.00
Item Statistics r hitung
ranking
dengan
dengan
17.0 diperoleh hasil yang valid seperti
: Rho atau koefisien korelasi
n
pajak
Case Processing Summary
)
Keterangan
b2
wajib
yang tertera dalam tabel berikut:
∑
80
tabel (taraf
signifikansi 5%) maka hipotesis
Uji Linieritas Data
hubungan
hitung >
r tabel
Keterangan
PU 1
.388
.281
Valid
PU 2
.515
.281
Valid
.....
.....
.....
.....
.....
.....
.....
.....
PU19
.815
.281
Valid
PU20
.544
.281
Valid
Suharto
Sedangkan hasil r hitung untuk variabel kepatuhan wajib pajak dengan menggunakan program SPSS statistics 17.0 juga dihasilkan data yang valid. Case Processing Summary N Cases
Valid
a. Pengujian Homogenitas Data Uji homogenitas bertujuan untuk memperlihatkan bahwa dua atau lebih kelompok data sampel berasal
dari
memiliki
%
50
100.0
Exculuded
0
0
Total
50
100.00
populasi
variansi
Persyaratan
yang
analisis
yang sama. yang
dibutuhkan dalam analisis regresi adalah bahwa galat regresi untuk
Item Statistics r hitung
r tabel
Keterangan
setiap pengelompokan berdasarkan
PU 1
.388
.281
Valid
variabel
PU 2
.515
.281
Valid
.....
.....
.....
.....
variansi yang sama.
.....
.....
.....
.....
PU19
.815
.281
Valid
PU20
.544
.281
Valid
b. Pengujian Reliabilitas Data Hasil pengujian tersebut diperoleh realibilitas data dari masingmasing variabel seperti yang diuraikan pada tabel berikut. Semakin tinggi nilai koefisien yang didapatkan maka realibilitasnya juga semakin tinggi. Instrumen memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi jika nilai koefisien yang diperoleh > 0,60(Imam Ghozali, 2002:133). Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan SPSS statistics 17.0 untuk masingmasing variabel diperoleh hasil yang reliabel dan disajikan dalam tabel sebagai berikut
terikatnya
memiliki
Uji Homogenitas Varians Test of homogenity of variances Levene
df1
df2
Sig.
12
28
0.244
statistic 1.356
Berdasarkan homogenitas
uji
varians
yang
diperoleh dari analisis One Way ANOVA tersebut, diperoleh nilai p-value (Sig.) sebesar 0,244. Hal ini berarti bahwa kedua variabel itu, yakni kepuasan wajib pajak dan kepatuhan wajib pajak bila diuji dengan α < 0.244 atau 24,4% maka uji varians kedua variable itu
Reliabilitas data masing-masing variabel
dinyatakan
tidak
signifikan.
Variabel
Reliabilitas (Alpha)
Keterangan
Dengan demikian, masing-masing
X
0.916
Reliabel
kelompok memiliki varians sampel
Y
0.806
Reliabel
yang sama (homogen). b. Pengujian Linieritas Data
Pengajuan Homogenitas Data
Suharto
DERIVATIVE – Vol. 5 No. 1 April 2011
81
** correlation is significant at the 0.01level (2 tailed)
Uji linieritas X terhadap Y Anova tabel
Dengan taraf signifikansi 1% dan F
Slg
PT*PU between groups (Combined)
1.404
198
Linearity
11.928
.002
Deviation from linearity
.878
.613
jumlah responden 50, diperoleh nilai rho tabel 0.363. Berdasarkan hal tersebut kemudian dilakukan uji
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa antara kepuasan
ρ yaitu dengan membandingkan nilai ρ hitung terhadap ρ tabel.
wajib pajak dengan kepatuhan
Dari data di atas diperoleh ρ
wajib pajak memiliki hubungan
hitung lebih besar daripada ρ tabel
yang cukup signifikan. Hal ini
(0.546 > 0.363) sehingga sesuai
dibuktikan
sig.
dengan kriteria pengujian jika ρ
Linearity sebesar 0,002, sedangkan
hitung > ρ tabel (taraf signifikansi
dengan
nilai
sig. Dev. From linearity sebesar 0,613. Artinya pengujian yang dilakukan
terhadapdev.
From
linearity p < 61,3, hasilnya tidak
1% maka hipotesis nol (ho) ditolak dan
hipotesis
alternatif
(ha)
diterima. Hipotesis alternatif yang
akan signifikan, sehingga model
diajukan adalah kepuasan wajib
regresi yang digunakan dalam
pajak
penelitian ini bisa dikatakan linier.
terhadap kepatuhan wajib pajak atas
Teknis analisis data dan uji
penerapan
hipotesis
perpajakan modern.
korelasi
Spearman
berpengaruh
sistem
signifikan
administrasi
Rank Hasil
analisis
dengan
menggunakan korelasi Spearman Rank
melalui
statistics
17.0
aplikasi adalah
SPSS sebagai
PT
82
Berdaasarkan yang
analisis telah
secara
dilakukan
diperoleh hasil bahwa nilai ρ hitung > ρ
Tabel Correlations PU
Kesimpulan
keseluruhan
berikut:
Spearman’rho
Kesimpulan dan Saran
tabel. Artinya kepuasan wajib pajak
PU
PT
Correlation coeficient
1.000
546
berpengaruh
Sig. (2-tailed)
.
000
kepatuhan wajib pajak atas penerapan
N
50
50
sistem administrasi perpajakan modern
Correlation coeficient
546
1.000
di KPP Kota Metro. Hal ini dapat dilihat
Sig. (2-tailed)
000
.
N
50
50
DERIVATIVE – Vol. 5 No. 1 April 2011
signifikan
terhadap
dari uji analisis dengan Spearman Rank dimana ρ hitung sebesar 0,546 leih besar
Suharto
dari pada ρ tabel (0.363) sehingga sesuai
berpengaruh sangat signifikan terhadap
dengan kriteria pengujian yakni bila ρ
kepatuhan wajib pajak.
hitung > ρ tabel (taraf signifikansi 1%)
Beberapa
bagian
yang
perlu
maka hipotesis nol (Ho) ditolak dan
mendapat perhatian untuk ditingkatkan
hipotesis alternatif (Ha) diterima. Ha
adalah
yang diajukan dalam penelitian ini
perhitungan
adalah
pajak
pemeriksaan. Secara umum, pengetahuan
terhadap
wajib pajak masih terbatas, namun
kepuasan
berpengaruh
wajib
signifikan
pelayanan
help
pajak
dan
proses
mereka
sistem administrasi perpajakan modern
informasi yang mereka peroleh baik dari
di KPP Kota Metro.
media
sistem
administrasi
dari
dengan
penyuluhan
perpajakan.
bahwa wajib pajak merasa puas atas penerapan
maupun
terbantu
cara
kepatuhan wajib pajak atas penerapan
Hal ini semakin menunjukkan
merasa
desk,
Dalam hal kepuasan terhadap penerapan
sistem
administrasi
perpajakan modern, minimal atas bagian-
perpajakan modern khususnya pelayanan
bagian yang langsung dapat dirasakan
di tempat pelayanan terpadu, Account
oleh
Representative,
wajib
pelayanan Account
pajak, terpadu,
seperti pelayanan
Representative
pemeriksaan.
tempat
dan
Dengan
serta
proses
oleh
pemeriksaan, wajib pajak sudah cukup
proses
merasa puas. Meskipun demikian, ada
semakin
beberapa
hal
yang
mungkin
perlu
meningkatnya tingkat kepuasan wajib
ditingkatkan kualitas pelayanan antara
pajak
tingkat
lain help desk, proses pemeriksaan serta
kepatuhan wajib pajak, khususnya di
informasi mengenai cara perhitungan
KPP Kota Metro dapatmeningkat.
pajak.
inilah
Hasil
diharapkan
penelitian
ini
juga
Ketersediaan
informasi
bagi
mendukung penelitian yang dilakukan
wajib pajak yang selama ini dilakukan
oleh Gughi Rama Nugraha (2010) yaitu
masih dianggap sesuatu yang belum
kepuasan
kinerja
menduduki prioritas, terutama berkenaan
Account Representative menghasilkan F
dengan pembekalan dan penempatan
hitung > F tabel (73,506 > 3,94) degan
pegawai
tingkat signifikansi 0,000 < 0,05 yang
sehingga ada kesan terhadap proses
berarti bahwa kepuasann wajib pajak
pemeriksaan
atas
merupakan sesuatu proses yang rumit
wajib
kinerja
Suharto
pajak
Account
atas
Representative
dilingkungan
bahwa
help
tahapan
DERIVATIVE – Vol. 5 No. 1 April 2011
desk,
ini
83
dan memberatkan. Hal yang selama ini
pemeriksaan
dilakukan
sebagai
juga
memberikan
belum
penjelasan
sepenuhnya
proses
banyak yang
dianggap
rumit
dan
alur
memberatkan. Hal ini dapat dilakukan
pemeriksaan serta hak-hak wajib pajak
dengan lebih memberikan penjelasan
dalam proses pemeriksaan. Berkenaan
terkait alur pemeriksaan serta hak-hak
dengan
wajib pajak dalam proses pemeriksaan.
perhitungan
terkait
yang
pajak,
proses
penyuluhan kepada masyarakat wajib
Terkait
dengan penghitungan pajak,
pajak belum dilakukan sepenuhnya dan
proses penyuluhan harus terus dilakukan.
dilaksanakan secara terus menerus.
Selain itu, kelas perpajakan di KPP untuk waktu-waktu tertentu juga harus dijalankan kembali agar wajib pajak
Saran Berdasarkan hasil penelitian yang
merasa
terbantu
dan
lebih
paham
telah dilakukan, disarankan bagi pihak-
mengenai tata cara perhitungan pajak.
pihak
Hal
yang
berkepentingan
hal-hal
sebagai berikut:
tentunya
juga
untuk
meningkatkan kepuasan wajib pajak
Dalam hal kepuasan terhadap penerapan
tersebut
sistem
administrasi
yang
bermuara
pada
peningkatan
kepatuhan wajib pajak.
perpajakan modern khususnya pelayanan di tempat pelayanan terpadu, Account Representative,
proses
Berry, L. Zeithaml, V., Parasuraman, A.
pemeriksaan, wajib pajak sudah cukup
(1990) The Service-Quality Puzzle.
merasa puas. Meskipun demikian, ada
Business Horizons
beberapa
perlu
Brotodihardjo, R. Santoso, 1995. Pengantar
ditingkatkan kualitas pelayanan antara
Ilmu Hukum Pajak. Bandung: Pt
lain pada help desk, proses pemeriksaan
Eresco
serta
hal
serta
DAFTAR PUSTAKA
yang
informasi
mungkin
mengenai
cara
penghitungan pajak. Penempatan
Chaiza
Nasuha, Administrasi
pegawai
khusus
2004. Publik.
Jakarta:
Pt.
Grasindo
untuk help desk dirasa sangat penting
Caiden. Gerald E. 1969. Administrative
guna menunjang ketersediaan informasi
Reform, Chicago: Allen Lane The
bagi wajib pajak. Mengenai proses
Penguin Press
pemeriksaan, pihak KPP harus dapat memberikan pencerahan terkait kesan
84
Reformasi
DERIVATIVE – Vol. 5 No. 1 April 2011
Suharto
Direktorat
Jendral
Pajak.
Lumbantoruan, Sophar, 1997. Ensiklopedia
http://www.pajak.go.id/Node/560.Kpp
Perpajakan
Pratama Metro
Erlangga.
Djaali Dan Muljono, P. 2004. Pengukuran
Universitas
Negara
Indonesia (Terjemahan) Nazir, Moh. 2010. Metode Penelitian Jakarta:
Jakarta: Jakarta
Ghalia Indonesia
Engel. J.F. et. al, 1990: Consumer Behavior,
Rochmat Soemitro, 2004, Asas Dan Dasar
6 Th Ed, Chicago: The Dryden Press
Perpajakan
Ghozali, Imam. (2002). Aplikasi Analisis Multi Variat Dengan Program Spss. Badan
Penerbit
Yogyakarta
Aditama,
Tesis. Bandung, Alfabeta
Gregorius Chandra. (2002)., Strategi Dan Andi,
Refika
Riduan. 1998. Metode Dan Teknik Menyusun
Safri
Pemasaran.
I,
Bandung.
Universitas
Diponegoro. Semarang.
Program
Jakarta:
Feldmann. 2006. “De Over Heidsmiddelen
Dalam Bidang Pendidikan. Program Pascasarjana
Indonesia,
Nurmantu,
2005,
Pengantar
Perpajakan, Jakarta: Granit Soesilo
Zauhar.
2002.
Reformasi
Administrasi: Konsep, Dimensi, Dan
Nugraha, Gughi Rama. 2010.
Strategi.
Hamzah B.Uno. (2007). Teori Motivasi Dan
Kasara
Pengukurannya Analisis Di Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Kementerian
Keuangan.
Jakarta:
Penerbit
Bumi
Wirawan B. Ilyas, Richard Burton. 2007. Hukum
Pajak,
Jakarta:
Salemba
Empat
http://www.kemenkeu.go.id./Sites/Defa
Yeremias T. Keban. 2004. Enam Dimensi
ult/Files/Subkatalogdata/Th.%202011
Strategi Administrasi Publik: Konsep,
%20-%20apbnp.Pdf.
Teori Dan Isu, Yogyakarta, Gaya
Kotler. Philip, 1996. Marketing Jilid 1 (Adisi
Media.
Bahasa Indonesia Dari Marketing Essentials).
Diterjemahkan
Oleh:
Herujati Purwoto, Jakarta: Penerbit Erlangga. Liberti Pandiangan. 2007. Modernisasi Dan Reformasi
Pelayanan
Perpajakan
Berdasarkan Uu Terbaru. Jakarta: Pt Elek Media Komputindo.
Suharto
DERIVATIVE – Vol. 5 No. 1 April 2011
85