PENGARUH PEMBIAYAAN BANK RIAU SYARIAH (BPD Riau) TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI RIAU (Tinjauan Laporan Ekonomi Provinsi Tahun 2009)
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.I)
Oleh: Beni Eko Nandar Nim: 206046103816 KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H./2010 M.
PENGARUH PEMBIAYAAN BANK RIAU SYARIAH (BPD Riau) TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI RIAU (Tinjauan Laporan Ekonomi Makro Provinsi Tahun 2009) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.I) Oleh Beni Eko Nandar Nim: 206046103816
Di Bawah Bimbingan: Pembimbing I
Dr. Hendra Kholid, MA
Pembimbing II
Dr. H. M. Nurul Irfan, M. Ag Nip: 197308082003121001
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H./2010 M.
LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI Dengan ini saya menyatakan bahwa : 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan (pedoman penulisan skripsi) yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Jakarta, 3 September 2010
BENI EKO NANDAR NIM : 206046103816
PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Pengaruh Pembiayaan Bank Riau Syariah (BPD Riau) Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Riau (Tinjauan Laporan Ekonomi Makro Provinsi Tahun 2009), telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 9 Desember 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.I) Program Strata 1 (S1) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam) Jakarta, 9 Desember 2010 Dekan,
Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 195505051982031012
Panitia Ujian Munaqasyah Ketua
: Drs. Djawahir Hejazziey, SH., MA NIP. 195510151979031002
(......................................)
Sekretaris
: Drs. H. Ahmad Yani, MA NIP. 196404121994031004
(......................................)
Pembimbing I : Dr. Hendra Cholid, MA NIP.
(......................................)
Pembimbing II : Dr. H. M. Nurul Irfan, MA NIP. 197308082003121001
(......................................)
Penguji I
: Dr. Anwar Abbas, M.Ag, MM NIP. 195502151983031002
(......................................)
Penguji II
: Iding Rosyidin, S.Ag., M.S.I NIP. 197010132005011003
(......................................)
ABSTRAC
Beni Eko Nandar The Effect of Islamic Financing Riau Sharia Bank to Economic Growth Riau Province Riau province is one of the strategic province of the position of the Golden Triangle (North Sumatera, West Sumatera, Riau) is located on the island of Sumatra. This makes the position very much the province of Riau ogled by investors. Because of Riau province is very much economic activity. Besides banking conditions in the area of Riau province is very easy to grow rapidly. In the last five years, economic conditions Riau experienced significant events. Riau Province gradually grow into a new economic centers outside of Java. Even since the last five years of economic growth rates above the Riau always average economic growth of Indonesia. Autonomous status that carried Riau province can develop all economic factors to enhance the prosperity of society and can assist provincial governments in formulating policies and planning of regional development. The progress of economic growth factors can impact on the development of the Riau Province. Economic growth in the economy means that the development activities that lead to the goods and services produced within the community grow and increase the prosperity of society. Problems of economic growth can be seen as a macroeconomic
i
ii
problem in the long term. From one period to another the ability of countries to produce goods and services will increase. An increased ability is due to factors of production will always be added in the quantity and quality. Economic growth reflects economic activity. Economic growth can be positive and also negative. If the economy experiences a period of positive growth, means that economic activity has increased during this period. Meanwhile, if the economy experiences a period of negative growth, means that economic activity during this period decreased. Riau province economic growth can’t be separated from the role of Regional Development Banks. In accordance with Regulation No 10 Year 2002 written that development banks as one of the areas owned enterprises need enhanced role in helping promote and improve people's economic growth and equitable regional development. Financing programs offered by the Riau Sharia Bank very diverse. The purpose of these financing products can’t be separated to help economic activity and population of the Riau Province of automatically increasing the output generated by the province of Riau.
key word : Financing Riau Bank Sharia, Economic Growth, Riau Province
KATA PENGANTAR
ِبِسْمِ اهللِ الّرَحِيْمِ الّرَحْمَانِ اهللِ بِسْم
Alhamdulillah, Puji dan Syukur atas kekuatan yang diberikan Allah padaku untuk bisa berjuang menyelesaikan amanah dan segala kewajibanku sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul PENGARUH BANK RIAU SYARIAH (BPD Riau) TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI RIAU. Skripsi ini tersusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan program Sarjana Strata Satu (S1) pada Fakultas Syarih dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Tidak lupa pula shalawat serta salam penulis hantarkan kepada Nabi Muhammad SAW. Sebagai sumber makna dan inspirasi umat islam untuk terus berjuang dan mendekatkan diri kepada-Nya. Dan adanya ayat suci Al-Qur’an yang menjaga penulis untuk tetap semangat dan terus maju. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan yang penulis miliki. Terima kasih atas segala kritik dan saran yang bersifat membangun yang telah dan akan penulis terima. Penulis menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dr. H.M. Nurul Irfan, M.A dan Dr. Hendra Kholid, MA selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan, waktu, tenaga, arahan, dan motivasi dengan segala ketelitian dan kesabarannya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
iii
iv
Sebagai makhluk sosial, penulis menyadari penyelesaian skripsi ini tak lepas dari peranan orang – orang yang terkait dengan pembahasan skripsi ini. Baik yang mendukung dengan kasih sayang dan kritik pedas. Penyusunan skripsi ini tidak akan berjalan dengan baik tanpa bantuan berbagai pihak, untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Prof. Dr. H.M. Amin Suma SH., MA., MM, selaku Dekan Fakultas
Syariah dan Hukum yang pernah berkata “ Lulusan sarjana syariah itu belum tentu kerja di Bank” dalam acara stadium general. 2. Bapak Drs. Djawahir Hejazziey, SH, MA dan Drs. H. Ahmad Yani, M.Ag yang
telah memberikan inspirasi kepada penulis sewaktu seminar proposal skripsi 3. Untuk dosen-dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang telah memberikan inspirasi mengenai perbankan syari’ah lebih detail. Berkat mereka pemahaman penulis menemukan arti mengapa memilih perbankan syariah “it’s suppose to do” telah terjawab. 4. Terima kasih banyak untuk Bank Riau Syariah atas perhatiannya dalam skripsi ini. Terus perjuangkan “spirit to grow” dalam membangun perbankan syariah dan pembangunan di Provinsi Riau. 5. Terima kasih untuk BAPPEDA yang telah memberikan referensi dalam proses penulisan skripsi ini. 6. Pimpinan Perpustakaan, terutama Farhan sebagai staf perpustakaan yang telah mengijinkan penulis untuk mencari referensi dan membereskan buku yang telah penulis gunakan.
v
7. Kak Fidah dan kak Syafi’I yang telah membantu penulis dalam proses pengajuan
skripsi. 8. Untuk ibunda tercinta Yusnibar yang telah memberikan motivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi. 9. Untuk ayahanda Zulkarnaen Bas yang telah memberikan literatur mengenai Provinsi Riau dengan jelas. 10. Untuk kakakku tercinta Dr. Yossie Eka Putri, Dr. Yenni Dwi Putri dan Dr. Hidayat Pua Upa yang selalu mengingatkan saya segera tamat kuliah. 11. Untuk Rifyatur Rohmawati yang selalu menemani dari ujian awal sampai ujian terakhir selama masa kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 12. Untuk anak SBC angkatan 2006 (uki, jajang, fahd, budi, aceng, amrul, tajudin, shofy, wita, rini, rizqa, ary, dewi, yuni, sinta, dini, dila, yasin, agil, aryo, eko, micky, alwi, reza, apoy, putri, bams, kang awo dan anak – anak alumni SBC) 13. Untuk Popy, Tya, Nuy, Helen dan anak-anak kost salsabila II yang selalu menghibur penulis jikala stress. 14. Untuk Bapak Mahmud, SE, MM dari BI Surabaya yang telah memberikan penulis referensi yang begitu banyak tentang perbankan syariah. 15. Untuk Rizwar Ghazali dan Tante Iin yang telah menemani penulis untuk mencari bahan di Surabaya dan Semarang. 16. Untuk Teni, Tania dan Alex yang telah memberikan link dalam mencari bahan di Universitas Riau.
vi
Semoga kontribusi dan amal baik mereka dibalas oleh Allah Swt dengan pahala yang melimpah. Penulis menyadari akan kekurangan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Akhir kata, penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini.
Tangerang, 3 September 2010 Penulis
Beni Eko Nandar
DAFTAR ISI
ABSTRAK …………............................................................................................. i KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii DAFTAR ISI .......................................................................................................... vii DAFTAR GRAFIK …………………………………………………………...... x DAFTAR TABEL ……………………………………………………………..... xi DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………….... xiii BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .................................................. 4 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................ 5 D. Tinjauan Kajian Terdahulu .................................................................. 7 E. Medote Penelitian ………………………………………………….... 8 F. Sistematika Penulisan ………………………………………….......... 15
BAB II LANDASAN TEORI A. Pertumbuhan Ekonomi ……………………………...……………... 16 1. Definisi Pertumbuhan Ekonomi ……………………………….... 16 2. Tujuan Pertumbuhan Ekonomi …………………………….......... 21 3. Manfaat Pertumbuhan Ekonomi……………………………….... 22 4. Teori Pertumbuhan Ekonomi ………………………………........ 23
vii
viii
5. Karakteristik Pertumbuhan Ekonomi Islam …………………….... 25 B. Bank Pembangunan Daerah ………………………………............... 29 1. Definisi Bank Pembangunan Daerah …………………................. 29 2. Fungsi Bank Pembangunan Daerah ……………………………... 29 3. Tujuan Bank Pembangunan Daerah ……………………………... 30 4. Sejarah Singkat Bank Pembangunan Daerah …………………..... 31 5. Dasar Hukum Bank Pembangunan Daerah …………………….... 32 C. Pengaruh Pembiayaan Bank Terhadap Pertumbuhan Ekonomi........... 33 BAB III OBJEK PENELITIAN A. Provinsi Riau ……………………………………………………..... 39 1. Letak Geografi ………………………………………………….... 39 2. Kabupaten Dan Kota Provinsi Riau ……………………………... 40 3. Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Riau...………..... 41 B. Bank Riau Syariah ……………….………………………………..... 60 1. Sejarah Bank Riau Syariah ……………………………………..... 60 2. Produk – Produk Bank Riau Syariah …………………………...... 63 BAB IV HASIL – HASIL PENELITIAN A. Produk Pembiayaan Bank Riau Syariah Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Riau ................................................ 65 B. Jenis Pembiayaan Dominan Yang Digunakan Dalam Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Riau ...................................................................... 68
ix
C. Pengaruh Pembiayaan Bank Riau Syariah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Riau …………………………...... . 71 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ……………………………………………………........ 81 B. Saran …………………………….………………………………...... 82 DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………........ 84 LAMPIRAN ............................................................................................................ 88
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Jumlah Rekening Pembiayaan Bank Riau Syariah …………. 69 Grafik 4.2 Jumlah Pembiayaan Bank Riau Syariah ……………….......... 70 Grafik 4.3 PDRB Provinsi Riau ……………………………………….... 72
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Kajian Terdahulu ……………………………………………….. 7 Tabel 2.1 Pengaruh Pembiayaan Terhadap Tingkat Kemiskinan .................... 35 Tabel 2.2 Pengaruh Pembiayaan Terhadap Tingkat Pengangguran ................ 36 Tabel 2.3 Pengaruh Pembiayaan Terhadap Tingkat Illeteracy dan Pendidikan........................................................................................ 37 Tabel 2.4 Pengaruh Pembiayaan Terhadap Tingkat Inflasi ............................. 37 Tabel 3.1 Kabupaten Dan Kota Provinsi Riau …………………………….. 40 Tabel 3.2 Luas Areal dan Jumlah Produksi Komoditi Unggulan Kabupaten/Kota ……………………………………………….... 42 Tabel 3.3 Luas Areal Kelapa Sawit, Kelapa, Karet dan Kopi …………...... 44 Tabel 3.4 Jumlah Produksi Kelapa Sawit, Kelapa, Karet dan Kopi ……..... 45 Tabel 3.5 Luas Hutan Berdasarkan Tata Guna Hutan Kesepakatan di Kabupaten/Kota ………………………………………………… 47 Tabel 3.6 Jumlah Populasi Ternak Masing-masing Kabupaten/Kota Tahun …………………………………………. 50 Tabel 3.7 Jumlah Produksi Daging Ternak Masing-masing Kabupaten/ Kota ………………………………………………... 51 Tabel 3.8 Produksi Pertambangan di Provinsi Riau ……………………….. 53 Tabel 3.9 Potensi Pertambangan Menurut Jenis di Provinsi Riau ……......... 54
xi
Tabel 3.10 Banyaknya Rumah Tangga Menggunakan Sumber Penerangan …………………………………………….. 55 Tabel 3.11 Banyaknya Pembangkit, Kapasitas Terpasang dan Tenaga yang Dibangkitkan ……………………………………… 57 Tabel 3.12 Jumlah Wisatawan yang Berkunjung ke Provinsi Riau Melalui Pintu Masuk Utama …………………………………… 59 Tabel 4.1 Posisi Pembiayaan PT Bank Riau 2008 …………………………. 68 Tabel 4.2 Posisi Pembiayaan PT Bank Riau 2009 ………………………….. 69 Tabel 4.3 Posisi Pembiayaan Bank Riau Syariah Tahun 2008 dan 2009........ 70 Tabel 4.4 PDRB Provinsi Riau Tahun 2008 dan 2009 ……………………... 71 Tabel 4.5 Data faktor X dan Y ……………………………………………… 76 Tabel 4.6 Hasil Descriptive Statistics SPSS 17.0 …………………………… 76 Tabel 4.7 Hasil Regresi SPSS 17.0 …………………………………………. 77 Tabel 4.8 Hasil Korelasi SPSS 17.0 ………………………………………… 78 Tabel 4.9 Hasil Koefisien Determinasi SPSS 17.0 …………………………. 79
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Nama Lampiran
Halaman
1.
Permohonan Pembimbing
88
2.
Permohonan Wawancara
89
3.
Surat Penelitian Bank Riau
90
4.
Produk-Produk Bank Riau Syariah
91
5.
Laporan Keuangan Bank Riau Maret 2009
97
6.
Laporan Keuangan Bank Riau Juni 2009
98
7.
Laporan Keuangan Bank Riau September 2009
99
8.
Laporan Keuangan Bank Riau Desember 2009
100
9.
Annual Report Bank Riau 2009
101
10.
Laporan Pembiayaan Bank Riau Syariah 2008/2009
132
11.
Potensi Ekonomi Wilayah Riau
133
xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Provinsi Riau merupakan salah satu Provinsi strategis dari posisi segitiga emas (Sumut, Sumbar, Riau) yang berada di pulau Sumatra. Hal ini membuat posisi Provinsi Riau sangat banyak dilirik oleh para investor. Karena Provinsi Riau sangat banyak melakukan kegiatan ekonomi. Selain itu kondisi perbankan di wilayah Provinsi Riau sangat mudah berkembang pesat1. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, kondisi perekonomian Riau mengalami berbagai peristiwa yang signifikan. Secara bertahap Provinsi Riau tumbuh menjadi sentra ekonomi baru di luar Pulau Jawa. Bahkan semenjak lima tahun terakhir angka pertumbuhan ekonomi Riau selalu berada di atas angka rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia. Status otonomi yang disandang Provinsi Riau dapat mengembangkan seluruh faktor ekonomi untuk meningkatkan kemakmuran masyarakatnya dan dapat membantu pemerintah daerah Provinsi dalam merumuskan kebijaksanaan dan perencanan pembangunan daerah
2
. Kemajuan dari faktor-faktor pertumbuhan
ekonomi dapat berdampak pada pembangunan Provinsi Riau3.
1
Tempo interaktif online, diakses pada tanggal 26 Maret 2010 dari www.tempo.com Sjafrizal. Ekonomi Regional. (Padang : Niaga Swadaya, 2008), h. 86. 3 Soetrisno. Kapita Selekta Ekonomi Indonesia (Suatu Studi), cet. II, (Yogyakarta : Penerbit Andi Offset Yogyakarta, 1992.), h. 234. 2
1
2
Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makroekonomi dalam jangka panjang. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara untuk menghasilkan barang dan jasa akan meningkat. Kemampuan yang meningkat ini disebabkan karena faktor-faktor produksi akan selalu mengalami pertambahan dalam jumlah dan kualitasnya. Pertumbuhan ekonomi mencerminkan kegiatan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi dapat bernilai positif dan dapat pula bernilai negatif. Jika pada suatu periode perekonomian mengalami pertumbuhan positif, berarti kegiatan ekonomi pada periode tersebut mengalami peningkatan. Sedangkan jika pada suatu periode perekonomian mengalami pertumbuhan negatif, berarti kegiatan ekonomi pada periode tersebut mengalami penurunan. Pertumbuhan ekonomi Provinsi Riau tidak lepas dari peran Bank Pembangunan Daerah. Sesuai dengan PERDA No 10 Tahun 2002 tertulis bahwa bank pembangunan derah riau sebagai salah satu badan usaha milik daerah perlu ditingkatkan peran sertanya dalam membantu mendorong dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi rakyat dan pemerataan pembangunan daerah. Dapat dilihat pada PERDA No 10 Tahun 2002 terdapat hubungan antar Bank Riau dengan pertumbuhan ekonomi Provinsi Riau. Saat ini Bank Riau (BPD Riau) memiliki UUS yaitu Bank Riau Syariah. Dimana program dari Bank Riau Syariah
3
tidak berbeda jauh dari Bank Riau. Karena Bank Riau Syariah tetap menjadi Bank Pembangunan Daerah Provinsi Riau dengan menggunakan prinsip syariah. Program pembiayaan yang ditawarkan Bank Riau Syariah sangat beragam. Tujuan dari produk pembiayaan tersebut tidak lepas untuk membantu kegiatan perekonomian penduduk Provinsi Riau dan secara otomatis akan meningkatkan output yang dihasilkan oleh Provinsi Riau. Oleh karena itu produk pembiayaan yang ditawarkan Bank Riau Syariah akan menjadi salah satu faktor yang membantu perkembangan Bank Riau Syariah dan perkembangan perbankan syariah di Indonesia. Pada tahun 2008 telah disahkan UU no 21 tentang perbankan syariah yang secara garis besar UU ini bertujuan untuk meningkatkan market share untuk industri perbankan syariah4. Bukan hanya itu Visi Provinsi Riau sangat mendukung berkembangnya ekonomi syariah. Visi Provinsi Riau adalah untuk menjadikan Provinsi Riau sebagai Pusat Perekonomian dan kebudayaan Melayu dalam lingkungan Masyarakat Agamis, Sejahtera lahir dan bathin di Asia Tenggara 2020. Dari visi ini bila dicermati tentu saja membutuhkan kehadiran Bank Syariah sebagai penunjang utama perekonomian Riau di masa depan. Peran yang dapat dimainkan oleh Pemerintah Provinsi Riau adalah membantu mewujudkan iklim yang kondusif untuk pengembangan bank syariah di daerah Provinsi Riau dan mampu
4
h. 65.
Andri Soemitra. Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah, cet. I, ( Jakarta : Kencana, 2009),
4
menjadi penggerak aktivitas perekonomian dalam lingkungan masyarakat yang agamis5. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merasa tertarik untuk mengetahui bagaimana hubungan dan keterikatan antara Bank Riau Syariah dan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Riau saling berhubungan. Untuk itu maka skripsi ini mengambil judul : “PENGARUH PEMBIAYAAN BANK RIAU SYARIAH (BPD Riau) TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI RIAU (Tinjauan Laporan Ekonomi Provinsi Tahun 2009)”. B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah yang ditujukan agar pembahasan yang dilakukan tidak melebar atau mencakup hal-hal lain yang tidak ada hubungannya dengan tujuan dari skripsi ini. Oleh karena itu penulis melakukan pembatasan masalah pada : a.
Pengaruh pembiayaan Bank Riau Syariah terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Riau.
b.
Pertumbuhan ekonomi yang di bahas menggunakan kajian ekonomi makro, dimana pertumbuhan ekonomi dilihat dari satu kesatuan yaitu PDRB.
Untuk memperdalam penelitian maka dipilihlah pembiayaan Bank Riau Syariah sebagai variable bebas (X) dan sebagai variable yang tak diketahui/variable terikat pertama (Y) adalah PDrill provinsi Riau. Dan tidak menutup kemungkinan semua
5
www.riau.go.id (di unduh pada tanggal 31 desember 2009).
5
variable dapat berubah karena ada beberapa aspek untuk memperoleh jawaban harus mengubah variabel.6 2. Perumusan Masalah Perumusan masalah merupakan langkah yang paling penting dalam penelitian ilmiah. Perumusan masalah berguna untuk mengatasi kerancuan dalam pelaksanaan penelitian. Berdasarkan masalah pokok penelitian tersebut dirumuskan sebagai berikut : a. Apa Jenis Produk Pembiayaan Bank Riau Syariah Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Riau? b. Apa jenis pembiayaan dominan yang digunakan dalam pertumbuhan ekonomi provinsi Riau? c. Bagaimana pengaruh pembiayaan Bank Riau Syariah terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Riau? C.Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Mengetahui produk pembiayaan yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi secara teoritis. b. Mengetahui jenis pembiayaan dominan yang digunakan dalam pertumbuhan ekonomi Provinsi Riau. c. Mengetahui seberapa besar pengaruhnya pembiayaan Bank Riau Syariah terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Riau. 6
Wilson Simangunsong. Matematika Dasar, (Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama, 1991), h. 60.
6
2. Manfaat Penelitian Penelitian mengenai pengaruh pembiayaan Bank Riau Syariah tehadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Riau, diharapkan dapat memberikan manfaat kepada: a. Akademisi Penelitian ini dapat dijadikan sumbangan pemikiran atau studi banding bagi mahasiswa atau pihak yang melakukan penelitian yang sejenis. Di samping itu, guna meningkatkan keterampilan, memperluas wawasan yang akan membentuk mental mahasiswa sebagai bekal memasuki lapangan kerja. b. Bagi Instansi Terkait Penelitian merupakan syarat yang wajib bagi penulis dalam menyelesaikan studi, maka penulis mengadakan penelitian ini dan hasilnya diharapkan mampu memberikan informasi dan penambahan wawasan bagi pihak-pihak terkait dengan permasalahan ekonomi, dengan demikian diharapkan dapat menentukan kebijakan dengan tepat. c. Bagi Masyarakat Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman atau menambah pengetahuan bahwa Bank Pembangunan Daerah dan pertumbuhan ekonomi itu saling terkait untuk mensejahterakan masyarakat Provinsi Riau.
7
D. Tinjauan Kajian Terdahulu Adapun kajian yang berkaitan dengan masalah yang ingin dibahas oleh penulis yang diambil dari redaksi terdahulu yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum antara lain : Tabel 1.1 Kajian Terdahulu No 1.
Nama/ tahun Judul penulisan Abdullah Sistem Ekonomi Islam; Suhari/2004 Solusi Dalam Mengatasi Krisis Ekonomi
2.
Dondy/2003
Kesimpulan 1.Dalam karya ini hanya menjelaskan secara garis besar bagaimana kondisi perekonomian islam di tengah krisis ekonomi yang melanda Indonesia. 2.Karya tulis ini hanya memperlihatkan secara perbandingan laporan keuangan Indonesia ditengah kondisi krisis ekonomi.
OTDA Dan Pengaruhnya terhadap ekonomi Umat dikota tangerang
1.Penelitian dilakukan pada kota TANGERANG 2.Penelitian ini hanya melihat garis besar PDRB kota TANGERANG. 3.Penelitian ini belum memperlihatkan jaminan dari perbankan syariah ini. Dapat dilihat bahwa kedua penelitian diatas hanya menjelaskan garis besar dari
ekonomi Islam dan PDRB saja. Adapun perbedaan yang dapat dipaparkan penulis antara lain : 1.
Penelitian dilakukan di PROVINSI RIAU.
2.
Penelitian tidak terbatas pada salah satu kota/kabupaten PROVINSI RIAU.
8
3.
Penelitian ini bertujuan untuk mencari seberapa besar peran perbankan syariah terhadap pertumbuhan ekonomi PROVINSI RIAU.
4.
Penelitian ini memaparkan besarnya peran perbankan syariah dalam berbagai metode dan hasilnya berbentuk angka.
E. Metode Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah Bank Riau Syariah (BPD Riau) dan laporan ekonomi makro provinsi Riau tahun 2009. 2. Objek Penelitian Adapun objek penelitian diambil dari sektor PDRB Provinsi Riau tahun 2009 yang mengacu pada Visi dan Misi Riau 2020 dan pembiayaan Bank Riau Syariah. 3. Metode Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis Deskriptif dan analisis Induktif (Inferensial statistic). Statistik deskriptif adalah bagian dari statistik mempelajari cara pengumpulan data dan penyajian data sehingga mudah dipahami. Statistik deskriptif hanya berhubungan dengan hal menguraikan atau memberikan keterangan-keterangan mengenai suatu data atau keadaan atau fenomena. Dengan kata lain statistik deskriptif berfungsi menerangkan keadaan, gejala, atau persoalan.7 Pengertian dari jenis penelitian yang akan di pakai penulis sebagai berikut :
7
Derbitson Siagian dan Sugiarto, Metode Statistik untuk Ekonomi dan Bisnis, cet. II (Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama,2006), h.5.
9
1. Penelitian deduktif, yakni penelitian yang bertujuan menguji hipotesis melalui validasi teori atau pengujian aplikasi teori pada keadaan tertentu, tipe penelitian ini menggunakan hipotesis a priori
8
sebagai pedoman
untuk memilih, mengumpulkan dan menganalisis data. Hasil pengujian data digunakan sebagai dasar untuk menarik kesimpulan penelitian, mendukung atau menolak hipotesis yang dikembangkan dari telaah teoritis. 2. Penelitian induktif, yakni penelitian yang bertujuan mengembangkan teori atau hipotesis melalui pengungkapan fakta (fact finding). Tipe penelitian ini bertujuan menemukan teori dengan mengumpulkan dan analisis data secara sistematis melalui penelitian sosial. Statistik induktif adalah mencangkup metode yang berkaitan dengan analisis sebagian data (data dari sampel) yang kemudian digunakan untuk melakukan peramalan atau penaksiran kesimpulan (generalisasi) mengenai data secara keseluruhan (populasi). Generalisasi tersebut mempunyai sifat “tidak pasti” karena hanya berdasarkan pada data dari sampel. Oleh sebab itu, dalam statistika induktif harus didasari dengan teori peluang.9
8
Yang dimaksud a priori adalah berdasarkan teori, bukan berdasarkan fakta) Douglas A Lind and partner. Statistical techniques in business and economic with global data sets 13th. (The McGraw-Hill Companies Inc, 2007), h. 7. 9
10
4. Sumber Data Penelitian Jenis data yang menjadi objek penelitian adalah data kuantitatif dan kualitatif. a. Sumber data primer Sumber data primer dalam penelitian ini dari laporan data – data yang dikeluarkan oleh KBI Provinsi Riau, BPS Provinsi Riau, BAPPEDA Provinsi Riau dan Bank Riau Syariah baik yang di publikasikan pada Web dan data yang disampaikan langsung dari pihak-pihak yang terkait di Provinsi Riau. b. Sumber data sekunder Sumber data sekunder penelitian ini adalah data yang diperoleh langsung dari hasil media baik elektronik dan surat kabar (wacana,opini). 5. Teknik Pengumpulan Data Penelitian yang dilakukan peneliti yaitu dengan cara mengumpulkan data atau bahan dari media elektronik, buku-buku bacaan, surat kabar, dokumen-dokumen dari pihak-pihak yang terkait. Dan teknik lainnya yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui beberapa cara, yaitu: a. Studi dokumenter Dilakukan dengan cara mempelajari dokumen – dokumen lembaga-lembaga yang berwenang di Provinsi Riau (KBI Riau, BAPPEDA, BPD, BPS) b. Wawancara Wawancara yang dilakukan bersifat informal kepada lembaga-lembaga yang berhubungan dengan perekonomian Provinsi Riau, dalam hal ini peneliti dapat
11
memeperoleh bagian atau rumusan yang dapat di modifikasi untuk memperoleh hasil yang lebih terbaru. Seperti yang dituliskan pada bab satu kemungkinan ada pengubahan posisi variabel. 6. Teknik analisa dan Interprestasi data 1. Kualitatif
: analisa lebih lanjut untuk kedalaman pembahasan.
2. Kuantitatif : analisa berupa angka yang didapat dari dokumen atau data dengan menggunakan metode statistika.10 Untuk menganalisa data yang ada, penulis menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif. Analisis kuantitatif yaitu analisis korelasi yang mengukur kuatnya hubungan linear antara variable bebas dengan variable terikat. Variabel bebas dengan (independent variable) disimbolkan dengan variable X dan satu variabel terikat (dependent variable) yang disimbolkan dengan variabel Y. Semua data ini diambil selama 1 tahun, yaitu kajian ekonomi Provinsi Riau 2009. Untuk menganalisa data yang ada, penulis menggunakan alat bantu yaitu SPSS 17.0 dan SSP analisis regresi linear sederhana dengan menggunakan fungsi berikut : Y = f (X ) Dimana : Y
= PDrill Provinsi Riau
X
= Pembiayaan Bank Riau Syariah
10
Ali Mauludi . Statistika I Penelitian Ekonomi Islam dan Sosial, (Ciputat: PT Prima Heza Lestari, 2006) h. 98.
12
Model yang digunakan untuk menganalisa data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Regresi Linear Sederhana11
Y = a + bX Y : PDRill Provinsi Riau X : Pembiayaan Bank Riau Syariah a : konstanta b : kemiringan Adapun yang yang menjadi metode penghitungan variabel adalah sebagai berikut :
b
:
a
:
n
𝑛 𝑛=1
XiYi − Xi (Yi) Xi2-(Xi)2
𝑌𝑖 𝑛 - b( 𝑋𝑖 𝑛 )
Korelasi Linier Sederhana12 Koefisien Korelasi (R) : ukuran hubungan linier peubah X dan Y
1. Nilai R berkisar antara (+1) sampai (-1) 2. Nilai R yang (+) ditandai oleh nilai b yang (+) 3. Nilai R yang (-) ditandai oleh nilai b yang (-)
11
Regresi Linear sederhana diakses pada 10 Agustus http://blogtutorialspss.blogspot.com/2009/01/regresi-linear-sederhana.html. 12 Regresi Linear sederhana diakses pada 10 Agustus http://blogtutorialspss.blogspot.com/2009/01/regresi-linear-sederhana.html.
2010
dari
2010
dari
13
Setelah melihat hasil tersebut dapat diambil kesimpulan :
Jika nilai R mendekati +1 atau R mendekati -1 maka X dan Y memiliki korelasi
linier yang tinggi
Jika nilai R = +1 atau R = -1 maka X dan Y memiliki korelasi linier sempurna
Jika nilai R = 0 maka X dan Y tidak memiliki relasi (hubungan) linier (dalam kasus R mendekati 0, anda dapat melanjutkan analisis ke regresi eksponensial) Untuk memperoleh rumusan korelasi, dapat diperoleh dengan rumusan
sebagai berikut13 : nXY - XY r= √nX2 – (X)2 nY2 – (Y)2
Setelah melihat dua buah metode penghitungan secara statistik, maka peneliti akan menghitung sesuai metode ekonomi yang sudah di tetapkan. Adapun metodenya sebagai berikut : PN-riil1 – PN-riil0 G=
X 100 PN-riil0
13
Ety Rochaety, Ratih Tresnati dkk, Metodologi Penelitian Bisnis, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2007), h. 47.
14
Untuk menghitung pendapatan riil (PN
riil)
dengan mendeflasikan pendapatan
nasional pada harga masa kini dilakukan dengan menggunakan formula sebagai berikut : HI0 PNriiln =
X PN masa kini HIn
7.
Hipotesis Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
Diduga Bank Riau Syariah berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Riau 2009.
8. Teknik Penulisan Teknik penulisan yang dipakai dalam laporan penelitian ini mengacu kepada “Buku Pedoman Penulisan Skripsi” yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007.
15
F. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah dalam skripsi ini, maka penulis membuat sistematika penulisan: BAB I
PENDAHULUAN Pendahuluan merupakan bab awal yang berisi latar belakang bab, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II
LANDASAN TEORI Dalam landasan teori, penulis membahas tinjauan umum tentang pertumbuhan ekonomi, pembiayaan dan BPD Riau.
BAB III
OBJEK PENELITIAN Dalam Objek penelitian ini akan di bahas mengenai Provinsi Riau dan Bank Riau Syariah.
BAB IV
HASIL-HASIL PENELITIAN Dalam bab ini peneliti memaparkan seluruh hasil penelitian baik secara matematis maupun secara penjelasan.
BAB V
PENUTUP Pada bab akan berisi tentang kesimpulan yang diperoleh dari penelitian serta saran untuk instansi-instansi terkait, kemudian dicantumkan lampiran-lampiran.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pertumbuhan Ekonomi 1. Definisi Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai proses kenaikan output per kapita dalam jangka panjang. Ada tiga aspek yang perlu diperhatikan dalam definisi tersebut, yaitu : (1) proses, (2) output per kapita, dan (3) jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses, bukan suatu gambaran ekonomi pada suatu saat. Pertumbuhan ekonomi adalah proses dimana terjadi kenaikan produk nasional bruto riil atau pendapatan nasional riil. Jadi perekonomian dikatakan tumbuh atau berkembang bila terjadi pertumbuhan output riil. Definisi pertumbuhan ekonomi yang lain adalah bahwa pertumbuhan ekonomi terjadi bila ada kenaikan output perkapita. Pertumbuhan ekonomi menggambarkan kenaikan taraf hidup diukur dengan output riil per orang. Pertumbuhan
ekonomi
menerangkan
atau
mengukur
prestasi
dari
perkembangan sesuatu ekonomi. Dalam kegiatan perekonomian yang sebenarnya pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan fiskal produksi barang dan jasa yang berlaku di suatu Negara.1
1
Sadono Sukirno, Makro ekonomi teori pengantar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), h. 423.
16
17
Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu pembahasan dari Ekonomi Makro. Yang di mana dalam makro ekonomi merupakan analisis suatu masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana segi permintaan dan penawaran menentukan tingkat kegiatan dalam perekonomian. 2. Masalah-masalah utama yang selalu dihadapi setiap perekonomian. 3. Peranan kebijakan dan campur tangan pemerintah untuk mengatasi masalah ekonomi yang dihadapi. Dalam Makro ekonomi terdapat berbagai macam masalah ekonomi yang akan dihadapi oleh suatu negara. Makro Ekonomi merupakan suatu proyeksi mewakili perkembangan ekonomi yang mengambarkan status ekonomi suatu negara dan masyarakat yang tinggal di negara tersebut. Salah satu masalah yang dihadapi oleh Ekonomi Makro suatu negara adalah pertumbuhan ekonomi2. Pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makro ekonomi jangka panjang. Simon Kuznet mendefenisikan pertumbuhan ekonomi suatu negara sebagai “kemampuan negara itu untuk menyediakan barang-barang ekonomi yang terus meningkat bagi penduduknya, pertumbuhan kemampuan ini berdasarkan pada 2
Sadono Sukirno, Makro ekononomi teori pengantar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), h. 9.
18
kemajuan
teknologi
dan
kelembagaan
serta
penyesuaian
ideologi
yang
dibutuhkannya”. Dalam analisanya yang mendalam, Kuznet memisahkan enam karakteristik yang terjadi dalam proses pertumbuhan pada hampir semua negara dan dari pendapatnya tersebut di bawah ini terlihat bahwa salah satu faktor yang sangat penting untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.3 1.
Dua variabel ekonomi agregatif : tingginya tingkat pertumbuhan output per kapita dan populasi dan tingginya tingkat kenaikan produktivitas faktor produksi secara keseluruhan atau terutama produktivitas tenaga kerja.
2.
Dua transformasi struktural : tingginya tingkat transformasi struktur ekonomi dan tingginya tingkat transformasi sosial dan ideologi.
3.
Dua faktor yang mempengaruhi meluasnya pertumbuhan ekonomi internasional : kecenderungan negara-negara maju secara ekonomi untuk menjangkau seluruh dunia untuk mendapatkan pasar (ekspor) dan bahan baku dan pertumbuhan ekonomi ini hanya dinikmati oleh sepertiga populasi dunia.
Pertumbuhan ekonomi yang dinyatakan dengan kenaikan output (Produk Domestik Bruto) dan pendapatan riil perkapita memang bukanlah satu-satunya sasaran
di
3
negara-negara
berkembang,
namun
kebijakan
ekonomi
dalam
Nobel Ekonomi 1971, artikel ini diakses pada tanggal 26 Juli 2010 dari http://budirismayadi.tripod.com/ekbang-5.htm.
19
meningkatkan pertumbuhan output perlu dilakukan karena merupakan syarat penting untuk memperbaiki kesejahteraan masyarakat dan untuk mendukung tujuan kebijakan pembangunan lainnya. Dalam prinsip ekonomi Islam pengertian pertumbuhan ekonomi tidak jauh berbeda. Seperti yang di jelaskan oleh model dinamika Ibnu Khaldun yang dimana menggambarkan hubungan antara rakyat akan berpengaruh terhadap syariah, akan berpengaruh terhadap pemerintah, akan berpengaruh terhadap kesejahteraan atau ekonomi, akan berpengaruh terhadap keadilan, akan berpengaruh terhadap pembangunan. Konsep dari Ibnu Khaldun tersebut dapat digambarkan sebagai berikut4 :
G
j&g
S
W
N
Penjelasan dari gambar di atas, bisa dikatakan bahwa seluruh komponen tersebut menurut Ibnu Khaldun saling berhubungan. G
: Pemerintah
S
: Syariah
4
Nurul Huda, dkk , Ekonomi Makro Islam Pendekatan Teoretis,( Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2008 ), h. 19.
20
N
: Rakyat
W
: Kesejahteraan atau Kesejahteraan
j
: Keadilan
g
: Pembangunan
M.Akram Kan juga menjelaskan bahwa ilmu ekonomi Islam bertujuan untuk melakukan kajian tentang kebahagiaan hidup manusia yang dicapai dengan mengorganisasikan sumber daya alam atas dasar bekerja sama dan partisipasi5. Menurut M. Umer Chapra, ekonomi Islam adalah sebuah pengetahuan yang membantu upaya realisasi kebahagiaan manusia melalui alokasi dan distribusi sumber daya yang terbatas yang berbeda dalam koridor yang mengacu pada pengajaran Islam tanpa memberikan kebebasan individu6. Output atau PDB adalah faktor yang dapat menghitung pertumbuhan ekonomi. PDB7 adalah nilai seluruh barang jadi dan jasa-jasa yang diperoleh dan merupakan nilai seluruh produksi yang dibuat di dalam negeri, tanpa membedakan apakah produk tersebut dibuat dari faktor produksi yang berasal dari dalam negara tersebut atau faktor produksi yang berasal dari negara-negara lain yang digunakan negara tersebut.Perlu dicatat bahwa pertumbuhan ekonomi tidak mencerminkan kemakmuran suatu negara.Oleh karena itu perlu kiranya mengukur tingkat
5
Nurul Huda, dkk , Ekonomi Makro Islam Pendekatan Teoretis,( Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2008 ), h. 1. 6 Nurul Huda, dkk , Ekonomi Makro Islam Pendekatan Teoretis,( Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2008 ), h. 2. 7 Sadono Sukirno, Makro ekonomi teori pengantar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), h. 34.
21
pertumbuhan dengan menggunakan PDB perkapita sehingga tidak hanya mengukur kenaikan PDB, melainkan juga kenaikan jumlah penduduk. PDB adalah kumpulan untuk suatu negara, maka untuk setiap Provinsi adalah PDRB ( Produk Domestik Regional Bruto). PDRB adalah jumlah nilai tambah bruto (gross value added) yang timbul dari seluruh sektor perekonomian di wilayah tersebut. Yang dimaksud dengan nilai tambah bruto adalah nilai produksi (output) dikurangi dengan biaya antara (intermediate cost).8 2. Tujuan Pertumbuhan Ekonomi Salah satu tujuan akhir pertumbuhan ekonomi adalah menciptakan masyarakat sejahtera, baik pada generasi saat ini maupun generasi yang akan datang. Sesuai dengan perkembangan paradigma pembangunan ekonomi, maka telah terjadi perubahan tolak ukur keberhasilan pembangunan ekonomi dari pendekatan pertumbuhan (growth) menjadi pendekatan kualitas hidup (quality of life).9 Landasan empirik menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak selalu dapat memecahkan persoalan kesejahteraan seperti kemiskinan dan taraf hidup masyarakat secara luas.10 Negara berkembang pertumbuhan ekonomi menyisakan sederet permasalahan seperti kemiskinan, pengangguran, kerusakan lingkungan, dan penyebabkan kondisi politik yang tidak kondusif. Idealnya pertumbuhan ekonomi nasional dapat menyebabkan demand driven, sehingga mengakibatkan perubahan yang lebih baik pada kinerja sektor-sektor 8
Robinson Tarigan, Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi, (Jakarta: Bumi Aksara), h. 18. Sjafrizal, Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi, h. 85. 10 http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20080804211847AA3FGdM 9
22
ekonomi, khususnya sektor pertanian, sehingga peningkatan intensitas dan produktivitas komoditas pertanian dapat menyebabkan pertumbuhan output sektor pertanian.11 Selain itu, dalam mencapai tujuan pertumbuhan ekonomi nasional saat ini belum tampak secara jelas strategi yang digunakan untuk mengantisipasi terjadinya penurun kualitas lingkungan yang disebabkan karena adanya eksternalitas dari proses produksi, dengan demikian pertumbuhan ekonomi yang ada sebenarnya bersifat ”semu”. Sejak sebelum tahun 1960-an dengan pendekatan pertumbuhan ekonomi sebagai tujuan pembangunan ekonomi, maka telah berimplikasi terhadap kebijakan nasional yang tidak seimbang antara sektor pertanian versus non pertanian atau pengembangan kapital dan sektor riil. Lebih condong kepada sektor kapital yang dipandang dapat menciptakan pendapatan dan kedua sektor pertanian dipandang sebagai sektor yang inferior, sehingga pembangunan sektor pertanian menjadi terabaikan. 3. Manfaat Pertumbuhan Ekonomi Manfaat Pertumbuhan Ekonomi antara lain sebagai berikut:12 a. Laju pertumbuhannya untuk mengukur kemajuan ekonomi sebagai hasil pembangunan nasional Pendapatan perkapitanya dipergunakan untuk mengukur tingkat kemakmuran penduduk, sebab semakin
11
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20080804211847AA3FGdM http://jurnal-sdm.blogspot.com/2010/01/pertumbuhan-ekonomi-definisi-sumber.html (tanggal 31 agustus 2010) pukul 08.15 12
23
meningkat pendapatan perkapita dengan kerja konstan semakin tinggi tingkat kemakmuran penduduk dan juga produktivitasnya. b. Sebagai dasar pembuatan proyeksi atau perkiraan penerimaan negara untuk perencanaan pembangunan nasional atau sektoral dan regional. Sebagai dasar penentuan prioritas pemberian bantuan luar negeri oleh Bank Dunia atau lembaga internasional lainnya. c. Sebagai dasar pembuatan prakiraan bisnis, khususnya persamaan penjualan bagi perusahaan untuk dasar penyusunan perencanaan produk dan perkembangan sumbur daya (tenaga kerja dan modal). 4. Teori Pertumbuhan Ekonomi Dalam zaman ahli ekonomi klasik, seperti Adam Smith dalam buku karangannya yang berjudul An Inguiry into the Nature and Causes of the Wealt Nations, menganalisis sebab berlakunya pertumbuhan ekonomidan factor yang menentukan pertumbuhan ekonomi. Setelah Adam Smith, beberapa ahli ekonomi klasik lainnya seperti Ricardo, Malthus, Stuart Mill, juga membahas masalah perkembangan ekonomi.13
a.Teori Inovasi Schum Peter Pada teori ini menekankan pada faktor inovasi enterpreneur sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi kapitalilstik. Dinamika persaingan akan mendorong hal ini.14
13
http://www.96147.com/no/teori%20pertumbuhan%20ekonomi%20aturan%20klasik.html diunduh pada tanggal 31 Agustus 2010. 14 Adam S, Ekonomi Untuk SMA dan MA Kelas XI, (Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratama, 2007) h. 26.
24
b.Model Pertumbuhan Harrot-Domar Teori ini menekankan konsep tingkat pertumbuhan natural.Selain kuantitas faktor produksi tenaga kerja diperhitungkan juga kenaikan efisiensi karena pendidikan dan latihan. Model ini dapat menentukan berapa besarnya tabungan atau investasi yang diperlukan untuk memelihar tingkat laju pertumbuhan ekonomi natural yaitu angka laju pertumbuhan ekonomi natural dikalikan dengan nisbah kapitaloutput.15 c.Model Input-Output Leontief. Model ini merupakan gambaran menyeluruh tentang aliran dan hubungan antarindustri. Dengan menggunakan tabel ini maka perencanaan pertumbuhan ekonomi dapat dilakukan secara konsisten karena dapat diketahui gambaran hubungan aliran input-output antarindustri. Hubungan tersebut diukur dengan koefisien input-output dan dalam jangka pendek/menengah dianggap konstan tak berubah.16 d.Model Pertumbuhan Lewis Model ini merupakan model yang khusus menerangkan kasus negar sedang berkembang banyak(padat)penduduknya. Tekanannya adalah pada perpindahan kelebihan penduduk disektor pertanian ke sektor modern kapitalis industri yang dibiayai dari surplus keuntungan. 15
Adam S, Ekonomi Untuk SMA dan MA Kelas XI, (Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratama, 2007) h. 27. 16 http://www.96147.com/no/teori%20pertumbuhan%20ekonomi%20aturan%20klasik.html diunduh pada tanggal 31 Agustus 2010.
25
e.Model Pertumbuhan Ekonomi Rostow Model ini menekankan tinjauannya pada sejarah tahp-tahap pertumbuhan ekonomi serta ciri dan syarat masing-masing. Tahap-tahap tersebut adalah tahap masyarakat tradisional, tahap prasyarat lepas landas, tahap lepas landas, ahap gerakan ke arah kedewasaan, dan akhirnya tahap konsimsi tinggi.17
5. Karakteristik Pertumbuhan Ekonomi Islam Islam memiliki beberapa karakteristik yang mencirikan pertumbuhannya, antara lain : a.Serba Meliputi18 Islam melihat bahwa pertumbuhan lebih dari sekedar persoalan materi dan memiliki tujuan yang lebih universal dibandingkan dengan orientasi terbatas yang ingin dicapai oleh system-sistem kontemporer, yaitu untuk menciptakan keadilan sosial. Islam dalam pedomannya untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi mendorong keadilan sosial yang berimbang, baik dalam sisi material maupun spiritual. Kehidupan spiritual dalam Islam tidak seperti yang digambarkan oleh sebagian orang dalam bentuk-bentuk kerahiban dan kepasrahan yang meninggalkan
17
Adam S, Ekonomi Untuk SMA dan MA Kelas XI, (Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratama, 2007) h. 28. 18 Abdullah Abdul Husain at-Tariqi, Ekonomi Islam Prinsip, Dasar dan Tujuan, (Jogyakarta : Magistra Insania Press,2004), h.299
26
usaha dan produksi. Akan tetapi, kehidupan itu berupa keimanan kepada Allah dan disertai adanya tanggung jawab untuk melakukan aktivitas berguna. Pondasi serba meliputi dalam pertumbuhan ekonomi menuntut agar pertumbuhan ekonomi itu mengandung jaminan terhadap kebutuhan-kebutuhan manusia secara sempurna. b. Berimbang19 Posisi Berimbang dalam pertumbuhan ekonomi memerlukan adanya keberimbangan usaha-usaha pertumbuhan. Oleh karena itu, Islam tidak menerima langkah kebijakan pertumbuhan perkotaan yang mengabaikan perdesaan, industri yang mengabaikan pertanian, mendahulukan kebutuhan tersier dan sekunder diatas kebutuhan pokok dan primer, mengutamakan pembangunan industri diatas industri ringan, atau dengan menkonsentrasikan percepatan pembangunan program tertentu dengan mengabaikan sarana umum dan prasarana pokok lainnya. c. Realistis20 Kajian tentang sifat realistis Islam dalam bidang pertumbuhan ekonomi ditujukan untuk mencapai keadaan paling baik dan produksi palin sempurna yang masih mungkin dicapai manusia dalam sisi ekonominya.
19
Abdullah Abdul Husain at-Tariqi, Ekonomi Islam Prinsip, Dasar dan Tujuan, (Jogyakarta : Magistra Insania Press,2004), h.302 20 Abdullah Abdul Husain at-Tariqi, Ekonomi Islam Prinsip, Dasar dan Tujuan, (Jogyakarta : Magistra Insania Press,2004), h.305
27
Sifat realistis dalam bidang pertumbuhan ekonomi menjelaskan bahwa Islam melihat persoalan ekonomi dan sosial yang mungkin terjadi dimasyarakat Islam dengan tawaran solusi yang juga realistis. d. Keadilan21 Islam telah menjamin terwujudnya keadilan diantara manusia dalam usaha untuk memperbesar pemasukan dan distribusinya antara kaum muslim dengan golongan non-muslim. Dalam pertumbuhan ekonomi Islam akan menjamin kesejahteraan seluruh penduduk yang bertempat tinggal di satu negara. e. Bertanggung Jawab22 Landasan adanya tanggung jawab sebagai salah satu pondasi paling penting diungkapkan secara jelas dan gamblam dalam syari’at Islam. Jika kita mengikuti syari’at ini, maka kita dapat menyimpilkan bahwa adanya tanggung jawab mencakup dua sisi; 1) Tanggung jawab antara sebagian anggota masyarakat dengan sebagian golongan lainnya. 2) Tanggung jawab negara terhadap masyarakat.
21
Abdullah Abdul Husain at-Tariqi, Ekonomi Islam Prinsip, Dasar dan Tujuan, (Jogyakarta : Magistra Insania Press,2004), h.308 22 Abdullah Abdul Husain at-Tariqi, Ekonomi Islam Prinsip, Dasar dan Tujuan, (Jogyakarta : Magistra Insania Press,2004), h.311
28
f. Mencukupi23 Islam tidak hanya menetapkan adanya karaktristik tanggung jawab seperti yang telah diungkapkan, namun tanggung jawab itu haruslah mutlak dan mampu mencakup realisasi kecukupan bagi manusia. Hal ini karena tujuan tanggung jawab itu bukan hanya fardlu dan kewajiban orang kaya terhadap golongan miskin, akan tetapi juga ditujukan untuk menghilangkan kemiskinan dan memenuhi kebutuhan dalam masyarakat Islam. g. Berfokus Pada Manusia24 Karakter ini sesuai dengan posisi manusia yang merupakan duta Allah di muka bumi ini dan inilah yang mencirikan tujuan dan pengaruh pertumbuhan ekonomi dalam Islam. Hal ini berbeda dengan tujuan system lain. Tujuan pertumbuhan ekonomi kapitalis adalah untuk mendapatkan keuntungan sebesar mungkin dengan lebih mementingkan pemenuhan produksi kebutuhan sekunder dan tersier yang dibutuhkan oleh kalangan borjuis, kapitalis, dan pemilik modal sebagaimana yang ada di masyarakat barat, dibandingkan dengan produksi untuk kebutuhan primer. Pertumbuhan ekonomi dalam sistem sosialis adalah kesetaraan, bukan keuntungan sebagaimana yang dianut oleh sistem kapitalis. Hanya saja hal iyu tidak lain untuk memenuhi kebutuhan negara sesuai dengan kehendak para pemimpin partai dan para pengambil keputusan, bukan dilandaskan atas kebutuhan warga
23
Abdullah Abdul Husain at-Tariqi, Ekonomi Islam Prinsip, Dasar dan Tujuan, (Jogyakarta : Magistra Insania Press,2004), h.314 24 Abdullah Abdul Husain at-Tariqi, Ekonomi Islam Prinsip, Dasar dan Tujuan, (Jogyakarta : Magistra Insania Press,2004), h.316
29
negara itu sendiri dengan menekankan kepentingan bersama melalui pembatasan kebebasan pribadi. Manusia hanyalah merupakan alat dan instrumen, bukan tujuan. Sedangkan pertumbuhan ekonomi Islam tidaklah ditujukan untuk memperoleh keuntungan sebagaimana dalam sistem kapitalis atau untuk kepentingan para pemimpin partai sebagaimana dalam sistem sosialis. Namun, pertumbuhan itu ditujukan untuk menciptakan batas kecukupan bagi seluruh warga negara agar ia terbebas dari segala bentuk penghambaan – baik dalam bidang finansial ataupun hukum – kecuali hanya penghambaan kepada Allah semata. Fokus pertumbuhan ekonomi Islam tidak lain adalah manusia itu sendiri agar tidak diperbudak oleh materi. Oleh karena itu Islam menginginkan agar manusia dapat memperoleh derajat tinggi sebagai makhluk Allah yang mulia yang diciptakan dalam bentuk paling baik25. B. Bank Pembangunan Daerah26 1. Definisi Bank Pembangunan Daerah Bank Pembangunan Daerah yaitu bank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima simpanan dalam bentuk deposito atau mengeluakan kertas-kertas beharga jangka menengah dan panjang, dan dalam usahanya memberikan kredit terutama memberikan kredit jangka menengah dan panjang di bidang pembangunan. 2. Fungsi Bank Pembangunan Daerah Bank Pembangunan Daerah mempunyai fungsi sebagai berikut :
25
Abdullah Abdul Husain at-Tariqi, Ekonomi Islam Prinsip, Dasar dan Tujuan, (Jogyakarta : Magistra Insania Press,2004), h.317 26 PERDA Provinsi Riau Nomor : 10 Tahun 2002.
30
a. Bahwa
untuk
mempercepat
terlaksananya
usaha-usaha
pembangunan yang merata diseluruh Indonesia perlu adanya pengerahan modal dan potensi didaerah-daerah untuk pembiayaan pembangunan daerah. b. Bahwa
pelaksanaan
sebaiknya
dijalankan
proyek-proyek sedemikian
pembangunan rupa,
sehingga
daerah modal
pembelanjaannya dapat diperoleh dari hasil proyek-proyek pembangunan tersebut. c. Bahwa karena itu perlu mempertinggi daya-usaha didaerah untuk membangun antaranya dengan jalan memberikan kemungkinan mendirikan bank-bank didaerah-daerah yang tidak menjalankan usaha-usaha bank umum dan bertugas mengerahkan modal dan potensi didaerah-daerah dengan mengikut sertakan pihak swasta nasional progresip untuk mengusahakan pembiayaan proyekproyek daerah dalam rangka Pembangunan Nasional Semesta Berencana. 3. Tujuan Bank Pembangunan Daerah27 Bila dilihat dari sisi tujuan, keberadaan Bank Riau memiliki tiga visi sebagai berikut :
a.
27
Menjadi bank terkemuka di daerah.
PERDA Provinsi Riau Nomor : 10 tahun 2002.
31
b. Membantu percepatan pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi. c.
Pemberdayaan ekonomi masyarakat
d. Sebagai Bank sehat elit dan merakyat. e.
Sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
f.
Sebagai pengelola Pemerintah Daerah.
g. Sebagai sumber pendapatan daerah. h. Sebagai pembina, pengembang, dan pendamping usaha kecil dan menengah 4. Sejarah Singkat Bank Pembangunan Daerah Riau28 Bank Pembangunan Daerah Riau merupakan kelanjutan kegiatan usaha dari PT. Bank Pembangunan Daerah Riau (PT. BAPERI) yang didirikan berdasarkan Akte Notaris Syawal Sutan Diatas Nomor 1 tanggal 2 Aguatus 1961, dan izin Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor BUM 9-4-45 tanggal 15 Agustus 1961. Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Riau Nomor 52/IV/1966 tanggal 1 April 1966, seluruh aktiva dan pasiva PT. BAPERI dilebur ke dalam Bank Pembangunan Daerah Riau. Selanjutnya landasan berdirinya BPD Riau disesuaikan dengan UndangUndang Nomor 13 Tahun 1962 tentang Bank Pembangunan Daerah. Terhitung tanggal 1 April 1966 secara resmi kebiatan Bank Pembangunan Daerah Riau dimulai dengan predikat sebagai Bank Milik Pemerintah Daerah Riau. 28
www.bankriau.co.id.
32
Selanjutnya status pendirian Bank Pembangunan Daerah Riau disesuaikan dengan Peraturan Daerah (Perda) Propinsi Daerah Tingkat I Riau Nomor 10 Tahun 1975, kemudian diatur kembali berdasarkan Perda Nomor 18 Tahun 1986 dan untuk terakhir kalinya Bank Pembangunan Daerah Riau diatur dan disesuaikan dengan Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 1992 tentang Bank pembangunan Daerah Riau berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan yang direvisi dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998. 5. Dasar Hukum Bank Pembangunan Daerah 29 Sebuah Bank Pembangunan Daerah tidak boleh dirikan begitu saja. Harus ada dasar hukum yang mengatur. Dasar hukum yang mengatur sebagai berikut : a.
Izin Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor BUM 9-4-45 tanggal 15 Agustus 1961.
b. Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Riau Nomor 52/IV/1966 tanggal 1 April 1966. c.
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1962 tentang Bank Pembangunan Daerah.
d. Peraturan Daerah (Perda) Propinsi Daerah Tingkat I Riau Nomor 10 Tahun 1975. e.
Perda Nomor 18 Tahun 1986.
f.
Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 1992 tentang Bank pembangunan Daerah Riau.
29
Hasil Observasi pada tanggal 28 Juli 2010.
33
g. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. h. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998. Demikianlah semua peraturan–peraturan yang ditetapkan oleh daerah dan negara Indonesia yang harus dipatuhi dalam pendirian Bank Pembangunan Daerah. Sebuah bank akan dinyatakan Bank Pembangunan Daerah apabila telah sesuai dengan peraturan-peraturan tersebut. C. Pengaruh Pembiayaan Bank terhadap Pertumbuhan Ekonomi30 Pendekatan awal dalam melihat hubungan Islamic Bank dan Ekonomi Makro dapat dilakukan dengan melihat Agregat Demand Shocks dan kredit perbankan. Dari sisi ekonomi Makro, untuk melihat berbagai faktor yang menyebabkan perubahan agregat demand dan pada akhirnya menyebabkan perubahan terhadap pertumbuhan ekonomi jangka pendek biasanya didekati dengan model IS-LM. Kurva IS menggambarkan hubungan antara suku bunga dengan kondisi pasar barang dan jasa, sedangkan kurva LM melihat hubungan suku bunga dengan kondisi pasar uang. Dari sisi perbankan secara eksplisit terlihat dari kredit perbankan. Sejalan dengan semakin berkembangnya aktivitas perbankan dalam suatu perekonomian, volume kredit perbankan tentu akan terus meningkat. Kenaikan kredit tersebut tentu
30
The 9th Annual Conference on Islamic Studies (ACIS) Surakarta, 2-5 November 2009 “ PERAN ISLAMIC BANK (IB) DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI DI INDONESIA” oleh Maya Panorama
34
akan mendorong permintaan agregat, baik melalui peningkatan konsumsi ataupun investasi. Schumpeter melakukan observasi terhadap pasar financial sekitar 80 tahun yang lalu. Dia mengatakan bahwa pasar keuangan memainkan peran penting dalam pertumbuhan ekonomi dengan cara mempertemukan dana dari penabung ke peminjam dengan cara efficient untuk memberikan fasilitas phisik dan inovasi bagi proses perbaikan. Prediksi Schumpeter di perkuat oleh beberapa penelitian terdahulu seperti King dan Levine, (1993) yang menemukan bukti bahwa financial development sebagai prediktor ekonomi pembangunan dan pengembangan produktivitas yang akan datang. Juga efektivitas kebijakan ekonomi berhubungan secara positive dengan system kerja pembiayaan. King dan Levin (1993) lebih lanjut menujukkan hubungan antara perbankan dan ekonomi makro dengan menyimpulkan bahwa pengaruh perbankan tidak hanya bersifat sementara saja, namun berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang. Berkembangnya sistem perbankan memiliki korelasi positif dan hubungan yang signifikan terhadap pertumbuhan, investasi dan efisiensi kapital. Produk yang ditawarkan oleh Islamic Bank cukup beragam dan tidak kalah dengan produk dari bank konvensional. Produk-produk ini baik secara langsung dan tidak langsung mampu berperan dalam mengatasi permasalahan dalam ekonomi. Peran Produk Islamic Bank dalam mengatasi masalah pembangunan ekonomi dapat dilihat dari beberapa variable yaitu: 1. Mampu mengontrol kemiskinan
35
2. Mampu mengontrol tingkat pengangguran 3. Mampu mengontrol tingkat illitreracy dan pendidikan 4. Mampu mengontrol tingkat inflasi Adapun produk Islamic bank dan hubungannya dengan ekonomi dapat di jelaskan sebagai berikut : Tabel 2.1 Pengaruh Pembiayaan Terhadap Tingkat Kemiskinan Mode of finance Musyarakah
Mudharabah
Salam
Recommendation to control poverty
Mendorong terjalinnya kemitraaan dengan pihak pihak terkait. Sebagian besar laba yang tidak diketahui akan dilihat dengan akurat dan sebagian besar laba akan masuk ke bank dan akhirnya akandiperuntukkan bagi depositor. Hal ini berbeda dengan bank konvensional yang hanya memberikan keuntungan dari sisi tingkatbunga saja. Semua aktivitas ini akan membantu menghilangkan “black economy” dan sumber daya yang menganggur untuk digunakan dan dibagikan bagi para deposan kecil, mengurangi jumlah penduduk yang berada di garis kemiskinan. Mudaraba merupakan alat yang sangat potensial untuk menghilangkan Riba/bunga dari masyarakat dengan menyediakan sebuah alat yang bebas bunga untuk penggunaan keterampilan dan khususnya dapat memobilisasi sumber daya masyarakat dengan menjadikan mereka mudarib ketika bank akan menyediakan jasa keuangan dan juga mendukung kesempatan system PLS yang tidak terdapat dalam jasa keuangan yang berbasis bunga untuk modal usaha. Pedagang kecil dan tenaga kerja yang memiliki keterampilan khususnya di bidang agricultur dan kerajinan rakyat dapat memacu ekspor yang akhirnya akan mengurangi pemiskinan. Salam sangat berguna untuk mengurangi kemiskinan di sektor agriculture dengan mudah, melalui memberikan kemungkinan pada bank dan petani untuk bekerjasama memanen dan mendapatkan dana pada saat yang tepat, bukan melalui pinjaman riba, yang pada akhirnya memperburuk keadaan
36
Istishna’
Istisna berguna khususnya dalam sektor perumahan, meningkatkan permintaan terhadap konstruksi, menciptakan kesempatan kerja, dan mensejahterakan masyarakat tanpa efek yang berbahaya dari riba/ bunga Murabaha tidak memiliki dampak langsung pada pengurangan tingkat kemiskinan, tetapi secara tidak langsung akan menyediakan alat yang baik bagi penjualan yang ditangguhkan (deferred sale) menjadi lebih efisien, Ijarah tidak memiliki efek langsung pada pengurangan tingkat kemiskinan
Murabahah
Ijarah
Tabel 2.2 Pengaruh Pembiayaan Terhadap Tingkat Pengangguran Mode Of Finance Musyarakah
Recommendation to control unemployment
Murabahah
Musharakah menciptakan pekerjaan bagi banyak penduduk, menjadi produk utama pembiayaan, mempromosikan kewirausahaan dan kemitraan usaha Mudarabah memiliki efek dalam mengurangi pengangguran di sector bisnis, karena mendorong manajemen usaha melalui tenaga kerja yang memiliki keterampilan dan mempromosikan aktivitas perdagangan. Pengangguran berkurang dalam jangka pendek dan jangka panjang Salam juga memiliki potensi besar dalam mengurangi tingkat pengangguran di sector pedesaan dan mengurangi kecenderungan penduduk melakukan urbanisasi. Melalui petani, salam melibatkan penduduk pedesaan dan perkotaan, mengurangi beban pengangguran di sector perkantoran, perusahaan dan industry. Istisna juga memiliki efek baik dalam mengurangi pengangguran melalui peningkatan aktivitas konstruksi dan perumahan dan secara umum aktifitas manufaktur Murabaha memiliki efek kecil dalam mengurangi pengangguran
Ijarah
Ijarah memiliki efek kecil mengurangi pengangguran
Mudharabah
Salam
Istishna’
37
Tabel 2.3 Pengaruh Pembiayaan Terhadap Tingkat Illiteracy dan Pendiidikan Mode of finance Musyarakah
Mudharabah Salam
Recommendation to control illiteracy and education Tidak memiliki efek langsung tetapi mempromosikan budaya usaha dan bisnis dalam masyarakat, peningkatan jumlah penduduk yeng memiliki keterampilan sangat dibutuhkan jadi mungkin membantu dalam meningkatkan literacy31. Lebih lanjut, pembiayaan pendidikan dan universitas melalui musharakah dapat membantu meningkatkan fasilitas pendidikan Mudaraba Tidak ada efek langsung
Istishna’
Menghasilkan agricultur dan pembangunan sector pedesaan dan akhirnya akan meningkatkan income bagi masyarakat, dimana 70% masyarakat akan bersekolah. Tidak ada efek langsung
Murabahah
Tidak ada efek langsung
Ijarah
Tidak ada efek langsung
Tabel 2.4 Pengaruh Pembiayaan Terhadap Tingkat Inflasi Mode of finance Musyarakah
31
Recommendation to control inflation Musharakah memiliki efek manjur dalam mengontrol inflasi dan menyebarkan kredit, mempromosikan kemitraan usaha (joint venture) tanpa harus melakukan penelitian dan investigasi sudah dapat dipastikan usaha akan sukses, bukan spekulasi dalam kesuksesan bisnis. Musharakah juga berbasis PLS, membagi resiko kerugian untuk menambah laba
Literacy adalah Kepandaian membaca dan menulis. Menurut S Wojowasito dalam Kamus Inggeris Indonesia.
38
Mudharabah
Salam
Istishna’ Murabahah
Ijarah
Mudharabah juga membantu mengontrol inflasi dengan mempromosikan bisnis bebas bunga. Bunga dan kreasi kredit yang dilakukan bank adalah factor utama memicu laju inflasi. Mudaraba melibatkan bank dan stakeholder dalam penilaian laba dan rugi. Salam memiliki efek yang besar dalam mengurangi inflasi, dimana makanan telah mencapai harga puncak, jalan utama memotong inflasi adalah melalui peningkatan agregat supply dan meningkatkan produksi dengan penggunaan pestisida pada saat yang tepat, meningkatkan jumlah sawah dan ladang dan pertanian. Istisna memiliki efek yang kecil dalam mengontrol inflasi Murabaha juga memiliki efek yang baik dalam mengurangi inflasi, seperti melibatkan penggunaan agen kontrak dengan peminjam yang diusulkan yang dapat membeli barang, pada harga diskon atau mungkin harga terendah bagi agen, yang terdapat dalam kontrak, tidak perlu bunga pinjaman dan ini akan mengurangi inflasi Ijarah juga memiliki potensi besar mengurangi inflasi bagi penduduk kelas menengah dan pengusaha dengan cara penggunaan asset tanpa pengeluaran cash yang tergesa gesa atau tiba tiba. Ini membuat mereka dapat memodifikasi atau bahkan mengganti peralatan dan mesin setelah beberapa bulan atau tahun tanpa teralu banyak kas yang mengalir. Tetapi Ijarah seperti leasing biasa, kadang kadang dapat menyebabkan inflasi jika ekonomi berada pada kondisi full employment, kemudian akan meningkatkan permintaan terhadap barang dan akan meningkatkan harga di pasaran
BAB III OBJEK PENELITIAN A. Provinsi Riau 1. Letak Geografi Luas wilayah Provinsi Riau adalah 111.228,65 kilometer persegi (luas sesudah pemekaran Provinsi Kepulauan Riau) yang terdiri dari pulau-pulau dan lautlaut. Keberadaannya membentang dari lereng Bukit Barisan sampai Laut Cina Selatan, terletak antara 1°15´ Lintang Selatan sampai 4°45´ Lintang Utara atau antara 100°03´-109°19´ Bujur Timur Greenwich dan 6°50´-1°45´ Bujur Barat Jakarta. Daerah Provinsi Riau beriklim tropis basah dengan rata-rata curah hujan berkisar antara 2000-3000 milimeter per tahun yang dipengaruhi oleh musim kemarau serta musim hujan. Rata-rata hujan per tahun sekitar 160 hari. Menurut catatan Stasiun Metereologi Simpang Tiga, suhu udara rata-rata di Kota Pekanbaru menunjukkan optimum pada 27,6 ° Celsius dalam interval 23,4-33,4° Celsius. Kejadian kabut tercatat terjadi sebanyak 39 kali dan selama Agustus rata-rata mencapai 6 kali sebagai bulan terbanyak terjadinya kejadian1. Provinsi Riau sebagai salah satu Provinsi di Pulau Sumatera, dengan ibukotanya Pekanbaru, wilayahnya meliputi bagian timur Pulau Sumatera bagian tengah, yang dikenal sebagai Riau Daratan dan daerah Riau Kepulauan yang terdiri
1
www.Riau.go.id diakses pada tanggal 21 Oktober 2010 pukul 21.30 Wib
34
35
atas 3.214 pulau sedang dan kecil. Provinsi Riau memiliki wilayah seluas 329.867,60 km2.2 Wilayahnya di utara berbatasan dengan Selat Malaka dan Singapura, di timur dengan Laut Cina Selatan, di selatan dengan Provinsi jambi dan Selat Berhala, di barat dengan Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Sumatera Utara. Daerah Riau terletak pada jalur pelayaran internasional Laut Cina Selatan dan Selat Malaka, yang menghubungkan wilayah Asia-Pasifik dengan Eropa. Oleh karena itu lokasinya sangat menguntungkan dari segi ekonomi. 2. Kabupaten dan Kota Provinsi Riau Tabel 3.1 Kabupaten dan Kota Provinsi Riau No.
Kabupaten/Kota
Ibu kota
1
Kabupaten Bengkalis
Bengkalis
2
Kabupaten Indragiri Hilir
Tembilahan
3
Kabupaten Indragiri Hulu
Rengat
4
Kabupaten Kampar
Bangkinang
5
Kabupaten Kuantan Singingi Teluk Kuantan
6
Kabupaten Pelalawa
2
Pangkalan Kerinci
Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor : 4 tahun 2002, tentang RENSTRA Provinsi Riau,
h.2-1.
36
Ujung Tanjung (de juree3), Bagan Siapi-api (de 7
Kabupaten Rokan Hilir facto4)
8
Kabupaten Rokan Hulu
Pasir Pengaraian
9
Kabupaten Siak
Siak Sri Indrapura
Kabupaten Kepulauan 10
Selatpanjang Meranti
11 Kota Dumai
-
12 Kota Pekanbaru
Pekanbaru
3. Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Riau a. Sektor tanaman Pangan5 Struktur ekonomi Provinsi Riau sangat didominasi oleh sektor yang berkaitan dengan migas seperti sektor pertambangan dan industri. Namun apabila unsur migas dikeluarkan dari perhitungan perekonomian Provinsi Riau maka sektor pertanian menjadi salah satu motor penggerak dan memiliki kontribusi yang besar terhadap perekonomian Provinsi Riau selain sektor industri tanpa migas dan sektor perdagangan.
3
De jure (dalam bahasa Latin Klasik : de iure) adalah ungkapan yang berarti "berdasarkan (atau menurut) hukum", 4 De facto dalam bahasa Latin adalah ungkapan yang berarti "pada kenyataannya" atau "pada prakteknya". Istilah de facto dapat pula digunakan apabila tidak ada hukum atau standar yang relevan, tetapi sebuah praktik yang lazim sudah mapan dan diterima, meskipun mungkin tidak sepenuhnya bersifat universal. 5 www.Riau.go.id diakses pada tanggal 21 Oktober 2010 pukul 21.30 Wib.
37
Meskipun Provinsi Riau bukan merupakan daerah produksi gabah/beras, namun beberapa daerah masih dapat diandalkan untuk menghasilkan gabah/beras untuk mengcukupi kebutuhan sendiri. Bahkan Pemerintah Provinsi Riau telah mencanangkan Program Operasi Pangan Riau Makmur (OPRM) sebagai tindak lanjut program ketahanan pangan nasional dalam rangka mewujudkan swasembada beras di Provinsi Riau pada tahun 2013. Salah satu tujuan dari Program OPRM adalah untuk melepaskan ketergantungan Riau akan suplai beras dari luar. Melihat kondisi geografis Provinsi Riau, dimana keberadaan air guna mendukung suplai air untuk pertanian sangat diperlukan. Untuk itu penyedian air melalui saluran irigasi sangat mutlak diperlukan. Keberadaan saluran irigasi guna mendukung aktifitas pertanian di Provinsi Riau sudah ada sebelumnya, namun kondisinya sekarang sudah banyak tidak berfungsi sebagaimana mestinya, baik itu saluran irigasi primer, sekunder maupun tersier. Tabel 3.2 Luas Areal dan Jumlah Produksi Komoditi Unggulan Kabupaten/Kota6 No.
KABUPATEN/
PADI
JAGUNG
KOTA
SINGKONG/ UMBI
LAP
JP
LAP JP
LAP
JP
1.
Kuantan Singingi 9.412
30.517
219
470
369
3.760
2.
Indragiri Hulu
13.577
966
2.045
398
3.707
6
4.608
www.Riau.go.id diakses pada tanggal 21 Oktober 2010 pukul 21.30 Wib
38
3.
Indragiri Hilir
30.721
103.911 5.417 12.333
286
3.666
4.
Pelalawan
9.844
30.618
4.928 11.162
251
2.426
5.
Siak
5.860
18.717
366
222
4.709
6.
Kampar
8.980
25.900
1.218 2.672
849
10.631
7.
Rokan Hulu
14.763
36.325
1.351 2.967
628
4.923
8.
Bengkalis
10.473
33.245
227
487
479
5.122
9.
Rokan Hilir
36.895
123.714 515
1.106
271
3.520
10.
Pekanbaru
0
0
128
274
238
2.344
11.
Dumai
4.621
12.846
204
428
217
3.078
TOTAL
136.177 429.380 15.539 34.728
4.208
47.586
Keterangan :
784
LAP = Luas Areal Produksi (Ha) JP = Jumlah Produksi (Ton)
Dari hasil tabel diatas memberikan gambaran kepada kita bahwa kabupaten yang potensial untuk dikembangkan menjadi lumbung pertanian adalah Kabupaten Indragiri Hilir dan Rokan Hilir. Sedangkan kabupaten/kota yang tidak potensial untuk areal pertanian adalah Kota Pekanbaru dan Dumai.
39
b. Sektor Perkebunan Perkebunan mempunyai kedudukan yang penting di dalam pengembangan pertanian baik pada tingkat nasional maupun regional. Perkembangan kegiatan perkebunan di Provinsi Riau menujukkan trend yang semakin meningkat. Hal ini dapat dilihat dari semakin luasnya lahan perkebunan dan meningkatnya produksi ratarata pertahun, dengan komoditas utama kelapa sawit, kelapa, karet, kakao dan tanaman lainnya. Peluang pengembangan tanaman perkebunan semakin memberikan harapan, hal ini berkaitan dengan semakin kuatnya dukungan pemerintah terhadap usaha perkebunan rakyat, tumbuhnya berbagai industri yang membutuhkan bahan baku dan semakin luasnya pangsa pasar produk perkebunan. Tabel 3.3 Luas Areal Kelapa Sawit, Kelapa, Karet dan Kopi7 No.
KABUPATEN/ KOTA LUAS AREAL (Ha) KLP. SAWIT KELAPA KARET
KOPI
1.
Kuantan Singingi
60.547,70
2.274,95
157.070,12 389,40
2.
Indragiri Hulu
55.667,00
2.024,15
72.894,15 1.276,40
3.
Indragiri Hilir
37.547,00
379.509,00 3.225,00
4.
Pelalawan
54.392,00
26.316,00
22.436,50 830,00
5.
Siak
93.115,18
3.395,80
18.124,95 801,56
7
www.Riau.go.id diakses pada tanggal 21 Oktober 2010 pukul 21.30 Wib
4.234,00
40
6.
Kampar
139.195,00
2.892,00
81.691,00 379,00
7.
Rokan Hulu
105.998,00
760,23
46.087,00 634,57
8.
Bengkalis
99.575,00
50.407,00
50.779,00 1.217,50
9.
Rokan Hilir
80.399,00
5.944,00
36.678,00 1.054
10.
Pekanbaru
0
0
0
0
11.
Dumai
21.933,00
2.033,00
1.736,00
0
RAKYAT
748.368,88
475.556,13 490.721,72 10.816,43
PBN
72.011,00
-
10.901,00 -
PBS
709.770,51
-
12.847,00 -
JUMLAH
1.530.150,39
475.556,13 514.469,72 10.816,43
Tabel 3.4 Jumlah Produksi Kelapa Sawit, Kelapa, Karet dan Kopi8 No.
KABUPATEN/ KOTA JUMLAH PRODUKSI (ton) KLP. SAWIT KELAPA KARET
KOPI
1.
Kuantan Singingi
147.355,57
2.315,20
145.740,40 247,61
2.
Indragiri Hulu
143.322,40
1.467,74
37.747,70 301,70
3.
Indragiri Hilir
42.656,88
358.860,97 1.983,06
4.
Pelalawan
144.063,12
30.745,79 18.675,60 178,20
5.
Siak
254.005,49
3.288,65
8
643,30
16.054,02 399,56
www.Riau.go.id diakses pada tanggal 21 Oktober 2010 pukul 21.30 Wib.
41
6.
Kampar
398.553,00
2.080,00
42.198,00 175,00
7.
Rokan Hulu
265.634,20
971,80
61.619,00 152,00
8.
Bengkalis
189.697,41
52.558,86 35.763,25 1.229.56
9.
Rokan Hilir
152.597,30
3.109,80
16.169,00 474,00
10.
Pekanbaru
0
0
0
0
11.
Dumai
40.645,20
862,60
931,58
0
RAKYAT
1.778.530,57
456.261,41 376.881,61 3.803,93
PBN
309.151,19
-
16.867,00 -
PBS
2.571.582,11
-
22.157,07 -
TOTAL
4.659.263,87
456.261,41 415.905,68 3.803,93
c. Sektor Kehutanan9 Pembangunan kehutanan pada hakekatnya mengcakup semua upaya memanfaatkan dan memantapkan fungsi sumber daya alam hutan dan sumber daya alam hayati lain serta ekosistemnya, baik sebagai pelindung dan penyangga kehidupan dan pelestarian keanekaragaman hayati maupun sebagai sumber daya pembangunan. Namun dalam realitanya tiga fungsi utamanya sudah hilang, yaitu fungsi ekonomi jangka panjang, fungsi lindung dan estetika sebagai dampak kebijakan pemerintah yang lalu.
9
www.Riau.go.id diakses pada tanggal 21 Oktober 2010 pukul 21.30 Wib.
42
Hilangnya ketiga fungsi diatas mengakibatkan semakin luasnya lahan kritis yang diakibatkan oleh pengusahaan hutan yang tidak mengindahkan aspek kelestarian. Efek selanjutnya adalah semakin menurunnya produksi kayu hutan non HPH, sementara upaya reboisasi dan penghijauan belum optimal dilaksanakan. Masalah lain yang sangat merugikan tidak saja Provinsi Riau pada khususnya tapi Indonesia pada umumnya adalah masalah illegal logging. Masalah ini merupakan akar dari masah lalu yang sulit sekali untuk diberantas. Tabel 3.5 Luas Hutan Berdasarkan Tata Guna Hutan Kesepakatan di Kabupaten/Kota 10 No. KABUPATEN/
HL
HSAW
HPT
HPTb
HB
KOTA 1. Kuantan Singingi
49.040,66 48.817,23
0 127.145,33
0
2. Indragiri Hulu
21.315,58 147.304,99
54.506,18 161.698,97
0
3. Indragiri Hilir
34.973,05 24.761,92 217.634,62
54.731,34 63.534,01
4. Pelalawan
0 33.976,47 424.456,69 297.018,16
444,78
5. Siak
0 72.314,30 188.187,69 215.229,48
6.830,56
6. Kampar
41.697,04 102.097,33
34.392,45 304.072,31
0
7. Rokan Hulu
67.574,05
51.592,17 134.771,75
0
8. Bengkalis 9. Rokan Hilir
10
0
1.995,80 94.184,28 212.767,32 347.591,18 47.600,02 12.197,64
559,60 138.739,08 276.385,08
www.Riau.go.id diakses pada tanggal 21 Oktober 2010 pukul 21.30 Wib.
8.441,46
43
10. Pekanbaru
0
11. Dumai
0
TOTAL
749
0
4.721,60 145.840,58
15.024
0
644,86 11.582,79
228.793,82 529.487,02 1.468.116,78 1.934.312,12 138.433,62
Keterangan : HL
:
Hutan Lindung (Ha)
HSAW
:
Hutan Suaka Alam dan Wisata (Ha)
HPT
:
Hutan Produksi Tetap (Ha)
HPTb
:
Hutan Produksi Terbatas (Ha)
HB
:
Hutan Bakau (Ha)
Hutan suaka alam dan wisata bertujuan untuk melindungi keanekaragaman tumbuh-tumbuhan dan satwa tertentu yang memerlukan upaya konservasi serta ekosistemnya yang berfungsi sebagai sistem penyangga kehidupan bagi kepentingan ilmu pengetahuan dan pembangunan pada umumnya. Bila dilihat luas hutan suaka alam dan wisata pada masing-masing kabupaten/kota yang ada di Provinsi Riau, Provinsi Riau disamping kaya akan sumber daya alam yang tidak bisa diperbaharui juga kaya akan sumber daya alam yang bisa diperbaharui seperti hasil hutan. Hasil hutan Provinsi Riau berupa kayu bulat, kayu gergajian, kayu olahan dan jenis kayu lainnya. Semakin banyaknya praktek illegal logging telah menyebabkan pengawasan terhadap kayu di perketat. Hal ini telah berdampak kepada mahalnya harga kayu di
44
Provinsi Riau. Sehingga bagi masyarakat yang membangun rumah dari kayu merasa keberatan akibat melambungnya harga kayu. d. Sektor Peternakan11 Pembangunan sub sektor peternakan tidak hanya untuk meningkatkan populasi dan produksi ternak dalam usaha memperbaiki gizi masyarakat tetapi juga untuk meningkatkan pendapatan peternak. Usaha peternakan di Provinsi Riau pada umumnya merupakan usaha rakyat bersifat sambilan dan berskala kecil (sapi, kerbau, kambing
dan
unggas),
namun
cukup
memberikan
harapan
dalam
hal
pengembangannya. Meskipun demikian ada juga usaha peternakan dalam skala besar, khususnya bagi petani yang mempunyai modal besar. Adapun permasalahan dalam hal pembangunan sub sektor peternakan adalah relatif rendahnya kualitas sumber daya manusia, belum berkembangnya pembibitan hewan ternak, usaha peternakan rakyat masih belum dikelola secara profesional dan minimnya sarana dan prasarana penunjang usaha peternakan rakyat. Pada umunya peternakan di Provinsi Riau masih bersifat tradisional, meskipun demikian beberapa daerah mendapatkan penyuluhan dari Petugas Lapangan yang didatangkan dari Dinas Peternakan dalam upaya peningkatan produksi ternak serta imunisasi ternak terhadap berbagai kemungkinan terserang penyakit. Hal ini perlu dilakukan agar jangan terjadi meluasnya wabah penyakit yang dapat merugikan peternak.
11
www.Riau.go.id diakses pada tanggal 21 Oktober 2010 pukul 21.30 Wib.
45
Tabel 3.6 Jumlah Populasi Ternak Masing-masing Kabupaten/Kota12 No. KABUPATEN/ KOTA
P O P U L A S I T E R N A K (ekor) Sapi Potong Kerbau Kambing Ayam Buras
1.
Kuantan Singingi
20.929
18.166
20.530
397.607
2.
Indragiri Hulu
22.032
2.215
20.277
115.330
3.
Indragiri Hilir
6.233
16
17.704
630.239
4.
Pelalawan
2.087
527
2.303
303.718
5.
Siak
17.978
561
3.276
283.755
6.
Kampar
11.121
22.396
19.828
1.112.578
7.
Rokan Hulu
17.141
2.293
17.742
260.604
8.
Bengkalis
6.631
3.388
87.589
1.847.539
9.
Rokan Hilir
8.445
1.194
45.093
534.346
10. Pekanbaru
2.948
1.330
5.956
635.195
11. Dumai
1.534
68
34.670
240.924
117.078
52.153
274.968
6.361.835
TOTAL
Berbicara masalah populasi ternak tidak terlepas dari jumlah produksi daging yang dihasilkan, karena kebanyakan peternak menjual daging ternaknya untuk menghidupi kebutuhan hidup sehari-hari. Jumlah produksi ternak tergantung kepada
12
www.Riau.go.id diakses pada tanggal 21 Oktober 2010 pukul 21.30 Wib
46
kondisi ternak itu sendiri. Ternak yang berkembang dengan baik atau dalam keadaan sehat akan besar jumlah produksinya, namun sebaliknya apabila perkembangan ternak tidak normal atau sakit akan mengurangi jumlah daging ternak itu sendiri. Untuk itu suplai makanan kepada ternak menjadi modal utama bagi perkembangan ternak itu sendiri. Tabel 3.7 Jumlah Produksi Daging Ternak Masing-masing Kabupaten/ Kota13 No. KABUPATEN/
KOTA J U M L A H P R O D U K S I (Kg) Sapi Potong Kerbau Kambing Ayam Buras
1. Kuantan Singingi
698.574
261.164 60.363
415.151
2. Indragiri Hulu
112.012
13.092
22.433
120.419
3. Indragiri Hilir
408.207
1.109
130.167 658.047
4. Pelalawan
68.598
9.541
9.133
317.120
5. Siak
124.792
16.642
13.505
296.275
6. Kampar
306.907
799.469 28.529
1.161.669
7. Rokan Hulu
547.470
102.291 51.578
272.102
8. Bengkalis
517.024
172.408 314.376 1.929.058
9. Rokan Hilir
268.191
44.822
84.890
557.923
10. Pekanbaru
3.251.933
254.951 96.055
663.222
11. Dumai
46.985
187.941 6.404
251.555
13
www.Riau.go.id diakses pada tanggal 21 Oktober 2010 pukul 21.30 Wib
47
TOTAL
6.350.694 1.863.431
817.434
6.642.541
Untuk memenuhi kebutuhan akan daging di Provinsi Riau, biasanya ternak tersebut di lakukan pemotongan setiap hari. Namun sebahagian ternak banyak juga dilakukan pemotongan pada hari raya qurban. Harga daging ternak cenderung berfluktuasi, kadang-kadang bisa dijual dengan harga tinggi, namun apabila daging banyak di pasar justru harganya akan menjadi turun. e. Sektor Pertambangan14 Perkembangan pertambangan umum di Provinsi Riau relatif cukup pesat, ditandai dengan banyaknya perusahaan yang bergerak dibidang ini yang ikut serta dalam mengusahakan beberapa hasil pertambangan antara lain bahan galian pasir laut, granit, bauksit, timah, emas, batubara, gambut, pasir kwarsa dan andesit. Jenis izin Kuasa Pertambangan (KP) diberikan kepada perusahaan swasta nasional. Sedangkan bagi perusahaan asing yang berminat diberikan jenis izin lainnya berupa Kontrak Karya (KK) yang diberikan oleh pemerintah dengan persetujuan DPR. Sebagian saham dalam kontrak ini harus dimiliki oleh perusahaan nasional. Peluang untuk menanamkan investasi di sektor pertambangan di Provinsi Riau terbuka lebar, baik investor lokal maupun investor asing. Wilayah batubara yang telah dicadangkan untuk dikelola pemerintah, bila diminati oleh pihak swasta dapat diberikan dalam bentuk PKP2B. Perusahaan
14
www.Riau.go.id diakses pada tanggal 21 Oktober 2010 pukul 21.30 Wib.
48
pemegang izin PKP2B ini diwajibkan menyetor 13,5 persen dari hasil produksinya ke pemerintah melalui kas menteri keuangan. Tabel 3.8 Produksi Pertambangan di Provinsi Riau15 JENIS
SATUAN
PRODUKSI
1.Minyak Bumi Crude Oil Ribu Barel 157.765,42 2. Kondensat
Ribu Barel -
3. Gas Bumi
Ribu MSCF -
4. Batu Bara
Metrik Ton 2.040.500,69
5. Gambut
Ton
423.587,40
Disamping minyak bumi, batu bara dan gambut, Provinsi Riau juga memiliki potensi pertambangan lainnya yang tidak kalah banyak jumlahnya. Sekarang tinggal bagaimana Pemerintah Daerah mengelola potensi yang ada tersebut untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Untuk melihat potensi pertambangan yang ada di Provinsi Riau dapat dilihat pada tabel berikut ini :
15
www.Riau.go.id diakses pada tanggal 21 Oktober 2010 pukul 21.30 Wib
49
Tabel 3.9 Potensi Pertambangan Menurut Jenis di Provinsi Riau16 No. KABUPATEN/KOTA
POTENSI PERTAMBANGAN (TON) BATU BARA
Singingi 140.000.000
TIMAH
EMAS
-
120.078
1.
Kuantan
2.
Indragiri
Hulu 1.600.000.000
-
-
3.
Indragiri
Hilir 65.000.000
-
-
4.
Kampar
75.000.000
3.000
59.470
5.
Rokan Hulu
145.000.000
-
-
JUMLAH
2.025.000.000
3.000
179.548
f. Sektor Kelistrikan Energi
mempunyai
peranan
yang sangat
penting bagi
mendukung
pembangunan daerah, terutama untuk mendukung sektor-sektor pembangunan lainnya. Untuk itu maka sasaran pembangunan energi adalah menyediakan energi yang cukup dengan harga yang terjangkau oleh daya beli masyarakat. Salah satu hal yang membedakan antara negara maju (developed country) dengan negara sedang berkembang (developing country) adalah tingkat konsumsi energi, oleh sebab itu tingkat konsumsi energi dijadikan salah satu indikator yang digunakan untuk
16
www.Riau.go.id diakses pada tanggal 21 Oktober 2010 pukul 21.30 Wib
50
mengukur kemajuan suatu negara. Semakin maju suatu negara maka energi yang dibutuhkan juga akan semakin besar. Meskipun Provinsi Riau memiliki sumber energi listrik yang cukup besar (PLTD dan PLTA) namun belum semua menyentuh kelapisan masyarakat bawah, khususnya di daerah-daerah terisolir, karena masih banyak penduduk di desa-desa menggunakan lampu petromak dan pelita sebagai lampu untuk penerangan. Tabel 3.10 Banyaknya Rumah Tangga Menggunakan Sumber Penerangan17 No. KABUPATEN/ KOTA SUMBER PENERANGAN Listrik PLN Listrik Non PLN Petromak Pelita 1. Kuantan Singingi
25.041
17.729
4.143
14.655
2. Indragiri Hulu
33.726
20.819
1.666
15.208
3. Indragiri Hilir
45.102
35.670
22.092
49.506
4. Pelalawan
23.984
30.442
686
7.822
5. Siak
38.544
27.084
228
5.344
6. Kampar
90.157
25.969
2.561
5.319
7. Rokan Hulu
39.283
26.060
7.298
13.461
8. Bengkalis
105.560
19.970
14.235
25.215
9. Rokan Hilir
28.354
36.972
2.072
27.066
10. Pekanbaru
171.366
516
258
0
17
www.Riau.go.id diakses pada tanggal 21 Oktober 2010 pukul 21.30 Wib
51
11. Dumai JUMLAH
45.423
3.696
504
1.681
646.540
244.927
55.743
3.144
Potensi pengembangan energi di Provinsi Riau sebenarnya relatif besar, namun untuk pengembangannya dihadapkan kepada aspek pembiayaan maupun investasi. Pemerintah Daerah Provinsi Riau telah mempunyai rencana untuk pengembangan industri energi listrik tenaga batu bara dan energi listrik tenaga gas di Kabupaten Pelalawan, namun sekarang belum ada pihak investor yang berminat untuk menanamkan investasinya. Pembangunan energi di Provinsi Riau harus dicarikan jalan keluarnya untuk mengatasi segala permasalahan penyediaan energi yang cepat dan murah, terutama untuk mendukung pengembangan industri serta pemerataannya ke seluruh daerah yang membutuhkan energi. Seiring dengan pertumbuhan pembangunan daerah maupun pembangunan sektor-sektor, maka permintaan akan energi khususnya listrik akan terus meningkat. Demikian juga dalam beberapa tahun kedepan dengan adanya proses transisi masyarakat perdesaan menjadi masyarakat perkotaan akan mendorong kebutuhan akan energi. Selain dari pada itu pengembangan ekonomi kerakyatan (ekonomi perdesaan) akan semakin ditingkatkan, oleh karena itu kebutuhan akan energi di pedesaan juga akan semakin meningkat pula. Permasalahan pembangunan kelistrikan di Daerah Riau untuk lima tahun mendatang adalah mengusahakan bagaimana Pemerintah Daerah mampu mengolah potensi energi yang ada (baik PLTA maupun PLTD) untuk pemenuhan agar setiap
52
daerah yang berada dalam wilayah Provinsi Riau dapat menikmati hasil pembangunan selama ini. Bagaimanapun juga, Provinsi Riau masih menyimpan berbagai potensi sumber daya alam, termasuk energi listrik. Sekarang bagaimana mengelola potensi yang ada tersebut bisa bermanfaat bagi masyarakat Riau pada khususnya. Tabel 3.11 Banyaknya Pembangkit, Kapasitas Terpasang dan Tenaga yang Dibangkitkan18 No. PT. P L N
Jumlah Pembangkit Kapasitas Tenaga (Unit)
yang
Terpasang Bangkitkan (Kw/h)
1.
Cabang Pekanbaru 47
9.700
23.478.602
2.
Cabang
59.508
136.108.752
3.
Cabang Dumai
95
81.565
118.906.559
JUMLAH
254
150.773
278.493.913
Rengat 118
di
g. Sektor Pariwisata Pembangunan pariwisata merupakan kegiatan dan usaha yang terkoordinasi untuk menarik wisatawan, menyediakan semua prasarana dan sarana serta fasilitas yang diperlukan dalam melayani permintaan wisatawan. Pertumbuhan dan perkembangan pariwisata di Provinsi Riau dewasa ini mengindikasikan bahwa
18
www.Riau.go.id diakses pada tanggal 21 Oktober 2010 pukul 21.30 Wib
53
pariwisata telah menjadi sektor ekonomi utama tidak saja di Provinsi Riau juga bagi Indonesia. Perkembangan kepariwisataan di Provinsi Riau menunjukkan hasil yang menggembirakan. Hal ini bisa dilihat dari jumlah kunjungan wisatawan nusantara maupun mancanegara yang berkunjung ke Provinsi Riau dari tahun ketahun selalu menunjukkan peningkatan. Namun ini semua tergantung dengan kondisi di suatu daerah, semakin kondusif suatu daerah maka kemungkinan wisatawan untuk mengunjungi daerah tersebut akan semakin tinggi, namun sebaliknya jika kondisi daerah tidak kondusif maka wisatawan akan enggan untuk berkunjung ke daerah tersebut. Tujuan utama pengembangan industri pariwisata adalah untuk menggaet penerimaan devisa dari pengeluaran wisatawan yang mengunjungi suatu negara. Kalau devisa hasil ekspor diperoleh dari penjualan barang-barang di luar negeri, namun di sektor pariwisata devisa diperoleh dari pengeluaran wisatawan yang mengunjungi suatu negara. Agar devisa sektor pariwisata lebih banyak diterima maka perlu diupayakan agar wisatawan yang datang lebih banyak dan lebih lama tinggal serta lebih banyak membelanjakan uangnya di negara tujuan, sehingga semakin banyak uang yang dibelanjakan dinegara tujuan, semakin banyak devisa yang akan diperoleh. Devisa ini secara langsung akan bisa meningkatkan perekonomian masyarakat setempat. Pengembangan wisata dengan sasaran wisatawan nusantara maupun mancanegara juga akan memacu lajunya pertumbuhan ekonomi daerah, karena
54
pariwisata tidak berdiri sendiri. Pengembangan pariwisata akan membuka berbagai lapangan kerja dan mempercepat peredaran uang disuatu wilayah. Mengingat Provinsi Riau yang berhadapan langsung dengan dua negara tetangga, yaitu Malaysia dan Singapore memberikan peluang yang sangat menjanjikan untuk sektor pariwisata Riau di masa mendatang. Dalam pembangunan perekonomian, kepariwisataan dapat diharapkan memegang peranan yang menentukan dan dapat dijadikan katalisator untuk mengembangkan pembangunan sektor-sektor lain secara bertahap. Tidak hanya perusahaan-perusahaan yang dapat menyediakan kamar untuk menginap (hotel), makanan dan minuman (bar dan restoran), perencana perjalanan wisata, agen perjalanan, industri kerajinan, pramuwisata, tenaga terampil akan tetapi juga prasarana ekonomi, seperti jalan raya, jembatan, terminal, pelabuhan dan lapangan udara. Disamping itu dibutuhkan juga prasarana pembangkit listrik, fasilitas olah raga dan rekreasi dan banyak sektor perekonomian lainnya. Tabel 3.12 Jumlah Wisatawan yang Berkunjung ke Provinsi Riau Melalui Pintu Masuk Utama19 NO
PINTU MASUK
JUMLAH (Jiwa)
1.
Dumai
15.855
2.
Pekanbaru
18.735
19
www.Riau.go.id diakses pada tanggal 21 Oktober 2010 pukul 21.30 Wib
55
3.
Lain-lain
5.169
JUMLAH
39.759
B. Bank Riau Syariah (UUS BPD Riau) 1. Sejarah Bank Riau Syariah20 Pendirian
Bank
Riau
Syariah
dimulai
dengan
pembentukan
Tim
Pengembangan Unit Usaha Syariah Bank Riau dengan Surat Keputusan Direksi PT. Bank Riau No. 39/KEPDIR/2003. Seiring dibentuknya tim ini maka Unit Usaha Syariah (UUS) sebagai koordinator pendirian Bank Riau Syariah melakukan beberapa langkah akselerasi pendirian Bank Riau Syariah bekerjasama dengan sebuah konsultan perbankan syariah. Pendampingan oleh konsultan ini dilakukan dalam hal rekrutmen Sumber Daya Insani baik Internal maupun External, marketing research, training, simulasi serta penyusunan Standar Operasional & Prosedur. Pengajuan izin prinsip pendirian Bank Riau Syariah ke Bank Indonesia diajukan pada tanggal 29 Januari 2004, dan Persetujuan Prinsip dari Bank Indonesia diperoleh pada tanggal 27 Februari 2004 melalui surat BI No. 6/7/DPbS/Pbr KBI Pekanbaru. Sebelum izin prinsip ini diajukan Bank Riau Syariah juga melakukan berbagai hal untuk memuluskan langkah dalam pendirian Bank Riau Syariah termasuk rehabilitasi gedung untuk Kantor Cabang Syariah dan UUS, persiapan aplikasi IT Syariah, dll. Pengurusan izin operasional dikirim ke Bank Indonesia
20
Hasil Observasi pada tanggal 21 Juli 2010.
56
tanggal 21 Mei 2004. Izin Operasional diterima pada bulan Juni 2004 yang memungkinkan untuk mulai beroperasinya Bank Riau Syariah. Pada tanggal 1 & 22 Juli 2004 dilaksanakan Soft & Grand Opening Bank Riau Syariah yang dihadiri Deputi Gubernur Bank Indonesia Maulana Ibrahim dan Gubernur Riau HM Rusli Zainal serta Ketua DPRD Provinsi Riau drh. Chaidir MM. Beroperasinya Bank Riau Syariah merupakan sebuah prestasi karena Bank Riau Syariah adalah Bank Daerah Syariah pertama di luar Pulau Jawa. Beberapa aspek yang melatarbelakangi berdirinya Bank Riau Syariah. Pertama, aspek regulasi, dengan dikeluarkannya UU No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan UU No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan yang telah memberikan peluang bagi bank umum konvensional untuk ikut serta menangani transaksi perbankan syariah, serta regulasi paling mutakhir UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Kedua, aspek marketing, dimana bank syariah memiliki potensi pasar yang cukup besar di Riau dan Kepri mengingat mayoritas penduduk di kedua provinsi tersebut beragama Islam (Prompt Research, 2004). Ketiga, aspek syariah, masih banyak kalangan umat Islam yang enggan bertransaksi dan menggunakan jasa bank konvensional. Keempat, aspek empiris, dari beberapa pengalaman terbukti bahwa perbankan syariah memiliki berbagai keunggulan dalam mengatasi dampak krisis ekonomi. Kelima, aspek diferensiasi produk, kehadiran Bank Riau Syariah untuk
57
memenuhi kebutuhan segmen masyarakat dan memberikan alternatif pilihan kepada masyarakat baik yang sudah menjadi nasabah Bank Riau maupun yang belum.21 Bank Pembangunan Daerah Riau merupakan kelanjutan kegiatan usaha dari PT BAPERI (PT. Bank Pembangunan Daerah Riau) yang didirikan berdasarkan Akte Notaris Syawal Sutan Diatas No.1 tanggal 2 Agustus 1961, dan izin Menteri Keuangan Republik Indonesia No. BUM 9-4-45 Tanggal 12-08-1961. Selanjutnya dengan Surat Keputusan Gubernur KDH. Tk. I Riau No. 51/IV/1966 Tanggal 1 April 1966 dinyatakan berakhir segala kegiatan PT. BAPERI. Seluruh aktiva dan pasiva PT. BAPERI dilebur kedalam Bank Pembangunan Daerah Riau yang disesuaikan dengan Undang-Undang No.13 Tahun 1962 tentang Bank Pembangunan Daerah. Terhitung tanggal 1 April 1966 secara resmi kegiatan Bank Pembangunan Daerah Riau dimulai dengan status sebagai Bank Milik Pemerintah Daerah Riau. Status pendirian Bank Pembangunan Daerah Riau diatur dan disesuaikan dengan Peraturan Daerah No.14 tahun 1992 jo. Peraturan Daerah berdasarkan Undang-Undang No.7 tahun 1992 jo. Undang-Undang No.10 tahun 1998 tentang Perbankan. Kemudian sesuai dengan Keputusan RUPS tgl 26 Juni 2002 dan dengan Perda No. 10 Tahun 2002 tgl 26 Agustus 2002 serta dengan Akta Pendirian Perseroan Terbatas No. 36 yang telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Ham dengan Surat Keputusan No. C-09851.HT.01.TH.2003 tgl 5 Mei 2003 dan persetujuan Deputi 21
Hasil Observasi pada tanggal 21 Juli 2010.
58
Gubernur Senior Bank Indonesia No.5/30/KEP.DGS/2003 tgl 22 Juli 2003, status Badan Hukum Bank Pembangunan Daerah Riau menjadi berbadan hukum PT. Kemudian sesuai dengan Keputusan RUPS tgl 26 Juni 2002 dan dengan Perda No. 10 Tahun 2002 tgl 26 Agustus 2002 serta dengan Akta Pendirian Perseroan Terbatas No. 36 yang telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Ham dengan Surat Keputusan No. C-09851.HT.01.TH.2003 tgl 5 Mei 2003 dan persetujuan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No.5/30/KEP.DGS/2003 tgl 22 Juli 2003, status Badan Hukum Bank Pembangunan Daerah Riau menjadi berbadan hukum PT. Sampai saat ini PT. Bank Pembangunan Daerah Riau terus mengalami perkembangan dan telah memiliki 18 Kantor Cabang dan 11 Kantor Cabang Pembantu, 6 Kantor Kas serta 3 payment point yang tersebar di seluruh Kabupaten/Kota di Riau22. 2.Produk-produk Bank Riau Syariah23 a. Produk Funding 1).
Tabungan iB Sinar
2).
Tabungan iB Sinar Mahasiswa
3).
Tabungan iB Dhuha (Haji & Umrah)
4).
Giro iB
5).
Deposito iB
b. Produk Financing
22
Website resmi bank riau syariah diakses pada tanggal 30 Juni 2010 dari http://www.bankriau.com. 23 www.bankriau.co.id diakses pada tanggal 21 Oktober 2010 pukul 21.30 Wib
59
1). Pembiayaan iB Aneka Guna 2). Pembiayaan iB Kendaraan Bermotor 3). Pembiayaan iB Pemilikan Rumah 4). Pembiayaan iB Komersil 5). Pembiayaan iB Usaha Mikro & Kecil 6). Gadai Emas iB c.
Jasa Perbankan 1).
Bank Garansi
2).
Referensi Bank
3).
Transfer, Kiriman Uang
3. Pembiayaan Bank Riau Syariah24 a. Pembiayaan iB Aneka Guna Pembiayaaan iB Aneka Guna adalah, pembiayaan yang diberikan kepada pegawai dan pensiunan yang berpenghasilan tetap, pekerja profesi dan pengusaha dalam rangka pembiayaan tanah untuk perumahan, pembangunan/rehabilitasi/renovasi rumah sendiri, pembelian perabot dan peralatan rumah tangga serta kebutuhan lainnya, sesuai dengan prinsip syariah. Pembiayaan iB Aneka Guna juga dapat diberikan untuk menunjang kegiatan usaha dalam rangka meningkatkan kesejahteraan yang dilakukan oleh Nasabah yang tidak berkaitan langsung dengan tugas pokoknya. Persyaratan : 1) Calon Nasabah tidak tercatat sebagai nasabah bermasalah 24
Hasil Observasi pada tanggal 28 Juli 2010.
60
2) Memiliki rekening tabungan di bankriau syariah 3) Mengisi formulir permohonan yang disediakan bank dan disetujui istri/suami 4) Menyerahkan dokumen-dokumen yang harus disertakan dalam map aplikasi. b. Pembiayaan iB Kendaraan Bermotor25 Pembiyaan kendaran bermotor murabahah adalah pembiayaan yang diberikan kepada pegawai ynag berpenghasilan tetap, Pensiunan, Pekerja Propesi , dan pengusaha dalam rangka kepemilikan kendaraan bermotor roda 2 (dua) dan atau roda 4 (empat) Syarat untuk memperoleh pembiayaan kendaraan bermotor 1) Calon nasabah tidak tercatat sebagai nasabah bermasalah 2) Membuka rekening tabungan di Bank Riau Syari’ah. 3) Mengisi formulir permohonan yang disediakan Bank dan disetujui suami/istri 4) Menyerahkan dokumen – dokumen yang harus disertakan dalam map aplikasi. c. Pembiayaan iB Pemilikan Rumah26 Pembiayaan
iB
Pemilikan
rumah
bersedia
membantu
pegawai
yang
berpenghasilan tetap,pekerja propesi, dan pengusaha untuk memiliki tanah dan bangunan
diatasnya
termasuk
rumah
susun
/kondominium,
rukan,apartemen,vila dan kavling siap bangun dengan prinsip murabahah
25 26
Hasil Observasi pada tanggal 28 Juli 2010. Hasil Observasi pada tanggal 28 Juli 2010.
ruko,
kios,
61
1) Uang Muka Ringan 2) Proses Cepat Dan Murah 3) Harga Murah 4) Angsuran Tetap 5) Jangka Waktu Fleksibel Syarat untuk memperoleh pembiyaan pemilikan rumah sebagai berikut : Perorangan 1) Pada saat pengajuan pembiayaan minimal berusia 21 tahun atau sudah menikah menurut hokum Indonesia dan usia maksimal atau boleh lebih dari 50 tahun. Pada saat berakhirnya masa pembiayaan usia nasabah tidak boleh lebih dari 60 tahun. 2) karyawan swasta yang sudah bekerja minimal 2 (dua) tahun 3) pengusaha dan Prefesional yang mempunyai usaha minimal 2 (dua) tahun 4) mendapatkan persetujuan dari suami / istri, kecuali nasabah 5) membuka rekening tabungan di Bank Riau Syar’ah 6) pemohon berdomisili di wilayah riau & Kepri 7) mempunyai penghasilan tetap di instansi / perusahaan tempatyang bersangkutan bekerja. 8) mengisi formulir permohonan yang disediakan Bank dan di setujui istri/suami 9) menyerahkan dokumen-dokumen yang harus disertakan dalam map aplikasi.
62
d. Pembiayaan iB Karya Prima27 Pembiayaan iB karya Prima membantu rekanan mendapatkan tambahan modal kerja dalam rangka pelaksaan proyek berdasarkan kontrak kerja dari instansi pemerintah atau instansi lainnya. 1). Objek yang dibiayai antara lain : a) Pembangunan gedung/bangunan b) Pembangunan jembatan /jalan raya c) Pengadaan barang dan jasa d) Pekerjaan fasilitas umum / kontruksi lainya 2). Syarat Umum a) Mengisi Formulir permohonan pembiayaan karya prima b) Menyerahkan Foto kopi dokumen yang terkait dengan legalitas permohonan pembiayaan dan perizinan terkait yang masih berlaku. 3).Syarat Operasional a) Pemegang rekening giro pada Bank Riau Syariah dan tidak terdaftar sebagai nasabah balck list pada Bank Indonesia b) Menyerahkan SPK Asli c) Menyerahkan surat pernyataan yang telah disetujui oleh pemilik proyek untuk menyalurkan setiap pembayaran termin proyek untuk menyalurkan setiap pembayaran terjamin proyek kerekening pinjaman debitur yang ada di Bank (standing instruction) 27
Hasil Observasi pada tanggal 28 Juli 2010.
63
d) Menyerahkan bukti pemilikan agunan tambahan e) Tidak terdaftar sebagai debitur bermasalah e. Pembiayaan iB Usaha Mikro & Kecil28 Disediakan untuk membantu pengusaha kecil baik secara peroranggan maupun kelompok dalam memperoleh tambahan modal kerja atau investasi dangan prinsip murabahah. 1). Tujuan Untuk membantu pengusaha kecil mendapatkan pembiyaan modal kerja maupun pembiayaan investasi baik secara perorangan maupun secara kelompok. 2). Usaha – usaha yang di biayai Usaha yang dibiayai adalah semua sektor – sektor ekonomi yang produktif terkecuali sektor – sektor ekonomi yang dilarang berdasarkan ketentuan Bank Indonesia. 3). Syarat dan ketentuan a).
Perorangan
Fotokopi KTP Pemohon dan suami / istri
Fotokopi Kartu Keluarga
Pas Foto Pemohon ukuran 3 x 4
Fotokopi bukti jaminan(diatas flapond tertentu)
Memiliki surat keterangan berusaha dari kelurahan
b).
Kelompok 28
Hasil Observasi pada tanggal 28 Juli 2010.
64
Ketua, sekretaris dan bendahara menandatangani formulir permohonan dengan melampirkan :
Surat permohonan pembiayaan dari anggota yang di tandatangani oleh pemohon dan di setujui oleh istri / suami
Fotokopi KTP masing – masing anggota dan saumi / Istri
Fotokopi kartu keluarga
Pas foto masing – masing ukuran 3 x 4
Fotokopi bukti jaminan masing – masing anggota
Surat pernyataan tanggung renteng jaminan , yang telah ditandatangani oleh pemohon dan istri / suami
Surat rekomendasi dari lurah / Kepala desa setempat
Surat keterangan berusaha dari kelurahan atau masing – masing pemohon.
f. Gadai Emas iB29 Gadai Emas iB (Rahn Emas) adalah fasilitas pinjaman yang diberikan Bank Riau Syariah kepada nasabah dengan jaminan berupa emas perhiasan atau emas batangan dengan mengikuti prinsip gadai. 1). Manfaat dan kegunaan a) Solusi dana cepat sesuai syariah b) Proses cepat, tak perlu waktu lama untuk memperoleh uang tunai c) Persyaratan mudah dan ringan d) Persyaratan mudah dan ringan 29
www.bankriau.co.id diakses pada tanggal 21 Oktober 2010 pukul 21.30 Wib
65
e) Biaya relative murah f) Dilaksanakan sesuai dengan syari’ah sehungga memberikan hasil yang barokah g) Ada ketentraman karena barang anda aman pada kami h) Jangka waktu pinjaman sampai 6 (enam)bulan dan dapat diperpanjang 2). Persyaratan Perorangan/Perusahaan a) Membawa KTP/SIM/Paspor asli dan Fotokopinya b) Membawa kartu keluarga asli dan foto kopinya c) Membawa objek jaminan(emas) d) Memiliki rekeningdi Bank Riau Syari’ah e) Membayar biaya sewa tempat dan materai
BAB IV HASIL-HASIL PENELITIAN
A. Produk Pembiayaan Bank Riau Syariah Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Riau 1. Pembiayaan iB Aneka Guna Pembiayaaan iB Aneka Guna adalah, pembiayaan yang diberikan kepada pegawai dan pensiunan yang berpenghasilan tetap, pekerja profesi dan pengusaha dalam
rangka
pembiayaan
tanah
untuk
perumahan,
pembangunan/rehabilitasi/renovasi rumah sendiri, pembelian perabot dan peralatan rumah tangga serta kebutuhan lainnya, sesuai dengan prinsip syariah. Pembiayaan iB Aneka Guna juga dapat diberikan untuk menunjang kegiatan usaha dalam rangka meningkatkan kesejahteraan yang dilakukan oleh Nasabah yang tidak berkaitan langsung dengan tugas pokoknya. 2. Pembiayaan iB Kendaraan Bermotor1 Pembiyaan kendaran bermotor murabahah adalah pembiayaan yang diberikan kepada pegawai ynag berpenghasilan tetap, Pensiunan, Pekerja Propesi , dan pengusaha dalam rangka kepemilikan kendaraan bermotor roda 2 (dua) dan atau roda 4 (empat).
1
Hasil Observasi pada tanggal 28 Juli 2010.
65
66
3. Pembiayaan iB Pemilikan Rumah2 Pembiayaan iB Pemilikan rumah bersedia membantu pegawai yang berpenghasilan tetap,pekerja propesi, dan pengusaha untuk memiliki tanah dan bangunan
diatasnya
termasuk
rumah
susun
/kondominium,
ruko,
kios,
rukan,apartemen,vila dan kavling siap bangun dengan prinsip murabahah. a) Uang Muka Ringan b) Proses Cepat Dan Murah c) Harga Murah d) Angsuran Tetap e) Jangka Waktu Fleksibel 4. Pembiayaan iB Karya Prima3 Pembiayaan iB karya Prima membantu rekanan mendapatkan tambahan modal kerja dalam rangka pelaksaan proyek berdasarkan kontrak kerja dari instansi pemerintah atau instansi lainnya. Objek yang dibiayai antara lain : a) Pembangunan gedung/bangunan b) Pembangunan jembatan /jalan raya c) Pengadaan barang dan jasa d) Pekerjaan fasilitas umum / kontruksi lainya
2 3
Hasil Observasi pada tanggal 28 Juli 2010. Hasil Observasi pada tanggal 28 Juli 2010.
67
5. Pembiayaan iB Usaha Mikro & Kecil4 Disediakan untuk membantu pengusaha kecil baik secara peroranggan maupun kelompok dalam memperoleh tambahan modal kerja atau investasi dangan prinsip murabahah. 1). Tujuan Untuk membantu pengusaha kecil mendapatkan pembiyaan modal kerja maupun pembiayaan investasi baik secara perorangan maupun secara kelompok. 2). Usaha – usaha yang di biayai Usaha yang dibiayai adalah semua sektor – sektor ekonomi yang produktif terkecuali sektor – sektor ekonomi yang dilarang berdasarkan ketentuan Bank Indonesia. 6. Gadai Emas iB5 Gadai Emas iB (Rahn Emas) adalah fasilitas pinjaman yang diberikan Bank Riau Syariah kepada nasabah dengan jaminan berupa emas perhiasan atau emas batangan dengan mengikuti prinsip gadai. Manfaat dan kegunaan : a) Solusi dana cepat sesuai syariah b) Proses cepat, tak perlu waktu lama untuk memperoleh uang tunai c) Persyaratan mudah dan ringan d) Persyaratan mudah dan ringan
4
Hasil Observasi pada tanggal 28 Juli 2010. www.bankriau.co.id diakses pada tanggal 21 Oktober 2010 pukul 21.30 Wib
5
68
e) Biaya relative murah f) Dilaksanakan sesuai dengan syari’ah sehungga memberikan hasil yang barokah g) Ada ketentraman karena barang anda aman pada kami h) Jangka waktu pinjaman sampai 6 (enam)bulan dan dapat diperpanjang B. Jenis Pembiayaan Dominan yang Digunakan Dalam Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Riau Pembiayaan Bank Riau Syariah sangat berperan dalam membantu kegiataan perekonomian Provinsi Riau. Jumlah putaran dana Bank Riau Syariah bisa dikatakan tidak sedikit. Adapun posisi pembiayaan Bank Riau Syariah tahun 2008 dan 2009 adalah sebagai berikut : Tabel 4.16 Posisi Pembiayaan PT BANK RIAU 2008 No
Jenis Pembiayaan
1
MURABAHAH
2
Jumlah rekening
Plafond
2755
82.343.984.905,53
MUDHARABAH
1
1.262.624.999,00
3
MUSYARAKAH
48
12.828.306.125,47
4
IJARAH
9
132.684.357,55
5
RAHN EMAS
418
3.853.900.000,00
JUMLAH
3231
100.421.500.387,55
6
Hasil Observasi Pada Tanggal 2 Agustus 2010.
69
Tabel 4.27 Posisi Pembiayaan PT BANK RIAU 2009 No
Jenis Pembiayaan
Jumlah rekening
Plafond
1
MURABAHAH
2975
129.131.498.984,92
2
MUDHARABAH
1
1.295.000.000,00
3
MUSYARAKAH
59
13.478.102.222,74
4
IJARAH
13
655.000.000,00
5
RAHN EMAS
691
7.902.300.000,00
JUMLAH
3739
152.461.901.207,66
Grafik 4.1 Jumlah Rekening Pembiayaan Bank Riau Syariah8 2008
2009
2975 2755
691 418 1 MURABAHAH
7 8
MUDHARABAH
59 48 MUSYARAKAH
Hasil Observasi Pada Tanggal 2 Agustus 2010 Hasil penelitian pada tanggal 8 Agustus 2010
13 9 IJARAH
RAHN EMAS
70
Grafik 4.29 Jumlah Pembiayaan Bank Riau Syariah ( Juta Rupiah) 140.000 120.000 100.000 80.000 60.000 40.000
2009
20.000
2008
0
Tabel 4.310 Posisi Pembiayaan Bank Riau Syariah Tahun 2008 dan 2009 (dalam %) No
Jenis Pembiayaan
2008
2009
1
MURABAHAH
81
84,7
2
MUDHARABAH
1,26
0,85
3
MUSYARAKAH
12,77
8,84
4
IJARAH
0,13
0,43
5
RAHN EMAS
3,84
5,18
9
Hasil penelitian pada tanggal 8 Agustus 2010 Hasil Penelitian pada tanggal 28 Oktober 2010.
10
71
Jika dilihat dari banyaknya jumlah pembiayaan yang dikeluarkan oleh Bank Riau Syariah, maka pembiayaan murabahah inilah yang paling banyak digunakan yaitu sebesar 82% (tahun 2008) dan 84,7% (tahun 2009). Tetapi jika dilihat dari ratarata pembiayaan yang diberikan terhadap setiap rekeningnya, maka pembiayaan mudharabah inilah yang paling besar jumlahnya, yaitu sebesar 1,26% (tahun 2008) dan 0,85% (tahun 2009) untuk setiap rekeningnya.
C. Pengaruh Pembiayaan Bank Riau Syariah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Riau Perkembangan PDRB pada tahun 2008 dan 2009 yang mengalami perkembangan yang tidak terlalu besar. Jumlah angka yang ditunjukkan oleh proyeksi PDRB merupakan suatu peningkatan. Tabel 4.411 PDRB Provinsi Riau Atas Harga Konstan Tahun 2000 (Milyar Rupiah)2008 dan 2009 Tahun 1. Pertanian 2. Pertambangan 3. Industri 4. Listrik
11
2008
2009 16.372,51
17.233,01
625,50
830,46
7.497,81
7.982,85
212,81
241,84
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Riau 2009-2013
72
5. Bangunan
2.823,32
2.996,40
6.Perdagangan
7.030,44
7.885,66
7. Pengangkutan
2.675,48
2.851,30
8. Keuangan dan Bank
1.193,76
1.290,17
9. Jasa
4.374,83
4.638,84
PDRB
42.833,46
45.950,53
Grafik 4.3 PDRB Provinsi Riau 2008-2009 (dalam Miliar Rupiah)12 20000 18000 16000 14000 12000 10000 8000 6000 4000 2000 0
2008 2009
Setelah mengetahui jumlah dari PDRB, penulis akan menjelaskan bagaimana didapat angka yang memproyeksikan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi 12
Hasil penelitian pada tanggal 8 Agustus 2010
73
dapat dihitung dari jumlah total PDRB, bukan menggunakan hitungan dari salah satu sektor yang terdapat dalam PDRB. Hal ini dapat memperkecil makna dari pertumbuhan ekonomi. Karena sektor-sektor yang ada dalam PDRB merupakan pembahasan dari ekonomi mikro. Perkembangan PDRB Provinsi Riau dapat di proyeksikan mengunakan rumus sebagai berikut : PD-riil1 – PD-riil0 G=
X 100 PD-riil0
Dengan metode penghitungan : 45.950,53 - 42.833,46 GPDRB2009 =
X 100 % 42.833,46
GPDRB2009 = 7,2% Peningkatan PDRB tahun 2009 sebesar 7,2%. Dari angka tersebut dapat terlihat kondisi ekonomi Provinsi Riau mengalami pertumbuhan yang sangat signifikan. Padahal angka yang menjadikan proyeksi dalam kurun waktu satu tahun. Setelah melihat perkembangan PDRB tahun 2009, penulis akan menjabarkan proses penghitungan pertumbuhan ekonomi Provinsi Riau tahun 2009. Metode penghitungannya sebagai berikut :
74
Rumus yang akan digunakan, penulis akan menggunakan angka indek dasar untuk Provinsi Riau dari kota Pekanbaru. Ini dilakukan penulis karena kantor utama Bank Riau berkedudukan di Kota Pekanbaru. Angka index tersebut sebagai berikut :
Harga indek tahun 2007 sebesar 163,43
Harga indek tahun 2008 sebesar 112,85
Harga indek tahun 2009 sebesar 115,04 HI0
PDriiln =
X PD masa kini HIn 163,43
PDriil2008 =
X 42.833,46 112,85
PDriil2008 = Rp 62.031,66 (dalam miliar) Dan untuk mencari PDriil2009, metode penghitungannya sebagai berikut : 163,43 PDriil2009 =
X Rp 45.950,53 115,04
PDriil2009 = Rp 65.278,99 (dalam miliar) Hal yang membantu pertumbuhan ekonomi adalah peran setiap kabupaten dan kota yang berjumlah 11 kabupaten/kota. Adapun potensi sektor riil dari setiap kabupaten kota berbeda-beda(terlampir). Setelah melihat perkembangan PDRB Provinsi Riau yang meningkat, penulis akan memaparkan mengenai pertumbuhan ekonomi Provinsi Riau dari hasil di atas.
75
Angka proyeksi pertumbuhan ekonomi bisa dilihat dengan menggunakan rumus sebagai berikut : PD-riil1 – PD-riil0 G=
X 100 PD-riil0 Rp 65.278,99 – Rp 62.031,66
G=
X 100 Rp 62.031,66
G = 5,2 % Untuk pengaruh pembiayaan Bank Riau Syariah terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Riau penulis akan menganalisis dengan menggunakan metode statistik yang dibantu oleh program SPSS dan SSP. Kedua program tersebut akan saling membantu dalam menguji seluruh data yang ada. Hasil pengujian seluruh data akan menggunakan metode sebagai berikut : 1. Analisis Regresi Linear Sederhana Analisa regresi adalah salah satu teknik statistik yang dapat digunakan untuk menggambarkan hubungan antara dua peubah atau lebih untuk peubah kuantitaif. Sebuah persamaan regresi adalah sebuah formula yang menggambarkan hubungan dengan satu peubah (atau lebih) tersebut.
76
Regresi linear mengestimasi besarnya koefisien - koefisien yang dihasilkan dari persamaan yang bersifat linear, yang melibatkan satu variabel bebas (X) sebagai alat prediksi besarnya nilai variabel terikat (Y)13. Tabel 4.514 Data faktor X dan Y (dalam miliar rupiah) Tahun
Pembiayaan BRS (X)
PD riil (Y)
2008
100,42
62.031,66
2009
152,46
65.278,99
Hasil analisis regresi linear dengan menggunakan SPSS 17.0 adalah sebagai berikut : Tabel 4.6 Hasil Descriptive Statistics SPSS 17.0 Descriptive Statistics
Mean
PDriil pembiayaanBRS
13
Std. Deviation
N
63655.3250
2296.20906
2
126.4400
36.79784
2
Ety Rochaety, Ratih Tresnati dkk, Metodologi Penelitian Bisnis, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2007), h. 131. 14 Hasil Observasi pada tanggal 8 Agustus 2010.
77
Tabel 4.7 Hasil Regresi SPSS 17.0 Coefficients
a
Unstandardized Coefficients Model 1(Constant) pembiayaanBRS
B
Std. Error
55765.386
.000
62.401
.000
Koefisien Regresi : Bahwa persamaan regresi untuk pembiayaan Bank Riau Syariah dengan pertumbuhan ekonomi Provinsi Riau (PDRB) yaitu : Y = 55.765,39 + 62,401 X
Angka konstanta sebesar 55.765,39 menyatakan bahwa jika tidak ada penambahan pembiayaan Bank Riau Syariah, maka PDriil Provinsi Riau sebesar Rp 55.765,39 (dalam miliar) per tahun.
Koefisien regresi 62,401 menyatakan bahwa setiap penambahan Rp 1 pembiayaan Bank Riau Syariah maka akan menigkatkan PDriil Provinsi Riau sebesar Rp 62,401(dalam miliar) per tahun.
2. Analisis Korelasi Korelasi merupakan ukuran numeris yang dapat di interpretasikan sebagai derajat keeratan hubungan linear, degan tujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara dua variabel atau lebih, bagaimana arah hubungan dan seberapa besar
78
koefisien hubungannya. Ukuran korelasi dapat dihitung dari data ordinal, interval, maupun data rasio.15 Tabel 4.8 Hasil Korelasi SPSS 17.0 PDRB
Pearson Correlation
BRS
PDRB
1.000
1.000
BRS
1.000
1.000
.
.000
.000
.
PDRB
2
2
BRS
2
2
PDRB Sig. (1-tailed) BRS
N
o Dari hasil penghitungan diperoleh angka korelasi 1.000, artinya hubungan kedua variabel sangat kuat, korelasi positif menunjukkan bahwa hubungan yang searah. Artinya semakin sering Bank Riau Syariah mengadakan pembiayaan sektor riil, maka total PDriil pun akan meningkat. Untuk melihat hubungan kedua variabel tersebut signifikan atau tidak, dilihat dari angka probabilitas (sig) sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Ketentuan yang berlaku jika angka probabilitas < 0,05 maka terdapat
15
Ety Rochaety, Ratih Tresnati dkk, Metodologi Penelitian Bisnis, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2007), h. 118.
79
hubungan yang signifikan antara pembiayaan Bank Riau Syariah dengan sektor riil dalam posisi PDriil Provinsi Riau, sebaliknya jika probabilitas > 0,05 maka hubungan kedua variabel tidak signifikan. o Untuk menentukan besarnya pengaruh frekuensi Pembiayaan Bank Riau Syariah terhadap PDRB Provinsi Riau maka digunakan data sebagai berikut : Tabel 4.9 Hasil Koefisien Determinasi SPSS 17.0 Model Summary
Model
1
R
1.000
R Square
a
1.000
a. Predictors: (Constant), X
Dari data diatas dapat dilihat angka R Square atau koefisien determinasi (KD) sebesar 1,000 yang artinya 100% variabilitas PDriil yang terjadi dapat dijelaskan oleh variabel pembiayaan Bank Riau Syariah, atau besarnya PDriil Provinsi Riau dapat dipengaruhi oleh Pembiayaan Bank Riau Syariah sebesar 100% dan tidak ada faktor lain yang mengganggu.
80
Besarnya pembiayaan yang diberikan oleh Bank Riau Syariah untuk membantu pertumbuhan ekonomi Provinsi Riau bisa terlihat menggunakan rumus sebagai berikut16 : Rp 152.461.901.207,66 Porsi Pembiayaan =
X 100% Rp 65.278.990.000.000,00
Porsi Pembiayaan = 0,2 % Pembiayaan Bank Riau Syariah dapat membantu pertumbuhan ekonomi Provinsi Riau sebesar 0,2 % dari jumlah pendapatan daerah pada tahun 2009.
16
Hasil Penelitian Pada Tanggal 19 Oktober 2010.
BAB V PENUTUP Setelah melakukan serangkaian penelitian, seperti yang tertera pada bab III dan bab IV, maka pada bab ini penulis menguraikan kesimpulan yang dapat ditarik dari rangkaian penelitian tersebut. Selain kesimpulan, penulis juga memberikan saran yang akan bermanfaat bagi pihak-pihak yang akan melanjutkan pengembangan penelitian ini. A. Kesimpulan 1. Produk pembiayaan Bank Riau Syariah yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi provinsi Riau yaitu pembiayaan iB Aneka Guna, pembiayaan iB Kendaraan Bermotor, pembiayaan iB Pemilikan Rumah, pembiayaan iB Karya Prima, pembiayaan iB Usaha Mikro & Kecil serta Gadai Emas iB. 2. Jenis pembiayaan dominan yang digunakan dalam pertumbuhan ekonomi provinsi Riau ada 2. Pertama, Jika dilihat dari banyaknya jumlah pembiayaan yang dikeluarkan oleh Bank Riau Syariah, maka pembiayaan murabahah inilah yang paling banyak digunakan yaitu sebesar 82% (tahun 2008) dan 84,7% (tahun 2009). Kedua, jika dilihat dari rata-rata pembiayaan yang diberikan terhadap setiap rekeningnya, maka pembiayaan mudharabah inilah yang paling besar jumlahnya, yaitu sebesar 1,26% (tahun 2008) dan 0,85% (tahun 2009) untuk setiap rekeningnya.
81
82
3. Pengaruh pembiayaan Bank Riau Syariah (BPD Riau) terhadap pertumbuhan ekonomi provinsi Riau dapat dilihat dari empat pernyataan. Pertama, Koefisien regresi menyatakan setiap penambahan Rp 1 Bank Riau Syariah maka akan menigkatkan PDriil Provinsi Riau sebesar Rp 62,401(dalam miliar) per tahun. Kedua, dana yang diberikan melalui pembiayaan Bank Riau Syariah bekerja sangat efektif. Gambaran tersebut dapat dilihat dari Koefisien Determinasi menerangkan bahwa pembiayaan Bank Riau Syariah bekerja 100% efektif terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Riau tahun 2009. Ketiga, dari hasil penghitungan diperoleh angka korelasi 1.000, artinya hubungan kedua variabel sangat kuat, korelasi positif menunjukkan bahwa hubungan yang searah. Artinya semakin sering Bank Riau Syariah mengadakan pembiayaan sektor riil, maka total PDriil pun akan meningkat. Keempat, pembiayaan Bank Riau Syariah dapat membantu pertumbuhan ekonomi Provinsi Riau sebesar 0,2 % dari jumlah pendapatan daerah pada tahun 2009.
B. Saran Agar lebih memaksimalkan hubungan antara PDRB dan Bank Riau Syariah, dengan didasari hasil studi dan metode penghitungan asumsi serta observasi yang tertera dalam penelitian ini, penulis akan mengemukakan saran-saran sebagai berikut:
83
1. Untuk Bank Riau Syariah hendaknya segera membangun KCU untuk 8 kabupaten dan kota lainnya supaya dapat membantu dalam pengalokasian dan untuk sektor riil. 2. Disarankan untuk Bank Riau Syariah dapat memprioritaskan pogram pembiayaan pada sektor riil, bukan pada sektor konsumsi atau murabahah dan Bank Riau Syariah harus berinovasi lagi atau bermanuver dalam pemasaran supaya minat masyarakat menabung terus bertambah. 3. Disarankan untuk masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah Provinsi Riau untuk menabungkan pendapatannya di Bank Riau Syariah, hal ini dilakukan untuk kebaikan kesejahteraan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
At-Tariqi, Abdullah Abdul Husain. Ekonomi Islam Prinsip, Dasar dan Tujuan. Yogyakarta: Magistra Insania Press. 2004.
Badan Pusat Stastik (BPS) Provinsi Riau Januari-Desember 2009 diakses pada tanggal 23 februari 2010 dari www.riau.bps.go.id.
Djarwanto. Statistik Sosial Ekonomi. Yogyakarta: Bagian Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada. 1982.
Economic system of islam by syed abdul a’ala maududi edited by prof khurshid ahmad MA, English rendering riaz Husain, M.A 2nd edition 1994 feb.
Huda Nurul, dkk. Ekonomi Makro Islam Pendekatan Teoritis. Jakarta: Kencana. 2008.
http://www.96147.com/no/teori%20pertumbuhan%20ekonomi%20aturan%20klasik.html diunduh pada tanggal 31 Agustus 2010
Isman, Indra. Dimensi Krisis Ekonomi Indonesia. Jakarta : PT Elex Media Koputindo.
Karim, Adiwarman A. Ekonomi Makro Islami. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2007.
KER (Kajian Ekonomi Regional) Prov Riau tahun 2009 di unduh pada bulan januari dari www.bi.go.id.
Laporan Akhir Neraca Sumber Daya Alam Daerah Provinsi Riau. Riau : BAPPEDA. 2003.
84
85
Laporan Akhir Revisi Rencana Strategis Provimsi Riau. Riau : BAPPEDA. 2004.
Lind, Douglas A and partner. Statistical techniques in business and economic with global data sets 13th. The McGraw-Hill Companies Inc, 2007.
Majalah Tempo Edisi Khusus 60 Tahun Kemerdekaan Indonesia.”Merawat Indonesia”. Jakarta. 2005.
Marthon, Said Saad. Ekonomi Islam di Tengah Krisis Ekonomi Global. Jakarta: Zikrul Hakim. 2004.
Master Plan Riau 2020 Volume 1.
Mauludi, Ali. Statistika I Penelitian Ekonomi Islam dan Sosial, Ciputat : Penerbit PT Prima Heza Lestari, 2006.
Muhammad. Bank Syariah 2nd, cet. I. Jakarta : unknown, 2006.
PERDA Provinsi Riau Nomor : 1 Tahun 2004 tentang Rencana Strategis Provinsi Riau tahun 2004-2008.
PERDA Provinsi Riau Nomor : 4 tahun 2002 tentang Rencana Strategis Provinsi Riau tahun 2001-2003.
PERDA Provinsi Riau Nomor : 10 tahun 2002.
86
Rancangan Peraturan Daerah Provinsi Riau tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Riau tahun 2009-2013.
Rochaety, Ety dkk. Metodologi Penelitian Bisnis Dengan Aplikasi SPSS. Jakarta : Mitra Wacana Media. 2007.
Siagian, Derbitson dan Sugiarto. Metode statistika untuk bisnis dan ekonomi, cet. II. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2006.
Simangunsong, Wilson. Matematika Dasar, Jakarta : Penerbit Erlangga, 1991.
Sjafrizal. Ekonomi Regional. Padang : Niaga Swadaya, 2008.
Soemitra, Andri. Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah, cet. I. Jakarta : Kencana, 2009.
Soetrisno. Kapita Selekta Ekonomi Indonesia (Suatu Studi), cet. II. Yogyakarta : Penerbit Andi Offset Yogyakarta, 1992.
Sukirno, Sadono. Mikro Ekonom Teori Pengantar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. 2005.
--------------, Makro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarata : PT Raja Grafindo Persada. 2006.
Supranto, J. Statistik Teori dan Aplikasi. Jakarta : Erlangga. 2001.
Susilo, Y Sri. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta : Salemba Empat.
87
Sutikno, Mike Rini. Fund Planning. Jakarta : Grasindo, 2009.
S, Alam. Ekonomi Untuk SMA Dan MA Kelas XI. Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratama. 2007. Tarigan, Robinson. Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi. Jakarta : Bumi Aksara.
Tempo interaktif online, diakses pada tanggal 26 Maret 2010 dari www.tempo.com. Wojowasito, S. Kamus Inggeris Indonesia. Malang : C.V.Pengarang. 1976.
www.riau.go.id.
www.bankriau.co.id
www.bankriausyariah.co.id.