perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGARUH PEMBERIAN SCHOOL FEEDING TERHADAP KONSENTRASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR KELAS V di MI. MASYHUDIYAH dan MI. AL-HASANI
KARYA TULIS ILMIAH
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Saint Terapan
KHOIRO QONITA R0108004
PROGRAM STUDI D IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user 2012
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN VALIDASI PENGARUH PEMBERIAN SCHOOL FEEDING TERHADAP KONSENTRASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR KELAS V di MI. MASYHUDIYAH dan MI. AL-HASANI KARYA TULIS ILMIAH
Khoiro Qonita R0108004
Telah Disetujui Oleh Pembimbing Untuk Diuji di Hadapan Tim Penguji
Pada Tanggal 03 Juli 2012
Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. Widardo, M.Sc) NIP. 196312161990031002
(M.Nur Dewi K, S.ST, M.Kes)
Ketua Tim Karya Tulis Ilmiah
(Erindra Budi Cahyanto, S.Kep, Ns, M.Kes) NIP.197802202005011001 commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAI\ PENGESAHAN PENGARUH PEMBERIAN SCHOOL FEEDING TERIIAD,A.P KONSENTRASIBELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR KELAS V di MI. MASYHUDIYAH dan MI. AL-HASANI
Khoiro Qonita R0108004
Telah Dipertahankandan Disetujui di HadapanTim Penguji KTI Mahasiswa D IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran UNS
PadaTanggalI 1 Juli 2012
1 . Ketua Penguji drg. Suhanantyo.M.Si. Med. PGK NIP. 131669271 SekretarisPenguji Agus Eka Notma Y, SST, M.Kes
3 . Pembimbing Utama Drs. Widardo" M.Sc NrP. 196312t6t990BtA02 4.
PembimbingPendamping M. Nur Dewi K. S.ST.M.Kes
Ketua Tim
I\I-IP.19
a Tulis Ilmiah
."-!c,xiu.e 202005011001 commit "'uorto Drvuser EtDl
Mengesahkan, Bidan PendidikFK IINS
95104211980111002
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Khoiro Qonita, R0108004, 2012. Pengaruh Pemberian School Feeding Terhadap Konsentrasi Belajar Siswa Sekolah Dasar Kelas V di MI. Masyhudiyah dan MI. Al-Hasani. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian school feeding terhadap konsentrasi belajar siswa sekolah dasar kelas V. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental dengan rancangan eksperimen kuasi. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan jumlah responden 60 anak. Instrumentasi data berupa lembar recall 24 jam dan bentuk soal tes konsentrasi berupa accuracy test, konsentrasi tes, digit symbol, kode dan ingatan. Teknik analisis data dengan Paired T-Tes dan Independent T-Tes . Dari hasil analisis data dengan uji paired T-tes didapatkan nilai konsentrasi pretespostes pada kelompok perlakuan menunjukkan ada perbedaan dengan nilai p=0,001 sedangkan pada kelompok pembanding tidak menunjukkan perbedaan dengan nilai p=0,687. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemberian school feeding berpengaruh terhadap konsentrasi belajar siswa kelas V.
Kata Kunci
: school feeding, konsentrasi belajar
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Khoiro Qonita, R0108004, 2012. The Influence of School Feeding to Learning Concentration of Fifth Grade Students of MI Masyhudiyah and MI AlHasani. The research is aimed to know the influence of school feeding to learning concentration of fifth grade students. Research is designed as experimental, especially quasy experimental. While its sampling is purposive sampling with 60 students. This research uses 24 hoursrecall sheet and tests the students by using accuracy test, concentration test, digit symbol, code and memory. After that, the collected data is analyzed by applying Paired T-Test and Independent T-Test. Paired T-Test analysis indicated that there was concentration value distinction between pretest and post test of the experimental group. It was p=0.001. while for control group the p value is 0.687, meaning that there was no significant distinction in both tests value. From the analysis above, it can be concluded that school feeding influences learning concentration of fifth grade students.
Keyword
: school feeding, learning concentration
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
1. Dan tidak ada kesedihan ataupun kebahagiaan yang kekal, dan tidak ada kesulitan ataupun kemudahan bagimu yang kekal, sebesar kemauanmu sebesar itu pula yang kau dapat (Akbar Zainuddin).
2. Sesunguhnya sesudah kesulitan itu, pasti ada kemudahan (QS. Al Insyirah : 6)
3. Masa depan adalah milik mereka yang percaya akan keindahan impianimpian mereka (Eleanor Rosevelt). 4. Karakter tidak bisa dibentuk apabila Anda hidup dengan santai. Hanya melalui pengalaman dan penderitaan, jiwa diperkuat, pandangan diperjelas dan ambisi untuk memperoleh ilmu dan sukses bisa tercapai ( Helen Keller).
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah (KTI) dengan judul “Pengaruh Pemberian School Feeding Terhadap Konsentrasi Belajar Siswa Sekolah Dasar Kelas V di MI. Masyhudiyah dan MI. Al-Hasani”. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Saint Terapan di Program Studi D IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan KTI ini tidak lepas dari bantuan beberapa pihak, baik berupa bimbingan, dorongan dan nasihat. Oleh karena itu dengan segala hormat penulis menyampaikan terima kasih kepada : 1.
H. Tri Budi Wiryanto, dr.,SpOG (K) selaku Ketua Program Studi D IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2.
Erindra Budi C, S.Kep,Ns, M.Kes selaku ketua tim karya tulis ilmiah.
3.
Drs. Widardo, M.Sc dan M. Nur Dewi K, S.ST, M.Kes selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, dan dukungan dalam penyusunan KTI ini.
4.
MI. Masyhudiyah dan MI. Al-Hasani Gresik, Jawa Timur yang telah memberi izin penulis untuk melakukan penelitian.
5.
Seluruh responden yang telah bersedia menjadi subyek penelitian dalam KTI ini. commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
6.
digilib.uns.ac.id
Seluruh dosen dan karyawan Program Studi D IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.
7.
Ayah, ibu, kakak tercinta, keluarga dan Adam Perdana Putera yang selalu memberikan doa dan dukungan selama penyusunan KTI ini.
8.
Teman-teman mahasiswa angkatan 2008 Program Studi D IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret yang selalu saling memberikan dukungan dan semangat.
9.
Semua pihak yang membantu dalam penyusunan KTI ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa KTI ini masih jauh dari sempurna, untuk itu saran
dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Akhirnya, penulis berharap semoga KTI ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Surakarta, Juli 2012 Penulis
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ........................................................................................
i
HALAMAN VALIDASI ..................................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ..........................................................................
iii
ABSTRAK........................................................................................................
iv
ABSTRACT.......................................................................................................
v
MOTTO .........................................................................................................
vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................
vii
DAFTAR ISI ....................................................................................................
ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................
xii
DAFTAR GRAFIK ..........................................................................................
xiii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................
xiv
BAB I.
PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................................
1
B. Rumusan Masalah ........................................................................
3
C. Tujuan Penelitian .........................................................................
3
D. Manfaat Penelitian .......................................................................
4
BAB II. LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka .........................................................................
5
1. School Feeding .....................................................................
5
2. Konsentrasi Belajar ............................................................... commit to user
11
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Pengaruh Pemberian School Feeding dengan Konsentrasi Belajar .................................................................................
19
B. Kerangka Konsep .......................................................................
21
C. Hipotesis ....................................................................................
22
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian .................................................................
23
B. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................
24
C. Populasi Penelitian ......................................................................
24
D. Sampel dan Teknik Sampling ......................................................
25
E. Estimasi Besar Sampel ................................................................
25
F. Kriteria Restriksi .........................................................................
25
G. Pengalokasian Subyek .................................................................
26
H. Definisi Operasional....................................................................
27
I.
Cara Kerja ...................................................................................
28
J.
Pengolahan dan Analisis Data .....................................................
30
BAB IV. HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian............................................
33
B. Karakteristik Responden .............................................................
33
C. Analisis Data .............................................................................
35
BAB V. PEMBAHASAN ................................................................................. A. Pengaruh School Feeding Terhadap Konsentrasi Belajar Anak Kelas V .......................................................................................
41
B. Keterbatasan Penelitian ............................................................... commit to user
45
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB VI. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ....................................................................................
47
B. Saran ..........................................................................................
48
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................
49
LAMPIRAN
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Rata-rata Kebutuhan Energi dan Protein untuk anak pra sekolah dan sekolah dasar ..................................................................................
8
Tabel 2.2. Jumlah dan waktu makan..................................................................
8
Tabel 3.1. Definisi Operasional Variabel ..........................................................
26
Tabel 4.1 Mean Nilai Konsentrasi Kelompok Perlakuan dan Kelompok Pembanding............................................................................ ...........
36
Tabel 4.2. Perbedaan Nilai Konsentrasi Pretes-Postes Kelompok PembandingPerlakuan .. .....................................................................................
37
Tabel 4.3. Perbedaan Nilai Konsentrasi Pretes-Postes Kelompok Perlakuan .....
37
Tabel 4.4. Perbedaan Nilai Konsentrasi Pretes-Postes Kelompok Pembanding..
38
Tabel 4.5. Uji Normalitas Data Kelompok Perlakuan ........................................
38
Tabel 4.6 Uji Normalitas Data Kelompok Pembanding. ...................................
39
Tabel 4.7. Perbedaan rata-rata energi snack kelompok perlakuan-pembanding ..... 39 Tabel 4.8. Perbedaan rata-rata protein snack kelompok perlakuan-pembanding . .... 40
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1.Distribusi Frekuensi Pekerjaan Orang Tua Siswa .............................
33
Grafik 4.2.Distribusi Frekuensi Kecukupan Energi Siswa .................................
34
Grafik 4.3.Distribusi Frekuensi Kecukupan Protein Siswa ................................
35
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Jadwal Kegiatan Karya Tulis Ilmiah
Lampiran 2
Permohonan izin pengambilan data dan penelitian di MI. Masyhudiyah
Lampiran 3
Permohonan izin pengambilan data dan penelitian di MI. AlHasani
Lampiran 4
Keterangan pelaksanaan penelitian dari MI. Masyhudiyah
Lampiran 5
Keterangan pelaksanaan penelitian dari MI. Al-Hasani
Lampiran 6
Lembar konsultasi pembimbing utama
Lampiran 7
Lembar konsultasi pembimbing pendamping
Lampiran 8
Data penelitian skor pretest dari Lembaga Psikologi Cerdas Andalan
Lampiran 9
Data penelitian
skor postes dari Lembaga Psikologi Cerdas
Andalan Lampiran 10
Hasil uji paired t-test dan Indipendent t-Test
Lampiran 11
Lembar Observasi Recall 24 jam
Lampiran 12
Lembar Biodata Siswa
Lampiran 13
Contoh Penyajian Menu School Feeding
Lampiran 14
Dokumentasi penelitian
commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Anak kelompok usia sekolah (7–12 tahun) termasuk salah satu kelompok yang rentan mengalami masalah gizi yaitu kekurangan energi protein. Riset Kesehatan Dasar 2010 menunjukan sekitar 44,4% anak sekolah, tingkat konsumsi energinya kurang dari 70% dari Angka Kecukupan Gizi (AKG). Sebanyak 59,7% anak usia sekolah tingkat konsumsi proteinnya kurang dari 80% berdasarkan AKG (Depkes dalam Mayasari, 2011).
Data di kota Gresik menunjukkan sebesar 19% anak sekolah dasar Kekurangan Energi Protein (KEP) (Destyan dalam Antaranews, 2012). Masalah kekurangan energi protein dapat mengakibatkan status gizi kurang bahkan buruk akibat ketidakseimbangan zat gizi dalam tubuh. Perbaikan gizi terutama di lingkungan sekolah harus dilakukan untuk mengatasi masalah gizi agar tercipta generasi penerus bangsa dengan kualitas sumber daya yang baik (Syarief dalam Mayasari, 2011).
Salah satu cara perbaikan gizi di sekolah adalah program school feeding atau pemberian makanan di sekolah. Program ini dilaksanakan berdasarkan asumsi bahwa pendidikan dan pembelajaran bergantung pada gizi yang baik dan untuk meningkatkan stabilitas fisik antara anak-anak sekolah sebagai bagian dari program perbaikan gizi dan kesehatan, sehingga dapat memperbaiki kualitas anak sekolah (WFP, 2006). commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
Kualitas anak sekolah dapat dilihat dari perkembangan kognitif mereka. Perkembangan kognitif anak dipengaruhi oleh kesehatan dan keadaan gizi anak. Jika kesehatan lemah dan gizi buruk terjadi di kalangan usia sekolah, maka perkembangan kognitif mereka kurang maksimal baik melalui fisiologis perubahan atau mengurangi kemampuan mereka untuk berprestasi dalam pengalaman belajar serta memberikan kontribusi terhadap ketidakefesienan dari sistem pendidikan (Rosso, 1999). Perkembangan kognitif anak sekolah juga bisa dilihat dari kemampuan anak dalam berkonsentrasi. Konsentrasi belajar akan menurun jika anak mengalami kelaparan sementara akibat mereka tidak sarapan sebelum pergi ke sekolah (Rosso, 1999). Anak sekolah dasar jarang sarapan pagi di rumah, mereka lebih mengandalkan jajan di sekolah yang kondisi keamanan dan kesehatannya belum terjamin untuk kebutuhan gizi dan energi selama beraktivitas (Sulistyoningsih, 2011). Mengingat pentingnya perbaikan gizi di sekolah untuk mengatasi masalah gizi pada anak sekolah dasar, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Pengaruh Pemberian School Feeding terhadap Konsentrasi Belajar Siswa Sekolah Dasar Kelas V. Penelitian sejenis dilakukan oleh Sunarti (2006)
berjudul
Pengaruh
Pemberian
Makanan
Tambahan
terhadap
Konsentrasi Belajar pada Anak Sekolah. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara pemberian makanan tambahan dengan konsentrasi belajar, yang membedakan dengan penelitian ini adalah kriteria commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
sampel, tempat dan waktu penelitian, teknik sampling dan analisis data yang digunakan.
B. Rumusan Masalah Adakah pengaruh pemberian school feeding terhadap konsentrasi belajar siswa sekolah dasar kelas V?
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui pengaruh pemberian school feeding terhadap konsentrasi belajar siswa sekolah dasar kelas V. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui kecukupan asupan gizi pada kelompok perlakuan yaitu siswa kelas V di MI. Masyhudiyah dan pada kelompok pembanding yaitu siswa kelas V di MI. Al-Hasani. b. Mengetahui nilai konsentrasi belajar pada siswa kelas V di MI. Masyhudiyah dan MI. Al-Hasani. c. Menganalisis pengaruh pemberian school feeding terhadap konsentrasi belajar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang school feeding sehubungan dengan pengaruhnya terhadap konsentrasi belajar siswa sekolah dasar. 2. Manfaat Aplikatif a. Bagi Institusi Sekolah Sebagai bahan informasi kepada sekolah tempat penelitian tentang program school feeding dan sebagai bahan pertimbangan cara perbaikan gizi siswa sesuai pedoman yang ada. b. Bagi Siswa Sebagai sarana pendidikan siswa untuk makan makanan yang berasupan energi dan protein seimbang. c. Bagi Orang Tua Sebagai bahan informasi kepada orang tua tentang program perbaikan gizi di sekolah dan diharapkan orang tua siswa dapat berpartisipasi misal dalam penyediaan makanan program school feeding.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka 1. School Feeding a. Pengertian School Feeding Menurut World Food Programe (WFP) (2004), School feeding adalah penyediaan makanan atau jajanan sekolah untuk mengurangi kelaparan anak-anak selama melaksanakan pembelajaran di sekolah. Menurut Permenkes nomor 18 tahun 2011, tentang pedoman penyediaan makanan tambahan anak sekolah school feeding adalah kegiatan pemberian makanan kepada peserta didik dalam bentuk jajanan atau kudapan atau makanan lengkap yang aman dan bermutu beserta kegiatan pendukung lainnya, dengan memperhatikan aspek mutu dan keamanan pangan. b. Tujuan School Feeding Tujuan School Feeding menurut Permenkes nomor 18 tahun 2011 adalah : 1) Meningkatkan kecukupan asupan gizi peserta didik melalui makanan yang diberikan 2) Meningkatkan ketahanan fisik dan kehadiran peserta didik dalam mengikuti kegiatan belajar commit to user 5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
3) Meningkatkan kesehatan anak khususnya dalam penanggulangan penyakit kecacingan 4) Meningkatkan pengetahuan dan perilaku peserta didik untuk menyukai makanan lokal bergizi, menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Lingkungan Bersih dan Sehat (LBS) 5) Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam memanfaatkan dan pengadaan pangan lokal 6) Meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam upaya perbaikan gizi peserta didik, produksi pertanian, pendapatan masyarakat dan kesejahteraan keluarga. c. Manfaat School Feeding Menurut World Food Program (WFP) (2004) school feeding merupakan program yang efektif untuk menangani masalah gizi anak sekolah karena : 1) Mengurangi kelaparan jangka pendek Di sekolah makanan diberikan langsung ke anak-anak sehingga dapat mengurangi kelaparan jangka pendek dan sebagai perantara untuk memenuhi kebutuhan gizi mereka. 2) Meningkatkan pendaftaran sekolah, kehadiran dan mengurangi tingkat putus sekolah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
Baik pemberian makanan di sekolah atau yang dibawa pulang secara konsisten terbukti efektif dalam meningkatkan pendaftaran, kehadiran dan dapat mengurangi angka anak putus sekolah. 3) Meningkatkan belajar siswa, fungsi kognisi, perilaku di kelas, kinerja akademik dan kemampuan berkonsentrasi Ketika
anak-anak
miskin
bersekolah,
mereka
sering
meninggalkan rumah dengan perut kosong. Menyediakan makanan di sekolah, terutama sarapan, dapat memainkan peran penting dalam memastikan bahwa anak dapat belajar. Berbagai penelitian telah menunjukkan prestasi belajar lebih tinggi untuk anak yang menerima pemberian makanan di sekolah. Untuk keefektivan dalam meningkatkan prestasi hendaknya makanan diberikan seawal mungkin. 4) Sebagai perantara untuk suplementasi mikronutrisi Penggunaan makanan yang beragam adalah cara yang efektif untuk mengatasi kebutuhan nutrisi tertentu dan kekurangan seperti vitamin A, zat besi atau yodium. 5) Berkontribusi terhadap kesejahteraan psikologi anak-anak Studi
terbaru
menunjukkan
dua
faktor
yang
dapat
menyebabkan depresi masa kecil adalah lapar dan tidak bersekolah. Pemberian makanan di sekolah dapat menyediakan setidaknya satu makanan bergizi untuk anak-anak miskin. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
6) Meningkatkan ketahanan pangan rumah tangga Keluarga pinggiran yang termasuk rawan pangan bisanya menghabiskan 65-70 % dari pendapatan mereka pada makanan. Hal ini sering menjadi alasan tidak menyekolahkan anak mereka ke sekolah, dengan adanya school feeding anak akan mendapatkan makanan di sekolah, keluarga miskin tidak perlu lagi khawatir menyekolahkan anak mereka. 7) Mempromosikan Partisipasi Masyarakat School feeding bisa meningkatkan kontak komunikasi, antara orang tua dan guru, pejabat dan lain-lain, memberikan kesempatan kepada orang tua untuk menjadi lebih sadar tentang apa yang terjadi di sekolah, dan bisa berpartisipasi dalam pelayanan untuk menaikkan nilai pendidikan / sekolah. d. Perencanaan Jatah School Feeding Perencanaan jatah school feeding menurut World Food Program (WFP) (2006) terdiri dari : 1) Dasar komoditas makanan World Food Program (WFP) untuk school feeding World Food Program (WFP) memberikan dasar komoditas makanan antara lain : sereal: jagung, tepung gandum, gandum putih, sagu atau nasi, Kacang-kacangan seperti kacang kedelai atau kacang polong, ikan kaleng atau daging, minyak sayur, gula, campuran makanan seperti campuran jagung kedelai, dan biskuit. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
2) Waktu distribusi makanan Bisa pada saat sarapan atau makan siang. Untuk sarapan sebaiknya makanan yang ringan saja agar tidak terlalu kenyang dan mengantuk pada saat pembelajaran. 3) Memilih jatah makanan Saat menentukan jatah makanan sebaiknya melihat ketentuan sebagai berikut : a) Kelompok usia anak-anak Kebutuhan gizi bervariasi menurut usia bisa dilihat di tabel berikut: Tabel 2.1: Rata-rata Kebutuhan Energi dan Protein untuk anak pra sekolah dan sekolah dasar Asupan Gizi
Kebutuhan harian tiap anak Sekolah Dasar Pra Sekolah Dasar 6-12 tahun 3-5 tahun Energi (Kkal) 2000 1600 Protein (gram) 40 32 Sumber : World Food Program (2006) b) Jumlah makanan dan waktu makan Hal ini tergantung jenis sekolah dan tujuan program school feeding. Berikut tabel yang menunjukkan aturan umum. Tabel 2.2 : Jumlah dan waktu makan Tipe Sekolah Half day school
Jumlah Waktu Pemberian Makanan 2 Pada saat kelas dimulai dan commit to user
Persen dari Jumlah Kebutuhan Gizi Energi 600-900 kkal (30-45%)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
pertengahan pagi Day school
2
Pada saat kelas dimulai (atau pertengahan pagi) dan makan siang Sekolah 3 Sarapan, makan asrama siang dan makan malam Sumber : World Food Program (2006)
Protein 16-24 gram (40-60%) Lemak 7-11 gram Energi 1200-1500 kkal (60-75%) Protein 28-36 gram (70-90%) Lemak14-17 gram Energy 2000 kkal Protein 40 grams Lemak: > 23 grams
4) Ukuran jatah makanan Ukuran jatah makanan tergantung pada usia anak-anak. Contoh : pada anak umur tiga tahun dapat mengkonsumsi sekitar 1,5 bagian dan pada anak enam tahun sekitar 2,3 bagian dari jumlah konsumsi dewasa. Jumlah makanan yang tersebar pada saat sarapan harus memberikan 25-30 persen dari makanan sehari-hari dan makan siang sedikitnya sekitar sepertiga dari kebutuhan makanan sehari-hari anak. 5) Memilih komoditas yang benar Pertimbangan yang bisa digunakan pada saat memilih komoditas adalah : kebiasaan diet daerah, komposisi gizi seimbang atau tergantung tujuan program, kondisi kesehatan, biaya, ketersediaan saat ini dan masa depan, distribusi dan persyaratan penyimpanan tiap komoditas. 6) Biaya penyebaran jatah makanan Biaya bervariasi tergantung komposisi dan ukuran jatah makanan. Biaya ini harus dihitung anak, per hari, hingga per tahun. commitper to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11
e. Prinsip dasar pelaksanakan school feeding di Indonesia (Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS) : 1) Menggunakan makanan lokal yang diproduksi oleh salah satu dari keluarga atau penjual makanan. 2) Isi kalori 300 kkal dan protein 5 gram atau minimal 15 persen dari total kalori per hari. 3) Snack (bukan makanan yang lengkap) diberikan sekitar jam 9-10 saat waktu istirahat. 4) School feeding program dikombinasikan dengan pendidikan gizi dan kesehatan pada saat yang sama dan juga obat cacing. 5) Penilaian statu gizi sebelum dan sesudah school feeding program dibutuhkan untuk mengetahui pengaruh dari school feeding program dan dapat dilakukan secara periodik (tiap bulan). (Anonim, 2005). 2. Konsentrasi Belajar a. Konsentrasi 1) Definisi Konsentrasi Menurut Helmi dalam Khrisna (2010), konsentrasi adalah usaha individu untuk memusatkan perhatian dan pikiran terhadap suatu informasi penting yang diberikan sehingga informasi lain yang tidak relevan
akan
diabaikan.
Konsentrasi
pada
dasarnya
adalah
kemampuan kita untuk mengarahkan perhatian atau fokus ke satu commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
pikiran atau mental kita. Apabila kita sedang konsentrasi, energi pikiran kita tidak terpecah belah ke hal-hal lain di luar pikiran kita. Konsentrasi membantu kita dalam belajar dan mengerti lebih cepat, efisien dan efektif meningkatkan daya ingat atau memori kita, membantu untuk fokus dalam melaksanakan tugas, ataupun aktivitas kita. Individu yang sedang mempelajari informasi atau sedang menyelesaikan tugas memerlukan konsentrasi dengan baik agar dapat menerima dengan baik pula informasi yang diperlukan. Hal ini terjadi pada semua individu untuk memilih informasi yang tepat diantara sekian banyak informasi yang tersedia untuk diproses lebih lanjut. Sementara individu akan mengalihkan masuk stimulus informasi lain (Duncan dalam Stenberg, 2006). Konsentrasi tidak dapat dipisahkan dengan perhatian, karena konsentrasi merupakan bagian dari perhatian. Bahkan Morray dalam Solso (2007), mengemukakan bahwa konsentrasi identik dengan perhatian, yaitu memilih salah satu stimulus untuk diproses lebih lanjut, dengan kata lain bahwa konsentrasi juga dapat disebut sebagai sellective attention (perhatian-selektif). Jiang dan Chun dalam Khrisna (2010), berpendapat bahwa perhatian-selektif memungkinkan kita untuk mengambil informasi yang sesuai dan mengabaikan jumlah besar informasi yang tidak diperlukan dan memusatkan perhatian hanya terhadap informasi yang dibutuhkan saja.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
Matlin dalam Khrisna (2010), menyatakan bahwa konsentrasi merupakan bagian dari perhatian memiliki pengertian yang lebih luas dari konsentrasi. Perhatian mempersiapkan individu untuk menerima informasi lebih jauh atau penerimaan terhadap berbagai pesan. Perhatian dapat digunakan untuk menjelaskan konsentrasi yang melibatkan
tugas
mental
yang
membutuhkan
kemampuan
memisahkan stimulus yang tidak dikehendaki diantara sekian banyak stimulus yang tersedia. Matlin kemudian mendefinisikan konsentrasi sebagai suatu aktivitas mental yang merupakan bagian dari perhatian. Dari uraian-uraian diatas tersebut dapat dipaparkan bahwa konsentrasi
merupakan
perhatian
terpusat
atau
usaha
untuk
memusatkan perhatian terhadap informasi yang dibutuhkan dengan mengabaikan informasi yang sekiranya diperlukan (Khrisna, 2010). 2) Faktor-faktor yang mempengaruhi konsentrasi Beberapa ahli mencoba menjelaskan beberapa faktor yang mempengaruhi individu dalam memusatkan perhatian, yaitu antara lain : a) Faktor Usia
: Menurut Wiekens dalam Khrisna (2010),
faktor usia ikut berpengaruh dalam kemampuan konsentrasi individu karena kemampuan untuk berkonsentrasi ini ikut tumbuh dan berkembang sesuai dengan usia individu. Pada anak-anak perhatiannya lebih mudah terpecah dan kurang mampu memusatkan perhatian dibandingkan dengan orang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
dewasa. Hal seperti ini disebabkan kapasitas kemampuan untuk berkonsentrasi pada anak-anak lebih terbatas dibandingkan dengan orang dewasa. b)
Faktor Fisik : Bjorklund dan Harnischfeger dalam Khrisna (2010), menemukan bahwa kondisi sitem syaraf (neurigical system) mempengaruhi kemampuan individu dalam menyeleksi kemampuan saraf otak yang berbeda dalam meyeleksi sejumlah informasi yang ada sehingga turut mempengaruhi kemampuan individu dalam memusatkan perhatian.
c)
Faktor pengetahuan dan pengalaman : Treisman dan Gelade dalam Khrisna ( 2010), menjelaskan bahwa faktor pengetahuan dan
pengalaman
ikut
menentukan
dalam
usaha
untuk
memusatkan pehatian. Individu akan memusatkan perhatian pada objek yang belum bisa dikenali polanya sehingga pengetahuan dan pengalaman individu dapat memudahkannya untuk berkonsentrasi. d)
Faktor Intelegensi : Hunt dan Lansman dalam Stenberg (2006), menjelaskan bahwa intelegensi berkaitan dengan kemampuan membagi perhatian. Hunt dan Lansman berpendapat bahwa individu yang cerdas akan lebih punya kemampuan dalam hal konsentrasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
Berdasarkan uraian-uraian diatas maka dapat dikemukakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi konsentrasi antara lain, faktor usia, faktor fisik, faktor pengetahuan dan pengalaman, serta faktor intelegensi (Treisman, dalam Stenberg 2006). b. Intelegensi 1) Pengertian Intelegensi Intelegensi menurut Claparede dan Stern dalam Sarwono (2010) adalah penyesuaian diri secara mental terhadap situasi dan kondisi baru. Bohler dalam Sarwono (2010), mengemukakan bahwa intelegensi adalah perbuatan yang disertai dengan pemahaman dan pengertian. Sedangkan
menurut
Binet
dalam
Stenberg
(2006)
menggambarkan intelegensi penilaian atau disebut juga akal yang baik, berpikir praktis, inisiatif, kemampuan untuk menyesuaikan diri sendiri terhadap keadaan, kritik pada diri sendiri. Menurut Wechler dalam Sarwono (2010), intelegensi adalah sekumpulan
atau
keseluruhan
kemampuan
individual
untuk
bertindak dengan tujuan, berpikir secara rasional, dan berurutan secara efektif dengan lingkungannya. Berdasarkan uraian-uraian diatas maka dapat dipaparkan bahwa intelegensi adalah suatu kemampuan yang ada dalam diri individu dalam berperilaku, mempelajari sesuatu, menganalisa, memahami serta beradaptasi dengan lingkungan sekitar. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
2) Faktor-faktor yang mempengaruhi intelegensi : L.L. Thurstone dalam Sobur (2003), ia mengemukakan ada 7 faktor yang merupakan faktor dasar pembentuk intelegensi, yaitu : a) Verbal comperehension, yaitu kecakapan untuk memahami pengertian yang diucapkan dengan kata-kata. b) World fluency, yaitu kecakapan dan kefasihan menggunakan katakata. c) Number, yaitu kecakapan untuk memecahkan masalah persoalan yang berhubungan dengan angka-angka. d) Space yaitu kecakapan tilikan ruang, sesuai dengan bentuk hubungan normal, seperti menggambar design form memory. e) Memory yaitu kecakapan mengingat. f) Perseptual yaitu kecakapan untuk mengamati dan menafsirkan, mengamati persamaan dan perbedaan suatu objek. g) Reasoning, yaitu kecakapan menemukan dan menggunakan prinsip prinsip. c. Hubungan Konsentrasi dengan Intelegensi Helmi dalam Khrisna (2010), mengartikan konsentrasi sebagai kemampuan memusatkan pikiran atau kemampuan mental dalam penyortiran informasi yang tidak diperlukan dan memusatkan perhatian hanya terhadap informasi yang dibutuhkan saja.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
Matlin dalam Khrisna (2010), menyatakan bahwa konsentrasi merupakan bagian dari perhatian. Penelitian Hunt dan Lansman (dalam Stenberg, 2006) mengaitkan antara intelegensi dengan kemampuan berkonsentrasi.
Misalnya,
katakanlah
menyelesaikan
masalah-masalah
partisipan
matematis
dan
diminta secara
untuk serentak
mendengarkan sebuah nada dan menekan sesegera mungkin setelah mendengarnya. Kita dapat menduga mereka dapat menyelesaikan soalal matematika dengan efektif sekaligus merespon dengan cepat stelah mendengarkan nada. Individu yang lebih cerdas lebih sanggup membagi waktu diantara kedua tugas tersebut sekaligus mengerjakannya secara efektif. Dari pedapat itu maka dapat disimpulkan bahwa atensi atau perhatian merupakan bagian dari fungsi kognisi, sedangkan menurut Guilford dalam Suryabrata (2006), fungsi kognitif merupakan salah satu faktor-faktor yang membentuk intelegensi. Berdasarkan uraian diatas maka dapat dikemukakan ada hubungan yang kuat antara intelegensi dan konsentrasi. d. Belajar Menurut Wakler dalam Munandar (2011) belajar adalah perubahan perbuatan sebagai akibat dari pengalaman. Sedangkan menurut Morgan dalam Munandar (2011) belajar adalah suatu perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku sebagai akibat atau hasil dari pengalaman yang lalu.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
Sedangkan belajar menurut Hilgard dalam Sunaryo (2002) adalah dapat melakukan sesuatu sebelum dia melakukannya sebelum belajar, atau bila kelakuannya berubah sehingga lain caranya menghadapi sesuatu situasi daripada sebelum itu. Pendapat lain dikemukakan Notoatmodjo dalam Sunaryo (2002) bahwa belajar adalah usaha untuk menguasai segala sesuatu yang berguna untuk hidup. Menurut beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku dan perubahan itu bisa mengarah pada tingkah laku yang lebih baik akan tetapi bisa memungkinkan mengarah ke perubahan yang lebih buruk. e. Konsentrasi Belajar Menurut Helmi dalam Khrisna (2010), konsentrasi adalah usaha individu untuk memusatkan perhatian dan pikiran terhadap suatu informasi penting yang diberikan sehingga informasi lain yang tidak relevan akan diabaikan. Konsentrasi pada dasarnya adalah kemampuan kita untuk mengarahkan perhatian atau fokus ke satu pikiran atau mental kita. Sedangkan menurut Morgan dalam Munandar (2011) belajar adalah suatu perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku sebagai akibat atau hasil dari pengalaman yang lalu. Jadi menurut pengertian diatas konsentrasi belajar adalah usaha individu untuk memusatkan perhatian dan pikiran terhadap suatu informasi yang diperoleh seorang siswa dalam belajar (Olivia, 2007). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
3. Pengaruh pemberian school feeding dengan konsentrasi belajar School feeding merupakan salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas status gizi pada anak yaitu dengan perbaikan ketahanan fisik anak sekolah dan kesehatan sehingga dapat mendorong minat dan kemampuan belajar anak untuk peningkatan prestasi belajar. Apabila asupan gizi tidak terpenuhi akan mengakibatkan menurunnya kondisi tubuh secara keseluruhan sehingga gairah tubuh untuk belajar menjadi hilang, dan menyebabkan penurunan konsentrasi pada saat pembelajaran. Anak sekolah yang tidak pernah makan pagi akan mengalami kondisi menurunnya pasokan kadar gula darah sehingga pasokan energi kurang untuk kerja otak. Hasil analisis tersebut didukung pernyataan bahwa konsentrasi belajar dipengaruhi oleh kadar gula dalam darah dan keadaan lambung terisi ataupun kosong. Pernyataan lain bahwa peningkatan glukosa darah segera setelah makan merangsang pengeluaran insulin dan menekan glukagon. Beberapa jam kemudian, bila kadar glukosa turun kejadian sebaliknya berlangsung. Sekresi insulin ditekan dan sekresi glukagon ditingkatkan. Pemeliharaan kadar glukosa darah merupakan faktor yang amat penting, khususnya untuk menjaga fungsi sistem saraf. Glukosa merupakan sumber energi utama untuk kerja otak. Apabila kadar glukosa darah turun glukosa 6 fosfat di hati akan diubah menjadi glukosa sehingga kadar glukosa darah meningkat. Sedangkan apabila terjadi peningkatan katabolisme glukosa dalam otot rangka akan meningkatkan kadar asam laktat dalam darah, yang dapat menyebabkan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
kelelahan sehingga seseorang akan merasa terganggu konsentrasinya dalam melakukan pekerjaan (Nurrahman dalam Sunarti, 2006). Pendapat lain juga disampaikan oleh Sulistyoninsih (2011), anak sekolah cenderung meninggalkan kebiasaan sarapan, sehingga menyebabkan menurunnya konsentrasi belajar anak, bila hal ini dibiarkan terus akan menyebabkan penurunan performa kerja anak dan prestasi. Dengan adanya school feeding, bisa menjamin bahwa semua makanan yang disediakan di sekolah sudah sesuai standar kesehatan dan membangun kebiasaan makan makanan sehat yang kaya akan nutrisi sehingga bisa meningkatkan kreatifitas dan daya kerja anak. Dampak dari anak sekolah KEP (Kurang Energi Protein) adalah anak akan menjadi lemah daya tahan tubuhnya, yang pada akhirnya bisa menurunkan konsentrasi belajar. Melalui kegiatan pemberian makanan tambahan di sekolah diharapkan dapat meningkatkan status gizi pada anak sekolah sehingga kegiatan belajar anak berjalan normal dan pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar anak (Pemkot Surakarta, 2009).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
B. Kerangka Teoritis Variabel Independen Pemberian School Feeding Asupan gizi pada siswa sekolah
Menurunkan kejadian KEP
Pasokan energi stabil
Kadar Gula darah normal
Merangsang pengeluaran insulin + menekan glukogen
Meningkatkan produktivitas glukosa
Sumber energi sistem kerja syaraf
1. Usia 2. Fisik, contoh :anemia 3. Pengetahuan dan pengalaman 4. Intelegensi
Meningkatkan kerja otak
Variabel Dependen Konsentrasi Belajar Siswa Sekolah Dasar
: Variabel yang diteliti
: Variabel yang tidak diteliti
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
C. Hipotesis Penelitian School feeding dapat meningkatkan konsentrasi belajar siswa sekolah dasar kelas V.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan eksperimen semu atau kuasi yang dalam upaya mengendalikan variabel luar tidak menggunakan prosedur randomisasi subjek. Eksperimen semu ditempuh
ketika
pengelompokkan
subjek
secara
random
tidak
dimungkinkan karena beberapa alasan seperti tidak etis, tidak praktis karena ukuran sampel terlalu kecil (Taufiqurrahman, 2008). Model rancangan eksperimen kuasi yang dipilih adalah rancangan sebelum dan sesudah intervensi menggunakan kelompok pembanding eksternal yang memiliki karakteristik faktor perancu yang identik dengan kelompok eksperimen (Taufiqurrahman, 2008). Kelompok Anak Eksperimen
Kelompok Anak Pembanding
1
2
commit to user 23
3
School feeding
4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24
Keterangan : 1
: Pengamatan awal pada kelompok anak eksperimen
2
: Pengamatan awal pada kelompok pembanding
3
: Pengamatan setelah intervensi kelompok eksperimen
4
: Pengalaman setelah intervensi kelompok pembanding
B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MI. Masyhudiyah dan MI.Al-Hasani. Waktu penelitian pada bulan Maret - Juli 2012. C. Populasi Penelitian 1) Populasi Target Populasi target dalam penelitan ini adalah semua anak sekolah dasar kelas V SD 2) Populasi Aktual Populasi aktual dalam penelitian ini adalah semua anak sekolah dasar kelas V di MI. Masyhudiyah sebagai kelompok perlakuan dengan jumlah populasi 67 siswa dan semua anak kelas V di MI. Al-Hasani sebagai kelompok pembanding dengan jumlah populasi 34 siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 25
D. Sampel dan Teknik Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah anak sekolah dasar kelas V SD yang berada di MI. Masyhudiyah dan MI.Al-Hasani yang memenuhi kriteria retriksi.Peneliti mengambil sampel siswa kelas V SD dengan pertimbangan bahwa umur siswa kelas 5 yaitu berkisar 10-12 tahun telah mencukupi dan mampu untuk melakukan tes konsentrasi dan pertimbangan waktu penelitian yang tidak bersamaan dengan ujian sekolah. Teknik pengambilan sampel yang dipakai dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Dalam penelitian ini akan dipilih sampel yang kurang lebih sama dalam hal sosial ekonomi. E. Besar Sampel Jadi dalam penelitian ini akan ditentukan jumlah total sampel yang digunakan 60 subjek dengan 30 subjek pada masing-masing kelompok. F. Kriteria Retriksi 1) Kriteria Inklusi a)
Anak yang terdaftar di MI.Masyhudiyah dan MI. Al-Hasani
b)
Anak yang sehat jasmani dan rohani
2) Kriteria Eksklusi a)
Anak yang menolak jadi responden
b)
Anak yang tidak hadir pada saat peneliti
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 26
G. Pengalokasian Subjek Penelitian Untuk membagi 60 subjek menjadi 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan pemberian
school feeding
(30 subjek) dan kelompok
pembanding (30 subjek) yang tidak dikenai perlakuan, alokasi sampel yang digunakan adalah cara randomisasi (Khrisna, 2010). Setelah waktu ditentukan, akan dilakukan pengukuran terhadap konsentrasi pada dua kelompok. Perbandingan skor pretest dan posttes menunjukkan pengaruh dari pemberian school feeding. Perlakuan diberikan kepada kelompok subjek eksperimen sebelum saat postest berlangsung. Pada saat pretes, kedua kelompok subjek tidak mendapat perlakuan apapun, hanya sekedar mengerjakan tes konsentrasi (Sunarti, 2006).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27
H. Definisi Operasional Tabel 3.1 Definisi operasional dan skala pengukuran penelitian Definisi Operasional a. Variabel Independen : Pemberian School Feeding adalah penyediaan makanan atau jajanan sekolah untuk mengurangi kelaparan anak-anak selama melaksanakan pembelajaran di sekolah.
Skala Pengukuran Nominal
b. Variabel Dependen: Interval Konsentrasi belajar adalah usaha individu untuk memusatkan perhatian dan pikiran terhadap suatu informasi yang diperoleh seorang siswa dalam proses pembelajaran. c. Variabel Luar Terkendali: 1) Sosial Ekonomi : Sosial ekonomi dapat mempengaruhi asupan gizi seseorang. Dalam penelitian ini dicari sampel yang disamakan dalam hal faktor sosial ekonomi yaitu menengah ke bawah 2) Fisik : Keadaan fisik dapat mempengaruhi konsentrasi belajar siswa. Dalam penelitian ini, siswa harus sehat jasmani rohani. 3) Umur : Umur mempengaruhi konsentrasi, kemampuan anak kecil dalam berkonsentrasi lebih rendah. Dalam penelitian ini sampel yang diambil anak kelas V dengan umur 10-12 tahun. d. Variabel Luar Tak Terkendali 1) Status gizi : perwujudan dari keadaan nutrisi seseorang. 2) Tingkat Intelegensi : tingkat kemampuan seseorang dalam commit to user berpikir rasional, berperilaku,
Nilai Variasi a. Diberi : bila diberi perlakuan berupa pemberian school feeding b. Tidak diberi : bila tidak diberi perlakuan berupa school feeding a. 100-80 b. 79-60 c. 59-0
-
-
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
menganalisa dan memahami. Variabel- variabel ini tidak dikendalikan karena sulit dan membutuhkan biaya besar. I. Cara Kerja 1. Intervensi a. Tahap Persiapan Pada tahap ini meliputi penyusunan proposal termasuk instrumen penelitian. b. Tahap Pelaksanaan Penelitian dilakukan dalam waktu 4 minggu. Setelah waktu yang ditentukan akan dilakukan pretes pada masing-masing kelompok tanpa ada perlakuan apapun hanya melakukan tes konsentrasi saja. Jarak antara pretes dan postes berkisar 15-30 hari (Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian ini jarak antara pretes dan postes berkisar 15 hari. Tahap pelaksanaan penelitian sebagai berikut : 1) Pada minggu pertama yaitu tanggal 29 April 2012, peneliti akan melakukan tes konsentrasi awal sebagai pretest dalam penelitian. Tujuan dari pengukuran ini adalah untuk mengetahui tingkat konsentrasi awal siswa sebelum diberi intervensi. Pengukuran konsentrasi dilakukan 2 kali sehari yaitu pada jam 07.00 WIB dan pada jam 10.00 WIB untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan antara konsentrasi pagi dan siang. Selain itu, peneliti juga akan mengumpulkan data anak meliputi BB, TB, umur, jenis commit to user kelamin, pekerjaan orang tua, dan penghasilan orang tua.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 29
2) Setelah istirahat dua minggu, akan dilakukan intervensi berupa pemberian school feeding selama 3 kali dalam seminggu yaitu pada tanggal 16, 18, 20 Mei 2012 dan pengukuran tingkat konsentrasi sebagai postes dalam penelitian pada tanggal 20 Mei 2012. 3) Dalam seminggu peneliti memberikan school feeding 3 kali dalam seminggu, pada kelompok perlakuan dengan pertimbangan dilakukan
pembiasaan
makanan
tambahan
bergizi
dengan
memberikan selama 3 kali dalam seminggu dan di akhir minggu dilakukan penilaian konsentrasi siswa, hal ini dinilai peneliti lebih efektif, menu yang disajikan sebagai berikut : Tabel 4. 12 Menu Makanan School Feeding Hari/Tanggal
Menu Makanan
16 Mei 2012
Makanan : Onde-Onde Minuman : Teh hangat 18 Mei 2012 Makanan : Donat Kentang Minuman : Susu Kental Manis 20 Mei 2012 Makanan : Risoles Ayam Minuman : Kolak Pisang Rata-rata Sumber : Data Primer, 2012
Nilai energi (kkal) 303 39 373 74 228 236 429
Nilai Protein (gr) 5 5 3,2 11,6 1,55 8,6
4) Selanjutnya peneliti akan masuk tahap analisis data yang terdiri dari : penyuntingan, pengkodean, scoring dan tabulating, entry data. b. Tahap Penyusunan Laporan Pada tahap ini membuat laporan Karya Tulis Ilmiah berdasarkan data yang telah diperoleh dan dilanjutkan dengan seminar penelitian. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 30
2. Instrumentasi a) Alat Ukur Alat ukur yang digunakan peneliti untuk mengukur asupan energi protein anak apakah sudah sesuai dengan kebutuhan anak adalah metode recall 24 jam, yaitu metode yang dilakukan dengan mencatat jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi anak selama 24 jam (Dewi, 2010). Sedangkan untuk mengukur tingkat konsentrasi anak, peneliti bekerja sama dengan lembaga psikologi. Peneliti menggunakan 4 jenis alat ukur tes yaitu accuracy test, konsentrasi tes, digit symbol, kode dan ingatan (Mudawamah, 2012). b) Cara Pengambilan Data Cara pengambilan data yaitu dengan secara langsung dari responden (wawancara) dengan menggunakan formulir metode recall 24 jam dan data sekunder didapatkan dari hasil tes konsentrasi anak yang dikelola oleh lembaga psikologi. J. Analisis Data 1.
Metode Pengumpulan Data Menurut Notoatmodjo (2005), data yang diperoleh akan diolah melalui 4 tahap yaitu : a.
Penyuntingan (Editing) Kegiatan ini dilakukan dengan pemeriksaan kesesuaian jawaban dan kelengkapan pengisian. Proses editing dilakukan untuk memeriksa commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31
data yang sudah terkumpul dan jika ada kekurangan langsung dilengkapi tanpa dilakukan penggantian jawaban oleh responden. b.
Pengkodean (Coding) Kegiatan pengkodean dilakukan setelah penyuntingan berupa pemberian nilai terhadap item-item pertanyaan. Pada tahap ini dilakukan dengan memberi kode pada semua variabel agar mempermudah dalam pengolahan data. Pemberian School Feeding 1)
Diberi
: kode 1
2)
Tidak Diberi : kode 2
c. Scoring dan Tabulating Scoring adalah pemberian nilai pada masing-masing nilai tingkat konsentrasi dan menjumlahkan hasil scoring untuk semua pertanyaan. Kemudian melakukan tabulating yaitu membuat tabulasi untuk pengorganisasian data yang telah terkumpul agar mudah dijumlah, disusun dan ditata untuk disajikan serta dianalisa. d. Entry Data Memasukkan data yang telah dikumpulkan untuk diolah memakai program komputer untuk dianalisis.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
2.
Analisis Data Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Analisis data yang akan dilakukan adalah analisis bivariat, yaitu analisis yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau tidak (Notoatmodjo, 2005). Analisis menggunakan T-Test jika skala ukur yang digunakan yang digunakan adalah nominal dan interval (Hidayat, 2009). Rumus ini digunakan untuk mengetahui pengaruh pemberian school feeeding terhadap
konsentrasi
belajar
anak.
Dalam
analisis
bivariat
ini
menggunakan rumus independent T-test dan Paired T-Tes dengan bantuan program SPSS 18 for Window.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum dan Lokasi Penelitian MI. Masyhudiyah dan MI. Al-hasani merupakan sekolah di kota Gresik Jawa Timur. MI. Masyhudiyah berlokasi di jalan Sunan Giri 18 F no. 8 Gresik, sedangkan MI. Al-Hasani berlokasi di jalan Sunan Prapen II AF No. 3 Klangonan Gresik. Kedua sekolah ini belum pernah melaksanakan program school feeding sebelumnya. Adapun total populasi kelas V di MI. Masyhudiyah sebanyak 67 anak, setelah dilakukan randomisasi diambil sampel 30 anak sebagai kelompok perlakuan. Sedangkan, total populasi di MI. Al-Hasani sebayak 34 orang, dan yang memenuhi kriteria retriksi sebanyak 30 orang sebagai kelompok pembanding. B. Deskripsi Karakteristik Responden 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Orang Tua Siswa Grafik 4.1 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Orang Tua Siswa 30 25 20 15 10 5 0
Ke lompok P erlakuan Ke lompok P emban ding
Sumber : Data Primer, 2012 commit to user 33
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
Berdasarkan grafik diatas diketahui paling banyak pekerjaan dari orang tua siswa adalah wiraswasta dengan rincian sebagai berikut : dari kelompok perlakuan adalah sebanyak 26 orang atau 86,7 % dari 30 siswa, dan dari kelompok pembanding sebanyak 27 orang atau 90 % dari 30 siswa. 2. Karakteristik Responden Berdasasarkan Tingkat Kecukupan Konsumsi Energi Protein Grafik 4.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecukupan Energi Siswa 14 12 10 8 6 4 2 0
Kelompok Perlakuan Kelompok Pembanding
Baik
Sedang
Kurang
Defisit
Sumber : Data Primer, 2012 Berdasarkan grafik diatas diketahui rata-rata tingkat kecukupan energi siswa masih banyak yang defisit dari angka kecukupan gizi (AKG) dengan rincian dari kelompok perlakuan sebanyak 12 anak atau sebesar 40 % dari 30 anak sedangkan dari kelompok pembanding sebanyak 12 anak atau 40 % dari 30 anak.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
Grafik 4.3 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecukupan Protein Siswa
14 12 10 8
Kelompok Perlakuan
6
Kelompok pembanding
4 2 0 Baik
Sedang
Kurang
Defisit
Sumber : Data Primer, 2012 Berdasarkan grafik diatas diketahui rata-rata tingkat kecukupan protein siswa masih banyak yang sedang dari angka kecukupan gizi (AKG) dengan rincian dari kelompok perlakuan sebanyak 12 anak atau sebesar 40 % dari 30 anak sedangkan dari kelompok pembanding sebanyak 10 anak atau 33,3 % dari 30 anak. C. ANALISIS DATA Analisis data ini digunakan untuk mengetahui perbandingan perbedaan nilai konsentrasi pada kelompok perlakuan school feeding dan kelompok pembanding yang tidak diberikan school feeding. Analisis data yang digunakan adalah independent T-Test dan paired T-Tes. Berikut ini hasil uji statistik yang dianalisis.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
1.
Mean Nilai Konsentrasi Kelompok Pembanding dan Kelompok Perlakuan Tabel 4.1 Mean Nilai Konsentrasi Kelompok Perlakuan dan Kelompok Pembanding Group Statistics
school feeding konsentrasi pagi pretes diberi tidak diberi konsentrasi pagi postes diberi tidak diberi konsentrasi siang pretes diberi tidak diberi konsentrasi siang postest diberi tidak diberi Sumber : Data Primer, 2012
N 30 30 30 30 30 30 30 30
Std. Std. Error Mean Deviation Mean 78,7000 11,56734 2,11190 67,6333 8,51564 1,55474 74,4333 7,63695 1,39431 69,7667 9,68356 1,76797 85,0000 8,97122 1,63791 80,1333 7,99885 1,46038 90,6333 4,68662 ,85566 81,5333 8,67709 1,58421
Dari tabel 4.1 diketahui mean nilai konsentrasi pagi pretes untuk kelompok perlakuan adalah 78,7 ±11,6 dan nilai konsentrasi siang pretes adalah 85,0 ± 8,9 sedangkan nilai konsentrasi pagi postes 74,4 ± 7,63 dan nilai konsentrasi siang postes adalah sebesar 90,6 ± 4,68. Untuk kelompok pembanding mean nilai konsentrasi pagi pretes adalah 67, 6 ± 8,51 dan nilai konsentrasi siang pretes adalah 80,1 ± 7,99 sedangkan nilai konsentrasi pagi postes adalah 69,7 ± 9,68 dan nilai konsentrasi siang postes 81,5 ± 8,67.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
2.
Perbedaan
Nilai
Konsentrasi
Pretes
dan
Postes
Kelompok
Pembanding dan Kelompok Perlakuan Tabel 4.2 Perbedaan Nilai Konsentrasi Pretes dan Postes Kelompok Pembanding dan Kelompok Perlakuan Independent Samples Test school Std. Std. Error feeding N Mean Deviation Mean deltasipg1 diberi 30 6,3000 4,93510 ,90102 tidak diberi 30 12,5000 5,39316 ,98465 deltasipg2 diberi 30 16,2000 6,31583 1,15311 tidak diberi 30 11,7667 7,50486 1,37019 Sumber : Data Primer, 2012
Sig. (2tailed) ,000 ,016
Dari tabel 4.2 diatas, dapat diketahui bahwa hasil perbedaan selisih konsentrasi siang-pagi pretes antara kelompok pembanding dan perlakuan signifikan yaitu dengan hasil p= 0,001 sedangkan nilai perbedaan selisih konsentrasi siang-pagi postes antara kelompok perlakuan dan pembanding dengan nilai p= 0,016. 3.
Perbedaan Nilai Konsentrasi Pretes-Postes Kelompok Perlakuan Tabel 4.3 Mean Nilai Konsentrasi Pretes-Postes Kelompok Perlakuan
Paired Samples Statistics Std. Mean N Deviation Pair 1 deltasipg1 6,3000 30 4,93510 deltasipg2 16,2000 30 6,31583 Sumber : Data Primer, 2012
Std. Error Mean ,90102 1,15311
Sig. (2tailed) ,000
Dari tabel 4.3 dapat diketahui nilai mean selisih siang-pagi pretes pada kelompok perlakuan adalah sebesar 6,30 sedangkan nilai mean selisih siangpagi postes sebesar 16,20. Dari data ini kita dapat melihat tabel 4.3 yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 38
menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara selisih nilai konsentrasi pretes dan postes pada kelompok perlakuan dengan p = 0,001. 4.
Perbedaan Nilai Konsentrasi Pretes-Postes Kelompok Pembanding Tabel
4.4
Mean
Nilai
Konsentrasi
Pretes-Postes
Kelompok
Pembanding Paired Samples Statistics
Mean Pair 1 deltasipg1 12,5000 deltasipg2 11,7667 Sumber : Data Primer, 2012
N 30 30
Std. Deviation 5,39316 7,50486
Std. Error Mean ,98465 1,37019
Sig. (2tailed) ,687
Dari tabel 4.4 dapat diketahui nilai mean selisih siang-pagi pretes pada kelompok pembanding adalah sebesar 12,5 sedangkan nilai mean selisih siang-pagi postes sebesar 11,77. Dari data ini kita dapat melihat tabel 4.4 yang menunjukkan tidak ada
perbedaan yang signifikan antara selisih nilai
konsentrasi pretes dan postes pada kelompok pembanding dengan p = 0,687. 5. Uji Normalitas Data Kelompok Perlakuan dan Pembanding Sebagai syarat penggunaan uji T-Tes, sebaran data dari masing-masing kelompok harus normal, berikut uji normalitas data : Tabel 4.5 Uji Normalitas Nilai Konsentrasi Kelompok Perlakuan Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Pagi pretes ,124 30 ,200(*) ,967 30 siangpretes ,095 30 ,200(*) ,951 30 pagipostes ,072 30 ,200(*) ,968 30 siangpostes ,160 30 ,049 ,934 30 Sumber : Data Primer, 2012 commit to user
Sig. ,460 ,184 ,488 ,063
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 39
Dari Uji Shapiro-Wilk dapt diketahui sebaran data pada kelompok perlakuan normal dengan nilai konsentrasi pagi pretes p=0,460, siang pretes p=0,1484, pagi postes p= 0,488, siang postes p= 0,063. Tabel 4.6 Uji Normalitas Nilai Konsentrasi Kelompok Pembanding Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov(a) Statistic df Sig. pagipretes ,129 30 ,200(*) siangpretes ,128 30 ,200(*) pagipostes ,098 30 ,200(*) siangpostes ,122 30 ,200(*) Sumber : Data Primer, 2012
Statistic ,968 ,959 ,985 ,957
Shapiro-Wilk df 30 30 30 30
Sig. ,483 ,300 ,935 ,255
Dari Uji Shapiro-Wilk dapt diketahui sebaran data pada kelompok pembanding normal dengan nilai konsentrasi pagi pretes p=0,483, siang pretes p=0,300 , pagi postes p= 0,935, siang postes p= 0,255. 6. Perbedaan Konsumsi Energi dan Protein Snack Kelompok Perlakuan dan Kelompok Pembanding Tabel 4.7 Perbedaan rata-rata konsumsi energi snack kelompok perlakuan dan kelompok pembanding Group Statistics school feeding
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
diberi
3
4.2967E2
81.14391
46.84846
tidak diberi 3 Sumber : Data Primer, 2012
2.5667E2
63.31140
36.55285
energi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 40
Tabel 4.8 Perbedaan rata-rata konsumsi protein snack kelompok perlakuan dan kelompok pembanding Group Statistics school feeding
N
Mean
Std. Deviation
diberi 3 tidak diberi 3 Sumber : Data Primer, 2012
8.6667 5.3333
4.04145 3.21455
protein
Std. Error Mean 2.33333 1.85592
Berdasarkan data diatas, diketahui rata-rata energi snack pagi kelompok perlakuan lebih tinggi dari pada kelompok pembanding, dengan rincian rata-rata energi pada kelompok perlakuan adalah 429 kkal ± 81,1 dan 8,6 gr ± 4,0 sedangkan pada kelompok pembanding adalah 256 kkal ± 63,3 dan 5,3 gr ± 3,2. Jadi berdasarkan hasil penelitian diatas, dapat diambil kesimpulan ada perbedaan yang signifikan antara selisih nilai konsentrasi pagi dan siang pada kelompok perlakuan dan pembanding dimana selisih mean nilai konsentrasi kelompok perlakuan pretes dan postes menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan p = 0,001 sedangkan selisih mean nilai konsentrasi pretes postes kelompok pembanding tidak menunjukkan perbedaan dengan nilai p= 0,687, sehingga dapat dikatakan pemberian school feeding mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai konsentrasi siswa kelas V MI. Masyhudiyah sebagai kelompok perlakuan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V PEMBAHASAN
A. Pengaruh Pemberian School Feeding Terhadap Konsentrasi Belajar Anak Kelas V
Dari hasil analisis didapatkan nilai rata-rata konsentrasi belajar pagi hari lebih rendah dari pada nilai rata-rata konsentrasi belajar siang hari. Hal ini mungkin disebabkan oleh kurangnya kebiasaan anak sarapan pagi sehingga menyebabkan penurunan konsentrasi belajar anak, karena dari hasil wawancara ketika peneliti melakukan pretes, didapatkan ada 16 anak atau 53 % dari 30 anak kelompok perlakuan mengaku tidak sarapan dan ada 18 anak atau 60 % dari 30 anak kelompok pembanding yang tidak sarapan. Penelitian Sunarti, dkk (2006) menunjukkan anak sekolah yang tidak pernah makan pagi akan mengalami kondisi menurunnya kadar gula darah, sehingga pasokan energi berkurang untuk kerja otak. Tubuh memecah simpanan glikogen untuk mempertahankan kadar gula normal. Apabila cadangan glikogen habis tubuh akan kesulitan memasok jatah energi dari gula darah ke otak, yang akhirnya mengakibatkan badan gemetar, cepat lelah dan gairah belajar menurun. Menurut Faridi dalam penelitiannya (2002) menunjukkan kebiasaan makan pagi sangat penting artinya bagi tubuh karena lambung akan terisi kembali setelah 8-10 jam kosong. Dengan makan pagi, kadar gula dalam darah akan meningkat kembali. Keadaan ini ada hubungannya dengan kerja otak commit to user 41
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
terutama untuk konsentrasi belajar pada pagi hari. Pernyataan lain yang senada adalah pentingnya makan pagi supaya konsentrasi belajar tidak terganggu dan mengingat cadangan dari makan malam sudah menurun sehingga perlu diisi dengan makan pagi, bila tidak akan mengganggu konsentrasi belajar. Anak yang tidak sarapan pagi cenderung kurang bisa menyerap materi belajar dengan baik dikarenakan sulitnya berkonsentrasi dan rendahnya glukosa darah sehingga pasokan kerja otak sangat rendah Sedangkan nilai konsentrasi siang pada dua kelompok ini cenderung meningkat. Hal ini mungkin disebabkan ketika waktu istirahat kelompok perlakuan sudah dikondisikan menerima school feeding yang telah ditentukan peneliti sedangkan pada kelompok pembanding makan jajanan atau makanan cepat saji diluar sekolah dan juga dipengaruhi oleh anak yang sudah tahu model soal tes konsentrasi yang sebelumnya di pagi hari sudah dikerjakan oleh mereka, jadi mereka di siang hari sudah bisa mengerjakan tes konsentrasi sehingga nilai mereka cenderung meningkat dari nilai konsentrasi di pagi hari. Perbandingan perbedaan nilai konsentrasi pretes dan postes dua kelompok yaitu kelompok perlakuan dan pembanding menunjukkan bahwa perbedaan selisih konsentrasi siang-pagi pretes antara kelompok perlakuan dan pembanding signifikan p = 0,001, sedangkan selisih konsentrasi siang-pagi postes antara kelompok perlakuan dan pembanding dengan p = 0,016. Hal ini mungkin disebabkan karena jumlah anak yang tidak sarapan pagi ketika pretes lebih banyak jika dibandingkan ketika dilakukan postes. Dari hasil wawancara ketika pretes didapatkan sebanyak 34 anak atau 56,7 % anak dari 60 anak commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 43
mengaku tidak sarapan, sedangkan ketika postes didapatkan sebanyak 22 anak atau 40 % dari 60 anak mengaku tidak sarapan. Adapun kalau dilihat dari analisis perbedaan selisih nilai konsentrasi pretes-postes pada kelompok perlakuan menunjukkan hasil ada perbedaan yang signifikan antara selisih nilai konsentrasi pretes dan postes pada kelompok perlakuan yaitu p = 0,001. Sedangkan analisis data kelompok pembanding menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara selisih nilai konsentrasi pretes dan postes pada kelompok pembanding yaitu dengan p = 0,687. Perbedaan hasil analisis ini dimungkinkan karena kelompok perlakuan telah dikondisikan untuk menerima school feeding berupa makanan tambahan dengan rata-rata asupan energi sebesar 429 kkal dan rata-rata asupan protein 8,6 gr. Sedangkan rata-rata konsumsi energi dan protein pada kelompok pembanding adalah 256 kkal dan 5,3 gr. Sehingga dapat dikatakan pemberian school feeding mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai konsentrasi siswa kelas V MI. Masyhudiyah sebagai kelompok perlakuan. School feeding berupa pemberian makanan tambahan merupakan salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas status gizi pada anak. Apabila asupan gizi tidak terpenuhi akan mengakibatkan menurunnya kondisi tubuh secara keseluruhan sehingga gairah tubuh untuk belajar menjadi hilang, dan menyebabkan penurunan konsentrasi pada saat pembelajaran dikarenakan konsentrasi belajar dipengaruhi oleh kadar gula dalam darah dan keadaan lambung terisi ataupun kosong (Sulistyoningsih, 2010; Sunarti, 2006). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 44
Pernyataan lain mengatakan bahwa pemeliharaan kadar glukosa darah merupakan faktor yang amat penting, khususnya untuk menjaga fungsi sistem saraf. Glukosa merupakan sumber energi utama untuk kerja otak. Apabila kadar glukosa darah turun glukosa 6 fosfat di hati akan diubah menjadi glukosa sehingga kadar glukosa darah meningkat. Sedangkan apabila terjadi peningkatan katabolisme glukosa dalam otot rangka akan meningkatkan kadar asam laktat dalam darah, yang dapat menyebabkan kelelahan sehingga seseorang akan merasa terganggu konsentrasinya dalam melakukan pekerjaan (Nurrahman dalam Sunarti, 2006). Dengan school feeding, bisa menjamin bahwa semua makanan yang disediakan di sekolah sudah sesuai standar kesehatan dan membangun kebiasaan makan makanan sehat yang kaya akan nutrisi sehingga bisa meningkatkan kreatifitas dan daya kerja anak (Pemkot Surakarta, 2009). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa school feeding dapat mempengaruhi nilai konsentrasi siswa, karena dengan school feeding memberikan pasokan energi untuk bekerja lebih maksimal. Penelitian serupa pernah dilakukan Sunarti, dkk (2006) dengan judul pengaruh pemberian makanan tambahan terhadap konsentrasi belajar anak sekolah, hasil penelitian ini menunjukkan ada pengaruh yang signifikan pemberian makanan tambahan anak sekolah terhadap konsentrasi belajar anak sekolah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 45
Pendapat
senada
ditunjukkan
oleh
Mayasari
(2011)
dalam
penelitiannya yang berjudul perbedaan asupan energi protein, frekuensi jajan di sekolah dan tingkat konsentrasi belajar antara anak penerima makanan tambahan dan bukan penerima makanan tambahan. Dalam penelitian ini menunjukkan tingkat konsentrasi kelompok
anak penerima makanan
tambahan di sekolah lebih bagus daripada kelompok anak bukan penerima makanan tambahan di sekolah. B. Keterbatasan Penelitian Keterbatasan dalam penelitian ini adalah adanya variabel luar yang tidak dapat dikendalikan secara ketat seperti status gizi, tingkat intelegensi dan konsumsi makanan berat pada kelompok pembanding ketika istirahat, yang tingkat kalori protein kurang lebih sama dengan school feeding yang diberikan peneliti. Tes konsentrasi yang digunakan antara pagi dan siang hari sama menyebabkan siswa sudah mengetahui bentuk soal tes konsentrasi sebelumnya, sehingga nilai konsentrasi siang hari cenderung meningkat. Dalam pengambilan sampel kurang randomisasi dalam penentuan kelompok pembanding dan kelompok perlakuan, hal ini dikarenakan karena alasan keetisan dalam pemberian makanan tambahan di sekolah sehingga sampel yang digunakan kurang homogen. Selain itu, peneliti juga kesulitan dalam menentukan tempat penelitian yang cocok dengan jadwal ahli psikologi dan faktor biaya pada penelitian ini, dikarenakan pengukuran nilai konsentrasi siswa dan penyediaan makanan membutuhkan biaya yang cukup commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 46
besar, oleh karena itu peneliti tidak bisa melakukan penelitian dalam jangka waktu yang lama untuk lebih membuktikan keefektifan pengaruh school feeding terhadap konsentrasi belajar, meskipun sebenarnya dengan penelitian ini pengaruh school feeding sudah cukup terbukti. Diharapkan jika dilakukan penelitian serupa, hendaknya peneliti lebih mempersiapkan biaya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB VI PENUTUP
A. Simpulan Ada pengaruh pemberian school feeding terhadap konsentrasi belajar anak terbukti dengan hasil perbedaan nilai konsentrasi pretes-postes kelompok perlakuan menunjukkan perbedaan dengan nilai p=0,001 sedangkan pada kelompok pembanding tidak menunjukkan adanya perbedaan nilai konsentrasi pretes-postes dengan nilai p=0,687. B. Saran 1. Bagi Siswa Diharapkan bisa melatih mengkonsumsi jajanan sehat berasupan gizi seimbang. 2. Bagi Institusi Sekolah Dengan adanya penelitian ini diharapkan institusi sekolah bisa membuat program school feeding atau pemberian makanan tambahan anak sekolah sebagai salah satu perbaikan status gizi anak sekolah. 3. Bagi Orang Tua Diharapkan lebih memperhatikan asupan gizi anak dengan memperhatikan kebiasaan jajan anak, membiasakan anak untuk sarapan pagi dan memantau konsumsi makanan sehat pada anak. Ibu diharapkan lebih membuat makanan yang variatif dan memiliki asupan gizi seimbang. commit to user 47
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 48
4. Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan untuk penelitian selanjutnya meneliti tentang pengaruh kebiasaan sarapan pagi dan pengaruh pemberian school feeding terhadap konsentrasi belajar.
commit to user