PENGARUH PEMBERIAN INSEKTISIDA NABATI TERHADAP SERANGAN HAMA POLONG PADA TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merill) DI LAPANGAN
SKRIPSI
Oleh
SRI WAHYUNI SINAGA 040302016/HPT
DEPARTEMEN ILMU HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009 Sri Wahyuni Sinaga : Pengaruh Pemberian Insektisida Nabati Terhadap Serangan Kedelai (Glycine max L. Merill) Di Lapangan, 2009. USU Repository © 2009
Hama Polong Pada Tanaman
PENGARUH PEMBERIAN INSEKTISIDA NABATI TERHADAP SERANGAN HAMA POLONG PADA TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merill) DI LAPANGAN
SKRIPSI
Oleh
SRI WAHYUNI SINAGA 040302016/HPT
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Mengikuti Ujian Akhir di Departemen Ilmu Hama dan Penyakit TumbuhanFakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan
Diketahui Oleh : Komisi Pembimbing
( Ir. Mena Uly Tarigan, MS )
( Ir.Fatimah Zahara )
Ketua
Anggota
DEPARTEMEN ILMU HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009 Sri Wahyuni Sinaga : Pengaruh Pemberian Insektisida Nabati Terhadap Serangan Kedelai (Glycine max L. Merill) Di Lapangan, 2009. USU Repository © 2009
Hama Polong Pada Tanaman
ABSTRACT
Sri Wahyui Sinaga “The Influence Of Distribution Natural Insecticide Concerned Soybean (Glycine max L.Merill) Pest Pod Attack in the Field.”. This research was held in Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara, apporoximetely 25 meters from the sea surface. This research used non factorial Random Group Design, consist of 6 treatment that is P0 (control), P1(100ml/liters of water), P2 (150ml/liters of water), P3 (200ml/liters of water), P4 (250ml/liters of water) and P5 (300ml/liters of water) and fourth repeatable. The parameters which observed were plants high, attack percentage of Riportus linearis and Etiella zinckenella and also the production. This research show that the plants high from the first monitoring (14 hst) until the fourth monitoring (35 hst),shows the real difference. The effective use is P5 (300ml/liters of water)
Sri Wahyuni Sinaga : Pengaruh Pemberian Insektisida Nabati Terhadap Serangan Kedelai (Glycine max L. Merill) Di Lapangan, 2009. USU Repository © 2009
Hama Polong Pada Tanaman
ABSTRAK
Sri Wahyuni sinaga, “Pengaruh Pemberian Insektisida Nabati Terhadap Serangan Hama Polong Tanaman Kedelai (Glycine max L.Merill) di Lapangan”. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara dengan ketinggian + 25 m dpl. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial, terdiri dari 6 perlakuan yaitu P1 (100ml/liter air), P2 (150ml/liter air), P3 (200ml/liter air), P4 (250ml/liter air), dan P5 (300ml/liter air), dengan 4 ulangan. Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman kedelai, persentase (%) serangan Riptortus linearis, persentase (%) serangan Etiella zinckenella dan Jumlah Produksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tinggi tanaman dari pengamatan pertama (14 hst) sampai keempat (35 hst) menujukkan perbedaan yang nyata. Perlakuan yang paling efektif untuk mengendalikan hama polong adalah P5 (300ml/liter air).
Sri Wahyuni Sinaga : Pengaruh Pemberian Insektisida Nabati Terhadap Serangan Kedelai (Glycine max L. Merill) Di Lapangan, 2009. USU Repository © 2009
Hama Polong Pada Tanaman
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya lah Penulis dapat menyelesaikan penelitian ini tepat pada waktunya. Adapun judul skripsi ini adalah “Pengaruh Pemberian Insektisida Nabati Terhadap Serangan Hama Polong Tanaman Kedelai (Glycine max L.Merill ) di Lapangan”. sebagai salah satu syarat untuk menempuh ujian akhir di Departemen Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Pada kesempatan ini, Penulis mengucapkan terimakasih kepada Komisi Pembimbing Ir. Mena Uly Tarigan, MS selaku ketua, Ir. Fatimah Zahara selaku anggota yang telah memberikan saran dan arahannya kepada Penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, Penulis mengucapkan terimakasih.
Medan, Maret 2009
Penulis
Sri Wahyuni Sinaga : Pengaruh Pemberian Insektisida Nabati Terhadap Serangan Kedelai (Glycine max L. Merill) Di Lapangan, 2009. USU Repository © 2009
Hama Polong Pada Tanaman
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Sri Wahyuni Sinaga, lahir 14 Juni 1986 di Labuhan Ruku Kab. Batu-Bara. Anak ke-2 dari 4 bersaudara, putri dari Ayahanda S.Sinaga dan Ibunda L.Sembiring. Riwayat Pendidikan 1. Tahun 1998 tamat dari SD Negri 01047 Kec. Talawi 2. Tahun 2001 tamat dari SLTP Negri 1 Talawi 3. Tahun 2004 tamat dari SMA Negri 1 Kisaran 4. Tahun 2004 masuk Universitas Sumatera Utara, Fakultas Pertanian Departemen Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan, melalui jalur SPMB (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru).
Pengalaman Kegiatan Akademis 1. Tahun 2004-2008 menjadi anggota Ikatan Mahasiswa Perlindungan Tanaman (IMAPTAN) di bidang Humas. 2. Tahun 2008 mengikuti seminar Peringatan 100 Tahun Kegbangkitan Nasional FP USU “Motivation Training”. 3. Tahun 2008 mengikuti seminar ilmiah Dies Natalis Fakultas Pertanian USU ke52. 4. Tahun 2008 melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada bulan juni sampai Juli di PTP Nusantara III, Kebun Dusun Ulu, Kabupaten Simalungun.
Sri Wahyuni Sinaga : Pengaruh Pemberian Insektisida Nabati Terhadap Serangan Kedelai (Glycine max L. Merill) Di Lapangan, 2009. USU Repository © 2009
Hama Polong Pada Tanaman
5. Tahun 2008-2009 melaksanakan penelitian di lahan percobaan BPTP (Balai Pengkajian teknologi Pertanian) Sumatera Utara pada bulan Nopember sampai Januari.
DAFTAR ISI
Hal ABSTRACT ................................................................................................ i ABSTRAK ................................................................................................... ii KATA PENGANTAR ................................................................................. iii DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................... iv DAFTAR ISI .............................................................................................. vi DAFTAR TABEL ....................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR .................................................................................. ix DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... x PENDAHULUAN Latar Belakang ............................................................................... 1 Tujuan Penelitian ........................................................................... .4 Hipotesis Penelitian ........................................................................ .4 Kegunaan Penelitian ....................................................................... .5 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kedelai .................................................................. 6 Penggerek Polong (Etiella zinckenella Treit.) (Lepidoptera: Pyralidae) .................................................................. . 7 Kepik Polong (Riptortus linearis L.) (Hemiptera: Alydidae) ............ . 10 Nimba (Azadirachta indica), Lengkuas (Alpinia galanga) dan Sereh (Cymbopogon nardus) ..................................................... 11 Nimba (A. indica) .............................................................. 11 Lengkuas (A. Galanga) ...................................................... 14 Sri Wahyuni Sinaga : Pengaruh Pemberian Insektisida Nabati Terhadap Serangan Kedelai (Glycine max L. Merill) Di Lapangan, 2009. USU Repository © 2009
Hama Polong Pada Tanaman
Sereh (C.nardus) ............................................................... 15 BAHAN DAN METODA
.
Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ Bahan dan Alat ............................................................................... Metode Penelitian ........................................................................... Pelaksanaan Penelitian .................................................................... Persiapan Lahan ................................................................... Penanaman ........................................................................ Pemeliharaan Tanaman ...................................................... Penyediaan Ekstrak Tanaman ............................................ Pemberian Perlakuan ..........................................................
16 16 16 18 18 18 18 19 19
Pengamatan Parameter ................................................................... 19 Tinggi Tanaman………………………………………. 19 Persentase Serangan .......................................................... 19 Jumlah Produksi ............................................................... 20 HASIL DAN PEMBAHASAN Tinggi Tanaman ............................................................................... 21 Persentase Serangan E.zinckenella .................................................... 22 Persentase Serangan R.linearis ......................................................... 23 Perbandingan Persentase Serangan E.zinckenella dan R.linearis ....... 24 4. Produksi ....................................................................................... 26 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan .................................................................................... 29 Saran .............................................................................................. 29 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Sri Wahyuni Sinaga : Pengaruh Pemberian Insektisida Nabati Terhadap Serangan Kedelai (Glycine max L. Merill) Di Lapangan, 2009. USU Repository © 2009
Hama Polong Pada Tanaman
DAFTAR TABEL
No
Judul
Hal
1. Beberapa hama penting dan pola infestasi hama selama pertumbuhan Kedelai..................................................................................................... 2 2. Rataan tinggi tanaman kedelai pada pengamatan 14, 21, 28, dan 35 hst ..... 21 3. Rataan Persentase Serangan E.zinckenella. pada Pertanaman Kedelai...................................................................................................... 22 4. Rataan Persentase Serangan R.linearis pada pertanaman Kedelai ............. 24 5. Rataan produksi Biji Kedelai (kg/plot) ...................................................... 26
Sri Wahyuni Sinaga : Pengaruh Pemberian Insektisida Nabati Terhadap Serangan Kedelai (Glycine max L. Merill) Di Lapangan, 2009. USU Repository © 2009
Hama Polong Pada Tanaman
DAFTAR GAMBAR
No
Judul
Hal
1. Imago E.zinckenella .................................................................................. 7 2. Telur E.zinckenella ................................................................................... 8 3. Pupa E.zinckenella ................................................................................... 9 4. Larva dan gejala serangan E.zinckenella .................................................... 9 5. R. linearis ................................................................................................. 10 6. Tanaman Nimba ........................................................................................ 12 7. Histogram Rataan Tinggi Tanaman kedelai selama penelitian ................... 22 8. Histogram Perssentase Serangan (%)E.zinckenella selama Penelitian dengan Beberapa Tingkat Konsentrasi ................................................................ 23 9. Histogram Perssentase Serangan (%)R. linearis selama Penelitian dengan Beberapa Tingkat Konsentrasi .................................................... 25 10. Histogram perbandingan persentase serangan E.zinckenella dan R.linearis ........................................................................... ………….. 26 11. Histogram Hubungan Produksi Biji kedelai (kg/plot) dengan beberapa tingkat konsentrasi (P) ............................................................................ 27 11. Tanaman Percobaan dan Produksi .......................................................... 35
Sri Wahyuni Sinaga : Pengaruh Pemberian Insektisida Nabati Terhadap Serangan Kedelai (Glycine max L. Merill) Di Lapangan, 2009. USU Repository © 2009
Hama Polong Pada Tanaman
DAFTAR LAMPIRAN
No
Judul
Hal
1. Deskripsi Kedelai Varietas Anjasmoro ...................................................... 32 2. Bagan Sampel .......................................................................................... 33 3. Bagan Lahan Percobaan .......................................................................... 34 4. Gambar Tanaman Percobaan dan Produksi ............................................... 35 5. Data Tinggi Tanaman Kedelai 14 hst ........................................................ 36 6. Data Tinggi Tanaman Kedelai 21 hst......................................................... 37 7. Data Tinggi Tanaman Kedelai 28 hst......................................................... 38 8. Data Tinggi Tanaman Kedelai 35 hst ....................................................... 39 9. Persentase Serangan E.zinckenella 51 hst ................................................. 40 10. Persentase Serangan E.zinckenella 58 hst ................................................ 41 11. Persentase Serangan E.zinckenella 65 hst ................................................ 42 12. Persentase Serangan E.zinckenella 72 hst ............................................... 43 13. Data Persentase Serangan R.linearis 51 hst ............................................. 44 14. Data Persentase Serangan R.linearis 58 hst.............................................. 45 15. Data Persentase Serangan R.linearis 65 hst………………………………46 16. Data Persentase Serangan R.linearis 72 hst.............................................. 47 17. Data Produksi Tanaman (kg/plot) ........................................................... 48 Sri Wahyuni Sinaga : Pengaruh Pemberian Insektisida Nabati Terhadap Serangan Kedelai (Glycine max L. Merill) Di Lapangan, 2009. USU Repository © 2009
Hama Polong Pada Tanaman
PENDAHULUAN
Latar Belakang Tanaman kedelai merupakan salah satu tanaman yang bermanfaat bagi manusia, baik digunakan sebagai bahan makanan yang dapat diolah dalam berbagai bentuk, maupun sebagai bahan baku industri. Kandungan proteinnya lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman pangan lainnya, yaitu berkisar antara 35-40% (Suprapto, 1992). Sebagai sumber utama protein nabati dan minyak biji yang dapat dimakan, kedelai tidak diragukan lagi merupakan legum pangan terpenting di dunia. Walaupun terutama ditanam untuk menghasilkan biji kering, penggunaan biji muda secara luas, khususnya di Asia timur, menyebabkan kedelai merupakan salah satu sayuran yang penting (Rubatzky dan Yamagutchi, 1998). Usaha untuk meningkatkan produksi kedelai dalam upaya memenuhi kebutuhan kedelai Indonesia telah banyak dilakukan Pemerintah, baik dengan cara ekstensifikasi maupun intensifikasi (Setyowati, dkk., 2005). Serangan hama pada tanaman kedelai dapat terjadi sejak tanaman mulai tumbuh hingga menjelang panen. Hal ini karena hubungan antara fenologi tanaman dan pemunculan serangga senantiasa ada sinkronisasi. Hama yang menyerang tanaman kedelai cukup banyak, akan tetapi yang mempunyai arti ekonomi yang penting antara lain hama Phaedonia inclusa, Plusia chalcites, Longitarsus suturellinus, Etiella Sri Wahyuni Sinaga : Pengaruh Pemberian Insektisida Nabati Terhadap Serangan Kedelai (Glycine max L. Merill) Di Lapangan, 2009. USU Repository © 2009
Hama Polong Pada Tanaman
zinckenella, Riptortus linearis, Nezara viridula, Ophimya (Agromyza) phaseoli, Melanogromyza delichostigma,
Lamprosema indica, Spodoptera litura .
Hama tersebut mampu menimbulkan kerusakan yang berarti pada tanaman dan menimbulkan kerusakan yang significant (Saenong, 2007). Di Indonesia terdapat tiga jenis hama pengisap polong kedelai, yaitu Nezara viridula, Piezodorus hybneri, dan Riptortus linearis.. Kehilangan hasil akibat serangan hama pengisap polong mencapai 79%.Hasil survei di Jawa Timur dan Lampung menunjukkan bahwa R.linearis mempunyai daerah penyebaran dan serangan yang paling luas dibandingkan dengan hama lainnya. Berbagai upaya pengendalian hama pengisap polong kedelai terus dikembangkan, antara lain dengan: 1) bercocok tanam yang baik dan benar seperti sanitasi, tanam serempak, pergiliran tanaman, dan penanaman tanaman perangkap, 2) menanam varietas tahan, dan 3) cara mekanis. Namun, kenyataan di lapang menunjukkan bahwa lebih dari 90% petani masih mengandalkan insektisida kimia untuk pengendalian R. linearis karena praktis dan hasilnya cepat diketahui. Namun, penggunaan insektisida kimia relatif mahal dan dapat menyebabkan timbulnya berbagai masalah seperti resistensi dan resurjensi hama, terbunuhnya serangga bukan sasaran, dan pencemaran lingkungan khususnya terhadap kesehatan manusia (Prayogo dan Suharsono, 2005).
Sri Wahyuni Sinaga : Pengaruh Pemberian Insektisida Nabati Terhadap Serangan Kedelai (Glycine max L. Merill) Di Lapangan, 2009. USU Repository © 2009
Hama Polong Pada Tanaman
Beberapa hama penting dan pola infestasi hama selama pertumbuhan kedelai dapat dilihat pada tabel 1. (BPTP-SU, 2008). Tabel 1. Beberapa hama penting dan pola infestasi hama selama pertumbuhan kedelai No.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
Jenis Hama
Ophiomya phaseoli Melanagromyza sojae M. dolichostigma Agrotis spp. Longitarsus suturellinus Aphis glycines Bemisia tabaci Phaedonia inclusa Spodoptera litura Chysodeixis Chalcites Lamprosema indicata Helicoverpa sp. Etiella spp. Riptortus linearis Nezara viridula Piezodorus hybneri
Umur Tanaman (hari) -10
11-30
31-50
51-70
>70
+++ + ++ + +++ +++ +++ -
+ + + + + +++ ++ +++ +++ + + +++ -
+ ++ + ++ +++ ++ + ++ ++ +++ +++ +++
+ ++ ++ + ++ +++ +++ +++ +++
++ ++ ++
Ket : + = kurang membahayakan kehadirannya saat itu, ++ = membahayakan kehadirannya saat itu, +++ = sangat membahayakan kehadirannya saat itu.
Penggerek polong Etiella zinckenella Treit. (Lepidoptera: Pyralidae) juga merupakan salah satu hama utama pada kedelai yang dapat menyebabkan kehilangan hasil hingga 80%. Pengendalian hama ini umumnya masih menggunakan insektisida, namun hasilnya kurang efektif meskipun petani telah meningkatkan frekuensi dan dosis aplikasi insektisida. Dengan demikian, hama penggerek polong tetap menjadi kendala dalam upaya peningkatan produksi kedelai( Marwoto dan Saleh, 2003). Sri Wahyuni Sinaga : Pengaruh Pemberian Insektisida Nabati Terhadap Serangan Kedelai (Glycine max L. Merill) Di Lapangan, 2009. USU Repository © 2009
Hama Polong Pada Tanaman
Penggunaan Pestisida di lingkungan pertanian menjadi masalah yang sangat dilematis. Disatu pihak dengan menggunakan pestisida kehilangan hasil yang diakibatkan organisme pengganggu tanaman (OPT) dapat ditekan, tetapi di lain pihak dapat menimbulkan dampak negatif terhadap tanaman dan lingkungan. Alternatif pengendalian hama penyakit yang mudah, praktis, dan relatif aman untuk lingkungan, adalah pestisida nabati (Kardiman, 1999). Pestisida nabati adalah bahan aktif tunggal atau majemuk yang berasal dari tumbuhan dan dapat digunakan untuk mencegah organisme pengganggu tanaman (OPT). Pestisida nabati dapat berfungsi sebagai penolak (repellent), penarik (attractan), pemandul (antifertilitas) atau pembunuh. Pestisida nabati bersifat mudah terurai (biodegradable) di alam sehingga tidak mencemari lingkungan. Jenis pestisida ini juga relatif aman bagi manusia dan ternak peliharaan karena residunya mudah hilang (Anonim, 2005). Salah satu pestisida nabati adalah nimba (Azadirachta indica). Awalnya nimba digunakan di perkebunan teh dan kopi untuk pemberantasan hama. Seiiring dengan perkembangan penelitian, nimba ini juga digunakan dalam pemberantasan hama dan penyakit tanaman hortikultura seperti bakteri, jamur dan cacing (Anonim, 2005). Campuran ekstrak nimba (Azadirachta indica), lengkuas (Alpinia galanga) dan sereh (Cymbopogon nardus) dengan perbandingan 2 : 1,5 :1,5 mampu memberantas hama tanaman (Setiawati dan Muharam, 2003). Berdasarkan uraian diatas, penulis berkeinginan untuk melakukan penelitian pengendalian hama penggerek polong pada tanaman kedelai dengan menggunakan larutan ekstrak nimba, lengkuas dan sereh dalam skala lapangan.
Sri Wahyuni Sinaga : Pengaruh Pemberian Insektisida Nabati Terhadap Serangan Kedelai (Glycine max L. Merill) Di Lapangan, 2009. USU Repository © 2009
Hama Polong Pada Tanaman
Tujuan Penelitian Untuk mengetahui pengaruh pemberian insektisida nabati terhadap serangan hama polong pada tanaman kedelai (Glycine max L. Merill) di lapangan. Hipotesis Penelitian -
Terdapat perbedaan penekanan serangan hama polong pada tanaman kedelai (Glycine max L. Merill). dari beberapa konsentrasi insektisida nabati yang berbeda.
-
Perlakuan yang paling efektif terdapat pada konsentrasi yang paling tinggi.
Kegunaan Penelitian -
Sebagai salah satu syarat untuk menempuh ujian akhir di Departemen Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan
-
Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.
Sri Wahyuni Sinaga : Pengaruh Pemberian Insektisida Nabati Terhadap Serangan Kedelai (Glycine max L. Merill) Di Lapangan, 2009. USU Repository © 2009
Hama Polong Pada Tanaman
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman Kedelai Kedudukan tanaman kedelai dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) adalah sebagai berikut : Kingdom
: Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Sub-divisi
: Angiospermae
Kelas
: Dicotyledonae
Ordo
: Polypetales
Family
: Leguminosae
Genus
: Glycine
Species
: Glycine max L. Merill
(Rukmana, 1996). Kedelai adalah tanaman setahun yang tumbuh tegak menyemak, berbulu halus (pubescens), dengan system perakaran luas. Tanaman ini umumnya dapat beradaptasi terhadap berbegai jenis tanah, dan menyukai tanaha yang bertekstur ringan hingga sedang dan drainase yang baik. Daunnya majemuk, beranak-daun tiga, berselang seling. Perilaku pembungaan berbeda-beda (Rubatzky dan Yamagutchi, 1998). Polongnya, yang berkembang dalam kelompok, biasanya mengandung 2-3 biji yang berbentuk bundar atau pipih, dan sangat kaya protein dan minyak. Polong dipanen Sri Wahyuni Sinaga : Pengaruh Pemberian Insektisida Nabati Terhadap Serangan Kedelai (Glycine max L. Merill) Di Lapangan, 2009. USU Repository © 2009
Hama Polong Pada Tanaman
ketika telah berkembang sempurna dan bijinya masih agak empuk (Rubatzky dan Yamagutchi, 1998). Bunga kedelai termasuk bunga sempurna, artinya dalam setiap bunga terdapat alat kelamin jantan dan betina. Bunga terletek pada ruas-ruas batang warna ungu atau putih. Tidak semua bunga dapat menjadi polong walaupun telah terjadi penyerbukan secara sempurna. Menurut penelitian sekitar 60 % bunga rontok sebelum membentuk polong. Usia kedelai sampai berbunga bervariasi tergantung varietasnya. Beberapa varietas kedelai umumnya dapat di panen pada umur 80-90 hari (Suprapto, 1992).
Penggerek Polong (Etiella zinckenella Treit.) (Lepidoptera: Pyralidae) E.zinckenella termasuk kedalam ordo Lepidoptera dan Family Pyralidae. Ngengat dewasa mempunyai warna sayap yang jelas, bagian depan dan dasar sayap depan berbelang berwarna abu-abu kehijauan yang menyerupai pita kotor. Sayap belakang seluruhnya berwarna putih kehijauan. Betina dewasa mampu menghasilkan 200 butir telur (Singh, 1990).
Gambar 1. Sumber:
Imago E.zinckenella http://www.radarbanjarmasin.com
Telur diletakkan berkelompok 4-15 butir dibagian bawah daun, kelopak bunga atau pada polong. Telur berbentuk lonjong, dengan diameter Sri Wahyuni Sinaga : Pengaruh Pemberian Insektisida Nabati Terhadap Serangan Kedelai (Glycine max L. Merill) Di Lapangan, 2009. USU Repository © 2009
0,6 mm. pada saat Hama Polong Pada Tanaman
diletakkan, telur berwarna putih mengkilap, kemudian berubah menjadi kemerahan dan berwarna jingga ketika akan menetas. Setelah 3-4 hari, telur menetas dan keluar larva berwarna putih kekuningan (Marwoto, ddk., 2006).
Kelompok Telur
Gambar 2. Sumber :
Telur E.zinckenella http://www.radarbanjarmasin.com
Larva dewasa mempunyai kepala yang berwarna coklat keemasan pada bagian tasnya dengan bagian mulut coklat gelap,
tetapi pada larva yang masih muda,
kepalanya berwarna hitam. Di bagian belakang kepada terdapat sebuah perisai berwarna hitam, tetapi pada waktu istirahat, tubuhnya berwarna hijau sedikit kemerahan yang akan lebih jelas dengan bertambahnya usia. Ada beberapa belang berwarna abu-abu kecoklatan disepanjang tubuh yang lebih jelas pada saat larva masih muda (Austin, 1993). Pupa berwarna coklat dengan panjang 8-10 mm dan lebar 2 mm dibentuk dalam tanah dengan terlebih dahulu membuat sel dari tanah. Setelah 9-15 hari, pupa berubah menjadi ngengat (Kalshoven, 1981).
Sri Wahyuni Sinaga : Pengaruh Pemberian Insektisida Nabati Terhadap Serangan Kedelai (Glycine max L. Merill) Di Lapangan, 2009. USU Repository © 2009
Hama Polong Pada Tanaman
Gambar 3. Pupa E.zinckenella Gejala serangan berupa lubang gerek berbentuk bundar pada kulit polong. Apabila terdapat dua lubang bekas gerekan pada polong, berarti ulat sudah meninggalkan polong. Polong yang mengalami rusak berat, biji kedelai didalamnya keropos dan tidak ada gunanya lagi, ini berarti panen kedelai petani tmengalami kegagalan (Kartasapoetra, 1993).
Gejala Serangan
larva
Gambar 4.
Larva dan Gejala serangan E.zinckenella
Kepik Polong (Riptortus linearis L.) (Hemiptera: Alydidae)
Telur diletakkan di permukaan daun bagian bawah atau atas, pada polong atau di rumput berderet sebanyak 3-5 deret. Telur berbentuk bulat dan bagian tengah agak cekung, berwarna biru keabu-abuan yang kemudian berubah diameter 1,2 mm. Stadia telur mencapai 6-7 hari
menjadi coklat suram,
(Mudjiono dkk, 1991).
Sri Wahyuni Sinaga : Pengaruh Pemberian Insektisida Nabati Terhadap Serangan Kedelai (Glycine max L. Merill) Di Lapangan, 2009. USU Repository © 2009
Hama Polong Pada Tanaman
Nimfa kepik polong lima instar dan mirip semut (Gambar 5d). Stadium nimfa berlangsung 23 hari, daur hidup berlangsung 29 hari. Kepik dewasa berwarna coklat kekuningan di sepanjang sisi badannya terdapat garis putih kekuningan. Panjang kepik betina 13-14 mm dan jantan 11-13 mm
Gambar 5.
Riptortus linearis; (a) imago, (b) telur,(c) nimfa instar I, dan (d) nimfa instarV
Sumber
: http://www.radarbanjarmasin.com
Imago hadir di pertanaman kedelai menjelang pembentukan polong dan biji. Imago berbadan panjang dan berwarna kuning coklat yang bentuknya mirip walang sangit (Gambar 5a), di samping sepanjang sisi badan mempunyai garis putih kekuningkuningan. Panjang imago mencapai 11-14 mm dan umur mencapai 4-7 hari (Dirjen Tanaman Pangan, 1992). Nimfa dan kepik dewasa mengisap cairan polong dan biji kedelai. Kerusakannya berbeda menurut frekuensi serangan dan umur polong. Cara menyerangnya dengan menusukkan alat mulutnya (stilet) pada kulit polong dan terus ke biji, kemudian menghisap cairan yang ada di dalam biji. Serangan pada fase perkembangan biji dan pertumbuhan polong menyebabkan polong dan biji kempis, kemudian mengering dan polong dapat gugur. Serangan pada fase pengisian biji menyebabkan biji menjadi hitam Sri Wahyuni Sinaga : Pengaruh Pemberian Insektisida Nabati Terhadap Serangan Kedelai (Glycine max L. Merill) Di Lapangan, 2009. USU Repository © 2009
Hama Polong Pada Tanaman
dan busuk. Serangan pada polong tua menyebabkan kualitas biji menurun karena adanya bintik-bintik hitam pada biji atau biji menjadi keriput. Gejala serangannya jelas terlihat pada kulit biji dan kulit polong bagian dalam berupa bintik hitam atau coklat. Kerusakan pada biji dan kulit polong sering disertai dengan serangan jamur (Mudjiono dkk, 1991). Selain kedelai tanaman inang R. linearis di antaranya jenis kacang-kacangan yang lain, Tephrosia spp, Acacia pilosa, dadap, Desmodium, Solanaceae, dan Convolvulaceae (Suharto, 2007).
Nimba (Azadirachta indica), Lengkuas (Alpinia galangal) Sereh (Cymbopogon nardus) Nimba (Azadirachta indica A. Juss.) Nimba merupakan pohon dengan ketinggian10 - 15 m, tumbuh baik didaerah panas dengan ketinggian 1-700 m dpl, dan yang paling baik pada tumbuhan ini merupakan bahan pestisida nabati utama
0-300 m dpl
(Kardiman dan Taryono,
2003). Nimba mampu mengendalikan sekitar 127 jenis hama dan mampu berperan sebagai bakterisida, fungisida, nematisida, virisida, dan moluskasida. Keunggulan pestisida nabati ini adalah tidak membunuh musuh alami, aman untuk mamalia, lebah, burung, dan manusia. Kelebihan lainnya gampang terurai sehingga tidak menimbulkan mutasi dan resistensi. Bahkan, senyawa aktif dalam nimba mudah larut dalam pelarut organik, seperti alkohol dan eter, serta di dalam air. Meski tidak sebaik pelarut organik (Anonim, 2007a). Bahan aktif Tanaman ini adalah azadirachtin yang merupakan komponen yang paling berperan sebagai pestisida Nimba tidak membunuh hama secara cepat, tetapi Sri Wahyuni Sinaga : Pengaruh Pemberian Insektisida Nabati Terhadap Serangan Kedelai (Glycine max L. Merill) Di Lapangan, 2009. USU Repository © 2009
Hama Polong Pada Tanaman
berpengaruh mengurangi nafsu makan, pertumbuhan, daya reproduksi, proses ganti kulit, hambatan menjadi serangga dewasa, sebagai pemandul, mengganggu dan menghambat proses perkawinan serangga, menghambat peletakan dan penurunan daya tetas telur, dan bekerja secara sistemik dan kontak serta mudah diabsorbsi tanaman. Daun biji, dan kulit batang merupakan bagian tumbuhan yang digunakan dalam bentuk ekstrak. Ekstrak dibuat dengan menghaluskan bagian tumbuhan tersebut lalu mencampurnya dengan air atau dengan larutan lain (Kardiman, 1999).
Gambar 6. Tanaman Nimba
Azadirachtin sendiri terdiri dari sekitar 17 komponen dan komponen yang mana yang paling bertanggung jawab sebagai pestisida atau obat, belum jelas diketahui. Azadirachtin berperan sebagai ecdyson blocker atau zat yang dapat menghambat kerja hormon ecdyson, yaitu suatu hormon yang berfungsi dalam proses metamorfosa serangga (Ermel, 1995). Bagian nimba yang mengandung senyawa aktif bersifat sebagai pestisida, terutama pada biji dan daun. Kandungan biji lebih banyak dibandingkan daun, ada 20 senyawa aktif yang terkandung di dalamnya, seperti azadirachtin, meliantriol, salamin, nimbin, dan nimbidin (Anonim, 2007a). Sri Wahyuni Sinaga : Pengaruh Pemberian Insektisida Nabati Terhadap Serangan Kedelai (Glycine max L. Merill) Di Lapangan, 2009. USU Repository © 2009
Hama Polong Pada Tanaman
Serangga akan terganggu pada proses pergantian kulit, ataupun proses perubahan dari telur menjadi larva, atau dari larva menjadi kepompong atau dari kepompong menjadi dewasa. Biasanya kegagalan dalam proses ini seringkali mengakibatkan kematian. Salamin berperan sebagai penurun nafsu makan (anti-feedant) yang mengakibatkan daya rusak serangga sangat menurun, walaupun serangganya sendiri belum mati. Oleh karena itu, dalam penggunaan pestisida nabati dari mimba, seringkali hamanya tidak mati seketika setelah disemprot (knock down), namun memerlukan beberapa hari untuk mati, biasanya 4-5 hari (Sudarmadji, 1991). Namun demikian, hama yang telah disemprot tersebut daya rusaknya sudah sangat menurun, karena dalam keadaan tidak ingin makan. Meliantriol berperan sebagai penghalau (repellent) yang mengakibatkan serangga hama enggan mendekati zat tersebut. Suatu kasus terjadi ketika belalang Schistocerca gregaria menyerang tanaman di Afrika, semua jenis tanaman terserang belalang, kecuali satu jenis tanaman, yaitu nimba. Nimba pun dapat merubah tingkah laku serangga, khususnya belalang (insectbehavior) yang tadinya bersifat migrasi, bergerombol dan merusak menjadi bersifat solitair yang bersifat tidak merusak (Ruskin, 1993). Nimbin dan nimbidin berperan sebagai anti mikro organisme seperti anti-virus, bakterisida, fungisida sangat bermanfaat untuk digunakan dalam mengendalikan penyakit tanaman. Tidak terbatas hal itu, bahan-bahan ini sering digunakan dan dipercaya masyarakat sebagai obat tradisional yang mampu menyembuhkan segala jenis penyakit pada manusia (Kardinan dan Taryono, 2003).
Lengkuas (Alpinia galanga) Tanaman dari famili zingiberaceae ini tumbuh tegak dengan tinggi sekitar 2 - 2½ m. Biasanya hidup di dataran rendah dan dataran tinggi di ketinggian ± 1200 m di atas Sri Wahyuni Sinaga : Pengaruh Pemberian Insektisida Nabati Terhadap Serangan Kedelai (Glycine max L. Merill) Di Lapangan, 2009. USU Repository © 2009
Hama Polong Pada Tanaman
permukaan laut. Terdapat 2 jenis tumbuhan lengkuas yaitu varietas dengan rimpang umbi (akar) berwarna putih (biasanya dipakai sebagai penyedap makanan) dan varietas berimpang umbi merah (untuk obat). Batangnya terdiri dari susunan pelepah daun. Daunnya bulat panjang dimana daun bagian bawah terdiri dari pelepah-pelepah saja sedang bagian atas lengkap dengan helaian daun. Bunganya muncul pada ujung tumbuhan. Rimpang umbinya berserat kasar dan beraroma khas. Kandungan kimia lengkuas yaitu minyak terbang, minyak atsiri, eugenol, seskuiterpen, pinen, metil sinamat, kaemferida, galangan, galangol dan kristal kuning (Anonim, 2007b). Minyak atsiri dari beberapa tumbuhan bersifat aktif biologis sebagai anti bakteri dan anti jamur sehingga dapat dipergunakan sebagai bahan pengawet pada makanan dan sebagai antibiotik alami (Yuharmen, 2002). Bagian tanaman yang digunakan sebagai insektisida adalah rimpang dengan sifat toksik dan penolak (repellent) dan telah diuji terhadap Daucus caudacus, Manduca sexta dan Aphids (Atjung, 1990).
Sereh (Cymbopogon sp)
Tanaman termasuk familia Poaceae. Serai menyukai lahan yang berada di dekat air dengan tanah yang gembur. Tak heran bila serai dapat ditemukan tumbuh liar di tepi sungai, rawa, atau saluran irigasi. Tanaman ini mengandung : Minyak atsiri, geraniol, citronnelal, eugenol-metil eter, sitral, dipenten, eugenol, kadinen, kadinol, dan limonene (Anonim, 2007c).
Sri Wahyuni Sinaga : Pengaruh Pemberian Insektisida Nabati Terhadap Serangan Kedelai (Glycine max L. Merill) Di Lapangan, 2009. USU Repository © 2009
Hama Polong Pada Tanaman
BAHAN DAN METODA Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di BPTP (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian) Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat + 25 m diatas permukaan laut. Penelitian dilaksanakan pada bulan Nopember sampai dengan selesai.
Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah benih kacang kedelai varietas Anjasmoro, campuran nimba, lengkuas dan sereh, deterjen sebagai pelekat, pupuk, dan air. Alat yang digunakan adalah blender, cangkul, tugal, gembor, papan label, pacak, tali plastik, kain muslin, handsprayer, timbangan, kamera dan alat tulis.
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak kelompok (RAK) non faktorial, terdiri dari 6 perlakuan yaitu : P0
: kontrol
P1
: 100 ml campuran nimba + lengkuas + sereh/l air
P2
: 150 ml campuran nimba + lengkuas + sereh/l air
P3
: 200 ml campuran nimba + lengkuas + sereh/l air
P4
: 250 ml campuran nimba + lengkuas + sereh/l air
P5
: 300 ml campuran nimba + lengkuas + sereh/l air
Sri Wahyuni Sinaga : Pengaruh Pemberian Insektisida Nabati Terhadap Serangan Kedelai (Glycine max L. Merill) Di Lapangan, 2009. USU Repository © 2009
Hama Polong Pada Tanaman
Jumlah Perlakuan
:6
Jumlah Ulangan
:4
Jarak Tanam
: 20 x 30 cm
Jumlah Plot Lahan
: 24 plot
Luas Tiap Plot Lahan
: 2 x 1,5 meter2
Luas lahan seluruhnya
: 132 meter2
Jarak antar Perlakuan
: 30 cm
Jarak antar Ulangan
: 50 cm
Lebar Parit Keliling
: 75 cm
Jumlah Tanaman Tiap Plot
: 50 tanaman
Jumlah Tanaman Sampel per Plot
: 10 tanaman
Jumlah Tanaman Seluruhnya
: 1200 tanaman
Jumlah Tanaman Sampel yang diambil seluruhnya : 240 tanaman
Data dianalisis dengan sidik ragam menggunakan model linear : Yij = µ + τi + Σij i
= 1,2,3
j
= 1,2,3,……,10
Keterangan : Yij = respon atau nilai pengamatan dari perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ
= nilai tengah umum
τi
= pengaruh perlakuan ke-i
Σij
= pengaruh galat percobaan dari perlakuan ke-i dan ulangan ke-j
Sri Wahyuni Sinaga : Pengaruh Pemberian Insektisida Nabati Terhadap Serangan Kedelai (Glycine max L. Merill) Di Lapangan, 2009. USU Repository © 2009
Hama Polong Pada Tanaman
Selanjutnya bila hasil analisa sidik ragam menunjukkan hasil yang nyata maka dilanjutkan dengan uji Duncan (Gomez dan Gomez, 1995).
Pelaksanaan penelitian
Persiapan Lahan Areal pertanaman dibersihkan dari gulma selanjutnya tanah dicangkul, dihaluskan dan diratakan. Kemudian dibuat plot dengan ukuran 1,5m x 2m sebanyak 24 plot dengan jarak antar perlakuan 30 cm dan jarak antar ulangan 50cm. Penanaman Benih ditanam dengan jarak tanam 20cm x 30cm dilakukan dengan sistem tugal dan setiap lubang sedalam + 3-4 cm, pada lubang ditanam 2 atau 3 biji kedelai. Pemeliharaan Tanaman Pemupukan dilakukan bersamaan dengan waktu tanam. Pupuk diberikan dengan system larikan diantara barisan tanaman. Jenis pupuk Yang diberikan adalah Urea 100 kg/Ha, SP36 200 kg/Ha, dan KCl 150 kg/Ha. Setelah dikonversikan/plot menjadi Urea 30 gr/plot, SP36 60 gr/plot, dan KCl 45 gr/plot. Penyiraman dilakukan 2 kali sehari apabila tidak turun hujan. Penyiangan gulma dilakukan dengan menggunakan cangkul dan garu pada saat diperlukan. Penyediaan Ekstrak Tanaman Disediakan 60 gr daun nimba di campur dengan 45 gr sereh dan 45 gr lengkuas serta di tambah 15 gr deterjen, lalu di tumbuk atau dihaluskan. Semua bahan diaduk merata dalam 150 ml air lalu direndam selama1 hari 1 malam (24 jam). Keesokan Sri Wahyuni Sinaga : Pengaruh Pemberian Insektisida Nabati Terhadap Serangan Kedelai (Glycine max L. Merill) Di Lapangan, 2009. USU Repository © 2009
Hama Polong Pada Tanaman
harinya, larutan disaring dengan kain halus. Larutan hasil penyaringan diencerkan kembali dengan 45 l air (untuk 75 m2)
(Setiawati dan Muharam, 2003).
Pemberian Perlakuan Aplikasi insektisida nabati dilakukan sebanyak 4 kali dengan interval 7 hari sekali pada 51, 58, 65, dan 72 hst. Penyemprotan dilakukan sesuai dengan masingmasing perlakuan.
Pengamatan Parameter
Pengamatan dilakukan pada seluruh plot percobaan. Jumlah tanaman sampel pada masing-masing plot adalah 10 tanaman. Pengambilan sampel dilakukan secara acak (random).
Tinggi Tanaman Tinggi tanaman di amati dan di ukur mulai dari 14 hst, sampai 35 hst dengan interval 7 hari sekali.
Persentase Serangan Persentase serangan hama dihitung dengan cara mengamati jumlah polong yang terserang sesuai dengan gejala serangan yang ditimbulkan oleh masing-masing hama pada setiap fase pertumbuhan kedelai, yaitu fase pembibitan
(O. phaseoli, B.
tabaci dan P. inclusa), fase vegetatif (S. litura, P. chalcites dan L. indicata) serta fase generatif (E. zincknella, R. linearis dan N. viridula).
Persentase serangan hama ini dihitung menggunakan rumus: a P = — x 100% Sri Wahyuni Sinaga : Pengaruh Pemberian Insektisida Nabati Terhadap Serangan Kedelai (Glycine max L. Merill) Di Lapangan, 2009. USU Repository © 2009
Hama Polong Pada Tanaman
b
Keterangan : P
= persentase serangan larva
a
= jumlah polong yang terserang
b
= jumlah polong yang tidak terserang
Jumlah Produksi Panen dilakukan bila tanaman telah masak dan daunnya telah rontok. Produksi kering tiap plot ditimbang dan dikonversikan ke dalam kg/Ha dengan menggunakan rumus : Produksi/Ha =
produksi kering /ton Luas Plot Panen/ha
Sri Wahyuni Sinaga : Pengaruh Pemberian Insektisida Nabati Terhadap Serangan Kedelai (Glycine max L. Merill) Di Lapangan, 2009. USU Repository © 2009
Hama Polong Pada Tanaman
HASIL DAN PEMBAHASAN
Parameter yang diamati selama penelitian adalah tinggi tanaman, hama polong yaitu E.zinckenella dan R.linearis serta produksi. Hasil yang diperoleh selama penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tinggi Tanaman Data pengamatan tinggi tanaman dari pengamatan pertama sampai dengan keempat dan daftar sidik ragamnya masing – masing dapat dilihat pada Lampiran 5, 6, 7 dan 8. Hasil analisa sidik ragam menunjukkan bahwa pada setiap pengamatan, persentase tinggi tanaman berbeda nyata setiap minggunya karena tanaman sedang dalam masa vegetatif. Pengujian dengan uji jarak Duncan terhadap rataan tinggi tanaman kedelai pada lampiran yang hasilnya dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Rataan tinggi tanaman kedelai pada pengamatan 14, 21, 28, dan 35 hst. Pengamatan Perlakuan I II III IV P0 11,12A 26,62C 48,59A 68,29A P1 11,25A 28,5AB 49,08A 67,71A P2 10,57AB 28,82A 47,95A 67,44AB P3 7,89C 26,39C 48,35A 66,78BC P4 9,76B 27,51BC 45,16B 67,78A P5 11,12A 28,87A 47,86A 66,22C Keterangan: Notasi huruf besar yang tidak sama pada kolom yang sama menunjukkan beda nyata pada taraf 1% berdasarkan uji Jarak Duncan.
Sri Wahyuni Sinaga : Pengaruh Pemberian Insektisida Nabati Terhadap Serangan Kedelai (Glycine max L. Merill) Di Lapangan, 2009. USU Repository © 2009
Hama Polong Pada Tanaman
Rataan tinggi tanaman kedelai selama penelitian dapat dilihat pada Gambar 7 80
Rataan (cm)
70 60
P0
50
P1 P2
40
P3
30
P4
20
P5
10 0 I
II
III
IV
Pengamatan
Gambar 7. Histogram Rataan Tinggi Tanaman kedelai selama penelitian
Persentase Serangan Etiella zinckenella Tr. Data pengamatan persentase serangan E.zinckenella dari pengamatan pertama sampai dengan pengamatan keempat dan daftar sidik ragamnya masing-masing dapat dilihat pada Lampiran 9, 10, 11, dan 12. Pengujian dengan uji jarak Duncan terhadap rataan persentase serangan pada lampiran dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3. Rataan Persentase Serangan (%) E.zinckenella pada pengamatan 51, 58, 65 dan 72 hst. Perlakuan P0 P1 P2 P3 P4 P5
Pengamatan I 45A 40AB 35BC 32,5CD 27,5CD 22,5D
II 45A 35AB 27,5BC 17,5CD 22,5D 17,5D
III 50A 17,5B 10BC 12,5C 10C 2,5D
Sri Wahyuni Sinaga : Pengaruh Pemberian Insektisida Nabati Terhadap Serangan Kedelai (Glycine max L. Merill) Di Lapangan, 2009. USU Repository © 2009
IV 55A 17,5B 12,5BC 10C 5D 2,5D Hama Polong Pada Tanaman
Keterangan : Notasi huruf besar yang tidak sama pada kolom yang sama menunjukkan beda nyata pada taraf 1% berdasarkan uji jarak Duncan.
Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa perlakuan pada umur 72 hst memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap persentase serangan dimana persentase serangan tertinggi pada perlakuan P1 (100 ml/liter air) sebesar 17,5% dan terendah pada perlakuan P5 (300ml/liter air) yaitu sebesar 2,5%. Perlakuan P5 berbeda sangat nyata terhadap kontrol (P0), tidak berbeda nyata terhadap P4 yaitu sebesar 5% dan berbeda nyata terhadap P3 sebesar 10%, P2 sebesar 12,5%. Tabel 3 juga menunjukkan bahwa dari pengamatan pertama sampai pengamatan terakhir persentase serangan hama polong E.zinckenella semakin menurun. Ini disebabkan karena pemberian insektisida nabati yang diaplikasikan dapat menekan bahkan membunuh hama ini. Hal ini sesuai dengan literatur Anonim (2005) yang menyatakan bahwa Pestisida nabati adalah bahan aktif tunggal atau majemuk yang berasal dari tumbuhan dan dapat digunakan untuk mencegah organisme pengganggu tanaman (OPT). Pestisida nabati dapat berfungsi sebagai penolak (repellent), penarik (attractan), pemandul (antifertilitas) atau pembunuh. Tingkat persentase serangan E.zinckenella selama penelitian dengan tingkat konsentrasi yang berbeda dapat dilihat pada gambar 8. 60,00 50,00
Persentase
P0 40,00
P1 P2
30,00
P3 P4
20,00
P5 10,00 0,00 I
II
III
IV
Pengamatan
Sri Wahyuni Sinaga : Pengaruh Pemberian Insektisida Nabati Terhadap Serangan Kedelai (Glycine max L. Merill) Di Lapangan, 2009. USU Repository © 2009
Hama Polong Pada Tanaman
Gambar 8. Histogram Perssentase Serangan (%) E.zinckenella dengan Beberapa Tingkat Konsentrasi.
Persentase Serangan Riptortus linearis L.
Data pengamatan persentase serangan R.linearis dari pengamatan pertama sampai pengamatan keempat dan daftar sidik ragamnya masing-masing dapat dilihat pada Lampiran 13, 14, 15 dan 16. Dari analisa sidik ragam menunjukkan bahwa Persentase serangan R.linearis pada tanaman kedelai tanpa perlakuan (P0) menjukkan perbedaan yang sangat nyata terhadap perlakuan P5. Untuk mengetahui perlakuan yang sangat berbeda nyata , maka dilakukan uji jarak Duncan. Rataan Persentase Serangan Riptortus linearis L. dapat di lihat pada tabel 4. Tabel 4. Rataan Persentase Serangan Riptortus linearis L. pada Pertanaman Kedelai Pengamatan Perlakuan I II III IV P0 75A 85A 95A 95A P1 57,5B 47,5B 45B 27,5B P2 50BC 40BC 30BC 20C P3 40CD 35CD 27,5C 17,5C P4 35CD 32,5D 25C 15C P5 27,5D 22,5D 10D 5D Keterangaan : Notasi huruf besar yang tidak sama pada kolom yang sama menunjukkan beda nyata pada taraf 1% berdasarkan uji jarak Duncan.
Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa perlakuan pada umur 51 hst memberikan pengaruh yang nyata terhadap persentase serangan dimana persentase serangan tertinggi pada perlakuan P1 (100 ml/liter air) sebesar 57,5% dan terendah pada perlakuan P5 (300ml/liter air) yaitu sebesar 27,5%. Perlakuan P5 berbeda sangat nyata terhadap Sri Wahyuni Sinaga : Pengaruh Pemberian Insektisida Nabati Terhadap Serangan Kedelai (Glycine max L. Merill) Di Lapangan, 2009. USU Repository © 2009
Hama Polong Pada Tanaman
kontrol (P0), tidak berbeda nyata terhadap P4 yaitu sebesar 35% dan berbeda nyata terhadap P3 sebesar 40%, P2 sebesar 50%, dan P1 sebesar 57%.
Pada pengamatan berikutnya, yaitu
58 hst, 65 hst, dan 72 hst, perlakuan
menunjukkan pengaruh yang sangat nyata, bahkan pada pengamatan 72 hst, serangan hanya tinggal 5 % pada perlakuan P5. Ini disebabkan karena konsentrasi yang diaplikasikan semakin tinggi maka daya racunnya juga tinggi sehingga mempengaruhi proses metabolisme dan aktivitas makan serangga. Hal ini sesuai dengan literatur Sudarmadji (1991) yang menyatakan bahwa Salamin berperan sebagai penurun nafsu makan (anti-feedant) yang mengakibatkan daya rusak serangga sangat menurun, walaupun serangganya sendiri belum mati. Tingkat persentase serangan R. linearis selama penelitian dengan tingkat konsentrasi yang berbeda dapat dilihat pada gambar 9. 120 100 P0
Rataan
80
P1 P2
60
P3 P4
40
P5 20 0 I
II
III
IV
Pengam atan
Gambar 9. Histogram Perssentase Serangan (%)R. linearis dengan Beberapa Tingkat Konsentrasi.
Perbandingan Persentase Serangan E.zinckenella dan R. linearis
Sri Wahyuni Sinaga : Pengaruh Pemberian Insektisida Nabati Terhadap Serangan Kedelai (Glycine max L. Merill) Di Lapangan, 2009. USU Repository © 2009
Hama Polong Pada Tanaman
Pada percobaan yang dilakukan selama penelitian, terdapat perbedaan persentase serangan antara E.zinckenella dan R. linearis. Walaupun waktu aplikasi dan pengamatan yang dilakukan terhadap kedua hama ini bersamaan, tetapi serangan R. linearis lebih besar dibandingkan dengan serangan E.zinckenella. Hal ini sesuai dengan literatur Prayogo dan Suharsono (2005) yang menyatakan penyebaran hama R. linearis lebih cepat dari pada hama lainnya dan juga sesuai dengan literatur BPTP-SU (2008) yang menyatakan p ada umur tanaman 31-50 hst serangan R. linearis keberadaannya sangat membahayakan, sedangkan E.zinckenella keberadaannya membahayakan. Penggunaan pestisida nabati (campuran nimba, lengkuas dan sereh) efektif untuk mengendalikan hama penggerek polong E.zinckenella dan peghisap polong R. linearis. Dapat dilihat dari Tabel 3 persentase serangan E.zinckenella pada 72 hst sebesar 2,5% dan pada tabel 4 persentase serangan R.linearis pada 72 hst sebesar 5 %. Hal ini disebabkan karena sereh dan lengkuas mengandung minyak atsiri ( Yuharmen 2002 dan Anonim 2007c), dan nimba mengandung Meliantriol yang berfungsi sebagai repellent (penolak) (Ruskin, 1993) sehingga serangan ke-2 hama ini dapat dikendalikan. Perbandingan tingkat persentase serangan E.zinckenella dan R. linearis pada pengamatan terakhir dapat dilihat pada gambar 10.
Sri Wahyuni Sinaga : Pengaruh Pemberian Insektisida Nabati Terhadap Serangan Kedelai (Glycine max L. Merill) Di Lapangan, 2009. USU Repository © 2009
Hama Polong Pada Tanaman
100
Persentase Serangan
90 80 70 60 E.zinkenella
50
R.linearis
40 30 20 10 0 1
2
3
4
5
6
Gambar 10. Perbandingan tingkat persentase serangan E.zinckenella dan R. linearis pada
pengamatan terakhir Produksi Data pengamatan produksi dan daftar sidik ragamnya dapat dilihat pada lampiran. Dari hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan dengan ekstrak nimba memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap jumlah produksi yang dihasilkan. Pengujian dengan uji jarak Duncan terhadap rataan produksi kedelai pada lampiran yang hasilnya dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5. Rataan produksi Biji Kedelai (kg/plot) Perlakuan P0 P1 P2 P3 P4 P5
Produksi 1,36C 1,56C 1,84B 1,99AB 2,07A 2,09A
Keterangan : Notasi huruf besar yang tidak sama pada kolom yang sama menunjukkan beda nyata pada taraf 1% atau 5% berdasarkan uji jarak Duncan.
Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa pemberian perlakuan menunjukkan pengaruh yang sangat nyata terhadap jumlah produksi yang dihasilkan. Produksi tertinggi terdapat pada perlakuan P5 yaitu 2,09 ton/ha. Produksi terendah terdapat pada Sri Wahyuni Sinaga : Pengaruh Pemberian Insektisida Nabati Terhadap Serangan Kedelai (Glycine max L. Merill) Di Lapangan, 2009. USU Repository © 2009
Hama Polong Pada Tanaman
perlakuan P1 (100ml/liter air) yaitu 1,56 ton/ha. Ini berarti bahwa pemberian pestisida nabati dengan dosis 300ml/liter air (P5) lebih efektif dibandingkan dengan perlakuan yang lain. Karena semakin tinggi konsentrasi larutan yang diberikan semakin besar pula persentase kematian hama dan diikuti dengan kehilangan hasil yang semakin kecil. Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa pestisida nabati dapat menekan serangan hama polong yang terdapat pada pertanaman kedelai sehingga kehilangan produksi dapat ditekan sekecil mungkin. Hal ini sesuai dengan literature Setiawati dan Muharam (2003) yang menyatakan bahwa campuran ekstrak nimba (Azadirachta indica), lengkuas (Alpinia galanga) dan sereh (Cymbopogon nardus) dengan perbandingan 2 : 1,5 :1,5 mampu memberantas hama tanaman. Tingkat produksi kedelai dengan konsentrasi yang berbeda dapat dilihat pada gambar 11
2,50
Rataan Produksi
2,00 P0 P1
1,50
P2 P3 1,00
P4 P5
0,50
0,00 1
Gambar 11. Histogram Hubungan Produksi Biji kedelai (kg/plot) dengan beberapa tingkat konsentrasi (P).
Sri Wahyuni Sinaga : Pengaruh Pemberian Insektisida Nabati Terhadap Serangan Kedelai (Glycine max L. Merill) Di Lapangan, 2009. USU Repository © 2009
Hama Polong Pada Tanaman
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Semakin tinggi konsentrasi larutan yang diberikan maka semakin rendah persentse serangan hama polong. 2. Persentase serangan tertinggi dari hama E.zinckenella pada 72 hst terdapat pada perlakuan P1 (100ml/l air) sebesar 17,5% dan terendah terdapat pada perlakuan P5 (300ml/l air) sebesar 2,5%. 3. Persentase serangan tertinggi dari hama R.linearis sebesar 27,5% dan terendah terdapat pada perlakuan P5 (300ml/l air) sebesar 5%. Sri Wahyuni Sinaga : Pengaruh Pemberian Insektisida Nabati Terhadap Serangan Kedelai (Glycine max L. Merill) Di Lapangan, 2009. USU Repository © 2009
Hama Polong Pada Tanaman
4. Campuran nimba, lengkuas dan sereh pada percobaan, efektif untuk mengendalikan hama polong. 5. Produksi biji kedelai tertinggi terdapat pada perlakuan P5 (300ml/liter air) yaitu sebesar 2,09 ton/ha dan terendah terdapat pada perlakuan P1(100ml/liter air) yaitu sebesar 1,56 ton/ha. Saran Perlu pengujian lebih lanjut terhadap nimba untuk mengetahui tingkat efisiensi penggunaan larutan, baik di Laboratorium ataupun di Lapangan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2005. Nimba (Azadirachta indica) sebagai Pestisida Nabati. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Proyek Peningkatan Pendapatan Petani Melalui Inovasi-P4MI (Poor Famers Income Improvement Thought Inovation Project. PF13P).
Anonim, 2007a. Azadirachta indica A. Juss.http//www.google.com.diakses tanggal 9 april 2008. Anonim, 2007b. Lengkuas http://Www.Asiamaya.Com/Jamu/Isi/Lengkuas_Alpiniagalanga.Htm.diakses tanggal 9 april 2008. Anonim, 2007c. Serai (Cymbopogon nardus). http://bebas.vlsm.org/v12/artikel/ttg_tanaman_obat/lipi-pdii/SERAI.HTM Sri Wahyuni Sinaga : Pengaruh Pemberian Insektisida Nabati Terhadap Serangan Kedelai (Glycine max L. Merill) Di Lapangan, 2009. USU Repository © 2009
Hama Polong Pada Tanaman
Atjung. 1990. Tanaman Obat dan Minuman Segar.Penerbit Yasaguna, Jakarta. Austin, A D, T C R White, D A Lawlzer and D G Taylor (1993) Biology of Etiella behirii Zeller (Lepidoptera: Pyralidae): a pest of seed lucerne in South Australia. Transactions of the Royal Society of South Australia 117: 67-76. BPTP-SU, 2008. Teknologi Peningkatan Produktivitas Kedelai Terpadu (PTT). Medan. Dirjen Tanaman Pangan, 1992. Pedoman Pengenalan dan Pengendalian Hama Tanaman Kedelai, Sumut. Ermel, K., 1995. Azadirachtin content of neem seed kernels from different regions of the world, In Schmuttere Ed., 1995. The neem tree. VHC, Federal Republic of Germany. Gomez A. G dan Gomez A. A, 1995. Prosedur Statistik untuk Penelitian Pertanian. Edisi ke-2. UI-Press, Jakarta. Kalshoven, L. G. E.,1981. The Pest of Crop in Indonesia. PT. Ichtiar Baru-Van Hoeve, Jakarta. Kardinan, A. dan Taryono, 2003.Tanaman obat penggempur kanker.PT. Agromedia Pustaka, Jakarta. Kardiman, A.,1999. Pestisida Nabati, Rumusan dan Aplikasi. Penebar Swadaya. Jakarta PDF created with FinePrint pdf Factory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Kartasapoetra, 1993. Hama Tanaman Pangan dan Perkebunan. Bumi Aksara, Jakarta. Marwoto, ddk., 2006. Hama, Penyakit dan Masalah Hara pada Tanaman Kedelai. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Bogor. Mudjiono, G., B. T. Rahadjo, T. Himawan, 1991. Hama-hama Penting Tanaman Pangan. Fakultas Pertanian Unibraw, Malang. Prayogo Y. dan Suharsono,2005. Optimalisasi Pengendalian Hama Pengisap Polong Kedelai (Riptortus linearis) dengan Cendawan Entomopatogen Verticillium lecanii. Jurnal Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian, Malang. Rubatzky, V.E., dan Yamagutchi, M., 1998Sayuran Dunia 2; Prinsip, Produksi, dan Gizi. Edisi ke-2. Penerbit ITB, Bandung.
Rukmana, R dan Yuniarsih, Y., 1996. Kedelai Budidaya dan Pasca panen. Kanisius, Yogyakarta. Ruskin, F.R., 1993. Neem : a tree for solving global problems. National Academy Press, Washington, D.C. Sri Wahyuni Sinaga : Pengaruh Pemberian Insektisida Nabati Terhadap Serangan Kedelai (Glycine max L. Merill) Di Lapangan, 2009. USU Repository © 2009
Hama Polong Pada Tanaman
Saenong, S.M., 2007. Kiat Mengamankan Hasil Produksi Kedelai dari Infestasi Organinsme Pengganggu Tanaman. Peneliti Hama dan Penyakit pada Balitsereal Maros Sul-Sel. Diakses dari www.google.com. tangggl 9 april 2008. Setiawati, W. dan Muharam, A., 2003. Pengenalan dan Pengendalia Hama Penting pada Tanaman. Balai Penelian Tanaman Sayuran, Lembang. Setyowati, dkk., 2005. Pergeseran Gulma dan Hasil kedelai pada Pengolahan Tanah dan Teknik Pengendalian Gulma yang Berbeda. Jurnal Akta Agrosia vol. 8 no.2 hlm62-69. Juli-Desember 2005. Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Singh, S.R., 1990. Insect Pest of Tropical Food Legumes. John Wiley and Sons, New York
Sudarmadji, D., 1991. Mimba, Insektisida Alami. Trubus. Thn IV Suharto, 2007. Pengenalan dan Pengendalian Hama Tanaman Pangan. Andi, Jakarta. Suprapto, H.S., 1992. Bertanam Kedelai. Penebar Swadaya, Jakarta. Yuharmen, M., Eryanti, nurbalatif 2002. Uji Aktivitas Antimikroba Minyak Atsiri dan Ekstrak Metanol Lengkuas (Alpinia galanga). Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Riau.
Lampiran 1. Deskripsi Kedelai Varietas Anjasmoro
Dilepas tanggal
: 22 Oktober 2001
SK Mentan
: 537/kpts/TP.240/10/2001
Asal
: Seleksi massa dari populasi galur murni Mansuria.
Warna hipokotil
: Ungu
Warna epikotil
: Ungu
Warna bunga
: Ungu
Warna biji
: Kuning
Warna hilum
: Kuning kecoklatan
Warna daun
: Hijau
Warna bulu
: Putih
Tipe tumbuh
: Determinate
Sri Wahyuni Sinaga : Pengaruh Pemberian Insektisida Nabati Terhadap Serangan Kedelai (Glycine max L. Merill) Di Lapangan, 2009. USU Repository © 2009
Hama Polong Pada Tanaman
Tinggi tanaman
: 64-68 cm
Bentuk daun
: Oval
Ukuran daun
: Lebar
Percabangan
: 2,9-5,6 cabang
Umur mulai berbunga
: 35,7-39,4 hari
Umur saat panen
: 82,5-92,5 hari
Jumlah buku batang utama
: 12,9-14,8
Kerebahan
: Tahan rebah
Kandungan minyak biji
: 17,2-18,6%
Kandungan protein biji
: 41,8-42,1%
Ukuran biji
: Besar
Bobot 100 biji
: 14,8-15,3 gram
Daya hasil
: 2,03-2,25 ton/ha
Sifat lain
: Polong tidak mudah pecah
Sumber : Dirjen Tanaman Pangan
Lampiran 2
BAGAN SAMPEL 20 cm 10 cm
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
30 cm
1, 5m
X
X
X
X
X
X Insektisida X Nabati Terhadap X Serangan Sri WahyuniX Sinaga : X Pengaruh Pemberian Kedelai (Glycine max L. Merill) Di Lapangan, 2009. USU Repository © 2009 X 15 cm
X
X
X
X
X
X
X
X
XPolong X Hama Pada Tanaman
X
X
2,0 m
Ket
:
X
: tanaman sampel : tanaman kedelai bukan sampel
BAGAN LAHAN PERCOBAAN
Lampiran 3
13 m 75 cm 200 m P4U3
P1U1
P5U1
P3U4
P0U1
P1U2
P4U4
P0U4
P2U1
P5U3
75 cm
Sri Wahyuni Sinaga : Pengaruh Pemberian Insektisida Nabati Terhadap Serangan Kedelai (Glycine max L. Merill) Di Lapangan, 2009. USU Repository © 2009
Hama Polong Pada Tanaman
P2U2
P0U2
P5U1
P3U3
P1U4
P4U1
P2U3
P5U2
P0U3
P3U2
75 150 cm cm
50 cm : Plot : Batas lahan
Lampiran 4 Tanaman percobaan
Sri Wahyuni Sinaga : Pengaruh Pemberian Insektisida Nabati Terhadap Serangan Kedelai (Glycine max L. Merill) Di Lapangan, 2009. USU Repository © 2009
Hama Polong Pada Tanaman
Produksi
Lampiran 5 Data Tinggi Tanaman Kedelai 14 hst Sri Wahyuni Sinaga : Pengaruh Pemberian Insektisida Nabati Terhadap Serangan Kedelai (Glycine max L. Merill) Di Lapangan, 2009. USU Repository © 2009
Hama Polong Pada Tanaman
Perlakuan P0 P1 P2 P3 P4 P5 Total Rataan
Ulangan I 12,26 11,62 10,36 10,64 7,21 10,32 62,41 10,40
II 11,28 10,36 10,40 8,12 10,54 10,96 61,66 10,28
III 10,30 11,30 10,50 7,24 10,56 11,74 61,64 10,27
IV 10,62 11,72 11,02 5,54 10,74 11,44 61,08 10,18
II 11,99 11,07 11,11 8,83 11,25 11,67 65,90 10,98
III 11,01 12,01 11,21 7,95 11,27 12,45 65,88 10,98
IV 11,33 12,43 11,73 6,25 11,45 12,15 65,32 10,89
JK 0,15 33,69 26,96 60,80
KT 0,05 6,74 1,80 2,64
F.Hit 0,03 3,75
Total 44,46 45,00 42,28 31,54 39,05 44,46 246,79 41,13
Rataan 11,12 11,25 10,57 7,89 9,76 11,12 61,70 10,28
Data Tinggi Tanaman Kedelai 14 hst Transformasi √x+0,5 Perlakuan P0 P1 P2 P3 P4 P5 Total Rataan
Ulangan I 12,97 12,33 11,07 11,35 7,92 11,03 66,65 11,11
Daftar Sidik Ragam SK dB Blok 3 Perlakuan 5 Galat 15 Total 23 Fk
2898,73
Kk
0,24
Sy W SSR 01 LSR 01 Perlakuan
0,27 2.00 4,17 1,14 P3 8,59
Total 47,29 47,83 45,11 34,37 41,88 47,29 263,76
Rataan 11,82 11,96 11,28 8,59 10,47 11,82 10,99
tn *
F,05 3,29 2,90
F,01 5,42 4,56
tn : tidak nyata * : nyata ** : sangat nyata 3.00 4,37 1,20 P4 10,47
4.00 4,50 1,23 P2 11,28
5.00 4,58 1,25 P0/P5 11,82
6.00 4,64 1,27 P1 11,96
Sri Wahyuni Sinaga : Pengaruh Pemberian Insektisida Nabati Terhadap Serangan Kedelai (Glycine max L. Merill) Di Lapangan, 2009. USU Repository © 2009
Hama Polong Pada Tanaman
.A .B .C
Lampiran 6 Data Tinggi Tanaman Kedelai 21 hst Perlakua n P0 P1 P2 P3 P4 P5 Total Rataan
I 24,26 27,62 28,36 27,64 24,21 26,32 158,41 26,40
Ulangan II III 28,28 27,30 28,36 29,30 27,40 29,50 26,12 26,24 28,54 28,56 29,96 29,74 168,66 170,64 28,11 28,44
IV 26,62 28,72 30,02 25,54 28,74 29,44 169,08 28,18
Total
Rataan
106,46 114,00 115,28 105,54 110,05 115,46 666,79 111,13
26,62 28,50 28,82 26,39 27,51 28,87 166,70 27,78
Total
Rataan
Data Tinggi Tanaman Kedelai 21 hst Transformasi √x+0,5 Perlakua n P0 P1 P2 P3 P4 P5 Total Rataan
I 24,97 28,33 29,07 28,35 24,92 27,03 162,65 27,11
Daftar Sidik Ragam SK dB Blok 3
Ulangan II III 28,99 28,01 29,07 30,01 28,11 30,21 26,83 26,95 29,25 29,27 30,67 30,45 172,90 174,88 28,82 29,15
JK 15,63
KT 5,21
IV 27,33 29,43 30,73 26,25 29,45 30,15 173,32 28,89
109,29 116,83 118,11 108,37 112,88 118,29 683,76
F.Hit 3,19
Sri Wahyuni Sinaga : Pengaruh Pemberian Insektisida Nabati Terhadap Serangan Kedelai (Glycine max L. Merill) Di Lapangan, 2009. USU Repository © 2009
27,32 29,21 29,53 27,09 28,22 29,57 28,49
tn
F,05 3,29
F,01 5,42
Hama Polong Pada Tanaman
Perlakua n Galat Total
5 15 23
24,61 24,49 64,73
4,92 1,63 2,81
3,01
*
2,90
Fk
19480,35
Kk
0,08
Sy W SSR 01 LSR 01 Perlakua n
0,26 2.00 4,17 1,09
3.00 4,37 1,14
4.00 4,50 1,17
5.00 4,58 1,19
6.00 4,64 1,21
7.00 4,72 1,23
P3 27,09
P0 27,32
P4 28,22
P1 29,21
P2 29,53
P5 29,57
4,56
tn : tidak nyata * : nyata ** : sangat nyata
.A .B .C
Lampiran 7 Data Tinggi Tanaman Kedelai 28 hst Perlakua n P0 P1 P2 P3 P4 P5 Total Rataan
I 47,82 48,56 48,32 47,98 45,34 47,73 285,75 47,63
Ulangan II III 48,34 48,82 48,48 47,87 47,98 47,58 48,34 46,93 45,34 42,37 44,15 48,36 282,63 281,93 47,11 46,99
Total Rataan IV 46,54 191,52 47,88 48,57 193,48 48,37 45,11 188,99 47,25 47,32 190,57 47,64 44,76 177,81 44,45 48,36 188,60 47,15 280,66 1130,97 282,74 46,78 188,50 47,12
Data Tinggi Tanaman Kedelai 28 hst Transformasi √x+0,5 Sri Wahyuni Sinaga : Pengaruh Pemberian Insektisida Nabati Terhadap Serangan Kedelai (Glycine max L. Merill) Di Lapangan, 2009. USU Repository © 2009
Hama Polong Pada Tanaman
Perlakua n P0 P1 P2 P3 P4 P5 Total Rataan
I 48,53 49,27 49,03 48,69 46,05 48,44 289,99 48,33
Daftar Sidik Ragam SK dB Blok 3 Perlakuan 5 Galat 15 Total 23
Fk
54906,9 8
Kk
0,06
Sy W SSR 01 LSR 01 Perlakuan
0,27 2.00 4,17 1,14 P4 45,16
Ulangan II III 49,05 49,53 49,19 48,58 48,69 48,29 49,05 47,64 46,05 43,08 44,86 49,07 286,87 286,17 47,81 47,70
JK 2,34 38,18 26,74 67,27
KT 0,78 7,64 1,78 2,92
Total Rataan IV 47,25 194,35 48,59 49,28 196,31 49,08 45,82 191,82 47,95 48,03 193,40 48,35 45,47 180,64 45,16 49,07 191,43 47,86 284,90 1147,94 47,48 47,83
F.Hit 0,44 4,28
tn *
F,05 3,29 2,90
F,01 5,42 4,56
tn : tidak nyata * : nyata ** : sangat nyata 3.00 4,37 1,19 P5 47,86
4.00 4,50 1,23 P2 47,95
5.00 4,58 1,25 P3 48,35
6.00 4,64 1,26 P0 48,59
7.00 4,72 1,29 P1 49,08 .A
.B
Lampiran 8 Data Tinggi Tanaman Kedelai 35 hst Sri Wahyuni Sinaga : Pengaruh Pemberian Insektisida Nabati Terhadap Serangan Kedelai (Glycine max L. Merill) Di Lapangan, 2009. USU Repository © 2009
Hama Polong Pada Tanaman
Perlakua n P0 P1 P2 P3 P4 P5
I 68,82 67,44 66,82 67,31 66,26 66,54
Total Rataan
403,19 67,20
Ulangan II 67,98 67,68 67,46 66,65 67,26 65,92 402,95 67,16
III 68,34 67,35 68,36 65,02 68,76 65,98
IV 68,02 68,38 67,12 68,12 68,84 66,44
403,81 67,30
406,92 67,82
Total 273,16 270,85 269,76 267,10 271,12 264,88 1616,8 7 269,48
Rataa n 68,29 67,71 67,44 66,78 67,78 66,22 404,22 67,37
Data Tinggi Tanaman Kedelai 35 hst Transformasi √x+0,5 Perlakua n
Ulangan II 68,69 68,39 68,17 67,36 67,97 66,63
P0 P1 P2 P3 P4 P5
I 69,53 68,15 67,53 68,02 66,97 67,25
Total Rataan
407,43 67,91
407,19 67,87
408,05 68,01
411,16 68,53
Daftar Sidik Ragam SK dB Blok 3 Perlakuan 5 Galat 15 Total 23
JK 1,69 11,25 10,90 23,85
KT 0,56 2,25 0,73 1,04
F.Hit 0,77 3,10
Fk
111226,46
Kk
0,02
Sy W SSR 01
0,17 2.00 4,17
III 69,05 68,06 69,07 65,73 69,47 66,69
IV 68,73 69,09 67,83 68,83 69,55 67,15
Total 275,99 273,68 272,59 269,93 273,95 267,71 1633,8 4
Rataa n 69,00 68,42 68,15 67,48 68,49 66,93
68,08
tn *
F,05 3,29 2,90
F,01 5,42 4,56
tn : tidak nyata * : nyata ** : sangat nyata 3.00 4,37
4.00 4,50
5.00 4,58
Sri Wahyuni Sinaga : Pengaruh Pemberian Insektisida Nabati Terhadap Serangan Kedelai (Glycine max L. Merill) Di Lapangan, 2009. USU Repository © 2009
6.00 4,64
7.00 4,72
Hama Polong Pada Tanaman
LSR 01 Perlakuan
0,73 P5 66,93
0,76 P3 67,48
0,78 P2 68,15
0,80 P1 68,42
0,81 P4 68,49
0,82 P0 69,00 .A
.B .C
Lampiran 9 Persentase Serangan E.zinckenella 51 hst Perlakuan P0 P1 P2 P3 P4 P5 Total Rataan
Ulangan I 50,00 30,00 20,00 50,00 30,00 30,00 210,00 35,00
II 50,00 40,00 40,00 30,00 30,00 20,00 210,00 35,00
III 30,00 40,00 50,00 20,00 30,00 20,00 190,00 31,67
IV 50,00 50,00 30,00 30,00 20,00 20,00 200,00 33,33
Total 180,00 160,00 140,00 130,00 110,00 90,00 810,00 135,00
Rataan 45,00 40,00 35,00 32,50 27,50 22,50 202,50 33,75
Persentase Serangan E.zinckenella 51 hst Transformasi Arc Sin √persentase Perlakuan
Ulangan I 45,00 33,21 26,57 45,00 33,21 33,21 216,20 36,03
II 45,00 39,23 39,23 33,21 33,21 26,57 216,45 36,07
III 33,21 39,23 45,00 26,57 33,21 26,57 203,78 33,96
IV 45,00 45,00 33,21 33,21 26,57 26,57 209,55 34,93
Daftar Sidik Ragam SK dB
JK
KT
F.Hit
P0 P1 P2 P3 P4 P5 Total Rataan
Sri Wahyuni Sinaga : Pengaruh Pemberian Insektisida Nabati Terhadap Serangan Kedelai (Glycine max L. Merill) Di Lapangan, 2009. USU Repository © 2009
Total 168,21 156,67 144,01 137,99 126,20 112,91 845,98
Rataan 42,05 39,17 36,00 34,50 31,55 28,23 35,25
F,05 Hama Polong Pada Tanaman
F,01
Blok Perlakuan Galat Total Fk Kk Sy W SSR 01 LSR 01 Perlakuan
3 5 15 23
18,32 503,15 586,45 1107,92
6,11 100,63 39,10 48,17
29820,31 0,28 1,28 2.00 4,17 5,32 P5 28,23
0,16 2,57
tn tn
3,29 2,90
6.00 4,64 5,92 P1 39,17
7.00 4,72 6,02 P0 42,05
tn : tidak nyata * : nyata ** : sangat nyata 3.00 4,37 5,58 P4 31,55
4.00 4,50 5,74 P3 34,50
5.00 4,58 5,85 P2 36,00
.A .B .C .D
Lampiran 10 Persentase Serangan E.zinckenella 58 hst Perlakua n P0 P1 P2 P3 P4 P5 Total Rataan
I 50,00 20,00 20,00 20,00 20,00 20,00 150,00 25,00
Ulangan II III 50,00 30,00 40,00 50,00 20,00 40,00 30,00 10,00 20,00 30,00 10,00 20,00 170,00 180,00 28,33 30,00
IV 50,00 30,00 30,00 10,00 20,00 20,00 160,00 26,67
Total 180,00 140,00 110,00 70,00 90,00 70,00 660,00 110,00
Rataan 45,00 35,00 27,50 17,50 22,50 17,50 165,00 27,50
Persentase Serangan E.zinckenella 58 hst Sri Wahyuni Sinaga : Pengaruh Pemberian Insektisida Nabati Terhadap Serangan Kedelai (Glycine max L. Merill) Di Lapangan, 2009. USU Repository © 2009
Hama Polong Pada Tanaman
5,42 4,56
Transformasi Arc Sin √persentase Perlakua n P0 P1 P2 P3 P4 P5 Total Rataan
I 45,00 26,57 26,57 26,57 26,57 26,57 177,83 29,64
Ulangan II III 45,00 33,21 39,23 45,00 26,57 39,23 33,21 18,43 26,57 33,21 18,43 26,57 189,01 195,65 31,50 32,61
Daftar Sidik Ragam SK dB JK Blok 3 29,60 Perlakuan 5 974,40 Galat 15 610,20 1614,2 Total 23 0 Fk
23155,41
Kk
0,45
Sy W SSR 01 LSR 01 Perlakuan
1,30 2.00 4,17 5,43 P3 24,16
KT 9,87 194,88 40,68
IV 45,00 33,21 33,21 18,43 26,57 26,57 182,99 30,50
Total
Rataan
168,21 144,01 125,57 96,65 112,91 98,13 745,47
42,05 36,00 31,39 24,16 28,23 24,53 31,06
F.Hit 0,24 4,79
tn *
F,05 3,29 2,90
6.00 4,64 6,04 P1 36,00
7.00 4,72 6,15 P0 42,05
F,01 5,42 4,56
70,18 tn : tidak nyata * : nyata ** : sangat nyata
3.00 4,37 5,69 P5 24,53
4.00 4,50 5,86 P4 28,23
5.00 4,58 5,96 P2 31,39
.A .B .C .D
Sri Wahyuni Sinaga : Pengaruh Pemberian Insektisida Nabati Terhadap Serangan Kedelai (Glycine max L. Merill) Di Lapangan, 2009. USU Repository © 2009
Hama Polong Pada Tanaman
Lampiran 11 Persentase Serangan E.zinckenella 65 hst Perlakua n P0 P1 P2 P3 P4 P5 Total Rataan
I 50,00 10,00 10,00 10,00 10,00 0,00 90,00 15,00
Ulangan II III 50,00 50,00 20,00 20,00 10,00 10,00 20,00 10,00 10,00 20,00 10,00 0,00 120,00 110,00 20,00 18,33
IV 50,00 20,00 10,00 10,00 0,00 0,00 90,00 15,00
Total
Rataan
200,00 70,00 40,00 50,00 40,00 10,00 410,00 68,33
50,00 17,50 10,00 12,50 10,00 2,50 102,50 17,08
Total
Rataan
Persentase Serangan E.zinckenella 65 hst Transformasi Arc Sin √persentase Perlakua n P0 P1 P2 P3 P4 P5 Total Rataan
I 45,00 18,43 18,43 18,43 18,43 7,04 125,78 20,96
Ulangan II III 45,00 45,00 26,57 26,57 18,43 18,43 26,57 18,43 18,43 26,57 18,43 7,04 153,43 142,04 25,57 23,67
Daftar Sidik Ragam SK dB JK Blok 3 104,46 Perlakuan 5 2855,04 Galat 15 285,35 Total 23 3244,85
Fk Kk
12320,2 3 1,05
Sy
0,89
KT 34,82 571,01 19,02 141,08
IV 45,00 26,57 18,43 18,43 7,04 7,04 122,51 20,42
180,00 98,13 73,74 81,87 70,47 39,55 543,77
F.Hit 1,83 30,02
45,00 24,53 18,43 20,47 17,62 9,89 22,66
tn **
F,05 3,29 2,90
F,01 5,42 4,56
tn : tidak nyata * : nyata ** : sangat nyata
Sri Wahyuni Sinaga : Pengaruh Pemberian Insektisida Nabati Terhadap Serangan Kedelai (Glycine max L. Merill) Di Lapangan, 2009. USU Repository © 2009
Hama Polong Pada Tanaman
W SSR 01 LSR 01 Perlakuan
2.00 4,17 3,71 P5 9,89
3.00 4,37 3,89 P4 17,62
4.00 4,50 4,01 P2 18,43
5.00 4,58 4,08 P3 20,47
6.00 4,64 4,13 P1 24,53
7.00 4,72 4,20 P0 45,00 .A
.B .C .D
Lampiran 12 Persentase Serangan E.zinckenella 72 hst Perlakua n P0 P1 P2 P3 P4 P5 Total Rataan
I 50,00 10,00 10,00 10,00 0,00 0,00 80,00 13,33
Ulangan II III 60,00 60,00 20,00 20,00 10,00 10,00 20,00 10,00 0,00 20,00 10,00 0,00 120,00 120,00 20,00 20,00
IV 50,00 20,00 20,00 0,00 0,00 0,00 90,00 15,00
Total
Rataan
220,00 70,00 50,00 40,00 20,00 10,00 410,00 68,33
55,00 17,50 12,50 10,00 5,00 2,50 102,50 17,08
Total
Rataan
Persentase Serangan E.zinckenella 72 hst Transformasi Arc Sin √persentase Perlakua n P0 P1 P2 P3 P4 P5 Total Rataan
I 45,00 18,43 18,43 18,43 7,04 7,04 114,38 19,06
Ulangan II III 50,77 50,77 26,57 26,57 18,43 18,43 26,57 18,43 7,04 26,57 18,43 7,04 147,81 147,81 24,63 24,63
IV 45,00 26,57 26,57 7,04 7,04 7,04 119,25 19,88
191,54 98,13 81,87 70,47 47,69 39,55 529,25
Sri Wahyuni Sinaga : Pengaruh Pemberian Insektisida Nabati Terhadap Serangan Kedelai (Glycine max L. Merill) Di Lapangan, 2009. USU Repository © 2009
47,88 24,53 20,47 17,62 11,92 9,89 22,05
Hama Polong Pada Tanaman
Daftar Sidik Ragam SK dB JK Blok 3 162,05 3784,8 Perlakuan 5 0 Galat 15 546,96 4493,8 Total 23 0 Fk Kk
KT 54,02
F.Hit 1,48
756,96 36,46
20,76
1,23 2.00 4,17 5,14 P5 9,89
F,01 5,42
**
2,90
4,56
6.00 4,64 5,72 P1 24,53
7.00 4,72 5,82 P0 47,88 .A
195,38
11671,15 1,25
Sy W SSR 01 LSR 01 Perlakuan
tn
F,05 3,29
tn : tidak nyata * : nyata ** : sangat nyata 3.00 4,37 5,39 P4 11,92
4.00 4,50 5,55 P3 17,62
5.00 4,58 5,65 P2 20,47
.B .C .D
Lampiran 13 Persentase Serangan R.linearis 51 hst Perlakua n P0 P1 P2 P3 P4 P5
I 50,00 50,00 70,00 40,00 50,00 40,00
Total Rataan
300,00 50,00
Ulangan II III 80,00 80,00 80,00 70,00 60,00 40,00 50,00 40,00 30,00 20,00 30,00 20,00 330,00 55,00
270,00 45,00
IV 90,00 30,00 30,00 30,00 40,00 20,00 240,00 40,00
Total 300,00 230,00 200,00 160,00 140,00 110,00 1140,0 0 190,00
Sri Wahyuni Sinaga : Pengaruh Pemberian Insektisida Nabati Terhadap Serangan Kedelai (Glycine max L. Merill) Di Lapangan, 2009. USU Repository © 2009
Rataa n 75,00 57,50 50,00 40,00 35,00 27,50 285,00 47,50
Hama Polong Pada Tanaman
Persentase Serangan R.linearis 51 hst Transformasi Arc Sin √persentase Perlakua n P0 P1 P2 P3 P4 P5
I 45,00 45,00 56,79 39,23 45,00 39,23
Total Rataan
270,25 45,04
Daftar Sidik Ragam SK dB Blok 3 Perlakuan 5 Galat 15 Total 23 Fk Kk Sy W SSR 01 LSR 01 Perlakuan
Ulangan II III 63,43 63,43 63,43 56,79 50,77 39,23 45,00 39,23 33,21 26,57 33,21 26,57 289,06 48,18
251,82 41,97
236,99 39,50
JK 254,89 2249,10 1370,99 3874,98
KT 84,96 449,82 91,40 168,48
F.Hit 0,93 4,92
45773,48 0,49 1,95 2.00 4,17 8,14 P5 31,39
IV 71,57 33,21 33,21 33,21 39,23 26,57
Total 243,43 198,43 180,00 156,67 144,01 125,57 1048,1 2
Rataa n 60,86 49,61 45,00 39,17 36,00 31,39
43,67
tn *
F,05 3,29 2,90
F,01 5,42 4,56
tn : tidak nyata * : nyata ** : sangat nyata 3.00 4,37 8,53 P4 36,00
4.00 4,50 8,78 P3 39,17
5.00 4,58 8,94 P2 45,00
6.00 4,64 9,05 P1 49,61
7.00 4,72 9,21 P0 60,86 .A
.B .C .D
Sri Wahyuni Sinaga : Pengaruh Pemberian Insektisida Nabati Terhadap Serangan Kedelai (Glycine max L. Merill) Di Lapangan, 2009. USU Repository © 2009
Hama Polong Pada Tanaman
Lampiran 14 Persentase Serangan R.linearis 58 hst Perlakuan P0 P1 P2 P3 P4 P5
I 60,00 50,00 50,00 30,00 30,00 20,00
Total Rataan
240,00 40,00
Ulangan II 100,00 50,00 40,00 30,00 30,00 20,00
III 80,00 50,00 40,00 40,00 40,00 30,00
IV 100,00 40,00 30,00 40,00 30,00 20,00
270,00 45,00
280,00 46,67
260,00 43,33
Total 340,00 190,00 160,00 140,00 130,00 90,00 1050,0 0 175,00
Rataa n 85,00 47,50 40,00 35,00 32,50 22,50 262,50 43,75
Persentase Serangan R.linearis 58 hst Transformasi Arc Sin √persentase Perlakuan n
Ulangan II 90,00 45,00 39,23 33,21 33,21 26,57
P0 P1 P2 P3 P4 P5
I 50,77 45,00 45,00 33,21 33,21 26,57
Total Rataan
233,76 38,96
267,22 44,54
259,34 43,22
261,45 43,57
Daftar Sidik Ragam SK dB Blok 3 Perlakuan 5 Galat 15 Total 23
JK 110,05 5120,35 1243,49 6473,89
KT 36,68 1024,07 82,90 281,47
F.Hit 0,44 12,35
Fk
43500,08
III 63,43 45,00 39,23 39,23 39,23 33,21
IV 90,00 39,23 33,21 39,23 33,21 26,57
Total 294,20 174,23 156,67 144,88 138,86 112,91 1021,7 6
Rataa n 73,55 43,56 39,17 36,22 34,72 28,23
42,57
tn **
F,05 3,29 2,90
F,01 5,42 4,56
tn : tidak nyata
Sri Wahyuni Sinaga : Pengaruh Pemberian Insektisida Nabati Terhadap Serangan Kedelai (Glycine max L. Merill) Di Lapangan, 2009. USU Repository © 2009
Hama Polong Pada Tanaman
Kk
* : nyata ** : sangat nyata
0,75
Sy W SSR 01 LSR 01 Perlakuan
1,86 2.00 4,17 7,75 P5 28,23
3.00 4,37 8,12 P4 34,72
4.00 4,50 8,36 P3 36,22
5.00 4,58 8,51 P2 39,17
6.00 4,64 8,62 P1 43,56
7.00 4,72 8,77 P0 73,55 .A
.B .C .D
Lampiran 15 Persentase Serangan R.linearis 65 hst Perlakua n P0 P1 P2 P3 P4 P5 Total Rataan
I 80,00 50,00 40,00 40,00 20,00 20,00 250,00 41,67
Ulangan II III 100,00 100,00 40,00 50,00 30,00 20,00 30,00 20,00 40,00 20,00 0,00 10,00 240,00 220,00 40,00 36,67
IV 100,00 40,00 30,00 20,00 20,00 10,00 220,00 36,67
Total
Rataan
380,00 180,00 120,00 110,00 100,00 40,00 930,00 155,00
95,00 45,00 30,00 27,50 25,00 10,00 232,50 38,75
Total
Rataan
Persentase Serangan R.linearis 65 hst Transformasi Arc Sin √persentase Perlakua n P0 P1 P2 P3 P4 P5
I 63,43 45,00 39,23 39,23 26,57 26,57
Ulangan II III 90,00 90,00 39,23 45,00 33,21 26,57 33,21 26,57 39,23 26,57 7,04 18,43
IV 90,00 39,23 33,21 26,57 26,57 18,43
333,43 168,46 132,22 125,57 118,93 70,47
Sri Wahyuni Sinaga : Pengaruh Pemberian Insektisida Nabati Terhadap Serangan Kedelai (Glycine max L. Merill) Di Lapangan, 2009. USU Repository © 2009
83,36 42,12 33,05 31,39 29,73 17,62
Hama Polong Pada Tanaman
Total Rataan
240,03 40,00
Daftar Sidik Ragam SK dB Blok 3 Perlakuan Galat Total
Fk Kk Sy W SSR 01 LSR 01 Perlakuan
5 15 23
241,92 40,32
233,13 38,86
234,01 39,00
JK 9,51
KT 3,17 2089,5 1 70,56 500,67
F.Hit 0,04 29,62
10447,57 1058,33 11515,42
37532,2 0 1,16 1,71 2.00 4,17 7,15 P5 17,62
949,09 39,55
tn
F,05 3,29
F,01 5,42
**
2,90
4,56
6.00 4,64 7,96 P1 42,12
7.00 4,72 8,09 P0 83,36 .A
tn : tidak nyata * : nyata ** : sangat nyata 3.00 4,37 7,49 P4 29,73
4.00 4,50 7,72 P3 31,39
5.00 4,58 7,85 P2 33,05
.B .C .D
Lampiran 16 Persentase Serangan R.linearis 72 hst Perlakuan P0 P1 P2 P3 P4 P5 Total
I 80,00 40,00 30,00 20,00 10,00 10,00 190,00
Ulangan II III 100,00 100,00 20,00 30,00 10,00 20,00 20,00 20,00 20,00 20,00 0,00 0,00 170,00 190,00
IV 100,00 20,00 20,00 10,00 10,00 10,00 170,00
Total
Rataan
380,00 110,00 80,00 70,00 60,00 20,00 720,00
95,00 27,50 20,00 17,50 15,00 5,00 180,00
Sri Wahyuni Sinaga : Pengaruh Pemberian Insektisida Nabati Terhadap Serangan Kedelai (Glycine max L. Merill) Di Lapangan, 2009. USU Repository © 2009
Hama Polong Pada Tanaman
Rataan
31,67
28,33
31,67
28,33
Ulangan II III 90,00 90,00 26,57 33,21 18,43 26,57 26,57 26,57 26,57 26,57 7,04 7,04 195,17 209,95 32,53 34,99
IV 90,00 26,57 26,57 18,43 18,43 18,43 198,43 33,07
120,00
30,00
Persentase Serangan R.linearis 72 hst Transformasi Arc Sin √persentase Perlakuan P0 P1 P2 P3 P4 P5 Total Rataan
I 63,43 39,23 33,21 26,57 18,43 18,43 199,31 33,22
Daftar Sidik Ragam SK dB JK KT Blok 3 20,52 6,84 Perlakuan 5 12704,78 2540,96 Galat 15 975,35 65,02 Total 23 13700,65 595,68 Fk
26857,90
Kk
1,51
Sy W SSR 01 LSR 01 Perlakuan
1,65 2.00 4,17 6,86 P5 12,74
Total 333,43 125,57 104,78 98,13 90,00 50,95 802,86
Rataan 83,36 31,39 26,19 24,53 22,50 12,74 33,45
F.Hit 0,11 39,08
tn **
F,05 3,29 2,90
F,01 5,42 4,56
tn : tidak nyata * : nyata ** : sangat nyata 3.00 4,37 7,19 P4 22,50
4.00 4,50 7,41 P3 24,53
5.00 4,58 7,54 P2 26,19
6.00 4,64 7,64 P1 31,39
7.00 4,72 7,77 P0 83,36 .A
.B .C .D
Sri Wahyuni Sinaga : Pengaruh Pemberian Insektisida Nabati Terhadap Serangan Kedelai (Glycine max L. Merill) Di Lapangan, 2009. USU Repository © 2009
Hama Polong Pada Tanaman
Lampiran 17 Data Produksi Tanaman (ton/ha) Perlakuan P0 P1 P2 P3 P4 P5 Total Rataan
I 1,33 1,43 1,86 2,06 2,06 2,00 10,74 1,79
Ulangan II III 1,16 1,43 1,57 1,40 1,33 2,23 2,23 2,10 2,10 2,07 2,09 2,25 10,48 11,48 1,75 1,91
IV 1,50 1,83 1,93 1,58 2,05 2,00 10,89 1,82
Total 5,42 6,23 7,35 7,97 8,28 8,34 43,59 7,27
Rataan 1,36 1,56 1,84 1,99 2,07 2,09 10,90 1,82
Data Produksi Tanaman (kg/plot) Transformasi √x+0,5 Perlakuan P0 P1 P2 P3 P4 P5 Total Rataan
I 2,04 2,14 2,57 2,77 2,77 2,71 14,98 2,50
Daftar Sidik Ragam SK dB Blok 3 Perlakuan 5 Galat 15 Total 23 Fk Kk
152,82 0,24
Ulangan II III 1,87 2,14 2,28 2,11 2,04 2,94 2,94 2,81 2,81 2,78 2,80 2,96 14,72 15,72 2,45 2,62
JK 0,09 1,79 0,80 2,68
KT 0,03 0,36 0,05 0,12
IV 2,21 2,54 2,64 2,29 2,76 2,71 15,13 2,52
Total 8,25 9,06 10,18 10,80 11,11 11,17 60,56 10,09
F.Hit 0,56 tn 6,74 **
Rataan 2,06 2,26 2,54 2,70 2,78 2,79 15,14 2,52
F,05 3,29 2,90
F,01 5,42 4,56
tn : tidak nyata * : nyata
Sri Wahyuni Sinaga : Pengaruh Pemberian Insektisida Nabati Terhadap Serangan Kedelai (Glycine max L. Merill) Di Lapangan, 2009. USU Repository © 2009
Hama Polong Pada Tanaman
** : sangat nyata Sy W SSR 01 LSR 01 Perlakuan
0,05 2.00 4,17 0,20 P0 2,06
3.00 4,37 0,21 P1 2,26
4.00 4,50 0,21 P2 2,54
5.00 4,58 0,22 P3 2,70
6.00 4,64 0,22 P4 2,78
7.00 4,72 0,22 P5 2,79 .A
.B .C
Sri Wahyuni Sinaga : Pengaruh Pemberian Insektisida Nabati Terhadap Serangan Kedelai (Glycine max L. Merill) Di Lapangan, 2009. USU Repository © 2009
Hama Polong Pada Tanaman