PENGARUH PEMBERIAN BUBUR BEKATUL INSTAN TERHADAP KADAR PROFIL LIPID ANAK SEKOLAH DASAR OBESITAS DI MAKASSAR
THE EFFECT OF INSTANT RICE BRAN PORRIDGE ON LIPID PROFILE LEVEL OF OBESE PRIMARY SCHOOL CHILDREN IN MAKASSAR
Abdul Azis Akbar, Saifuddin Sirajuddin, Burhanuddin Bahar Bagian Gizi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin
Alamat Korespondensi: Jln. Perintis Kemerdekaan VII, No. 5 Abdul Azis Akbar, S.Si Hp: 085255956539 Email:
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian bubur bekatul instan sebanyak 30 g terhadap profil lipid siswa yang obesitas di beberapa sekolah dasar di Makassar. Desain penelitian yang digunakan yaitu nonequivalent Control Group Design dengan jumlah sampel sebanyak 60 siswa yang obesitas.Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik responden menunjukkan nilai yang tidak signifikan antara kelompok intervensi dan kontrol. Untuk asupan energy pada kelompok intervensi mengalami peningkatan walaupun tidak signifikan (p=0.256) sedangkan untuk kelompok kontrol mengalami peningkatan secara sinifikan (p=0.061). Asupan lemak, kolestrol,karbohidrat dan serat juga mengalami peningkatan baik pada kelompok intervensi maupun kelompok kontrol walaupun tidak signifikan kecuali asupan serat untuk kelompok intervensi (p=0,000) dan asupan karbohidrat pada kelompok kontrol (p=0.018). Kadar trigliserida pada kedua kelompok mengalami peningkatan secara signifikan pada kelompok intervensi (p=0.030) dan tidak signifikan pada kelompok kontrol (p=0.223). Untuk kadar LDL kedua kelompok mengalami penurunan yang signifikan baik pada kelompok intervensi (p=0.000) maupun kelompok kontrol (p=0.021), akan tetapi penurunan pada kelompok intervensi lebih besar. Sedangkan untuk HDL terjadi peningkatan pada kelompok intervensi secara signifikan (p=0,014) dan terjadi penurunan secara tidak signifikan pada kelompok kontrol (p=0,102). Kata Kunci :Bubur bekatul instan, Obesitas, Trigliserida, LDL, HDL Abstract The aim of the research was to determine the effect of 30 g instant rice bran porridge on lipid profile of obese school children in several primary schools in Makassar. The research used nonequivalent control group design consisting of 60 obese schools children. The results of the research indicate that respondents` characteristics indicated insignificant value between intervention group and control group. Energy intake in intervention group increases insignificantly (p =0.256), while the one in control group increases significantly (p =0.061). Fat, carbohydrate, fiber and cholesterol intake increase insignificantly in both intervention group and control group, except for fiber intake intervention group (p =0.000) and carbohydrate intake in control group (p =0.018). Triglyceride level in both groups increases significantly but it is significant in intervention group (p =0.030) and insignificant in control group (p =0.223). LDL level decreases significantly in both groups, i.e. p =0.000 and p =0.021 in control group but the decreases in intervention group is bigger than the one in control group. Meanwhile, HDL level increases significantly (p =0.014) in intervention group but decreases insignificantly (p =0.102) in control group.
Keywords :Iinstant rice branporridge, obesity, triglyceride, LDL, HDL
PENDAHULUAN Obesitas merupakan masalah besar dan telah berkembang dalam ilmu kesehatan masyarakat (Gibney, 2009). Prevalensi obesitas terus meningkat sangat tajam di seluruh dunia, lebih dari 1 milyar orang dewasa kelebihan berat badan dan setidaknya 300 juta diantaranya secara klinis adalah obesitas. Peningkatan konsumsi energi yang lebih padat, konsumsi makanan dengan tingkat gula yang tinggi dan lemak jenuh, ditambah dengan aktivitas fisik yang mulai berkurang, telah menyebabkan prevalensi obesitas menjadi naik (Gutierrez, 2004) bahkan menurut WHO (2011) terjadi peningkatan tiga kali lipat bahkan lebih sejak 1980 di beberapa daerah di Amerika Utara, Inggris, Eropa Timur, Timur Tengah, Kepulauan Pasifik, Australia dan peningkatan ini seringkali terjadi lebih cepat di negara-negara berkembang daripada di negara maju Masalah kegemukan dan obesitas di Indonesia terjadi pada semua kelompok umur dan pada semua strata sosial ekonomi. Pada anak sekolah, kejadian kegemukan dan obesitas merupakan masalah yang serius karena akan berlanjut hingga usia dewasa. Secara global, pada tahun 2010 jumlah anak yang memiliki kelebihan berat badan di bawah usia lima tahun, diperkirakan mencapai lebih dari 42 juta orang (WHO, 2011).Berdasarkan estimasi dari International Obesity Task Foce (IOTF) bahwa lebih kurang 155 juta anak usia sekolah di seluruh dunia mengalami overweight dan obese dan meningkat setiap tahunnya (Ochoa et al, 2007). Sedangkan data di Indonesiaprevalensi obes juga tinggi khususnya di kota-kota besar (Ahlian, 2005). Berdasarkan RISKESDAS (2007), prevalensi obesitas pada anak umur 6-14 tahun di Indonesia cukup tinggi yaitu 9,5% pada anak laki-laki dan 6,4% pada anak perempuan. Pada tahun 2010 angka tersebut naik menjadi 10,7% pada anak laki-laki dan 7,7% pada anak perempuan (RISKESDAS, 2010). Obesitas pada masa anak terbukti merupakan faktor yang menurunkan usia harapan hidup di banyak negara maju (Yoon, 2006). Beberapa studi juga menunjukkan bahwa obes pada anakanak akan menyebabkan obesitas pada remaja dan berlanjut pada dewasa dan berhubungan dengan berbagai masalah kesehatan seperti jantungkolesterol dan stroke(Duncan, 2011, Gonzales et al, 2010). Individu yang sudah menjadi obes sejak masa kanak-kanak mempunyai risiko lebih dari 2 kali lipat untuk mati pada usia kurang dari 55 tahun dibandingkan yang tidak obes (Soegih, 2009).
Peningkatan prevalensi obesitas disebabkan oleh berbagai faktor yang saling berhubungan satu sama lain pada seluruh aspek kehidupan, termasuk, variabel biologis lingkungan hidup, dan perilaku (Gonzales, et al, 2010). Menurut Kemenkes(2012), penyebab utama kegemukan dan obesitas yaitu asupan energi lebih tinggi daripada energi yang dikeluarkan. Asupan energi tinggi disebabkan oleh konsumsi makanan sumber energi dan lemak tinggi, sedangkan pengeluaran energi yang rendah disebabkan karena kurangnya aktivitas fisik dan sedentary life style.Menurut data RISKESDAS (2007) bahwa prevalensi kurangnya konsumsi sayur dan buah pada penduduk usia >10 tahun secara nasional mencapai angka 93,6%. Menurut Bashirian (2008), mengonsumsi lima porsi buah dan sayur per hari dapat mengurangi kematian akibat penyakit degenerative tersebut sebanyak 20%.Menurut AKG (2013), pada anak laki-laki umur 10-12 tahun kebutuhan seratnya 30 g per hari sedangkan untuk anak perempuan pada umur yang sama kebutuhan seratnya 28 g per hari. Salah satu antioksidan yang sangat berperan aktif dalam menurunkan resiko penyakit akibat obesitas yaitu gamma oryzanol (Rodrigues, 2005).Gamma oryzanol merupakan campuran asam ferulat dan alcohol triterpen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gamma oryzanol dapat menurunkan kadar kolesterol darah sehingga menurunkan resiko penyakit jantung coroner (Chia, 2006). Menurut Miller et al(2006), bekatul merupakan salah satu bahan makanan yang mengandung antioksidan gamma orizanol. Di dalam bekatul terkandung gamma oryzanol sebanyak 1-2 % yang tersedia sebagai antioksidan alami (Cicero, 2005).Ismail et al(2010), mengemukakan bahwa setiap 1 kg bekatul terdapat 300 mg gamma orizanol. Di Indonesia jumlah bekatul sangat melimpah dan belum termanfaatkan secara luas.Jumlah produksi bekatul berbanding lurus dengan produksi beras. Berdasarkan data BPS, produksi padi di Indonesia tahun 2010 mencapai 65,98 juta ton gabah kering giling. Dengan 10 persen dari total produksi padi dapat menghasilkan bekatul, maka diperkirakan akan dapat menghasilkan 6,59 juta ton bekatul. Sangat disayangkan, sampai saat ini pemanfaatan bekatul masih sangat terbatas, yaitu hanya sebagai pakan ternak.
Padahal, laporan penelitian
menyebutkan bahwa bekatul mengandung komponen bioaktif pangan yang bermanfaat bagi kesehatan, sehingga bekatul sangat berpotensi untuk dikembangkan menjadi pangan fungsional yang bernilai gizi dan menyehatkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh bubur bekatul instan terhadap kadar profil lipid siswa yang obesitas di pesisir kota Makassar
BAHAN DAN METODE Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dienam sekolah dasar yang terletak di Kecamatan Tamalate, Makassar yaitu SD Inpres Malengkeri Bertingkat, SD Malengkeri Bertingkat I, SDN Parangtambung I, SDN Parangtambung II, SDN Malengkeri I dan SDN Malengkeri II. Desain dan Variabel Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan
desain penelitian
Nonequivalent Control Group Designdimana intervensi dilakukan selama 2 bulan dengan variabel yang ingin dinilai adalah perubahan kadar profil lipid setelah pemberian bubur bekatul instan. Populasi dan Sampel Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa sekolah dasar dengan umur 10-12 tahun yang terdaftar di SD Inpres Malengkeri Bertingkat, SD Malengkeri Bertingkat I, SDN Parangtambung I, SDN Parangtambung II, SDN Malengkeri I dan SDN Malengkeri II. Sampel sebanyak 60 siswa yang telah memenuhi kriteria inlusi yakni siswa obesitas dengan indeks massa tubuh (IMT) di atas 2, bersedia mengonsumsi bubur bekatul instan selama 2 bulan dan bersedia menandatangani informed consent yang telah dikeluarkan oleh komite etik Fakultas kedokteran Universitas Hasanuddin. Kemudian sampel tersebut di bai menjadi dua kelompok yaitu kelompok intervensi (30) dan kelompok kontrol (30). Ada 9 sampel yang drop out dari penelitian, 1 dari kelompok intervensi dan 8 dari kelompok kontrol yang disebabkan karena trauma dengan suntik, pulang kampong dan tidak mau melanjutkan penelitian Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara menggunakan kuesioner terstruktur untuk mendapatkan data karakteristik orang tua siswa yaitu data mengenai umur, pendidikan orangtua, pekerjaan orangtua, pendapatan orangtua dan suku. Food Recall 24 jam untuk melihat asupan, Food Frekuensi untuk melihat kebiasaan/pola makan, pengukuran berat badan menggunakan timbangan digital merk Scale, tinggi badan diukur menggunakan microtoice dan pengukuran kadar profil lipid. Pengumpulan data dilakukan dua kali yaitu sebelum dilakukan intervensi dan setelah dilakukan intervensi, akan tetapi untuk Food Recall 24 jam dan data antropometri (berat badan) diukur setiap bulan selama penelitian. Bekatul yang digunakan pada
penelitian ini diambil dari Kabupaten Gowa yang kemudian dibawa ke laboratorium kuliner Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin. Analisis Data Data asupan makanan siswa yang telah didapat diolah menggunakan program Wi-Food untuk melihat jumlah asupan zat gizi, analisis univariat dilakukan untuk melihat gambaran distribusi frekuensi karakteristik responden termasuk data mengenai umur, jenis kelamin, suku, pendidikan orangtua, pekerjaan orangtua dan pendapatan orangtua. Analisis bivariat digunakan untuk menilai perbedaan rerata sebelum dan sesudah perlakuan pada masing-masing kelompok digunakan uji t berpasangan (paired t-test) apabila distribusi data normal dan uji wilcoxon apabila distribusi data tidak normal. Untuk melihat perbedaan rerata perubahan antara kedua kelompok digunakan uji t tidak berpasangan (independent t-test) apabila distribusi data normal dan uji mann u-whitney apabila distribusi data tidak normal. Analisis univariat dan bivariat menggunakan program SPSS.
HASIL PENELITIAN Karaktersitik sampel Tabel 1 menunjukkan karakteristik subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin, suku, pendidikan orang tua dan pendapatan keluarga.Dari gambaran tabel tersebut dapat diketahui bahwa jumlah sampel perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki. Untuk kelompok intervensi terdapat 13 sampel perempuan (44,8%) dan 16 sampel laki-laki (55,2%) sedangkan untuk kelompok kontrol terdapat 14 sampel perempuan (63,6%) dan 8 sampel laki-laki (36,4%). Pada aspek suku, hanya ada 4 suku yang masuk dalam data penelitian yaitu makassar, jawa, bugis dan ambon. Suku yang paling mendominasi baik pada kelompok intervensi maupun kelompok kontrol adalah suku makassar. Untuk kelompok intervensi, suku makassar sebanyak 20 orang (69%), kemudian diurutan kedua adalah suku jawa sebanyak 5 orang (17,2%), urutan ketiga adalah suku bugis sebanyak 3 orang (0,4%) dan terakhir adalah suku ambon sebanyak 1 orang (3,4%). Untuk kelompok kontrol, suku makassar sebanyak 17 orang (77,3%), kemudian diurutan kedua adalah suku jawa sebanyak 3 orang (13,6%), urutan ketiga adalah suku bugis sebanyak 2 orang 9,1% dan suku ambon tidak ada. Pada aspek umur, pada kelompok intervensi responden yang berusia 10 tahun berjumlah 9 anak (31,0%) dan pada kelompok kontrol berjumlah 7 anak (31,8%). Pada kelompok intervensi
responden yang berusia 11 tahun berjumlah 10 anak (34,5%) dan pada kelompok kontrol berjumlah 8 anak (36,4%) sedangkan responden yang berusia 12 tahun berjumlah 10 anak (34,5%) pada kelompok intervensi dan berjumlah 7 anak (31,8%) pada kelompok Kontrol. Untuk pendidikan orang tua, pada ayah jenjang pendidikan yang paling dominan adalahSMA baik dari kelompok intervensi (41,4%) maupun kelompok kontrol (50,0%). Untuk ibu, jenjang yang paling dominan adalah SMA baik pada kelompok intervensi (48,3%) maupun kontrol (59,1%). Ditinjau dari pekerjaan orang tua, pekerjaan ayah didominasi oleh pekerja swasta (37,9%) di kelompok Intervensi dan wiraswasta (31,8%) dikelompok kontrol. Untuk pekerjaan ibu yang paling dominan adalah ibu rumah tangga (IRT) baik dikelompok intervensi (48,3%) maupun dikelompok kontrol (50%). Khusus untuk pendapatan keluarga, jumlah pendapatan yang paling dominan adalah 2-<3juta (41,4%) dikelompok intervensi sedangkan untuk kelompok kontrol 2- <3juta atau > 4 juta (31,8%). Asupan zat gizi Tabel 2 menunjukkan asupan gizi responden, baik pada kelompok intervensi maupun kelompok kontrol, tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan.Hal ini menandakan bahwa distribusi data responden homogen. Analisis Bivariat Pada
Tabel
3
dapat
dilihat
asupanenergi
kelompok
intervensi
meningkat
(1825.361941.43) meskipun hasilnya tidak signifikan signifikan pre dan post test (p=0.256) sedangkan kelompok kontrol juga mengalami peningkatan (1880.981955.34) dah hasilnyapun tidak signifikan (p= 0,061).Asupan energi pada kelompok intervensi dan kontrol tidak berbeda secara signifikan (p=0,761).Asupan protein pada kelompok intervensi mengalami penurunan (61.6059.33), namun tidak signifikan (p=0.779), pada kelompok kontrol juga mengalami penurunan(61.0059.39), namun tidak signifikan (p=0.472). Asupan protein pada kelompok intervensi dan kontrol tidak berbeda secara signifikan (p=0,827). Asupan lemak pada kelompok intervensi meningkat (53.2963.44), namun tidak signifikan (p=0.210), sedangkan pada kelompok kontrol juga terjadi peningkatan asupan lemak (60.7164.77), namun tidak secara signifikan (p=0,823). Asupan lemak pada kelompok intervensi dan kontrol tidak berbeda secara signifikan (p=0.648). Asupan karbohidrat meningkat (263.84277.06) pada kelompok intervensi namun tidak signifikan (p=0,144) sedangkan pada kelompok kontrol, asupan karbohidratnya meningkat
(260.29291.78) secara signifikan (p=0,018).Asupan karbohidrat antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol tidak berbeda secara signifikan (p=0.588). Asupan serat pada kelompok intervensi meningkat (7.2416.14) secara signifikan (p=0,000), sedangkan pada kelompok kontrol juga meningkat (6.997.80), namun tidak signifikan (p=0,107).Asupan serat antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol berbeda secara signifikan (p=0.000).Asupan kolestrol meningkat pada kelompok intervensi (262.76296.80) namun tidak signifikan (p=0.362) dan kontrol (296.57310.94), namun tidak berbeda secara signifikan (p=0.571), begitupula apabila dibandingkan intervensi dan kontrol (p=0,939). Tabel 4 menunjukkan bahwa adanya peningkatan berat badan secara signifikan baik pada kelompok intervensi (p=0.005) dan kelompok kontrol (p=0.005). Untuk trigliserida terjadi peningkatan secara signifikan pada kelompok intervensi (p=0,030) sedangkan untuk kelompok kontrol juga mengalami peningkatan tetapi tidak signifikan (p=0,223). Begitupun juga pada hasil pemeriksaan darah HDL, terjadi peningkatan secara signifikan pada kelompok intervensi (p=0.014) sedangkan untuk kelompok kontrol terjadi penurunan secara tidak signifikan (p=0.102). Sedangkan pada hasil pemeriksaan LDL terjadi penurunan secara signifikanbaik pada kelompok intervensi (p=0,000) maupun kelompok kontrol (p=0,021)
PEMBAHASAN Penelitian ini menemukan bahwa pemberian bubur bekatul instan berpengaruh secara signifikan pada perubahan peningkatan kadar HDL dan penurunan kadar LDL serta tidak berpengaruh pada penurunan kadar trigliserida. Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan trigliserida secara signifikan (p=0,030). Hal ini dapat dilihat pada perubahan nilai mean dari (105,10±66,55) saat pre test menjadi (131,62±44,64) setelah post test. Sedangkan pada kelompok kontrol dengan 22 responden yang tidak mengonsumsi bubur bekatul instan, menunjukkan bahwa trigliseridanya juga mengalami peningkatan secara tidak signifikan (p=0,223). Hal ini dapat diketahui dari perubahan nilai mean dari (107,18±101,49) saat pre test menjadi (124,09±56,13) setelah post test. Hal ini tidak sesuai dengan beberapa penelitian yang mengatakan bahwa bekatul dapat menurunkan kadar trigliserida dalam darah baik pada hewan maupun pada manusia. Hal ini tidak sesuai dengan beberapa penelitian yang mengatakan bahwa bekatul dapat menurunkan kadar trigliserida dalam darah seperti yang dilakukan oleh Chia (2006) pada marmut.
Hasil berbeda ini dapat terjadi karena disebabkan oleh beberapa hal diantaranya saat pengambilan darah, responden tidak diketahui apakah dalam keadaan puasa atau tidak (tidak makan seama 4 jam sebelum pengambilan darah). Selain itu jika dilihat dari konsumsi lemaknya juga terjadi peningkatan seperti yang terlihat pada tabel 14 yaitu 53.29± 23.54 saat pre test dan berubah menjadi 63.44±26.22 saat post test pada kelompok intervensi walaupun peningkatannya tidak signifikan (p=0,210). Begitupun halnya dengan kelompok kontrol juga terjadi peningkatan konsumsi lemak yaitu 60,71±24.27 saat pre test dan setelah post test menjadi 64,77±38.44 walaupun juga tidak signifikan (p=0,823). Dari kondisi tersebut dapat diperkirakan bahwa asupan lemak yang masuk kedalam tubuh belum tercerna dengan maksimal dalam hal ini dilakukan oleh enzim lipase yang mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Hal ini didukung dengan pernyataan Sudha (2009), yang menyatakan bahwa penurunan kadar trigliserida darah disebabkan oleh produksi enzim lipase yang mampu memecah lemak bermolekul besar menjadi substrat yang lebih kecil dan mudah dicerna. Selain itu, aktivitas asetil KoA Karboksilase yaitu enzim yang berperan dalam laju sintesis asam lemak yang juga tidak bekerja secara maksimal. Menurut Grundy (1988) dalam wijaya (2013), mekanisme peningkatan kadar trigliserida terjadi ketika tidak terjadi reduksi konsentrasi kolesterol di dalam hepatosit dan meningkatkan kinerja LDL-reseptor. Reseptor tersebut juga berhubungan erat dengan komponen-komponen VLDL, sehingga trigliserida tidak akan ikut tereduksi.Scorve(1993)dalam wijaya (2013), mengatakan bahwa naiknya sintesis asam lemak di hati merupakan faktor utama penyebab naiknyanya sintesis trigliserida di hati yang berakibat lanjut pada peningkatan konsentrasi trigliserida dalam plasma darah. Murray(2000), juga menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kolesterol darah adalah kecepatan sintesis kolesterol didalam tubuh dan lingkungan.Pakan merupakan salah satu faktor lingkungan yang memiliki kontribusi tinggi pada metabolisme lemak dan kolesterol.Prekusor kolesterol diperoleh dari pakan dan biosintesisnya yang terjadi pada organ tubuh seperti usus dan hati. Konsumsi pakan memberikan kontribusi untuk sintesis kolesterol, dimana apabila konsumsi pakan tinggi akan menyebabkan kandungan kolesterol tinggi dalam darah. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa LDL mengalami penurunan secara signifikan baik pada kelompok intervensi (p=0,00) maupun kelompok kontrol (p=0,021). Hal ini dapat dilihat
dari perubahan nilai mean pada dua kelompok yaitu pada kelompok intervensi dari (104,66±21,76) saat pre test menjadi (84,83±22,66) setelah post test sedangkan pada kelompok kontrol dari (105,27±24,01) saat pre test menjadi (89,41±34,73) setelah post test. Hasil ini sesuai dengan beberapa hasil penelitian yang mengungkapkan bahwa bekatul dapat menurunkan kadar LDL dalam darah seperti yang dikatakan oleh Adom et al(2002) dan Godberet al (2002). Selain itu dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan HDL pada kelompok intervensi secara signifikan (p=0,014) yang dapat diketahui dari perubahan nilai mean dari (41,69±13,07) saat pre test menjadi (46,21±10,97) setelah post test sedangkan untuk kelompok kontrol terjadi penurunan HDL secara tidak signifikan (p=0,102) yang dapat diketahui dariperubahan nilai mean dari (53,59±24,86) saat pre test berubah menjadi (43,73±13,73) setelah post test. Hal ini menunjukkan bahwa efek bekatul dapat terlihat dari perubahan yang terjadi pada peningkatan HDL pada kelompok intervensi. Hasil ini tidak jauh berbeda dengan hasil beberapa penelitian sebelumnya yang dijelaskan oleh Adom et al(2002) dan Godber et al (2002). Perubahan tersebut terjadi karena adanya antioksidan berupa asam ferulat dan gamma orizanol yang memiliki peranan dalam peningkatan HDL.Mekanisme terjadinya penurunan lemak darah diduga karena efek antioksidan dari asam ferulat melalui peningkatan kapasitas pengikatan LDL reseptor dan mencegah proses oksidasi lipid. Mekanisme lain yang juga berperan yaitu peningkatan aktivitas enzim cholesterol-7 alphahydroxylase, suatu enzim yang bertanggungjawab dalam proses biosintesis asam empedu. Peningkatan aktivitas enzim ini akan menstimulir konversi kolesterol menjadi asam empedu, sehingga dapat menyebabkan terjadinya penurunan kolesterol dalam darah. Gamma oryzanol mempunyai efek sebagai lipotropic yang berarti gamma oryzanol mempercepat pembuangan lemak dan mengurangi penyimpanan lemak di dalam hati (Mayes, 2001).
KESIMPULAN DAN SARAN Kami menyimpulkan bahwa pemberian bubur bekatul instan berhubungan dengan penurunan LDL dan peningkatan HDL. Sedangkan untuk trigliserida tidak memberikan pengaruh yang positif, hal ini disebabkan karena pada saat pengambilan darah responden tidak dalam keadaan berpuasa. Perlu adanya upaya pemberian dosis bekatul yang lebi variatif untuk memperoleh hasil yang maksimal
DAFTAR PUSTAKA Adom K, Liu R. (2002).Antioxidant activity of grains.Journal of Agricultural and Food Chemistry.2002;50:6182–6187. doi: 10.1021/jf0205099. Ahlian, Anzar. (2005). Perbedaan profil lipid darah pada asupan Lemak normal dan lemak tinggi pada anak Dengan obesitas usia 6-7 tahun. Tesis. Program studi Biomedik. Pasca sarjana Universitas Diponogoro. Semarang. Bashirian S, et al., 2008. Fruit and Vegetable Intakes among Elementary Schools' Pupils: Using Five-A-Day Educational Program. J Res Health Sci. Vol. 8 , 3 6 - 6 5, pp 1 . No 8. Chia Wen Chen and Hsing Hsien Cheng.(2006). A Rice Bran Oil Diet Increases LDL-Receptor and HMG-CoA Reductase mRNA Expressions and Insulin Sensitivity in Rats with Streptozotocin/Nicotinamide-Induced Type 2 Diabetes. Journal of Nutritional Biochemistry Cicero and Derosa.(2005). Rice Bran and its Main Components: Potential Role in the Management of Coronary Risk Factors. Current topics in Nutraceutical Research vol. 3, no. 1, pp. 29-46, 2005 Duncan S.,et al.,(2011).Modifiable risk factors for overweight and obesity in children and adolescents from São Paulo, Brazil.BioMed Central Public Health 11:585. Gibney, M.J. (2009). Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Penerbit EGC. Godber J, Xu Z, Hegsted M, Walker T. (2002) Rice and rice bran oil in functional foods development.Louisiana Agriculture.2002;45:9–10 Gonzalez DA, A Nazmi, and CG Victora. (2010). Growth from birth to adulthood and abdominal obesity in a Brazilian birth cohort.http://www.nature.com/ijo Gutierrez, Iet al.,(2004). Prevalence of overweight and obesity in elderly people in Spain.Obesity. 12:710-715. Ismail Halim, et al., 2010. Gamma-oryzanol rich fraction regulates theexpression of antioxidant and oxidative stress related genes in stressed rat’s liver.http://www.nutritionandmetabolism.com/content/7/1/23 Angka Kecukupan Gizi. (2013). Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.(2012). Pedoman Pencegahan dan Penanggulangan Kegemukan dan Obesitas pada Anak Sekolah. Jakarta Mayes, P.A., et al., (2001). Biokimia Harper. Edisi 25. Jakarta. Miller A, Engel KH. (2006). Content of gamma-oryzanol and composition of steryl ferulates in brown rice (Oryza sativa L.) of European origin.J Agric Food Chem. 2006 Oct 18;54(21):8127-33 Murray, K.R., et al.,(2000). Harper’s Biochemistry. Appleton and Lange.20th Edition. USA. Hal : 268 – 297 Ochoa, et al..(2007). Predictor factors for childhood obesity in a Spanish case-control study.Nutrition (Elsevier) 23:379-384. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) (2007). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan, Republik Indonesia. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) (2010). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan, Republik Indonesia. Rodrigues Silva C, et al.,(2005).Effect of a rice bran fiber diet on serum glucose levels of diabetic patients in Brazil.Arch Latinoam Nutr. Mar;55(1):23-7
Soegih RR., Wiramihardja KK. (2009). Obesitas: Permasalahan dan Terapi Praktis. Jakarta: Sagung Seto. Sudha, et al.,(2009).Probiotics as Complementary Therapy for Hypercholesterolemia.Biology and Medicine. Vol. 1 (4): Rev 4. Wijaya V, Ismoyowati dan Saleh DM. (2013). Kajian Kadar Kolesterol dan Trigliserida Darah Berbagai Jenis Itik Lokal yang Pakannya Disuplementasi dengan Probiotik.Jurnal ilmiah peternakan 1(2): 661 - 668 World Health Organization (WHO).(2011). Obesity and Overweight Yoon YS, Oh SW, Park HS.(2006). Socioeconomic status in relation to obesity and abdominal obesity in Korean adults: a focus on sex differences. Obesity. 14:909-919.
Tabel 1.
Distribusi karakteristik umum siswa dan orangtua siswa berdasarkan kelompok perlakuan dan kontrol di Kecamatan Tamalate, Makassar Intervensi
Kontrol
Laki-laki Perempuan Jawa Makassar Bugis Ambon
n(29) 16 (55,2) 13 (44,8) 5 (17,2) 20 (69,0) 3 (10,4) 1(3.4)
n(21) 8 (36,4) 14 (63,6) 3 (13,6) 17 (77,3) 2 (9,1) 0 (0)
10 tahun 11 tahun 12 tahun
9 (31,0) 10 (34,5) 10 (34,5)
7 (31,8) 8 (36,4) 7(31,8)
S3 S2 S1 Diploma SMA SMP Lainnya S2 S1 Diploma SMA SMP
0(0,0) 1 (3,4) 10 (34,5) 2(6,9) 12(41,4) 1(3,4) 3(10,3) 0(0,0) 12 (41,4) 1 (3,4) 14(48,3) 2(6,9)
1 (4,5) 0 (0,0) 8(36,4) 1(4,5) 11 (50.0) 1(4,5) 0(0,0) 1 (4,5) 6 (27,3) 1(4,5) 13(59,1) 1(4,5)
PNS TNI/Polri Pegawai Swasta Wiraswasta Lainnya PNS Pegawai Swasta Wiraswasta IRT <1juta 1-<2juta 2-<3juta 3-4 juta >4 juta
3 (10,3) 4(13,8) 11(37,9) 6(20,7) 5(17,2)
6(27,3) 1(4,5) 6(27,3) 7(31,8) 2(9,1)
3 (10,3) 5(17,2) 7(24,1) 14 (48,3)
5 (22,7) 3(13,6) 3(13,6) 11(50,0)
3 (10,3) 5 (17,2) 12 (41,4) 6 (20,7) 3(10,3)
0 (0,0) 2 (9,1) 7(31,8) 6 (27,3) 7(31,8)
Variabel Jenis Kelamin
Suku
Kelompok Umur
Pendidikan Ayah
Pendidikan Ibu
Pekerjaan Ayah
Pekerjaan Ibu
Pendapatan Keluarga
P Value
Sumber: Data Primer, 2014
0,183
0,436
0,979
0,579
0,653
0,164
0,565
0,147
Tabel 2. Analisis asupan siswa pre dan post test berdasarkan kelompok perlakuan di Kecamatan Tamalate, Makassar Pemeriksaan Energi (kkal)
Intervensi (n=29) Mean SD 1825.36 277.65
Kontrol (n=22) Mean SD 1880.98 288.96
P Value 0.518
Energi (%)
88.95
14.35
92.33
13.94
0.413
Karbohidrat
263.84
40.64
260.29
51.75
0.704
93.44
15.01
92.94
18.55
0.827
Lemak (gr)
53.29
23.54
60.71
24.27
0.287
Lemak (%)
77.76
34.70
88.92
35.95
0.309
Protein (gr)
61.60
20.10
61.00
12.28
0.819
Protein (%)
106.55
34.17
104.40
21.52
0.842
Serat (gr)
7.24
2.32
6.99
2.31
0.977
Serat (%)
24.30
7.85
24.61
7.87
0.594
Kolesterol (mg)
262.76
162.74
296.57
182.78
0.581
(gr) Karbohidrat (%)
Sumber: Data Primer, 2014
Tabel 3. Hasil pengukuran asupan makanan pre dan post test berdasarkan kelompok perlakuan dan kontrol di Kecamatan Tamalate, Makassar Variabel
Kelompok P Kelompok Kontrol P P value Intervensi value value (intervensiPre test Post Pre Test Post Test kontrol) Test 0.761 Energi (kkal) 1825.36± 1941.43 0.256 1880.98± 1955.34± 0.061 277.65 ± 288.96 344.36 358.27 61.60± 59.33± 0.779 61.00± 59.39± 0.472 0.827 Protein (gr) 20.10 16.22 12.28 19.20 53.29± 63.44± 0.210 60.71± 64.77± 0.823 0.648 Lemak (gr) 23.54 26.22 24.27 38.44 260.29± 291.78± 0.018 0.588 Karbohidrat 263.84 ± 277.06± 0.144 40.68 56.91 51.75 71.70 (gr) Serat (g)
7.24± 2.32
16.14± 2.47
0.000
6.99± 2.31
7.80± 3.03
0.107
0.000
Kolesterol (mg)
262.76± 143.24
296.80± 148.74
0.362
296.57±1 82.78
310.94± 209.34
0.571
0.939
Tabel 4. Hasil pengukuran Antropometrik dan Kadar Trigliserida, HDL dan LDL berdasarkan kelompok perlakuan di Kecamatan Tamalate, Makassar Variabel
Kelompok Intervensi Pre test Post Test 53.68± Berat Badan 52.67± 9.04 8.87 (kg) Trigliserida( 105,10± 131,62± 66,55 44,64 mg/dl) LDL (mg/dl) 104,66± 84,83±2 21,76 2,66 41,69±1 46,21±1 HDL 3,07 0,97 (mg/dl) Sumber: Data Primer, 2014
P value
0.005 0.030 0.000 0,014
Kelompok Kontrol Pre Test
Post Test
49.86±9. 66 107,18±1 01,49 105,27±2 4,01 53,59± 24,86
50.92±10. 02 124,09± 56,13 89,41± 34,73 43,73± 13,73
P value
0.005
P Value (Intervensi dan kontrol) 0.403
0.223
0,254
0.021
0,754
0,102
0,245