PENGARUH PEMBERIAN TEMULAWAK INSTAN (Curcuma xanthorrhiza roxb) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL SERUM DARAH TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR HIPERKOLESTEROLEMIA
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sains Kimia
Disusun oleh : ANGGI ALHAM MURFIAN 12307144009
PROGRAM STUDI KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2016
i
PERSETUJUAN
Skripsi ini Telah Memenuhi Persyaratan Dan siap untuk Diuji
Disetujui pada Tanggal 09 November 2016
~f=-
Prof Dr. Nurfina Aznam, S. ..=.-,--p--:t NIP. 19680629 199303 1 001
NIP. 19561206 1981032002
11
PENGESAHAN Skripsi yang berjudul "Pengaruh Pemberian Temulawak Instan (Curcuma Xanthorrhiza Roxb) terhadap Kadar Kolesterol Total Serum Darah Tilrns Putih Jantan Galur Wistar Hiperkolesterolemia" yang disusun oleh Anggi Alham Murfian NIM. 12307144009 ini telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal25 November2016 dan dinyatakan lulus.
Dewan Penguji Jabatan
Nama Lengkap
Tanda tangan
Tanggal
~
1 - 2}k1/1':r
Ketua Penguji ~
Prof. Dr.Nurfina Aznam, S.U, Apt NIP. 19561206 1981032002
Dr. Sri Handayani, M.Si NIP. 19700713 1997022001
Sekretaris Penguji
Prof. Dr. Indyah Sulistyo Arty, MS NIP. 19510406 1985022001
Penguji Pendamping
Karim Teresih, SU NIP.19560824 198303 1002
Yogyakarta, 't4 Januari 2017 ~......... ~Faku1tas Matematika dan llmu Pengetahuan Alam 'versitas Negeri Yogyakarta
111
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini saya:
Nama
: Anggi Alham Murfian
Nomor Mahasiswa : 12307144009 Program Studi
: Kimia
Fakultas
: FMIPA-UNY
Judul Penelitian
: Pengaruh Pemberian Temulawak Instan (Curcuma Xanthorrhiza Roxb) terhadap Kadar Kolesterol Total
Serum Darah Tikus Putih Jantan Galur Wistar Hiperkolesterolemia Menyatakan bahwa penelitian ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri, dan sepanjang pengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau ditulis oleh orang lain atau telah dipergunakan dan diteiima sebagai persyaratan penyelesaian studi pada universitas atau institut lain, kecuali pada bagian-bagian tertentu yang telah dinyatakan dalam teks. Yogyakarta,z.~ Januari 2017 Yang Menyatakan
Anggi Alham Murfian NIM. 12307144009
IV
MOTTO
“Barang siapa keluar untuk mencari ilmu maka dia berada di jalan Allah” (HR Turmudzi) “Manusia yang paling baik di antara kamu ialah yang paling banyak memberi manfaat kepada orang lain” (HR. Bukhari)
“LAUGHTER IS TIMELESS, IMAGINATION HAS NO AGE, DREAMS ARE FOREVER ” (WALT DISNEY)
v
PERSEMBAHAN Alhamdulillahirobbil’alamin, akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Saya ucapkan rasa syukur dan terimakasih saya kepada: Tuhan YME, karena hanya atas izin dan karunia-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Puji syukur yang tak terhingga pada Tuhan penguasa alam yang mengabulkan segala do’a dan memudahkan masalah yang saya hadapi. Ayah dan Ibu saya yang telah memberikan dukungan moral maupun materi serta do’a yang tiada henti untuk kesuksesan saya, karena tiada kata seindah lantunan do’a dan tiada do’a yang paling kusyuk selain do’a yang terucap dari orang tua. Ucapan terimakasih saja takkan pernah cukup untuk membalas kebaikan orang tua. Maka, terimalah persembahan bakti dan cinta ini untuk kalian. Bapak dan Ibu Dosen pembimbing, penguji dan pengajar, yang selama ini telah tulus dan ikhlas meluangkan waktunya untuk menuntun dan mengarahkan saya, memberikan bimbingan dan pelajaran yang tiada ternilai harganya, agar saya menjadi lebih baik. Terimakasih banyak Bapak dan Ibu dosen, jasa kalian akan selalu terukir di hati. Kedua adik saya, yang senantiasa memberikan dukungan, semangat, senyum dan do’anya untuk keberhasilan ini. Cinta kalian memberikan kobaran semangat yang menggebu. Sahabat dan Teman Tersayang. Tanpa semangat, dukungan, dan bantuan kalian semua, tak kan mungkin saya sampai disini. Terimakasih untuk canda tawa, tangis, dan perjuangan yang telah kita lewati bersama dan terimakasih untuk kenangan manis yang telah mengukir selama ini. Terimakasih yang sebesar-besarnya untuk kalian semua. Akhir kata, saya persembahkan skripsi ini untuk kalian semua, orang-orang yang saya sayangi. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna untuk kemajuan ilmu pengetahuan di masa yang akan datang, Amin.
vi
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia, rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul: “Pengaruh Pemberian Temulawak Instan (Curcuma Xanthorrhiza Roxb) terhadap Kadar Kolesterol Total Serum Darah Tikus Putih Jantan Galur Wistar Hiperkolesterolemia” Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, bantuan dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, melalui kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih pada: 1. Bapak Dr. Hartono selaku Dekan FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta 2. Bapak Jaslin Ikhsan, Ph.D. selaku Ketua Jurusan dan Ketua Program Studi Kimia FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta 3. Ibu Prof. Dr. Nurfina Aznam, S.U, Apt selaku pembimbing yang telah menyertakan penulis dalam penelitian payung dan selalu memberikan arahan dan bimbingan dalam proses penyusunan laporan 4. Ibu Prof. Dr. Indyah Sulistyo Arty, MS selaku penguji utama 5. Bapak Karim Theresih, SU selaku penguji pendamping 6. Ibu Dr. Sri Handayani, M.Si selaku sekretaris penguji 7. Seluruh dosen dan staf Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta 8. Laboran
Laboratorium
Farmakologi
Universitas
Ahmad
Dahlan
Yogyakarta 9. Hanavin, Sita, dan kawan-kawan Kimia Swadana 2012 10. Panca Ratna S. (FBS’14), Intan Saridewi (FE’14), Tiokta Kartika R. (FE’14), dan Amanda PN (FBS’14) 11. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis menyadari bahwa laporan skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang bersifat membangun.
vii
Akhir kata penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat berguna dan memberikan manfaat bagi lembaga, fakultas, jurusan, mahasiswa, dan pembaca sekalian. Yogyakarta, 2016
Penulis
viii
DAFTAR ISI Halaman JUDUL ..........................................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................
iii
HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................
iv
HALAMAN MOTTO ..................................................................................
v
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................
vi
KATA PENGANTAR ..................................................................................
vii
DAFTAR ISI .................................................................................................
ix
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................
xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................
xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................
xiv
ABSTRAK ....................................................................................................
xv
ABSTRACT ..................................................................................................
xvi
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah .....................................................................
1
B. Identifikasi Masalah ...........................................................................
3
C. Pembatasan Masalah ..........................................................................
3
D. Perumusan Masalah ...........................................................................
4
E. Tujuan Penelitian ...............................................................................
4
F. Manfaat Penelitian .............................................................................
5
ix
BAB II. KAJIAN PUSTAKA ......................................................................
6
A. Deskripsi Teori ...................................................................................
6
1. Temulawak ...................................................................................
6
a. Taksonomi Tanaman Temulawak ..........................................
6
b. Ciri-ciri Morfologi .................................................................
7
c. Kandungan Kimia Rimpang Temulawak ...............................
7
d. Khasiat Temulawak................................................................
8
2. Temulawak Instan ........................................................................
10
3. Kolesterol .....................................................................................
12
a. Definisi Kolesterol .................................................................
12
b. Biosintesis Kolesterol ............................................................
16
c. Metabolisme Kolesterol .........................................................
19
B. Penelitian yang Relevan .....................................................................
21
C. Kerangka Berfikir...............................................................................
23
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN .................................................
25
A. Subjek dan Objek Penelitian ..............................................................
25
B. Variabel Penelitian .............................................................................
25
C. Alat dan Bahan Penelitian ..................................................................
25
D. Rancangan Percobaan ........................................................................
26
E. Metode Penelitian...............................................................................
26
1. Pembuatan Larutan Uji ................................................................
26
2. Perlakuan Hewan Uji ...................................................................
27
3. Pengambilan Darah ......................................................................
27
4. Pengukuran Kadar Kolesterol Total .............................................
28
F. Teknik Analisis Data ..........................................................................
28
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...........................
30
A. Hasil Penelitian ..................................................................................
30
1. Perlakuan Hewan Uji ...................................................................
30
2. Hasil Pengukuran Kadar Kolesterol Total Hewan Uji .................
30
x
3. Hasil Presentase Penurunan Kadar Kolesterol Total Hewan Uji .
32
4. Hasil Analisis Data .......................................................................
32
B. Pembahasan ........................................................................................
33
1. Metode Penelitian.........................................................................
33
2. Perlakuan Hewan Uji ...................................................................
34
3. Pengukuran Kadar Kolesterol Total .............................................
35
a. Kadar Kolesterol Hewan Uji Pemeriksaan I ..........................
35
b. Kadar Kolesterol Hewan Uji Pemeriksaan II .........................
36
c. Kadar Kolesterol Hewan Uji Pemeriksaan III .......................
37
d. Kadar Kolesterol Hewan Uji Pemeriksaan IV .......................
38
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................
40
A. Kesimpulan ........................................................................................
40
B. Saran ...................................................................................................
40
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................
41
LAMPIRAN ..................................................................................................
44
xi
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Tanaman Temulawak ...................................................................
6
Gambar 2. Struktur Kimia Kurkumin ............................................................
9
Gambar 3. Struktur Kimia Xanthorrhizol ......................................................
10
Gambar 4. Temulawak Instan ........................................................................
12
Gambar 5. Struktur Kimia Kolesterol ............................................................
13
Gambar 6. Sintesis Asam Mevalonat .............................................................
17
Gambar 7. Pembentukan Skualen ..................................................................
18
Gambar 8. Pengubahan Skualen menjadi Kolesterol .....................................
19
Gambar 9. Diagram Rata-rata Kadar Kolesterol Total Hewan Uji ................
31
xii
DAFTAR TABEL Tabel 1. Kandungan Kimia Rimpang Temulawak Kering.............................
8
Tabel 2. Daftar Makanan yang Mengandung Kolesterol ...............................
14
Tabel 3. Patokan Standar Kadar Kolesterol Menurut NCEP ATP III............
15
Tabel 4. Jenis Lipoprotein dan Komposisinya ...............................................
20
Tabel 5. Komposisi Larutan Blanko, Standar, dan Sampel ...........................
28
Tabel 6. Pengelompokan dan Perlakuan Hewan Uji......................................
30
Tabel 7. Hasil Pengukuran Kadar Kolesterol Total Hewan Uji .....................
31
Tabel 8. Hasil Presentase Penurunan Kadar Kolesterol Total pada Pemeriksaan III dan Pemeriksaan IV .......................................................................................
32
Tabel 9. Hasil Uji Homogenitas pada Pemeriksaan I ....................................
32
Tabel 10. Hasil Analisis Data Metode one way ANOVA..............................
32
Tabel 11. Hasil Uji Post Hoc Pemeriksaan Keempat ....................................
32
Tabel 12. Hasil Analisis Data metode Independent-T Test ...........................
33
Tabel 13. Hasil Analisis Data Presentase Penurunan Kadar Kolesterol Total pada Pemeriksaan III dan Pemeriksaan IV .............................................................
xiii
33
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. ....................................................................................................
45
Lampiran 2 .....................................................................................................
46
Lampiran 3 .....................................................................................................
47
Lampiran 4 .....................................................................................................
57
xiv
PENGARUH PEMBERIAN TEMULAWAK INSTAN (Curcuma xanthorrhiza roxb) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL SERUM DARAH TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR HIPERKOLESTEROLEMIA Oleh : ANGGI ALHAM MURFIAN NIM : 12307144009 Pembimbing Utama : Prof. Dr.Nurfina Aznam, SU, Apt
ABSTRAK Telah dilakukan penelitian mengenai “Pengaruh Pemberian Temulawak Instan terhadap Kadar Kolesterol Total Tikus Putih Jantan Galur Wistar Hiperkolesterolemia”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian temulawak instan terhadap kadar kolesterol total serum darah tikus putih jantan galur wistar hiperkolesterolemia. Hewan uji berupa 30 ekor tikus putih jantan galur wistar kemudian dibagi sama rata menjadi 6 kelompok perlakuan, yaitu kontrol normal, kontrol negatif (larutan Na-CMC 5%), kontrol positif (simvastatin), dan tiga kelompok perlakuan temulawak instan dengan dosis berbeda (A: 50 mg/kgBB; B: 100 mg/kgBB; C: 200 mg/kgBB). Semua kelompok diberi pakan pellet AD-2 dan minum yang sama. Diet tinggi kolesterol dilakukan dengan menginduksikan kuning telur puyuh secara peroral selama dua minggu kepada semua kelompok kecuali kelompok normal. Selanjutnya dilakukan perlakuan selama empat minggu. Pengukuran kadar kolesterol total dilakukan dengan metode Enzymatic Photometric Test CHOP-PAP (Cholesterol Oxidase Phenol Aminoantipyrin). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan metode one way ANOVA dan independent-T test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian temulawak instan mampu menurunkan kadar kolesterol total hewan uji setelah empat minggu perlakuan. Hewan uji yang telah diperlakukan diet tinggi kolesterol memiliki kadar kolesterol total yang berbeda secara signifikan setelah diberi perlakuan A dan B. Perlakuan A juga memberikan nilai kadar kolesterol yang berbeda secara signifikan dengan kontrol positif.
Kata kunci : temulawak, temulawak instan, kadar kolesterol total
xv
THE EFFECT OF TEMULAWAK INSTANT HERBAL PRODUCT Curcuma xanthorrhiza roxb) IN TOTAL CHOLESTEROL LEVEL OF HIPERCHOLESTEROLEMIC-INDUCED MALE WISTAR RATS BLOOD SERUM By : ANGGI ALHAM MURFIAN Student’s Number : 12307144009 Principal Supervisor : Prof. Dr.Nurfina Aznam, SU, Apt
ABSTRACT The research named “The Effect of Temulawak Instant Herbal Product in Total Cholesterol Level of Hipercholesterolemic-Induced Male Wistar Rats Blood Serum” had been done. This study aimed to evaluating the effect of temulawak instant herbal product in total cholesterol level of hypercholesterolemic-induced male wistar rats blood serum. Thirty male wistar rats divided equally into six treatment groups as follow: normal control, negative control (Na-CMC 0,5%), positive control (simvastatin), and three different kinds of temulawak instant herbal product-treatment (A: 50 mg kg-1 b.wt., B: 100 mg.kg-1 b.wt., and C: 200 mg.kg-1 b.wt.). Every group fed AD-2 pellets and same liquor. Hypercholesterol diet with quail egg yolk induced every group except normal control for two weeks and then got treatment for four weeks. Total cholesterol level assay determined with CHOD-PAP (Cholesterol Oxidase Phenol Aminoantipyrin) method. The results were analyzed statistically using one way ANOVA and independent-T test. The results indicated that temulawak instant herbal product (dose 50; 100; 200 mg kg-1 b.wt) had a capability to decreased total cholesterol level of tested animals blood serum after treatment for four weeks. Significantly, there was a different total cholesterol level in tested animals between treatment A and B with hypercholesterolemic-induced. Treatment A also significantly resulted a difference of total cholesterol level compared to positive control.
Key words : temulawak, temulawak instant herbal products, total cholesterol level
xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal sebagai pusat keanekaragaman hayati terbesar kedua di dunia. Negara tropis ini memiliki 30.000 jenis tumbuhan dimana 7.000 diantaranya dipercaya memiliki khasiat sebagai obat. Hal tersebut membuat Indonesia berpeluang untuk mengembangkan obat herbal yang merupakan salah satu produk industri yang prospektif dan menjanjikan di pasar lokal maupun global (Murdopo, 2014: 2). Salah satu tumbuhan yang dapat dimanfaatkan menjadi obat herbal yaitu temulawak. Secara tradisional, tumbuhan ini menghasilkan rimpang yang dapat digunakan untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan seperti menambah nafsu makan anak-anak, menyembuhkan sakit maag, batuk, asma, sariawan, malaria, ambeien, diare, perut kembung, asam urat, pegalpegal, muntaber, dan memulihkan kesehatan setelah melahirkan (Said, 2007: 9-13). Selain itu, khasiat rimpang temulawak juga telah dibuktikan secara ilmiah. Terdapat banyak sekali hasil penelitian yang melaporkan efek terapi dari herbal tersebut dan salah satunya yaitu sebagai penurun kadar kolesterol (Herliana, 2013: 102). Efek tersebut diduga disebabkan karena adanya kandungan senyawa kimia aktif berupa kurkumin yang membantu
menurunkan
kadar
kolesterol
jahat
(low
density
lipoprotein/LDL) dan meningkatkan kadar kolesterol baik (high density lipoprotein/HDL) (Nilawati dkk, 2008: 94).
1
Banyaknya khasiat yang diberikan baik berdasar pengalaman maupun data ilmiah membuat rimpang temulawak menjadi salah satu bahan baku yang banyak diolah menjadi berbagai sediaan obat yang berinovasi dengan tujuan agar mudah diterima masyarakat luas sehingga dapat meningkatkan minat masyarakat untuk mengonsumsi obat-obat dari bahan alam. Salah satu bentuk sediaan obat yang berbahan rimpang temulawak yaitu serbuk instan. Adapun keuntungan dari bentuk sediaan ini yaitu mudah digunakan, nyaman, dan mengandung dosis obat yang tepat (Allen dalam Kartikasari, 2009: 87). Namun penelitian mengenai efek rimpang temulawak dalam bentuk olahan terhadap kadar kolesterol total masih tergolong jarang sehingga menimbulkan keraguan mengenai khasiat obat herbal tersebut. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor seperti ketidakpastian zat aktif yang memberikan efek terapi karena banyaknya senyawa kimia yang terkandung. Selain itu, kandungan kimia rimpang temulawak juga dipengaruhi oleh jenis tanaman yang digunakan, varietas tanaman, letak geografis/tempat tumbuh, iklim, cara pembudidayaan, cara dan waktu panen, dan cara perlakuan pasca panen. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian mengenai efek rimpang temulawak dalam bentuk olahan terhadap kadar kolesterol total. Penelitian mengenai efek obat herbal ini diawali dengan mengujinya terhadap hewan uji sebagaimana prosedur pengujian obat pada umumnya. Salah satu hewan uji yang dapat digunakan yaitu tikus (Dewoto, 2007: 207-208).
2
B. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah berdasarkan latar belakang di atas adalah sebagai berikut : 1. Jenis produk olahan temulawak yang dikonsumsi untuk mengetahui pengaruhnya terhadap kadar kolesterol total serum darah hewan uji. 2. Hewan uji yang digunakan. 3. Pembagian hewan uji. 4. Perlakuan hiperkolesterolemia terhadap hewan uji. 5. Analsis kadar kolesterol total serum darah hewan uji. C. Pembatasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Produk olahan temulawak yang akan diuji yaitu produk olahan berupa temulawak instan yang berbentuk serbuk dan diproduksi oleh IKOT An-Nuur yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta. 2. Hewan uji yang digunakan adalah 30 ekor tikus putih jantan galur wistar berumur ± 6 minggu. 3. Hewan uji dibagi menjadi enam kelompok yang terdiri dari kontrol normal, kontrol negatif, kontrol positif, dan perlakuan A, perlakuan B, dan perlakuan C. 4. Perlakuan hiperkolesterolemia terhadap hewan uji dilakukan dengan menginduksikan kuning telur puyuh secara peroral.
3
5. Analisis kolesterol total serum darah dilakukan menggunakan metode CHOD-PAP dari prosedur stanbio dengan instrumen Biochemistry Analyzer. D. Perumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah di
atas, maka dapat ditentukan
rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut : 1. Apakah pemberian temulawak instan mampu menurunkan kadar kolesterol total hewan uji? 2. Bagaimana pengaruh pemberian temulawak instan terhadap kadar kolesterol hewan uji bila dibandingkan dengan kelompok kontrol? 3. Bagaimana pengaruh pemberian temulawak instan terhadap kadar kolesterol hewan uji yang telah mengalami hiperkolesterolemia? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui apakah pemberian temulawak instan mampu menurunkan kadar kolesterol total hewan uji. 2. Untuk mengetahui pengaruh pemberian temulawak instan terhadap kadar kolesterol hewan uji bila dibandingkan dengan kelompok kontrol. 3. Untuk mengetahui pengaruh pemberian temulawak instan terhadap kadar kolesterol hewan uji yang telah mengalami hiperkolesterolemia.
4
F. Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah : 1. Sebagai rekomendasi untuk uji klinis pengaruh pemberian temulawak terhadap kadar kolesterol total dalam darah. 2. Bagi industri, sebagai data ilmiah yang dapat digunakan untuk mengembangkan produk-produk herbal guna menyediakan obat herbal yang berkhasiat dan aman bagi masyarakat. 3. Meningkatkan
pemanfaatan
temulawak
sebagai
tanaman
obat
tradisional sehingga masyarakat dapat membudidayakannya. 4. Bagi masyarakat sangat membantu guna mendapatkan informasi obat herbal yang murah dan berkhasiat.
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Temulawak (Curcuma Xanthorriza Roxb) a. Taksonomi Tanaman Temulawak Temulawak (Gambar 1) dalam sistematika tumbuhan termasuk dalam klasifikasi sebagai berikut : Kingdom
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Subdivisi
: Angiospermae
Kelas
: Monocotyledonae
Ordo
: Zingiberales
Famili
: Zingiberaceae
Genus
: Curcuma
Spesies
: Curcuma Xanthorrhiza ROXB
(Anonim, 2016)
Gambar 1. Tanaman temulawak
6
b. Ciri-ciri Morfologi Temulawak merupakan salah satu tanaman temu-temuan dengan tinggi mencapai 2 meter. Herbal ini berbatang semu dan berwarna hijau atau coklat gelap. Setiap batang memiliki 2-9 helai daun yang berbentuk bundar memanjang sampai lanset dengan warna hijau dan bergaris coklat keunguan. Setiap helaian daun dihubungkan dengan pelepah dan tangkai daun yang panjang. Tanaman temulawak dewasa akan memiliki bunga yang biasanya muncul dari batang semunya. Bunga temulawak terdiri atas kelopak bunga yang berwarna putih dan berbulu, mahkota bunga yang berbentuk tabung, dan helaian bunga yang berbentuk bundar memanjang, berwarna putih kekuningan dengan ujung berwarna merah muda sampai merah. Temulawak menghasilkan rimpang (umbi akar) yang merupakan bagian tanaman yang paling banyak dimanfaatkan sebagai obat. Rimpang tersebut berbentuk bulat, beraroma khas bila dibelah, dan terasa pahit bila dimakan. Daging rimpang berwarna kuning tua sedangkan kulitnya berwarna kuning kecokelatan. Rimpang temulawak merupakan rimpang terbesar bila dibandingkan dengan rimpang tanaman curcuma lainnya (Herliana, 2013: 101). c. Kandungan Kimia Rimpang Temulawak Kandungan rimpang temulawak kering (Tabel 1) terdiri atas air, abu, protein, pati, lemak, dan kurkumin dengan kadar yang bervariasi (Rosidi dkk, 2016).
7
Tabel 1. Kandungan Kimia Rimpang Temulawak Kering Kandungan Air Abu Lemak Protein Pati Kurkumin
Kadar (%) 9,80 3,29 2,84 3,30 48,59 2,02
Selain itu rimpang temulawak mengandung minyak atsiri yang dapat diperoleh dengan cara penyulingan. Minyak atsiri temulawak sebagian besar tersusun atas senyawa seskuiterpenoid dengan xanthorrhizol dan arkurkumen sebagai komponen utama dan beberapa komponen lain seperti 1,8-cineol, kurzeneron, p-cimen-8-ol, β-pinen, α-pinen, kamfen, myrcen, limonen, β-ocimen, p-cimen, terpinolen, α-p-dimetil stiren, kamfer, 2nonanol, α-elemen, β-kariofilen, terpen-4-ol, isoborneol, α-terpineol, isoborneol, kariofilen oksida, humulen oksida, dan germakron (Lim, 2016: 374). d. Khasiat Temulawak Khasiat temulawak sebagai obat telah lama dikenal, baik dalam negeri maupun luar negeri, terutama di Jerman dan Belanda. Selain berdasarkan pengalaman, khasiat temulawak juga telah banyak diketahui berdasarkan hasil penelitian sehingga dalam farmakologi Indonesia, temulawak termasuk salah satu simplisa yang harus tersedia di apotek (Said, 2007: 10). Berdasar penelitian, rimpang temulawak memliki beberapa efek farmakologi antelmintik,
seperti
antibakteri/antijamur,
antidiabetik,
analgesik,
antihepatotoksik, antiinflamasi, antioksidan, antitumor,
8
penekan syaraf pusat, diuretik, hipolipidemik, hipotermik, insektisida, dan koleretik (Nurmalina & Valley, 2012: 335-340). Efek terapi dari rimpang temulawak diduga karena adanya dua zat aktif utama yang terkandung berupa kurkumin dan xanthorrhizol yang kadarnya dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan tumbuh tanaman (Nurcholis dkk, 2012: 153-159). Kurkumin (Gambar 2) merupakan senyawa kimia yang memiliki aroma khas, berasa sedikit pahit, dan memberikan warna kuning atau jingga dalam suasana asam dan merah dalam suasana basa. Senyawa ini memiliki berbagai efek terapi seperti antiseptik, analgesik, antiinflamasi, antikanker, dan antioksidan. Senyawa ini berpotensi mengobati berbagai penyakit seperti menurunkan kadar kolesterol dalam serum, menghambat oksidasi LDL, menekan diabetes, merangsang regenerasi otot, melindungi dari penyakit radang usus, dan melindungi dari pankreatitis (Aggarwal et al., 2007: 2-12).
Gambar 2. Struktur kimia kurkumin Senyawa kimia aktif lainnya yaitu xanthorrizhol (Gambar 3). Hasil penelitian dari Korea menunjukkan bahwa pemberian xanthorrhizol 10 atau 25 mg/Kg/hari mampu menurunkan kadar kolesterol total, LDL, dan
9
HDL, dan secara signifikan mengurangi kadar gula darah mencit yang diinduksi diet lemak tinggi dan menurunkan kadar insulin, glukosa, asam lemak bebas, dan trigliserida dalam serum (Kim et al., 2014). Penelitian lain yang telah dilakukan di Bandung menunjukkan bahwa xanthorrhizol yang terkandung dalam minyak atsiri yang diisolasi dari rimpang temulawak memiliki aktivitas sitotoksik terhadap sel kanker payudara YMB-1 (Udin, 2013).
Gambar 3. Struktur kimia xanthorrhizol
2. Temulawak Instan Temulawak dapat diolah menjadi berbagai produk olahan dengan berbagai jenis bentuk sediaan, salah satunya yaitu serbuk instan. Serbuk instan adalah sediaan obat tradisional berupa butiran homogen dengan derajat halus yang sesuai, terbuat dari sari temulawak yang dimasak dengan gula yang cara penggunaannya diseduh dengan air panas atau dilarutkan dalam air dingin. Obat ini tergolong obat dalam dan memiliki kadar air kurang dari 10% (BPOM, 2014).
10
Menurut Koswara (2012: 4-8), pembuatan temulawak instan diperlukan alat, bahan, dan prosedur sebagai berikut : a. Alat : Kompor, wajan berkapasitas minimal 1 kg, blender berkapasitas 500 gram, pengaduk, kain saring, pisau, saringan 80 mesh, neraca, pengemas b. Bahan : 1 kg temulawak, 2 kg gula pasir, dan 1L air. c. Prosedur : 1) Penyortiran 2) Pencucian 3) Penimbangan (1kg) 4) Pengirisan 5) Penghancuran (blender) dengan kecepatan 3000 rpm selama 10 menit dan memerlukan 1L air 6) Pengendapan selama 5 menit 7) Penyaringan 8) Pencampuran sari temulawak dengan gula pasir 9) Pengadukan dan pemanasan pada suhu maksimal 100oC hingga terbentuk kristal 10) Pengecilan ukuran kristal dengan cara diblender dengan kecepatan 3000 rpm selama 30 detik 11) Pengayakan 80 mesh
11
12) Pengemasan.
Gambar 4. Temulawak instan Temulawak instan (Gambar 4) merupakan salah satu obat herbal yang dapat dikembangkan menjadi usaha kecil menengah (UKM) sehingga cita rasa sangat diperlukan agar dapat bersaing dengan temulawak instan maupun obat herbal yang lain. Bahan tambahan seperti kayu manis, cengkeh, dan jeruk nipis dapat digunakan untuk menciptakan cita rasa yang diinginkan (Anonim, 2016). 3. Kolesterol a. Definisi Kolesterol Kolesterol merupakan suatu lipid yang memiliki struktur steroid. Struktur tersebut (Gambar 5) terdiri atas empat cincin atom karbon yang saling berhubungan dengan tiga cincin berbentuk heksagonal dan satu cincin berbentuk pentagonal. Senyawa ini memiliki satu gugus hidroksi yang terikat secara spesifik di salah satu cincin heksagonal dan rantai karbon jenuh yang terikat di cincin pentagonal (Fried & Hademenos, 2006: 30).
12
Gambar 5. Struktur kolesterol Kolesterol sangat penting bagi manusia dan hewan karena senyawa ini berperan penting dalam dua proses biologis utama, yaitu senyawa induk untuk mensintesis semua senyawa steroid dalam tubuh, seperti hormon seks, vitamin D, dan garam empedu, serta komponen struktural dari membran sel (Ngili, 2009: 184). Kolesterol merupakan lipid yang dapat disintesis oleh tubuh manusia maupun hewan. Hampir semua jaringan yang mengandung sel berinti mampu mensintesis kolesterol, namun hati dan ususlah yang berperan besar dalam sintesis kolesterol dalam tubuh. Sintesis senyawa ini membutuhkan asetil-KoA sebagai bahan bakunya (Murray et al., 2006: 239). Selain itu, kolesterol juga dapat diperoleh dari makanan yang dikonsumsi terutama yang berasal dari hewan, sedangkan makanan yang berasal dari tumbuhan tidak mengandung kolesterol (Palmer, 2015: 2). Beberapa makanan yang mengandung kolesterol menurut Astuti (2015: 33) di antaranya dapat dilihat di tabel 2.
13
Tabel 2. Daftar Makanan yang Mengandung Kolesterol No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Jenis Makanan Putih telur ayam Teripang Daging ayam pilihan tanpa kulit Daging bebek pilihan tanpa kulit Ikan sungai biasa Daging sapi pilihan tanpa lemak Daging kelinci Daging kambing tanpa lemak Daging asap Iga sapi Daging sapi Burung dara Ikan bawal Daging sapi berlemak Lemak sapi Lemak kambing Keju Sosis daging Kepiting Udang Kerang Belut Susu sapi Susu sapi krim Coklat (cacao) Mentega/margarin Jeroan sapi Kerang putih/remis/tiram Telur ayam Jeroan kambing Cumi-cumi Kuning telur ayam Otak sapi Telur burung puyuh
Kadar Kolesterol (mg/10 g) 0 0 50 50 55 60 65 70 98 100 105 110 120 125 130 130 140 150 150 160 160 185 250 280 290 300 380 450 500 610 1170 2000 2300 3640
Kolesterol akan bermanfaat bagi tubuh bila kadarnya sesuai dengan kebutuhan. National Cholesterol Education Program Adult Panel III (NCEP ATP III) menentukan patokan standar kadar kolesterol dalam darah yang dapat dilihat pada tabel 3.
14
Tabel 3. Patokan Standar Kadar Kolesterol Menurut NCEP ATP III Kolesterol Total Keterangan < 200 mg/dL Ideal 200-239 mg/dL Batas tinggi ≥240 mg/dL Tinggi Kadar kolesterol yang terlalu tinggi sangat berbahaya bagi tubuh. Gangguan ini dikenal sebagai hiperkolesterolemia. Hiperkolesterolemia merupakan faktor risiko pertama dalam penyakit kardiovaskular seperti hipertensi dan gagal jantung. Hal tersebut karena hiperkolesterolemia merupakan salah satu pemicu terjadinya aterosklerosis yang merupakan penyakit pada arteri yang lebih besar (Aaronson et al., 2010: 74-80). Aterosklerosis merupakan dasar dari penyakit gagal jantung dan pembuluh darah. Proses terbentuknya aterosklerosis diawali dengan terbentuknya sel-sel busa yang selanjutnya membentuk alur lemak (fatty streak) di dinding pembuluh darah pada usia 10-20 tahun. Setelah mencapai usia 40-50 tahun, terjadi proses proliferatif sehingga terbentuk kerak berserat atau fibrous plak. Bila sel endotel pembuluh darah arteri di bawahnya terkoyak akibat berbagai faktor, maka trombosit akan menempel pada arteri yang rusak. Interaksi antara trombosit dengan sel endotel yang rusak akan merangsang proliferasi jaringan ikat pada dinding arteri yang disebut kerak aterosklerotik. Kerak ini akan tumbuh secara progresif selama bertahun-tahun dan bisa disertai dengan timbulnya berbagai komplikasi, salah satunya pembentukan trombus. Pembentukan trombus dalam pembuluh darah inilah yang dapat menyumbat aliran darah (Dalimartha, 2011: 9-10).
15
Menurut Astuti (2015: 23), faktor-faktor yang dapat meningkatkan kadar kolesterol antara lain : 1) kekurangan asam amino akibat asupan protein yang berkualitas rendah 2) kekurangan antioksidan dan serat akibat rendahnya asupan buah dan sayuran 3) kekurangan biotin dan karnitin akibat pengolahan serealia utuh 4) kekurangan asupan asam lemak esensial akibat asupan lemak berkualitas rendah 5) asupan lemak terhidrogenasi atau lemak olahan secara berlebihan yang banyak ditemukan pada makanan olahan 6) asupan karbohidrat yang berlebihan 7) alergi makanan 8) kekurangan hormon (testosteron, estrogen, hormon pertumbuhan, dan lain-lain). 9) jarang berolahraga 10) asupan gula secara berlebihan, dan sebagainya b. Biosintesis Kolesterol Sintesis kolesterol dalam tubuh memiliki beberapa tahap reaksi dengan bahan dasar berupa asetil-KoA. Sintesis ini diawali dengan kondensasi tiga molekul asetil-KoA membentuk hidroksimetilglutataril-KoA (HMG-KoA). yang dikatalis oleh enzim HMG-KoA sintase dan membebaskan CoA-SH.
16
HMG-KoA dengan katalis HMG-KoA reduktase dan NADPH direduksi menjadi mevalonat (Gambar 6) yang mengandung enam atom karbon.
Gambar 6. Sintesis mevalonat Mevalonat kemudian diubah menjadi unit isoprenoid aktif berupa isopentenil pirofosfat setelah mengalami reaksi fosforilasi yang dikatalis oleh
enzim
dekarboksilasi
mevalonat yang
kinase dikatalis
dan oleh
fosfomevalonat enzim
kinase,
dan
pirofosfomevalonat
dekarboksilase. Sintesis senyawa yang memiliki lima atom karbon tersebut melibatkan ATP pada setiap reaksinya. Selanjutnya unit-unit isoprenoid aktif berkondensasi membentuk skualen (Gambar 7) yang mengandung 30 atom karbon. Reaksi ini diawali dengan reaksi isomerisasi salah satu isopentenil pirofosfat menjadi
17
dimetilalil pirofosfat yang kemudian dilanjutkan dengan dua kali rekasi kondensasi dengan dua molekul isopentenil pirofosfat yang lain membentuk farensil pirfosfat. Dua molekul farensil pirofosfat selanjutnya berkondensasi membentuk skualen dengan melibatkan NADPH dan enzim farensil pirofosfatase.
Gambar 7. Sintesis skualen Tahap terakhir yaitu pembentukan kolesterol dari skualen. Perincian dari reaksi ini jauh dari kata mudah, sehingga akan dijabarkan pada dasarnya saja. Skualen diubah menjadi skualen epoksida dengan bantuan NADPH dan gas oksigen. Reaksi tersebut dikatalis oleh enzim skualen monooksigenase. Skualen epoksida kemudian mengalami reaksi kompleks untuk menjadi lanosterol. Reaksi ini dikatalis oleh skualen epoksida
18
siklase. Mekanisme reaksi ini berlangsung secara bersamaan. Selanjutnya yaitu reaksi konversi lanosterol menjadi kolesterol (Gambar 8). Reaksi yang sangat kompleks ini membutuhkan 20 langkah untuk menghilangkan metil dan menggerakkan ikatan rangkap (Campbell et al., 2012: 613-615).
Gambar 8. Pengubahan skualen menjadi kolesterol c. Metabolisme Kolesterol Kolesterol terkandung di dalam jaringan dan plasma darah baik dalam bentuk bebas maupun simpanan berupa ester kolesteril. Kolesterol yang diserap dari makanan maupun disintesis oleh hati harus diangkut ke berbagai jaringan untuk digunakan maupun disimpan. Cara pengangkutan kolesterol yang bersifat hidrofobik dalam plasma darah yang berbahan dasar air diatasi dengan menggabungkannya dengan protein dan lipid lain
19
sehingga menghasilkan lipoprotein yang dapat bercampur dengan air (Murray, 2006: 225-239). Menurut Tjay (2007: 507), terdapat beberapa jenis lipoprotein dalam tubuh yang dibedakan berdasar komposisi kolesterol dan lipid lainnya yang dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4. Jenis Lipoprotein dan Komposisinya Komposisi Jenis Lipoprotein Kilomikron VLDL (Very Low Density Lipoprotein)
Kandungan (%) Trigliserida Fosfolipida
Kolesterol
Protein
4 20
85 50
9 20
2 10
IDL (Intermediate Density Lipoprotein)
30
40
15
15
LDL (Low Density Lipoprotein)
70
5
12
13
HDL (High Density Lipoprotein)
25
5
20
50
Terdapat dua jalur metabolisme kolesterol, yaitu jalur eksogen dan jalur endogen. Jalur eksogen merupakan jalur metabolisme kolesterol yang bersumber dari makanan yang dikonsumsi. Jalur ini diawali dengan kolesterol, trigliserida, dan hasil pencernaan lipid lain bergabung dengan apoprotein dalam mukosa usus untuk membentuk kilomikron. Kilomikron masuk ke dalam sistem aliran darah melalui sistem limfatik yang kemudian dipecah menjadi gliserol dan asam lemak bebas oleh enzim
20
lipoprotein lipase yang berada di sel-sel endotel kapiler dalam otot dan jaringan adiposa. Sisa dari kilomikron selanjutnya diambil oleh hati dan digunakan untuk mensintesis kolesterol. Jalur lain dari metabolisme kolesterol yaitu jalur endogen. Jalur ini diawali dengan sintesis very low density lipoprotein (VLDL) dalam hati. Lipoprotein ini setelah terbentuk akan meninggalkan hati. Kemudian trigliserida yang diangkut VLDL dihidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase. Selanjutnya lipoprotein ini akan mengikat kolesterol pada lipoprotein lain di sirkulasi darah dan membentuk low density lipoprotein (LDL). LDL dengan kandungan kolesteril ester akan diambil oleh hati, sedangkan sisanya akan bersirkulasi dalam tubuh dan mendistribusikan kolesterolnya ke jaringan perifer. Selain itu, terdapat juga high density lipoprotein (HDL) yang disintesis oleh hati dan usus halus. Lipoprotein dengan densitas paling tinggi ini berfungsi mengambil kolesterol dan fosfolipid yang ada dalam darah serta memberikan ester kolesteril yang dibawanya kepada lipoprotein lain untuk diangkut ke hati yang kemudian akan diekskresikan atau diedarkan kembali ke aliran darah (Aaronson et al., 2007: 78-79). B. Penelitian yang Relevan Terdapat banyak sekali hasil penelitian baik dalam negeri maupun luar negeri yang melaporkan efek temulawak terhadap kadar kolesterol hewan uji. Hawan uji yang digunakan pada umumnya berupa tikus atau mencit,
21
namun tak menutup kemungkinan untuk menggunakan hewan uji lain seperti ayam broiler atau babi. Penelitian
yang
dilakukan
Tuli
(2014)
melaporkan
bahwa
penambahan tepung rimpang temulawak dan temu putih sebesar 2% dalam ransum tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap presentase berat rampela, pankreas, usus halus, usus besar, bahkan belum efektif meningkatkan angka rataan kolesterol HDL darah dan menurunkan angka rataan kolesterol LDL darah pada ayam broiler. Penelitian Sukandar (2012) melaporkan bahwa ekstrak temulawak dosis 25 mg/KgBB dapat menurunkan kadar LDL secara signifikan, sedangkan kombinasi ekstrak daun mutamba dosis 25 mg/KgBB dan ekstrak temulawak dosis 12,5 mg/KgBB dapat mengurangi kadar kolesterol total dan LDL secara signifikan dibandingkan dengan kelompok kontrol setelah 7 hari perlakuan. Penelitian Rahman (2013) melaporkan bahwa sediaan sirup formula ekstrak temulawak dan paliasa dengan perbandingan 54:27 mg/KgBB memiliki efektifitas optimum yang memungkinkan untuk dikembangkan lebih lanjut sebagai formula herbal terstandar karena meningkatkan kadar HDL paling tinggi dan meningkatkan kadar LDL paling rendah setelah 7 hari perlakuan dibandingkan dengan sirup formula dengan perbandingan ektrak temulawak dan paliasa 27:27 mg/KgBB serta 27:54 mg/KgBB. Penelitian Kim et al. (2014) melaporkan bahwa pemberian xanthorrhizol yang diekstrak dari temulawak dengan dosis 50 atau 100
22
mg/Kg/hari mampu mengurangi kadar kolesterol total, HDL, dan LDL dalam serum dan secara signifikan mengurangi kadar gula darah mencit yang diinduksi diet lemak tinggi, menurunkan kadar insulin, glukosa, asam lemak bebas, dan trigliserida dalam serum sehingga berpotensi sebagai agen antidiabetes untuk pengobatan diabetes tipe 2. Penelitian Devaraj et al. (2010) melaporkan bahwa ekstrak temulawak memiliki efek hepatoprotektif yang dapat bertindak sebagai pengobatan efektif untuk penyakit hati yang akut. C. Kerangka Berfikir Rimpang temulawak memiliki banyak khasiat bagi tubuh baik berdasarkan pengalaman maupun hasil penelitian. Salah satu khasiat tersebut yaitu mampu menurunkan kadar kolesterol total dalam serum. Dengan adanya khasiat tersebut, diharapkan temulawak dapat dijadikan sebagai obat herbal untuk mengobati hiperkolesterolemia. Hiperkolesterolemia merupakan suatu gangguan kesehatan di mana seseorang memiliki kadar kolesterol yang tinggi. Gangguan ini biasanya menginformasikan tingginya kadar LDL dan rendahnya kadar HDL dalam darah. Hiperkolesterolemia dapat disebabkan oleh faktor dalam seperti keturunan dan diabetes melitus, maupun faktor luar seperti jarangnya berolahraga dan diet lemak tinggi. Gangguan ini bila dibiarkan lebih lanjut dapat menyebabkan terjadinya arterosklerosis dan berpotensi menjadi penyakit mematikan seperti stroke dan jantung koroner.
23
Rimpang temulawak dapat diolah menjadi berbagai bentuk sediaan obat. Salah satunya yaitu serbuk instan. Sediaan obat ini memiliki beberapa kelebihan seperti tahan lama dan mengurangi rasa pahit dari rimpang temulawak. Cara mengonsumsi obat herbal ini yaitu dengan menyeduhnya dengan air hangat. Sediaan ini juga diharapkan dapat dijadikan minuman herbal untuk mengatur kadar kolesterol total dalam serum.
24
BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah tikus putih galur wistar usia ±6 minggu dengan berat badan ±200 gram. 2. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah kadar kolesterol total dalam serum. B. Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah dosis pemberian temulawak instan. 2. Variabel Terikat Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kadar kolesterol total dalam serum. C. Alat dan Bahan Penelitian 1. Alat-alat Penelitian Caretium
NB-201
Biochemistry
Analyzer,
vortex,
sentrifuge,
eppendorf, tabung reaksi, rak tabung reaksi, mikrokapiler, pipet mikro, neraca ohauss, neraca analitik, spet 3 mL, labu ukur 25 mL, labu ukur 100 mL, mortar dan alu, kaca arloji, dan pendingin. 2. Bahan Penelitian a. Serum sebanyak 0,5 mL b. Temulawak instan (An-Nuur)
25
c. Simvastatin d. Larutan CMC-ase 0,5% e. Kuning telur puyuh f. Larutan kolesterol total standard g. Reagen analisis CHOD-PAP siap pakai D. Rancangan Percobaan Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan, yaitu kontrol normal, kontrol positif, kontrol negatif, perlakuan A, perlakuan B, dan perlakuan C. E. Metode Penelitian 1. Pembuatan Larutan Uji a. Larutan Na-CMC 0,5% b/v 5,0 gram Na-CMC dilarutkan dalam 200 mL akuades sambil dipanaskan hingga homogen. Campuran dipindahkan ke dalam labu takar dan ditambahkan dengan akuades hingga tepat 1 L. Larutan disimpan di botol penyimpanan. b. Larutan Temulawak Instan 2 gram temulawak instan digerus dengan mortar dan dilarutkan dengan larutan Na-CMC 0,5% b/v sampai volume 100 mL. Larutan disimpan di botol penyimpanan.
26
c. Larutan Simvastatin 4 tablet (@10mg) simvastatin digerus dengan mortar dan dilarutkan dengan larutan Na-CMC 0,5% b/v sampai volume 50 mL. Larutan disimpan di botol penyimpanan. 2. Perlakuan Hewan Uji Hewan uji berupa 30 ekor tikus putih jantan galur wistar yang telah diadaptasikan selama seminggu. Hewan uji kemudian ditimbang dan dibagi sama rata menjadi enam kelompok. Kelompok tersebut terdiri dari kontrol normal, kontrol negatif, kontrol positif, pelakuan A, perlakuan B, dan perlakuan C. Perlakuan A, B, dan C berturut-turut merupakan kelompok hewan uji yang diberi temulawak instan dengan variasi dosis 50 mg/kgBB, 100 mg/kgBB, dan 200 mg/kgBB. Semua kelompok diberi pakan pellet AD-2 dan minum yang sama. Diet tinggi kolesterol dilakukan dengan menginduksikan kuning telur puyuh secara peroral selama dua minggu kepada kelompok kontrol negatif, kontrol positif, pelakuan A, perlakuan B, dan perlakuan C. Selanjutnya dilakukan pengobatan selama empat minggu. 3. Pengambilan Darah Pengambilan darah dilakukan 4 kali, yaitu sebelum perlakuan (pemeriksaan I), setelah diet hiperkolesterol (pemeriksaan II), setelah perlakuan pengobatan selama dua minggu (pemeriksaan III), dan seteah perlakuan pengobatan selama empat minggu (pemeriksaan IV). Darah diambil dari sinus orbitalis mata dengan mikrokapiler sebanyak 1-1,5 mL
27
dan ditampung dalam eppendorf. Selanjutnya darah disimpan dalam pendingin. 4. Pengujian Kadar Kolesterol Total a. Preparasi sampel Darah yang telah disimpan selama sehari di pendingin kemudian disentrifugasi selama 15 menit untuk memisahkan antara serum dari sel-sel darah. Serum yang telah terpisah diambil secara hati-hati dengan mikropipet dan ditampung ke eppendorf sebanyak 0,5 mL. b. Pengukuran Kadar Kolesterol Dibutuhkan tiga larutan dasar dalam pengukuran kadar kolesterol total, yaitu larutan blanko (RB), larutan standar (S) dan larutan sampel (U) yang komposisinya dapat dilihat pada tabel 5. Larutan tersebut masing-masing ditampung di dalam kuvet yang terpisah. Pengukuran kadar kolesterol total dilakukan menggunakan alat Biochemistry Analyzer. Tablel 5. Komposisi Larutan Blanko, Standar dan Sampel Blanko (RB) Standar (S) Sampel (U) Reagen 1,0 mL 1,0 mL 1,0 mL Kolesterol standar 0,01 mL Serum 0,01 mL F. Teknik Analisis Data Hasil pengukuran kadar kolesterol total hewan uji dianalisis dengan dua metode, yaitu one way ANNOVA (analysis of variance) dan independent-T test. Analisis data dilakukan dengan aplikasi SPSS 16.
28
Terdapat uji prasyarat dalam metode one way ANNOVA, yaitu uji homogenitas. Uji prasyarat ini dilakukan pada pemeriksaan I.
29
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Perlakuan Hewan Uji Penelitian ini menggunakan hewan uji berupa tikus putih jantan galur wistar yang berjumlah 30 ekor. Tikus tersebut dibagi menjadi 6 kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor dengan pengelompokan dan perbedaan perlakuan sebagaimana disajikan pada tabel 6.
No 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Tabel 6. Pengelompokan dan Perlakuan Hewan Uji Kelompok Perlakuan Minggu 2-3 Minggu 4-5 Minggu 6-7 Kontrol normal Kontrol negatif Kuning Larutan NaLarutan Natelur puyuh CMC 0,5% CMC 0,5% Kontrol positif Kuning Simvastatin Simvastatin telur puyuh Perlakuan A Kuning TI 50 mg/kg TI 50 mg/kg telur puyuh BB BB Perlakuan B Kuning TI 100 mg/kg TI 100 mg/kg telur puyuh BB BB Perlakuan C Kuning TI 200 mg/kg TI 200 mg/kg telur puyuh BB BB
2. Hasil Pengukuran Kadar Kolesterol Total Hewan Uji Hasil pengukuran kadar kolesterol total hewan uji disajikan dalam bentuk rata-rata yang dapat dilihat pada tabel 7. Terdapat pula diagram rata-rata kadar kolesterol (Gambar 9) untuk memperjelas perubahan peningkatan maupun penurunan rata-rata kadar kolesterol total hewan uji.
30
Tabel 7. Hasil Pengukuran Kadar Kolesterol Total Hewan Uji Kelompok
KAdar kolesterol (mg/dL)
Normal K. Negatif K. Positif Perlakuan A Perlakuan B Perlakuan C
Rata-rata Kadar Kholesterol (mg/dL) PI P II P III P IV 53,91±13,31 88,17±16,43 88,47±15,63 70,75±12,66 75,31±15,19 84,66±9,44 86,82±10,56 74,31±10,72 56,39±5,56 82,19±15,76 81,62±14,81 79,47±16,15 59,94±9,65 70,43±10,67 120,73±93,84 54,45±5,09 67,40±8,81 84,99±14,48 104,95±75,65 66,99±8,51 55,36±13,73 88,71±13,99 123,45±91,71 71,31±11,05
140.00 120.00 100.00 80.00 60.00
Pemeriksaan I
40.00
Pemeriksaan II
20.00
Pemeriksaan III
0.00
Pemeriksaan IV
Kelompok
Gambar 9. Diagram rata-rata kadar kolesterol total hewan uji Keterangan tabel 7 dan gambar 9 : PI (Pemeriksaan I) : Pengukuran kadar kolesterol total sebelum perlakuan (setelah diadaptasi selama satu minggu) P II (Pemeriksaan II) : Pengukuran kadar kolesterol total setelah diet hiperkolesterol selama dua minggu P III (Pemeriksaan III) : Pengukuran kadar kolesterol total setelah pengobatan selama dua minggu P IV (Pemeriksaan IV) : Pengukuran kadar kolesterol total setelah pengobatan selama empat minggu Perlakuan A : Pemberian Temulawak Instan dosis 50 mg/KgBB Perlakuan B : Pemberian Temulawak Instan dosis 100 mg/KgBB Perlakuan C : Pemberian Temulawak Instan dosis 200 mg/KgBB
31
3. Hasil Presentase Penurunan Kadar Kolesterol Total Hewan Uji Penurunan kadar kolesterol hewan uji terjadi dari pemeriksaan III ke pemeriksaan IV. Hasil presentase tersebut dapat dilihat pada tabel 8 Tabel 8. Hasil Presentase Penurunan Kadar Kolesterol Total pada Pemeriksaan III dan Pemeriksaan IV Kelompok Normal K. negatif K. positif Perlakuan A Perlakuan B Perlakuan C
Presentase (%) 20,03 16,80 2,63 54,90 36,17 42,23
4. Hasil Analisis Data a. Hasil Uji Homogenitas pada Pemeriksaan I Hasil uji homogenitas pada pemeriksaan I dapat dilihat pada tabel 9. Tabel 9. Hasil Uji Homogenitas pada Pemeriksaan I Variabel Taraf Signifikansi Pemeriksaan I 0,564 b. Hasil Analisis Data Metode one way ANOVA Hasil analisis data metode one way ANOVA dapat dilihat pada tabel 10. Tabel 10. Hasil Analisis Data Metode one way ANOVA Variabel Taraf Signifikansi Pemeriksaan I 0,050 Pemeriksaan II 0,341 Pemeriksaan III 0,831 Pemeriksaan IV 0,037 Tabel 11. Hasil Uji Post Hoc Pemeriksaan Keempat Kelompok Kelompok pembanding Sig. Perlakuan A Normal 0,462 K. Negatif 0,150 K. Positif 0,026 Perlakuan B 1,000 Perlakuan C 0,389
32
c. Hasil Analisis Data Metode Independent-T Test Hasil analisis data metode independent-T test dapat dilihat pada tabel 12. Tabel 12. Hasil Analisis Data Metode Independent-T Test Variabel Taraf Signifikansi I & II I & III I & IV II & III II & IV III & IV K. normal 0,007 0,006 0,075 0,978 0,097 0,084 K. positif 0,009 0,007 0,017 0,955 0,795 0,832 K. negatif 0,276 0,201 0,720 0,741 0,084 0,059 Perlakuan A 0,142 0,188 0,290 0,268 0,017 0,153 Perlakuan B 0,049 0,302 0,942 0,578 0,043 0,297 Perlakuan C 0,005 0,139 0,078 0,427 0,061 0,243 d. Hasil Analisis Data Presentase Penurunan Kadar Kolesterol Total Hasil analisis data presentase penurunan kadar kolesterol total dapat dilihat pada tabel 13. Tabel 13. Hasil Analisis Data Presentase Penurunan Kadar Kolesterol Total pada Pemeriksaan III dan Pemeriksaan IV Between groups Within groups Total
Sum of Squares 2169,541 24020,379 26189,921
Df Mean Square 5 433,908 24 1000,849 29
F 0,434
Sig. 0,821
B. Pembahasan 1. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian temulawak instan terhadap kadar kolesterol total serum hewan uji. Penelitian ini merupakan salah satu uji praklinik yang dilakukan secara in vitro dan in vivo. Uji praklinik bertujuan untuk mengetahui keamanan dan memprediksi efek obat uji terhadap manusia. Bentuk sediaan obat uji dan cara pemberian pada hewan uji disesuaikan dengan rencana pemberiannya pada manusia. Rentang waktu perlakuan pengobatan pada hewan uji
33
disesuaikan dengan lama pemberiannya terhadap manusia dengan kategori dosis tunggal dan dosis berulang selama satu minggu (Dewoto, 2007: 209). 2. Perlakuan Hewan Uji Hewan uji yang digunakan yaitu tikus putih jantan galur wistar yang masih muda, yaitu berusia ±6 minggu. Pemilihan hewan uji tersebut didasarkan atas harga yang murah, kemudahan dalam mendapatkan hewan uji, dan kemudahan dalam penanganan. (Lu, 2010: 87). Hewan uji yang digunakan berjumlah 30 ekor yang kemudian dibagi mejadi enam kelompok sesuai tabel 6. Rentang waktu penelitian ini yaitu tujuh minggu. Minggu pertama digunakan sebagai waktu adaptasi hewan uji dengan lingkungan baru. Minggu kedua dan ketiga digunakan untuk perlakuan diet hiperkolesterol pada kontrol positif, kontrol negatif, perlakuan A, perlakuan B, dan perlakuan C. Perlakuan diet hiperkolesterol dilakukan dengan cara menginduksi kuning telur puyuh secara peroral. Kuning telur puyuh dipilih dalam diet hiperkolesterol karena kuning telur puyuh memiliki kandungan kolesterol tertinggi dibanding bahan makanan lainnya (Astuti, 2015: 34). Minggu keempat hingga ketujuh digunakan untuk perlakuan pengobatan. Kontrol negatif diberikan larutan Na-CMC 0,5% yang merupakan pelarut bagi obat standar maupun obat uji. Kontrol positif diberikan obat standar berupa larutan simvastatin dengan dosis 5 mg/kgBB. Perlakuan A, perlakuan B, dan perlakuan C diberikan obat uji berupa larutan temulawak instan dengan dosis masing-masing 50 mg/kgBB, 100 mg/kgBB, dan 200
34
mg/kgBB. Dosis tersebut dipilih untuk menguji toksisitas akut kategori sangat toksik dengan rasio 2 (Lu, 2010: 88). 3. Pengukuran Kadar Kolesterol Total Pengukuran kadar kolesterol total dilakukan empat kali, yaitu setelah hewan uji diadaptasi selama satu minggu (pemeriksaan I), setelah dilakukan diet hiperkolesterol (pemeriksaan II), setelah dilakukan pengobatan selama dua minggu (pemeriksaan III), dan setelah dilakukan pengobatan selama empat minggu (pemeriksaan IV). Pemeriksaan I bertujuan untuk mengetahui kadar kolesterol total hewan uji setelah diadaptasi selama satu minggu. Pemeriksaan II bertujuan untuk mengetahui kadar kolesterol total hewan uji setelah dilakukan diet hiperkolesterol. Pemeriksaan III bertujuan untuk mengetahui kadar kolesterol total hewan uji setelah dilakukan pengobatan selama dua minggu. Pemeriksaan IV bertujuan untuk mengetahui kadar kolesterol total hewan uji setelah dilakukan pengobatan selama empat minggu. Analisis data dilakukan dengan dua metode, yaitu one way ANOVA dan independent-T test. Analisis metode one way ANOVA dilakukan untuk membandingkan perbedaan kadar kolesterol total hewan uji antar kelompok,
sedangkan
independent-T
test
digunakan
untuk
membandingkan kadar kolesterol total hewan uji antar pemeriksaan. a. Kadar Kolesterol Hewan Uji pada Pemeriksaan I Pengukuran kadar kolesterol pada pemeriksaan I dilakukan untuk mengawali sekaligus sebagai syarat penggunaan hewan uji dalam
35
penelitian. Data yang diperoleh pada pemeriksaan I (Tabel 7) kemudian diuji homogenitasnya untuk mengetahui variansi data yang didapat. Hal ini dilakukan sebagai syarat apakah data yang diperoleh dapat dianalisis dengan metode parametrik. Hasil uji homogenitas (Tabel 9) menunjukkan nilai signifikansi lebih dari 0,05 yang berarti data yang diperoleh memiliki variansi yang sama, sehingga data tersebut dapat dianalisis dengan metode parametrik, yaitu one way ANOVA. Hasil analisis data metode one way ANOVA pada pemeriksaan I (Tabel 10) menghasilkan nilai signifikansi sama dengan 0,05 yang berarti tidak ada perbedaan kadar kolesterol total yang signifikan pada hewan uji yang telah dikelompokkan tersebut. Hal ini menandakan bahwa tikus-tikus yang diperoleh dapat digunakan sebagai hewan uji dalam penelitian. b. Kadar Kolesterol Hewan Uji pada Pemeriksaan II Kadar kolesterol hewan uji pada pemeriksaan II menunjukkan adanya kecenderungan kenaikan pada semua kelompok bila dibandingkan dengan pemeriksaan I (Gambar 9). Setelah data dianalisis dengan metode independent-T test, terjadi perbedaan rata-rata kadar kolesterol total yang signifikan pada kelompok kontrol normal, kontrol positif, perlakuan B, dan perlakuan C yang ditunjukkan dengan nilai taraf signifikansi yang kurang dari 0,05 (Tabel 12). Hal ini dapat disimpulkan bahwa hewan tesebut telah mengalami hiperkolesterol. Namun hasil analisis data pada pemeriksaan II metode one way ANOVA (Tabel 10) menunjukkan nilai signifikansi lebih dari 0,05 yang berarti tidak adanya perbedaan rata-rata
36
kadar kolesterol total hewan uji yang signifikan antar kelompok. Hal ini karena semua hewan uji yang mengalami kenaikan kadar kolesterol, termasuk hewan uji pada kelompok kontrol normal yang tidak diperlakukan diet hiperkolesterol. Kenaikan kadar kolesterol total pada kelompok kontrol normal dapat disebabkan adanya gangguan sistem kardiovaskular pada hewan uji karena keadaan psikis dari hewan uji seperti stres maupun gelisah (Brannon et al., 2014: 221). c. Kadar Kolesterol Total Hewan Uji pada Pemeriksaan III Kadar kolesterol total hewan uji pada pemeriksaan III menunjukkan nilai yang paling besar dibanding dengan pemeriksaan sebelumnya kecuali pada kelompok kontrol positif (Tabel 7). Kecenderungan kenaikan ini dapat diamati pada gambar 9. Hal tersebut didukung oleh hasil analisis data metode one way ANOVA yang menghasilkan taraf signifikansi mendekati 1 (Tabel 10) serta hasil analisis data metode independent-T test pada pemeriksaan II & III yang lebih besar dari I & III (Tabel 12). Kecenderungan kenaikan pada kontrol normal kemungkinan masih disebabkan oleh faktor psikis dari hewan uji. Kecenderungan kenaikan kadar kolesterol total juga terjadi pada kelompok perlakuan A, B, dan C. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Rahman dkk (2014) dimana hewan uji mengalami kenaikan kadar kolesterol total setelah satu minggu perlakuan
pengobatan
dengan
ekstrak
temulawak
dengan
dosis
27mg/kgBB maupun 54mg/kgBB. Meskipun secara grafik kenaikan kadar kolesterol total pada kelompok perlakuan A, B, dan C cukup tinggi, namun
37
hasil analisis data melaporkan bahwa kenaikan tersebut tidak signifikan baik dibandingkan dengan pemeriksaan I maupun II (Tabel 12). Hal ini disebabkan oleh respon hewan uji yang tidak seragam (Lampiran 2). d. Kadar Kolesterol Total Hewan Uji pada Pemeriksaan IV Kadar kolesterol total hewan uji pada pemeriksaan IV menunjukkan kecenderungan penurunan pada semua kelompok (Gambar 9). Setelah dianalisis dengan metode independent-T test, didapatkan nilai signifikansi lebih dari 0,05 pada kelompok normal, negatif, perlakuan A, perlakuan B, dan perlakuan C bila dibandingkan dengan pemeriksaan I (Tabel 12). Hasil tersebut dapat diartikan bahwa kadar kolesterol total hewan uji telah normal kembali. Terjadinya keadaan tersebut pada kelompok normal kemungkinan disebabkan oleh faktor psikis hewan uji, sedangkan pada kelompok negatif disebabkan oleh terjadinya kesetimbangan kadar kolesterol dalam makanan dengan kolesterol jaringan (Murray, 2006: 243). Namun kelompok kontrol positif menunjukkan hasil yang berbeda. Meskipun pada gambar 9 menunjukkan kecenderungan penurunan, namun penurunan tersebut sangat sedikit sekali. Hal ini mungkin tidak dianjurkannya penggunaan simvastatin untuk hewan uji yang tergolong muda karena belum diketahui secara pasti aktivitasnya (Saputra, 2002: 895). Selain itu, simvastatin juga memiliki efek samping psikis seperti gelisah dan depresi (Saputra, 2002: 895) yang dapat mempengaruhi sistem kardiovaskular hewan uji (Brannon et al., 2014: 221). Selain itu, terdapat indikasi dalam simvastatin bahwa obat ini dapat digunakan apabila respon
38
terhadap diet dengan membatasi kolesterol dan lemak jenuh dan cara farmakologi lain tidak memadai (Saputra, 2002: 944). Penurunan yang terjadi pada perlakuan A, B, dan C menunjukkan efek farmakologi dari obat uji sebagai antihiperkolesterol. Hal tersebut dapat diamati dari hasil analisis data metode independent-T test pada pemeriksaan II dan IV (Tabel 12) yang menunjukkan nilai signifikansi kurang dari 0,05 pada perlakuan A dan B. Namun nilai signifikansi tersebut tidak menunjukkan adanya korelasi dengan peningkatan dosis. Hal ini juga didukung dengan hasil analisis metode one way ANOVA dimana hasil uji post hoc pada pemeriksaan IV (Tabel 11) hanya menunjukkan beda yang signifikan pada kelompok perlakuan A dengan kontrol positif saja. Hal ini berarti variasi dosis temulawak instan tidak berhubungan dengan kadar kolesterol total hewan uji. Tidak adanya tikus yang mati pada perlakuan obat uji menandakan bahwa obat uji tidak termasuk obat yang sangat toksik. Efek antihiperkolesterol obat uji secara grafik (Gambar 9) terjadi pada pemeriksaan III ke pemeriksaan IV. Presentase penurunan yang didapat (Tabel 8) menunjukkan bahwa dosis 50 mg/kgBB merupakan presentase yang terbesar dibandingkan dengan obat dosis yang lain. Hasil uji analisis presentase penurunan kadar kolesterol total hewan uji menunjukkan nilai signifikansi lebih dari 0,05 (Tabel 13) yang berarti tidak adanya penurunan kadar kolesterol total hewan uji yang signifikan.
39
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa : 1. Pemberian temulawak instan (dosis 50; 100; 200 mg/KgBB) mampu menurunkan kadar kolesterol total hewan uji setelah empat minggu perlakuan. 2. Hewan uji yang diberi temulawak instan dengan dosis 50 mg/kgBB memiliki nilai rata-rata kadar kolesterol yang berbeda secara signifikan dibandingkan dengan kelompok kontrol positif. 3. Hewan uji yang diberi temulawak instan dengan dosis 50 mg/kgBB dan 100 mg/kgBB memiliki nilai rata-rata kadar kolesterol yang berbeda secara signifikan dibandingkan dengan kadar kolesterol total hewan uji yang mengalami hiperkolesterolemia. B. Saran 1. Penelitian ini perlu dilakukan lebih lanjut dengan rentang waktu perlakuan lebih dari 2 bulan bahkan hingga 12 bulan agar mengetahui dengan pasti efek farmakologi temulawak instan terhadap makhluk hidup. 2. Perlu dilakukan penelitian yang serupa dengan bentuk sediaan lain seperti kapsul.
40
DAFTAR PUSTAKA Aaronson, P.I. Ward, J.P.T. (2007). The Cardiovascular System at a Glance : At a Glance Sistem Kardiovaskular (Alih bahasa: Juwalita Surapsari). Jakarta: Erlangga Aggarwal, B.B., Surh, Y.J., & Shishoida, S. (2007). The Molecular Targets and Therapeutic Uses of Curcumin in Health and Disease. New York: Springer Anonim. http://resepmasakanindonesia.info/resep-temulawak-instan/ pada tanggal 7 Mei 2016 pukul 14:32 WIB) Anonim. http://warintek.ristekdikti.go.id/pertanian/temulawak tanggal 30 september 2016, 16:30 WIB)
(diakses
(Diakses
pada
Astuti, N.R. (2015). Makanan-makanan Tinggi Kolesterol. Yogyakarta: Flash Books Brannon, L., Feist, J., & Updergaff, J.A. (2014) Health Psychology An Introduction Behavior and Health 8th Edition. International Edition. USA: Cengage Learning BPOM. (2014). Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2014 tentang Persyaratan Mutu Obat Tradisional Campbell, M.K., & Farrel, S.O. (2012). Biochemistry 7th Edition. Canada: Nelson Education Dalimartha, S. (2011). 36 Resep Tumbuhan Obat untuk Menurunkan Kolesterol Edisi Revisi. Jakarta: Penebar Swadaya Devaraj, S., et al. (2010). Evaluation of The Hepatoprotective Activity of Standardized Ethanolic Extract of Curcuma Xanthorrhiza Roxb. Journal of Medical Plants Research. 4(23): 2512-2517 Dewoto, H.R.. (2007). Pengembangan Obat Tradisional Indonesia menjadi Fitofarmaka. Majalah Kedokteran Indonesia. Vol: 57. Hlm. 205-211 Febriyanti, I. & Setyowati, A. (2014). Sfat Fisik Instan Temulawak (curcuma xanthorrhiza ROXB.) dengan Berbagai Rasio Penambahan Gum Arab dan Maltodekstrin dari Ekstrak Hasil Maserasi. Jurnal AgriBisnis. 05(1): 42-57 Fried, G.H., & Hademenos, G.J. (2006). Schaum’s Outlines Biologi. (Alih bahasa: Damaring Tyas). Jakarta: Erlangga
41
Hassan, F.I., & Fadzilah, A.A.M. (2014). Anti-diabetic Effect of Curcuma xanthorrhiza on Adipogenesis of 3T3-L1 Preadipocyte. Official Journal of TESMA. 03(2): 105-107 Herliana, E. (2013). Penyakit Asam Urat Kandas Berkat Herbal. Jakarta: FMedia Kartikasari, R., Astuti, I.Y., & Hartati, D. (2009). Formula Granul Instan Ekstrak Temulawak (curcuma xanthorrhiza ROXB) dengan Kombinasi Gelatin dan Dekstrin. Pharmacy. 06(1): 86-100 Kim, J.E. et al. (2008). Antibacterical Charecteristics of Curcuma xanthorrhiza Extract on Streptococcus mutans Biofilm. The Journal of Microbiology. 46(2): 228-232 Kim, M.B. et al. (2014). Antihyperglicemic and Anti-Inflammatory Effects of Standardized Curcuma xanthorrhiza Roxb. Extract and Its Active Compound Xanthorrhizol in High-Diet-Induced Obese Mice. Evidence Based-Complementary and Alternative Medicine (24 Juni 2014). Hlm. 1-10 Koswara, S., Oktavia, C.A., & Sumarto. (2012). Panduan Proses Produksi Temulawak Instan. Bogor: LPPM IPB Lim, T.K. (2016). Edible Medicinal and Non-Medicinal Plants Volume 12. New York: Springer Lu, Frank C. (2010). Toksikologi Dasar: Asas, Organ Sasaran, dan Penilaian Risiko. (Alih Bahasa: Edi Nugroho). Jakarta: UI-Press Murdopo. (2014). Obat Herbal Tradisional. Warta Ekspor (9 September 2014). Hlm: 1-20 Murray, R.K. et al. (2009). Biokimia Harper. (Alih bahasa: Brahm U. Pendit). Jakarta: EGC Ngili, Y. (2009). Biokimia Metabolisme & Energetika. Yogyakarta: Graha Ilmu Nilawati, S., Krisnatuti, D., Mahendra, B., & Djing, O.G. (2008). Care Yourself, Kolesterol. Jakarta: Penebar Plus Nurcholis, W., dkk. (2012). Variasi Bioaktif dan Bioaktivitas Tiga Nomor Harapan Temulawak pada Lokasi Budidaya Berbeda. J. Agron. Indonesia. 40(2): 153-159 Nurmalina, R. & Valley, B. (2012). 24 Herbal Legendaris untuk Kesehatan Anda. Jakarta: PT Elex Media Komputindo Palmer, M. (2015). Human Metabolism. Canada: University of Waterloo
42
Prasetyorini, Wiendarlina, I.Y., & Peron, A.B. (2011). Toksisitas Beberapa Ekstrak Rimpang Cabang Temulawak pada Larva Udang. Fitofarmaka. 01(2): 14-21 Rahman, L. dkk. (2013). Inovasi Formula dan Penerapan Teknologi Produksi Sediaan Sirup Ekstrak Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) dan Paliasa (Kleinhovia hospital Linn.) sebagai Herbal Terstandar Hepatoprotektor dan Hiperkolesterolemik. Majalah Farmasi dan Farmakologi. 17(01): 9-12 Rosidi, A., dkk. (2016). Antioxidant Potential of Temulawak (Curcuma Xanthorrhiza Roxb.). Pakistan Journal of Nutrition. 16(6): 556-560 Sabriah, A.N. (2013). Cara Ampuh Menurunkan Kolesterol Dalam Sekejab. Jakarta: Bonjer Said, A., (2007). Khasiat dan Manfaat Temulawak. Jakarta: PT. Sinar Wadja Lestari Saputra, P.H. dkk. (2002). DOI (Data Obat di Indonesia) Edisi Kesepuluh. Jakarta: Grafidian Medipress Sari, L.O.R.K. (2006). Pemanfaatan Obat Tradisional dengan Pertimbangan Manfaat dan Keamanannya. Majalah Ilmu Kefarmasian (1 April 2006). Hlm: 1-7 Sukandar, E.Y., Nurdewi, & Elfahmi. (2012). Antihypercholesterolemic Effect of Combination of Guazuma ulmifolia Lamk. Leaves and Curcuma xanthorrhiza Roxb. Rhizomes Extract in Wistar Rats. International Journal of Pharmacology 08(4): 277-282 Sylvester, W.S., Son, R., Lew, K.F., and Rukayadi, Y. (2015). Antibacterical Activity of Java Turmeric (Curcuma Xanthorrhiza Roxb.) Extract Againt Klebsiella pneumoniae Isolated from Several Vegetables. International Food Research Journal. 22(5): 1770-1776 Tilaar, M & Widjaja, B.T. (2014). The Power of Jamu. Jakarta : Kompas Media Tjay, T. H., & Rahardja, K. (2007). Obat-Obat Penting : Khasiat, Penggunaan, dan Efek Sampingnya. Jakarta: PT Elex Media Komputindo Tuli, N. dkk. (2014). The Addition Efectivenes Of Curcuma Xanthorrhiza Roxb and Curcuma Zedoria Rosc Flours in Ration On High Density Lipoprotein (HDL), Low Density Lipoprotein (LDL) and The Viscera Broiler. Jurnal Zootek. 34(Edisi khusus): 95-107 Udin, Z. (2013). Sitotoksisitas Xanthorrhizol dari Minyak Atsiri Rimpang Curcuma Xanthorrhiza Roxb. terhadap Sel Kanker Payudara YBM-1. Jurnal Kimia Terapan Indonesia. 15(1): 23-29
43
44
Lampiran 1 Cara Pembuatan Larutan Na-CMC 0,5% 5 gram Na-CMC
Gelas kimia 500 mL
200 mL akuades
Dipanaskan hingga homogen
Labu ukur 1 L
Ditambahkan akuades hingga tanda batas
Cara Membuat Laruatan Temulawak instan 2 gram serbuk temulawak instan
Mortar
dihaluskan
Serbuk temulawak instan halus
Dipindahkan ke labu ukur 100 mL
Ditambahkan larutan Na-CMC 0,5% hingga tanda batas
Cara Pembuatan Larutan Simvastatin 4 tablet simvastatin
Mortar
dihaluskan
Simvastatin halus
Dipindahkan ke labu ukur 50 mL
45
Ditambahkan larutan Na-CMC 0,5% hingga tanda batas
Lampiran 2 Data Kadar Kolesterol Total Hewan Uji Cholesterol (Mg/dL) Nama KLP
NORMAL
NEGATIF
POSITIF
PERLAKUAN A
PERLAKUAN B
PERLAKUAN C
NO 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
I
II
III
IV
51.42 50.21 48.94 42.15 76.84 54.00 68.46 74.89 92.28 86.92 58.98 64.04 54.06 49.12 55.76 64.51 51.71 49.63 60.59 73.26 78.27 64.09 54.95 72.55 67.13 38.64 50.76 75.89 51.75 59.74
80.40 70.21 89.09 114.50 86.67 83.61 85.86 86.66 96.77 70.40 87.46 71.63 79.40 66.05 106.41 80.39 56.02 62.24 75.73 77.77 100.99 100.47 74.45 77.12 71.94 67.34 96.20 93.08 83.30 103.61
94.18 64.07 85.78 91.63 106.68 99.89 96.17 76.87 78.22 82.99 91.10 72.64 80.99 62.90 100.48 180.81 54.22 37.37 255.66 75.57 79.81 88.06 61.39 238.34 57.16 68.28 80.85 286.68 90.94 90.49
73.59 80.41 51.85 64.94 82.97 76.36 75.27 56.16 69.22 84.21 68.10 80.05 104.55 62.77 81.89 57.72 53.75 54.12 60.04 46.62 74.63 77.45 59.95 59.13 63.78 76.00 58.16 69.13 65.85 87.42
46
Lampiran 3 Hasil Analsis Data Antar Kelompok
Descriptives 95% Confidence Interval for Mean Std. N pI
Mean
Deviation Std. Error
Lower
Upper
Bound
Bound
Minimum Maximum
normal
5
53.9120 13.31046
5.95262
37.3849
70.4391
42.15
76.84
negatif
5
75.3100 15.19859
6.79701
56.4385
94.1815
54.00
92.28
positif
5
56.3920
5.56573
2.48907
49.4812
63.3028
49.12
64.04
perlakuan A
5
59.9400
9.65348
4.31717
47.9536
71.9264
49.63
73.26
perlakuan B
5
67.3980
8.81350
3.94152
56.4546
78.3414
54.95
78.27
perlakuan C
5
55.3560 13.73331
6.14173
38.3038
72.4082
38.64
75.89
30
61.3847 13.05272
2.38309
56.5107
66.2586
38.64
92.28
p II normal
5
88.1740 16.42635
7.34609
67.7780 108.5700
70.21
114.50
negatif
5
84.6600
9.44116
4.22222
72.9372
96.3828
70.40
96.77
positif
5
82.1900 15.76530
7.05046
62.6148 101.7652
66.05
106.41
perlakuan A
5
70.4300 10.67581
4.77437
57.1742
83.6858
56.02
80.39
perlakuan B
5
84.9940 14.48241
6.47673
67.0117 102.9763
71.94
100.99
perlakuan C
5
88.7060 13.99243
6.25760
71.3321 106.0799
67.34
103.61
30
83.1923 13.93398
2.54399
77.9893
88.3954
56.02
114.50
p III normal
5
88.4680 15.62682
6.98853
69.0647 107.8713
64.07
106.68
negatif
5
86.8280 10.55792
4.72164
73.7186
99.9374
76.87
99.89
positif
5
81.6220 14.80748
6.62211
63.2361 100.0079
62.90
100.48
perlakuan A
5 1.2073E2 93.84509 41.96880
4.2019 237.2501
37.37
255.66
perlakuan B
5 1.0495E2 75.64975 33.83160
11.0204 198.8836
57.16
238.34
perlakuan C
5 1.2345E2 91.71393 41.01572
9.5701 237.3259
68.28
286.68
30 1.0101E2 59.38620 10.84239
78.8322 123.1825
37.37
286.68
Total
Total
Total P IV normal
5
70.7520 12.66566
5.66425
55.0255
86.4785
51.85
82.97
negatif
5
74.3080 10.72275
4.79536
60.9939
87.6221
56.16
84.21
47
positif
5
79.4720 16.15059
7.22276
59.4184
99.5256
62.77
104.55
perlakuan A
5
54.4500
5.09531
2.27869
48.1233
60.7767
46.62
60.04
perlakuan B
5
66.9880
8.50627
3.80412
56.4261
77.5499
59.13
77.45
perlakuan C
5
71.3120 11.05684
4.94477
57.5831
85.0409
58.16
87.42
30
69.5470 12.90319
2.35579
64.7289
74.3651
46.62
104.55
Total
Test of Homogeneity of Variances Levene Statistic
df1
df2
Sig.
pemeriksaan I
.795
5
24
.564
pemeriksaan II
.515
5
24
.762
pemeriksaan III
4.421
5
24
.005
pemeriksaan IV
.863
5
24
.520
ANOVA Sum of Squares pemerik Between Groups
df
Mean Square
1746.372
5
349.274
Within Groups
3194.456
24
133.102
Total
4940.828
29
pemerik Between Groups
1122.497
5
224.499
saan II Within Groups
4508.025
24
187.834
Total
5630.522
29
8210.246
5
1642.049
saan III Within Groups
94064.646
24
3919.360
Total
102274.892
29
pemerik Between Groups
1801.039
5
360.208
saan IV Within Groups
3027.241
24
126.135
Total
4828.281
29
saan I
pemerik Between Groups
48
F
Sig. 2.624
.050
1.195
.341
.419
.831
2.856
.037
Multiple Comparisons 95% Confidence Interval
Mean Dependent Variable
Difference (I) kelompok (J) kelompok
P I Bonferroni normal
negatif
positif
(I-J)
negatif
-21.39800
positif
Std. Error Sig.
Upper
Bound
Bound
.109
-45.1732
2.3772
-2.48000
7.29664 1.000
-26.2552
21.2952
perlakuan A
-6.02800
7.29664 1.000
-29.8032
17.7472
perlakuan B
-13.48600
7.29664 1.000
-37.2612
10.2892
perlakuan C
-1.44400
7.29664 1.000
-25.2192
22.3312
normal
21.39800
7.29664
.109
-2.3772
45.1732
positif
18.91800
7.29664
.239
-4.8572
42.6932
perlakuan A
15.37000
7.29664
.687
-8.4052
39.1452
perlakuan B
7.91200
7.29664 1.000
-15.8632
31.6872
perlakuan C
19.95400
.173
-3.8212
43.7292
7.29664 1.000
-21.2952
26.2552
7.29664
.239
-42.6932
4.8572
normal
2.48000
negatif
-18.91800
7.29664
Lower
7.29664
perlakuan A
-3.54800
7.29664 1.000
-27.3232
20.2272
perlakuan B
-11.00600
7.29664 1.000
-34.7812
12.7692
perlakuan C
1.03600
7.29664 1.000
-22.7392
24.8112
perlakuan A normal
6.02800
7.29664 1.000
-17.7472
29.8032
negatif
-15.37000
7.29664
.687
-39.1452
8.4052
3.54800
7.29664 1.000
-20.2272
27.3232
perlakuan B
-7.45800
7.29664 1.000
-31.2332
16.3172
perlakuan C
4.58400
7.29664 1.000
-19.1912
28.3592
perlakuan B normal
13.48600
7.29664 1.000
-10.2892
37.2612
negatif
-7.91200
7.29664 1.000
-31.6872
15.8632
positif
11.00600
7.29664 1.000
-12.7692
34.7812
perlakuan A
7.45800
7.29664 1.000
-16.3172
31.2332
perlakuan C
12.04200
7.29664 1.000
-11.7332
35.8172
1.44400
7.29664 1.000
-22.3312
25.2192
positif
perlakuan C normal
49
Games-
.173
-43.7292
3.8212
-1.03600
7.29664 1.000
-24.8112
22.7392
perlakuan A
-4.58400
7.29664 1.000
-28.3592
19.1912
perlakuan B
-12.04200
7.29664 1.000
-35.8172
11.7332
negatif
-21.39800
9.03510
.271
-54.5563
11.7603
positif
-2.48000
6.45206
.998
-29.2470
24.2870
perlakuan A
-6.02800
7.35334
.955
-33.5643
21.5083
perlakuan B
-13.48600
7.13927
.476
-40.6061
13.6341
perlakuan C
-1.44400
8.55304 1.000
-32.7023
29.8143
normal
21.39800
9.03510
.271
-11.7603
54.5563
positif
18.91800
7.23843
.245
-11.8229
49.6589
perlakuan A
15.37000
8.05216
.468
-15.4407
46.1807
perlakuan B
7.91200
7.85716
.901
-22.6671
38.4911
perlakuan C
19.95400
9.16080
.340
-13.6041
53.5121
normal
2.48000
6.45206
.998
-24.2870
29.2470
negatif
-18.91800
7.23843
.245
-49.6589
11.8229
perlakuan A
-3.54800
4.98331
.974
-22.9641
15.8681
perlakuan B
-11.00600
4.66165
.287
-28.8618
6.8498
perlakuan C
1.03600
6.62693 1.000
-26.6148
28.6868
perlakuan A normal
6.02800
7.35334
.955
-21.5083
33.5643
negatif
-15.37000
8.05216
.468
-46.1807
15.4407
3.54800
4.98331
.974
-15.8681
22.9641
perlakuan B
-7.45800
5.84581
.790
-28.8618
13.9458
perlakuan C
4.58400
7.50724
.987
-23.6596
32.8276
perlakuan B normal
13.48600
7.13927
.476
-13.6341
40.6061
negatif
-7.91200
7.85716
.901
-38.4911
22.6671
positif
11.00600
4.66165
.287
-6.8498
28.8618
perlakuan A
7.45800
5.84581
.790
-13.9458
28.8618
perlakuan C
12.04200
7.29769
.597
-15.8305
39.9145
8.55304 1.000
-29.8143
32.7023
normal
Howell
negatif
positif
negatif
-19.95400
positif
positif
perlakuan C normal
1.44400
50
7.29664
p II Bonferroni normal
negatif
positif
negatif
-19.95400
positif
9.16080
.340
-53.5121
13.6041
-1.03600
6.62693 1.000
-28.6868
26.6148
perlakuan A
-4.58400
7.50724
.987
-32.8276
23.6596
perlakuan B
-12.04200
7.29769
.597
-39.9145
15.8305
negatif
3.51400
8.66797 1.000
-24.7296
31.7576
positif
5.98400
8.66797 1.000
-22.2596
34.2276
8.66797
.776
-10.4996
45.9876
perlakuan A
17.74400
perlakuan B
3.18000
8.66797 1.000
-25.0636
31.4236
perlakuan C
-.53200
8.66797 1.000
-28.7756
27.7116
normal
-3.51400
8.66797 1.000
-31.7576
24.7296
positif
2.47000
8.66797 1.000
-25.7736
30.7136
perlakuan A
14.23000
8.66797 1.000
-14.0136
42.4736
perlakuan B
-.33400
8.66797 1.000
-28.5776
27.9096
perlakuan C
-4.04600
8.66797 1.000
-32.2896
24.1976
normal
-5.98400
8.66797 1.000
-34.2276
22.2596
negatif
-2.47000
8.66797 1.000
-30.7136
25.7736
perlakuan A
11.76000
8.66797 1.000
-16.4836
40.0036
perlakuan B
-2.80400
8.66797 1.000
-31.0476
25.4396
perlakuan C
-6.51600
8.66797 1.000
-34.7596
21.7276
perlakuan A normal
-17.74400
8.66797
.776
-45.9876
10.4996
negatif
-14.23000
8.66797 1.000
-42.4736
14.0136
positif
-11.76000
8.66797 1.000
-40.0036
16.4836
perlakuan B
-14.56400
8.66797 1.000
-42.8076
13.6796
perlakuan C
-18.27600
8.66797
.684
-46.5196
9.9676
perlakuan B normal
-3.18000
8.66797 1.000
-31.4236
25.0636
negatif
.33400
8.66797 1.000
-27.9096
28.5776
positif
2.80400
8.66797 1.000
-25.4396
31.0476
perlakuan A
14.56400
8.66797 1.000
-13.6796
42.8076
perlakuan C
-3.71200
8.66797 1.000
-31.9556
24.5316
perlakuan C normal
.53200
8.66797 1.000
-27.7116
28.7756
negatif
4.04600
8.66797 1.000
-24.1976
32.2896
51
positif
Games-
normal
Howell
negatif
6.51600
8.66797 1.000 8.66797
-21.7276
34.7596
.684
-9.9676
46.5196
perlakuan A
18.27600
perlakuan B
3.71200
8.66797 1.000
-24.5316
31.9556
negatif
3.51400
8.47302
.998
-29.5186
36.5466
positif
5.98400 10.18204
.989
-31.2344
43.2024
perlakuan A
17.74400
8.76125
.414
-15.6444
51.1324
perlakuan B
3.18000
9.79352
.999
-32.7461
39.1061
perlakuan C
-.53200
9.65000 1.000
-36.0182
34.9542
normal
-3.51400
8.47302
.998
-36.5466
29.5186
positif
2.47000
8.21803
.999
-29.3178
34.2578
perlakuan A
14.23000
6.37351
.320
-9.1459
37.6059
perlakuan B
-.33400
7.73144 1.000
-29.7822
29.1142
perlakuan C
-4.04600
7.54882
.993
-32.6317
24.5397
normal
-5.98400 10.18204
.989
-43.2024
31.2344
negatif
-2.47000
8.21803
.999
-34.2578
29.3178
perlakuan A
11.76000
8.51490
.737
-20.4649
43.9849
perlakuan B
-2.80400
9.57377 1.000
-37.8478
32.2398
perlakuan C
-6.51600
9.42690
.978
-41.0831
28.0511
perlakuan A normal
-17.74400
8.76125
.414
-51.1324
15.6444
negatif
-14.23000
6.37351
.320
-37.6059
9.1459
positif
-11.76000
8.51490
.737
-43.9849
20.4649
perlakuan B
-14.56400
8.04628
.512
-44.6263
15.4983
perlakuan C
-18.27600
7.87097
.291
-47.5502
10.9982
perlakuan B normal
-3.18000
9.79352
.999
-39.1061
32.7461
negatif
.33400
7.73144 1.000
-29.1142
29.7822
positif
2.80400
9.57377 1.000
-32.2398
37.8478
positif
perlakuan A
14.56400
8.04628
.512
-15.4983
44.6263
perlakuan C
-3.71200
9.00587
.998
-36.6269
29.2029
9.65000 1.000
-34.9542
36.0182
perlakuan C normal
.53200
negatif
4.04600
7.54882
.993
-24.5397
32.6317
positif
6.51600
9.42690
.978
-28.0511
41.0831
18.27600
7.87097
.291
-10.9982
47.5502
perlakuan A
52
p III Bonferroni normal
negatif
positif
Games-
perlakuan B
3.71200
9.00587
.998
-29.2029
36.6269
negatif
1.64000 39.59475 1.000 -127.3748
130.6548
positif
6.84600 39.59475 1.000 -122.1688
135.8608
perlakuan A
-32.25800 39.59475 1.000 -161.2728
96.7568
perlakuan B
-16.48400 39.59475 1.000 -145.4988
112.5308
perlakuan C
-34.98000 39.59475 1.000 -163.9948
94.0348
normal
-1.64000 39.59475 1.000 -130.6548
127.3748
positif
5.20600 39.59475 1.000 -123.8088
134.2208
perlakuan A
-33.89800 39.59475 1.000 -162.9128
95.1168
perlakuan B
-18.12400 39.59475 1.000 -147.1388
110.8908
perlakuan C
-36.62000 39.59475 1.000 -165.6348
92.3948
normal
-6.84600 39.59475 1.000 -135.8608
122.1688
negatif
-5.20600 39.59475 1.000 -134.2208
123.8088
perlakuan A
-39.10400 39.59475 1.000 -168.1188
89.9108
perlakuan B
-23.33000 39.59475 1.000 -152.3448
105.6848
perlakuan C
-41.82600 39.59475 1.000 -170.8408
87.1888
perlakuan A normal
32.25800 39.59475 1.000
-96.7568
161.2728
negatif
33.89800 39.59475 1.000
-95.1168
162.9128
positif
39.10400 39.59475 1.000
-89.9108
168.1188
perlakuan B
15.77400 39.59475 1.000 -113.2408
144.7888
perlakuan C
-2.72200 39.59475 1.000 -131.7368
126.2928
perlakuan B normal
16.48400 39.59475 1.000 -112.5308
145.4988
negatif
18.12400 39.59475 1.000 -110.8908
147.1388
positif
23.33000 39.59475 1.000 -105.6848
152.3448
perlakuan A
-15.77400 39.59475 1.000 -144.7888
113.2408
perlakuan C
-18.49600 39.59475 1.000 -147.5108
110.5188
perlakuan C normal
34.98000 39.59475 1.000
-94.0348
163.9948
negatif
36.62000 39.59475 1.000
-92.3948
165.6348
positif
41.82600 39.59475 1.000
-87.1888
170.8408
perlakuan A
2.72200 39.59475 1.000 -126.2928
131.7368
perlakuan B
18.49600 39.59475 1.000 -110.5188
147.5108
Normal
negatif
1.64000
53
8.43406 1.000
-30.2910
33.5710
Howell
positif
Negative
Positif
6.84600
9.62766
.975
-28.3568
42.0488
perlakuan A
-32.25800 42.54668
.962 -228.4532
163.9372
perlakuan B
-16.48400 34.54586
.995 -173.6014
140.6334
perlakuan C
-34.98000 41.60683
.944 -226.6039
156.6439
normal
-1.64000
positif
5.20600
8.43406 1.000
-33.5710
30.2910
8.13303
-25.3260
35.7380
.984
perlakuan A
-33.89800 42.23357
.953 -231.5551
163.7591
perlakuan B
-18.12400 34.15949
.991 -176.9075
140.6595
perlakuan C
-36.62000 41.28660
.932 -229.7289
156.4889
normal
-6.84600
9.62766
.975
-42.0488
28.3568
negatif
-5.20600
8.13303
.984
-35.7380
25.3260
perlakuan A
-39.10400 42.48803
.923 -235.5609
157.3529
perlakuan B
-23.33000 34.47360
.976 -180.7374
134.0774
perlakuan C
-41.82600 41.54686
.895 -233.7151
150.0631
perlakuan A normal
32.25800 42.54668
.962 -163.9372
228.4532
negatif
33.89800 42.23357
.953 -163.7591
231.5551
positif
39.10400 42.48803
.923 -157.3529
235.5609
perlakuan B
15.77400 53.90693 1.000 -183.4603
215.0083
perlakuan C
-2.72200 58.68279 1.000 -217.1617
211.7177
perlakuan B normal
16.48400 34.54586
.995 -140.6334
173.6014
negatif
18.12400 34.15949
.991 -140.6595
176.9075
positif
23.33000 34.47360
.976 -134.0774
180.7374
perlakuan A
-15.77400 53.90693 1.000 -215.0083
183.4603
perlakuan C
-18.49600 53.16828
.999 -214.5565
177.5645
perlakuan C normal
34.98000 41.60683
.944 -156.6439
226.6039
negatif
36.62000 41.28660
.932 -156.4889
229.7289
positif
41.82600 41.54686
.895 -150.0631
233.7151
2.72200 58.68279 1.000 -211.7177
217.1617
perlakuan A
p IV Bonferroni Normal
perlakuan B
18.49600 53.16828
negatif
-3.55600
7.10310 1.000
-26.7006
19.5886
positif
-8.72000
7.10310 1.000
-31.8646
14.4246
perlakuan A
16.30200
7.10310
-6.8426
39.4466
54
.999 -177.5645
.462
214.5565
Negative
Positif
GamesHowell
perlakuan B
3.76400
7.10310 1.000
-19.3806
26.9086
perlakuan C
-.56000
7.10310 1.000
-23.7046
22.5846
normal
3.55600
7.10310 1.000
-19.5886
26.7006
positif
-5.16400
7.10310 1.000
-28.3086
17.9806
perlakuan A
19.85800
7.10310
.150
-3.2866
43.0026
perlakuan B
7.32000
7.10310 1.000
-15.8246
30.4646
perlakuan C
2.99600
7.10310 1.000
-20.1486
26.1406
normal
8.72000
7.10310 1.000
-14.4246
31.8646
negatif
5.16400
7.10310 1.000
-17.9806
28.3086
.026
1.8774
48.1666
*
perlakuan A
25.02200
7.10310
perlakuan B
12.48400
7.10310 1.000
-10.6606
35.6286
perlakuan C
8.16000
7.10310 1.000
-14.9846
31.3046
perlakuan A normal
-16.30200
7.10310
.462
-39.4466
6.8426
negatif
-19.85800
7.10310
.150
-43.0026
3.2866
positif
-25.02200
*
7.10310
.026
-48.1666
-1.8774
perlakuan B
-12.53800
7.10310 1.000
-35.6826
10.6066
perlakuan C
-16.86200
7.10310
.389
-40.0066
6.2826
perlakuan B normal
-3.76400
7.10310 1.000
-26.9086
19.3806
negatif
-7.32000
7.10310 1.000
-30.4646
15.8246
positif
-12.48400
7.10310 1.000
-35.6286
10.6606
perlakuan A
12.53800
7.10310 1.000
-10.6066
35.6826
perlakuan C
-4.32400
7.10310 1.000
-27.4686
18.8206
perlakuan C normal
.56000
7.10310 1.000
-22.5846
23.7046
negatif
-2.99600
7.10310 1.000
-26.1406
20.1486
positif
-8.16000
7.10310 1.000
-31.3046
14.9846
perlakuan A
16.86200
7.10310
.389
-6.2826
40.0066
perlakuan B
4.32400
7.10310 1.000
-18.8206
27.4686
Normal
negatif
-3.55600
7.42154
.996
-30.8609
23.7489
positif
-8.72000
9.17889
.921
-42.7462
25.3062
perlakuan A
16.30200
6.10543
.227
-9.2068
41.8108
perlakuan B
3.76400
6.82313
.991
-22.0936
29.6216
perlakuan C
-.56000
7.51894 1.000
-28.1599
27.0399
55
Negative
normal
3.55600
7.42154
.996
-23.7489
30.8609
positif
-5.16400
8.66970
.988
-38.0829
27.7549
perlakuan A
19.85800
5.30923
.069
-1.6338
41.3498
perlakuan B
7.32000
6.12101
.827
-15.3414
29.9814
perlakuan C
2.99600
6.88812
.997
-22.1773
28.1693
normal
8.72000
9.17889
.921
-25.3062
42.7462
negatif
5.16400
8.66970
.988
-27.7549
38.0829
perlakuan A
25.02200
7.57369
.128
-7.8917
57.9357
perlakuan B
12.48400
8.16331
.662
-19.8929
44.8609
perlakuan C
8.16000
8.75323
.926
-24.9082
41.2282
perlakuan A normal
-16.30200
6.10543
.227
-41.8108
9.2068
negatif
-19.85800
5.30923
.069
-41.3498
1.6338
positif
-25.02200
7.57369
.128
-57.9357
7.8917
perlakuan B
-12.53800
4.43438
.169
-29.6896
4.6136
perlakuan C
-16.86200
5.44455
.138
-39.0346
5.3106
perlakuan B normal
-3.76400
6.82313
.991
-29.6216
22.0936
negatif
-7.32000
6.12101
.827
-29.9814
15.3414
positif
-12.48400
8.16331
.662
-44.8609
19.8929
perlakuan A
12.53800
4.43438
.169
-4.6136
29.6896
perlakuan C
-4.32400
6.23875
.977
-27.5038
18.8558
7.51894 1.000
-27.0399
28.1599
Positif
perlakuan C normal
.56000
negatif
-2.99600
6.88812
.997
-28.1693
22.1773
positif
-8.16000
8.75323
.926
-41.2282
24.9082
perlakuan A
16.86200
5.44455
.138
-5.3106
39.0346
perlakuan B
4.32400
6.23875
.977
-18.8558
27.5038
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
56
Lampiran 4 Hasil Analisis Data Antar Pemeriksaan Pemeriksaan I dan Pemeriksaan II Group Statistics pemeriksaan Normal
kontrol positif
kontrol negatif
perlakuan A
perlakuan B
perlakuan C
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
kadar awal
5
53.9120
13.31046
5.95262
kadar tinggi
5
88.1740
16.42635
7.34609
kadar awal
5
56.3920
5.56573
2.48907
kadar tinggi
5
82.1900
15.76530
7.05046
kadar awal
5
75.3100
15.19859
6.79701
kadar tinggi
5
84.6600
9.44116
4.22222
kadar awal
5
59.9400
9.65348
4.31717
kadar tinggi
5
70.4300
10.67581
4.77437
kadar awal
5
67.3980
8.81350
3.94152
kadar tinggi
5
84.9940
14.48241
6.47673
kadar awal
5
55.3560
13.73331
6.14173
kadar tinggi
5
88.7060
13.99243
6.25760
57
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means 95% Confidence Sig. (2-
F
Sig.
t
Df
Mean
tailed) Difference
Std. Error
Interval of the
Differenc
Difference
e
Lower
Upper
normal Equal variances
.077 .788
-3.624
8
.007
-34.26200
9.45509
-56.06547 -12.45853
-3.624 7.670
.007
-34.26200
9.45509
-56.22962 -12.29438
-3.450
8
.009
-25.79800
7.47692
-43.03982
-8.55618
-3.450 4.982
.018
-25.79800
7.47692
-45.03915
-6.55685
-1.169
8
.276
-9.35000
8.00166
-27.80185
9.10185
-1.169 6.687
.283
-9.35000
8.00166
-28.45199
9.75199
-1.630
8
.142
-10.49000
6.43681
-25.33331
4.35331
-1.630 7.920
.142
-10.49000
6.43681
-25.35935
4.37935
assumed Equal variances not assumed kontrol Equal positif
variances 3.504 .098 assumed Equal variances not assumed
kontrol Equal negatif variances 1.282 .290 assumed Equal variances not assumed perlaku Equal an A
variances
.364 .563
assumed Equal variances not assumed
58
perlaku Equal an B
variances 5.028 .055
-2.321
8
.049
-17.59600
7.58179
-35.07965
-.11235
-2.321 6.605
.055
-17.59600
7.58179
-35.74348
.55148
-3.804
8
.005
-33.35000
8.76803
-53.56912 -13.13088
-3.804 7.997
.005
-33.35000
8.76803
-53.57035 -13.12965
assumed Equal variances not assumed perlaku Equal an C
variances
.024 .882
assumed Equal variances not assumed
59
Pemeriksaan I dan Pemeriksaan III Group Statistics pemeriksaan Normal
kontrol positif
perlakuan B
perlakuan C
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
kadar awal
5
53.9120
13.31046
5.95262
perlakuan 2 minggu
5
88.4680
15.62682
6.98853
kadar awal
5
56.3920
5.56573
2.48907
perlakuan 2 minggu
5
81.6220
14.80748
6.62211
5
75.3100
15.19859
6.79701
perlakuan 2 minggu
5
86.8280
10.55792
4.72164
kadar awal
5
59.9400
9.65348
4.31717
perlakuan 2 minggu
5
1.2073E2
93.84509
41.96880
kadar awal
5
67.3980
8.81350
3.94152
perlakuan 2 minggu
5
1.0495E2
75.64975
33.83160
kadar awal
5
55.3560
13.73331
6.14173
perlakuan 2 minggu
5
1.2345E2
91.71393
41.01572
kontrol negatif kadar awal
perlakuan A
N
60
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means 95% Confidence
Sig. (2-
F
Sig.
t
df
Std. Error
Interval of the Difference
taile
Mean
Differenc
d)
Difference
e
Lower
Upper
norm Equal al
variances
.082 .782
-3.764
8 .006
-34.55600
9.18004 -55.72521
-13.38679
-3.764 7.803 .006
-34.55600
9.18004 -55.81882
-13.29318
-3.566
8 .007
-25.23000
7.07444 -41.54370
-8.91630
-3.566 5.108 .016
-25.23000
7.07444 -43.30026
-7.15974
-1.392
8 .201
-11.51800
8.27607 -30.60265
7.56665
-1.392 7.131 .206
-11.51800
8.27607 -31.01499
7.97899
-1.441
8 .188
-60.78600 42.19026 -158.07692
36.50492
-1.441 4.085 .222
-60.78600 42.19026 -176.97383
55.40183
assumed Equal variances not assumed kontro Equal l
variances
3.815 .087
positif assumed Equal variances not assumed kontro Equal l
variances
.388 .551
negati assumed f
Equal variances not assumed
perlak Equal uan A variances 20.340 .002 assumed Equal variances not assumed
61
perlak Equal uan B variances
5.030 .055
-1.103
8 .302
-37.55400 34.06043 -116.09748
40.98948
-1.103 4.109 .331
-37.55400 34.06043 -131.14351
56.03551
-1.642
8 .139
-68.09200 41.47300 -163.72892
27.54492
-1.642 4.179 .173
-68.09200 41.47300 -181.31730
45.13330
assumed Equal variances not assumed perlak Equal uan C variances
4.863 .059
assumed Equal variances not assumed
62
Pemeriksaan I dan Pemeriksaan IV Group Statistics pemeriksaan normal
kontrol positif
perlakuan B
perlakuan C
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
kadar awal
5
53.9120
13.31046
5.95262
perlakuan 4 minggu
5
70.7520
12.66566
5.66425
kadar awal
5
56.3920
5.56573
2.48907
perlakuan 4 minggu
5
79.4720
16.15059
7.22276
5
75.3100
15.19859
6.79701
perlakuan 4 minggu
5
72.2440
10.45374
4.67506
kadar awal
5
59.9400
9.65348
4.31717
perlakuan 4 minggu
5
54.3700
5.24978
2.34777
kadar awal
5
67.3980
8.81350
3.94152
perlakuan 4 minggu
5
66.9880
8.50627
3.80412
kadar awal
5
55.3560
13.73331
6.14173
perlakuan 4 minggu
5
71.3120
11.05684
4.94477
kontrol negatif kadar awal
perlakuan A
N
63
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means 95% Confidence
Sig. (2-
F
Sig.
t
df
Std. Error
Interval of the Difference
taile
Mean
Differenc
d)
Difference
e
Lower
Upper
normal Equal variances
.023 .883
-2.049
8 .075
-16.84000
8.21690 -35.78821
2.10821
-2.049 7.980 .075
-16.84000
8.21690 -35.79633
2.11633
-3.021
8 .017
-23.08000
7.63962 -40.69699
-5.46301
-3.021 4.937 .030
-23.08000
7.63962 -42.79405
-3.36595
8 .720
3.06600
8.24958 -15.95756
22.08956
.372 7.093 .721
3.06600
8.24958 -16.38968
22.52168
8 .290
5.57000
4.91426
-5.76231
16.90231
1.133 6.176 .299
5.57000
4.91426
-6.37235
17.51235
assumed Equal variances not assumed kontrol Equal positif
variances 2.248 .172 assumed Equal variances not assumed
kontrol Equal negatif variances
.691 .430
.372
assumed Equal variances not assumed perlaku Equal an A
variances 2.029 .192
1.133
assumed Equal variances not assumed
64
perlaku Equal an B
variances
.104 .755
.075
8 .942
.41000
5.47785 -12.22195
13.04195
.075 7.990 .942
.41000
5.47785 -12.22472
13.04472
8 .078
-15.95600
7.88489 -34.13859
2.22659
-2.024 7.651 .079
-15.95600
7.88489 -34.28379
2.37179
assumed Equal variances not assumed perlaku Equal an C
variances
.136 .722
-2.024
assumed Equal variances not assumed
65
Pemeriksaan II dan Pemeriksaan III Group Statistics pemeriksaan normal
kontrol positif
perlakuan B
perlakuan C
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
kadar tinggi
5
88.1740
16.42635
7.34609
perlakuan 2 minggu
5
88.4680
15.62682
6.98853
kadar tinggi
5
82.1900
15.76530
7.05046
perlakuan 2 minggu
5
81.6220
14.80748
6.62211
5
84.6600
9.44116
4.22222
perlakuan 2 minggu
5
86.8280
10.55792
4.72164
kadar tinggi
5
70.4300
10.67581
4.77437
perlakuan 2 minggu
5
1.2073E2
93.84509
41.96880
kadar tinggi
5
84.9940
14.48241
6.47673
perlakuan 2 minggu
5
1.0495E2
75.64975
33.83160
kadar tinggi
5
88.7060
13.99243
6.25760
perlakuan 2 minggu
5
1.2345E2
91.71393
41.01572
kontrol negatif kadar tinggi
perlakuan A
N
66
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means 95% Confidence
Sig. (2-
F
Sig.
t
df
Std. Error
Interval of the Difference
taile
Mean
Differenc
d)
Difference
e
Lower
Upper
normal Equal variances
.000 .993 -.029
8 .978
-.29400 10.13925 -23.67516
23.08716
-.029 7.980 .978
-.29400 10.13925 -23.68528
23.09728
assumed Equal variances not assumed kontrol Equal positif
variances
.008 .931
.059
8 .955
.56800
9.67270 -21.73730
22.87330
.059 7.969 .955
.56800
9.67270 -21.75252
22.88852
8 .741
-2.16800
6.33412 -16.77450
12.43850
-.342 7.902 .741
-2.16800
6.33412 -16.80607
12.47007
8 .268
-50.29600 42.23949 -147.70045
47.10845
4.104 .298
-50.29600 42.23949 -166.41409
65.82209
assumed Equal variances not assumed kontrol Equal negatif variances
.755 .410 -.342
assumed Equal variances not assumed perlaku Equal an A
variances 19.617 .002 assumed
1.191
Equal variances not
1.191
assumed
67
perlaku Equal an B
variances
3.819 .086 -.579
8 .578
-19.95800 34.44597 -99.39056
59.47456
-.579 4.293 .591
-19.95800 34.44597 -113.07686
73.16086
8 .427
-34.74200 41.49032 -130.41885
60.93485
-.837 4.186 .448
-34.74200 41.49032 -147.94563
78.46163
assumed Equal variances not assumed perlaku Equal an C
variances
4.752 .061 -.837
assumed Equal variances not assumed
68
Pemeriksaan II da Pemeriksaan IV Group Statistics pemeriksaan normal
kontrol positif
kontrol negatif
perlakuan A
perlakuan B
perlakuan C
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
kadar tinggi
5
88.1740
16.42635
7.34609
perlakuan 4 minggu
5
70.7520
12.66566
5.66425
kadar tinggi
5
82.1900
15.76530
7.05046
perlakuan 4 minggu
5
79.4720
16.15059
7.22276
kadar tinggi
5
84.6600
9.44116
4.22222
perlakuan 4 minggu
5
72.2440
10.45374
4.67506
kadar tinggi
5
70.4300
10.67581
4.77437
perlakuan 4 minggu
5
54.3700
5.24978
2.34777
kadar tinggi
5
84.9940
14.48241
6.47673
perlakuan 4 minggu
5
66.9880
8.50627
3.80412
kadar tinggi
5
88.7060
13.99243
6.25760
perlakuan 4 minggu
5
71.3120
11.05684
4.94477
69
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means 95% Confidence
Sig. (2-
Mean
Std. Error
taile Differenc Differenc F
Sig.
t
df
d)
e
e
Interval of the Difference Lower
Upper
normal Equal variances
.032 .862 1.878
8 .097 17.42200
9.27625
-3.96907
38.81307
1.878 7.514 .100 17.42200
9.27625
-4.21224
39.05624
8 .795
2.71800 10.09343 -20.55748
25.99348
.269 7.995 .795
2.71800 10.09343 -20.55984
25.99584
assumed Equal variances not assumed kontrol Equal positif
variances
.009 .927
.269
assumed Equal variances not assumed kontrol Equal negatif variances
.147 .711 1.971
8 .084 12.41600
6.29946
-2.11059
26.94259
1.971 7.918 .085 12.41600
6.29946
-2.13670
26.96870
8 .017 16.06000
5.32040
3.79115
28.32885
3.019 5.828 .024 16.06000
5.32040
2.94755
29.17245
assumed Equal variances not assumed perlaku Equal an A
variances 6.384 .035 3.019 assumed Equal variances not assumed
70
perlaku Equal an B
variances 7.749 .024 2.397
8 .043 18.00600
7.51128
.68495
35.32705
2.397 6.466 .051 18.00600
7.51128
-.05688
36.06888
8 .061 17.39400
7.97548
-.99750
35.78550
2.181 7.594 .063 17.39400
7.97548
-1.17004
35.95804
assumed Equal variances not assumed perlaku Equal an C
variances
.324 .585 2.181
assumed Equal variances not assumed
71
Pemeriksaan III dan Pemeriksaan IV Group Statistics pemeriksaan normal
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
perlakuan 2 minggu
5
88.4680
15.62682
6.98853
perlakuan 4 minggu
5
70.7520
12.66566
5.66425
perlakuan 2 minggu
5
81.6220
14.80748
6.62211
perlakuan 4 minggu
5
79.4720
16.15059
7.22276
kontrol negatif perlakuan 2 minggu
5
86.8280
10.55792
4.72164
perlakuan 4 minggu
5
72.2440
10.45374
4.67506
perlakuan 2 minggu
5
1.2073E2
93.84509
41.96880
perlakuan 4 minggu
5
54.3700
5.24978
2.34777
perlakuan 2 minggu
5
1.0495E2
75.64975
33.83160
perlakuan 4 minggu
5
66.9880
8.50627
3.80412
perlakuan 2 minggu
5
1.2345E2
91.71393
41.01572
perlakuan 4 minggu
5
71.3120
11.05684
4.94477
kontrol positif
perlakuan A
perlakuan B
perlakuan C
72
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means 95% Confidence
Sig. (2-
Mean
Std. Error
taile Differenc Differenc F
Sig.
t
df
d)
e
e
Interval of the Difference Lower
Upper
normal Equal variances
.033 .860 1.969
8 .084 17.71600
8.99574
-3.02821
38.46021
1.969 7.671 .086 17.71600
8.99574
-3.18403
38.61603
assumed Equal variances not assumed kontrol Equal positif
variances
.000 .986
.219
8 .832
2.15000
9.79901 -20.44656
24.74656
.219 7.940 .832
2.15000
9.79901 -20.47609
24.77609
8 .059 14.58400
6.64455
-.73836
29.90636
2.195 7.999 .059 14.58400
6.64455
-.73863
29.90663
assumed Equal variances not assumed kontrol Equal negatif variances
.184 .680 2.195
assumed Equal variances not assumed perlaku Equal an A
variances 22.839 .001 1.579
8 .153 66.35600 42.03442 -30.57554 163.28754
assumed Equal variances not
1.579 4.025 .189 66.35600 42.03442 -50.06454 182.77654
assumed
73
perlaku Equal an B
variances
4.897 .058 1.115
8 .297 37.96400 34.04480 -40.54345 116.47145
assumed Equal variances not
1.115 4.101 .326 37.96400 34.04480 -55.64732 131.57532
assumed perlaku Equal an C
variances
5.205 .052 1.262
8 .243 52.13600 41.31271 -43.13128 147.40328
assumed Equal variances not
1.262 4.116 .274 52.13600 41.31271 -61.30015 165.57215
assumed
74