Pengaruh Pemberian Air Minum Mengandung Sari Buah Mengkudu (Morinda citrifolia Linn.) terhadap Edible dan In-Edible Ayam Broiler Novia Rahayu, Endang Sujana*, dan Sjafril Darana** Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Bandung E-mail :
[email protected]
Abstrak Penelitian mengenai “Pengaruh Pemberian Air Minum Mengandung Sari Buah Mengkudu (Morinda citrifolia Linn.) terhadap Edible dan In-edible Ayam Broiler” telah dilaksanakan di Kandang Teaching Farm, Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran pada 24 Desember 2012-28 Januari 2013. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian air minum mengandung sari buah mengkudu terhadap edible dan in-edible ayam broiler serta mendapatkan dosis pemberian sari buah mengkudu dalam air minum yang menghasilkan bobot edible paling tinggi dan berat in-edible paling rendah. Percobaan menggunakan metode eksperimen dengan empat macam perlakuan dan lima kali ulangan. Sari buah mengkudu yang ditambahkan ke dalam air minum perlakuan sebagai berikut : P0 (0 mL sari buah mengkudu / 1 L air minum), P1 (1 mL sari buah mengkudu / 1 L air minum), P2 (2 mL sari buah mengkudu / 1 L air minum), P3 (3 mL sari buah mengkudu / 1 L air minum). Uji Polinomial Ortogonal digunakan untuk melihat kecenderungan peningkatan atau penurunan respon akibat perlakuan. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian sari buah mengkudu dalam air minum berpengaruh meningkatkan berat edible. Pemberian sari buah mengkudu sebesar 3 mL dalam air minum menunjang pembentukkan berat edible paling efektif. Kata Kunci : Sari buah mengkudu, edible dan in-edible, ayam broiler. Abstract The research about " The Effect of Giving Noni Juice (Morinda citrifolia Linn.) in Drink Water on Broiler Edible and In-edible Component” was conducted at Teaching Farm, faculty of Animal Husbandry, Padjadjaran University on 24th December 2012 – 28th January 2013. This aims to determine the effect of giving noni juice in drink water which produce the highest edible and the lowest in-edible component. The experiment used an experiment method with four treatments and five replications. Noni juice added into treatment drinking water is as follows : P0 (0 mL noni juice / 1 L drinking water), P1 (1 mL noni juice / 1 L drinking water), P2 (2 mL noni juice / 1 L drinking water), P3 (3 mL noni juice / 1 L drinking water). Orthogonal Polynomial Test applied to know improvement tendency or degradation of response. Statistical analysis indicated by adding noni juice in drink water showed significant effect on the increasing weight of edible component. The level 3 mL noni juice was effective treatment on weight increased of edible component. Keyword : Noni juice, edible and in-edible, chicken broiler. Pendahuluan Bagian tubuh ayam yang telah dipotong, tidak semuanya dapat dikonsumsi dikenal dengan istilah edible dan in-edible. Jumlah edible dan in-edible ayam broiler ditentukan dari empty carcass, berat giblet, berat leher, berat bulu, berat darah, berat kepala, berat kaki, berat jeroan selain giblet (esophagus, trachea, usus, paru-paru, limfa, ginjal), dan berat lemak abdominal yang apabila dijumlahkan sama dengan bobot hidup. Mengetahui edible dan in edible, maka dapat memaksimalkan bagian edible dan mengurangi bagian yang terbuang (in-edible). Cukup
1
beralasan ketika pada bagian edible mendapat perhatian khusus untuk mengetahui muatan produksinya, mengingat berkaitan dengan nilai banding antara input-outputnya. Laju pertumbuhan yang cepat dan kemampuan efisiensi dalam mengonversikan ransum menjadi daging merupakan keunggulan dari ternak ayam broiler, sedangkan yang menjadi kelemahan diantaranya adalah mudah stres dan daya tahan tubuh rendah sehingga rentan terkena penyakit. Guna mengoptimalkan pertumbuhan, perlu adanya upaya untuk menanggulangi kelemahan dan meningkatkan keunggulan. Banyak sekali pemakaian herbal dalam ransum ayam broiler dengan tujuan tertentu, salah satunya adalah mengkudu. Mengkudu diberikan dalam bentuk sari buah untuk memudahkan pemberian kepada ternak. Penggunaan sari buah mengkudu dalam air minum ayam broiler diharapkan dapat mengoptimalkan penyerapan zat-zat nutrisi di dalam tubuh ayam broiler yang dapat dilihat dari bobot edible dan in-edible yang dihasilkan. Buah mengkudu mengandung zat-zat aktif utama diantaranya polisakarida, scopoletin, ascorbic acid, β-carotene, L-arginine, proxeronine dan proxeroninase (Sjabana dan Rusdi, 2002). Bahan tersebut sangat baik untuk meningkatkan daya tahan tubuh, nafsu makan dan menurunkan lemak (Mursito 2002). Selain itu juga dapat memperbaiki kelenjar yang rusak atau terganggu, mengatur siklus energi tubuh, mengatur temperatur tubuh dan mencegah stres (Purbaya, 2002). Senyawa-senyawa yang lebih berperan untuk pengobatan tradisional terdapat dalam sari buahnya (Djauhariya dan Tirtoboma, 2001). Beberapa hasil penelitian diketahui bahwa secara umum buah mengkudu mampu merangsang sistem kekebalan sehingga daya tahan tubuh meningkat dan berpengaruh positif terhadap optimalisasi pertumbuhan. Buah mengkudu mengandung zat aktif enzim proxeronase dan alkaloid proxeronine, yang kedua zat tersebut dapat membentuk zat aktif xeronine di dalam tubuh. Xeronine yaitu sejenis alkaloid yang dihasilkan oleh tubuh manusia atau hewan untuk menggerakkan enzim-enzim agar berfungsi lebih sempurna, walaupun jumlahnya sangat sedikit. Scopoletin mampu membesarkan saluran pembuluh darah. Selain itu, L-arginine mampu
2
meningkatkan relaksasi pembuluh darah sehingga penyerapan zat-zat nutrisi optimal untuk pertumbuhan optimum. Pemanfaatan sari buah mengkudu dalam air minum ayam broiler selain tidak boleh menimbulkan efek toksik pada ternak, juga harus mampu memberikan proporsi edible tinggi dan in-edible rendah. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh tingkat pemberian sari buah mengkudu dalam air minum terhadap persentase bobot edible dan in-edible ayam broiler serta mendapat tingkat jumlah sari buah mengkudu dalam air minum terhadap proporsi edible optimal dan in-edible terendah. Materi dan Metode Penelitian dilakukan dengan metode eksperimen dan diuji menggunakan Uji Polinomial Ortogonal terdiri atas empat macam perlakuan pemberian air minum dan tiap perlakukan diulang sebanyak lima kali, dengan tiap ulangan berisikan lima ekor ayam broiler tanpa pemisahan jenis kelamin. Peubah yang diamati meliputi bagian edible dan bagian in-edible. Peubah yang diamati dibagi menjadi dua kategori yaitu persentase edible dan in-edible. 1. Golongan bagian edible (%) a.
Persentase karkas kosong (empty carcass) Persentase karkas diperoleh dari bobot karkas kosong (empty carcass) yaitu tubuh tanpa darah, bulu, leher, kepala, kaki, dan seluruh isi rongga perut dibagi bobot potong dikali 100 persen.
b. Persentase Giblet Persentase giblet diperoleh dengan menjumlahkan berat hati, jantung dan gizzard dibagi bobot potong dikali 100 persen. c. Persentase leher. Persentase berat leher yaitu membagi berat leher dengan bobot potong dikali 100 persen. 2. Golongan bagian in-edible (%) a. Persentase Darah
3
Berat darah yaitu berat darah yang ditampung pada saat pemotongan. Persentase berat darah diperoleh dengan cara membagi berat darah dengan bobot potong dikali 100 persen. b. Persentase Bulu Cara mendapatkan berat bulu adalah dengan mengurangi bobot hidup dengan berat ayam tanpa bulu dan darah (dressed carcass). Persentase berat bulu diperoleh dengan cara membagi berat bulu dengan bobot potong dikali 100 persen. c. Persentase Lemak Abdominal Berat lemak abdominal yaitu berat hasil pengumpulan lemak yang melekat di sekitar rongga perut. Persentase lemak abdominal diperoleh dengan cara membagi berat lemak abdominal dengan bobot potong dikali 100 persen. d. Persentase Jeroan selain Giblet Diperoleh dengan menjumlahkan seluruh organ jeroan selain giblet (paru-paru, ginjal, trachea, esophagus, usus, limfa). Persentase jeroan tanpa giblet diperoleh dengan membagi berat jeroan tanpa giblet dengan bobot potong dikali 100 persen. e. Persentase kepala Persentase berat kepala diperoleh dengan membagi berat kepala dengan bobot potong dikali 100 persen. f.
Persentase Kaki Berat kaki ayam mulai dari hockjoint ke bawah. Persentase kaki diperoleh dengan membagi berat kaki dengan bobot potong dikali 100 persen.
Hasil dan Pembahasan Pengaruh Perlakuan terhadap Persentase Bobot Edible Ayam Broiler Edible merupakan bagian dari tubuh ayam yang dapat dikonsumsi. Bagian tersebut meliputi karkas, giblet dan leher. Persentase bobot edible ayam broiler dari masing-masing perlakuan dapat dilihat pada Tabel 6.
4
Tabel 6 . Persentase Bobot Edible pada Masing-Masing Perlakuan Ulangan
1 2 3 4 5 Jumlah Rataan Keterangan :
Perlakuan P0 P1 P2 ........................................(%)......................................... 74,57 74,54 71,93 74,63 72,99 71,38 74,00 69,80 71,96 70,46 70,51 69,09 70,90 70,38 72,03 364,55 358,23 356,38 72,91 71,65 71,28 P0 = 0 mL sari buah mengkudu / 1 L air minum. P1 = 1 mL sari buah mengkudu / 1 L air minum. P2 = 2 mL sari buah mengkudu / 1 L air minum. P3 = 3 mL sari buah mengkudu / 1 L air minum.
P3 73,83 72,12 70,94 75,05 75,61 367,55 73,51
Guna mengetahui pengaruh kecenderungan dari penambahan sari buah mengkudu dalam air minum terhadap bagian edible ayam broiler maka dilakukan analisis ragam pada berbagai derajat (ordo) polinomial. Hasil analisis ragam diketahui bahwa pengaruh perlakuan berbeda nyata (P<0.05) terhadap persentase bobot edible pada ordo ke dua dari polinomial ortogonal
Bobot Edible (%)
dengan persamaan Y = 71,2525 – 5,3138
– 0,87
2
.
74.00 73.00 72.00 71.00
0 ml
1 ml
2 ml
3 ml
Dosis Sari Buah Mengkudu
Ilustrasi 1. Grafik Persentase Bobot Edible Ayam Broiler Pemberian sari buah mengkudu 3 mL memperlihatkan peningkatan respon terhadap persentase bobot edible ayam broiler. Zat aktif utama yang terdapat di dalam buah mengkudu diantaranya : polisakarida, scopoletin, ascorbic acid, β-carotene, L-arginine, proxeronine dan
5
proxeroninase (Sjabana dan Rusdi, 2002). Peranan zat-zat aktif tersebut erat kaitannya dengan aktivitas metabolisme yang menunjang terhadap penambahan bobot edible. Secara kuantitatif polisakarida adalah zat makanan sangat penting dalam bahan makanan berasal tumbuh-tumbuhan (Anggorodi, 1990). Segala kegiatan baik yang bersifat katabolis maupun anabolis sudah tentu diperlukan sejumlah energi metabolis. Kehadiran sari buah mengkudu dalam air minum yang dimanfaatkan oleh ternak unggas keberadaan polisakaridanya merupakan sumbangan sumber energi. Pengaruh perlakuan berbeda nyata untuk setiap perlakuan, menandakan adanya perbedaan asupan protein serta kemampuan ayam dalam memanfaatkan protein yang terkandung dalam ransum untuk pertumbuhan jaringan tubuhnya, sehingga menyebabkan bobot bagian edible yang dihasilkan juga berbeda nyata. Protein yang terkandung dalam ransum nantinya digunakan untuk pertumbuhan jaringan tubuh terutama jaringan otot yang pertumbuhannya sangat cepat pada ayam broiler. Pertumbuhan jaringan otot memerlukan asupan protein cukup agar dapat tumbuh dengan optimal. Hal tersebut perlu ditunjang oleh penyerapan zat-zat nutrisi yang optimal. Penyerapan zat-zat nutrisi lebih optimal ketika saluran pembuluh darah membesar (Bangun A.P, 2002., Resnawati dan Hardjosworo, 1976). Zat aktif spesifik dalam sari buah mengkudu mampu menunjang kondisi di atas diantaranya adalah scopoletin dan L-arginine. Scopoletin berfungsi untuk membesarkan saluran pembuluh darah dan L-arginine sebagai faktor relaksasi pembuluh darah (Sjabana dan Rusdi, 2002). Berarti kedua zat aktif bersangkutan dapat bekerja secara sinergis dalam mengoptimalkan penyerapan zat-zat nutrisi. Penyerapan zat nutrisi secara optimal erat kaitannya dengan pembentukkan sel-sel otot lalu membentuk jaringan-jaringan otot hingga berat bertambah (Resnawati dan Hardjosworo). Pengaruh Perlakuan terhadap Persentase Bobot In-edible Ayam Broiler In-edible merupakan bagian dari tubuh ayam yang umumnya tidak dikonsumsi. Bagian inedible meliputi bulu, darah, kepala, kaki, lemak abdominal, dan jeroan selain giblet. Persentase bobot in-edible ayam broiler dari masing-masing perlakuan dapat dilihat pada Tabel 7.
6
Tabel 7. Persentase Bobot in-edible Ayam Broiler dari Masing-Masing Perlakuan Perlakuan
Ulangan
1 2 3 4 5 JumLah Rataan Keterangan :
P0
P0 P1 P2 P3
P1 P2 P3 ........................................(%)......................................... 23,48 22,29 21,52 22,08 23,48 21,93 23,45 20,02 22,14 26,18 23,33 22,33 19,49 19,06 21,35 114,69 108,18 109,26 22,94 21,64 21,85 = 0 mL sari buah mengkudu / 1 L air minum. = 1 mL sari buah mengkudu / 1 L air minum. = 2 mL sari buah mengkudu / 1 L air minum. = 3 mL sari buah mengkudu / 1 L air minum.
23,38 25,16 20,94 22,04 22,52 114,04 22,81
Guna mengetahui pengaruh kecenderungan dari penambahan sari buah mengkudu dalam air minum terhadap bagian in-edible ayam broiler, maka dilakukan analisis ragam pada berbagai derajat (ordo) polinomial. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pengaruh perlakuan tidak berbeda nyata terhadap bobot in-edible. Penyebab tidak terjadinya perbedaan antar perlakuan karena bagian jantung, hati, sistem pembuluh darah dan pencernaan merupakan organ yang fungsinya penting untuk aktivitas fisiologis, sehingga memiliki sifat masak dini (Hafez, 1955). Bulu memerlukan protein diantaranya keratin, elastin, gelatin, dan kolagen yang sifatnya non esensial. Protein-protein tersebut dapat diproduksi oleh tubuh dan tidak terpengaruh terlalu besar oleh adanya asupan makanan. Bobot hidup yang semakin meningkat maka persentase lemak abdomen juga meningkat. Pemberian ransum dengan kandungan energi tinggi tidak akan meningkatkan persentase lemak abdomen yang dihasilkan jika kandungan protein dan asam amino tetap sesuai keperluan tumbuh ayam broiler (Bell dan Weaver, 2002). Kesimpulan Pemberian sari buah mengkudu sebesar 3 mL dalam air minum efektif menunjang pembentukkan berat edible dengan tanpa melibatkan bobot in-edible ayam broiler.
7
Daftar Pustaka Anggorodi. 1990. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT Gramedia. Jakarta. Bangun, A.P dan Sarwono B. 2002. Khasiat dan Manfaat Mengkudu. Agromedia Pustaka. Cetakan ke 3. Jakarta. Bell, D.D., dan W.D. Weaver. 2002. Commercial Chicken Meat and Egg Production. 5th Edition. Springer Science and Business Media, Inc., New York. Djauhariya, E dan Tirtoboma. 2002. Mengkudu (Morinda citrifolia L.) Tanaman Obat Tradisional Multi Khasiat. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian 7 : 1-7. Gaspersz, V. 1991. Metode Perancangan Percobaan. Armico, Bandung. Gaspersz, V. 1995. Teknik Analisis dalam Penelitian Percobaan. Tarsito. Bandung. Hafez, E.S.E. 1955. Differential growth of organ and edible meat in the domestic fowl. Poultry Science. 34:745:753. Mursito, B. 2002. Ramuan Tradisional untuk Penyakit Malaria. Penebar Swadaya, Jakarta. Purbaya, M. 2002. Mengenal dan Memanfaatkaan Khasiat Buah Mengkudu. CV. Pionir Jaya, Bandung. Resnawati dan Hardjosworo. 1976. Suplementasi Vitamin C dalam Ransum Broiler. Buletin Peternakan No. 117 Th.III, Fapet IPB, Bogor. Sjabana, Dripa dan Rusdi Ramadhani Bahalwan. 2002. Seri Referensi Herbal Pesona Tradisional dan Ilmiah. Salemba Medika. Jakarta.
8