Pembelajaran Aktif Strategi Learning Cell Menggunakan Kartu
PENGARUH PEMBELAJARAN AKTIF STRATEGI LEARNING CELL MENGGUNAKAN KARTU TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI SMKN 1 JETIS
Marta Cahyaningrum, Ekohariadi Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya,
[email protected] [email protected]
Abstrak Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hasil belajar siswa menggunakan pembelajaran aktif strategi Learning Cell mengunakan kartu pada standar kompetensi menerapkan dasar-dasar elektronika dan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran aktif strategi Learning Cell mengunakan kartu. Untuk rancangan penelitian pada produk ini menggunakan post test only control design. Prosedur penelitian ini yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap analisa data. Dari hasil penelitian ini memberikan hasil yaitu instrumen penelitian pembelajaran aktif strategi learning cell menggunakan kartu mendapatkan hasil rating rata-rata 92,44%, respon siswa terhadap pembelajaran aktif strategi learning cell menggunakan kartu dengan hasil rating 83,81%, rata-rata hasil belajar kelas eksperimen (X AV1) sebesar 77,5 dan nilai rata-rata kelas kontrol (X AV2) 72,9375. Dan perhitunagan menggunakan uji t diperoleh thitung = 2,525 > ttabel = 1,67. Berdasarkan hasil penelitian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kelas yang menggunakan pembelajaran aktif strategi learning cell menggunakan kartu mempunyai nilai hasil belajar yang lebih baik daripada kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional. Kata kunci : Pembelajaran aktif strategi Learning Cell, kartu dan hasil belajar.
Abstract The purpose of this study was to determine students' use of active learning strategies Learning Cell using the card in the standard of competence to apply the basics of electronics and to study the response of students towards active learning strategies Learning Cell using the card. For the design of research on this product using the post test only control design. The procedure of this study is the preparation phase, implementation phase and the phase of data analysis. From the results of this study provides the results of the research instruments cell active learning strategies learning to use the card to get the average rating of 92.44%, student response to learning active learning strategies with the cell using a card rating 83.81%, the average learning outcomes experimental class (X AV1) of 77,5 and the average value of the control class (X AV2) 72.9375. And calculations obtained using the t test tcount = 2,525> t table = 1.67. Based on the above results it can be concluded that the class using active learning strategies learning to use the card cell has a value better learning outcomes than the classes that use conventional learning. Keyword : active learning strategies Learning Cell, cards and learning outcomes.
berkembang. Sedangkan untuk mutu pendidikan sendiri di Indonesia saat ini masih terbilang rendah. Pemerintah Indonesia telah berupaya untuk menyempurnakan sistem pendidikan, dari kurikulum berbasis kompetensi (KBK) menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Penyempurnaan kurikulum pendidikan ini dimaksudkan agar mampu meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan di Indonesia. Kondisi tersebut tidak terlepas dari peran guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar (PBM) di sekolah. Sejalan dengan berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan
PENDAHULUAN Bangsa yang maju adalah bangsa yang memiliki sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas tinggi. Cara meningkatkan kualitas SDM yaitu dengan pendidikan. Pendidikan memegang peranan penting dalam mencetak kader-kader pemimpin dan ilmuwan profesional. Kita semua mengetahui bahwasanya pendidikan dari waktu ke waktu dituntut untuk mengalami perbaikan, dengan tujuan untuk menyesuaikan dengan kebutuhan hidup yang semakin
1
Jurnal Penelitian Pendidikan. Volume 01 Nomor 1, Tahun 2012, 1-8
Teknologi (IPTEK), masalah pendidikan semakin mendapat perhatian dari semua pihak. Salah satunya adalah mengenai sistem pembelajaran yang digunakan. Selain itu, kemampuan profesional guru juga merupakan salah satu pendukung untuk meningkatkan hasil belajar. Guru dituntut untuk memiliki kemampuan dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Peningkatan kemampuan guru ini dapat dilihat pada kemampuannya mengajar dengan proses belajar mengajar (PBM) yang efektif dalam rangka peningkatan motivasi belajar siswa. Selain profesional guru terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa diantaranya faktor dari dalam diri siswa itu dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan (Nana Sudjana, 2008: 39). Faktor yang datang dari diri siswa terutama kemampuan yang dimilikinya. Faktor kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang tercapai. Menurut Nana Sudjana (2008: 40) di samping faktor kemampuan yang dimiliki siswa, juga ada faktor lain, seperti motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis. Untuk mengatasi permasalahan di atas, salah satu usaha yang harus dilakukan guru adalah mengoptimalkan keberadaan siswa sebagai obyek dan sekaligus subyek pembelajaran. Maksud obyek pembelajaran karena siswalah yang menerima materi pembelajaran, sedangkan subyek pembelajaran karena yang aktif dalam pembelajaran tidak selalu guru. Artinya siswa pun perlu diaktifkan dalam kegiatan pembelajaran. Salah satu cara yang dapat digunakan guru untuk mengaktifkan siswa adalah dengan menggunakan pembelajaran aktif. Belajar aktif merupakan langkah cepat, menyenangkan, mendukung, dan secara pribadi menarik hati. Sering kali, peserta didik tidak hanya terpaku di tempat duduk mereka, berpindah-pindah dan berpikir keras. Aktivitas belajar kolaboratif membantu mengarahkan belajar aktif. Meskipun belajar independen dan kelas penuh instruksi juga mendorong belajar aktif, kemampuan untuk mengajar melalui aktivitas kerja kolaboratif dalam kelompok kecil akan memungkinkan untuk memporsikan belajar aktif dengan cara khusus. Hasil pengamatan dari PPL, setalah liburan sekolah dalam waktu yang lama siswa sering kali malas menerima materi pelajaran. Dan juga didukung oleh guru yang kurang kreatif dalam memberikan materi di dalam kelas. Seperti menggunakan metode ceramah, yang bisa membuat siswa tidak dapat aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Alternatif strategi pembelajaran yang dapat digunakan yaitu melalui strategi pembelajaran Learning Cell, yaitu suatu bentuk secara berpasangan, kemudian siswa bertanya dan menjawab pertanyaan secara
bergantian berdasarkan pada materi bacaan yang sama. Strategi pembelajaran ini mempermudah siswa dalam memahami dan menemukan masalah yang sulit dengan berdiskusi. Learning Cell juga mendorong siswa untuk lebih aktif dalam mengemukakan pendapat dan pertanyaan (Hisyam Zaini, dkk, 2008: 86). Adapun untuk kelancaran proses belajar mengajar guru dapat menggunakan media bantu, media bantu dapat berupa buku teks, kaset video, media berbasis komputer dan lainnya. Di dalam proses belajar mengajar supaya efektif maka diperlukan suatu metode yang sesuai dengan karakter peserta didik, mata pelajaran yang disampaikan, suasana dan prasarana penunjang. Penelitian mengenai pembelajaran aktif strategi learning cell pernah dilakukan oleh Nadhifah (2009) pada siswa XI/IPA SMA Islam Duduksampeyan Gresik. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa pengaruh penerapan learning cell terhadap motivasi belajar berdasarkan analisis adalah cukup. Hal ini berdasarkan tabel interpretasi nilai r, dimana r hitung 0, 472 berada antara 0,400 sampai dengan 0,700 yang berarti korelasinya cukup. Dan untuk hasil belajar menggunakan learning cell memberikan hasil yang cukup bagus. Peneliti sebelumnya juga dilakukan oleh Tiara Dwi Yulianti (2009), dan menyimpulkan bahwa strategi learning cell ternyata memberikan pengaruh yang positif terhadap kemampuan membaca kritis siswa kelas VII SMP di SMPN 47 Jakarta Pusat, dengan diperolehnya t hitung = 5,73 > t tabel = 1,67. Hal ini menyatakan bahwa hipotesis di terima. Rentangan skor kelas eksperimen adalah 52-91 dengan skor rata-rata 72,27, sedangkan rentangan skor posttest kelas kontrol adalah 29-78 dengan skor rata-rata 51,89. Dari penelitian terdahulu disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran aktif strategi learning cell dapat meningkatkan hasil belajar siswa, kemampuan membaca kritis, bertanya dan menjawab siswa. Berdasarkan uraian tersebut maka perlu dilakukan penelitian mengenai “Pengaruh Pembelajaran Aktif Strategi Learning Cell Menggunakan Kartu Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Standar Kompetensi Menerapkan DasarDasar Elektronika”. Berdasarkan uraian diatas, maka masalah yang diajukan (1) Apakah hasil belajar siswa yang diajarkan dengan pembelajaran aktif strategi learning cell menggunakan kartu pada standar kompetensi menerapkan dasar-dasar elektronika lebih baik daripada hasil belajar siswa yang diajarkan dengan pembelajaran secara konvensional?, (2) Bagaimanakah respons siswa terhadap pembelajaran aktif strategi learning cell menggunakan kartu pada standar kompetensi menerapkan dasar-dasar elektronika?
Pembelajaran Aktif Strategi Learning Cell Menggunakan Kartu
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai (1) Untuk mengetahui hasil belajar siswa selama mengikuti kegiatan belajar mengajar menggunakan model pembelajaran problem posing dengan startegi search, solve, create and share pada kompetensi dasar menjelaskan arus, tegangan, dan hambatan SMK Negeri 1 Jetis MojokertUntuk mengetahui apakah hasil belajar siswa yang diajarkan dengan pembelajaran aktif strategi learning cell menggunakan kartu pada standar kompetensi menerapkan dasar-dasar elektronika lebih baik daripada hasil belajar siswa yang diajarkan dengan pembelajaran secara konvensional, (2) Untuk mengetahui respons siswa pada pembelajaran aktif strategi learning cell menggunakan kartu pada standar kompetensi menerapkan dasar-dasar elektronika. Pembelajaran aktif adalah segala bentuk pembelajaran yang memungkinkan siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran itu sendiri baik dalam bentuk interaksi antar siswa maupun dengan pengajar dalam proses tersebut. Menurut (Hisyam Zaini, 2008) pembelajara aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belaja secara aktif. Pembelajaran aktif pada dasarnya memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran dengan melibatkan pengalaman dirinya sebagai bahan pembelajaran membantu membentuk sebuah pengetahuan dan merangsang peserta didik untuk berpikir kreatif berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki untuk menyelesaikan permasalahan nyata dalam kehidupan. Pembeljaran aktif juga menghargai keunikan dan kemampuan individu dalam proses pembelajaran. Pembelajaran aktif akan sangat membantu peserta didik untuk mengembangkan dirinya secara utuh sebagai sebuah pribadi, karena pengetahuan yang diperoleh peserta didik bukan hanya berasal dari pengetahuan atau teori yang lain, akan tetapi juaga dibantu dengan pengalaman nyata dari diri peserta didik. Kondisi pembelajaran tersebut akan sangat membantu dalam pembentukan pribadi yang dewasa, mandiri dan kreatif. Menurut Marcel Goldschmid (1976) menyatakan bahwa The “learning cell” or student dyad refers to a cooperative form of learning in pairs, in which students alternate asking and answering questions on commonly read material. Yang telah diterjemahkan oleh Hisyam Zaini (2008: 86) Learning Cell atau peserta didik berpasangan, menunjuk pada suatu bentuk belajar kooperatif dalam bentuk berpasangan, di mana peserta didik bertanya dan menjawab pertanyaan secara bergantian berdasarkan pada materi bacaan yang sama.
Aktivitas ini mendorong kerja kelompok semakin efisien dan semakin cepat kemajuannya. Strategi ini memberikan pengalaman mengenai macam-macam keterampilan membaca, ditambah belajar mandiri dan mengkritisi teks bacaan yang mereka baca, membuat sebuah pertanyaan dan menjawab pertanyaan dengan tepat, membedakan materi yang penting dan yang tidak. Kegiatan ini membantu siswa untuk membiasakan diri berdasarkan belajar pada sumber bukan guru. Menurut McKeachie (dalam Nadhifah, 2009) Learning Cell atau Student Dyad yang dikembangkan oleh Marcel Goldschmid, adalah suatu pembelajaran dalam bentuk berpasangan. Siswa bertanya dan menjawab pertanyaan tentang materi yang diberikan atau bahan bacaan yang diberikan. Sebagai variasi, siswa membaca materi yang berbeda, dan mempersiapkan pertanyaan. Dengan saling bergantian berganti peranan, siswa akan saling mengajar dan bertanya. Didalam sebuah jurnal Marcel Goldschmid (1976) menyatakan bahwa “A learning cell is an effective way for a pair of students to study and learn together. The learning cell was developed by Marcel Goldschmid of the Swiss Federal Institute of Technology in Lausanne. A learning cell is a process of learning where two students alternate asking and answering questions on commonly read materials. To prepare for the assignment, the students will read the assignment and write down questions that they have about the reading. At the next class meeting, the teacher will randomly put the students in pairs. The process begins by designating one student from each group to begin by asking one of their questions to the other. Once the two students discuss the question. The other student will ask a question and they will alternate accordingly. During this time, the teacher is going around the class from group to group giving feedback and answering questions. This system is also referred to as a student dyad”. Dari pengertian diatas, learning cell adalah cara yang efektif untuk sepasang siswa untuk belajar bersama. Learning cell dikembengkan oleh Marcel Goldschimd dari Institut Teknologi Federal Swiss di Lausanne. Learning cell adalah sebuah proses belajar dimana dua mahasiswa saling bertanya dan menjawab pertanyaan pada umumnya membaca bahan. Untuk mempersiapkan tugas para siswa akan membaca penugasan tersebut dan menuliskan pertanyaan yang mereka miliki tentang bacaan. Pada pertemuan kelas berikutnya, guru akan secara acak menempatkan siswa berpasangan. Prosesnya dimulai dengan menunjuk satu siswa dari setiap kelompok untuk mulai dengan menanyakan salah satu pertanyaan mereka yang lain. Setelah dua siswa
3
Jurnal Penelitian Pendidikan. Volume 01 Nomor 1, Tahun 2012, 1-8
mendiskusikan pertanyaan. Siswa lain akan mengajukan pertanyaan dan merekan akan bergantian. Selama ini, guru akan keliling dari kelompok ke kelompok memberikan umpan balik dan menjawab pertanyaan. Sistem ini juga disebut sebagai angka dua siswa. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 304), kartu adalah kertas tebal, berbentuk persegi panjang (untuk berbagai keperluan, hampir sama dengan karcis). Kartu yang akan digunakan adalah sejenis kartu permainan yang terdiri atas kumpulan kartu bertulisan dan bergambar, dari kartu tersebut tertera keterangan berupa tulisan yang menerangkan gambar tersebut. Biasanya tulisan tema gambar ditulis paling atas dari kartu dan tulisannya lebih diperbesar atau dipertebal, dan judul gambar, ditulis dua atau empat baris secara vertical di tengah- tengah antara tema dan gambar. Judul yang menerangkan gambar itu biasanya ditulis dengan tinta berwarna. Tetapi kali ini peneliti akan mengganti gambar dengan sebuah materi. Pembelajaran konvensional yang dimaksud secara umum adalah pembelajaran dengan menggunakan metode yang biasa dilakukan oleh guru yaitu memberi materi melalui ceramah, latihan soal kemudian pemberian tugas. Model seperti ini dapat menghambat perkembangan kognitif siswa yang bersifat pasif dikarenakan takut dan malu bertanya kepada guru mengenai materi yang belum di pahami. Dalam teori, model pembelajaran konvensional juga dapat menciptakan norma kelas yang memperlemah upayaupaya akademik karena keberhasilan seorang siswa mengurangi keberhasilan siswa yang lain. Menurut Martinis Yamin (2011: 201) program pembelajaran konvensional lebih menekankan pada deskripsi tujuan yang akan dicapai jelas dan operasional. Menurut Brandes et al dalam buku yang dikutip oleh Martinis Yamin bahwa kelas konvensional adalah pendidik merupakan orang yang (1) mempunyai banyak informasi, (2) bekerja untuk memindahkan pengetahuan, (3) bertanggung jawab untuk mengajar pemelajar, (4) membuat pemelajar bekerja, (5) dewasa, dan profesional, mempunyai keahlian untuk membuat keputusan yang benar tentang pembelajar. Pernyataan serupa juga dikemukakan bahwa dalam kelas konvensional pendekatan progressif dalam belajar adalah sebagai berikut: (1) materi diajarkan terpisah-pisah, (2) guru sebagai penyalur ilmu pengetahuan, (3) tidak ada kata pemelajar dalam perencanaan kurikulum, (4) penekanan pada ingatan, (5) penguatan secara eksternal, (6) terpusat pada standar akademis, (7) ujian secara regular, (8) penekanan pada kompetensi, (9) mengajar klasikal, dan (10) sedikit penekanan pada pernyataan kreatif.
METODE Jenis penelitian adalah penelitian eksperimen, Rancangan penelitian yang digunakan adalah quasi ekspermental design ysng merupakan pengembangan dari true eksperimental design (Sugiyono, 2011:77). Rancangan yang digunakan adalah posttest-only control Design. Eksperimen
X
Kontrol
O1
O2
Gambar 1 Desain Penelitian Gambar 1 Desain Penelitian Keterangan: O1, O2 : tes akhir diberikan setelah perlakuan. X : Perlakuan pembelajaran aktif strategi learning cell menggunakan kartu. Berdasarkan gambar 1 untuk data O2 dan O4 dianalisis menggunakan normalitas, homogenitas dan uji beda yaitu uji-t satu pihak untuk mengetahui hasil belajar siswa. Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 1 Jetis Mojokerto pada semester ganjil bulan juli sampai dengan agustus tahun pelajaran 2012/2013, sedangkan populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas X SMK. Sampel penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah siswa kelas X AV SMK Negeri 1 Jetis Mojokerto yang terdiri dari dua kelas. Data dikumpulkan dengan menggunakan beberapa metode (1) Metode tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa yang kemudian akan dianalisis menggunakan uji-t satu pihak yaitu pihak kanan, sebelum soal di terapkan pada subjek terlebih dahulu akan dilakukan analisis butir soal untuk mengetahui kelayakan soal yang akan digunakan, (2) Metode angket respon siswa digunakan untuk mengetahui minat siswa pada metode yang digunakan dengan membagikan angket tertutup, (3) Metode validitas instrument digunakan untuk mengetahui tingkat keabsahan instrument yang akan digunakan dalam penelitian dan akan di teliti oleh para ahli, dalam penelitian ini para ahli terdiri dari dua dosen dan dua guru yang kemudian akan di analisis menggunakan hasil rating. HASIL DAN PEMBAHASAN Untuk mengetahui keabsahan instrument data dianalisis secara deskriptif, berikut akan disajikan data analisis instrument. Validitas rencana pelaksanaan pembelajaran, rangkuman hasil validitas rencana pelaksaan pembelajaran disajikan dalam gambar 2.
Pembelajaran Aktif Strategi Learning Cell Menggunakan Kartu
Gambar 2. Hasil Rating Validitas RPP Berdasarkan analisis hasil validasi RPP diperoleh rata-rata validasi 8 (delapan) aspek tersebut dapat disimpulkan tingkat validitas RPP sebesar 94,12%, dan dinyatakan sangat layak digunakan. Rangkuman hasil validitas modul disajikan dalam gambar 3.
Gambar 4. Hasil Validitas Butir Soal Berdasarkan analisis hasil validasi butir soal, diperoleh rata-rata hasil validasi pada aspek materi 95%, aspek kontruksi 96,66% dan aspek bahasa dan budaya 90%. Dari rata-rata validasi 3 (tiga) aspek tersebut dapat disimpulkan tingkat validitas butir soal sebesar 94%, dan dinyatakan sangat layak digunakan. Rangkuman hasil validitas kartu disajikan dalam gambar 5.
Gambar 3. Hasil Rating Validitas Modul Berdasarkan analisis hasil validasi modul, diperoleh rata-rata hasil validasi pada aspek fisik 91,66%, aspek materi 85% dan aspek bahasa 88,33%. Dari rata-rata validasi 3 (tiga) aspek tersebut dapat disimpulkan tingkat validitas modul sebesar 88,33%, dan dinyatakan sangat layak digunakan. Rangkuman hasil validitas butir soal disajikan dalam gambar 4.
Gambar 5. Hasil Validitas Kartu Berdasarkan analisis hasil validasi kartu, diperoleh rata-rata validasi 4 (empat) aspek tersebut dapat disimpulkan tingkat validitas kartu sebesar 93,33%, dan dinyatakan sangat layak digunakan. Rangkuman hasil angket respon siswa disajikan dalam gambar 6.
5
Jurnal Penelitian Pendidikan. Volume 01 Nomor 1, Tahun 2012, 1-8
Terlihat pada tabel 1 hasil analisis data spss yang ditampilkan Asymp. Sig. (2-tailed) memiliki hasil untuk kelompok eksperiment 0,398 dan kelompok kontrol 0,832 yang berarti lebih dari lebih dari 0,05 dan berarti data berdistribusi normal. Adapun hasil analisi pengujian hipotesis di sajikan dalam tabel 2. Tabel 2. Hasil Pengujian Hipotesis Independent Samples Test Levene's Test f or Equality of Variances
Gambar 6. Hasil Angket Respon Siswa Dari hasil analisis perhitungan seluruh responden terlihat bahwa dari 32 siswa yang mengisi angket pada setiap penilaian menyatakan respon yang positif. Dapat dilihat bahwa rata-rata respon siswa sebesar 83,81 %, sehingga respon siswa terhadap pembelajaran aktif strategi Learning Cell menggunakan kartu dapat dikatakan positif dan menarik. Analisis posttest di gunakan untuk menguji hipotesis yang dipilih dengan kriteria hipotesis adalah sebagai berikut Ho=hasil belajar siswa dengan pembelajaran aktif strategi learning cell menggunakan kartu tidak lebih baik dari pembelajaran konvensional pada standar kompetensi menerapkan dasar-dasar elektronika. H1=hasil belajar siswa dengan pembelajaran aktif strategi learning cell menggunakan kartu lebih baik dari pada pembelajaran konvensional pada standar kompetensi menerapkan dasar-dasar elektronika. Sebelum analisis uji hipotesis di lakukan, terlebih dahulu dilakukan uji syarat yaitu uji homogenitas dan normalitas untuk mengetahui apakah data layak di analisis mengguakan uji parametrik yaitu uji beda satu pihak yaitu pihak kanan ataua uji-t satu pihak, pihak kanan. Uji normalitas di gunakan untuk mengetahui apakah data dari kedua kelas berdistribusi normal, analisis data hasil pengujian normalitas untuk pretest dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Hasil Pengujian Normalitas Posttest One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test AV1 N Normal Parameters a,b Most Extreme Dif f erences
Mean Std. Dev iation Absolute Positiv e Negativ e
Kolmogorov -Smirnov Z Asy mp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated f rom data.
32 77.5000 6.85801 .158 .086 -.158 .896 .398
F AV
Equal variances assumed Equal variances not assumed
Sig. .427
.516
t-test for Equality of Means
t
Mean Std. Error Sig. (2-tailed) Dif f erence Dif f erence
df
95% Confidence Interv al of the Dif f erence Lower Upper
2.525
62
.014
4.5625
1.80721
.94994
8.17506
2.525
61.387
.014
4.5625
1.80721
.94922
8.17578
Dari tabel 2 dapat disimpulkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,516 > 0,05 yang berarti data tersebut homogen atau sama Selanjutnya melihat tingkat signifikansinya sebesar 5% dengan membandingkan ttest dan ttabel. Diketahui ttest sebesar 2,525 dan ttabel = t(1-α) = t(1-0,05) = t(0,95) dengan derajat kebebasan (dk) = n1 + n2 -2 = 62. Nilai ttabel adalah 1,67. Maka nilai ttest > nilai ttabel. Untuk distribusi daerah hipotesis disajikan pada gambar 7.
Gambar 7. Distribusi Uji-t Dari Gambar 7 dapat dilihat bahwa ttest terdapat pada daerah tolak H0, sehingga prioritas H0 ditolak dan H1 diterima. Ttest menunjukkan nilai positif, maka ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan pembelajaran aktif strategi learning cell menggunakan kartu dengan hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan pembelajaranl konvensional. Sehingga hasil belajar dengan pembelajaran aktif strategi learning cell menggunakan kartu lebih baik daripada pembelajaran konvensional.
AV2 32 72.9375 7.58155 .110 .096 -.110 .623 .832
PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat di tarik simpulan sebagai berikut: 1. Hasil belajar kelas eksperimen yang menggunakan pembelajaran aktif strategi learning cell menggunakan kartu lebih baik daripada hasil belajar
Pembelajaran Aktif Strategi Learning Cell Menggunakan Kartu
siswa kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional. Dengan rata-rata hasil belajar kelas eksperimen (X AV1) sebesar 77,5 dan nilai rata-rata kelas kontrol (X AV2) 72,9375. Dan diperoleh thitung = 2,525 > ttabel = 1,67. 2. Respon siswa terhadap pembelajaran aktif strategi learning cell menggunakan kartu, adalah positif (dengan hasil rating: 83,81%).
Hamzah. 2008. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara Hartini, Sri. 2012. Penggunaan Strategi Learning Cell Untuk Meningkatkan Membaca Siswa. Tesis (Online), (http://pasca.uns.ac.id/?p=2342, diakses 29 Maret 2012) Muhadi, Bambang. Dkk. 2005. Membaca Komponen Elektronika. BSE (Online), (http://scribd.com/doc/73710564/25/membaca komponen elektronika, diakses 31 Mei 2012) Mukhalifah. 2009. Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Melalui Strategi Learning Cell dan Team Quiz Ditinjau Dari Aktivitas Belajar Siswa. Skripsi tidak diterbitkan. Surabaya: Pendidikan Matematika PETRA Nadhifah. 2009. Pengaruh Strategi Learning Cell Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih. Skripsi tidak diterbitkan. Surabaya: PAI IAIN Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Riduwan dan Sunarto. 2010. Pengantar Statistika Untuk Penelitian:Pendidikan, Sosial, Komunikasi, Ekonomi, dan Bisnis. Bandung:Alfabeta Riduwan. 2011. Dasar-dasar statistika. Bandung: CV Alfabeta. Sadiman,Arif dkk. 1996, Media Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada Silberman, Mel. 2009. Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani Sudjana, Nana & Ahmad Rivai.2007. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo Offset Sudjana, Nana. 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya Sudjana, Nana. 2008. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori & Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning Teori & Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Syaodih,Nana. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Thobroni, Muhammad dan Arif Mustofa. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar- Ruzz Media Tim. 2006. Panduan Penulisan dan Penilaian Skripsi. Surabaya: Unipres-Unesa
Saran Berdasarkan simpulan, dapat disarankan hal-hal sebagai berikut: 1. Diharapkan ada pihak lain yang meneruskan penelitian ini, dengan menambahkan jumlah kompetensi dasar lagi dan membuat soal tes hasil belajar dari C1 sampai C6 dengan perbandingan mudah (1): sedang (2): sukar (1). 2. Karena pembelajaran aktif strategi learning cell menggunakan kartu dapat meningkatkan respon siswa dan hasil belajar siswa, sebaiknya pembelajaran ini di uji cobakan untuk mata diklat yang lain. 3. Pada penelitian ini masih banyak kekurangan, terutama pada terbatasnya referensi untuk materi ajar. Diharapkan ada pihak lain yang meneruskan penelitian ini, dengan menambah referensi materi ajar agar diperoleh instrumen penelitian yang lebih baik untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. DAFTAR PUSTAKA Amri, Sofan. 2011. Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu. Jakarta: Prestasi Pustakaraya Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi VI). Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi 2010). Jakarta: Rineka Cipta. Cholil, Achjar. 2005. Komponen Elektronika. BSE (Online), (http://scribd.com/doc/73710564/25/ komponen elektronika, diakses 31 Mei 2012) Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Goldschmid, Barbara. 1976. Peer Teaching In Higher Education: A Riview, Higher Education (Online) Vol. 5 No. 1 (http://www.fandm.edu/uploads/media_items/doc uments-departments-preceptinggoldschmidteaching-pdf.original.pdf, diakses 28 Maret 2012)
7
Jurnal Penelitian Pendidikan. Volume 01 Nomor 1, Tahun 2012, 1-8
Yamin, Martinis. 2011. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Yulianti, Tiara Dwi. 2009. Pengaruh Strategi Learning Cell Terhadap Kemampuan Membaca kritis siswa kelas VII SMP Negeri 47 Jakarta Pusat. Jurnal Pendidikan. Vol 1 No 1. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta Zaini, Hisyam, dkk. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani