Pengaruh Pelatihan dan Masa Kerja Terhadap Kinerja Pegawai ( Studi Pada Kantor Badan Pusat Statistik Kota Probolinggo )
Aldi Hardikriyawan ( 105020207111044 ) Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya
Dosen Pembimbing Prof. Dr. Margono SE., SU Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan dan masa kerja terhadap kinerja kinerja pegawai pada Badan Pusat Statistik Kota Probolinggo. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif serta metode penelitian yang dipakai adalah metode penjelasan (explanatory research). Pada penelitian ini digunakan metode sampel jenuh dimana menggunakan seluruh populasi untuk sampel, didapatkan 37 sampel dalam penelitian ini. Metode analisis yang digunakan adalah analisis statistik regresi linear berganda untuk menguji hipotesis yang diajukan. Hasil penelitian ini membuktikan dua hal, yaitu terdapat pengaruh simultan antara pelatihan dan masa kerja terhadap kinerja pegawai dan terdapat pengaruh parsial antara pelatihan dan masa kerja terhadap kinerja pegawai. Hal tersebut berarti bahwa pelatihan dan masa kerja secara signifikan dapat meningkatkan kinerja pegawai yang bekerja pada Kantor Badan Pusat Statistik Kota Probolinggo. Kata Kunci : Pelatihan, Masa Kerja dan Kinerja Abstract: This study aimed to determine the effect of training and periode of employment to the performance of employees in Badan Pusat Statistik Probolinggo. This type of research used in this study is quantitative and research methods used is the method of explanation (explanatory research). In this study used all population as sample and obtained 37 valid sample. The analytical method used is multiple linear regression analysis to test the hypothesis. The results of this study prove two things, there is a simultaneous effect between training and periode of employment of the performance and and there is a partial effect of training and periode of employment on the performance. This means that training and periode of employment can significantly improve the performance of employees who worked at the Badan Pusat Statistik Probolinggo. Keywords : Training, Periode of Employment and Performance
membantu dalam menghindarkan diri dari
PENDAHULUAN Kondisi perekonomian global saat ini menuntut suatu lembaga, baik organisasi, institusi maupun instansi untuk kreatif
dalam
lebih
mengelola sumber daya
manusia. Persaingan yang terjadi di antara lembaga pemerintah
juga semakin ketat,
sehingga mendorong lembaga pemerintah untuk melakukan perbaikan-perbaikan pada kegiatan
pengelolaannya
infrastruktur
maupun
manusianya. pemerintah
baik
sumberdaya
Perkembangan sangatlah
terhadap
lembaga
tetap
mampu
melaksanakan
pekerjaan
dengan baik. Pegawai Negeri Sipil adalah sumber daya manusia dalam organisasi yang berkarakter, cara pandang dan perilaku bekerjanya
berbeda
dengan
pegawai
perusahaan swasta. Tidak seperti pegawai swasta, pelatihan yang dijalani pegawai negeri
tidak
dapat
dilihat
dari
masa
kerjanya. Pada dasarnya pelatihan merupakan
pada
proses yang berlanjut dan bukan proses
produktivitas kinerja pegawainya. Lembaga
sesaat saja, terutama disaat perkembangan
pemerintah harus memiliki kemampuan
teknologi dan pengetahuan berkembang
dalam memanfaatkan sumber daya manusia
pesat seperti saat ini, peran pelatihan sangat
di dalam suatu manajemen.
besar peranannya untuk membekali pegawai
Oleh
bergantung
keusangan dan mempertahankan diri agar
karena
itu
lembaga
pemerintahan sangat membutuhkan sumber daya
manusia
yang
kompeten
dan
berkualitas, terutama di era globalisasi sekarang ini. Pada era ini, semua lembaga pemerintahan harus siap beradaptasi dan memperkuat sehingga
diri mampu
agar
dapat
bersaing
menjawab
semua
tantangan di masa yang akan datang. Untuk menghasilkan sumber daya manusia yang dapat memenuhi kualifikasi, salah satu cara yang yang disampaikan oleh Hartanto ( 2007 ) adalah pelatihan. Pelatihan
agar lebih kreatif dalam mencapai tujuan perusahaan
secara
efektif
dan
efisien.
Sementara secara umum tujuan pelaksanaan pelatihan adalah memperbaiki efektifitas dan efisiensi kerja pegawai dalam melaksanakan dan mencapai sasaran program-program kerja yang telah ditetapkan perusahan. Faktor lain
yang mempengaruhi
kinerja adalah masa kerja (length of service). Masa
kerja
diartikan
sebagai
lamanya seseorang bekerja pada lembaga pemerintahan, Jadi masa kerja ditentukan oleh rentang waktu. Masa kerja pegawai
ditentukan oleh waktu dimana mereka mulai
secara nasional maupun regional. Tugas lain
bekerja sampai sekarang bekerja. Semakin
Badan Pusat Statistik di daerah adalah
lama
melakukan koordinasi dengan pemerintah
pegawai
disimpulkan
bekerja,
bahwa
maka
dapat
pegawai memiliki
pengalaman kerja yang tinggi.
daerah
dalam
rangka
penyelenggaraan
Robbins
statistik regional. Di samping memiliki
(2007:65) menjelaskan bahwa, “Beberapa
kantor pewakilan hingga daerah tingkat II
bukti
(Kabupaten/Kota), aparat BPS ada di setiap
terbaru
menunjukkan
adanya
hubungan positif antara masa kerja dan
Kecamatan,
kinerja”. Masa kerja yang semakin lama
Kegiatan BPS Tingkat Kecamatan atau saat
akan mempengaruhi kualitas kerja yang
ini disebut sebagai KSK (Koordinator
berujung
Statistik Kecamatan). Dalam pekerjaan yang
pada perbaikan kinerja seorang
pegawai.
oleh
seorang
pegawai
dalam
melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya, yang didasarkan pada
kecakapan,
pengalaman
dan
keunggulan serta waktu dengan output yang dihasilkan tercermin dengan baik. Kinerja juga
penanggung
jawab
sifatnya besar,seperti sensus ataupun survei
Kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai
yaitu
merupakan
suatu
pencapaian
persyaratan pekerjaan tertentu yang akhirnya secara langsung dapat tercermin dari output
yang membutuhkan energi yang banyak, Badan
selalu
merekrut
Di Badan Pusat Statistik, petugas ini dikenal dengan istilah "Mitra Kerja". Kualitas Mitra kerja ini tidak bisa dipungkiri, ditambah lagi dalam setiap kegiatan Badan Pusat Statistik, mereka dilatih secara khusus sehingga memiliki pengetahuan yang cukup tentang metodologi dan alur pendataan Badan Pusat Statistik. Berdasarkan pada latar belakang diatas
Badan Pusat Statistik (BPS) adalah
Statistik
petugas yang berasal dari berbagai kalangan.
yang dihasilkan baik kuantitas maupun kualitas.
Pusat
terdapat
permasalahan
dalam
penelitian ini sebagai berikut :
Lembaga Pemerintah Non Departemen yang
1. Apakah variabel pelatihan dan masa
mempunyai fungsi pokok sebagai penyedia
kerja mempunyai pengaruh signifikan
data
secara simultan terhadap variabel kinerja
statistik
pemerintah,maupun
dasar,
baik
untuk
masyarakat
umum,
pegawai Badan Pusat Statistik Kota
pelatihan (Motlet & Roach, 2004 dalam
Probolinggo?
Soejitno, 2005).
2. Apakah variabel pelatihan dan masa kerja
masing-masing
pengaruh
signifikan
mempunyai secara
parsial
Menurut
Undang-Undang
Indonesia No.21 Tahun 2000 tentang serikat pekerja/buruh,
terhadap variabel kinerja pegawai Badan
keseluruhan
Pusat Statistik Kota Probolinggo?
memperoleh,
pelatihan kegiatan
kerja
untuk
adalah memberi,
meningkatkan
serta
kompetensi
kerja,
mengembangkan
Pelatihan
Republik
produktivitas, disiplin, sikap, dan etos kerja Istilah
pelatihan
serupa
dengan
pada tingkat ketrampilan dan keahlian
pendidikan. Kedua hal ini memang tumpang
tertentu sesuai dengan jenjang kualifikasi
tindih (overlap), dimana batas diantara
jabatan atau pekerjaan.
keduanya sulit dibedakan, karena tujuan Pada
keduanya sama, yaitu untuk mengubah
dasarnya
perilaku ke arah yang lebih sesuai dengan
yaitu
ingin
kondisi
untuk
terampil,
dan
situasi
dimana
seseorang
tujuan
pelatihan
mengembangkan karyawan terdidik,
dan
terlatih
bekerja. Perbedaan yang mendasar antara
secara professional dan siap pakai dalam
pelatihan dan pendidikan adalah pendidikan
bidangnya masing-masing. Dapat dikatakan
berfokus belajar pada “belajar tentang”
bahwa
(learning
about)
dipenuhi agar suatu kegiatan dapat disebut
berfokus
pada
sedangkan “belajar
pelatihan bagaimana”
sebagai
ada
tiga
suatu
syarat
yang
pelatihan,
harus
Hariandja
(learning how),(Milano & Ullius, 1998
(2002:169), ketiga syarat tersebut adalah:
dalam Soejitno, 2005). Pelatihan lebih
1. Pelatihan
berfokus pada pengembangan ketrampilan dan perubahan perilaku, karena itu biasanya menekankan
pada
pencapaian
tingkat
harus
membantu
pegawai
menambah kemampuannya. 2. Pelatihan perubahan
harus dalam
menghasilkan kebiasaaan bekerja
ketrampilan tertentu. Pelatihan merupakan
dari pegawai dalam sikapnya terhadap
suatu sistem tertutup, dimana ada kepastian
pekerjaan,
tentang cara yang benar dan yang salah yang
pengetahuan yang diterapkan dalam
telah ditentukan dalam suatu kondisi internal
pekerjaan sehari-harinya.
dalam informasi,
dan
3. Pelatihan harus berhubungan dengan pekerjaan
tertentu.
Pelatihan
dengan
menambah
berhubungan pengetahuan
keterampilan
tertentu. Istilah pelatihan ini digunakan menunjukkan
keterampilan
para
pegawai
untuk
3. Memberikan kesempatan pada pegawai yang lebih muda. Kinerja Pengertian
proses
Kinerja
menurut
dan
Mangkunegara (2002:67) dalam bukunya
pegawai, sehingga
yang berjudul Manajemen Sumber Daya
atau
kemampuan
setiap
inginan
mengikuti pelatihan yang diadakan.
dan
kecakapan untuk melakukan pekerjaan
untuk
2. Ketidak
kecakapan
mereka lebih baik menyesuaikan dengan
Manusia
Perusahaan,
mengatakan
lingkungan kerja
bahwa:“Kinerja merupakan hasil secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
Masa Kerja
seseorang dalam melaksanakan fungsinya
Masa kerja dapat diartikan sebagai jumlah waktu seoarang pegawai untuk bekerja
pada
sebuah
perusahaan
atau
instansi. Dalam kaitannya dengan Pegawai
sesuai
1.
yang
yang
lebih
banyak
bila
dibandingkan Pegawai Negeri dengan masa kerja lebih rendah. Hal ini dikarenakan beberapa sebab, yakni : 1. Bidang kerja tidak sering mengadakan pelatihan.
kegiatan
hasil
mendekati
diharapkan
dan
Quantity,
misalnya : jumlah rupiah, jumlah unit,
bagi
jumlah
pegawai structural. Pegawai Negeri dengan
pelatihan
atau
merupakan jumlah yang dihasilkan,
dapat mengalami mutasi atau rotasi kerja
masa kerja tinggi belum tentu mengikuti
proses
kesempurnaan atau mendekati tujuan
No.14 Tahun 1969). Pegawai Negeri Sipil
terutama
mana
pelaksanaan
mengabdi kepada institusi (Undang-Undang
waktu,
yang
Hasil : Quality, merupakan tingkat sejauh
sebagai lama (jumlah tahun) bagi pegawai
beberapa
tanggungjawab
diberikan kepadanya”
Negeri Sipil, masa kerja didefinisikan
dalam
dengan
siklus
kegiatan
yang
diselesaikan. 2.
Pengorbanan : Timelines, merupakan tingkat sejauh mana suatu kegiatan diselesaikan
pada
dikehendaki
dengan
waktu
yang
memperhatikan
koordinasi output lain serta waktu yang tersedia untuk kegiatan lain dan Cost effectiveness, yaitu tingkat sejauh mana
penerapan
sumber
keuangan,
teknologi,
daya dan
manusia, material
Diduga
terdapat
signifikan
secara
pengaruh
yang
simultan
antara
dimaksimalkan untuk mencapai hasil
variabel pelatihan (X1) dan masa kerja
tertinggi atau pengurangan ketrampilan
(X2) terhadap kinerja pegawai (Y).
dari setiap unit pengguna sumber daya.
Diduga
terdapat
pengaruh
masing-
3. Kepribadian : Need for supervisor,
masing yang signifikan secara parsial
merupakan tingkat sejauh mana seorang
antara variabel pelatihan (X1) dan masa
pekerja dapat melaksanakan suatu fungsi
kerja (X2) terhadap kinerja pegawai (Y).
pekerjaan
tanpa
memerlukan
Metode Penelitian
pengawasan seorang supervisor untuk kurang
Jenis penelitian yang digunakan
diinginkan dan Interpersonal import,
dalam penelitian ini adalah explanatory
merupakan
mana
research dengan pendekatan kuantitatif.
karyawan atau pegawai memelihara
Menurut Nazir (2005) Explanatory research
harga diri, nama baik dan kerja sama
adalah penelitian yang menggambarkan data
antara rekan kerja dan bawahan.
yang sama dimana peneliti menjelasakan
mencegah
tindakan
tingkat
yang
sejauh
hubungan kausal antara variabel-variabel Hipotesis Penelitian Model Hipotesis
melalui pengujian hipotesis. Singarimbun (1995)
juga
memamparkan
pengertian
penelitian explanasi adalah suatu penelitian yang yang dimaksudkan untuk menemukan dan mengembangkan teori, sehingga hasil atau
produk
menjelaskan
penelitiannya kenapa
atau
dapat mengapa
terjadinya suatu gejala atau kenyataan sosial tertentu Populasi dan Sampel Sumber : Data diolah 2014 Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai dan mitra kerja Badan Pusat
Statistik Kota Probolinggo yang terdiri 30 Pegawai tetap (PNS) dan 10 Mitra Kerja. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah sensus sampling atau sampel jenuh. Menurut Sugiyono (2010) sensus sampling atau sampel jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Teknik sensus sampling atau sampel jenuh digunakan dalam penelitian ini karena
Indikator pelatihan ada yang harus diperhatikan yaitu : 1. Pelaksanaan 2. Metode 3. Materi Masa Kerja (X2) Masa kerja terdiri dari 2 indikator yaitu : 1. Lama kerja 2. Jabatan dalam instansi Kinerja (Y)
jumlah populasi di Badan Pusat Statistik Kota Probolinggo yang terdiri 30 Pegawai tetap (PNS) dan 10 Mitra Kerja.
1. Hasil 2. Kepribadian 3. Pengorbanan
JENIS DATA
Uji Instrumen Penelitian
DATA PRIMER Dalam penelitian ini, instrument pengumpulan
data
Indikator kinerja yang diperhatikan yaitu :
yang
Uji Validitas
digunakan
Pengujian
validitas
dalam
diantaranya :
penelitian
a) Wawancara
korelasi pearson product moment dengan
b) Dokumentasi
bantuan korelasi Pearson Product Moment
c) Kuisioner
dengan bantuan aplikasi komputer SPSS
ini
menggunakan
metode
Versi 15. Hasil pengujian dikatakan valid DATA SEKUNDER
apabila nilai r hitung > r tabel dan nilai
Data sekunder dalam penelitian ini adalah
signifikansi < tingkat signifikansi.Hasil uji
dokumen-dokumen,
validitas menunjukkan bahwa semua item
internet
literature
dan
buku
pernyataan X1,X2 Dan Y memiliki nilai r hitung
>
r
tabel (0,2638)
dan
nilai
Definisi Operasional Variabel
signifikansi < tingkat signifikansi (0,05),
Pelatihan (X1)
sehingga
dinyatakan bahwa
keseluruhan
item dalam instrumen penelitian ini adalah
tidak lebih dari 10, maka asumsi tidak
valid.
terjadi multikolonieritas telah terpenuhi.
Uji Reabilitas
Uji Heteroskedastitas
Dikatakan
reliabel
(layak)
jika
Uji
koefesien alpha cronbach’s > 0,60 dan
penelitian
dikatakan tidak reliabel jika
menggunakan
koefesien
heteroskedastitas ini
dalam
dilakukan
grafik
dengan
scatterplot
antara
alpha cronbach’s < 0,60. Hasil uji reabilitas
variabel dependen (SRESID) dan Variabel
menunjukkan bahwa semua variabel bebas
residualnya
dan terikat memiliki nilai koefesien Alpha
menunjukkan pola penyebaran titik – titik.
Cronbach > 0,60 sehingga dapat dinyatakan
Jika titik – titik menyebar diatas dan
bahwa
dibawah 0 pada sumbu Y. Berarti tidak
instrument
penelitian
yang
digunakan adalah reliable.
akan
digunakan.
Berdasarkan
grafik
titik menyebar secara acak serta tersebar
Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan analisi grafik normal P – plot. Hasil uji normalitas menggunakan grafik normal P-Plot menunjukkan bahwa (titik)
diagonal
mengikuti garis
ini
scatterplot tersebut terlihat bahwa titik –
Uji Normalitas
garis
Grafik
terjadi heteroskedastitas pada data yang
Uji Asumsi Klasik
terlihat data
(ZPRED).
menyebar dan
disekitar
penyebarannya
diagonal,
maka
model
regresi yang digunakan dalam penelitian ini terdistribusi normal.
sumbu Y. sehingga dapat
disimpulkan
bahwa tidak terjadi heteroskedastitas pada model regresi. Analisis Regresi Linier Berganda Model
regresi
yang
digunakan
yaitu Unstandardized Coefficients, karena data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data interval yang pengukurannya
Uji Multikolonieritas Berdasarkan
baik diatas maupun dibawah angka 0 pada
menggunakan skala Likert. Hasil analisis uji
multikolonieritas
dapat diketahui bahwa masing – masing variabel bebas menunjukkan nilai VIF
regresi linier berganda yang didapatkan dengan menggunakan aplikasi computer SPSS versi 15 adalah sebagai berikut: Y = 0,335X1 + 0,537X2
Dimana :
pengalaman kerja akan berbanding lurus
Y : Kinerja Pegawai
dengan meningkatnya kinerja pegawai. Koefesien Determinasi (R2)
X1: Pelatihan
Berdasarkan model regresi tersebut
X2: Masa Kerja
memiliki koefisien determinasi (Adj.R2) Dari persamaan tersebut maka dapat
sebesar 0,361. Koefisien ini menunjukkan
diinterpestasikan sebagai berikut :
bahwa
kontribusi
variabel independen
yang terdiri dari tehnik pelatihan (X1), 1. Kinerja pegawai akan meningkat apabila proses pelatihan dilaksankan secara kontinyu
atau
berulang-ualang
dan
dan masa kerja (X4) dapat mempengaruhi variabel 3,61%
kinerja dan
pegawai
sisanya
(Y)
sebesar
sebesar
63,9%
dijelaskan oleh faktor lain yang tidak materi yang diberikan dalam program pelatihan dapat menunjang pekerjaan. Peningkatan tersebut bersifat positif, dalam artian bahwa pelatihan yang dilaksankan
secara
kontinyu
atau
dibahas dalam penelitian ini. Hasil Penelitian dan Pembahasan Hipotesis Pertama Uji signifikansi simultan dilakukan dengan menggunakan
uji
F
dengan
kriteria
berulang-ulang berbanding lurus dengan
pengujian sebagai berikut :
miningkatnya kinerja pegawai.
a. Jika F hitung < F tabel dan nilai
2. Kinerja pegawai akan meningkat apabila
signifikansi > tingkat signifikansi maka tidak ada pengaruh yang sigifikan dari
pengalaman kerja pada diri pegawai
variabel bebas secara simultan terhadap
ditingkatkan, atau dengan kata lain
variabel terikat.
pengalaman kerja yang banyak pasti
b. Jika F hitung
memiliki masa kerja yang cukup lama.
> F tabel dan nilai
signifikansi < tingkat signifikansi maka terdapat pengaruh signifikan dari variabel
Peningkatan bersifat
pengalaman kerja positif.
juga
Meningkatnya
bebas secara simultan terhadap variabel terikat.
Berdasarkan didapatkan F hitung sebesar 12.006. Sedangkan F tabel (α = 0.05
1. Uji t antara pelatihan (X1) dengan kinerja (Y) menunjukkan t hitung 3,295.
; db regresi = 2 : db residual = 37) adalah sebesar 4,105. Karena F hitung > F tabel
Sedangkan t tabel (α = 0,05 ; db residual
yaitu 12.006 > atau nilai sig F (0,000) < α =
37) adalah sebesar 2,026. Karena t
0.05 maka model analisis regresi adalah signifikan. Hal ini berarti H0 ditolak dan H1
hitung > t tabel yaitu 3,295 > 2,026 atau
diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa
nilai sig t (0,002) < α = 0,05 maka
variabel terikat (kinerja) dapat dipengaruhi
pengaruh pelatihan (X1) terhadap kinerja
secara signifikan oleh variabel pelatihan (X1) dan masa kerja (X2)
(Y) adalah signifikan. Hal ini berarti H0 ditolak H1 diterima sehingga dapat
Hipotesis Kedua disimpulkan Uji signifikansi parsial dilakukan dengan menggunakan uji t dengan kriteria
dipengaruhi
bahwa secara
kinerja
dapat
signifikan
oleh
pelatihan.
pengujian sebagai berikut : nilai
2. Uji t antara masa kerja (X2) dengan
signifikansi > tingkat signifikansi maka
kinerja (Y) menunjukkan t hitung 3,385.
tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari
Sedangkan t tabel (α = 0,05 ; db residual
a. Jika
t
hitung <
t tabel dan
variabel bebas secara parsial terhadap 37) adalah sebesar 2,026. Karena t
variabel terikat. b. Jika
t hitung >
t tabel dan
nilai
hitung > t tabel yaitu 3,295 > 2,026 atau
signifikansi > tingkat signifikansi maka
nilai sig t (0,002) < α = 0,05 maka
tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari
pengaruh pelatihan (X1) terhadap kinerja
variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat.
(Y) adalah signifikan. Hal ini berarti H0
ditolak H1 diterima sehingga dapat disimpulkan
bahwa
kinerja
4. Pengalaman kerja yang banyak dapat
dapat
menunjang pekerjaan pegawai Badan
dipengaruhi secara signifikan oleh masa
Pusat Statistik, ini akan menunjang pada
kerja.
kinerja pegawai.
Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Berdasarkan uraian diatas dan hasil analisis yang telah dijabarkan tentang Pengaruh Pelatihan dan Masa Kerja Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Pada Kantor Badan Pusat Statistik Kota Probolinggo) dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pelaksanaan pelatihan yang diadakan oleh BPS di lakukan secara berulangulang sudah terlaksana dengan baik. 2. Pengajar (tutor) dalam pelatihan yang diikuiti oleh pegawai BPS profesional dalam memberikan materi pelatihan kepada pegawai sudah terpenuhi. 3. Dorongan pegawai untuk mengikuti pelatihan sudah terealisai dengan baik karena program pelatihan yang diberikan dapat menunjang pekerjaan pegawai.
5. Tugas dan pekerjaan yang diberikan di BPS kepada pegawai sesuai dengan masa kerjanya sehingga hasil yang didapat maksimal. Saran 1. Diharapkan BPS dapat mempertahankan serta meningkatkan mutu dari pelatihan, karena peatihan mempengaruhi kinerja pegawai, hal yang harus dilakukan BPS diantaranya yaitu dengan pembenahan pada materi, metode dan tutor pelatihan sehingga
kinerja
pegawai
BPS
diharapkan akan meningkat. Misalkan menjadikan outbond sebagai salah satu metode pelatihan yang secara tidak langsung pegawai menikmati proses jalannya kejenuhan,
pelatihan tanpa merasakan disamping
itu
akan
menciptakan
semangat
diri
dan
menumbuhkan jiwa kepemimpinan.
variabel-variabel lain, seperti variabel pendidikan
dan
insentif,
mengingat
2. Badan Pusat Statistik diharapkan lebih
masih ada beberapa persentase yang
meningkatkan kualitas dari pelatihan
belum dijelaskan oleh variabel lain pada
yang telah ada sebelumnya baik dari
penelitian ini.
penilaian
kebutuhan,
tujuan
dan
pengembangan, materi program, metode pelatihan maupun evaluasi dan umpan balik dari pelaksanaan pelatihan yang
DAFTAR PUSTAKA Hariandja, M.T.E, 2002,Manajemen Sumber Daya Manusia, Grasindo, Jakarta. Hartanto Frans Mardi. 2007. Manusia Karya yang Bersumber Daya di Dalam
relevan dengan kebutuhan BPS.
Usaha : Paradigma Tenaga Kerja di
3. Dalam meningkatkan kinerja pegawai sebaiknya para pegawai lebih bisa
Abad ke 21. Jurnal Bisnis dan Ekonomi
Karya
Vol.4
No.1.
Program Pasca Sarjana Universitas bekerjasama dengan sesama pegawai
Atmajaya : Yogyakarta.
dan saling tegur sapa dengan pegawai Mangkunegara, lain demi terciptanya kinerja yang baik. 4. Pegawai dengan masa kerja tinggi harus diimbangi dengan kinerja yang baik.
Anwar
Prabu,
2002.
Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Remaja Rosdakarya, Bandung. Moh. Nazir. (2005). Metode Penelitian.
Upaya yang dilakukan Badan Pusat Statistik
yaitu
dengan
memberikan
pelatihan kepada pegawai secara rutin. 5. Bagi
penelitian
selanjutnya,
Cetakan keenam. Jakarta: Yudhistira. Robbins, Stephen P. (2006). Organizational Behavior.
di
Bahasa
Tenth
Edition.
Indonesia.
PT
Kelompok Gramedia. rekomendasikan untuk menindaklanjuti penelitian
ini
dengan
memasukan
Edisi Indeks
Singarimbun, Masri dan Sofian effendi. 1995. Metode Penelitian Survai. Edisi Revisi LP3ES. Jakarta Soejitno Irmin dan Abdul Rochim. 2005. Konsep
Efektif
Meningkatkan
Bawahan. Seyma Media. Jakarta. Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung. Undang-Undang No.14 Tahun 1969 Tentang Pokok-Pokok
Mnegenai
Tenaga
kerja. Undang-Undang No.21 Tahun 2000 Tentang Seikat Pekerja/Buruh. www.bps.go.id