PENGARUH NON PERFORMING LOAN DAN LIKUIDITAS TERHADAP LABA OPERASIONAL (Studi Kasus Pada PD.BPR Garut Cabang Malangbong)
LATIFATUL AULIA 123403263
[email protected]
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SILIWANGI
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis Non Performing Loan, Likuiditas, Laba Operasional dan pada pengaruh Non Performing Loan dan Likuiditas terhadap Laba Operasional pada PD. BPR Garut Cabang Malangbong. Metode yang penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus, alat analisis yang digunakan adalah analisis jalur dan uji hipotesis menggunakan t-statistik untuk menguji koefisien regresi parsial serta f-statistik untuk menguji keberartian pengaruh secara bersama-sama. Hasil penelitian menunjukan bahwa Non Performing Loan berpengaruh tidak signifikan terhadap Laba Operasional. Likuiditas (Loan to Deposit Ratio) berpengaruh tidak signifikan terhadap Laba Operasional. Non Performing Loan berpengaruh tidak signifikan terhadap Likuiditas (Loan to Deposit Ratio). Non Performing Loan dan Likuiditas (Loan to Deposit Ratio) secara simultan berpengaruh tidak signifikan terhadap Laba Operasional. Kata Kunci: Non Performing Loan, Likuiditas, Laba Operasional.
ABSTRACT The purpose of this research is to determin and analysis Non Performing Loan, Liquidity, Operating Income and effect Non Performing Loan and Liquidity on Operating Income in PD. BPR Garut Branch Malangbong. This research method with used deskriftive analysis and corelational. The analysis technique used here is path analysis and hipothesis test using t-statistic to test the partial regression coefficient and f-statistic to examine the mean of mutual effect. The results showed that Non Performing Loan are not significant effect on Operating Income. Liquidity (Loan to Deposit Ratio) are not significant effect on Operating Income. Non Performing Loan are not significant effect on Liquidity. Non Performing Loan and Liquidity (Loan to Deposit Ratio) simultaneosly are not significant effect on Operating Income. Keywords: Non Performing Loan, Liquidity, Operating Income.
PENDAHULUAN Pada dasarnya semua kegiatan usaha memerlukan dana, sedangkan tidak semua pelaku usaha mempunyai dana sebagai modal kegiatan usahanya sehingga untuk memenuhi kebutuhan modalnya para pelaku usaha harus meminjam dana. Pinjaman dana dapat diperoleh dari berbagai sumber, salah satu sumber dana yang paling sering digunakan yaitu bank. Hampir semua sektor usaha tidak dapat terlepas dari jasa perbankan. Di Indonesia sendiri perbankan bisa dikatakan sebagai nadi dari sistem perekonomian dimana arus ekonomi dan keuangan mengalir didalamnya. Bank sebagai lembaga keuangan, disamping memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang, usaha pokok bisnisnya adalah memberikan pelayanan kredit kepada masyarakat. Kredit pada bank merupakan pemberian pinjaman oleh bank berupa uang kepada pihak nasabah yang mewajibkan nasabah untuk membayarnya kembali beserta bunga kredit yang telah disepakati selama jangka waktu yang telah ditentukan. Dalam kebijakan memberikan kredit perbankan memegang peranan penting karena turut serta menentukan pendapatan masyarakat dimasa yang akan datang. Pemberian kredit kepada masyarakat pada umumnya dilakukan melalui
suatu perjanjian kredit antara pemberi dengan penerima kredit sehingga terjadi hubungan hukum antara keduanya. Non performing loan menggambarkan suatu keadaan dimana debitur tidak mampu membayar kredit bank tepat pada waktu yang ditentukan, dengan kata lain bank akan berpotensi mengalami kerugian. Rasio ini menunjukan kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Artinya semakin tinggi tingkat non performing loan maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang disebabkan oleh kerugian atas pengembalian kredit macet. Dalam konteks ini pihak bank dituntut untuk menjaga prestasi dan fasilitas kredit yang diberikan agar tujuan perkreditan yang berkualitas dapat terwujud serta bank dapat menjaga tingkat likuiditasnya. Likuiditas pada bank dapat diartikan kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya seperti penarikan tabungan/deposito oleh nasabah. Perusahaan perbankan sangat memperhatikan masalah likuiditas karena kelancaran
lalu
lintas
pembayaran
dalam
melayani
masyarakat/nasabah
merupakan dasar kepercayaan dari masyarakat/nasabah terhadap kualitas serta kemampuan bank dalam menjalankan usahanya. Sejak pemerintah membuat paket kebijakan untuk menderegulasi perbankan yang dikeluarkan pada tahun 1983 (Paket ’83) pada masa perkembangan industri perbankan, yang isinya yaitu bank swasta dapat menentukan sendiri suku bunga dalam rangka meningkatkan mobilisasi dana dari masyarakat, dan mengurangi ketergantungan dari BI, bank dari berbagai jenis kepemilikannya dapat memberikan keleluasaan kredit kepada nasabahnya. Hal tersebut ternyata menarik perhatian masyarakat sehingga banyak masyarakat mendatangi bank dengan harapan mendapat pinjaman modal untuk membangun usaha atau bisnis, ataupun meningkatkan usaha yang sudah ada. Pemerintah daerah dalam mendukung pembangunan dibidang ekonomi, salah satunya dengan cara mendirikan bank-bank pemerintah daerah untuk membantu masyarakat. Bank Perkreditan Rakyat yang selanjutnya disebut PD.BPR sebagai perusahaan daerah, menurut Undang-undang pokok perbankan No. 10 Tahun 1998 Pasal 1 menyatakan bahwa “Bank yang melaksanakan
kegiatan usahanya secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran”. Seperti perusahaan lain pada umumnya, tujuan didirikannya suatu bank yaitu untuk mendapatkan laba dari hasil kegiatan usahanya. Menurut Soemarso SR (2004: 212) menyatakan bahwa: “ Laba Operasional yaitu sering disebut juga laba usaha yang merupakan selisih antara laba bruto dan biaya usaha dengan menggunakan laba yang diperoleh semata-mata dari kegiatan utama perusahaan. Namun pada prakteknya tidak semua bank selalu memperoleh laba dari setiap kegiatan utama usahanya. Tidak sedikit bank yang justru bahkan mengalami kerugian karena kegiatan usaha yang dilakukannya. Untuk meminimaliasi terjadi penyebab-penyebab kerugian usaha seperti non performing loan, bank sebaiknya lebih menekankan pada faktor pengawasan. Pengawasan dilakukan agar penyaluran kredit tepat sasaran, sehingga dana kredit yang disalurkan digunakan secara optimal. Apabila dana kredit tidak digunakan secara optimal maka berpotensi kreditur tidak akan mampu membayar kreditnya sehingga menyebabkan kas pada bank tidak likuid dan laba usaha bank berkurang atau bahkan mengalami kerugian. Terdapat alasan mengapa penelitian mengenai pengaruh non performing loan dan likuiditas terhadap laba operasional pada perbankan ini perlu dilakukan, terutama karena konsep non performing loan sangat sering terjadi dalam kegiatan usaha yang dilakukan nasabah perbankan di Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dan menganalisis: 1.
Non Performing Loan, Likuiditas dan Laba Operasional pada PD.Bank BPR Garut
2.
Pengaruh Non Performing Loan terhadap Likuiditas pada PD.Bank BPR Garut
3.
Pengaruh Non Performing Loan dan Likuiditas baik secara parsial maupun simultan terhadap Laba Operasional pada PD.Bank BPR Garut.
METODE PENELITIAN Adapun metode penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis, yaitu pengumpulan data, pengolahan, dan menganalisisnya untuk diambil kesimpulan. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi dua jenis data: 1. Data Primer Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan cara observasi dan wawancara langsung kepada kepala PD. BPR Garut Cabang Malangbong 2. Data Sekunder Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari buku-buku referensi, searching di internet, jurnal dan hasil penelitian sebelumnya. Model paradigma di dalam penelitian ini adalah paradigma dengan dua variabel independent yaitu: (a) Hubungan X1 dan X2; dan (b) Hubungan X1, X2 dengan Y
(X1)
Y
(X2) Gambar 1 Paradigma Penelitian
Agar penelitian ini dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu dipahami sebagai unsur-unsur yang menjadi dasar dari suatu penelitian ilmiah yang termuat dalam operasional variabel penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu: 1.
Variabel bebas (Independen Variabel), yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen
(Sugiyono, 2015: 39). Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah Non Performing Loan (X1) dan Likuiditas (X2)yang dinyatakan dalam rasio. 2.
Variabel tidak bebas (Dependen Variabel), yaitu variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2015: 39). Yang menjadi variabel tidak bebas dalam penelitian ini adalah Laba Operasional (Y). Tabel 1 Operasional Variabel
Variabel Non Performing Loan (X1)
Definisi Kredit bermasalah (Non Performing Loan) pada umumnya merupakan kredit yang pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga telah lewat 90 (sembilan puluh) hari atau lebih setelah jatuh tempo, atau kredit yang pembayarannya secara tepat waktu sangat diragukan. (PSAK Nomor 31
-
Indikator Kredit Kurang Lancar Diragukan Macet Total Kredit
Satuan %
Skala Rasio
%
Rasio
Rupiah
Rasio
Tahun 2009)
Likuiditas (X2)
Labaa Operasional (Y)
Likuiditas suatu perusahaan merupakan suatu alat untuk memprediksi kemampuan perusahaan dalam mengembalikan hutang lancarnya dan juga untuk memprediksi tingkat pengembalian investasi berupa dividen bagi investor. (Riyanto, 2003:25) Laba operasional adalah pendapatan dikurangi harga pokok yang dijual dan dikaitkan dengan beban operasi terhadap kegiatan bisnis dari kesatuan normal. (Soemarso, 2002:227)
Loan to Deposit Ratio : - Jumlah kredit yang diberikan - Total dana pihak ketiga
-Pendapatan Operasional -Beban Operasional
Untuk menganalisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode Path Analysis. Imam Ghozali (2011: 249) mengemukakan analisis jalur (path analysis) merupakan perluasan dari analisis regres linear berganda adalah penggunaan analisis regresi untuk menaksir hubungan kausalitas antara variabel (model casual) yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan teori. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pengaruh Non Performing Loan (X1), Likuiditas (X2), terhadap Laba Operasional (Y). Ketiga Variabel tersebut saling mempengaruhi. Pengujian Hipotesis Operasional a. Pengujian secara simultan Uji F menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukan mempunyai pengaruh secara bersama terhadap variabel dependen. Hipotesis operasional: Ho : ρ yx1 = ρ yx 2 = 0 Ha : ρ yx1 = ρ yx 2 ≠ 0 Dengan kinerja penolakan Ho jika Fhitung > Ftabel Uji signifikansi menggunakan rumus : F=
n k 1RYX2 X ... X
1
2 k 1 RYX 1X 2
2
k
(Sitepu, 1994 : 25)
Statistik uji ini mengikuti distribusi F dengan derajat bebas V1 = k dan V2 = nk-l b. Pengujian secara parsial Uji statistik t digunakan untuk menguji pengaruh masing-masing variabel independen yang digunakan secara parsial. Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan dalam uji ini adalah sebagai berikut: Hipotesis operasional : Ho : -t ½α ≤t hitung≤ t ½α Ha : -t ½α >t hitung atau t hitung> t ½α Kriteria penolakan Ho jika thitung > ttabel Uji statistik menggunakan rumus :
ti
YX
; i = 1, 2, ...,
1
1 R YX ... X n k 11 R X X ... X ... X 1
k
i
1
i
k
(Sitepu,
1994:28) Statistik uji di atas mengikuti distribusi dengan derajat bebas n-k-1.
PEMBAHASAN Data diolah menggunakan program SPSS, tetapi Variable Y ( data laba operasional) diolah terlebih dahulu mengunakan logaritma natural (LN) agar signifikansi hasil yang dipeoleh lebih terlihat jelas. Variabel Y yang di standarisasi dengan menggunakan logaritma natural seperti tertera dalam tabel 2.
No.
Tabel 2 Data Non Performing Loan, Likuiditas dan Laba Operasional PD. BPR Garut Cabang Malangbong Tahun 2010 s/d 2015 Tahun Non Performing Loan Likuiditas Laba Operasional
1.
2010
2,31
0,90
20.35
2.
2011
0,90
0,92
21.03
3.
2012
1,43
0,62
21.80
4.
2013
0,32
0,55
22.18
5.
2014
4,90
0,57
22.20
6.
2015
4,32
0,61
21.99
Sumber : Laporan Keuangan PD. BPR Garut Cabang Malangbong
Non Performing Loan, Likuiditas dan Laba Operasional pada PD. BPR Garut Cabang Malangbong Non Performing Loan pada PD. BPR Garut Cabang Malangbong Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, diketahui bahwa Kredit bermasalah (Non Performing Loan) pada umumnya merupakan kredit yang pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga telah lewat 90 (sembilan puluh) hari
atau lebih setelah jatuh tempo, atau kredit yang pembayarannya secara tepat waktu sangat diragukan. (PSAK Nomor 31 Tahun 2009). Hasil penelitian mengenai Non Performing Loan pada tahun 2010 s/d 2015 diperlihatkan pada tabel 3, berdasarkan tabel tersebut dapat di interpretasikan sebagai berikut:
No.
Tabel 3 Data Non Performing Loan PD. BPR Garut Cabang Malangbong Tahun 2010 s/d 2015 Tahun Non Performing Loan (%)
1
2010
2,31
2
2011
0,90
3
2012
1,43
4
2013
0,32
5
2014
4,90
6
2015
4,31
Sumber: Laporan Keuangan PD. BPR Garut Cabang Malangbong Diperoleh bahwa Non Performing Loan pada PD. BPR Garut Cabang malangbong menunjukan hasil yang tidak konsisten. Dapat dilihat peningkatan tertinggi terjadi pada tahun 2014 dengan presentase sebesar 4,90% dengan besarnya presentase Non Performing Loan tersebut, maka akan mempengaruhi kesehatan bank itu sendiri sehingga akan mempengaruhi kinerja bank itu sendiri, karena terjadinya Non Performing Loan itu sendiri tidak terbayarnya kewajiban dari debitur yang telah sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan. Sedangkan presentase penurunan rasio Non Performing Loan terkecil terjadi pada tahun 2011 yaitu dengan presentase sebesar 0,90%.
Likuiditas pada PD. BPR Garut Cabang Malangbong Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, diketahui bahwa Likuiditas suatu perusahaan merupakan suatu alat untuk memprediksi kemampuan
perusahaan dalam mengembalikan hutang lancarnya dan juga untuk memprediksi tingkat pengembalian investasi berupa dividen bagi investor. (Riyanto, 2003:25) Hasil penelitian mengenai besarnya likuiditas (Loan to Deposit Ratio) pada tahun 2010 s/d 2015 diperlihatkan pada tabel 4, berdasarkan tabel tersebut dapat di interpretasikan sebagai berikut:
No.
Tabel 4 Likuiditas PD. BPR Garut Cabang Malangbong Tahun 2010 s/d 2015 Tahun Likuiditas (Loan to Deposit Ratio) (%)
1
2010
0,90
2
2011
0,92
3
2012
0,62
4
2013
0,55
5
2014
0,57
6
2015
0,61
Sumber: Laporan Keuangan PD. BPR Garut Cabang Malangbong Diperoleh bahwa Likuiditas (Loan to Deposit Ratio) pada PD. BPR Garut Cabang malangbong menunjukan hasil yang tidak konsisten. Dapat dilihat bahwa presentasi rasio Likuiditas tertinggi terjadi pada tahun 2011 dengan presentase sebesar 0,92% dan diketahui bahwa batas presentase rasio Loan to Deposit Ratio dibawah 110% diberi nilai kredit 100, artinya Likuiditas bank tersebut dinilai sehat jadi suatu bank telah mampu melunasi kewajiban keuangannya apabila suatu saat deposan membutuhkan alat likuid dengan alat yang dipunyai oleh suatu bank itu sendiri. Sedangkan presentase Loan to Deposit Ratio terendah terjadi pada tahun 2013 yaitu dengan presentase sebesar 0,55%.
Laba Operasional pada PD. BPR Garut Cabang Malangbong Laba Operasional merupakan salah satu pendapatan bank yang sangat penting, karena Laba Operasional termasuk keuntungan terbesar pada suatu bank. Hasil penelitian mengenai Laba Operasional yang terjadi pada tahun 2010 s/d
2015 diperlihatkan pada tabel 5, berdasarkan tabel tersebut dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
No.
Tabel 5 Laba Operasional PD. BPR Garut Cabang Malangbong Tahun 2010 s/d 2015 Tahun Laba Operasional (Rp)
1
2010
690.878.383
2
2011
1.362.052.983
3
2012
2.941.463.472
4
2013
4.296.266.887
5
2014
4.370.442.321
6
2015
3.542.516.481
Sumber : Laporan Keuangan PD. BPR Garut Cabang Malangbong Diperoleh bahwa besarnya Laba Operasional yang dihasilkan oleh PD. BPR Garut Cabang Malangbong menunjukan hasil yang bervariatif. Dapat dilihat bahwa Laba Operasional terbesar pada tahun 2014 dengan presentase sebesar 22,20%, hal ini dikarenakan terjadi peningkatan pendapatan operasional pada bank tersebut, peningkatan ini dipicu dengan adanya jasa atau pendapatan bunga yang diterima dari pemberian kredit lebih besar dibandingkan dengan beban bunga yang dikeluarkan dan Laba Operasional terkecil terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar Rp. 690.878.383. Pengaruh Non Performing Loan Terhadap Likuiditas pada PD. BPR Garut Cabang Malangbong Untuk mengetahui secara parsial Non Performing Loan dan Likuiditas terhadap Laba Operasional, penulis menggunakan data tahun 2010 s/d 2015 dalam melakukan pengolahan dengan metode path analysis. Untuk mengetahui pengaruh secara parsial Non Performing Loan terhadap Likuiditas, penulis mempergunakan path analysis.
X1
ρX2X1 = -0,290
X2
X21 = 0,916
1 Gambar 2 Nilai koefisien jalur antara variabel X1dan X2 Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS versi 16.0 (terlampir), besarnya pengaruh Non Performing Loan terhadap besarnya Likuiditas dinyatakan dalam koefisien beta (ß) atau keofisien standar (standardized coefficients). Nilai koefisien beta (ß) untuk pengaruh Non Performing Loan terhadap Likuiditas adalah sebesar -0,290 yang artinya bahwa ketika Non Performing Loan mengalami kenaikan maka akan menyebabkan penurunan terhadap likuiditas sebesar 29%. Sedangkan koefisien determinasinya menunjukan besarnya pengaruh Non Performing Loan terhadap Likuiditas, yakni (ρX1X2)2 sebesar (-0,290)2 = 0,0841 atau 8,41% artinya bahwa, 8,41% variabilitas dari variabel terikat (X2) atau likuiditas dipengaruhi oleh variabel bebas (X1) yang dalam hal ini adalah Non Performing Loan sebesar 8,41%. Sedangkan koefisien determinasi atau R2 menunjukan besarnya pengaruh Non Performing Loan terhadap Likuiditas sebesar 0,084 atau 8,4% artinya bahwa 8,4% variabilitas dari variabel X2 (Likuiditas) dipengaruhi oleh variabel X1 (Non Performing Loan). Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa ketika Non Performing Loan mengalami kenaikan maka akan menyebabkan penurunan terhadap likuiditas. Sedangkan faktor residu sebesar 0,916 atau 91,6% yang diduga pengaruh dari faktor lain. Dari hasil perhitungan SPSS versi 16,0 (terlampir), diperoleh nilai thitung sebesar -0,606, sedangkan nilai ttabel t ⁄
α df (n-2) adalah sebesar 2,776,
sehingga thitung < ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak atau dengan melihat nilai
sig 0,577 > α 0,05 yang artinya Non Performing Loan secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap Likuiditas (Loan to Deposit Ratio). Hasil penelitian ini sejalan dengan pernyataan yang dikemukakan semakin tinggi Non Performing Loan maka semakin rendah Likuiditas bank karena Likuiditas adalah kemampuan suatu bank untuk melunasi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi dengan alat-alat yang dipunyai (Teguh Pudjo Muljono, 2000:67). Secara teori semakin tinggi nilai Non Performing Loan akan menurunkan tingkat Likuiditas bank karena semakin tingginya kredit macet, maka Likuiditas bank akan terganggu. Begitu juga sebaliknya, semakin menurunnya Non Performing Loan akan menaikkan Likuiditas bank yang di proksikan oleh Loan to Deposit Ratio. Dampak dari keberadaan Non Performing Loan dalam jumlah besar tidak hanya berdampak pada bank yang bersangkutan, tetapi juga meluas dalam cakupan nasional. Dari data yang ada kecenderungan penurunan Non Performing Loan terus terjadi karena industri perbankan bisa menekan angka kredit macet. Banyaknya kredit yang yang disalurkan oleh pihak bank yang selektif dengan menggunakan 5C semakin menurunkan resiko kredit macet, sehingga tidak akan mengganggu Likuiditas dari bank tersebut. Melihat dari kondisi perbankan bahwa nilai Non Performing Loan yang kecil tidak akan mengganggu Likuiditas bank, apabila Non Performing Loan meningkat maka tidak bisa melakukan ekspansi kredit maka harus diterapkan sebesar-besarnya perbaiki dana pihak ketiga maka Non Performing Loan bisa diperbaiki, sehingga Non Performing Loan memberikan pengaruh namun tidak signifikan terhadap Loan to Deposit Ratio. Pengaruh Secara Parsial dan Simultan Non Performing Loan dan Likuiditas terhadap Laba Operasional Pengaruh Secara Parsial Non Performing Loan dan Likuiditas Terhadap Laba Operasional Untuk mengetahui Non Performing Loan (X1) terhadap Laba Operasional (Y) pada PD. BPR Garut Cabang Malangbong maka dilakukan uji statistik koefisien jalur. Dimana indikator yang digunakan untuk variabel Non Performing Loan yaitu jumlah kredit kurang lancar, diragukan dan macet denga total kredit
sedangkan untuk Laba Operasional indikator yang digunakan yaitu pendapatan operasional dan beban operasional bank. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS versi 16,0 (terlampir) untuk analisis jalur, besarnya pengaruh Non Performing Loan terhadap Laba Operasional dinyatakan dalam koefisien beta (ß) atau koefisien standar (Standardized coefficients). Nilai koefisien beta (ß) untuk pengaruh Non Performing Loan terhadap Laba Operasional adalah sebesar (-0,033). Hal ini berarti bahwa ketika Non Performing Loan mengalami kenaikan maka akan menyebabkan penurunan terhadap Laba Operasional sebesar 3,3%. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh (Hadi Rahman Miraj : 2011) yang menyatakan Non Performing Loan berpengaruh tidak signifikan terhadap Laba Operasional. Sedangkan koefisien determinasinya menunjukan besarnya pengaruh Non Performing Loan terhadap Laba Operasional, yakni (ρYX1)2 sebesar (-0,033)2 = 0,001089 atau 0,1089%, artinya bahwa 0,1089% variabilitas dan variabel (Y) atau Laba Operasional dipengaruhi oleh variabel (X1) yang dalam hal ini adalah Non Performing Loan sebesar 0,1089%. Sisanya √
sebesar 0,998911
atau 99,8911% ini menunjukan pengaruh dari faktor lain selain Non Performing Loan. Faktor lain ini diduga oleh besarnya capital adequacy ratio, arus kas bersih, dana pihak ketiga, pendapatan kenaikan suku bunga, biaya-biaya, provisi dan komisi dan lain-lain. Dari hasil perhitungan SPSS versi 16,0 (terlampir), dapat dilihat dari analisa SPSS nilai thitung (-0,135) sedangkan nilai ttabel t
⁄ α df (n-2) = 2,776 sehingga
Nilai thitung < -t ⁄ α, maka dapat diartikan Ho ditolak dan Ha diterima atau dengan melihat hasil sig 0,905 > α 0,05 dengan kata lain Non Performing Loan berpengaruh tidak signifikan terhadap Laba Operasional, hal ini disebabkan karena semakin tinggi Non Performing Loan maka akan menghasilkan penurunan terhadap profit Laba Operasional bank itu sendiri. Hasil penelitian ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh (Kasmir, 2012:110) yang menyatakan bahwa
dalam hal kredit bermasalah perlu melakukan penyelamatan sehingga tidak akan menimbulkan kerugian dalam menghasilkan Laba Operasional. Pengaruh Secara Parsial Likuiditas Terhadap Laba Operasional Untuk mengetahui Likuiditas terhadap Laba Operasional pada PD. BPR Garut Cabang Malangbong maka dilakukan uji statistik koefisien jalur. Dimana indikator yang digunakan untuk variabel Likuiditas adalah menggunakan rasio Loan to Deposit Ratio yaitu jumlah kredit yang diberikan dengan total dana pihak ketiga dan indikator yang digunakan untuk variabel Laba Operasional yaitu pendapatan operasional dan beban operasional bank. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS versi 16,0 (terlampir), besarnya likuiditas terhadap laba operasional dinyatakan dalam koefisien beta (ß) atau koefisien standar (standardizer coefficients). Nilai koefisien beta (ß) untuk pengaruh Likuiditas terhadap Laba Operasional adalah sebesar -0,945. Hal ini berarti bahwa ketika Likuiditas mengalami kenaikan maka akan menyebabkan penurunan terhadap Laba Operasional sebesar 94,5%. Sedangkan koefisien determinasinya menunjukan besarnya pengaruh Likuiditas terhadap Laba Operasional, yakni (ρYX2)2 sebesar (-0,945)2 = 0,893025 atau 89,3025%. Artinya bahwa, 89,3025% variabilitas dari variabel Y (Laba Operasional) dapat diterangkan (dipengaruhi) oleh variabel X2 yang dalam hal ini adalah (Likuiditas). Sisanya √
sebesar 0,106975 atau
10,6975% ini menunjukan pengaruh lain selain Likuiditas sangat kecil. Dapat dilihat dari analisa SPSS nilai thitung – 3,803 sedangkan nilai ttabel t ⁄ α df (n-2) = 2,776 sehingga nilai thitung > t ⁄ α, maka dapat diartikan Ho diterima. Dari hasil perhitungan SPSS versi 16,0 (terlampir), dengan pengujian tersebut Ho diterima atau dengan melihat hasil sig 0,063 > α 0,05 dengan kata lain Likuiditas (Loan to Deposit Ratio) berpengaruh tidak signifikan terhadap Laba Operasional. Pengaruh Non Performing Loan dan Likuiditas Secara Simultan Terhadap Laba Operasional pada PD. BPR Garut Cabang Malangbong
Pengaruh secara simultan dapat dilihat pada lampiran SPSS, dari hasil penelitian ini diperoleh nilai korelasi jalur (ρYX1X2) sebesar 0,939 dan koefisien determinasinya (ρYX1X2)2 yaitu (0,939)2 = 0,881 atau 88,1% hal ini dapat diartikan bahwa besarnya pengaruh total dari semua variabel yaitu Non Performing Loan (X1) dan Likuiditas (Loan to Deposit Ratio) (X2) secara simultan terhadap Laba Operasional (Y) adalah sebesar 0.881 dengan nilai residu sebesar 100% - 88,1% = 10,9%. Berdasarkan hasil perhitungan analisis dapat diketahui bahwa bahwa arus kas bersih, biaya operasional, pendapatan operasional dana pihak ketiga dan besarnya kredit diberikan berpengaruh terhadap Laba Operasional. Dari hasil perhitungan SPSS versi 16,0 (terlampir), diperoleh dari Fhitung sebesar 7,426 dengan kriteria penolakan Ho jika Fhitung
sebesar 0,119 atau 11,9% ini menunjukan pengaruh
dari faktor lain yang mempengaruhi Laba Operasional selain Non Performing Loan dan Likuiditas. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh N. Lapowila (2000:74) persediaan uang secara fisik harus tersedia cukup untuk kegiatan operasional sehari-hari dan juga jangan terlalu besar agar tidak terjadinya over liquid sehingga mengakibatkan adanya uang yang menganggur cukup banyak yang apabila disalurkan melalui kredit sedikit banyaknya akan mendapatkan Laba Operasional. Persediaan uang di bank akan menjadi kurang apabila terjadi lebih banyak kredit bermasalah dan penarikan atau pengambilan uang oleh nasabah menunjukan adanya pengambilan yang melebihi persediaan yang ada di bank, bila terjadi dana bank kurang maka tidak akan optimal dalam pencapaian Laba Operasional. Secara lengkap pengaruh antara variabel X1 dan variabel X2 secara simultan terhadap variabel Y dapat dilihat dalam gambar 3 sebagai berikut:
X1 ρYX1 = -0,033 ρX1X2 = -0,290
X2
Y ρYX2 = -0,945 ρYε = 0,119
ε Gambar 3 Struktur Pengaruh Antara Variabel X1 dan 2 Terhadap Y Secara Lengkap Untuk mengetahui besarnya pengaruh secara tidak langsung antara Non Performing Loan dan Likuiditas (Loan to Deposit Ratio) terhadap Laba Operasional maka dilakukan analisa jalur yaitu: 1.
Pengaruh Non Performing Loan terhadap Laba Operasional melalui Likuiditas (Loan to Deposit Ratio) sebesar: ρYX1*ρX1X2*ρYX2 = (-0,033) * (-0,290) * (-0,945) = -0,00904365
2.
Pengaruh Non Performing Loan terhadap Laba Operasional melalui Non Performing Loan sebesar: ρYX1*ρX1X2*ρYX2 = (-0,033) * (-0,290) * (-0,945) = -0,00904365 Dari gambar 3 tersebut dapat dilihat pengaruh langsung dan tidak langsung
antara variabel yang disajikan dalam tabel 6. Tabel 6 Formula Untuk Mencari Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Antara Variabel Penelitian Total No. Pengaruh Langsung Pengaruh Tidak Langsung Pengaruh 1.
Y X1 Y = (-0,033)2 = 0,001089
Y X1 X2Y= (-0,033)*(-0,290)*(-0,945) + (0,033)*(-0,290)*(-0,945) = -0,0180873
X1 Y = -0,0169983
2.
Y X2 Y = (-0,945)2
-
X2Y 0,893025
= 0,893025 3.
Total pengaruh X1 dan X2 Y secara simultan (C + E)
0,881
4.
Pengaruh residu 100% - F
0,119
5.
Total (F + G)
1
Dari hasil analisis berdasarkan tabel 6 menunjukan bahwa pengaruh Non Performing Loan terhadap Laba Operasional secara langsung sebesar 0,1%, pengaruh tidak langsung sebesar 1,8% yang artinya pengaruh Non Performing Loan terhadap Laba Operasional melalui likuiditas (Loan to Deposit Ratio) dan pengaruh Likuiditas (Loan to Deposit Ratio) secara langsung sebesar 89,3%, secara tidak langsung sebesar 1,8% yang artinya pengaruh likuiditas (Loan to Deposit Ratio) terhadap Laba Operasional melalui Non Performing Loan dengan faktor luaratau faktor yang mempengaruhi Laba Operasional selain Non Performing Loan dan Likuiditas (Loan to Deposit Ratio) seperti faktor tekhnikal, keadaan perusahaan dan lain-lain sebesar 11,9%. Non Performing Loan dan Likuiditas (Loan to Deposit Ratio) pada PD. BPR Garut Cabanf Malangbong berpengaruh tidak signifikan terhadap Laba Operasional dan memiliki keeratan rendah dan faktor lain 11,9% yang mempengaruhi Laba Operasional dari arus kas bersih, dana pihak ketiga, kredit yang diberikan, jumlah dari penyisihan penghapusan aktiva produktif, tingkat suku bunga, kebijakan lain dari perusahaan dan kondisi ekonomi.
PENUTUP SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan pada PD. BPR Garut Cabang Malangbong dan pembahasan yang penulis kemukakan, maka penulis mengambil beberapa simpulan diantaranya:
1.
Non Performing Loan pada PD. BPR Garut Cabang malangbong menunjukan hasil yang tidak konsisten. Dapat dilihat peningkatan tertinggi terjadi pada tahun 2014 dengan besarnya presentase Non Performing Loan tersebut, maka akan mempengaruhi kesehatan bank itu sendiri sehingga akan mempengaruhi kinerja bank itu sendiri, karena terjadinya Non Performing Loan itu sendiri tidak terbayarnya kewajiban dari debitur yang telah sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan. Sedangkan presentase penurunan rasio Non Performing Loan terkecil terjadi pada tahun 2011.
2.
Likuiditas (Loan to Deposit Ratio) pada PD. BPR Garut Cabang malangbong menunjukan hasil yang tidak konsisten. Dapat dilihat bahwa presentasi rasio Likuiditas tertinggi terjadi pada tahun 2011 dan diketahui bahwa batas presentase rasio Loan to Deposit Ratio dibawah 110% diberi nilai kredit 100, artinya Likuiditas bank tersebut dinilai sehat jadi suatu bank telah mampu melunasi kewajiban keuangannya apabila suatu saat deposan membutuhkan alat likuid dengan alat yang dipunyai oleh suatu bank itu sendiri.. Sedangkan presentase Loan to Deposit Ratio terendah terjadi pada tahun 2013.
3.
Laba Operasional yang dihasilkan oleh PD. BPR Garut Cabang Malangbong menunjukan hasil yang bervariatif. Dapat dilihat bahwa Laba Operasional terbesar pada tahun 2014, hal ini dikarenakan terjadi peningkatan pendapatan operasional pada bank tersebut, peningkatan ini dipicu dengan adanya jasa atau pendapatan bunga yang diterima dari pemberian kredit lebih besar dibandingkan dengan beban bunga yang dikeluarkan dan Laba Operasional terkecil terjadi pada tahun 2010.
4.
Berdasarkan hasil perhitungan koefisien jalur dan analisis dapat diketahui bahwa secara parsial Non Performing Loan berpengaruh tidak signifikan terhadap Likuiditas (Loan to Deposit Ratio). Non Performing Loan berpengaruh tidak signifikan terhadap Laba Operasional. Likuiditas (Loan to Deposit Ratio) berpengaruh tidak signifikan terhadap Laba Operasional. Non Performing Loan dan Likuiditas secara simultan berpengaruh tidak signifikan terhadap Laba Operasional.
SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah disimpulkan diatas, penulis mencoba untuk memberikan saran-saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat dan masukan yang berguna bagi kemajuan perusahaan khususnya bagi PD. BPR Garut Cabang Malangbong maupun bagi peneliti lainnya dimasa yang akan datang. Adapun saran-saran tersebut diantaranya adalah sebagai berikut: 1.
Bagi Pihak PD. BPR Garut Cabang Malangbong Diharapkan PD. BPR Garut dapat menjaga kesehatan banknya dengan cara: a. Mencegah atau memperkecil terjadinya Non Performing Loan dan menjaga tingkat Likuiditas (Loan to Deposit Ratio) karena akan mempengaruhi tingkat hasil keuntungan bank tersebut dengan menjaga nilai total kredit yang diberikan, dana pihak ketiga, arus kas bersih, beban operasi dan pendapatan operasi yang akan menghasilkan Laba Operasional yang diinginkan, b. Mempertajam analisis rasio terhadap komposisi hutang dan modal calon debitur, karena semakin besar komposisi hutang maka kemungkinan akan mengalami kesulitan keuangan juga makin besar, c. Menetapkan kebijakan Limit kredit terhadap debitur untuk mengurangi terjadinya Non Performing Loan dan dilakukannya analisis terhadap kemauan debitur secara berkala untuk lebih cepat dapat mengidentifikasi terjadinya Non Performing Loan, d. Meningkatkan potensi fee based income untuk lebih meningkatkan pendapatan bank.
2.
Bagi Penulis Selanjutnya Diharapkan penelitian yang selanjutnya dapat melakukan penelitian yang
sifatnya pengembangan dan perbaikan dari penelitian ini, sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang permasalahan yang sama. Untuk peneliti lain yang ingin melakukan penelitian disarankan agar menggunakan variabel lain, misalnya BOPO (Biaya Operasi Pendapatan Operasi), arus kas bersih, agar menambahkan variabel lain yang dapat menjelaskan pengaruhnya terhadap Likuiditas bank. Diantaranya menggunakan tambahan variabel cash
rasio, loan to assets ratio dan indikator lain yang diharapkan mampu mewakili semua variabel yang mempengaruhi Likuiditas bank yang diproksikan oleh Loan to Deposit Ratio (LDR), pendapatan yang mempengaruhi Laba Operasional sehingga hasilnya bisa menjadi bahan perbandingan.
DAFTAR PUSTAKA Agnes, Sawir. (2009). Analisis Kinerja Keuangan dan Perusahaan. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama. Ali, Masyhud. (2004). Asset Liability Management, Menyiasati Risiko Pasar dan Risiko Operasional dalam Perbankan. Jakarta:PT. Elex Media Kompetindo Kelompok Gramedia. Amir, Abadi Jusuf dan Rudi. (2000). Sistem Informasi Akuntansi. Jilid Kesatu. Jakarta. Salemba Empat. Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Badurawan, Zaki. (2004). Intermediate Accouning. Edisi Kedelapan. Yogyakarta. BPFE Bambang, Riyanto. ( 2008). Dasar-dasar Pembelajaan Perusahaan. Yogyakarta. GPFE Chariri, A dan Ghazali, 1. (2001). Teori Akuntansi. Badan penerbit Uviersitas Diponegoro. Dahlan, Siamat. (2005). Manajemen Lembaga Keuangan. Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Haryani, I. (2010). Restrukturisasi dan Penghapusan Kredit Macet. Jakarta: PT Elex Media Komputindo Kompas Hasibuan, Malayu SP. (2006). Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah, Edisi Revisi, Bumi Aksara: Jakarta Ikatan Akuntan Indonesia. (2007). Standar Akuntansi Keuangan Edisi 2007. Salemba Empat. Jakarta. Ismaya, Sujana. (2006). Kamus Akuntansi. Cetakan Pertama. Bandung. Pustaka Grafika. Jumingan. (2008). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Bumi Aksara Kasmir. (2014). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Kieso, Donald E. Jerry J. Weygandt, dan Terry D. Warfield. (2002). Akunansi Intermediate. Terjemahan Emil Salim. Jilid Kesatu. Edisi Kesepuluh. Jakarta. Erlangga. Latumaerissa. (2013). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: Salemba Empat Moch. Nazir. (2003). Metode Penelitian. Jakarta. Ghalia Indonesia. Muljono, Teguh Pudjo. (2000). Manajemen Perkreditan Bagi Bank Komersil, BPFFE Yogyakarta Nur Indriantoro, Bambang Soepomo. (2007). Metode Penelitian Bisnis. Bandung. Alfabeta. Smith Jay & Skousen ,K. Fred. (2003). Akuntansi Intermediate. Edisi Kesembilan Jilid 2. Erlangga. Jakarta. Suad, Husnan. (2003). Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan (Keputusan Jangka Pendek), Edisi keempat, BPFE Yogyakarta. Soemarso SR. (2002). Akuntansi Suatu Pengantar. Buku Dua. Edisi Kelima. Jakarta. Salemba Empat. Sofyan, Syafari Harahap. (2011). Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada. Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Sutrisno. (2005) Manejemen Keuangan Teori Konsep dan Aplikasi, Yogyakarta: Penerbit Ekonosia Taswan. (2008). Akuntansi Perbankan Transaksi dalam Valuta Rupiah edisi ketiga. UPP STIM YKPN: Yogyakarta