JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME 2 NOMOR 2, JULI 2011
Pengaruh Motovasi Berprestasi dan Pengetahuan Dasar Terhadap Hasil Belajar Matematika SMA Latief Sahidin dan Arbain (Laktor pada Pendidikan Matematika & Alumni Pendidikan Matematika FKIP Universitas Haluoleo) Abstrak: Penelitian deskriptif ini menggunakan dua variabel bebas yaitu: (i) variabel motivai berprestasi dan (ii) pengetahuan dasar matematika dan satu variabel terikat hasil belajar matematika. Analisis setiap variabel didahului dengan diagram pencar untuk mengetahui liner tidaknya masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Hasil diagram pencar setiap variabel bebas terhadap variabel terikat memberikan dua model terpakai, masing-masing berbentuk kuadratik terhadap hasil belajar matematika. Hasil analisis menyimpulkan bahwa secara empiris data mendukung hipotesis yang diajukan, yaitu motivasi berprestasi dan pengetahuan dasar matematika secara simultan maupun secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar matematika. Kata kunci: Motivasi berprestasi dan Pengetahuan dasar matematika, Hasil belajar siswa. PENDAHULUAN Pendidikan matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang merupakan bagian integral dari pendidikan nasional yang tidak kalah pentingnya dibandingkan dengan ilmu pengetahuan lainnya. Kini matematika telah mengalami perkembangan yang sangat pesat dan sangat besar manfaatnya bagi kelangsungan pembangunan, baik di bidang pendidikan maupun di bidang lain yang merupakan salah satu bagian dari pembangunan nasional dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas agar mampu menghadapi era globalisasi yang penuh dengan berbagai perubahan menuju peningkatan kualitas pendidikan secara menyeluruh. Upaya meningkatkan kualitas pendidikan, pemerintah maupun masyarakat menyelenggarakan sistem pendidikan yang efektif dan efisien serta disesuaikan dengan
perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang dilaksanakan dalam berbagai jenjang pendidikan baik formal maupun informal. Pendidikan secara formal termanifestasi dalam sekolah-sekolah formal yang diwadahi oleh pemerintah. Penyelenggaraan pendidikan sepenuhnya dilaksanakan dalam kelas-kelas formal yang dimotori oleh seorang guru sebagai mitra belajar siswa. Mitra belajar itu terbentuk dalam berbagai mata pelajaran, salah satunya adalah mata pelajaran matematika yang dipelajari mulai dari SD sampai SMA dan peranannya sangat penting mengingat matematika digunakan sebagai alat bantu dalam memecahkan persoalan yang dihadapi dalam bidang ilmu pengetahuan lain. Matematika sangat erat kaitannya dengan ilmu pengetahuan lainnya, sehingga tidak dapat dipisahkan. Oleh karena itu, siswa dituntut untuk dapat menguasai materi
152
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME 2 NOMOR 2, JULI 2011
pelajaran matematika secara sistematik dan tuntas. Namun dalam upaya meraih hasil belajar yang memuaskan banyak faktor yang menyebabkannya. Menurut Syah (2003: 132), faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat digolongkan menjadi dua yaitu: (i) faktor intern yang meliputi faktor jasmaniah (faktor kesehatan dan cacat tubuh), faktor psikologis (motivasi berprestasi, minat, termasuk pengetahuan dasar matematika). (ii) faktor ekstern yang meliputi faktor keluarga, sekolah dan masyarakat. Kedua faktor ini, baik intern maupun ekstern dapat memberi kontribusi dalam upaya mencapai tujuan belajar secara optimal sehingga kesulitankesulitan belajar dapat teratasi. Siswa yang menghadapi kesulitan dalam mengikuti pelajaran tidak seharusnya dibiarkan begitu saja. Selain diupayakan agar mereka terbebas dari hambatan-hambatan yang mengganggu proses belajar, salah satu upaya yang dapat dilakukan antara lain memberikan motivasi kepada siswa. Motivasi merupakan syarat untuk belajar, oleh karena itu motivasi mempunyai peranan penting dalam belajar karena mendorong individu untuk melakukan suatu kegiatan belajar sehingga terjadi perubahan perilaku untuk mencapai tujuan berupa hasil belajar yang tinggi. Salah satu teori motivasi yang paling penting dalam psikologi adalah motivasi berprestasi, yakni kecenderungan untuk mencapai keberhasilan atau tujuan, dan melakukan kegiatan yang mengarah pada kesuksesan, maka akan diikuti peningkatan terhadap hasil belajar seseorang (Djiwandono, 1996: 133). Djaali (2008: 110) mengemukakan bahwa motivasi berprestasi merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan keberhasilan dalam belajar. Besar kecilnya pengaruh tersebut tergantung pada intensitasnya. Perbedaan dalam intensitas motivasi berprestasi (need to achieve) ditunjukan dalam berbagai tingkatan prestasi yang dicapai
oleh berbagai individu. Pengaruh motivasi berprestasi terhadap hasil belajar, tergantung pada kondisi dalam lingkungan dan kondisi individu. Sebagai tindak lanjut masalah hasil belajar siswa, di samping dipengaruhi oleh motivasi berprestasi, juga dipengaruhi oleh pengetahuan dasar matematika siswa. Pengetahuan dasar matematika merupakan prasyarat yang terlebih dahulu harus dikuasai seorang siswa sebelum mempelajari materi matematika selanjutnya. Pengetahuan dasar inilah yang mampu memberikan petunjuk berhasil tidaknya siswa menguasai materi lanjutan secara berkesinambungan dimulai dari masalah parsial menuju masalah yang global. Atas dasar inilah kehirarkian matematika sangat diperlukan dan menjadikan pengetahuan dasar matematika menjadi faktor penentu terhadap kemampuan siswa untuk mendalami materi selanjutnya. Hudojo (2003: 69), mengemukakan bahwa belajar matematika itu merupakan kegiatan mental yang tinggi. Mempelajari konsep B yang mendasarkan pada konsep A sesorang perlu memahami lebih dahulu konsep A, tanpa memahami konsep A, seseorang akan mengalami kesukaran dalam memahami konsep B. Ini berarti mempelajari matematika harus bertahap dan berurutan dan mendasarkan kepada pengalaman yang lalu. Ruseffendi (1993: 25), menyatakan bahwa belajar matematika bagi seorang siswa merupakan proses kontinu sehingga diperlukan pengertian atau pengetahuan dasar matematika yang lebih baik pada permulaan untuk belajar selanjutnya. Hal ini berarti untuk memahami suatu konsep matematika yang baru diperlukan pengetahuan prasyarat yang sering disebut pengetahuan dasar matematika. Misalnya konsep yang mendasari perkalian adalah penjumlahan karena perkalian adalah penjumlahan berulang, konsep yang mendasari pembagian adalah pengurangan berulang, konsep yang mendasari 153
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME 2 NOMOR 2, JULI 2011
penyederhanaan bentuk-bentuk aljabar di SLTP adalah konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat, sifat distributif, dan masih banyak lagi konsep-konsep dasar matematika lain. Begitu pentingnya pengetahuan dasar matematika sehingga untuk mengukur hasil belajar matematika juga sangat menentukan. Secara empiris bahwa siswa yang memiliki hasil belajar matematika yang baik tentunya memiliki motivasi berprestasi yang baik serta pengetahuan dasar matematika yang baik pula. Kedua faktor tersebut baik motivasi berprestasi maupun pengetahuan dasar matematika dapat memberikan kontribusi
dalam upaya mencapai tujuan belajar matematika secara optimal. Artinya siswa yang memiliki motivasi berprestasi yang baik, pengetahuan dasar matematika yang baik menjadi indikator utama untuk mengukur hasil belajar matematika. Semakin rendah pengetahuan dasar matematika siswa termasuk motivasi berprestasi yang tidak sesuai dengan kondisi lingkungan tempat siswa belajar, semakin sulit memahami materi selanjutnya dan bahkan mengklaim matematika itu sulit sehingga sangat berdampak pada rendahnya hasil belajar matematika siswa.
METODE Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tanggal 11 sampai dengan 16 November 2010 tahun pelajaran 2010/2011 di kelas XI IPA SMA Kartika VII-2 Kendari. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Kartika VII-2 Kendari tahun ajaran 2010/2011 yang tersebar merata dalam 3 kelas paralel yakni kelas XI IPA1 sampai XI IPA3 dengan jumlah siswa 182 orang. Sampel dalam penelitian ini
adalah 25% dari populasi, yang mana pengambilan sampel tersebut dilakukan dengan teknik proporsional random sampling. Variabel-variabel dalam penelitian ini terdiri dari: (i) variabel bebas, yaitu motivasi berprestasi (X1) dan pengetahuan dasar matematika (X2); dan (ii) variabel terikat, yaitu hasil belajar matematika (Y). Desain penelitian ini adalah sebagaimana ditunjukkan pada Gamba 1 sebagai beikut:
X1 Y X2 Gambar-1. Hubungan Antara Variabel Bebas dengan Variabel Terikat Y Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan seperangkat instrumen dimana setiap instrumen terdiri (1) definisi konseptual, (2) definisi operasional, (3) kisi-kisi dan (4) pernyataan (soal obyektif dan uraian), terdiri dari (a) instrumen hasil belajar siswa dalam mata pelajaran matematika; (b) instrumen motivasi berprestasi siswa terhadap mata pelajaran
matematika; dan (c) instrumen pengetahuan dasar matemátika. Analisis data menggunakan program siap pakai SPSS versi 15.0 yang terdiri dari analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial. Statistik deskriptif diperlukan untuk melukiskan karakteristik distribusi skor dari masing-masing variabel (motivasi berprestasi, pengetahuan dasar matematika, hasil belajar matematika), yang 154
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME 2 NOMOR 2, JULI 2011
berupa mean, median, modus, standar deviasi dan persentase. Nilai-nilai tersebut akan disajikan dalam bentuk Tabel distribusi frekuensi, sehingga dapat menggambarkan kemampuan siswa sesuai dengan pedoman penilaian yang digunakan. Analisis inferensial diperlukan untuk menguji hipotesis-hipotesis yang dirumuskan atau dilakukan analisis regresi. Analisis regresi ini dilakukan untuk membuat model matematika yang menunjukkan hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Proses yang perlu diperhatikan dalam melakukan analisis regresi adalah: (1) sumber data; (2) variabel dan ukurannya; (3) diagram pencar dan model regresi; (4) estimasi model regresi; dan (5) pengujian hipotesis (Agung, 1985: 4). Diagram pencar (hasil plot) antara variabel tak bebas (hasil belajar matematika)
dengan setiap variabel bebas (motivasi berprestasi dan pengetahuan dasar matematika) merupakan suatu landasan atau dasar yang diperlukan untuk memperkirakan model regresi yang akan dicobakan (Agung, 1985: 5). Hasil diagram pencar kedua variabel bebas X1 dan X2 terhadap variabel terikat Y untuk menentukan model terpakai sebagaimana diperlihatkan pada Tabel 1 dan Tabel 2. Dari empat persamaan (Linear, Logaritmic, Inverse, Quadratic dan Qubic) maka yang cocok untuk dipakai dalam model adalah model Quadratic, yaitu analisis regresi polynomial berderajat dua dengan masing-masing persamaan sebagai
Y 0 1 X 1 2 X 1
..(1)
Y 0 3 X 2 3 X 2 … Simbolon, (2009: 256).
(2),
berikut:
2
2
dan
Tabel 1 Hasil Plot Motovasi Berprestasi (X1) terhadap Hasil Belajar Matematika (Y) Equation Linear Logarithmic Inverse Quadratic Cubic
R Square .738 .730 .717 .739 .739
Model Summary F df1 df2 123.657 1 44 119.074 1 44 111.728 1 44 60.939 2 43 60.939 2 43
Sig. .000 .000 .000 .000 .000
Parameter Estimates Constant b1 b2 14.608 .852 -166.714 56.840 128.086 -3698.452 30.759 .369 .004 30.759 .369 .004
b3
.000
The independent variable is X1. Tabel 2 Hasil Plot Pengetahuan Dasar (X2) terhadap Hasil Belajar Matematika (Y) Equation Linear Logarithmic Inverse Quadratic Cubic
Model Summary R Square .604 .590 .570 .611 .612
F 66.980 63.249 58.327 33.740 33.930
df1 1 1 1 2 2
Parameter Estimates df2 44 44 44 43 43
Sig. .000 .000 .000 .000 .000
Constant 27.580 -110.804 114.136 55.295 47.785
b1 .643 43.310 -2824.331 -.174 .194
b2
.006 .000
b3
3.01E-005
The independent variable is X2. Simbolon (2009: 250-251) mengemukakan bahwa jika tujuan yang paling utama adalah untuk memprediksi respon
maka perlakuan yang biasa atau mungkin dilakukan adalah: (i) mencari model yang yang cocok untuk dapat menerangkan data, 155
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME 2 NOMOR 2, JULI 2011
memperbesar jumlah kuadrat yang menunjukan variasi yang dapat dijelaskan model, memperkecil galat; (2) menambah atau mengurangi peubah prediktor. Salah satu patokan melihat apakah suatu model regresi cukup memadai menjelaskan data adalah koefisien determinasi. Berkaitan dengan
pengujian hipotesis secara bersama-sama maupun secara parsial dengan memperhatikan model (1) dan (2) maka model persamaan regresi yang diperhatikan adalah menggabungkan kedua tersebut dengan persamaan (3) sebagai berikut.
Y = 0 1 X 1 2 X 1 3 X 2 4 X 2 ......(3) 2
Hipotesis statistik yang berdasarkan model (3) adalah:
2
diperlukan
(Simbolon, 2009: 256).
H0: β1 = β2 = β3 = β4 = 0 lawan H1: Bukan H0. Artinya paling tidak ada satu parameter Beta (β) yang tidak sama dengan nol. .
HASIL Berdasarkan analisis deskriptif masingmasing variabel (X1, X2 dan Y) yang tertera ada Tabel 3 dengan jumlah responden sebanyak 46 orang siswa, nilai minimum ≥ 50, maksimum ≥ 90, dan standar deviasi
X1=9.83, X2=11.79 dan Y=9.75. Ini menunjukkan bahwa motivasi berprestasi dan pengetahuan dasar matematika serta skor hasil belajar siswa sangat bervariasi.
Tabel 3 Analisis Deskriptif Variabel X1, X2, dan Y N X1 X2 Y Valid N (listwise)
46 46 46 46
Minimum 51.00 50.00 51.00
Maximum 90.00 92.00 96.00
Hasil analisis inferensial dengan memakai regresi ganda sesuai dengan persamaan (3) di atas untuk menguji hipotesis dengan pernyataan pengaruh motivasi berprestasi dan pengetahuan dasar matematika temasuk kelipatannya secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan tehadap hasil belajar matematika. Hasil pengujian dengan menggunakan design: X1 X12 X2 X22 berdasarkan metode Backword yang disajikan pada Tabel 4, menunjukkan bahwa dari tiga model yang dihasilkan diperoleh nilai statistik Uji-F dengan masingmasing nilai-p (nilai probabilitas kesalahan) lebih kecil dari nilai α=0.05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak, dengan ditolaknya H0 maka motivasi berprestasi dan pengetahuan dasar matematika temasuk
Mean 68.4565 70.5435 72.9130
Std. Deviation 9.83578 11.79210 9.75437
Variance 96.743 139.054 95.148
kelipatannya secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan tehadap hasil belajar matematika. Untuk menentukan model terpakai berdasarkan ketiga model pada Tabel 4 dapat diuji antara model-1 dibandingkan dengan model-3. Jika model-1 dipandang sebagai model terlengkap (L) dan model-3 dipandang model sederhana (S) maka untuk menentukan model terpakai menggunakan formula: F = (JKK(S) – JKK(L)/db(s) – db(L): (JKKL)/db(L). .. Agung (1985:21). Hasil analisis menunjukkan bahwa model-3 dipandang cukup sebagai model terpakai. Untuk itu maka dalam menentukan besarnya kontribusi antara variabel bebas pada model terpakai akan diperhatikan hasil analisis dalam Tabel 5 model-3.
156
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME 2 NOMOR 2, JULI 2011
Tabel 4 Hasil Analisis Varians Motivasi Berprestasi (X1) dan Pengetahuan Dasar Matematika (X2) Secara Bersama-sama terhadap Hasil Belajar Matematika (Y) dengan Menggunakan Metode Backword Model 1
2
Regression Residual Total Regression Residual Total
Regression Residual Total
3
Sum of Squares 3306.848 974.804 4281.652 3305.914 975.739 4281.652 3305.649 976.003 4281.652
df 4 41 45 3 42 45 2 43 45
Mean Square 826.712 23.776
F 34.771
Sig. .000(a)
1101.971 23.232
47.434
.000(b)
1652.824 22.698
72.819
.000(c)
Tabel 5 Hasil Analisis Regresi Motivasi Berprestasi (X1) dan Pengetahuan Dasar Matematika (X2) Secara Parsial terhadap Hasil Belajar Matematika (Y) dengan Menggunakan Metode Backword Unstandardized Coefficients
Model 1
2
3
(Constant) X1 X12 X2 X22 (Constant) X12 X2 X22 (Constant) X12 X22
Standardized Coefficients
B Std. Error 41.192 30.731 .252 1.273 .003 .009 -.218 1.015 .003 .007 44.814 24.427 .005 .001 -.076 .709 .002 .005 42.223 2.642 .005 .001 .002 .001
Beta .255 .384 -.264 .549 .634 -.092 .382 .635 .290
t 1.340 .198 .302 -.215 .452 1.835 5.453 -.107 .442 15.981 5.521 2.525
Sig. .187 .844 .764 .831 .654 .074 .000 .916 .661 .000 .000 .015
Sumber: Data Primer Diolah Dengan SPSS Ver.15.0 Persamaan regresi ganda berdasarkan model-3 dalam Tabel 5 di atas adalah: 2 2 Yˆ 42.223 0.005 X 0.002 X 1
hipotesis statistik yaitu:: (i) H0: β3=0 lawan H1: β3≠0 dan (ii) H0 : β4 = 0 lawan β4 ≠ 0. Berdasarkan hasil analisis model-3 dalam Tabel 5 di atas diperoleh kesimpulan bahwa masing-masing nilai-p < α=0.05 sehingga hipotesis nol ditolak. Dengan ditolaknya hipotesis nol maka kelipatan motivasi berprestasi dan pengetahuan dasar matematika secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar matematika. Kontribusi masing-
2
… (4), dengan masing nilai-p < α=0.05 Secara parsial hipotesis berkaitan dengan model-4 di atas adalah kelipatan (kuadrat) motivasi berprestasi dan pengetahuan dasar secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan. Untuk menguji hipotesis tersebut dibutuhkan dua rumusan
157
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME 2 NOMOR 2, JULI 2011
masing variabel bebas terhadap vaiabel terikat hasil belajar matematika adalah: (i) setiap perubahan satu-satuan kelipatan variabel motivasi berprestasi diikuti oleh kenaikan hasil belajar matematika sebesar 0.05 satuan.
(ii) setiap perubahan satu-satuan kelipatan pengetahuan dasar matematika siswa diikuti oleh kenaikan hasil belajar matematika sebesar 0.02 satuan. .
PEMBAHASAN Pengaruh Motivasi Berprestasi dan Pengetahuan Dasar Matematika terhadap Hasil Belajar Matematika Berdasarkan analisis regresi menunujukan bahwa variabel motivasi berprestasi (X1), kuadrat motivasi berpretasi (X12), pengetahuan dasar matematika (X2) dan kuadrat pengetahuan dasar matematika (X22) secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap hasil belajar matematika (Y). Namun perlu dikemukakan di sini bahwa variabel pengetahuan dasar matematika siswa mempunyai pengaruh yang negatif, sementara variabel motivasi berprestasi, kuadrat motivasi berprestasi dan kuadrat pengetahuan dasar matematika mempunyai pengaruh yang positif dan tidak signifikan sehingga hal ini sangat tidak dimungkinkan baik berdasarkan subtansi maupun berdasarkan statistik. Oleh karena itu, model yang diharapkan harus dimodifikasi. Modifikasi dilakukan dua tahap, yaitu: (i) mempertahankan variabel pengetahuan dasar matematika, kuadrat motivasi berprestasi dan kuadrat pengetahuan dasar matematika sebagai variabel bebas. Hasil analisis yang diperoleh berdasarkan pengujian hipotesis menunjukan bahwa pengetahuan dasar matematika mempunyai pengaruh negatif, sementara kuadrat motivasi berpretasi dan kuadrat pengetahuan dasar matematika mempunyai pengaruh positif; (ii) menghilangkan variabel motivasi berprestasi dan pengetahuan dasar matematika, dalam hal ini mempertahankan kuadrat motivasi berprestasi dan kuadrat pengetahuan dasar matematika sebagai variabel bebas. Hasil analisis yang diperoleh berdasarkan pengujian hipotesis menunjukan bahwa kuadrat motivasi
berprestasi (X12) dan kuadrat pengetahuan dasar matematika (X22) secara bersama-sama mempunyai pengaruh positif. Sebagai kesimpulan model yang dinyatakan cocok adalah model modifikasi kedua yaitu model dengan design X12 X22, sehingga model ini akan diterapkan untuk menguji hipotesis-hipotesis berikutnya. Berdasarkan hasil analisis regresi data kuadrat motivasi berprestasi dan kuadrat pengetahuan dasar matematika secara bersama-sama dengan data hasil belajar matematika siswa diperoleh persamaan regresi 2 2 Yˆ 42.223 0.005 X 0.002 X . Setelah 1
2
dilakukan uji keberartian dan kelinearan regresi diperoleh suatu kesimpulan bawa persamaan regresi tersebut dapat dipergunakan untuk memprediksi skor hasil belajar matematika siswa jika skor motivasi berprestasi dan skor pengetahuan dasar matematika secara bersama-sama diketahui. Mengacu pada fungsi taksiran regresi tersebut terlihat bahwa nilai konstanta sebesar 42.223 merupakan ramalan skor dari hasil belajar matematika siswa tanpa ditunjang oleh skor motivasi berprestasi dan pengetahuan dasar matematika secara bersama-sama. Sedangkan koefisien arah regresi X12 sebesar 0.005 dan koefisien arah regresi X22 sebesar 0.002 menunjukan hubungan positif baik dari motivasi berprestasi maupun dari pengetahuan dasar matematika. Ini berarti bahwa hasil belajar matematika siswa (Y) dapat diperkirakan apabila skor motivasi berprestasi dan skor pengetahuan dasar matematika diketahui yaitu setiap kenaikan variabel skor motivasi berprestasi dan skor pengetahuan dasar matematika satu satuan 158
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME 2 NOMOR 2, JULI 2011
akan diikuti dengan kenaikan skor variabel hasil belajar matematika siswa sebesar 0.005 satuan atas skor motivasi berprestasi dan 0.002 satuan atas skor pengetahuan dasar matematika secara bersama-sama. Dengan koefisien determinasi secasra simultan (R2) sebesar 0.772 atau sebesar 77.2 %. Ini berarti bahwa 77.2 % perubahan hasil belajar matematika siswa diterangkan oleh motivasi berprestasi dan pengetahuan dasar matematika secara bersama-sama dan sisanya sebesar 22.8 % dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.. Sehingga dapat dikatakan bahwa motivasi berprestasi dan pengetahuan dasar matematika yang tinggi merupakan salah satu syarat untuk memperoleh hasil belajar matematika yang tinggi. Karena itu untuk memperoleh hasil belajar matematika yang menggembirakan, diharapkan pemberian motivasi berupa stimulus kepada siswa agar terdorong untuk giat belajar lebih diutamakan. Ketika proses pembelajaran yang dibawakan oleh guru dapat diterima dengan baik oleh siswa akan memberikan motivasi kepada siswa untuk selalu belajar dengan giat dengan cara mengulangi materi yang telah diterima dari guru yang akan menjadikan hasil belajar matematika siswa tersebut akan meningkat. Pengaruh Motivasi Berprestasi terhadap Hasil belajar matematika Berdasarkan hasil analisis regresi data motivasi berprestasi dengan hasil belajar matematika siswa diperoleh persamaan regresi Yˆ =43.221+0.006 X12. Mengacu pada fungsi
terhadap pelajaran matematika menyebabkan bertambahnya hasil belajar matematika siswa sebesar 0.006 satuan. Setelah dilakukan uji keberartian dan kelinearan regresi diperoleh suatu kesimpulan bahwa persamaan regresi tersebut dapat dipergunakan untuk memprediksi skor hasil belajar matematika siswa jika skor motivasi berprestasi siswa terhadap pelajaran matematika diketahui. Dengan koefisien determinasi secara parsial (r2) sebesar 0.738 atau sebesar 73.8%. Ini berarti bahwa 73.8% perubahan hasil belajar matematika siswa diterangkan oleh motivasi berprestasi siswa. Pengaruh Pengetahuan Dasar Matematika terhadap Hasil Belajar Matematika Berdasarkan hasil analisis regresi data kuadrat pengetahuan dasar matematika terhadap hasil belajar matematika siswa diperoleh persamaan regresi 2 Yˆ 49.332 0.005 X . Mengacu pada 2
fungsi taksiran regresi tersebut terlihat bahwa nilai konstanta sebesar 49.332 merupakan ramalan dari skor hasil belajar matematika siswa tanpa ditunjang oleh skor pengetahuan dasar matematika siswa sedangkan koefisien arah regresi pengetahuan dasar matematika sebesar 0.005 menunjukkan hubungan positif pengetahuan dasar matematika, hal ini menunjukkan bahwa setiap perubahan atau penambahan satu satuan skor pengetahuan dasar matematika menyebabkan bertambahnya hasil belajar matematika siswa sebesar 0.005 satuan. Setelah uji keberartian dan kelinearan regresi diperoleh suatu kesimpulan bahwa persamaan regresi tertentu dapat dipergunakan untuk memprediksi skor hasil belajar matematika siswa jika skor pengetahuan dasar matematika diketahui. Seperti halnya motivasi berprestasi, pengetahuan dasar matematika juga demikian di mana secara teoritis dengan menguasai pengetahuan dasar matematika maka akan mempermudah siswa untuk mempelajari
taksiran regresi tersebut terlihat bahwa nilai konstanta sebesar 43.221 merupakan ramalan skor dari hasil belajar matematika siswa tanpa ditunjang oleh skor motivasi berprestasi siswa terhadap pelajaran matematika, sedangkan koefisien arah regresi motivasi berprestasi sebesar 0.006 menunjukkan hubungan positif motivasi berprestasi. Hal ini menunjukkan bahwa setiap perubahan atau penambahan satu satuan skor motivasi berprestasi siswa 159
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME 2 NOMOR 2, JULI 2011
materi matematika selanjutnya sehingga dapat meningkatkan hasil belajar matematikanya. Dengan koefisien determinasi secara parsial (r2) sebesar 0.610 atau sebesar 61 %. Ini berarti bahwa 61% perubahan hasil belajar matematika siswa diterangkan oleh pengetahuan dasar matematika siswa. Koefisien arah regresi motivasi berprestasi dan pengetahuan dasar
matematika pada fungsi taksiran, baik secara bersama-sama maupun secara parsial sangat kecil diakibatkan oleh keterbatasan pengetahuan dasar matematika, yaitu hanya mengukur kemampuan siswa pada operasi bilangan bulat dan pecahan dari pengetahuanpengetahuan dasar matematika yang ada untuk siswa kelas XI SMA.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Pertama: Hasil analisis dengan design X1 2 X1 X2 X22 (model 1) menunjukan variabel X2 mempunyai pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap hasil belajar, maka secara statistik model ini harus dimodifikasi. Kedua: Modifikasi pertama dengan design X2 X12 X22 (model 2) memperlihatkan bahwa variabel pengetahuan dasar matematika (X2) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap variabel terikat (Y) sehingga cukup alasan untuk tidak memakai model kedua ini sebagai model terpakai. Ketiga: Hasil analisis terpakai adalah modifikasi kedua (model 3) diperoleh kuadrat motivasi berprestasi (X12) dan kuadrat pengetahuan dasar matematika (X22) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap hasil belajar matematika (Y). Keempat: Motivasi berprestasi dan pengetahuan dasar matematika secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa yang ditunjukan dengan persamaan regresi 2 2 Yˆ 42.223 0.005 X 0.002 X , 1
koefisien determinasi (r2) sebesar 73.8 %. Hal ini menunjukan bahwa motivasi berprestasi siswa memberikan kontribusi positif atau dukungan yang baik dalam usaha meningkatkan hasil belajar matematika. Keenam: Pengetahuan dasar matematika mempunyai pengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa, dengan koefisien determinasi (r2) sebesar 61 %. Hal ini menunujukan bahwa pengetahuan dasar matematika siswa memberikan kontribusi positif atau dukungan yang baik dalam usaha meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Saran Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan hasil penelitian, maka penulis menyarankan: Pertama: Dengan melihat adanya pengaruh motivasi berprestasi siswa terhadap hasil belajar matematika siswa, maka kepada siswa kelas XI IPA SMA Kartika VII-2 Kendari diharapkan agar dapat meningkatkan motivasi berprestasinya dan kepada guru selaku pendidik agar dapat menyajikan materi pelajaran yang menimbulkan suasana stimulus yang selalu menyenangkan siswa dalam menerima materi pelajaran, sehingga siswa selalu berkeinginan untuk belajar dan pada gilirannya hasil belajar matematika siswa dapat ditingkatkan. Kedua: Dengan melihat adanya pengaruh pengetahuan dasar matematika
2
2
koefisien determinasi (R ) sebesar 77.2 %. Hal ini menunjukan bahwa motivasi berprestasi dan pengetahuan dasar matematika memberikan kontribusi positif atau dukungan yang baik dalam usaha meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Kelima: kelipatan motivasi berprestasi mempunyai pengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa, yang ditunjukan dengan , 160
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME 2 NOMOR 2, JULI 2011
siswa terhadap hasil belajar matematika siswa kelas XI IPA SMA Kartika VII-2 Kendari, diharapkan kepada guru yang mengajarkan matematika, supaya betul-betul merasa yakin bahwa materi yang diajarkan telah dimengerti oleh siswa sebelum lanjut ke materi selanjutnya. Ketiga: Dalam upaya meningkatkan hasil belajar matematika yang lebih optimal, kerjasama semua pihak baik guru, orang tua, maupun siswa sangat diperlukan. Keempat: Pentingnya triangulasi dalam penelitian yaitu melakukan pengecekan data
dari sumber-sumber yang lain, karena triangulasi dapat meningkatkan kedalaman pemahaman peneliti baik mengenai fenomena yang diteliti maupun konteks dimana fenomena itu muncul. Pemahaman yang mendalam atas fenomena yang diteliti merupakan nilai yang harus diperjuangkan oleh setiap peneliti sebab penelitian lahir untuk menangkap arti atau memahami gejala, peristiwa, fakta, kejadian, realitas atau masalah tertentu mengenai peristiwa sosial dan kemanusiaan dengan kompleksitasnya secara mendalam.
DAFTAR RUJUKAN Agung, I Gusti Ngurah. 1985. Analisis Regresi Ganda Untuk Kependudukan. (Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada). Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djaali, 2008. Psikologi Pendidikan. (Jakarta: Bumi Aksara). Djiwandono, Sri Esti. 1996. Psikologi Pendidikan. (Jakarta : Dirjendikti)
Hudojo, H. 2003. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. (Surabaya: Usaha Nasional). Russefendi, E. T. 1993. Pendidikan Matematika 3. (Jakarta: Universitas Terbuka). Simbolon, Hotman. 2009. Statistika. (Yogyakarta: Graha Ilmu). Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. (Bandung: Remaja Rosdakarya).
161