PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSITED INDIVIDUALIZATION RECIPROCAL DAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING RECIPROCAL TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI Oleh: Lely Yustina Wati 1, Nandang Hidayat 2 ABSTRAK Rendahnya semangat bersaing, kreatifitas, berpikir kritis, minat membaca dan pemahaman materi menjadi alasan penelitian ini, yaitu membandingkan hasil belajar dengan menggunakan model Team Assited Individualization Reciprocal (TAIR) dan Student Facilitator And Explaining Reciprocal (SFAER). Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 7 Bogor, pada bulan April semester dua tahun ajaran 2012-2013. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari dua kelas dengan jumlah siswa seluruhnya sebanyak 64 orang. Penelitian ini termasuk kedalam penelitian eksperimen, dimana model TAIR dan SFAER termasuk kedalam variabel perlakuan sedangkan hasil belajar biologi sebagai variabel terikat. Instrument yang digunakan untuk mengukur hasil belajar biologi ini yaitu berupa tes objektif yang terdiri dari 30 butir soal yang telah dihitung tingkat validitas dan reliabilitasnya terlebih dahulu. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan berupa perhitungan deskriptif, pengujian normalitas, pengujian homogenitas dan pengujian hipotesis dengan menggunakan teknik uji t. Hasil pengujian dengan uji t pada taraf signifikasi α = 0,05 diperoleh hasil yaitu t0 5,43 ∑ tt 1,67, sehingga hipotesis H0 ditolak dan Ha diterima yang berarti terdapat perbedaan terhadap hasil belajar biologi. Siswa kelompok TAIR memberikan hasil belajar lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok SFAER dengan sangat signifikan antara kelompok belajar siswa yaitu rata-rata N-Gain TAIR 36,5 dan N-Gain SFAER 30,2. Kata Kunci : Pembelajaran kooperatif, model Team Assited Individualization Reciprocal (TAIR) dan Student Facilitator And Explaining Reciprocal (SFAER), hasil belajar
ABSTRACT Low competitive spirit, creativity, critical thinking, reading habit, and material comprehension are the main reasons of the research, which is to compare the learning outcomes of the students taught by the models of Team Assisted Individualization Reciprocal (TAIR) and Student Facilitator and Explaining Reciprocal (SFAER). The research was conducted at SMAN 7 Bogor, in April, in the second semester in the year of 20122013. The sample used on the research was taken from two classes with the total number of 64 students. The research is an experiment, where the models of TAIR and SFAER are included as the treatments while the learning outcome of biology subject was the dependent variable. The instrument used for measuring the learning outcome was an objective test consisting of 30 test items that had been tested for its validity and reliability. The data analysis technique used is descriptive measurement, normality, homogeneity, and hypothesis testing using the technique of t test. The result shows that the to is 5.43 ∑tt 1.67 with the significant level of α = 0.05. it means that the Ho is rejected and the Ha is approved and it shows that there is influence on the learning outcomes. The students of TAIR group scored higher than those of SFAER significantly. It can be seen from the average score of N-Gain TAIR which is 36.5 and N-Gain SFAER which is 30.2. Keywords: Cooperative Learning, Team Assisted Individualization Reciprocal (TAIR), Student Facilitator and Explaining Reciprocal (SFAER), learning outcomes. PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstuktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi (UU No 20 tahun 2003, Sudjana;2005:2). Kemampuan dan pengalaman tenaga pendidik dalam mendidik siswa selama bertahun –tahun serta pengetahuan mengenai metode atau model pembelajaran membuat proses pembelajaran yang terjadi didalam kelas menjadi
menyenangkan. Dalam kegiatan pembelajaran tidak selalu setiap model pembelajaran menjadi menyenangkan dan mendukung karena didapati kegagalan-kegalan yang disebabkan kurang dan lemah suatu sistem komunikasi. Komunikasi yang berlangsung adalah komunikasi satu arah, guru berperan sebagai pemberi aksi atau berperan lebih aktif dan siswa berperan penerima aksi atau berperan lebih pasif menyebabkan kurang
menghidupkan kegiatan siswa dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi di SMA Negeri 7 Bogor diketahui permasalahan pada siswa kelas XI, bahwa siswa menganggap mata pelajaran biologi merupakan mata pelajaran yang banyak hapalan dan susah dimengerti menjadi faktor menurunnya minat baca siswa terhadap materi. Guru mata pelajaran biologi sudah mengetahui bermacam – macam model pembelajaran tetapi dalam proses pembelajaran guru lebih sering memilih metode ceramah atau monoton tidak bervariasi diselingi sesi tanya jawab. Metode ceramah yang digunakan lebih menekankan pada komunikasi antara siswa dengan guru dan tidak terjadi diskusi sesama siswa sehingga bagi siswa proses pembelajaran terasa membosankan. Faktor – faktor lain adalah kurangnya semangat bersaing antara sesama siswa di dalam kelas dan materi yang harus dipahami, dikuasai terlalu banyak dengan bahasa latin yang masih sulit dimengerti sehingga tidak mendorong kreativitas siswa yang berakibat kurangnya semangat belajar siswa serta hasil belajar kurang memuaskan dan berdampak pada KKM. Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditentukan oleh guru adalah 75. Di SMA Negeri 7 khususnya pada kelas XI IPA mata pelajaran biologi, nilai hasil belajar masih di bawah rata-rata. Terdapat 41% siswa yang mencapai KKM dan 59% belum mencapai KKM. Kemampuan belajar siswa di SMA Negeri 7 bersifat heterogen. Proses pembelajaran di sekolah tersebut khususnya pada kelas XI IPA lebih menekankan pada proses yang bersifat individual, dimana siswa yang berpemahaman lebih makin paham dan siswa yang kurang makin terbelakang. Dibutuhkan Proses pembelajaran yang menyenangkan, mampu memperkuat kerjasama siswa dan saling bersaing yaitu adanya interaksi antara siswa dengan siswa, interaksi antara guru dengan siswa, sehingga siswa akan menjadi tertarik. Model pembelajaran kooperatif adalah model yang mendorong siswa untuk bekerjasama dalam memecahkan masalah atau pengerjaan tugas. Pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungan dalam memenuhi kebutuhan hidup individu tersebut. Perubahan - perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sagala (2006:11) belajar merupakan komponen ilmu pendidikan yang berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan interaksi, baik yang bersifat eksplisit maupun implisit. Dilihat dari pendapat sagala, belajar tidak lain merupakan pendukung terciptanya ilmu pendidikan yang mempunyai tujuan serta menjadi sumber interaksi yang tercantum secara prosedural atau bersifat sebagai pengalaman.
Bloom dalam Syah (2008:84) ada tiga ranah (domain hasil belajar) yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Setiap ranah diklasifikasikan lagi dalam beberapa tingkat atau tahap kemampuan yang harus dicapai yaitu : pengetahuan; pemahaman; pengertian; aplikasi; analisa; sintesa dan evaluasi. Goldsby (1976:1) berpendapat bahwa biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang kehidupan. Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar biologi adalah sejumlah pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif yang dikuasai siswa setelah mengalami proses belajar tentang kehidupan dan perwujudannya serta interkasi makhluk hidup dengan lingkungannya. Pembelajaran kooperatif merupakan suatu dasar dari suatu metode aktif, melalui kerjasama yang dapat mempertinggi keterlibatan subjek didik. Pembelajaran kooperatif itu bernaung dalam teori konstruktivis. Pembelajaran ini muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Siswa dapat membantu satu sama lain dalam memecahkan masalah yang ada Trianto (2011:56). Parsons dalam Slavin (2008:188) Model Team Assited Individualization (TAI) memberikan kesempatan kepada para siswa untuk berkembang pada taraf pengajaran yang sesuai dengan individual atau kelompok-kelompok kecil. Model Student Facilitator And Explaining (SFAE) adalah model pembelajaran inovatif dan memfokuskan pada siswa yang belajar untuk mempresentasikan ide atau pendapat pada siswa lainnya Santoso (2011). Doolitle dkk (2006:155) berpendapat pembelajaran resiprokal, saat digunakan dengan tepat merupakan strategi yang terarah dan ini efektif bila digunakan untuk kriteria strategi seperti tuntunan atau bimbingan. Model pembelajaran TAI Reciprocal adalah gabungan dari model pembelajaran TAI dan Reciprocal. Model ini menuntut peran aktif siswa sebelum dan selama proses pembelajaran sehingga memotivasi siswa untuk menonjolkan kemampuan pribadi dan kelompoknya dalam memecahkan suatu permasalahan demi meraih keberhasilan secara aktif,mandiri inovatif dan efektif. Model pembelajaran SFAE Reciprocal merupakan perpaduan antara model pembelajaran SFAE dan Reciprocal. Model ini menuntut peran aktif, kreatif dan kemandirian siswa sebelum dan selama proses pembelajaran yang menggunakan tutor sebaya sebagai sarana dalam mengungkapkan dan mengembangkan serta membangun pengetahuan siswa lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA 5 dan XI IPA - 4 dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif Team Assited Individualization Reciprocal (TAIR) dengan
Student Facilitator and Explaining Reciprocal (SFAER).
B. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 7 yang beralamatkan di Jalan Palupuh Bantarjati. Penelitian dilakukan pada semester dua tahun ajaran 2012/2013. Penelitian dilakukan sekitar bulan Januari sampai dengan bulan Maret 2014 di kelas XI IPA. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi Eksperiment Design. Variable dalam penelitian ini terdiri dari dua variable. Variabel perlakuan yaitu pengaruh pembelajaran kooperatif Team Assited Individualization Reciprocal (TAIR) dan Student Facilitator And Explaining Reciprocal (SFAER) serta satu variable terikat yaitu hasil belajar Biologi. Desain penelitian yang digunakan adalah Non Equivalent Group Pretes And Posttest Eksperimental Designt, yang dibentuk dalam tabel: Tabel 1 Desain Penelitian Sampel E1 E2
Pretest O1 O3
Treatment X1 X2
Postest O2 O4
Keterangan : E1 E2 X1
: kelas eksperimen 1 : kelas eksperimen 2 : kelas eksperimen yang diberi perlakuan model pembelajaran TAIR X2 : kelas ekperimen yang diberi perlakuan model pembelajaran SFAER O1 dan O3: pretest O2 dan O4: posttest Perhitungan yang digunakan dalam penelitian menurut ketut suma (2010) adalah : N-Gain = Keterangan : S posttest: Nilai tes setelah pembelajaran S Pretest : : Nilai tes sebelum pembelajaran S maks : Nilai maks S : Skor Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 7. Kelas XI sebanyak 2 kelas untuk pengujian homogenitas. Kelas XI IPA 4 berjumlah 32 siswa, Kelas XI IPA 5 berjumlah 32 siswa. Penarikan sample dilakukan dengan purposif sampling (Sudjana;2005:168) dari 6 kelas XI IPA di SMA Negeri 7 dipilih secara acak dua kelas, satu kelas untuk eksperimen 1 dan satu kelas untuk eksperimen 2.
Teknik pengumpulan data Hasil Belajar Biologi (Y1), 1) Definisi Konseptual, 2) Definisi Operasional, 3) Kisi-kisi Instrumen, 4) Kalibrasi Instrumen. Kalibrasi Instrumen yang digunakan adalah : Keterangan
Uji Validitas
Uji Reliabilitas
Rumus Teknik PointBiseral
Valid rpbi > rtabel
≠ Valid rpbi < rtabel
65 butir soal
32 butir soal
33 butir soal
Pendekatan Single Test Tirial
r11>0,7 0
r11< 0,70
0,875
-
Formula Kuder Richardson -20 (KR20)
Teknik analisis data terdiri dari uji prasyarat dan uji hipotesis. Uji prasyarat diantaranya adalah 1) statistik deskriptif dilakukan untuk rata-rata, nilai tengah, nilai yang sering muncul, skor maksimum, skor minimum, rentang skor, banyak kelas, panjang kelas, 2) uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah populasi yang diteliti berdistribusi normal atau tidak berdasarkan data yang diperoleh. Uji normalitas yang digunakan yaitu uji Chi-Kuadrat, 3) uji homogenitas dilakukan untuk membuktikan apakah sampel yang diambil berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Dalam uji homogenitas menggunakan uji Bartlett, 4) uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan teknik statistik t.
C. HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Deskripsi data hasil penelitian dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu kelompok TAIR dan SFAER. Jumlah sumber data sebanyak 64 responden tyang terdiri dari dua kelas yang merupakan kelompok kelas peneliti 1. Data Hasil Belajar Biologi Kelompok TAIR Setelah dilakukan perhitungan statistik deskriptif berdasarkan data N-Gain dengan menggunakan model TAIR, diperoleh skor rata-rata 20,5; modus 23,5; median 42,25. Distribusi frekuensi dari data tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2 Distribusi skor N-gain kelompok TAIR Interval
Frekuensi Mutlak
Batas Kelas
(Fi)
10- 22
7
Titik Tengah
Fi.xi
(xi)
9,5-22,5
16
112
23-35 36-48 49-61 62-74 75-87 JUML AH
12 4 5 2 2
22,5-35,5 35,5-48,5 48,5-61,5 61,5-74,5 74,5-88,5
28 41 53 67 80
336 164 265 134 160
32
Tabel 4 Hasil Uji Hipotesis Distribusi Kelompok Perlakuan Hasil Belajar Biologi kelompok kelas eksperimen (TAIR) Hasil belajar Biologi kelompok kelas pembanding (SFAER)
No. 1.
1171
2.
χ²hitung
χ²tabel
Kesimpulan
6,28
7,82
Distribusi Normal
5,73
7,82
Distribusi Normal
2.
9,5
22,5
35,5
48,5
61,5
74,5
88,5
Gambar 1 Rata-rata hasil belajar kelompok TAIR
Tabel 2dan gambar 1 menunjukan bahwa rata-rata nilai N-gain kelompok TAIR cenderung lebih tinggi. 2. Data Hasil Belajar Biologi Kelompok SFAER Setelah dilakukan perhitungan statistik deskriptif berdasarkan data N-Gain dengan menggunakan model SFAER, diperoleh skor ratarata 12,9; modus 17,86; median 35,5. Distribusi frekuensi dari data tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3 Distribusi skor N-gain kelompok SFAER Interval
Frekuensi Mutlak
Titik Tengah
Batas Kelas
(Fi)
Fi.xi
(xi)
11-19
9
10,5-19,5
15
135
20-28 29-37 38-46 47-55 56-64 JUMLAH
7 5 8 2 1 32
19,5-28,5 28,5-37,5 37,5-46,5 46,5-55,5 55,5-64,5
24 33 42 51 60
168 165 336 102 60 966
Uji Homogenitas Dari hasil perhitungan uji homogenitas terhadap instrument hasil belajar IPA diperoleh nilai χ²hitung = 1,43 dan χ²tabel = 3,84 pada taraf signifikan α = 0,05 dengan demikian dapat disimpulkan χ²hitung < χ²tabel, sehingga dapat dikatakan bahwa distribusi varians berasal dari populasi yang Homogen.
C. Pengujian Hipotesis Penelitian Pada taraf signifikan α = 0,05 dan diperoleh nilai thitung = 1,43 dan harga ttabel = 1,67 dan sehingga didapatkan thitung > ttabel dengan demikian hipotesis nol (Ho) ditolak dengan hipotesis alternative (Ha) diterima. Dengan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan hasil belajar Biologi siswa kelompok kelas eksperimen (TAIR) terdapat perbedaan dengan hasil belajar Biologi siswa kelompok kelas pembanding (SFAEr). Hasil uji hipotesis didapat dari Pengujian hipotesis pertama (Ho) dilakukan dengan perhitungan N-Gain skor hasil belajar Biologi antara kelompok kelas eksperimen dan kelompok kelas pembanding dengan melihat perbandingan antara skor pretest dan skor posttest seperti pada tabel berikut:
Tabel 7 Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar Biologi Kelompok Kelas TAIR SFAER
N
Pretest
Posttest
32 32
48,75 66,5
70,93 78,1
N-Gain 36,5 30,2
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas, maka grafik histogram perbandingan antara nilai N-gain kelompok TAIR dan SFAER adalah : 10,5
19,5
28,5
37,5
46,5
55,5
64,5
40 Gambar Tabel 2 Rata-rata hasil belajar kelompok SFAER 3 dan gambar 2 menunjukan bahwa
rata-rata nilai N-gain kelompok SFAER cenderung rendah. B. 1.
Pengujian Prasyarat Analisis Uji Normalitas Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas N-gain hasil belajar Biologi siswa untuk kedua kelompok dapat disimpulkan bahwa χ²hitung < χ²tabel, maka data dari kedua kelompok berasal dari distribusi normal.
36.5
30.2
30 20 10 0 TAIR SFAER D. PEMBAHASAN GambarBerdasarkan 3 Nilai N-Gain TAIRterhadap hasil kelompok analisis data dan kelompok SFAER hasil yang telah dilakukan ternyata terdapat perbedaan hasil belajar biologi pada materi sistem reproduksi dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif Team Assited Individualization Reciprocal (TAIR) dan Student Facilitator and Explaining Reciprocal (SFAER). Penelitian ini dilakukan 6 kali pertemuan, 2 pertemuan untuk pretest dan posttest, 4 pertemuan untuk tatap muka (TM) yang terdiri dari 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk model TAIR dengan sampel kelas XI IPA - 5 dan 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan untuk model SFAER dengan sampel kelas XI IPA4. Model pembelajaran TAI merupakan model pembelajaran yang berfokus pada pengembangan keaktifan dan kreatifitas serta daya berpikir kritis pada tiap individu dalam kegiatan kelompok. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Parsons dalam Slavin (2008:188) dan terbukti dengan meningkatnya hasil belajar biologi khususnya pada materi ikatan kimia kelas X berdasarkan penelitian Primadhani (2013) dan Rohendi.dkk (2010) pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi. Model pembelajaran SFAER merupakan suatu penggabungan antara dua model pembelajaran yang dirancang untuk mengkondisikan kelas yang lebih santai tapi serius karena menuntut peran aktif, kreatif dan kemandirian siswa sebelum dan selama proses pembelajaran yang menggunakan tutor sebaya sebagai sarana dalam mengungkapkan dan mengembangkan serta membangun pengetahuan siswa lainnya. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Rogers dalam Djiwandono (2002:187). Penambahan model pembelajaran Resiprokal pada masing – masing model pembelajaran memberikan manfaat yang baik yaitu sebagai tuntunan atau panduan yang membantu siswa untuk mengaktifkan ingatan pengetahuan sebelumnnya mengenai materi pokok dan dihubungkan dengan pembelajaran saat ini dan membangkitkan daya berpikir kritis siswa. Hasil analisis data penelitian yang telah dilakukan memperoleh skor rata-rata hasil belajar biologi diantara kedua kelompok kelas sampel peneliti. Kelompok kelas eksperimen (XI IPA 5) yang menggunakan model TAIR menunjukan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok kelas pembanding (XI IPA 4) yang menggunakan model SFAER. Dalam menganalisis data penelitian digunakan rumus N-Gain. Hal tersebut dapat dilihat dari skor rata - rata N-Gain hasil belajar biologi dari nilai yang diperoleh dengan menggunakan TAIR pada kelas XI IPA - 5 sebesar 36,5 dan skor rata- rata N-Gain hasil belajar biologi dengan menggunakan SFAER pada kelas XI IPA – 4 sebesar 30,2. Dari hasil perhitungan hasil belajar biologi pada kelompok TAIR didapatkan presentase ketuntasan nilai siswa sebesar 44% yaitu dari 32
siswa, 14 siswa dapat mencapai Kriteria Ketuntasan Minimun (KKM) sebesar 75,00. Pada kelompok kelas SFAER yang menunjukkan presentase ketuntasan nilai yang cukup baik yaitu sebesar 78% yaitu dari 32 siswa, 25 siswa dapat mencapai KKM. Hal ini dikarenakan kelas XI IPA – 5 yang menggunakan model pembelajaran TAIR yang memiliki keunggulan yaitu : 1. Membuat siswa yang cerdas lebih menonjol dalam pembelajaran membantu siswa yang kurang dalam kerja kelompok dan tidak melupakan tanggung jawab individu untuk mendapat nilai yang baik. 2. Membiasakan siswa untuk saling bekerja sama dan menghargai siswa lainnya. 3. Memotivasi siswa untuk membaca dan mengetahui materi terlebih dahulu sebelum diajarkan. 4. Memotivasi siswa untuk saling menginformasikan apa yang mereka ketahui mengenai materi dan saling mengkoreksi apabila terjadi kesalahan pemahaman. Kendala yang dialami dengan menggunakan model pembelajaran TAIR ketika penelitian adalah kurangnya waktu bagi guru dalam memberi penguatan materi. Waktu diskusi yang panjang menciptakan kondisi siswa untuk berdiskusi hal selain materi pelajaran. Kurangnya waktu dalam melaksanakan pretes sehingga siswa tidak teliti dan serius dalam mengerjakan soal. Pada model pembelajaran SFAER juga dialami kendala yaitu kurang termotivasinya siswa untuk bersaing serta waktu diskusi yang panjang menyebabkan siswa yang tidak diberi tanggung jawab sebagai tutor kurang termotivasi untuk mengerjakan tugasnya. E. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terdapat perbedaan terhadap hasil belajar biologi menggunakan model pembelajaran TAIR dengan model pembelajaran SFAER. Model pembelajaran TAIR dalam proses belajar biologi (khususnya materi sistem reproduksi), Memiliki pengaruh yang berbeda dengan penggunaan model pembelajaran SFAER. DAFTAR PUSTAKA Djiwandono,Sri Esti Wuryani . 2002 . Pendidikan . Grasindo . Jakarta Doolitle, Peter E. David Hicks.Cheri F.Triplett. Psikologi Carl A.Young. william Dee Nichols. 2006 . Reciprocal Teaching for Reading Comprehension in Higher Education: A Strategy for Fostering the Deeper Understanding of Texts . Carolina . International Journal of Teaching and Learning in Higher Education [diakses
tanggal 3 Februari 2013 pukul 13.00WIB] Goldsby,Richard A. 1976 . Basic Biology . New York . Harper and Row Publisher . Inc . Rohendi, Dedi.Heri Sutarno dan Devy R. Waryuman.2010.Penerapan Metode Pembelajaran TAI Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi.Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi. [ diakses tanggal 14 Maret 2014 pukul 10.20WIB] Sagala, Syaiful . 2006 . Konsep dan Makna Pembelajaran . Bandung . CV . Alfabeta Santoso, Ras Eko Budi.2011.Pengertian Model pembelajaran Student Facilitator and Explaining.Terdapat pada http://raseko.blogspot.com/2011/05/Pengertian_m odel_pembelajaran_student.html. [diakses pada tanggal 07 Maret 2014] Slavin, Robert E. 2008. Cooperative Learning “Teori, Riset dan Praktik”. Bandung : Nusa Media.
Sudjana. 2005.Metoda Statistika:edisi 6.PT.Tarsito Bandung Suma, Ketut . 2010 . Efektifitas Pembelajaran Berbasis Inquiri dalam Peningkatan Penguasaan Konten dan Penalaran Ilmiah Calon Guru Fisika . Jilid 43 Nomor 6. 47-55 Syah, Muhibbin . 2008 . Psikologi Pendidikan ; Dengan Pendekatan Baru . Bandung . PT.Remaja Rosdakarya Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta ; Kencana. BIODATA PENULIS 1. Lely Yustina Wati, dilahirkan di Timika, 5 April 1992. Lulusan Program S1 Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pakuan Tahun 2014. 2. NandangHidayat, Dosen Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Pakuan.