“Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match terhadap Prestasi Belajar Sosiologi dalam Pokok Bahasan Pengendalian Sosial ” (Penelitian Kuantitatif pada siswa kelas X-I dan X-2 MA Annida Al Islamy, Cengkareng Jakarta barat) Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Disusun oleh: Fikah Awaliyah (109015000007)
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014
ABSTRAK
Fikah Awaliyah (109015000007). Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match terhadap Prestasi belajar sosiologi dalam pokok bahasanpengendalian sosial. (Kuasi Eksperimen di MA Annida Al Islamy, Cengkareng Jakarata Barat). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match terhadap hasil prestasi belajar sosiologi siswa dalam pokok bahasan pengendalian sosial. Penelitian dilaksanakan di MA Annida Al Islamy cengkareng Jakarta Barat. Metode penelitian randomized subject posttest only control groupdesign. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik cluster random sampling. Sampel penelitian yang diambil adalah sebanyak 20 orang siswa pada kelas X-I (kelas eksperimen) yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dan 20 orang siswa pada kelas X-II (kelas kontrol) yang menggunakan pembelajaran Konvensional (ceramah). Analisis data proses kedua kelompok menggunakan uji-t diperoleh hasil t- hitung 4,2585 dan t-tabel pada taraf signifikasi 5% adalah sebesar 2,02, dan 1% adalah sebesar 2,71, maka t-hitung>t-tabel. Hal ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match terhadap prestasi belajar sosiologi dalam pokok bahasan pengendalian sosial.
i
ii
KATA PENGANTAR Sembah dan sujud syukur kepada Allah Yang Maha Kuasa yang telah menciptakan bumi beserta isinya. Dialah yang telah menciptakan manusia sebagai makhluk yang sempurna dan memposisikan sebagai kholifah di muka bumi ini. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan risalah-Nya dan mengajarkan kepada ummat manusia tentang kebaikan dan pemaknaan tentang hakikat hidup dan semoga apa yang telah diajarkan kepada ummat manusia akan tetap abadi sampai akhir zaman. Penulis bersyukur karena berkat rahmat dan hidayah-Nya skripsi dengan judul “Pengaruh model kooperatif tipe Make a Match terhadap prestasi belajar sosiologi siswa di MA Annida Al- Islamy Cengkareng Jakarta Barat”. dapat diselesaikan dan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam Pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tidak lupa semua pihak yang sangat membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini, dengan penuh kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Komarudin Hidayat, MA., Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Ibu Nurlena Rifa’i M.A. Ph.d Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 3. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan sekaligus sebagai Dosen Penasehat Akademik, yang senantiasa memberikan nasehat-nasehat yang positif dan motivasi selama penulis kuliah. 4. Bapak Dr. H. Teuku Ramli Zakaria. M.A dosen pembimbing skripsi yang tak berhenti memberikan saran produktif dan kritik yang membangun dalam penyelesaian skripsi ini. 5. Ibu Cut Dhien Nourwahida. M.A dosen pembimbing skripsi yang tak berhenti memberikan saran produktif dan kritik yang membangun dalam penyelesaian skripsi ini.
iii
6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), atas ilmu dan pengalaman yang telah diberikan selama penulis kuliah. 7. Bapak Dr M Haidar. sebagai Kepala Madrasah Aliyah Islamiyah, Cengkareng, Bapak dan Ibu guru serta seluruh staf Madrasah Aliyah Islamiyah, cengkareng atas kesempatan dan informasi yang telah diberikan selama penulis melakukan penelitian. 8. Pengelola Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,serta Perpustakaan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), terima kasih atas buku-bukunya dan pelayanan yang telah diberikan kepada penulis. 9. Ayahanda Nurdin Toha dan Ibunda Jubaidah tercinta, yang telah berjuang tanpa mengenal menyerah untuk mengasuh, mendidik, membimbing, mendoakan dan berkorban baik moril maupun materil, sehingga penulis berhasil menyelesaikan studi (jihad) di UIN SYAHID ini. “rabbighfirli waliwalidayya warhamhuma kama rabbayani shaghira”. 10. Tak lupa adeku tersayang Nuzrotul Khofiyah dan Jili Abda Al- Fawas yang tiada hentinya memberikan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini, terima kasih atas doa dan dukungannya. 11. Keponakan-keponakan Ahmad Bustomy, Sakinatun Najah, Fahira Sanaya, Faisal, Ahmad Zahran Al- Abqory terima kasih berkat senyum kalian sudah memberi semangat dengan kelucuan-kelucuannya, yang membuat tante dapat menyelesaikan sekripsi ini dengan baik. 12. Arif Rahmawan, Saidah, Eva Nihlatulmahmudah, Sadam, Mila zulfia, Febiyani Lestari, Fitria Ika Nur Azis, dan kawan-kawaku Jurusan Pendidikan IPS angkatan 2009 serta sahabat-sahabatku yang lain, iif syarifah, terima kasih atas motivasi dan dukungannya yang telah diberikan kepada penulis. yang sudah menyelesaikan studi “aku nyusul nich…!” dan yang belum mudahmudahan cepat selesai. Akhirnya hanya kepada Allah SWT jualah penulis serahkan, semoga jasa baik yang telah mereka sumbangkan menjadi amal sholeh dan mendapat balasan yang lebih baik dari Allah SWT. Penulis menyadari, dalam skripsi ini masih banyak kekurangan. Penulis memohon kepada semua pihak untuk memberikan
iv
saran dan nasehat demi perbaikan skripsi ini Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
Jakarta, 2013
Penulis
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
ABSTRAK ..................................................................................................
i
ABSTRAC
................................................................................................
ii
KATA PENGANTAR .................................................................................
iii
DAFTAR ISI ...............................................................................................
vi
DAFTAR TABEL........................................................................................
ix
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................
x
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................
1
A. Latar Belakang ............................................................................
2
B. Identifikasi ..................................................................................
4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................
5
BAB II PENYUSUNAN KERANGKA TEORITIK DAN PENGAJUAN HIPOTESIS..........................................................................
7
A. Deskripsi Teoritik ........................................................................
7
1. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif tipe make a match a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif ....................
7
b. Tujuan Pembelajaran Kooperatif .....................................
13
c. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif .....
14
d. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif tipe Make a Match ................................................................................
14
e. Langkah-langkah Pelaksanaan Model Pembelajaran Make a Match ..................................................................
19
f. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif Make a Match ..................................................................
21
2. Prestasi Belajar Sosiologi di Madrasah Aliyah (MA)............
22
a. Pengertian Prestasi Belajar ...............................................
22
vi
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar.........
24
c. Definisi Ilmu Sosiologi.....................................................
28
d. Tujuan Ilmu Sosiologi ......................................................
29
e. Ruang Lingkup Pembelajaran Sosiologi di MA ...............
31
B. Kerangka Berfikir ........................................................................
37
C. Penelitian Relevan .......................................................................
38
D. Hipotesis Penelitian .....................................................................
39
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................
40
A. Waktu dan Tempat Penelitian .....................................................
40
B. Metode dan Desain Penelitian ....................................................
41
C. Popolasi dan Sampel ...................................................................
41
D. Tekhnik pengumpulan data .........................................................
41
1. Variabel yang diteliti ............................................................
41
2. Data Penelitian ......................................................................
42
3. Instrumen Penelitian .............................................................
42
a. Uji Validitas ....................................................................
44
b. Uji Reabilitas ..................................................................
45
c. Uji Taraf Kesukaran........................................................
46
d. Uji Daya Bepembeda ......................................................
47
E. Tekhnik Analisis Data ................................................................
48
1. Uji Normalitas.......................................................................
48
2. Uji Homogenitas ...................................................................
49
3. Pengujian Hipotesis ..............................................................
50
F. Hipotesis Statistik .......................................................................
51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................
52
A. Deskripsi Data.............................................................................
52
1. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match .................................................................................
52
2. Data prestasi belajar siswa menggunakan metode eksperimen pada model pembelajaran kooperetif tipe make a match ........................................................................
vii
53
3. Data Prestasi Belajar siswa menggunakan metode konvensional pada model pembelajaran kooperatif tipe make a match ................................................................
56
B. Pengujian Prasyarat Analisis ......................................................
58
C. Pengujian Hipotesis ....................................................................
60
D. Pembahasan ................................................................................
61
E. Keterbatasan Hasil Penelitian .....................................................
63
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ........................................
64
A. Kesimpulan .................................................................................
64
B. Rekomendasi ...............................................................................
65
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
66
LAMPIRAN ....................................................................................................
69
viii
Daftar Tabel-tabel Tabel 3.1 Kisi-sisi soal Post test........................................................... 43 Tabel 3.2 Klasifikasi interpretasi taraf kesukaran................................. 46 Tabel 4.1 Deskripsi prestasi belajar sosiologi dengan Model Pembelajaran Kooperatif tipeMake a Match........................................ 54 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Skor Prestasi Belajar sosiologi dengan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Make a Match........................... 54 Tabel 4.3 Deskripsi Hasil Belajar sosiologi Dengan Metode Ceramah.. 56 Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar sosiologi dengan Metode Ceramah.................................................................................... 57 Tabel 4.5 Perbandingan Hasil Belajar Siswa berdasarkan Metode Mengajar................................................................................... 58 Tabel 4.7 Hasil uji normalitas kedua kelompok..................................
59
Tabel 9 Data Skor Hasil Belajar sosiologi Siswa Kelas Eksperimen... 105 Tabel 10 Data Skor Hasil Belajar sosiologi Siswa Kelas Kontrol.......
106
Tabel 11 Luas di bawah Lengkungan Normal Standar.......................
122
Tabel 12 Nilai Kritis L untuk Uji Lilliefors.......................................... 123
ix
Daftar Lampiran Lampiran 1 silabus sosiologi MA....................................................
69
Lampiran 2 RPP Kelas Kontrol.........................................................
76
Lampiran 3 RPP Kelas Eksperimen..................................................
85
Lampiran 4 kartu pertanyaan dan jawaban model kooperatif tipe Make a Match ....................................................................................
93
Lampiran 5 Prosedur Pelaksanaan Model Kooperatif tipe Make a Match.................................................................................................
95
Lampiran 6 Soal Post Test ................................................................
96
Lampiran 7 Kunci Jawaban Soal Post Test......................................
101
Lampiran 8 Skor Kelas Eksperimen dan Kontrol...........................
106
Lampiran 9 Hasil Uji Validitas........................................................
107
Lampiran 10 Hasil Uji Reabilitas......................................................
108
Lampiran 11 Rekapitulisasi Taraf Kesukaran Butir Soal..................
109
Lampiran 12 Mencari Mean, Median, Modus, Simpangan Baku dan Varians serta Standar Eror Mean........................................................
110
Lampiran 13 Hasil Perhitungan Normalitas (Uji Lilifors)..............
116
Lampiran 14 Hasil Perhitungan Homogenitas (Uji Barlet)...........
118
Lampiran 15 Hasil Uji Hipotesis (Uji “t”).....................................
120
Lampiran 16 Luas di bawah Lengkungan Normal Standar............
122
Lampiran 17 Nilai Kritis L untuk Uji Lilliefors...............................
123
Lampiran 18 Nilai Persentil untuk distribusi f ...............................
124
Lampiran 19 Nilai Persentil untuk distribusi t ..................................
127
x
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi
dirinya
untuk
memiliki
kekuatan
spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Hal tersebut sejalan dengan tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam Undang-undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1 Pada umumnya kegiatan belajar selama ini masih bercorak tradisional, pengajaran yang dimaksud adalah bentuk pengajaran klasikal yang umumnya berpusat pada kegiatan dan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab.
1
Lukmanul Hakim, Perencanaan Pembelajaran (Bandung: PT Wacana Prima,2009)
1
2
Suasana yang mestinya tercipta dalam proses pembelajaran adalah bagaimana siswa yang belajar benar- benar berperan aktif dalam belajar. Keberhasilan pencapaian kompetensi suatu mata pelajaran bergantung pada beberapa aspek. Salah satu aspek yang sangat mempengaruhi adalah bagaimana
cara
seorang
guru
dalam
melaksanakan
pembelajaran.
Kecenderungan pembelajaran pada saat ini masih berpusat pada guru dengan bercerita atau berceramah. Siswa kurang terlibat aktif dalam proses pembelajaran, akibatnya tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran rendah. Bagi guru melakukan pembelajaran tidak lebih hanya sekedar menggugurkan kewajiban. Asal tugasnya sebagai guru dalam melaksanakan perintah yang terjadwal sesuai dengan waktu yang dilaksanakan tanpa peduli apa yang telah diajarkan itu bisa dimengerti atau tidak. Menurut James dikutip Sardiman bahwa tugas dan peran guru antara lain, yaitu menguasai dan mengembangkan materi pembelajaran merencanakan dan menyiapkan pelajaran setiap hari, mengontrol dan mengevaluasi kegiatan siswa.2 Rendahnya kemampuan siswa dalam memahami konsep sosiologi dan praktiknya dalam kehidupan nyata berhubungan erat dengan kemampuan dasar di kelas, siswa sering jenuh dan cenderung tidak serius ketika mengikuti pelajaran sosiologi, mereka menganggap pelajaran ini sangat membosankan sehingga tidak adanya ketertarikan siswa terhadap pelajaran sosiologi, padahal ilmu sosiologi sangat penting bagi mereka dalam kehidupan seharihari. Ilmu sosiologi adalah ilmu tentang kemasyarakatan dan cara kita berinteraksi dengan masyarakat itu, maka dalam proses pembelajaran di kelas guru harus menerapkan kegiatan pembelajaran yang mampu mengembangkan kompetensi, baik dalam ranah kognitif, afektif, psikomotorik. Hal ini disebabkan pembelajaran sosiologi memiliki ruang lingkup atau materi yang berbeda-beda dan memiliki karakteristik yang berbeda pula, maka perlu
2
Hamzah B.Uno, Nurdin Mohamad. Belajar dengan pendekatan PAILKEM, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), hal. 105
3
adanya penyesuaian materi dan metode yang digunakan. Namun hal yang penting ini seringkali dilupakan oleh guru pada saat proses pembelajaran. Berdasarkan alasan tersebut maka sangatlah penting bagi para pendidik untuk memahami karakteristik materi, peserta didik dan metodelogi pembelajaran dalam proses pembelajaran terutama berkaitan dengan pemilihan model-model pembelajaran modern. Dengan demikian proses pembelajaran akan variatif, inovatif, dan konstruktif dalam merekontruksi wawasan pengetahuan dan implementasinya sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan kreativitas peserta didik. Namun fakta yang selama ini ada, guru pada umumnya masih menggunakan metode pembelajaran konvensional yang meliputi membaca, menulis dan menghafal saja. Salah satu pembelajaran yang dikenal efektif adalah pembelajaran yang bersifat melibatkan keaktifan siswa dalam berinteraksi di dalam kelas yaitu dengan pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif adalah salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktifitas siswa, meningkatkan daya nalar, cara berfikir logis, aktif, kreatif, terbuka, serta ingin tahu. Selain itu, model ini mampu meningkatkan interaksi, meningkatkan perluasaan siswa terhadap materi pembelajaran dan akan meningkatkan motivasi siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. Model Pembelajaran Kooperatif memiliki berbagai tipe-tipe kooperatif yang dikembangkan oleh Kagan. Kagan membagi tipe tersebut berdasarkan interaksi antar siswa dalam kelompok maupun antar kelompok. Salah satu Model Pembelajaran Kooperatif adalah Make a Match yang merupakan pembelajaran kooperatif dimana siswa belajar bersama dalam kelompokkelompok kecil dan saling membantu satu sama lain. Pada tipe ini siswa dituntut untuk mencari pasangan kartu yang tepat sesuai pertanyaan, memberikan pendapat, ide, bahkan memberikan analisis terhadap apa yang telah disampaikan oleh temannya sendiri. Tipe ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif. Dalam berkomunikasi dengan guru atau siswa lainnya di dalam kelas. Sehingga terjadilah sesuatu pembelajaran yang hidup di dalam kelas.
4
Sebuah implementasi model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match menyebutkan bahwa model ini dapat mengaktifkan siswa dalam rangkaian kegitan belajar mengajar dan membantu komunikasi antar siswa dan membangun kerja sama dalam kelompok. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas yang berjudul “Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match terhadap Prestasi Belajar Sosiologi dalam pokok bahasan Pengendalian Sosial”. Dalam hal ini peneliti mengadakan penelitian pada sebuah sekolah yaitu di MA Annida Al Islamy.
B. Identifikasi, Pembatasan, dan Perumusan Masalah 1. Indentifikasi Masalah Sesuai dengan uraian yang ada dalam latar belakang masalah serta pengamatan awal terhadap para peserta didik, interaksi guru dengan peserta didik dalam proses mengajar, ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik yang dipilih sebagai objek. Dapat diidentifikasi permasalahan yang dapat diteliti adalah: 1) Siswa mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran sosiologi 2) Penggunaan pola pembelajaran yang kurang tepat menimbulkan kejenuhan dan ketidaktertarikan siswa terhadap pelajaran sosiologi 3) Pembelajaran sosiologi masih berpusat pada guru sehingga siswa kurang aktif 4) Adanya kompetetif dan individualistik dalam pembelajaran 5) Siswa belum mampu menyelesaikan masalah sosial pada kasus di masyarakat 6) Hasil belajar sosiologi siswa masih rendah
2. Pembatasan Masalah Agar penelitian ini lebih terarah maka masalah dibatasi pada prestasi belajar sosiologi siswa sebagai variabel terikat. Model pembelajaran digunakan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe
5
Make
a
Match
pada
kelompok
eksperimen
dan
pembelajaran
konvensional pada kelompok kontrol. Ranah yang akan dicapai dibatasi pada aspek kognitif siswa pada pembahasan pengendalian sosial dalam mata pelajaran sosiologi.
3. Perumusan Masalah Dari Pembatasan masalah yang telah dijelaskan di atas, maka rumusan masalah pada penelitian yang akan dilakukan adalah apakah ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match terhadap prestasi belajar sosiologi siswa?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian Penelitian
bertujuan
untuk
mengetahui
pengaruh
model
pembelajaran kooperatif tipe Make a Match terhadap prestasi belajar siswa. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis 1. Untuk menjadi bahan acuan bagi guru dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe Make a Match dalam pembelajaran
sosiologi. 2. Sebagai bahan informasi mengenai efektif atau tidaknya penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match pada mata pelajaran sosiologi di MA Annida Al Islamy. 3. Bagi
peneliti
selanjutnya
dapat
dijadikan
mengembangkan model pembelajaran kooperatif
bahan
acuan
untuk
tipe Make a Match
dalam pembelajaran sosiologi di kelas. b. Manfaat Praktis 1. Bagi Siswa a) Memberikan penyajian pembelajaran baik pada penggunaan metode make a match untuk meningkatkan pretasi belajar siswa.
6
b) Memberikan
solusi
alternative
siswa
untuk
mengatasi
permasalahan dalam proses pembelajaran Sosiologi. c) Melalui metode make a match diharapkan terjadi transfer dan transmisi
sistem nilai
yang memungkinkan
peserta didik
mengalami perubahan sikap dan perilaku serta kerja sama secara lebih efektif dan menimbulan keaktifan siswa di kelas. 2. Bagi Guru a) Meningkatkan kompetensi pedagogik guru sosiologi dalam melakukan aktivitas belajar mengajar yabf lebih efektif dan efisien. b) Membantu guru dalam melakukan perbaikan metode mengajar yang digunakan sebagai alternatif pembelajaran yang bermutu dan bermakna. c) Memberikan solusi alternatif siswa untuk mengatasi permasalahan dalam proses pembelajaran sosiologi. 3. Bagi Sekolah a) Memberikan masukan terkait dalam mengambil kebijakan, terutama kebijakan pembelajaran. b) Membantu sekolah dalam meningkatkan profesionalitas para guru. c) Memberikan sumbangan pada sekolah dalam menghasilkan mutu pendidikan.
BAB II PENYUSUNAN KERANGKA TEORITIK DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritik 1. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif tipe Make a Match a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Model dapat diartikan sebagai tampilan grafis, prosedur kerja yang teratur dan sistematis, serta mengandung pemikiran yang bersifat uraian atau penjelasan berikut saran.1 Sedangkan belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannyanya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.2 Menurut Gage belajar adalah proses dimana suatu organisme berubah perilakunya akibat dari pengalaman. Maka usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan maka akan terjadinya perubahan dari diri seseorang.3
1
Dewi Salma Prawiradilaga, Prinsip Desain Pembelajaran, (Jakarta : PT Kencana, 2008),
h. 23 2
Prayitno, Dasar Teori dan Praksis Pendidikan, (Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia,2009) hal. 203-204 3 Bambang Suteng. Sosiologi SMA kelas X,(Jakarta: PT Phebeta Aneka Gama ,2006). Hal 163
7
8
Menurut B. F. Skinner dikutip dari Slameto, bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif.4 Belajar juga dipahami sebagai upaya untuk menguasai sesuatu yang baru maka ada dua konsep usaha menguasai dan sesuatu yang baru maka usaha menguasai merupakan aktivitas belajar yang sesungguhnya dan baru merupakan hasil yang diperoleh dari aktivitas belajar itu.5 Dengan demikian belajar diartikan sebagai suatu perubahan dalam kemungkinan atau peluang terjadinya respon.6 Jadi model pembelajaran adalah strategi yang digunakan guru untuk meningkatkan motivasi belajar, sikap belajar dikalangan siswa, mampu berpikir kritis, memiliki keterampilan sosial, dan pencapaian hasil pembelajaran lebih optimal.7 Model Pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau dalam pembelajaran dalam tutorial. Model pembelajaran mengacu kepada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas.8 Joyce dan Weil berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang
dapat
digunakan
untuk
membentuk
kurikulum
(rencana
pembelajaaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain.9 Pemilihan penggunaan model-model pembelajaran dilakukan sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran tertentu disesuaikan dengan 4
Slameto, Belajar & faktor- faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), h. 5 5 Prayitno, Dasar Teori dan Praktis, (Jakarta:PT Gramedia Widiasarana Indonesia ,2009), h.203 6 Slameto, Belajar & faktor- faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), h. 82 7 Isjoni, Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2009), h.7-8 8 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2010), h. 51 9 Hamzah. B Uno, Mohamad Nurdin, Belajar dengan pendekatan PAILKEM, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), h. 219
9
materi, kemampuan siswa, karakteristik siswa dan sarana penunjang yang tersedia. Model-model pembelajaran memiliki beberapa komponen, yaitu: 1) Fokus Fokus merupakan aspek sentral dalam sebuah model. Fokus dari sebuah sistem merujuk kepada kerangka acuan yang mendasari pengembangan sebuah model. Tujuan-tujuan pengajaran dan aspekaspek lingkungan pada dasarnya membentuk fokus dari model. Tujuan apa yang hendak dicapai adalah bagian model pada umumnya. 2) Sintaks Sintasks atau tahapan dari model mengandung uraian tentang model dalam tindakan. Sebagai contoh misalnya kegiatan-kegiatan yang disusun berdasarkan tahapan-tahapan yang jelas dari keseluruhan program yang melambangkan lingkungan pendidikan dari setiap model. Ini merupakan susunan dari keseluruhan program mengajar. 3) Sistem sosial Sistem sosial merupakan bagian penting dari setiap moel, sebab dalam proses pembelajaran terdapat interaksi antara guru dan murid serta norma-norma atau prilaku siswa yang dianggap baik. Mempelajari sesuatu ditentukan oleh jenis hubungan yang tersusun selama proses mengajar. Model-model mengajar itu menjelaskan sistem untuk mengajarkan sikap, keterampilan serta pengertian dan lain-lain. 4) Sistem pendukung Aspek yang penting dan utama dari suatu model adalah elemen pendukung yang tujuannya adalah menyiapkan kemudahan kepada guru dan siswa bagi berhasilnya penerapan strategi mengajar. Sebagai
10
contohnya adalah menyiapkan bahan materi yang disusun dengan pendekatan modular, mesin-mesin mengajar, dll.10 Dalam
dunia
pendidikan
terdapat
banyak
sekali
model
pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam membantu proses pembejaran agar menjadi lebih aktif, inovatif dan kreatif serta mencapai hasil pembelajaran yang memuaskan sehingga tercapainya tujuan pendidikan di sekolah, salah satunya adalah dengan model pembelajaran kooperatif. Pemilihan penggunaan model-model pembelajaran dilakukan sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran tertentu disesuaikan dengan materi, kemampuan siswa, karakteristik siswa dan sarana penunjang yang tersedia. Pembelajaran Kooperatif (cooperative learning) merupakan model pembelajaran dalam kelompok- kelompok kecil, dengan anggota kelompok 3-5 orang, yang dalam menyelesaikan tugas kelompoknya setiap anggota kelompok harus saling kerjasama dan saling membantu untuk memahami materi, sehingga setiap siswa selain mempunyai tanggung jawab individu, tanggung jawab berpasangan dan juga mempunyai tanggung jawab kelompok.11 Pendekatan model pembelajaran seperti ini didasarkan kepada pemikiran bahwa manusia memiliki derajat potensi yang berbeda-beda. Karena perbedaan itu manusia dapat saling asah, asih dan asuh sehingga terjadi masyarakat belajar (learning community). Siswa tidak harus belajar dari guru tetapi juga dari sesama siswa. Metode yang cocok untuk pendekatan ini yaitu STAD (Student Team Achievement Divisions), jigsaw, GI (Group Investigation), NHT dan sebagainya.12 Johnson dan Johnson mendefinisikan pembelajaran kooperatif adalah penerapan pembelajaran terhadap kelompok kecil sehingga para siswa dapat bekerja sama untuk memaksimalkan pembelajarannya sendiri 10
La Iru dan La Ode Safiun Arihi, Analisis Penerapan Pendekatan, Metode, Strategi, Dan Model-Model Pembelajaran, (Yogyakarta : PT Multi Presindo,2012) cet.1, h. 7 11 Ibid, h. 48 12 Maman, Jurnal ilmiah Kreatif, Vol, V, no.2, juli 2008. h. 144
11
serta memaksimalkan pembelajaran anggota yang lain. Spencer Kagan secara sederhana merumuskan tentang pembelajaran kooperatif bahwa pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang melibatkan sejumlah kelompok kecil siswa yang bekerja sama dan belajar bersama dengan saling membantu secara interaktif untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dirumuskan. Pembelajaran
kooperatif
terkadang disebut
juga
kelompok
pembelajaran (group learning), yang merupakan istilah generik bagi bermacam prosedur intruksional yang melibatkan kelompok kecil interaktif. Siswa bekerja sama untuk menyelesaikan suatu tugas akademik dalam suatu kelompok kecil untuk saling membantu dan belajar bersama dalam kelompok mereka serta dengan kelompok yang lain. Pada umumnya dalam implementasi model pembelajaran kooperatif, siswa saling berbagi (sharing), bertukar pikiran tentang masalah yang mereka tangani.13 Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk- bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru, di mana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan- bahaan dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud. Guru biasanya menetapkan bentuk ujian tertentu pada akhir tugas.14 Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asalasalan. Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif dengan benar akan memungkinkan guru mengelola kelas lebih efektif. Model pembelajaran kooperatif akan 13
dapat
menumbuhkan pembelajaran efektif
yaitu
Warsono, DKK. Pembelajaran Aktif Teori dan Asesmen. 2012.Bandung: PT Remaja Rosdakarya, h. 161 14 Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem, (Surabaya: PT Pustaka Pelajar, 2009), hal. 54
12
pembelajraan yang bercitrakan memudahkan siswa belajar sesuatu yang bermanfaat seperti fakta, keterampilan, nilai, konsep, dan bagaimana keterampilan diakui oleh mereka yang berkompeten menilai.15 Dalam menjalankan model kooperatif ini guru sering kali tidak memahami langkah yang benar dan prosedur model pembelajaran yang harusnya diterapkan, sehingga model kooperatif ini tidak berjalan dengan baik. Pembagian kerja yang kurang adil dalam kelompok dan memberikan tugas kepada kelompok tanpa memberikan pedoman yang perlu dikerjakan, membuat siswa tidak tahu harus bekerja sama dan membuat kondisi kelas gaduh. Supaya hal ini tidak terjadi, guru wajib memahami sintak model pembelajaran kooperatif. Sintak model pembelajaran kooperatif terdiri dari 6 (enam) fase, yaitu; Fase
pertama,
guru
mengklarifikasi
maksud
pembelajaran
kooperatif. Hal ini penting untuk dilakukan karena peserta didik harus memahami dengan jelas prosedur dan aturan dalam pembelajaran. Fase kedua, guru menyampaikan informasi, sebab informasi ini merupakan isi akademik. Fase ketiga, kekacauan bisa terjadi pada fase ini, oleh sebab itu transisi pembelajaran dari dan ke kelompok-kelompok belajar harus di orkestrasi dengan cermat. Sejumlah elemen perlu dipertimbangkan dalam menstrukturisasikan tugasnya. Guru harus menjelaskan bahwa peserta didik harus bekerja sama didalam kelompok. Penyelesaian tugas kelompok merupakan tujuan kelompok, setiap anggota memiliki peran demi kelompoknya masing-masing. Fase keempat, guru perlu mendampingi tim-tim belajar, mengingatkan tugas-tugas yang dikerjakan peserta didik dan waktu yang dialokasikan. pada tahap ini, guru harus meengarahkan, memberikan petunjuk dan membimbing siswa. Fase kelima, guru melakukan evaluasi dengan menggunakan strategi evaluasi yang konsisten
15
Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Pailkem, (Surabaya: PT Pustaka Pelajar, 2009), h. 58
13
dengan tujuan pembelajaran. Fase keenam, guru mempersiapkan struktur reward yang akan diberikan kepada peserta didik.16 Hal yang terpenting dalam model pembelajaran ini adalah bahwa siswa dapat belajar dengan bekerja sama dengan teman. Bahwa teman yang lebih mampu dapat menolong teman yang lemah. Setiap anggota kelompok tetap memberi sumbangan pada prestasi kelompok.para siswa juga mendapat kesempatan untuk bersosialisasi.17
b. Tujuan Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran cooperatif learning adalah suatu model pembelajaran yang membantu siswa dalam mengembangkan pemahaman dan sikapnya sesuai dengan kehidupan nyata di masyarakat, sehingga dengan bekerja bersama-sama diantara sesama anggota kelompok mampu meningkatkan motivasi, produktifitas dan perolehan belajar. Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil belajar berupa prestasi akademik, toleransi, menerima keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial. Untuk mencapai hasil belajar itu model pembelajaran kooperatif menunut kerja sama dan interpedensi peserta didik dalam struktur tugas, struktur tujuan, dan struktur rewardnya. Struktur tugas berhubungan bagaimana tugas diorganisir. Struktur tujuan dan reward mengacu pada derajat kerja sama atau kompetensi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan maupun reward. Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah interaksi kelompok. Interaksi
Interaksi kelompok
kelompok merupakan interaksi interpersonal. dalam
pembelajaran
kooperatif
bertujuan
mengembangkan intelegensi interpersonal. Intelegensi berupa kemampuan untuk mengerti dan menjadi peka terhadap perasaan, intensi, motivasi, watak. Kepekaan akan ekspresi wajah, suara, isyarat dari orang lain juga 16
Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem, (Surabaya: PT Pustaka Pelajar, 2009), h. 64-66 17 Hamzah. B Uno, Mohamad Nurdin, Belajar dengan pendekatan PAILKEM, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), h. 210
14
termasuk dalam intelegensi ini. Secara umum intelegensi seseorang menjalin relasi dan komunikasi dengan berbagai orang. Interaksi kelompok
dalam
interaksi
pembelajaran
kooperatif
bertujuan
mengembangkan keterampilan sosial. Beberapa keterampilan sosial adalah kecakapan berkomunikasi, kecakapan bekerja kooperatif dan kolaboratif serta solidaritas.18 Aspek-aspek esensial yang terdapat dalam pembelajaran kooperatif adalah : 1) Saling bergantung antara satu sama lain secara positif (positif interdependence). 2) Saling berinteraksi langsung antara anggota dalam kelompok (faceto-face intraction). 3) Akuntabilitas individu atas pembelajaran diri sendiri (individual accountability). 4) Keterampilan sosial (cooperative social skill). 5) Pemerosesan kelompok (group processing).19
c. Kelebihan dan kekurangan Pembelajaran Kooperatif Berbagai sumber memang banyak mengungkapkan manfaat pembelajaran kooperatif ini. Berdasarkan berbagai hasil penelitian serta fakta empiris di lapangan, pembelajaran kooperatif ternyata telah mampu meningkatkan kualitas pembelajaran siswa dalam hal: 1) Memberikan kesempatan kepada sesama siswa untuk saling berbagi informaasi kognitif. 2) Memberi
motivasi
kepada
siswa
untuk
mempelajari
bahan
pembelajaran lebih baik. 3) Meyakinkan siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri
18
Hamzah. B Uno, Mohamad Nurdin, Belajar dengan pendekatan PAILKEM, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), h. 62 19 Lukmanul Hakiim, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung : PT Wacana Prima,2009), h. 54
15
4) Mengembangkan keterampilan sosial kelompok yang diperlukan untuk berhasil diluar ruangan kelas, bahkan diluar sekolah 5) Meningkatkan interaksi positif antar anggota yang berasal dari berbagai kultur berbeda serta kelompok sosial ekonomi yang berlainan 6) Meningkatkan daya ingat siswa karena dalam pembelajaran kooperatif, siswa secara langsung dapat menerapkan kegiatan mengajar siswa yang lain (teach order).20 Sedangkan Kelebihan Model Cooperative Learning menurut Jarolimek & Parker adalah sebagai berikut: a. Adanya saling ketergantungan yang positif antar siswa b. Adanya pengakuan dalam merespon perbedaan individu c. Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas d. Tercipta suasana kelas yang menyenangkan sehingga membuat siswa merasa rileks. e. Terjalinnya hubungan hangat dan bersahabat antara siswa dengan guru. f. Siswa memiliki banyak kesempatan untuk mengekspresikan pengalaman emosi yang menyenangkan.21 Sejauh ini kritik yang ditunjukkan terhadap implementasi pembelajaran
kooperatif
hanya
menemukan
satu
kelemahan
pembelajaran kooperatif, yaitu terhadap harapan timbulnya pemikiran tingkat tinggi (higher order thinking) dari para siswa yang ternyata sesuai dengan keterbatasan kemampuan berfikir dan tingkat kedewasaan para siswa. Dampak positif ini tidak berkembang, terutama kepada siswa kelas-kelas rendah.22 Orlich menyebutkan kritiknya terhadap upaya pengelompokan para siswa dengan kecakapan yang berbeda-beda. Sementara para ahli menyakini bahwa pembentukan heterogen terhadap siswa-siswa yang 20
Warsono. DKK. Pembelajaran Aktif Teori dan Asesmen. 2012.Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Hal. 164 21 Isjoni, Cooperative Learning, (Bandung: Alfabet, 2009), h. 24 22 Ibid.h. 65
16
berbakat seperti itu justru menurunkan kemampuan belajar mereka atau kemampuan belajar mereka menjadi berkurang karena terganggu dengan keharusan membantu teman yang lain.23 Vicki Randall mengemukakan kritikannya terhadap implementasi pembelajaran kooperatif terutama terkait dengan bertanggung jawab kelompok dalam kelompok yang berkemampuannya berbeda-beda. Seringkali siswa yang lebih cerdas meninggalkan siswa yang lebih lemah pembelajaranya. Dalam hal ini harus selalu ada kontrol dari guru. Kemudian dalam asesmen menyusun rubrik yang diantaranya menilai sikap siswa dalam membantu temannya.24 Walapun terdapat kritikan terhadap pembelajaran kooperatif ini, akan tetapi kecil kemungkinan hal itu bisa terjadi jika proses pembelajaran di jalankan dengan baik sesuai dengan prinsip dan langkahlangkah yang benar, juga di awasi secara teliti oleh guru. Sedangkan Kelemahan model pembelajaran kooperatif diantaranya 1. Faktor Dari Dalam a) Guru
harus
mempersiapkan
pembelajaran
secara
matang,
disamping itu memerlukan lebih banyak tenaga, pemikiran dan waktu. b) Agar dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai c) Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung ada kecenderungan topik permasalahan yang sedang dibahas meluas sehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan,dan 2. Faktor dari Luar erat kaitannya dengan kebijakan pemerintah mengenai pendidikan. 25
23
Isjoni, Cooperative Learning, (Bandung: Alfabet, 2009), h. 24 Warsono, DKK. Pembelajaran Aktif Teori dan Asesmen. 2012. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, hal. 240-241 25 Isjono, pembelajaran kooperatif meningkatkan kecerdasan komunikasi antar peserta didik, Cetakan Kesatu, Pustaka Pelajar. Yogyakarta, 2009. 24
17
d. Pengertian Model Pembelajaran kooperatif tipe Make a Match Pembelajaran terpusat pada guru sampai saat ini masih menemukan beberapa kelemahan dapat dilihat pada saat berlangsungnya proses pembelajaran di kelas, interaksi aktif antara siswa dengan guru atau siswa dengan siswa kurang terjadi. Untuk memperbaiki pembelajaran yang lebih komperehensip dan dapat mengaitkan materi teori dengan kenyataan yang ada di lingkungan sekitarnya atas dasar itu mencoba dikembangkan pendekatan kooperatif dalam pembelajaran dengan tipe Make a Match. Dan model pembelajaran kooperatif mengutamakan kerja sama, kerja sama dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka tujuan pembelajaran. Guna meningkatkan dan keaktifan siswa dalam kelas, guru menerapkan Model Pembelajaran Make a Match. Tipe Make a Match atau mencari pasangan merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan kepada siswa. Penerapan model pembelajaran dimulai dari teknik siswa mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban soal batas waktunya siswa yang dapat mencocokan kartunya diberi poin.26 Model pembelajaran dapat direalisasikan dengan menerapkan suatu tipe pembelajaran. Terdapat beberapa Model Pembelajaran Kooperatif, salah satu nya adalah Tipe Make a Match. Pembelajaran seperti ini yaitu mencari pasangan dikembangkan oleh Lorna Curran. Make a Match (mencari pasangan kartu) yaitu suatu teknik yang cukup menyenangkan dan digunakan untuk mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya. Namun demikian materi barupun tetap bisa diajarkan dengan
catatan
siswa diberi tugas untuk mempelajari topik yang akan diajarkan terlebih dahulu, sehingga ketika masuk kelas mereka sudah memiliki bekal pengetahuan. Salah satu keunggulan model ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Kekurangan dari teknik ini adalah kurang efektif bila 26
http:// ras-eko. Blogspot.com/2011/05//metode – make- match. Html diakses pada tanggal 20 November 2013.
18
digunkan untuk kelas yang jumlahnya siswanya lebih dari 50 orang dan terdapat keributan di dalam kelas. 27 Tipe Make a Match melibatkan siswa secara langsung dalam proses pembelajaran, sehingga siswa lebih banyak memberikan perhatian dan lebih menikmati proses pembelajaran karena teknik ini dikemas seperti sebuah permainan dengan tidak membuang esensi dari proses pembelajaran tersebut. Tipe ini biasanya digunakan untuk mengajarkan kata- kata atau kalimat dengan pasangannya. Misalnya kata dengan artinya atau soal dengan jawabannya dan sebagainya. Tipe ini bisa dikatakan sebuah permainan yang menyenagkan karena siswa ditantang untuk menemukan pasangannya dengan cocok pertanyaan dan jawaban dengan melibatkan materi sosiologi. Model Make a Match akan membuat siswa
antusias dalam
pembelajaran karena tipe ini dirancang seperti mainan tanpa disadari siswa belajar sambil bermain. Konsep tersebut akan tertanam dengan baik di memori siswa sehingga siswa mampu mengingat pengetahuan tersebut pada masa berikutnya. Model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dirasa solusi tepat untuk meningkatkan tingkat pemahaman siswa sehingga meningkatkan prestasi belajar sosiologi siswa. Karena kooperatif dan make a match merupakan model dan tipe dengan tahapan- tahapan yang menarik untuk diikuti siswa dan diharapkan siswa akan merasa lebih tertarik untuk mempelajari sosiologi dengan sebaik- baiknya. Model pembelajaran kooperatif dengan tipe Make a Match ini telah diteliti oleh beberapa ahli dengan melihat pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa. Banyaknya hasil penelitian yang telah dilakukan memberikan hasil secara signifikan memberikan pengaruh positif terhadap variabel dependennya. Maka dari itu penulis tertarik melakukan penelitian lebih lanjut untuk melihat pengaruh model pembelajaran tipe Make a Match terhadap prestasi belajar. Dengan demikian pembelajaran 27
Hisyam zaini, et.al,. strategi pembelajaran aktif, (yogyakarta: pustaka insan madani 2008), h. 67
19
kooperatif dengan tipe Make a Match diduga dapat meningkatkan prestasi belajar sosiologi siswa, sehingga siswa mengalami pembelajaran yang lebih bermakna sehingga siswa gemar belajar Sosiologi.
e. Langkah-langkah pelaksanaan Model Pembelajaran Make a Match Adapun langkah- langkah yang digunakan pada Tipe Make a Macth adalah: 1) Buatlah potongan- potongan kertas sejumlah peserta didik yang ada dalam kelas. 2) Bagi jumlah kertas- kertas tersebut menjadi dua bagian yang sama. 3) Tulis pertanyaan materi yang telah diberikan sebelumnya pada setengah bagian kertas yang telah disiapkan setiap kertas berisi satu pertanyaan. 4) Pada separuh kertas yang lain tulis jawaban dari pertanyaan yang tadi dibuat. 5) Kocoklah semua kertas sehingga akan tercampur anatara soal dan jawaban. 6) Beri setiap peserta didik satu kertas jelaskan bahwa ini adalah aktivitas yang dilakukan berpasangan. Separuh peserta didik akan mendapatkan soal dan separuh yang lain akan mendapatkan jawaban. 7) Minta peserta didik untuk menemukan pasangan mereka jika ada yang sudah menemukan pasangan minta mereka untuk duduk berdekatan terangkan juga agar mereka tidak memberitahu materi yang mereka dapatkan kepada teman yang lain. 8) Setelah semua peserta didik menemukan pasangan dan duduk berdekatan
minta
setiap
pasangan
secara
bergantian
untuk
membacakan soal yang tersebut dijawab oleh pasangan pasangan yang lain. 9) Akhiri proses ini dengan membuat klarifikasi dan kesimpulan 28 28
Hamzah. B Uno, Mohamad Nurdin, Belajar dengan pendekatan PAILKEM, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), h. 210 hal 84
20
Hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam pembelajaran ini adalah kartu-kartu. Telah dijelaskan diatas terdiri dari kartu berisi pertanyaanpertanyaan dan kartu yang lainnya berisi jawaban dari-pertanyaan tersebut. Langkah berikutnya adalah guru membagi komunitas kelas menjadi 3 kelompok. Kelompok pertama merupakan kelompok pembawa kartu yang berisi pertanyaan-pertanyaan. Kelompok kedua membawa kartu-kartu yang berisi jawaban-jawaban. Kelompok yang ketiga adalah kelompok penilai. T Kemudian aturlah posisi kelompok-kelompok tersebut berbentuk huruf U. Upayakan kelompok pertama dan kedua berjajar saling berhadapan. Jika masing-masing kelompok sudah ada dalam posisinya yang telah ditentukan, maka guru membunyikan peluit sebagai tanda agar kelompok pertama maupun kedua saling bergerak mereka bertemu, mencari pasangan pertanyaan-jawaban yang cocok. Berikan kesempatan kepada mereka untuk berdiskusi. Hasil diskusi ditandai oleh pasanganpasangan antara anggota kelompok pembawa kartu pertanyaan dan anggota kelompok pembawa kartu jawaban. Pasangan-pasangan yang sudah terbentuk tadi wajib menunjukan pertanyaan-jawaban kepada kelompok penilai. Kelompok ini kemudian membaca apakah pasangan pertanyaan-jawaban itu cocok atau tidak. Setelah mengadakan diskusi maka kelompok penilai memberikan penilaiannya. Perlu diketahui bahwa tidak semua peserta didik baik yang berperan sebagai pemegang kartu pertanyaan, pemegang kartu jawaban dan kelompok penilai mengetahui dan memahami secara pasti apakah betul kartu pertanyaan-jawaban yang mereka pasangkan tidak cocok. Berdasarkan kondisi inilah guru memfasilitasi diskusi untuk memberikan kesempatan kepada seluruh peserta didik menginformasikan hal-hal yang
21
telah mereka lakukan yaitu memasangkan pertanyaan-jawaban dan melaksanakan penilaian.29 Tipe ini mengandalkan daya ingat atau daya tangkap siswa dan pemahaman siswa terhadap apa yang telah mereka pelajari sebelum dengan mencari jawaban dan pertanyaan yang telah tersedia dalam bentuk kartu dimana jawaban dan pertanyaan tersebut disediakan pada kartu yang berbeda. Setiap siswa masing- masing untuk pasangan yang sesuai dengan kartu tersebut. Jika seseorang siswa mendapatkan sebuah kartu yang berisi jawaban maka siswa tersebut harus mencari kartu yang berisi pertanyaan yang dipegang oleh temannya yang sesuai dengan pertanyaan pada kartunya dan sebaliknya, seorang siswa dapatkan sebuah kartu yang berissi pertanyaan maka siswa tersebut harus mencari kartu yang berisis jawaban yang dipegang oleh temannya yang sesuai dengan jawaban kartunya dan siswa menemukan pasangan sebelum waktunya maka akan diberikan point dan begitu seterusnya. Dengan ini siswa akan lebih bersemangat dan termotivasi dalam menjalankan aktifitas
belajarnya
untuk itu model pembelajaran ini diharapkan dapat mendorong motivasi siswa mampu meningkatkan prestasi belajar yang optimal bagi siswa. f. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match Kelebihan dari model Make a Match adalah sebagai berikut: a) Siswa
terlibat
langsung
dalam
menjawab
soal
yang
disampaikan kepadanya melalui kartu. b) Meningkatkan
kreativitas
belajar
siswa.
Menghindari
kejenuhan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. c) Pembelajaran lebih menyenangkan karena melibatkan media pembelajaran yang dibuat oleh guru.
29
Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem, (Surabaya: PT Pustaka Pelajar, 2009), hal. 94-96
22
Kekurangan model Make a Match adalah sebagai berikut: a) Sulit bagi guru mempersiapkan kartu-kartu yang baik dan bagus sesuai dengan materi pelajaran. b) Sulit mengatur ritme atau jalannya proses pembelajaran c) Siswa kurang menyerapi makna pembelajaran yang ingin disampaikan karena siswa hanya merasa sekedar bermain saja. d) Sulit untuk membuat siswa berkonsentrasi.30
2.
Prestasi Belajar Sosiologi di Madrasah Aliyah (MA) a. Pengertian Prestasi Belajar Kata prestasi berasal dari kata belanda yaitu Prestatie yang
kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha.31 Dalam bahasa kamus populer dijelaskan bahwa prestasi memiliki makna apa yang telah dapat diciptakan hasil pekerjaan dan hasil gemilang yang diperoleh dengan kerja keras.
32
Menurut Muhibbin Syah
“ prestasi belajaar merupakan hasil akhir yang dicapai seorang siswa ia melakukan kegiatan belajar tertentu atau setelah ia menerima pelajaran dari seorang guru pada suatu saat”.33 Dan Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata, yakni prestasi dan belajar. Untuk memahami lebih jauh tentang pengertian prestasi belajar, peneliti menjabarkan makna dari kedua kata tersebut. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, pengertian prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya). 34
30
http://coretanpenacianda.wordpress.com/2013/02/10/model-pembelajaran-make-amatch/ . 19/11/13 31 Zaenal arifin, evaluasi hasil instruksional, prinsip, teknik prosedur, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1996), h 2 32 Ibid, h. 3 33 Muhibbin syah, Psikologi Pendidikan, suatu Pendekatan Baru, ( Bandung : Remaja Rosda Karya,1993), Cet,h. 105 34 Kamus Besar Bahasa Indonesia, departemen pendidikan dan kebudayaan,1988, Jakarta : Balai Pustaka, h. 215
23
Sedangkan menurut Saiful Bahri Djamarah dalam bukunya Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, bahwa prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja. Dalam buku yang sama Nasrun
Harahap,
berpendapat
bahwa
prestasi
adalah
penilaian
pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan siswa berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada siswa. 35 Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan seseorang atau kelompok yang telah dikerjakan, diciptakan dan menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan bekerja Selanjutnya untuk memahami pengertian tentang belajar berikut dikemukakan beberapa pengertian belajar diantaranya menurut Slameto
dalam
bukunya
“Belajar
dan
faktor-faktor
yang
mempengaruhinya”. bahwa belajar ialah suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. 36 Muhibbin Syah bahwa belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Begitu juga menurut James Whitaker yang dikutip oleh Wasty Soemanto belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan dan pengalaman. Berdasarkan beberapa pendapat di atas bahwa belajar merupakan kegiatan yang dilakukan secara sadar dan rutin pada seseorang sehingga akan mengalami perubahan secara individu baik pengetahuan, keterampilan, sikap dan tingkah laku yang dihasilkan dari
35
Djamarah. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya : Usaha Nasional. 1994 Slameto,Belajar & Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya,(Jakarta: PT Rineka Cipta,2010) 36
24
proses latihan dan pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya. 37 Menurut Winkel melalui Sunarto mengatakan bahwa “prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya”. Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono prestasi belajar merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar (faktor eksternal) individu. Berdasarkan beberapa batasan di atas, prestasi belajar dapat diartikan sebagai kecakapan nyata yang dapat diukur yang berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai interaksi aktif antara subyek belajar dengan obyek belajar selama berlangsungnya proses belajar mengajar untuk mencapai hasil belajar.38
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar secara umum menurut Slameto pada garis besarnya meliputi faktor intern dan faktor ekstern yaitu: 1) Faktor intern. Dalam faktor ini dibahas 2 faktor yaitu: a) Faktor jasmaniah mencakup: (1) Faktor kesehatan (2) Cacat tubuh b) Faktor psikologis mencakup: (1) Intelegensi (2) Perhatian (3) Minat (4) Bakat 37
Muhibbin syah, Psikologi Pendidikan, suatu Pendekatan Baru, ( Bandung : Remaja Rosda Karya,1993) 38 http://www.lintasjari.com/2013/06/pengertian-prestasi-belajar-definisi.html 12/11/13
25
(5) Motivasi (6) Kematangan (7) Kesiapan c) Faktor kelelahan
2) Faktor ekstern Faktor ini dibagi menjadi 3 faktor, yaitu: a) Faktor keluarga mencakup: (1) cara orang tua mendidik (2) relasi antar anggota keluarga (3) suasana rumah (4) keadaan ekonomi keluarga (5) pengertian orang tua (6) latar belakang kebudayaan
b) Faktor sekolah meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah. c) Faktor masyarakat meliputi kegiatan dalam masyarakat, media masa, teman bermain, bentuk kehidupan bermasyarakat. 39
Selanjutnya Sumadi Suryabrata mengklasifikasikan faktor-faktor yang memepengaruhi belajar sebagai berikut: 1) Faktor-faktor yang berasal dari luar dalam diri a) Faktor non-sosial dalam belajar
39
2010).
Slameto, Belajar & faktor- faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta: PT Rineka Cipta,
26
Meliputi keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu, tempat dan alat-alat yang dipakai untuk belajar (alat tulis, alat peraga)
2) Faktor-faktor yang berasal dari luar diri a) Faktor fisiologi dalam belajar Faktor ini terdiri dari keadaan jasmani pada umumnya dan keadaan fungsi jasmani tertentu. b) Faktor psikologi dalam belajar Faktor ini dapat mendorong aktivitas belajar seseorang karena aktivitas dipacu dari dalam diri, seperti adanya perhatian, minat, rasa ingin tahu, fantasi, perasaan, dan ingatan.40
Pendapat lain mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono yaitu: 1) Faktor internal a) Faktor jasmaniah, Faktor jasmaniah baik bawaan maupun yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya. b) Faktor psikologi, baik bawaan maupun yang diperoleh yang terdiri atas: (1) Faktor intelektif yang meliputi: (a) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat (b) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki
40
Cipta,2010)
Slameto, Belajar & Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya,(Jakarta:PT Rineka
27
(2) Faktor non intelektif yaitu unsur -unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian diri. (3) Faktor kematangan fisik maupun psikis.
2) Faktor Eksternal a) Faktor sosial, yang terdiri atas : (1) Lingkungan kerja (2) Lingkungan sosial (3) Lingkungan masyarakat (4) Lingkungan kelompok b) Faktor budaya, seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian c) Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim d) Faktor lingkungan spiritual.
Jadi, berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa faktor faktor yang mempengaruhi prestasi belajar digolongkan menjadi dua yaitu: 1) Faktor intern adalah Faktor berkaitan dengan segala yang berhubungan dengan diri siswa itu sendiri berupa motivasi, minat, bakat, kepandaian, kesehatan, sikap, perasaan dan faktor pribadi lainnya. 2) Faktor ekstern adalah Faktor berhubungan dengan pengaruh yang datang dari luar diri individu berupa sarapa dan prasarana, lingkungan, masyarakat, guru, metode pembelajaran, kondisi social, ekonomi, dan lain sebagaianya.41
41
http://libraskyandri.blogspot.com//analisis-faktor-faktor-yang. 2010/01 html diakses pada tanggal 21 Desember 2013.
28
c. Definisi Ilmu Sosiologi Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari sifat manusia dan objeknya masyarakat.42 Secara etimologi sosiologi berasal dari kata socius dan logos. Socius (bahasa latin) artinya teman, dan logos yang berarti
kata, perkataan atau pembicaraan. Sosiologi sebagai ilmu
pengetahuan merupakan kumpulan pengetahuan mengenai kajian masyarakat dan kebudayaan yang disusun secara sistematis dan logis.43 Masyarakat adalah sekelompok individu yang mempunyai hubungan, memiliki kepentingan bersama, dan memiliki budaya. Sosiologi hendak mempelajari masyarakat, perilaku masyarakat, dan perilaku sosial manusia dengan mengamati perilaku kelompok yang dibangunnya Sebagai sebuah ilmu, sosiologi merupakan pengetahuan kemasyarakatan yang tersusun dari hasil-hasil pemikiran ilmiah dan dapat di kontrol secara kritis oleh orang lain atau umum. Menurut Auguste Comte bahwa sosiologi adalah ilmu yang terutama mempelajari manusia sebagai makhluk yang mempunyai naluri untuk senantiasa hidup bersama dengan sesamanya.44 Artinya, sosiologi mempelajari segala aspek kehidupan bersama yang terwujud dalam asosiasi-asosiasi, lembaga-lembaga dan peradaban. Menurut Selo Soemarjan dan Soelaiman Soemardi dikutip dari Bambang Suteng, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial.45 Maka individu belajar dari struktur sosial yang ada dalam masyarakatnya. mengingat masyarakat merupakan salah satu tempat berinteraksi. Banyak hal yang bisa dipelajari dari sebuah struktur sosial masyarakat, mulai dari sikap, kebiasaan, kepercayaan dan kedisplinan.
42
Soejono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar,(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada). Hal
13 43
Karjono Sukatma, Belajar Sosiologi MA X,XI,XII.( Jakarta: Berdasarkan Kurikulum KTSP), h. 12 44 Sukanto Karjono,Belajar Sosiologi MA X,XI,XII, Jakarta: PT Phebeta Aneka Gama, 2008).h.7 45
4-5
Bambang Suteng, Sosiologi SMA kelas X, 2006. Jakarta: PT Phebeta Aneka Gama. Hal
29
Proses sosial adalah pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama, misalnya pengaruh ekonomi terhadap politik, agama terhadap ekonomi, atau hukum terhadap agama. Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi dalam struktur sosial masyarakat.46 Pitirim A. Sorokin mengemukakan sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara berbagai macam gejala sosial (misalnya gejala ekonomi, kelurga, moral); selain itu sosiologi juga mempelajari tentang hubungan timbal balik tentang gejala sosial dengan gejala nonsosial dan secara umum gejala- gejala sosial yang lain. 47 Sejarah sosiologi berasal dari ilmu filsafat yang lahir pada saatsaat terakhir perkembangan ilmu pengetahuan. Sosiologi menjadi ilmu yang berdiri sendiri karena meningkatnya perhatian terhadap kesejahteraan masyarakat dan perubahan yang terjadi di masyarakat. Dan Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari gejala yang umum ada pada setiap interaksi antar manusia. Jadi sosiologi merupakan dasar ilmu sosial yang umum, menyelidiki faktor-faktor sosial dalam bidang kehidupan apa pun juga. Dan kesimpulannya bahwa sosiologi adalah ilmu sosial yang kategoris, murni, abstrak, berusaha pengertian umum, rasional dan empiris, serta bersifat umum. 48
d. Tujuan Ilmu Sosiologi Ilmu sosiologi adalah untuk meningkatkan kemampuan seseorang untuk menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan lingkungan sosialnya. Pokok bahasan sosiolgi ada empat yaitu fakta sosial sebagai cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang berada di luar individu dan mempunya kekuatan memaksa dan mengendalikan individu tersebut.
46
Ibid h.6-5 http//wikipedia.org/wiki/definisi_Sosiologi diakses pada tanggal 8 maret 2014 48 Soejarno Soekanto. Sosiologi Suatu Pengantar , 1982. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Hal 5-6 47
30
Contoh, di sekolah seorang murid diwajidkan untuk datang tepat waktu, menggunakan seragam, dan bersikap hormat kepada guru. 49 Kewajiban -kewajiban tersebut dituangkan ke dalam sebuah aturan dan memiliki sanksi tertentu jika dilanggar. Dari contoh tersebut bisa dilihat adanya cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang ada di luar individu (sekolah), yang bersifat memaksa dan mengendalikan individu (murid). Tindakan
sosial
sebagai
tindakan
yang
dilakukan
dengan
mempertimbangkan perilaku orang lain. Contoh, menanam bunga untuk kesenangan pribadi bukan merupakan tindakan sosial, tetapi menanam bunga untuk diikutsertakan dalam sebuah lomba sehingga mendapat perhatian orang lain, merupakan tindakan sosial. Khayalan sosiologis sebagai cara untuk memahami apa yang terjadi di masyarakat maupun yang ada dalam diri manusia. Contoh, jika suatu daerah hanya memiliki satu orang yang menganggur, maka pengangguran itu adalah masalah. Masalah individual ini pemecahannya bisa lewat peningkatan keterampilan pribadi. Sementara jika di kota tersebut ada 12 juta penduduk yang menganggur dari 18 juta jiwa yang ada, maka pengangguran tersebut merupakan isu, yang pemecahannya menuntut kajian lebih luas lagi. 50 Realitas sosial adalah penungkapan tabir menjadi suatu realitas yang tidak terduga oleh sosiolog dengan mengikuti aturan-aturan ilmiah dan melakukan pembuktian secara ilmiah dan objektif dengan pengendalian prasangka pribadi, dan pengamatan tabir secara jeli serta menghindari penilaian normatif.51
49
Karjono Sukatma, Belajar Sosiologi MA X,XI,XII.( Jakarta: Berdasarkan Kurikulum
KTSP) 50
http://id.wikipedia.org/wiki/Definisi_Sosiologi diakses pada 22/12/2013 http://irnaindriani.blogspot.com/2012/04/ilmu-pengetahuan-dan-sosiologi.html. diakses pada 22/12/2013 51
31
e. Ruang lingkup Pembelajaran Sosiologi di MA Ruang lingkup mata pelajaran Sosiologi
di Madrasah Aliyah
meliputi kajian tentang pengendalian sosial pada bahasan pengertian lembaga pengendalian
sosial,
tokoh
sosiologi
yang menjelaskan
pengendalian sosial, jenis- jenis pengendalian sosial, cara pengendalian sosial, dan lembaga- lembaga pengendalian sosial. Adapun penelitian yang dilakukan adalah mengukur prestasi belajar sosiologi siswa yang ada di kelas X1,X2, MA Annida Al Islamy pada pokok bahasan pengendalian sosial yang ada pada semester genap. Secara garis besarnya materi kelas X tentang Pengendalian Sosial dijabarkan sebagai berikut : 1. Pengertian Pengendalian sosial Pengendalian sosial merupakan tindakan pengawasan terhadap kegiatan atau perilaku anggota masyarakat agar tidak menyimpang dari norma dan nilai sosial yang berlaku. Jadi pengendalian sosial adalah
berbagai
cara
yang
digunakan
masyarakat
untuk
menertibkan anggota yang membangkang.52 Menurut Peter L. Berger Lembaga Pengendalian Sosial adalah berbagai cara yang digunakan masyarakat untuk menertibkan anggotanya yang membangkang. Di dalam kehidupan masyarakat keteraturan dapat ditegakkan melalui kedisiplinan setiap anggota masyarakat di dalam memegang teguh sistem nilai dan norma yang telah disepakati bersama maka diperlukan upaya pengendalian sosial agar setiap anggota masyarakat tidak menyimpang dari sistem nilai dan sistem norma yang berlaku. Sedangkan menurut Bruce C. Cohen Lembaga Pengendalian Sosial adalah suatu proses baik direncanakan maupun tidak direncanakan yang bertujuan untuk mengajak membimbing atau 52
Karjono sukatma, Belajar Sosiologi MA X,XI,XII. Jakarta: Berdasarkan kurikulum KTSP. Hal 65
32
bahkan memaksa warga agar mematuhi nilai kaidah yang berlaku.53 2. Cara Pelaksanaan Pengendalian Sosial Cara pelaksanaan pengendalian sosial dalam masyarakat yaitu Cara Persuasif dimana cara ini dilakukan dengan menekankan pada tindakan yang sifatnya mengajak atau membimbing warga masyarakat agar bersedia bertindak sesuai dengan norma yang berlaku. Dan cara koersif yaitu uapaya pengendalian sosial yang dilakukan dengan menekankan pada tindakan yang sifatnya memaksa warga masyarakat bersedia bertindak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku. 54 3. Jenis- Jenis Pengendalian Sosial Adapun jenis- jenis pengendalian sosial a) Gosip Gosip
merupakan
berita
yang
menyebar
belum
tentu
berlandaskan pada kenyataan fakta. Jadi berita gosip masih diragukan kebenarannya sebab sering kali berita dalam gosip tidak jelas. Contoh pada umumnya orang tidak senang bila menjadi sasaran gosip sebab gosip menyebabkan perubahan sikap. Oleh karena itu orang akan berusaha agar tidak menjadi sasaran gosip. Oleh karena orang akan berusaha agar tidak menjadi sasaran gosip. Gosip menjadikan seseorang menyadari kesalahannya berusaha bertindak sesuai dengan norma yang berlaku. Dengan demikian gosip bisa menjadi sala satu cara pengendalian sosial. 55 b) Teguran Teguran adalah peringatan yang dilakukan oleh satu pihak kepada pihak lain. Tujuan dari teguran menyadarkan pihak yang
53
Ibid hal 65 Ibid hal. 66 55 Ibid hal. 66 54
33
melakukan perilaku menyimpang sehingga dengan demikian diharapkan pihak tersebut tidak akan mengulangi tindakannya. c) Hukuman atau Sanksi Hukuman adalah perlakuan tertentu yang sifatnya tidak mengenakan menimbulkan penderitaan yang diberikan kepada pihak pelaku perilaku menyimpan. Pemberiaan hukuman hanya kepada pihak berwenang saja. d) Pendidikan Pendidikan adalah lembaga pengendalian sosial yang penting. karena melalui pendidikan orang tahu, memahami, mengakui, dan berperilaku sesuai dengan norma yang berlaku dalam masyarakat. e) Agama Agama merupakan pedoman hidup baik dalam berhubungan dengan tuhan maupun dengan sesama manusia, agama mengajarkan apa yang baik dan tinggalkan apa yang buruk. 56 4. Macam-macam lembaga pengendalian sosial Lembaga-lembaga pengendalian sosial dalam pelaksanaanya di dalam masyarakat dikenal adanya lembaga sosial yang berperan dalam melaksanakan pengendalian sosial yaitu57 a. Kepolisian Di Indonesia keberadaan kepolisian secara konstitusional diatur dalam pasal 30 ayat 4 UUD 1945. Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat melindungi, mengayomi, melayani masyarakat serta menegakkan hukum.
56
Karjono sukatma, Belajar Sosiologi MA X,XI,XII. Jakarta: Berdasarkan kurikulum KTSP. Hal 65 57 Bambang suteng. Sosiologi SMA kelas X, 2006. Jakarta: PT Phebeta Aneka Gama. Hal 163
34
b. Peradilan Lembaga peradilan berfungsi memberikan putusan hukum kepada warga masyarakat
yang melakukan pelanggaran
terhadap norma-norma hukum. Putusan peradilan sangat penting artinya dalam menyelesaikan persoalaan hukum melalui putusan peradailan menjadi jelas status hukum dari sebuah persoalan hukum. c. Adat istiadat Adat istiadat merupakan lembaga sosial yang terdapat di masyarakat yang masih memegang teguh tradisi. Di indonesia tertuma di pelosok-pelosok desa. Warga masyarakat yang melanggar adat atau tradisi akan dikenakan sankksi d. Tokoh masyarakat 5. Tokoh masyarakat adalah individu- individu warga masyarakat yang dianngap memilki pengaruh atau wibawa tertentu oleh warga masyarakat lainnya. Tokoh masyarakat biasanya menjadi tempat tujuan
warga
dalam
persoalan-
Macam-macam
lembaga
pengendalian sosial 6. Fungsi pengendalian sosial Menurut Koentjaraningrat fungsi pengendalian sosial sebagai berikut.58 a. Mempertebal Keyakinan Masyarakat tentang Kebaikan Norma Norma diciptakan oleh masyarakat sebagai petunjuk hidup bagi anggotanya dalam bersikap dan bertingkah laku, agar tercipta ketertiban dan keteraturan
dalam hidup bermasyarakat. Untuk
mempertebal keyakinan ini dapat ditempuh melalui pendidikan di lingkungan keluarga, masyarakat, maupun sekolah. Pendidikan di lingkungan keluarga merupakan cara yang paling pokok untuk meletakkan dasar keyakinan akan norma pada 58
http://irnaindriani.blogspot.com/2012/04/ilmu-pengetahuan-dan-sosiologi.html 18/12/2013.
35
diri anak sejak dini. Selanjutnya, seiring dengan pertambahan usia anak, maka lingkungan sosialisasinya juga semakin luas, sehingga masyarakat dan sekolah juga turut berperan dalam mempertebal keyakinan terhadap norma-norma. Selain itu dilakukan dengan sugesti
sosial. Cara ini
dilakukan dengan memengaruhi alam pikiran seseorang melalui cerita-cerita, dongeng-dongeng, karya-karya orang besar, atau perjuangan pahlawan. Misalnya cerita mengenai seorang
anak yang taat
beribadah. Tujuannya memberikan gambaran pada seseorang untuk dapat mengambil hikmah dari hal-hal tersebut. Cara lainnya adalah dengan menonjolkan kelebihan norma norma pada saat mengenalkan dan menanam kannya pada diri anak. Maksudnya agar
anak
tertarik
untuk
mempelajari,
menghayati,
dan
mengamalkan norma-norma itu dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat. b. Memberikan Imbalan kepada Warga yang Menaati Norma Pemberian imbalan ini bertujuan untuk menumbuhkan semangat dalam diri orang-orang yang berbuat baik agar mereka tetap melakukan perbuatan yang baik dan menjadi contoh bagi warga lain. Imbalan ini dapat berupa pujian dan penghormatan. Apabila perbuatan kehidupan
tersebut sangat berpengaruh terhadap
sosial, maka imbalan yang diberikan dapat berupa
penghargaan yang lebih tinggi. c. Mengembangkan Rasa Malu Dapat dipastikan bahwa setiap orang
mempunyai 'rasa
malu. Terutama apabila telah melakukan kesalahan dengan melanggar norma sosial. Masyarakat yang secara agresif mencela setiap perbuatan yang menyimpang dari norma-norma dengan melemparkan gosip dan gunjingan akan memengaruhi jiwa seseorang yang melakukan penyimpangan tersebut.
Sifat
36
demikian
menimbulkan kesadaran dalam diri seseorang bahwa
perbuatannya mendatangkan malu. Oleh karena itu ia akan menjauhkan diri dari perbuatan menyimpang itu. d. Mengembangkan Rasa Takut Rasa takut mengakibatkan seseorang menghindarkan diri dari suatu perbuatan yang dinilai
mengandung risiko. Oleh
karena itu orang akan berkelakuan baik, taat kepada tata kelakuan atau adat istiadat karena sadar bahwa perbuatan yang menyimpang dari norma-norma akan berakibat tidak baik bagi dirinya maupun orang lain. Rasa takut biasanya
muncul dalam diri seseorang
karena adanya 'ancaman'. Misalnya, seseorang yang mencuri diancam dengan
atau membunuh
hukuman penjara. Selain itu, hampir semua
agama mengajarkan kepada umatnya untuk selalu berbuat baik karena perbuatan yang tidak sesuai dengan norma-norma akan mendapatkan hukuman di akhirat. e. Menciptakan Sistem Hukum Setiap negara memiliki sistem hukum yang berisi perintah dan larangan yang dilengkapi dengan sanksi yang tegas. Hukum mengatur semua
tindakan setiap warga masyarakatnya, agar
tercipta ketertiban dan keamanan. 1) Hukuman pidana, diberlakukan bagi orang-orang yang melanggar peraturan-peraturan negara, seperti membunuh, mencuri, dan merampok. 2) Kompensasi adalah kewajiban pihak yang melakukan kesalahan untuk membayar sejumlah uang kepada pihak yang dirugikan akibat kesalahan tersebut. Misalnya, orang yang mencemarkan nama baik orang lain dapat dituntut di pengadilan dengan ganti rugi berupa sejumlah uang.
37
3) Terapi adalah inisiatif untuk memperbaiki diri sendiri dengan bantuan pihak-pihak tertentu. Misalnya pengguna narkotika yang masuk ke panti rehabilitasi ketergantungan narkoba. 4) Konsolidasi adalah upaya untuk menyelesaikan dua pihak yang bersengketa,
baik
secara
kompromi
maupun
dengan
mengundang pihak ketiga sebagai penengah (mediator)
B. Kerangka berfikir Masalah pembelajaran sosiologi yang banyak terjadi di sekolah adalah permasalahan motede atau cara mengajar yang digunakan oleh guru. Metode yang digunakan guru dalam pembelajaran yaitu metode ceramah dan metode konvensional. Metode tesebut hanya menjadi guru sebagai subjek dan siswa menjadi objek pembelajaran maka proses pembelajaran berpusat pada guru. Dengan metode pengajaran yang kurang sesuai tersebut menyebabkan banyak siswa yang menganggap belajar adalah aktivitas yang tidak menyenangkan dan menimbulkan kejenuhan. Ditambahkan lagi oleh banyaknya konsep- konsep yang tidak konkrit dalam contoh kehidupan di masyarakat. Akibatnya tingkat pemahaman siswa rendah, siswa kurang mampu mengintegrasikan keterkaitan antar konsep yang satu dengan yang lainnya, lemahnya ingatan siswa, rendahnya respon siswa terhadap penyampaian guru dan lain sebagainya. Selain itu kesenjangan antar siswa juga terjadi karena ingin menjadi nomor satu di kelas, sehingga timbul kompetisi yang tidak sehat, maka siswa yang pandai akan berlomba-lomba untuk mencapai tujuannya sedangkan siswa yang kurang pandai akan semakin tertinggal dan tidak termotivasi karena malu akan terlihat kurang pandai. Beban belajar tersebut menyebabkan hasil belajar siswa rendah, maka dari itu dibutuhkan suatu model pembelajaran yang mengkonstruk pengetahuan siswa itu sendiri dengan berkelompok. Salah satunya yaitu model pembelajaran kooperatif. Pada proses pembelajaran dengan paradigma lama masih kurang variasi model pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi monoton.
38
Pembelajaran harus turut berubah seiring dengan perubahan aspek yang lainnya sehingga terjadi kesesuaian dan keseimbangan. Salah satu model pembelajaran yang dikembangkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yaitu dengan menggunakan model cooperative learning juga menghasilkan peningkatan hasil akademik, meningkatkan kemampuan berfikir kritis, membentuk hubungan persahabatan, menimba informasi, dan lain sebagainya. Dalam
pembelarajan
sosiologi
terdapat
bermacam-macam
karakterisitik materi, tidak semua metode pembelajaran dapat efektif diterapkan, begitu pun dalam model pembelajaran kooperatif, semuanya tergantung kepada pemilihan metode dan indikator pembelajaran itu sendiri. Penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe Make a Match sangat
membantu dalam pembelajaran sosiologi yang banyak sekali sub bab yang harus dipahami dan dihafal. Pada prinsipnya, model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match merupakan metode pembelajaran interaktif karena menekankan pada keterlibatan aktif siswa dalam kelompok selama proses pembelajaran. Jadi Model Pembelajaran Kooperatif tipe Make a Match ini sangat baik dalam membantu guru mengajarkan materi pelajaran sosiologi yang karakteristiknya membutuhkan pemahaman tentang arti suatu konsep dan analisis yang mendalam sehingga dapat tercapainya tujuan pembelajaran.
C. Penelitian yang Relevan Dari beberapa hasil penelitian tentang pengaruh penerapan model kooperatif tipe Make a Match menyebutkan bahwa model ini memberikan pengaruh yang positif terhadap prestasi belajar siswa, khususnya pada mata pelajaran yang karakteristiknya memiki pendalaman konsep dan penghafalan. Dari Riyanto dalam jurnalnya menyatakan bahwa model pembelajaran Make a Match dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar PKN yang ditandai
39
kecepatan dan tepatan mencari pasangan, kerja sama dalam melaksanakan tugas, dan peningktan rata rata hasil belajar dari 57 menjadi 77. 59 Selain itu dari penelitian Zulfan Ritonga dan Retno Sapta Agustin dalam jurnalnya menyatakan bahwa penerapan media kartu soal dalam pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan pembelajaran pada siswa kelas XI IPS 4 khusunya pada materi statistika pada tahun pelajaran 2008/2009.60 Dati Eka Cahyaningrum dalam Karya Ilmiah nya pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik Make a Macth terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep perubahan wujud, Berdasarkan hasil analisis data penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran kooperatif tipe make a match terhadap hasil belajar fisika siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil rata- rata nilai post-test kelas eksperimen yang cukup tinggi yaitu sebesar 77,96, sedangkan rata- rata nilai posttest kelas kontrol sebesar 74,50. 61 Dan berkaca pada hasil-hasil yang telah ditunjukan diatas bahwa model kooperatif tipe Make a Match ini memiki pengaruh yang positif terhadap peningkatan motivasi dan prestasi siswa, oleh sebab itu pada penelitian ini ingin mencoba menerapkan model Make a Match ini pada pokok bahasan pengendalian sosial terhadap prestasi belajar siswa melalui kegiatan pembelajaran dan tes formatif yang dilakukan.
D. Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah jawaban sementara dari perumusan masalah dalam penelitian ini hipotesisnya adalah terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran sosiologi pada pokok bahasan pengendalian sosial. 59
Riyanto, upaya peningkatan motivasi dan hasil belajar pkn melalui model pembelajaran make a match bagi siswa kelas VII C SMP Negeri ngawe kabupaten blora tahun pelajaran tahun 2008/2009 (jurnal pendidikan dan tenaga pendidikan, vol 2 no 2 april 2009 hal 56. 60 Zulfan Ritonga dan retno sapta Agustin” Penerapan Media kartu Dalam Model Pembelajaran Kooperatif untuk meningkatkan proses pembelajaran matematika pada siswa kelas XI IPS 4 SMA Cendana Pekan Baru (Jurnal cendikia, jilid 2, Nomor 1, Juli 2009) 61 Dati Eka Cahyaningrum dalam Karya Ilmiyah nya pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik make a macth terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep perubahan wujud
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan tempat penelitian Tempat penelitian ini dilakukan di MA Annida Al Islamy yang berlokasi Di Jl Duri Kosambi No.33, Cengkareng, Jakarta Barat pada para siswa kelas X1,X2 semester genap tahun ajaran 2012/2013. Adapun waktu penelitian mulai dari bulan Maret sampai bulan Juni 2013.
B. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen (penelitian semu), yaitu metode eksperimen yang tidak memungkinkan peneliti melakukan pengontrolan penuh terhadap variabel dan kondisi eksperimen. Kelas eksperimen adalah kelas dengan perlakuan Model Pembelajaran Kooperatif
tipe Make a Match dan kelas kontrol dengan
pembelajaran konvensional yang hanya berceramah, membaca, menulis dan menghafal. Desain penelitian yang digunakan adalah Randomized Subject Post-test Only Control Group Design dengan rincian sebagai beriku
Kelas Eksperimen
Perlakuan
Post Test
X
T
Kontrol
T
40
41
Ketrangan: X
: Perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match
T
:Tes akhir yang sama pada kedua kelas1
C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel Populasi adalah wilayah generelisasi yang terdiri atas; objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tapi juga objek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek tersebut. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi itu, misalnya karena keterbatasan dana, waktu dan tenaga, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Dengan kata lain sampel adalah sebagai atau wakil populasi yang diteliti. Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa MA Annida Al Islamy. Sedangkan populasi terjangkau pada penelitian ini adalah siswa kelas X1 dan X2 MA Annida Al Islamy. 2 kelas digunakan sebagai sampel dengan jumlah siswa 52.
Teknik Pengumpulan Data 1. Variable yang diteliti a. Variabel bebas
: Model Pembelajaran
(Kooperatif tipe Make a
Match dan konvensional) b. Variabel Terikat : 1
Prestasi belajar sosiologi
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung, PT Alfabeta, 2006), cet. 2, hal 89-90
42
2. Data Penelitian Data penelitian diambil dari prestasi belajar Sosiologi pada kelas eksperimen dan kelas kontrol yang diperoleh dari skor tes formatif pada pokok pengendaian sosial, di mana tes yang dikerjakan oleh kedua kelas tersebut sama.
3. Tekhnik dan Instrument Penelitian Instrumen itu dilakukan dengan menggunakan Observasi, karena observasi secara umum dapat diartikan sebagai penghimpunan bahanbahan keterangan yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap berbagai fenomena yang dijadikan objek pengamatan. Metode observasi dalam penelitian ini berisi catatan yang menggambarkan aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran di kelas dan partisipasi belajar siswa dalam pembelajaran sosiologi menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dan metode konvensional di masing-masing kelas. Kemudian Instrument selanjutkan dilakukan dengan menggunakan tes. Tes adalah alat pengukuran berupa pertanyaan, perintah, dan petunjuk yang ditunjukan kepada testee untuk mendapatkan respon sesuai petunjuk itu.2 Instrument yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes berbentuk pilihan ganda sebanyak 32 buah soal untuk mengukur hasil belajar sosiologi siswa dengn bentuk pilihan ganda , berupa; hapalan (C1), pemahaman (C2), dan penerapan (C3). Sebelum melakukan tes peneliti membuat kisi-kisi terlebih dahulu, adapun kisi-kisi soal pada pokok pembahasan “Pengendalian Sosial adalah sebagai berikut:
2
Pupuh Fathurrohman, dkk, Strategi Belajar Mengajar, (bandung: PT Refika Aditama, 2007), cet, 1, h. 86
43
Tabel 3.1 Kisi-sisi soal Post test pembahasan Pengendalian Sosial Standar kompetensi : Menerapkan nilai dan norma dalam proses pengembangan kepribadian
Kompetensi Dasar
: Menerapkan aturan- aturan sosial dalam kehidupan bermasyarakat
No
Indikator
C1
C2
C3
Jumlah soal
1
Mampu
5,6,15,30
32,8
16
7
9,25
7,21
10
5
12
22,3,4
4
29,23
1,19,20
5
24,18
2,11,14
5
menjelaskan pengertian pengendalian sosial, dan jenisjenis pengendalian sosial 2
Mampu menyebutka lembaga pengendalian sosial
3
Mampu menyebutkan langkah- langkah lembaga pengendalian sosial
4
Mampu Menjelaskan tujuan pengendalian sosial
5
Mampu menjelaskan cara
44
khusus pengendalian sosial 6
Menjelaskan
27,28
31
3
pendapat salah satu tokoh sosiologi yang menjelaskan tentang pengendalian sosial 7
Mampu
13,17,2
membedakan
3
6
pengertian pengendalian sosial dengan lembaga pengendalian sosial Jumlah soal
32
Instrumen terlebih dahulu diuji cobakan sebelum digunakan sehingga didapatkan instrumen yang baik. Uji coba ini dimaksudkan untuk memperoleh validitas, reabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda instrumen.
a. Uji Validitas Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Pada instrumen tes hasil belajar Sosiologi, validitas yang digunakan adalah validitas item, yaitu mengukur yang dimiliki oleh sebutir item dalam mengukur seharusnya diukur lewat butir item tersebut. Pengujian validitas item untuk tes berbentuk pilihan ganda dalam penelitian ini menggunakan rumus korelasi point biserial, yaitu:
45
rpbi= Keterangan:
rpb i = Koefisien korelasi point biserial yang melambangkan kekuatan korelasi antara vareabel I dengan vareabel II, yang dalam hal ini dianggap sebagai koefisien validitas item Mp
=
Skor rata-rata hitung yang dimiliki oleh testee, yang untuk butir item yang bersangkutan telah dijawab dengan betul
Mt
= Skor rata-rata dari skor total
SDt = Deviasi stendar dari skor total P
= Proporsi testee yang menjawab betul terhadap butir item yang sedang diuji validitas itemnya.
Q
= Proporsi testee yang menjawab salah terhadap butir item yang sedang diuji validitas itemnya. 413 Setelah diperoleh harga rpbi, selanjutnya dilakuan pengujian
validitas dengan membandingkan harga rpbi dan rtabel product moment, s terlebih dahulu menetapkan degees of freedomnya atau derajat kebebasannya, dengan rumus dk = n – 2. Dengan diperolehnya dk, maka dapat dicari harga rtabel product moment pada tarap signifikansi 5 %. Kriteria pengujiannya adalah jika rpbi ≥ rtabel, maka soal tersebut valid dan jika rpbi < rtabel maka soal tersebut tidak valid. Dari hasil uji validitas 30 soal yang diujicobakan terdapat 10 soal yang valid (pada lampiran) dan sepuluh soal yang telah diperbaiki. b. Uji Reliabilitas Suatu instrumen dikatakan reliable apabila instrumen tersebut konsisten dalam memberikan penilaian atas apa yang diukur. Pengujuan reliabilitas untuk tes berbentuk pilihan ganda dalam penelitian ini menggunakan rumus KR-20, yaitu: 3
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Penelitian, (Jakarta: Bumi Askara, 2005), h. 93
46
r11 = ((
)( )
∑
)
Keterangan: r11
= Koefisien reliabilitas tes
n
= Banyaknya butir item
1
= Bilangan konstan
St2
= Varian total
pi
= Proporsi testee yang menjawab dengan
betul butir item yang bersangkutan qi
= Proporsi testee yang jawabannya salah,
atau qi = 1 - pi ∑piqi
= jumlah dari hasil perkalian antara pi
dengan qi. 424
c. Uji Taraf Kesukaran (Difficulty Index) Taraf
kesukaran
tes
adalah
kemampuan
tes
tersebut
dalammenjaring banyaknya subjek peserta tes yang dapat mengerjakan dengan betul. Hasil hitungnya merupakan proporsi atau perbandingan antara siswa yang menjawab benar dengan keseluruhan siswa yang mengikuti tes. Semakin besar indeks menunjukkan semakin mudah butir soal. Tingkat kesukaran yang baik adalah P = 0,5. Rumusnya adalah sebagai berikut:
Keterangan:
4 5
223
P
= Indeks Kesukaran
B
= Jumlah seluruh siswa yang menjawab soal benar
JS
= Jumlah seluruh siswa peserta tes. 5
Ibid hal. 223 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Penelitian, (Jakarta: Bumi Askara, 2012), h.
47
Tabel Klasifikasi interpretasi taraf kesukaran Nilai Dp
Interpretasi
P = 0,00
Sangat sukar
0,00 < P ≤ 0,30
Sukar
0,30 < P ≤ 0,70
Sedang
0,70 < P ≤ 1,00
Mudah
P = 1,00
Sangat mudah
d. Daya Pembeda Daya Pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan kemampuan siswa. Angka yang menunjukan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminan. Indeks diskriminan ini dikenal dengan tanda negative yang berarti bahwa suatu soal itu terbalik dalam mengukur kemampuan siswa. Rumus yang digunakan untuk menemukan indeks diskriminan adalah : D=
= PA-PB
Keterangan : D
: daya pembeda
PA
: proporsi kelas atas yang menjawab benar
PB
: proporsi kelas bawah yang menjawab benar
BA
: banyak golongan atas yang menjawab benar untuk
setiap butir soal BB
: banyak golongan bawah yang menjawab benar
untuk setiap butir soal JA
: jumlah siswa kelas atas
48
JB
: jumlah siswa kelas bawah6 Klasifikasi daya pembeda :
DP = 0,00
= sangat jelek
0,00 < DP ≤ 0,02
= jelek
0,20 < DP ≤ 0,40
= cukup
0,40 < DP ≤ 0,70
= baik
0,7- < DP ≤ 1,00
= sangat baik
4. Tekhnik analisis data Dalam penelitian ini menggunakan uji statistik, uji statistik yang digunakan adalah uji “t” untunk menguji hipotesis. Namun sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan uji-t, maka perlu dilakukan uji prasyarat analisis terlebih dahulu. Uji prasyarat yang diperlukan adalah uji normalitas dan uji homogenitas untuk memeriksa keabsahan sampel sebagai prasyarat dapat dilakukan analisis data.
a. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data pada dua kelompok sampel yang diteliti berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini, pengujian menggunakan uji kai kuadrat (chi square). Adapun prosedur pengujiannya adalah sebagai berikut : 1) Menentukan hipotesis Hо : data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal H
: data sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi
normal 2) Menentukan rata-rata 3) Menentukan standar deviasi 4) Membuat daftar frekuensi observasi dan frekuensi ekspetasi
6
Ibid, h. 223
49
a) Rumus banyak kelas K = 1 + 3,3 log (n), dengan n adalah banyaknya subjek b) Rentang (R) = skor terbesar – skor terkecil c) Panjang kelas (P) = Cari
hitung dengan
=∑
hitung
5) Cari
tabel dengan
rumus: (
)
derajat kebebasan (dk) = banyak kelas (K)- 3 dan
taraf kepercayaan 95% atau taraf signifikan
= 5%
6) Kriteria pengujian Jika
hitung
≤
tabel,
maka Ho diterima
Jika
hitung
>
tabel,
maka Ho ditolak.
b. Uji Homogenitas Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelompok sampel mempunyai varians yang sama (homogen) atau tidak. Dalam penelitian ini, pengujian homogenitas menggunakan uji Bartlett Adapun prosedur pengujiannya adalah sebagai berikut :
1) Menghitung Varians gabungan Sgab =
∑ ∑
Dan mencari log Sgab
2) Menghitung nilai B B = (∑db ) Log S 3) Menghitung hitung =
hitung
(ln 10){B-(∑db Log S )}
4) Menentukan
tabel
Untuk (db) =k-1 =2-1 =1, dengan taraf signifikan 5% didapat tabel =
3.841
Dengan kriteria pengujian :
50
Jika
hitung >
tabel , maka
sampel berasal dari populasi yang
tabel , maka
sampel berasal dari populasi yang
tidak homogen Jika
hitung <
homogen 5. Pengujian hipotesis Setelah dilakukan uji prasyarat analisis, kemudian untuk mengetahui pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Make a Match terhadap prestasi belajar Sosiologi siswa digunakan uji-t.7 Melakukan uji-t pada taraf signifikan alpha = 0,05 dengan rumus sebagai berikut : a. Uji t untuk varian yang homogen
t=
dk =(n +n - 2)
√
b. jika data distribusi normal namun tidak homogen maka hipotesis statistik dilakukan dengan menggunakan uji t’. Rumusnya adalah sebagai berikut :
t=√ c. Tentukan harga-harga n dan n . n untuk jumlah siswa yang lebih sedikit, dan n untuk jumlah siswa yang lebih banyak. d. Berilah rangking bersama skor-skor kedua kelomok itu. e. Tentukan harga U dengan rumus : U =n n + U =n n +
( (
) )
-R
dan
–R
Dimana: n : jumlah sampel kelas eksperimen n : jumlah sampel kelas kontrol U : jumlah peringkat kelas eksperimen 7
Budi Susetyo,”Statistika Untuk Analisis Data Penelitian”,(Jakarta: PT Refika Aditama,2010) h.170
51
U : jumlah kelas kontrol R : jumlah rangking pada sampel kelas eksperimen R : jumlah rangking pada sampel kelas kontrol
f.
Metode untuk menetapkan signifikasi harga U observasi dengan rumus:
Z=
Z= √
(
)(
)(
)
Jika harga observasi U mempunyai kemungkinan yang sama besar dengan, atau lebih kesil dari , tolaklah Ho dan menerima Ha. Dengan kriteria: Jika p
, maka tolak Ho
Jika p > , maka terima Ho 6. Hipotesis statistik Perumusan hipotesis statistik adalah sebagai berikut : H₀ : µ ≤ µ Ha : µ > µ Keterangan : µ = rata- rata prestasi belajar Sosiologi kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match (eksperimen). µ = rata-rata prestasi belajar Sosiologi kelas yang menggunakan model pembelajaran kontrol (konvensional).
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data 1. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match a. Keterampilan sosial Model
pembelajaran
kooperatif
tipe
Make
a
Match
menekankan kepada keterampilan sosial dan penguasaan materi. Keterampilan yang diamati pada siswa berdiskusi pada kelompoknya. Keterampilan yang diamati anata lain, cara bekerjasama, cara mengungkapkan pendapat, menghormati pendapat teman, bertanggung jawab
terhadap
pendapatnya.
Dengan
keterampilan
tersebut
menjadikan siswa termotivasi untuk memberikan yang terbaik untuk kelompoknya dan dirinya. Jumlah siswa yang cukup banyak dan ketebatasan waktu yang ada menyebabkan sulitnya untuk mengamati kemampuan siswa satu persatu, walaupun demikian peneliti berusaha untuk mengamati keterampilan sosial siswa berada di dalam kelompoknya dan dengan anggota kelompoknya yang lain. Dari hasil pengamatan terlihat keterampilan sosial siswa sudah cukup baik. Walupun demikian ada beberapa kekurangan saat proses pembelajaran antara lain, kartu yang seharusnya digunakan untuk mengungkapkan kepada temannya justru digunakan untuk bertanya pada guru. Ada beberapa siswa yang bingung untuk menjalankan model pembelajaran Make a Match,
52
53
sehingga waktu dalam proses pembelajaran semakin sedikit. Hal tersebut wajar adanya karena selama ini siswa hanya mendengarkan yang disampaikan oleh guru tentang materi pelajaran. Pada kasus siswa yang masih bingung untuk menjalankan model pembelajaran Make a Match dapat diperbaiki dengan cara guru memberikan lembaran prosedur atau cara model pembelajaran Make a Match untuk di pelajari siswa di rumah. Sedangkan cara mengatasi siswa yang menggunakan kartunya untuk bertanya kepada guru maka ditukarkan kembali terhadap murid yang berbeda. b. Penguasaan materi Hasil pengamatan menunjukan siswa yang diajarkan dengan model Make a Match memiliki penguasaan materi yang lebih baik jika dibandingkan dengan siswa yang diajarkan dengan metode ceramah. Ini menandakan bahwa model Make a Match dapat meningkatkan pemahaman penguasaan materi lebih baik serta siswa lebih antusias dalam menjawab pertanyaan secara kompleks. 2. Data Prestasi Belajar Sosiologi Siswa Dengan Menggunakan Metode Eksperimen Pembelajaran Kooperatif Model Make A Match Dari hasil post-test yang dilakukan di kelas eksperimen, maka diperoleh prestasi belajar selama menerapkan model pembelajaran Make a Match di kelas eksperimen, kemudian peneliti ingin mengetahui Prestasi belajar sosiologi yang didapatkan selama proses pembelajaran dengan cara mengadakan evaluasi (post test) pada bab pengendalian sosial. Adapun nilai yang diperoleh sebagai berikut: 67 71
83
58
67
58 75
58
50
71
87 62
71
79
46
79 50
79
46
75
Dari hasil penghitungan jawaban 20 orang siswa sebagai sampel penelitian, diperoleh prestasi belajar yang skala teoritiknya 0 sampai 100,
54
skor minimum 46 dan skor maksimum 87 dengan harga rata- rata sebesar 67,5, median 66,5, modus 69 serta simpangan bakunya 16, 21. Deskripsinya dilihat pada tabel 4. 1 sebagai berikut: Tabel 4.1 Deskripsi prestasi belajar sosiologi dengan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match1 No Ukuran data
Nilai
1
Nilai minimum
46
2
Nilai maksimum
87
3
Mean
67,5
4
Median
66,5
5
Modus
69
6
Standar deviasi
16,21
Distribusi
frekuensi
untuk
prestasi
belajar
dengan
model
pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dapat dilihat pada tabel 4. 2 sedangkan gambar histogram untuk distribusi frekuensi hasil belajar dengan model pembelajaran Make a Match dapat dilihat pada gambar 4.1 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Skor Prestasi Belajar sosiologi dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match No
1
Interval kelas
Frekuensi Absolut Relatif %
Batas Nyata
Fka
Fkb
1
46-54
4
20
45.5 – 54.5
4
20
2
55-63
3
15
54.5 – 63.5
7
16
3
64-72
6
30
63.5 – 72.5
13
13
4
73-81
4
20
72.5 – 81.5
17
7
5
82-90
3
15
81.5 – 90.5
20
3
Jumlah
20
100
Perhitungan lengkap pada lampiran 12 hal.120
55
Dari tabel di atas menunjukan bahwa dari 20 siswa sebanyak 20% yang mendapatkan nilai terendah berada pada interval 46- 54, untuk nilai tertinggi sebanyak 15 % yang berada pada interval 82-90, sedangkan untuk nilai terbanyak berada pada interval 64-72 dengan persentase 30%.
7 6
frekuensi
5 4 3 2 1 0 45,5-54,5
54,5-63,5
63,5-72,5
72,5-81,5
81,5-90,5
batas nyata
Gambar 4.1. Histogram Prestasi Belajar dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match2
Dari gambar histogram jelas batang tertinggi yang menyatakan nilai terbanyak berada pada batas nayata 63.5 – 72.5 dengan frekuensi absolut ( banyaknya siswa yang mendapat nilai pada batas nyata) adalah 6 siswa, dan berada pada interval yang terdapat nilai rata- rata di dalamnya. Terlihat juga bahwa dua batang histogram lain berada di atas rata- rata yaitu batang dengan frekuensi absolut 4 dan 3, jika dijumlahkan siswa yang mendapat nilai pada interval rata- rata dan di atas rata- rata sebanyak 13 siswa dari 20 siswa
2
Perhitungan Lampiran 12 hal 124
56
3. Data Prestasi Belajar Siswa Menggunakan Metode Konvensional (Ceramah) Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match Dari hasil evaluasi (post test) yang dilakukan di kelas kontrol, maka diperoleh prestasi belajar
selama menerapkan metode ceramah
sebagai berikut : 83
46
50
42
46
54
79
50
54
79
58
54
79
54
58
58
71
63
63
71
Dari hasil perhitungan jawaban 20 orang siswa sebagai sample penelitian, diperoleh hasil belajar skala teoritiknya anatara 0 sampai 100, skor minimum 42 dan skor maksimum 83 dengan harga rata- rata sebesar 53,75, median 53,07, modus 52, serta simpangan bakunya 23,70 deskripsinya dapat dilihat pada tabel 4.3 sebagai berikut: Tabel 4.3 Deskripsi hasil belajar sosiologi dengan metode ceramah3 No
Ukuran Data
Nilai
1
Nilai minimun
42
2
Nilai maksimum
83
3
Mean
63,5
4
Median
57
5
Modus
59
6
Standar deviasi
23,70
Distribusi frekuensi untuk hasil belajar dengan model pembelajaran Make a Match dapat dilihat pada tabel 4.4 pada tabel 4.4 menunjukan bahwa, dari 40 siswa sebanyak 10% yang mendapatkan nilai terendah berada pada interval 75-79, sedangkan nilai terbanyak berada pada interval 50-54 dengan prestase 17.5%. 3
Perhitungan lengkap pada lampiran 12 hal. 124
57
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Skor hasil Belajar Sosiologi dengan Metode Ceramah No
Frekuensi
Interval
Batas Nyata
Fk a
fkb
kelas
Absolut
Relatif %
1
42-50
5
25
41.5 – 50.5
5
20
2
51-59
7
35
50.5 – 59.5
12
15
3
60-68
2
10
59.5 – 68.5
14
8
4
69-77
3
15
68.5 – 77.5
17
6
5
78-86
3
15
77.5 – 86.5
20
3
Jumlah
20
100
Histogram untuk distribusi frekuensi hasil belajar sosiologi dengan metode ceramah dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut 8 7 Absolut
6 5 4 3 2 1 0 41,5-50,5
50,5-59,5
59,5-68,5
68,5-77,5
77,5-86,5
batas nyata
Dari gambar Histogram di atas terlihat jelas batang tertinggi yang menyatakan nilai terbanyak berada pada batas nyata 50,5- 59,5 dengan frekuensi absolut adalah 7 siswa, dan berada pada interval yang terdapat nilai rata-rata. Terlihat juga bahwa tiga batang histogram lain yang berada diatas rata-rata, yaitu batang dengan frekuensi absolut 2, 3, 3 , jika
58
dijumlahkan siswa yang mendapat nilai pada interval rata-rata dan diatas rata-rata sebanyak 15 siswa dari 20 siswa. Untuk lebih jelasnya, gambaran umum perbandingan prestasi belajar siswa kelompok eksperimen( model pembelajaran Make a Match) dan kelompok konvensional (metode ceramah) dapat dilihat dari tabel 4.5 sebagai berikut : Tabel 4.5. Perbandingan hasil Belajar Siswa berdasarkan Metode Mengajar Ukuran Data Nilai Minimum Nilai Maksimum Mean Median Modus Simpangan Baku
Kelompok Model Make a Metode Ceramah Match 46 42 87 83 67,5 63,5 66,5 57 69 59 16,21 23,70
B. Pengujian Prasyarat Analisis Sebelum dilakukan pengujian hipotesis perlu pemeriksaan terlebih dahulu terhadap data dan penelitian, seperti uji normalitas dan uji homogenitas.
1. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan dengan uji lilifors untuk menguji signifikan normalitas distribusi pada taraf signifikan 5%. Adapun kriterianya sebagai berikut : Lhitung < Ltabel : Data berdistribusi normal Lhitung > Ltabel : Data berdistribusi tidak normal Dari proses perhitungan terhadap data yang diperoleh maka didapatkan uji normalitas untuk hasil tes kedua kelompok belajar adalah kedua data berdistribusi normal. Dan secara lebih jelasnya dapat dilihatpada tabel 4.7 sebagai berikut:
59
Tabel 4.7 hasil uji normalitas kedua kelompok No
Kelompok
Lhitung
Ltabel
Kesimpulan
sampel 1
Model Make a 0,1152 0,190
Data
Match
berdistribusi normal
2
Metode
0,1711 0,190
Ceramah
Data berdistribusi normal
2. Uji homogenitas Setelah kedua sample kelompok penelitian dinyatakan berdistribusi normal, maka selanjutnya dicari nilai homogenitasnya. Dalam penelitian ini uji homogenitasnya menggunakan uji bertlett. Kreterianya adalah jika hasil perhitungan menyatakan
hitung
<
tabel
yang diukur pada taraf
signifikan dan tingkat kepercayaan tertentu, maka kedua kelompok sampel penelitian berasal dari populasi yang homogen. Pengujian dilakukan pada taraf signifikan 5%. Dari hasil perhitungan atau analisis didapatkan nilai 2,712 dan nilai demikian
hitung
tabel
<
hitung
adalah
4
adalah 3,841 pada taraf signifikan 5%. Dengan
tabel
yang berarti kedua kelompok sampel penelitian
berasal dari populasi yang homogen. Sebelum mengetahui apakah model pembelajaran Make a Match berpengaruh terhadap prestasi belajar sosiologi siswa maka terlebih dahulu diadakan uji hipotesis dengan menggunakan uji “t”. Hipotesis yang diajukan adalah : “Terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match pada pokok bahasan Pengendalian Sosial terhadap Prestasi Belajar Sosiologi siswa” dengan kriteria thiting > ttabel. 4
Perhitungan lengkap pada lampiran 14 uji homogenitas hal 127
60
C. Pengujian Hipotesis Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian menunjukan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match memiliki pengaruh terhadap prestasi belajar sosiologi siswa pada pokok bahasan pengendalian sosial, hal ini terlihat dari perbedaan skor rata-rata, dimana kelas yang diajarkan dengan Model Make a Match mempunyai rata-rata lebih tinggi yaitu 67,5, sedangkan kelas yang diajarkan dengan metode ceramah mempunyai nilai rata-rata 60,4. Dari data yang diperoleh diatas menunjukan bahwa µ₁ > µ₂, maka tolak H0 Perumusan hipotesis statistik adalah sebagai berikut : H₀
: µ₁ ≤ µ₂
Ha
: µ₁ > µ₂
Keterangan : µ₁ = rata- rata prestasi belajar Sosiologi kelas yang menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Make a Match (eksperimen). µ₂= rata-rata prestasi belajar Sosiologi kelas yang menggunakan model pembelajaran kontrol (konvensional). Setelah melakukan perhitungan data dan pengujian prasyarat analisis maka dapat diperoleh bahwa, data berdistribusi normal dan berasal dari populasi yang homogen. Maka selanjutnya akan dilakukan pengujian hipotesis. Sebelum mengetahui apakah model pembelajaran Make a Match berpengaruh terhadap prestasi belajar sosiologi siswa maka terlebih dahulu diadakan uji hipotesis dengan menggunakan uji “t” yang memakai rumus populasi yang homogen. Adapun Hipotesis Statistiknya adalah “Terdapat pengaruh penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match terhadap prestasi belajar sosiologi siswa pada pokok bahasan pengendalian sosial” dengan kriteria thiting > ttabel. Disamping data-data diatas, hasil perhitungan uji “t” pun menandakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match memiliki pengaruh terhadap prestasi belajar sosiologi siswa, hal tersebut ditandakan dengan to
61
(thitung) sebesar 4,701 lebih besar dari pada ttabel baik pada taraf signifikan 5% (2,02) atau pun 1% (2,71).5 Ada perbedaan rata- rata siswa antara model pembelajaran Kooperatif tipe Make a Match dan model pembelajaran konvensional rata- rata model pembelajaran Kooperatif tipe Make a Match lebih tinggi dari model pembelajaran
konvensional.
Dengan
demikian
model
pembelajaran
berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa dalam hal ini model pembelajaran Kooperatif tipe Make a Match lebih baik dari model pembelajaran konvensional .
D. Pembahasan Hasil Penelitian Hasil
penelitian
yang
diperoleh
menunjukan
bahwa,
model
pembelajaran kooperatif tipe Make a Match akan menghasilkan prestasi belajar siswa lebih meningkat dan berperan aktif di dalam kelas. Pada penerapan metode Make a Match, diperoleh beberapa temuan bahwa metode Make a Match dapat memupuk kerja sama siswa dalam menjawab pertanyaan dengan mencocokkan kartu yang yang ada di tangan mereka, proses pembelajaran lebih menarik dan nampak sebagian besar siswa lebih antusias mengikuti proses pembelajaran, dan keaktifan siswa tampak sekali pada saat siswa mencari pasangan kartunya masing-masing. Hal ini merupakan suatu ciri dari pembelajaran kooperatif seperti yang dikemukan oleh Lie bahwa, Pembelajaran kooperatif ialah pembelajaran yang menitikberatkan pada gotong royong dan kerja sama kelompok. Kegiatan yang dilakukan guru ini merupakan upaya guru untuk menarik perhatian sehingga pada akhirnya dapat menciptakan keaktifan dan motivasi siswa dalam diskusi.6 Hal ini sejalan dengan pendapat Hamalik Motivasi yang kuat erat hubungannya dengan peningkatan keaktifan siswa yang dapat dilakukan dengan strategi pembelajaran tertentu, dan motivasi belajar dapat ditujukan ke 5
Lampiran lengkap pada lampiran. Lie Pembelajaran kooperatif ialah pembelajaran yang menitikberatkan pada gotong royong dan kerja sama kelompok (2002:30) 6
62
arah kegiatan-kegiatan kreatif. Apabila
motivasi yang dimiliki oleh siswa
diberi berbagai tantangan, akan tumbuh kegiatan kreatif.
Selanjutnya,
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dapat membangkitkan keingintahuan dan kerja sama di antara siswa serta mampu menciptakan kondisi yang menyenangkan.7 Hal ini sesuai dengan tuntutan dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) bahwa pelaksanaan proses pembelajaran mengikuti standar
kompetensi,
yaitu:
berpusat
pada
siswa;
mengembangkan
keingintahunan dan imajinasi; memiliki semangat mandiri, bekerja sama, dan kompetensi; menciptakan kondisi yang menyenangkan; mengembangkan beragam kemampuan dan pengalaman belajar; karakteristik mata pelajaran. Hasil temuan lapangan telah memperkuat hasil penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan oleh Widyaningsih, yang melakukan penelitian dengan judul Kel. 3 Cooperative Learning sebagai Model Pembelajaran Alternatif untuk Meningkatkan Motivasi Siswa pada Mata Pelajaran Matematika. Penelitian Widyaningsih mengambil tiga tipe pembelajaran kooperatif yaitu STAD, Jigsaw, dan Make a Match.8 Penerapan
cooperative
learning
menurut
hasil
penelitian
Widyaningsih dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan cooperative learning dalam pembelajaran matematika dapat menggunakan berbagai model serta efektif jika digunakan dalam suatu periode waktu tertentu. Terdapat suasana positif yang timbul dari cooperative learning memberikan kesempatan kepada siswa
untuk
mencintai
pelajaran.
Dalam
kegiatan-kegiatan
yang
menyenangkan siswa merasa lebih termotivasi untuk belajar dan berpikir. Namun tidak menutup kemungkinan kericuhan didalam kelas akan terjadi.9
7
Hamalik Motivasi yang kuat erat hubungannya dengan peningkatan keaktifan siswa yang dapat dilakukan dengan strategi pembelajaran tertentu, dan motivasi belajar dapat ditujukan ke arah kegiatan-kegiatan kreatif. Apabila motivasi yang dimiliki oleh siswa diberi berbagai tantangan, akan tumbuh kegiatan kreatif (1994:116), 8 Widyaningsih, Cooperative Learning sebagai Model Pembelajaran Alternatif untuk Meningkatkan Motivasi Siswa pada Mata pelajaran matematika”. (2008) 9 http://tarmizi.wordpress.com/2008/12/03/pembelajaran-kooperatif-make-a-match/
63
Hal ini senada dengan pendapat yang dikemukakan oleh Johnson and Johnson dan Smith dalam Messier yang menjelaskan bahwa suatu pembelajaran yang menggunakan model cooperative learning dapat memberikan proses pembelajaran yang efisien dan efektif, meningkatkan prestasi, hubungan yang harmonis dan positif di anatara siswa serta menyebabkan terjadinya pertukaran informasi yang efektif.
10
Maka dari
beberapa temuan lapangan telah memperkuat hasil penelitian bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match terdapat pengaruh terhadap prestasi belajar siswa di kelas.
E. Keterbatasan Penelitian Penulis menyadari penelitian ini belum sempurna. Berbagai upaya telah dilakukan dalam penelitian ini agar diperoleh hasil yang maksimal. Akan tetapi, masih ada beberapa hal yang tidak dapat dikendalikan sehingga membuat penelitian ini mempunyai keterbatasan diantaranya: 1. Penelitian ini hanya diteliti pada pokok bahasan Pengendalian Sosial saja, sehingga belum bisa di generalisasikan pada pokok bahasan yang lain. 2. Siswa terbiasa dengan kegiatan pembelajaran konvensional sehingga siswa sempat merasa canggung pada awal proses pembelajaran dengan menggunakan Model Kooperatif tipe Make a Match, karena siswa belum terbiasa dengan pembelajaran yang digunakan. 3. Kontrol terhadap kemampuan subjek penelitian hanya meliputi variabel model cooperative tipe Make a Match, dan prestasi belajar sosiologi siswa. Variabel lain seperti minat, motivasi, intelegensi, lingkkungan belajar, dan lain- lain tidak terkontrol. Karena hasil penelitian yang ditetapkan dalam penelitian ini. 4. Dan banyak faktor lain yang mempengaruhi yang tidak penulis teliti.
10
William P. Messier, The influence of cooperative learning on the academic Achievement of Chinese Middle School Students, available at: http://www.netwebelitesolutions.com/Whitepapers/netwebcoopchinese.pdf. Accessed on Nov 16 2013,09 19 pm,p.1
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan temuan dan pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa: A. Kesimpulan Model pembelajaran kooperatif tipe make a match lebih baik karena model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match ini efektif digunakan dalam pembelajaran sosiologi dalam materi pengendalian social dengan indikasi kemampuan dasar siswa dapat mencapai KKM. Dan kemampuan kognisi siswa dalam pengembangan social dapat dikembangkan melalui interaksi antar siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match. Dan dari hasil post tes yang diberikan oleh guru dapat ditemukan, dimana kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match nilai rata- rata prestasi belajar siswa adalah 67,5 lebih tinggi jika dibandingkan dengan nilai rata- rata siswa yang diajarkan dengan metode ceramah yaitu 60,4. pada kelas kontrol.
64
65
B. Rekomendasi Rekomendasi berdasarkan hasil penelitian ini sebagai berikut: 1.
Perencanaan pembelajaran yang dibuat hendaknya disusun sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan memperhatikan aspek-aspek diantaranya: 1) aspek kurikulum, 2) bahan pembelajaran, 3) strategi pembelajaran, 4) media dan sumber belajar, 5) evaluasi, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
2.
Dalam proses pelaksanaan pembelajaran sosiologi, guru jangan mengabaikan media atau alat peraga yang dapat memudahkan pemahaman siswa terhadap konsep yang disampaikan oleh guru.
3.
Hendaknya setiap guru bisa mengaplikasikan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Make a Match di setiap satuan pembelajaran sosiologi, khususnya materi yang memiliki karakteristik pemahaman yang mendalam akan sebuah konsep dan penjabaranya guna mendapatkan umpan balik dan menghidupkan kondisi pembelajaran yang dilandaskan keaktifan siswa sehingga mengurangi kebiasaan buruk siswa pada saat melaksanakan ujian untuk mencapai hasil belajar yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Agus Suprijono,”Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem”, (Surabaya: PT Pustaka Pelajar,2009) Arifin Zainal,”Evaluasi hasil intruksional, prinsip, teknik prosedur “(Bandung: PT Rosda Karya, 1996) Arikunto Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Penelitian, (Jakarta: Bumi Askara, 2005). Budi Susetyo,”Statistika Untuk Analisis Data Penelitian”, (Jakarta: PT Refika Aditama, 2010) Hal. 170 Djamarah Bahri, Syaiful dan Zain Aswani, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006). Etin Solihatin dkk,”Cooperative Learning”,( Jakarta: PT Bumi Aksara,2008) Hamzah B. Uno,Nurdin Mohamad. “Belajar dengan Pendekatan PAIKEM”, (Jakarta:PT Bumi Aksara, 2011) Hardini Israini, Puspitasari Dewi, Strategi Pembelajaran Terpadu, (Yogyakarta: PT Familia, 2011). Hayeh, Kamus Populer, (Jakarta:1987) Isjoni, Cooperative Learning, (Bandung: Alfabet, 2009) Isjono, “Pembelajaran Kooperatif meningkatkan kecerdasan komunikasi antar peserta didik”, Yogyakarta: PT Pustaka Pelajar,2009) Isroji, “Pembelajaran Kooperatif meningkatkan kecerdasan komunikasi antar peserta didik”, Cetakan Kesatu, Pustaka Pelajar,Yogyakarta,2009. Jurnal ilmiah “Kreatif”, Vol, V, no.2, juli 2008. Maman, “Jurnal Ilmiah Kreatif”,”Vol,V no 2 Muhibbin syah, “ Psikologi Pendidikan, suatu Pendekatan baru”, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1993) Riyanto,Upaya Peningkatan motivasi dan hasil belajar Pkn melalui model Pembelajaran “Make a Match “ Bagi siswa kelas VII C SMP Negeri. Saiful Bahri Djamarah, “Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru”, Jakarta PT Bumi Aksara 2010)
66
67
Sanjaya Wina, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: PT Kencana, 2010). Slameto, Belajar & faktor- faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010). Soekanto Soejarno.” Sosiologi Suatu Pengantar”, ( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 1982) Subana DKK “ Dasar- Dasar Penelitian Ilmiah” (Bandung: Pustaka Setia, 2005) Sudjana Nana, Penelitian Proses hasil belajar mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004). Sugiyanto,”Model- model Pembelajaran Inovatif”,Cetakan Kedua,Yuma Pustaka, Surakarta, 2010. Sugiyono,”Metode Penelitian Kuantitaif Kualitatif Alfabeta, 2006)
R & D “(Bandung: PT
Suharsimi Arikunto, “Dasar- Dasar Evaluasi Penelitian”, (Jakarta: Bumi Askara, 2005) Sukanto Karjono,”Belajar Sosiologi MA X,XI,XII”, Jakarta:PT Phebeta Aneka Gama, 2008) Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009) Suprijono Agus, Cooperative Learning (Teori dan Aplikasi Paikem), (Suranbaya: PT. Pustaka Pelajar, 2009). Suryabrata Sumardi,” Mengklasifikasikan Faktor- Faktor yang mempengaruhi belajar”, (Jakarta: PT Bumi Aksara 1989) Suteng Bmbang,”Sosiologi SMA Kelas X”, Jakarta: PT Phebeta Aneka Gama, 2006) Suyanto Bagong.”Metode Penelitian Sosial”.(Jakarta:Kencana,2007) Tim Sosiologi, “Sosiologi 1 Suatu Kajian Kehidupan Masyarakat”, 2007. Jakarta: PT Yudhistira. Trianto, “Mendisein model pembelajaran inovatif –progresif”, Kencana Prenada Media Group, Jakarta,2009. Undang-undang SISDIKNAS (UU RI No. 20 Th. 2003), (Jakarta: Sinar Grafika, 2008). Uno Hamzah B, Mohamad Nurdin, Belajar dengan Pendekatan PAIKEM, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011).
68
Warsono. DKK. “Pembelajaran Aktif Remaja Rosdakarya, 2012)
Teori dan Asesmen”.(Bandung: PT
Zaini , Hisyam, DKK,”Strategi Pembelajaran Aktif “ Pustaka Insan Madani, Yogyakarta, 2008. http://irnaindriani.blogspot.com/2012/04/ilmu-pengetahuan-dan-sosiologi.html http:// ras-eko. Blogspot.com/2011/05//metode – make- match. Html
69
LAMPIRAN 1
PERANGKAT PEMBELAJARAN MADRASAH ALIYAH
SILABUS PEMBELAJARAN
MATA PELAJARAN : sosiologi KELAS X SEMESTER 2
70
SILABUS Mata Pelajaran Kelas/Program Semester Standar Kompetensi
No. 2.1.
: Sosiologi : X/sosiologi : 2 (DUA) : Menerapkan nilai dan norma dalam proses pengembangan kepribadian
Kompetensi Dasar
Indikator
Menjelaskan sosialisasi sebagai proses dalam pembentukan kepribadian
Materi pokok/ pembelajaran
Mendefenisik Sosialisasi dan (Kerja an sosialisasi pembentukan Keras, kepribadian dan Disiplin, pembentukan Kreatif, kepribadian Mandiri, Rasa Ingin Mendeskripsi Tahu, kan peran nilai Cinta dan norma Tanah Air, dalam Gemar sosialisasi Membaca, Tanggungjawab)
Menjelaskan tahapan perkembangan diri manusia. Menjelaskan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
Penilaian
Kegiatan Pembelaajran
(Demokrat is, Rasa Ingin Tahu, Mengharg ai Prestasi, Bersahabat /Komunikt
Teknik Penugasan
Mendengarkan penjelasan tentang hakikat sosialisasi dan pembentukan kepribadian. Secara individu mengamati proses Test tertulis sosialisasi dalam pembentukan kepribadian di lingkungan terdekat.
Bentuk Individu
Individu
Secara individu Test berbicara dan menceritakan hasil pengamatan tertulis tentang proses sosialisasi dalam pembentukan kepribadian. Diskusi Mendiskusikan
Alokasi Waktu
Contoh Instrumen Lakukan pengamatan 6 jam atau refleksi terhadap dirimu sendiri! Identifikasikanlah sifat dan prilaku Anda yang merupakan hasil dari sosialisasi!Apa peran nilai dan norma orangtua dan masyarakat dalam kepribadian Anda?
Sumber/bahan/ alat Sosiologi untuk SMA dan MA kelas X Karjono .
Kamus Sosiologi
1. Apa saja factor-faktor pembentukan kepribadian? 2. Sebutkan tiga tahap perkembangan diri manusia!
Koran, majalah, TV, internet.
71 pembentukan kepribadian.
Menjelaskan hubungan antara pembentukan kepribadian dengan kebudayaan. Menjelaskan agen-agen yang berperan dalam sosialisasi.
if, Tanggungjawab)
peran nilai dan norma dalam proses sosialisasi.
Penugasan Secara berkelompok membuat deskripsi faktorfaktor yang mempengaruhi perkembangan kepribadian. Mempresentasikan Ulangan blok hasil diskusi tentang factorfaktor yang mempengaruhi perkembangan kepribadian.
kelompok Diskusikan kasus “Korban Smack down Bertambah: Pingsan dan Muntah Darah”. Sosiologi untuk SMA dan MA kelas X Karjono.
Karangan individu
Sosiologi untuk SMA dan MA kelas X Karjono.
PG Uraian
dan
Sosiologi untuk SMA dan MA kelas X Karjono.
Mendeskripsi kan hubungan sosialisasi dengan kepribadian
Secara individu menggali informasi dari berbagai sumber belajar yang berkaitan dengan agen-agen sosialisasi dan tujuan.
72
Secara berkelompok mendiskusikan hubungan sosialisasi dengan pembentukan kepribadian
2.2.
Menjelaskan sosialisasi sebagai proses dalam pembentukan kepribadian
Mengidentifk Perilaku Menyimpang asikan terjadinya perilaku menyimpang sebagai hasil sosialisasi yang tidak sempurna.
Mengklasifik asi jenis-jenis perilaku menyimpang
(Kerja Keras, Disiplin, Kreatif, Mandiri, Rasa Ingin Tahu, Cinta Tanah Air, Gemar Membaca, Tanggungjawab)
Secara individu Test tertulis menggali informasi melalui data-data kepustakaan dan media massa tentang perilaku menyimpang Secara individu Penugasan mengamati perilaku menyimpang yang terjadi di dalam masyarakat sekitar
Secara individu Penugasan mengungkapkan kembali hasil pengamatan yang didapat di masyarakat sekitar.
Individu
Identifikasikanlah 8 jam perilaku-perilaku menyimpang dalam masyarakat di daerah Anda?
Sosiologi untuk SMA dan MA kelas X Karjono.
Laporan
Laporan hasil diskusi
Amatilah perilaku menyimpang dala masyarakat kemudian buatlah laporan
Sosiologi suatu pengantar oleh Soerjono Soekanto.
73
2.3.
Menerapkan aturan-aturan sosial dalam kehidupan bermasyarakat.
Mengidentifik asikan sifat dan macam perilaku menyimpang.
Memberikan opini tentang berbagai perilaku menyimpang dalam masyarakat
Mengidentifik asi jenis-jenis lembaga pengendalian sosial
Aturan-aturan sosial dalam kehidupan bermasyarakat
Demokratis, Rasa Ingin Tahu, Menghargai Prestasi, Bersahabat/ Komuniktif, Tanggungjawab)
penyebab akibatnnya! Secara bergantian Ulangan melaporkan terjadinya perilaku Blok menyimpang sesuai dengan hasil temuan di kliping korang/internet.
PG Urain
dan
dan
Diskusikan kasus narkoba yang ada dalam buku halaman 133-134.
Artikel dari koran dan internet Kamus Sosiologi
Gambar, CD,
Secara kelompok mendiskusikan jenis-jenis perilaku menyimpang.
1. Contoh penyimpangan gaya hidup dalam masyarakat adalah…. a. narkotika b. kolusi dan nepotisme c. arogansi dan eksentrik d. arogansi dan kolusi e. korupsi dan manipulasi.
Secara berkelompok menyimpulkan solusi yang tepat untuk menanggulangi terjadinya perilaku menyimpang.
Secara klasikal Penugasan menggali informasi melalui kajian yang terjadi di masyarakat tentang pengendalian sosial
Test
Pengamatan
tertulis Laporan
Amatilah terhadap 8 jam masyarakat di daerahmu! Kemudian, identifikasikanlah caracara pengendalian social yang dilakukan masyarakat terhadap berbagai perilaku menyimpang.
foto,
Masyarakat setempat Data instansi/lembaga
Sosiologi untuk SMA dan MA kelas X Karjono. .
Artikel koran
dari dan
74
Mendeskripsi kan berbagai cara pengendalian sosial
Mendeskripsi kan akibat tidak berfungsinya lembaga sosial
Mendefinisik an aturanaturan sosial dalam kehidupan masyarakat
Secara klasikal mengkomunikasika n secara lisan dan tulisan tentang jenis-jenis lembaga pengendalian sosial yang ada di masyarakat. Secara kelompok menggali informasi melalu wawancara dengan guru BK, Kepala Sekolah, Pembina Kesiswaan dalam cara menangani kasus di sekolah Secara klasikal mendiskusikan peran guru BK, Kepala Sekolah, Pembina Kesiswaan dalam menangani kasus di sekolah. Bekerja sama antarsiswa untuk menyimpulkan solusi yang paling tepat dalam cara pengendalian sosial yang terjadi di sekitar sekolah Secara individu memberikan opini atau ulasan tentang akibat tidak berfungsinya lembaga pengendalian sosial
dan berbicara
hasil wawancara
Buatlah tulisan dari hasil wawancara yang kamu lakukan dengan warga sekolah!
Kelompok
Tentukan solusi yang tepat dalam pengendadlian social di sekolah!
Penugasan
Tugas Individu
Ulangan Blok
internet
Gambar, CD,
Masyarakat setempat Laporan hasil wawancara
PG Uraian singkat
Wawancarailah ketua RT,RW tentang aturan yang berlaku di lingkunganmu!
dan Pengancaman termasuk cara pengendalian social yang…. a. persuasive b. membimbing c. mengancam d. memukul e. menghukum Apa yang dimaksud dengan labelling?
foto,
75
Secara klasikal malalui ulasan tentang tidak berfungsinya lembaga pengendalian sosial
Secara individu melalui wawancara dengan RT, RW, tentang aturanaturan dalam kehidupan masyarakat. Secara klasikal melalui ulasan tentang hasil wawancara kepada RT, RW tentang aturan-aturan sosial dalam kehidupan masyarakat.
Mengetahui: Kepala Sekolah
Dra. M. HAIDAR
Jakarta , 2013 Guru Mata Pelajaran
FIKAH AWALIYAH
76
LAMPIRAN 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P ) NamaSekolah
: MA Annida Al Islamy
Mata Pelajaran
: Sosiologi
Kelas/Semester
: X-2 / Semester 2
Alokasi Waktu
: 4 x 45menit (Dua kali Pertemuan)
I.Standar Kompetensi : Menerapkan nilai dan norma dalam proses pengembangan kepribadian II. Kompetensi Dasar
: Menerapkan aturan- aturan sosial dalam kehidupan bermasyarakat
III. TujuanPembelajaran (Indikator) a. Siswa dapat menyebutkan pengertian pengendalian sosial b. Siswa dapat menjelaskan lembaga pengendalian sosial c. Siswa dapat menyebutkan ciri- ciri pengendalian sosial d. Siswadapat menjelaskan cara pengendalian sosial dalam masyarakat e. Siswadapatmendeskripsikan jenis- jenis pengendalian sosial f. Siswa dapat menjelaskan langkah- langkah pengendalian sosial g. Siswa mampu mendeskripsikan fungsi khusus pengendalian sosial IV. MateriPembelajaran A. Materi Pokok 1. Pengertian Pengendalian Sosial
77
2. Pengertian Lembaga Pengendalian Sosial 3. Ciri- ciri pengendalian sosial 4. Cara pengendalian sosial dalam masyarakat 5.
Jenis- jenis pengendalian sosial
6. Langkah- langkah pengendalian sosial 7. Fungsi khusus pengendalian sosial
B. Uraian Materi (terlampir) 1. Pengertian Pengendalian Sosial Pengendalian sosial adalah Pengawasan dari suatu kelompok terhadap kelompok lain untuk mengarahkan peran-peran individu atau kelompok sebagai
bagian
dari masyarakat
agar
tercipta situasi
kemasyarakatan sesuai dengan yang diharapkan. Peter L. Berger Lembaga Pengendalian Sosial adalah berbagai cara yang digunakan masyarakat untuk menertibkan anggotanya yang membangkang. Menurut Bruce C. Cohen Lembaga Pengendalian Sosial adalah suatu proses baik direncanakan maupun tidak direncanakan yang bertujuan untuk mengajak membimbing atau bahkan memaksa warga agar mematuhi nilai kaidah yang berlaku
2. Pengertian lembaga pengendalian sosial Lembaga pengendalian sosial merupakan tindakan pengawasan terhadap kegiatan atau perilaku anggota masyarakat agar tidak menyimpang dari norma dan nilai sosial yang berlaku. Jadi pengendalian sosial adalah berbagai cara yang digunakan masyarakat untuk menertibkan anggota yang membangkang. 3. Ciri- ciri pengendalian sosial a) Suatu cara atau metode atau teknik tertentu dalam masyarakat b) Bertujuan untuk mencapai keselarasan
78
c) Dapat dilakukan oleh kelompok terhadap kelompok lainnya / individu Dilakukan secara timbal balik terkadang tidak disadari oleh kedua belahpihak. 4. Cara Pengendalian Sosial dalam Masyarakat Cara Persuasif dimana cara ini dilakukan dengan menekankan pada tindakan yang sifatnya mengajak atau membimbing warga masyarakat agar bersedia bertindak sesuai dengan norma yang berlaku.Dan Cara koersif yaitu upaya pengendalian sosial yang dilakukan dengan menekankan pada tindakan yang sifatnya memaksa warga masyarakat bersedia bertindak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku 5. Jenis- jenis Pengendalian Sosial a. Gosip Gosip merupakan berita yang menyebar belum tentu berlandaskan pada kenyataan fakta. Jadi berita gosip masih diragukan kebenarannya sebab sering kali berita dalam gosip tidak jelas. b. Teguran Teguran adalah peringatan yang dilakukan oleh satu pihak kepada pihak lain. Tujuan dari teguran menyadarkan pihak yang melakukan perilaku menyimpang sehingga dengan demikian diharapkan pihak tersebut tidak akan mengulangi tindakannya c. Hukuman/ Sanksi Hukuman adalah perlakuan tertentu yang sifatnya tidak mengenakan menimbulkan penderitaan yang diberikan kepada pihak pelaku perilaku menyimpan. Pemberiaan hukuman hanya kepada pihak berwenang saja. d.
Pendidikan Pendidikan adalah lembaga pengendalian sosial yang penting. Karena melalui pendidikan orang tahu, memahami,
79
mengakui, dan berperilaku sesuai dengan norma yang berlaku dalam masyarakat e. Agama Agama
merupakan
pedoman
hidup
baik
dalam
berhubungan dengan tuhan maupun dengan sesama manusia, agama mengajarkan apa yang baik dan tinggalkan apa yang buruk. 6. Lembaga sosial yang berperan dalam melaksanakan pengendalian sosial a. Kepolisian b. Peradilan c. Adatistiadat d. Tokohmasyarakat 7. Langkah- langkah pengendalian sosial Mengenal problem yang dihadapi masyarakat dengan sebaikbaiknya, Memahami nilai yang ada di masyarakat, Membuat hipotesis dan memilih mana yang palik baik dan layak untuk dilaksanakan
dan
Mengikuti jalannya penerapan hukum dan mengukur efeknya 8. Fungsi khusus pengendalian sosial a) Untuk meyakinkan masyarakat tentang
kebaikan norma ( Usaha
ini ditempuh melalui pendidikan formal / informal. b) Untuk mempertebal kebaikan norma (dilakukandengan cara memperkirakan seseorang dengan dongeng atau cerita yg berisi nilai atau norma. c) Untuk mempertebal keyakinan norma masyarakat ( dilakukan dengan membandingkan kelebihan norma tertentu dari masyarakat lain.
80
9. Tujuan Pengendalian Sosial 1) Tujuaneksploratif (dimotivasi adanya kepentingan pribadi baik langsung maupun tidak langsung) 2) Tujuan regulatif/kebijakan (dilandaskan pada kebiasaan/adat) 3) Tujuan kreatif atau konstruktif ( diarahkan pada perubahan sosial yang dianggap bermanfaat bagimasyarakat) V. Metode Pembelajaran 1. Ceramahbervariasi 2. Tanya jawab 3. Drill
VI. No
KegiatanPembelajaran Kegiatan
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Pembelajaran
Karakter Siswa yang diharapkan
1.
Pendahuluan
-Mengkondisikan kelas
-Siswa
Disiplin dan
- Memulai pelajaran
memperhatikan
rasa hormat
dengan doa
guru dan
-Melakukan absensi siswa
menyiapkan
untuk mengetahui
kondisi belajar
konsentrasi siswa sebelum
yang baik
melakukan kegiatan pembelajaran serta mengetahui minat dan kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran. Motivasi
-Memberikan ice breaking
-Siswa
untuk memberikan
memperhatikan
semangat dan motivasi
guru.
81
kepada siswa. Apersepsi
-Menyampaikan tujuan
-Siswa
pembelajaran, yakni siswa
memperhatikan
diharapkan mampu
guru.
menjelaskan pengertian pengertian pengendalian sosial, lembaga sosial dan jenis-jenis pengendalian sosial. 2.
Kegiatan Inti Eksplorasi
-Memberi stimulus kepada
-Siswa
kritis,
siswa berupa pertanyaan
memperhatikan
perhatian,
terkait apa yang diketahui
guru dan
dan tanggap
siswa mengenai
konsentrasi.
pengendalian sosial dalam kehidupan sehariharimereka.
Elaborasi
-Memberikan penjelasan
-Siswa menjawab
pengertian, jenis- jenis
pertanyaan yang
disipin,perhat
pengendalian sosial, cara
diberikan oleh guru
ian , rasa
khusus dalam
ingin tahu
pengendalian sosial -siswa menjawab - Guru memberikan
pertanyaan dari
pertanyaan kepada siswa
guru
terkait materi yang telah
-siswa mencari
Tanggung
disampaikan
jawabansesuai
jawab dan
pertanyaan yang
mandiri
- kemudian guru memberikan kesempatan
diajukan
82
kepada siswa untuk bertanya hal yang belum dipahami
Tanggung - mendengarkan
jawab
penjelasan guru dengan seksama - guru menjelaskan materi tentang pengertian, langkah- langkah
-Menjawab
pengendalian sosial
pertanyaan guru dan bertanya materi Rasa ingin
Konfirmasi
- guru meminta siswa
yang belum
menutup bukunya
dimengerti.
tahu
kemudian mengadakan tanya jawab, baik guru dengan siswa atau siswa
Rasa ingin
kepada siswa, sesuai yang
tahu,
diminta guru
Tanggung jawab
- mengadakan evaluasi (post test)
Memberikan kesimpulan materi yang telah disampaikan. 3.
Kegiatan
Menanyakan kembali
Penutup
kepada siswa terkait materi pertanyaan guru
Tanggung
yang telah dipelajari dan
dan memberikan
Jawab
menanyakan kesimpulan
kesimpulan terkait
apa yang telah diperoleh
materi yang telah
selama kegiatan belajar.
dipelajari hari ini.
Dan menutup dengan
Menjawab
Kritis dan
83
membaca doa dan Hamdalah.
VII.
Sumberbelajardan media pembelajaran
Lembar kerja siswa.
Buku yang relevan dengan mata pelajaran sosiologi
Spidol dan papan tulis
Lcd dan laptop
VIII.
Penilaian
Nomor 1
2
Pertanyaan
Jawaban
Skor
Apa yang dimaksud
Cara yang digunakan masyarakat untuk
pengendalian sosial?
menertibkan anggota yang membangkang
Dan apa itu lembaga
Tindakan pengawasan terhadap kegiatan
pengendalian sosial?
atau perilaku anggota masyarakat agar
20
20
tidak menyimpang dari norma dan nilai sosial yang berlaku 3
Apa langkah- langkah
Mengenal
problem
yang
pengendalian sosial?
masyarakat
dengan
sebaik-
dihadapi 40 baiknya,
Memahami nilai yang ada di masyarakat, Membuat hipotesis dan memilih mana yang
palik
dilaksanakan
baik
dan
layak
untuk
dan Mengikuti jalannya
penerapan hukum dan mengukur efeknya
4
Apakah tujuan
Tujuaneksploratif
20
84
pengendalian sosial?
(dimotivasiadanyakepentinganpribadibai klangsungmaupuntidaklangsung), Tujuan regulatif/kebijakan kebiasaan/adat),
(dilandaskan Tujuan
kreatif
pada atau
konstruktif (diarahkan pada perubahan sosial
yang
dianggap
bermanfaat
bagimasyarakat)
Mengetahui
Jakarta, 27 Mei 2013
Kepala Madrasah
Guru bidang studi
Drs.M. Haidar
Fikah Awaliyah
NIP:
NIM 109015000007
85
LAMPIRAN 3 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P ) Nama Sekolah
: MA Annida Al Islamy
Mata Pelajaran
: Sosiologi
Kelas/ Semester
: X-1 / Semester 2
Alokasi Waktu
: 4 x 45menit (Dua Pertemuan)
I.Standar Kompetensi : Menerapkan nilai dan norma dalam proses pengembangan kepribadian II. Kompetensi Dasar
:Menerapkan aturan- aturan sosial dalam kehidupan bermasyarakat
III. Tujuan Pembelajaran (Indikator) a. Siswa dapat menyebutkan pengertian pengendalian sosial b. Siswa dapat menjelaskan lembaga pengendalian sosial c. Siswa dapat menyebutkan ciri- ciri pengendalian sosial d. Siswa dapat menjelaskan cara pengendalian sosial dalam masyarakat e. Siswa dapat mendeskripsikan jenis- jenis pengendalian sosial f. Siswa dapat menjelaskan langkah- langkah pengendalian sosial g. Siswa mampu mendeskripsikan fungsi khusus pengendalian sosial IV. Materi Pembelajaran A. Materi Pokok 1. Pengertian Lembaga Pengendalian Sosial 2. Ciri- ciri pengendalian sosial 3. Cara pengendalian sosial dalam masyarakat 4.
Jenis- jenis pengendalian sosial
5. Langkah- langkah pengendalian sosial 6. Fungsi khusus pengendalian sosial
86
B. Uraian Materi (terlampir) 1. Pengertian Pengendalian Sosial Pengendalian sosial adalah Pengawasan dari suatu kelompok terhadap kelompok lain untuk mengarahkan peran-peran individu atau kelompok sebagai
bagian dari masyarakat agar tercipta
situasi
kemasyarakatan sesuai dengan yang diharapkan. Peter L. Berger Lembaga Pengendalian Sosial adalah berbagai cara yang digunakan masyarakat untuk menertibkan anggotanya yang membangkang. Menurut Bruce C. Cohen Lembaga Pengendalian Sosial adalah suatu proses baik direncanakan maupun tidak direncanakan yang bertujuan untuk mengajak membimbing atau bahkan memaksa warga agar mematuhi nilai kaidah yang berlaku
2. Pengertian lembaga pengendalian sosial Lembaga pengendalian sosial merupakan tindakan pengawasan terhadap kegiatan atau perilaku anggota masyarakat agar tidak menyimpang dari norma dan nilai sosial yang berlaku. Jadi pengendalian sosial adalah berbagai cara yang digunakan masyarakat untuk menertibkan anggota yang membangkang. 3. Ciri- ciri pengendalian sosial a) Suatu cara atau metode atau teknik tertentu dalam masyarakat b) Bertujuan untuk mencapai keselarasan c) Dapat dilakukan oleh kelompok terhadap kelompok lainnya / individu dilakukan secara timbal balik terkadang tidak disadari oleh kedua belahpihak. 4. Cara Pengendalian Sosial dalam Masyarakat Cara Persuasif dimana cara ini dilakukan dengan menekankan pada tindakan yang sifatnya mengajak atau membimbing warga masyarakat agar bersedia bertindak sesuai dengan norma yang berlaku. Dan Cara koersif yaitu upaya pengendalian sosial yang dilakukan dengan menekankan pada tindakanyang sifatnya memaksa.
87
5.
Jenis- jenis Pengendalian Sosial a. Gosip Gosip merupakan berita yang menyebar belum tentu berlandaskan pada kenyataan fakta. Jadi berita gosip masih diragukan kebenarannya sebab sering kali berita dalam gosip tidak jelas. b. Teguran Teguran adalah peringatan yang dilakukan oleh satu pihak kepada pihak lain. Tujuan dari teguran menyadarkan pihak yang melakukan perilaku menyimpang sehingga dengan demikian diharapkan pihak tersebut tidak akan mengulangi tindakannya c. Hukuman/ Sanksi Hukuman adalah perlakuan tertentu yang sifatnya tidak mengenakan menimbulkan penderitaan yang diberikan kepada pihak pelaku perilaku menyimpan. Pemberiaan hukuman hanya kepada pihak berwenang saja. d.
Pendidikan Pendidikan adalah lembaga pengendalian sosial yang penting. Karena melalui pendidikan orang tahu, memahami, mengakui, dan berperilaku sesuai dengan norma yang berlaku dalam masyarakat
e. Agama Agama
merupakan
pedoman
hidup
baik
dalam
berhubungan dengan tuhan maupun dengan sesama manusia, agama mengajarkan apa yang baik dan tinggalkan apa yang buruk. 6. Lembaga sosial yang berperan dalam melaksanakan pengendalian sosial a. Kepolisian b. Peradilan c. Adatistiadat
88
d. Tokohmasyarakat 7. Langkah- langkah pengendalian sosial Mengenal problem yang dihadapi masyarakat dengan sebaikbaiknya, Memahami nilai yang ada di masyarakat, Membuat hipotesis dan memilih mana yang palik baik dan layak untuk dilaksanakan
dan
Mengikuti jalannya penerapan hukum dan mengukur efeknya 8. Fungsi khusus pengendalian sosial a) Untuk meyakinkan masyarakat tentang
kebaikan norma (Usaha ini
ditempuh melalui pendidikan formal / informal. b) Untuk
mempertebal
kebaikan
norma
(dilakukandengan
cara
memperkirakan seseorang dengan dongeng atau cerita yg berisi nilai atau norma. c) Untuk mempertebal keyakinan norma masyarakat (dilakukan dengan membandingkan kelebihan norma tertentu dari masyarakat lain. 9. Tujuan Pengendalian Sosial 1. Tujuan eksploratif 2. Tujuan regulatif atau kebijakan (dilandaskan pada kebiasaan atau adat) 3. Tujuan kreatif atau konstruktif ( diarahkan pada perubahan sosial yang dianggap bermanfaat bagi masyarakat) V. MetodePembelajaran 1. Ceramahbervariasi 2. Make a Match 3. Drill
VI. No
KegiatanPembelajaran
KegiatanPembelajaran Kegiatan Guru
KegiatanSiswa
KarakterSis wa yang diharapkan
1.
Pendahuluan
-Mengkondisikan kelas -Siswa
Disiplin
Memulai pelajaran
memperhatikan
dan rasa
dengan doa
guru dan
hormat
89
-Melakukan absensi
menyiapkan
siswa untuk
kondisi belajar
mengetahui
yang baik
konsentrasi siswa sebelum melakukan kegiatan pembelajaran serta mengetahui minat dan kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran. Motivasi
-Memberikan ice
-Siswa
breaking untuk
memperhatikan
memberikan semangat
guru.
dan motivasi kepada siswa. Apersepsi
-Menyampaikan tujuan
-Siswa
pembelajaran, yakni
memperhatikan
siswa diharapkan
guru.
mampu menjelaskan pengertian, pengendalian sosial, jenis- jenis dan langkah- langkah pengendalian sosial serta cara penanganggulangan pengendalian sosial di masyarakat.
2.
Kegiatan Inti
-Memberi stimulus
-Siswa
kritis,
Eksplorasi
kepada siswa berupa
memperhatikan
perhatian,
90
pertanyaan terkait apa
guru dan
dan
yang diketahui siswa
konsentrasi.
tanggap
mengenai lembaga pengendalian sosial dalam kehidupan sehari-harimereka.
Elaborasi
-Memberikan
-siswa
penjelasan pengertian
memperhatikan
pengendalian sosial,
guru
disipin,per
jenis- jenis, cara, dan
hatian ,
tujuan pengendalian
rasa ingin
sosial
tahu - Siswa
Konfirmasi
-guru mengevaluasi
mendapat kartu
materi dengan
kemudian
memberikan kartu
mencari
kepada siswa
pasangan yang
Kerja
kemudian siswa
ada pada teman
sama,
diminta untuk mencari
yang lain dan
disiplin dan
pasangan kartu itu dan
menjawabnya
mandiri
menyebutkannya
ditempat duduk masing-masing
-siswa mencari - kemudian guru
dan berkumpul
memberikan tugas
dengan teman
kepada masing-masing
yang memiliki
murid setelah
kartu yang benar
menerima atau
anatara jawaban
Rasa ingin
91
mendapatkan kartu
dan pertanyaan
tahu,
sesuai dengan
terkait materi
Tanggung
pertanyaan dan
tersebut.
jawab
jawaban tersebut maka mempersentasikan hasil dari kartu tersebut di depan kelas.
3.
Kegiatan Penutup
- guru mengadakan
-Menjawab
evaluasi (post test)
pertanyaan guru
memberikan siswa
dan bertanya
waktu untuk bertanya
materi yang
seputar materi yang
belum
telah disampaikan.
dimengerti.
Menanyakan kembali
Menjawab
Kritis dan
kepada siswa terkait
pertanyaan guru
Tanggung
materi yang telah
dan memberikan
Jawab
dipelajari dan
kesimpulan
menanyakan
terkait materi
kesimpulan apa yang
yang telah
telah diperoleh selama
dipelajari hari
kegiatan belajar. Dan
ini.
menutup dengan membaca doa VII.
Sumber belajar dan media pembelajaran
Lembar kerja siswa.
Buku yang relevan dengan mata pelajaran sosiologi
Spidol dan papan tulis
92
VIII.
Penilaian
No 1
Pertanyaan
Jawaban
Skor
Apa yang dimaksud
Cara yang digunakan masyarakat untuk
pengendalian sosial?
menertibkan anggota yang
20
membangkang 2
Apakah lembega pengendalian sosial ?
Tindakan pengawasan terhadap
20
kegiatan atau perilaku anggota masyarakat agar tidak menyimpang dari norma dan nilai sosial yang berlaku
3
Apa langkah- langkah
Mengenal
problem
pengendalian sosial?
masyarakat dengan sebaik- baiknya, Memahami
yang
nilai
yang
dihadapi 40
ada
di
masyarakat, Membuat hipotesis dan memilih mana yang palik baik dan layak
untuk
dilaksanakan
dan
Mengikuti jalannya penerapan hukum dan mengukur efeknya 4
Apakah tujuan
Tujuaneksploratif
20
pengendalian sosial?
(dimotivasiadanyakepentinganpribadiba iklangsungmaupuntidaklangsung), Tujuan regulatif/kebijakan (dilandaskan pada kebiasaan/adat), Tujuan kreatif atau
konstruktif
perubahan
(diarahkan
sosial
yang
pada
dianggap
bermanfaat bagi masyarakat) Mengetahui
Jakarta, 27 Mei 2013
Kepala Madrasah
Guru Bidang Studi
Drs.M. Haidar NIP:
Fikah Awaliyah NIM 109015000007
93
LAMPIRAN 4
PERTANYAAN KARTU MAKE A MATCH
Sebutkan jenis- jenis pengendalian sosial?
Bagaimana Menurut Peter L Berger?
Pengertian pengendalian sosial?
Sebutkan Contoh lembaga pengendalian sosial?
Pengertian lembaga pengendalian sosial?
Jelaskan tujuan pengendalian sosial?
Brunce C. Cohen berpandangan tentang pengendalian sosial ?
Sebutkan dua cara pengendalian sosial?
Apasajkah langkah- langkah pengendalian sosial?
94
JAWABAN KARTU MAKE A MATCH
Gosip Teguran Hukuman Pendidikan agama
cara yang digunakan masyarakat untuk menertibkan anggotanya yang membangkang. Iyah setuju karena cara agar masyarakat mematuhi peraturan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat agar terciptanya masyarakat yang makmur
berbagai cara yang digunakan masyarakat untuk menertibkan anggota yang membangkang
Kepolisian, adat istiadat, dan peradilan
tindakan pengawasan terhadap kegiatan atau perilaku anggota masyarakat agar tidak menyimpang dari norma dan nilai sosial yang berlaku
Tujuan eksploratif (dimotivasi adanya kepentingan pribadi baik langsung maupun tidak langsung) Tujuan regulatif/kebijakan (dilandaskan pada kebiasaan/adat) Tujuan kreatif atau konstruktif diarahkan pada perubahan sosial yang dianggap bermanfaat bagimasyarakat.
suatu proses baik direncanakan maupun tidak direncanakan yang bertujuan untuk mengajak membimbing atau bahkan memaksa warga agar mematuhi nilai kaidah yang berlaku
Cara Persuasif menekankan pada tindakan yang sifatnya mengajak atau membimbing warga masyarakat agar bersedia bertindak sesuai dengan norma yang berlaku. Cara koersif menekankan pada tindakan yang sifatnya memaksa warga masyarakat bersedia bertindak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku.
Mengenal problem yang dihadapi masyarakat dengan sebaik- baiknya, Memahami nilai yang ada di masyarakat, Membuat hipotesis dan memilih mana yang palik baik dan layak untuk dilaksanakan, Mengikuti jalannya penerapan hukum dan mengukur efeknya
95
LAMPIRAN 5 Prosedur Pelaksanaan Model Pembelajaran Make a Match 1. Guru membuat potongan- potongan kertas sejumlah peserta didik yang ada dalam kelas 2. Bagi jumlah kertas- kertas tersebut menjadi dua bagian yang sama 3. Tulis pertanyaan materi yang telah diberikan sebelumnya pada setengah bagian kertas yang telah disiapkan setiap kertas berisi satu pertanyaan 4. Pada separuh kertas yang lain tulis jawaban dari pertanyaan yang tadi dibuat 5. Kocoklah semua kertas sehingga akan tercampur anatar soal dan jawaban 6. Beri setiap peserta didik satu kertas jelaskan bahwa ini adalah aktivitas yang dilakukan berpasangan. Separuh peserta didik akan mendapatkan soal dan separuh yang lain akan mendapatkan jawaban 7. Minta peserta didik untuk menemukan pasangan mererka jika ada yang sudah menemukan pasangan minta mereka untuk duduk berdekatan terangkan juga agar mereka tidak memberitahu materi yang mereka dapatkan kepada teman yang lain 8. Setelah semua peserta didik menemukan pasangan dan duduk berdekatan minta setiap pasangan secara bergantian untuk membeacakan soal yang tersebut dijawab oleh pasangan pasangan yang lain 9. Akhiri proses ini dengan membuat klarifikasi dan kesimpulan
96
LAMPIRAN 6
Soal Post Test Annida Al Islamy NAMA KELAS
: :
1. Berikut yang bukan merupakan tujuan pengendalian sosial adalah.... A. agar masyarakat mematuhi norma dan aturan B. dapat terwujud keserasian dan ketentraman C. dapat mengekang masyarakat untuk berinteraksi D. agar menyadari perilkunya yang menyimpang E. memaksa untuk mematuhi aturan 2. Seorang ibu terpaksa menjadi sopir taxi dimalam hari untuk memenuhi kebutuhan keluarganya .Hal ini termasuk penyimpangan........ A. sosial B. negatif C. positif D. individual E. seksual 3. Dewan guru mengumpulkan dan menindak siswa-siswi yang terlibat perkelahian .Tindakan ini termasuk pengawasan........ A. kelompok terhadap individu B. kelompok terhadap kelompok C. masyarakat terhadap masyarakat D. lembaga terhadap kelompok E. institusi terhadap kelompok 4. Pengendalian sosial dilaksanakan karena.......... A. pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan B. ketegangan dalam proses sosial C. heterogeneitas warga masyarakat D. masuknya pengaruh budaya barat E. homogenitas warga masyarakat 5. Pengendalian sosial akan dapat terwujud dan mampu membawa ketentraman jika...... A. tekanan dari pemerintah kuat berdasarkan hukum
97
B. kekuasaan negara otoriter dan menekan C. masyarakat mematuhi norma secara sadar D. pelanggaran dapat ditindak secara tegas E. para pejabat dapat memberikan teladan 6. Pengadilan memiliki unsur-unsur saling berhubungan satu sama lain. Unsur-unsur yang saling berhubungan dengan pengadilan adalah......... A. hakim B. jaksa C. polisi D. pengacara E. saksi 7. Orang yang menerima perlakuan ostrasisme akan merasakan...... A. enjoy menerimanya B. dihantui rasa takut C. luka fisik pada bagian anggota tubuhnya D. kitidak sabaran seseorang dalam mempengaruhi suatu masalah E. menderita karena tidak seorangpum mau berbicara kepadanya 8. Agar perilaku menyimpang berkurang diperlukan............................ A. penyimpangan sosial B. ketegangan sosial C. pengawasan sosial D. pengendalian sosial E. ststus sosial 9. Teknik kompultion merupakan teknik pengendalian sosial dengan cara..... A. membentuk kaida-kaidah baru untuk mnggantikan kaidah lama B. menciptakan situasi sedemikian rupa sehingga seseorang terpaksa taat atau mengubah sikap yang menghasilkan kepatuhan secara tidak langsung C.Persuasif atau tanpa kekerasan sehingga akan lebih efektif daripada Paksaan D.menyebarkan rasa malu dalam bentuk desas-desus E. memberikan contoh hak,kewajiban dan larangan bagi para umatnya 10. Pengendalian sosial dengan sistem mendidik dimaksudkan agar...... A. didalam diri seseorang terdapat perubahan sikap dan tingkah laku untuk bertindak sesuai dengan norma –norma
98
A. mengarahkan perbuatan seseorang pada norma-norma dan tidak menurut kemauan individu C. mempengaruhi seseorang atau kelompok secra tegas D. pengawasa individu tetap terjaga E. membuat orang sadar akan perbuatannya dan kembali mematuhi nilainilai dan norma masyarakat 11. Jika ada salah satu warga yang kedapatan memakai dan mengedarkan narkoba , maka pengendalian sosial yang sesuai adalah...... A. intimidasi B. fraundulens C. gosip D. cemoohan E. hukuman 12. Meskipun kita memiliki sistem pengendalian sosial yag baik ,tetapi penyimpangan perilaku dan norma yang berlaku masih terjadi dimasyarakat.hal itu disebabkan oleh faktor-faktorberikut , kecuali.... A. adanya rasa solideritas B. adanya kaidah-kaidah yang kurang memuaskan C. adanya perbedaan kepentingan D. adakalanya sistem pengendalian sosial tidak dapat diterapkan terus E. kepentingan warga ridak dapat diatur secara merata 13. Pelanggaran-pelanggaran atas suatu kesepakatan bersama terjadi sebagai akibat langsung dari....... B. kontrol sosial yang longgar B. masyarakatnya tergolong liar C. bobroknya mentalitas pemimpin D. tidak dijalankannya nilai dan norma E. ketatnya pengawasan sosial 14. Jika pengendalian sosial gagal mengarahkan tingkah laku masyarakat agar mematuhi nilai dan norma sosial , maka pengendalian dapat dilakukan melalui.... A. pembujukan B. tekanan sosial C. kekuatan dan kekuasaan D. teguran E. sosialisasi
99
15. Peranan nilai dan norma dalam pengendalian sosial adalah..... A. mendorong masyarakat untuk berprestasi B. sebagai alat kontrol tingkah laku anggota masyarakat C. mengajak masyarakat untuk berprestasi dalam pembangunan D. meningkatkan hubungan sosial dalam masyarakat E. memicu agresivitas dalam masyarakat 16. Dibawah ini yang bukan merupakan peran lembaga pengendalian social………. A. mengarahkan tingkah laku individu maupun kelompok B. mengekang masyarakat berinteraksi C. mengajak masyarakat untuk mematuhi nilai dan norma D.memaksa masyarakat untuk mematuhi hukum E.membimbing masyarakat agar mengikuti kaidah yang berlaku. 17. Fungsi pengendalian social dalam kehidupan masyarakat adalah untuk mencegah………. A. penyimpangan dan mengarahkan masyarakat B. kemaksiatan dan persaingan mendapatkan kekayaan C. perselisihan dan persaingan para anggota masyarakat D timbul kesalahfahaman diantara warga masyarakat E. terjadinya benturan kepentingan diantara warga 18. Jenis pengendalian sosial berupa berita yang menyebar secara tidak langsung dari sumbernya dan belum tentu kebenarannya tetapi berfungsi efektif adalah....... A. intimidasi B. cemoohan C. teguran D. gosip E. hukum 19. Pengendalian sosial adalah suatu proses baik direncanakan maupun tidak direncanakan yang bertujuan untuk mengajak,membimbing atau bahkan memaksa warga agar mematuhi nilai kaidah yang berlaku. Pengertian diatas dikemuiakan oleh......... A. Peter L.Berger B. Bruce C. Cohen C. Sorjono Soekanto D. Selo Sumarjan E. Pititim Sorokin
100
20. Segenap cara dan proses yang ditempuh masyarakat sehingga para anggotanya dapat bertindak sesuai dengan harapan masyarakat sekitarnya adalah pengertian dari....... A. adaptasi B. sosialisasi C. tindakan sosial D. interaksi sosial E. pengendalian sosial 21.Pengendalian social pada dasarnya bertujuan untuk ………… A. menciptakan masyarakat yang tidak bebas B menghukum setiap prilaku yang menyimpang C. mencapai keserasian dan keteraturan dalam masyarakat D.menciptakan masyarakat yang makmur E. membatasi prilaku anggota masyarakat 22. Jenis-jenis pengendalian social ,kecuali………… A. caci maki B.teguran C.hukum D.pendidikan E.gosip 23. Pengendalian social yang bersifat formal dapat dilakukan……… A. adat B. tokoh agama C. kepolisian D. masyarakat E. sesepuh masyarakat 24. Seorang polisi menghentikan dan memeriksa kelengkapan kendaraan, kemudian menindak yang melanggar .Pengendalian social ini disebut……….. A. preventif B. represif C. persuasif D. koersif E. resmi
101
LAMPIRAN 7
Kunci Jawaban Soal Post Test Sosiologi Kelas X 1. Jawaban : C Pembahasan ; Dalam berperilaku dan bertindak , masyarakat harus mematuhi norma, supaya terjadi ketentraman dan keamanan , aturan yang telah dibuat bersama harus ditaati dan apabila menyalahi aturan harus segera
menyadarinya , hal itu bisa terwujud apabila suatu
masyarakat tidak merasakan terpaksa atau terkekang dengan adanya pengendalian sosial 2. Jawaban : C Pembahasan ; Penyimpangan yang dilakukan oleh seorang ibu dengan menjadi sopir taksi di malam hari adalah bentuk penyimpangan yang masih wajar dan dianggap pantas dan tidak negative tetapi positif karena keterpaksaan ada desakan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan keluarganya 3. Jawaban : B Pembahasan ; Di sebut Dewan Guru adalah kumpulan guru- guru atau lebih dari satu guru dan siswa siswi adalah kumpulan siswa yang terdiri dari bayak siswa maka pengawasan guru-guru terhadap perkelahian siswa merupakan bentuk pengawasan kelompok-guru terhadap kelompok siwa 4. Jawaban ; C Pembahasan : Terlalu banyaknya macam suku, ras, bangsa dan aneka macam kebudayaan di masyarakat (hetrogenitas warga) akan memungkinkan
sering
terjadinya
konplik,
maka
di
perlukan
pengendalian sosial agar tercapai ketertiban diantara warga masyarakat 5. Jawaban : C Pembahasan : Kemanan dan ketentaraman akan di peroleh oleh masyarakat apabila ada
kesdaran penuh untuk memtaati nilai dan
norma sebagai bentuk pengendalian untuk tidak berbuat penyimpangan.
102
6. Jawaban : B Pembahasan : Sejalan denagn fungsi dan perannya jaksa merupakan salah satu lembaga pengawal dan pengawas suatu peradilan maka unsur tersebut sangat berkaitan dengan pengadilan. Dengan kata lain berjalan atau tidaknya perkara hukum tergantung pada seberapa besar tingkat kerjasama antara jaksa ,polisi dan hakim . 7.
Jawaban : E Pembahasan ; Ostrasisme adalah bentuk pengendalian dengan cara pengucilan sehingga orang yang di kucilkan merasa menderita dikarenakan tidak ada seorangpun yang mau berbicara kepada orang yang melakukan penyimpangan.
8. Jawaban : D Pembahasan ; Penerpan pengendalian sosial berfungsi untuk menekan atau mengurangi berbagai bentuk penyimpangan . Diantara lembaga pengendalian sosial yaitu keluarga, polisi jaksa dan tokoh agama, adat. Lembaga tersebut bisa mengurangi dengan memerankan fungsinya terhadap bentuk penyimpangan . 9.
Jawaban : E Pembahasan ; Kompulsion adalah pengendalian dengan menciptakan suatu situasi yang dapat mengubah sikap atau prilaku negatif .Contoh siswa wajib memakai seragam dan dasi,jika melanggar kena sanksi dan teguran maka
diberlakukan tata tertib, dengan cara
memberikan contoh agar diikuti oleh para pengikut/bawahannya. 10. Jawaban : E Pembahasan ; Pendidikan adalah salah satu cara pengendalian dengan pendekatan sistematis yang membuat orang sadar akan perbuatannya dan diharapkan kembalai mematuhi nilai dan norma masyarakat setelah melakukan kekeliruan/penyimpanagan. 11. Jawaban ; E Pembahasan : Jenis pelanggaran pengedaran narkoba merupakan perilaku yang akan
merusak generasi mendatanga maka pengendalian
yang paling tepat
adalah hukuman , jenis pengendalian ini bersifat
103
memaksa dan
diharpakan pelaku bisa jera /tidak mengulangi perbuatan
lagi. 12. Jawaban ; A Pemahasan ; Norma biasanya tidak bisa begitu saja dapat menagrahkan masyarakat
untuk mampu mentaatinya dikarenakan ada
pengaruh rasa solideritas /tenggang rasa yang tinggi terhadap niorma yang berlaku /norma biasanya tidak begitu ketat. 13. Jawaban ; D Pembahasan ; Apabila nilai dan norma tidak dijalankan secara bersama maka bisa mungkin terjadi pelanggaran bersama pula. 14. Jawaban ; C Pembahasan : Agar supaya nilai dan norma berfungsi dengan baik, maka perlu adan pengendali yang kuat dan berpengaruh pula ,misalkan dengan kekuatan/paksaan dan kekuasaan. 15. Jawaban ; B Pembahasan : Salah satu dari fungsi nilai dan norma memberi pengawasan/kontrol terhadap anggota masyarakat 16. Jawaban ; D Pembahasan ;
Yang mampu memaksa masyarakat mematuhi
hukum adalah norma hukum, karena fungsi norma hukum sendiri bersifat memaksa . 17. Jawaban ; A Pembahasan ; Dalam hidup diperlukan aturan main untuk itu diperlukan pengendalian agar mampu mengarahkan dan masyarakat supaya perilakunya tidak menyimpang. 18.
Jawaban ; D Pembahasan : Gosip adalah bentuk pengendalian sosial dengan cara menggunjingkan /menceritakan tanpa dasarr bukti yang belum jelas , agar pelku berhenti
melakukan perbuatannny.
Intimidasi :melakukan
pengendalian dengan cara menakut-nakuti orang yang melakukan penyimpangan, agar supaya berhenti. Cemoohan : pengendalian dengan cara mengejek dan menghina pelaku
penyimpangan.
Teguran :
melakukan pengendalian dengan memberi arahan baik langsung maupun tidak dengan cara menasihati/larangan.
Hukum : Bentuk pengendalian
dengan cara mempencarakan pelaku penyimpangan.
104
19. Jawaban ; B Pembahasan ; Bruce Cohen ; memberi pengertian penegendali sosial ada mengajak atau memaksa agar warga mematuhi norma yang berlaku . 20. Jawaban ; E Pembahasan ; Adaptasi berarti hidup kompromi sesuai dengan norma yang berlaku/kondisi dan situasi yang ada. Sosialisasi ; Penanman nilai-nilai pada masyarakat sebelum menerapkan nilai dan norma. 21. Jawaban ; C Pembahasan ; Pembahasan ; Dalam hidup diperlukan aturan main untuk itu diperlukan pengendalian agar mampu mengarahkan dan masyarakat supaya perilakunya tidak menyimpang. 22. Jawaban ; A Pembahasan: Pengendalain harus mempunyai pengaruh atau hasil menyadarkan pelaku agar tidak mengulangi perbuatannya lagi , jika dicaci maki , maka dikhawatirkan pelaku tidak akan berubah ,oleh karena caci maki bukan jenis pengendalian . 23. Jawaban ; C Pembahasan ; Pengendaila ssoial yang bersifat formal/resmi harus dilakukan oleh
orang/kelompok yang memiliki kelembagaan ,seperti
kepolisian. 24.
Jawaban ; D Pembahasan : Prefentif:jenis pengendalian sebelum terjadi pelanggaran Represif :pengendalian setelah terjadi pelnggaran ,biasanya dengan tindakan kekerasan. Persuasif:penegnendalian dengan cara halus dan pendekatan yang
baik/menasihati,dengan anjuran dan bimbingan
Koersif :pengendalian dengan paksaan atau tindakan tegas.
105 LAMPIRAN 8
Tabel 9 Data Skor Prestasi Belajar sosiologi SiswaKelas Eksperimen No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Nama Ahmad Subhi Aida Dede rusmanah Fikri Tomi fahreza Dian rahayu Marfuah Bayu Angga Muhammad Furqon Hermawan Muhammad Zulfi Mukhlis Fitri Novia Hadlin Nukha Asrof hanafi Fadwa Amalia Hikayatunnisa Lulu Farhana Muhammad Bustanul A Muhammad Khoirus Sihab Jumlah
Skor 67 71 83 58 67 58 75 58 50 71 87 62 71 79 46 79 50 79 46 75 1332
106
Tabel 10 Data Skor Prestasi Belajar sosiologi Siswa Kelas Kontrol No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Nama Zulfikar Syahrul mubarok Najwatul Aslamy Mawaddah Ratna Handayani Muhammad bisri Ofi Sofiatul hidayah Siti aminah Slamet wahyuni Nina innarotul Reza Anis Maulidya Nurlela Stefi Alfrida. Yufi sakinah Rizka rahma amalia Sulaiman Muda Muhammad Jamal Putri Shifa Amelia Tania Maulidya Muhammad Taufik Jumlah
Skor 83 46 50 42 46 54 79 50 54 79 58 54 79 54 58 58 71 63 63 71 1212
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
NAMA Ahmad Nuryana Aldo Kurniawan Andhika Angga Fadlurrahman Anisa Dwi Wahyuni Arnanda Wiryo Chandra Septiawan Chepy Septian Dana Jumhana Davan Tanie Desi Irpianti Dwi Ayu Puji Ega Pusri Septiani Elvira Eka Yuni Endah Rizky Fajar Septian. N Gita. S Haris Apriyansyah Hutri. M Iman Muddin Irfan Ridwan iwan Setiawan Jalaluddin Mizan. P Muhammad Angga. S Mulyanah Nurohman Fadillah Reza Prasetya Ria Ertiani Riska Dwi Anggraini Sapta Maulana Siti Baibah Nurjannah Siti Nunik Zakiah Siti Rosifah Surya Ramadhan Susanti Taufik Hidayat Tio Indah Simanjutak S Mp Mt St p q Mp-Mt p/q (Mp-Mt)/St p/q r hitung r tabel status
1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 36 755 20.972 20.474 5.6269 0.947 0.053 0.499 18.000 0.089 4.243 0.376 0.320 VALID
2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 33 713 21.606 20.474 5.6269 0.868 0.132 1.132 6.600 0.201 2.569 0.517 0.320 VALID
3 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 19 391 20.579 20.474 5.6269 0.500 0.500 0.105 1.000 0.019 1 0.019 0.320 DROP
4 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 21 460 21.905 20.474 5.6269 0.553 0.447 1.431 1.235 0.254 1.111 0.283 0.320 DROP
5 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 24 532 22.167 20.474 5.6269 0.632 0.368 1.693 1.714 0.301 1.309 0.394 0.320 VALID
6 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 23 509 22.130 20.474 5.6269 0.605 0.395 1.657 1.533 0.294 1.238 0.365 0.320 VALID
7 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 25 573 22.920 20.474 5.6269 0.658 0.342 2.446 1.923 0.435 1.387 0.603 0.320 VALID
8 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 22 468 21.273 20.474 5.6269 0.579 0.421 0.799 1.375 0.142 1.173 0.167 0.320 DROP
9 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 25 569 22.760 20.474 5.6269 0.658 0.342 2.286 1.923 0.406 1.387 0.563 0.320 VALID
10 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 25 529 21.160 20.474 5.6269 0.658 0.342 0.686 1.923 0.122 1.387 0.169 0.320 DROP
TABEL PERHITUNGAN INSTRUMEN UJI VALIDITAS BUTIR SOAL BUTIR SOAL 11 12 13 14 15 16 17 18 19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 31 33 36 14 26 23 20 37 18 666 706 757 337 572 481 488 767 431 21.484 21.394 21.028 24.071 22.000 20.913 24.400 20.730 23.944 20.474 20.474 20.474 20.474 20.474 20.474 20.474 20.474 20.474 5.6269 5.6269 5.6269 5.6269 5.6269 5.6269 5.6269 5.6269 5.6269 0.816 0.868 0.947 0.368 0.684 0.605 0.526 0.974 0.474 0.184 0.132 0.053 0.632 0.316 0.395 0.474 0.026 0.526 1.010 0.920 0.554 3.598 1.526 0.439 3.926 0.256 3.471 4.429 6.600 18.000 0.583 2.167 1.533 1.111 37.000 0.900 0.180 0.164 0.098 0.639 0.271 0.078 0.698 0.046 0.617 2.104 2.569 4.243 0.764 1.472 1.238 1.054 6.083 0.949 0.378 0.42 0.418 0.488 0.399 0.097 0.736 0.277 0.585 0.320 0.320 0.320 0.320 0.320 0.320 0.320 0.320 0.320 VALID VALID VALID VALID VALID DROP VALID DROP VALID
20 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 30 646 21.533 20.474 5.6269 0.789 0.211 1.060 3.750 0.188 1.936 0.365 0.320 VALID
21 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 34 725 21.324 20.474 5.6269 0.895 0.105 0.850 8.500 0.151 2.915 0.44 0.320 VALID
22 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 34 727 21.382 20.474 5.6269 0.895 0.105 0.909 8.500 0.161 2.915 0.471 0.320 VALID
23 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 14 284 20.286 20.474 5.6269 0.368 0.632 -0.188 0.583 -0.033 0.764 -0.026 0.320 DROP
24 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 23 525 22.826 20.474 5.6269 0.605 0.395 2.352 1.533 0.418 1.238 0.518 0.320 VALID
25 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 15 378 25.200 20.474 5.6269 0.395 0.605 4.726 0.652 0.840 0.808 0.678 0.320 VALID
26 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 20 418 20.900 20.474 5.6269 0.526 0.474 0.426 1.111 0.076 1.054 0.08 0.320 DROP
27 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 11 263 23.909 20.474 5.6269 0.289 0.711 3.435 0.407 0.611 0.638 0.39 0.320 VALID
28 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 18 439 24.389 20.474 5.6269 0.474 0.526 3.915 0.900 0.696 0.949 0.66 0.320 VALID
29 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 24 541 22.542 20.474 5.6269 0.632 0.368 2.068 1.714 0.368 1.309 0.481 0.320 VALID
30 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 17 385 22.647 20.474 5.6269 0.447 0.553 2.173 0.810 0.386 0.9 0.348 0.320 VALID
31 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 33 704 21.333 20.474 5.6269 0.868 0.132 0.860 6.600 0.153 2.569 0.392 0.320 VALID
SKOR 2 Y 32 Y 1 26 676 0 22 484 0 23 529 1 25 625 0 17 289 0 10 100 1 23 529 0 17 289 0 13 169 0 19 361 0 14 196 0 20 400 1 21 441 1 21 441 0 9 81 1 27 729 0 16 256 1 29 841 0 14 196 1 29 841 1 26 676 0 11 121 1 20 400 0 19 361 0 19 361 0 14 196 1 29 841 0 22 484 0 19 361 1 30 900 1 26 676 0 15 225 0 17 289 0 21 441 0 23 529 0 22 484 0 21 441 1 29 841 14 778 17100 361 25.786 20.474 5.6269 0.368 0.632 5.312 0.583 0.944 0.764 0.721 0.320 VALID
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
NAMA Ahmad Nuryana Aldo Kurniawan Andhika Angga Fadlurrahman Anisa Dwi Wahyuni Arnanda Wiryo Chandra Septiawan Chepy Septian Dana Jumhana Davan Tanie Desi Irpianti Dwi Ayu Puji Ega Pusri Septiani Elvira Eka Yuni Endah Rizky Fajar Septian. N Gita. S Haris Apriyansyah Hutri. M Iman Muddin Irfan Ridwan iwan Setiawan Jalaluddin Mizan. P Muhammad Angga. S Mulyanah Nurohman Fadillah Reza Prasetya Ria Ertiani Riska Dwi Anggraini Sapta Maulana Siti Baibah Nurjannah Siti Nunik Zakiah Siti Rosifah Surya Ramadhan Susanti Taufik Hidayat Tio Indah Simanjutak S p q pq Spq St2 r hitung r tabel status
1 2 5 6 7 9 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 36 33 24 23 25 25 31 33 0.947 0.868 0.632 0.605 0.658 0.658 0.816 0.868 0.053 0.132 0.368 0.395 0.342 0.342 0.184 0.132 0.05 0.114 0.233 0.239 0.225 0.225 0.15 0.114
ANALISIS RELIABILITAS BUTIR SOAL BUTIR SOAL SKOR X2 13 14 15 17 19 20 21 22 24 25 27 28 29 30 31 32 X 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 22 484 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 15 225 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 18 324 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 20 400 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 10 100 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 5 25 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 18 324 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 13 169 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 9 81 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 15 225 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 10 100 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 16 256 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 18 324 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 19 361 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 7 49 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 23 529 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 9 81 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24 576 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 10 100 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 23 529 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 21 441 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 7 49 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 17 289 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 15 225 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 15 225 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 8 64 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24 576 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 17 289 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 15 225 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 22 484 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 21 441 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 11 121 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 10 100 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 17 289 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 19 361 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 16 256 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 16 256 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 22 484 36 14 26 20 18 30 34 34 23 15 11 18 24 17 33 14 597 356409 0.947 0.368 0.684 0.526 0.474 0.789 0.895 0.895 0.605 0.395 0.289 0.474 0.632 0.447 0.868 0.368 0.053 0.632 0.316 0.474 0.526 0.211 0.105 0.105 0.395 0.605 0.711 0.526 0.368 0.553 0.132 0.632 0.05 0.233 0.216 0.249 0.249 0.166 0.094 0.094 0.239 0.239 0.206 0.249 0.233 0.247 0.114 0.233 4.461911357 28.58961593 0.866741434 0.320 RELIABEL
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
NAMA Ahmad Nuryana Aldo Kurniawan Andhika Angga Fadlurrahman Anisa Dwi Wahyuni Arnanda Wiryo Chandra Septiawan Chepy Septian Dana Jumhana Davan Tanie Desi Irpianti Dwi Ayu Puji Ega Pusri Septiani Elvira Eka Yuni Endah Rizky Fajar Septian. N Gita. S Haris Apriyansyah Hutri. M Iman Muddin Irfan Ridwan iwan Setiawan Jalaluddin Mizan. P Muhammad Angga. S Mulyanah Nurohman Fadillah Reza Prasetya Ria Ertiani Riska Dwi Anggraini Sapta Maulana Siti Baibah Nurjannah Siti Nunik Zakiah Siti Rosifah Surya Ramadhan Susanti Taufik Hidayat Tio Indah Simanjutak S p q pq Spq St2 r hitung r tabel status
1 2 5 6 7 9 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 36 33 24 23 25 25 31 33 0.947 0.868 0.632 0.605 0.658 0.658 0.816 0.868 0.053 0.132 0.368 0.395 0.342 0.342 0.184 0.132 0.05 0.114 0.233 0.239 0.225 0.225 0.15 0.114
ANALISIS RELIABILITAS BUTIR SOAL BUTIR SOAL SKOR X2 13 14 15 17 19 20 21 22 24 25 27 28 29 30 31 32 X 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 22 484 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 15 225 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 18 324 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 20 400 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 10 100 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 5 25 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 18 324 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 13 169 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 9 81 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 15 225 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 10 100 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 16 256 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 18 324 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 19 361 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 7 49 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 23 529 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 9 81 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24 576 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 10 100 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 23 529 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 21 441 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 7 49 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 17 289 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 15 225 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 15 225 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 8 64 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24 576 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 17 289 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 15 225 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 22 484 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 21 441 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 11 121 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 10 100 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 17 289 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 19 361 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 16 256 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 16 256 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 22 484 36 14 26 20 18 30 34 34 23 15 11 18 24 17 33 14 597 356409 0.947 0.368 0.684 0.526 0.474 0.789 0.895 0.895 0.605 0.395 0.289 0.474 0.632 0.447 0.868 0.368 0.053 0.632 0.316 0.474 0.526 0.211 0.105 0.105 0.395 0.605 0.711 0.526 0.368 0.553 0.132 0.632 0.05 0.233 0.216 0.249 0.249 0.166 0.094 0.094 0.239 0.239 0.206 0.249 0.233 0.247 0.114 0.233 4.461911357 28.58961593 0.866741434 0.320 RELIABEL
109
LAMPIRAN 11 Rekapitulisasi Taraf Kesukaran Butir Soal Hasil Validitas Soal
Kriteria Validitas
Indeks Kesukaran
kesimpulan
nomor
Soal
1
Valid
0,94
Mudah
2
Valid
0,86
Mudah
5
Valid
0,63
Sedang
6
Valid
0,60
Sedang
7
Valid
0,65
Sedang
9
Valid
0,65
Sedang
11
Valid
0,81
Mudah
12
Valid
0,86
Mudah
13
Valid
0,94
Mudah
14
Valid
0,36
Sedang
15
Valid
0,68
Sedang
17
Valid
0,52
Sedang
19
Valid
0,47
Sedang
20
Valid
0,78
Mudah
21
Valid
0,89
Mudah
22
Valid
0,89
Mudah
24
Valid
0,60
Sedang
25
Valid
0,39
Sedang
27
Valid
0,28
Sukar
28
Valid
0,47
Sedang
29
Valid
0,63
Sedang
30
Valid
0,44
Sedang
31
Valid
0,86
Mudah
32
Valid
0,36
Sedang
110
LAMPIRAN 12
Mencari Mean, Median, Modus dan Standar Deviasi A. Kelompok (X-I) dengan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match 1. Distribusi Frekuensi a. Data terbesar
= 87
b. Data terkecil
= 46
c. Banyaknya data
= 20
d. Rentang
= 87-46 =41
e. Banyak kelas interval (k) = 1+ (3,3) log n = 1 + (3,3) log 20 = 1+ (3,3) (1,301) = 5,29≈ 5
f. Panjang Kelas interval (i)= R/k = 41 /5=8,2 = 9 ditetapkan g. Ujung bawah kelas interval memperhatikan syarat i.k > r+1 Distribusi frekuensi nilai hasil belajar sosiologi dengan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match (X-I) no Interval
F
Fka
fkb
X
Fx
d
d²
Fd
fd²
kelas 1
46-54
4
4
20
50
200
-2
4
-8
4
2
55-63
3
7
17
59
177
-1
1
-3
9
3
64-72
6
13
11
68
408
0
0
0
0
4
73-81
4
17
7
77
308
1
1
4
16
5
82-90
3
20
4
86
258
2
4
6
36
Jumlah
20
10
-1
65
1351 0
111
Dalam bentuk histogram sebaran data hasil belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dapat dilihat pada grafik berikut : 7 6
Frekuensi
5 4 3 2 1 0 46-54
55-63
64-72
73-81
82-90
Interval Kelas
2. Mencari Mean,Median, Modus, Standar Deviasi dan Varian a. Mean ( M1 ) M1 =
=
= 67,55
b. Modus ( Mo1 )
b1 Mo1 = b + p b1 b2 3 Mo1 = 63,5 + 5 3 2
Mo1 = 63,5 + (5) . (0,6) Mo1 = 63,5 + 3 Mo1 = 66,5
112
c. Median ( Me1 ) Me = b + p
1 nF 2 f 1 20 7 2 6
Me1 = 63,5 + 5
Me1 = 63,5 + (5) . (1,083) Me1 = 63,5 + 5,415 Me1 = 68,915 Jadi, median dari sampel tersebut adalah 69 d. Standar deviasi (
SD1 = √
)
=√
(
)
= 16,21
e. Varian (S1) S1 = SD12 = 16,21 =262,76 f. Standar Eror Mean (SEMI ) SEMI =
√
=
√
= 0,853
B. Kelompok (X2) dengan menggunakan metode ceramah 1. Distribusi frekuensi a. Data terbesar
= 83
b. Data terkecil
= 42
c. Banyaknya data
= 20
d. Rentang
= 83-42 =41
e. Banyak kelas interval (k) = 1+ (3,3) log n = 1 + (3,3) log 20 = 1+ (3,3) (1,301)
113
= 5,29≈ 5
f. Panjang Kelas interval (i)= R/k = 41 /5=8,2 = 9 ditetapkan g. Ujung bawah kelas interval memperhatikan syarat i.k > r+1 Distribusi frekuensi nilai hasil belajar sosiologi dengan metode ceramah (X-2) no Interval
F
Fka
fkb
X
Fx
d
d²
Fd
fd²
kelas 1
42-50
5
5
20
46
230
-1
1
-5
25
2
51-59
7
12
13
55
385
0
0
0
0
3
60-68
2
14
11
64
128
1
1
2
4
4
69-77
3
17
8
73
219
2
4
6
36
5
78-86
3
20
5
82
246
3
9
9
81
Jumlah
20
10
12
146
1208
Dalam bentuk histogram sebaran data hasil belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dapat dilihat pada grafik berikut : 8 7
Frekuensi
6 5 4 3 2 1 0 42-50
51-59
60-68 Interval kelas
69-77
78-86
114
2. Mencari Mean,Median, Modus,Standar Deviasi dan Varian hasil belajar sosiologi dengan metode ceramah
a. Mean (M2 ) M2 =
=
= 60,4
b. Modus (Mo2 )
b1 Mo2 = b + p b b 1 2 2 Mo2= 50,5 + 5 25
Mo2 = 50,5 + (5) . (0,285) Mo2 = 50,5 + 1,42 Mo2 = 51,92 dibulatkan menjadi 52 c. Median ( Me2 ) 1
nF Me2 = b + p 2
Me2 = 50,5 + 5
f
1 20 5 2 7
Me2 = 50,5 + (5) . (0,714) Me2 = 50,5 + 3,75 Me = 54,25 dibulatkan menjadi 54
115
d. Standar deviasi ( SD2 ) (
SD2 = √
)
=√
(
)
= 23,70
e. Varian (S1) S2 = SD2 ² = 23,70 = 561,69 f. Standar Eror Mean (SEM2 ) SEM2 =
√
=
√
= 1,247
Perbandingan Prestasi Belajar Siswa Berdasarkan Metode Mengajar Ukuran Data
Kelompok Metode Make a Match
Metode Ceramah (X2)
(X1) Mean
67,5
60,4
Median
66,5
52
Modus
69
54
Simpangan Baku
16,21
23,70
Varian
262,76
561,69
116
LAMPIRAN 13 Uji Normalitas Dengan Menggunakan Uji Lilliefors Langkah Langkah Dalam Uji Lilliefors 1. Urutkan data sample ( x ) dari yang terkecil sampai yamg terbesar dan tentukan frekuensi tiap-tiap data. 2. Tentukan nilai Z dari tiap-tiap data dengan rumus
Z= 3. Tentukan nilai Zt, dilihat dari nilai Z yang dikonsultasikan pada tabel pada daftar F 4. Tentukan nilai F(z) dengan rumus : F(z) = 0,5 – Zt, Jika nilai Z negatif F(z) = 0,5 + Zt, Jika nilai Z positif 5. Tentukan nilai S(z) yang dihitung dari frekuensi kumulatif dibagi dengan jumlah frekuensi 6. Tentukan nilai L hitung (Lo) = |F(z)-S(z)| dan bandingkan dengan nilai L tabel ( Lt ) dari tabel Lilliefors. Untuk Lt atau nilai kritis untuk uji Lilliefors pada n> 30 dan taraf signifikan ( ) = 0,05 adalah : Lt = 0,190 7. Apabila nilai Lo terbesar lebih kecil dari Lt maka data berasal dari sampel berdistribusi normal. Berdasarkan perhitungan uji lilliefors diketahui bahwa kedua kelompok mempunyai harga Lo < Lt. Hal ini dapat dilihat pada tabel dibawah, maka sebaran skor kedua kelompok sampel berdistribusi normal.
117
Analisis Uji Normalitas No
Kelompok Samp
Lo
Lt
Kesimpulan
1
Model Make a Match
0,092
0,190
Distribusi normal
2
Metode Ceramah
0,1742
0,190
Distribusi normal
Perhitungan Uji Lillifors untuk model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match X
F
Fka
Z
Zt
F(z)
S(z)
46 50 58 67 71 75 79 83 87
2 2 3 2 4 2 2 2 1
2 4 7 9 13 15 16 18 20
- 1,37 - 1,07 - 0,58 - 0,03 0,21 0,46 0, 70 0,95 1,20
0,4147 0,3577 0,219 0,0120 0,0832 0,1772 0,258 0,3289 0,3848
0,0853 0,1423 0,281 0,488 0,5832 0,6772 0,758 0,8289 0,8848
0,1 0,2 0,35 0,45 0,65 0,75 0,8 0,9 1
(z)S(z) | 0,0147 0,0577 0,069 0,038 0,0668 0,0728 0,042 0,0711 0,1152
L0 = 0,1152 dan Lt ( = 0,05) = 0,190, maka L0 = < Lt berarti data berdistribusi normal Perhitungan Uji Lillifors untuk metode ceramah X
F
Fka
Z
Zt
F(z)
S(z)
42 46 50 54 58 63 71 75 79 83
1 2 2 4 3 2 2 1 2 1
1 3 5 9 12 14 16 17 19 20
- 0,77 - 0,60 - 0,43 - 0,27 - 0,10 0,11 0,44 0,61 0,62 0,95
0,2794 0,2258 0,1664 0,1064 0,0398 0,0438 0,1700 0,2291 0,2324 0,3289
0,2206 0,2742 0,3336 0,3936 0,4602 0,5438 0,67 0,7291 0,7324 0,8289
0,05 0,15 0,25 0,45 0,6 0,7 0,8 0,85 0,95 1
(z)- S(z) | 0,1706 0,1242 0,0836 0,0564 0,1398 0,1562 0,13 0,1209 0,1676 0,1711
L0 = 0,1711 dan Lt ( = 0,05) = 0,190, maka L0 = < Lt berarti data b erdistribusi normal
118
LAMPIRAN 14
Uji Homogenitas dengan Menggunakan Uji Bartlett Langkah-langkah dalam uji Bartlett 1. Membuat tabel Sampel
Db
1/db
S
db S
Log S
Db
log
S Make
A 19
0,0526
262,76
4992,44
2,419
45,961
Ceramah
19
0,0526
561,69
10672,11
2,749
52,231
Jumlah
38
Match
15664,55
98,192
2. Menghitung Varians gabungan Sgab =
=
= 412,225
Maka log Sgab = Log = 2,615 3. Menghitung nilai B B = (∑db ) Log S = 38x2,615 = 99,37 4. Menghitung hitung =
hitung
(ln 10){B-(∑db Log S )} = (2,3026)( 99,37-98,192) = 2,712
5. Menentukan
tabel
Untuk (db) =k-1 =2-1 =1, dengan taraf signifikan 5% didapat
tabel
=
3.841 Dengan kriteria pengujian : Jika
hitung
>
tabel ,
maka sampel berasal dari populasi yang tidak
homogen Jika
hitung <
tabel , maka
sampel berasal dari populasi yang homogen
119
Berdasarkan hasil perhitungan uji bartlett bahwa unutk
= 0,05 maka
bartlett bahwa
tabel
hitung adalah
3.841. dengan demikian
adalah 2,712 dan
adalah Berdasarkan hasil perhitungan uji
2,712 dan unutk
hitung
dari populasi yang homogen.
hitung
<
tabel
= 0,05 maka
tabel adalah
, maka kedua kelompok berasal
120
Lampiran 15 Uji hipotesis dengan menggunakan Uji “t” Hipotesis yang diajukan adalah “Terdapat Pengaruh Positif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match Pada Pokok Bahasan Pengendalian Sosial Terhadap Prestasi Belajar sosiologi Siswa” hipotesis diterima apabila to > tt Langkah-langkah yang perlu ditempuh Uji “t” 1. Mencari Mean masing-masing kelompok 2. Mencari Standar deviasi masing-masing kelompok 3. Mencari Standar Eror Mean masing-masing kelompok Langkah 1 sampai 3 sudah didapatkan pada lampiran (lampiran mean itu lampiran kebrpa tulis). Perhitungan statistik yang disajikan dalam tabel berikut;
Ukuran Data
Kelompok Model Make a match
Metode Ceramah
Mean (M)
67,5
60,4
Standar Deviasi (SD)
16,21
23,70
Mean 0,853
1,247
Standar
Eror
(SEM )
4. Mencari Standar Eror perbedaan Mean kelompok A dan kelompok B dengan Rumus : =√
SEMA-MB = √
5. Mencari to dengan rumus : to =
=
67 5 – 6 4
=
= 4,701
=√
= 1,510
121
6. Memberikan Intrepretasi terhadap to df atau db = NA + NB – 2 = 20+20-2 = 38. Dalam tabel “t” tidak ditemukan db sebesar 38, karena itu dipergunakan db yang terdekat yaitu 40. Denagn db 40 diperoleh t tabel sebagai berikut :
Pada taraf signifikan 0,05 : tt = 2,02
Pada taraf signifikan 0,01 : tt = 2,71
Karena t0 yang diperoleh dari hasil perhitungan (to = 4,701) adalah lebih besar dari tt (baik dari tarf signifikan 5% maupun 1%) maka hipotesis diterima.
128 LAMPIRAN 18
GAMBARAN SEKOLAH MA ANNIDA AL- ISLAMY
129
130
131
PROSES PEMBELAJARAN BERLANGSUNG
132
122
LAMPIRAN 16
Tabel 11 Luas di bawah Lengkungan Normal Standar Dari O ke Z (Bilangan Dalam Daftar Menyatakan Desimal)
Z 0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1.0 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 1.8 1.9 2.0 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8 2.9 3.0 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8 3.9
0 0000 0398 0793 1179 1554 1915 2258 258 2881 3159 3413 3643 3848 4032 4192 4332 4452 4554 4541 4713 4772 4821 4861 4893 4918 4938 4953 4965 4974 4981 4987 499 4993 4995 4997 4998 4998 4999 4999 5000
1 0004 0040 0438 0832 1217 1591 1950 2291 2612 2910 3186 3438 3665 3869 4049 4207 4345 4463 4564 4649 4719 4778 4826 4864 4896 492 494 4955 4866 4975 4982 4987 4991 4993 4995 4997 4998 4998 4999 4999 5000
2 0080 0478 0871 1255 1628 1985 2324 2642 2939 3212 3461 3686 3888 4066 4222 4357 4474 4573 4656 4726 4783 483 4868 4898 4922 4941 4956 4967 4976 4982 4987 4991 4994 4995 4997 4998 4998 4999 4999 5000
3 0120 0517 091 1293 1664 2019 2357 2673 2967 3238 3485 3708 3907 4082 4236 437 4484 4582 4664 4737 4788 4834 4871 4901 4925 4943 4957 4968 4977 983 4988 4991 4994 4996 4997 4998 4998 4999 4999 5000
4 0160 0557 0948 1331 1700 2054 2389 2704 2996 3264 3508 3729 3925 4099 4251 4382 4495 4591 4671 4738 4793 4838 4875 4904 4927 4945 4959 4969 4977 4984 4988 4992 4994 4996 4997 4998 4998 4999 4999 5000
5 0199 0596 0987 1368 1736 2088 2422 2734 3032 3289 3531 3749 3944 4115 4265 4394 4505 4599 4678 4744 4789 4842 4878 4906 4929 4946 496 497 4978 4984 4989 4992 4994 4996 4997 4998 4998 4999 4999 5000
6 0239 0636 1026 1406 1772 2123 2454 2764 3051 3315 3554 377 3962 4131 4279 4406 4515 4608 4686 475 4803 4846 4881 4909 4931 4948 4961 4971 4979 4985 4989 4992 4994 4996 4997 4998 4998 4999 4999 5000
7 0279 0675 1064 1443 1808 2157 2486 2794 3078 334 3577 3790 3980 4147 4292 4418 4525 4616 4693 4756 4808 485 4884 4911 4932 4949 4962 4972 4979 4985 4989 4992 4995 4996 4997 4998 4998 4999 4999 5000
Sumber: Sudjana, 1996, Metoda Statistika, Bandung: Tarsito
8 0319 0714 1103 1480 1844 219 2518 2823 3106 3365 3599 381 3997 4162 4306 4429 4535 4625 4699 4761 4812 4854 4887 4913 4934 4951 4963 4973 498 4986 499 4993 4995 4996 4997 4998 4998 4999 4999 5000
9 0359 0745 1141 1517 1878 2224 2549 2852 3133 3389 3621 383 4015 4177 4319 4441 4545 4633 4706 4767 4817 4857 489 4916 4936 4952 4964 4974 4981 4986 499 4993 4995 4997 4997 4998 4998 4999 4999 5000
123
Tabel 12 Nilai Kritis L untuk Uji Lilliefors Ukuran Sampel n= 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 25 30
n > 30
0,01 0,417 0,405 0,364 0,348 0,331 0,311 0,394 0,284 0,275 0,268 0,261 0,257 0,250 0,245 0,239 0,235 0,231 0,200 0,187 1,031 1,031 √n
Taraf Signifikansi (α ) 0,05 0,10 0,15 0,381 0,352 0,319 0,337 ,0315 0,299 0,315 0,319 0,294 0,277 0,300 0,276 0,258 0,285 0,261 0,244 0,271 0,249 0,233 0,258 0,239 0,224 0,249 0,230 0,217 0,242 0,223 0,212 0,234 0,214 0,202 0,227 0,207 0,194 0,220 0,201 0,187 0,213 0,195 0,182 0,206 0,289 0,177 0,200 0,184 0,173 0,195 0,179 0,169 0,190 0,174 0,166 0,173 0,158 0,147 0,161 0,144 ,0136 0,886 0,805 0,768 0,886 0,805 0,768 √n √n √n
0,20 0,300 0,285 0,265 0,247 0,233 0,223 0,215 0,206 0,199 0,190 0,183 0,177 0,173 0,169 0,166 0,163 0,160 0,142 0,131 0,736 0,736 √n
Sumber: R. SantosaMurwani, 2000, SatistikaTerapan (TeknikAnalisis Data), Jakarta: UniversitasNegeri
124
Tabel 13
125
126
127
Tabel14
ty
I
UJI REFERENSI
Nama
Fikah Awaliyah
Nim
10901s000007
Jurusan/prodi Ilmu PengetahuanSosial/Sosiologi Judul
Pengaruh Model PembelajaranKooperatif tipe Make A Match terhadap Prestasi Belajar Sosiologi siswa dalam pokok bahasan pengendaliansosial.
No
Referensi
I
Bab I Perencanaan Pembelaiaran, Hakiim, Lukmanul (Bandune:PT WacanaPrima, 2009) Hal.2
2
I
HamzahB.Uno,Nurdin Mohamad.Belajardengan pendekatanPAILKEM, (Jakarta:PT Bumi Aksara,20ll) Hal.2 Bab II PrinsipDesain Dewi SalmaPrawiradilaga, Pembelajaran,(Jakarta:PT Kencana,2008)Hal23 Teori dan Praktis",( Jakarta:PT GramediaWidiasaranaIndonesia,2009),h.203
2 Prayitno, "Dasar a J
Slameto,Belajar & fahor- faktor yang (Jakarta: PT RinekaCipta,2010)Hal mempengaruhirrya, 82
4
Trianto, Model Pembelaiaran Terpadu, (Jakarta: PT Bumi Aksara.2010) Hal 51
5
HanzahB.Uno,Nurdin Mohamad.Belajardengan pendelmtanPAILKEM, (Jakarta:PT Bumi Aksara,20lI) Hal.2l9 La Iru danLa OdeSafiunArihi, " AnalisisPenerapan Metode,Strategi, Dan Model-Model Pendekntan, (Yogyakarta: PT Multi Presindo,2Ol2) Pembelajaran, HalT Maman,Jumalilmiah"Kreatif', Vol, V, no.2,juli 2008. H.t44
6
7
8
Warsono.DKK. "PembelaiaranAHif Teoridan a 2012)Hal. Asesmen" .(Bandung: PT Remaja Rosdakary 161
9
Agus Suprij ono, Cooperative LearningTeori dan Aplikasi Paikem, (Surabaya:PT PustakaPelajar, 2009)Hal.54
Paraf Pembimbins II I t.
IV
fld
tt' ,#1, /l
V il
tV
V
r
Ail^{
dhtl
N" ,$^l
tf d^/ ttf ,1 l^^l I ,{^'l i
l,/
ltl0
Hamzah B.Uno, Nurdin Mohamad. Belaiar dengan pendekotanPAILKEM, (Jakarta:PT Bumi Aksara, 20ll) Hal.210
11 Lukmanul Hakiim, P erencanaanP embelajar an, (Bandung: PT WacanaPrima, 2009) Hal. 54
t 2 Warsono. DKK. "Pembelajaran Aktif Teori danAsesmen" (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2}l2) HaL 164
1 3 Isj oni, " Cooperative Learning", (Bandung:Alfabet, 2009\,h.24 Teori dan "Pembelajaran Ahif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya2012)., Asesmen". hal.240-241 meningkatkan lsjono, o'pembelajaran kooperatif kecerdasan komunikasi antar peserta didik", (Cetakan Kesatu, Pustaka Pelajar. Yogyakarta, 2009).h
I 4 Warsono, DKK.
l5
t 6 http.lI ras-eko.Blogspot.coml2}lll}Sllmetode- make match.Html. l8ll2l20l3
\
v
il. 1
r/
V A^] ,fi,[ f
(b 6^* D ,d{| V
t 7 Hisyam zuni, et.al,.strategi pembelajaran aktif, (yogyakarta:pustakainsan madani 2008), h. 67
1 8 Hamzah. B Uno, Mohamad Nurdin, Belaiar dengan pendekntanPAILKEM, (Jakarta:PT Bumi Aksara,20II), h. 210hal8 1 9 Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem, (Surabaya:PT PustakaPelajar 2009), hal.94-96 13I 021l0 I mod 20 http://coretanpenacianda.wordpress.com/20 a-matcUhal.20 el-pembelaj aran-make2l
Zaenalarifin, evaluasihasil instruksional,prinsip,teknik prosedur,(Bandung:Remaja RosdaKarya, 1996), h 2
T
\
24 Tim Sosiologi, ooSosiologi1 Suatu Kajian Kehidupan Masyarakat".( Jakarta:PT Yudhistia,2}}7) Hal 5-6
25 Soejarno Soekanto." Sosiologi Suatu Pengantar", (Jakarta:PT. Raia Grafindo Persada 1982). Hal 5-6.
4n
\,
\"
Pengantar",
,il/
l'r ,fi,l ,il),
Baru, ( Bandung : Remaja Rosda Karya,l993) Hal 105 Suatu (Jakarta:PT.RajaGrafindo Persada).Hal 13
d,I
F" .$,l
22 Muhibbin syah, Psikologi Pendidikan, suatu Pendekatan 23 Soejonosoekanto,"Sosiologi
,ht el
II ilu
,flJ d^A
l6/ dl /LA
meningkatkan "pembelajaran kooperatif kecerdasan komunikasi antar peserta didik", Cetakan Kesatu, (Yogyakarta:PT PustakaPelajar 2009) Hal
26 Isroji,
V d/
012I04I ilmu27 http://irnaindriani.blogspot.com/2 221l2l20I3 pengetahuan-dan-sosiologi.html.
28 Karjono sukatma,"Belajar Sosiologi MA X,XI,XII. (Jakarta:Berdasarkan kurikulumKTSP).Hal65
29 Bambang suteng."sosiologi SMA kelasX",. (Jakarta: AnekaGama2006).Hal 163 PT Phebeta com/2012I 04I ilmu30 http://irnaindriani.blogspot. gi.htmll8 I 1212013 pengetahuan-dan-sosiolo
\"
V
V dt
V 6,7
3 1 Riyanto, upayapeningkatanmotivasi dan hasil belajar plwt melalui model pembelaiaranmake a match bagi siswa ketas VII C SMP Negeri ngawekabupatenblora tahunpelajaran tahun 200812009(urnal pendidikandan no 2 april 2009hal56. tenagapendidikan,vol2
d,t d/
32 Zulfan Ritonga dan retno sapta Agustin" Penerapan
JJ
Media kartu Dalam Model PembelajaranKooperatif untuk meningkatkanproses pembelajaranmatematika pada siswa kelas XI IPS 4 SMA CendanaPekanBaru (Jurnalcendikia,jilid 2, Nomor 1, Juli 2009) http://www.lintasjari.c oml2013I 06/pengertian-prestasibelajar-definisi.html hal.2l
aran8I l2l 03I pembelaj 34 http://tarmizi.wordpress.com/200 hal. 16 kooperatif-make-a-match/ 3 5 Dati Eka Cahyaningrumdalam Karya Ilmiyah nya " pengaruhmodel pembelajarankooperatifteknik make a macth terhadaphasil belajar fisika siswa pada konsep perubahanwujud (Jurnal Bab III 1
2 J
4
Sukardi,M etodoIogi P eneI it i an P endidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009) Hal 185 Sugiyono,Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. (Bandune.PT Alfabeta, 2006) Hal 89-90 Pupuh Fathurrohman,dkk, StrategiBelajar Mengajar, (banduns:PT Refika Aditama, 2007) Hal 86
SuharsimiArikunto,Dasar-dasar Evaluasi Penelit ian, (Jakarta:Bumi Askara,2012)Hal93
,$/ ,$/
ft ,l) .(r .$t
t, vt
tfflt ( *[ (
^T
r,{
tt
C
V
( -\
t,./
1
5
SuharsimiArikunto,Pr osedur PeneIiti an; Suatu Prahik, (Jakarta:PT RinekaCipta,.2006) Pendekatan Hal223
6
Budi Susetyo,"Statistika (lntuk Analis is Data P enelitian", (Jakarta:PT Refika Aditama, 2010) Hal. 170
V dt
.ffi
\.)
Bab IV
1
untukanalisisdatapenelitian Budi Susetyo."Statistik (Jakarta:PT RefikaAditama2010).Hal
2
Wittiam P. Messier, The influence of cooperativelearning on the academicAchievement of ChineseMiddle School Students,availableat: http ://www. netwebelitesolutions.com/Whitepapers/netwe Accessedon Nov 16 2013,0919 bcoopchinese.pdf. pm.p.1
(
L't
V d,'[
PembimbingII
,fi/$d
1 9 79031001
Cut DhienNourwahida.M.A NrP. 1979122120080r20t6