i
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC DENGAN PENDEKATAN SCL TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA DI SMA N 1 KARANGTENGAH DEMAK
SKRIPSI disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kimia
oleh Dwi Ari Santi 4301407041
JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2011
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi dengan judul “ Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC Dengan Pendekatan SCL Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Di SMA N 1 Karangtengah Demak” telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan di sidang panitia ujian skripsi Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengertahuan Alam.
Semarang,
Juli 2011
Pembimbing I
Pembimbing II
Dra. Titi Wahyukaeni, M. Pd
Drs. Wisnu Sunarto, M. Si
NIP. 194606251969022001
NIP. 195207291984031001
ii
iii
PENGESAHAN Skripsi yang berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC dengan Pendekatan SCL Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa di SMA N 1 Karangtengah Demak Disusun oleh Dwi Ari Santi 4301407041 telah dipertahankan di hadapan Panitia Ujian Skripsi Fakultas MIPA, Universitas Negeri Semarang pada: Hari
: Rabu
Tanggal
: 10 Agustus 2011
Panitia : Ketua
Sekretaris
Dr. Kasmadi Imam S.,M.S.
Drs. Sigit Priatmoko, M. Si.
NIP. 195111151979031001
NIP. 196504291991031001
Ketua Penguji
Dr. Sri Haryani, M.Si NIP. 195808081983032002 Anggota Penguji/
Anggota Penguji/
Pembimbing Utama
Pembimbing Pendamping
Dra. Titi Wahyukaeni, M. Pd
Drs. Wisnu Sunarto, M. Si
NIP. 194606251969022001
NIP. 195207291984031001
iii
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa skripsi ini bebas plagiat, dan apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam skripsi ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang- undangan.
Semarang,
Agustus 2011
Dwi Ari Santi NIM. 4301407041
iv
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto ”Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sehingga mereka mengubah nasibnya sendiri” (Q.S. Ar-Rad: 11) “Cara memulai adalah dengan berhenti berbicara dan mulai melakukan” (Walt Disney) Hidup adalah sebuah perjuangan, maka janganlah berhenti untuk selalu berjuang
Persembahan Karya ini kupersembahkan untuk : 1.
Ibu dan bapak
2. Kakak dan Saudari kembarku 3. Teman-teman UNNES
v
vi
PRAKATA
Segala puji hanya milik Allah SWT karena atas segala limpahan rahmatNya penyusun diberikan izin dan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi dengan judul “ Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC Dengan Pendekatan SCL Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Di SMA N 1 Karangtengah Demak”. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung, maka penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kemudahan dalam administrasi penelitian maupun pelaporan hasil penelitian. 2. Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan izin dan kemudahan melakukan penelitian. 3. Ketua Jurusan Kimia Universitas Negeri Semarang yang memberikan bantuan administrasi teknis dan non teksis dalam penelitian dan pelaporan hasil penelitian. 4. Ibu Dra. Titi Wahyukaeni, M. Pd selaku dosen pembimbing I yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan dan motivasi dalam penyusunan skripsi. 5. Bapak Drs. Wisnu Sunarto, M. Si. selaku dosen pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan dan motivasi dalam penyusunan skripsi.
vi
vii
6. Kepala SMA Negeri 1 Karangtengah Demak yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian. 7. Bapak Mustajab, S.Pd., selaku guru kimia SMA Negeri 1 Karangtengah yang telah banyak membantu terlaksananya penelitian ini. 8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu baik materiil maupun spiritual. Akhirnya penulis berharap semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi pembaca khususnya dan perkembangan pendidikan pada umumnya.
Semarang,
Penulis
vii
2011
viii
ABSTRAK
Santi, Dwi Ari. 2011. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC Dengan Pendekatan SCL Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Di SMA N 1 Karangtengah Demak. Skripsi, Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Dra. Titi Wahyukaeni, M.Pd, Pembimbing II: Drs. Wisnu Sunarto, M. Si. Kata Kunci: Model pembelajaran CIRC, pendekatan SCL, hasil belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan pendekatn SCL terhadap hasil belajar kimia siswa XI IPA SMA N 1 Karangtengah Demak. Populasi penelitian adalah seluruh kelas XI IPA SMA N 1 Karangtengah Demak. Teknik sampling yang digunakan yaitu cluster random sampling, diperoleh sampel penelitian yaitu kelas XI IPA 4 sebagai kelas eksperimen diberi model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan pendekatan SCL dan kelas XI IPA 3 sebagai kelas kontrol diberi metode konvensional. Penelitian dilakukan dengan mengimplementasikan model pembelajaran, dan diakhiri dengan post test. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh rata-rata nilai post test kelas eksperimen 79,19 dan kelas kontrol 71,92. Hasil belajar post test kedua kelas berdistribusi normal dan mempunyai varians yang sama, pada uji t satu pihak kanan dihasilkan thitung (4,92) > ttabel (1,67) yang berarti rerata hasil belajar kognitif kelas eksperimen lebih besar dari kelas kontrol. Persentase ketuntasan belajar klasikal untuk kelompok eksperimen sebesar 94,44% dan kelompok kontrol sebesar 87,18%. Hasil analisis terhadap pengaruh antar variabel diperoleh besarnya koefisien determinasi (KD) adalah 38,62% yang berarti bahwa pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan pendekatan SCL terhadap hasil belajar kimia siswa kelas XI IPA sebesar 38,62%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan pendekatan SCL berpengaruh positif terhadap hasil belajar kimia siswa SMA Negeri 1 Karangtengah Demak tahun 2010/ 2011.
viii
ix
ABSTRACT
Santi, Dwi Ari. 2011. The Influence of Cooperative Learning Model Type CIRC With SCL Approach to the Result of Chemistry Study Students at state Senior High School 1 Karangtengah Demak. Chemistry Department, Mathematics and Natural Sciences Faculty, Semarang State University. Advisor I: Dra. Titi Wahyukaeni, M. Pd, Advisor II: Drs. Wisnu Sunarto, M. Si. Keywords : Learning Model CIRC, SCL Approach, results of study The research purpose to know how to influence of the use of cooperative learning model type CIRC with SCL approach to the result of chemistry study students' at state Senior High School 1 Karangtengah Demak. The population of the research was students of state senior high school 1 Karangtengah Demak. The sampling technique was cluster random sampling, the samples were XI IPA 4 as the experiment class were given a cooperative learning model type CIRC with SCL approach and XI IPA 3 as the control class were given the conventional method. Research carried out by implementing a learning model, and ending with post test. Based on research results, obtained an average value of post test experiment class and control class are 79,19 and 71,92. The result of post test of both classes are normally distributed and had equal variances, on the right one tail, tarithmatic (4,92)> ttable (1,67) which means the average of the results of experimental cognitive learning classes is greater than the control class. The percentage of classical learn exhaustiveness to the experimental group of 94,44% and 87,18% for the control group. The results of the analysis of the influence between variables obtained magnitude of the determination coefficient (KD) was 38,62% which means that the influence of the use of cooperative learning model type CIRC with SCL approach to the results of chemistry study class XI student is 38,62%. Based on the results of research can be concluded: Learning to use a model of cooperative learning approaches CIRC type SCL positive influence on the results of students studying chemistry SMA Negeri 1 Karangtengah Demak year 2010/2011.
ix
x
DAFTAR ISI
halaman PRAKATA .................................................................................................
vi
ABSTRAK .................................................................................................
viii
ABSTRACT ...............................................................................................
ix
DAFTAR ISI ..............................................................................................
x
DAFTAR TABEL ......................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................
xiii
DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................
xiv
BAB 1. PENDAHULUAN .................................................................................
1
1.1
Latar Belakang Masalah ...................................................................
1
1.2
Rumusan Masalah .............................................................................
5
1.3
Tujuan Penelitian ..............................................................................
5
1.4
Manfaat Penelitian ............................................................................
6
2. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................
8
2.1
Tinjauan Tentang Belajar dan Pembelajaran ....................................
8
2.2
Hasil Belajar .....................................................................................
11
2.3
Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ........................................
12
2.4
Model Pembelajaran Kooperatif .......................................................
13
2.5
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC ....................................
15
2.6
Pendekatan SCL (Student Centerd Learning) ..................................
17
2.7
Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan ......................................
20
x
xi
Kerangka Berfikir ……………………….. ......................................
23
2.10 Hipotesis ...........................................................................................
24
3. METODE PENELITIAN ....................................................................
25
3.1
Desain Penelitian ..............................................................................
25
3.2
Populasi dan Sampel .........................................................................
25
3.3
Variabel Penelitian............................................................................
26
3.4
Pengambilan Data .............................................................................
27
3.5
Metode Analisis Data .......................................................................
34
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................
44
4.1
Hasil Penelitian .................................................................................
44
4.2
Pembahasan ......................................................................................
52
5. SIMPULAN DAN SARAN ..................................................................
61
5.1
Simpulan ...........................................................................................
61
5.2
Saran .................................................................................................
61
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................
63
LAMPIRAN ...............................................................................................
66
2.8
xi
xii
DAFTAR TABEL Tabel
Halaman
3.1
Desain Penelitian ..............................................................................
25
3.2
Rincian Siswa Kelas XI IPA SMA N 1 Karangtengah Demak ........
26
3.3
Kriteria Indeks Kesukaran Soal ........................................................
30
3.4
Kriteria Daya Pembeda Soal .............................................................
32
3.5
Pedoman untuk memberikan interprestasi terhadap koefisien korelasi biserial (rb)........................................................................................
41
3.6
Kriteria % Skor Total Aspek Afektif dan Psikomotorik ..................
43
3.7
Kategori Rata-rata Nilai Tiap Aspek Afektif dan Psikomotorik ......
43
4.1
Data Awal Populasi ..........................................................................
44
4.2
Hasil Uji Normalitas Data Awal .......................................................
44
4.3
Hasil Uji Homogenitas Data Awal ...................................................
45
4.4
Uji Normalitas Hasil Post Test .........................................................
45
4.5
Hasil Uji Kesamaan Dua Varians Data Post Test .............................
46
4.6
Hasil Uji Satu Pihak Kanan ..............................................................
46
4.7
Hasil Persentase Ketuntasan Belajar Klasikal ..................................
47
4.8
Rata-Rata Skor Tiap Aspek Afektif pada Kelas Eksperimen ..........
47
4.9
Rata-Rata Skor Tiap Aspek Afektif pada Kelas Kontrol..................
48
4.10 Rata-Rata Skor Tiap Aspek Psikomotorik Kelas Eksperimen .........
49
4.11 Rata-Rata Skor Tiap Aspek Psikomotorik Kelas Kontrol ................
49
4.12 Hasil angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran......................
51
xii
xiii
DAFTAR GAMBAR Gambar
Halaman
4.1
Perbandingan Skor Rata-Rata Tiap Aspek Afektif ...........................
48
4.2
Perbandingan Skor Rata-Rata Tiap Aspek Psikomotorik ................
50
4.3
Grafik hasil angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran kelas eksperimen ........................................................................................
4.4
50
Grafik hasil angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran kelas kontrol ...............................................................................................
xiii
52
xiv
DAFTAR LAMPIRAN 1. Kisi-Kisi Soal Uji Coba .......................................................................
66
2. Soal Uji Coba .......................................................................................
70
3. Kunci Jawaban Soal Uji Coba..............................................................
77
4. Daftar Nama Siswa Uji Coba Soal .......................................................
78
5. Analisis Soal Uji Coba .........................................................................
79
6. Perhitungan Validitas Soal Uji Coba ...................................................
83
7. Perhitungan Daya Pembeda Soal Uji Coba ..........................................
85
8. Perhitungan Indeks Kesukaran Soal Uji Coba .....................................
86
9. Perhitungan Reliabilitas Soal ...............................................................
87
10. Penggantian Nomor Butir Soal Post Test ............................................
88
11. Data nilai ujian akhir semester I...........................................................
90
12. Uji normalitas data awal kelas XI IPA 1 ..............................................
92
13. Uji normalitas data awal kelas XI IPA 2 ..............................................
93
14. Uji normalitas data awal kelas XI IPA 3 ..............................................
94
15. Uji normalitas data awal kelas XI IPA 4 ..............................................
95
16. Uji homogenitas populasi.....................................................................
96
17. Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol...................
97
18. Silabus ..................................................................................................
99
19. RPP Kelas Eksperimen ........................................................................
101
20. RPP Kelas Kontrol ...............................................................................
145
21. Daftar Pembagian Kelompok Kelas Eksperimen .................................
181
22. Daftar Pembagian Kelompok Kelas Kontrol .......................................
182
23. Pedoman Penilaian Aspek Afektif .......................................................
183
24. Analisis Penilaian Aspek Afektif Kelas Eksperimen ...........................
186
25. Analisis Penilaian Aspek Afektif Kelas Kontrol .................................
187
26. Pedoman Penilaian Aspek Psikomotorik ............................................
188
27. Analisis Penilaian Aspek Psikomotorik Kelas Eksperimen .................
191
28. Analisis Penilaian Rata- rata Aspek Psikomotorik Kelas Eksperimen
195
29. Analisis Penilaian Aspek Psikomotorik Kelas Kontrol .......................
196
xiv
xv
30. Analisis Penilaian Rata- rata Aspek Psikomotorik Kelas Kontrol .......
200
31. Lembar Angket Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran ..................
202
32. Analisis Angket Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran .................
204
33. Kisi- Kisi Soal Post Test ......................................................................
215
34. Soal Post Test .......................................................................................
219
35. Kunci Jawaban Soal Post Test .............................................................
224
36. Lembar Jawab Post Test ......................................................................
225
37. Data Post Test ......................................................................................
226
38. Uji Normalitas Nilai Post Test Kelas Eksperimen ...............................
228
39. Uji Normalitas Nilai Post Test Kelas Kontrol......................................
229
40. Uji kesamaan dua varians Kelas XI IPA 4 dan XI IPA 3 ....................
230
41. Uji Hipotesis Penelitian Dari Hasil Nilai Post Test .............................
231
42. Persentase ketuntasan belajar Kelas Eksperimen dan Kontrol ............
232
43. Analisis Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC dengan Pendekatan SCL ......................................................................
233
44. Dokumentasi Penelitian.............................. .........................................
240
45. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian...............................
242
xv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan sedang mengalami krisis, perubahan-perubahan yang
cepat di luar pendidikan menjadi tantangan-tantangan yang harus dijawab oleh dunia pendidikan. Jika praktik-praktik pengajaran dan pendidikan di Indonesia tidak dirubah, bangsa Indonesia akan ketinggalan oleh negara-negara lain. Pada abad 21 ini, praktik-praktik pembelajaran dan pendidikan di sekolah-sekolah perlu diperbaharui. Peranan dunia pendidikan dalam mempersiapkan anak didik agar optimal dalam kehidupan bermasyarakat, maka proses dan model pembelajaran perlu terus diperbaharui. Pada hakekatnya tujuan pendidikan adalah suatu proses terus menerus manusia untuk meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan kepribadian serta kemampuan atau keterampilannya dalam menanggulangi masalah-masalah yang dihadapi sepanjang hayat (Munib, 2006:31). Karena itu siswa harus benar-benar dilatih dan dibiasakan berpikir secara mandiri. Kimia merupakan pengetahuan yang mempunyai peran sangat besar baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam pengembangan ilmu pengetahuan lain. Pendidikan kimia di sekolah dapat mempersiapkan anak didik agar menggunakan kimia secara fungsional dalam kehidupan sehari-hari dan dalam menghadapi ilmu pengetahuan lain.
1
2
Mata pelajaran kimia dari konsep yang sederhana sampai konsep yang lebih kompleks dan sulit, sangat diperlukan pemahaman yang benar terhadap konsep-konsep dasar kimia. Banyaknya konsep kimia yang bersifat kompleks yang harus diserap siswa dalam waktu yang relatif terbatas, menjadikan ilmu kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang dinilai sulit bagi siswa saat ini, akibatnya banyak siswa SMA yang gagal dalam belajar kimia. SMA Negeri 1 Karangtengah Demak merupakan SSN/SKM (Sekolah Standar Nasional atau Sekolah Kategori Mandiri). Model pembelajaran pada SKM/SSN menekankan pada potensi dan kebutuhan peserta didik agar mampu belajar mandiri yang dibangun melalui komunitas belajar di kelas. Hal ini berarti dalam proses pembelajaran kimia di SMA Negeri 1 Karangtengah Demak guru perlu melakukan evaluasi terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa. Hasil observasi awal yang telah dilakukan peneliti di SMA Negeri 1 Karangtengah Demak menunjukkan bahwa hal ini belum dilakukan oleh guru-guru kimia kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Karangtengah Demak. Berdasarkan hasil observasi, dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa SMA Negeri 1 Karangtengah Demak kurang tertarik dengan pelajaran kimia. Pembelajaran
kimia
di
sekolah
tersebut
masih
menggunakan
metode
konvensional, yaitu metode ceramah yang pembelajarannya terpusat pada guru. Besar kemungkinan hal ini menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya kekurangaktifan siswa dalam pembelajaran sehingga prestasi belajar kimia siswa menjadi rendah. Hasil belajar kimia materi kelarutan dan hasil kali kelarutan tahun ajaran 2009/2010 persentase ketuntasan klasikalnya sebesar 65,61%,
3
sehingga belum mencapai standar kriteria ketuntasan klasikal. Guru harus dapat membuat siswa merasa tertarik dan termotivasi dalam belajar. Berdasarkan permasalahan diatas, salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah menggunakan suatu model pembelajaran yang lebih melibatkan siswa aktif dalam proses belajar mengajar dalam kelas, sehingga siswa dapat menguasai konsep dan memiliki keleluasaan dalam mengembangkan kemampuan berpikirnya. Semakin meningkatnya keaktifan siswa, maka diharapkan prestasi belajar siswa pun akan meningkat. Salah satu diantaranya yaitu model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan pendekatan SCL. Model pembelajaran CIRC (Cooperative integrated Reading and Composition) merupakan suatu tipe model pembelajaran cooperative learning. dan merupakan salah satu bentuk aplikasi dari teori kontruktivisme. Kegiatan pokok dalam CIRC meliputi rangkaian kegiatan bersama yang spesifik, yakni salah satu anggota kelompok/beberapa anggota saling membaca soal, membuat prediksi atau menafsirkan maksud soal (Soedjoko, 2010:68). Inti dari teori kontruktivisme adalah siswa harus menemukan dan mentransformasikan informasi kompleks ke dalam dirinya sendiri. Siswa mampu memahami dan menerapkan
pengetahuan
yang
telah
dipelajari,
mereka
harus
mampu
memecahkan masalah dan menemukan (discovery) sesuatu untuk dirinya sendiri. Model pembelajaran CIRC diharapkan dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan memahami bacaan yang dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain: meringkas, menjawab pertanyaan, menerangkan dan kemampuan meramalkan. Dalam model Pembelajaran CIRC, setelah siswa
4
menyelesaikan
permasalahan
yang
dihadapi,
maka
siswa
harus
dapat
menyampaikan apa yang telah mereka dapat kepada kelompok lain Penerapan model pembelajaran CIRC ini dipadukan dengan penggunaan pendekatan SCL (student centered learning). Menurut Hadi (2007) Pendekatan SCL memiliki potensi untuk mendorong siswa aktif mengerjakan tugas dan mendiskusikannya dengan guru sebagai fasilitator. Kreativitas siswa akan terpupuk dengan aktifnya siswa. Hal ini bisa dilakukan dengan cara banyak diskusi, maka siswa berani mengemukakan pendapatnya dan belajar memecahkan masalah yang dihadapi. Penelitian-penelitian yang terdahulu mengenai penggunaan model pembelajaran CIRC menjelaskan kelebihan model tersebut. Penelitian- penelitian tersebut antara lain penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC oleh Sari (2007:62) menunjukan hasil belajar siswa yang meningkat sebesar 6,53% terlihat bahwa aktivitas siswa pada setiap pembelajaran mengalami peningkatan. Penelitian yang lain yaitu penggunaan model pembelajaran TAI dan CIRC oleh Sutiyono (2009:81) menunjukan bahwa pada saat pembelajaran, kelompok yang menggunakan model CIRC lebih aktif dibandingkan dengan model TAI. Penelitian yang dilakukan oleh Awalani (2010:5) menunjukan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa dalam ranah kognitif terhadap pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi setelah adanya pembelajaran dengan model kooperatif tipe CIRC berbasis komputer. Hal ini terlihat dari peningkatan skor rata-rata hasil belajar siswa dari sebelum dan sesudah diberi perlakuan pada setiap seri pembelajaran. Penelitian mengenai penggunaan metode SCL oleh Wahyuni
5
(2009:55)
menunjukan
bahwa
apabila
dilakukan
dengan
pembelajaran
menggunakan metode SCL yang berbasis fun Chemistry memberikan rata-rata nilai sebesar 77,15 dan ketuntasan hasil belajarnya sebesar 88,89%. Menurut Hakim (2010:4), menunjukan bahwa adanya peningkatan kemampuan siswa secara signifikan setelah melakukan pembelajaran melalui web based learning dengan pendekatan SCL. Model pembelajaran koperatif tipe CIRC dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan memahami soal, sehingga dengan model pembelajaran tersebut siswa mampu dan terampil menyelesaikan persoalan yang dihadapi dengan langkah-langkah yang tepat. Berkaitan dengan hal tersebut maka, peneliti memandang perlu melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC Dengan Pendekatan SCL Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Di SMA N 1 Karangtengah Demak”.
1.2.
Rumusan Masalah Permasalahan dalam penelitian ini adalah: Bagaimana pengaruh
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan pendekatan SCL terhadap hasil belajar kimia siswa SMA N 1 Karangtengah Demak ?
1.3.
Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan
6
pendekatan SCL terhadap hasil belajar kimia siswa SMA N 1 Karangtengah Demak.
1.4.
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak
yang terlibat dalam pembelajaran kimia baik siswa, guru, penulis maupun peneliti lain. 1.4.1. Bagi Siswa (1) Diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan pendekatan SCL dapat mengasah dan mengembangkan kemampuan berfikir kritis siswa dalam menyelesaikan soal. (2) Pelaksanaan pembelajaran kooperatif diharapkan dapat mengembangkan rasa kebersamaan dan kerjasama siswa dengan siswa lain. (3) Siswa lebih tertantang pada persoalan-persoalan kimia 1.4.2. Bagi Guru (1)
Sebagai motivasi untuk meningkatkan keterampilan memilih strategi pembelajaran bervariasi yang dapat memperbaiki proses pembelajaran sehingga memberikan layanan terbaik bagi siswa.
(2)
Guru semakin mantap dalam mempersiapkan diri dalam proses pembelajaran.
1.4.3. Bagi Sekolah Tersedianya penelitian ini diharapkan akan membantu penciptaan panduan pembelajaran bagi mata pelajaran lain dan juga sebagai bahan pertimbangan
7
dalam memilih pendekatan pembelajaran yang akan diterapkan bagi perbaikan di masa yang akan datang. 1.4.4. Bagi Peneliti (1) Melatih peneliti untuk mengajar kimia dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif sehingga pembelajaran tidak terpusat pada guru. (2) Mendapatkan pengalaman dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan pendekatan SCL.
8
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Tinjauan Tentang Belajar dan Pembelajaran
2.1.1
Belajar Sebagian
orang beranggapan
bahwa
belajar
adalah
semata-mata
mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi/materi pelajaran. Di samping itu, ada pula sebagian orang yang memandang belajar sebagai latihan belaka seperti yang tampak pada latihan membaca dan menulis. Untuk menghindari ketidaklengkapan persepsi tersebut, berikut ini akan disajikan definisi dari beberapa ahli. (1) Gagne dalam Suprijono (2009:2) menyatakan belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah. (2) Slavin dalam Anni (2007:2) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman. (3) Travers dalam Suprijono (2009:2) menyatakan bahwa belajar adalah proses menghasilkan penyesuaian tingkah laku. (4) Cronbach dalam Suprijono (2009:2) learning is shown by a change in behavior as a result of experience. (belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman). 8
9
(5) Harold Spears dalam Suprijono (2009:2) learning is to observe, to read, to try something themselves, to listen, to follow direction. (dengan kata lain, bahwa belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu, mendengar dan mengikuti arah tertentu). (6) Geoch dalam Suprijono (2009:2) learning is change in performance as a result of practice. (belajar adalah perubahan performance sebagai hasil latihan). (7) Morgan dalam Suprijono (2009:3) learning is my relatively permanent change in behavior that is a result of past experience. (belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengetahuan) Berdasarkan pengertian belajar yang dikemukakan oleh beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan sebuah proses yang menghasilkan perubahan tingkah laku. Belajar pada mulanya adalah akibat dorongan rasa ingin tahu. Belajar sebagai proses adalah kegiatan yang dilakukan secara sengaja melalui penyesuaian tingkah laku dirinya guna meningkatkan kualitas kehidupan. Belajar sebagai hasil adalah akibat dari belajar sebagai proses dimana seseorang yang telah mengalami proses balajar akan memperoleh hasil berupa kemampuan terhadap sesuatu yang menjadi hasil belajar. 2.1.2
Pembelajaran dan Pengajaran Suprijono (2009:11) menyatakan pembelajaran merupakan terjemahan dari
kata learning dan pengajaran terjemahan dari teaching. Pengajaran adalah proses, penguatan, cara mengajarkan dan proses penyampaian. Arti demikian melahirkan kontruksi belajar mengajar berpusat pada guru. Perbuatan atau cara mengajarkan
10
diterjemahkan sebagai kegiatan guru mengajari peserta didik, dimana guru menyampaikan pengetahuan kepada peserta didik dan peserta didik sebagai pihak penerima. Pembelajaran berdasarkan pada dasarnya berarti proses, cara, perbuatan mempelajari. Perbedaan esensial istilah ini dengan pengajaran adalah pada tindak ajar. Pada pengajaran guru mengajar, peserta didik belajar, sementara pada pembelajaran guru mengajar diartikan sebagai upaya guru mengorganisi lingkungan
terjadinya
pembelajaran.
Guru
mengajar
dalam
prespektif
pembelajaran adalah guru menyediakan fasilitas belajar bagi peserta didiknya untuk mempelajarinya. Jadi, subjek pembelajaran adalah peserta didik. Pembelajaran berpusat pada peserta didik. Model pembelajaran merupakan unsur yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Menurut Arends dalam Suprijono (2009:46) model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuantujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas. Model pembelajaran dapat didefinisikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Merujuk pemikiran Joyce dalam Suprijono (2009:46), fungsi model adalah “each model guides us as we design instruction to help students achieve various objective”. Melalui model pembelajaran guru dapat membantu peserta didik mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara berpikir, dan mengekspresikan ide. Model pembelajaran berfungsi pula sebagai pedoman bagi para perancang
11
pembelajaran dan para guru dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar. Model pembelajaran dalam penelitian ini adalah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas.
2.2 Hasil Belajar Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar (Anni, 2007:5). Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada yang dipelajari oleh pembelajar. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sikap ilmiah yang timbul dari dalam diri siswa setelah melakukan proses pembelajaran. Benjamin Bloom dalam Anni (2007:7) membagi hasil belajar menjadi tiga ranah, yaitu: (1) Ranah kognitif, berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan dan kemahiran intelektual yang terdiri dari pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension),
penerapan
(aplication),
analisis
(analysis),
sintesis
(synthesis) dan penilaian (evaluation). (2) Ranah afektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari penerimaan (receiving), penanggapan (responding), penilaian (valuing), pengorganisasian (organization) dan pembentukan pola hidup (organization by a value complex). (3) Ranah psikomotorik, berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak.
12
2.3
Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Perolehan hasil belajar antar siswa tidak sama karena banyak faktor yang
mempengaruhi proses belajar. Secara garis besar, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses belajar dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yakni: (1) Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan fisiologis dan psikologis. (a) Keadaan fisiologis (jasmaniah) adalah kondisi yang terjadi di dalam diri individu itu sendiri dan nampak dari luar serta identik dengan faktor kesehatan organ tubuh. (b) Faktor psikologis yang mempengaruhi proses belajar siswa meliputi kemampuan intelektual, emosional dan kondisi sosial, seperti kemampuan bersosialisasi. (2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yaitu keadaan/kondisi lingkungan di sekitar siswa. Faktor eksternal meliputi lingkungan sosial dan nonsosial. (a) Variasi dan derajat kesulitan materi (stimulus) yang dipelajari (direspon) (b) Tempat belajar (c) Iklim (d) Suasana lingkungan (e) Budaya belajar masyarakat
( Anni, 2007: 14).
13
2.4.
Model Pembelajaran Kooperatif Menurut Priyanto dalam Wena (2008:189) pembelajaran kooperatif
merupakan salah satu model pembelajaran kelompok yang memiliki aturan-aturan tertentu. Prinsip dasar pembelajaran kooperatif adalah siswa membentuk kelompok kecil dan saling mengajar sesamanya untuk mencapai tujuan bersama. Siswa pandai mengajar siswa yang kurang pandai tanpa dirugikan. Siswa kurang pandai dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan karena banyak teman yang membantu dan memotivasinya. Menurut Lie dalam Wena (2008:189) pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang mendorong siswa bekerja sebagai sebuah tim untuk menyelesaikan suatu tugas, atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama lainnya. Sistem pengajaran cooperative learning bisa didefinisikan sebagai sistem kerja/belajar kelompok yang terstruktur. Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada unsur- unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan secara acak. Pelaksanaan prosedur model pembelajaran kooperatif dengan benar akan memungkinkan guru mengelola kelas lebih efektif. Model pembelajaran kooperatif akan dapat menumbuhkan pembelajaran efektif yaitu yaitu pembelajaran yang bercirikan : (1) “memudahkan siswa belajar” sesuatu yang “bermanfaat” seperti fakta, keterampilan, nilai, konsep, dan bagaimana hidup serasi dengan sesama; (2) pengetahuan, nilai dan keterampilan diakui oleh mereka yang berkompeten menilai (Suprijono, 2009:58).
14
Menurut Roger dan David Johnson, sebagaimana dikutip oleh Suprijono (2009:58), bahwa tidak semua belajar kelompok bias dianggap pembelajaran kooperatif. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur dalam model pembelajaran kooperatif harus diterapkan. Lima unsur tersebut adalah: (1) saling ketergantungan positif, (2) tanggung jawab perseorangan, (3) interaksi promotif, (4) komunikasi antaranggota, dan (5) pemrosesan kelompok. Menurut Suprijono (2009:65) sintak model pembelajaran kooperatif terdiri dari 6 (enam) fase. FASE- FASE
PERILAKU GURU
Fase 1: Present goals and set
Menjelaskan tujuan pembelajaran dan
Menyampaikan tujuan dan
mempersiapkan peserta didik siap
mempersiapkan peserta didik
belajar
Fase 2 : Present Information
Mempresentasikan informasi kepada
Menyajikan informasi
peserta didik secara verbal
Fase 3 : Organize Students into
Memberikan penjelasan kepada peserta
learning teams
didik tentang tata cara pembentukan tim
Mengorganisir peserta didik ke dalam
belajar dan membantu kelompok
tim-tim belajar
melakukan transisi yang efisien
Fase 4: Assist team work and study
Membantu tim- tim belajar selama
Membantu kerja tim dan belajar
peserta didik mengerjakan tugasnya
Fase 5: Test on the materials
Menguji pengetahuan peserta didik
Mengeavaluasi
mengenai berbagai materi pembelajaran atau kelompok-kelompok mempresentasikan hasil kerjanya
Fase 6: Provide recognition
Mempersiapkan cara untuk mengakui
Memberikan pengakuan atau
usaha dan prestasi individu maupun
penghargaan
kelompok
15
2.5.
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC Menurut Slavin (2008:200) CIRC singkatan dari Cooperative Integrated
Reading and Composition, termasuk salah satu model pembelajaran cooperative learning yang pada mulanya merupakan pengajaran kooperatif terpadu membaca dan menulis yaitu sebuah program komprehensif atau luas dan lengkap untuk pengajaran membaca dan menulis untuk kelas-kelas tinggi sekolah dasar. Sekarang CIRC telah berkembang bukan hanya dipakai pada pelajaran bahasa tetapi juga pelajaran kimia. Siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen, yang terdiri atas 4 atau 5 siswa dalam model pembelajaran CIRC. Kelompok ini tidak dibedakan atas jenis kelamin, suku/bangsa, atau tingkat kecerdasan siswa. Jadi, dalam kelompok ini sebaiknya ada siswa yang pandai, sedang atau lemah, dan masing-masing siswa merasa cocok satu sama lain. Melalui pembelajaran kooperatif, diharapkan para siswa dapat meningkatkan cara berfikir kritis, kreatif dan menumbuhkan rasa sosial yang tinggi. Sebelum dibentuk kelompok, siswa diajarkan bagaimana bekerjasama dalam suatu kelompok. Siswa diajari menjadi pendengar yang baik, dapat memberikan penjelasan kepada teman sekelompok, berdiskusi, mendorong teman lain untuk bekerja sama, menghargai pendapat teman lain, dan sebagainya. (1) Kegiatan pokok pembelajaran CIRC Soedjoko (2010:69) mengemukakan kegiatan pokok dalam CIRC untuk menyelesaikan soal pemecahan masalah meliputi rangkaian kegiatan bersama yang spesifik, yaitu: (1) Salah satu anggota atau beberapa kelompok membaca
16
soal, (2) Membuat prediksi atau menafsirkan isi soal, termasuk menuliskan apa yang diketahui, apa yang ditanyakan dan memisalkan yang ditanyakan dengan suatu variabel, (3) Saling membuat ikhtisar/rencana penyelesaian soal pemecahan masalah, (4) Menuliskan penyelesaian soal pemecahan masalah secara urut, dan (5) Saling merevisi dan mengedit pekerjaan/penyelesaian. (2) Penerapan model pembelajaran CIRC Penerapan model pembelajaran CIRC untuk meningkatkan kemampuan penyelesaian soal dapat ditempuh dengan: (a)
Guru menerangkan suatu pokok bahasan kimia kepada siswa, pada penelitian ini digunakan Lembar Diskusi Siswa (LDS)
(b)
Guru memberikan latihan soal
(c)
Guru siap melatih siswa untuk meningkatkan keterampilan siswanya dalam menyelesaikan soal melalui penerapan model CIRC
(d)
Guru membentuk kelompok-kelompok belajar siswa yang heterogen
(e)
Guru mempersiapkan soal dalam bentuk kartu masalah dan membagikannya kepada setiap kelompok
(f)
Guru memberitahukan agar dalam setiap kelompok terjadi serangkaian kegiatan bersama yang spesifik
(g)
Setiap kelompok bekerja berdasarkan kegiatan pokok CIRC. Guru mengawasi kerja kelompok
(h)
Ketua kelompok melaporkan keberhasilan atau hambatan kelompoknya
(i)
Ketua kelompok harus dapat menetapkan bahwa setiap anggota telah memahami, dan dapat mengerjakan soal pemecahan masalah yang diberikan
17
(j)
Guru meminta kepada perwakilan kelompok untuk menyajikan temuannya
(k)
Guru bertindak sebagai nara sumber atau fasilitator
(l)
Guru memberikan tugas/PR secara individual
(m) Guru membubarkan kelompok dan siswa kembali ke tempat duduknya (n)
Guru mengulang secara klasikal tentang strategi penyelesaian soal
(o)
Guru memberikan kuis
Soedjoko (2010:69) (3) Kekuatan model pembelajaran CIRC Menurut Soedjoko (2006:26) menyebutkan kelebihan model pembelajaran CIRC sebagai berikut: (a) CIRC
amat
tepat
untuk
meningkatkan
keterampilan
siswa
dalam
menyelesaikan soal esai (b) Dominasi guru dalam pembelajaran berkurang (c) Siswa termotivasi pada hasil secara teliti, karena bekerja dalam kelompok (d) Para siswa dapat memahami makna soal dan saling mengecek pekerjaannya (e) Membantu siswa yang lemah (f) Meningkatkan hasil belajar khususnya dalam menyelesaikan soal esai
2.6
Pendekatan SCL (Student Centered Learning) Menurut Afiatin (2005:4) Pembelajaran yang berpusat pada siswa adalah
pembelajaran dengan menggunakan sepasang perspektif, yaitu fokus pada individu pembelajar (keturunan, pengalaman, perspektif, latar belakang, bakat, minat, kapasitas, dan kebutuhan) dengan fokus pada pembelajaran (pengetahuan
18
yang paling baik tentang pembelajaran dan bagaimana hal itu timbul serta tentang praktik pengajaran yang paling efektif dalam meningkatkan tingkat motivasi, pembelajaran, dan prestasi bagi semua pembelajar). Fokus ganda ini selanjutnya memberikan informasi dan dorongan pengambilan keputusan pendidikan. Melalui penerapan pembelajaran berpusat pada siswa (student centered learning) maka siswa harus berpartisipasi secara aktif, selalu ditantang untuk memiliki daya kritis, mampu menganalisis dan dapat memecahkan masalahmasalahnya sendiri. Untuk menunjang kompetensi pembelajaran
guru
dalam
proses
yang berpusat pada siswa maka diperlukan peningkatan
pengetahuan, pemahaman, keahlian dan keterampilan guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran berpusat pada siswa. Fasilitator adalah orang yang memberikan fasilitasi, dalam hal ini adalah memfasilitasi proses pembelajaran siswa. Guru menjadi mitra pembelajaran yang berfungsi sebagai pendamping bagi siswa. Guru- guru yang menggunakan pembelajaran SCL cenderung menciptakan lingkungan pembelajaran dengan ciri- ciri sebagai berikut : (1) Suasana kelas yang hangat dan mendukung. Dalam hal ini guru mengijinkan siswa untuk mengenalnya dan selanjutnya akan menyukainya. Kalau guru disukai oleh siswa, maka siswa akan bersedia bekerja keras untuk orang yang disukainya. (2) Siswa diminta untuk mengerjakan pekerjaan yang bermanfaat saja. Guru harus menjelaskan manfaat apa yang akan diperoleh siswa jika mereka mengerjakan apa yang diminta oleh guru. Informasi ini akan menjadi berguna jika secara
19
langsung dikaitkan dengan keterampilan hidup yang diperlukan siswa, sehingga siswa terdorong untuk melakukannya dan guru meyakini bahwa hal tersebut sungguh bermanfaat atau diperlukan oleh siswa ketika mereka nanti menjadi mahasiswa. (3) Siswa selalu diminta untuk mengerjakan yang terbaik yang dapat mereka lakukan. Kondisi kualitas pekerjaan termasuk di dalamnya pengetahuan siswa tentang gurunya dan apa yang diharapkan serta keyakinan siswa bahwa guru memberikan kepedulian untuk membantunya. Keyakinan bahwa tugas yang diberikan guru itu selalu bermanfaat, keinginan yang kuat untuk berusaha mengerjakan tugas sebaik- baiknya, dan mengetahui bagaimana pekerjaannya itu akan dievaluasi dan ditingkatkan kualitasnya. (4) Siswa diminta untuk mengevaluasi pekerjaannya. Evaluasi diri diperlukan. Untuk menilai kualitas pekerjaan yang telah dilakukan oleh siswa, siswa harus mengetahui bahwa hasil pekerjaannya akan dievaluasi, berdasarkan hasil evaluai itulah, siswa tahu bagaimana kualitas pekerjaannya dapat ditingkatkan serta dapat mengulangi prosesnya sampai kualitas terbaik dapat dicapai. (5) Kualitas pekerjaan yang baik selalu menimbulkan perasaan senang. Para siswa merasa senang ketika mereka menghasilkan pekerjaan yang berkualitas, demikian juga dengan orang tuanya serta gurunya. Perasaan senang ini juga merupakan intensif untuk meningkatkan kualitas. (6) Pekerjaan yang berkualitas tidak pernah destruktif. Pekerjaan yang berkualitas tidak pernah dicapai melalui pekerjaan yang merusak misalnya yang
20
menggunakan narkoba (meskipun kadang dirasa menimbulkan rasa senang) atau menyakiti orang lain, merusak lingkungan dan sebagainya.
2.7
Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
2.7.1
Kelarutan Kelarutan (Solubility) adalah jumlah maksimum zat yang dapat larut dalam
sejumlah tertentu pelarut. Satuan kelarutan suatu zat dapat dinyatakan dalam gram per 100 gram air, atau dalam mol L-1. 2.7.2
Tetapan Hasil Kali Kelarutan (Ksp) Tetapan hasil kali kelarutan (Ksp) adalah hasil kali konsentrasi ion-ion
dari larutan jenuh garam yang sukar larut dalam air, setelah masing-masing konsentrasi dipangkatkan dengan koefisien reaksi ionnya Contohnya : 1.) AgCl (s)
Ag+ (aq) + Cl- (aq)
Ksp = [Ag+]. [Cl-] 2.) Ca3(PO4)2 (s)
3 Ca2+ (aq) + 2 PO43- (aq)
Ksp = [Ca2+]3. [PO43-]2 2.7.3
Hubungan Kelarutan dengan Tetapan Hasil Kali Kelarutan (Ksp) Ada 3 cara untuk menentukan hubungan antara kelarutan (s) dengan
tetapan hasil kali kelarutan (Ksp) yaitu : 1) Menuliskan persamaan reaksi kesetimbangannya 2) Menentukan hubungan antara konsentrasi ion-ion dengan kelarutan berdasarkan koefisien reaksinya.
21
3) Menentukan hubungan antara Ksp dengan kelarutan (s) berdasarkan persamaan tetapan hasil kali kelarutan. Secara umum, hubungan kelarutan dan hasil kali kelarutan dirumuskan : AmBn (s) s
mAn+ (aq) + nBm- (aq) ms
ns
Ksp = (mm x nn). (s) (m+n) √
Keterangan : Besarnya nilai Ksp suatu zat bersifat tetap pada suhu yang tetap. 2.7.4
Pengaruh Ion Senama/Sejenis terhadap Kelarutan (s) Apakah yang terjadi, jika dalam suatu larutan elektrolit terdapat ion
senama (sejenis)? Agar dapat menemukan jawabannya, perhatikan larutan jenuh AgCl. Pada saat AgCl dilarutkan dalam air, maka akan terbentuk reaksi kesetimbangan, yaitu: AgCl (s)
Ag+ (aq) + Cl- (aq)
Adanya penambahan larutan AgNO3 akan memperbesar konsentrasi ion Ag karena AgNO3 juga akan terionisasi dan menghasilkan ion Ag. Reaksi yang terjadi yaitu: AgNO3(aq)
Ag+ (aq) + NO3–(aq)
Sementara itu, penambahan ion sejenis (Ag+) akan menggeser kesetimbangan ke kiri. Pergeseran ke kiri menyebabkan kelarutan AgCl berkurang, tetapi tidak memengaruhi harga tetapan hasil kali kelarutan, jika suhu tidak berubah.
22
Pahamilah penerapannya dalam contoh soal berikut. Contoh soal : Diketahui Ksp Ag2CrO4 = 2,56 x 10-10, tentukan kelarutan Ag2CrO4 dalam larutan AgNO3 0,1 M ! Penyelesaian : Diketahui: Ksp Ag2CrO4 = 2,56 x 10-10 Ditanyakan: kelarutan Ag2CrO4 dalam larutan AgNO3 0,1 M. Jawab: Reaksi kesetimbangan Ag2CrO4 : Ag2CrO4 (s)
2 Ag+ (aq) + CrO42- (aq)
s
2s
s
AgNO3(aq)
Ag+ (aq) + NO3- (aq)
0,1 M
0,1 M
0,1 M
Di dalam sistem terdapat : [CrO42-] = s [Ag+]
= (2s + 0,1) M = (2s + 0,1) mol/Liter
Karena [Ag+] yang bersal dari Ag2CrO4 sangat sedikit dibandingkan [Ag+] yang berasal dari AgNO3, maka [Ag+] dari Ag2CrO4 dapat diabaikan, sehingga [Ag+] = 0,1 mol/L, oleh karena itu : Ksp [Ag2CrO4]
= [Ag+]2[ CrO42-]
2,56 x 10-10
= (0,1)2 x s
s
= 2,56 x 10-8 mol/L
23
Kelarutan Ag2CrO4 dalam larutan AgNO3 0,1 M adalah 2,56 x 10-8 mol/L. Jadi, penambahan ion sejenis Ag+ akan memperkecil kelarutan Ag2CrO4. 2.7.5
Reaksi Pengendapan Apabila kita menambahkan ion senama ke dalam larutan jenuh yang
berada pada kesetimbangan, maka berdasarkan asas Le Chatelier kesetimbangan akan bergeser ke kiri membentuk endapan. Pembentukan endapan mengisyaratkan terjadinya penurunan kelarutan. Untuk mengetahui keadaan larutan, kita dapat membandingkan Ksp dengan hasil kali konsentrasi molar dari ion-ion dalam larutan. Secara umum, persamaan kesetimbangan larutan garam AxBy sebagai berikut :
AxBy(s)
xAy+(aq) + yBx-(aq)
Jika [Ay+]x[Bx-]y < Ksp AxBy → larutan tak jenuh Jika [Ay+]x[Bx-]y = Ksp AxBy → larutan tepat jenuh Jika [Ay+]x[Bx-]y > Ksp AxBy → larutan terbentuk endapan (Purba, 2006 : 274)
2.8
Kerangka Berpikir Materi pokok Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan membutuhkan
pemahaman yang cukup tinggi. Kenyataan menunjukkan masih dijumpai beberapa kesulitan yang dihadapi peserta didik dalam memahami dan mendalami materi kimia. Hal ini menyebabkan nilai yang diperoleh menjadi kurang baik. Berdasarkan permasalahan ini, maka perlu adanya metode pembelajaran yang tepat dalam mendalami materi kimia. Dalam penelitian ini, akan diterapkan model
24
pembelajaran CIRC pada kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional diterapkan pada kelas kontrol. CIRC adalah suatu model dalam pembelajaran kooperatif yang digunakan sebagai alternatif bagi guru unuk mengajar siswa. Di dalam model pembelajaran CIRC terdapat komponen-komponen yang dapat membuat kegiatan belajar mengajar menjadi lebih efektif dan membuat siswa lebih kreatif, karena disini siswa bersama dengan kelompoknya dapat mengembangkan dan bertukar pengetahuannya di dalam mempelajari suatu materi yang ditugaskan oleh guru. Siswa dapat memunculkan ide-idenya dan saling berdiskusi untuk menyelesaikan soal. Proses pembelajaran dilaksanakan untuk mengetahui nilai afektif baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol, sedangkan kegiatan praktikum dilaksanakan untuk mengetahui nilai psikomotorik kedua kelas tersebut. Dari kedua kegiatan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol di atas diharapkan akan terjadi peningkatan pemahaman siswa terhadap materi kelarutan dan hasil kali kelarutan sehingga diharapkan hasil belajar yang diperoleh baik. Selanjutnya hasil belajar kedua kelas dibandingkan untuk mengetahui besarnya pengaruh hasil belajar kimia dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan pendekatan SCL.
2.9
Hipotesis Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah ada pengaruh penggunaan
model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan menggunakan pendekatan SCL terhadap hasil belajar kimia siswa SMA N 1 Karangtengah Demak.
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1
Desain Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah Random terhadap Subjek,
yaitu dengan melihat perbedaan hasil post test antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tabel 3.1 Desain Penelitian Kelas Eksperimen Kontrol Keterangan:
Perlakuan X Y
Tes T T
X: Pembelajaran kimia menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan menggunakan pendekatan SCL. Y: Pembelajaran kimia menggunakan metode konvensional T : Hasil nilai post test
3.2
Populasi dan Sampel
3.2.1
Populasi Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah semua siswa kelas XI
IPA SMA N 1 Karangtengah Demak yang terdiri dari 4 kelas dengan jumlah keseluruhan sebanyak 151 siswa.
25
26
Tabel 3.2. Rincian Siswa Kelas XI IPA SMA N 1 Karangtengah Demak Kelas Jumlah Siswa XI IPA 1 38 XI IPA 2 38 XI IPA 3 39 XI IPA 4 36 151 Jumlah Total (Sumber: Administrasi kesiswaan SMA N 1 Karangtengah Demak tahun pelajaran 2010/2011) 3.2.2
Sampel Sampel dalam penelitian ini diambil dengan teknik teknik cluster random
sampling, yaitu secara acak dipilih dua kelas sebagai sampel, dengan syarat populasi tersebut harus bersifat normal dan homogen. Salah satu kelas diberlakukan sebagai kelas eksperimen yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan menggunakan pendekatan student centered learning, sedangkan kelas lainnya diberlakukan sebagai kelas kontrol diajar dengan metode konvensional. Dari hasil random yang dilakukan, diperoleh dua kelas sebagai sampel yaitu kelas XI IPA 4 sebagai kelas eksperimen dan XI IPA 3 sebagai kelas kontrol.
3.3
Variabel Penelitian
3.3.1
Variabel bebas Variabel
bebas
dalam
penelitian ini
adalah
penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan pendekatan SCL dan metode konvensional. 3.2.1. Variabel terikat Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar kimia materi
27
kelarutan dan hasil kali kelarutan siswa kelas XI IPA SMA N 1 Karangtengah Demak.
3.4
Pengambilan Data
3.4.1
Instrumen Penelitian Sebelum alat pengumpulan data yang berupa tes objektif digunakan untuk
pengambilan data, terlebih dahulu dilakukan uji coba. Hasil uji coba dianalisis untuk mengetahui apakah memenuhi syarat sebagai alat pengambilan data atau tidak. 3.4.1.1 Materi dan bentuk Instrumen Materi yang digunakan adalah materi pelajaran kimia kelas XI semester 2 materi pokok Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan dengan merujuk pada silabus dan kurikulum yang berlaku. Bentuk tes yang digunakan pada penelitian yang akan dilaksanakan ini adalah tes pilihan ganda dengan lima buah kemungkinan jawaban dan satu jawaban yang tepat. 3.4.1.2 Metode Penyusunan Instrumen Uji Coba Soal Langkah-langkah penyusunan instrumen uji coba soal adalah sebagai berikut: (1) Mengadakan
pembatasan
dan
penyesuaian
bahan-bahan
yang
akan
diujicobakan. Dalam hal ini adalah materi bidang studi kimia materi pokok Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan. (2) Merancang soal uji coba
28
(a) Menentukan jumlah butir soal dan alokasi waktu yang disediakan. Jumlah butir soal yang diujicobakan adalah 50 butir soal dengan alokasi waktu untuk mengerjakan soal ini adalah 90 menit. (b) Menentukan tipe atau bentuk tes. Tipe tes yang digunakan berbentuk pilihan ganda dengan lima buah pilihan jawaban. (c)Menentukan komposisi jenjang. Komposisi jenjang dari perangkat tes pada penelitian yang akan dilakukan terdiri dari 50 butir soal, yaitu: Aspek pengetahuan (C1) terdiri dari 11 soal = 22 %. Aspek pemahaman (C2) terdiri dari 14 soal = 28 %. Aspek penerapan (C3) terdiri dari 16 soal = 32 %. Aspek analisis (C4) terdiri dari 9 soal = 18 %. (d) Menentukan tabel spesifikasi atau kisi-kisi soal. (e)Menyusun butir-butir soal. (f) Mengujicobakan soal. (g) Menganalisis hasil uji coba, dalam hal validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda perangkat tes yang digunakan. 3.4.1.3 Tahap Pelaksanaan Pada penelitian ini uji coba soal dilakukan pada siswa kelas XII IPA 4 Madrasah Aliyah Negeri Kendal. Perangkat tes yang diujicobakan sebanyak 50 soal. Hasil uji coba dianalisis untuk mengetahui apakah instrumen layak untuk digunakan sebagai alat pengambil data atau tidak.
29
3.4.1.4 Analisis Uji Coba Perangkat Tes Tujuan uji coba adalah untuk memperoleh butir tes yang mempunyai kategori baik dan bisa dipakai untuk penelitian. Analisis perangkat tes adalah analisis untuk mengetahui validitas, reliabilitas, indeks kesukaran soal dan daya pembeda soal. 3.4.1.4.1
Validitas Butir Soal
Rumus yang digunakan untuk analisis validitas yaitu rumus korelasi point biserial.
(Arikunto, 2006: 283). Keterangan: rpbis = koefisien korelasi point biseral Mp = rerata skor yang menjawab benar pada butir soal Mt = rerata skor total p
= proporsi skor siswa yang menjawab benar pada butir soal
q
= proporsi skor siswa yang menjawab benar pada butir soal (1 – p)
St
= standar deviasi total
Lalu signifikansi dapat dicari dengan menggunakan hasil perhitungan rpbis.
dengan n = jumlah siswa Kriteria : Apabila thitung > ttabel maka butir soal valid.
30
Berdasarkan analisis tes uji coba pada Lampiran 5 diperoleh soal yang valid soal nomor 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 24, 25, 26, 30, 31, 32, 33, 37, 38, 40, 41, 42, 43, 46, 47, 49 dan 50. Soal yang tidak valid soal nomor 3, 11, 15, 23, 27, 28, 29, 34, 35, 36, 39, 44, 45 dan 48. Hasil dari analisis data soal uji coba menunjukkan bahwa dalam soal uji coba terdapat 36 butir soal yang valid. Sebanyak 30 soal dari soal yang valid tersebut dapat dijadikan sebagai alat pengukur hasil belajar kognitif dalam penelitian ini. 3.4.1.4. 2 Indeks Kesukaran Soal Rumus yang digunakan untuk mengukur indeks kesukaran soal adalah sebagai berikut : IK = (Arikunto, 2007:208) Keterangan: IK
= indeks kesukaran
B
= jumlah siswa yang menjawab benar pada butir soal
JS
= jumlah seluruh siswa pengikut tes
Kriteria indeks kesukaran soal dalam Arikunto (2007:210) disajikan pada Tabel 3.3. Tabel 3.3 Kriteria Indeks Kesukaran soal Interval IK IK = 00,00 0,00 < IK ≤ 0,30 0,30 < IK ≤ 0,70 0,70 < IK < 1,00 IK = 1,00
Kriteria Terlalu Sukar Sukar Sedang Mudah Terlalu Mudah
31
Berdasarkan perhitungan hasil tes uji coba kelas uji coba pada Lampiran 5, maka diperoleh hasil tingkat kesukaran yang berbeda- beda. Soal yang berkriteria mudah berjumlah 3 soal yaitu soal nomor 3, 45 dan 48. Soal yang berkriteria sedang berjumlah 37 soal yaitu soal nomor 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 19, 21, 23, 25, 26, 29, 31, 33, 35, 36, 37, 38, 40, 41, 42, 43, 44, 46, 47, 49, dan 50. Soal yang berkriteria sukar berjumlah 10 soal yaitu soal nomor 18, 20, 22, 24, 27, 28, 30, 32, 34 dan 39. Perhitungan tingkat kesukaran soal uji coba selengkapnya disajikan dalam Lampiran 8. 3.4.1.4.3 Daya Pembeda Soal Rumus yang digunakan untuk menghitung daya pembeda soal adalah sebagai berikut :
(Arikunto, 2007 : 211) Keterangan: DP
= daya pembeda soal
JBA
= jumlah siswa yang menjawab benar pada butir soal pada kelompok atas
JBB
= jumlah siswa yang menjawab benar pada butir soal pada kelompok bawah
JSA
= banyaknya siswa pada kelompok atas
32
Kriteria yang digunakan seperti Tabel 3.4 di bawah ini : Tabel 3.4 Kriteria Daya Pembeda Soal Interval DP DP ≤ 0,00 0,00 < DP ≤ 0,20 0,20 < DP ≤ 0,40 0,40 < DP ≤ 0,70 0,70 < DP ≤ 1,00
Kriteria Sangat jelek Jelek Cukup Baik Sangat baik
Berdasarkan analisis uji coba diperoleh soal yang mempunyai daya pembeda jelek ada 1 soal, yaitu soal nomor 29. soal yang mempunyai daya pembeda baik ada 27 soal, yaitu soal nomor 1, 2, 4, 5, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 16, 17, 19, 21, 25, 26, 33, 37, 38, 40, 41, 42, 43, 46, 47, 49 dan 50. Perhitungan daya pembeda soal disajikan dalam Lampiran 7. 3.4.1.4.4 Reliabilitas Reliabilitas dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan rumus KR21, dengan rumus sebagai berikut:
(Arikunto, 2006:103) Keterangan : r11 = Reliabilitas soal M = Rata-rata skor awal N = Jumlah butir soal St2 = Variasi skor total Kriteria tes instrumen dikatakan reliabel jika r > r 11
tabel
Selanjutnya r11 dikonsultasikan dengan r tabel product moment. Pada soal
33
uji coba berdasarkan analisis reliabilitas instrumen pada soal post test dengan jumlah butir soal 30 dengan taraf signifikan 5% diperoleh r11 = 0,813. Harga r11 > rtabel maka instrumen reliabel. Perhitungan reliabilitas soal ini dapat dilihat pada Lampiran 9. 3.4.2
Teknik Pengambilan Data
3.4.2.1 Metode Dokomentasi Metode dokumentasi digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai daftar nama-nama siswa dan data nilai ulangan akhir semester I mata pelajaran kimia kelas XI IPA SMA N 1 Karangtengah Demak. Data ini digunakan untuk analisis tahap awal. 3.4.2.2 Metode Tes Metode tes digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar setelah proses pembelajaran. Evaluasi dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Bentuk tes berupa tes obyektif yang dilaksanakan setelah kedua kelas diberi satu pokok bahasan dengan perlakuan yang berbeda. Tes yang diberikan tersebut telah diujicobakan terlebih dahulu pada kelas uji coba. 3.4.2.3 Metode observasi Metode ini digunakan untuk memperoleh data yang dapat memperlihatkan pengelolaan pembelajaran kooperatif tipe CIRC oleh guru dan partisipasi siswa dikelompoknya dan juga kerja kelompok secara keseluruhan. Lembar pengamatan ini mengukur secara individual maupun kelas bagi keaktifan mereka belajar. Lembar pengamatan berisi tentang penilaian aspek afektif dan psikomotorik selama pembelajaran.
34
3.4.2.4 Angket Angket atau kuesioner dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang diri responden atau informasi tentang orang lain (Margono, 2004:167). Metode ini digunakan untuk memperoleh data mengenai tanggapan siswa terhadap pembelajaran kimia.
3.5 Metode Analisis Data Setelah diketahui bahwa kedua kelompok sampel memiliki kemampuan awal yang sama. Selanjutnya dapat dilakukan perlakuan/eksperimen. Kelompok eksperimen diberi perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan pendekatan SCL, sedangkan kelompok kontrol diberi perlakuan dengan metode pembelajaran konvensional. Setelah kedua sampel diberi perlakuan yang berbeda, maka dilakukan tes akhir berbentuk tes pilihan ganda. Hasil tes ini akan diperoleh data yang digunakan sebagai dasar dalam menguji hipotesis penelitian. Analisis data dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut: 3.5.1
Analisis Tahap Awal Adapun langkah yang dilakukan pada analisis data tahap awal ini
digunakan uji normalitas dan uji homogenitas populasi. 3.5.1.1
Uji Normalitas Populasi Uji ini berfungsi untuk menunjukkan populasi berdistribusi normal atau
tidak. Metode yang digunakan dalam uji ini yaitu metode chi kuadrat (χ2).
35
Persamaannya adalah sebagai berikut : χ2 =
k
Oi Ei 2
i 1
Ei
( Purwanto, 2011 : 157) Keterangan: χ2
= chi kuadrat
Oi
= frekuensi hasil pengamatan
Ei
= frekuensi harapan
k
= banyaknya kelas interval
kriteria pengujian hipotesis sebagai berikut : (1) Ho diterima jika χ2
hitung
< χ2
tabel
dengan derajat kebebasan dk = k – 3,
yang berarti distribusi data tidak berbeda dengan distribusi normal atau data berdistribusi normal. (2) Ho ditolak jika χ2 hitung
χ2 tabel dengan derajat kebebasan dk = k – 3, yang
berarti distribusi data berbeda dengan distribusi normal atau data tidak berdistribusi normal 3.5.1.2
Uji Homogenitas Populasi Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah populasi yang
diambil sampelnya homogen atau tidak. Langkah-langkah perhitungannya sebagai berikut: 1. Menghitung varians dari masing-masing kelas (si2).
36
2. Menghitung varians gabungan dari semua kelas dengan rumus:
3. Menghitung harga satuan B dengan rumus: B = (logs2) (ni – 1) 4. Menghitung nilai statistik chi kuadrat (χ2) dengan rumus:
Keterangan : ni = jumlah siswa si2 = varians masing- masing kelas s2 = varians gabungan dari semua kelas Kriteria pengujian hipotesis sebagai berikut: Ho diterima jika χ2hitung ≤ χ2 (1-α) (k-1) , dimana χ2 (1-α) (k-1) didapat dari daftar distribusi chi kuadrat dengan peluang (1-α) dan dk = (k-1). Hal ini berarti bahwa varians dari populasi tidak berbeda satu dengan yang lain atau sama (homogen) (Sudjana, 2005:263). 3.5.2
Analisis Tahap Akhir Analisis tahap akhir bertujuan untuk menjawab hipotesis penelitian yang
telah dikemukakan yaitu ada pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan menggunakan pendekatan SCL terhadap hasil belajar kimia siswa SMA N 1 Karangtengah Demak . Data yang digunakan dalam analisis ini yaitu nilai akhir (post test). Analisis data tahap akhir ini meliputi uji normalitas, uji kesamaan dua varians, uji hipotesis, análisis terhadap pengaruh
37
antar variabel, penentuan koefisisen determinasi, uji ketuntasan, análisis angket, análisis aspek afektif dan psikomotorik. 3.5.2.1 Uji Normalitas Uji ini berfungsi untuk mengetahui apakah data nilai tes hasil belajar siswa pada materi pokok kelarutan dan hasil kali kelarutan pada kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan pendekatan SCL dan kelas yang menggunakan metode konvensional terdistribusi normal atau tidak. Untuk menentukan uji selanjutnya menggunakan statistik parametrik atau non parametrik. Uji normalitas yang digunakan adalah uji chi kuadrat (χ2) , persamaannya adalah sebagai berikut : χ2 =
k
Oi Ei 2
i 1
Ei
(Purwanto, 2011:157) Keterangan: χ2 = chi kuadrat Oi = frekuensi hasil pengamatan Ei = frekuensi harapan k
= banyaknya kelas interval
kriteria pengujian hipotesis sebagai berikut : (1 ) Ho diterima jika χ2hitung < χ2 (1-α) (k-1) yang berarti distribusi data tidak berbeda dengan distribusi normal atau data berdistribusi normal.
38
(2) Ho ditolak jika χ2hitung
χ2 (1-α) (k-1) yang berarti distribusi data
berbeda dengan distribusi normal atau data tidak berdistribusi normal. 3.5.2.2 Uji Kesamaan Dua Varians Uji ini digunakan untuk mengetahui kesamaan varians antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, sehingga dapat digunakan untuk menentukan rumus uji hipotesis yang digunakan. Rumus yang digunakan untuk uji kesamaan dua varians sebagai berikut :
(Sudjana, 2005:250). Kriteria pengujiannya : jika harga Fhitung < Ftabel, dengan n1-1 dk pembilang, n2-1 dk penyebut, maka dapat dikatakan kedua kelas memiliki kesamaan varians atau kedua kelas tersebut homogen. 3.5.2.3 Uji hipotesis Uji hipotesis digunakan untuk membuktikan kebenaran dari hipotesis yang diajukan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji perbedaan dua rata-rata satu pihak kanan. Uji satu pihak kanan digunakan untuk membuktikan hipotesis yang menyatakan bahwa rata-rata nilai post test kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol. (1) Jika s12 = s22 digunakan rumus thitung
t
M1 M 2 s
1 1 n1 n 2
39
dimana
dk = n1 + n2 -2 (Sudjana, 2005:239-240). Keterangan : M1 = rata- rata nilai kelas eksperimen M2 = rata- rata nilai kelas kontrol s12 = varians nilai- nilai kelas tes eksperimen s22 = varians nilai- nilai kelas tes kontrol n1
= jumlah anggota kelas eksperimen
n2
= jumlah anggota kelas kontrol
Kriteria pengujian hipotesis sebagai berikut : 1. Ho diterima jika thitung < t(1-α)(n1+n2-2). Hal ini berarti tidak ada pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperaif tipe CIRC dengan pendekatan SCL terhadap hasil belajar kimia. 2. Ho ditolak jika thitung t(1-α)(n1+n2-2). Hal ini berarti ada pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperaif tipe CIRC dengan pendekatan SCL terhadap hasil belajar kimia.
40
(2) Jika s12 ≠ s22 Rumus yang digunakan adalah :
Keterangan : M1
= rata- rata nilai kelas eksperimen
M2
= rata- rata nilai kelas kontrol
s1 2
= varians nilai- nilai kelas tes eksperimen
s2 2
= varians nilai- nilai kelas tes kontrol
n1
= jumlah anggota kelas eksperimen
n2
= jumlah anggota kelas kontrol
Kriteria yang digunakan adalah terima hipotesis Ho jika :
dengan an
(Sudjana, 2005:241).
41
3.5.2.4
Analisis terhadap pengaruh antar variabel
Rumus yang digunakan untuk menganalisis pengaruh antar variabel adalah:
Keterangan : rb : koefisien biserial M1 : rata-rata hasil belajar kelas eksperimen M2 : rata-rata hasil belajar kelas kontrol p : proporsi pada kelas eksperimen q : proporsi pada kelas kontrol u : Tinggi ordinat dari kurva normal baku pada titik z yang memotong bagian luas normal baku menjadi bagian p dan q Sy : Simpangan baku dari kedua kelompok (Sudjana, 2005: 390). Tabel 3.5 Pedoman untuk memberikan interprestasi terhadap koefisien korelasi biserial (rb) Interval Koefisien 0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000 (Sugiyono, 2008 : 184) 3.5.2.5
Tingkat Hubungan Sangat rendah Rendah Sedang Kuat Sangat kuat
Penentuan Koefisien Determinasi Koefisien determinasi adalah koefisien yang menyatakan berapa persen
(%) besarnya pengaruh suatu variabel bebas terhadap variabel terikat. Dalam hal ini pengaruh model pembelajaran Kooperatif tipe CIRC dengan pendekatan SCL
42
terhadap hasil belajar kimia siswa di SMA N 1 Karangtengah Demak. Rumus yang digunakan: KD = rb2 x 100% dimana, KD : koefisien determinasi (Sudjana, 2005:369). 3.5.2.6
Uji Ketuntasan Belajar Perhitungan ketuntasan hasil belajar ini mengacu pada KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal) yang digunakan SMA Negeri 1 Karangtengah Demak, yaitu sebesar 65. Ketuntasan belajar klasikal atau ketuntasan belajar kelas dilihat dari jumlah peserta didik yang mampu mencapai KKM sekurang-kurangnya 85% dari jumlah seluruh peserta didik yang ada di kelas tersebut. Persentase ketuntasan belajar klasikal dihitung dengan rumus: % ketuntasan klasikal
3.5.2.7
Jumlah siswa tuntas x 100 % Jumlah siswa
Analisis Hasil Belajar Afektif dan Psikomotorik Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif yang bertujuan untuk
mengetahui nilai afektif dan psikomotorik siswa baik kelas eksperimen maupun kontrol. Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai afektif dan psikomotorik siswa adalah: Persentase skor =
43
Tabel 3.6 Kriteria % Skor Total Aspek Afektif dan Psikomotorik Nilai tiap aspek 85< skor ≤ 100 70 <skor ≤ 85 55 <skor ≤ 70 40 < skor ≤ 55 25 <skor ≤ 40
Kategori Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang
Tiap aspek dari hasil belajar afektif dan psikomotorik dianalisis untuk mengetahui rata-rata nilai tiap aspek dalam satu kelas tersebut. Rumus yang digunakan yaitu: Rata - rata nilai tiap aspek
Jumlah nilai Jumlah responden
Dari tiap aspek dalam penilaian afektif maupun psikomotorik dapat dikategorikan sebagai berikut : Tabel 3.7 Kategori Rata-Rata Nilai Tiap Aspek Afektif dan Psikomotorik Rata-rata nilai tiap aspek Kategori 3,4 – 4,0 Sangat tinggi 2,8 – 3,4 Tinggi 2,2 – 2,8 Cukup 1,6 – 2,2 Rendah 1 – 1,6 Sangat rendah
3.5.2.8 Analisis Data Angket Pada analisis tahap akhir ini, digunakan data hasil pengisian angket oleh siswa. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran kimia materi pokok kelarutan dan hasil kali kelarutan. Rumus yang digunakan adalah: Rata - rata nilai tiap aspek
Jumlah nilai Jumlah responden
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian Berdasarkan pengumpulan data dan penelitian yang telah dilakukan di
SMA Negeri 1 Karangtengah Demak pada pelajaran kimia materi kelarutan dan hasil kali kelarutan pada kelas XI IPA diperoleh hasil sebagai berikut. 4.1.1
Analisis Data Tahap Awal Data yang digunakan untuk anaisis data awal adalah nilai pada ujian
semester gasal seperti yang disajikan dalam Lampiran 11. Data awal populasi dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Data Awal Populasi Kelas
N
Rata- Rata
SD
XI IPA 1 XI IPA 2 XI IPA 3 XI IPA 4
38 38 39 36
72,76 73,16 73,74 74,69
5,494 4,989 5,300 4,985
Skor tertinggi 83 84 84 85
Skor terendah 60 62 62 63
4 .1.1.1 Uji Normalitas Populasi Hasil uji normalitas data awal yang telah dilakukan disajikan dalam Tabel 4.2. Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Data Awal Kelas XI IPA 1 XI IPA 2 XI IPA 3 XI IPA 4
χ 2hitung 3,40 1,77 1,64 0,13
χ 2tabel 7,81 7,81 7,81 7,81
44
Kriteria Berdistribusi normal Berdistribusi normal Berdistribusi normal Berdistribusi normal
45
4.1.1.2
Uji Homogenitas Populasi Hasil uji homogenitas data awal yang telah dilakukan disajikan dalam
Tabel 4.3 Berikut : Tabel 4.3 Hasil Uji Homogenitas Data Awal Data Skor Siswa Test Semester Gasal
χ 2hitung
χ 2tabel
Kriteria
0,5054
7.8147
Homogen
Perhitungan homogenitas selengkapnya disajikan dalam Lampiran 16. 4.1.2
Analisis Data Tahap Akhir Analisis data tahap akhir ini meliputi uji normalitas, uji kesamaan dua
varians, uji hipotesis, análisis terhadap pengaruh antar variabel, penentuan koefisisen determinasi, uji ketuntasan, análisis angket, análisis aspek afektif dan psikomotorik. 4. 1.2.1 Uji Normalitas Hasil analisis uji normalitas data post test dapat disajikan dalam Tabel 4.4. Tabel 4.4 Uji Normalitas Hasil Post test Kelas Eksperimen Kontrol
χ2hitung
dk
χ2tabel
kriteria
4,48 1,26
3 3
7,81 7,81
Normal Normal
Hasil analisis selengkapnya disajikan dalam Lampiran 38 dan 39. 4.1.2.2 Hasil Uji Kesamaan Dua Varians Hasil analisis uji kesamaan dua varians data post test dapat dilihat dalam Tabel 4.5.
46
Tabel 4.5 Hasil Uji Kesamaan Dua Varians Data Post test Data Kelas Post test Eksperimen Kontrol
s2 43,08 38,92
dk 35 38
Fhitung
Ftabel
Kriteria Kedua kelas 1,11 1,73 mempunyai varians yang sama Hasil analisis selengkapnya disajikan dalam Lampiran 40.
4.1.2.3 Uji hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji satu pihak kanan. Hasil uji satu pihak kanan disajikan dalam Tabel 4. 6. Tabel 4. 6. Hasil Uji Satu Pihak Kanan Kelas
Rata-rata
Varians
Eksperimen Kontrol
79,19 71,92
43,08 38,91
Dk thitung
ttabel
Kriteria
73
1,67
Kelas eksperimen lebih baik
4,92
Perhitungan selengkapnya disajikan dalam Lampiran 41. 4.1.2.4 Analisis terhadap Pengaruh Antar Variabel Berdasarkan data diperoleh besarnya
1
= 79,19;
2=
71,92; Sy = 7,33; p
= 0,48; q = 0,52 dan z = 0,05 yang diperoleh dari Tabel kurva normal (Sudijono, 2009:486). Berdasarkan dari perhitungan dalam Lampiran 43 diperoleh besarnya koefisien korelasi biserial hasil belajar siswa (rb) sebesar 0,62. 4.1.2.5 Penentuan Koefisien Determinasi Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh besarnya koefisien korelasi biserial hasil belajar (rb) sebesar 0,62 sehingga besarnya koefisien determinasi (KD) adalah 38,62%. Perhitungan koefisien determinasi hasil belajar disajikan dalam Lampiran 43.
47
4.1.2.6
Uji ketuntasan hasil belajar Hasil persentase ketuntasan hasil belajar klasikal kelas eksperimen dan
kelas kontrol disajikan dalam Tabel 4.7. Tabel 4.7. Hasil Persentase Ketuntasan Belajar Klasikal Kelas Eksperimen Kontrol
Rata-rata kelas
% Ketuntasan
Kriteria
79,19 71,92
94,44 87,18
Tuntas Tuntas
Perhitungan ketuntasan data post test kelas eksperimen dan kelas kontrol selengkapnya terdapat dalam Lampiran 42. 4.1.2.7 Hasil Belajar Aspek Afektif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Rata-rata nilai afektif kelas eksperimen disajikan dalam Tabel 4.8. Tabel 4.8. Rata-Rata Skor Tiap Aspek Afektif pada Kelas Eksperimen No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Aspek Kehadiran siswa di kelas Aspek perhatian saat mengikuti pelajaran Keseriusan dan ketepatan waktu mengerjakan tugas Kecakapan berkomunikasi lisan dalam menyampaikan pendapat/ informasi Keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan Keberanian siswa dalam mengerjakan tugas di depan kelas Kelengkapan buku catatan Sikap/ tingkah laku terhadap guru Kejujuran dalam mengerjakan tes Kemampuan memecahkan soal
Skor Rata- rata 3,25 3,39
Kriteria Tinggi Tinggi
3,17
Tinggi
3,00
Tinggi
2,94
Tinggi
3,28
Tinggi
3,00 3,64 3,06 3,19
Tinggi Sangat Tinggi Tinggi Tinggi
48
Rata-rata nilai afektif kelas kontrol disajikan dalam Tabel 4.9. Tabel 4.9. Rata-Rata Skor Tiap Aspek Afektif pada Kelas Kontrol No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Aspek Kehadiran siswa di kelas Aspek perhatian saat mengikuti pelajaran Keseriusan dan ketepatan waktu mengerjakan tugas Kecakapan berkomunikasi lisan dalam menyampaikan pendapat/ informasi Keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan Keberanian siswa dalam mengerjakan tugas di depan kelas Kelengkapan buku catatan Sikap/ tingkah laku terhadap guru Kejujuran dalam mengerjakan tes Kemampuan memecahkan soal
Skor Rata- rata 3,23 3,31
Kriteria Tinggi Tinggi
3,05
Tinggi
2,85
Tinggi
2,92
Tinggi
3,13
Tinggi
2,95 3,41 3,03 2,82
Tinggi Sangat Tinggi Tinggi Tinggi
Perbandingan skor rata- rata tiap aspek afektif kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan dalam Gambar 4.1.
Gambar 4.1 Perbandingan Skor Rata-Rata Tiap Aspek Afektif Perincian nilai afektif siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan dalam Lampiran 24 dan 25.
49
4.1.2.8 Hasil Belajar Aspek Psikomotorik Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Rata-rata skor psikomotorik untuk masing-masing aspek dari kelas eksperimen disajikan dalam Tabel 4.10. Tabel 4.10 Rata-Rata Nilai Psikomotorik Pada Kelompok Eksperimen No 1 2 3 4 5 6 7
Aspek Persiapan praktikum Dinamika kelompok Keterampilan alat dan bahan Keterampilan menggunakan alat Keterampilan melakukan pengamatan Kerjasama dalam kelompok Laporan
Skor Rata- rata 3,25 2,94 3,40 3,25 3,36
Kriteria Tinggi Tinggi Sangat Tinggi Tinggi Tinggi
3,28 3,25
Tinggi Tinggi
Hasil perhitungan selengkapnya disajikan dalam Lampiran 28. Rata-rata skor psikomotorik untuk masing-masing aspek dari kelas kontrol disajikan dalam Tabel 4.11. Tabel 4.11 rata-rata nilai psikomotorik pada kelompok kontrol No 1 2 3 4 5 6 7
Aspek Persiapan praktikum Dinamika kelompok Keterampilan alat dan bahan Keterampilan menggunakan alat Keterampilan melakukan pengamatan Kerjasama dalam kelompok Laporan
Skor Rata- rata 3,01 2,92 3,24 3,03 3,22
Kriteria Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
3,19 3,06
Tinggi Tinggi
Hasil perhitungan selengkapnya disajikan dalam Lampiran 30. Perbandingan skor rata-rata tiap aspek psikomotorik kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan dalam Gambar 4.2.
50
Gambar 4.2 Perbandingan Skor Rata-Rata Tiap Aspek Psikomotorik 4.1.2.9 Analisis Angket Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran Hasil penyebaran angket kelas eksperimen disajikan dalam Gambar 4.3 dan Tabel 4.12. Perhitungan selengkapnya disajikan dalam Lampiran 32.
Gambar 4.3 Grafik hasil angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran kelas eksperimen
51
Tabel 4.12. Hasil angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran
No
Aspek
1 2
Perhatian saat proses pembelajaran Menghubungkan isi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari Terampil bertanya dalam diskusi kelompok Mencatat materi pelajaran Puas terhadap tugas yang diselesaikan berusaha menjawab pertanyaan Membawa buku kimia saat KBM Materi pembelajaran yang menarik kecakapan bekerja sama dengan kelompok Keingintahuan lebih lanjut terhadap materi Percaya akan berhasil dalam tes Bertanya kepada guru jika tidak paham Serius dalam mengikuti pelajaran senang mengikuti pelajaran kimia aktif bertanya jika menemukan hal yang kurang jelas Berpartisipasi dalam diskusi kelompok Mengumpulkan tugas tepat waktu Mengerjakan tes dengan kemampuan sendiri Paham dengan materi yang disampaikan dengan model pembelajaran Guru menyampaikan materi dengan mudah Rata- rata
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Persentase Kelas Eksperimen SS S TS STS 11 80 6 3 3 57 34 6
Persentase Kelas Kontrol SS S TS STS 8 70 22 0 8 43 46 3
9
60
31
0
3
51
46
0
11 9 14 43 6 17 17 9 17 9 17 11
71 31 66 46 74 80 80 63 57 60 40 69
17 60 20 9 20 3 3 26 26 31 43 17
0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 3
8 3 14 11 0 3 5 0 5 0 0 0
57 27 59 78 59 89 65 54 65 68 51 51
32 65 27 8 38 8 27 43 30 32 43 46
3 5 0 3 3 0 3 3 0 0 5 3
20 20 14
63 71 54
17 9 31
0 0 0
0 8 5
81 70 41
19 22 49
0 0 5
9
57
34
0
3
49
46
3
29 15
69 62
3 22
0 1
3 4
70 60
27 34
0 2
Hasil penyebaran angket kelas kontrol disajikan dalam Gambar 4.4 dan Tabel 4.12. Perhitungan selengkapnya disajikan dalam Lampiran 32.
52
Gambar 4.4 Grafik hasil angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran kelas kontrol
4.2
Pembahasan Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 Karangtengah Demak. Populasi
penelitian kelas XI IPA yang terdiri dari empat kelas yaitu XI IPA 1, XI IPA 2, XI IPA 3 dan XI IPA 4. Sebelum dilakukan pengambilan sampel, peneliti melakukan tahap analisis awal data dari populasi dianalisis terlebih dahulu dengan uji homogenitas dan normalitas. Berdasarkan hasil analisis data populasi nilai ujian kimia semester I yaitu uji normalitas diperoleh bahwa data berdistribusi normal karena pada seluruh data diperoleh χ2hitung < χ2tabel dengan dk = 3 dan α = 5%. Pada uji homogenitas diperoleh χ2hitung (0,5054) < χ2tabel (7,81) dengan dk = 3 dan α = 5% yang berarti populasi mempunyai varians yang sama (homogen). Selanjutnya pemilihan sampel dilakukan dengan mengambil 2 dari 4 kelas secara acak menggunakan teknik cluster random sampling. Setelah diambil secara acak
53
diperoleh kelas XI IPA 4 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA 3 sebagai kelas kontrol. Pada kelas yang terpilih sebagai kelas eksperimen diberi pembelajaran kimia dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan pendekatan SCL. Pada kelas kontrol pembelajaran kimia diberikan dengan metode konvensional. Setelah diberikan pembelajaran dengan perlakuan yang berbeda, diperoleh rata-rata hasil belajar kimia aspek kognitif kelas eksperimen yang mendapatkan pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan pendekatan SCL adalah 79,19 sedangkan kelas kontrol yang mendapatkan pembelajaran konvensional adalah 71,92. Pada analisis data akhir menggunakan uji normalitas, uji kesamaan dua varians, uji hipotesis satu pihak kanan dan uji ketuntasan belajar. Data yang digunakan pada analisis tahap akhir adalah nilai post test. Hasil uji normalitas diperoleh data post test berdistribusi normal karena diperoleh χ2hitung < χ2tabel dengan dk = 3 dan α = 5%. Oleh karena itu uji selanjutnya menggunakan statistik parametrik. Hasil uji kesamaan varians diperoleh F
hitung
(1,11) < F
tabel
(1,73) dengan dk pembilang 35 dan dk penyebut
38, yang berarti bahwa kedua kelas memiliki varians hasil belajar yang sama. Hasil analisis data menunjukkan bahwa kelas yang diberi pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan pendekatan SCL hasil
belajarnya
lebih
baik
dibandingkan
kelas
yang pembelajarannya
menggunakan metode konvensional. Berdasarkan hasil uji perbedaan rata- rata (uji satu pihak) yang menunjukan bahwa thitung (4,92) > ttabel (1,67) dengan dk = 73 dan α = 5% yang berarti kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol,
54
sehingga dapat pula disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan pendekatan SCL lebih baik daripada metode konvensional. Pada pembelajaran kooperatif tipe CIRC, pembagian kelompok secara heterogen, ketua kelompok dipilih atas kemampuan akademiknya. Setiap ketua kelompok bertanggungjawab atas kesulitan setiap anggota kelompoknya dan memastikan bahwa setiap anggota kelompok memahami tugas yang diberikan. Selama proses pembelajaran berlangsung, siswa didorong untuk mengajukan pertanyaan, mencari informasi dan mengungkapkan pendapatnya, dalam hal ini guru bertindak sebagai pembimbing yang menyediakan bantuan, namun siswa berusaha
untuk
bekerja
secara
kelompok
dalam
menyelesaikan
suatu
permasalahan. Selanjutnya di akhir pelajaran, siswa didorong untuk menyatakan ide-idenya secara terbuka dan bebas sebagai refleksi dari proses pembelajaran yang tadi dilakukan. Dalam penelitian ini tidak hanya aspek kognitif saja yang diukur, tetapi juga pada aspek afektif dan psikomotorik. Penilaian aspek afektif diperoleh dari hasil observasi terhadap siswa pada saat proses pembelajaran oleh guru, sedangkan penilaian aspek psikomotorik siswa diperoleh dari hasil observasi terhadap siswa pada saat proses pembelajaran yaitu pada saat melakukan praktikum oleh observer. Nilai afektif dan psikomotorik diperoleh dari jumlah skor tiap aspek dibagi dengan skor total kemudian dikalikan seratus persen. Kategori tiap aspek afektif dan psikomotorik yang digunakan untuk menilai siswa meliputi sangat tinggi (3,4–4,0), tinggi (2,8–3,4), cukup (2,2–2,8),
55
rendah (1,6–2,2) dan sangat rendah (1-1,6). Jumlah aspek dan kategori yang diobservasi untuk kelas eksperimen sama dengan kelas Kontrol. Indikator penilaian afektif antara lain, aspek kehadiran siswa di kelas, perhatian saat mengikuti pelajaran, keseriusan dan ketepatan waktu mengerjakan tugas, kecakapan berkomunikasi lisan dalam menyampaikan pendapat/ informasi, keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan, keberanian siswa dalam mengerjakan tugas di depan kelas, kelengkapan buku catatan, sikap/ tingkah laku terhadap guru, kejujuran dalam mengerjakan tes, kemampuan memecahkan soa. Rata-rata
nilai afektif siswa kelas eksperimen sebesar 79,79 yang
termasuk dalam kategori baik sedangkan pada kelas kontrol sebesar 76,73 yang termasuk dalam kategori baik. Rata-rata nilai afektif siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol sudah mencapai kriteria ”baik”, namun antara keduanya memiliki perbedaan kuantitatif, yaitu besarnya rata-rata nilai afektif kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan rata-rata nilai afektif kelas kontrol. Hal ini menunjukkan hasil belajar afektif pada kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan pendekatan SCL masing- masing siswanya sibuk dengan tugas yang telah diberikan. Mereka lebih terfokus pada tugasnya masing- masing, sehingga mereka harus bekerjasama dalam berpikir, aktif dan kreatif untuk memecahkan suatu permasalahan. Pada pembelajaran kelas eksperimen guru berfungsi sebagai motivator dan fasilitator. Dalam pembelajaran ini keaktifan siswa lebih ditekankan sehingga akan menumbuhkan motivasi belajar pada siswa sehingga akan berpengaruh
56
terhadap hasil belajar siswa. Pada kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional yang monoton membuat siswa menjadi kurang tertarik, bosan, kurang terfokus perhatiannya dan kurang termotivasi untuk belajar. Hasil observasi penilaian aspek afektif menunjukan bahwa perhatian siswa kelas kontrol dalam mengikuti pelajaran sebesar 3,31 dengan kategori tinggi. Nilai ini lebih kecil bila dibandingkan dengan kelas eksperimen yaitu sebesar 3,39 dengan kategori tinggi. Siswa kelas kontrol kurang banyak mengajukan pertanyaan pada saat proses pembelajaran berlangsung, hal ini karena siswa kelas kontrol kurang tertarik pada materi yang disampaikan oleh guru yang hanya menggunakan metode konvensional. Selain itu karena metode konvensional yang digunakan oleh guru dapat membuat siswa menjadi bosan akibatnya konsentrasi siswa dapat terpecah sehingga hanya sedikit siswa yang berkonsentrasi pada pelajaran dan mencatat penjelasan guru dengan lengkap. Berdasarkan penilaian afektif, aspek kelengkapan buku catatan kelas kontrol sebesar 2,95 dengan kategori tinggi sedangkan kelas eksperimen sebesar 3,00 dengan kategori tinggi. Penilaian aspek psikomotorik siswa diperoleh dari hasil observasi terhadap siswa pada saat proses pembelajaran yaitu pada saat melakukan praktikum. Ada tujuh aspek yang diobservasi pada penilaian psikomotorik yaitu persiapan praktikum, dinamika kelompok, keterampilan mengenal alat dan bahan, keterampilan menggunakan alat, keterampilan melakukan, pengamatan, kerjasama dalam kelompok dan laporan.
57
Rata-rata nilai psikomotorik siswa pada kelas eksperimen sebesar 81,20 yang termasuk dalam kategori baik sedangkan pada kelas kontrol sebesar 77,43 yang termasuk dalam kategori baik. Berdasarkan hasil analisis dapat dikatakan bahwa kelas eksperimen mempunyai 6 aspek awal yang tinggi yaitu kemampuan siswa dalam mempersiapkan praktikum, kemampuan siswa dalam dinamika kelompok, keterampilan siswa dalam menggunakan alat, kemampuan siswa dalam melakukan pengamatan, kemampuan siswa dalam kerjasama dalam kelompok dan alat dan kemampuan siswa dalam membuat laporan, sedangkan kemampuan siswa dalam menyiapkan alat dan bahan sangat tinggi. Kelas kontrol memiliki 7 aspek dengan kriteria tinggi. Aspek kemampuan kerjasama antar kelompok pada kelas eksperimen termasuk dalam kriteria tinggi yaitu sebesar 3,28 sedangkan kelas kontrol termasuk dalam kriteria tinggi sebesar 3,19. Hasil belajar psikomotorik siswa kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol karena pada kelas eksperimen kerjasama antar kelompok terjalin sangat baik karena mereka telah terbiasa dengan kelompok mereka masing-masing sedangkan pada kelas kontrol kerjasama kelompok kurang karena pada kelas kontrol tidak diterapkan suatu pembelajaran kooperatif yang mengajarkan kepada siswa untuk pandai dalam kerjasama kelompok. Penyebaran angket dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana penerimaan siswa terhadap proses pembelajaran kimia. Ketertarikan siswa terhadap pembelajaran merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu kelas eksperimen sebanyak 80% pada pilihan setuju dan 6%
58
pada pilihan tidak setuju yang menyatakan bahwa mereka memperhatikan pelajaran saat proses pembelajaran berlangsung sedangkan kelas kontrol sebanyak 70 % siswa pada pilihan setuju, 22 % pada pilihan tidak setuju. Pembelajaran kimia kelas eksperimen lebih menyenangkan, dan dapat membuat siswa lebih mudah memahami materi, hal ini dapat dilihat bahwa siswa eksperimen lebih aktif dalam mengajukan pertanyaan dalam pembelajaran dan mereka lebih termotivasi untuk giat belajar. Kelas eksperimen yang menyatakan bahwa siswa menjadi aktif bertanya dalam proses pembelajaran yaitu sebanyak 69% setuju dan 17% tidak setuju, sedangkan pada kelas kontrol 51% setuju dan 46% tidak setuju. Berdasarkan angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran kimia, siswa kelas eksperimen lebih memberikan respon positif terhadap pembelajaran kimia dibandingkan kelas kontrol. Hasil belajar kognitif kelas eksperimen dengan pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan pendekatan SCL lebih baik dibandingan kelas kontrol dengan metode konvensional. Hal ini didukung dengan hasil belajar afektif dan psikomotorik yang dapat dilihat dari rata- rata hasil belajar kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol, serta angket tanggapan siswa kelas eksperimen yang lebih memberikan respon positif terhadap pembelajaran kimia. Ketuntasan hasil belajar kognitif diperoleh dari hasil post test pokok bahasan kelarutan dan hasil kali kelartutan kedua kelas telah mencapai ketuntasan belajar. Hal ini karena proses pembelajaran pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan telah berhasil dengan baik dan rata- rata nilai post test lebih dari 65. Hasil analisis ketuntasan belajar diperoleh persentase ketuntasan belajar klasikal untuk kelas eksperimen sebesar
59
94,44% dan rata-rata hasil belajar sebesar 79,19 sedangkan kelas kontrol persentase ketuntasan belajar klasikal sebesar 87,18% dan rata- rata hasil belajar sebesar 71,92%. Kedua kelas sudah mencapai ketuntasan belajar karena persentase ketuntasan belajar klasikal lebih dari 85% dari jumlah siswa yang ada di kelas tersebut yang telah mencapai ketuntasan individu . Berdasarkan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan pendekatan SCL dalam pembelajaran kimia memberikan pengaruh positif terhadap hasil pembelajaran siswa baik kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Ada beberapa faktor yang menyebabkan hal tersebut sesuai dengan Soedjoko (2010:69), yaitu : (1) dengan dibentuk kelompok-kelompok kecil, memberi kesempatan pada siswa untuk dapat berdiskusi dan berpendapat dengan teman-teman lainya dalam situasi yang terbuka dan dapat memicu siswa untuk meningkatkan ketrampilan komunikasi. (2) Dalam proses pembelajaran kooperatif CIRC, tugas siswa adalah membaca soal, membuat prediksi penyelesaian dan menyelesaikan soal secara teoritis dan urut. Setiap siswa dalam kelompok bekerjasama dan saling merevisi pengerjaan tugas kelompok. Setiap ketua kelompok membantu anggota kelompoknya yang mengalami kesulitan, sehingga kesulitan siswa dalam memahami soal dapat terkurangi. Untuk mengetahui besarnya pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan pendekatan SCL terhadap hasil belajar kimia siswa kelas XI IPA materi pokok kelarutan dan hasil kali kelarutan harus ditentukan terlebih dahulu besarnya koefisien korelasi biserial (rb) hasil belajar siswa.
60
Berdasarkan hasil analisis diperoleh harga koefisien korelasi biserial (rb) sebesar 0,62 maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan pendekatan SCL ada hubungan yang kuat terhadap hasil belajar siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Kemudian dari harga koefisien korelasi biserial (rb) ini dihitung harga koefisien determinasi (KD) yang diperoleh dari rb2 x 100%. Berdasarkan perhitungan diperoleh harga koefisien determinasi (KD) hasil belajar 38,62% yang berarti bahwa pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan pendekatan SCL terhadap hasil belajar kimia siswa kelas XI IPA materi pokok kelarutan dan hasil kali kelarutan sebesar 38,62%.
BAB 5 PENUTUP
5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut : 1.
Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan pendekatan student centered learning berpengaruh positif terhadap hasil belajar kimia siswa SMA Negeri 1 Karangtengah Demak tahun 2010/ 2011.
2.
Besarnya pengaruh pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan pendekatan student centered learning terhadap hasil belajar kimia siswa SMA Negeri 1 Karangtengah Demak tahun 2010/ 2011 adalah 38,62 %.
5.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diberikan beberapa saran antara lain sebagai berikut: 1.
Guru kimia hendaknya menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas agar dapat mengasah keaktifan siswa.
61
62
2.
Pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan pendekatan SCL perlu dikembangkan
dan
diterapkan
karena
pembelajaran
tersebut
dapat
meningkatkaan aspek kemampuan pemecahan soal . 3.
Dalam proses pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan pendekatan SCL perlu adanya perbaikan yaitu dalam memotivasi siswa untuk aktif dan guru harus mempersiapkan pembelajaran sebaik mungkin, memperbaiki setiap kekurangan sehingga pembelajaran dapat terlaksana secara maksimal.
63
DAFTAR PUSTAKA
Afiatin, Tina 2005. Pengajaran Berbasis Student- Centered Learning. Online http://inparametric.com/bhinablog/download/pembelajaran_berbasis _scl.pdf [ accessed 20/04/2010] Anni, C.T. 2007. Psikologi Belajar. Semarang: UPT MKK UNNES. Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Bumi Aksara Arikunto, S. 2007. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Awalani, I. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) Berbasis Komputer Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran TIK. Universitas Pendidikan Indonesia. Tersedia di http://cs.upi.edu/v2/uploads/ paper_ skripsi_dik/PENERAPAN%20MODEL%20PEMBELAJARAN%20CR C- indikhiro %20awalani.pdf [diakses 04/07/2011] Hadi, R. 2007. Dari Teacher- Centered Learning ke Student-Centered Learning. Jurnal Pemikiran Alternatif Pendidikan. Vol 12 (3) : 408-419. Tersedia di http://www.google.com/xhtml?q=Jurnal% 20pemikiran% 20alternatif%20rahmini%20hadi&client=ms-opera_mb_no&channel= bh) [ diakses 20/04/2010] Hakim, L. 2010. Pemanfaatan Web Based Learning untuk Mendukung Student Centered Learning. Universitas Pendidikan Indonesia. Tersedia di http://cs.upi.edu/v2/uploads/paper_skripsi_dik/PEMANFAATAN%20 WEB%20BASED%20LEARNING_lukman.pdf [diakses 04/07/2011] Inayah, N. 2007. Keefektifan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition ) Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Pada Pokok Bahasan Segiempat Siswa kelas VII SMP Negeri 13 Semarang Tahun Ajaran 2006/2007 (Skripsi). Semarang: Jurusan Matematika FMIPA UNNES. Margono. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta. 63
64
Munib, A. 2006. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang : UPT MKK UNNES Purba, M. 2006. Kimia untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga. Purwanto. 2011. Statistika untuk Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Sari, V. 2007. Keefektifan Model Pembelajaran Problem Posing disbanding Kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) Pada Kemampuan Siswa Kelas VII Semester 2 SMP Negeri 16 Semarang dalam Menyelesaikan Soal Cerita Materi Pokok Himpunan Tahun Pelajaran 2006/ 2007 (Skripsi). Semarang: Jurusan Matematika FMIPA UNNES. Slavin, R. 2008. Cooperative Learning Teori, riset dan praktik. Bandung: Nusa Media Soedjoko, E. 2010. Buku Ajar PLPG Sertifikasi Guru- Guru SMA. Semarang : Universitas Negeri Semarang. Sudijono, A. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Gravindo Persada. Sudjana, N. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta Suprijono, A. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Sutiyono. 2009. Komparasi Hasil Belajar Pokok Bahasan Laju Reaksi Menggunakan Model Team Assisted Individualization (TAI)dengan Model Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) (Skripsi). Semarang: Jurusan Kimia FMIPA UNNES. Wahyuni, P.T. 2009. Evektivitas Metode Student Centered Learning yang Berbasis Fun Chemistry untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Pokok
65
Bahasan Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan (Skripsi). Semarang: Jurusan Kimia FMIPA UNNES. Wena, M. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Komtemporer Suatu Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta : Bumi Aksara
LAMPIRAN
66
Lampiran 1
KISI- KISI SOAL UJI COBA
Pokok Bahasan
: Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
Kelas/ Program
: XI/ IPA
Semester
: II
Standar Kompetensi : Memahami sifat- sifat larutan asam- basa, metode pengukuran, dan terapannya. Alokasi Waktu
: 90 Menit
Sekolah
: MAN Kendal
Kompetensi
Jenjang
Sub Materi Indikator
Dasar
Jumlah Pokok
C1
Memprediksi
Menjelaskan
Definisi
1,2,3,6, 24,
terbentuknya
definisi kelarutan
kelarutan dan
39
endapan dari
dan hasil kali
hasil kali
suatu reaski
kelarutan
kelarutan (Ksp)
berdasarkan
Menjelaskan
Reaksi
kesetimbangan
kesetimbangan
C2
C3
C4 6
4,5, 25, 38
4
66
67
prinsip
dalam larutan
dalam larutan
kelarutan dan
jenuh/ larutan
jenuh
hasil kali
garam yang sukar
kelarutan
larut Menjelaskan
Hubungan antara
8,9,10,
hubungan hasil kali
kelarutan dan
11,12, 26
kelarutan dengan
hasil kali
kelarutannya dan
kelarutan (Ksp)
32,29, 34,
15
10
22, 28, 21,
27,33,35, 36
13
menuliskan ungkapan Kspnya. Menghitung
Tetapan hasil
kelarutan suatu
kali kelarutan
13,14, 37
30, 31,40
elektrolit yang sukar larut
67
68
berdasarkan data harga Ksp Menjelaskan
- Pengaruh ion
pengaruh
senama
penambahan ion
terhadap
senama dalam
kelarutan
16,18, 23
19,20
5
41, 42, 43,
5
larutan dan penerapannya menjelaskan
- Hubungan pH
pengaruh pH
dengan Ksp
44, 50
terhadap kelarutan dan hasil kali kelarutan Reaksi
Memperkirakan
- Ksp dan reaksi
7, 45
47
17, 46, 48,
7
68
69
pengendapan
terbentuknya
pengendapan
49
endapan berdasarkan harga Ksp Jumlah
11
14
16
9
50
Presentase
22 %
28 %
32 %
18 %
100 %
69
70
Lampiran 2
SOAL UJI COBA Mata Pelajaran Kelas Waku Tahun Pelajaran
: Kimia : XI IPA : 90 menit : 2010/2011
PETUNJUK UMUM 1. Tulis nama, nomor absen dan kelas pada lembar jawaban yang tersedia. 2. Periksalah dan bacalah soal dengan teliti sebelum anda menjawab pertanyaan. 3. Jumlah soal sebanyak 50 butir soal objektif dengan 5 pilihan jawaban untuk masingmasing soal. 4. Apabila ada jawaban yang anda anggap salah dan ingin memperbaikinya, lakukan langkah sebagai berikut: Semula : A B C D E Pembetulan : A B C D E
Pilihlah satu jawaban yang benar! 1. Kelarutan adalah …. a. Jumlah maksimal zat yang dapat larut dalam sejumlah tertentu pelarut atau larutan pada suhu tertentu b. Tetapan hasil kelarutan konsentrasi molar ion- ion molar dalam larutan jenuh c. Hasil kali konsentrasi molar ion- ion dalam larutan d. Banyaknya mol zat terlarut dalam 1000 gram per larut e. Besaran yang menunjukkan banyaknya zat terlarut 2. Satuan kelarutan (s) adalah …. a. Mol d. mol/mL b. Mol/L e. mg/mL c. Gram/L 3. Hasil perkalian konsentrasi ion-ion dalam larutan jenuh,masing-masing dipangkatkan dengan koefisien ionisasinya disebut .... a. Zat terlarut b. Hubungan kelarutan c. Satuan kelarutan d. Kelarutan e. Tetapan hasil kali kelarutan 4. Berikut yang merupakan kesetimbangan untuk larutan BaSO4 jenuh adalah ….. a. 2Ba2SO4(S) ↔ Ba2+(aq) + 2SO42-(aq) b. 2BaSO4(S) ↔ Ba2+(aq) + SO42-(aq) c. BaSO4(S) ↔ Ba2+(aq) + 2SO42-(aq) d. Ba2SO4(S) ↔ 2Ba+(aq) + SO42-(aq) e. BaSO4(S) ↔ Ba2+(aq) + SO42-(aq) 5. Garam A2B3 sukar larut dalam air, Ksp A2B3 adalah …. a. 2 [A] x 3[B] b. [A]2 x [B]3 c. [2A]2 x [3B]3 d. [A3+]2 x [B2-]3 e. [A2+] x [B3-]2
71 6. Jika kelarutan suatu garam adalah x mol/L, maka pernyataan di bawah ini yang benar adalah…. a. x mol garam dilarutkan akan terbentuk endapan b. x mol garam dilarutkan akan terbentuk larutan lewat jenuh c. x mol garam akan larut dalam 1 gram air d. garam dilarutkan kurang dari x mol maka terbentuk endapan e. Dalam 1 L, jumlah maksimum garam yang dapat larut adalah x mol 7. Pernyataan berikut yang sesuai dengan tetapan hasil kelarutan adalah…. a. Kelarutan zat berbanding lurus dengan tetapan hasil kelarutan b. Kelaruran zat berbanding terbalik dengan tetapan hasil kali kelarutan c. Tetapan hasil kelarutan adalah perbandingan konsentrasi terlarut dengan pelarutnya d. Tetapan hasil kali kelarutan adalah jumlah zat terlarut dalam suatu pelarut e. Kelarutan zat tidak dipengaruhi tetapan hasil kali kelarutan 8. Jika kelarutan garam biner dalam air s mol/L, maka Ksp dari garam tersebut adalah… a. s2 d. 27s4 b. 4s3 e. 108s5 3 c. 9s 9. Ksp larutan garam terner yang memiliki kelarutan a mol/L adalah …. a. a2 d. 27a4 3 b. 4a e. 108a5 c. 9a3 10. Diketahui persamaan tetapan hasil kali kelarutan suatu larutan adalah sebagai berikut. Ksp = [A2+] [B-]2 Maka rumus molekul larutan tersebut adalah …. a. A2B d. A2B2 b. AB2 e. 2AB c. AB 11. Jika Ksp Ag2SO4 adalah a, maka kelarutan Ag2SO4 dalam air adalah …. mol/L a. 4a3
d.
b. a3
e.
c. 12. Jika Ksp FeCl3 adalah x, maka kelarutan FeCl3 dalam air adalah …. Mol/L a. 9x3
d.
b. 27x4
e.
c. 13. Kelarutan AgCl dalam air adalah 2 x 10-9 mol/L. Ksp AgCl adalah …. a. 1 x 10-20 d. 2 x 10-9 -18 b. 4 x 10 e. 4 x 10-9 c. 8 x 10-18 14. Jika konsentrasi Ca2+ dalam larutan jenuh CaF2 sebesar 2 x 10-4 mol/L, maka hasil kali kelarutan CaF2 adalah …. a. 8 x 10-8 d. 2 x 10-9 b. 3,2 x 10-11 e. 4 x 10-9 -11 c. 1,6 x 10 15. Lima gelas kimia yang berisi larutan dengan volum yang sama. Jika ke dalam kelima gelas kimia itu dilarutkan sejumlah perak klorida padat, maka perak klorida padat akan paling mudah larut dalam gelas kimia berisi ….
72 a. 0,01 M HCl d. 0,20 M HCl b. 0,10 M HCl e. 2,00 M HCl c. 1,00 M HCl 16. Berkurangnya kelarutan suatu larutan akibat adanya penambahan ion sejenis disebut …. a. Pengaruh ion senama b. Pengendapan c. Larutan tepat jenuh d. Larutan lewat jenuh e. Kuosien reaksi 17. Jika diketahui harga Ksp nya sama, maka kelarutan zat berikut sama besar, kecuali …. a. CaF2 d. (NH4)2S b. Ag2CrO4 e. PbSO4 a. PbCl2 18. Berikut ini bukan penambahan ion senama... a. Penambahan NaCl ke dalam larutan H2SO4 b. Penambahan NaF kedalam larutan MgF2 c. Penambahan Na2CrO4 ke dalam larutan Ag2CrO4 d. Penambahan AgNO3 kedalam larutan Ag2CrO4 e. Penambahan AgCl kedalam larutan AgCl jenuh 19. Kelarutan AgI dalam air adalah 10-5 M. kelarutan AgI dalam larutan Ag2CrO4 0,05 M adalah …. a. 2 x 10-9 M d. 2 x 10-4 M b. 1 x 10-8 M e. 1 x 10-4 M -10 c. 5 x 10 M 20. Dalam 1 liter air murni dapat terlarut 10-7 AgCl, maka kelarutan AgCl dalam larutan KCl 0,01 M adalah …. a. 1 x 10-12 d. 1x 10-6 -10 b. 1 x 10 e. 1 x 10-4 -8 c. 1 x 10 21. Banyaknya CaCO3 yang terlarut dalam dm3 larutan jenuhnya jika Ksp CaCO3 2,5 x 10-9 (Ar Ca = 40, C =12, O= 16) adalah sebesar .… a. 5 mg d. 16 mg b. 8 mg e. 20 mg c. 10 mg 22. Kelarutan Ca(OH)2 (Ar Ca = 40; O = 16; H = 1) dalam 100 ml air adalah 0,161 gram. Maka hasil kali kelarutannya adalah …. a. 8 x 10-4 d. 4 x 10-7 -5 b. 4 x 10 e. 8 x 10-7 c. 8 x 10-6 23. Dalam suatu larutan jenuh BaCO3 ditambahkan larutan BaSO4 maka yang akan terjadi…. a. Penambahan BaSO4 akan memperbesar konsentrasi ion CO32b. Penambahan BaSO4 akan memperbesar konsentrasi ion SO42c. Memperkecil kelarutan BaCO3 d. Memperbesar kelarutan BaSO4 e. Penambahan BaSO4 tidak akan mempengaruhi kelarutan BaCO3 24. Suatu larutan yang telah mencapai keadaan tepat jenuh jika…. a. Keadaan di mana suhu larutan bertambah b. Proses melarut meningkat
73 c. Proses melarut berhenti d. Terbentuknya endapan e. Proses melarut dan mengendap sama cepat 25. Al2(CO3)3 (s) 2 Al3+(aq) + 3CO32-(aq). Tetapan hasil kali kelarutan untuk Al2(CO3)3 adalah ..... a. Ksp Al2(CO3)3 = [Al3+]2 [CO32-]3 b. Ksp Al2(CO3)3 = [CO32-] c. Ksp Al2(CO3)3 = [Al3+]
CO
2 2
d. Ksp Al2(CO3)3 =
3
Al2 (CO 3 ) 3
Al
3 2
e. Ksp Al2(CO3)3 =
Al2 (CO 3 ) 3
x mol/ liter, maka harga Ksp-nya adalah ..... y a. xy c. (y/x)y e. (x/y)2 2 b. x/y d. x /y 27. Urutan kenaikan kelarutan dari garam- garam perak dalam air bila diketahui Ksp AgCl = 1,6 x 10-10, Ksp AgBr = 4 x 10-13, Ksp Ag2S = 8 x 10-12 adalah …. a. AgCl, Ag2S, AgBr b. AgCl, AgBr, Ag2S c. AgBr, AgCl, Ag2S d. Ag2S, AgCl, AgBr e. Ag2S, AgBr, AgCl 28. Jika diketahui Ksp AgX = 4 x 10-5 dan Mr garam AgX = 82, maka garam AgX yang dapat larut dalam 500 mL AgNO3 0,02 M adalah …. a. 0,64 gram b. 12,5 gram c. 82 mg d. 52 mg e. 1,64 mg 29. Perak sianida, timbal sianida, dan raksa sianida mempunyai harga Ksp sama besar. Jika kelarutan masing- masing dinyatakan dengan S1, S2, dan S3 maka …. a. S1 = S2 = S3 d. S1 < S2 < S3 b. S1 = S2 > S3 e. S1 < S2 = S3 c. S1 > S2 = S3 30. Dalam 500 ml air terlarut 0,34 gram CaSO4 (Mr= 136), harga hasil kali kelarutan (Ksp) CaSO4 adalah …. a. 1,25 x 10-6 d. 2,50 x 10-5 -6 b. 2,5 x 10 e. 2,50 x 10-3 c. 1,25 x 10-5 31. Larutan jenuh MgF2 , 100 ml pada 18oC diuapkan dan diperoleh x mgram MgF2 padat. Jika Ksp MgF2 pada suhu yang sama adalah 6,9x10-9 mol3/L3, maka x adalah ….(Ar Mg=24 gram/mol; F =19 gram/mol) a. 7,4 mg b. 74 mg c. 0,0012 mg d. 7,4x10-3 mg 26. Kelarutan garam jenuh, CdS sebesar
74 e. 6,9 mg 32. Kelarutan garam PbCl2 yang terkecil terdapat dalam larutan …. a. HCl 0,1 M d. BaCl2 0,1 M b. NaCl 0,1 M e. AlCl3 0,1 M c. CaCl2 0,1 M 33. Diketahui tabel: No. Rumus Garam Ksp 1. AgCl 1,5 x 10 -10 mol2/L2 2. Ag2CrO4 6,1 x 10 -12 mol3/L3 3. AgI 1,5 x 10 -16 mol2/L2 Urutan kelarutan garam-garam perak sukar larut tersebut dari yang besar ke kecil adalah... a. AgCl, Ag2CrO4 , AgI b. AgCl, AgI, Ag2CrO4 c. Ag2CrO4, AgCl, AgI d. Ag2CrO4 , AgI, AgCl e. AgCl, AgI, Ag2CrO4 34. Perak azida (AgN3), timbal azida (Pb(N3)2) dan stronsium flourida (SrF2) mempunyai Ksp sama besar. Jika kelarutan ketiga garam ini berturut-turut adalah s1, s2 dan s3, maka …. a. s1 = s2 = s3 d. s1 < s2 < s3 b. s1 = s2 > s3 e. s1 < s2 = s3 c. s1 > s2 = s3 35. Pada suhu kamar diketahui harga Ksp sebagai berikut : CuBr = 1,6x10-11 mol2/L2 CuCl = 1,0x10-6 mol2/L2 CuI = 5,0x10-12 mol2/L2 Cu2S = 2,0x10-47 mol3/L3 Jika kelarutan dinyatakan dalam s, maka ….. a. s CuBr > s CuCl > s CuI > s Cu2S b. s CuBr < s CuCl < s CuI < s Cu2S c. s CuCl > s CuBr > s CuI > s Cu2S d. s Cu2S < s CuBr < s CuI < s CuCl e. s CuCl < s CuBr < s CuI < s Cu2S 36. Di antara garam sukar larut berikut yang mempunyai harga kelarutan paling kecil adalah …. a. CaF2 (Ksp = 3,4x10-11 mol3/L3) b. Ag2CrO4 (Ksp = 1,1x10-12 mol3/L3) c. AgCl (Ksp = 1,8x10-10 mol2/L2) d. BaSO4 (Ksp = 1,1x10-10 mol2/L2) e. BaCrO4 (Ksp = 1,2x10-10 mol2/L2) 37. Jika Ksp CaF2 dinyatakan dengan 4s3, maka konsentrasi ion fluoride (F-) dalam larutan jenuh CaF2.… a. s molar b. 4s2 molar c. 0,5s molar d. 2s molar e. 4s3 molar 38. Tetapan hasil kali kelarutan Perak kromat yaitu.... a. [Ag+] [CrO4-]
75
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
b. [Ag2+] [CrO42-] c. [Ag2+]2 [CrO4-] d. [Ag+] [CrO42-] e. [Ag+]2 [CrO42-] Berikut yang akan mempengaruhi besar-kecilnya harga tetapan hasil kali kelarutan, kecuali…. a. Massa zat b. Mol zat c. Tetapan kesetimbangan air d. Molaritas larutan jenuh e. Volume pelarut Diketahui harga Ksp PbCl2 adalah 8 x 10-12 dan harga Ksp dari BaSO4 adalah 1,5 x 10-9 Pernyataan berikut yang benar adalah …. a. Kelarutan PbCl2 = kelarutan BaSO4 b. Kelarutan PbCl2 > kelarutan BaSO4 c. Konsentrasi ion Cl- = konsentrasi SO42d. Konsentrasi ion Pb2+ = konsentrasi ion Ba2+ e. Konsentrasi ion Cl- < konsentrasi ion SO42Diketahui hasil kali kelarutan Ca(OH)2 sebesar 4 x 10-12, maka pH larutan itu adalah. a. 12 – log 4 d. 4 + log 2 b. 10 + log 2 e. 4 – log 2 c. 10 – log 2 Suatu larutan jenuh M(OH)3 mempunyai pH = 10. Hasil kali kelarutan senyawa ini adalah …. a. 3,3 x 10-9 d. 3,3 x 10-21 -17 b. 3,3 x 10 e. 1 x 10-17 c. 1 x 10-16 Ksp Zn(OH)2 = 5 x 10-16. Banyaknya gram Zn(OH)2 (Mr Zn(OH)2 = 100) yang dapat terlarut dalam 5 liter larutan dengan pH = 9.… a. 0,05 mg c. 2,5 mg e. 5 mg b. 0,1 mg d. 4 mg Diketahui Ksp Ca(OH)2 = 2 x 10-12. Kelarutan Ca(OH)2 dalam 1 liter larutan basa kuat yang pH-nya = 12 sebesar …. a. 1 x 10-6 mol d. 1 x 10-4 mol -8 b. 1 x 10 mol e. 2 x 10-4 mol c. 2 x 10-8 mol Pernyataan berikut yang benar adalah …. a. Pembentukan endapan mengisyaratkan kenaikan suhu larutan b. Pembentukan endapan mengisyaratkan terjadinya penurunan kelarutan c. Pembentukan endapan mengisyaratkan menurunnya konsentrasi larutan d. Pembentukan endapan mengisyaratkan terjadinya peningkatan kelarutan e. Pembentukan endapan tidak mempengaruhi kelarutan Dalam suatu larutan terdapat ion Ca2+, Sr2+, Ba2+, Pb2+, dan Ag+ dengan konsentrasi yang sama. Apabila ke dalam larutan itu ditambahkan larutan Na2SO4 zat yang mula- mula mengendap adalah …. a. Ag2SO4 (Ksp = 1 x 10-5) b. PbSO4 (Ksp = 2 x 10-8) c. BaSO4 (Ksp = 1 x 10-10) d. CaSO4 (Ksp = 9 x 10-6) e. SrSO4 (Ksp = 3 x 10-7)
76 47. Penambahan ion Ag+ pada larutan yang mengandung I- ternyata lama-kelamaan terjadi endapan, ini berarti ... a. [Ag+] [I-] = Ksp AgI b. [Ag+] [I-] < Ksp AgI c. [Ag+] [I-] > Ksp AgI d. [Ag+] < Ksp AgI e. [I-] > Ksp AgI 48. Dalam suatu larutan terdapat ion-ion Ba2+, Ca2+ , Mg2+, dan Pb2+ dengan konsenrasi yang sama. Apabila larutan itu ditetesi dengan larutan Na2CO3 maka zat yang pertama mengendap adalah…. a. BaCO3 (Ksp = 8,1x10-9 mol2/L2) b. CaCO3 (Ksp = 4,8x10-9 mol2/L2) c. MgCO3 (Ksp = 1x10-5 mol2/L2) d. PbCO3 (Ksp = 3,3x10-14 mol2/L2) e. Mengendap semua 49. Dari tabel Ksp senyawa karbonat dengan konsentrasi ion pembentukannya sebagai berikut : Rumus Konsentrasi mol/L Ksp Zat Ion (+) Ion (-) MgCO3 3,5 x 10-8 1,0 x 10-5 3,6 x 10-6 CaCO3 9,0 x 10-9 3,5 x 10-4 3,0 x 10-6 SrCO3 9,3 x 10-10 1,0 x 10-6 1,0 x 10-5 BaCO3 8,9 x 10-9 2,0 x 10-4 4,0 x 10-5 FeCO3 2,1 x 10-11 1,0 x 10-4 2,0 x 10-4 Berdasarkan data table di atas, endapan yang akan terbentuk jika ion (+) dan ion (-) direaksikan adalah …. a. MgCO3 b. CaCO3 c. SrCO3 d. BaCO3 e. FeCO3 50. Apabila kelarutan L(OH)2 pada ToC adalah 1 x10-5 mol/L, maka larutan jenuh L(OH)2 tersebut mempunyai pH.... a. 11 b. 11 - log 2 c. 10 d. 9 + log 2 e. 5 – log 2
77
Lampiran 3
KUNCI JAWABAN SOAL UJI COBA
1. A
11. D
21. A
31.A
41.B
2. B
12. D
22. B
32.E
42.B
3. E
13. B
23. C
33.C
43.C
4. E
14.B
24. E
34.E
44.C
5. D
15. A
25. A
35.C
45.B
6. E
16. A
26. E
36.C
46.C
7. A
17. E
27. C
37.D
47.C
8. A
18. A
28. C
38.B
48.D
9. B
19. B
29. C
39.C
49.E
10. B
20. A
30. D
40.B
50. D
Lampiran 4
78 DAFTAR NAMA SISWA UJI COBA
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Nama Responden Lailatul Fitriyah Jihan Noor F Imroatul Maghfiroh Machmudah Mifta Auliya Siti Jauharotun Nisa Fitri Iszah Dian Purwatiningsih Siti Zullaechah Nur Anisah Siti Widayah Amanatul Aishadiyah Afton Usyadi Siti Nur Hikmah Rian Winarsih Umi Wakhidah Turyadi Fachrun Pravita Sari Akhmad Irfan Yuni Puji Utami Farid Walidaini Siti Arofah Fina Musfiroh Siti Choiriyah Nur Kholifah Khoirunnisa K Khoirul Anwar Abdul Aziz Efa Fatmawati Faizal Lutfi Aziz Dipo Wijayanto Aris Nurul Helal
Kode Responden UC-1 UC-2 UC-3 UC-4 UC-5 UC-6 UC-7 UC-8 UC-9 UC-10 UC-11 UC-12 UC-13 UC-14 UC-15 UC-16 UC-17 UC-18 UC-19 UC-20 UC-21 UC-22 UC-23 UC-24 UC-25 UC-26 UC-27 UC-28 UC-29 UC-30 UC-31 UC-32
79
Lampiran 5 79 ANALISIS VALIDITAS, DAYA PEMBEDA, DAN TINGKAT KESUKARAN SOAL UJI COBA INSTRUMEN Kode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 jumlah
UC-2 UC-4 UC-6 UC-9 UC-10 UC-15 UC-17 UC-24 UC-25 UC-1 UC-5 UC-8 UC-11 UC-12 UC-14 UC-16 UC-18 UC-20 UC-23 UC-26 UC-28 UC-29 UC-32 UC-3 UC-7 UC-13 UC-19 UC-21 UC-22 UC-27 UC-30 UC-31
Tingkat Kesuka ran
Daya Pembeda
Validitas
No
Mp Mt p q pq St rpbis thitung ttabel Kriteria JBA JBB JSA JSB DP Kriteria JBA + JBB 2JSA
3 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29 23.07 23.41 0.91 0.09 0.08 6.27 -0.17 -0.93 1.7 Tidak 8 9 9 9 -0.11 Sangat Jelek
4 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 17 26.29 23.41 0.53 0.47 0.25 6.27 0.49 3.08 1.7 Valid 7 1 9 9 0.67
5 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 15 26.00 23.41 0.47 0.53 0.25 6.27 0.39 2.31 1.7 Valid 6 2 9 9 0.44
No soal 6 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 15 25.80 23.41 0.47 0.53 0.25 6.27 0.36 2.10 1.7 Valid 7 4 9 9 0.33
7 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 21 24.76 23.41 0.66 0.34 0.23 6.27 0.30 1.71 1.7 Valid 7 4 9 9 0.33
8 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 19 25.42 23.41 0.59 0.41 0.24 6.27 0.39 2.31 1.7 Valid 8 4 9 9 0.44
9 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 14 25.71 23.41 0.44 0.56 0.25 6.27 0.32 1.88 1.7 Valid 7 3 9 9 0.44
10 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 16 25.50 23.41 0.50 0.50 0.25 6.27 0.33 1.94 1.7 Valid 6 2 9 9 0.44
11 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 20 24.70 23.41 0.63 0.38 0.23 6.27 0.27 1.51 1.7 Tidak 7 5 9 9 0.22
Baik
Baik
Cukup
Cukup
Baik
Baik
Baik
Cukup
12
17
8
8
11
11
12
10
8
12
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 20 25.30 23.41 0.63 0.38 0.23 6.27 0.39 2.32 1.7 Valid 8 2 9 9 0.67
2 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 19 25.32 23.41 0.59 0.41 0.24 6.27 0.37 2.17 1.7 Valid 8 4 9 9 0.44
Baik
Baik
10 18
80
Kriteria soal
IK
0.56
0.67
0.94
0.44
0.44
0.61
0.61
0.67
0.56
0.44
0.67
Kriteria
Sedang
Sedang
Mudah
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Dipakai
Dipakai
Dibuang
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dibuang
81 ANALISIS VALIDITAS, DAYA PEMBEDA, DAN TINGKAT KESUKARAN SOAL UJI COBA INSTRUMEN 12 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 10 27.90 23.41 0.31 0.69 0.21 6.27 0.48 3.02 1.7 Valid 6 1 9 9 0.56
13 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 15 26.40 23.41 0.47 0.53 0.25 6.27 0.45 2.75 1.7 Valid 7 2 9 9 0.56
14 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 23 24.70 23.41 0.72 0.28 0.20 6.27 0.33 1.91 1.7 Valid 8 4 9 9 0.44
15 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 17 22.82 23.41 0.53 0.47 0.25 6.27 -0.10 -0.54 1.7 Tidak 4 5 9 9 -0.11
16 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 25 24.68 23.41 0.78 0.22 0.17 6.27 0.38 2.28 1.7 Valid 8 4 9 9 0.44
17 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 15 27.40 23.41 0.47 0.53 0.25 6.27 0.60 4.09 1.7 Valid 8 2 9 9 0.67
No soal 18 19 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 6 21 28.83 25.19 23.41 23.41 0.19 0.66 0.81 0.34 0.15 0.23 6.27 6.27 0.42 0.39 2.50 2.34 1.7 1.7 Valid Valid 4 8 1 3 9 9 9 9 0.33 0.56
20 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 30.33 23.41 0.09 0.91 0.08 6.27 0.36 2.08 1.7 Valid 2 0 9 9 0.22
21 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 14 26.50 23.41 0.44 0.56 0.25 6.27 0.44 2.65 1.7 Valid 6 1 9 9 0.56
22 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 8 27.75 23.41 0.25 0.75 0.19 6.27 0.40 2.39 1.7 Valid 4 1 9 9 0.33
23 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 11 23.36 23.41 0.34 0.66 0.23 6.27 0.00 -0.03 1.7 Tidak 3 4 9 9 -0.11
24 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 29.33 23.41 0.19 0.81 0.15 6.27 0.45 2.79 1.7 Valid 3 0 9 9 0.33
25 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 13 27.08 23.41 0.41 0.59 0.24 6.27 0.48 3.03 1.7 Valid 6 2 9 9 0.44
Baik
Baik
Baik
Sangat Jelek
Baik
Baik
Cukup
Baik
Cukup
Baik
Cukup
Sangat Jelek
Cukup
Baik
7 18 0.39
9 18 0.50
12 18 0.67
9 18 0.50
12 18 0.67
10 18 0.56
5 18 0.28
11 18 0.61
2 18 0.11
7 18 0.39
5 18 0.28
7 18 0.39
3 18 0.17
8 18 0.44
82 Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sukar
Sedang
Sukar
Sedang
Sukar
Sedang
Sukar
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dibuang
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dibuang
Dipakai
Seda ng Dipak ai
83 ANALISIS VALIDITAS, DAYA PEMBEDA, DAN TINGKAT KESUKARAN SOAL UJI COBA INSTRUMEN
No soal 32 33
26
27
28
29
30
31
34
35
36
37
38
39
1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 17 25.29 23.41 0.53 0.47 0.25 6.27 0.32
0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 6 21.83 23.41 0.19 0.81 0.15 6.27 -0.12
0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 6 20.67 23.41 0.19 0.81 0.15 6.27 -0.21
0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 19 23.32 23.41 0.59 0.41 0.24 6.27 -0.02
0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 29.25 23.41 0.13 0.88 0.11 6.27 0.35
1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 8 27.13 23.41 0.25 0.75 0.19 6.27 0.34
0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 7 28.14 23.41 0.22 0.78 0.17 6.27 0.40
1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7 30.43 23.41 0.22 0.78 0.17 6.27 0.59
0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 12 22.25 23.41 0.38 0.63 0.23 6.27 -0.14
0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 16 22.31 23.41 0.50 0.50 0.25 6.27 -0.17
1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 16 22.50 23.41 0.50 0.50 0.25 6.27 -0.14
1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 17 25.71 23.41 0.53 0.47 0.25 6.27 0.39
1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 14 26.57 23.41 0.44 0.56 0.25 6.27 0.45
0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 7 21.57 23.41 0.22 0.78 0.17 6.27 -0.15
1.85 1.7 Valid
-0.66 1.7 Tidak
-1.18 1.7 Tidak
-0.10 1.7 Tidak
2.06 1.7 Valid
2.00 1.7 Valid
2.39 1.7 Valid
4.03 1.7 Valid
-0.79 1.7 Tidak
-0.97 1.7 Tidak
-0.80 1.7 Tidak
2.32 1.7 Valid
2.72 1.7 Valid
-0.86 1.7 Tidak
7 3 9 9 0.44
1 4 9 9 -0.33
2 3 9 9 -0.11
6 5 9 9 0.11
3 0 9 9 0.33
5 2 9 9 0.33
4 1 9 9 0.33
6 0 9 9 0.67
1 2 9 9 -0.11
3 4 9 9 -0.11
3 4 9 9 -0.11
6 1 9 9 0.56
7 3 9 9 0.44
Cukup
Cukup
Cukup
Baik
Sangat Jelek
Sangat Jelek
Sangat Jelek
Baik
Baik
3 18 0.17
7 18 0.39
5 18 0.28
6 18 0.33
3 18 0.17
7 18 0.39
7 18 0.39
7 18 0.39
10 18 0.56
1 2 9 9 -0.11 Sang at Jelek 3 18 0.17
Baik
Sangat Jelek
Sangat Jelek
Jelek
10 18 0.56
5 18 0.28
5 18 0.28
11 18 0.61
84 Sedang
Sukar
Sukar
Sedang
Sukar
Sedang
Sukar
Sedang
Sukar
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sukar
Dipakai
Dibuang
Dibuang
Dibuang
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dibuang
Dibuang
Dibuang
Dipakai
Dipakai
Dibua ng
85 ANALISIS VALIDITAS, DAYA PEMBEDA, DAN TINGKAT KESUKARAN SOAL UJI COBA INSTRUMEN 42 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 14 26.00 23.41 0.44 0.56 0.25 6.27 0.36 2.15 1.7 Valid 5 1 9 9 0.44
43 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 19 25.26 23.41 0.59 0.41 0.24 6.27 0.36 2.10 1.7 Valid 8 2 9 9 0.67
44 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 24 22.46 23.41 0.75 0.25 0.19 6.27 -0.26 -1.49 1.7 Tidak 5 7 9 9 -0.22
No soal 45 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 22 23.32 23.41 0.69 0.31 0.21 6.27 -0.02 -0.11 1.7 Tidak 7 8 9 9 -0.11
Baik
Baik
Baik
Baik
Sangat Jelek
12 18 0.67
12 18 0.67
6 18 0.33
10 18 0.56
Sedang
Sedang
Sedang
Dipakai
Dipakai
Dipakai
46 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 15 26.40 23.41 0.47 0.53 0.25 6.27 0.45 2.75 1.7 Valid 8 2 9 9 0.67
47 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 18 26.44 23.41 0.56 0.44 0.25 6.27 0.55 3.60 1.7 Valid 8 3 9 9 0.56
48 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 23 22.91 23.41 0.72 0.28 0.20 6.27 -0.13 -0.69 1.7 Tidak 6 7 9 9 -0.11
49 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 21 24.90 23.41 0.66 0.34 0.23 6.27 0.33 1.92 1.7 Valid 8 4 9 9 0.44
50 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 12 26.67 23.41 0.38 0.63 0.23 6.27 0.40 2.41 1.7 Valid 7 2 9 9 0.56
Sangat Jelek
Baik
Baik
Sangat Jelek
Baik
Baik
12 18 0.67
15 18 0.83
10 18 0.56
11 18 0.61
13 18 0.72
12 18 0.67
9 18 0.50
Sedang
Sedang
Mudah
Sedang
Sedang
Mudah
Sedang
Sedang
Dipakai
Dibuang
Dibuang
Dipakai
Dipakai
Dibuang
Dipakai
Dipakai
Y 32 36 32 32 27 33 33 33 31 25 20 20 21 22 22 21 20 23 22 20 27 26 22 18 18 17 16 13 17 18 16 16 749
2
Y
1024 1296 1024 1024 729 1089 1089 1089 961 625 400 400 441 484 484 441 400 529 484 400 729 676 484 324 324 289 256 169 289 324 256 256 18789
Ket
Kelompok Atas
41 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 19 25.16 23.41 0.59 0.41 0.24 6.27 0.34 1.97 1.7 Valid 8 4 9 9 0.44
Kelompok Bawah
40 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 14 27.29 23.41 0.44 0.56 0.25 6.27 0.55 3.57 1.7 Valid 8 4 9 9 0.44
86 PERHITUNGAN VALIDITAS SOAL PILIHAN GANDA
Rumus
rpbis Keterangan: Mp = Mt = St = p = q =
Mp Mt St
p q
Rata-rata skor total yang menjawab benar pada butir soal Rata-rata skor total Standart deviasi skor total Proporsi siswa yang menjawab benar pada setiap butir soal Proporsi siswa yang menjawab salah pada setiap butir soal
Kriteria
Apabila thitung > ttabel, maka butir soal valid. dengan:
√ √ Perhitungan Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama, dan diperoleh seperti pada tabel analisis butir soal.
No
Kode
Butir soal no 1 (X)
Skor Total (Y)
Y2
XY
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
UC-2 UC-4 UC-6 UC-9 UC-10 UC-15 UC-17 UC-24 UC-25 UC-1 UC-5 UC-8 UC-11 UC-12 UC-14 UC-16 UC-18 UC-20 UC-23 UC-26 UC-28 UC-29 UC-32 UC-3 UC-7 UC-13 UC-19 UC-21
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0
32 36 32 32 27 33 33 33 31 25 20 20 21 22 22 21 20 23 22 20 27 26 22 18 18 17 16 13
1024 1296 1024 1024 729 1089 1089 1089 961 625 400 400 441 484 484 441 400 529 484 400 729 676 484 324 324 289 256 169
32 36 32 32 27 0 33 33 31 25 20 20 0 22 22 0 20 23 22 20 0 0 22 0 18 0 16 0
87 29 30 31 32
UC-22 UC-27 UC-30 UC-31
Jumlah
0 0 0 0
17 18 16 16
289 324 256 256
0 0 0 0
20
749
18789
506
88
Lampiran 7
89 Perhitungan Daya Pembeda Soal
Rumus
DP
JB A JB B JS A
Keterangan: DP JBA JBB
: : :
JSA
:
Daya Pembeda Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atas Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok bawah Banyaknya siswa pada kelompok atas
Kriteria DP 0.00 0.20 0.40 0.70
< < < < <
Interval DP 0.00 DP DP DP DP
< < < <
Kriteria Sangat jelek Jelek Cukup Baik Sangat Baik
0.20 0.40 0.70 1.00
Perhitungan Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama, dan diperoleh seperti pada tabel analisis butir soal. Kelompok Atas No Kode Skor 1 UC-2 1 2 UC-4 1 3 UC-6 1 4 UC-9 1 5 UC-10 1 6 UC-15 0 7 UC-17 1 8 UC-24 1 9 UC-25 1 Jumlah 8
DP
=
8
-
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Kelompok Bawah Kode UC-3 UC-7 UC-13 UC-19 UC-21 UC-22 UC-27 UC-30 UC-31 Jumlah
2
9 DP = 0.67 Berdasarkan kriteria, maka soal no 1 mempunyai soal daya pembeda baik
Skor 0 1 0 1 0 0 0 0 0 2
Lampiran 8
90
Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba Rumus
IK
Keterangan: IK B JS
B JS : : :
Indeks kesukaran Jumlah yang benar pada butir soal pada butir soal Jumlah seluruh siswa pengikut tes
Kriteria 0.00 0.30 0.70
< < <
Interval IK IK = IK < IK < IK < IK =
Kriteria Terlalu sukar Sukar Sedang Mudah Terlalu mudah
0.00 0.30 0.70 1.00 1.00
Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama, dan diperoleh seperti pada tabel analisis butir soal.
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
IK
Kelompok Atas Kode UC-2 UC-4 UC-6 UC-9 UC-10 UC-15 UC-17 UC-24 UC-25 Jumlah
=
8
Skor 1 1 1 1 1 0 1 1 1 8
+
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
2
=
Kelompok Bawah Kode Skor UC-3 0 UC-7 1 UC-13 0 UC-19 1 UC-21 0 UC-22 0 UC-27 0 UC-30 0 UC-31 0 Jumlah 2
0.56
18 Berdasarkan kriteria, soal no 1 mempunyai tingkat kesukaran sedang.
Lampiran 9
91
Perhitungan Reliabilitas Soal Post Test
Rumus: r11 =
N M ( N M ) 1 N .St 2 N 1
Keterangan: r11
:
Reliabilitas soal
N
:
Banyaknya butir soal
:
Rata-rata skor total
:
Varians total
M St
2
Kriteria Apabila r11 > r tabel, maka soal tersebut reliabel.
Berdasarkan tabel pada analisis ujicoba diperoleh:
Pada a = 5% dengan n = 32 diperoleh r tabel =
0.349
Karena r11 > rtabel, dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut reliabel
Lampiran 10
PENGGANTIAN NOMOR BUTIR SOAL POST- TEST No Soal Uji Coba No Soal Valid No Soal Post test 1 1 1 2 2 2 3 4 4 3 5 5 4 6 6 TIDAK DIPAKAI 7 7 5 8 8 TIDAK DIPAKAI 9 9 6 10 10 7 11 12 12 8 13 13 TIDAK DIPAKAI 14 14 9 15 16 16 10 17 17 11 18 18 12 19 19 13 20 20 14 21 21 TIDAK DIPAKAI 22 22 15 23 24 24 16 25 25 TIDAK DIPAKAI 26 26 17 27 28 29 30 30 18 31 31 19 32 32 20 33 33 21 34 35 36 37 37 22 38 38 TIDAK DIPAKAI 39 40 40 23 41 41 24 42 42 25
92
93
43 44 45 46 47 48 49 50
43 46 47 49 50
26 27 28 29 30
94 Lampiran 11
DATA NILAI UJIAN KIMIA SEMESTER 1 KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 KARANGTENGAH DEMAK TAHUN 2010/ 2011
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
XI IPA 1 66 71 76 74 75 78 73 70 68 75 70 73 66 64 81 74 70 63 74 74 79 74 78 79 75 63 79 74 83 75 70 78 64 78 75 60
Kelas XI IPA XI IPA 2 3 74 83 75 75 76 71 80 76 69 66 74 72 84 81 72 72 74 78 63 76 72 73 74 70 66 75 72 77 69 84 71 72 74 79 77 72 80 73 70 71 72 77 69 70 74 78 70 81 72 80 73 63 80 71 72 68 64 76 62 76 74 68 77 70 81 79 72 74 72 79 81 65
XI IPA 4 79 74 70 76 79 77 78 73 68 63 72 84 76 82 80 80 73 77 71 72 70 70 76 85 70 78 75 76 70 80 74 64 72 73 74 78
95
37 38 39 Jumlah Rata-rata s2 s n n-1 log n K hitung K N. Tertinggi N. Terendah rentang Panjang kelas
76 70
79 70 2780 73.158 24.893 4.989 38 37 1.580 6.213 6
62 68 75 2876 73.744 28.090 5.300 39 38 1.591 6.251 6
2765 72.763 30.186 5.494 38 37 1.580 6.213 6
2689 74.694 24.847 4.985 36 35 1.556 6.136 6
83
84
84
85
60 23
62 22
62 22
63 22
3.833
3.667
3.667
3.667
Lampiran 12 96 UJI NORMALITAS DATA NILAI KIMIA SEMESTER 1 KELAS XI IPA 1 Hipotesis Ho
:
Distribusi data tidak berbeda dengan distribusi normal
Ha
:
Distribusi data berbeda dengan distribusi normal
Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan:
Kriteria yang digunakan Ho diterima jika < 2
2 tabel
Pengujian Hipotesis Nilai maksimal
=
83
Panjang Kelas
=
4
Nilai minimal
=
60
Rata-rata
=
72.76
Rentang
=
23
s
=
5.49
Banyak kelas
=
6
n
=
38
Kelas Interval
Batas Kelas
Z untuk batas kls.
Peluang untuk Z
(Oi-Ei)²
Luas Kls. Untuk Z
Ei
0.0459
1.7441
3
0.904
0.1231
4.6795
4
0.099
0.2400
9.1215
7
0.493
0.2817
10.7056
13
0.492
0.1991
7.5669
9
0.271
0.1101
4.1824
2
1.139
38
38
Oi
Ei
0 60.00 64.00 68.00 72.00 76.00
-
63.00 63.50
-1.69
0.0459
67.50
-0.96
0.1690
67.00 71.00 71.50
-0.23
0.4091
75.50
0.50
0.6908
75.00 79.00 79.50
80.00
-
1.23
0.8899
83.00 1
² Untuk = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh ² tabel =
3.40
=
7.81
7.81
Karena ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal.
3.3984
Lampiran 13 97 UJI NORMALITAS DATA NILAI KIMIA SEMESTER 1 KELAS XI IPA 2 Hipotesis Ho
:
Distribusi data tidak berbeda dengan distribusi normal
Ha
:
Distribusi data berbeda dengan distribusi normal
Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan:
Kriteria yang digunakan Ho diterima jika < Pengujian Hipotesis 2
2 tabel
Nilai maksimal
=
84
Panjang Kelas
=
4
Nilai minimal
=
62
Rata-rata
=
73.16
Rentang
=
22
s
=
4.99
Banyak kelas
=
6
n
=
38
Batas Kelas
Kelas Interval
Z untuk batas kls.
Peluang untuk Z
(Oi-Ei)²
Luas Kls. Untuk Z
Ei
0.0624
2.3716
3
0.167
0.1693
6.4344
4
0.921
0.2956
11.2327
13
0.278
0.2806
10.6625
11
0.011
0.1448
5.5028
6
0.045
0.0473
1.7960
1
0.353
38
38
Oi
Ei
0 62.00
-
65.00 65.50
66.00 70.00 74.00 78.00 82.00
-
-1.53
0.0624
69.00 69.50
-0.73
0.2317
73.50
0.07
0.5273
73.00 77.00 77.50
0.87
0.8079
81.50
1.67
0.9527
81.00 85.00 1
² Untuk = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh ² tabel =
1.77
=
7.81
7.81
Karena ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal.
1.7740
Lampiran 14 98 UJI NORMALITAS DATA NILAI KIMIA SEMESTER 1 KELAS XI IPA 3 Hipotesis Ho
:
Distribusi data tidak berbeda dengan distribusi normal
Ha
:
Distribusi data berbeda dengan distribusi normal
Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan:
Kriteria yang digunakan Ho diterima jika < 2
2 tabel
Pengujian Hipotesis Nilai maksimal
=
84
Panjang Kelas
=
3.67
Nilai minimal
=
62
Rata-rata
=
73.74
Rentang
=
22
s
=
5.30
Banyak kelas
=
6
n
=
39
Kelas Interval
Batas Kelas
Z untuk batas kls.
Peluang untuk Z
(Oi-Ei)²
Luas Kls. Untuk Z
Ei
0.0599
2.3372
3
0.188
5.9176
4
0.621
10.5304
12
0.205
10.8845
10
0.072
6.5352
8
0.328
2.7951
2
0.226
Oi
Ei
0 62.00
-
65.00 65.50
66.00
-
69.00
70.00
73.00
-1.56
0.1517 69.50
-0.80
-
77.00
78.00
-
81.00
-0.05 0.71
0.7608 0.1676
81.50 -
0.4817 0.2791
77.50
82.00
0.2117 0.2700
73.50 74.00
0.0599
1.46
0.9283
85.00
0.0717 1
39 ² Untuk = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh ² tabel =
1.64
39 =
7.81
7.81
Karena ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal.
1.6409
Lampiran 15 99 UJI NORMALITAS DATA NILAI KIMIA SEMESTER 1 KELAS XI IPA 4 Hipotesis Ho
:
Distribusi data tidak berbeda dengan distribusi normal
Ha : Distribusi data berbeda dengan distribusi normal Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan:
Kriteria yang digunakan Ho diterima jika < Pengujian Hipotesis 2
2 tabel
Nilai maksimal
=
85
Panjang Kelas
=
4
Nilai minimal
=
63
Rata-rata
=
74.69
Rentang
=
22
s
=
4.98
Banyak kelas
=
6
n
=
36
Batas Kelas
Kelas Interval
Z untuk batas kls.
Peluang untuk Z
(Oi-Ei)²
Luas Kls. Untuk Z
Ei
0.0501
1.8034
2
0.021
0.1499
5.3981
6
0.067
0.2844
10.2384
10
0.006
0.2930
10.5466
10
0.028
0.1639
5.9008
6
0.002
0.0587
2.1126
2
0.006
36
36
Oi
Ei
0 63.00
-
66.00
67.00
-
70.00
66.50 70.50 71.00
74.00
75.00
-
78.00
74.50 78.50 79.00
-
82.00
83.00
-
86.00
82.50
-1.64 -0.84 -0.04 0.76 1.57
0.0501 0.2000 0.4844 0.7774 0.9413 1 ²
Untuk = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh ² tabel =
0.130
=
7.81
7.81
Karena ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal.
0.1301
Lampiran 16
100 UJI HOMOGENITAS DATA POPULASI
Pengujian Hipotesis
Kelas
ni
dk = ni - 1
Si2
(dk) Si2
log Si2
XI A 1 XI A 2 XI A 3 XI A 4
38 38 39 36 151
37 37 38 35 147
30.186
1116.868 921.053 1067.436 869.639 3974.996
1.480 1.396 1.449 1.395 5.720
24.893 28.090 24.847 108.016
Varians gabungan dari kelompok sampel adalah: S2 = 2 = Log S
Harga satuan B
Untuk = 5% dengan dk = k-1 = 4-1 = 3 diperoleh
Karena
2
hitung <
2 tabel
2 tabel =
7,8147
keempat sampel tersebut mempunyai varians yang tidak berbeda (homogen)
(dk) log Si2 54.753 51.655 55.045 48.834 210.287
101 Lampiran 17
DAFTAR NAMA SISWA KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL Kelas XI IPA 4 (Kelas Eksperimen)
Kelas XI IPA 3 (Kelas Kontrol)
No
Kode
Nama Siswa
No
Kode
Nama Siswa
1
E-01
Abdul Wachid
1
K-01
Agus Sukamto
2
E-02
Abhi Mas’ud
2
K-02
Ana Chusnul Farida
3
E-03
Andika Chaironi
3
K-03
Ana Nurjanah
4
E-04
Azza Farikhatul M
4
K-04
Aspiyah
5
E-05
Beni Kurniawan
5
K-05
Desy Istriani
6
E-06
Endang Pujiwati
6
K-06
Dewi Sri Rahayu
7
E-07
Faisal Nurul Akbar
7
K-07
Doni Setiawan
8
E-08
Hanna Fajriyah
8
K-08
Ernawati
9
E-09
Kemala Nur Fahmi
9
K-09
Failla Shofa
10
E-10
Khiyarotun Nisa’
10
K-10
Fajar Arif Saputra
11
E-11
Leni Mayana
11
K-11
Fajar Mujib Rohmat
12
E-12
Lian Jihantoni
12
K-12
Hilda Damayanti
13
E-13
Maghfiroh
13
K-13
Ida Fatchur Rohmah
14
E-14
Meilani
14
K-14
Intan Nashirotul Chasanah
15
E-15
Muhammad Sobirin
15
K-15
Jat Ekowati
16
E-16
Ni Putu Ziti Sri Asieh
16
K-16
Linayatul Hidayah
17
E-17
Niswatul Muarrifah
17
K-17
Maulana Muzaki Fatawa
18
E-18
Nur Hidayah
18
K-18
Meita Putri Frahmihadi
19
E-19
Nur Khayati
19
K-19
Muhammad Arif Widasmoro
20
E-20
Nur Takim
20
K-20
Naila Ifah Fitriani
21
E-21
Nur Wakidah
21
K-21
Nifa Nurrohmah
22
E-22
Nur Wiyati
22
K-22
Nur Chayati
23
E-23
Parmisih
23
K-23
Radha Eva Lestari Ningrum
24
E-24
Raffles Kezia Wardani
24
K-24
Rofi’I Mahmud
25
E-25
Rahmad Hidayat
25
K-25
Sahal Masykur
102
26
E-26
Riki Antoni Fahrianto
26
K-26
Satriya Faisol Hasan
27
E-27
Siti Zahrotul Khoizaroh
27
K-27
Sayyidatur Rikhana
28
E-28
Sovia Lestari
28
K-28
Siti Amalia
29
E-29
Sri Handayani
29
K-29
Siti Fatonah
30
E-30
Sri Rahayu
30
K-30
Slamet Widodo
31
E-31
Sri Wikanti
31
K-31
Sofiyana Karimah
32
E-32
Tanti Kawati
32
K-32
Supriyono
33
E-33
Tri Julianto
33
K-33
Syaiful Munir
34
E-34
Tri Rahayu
34
K-34
Tazyinatul Islamiyah
35
E-35
Umi Habibah
35
K-35
Umi Makrifah
36
E-36
Umi Rohmawati
36
K-36
Wiji Nur Janah
37
K-37
Wildan Bagus Antoko
38
K-38
Wulan Septiyana Anggriyani
39
K-39
Zainul Firdani
103
Kompetensi Dasar Memprediksi terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip kelarutan dan hasil kali kelarutan
Lampiran 18
Mata Pelajaran Kelas/ Semester Standar Kompetensi Alokasi Waktu
SILABUS : Kimia : XI/ II : Memahami sifat-sifat larutan asam basa, metode pengukuran dan terapannya : 10 jam pelajaran (untuk UH 2 jam)
Materi Pembelajaran Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
Kegiatan Pembelajaran Menjelaskan kesetimbangan dalam larutan jenuh atau larutan garam yang sukar larut melalui diskusi kelas
Indikator
Menghitung kelarutan suatu elektrolit yang sukar larut melalui diskusi kelas
Dapat menjelaskan definisi kelarutan dan hasil kali kelarutan Dapat menjelaskan kesetimbangan dalam larutan jenuh/ larutan garam yang sukar larut Dapat menjelaskan hubungan hasil kali kelarutan dengan kelarutannya dan menuliskan ungkapan Ksp nya Dapat menghitung kelarutan suatu elektrolit yang sukar larut berdasarkan data harga Ksp/ sebaliknya Dapat menjelaskan pengaruh ion senama terhadap kelarutan dan penerapannya Dapat menjelaskan pengaruh pH terhadap kelarutan dan hasil kali kelarutan
Penilaian Jenis tagihan Tugas individu Tugas kelompok Ulangan Bentuk instrument Performans (kinerja dan sikap) Tes tertulis
Alokasi Waktu 10 jam
Sumber/ Bahan/ Alat Sumber: Buku Kimia Bahan: LKS Bahan dan alat untuk praktikum
103
104
Merancang dan melakukan percobaan untuk menentukan kelarutan garam dan membandingkannya dengan hasil kali kelarutan
Dapat memperkirakan terbentuknya endapan berdasarkan nilai tetapan hasil kali kelarutannya dan membuktikannya melalui percobaan
104 100
105 Lampiran 19
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas
I.
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas / Semester
: XI / II
Tahun Pelajaran
: 2010/2011
Pokok Materi
: Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
Pertemuan
:1
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit (2 jam pelajaran)
STANDAR KOMPETENSI Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran dan terapannya.
II. KOMPETENSI DASAR Memprediksikan terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip kelarutan dan hasil kali kelarutan.
III. INDIKATOR a. Menjelaskan pengertian kelarutan dan hasil kali kelarutan. b. Menjelaskan kesetimbangan dalam larutan jenuh/ larutan garam yang sukar larut. c. Menjelaskan hubungan kalarutan dengan hasil kali kelarutan dan menuliskan ungkapan Ksp-nya.
IV. TUJUAN a. Siswa dapat menjelaskan pengertian kelarutan dan hasil kali kelarutan. b. Siswa dapat menjelaskan kesetimbangan dalam larutan jenuh/ larutan garam yang sukar larut.
106
c. Siswa dapat menjelaskan hubungan kelarutan dengan hasil kali kelarutan dan menuliskan ungkapan Ksp nya.
V. ANALISIS MATERI Pengertian Kelarutan dan Tetapan Hasil Kali Kelarutan 1. Kelarutan Kelarutan (Solubility) adalah jumlah maksimum zat padat yang dapat larut dalam sejumlah tertentu pelarut. Satuan kelarutan dinyatakan dalam mol L-1 atau M, dapat dirumuskan :
Dimana : s
= kelarutan (mol/Liter)
n
= jumlah mol
V
= volume larutan (Liter)
gr
= massa zat terlarut
Mr = massa atom relatif zat terlarut
Contoh soal : Sebanyak 4,35 mg perak kromat Ag2CrO4 dapat larut dalam 100 ml air. Nyatakan kelarutan perak kromat Ag2CrO4 dalam mol L-1 (Ar O= 16, Cr = 52, Ag = 108) Penyelesaian : Diketahui : gr Ag2CrO4
= 4,35 mg = 4,5 x 10-3 g
V
= 100 mL
Ar O= 16, Cr = 52, Ag = 108 Ditanya : s Ag2CrO4 ? Jawab :
107
2. Tetapan Hasil Kali Kelarutan Tetapan hasil kali kelarutan (Ksp) adalah hasil kali konsentrasi ion-ion dari larutan jenuh garam yang sukar larut dalam air, setelah masing-masing konsentrasi dipangkatkan dengan koefisien reaksi ionnya. Kesetimbangan dalam larutan jenuh perak klorida adalah sebagai berikut : Ag+(aq) + Cl-(aq)
AgCl (s)
Persamaan tetapan hasil kali kelarutan dinotasikan dengan Ksp (solubility product constant), jadi :
Tetapan hasil kali kelarutan untuk larutan jenuh elektrolit dengan rumus AxBy dapat dituliskan sebagai berikut: xAy+(aq) + yBx-(aq)
AxBy(s)
Ksp = [Ay+]x[Bx-]y Hubungan Kelarutan (s) dan Hasil Kali Kelarutan (Ksp) Ada 3 cara untuk menentukan hubungan antara kelarutan ( s ) dengan tetapan hasil kali kelarutan ( Ksp ) yaitu : 4) Menuliskan persamaan reaksi kesetimbangannya 5) Menentukan hubungan antara konsentrasi ion-ion dengan kelarutan berdasarkan koefisien reaksinya. 6) Menentukan hubungan antara Ksp dengan kelarutan ( s ) berdasarkan persamaan tetapan hasil kali kelarutan. Secara umum, dirumuskan :
s
ms
ns
√
108
Keterangan : “ Besarnya nilai Ksp suatu zat bersifat tetap pada suhu yang tetap. “
AgCl (s)
Ag+ (aq) + Cl- (aq)
Konsentrasi kesetimbangan ion Ag+ dan ion Cl- dalam larutan jenuh dapat dikaitkan dengan kelarutan AgCl yaitu sesuai dengan stoikiometri reaksi (perbandingan koefisien reaksinya). Jika kelarutan AgCl dinyatakan dengan s, maka konsentrasi ion Ag+ dalam larutan itu sama dengan s dan konsentrasi ion Cl- juga sama dengan s.
AgCl (s)
Ag+ (aq) + Cl- (aq)
s
s
s
Dengan demikian, nilai tetapan hasil kali kelarutan (Ksp) AgCl dapat dikaitkan dengan kelarutan (s) sbb : Ksp [AgCl] = [Ag+][Cl-] atau s = √ = (s) (s) = s2 Contoh soal : Bila kelarutan magnesium hidroksida, Mg(OH)2 adalah x mol L-1, maka tetapan hasil kali kelarutan zat tersebut dinyatakan dengan..... Jawab :
x
x
2x
Ksp Mg(OH)2 = [Mg2+] [OH-]2 = x . (2x)2 = 4x3 VI. METODE DAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN Model
: Pembelajaran kooperatif CIRC
Metode
: Ceramah, Diskusi, Tugas
109
VII. KEGIATAN PEMBELAJARAN No. 1.
Alokasi
Kegiatan
Waktu
Kegiatan Awal ( Pendahuluan) a. Salam pembuka dan guru memeriksa kehadiran siswa b. Guru menghubungkan materi yang dipelajari dengan fenomena yang ada di sekitar
15 menit
c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran d. Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok kecil yang terdiri atas 5-6 siswa. 2.
Kegiatan inti Eksplorasi a. Guru menjelaskan secara umum tentang kelarutan dan hasil kali kelarutan (pengertian, rumus, satuan dan contoh soal) b. Guru membagi lembar diskusi kepada masingmasing kelompok c. Guru menjelaskan langkah-langkah dan aturan yang harus dilakukan terkait tugas yang diberikan 60 menit
Elaborasi d. Guru memberikan waktu kepada siswa untuk bekerja
dalam
kelompoknya
menyelesaikan
permasalah yang diberikan e. Salah satu anggota kelompok membaca soal f. Setiap
kelompok
membuat
prediksi
atau
menafsirkan isi soal
g. Setiap kelompok membuat rencana penyelesaian soal
110
h. Setiap kelompok menuliskan penyelesaian soal secara urut i. Masing-masing
kelompok
saling
merevisi
penyelesaian soal Konfirmasi j. Menyamakan persepsi tentang hubungan kelarutan kelarutan dan hasil kali kelarutan 3.
Kegiatan Akhir (Penutup) a. Guru mengumpulkan hasil diskusi dan membimbing siswa membuat simpulan tentang materi yang telah dipelajari b. Guru memberikan pekerjaan rumah secara individu
15 menit
c. Guru mengingatkan materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya. d. Guru menutup pelajaran dengan salam.
VIII. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR Media
: whiteboard, spidol, penghapus., lembar diskusi
Sumber Belajar :- Anshory, Irfan dan Hiskia Ahmad. 2002. Kimia SMA untuk kelas 2. Jakarta : Erlangga. - sudarmo, Unggul. 2004. Kimia untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Erlangga - Purba, Michael. 2007. Kimia Untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Penerbit Erlangga.
IX. PENILAIAN a. Aspek Kognitif 1.) Jenis tagihan
: Lembar Diskusi Siswa dan Pekerjaan Rumah (PR)
2.) Bentuk Instrumen : uraian b. Aspek Afektif
111
1.) Prosedur
: Observasi Langsung
2.) Bentuk Instrumen : Lembar Pengamatan
X.
EVALUASI
Lembar Diskusi Siswa ( Terlampir) Pekerjaan Rumah 1. Jelaskan istilah- istilah berikut : a. Larutan jenuh b. Larutan belum jenuh c. Larutan lewat jenuh 2. Kelarutan timbal kromat (PbCrO4) dalam air adalah 1,34 mol L-1. Berapa gram timbal kromat dapat larut dalam 200 mL air ? (Ar Cr = 52, O = 16, Pb = 206) 3. Tentukan tetapan hasil kali kelarutan pada persamaan di bawah ini untuk senyawa berikut :
XI.
a. BaSO4
c. CuBr
e. Fe(OH)3
g. Ag2CO3
b.Sn(OH)4
d. Ca3(PO4)2
f. CdS
h. SrCrO4
KUNCI JAWABAN
Lembar Diskusi Siswa ( Terlampir) Pekerjaan Rumah 1.
a. larutan jenuh adalah adalah larutan yang tidak lagi dapat melarutkan zat b. larutan belum jenuh adalah larutan yang masih dapat melarutkan zat terlarut. c. larutan lewat jenuh adalah larutan yang sudah tidak dapat lagi melarutkan zat terlarut, sehingga menyebabkan terbentuknya endapan
2. Diketahui : s PbCrO4 dalam air = 1,34 mol LMr PbCrO4= 322 V air = 200 mL Ditanya : gram PbCrO4 ….? Jawab : dalam larutan jenuh PbCrO4 terdapat kesetimbangan sebagai berikut
112
PbCrO4
Pb2+ + CrO42-
s
s
s
1,34 = gr = 86,3 gram jadi gram timbal kromat yang dapat larut dalam 200 mL air adalah 86,3 gram 3. Ksp untuk senyawa elektrolit: a. BaSO4= s2 b. Sn(OH)4 = 256s5 c. CuBr = s2 d. Ca3(PO4) 2 = 108s5 e. Fe(OH)3 = 27s4 f. CdS = s2 g. Ag2CO3 = 4s3 h. SrCrO4 =s2
Karangtengah, Guru Mata Pelajaran
April 2011
Praktikan
Mustajab, S.Pd
Dwi Ari Santi
NIP. 19721122 200604 1 005
NIM. 4301407041
113 Lampiran
LEMBAR DISKUSI SISWA I
TUJUAN : a. Siswa dapat menjelaskan pengertian kelarutan dan hasil kali kelarutan. b. Siswa dapat menjelaskan kesetimbangan dalam larutan jenuh/ larutan garam yang sukar larut. c. Siswa dapat menjelaskan hubungan kelarutan dengan hasil kali kelarutan dan menuliskan ungkapan Ksp nya.
SOAL DISKUSI : 1. Jelaskan istilah- istilah berikut : a. Kelarutan b. Tetapan hasil kali kelarutran c. Larutan jenuh Jawab : ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… 2. Jika 7,4 gram Ca(OH)2 larut dalam 500 mL air , tentukan kelarutan Ca(OH)2 dalam molar ! ( Ar Ca = 40, O = 16, H = 1)
114
Jawab : ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… 3. Tentukan persamaan tetapan hasil kali kelarutan ( Ksp ) garam berikut. a. BaSO4
d. CaCO3
b. CaF2
e. Al(OH)3
c. Mg(OH)2 Jawab : ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………
115
4. Apabila kelarutan dilambangkan dengan s, tulislah hubungan kelarutan dengan tetapan hasil kali kelarutan untuk senyawa berikut : 4. Ba(OH)2
b. Ag2CrO4
Jawab : ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………
KUNCI JAWABAN LEMBAR DISKUSI I 1. a. Kelarutan adalah jumlah maksimum zat yang dapat larut dalam sejumlah tertentu pelarut b. tetapan hasil kali kelarutan adalah Tetapan hasil kali kelarutan (Ksp) adalah hasil kali konsentrasi ion-ion dari larutan jenuh garam yang sukar larut dalam air, setelah masing-masing konsentrasi dipangkatkan dengan koefisien reaksi ionnya. d. larutan jenuh adalah adalah larutan yang tidak lagi dapat melarutkan zat 2. Diketahui : gram Ca(OH)2 dalam air = 7,4 gram V air = 500 mL Ditanya : kelarutan Ca(OH)2 (s)….? Jawab : dalam larutan jenuh Ca(OH)2 terdapat kesetimbangan sebagai berikut Ca(OH)2 s
Ca2+ + 2OHs
2s
s= = 0,2 M Jadi kelarutan Ca(OH)2 dalam 500 mL air sebesar 0,2 molar. 3. Ksp dari garam :
116
Ba2+ + SO42-
a. BaSO4
Ksp = [Ba2+][SO42-] Ca2+ + 2F-
b. CaF2
Ksp = [Ca2+][F-]2 Mg2+ + 2OH-
c. Mg(OH)2
Ksp = [Mg2+][OH-]2 d. CaCO3
Ca2+ + CO32-
Ksp = [Ca2+][CO32-] e. Al(OH)3
Al3+ + 3OH-
Ksp = [Al3+][OH-]3
4. a. Kesetimbangan Ba(OH)2 Ba2+ + 2OH-
Ba(OH)2 s
s
2s
Ksp Ba(OH)2 = [Ba2+].[OH-]2 = s . (2s)2 = 4s3 Jadi hubungan kelarutan dengan Ksp adalah Ksp = 4s3 b. Kesetimbangan Ag2CrO4 Ag2CrO4 s
2Ag+ + CrO422s
s
Ksp Ag2CrO4 = [Ag+]2. [CrO42-] = (2s)2 . s = 4s3 Jadi hubungan kelarutan dengan Ksp adalah Ksp = 4s3
117
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas
I.
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas / Semester
: XI / II
Tahun Pelajaran
: 2010/2011
Pokok Materi
: Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
Pertemuan
:2
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit (2 jam pelajaran)
STANDAR KOMPETENSI Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran dan terapannya.
II.
KOMPETENSI DASAR Memprediksikan terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip kelarutan dan hasil kali kelarutan.
d. INDIKATOR d. Menghitung kelarutan suatu elektrolit yang sukar larut berdasarkan data harga Ksp atau sebaliknya. e. Menjelaskan pengaruh penambahan ion senama dalam kelarutan.
e.
TUJUAN f. Siswa dapat menghitung kelarutan suatu elektrolit yang sukar larut berdasarkan data harga Ksp atau sebaliknya. g. Siswa dapat menjelaskan pengaruh ion senama terhadap kelarutan.
118
h. ANALISIS MATERI Menentukan Nilai Ksp Berdasarkan Kelarutan Kelarutan zat-zat yang sukar larut dapat ditentukan berdasarkan harga Ksp zat tersebut. Demikian pula harga Ksp dapat ditentukan jika konsentrasi ion-ion zat terlarut diketahui. Contoh soal : 1. Hitung kelarutan garam AgCl dalam air, jika Ksp AgCl = 8,1.10-9. Penyelesaian: Misal kelarutan AgCl = s mol L–1 AgCl(s) s
Ag+(aq) + Cl–(aq) s
s
KspAgCl = [Ag+][Cl–] 8,1.10-9= s x s = s2 s = 9.10-5mol L–1 Kelarutan AgCl = 9.10-5 mol L–1. 2. Sebanyak 100 mL larutan jenuh magnesium fluorida MgF2 pada 18oC diuapkan dan diperoleh 7,6 mg MgF2 padat. Berapakah Ksp MgF2 pada 18oC ? (Ar Mg = 24 ; F = 19)
MgF2 (s) s Ksp MgF2
Mg2+ (aq) + 2F- (aq) s
2s
= [Mg2+][F-]2 = s (2s)2 = 4s3 = 4 (0,0012)3 = 6,9 x 10-9
119
Pengaruh ion senama terhadap kelarutan Apakah yang terjadi, jika dalam suatu larutan elektrolit terdapat ion senama (sejenis)? Agar dapat menemukan jawabannya, perhatikan larutan jenuh AgCl. Pada saat AgCl dilarutkan dalam air, maka akan terbentuk reaksi kesetimbangan, yaitu: AgCl (s)
Ag+ (aq) + Cl- (aq)
Adanya penambahan larutan AgNO3 akan memperbesar konsentrasi ion Ag karena AgNO3 juga akan terionisasi dan menghasilkan ion Ag. Reaksi yang terjadi yaitu: AgNO3(aq)
Ag+ (aq) + NO3–(aq)
Sementara itu, penambahan ion sejenis (Ag+) akan menggeser kesetimbangan ke kiri. Pergeseran ke kiri menyebabkan kelarutan AgCl berkurang, tetapi tidak memengaruhi harga tetapan hasil kali kelarutan, jika suhu tidak berubah. Pahamilah penerapannya dalam contoh soal berikut. Contoh soal : Diketahui Ksp Ag2CrO4 = 2,56 x 10-10, tentukan kelarutan Ag2CrO4 dalam larutan AgNO3 0,1 M ! Penyelesaian : Diketahui: Ksp Ag2CrO4 = 2,56 x 10-10 Ditanyakan: kelarutan Ag2CrO4 dalam larutan AgNO3 0,1 M. Jawab: Reaksi kesetimbangan Ag2CrO4 : Ag2CrO4 (s) S
2 Ag+ (aq) + CrO42- (aq) 2s
s
AgNO3(aq)
Ag+ (aq) + NO3- (aq)
0,1 M
0,1 M
0,1 M
Di dalam sistem terdapat : [CrO42-] +
=s
[Ag ] = (2s + 0,1) M = (2s + 0,1) mol/Liter
120
Karena [Ag+] yang bersal dari Ag2CrO4 sangat sedikit dibandingkan [Ag+] yang berasal dari AgNO3, maka [Ag+] dari Ag2CrO4 dapat diabaikan, sehingga [Ag+] = 0,1 mol/L, oleh karena itu : Ksp [Ag2CrO4] = [Ag+]2[ CrO42-] 2,56 x 10-10
= (0,1)2 x s
s
= 2,56 x 10-8 mol/L
Kelarutan Ag2CrO4 dalam larutan AgNO3 0,1 M adalah 2,56 x 10-8 mol/L. Jadi, penambahan ion sejenis Ag+ akan memperkecil kelarutan Ag2CrO4.
i.
METODE DAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN Model
: Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC
Metode
: Ceramah, diskusi kelompok
j.
KEGIATAN PEMBELAJARAN No. 1.
Kegiatan
Alokasi Waktu
Kegiatan Awal ( Pendahuluan) e. Guru membuka pelajaran dengan salam dan memeriksa kehadiran siswa f. Guru mempersilahkan siswa menyiapkan buku catatan masing- masing.
10 menit
g. Guru meminta siswa mengumpulkan pekerjaan rumah h. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 2.
Kegiatan inti Eksplorasi k. Guru membimbing siswa me-review materi yang telah dipelajari l. Guru menjelaskan secara singkat materi yang akan dipelajari
65 menit
121
m. Guru membagi lembar diskusi 2 kepada masingmasing kelompok n. Guru menjelaskan langkah-langkah dan aturan yang harus dilakukan terkait tugas yang diberikan Elaborasi o. Guru memberikan waktu kepada siswa untuk bekerja
dalam
kelompoknya
menyelesaikan
permasalah yang diberikan p. Salah satu anggota kelompok membaca soal q. Setiap
kelompok
membuat
prediksi
atau
menafsirkan isi soal r. Setiap kelompok membuat rencana penyelesaian soal s. Setiap kelompok menuliskan penyelesaian soal secara urut t. Masing-masing
kelompok
saling
merevisi
penyelesaian soal Konfirmasi u. Menyamakan persepsi tentang Ksp dan pengaruh ion senama 3.
Kegiatan Akhir (Penutup) e. Guru mengumpulkan hasil diskusi dan membimbing siswa membuat simpulan tentang materi yang telah dipelajari f. Guru memberikan pekerjaan rumah secara individu g. Guru mengingatkan materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya. h. Guru menutup pelajaran dengan salam.
15 menit
122
k.
MEDIA DAN SUMBER BELAJAR Media
: whiteboard, spidol, penghapus.
Sumber Belajar : - Anshory, Irfan dan Hiskia Ahmad. 2002. Kimia SMA untuk kelas 2. Jakarta : Erlangga. - sudarmo, Unggul. 2004. Kimia untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Erlangga - Purba, Michael. 2007. Kimia Untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Penerbit Erlangga.
l.
PENILAIAN a. Aspek Kognitif 1.) Jenis tagihan
: Lembar Diskusi Siswa dan Pekerjaan Rumah (PR)
2.) Bentuk Instrumen : uraian b. Aspek Afektif 1.) Prosedur
: Observasi Langsung
2.) Bentuk Instrumen : Lembar Pengamatan
m.
EVALUASI
Lembar Diskusi Siswa ( Terlampir)
Pekerjaan Rumah (PR) 1.
Jika diketahui Ksp Mg(OH)2 pada suhu 250C adalah 1,8 × 10-11, maka tentukan besarnya kelarutan larutan jenuh Mg(OH)2.
2.
Kelarutan Ca(OH)2 dalam 100 cm3 air = 222 mgram. Jika Ar Ca = 40, O =16, dan H = 1, berapakah Ksp dari Ca(OH)2 tersebut?
3.
Jelaskan manakah yang lebih besar kelarutan AgCl dalam air murni ataukah kelarutan AgCl dalam larutan NaCl?
4.
Jika Ksp Ag2CrO4 = 2,4 x 10-12 dan kelarutan Ag2CrO4 dalam air murni = 8,43 x 10-5 mol/L ,Tentukan : a. Kelarutan Ag2CrO4 dalam AgNO3 0,1 M, b. Kelarutan Ag2CrO4 dalam AgNO3 0,2 M, c. Kelarutan Ag2CrO4 dalam K2CrO4 0,1 M !
123
n.
KUNCI JAWABAN
Lembar Diskusi Siswa ( Terlampir)
Pekerjaan Rumah (PR) 1.
Diketahui : Ksp Mg(OH)2 =1,8 × 10-11 Ditanya : kelarutan Mg(OH)2 (s) …? Jawab : kesetimbangan Mg(OH)2 Mg2+
Mg(OH)2 s
+ 2OH-
s
2s
Ksp Mg(OH)2 = [Mg2+]. [OH-]2 1,8 × 10-11
= ( s ). ( 2s)2
1,8 × 10-11
= 4s3
s = 1,65 x 10-4 jadi kelarutan Mg(OH)2 adalah 1,65 x 10-4 2.
Diketahui : V air = 100 cm3 massa Ca(OH)2 = 222 mgram Mr Ca(OH)2 = 74 Ditanya : Ksp Ca(OH)2 ? Jawab : kesetimbangan Ca(OH)2 CaOH)2 s
Ca2+
+ 2OH-
s
2s
Ksp Ca(OH)2 = [Ca2+]. [OH-]2 = ( s ). ( 2s)2 = 4s3 = 4 x (0,03)3 = 1,08 x 10-4 Jadi Ksp CaOH)2 tersebut adalah 1,08 x 10-4
124
3.
Kelarutan AgCl dalam air murni lebih besar daripada kelarutan AgCl dalam larutan NaCl, karena ion senama akan memperkecil larutan sehingga AgCl dalam NaCl kelarutannya semakin kecil.
4.
Diketahui : Ksp Ag2CrO4 = 2,4 x 10-12 Kelarutan dalam air murni = 8,43 x 10-5 mol/L Ditanya : a. Kelarutan Ag2CrO4 dalam AgNO3 0,1 M, a. Kelarutan Ag2CrO4 dalam AgNO3 0,2 M, b. Kelarutan Ag2CrO4 dalam K2CrO4 0,1 M Jawab : a. Ag2CrO4 s AgNO3 0,1 M
2Ag+
+ CrO42-
2s
s
Ag+
+ NO3-
0,1 M
0,1 M
Ksp Ag2CrO4 = [Ag+]2.[ CrO42-] 2,4 x 10-12
= (0,1)2.(s)
2,4 x 10-12
= 10-2 s
s = 2,4 x 10-10 jadi kelarutan Ag2CrO4 dalam AgNO3 0,1 M adalah 2,4 x 10-10 b. AgNO3 0,2 M
Ag+
+ NO3-
0,2 M
0,2 M
Ksp Ag2CrO4 = [Ag+]2.[ CrO42-] 2,4 x 10-12
= (0,2)2.(s)
2,4 x 10-12
= 2 x 10-2 s
s = 1,2 x 10-10 jadi kelarutan Ag2CrO4 dalam AgNO3 0,2 M adalah 1,2 x 10-10 c. K2CrO4 0,1 M
2K+
+ CrO42-
0,1 M
0,1 M
Ksp Ag2CrO4 = [Ag+]2.[ CrO42-] 2,4 x 10-12
= (2s)2.(0,1)
2,4 x 10-12
= 10-1 x 4s2
125
s = 2,45 x 10-6 jadi kelarutan Ag2CrO4 dalam K2CrO4 0,1 M adalah 2,45 x 10-6
Karangtengah, Guru Mata Pelajaran
April 2011
Praktikan
Mustajab, S.Pd
Dwi Ari Santi
NIP. 19721122 200604 1 005
NIM.4301407041
126 Lampiran
LEMBAR DISKUSI SISWA II Nama Kelompok
: :
TUJUAN : a.
Siswa dapat menghitung kelarutan suatu elektrolit yang sukar larut berdasarkan data harga Ksp atau sebaliknya.
b.
Siswa dapat menjelaskan pengaruh ion senama terhadap kelarutan.
SOAL DISKUSI : 1. Berapakah kelarutan garam PbCl2 jika KspPbCl2 = 1,08.10-4 ! Jawab : ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… 2. Kelarutan kalsium oksalat adalah 0,0061 mol L–1 larutan. Hitung berapa harga Ksp CaC2O4 (ArCa = 40, C = 12, O = 16).
127
Jawab : ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… 3. Jika KspPbI2 = 5.10-10 Hitung: a. kelarutan PbI2 dalam air, b. kelarutan PbI2 dalam 0,1 M KI, c. kelarutan PbI2 dalam 0,2 M Pb(NO3)2! Jawab : ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………
128
KUNCI JAWABAN LEMBAR DISKUSI SISWA II 1. Diketahui : KspPbCl2 = 1,08. 10-4 Ditanya
: kelarutan PbCl2 (s) …?
Jawab : dalam larutan jenuh PbCl2 terdapat kesetimbangan sebagai berikut : PbCl2 s Ksp
Pb2+ + 2Cls
2s
= [Pb2+]. [Cl-]2
1,08. 10-4 = s. (2s)2 1,08. 10-4 = 4s3 = 3 x 10-2
s
jadi kelarutan PbCl2 adalah 3 x 10-2. 2. Diketahui : kelarutan CaC2O4 (s) = 0,0061 mol L–1 Ditanya : Ksp CaC2O4 …? Jawab : dalam larutan jenuh CaC2O4 terdapat kesetimbangan sebagai berikut : CaC2O4 s
Ca2+
+ C2O42-
s
6,1 x 10-2 6,1 x 10-2
s 6,1 x 10-2
Ksp CaC2O4 = [Ca2+].[ C2O42-] = 6,1 x 10-2 x 6,1 x 10-2 = 3,721 x 10-3 Jadi harga Ksp CaC2O4 adalah 3,721 x 10-3 3. Diketahui : KspPbI2 = 5x10-10 Ditanya : a. kelarutan PbI2 dalam air, b. kelarutan PbI2 dalam 0,1 M KI, c. kelarutan PbI2 dalam 0,2 M Pb(NO3)2
129
Jawab : c. Misal kelarutan PbI2 dalam air = s mol L-1 PbI2
Pb2+
s
s
+ 2I2s
Ksp PbI2 = [Pb2+]. [I-]2 5x10-10= s x (2s)2 5x10-10 = 4s3 s = 5 x 10-4 kelarutan PbI2 dalam air = 5 x 10-4 mol L-1 b. PbI2 s
Pb2+
+ 2I-
s
2s
KI
K+ + I-
0,1
0,1
0,1
Ksp PbI2 = [Pb2+]. [I-]2 5x10-10 = s x (0,1)2 s = 5 x 10-8 kelarutan PbI2 dalam 0,1 M KI = 5 x 10-8 mol L-1 c. PbI2 s
Pb2+ s
+ 2I2s
Pb(NO3)2
Pb2+
0,2
0,2
+ 2NO30,4
Ksp PbI2 = [Pb2+]. [I-]2 5x10-10 = 0,2 x (2s)2 s = 2,5 x 10-5 kelarutan PbI2 dalam 0,2 M Pb(NO3)2 2,5 x 10-5 mol L-1
130
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas
I.
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas / Semester
: XI / II
Tahun Pelajaran
: 2010/2011
Pokok Materi
: Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
Pertemuan
:3
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit (2 jam pelajaran)
STANDAR KOMPETENSI Memahami sifat-sifat asam-basa, metode pengukuran dan terapannya.
II. KOMPETENSI DASAR Memprediksikan terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip kelarutan dan hasil kali kelarutan.
III. INDIKATOR Memperkirakan terbentuknya endapan berdasarkan harga Ksp.
IV. TUJUAN PEMBELAJARAN Siswa dapat memperkirakan terbentuknya endapan berdasarkan harga Ksp.
V. ANALISIS MATERI
Hubungan Ksp dengan pH Harga pH sering digunakan untuk menghitung Ksp suatu basa yang sukar larut. Sebaliknya, harga Ksp suatu basa dapat digunakan untuk menentukan pH larutan.
131
Contoh soal: Hitunglah kelarutan Mg(OH)2 dalam larutan yang memiliki pH = 12. (Ksp Mg(OH)2 = 1,5 x 10-11) Penyelesaian: pOH = 2 maka [OH–] = 10-2 mol L–1 Ksp Mg(OH)2 = [Mg2+][OH–]2 1,5.10-11 = [Mg2+][10-2]2 [Mg2+] = 1,5.10-7 Kelarutan Mg(OH)2 pada pH = 12 adalah = 1,5.10-7 mol L–1
Reaksi Pengendapan AgCl dapat larut dalam air, meskipun dalm jumlah yang sangat sedikit, artinya ion Ag+ dan Cl- dapat berada bersama-sama dalam larutan hingga larutan jenuh yaitu sampai hasil kali kelarutan [Ag+][Cl-] sama dengan nilai Ksp AgCl. Apabila penambahan ion Ag+ dilanjutkan hinggahasil kali [Ag+][Cl-]> Ksp [Ag+][Cl-], maka kelebihan ion Ag+ dan Cl- akan bergabung membentuk endapan AgCl. Jadi, pada penambahan larutan Ag+ ke dalam larutan Cl- dapat terjadi tiga hal sbb: Jika [Ag+][Cl-] < Ksp [Ag+][Cl-], larutan belum jenuh. Jika [Ag+][Cl-] = Ksp [Ag+][Cl-], larutan tepat jenuh. Jika [Ag+][Cl-] > Ksp [Ag+][Cl-], larutan lewat jenuh maka akan mengendap. Contoh Soal: Jika dalam suatu larutan terkandung Pb(NO3)2 0,05 M dan HCl 0,05 M, dapatkah terjadi endapan PbCl2? (Ksp PbCl2 = 6,25 x 10-5) Jawab: [Pb2+]
= 0,05 M
[Cl-]
= 0,05 M
132
[Pb2+][Cl-]2
= [0,05][0,05]2 = 1,25 x 10-4
Oleh karena [Pb2+][Cl-]2 > Ksp PbCl2, maka PbCl2 dalam larutan itu akan mengendap.
VI. METODE PEMBELAJARAN Model
: Pembelajaran kooperatif CIRC
Metode : Ceramah, Diskusi, Tugas
VII. KEGIATAN PEMBELAJARAN No. 1.
Kegiatan
Alokasi Waktu
Kegiatan Awal ( Pendahuluan) i. Guru membuka pelajaran dengan salam dan memeriksa kehadiran siswa j. Guru mempersilahkan siswa menyiapkan buku catatan masing-masing.
10 menit
k. Guru meminta siswa mengumpulkan pekerjaan rumah l. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 2.
Kegiatan inti Eksplorasi v. Guru membimbing siswa me-review materi yang telah dipelajari w. Guru menjelaskan secara singkat materi yang akan dipelajari x. Guru membagi lembar diskusi 3 kepada masingmasing kelompok y. Guru menjelaskan langkah-langkah dan aturan yang harus dilakukan terkait tugas yang diberikan
65 menit
133
Elaborasi z. Guru memberikan waktu kepada siswa untuk bekerja
dalam
kelompoknya
menyelesaikan
permasalah yang diberikan aa. Salah satu anggota kelompok membaca soal bb. Setiap
kelompok
membuat
prediksi
atau
menafsirkan isi soal cc. Setiap kelompok membuat rencana penyelesaian soal dd. Setiap kelompok menuliskan penyelesaian soal secara urut ee. Masing-masing
kelompok
saling
merevisi
penyelesaian soal Konfirmasi ff. Menyamakan persepsi tentang hubungan pH dengan Ksp dan reaksi pengendapan 3.
Kegiatan Akhir (Penutup) i. Guru mengumpulkan hasil diskusi dan membimbing siswa membuat simpulan tentang materi yang telah dipelajari j. Guru memberikan pekerjaan rumah secara individu
15 menit
k. Guru mengingatkan materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya. l. Guru menutup pelajaran dengan salam.
VIII. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR Media
: whiteboard, spidol, penghapus.
Sumber Belajar
: - Anshory, Irfan dan Hiskia Ahmad. 2002. Kimia SMA untuk kelas 2. Jakarta : Erlangga. - sudarmo, Unggul. 2004. Kimia untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Erlangga
134
- Purba, Michael. 2007. Kimia Untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Penerbit Erlangga.
IX. PENILAIAN a. Aspek Kognitif 1. Jenis tagihan
: Lembar Diskusi Siswa dan Pekerjaan Rumah (PR)
2. Bentuk Instrumen
: uraian
b. Aspek Afektif 1. Prosedur
: Observasi Langsung
2. Bentuk Instrumen
: Lembar Pengamatan
X. EVALUASI
Lembar Diskusi Siswa ( Terlampir)
Pekerjaan Rumah (PR)
1. Tetapan hasil kali kelarutan Fe(OH)2 sebesar 2 x 10-14. Berapakah kelarutan Fe(OH)2 dalam larutan yang mempunyai pH 12 + log 2 ? 2. suatu basa M(OH)2 mempunyai harga Ksp = 1 x 10-15. Apakah terbentuk endapan M(OH)2 apabila 50 mL larutan MSO4 0,01 M dicampur dengan 50 mL larutan NH3 0,1 M? 3. Di dalam suatu larutan terdapat ion – ion X2+, Y2+, Z2+ dengan konsentrasi masing- masing 0,1 M. Ke dalam larutan ini ditambahkan NaOH padat, sehingga pH larutan menjadi 8. Berdasarkan data berikut : Ksp X(OH)2 = 2,8 x 10-10 Ksp Y(OH)2 = 4,5 x 10-11 Ksp Z(OH)2 = 1,6 x 10-14 Manakah hidroksida yang mengendap ?
XI. KUNCI JAWABAN Lembar Diskusi Siswa (terlampit)
135
Pekerjaan Rumah (PR) 1. Diketahui : Ksp Fe(OH)2 = 2 x 10-14 pH = 12 + log 2 Ditanya : kelarutan (s) Fe(OH)2 ? Jawab : pH = 12 + log 2 pOH = 14 – (12 + log 2) = 2 – log 2 [OH-] = 2. 10-2 Fe2+ + 2OH-
Fe(OH)2
Ksp = [Fe2+].[ OH-]2 2 x 10-14 = s. (2. 10-2)2 s= jadi kelarutan Fe(OH)2 dalam larutan yang mempunyai pH 12 + log 2 =
2. Diketahui : Ksp M(OH)2 =1 x 10-15. MSO4 0,01 M= 50 mL NH3 0,1 M = 50 mL Ditanya : terbentuk endapan M(OH)2? Jawab : MSO4
M2+
0,5 mmol
0,5 mmol
+
SO420,5 mmol
[M2+]= NH4OH
NH4+
5 mmol
5 mmol
+ OH5 mmol
[OH-]= [M2+].[OH-]2 =(
). (
)2
= 1,25 x 10-5 Karena [M2+].[OH-]2 > Ksp M(OH)2 maka terbentuk endapan.
136
3. Diketahui : [X2+]=[Y2+]=[Z2+]= 0,1 M pH larutan = 8 Ksp X(OH)2 = 2,8 x 10-10 Ksp Y(OH)2 = 4,5 x 10-11 Ksp Z(OH)2 = 1,6 x 10-14 Ditanya : hidroksida yang mengendap? Jawab : Hidroksida yang mengendap adalah hidroksida dimana nilai [ion+][OH-] > Ksp. pH = 8, pOH = 6 [OH-] = 10-6 X(OH)2 , Ksp = [X2+].[OH-]2 = 10-1 (10-6)2 = 10-13 10-13< Ksp X(OH)2 (tidak mengendap) Y(OH)2 , Ksp = [X2+].[OH-]2 = 10-1 (10-6)2 = 10-13 10-13< Ksp Y(OH)2 (tidak mengendap) Z(OH)2 , Ksp = [X2+].[OH-]2 = 10-1 (10-6)2 = 10-13 10-13>Ksp Z(OH)2 (mengendap) Jadi, hidroksida yang mengendap adalah Z(OH)2 Karangtengah, Guru Mata Pelajaran
April 2011
Praktikan
Mustajab, S.Pd
Dwi Ari Santi
NIP. 19721122 200604 1 005
NIM. 4301407041
137
Lampiran LEMBAR DISKUSI SISWA III Nama Kelompok
: :
TUJUAN : a. Siswa dapat menentukan hubungan pH terhadap kelarutan dan hasil kali kelarutan b. Siswa dapat memperkirakan terbentuknya endapan berdasarkan harga Ksp.
SOAL DISKUSI : 1. Diketahui Ksp Fe(OH)2 = 3,2 x 10-14. Tentukanlah kelarutan Fe(OH)2 dalam: a. Aquades
b. Larutan NaOH 0,01 M
Jawab : ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………
138
……………………………………………………………………………………………………… 2. Larutan jenuh M(OH)2 mempunyai pH = 10. Tentukan kelarutan basa tersebut dalam larutan yang mempunyai pH = 13! Jawab : ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… c. Jelaskan apakah akan terjadi endapan jika 100 cm3 larutan Pb(NO3)2 0,1 M direaksikan dengan larutan 100 cm3 NaCl 0,1 M! (Ksp PbCl2 = 2,5 x 10-4). Jawab : ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… d. Tentukanlah konsentrasi minimum ion Ag+ yang diperlukan untuk mengendapkan AgCl (Ksp AgCl = 2 x 10-10) dari masing-masing larutan berikut! a.
NaCl 0,1 M
b. CaCl2 0,1 M
139
Jawab : ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………
KUNCI JAWABAN LEMBAR DISKUSI SISWA III 1. Diketahui : Ksp Fe(OH)2 = 8 x 10-16 Ditanya : a. kelarutan (s) dalam Aquades? b. Kelarutan (s) dalam Larutan NaOH 0,01 M ? Jawab : Kelarutan Fe(OH)2 dalam: a. Air murni, untuk senyawa Fe(OH)2: Fe(OH)2
Fe2+ + 2 OH-
s
s
2s
Ksp = [Fe2+ ]. [OH-]2 Ksp = 4s3 = 3,2 x 10-14
s= Jadi kelarutan Fe(OH)2 dalam air murni (aquades) adalah 2 . 10-5 M b. Larutan NaOH 0,01 M: NaOH
Na+ + OH-
0,01
0,01
0,01
Ksp = [Fe2+ ]. [OH-]2
140
3,2 x 10-14 = s. [0,01]
Jadi kelarutan Fe(OH)2 dalam Larutan NaOH 0,01 M adalah 3,2 x 10-12 M. 2. Diketahui : M(OH)2 mempunyai pH = 10 Ditanya : kelarutan basa dalam larutan yang mempunyai pH = 13 ? Jawab : Untuk M(OH)2 dengan pH = 10 maka pOH = 14 -10 = 4, jadi [OH-] = 10-4 Untuk senyawa M(OH)2: M(OH)2 0,5 x 10-4
M 2+
+
2 OH-
0,5 x 10-4
10-4
Ksp M(OH)2 = [M 2+] .[ OH-]2 = (0,5 x 10-4).( 10-4)2 = 5 x 10-13 Kelarutan basa pada larutan dengan pH 13, yaitu: Ksp M(OH)2 = [M 2+] .[ OH-]2 5 x 10-13 = s. (10-1)2 s=
M
jadi kelarutan basa pada larutan dengan pH 13 adalah 3. Diketahui : larutan Pb(NO3)2 0,1 M =100 cm3 NaCl 0,1 M = 100 cm3 Ksp PbCl2 = 2,5 x 10-4 Ditanya : terjadi endapan ? Jawab : Pb(NO3)2 Pb2+ + 2 NO310 mmol
10 mmol 20 mmol
NaCl Na+ + Cl10
10
10
M
141
[Cl-]= [Pb2+].[Cl-] =
.(
)
= 2,5 x 10-3 Karena [Pb2+].[Cl-] > Ksp PbCl2, maka terjadi endapan 4. Diketahui : Ksp AgCl = 2 x 10-10 Ditanya : [Ag+]untuk mengendapkan AgCl dalam : a. NaCl 0,1 M b. CaCl2 0,1 M Jawab : Ksp [Ag+][Cl-]=[Ag+][Cl-], larutan tepat jenuh maka larutan mulai mengendap. a. Konsentrasi minimnum AgCl agar mengendap pada larutan NaCl 0,1 M Ksp [Ag+][Cl-]=[Ag+][Cl-] 2 x 10-10 = [S][0,1] [S] = 2 x 10-9 b. Konsentrasi minimnum AgCl agar mengendap pada larutan CaCl2 0,1 M Ksp [Ag+][Cl-]=[Ag+][Cl-] 2 x 10-10 = [S][0,2] [S] = 10-9
142
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas
o.
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas / Semester
: XI / II
Tahun Pelajaran
: 2010/2011
Pokok Materi
: Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
Pertemuan
:4
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit (2 jam pelajaran)
STANDAR KOMPETENSI Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran dan terapannya.
p. KOMPETENSI DASAR Memprediksikan terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip kelarutan dan hasil kali kelarutan.
q. INDIKATOR Membuktikan terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan melalui percobaan.
r.
TUJUAN Siswa dapat membuktikan terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan melalui percobaan.
s.
ANALISIS MATERI Apabila kita menambahkan ion senama ke dalam larutan jenuh yang berada pada kesetimbangan, maka berdasarkan asas Le Chatelier
143
kesetimbangan akan bergeser ke kiri membentuk endapan. Pembentukan endapan mengisyaratkan terjadinya penurunan kelarutan. Untuk mengetahui keadaan larutan, kita dapat membandingkan Ksp dengan hasil kali konsentrasi molar dari ion-ion dalam larutan. Secara umum, persamaan kesetimbangan larutan garam AxBy sebagai berikut : xAy+(aq) + yBx-(aq)
AxBy(s)
Jika [Ay+]x[Bx-]y < Ksp AxBy → larutan tak jenuh dan tidak terbentuk endapan Jika [Ay+]x[Bx-]y = Ksp AxBy → larutan tepat jenuh dan belum terbentuk endapan Jika [Ay+]x[Bx-]y > Ksp AxBy → larutan jenuh dan terbentuk endapan
t.
u.
METODE DAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN Model
: Pembelajaran kooperatif CIRC
Metode
: Ceramah, Diskusi, Tugas
KEGIATAN PEMBELAJARAN No. 1.
Kegiatan
Alokasi Waktu
Kegiatan Awal ( Pendahuluan) m. Salam pembuka dan guru memeriksa kehadiran siswa n. Guru menghubungkan materi yang dipelajari dengan
15 menit
fenomena yang ada di sekitar o. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 2.
Kegiatan inti Eksplorasi gg. Guru membimbing siswa me-review materi yang telah dipelajari tentang reaksi pengendapan.
60 menit
144
Elaborasi hh. Setiap kelompok melakukan percobaan untuk membuktikan terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan. ii. Setiap kelompok melaporkan hasil percobaan di depan kelas jj. Guru membagikan lembar soal kepada masingmasing kelompok. kk. Salah satu anggota kelompok membaca soal ll. Setiap
kelompok
membuat
prediksi
atau
menafsirkan isi soal mm.
Setiap kelompok membuat rencana penyelesaian
soal nn. Setiap kelompok menuliskan penyelesaian soal secara urut oo. Masing-masing
kelompok
saling
merevisi
penyelesaian soal Konfirmasi pp. Menyamakan persepsi tentang terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip Ksp 3.
Kegiatan Akhir (Penutup) m. Guru mengumpulkan hasil diskusi dan membimbing siswa membuat simpulan tentang materi yang telah dipelajari 15 menit
n. Guru mengingatkan materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya. o. Guru menutup pelajaran dengan salam.
145
v.
MEDIA DAN SUMBER BELAJAR Media
: whiteboard, spidol, lembar kerja praktikum, alat dan bahan praktikum
Sumber Belajar :- Anshory, Irfan dan Hiskia Ahmad. 2002. Kimia SMA untuk kelas 2. Jakarta : Erlangga. - sudarmo, Unggul. 2004. Kimia untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Erlangga - Purba, Michael. 2007. Kimia Untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Penerbit Erlangga.
w.
PENILAIAN a. Aspek Kognitif 1.) Jenis tagihan
: Laporan Praktikum
2.) Bentuk Instrumen : uraian b. Aspek Afektif 1.) Prosedur
: Observasi Langsung
2.) Bentuk Instrumen : Lembar Pengamatan Afektif c. Aspek Psikomotorik 1.) Prosedur
: Observasi Langsung
2.) Bentuk Instrumen : Lembar Pengamatan Psikomotorik
x.
EVALUASI Terlampir
146
Karangtengah, Guru Mata Pelajaran
April 2011
Praktikan
Mustajab, S.Pd
Dwi Ari Santi
NIP. 19721122 200604 1 005
NIM. 4301407041
147
Lampiran
LEMBAR PETUNJUK PRAKTIKUM
A. TUJUAN Membuktikan terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan melalui percobaan. B. ALAT DAN BAHAN 1. Alat:
2. Bahan :
Gelas kimia
Larutan NaCl 0,2 M 5 ml
Tabung reaksi
Larutan NaCl 0,002 M 5 ml
Pipet tetes
Larutan Pb(NO3)2 0,2 M 5 ml
C. CARA KERJA 1. Siapkan 2 buah tabung reaksi . 2. Masukkan 5 mL larutan NaCl 0,2 M ke dalam tabung reaksi I dan 5 mL larutan NaCl 0,002 M ke dalam tabung reaksi II. 3. Tambahkan 5 mL larutan Pb(NO3)2 0,2 M ke dalam masing-masing tabung reaksi. 4. Amati yang terjadi dan catat hasil pengamatan. Ksp PbCl2 pada 25 °C= 1,7 x 10-5
D. PENGAMATAN PERLAKUAN 5 ml larutan Pb(NO3)2 0,1 M + 5 ml larutan NaCL 0,002 M
PENGAMATAN
148
5 ml larutan Pb(NO3)2 0,1 M + 5 ml larutan NaCl 0,2 M
E. PERTANYAAN 1. Dari hasil pengamatan, apakah terjadi reaksi ketika masing-masing larutan NaCl dalam kedua tabung reaksi ditambah larutan Pb(NO3)2? Jelaskan. 2. Berapakah harga [Pb2+].[Cl-]2 larutan pada tabung reaksi I dan II dari percobaan di atas? 3. Bandingkan harga [Pb2+].[Cl-]2 dengan Ksp masing-masing pada masingmasing tabung! 4. Apakah masing- masing tabung menghasilkan endapan? 5. Apabila terdapat endapan, jelaskan mengapa bisa terbentuk endapan? 6. Apabila tidak terdapat endapan, jelaskan mengapa tidak terbentuk endapan?
149
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS KONTROL
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas
I.
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas / Semester
: XI / II
Tahun Pelajaran
: 2010/2011
Pokok Materi
: Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
Pertemuan
:1
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit (2 jam pelajaran)
STANDAR KOMPETENSI Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran dan terapannya.
II.
KOMPETENSI DASAR Memprediksikan terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip kelarutan dan hasil kali kelarutan.
III. INDIKATOR a. Menjelaskan pengertian kelarutan dan hasil kali kelarutan. b. Menjelaskan kesetimbangan dalam larutan jenuh/ larutan garam yang sukar larut. c. Menjelaskan hubungan kalarutan dengan hasil kali kelarutan dan menuliskan ungkapan Ksp-nya.
IV. TUJUAN a. Siswa dapat menjelaskan pengertian kelarutan dan hasil kali kelarutan. b. Siswa dapat menjelaskan kesetimbangan dalam larutan jenuh/ larutan garam yang sukar larut.
150
c. Siswa dapat menjelaskan hubungan kelarutan dengan hasil kali kelarutan dan menuliskan ungkapan Ksp nya.
V.
ANALISIS MATERI Pengertian Kelarutan dan Tetapan Hasil Kali Kelarutan 1.
Kelarutan Kelarutan (Solubility) adalah jumlah maksimum zat padat yang dapat larut dalam sejumlah tertentu pelarut. Satuan kelarutan dinyatakan dalam mol L-1 atau M, dapat dirumuskan :
Dimana : s
= kelarutan (mol/Liter)
n
= jumlah mol
V
= volume larutan (Liter)
gr
= massa zat terlarut
Mr = massa atom relatif zat terlarut
Contoh soal : Sebanyak 4,35 mg perak kromat Ag2CrO4 dapat larut dalam 100 ml air. Nyatakan kelarutan perak kromat Ag2CrO4 dalam mol L-1 (Ar O= 16, Cr = 52, Ag = 108) Penyelesaian : Diketahui : gr Ag2CrO4
= 4,35 mg = 4,5 x 10-3 g
V
= 100 mL
Ar O= 16, Cr = 52, Ag = 108 Ditanya : s Ag2CrO4 ? Jawab :
151
2.
Tetapan Hasil Kali Kelarutan Tetapan hasil kali kelarutan (Ksp) adalah hasil kali konsentrasi ion-ion dari larutan jenuh garam yang sukar larut dalam air, setelah masing-masing konsentrasi dipangkatkan dengan koefisien reaksi ionnya. Kesetimbangan dalam larutan jenuh perak klorida adalah sebagai berikut : Ag+(aq) + Cl-(aq)
AgCl (s)
Persamaan tetapan hasil kali kelarutan dinotasikan dengan Ksp (solubility product constant), jadi :
Tetapan hasil kali kelarutan untuk larutan jenuh elektrolit dengan rumus AxBy dapat dituliskan sebagai berikut: xAy+(aq) + yBx-(aq)
AxBy(s)
Ksp = [Ay+]x[Bx-]y Hubungan Kelarutan (s) dan Hasil Kali Kelarutan (Ksp) Ada 3 cara untuk menentukan hubungan antara kelarutan ( s ) dengan tetapan hasil kali kelarutan ( Ksp ) yaitu : 7) Menuliskan persamaan reaksi kesetimbangannya 8) Menentukan hubungan antara konsentrasi ion-ion dengan kelarutan berdasarkan koefisien reaksinya. 9) Menentukan hubungan antara Ksp dengan kelarutan ( s ) berdasarkan persamaan tetapan hasil kali kelarutan. Secara umum, dirumuskan :
s
ms
ns
152
√ Keterangan : “ Besarnya nilai Ksp suatu zat bersifat tetap pada suhu yang tetap. “
AgCl (s)
Ag+ (aq) + Cl- (aq)
Konsentrasi kesetimbangan ion Ag+ dan ion Cl- dalam larutan jenuh dapat dikaitkan dengan kelarutan AgCl yaitu sesuai dengan stoikiometri reaksi (perbandingan koefisien reaksinya). Jika kelarutan AgCl dinyatakan dengan s, maka konsentrasi ion Ag+ dalam larutan itu sama dengan s dan konsentrasi ion Cl- juga sama dengan s.
AgCl (s)
Ag+ (aq) + Cl- (aq)
s
s
s
Dengan demikian, nilai tetapan hasil kali kelarutan (Ksp) AgCl dapat dikaitkan dengan kelarutan (s) sbb : Ksp [AgCl] = [Ag+][Cl-] atau s = √ = (s) (s) = s2 Contoh soal : Bila kelarutan magnesium hidroksida, Mg(OH)2 adalah x mol L-1, maka tetapan hasil kali kelarutan zat tersebut dinyatakan dengan..... Jawab :
x
x
2x
153
Ksp Mg(OH)2 = [Mg2+] [OH-]2 = x . (2x)2 = 4x3
VI. METODE DAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN Model
: Pembelajaran Konvensional
Metode
: Ceramah, latihan Soal
VII. KEGIATAN PEMBELAJARAN No. 1.
Kegiatan
Alokasi Waktu
Kegiatan Awal ( Pendahuluan) a. Salam pembuka dan guru memeriksa kehadiran siswa b. Guru menghubungkan materi yang dipelajari dengan
15 menit
fenomena yang ada di sekitar c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 2.
Kegiatan inti Eksplorasi a. Guru menjelaskan tentang kelarutan (pengertian, rumus, satuan dan contoh soal) b. Guru menjelaskan tentang Ksp (pengertian dan contoh soal) c. Guru menjelaskan tentang hubungan kelarutan dan hasil kali kelarutan Elaborasi d. Guru memberikan latihan soal untuk dikerjakan oleh siswa di kelas
60 menit
154
e. Guru meminta siswa untuk maju mengerjakan soal tersebut di depan kelas. f. Guru dan siswa membahas bersama soal-soal yang telah dikerjakan g. Guru memberikan koreksi jawaban atau tambahan informasi jika diperlukan Konfirmasi h. Menyamakan persepsi tentang hubungan kelarutan kelarutan dan hasil kali kelarutan 3.
Kegiatan Akhir (Penutup) a. Guru dan siswa membuat simpulan tentang materi yang telah dipelajari b. Guru memberikan pekerjaan rumah secara individu c. Guru mengingatkan materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya. d. Guru menutup pelajaran dengan salam.
VIII. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR Media
: whiteboard, spidol, penghapus., lembar diskusi
Sumber Belajar :- Anshory, Irfan dan Hiskia Ahmad. 2002. Kimia SMA untuk kelas 2. Jakarta : Erlangga. - sudarmo, Unggul. 2004. Kimia untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Erlangga - Purba, Michael. 2007. Kimia Untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Penerbit Erlangga.
IX.
PENILAIAN a. Aspek Kognitif 1. Jenis tagihan
: Latihan Soal dan Pekerjaan Rumah (PR)
2. Bentuk Instrumen : uraian b. Aspek Afektif
15 e n i t
155
1. Prosedur
: Observasi Langsung
2. Bentuk Instrumen : Lembar Pengamatan
X. EVALUASI Latihan Soal 1. Jelaskan istilah- istilah berikut : a. Kelarutan b. Tetapan hasil kali kelarutran c. Larutan jenuh 2. Jika 7,4 gram Ca(OH)2 larut dalam 500 mL air , tentukan kelarutan Ca(OH)2 dalam molar ! ( Ar Ca = 40, O = 16, H = 1) 3. Tentukan persamaan tetapan hasil kali kelarutan ( Ksp ) garam berikut. a. BaSO4
d. CaCO3
b. CaF2
e. Al(OH)3
c. Mg(OH)2 4.
Apabila kelarutan dilambangkan dengan s, tulislah hubungan kelarutan dengan tetapan hasil kali kelarutan untuk senyawa berikut : a. Ba(OH)2
b. Ag2CrO4
Pekerjaan Rumah
1. Jelaskan istilah- istilah berikut : a. Larutan jenuh b. Larutan belum jenuh c. Larutan lewat jenuh 2. Kelarutan timbal kromat (PbCrO4) dalam air adalah 1,34 mol L-1. Berapa gram timbal kromat dapat larut dalam 200 mL air ? (Ar Cr = 52, O = 16, Pb = 206) 3. Tentukan tetapan hasil kali kelarutan pada persamaan di bawah ini untuk senyawa berikut : a. BaSO4
c. CuBr
b. Sn(OH)4 d. Ca3(PO4)2
e. Fe(OH)3
g. Ag2CO3
f. CdS
h. SrCrO4
156
XI. KUNCI JAWABAN
Latihan Soal
1. a. Kelarutan adalah jumlah maksimum zat yang dapat larut dalam sejumlah tertentu pelarut b. tetapan hasil kali kelarutan adalah Tetapan hasil kali kelarutan (Ksp) adalah hasil kali konsentrasi ion-ion dari larutan jenuh garam yang sukar larut dalam air, setelah masing-masing konsentrasi dipangkatkan dengan koefisien reaksi ionnya. c. larutan jenuh adalah adalah larutan yang tidak lagi dapat melarutkan zat 2. Diketahui : gram Ca(OH)2 dalam air = 7,4 gram V air = 500 mL Ditanya : kelarutan Ca(OH)2 (s)….? Jawab : dalam larutan jenuh Ca(OH)2 terdapat kesetimbangan sebagai berikut : Ca2+ + 2OH-
Ca(OH)2 s
s
2s
s= = 0,2 M Jadi kelarutan Ca(OH)2 dalam 500 mL air sebesar 0,2 molar. 3.
Ksp dari garam : Ba2+ + SO42-
a. BaSO4
Ksp = [Ba2+][SO42-] b. CaF2
Ca2+ + 2F-
Ksp = [Ca2+][F-]2 c. Mg(OH)2
Mg2+ + 2OH-
Ksp = [Mg2+][OH-]2 d. CaCO3
Ca2+ + CO32-
Ksp = [Ca2+][CO32-] e. Al(OH)3
Al3+ + 3OH-
157
Ksp = [Al3+][OH-]3 4. a. Kesetimbangan Ba(OH)2 Ba2+ + 2OH-
Ba(OH)2 s
s
2s
Ksp Ba(OH)2 = [Ba2+].[OH-]2 = s . (2s)2 = 4s3 Jadi hubungan kelarutan dengan Ksp adalah Ksp = 4s3 b. Kesetimbangan Ag2CrO4 2Ag+ + CrO42-
Ag2CrO4 s
2s
s
Ksp Ag2CrO4 = [Ag+]2. [CrO42-] = (2s)2 . s = 4s3 Jadi hubungan kelarutan dengan Ksp adalah Ksp = 4s3
Pekerjaan Rumah 1.
a. larutan jenuh adalah adalah larutan yang tidak lagi dapat melarutkan zat b. larutan belum jenuh adalah larutan yang masih dapat melarutkan zat terlarut. c. larutan lewat jenuh adalah larutan yang sudah tidak dapat lagi melarutkan zat terlarut, sehingga menyebabkan terbentuknya endapan 2. Diketahui : s PbCrO4 dalam air = 1,34 mol LMr PbCrO4= 322 V air = 200 mL Ditanya : gram PbCrO4 ….? Jawab : dalam larutan jenuh PbCrO4 terdapat kesetimbangan sebagai berikut
158
PbCrO4 s
Pb2+ + CrO42s
s
1,34 = gr = 86,3 gram jadi gram timbal kromat yang dapat larut dalam 200 mL air adalah 86,3 gram 3. Ksp untuk senyawa elektrolit: a. BaSO4= s2 b. Sn(OH)4 = 256s5 c. CuBr = s2 d. Ca3(PO4) 2 = 108s5 e. Fe(OH)3 = 27s4 f. CdS = s2 g. Ag2CO3 = 4s3 h. SrCrO4 =s2
Karangtengah, Guru Mata Pelajaran
April 2011
Praktikan
Mustajab, S.Pd
Dwi Ari Santi
NIP. 19721122 200604 1 005
NIM. 4301407041
159
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS KONTROL
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas
I.
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas / Semester
: XI / II
Tahun Pelajaran
: 2010/2011
Pokok Materi
: Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
Pertemuan
:2
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit (2 jam pelajaran)
STANDAR KOMPETENSI Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran dan terapannya.
II.
KOMPETENSI DASAR Memprediksikan terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip kelarutan dan hasil kali kelarutan.
III. INDIKATOR a. Menghitung kelarutan suatu elektrolit yang sukar larut berdasarkan data harga Ksp atau sebaliknya. b. Menjelaskan pengaruh penambahan ion senama dalam kelarutan.
IV. TUJUAN a. Siswa dapat menghitung kelarutan suatu elektrolit yang sukar larut berdasarkan data harga Ksp atau sebaliknya. b. Siswa dapat menjelaskan pengaruh ion senama terhadap kelarutan.
160
V. ANALISIS MATERI
Menentukan Nilai Ksp Berdasarkan Kelarutan Kelarutan zat-zat yang sukar larut dapat ditentukan berdasarkan harga
Ksp zat tersebut. Demikian pula harga Ksp dapat ditentukan jika konsentrasi ion-ion zat terlarut diketahui. Contoh soal : 1. Hitung kelarutan garam AgCl dalam air, jika Ksp AgCl = 8,1.10-9. Penyelesaian: Misal kelarutan AgCl = s mol L–1 Ag+(aq) + Cl–(aq)
AgCl(s) s
s
s
KspAgCl = [Ag+][Cl–] 8,1.10-9= s x s = s2 s = 9.10-5mol L–1 Kelarutan AgCl = 9.10-5 mol L–1. 2. Sebanyak 100 mL larutan jenuh magnesium fluorida MgF2 pada 18oC diuapkan dan diperoleh 7,6 mg MgF2 padat. Berapakah Ksp MgF2 pada 18oC? (Ar Mg = 24 ; F = 19)
MgF2 (s) s Ksp MgF2
Mg2+ (aq) + 2F- (aq) s
2s = [Mg2+][F-]2 = s (2s)2 = 4s3 = 4 (0,0012)3 = 6,9 x 10-9
161
Pengaruh ion senama terhadap kelarutan Apakah yang terjadi, jika dalam suatu larutan elektrolit terdapat ion
senama (sejenis)? Agar dapat menemukan jawabannya, perhatikan larutan jenuh AgCl. Pada saat AgCl dilarutkan dalam air, maka akan terbentuk reaksi kesetimbangan, yaitu: Ag+ (aq) + Cl- (aq)
AgCl (s)
Adanya penambahan larutan AgNO3 akan memperbesar konsentrasi ion Ag karena AgNO3 juga akan terionisasi dan menghasilkan ion Ag. Reaksi yang terjadi yaitu: AgNO3(aq)
Ag+ (aq) + NO3–(aq)
Sementara itu, penambahan ion sejenis (Ag+) akan menggeser kesetimbangan ke kiri. Pergeseran ke kiri menyebabkan kelarutan AgCl berkurang, tetapi tidak memengaruhi harga tetapan hasil kali kelarutan, jika suhu tidak berubah. Pahamilah penerapannya dalam contoh soal berikut. Contoh soal : Diketahui Ksp Ag2CrO4 = 2,56 x 10-10, tentukan kelarutan Ag2CrO4 dalam larutan AgNO3 0,1 M ! Jawab: Reaksi kesetimbangan Ag2CrO4 : Ag2CrO4 (s) s
2 Ag+ (aq) + CrO42- (aq) 2s
s
AgNO3(aq)
Ag+ (aq) + NO3- (aq)
0,1 M
0,1 M
0,1 M
Di dalam sistem terdapat : [CrO42-]
=s
162
[Ag+] = (2s + 0,1) M = (2s + 0,1) mol/Liter Karena [Ag+] yang bersal dari Ag2CrO4 sangat sedikit dibandingkan [Ag+] yang berasal dari AgNO3, maka [Ag+] dari Ag2CrO4 dapat diabaikan, sehingga [Ag+] = 0,1 mol/L, oleh karena itu : Ksp [Ag2CrO4]
= [Ag+]2[ CrO42-]
2,56 x 10-10
= (0,1)2 x s = 2,56 x 10-8 mol/L
s
Kelarutan Ag2CrO4 dalam larutan AgNO3 0,1 M adalah 2,56 x 10-8 mol/L. Jadi, penambahan ion sejenis Ag+ akan memperkecil kelarutan Ag2CrO4.
VI. METODE DAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN Model
: Pembelajaran Konvensional
Metode
: Ceramah, latihan soal
VII. KEGIATAN PEMBELAJARAN
No. 1.
Kegiatan
Alokasi Waktu
Kegiatan Awal ( Pendahuluan) a. Guru membuka pelajaran dengan salam dan memeriksa kehadiran siswa b. Guru mempersilahkan siswa menyiapkan buku catatan 10 menit masing- masing. c. Guru meminta siswa mengumpulkan pekerjaan rumah d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
2.
Kegiatan inti Eksplorasi a. Guru menjelaskan bagaimana menghitung kelarutan suatu 65 menit elektrolit yang sukar larut berdasarkan data harga Ksp atau sebaliknya melalui contoh soal
163
b. Guru menjelaskan tentang pengaruh penambahan ion senama pada kelarutan Elaborasi c. Guru memberikan latihan soal untuk dikerjakan oleh siswa di kelas d. Guru memberi waktu kepada siswa untuk mengerjakan latihan soal. e. Guru meminta siswa untuk maju mengerjakan soal tersebut di depan kelas. f. Guru bersama siswa membahas jawaban di papan tulis g. Guru memberikan koreksi jawaban atau tambahan informasi jika diperlukan Konfirmasi h. Menyamakan persepsi tentang Ksp dan pengaruh ion senama 3.
Kegiatan Akhir (Penutup) a. Guru dan siswa membuat simpulan tentang materi yang telah dipelajari b. Guru memberikan pekerjaan rumah secara individu c. Guru mengingatkan materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya. d. Guru menutup pelajaran dengan salam.
VIII. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR Media
: whiteboard, spidol, penghapus.
Sumber Belajar : - Anshory, Irfan dan Hiskia Ahmad. 2002. Kimia SMA untuk kelas 2. Jakarta : Erlangga. - sudarmo, Unggul. 2004. Kimia untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Erlangga
164
- Purba, Michael. 2007. Kimia Untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Penerbit Erlangga.
51.
PENILAIAN a. Aspek Kognitif 1. Jenis tagihan
: Latihan Soal dan Pekerjaan Rumah (PR)
2. Bentuk Instrumen : uraian b. Aspek Afektif 1. Prosedur
: Observasi Langsung
2. Bentuk Instrumen : Lembar Pengamatan
52.
EVALUASI Latihan Soal
1. Berapakah kelarutan garam PbCl2 jika KspPbCl2 = 1,08.10-4 ! 2. Kelarutan kalsium oksalat adalah 0,0061 mol L–1 larutan. Hitung berapa harga Ksp CaC2O4 (ArCa = 40, C = 12, O = 16). 3. Jika KspPbI2 = 5.10-10 Hitung: a. kelarutan PbI2 dalam air, b. kelarutan PbI2 dalam 0,1 M KI, c. kelarutan PbI2 dalam 0,2 M Pb(NO3)2!
Pekerjaan Rumah 1.
Jika diketahui Ksp Mg(OH)2 pada suhu 250C adalah 1,8 × 10-11, maka tentukan besarnya kelarutan larutan jenuh Mg(OH)2.
2.
Kelarutan Ca(OH)2 dalam 100 cm3 air = 222 mgram. Jika Ar Ca = 40, O =16, dan H = 1, berapakah Ksp dari Ca(OH)2 tersebut?
3.
Jelaskan manakah yang lebih besar kelarutan AgCl dalam air murni ataukah kelarutan AgCl dalam larutan NaCl?
4.
Jika Ksp Ag2CrO4 = 2,4 x 10-12 dan kelarutan Ag2CrO4 dalam air murni = 8,43 x 10-5 mol/L ,Tentukan : a. Kelarutan dalam AgNO3 0,1 M,
165
b. Kelarutan dalam AgNO3 0,2 M, c. Kelarutan dalam K2CrO4 0,1 M ! XI. KUNCI JAWABAN
Latihan Soal
1. Diketahui : KspPbCl2 = 1,08. 10-4 : kelarutan PbCl2 (s) …?
Ditanya
Jawab : dalam larutan jenuh PbCl2 terdapat kesetimbangan sebagai berikut: Pb2+ + 2Cl-
PbCl2 s
s
2s
= [Pb2+]. [Cl-]2
Ksp
1,08. 10-4 = s. (2s)2 1,08. 10-4 = 4s3 = 3 x 10-2
s
jadi kelarutan PbCl2 adalah 3 x 10-2. 2. Diketahui : kelarutan CaC2O4 (s) = 0,0061 mol L–1 Ditanya : Ksp CaC2O4 …? Jawab : dalam larutan jenuh CaC2O4 terdapat kesetimbangan sebagai berikut : Ca2+
CaC2O4 s 6,1 x 10
+ C2O42-
s -2
6,1 x 10
s -2
6,1 x 10-2
Ksp CaC2O4 = [Ca2+].[ C2O42-] = 6,1 x 10-2 x 6,1 x 10-2 = 3,721 x 10-3 Jadi harga Ksp CaC2O4 adalah 3,721 x 10-3 3. Diketahui : KspPbI2 = 5x10-10 Ditanya : a. kelarutan PbI2 dalam air, b. kelarutan PbI2 dalam 0,1 M KI, c. kelarutan PbI2 dalam 0,2 M Pb(NO3)2 Jawab : a. Misal kelarutan PbI2 dalam air = s mol L-1
166
PbI2
Pb2+
s
s
+ 2I2s
Ksp PbI2 = [Pb2+]. [I-]2 5x10-10= s x (2s)2 5x10-10 = 4s3 s = 5 x 10-4 kelarutan PbI2 dalam air = 5 x 10-4 mol L-1 Pb2+
b. PbI2 s
+ 2I-
s
2s
KI
K+ + I-
0,1
0,1
0,1 2+
Ksp PbI2 = [Pb ]. [I-]2 5x10-10 = s x (0,1)2 s = 5 x 10-8 kelarutan PbI2 dalam 0,1 M KI = 5 x 10-8 mol L-1 Pb2+
c. PbI2 s
+ 2I-
s
2s
Pb(NO3)2
Pb2+
0,2
0,2
+ 2NO30,4
Ksp PbI2 = [Pb2+]. [I-]2 5x10-10 = 0,2 x (2s)2 s = 2,5 x 10-5 kelarutan PbI2 dalam 0,2 M Pb(NO3)2 2,5 x 10-5 mol L-1
Pekerjaan Rumah 1.
Diketahui : Ksp Mg(OH)2 =1,8 × 10-11 Ditanya : kelarutan Mg(OH)2 (s) …? Jawab : kesetimbangan Mg(OH)2 Mg(OH)2 s
Mg2+ s
+ 2OH2s
Ksp Mg(OH)2 = [Mg2+]. [OH-]2
167
1,8 × 10-11
= ( s ). ( 2s)2
1,8 × 10-11
= 4s3
s = 1,65 x 10-4 jadi kelarutan Mg(OH)2 adalah 1,65 x 10-4 2.
Diketahui : V air = 100 cm3 massa Ca(OH)2 = 222 mgram Mr Ca(OH)2 = 74 Ditanya : Ksp Ca(OH)2 ? Jawab : kesetimbangan Ca(OH)2 Ca2+
CaOH)2 s
+ 2OH-
s
2s
Ksp Ca(OH)2 = [Ca2+]. [OH-]2 = ( s ). ( 2s)2 = 4s3 = 4 x (0,03)3 = 1,08 x 10-4 Jadi Ksp CaOH)2 tersebut adalah 1,08 x 10-4 3.
Kelarutan AgCl dalam air murni lebih besar daripada kelarutan AgCl dalam larutan NaCl, karena ion senama akan memperkecil larutan sehingga AgCl dalam NaCl kelarutannya semakin kecil.
4.
Diketahui : Ksp Ag2CrO4 = 2,4 x 10-12 Kelarutan dalam air murni = 8,43 x 10-5 mol/L Ditanya : a. Kelarutan Ag2CrO4 dalam AgNO3 0,1 M, d. Kelarutan Ag2CrO4 dalam AgNO3 0,2 M, e.
Kelarutan Ag2CrO4 dalam K2CrO4 0,1 M
Jawab : a. Ag2CrO4 s
2Ag+ 2s
+ CrO42s
168
AgNO3 0,1 M
Ag+
+ NO3-
0,1 M
0,1 M
Ksp Ag2CrO4 = [Ag+]2.[ CrO42-] 2,4 x 10-12
= (0,1)2.(s)
2,4 x 10-12
= 10-2 s
s = 2,4 x 10-10 jadi kelarutan Ag2CrO4 dalam AgNO3 0,1 M adalah 2,4 x 10-10 b.
AgNO3 0,2 M
Ag+
+ NO3-
0,2 M
0,2 M
Ksp Ag2CrO4 = [Ag+]2.[ CrO42-] 2,4 x 10-12
= (0,2)2.(s)
2,4 x 10-12
= 2 x 10-2 s
s = 1,2 x 10-10 jadi kelarutan Ag2CrO4 dalam AgNO3 0,2 M adalah 1,2 x 10-10 c.
K2CrO4 0,1 M
2K+
+ CrO42-
0,1 M
0,1 M
Ksp Ag2CrO4 = [Ag+]2.[ CrO42-] 2,4 x 10-12
= (2s)2.(0,1)
2,4 x 10-12
= 10-1 x 4s2
s = 2,45 x 10-6 jadi kelarutan Ag2CrO4 dalam K2CrO4 0,1 M adalah 2,45 x 10-6 Karangtengah, Guru Mata Pelajaran
April 2011
Praktikan
Mustajab, S.Pd
Dwi Ari Santi
NIP. 19721122 200604 1 005
NIM. 4301407041
169
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS KONTROL
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas / Semester
: XI / II
Tahun Pelajaran
: 2010/2011
Pokok Materi
: Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
Pertemuan
:3
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit (2 jam pelajaran)
I. STANDAR KOMPETENSI Memahami sifat-sifat asam-basa, metode pengukuran dan terapannya.
II. KOMPETENSI DASAR Memprediksikan terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip kelarutan dan hasil kali kelarutan.
III. INDIKATOR a. Menjelaskan pengaruh pH terhadap kelarutan dan hasil kali kelarutan b. Memperkirakan terbentuknya endapan berdasarkan harga Ksp.
IV. TUJUAN PEMBELAJARAN a. Siswa dapat menjelaskan pengaruh pH terhadap kelarutan dan hasil kali kelarutan b. Siswa dapat memperkirakan terbentuknya endapan berdasarkan harga Ksp.
170
V. ANALISIS MATERI
Hubungan Ksp dengan pH Harga pH sering digunakan untuk menghitung Ksp suatu basa yang sukar larut. Sebaliknya, harga Ksp suatu basa dapat digunakan untuk menentukan pH larutan. Contoh soal: Hitunglah kelarutan Mg(OH)2 dalam larutan yang memiliki pH = 12. (Ksp Mg(OH)2 = 1,5 x 10-11) Penyelesaian: pOH = 2 maka [OH–] = 10-2 mol L–1 Ksp Mg(OH)2 = [Mg2+][OH–]2 1,5.10-11 = [Mg2+][10-2]2 [Mg2+] = 1,5.10-7 Kelarutan Mg(OH)2 pada pH = 12 adalah = 1,5.10-7 mol L–1 Reaksi Pengendapan AgCl dapat larut dalam air, meskipun dalm jumlah yang sangat sedikit, artinya ion Ag+ dan Cl- dapat berada bersama-sama dalam larutan hingga larutan jenuh yaitu sampai hasil kali kelarutan [Ag+][Cl-] sama dengan nilai Ksp AgCl. Apabila penambahan ion Ag+ dilanjutkan hinggahasil kali [Ag+][Cl-]> Ksp [Ag+][Cl-], maka kelebihan ion Ag+ dan Cl- akan bergabung membentuk endapan AgCl. Jadi, pada penambahan larutan Ag+ ke dalam larutan Cl- dapat terjadi tiga hal sbb: Jika [Ag+][Cl-] < Ksp [Ag+][Cl-], larutan belum jenuh. Jika [Ag+][Cl-] = Ksp [Ag+][Cl-], larutan tepat jenuh. Jika [Ag+][Cl-] > Ksp [Ag+][Cl-], larutan lewat jenuh maka akan mengendap. Contoh Soal: Jika dalam suatu larutan terkandung Pb(NO3)2 0,05 M dan HCl 0,05 M, dapatkah terjadi endapan PbCl2? (Ksp PbCl2 = 6,25 x 10-5) Jawab:
171
[Pb2+]
= 0,05 M
-
[Cl ]
= 0,05 M
[Pb2+][Cl-]2
= [0,05][0,05]2 = 1,25 x 10-4
Oleh karena [Pb2+][Cl-]2 > Ksp PbCl2, maka PbCl2 dalam larutan itu akan mengendap.
VI. METODE PEMBELAJARAN Model
: Pembelajaran Konvensional
Metode : Ceramah, Latihan Soal
VII. KEGIATAN PEMBELAJARAN
No. 1.
Alokasi
Kegiatan
Waktu
Kegiatan Awal ( Pendahuluan) a. Guru membuka pelajaran dengan
salam
dan
memeriksa kehadiran siswa b. Guru mempersilahkan siswa menyiapkan buku catatan masing-masing.
10 menit
c. Guru meminta siswa mengumpulkan pekerjaan rumah d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 2.
Kegiatan inti Eksplorasi a. Guru menjelaskan hubungan pH terhadap Ksp dengan perhitungan b. Guru menjelaskan tentang reaksi pengendapan Elaborasi c. Guru memberikan latihan soal untuk dikerjakan oleh
65 menit
172
siswa di kelas d.
Guru
memberi
waktu
kepada
siswa
untuk
mengerjakan latihan soal. e. Guru meminta siswa untuk maju mengerjakan soal tersebut di depan kelas. f. Guru bersama siswa membahas jawaban di papan tulis g. Guru memberikan koreksi jawaban atau tambahan informasi jika diperlukan Konfirmasi h. Menyamakan persepsi tentang hubungan pH terhadap Ksp dan reaksi pengendapan 3.
Kegiatan Akhir (Penutup) a. Guru dan siswa membuat simpulan tentang materi yang telah dipelajari b. Guru memberikan pekerjaan rumah secara individu c. Guru mengingatkan materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya. d. Guru menutup pelajaran dengan salam.
VIII. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR Media
: whiteboard, spidol, penghapus
Sumber Belajar
: - Anshory, Irfan dan Hiskia Ahmad. 2002. Kimia SMA untuk kelas 2. Jakarta : Erlangga. - sudarmo, Unggul. 2004. Kimia untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Erlangga
173
- Purba, Michael. 2007. Kimia Untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Penerbit Erlangga.
XII. PENILAIAN a. Aspek Kognitif 1. Jenis tagihan
: Latihan Soal dan Pekerjaan Rumah (PR)
2. Bentuk Instrumen
: uraian
b. Aspek Afektif 1. Prosedur
: Observasi Langsung
2. Bentuk Instrumen
: Lembar Pengamatan
XIII. EVALUASI 1.
Latihan Soal Diketahui Ksp Fe(OH)2 = 3,2 x 10-14. Tentukanlah kelarutan Fe(OH)2 dalam: a. Aquades
2.
b. Larutan NaOH 0,01 M
Larutan jenuh M(OH)2 mempunyai pH = 10. Tentukan kelarutan basa tersebut dalam larutan yang mempunyai pH = 13!
3.
Jelaskan apakah akan terjadi endapan jika 100 cm3 larutan Pb(NO3)2 0,1 M direaksikan dengan larutan 100 cm3 NaCl 0,1 M! (Ksp PbCl2 = 2,5 x 10-4).
4.
Tentukanlah konsentrasi minimum ion Ag+ yang diperlukan untuk mengendapkan AgCl (Ksp AgCl = 2 x 10-10) dari masing-masing larutan berikut! a. NaCl 0,1 M
b. CaCl2 0,1 M
Pekerjaan Rumah (PR)
1. Tetapan hasil kali kelarutan Fe(OH)2 sebesar 2 x 10-14. Berapakah kelarutan Fe(OH)2 dalam larutan yang mempunyai pH 12 + log 2 ?
174
2. suatu basa M(OH)2 mempunyai harga Ksp = 1 x 10-15. Apakah terbentuk endapan M(OH)2 apabila 50 mL larutan MSO4 0,01 M dicampur dengan 50 mL larutan NH3 0,1 M? 3. Di dalam suatu larutan terdapat ion – ion X2+, Y2+, Z2+ dengan konsentrasi masing- masing 0,1 M. Ke dalam larutan ini ditambahkan NaOH padat, sehingga pH larutan menjadi 8. Berdasarkan data berikut : Ksp X(OH)2 = 2,8 x 10-10 Ksp Y(OH)2 = 4,5 x 10-11 Ksp Z(OH)2 = 1,6 x 10-14 Manakah hidroksida yang mengendap ?
XI. KUNCI JAWABAN Lembar Diskusi Siswa 1. Diketahui : Ksp Fe(OH)2 = 3,2 x 10-14 Ditanya : a. kelarutan (s) dalam Aquades? b. Kelarutan (s) dalam Larutan NaOH 0,01 M ? Jawab : Kelarutan Fe(OH)2 dalam: a. Air murni, untuk senyawa Fe(OH)2: Fe2+ + 2 OH-
Fe(OH)2 s
s 2+
Ksp = [Fe
2s ]. [OH-]2
Ksp = 4s3 = 3,2 x 10-14
s= Jadi kelarutan Fe(OH)2 dalam air murni (aquades) adalah 2 . 10-5 M b. Larutan NaOH 0,01 M: NaOH
Na+ + OH-
0,01
0,01
0,01
175
Ksp = [Fe2+ ]. [OH-]2 3,2 x 10-14 = s. [0,01]
Jadi kelarutan Fe(OH)2 dalam Larutan NaOH 0,01 M adalah 3,2 x 10-12 M. 2.
Diketahui : M(OH)2 mempunyai pH = 10 Ditanya : kelarutan basa dalam larutan yang mempunyai pH = 13 ? Jawab : Untuk M(OH)2 dengan pH = 10 maka pOH = 14 -10 = 4, jadi [OH-] = 10-4 Untuk senyawa M(OH)2: M(OH)2 0,5 x 10-4
M 2+
+
2 OH-
0,5 x 10-4
10-4
Ksp M(OH)2 = [M 2+] .[ OH-]2 = (0,5 x 10-4).( 10-4)2 = 5 x 10-13 Kelarutan basa pada larutan dengan pH 13, yaitu: Ksp M(OH)2 = [M 2+] .[ OH-]2 5 x 10-13 = s. (10-1)2 s=
M
jadi kelarutan basa pada larutan dengan pH 13 adalah 3.
Diketahui : larutan Pb(NO3)2 0,1 M =100 cm3 NaCl 0,1 M = 100 cm3 Ksp PbCl2 = 2,5 x 10-4 Ditanya : terjadi endapan ? Jawab : Pb(NO3)2 Pb2+ + 2 NO310 mmol
10 mmol 20 mmol
M
176
NaCl Na+ + Cl10
10
10
[Cl-]= [Pb2+].[Cl-] =
.(
)
= 2,5 x 10-3 Karena [Pb2+].[Cl-] > Ksp PbCl2, maka terjadi endapan 4.
Diketahui : Ksp AgCl = 2 x 10-10 Ditanya : [Ag+]untuk mengendapkan AgCl dalam : a. NaCl 0,1 M b. CaCl2 0,1 M Jawab : Ksp [Ag+][Cl-]=[Ag+][Cl-], larutan tepat jenuh maka larutan mulai mengendap. a. Konsentrasi minimnum AgCl agar mengendap pada larutan NaCl 0,1 M Ksp [Ag+][Cl-]=[Ag+][Cl-] 2 x 10-10 = [S][0,1] [S] = 2 x 10-9 b. Konsentrasi minimnum AgCl agar mengendap pada larutan CaCl2 0,1 M Ksp [Ag+][Cl-]=[Ag+][Cl-] 2 x 10-10 = [S][0,2] [S] = 10-9
Pekerjaan Rumah (PR) 1. Diketahui : Ksp Fe(OH)2 = 2 x 10-14 pH = 12 + log 2 Ditanya : kelarutan (s) Fe(OH)2 ? Jawab : pH = 12 + log 2 pOH = 14 – (12 + log 2) = 2 – log 2
177
[OH-] = 2. 10-2 Fe2+ + 2OH-
Fe(OH)2
Ksp = [Fe2+].[ OH-]2 2 x 10-14 = s. (2. 10-2)2 s= jadi kelarutan Fe(OH)2 dalam larutan yang mempunyai pH 12 + log 2 =
2.
Diketahui : Ksp M(OH)2 =1 x 10-15. MSO4 0,01 M= 50 mL NH3 0,1 M = 50 mL Ditanya : terbentuk endapan M(OH)2? Jawab : MSO4
M2+
0,5 mmol
0,5 mmol
+
SO420,5 mmol
[M2+]= NH4OH
NH4+
5 mmol
5 mmol
+ OH5 mmol
[OH-]= [M2+].[OH-]2 =(
). (
)2
= 1,25 x 10-5 Karena [M2+].[OH-]2 > Ksp M(OH)2 maka terbentuk endapan. 3.
Diketahui : [X2+]=[Y2+]=[Z2+]= 0,1 M pH larutan = 8 Ksp X(OH)2 = 2,8 x 10-10 Ksp Y(OH)2 = 4,5 x 10-11 Ksp Z(OH)2 = 1,6 x 10-14 Ditanya : hidroksida yang mengendap? Jawab :
178
Hidroksida yang mengendap adalah hidroksida dimana nilai [ion+][OH] > Ksp. pH = 8, pOH = 6 [OH-] = 10-6 X(OH)2 , Ksp = [X2+].[OH-]2 = 10-1 (10-6)2 = 10-13 10-13< Ksp X(OH)2 (tidak mengendap) Y(OH)2 , Ksp = [X2+].[OH-]2 = 10-1 (10-6)2 = 10-13 10-13< Ksp Y(OH)2 (tidak mengendap) Z(OH)2 , Ksp = [X2+].[OH-]2 = 10-1 (10-6)2 = 10-13 10-13>Ksp Z(OH)2 (mengendap) Jadi, hidroksida yang mengendap adalah Z(OH)2
Karangtengah,
Guru Mata Pelajaran
April 2011
Praktikan
Mustajab, S.Pd
Dwi Ari Santi
NIP. 19721122 200604 1 005
NIM. 4301407041
179
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS KONTROL
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas
I.
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas / Semester
: XI / II
Tahun Pelajaran
: 2010/2011
Pokok Materi
: Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
Pertemuan
:4
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit (2 jam pelajaran)
STANDAR KOMPETENSI Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran dan terapannya.
II.
KOMPETENSI DASAR Memprediksikan terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip kelarutan dan hasil kali kelarutan.
III. INDIKATOR Membuktikan terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan melalui percobaan.
IV. TUJUAN Siswa dapat membuktikan terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan melalui percobaan.
V. ANALISIS MATERI Apabila kita menambahkan ion senama ke dalam larutan jenuh yang berada pada kesetimbangan, maka berdasarkan asas Le Chatelier
180
kesetimbangan akan bergeser ke kiri membentuk endapan. Pembentukan endapan mengisyaratkan terjadinya penurunan kelarutan. Untuk mengetahui keadaan larutan, kita dapat membandingkan Ksp dengan hasil kali konsentrasi molar dari ion-ion dalam larutan. Secara umum, persamaan kesetimbangan larutan garam AxBy sebagai berikut : xAy+(aq) + yBx-(aq)
AxBy(s)
Jika [Ay+]x[Bx-]y < Ksp AxBy → larutan tak jenuh dan tidak terbentuk endapan Jika [Ay+]x[Bx-]y = Ksp AxBy → larutan tepat jenuh dan belum terbentuk endapan Jika [Ay+]x[Bx-]y > Ksp AxBy → larutan jenuh dan terbentuk endapan
VI. METODE DAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN Model
: Pembelajaran konvensional
Metode
: Ceramah, Diskusi, Tugas
VII. KEGIATAN PEMBELAJARAN
No. 1.
Kegiatan
Alokasi Waktu
Kegiatan Awal ( Pendahuluan) a. Salam pembuka dan guru memeriksa kehadiran siswa b. Guru menghubungkan materi yang dipelajari dengan
15 menit
fenomena yang ada di sekitar c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 2.
Kegiatan inti 60 menit
181
Eksplorasi a. Guru membimbing siswa me-review materi yang telah dipelajari tentang reaksi pengendapan. Elaborasi b. Setiap
kelompok
melakukan
percobaan
untuk
membuktikan terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan. c. Setiap kelompok mengerjakan soal yang ada pada lembar praktikum Konfirmasi d. Menyamakan persepsi tentang terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip Ksp 3.
Kegiatan Akhir (Penutup) a. Guru mengumpulkan hasil diskusi dan membimbing siswa membuat simpulan tentang materi yang telah dipelajari
15 enit
b. Guru mengingatkan materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya. c. Guru menutup pelajaran dengan salam.
VIII. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR Media
: whiteboard, spidol, lembar kerja praktikum, alat dan bahan praktikum
Sumber Belajar :- Anshory, Irfan dan Hiskia Ahmad. 2002. Kimia SMA untuk kelas 2. Jakarta : Erlangga.
182
- sudarmo, Unggul. 2004. Kimia untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Erlangga - Purba, Michael. 2007. Kimia Untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Penerbit Erlangga.
IX. PENILAIAN a. Aspek Kognitif 1. Jenis tagihan
: Laporan Praktikum
2. Bentuk Instrumen : uraian b. Aspek Afektif 1. Prosedur
: Observasi Langsung
2. Bentuk Instrumen : angket afektif c. Aspek Psikomotorik 1. Prosedur
: Observasi Langsung
2. Bentuk Instrumen : Lembar Pengamatan
X.
EVALUASI Terlampir
Karangtengah, Guru Mata Pelajaran
April 2011
Praktikan
Mustajab, S.Pd
Dwi Ari Santi
NIP. 19721122 200604 1 005
NIM. 4301407041
183
Lampiran
LEMBAR PETUNJUK PRAKTIKUM A. TUJUAN Membuktikan terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan melalui percobaan. B. ALAT DAN BAHAN 1. Alat:
2. Bahan :
Gelas kimia Tabung reaksi Pipet tetes
Larutan NaCl 0,2 M 5 ml Larutan NaCl 0,002 M 5 ml Larutan Pb(NO3)2 0,2 M 5 ml
C. CARA KERJA 1. Siapkan 2 buah tabung reaksi . 2. Masukkan 5 mL larutan NaCl 0,2 M ke dalam tabung reaksi I dan 5 mL larutan NaCl 0,002 M ke dalam tabung reaksi II. 3. Tambahkan 5 mL larutan Pb(NO3)2 0,2 M ke dalam masing-masing tabung reaksi. 4. Amati yang terjadi dan catat hasil pengamatan. Ksp PbCl2 pada 25 °C= 1,7 x 10-5 D. PENGAMATAN PERLAKUAN 5 ml larutan Pb(NO3)2 0,1 M + 5 ml larutan NaCL 0,002 M
PENGAMATAN
184
5 ml larutan Pb(NO3)2 0,1 M + 5 ml larutan NaCl 0,2 M
E. PERTANYAAN 1. Dari hasil pengamatan, apakah terjadi reaksi ketika masing-masing larutan NaCl dalam kedua tabung reaksi ditambah larutan Pb(NO3)2? Jelaskan. 2. Berapakah harga [Pb2+].[Cl-]2 larutan pada tabung reaksi I dan II dari percobaan diatas? 3. Bandingkan harga [Pb2+].[Cl-]2
dengan Ksp masing-masing pada
masing- masing tabung! 4. Apakah masing-masing tabung menghasilkan endapan? 5. Apabila terdapat endapan, jelaskan mengapa bisa terbentuk endapan? 6. Apabila tidak terdapat endapan, jelaskan mengapa tidak terbentuk endapan?
185
Lampiran 21
DAFTAR KELOMPOK SISWA KELAS EKSPERIMEN (XI IPA 4)
KELOMPOK 1
KELOMPOK 3
KELOMPOK 2
1. Abdul Wachid
1. Andika Chaironi
1. Beni Kurniawan
2. Abhi Mas’ud
2. Azza Farikhatul M
2. Endang Pujiwati
3. Hanna Fajriyah
3. Leni Mayana
3. Niswatul Muarrifah
4. Kemala Nur Fahmi
4. Maghfiroh
4. Nur Hidayah
5. Khiyarotun Nisa’
5. Ni Putu Ziti Sri Asieh
5. Nur Khayati
KELOMPOK 4
KELOMPOK 5
1. Faisal Nurul Akbar
1. Muhammad Sobirin
2. Lian Jihantoni
2. Meilani
3. Nur Wakhidah
3. Siti Zahrotul Khoizaroh
4. Nur Wiyati
4. Sovia Lestari
5. Parmisih
5. Sri Handayani 6. Umi Rohmawati
KELOMPOK 6
KELOMPOK 7
1. Nur Takim
1. Rahmad Hidayat
2. Tri Julianto
2. Riki Antoni Fahrianto
3. Raffles Kezia Wardani
3. Sri Rahayu
4. Sri Wikanti
4. Tri Rahayu
5. Tanti Kawati
5. Umi Habibah
186
Lampiran 22
DAFTAR KELOMPOK SISWA KELAS KONTROL (XI IPA 3)
KELOMPOK 1
KELOMPOK 3
KELOMPOK 2
1. Agus Sukamto
1. Fajar Arif Saputra
1. Fajar Mujib Rohmat
2. Doni Setiawan
2. Wildan Bagus Antoko
2. Zainul Firdani
3. Ana Chusnul Farida
3. Jat Ekowati
3. Meita Putri Frahmihadi
4. Ana Nurjanah
4. Aspiyah
4. Dewi Sri Rahayu
5. Desy Istriani
5. Ernawati
KELOMPOK 4
KELOMPOK 5
1. Sahal Masykur
1. Slamet Widodo
2. 2. Maulana Muzaki Fatawa
2. Muhammad Arif .W
3. 3. Failla Shofa
3. Intan Nashirotul Chasanah
4. Hilda Damayanti
4. Linayatul Hidayah
5. Ida Fatchur Rohmah
5. Naila Ifah Fitriani
KELOMPOK 6
KELOMPOK 7
KELOMPOK 8
1. Rofi’I Mahmud
1. Satriya Faisol Hasan
1. Supriyono
2. Umi Makrifah
2. Nifa Nurrohmah
2. Syaiful Munir
3. Nur Chayati
3. Siti Fatonah
3. Radha Eva Lestari .N
4. Sayyidatur Rikhana
4. Sofiyana Karimah
4. Wiji Nur Janah
5. Siti Amalia
5. Tazyinatul Islamiyah
5. Wulan Septiyana .A
187 Lampiran 23
PEDOMAN PENILAIAN ASPEK AFEKTIF
1. Aspek kehadiran siswa di kelas Skor
Indikator
4
Siswa selalu masuk dan tidak pernah terlambat
3
Siswa selalu masuk dan pernah terlambat
2
Siswa pernah tidak masuk dan tidak pernah terlambat
1
Siswa pernah tidak masuk dan pernah terlambat
2. Aspek perhatian saat mengikuti pelajaran Skor
Indikator
4
Siswa memperhatikan pelajaran dan tidak gaduh
3
Siswa memperhatikan pelajaran dan kadang-kadang gaduh
2
Siswa kurang memperhatikan pelajaran dan kadang-kadang gaduh
1
Siswa kurang memperhatikan pelajaran dan sering gaduh
3. Keseriusan dan ketepatan waktu mengerjakan tugas Skor
Indikator
4
sangat serius mengerjakan tugas dan menyerahkan tugas tepat waktu
3
serius mengerjakan tugas tetapi terlambat menyerahkan tugas
2
kurang serius mengerjakan tugas tetapi tepat waktu menyerahkan tugas
1
kurang serius mengerjakan tugas dan terlambat menyerahkan tugas
4. Kecakapan berkomunikasi lisan dalam menyampaikan pendapat/suatu informasi Skor
Indikator
4
mampu berkomunikasi dengan jelas dan benar
3
mampu berkomunikasi dengan benar tetapi kurang jelas
2
mampu berkomunikasi dengan jelas tetapi kurang benar
1
kurang mampu berkomunikasi dengan jelas dan benar
188
5. Aspek keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan Skor
Indikator
4
Siswa mengajukan lebih dari 3 pertanyaan selama proses PBM berlangsung
3
Siswa mengajukan 2 pertanyaan selama proses PBM berlangsung
2
Siswa mengajukan hanya 1 pertanyaan selama proses PBM berlangsung
1
Siswa tidak pernah mengajukan pertanyaan selama proses PBM berlangsung
6. Aspek keberanian siswa dalam mengerjakan tugas di depan kelas Skor
Indikator
4
Siswa berani mengerjakan tugas di depan kelas dengan benar tanpa bantuan dari guru
3
Siswa berani mengerjakan tugas di depan kelas namun pekerjaannya masih kurang sempurna tanpa bantuan dari guru
2
Siswa berani mengerjakan tugas di depan kelas dan mendapat bantuan dari guru
1
Siswa tidak berani mengerjakan tugas di depan kelas
7. Aspek kelengkapan buku catatan Skor
Indikator
4
Siswa membuat catatan dengan lengkap dan rapi
3
Siswa membuat catatan dengan lengkap dan tidak rapi
2
Siswa membuat dengan tidak lengkap dan tidak rapi
1
Siswa tidak membuat catatan
8. Aspek sikap/tingkah laku terhadap guru Skor
Indikator
4
Siswa hormat dan patuh terhadap guru
3
Siswa hormat dan pernah tidak patuh terhadap guru
2
Siswa hormat dan kadang-kadang tidak patuh terhadap guru
1
Siswa tidak hormat dan sering tidak patuh terhadap guru
189
9. Aspek kejujuran dalam mengerjakan tes Skor
Indikator
4
Siswa tidak pernah bertanya kepada teman selama mengerjakan tes
3
Siswa pernah bertanya kepada teman selama mengerjakan tes
2
Siswa kadang-kadang bertanya kepada teman selama mengerjakan tes
1
Siswa sering bertanya kepada teman selama mengerjakan tes
10. Kemampuan memecahkan Soal Skor
Indikator
4
mampu menyelesaikan lebih dari 1 soal dengan sangat logis dan sangat kritis
3
mampu menyelesaikan lebih dari 1 soal dengan sangat logis dan kurang kritis
2
mampu menyelesaikan 1 soal dengan kurang logis dan kurang kritis
1
mampu menyelesaikan 1 soal dengan tidak logis dan tidak kritis
Skor maksimal : 10 x 4 = 40 NILAI
skor yang diperoleh skor maksimal
x 100%
190 Analisis Penilaian Afektif Kelas Eksperimen (XI IPA 4) Skor yang diperoleh tiap aspek 4 5 6 7
No.
Nama siswa
1
2
3
8
9
10
Skor total
% Skor total
Kriteria
1
E-01
4
3
3
3
3
3
3
3
3
4
32
80.00
Baik
2
E-02
4
4
3
3
4
3
E-03
3
4
4
4
4
37
92.50
Sangat Baik
3
2
3
2
4
E-04
2
3
2
3
2
2
24
60.00
Cukup
2
4
4
5
E-05
3
4
4
3
4
3
4
35
87.50
Sangat Baik
4
3
6
E-06
4
3
3
3
3
4
4
3
34
85.00
Baik
4
7
E-07
2
4
3
3
2
3
3
4
3
2
31
77.50
Baik
3
3
3
2
3
3
3
3
3
28
70.00
Cukup
8
E-08
4
3
3
4
3
3
3
3
3
3
32
80.00
Baik
9 10
E-09 E-10 E-11
4 4
4 4
3 3
4 4
4 3
3 4
4 3
4 3
4 2
4 2
38 32
95.00 80.00
Sangat Baik Baik
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
29
72.50
Baik
2 3 4
4 3 4
4 3 4
4 4 3
4 3 3
4 4 3
3 2 4
4 3 4
3 3 3
4 2 3
36 30 35
90.00 75.00 87.50
Sangat Baik Baik Sangat Baik
15 16 17
E-12 E-13 E-14 E-15 E-16 E-17
4 3 3
3 3 3
4 3 2
3 3 2
3 2 1
3 3 4
3 3 3
4 3 3
3 3 2
4 3 3
34 29 26
85.00 72.50 65.00
Baik Baik Cukup
18
E-18
2
3
3
3
3
3
3
4
3
3
30
75.00
Baik
19
E-19
4
2
3
3
3
4
3
4
3
4
33
82.50
Baik
20
E-20
2
3
3
3
2
3
3
4
3
3
29
72.50
Baik
21
E-21
3
3
3
3
4
2
3
3
2
3
29
72.50
Baik
22
E-22
4
4
3
3
3
4
3
4
3
3
34
85.00
Baik
23
E-23
2
3
3
3
3
3
3
4
3
3
30
75.00
Baik
24
E-24
4
4
3
3
4
3
4
3
3
4
35
87.50
Sangat Baik
25
E-25
2
4
3
3
3
4
3
4
3
3
32
80.00
Baik
26
E-26
4
3
3
3
3
4
3
4
3
4
34
85.00
Baik
27
E-27
2
3
3
3
3
3
2
3
3
3
28
70.00
Cukup
28
E-28
4
4
4
3
4
3
3
4
3
3
35
87.50
Sangat Baik
29
E-29
4
3
3
3
3
3
3
4
4
3
33
82.50
Baik
30
E-30
3
3
2
3
2
3
2
4
3
3
28
70.00
Cukup
31
E-31
3
4
3
2
3
3
3
4
3
3
31
77.50
Baik
32
E-32
3
4
3
2
2
3
3
4
3
2
29
72.50
Baik
33
E-33
4
4
3
3
3
4
3
4
4
4
36
90.00
Sangat Baik
34 35 36
E-34 E-35 E-36
3 3 4
4 3 4
3 4 4
2 3 3
3 3 4
3 3 4
2 4 3
4 3 4
2 4 4
3 4 4
29 34 38
72.50 85.00 95.00
Baik Baik Sangat Baik
3.00 T
2.94 T
3.28 T
3.00 T
3.64 ST
3.06 T
3.19 T
31.92
79.79
Baik
11 12 13 14
Rata-rata 3.25 3.39 3.17 Kriteria T T T Kriteria rata-rata skor tiap aspek 3.40 < X ≤ 4.00
=
Sangat tinggi (ST)
2.80 < X ≤ 3.40
=
Tinggi (T)
2.20 < X ≤ 2.80
Kriteria % skor total afektif 85.00 < X ≤ 100.00
=
Sangat baik
70.00 < X ≤ 85.00
=
Baik
=
Cukup (C)
55.00 < X ≤ 70.00
=
Cukup
1.60 < X ≤ 2.20
=
Rendah (R)
40.00 < X ≤ 55.00
=
Kurang
1.00 ≤ X ≤ 1.60
=
Sangat rendah (SR)
25.00 ≤ X ≤40.00
=
Sangat kurang
191 Analisis Penilaian Afektif Kelas Kontrol (XI IPA 3) No.
Nama siswa
1 2
Skor yang diperoleh tiap aspek 4 5 6 7 4 3 4 3 2 2 3 2
Skor total
% Skor total
Kriteria
38 26
95.00 65.00
Sangat Baik Cukup
3
31
77.50
Baik
3
3
30
75.00
Baik
3
3
34
85.00
Baik
3
2
25
62.50
Cukup
4
3
33
82.50
Baik
4 3
3 3
Baik Baik
4
3
31 29 28
77.50 72.50
3
2 3 3
70.00
Cukup
3
3
2
3
30
75.00
Baik
3
3
29
72.50
Baik
3
3
31
77.50
Baik
4 3
3 4
Baik Sangat Baik
3
3
33 36 30
82.50 90.00
3
3 3 3
75.00
Baik
3 4 4 3
3 3 4 3
3 3 3 4
3 4 2 3
Baik Sangat Baik Baik Baik
3 3
3 2
3 4
2 2
72.50 70.00
Baik Cukup
3 3 4
3 3 3
3 4 3
3 3 3
3 3 3
3 3 4
32 37 32 30 29 28 29 31 36
80.00 92.50 80.00 75.00
3 3
3 4 3 3 3 3 3 2 4
72.50 77.50 90.00
Baik Baik Sangat Baik
3 3
3 3
3 4
4 4
4 3
3 3
3 4
Baik Baik
2
2
2
3
3
3
3
32 34 26
80.00 85.00
3
2 2 2
65.00
Cukup
3 4
3 4
3 3
3 4
3 3
3 3
3 2
4 3
3 3
Baik Baik
4
3
3
3
3
3
4
3
31 33 32
77.50 82.50
4
3 4 2
80.00
Baik
3 3 3
3 3 3
3 2 3
2 2 3
2 2 4
3 2 3
3 3 3
3 4 4
2 3 3
2 2 2
26 26 31
65.00 65.00 77.50
Cukup Cukup Baik
4 2 3 3 2
4 3 3 2 2
4 3 3 3 3
3 3 3 3 2
3 3 3 2 3
4 3 3 3 2
3 3 3 3 3
3 4 3 4 3
4 2 3 3 3
3 3 3 3 2
35 29 30 29 25
87.50 72.50 75.00 72.50 62.50
Sangat Baik Baik Baik Baik Cukup
2.85 T
2.92 T
3.13 T
2.95 T
3.41 ST
3.03 T
2.82 T
30.69
76.73
Baik
K-01 K-02
1 4 3
2 4 2
3 4 3
3
K-03
2
3
3
3
4
3
4
K-04
3
3
3
3
3
3
5
K-05
6
K-06
7
K-07
8 9
4 3
3 3
4 3
2 3
3 2
3 3
3 3
10
K-08 K-09 K-10
3
3
2
2
3
2
11
K-11
3
4
3
3
3
3
12
K-12
13
K-13
14 15
K-14 K-15 K-16
4 4
4 4
3 4
3 3
3 3
3 4
3 4
3
4
3
3
2
3
K-17 K-18 K-19 K-20 K-21 K-22 K-23 K-24 K-25
4 4 4 2
4 4 3 3
3 3 3 3
3 4 3 3
3 4 3 3
3 3
3 3
3 3
3 2
2 3 4
3 4 4
3 3 4
K-26 K-27 K-28
3 4
4 4
3
31
K-29 K-30 K-31
32 33 34
K-32 K-33 K-34
K-35 35 36 K-36 K-37 37 38 K-38 39 K-39 Rata-rata
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
4 3 4
3 3
4 2 3
3 4
3
3
3
2
3
3
3
3
4
2
3
3.23 3.31 3.05 Kriteria T T T Kriteria rata-rata skor tiap aspek:
3
2
3
3
3.40 < X ≤ 4.00
=
Sangat tinggi (ST)
2.80 < X ≤ 3.40
=
Tinggi (T)
2.20 < X ≤ 2.80
=
1.60 < X ≤ 2.20 1.00 ≤ X ≤ 1.60
= =
4 2 3
3 3
8 4 3
9 4 3
10 4 3
3
4
3
3
3
3 2 3
3 2
4 3 3
4 4
Kriteria % skor total afektif: 85.00 < X ≤ 100.00
=
Sangat baik
70.00 < X ≤ 85.00
=
Baik
Cukup (C)
55.00 < X ≤ 70.00
=
Cukup
Rendah (R) Sangat rendah (SR)
40.00 < X ≤ 55.00 25.00 ≤ X ≤40.00
=
Kurang Sangat kurang
=
192
Lampiran 26
PEDOMAN PENILAIAN ASPEK PSIKOMOTORIK o
ASPEK YANG DINILAI 1. Persiapan Praktikum Skor 1: Jika tidak ada persiapan dalam praktikum Skor 2: Jika hanya menyiapkan alat atau bahan praktikum saja Skor 3: Jika menyiapkan alat dan bahan praktikum Skor 4: Jika menyiapkan alat dan bahan praktikum serta membuat rincian cara kerja 2. Dinamika Kelompok Skor 1: Jika tidak mau memberikan bantuan kepada siapapun Skor 2: Jika mau memberikan bantuan baik kepada anggota kelompoknya maupun anggota lain bila ia tidak sedang sibuk Skor 3: Jika mau memberikan bantuan hanya kepada anggota kelompoknya tidak peduli apakah ia sedang sibuk atau tidak Skor 4: Jika mau memberikan bantuan baik kepada anggota kelompoknya maupun anggota lain tidak peduli ia sedang sibuk atau tidak 3. Keterampilan Alat dan Bahan Praktikum Skor 1: Jika tidak mengenal alat dan bahan praktikum Skor 2: Jika mengenal beberapa alat dan bahan praktikum Skor 3: Jika mengenal beberapa alat dan bahan praktikum, dapat memilih alat dan bahan dengan baik, tetapi kurang teratur dalam menyiapkan alat Skor 4: Jika mengenal seluruh alat dan bahan dengan baik, memilih alat dan bahan sesuai dengan percobaan dan teratur dalam menyiapkan alat 4. Keterampilan Menggunakan Alat Percobaan Skor 1: Jika tidak mampu menggunakan alat sesuai dengan fungsinya Skor 2: Jika mampu menggunakan alat sesuai fungsinya, tetapi tidak hatihati dan tidak menjaga kebersihan alat
192
193
Skor 3: Jika mampu menggunakan alat sesuai fungsinya dan hati-hati dalam menggunakan alat, tetapi tidak menjaga kebersihan alat Skor 4: Jika mampu menggunakan alat sesuai dengan fungsinya, hati-hati dalam menggunakan alat dan menjaga kebersihan alat 5. Keterampilan Melakukan Pengamatan Skor 1: Jika tidak mampu melakukan praktikum Skor 2: Jika mampu melakukan praktikum, tetapi tidak runtut sesuai dengan cara kerja Skor 3: Jika mampu melakukan praktikum runtut sesuai dengan cara kerja, teliti serta cermat dalam mengumpulkan data kualitatif dan kuantitatif, tetapi tidak memperhatikan keselamatan kerja di laboratorium Skor 4: Jika mampu melakukan praktikum runtut sesuai dengan cara kerja, teliti serta cermat dalam mengumpulkan data kualitatif dan kuantitatif serta memperhatikan keselamatan kerja di laboratorium 6. Kerjasama dalam Kelompok Skor 1: Jika tidak ada kerja sama dalam kelompok Skor 2: Jika kerja sama dalam kelompok kurang baik Skor 3: Jika kerja sama dalam kelompok cukup baik Skor 4: Jika kerja sama dalam kelompok sangat baik 7. Laporan Skor 1: laporan dikumpulkan tidak tepat waktu dan tidak dapat menarik kesimpulan dengan tepat Skor 2: laporan dikumpulkan tidak tepat waktu dan dapat menarik kesimpulan dengan tepat Skor 3: laporan dikumpulkan tepat waktu dan tidak dapat menarik kesimpulan dengan tepat Skor 4: laporan dikumpulkan tepat waktu dan dapat menarik kesimpulan dengan tepat
194
Skor maksimal : 7 x 4 = 28 NILAI
skor yang diperoleh skor maksimal
x 100%
Kriteria % Skor total : Sangat Baik (SB)
: 85 < X ≤ 100
Baik (B)
: 70 < X ≤ 85
Cukup (C)
: 55 < X ≤ 70
Kurang (K)
: 40 < X ≤ 55
Sangat Kurang (SK) : 25 < X ≤ 40
Kriteria rata- rata skor tiap aspek : Sangat Tinggi (ST) : 3,4 < X ≤ 4.00 Tinggi (T)
: 2,80 < X ≤ 3,40
Cukup ( C)
: 2,20 < X ≤ 2,80
Rendah ( R )
: 1,60 < X ≤ 2,20
Sangat Rendah (SR) : 1,00 ≤ X ≤ 1,60
195 LEMBAR OBSERVASI ASPEK PSIKOMOTORIK SISWA KELAS EKSPERIMEN (XI IPA 4)
Aspek yang diamati No
Persiapan Praktikum
Kode Siswa 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
E-01 E-02 E-03 E-04 E-05 E-06 E-07 E-08 E-09 E-10 E-11 E-12 E-13 E-14 E-15 E-16 E-17 E-18 E-19 E-20 E-21 E-22 E-23 E-24 E-25 E-26
2
3 √
Dinamika Kelompok 4
1
2
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Keterampilan Menggunakan Alat
Keterampilan Melakukan Pengamatan
1
1
1
2
3
√ √ √ √ √ √
2
3 √ √
√ √ √
√ √ √
√ √
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √
√ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √ √
Kerjasama dalam kelompok 1
2
3 √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √
4
2
3 √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Jumlah Skor
Nilai
22 25 21 25 23 21 24 24 25 23 22 26 24 24 23 21 20 21 20 24 21 22 23 27 22 20
78.57 89.29 75.00 89.29 82.14 75.00 85.71 85.71 89.29 82.14 78.57 92.86 85.71 85.71 82.14 75.00 71.43 75.00 71.43 85.71 75.00 78.57 82.14 96.43 78.57 71.43
4
√ √ √ √
√ √
1
√
√ √ √ √
√ √ √
Laporan
√
√ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √
4
√ √
√ √ √
√ √
√ √
4
√
√
√
3 √
√
√ √
√
2
√ √
√ √ √
4 √ √
√
√
√ √ √
4
Keterampilan Alat & Bahan
195
196 Nilai
Aspek yang diamati No
Kode Siswa
27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
E-27 E-28 E-29 E-30 E-31 E-32 E-33 E-34 E-35 E-36
Persiapan Praktikum 1 2
3 √ √ √ √
Dinamika Kelompok 4
1
2
3 √
Keterampilan Alat & Bahan 4 1
2
3
√
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √
√ √ √ √
√
Keterampilan Melakukan Pengamatan
Kerjasama dalam kelompok
1
1
1 2
2 3 √ √ √ √
√ √
4
2 3 √ √
4
√ √ √ √
√ √ √
√
4 √ √
Keterampilan Menggunakan Alat
√ √ √
√ √ √ √ √ √ √
3 4 1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Laporan 2
3 4 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Jumlah Skor
23 22 23 21 23 24 26 23 23 26
82.14 78.57 82.14 75.00 82.14 85.71 92.86 82.14 82.14 92.86
Karangtengah, Mei 2011 Mengetahui, Observer I
Mustajab, S.Pd NIP. 197211222006041005
196
197
LEMBAR OBSERVASI ASPEK PSIKOMOTORIK SISWA KELAS EKSPERIMEN (XI IPA 4)
Aspek yang diamati No
Kode Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
E-01 E-02 E-03 E-04 E-05 E-06 E-07 E-08 E-09 E-10 E-11 E-12 E-13 E-14 E-15 E-16 E-17 E-18 E-19 E-20 E-21 E-22 E-23 E-24 E-25
Persiapan Praktikum 1
2
3 √
Dinamika Kelompok 4
1
2
3 √
√ √
Keterampilan Menggunakan Alat
Keterampilan Melakukan Pengamatan
1
1
1
2
√ √ √ √ √
√ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √
√ √
√
√ √ √ √
√ √ √ √ √ √
3 √
4 √
√ √ √
√ √ √
√
2
√
√
√ √
4
√
√ √ √ √ √ √ √
3 √ √ √
√
√ √
√ √
2
√ √
√
√
4 √ √
√ √ √ √ √ √
√
√ √ √ √
3
√ √
√
√
4
Keterampilan Alat & Bahan
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √
1
2
3 √ √ √ √ √ √ √
Laporan 4
1
2 √
√ √ √ √
3
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √
√ √
Jumlah Skor
Nilai
21 25 20 26 23 21 22 22 24 24 21 25 23 24 23 21 19 22 22 21 19 23 22 27 23
75.00 89.29 71.43 92.86 82.14 75.00 78.57 78.57 85.71 85.71 75.00 89.29 82.14 85.71 82.14 75.00 67.86 78.57 78.57 75.00 67.86 82.14 78.57 96.43 82.14
4
√ √
√ √ √
√ √
Kerjasama dalam kelompok
197
198 Nilai
Aspek yang diamati No
Kode Siswa
26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
E-26 E-27 E-28 E-29 E-30 E-31 E-32 E-33 E-34 E-35 E-36
Persiapan Praktikum 1
2 √
3
Dinamika Kelompok 4
√ √ √ √ √ √
2 √
3
4
1
2
√
√ √
√ √ √ √ √ √ √ √
3
4 √
√ √ √
√
√
√
1
Keterampilan Alat & Bahan
√ √ √ √ √ √ √
Keterampilan Menggunakan Alat 1
2
3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
4
Keterampilan Melakukan Pengamatan 1
2
3
4 √
√ √ √ √ √ √
Kerjasama dalam kelompok 1
2
3 √ √ √ √ √ √ √
√ √ √
4
1
2
3 √ √ √ √ √ √ √
√ √
√ √
Jumlah Skor
Laporan 4
√ √
√ √
√ √
21 21 23 22 20 21 21 26 20 26 26
75.00 75.00 82.14 78.57 71.43 75.00 75.00 92.86 71.43 92.86 92.86
Karangtengah, Mei 2011 Mengetahui, Observer II
Ernawati NIM. 4301407042
198
199
ANALISIS PENILAIAN RATA- RATA PSIKOMOTORIK KELAS EKSPERIMEN No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
E-01 E-02 E-03 E-04 E-05 E-06 E-07 E-08 E-09 E-10 E-11 E-12
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
E-13 E-14 E-15 E-16 E-17 E-18 E-19 E-20 E-21 E-22 E-23 E-24
25
E-25
1
2
3
4
5
6
7
Ratarata observer
Ob 1
Ob 2
Ratarata
Ob 1
Ob 2
Ratarata
Ob 1
Ob 2
Ratarata
Ob 1
Ob 2
Ratarata
Ob 1
Ob 2
Ratarata
Ob 1
Ob 2
Ratarata
Ob 1
Ob 2
Ratarata
3 4 2 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4
3 4 3 4 3 2 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3
3 4 2.5 4 3.5 2.5 3.5 3.5 4 3.5 3 4
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3
3 4 2 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3
3 3.5 2.5 3 3 3 3 3 3.5 3 3 3.5
4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3
4 4 3 4 4 2 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 2 4 4 2 2 4 4 4 3
4 4 3 4 4 2.5 3.5 3.5 3.5 4 3 4
3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 2 4 4 4 3
3 3 3 4 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4
3 3.5 3 4 3 3.5 3.5 3 3.5 3 3 3.5
3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3
3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4
3 3.5 3.5 4 3.5 3 3 3 3 3.5 3.5 3.5
3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3
3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3
3 3 3 3 3 3 3.5 3.5 3.5 3 3 4
3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3
2 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3
2.5 3.5 3 3.5 3 3.5 3 3.5 3.5 3.5 3 3
21.5
3 3.5 3 3 2.5 3 3 3.5 3 3 3 4
23.5
3
22.5
3.5 3.5 3.5 3 3 3 3 3.5 3 3 3 4 3.5
3 3.5 3 2.5 2.5 3 2 3 2.5 2.5 3 3 3
4 4 3.5 3 2 3.5 3.5 2.5 2.5 3.5 3.5 4 3
3.5 3 3 3 3 3 3 3.5 2.5 3.5 3.5 4 3.5
3.5 3 4 3.5 3.5 3 3.5 3 3 3.5 3 4 3.5
3 3.5 3 3 3 3 3 3.5 3.5 3.5 3.5 4 3
25 20.5 25.5 23 21 23 23 24.5 23.5 21.5 25.5 24 23 21 19.5 21.5 21 22.5 20 22.5 22.5 27
Nilai
76.79 89.29 73.21 91.07 82.14 75.00 82.14 82.14 87.50 83.93 76.79 91.07 83.93 85.71 82.14 75.00 69.64 76.79 75.00 80.36 71.43 80.36 80.36 96.43 80.36
Kriteria
Aspek yang Dinilai Kode Siswa
Lampiran 28
Lampiran 28
B SB B SB B B B B SB SB B SB SB SB B B B B B B B B B SB B
199
200 26 27 28 29 30 31 32 33 34
E-26 E-27 E-28 E-29 E-30 E-31 E-32 E-33 E-34
35 E-35 36 E-36 X tiap aspek Kriteria
3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 4
2 3 3 3 3 3 3 4 2 4 3 3.25 T
2.5 3 3 3 3 2.5 3 4 2.5 3.5 3.5
2 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3
2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2.94 T
2 3 3 3 3 3 3 3 3 3.5 3
3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4
4 3 3 3 2 3 3 4 3 4 4 3.40 ST
3.5 3.5 3.5 3 2.5 3 3 4 3 4 4
3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3.25 T
3 3 3 3 3 3.5 3.5 3.5 3 3 4
3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4
4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3.36 T
3.5 3 3.5 4 3 3 3 3.5 3 3.5 4
3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4
3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3.28 T
3 3 3 3 3 3.5 3.5 4 3.5 3.5 4
3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3
3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3.25 T
3 3.5 3.5 3.5 3 3.5 3.5 4 3.5
20.5
3.5 3.5
24.5
22 22.5 22.5 20.5 22 22.5 26 21.5 26
22.74
73.21 78.57 80.36 80.36 73.21 78.57 80.36 92.86 76.79 87.50 92.86 81.20
B B B B B B B SB B SB SB B
200
Lampiran 29
201
Aspek yang diamati Kode Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
K-01 K-02 K-03 K-04 K-05 K-06 K-07 K-08 K-09 K-10 K-11 K-12 K-13 K-14 K-15 K-16 K-17 K-18 K-19 K-20 K-21 K-22 K-23 K-24 K-25 K-26 K-27 K-28 K-29 K-30
Persiapan Praktikum 1
2
3
Dinamika Kelompok 4 √
1
2
√
3 √
√ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √
√
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
4 √
Keterampilan Alat & Bahan
Keterampilan Menggunakan Alat
Keterampilan Melakukan Pengamatan
1
1
1
2
3 √ √ √ √
4
2
4 √
√ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3
√ √ √
√ √ √ √
√
3
√ √ √
√ √ √ √ √ √
4 √ √ √ √ √
1
2
3
√
√
√ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
4 √ √ √
√ √ √
√
√ √ √ √ √ √ √
√ √ √
√
√ √ √ √
√ √ √ √ √ √
√ √
2
√ √ √
√
√
1
Laporan
√
√
√ √
√ √ √ √ √
4 √ √ √
√
√ √ √ √ √
3
√ √ √
√
√ √
2
Kerjasama dalam kelompok
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Jumlah Skor
Nilai
27 23 23 22 23 20 25 21 22 20 20 21 22 21 25 20 21 24 21 20 21 21 21 22 25 21 22 20 21 24
96.43 82.14 82.14 78.57 82.14 71.43 89.29 75.00 78.57 71.43 71.43 75.00 78.57 75.00 89.29 71.43 75.00 85.71 75.00 71.43 75.00 75.00 75.00 78.57 89.29 75.00 78.57 71.43 75.00 85.71
201
No
Lampiran 29
LEMBAR OBSERVASI ASPEK PSIKOMOTORIK SISWA KELAS KONTROL (XI IPA 3)
202
Aspek yang diamati No
Kode Siswa
31 32 33 34 35 36 37 38 39
K-31 K-32 K-33 K-34 K-35 K-36 K-37 K-38 K-39
Persiapan Praktikum 1
2
3
Dinamika Kelompok 4 √
√ √ √ √ √ √ √ √
1
2
3 √ √ √ √ √ √ √ √ √
4
Keterampilan Alat & Bahan
Keterampilan Menggunakan Alat
Keterampilan Melakukan Pengamatan
1
1
1
2
3 √ √ √ √
4
2
3 √
√ √ √ √
√ √ √ √
4
√ √ √ √ √
2
3 √ √ √ √ √ √ √ √ √
4
Kerjasama dalam kelompok 1
2
3 √ √ √ √ √ √ √ √ √
Laporan 4
1
2
3 √ √ √ √ √ √ √ √ √
Jumlah Skor
Nilai
22 20 20 21 24 21 21 20 20
78.57 71.43 71.43 75.00 85.71 75.00 75.00 71.43 71.43
4
Karangtengah, Mei 2011 Mengetahui, Observer I
Mustajab, S.Pd NIP. 197211222006041005
202
203
Kode Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
K-01 K-02 K-03 K-04 K-05 K-06 K-07 K-08 K-09 K-10 K-11 K-12 K-13 K-14 K-15 K-16 K-17 K-18 K-19 K-20 K-21 K-22 K-23 K-24 K-25 K-26 K-27 K-28 K-29 K-30
Jumlah Skor
Nilai
26 22 22 22 22 21 23 21 23 20 22 22 22 21 25 21 21 23 21 22 21 20 21 21 25 21 21 20 21 24
92.86 78.57 78.57 78.57 78.57 75.00 82.14 75.00 82.14 71.43 78.57 78.57 78.57 75.00 89.29 75.00 75.00 82.14 75.00 78.57 75.00 71.43 75.00 75.00 89.29 75.00 75.00 71.43 75.00 85.71
203
No
LEMBAR OBSERVASI ASPEK PSIKOMOTORIK SISWA KELAS KONTROL (XI IPA 3) Aspek yang diamati Keterampilan Keterampilan Keterampilan Kerjasama Persiapan Dinamika Alat & Menggunakan Melakukan dalam Laporan Praktikum Kelompok Bahan Alat Pengamatan kelompok 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
204
Aspek yang diamati No
Kode Siswa
Persiapan Praktikum 1
31 32 33 34 35 36 37 38 39
K-31 K-32 K-33 K-34 K-35 K-36 K-37 K-38 K-39
2
3 √ √
√ √ √ √ √ √ √
Dinamika Kelompok 4
1
2
3 √ √ √ √ √ √ √ √ √
4
Keterampilan Alat & Bahan
Keterampilan Menggunakan Alat
Keterampilan Melakukan Pengamatan
1
1
1
2
3 √ √ √
4
2 √
√ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √
3 √
√
4
2
3 √ √ √ √
4
Kerjasama dalam kelompok 1
2
√ √ √ √ √
3 √ √ √ √ √ √ √
4
Laporan 1
2 √ √
√ √ √ √ √
√ √
3 √
√
Jumlah Skor
Nilai
21 19 19 22 23 21 22 20 19
75.00 67.86 67.86 78.57 82.14 75.00 78.57 71.43 67.86
4
Karangtengah, Mei 2011 Mengetahui, Observer II
Ernawati NIM. 4301407042
204
205
No
Kode Siswa
1
2
3
4
5
6
7
Ob 1
Ob 2
Ratarata
Ob 1
Ob 2
Ratarata
Ob 1
Ob 2
Ratarata
Ob 1
Ob 2
Ratarata
Ob 1
Ob 2
Ratarata
Ob 1
Ob 2
Ratarata
Ob 1
Ob 2
Ratarata
Ratarata observer
Nilai
Kriteria
Aspek yang Dinilai
K-01
4
3
3.5
4
4
4
3
4
3.5
4
3
3.5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
26.5
94.64
SB
2
K-02
2
3
2.5
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3.5
4
4
4
4
3
3.5
22.5
80.36
B
3
K-03
3
3
3
2
3
2.5
3
3
3
3
3
3
4
3
3.5
4
4
4
4
3
3.5
22.5
80.36
B
4
K-04
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3.5
4
3
3.5
3
3
3
22
78.57
B
5
K-05
3
3
3
3
3
3
4
3
3.5
3
3
3
3
3
3
4
3
3.5
3
4
3.5
22.5
80.36
B
6
K-06
2
3
2.5
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
20.5
73.21
B
7
K-07
3
3
3
3
2
2.5
4
4
4
3
3
3
4
3
3.5
4
4
4
4
4
4
24
85.71
SB
8
K-08
2
3
2.5
3
2
2.5
4
3
3.5
3
4
3.5
3
3
3
3
3
3
3
3
3
21
75.00
B
9
K-09
3
3
3
3
3
3
3
4
3.5
3
3
3
4
3
3.5
3
4
3.5
3
3
3
22.5
80.36
B
10
K-10
2
2
2
3
3
3
3
3
3
2
3
2.5
3
3
3
4
3
3.5
3
3
3
20
71.43
B
11
K-11
3
3
3
2
3
2.5
3
4
3.5
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
21
75.00
B
12
K-12
3
3
3
2
2
2
3
3
3
3
3
3
4
4
4
3
4
3.5
3
3
3
21.5
76.79
B
13
K-13
3
3
3
3
2
2.5
3
3
3
3
3
3
4
4
4
3
4
3.5
3
3
3
22
78.57
B
14
K-14
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
21
75.00
B
15
K-15
4
4
4
3
3
3
4
4
4
4
3
3.5
3
4
3.5
4
3
3.5
3
4
3.5
25
89.29
SB
16
K-16
3
3
3
2
3
2.5
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
20.5
73.21
B
17
K-17
2
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3.5
3
4
3.5
3
3
3
21
75.00
B
18
K-18
4
3
3.5
3
3
3
4
4
4
4
3
3.5
3
3
3
3
3
3
3
4
3.5
23.5
83.93
SB
19
K-19
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
21
75.00
B
20
K-20
3
3
3
3
4
3.5
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2.5
21
75.00
B
21
K-21
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
21
75.00
B
22
K-22
3
3
3
3
2
2.5
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
20.5
73.21
B
23
K-23
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
21
75.00
24
K-24
3
3
3
3
3
3
4
3
3.5
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
21.5
76.79
B B
25
K-25
4
4
4
3
4
3.5
4
4
4
4
4
4
4
3
3.5
3
3
3
3
3
3
25
89.29
SB
205
1
Lampiran 30
ANALISIS PENILAIAN RATA- RATA PSIKOMOTORIK KELAS KONTROL
206 B
26
K-26
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
21
75.00
27
K-27
4
3
3.5
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
21.5
76.79
B
28
K-28
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2.5
3
3
3
3
3
3
3
2
2.5
20
71.43
B
29
K-29
3
3
3
3
2
2.5
3
3
3
3
3
3
3
4
3.5
3
3
3
3
3
3
21
75.00
B
30
K-30
4
4
3
3
4
4
3
3.5
3
3
3
3
4
3.5
24
85.71
SB
31
K-31
4
3
3.5
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
21.5
76.79
B
32
K-32
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
2
3
3
3
3
3
3
3
2
2.5
19.5
69.64
B
33
K-33
2
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2.5
19.5
69.64
B
34
K-34
3
3
3
3
3
3
3
4
3.5
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
21.5
76.79
B
35
K-35
4
3
3.5
3
3
3
4
4
4
4
3
3.5
3
4
3.5
3
3
3
3
3
3
23.5
83.93
SB
36
K-36
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
21
75.00
B
37
K-37
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3.5
3
3
3
3
3
3
21.5
76.79
B
38
K-38
3
3
3
3
3
3
3
2.5
3
3
2
2.5
3
3
20
71.43
B
39
K-39
3
2.5
3
3
3
3
2
2.5
3
3
3
3
2
2.5
19.5
69.64 77.43
B
4
3 2
3
3 3
4
3 3
4
2 3
3
3 3
3
3 3
3
3 3
X tiap aspek
3.01
2.92
3.24
3.03
3.22
3.19
3.06
Kriteria
T
T
T
T
T
T
T
21.68
B
206
207 Lampiran 31 Nama No. Absen Kelas
: : :
ANGKET TANGGAPAN SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN KIMIA Petunjuk pengisian: 1. Bacalah pernyataan berikut ini dengan baik dan benar. 2. Berilah tanda (√ ) pada kolom yang disediakan : Tanda pada kolom ”ya” jika anda setuju dengan pernyataan tersebut atau tanda (√ ) pada kolom tidak jika anda tidak setuju dengan pernyataan tersebut. 3. Waktu yang disediakan adalah 25 menit 4. Jawaban yang kamu berikan tidak mempengaruhi nilai raport. Keterangan : SS : Sangat Setuju S : Setuju TS : Tidak Setuju STS : Sangat Tidak Setuju NO 1 2
3 4 5
6 7 8 9 10 11 12
PERNYATAAN Saya memperhatikan pelajaran saat proses pembelajaran kimia berlangsung. Saya dapat menghubungkan isi pembelajaran ini dengan hal yang telah saya lihat, saya lakukan, atau saya pikirkan di dalam kehidupan sehari-hari. Dalam proses diskusi membuat saya terampil dalam bertanya kepada kelompok Saya selalu mencatat materi yang disampaikan oleh guru Menyelesaikan tugas-tugas dalam pembelajaran ini membuat saya merasa puas terhadap hasil yang telah saya capai. Saya berusaha menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Saya selalu membawa buku kimia yang digunakan dalam pembelajaran. Materi pembelajaran ini sangat menarik perhatian. Saya membutuhkan kecakapan bekerja sama dengan kelompok demi keberhasilan kelompok Saya ingin mengetahui lebih lanjut pokok bahasan ini. Setelah mempelajari pembelajaran ini beberapa saat, saya percaya bahwa saya akan berhasil dalam tes. Saya berusaha bertanya kepada guru jika kurang memahami materi kimia yang diajarkan.
SS
JAWABAN S TS STS
208
13 14 15 16 17 18 19
20
Saya serius mengikuti pelajaran yang diajarkan oleh guru. Saya senang mengikuti pelajaran kimia yang disampaikan dengan model pembelajaran yang disampaikan guru Saya menjadi aktif bertanya jika menemukan hal yang kurang jelas dalam kegiatan belajar mengajar Saya akan berpartisipasi dalam kelompok saat diskusi kelas Saya mengumpulkan tugas kimia yang diberikan guru tepat waktu. Saya mengerjakan soal ulangan atau tes dengan kemampuan saya sendiri. Saya merasa paham dan jelas dengan materi baru yang diajarkan dengan model pembelajaran yang disampaikan guru Guru kimia menyampaikan materi dengan menggunakan model pembelajaran yang jelas dan mudah dipahami siswa.
209
No
Kode Siswa
1
8
E-01 E-02 E-03 E-04 E-05 E-06 E-07 E-08
9
E-09
10
E-10
11 12
Pernyataan 1 2
0
0
1
0
1
0
0
3 3
0
1
0
0
4 3
3 1 4 3 3 3
0 0 1 0 0 0
1 0 0 1 1 1
0
1
0
0
0 0 0 0 0 0
0 1 0 0 0 0
3 2 3 3 2 1
0 0 0 0 0 0
1 0 1 1 0 0
0 1 0 0 1 0
0 0 0 0 0 1
3 3 3 3 2 2
0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 0 0
0 0 0 0 1 1
0 0 0 0 0 0
4 3 3 3 3 3
1 0 0 0 0 0
0 1 1 1 1 1
0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
2
0
0
1
0
3
0
1
0
0
3 3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
2
0
0
1
0
3
0
1
0
0
0
1
0
0
2
0
0
1
0
2
0
0
1
0
2
0
0
1
E-11 E-12 E-13
0
3 3
0 0
1 1
0 0
0 0
2 3
0 0
0 1
1 0
0 0
3 4
0 1
1 0
0 0
0 0
2 3
0 0
0 1
1 0
0 0
16
E-14 E-15 E-16
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
4 3
1 0
0 1
0 0
0 0
3 2
0 0
1 0
0 1
0 0
3 3
0 0
1 1
0 0
0 0
3 3
0 0
1 1
0 0
0 0
17
E-17
3
0
1
0
0
2
0
0
1
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
18 19 20 21 22 23 24
E-18 E-19 E-20 E-21 E-22 E-23 E-24
2
0
0
1
0
2
0
0
1
0
2
0
0
1
0
3
0
1
0
0
3 3 3 3 3 3
0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1
0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0
1 2 2 3 3 2
0 0 0 0 0 0
0 0 0 1 1 0
0 1 1 0 0 1
1 0 0 0 0 0
3 2 2 2 3 3
0 0 0 0 0 0
1 0 0 0 1 1
0 1 1 1 0 0
0 0 0 0 0 0
3 3 3 2 3 3
0 0 0 0 0 0
1 1 1 0 1 1
0 0 0 1 0 0
0 0 0 0 0 0
25
E-25
3
0
1
0
0
4
1
0
0
0
3
0
1
0
0
4
1
0
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
4
1
0
0
26 27
E-27
0
E-28
3 3
0 0
1 1
0 0
0 0
3 2
0 0
1 0
0 1
0 0
2 3
0 0
0 1
1 0
0 0
2 2
0 0
0 0
1 1
0 0
28
E-29
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
29 30
3 3
0 0
1 1
0 0
0 0
3 3
0 0
1 1
0 0
0 0
3 2
0 0
1 0
0 1
0 0
3 3
0 0
1 1
0 0
0 0
31
E-30 E-31 E-32
3
0
1
0
0
2
0
0
1
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
32
E-33
4
1
0
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
33
E-34
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
2
0
0
1
0
34
E-35
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
4
1
0
0
0
3
0
1
0
0
35
E-36
4
1
0
0
0
3
0
1
0
0
4
1
0
0
0
4
1
0
0
0
Jumlah
4
28
2
1
1
20
12
2
3
21
11
0
4
25
6
0
%
11.4
80
5.71
2.86
2.86
57.1
34.3
5.71
8.57
60
31.4
0
11.4
71.4
17.1
0
2 3 4 5 6 7
13 14 15
209
0
2 3
Lampiran 32
ANALISIS ANGKET TANGGAPAN SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN KIMIA KELAS EKSPERIMEN
ANALISIS ANGKET TANGGAPAN SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN KIMIA KELAS EKSPERIMEN
210
Pernyataan 7
No
Kode Siswa
1
E-01
4
1
0
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
2 3
E-02
3 2
0 0
1 0
0 1
0 0
3 2
0 0
1 0
0 1
0 0
4 3
1 0
0 1
0 0
0 0
3 2
0 0
1 0
0 1
0 0
3 3 2 2
0 0 0 0
1 1 0 0
0 0 1 1
0 0 0 0
3 4 3 3
0 1 0 0
1 0 1 1
0 0 0 0
0 0 0 0
3 4 3 3
0 1 0 0
1 0 1 1
0 0 0 0
0 0 0 0
4 3 3 3
1 0 0 0
0 1 1 1
0 0 0 0
0 0 0 0
E-03 E-04
4 5 6 7
5
6
8
8
E-05 E-06 E-07 E-08
2
0
0
1
0
3
0
1
0
0
4
1
0
0
0
3
0
1
0
0
9
E-09
3
0
1
0
0
4
1
0
0
0
4
1
0
0
0
3
0
1
0
0
10
E-10
2
0
0
1
0
3
0
1
0
0
2
0
0
1
0
2
0
0
1
0
11
E-11
2
0
0
1
0
2
0
0
1
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
12
E-12
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
13
E-13
2
0
0
1
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
14
E-14
4
1
0
0
0
4
1
0
0
0
4
1
0
0
0
4
1
0
0
0
15
E-15
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
4
1
0
0
0
3
0
1
0
0
16
E-16
2
0
0
1
0
2
0
0
1
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
17
E-17
2
0
0
1
0
2
0
0
1
0
3
0
1
0
0
2
0
0
1
0
18
E-18
3
0
1
0
0
2
0
0
1
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
19
E-19
2
0
0
1
0
2
0
0
1
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
20
E-20
2
0
0
1
0
3
0
1
0
0
4
1
0
0
0
2
0
0
1
0
21
E-21
2
0
0
1
0
3
0
1
0
0
4
1
0
0
0
3
0
1
0
0
22
E-22
2
0
0
1
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
23
E-23
2
0
0
1
0
2
0
0
1
0
4
1
0
0
0
2
0
0
1
0
24
E-24
4
1
0
0
0
4
1
0
0
0
4
1
0
0
0
3
0
1
0
0
25
E-25
2
0
0
1
0
3
0
1
0
0
4
1
0
0
0
2
0
0
1
0
26
E-27
2
0
0
1
0
3
0
1
0
0
2
0
0
1
0
3
0
1
0
0
27
E-28
2
0
0
1
0
3
0
1
0
0
1
0
0
0
1
3
0
1
0
0
28
E-29
2
0
0
1
0
3
0
1
0
0
2
0
0
1
0
3
0
1
0
0
29
E-30
2
0
0
1
0
3
0
1
0
0
4
1
0
0
0
3
0
1
0
0
30
E-31
2
0
0
1
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
31
E-32
2
0
0
1
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
2
0
0
1
0
32
E-33
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
4
1
0
0
0
3
0
1
0
0
33
E-34
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
34
E-35
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
4
1
0
0
0
3
0
1
0
0
35
E-36
3
0
1
0
0
4
1
0
0
0
4
1
0
0
0
3
0
1
0
0
3
11
21
0
5
23
7
0
15
16
3
1
2
26
7
0
%
8.57
31.4
60
0
14.3
65.7
20
0
42.9
45.7
8.57
2.86
5.71
74.3
20
0
210
Jumlah
ANALISIS ANGKET TANGGAPAN SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN KIMIA KELAS EKSPERIMEN
No 1 2 3 4 5 6 7
Kode Siswa E-01 E-02 E-03 E-04
9 3
0
1
0
3 3
0 0
1 1
0 0
4 4 3 3
1 1 0 0
0 0 1 1
3 3 3 3 4 3 3
0 0 0 0 1 0 0
4 3
0
Pernyataan 11 0 2
0
0
1
0 0
0 0
3 1
0 0
1 0
0 0
1 1 1 1
0 0 0 0
0 0 0 0
4 3 2 2
1 0 0 0
0 1 0 0
0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
2 3 3 2 3 2 4
0 0 0 0 0 0 1
3 3
0 0
1 1
0 0
0 0
3 3
0
10 3
0
1
0 0
4 3
1 0
0 1
0 0 0 0
0 0 0 0
3 3 3 3
0 0 0 0
1 1 1 1 0 1 1
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
3 3 3 3 3 3 3
1 0
0 1
0 0
0 0
211
0
12 3
0
1
0
0
0 1
4 2
1 0
0 0
0 1
0 0
0 0 1 1
0 0 0 0
4 3 3 3
1 0 0 0
0 1 1 1
0 0 0 0
0 0 0 0
0 1 1 0 1 0 0
1 0 0 1 0 1 0
0 0 0 0 0 0 0
3 3 3 3 3 3 3
0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
0 0
1 1
0 0
0 0
3 2
0 0
1 0
0 1
0 0
17
E-05 E-06 E-07 E-08 E-09 E-10 E-11 E-12 E-13 E-14 E-15 E-16 E-17
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
2
0
0
1
0
2
0
0
1
0
18
E-18
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
2
0
0
1
0
19
E-19
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
2
0
0
1
0
20
E-20
3
0
1
0
0
4
1
0
0
0
3
0
1
0
0
4
1
0
0
0
21
E-21
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
2
0
0
1
0
22
E-22
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
23
E-23
3
0
1
0
0
4
1
0
0
0
3
0
1
0
0
2
0
0
1
0
24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
E-24
3 4 2 3 3 3 3 4 3 3 3
0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0
1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1
0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 4 3 3 2 3 4 4 3 3 3
0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0
1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1
0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 4
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0
0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3
1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1
0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3
0 6
1 28
0 1
0 0
3
0 6
1 28
0 1
0 0
3
0 3
1 22
0 9
0 1
4
1 6
0 20
0 9
0 0
17.1
80.0
2.9
0.0
17.1
80.0
2.9
0.0
8.6
62.9
25.7
2.9
17.1
57.1
25.7
0.0
8 9 10 11 12 13 14 15 16
E-25 E-27 E-28 E-29 E-30 E-31 E-32 E-33 E-34 E-35 E-36 35 Jumlah %
211
212 ANALISIS ANGKET TANGGAPAN SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN KIMIA KELAS EKSPERIMEN Pernyataan
2
0
0
1
0
2
0
0
1
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
20
E-20
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
4
1
0
0
0
4
1
0
0
0
21
E-21
3
0
1
0
0
2
0
0
1
0
3
0
1
0
0
2
0
0
1
0
22
E-22
3
0
1
0
0
2
0
0
1
0
3
0
1
0
0
2
0
0
1
0
23
E-23
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
4
1
0
0
0
2
0
0
1
0
24
E-24
4
1
0
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
4
1
0
0
0
25
E-25
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
4
1
0
0
0
3
0
1
0
0
26
E-27
3
0
1
0
0
2
0
0
1
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
27
E-28
2
0
0
1
0
2
0
0
1
0
4
1
0
0
0
3
0
1
0
0
28
E-29
3
0
1
0
0
2
0
0
1
0
2
0
0
1
0
2
0
0
1
0
29
E-30
2
0
0
1
0
2
0
0
1
0
3
0
1
0
0
2
0
0
1
0
30
E-31
2
0
0
1
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
4
1
0
0
0
31
E-32
2
0
0
1
0
3
0
1
0
0
2
0
0
1
0
3
0
1
0
0
32
E-33
3
0
1
0
0
4
1
0
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
33
E-34
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
4
1
0
0
0
34
E-35
4
1
0
0
0
4
1
0
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
35
E-36
3
0
1
0
0
4
1
0
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
Jumlah
3
21
11
0
6
14
15
0
4
24
6
1
7
22
6
%
8.57
60
31.43
0
17.1
40.0
42.9
0.0
11.4
68.6
17.1
2.9
20.0
62.9
17.1
0 0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
13 3 3 2 4 3 3 3
0 0 0 0 0 0 0
14 3 3 2 4 3 2 2
0 0 0 1 0 0 0
1 1 0 0 1 1 1
0 0 1 0 0 0 0
0 0 0 1 0 0 0
1 1 0 0 1 0 0
0 0 1 0 0 1 1
0 0 0 0 0 0 0
15 3 3 2 3 3 2 2
0 0 0 0 0 0 0
1 1 0 1 1 0 0
0 0 1 0 0 1 1
0 0 0 0 0 0 0
16 2 3 3 4 4 3 3
0 0 0 1 1 0 0
0 1 1 0 0 1 1
1 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
3 3 3 2 3 3 3 2 2
0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 0 1 1 1 0 0
0 0 0 1 0 0 0 1 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 3 2 4 3 3 4 3 2
0 0 0 1 0 0 1 0 0
0 1 0 0 1 1 0 1 0
1 0 1 0 0 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 3 3 3 3 3 3 3 3
0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 1 1 1 1 1 1 1 1
1 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 3 3 3 3 3 4 3 3
0 0 0 0 0 0 1 0 0
1 1 1 1 1 1 0 1 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 2
0 0
0 0
1 1
0 0
2 2
0 0
0 0
1 1
0 0
1 3
0 0
0 1
0 0
1 0
3 3
0 0
1 1
0 0
0 0
212
19
Kode Siswa E-01 E-02 E-03 E-04 E-05 E-06 E-07 E-08 E-09 E-10 E-11 E-12 E-13 E-14 E-15 E-16 E-17 E-18 E-19
No
213
ANALISIS ANGKET TANGGAPAN SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN KIMIA KELAS EKSPERIMEN No 1
Kode Siswa E-01 E-02
2 3
E-03 E-04
4 5 6 7
17
Pernyataan 19
18
20
4
1
0
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
4 3
1 0
0 1
0 0
0 0
4 2
1 0
0 0
0 1
0 0
3 2
0 0
1 0
0 1
0 0
3 3
0 0
1 1
0 0
0 0
3 4 3 3
0 1 0 0
1 0 1 1
0 0 0 0
0 0 0 0
4 3 3 3
1 0 0 0
0 1 1 1
0 0 0 0
0 0 0 0
4 3 3 3
1 0 0 0
0 1 1 1
0 0 0 0
0 0 0 0
4 3 3 4
1 0 0 1
0 1 1 0
0 0 0 0
0 0 0 0
2 3
0 0
0 1
1 0
0 0
3 3
0 0
1 1
0 0
0 0
4 3
1 0
0 1
0 0
0 0
4 3
1 0
0 1
0 0
0 0
3 3
0 0
1 1
0 0
0 0
3 3
0 0
1 1
0 0
0 0
3 2
0 0
1 0
0 1
0 0
2 3
0 0
0 1
1 0
0 0
12
E-05 E-06 E-07 E-08 E-09 E-10 E-11 E-12
3
0
1
0
0
2
0
0
1
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
13
E-13
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
14
E-14
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
15 16
4 3
1 0
0 1
0 0
0 0
4 2
1 0
0 0
0 1
0 0
3 2
0 0
1 0
0 1
0 0
3 3
0 0
1 1
0 0
0 0
17
E-15 E-16 E-17
3
0
1
0
0
2
0
0
1
0
2
0
0
1
0
3
0
1
0
0
18
E-18
3
0
1
0
0
2
0
0
1
0
2
0
0
1
0
3
0
1
0
0
19
E-19
3
0
1
0
0
2
0
0
1
0
2
0
0
1
0
3
0
1
0
0
20
E-20
2
0
0
1
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
4
1
0
0
0
21
E-21
2
0
0
1
0
3
0
1
0
0
2
0
0
1
0
4
1
0
0
0
22
E-22
3
0
1
0
0
2
0
0
1
0
2
0
0
1
0
3
0
1
0
0
23
E-23
4
1
0
0
0
3
0
1
0
0
2
0
0
1
0
4
1
0
0
0
24
E-24
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
25
E-25
4
1
0
0
0
2
0
0
1
0
2
0
0
1
0
3
0
1
0
0
26
E-27
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
27
E-28
3
0
1
0
0
2
0
0
1
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
28
E-29
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
4
1
0
0
0
4
1
0
0
0
29
E-30
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
4
1
0
0
0
30
E-31
3
0
1
0
0
2
0
0
1
0
2
0
0
1
0
3
0
1
0
0
31
E-32
3
0
1
0
0
2
0
0
1
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
32
E-33
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
33
E-34
4
1
0
0
0
3
0
1
0
0
2
0
0
1
0
3
0
1
0
0
34
E-35
3
0
1
0
0
4
1
0
0
0
3
0
1
0
0
4
1
0
0
0
35
E-36
3
0
1
0
0
4
1
0
0
0
3
0
1
0
0
4
1
0
0
0
8 9 10 11
7
25
3
0
5
19
11
0
3
20
12
0
10
24
1
0
%
20
71.4
8.6
0.0
14.3
54.3
31.4
0.0
8.6
57.1
34.3
0.0
28.6
68.6
2.9
0.0
213
Jumlah
214 ANALISIS ANGKET TANGGAPAN SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN KIMIA KELAS KONTROL Kode Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 Jumlah
K-01 K-02 K-03 K-04 K-05 K-06 K-07 K-08 K-09 K-10 K-11 K-12 K-13 K-14 K-15 K-16 K-17 K-18 K-19 K-20 K-21 K-22 K-23 K-24 K-25 K-26 K-28 K-29 K-30 K-31 K-32 K-33 K-34 K-35 K-36 K-37 K-38 %
1 4 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 3 8.11
0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 26 70.27
0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 8 21.6
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 4 2 2 3 3 2 1 3 3 2 2 2 2 2 3 2 3 4 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 2 2 3 4 3 3 2
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 3 8.11
0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 16 43.2
Pernyataan 3 0 0 3 0 1 0 2 0 1 0 3 0 0 0 2 0 0 0 3 0 1 0 2 0 0 1 3 0 0 0 2 0 0 0 3 0 1 0 2 0 1 0 2 0 1 0 3 0 1 0 3 0 1 0 3 0 0 0 4 1 1 0 2 0 0 0 3 0 0 0 3 0 1 0 2 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 0 3 0 1 0 3 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 2 0 1 0 3 0 1 0 3 0 0 0 3 0 1 0 2 0 1 0 2 0 1 0 2 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 2 0 0 0 2 0 1 0 2 0 17 1 1 45.9 2.7 2.7
1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 19 51.4
0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 17 45.9
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 4 3 2 3 3 2 1 2 2 4 2 2 3
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 3 8.11
0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 21 56.8
0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 12 32.4
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 2.7
214
No
215
No
ANALISIS ANGKET TANGGAPAN SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN KIMIA KELAS KONTROL Pernyataan 5 6 7 8 4 1 0 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 0 1 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 1 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 2 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 4 1 0 0 0 3 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 2 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 2 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 2 0 2 0 0 1 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 3 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 3 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 2 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 3 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 2 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 3 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 1 0 0 0 1 2 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 2 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 4 1 0 0 0 3 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 0 1 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 1 10 24 2 5 22 10 0 4 29 3 1 0 2.7 27 64.9 5.41 13.5 59.5 27 0 10.8 78.4 8.11 2.7 0
1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 22 59.5
0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 14 37.838
0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2.7
215
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
Kode Siswa K-01 K-02 K-03 K-04 K-05 K-06 K-07 K-08 K-09 K-10 K-11 K-12 K-13 K-14 K-15 K-16 K-17 K-18 K-19 K-20 K-21 K-22 K-23 K-24 K-25 K-26 K-28 K-29 K-30 K-31 K-32 K-33 K-34 K-35 K-36 K-37 K-38 Jumlah %
216
No
K-38 Jumlah %
ANALISIS ANGKET TANGGAPAN SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN KIMIA KELAS KONTROL Pernyataan 9 10 11 12 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 4 1 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 4 1 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 1 0 0 0 1 2 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 2 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 4 1 0 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 3 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 2 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 2 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 2 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 2 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 3 0 1 0 0 1 0 0 0 1 2 0 0 1 0 3 0 1 33 3 0 2 24 10 1 0 20 16 1 2 2.703 89.2 8.11 0 5.405 64.86 27 2.7 0 54.1 43.2 2.703 5.405
0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 24 64.9
0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 11 29.7
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
216
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
Kode Siswa K-01 K-02 K-03 K-04 K-05 K-06 K-07 K-08 K-09 K-10 K-11 K-12 K-13 K-14 K-15 K-16 K-17 K-18 K-19 K-20 K-21 K-22 K-23 K-24 K-25 K-26 K-28 K-29 K-30 K-31 K-32 K-33 K-34 K-35 K-36 K-37
217
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
13 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3
ANALISIS ANGKET TANGGAPAN SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN KIMIA KELAS KONTROL Pernyataan 14 15 16 0 1 0 0 1 0 0 0 1 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 0 1 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 2 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 0 1 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 0 1 0 2 0 0 1 0 1 0 0 0 1 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 2 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 2 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 2 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 0 1 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 0 1 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 1 0 0 0 1 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 25 12 0 0 19 16 2 0 19 17 1 0 67.57 32.43 0 0 51.35 43.24 5.405 0 51.4 45.95 2.7
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 30 81.08
0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 7 18.9
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
217
Kode Siswa K-01 K-02 K-03 K-04 K-05 K-06 K-07 K-08 K-09 K-10 K-11 K-12 K-13 K-14 K-15 K-16 K-17 K-18 K-19 K-20 K-21 K-22 K-23 K-24 K-25 K-26 K-28 K-29 K-30 K-31 K-32 K-33 K-34 K-35 K-36 K-37 K-38 Jumlah %
218
No
K-38 Jumlah %
17 4 2 3 3 4 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3
ANALISIS ANGKET TANGGAPAN SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN KIMIA KELAS KONTROL Pernyataan 18 19 20 1 0 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 0 0 1 0 2 0 0 1 0 1 0 0 0 1 3 0 0 1 0 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 0 1 0 0 2 0 0 1 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 0 0 1 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 3 0 0 1 0 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 0 1 0 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 0 1 0 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 0 1 0 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 0 0 1 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 0 1 0 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 0 0 1 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 0 1 0 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 0 1 0 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 2 0 0 0 1 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 0 1 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 2 0 0 1 0 2 0 3 26 8 0 2 15 18 2 1 18 17 1 1 8.11 70.27 21.6 0 5.41 40.54 48.65 5.4 2.7 48.65 45.95 2.7 2.703
1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 26 70.27
0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 10 27.03
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
218
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
Kode Siswa K-01 K-02 K-03 K-04 K-05 K-06 K-07 K-08 K-09 K-10 K-11 K-12 K-13 K-14 K-15 K-16 K-17 K-18 K-19 K-20 K-21 K-22 K-23 K-24 K-25 K-26 K-28 K-29 K-30 K-31 K-32 K-33 K-34 K-35 K-36 K-37
219
ANALISIS ANGKET TANGGAPAN SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN KIMIA
Nomer Pernyataan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Rata- rata
SS 11 3 9 11 9 14 43 6 17 17 9 17 9 17 11 20 20 14 9 29 15
Persentase Kelas Eksperimen S TS STS 80 6 3 57 34 6 60 31 0 71 17 0 31 60 0 66 20 0 46 9 3 74 20 0 80 3 0 80 3 0 63 26 3 57 26 0 60 31 0 40 43 0 69 17 3 63 17 0 71 9 0 54 31 0 57 34 0 69 3 0 62 22 1
Persentase Kelas Kontrol SS S TS STS 8 70 22 0 8 43 46 3 3 51 46 0 8 57 32 3 3 27 65 5 14 59 27 0 11 78 8 3 0 59 38 3 3 89 8 0 5 65 27 3 0 54 43 3 5 65 30 0 0 68 32 0 0 51 43 5 0 51 46 3 0 81 19 0 8 70 22 0 5 41 49 5 3 49 46 3 3 70 27 0 4 60 34 2
220 KISI- KISI SOAL POST TEST
: Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
Kelas/ Program
: XI/ IPA
Semester
: II
Lampiran 33
Pokok Bahasan
Standar Kompetensi : memahami sifat- sifat larutan asam- basa, metode pengukuran, dan terapannya. Alokasi Waktu
: 2 jam pelajaran
Sekolah
: SMA Negeri 1 Karangtengah Demak
Jenjang
Kompetensi Indikator
Sub Materi Pokok
Dasar
Jumlah C1
Memprediksi Menjelaskan definisi
Definisi kelarutan dan
terbentuknya
kelarutan dan hasil
hasil kali kelarutan
endapan dari
kali kelarutan
(Ksp)
1,2,16
C2
C3
C4 3
suatu reaski
220
221 berdasarkan
Menjelaskan
Reaksi kesetimbangan
prinsip
kesetimbangan dalam dalam larutan jenuh
kelarutan
larutan jenuh/ larutan
3,4,
2
dan hasil kali garam yang sukar kelarutan
larut Menjelaskan
Hubungan antara
hubungan hasil kali
kelarutan dan hasil kali
kelarutan dengan
kelarutan (Ksp)
6,7,8,17
20
5
kelarutannya dan menuliskan ungkapan Kspnya.
221
222 Menghitung
Tetapan hasil kali
kelarutan suatu
kelarutan
9,22
15,18,19,
21
7
23
elektrolit yang sukar larut berdasarkan data harga Ksp Menjelaskan pengaruh
- Pengaruh ion senama
10,12
13,14
4
24,25,26,
4
terhadap kelarutan
penambahan ion senama dalam larutan dan penerapannya menjelaskan pengaruh pH
- Hubungan pH dengan Ksp
30
terhadap kelarutan
222
223
dan hasil kali kelarutan Reaksi
Memperkirakan
pengendapan terbentuknya
- Ksp dan reaksi
5
28
11,27,29
5
pengendapan
endapan berdasarkan harga Ksp Jumlah
6
9
11
4
30
presentase
20%
30%
37%
13%
100 %
223
224
Lampiran 34 SOAL POST TEST Mata Pelajaran Kelas Waku Tahun Pelajaran
1. 2. 3. 4.
: Kimia : XI IPA : 90 menit : 2010/2011
PETUNJUK UMUM Tulis nama, nomor absen dan kelas pada lembar jawaban yang tersedia. Periksalah dan bacalah soal dengan teliti sebelum anda menjawab pertanyaan Jumlah soal sebanyak 30 butir soal objektif dengan 5 pilihan jawaban untuk masingmasing soal. Apabila ada jawaban yang anda anggap salah dan ingin memperbaikinya, lakukan langkah sebagai berikut: Semula : A B C D E Pembetulan : A B C D E
Pilihlah satu jawaban yang benar! 1. Kelarutan adalah …. a. Jumlah maksimal zat yang dapat larut dalam sejumlah tertentu pelarut atau larutan pada suhu tertentu b. Tetapan hasil kelarutan konsentrasi molar ion- ion molar dalam larutan jenuh c. Hasil kali konsentrasi molar ion- ion dalam larutan d. Banyaknya mol zat terlarut dalam 1000 gram per larut e. Besaran yang menunjukkan banyaknya zat terlarut 2. Satuan kelarutan (s) adalah …. a. Mol d. mol/mL b. Mol/L e. mg/mL c. Gram/L 3. Berikut yang merupakan kesetimbangan untuk larutan BaSO4 jenuh adalah ….. a. 2Ba2SO4(S) ↔ Ba2+(aq) + 2SO42-(aq) b. 2BaSO4(S) ↔ Ba2+(aq) + SO42-(aq) c. BaSO4(S) ↔ Ba2+(aq) + 2SO42-(aq) d. Ba2SO4(S) ↔ 2Ba+(aq) + SO42-(aq) e. BaSO4(S) ↔ Ba2+(aq) + SO42-(aq) 4. Garam A2B3 sukar larut dalam air, Ksp A2B3 adalah …. a. 2 [A] x 3[B] b. [A]2 x [B]3 c. [2A]2 x [3B]3 d. [A3+]2 x [B2-]3 e. [A2+] x [B3-]2 5. Pernyataan berikut yang sesuai dengan tetapan hasil kelarutan adalah…. a. Kelarutan zat berbanding lurus dengan tetapan hasil kelarutan b. Kelaruran zat berbanding terbalik dengan tetapan hasil kali kelarutan c. Tetapan hasil kelarutan adalah perbandingan konsentrasi terlarut dengan pelarutnya d. Tetapan hasil kali kelarutan adalah jumlah zat terlarut dalam suatu pelarut e. Kelarutan zat tidak dipengaruhi tetapan hasil kali kelarutan 6.
Ksp larutan garam terner yang memiliki kelarutan a mol/L adalah ….
225 a. a2 d. 27a4 3 b. 4a e. 108a5 c. 9a3 7. Diketahui persamaan tetapan hasil kali kelarutan suatu larutan adalah sebagai berikut. Ksp = [A2+] [B-]2 Maka rumus molekul larutan tersebut adalah …. a. A2B d. A2B2 b. AB2 e. 2AB c. AB 8. Jika Ksp FeCl3 adalah x, maka kelarutan FeCl3 dalam air adalah …. Mol/L a.
9x3
d. (
b.
27x4
e. (
) )
c. ( ) 9. Jika konsentrasi Ca2+ dalam larutan jenuh CaF2 sebesar 2 x 10-4 mol/L, maka hasil kali kelarutan CaF2 adalah …. a. 8 x 10-8 d. 2 x 10-9 -11 b. 3,2 x 10 e. 4 x 10-9 c. 1,6 x 10-11 10. Berkurangnya kelarutan suatu larutan akibat adanya penambahan ion sejenis disebut …. a. Pengaruh ion senama b. Pengendapan c. Larutan tepat jenuh d. Larutan lewat jenuh e. Kuosien reaksi 11. Jika diketahui harga Ksp nya sama, maka kelarutan zat berikut sama besar, kecuali …. a. CaF2 d. (NH4)2S b. Ag2CrO4 e. PbSO4 c. PbCl2 12. Berikut ini bukan penambahan ion senama... a. Penambahan NaCl ke dalam larutan H2SO4 b. Penambahan NaF kedalam larutan MgF2 c. Penambahan Na2CrO4 ke dalam larutan Ag2CrO4 d. Penambahan AgNO3 kedalam larutan Ag2CrO4 e. Penambahan AgCl kedalam larutan AgCl jenuh 13. Kelarutan AgI dalam air adalah 10-5 M. kelarutan AgI dalam larutan Ag2CrO4 0,05 M adalah …. a. 2 x 10-9 M d. 2 x 10-4 M -8 b. 1 x 10 M e. 1 x 10-4 M -10 c. 5 x 10 M 14. Dalam 1 liter air murni dapat terlarut 10-7 AgCl, maka kelarutan AgCl dalam larutan KCl 0,01 M adalah …. a. 1 x 10-12 d. 1x 10-6 -10 b. 1 x 10 e. 1 x 10-4 c. 1 x 10-8 15. Kelarutan Ca(OH)2 (Ar Ca = 40; O = 16; H = 1) dalam 100 ml air adalah 0,161 gram. Maka hasil kali kelarutannya adalah …. a. 8 x 10-4 d. 4 x 10-7
226 b. 4 x 10-5 c. 8 x 10-6
e. 8 x 10-7
16. Suatu larutan yang telah mencapai keadaan tepat jenuh jika…. a. Keadaan di mana suhu larutan bertambah b. Proses melarut meningkat c. Proses melarut berhenti d. Terbentuknya endapan e. Proses melarut dan mengendap sama cepat
17. Kelarutan garam jenuh, CdS sebesar a. b.
18.
xy x/y
x mol/ liter, maka harga Ksp-nya adalah ..... y c. (y/x)y e. (x/y)2 d. x2/y
Dalam 500 ml air terlarut 0,34 gram CaSO4 (Mr= 136), harga hasil kali kelarutan (Ksp) CaSO4 adalah …. a. 1,25 x 10-6 d. 2,50 x 10-5 b. 2,5 x 10-6 e. 2,50 x 10-3 -5 c. 1,25 x 10 19. Larutan jenuh MgF2 , 100 ml pada 18oC diuapkan dan diperoleh x mgram MgF2 padat. Jika Ksp MgF2 pada suhu yang sama adalah 6,9x10-9 mol3/L3, maka x adalah ….(Ar Mg=24 gram/mol: F =19 gram/mol) a. 7,4 mg b. 74 mg c. 0,0012 mg d. 7,4x10-3 mg e. 6,9 mg 20. Kelarutan garam PbCl2 yang terbesar terdapat dalam larutan …. a. HCl 0,1 M d. BaCl2 0,1 M b. NaCl 0,1 M e. AlCl3 0,1 M c. CaCl2 0,1 M 21. Diketahui tabel: No. Rumus Garam Ksp 1. AgCl 1,5 x 10 -10 mol2/L2 2. Ag2CrO4 6,1 x 10 -12 mol3/L3 3. AgI 1,5 x 10 -16 mol2/L2 Urutan kelarutan garam-garam perak sukar larut tersebut dari yang besar ke kecil adalah... a. AgCl, Ag2CrO4 , AgI b. AgCl, AgI, Ag2CrO4 c. Ag2CrO4, AgCl, AgI d. Ag2CrO4 , AgI, AgCl e.AgCl, AgI, Ag2CrO4 22. Jika Ksp CaF2 dinyatakan dengan 4s3, maka konsentrasi ion fluoride (F-) dalam larutan jenuh CaF2.… a. s molar b. 4s2 molar
227 c. 0,5s molar d. 2s molar e. 4s3 molar 23. Diketahui harga Ksp PbCl2 adalah 8 x 10-12 dan harga Ksp dari BaSO4 adalah 1,5 x 10-9 Pernyataan berikut yang benar adalah …. a. Kelarutan PbCl2 = kelarutan BaSO4 b. Kelarutan PbCl2 > kelarutan BaSO4 c. Konsentrasi ion Cl- = konsentrasi SO42d. Konsentrasi ion Pb2+ = konsentrasi ion Ba2+ e. Konsentrasi ion Cl- < konsentrasi ion SO4224. Diketahui hasil kali kelarutan Ca(OH)2 sebesar 4 x 10-12, maka pH larutan itu adalah. a. 12 – log 4 d. 4 + log 2 b. 10 + log 2 e. 4 – log 2 c. 10 – log 2 25. Suatu larutan jenuh M(OH)3 mempunyai pH = 10. Hasil kali kelarutan senyawa ini adalah …. a. 3,3 x 10-9 d. 3,3 x 10-21 -17 b. 3,3 x 10 e. 1 x 10-17 c. 1 x 10-16 26. Ksp Zn(OH)2 = 5 x 10-16. Banyaknya gram Zn(OH)2 (Mr Zn(OH)2 = 100) yang dapat terlarut dalam 5 liter larutan dengan pH = 9.… a. 0,05 mg c. 2,5 mg e. 5 mg b. 0,1 mg d. 4 mg 27. Dalam suatu larutan terdapat ion Ca2+, Sr2+, Ba2+, Pb2+, dan Ag+ dengan konsentrasi yang sama. Apabila ke dalam larutan itu ditambahkan larutan Na2SO4 zat yang mula- mula mengendap adalah …. a. Ag2SO4 (Ksp = 1 x 10-5) b. PbSO4 (Ksp = 2 x 10-8) c. BaSO4 (Ksp = 1 x 10-10) d. CaSO4 (Ksp = 9 x 10-6) e. SrSO4 (Ksp = 3 x 10-7) 28. Penambahan ion Ag+ pada larutan yang mengandung I- ternyata lama-kelamaan terjadi endapan, ini berarti ... a. [Ag+] [I-] = Ksp AgI b. [Ag+] [I-] < Ksp AgI c. [Ag+] [I-] > Ksp AgI d. [Ag+] < Ksp AgI e. [I-] > Ksp AgI 29. Dari tabel Ksp senyawa karbonat dengan konsentrasi ion pembentukannya sebagai berikut : Rumus Konsentrasi mol/L Ksp Zat Ion (+) Ion (-) -8 -5 MgCO3 3,5 x 10 1,0 x 10 3,6 x 10-6 CaCO3 9,0 x 10-9 3,5 x 10-4 3,0 x 10-6 SrCO3 9,3 x 10-10 1,0 x 10-6 1,0 x 10-5 BaCO3 8,9 x 10-9 2,0 x 10-4 4,0 x 10-5 FeCO3 2,1 x 10-11 1,0 x 10-4 2,0 x 10-4
228 Berdasarkan data table di atas, endapan yang akan terbentuk jika ion (+) dan ion (-) direaksikan adalah …. MgCO3 a. b. CaCO3 c. SrCO3 d. BaCO3 e. FeCO3 30. Apabila kelarutan L(OH)2 pada ToC adalah 1 x10-5 mol/L, maka larutan jenuh L(OH)2 tersebut mempunyai pH.... a. 11 b. 11 - log 2 c. 10 d. 9 + log 2 e. 5 – log 2
Lampiran 35
229 KUNCI JAWABAN SOAL POST TEST
1. A
11. E
21. C
2. B
12. A
22. D
3. E
13. B
23. B
4. D
14. A
24. B
5. A
15. B
25. B
6. B
16. E
26. C
7. B
17. E
27. C
8. D
18. D
28. C
9. B
19. A
29. E
10.A
20. E
30. D
Lampiran 36 230
LEMBAR JAWAB SOAL POST TEST Mata Pelajaran Kelas Materi Pokok Waktu Tahun Pelajaran Nama Kelas No. Absen
: Kimia : XI IPA : Kelarutan dan Hasil Kelarutan : 90 menit : 2010/2011
: ……………… : ………………
NILAI:
: ………………
Berilah tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang benar! No. 1
Pilihan jawaban B C D
E
No. 16
A
2
A
B
C
3
A
B
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
A A A A A A A A A A A A
B B B B B B B B B B B B
Pilihan jawaban B C D
A
D
E
17
A
B
C
D
E
C
D
E
18
A
B
C
D
E
C C C C C C C C C C C C
D D D D D D D D D D D D
E E E E E E E E E E E E
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
A A A A A A A A A A A A
B B B B B B B B B B B B
C C C C C C C C C C C C
D D D D D D D D D D D D
E E E E E E E E E E E E
E
231
Lampiran 37 DATA NILAI POST TEST KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 Jumlah
Kelas XI IPA 3 87 60 70 73 73 63 77 77 77 63 70 73 67 77 80 77 77 80 73 67 73 70 70 73 80 73 67 67 67 80 73 67 67 77 80 70 67 63 60 2805
XI IPA 4 83 87 63 80 80 77 70 87 80 73 77 80 73 87 80 80 63 80 80 77 80 80 87 90 73 80 77 83 80 70 83 70 87 80 87 87
2851
232 Rata-rata 2
s s n n-1 log n K hitung K N. Tertinggi N. Terendah rentang Panjang kelas
71.923
79.194
38.915 6.238 39 38 1.591 6.251 6 87 60 27 5
43.075 6.563 36 35 1.556 6.136 6 90 63 27 5
Lampiran 38
233
UJI NORMALITAS DATA NILAI POST TEST KELAS EKSPERIMEN (XI IPA 4) Hipotesis Ho
:
Distribusi data tidak berbeda dengan distribusi normal
Ha
:
Distribusi data berbeda dengan distribusi normal
Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan:
Kriteria yang digunakan Ho diterima jika < Pengujian Hipotesis 2
2 tabel
Nilai maksimal
=
90
Panjang Kelas
Nilai minimal
=
63
Rata-rata
=
79.19
Rentang
=
27
s
=
6.56
Banyak kelas
=
6
n
=
36
Kelas Interval
Batas Kelas
Z untuk batas kls.
=
Peluang untuk Z
5
Luas Kls. Untuk Z
Ei
0.0374
1.3460
2
0.318
0.1165
4.1931
3
0.339
0.2443
8.7938
7
0.366
0.2946
10.6060
13
0.540
0.2044
7.3585
10
0.948
0.1029
3.7026
1
1.973
36
36
(Oi-Ei)² Oi Ei
0 63.00
-
67.00 67.50
68.00 73.00 78.00 83.00 88.00
-
-1.78
0.0374
72.00 72.50
-1.02
0.1539
77.50
-0.26
0.3981
77.00 82.00 82.50
0.50
0.6927
87.50
1.27
0.8971
87.00 92.00 1
² Untuk = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh ² tabel =
7.81
=
4.4845
234 Lampiran 39
4.484
7.81
Karena ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal.
UJI NORMALITAS DATA NILAI POST TEST KELAS KONTROL (XI IPA 3) Hipotesis Ho
:
Distribusi data tidak berbeda dengan distribusi normal
Ha : Distribusi data berbeda dengan distribusi normal Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan:
Kriteria yang digunakan Ho diterima jika < tabel Pengujian Hipotesis 2
2
Nilai maksimal
=
90
Panjang Kelas
=
5
Nilai minimal
=
63
Rata-rata
=
79.19
Rentang
=
27
s
=
6.56
Banyak kelas
=
6
n
=
36
Kelas Interval
Batas Kelas
Z untuk batas kls.
Peluang untuk Z
(Oi-Ei)²
Luas Kls. Untuk Z
Ei
0.0374
1.3460
2
0.318
0.1165
4.1931
3
0.339
0.2443
8.7938
7
0.366
0.2946
10.6060
13
0.540
0.2044
7.3585
10
0.948
0.1029
3.7026
1
1.973
36
36
Oi
Ei
0 63.00
-
67.00 67.50
68.00
-
72.00
73.00
77.00
72.50 77.50 78.00
-
82.00
83.00
-
87.00
82.50 87.50 88.00
-
-1.78 -1.02 -0.26 0.50 1.27
0.0374 0.1539 0.3981 0.6927 0.8971
92.00 1
² Untuk = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh ² tabel =
=
7.81
Karena ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal.
4.4845
235
Lampiran 40
UJI KESAMAAN DUA VARIANS DATA HASIL POST TEST ANTARA KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL Hipotesis Ho
:
s12
Ha
:
s12
=
s2
varians kelas eksperimen tidak berbeda dengan kelas kontrol
=
s22
varians kelas eksperimen berbeda dengan kelas kontrol
2
Uji Hipotesis Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
F
Varians terbesar Varians terkecil
Ho diterima apabila F < F 1/2a (nb-1):(nk-1)
F 1/2a (nb-1):(nk-1) Dari data diperoleh: Kelas Eksperimen Jumlah n Rata- rata (M) Varians (s2) Standart deviasi (s) Berdasarkan rumus di atas diperoleh:
Kelas Kontrol
2851 36 79.19 43.08 6.56
2805 39 71.92 38.91 6.24
43.08 = 1.11 38.91 Pada a = 5% dengan: dk pembilang = nb - 1 = 36 - 1 = 35 dk penyebut = nk -1 = 39 - 1 = 38 F (0.025)(38:35) = 1.73 F
=
1.11
1.73
Karena F berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan
bahwa kedua kelas mempunyai varians yang tidak berbeda
236 Lampiran 41
UJI PERBEDAAN DUA RATA-RATA HASIL POST TEST ANTARA KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL Hipotesis Ho
:
<
2
Ha
:
>
2
Rerata kelas eksperimen tidak lebih besar dari kelas kontrol Rerata kelas eksperimen lebih besar dari kelas kontrol
Uji Hipotesis Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
t
M1 M 2 1 1 s n1 n2
s Dimana,
n 1 1s12 n 2 1s 22 n1 n 2 2
Kriteria : Ho ditolak apabila t > t (1-α)(n1+n2-2)
Dari data diperoleh:
Jumlah n Rata- rata (M) 2 Varians (s ) Standart deviasi (s)
Kelas Eksperimen 2851 36 79.19 43.08 6.56
Kelas Kontrol 2805 39 71.92 38.91 6.24
Karena t berada pada daerah penolakan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa rerata hasil belajar kelas eksperimen lebih besar daripada rerata hasil belajar kelas kontrol
237
Lampiran 42 PERSENTASE KETUNTASAN BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN
SMA N 1 KARANGTENGAH DEMAK TAHUN 2010/2011
NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
KELAS EKSPERIMEN KODE NILAI KETUNTASAN E-01 83 Tuntas E-02 87 Tuntas E-03 63 Tidak Tuntas E-04 80 Tuntas E-05 80 Tuntas E-06 77 Tuntas E-07 70 Tuntas E-08 87 Tuntas E-09 80 Tuntas E-10 73 Tuntas E-11 77 Tuntas E-12 80 Tuntas E-13 73 Tuntas E-14 87 Tuntas E-15 80 Tuntas E-16 80 Tuntas E-17 63 Tidak Tuntas E-18 80 Tuntas E-19 80 Tuntas E-20 77 Tuntas E-21 80 Tuntas E-22 80 Tuntas E-23 87 Tuntas E-24 90 Tuntas E-25 73 Tuntas E-26 80 Tuntas E-27 77 Tuntas E-28 83 Tuntas E-29 80 Tuntas E-30 70 Tuntas E-31 83 Tuntas E-32 70 Tuntas E-33 87 Tuntas E-34 80 Tuntas E-35 87 Tuntas E-36 87 Tuntas
NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
KELAS KONTROL KODE NILAI KETUNTASAN K-01 87 Tuntas K-02 60 TidakTuntas K-03 Tuntas 70 K-04 73 Tuntas K-05 73 Tuntas K-06 TidakTuntas 63 K-07 77 Tuntas K-08 77 Tuntas K-09 Tuntas 77 K-10 63 TidakTuntas K-11 70 Tuntas K-12 Tuntas 73 K-13 67 Tuntas K-14 77 Tuntas K-15 Tuntas 80 K-16 77 Tuntas K-17 77 Tuntas K-18 Tuntas 80 K-19 73 Tuntas K-20 67 Tuntas K-21 Tuntas 73 K-22 70 Tuntas K-23 70 Tuntas K-24 Tuntas 73 K-25 80 Tuntas K-26 73 Tuntas K-27 Tuntas 67 K-28 67 Tuntas K-29 67 Tuntas K-30 Tuntas 80 K-31 73 Tuntas K-32 67 Tuntas K-33 Tuntas 67 K-34 77 Tuntas K-35 80 Tuntas K-36 Tuntas 70 K-37 67 Tuntas K-38 63 TidakTuntas K-39 TidakTuntas 60
238 Rata-rata Persentase (%)
Tuntas Tidak
79.19 94.44 5.56
Rata-rata Persentase (%)
Tuntas Tidak
71.92 87.18 12.82
Persentase Ketuntasan Belajar Klasikal Kelompok Eksperimen dan Kontrol Tuntas jika % ≥ 85% Tidak tuntas jika
%
<
85%
Karena persentase ketuntasan belajar lebih dari 85% maka kelas eksperimen dan kelas kontrol sudah mencapai ketuntasan belajar klasikal
239
240 240
Lampiran 44
DOKUMENTASI PENELITIAN
Kegiatan Belajar Mengajar (Kelas Eksperimen)
Kegiatan Belajar Mengajar (Kelas Kontrol)
241
Praktikum
Post Test