PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI BEBAS TERHADAP PENGUASAAN MATERI DAN KINERJA ILMIAH SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 DENPASAR Oleh: I Made Sweca ABSTRAK Penelitian ini bertujuan: (1) mendeskripsikan perbedaan penguasaan materi dan kinerja ilmiah dalam pembelajaran kimia antara kelompok siswa yang belajar dengan model pembelajaran inkuiri bebas dengan kelompok siswa yang belajar dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing, (2) mendeskripsikan perbedaan penguasaan materi dalam pembelajaran kimia antara kelompok siswa yang belajar dengan model pembelajaran inkuiri bebas dengan kelompok siswa yang belajar dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing, dan (3) mendeskripsikan perbedaan kinerja ilmiah dalam pembelajaran kimia antara kelompok siswa yang belajar dengan model pembelajaran inkuiri bebas dengan kelompok siswa yang belajar dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Penelitian ini menggunakan rancangan nonequivalent control group design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMAN 4 Denpasar tahun pelajaran 2011/2012 (8 kelas) yang berjumlah 314 orang. Penentuan sampel penelitian ditetapkan dengan teknik pengundian kelas dengan jumlah sampel sebanyak 4 kelas yang berjumlah 158 orang. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran inkuiri bebas yang dikenakan pada kelompok eksperimen. Sedangkan penguasaan materi dan kinerja ilmiah siswa dalam penelitian ini berperan sebagai variabel terikat. Data yang telah dikumpulkan dianalisa menggunakan analisis multivariat (MANOVA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Penguasaan materi dan kinerja ilmiah kelompok siswa yang belajar melalui model pembelajaran inkuiri bebas lebih tinggi dari kelompok siswa yang belajar melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing. Hal ini ditunjukkan dari hasil analisis Fhitung = 24,362 dan angka signifikasi 0,000; (2) Penguasaan materi kelompok siswa yang belajar melalui model pembelajaran inkuiri bebas lebih tinggi dari kelompok siswa yang belajar melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing. Hal ini dibuktikan dari hasil analisis Fhitung = 4,872 dan angka signifikasi 0,029. (3) Kinerja ilmiah kelompok siswa yang belajar melalui model pembelajaran inkuiri bebas lebih tinggi dari kelompok siswa yang belajar melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing. Hal ini dibuktikan dari hasil analisis Fhitung = 46,348 dan angka signifikasi 0,000 Berdasarkan temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran inkuiri bebas berpengaruh terhadap penguasaan materi dan kinerja ilmiah siswa. Kata-kata kunci: model pembelajaran inkuiri bebas, penguasaan materi, dan kinerja ilmiah
1
THE EFFECT OF FREE INQUIRY LEARNING MODEL TOWARD CONTENT MASTERY AND SCIENTIFIC PERFORMANCE OF THE STUDENTS AT CLASS X SMU 4 DENPASAR By: I Made Sweca ABSTRACT The study was conducted in order to: (1) describing the differences in content mastery and scientific performance in the learning of chemistry between the students group to learn to free inquiry learning model with the students group learning with guided inquiry learning model, (2) describing the differences in content mastery between the groups in learning chemistry classroom learning with the learning model of free inquiry with a study group class with guided inquiry learning model, and (3) describing the differences in scientific performance between groups in learning chemistry classes to learn to free inquiry learning model with a class group learning with guided inquiry learning model. This study used a nonequivalent control group design. This study population was the entire class X SMA 4 Denpasar of school year 2011/2012 (8 classes) which amounts to 314 students. There were about 158 students selected as the samples based by using class sampling. The independent variable in this study are free inquiry learning model applied to the experimental group. While content mastery and scientific performance of students in this study served as the dependent variable. The data collected were analyzed using multivariate analysis (MANOVA). The results indicated that: (1) the content mastery and scientific performance of the students joining free inquiry instructional model was found higher than that of the students joining guided inquiry model with the scores, like F-observed = 24.362 and significant value = 0.000; (2) the content mastery of the students joining free inquiry instructional model was found higher than that of the students joining guided inquiry model with the scores, like F-observed = 4.872 and significant value = 0.029; (3) the scientific performance of the students joining free inquiry instructional model was found higher than that of the students joining guided inquiry model with the scores, like F-observed = 46.348 and significant value = 0.000. Based on the findings it could be concluded that the free inquiry instructional model contribute towards the students’ content mastery and scientific performance. Keywords: free inquiry, content mastery, and scientific performance bidang kehidupan. Oleh karena itu,
I. PENDAHULUAN Perkembangan
ilmu pengeta-
kualitas sumber daya manusia menjadi
huan dan teknologi yang pesat pada era
tolak ukur kemajuan suatu negara yang
global dewasa ini berimplikasi pada
dibuktikan dengan kemampuan bersaing
ketatnya persaingan dalam berbagai
2
dan berkompetisi di berbagai sektor
berorientasi pada kompetensi dan hasil
kehidupan.
belajar
Pendidikan
merupakan
salah
peserta
keduanya
didik.
hanya
Perbedaan
pada
teknis
satu upaya yang dapat ditempuh untuk
pelaksanaannya saja. Jika KBK disusun
menyiapkan sumber daya manusia yang
oleh pemerintah pusat sedangkan KTSP
berkualitas
dicapai.
disusun oleh tingkat satuan pendidikan
Pendidikan menjadi salah satu sektor
masing-masing, dalam hal ini adalah
penting untuk dikembangkan sehingga
sekolah yang bersangkutan, walaupun
menghasilkan sumber daya manusia
tetap
berkualitas, kompetitif dan memiliki
nasional panduan penyusunan KTSP
daya saing yang tinggi. Pembenahan
yaitu
kualitas pendidikan haruslah menjadi
Pendidikan
pilihan utama bagi pemerintah untuk
Wedarni, 2011 ). KBK dan KTSP
menjadikan bangsa mampu bersaing
dikembangkan berdasarkan beberapa
bahkan mendominasi dan memenang-
karakteristik atau ciri utama yaitu (1)
kan persaingan tersebut. Diperlukan
berpusat pada siswa, (2) memberikan
peningkatan dan pengembangan sikap
mata pelajaran dan pengalaman belajar
kompetitif
yang relevan dan kontekstual, (3)
yang
sumber
hendak
daya
manusia
melalui pendidikan (Sadia, 2008).
pemerintah
pada
Badan
rambu-rambu
Standar
(Muslich,
Nasional
2008,
dalam
mengembangkan mental yang kaya dan
Penyempurnaan kurikulum yang diberlakukan
mengacu
kuat pada siswa.
merupakan
Dengan diberlakukannya KBK
salah satu upaya untuk meningkatkan
dan kemudian menjadi KTSP, maka
mutu pendidikan nasional. Kurikulum
diperlukan perubahan paradigma dalam
yang
pembelajaran.
berlaku
sekarang
ini adalah
Beberapa
kurikulum tingkat satuan pendidikan
yang
(KTSP) yang merupakan pengembang-
Arnyana (2007), yaitu: (1) dari peran
an dari kurikulum berbasis kompetensi
guru
(KBK).
menjadi kawan belajar, (2) dari belajar
Secara esensial tidak ada
perlu
paradigma
diadaptasikan
sebagai
sumber
pengetahuan
perbedaan antara KBK dan KTSP yaitu,
berdasarkan
keduanya
masalah atau proyek, (3) dari kebiasaan
sama-sama
merupakan
seperangkat rencana pendidikan yang
3
fakta
menurut
menuju
berbasis
mengulang
dan
latihan
menuju
yang
perencanaan dan penyelidikan. Satuan lembaga
berdasarkan
Pendidikan
pelaksana
merupakan
menyiapkan
sebagai
Pendidikan
pendidikan
perpanjangan
tangan
diharapkan
Standar (SNP)
didik
Nasional
Indonesia
dan
Internasional
sehingga
lulusannya
memiliki
pemerintah
untuk
tujuan
kemampuan daya saing internasional.
pendidikan
nasional tentunya tidak
Berbagai upaya telah dilakukan untuk
terlepas
dari
mencapai
bertaraf
peserta
standar
mutu
yang
meningkatkan hasil belajar siswa yang
ditetapkan. Seperti halnya mutu setiap Sekolah/Madrasah
Bertaraf
semakin optimal.
Interna-
Penyelenggaraan pendidikan di
sional dijamin dengan keberhasilan
tingkat
melaksanakan
proses
berlangsung
yang
dan
efektif
pembelajaran
pendidikan
dengan
baik
dapat apabila
Proses
didukung oleh sistem pendidikan yang
pembelajaran disesuaikan dengan bakat,
tangguh. Dalam sistem pendidikan,
minat, dan perkembangan fisik serta
guru merupakan salah satu komponen
psikologis peserta didik. RSBI/SBI
sistem yang menempati posisi sentral.
adalah
Guru
sekolah
efisien.
satuan
yang
berbudaya
sebagai
pelaksana
Indonesia yang menyiapkan lulusan
pendidikan
yang
yang
pemerintah walaupun hasil pengem-
tercantum di dalam Standar Kompetensi
bangan para ahli pendidikan tanpa
Lulusan yang diperkaya dengan standar
pelaksanaan
kompetensi lulusan
pelaksanaan dan hasil belajarnya akan
memiliki
kompetensi
berciri
interna-
sional.
menyimpang SMA
Negeri
4
Denpasar
merupakan
merupakan salah satu sekolah negeri di
keberhasilan
Kota
upaya
KTSP.
Denpasar SMA
yang Negeri
menerapkan 4
Denpasar
nyata
pendidikan.
yang
program
tugas
dari
diberlakukan
dengan
tujuan.
pemegang pembelajaran di
tingkat
Betapapun
baik,
Guru kunci sebagai satuan baiknya
merupakan salah satu rintisan sekolah
program pendidikan yang dikembang-
berstandar
Rintisan
kan oleh para ahli, apabila guru tidak
Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI)
dapat melaksanakan tugasnya dengan
adalah Sekolah Standar Nasional (SSN)
baik, maka hasilnya pun tidak sesuai
internasional.
4
dengan apa yang diharapkan. Hal ini
pembelajaran, salah satunya yaitu, di
sejalan
diungkapkan
dalam menentukan model pembelajaran.
memegang
Model pembelajaran yang dimaksud
peranan penting dalam keberhasilan
adalah model-model pembelajaran yang
pembelajaran.
dapat meningkatkan kompetensi dan
dengan
Nuryani
yang
(2005),
Dalam
guru
melaksanakan
tugas
kecakapan berpikir siswa, yaitu model
mengajar, guru selalu berpedoman pada
pembelajaran yang dasar filosofinya
kurikulum
oleh
konstruktivistik. Model-model pembe-
merupakan
lajaran yang dilandasi oleh konstruk-
suatu rencana yang disusun untuk
tivistik adalah model pembelajaran
melancarkan proses belajar mengajar di
yang memiliki ciri sebagai berikut: (1)
bawah bimbingan dan tanggung jawab
berpusat pada siswa, (2) berorientasi
sekolah
pendidikan
pada kompetensi siswa, dan (3) guru
beserta staf pengajarnya. Sedangkan
bukan satu-satunya sebagai sumber
menurut UU No. 20
belajar (Arnyana, 2007). Ada beberapa
yang
pemerintah.
diberlakukan
Kurikulum
atau
lembaga
Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional
model
menyatakan bahwa, kurikulum adalah
filosofinya
seperangkat rencana dan pengaturan
model pembelajaran inkuiri,
mengenai
pembelajaran
tujuan,
isi,
dan
bahan
pembelajaran
konstruktivistik
berbasis
pelajaran serta cara yang digunakan
(Problem
Based
sebagai
pembelajaran
berbasis
pedoman
penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai
seperti model masalah
Learning), proyek,
dan
Kimia sebagai bagian dari sains
Sebagai guru yang profesional, menyesuaikan
dasar
model pembelajaran kooperatif.
tujuan pendidikan tertentu.
hendaknya
yang
telah berkontribusi terhadap kemajuan
dan
peradaban masyarakat serta berperan
mengembangkan cara mengajar mereka
dalam menjelaskan fenomena yang
sesuai dengan perubahan paradigma
terjadi di alam. Ilmu kimia diperoleh
dalam pembelajaran yang sesuai dengan
dan
KTSP. Pergeseran paradigma tersebut
ekperimen, dengan mencari jawaban
yang nantinya akan berimplikasi pada
atas pertanyaan apa, mengapa, dan
penetapan
bagaimana tentang gejala-gejala alam,
tatanan
tertentu
dalam
5
dikembangkan
berdasarkan
khususnya
yang
komposisi, transformasi,
berkaitan
dengan
ulangan harian 1 pelajaran kimia pada semester I kelas X sebesar 71,01 dan
struktur
dan
sifat,
serta
dimamika
dan
pada
rata-rata
ulangan
harian
2
energitika zat. Secara umum, ilmu
pelajaran kimia pada semester I kelas X
kimia mencakup produk (pengetahuan
sebesar 69,48 untuk tahun pelajaran
berupa fakta, teori, prinsip, dan hukum)
2011/2012 dengan standar ketuntasan
temuan para saintis, serta proses (kerja
minimal sebesar 77.
ilmiah) (Depdiknas, 2003). Dengan karakteristik
ilmu
dibelajarkan
di
kimia tingkat
Belum
yang
tercapainya
ketutantasan
minimal
standar tersebut,
Sekolah
kemungkinan disebabkan oleh model
Menengah Atas (SMA) tidak semua
pembelajaran yang digunakan guru
model pembelajaran sesuai,
masih cenderung menggunakan model
karena
ruang lingkup materi ajar kimia SMA
pembelajaran
mencakup kemampuan konseptual dan
pembelajaran di kelas masih didominasi
prosedural.
procedural
metode ceramah, tanya jawab, dan
seharusnya diajarkan dengan melakukan
pemberian tugas tanpa banyak melihat
kerja ilmiah, yang bertujuan untuk
kemungkinan penerapan metode lain
melatih keterampilan siswa melakukan
yang sesuai dengan jenis materi, bahan,
percobaan
dan alat yang tersedia. Selain itu,
Kemampuan
(Depdiknas,
2003).
konvensional.
praktek
juga
Proses
Mengingat peran kimia sangat penting,
kurangnya
menjadi
pemerintah dalam hal ini Depdiknas
penyebab belum tercapainya standar
telah
dan
sedang
berupaya
ketuntasan minimal siswa. Oleh karena
meningkatkan
kualitas
pendidikan,
itu, dibutuhkan model pembelajaran
termasuk usaha untuk meningkatkan
yang cocok untuk diterapkan guna
mutu pendidikan kimia.
mengatasi masalah tersebut.
Namun kenyataannya, berdasar-
Dari
sekian
banyak
model
kan hasil pengamatan, diketahui bahwa
pembelajaran yang dapat diterapkan
hasil belajar kimia siswa kelas X di
untuk meningkatkan hasil belajar siswa
SMA Negeri 4 Denpasar masih belum
termasuk penguasaan materi dan kinerja
memenuhi nilai ketuntasan minimal.
ilmiah,
Hal ini ditunjukkan pada rata-rata
karakteristik
6
serta
disesuaikan pembelajaran
dengan sains
(kimia),
penulis
mengungkap
tertarik
untuk
pengaruh
Proses
belajar
bertanggung
model
jawab terhadap perkembangan kognitif
pembelajaran yang akan dikembangkan
anak dan mempengaruhi kelangsungan
oleh guru-guru kimia di SMA Negeri 4
hidup mereka. Perkembangan kognitif
Denpasar, yaitu model pembelajaran
ini tergambar dari kemampuan para
inkuiri bebas.
siswa untuk menguasai isi pelajaran,
Model
pembelajaran
inkuiri
sebagaimana telah ditetapkan untuk
bebas sesuai dengan tuntutan KTSP dan
suatu
sesuai dengan padanngan konstrukti-
penunjang yang dapat dipakai sebagai
vistik. Model pembelajaran inkuri bebas
acuan prestasi belajar seorang siswa
cocok diterapkan pada siswa tingkat
adalah melalui pemahaman konsep.
SMA kelas X karena umumnya pada
Pemahaman konsep sangat
tingkat tersebut siswa-siswa ada yang
dengan
belum
melalui
mengingat konsep-konsep yang mereka
melakukan praktikum, namun ada juga
pelajari lebih lama, sehingga proses
yang terbiasa melakukan praktikum
belajar akan menjadi lebih bermakna.
mandiri.
Pada
Kebermaknaan pembelajaran ini sesuai
tersebut,
anak-anak
terbiasa
belajar
jenjang
pendidikan
tujuan
tertentu.
agar
Faktor
penting
siswa
dapat
berpikir
dengan hakekat pemberlajaran berbasis
seperti orang dewasa. Mereka mulai
student center yang sangat dipengaruhi
menyampaikan pola pikirnya melalui
oleh aliran konstruktivisme pendidikan,
symbol, pertimbangan ide-ide yang
yaitu
berlawanan
dan
mengaktifkan pengetahuan awal siswa,
menyusun teori abstrak. Pada tahapan
mengelaborasi pengetahuan tersebut,
ini siswa sudah memiliki keterampilan-
sehingga secara aktif siswa membangun
keterampilan
pengetahuannya.
dengan
proses
mulai
pelajaran
realitas
IPA.
Melalui
model pembelajaran inkuiri bebas siswa
bagaimana
Model
pengajar
pembelajaran
dapat
inkuiri
secara aktif akan terlibat dalam kegiatan
merupakan model pembelajaran yang
pengamatan,
lebih
pengukuran,
dan
menekankan
pada
daripada
pencarian
pengumpulan data untuk menarik suatu
pengetahuan
perolehan
kesimpulan.
pengetahuan. Bayer (dalam Wijana, 2009) mengemukakan bahwa inkuiri
7
terdiri
atas
tiga
komponen
yaitu
emosional dan keterampilan inkuiri
pengetahuan, sikap dan nilai, serta
merupakan
proses. Pengetahuan, adalah apa yang
langkah-langkah metode ilmiah.
diketahui baik secara individu maupun kelompok.
Pengetahuan
Model
proses
aplikasi
pembelajaran
inkuiri
tidak
merupakan strategi pembelajaran yang
lengkap dan final, karena akan selalu
menekankan pada pengembangan aspek
mengalami perubahan sesuai dengan
kognitif, afektif, dan psikomotor secara
informasi
seimbang,
yang
ini
suatu
diperoleh
sehingga
sehingga
pembelajaran
disebut bersifat tentatif. Belajar dengan
melalui model ini lebih bermakna.
inkuiri adalah memahami pengetahuan
Memberikan ruang kepada siswa untuk
itu sendiri dan memahami implikasi
belajar sesuai dengan gaya belajar
untuk menemukan kebenaran terhadap
mereka, sesuai dengan psikologi belajar
sesuatu.
modern
Sikap
dan
nilai
sebagai
yang
menganggap
belajar
komponen inkuiri, adalah sikap ilmiah
adalah proses perubahan tingkah laku
yang dimiliki bila seseorang sukses
berkat
dalam melakukan inkuiri. Sikap ilmiah
pembelajaran inkuiri ini juga dapat
yang dimaksud diantaranya skeptis,
melayani
curiocity, respek dalam menggunakan
memiliki kemampauan di atas rata-rata,
rasionalisasi, respek terhadap data atau
sehingga
fakta untuk menunjukkan kebenaran,
kemampuan belajar bagus tidak akan
mau
terhambat oleh siswa yang lemah dalam
menunda
pendapat,
obyektif,
toleran terhadap perubahan. Proses,
adanya
pengalaman.
kebutuhan
siswa
Model
siswa
yang
yang
memiliki
belajar.
sebagai komponen ketiga dari inkuiri
Salah satu materi pokok kimia
adalah bagaimana proses inkuiri itu
SMA yang dapat dipelajari dengan
dilaksanakan. Proses inkuiri terjadi
menerapakan
muncul
dan
inkuiri adalah larutan elektrolit dan non
pengetahuan. Gulo (dalam Trianto,
elektrolit. Pada materi pokok larutan
2007) menyatakan bahwa inkuiri tidak
elektrolit dan non elektrolit dipelajari
hanya
kemampuan
tentang gejala-gejala yang ditimbulkan
intelektual saja tetapi seluruh potensi
oleh larutan apabila dialiri arus listrik.
yang ada, termasuk pengembangan
Gejala-gejala tersebut dapat diketahui
dari
sikap,
mengembangkan
nilai,
8
model
pembelajaran
melalui kegiatan praktikum dilanjutkan
kelompok siswa yang belajar dengan
dengan
untuk
model pembelajaran inkuiri terbimbing.
percobaan.
Kelompok siswa yang belajar dengan
Dengan melakukan praktikum siswa
model pembelajaran inkuiri terbimbing
dapat
melakukan
kegiatan-kegiatan
sebagai kelompok kontrol, sedangkan
yang
berorientasi
ilmiah,
kelompok siswa yang belajar dengan
diskusi
menganalisis
kelompok
data
hasil
seperti:
mengamati, mencatat hasil pengamatan,
model
pengumpulan data, analisis data, dan
sebagai
menarik kesimpulan. Dengan demikian,
Kelompok siswa yang belajar dengan
mereka
model inkuiri terbimbing ditetapkan
akan
menemukan
sendiri
pembelajaran kelompok
konsep-konsep yang harus dipahaminya
sebagai
dalam materi pokok larutan elektrolit
pertimbangan
dan non elektrolit.
larutan
Mencermati kelebihan-kelebihan
inkuiri
kelompok
model
eksperimen.
kontrol
bahwa,
elektrolit
bebas
dengan
untuk
dan
topik
nonelektrolit
pembelajaran
tersebut
model pembelajaran inkuiri bebas dan
merupakan model konvensional yang
terbimbing
telah
khususnya
untuk
diterapkan
beberapa
pembelajaran kimia di tingkat SMA
pelajaran
sampai
yang
penelitian-
kelompok
siswa
penelitian relevan tentang penerapan
perlakuan
model
yang
penguasaan materi dan kinerja ilmiah
keduanya mampu meningkatkan hasil
untuk mengetahui pengaruh penerapan
belajar siswa, namun belum jelas yang
model
mana lebih efektif dan efisien sehingga
terhadap penguasaan materi dan kinerja
diperoleh hasil belajar lebih optimum
ilmiah siswa.
diperkuat
oleh
pembelajaran
antara
kedua
model
tersebut
pembelajaran
saat
tahun
setelah
Kedua
diberikan
kemudian
pembelajaran
Berdasarkan
tersebut.
ini.
diujikan
inkuiri
latar
bebas
belakang
masalah di atas, dapat dirumuskan
Penelitian ini dilakukan dengan
masalah penelitian ini sebagai berikut:
menerapkan kedua model pembelajaran
(1)
pada
penguasaan materi dan kinerja ilmiah
dua
kelompok
siswa
yaitu
Apakah
terdapat
kelompok siswa yang belajar dengan
dalam
model pembelajaran inkuiri bebas dan
kelompok siswa yang belajar dengan
9
pembelajaran
perbedaan
kimia
antara
model
pembelajaran
inkuiri
bebas
inkuiri bebas dengan kelompok siswa
dengan kelompok siswa yang belajar
yang
dengan model pembelajaran inkuiri
pembelajaran inkuiri terbimbing, dan
terbimbing?,
terdapat
(3) Mendeskripsikan perbedaan kinerja
perbedaan penguasaan materi dalam
ilmiah dalam pembelajaran kimia antara
pembelajaran kimia antara kelompok
kelompok siswa yang belajar dengan
siswa yang belajar dengan model
model
pembelajaran
bebas dengan
dengan kelompok siswa yang belajar
kelompok siswa yang belajar dengan
dengan model pembelajaran inkuiri
model
terbimbing.
(2)
Apakah
inkuiri
pembelajaran
inkuiri
belajar
dengan
pembelajaran
inkuiri
model
bebas
terbimbing?, dan (3) Apakah terdapat perbedaan
kinerja
ilmiah
dalam
II. METODE PENELITIAN
pembelajaran kimia antara kelompok
Jenis penelitian yang digunakan
siswa yang belajar dengan model
dalam
pembelajaran
bebas dengan
eksperimental, yaitu suatu penelitian
kelompok siswa yang belajar dengan
yang masih memungkinkan variabel-
model
variabel selain variabel bebas ikut
inkuiri
pembelajaran
inkuiri
terbimbing?.
penelitian
ini
adalah
quasi
berpengaruh terhadap variabel terikat.
Berdasarkan rumusan masalah di
Pada penelitian ini tidak semua variabel
atas, tujuan penelitian ini adalah: (1)
dan kondisi eksperimen dapat diatur dan
Mendeskripsikan perbedaan penguasaan
dikontrol secara ketat, dengan kata lain
materi
tidak mungkin memanipulasi semua
dan
kinerja
ilmiah
dalam
pembelajaran kimia antara kelompok
variabel yang relevan (Nasir, 2003:73).
siswa yang belajar dengan model pembelajaran
inkuiri
Desain
penelitian
yang
akan
bebas dengan
digunakan dalam penelitian ini adalah
kelompok siswa yang belajar dengan
nonequivalent control group design.
model pembelajaran inkuiri terbimbing,
Desain tersebut dipilih karena dalam
(2)
penelitian
Mendeskripsikan
perbedaan
ekperimen
semu
tidak
penguasaan materi dalam pembelajaran
memungkinkan untuk merandom subjek
kimia antara kelompok siswa yang
yang ada pada setiap kelas secara utuh
belajar dengan model pembelajaran
(Sugiyono,
10
2009).
Sesuai
dengan
rancangan penelitian ini, satu kelompok
mengajar di sekolah yang patut diteliti
akan
untuk memperoleh gambaran tentang
digunakan
sebagai
kelompok
ekperimen dan satu kelompok sebagai
model
kelompok kontrol.
diterapkan,
Populasi yang akan diteliti dalam
pembelajaran (2)
pendahuluan
yang
akan
Melakukan
studi
terhadap
permasalahan
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas
yang akan diteliti dalam penelitian
X SMAN 4 Denpasar tahun pelajaran
dengan melakukan analisis KTSP dan
2011/2012, yang berjumlah 314 orang.
buku sumber yang relevan, selanjutnya
Penentuan sampel yang akan digunakan
menentukan
dalam
pembelajaran,
penelitian
ini
menggunakan
rancangan (3)
model Memetakan
teknik pengundian kelas. Kelas yang
kelompok siswa yang dilibatkan dalam
digunakan sebagai sampel adalah kelas
penelitian untuk menentukan kelompok
paralel
ekserimen
yang
setara
berdasarkan
sesuai
dengan
metode
kemampuan akademis. Dari 8 kelas
penentuan sampel, (4) Menyusun dan
yang
mengembangkan
ada
akan
diacak
untuk
instrument,
seperti
menentukan 4 kelas sebagai sampel
RPP dan LKS yang menunjang proses
penelitian. Selanjutnya dari 4 kelas
pembelajaran, tes penguasaan materi,
tersebut
untuk
dan lembar observasi kinerja ilmiah, (5)
menentukan 2 kelas sebagai kelompok
Melakukan validasi instrumen melalui
eksperimen yang belajar dengan metode
uji validitas isi dan expert judgement,
inkuiri bebas dan 2 kelas sebagai
(6)
kelompok kontrol yang belajar dengan
penelitian yang telah divalidasi, (7)
metode inkuiri terbimbing. Keempat
Melaksanakan
kelas memiliki kemampuan yang relatif
pada
sama dengan jumlah sampel sebanyak 4
Mengadakan tes akhir (post- test), (9)
kelas yang berjumlah 158 orang.
Menganalisis
akan
diacak
lagi
Penelitian ini dilakukan dengan
Melakukan
revisi
model
masing-masing
data
instrument
pembelajaran kelas,
untuk
(8)
menguji
hipotesis.
melalui beberapa tahapan penelitian
Data yang dikumpulkan dalam
sebagai berikut: (1) Melakukan analisis
penelitian ini meliputi 1) penguasaan
dan memilih masalah yang sering
materi, dan 2) kinerja ilmiah siswa.
ditemukan
Sebelum
dalam
proses
belajar
11
digunakan,
instrument
penelitian harus diuji terlebih dahulu.
diagram untuk masing-masing model
Uji instrumen yang dilakukan meliputi
pembelajaran.
uji
konsistensi
internal
yaitu
uji
Sebelum
dilaksanakan
validitas dan uji reliabilitas. Instrumen
hipotesis
yang digunakan dalam penelitian harus
MANOVA, data yang diperoleh harus
melewati semua uji ini agar instrumen
memenuhi asumsi prasyarat analisis.
benar-benar layak untuk digunakan.
Asumsi-asumsi prasyarat analisis yang
Data
yang
diperoleh
dalam
harus
penelitian
dipenuhi
dengan
uji
dalam
teknik
MANOVA
penelitian ini adalah data kuantitatif
adalah: (1) uji normalitas dan (2) uji
yaitu data penguasaan materi dan
homogenitas.
kinerja ilmiah. Teknik analisis data
Teknik
yang
digunakan
deskriptif
dan
(MANOVA).
adalah analisis Analisis
analisis
data
yang
analisis
digunakan untuk menguji hipotesis
multivariat
dalam penelitian ini adalah analisis
deskriptif
multivariat
(MANOVA).
Uji
digunakan untuk menganalisis data
multivariat akan menampilkan pengaruh
penguasaan materi dan kinerja ilmiah
masing-masing
siswa. Analisis MANOVA satu jalur
(Model Pembelajaran Inkuiri Bebas dan
digunakan untuk menguji hipotesis.
Model
Pendeskripsian data penguasaan materi
dan
kinerja
ilmiah
variabel independent
Pembelajaran
Inkuiri
terhadap
variabel
Terbimbing)
siswa
dependent
(penguasaan
materi
dan
berdasarkan tendensi data, meliputi:
kinerja ilmiah). Dalam menganalisis
mean, median, modus, standar deviasi,
data
varians, rentangan skor maksimum dan
computer
skor
15.00 for windows.
minimum.
Analisis
deskriptif
digunakan yakni
bantuan
program
program
SPSS-PC
digunakan untuk mendeskripsikan skor III. HASIL
rata-rata data hasil belajar kognitif siswa.
Analisis
statistik
Berdasarkan Multivariate Tests, diketahui nilai F perhitungan Manova
nilai posttest. Sebaran data penguasaan
disajikan
dan
kinerja
dalam
ilmiah
bentuk
DAN
PEMBAHASAN
deskriptif
dilakukan dengan menghitung rata-rata
materi
PENELITIAN
sebesar Fhitung = 24,362 dan angka
siswa
signifikansi 0,000 (p<0,05). Hipotesis
tabel dan
12
pertama menyatakan bahwa “Terdapat
pembelajaran
perbedaan
dan
diterima. Simpulan yang dapat ditarik
kinerja ilmiah antara siswa yang belajar
adalah terdapat perbedaan penguasaan
melalui model pembelajaran inkuiri
materi dan kinerja ilmiah antara siswa
bebas
yang belajar model pembelajaran inkuiri
penguasaan
dengan
siswa
materi
yang
belajar
inkuiri
melalui model pembelajaran inkuiri
bebas
terbimbing”. Hipotesis nihil yang diuji
melalui model pembelajaran inkuiri
adalah
terbimbing.
berbunyi
perbedaan
“Tidak
penguasaan
terdapat
materi
dan
dengan
terbimbing”,
siswa
yang
belajar
Hipotesis kedua dari penelitian
kinerja ilmiah antara siswa yang belajar
ini
model
bebas
penguasaan materi antara siswa yang
dengan siswa yang belajar melalui
belajar melalui model pembelajaran
model
inkuiri bebas dengan siswa yang belajar
pembelajaran
inkuiri
pembelajaran
inkuiri
terbimbing”.
adalah
terdapat
perbedaan
melalui model pembelajaran inkuiri
Berdasarkan
hasil
analisis
uji
terbimbing. Hipotesis nihil yang diuji
Manova didapatkan nilai Pillai trace,
adalah
Wilks’ Lambda Hotelling’s trace dan
penguasaan materi antara kelompok
Roy’s largest Root adalah 0,000 dan
siswa yang belajar dengan inkuiri bebas
nilai ini lebih kecil dari 0,05 (p<0,05),
dan kelompok siswa yang belajar
maka H0 yang menyatakan bahwa
dengan model pembelajaran inkuiri
“Tidak terdapat perbedaan penguasaan
terbimbing”.
materi dan kinerja ilmiah antara siswa
“Tidak
terdapat
Berdasarkan
perbedaan
hasil
analisis,
yang belajar model pembelajaran inkuiri
didapatkan Fhitung = 4,872 dengan taraf
bebas
belajar
signifikansi 0,029. Angka signifikansi
melalui model pembelajaran inkuiri
ini lebih kecil dari 0,05 (p<0,05), maka
terbimbing”, ditolak. Ini berarti Ha yang
H0 yang menyatakan bahwa “Tidak
menyatakan bahwa “terdapat perbedaan
terdapat perbedaan penguasaan materi
penguasaan materi dan kinerja ilmiah
antara
antara
pembelajaran inkuiri
dengan
siswa
siswa
yang
pembelajaran inkuiri
yang
belajar
model
bebas dengan
siswa
yang
belajar
model
bebas dengan
siswa yang belajar melalui model
siswa yang belajar melalui model
pembelajaran
13
inkuiri
terbimbing”,
ditolak. Ini berarti Ha yang menyatakan
0,05
bahwa “terdapat perbedaan penguasaan
menyatakan bahwa “Tidak terdapat
materi antara siswa yang belajar model
perbedaan kinerja ilmiah antara siswa
pembelajaran inkuiri
yang belajar model pembelajaran inkuiri
bebas dengan
(p<0,05),
yang
yang
bebas
pembelajaran
terbimbing”,
melalui model pembelajaran inkuiri
diterima. Simpulan yang dapat ditarik
terbimbing”, ditolak. Ini berarti Ha yang
adalah terdapat perbedaan penguasaan
menyatakan bahwa “terdapat perbedaan
materi antara siswa yang belajar model
kinerja ilmiah antara siswa yang belajar
pembelajaran inkuiri
model
bebas dengan
siswa
H0
siswa yang belajar melalui model inkuiri
dengan
maka
pembelajaran
inkuiri
belajar
bebas
siswa yang belajar melalui model
dengan siswa yang belajar melalui
pembelajaran inkuiri terbimbing.
model
pembelajaran
inkuiri
Hipotesis ketiga dari penelitian
terbimbing”, diterima. Simpulan yang
ini adalah “Terdapat perbedaan kinerja
dapat ditarik adalah terdapat perbedaan
ilmiah
kinerja ilmiah antara siswa yang belajar
antara siswa yang belajar
melalui model pembelajaran inkuiri
model
bebas
dengan siswa yang belajar melalui
dengan
siswa
yang
belajar
melalui model pembelajaran inkuiri
pembelajaran
inkuiri
bebas
model pembelajaran inkuiri terbimbing.
terbimbing.” Hipotesis nihil yang diuji
Pembahasan
hasil
penelitian
berbunyi “Tidak terdapat perbedaan
yang dipaparkan pada bagian ini adalah
kinerja ilmiah antara siswa yang belajar
hasil-hasil
melalui model pembelajaran inkuiri
analisis statistik yang meliputi variabel-
bebas
variabel
dengan
siswa
yang
belajar
analisis
bebas
deskriptif
yaitu
dan
model
melalui model pembelajaran inkuiri
pembelajaran yang merupakan variabel
terbimbing”
perlakuan dan penguasaan materi serta kinerja ilmiah sebagai variabel terikat.
Berdasarkan tabel Test Between
Pembahasan untuk analisis statistik
Subjects Effects dapat diketahui nilai F
terfokus pada pengaruh variabel bebas
hasil perhitungan sebesar Fhitung =
terhadap variabel terikat.
46,348 dengan taraf signifikansi 0,000.
Sains tidak hanya terdiri dari
Angka signifikansi ini lebih kecil dari
fakta, konsep, dan teori yang dapat
14
dihafalkan, tetapi juga terdiri atas
siswa dilibatkan secara aktif dalam
kegiatan atau proses aktif menggunakan
proses mencari tahu untuk mampu
pikiran
menginterpretasikan
dan
sikap
ilmiah
dalam
informasi,
mempelajari gejala alam yang belum
membedakan antara asumsi yang benar
diterangkan. Secara garis besar sains
dan yang salah, dan memandang suatu
dapat didefenisikan atas tiga komponen,
kebenaran dan hubungannya dengan
yaitu (1) sikap ilmiah, (2) proses ilmiah,
berbagai situasi. Jadi, siswa tidak hanya
dan (3) produk ilmiah. Jadi proses atau
memiliki informasi, tetapi lebih jauh
keterampilan proses atau metode ilmiah
lagu siswa menempatkan diri sebagai
merupakan bagian studi sains, termasuk
scientist yang melakukan penelitian.
materi
Siswa secara individu, kelompok kecil
bidang
studi
yang
harus
dipelajari siswa. Mengajarkan bidang
atau
studi sains (IPA) berupa produk atau
investigasi
fakta, konsep dan teori saja belum
menghimpun informasi.
lengkap, karena baru mengajarkan salah
klasikal,
melakukan
untuk
kegiatan
mencari
dan
Model pembelajaran inkuiri bebas
satu komponennya.
merupakan pembelajaran yang menarik
Lebih baiknya penguasaan materi
bagi siswa karena menerapkan model
siswa yang belajar dengan model inkuiri
pembelajaran yang beralih dari aktivitas
bebas disebabkan karena dalam proses
tertuntun ke penyelidikan yang lebih
pembelajaran
mencari
terbuka dan bebas serta tidak tertuntun.
pemecahan permasalahan dengan cara
Model pembelajaran inkuiri bebas pada
kritis,
akhirnya
dapat
menggunakan langkah-langkah tertentu
pencapaian
siswa
menuju
pembelajaran.
siswa
analitis,
suatu
harus
ilmiah
dengan
kesimpulan
atau
meningkatkan tentang
materi
keyakinan yang didukung oleh data dan
Pada model pembelajaran inkuiri
fakta. Dengan model belajar inkuiri
bebas juga ditemukan bahwa peranan
bebas, dapat dikembangkan penguasaan
guru berkurang dalam pembelajaran.
materi.
Guru
merupakan
Penguasaan hasil
dari
pengetahuan
berfungsi
sebagai
fasilitator,
pengolahan
mengarahkan dan memotivasi siswa
informasi untuk memecahkan suatu
dalam belajar. Hal ini sesuai dengan
kasus atau peristiwa. Pada kegiatan ini,
pandangan konstruktivisme dan teori
15
belajar Bruner bahwa guru berusaha
melakukan
menggali dengan
pemahaman cara
permasalahan
analisis
awal
siswa
memecahkan
memberikan
suatu
secara
yang
ada
kaitannya
dan
ilmiah.
merupakan
untuk
dapat
menjelaskannya
Pembelajaran
aksi
yang
bukan
terisolasi,
dengan kehidupan sehari-hari pada awal
melainkan sebuah aktivitas sosial yang
pembelajaran. Peranan guru seperti ini
dipengaruhi
dapat
Aktivitas sosial ini terjadi melalui
meningkatkan
motivasi
dan
oleh
konteks
antusias siswa dalam belajar. Hal ini
interaksi
tampak dari aktivitas dan interaksi
lingkungan tempat belajar. Kondisi-
siswa dengan guru yang berkembang
kondisi tersebut di atas menyebabkan
lebih
ada perbedaan secara signifikan antara
baik
dari
pembelajaran
sebelumnya.
siswa
dengan
penguasaan materi dan kinerja ilmiah
Menurut
pandangan
konstruktivisme,
bahwasanya
keterlibatan
aktif
pembelajaran penting
antara
lokal.
siswa
menjadi
dalam
titik
antara
siswa
yang
mengikuti
pembelajaran dengan model inkuiri
dalam
bebas dan model pembelajaran inkuiri
tolak
terbimbing.
mengkonstruksi
Hasil
penelitian
ini
sejalan
pemahaman dalam pikirannya. Hal ini
dengan penelitian Cohen (2010) yang
sejalan dengan pendapat Sanjaya (2005)
menyatakan
bahwa pengetahuan bukanlah sebagai
dengan model inkuiri bebas mampu
hasil “pemberian” dari orang lain
memperdalam pengetahuan tentang ide-
seperti guru, akan tetapi hasil dari
ide
proses mengkonstruksi yang dilakukan
meningkatkan
oleh indiidu, dengan kata lain siswa
refleksi, dan komunikasi antar siswa.
membangun sendiri konsepnya.
Selanjutnya
Pembelajaran sains khususnya kimia
saat
ini
diharapkan
bahwa
pelajaran
pembelajaran
yang
penting,
penyelidikan
Wartono
dan
(1996)
menunjukkan bahwa metode inkuiri
lebih
mampu
meningkatkan
keterampilan
menekankan pada pemahaman terhadap
berpikir dan prestasi belajar siswa.
konsep-konsep kimia yang esensinya
Keterampilan
adalah mengkaji fenomena-fenomena
dikembangkan
adalah
kemampuan
alam ataupun permasalahan, kemudian
siswa
membuat
klasifikasi,
16
dalam
berpikir
siswa
yang
melakukan perhitungan, merumuskan
keterampilan
hipotesis,
mencari
menginterpretasikan
dan
berpikir
kritis
informasi,
seperti
menganalisis
menafsirkan data, menarik kesimpulan,
argumen dan data, membangun dan
menerapkan konsep, dan merencanakan
mensintesis ide-ide baru, memanfaatkan
percobaan. Sedangkan, prestasi belajar
ide-ide awalnya untuk memecahkan
siswa
masalah serta menggeneralisasikan data.
yang dikaji,
mengacu pada
penguasaan materi. Model
Guru berperan dalam mengarahkan
pembelajaran
inkuiri
siswa
untuk
membuat
kesimpulan
bebas mampu mengajak siswa dalam
tentatif
yang
menjadikan
kegiatan
dalam investigasi ilmiah dan berdebat
belajar
lebih
menyerupai
kegiatan
secara
intelektual
penelitian seperti yang biasa dilakukan
mereka
menjadi
belajar,
meningkatkan
keterampilan
Dalam pembelajaran kimia yang
analisis,
kemampuan
menemukan
berkaitan dengan kinerja ilmiah adalah
semangat
sangat tepat jika guru memilih dan
informasi,
akan
membuat
termotivasi
meningkatkan
dalam
oleh para ahli.
ingin tahu, dan kemampuan bertanya.
menerapkan
Dengan demikian
melalui kegiatan
Untuk materi tertentu ini, guru perlu
belajar berbasis inkuiri bebas ini tidak
memberikan kesempatan pada siswa
saja akan dapat dibangun budaya kelas
untuk
yang
tahunya dan memberikan peluang pada
saling
menghargai
dan
metode
inkuiri
mengembangkan
mereka
juga membutuhkan partisipasi aktif baik
jawaban atas rasa keingintahuan siswa
dari siswa dan guru.
pada alam; bukan justru membunuh
model
pembelajaran
keingintahuan
menemukan
ingin
menguntungkan bagi mahasiswa tetapi
Dalam
untuk
rasa
bebas.
siswa,
menuntut
dapat mengidentifikasi masalah dan
menemukan jawaban atas persoalan
merancang proses penyelidikan. Siswa
sains (Bruce, 2001).
untuk
mengemukakan
satu
cara
bahkan
inkuiri bebas, siswa difasilitasi untuk
dimotivasi
hanya
atau
sendiri
dalam
Kegiatan ilmiah mengobservasi,
gagasannya dan merancang cara untuk
meramalkan,
menguji gagasan tersebut. Untuk itu
melakukan
siswa diberi motivasi untuk melatih
mengkomunikasikan,
17
merencanakan,
dan
percobaan, dan
menyimpulkan
model
fakta, konsep dan prinsip melalui
telah
pengalamannya secara langsung. Jadi
membangun aktivitas mental melalui
siswa bukan hanya belajar dengan
kebebasan berpikir dan fisik melalui
membaca kemudian menghafal materi
kegiatan observasi para siswa. Kinerja
dari buku-buku teks atau berdasarkan
ilmiah adalah pendekatan pengetahuan
informasi dan ceramah dari guru saja,
yang dapat dilakukan dengan cara
tetapi juga mendapatkan kesempatan
menyelidiki sendiri. Dalam pelajaran
untuk
kimia, pengajaran seperti ini akan
keterampilan
membawa
ilmiah.
pembelajaran
dalam inkuiri
dampak
bebas
besar
bagi
berlatih
mengembangkan
berpikir
dan
bersikap
perkembangan mental yang positif pada
Dalam posisi yang sedemikian,
siswa sebab melalui pengajaran ini,
Kuhlthau & Todd (2007), melihat
siswa mempunyai kesempatan yang
penggunaan
inkuri
bebas
dalam
luas untuk mencari dan menemukan
pembelajaran
sains
sangat
tepat.
sendiri apa yang dibutuhkannya.
Dengan strategi ini, siswa membangun
Implementasi model pembelajaran
pengetahuan dan pemahaman mengenai
inkuiri bebas sangat didukung oleh
objek dan persoalan sains, termasuk
prinsip-prinsip
yang
proses-proses sains terkait, dan mampu
bersandar pada teori konstruktivisme
melakukan belajar mandiri (termasuk
yaitu: 1) belajar dengan melakukan, 2)
melakukan investigasi secara mandiri).
belajar
pembelajaran
untuk
mengembangkan
kemampuan sosial atau kerjasama, dan 3)
belajar
keterampilan
untuk
IV. PENUTUP
mengembangkan
memecahkan
Berdasarkan hasil analisis data
masalah.
dan pembahasan dapat dikemukakan
inkuiri diharapkan dapat memberikan
simpulan sebagai berikut.
kesempatan dengan lebih leluasa kepada
1. Terdapat
perbedaan
penguasaan
siswa untuk belajar dan bekerja melalui
materi dan kinerja ilmiah antara
proses inkuiri sebagaimana seorang
kelompok siswa yang menggunakan
ilmuwan atau peneliti bekerja. Dengan
model pembelajaran inkuiri bebas
demikian, siswa mendapat kesempatan
dengan
untuk mempelajari cara menemukan
18
kelompok
siswa
yang
menggunakan model pembelajaran
2. Model
inkuiri terbimbing. 2. Terdapat
inkuiri
bebas perlu lebih diperkenalkan penguasaan
kepada guru mata pelajaran yang
materi antara kelompok siswa yang
lainnya sebagai salah satu model
menggunakan model pembelajaran
pembelajaran alternatif melalui
inkuiri bebas dengan kelompok
kegiatan-kegiatan
siswa yang menggunakan model
simposium,
pembelajaran inkuiri terbimbing.
maupun
3. Terdapat perbedaan kinerja ilmiah
MGMP.
antara
perbedaan
pembelajaran
kelompok
siswa
seminar,
pelatihan-pelatihan, dalam
pertemuan
yang
3. Mengingat keterbatasan waktu dan
menggunakan model pembelajaran
pokok bahasan yang digunakan
inkuiri bebas dengan kelompok
dalam
siswa yang menggunakan model
disarankan kepada peneliti lain, agar
pembelajaran inkuiri terbimbing.
melaksanakan
Berdasarkan kesimpulan di atas,
dengan
penelitian
ini,
penelitian
pemilihan
materi
maka
sejenis yang
dapat diajukan beberapa saran sebagai
berbeda dan waktu yang lebih lama
berikut.
untuk mendapatkan gambaran yang
1. Hasil
penelitian
menunjukkan
lebih meyakinkan mengenai model
bahwa siswa yang belajar dengan
pembelajaran inkuiri bebas terhadap
model pembelajaran inkuiri bebas
penguasaan
secara
ilmiah di bidang kimia.
signifikan
penguasaan
materi
memiliki dan
materi
dan
kinerja
kinerja
ilmiah yang lebih tinggi daripada
DAFTAR PUSTAKA
siswa
Arnyana, I.B.P. 2007 Buku Ajar Strategi Belajar Mengajar. Singaraja Bali. Kerjasama Undiksa dan Unud.
yang
pembelajaran
mengikuti inkuiri
model
terbimbing.
Oleh karena itu, guru hendaknya menggunakan model pembelajaran
Bruce, Chip. 2001. Teaching Science: The Inquiry Process and Engaging in In-quiry. (Online). (http://www.isrl.uiuc.edu/~chip/teach/resources/D_Pro-cess.shtml, diakses tanggal 20 Juli 2012).
inkuiri bebas dalam pembelajaran di sekolah untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
19
Depdiknas. 2003. Kurikulum dan Hasil Belajar. Jakarta: Pusat Kurikulum. Gulo,
Biologi. Makalah. Disampaikan pada Pelatihan Guru-guru SMA Provinsi Bali Tanggal 22-23 Agustus 2009. Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja.
W. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Kuhlthau & Todd. 2007. Guided Inquiry: A Framework for Learning Through School Librariesin 21st Century Schools. New Jersey: CISSL. (Online). (http://cissl.scils.rutgers.edu/guide d inquiry/introduction.-html.htm, diakses tanggal 20 Juli 2012). Muslich, M. 2007. KTSP Dasar Pemahaman dan Pengembangan. Jakarta: Bumi Aksara. Nasir, M. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Sadia, I W. 2008. Model Pembelajaran Yang Efektif untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Undiksha, 41(2), 219237, April 2008. Sanjaya, W. 2005. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media Group. Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher. Wijana, N. 2009. Beberapa Pembelajaran Inovatif yang Relevan dalam Pembelajaran
20