Jurnal Online Pendidikan Fisika ISSN 2301-7651
PENGARUH MODEL-MODEL PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI FISIKA DI KELAS VIII SMPN 27 MEDAN Ratelit Tarigan dan Mawan Elfrida Jurusan Pendidikan Fisika Universitas Negeri Medan Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar Fisika siswa dengan model pembelajaran yang berbeda. Populasi dalam penelitian ini seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 27 Medan yang berjumlah 300 siswa yang terdiri dari delapan kelas pada semester ganjil. Sampel penelitian ini diambil dua kelas yaitu kelas VIII-5 dan kelas VIII-6. Ke dua kelas VIII-5 dan kelas VIII-6 merupakan kelas menurut guru perlu diteliti karena hasil belajarnya kurang dibandingkan dengan kelas paralelnya. Ke dua kelas tersebut masing-masing berjumlah 32, dan 30 siswa. Pada ke dua kelas ini dilakukan tes hasil belajar (Pretes) untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Setelah data pretes di analisis diperoleh nilai ratarata untuk kelas eksperimen adalah 33,96 dan kelas kontrol adalah 31,77. Hasil analisis data pretes siswa diketahui berdistribusi normal dan varians kedua kelas adalah homogen. Kemudian diberikan perlakuan yang berbeda, kelas eksperimen dengan model pembelajaran problem solving dan kelas kontrol dengan pembelajaran konvensiona. Setelah pembelajaran selesai, diberikan postes dengan hasil rata-rata kelas eksperimen 70,22 dan kelas kontrol 61,34. Hasil penelitian menunjukkan aktivitas belajar siswa meningkat dari pertemuan pertama ke pertemuan kedua. Rata-rata aktivitas pertemuan pertama adalah 66,66% dan pertemuan kedua 75,66%. Dari hasil uji t diperoleh thitung = 2,60 sedangkan ttabel = 2,00. Karena thitung > ttabel maka Ho ditolak, dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa pada sub materi pokok Hukum Newton, Gaya Gesekan, dan Gaya Berat dengan menerapkan model pembelajaran Problem Solving dengan Model Pembelajaran Konvensional di kelas VIII semester ganjil SMP Negeri 27. Kata kunci: model pembelajaran, problem solving, konvensional, hasil belajar EFFECT OF LEARNING MODELS OF STUDENT LEARNING IN THE FIELD OF STUDY IN PHYSICS CLASS VIII SMP 27 MEDAN Ratelit Tarigan dan Mawan Elfrida Physics Educatioan Program-State University of Medan Abstract. This study aims to determine whether there are differences in student's learning outcomes with different learning models. The population in this studies all eighth grade students of SMP Negeri 27 Medan, amounting to 300 students consisting of eight classes in the first semester. The research sample was taken two classes, namely class VIII-5 and class VIII-6. Two Volume: 1 (1) Juni 2012
61
Prodi Dikfis Pascasarjana Unimed
Tarigan, R., dan Elfrida, M.: Pengaruh Model-Model Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Bidang Studi Fisika di Kelas VIII SMPN 27 Medan.
Jurnal Online Pendidikan Fisika ISSN 2301-7651
classes, class VIII-5 and class VIII-6 is necessary to study because study results are less than the parallel class. To the two classes respectively are 32, and 30 students. Into two classes on the achievement test was carried out (pretest) to determine students' prior knowledge. After the pre-test in the analysis of data obtained by the average value for the experimental class is 33.96 and the control class is 31.77. The results of pre-test data analysis of students known normal distribution and variance both classes are homogeneous. Then given a different treatment, the experimental class learning model of problem solving and learning control class with convensional. After the study is completed, given the posttest with an average yield of 70.22 experimental class and control class 61.34. The results showed increased activity of student learning from the first meeting to the second meeting. The average activities of the first meeting were 66.66% and 75.66% second meeting. From the results obtained by t test t = 2.60 while the table = 2.00. Because t> t table then Ho is rejected, it can be concluded that there is a difference in student learning outcomes in sub subject matter Newton's Laws, Friction Style, and Style Weight with applying learning model Problem Solving with Conventional Learning Model in the first semester of eighth grade Junior High School 27. Keywords: model of learning, problem solving, conventional, study result
mengakibatkan intraksi antara guru dan siswa selama kegiatan belajar masih rendah. Selain itu hasil wawancara penulis dengan guru Fisika di SMP Negeri 27 Medan, pembelajaran Fisika di sekolah tersebut memang masih jauh dari yang diharapkan. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara yang telah dilakukan ketika observasi nilai rata-rata ujian kelas VIII semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012 adalah 60 yang termasuk rendah dibandingkan mata pelajaran lain. Hal ini terjadi karena beberapa alasan yaitu, kurangnya media pembelajaran, laboratorium jarang digunakan, dan model pembelajaran yang digunakan belum bervariasi sehingga siswa cepat bosan. Permasalahan seperti ini menyebabkan banyak siswa tidak dapat mencapai KKM (68) yang telah diterapkan. Untuk menanggulangi permasalahan di atas maka peneliti menerapkan model pembelajaran pemecahan masalah. Pengembangan model pembelajaran pemecahan masalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa terlihat adanya peningkatan pencapaian ke tiga aspek kompetensi dasar
PENDAHULUAN Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, guru harus senantiasa bersikap terbuka dan peka terhadap berbagai aspirasi atau kritikan yang muncul dari manapun datangnya, sehingga sekolah menjadi agen perubahan dan para guru menjadi pendukung utamanya. Dengan sikap ini akan mendorong para guru untuk terus-menerus memperbaiki kinerja guna menciptakan suasana sekolah yang lebih bermutu, sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan berbagai pihak. Disamping itu akan tercipta situasi yang demokratis, yang memotivasi untuk selalu mencari alternatif terbaik dalam pemecahan masalah yang dihadapi sekolah. Guru juga harus menguasai materi, model-model pembeajaran agar terjadi variasi selama kegiatan belajar mengajar di kelas. Hasil observasi awal khusus guru Fisika tidak begitu tanggap akan adanya perkembangan model-model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Melihat hasil belajar siswa tersebut antara lain, aktivitas siswa yang kurang aktif dalam kegiatan, Volume: 1 (1) Juni 2012
62
Prodi Dikfis Pascasarjana Unimed
Tarigan, R., dan Elfrida, M.: Pengaruh Model-Model Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Bidang Studi Fisika di Kelas VIII SMPN 27 Medan.
(aspek kognitif, aspek psikomotorik, dan aspek afektif) dari siklus-1 sampai dengan siklus-3. Model pembelajaran pemecahan masalah merupakan model pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam berpikir tinggi (Wiederhold dalam Suyitno, 2004 tersedia di http://leeva-news.com/260/ model) model pembelajaran pemecahan masalah. Hal tersebut terjadi karena model pembelajaran pemecahan masalah memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk memecahkan masalah alam dengan strateginya sendiri. Pembelajaran ini merupakan suatu kegiatan yang didesain guru dalam rangka memberi tantangan kepada siswa melalui penugasan. Fungsi guru adalah memotivasi siswa agar mau menerima tantangan dan membimbing siswa dalam proses. Masalah yang diberikan kepada siswa harus masalah yang pemecahannya terjangkau oleh kemampuan siswa. Masalah di luar jangkauan kemampuan siswa dapat menurunkan motivasi siswa. Model pembelajaran pemecahan masalah adalah suatu model pembelajaran yang melakukan pemusatan pada pengajaran dan keterampilan memecahkan masalah, yang diikuti dengan penguatan keterampilan (Karen dalam Cahyono, 2009). Ketika dihadapkan dengan suatu pertanyaan/permasalahan, siswa dapat melakukan keterampilan memecahkan masalah untuk memilih dan mengembangkan tanggapannya. Tidak hanya dengan cara menghafal tanpa dipikir, keterampilan memecahkan masalah memperluas proses berpikir (Pepkin dalam Muslich, 2007). Dalam Jurnal Penelitian, Sabani (2008) mengatakan model pembelajaran problem solving dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Jurnal Sujarwata (2009) dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan telah terjadi peningkatan hasil belajar elektronika dasar II melalui penerapan model pembelajaran Problem Solving sebesar 75% siswa tuntas belajar. Hasil penelitian Thomas (2008) tentang perbedaan hasil belajar siswa menggunakan pembelajaran Problem Solving dengan model pembelajaran konvensional pada materi pokok Volume: 1 (1) Juni 2012
Jurnal Online Pendidikan Fisika ISSN 2301-7651
Listrik Statis di kelas IX semester ganjil SMP Swasta Yayasan Pendidikan Harapan Bangsa Kuala T.A 2008/2009 bahwa pengajaran dengan model pembelajaran pemecahan masalah memberikan hasil belajar Fisika yang lebih baik dari pada menerapkan model pembelajaran konvensional, walaupun masih ada kendalakendala dalam menerapkan model pembelajaran di atas. Sejalan dengan itu, penelitian yang dilakukan oleh Sinaga (2008) tentang perbedaan hasil belajar Fisika dengan menggunakan model pembelajaran pemecahan masalah dan model pembelajaran langsung pada pokok bahasan cahaya, bahwa siswa mengalami peningkatan hasil belajar yang sangat baik, dilihat dari ratarata yang diperoleh kelas eksperimen dan kelas kontrol masing-masing ada peningkatan. Apabila ditinjau, kelemahannya adalah kurang memperhatikan alokasi waktu, maka peneliti ingin meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran pemecahan masalah secara keseluruhan baik dalam penguasaan konsep, motivasi maupun penggunakan waktu. Berdasarkan latar belakang, yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah (1) Bagaimana hasil belajar siswa pada sub materi pokok Hukum Newton, Gaya Gesekan dan Gaya Berat dengan menerapkan model pembelajaran Problem Solving di kelas VIII semester ganjil SMP Negeri 27 Medan? (2) Bagaimana hasil belajar siswa pada sub materi pokok Hukum Newton, Gaya Gesekan dan Gaya Berat dengan menerapkan model pembelajaran Konvensional di kelas VIII semester ganjil SMP Negeri 27 Medan? (3) Bagaimana tingkat aktivitas belajar siswa menggunakan model pembelajaran Problem Solving dengan pembelajaran konvensional pada materi pokok Gaya di kelas VIII Semester ganjil di SMP Negeri 27 Medan? (4) Apakah ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang di ajar menggunakan model pembelajaran Problem Solving dengan model pembelajaran konvensional? Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) Hasil belajar siswa pada sub 63
Prodi Dikfis Pascasarjana Unimed
Tarigan, R., dan Elfrida, M.: Pengaruh Model-Model Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Bidang Studi Fisika di Kelas VIII SMPN 27 Medan.
materi pokok Hukum Newton, Gaya Gesekan dan Gaya Berat dengan menerapkan model pembelajaran Problem Solving di kelas VIII semester ganjil SMP Negeri 27 Medan, (2) Hasil belajar siswa pada sub materi pokok Hukum Newton, Gaya Gesekan dan Gaya Berat dengan menerapkan model pembelajaran Konvensional di kelas VIII SMP Negeri 27 Medan, (3) Tingkat aktivitas belajar siswa menggunakan model pembelajaran Problem Tahap-tahap 1. Merumuskan masalah 2. Menelaah masalah 3. Merumuskan hipotesis 4. Mengumpulkan dan mengelompokkan data sebagai bahan pembuktian hipotesis 5. Pembuktian hipotesis
6. Menentukan pilihan penyelesaian
Solving dengan pembelajaran konvensional pada materi pokok Gaya di kelas VIII di SMP Negeri 27 Medan, (4) Perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang di ajar menggunakan model pembelajaran Problem Solving dengan model pembelajaran konvensional di kelas VIII SMP Negeri 27 Medan. Penyelesaian masalah menurut J.Dewey jika menerapkan model pembelajaran ini dilakukan enam tahap, yaitu:
Kemampuan yang diperlukan Mengetahui dan merumuskan masalah secara jelas Menggunakan pengetahuan untuk memperinci, menganalisis masalah dari berbagai sudut Berimajinasi dan menghayati ruang lingkup, sebab akibat dan alternatif penyelesaian Kecakapan mencari dan menyusun data. Menyajikan data dalam bentuk diagram, gambar, table Kecakapan menelaah dan membahas data. Kecakapan menghubung-hubungkan dan menghitung. Ketrampilan mengambil keputusan dan kesimpulan Kecakapan membuat alternative penyelesaian. Kecakapan menilai pilihan dengan memperhitungkan akibat yang akan terjadi pada setiap pilihan
Berdasarkan masalah yang dikemukakan di atas dapat diupayakan pemecahannya yaitu dengan mencoba tindakan-tindakan yang dapat mengubah suasana pembelajaran yang lebih melibatkan siswa dalam proses pembelajaran dan menghadapkan pada model pembelajaran Problem Solving. Model pembelajaran Problem Solving merupakan model pembelajaran yang dikembangkan atas dasar teori bahwa siswa akan memberikan respon yang positif dan akan lebih mudah menemukan atau memahami konsep yang sulit apabila fase-fase dalam pembelajaran Problem Solving diterapkan dalam pembelajaran. Salah satu topik Fisika yang cocok diajarkan dengan model pembelajaran Problem Solving adalah Gaya karena materi ini merupakan materi Fisika yang sarat dengan konsep dan perhitungan sehingga diperlukan pemahaman konsep dalam mempelajarinya.
Volume: 1 (1) Juni 2012
Jurnal Online Pendidikan Fisika ISSN 2301-7651
METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 27 Medan, Jl. Pancing Pasar IV Medan, Sumatera Utara. Waktu penelitian dilaksanakan pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 27 Medan Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah delapan kelas. Sampel diambil secara acak, sebanyak 2 kelas, dimana satu kelas menjadi kelas eksperimen dan kelas yang lain menjadi kelas kontrol. Tahapan-tahapan penelitian ini adalah: 1. Tahap Persiapan • Menetapkan jadwal penelitian • Menyusun Rencana Pembelajaran • Menyiapkan LKS • Menyusun soal test • Menentukan populasi. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas 64
Prodi Dikfis Pascasarjana Unimed
Tarigan, R., dan Elfrida, M.: Pengaruh Model-Model Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Bidang Studi Fisika di Kelas VIII SMPN 27 Medan.
VIII SMP Negeri 27 Medan yang berjumlah 8 kelas. 2. Tahap Pelaksanaan • Menentukan kelas sampel, diambil 2 kelas, satu kelas digunakan sebagai kelas eksperimen dan satu kelas digunakan sebagai kelas kontrol. • Memberikan pre-test. Siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan pre-test (tes awal) dalam bentuk soal pilihan berganda. • Memberikan perlakuan kepada kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran problem solving dan
Jurnal Online Pendidikan Fisika ISSN 2301-7651
kepada kelas kontrol diberikan perlakuan pembelajaran konvensional. • Memberikan post-test. masing-masing kelas diberikan post-test untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti pelajaran pokok bahasan Gaya. 3. Tahap Analisis Data • Dari hasil yang diperoleh dilakukan pengolahan data dan analisis data, uji normalitas, uji homogenitas,uji hipotesis, uji peningkatan hasil belajar, dan uji efektifitas. Kemudian ditarik suatu kesimpulan.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Hasil Pretes dan Postes Untuk Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Statistik Pretes Postes Pretes Postes Nilai Tertinggi 66,70 86,70 53,30 86,70 Nilai Terendah 6,70 46,70 13,30 40,00 Jumlah Nilai 1086,60 2246,90 953,10 1840,10 Rata-Rata 33,96 70,22 31,77 61,34 Standar Deviasi 17,38 13,86 14,30 13,49
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Tabel 2. Nilai pretes kelas Eksperimen dan kelas Kontrol Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Nilai pretes Fi S Nilai pretes Fi X X 6,70 3 6,70 13,30 5 13,30 6 20,00 20,00 4 26,70 4 26,70 5 33,30 7 33,96 17,38 33,30 4 31,77 40,00 4 40,00 3 46,70 3 46,70 3 53,30 1 53,30 5 60,00 4 60,00 66,70 1 66,70 Jumlah 32 30
Volume: 1 (1) Juni 2012
65
S
14,30
Prodi Dikfis Pascasarjana Unimed
Tarigan, R., dan Elfrida, M.: Pengaruh Model-Model Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Bidang Studi Fisika di Kelas VIII SMPN 27 Medan.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Jurnal Online Pendidikan Fisika ISSN 2301-7651
Tabel 3. Nilai postes kelas Eksperimen dan kelas Kontrol Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Nilai Postes S Nilai Postes Fi Fi X X 40,00 40,00 2 46,70 4 46,70 5 53,30 3 53,30 5 60,00 3 60,00 6 66,70 4 70,22 13,86 66,70 4 61,34 73,30 5 73,30 4 80,00 6 80,00 1 86,70 7 86,70 3 Jumlah 32 30 Tabel 4. Kriteria dan Nilai Persen Persentase Aktivitas Kategori 81 % - 100 % Amat Aktif 66 % - 80 % Aktif 51 % - 65 % Cukup Aktif 0 %- 50 % Buruk
S
13,49
Nilai A B C D
Tabel 5. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Pertemuan I dan II Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan I Pertemuan II Nilai Jumlah Nilai Jumlah Nilai Jumlah Nilai Jumlah (%) Siswa (%) Siswa (%) Siswa (%) Siswa 1 47 1 53 3 40 3 47 2 2 53 8 60 3 47 5 53 8 3 60 7 67 6 53 7 60 6 4 67 5 73 3 60 11 67 4 5 73 3 80 7 87 4 80 2 6 80 2 87 6 73 5 7 87 5 93 3 87 3 8 93 1 100 1 Jumlah 2133 32 2421 32 1734 30 1932 30 Rata-rata 66,66 (Aktif) 75,66 (Aktif) 57,80 (Cukup 64,40 (Cukup Aktif) Aktif) Rata-rata 71,16 (Aktif ) 61,10 (Cukup Aktif) Aktivitas No
No Data Pretes 1. 2.
Postes
Volume: 1 (1) Juni 2012
Tabel 6. Hasil Uji Homogenitas data Kelas Varians F hitung F tabel Eksperimen 302,21 1,48 1,85 Kontrol 204,43 Eksperimen 192,16 1,06 1,85 Kontrol 182,11
66
Keterangan Homogen Homogen
Prodi Dikfis Pascasarjana Unimed
Tarigan, R., dan Elfrida, M.: Pengaruh Model-Model Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Bidang Studi Fisika di Kelas VIII SMPN 27 Medan.
No 1 2
Sampel K. Eksperimen K. Kontrol
Tabel 7. Ringkasan perhitungan uji t Rata-rata thitung tTabel 70,22 2,60 2,00 61,34
Kesimpulan Terdapat perbedaan
menjawab dan saling membantu satu sama lain. Setelah kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mendapat perlakuan yang berbeda, kemudian kedua kelompok diberi tes hasil belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada sub materi pokok Hukum Newton, Gaya Gesekan, dan Gaya Berat dengan menerapkan model pembelajaran Problem Solving dengan Model Pembelajaran Konvensional di kelas VIII semester ganjil SMP Negeri 27 Medan T.P 2012/2013. Hal ini ditunjukkan dengan perolehan nilai rata-rata pretes siswa di kelas eksperimen sebesar 33,96 dengan standar deviasi 17,38 dan nilai rata-rata postes sebesar 70,20 dengan standar deviasi 13,86. Sedangkan di kelas kontrol diperoleh nilai rata-rata pretes siswa sebesar 31,77 dengan standar deviasi 14,30 dan nilai rata-rata postes sebesar 61,34 dengan standar deviasi 13,49. Ini berarti hasil belajar siswa pada kelas eksperimen berbeda dengan hasil belajar siswa pada kelas kontrol, dimana hasil belajar siswa pada kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar siswa pada kelas kontrol sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajar model pembelajaran Problem Solving dengan pembelajaran Konvensional. Dari hasil perhitungan uji hipotesis pada taraf signifikan α = 0,05 dan dk = 60, untuk pengujian postes diperoleh thitung = 2,60 sedangkan ttabel = 2,00. Kriteria pengujian adalah: terima HO jika − t1−1 / 2 < t < t1−1 / 2 = 2,00 < thitung < 2,00, serta tolak HO jika t memiliki harga yang lain, karena harga thitung = 2,60, maka Ha diterima dan menolak Ho yang berarti terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada sub materi pokok Hukum Newton, Gaya Gesekan, dan Gaya Berat dengan menerapkan model pembelajaran Problem Solving dengan
Pembahasan Penelitian Berdasarkan analisis data awal diperoleh bahwa data berdistribusi normal, Fhitung > Ftabel maka dapat dikatakan bahwa kedua kelompok yaitu kelompok kelas eksperimen dan kelas kontrol berangkat dari keadaan yang sama atau homogen. Kemudian kedua kelompok diberi perlakuan yang berbeda, yaitu kelompok eksperimen diberi perlakuan dengan penggunaan model pembelajaran Problem Solving dan kelompok kelas kontrol diberi perlakuan dengan penggunaan pembelajaran konvensional. Mempelajari Fisika lebih membutuhkan pemahaman dari pada penghapalan serta menghayalkan apa yang diterangkan oleh guru. Siswa tidak akan berhasil mempelajari Fisika dengan cara menghapal saja, serta menghayalkan apa yang dipelajari. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran problem solving telah mengajak siswa melihat langsung apa yang dipelajarinya dan membantu siswa dapat menghubungkan pengetahuan yang dimilikinya dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga ilmu yang didapat tidak hanya sebatas mendengar apa yang diceritakan oleh guru melainkan mereka dapat melihat sendiri bahwa pelajaran Fisika itu ada dan seperti apa dalam kehidupan seharihari lewat model pembelajaran problem solving. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran problem solving dikembangkan dengan tujuan agar pembelajaran berjalan lebih produktif dan bermakna serta tidak membosankan. Dalam penelitian ini terdapat kelebihan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran problem solving sehingga memberikan hasil belajar yang lebih baik: 1. Mendorong siswa untuk memiliki rasa ingin tahu dan respon yang muncul dari keingintahuannya itu dan mendiskusikan hal tersebut dengan teman kelompoknya. 2. Pembelajaran Pemecahan Masalah memberikan waktu yang cukup banyak berfikir, Volume: 1 (1) Juni 2012
Jurnal Online Pendidikan Fisika ISSN 2301-7651
67
Prodi Dikfis Pascasarjana Unimed
Tarigan, R., dan Elfrida, M.: Pengaruh Model-Model Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Bidang Studi Fisika di Kelas VIII SMPN 27 Medan.
Model Pembelajaran Konvensional di kelas VIII semester ganjil SMP Negeri 27 Medan. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan model Pembelajaran Problem Solving telah dilaksanakan sesuai dengan rencana pembelajaran dan sesuai dengan materi pembelajaran yang digunakan, tetapi peneliti menemukan permasalahan, kesulitan dalam mengawasi dan membimbing kelompok belajar sehingga alokasi waktu yang ada berkurang. Pada pertemuan I rata-rata aktivitas siswa diperoleh sebesar 66,66% dengan kategori aktif. Aktivitas siswa belum seperti yang diharapkan, masih ada beberapa siswa yang jarang memberikan perhatian, kurang aktif dalam praktikum selama berlangsungnya pembelajaran, dan siswa yang ditunjuk untuk menyajikan hasil pengamatan melalui diskusi masih terlihat ragu-ragu dan kurang menguasai materi, suaranya juga kurang keras sehingga menyebabkan pemaparan hasil diskusi kelompok kurang efektif. Pada pertemuan II diperoleh peningkatan yang positif terhadap aktivitas siswa dengan nilai rata-rata 75,66% dengan kategori aktif. Hal ini karena siswa sudah memahami tugas mereka dan tanggung jawab mereka dalam pembelajaran, siswa terlihat lebih aktif berdiskusi, bertanya, menjawab pertanyaan dan bersemangat karena siswa tertantang dan bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugasnya dan tugas kelompoknya. Berdasarkan hasil penelitian di kelas eksperimen terlihat bahwa rata-rata aktivitas belajar siswa selama menerapkan model pembelajaran berdasarkan masalah mencapai 71,16 dengan kategori aktif. Tidak hanya itu, ternyata siswa dengan nilai aktivitas yang tinggi memiliki korelasi yang erat dengan hasil belajar mereka. Sedangkan hasil observasi aktivitas belajar siswa selama menerapkan model pembelajaran konvensional menunjukkan bahwa rata-rata skor aktivitas siswa pada Pertemuan I mencapai 57,80 dengan kategori Cukup Aktif, rata-rata skor aktivitas siswa pada pertemuan II mencapai 64,40 dengan kategori Cukup Aktif. Maka rata-rata aktivitas belajar siswa selama menerapkan model pembelajaran konvensional Volume: 1 (1) Juni 2012
Jurnal Online Pendidikan Fisika ISSN 2301-7651
mencapai 61,10 dengan kategori Cukup Aktif. Pembelajaran dengan metode ini pada awalnya memang membuat siswa lebih tenang karena guru yang mengendalikan siswa. Siswa duduk dan memperhatikan guru menerangkan materi pelajaran. Hal semacam ini justru mengakibatkan guru kurang memahami pemahaman siswa, karena siswa yang sudah jelas atau belum hanya diam saja. Siswa yang belum jelas kadang tidak berani atau malu untuk bertanya pada guru. Pada waktu mengerjakan soal latihan hanya siswa yang pandai saja yang serius mengerjakan soal yang diberikan oleh guru sedangkan yang lain lebih asyik bercerita dengan temannya. Disamping memiliki sejumlah kelebihan, Model Pembelajaran Problem Solving sebagai sarana komunikasi interaktif juga memiliki kelemahan dan keterbatasan atau kelemahan yang menyebabkan pencapaian hasil belajar belum maksimal yaitu pada saat belajar dengan model pembelajaran Problem Solving siswa cenderung menunggu tindakan guru sementara guru hanyalah sebagai motivator. Pada saat siswa dituntut untuk berfikir kritis dan logis yaitu pada saat pengumpulan data yang relevan, ada beberapa orang siswa yang lebih memilih duduk diam dan menunggu hasil yang diperoleh temannya dari pada bergabung membantu temannya untuk memperoleh data tersebut dan ketika disuruh membacakan hasil dengan kerelaan hati tanpa ditunjuk siswa banyak tidak bersedia. Selain itu peneliti juga memiliki kelemahan lain yaitu keterbatasan peneliti dalam mengalokasi waktu yang tersedia pada saat mengorganisasikan siswa kedalam kelompok sehingga menyita waktu untuk percobaan eksperimen. Untuk itu bagi peneliti selanjutnya diharapkan lebih mengarahkan siswa dalam bekerja di kelompok dan pada saat membacakan hasil diskusi, siswa langsung ditunjuk dari setiap kelompok dan sebelum melakukan percobaan diharapkan kelompok sudah dibagi di luar jam pelajaran sehingga pada saat melakukan praktikum tidak ada lagi pembagianpembagian kelompok. Apabila langkah-langkah 68
Prodi Dikfis Pascasarjana Unimed
Tarigan, R., dan Elfrida, M.: Pengaruh Model-Model Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Bidang Studi Fisika di Kelas VIII SMPN 27 Medan.
model pembelajaran Problem Solving dapat dilakuan dengan seefektif mungkin dan penggunaan alokasi waktu yang seefisien mungkin serta kendala-kendala yang ditemukan dapat diminimalisir maka model pembelajaran Problem Solving dapat dijadikan sebagai salah satu model pembelajaran yang diharapkan dapat memperbaiki hasil belajar siswa fisika untuk masa yang akan datang.
dan Gaya Berat di kelas VIII Semester Ganjil di SMP Negeri 27 Medan T.P 2012/2013 diperoleh rata-rata skor aktivitas siswa dengan kategori Cukup Aktif. 3. Terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran Problem Solving dengan pembelajaran Konvensional pada sub materi pokok Hukum Newton, Gaya Gesekan, dan Gaya Berat di kelas VIII Semester Ganjil di SMP Negeri 27 Medan T.P. 2012/2013.
SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan: 1. Hasil belajar Fisika siswa yang diberi pembelajaran dengan model Pembelajaran Problem Solving pada materi pokok Hukum Newton, Gaya Gesekan, dan Gaya Berat di kelas VIII Semester Ganjil di SMP Negeri 27 Medan T.P 2012/2013 sebelum diberikan perlakuan nilai rata-rata pretes tidak tuntas sesuai dengan KKM Fisika dan setelah diberikan perlakuan nilai rata-rata postes siswa meningkat 59,40%. 2. Hasil belajar Fisika siswa yang diberi pembelajaran dengan Model Pembelajaran Konvensional pada materi pokok Hukum Newton, Gaya Gesekan, dan Gaya Berat di kelas VIII Semester Ganjil di SMP Negeri 27 Medan T.P 2012/2013 sebelum diberikan perlakuan nilai rata-rata pretes tidak tuntas dan setelah diberikan perlakuan nilai ratarata postes siswa meningkat 23,30% tuntas sesuai KKM. 3. (a) Aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model Pembelajaran Problem Solving untuk materi pokok Hukum Newton, Gaya Gesekan, dan Gaya Berat di kelas VIII Semester Ganjil di SMP Negeri 27 Medan T.P 2012/2013 diperoleh rata-rata skor aktivitas siswa dengan kategori Aktif. (b)Aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model Pembelajaran Konvensional untuk materi pokok Hukum Newton, Gaya Gesekan,
Volume: 1 (1) Juni 2012
Jurnal Online Pendidikan Fisika ISSN 2301-7651
DAFTAR PUSTAKA Cahyono, M. 2009. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Muslich, M. 2007. Creative Problem Solving. Jakarta: Bumi Aksara. Suyitno. 2004. http://leeve-news.com/260/model; tanggal akses 24 Feberuari 2012. Sabani. 2008. Model Pengajaran Problem Solving pada Konsep Bunyi Sebagai Gelombang, Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains, 3:14-16. Sinaga, E. 2008. Perbedaan Hasil Belajar Fisika dengan Menggunakan Model Problem Solving dan Model Pembelajaran Langsung pada Pokok Bahasan Cahaya Di SMPN 2 Rantau Utara Kelas VII Semester I T.A. 2007/2008. Medan: FMIPA UNIMED. Sujarwata. 2009. Peningkatan Hasil Belajar Elektronika Dasar II Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving Laboratory, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 5:37-41 Thomas, A. 2008. Perbedaan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Pembelajaran Problem Solving Dengan Model Pembelajaran Konvensional pada Materi Pokok Listrik Statis Di Kelas IX Semester Ganjil SMP Swasta Yayasan Pendidikan Harapan Bangsa Kuala T.A. 2008/2009. Medan: FMIPA UNIMED.
69
Prodi Dikfis Pascasarjana Unimed