ISBN 978-602-70471-2-9
PENGARUH MODEL ASESMEN TERHADAP HIGHER ORDER THINKING SKILL DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS YANG DIKONTROL OLEH PAST PERFORMANCE Elsina Sarah Tamaela1, Djemari Mardapi2, Kumaidi3 1)
3)
Universitas Pattimura Ambon
[email protected] 2) Universitas Negeri Yogyakarta
[email protected] Universitas Muhammadiyah Surakarta
[email protected]
Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui perbedaan rerata higher order thinking skill dan keterampilan proses sains pada kelompok asesmen terintegrasi dan konvensional yang ditinjau dari past performance, serta untuk mengetahui interaksi antara model asesmen dengan past performance terhadap higher order thinking skill dan keterampilan proses sains. Penelitian ini merupakan bentuk kuasi eksperimen. Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Pertiwi Ambon. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yakni probability sampling dengan menyertakan keseluruhan populasi sebagai sampel yang mana ukurannya sebanyak 58 siswa dan terbagi dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil pengujian menunjukkan bahwa higher order thinking skill dan keterampilan proses sains siswa pada asesmen terintegrasi lebih baik dibandingkan dengan kelompok asesmen konvensional. Rerata pada asesmen terintegrasi yang lebih tinggi jika dibanding dengan konvensional membuktikan bahwa asesmen tersebut bersifat konstruktif. Bentuk asesmen yang didukung dengan pemberian feedback tertulis secara berkelanjutan membantu siswa untuk memperbaiki diri dari waktu ke waktu. Temuan penelitian membuktikan bahwa antara model asesmen dan past performance bukan dua variabel yang saling berinteraksi. Kedua merupakan variabel yang berkontribusi secara terpisah. Dengan demikian keduanya tidak dapat secara bersamasama secara serentak memberikan pengaruh terhadap higher order thinking dan keterampilan proses. Hal ini terjadi karena secara teori keduanya bukan merupakan variabel yang saling berinteraksi. Keywords: Model Asesmen, higher order thinking skill, science process skill, past performance.
memperihatinkan.Beberapa menjadi
PENDAHULUAN
bukti
kualitas
temuan
yang
pendidikan
di
Perkembangan dunia yang terjadi saat
Maluku adalah hasil uji kompetensi guru
ini menuntut kesiapan siswa untuk bersaing
dan ujian nasional. Hasil uji kompetensi
didalamnya, namun realita yang ditemukan
guru fisika SMA untuk propinsi Maluku
adalah
pada tahun 2012 berada pada peringkat 33
rendahnya
kualitas
pendidikan
sampai saat ini masih belum teratasi dengan
dari 34 propinsi
(data potret kompetensi
baik. Maluku sebagai salah satu propinsi di
guru
Maluku
wilayah Indonesia bagian timur merupakan
pengembangannya,
daerah dengan kualitas pendidikan yang
kompetensi guru merupakan salah satu
96
provinsi
2012).
danalternatif Padahal
Seminar Nasional Pendidikan PGSD UMS & HDPGSDI Wilayah Jawa
faktor
yang
mempengaruhi
Penilaian yang baik akan mendorong guru
keberhasilan siswa(Yen &Halili, 2015). Jika
untuk melakukan perbaikan pembelajaran
ranking kompetensi guru ada pada ururtan
setiap saat. Sementara itu Kumaidi (2014)
dua
menegaskan bahwa untuk memperbaiki
dari
turut
belakang
maka
bagaimana
dampaknya terhadap kemampuan siswa???
kualitas
Pertanyaan ini kemudian terjawab melalui
deliberate practice dalam pembelajaran
hasil ujian nasional mata pelajaran fisika
dengan strategi yang tepat. Pelaksanaan
SMA untuk tahun 2011/2012 sampai tahun
deliberate practicesangat didukung dengan
2014/2015. Data ujian nasional untuk tahun
data-data
akademik 2011/2012 sampai 2013/2014
kemajuan/kendala belajar siswa. Informasi
pada mata pelajaran fisika menunjukkan
asesmen
penurunan klasifikasi nilai. Data dari Dinas
mengambil langkah perbaikan terhadap
Pendidikan Propinsi Maluku tahun 2014
siswa-siswa yang belum mencapai target
menunjukkan
pembelajaran.
bahwa
tahun
2011/2012
maka
guru
hasil
akan
perlu
melakukan
asesmen
membantu
terhadap
guru
untuk
Guna
mendukung
deliberate
practicemaka
Maluku berada pada klasifikasi A dengan
pelaksanaan
rerata
asesmen terintegrasi dipandang tepat untuk
7,72
namun
2012/2013menjadi
pada
tahun
klasifikasi C dengan
diimplementasikan dalam pembelajaran.
rerata 6,37. Rerata ini kemudian mengalami
Asesmen terintegrasi adalah salah satu
penurunan kembali pada tahun berikutnya
bentuk kesatuan antara pembelajaran dan
yakni 6,27. Dengan demikian dalam kurun
penilaian yang dilakukan oleh guru.Integrasi
waktu tiga tahun rerata nilai ujian nasional
ini
untuk mata pelajaran fisika mengalami
membantu
penurunan
belajar siswa secara tepat di setiap tahapan
setiap
mengindikasikan
tahun. bahwa
Realita
ini
proses
dilakukan
dengan
guru
pembelajaran.
tujuan
untuk
mendiagnosis
kendala
Proses
integrasi
yang
pembelajaran di propinsi Maluku perlu
dilakukan berdasarkan sintak pada model
untuk dibenahi sehingga kualitas lulusan
pembelajaran
dapat ditingkatkan.
learning cycle merupakan model yang dapat
Mardapi (2012:4), Kumaidi (2014),
mendorong
yang
digunakan.
peningkatan
Model
kemampuan
Kellaghan & Graney (2001) dan Sttigins
berpikir siswa. Model learning cycledapat
(1992)
mendorong
berpendapat
bahwa
perbaikan
peningkatan
kemampuan
kualitas pendidikan perlu didorong oleh
berpikir tingkat tinggi (Tuna & Kacar, 2013)
implementasi sistem penilaian secara tepat.
dan keterampilan proses sains (Bahctiar dan
97
ISBN 978-602-70471-2-9
Rilly, 2014).Hasil penelitian Smith et al.
peer assessment adalah sebagai alat kontrol
(2008)
integrasi
sosial, alat pembelajaran, alat asesmen, alat
asesmen akan mendorong mahasiswa untuk
untuk belajar bagaimana menilai, dan
meningkatkan kemampuan berpikir pada
partisipasi
level tinggi.
assessmentdapat mendorong pembelajaran
membuktikan
bahwa
Bentuk asesmen yang diintegrasikan
aktif.Implementasi
peer
pada level berpikir yang tinggi dan kritis
dalam pembelajaran fisika adalah self
untuk
assessment dan peer assessment. Kedua
masalah(Sluijsmans et al.(2001) dalam Tran
bentuk ini merupakan bentuk penilaian
(2014)).
alternatif yang dapat digunakan dalam
assessmentyang
penilaian kelas. Chiang (2015) menjelaskan
melibatkan siswa telah mendorong mereka
self assessmentmerupakan bentuk penilaian
untuk
diri untuk menentukan kualitas kinerja dan
masalah.
mengidentifikasi kekuatan/kelemahan dalam
proses
Hal
aktif
Asesmen
ini
pemecahan
terjadi
bersifat
dalam
karena
peer
autentik
dan
proses
pemecahan
terintegrasi
dengan
rangka meningkatkan hasil belajar. Lebih
karakteristik yang melibatkan siswa akan
lanjut Chiang (2013) menjelaskan tujuan
mendorong mereka untuk terus berbenah
dilaksanakan
self
yang
diri dari waktu ke waktu sehingga target
berorientasi
prestasi
dan
berorientasi
dapat tercapai. Selain itu bentuk ini akan
menilai
pengelolaan
memberikan ruang kepada guru untuk
assessment
pengembanganyang diri
belajar
dan
proses
pembelajaran.
melakukan
evaluasi
terhadap
kinerja
Orsmond et al. (2000) berpendapat bahwa
mereka. Asesmen dengan karakteristik yang
salah satu kelebihan dari bentuk asesmen ini
terbuka dan kontinyu akan mempengaruhi
adalah siswa dapat menemukan “akar” yang
hasil belajar siswa. Salah satu faktor yang
menyebabkan rendahnya prestasi belajar
turut mempengaruhi hasil belajar siswa
mereka.
adalah past performance. Stegers-Jager et
Bentuk
asesmen
kedua
yang
al. (2015)telah membuktikan bahwa past
diintegrasikan adalah peer assessment. Peer
performance
assessmentmerupakan
bentuk
keberhasilan untuk masa yang akan datang.
melakukan
Dengan demikian maka dapat disimpulkan
kesepakatan
dimana
sebuah siswa
performance
prediktor
asesmen terhadap rekannya yang lain (Jones
bahwa
& Wheadon, 2015).Gielen et al. (2011)
terhadap hasil belajar siswa di masa akan
berpendapat bahwa tujuan umum dilakukan
datang.
98
past
merupakan
berkontribusi
Seminar Nasional Pendidikan PGSD UMS & HDPGSDI Wilayah Jawa
Berdasarkan uraian tentang dampak
Penentuan kelompok dilakukan melalui
implementasi asesmen dalam pembelajaran
pengundian sehingga kelas X1 terpilih
maka perlu dilakukan perbaikan terhadap
sebagai kelompok kontrol dan X2 sebagai
proses tersebut. Salah satu cara yang dapat
kelompok eksperimen.
dilakukan
untuk
mengatasi
kelemahan
Variabel dalam penelitian ini terdiri atas
tersebut adalah melalui asesmen terintegrasi.
tiga yakni model asesmen terintegrasi yang
Oleh sebab itu, maka perlu untuk dilakukan
terdiri dari self assessment dan peer
penelitian yang mengkaji dampak asesmen
assessment pada kelompok eksperimen dan
terintegrasi
serta
sementara
asesmen
interaksi antara model asesmen dengan past
kelompok
kontrol
performance. Adapun tujuan dari penelitian
independen.
ini adalah mengetahui
perbedaan rerata
penelitian ini yakni kemampuan berpikir
higher order thinking skill dan keterampilan
tingkat tinggi dan keterampilan proses
proses
asesmen
sains.Sementara variabel kontrol dalam
terintegrasi dan konvensional yang ditinjau
penelitian ini yakni past performance.
dari
untuk
Pengumpulan data dilakukan melalui tes dan
mengetahui interaksi antara model asesmen
observasi, selanjutnya dianalisis dengan
dengan past performance terhadap higher
menggunakan
order thinking skill dan keterampilan proses
Analysis of Covarian).
dalam
sains
past
pada
pembelajaran
kelompok
performance,
serta
sains.
konvensional sebagai
Variabel
variabel
dependen
MANCOVA
pada
dalam
(Multiple
Pada penelitian ini terdapat dua hipotesis yang diuraikan menjadi hipotesis nol (Ho) melawan hipotesis alternatif (Ha). Hipotesis
METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan bentuk kuasi
pertama,
terdapat
reratahigher
adalah siswa kelas X SMA Pertiwi Ambon.
keterampilan proses sains pada model
Teknik
asesmen terintegrasi dengan konvensional
digunakan
dalam
yakniprobability
sampel penelitian
ini
yang
ditinjau
oleh
past
skill
dan
performance.
dengan
Hipotesis kedua, terdapat interaksi antara
menyertakan keseluruhan populasi sebagai
model asesmen dan past performance
sampel yang mana ukurannya sebanyak 58
terhadap higher order thinking skill dan
siswa
keterampilan proses sains.
dan
eksperimen
terbagi dan
sampling
yang
thinking
nilai
eksperimen. Populasi pada penelitian ini
pengambilan
order
perbedaan
dalam kelompok
kelompok kontrol.
99
ISBN 978-602-70471-2-9
HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Langkah pertama yang harus dilakukan sebelum uji hipotesis adalah uji syarat multivariat
yakni,
uji
normalitas,
uji
homogenitas, uji heterokedastisitas, dan uji Bartlet’s.
Uji
multivariat
normalitas
sebaran
menggunakan
Kolmogorov-Smirnov. menunjukan
bahwa
data
statistik
Hasil secara
analisis keseluruhan
sebaran data higher order thinking skill dan keterampilan normal
proses
(p=0,200).
sains Uji
terdistribusi
sebesar 59,985dan 71, 465 pada kelompok asesmen terintegrasi. Hasil analisis statistik deskriptif dapat dilihat pada gambar 1. Secara keseluruhan menunjukkan bahwa rerata higher order thinking skill dan keterampilan proses sains pada kelompok asesmen terintegrasi lebih baik dibanding konvensional.
Hasil
analisis
dengan
Mancova juga membuktikan bahwa ada perbedaan
antara
model
asesmen
konvensional dan terintegrasi (F = 68,662; p = 0,000) pada kedua variabel dependen.
homogenitas
multivariat menggunakan Levene’s test dan hasilnya menunjukkan nilai Sig. untuk higher order thinking skill(p = 0,765) dan keterampilan proses sains (p = 0,872) sehingga
dapat
disimpulkan
asumsi
homogeneity of variance terpenuhi. Hasil uji homokedastisitas
dilakukan
71.465 KPS
59.985 69.358
HOT S
57.483 0
dengan
50 Terintegrasi
100 Konvensional
menggunakan nilai Box’s M menunjukkan (Box’s M = 6,923; p= 0 ,694)dengan demikian
ada kesamaan pada matriks
kovarian. Sementara hasil uji Bartlet’s menunjukkan nilai sig. 0,000 (p < 0,05). Hasil
ini
menunjukkan
analisis
dapat
dilanjutkan dengan Mancova. Hasil
analisis
statistik
deskriptif
menunjukkan rerata higher order thinking skill pada kelompok konvensional sebesar 57,483 dan 69,358 pada kelompok asesmen terintegrasi. Sementara rerata keterampilan proses sains untuk kelompok konvensional
100
Gambar 1. Rerata HOTS dan KPS pada kelompok asesmen terintegrasi dan asesmen konvensional
Hasil uji hipotesis dengan menggunakan Mancova ditampilkan pada Tabel 1 sebagai berikut.
Pengujian
dengan
Mancova
memperlihatkan bahwa nilai Pillai's Trace, Wilks' Lambda,Hotelling's Trace, dan Roy's Largest Root semuanya signifikan (p = 0,030). Hasil analisis menunjukkan bahwa Ha diterima yang berarti terdapat perbedaan rerata higher order thinking skill dan
Seminar Nasional Pendidikan PGSD UMS & HDPGSDI Wilayah Jawa
keterampilan proses sains antara asesmen terintegrasi dengan asesmen konvensional yang
ditinjau
oleh
past
performance.
Tampilan hasil analisis untuk hipotesis
MA * PP
kedua menunjukkan bahwa nilai Pillai's Trace, Wilks' Lambda,Hotelling's Trace, dan Roy's Largest Rootsemuanya tidak
,768b
Pillai's Trace Wilks' Lambda Hotelling's Trace Roy's Largest Root
53,00 0 53,00 0 53,00 0 53,00 0
,768b ,768b ,768b
,46 9 ,46 9 ,46 9 ,46 9
PEMBAHASAN
signifikan (p = 0,469). Dengan demikian
Hasil pengujian menunjukkan bahwa
dapat disimpulkan bahwa model asesmen
higher order thinking skilldan keterampilan
dan past performance adalah dua variabel
proses sains siswa pada asesmen terintegrasi
yang bergerak secara terpisah sehingga
lebih baik dibandingkan dengan kelompok
keduanya tidak berinteraksi terhadap higher
asesmen konvensional. Rerata pada asesmen
order thinking skill dan keterampilan proses
terintegrasi yang lebih tinggi jika dibanding
sains.
dengan konvensional membuktikan bahwa asesmen Tabel 1. Hasil Uji Multivariat Effect
Interc ept
Model Asesm en (MA)
Past Perfor mance (PP)
Pillai's Trace Wilks' Lambda Hotelling's Trace Roy's Largest Root Pillai's Trace Wilks' Lambda Hotelling's Trace Roy's Largest Root Pillai's Trace Wilks' Lambda Hotelling's Trace Roy's Largest Root
tersebut
bersifat
konstruktif.
Bentuk asesmen yang didukung dengan
8635, 149b 8635, 149b 8635, 149b 8635, 149b
Erro r df 53,00 0 53,00 0 53,00 0 53,00 0
Sig . ,00 0 ,00 0 ,00 0 ,00 0
68,66 2b 68,66 2b 68,66 2b 68,66 2b
53,00 0 53,00 0 53,00 0 53,00 0
,00 0 ,00 0 ,00 0 ,00 0
ini menurut Sttigins (1992) karena asesmen
akan
membantu
siswa
3,764
53,00 0 53,00 0 53,00 0 53,00 0
,03 0 ,03 0 ,03 0 ,03 0
menganalisis
kelemahan
dan
F
b
3,764 b
3,764 b
3,764 b
pemberian berkelanjutan
feedback
tertulis
membantu
secara
siswa
untuk
memperbaiki diri dari waktu ke waktu. Barnett & Francis (2013) menjelaskan bahwa
asesmen
berkontribusi
terhadap
peningkatan kemampuan berpikir siswa. Hal
difungsikan
sebagai
alat
untuk
untuk
mengasah pengatahuan dan keterampilan. Asesmen yang diintegrasikan yakni self dan peer
mereka
terhadap
target
untuk kekuatan
pembelajaran.
Selanjutnya hasil analisis mereka akan didukung dengan komunikasi intens antara kedua belah pihak. Komunikasi yang terjadi
101
ISBN 978-602-70471-2-9
akan meningkatkan sikap positif siswa
pengaruh terhadap higher order thinking
terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh
dan keterampilan proses. Hal ini terjadi
guru.
karena
Salah satu faktor yang turut berpengaruh dalam meningkatkan higher order thinking
secara
merupakan
teori
keduanya
bukan
yang
saling
variabel
berinteraksi.
skill dan keterampilan proses sains adalah past performance. Past performance secara teori
juga
berkontribusi
SIMPULAN
terhadap
Berikut ini adalah simpulan-simpulan
keberhasilan seseorang dimasa akan datang.
pokok terhadap hasil penelitian ini.
Berdasarkan hasil analisis membuktikan
1.
Terdapat
perbedaan
rerata
higher
bahwa peningkatan higher order thinking
order thinking skilldan keterampilan
dan
proses
keterampilan
didukung
proses
juga
performance.Pendapat
sians
siswa
sains
antara
asesmen
oleh
past
terintegrasi dan konvensional yang
Bandura
yang
ditinjau oleh past performance. Nilai
dikutip oleh Elias & MacDonald (2007)
Pillai's
menjelaskan bahwa keberhasilan seseorang
Lambda,Hotelling's Trace, dan Roy's
dimasa depan tidak hanya dipengaruhi oleh
Largest Rootsemuanya signifikan (p =
past performance saja, namun self efikasi
0,030).
turut berkontribusi. Self efikasi dan past
2.
Pencapaian
Trace,
rerata
Wilks'
higher
order
performance akan membantu seseorang
thinking skill pada kelompok asesmen
ketika diperhadapkan pada lingkungan baru
terintegrasi lebih baik dibandingkan
dalam hal ini pembelajaran yang baru.
dengan
Ketika siswa memiliki keyakinan berhasil
konvensional (Asesmen terintegrasi
berdasarkan kemampuan masa lalu maka hal
=69,358 dan konvensional = 57,483).
itu akan berdampak di masa depan.
3.
kelompok
asesmen
Pencapaian rerata keterampilan proses
Temuan penelitian membuktikan bahwa
sains siswa pada kelompok asesmen
antara model asesmen dan past performance
terintegrasi lebih baik dibandingkan
bukan dua variabel yang saling berinteraksi.
dengan
Kedua
konvensional.(Asesmen terintegrasi =
merupakan
berkontribusi
secara
variabel terpisah.
yang Dengan
demikian keduanya tidak dapat secara bersama-sama secara serentak memberikan
102
kelompok
asesmen
71, 465 dan konvensional = 59,985). 4.
Tidak terdapat interaksi antara model asesmen
dan
past
performance
Seminar Nasional Pendidikan PGSD UMS & HDPGSDI Wilayah Jawa
terhadap higher order thinking skill dan keterampilan proses sains. Hasil analisis
untuk
menunjukkan Trace,
Wilks'
Trace,
dan
hipotesis
bahwa
nilai
kedua Pillai's
Lambda,Hotelling's Roy's
Largest
Rootsemuanya signifikan (p = 0,469). DAFTAR PUSTAKA Bachtiar, R. W., & Rilly, S. (2014). The Effectiveness of Learning Cycle Model Assisted by Mind Mapping Technique to Physics Conceptual Achievement According to Science Process Skills Students of SMKN 9 Malang. Chiang, W.W., (2015). Ninth Grade Student’Self-assessment in Science: A Rasch Analysis Approach. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 176, pp.200-210 Chiang, Y.H., Hsu, C.C. and Hung, K.P., (2014). Core self-evaluation and workplace creativity. Journal of Business Research, 67(7), pp.14051413. Elias, S. M., & MacDonald, S. (2007). Using Past Performance, Proxy Efficacy, and Academic Self‐Efficacy to Predict College Performance. Journal of Applied Social Psychology, 37(11), 25182531. Gielen, S., Dochy, F., Onghena, P., Struyven, K., & Smeets, S. (2011). Goals of peer assessment and their associated quality
concepts. Studies in Higher Education, 36(6), 719-735. Jones, I., & Wheadon, C. (2015). Peer assessment using comparative and absolute judgement. Studies in Educational Evaluation, 47, 93-101. Kumaidi, (2014).Implementasi Penilaian Autentik dalam Pembelajaran di Kelas. Makalah Disajikan Dalam Seminar Nasional Implementasi Penilaian dan Pelaksanaan Kurikulum 2013, yang Diselenggarakan Prodi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, Universitas Negeri Jakarta, pada 8 Maret 2014 di Jakarta Mardapi D, (2012). Pengukuran penilaian dan evaluasi pendidikan. Nuha medika. Yogyakarta Stegers‐Jager, K. M., Themmen, A. P., Cohen‐Schotanus, J., & Steyerberg, E. W. (2015). Predicting performance: Relative importance of students’ background and past performance. Medical education, 49(9), 933-945. Stiggins, R. J. (1992). High quality classroom assessment: what does it really mean?. Educational Measurement: Issues and Practice, 11(2), 35-39. Smith, M.K., Wood, W. B. & Knight, J. K. (2008). The genetics concept assessment: a new concept inventory for gauging student understanding of genetics. CBE—Life Sciences Education. 7: 422– 430, Winter 2008 Tran, N. (2014). The impact of assessment on the learners’identities: a. Arecls, 11, 90-106.
103
ISBN 978-602-70471-2-9
Tuna, A., & Kacar, A. (2013). The effect of 5E learning cycle model in teaching trigonometry on students’ academic achievement and the
104
permanence of their knowledge. International Journal on New Trends in Education and Their Implications, 4(1), 73-87.