PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SELECTIVE PROBLEM SOLVING (SPS) TERHADAP KEMAMPUAN HIGHER ORDER THINKING SKILL DAN DISPOSISI MATEMATIKA
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
DISUSUN OLEH: ULFIA ENDARDINI NIM : 1112017000049
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017
ABSTRAK ULFIA ENDARDINI (1112017000049), Pengaruh Model Pembelajaran Selective Problem Solving (SPS) terhadap Kemampuan Higher Order Thinking Skill dan Disposisi Matematika. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Juli 2017. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pengaruh Model Selective Problem Solving terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi dan Disposisi Matematika siswa. Penelitian ini dilakukan di salah satu Sekolah Menengah Pertama di Tangerang Selatan pada tahun ajaran 2016/2017. Metode yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan desain Posttest Only Control Group Design. Sampel terdiri dari 70 siswa yang terdiri dari 36 siswa kelas eksperimen dan 34 siswa kelas kontrol yang dipilih menggunakan teknik Cluster Random Sampling . Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa kemampuan berpikir tingkat tinggi Matematika siswa yang diajarkan dengan model Selective Problem Solving lebih tinggi daripada siswa yang diajarkan dengan pembelajaran ekspositori). Capaian Kemampuan berpikir tingkat tinggi Matematika siswa pada Indikator menganalisis lebih baik dibandingkan dengan mengevaluasi dan mencipta. Hasil penelitian juga mengungkapkan bahwa Disposisi Matematika siswa yang diajarkan dengan model Selective Problem Solving lebih tinggi daripada siswa yang diajarkan dengan pembelajaran ekspositori. Capaian Disposisi Matematika siswa pada indikator percaya diri lebih baik dibandingkan dengan fleksibelitas, reflektif dan rasa ingin tahu. Simpulan penelitian adalah Model Pembelajaran Selective Problem Solving lebih efektif meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dan Disposisi Matematika dibandingkan dengan model Konvensional. Kata kunci : Model Selective Problem Solving (SPS), Kemampuan Berpikir tingkat tinggi Matematika , Disposisi Matematika, Bangun ruang
i
ABSTRACT ULFIA ENDARDINI (1112017000049),“The Effect of Selective Problem Solving (SPS) Model on Students High Order Thinking and Mathematical Dispositions“, A Thesis of Departement Math Education, Faculty of Tarbiyah and Teachers, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, July 2017. The Purpose of this Research was to analyze the Effect of Selective Problem Solving (SPS) Model on Students High Order Thinking and Mathematical Dispositions. This Research was conducted at Junior High School in South Tangerang in academic year 2016/2017. The method used is Quasi experiment by Posttest Only Control Group Design. The sample are 70 students, they are 36 students in experimental class and 34 students in control class that chosen by cluster random sampling technique. The results of this research revealed that student high order mathematical thinking who are taught by Selective Problem Solving (SPS) Model is higher than students who are taught by conventional Model. The attainment students High Order Mathematical Thinking to indicator analyzed better than indicator evaluated and created. The results of this research also revealed that Students Mathematical Dispositions who are taught by Selective Problem Solving (SPS) Model is higher than students who are taught by conventional Model. The attainment students Mathematical Disposition to indicator confidence better than indicator flexibility, Reflective and curiosity. The conclusion of this research is the use of Selective Problem Solving (SPS) Model more effectively improve high order thinking and Mathematical Dispositions than conventional Model. Key words : Selective Problem Solving (SPS) Model, high order Thinking Mathematical, Mathematical Dispositions, geometry.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya. Shalawat serta salam senantiasa dicurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta seluruh keluarga sahabat, dan para pengikutnya sampai akhir zaman. Selama penulisan Skripsi ini, penulis menyadari bahwa tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang dialami. Namun berkat kerja keras, doa, perjuangan, dan masukan positif dari berbagai pihak penulisan skripsi ini, semua dapat teratasi. Oleh sebab itu penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1.
Bapak Dr. Kadir, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Dosen Pembimbing I dan Ibu Moria Fatma selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan waktu, bimbingan, arahan dan Motivasi.
2.
Bapak Abdul Muin,S.Si, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing Akademik dan Sekertaris Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4.
Bapak Prof. Dr. Ahmad Thaib Raya, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
5.
Staf Fakultas Tarbiyah dan Keguruan dan staf Jurusan Pendidikan Matematika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan kemudahan dalam pembuatan surat-surat dan sertifikat.
6.
Pimpinan dan Staff Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulis dalam menyediakan serta memberikan pinjaman literature yang digunakan
7.
Kepala SMPN 5 Tangerang Selatan, Bapak Drs. H. Muslih, M.Pd yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian
8.
Seluruh dewan guru SMPN 5 Tangerang Selatan, Khusunya Ibu Asri Budiarti, S.Pd selaku guru mata pelajaran, Ibu Hasti Sundiantati, S.Pd selaku Waka
iii
Kurikulum dan guru-guru SMPN 5 Tangerang Selatan yang telah membantu penulis dalam melaksanakan penelitian ini. Serta siswa dan siswi SMPN 5 Tangerang Selatan, khususnya kelas VIII-1 dan VIII-4 9.
Keluarga besar tercinta, terutama kedua orangtua yang selalu memberikan motivasi dalam penulisan Skripsi ini.
10. Teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Matematika angkatan 2012, khususnya untuk kelas B, Mia, Iin, Nurmala, Wirna, Melani, Iqlima, Hikmah, Ami, Putri, Mahendra, Iis, Ila, Sendra, Tari, Uut, Farhan, Rendi, Lulu, Nihla, Aan. 11. Sahabat tersayang Meli dan Muniati, yang selalu memberi semangat dan do’a kepada penulis untuk menyelesaikan Skripsi ini. Ucapan
terima kasih juga dikirimkan kepada semua pihak yang namanya
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis hanya dapat memohon dan berdoa mudah mudahan bantuan, bimbingan , motivasi yang telah diberikan menjadi pintu datangnya ridho dan kasih saying Allah SWT di dunia dan akhirat. Amin yaa robbal’alamin. Saya menyadari penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga Skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan penulis khususnya.
Jakarta, Juli 2017
Penulis
iv
DAFTAR ISI Abstrak ........................................................................................................
i
Abstract .......................................................................................................
ii
Kata pengantar ............................................................................................
iii
Daftar isi ......................................................................................................
v
Daftar Tabel ................................................................................................
viii
Daftar Gambar .............................................................................................
x
Daftar Lmpiran ............................................................................................
xi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ....................................................................
1
B. Identifikasi Masalah...........................................................................
8
C. Pembatasan Masalah ..........................................................................
8
D. Rumusan Masalah ..............................................................................
9
E. Tujuan Penelitian ...............................................................................
10
F. Kegunaan Penelitian ..........................................................................
11
II. KAJIAN TEORETIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teoretik ..................................................................................
12
1. Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Matematika.......................
12
a. Pengertian Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Matematika ..
12
b. Indikator Kemampuan Tingkat Tinggi Matematika ...................
17
2.
Disposisi Matematika .................................................................
19
a. Pengertian Disposisi Matematika ...............................................
19
b. Indikator Disposisi Matematika..................................................
22
v
3. Model pembelajaran Selective Problem Solving ..........................
24
a. Pengertian model pembelajaran Selective Problem Solving ..
24
b. Tahapan model Selective Problem Solving ............................
26
4. Model Pembelajaran Konvensional ..............................................
28
B. Penelitian yang relevan ........................................................................
29
C. Kerangka Berpikir ................................................................................
30
D. Hipotesis Penelitian..............................................................................
35
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................
36
B. Metode dan Desain Penelitian ........................................................................
36
C. Populasi dan teknik pengambilan sampel ......................................................
37
D. Instrumen Penelitian.......................................................................................
37
1. Instrumen tes .............................................................................................
37
2. Instrumen Nontes ......................................................................................
40
E. Teknik Pengumpulan Data .............................................................................
48
F. Teknik Analisis Data ......................................................................................
48
G. Hipotesis Statistik...........................................................................................
52
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ................................................................................................
54
1. Kemampuan Berpikir tingkat tinggi Matematika kelas Eksperimen ........
55
2. Kemampuan Berpikir tingkat tinggi Matematika kelas Kontrol ...............
56
3. Pebandingan kemampuan berpikir tingkat tinggi Matematika kelas eksperimen dan kontrol ................................................................... 4. Pebandingan kemampuan berpikir tingkat tinggi Matematika
vi
57
kelas eksperimen dan kontrol menurut Indikator .....................................
58
5. Disposisi Matematika kelas Eksperimen...................................................
60
6. Disposisi Matematika kelas Kontrol .........................................................
62
7. Pebandingan Disposisi Matematika kelas eksperimen dan kontrol ..........
63
8. Pebandingan Disposisi Matematika kelas eksperimen dan kontrol menurut indikator ...................................................................
65
B. Hasil Uji Prasyarat Analisis ...........................................................................
67
C. Hasil Pengujian Hipotesis ..............................................................................
70
D. Pembahasan dan Hasil Penelitian ...................................................................
73
E. Keterbatasan Penelitian ..................................................................................
84
V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...................................................................................................
86
B. Saran ............................................................................................................
87
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................
88
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1
Persentase sikap siswa terhadap Matematika Berdasarkan TIMSS .......
5
Tabel 2.1
Tahapan Proses Kognitif Menurut Karthwohl........................................
15
Tabel 3.1
Desain Penelitian ....................................................................................
36
Tabel 3.2
Kisi kisi Instrumen kemampuan berpikir tingkat tinggi Matematika .....
38
Tabel 3.3
Rubrik penilaian Instumen kemampuan berpikir tingkat tinggi Matematika .............................................................................................
39
Tabel 3.4
Kisi kisi Instrumen Disposisi Matematika .............................................
40
Tabel 3.5
Rubrik Penilaian Instrumen Disposisi Matematika ................................
41
Tabel 3.6
Hasil Content Validity Ratio Instrumen .................................................
42
Tabel 3.7
Hasil uji Validitas Instrumen kemampuan berpikir tingkat tinggi Matematika ..............................................................................................
44
Tabel 3.8
Kriteria Interpretasi Reabilitas ...............................................................
45
Tabel 3.9
Kriteria Interpretasi Daya Pembeda .......................................................
46
Tabel 3.10 Hasil Rekapitulasi uji Daya pembeda Berpikir tingkat tinggi Matematika .............................................................................................
46
Tabel 3.11 Kriteria Interpretasi Taraf kesukaran......................................................
47
Tabel 3.12 Hasil rekapitulasi uji taraf kesukaran Berpikir tingkat tinggi Matematika .............................................................................................
48
Tabel 3.13 Kriteria Skor rata rata .............................................................................
49
Tabel 4.1
Based Line Data Kemampuan siswa ......................................................
54
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Berpikir tingkat tinggi matematika
Tabel 4.3
kelas Eksperimen ....................................................................................
55
Distribusi Frekuensi Berpikir tingkat tinggi matematika kelas Kontrol .
56
viii
Tabel 4.4
Deskripsi kemampuan berpikir tingkat tinggi matematika siwa ...........
Tabel 4.5
Perbandingan skor kemampuan berpikir tingkat tinggi Matematika
57
kelas eksperimen dan kontrol menurut Indikator ..................................
59
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Disposisi Matematika kelas Eksperimen ..............
61
Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Disposisi Matematika kelas Kontrol .....................
62
Tabel 4.8
Deskripsi Disposisi Matematika siswa ..................................................
64
Tabel 4.9
Perbandingan Skor Disposisi Matematika Menurut Indikator ...............
65
Tabel 4.10 Uji Normalitas tes Kemampuan Berpikir tingkat tinggi Matematika...
68
Tabel 4.11 Uji Normalitas Disposisi Matematika ....................................................
68
Tabel 4.12 Uji Homogenitas tes Kemampuan berpikir tingkat tinggi Matematika .
69
Tabel 4.13 Uji Homogenitas Disposisi Matematika .................................................
70
Tabel 4.14 Uji Perbedaan rata rata kemampuan berpikir tingkat tinggi Matermatika 71 Tabel 4.15 Uji Perbedaan dua rata rata Disposisi Matematika.................................
ix
72
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1
Contoh jawaban posttest siswa kelas Eksperimen dan kontrol indikator Menganalis ...........................................................................
74
Gambar 4.2
Hasil pekerjaan siswa tahap identification of the source problem .......
75
Gambar 4.3
Contoh jawaban posttest siswa kelas Eksperimen dan kontrol indikator Mengevaluasi.......................................................................
77
Gambar 4.4
Hasil pekerjaan siswa tahap identification of the source problem .......
78
Gambar 4.5
Hasil pekerjaan siswa tahap solution of the target problem ................
78
Gambar 4.6
Hasil pekerjaan siswa Tahap Reflection ..............................................
79
Gambar 4.7
Contoh jawaban posttest siswa kelas eksperimen dan kontrol
Gambar 4.8
indikator Mencipta ..............................................................................
80
Hasil pekerjaan siswa tahap Solution an Original Problem ................
81
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran kelas Eksperimen ....................
92
Lampiran 2
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran kelas Kontrol ...........................
116
Lampiran 3
Lembar Kerja Siswa (LKS) Eksperimen ...........................................
148
Lampiran 4
Kisi Kisi Tes Kemampuan Berpikir tingkat tinggi Matematika ........
164
Lampiran 5
Kisi Kisi Disposisi Matematika.........................................................
165
Lampiran 6
Instrumen tes Kemampuan berpikir tingkat tinggi Matematika ........
166
Lampiran 7
Instrumen nontes Disposisi Matematika ...........................................
167
Lampiran 8
Kunci Jawaban tes kemampuan berpikir tingkat tinggi Matematika
169
Lampiran 9
Rubrik Penilaian Tes Kemampuan Berpikir tingkat tinggi Matematika ...................................................
172
Lampiran 10
Rubrik Penilaian Disposisi Matematika ............................................
174
Lampiran 11
Hasil uji coba instrumen kemampuan berpikir tingkat tinggi Matematika ........................................................................................
175
Lampiran 12
Hasil uji Validitas kemampuan berpikir tingkat tinggi Matematika .
177
Lampiran 13
Hasil uji Reabilitas Kemampuan berpikir tingkat tinggi Matematika ....................................................
179
Lampiran 14
Perhitungan Daya Pembeda ..............................................................
180
Lampiran 15
Hasil uji Daya pembeda Kemampuan berpikir tingkat tinggi Matematika ........................................................................................
Lampiran 16
Lampiran 17
Lampiran 18
181
Perhitungan Taraf Kesukaran tes kemampuan berpikir tingkat tinggi Matematika ...............................
183
Hasil uji Taraf Kesukaran Kemampuan berpikir tingkat tinggi Matematika ....................................................
184
Rekapitulasi Hasil Validitas, Daya Pembeda, dan Tingkat kesukaran kemampuan berpikir tingkat tinggi Matematika ..................................... 186
xi
Lampiran 19
Hasil Uji Coba intrumen Disposisi Matematika....................................... 187
Lampiran 20
Hasil Uji Validitas instrumen Disposisi Matematika .......................... 193
Lampiran 21
Hasil Uji Reabilitas Instrumen Disposisi Matematika ............................................................................................. 201
Lampiran 22
Perhitungan Rata rata Indikator kemampuan berpikir tingkat tinggi Matematika kelas Eksperimen ........................... 202
Lampiran 23
Perhitungan Rata rata Indikator kemampuan berpikir tingkat tinggi Matematika kelas Kontrol ................................... 204
Lampiran 24
Perhitungan Rata rata Indikator Disposisi Matematika kelas Ekperimen .................................................................. 206
Lampiran 25
Perhitungan Rata rata Indikator Disposisi Matematika kontrol ............ 211
Lampiran 26
Tabel Product Momment ...................................................................
215
Lampiran 27
Uji Refrensi .......................................................................................
216
Lampiran 28
Surat Bimbingan Skripsi ...................................................................
222
Lampiran 29
Surat Permohonan izin penelitian......................................................
223
Lampiran 30
Surat Keterangan Telah melakukan Penelitian .................................
224
xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan suatu bangsa dapat dilihat dari ketercapaianya dalam mencapai Tujuan Negara, salah satunya dapat tercerminkan pada mutu pendidikan yang dimiliki agar dapat menjadikan manusia yang berintelektual dan berwawasan luas sehingga meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang akan sangat berdampak positif bagi kesiapannya dalam menghadapi tantangan di era globalisasi ini. Sistem pendidikan di Indonesia diatur dalam pasal 3 Undang Undang Republik Indonesia nomer 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam Undang Undang dijelaskan bahwa: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1 Dengan adanya sistem pendidikan yang telah diatur dalam Undang Undang dapat dilihat salah satu Tujuan pendidikan yaitu menjadikan seseorang memiliki kecakapan dalam ilmu pengetahuan yang akan berguna dikehidupannya kelak. Salah satu hal yang menunjang dalam ketercapaian pendidikan nasional yaitu dengan melihat ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah diraih. Sejalan dengan tujuan pendidikan diatas, didalam lampiran Permendiknas No 22 tahun 2006 tentang standar isi (Depdiknas, 2006, p.346) menyebutkan bahwa mata pelajaran matematika bertujuan agar
1
Abdullah, Sosiologi Pendidikan individu, Masyarakat dan Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011), cet.1, h. 60.
1
2
siswa memiliki kemampuan: (1)Memahami konsep matematika, (2) Penalaran, (3) Memecahkan masalah, (4) Komunikasi matematika.2 Tujuan pembelajaran Matematika dalam lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) pada urutan pertama sampai dengan keempat diatas mewakili kemampuan kognitif yang harus dimiliki siswa. Kemampuan kognitif siswa pada umumnya mulai dilatih pada jenjang pendidikan dasar sehingga dapat diarahkan untuk meningkatkan cara berpikir abstrak dengan menggunakan kemampuan bernalar dan mengkomunikasikan ide matematis terhadap masalah yang dihadapi. Apabila ditinjau dari segi tuntutan kognitif yang termuat, kemampuan berpikir Matematik (Mathematical thinking ability atau Mathematical thinking skill) diklasifikasian dalam dua level yaitu tingkat rendah (Low order Mathematical thinking, LOMT) dan tingkat tinggi (High order Mathematical Thinking, HOMT)3. Kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan suatu kemampuan berpikir yang tidak hanya membutuhkan
kemampuan
mengingat
saja,
namun
membutuhkan
kemampuan lain yang lebih tinggi, seperti kemampuan berpikir kreatif dan kritis.4 Berdasarkan pemaparan diatas, Kemampuan berpikir tingkat tinggi Matematika merupakan kemampuan menemukan solusi yang tepat dalam memecahkan masalah Matematika dengan membutuhkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Pembelajaran matematika diharapkan dapat membuat siswa mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam menyelesaikan masalah untuk meningkatkan cara berpikir abstrak secara terstruktur dan sistematis. 2
Shin’an Musfiqi dan Jailani, “Pengembangan Bahan Ajar Matematika yang Berorientasi pada Karakter dan Higher Order Thinking Skill (HOTS)”, Phytagoras: Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 9 No.1, 2014, h.46. 3 Utari Sumarmo, “Mengembangkan Instrumen untuk mengukur High Order Mathematical Thingking Skills”, Makalah disampaikan pada Workshop Pendidikan Matematika, Pascasarjana STKIP Siliwangi Bandung, Bandung, 22 Oktober 2014. h.2. 4 R.Rosnawati, “Enam tahapan aktivitas dalam Pembelajaran Matematika untuk memperdayagunakan Berpikir Tingkat Tinggi siswa, Makalah disampaikan pada Seminar Nasional, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, 16 Mei 2009, h.1
3
Pada kenyataannya Kemampuan Matematis siswa Indonesia berada pada level rendah. Hal ini ditunjukkan oleh hasil Trends In International Mathematics
and
Science
Study
(TIMSS)
tahun
2011
yang
mengklasifikasikan kemampuan matematika siswa SMP di Indonesia di kategori rendah peringkat 38 dari 42 negara.5 Soal yang dimunculkan dalam TIMSS tidak hanya pada level kognitif rendah seperti mengingat, memahami dan menerapkan tetapi pada level tinggi yaitu penalaran yang memuat kemampuan menganalisis, mengeneralisasi, sintesa, menilai, penyelesaian masalah non rutin.6 Pokok bahasan kognitif yang terdapat pada soal TIMSS dibagi ke dalam beberapa topik yang lebih spesifik seperti: a) Pengetahuan (knowing) meliputi mengingat (recall), mengenal (recognize), menghitung (compute), mendapatkan kembali (retrieve), mengukur
(measure),
dan
mengelompokkan/mengurutkan
(classify/order); b) Penerapan (applying) meliputi memilih (select), mengambarkan (represent), memperagakan (model), menerapkan (implement), dan menyelesaikan persoalan rutin (solve routine problem); c) Alasan (Reasoning)meliputi: menganalisa (analyze), menggeneralisasi/ mengkhususkan (generalize/specifize), mengintegrasi/mempersatukan (integrate/synthesize), membenarkan (justify), dan menyelesaikan persoalan nonrutin (solve non-routine problem).7 Kesimpulan dari laporan studi TIMSS tersebut, tidak jauh berbeda dengan hasil survei Program For International Student Assessment (PISA) 2015. Hasil skor yang diraih siswa Indonesia dalam bidang Matematika
5
R.Rahayu dan Kartono, The Effect of Mathematical Disposition Toward Problem Solving Abality Based on IDEAL Problem Solver, International Journal of Science and Research (IJSR), Vol. 3 Issue 10, 2014, p.1315. 6 Hari setiadi, dkk., Kemampuan Matematika Siswa SMP Indonesia Menurut Benchmark International TIMSS 2011, 2016, h.103-104, (http://litbang.kemdikbud.go.id). 7 Gustimal Witri, dkk., “Analisis Kemampuan Siswa Sekolah Dasar, Model the Trends For International”, Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau, Riau, Vol.3 No.1, 2014, h. 33.
4
sebesar 386 sedangkan rerata skor internasional adalah 490.8 Hal ini menandakan kemampuan Matematika siswa Indonesia masih berada ditingkat rendah karena berada dibawah rerata skor yang ditetapkan. Komponen proses penilaian PISA melibatkan
kemampuan dalam
komunikasi, matematisasi, representasi, penalaran dan argumentasi, menentukan strategi untuk memecahkan masalah, penggunaan bahasa simbol, bahasa formal, dan bahasa teknis sebagai alat matematika.9 Berdasarkan hasil TIMSS 2011 dan PISA 2015 dapat diketahui kemampuan berpikir tingkat tinggi Matematika siswa Indonesia masih tergolong rendah, karena siswa belum mampu menguasai soal Matematika tipe TIMSS yang melibatkan
pengetahuan (Knowing), penerapan
(Applying) dan mengungkapkan alasan (Reasoning). Sejalan dengan itu, Hasil PISA 2015 juga menunjukan bahwa masih rendahnya kemampuan siswa dalam Mengkomunikasikan masalah matematika, mengungkapkan kemampuannya dalam berargumentasi serta kurang mampu menentukan strategi yang tepat untuk memecahkan masalah matematika. Selain itu, karakteristik soal TIMSS dan PISA melibatkan aspek yang berkaitan dengan keterampilan berpikir matematis dalam proses menganalis masalah, mengevaluasi solusi yang tepat dan menciptakan ide baru dalam menyelesaikan masalah non routine matematika, dimana proses tersebut termasuk pada proses berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skill). Disamping aspek Kognitif Matematika, juga yang tak kalah pentingnya dalam mempelajari Matematika adalah keterlibatan aspek Afektif, dimana siswa memiliki sikap dalam menghadapi masalah Matematika serta, memiliki rasa ingin tahu yang dapat menjadikan siswa
8
OECD, PISA 2015 Results Excellence and Equity in education volume 1, 2016, p.44, (www.oecd.org/publishing/corrigenda). 9 Sri Wardhani, dkk., “Modul Matematika SMP Program Bermutu: Instrumen Penilaian Hasil Belajar Matematika SMP: Belajar dari PISA dan TIMSS”, 2016, h.23-24 (www.p4tkmatematika.org).
5
tersebut meminati Matematika. Sikap demikian dalam matematika lebih dikenal dengan Disposisi Matematika. Sukamto menyatakan “Disposisi Matematis adalah kecenderungan untuk berpikir dan bertindak secara positif”.10 Dalam konteks Matematika, Disposisi Matematis (Mathematical Disposition) berkaitan dengan bagaimana siswa memandang dan menyelesaikan masalah; apakah percaya diri, tekun, berminat, dan berpikir fleksibel untuk mengeksplorasi berbagai alternatif strategi penyelesaian masalah.11 Disposisi Matematika yang dimiliki siswa Indonesia masih tergolong rendah. Hal ini teridentifikasi pada laporan Trends In International Matematics and Science Study (TIMSS) mengenai sikap siswa Indonesia terhadap Matematika yang dibandingkan dengan Malaysia seperti yang disajikan pada Tabel 1.1 berikut. Tabel 1.1 Persentase Sikap Siswa terhadap Matematika pada TIMSS 2011.12 Pernyataan Negara Indonesia Malaysia Skor rata rata
Like learning Matehematics 20% 39% 26%
Somewhat Like Learning Mathematics Mathematics 70% 46% 42%
Berdasarkan laporan TIMSS 2011, persentase sikap siswa Indonesia yang menyukai belajar matematika masih di bawah rata-rata internasional yaitu sebesar 20%. Jika dibandingkan dengan siswa Malaysia, hasil perolehan sikap siswa Indonesia lebih rendah dibandingkan dengan siswa Malaysia. Sikap siswa dalam menyukai matematika sejatinya tidak dapat
10
Sukamto,“Strategi Quantum Learning dengan pendekatan Konstruktivisme untuk meningkatkan Disposisi dan Penalaran Matematis siswa”, Journal of Primary Educational, vol.2 No.2, 2013, h.93. 11 Ali Mahmudi, “Tinjauan Asosiasi antara Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis dan Disposisi Matematis”, Makalah disampaikan Pada Seminar Nasional Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, 17 April 2010, h.2. 12 Ina V.S. Mullis, et al., TIMSS 2011 International Results in Mathematics, (USA: TIMSS and PIRLS International Study Center), 2012, p.332.
6
dijadikan sebagai hasil disposisi matematika secara keseluruhan, akan tetapi dapat dijadikan sebagai tolak ukur dasar penilaian disposisi matematika, karena rasa ketertarikan terhadap Matematika merupakan sikap positif yang ada didalam diri siswa terhadap Matematika. Dengan demikian dapat dikatakan disposisi Matematika siswa Indonesia tergolong rendah karena persentase sikap siswa menyukai Matematika berada dibawah persentase rata-rata Internasional. Berdasarkan hasil TIMSS 2011, kemampuan Matematika siswa SMP di Indonesia berada di kategori rendah yaitu peringkat 38 dari 42 negara, dimana pada soal yang digunakan TIMSS mencakup pokok bahasan kemampuan berpikir tingkat tinggi meliputi penalaran yang memuat komponen menganalisis, mensintesis dan menilai. Hal ini sejalan dengan Disposisi Matematis yang diperoleh, yaitu persentase sikap siswa Indonesia terhadap Matematika mencapai 20% pada kategori Like Learning Matehematics, hasil tersebut berada dibawah persentase rata rata internasional yaitu 26%. Disposisi Matematika erat kaitannya dengan kemampuan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skill). Jika siswa memiliki Disposisi matematika yang tinggi maka semakin tinggi pula kemampuan berpikir tingkat tinggi Matematika siswa karena sebagian besar sikap positif yang ada didalam diri siswa terhadap matematika dapat membuat siswa selalu menggunakan kemampuan berpikir secara menyeluruh dan terstruktur dengan
melibatkan
kemampuan
menganalisis,
mengevaluasi
serta
menciptakan solusi masalah yang baru sesuai tingkat kreatifitas siswa untuk menentukan solusi dalam menyelesaikan suatu masalah. Pada umumnya siswa jarang diberikan soal Matematika bersifat nonroutin yang dapat melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi Matematika
serta
masih
sedikit
guru
yang
menerapkan
model
pembelajaran yang dapat membuat siswa lebih memaknai pembelajaran Matematika dengan melatih siswa dalam mengkonstruksikan pengetahuan yang telah dimiliki.
7
Terdapat banyak alternatif dalam mengatasi kemampuan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skill) dan Disposisi Matematika salah satunya dengan menggunakan model pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir dalam memecahkan suatu masalah. Salah satunya dengan menggunakan model pembelajaran Selective Problem Solving (SPS) yang masih sedikit digunakan oleh guru guru disekolah. Model pembelajaran Selective Problem Solving
merupakan
pengembangan dari model Polya dengan adanya problem finding, problem identification dan problem construction disertai selective encoding dan selective comparasion yang merupakan teori dari insightful thinking.13 Dengan adanya proses menyeleksi dalam menyelesaikan masalah, siswa menggunakan kemampuan analisis untuk menghubungkan analogi masalah yang memiliki persamaan dengan masalah target, mengevaluasi metode yang digunakan dalam penyelesaian masalah serta menciptakan ide/gagasan baru dalam menyelesaikan masalah matematika, dimana komponen tersebut termasuk kategori kemampuan berpikir tingkat tinggi. Selain itu, model pembelajaran ini dapat meningkatkan Disposisi Matematika karena materi sebelumnya dapat di review kembali, hal ini membuat siswa lebih tertarik karena materi sebelumnya dapat digunakan kembali pada materi baru dan dapat mengembangkan rasa percaya diri dalam memilih analogi masalah yang tepat. Terdapat enam tahap dalam Model Pembelajaran Selective Problem Solving, yaitu: Definition of the target Problem, identification of the source problem, solution of the target problem, construct an Original problem , Solution an Original Problem, dan Reflection. 14
13
Ugur Sak, Running Head: Selective Problem Solving Model (SPS): A Model for Teaching Creative Problem Solving, Gifted Educational International, 2011 p.5. 14 Bilge Bal-Sezerel dan Ugur Sak, The Selective Problem Solving Model (SPS) and its social vadility in solving Mathematical Problem, The International Journal of creativity and Problem solving, Vol.1 No.23, 2013, p.71.
8
Dari uraian diatas, Penulis memilih judul “Pengaruh Model Pembelajaran Selective Problem Solving (SPS) Terhadap Kemampuan Higher Order Thinking Skill dan Disposisi Matematika”.
B.
Identifikasi Masalah Dari apa yang telah diuraikan dalam Latar belakang diatas, maka terdapat berbagai permasalahan yang dapat di identifikasi sebagai berikut: 1. Kemampuan berpikir tingkat tinggi Matematika masih tergolong Rendah. 2. Disposisi matematika yang dimiliki siswa masih tergolong rendah. 3. Siswa jarang terlibat dalam mengkonstruksikan pengetahuan yang telah dimiliki. 4. Jarangnya pemberian soal matematika yang dapat melatih Kemampuan berpikir tingkat tinggi Matematika siswa 5. Masih sedikit guru yang menerapkan model pembelajaran Selective Problem Solving (SPS).
C.
Pembatasan Masalah 1. Model pembelajaran yang di paparkan adalah model Selective Prolem Solving (SPS) yang memiliki enam langkah, yaitu: Definition of the target Problem, identification of the source problem, solution of the target problem, construct an Original problem, Solution an Original Problem dan Reflection. 2. Indikator Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Matematika dibatasi pada: a. Menganalisis Siswa mampu menganalisis informasi yang masuk dan membagi bagi atau menstrukturkan informasi untuk mengenali hubungannya b. Mengevaluasi
9
Siswa mampu memberikan penilaian terhadap solusi atau gagasan dengan menggunakan kriteria yang cocok atau standar yang ada untuk memastikan nilai efektivitas atau manfaatnya c. Mencipta Siswa mampu mengorganisasikan unsur-unsur atau bagian-bagian menjadi struktur baru dalam menyelesaikan masalah. 3. Indikator Disposisi Matematika dibatasi pada: a. Fleksibilitas Siswa mampu bersikap
fleksibel dalam menyelidiki gagasan
Matematika dan berusaha mencari beragam strategi memecahkan masalah b. Rasa percaya diri Siswa menunjukkan rasa percaya diri dalam belajar dan menyelesaikan masalah c. Reflektif Siswa dapat merefleksi hasil pemikiran dan kinerja d. Rasa ingin tahu Siswa menunjukan rasa keingintahuan terhadap Matematika. 4. Materi matematika yang diajarkan selama proses penelitian adalah materi Bangun Ruang sisi datar kelas VIII semester Genap di SMPN 5 Tangerang Selatan pada Tahun ajaran 2016/2017. 5. Pembelajaran konvensional yang dimaksud adalah pembelajaran yang biasa diterapkan disekolah, yaitu pembelajaran ekspositori
D. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah diatas, maka permasalahannya dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana Kemampuan berpikir tingkat tinggi Matematika siswa yang diajarkan dengan pembelajaran Selective Problem Solving? 2. Bagaimana Kemampuan berpikir tingkat tinggi Matematika siswa yang diajarkan dengan pembelajaran Konvensional?
10
3. Apakah Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Matematika siswa yang memperoleh pembelajaran Selective Problem Solving lebih tinggi dari kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Matematika siswa yang memperoleh pembelajaran Konvensional? 4. Bagaimana Disposisi Matematika siswa yang diajarkan dengan Pembelajaran Selective Problem Solving? 5. Bagaimana Disposisi Matematika siswa yang diajarkan dengan Pembelajaran konvensional? 6. Apakah Disposisi Matematika siswa yang memperoleh Pembelajaran Selective Problem Solving
lebih tinggi dari Disposisi Matematika
siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional ?
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas, Tujuan Penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Matematika siswa yang diajarkan dengan Pembelajaran Selective Problem Solving 2. Mendeskripsikan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Matematika siswa yang diajarkan dengan Pembelajaran konvensional 3. Membandingkan kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Matematika siswa yang diajarkan dengan Pembelajaran Selective Problem Solving dengan siswa yang memperoleh Pembelajaran konvensional 4. Mendeskripsikan Disposisi Matematika siswa yang diajarkan dengan Pembelajaran Selective Problem Solving 5. Mendeskripsikan Disposisi Matematika siswa yang diajarkan dengan Pembelajaran konvensional 6. Membandingkan Disposisi Matematika siswa yang diajarkan dengan pembelajaran
Selective
Problem
Solving
memperoleh Pembelajaran konvensional
dengan
siswa
yang
11
F. Kegunaan Penelitian 1. Bagi guru Penelitian ini dapat membuat guru memiliki alternatif Model Pembelajaran yang dapat meningkatkan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi dan Disposisi Matematika 2. Bagi siswa Penelitian ini dapat melatih siswa dalam meningkatkan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi dan Disposisi Matematika 3. Bagi peneliti Penelitian ini dapat dijadikan sebagai gambaran mengenai penerapan model pembelajaran Selective Problem Solving yang dilakukan peneliti, sehingga dapat memperbaiki kelemahan dan keterbatasan yang ada agar Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi dan Disposisi Matematika siswa dapat berkembang.
BAB II KAJIAN TEORETIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teoretik 1. Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Matematika a. Pengertian Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Matematika Menurut Herman “Matematika merupakan suatu ilmu yang berhubungan atau menelaah bentuk bentuk atau struktur struktur yang abstrak dan hubungan hubungan diantara hal hal itu”.1 Sejalan dengan pendapat diatas, James dalam kamus Matematikanya menyatakan bahwa “Matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep konsep berhubungan lainnya dengan jumlah yang banyak yang terbagi ke dalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis, dan geometri”.2 Berdasarkan pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa matematika merupakan ilmu yang berhubungan dengan bentuk abstrak untuk menyederhanakan suatu masalah dengan melibatkan pemahaman
antar
konsep yang berkaitan dengan bidang aljabar, analisis dan geometri. Menurut Peter Reason (1981) “berpikir (thinking) adalah proses mental seseorang yang lebih dari sekedar mengingat (Remembering) dan memahami (Comprehending)”.3 Selanjutnya menurut Garrett “Berpikir (thinking) adalah tingkah laku yang sering implisit dan tersembunyi dan biasanya dengan menggunakan simbol simbol (gambaran-gambaran, gagasan-gagasan dan konsep-konsep)”.4 Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa berpikir merupakan kegiatan dengan melibatkan kemampuan seseorang dalam menghubungkan pengetahuan yang telah
1
Herman Hudojo, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, (Malang: Universitas Negeri Malang, 2005), cet. 1, h. 103. 2 Hasratuddin, “Pembelajaran Matematika Sekarang dan yang akan datang berbasis Karakter”, Jurnal Didaktik Matematika, Vol. 1 No.2, 2014, h.30. 3 Wina Sanjaya, Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan, (Jakarta : Kencana media group, 2006), h. 230. 4 Abd. Rachman Abror, Psikologi pendidikan, (Yogyakarta : PT. Tiara Wacana Yogya, 1993), cet. 4, h. 125.
12
13
didapatkan sebelumnya dalam menghadapi
suatu masalah dengan
menggunakan gambaran atau konsep yang terkait. Terdapat beragam pendapat mengenai kemampuan berpikir tingkat tinggi (High Order Thinking). diantaranya Newman menyatakan bahwa: ”Higher order thinking is defined broadly as challenge and expanded use of the mind when a person must interpret, analyze, or manipulate information, because a question needs to be answered”.5 Kemampuan ini menuntut siswa untuk mengerahkan kemampuannya dalam menginterpretasikan, menganalisis
atau
memanipulasi
informasi
yang
diberikan
dalam
memecahkan sebuah masalah. Sejalan dengan Newman, Mc Loughlin dan Luca (2011) menyatakan bahwa “HOT means the capacity to go beyond the information given, to adopt a critical stance, to evaluate, to have metacognitive awarness and problem solving capacities”.6 HOT berarti kemampuan melampaui informasi yang diberikan untuk mengambil sikap kritis
untuk
mengevaluasi,
memiliki
kapasitas dalam kemampuan
metakognitif dan memecahkan masalah. Dalam Bukunya yang berjudul How to assess High order Thinking skills in your classroom, Susan M. Brookhart mendefinisikan High Order Thinking dapat dikelompokkan kedalam
tiga kategori, yaitu: (1) High
Order Thinking in the transfer category dimana kemampuan mentransfer ini membutuhkan siswa bukan hanya untuk mengingat apa yang mereka telah pelajari, tetapi juga membuat makna dengan menggunakan apa yang telah dipelajari. (2)High Order Thinking in Critical Thinking category melibatkan untuk berpikir kritis secara masuk akal, berpikir reflektif yang difokuskan untuk memutuskan apa yang dipercayainya. (3)High Order
5
Ghasempour, et al., Higher Order Thinking via Mathematical Problem Posing Tasks among Engineering Students, ASEAN Journal of Engineering Education, 2012, p.41. 6 Tri Widodo, Srikadarwati, “Higher Order Thinking Berbasis pemecahan masalah untuk meningkatkan hasil belajar berorientasi pembentukan siswa”, Jurnal Cakrawala Pendidikan, Vol. 22 No.1, 2013, h. 163.
14
Thinking in problem solving category dimana proses kemampuan berpikir tingkat tinggi terdapat pada proses pemecahan masalah.7 Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi (High Order Thinking) melibatkan kemampuan siswa dalam mengingat apa yang telah dipelajari, kemudian dapat berpikir secara kritis dan masuk akal untuk membuat suatu keputusan berdasarkan pertimbangan yang telah ditentukan sehingga dapat menyelesaikan masalah. kemampuan ini merupakan komponen yang terdapat didalam Taksonomi Bloom pada ranah kognitif. Dalam Taksonomi Bloom revisi kemampuan melibatkan analisis (C4), mengevaluasi (C5) dan mencipta (C6) dianggap berpikir tingkat tinggi. (Krathworl & Andrerson, 2001).8 Taksonomi Bloom yang telah direvisi melibatkan dua dimensi, yakni enam proses kognitif dan empat jenis pengetahuan.9 Kerangka Kerja Asli
Kerangka Kerja Revisi
Evaluasi
Mencipta
Sintesis Analisis
Mengevaluasi
Dimensi Pengetahuan: Faktual Conceptual Procedural metakognitif Proses kognitif
Menganalisis
Aplikasi
Mengaplikasikan
Pemahaman
Memahami
Pengetahuan
Mengingat
Bagan 2.1 Struktur Taksonomi oleh Anderson dan Krathwohl (2001)
7
Susan M. Brookhart, How to assess High order Thinking skills in your classroom, (Alexandria : ASCD, 2010), p. 3-4. 8 Dian Novianti, “Analisis kemampuan berpikir tingkat tinggi dengan gaya belajar tipe investigatif dalam pemecahan masalah matematika kelas VII di SMP N Kota Jambi”, Artikel ilmiah Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Universitas Jambi, April 2014, h.5 9 Wowo Sunaryo, Taksonomi Kognitif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012), cet.1, h.111.
15
Dengan adanya kerangka kerja Taksonomi yang telah direvisi menggunakan kata kerja diharapkan dapat membuat siswa menguasai kategori proses kognitif yang lebih kompleks sehingga dapat meningkatkan cara berpikir dalam menyelesaikan masalah. Tahapan proses Kognitif kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi yang disusun oleh Krathwohl dalam buku “A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing “diuraikan sebagai berikut:10 Kategori Menganalisis: menguraikan materi menjadi bagian bagian penyusunya dan menentukan hubungan antara bagian yang satu dengan yang lain
Mengevaluasi :
Tabel 2.1 Tahapan Proses Kognitif Proses Kognitif Membedakan
Mengorganis asikan
Menghubung kan
Memeriksa
Membuat penilaian berdasarkan kriteria dan Mengkritik standar
10
Definisi
membedakan, membedakan bagian memfokuska yang relevan yang tidak n relevan dari informasi yang disajikan menemukan menentukan bagaimana koherensi, elemen yang tepat mengintegras dalam ikan, struktur menguraikan mendekonstr Menentukan sudut uksi pandang, bias, nilai-nilai, atau maksud materi yang disampaikan mengkoordin asi, mendeteksi, memantau, menguji
Mendeteksi inkonsistensi dalam proses atau produk; mendeteksi efektivitas Prosedur yang sedang dilaksanakan
menilai
mendeteksi inkonsistensi antara hasil dan kriteria; mendeteksi kesesuaian prosedur untuk masalah yang diberikan
Rachel Patricia B. Ramirez dan 1Mildred S. Ganaden, Creative Activities and Students’ Higher Order Thinking Skills, Education Quarterly, 2008, Vol. 66 No. 1, p.24.
16
Mencipta : meletakan elemen secara bersamaan untuk membentuk satu kesatuan yang utuh atau fungsional; mereorganisasi elemen menjadi pola baru atau struktur
Membangkit kan Merencanaka n
Hipotesa
Memproduks i
Membangun
Merancang
mengemukakan hipotesa berdasarkan kriteria Merancang prosedur untuk mencapai beberapa tugas Menciptakan produksi
Berdasarkan tabel diatas, proses kognitif yang termasuk dalam kemampuan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skill) melibatkan proses menganalisis yaitu siswa mampu memecahkan informasi yang diberikan dan menghubungkan ide dengan konsep yang saling berkaitan, mengevaluasi masalah dengan menilai solusi yang tepat digunakan untuk mengambil keputusandan proses mencipta dimana siswa dapat menciptakan ide baru dalam menyelesaikan masalah. Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Matematika dapat membuat siswa lebih menggunakan pikirannya secara mendalam untuk memecahkan sebuah masalah matematika yang melibatkan bentuk abstrak seperti penggunaan simbol dan notasi Matematika melalui proses menganalisis masalah matematika, mengevaluasi solusi yang dipakai dalam memecahkan masalah matematika serta menciptakan solusi baru dalam menyelesaikan masalah matematika. Dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir Tingkat Tinggi Matematika merupakan kemampuan matematis yang melibatkan pemikiran secara mendalam
tentang
bentuk abstrak dengan melibatkan tiga
kemampuan, diantaranya: kemampuan dalam menemukan hubungan antar
17
konsep
yang dapat
dijadikan sebagai solusi pemecahan
masalah
(menganalisis); kemampuan siswa dalam melakukan penilaian terhadap solusi
yang
diambil
dalam
menyelesaikan
masalah
berdasarkan
pertimbangan tertentu (mengevaluasi) serta kemampuan mengembangkan kreatifitas siswa untuk menciptakan ide/gagasan baru dalam memecahkan masalah dengan mencari alternatif jawaban yang belum pernah ditemukan (mencipta).
b. Indikator Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Matematika Untuk mengukur bagaimana Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Matematika yang dimiliki siswa diperlukan indikator yang yang memadai dalam proses pembelajaran matematika. Rizki Amalia dalam Tesisnya mengemukakan Indikator Kemampuan berpikir tingkat tinggi sebagai berikut: 11 1) Analisis siswa mampu memeriksa kembali ketepatan hubungan dan interaksi antara unsur unsur dalam soal kemudian membuat keputusan sebagai penyelesaiannya. 2) Sintesis siswa mampu menyusun kembali elemen elemen masalah dan merumuskan suatu hubungan dalam penyelesaiannya 3) Evaluasi a) siswa mampu untuk mengkritik pembuktian b) siswa mampu untuk merumuskan dan memvalidasi generalisasi. Menurut Krathwohl (2002) dalam A revision of Bloom's Taxonomy: an overview - Theory Into Practice menyatakan bahwa indikator untuk
11
Rizki Amalia, “Penerapan Model Pembelajaran pembuktian untuk meningkatkan kemampuan berpikir Matematis tingkat tinggi siswa SMA,” Tesis pada Sekolah Pascasarjana UPI Bandung, Bandung, 2013, h.10, tidak dipublikasikan.
18
mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skill) meliputi: 12 1) Menganalisis a) Menganalisis informasi yang masuk dan membagi-bagi atau menstrukturkan informasi ke dalam bagian yang lebih kecil untuk mengenali pola atau hubungannya b) Mampu mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat dari sebua skenario yang rumit. c) Mengidentifikasi/merumuskan Pertanyaan 2) Mengevaluasi a) Memberikan penilaian terhadap solusi, gagasan, dan metodologi dengan menggunakan kriteria yang cocok atau standar yang ada untuk memastikan nilai efektivitas atau manfaatnya. b) Membuat hipotesis, mengkritik dan melakukan pengujian c) Menerima atau menolak suatu pernyataan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan 3) Mengkreasi a) Membuat generalisasi suatu ide atau cara pandang terhadap sesuatu b) Merancang suatu cara untuk menyelesaikan masalah c) Mengorganisasikan unsur-unsur atau bagian-bagian menjadi struktur baru yang belum pernah ada sebelumnya. Pada penelitian ini, indikator kemampuan berpikir tingkat tinggi dengan dibatasi pada : 1) Menganalisis Siswa mampu menganalisis informasi yang masuk dan membagi bagi atau menstrukturkan informasi untuk mengenali hubungannya
12
Lewy dkk, “Pengembangan soal untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi pokok bahasan barisan dan deret bilangan dikelas IX Akselerasi SMP Xaverius Maria Palembang”, Jurnal pendidikan matematika, Vol.3 No.2, 2009 , h.16
19
2) Mengevaluasi Siswa mampu memberikan penilaian terhadap solusi atau gagasan dengan menggunakan kriteria yang cocok atau standar yang ada untuk memastikan nilai efektivitas atau manfaatnya 3) Mencipta Siswa mampu mengorganisasikan unsur-unsur atau bagian-bagian menjadi struktur baru dalam menyelesaikan masalah.
2. Disposisi Matematika a. Pengertian Disposisi matematika Katz mendefinisikan Disposisi sebagai kecenderungan untuk berperilaku secara sadar (consciously), teratur (frequently), dan sukarela (voluntary) untuk mencapai tujuan tertentu.13 Sejalan dengan pendapat diatas, Utari Sumarmo mengungkapkan bahwa “Disposisi matematika (mathematical dispotition) yaitu keinginan, kesadaran, kecenderungan dan dedikasi yang kuat pada peserta didik untuk berpikir dan berbuat dengan cara
yang
positif”.14
Berdasarkan
pemaparan
diatas,
Disposisi
mencerminkan sikap seseorang dalam berperilaku dengan mengarah kepada cara yang positif. Dalam upaya merespons dan mencari solusi masalah terutama masalah yang kompleks diperlukan disposisi yang kuat dan perilaku cerdas. Costa menamakan disposisi yang kuat dan perilaku cerdas dengan istilah kebiasaan berfikir (habits of mind). Ia mengidentifikasi kebiasaan berpikir ketika individu merespons masalah secara cerdas sebagai berikut:15 1) Bertahan atau pantang menyerah 2) Mengatur kata hati 3) Mendengarkan pendapat orang lain dengan rasa empati 4) Berpikir luwes 13
Mahmudi, op.cit., h.5. Utari Sumarmo, “Pendidikan Karakter Serta Pengembangan Berpikir dan Disposisi Matematik dalam Pembelajaran Matematika,” Makalah disampaikan Pada Seminar Pendidikan Matematika di Nusa Tenggara, 25 Februari 2012, h.5. 15 Ibid., h.7-8 14
20
5) Berpikir metakognitif yang berarti berpikir apa yang sedang difikirkan 6) Berusaha bekerja teliti dan tepat 7) Bertanya dan mengajukan masalah secara efektif 8) Memanfaatkan pengalaman lama dalam membentuk pengetahuan baru 9) Berpikir dan berkomunikasi secara jelas dan tepat 10) Memanfaatkan indera dalam mengumpulkan dan mengolah data 11) Mencipta, berkhayal dan berinovasi 12) Bersemangat dalam merespons 13) Berani bertanggung jawab dan menghadapi resiko Disposisi matematika melibatkan minat siswa , rasa ingin tahu serta tekun dalam mempelajari matematika. Karena aspek aspek tersebut memegang peranan penting dalam pembelajaran matematika, seperti sikap meminati ilmu matematika dapat membuat siswa lebih mendalami ilmu matematika.
Menurut
Kilpatrick,
Swafford
dan
Findell,
Disposisi
Matematik disebut juga Productive disposition (sikap produktif) yakni tumbuhnya sikap positif serta kebiasaan untuk melihat matematika sebagai sesuatu yang logis, berguna dan berfaedah.16 Sejalan
dengan
pendapat
Kilpattrick,
Pearson
Education
mengungkapkan disposisi matematis mencakup minat yang sungguhsungguh (genuine interest) dalam belajar matematika, kegigihan untuk menemukan solusi masalah, kemauan untuk menemukan solusi atau strategi alternatif, dan apresiasi terhadap matematika dan aplikasinya pada berbagai bidang. Selanjutnya, Menurut NCTM (Pearson Education, 2000), disposisi matematis mencakup kemauan untuk mengambil risiko dan mengeksplorasi solusi masalah yang beragam, kegigihan untuk menyelesaikan masalah yang menantang, mengambil tanggung jawab untuk merefleksi pada hasil kerja, mengapresiasi kekuatan komunikasi dari bahasa matematika, kemauan untuk bertanya dan mengajukan ide-ide matematis lainya, kemauan untuk mencoba cara berbeda untuk mengeksplorasi konsep-konsep matematis,
16
Ibid., h.3
21
memiliki kepercayaan diri terhadap kemampuannya, dan memandang masalah sebagai tantangan. 17 Berdasarkan pemaparan diatas, Disposisi Matematis melibatkan sikap yang dimiliki siswa terhadap pembelajaran Matematika. hal ini dapat mencerminkan kepribadian dan kegigihan siswa dalam menghadapi masalah, karena dengan adanya sikap, dapat dijadikan tolak ukur kemampuan yang dimiliki untuk mengajukan ide matematis. Permana (2010) menyatakan bahwa disposisi matematis siswa dikatakan baik jika siswa tersebut menyukai masalah-masalah yang merupakan tantangan serta melibatkan dirinya secara langsung dalam menemukan/menyelesaikan masalah. Selain itu siswa merasakan dirinya mengalami proses belajar saat menyelesaikan tantangan tersebut.18 dengan siswa selalu menyukai masalah matematika, siswa tersebut memiliki disposisi terhadap matematika yang tinggi, karena siswa selalu tertantang dalam mengerjakan masalah matematika. Menurut Merz pengajaran dan diposisi matematis harus mendapat perhatian, karena keduanya sangat penting, sehingga perlu mengeksplorasi aspek pengembangan tersebut. Peran dan persepsi guru memainkan peran penting dalam rangka mengembangkan diposisi matematis siswa.19 Kemandirian belajar dan disposisi Matematik termuat sikap positif yang mendukung tumbuhnya budaya dan karakter siswa yaitu: sikap kritis, kreatif dan cermat, objektif dan terbuka, rasa percaya diri , fleksebel, tekun, curiousity, menunjukan minat belajar, menilai diri sendiri, berapresiasi terhadap kutur, nilai, dan keindahan Matematika, berfikir metakognitif, serius dan bergairah dalam belajar, gigih, dan berbagi pendapat dengan orang lain.20
17
Mahmudi, op. cit, h.6 Berta Sefalianti, Penerapan Pendekatan Inkuiri Terbimbing Terhadap Kemampuan Komunikasi dan Disposisi Matematis Siswa , Jurnal Pendidikan dan Keguruan, Vol. 1 No. 2, 2014, h.13. 19 Sukamto, op.cit, h.93 20 Ibid., h..3 18
22
Suhendra menjelaskan bahwa seseorang yang memiliki disposisi produktif melakukan beberapa hal seperti: 21 1) Memandang ideatau gagasan matematika 2) Sebagai sesuatu yang benar, 3) meyakini bahwa matematika selalu bermanfaat 4) baik untuk diri sendiri maupun bidang lain bila kita memanfaatkanya dengan baik dan benar 5) berusaha untuk lebih menguasai dan memahami matematika Dapat disimpulkan bahwa disposisi matematika merupakan sikap positif
yang dimiliki
siswa terhadap matematika sehingga dapat
menumbuhkan minat dalam mempelajari matematika serta adanya keinginan untuk menggunakan konsep matematika kedalam masalah nyata yang akan membuat siswa lebih memaknai matematika.
b. Indikator Disposisi Matematika Untuk mengukur bagaimana Disposisi Matematika yang dimiliki siswa diperlukan indikator yang yang memadai dalam proses pembelajaran matematika. Indikator disposisi matematika yang dipaparkan dalam National Council of Teacher Mathematics menjelaskan bahwa untuk menilai disposisi matematik siswa dapat dilihat dari tujuh komponen indikator berikut:22 1) Percaya diri menggunakan matematika untuk menyelesaikan masalah, mengkomunikasikan ide-ide matematis, dan memberikan argumentasi. 2) Berpikir Fleksibel dalam mengeksplorasi ide-ide matematis dan mencoba metode alternatif dalam menyelesaikan masalah. 3) Gigih dalam mengerjakan tugas Matematika. 4) Berminat, memiliki keingintahuan (curiosity), dan memiliki daya cipta (inventiveness) dalam aktivitas bermatematika. 5) Memonitor dan merefleksi pemikiran dan kinerja. 21
Sukamto, loc.cit. Mahmudi, op. cit, h.6
22
23
6) Menghargai aplikasi matematika pada disiplin ilmu lain atau dalam kehidupan sehari-hari. 7) Mengapresiasi peran matematika sebagai alat dan sebagai bahasa. Selanjutnya, Polking merinci disposisi matematik dalam indikator:23 1) Rasa percaya diri, memecahkan masalah, memberi alasan dan mengkomunikasikan gagasan. 2) Bersifat fleksibel dalam menyelidiki gagasan matematik dan berusaha mencari beragam strategi memecahkan masalah. 3) Bersifat tekun menunjukkan minat dan rasa ingin tahu. 4) Cenderung memonitor, berpikir metakognitif. 5) Menerapkan matematika dalam bidang studi lain dan masalah sehari-hari. 6) Menunjukkan apresiasi peran matematika dalam kultur dan nilai, matematika sebagai alat, dan sebagai bahasa. Syaban (2010) menyatakan bahwa untuk mengukur disposisi matematis indikator yang digunakan adalah sebagai berikut : 1) Menunjukkan gairah/antusias dalam belajar matematika 2) Menunjukkan perhatian yang serius dalam belajar matematika 3) Menunjukkan kegigihan dalam menghadapi permasalahan 4) Menunjukkan rasa percaya diri dalam belajar dan menyelesaikan masalah 5) Menunjukkan rasa ingin tahu yang tinggi 6) Menunjukkan kemampuan untuk berbagi dengan orang lain Dengan mengacu pada pernyataan diatas, Pada penelitian ini indikator yang akan ditingkatkan pada kemampuan Disposisi matematika adalah sebagai berikut: 1) Fleksibilitas Siswa mampu bersikap fleksibel dalam menyelidiki gagasan Matematika dan berusaha mencari beragam strategi memecahkan masalah 2) Rasa percaya diri
23
Lisda Qodariyah dan Euis Eti Rohaeti, “Mengembangkan Kemampuan komunikasi dan Disposisi Matematik siswa SMP melalui Discovery Learning”, Jurnal Ilmiah Program Studi Matematika, Vol. 4, No.2, 2015, h.238-239.
24
Siswa menunjukkan rasa percaya diri dalam belajar dan menyelesaikan masalah 3) Reflektif Siswa dapat merefleksi hasil pemikiran dan kinerja 4) Rasa ingin tahu Siswa menunjukan rasa keingintahuan terhadap Matematika.
Menurut Carr, disposisi dan kemampuan adalah dua hal yang berbeda. Bila ada dua siswa yang mempunyai potensi kemampuan sama, tetapi memiliki Disposisi berbeda, diyakini akan menunjukkan kemampuan yang berbeda. Siswa yang memiliki disposisi tinggi akan lebih gigih, tekun, dan berminat untuk mengeksplorasi hal-hal baru. Hal ini memungkinkan siswa tersebut memiliki pengetahuan lebih dibandingkan siswa yang tidak menunjukkan perilaku demikian. Pengetahuan inilah yang menyebabkan siswa memiliki kemampuankemampuan tertentu.24
3. Model pembelajaran Selective Problem Solving a. Pengertian model pembelajaran Selective Problem Solving Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau pemebelajaran tutorial. Hal ini sesuai dengan pendapat Joyce bahwa”Each model guides us as we design instruction to help students achieve various objectives”.25 Dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran merupakan suatu perencanaan secara terstruktur yang digunakan untuk berlangsungnya proses
Kegiatan
Belajar
Mengajar
(KBM),
dimana
pada
model
pembelajaran tersebut memuat tindakan yang akan membantu peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Model Selective Problem Solving diperkenalkan oleh Ugur Sak pada tahun 2011, model ini bertujuan dalam mengembangkan kemampuan 24
Mahmudi, Op. Cit., h. 6-7 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu Konsep, strategi dan implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2010), cet.2, h.51. 25
25
berpikir kreatif dan pemecahan masalah dengan menggunakan analogi, wawasan dan berpikir dengan cara menyeleksi (selektif) serta memperkaya pengetahuan karena mentransfer pengetahuan yang telah dimiliki kedalam situasi masalah yang berbeda.26 Komponen selektif pada model ini meliputi selective encoding, selective combination dan selective comparison. Komponen Selective encoding melibatkan dalam menyeleksi informasi relevan dari informasi yang tidak relevan. Selective combination melibatkan kombinasi fakta dan ide kedalam informasi yang relevan dan terintegrasi secara menyeluruh. Selective comparison melibatkan informasi yang baru diperoleh dengan informasi yang diperoleh masa lalu.27 Dalam memahami masalah, kegiatan selektif diperlukan sebelum merencanakan solusi penyelesaian masalah dengan menyeleksi informasi yang diperlukan dan yang tidak diperlukan dalam menyelesaikan masalah. Kegiatan selektif juga diperlukan siswa dalam membangun kombinasi terhadap unsur matematika yang relevan dalam memecahkan masalah. selain itu, dalam memilih analogi diperlukan pemikiran yang selektif untuk menemukan analogi (Analogous simple problem) yang sesuai dengan masalah target (Target Problem) sehingga dapat membantu siswa dalam menemukan solusi yang tepat dalam menyelesaikan masalah Matematika. Dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Selective Problem Solving (SPS) adalah model pembelajaran yang mementingkan proses meyeleksi dalam memilih informasi yang relevan terkait dengan masalah yang dihadapi sehingga dapat membuat keputusan yang tepat dalam memecahkan masalah serta dapat mengembangkan kemampuan dalam berpikir kreatif melalui pemikiran yang analogis.
26
Bal-Sezerel. loc.cit. Ibid., p.73.
27
26
b. Tahapan Model Pembelajaran Selective Problem Solving (SPS) Tahapan pada proses pembelajaran model Selective Problem Solving adalah sebagai berikut: 28 1) Definition of the Target Problem Pada tahap ini untuk dapat mendefinisikan masalah, siswa harus dapat memahami masalah dan mengetahui komponen yang terlibat dalam masalah. Ada dua jenis kode yang bekerja pada tahap ini, yaitu: Mendeskripsikan dan menginterpretasikan bagian dari masalah serta menyeleksi (memilih) informasi yang relevan dari yang tidak relevan . 2) Identification of the source problem Siswa mengidentifikasi masalah dengan memilih masalah analogi sederhana (Simple Analogous problem) yang memiliki kesamaan pada masalah Target (Target Problem) dan solusi dari masalah analogi sederhana tersebut dapat digunakan dalam pemecahan masalah target (Target Problem). 3) Solution of the target problem Setelah siswa mengidentifikasi dengan memilih masalah analogi yang benar, kemudian siswa diarahkan untuk membuat perbandingan yang benar antara masalah target (Target Problem) dan masalah analogi sederhana(Simple Analogous problem). Kemudian siswa diarahkan untuk mentransfer pengetahuan mereka untuk memecahkan masalah target (target problem). 4) Construction of an original problem Karakteristik mendasar dari tahap ini adalah mentransfer analogi dan pembaharuan
masalah siswa yang diharapkan untuk mengembangkan
kemampuan siswa. Pertama, siswa harus membangun masalah analogi dan masalah target yang disajikan kepada mereka di awal pemecahan aktivitas masalah. Kedua, masalah ini harus baru untuk mereka atau lebih berkembang dari pada masalah Target (Target Problem).
28
Ibid., p.73-78
27
5) Solution of the original problem Pada tahap ini pengalaman analogi yang telah diraih dalam menemukan solusi pada masalah analogi sederhana (Simple Analogious problem) dan masalah target (Target Problem) ditransfer untuk menemukan solusi pengembangan masalah baru 6) Reflection Tujuan dari tahap ini adalah belajar dari pengalaman untuk pengembangan lebih lanjut. Pada Tahap ini, siswa mengevaluasi prosedur pemecahan masalah yang mereka lakukan dari tahap pertama sampai tahap kelima dan pengalaman yang mereka dapatkan selama tahap ini dapat mencerminkan pada pemikirannya. Berdasarkan tahapan model Selective Problem Solving diatas, maka penerapan model Selective Problem Solving yang akan diajarkan dalam pembelajaran matematika pada Penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Definition of the target Problem siswa mendefinisikan masalah target (masalah 1) yang diberikan. 2) Identification of the source problem siswa menngidentifikasikan masalah dengan cara memilih masalah analogi (simple Analogous Problem) yang memiliki kesamaan dengan target masalah (target problem) dan menyelesaikan masalah analogi tersebut. 3) Solution of the target problem Siswa Guru mengawasi Siswa menyelesaikan masalah target (Target Problem) dengan menggunakan solusi yang sama pada pemecahan masalah analogi sebelumnya. 4) Construction of an original problem siswa diberikan masalah baru (masalah 2) yang merupakan pengembangan dari masalah target (masalah 1) 5) Solution of the original problem Siswa menyelesaikan masalah baru (masalah 2)
28
6) Reflection Siswa bersama guru merefleksikan tahapan proses pemecahan masalah yang telah dilalui dengan cara memeriksa kembali prosedur dalam memecahkan masalah.
4. Model Pembelajaran Konvensional Pembelajaran Konvensional kurang melibatkan aktifitas siswa. Siswa hanya menerima pembelajaran dan tidak terlibat untuk menemukan konsep. Guru hanya ceramah dan siswa tidak terlibat untuk menemukan konsep. Pembelajaran Konvensional yang dipakai dalam penelitian ini menggunakan Model Ekspositori. Prosedur pembelajaran Ekspositori, yaitu:29 a. Persiapan (Preparation) Langkah persiapan berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk menerima pelajaran. b. Penyajian (presentation) Langkah penyajian adalah langkah penyampaian materi pelajaran sesuai dengan persiapan yang telah dilakukan. c. Korelasi (Correlation) Langkah korelasi adalah langkah menghubungkan pengalaman siswa atau dengan hal hal lain yang memungkinkan siswa dapat menangkap keterkaitanya dalam struktur pengetahuan yang telah dimilikinya. d. Menyimpulkan (generalization) Menyimpulkan adalah tahapan untuk memahami inti (core) dari materi pelajaran yang telah disajikan. e. Mengaplikasikan (application) Teknik yang biasa yang dilakukan pada langkah ini diantaranya pertama, dengan membuat tugas yang relevan dengan materi yang disajikan. Kedua, dengan memberikan tes yang sesuai dengan materi pelajaran yang telah disajikan.
29
Sanjaya, op. cit., h.185-190
29
Berdasarkan langkah langkah pembelajaran ekspositori diatas, maka langkah pembelajaran ekspositori yang diterapkan pada pembelajaran matematika dalam penelitian adalah sebagai berikut: a. Persiapan (Preparation) Guru mempersiapkan siswa dan menentukan materi yang akan diajarkan. b. Penyajian (presentation) Guru memberikan materi matematika kepada siswa. c. Korelasi (Correlation) Guru menghubungkan pengalaman siswa dengan konsep yang diajarkan agar siswa dapat menangkap keterkaitanya dalam struktur pengetahuan yang telah dimilikinya. d. Menyimpulkan (generalization) Guru menyimpulkan materi yang telah diajarkan. e. Mengaplikasikan (application) Guru
memberikan tes yang sesuai dengan materi pelajaran yang telah
disampaikan.
B. Penelitian yang relevan 1. Penelitian yang dilakukan Dian Novianti pada tahun 2014 mengenai kemampuan berpikir tingkat tinggi pada “Analisis kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa dengan gaya belajar tipe investigatif dalam pemecahan masalah matematika kelas VII di SMPN 10 Kota Jambi.” Penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa dengan gaya belajar tipe investigatif berada dalam kategori sedang dengan nilai rata rata 50 %.30 2. Penelitian yang dilakukan Hamdan Sugilar pada tahun 2013 mengenai Kemampuan Disposisi matematika pada “Meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan
disposisi matematik siswa Madrasah Tsanawiyah
melalui pembelajaran Generatif”. Pada penelitian ini memberikan kesimpulan 30
bahwa:
Novianti, op. cit., h. 9
Disposisi
matematik
siswa
yang
mengikuti
30
pembelajaran matematika melalui pembelajaran generatif lebih baik daripada siswa yang mengikuti pembelajaran matematika secara konvensional. Disposisi matematik kelas eksperimen termasuk pada kategori sedang sedangkan kelas kontrol termasuk kategori sangat rendah. Terdapat asosiasi antara kemampuan berpikir kreatif matematik dengan disposisi matematik. Kategori asosiasi antara kemampuan berpikir kreatif matematik dengan disposisi matematik termasuk pada kategori tinggi sebesar 0,68. 31 3. Penelitian yang dilakukan Rezky Bagus Pambudiarso, Scolastika Mariani dan Ardhi Prabowo tahun 2015 mengenai model pembelajaran Selective Problem Solving pada “Komparasi kemampuan pemecahan masalah Materi Geometri antara Model SPS dan model SPS dengan Hands on activity”. Penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa hasil tes kemampuan pemecahan masalah siswa kelas VIII yang memperoleh pembelajaran model Selective Problem Solving (SPS) dapat mencapai nilai ketuntasan, hasil tes kemampuan pemecahan masalah siswa kelas VIII yang memperoleh pembelajaran model SPS dengan Hands on activity dapat mencapai nilai ketuntasan, terdapat perbedaan rata rata hasil tes kemampuan
pemecahan
masalah
antara
siswa
yang
menerima
pembelajaran model SPS, model SPS dengan Hands on activity dan pembelajaran konvensional.32
C. Kerangka Berpikir Kemampuan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skill) dan diposisi
matematika
merupakan
komponen
penting
dalam
proses
pembelajaran, dengan kemampuan berpikir tingkat tinggi dapat melatih siswa pada proses kognitif yang melibatkan kemampuannya dalam memecahkan 31
Hamdan Sugilar, “Meningkatkan kemampuan berpikir Kreatif dan Disposisi Matematik siswa Madrasah Tsanawiyah melalui pembelajaran Generatif”, Jurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol.2 No.2, September 2013, h.166 32 Rezky Bagus,dkk., “Komparasi kemampuan pemecahan masalah Materi Geometri antara Model SPS dan model SPS dengan Hands on activity”, jurnal matematika kreatif inovatif FMIPA Universitas Negeri Semarang, 2016, h.8.
31
masalah dengan menggunakan pemikiran yang terstruktur. Mengacu pada aspek kognitif dalam Taksonomi Bloom yang telah di revisi oleh Karthwohl , kemampuan berpikir tingkat tinggi terdapat pada tahap menganalisis, mengevaluasi dan mencipta. Selain aspek kognitif, diperlukan juga disposisi matematika yang melibatkan sikap siswa selama mengikuti pembelajaran diantaranya memiliki sikap keingintahuan terhadap matematika, rasa percaya diri dalam menyelesaikan masalah matematika, mampu menunjukan beragam strategi
dalam
menyelesaikan
masalah
serta
dapat
merefleksikan
pembelajaran matematika yang telah dilakukan. Pada kenyataannya kemampuan berpikir tingkat tinggi dan disposisi matematika di Indonesia sangat rendah. Ini terbukti dari hasil TIMSS dan PISA mengenai kemampuan matematis siswa Indonesia yang tergolong rendah, selain itu hasil TIMSS juga menyebutkan bahwa siswa Indonesia memiliki rasa ketertarikan terhadap matematika yang masih tergolong rendah. Hal tersebut dapat dijadikan sebagai dasar kualitas disposisi matematika yang dimiliki siswa Indonesia. Dalam mengatasi kemampuan berpikir tingkat tinggi dan disposisi matematika yang masih tergolong rendah ini, pada kelas ekperimen diajarkan model Selective Problem Solving (SPS). Model pembelajaran Selective Problem Solving (SPS) memiliki enam tahapan, yaitu: (1) Definition of the target Problem (2) identification of the source problem (3) solution of the target problem (4) construct an Original problem; (5) Solution an Original Problem ; (6) Reflection. Tahap pertama, Definition of the target Problem yaitu guru memberikan masalah target (Target Problem) dan siswa diarahkan untuk mendefinisikan masalah tersebut. pada tahap ini kemampuan dalam menganalisis diperlukan untuk memfokuskan masalah yang diberikan. Tahap kedua, identification of the source problem yaitu siswa mengidentifikasikan masalah dengan cara menyelesaikan dan memilih masalah analogi (simple Analogous Problem) yang memiliki kesamaan dengan unsur masalah target
yang melibatkan kemampuan dalam
32
menghubungkan masalah dengan konsep yang yang sesuai dan menilai kecocokan analogi masalah yang akan digunakan dalam memecahkan masalah, selain itu pada tahap ini akan memunculkan disposisi matematika antara lain: sikap fleksibel pada siswa dalam memilih masalah analogi yang sesuai; rasa percaya diri dalam mengambil masalah analogi dan rasa ingin tahu terhadap penyelesaian masalah analogi, karena materi sebelumnya digunakan kembali dalam menyelesaikan masalah analogi. Tahap ketiga, solution of the target problem yaitu siswa dapat memecahkan masalah target dengan menggunakan solusi yang sama pada penyelesaian masalah analogi. pada tahap ini kemampuan siswa diarahkan dalam menilai atau mengkritik solusi yang digunakan pada masalah analogi untuk digunakan kembali dalam menyelesaikan masalah target dan memunculkan sikap keingintahuan terhadap matematika karena siswa tertantang untuk mencoba menerapkan kembali solusi yang telah digunakan sebelumnya. Tahap keempat, construct an Original problem yaitu siswa diarahkan dalam mengembangkan kemampuannya, karena diberikan masalah baru yang merupakan pengembangan dari masalah sebelumnya. Pada tahap ini siswa dilatih dalam menguraikan informasi yang diketahui dan menghubungkan informasi dengan konsep yang relevan. Tahap kelima, Solution an Original Problem yaitu dimana siswa menyelesaikan masalah baru yang merupakan pengembangan masalah sebelumnya. pada tahap ini, membutuhkan kemampuan siswa dalam mencari atau gagasan baru dalam menyelesaikan masalah. Tahap keenam, Reflection yaitu Siswa merefleksikan penyelesaian masalah yang telah dilakukan mulai dari tahap pertama sampai dengan kelima. Pada tahap ini siswa dapat memeriksa dan menilai prosedur pemecahan masalah serta merefleksi pembelajaran matematika yang telah dilakukan.
33
Pada kelas kontrol diajarkan dengan menggunakan model konvensional, yakni model ekspositori dengan lima tahapan, yakni: preparation, presentation, correlation, generalization dan application. Tahap pertama, Preparation yaitu tahap mempersiapkan materi yang akan diajarkan. Tahap ini siswa diharapkan dapat memiliki rasa ingin tahu terhadap matematika, karena persiapan materi dapat dilakukan dengan menggunakan sebuah media pembelajaran matematika yang akan membuat siswa fokus dalam menerima pelajaran. Tahap kedua, Presentation yaitu tahap menyajikan materi untuk siswa. Pada tahap ini siswa diharapkan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi karena penyajian materi dilakukan dengan menarik perhatian siswa. Tahap ketiga, Correlation yaitu tahap dimana siswa menghubungkan pengalamanya kedalam materi yang diajarkan. Pada tahap ini kemampuan siswa dilatih dalam mengembangkan kemampuan menganalisis karena mampu menghubungkan pengalaman yang terjadi disekitarnya kedalam struktur pengetahuan yang diraih serta dapat mengembangkan rasa keingintahuan terhadap Matematika, karena Matematika bermanfaat bagi kehidupannya. Tahap keempat, Generalization yaitu tahap dimana siswa menarik kesimpulan setelah dilakukan proses pembelajaran, pada tahap ini kemampuan siswa dilatih untuk menguraikan pengetahuan yang dimiliki agar membentuk suatu konsep sesuai materi yang diajarkan. Tahap kelima, Application yaitu tahap dimana siswa menerapkan pengetahuan yang dimiliki. Pada tahap ini kemampuan siswa yang akan dikembangkan yakni kemampuannya dalam menganalisis masalah karena dengan adanya proses menganalisis siswa dapat mengetahui informasi yang diperlukan atau yang tidak diperlukan dalam menyelesaikan masalah, kemudian dapat melatih kemampuan siswa dalam menilai suatu solusi yang tepat untuk digunakan serta dapat melatih kemampuan dalam membuat gagasan baru dalam menyelesaikan masalah. Pada tahap ini, disposisi Matematika juga dapat dikembangkan diantaranya sikap fleksibilitas dimana
34
siswa dapat menggunakan cara apa saja yang sesuai dengan konteks masalah selain itu, rasa percaya diri diharapkan meningkat karena siswa dilatih secara mandiri
dalam
menyelesaikan
masalah
serta
sikap
reflektif
dapat
dikembangkan karena dapat melihat sejauhmana kemampuan yang dimiliki siswa dalam menyelesaikan masalah. uraian tersebut dapat direpresentasikan melalui bagan berikut. Masalah Rendahnya kemampuan berpikir tingkat tinggi dan disposisi matematika siswa
Tahap pembelajaran SPS: Definition of the target Problem identification of the source problem solution of the target problem construct an Original problem Solution an Original Problem Reflection
Tahap pembelajaran Ekspositori:
Preparation Kemampuan berpikir tingkat tinggi Matematika
presentation
Menganalisis Mengevaluasi Mencipta
generalization
Disposisi Matematika Fleksibelitas Rasa percaya diri Reflektif Rasa ingin tahu
Bagan 2.2 Kerangka Berpikir
Correlation Application
35
D. Hipotesis penelitian Berdasakan teori serta kerangka berpikir yang telah dijelaskan, maka penulis dapat membuat hipotesis penelitian sebagai berikut: 1. Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Matematika siswa yang memperoleh pembelajaran Selective Problem Solving
lebih tinggi dari kemampuan
Berpikir Tingkat Tinggi Matematika siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional 2. Disposisi Matematika siswa Problem Solving
yang memperoleh pembelajaran Selective
lebih tinggi dari Disposisi Matematika siswa yang
memperoleh pembelajaran konvensional
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMPN 5 Tangerang Selatan yang beralamat di jalan Prima Barat No. 59 Komplek Pondok Kacang Prima Pondok Aren dan dilaksanakan pada semester genap Tahun ajaran 2016/2017 di Bulan Maret sampai dengan bulan Mei. B. Metode dan Desain Penelitian Jenis Penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian kuantitatif dengan metode kuasi Eksperimen. Metode ini mempunyai kelas eksperimen dan kelas kontrol, dimana kelas eksperimen merupakan kelas yang pembelajarannya menggunakan Model Selective Problem Solving (SPS) sedangkan kelas kontrol pembelajarannya menggunakan model pembelajaran konvensional (Ekspositori). Desain Penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini berbentuk posttest-Only control design yang digambarkan sebagai berikut. Tabel 3.1 Posttest – Only Control Design Kelompok Perlakuan Posttest E dan K dan Keterangan : E K
: Kelompok Eksperimen : Kelompok Kontrol : Tes Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Matematika : Tes disposisi Matematika : Pembelajaran Model Selective Problem Solving : Pembelajaran Model Ekspositori Sebelum memberikan tes Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi dan
Disposisi matematika siswa, langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan proses pembelajaran pada kedua kelas tersebut. untuk kelas 36
37
eksperimen, pembelajarannya menggunakan Model Selective Problem Solving
(SPS).
menggunakan
Sedangkan model
untuk
Konvensional
kelas
kontrol
yaitu
pembelajarannya
dengan
Pembelajaran
Ekspositori. Pada penelitian ini, peneliti akan menguji kemampuan berpikir tingkat tinggi dan disposisi matematika siswa, kemudian membandingkan hasil tes
antara siswa yang diajar dengan menggunakan model
pembelajaran Selective Problem Solving dan yang diajarkan dengan menggunakan model konvensional. Jika terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, maka perlakuan yang diberikan berpengaruh secara signifikan. C. Populasi dan Teknik Pengambilan sampel Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMPN 5 Tangerang Selatan dan populasi terjangkaunya adalah seluruh siswa kelas VIII. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik Cluster Random Sampling, yaitu dengan mengambil dua dari sembilan kelas VIII, selanjutnya dari dua kelas yang terpilih di tentukan sebagai kelas eksperimen dan kontrol. Selanjutnya terpilih kelas VIII 4 sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII 2 sebagai kelas kontrol. D. Instrumen Penelitian 1. Instrumen Tes Instrument Tes ini terdiri dari 5 butir soal uraian mengenai Bangun Ruang sisi Datar yang memuat tiga aspek untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi Matematika dengan indikator menganalisis, mengevaluasi dan mencipta. Adapun kisi kisi tes Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Matematika disajikan dalam tabel 3.2 berikut:
38
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Matematika Indikator Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Matematika Menganalisis Menganalisis
unsur
yang
tepat
No. Soal dalam 1a
menentukan rumus penyusunan kubus Menganalisis
unsur
yang
tepat
dalam 1b
menentukan jumlah susunan kubus Menganalisis ukuran limas yang berada didalam 2 balok untuk menyelesaikan volume diluar limas Menganalisis rasio
panjang,lebar dan tinggi 3
balok untuk menyelesaikan masalah volume balok Mengidentifikasi unsur unsur yang diketahui 4a untuk menentukan sebuah bangun ruang Menganalisis ukuran Prisma yang diketahui 7b dalam menentukan volume prisma Menganalisis Mengkritik ketidaksesuaian antara hasil dan 6 kriteria yang telah ditentukan berkaitan dengan volume Prisma Mencipta
Membuat model jaring
jaring
prisma yang 5
telah ditentukan Membuat model Bangun Ruang sesuai kriteria 4b yang telah ditentukan Membuat sketsa Prisma yang telah ditentukan 7a ukurannya.
Untuk memperoleh data kemampuan berpikir tingkat tinggi Matematika digunakan Rubrik penskoran yang diaptasi dari Ulfa
39
Luthfiana 1 . Adapun Rubrik penilaian tes Kemampuan Berpikir tingkat
tinggi Matematika pada penelitian ini disajikan dalam Tabel 3.3 sebagai berikut: Tabel 3.3 Rubrik Penilaian Tes Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Matematika Indikator Menganalisis
Skor 4
3
2
Mengevaluasi
1 4 3 2 1
Mencipta
4
3
2
1
1
Kriteria Mengurai informasi yang diketahui dan menentukan alasanya secara masuk akal dan mengarah pada jawaban yang tepat berkaitan dengan bangun ruang Mengurai informasi yang diketahui dan menentukan alasanya secara masuk akal dan mengarah pada jawaban yang kurang tepat berkaitan dengan bangun ruang Mengurai informasi yang diketahui dalam menentukan alasanya secara tidak masuk akal berkaitan dengan bangun ruang Tidak mampu melakukan analisa sama sekali Mampu mengkritik, memutuskan atau menilai suatu gagasan berkaitan dengan bangun ruang secara tepat Kurang mampu mengkritik, memutuskan atau menilai suatu gagasan berkaitan dengan bangun ruang secara tepat Tidak mampu mengkritik, memutuskan atau menilai suatu gagasan berkaitan dengan bangun ruang secara tepat Tidak mampu mengkritik, memutuskan atau menilai suatu gagasan berkaitan dengan bangun ruang sama sekali Mampu menciptakan karya dengan memadukan unsur unsur menjadi suatu yang utuh, dan baru berkaitan dengan bangun ruang serta mengarah pada jawaban yang tepat Mampu menciptakan karya dengan memadukan unsur unsur menjadi suatu yang utuh, dan baru berkaitan dengan bangun ruang serta mengarah pada jawaban yang kurang tepat Kurang Mampu menciptakan karya dengan memadukan unsur unsur menjadi suatu yang utuh, dan baru berkaitan dengan bangun ruang Tidak Mampu menciptakan karya dengan memadukan unsur unsur menjadi suatu yang utuh, dan baru berkaitan dengan bangun ruang sama sekali
Ulfa Luthfiana Al Azzy dan Eddy Budiono, Penerapan Strategi Brain Based Learning yang dapat meningkatkan Keterampilan Berpikir tingkat tinggi, 2016, h.4, (www.jurnalonline.um.ac.id).
40
2. Instrument Non Tes Instrumen non tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa pernyataan yang terdapat pada angket disposisi matematika. Pernyataan diberikan kepada siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol bertujuan untuk mengetahui disposisi matematika siswa terhadap pembelajaran matematika. Penyusunan angket disposisi matematika siswa diawali dengan membuat kisi-kisi yang memuat indikator Disposisi Matematika kemudian menyusun pernyataan negatif maupun positif sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan. Angket disposisi matematika pada penelitian ini menggunakan skala Likert yang terdiri dari empat pilihan jawaban, yaitu Sangat Sering (SS), Sering (S), Jarang (J), Sangat Jarang (SJ) dan Tidak Pernah (TP). Angket disposisi matematis yang digunakan terdiri dari 14 pernyataan positif dan 14 pernyataan negative yang diadaptasi dari Utari Sumarmo 2 . Adapun kisi kisi angket Disposisi Matematika disajikan pada Tabel 3.4 sebagai berikut: Tabel 3.4 Kisi kisi Angket Disposisi Matematika Aspek Fleksibilitas
Rasa Diri
Berusaha mencari solusi/strategi lain dalam menyelesaikan masalah Matematika
Membagikan pengetahuan matema Tika Percaya Percaya diri dalam Menyelesaikan masalah Matematika Percaya diri dalam mengkomunikasikan ide Matematika
Reflektif
Rasa keingintahuan 2
Indikator
Merefleksi hasil pemikiran dan kinerja diri sendiri Merefleksi materi Matematika yang telah diajarkan di Kelas Memiliki keingintahuan dalam belajar Matematika
Sumarmo, op. cit., h.11-12
Nomer butir pernyataan Positif Negatif 1,4
2,3
5,7
8,6
11,10,9
12,13
14
16,15
17,18
20,19
21,23
22,24
25,26,29
27,28,30
41
Data yang diperoleh dari hasil pengisian angket disposisi matematika setelah diberi perlakuan kemudian dianalisis untuk mengetahui besarnya skor disposisi matematis siswa pada kelas yang mengikuti model pembelajaran Selective Problem Solving dan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Adapun rubrik penilaian angket Disposisi Matematika disajikan pada tabel 3.5 berikut:3 Tabel 3.5 Rubrik Penilaian Angket Disposisi Matematika Pernyataan Positif
Negatif
Alternatif jawaban
5
1
Sering sekali (SS)
4 3
2 3
Sering (S) Kadang kadang (Kd)
2
4
Jarang (Jr)
1
5
Tidak pernah (Tp).
Sebelum Instrumen tes dan Nontes digunakan, instrumen tes kemampuan berpikir tingkat tinggi Matematika diujicobakan terlebih dahulu untuk mengetahui validitas, reabilitas, Daya Pembeda, dan taraf kesukaran.
Sedangkan
instrumen
Nontes
Disposisi
Matematika
diujicobakan untuk mngetahui validitas dan reabilitas.
a. Validitas Untuk mengetahui instrumen kemampuan berpikir tingkat tinggi Matematika mampu mengukur apa yang diinginkan pada penelitian ini, maka diadakan uji validitas yaitu dengan menguji cobakan instrumen penelitian sebelum data sebenarnya dikumpulkan. Peneliti membuat 13 butir soal kemampuan berpikir tingkat tinggi Matematika dan 30 butir pernyataan di dalam instrumen Disposisi Matematika. Kemudian 3
h.138
Syofian Siregar, Statistika Deskriptif untuk Penelitian, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011),
42
dilakukan uji validitas isi untuk tes kemampuan berpikir tingkat tinggi Matematika, sedangkan untuk instrumen disposisi Matematika diuji cobakan kepada siswa secara langsung. Uji validitas isi instrumen kemampuan berpikir tingkat tinggi Matematika dilakukan dengan menggunakan rumus Lawshe sebagai berikut:4 CVR = Dimana CVR : Content Validity Ratio Ne
: jumlah panelis menunjukan essensial
N
: Jumlah seluruh Panelis Soal dikatakan valid jika hasil CVR ≥ skor minimum dengan nilai
p-value < 0,05. Pada jumlah panelis N=8, minimum skor yang ditetapkan adalah 0,75. Berikut ini disajikan Hasil uji validitas isi instrumen tes kemampuan berpikir tingkat tinggi Matematika. Tabel 3.6 Hasil uji validitas Isi Instrumen kemampuan berpikir tingkat tinggi Matematika siswa No. Soal 1a 1b 2 3 4 5 6a 6b 7 8 9 10a 10b 4
N 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8
Ne 8 8 6 8 8 5 8 8 6 8 8 8 8
N/2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
(NeN/2) 4 4 2 4 4 1 4 4 2 4 4 4 4
((NeN/2)/(N/2)) 1 1 0,5 1 1 0,25 1 1 0,5 1 1 1 1
CVR 1 1 0,5 1 1 0,25 1 1 0,5 1 1 1 1
Minimum skor Kesimpulan 0,75 Valid 0,75 Valid 0,75 Tidak Valid 0,75 Valid 0,75 Valid 0,75 Tidak Valid 0,75 Valid 0,75 Valid 0,75 Tidak Valid 0,75 Valid 0,75 Valid 0,75 Valid 0,75 Valid
Kodjo Ezane Joseph dan Changiun Dai, Human Resource Management: A Central Businiess Concern in Today’s Economy, International Journal of Business and Management, Vol. 4 No. 11, 2009, p.134.
43
Setelah diuji validitas isi Intrumen kemampuan berpikir tingkat tinggi Matematika, peneliti melakukan uji validitas empiris dengan mengujikan 10 butir soal Instrumen Kemampuan berpikir tingkat tinggi Matematika dan disposisi Matematika kepada siswa kelas IX-2 SMPN 5 Tangerang Selatan dengan jumlah siswa 40 siswa. Perhitungan kevaliditasan empiris dari tiap butir Instrumen tes dan nontes ditentukan dengan menggunakan Menggunakan perangkat lunak Statistical Program for Society Science (SPSS) dengan cara sebagai berikut:5 Buka file SPSS Pilih menu statistic/analyze, kemudian pilih submenu corralate, lalu bivariate Box variable diisi skor butir pertanyaan dan skor total Tekan OK (mucul output SPSS) Setelah dilakukan olah data dengan merujuk pada taraf signifikansi 5%, dengan terlebih dahulu menetapkan degrees of freedom atau derajat kebebasan yaitu dk = n-2. Soal dikatakan valid jika nilai sebaliknya soal dikatakan tidak valid jika nilai mengambil sampel n = 40, ditetapkan
. . Dengan
sebesar 0,312. Berikut ini
merupakan Rekapitulasi uji validitas instrumen kemampuan
berpikir
tingkat tinggi Matematika dalam penelitian ini tersaji pada tabel 3.7.
5
Danang Sunyoto, Uji Khi Kuadrat Regresi dan untuk Penelitian, (Yogyakarta: Graha ilmu, 2010), Cet. 1, h.90.
44
Table 3.7 Hasil Rekapitulasi uji validitas Tes Kemampuan berpikir tingkat tinggi Matematika No r hit p-value keputusan 1A 0,196 0,226 Tidak valid 1B 2 3 4A
0,024 -0,322 0,416 0,238
0,885 0,042 0,008 0,138
Tidak valid Tidak valid Valid Tidak valid
4B 5 6
0,194 0,433 0,660
0,230 0,005 0,000
Tidak valid Valid Valid
7A 7B
0,712 0,571
0,000 0,000
Valid Valid
Uji validitas selanjutnya dilakukan pada hasil data ujicoba angket disposisi Matematika yang diperoleh 2 butir pernyataan yang bersifat tidak valid. yakni pada butir pernyataan nomer 25 dan 28. Hasil uji validitas angket disposisi Matematika akan diuraikan pada Lampiran 20.
b. Reliabilitas Setelah dilakukan uji validitas kemudian dilakukan uji reliabilitas. Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui keterpercayaan hasil tes. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Reliabilitas yang diuji pada instrumen ini menggunakan perangkat lunak SPSS dengan cara sebagai berikut:6
Buka file SPSS
Pilih menu Statistics/analyze, kemudian pilih submenu scale, lalu pilih reability analysis
6
Masukan skor perntanyaan
Kemudian pilih alpha
Klik statistic, muncul windows reability analysis statistic
Ibid, h.84.
45
Bagian descriptive for pilih item, scale, scale if item deleted dan correlation
Kemudian klik continue
Klik OK Kriteria koefisien reliabilitas adalah sebagai berikut:7 Tabel 3.8 Kriteria Interpretasi Reabilitas Derajat Reabilitas Interpretasi Sangat baik 0,90 ≤ ≤ 1,00 Baik 0,70 ≤ 0,90 Cukup baik 0,40 ≤ < 0,70 Buruk 0,20 ≤ < 0,40 Sangat buruk < 0,20 Berdasarkan hasil perhitungan reabilitas uji instrumen tes
kemampuan berpikir tingkat tinggi Matematika, dari 5 butir soal yang valid diperoleh nilai
= 0,711 sedangkan pada instrumen nontes, hasil
angket disposisi Matematika dari 28 pernyataan yang valid diperoleh nilai = 0,738. Nilai tersebut menunjukan bahwa nilai ≤
berada diantara 0,70
0,90 maka instrument tes dan nontes tersebut memiliki derajat
reabilitas yang baik .
c.
Daya Pembeda Perhitungan daya pembeda soal dimaksudkan untuk mengetahui
sejauh mana soal yang diberikan dapat menunjukkan siswa yang mampu dan yang tidak mampu menjawab soal. Perhitungan daya pembeda soal dalam penelitian ini dengan menggunakan rumus: 8
Keterangan : 7
Karunia Eka Lestari dan M. Ridwan Yudhanegara, Penelitian Pendidikan Matematika, (Bandung: Refika Aditama, 2015), cet.1, h.206 8
243
Ali Hamzah, Evaluasi Pembelajaran Matematika, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), h.
46
: banyaknya kelompok atas yang menjawab betul : banyaknya kelompok bawah yang menjawab betul : banyaknya subjek kelompok atas : banyaknya subjek kelompok bawah Tolak ukur untuk menginterpretasikan daya pembeda tiap butir soal digunakan kriteria sebagai berikut.
Tabel 3.9 Kriteria Interpretasi Daya pembeda Nilai DP Interpretasi Sangat jelek DP Jelek 0,00 < DP 0,20 Cukup 0,20 < DP 0,40 Baik 0,40 < DP 0,70 sangat baik 0,70 < DP 1,00 Hasil Rekapitulasi uji daya pembeda instrumen kemampuan berpikir tingkat tinggi Matematika dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 3.10 berikut. Tabel 3.10 Hasil Rekapitulasi Uji Daya Pembeda Instrumen Tes Kemampuan berpikir tingkat tinggi Matematika No. Soal
1A 1B 2 3 4A 4B 5 6 7A 7B
Indikator Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Matematika Menganalisis Menganalisis Menganalisis Menganalisis Menganalisis Menganalisis Mencipta Mengevaluasi Mencipta Mengevaluasi
Daya Pembeda D Kriteria 0,10 -0,15 -0,25 0,05 0 0 0,40 0,50 0,50 0,55
jelek Sangat jelek Sangat jelek jelek Sangat jelek Sangat jelek Cukup Baik Baik Baik
47
Dari tabel 3.10 diatas dapat dilihat Hasil Daya Pembeda yang diperoleh dari ujicoba Instrumen kemampuan berpikir Tingkat tinggi Matematika. terdapat empat butir soal dengan kriteria sangat jelek yakni nomer 1b, 2, 4a, dan 4b. Dua butir soal dengan kriteria jelek yakni nomer 1a dan 3. Satu butir soal dengan kriteria cukup yakni nomer 5. Tiga butir soal dengan kriteria baik yakni 6, 7a dan 7b.
d. Uji Taraf Kesukaran Cara mengetahui apakah soal tes yang diberikan tergolong mudah, sedang, atau sukar, yaitu dengan menggunakan rumus sebagai berikut :9
Keterangan : D
: Indeks kesukaran soal yang dicari
B
: jumlah jawaban yang betul
Js
: Jumlah semua lembar jawaban Tolak ukur untuk menginterpretasikan taraf kesukaran tiap butir
soal digunakan kriteria sebagai berikut : Tabel 3.11 Kriteria intepretasi taraf kesukaran Nilai P P = 0,00 0,00 < P ≤ 0,30 0,30 < P ≤ 0,70 0,70 < P ≤ 1,00 P = 1,00 Dari
soal
Instrumen
Interpretasi Sangat sukar Sukar Sedang Mudah Sangat mudah kemampuan
berpikir
tingkat
tinggi
Matematika yang sudah diujikan, diperoleh 9 soal kategori sedang dan 1 soal kategori sukar. Berikut ini disajikan tabel 3.12 mengenai hasil
9
Ibid, h. 245-246.
48
rekapitulasi uji taraf kesukaran instrumen kemampuan berpikir tingkat tinggi Matematika dalam penelitian ini. Tabel 3.12 Hasil Rekapitulasi uji taraf kesukaran Intrumen kemampuan berpikir tingkat tinggi Matematika No. Indikator Kemampuan Tingkat kesukaran Soal Berpikir Tingkat Tinggi D Kriteria Matematika 1A Menganalisis 0,40 Sedang 1B
Menganalisis
0,53
Sedang
2
Menganalisis
0,53
Sedang
3
Menganalisis
0,28
Sukar
4A
Menganalisis
0,40
Sedang
4B
Menganalisis
0,65
Sedang
5
Mencipta
0,70
Sedang
6
Mengevaluasi
0,53
Sedang
7A
Mencipta
0,50
Sedang
7B
Mengevaluasi
0,58
Sedang
E. Teknik Pengumpulan Data Data diperoleh menggunakan lembar instrumen tes berupa lembar tes Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Matematika dan instrumen nontes Disposisi Matematika siswa yang diberikan kepada kedua sampel dengan pemberian tes yang sama dan dilakukan pada akhir pokok bahasan materi Bangun Ruang sisi datar.
F. Teknik Analisis Data Pada penelitian ini hasil pengolahan nilai kemampuan berpikir tingkat tinggi dan Disposisi Matematika siswa diukur secara Deskriptif dengan pemerolehan data berdasarkan skor yang diperoleh sehingga terlihat kategori dari masing masing pencapaian pada kelas eksperimen maupun kontrol. Menurut Hobri (2010) menentukan tingkat kemampuan
49
siswa (TKS) dengan menggunakan skala 5 yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. 10 Pada penelitian ini penetapan kriteria skor rata rata ditentukan sebagai berikut. Tabel 3.13 Kriteria Skor Rata rata Skor Kriteria 80 ≤ TKS ≤100 Sangat Baik 70 ≤ TKS ≤79 Baik 60 ≤ TKS ≤69 Cukup Baik 50≤ TKS ≤59 Kurang Baik <50 Baik Pengambilan
data
dalam
penelitian
ini
dilakukan
dengan
memberikan tes kemampuan berpikir tingkat tinggi dan pengisian angket disposisi matematika setelah diberi perlakuan (posttest) pada kedua kelas. Teknik analisis data yang dipilih peneliti pada penelitian ini adalah analisis kuantitatif dengan menggunakan
perangkat lunak SPSS (Statistical
Package for Science). Analisis data yang digunakan adalah pengujian hipotesis mengenai perbedaan dua rata – rata populasi. Uji yang digunakan adalah uji-t. Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji persyarat analisis, yaitu:
1. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas
data
pada
perangkat
lunak
SPSS
menggunakan
uji
Kolmogorov-smirnov dengan langkah langkah sebagai berikut: 11 a. Perumusan hipotesis : 10
Data Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
Masrurotullaily, dkk.,“Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Keuangan Berdasaran Model Polya siswa SMK Negeri 6 Jamber”, Kadikma, Vol. 4 No. 2, 2013, h.133. 11 Kadir, Statistika terapan konsep, contoh dan Analisis data dengan program SPSS/Lisrel dalam penelitian, (Jakarta: PT.Raja Grafindo, 2015) , h. 155-156.
50
:
Data Sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal
b. Buka file SPSS yang berisi variabel data eksperimen dan kontrol c. Pada menu utama SPSS, pilih menu Analyze kemudian pilih submenu Nonparametric Test , pilih Legacy Dialogs kemudian pilih 1 Sampel K-S d. Pada Test Variable List masukan variable skor e. Pada Test Distribution, klik Normal, kemudian klik OK. Untuk memutuskan hipotesis mana yang dipilih, mengacu pada nilai yang ditunjukan Asymp. Sig. (2-tailed) pada output yang dihasilkan dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut: Jika signifikansi (p-value)
maka
ditolak, yaitu sampel
berasal dari populasi berdistribusi tidak normal Jika signifikansi (p-value)
maka
diterima, yaitu sampel
berasal dari populasi berdistribusi normal
2. Uji Homogenitas Uji prasyarat hipotesis yang kedua yaitu uji homogenitas varians. Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah kedua sampel berasal dari kelompok data yang sama (homogen). Untuk melakukan pengujian homogenitas dapat dilakukan menggunakan uji One Way ANOVA pada perangkat lunak SPSS dengan langkah sebagai berikut:12 a. Perumusan Hipotesis : Varians nilai kemampuan berpikir tingkat tinggi dan Disposisi Matematika kedua kelompok sama atau homogen : Varians nilai kemampuan berpikir tingkat tinggi dan disposisi Matematika kedua kelompok berbeda atau tidak homogen b. Buka file yang berisi data eksperimen dan kontrol dengan value 1 dan 2 c. Pada menu utama SPSS, pilih menu Anlyze kemudian pilih submenu Compare Means kemudian klik One Way ANOVA
12
Ibid., h. 169-170
51
d. Klik dan masukkan variabel yang berisi nilai hasil tes ke Dependent List e. Klik dan masukkan variabel yang bervalue 1 dan 2 ke kolom Factor f. Klik Option, kemudian pilih Homogeneity of variance test. Klik continue lalu OK Untuk memutuskan hipotesis mana yang akan dipilih, mengacu pada nilai yang di tentukan oleh Sig. pada output yang dihasilkan dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut: Jika signifikansi (p-value)
maka
ditolak, yaitu varians
kedua kelompok berbeda atau tidak homogen Jika signifikansi (p-value)
maka
diterima, varians kedua
kelompok sama atau homogeny
3. Uji Hipotesis Setelah dilakukan uji Prasyarat hipotesis, ternyata hasil uji prasyarat analisisnya menunjukan populasi berdistribusi normal dan memiliki varians yang homgen. Oleh karena itu untuk menguji hipotesis perbedaan dua rata rata variabel kriteria antara dua kelompok dapat digunakan statistik uji-t. pengujian perbedaan dua rata rata dapat diolah menggunakan analisis Indipendent-Sample T Test yang terdapat pada perangkat lunak SPSS dengan langkah langkah sebagai berikut: 13 a. Perumusan Hipotesis : Rata rata nilai kemampuan berpikir tingkat tinggi dan disposisi Matematika kedua kelompok sama : Rata rata nilai kemampuan berpikir tingkat tinggi dan disposisi Matematika kedua kelompok berbeda atau tidak sama. b. Buka file SPSS yang berisi variabel berisi data yang akan diuji perbedaan dua rata-ratanya. Pada Data View masukan data. Pada kolom pertama tuliskan responden yang diajarkan metode yang berbeda dengan angka 1 dan 2. Pada kolom 2 masukan skor yang diperoleh. 13
Ibid., h.300-301.
52
c. Pada variable view pada values tuliskan angka 1 dan 2 sesuai model yang diajarkan d. Klik Analyze, pilih submenu Compare Means, kemudian klik Indipendent Sample T test. e. Pada kotak Indipendent Sample T test destinasikan variabel skor kedalam Test variable (s), kemudian variabel metode ke Grouping variable dan klik Define Group. f. Isikan angka 1 pada group 1 dan angka 2 pada group 2 kemudian continue untuk kembali kemenu sebelumnya, selanjutnya klik OK Untuk memutuskan hipotesis mana yang akan dipilih, mengacu pada nilai yang di tentukan oleh Sig. pada output yang dihasilkan dengan kriteria pengambilakn keputusan sebagai berikut: Jika sigfikansi (p-value)
maka
ditolak, yaitu rata rata
nilai kemampuan berpikir tingkat tinggi dan disposisi matematika kelas eksperimen lebih tinggi daripada rata rata nilai kemampuan berpikir tingkat tinggi dan disposisi Matematika kelas kontrol Jika signifikansi (p-value)
maka
diterima, yaitu rata rata
nilai kemampuan berpikir tingkat tinggi dan disposisi matematika sama
G. Hipotesis Statistik 1. Hipotesis pertama ≤
H0: H1 :
Keterangan: : Rata rata kemampuan berpikir tingkat tinggi Matematika siswa yang diajar dengan pembelajaran Selective Problem Solving : Rata rata kemampuan berpikir tingkat tinggi Matematika siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional
53
2. Hipotesis kedua H0:
≤
H0:
≤
Keterangan: : Rata rata Disposisi Matematika siswa yang diajar dengan pembelajaran Selective Problem Solving : Rata rata Disposisi Matematika siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Penelitian mengenai Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi (Higher Order Thinking skil) dan Disposisi Matematika telah dilakukan di SMP Negeri 5 Kota Tangerang Selatan. Penelitian ini dilakukan pada dua kelas yang berbeda yaitu kelas VIII 4 yang terdiri dari 36 siswa sebagai kelas Eksperimen, pembelajaranya menggunakan Model Selective Problem Solving (SPS). Sedangkan pada kelas VIII 2 yang terdiri dari 34 siswa sebagai kelas Kontrol, Pembelajaranya
menggunakan model konvensional. Sebagai
gambaran kemampuan Matematis yang telah dimiliki siswa, berikut ini disajikan nilai Based Line Data siswa kelas eksperimen dan kontrol yang diambil berdasarkan nilai rata rata UTS semester 1. Tabel 4.1 Based Line Data siswa kelas eksperimen dan kontrol Kelas Gender Rata rata Nilai UTS
Eksperimen
Kontrol
n
%
̅
P
21
58,33
41,16
L
15
41,67
29,11
Total
36
100
70,27
P
19
55,88
38,82
L
15
44,12
31,18
Total
34
100
70
Dari tabel diatas, peneliti mengumpulkan data nilai rata rata UTS siswa baik nilai maupun jumlah siswa antara siswa laki-laki dan siswa perempuan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol relatif. Pokok bahasan yang diajarkan pada penelitian ini adalah Bangun Ruang sisi datar dengan delapan kali pertemuan. Pada akhir pembelajaran, kedua kelas diberikan posttest untuk
54
55
mengetahui bagaimana kemampuan berpikir tingkat tinggi Matematika dan untuk mengukur disposisi Matematika diberikan angket berisi pernyataan pernyataan positif maupun negatif yang dapat mencerminkan perilaku siswa terhadap pembelajaran Matematika. Berikut ini disajikan data hasil tes Kemampuan Berpikir
Tingkat
Tinggi dan Disposisi Matematika. 1.
Kemampuan Berpikir Tingkat tinggi Matematika Siswa Kelas Eksperimen Data hasil tes kemampuan Berpikir tingkat Tinggi matematika kelas
Eksperimen disajikan pada tabel 4.2 sebagai berikut. Tabel 4.2 Tabel Distribusi Frekuensi Kemampuan berpikir tingkat tinggi Matematika kelas eksperimen
Valid
45 55 60 65 70 75 80 85 90 95 total
Frekuensi 2 3 2 7 3 5 3 4 5 2 36
Persen (%) 5,6 8,3 5,6 19,4 8,3 13,9 8,3 11,1 13,9 5,6 100,0
Persen kumulatif 5,6 13,9 19,4 38,9 47,2 61,1 69,4 80,6 94,4 100,0
Berdasarkan tabel 4.2 dengan mengacu pada kriteria skor rata rata, hasil tes kemampuan berpikir tingkat tinggi Matematika siswa kelompok eksperimen tergolong baik karena memperoleh nilai rata rata 73,19 . Tabel 4.2 menunjukan bahwa siswa yang memperoleh nilai diatas rata rata sebanyak 19 siswa atau sebesar 52,8% sedangkan yang memperoleh nilai dibawah rata rata sebanyak 17 siswa atau persentasenya sebesar 47,2%. Secara visual Data tersebut dapat di gambarkan melalui Histogram berikut.
56
2.
Gambar 4.1 Grafik Histogram kemampuan berpikir tingkat tinggi Matematika siswa kelas eksperimen Kemampuan berpikir tingkat tinggi Matematika siswa kelas kontrol Data hasil tes kemampuan Berpikir tingkat Tinggi matematika kelas kontrol disajikan pada tabel 4.3 sebagai berikut. Tabel 4.3 Tabel Distribusi Frekuensi Kemampuan berpikir tingkat tinggi Matematika kelas kontrol Frekuensi Persen Persen kumulatif 40 Valid 2 5,9 5,9 50 1 2,9 8,8 55 3 8,8 17,6 60 5 14,7 32,4 65 6 17,6 50,0 70 7 20,6 70,6 75 3 8,8 79,4 80 3 8,8 88,2 85 4 11,8 100,0 Total 34 100,0 Berdasarkan Tabel 4.3 dengan mengacu pada kriteria skor rata rata, hasil tes kemampuan berpikir tingkat tinggi Matematika siswa kelompok kontrol tergolong cukup baik karena memperoleh nilai rata rata nilai rata rata 67,06. Tabel 4.3 menunjukan bahwa siswa yang memperoleh nilai diatas rata rata maupun dibawah rata rata sebanyak 17 siswa atau
57
persentase nya sebesar 50%. Secara visual Data tersebut dapat di gambarkan melalui Histogram berikut.
Gambar 4.2 Grafik Histogram kemampuan berpikir tingkat tinggi Matematika siswa kelas kontrol 3.
Perbandingan Kemampuan berpikir tingkat tinggi Matematika kelas eksperimen dan kontrol Perbedaan pemahaman konsep matematik siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan dalam tabel 4.4 berikut ini: Tabel 4.4 Deskripsi Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Matematika siswa kelas Eksperimen dan Kontrol Eksperimen Statistic Std. Error 73,19 2,273
Statistik SKOR
Mean 95% Confidence Interval for Mean
kontrol Statistic Std. Error 67,06 2,004
Lower
68,58
62,98
Upper
77,81
71,14
5% Trimmed Mean
73,55
67,57
Median
75,00
67,50
Variance
185,933
136,542
Std. Deviation
13,636
11,685
Minimum
45
40
Maximum
95
85
Range
50
45
Interquartile Range
20
15
Skewness Kurtosis
-,232 -,705
,393 ,768
-,411 ,107
,403 ,788
58
Berdasarkan Tabel 4.4 menunjukan bahwa sebaran data pada kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah dilakukan proses pembelajaran Terdapat perbedaan pada kedua kelas tersebut. nilai maksimum pada kelas eksperimen sebesar 95 sedangkan pada kelas eksperimen sebesar 85. Selanjutnya jika dilihat dari varians, terdapat perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Varians kelas kontrol lebih kecil dari pada kelas eksperimen yaitu sebesar 136,542 sedangkan kelas eksperimen sebesar 185,33. data Ini berarti bahwa sebaran data pada kelas kontrol lebih homogen dibandingkan kelas eksperimen, artinya kemampuan berpikir tingkat tinggi matematika siswa di kelas kontrol cenderung mengelompok, sementara kemampuan berpikir tingkat tinggi matematika siswa di kelas ekperimen lebih bervariasi. Kemudian, terlihat pula perbedaan perolehan standar deviasi. Standar deviasi merupakan ukuran yang digunakan untuk menentukan sebaran data dalam sampel dan mengukur seberapa dekat data individu dengan nilai rata-rata dari kedua kelas tersebut. Standar deviasi kelas eksperimen sebesar 13,63 sedangkan kelas kontrol memiliki standar deviasi lebih rendah dibandingkan kelas eksperimen yaitu 11,68 dengan selisih sebesar 1,95. Hal ini Ini berarti bahwa sebaran data pada kelas kontrol lebih mendekati nilai rata-rata, sedangkan sebaran data pada kelas eksperimen memiliki rentang yang lebih jauh dari nilai rata-rata. 4.
Perbandingan kemampuan Berpikir tingkat tinggi Matematika Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Menurut Indikator Kemampuan berpikir tingkat tinggi Matematika yang diteliti dalam penelitian ini didasarkan pada tiga Indikator yaitu menganalisis, mengevaluasi dan mencipta. Hasil skor Kemampuan berpikir tingkat tinggi Matematika pada kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan dalam Tabel 4.5 sebagai berikut.
59
Tabel 4.5 Perbandingan skor kemampuan berpikir tingkat tinggi Matematika kelas Eksperimen dan kelas kontrol menurut Indikator
No
Indikator
Skor ideal
1 2 3
Menganalisis Mengevaluasi Mencipta Total
8 4 8 20
Eksperimen ̅ r% 5,89 3,05 5,69 14,63
73,61 76,39 71,18 73,19
kontrol ̅ r% 5,08 2,25 5,33 12,67
63,54 56,25 66,67 67,06
Keterangan: ̅ : Rata-rata indikator kemampuan berpikir tingkat tinggi Matematika r % : Persentase indikator kemampuan berpikir tingkat tinggi Matematika Berdasarkan Tabel
4.5, terlihat
bahwa
pencapaian
indikator
kemampuan berpikir tingkat tinggi Matematika siswa kelas eksperimen sebesar 73,19%, sedangkan pada kelas kontrol sebesar 67,06 % dengan selisih persentase antara kelas eksperimen dan kelas kontrol sebesar 6,14%. Adapun ketercapaian untuk masing-masing indikator pada kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu: 1) indikator menganalisis, persentase skor rata rata kelas eksperimen sebesar 73,61% dan kelas kontrol 63,54% dengan selisih persentase antara kelas eksperimen dan kelas kontrol sebesar 10,07%. 2) indikator mengevaluasi, persentase skor rata rata kelas eksperimen 76,39% dan kelas kontrol 56,25% dengan selisish persentase antara kelas eksperimen dan kontrol sebesar 20,14%. 3) indikator mencipta, persentase skor rata kelas eksperimen 71,18% dan kelas kontrol 66,67% dengan selisih persentase antara kelas eksperimen dan kontrol sebesar 4,51%. Berdasarkan ketiga indikator kemampuan berpikir tingkat tinggi Matematika siswa yang diukur pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, pencapaian yang paling memperlihatkan perbedaan yang cukup jauh
yaitu pada indikator menganalisis dan mengevaluasi. Sedangkan
pada indikator mencipta pada kedua kelas memperoleh skor rata yang tidak begitu memperlihatkan perbedaan. Berdasarkan Tabel diatas juga menunjukkan kemampuan mengevaluasi kelas eksperimen lebih tinggi
60
daripada kelas kontrol. hal ini dikarenakan siswa kelas eksperimen diajarkan dengan model selective Problem Solving yang didalamnya memuat tahapan identification of the source problem sehingga dapat melatih siswa dalam mengevaluasi masalah. Dalam pemerolehan skor rata rata kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yaitu untuk kelas kontrol sebesar 14,63 sedangkan kelas eksperimen sebesar 12,67. Secara visual, perbandingan kemampuan berpiikir tingkat tinggi Matematika siswa dapat digambarkan pada Histogram berikut ini.
Presenttase Skor
Eksperimen
Kontrol
90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Menganalisis
Mengevaluasi
Mencipta
Indikator kemampuan Berpikir tingkat tinggi Matematika
Gambar 4.3 Histogram Persentase Skor kemampuan berpikir tingkat tinggi Matematika kelas eksperimen dan kontrol 5.
Disposisi Matematika siswa kelas Eksperimen Data hasil angket disposisi matematika kelas Eksperimen disajikan sebagai
berikut.
61
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Disposisi Matematika kelas eksperimen
Valid
53,57 55,00 56,43 60,00 61,43 63,57 64,29 66,43 68,57 69,29 70,71 71,43 72,14 76,43 77,14 78,57 80,00 81,43 82,14 82,86 84,29 86,43 89,29 90,00 91,43 92,86 93,57 95,71 Total
Frekuensi 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 4 1 2 1 1 2 1 1 3 1 1 1 1 1 1 36
Persen 2,8 2,8 2,8 2,8 2,8 2,8 2,8 5,6 2,8 2,8 2,8 2,8 2,8 11,1 2,8 5,6 2,8 2,8 5,6 2,8 2,8 8,3 2,8 2,8 2,8 2,8 2,8 2,8 100,0
Persen kumulatif 2,8 5,6 8,3 11,1 13,9 16,7 19,4 25,0 27,8 30,6 33,3 36,1 38,9 50,0 52,8 58,3 61,1 63,9 69,4 72,2 75,0 83,3 86,1 88,9 91,7 94,4 97,2 100,0
Berdasarkan Tabel 4.6 dengan mengacu kriteria skor rata rata yang telah ditetapkan, hasil Disposisi Matematika siswa kelompok eksperimen tergolong baik karena memperoleh nilai rata rata 76,23. Selain itu, pada tabel tersebut menunjukan bahwa siswa yang memperoleh nilai diatas rata rata sebanyak 22 siswa atau sebesar 61,4 %. Sedangkan sebanyak 14 siswa
62
memperoleh nilai dibawah rata rata atau sebesar 38,6% Secara visual Data tersebut dapat di gambarkan melalui Grafik Histogram berikut.
Gambar 4.4 Grafik Histogram Disosisi Matematika siswa kelas Ekperimen 6.
Disposisi Matematika siswa kelas Kontrol Data hasil angket disposisi matematika kelas Kontrol disajikan sebagai
berikut. Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Disposisi Matematika kelas Kontrol
Valid 50,00 54,29 57,14 57,86 58,57 59,29 60,00 61,43 62,86 64,29 66,43 67,14 67,86 68,57 69,29 70,00 70,71
Frekuensi 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
Persen 2,9 2,9 2,9 2,9 2,9 5,9 2,9 2,9 2,9 2,9 2,9 2,9 2,9 2,9 2,9 2,9 5,9
Persen kumulatif 2,9 5,9 8,8 11,8 14,7 20,6 23,5 26,5 29,4 32,4 35,3 38,2 41,2 44,1 47,1 50,0 55,9
63
72,14 72,86 73,57 75,71 76,43 77,86 79,29 80,71 83,57 86,43 Total
2 1 1 1 1 4 1 2 1 1 34
5,9 2,9 2,9 2,9 2,9 11,8 2,9 5,9 2,9 2,9 100,0
61,8 64,7 67,6 70,6 73,5 85,3 88,2 94,1 97,1 100,0
Berdasarkan Tabel 4.7 dengan mengacu kriteria skor rata rata yang telah ditetapkan, hasil Disposisi Matematika siswa kelompok kontrol tergolong cukup baik karena memperoleh nilai rata rata 69,43. Selain itu, terlihat bahwa siswa yang memperoleh nilai diatas rata rata sebanyak 18 siswa atau sebesar 52,7 %. Sedangkan sebanyak 16 siswa memperoleh nilai dibawah rata rata atau sebesar 47,3% Secara visual Data tersebut dapat di gambarkan melalui Grafik Histogram berikut.
Gambar 4.5 Grafik Histogram Disosisi Matematika siswa kelas kontrol 7.
Perbandingan Disposisi Matematika Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Data hasil instrumen Disposisi Matematika kelas Eksperimen maupun kelas kontrol disajikan sebagai berikut.
64
Tabel 4.8 Deskripsi Disposisi Matematika siswa kelas Eksperimen dan Kontrol Eksperimen Statistic Std. Error 76,23 1,911
Statistik SKOR
Mean 95% Confidence Interval for Mean
kontrol Statistic Std. Error 1,556 69,43
Lower
72,35
66,27
Upper
80,11
72,60
5% Trimmed Mean
76,42
69,54
Median
76,79
70,36
131,505
82,306
Variance Std. Deviation
11,468
9,072
Minimum
54
50
Maximum
96
86
Range
42
36
Interquartile Range
19
17
Skewness Kurtosis
-,262
,393
-,203
-,762
,768
-,741
,403 ,788
Berdasarkan tabel diatas, hasil skor perolehan rata rata angket Disposisi Matematika kelas eksperimen sebesar 76,23. Hal ini menunjukan nilai rata rata angket disposisi Matematika kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas Eksperimen yang memperoleh sebesar 69,43. selanjutnya selisih nilai maksimum yakni sebesar 10 dan nilai minimum sebesar 4 dimana kelas ekperimen yang memperoleh nilai maksimum lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Selanjutnya jika dilihat dari varians, terdapat perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Varians kelas kontrol lebih kecil dari pada kelas eksperimen yaitu sebesar 82,306 sedangkan kelas eksperimen sebesar 131,505. Ini berarti bahwa sebaran data pada kelas kontrol lebih homogen dibandingkan kelas kontrol, artinya kemampuan berpikir tingkat tinggi matematika siswa di kelas kontrol cenderung mengelompok, sementara kemampuan berpikir tingkat tinggi matematika siswa di kelas ekperimen lebih bervariasi. Kemudian, terlihat pula perbedaan perolehan standar deviasi. Standar deviasi merupakan ukuran yang digunakan untuk menentukan
65
sebaran data dalam sampel dan mengukur seberapa dekat data individu dengan nilai rata-rata dari kedua kelas tersebut. Standar deviasi kelas eksperimen sebesar 11,468 sedangkan kelas kontrol memiliki standar deviasi lebih rendah dibandingkan kelas kelas eksperimen yaitu 9,072 dengan selisih sebesar 2,396. Ini berarti bahwa sebaran data pada kelas eksperimen lebih mendekati nilai rata-rata, sedangkan sebaran data pada kelas kontrol memiliki rentang yang lebih jauh dari nilai rata-rata. 8. Perbandingan Disposisi Matematika Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Menurut Indikator Angket Disposisi Matematika yang diteliti dalam penelitian ini didasarkan pada tiga Indikator yaitu fleksibelitas, rasa percaya diri, reflektif dan rasa ingin tahu. Hasil skor Disposisi pada kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan dalam Tabel 4.9 sebagai berikut. Tabel 4.9 Perbandingan skor Disposisi Matematika kelas Eksperimen dan kelas kontrol menurut indikator
No 1 2 3 4
indikator Fleksibelitas Percaya diri Reflektif Rasa Ingin tahu Total
Skor ideal 40 40 40 20 140
Eksperimen ̅ r% 29,5 32,58 30,56 14,08 106,722
73,75 81,45 76,39 70,41 76,23
kontrol ̅ r% 25,67 29,02 29,94 12,55 97,20
64,19 72,57 74,85 62,79 69,43
Keterangan: ̅ : Rata-rata indikator Disposisi Matematika r % : Persentase indikator Disposisi Matematika Berdasarkan Tabel 4.9, terlihat bahwa pencapaian indikator Disposisi Matematika siswa kelas eksperimen sebesar 76,23%, sedangkan pada kelas kontrol sebesar 69,43 % dengan selisih persentase antara kelas eksperimen dan kelas kontrol sebesar 6,8%. Adapun ketercapaian untuk masingmasing indikator pada kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu: 1) indikator Fleksibelitas, persentase skor rata rata kelas eksperimen sebesar
66
73,75%, dan kelas kontrol 64,19 % dengan selisih persentase antara kelas eksperimen dan kelas kontrol sebesar 9,56%. 2) indikator percaya diri, persentase skor rata rata kelas eksperimen 81,45% dan kelas kontrol 72,57% dengan selisish persentase antara kelas eksperimen dan kontrol sebesar 8,88%. 3) indikator Reflektif, persentase skor rata kelas eksperimen 76,39% dan kelas kontrol 74,85% dengan selisih persentase antara kelas eksperimen dan kontrol sebesar 1,54%. 4) indikator rasa ingin tahu, persentase skor rata rata kelas eksperimen sebesar 70,41% dan kelas kontrol 62,79% dengan selisih persentase antara kelas eksperimen dan kontrol sebesar 7,62%. Berdasarkan ketiga indikator Disposisi Matematika siswa yang diukur pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, pencapaian yang paling memperlihatkan perbedaan yang cukup jauh yaitu pada indikator Fleksibelitas,rasa percaya diri dan rasa ingin tahu. Sedangkan pada indikator Reflektif pada kedua kelas memperoleh skor rata yang tidak begitu memperlihatkan perbedaan. Berdasarkan tabel diatas juga menunjukan indikator reflektif kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol, hal ini dikarenakan pada kelas eksperimen diajarkan dengan Model Selective problem solving yang terdapat tahapan identification of the source problem yang mengembangkan rasa percaya diri siswa karena harus memilih solusi yang tepat dalam menyelesaikan masalah. Dari data tersebut juga dapat dilihat total skor rata Disposisi Matematika yang diperoleh siswa kelas eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol yaitu pada kelas eksperimen sebesar 106,722 sedangkan kelas kontrol sebesar 97,20. Secara visual, perbandingan skor Disposisi Matematika siswa dapat digambarkan pada Histogram berikut ini.
67
Eksperimen
Kontrol
90% 80% Presenttase Skor
70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Fleksibelitas
percaya diri
reflektif
rasa ingin tahu
Indikator Disposisi Matematika
Gambar 4.6 Histogram Skor Disposisi Matematika kelas eksperimen dan kontrol menurut Indikator B. Hasil Uji Prasyarat Analisis 1. Uji Normalitas kelas Eksperimen dan kontrol Dalam penelitian ini, uji normalitas yang digunakan adalah uji Kolmogorov-smirnov dengan SPSS. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak, dengan ketentuan bahwa data berasal dari populasi normal jka memeneuhi kriteria nilai probabilitas (p-value) > 0,05. a. Kemampuan Berpikir Tingkat tinggi Matematika Berikut ini disajikan tabel hasil output tes kemamppuan berpikir tingkat tinggi Matematika pada kelas Eksperimen dan Kontrol
68
Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Tes kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Matematika kelas Eksperimen dan Kontrol Eksperimen N Normal Parameters
a,b
Kontrol
36
34
Mean
73,19
67,06
Std. Deviation
13,63
11,685
Most Extreme
Absolute
,115
,107
Differences
Positive
,115
,107
K
Negative
-,112
-,107
,115
,107
K
Test Statistic Asymp. Sig. (2-tailed)
,200
c,d
,200
c,d
Berdasarkan tabel 4.10 Hasil uji Normalitas menggunakan perangkat SPSS pada taraf signifikansi α = 0,05 menunjukkan data siswa kelas eksperimen dan kontrol berdistribusi normal, hal ini terbukti dari nilai signifikansi tes kemampuan berpikir tingkat tinggi matematika pada kedua kelas tersebut sebesar 0,200 lebih besar dari nilai α yang artinya adalah penerimaan
atau data skor kemampuan berpikir tingkat tinggi
matematika baik kelas eksperimen maupun kontrol berdistribusi normal. b. Disposisi Matematika Berikut ini disajikan tabel uji Normalitas Disposisi Matematika pada kelas eksperimen dan kontrol. Tabel 4.11 Uji normalitas Disposisi Matematika kelas Eksperimen dan Kontrol c.
Eksperimen
N Normal Parameters
a,b
B
Std. Deviation
e r
Mean
Most Extreme Differences
d Test Statistic Asymp. Sig. (2-tailed)
Kontrol
36
34
76,23
69,43
11,468
9,072
Absolute
,118
,088
Positive
,054
,086
Negative
-,118
-,088
,118
,088
,200
c,d
,200
c,d
69
Berdasarkan tabel 4.11 uji Normalitas menggunakan perangkat SPSS pada taraf signifikansi α = 0,05 menunjukkan data skor hasil Angket Disposisi Matematika siswa kelas eksperimen dan kontrol berdistribusi normal, hal ini terbukti dari nilai signifikansi angket Disposisi Matematika pada kedua kelas tersebut sebesar 0,200 lebih besar dari nilai α yang artinya adalah penerimaan
atau data angket Disposisi Matematika baik
kelas eksperimen maupun kontrol berdistribusi normal. 2. Uji Homogenitas kelas Eksperimen dan kontrol Setelah dilakukan uji normalitas pada kedua kelas penelitian, diperoleh bahwa data yang terdapat pada kedua kelas tersebut dari populasi yang berdistribusi normal. Selanjutnya dilakukan uji homogenitas dengan menggunakan Livene’s test pada SPSS. Data dikatakan homogen jika memeneuhi kriteria nilai probabilitas (p-value) > 0,05. a. Kemampuan Berpikir Tingkat tinggi Matematika Berikut ini disajikan tabel uji Homogenitas kemampuan berpikir tingkat tinggi Matematika Siswa pada kelas eksperimen dan kontrol Tabel 4.12 Hasil Uji Homogenitas Tes Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Matematika kelas eksperimen dan kontrol Levene Statistic 1,670
df1
df2 1
Sig. 68
,201
Hipotesis statistik: : : Berdasarkan tabel 4.12 Hasil uji homogenitas menggunakan perangkat lunak SPSS pada taraf signifikansi
α = 0,05 menunjukkan data skor
kemampuan berpikir tingkat tinggi matematika siswa kelas eksperimen dam kontrol adalah homogen. Hal ini tebukti dari membandingkan nilai signifikansi hasil perhitungan dengan α = 0,05 yang telah ditetapkan. Nilai signifikansi yang didapat pada hasil pengujian homogenitas tersebut
70
(signifikansi=0,201 ) lebih besar dari pada nilai α = 0,05 yang artinya diterima atau data skor kemampuan berpikir tingkat tinggi Matematika homogen. b. Disposisi Matematika Berikut ini disajikan tabel uji Homogenitas Disposisi Matematika Siswa pada kelas eksperimen dan kontrol Tabel 4.13 Uji Homogenitas Disposisi Matematika kelas eksperimen dan kontrol Levene Statistic 1,829
df1
df2 1
Sig. 68
,181
Berdasarkan tabel 4.13 Hasil uji homogenitas menggunakan perangkat lunak SPSS pada taraf signifikansi α = 0,05 menunjukkan data angket Disposisi Matematika siswa kelas eksperimen dam kontrol adalah homogen. Hal ini tebukti dari membandingkan nilai signifikansi hasil perhitungan dengan α = 0,05 yang telah ditetapkan. Nilai signifikansi yang didapat pada hasil pengujian homogenitas tersebut (signifikansi=0,181 ) lebih besar dari pada nilai α = 0,05 yang artinya
diterima atau data
angket Disposisi Matematika homogen.
C. Hasil Pengujian Hipotesis Dari hasil perhitungan uji prasyarat menunjukkan bahwa data kemampuan Berpikir tingkat tinggi dan Disposisi matematika siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal dan homogen. Untuk menguji perbedaan dan rata-rata antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilakukan dengan menggunakan analisis Independent Samples T Tes dengan hipotesis sebagai berikut. 1. Hipotesis pertama : :
≤
71
Setelah melakukan analisis Independent Samples T Tes dengan menggunakan aplikasi SPSS, hasil output yang ditunjukan dalam pengujian hipotesis pertama disajikan dalam tabel 4.14 berikut. Tabel 4.14 Hasil uji perbedaan dua rata rata tes kemampuan berpikir tingkat tinggi Matematika HOT Equal variances assumed t-test for Equality of Means
t df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
Equal variances not assumed
2,016 68 ,048 6,136 3,043
2,025 67,382 ,047 6,136 3,030
,063 12,209
,088 12,183
Berdasarkan Tabel 4.14 pada hasil output SPSS diperoleh harga t= 2,016, db=68 dan Sig.(2 tailed) atau p-value = 0,048/2 = 0,024< 0,05 atau
ditolak.
Dengan demikian hipotesis yang diajukan teruji oleh data. sehingga disimpulkan bahwa Rata-rata kemampuan berpikir tingkat tinggi matematika siswa kelas eksperimen (yang diajarkan dengan model Selective Problem Solving) lebih dari rata-rata kemampuan berpikir tingkat tinggi matematika siswa kelas kontrol (yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional). 2.
Hipotesis kedua :
≤
: Setelah melakukan analisis Independent Samples T Tes dengan menggunakan aplikasi SPSS, hasil output yang ditunjukan dalam pengujian hipotesis kedua disajikan dalam tabel 4.15 berikut.
72
Tabel 4.15 Hasil uji Perbedaan dua Rata rata Angket Disposisi Matematika
t-test for Equality of Means
Disposisi Matematika Equal Equal variances variances assumed not assumed 2,740 2,758 68 66,012 ,008 ,008 6,797 6,797 2,481 2,464
t df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
1,847 11,748
1,877 11,718
Dari hasil tabel diatas, diperoleh harga t= 2,740, db=68 dan Sig.(2 tailed) atau p-value = 0,008/2 = 0,004< 0,05 atau
ditolak. Dengan demikian
hipotesis yang diajukan teruji oleh data sehingga disimpulkan bahwa Rata-rata Disposisi Matematika siswa kelas eksperimen (yang diajarkan dengan model Selective Problem Solving) lebih dari rata-rata Disposisi matematika siswa kelas kontrol (yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional. . D. Pembahasan dan Hasil Penelitian Hasil penelitian mengungkapkan bahwa kemampuan berpikir tingkat tinggi Matematika siswa setelah diajarkan dengan model Selective Problem solving (SPS) secara signifikan lebih baik daripada siswa yang diajarkan melalui pembelajaran konvensional. Temuan ini sejalan dengan penelitian Ugur Sak Duman (2012), yang hasilnya mengungkapkan bahwa hasil nilai tes antara siswa yang diajarkan dengan model Selective Problem solving (SPS) lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol yang diajarkan dengan Teacher Direct Instruction. Temuan penelitian ini juga serupa dengan penelitian Rezky, Mariani dan Prabowo (2015) yang melaporkan bahwa kemampuan Pemecahan Masalah matematika siswa setelah diajarkan dengan model Selective Problem Solving (SPS) dapat mencapai ketuntasan hasil belajarnya. Hasil penelitian selanjutnya yang dilakukan Lusia Ari Sumirat (2014) mengungkapkan Disposisi matematis siswa yang mendapat pembelajaran
73
dengan strategi pembelajaran Think Talk Write lebih tinggi dibandingkan dengan disposisi matematis siswa yang mendapat pembelajaran ekspositori. Temuan
ini
sejalan
mengungkapkan
dengan
bahwa
penelitian
Pencapaian
dan
Suharsono
(2015)
peningkatan
yang
kemampuan
pemahaman matematik serta disposisi matematik siswa yang mendapat teknik probing prompting lebih baik daripada siswa yang mendapat pembelajaran konvensional. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, model SPS terdiri dari enam tahap dalam Model Pembelajaran Selective Problem Solving, yaitu: Definition of the target Problem, identification of the source problem, solution of the target problem, construct an Original problem , Solution an Original Problem, dan Reflection. Dalam proses pembelajaran SPS melibatkan aktifitas
langsung
siswa
dalam
menganalisis
suatu
masalah
serta
mengkonstruksikan pengetahuannya yang akan mampu melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi Siswa. Temuan peneliti selanjutnya mengenai kemampuan berpikir tingkat tinggi Matematika diukur dengan menggunakan tes sesuai dengan indikator pada yang di uraikan sebagai berikut. 1. Indikator Menganalisis Indikator menganalisis yang diukur pada penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam menganalisis Masalah yang diberikan. Dalam soal menganalisis masalah siswa diminta untuk menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan pada soal berkaitan dengan bangun ruang sisi datar serta dapat memanipulasi informasi yang diberikan dengan tepat. Soal posttest yang diberikan adalah soal nomor 1 dan 4b yang mewakili aspek tersebut. sebagai gambaran umum berikut disajikan contoh soal nomer 2 serta jawaban dari kelas eksperimen dan kontrol. 1. Rasio panjang, lebar dan tinggi sebuah balok 3:2:1. Jika Rasio panjangnya bertambah 100%, serta Rasio lebarnya dan tingginya bertambah 200%. Tentukan kenaikan volume balok tersebut? Berikut adalah contoh jawaban kelas eksperimen dan kontrol.
74
Eksperimen
Kontrol
Gambar 4.1 Contoh jawaban posttest siswa kelas Eksperimen dan kontrol indikator menganalisis Gambar 4.7 membuktikan bahwa kelas kontrol belum dapat memahami soal secara keseluruhan ini teridentifikasi dari hasil jawaban diatas yang menunjukan kelas kontrol belum mampu mengerjakan secara tepat. Dilihat dari konteks memahami hubungan antar masalah kedua kelas sudah benar, akan tetapi pada solusi akhir yang diberikan pada kedua kelas tersebut berbeda. pada kelas kontrol menjawab pertanyaan yang kurang tepat yaitu hanya dapat menghitung perbandingan volume awal dan akhir sebuah balok akan tetapi pada kelas eksperimen dapat memberikan solusi yang tepat yaitu menjawab volume kenaaikan balok. Perbedaan cara menjawab kedua kelas tersebut, terkait dengan perbedaan model pembelajaran yang digunakan pada kedua kelas. Siswa pada kelas eksperimen didukung dengan adanya tahapan identification of the source problem, dimana pada tahap ini siswa dilatih untuk mengerjakan masalah target setelah menyelesaikan masalah analogi yang sebelumnya telah dikerjakan. Pada tahap ini kemampuan siswa dalam mendefinisikan masalah secara tepat dan memahami antar hubungan elemen Matematika diperlukan untuk dapat menyelesaikan masalah. Berikut disajikan hasil kerja siswa pada tahap identification of the source problem.
75
Gambar 4.2 Hasil Pekerjaan Siswa Tahap identification of the source problem
Sedangkan untuk kelas kontrol, pembelajarannya diterapkan dengan pembelajaran ekspositori dan kemampuan siswa pada indikator menganalisis didukung pada tahap corelation, dimana pada tahap ini siswa diarahkan untuk menghubungkan pengalamannya kedalam struktuktur pengetahuannya, selain itu terdapat tahap generalization dimana siswa mampu menemukan inti dari materi yang di sajikan serta dengan adanya tahapan application, siswa dapat lebih memahami materi yang disajikan dengan siswa menerapkan pemahaman yang telah didapatkan kedalam situasi yang baru dan diperlukan kemampuan siswa dalam membedakan informasi yang relevan dan menghubungkan elemen yang sesuai dengan masalah yang diberikan. Temuan penelitian ini sejalan dengan penelitian Sri Wahyuni (2017) “Development test system based on Linear Equations two variable Revisied Taxonomy Bloom to Measure High Order thinking skills at student class VIII SMPN Sungguminasa Gowa” yang mengungkapkan bahwa siswa dengan memiliki kemampuan awal Matematika kategori sedang mampu mengerjakan soal level menganalisis dibandingkan soal
76
level mencipta setelah diterapkan pengembangan tes sistem persamaan Linear dua variabel berdasarkan revisi taksonomi Bloom.1 2.
Indikator Mengevaluasi Indikator yang diukur dalam mengevaluasi meliputi kemampuan
siswa dalam meberikan keputusan, mengkritik atau menerima suatu pernyataan yang diberikan. Soal yang digunakan untuk mengukur indikator mengevaluasi yakni soal nomer 2. Berikut ini merupakan contoh soal nomer 2 beserta jawaban yang diberikan pada kelas eksperimen dan kontrol Berikut adalah contoh jawaban kelas eksperimen dan kontrol. 2.Rizka dan Rizki mendapatkan kue berbentuk seperti gambar disamping. 2,5cm
5cm
Kemudian
Rizka
memotong
kue
tersebut sesuai dengan garis putus putus yang ditunjukan pada gambar. Rizki menyatakan “Beratnya salah satu potong kue itu empat kali lebih berat dari potongan kue yang lain”. Apakah pernyataan Rizki tersebut benar? Berikan alasanmu!
1
Sri Wahyuni, Development test system based on Linear Equations two variable Revisied Taxonomy Bloom to Measure High Order thinking skills at student class VIII SMPN Sungguminasa Gowa, Jurnal Daya Matematis, Vol.5 No.1, 2017, h.145.
77
Eksperimen
Kontrol
Gambar 4.3 Contoh jawaban posttest siswa kelas Eksperimen dan kontrol indikator Mengevaluasi Pada soal posttest nomor 2 siswa ditugaskan untuk menyelesaikan permasalahan sesuai dengan kemampuan berpikir tingkat tinggi pada indikator mengevaluasi. Terdapat perbedaan pada kelas eksperimen dan kontrol. Pada hasil jawaban kelas Eksperimen sudah tepat karena selain dapat menyelesaikan masalah dengan benar, pada kelas tersebut
juga
memberikan tanggapan yang sesuai dengan kriteria pernyataan, akan tetapi pada kelas kontrol hanya mampu menyelesaikan masalah dengan melakukan perhitungan tanpa memberikan tanggapan. Perbedaan cara menjawab kedua kelas tersebut, disebabkan perbedaan model pembelajaran yang digunakan pada kedua kelas. Siswa pada kelas eksperimen didukung dengan adanya tahapan Identification of the source problem yang mengarahkan siswa dalam melakukan penilaian dari kedua masalah analogi dan dapat memilih masalah analogi yang sesuai dengan masalah target. Berikut disajikan hasil kerja siswa pada tahap Identification of the source problem
78
Gambar 4.4 Hasil Pekerjaan Siswa Tahap identification of the source problem Selain tahap Identification of the source problem, kemampuan berpikir tingkat tinggi Matematika pada indikator mengevaluasi ini juga didukung pada tahap solution of the target problem, dimana pada tahap ini siswa dilatih untuk mengerjakan masalah target setelah menyelesaikan masalah analogi yang sebelumnya telah dikerjakan. Pada tahapan ini kemampuan siswa dalam mengevaluasi masalah diperlukan karena siswa harus menentukan salah satu cara penyelesaian dari kedua masalah analogi yang nantinya akan dipakai solusinya dalam menyelesaikan masalah target. Berikut disajikan hasil kerja siswa pada tahap solution of the target problem
Gambar 4.5 Hasil Pekerjaan Siswa Tahap solution of the target problem
79
Tahapan lainnya yang mendukung pada indikator mengevaluasi yaitu tahap Reflection, dimana siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran Matematika yang telah dilakukan agar mengingat kembali apa yang telah disampaikan dan memberikan penilaian terhadap proses pembelajaran berlangsung. Berikut disajikan hasil jawaban siswa pada tahap Reflection. Berikut ini hasil jawaban siswa pada disajikan tahap eflection
Gambar 4.6 Hasil Pekerjaan Siswa Tahap Reflection
Sedangkan untuk kelas kontrol, pembelajarannya diterapkan dengan pembelajaran ekspositori dan kemampuan siswa pada indikator mengevaluasi didukung pada tahap application, dimana siswa harus menerapkan ilmu yang telah diberikan serta menentukan solusi terbaik dalam menjawab masalah setelah melakukan penilaian terhadap berbagai solusi yang akan dipakai. Temuan penelitian ini sejalan dengan penelitian Etika Prasetyani (2016) “Kemampuan
berpikir tingkat tinggi siswa kelas XI dalam
pembelajaran Trigonometri Berbasis Masalah di SMA Negeri 18 Palembang” yang mengungkapkan pada indikator mengevaluasi siswa
80
termasuk kedalam kategori baik yaitu mencapai 70% setelah dilakukan pembelajaran berbasis masalah.2 3.
Indikator Mencipta Indikator yang diukur dalam Mencipta meliputi kemampuan siswa
dalam memberikan ide yang baru mngenai masalah Matematika yang diberikan dengan menggunakan informasi yang telah diterima sebelumnya. Soal yang digunakan untuk mengukur indikator mengevaluasi yakni soal nomer 3 dan 4a. Berikut ini merupakan contoh soal nomer 4a beserta jawaban yang diberikan pada kelas eksperimen dan kontrol. Berikut ini contoh soal nomer 4a beserta contoh jawan kelas eksperimen dan kontrol. 4. Sebuah kolam renang mempunyai panjang 2m dan lebar 1m telah selesai dikuras. Kolam renang itu mempunyai dua kedalaman, Kedalaman yang paling dangkal 1m dan yang paling dalam 1,5m. a. Buatlah Sketsa kolam renang tersebut beserta ukurannya ! Berikut ini contoh jawaban pada kelas eksperimen dan kontrol.
Eksperimen
Kontrol
Gambar 4.7 Contoh jawaban posttest siswa kelas Eksperimen dan kontrol pada indikator mencipta 2
Etika Prasetyani, dkk.,“Kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa kelas XI dalam pembelajaran Trigonometri berbasis masalah di SMA Negeri 18 Palembang”, Jurnal Gantang Pendidikan Matematika, 2016, h.40.
81
Pada hasil jawaban kelas eksperimen lebih tepat dibandingkan dengan kelas kelas kontrol. Pada kelas eksperimen dalam membuat Prisma dengan alas trapesium beserta ukurannya sedah tepat. Sedangkan pada kelas kontrol dapat membuat prisma Trapesium akan tetapi terjadi kesalahan pada saat meletakan ukuran kedalaman pertama dan kedua, hal ini menyebabkan ukuran prisma tidak sesuai dengan perintah soal tersebut. Perbedaan cara menjawab kedua kelas tersebut, disebabkan perbedaan model pembelajaran yang digunakan pada kedua kelas. Siswa pada kelas eksperimen didukung dengan adanya tahapan construct an Original problem dan Solution an Original Problem dimana pada tahapan ini siswa diberikan masalah baru yang merupakan pengembangan dari masalah sebelumnya Kemudian siswa dilatih untuk dapat menciptakan solusi yang baru. Berikut disajikan hasil kerja siswa pada tahap construct an Original problem dan Solution an Original.
Gambar 4.8 Hasil Pekerjaan Siswa Tahap Solution an Original Problem
Sedangkan untuk kelas kontrol, pembelajarannya diterapkan dengan pembelajaran ekspositori dan kemampuan siswa pada indikator mengevaluasi didukung pada tahap application, dimana siswa harus menerapkan pengetahuan yang dimiliki dalam menyelesaikan masalah Matematika dengan mengerahkan kemampuannya untuk menciptakan solusi yang baru.
82
Temuan penelitian ini sejalan dengan penelitian Shin’an Musfiqi (2014) yang mengemukakan bahwa terjadi peningkatan pada indikator mencipta yaitu mengembangkan dugaan dan alternatif baru dalam menyelesaikan masalah dengan menggunakan bahan ajar Matematika yang berorientasi pada karakter dan Higher order thinking skill.3 Temuan peneliti selanjutnya mengenai Disposisi Matematika yang diukur dengan menggunakan instrumen nontes sesuai dengan indikator di uraikan sebagai berikut. 1. Indikator Fleksibilitas Indikator Fleksibilitas yang diukur pada penelitian ini adalah Siswa mampu bersikap fleksibel dalam menyelidiki gagasan Matematika dan berusaha mencari beragam strategi memecahkan masalah. pada pernyataan angket disposisi Matematika yang berkaitan dengan indikator tersebut pada butir pernyataan nomer 1 sampai dengan 8. Pada kelas eksperimen pemerolehan skor indikator tersebut mencapai 73,75% sedangkan kelas kontrol mencapai 64,19%. Hasil tersebut menunjukan pemerolehan indikator fleksibilitas kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Perbedaan pemerolehan skor diatas, terkait dengan perbedaan model pembelajaran yang digunakan pada kedua kelas. Siswa pada kelas eksperimen
didukung
oleh
pembelajaran
yang
memuat
tahapan
Identification of the source Problem karena siswa dilatih untuk mempunyai beberapa
cara dalam menyelesaikan masalah target,
sedangkan pada kelas ekperimen model pembelajaran yang tahapan application karena siswa dilatih untuk mengetahui sejauh mana siswa dapat menerapkan pengetahuan yang telah diraih. 2. Indikator Percaya diri Indikator percaya diri yang diukur pada penelitian ini adalah Siswa mampu menunjukkan rasa percaya diri dalam belajar dan menyelesaikan masalah. pada pernyataan angket disposisi Matematika yang berkaitan 3
Shin’an, op.cit h. 55
83
dengan indikator tersebut terdapat pada butir pernyataan nomer 9 sampai dengan 16. Pada kelas eksperimen pemerolehan skor indikator tersebut mencapai 81,45% sedangkan kelas kontrol mencapai 72,57%. Hasil tersebut menunjukan pemerolehan indikator rasa percaya diri kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Perbedaan pemerolehan skor diatas, terkait dengan perbedaan model pembelajaran yang digunakan pada kedua kelas. Siswa pada kelas eksperimen
didukung
oleh
pembelajaran
yang
memuat
tahapan
Identification of the source Problem karena siswa dilatih untuk percaya diri dalam memilih masalah analogi yang memiliki kesamaan dengan masalah target, sedangkan pada kelas ekperimen model pembelajaran yang memuat tahapan application karena siswa dilatih untuk mengembangkan rasa percaya dirinya dalam menerapkan pengetahuan yang telah diraih kedalam masalah matematika 3.
Indikator Reflektif Indikator Reflektif yang diukur pada penelitian ini adalah Siswa
dapat merefleksi hasil pemikiran dan kinerja. pada pernyataan angket disposisi Matematika yang berkaitan dengan indikator tersebut terdapat pada butir pernyataan nomer 17 sampai dengan 24. Pada kelas eksperimen pemerolehan skor indikator tersebut mencapai 76,39% sedangkan kelas kontrol mencapai 74,85%. Hasil tersebut menunjukan pemerolehan indikator reflektif kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Perbedaan pemerolehan skor diatas, terkait dengan perbedaan model pembelajaran yang digunakan pada kedua kelas. Siswa pada kelas eksperimen didukung oleh pembelajaran yang memuat tahapan Reflection karena siswa dilatih untuk merefleksikan hasil yang didapat dalam memecahkan masalah , sedangkan pada kelas ekperimen digunakan model pembelajaran yang memuat tahapan application karena siswa dilatih untuk merefleksikan pengetahuan yang dimiliki setelah menerapkan konsep yang telah dipahaminya kedalam masalah matematika.
84
4. Indikator Rasa ingin tahu Indikator rasa ingin tahu yang diukur pada penelitian ini adalah Siswa menunjukan rasa keingintahuan
terhadap Matematika. pada
pernyataan angket disposisi Matematika yang berkaitan dengan indikator tersebut terdapat pada butir pernyataan nomer 25 sampai dengan 28. Pada kelas eksperimen pemerolehan skor indikator tersebut mencapai 70,41% sedangkan kelas kontrol mencapai 62,79%. Hasil tersebut menunjukan pemerolehan indikator rasa ingin tahu kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Perbedaan pemerolehan skor diatas, terkait dengan perbedaan model pembelajaran yang digunakan pada kedua kelas. Siswa pada kelas eksperimen didukung oleh pembelajaran yang memuat tahapan solution of the target problem karena siswa diarahkan untuk memiliki rasa keingintahuan terhadap penyelesaian masalah target dengan menggunakan solusi dari masalah analogi, sedangkan pada kelas ekperimen digunakan model pembelajaran yang memuat tahapan correlation karena siswa dilatih untuk menghubungkan konsep pengetahuan kedalam pengalaman yang dimiliki sehingga dapat memunculkan rasa keingintahuan terhadap penyelesaian masalah matematika.
E. Keterbatasan Penelitian
Dalam pelaksanaan, peneliti mengalami beberapa keterbatasan terutama pada awal pertemuan pembelajaran. Berikut dipaparkan beberapa keterbatasan yang ditemukan dalam penelitian. 1. Pada awal pertemuan, siswa terlihat masih kebingungan dalam menerapkan Lembar kerja siswa (LKS) Selective Problem Solving di kelas walaupun peneliti telah menyampaikan intruksi secara rinci. Kesulitan ini dikarenakan siswa selama ini hanya menerima materi secara langsung dari guru, sehingga siswa sangat pasif dalam belajar. Namun setelah diberikan penjelasan, akhirnya siswa secara bertahap
85
mulai terbiasa dengan proses yang terdapat pada Selective Problem Solving (SPS) dan mampu melaksanakannya dengan baik. 2. Hasil kemampuan Berpikir tingkat tinggi Matematika di pembelajaran Selective Problem Solving hanya berupa skor kuantitatif, belum dilengkapi
dengan data kualitatif seperti observasi dan wawancara
setelah pembelajaran.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan mengenai pengaruh model Selective Problem Solving terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi dan Disposisi Matematika di SMPN 5 Kota Tangerang Selatan diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Kemampuan berpikir tingkat tinggi Matematika yang diajarkan dengan pembelajaran Selective Problem Solving sudah tergolong baik. Kemampuan berpikir tingkat tinggi Matematika meliputi indikator menganalisis, mengevaluasi dan mencipta. Kemampuan berpikir tingkat tinggi Matematika siswa pada indikator menganalisis lebih baik dibandingkan dengan mengevaluasi dan mencipta. 2. Kemampuan berpikir tingkat tinggi Matematika yang diajarkan dengan pembelajaran Konvensional sudah tergolong cukup baik. Kemampuan berpikir tingkat tinggi Matematika meliputi indikator menganalisis, mengevaluasi dan mencipta. Kemampuan berpikir tingkat tinggi Matematika siswa pada indikator mencipta lebih baik dibandingkan dengan menganalisis dan mengevaluasi. 3. Kemampuan berpikir tingkat tinggi Matematika siswa yang diajarkan pembelajaran Selective Problem Solving lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang diajarkan
dengan menggunakan pembelajaran
konvensional. Pembelajaran Selective Problem Solving lebih efektif untuk meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi Matematika dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. 4. Disposisi Matematika yang diajarkan dengan pembelajaran Selective Problem Solving sudah tergolong baik. Disposisi Matematika meliputi indikator fleksibelitas, percaya diri, reflektif dan rasa ingin tahu. Disposisi Matematika siswa pada indikator percaya diri lebih baik dibandingkan dengan fleksibilitas, reflektif dan rasa ingin tahu.
86
87
5. Disposisi
Matematika
yang
diajarkan
konvensional sudah tergolong cukup
dengan
pembelajaran
baik. Disposisi Matematika.
meliputi indikator fleksibilitas, percaya diri, reflektif dan rasa ingin tahu. Disposisi Matematika siswa pada indikator reflektif lebih baik dibandingkan dengan fleksibilitas, percaya diri dan rasa ingin tahu. 6. Disposisi Matematika siswa yang diajarkan dengan pembelajaran Selective Problem Solving lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang diajarkan
dengan menggunakan pembelajaran konvensional.
Pembelajaran
Selective Problem Solving lebih efektif
meningkatkan
Disposisi
Matematika
dibandingkan
untuk dengan
pembelajaran konvensional.
B. Saran Terdapat beberapa saran peneliti berdasarkan temuan penelitian ini, diantaranya: 1. Berdasarkan hasil penelitian bahwa model Selective Problem Solving mampu meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi Matematika siswa sehingga dapat menjadi alternatif yang dapat digunakan sebagai variasi dalam pembelajaran Matematika yang diterapkan oleh guru. 2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan yang meneliti tentang model Selective Problem Solving pada pokok bahasan lain, mengukur kemampuan lain atau jenjang sekolah yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah. Sosiologi Pendidikan individu, Masyarakat dan Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011 Amalia, Rizki “Penerapan Model Pembelajaran pembuktian untuk meningkatkan kemampuan berpikir Matematis tingkat tinggi siswa SMA,” Tesis pada Sekolah Pascasarjana UPI Bandung: 2013. tidak dipublikasikan Bagus, Rezky dkk., Komparasi kemampuan pemecahan masalah Materi Geometri antara Model SPS dan model SPS dengan Hands on activity, jurnal matematika kreatif inovatif FMIPA Universitas Negeri Semarang. 2016 Bal-Sezerel, Bilge dan Ugur Sak. The Selective Problem Solving Model (SPS) and its social vadility in solving Mathematical Problem, The International Journal of creativity and Problem solving. 1, 2013 Eka, Karunia Lestari dan M. Ridwan Yudhanegara. Penelitian Pendidikan Matematika. Bandung: Refika Aditama, 2015 Ezane, Kodjo Joseph dan Changiun Dai, Human Resource Management: A Central Businiess Concern in Today’s Economy, International Journal of Business and Management. 4, 2009 Ghasempour, et al., Higher Order Thinking via Mathematical Problem Posing Tasks among Engineering Students, ASEAN Journal of Engineering Education, 2012 Hamdan Sugilar, Meningkatkan kemampuan berpikir Kreatif dan Disposisi Matematik siswa Madrasah Tsanawiyah melalui pembelajaran Generatif, Jurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung. 2,2013 Hamzah, Ali. Evaluasi Pembelajaran Matematika. Jakarta: Rajawali Pers, 2014 Hasratuddin, Pembelajaran Matematika Sekarang dan yang akan datang berbasis Karakter, Jurnal Didaktik Matematika, 1, 2014 Hudojo, Herman. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Malang: Universitas Negeri Malang, 2005 Kadir, Statistika terapan konsep, contoh dan Analisis data dengan program SPSS/Lisrel dalam penelitian. Jakarta: PT.Raja Grafindo, 2015
88
89
Lewy dkk., Pengembangan soal untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi pokok bahasan barisan dan deret bilangan dikelas IX Akselerasi SMP Xaverius Maria Palembang, Jurnal pendidikan matematika. 3, 2009. Luthfiana, Ulfa Al Azzy dan Budiono. “Penerapan Strategi Brain Based Learning yang dapat meningkatkan Keterampilan Berpikir tingkat tinggi”, www.jurnal-online.um.ac.id, 26 Desember 2016 M, Susan Brookhart. How to assess High order Thinking skills in your classroom, Alexandria : ASCD. 2010 Mahmudi, Ali. “Tinjauan Asosiasi antara Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis dan Disposisi Matematis,” Makalah disampaikan Pada Seminar Nasional Pendidikan Matematika. 17 April. Yogyakarta: FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta, 2010. Masrurotullaily, dkk., Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Keuangan Berdasaran Model Polya siswa SMK Negeri 6 Jamber, Kadikma. 4, 2013 Musfiqi, Shin’an dan Jailani. Pengembangan Bahan Ajar Matematika yang Berorientasi pada Karakter dan Higher Order Thinking Skill (HOTS). Phytagoras: Jurnal Pendidikan Matematika. 9, 2014 Novianti, Dian. Analisis kemampuan berpikir tingkat tinggi dengan gaya belajar tipe investigatif dalam pemecahan masalah matematika kelas VII di SMP N Kota Jambi, Artikel ilmiah Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Universitas Jambi, 2014 OECD, “PISA 2015 Results Excellence and Equity in education volume 1”, www.oecd.org/publishing/corrigenda, 17 Januari 2016 Patricia, Rachel., et al., Creative Activities and Students’ Higher Order Thinking Skills, Education Quarterly, 66, 2008 Prasetyani, Etika dkk., Kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa kelas XI dalam pembelajaran Trigonometri berbasis masalah di SMA Negeri 18 Palembang. Jurnal Gantang Pendidikan Matematika, 2016 Qodariyah, Lisda dan Euis Eti Rohaeti. Mengembangkan Kemampuan komunikasi dan Disposisi Matematik siswa SMP melalui Discovery Learning, Jurnal Ilmiah Program Studi Matematika. 4, 2015 Rachman ,Abd. Abror. Psikologi pendidikan. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya, 1993 Rahayu ,R. dan Kartono, The Effect of Mathematical Disposition Toward Problem Solving Abality Based on IDEAL Problem Solver, International Journal of Science and Research (IJSR). 3, 2014.
90
Rosnawati, R. Enam tahapan aktivitas dalam Pembelajaran Matematika untuk memperdayagunakan Berpikir Tingkat Tinggi siswa, Makalah disampaikan pada Seminar Nasional. 16 Mei. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 2009. Sak, Ugur. Running Head: Selective Problem Solving Model (SPS): A Model for Teaching Creative Problem Solving, Gifted Educational International, 2011 Sanjaya, Wina. Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan, Jakarta : Kencana media group, 2006. Sefalianti, Berta. Penerapan Pendekatan Inkuiri Terbimbing Terhadap Kemampuan Komunikasi dan Disposisi Matematis Siswa, Jurnal Pendidikan dan Keguruan. 1, 2014 Setiadi, Hari dkk., “Kemampuan Matematika Siswa SMP Indonesia Menurut Benchmark International TIMSS 2011”, http://litbang.kemdikbud.go.id, 16 November 2016 Siregar, Syofian. Statistika Deskriptif untuk Penelitian. Jakarta: Rajawali Pers, 2011 Sukamto, Strategi Quantum Learning dengan pendekatan Konstruktivisme untuk meningkatkan Disposisi dan Penalaran Matematis siswa. Journal of Primary Educational. 2, 2013 Sumarmo, Utari. Mengembangkan Instrumen untuk mengukur High Order Mathematical Thingking Skill. Makalah disampaikan pada Workshop Pendidikan Matematika. 22 Oktober. Bandung: STKIP Siliwangi Bandung, 2014. Sumarmo, Utari.“Pendidikan Karakter Serta Pengembangan Berpikir dan Disposisi Matematik dalam Pembelajaran Matematika,” Makalah disampaikan Pada Seminar Pendidikan Matematika di Nusa Tenggara, 25 Februari, 2012 Sunaryo, Wowo. Taksonomi Kognitif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012 Sunyoto, Danang. Uji Khi Kuadrat Regresi dan untuk Penelitian. Yogyakarta: Graha ilmu, 2010 Trianto. Model Pembelajaran Terpadu Konsep, strategi dan implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: PT. Bumi Aksara. 2010 V.S., Ina Mullis, et al., TIMSS 2011 International Results in Mathematics. USA: TIMSS and PIRLS International Study Center, 2012.
91
Wahyuni, Sri. Development test system based on Linear Equations two variable Revisied Taxonomy Bloom to Measure High Order thinking skills at student class VIII SMPN Sungguminasa Gowa, Jurnal Daya Matematis. 5, 2017 Wardhani, Sri., dkk., “Modul Matematika SMP Program Bermutu: Instrumen Penilaian Hasil Belajar Matematika SMP: Belajar dari PISA dan TIMSS”, www.p4tkmatematika.org, 16 Desember 2016 Widodo, Tri dan Srikadarwati, Higher Order Thinking Berbasis pemecahan masalah untuk meningkatkan hasil belajar berorientasi pembentukan siswa, Jurnal Cakrawala Pendidikan. 22, 2013 Witri, Gustimal., dkk., Analisis Kemampuan Siswa Sekolah Dasar, Model the Trends For International, Jurnal Primary. 3,2014
92
Lampiran 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP-1) (KELAS EKSPERIMEN)
Sekolah
: SMPN 5 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Matematika
Pokok Bahasan
: Bangun Ruang Sisi datar
Kelas / Semester
: VIII (Delapan) /II (Dua)
Alokasi Waktu
: 2 x 40 Menit (satu pertemuan)
A. Standar Kompetensi Memahami sifat sifat kubus ,balok,prisma,limas dan bagian bagianya, serta menentukan ukuranya B. Kompetensi Dasar Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas C. Indikator Menghitung luas permukaan kubus D. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat Menghitung luas permukaan kubus E. Materi Ajar Bangun Ruang sisi datar (kubus) Luas permukaan suatu bangun ruang sisi datar adalah jumlah seluruh permukaan (bidang) bangun ruang tersebut. Untuk menentukan luas permukaan suatu bangun ruang sisi datar perlu diketahui hal hal berikut: Banyak bidang pada bangun ruang Bentuk dari masing masing bidang Jaring jaring kubus
Bidang yang sama berjumlah 6 buah Luas 1bidang Luas 6 bidang
Jadi, Luas Permukaan Kubus
93
F. Model dan Metode Pembelajaran Model
: Selective Problem Solving
Metode
: Diskusi kelompok,Tanya jawab dan penugasan
G. Langkah – Langkah Pembelajaran Alokasi Tahapan I. Pendahuluan
Kegiatan pembelajaran Guru dan siswa membuka pelajaran dengan doa.
waktu 10 menit
Guru membagikan siswa kedalam kelompok Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Guru memberikan apersepsi mengenai Luas permukaan bangun ruang sisi datar (kubus) Guru membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS-1) kepada setiap kelompok II. Kegiatan Inti Definition of the target problem
Guru Mempresentasikan masalah target (masalah 1) pada LKS-1 5 menit mengenai luas permukaan kubus Siswa dibimbing guru untuk mendefinisikan masalah 1 dengan cara mengungkapkan kembali masalah 1 menggunakan bahasa sendiri
Identification of the source problem
Guru Memberikan 2 masalah analogi pada LKS-1 yaitu rumus 7 menit menentukan luas permukaan kubus dan balok Siswa mengidentifikasi kedua masalah analogi (rumus menentukan luas permukaan kubus dan balok) Siswa menyelesaikan kedua masalah analogi (rumus menentukan luas permukaan kubus dan balok) siswa memilih masalah analogi yang memiliki kesamaan konsep dengan masalah 1 (masalah luas permukaan kubus) antara rumus menentukan luas permukaan kubus atau balok
Solution of the target problem
Guru Membimbing siswa dalam menyelesaikan masalah 1 pada LKS-1 (luas permukaan kubus) dengan menggunakan solusi yang telah dipakai pada masalah analogi (rumus menentukan luas permukaan kubus atau balok)
5 menit
94
Construction of an original problem
Guru memberikan masalah baru (masalah 2) pada LKS-1 berupa
10 menit
soal luas permukaan kubus yang merupakan pengembangan dari masalah1 Siswa dibimbing guru untuk mendefinisikan masalah 2 dengan cara mengungkapkan kembali masalah 2 menggunakan bahasa sendiri
Solution of the original problem
Siswa menyelesaikan masalah 2 pada LKS-1 (soal pengembangan
30 menit
luas permukaan kubus) dengan diawasi oleh guru Siswa bersama guru merefleksi tahapan proses dan hasil pemecahan 6 menit
Reflection III. Penutup
masalah pada LKS-1 7 menit
Guru mengumpulkan LKS-1 Guru Meringkas materi pembelajaran yang telah dilakukan (luas permukaan kubus) siswa bertanya jika terdapat ketidakpahaman materi yang telah dijelaskan guru Memberitahukan materi pertemuan selanjutnya agar siswa dapat membaca sekilas materi tersebut
H. Alat dan Sumber belajar Alat
: Papan tulis, spidol dan penghapus
Sumber belajar
: buku paket M.cholik Adinawan dan
sugijono. 2007.
Matematika untuk SMP kelas VIII 2B. Jakarta: Erlangga
Pondok Aren, April 2017 Peneliti,
Ulfia Endardini
95
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP-2) (KELAS EKSPERIMEN)
Sekolah
: SMPN 5 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Matematika
Pokok Bahasan
: Bangun Ruang Sisi datar
Kelas / Semester
: VIII (Delapan) /II (Dua)
Alokasi Waktu
: 2 x 40 Menit (satu pertemuan)
B. Standar Kompetensi Memahami sifat sifat kubus ,balok,prisma,limas dan bagian bagianya, serta menentukan ukuranya B. Kompetensi Dasar Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas C. Indikator Menghitung luas permukaan balok D. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat Menghitung luas permukaan balok E. Materi Ajar Bangun Ruang sisi datar (balok) Luas permukaan suatu bangun ruang sisi datar adalah jumlah seluruh permukaan (bidang) bangun ruang tersebut. Untuk menentukan luas permukaan suatu bangun ruang sisi datar perlu diketahui hal hal berikut:
Banyak bidang pada bangun ruang
Bentuk dari masing masing bidang
Jaring jaring balok:
Bidang alas sama dan sebangun dengan bidang atas,maka : Luas bidang alas dan atas = 2 x (p x l ) = 2 pl Bidang depan sama dan sebangun dengan bidang belakang Luas bidang depan dan belakang = 2 x (p x t ) = 2pt Bidang kiri sama dan sebangun dengan bidang kanan
96
Luas bidang kiri dan kanan = 2 x (l x t) = 2 l t Jadi luas permukaan balok = 2 pl + 2pt + 2 l = 2 ( p l + pt + l t)
F. Model dan Metode Pembelajaran Model
: Selective Problem Solving
Metode
: Diskusi kelompok, Tanya jawab dan penugasan
G. Langkah – Langkah Pembelajaran Alokasi Tahapan J. Pendahuluan
Kegiatan pembelajaran Guru dan siswa membuka pelajaran dengan doa.
waktu 10 menit
Guru meminta siswa untuk duduk sesuai kelompok yang telah ditentukan Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Guru memberikan apersepsi mengenai Luas permukaan bangun ruang sisi datar (Balok) Guru membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS-2) kepada setiap kelompok II. Kegiatan Inti Definition of the target problem
Guru Mempresentasikan masalah target (masalah 1) pada LKS-2 5 menit mengenai luas permukaan Balok Siswa dibimbing guru untuk mendefinisikan masalah 1 dengan cara mengungkapkan kembali masalah 1 menggunakan bahasa sendiri
Identification of the source problem
Guru Memberikan 2 masalah analogi pada LKS-2 yaitu rumus 7 menit menentukan luas permukaan kubus dan balok Siswa mengidentifikasi kedua masalah analogi (rumus menentukan luas permukaan kubus dan balok) Siswa menyelesaikan kedua masalah analogi (rumus menentukan luas permukaan kubus dan balok) siswa memilih masalah analogi yang memiliki kesamaan konsep dengan masalah 1 (masalah luas permukaan Balok) antara rumus menentukan luas permukaan kubus atau balok
Solution of the target problem
Guru Membimbing siswa dalam menyelesaikan masalah 1 pada LKS-2 (luas permukaan balok) dengan menggunakan solusi yang
5 menit
97
telah dipakai pada masalah analogi (rumus menentukan luas permukaan kubus atau balok) Construction of an
Guru memberikan masalah baru (masalah 2) pada LKS-2 berupa
original problem
soal luas permukaan balok yang merupakan pengembangan dari
10 menit
masalah1 Siswa dibimbing guru untuk mendefinisikan masalah 2 dengan cara mengungkapkan kembali masalah 2 menggunakan bahasa sendiri Solution of the original problem
Siswa menyelesaikan masalah 2 pada LKS-2 (soal pengembangan
30 menit
luas permukaan balok) dengan diawasi oleh guru Siswa bersama guru merefleksi tahapan proses dan hasil pemecahan 6 menit
Reflection III. Penutup
masalah pada LKS-2 7 menit
Guru mengumpulkan LKS-2 Guru Meringkas materi pembelajaran yang telah dilakukan (luas permukaan balok) siswa bertanya jika terdapat ketidakpahaman materi yang telah dijelaskan guru Memberitahukan materi pertemuan selanjutnya agar siswa dapat membaca sekilas materi tersebut
H. Alat dan Sumber belajar Alat
: Papan tulis, spidol dan penghapus
Sumber belajar
: buku paket M.cholik Adinawan dan
sugijono. 2007.
Matematika untuk SMP kelas VIII 2B. Jakarta: Erlangga
Pondok Aren, April 2017 Peneliti,
Ulfia Endardini
98
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP-3) (KELAS EKSPERIMEN)
Sekolah
: SMPN 5 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Matematika
Pokok Bahasan
: Bangun Ruang Sisi datar
Kelas / Semester
: VIII (Delapan) / II(Dua)
Alokasi Waktu
: 2 x 40 Menit (satu pertemuan)
A. Standar Kompetensi Memahami sifat sifat kubus ,balok,prisma,limas dan bagian bagianya, serta menentukan ukuranya B. Kompetensi Dasar Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas C. Indikator Menghitung luas permukaan Prisma D. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat Menghitung luas permukaan Prisma E. Materi Ajar Bangun Ruang sisi datar (Prisma) Luas permukaan suatu bangun ruang sisi datar adalah jumlah seluruh permukaan (bidang) bangun ruang tersebut. Untuk menentukan luas permukaan suatu bangun ruang sisi datar perlu diketahui hal hal berikut: Banyak bidang pada bangun ruang Bentuk dari masing masing bidang
Luas Permukaan Prisma = (L1 + L2 + L3 + L4+ L5) ; Karena L1 = L2 = Luas Alas, Maka: [(Luas alas + Luas alas]+ [(axt) + (bxt) + (cxt)] = (2 x Luas alas) + t (a+b +c)
99
Jika keliling alas = a+b+c dan tinggi prisma = t, maka Luas permukaan prisma : (2 x Luas alas) + (tinggi prisma x keliling alas)
F. Model dan Metode Pembelajaran Model
: Selective Problem Solving
Metode
: Diskusi kelompok, Tanya jawab dan penugasan
G. Langkah – Langkah Pembelajaran Alokasi Tahapan K. Pendahuluan
Kegiatan pembelajaran Guru dan siswa membuka pelajaran dengan doa.
waktu 10 menit
Guru meminta siswa untuk duduk sesuai kelompok yang telah ditentukan Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Guru memberikan apersepsi mengenai Luas permukaan bangun ruang sisi datar (Prisma) Guru membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS-3) kepada setiap kelompok II. Kegiatan Inti Definition of the target problem
Guru Mempresentasikan masalah target (masalah 1) pada LKS-3 5 menit mengenai luas permukaan Prisma Siswa dibimbing guru untuk mendefinisikan masalah 1 dengan cara mengungkapkan kembali masalah 1 menggunakan bahasa sendiri
Identification of the source problem
Guru Memberikan 2 masalah analogi pada LKS-3 yaitu rumus 7 menit menentukan luas permukaan prisma dan Limas Siswa mengidentifikasi kedua masalah analogi (rumus menentukan luas permukaan Prisma dan Limas) Siswa menyelesaikan kedua masalah analogi (rumus menentukan luas permukaan Prisma dan Limas) siswa memilih masalah analogi yang memiliki kesamaan konsep dengan masalah 1 (masalah luas permukaan prisma) antara rumus menentukan luas permukaan Prisma atau Limas
100
Solution of the target problem
Guru Membimbing siswa dalam menyelesaikan masalah 1 pada
5 menit
LKS-3 (luas permukaan prisma) dengan menggunakan solusi yang telah dipakai pada masalah analogi (rumus menentukan luas permukaan Prisma atau limas)
Construction of an original problem
Guru memberikan masalah baru (masalah 2) pada LKS-3 berupa
10 menit
soal luas permukaan prisma yang merupakan pengembangan dari masalah1 Siswa dibimbing guru untuk mendefinisikan masalah 2 dengan cara mengungkapkan kembali masalah 2 menggunakan bahasa sendiri
Solution of the original problem
Siswa menyelesaikan masalah 2 pada LKS-3 (soal pengembangan
30 menit
luas permukaan prisma) dengan diawasi oleh guru Siswa bersama guru merefleksi tahapan proses dan hasil pemecahan 6 menit
Reflection III. Penutup
masalah pada LKS-3 7 menit
Guru mengumpulkan LKS-3 Guru Meringkas materi pembelajaran yang telah dilakukan (luas permukaan Prisma) siswa bertanya jika terdapat ketidakpahaman materi yang telah dijelaskan guru Memberitahukan materi pertemuan selanjutnya agar siswa dapat membaca sekilas materi tersebut
H. Alat dan Sumber belajar Alat
: Papan tulis, spidol dan penghapus
Sumber belajar
: buku paket M.cholik Adinawan dan
sugijono. 2007.
Matematika untuk SMP kelas VIII 2B. Jakarta: Erlangga
Pondok Aren, April 2017 Peneliti,
Ulfia Endardini
101
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP-4) (KELAS EKSPERIMEN)
Sekolah
: SMPN 5 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Matematika
Pokok Bahasan
: Bangun Ruang Sisi datar
Kelas / Semester
: VIII (Delapan) /II (Dua)
Alokasi Waktu
: 2 x 40 Menit (satu pertemuan)
A. Standar Kompetensi Memahami sifat sifat kubus ,balok,prisma,limas dan bagian bagianya, serta menentukan ukuranya B. Kompetensi Dasar Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas C. Indikator Menghitung luas permukaan Limas D. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat Menghitung luas permukaan Limas E. Materi Ajar Bangun Ruang sisi datar (Limas) Luas permukaan suatu bangun ruang sisi datar adalah jumlah seluruh permukaan (bidang) bangun ruang tersebut. Untuk menentukan luas permukaan suatu bangun ruang sisi datar perlu diketahui hal hal berikut: Banyak bidang pada bangun ruang Bentuk dari masing masing bidang Berdasarkan Jaring jaring Limas
Luas permukaan limas = (L1 + L2+ L3 + L4+ L5) = (a x a) + ( = (a x a) + 4 (
)+( )
) +(
)+(
)
102
Luas alas = a x a Luas segitiga bidang tegak =
; maka:
Luas Permukaan Limas = (Luas alas) + 4 (Luas segitiga bidang tegak) F. Model dan Metode Pembelajaran Model
: Selective Problem Solving
Metode
: Diskusi kelompok,Tanya jawab dan penugasan
G. Langkah – Langkah Pembelajaran Alokasi Tahapan L. Pendahuluan
Kegiatan pembelajaran Guru dan siswa membuka pelajaran dengan doa.
waktu 10 menit
Guru meminta siswa untuk duduk sesuai kelompok yang telah ditentukan Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Guru memberikan apersepsi mengenai Luas permukaan bangun ruang sisi datar (Limas) Guru membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS-4) kepada setiap kelompok II. Kegiatan Inti Definition of the target problem
Guru Mempresentasikan masalah target (masalah 1) pada LKS-4 5 menit mengenai luas permukaan Limas Siswa dibimbing guru untuk mendefinisikan masalah 1 dengan cara mengungkapkan kembali masalah 1 menggunakan bahasa sendiri
Identification of the source problem
Guru Memberikan 2 masalah analogi pada LKS-4 yaitu rumus 7 menit menentukan luas permukaan prisma dan Limas Siswa mengidentifikasi kedua masalah analogi (rumus menentukan luas permukaan Prisma dan Limas) Siswa menyelesaikan kedua masalah analogi (rumus menentukan luas permukaan Prisma dan Limas) siswa memilih masalah analogi yang memiliki kesamaan konsep dengan masalah 1 (masalah luas permukaan Limas) antara rumus menentukan luas permukaan Prisma atau Limas
103
Solution of the target problem
Guru Membimbing siswa dalam menyelesaikan masalah 1 pada
5 menit
LKS-4 (luas permukaan Limas) dengan menggunakan solusi yang telah dipakai pada masalah analogi (rumus menentukan luas permukaan Prisma atau Limas)
Construction of an original problem
Guru memberikan masalah baru (masalah 2) pada LKS-4 berupa
10 menit
soal luas permukaan Limas yang merupakan pengembangan dari masalah1 Siswa dibimbing guru untuk mendefinisikan masalah 2 dengan cara mengungkapkan kembali masalah 2 menggunakan bahasa sendiri
Solution of the original problem
Siswa menyelesaikan masalah 2 pada LKS-4 (soal pengembangan
30 menit
luas permukaan Limas) dengan diawasi oleh guru Siswa bersama guru merefleksi tahapan proses dan hasil pemecahan 6 menit
Reflection III. Penutup
masalah pada LKS-4 Guru Meringkas materi pembelajaran yang telah dilakukan (luas
7 menit
permukaan Limas) siswa bertanya jika terdapat ketidakpahaman materi yang telah dijelaskan guru Memberitahukan materi pertemuan selanjutnya agar siswa dapat membaca sekilas materi tersebut
H. Alat dan Sumber belajar Alat
: Papan tulis, spidol dan penghapus
Sumber belajar
: buku paket M.cholik Adinawan dan
sugijono. 2007.
Matematika untuk SMP kelas VIII 2B. Jakarta: Erlangga
Pondok Aren, April 2017 Peneliti,
Ulfia Endardini
104
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP-5) (KELAS EKSPERIMEN)
Sekolah
: SMPN 5 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Matematika
Pokok Bahasan
: Bangun Ruang Sisi datar
Kelas / Semester
: VIII (Delapan) / II(Dua)
Alokasi Waktu
: 2 x 40 Menit (satu pertemuan)
A. Standar Kompetensi Memahami sifat sifat kubus ,balok,prisma,limas dan bagian bagianya, serta menentukan ukuranya B. Kompetensi Dasar Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas C. Indikator Menghitung Volume kubus D. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat Menghitung Volume kubus E. Materi Ajar Volume merupakan perhitungan seberapa ruang (isi) yang bisa ditempati dalam suatu objek benda.
c
b a
jumlah seluruh tumpukan kotak diatas sebanyak 27 kotak
=
Jika 1 kotak menyatakan 1 satuan, maka: Panjang a =3 Panjang b = 3 Panjang c = 3 Hasil a x b x c = 27
Karena panjang a = b =c = s Maka bangun ruang tersebut merupakan kubus. Volume kubus =s x s x s = 𝑠 3
105
F. Model dan Metode Pembelajaran Model
: Selective Problem Solving
Metode
: Diskusi kelompok,Tanya jawab dan penugasan
G. Langkah – Langkah Pembelajaran Alokasi Tahapan M. endahuluan
Kegiatan pembelajaran P Guru dan siswa membuka pelajaran dengan doa.
waktu 10 menit
Guru meminta siswa untuk duduk sesuai kelompok yang telah ditentukan Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Guru memberikan apersepsi mengenai Volume bangun ruang sisi datar (kubus) Guru membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS-5) kepada setiap kelompok
II. Kegiatan Inti Definition of the target problem
Guru Mempresentasikan masalah target (masalah 1) pada LKS-5 5 menit mengenai volume kubus Siswa dibimbing guru untuk mendefinisikan masalah 1 dengan cara mengungkapkan kembali masalah 1 menggunakan bahasa sendiri
Identification of the source problem
Guru Memberikan 2 masalah analogi pada LKS-5 yaitu rumus 7 menit menentukan volume kubus dan balok Siswa mengidentifikasi kedua masalah analogi (rumus menentukan volume kubus dan balok) Siswa menyelesaikan kedua masalah analogi (rumus menentukan volume kubus dan balok) siswa memilih masalah analogi yang memiliki kesamaan konsep dengan masalah 1 (masalah volume kubus) antara rumus menentukan volume kubus atau balok
Solution of the
Guru Membimbing siswa dalam menyelesaikan masalah 1 pada
target problem
LKS-5 (volume kubus) dengan menggunakan solusi yang telah dipakai pada masalah analogi (rumus menentukan volume kubus atau balok)
5 menit
106
Construction of an original problem
Guru memberikan masalah baru (masalah 2) pada LKS-2 berupa
10 menit
soal volume kubus yang merupakan pengembangan dari masalah1 Siswa dibimbing guru untuk mendefinisikan masalah 2 dengan cara mengungkapkan kembali masalah 2 menggunakan bahasa sendiri
Solution of the original problem
Siswa menyelesaikan masalah 2 pada LKS-5 (soal pengembangan
30 menit
volume kubus) dengan diawasi oleh guru Siswa bersama guru merefleksi tahapan proses dan hasil pemecahan 6 menit
Reflection III. Penutup
masalah pada LKS-5 7 menit
Guru mengumpulkan LKS-5 Guru Meringkas materi pembelajaran
yang telah dilakukan
(volume kubus) siswa bertanya jika terdapat ketidakpahaman materi yang telah dijelaskan guru Memberitahukan materi pertemuan selanjutnya agar siswa dapat membaca sekilas materi tersebut H. Alat dan Sumber belajar Alat
: Papan tulis, spidol dan penghapus
Sumber belajar
: buku paket M.cholik Adinawan dan
sugijono. 2007.
Matematika untuk SMP kelas VIII 2B. Jakarta: Erlangga
Pondok Aren, April 2017 Peneliti,
Ulfia Endardini
107
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP-6) (KELAS EKSPERIMEN)
Sekolah
: SMPN 5 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Matematika
Pokok Bahasan
: Bangun Ruang Sisi datar
Kelas / Semester
: VIII (Delapan) / II (Dua)
Alokasi Waktu
: 2 x 40 Menit (satu pertemuan)
A. Standar Kompetensi Memahami sifat sifat kubus ,balok,prisma,limas dan bagian bagianya, serta menentukan ukuranya B. Kompetensi Dasar Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas C. Indikator Menghitung Volume Balok D. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat Menghitung volume Balok E. Materi Ajar Volume merupakan perhitungan seberapa ruang (isi) yang bisa ditempati dalam suatu objek benda.
f Jika panjang d =p; e = l; f = t Maka
e d
Volume balok =p x l x t Jika 1 kotak menyatakan 1 satuan, maka:
Berapakah jumlah seluruh tumpukan kotak diatas? 24
Panjang d = 4 =
Panjang e =3 Panjang f= 2 Hasil d x e x f =24
108
F. Model dan Metode Pembelajaran Model
: Selective Problem Solving
Metode
: Diskusi kelompok,Tanya jawab dan penugasan
G. Langkah – Langkah Pembelajaran Alokasi Tahapan N. Pendahuluan
Kegiatan pembelajaran Guru dan siswa membuka pelajaran dengan doa.
waktu 10 menit
Guru meminta siswa untuk duduk sesuai kelompok yang telah ditentukan Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Guru memberikan apersepsi mengenai Volume bangun ruang sisi datar (Balok) Guru membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS-6) kepada setiap kelompok II. Kegiatan Inti Definition of the target problem
Guru Mempresentasikan masalah target (masalah 1) pada LKS-6 5 menit mengenai volume balok Siswa dibimbing guru untuk mendefinisikan masalah 1 dengan cara mengungkapkan kembali masalah 1 menggunakan bahasa sendiri
Identification of the source problem
Guru Memberikan 2 masalah analogi pada LKS-5 yaitu rumus 7 menit menentukan volume kubus dan balok Siswa mengidentifikasi kedua masalah analogi (rumus menentukan volume kubus dan balok) Siswa menyelesaikan kedua masalah analogi (rumus menentukan volume kubus dan balok) siswa memilih masalah analogi yang memiliki kesamaan konsep dengan masalah 1 (masalah volume balok) antara rumus menentukan volume kubus atau balok
Solution of the
Guru Membimbing siswa dalam menyelesaikan masalah 1 pada
target problem
LKS-6 (volume balok) dengan menggunakan solusi yang telah dipakai pada masalah analogi (rumus menentukan volume kubus atau balok)
5 menit
109
Construction of an original problem
Guru memberikan masalah baru (masalah 2) pada LKS-6 berupa
10 menit
soal volume balok yang merupakan pengembangan dari masalah1 Siswa dibimbing guru untuk mendefinisikan masalah 2 dengan cara mengungkapkan kembali masalah 2 menggunakan bahasa sendiri
Solution of the original problem
Siswa menyelesaikan masalah 2 pada LKS-6 (soal pengembangan
30 menit
volume balok) dengan diawasi oleh guru Siswa bersama guru merefleksi tahapan proses dan hasil pemecahan 6 menit
Reflection III. Penutup
masalah pada LKS-6 7 menit
Guru mengumpulkan LKS-6 Guru Meringkas materi pembelajaran
yang telah dilakukan
(volume balok) siswa bertanya jika terdapat ketidakpahaman materi yang telah dijelaskan guru Memberitahukan materi pertemuan selanjutnya agar siswa dapat membaca sekilas materi tersebut H. Alat dan Sumber belajar Alat
: Papan tulis, spidol dan penghapus
Sumber belajar
: buku paket M.cholik Adinawan dan
sugijono. 2007.
Matematika untuk SMP kelas VIII 2B. Jakarta: Erlangga
Pondok Aren, April 2017 Peneliti,
Ulfia Endardini
110
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP-7) (KELAS EKSPERIMEN)
Sekolah
: SMPN 5 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Matematika
Pokok Bahasan
: Bangun Ruang Sisi datar
Kelas / Semester
: VIII (Delapan) / (Dua)
Alokasi Waktu
: 2 x 40 Menit (satu pertemuan)
A. Standar Kompetensi Memahami sifat sifat kubus ,balok,prisma,limas dan bagian bagianya, serta menentukan ukuranya B. Kompetensi Dasar Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas C. Indikator Menghitung Volume Prisma D. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat Menghitung Volume prisma E. Materi Ajar Volume merupakan perhitungan seberapa ruang (isi) yang bisa ditempati dalam suatu objek benda.
Volume Prisma ABD.EFH = ½ x Volume balok ABCD.EFGH =½ x(p xl xt) = ½ x ( AB x BC x CG ) = ½ x Luas ABCD x CG Luas ∆ ABD x CG = Luas Alas x tinggi prisma
111
F. Model dan Metode Pembelajaran Model
: Selective Problem Solving
Metode
: Diskusi kelompok,Tanya jawab dan penugasan
G. Langkah – Langkah Pembelajaran Alokasi Tahapan O. Pendahuluan
Kegiatan pembelajaran Guru dan siswa membuka pelajaran dengan doa.
waktu 10 menit
Guru meminta siswa untuk duduk sesuai kelompok yang telah ditentukan Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Guru memberikan apersepsi mengenai Volume bangun ruang sisi datar (Prisma) Guru membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS-7) kepada setiap kelompok II. Kegiatan Inti Definition of the target problem
Guru Mempresentasikan masalah target (masalah 1) pada LKS-7 5 menit mengenai volume Prisma Siswa dibimbing guru untuk mendefinisikan masalah 1 dengan cara mengungkapkan kembali masalah 1 menggunakan bahasa sendiri
Identification of the source problem
Guru Memberikan 2 masalah analogi pada LKS-7 yaitu rumus 7 menit menentukan volume prisma dan limas Siswa mengidentifikasi kedua masalah analogi (rumus menentukan volume prisma dan limas) Siswa menyelesaikan kedua masalah analogi (rumus menentukan volume prisma dan limas) siswa memilih masalah analogi yang memiliki kesamaan konsep dengan masalah 1 (masalah volume prisma) antara rumus menentukan volume prisma atau limas
Solution of the
Guru Membimbing siswa dalam menyelesaikan masalah 1 pada
target problem
LKS-7 (volume prisma) dengan menggunakan solusi yang telah dipakai pada masalah analogi (rumus menentukan volume prisma atau limas)
5 menit
112
Construction of an original problem
Guru memberikan masalah baru (masalah 2) pada LKS-7 berupa
10 menit
soal volume prisma yang merupakan pengembangan dari masalah1 Siswa dibimbing guru untuk mendefinisikan masalah 2 dengan cara mengungkapkan kembali masalah 2 menggunakan bahasa sendiri
Solution of the original problem
Siswa menyelesaikan masalah 2 pada LKS-7 (soal pengembangan
30 menit
volume prisma) dengan diawasi oleh guru Siswa bersama guru merefleksi tahapan proses dan hasil pemecahan 6 menit
Reflection III. Penutup
masalah pada LKS-7 7 menit
Guru mengumpulkan LKS-7 Guru Meringkas materi pembelajaran
yang telah dilakukan
(volume prisma) siswa bertanya jika terdapat ketidakpahaman materi yang telah dijelaskan guru Memberitahukan materi pertemuan selanjutnya agar siswa dapat membaca sekilas materi tersebut
H. Alat dan Sumber belajar Alat
: Papan tulis, spidol dan penghapus
Sumber belajar
: buku paket M.cholik Adinawan dan
sugijono. 2007.
Matematika untuk SMP kelas VIII 2B. Jakarta: Erlangga
Pondok Aren, April 2017 Peneliti,
Ulfia Endardini
113
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP-8) (KELAS EKSPERIMEN)
Sekolah
: SMPN 5 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Matematika
Pokok Bahasan
: Bangun Ruang Sisi datar
Kelas / Semester
: VIII (Delapan) /II (Dua)
Alokasi Waktu
: 2 x 40 Menit (satu pertemuan)
A. Standar Kompetensi Memahami sifat sifat kubus ,balok,prisma,limas dan bagian bagianya, serta menentukan ukuranya B. Kompetensi Dasar Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas C. Indikator Menghitung Volume Limas D. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat Menghitung Volume limas E. Materi Ajar Volume merupakan perhitungan seberapa ruang (isi) yang bisa ditempati dalam suatu objek benda 6 Volume limas = 1 volume kubus 6 Volume limas = luas alas x tinggi 6 volume limas = (sxs) x s volume limas = x (s x s) xs volume limas = x (s x s) x . s x 2 volume limas = x (s xs) x volume limas = 3 x ( ) x volume limas = 3 x (Luas Alas) x tinggi limas
F. Model dan Metode Pembelajaran Model
: Selective Problem Solving
Metode
: Diskusi kelompok,Tanya jawab dan penugasan
114
G. Langkah – Langkah Pembelajaran Alokasi Tahapan P. Pendahuluan
Kegiatan pembelajaran Guru dan siswa membuka pelajaran dengan doa.
waktu 10 menit
Guru meminta siswa untuk duduk sesuai kelompok yang telah ditentukan Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Guru memberikan apersepsi mengenai Volume bangun ruang sisi datar (Limas) Guru membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS-8) kepada setiap kelompok II. Kegiatan Inti Definition of the target problem
Guru Mempresentasikan masalah target (masalah 1) pada LKS-8 5 menit mengenai volume Limas Siswa dibimbing guru untuk mendefinisikan masalah 1 dengan cara mengungkapkan kembali masalah 1 menggunakan bahasa sendiri
Identification of the source problem
Guru Memberikan 2 masalah analogi pada LKS-8 yaitu rumus 7 menit menentukan volume prisma dan limas Siswa mengidentifikasi kedua masalah analogi (rumus menentukan volume prisma dan limas) Siswa menyelesaikan kedua masalah analogi (rumus menentukan volume prisma dan limas) siswa memilih masalah analogi yang memiliki kesamaan konsep dengan masalah 1 (masalah volume Limas) antara rumus menentukan volume prisma atau limas
Solution of the
Guru Membimbing siswa dalam menyelesaikan masalah 1 pada
target problem
LKS-8 (volume Limas) dengan menggunakan solusi yang telah
5 menit
dipakai pada masalah analogi (rumus menentukan volume prisma atau limas) Construction of an original problem
Guru memberikan masalah baru (masalah 2) pada LKS- 8 berupa soal volume limas yang merupakan pengembangan dari masalah1 Siswa dibimbing guru untuk mendefinisikan masalah 2 dengan cara
10 menit
115
mengungkapkan kembali masalah 2 menggunakan bahasa sendiri Solution of the original problem
Siswa menyelesaikan masalah 2 pada LKS-8 (soal pengembangan
30 menit
volume limas) dengan diawasi oleh guru Siswa bersama guru merefleksi tahapan proses dan hasil pemecahan 6 menit
Reflection III. Penutup
masalah pada LKS-8 7 menit
Guru mengumpulkan LKS-8 Guru Meringkas materi pembelajaran
yang telah dilakukan
(volume limas) siswa bertanya jika terdapat ketidakpahaman materi yang telah dijelaskan guru Memberitahukan materi pertemuan selanjutnya agar siswa dapat membaca sekilas materi tersebut H. Alat dan Sumber belajar Alat
: Papan tulis, spidol dan penghapus
Sumber belajar
: buku paket M.cholik Adinawan dan
sugijono. 2007.
Matematika untuk SMP kelas VIII 2B. Jakarta: Erlangga
Pondok Aren, April 2017 Peneliti,
Ulfia Endardini
116
Lampiran 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP-1) (KELAS KONTROL)
Sekolah
: SMPN 5 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Matematika
Pokok Bahasan
: Bangun Ruang Sisi datar
Kelas / Semester
: VIII (Delapan)
Alokasi Waktu
: 2 x 40 Menit (satu pertemuan)
A. Standar Kompetensi Memahami sifat sifat kubus ,balok,prisma,limas dan bagian bagianya, serta menentukan ukuranya B. Kompetensi Dasar Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas C. Indikator Menghitung luas permukaan kubus D. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat Menghitung luas permukaan kubus E. Materi Ajar Bangun ruang sisi datar (Kubus) luas permukaan suatu bangun ruang sisi datar adalah jumlah seluruh permukaan (bidang) bangun ruang tersebut. Untuk menentukan luas permukaan suatu bangun ruang sisi datar perlu diketahui hal hal berikut: Banyak bidang pada bangun ruang Bentuk dari masing masing bidang Jaring jaring kubus
Bidang yang sama berjumlah 6 buah Luas 1bidang Luas 6 bidang
F. Model dan Metode Pembelajaran
Jadi, Luas Permukaan Kubus
117
Model
: Konvensional
Metode
: Ekspositori
G. Langkah Langkah Pembelajaran Alokasi Tahapan
1. Pendahuluan
Waktu
Kegiatan pembelajaran - Guru dan siswa membuka pelajaran dengan doa.
10 menit
- Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. - Guru memberikan apersepsi mengenai Luas Permukaan bangun ruang sisi datar (kubus) II. Kegiatan Inti Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi: - siswa menyimak saat guru menjelaskan penemuan rumus Luas permukaan kubus
20 menit
- siswa menanyakan hal yang masih sulit dalam penentuan rumus luas permukaan bangun kubus - siswa diberikan soal yang berkaitan dengan luas permukaan kubus Elaborasi
Dalam kegiatan Elaborasi:
30 menit
- siswa mengerjakan soal yang diberikan guru - siswa
yang
terpilih
maju
kedepan
kelas
untuk
mempresentasikan jawabannya Konfirmasi
Dalam kegiatan Konfirmasi:
10 menit
- siswa memperhatikan tanggapan yang diberikan guru siswa diberi penguatan atau penghargaan III. Penutup
- siswa bersama guru menyimpulkan materi luas permukaan 10 menit bangun ruang sisi datar (kubus) yang telah dipelajari hari ini - siswa mendengarkan pokok materi yang akan disampaikan di pertemuan berikutnya
H. Alat dan Sumber belajar
Alat
Sumber belajar
: Papan tulis, spidol dan penghapus : buku paket M.cholik Adinawan dan
sugijono. 2007.
Matematika untuk SMP kelas VIII 2B. Jakarta: Erlangga
118
I. Evaluasi/Penilaian hasil belajar Indikator Pencapaian Penilaian Kompetensi
Menghitung
luas
Teknik
Bentuk
Instrumen soal
penilaian
instrumen
Tes tertulis
uraian
1. Hitunglah Luas permukaan kubus yang memiliki
permukaan kubus
panjang rusuk 4 cm! 2. Sebuah kubus memiliki Luas permukaan 384 . Berapakah panjang rusuknya? 3. Dini membeli sebuah Rubrik dengan pangjang sisi 9 cm. ia ingin memberikan rubrik tersebut kepada temannya yang sedang berulang tahun. Agar lebih menarik,
rubrik
tersebut
akan
dibungkus dengan menggunakan sampul kado. Berapakah luas minimal sampul kado yang diperlukan Dini untuk membungkus rubrik tersebut?
J.
Pedoman penilaian Penilaian
Indikator Pencapaian
Jawaban
Bentuk Teknik
Kompetensi
Instrum
skor
Instrumen Soal
en
Menghitung luas
Tes
permukaan kubus
tertulis
uraian
1. Hitunglah Luas
permukaan 1. Diketahui: r = 4cm
kubus yang memiliki panjang
Ditanya: luas luas
rusuk 4 cm!
permukaan kubus?
25
Jawab: Lp = 6 =6(
2. Sebuah kubus memiliki Luas permukaan
384
.
Berapakahpanjang rusuknya?
= 96
2. Diketahui : L= 384
Ditanya : r? Jawab: Lp = 6
25
119 384 = 6 = 64;
cm
3. Dini membeli sebuah Rubrik 3. Diketahui: r = 9cm dengan pangjang sisi 9 cm. ia ingin tersebut
memberikan kepada
rubrik
temannya
yang sedang berulang tahun.
50
Ditanya: luas luas permukaan kubus? Jawab: Lp = 6 =6(
= 486
Agar lebih menarik, rubrik tersebut
akan
dibungkus
dengan menggunakan sampul kado.
Berapakah
luas
minimal sampul kado yang diperlukan
Dini
untuk
membungkus rubrik tersebut 100
Skor Maksimum
Skor penilaian =
x 100
Pondok Aren, April 2017 Peneliti,
Ulfia Endardini
120
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP-2) (KELAS KONTROL)
Sekolah
: SMPN 5 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Matematika
Pokok Bahasan
: Bangun Ruang Sisi datar
Kelas / Semester
: VIII (Delapan)
Alokasi Waktu
: 2 x 40 Menit (satu pertemuan)
A. Standar Kompetensi Memahami sifat sifat kubus ,balok,prisma,limas dan bagian bagianya, serta menentukan ukuranya B. Kompetensi Dasar Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas C. Indikator Menghitung luas permukaan Balok D. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat Menghitung luas permukaan balok E. Materi Ajar Bangun ruang sisi datar (Balok) luas permukaan suatu bangun ruang sisi datar adalah jumlah seluruh permukaan (bidang) bangun ruang tersebut. Untuk menentukan luas permukaan suatu bangun ruang sisi datar perlu diketahui hal hal berikut: Jaring jaring balok:
Bidang alas sama dan sebangun dengan bidang atas,maka : Luas bidang alas dan atas = 2 x (p x l ) = 2 pl Bidang depan sama dan sebangun dengan bidang belakang Luas bidang depan dan belakang = 2 x (p x t ) = 2pt Bidang kiri sama dan sebangun dengan bidang kanan Luas bidang kiri dan kanan = 2 x (l x t) = 2 l t
121 Jadi luas permukaan balok = 2 pl + 2pt + 2 l = 2 ( p l + pt + l t)
F. Model dan Metode Pembelajaran Model : Konvensional Metode : Ekspositori G. Langkah Langkah Pembelajaran Alokasi Tahapan
2. Pendahuluan
Waktu
Kegiatan pembelajaran - Guru dan siswa membuka pelajaran dengan doa.
10 menit
- Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. - Guru memberikan apersepsi mengenai Luas Permukaan bangun ruang sisi datar (Balok) II. Kegiatan Inti Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi: - siswa menyimak saat guru menjelaskan penemuan rumus 20 menit Luas permukaan Balok - siswa menanyakan hal yang masih sulit dalam penentuan rumus luas permukaan Balok - siswa diberikan soal yang berkaitan dengan luas permukaan Balok
Elaborasi
Dalam kegiatan Elaborasi:
30 menit
- siswa mengerjakan soal yang diberikan guru - siswa
yang
terpilih
maju
kedepan
kelas
untuk
mempresentasikan jawabannya Konfirmasi
Dalam kegiatan Konfirmasi:
10 menit
- siswa memperhatikan tanggapan yang diberikan guru siswa diberi penguatan atau penghargaan III. Penutup
- siswa bersama guru menyimpulkan materi luas permukaan 10 menit bangun ruang sisi datar ( Balok ) yang telah dipelajari hari ini - siswa mendengarkan pokok materi yang akan disampaikan di pertemuan berikutnya
H. Alat dan Sumber belajar Alat
: Papan tulis, spidol dan penghapus
Sumber belajar
: buku paket M.cholik Adinawan dan
sugijono. 2007.
Matematika untuk SMP kelas VIII 2B. Jakarta: Erlangga
122
I. Evaluasi/Penilaian hasil belajar Indikator Pencapaian Kompetensi
Menghitung luas
Penilaian Teknik
Bentuk
penilaian
instrumen
Tes tertulis
uraian
Instrumen soal
4. Hitunglah Luas permukaan kubus yang memiliki
permukaan Balok
panjang 14, lebar 5 cm dan tinggi 8 cm! 5. Ibu Ratna membeli sepasang Sepatu untuk dijadikan hadiah ulangtahun putrinya, sepasang sepatu tersebut telah dimasukan kedalam kotak seperti gambar diatas. Kotak tersebut memiliki panjang 25 cm, lebar 10 cm dan tinggi 5 cm. Jika Ibu Ratna ingin melapisi kotak tersebut dengan sampul kado, tentukan sampul kado yang diperlukan?
J.
Pedoman penilaian Penilaian
Indikator Pencapaian
Jawaban
Bentuk Teknik
Kompetensi
Instrum
skor
Instrumen Soal
en
Menghitung luas
Tes
permukaan Balok
tertulis
uraian
K. Hitunglah Luas
permukaan 4. Diketahui:
kubus yang memiliki panjang
p = 14 cm
14, lebar 5 cm dan tinggi 8
l= 5cm
cm!
t = 8cm
50
ditanya Lp. Balok? Jawab:
Lp = 2 ( p l + pt + l t) = 2 (14.5+14.8+5.8) = 2(222) = 444 L. Ibu Ratna membeli sepasang Sepatu
untuk
dijadikan
hadiah ulangtahun putrinya,
5. Diketahui: p = 25 cm l= 10cm
50
123
sepatu
tersebut
t = 5cm
dimasukan
kedalam
ditanya : sampul kado
sepasang telah
kotak seperti gambar diatas.
(Lp. Balok)?
Kotak
Jawab:
tersebut
memiliki
panjang 25 cm, lebar 10 cm
Lp = 2 ( p l + pt + l t)
dan tinggi 5 cm. Jika Ibu Ratna ingin melapisi kotak
= 2(25.10+25.5+5.10) = 2(425) = 850
tersebut dengan sampul kado, tentukan sampul kado yang diperlukan?
100
Skor Maksimum
Skor penilaian =
x 100
Pondok Aren, April 2017 Peneliti,
Ulfia Endardini
124
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP-3) (KELAS KONTROL)
Sekolah
: SMPN 5 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Matematika
Pokok Bahasan
: Bangun Ruang Sisi datar
Kelas / Semester
: VIII (Delapan)
Alokasi Waktu
: 2 x 40 Menit (satu pertemuan)
A. Standar Kompetensi Memahami sifat sifat kubus ,balok,prisma,limas dan bagian bagianya, serta menentukan ukuranya B. Kompetensi Dasar Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas C. Indikator Menghitung luas permukaan Prisma D. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat Menghitung luas permukaan Prisma E. Materi Ajar Luas permukaan prisma luas permukaan suatu bangun ruang sisi datar adalah jumlah seluruh permukaan (bidang) bangun ruang tersebut. Untuk menentukan luas permukaan suatu bangun ruang sisi datar perlu diketahui hal hal berikut: Bangun Ruang sisi datar (Prisma)
Luas Permukaan Prisma = (L1 + L2 + L3 + L4+ L5) ; Karena L1 = L2 = Luas Alas, Maka: [(Luas alas + Luas alas]+ [(axt) + (bxt) + (cxt)] = (2 x Luas alas) + t (a+b +c) Jika keliling alas = a+b+c dan tinggi prisma = t, maka Luas permukaan prisma : (2 x Luas alas) + (tinggi prisma x keliling alas)
125
F. Model dan Metode Pembelajaran Model : Konvensional Metode : Ekspositori G. Langkah Langkah Pembelajaran Alokasi Tahapan
3. Pendahuluan
Waktu
Kegiatan pembelajaran - Guru dan siswa membuka pelajaran dengan doa.
10 menit
- Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. - Guru memberikan apersepsi mengenai Luas Permukaan bangun ruang sisi datar (Prisma) II. Kegiatan Inti Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi: - siswa menyimak saat guru menjelaskan penemuan rumus Luas permukaan Prisma
20 menit
- siswa menanyakan hal yang masih sulit dalam penentuan rumus luas permukaan Prisma - siswa diberikan soal yang berkaitan dengan luas permukaan Prisma Elaborasi
Dalam kegiatan Elaborasi:
30 menit
- siswa mengerjakan soal yang diberikan guru - siswa
yang
terpilih
maju
kedepan
kelas
untuk
mempresentasikan jawabannya Konfirmasi
Dalam kegiatan Konfirmasi:
10 menit
- siswa memperhatikan tanggapan yang diberikan guru siswa diberi penguatan atau penghargaan III. Penutup
- siswa bersama guru menyimpulkan materi luas permukaan 10 menit bangun ruang sisi datar ( Prisma) yang telah dipelajari hari ini - siswa mendengarkan pokok materi yang akan disampaikan di pertemuan berikutnya
H. Alat dan Sumber belajar Alat
: Papan tulis, spidol dan penghapus
Sumber belajar
: buku paket M.cholik Adinawan dan
sugijono. 2007.
Matematika untuk SMP kelas VIII 2B. Jakarta: Erlangga
126 I. Evaluasi/Penilaian hasil belajar
Indikator
penilaian
pencapaian
Teknik
Bentuk
kompetensi
Penilaian
Instrument
menghitung luas
Tes tertulis
uraian
Instrumen soal
1. Alas sebuah prisma berbentuk segitiga siku
permukaan prisma
siku dengan panjang sisi 12 cm, 16 cm dan 20 cm. hitunglah luas permukaan prisma tersebut jika tinggi prisma 25 cm! 2. Alas sebuah prisma berbentuk belah ketupat dengan panjang sisi 13 cm, dan panjang diagonalnya masing masing 10 cm dan 24 cm. hitunglah luas permukaan prisma tersebut jika tinggi prisma 25 cm
J. Pedoman Peniaian
Indikator Pencapaian
Penilaian
Kompetensi Teknik menghitung luas
Tes
permukaan prisma
tertulis
Bentuk Instrumen uraian
Jawaban
skor
Instrumen Soal 1. Alas sebuah prisma La = ½ x 12 x 16 = berbentuk
segitiga 96
siku
dengan Keliling alas = 12 +
siku
50
panjang sisi 12 cm, 16 16 + 20 = 48 cm
dan
20
hitunglah
luas 96) + (48 x 25 ) =
permukaan tersebut
cm. Luas prisma = (2 x
prisma 1392
jika tinggi
prisma 25 cm!
2. Alas sebuah prisma Luas alas = berbentuk belah La = = 120 ketupat dengan panjang sisi 13 cm,
50
127
dan
panjang Keliling alas = 4 x
diagonalnya
masing 13 = 52 cm
masing 10 cm dan 24 Luas permukaan cm.
hitunglah
permukaan tersebut
luas prisma = ( 2 x 120) +
prisma ( 52 x 25) = 1020
jika tinggi
prisma 25 cm
Total skor
Skor penilaian =
100
x 100
Pondok Aren, April 2017 Peneliti,
Ulfia Endardini
128
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP-4) (KELAS KONTROL)
Sekolah
: SMPN 5 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Matematika
Pokok Bahasan
: Bangun Ruang Sisi datar
Kelas / Semester
: VIII (Delapan)
Alokasi Waktu
: 2 x 40 Menit (satu pertemuan)
A. Standar Kompetensi Memahami sifat sifat kubus ,balok,prisma,limas dan bagian bagianya, serta menentukan ukuranya B. Kompetensi Dasar Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas C. Indikator Menghitung luas permukaan Limas D. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat Menghitung luas permukaan limas E. Materi Ajar Bangun ruang sisi datar (Limas) luas permukaan suatu bangun ruang sisi datar adalah jumlah seluruh permukaan (bidang) bangun ruang tersebut. Untuk menentukan luas permukaan suatu bangun ruang sisi datar perlu diketahui hal hal berikut: Banyak bidang pada bangun ruang Bentuk dari masing masing bidang Berdasarkan Jaring jarring Limas
Luas permukaan limas = (L1 + L2+ L3 + L4+ L5) = (a x a) + (
)+(
) +(
)+(
)
129
= (a x a) + 4 (
)
Luas alas = a x a Luas segitiga bidang tegak =
; maka:
Luas Permukaan Limas = (Luas alas) + 4 (Luas segitiga bidang tegak) F. Model dan Metode Pembelajaran Model : Konvensional Metode : Ekspositori G. Langkah Langkah Pembelajaran Alokasi Tahapan
4. Pendahuluan
Waktu
Kegiatan pembelajaran - Guru dan siswa membuka pelajaran dengan doa.
10 menit
- Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. - Guru memberikan apersepsi mengenai Luas Permukaan bangun ruang sisi datar (Limas) II. Kegiatan Inti Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi: - siswa menyimak saat guru menjelaskan penemuan rumus Luas permukaan Limas
20 menit
- siswa menanyakan hal yang masih sulit dalam penentuan rumus luas permukaan Limas - siswa diberikan soal yang berkaitan dengan luas permukaan Limas Elaborasi
Dalam kegiatan Elaborasi:
30 menit
- siswa mengerjakan soal yang diberikan guru - siswa
yang
terpilih
maju
kedepan
kelas
untuk
mempresentasikan jawabannya Konfirmasi
Dalam kegiatan Konfirmasi:
10 menit
- siswa memperhatikan tanggapan yang diberikan guru siswa diberi penguatan atau penghargaan III. Penutup
- siswa bersama guru menyimpulkan materi luas permukaan 10 menit bangun ruang sisi datar ( Limas) yang telah dipelajari hari ini - siswa mendengarkan pokok materi yang akan disampaikan di pertemuan berikutnya
130
H. Alat dan Sumber belajar Alat
: Papan tulis, spidol dan penghapus
Sumber belajar
: buku paket M.cholik Adinawan dan
sugijono. 2007.
Matematika untuk SMP kelas VIII 2B. Jakarta: Erlangga I. Penilaian Hail Belajar Indikator
penilaian
pencapaian
Teknik
Bentuk
kompetensi
Penilaian
Instrument
menghitung luas
Tes tertulis
uraian
Instrumen soal
3. Alas sebuah limas beraturan berbentuk
permukaan limas
persegi dengan panjang sisi 10 cm. tinggi limas tersebut 12 cm. Hitunglah luas permukaan limas! 4. Alas sebuah limas berbentuk persegi dengan panjang sisi 6 cm, dn tinggi segitiga pada bidang tegaknya 5 cm. hitunglah luas permukaan limas tersebut.
J. Pedoman penilaian Indikator Pencapaian Kompetensi
Penilaian Teknik
menghitung luas
Tes
permukaan limas
tertulis
Bentuk Instrumen uraian
Jawaban
Instrumen Soal 3. Alas
sebuah
beraturan persegi
limas Diketahui:
50
berbentuk s persegi: 10cm dengan t.limas: 12cm
panjang sisi 10 cm. ditanya: Lp. Limas? tinggi limas tersebut Jawab: 12 cm.Hitunglah luas Tinggi segitiga tegak permukaan limas!
=√ √
skor
= = 13
Luas alas = ½ x 10 x
131
13 = 65 Luas permukaan
50
limas = (10 x 10) + (4 x 65) = 100 +260 = 360
4. Alas
sebuah
berbentuk
limas Diket: persegi
s persegi: 6cm
dengan panjang sisi 6 t. segitiga: 5cm cm, dn tinggi segitiga ditanya: Lp. Limas? pada bidang tegaknya Jawab: 5 cm. hitunglah luas Luas segitiga bidang permukaan
limas tegak = ½ x 6 x 5 =
tersebut.
15 Luas permukaaan limas = (6 x 6 ) + (4 x 15) = 36 + 60 = 96
Total skor
Skor penilaian =
100
x 100
Pondok Aren, April 2017 Peneliti,
Ulfia Endardini
132
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP-5) (KELAS KONTROL)
Sekolah
: SMPN 5 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Matematika
Pokok Bahasan
: Bangun Ruang Sisi datar
Kelas / Semester
: VIII (Delapan)
Alokasi Waktu
: 2 x 40 Menit (satu pertemuan)
A. Standar Kompetensi Memahami sifat sifat kubus ,balok,prisma,limas dan bagian bagianya, serta menentukan ukuranya B. Kompetensi Dasar Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas C. Indikator Menghitung Volume kubus B. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat Menghitung Volume kubus D. Materi Ajar Volume merupakan perhitungan seberapa ruang (isi) yang bisa ditempati dalam suatu objek benda.
c
b a
jumlah seluruh tumpukan kotak diatas sebanyak 27 kotak
=
Jika 1 kotak menyatakan 1 satuan, maka: Panjang a =3 Panjang b = 3 Panjang c = 3 Hasil a x b x c = 27
Karena panjang a = b =c = s Maka bangun ruang tersebut merupakan kubus. Volume kubus =s x s x s = 𝑠 3
133
E. Model dan Metode Pembelajaran Model : Konvensional Metode : Ekspositori F. Langkah Langkah Pembelajaran Alokasi Tahapan
Waktu
Kegiatan pembelajaran 5. Pendahuluan
- Guru dan siswa membuka pelajaran dengan doa.
10 menit
- Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. - Guru memberikan apersepsi Volume bangun ruang sisi datar (kubus) II. Kegiatan Inti Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi: - siswa menyimak saat guru menjelaskan penemuan rumus volume kubus
20 menit
- siswa menanyakan hal yang masih sulit dalam penentuan rumus volume kubus - siswa diberikan soal yang berkaitan dengan volume kubus Elaborasi
Dalam kegiatan Elaborasi:
30 menit
- siswa mengerjakan soal yang diberikan guru - siswa
yang
terpilih
maju
kedepan
kelas
untuk
mempresentasikan jawabannya Konfirmasi
Dalam kegiatan Konfirmasi:
10 menit
- siswa memperhatikan tanggapan yang diberikan guru siswa diberi penguatan atau penghargaan III. Penutup
- siswa bersama guru menyimpulkan materi volume bangun 10 menit ruang sisi datar (kubus) yang telah dipelajari hari ini - siswa mendengarkan pokok materi yang akan disampaikan di pertemuan berikutnya
G. Alat dan Sumber belajar Alat
: Papan tulis, spidol dan penghapus
134
Sumber belajar
: buku paket M.cholik Adinawan dan
sugijono. 2007.
Matematika untuk SMP kelas VIII 2B. Jakarta: Erlangga H. Evaluasi/Penilaian Hasil Evaluasi Belajar Indikator
penilaian
pencapaian
Teknik
Bentuk
kompetensi
Penilaian
Instrument
Menghitung volume
Tes tertulis
Instrumen soal
uraian
1.
Hitunglah volume
kubus
sebuah kubus yang panjang rusuknya 6 cm 2.
Volume sebuah kubus adalah 512
3
.
Hitunglah panjang rusuk kubus tersebut 3.
Luas permukaan sebuah kubus 486 . Tentukan volume kubus tersebut.
I. Pedoman penilaian Indikator Pencapaian Kompetensi
Menghitung kubus
Penilaian Teknik
volume Tes tertulis
Bentuk Instrumen uraian
Jawaban
Instrumen Soal 5. Hitunglah
Diket : s kubus = 6cm
skor
30
volume sebuah Ditanya: V kubus? kubus yang
Jawab:
panjang
V=
rusuknya 6
V=
3 3
= 216
3
cm 6. Volume
Diket : V kubus = 6cm
30
135
sebuah kubus
Ditanya: Rusuk kubus?
adalah 512
Jawab:
3
.
V=
3
s= √
Hitunglah
= 8 cm
panjang rusuk kubus tersebut 7. Luas
Diket :
permukaan
Lp kubus = 486cm
sebuah kubus
Ditanya: V kubus?
486
Jawab:
.
Tentukan
Lp kubus =
volume kubus
486=
tersebut.
40
= 486: 6 = 81 s=9
Total skor
Skor penilaian =
100
x 100
Pondok Aren, April 2017 Peneliti,
Ulfia Endardini
136
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP-6) (KELAS KONTROL)
Sekolah
: SMPN 5 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Matematika
Pokok Bahasan
: Bangun Ruang Sisi datar
Kelas / Semester
: VIII (Delapan)
Alokasi Waktu
: 2 x 40 Menit (satu pertemuan)
A. Standar Kompetensi Memahami sifat sifat kubus ,balok,prisma,limas dan bagian bagianya, serta menentukan ukuranya B. Kompetensi Dasar Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas C. Indikator Menghitung Volume Balok D. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat Menghitung Volume Balok E. Materi Ajar Volume merupakan perhitungan seberapa ruang (isi) yang bisa ditempati dalam suatu objek benda.
f Jika panjang d =p; e = l; f = t Maka
e d
Volume balok = p x l x t Jika 1 kotak menyatakan 1 satuan, maka:
Berapakah jumlah seluruh tumpukan kotak diatas?24
Panjang d =4 =
Panjang e = 3 Panjang f= 2 Hasil d x e x f = 24
137
F. Model dan Metode Pembelajaran Model : Konvensional Metode : Ekspositori G. Langkah Langkah Pembelajaran Alokasi Tahapan
Waktu
Kegiatan pembelajaran 6. Pendahuluan
- Guru dan siswa membuka pelajaran dengan doa.
10 menit
- Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. - Guru memberikan apersepsi Volume bangun ruang sisi datar (balok) II. Kegiatan Inti Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi: - siswa menyimak saat guru menjelaskan penemuan rumus volume balok
20 menit
- siswa menanyakan hal yang masih sulit dalam penentuan rumus volume balok - siswa diberikan soal yang berkaitan dengan volume balok Elaborasi
Dalam kegiatan Elaborasi:
30 menit
- siswa mengerjakan soal yang diberikan guru - siswa
yang
terpilih
maju
kedepan
kelas
untuk
mempresentasikan jawabannya Konfirmasi
Dalam kegiatan Konfirmasi:
10 menit
- siswa memperhatikan tanggapan yang diberikan guru siswa diberi penguatan atau penghargaan III. Penutup
- siswa bersama guru menyimpulkan materi volume bangun 10 menit ruang sisi datar (balok) yang telah dipelajari hari ini - siswa mendengarkan pokok materi yang akan disampaikan di pertemuan berikutnya
H. Alat dan Sumber belajar
138
Alat
: Papan tulis, spidol dan penghapus
Sumber belajar
: buku paket M.cholik Adinawan dan
sugijono. 2007.
Matematika untuk SMP kelas VIII 2B. Jakarta: Erlangga
I. Evaluasi/Penilaian Hasil Belajar Indikator
penilaian
pencapaian
Teknik
Bentuk
kompetensi
Penilaian
Instrument
Menghitung volume
Tes tertulis
uraian
Instrumen soal
4.
Sebuah balok
balok
berukuran panjang 12 cm dan lebar 9 cm . tentukan tinggi balok tersebut jika volume 864 5.
3
Terdapat sebuahBalok PQRS.TUVW dengan Panjang PQ = 15 cm, luas bidang PQRS = 180
dan luas
bidang PQTU = 120 . Hitunglah volume balok tersebut!
J. Pedoman penilaian Indikator Pencapaian Kompetensi
Penilaian Teknik
Menghitung volume balok Tes tertulis
Bentuk Instrumen uraian
Jawaban Instrumen Soal 1. Sebuah balok
diket :
berukuran
p=12cm
panjang 12 cm
l=9cm
dan lebar 9 cm
ditanya: tinggi balok?
skor
35
139
. tentukan
Jawab:
tinggi balok
V Balok =p x l xt
tersebut jika
864 = 12 x 9 x t
volume 864
864 = 108 t
3
t=8
2. Terdapat sebuahBalok
PQ= 15cm
PQRS.TUVW
Luas PQRS= 180
dengan
Luas PQTU= 120
Panjang PQ =
Ditanya :Volume Balok?
15 cm, luas
Jawab:
bidang PQRS
PQRS = PQ.QR
= 180
.
dan 180 = 15 . QR
luas bidang
QR= 12 (lebar)
PQTU = 120
L. PQTU = PQ . QU
.
120 = 15. QU
Hitunglah
QU = 8 (tinggi)
volume balok
v. balok = 15 . 12 . 8
tersebut!
=1440
3
Total skor
Skor penilaian =
65
Diketahui:
100
x 100
Pondok Aren, April 2017 Peneliti,
Ulfia Endardini
140
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP-7) (KELAS KONTROL)
Sekolah
: SMPN 5 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Matematika
Pokok Bahasan
: Bangun Ruang Sisi datar
Kelas / Semester
: VIII (Delapan)
Alokasi Waktu
: 2 x 40 Menit (satu pertemuan)
A. Standar Kompetensi Memahami sifat sifat kubus ,balok,prisma,limas dan bagian bagianya, serta menentukan ukuranya B. Kompetensi Dasar Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas C. Indikator Menghitung Volume Prisma D. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat Menghitung Volume Prisma E. Materi Ajar Volume merupakan perhitungan seberapa ruang (isi) yang bisa ditempati dalam suatu objek benda.
Volume Prisma ABD.EFH = ½ x Volume balok ABCD.EFGH =½ x(p xl xt) = ½ x ( AB x BC x CG ) = ½ x Luas ABCD x CG Luas ∆ ABD x CG
141 = Luas Alas x tinggi prisma
F. Model dan Metode Pembelajaran Model : Konvensional Metode : Ekspositori G. Langkah Langkah Pembelajaran Alokasi Tahapan
Waktu
Kegiatan pembelajaran 7. Pendahuluan
- Guru dan siswa membuka pelajaran dengan doa.
10 menit
- Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. - Guru memberikan apersepsi Volume bangun ruang sisi datar (prisma) II. Kegiatan Inti Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi: - siswa menyimak saat guru menjelaskan penemuan rumus volume prisma
20 menit
- siswa menanyakan hal yang masih sulit dalam penentuan rumus volume prisma - siswa diberikan soal yang berkaitan dengan volume prisma
Elaborasi
Dalam kegiatan Elaborasi:
30 menit
- siswa mengerjakan soal yang diberikan guru - siswa
yang
terpilih
maju
kedepan
kelas
untuk
mempresentasikan jawabannya Konfirmasi
Dalam kegiatan Konfirmasi:
10 menit
- siswa memperhatikan tanggapan yang diberikan guru siswa diberi penguatan atau penghargaan III. Penutup
- siswa bersama guru menyimpulkan materi volume bangun 10 menit ruang sisi datar (Prisma) yang telah dipelajari hari ini - siswa mendengarkan pokok materi yang akan disampaikan di pertemuan berikutnya
H. Alat dan Sumber belajar Alat
: Papan tulis, spidol dan penghapus
142
Sumber belajar
: buku paket M.cholik Adinawan dan
sugijono. 2007.
Matematika untuk SMP kelas VIII 2B. Jakarta: Erlangga
I. Instrument penilaian Indikator
Penilaian
pencapaian
Teknik
Bentuk
kompetensi
Penilaian
Instrument
Menghitung volume
Tes tertulis
uraian
Instrumen soal
5. Alas
Prisma
sebuah
bernemtuk dengan
prisma
belah
ketupat
panjang
diagonal
diagonalnya adalah 7 cm dan
14
cm.
hitunglah
volume prisma tersebut jika tingginya 15 cm! 6. Alas
sebuah
prisma
berbentuk segitiga siku siku dengan panjang sisi 5 cm, 12 cm, dan 13 cm. hitunglah tingggi limas tersebut jika volumenya 160
3
Pedoman penilaian Indikator Pencapaian Kompetensi
Menghitung prisma
Penilaian Teknik
volume Tes tertulis
Bentuk Instrumen uraian
Instrumen Soal
Jawaban
8. Alas sebuah prisma
diket :
bernemtuk belah
d1=7cm
ketupat dengan
d2=14cm
skor
50
143
panjang diagonal
T.Prisma:15cm
diagonalnya adalah 7
ditanya: volume
cm dan 14 cm.
prisma?
hitunglah volume
Jawab:
prisma tersebut jika
Luas alas =
tingginya 15 cm!
=
= 49
V.prisma = La x T = 49 x 15 = 735 9. Alas sebuah prisma
3
50
diket :
berbentuk segitiga
a=5cm
siku siku dengan
b=12cm
panjang sisi 5 cm, 12
c=13cm
cm, dan 13 cm.
volume prisma : 160 3
hitunglah tingggi limas tersebut jika volumenya 160
ditanya: tinggi 3
limas? Jawab: V.prisma= La x T 160 =
xT
160 = 30 T T = 5,3 cm Total skor
Skor penilaian =
100
x 100
Pondok Aren, April 2017 Peneliti,
Ulfia Endardini
144
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP-8) (KELAS KONTROL)
Sekolah
: SMPN 5 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Matematika
Pokok Bahasan
: Bangun Ruang Sisi datar
Kelas / Semester
: VIII (Delapan)
Alokasi Waktu
: 2 x 40 Menit (satu pertemuan)
A. Standar Kompetensi Memahami sifat sifat kubus ,balok,prisma,limas dan bagian bagianya, serta menentukan ukuranya B. Kompetensi Dasar Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas C. Indikator Menghitung Volume Limas D. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat Menghitung Volume Limas E. Materi Ajar Volume merupakan perhitungan seberapa ruang (isi) yang bisa ditempati dalam suatu objek benda. 6 Volume limas = 1 volume kubus 6 Volume limas = luas alas x tinggi 6 volume limas = (sxs) x s volume limas = x (s x s) x s volume limas = x (s x s) x . s x 2 volume limas = x (s xs) x volume limas = 3 x ( ) x volume limas = 3 x (Luas Alas) x tinggi limas
F. Model dan Metode Pembelajaran Model : Konvensional
145
Metode
: Ekspositori
G. Langkah Langkah Pembelajaran Alokasi Tahapan
Waktu
Kegiatan pembelajaran 8. Pendahuluan
- Guru dan siswa membuka pelajaran dengan doa.
10 menit
- Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. - Guru memberikan apersepsi Volume bangun ruang sisi datar (Limas) II. Kegiatan Inti Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi: - siswa menyimak saat guru menjelaskan penemuan rumus volume Limas
20 menit
- siswa menanyakan hal yang masih sulit dalam penentuan rumus volume limas - siswa diberikan soal yang berkaitan dengan volume limas
Elaborasi
Dalam kegiatan Elaborasi:
30 menit
- siswa mengerjakan soal yang diberikan guru - siswa
yang
terpilih
maju
kedepan
kelas
untuk
mempresentasikan jawabannya Konfirmasi
Dalam kegiatan Konfirmasi:
10 menit
- siswa memperhatikan tanggapan yang diberikan guru siswa diberi penguatan atau penghargaan III. Penutup
- siswa bersama guru menyimpulkan materi volume bangun 10 menit ruang sisi datar (Limas) yang telah dipelajari hari ini - siswa mendengarkan pokok materi yang akan disampaikan di pertemuan berikutnya
H. Alat dan Sumber belajar Alat
: Papan tulis, spidol dan penghapus
Sumber belajar
: buku paket M.cholik Adinawan dan
sugijono. 2007.
Matematika untuk SMP kelas VIII 2B. Jakarta: Erlangga
146
I. Evaluasi/Penilaian Hasil Belajar Indikator
penilaian
pencapaian
Teknik
Bentuk
kompetensi
Penilaian
Instrument
Menghitung volume
Tes tertulis
uraian
Instrumen soal
7. Alas suatu limas berbentuk
Limas
persegi dengan panjang 10 cm dan lebar 8 cm. jika tinggi limas 12 cm. hitunglsh volume limas tersebut 8. Alas sebuah limas berbentuk persegi dengan panjang sisi 16 cm, dan tinggi segitiga pada bidang tegaknya17 cm. hitunglah volume limas tersebut!
J. Pedoman penilaian Indikator Pencapaian
Penilaian
Kompetensi Teknik Menghitung volume limas
Tes tertulis
Bentuk Instrumen uraian
Jawaban
skor
Instrumen Soal 10. Alas suatu limas
Diketahui:
berbentuk persegi
p. persegi:10cm
dengan panjang 10
l.persegi: 8cm
cm dan lebar 8 cm.
T.limas:12cm
jika tinggi limas 12
Ditanya volume
cm. hitunglsh volume
limas?
limas tersebut
Jawab: V.limas = 3x La x T
50
147
= 3 x (10 x 8) x 12 = 3
320 11. Alas sebuah limas
50
Diketahui:
berbentuk persegi
S persegi: 16 cm
dengan panjang sisi
T. segitiga: 17 cm
16 cm, dan tinggi
Ditanya: volume
segitiga pada bidang
limas ?
tegaknya17 cm.
Jawab:
hitunglah volume
Tinggi limas
limas tersebut!
=√ √
= = 15
V.Limas = x La x T 3
= 3 x (16 x 16) x 15 = 1280
3
Total skor
Skor penilaian =
100
x 100
Pondok Aren, April 2017 Peneliti,
Ulfia Endardini
Lampiran 3
LEMBAR KERJA SISWA (LKS-1)
148 Nama Anggota kelompok :
Kelompok :
A. Tujuan Pembelajaran Pada Tujuan pembelajaran ini siswa diharapkan dapat: Menghitung Luas Permukaan Kubus
Perhatikan masalah 1 berikut! Masalah 1
Dini membeli sebuah Rubrik dengan pangjang sisi 9 cm. ia ingin memberikan rubrik tersebut kepada temannya yang sedang berulang tahun. Agar lebih menarik, rubrik tersebut akan dibungkus dengan menggunakan sampul kado. Berapakah Luas sampul kado yang diperlukan Dini untuk membungkus rubrik tersebut?
Perhatikan Masalah Analogi berikut! Bagaimanakah cara menentukan luas permukaan bangun ruang berikut: Masalah (a)
Masalah (b) t
s s s Kubus terdiri dari 6 persegi. Luas 1 persegi = … x …. Luas 6 persegi = (… x ….) + (… x ….) +(… x ….) + (… x ….) + (… x ….) + (… x ….) = ( ….)+( ….)+( ….)+( ….)+( ….)+( ….) = ………
p
l
Balok terdiri dari 6 persegi panjang . Bidang alas sama dan sebangun dengan bidang atas,maka : Luas bidang alas dan atas = 2 x (p x l) = 2 p l Bidang depan sama dan sebangun dengan bidang belakang,maka: Luas bidang depan dan belakang=2 x(…x ...) =…. Bidang kiri sama dan sebangun dengan bidang kanan
Luas Permukaan kubus = luas 6 persegi Penyelesaian masalah Maka Luas Permukaan Kubus = …….
Penyelesaian masalah 1
Luas bidang kiri dan kanan = 2 x(…x ...) =…. luas permukaan balok = jumlah luas bidang maka luas permukaan balok = ……………=2(…….+……..+....)
Masalah manakah yang memiliki kesamaan dengan masalah 1 ?......................... ...................................................................................................................
149
a)
Pilihlah rumus yang tepat digunakan dalam menyelesaikan masalah 1 ! …………………………………………………………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………………………………………………………..
b) Selesaikan masalah 1 dengan menggunakan rumus yang telah ditentukan ! …………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………………
Perhatikan Masalah 2 berikut! Masalah 2
a) Tentukanlah rumus mencari luas permukaan Kubus di atas jika memiliki rusuk n cm! b) Tentukanlah luas permukaan bangun ruang diatas jika memiliki rusuk 8 cm!
Penyelesaian masalah 2 Tuliskan jawaban kalian pada point a) diatas! …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….… ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….…… ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… Tuliskan jawaban kalian pada point b) diatas! …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….… ……….…………………………………………………………………………………………….………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. a) Materi apakah yang terkait dengan masalah 1? ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. b) Apakah masalah Analogi yang digunakan dapat membantu anda dalam menyelesaikan masalah 1? berikan alasannya! …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. c) Bagaimanakah cara anda menyelesaikan masalah 1 sampai dengan masalah 2? …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
LEMBAR KERJA SISWA (LKS-2)
150 Nama Anggota Kelompok :
Kelompok :
A. Tujuan Pembelajaran Pada Tujuan Pembelajaran ini siswa diharapkan dapat: Menghitung luas permukaan Balok
Perhatikan masalah 1 berikut! Masalah 1
Ibu Ratna membeli sepasang Sepatu untuk dijadikan hadiah ulangtahun putrinya, sepasang sepatu tersebut telah dimasukan kedalam kotak seperti gambar diatas. Kotak tersebut memiliki panjang 25 cm, lebar 10 cm dan tinggi 5 cm. Jika Ibu Ratna ingin melapisi kotak tersebut dengan sampul kado, tentukan Luas sampul kado yang diperlukan?
Perhatikan masalah Analogi berikut!
Bagaimanakah cara menentukan luas permukaan bangun ruang berikut: Masalah (a)
Masalah (b) t
s s
s
p
l
Balok terdiri dari 6 persegi panjang .
Kubus terdiri dari 6 persegi. Luas 1 persegi = … x ….
Bidang alas sama dan sebangun dengan bidang
Luas 6 persegi = (… x ….) + (… x ….) +
Bidang depan sama dan sebangun dengan bidang
(… x ….) + (… x ….) + (… x ….) + (… x ….) = ( ….)+( ….)+( ….)+( ….)+( ….)+( ….) = ………
Penyelesaian Luas Permukaan kubusmasalah = luas 6 persegi Maka Luas Permukaan Kubus = …….
atas,maka : Luas bidang alas dan atas = 2 x (p x l) = 2 p l belakang,maka: Luas bidang depan dan belakang=2 x(…x ...) =…. Bidang kiri sama dan sebangun dengan bidang kanan Luas bidang kiri dan kanan = 2 x(…x ...) =…. luas permukaan balok = jumlah luas bidang maka luas permukaan balok = …………. ..= 2( …+..…+…)
Masalah manakah yang memiliki kesamaan dengan masalah 1 ?......................... Luas Permukaan kubus = luas 6 persegi ................................................................................................................... Maka Luas Permukaan Kubus = …….
151
Penyelesaian masalah 1 a)
Pilihlah rumus yang tepat digunakan dalam menyelesaikan masalah 1 ! …………………………………………………………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………………………………………………………..
b) Selesaikan masalah 1 dengan menggunakan rumus yang telah ditentukan ! …………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………………
Perhatikan Masalah 2 berikut! Masalah 2
Rara memiliki Sebuah kotak tempat pensil berbentuk balok yang memiliki Tinggi 3cm dan panjang limakali tingginya. Bila lebarnya 10cm lebih pendek dari panjangnya, maka luas permukaan kotak tempat pensil Rara adalah..
Penyelesaian masalah 2 Tuliskan jawaban kalian pada point a) diatas! …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….… ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….…… ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… Tuliskan jawaban kalian pada point b) diatas! …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….… ……….…………………………………………………………………………………………….………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. a) Materi apakah yang terkait dengan masalah 1? ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. b) Apakah masalah analogi yang digunakan dapat membantu anda dalam menyelesaikan masalah 1? berikan alasannya! …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. c) Bagaimanakah cara anda menyelesaikan masalah 1 sampai dengan masalah 2? …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
152
LEMBAR KERJA SISWA (LKS-3)
Nama anggota kelompok:
Kelompok :
A. Tujuan Pembelajaran Pada Tujuan pembelajaran ini siswa diharapkan dapat: Menghitung Luas Permukaan Prisma
Perhatikan masalah 1 berikut! Masalah 1
Sebuah kemasan cokelat seperti gambar diatas tampak pada bagian sampingnya berbentuk segitiga sama kaki dengan panjang
kakinya masing
masing 5 cm dan
alasnya 6 cm. jika panjang pada sisi atasnya 20 cm, maka luas permukaan kemasan
Perhatikan masalah Analogi berikut! cokelat tersebut adalah……
Perhatikan Masalah Analogi berikut!
Bagaimanakah cara menentukan luas permukaan bangun Ruang berikut: Masalah (b)
Masalah (a) c
c
t a
b
b
t
t
a
a
c
t
b
Luas permukaan lim
b
Luas permukaan prisma = (L1 +
.........+ ......... + .........+ .........)
Jika L1Penyelesaian = L2 = Luas segitiga dan L3=L4=L5= Luas masalah persegi panjang, Maka: = [( = (2 x
a
a
a c
t
Tp
+ .........]+ [(a xTp) + (...x...) + (...x...)] .........) + Tp (…..+.... +……)
Jika Luas segitiga=luas alas; keliling alas = a+b+c dan tinggi prisma = Tp, maka Luas permukaan prisma = (2 xPenyelesaian ..................) + (................... masalah x…………………..…) 1
Luas Permukaan Limas = (L1 + .........+ ......... + .........+ .........) = (a x ...) + (
) + (.......) +(.......) + (.......)
= (a x ...) + 4 (.......) Luas alas = a x a Luas segitiga bidang tegak =
; maka:
= (..................) + 4 (.....................) Jadi Luas permukaan limas = ......................... + (4x...........................)
Masalah manakah yang memiliki kesamaan dengan masalah 1 ?.........................
153
Penyelesaian Masalah 1 a)
Pilihlah rumus yang tepat digunakan dalam menyelesaikan masalah 1 …………………………………………………………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………………………………………………………..
b) Selesaikan masalah 1 dengan menggunakan rumus yang telah ditentukan ! …………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………………
Perhatikan Masalah 2 berikut! Masalah 2 Pak Adi sedang membuat wadah terbuat dari kayu triplek berbentuk prisma dengan alas trapesium samakaki yang memiliki panjang sisi sejajar 15cm dan 21 cm sedangkan panjang kaki trapesiumnya 5 cm dan tinggi pada wadah tersebut 15 cm. jika wadah tersebut akan di cat,
Berapakah cat kaleng yang harus dibeli Pak Adi jika setiap 120
akan
menghabiskan 1 cat kaleng ?
Penyelesaian masalah 2 Tuliskan jawaban kalian pada point a) diatas! …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….… ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….…… ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… Tuliskan jawaban kalian pada point b) diatas! …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….… ……….…………………………………………………………………………………………….………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. a) Materi apakah yang terkait dengan masalah 1? …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. b) Apakah masalah analogi yang digunakan dapat membantu anda dalam menyelesaikan masalah 1? berikan alasannya! …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. c) Bagaimanakah cara anda menyelesaikan masalah 1 sampai dengan masalah 2? …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
154
LEMBAR KERJA SISWA (LKS-4)
Nama Anggota kelompok:
Kelompok :
A. Tujuan Pembelajaran Pada Tujuan pembelajaran ini siswa diharapkan dapat: Menghitung luas permukaan Limas
Perhatikan masalah 1 berikut! Masalah 1
Sebuah piramid seperti gambar diatas tercatat memiliki alas yang berbentuk persegi dengan panjang sisinya 10 m kemudian tinggi yang dimiliki pada piramid 12 m. Berapakah luas permukaan piramid tersebut!
Perhatikan masalah Analogi berikut!
Bagaimanakah cara menentukan luas permukaan bangun Ruang berikut: Masalah (b)
Masalah (a) c
c
t a
b
b t
t
Tp
a
c
t
b
b
Luas permukaan prisma = (L1 +
.........+ ......... + .........+ .........)
Penyelesaian masalah
Jika L1 = L2 = Luas segitiga dan L3=L4=L5= Luas persegi panjang, Maka: = [( = (2 x
a a
a c
a
+ .........]+ [(a xTp) + (...x...) + (...x...)] .........) + Tp (…..+.... +……)
Jika Luas segitiga=luas alas; keliling alas = a+b+c
Luas permukaan limas = (L1 + .........+ ......... + .........+ .........) = (a x ...) + (
) + (.......) +(.......) + (.......)
= (a x ...) + 4 (.......) Luas alas = a x a Luas segitiga bidang tegak =
; maka:
= (..................) + 4 (.....................)
dan tinggi prisma = Tp, maka Luas permukaan prisma = (2 x
..................) + (...................x…………………..…)
Jadi Luas permukaan limas = ......................... + (4x..................)
Masalah manakah yang memiliki kesamaan dengan masalah 1 ?.........................
155
Penyelesaian masalah 1 a)
Pilihlah rumus yang tepat digunakan dalam menyelesaikan masalah 1 …………………………………………………………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………………………………………………………..
b) Selesaikan masalah 1 dengan menggunakan rumus yang telah ditentukan ! …………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………………
Perhatikan Masalah 2 berikut! Masalah 2 Dodi akan membuat dua Buah Wadah Lampion berbentuk limas segiempat yang terbuat dari plastik mika. Pada wadah Lampion pertama tingginya 35 cm dan alasnya memiliki panjang 24 cm. kemudian pada wadah Lampion kedua, tingginya 24 cm dan alasnya 14 cm. Berapakah total biaya yang harus dikeluarkan Dodi jika harga setiap
plastik mika
sebesar Rp. 2000?
Penyelesaian masalah 2 Tuliskan jawaban kalian pada point a) diatas! …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….… ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….…… ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… Tuliskan jawaban kalian pada point b) diatas! …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….… ……….…………………………………………………………………………………………….………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. a) ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. Materi apakah yang terkait dengan masalah 1? …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. b) Apakah masalah analogi yang digunakan dapat membantu anda dalam menyelesaikan masalah 1? berikan alasannya! …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. c) Bagaimanakah cara anda menyelesaikan masalah 1 sampai dengan masalah 2? …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
LEMBAR KERJA SISWA (LKS-5)
156 Nama anggota kelompok :
kelompok :
A. Tujuan Pembelajaran Pada Tujuan pembelajaran ini siswa diharapkan dapat: Menghitung volume kubus
Perhatikan masalah 1 berikut! Masalah 1
Ibu Ratna memiliki Tiga Buah wadah seperti gambar diatas yang memiliki panjang sisi masing masing 8cm. jika ketiga wadah tersebut akan diisi oleh santan, Berapakah total volume santan yang dapat ditampung ketiga wadah tersebut?
Perhatikan masalah Analogi berikut! Bagaimanakah cara menentukan volume bangun Ruang berikut: Masalah (a)
c
Masalah (b)
f
Volume Kubus
v a
Berapakah jumlah seluruh tumpukan kotak diatas?...
b Jika 1 kotak menyatakan 1 satuan, maka: Panjang a =… Panjang b = … Panjang c = …. Hasil a x b x c = …..
Apakah terdapat kesamaan hasil pada kotak diatas?.. Penyelesaian masalah
Penyelesaian masalah 1 Volume merupakan Jika panjang a = b =c = s Maka Volume kubus =……..
e d Jika 1 kotak menyatakan 1 satuan, maka: Panjang d =… Panjang e = … Panjang f= … Hasil d x e x f = …
Berapakah jumlah seluruh tumpukan kotak diatas?...
Apakah terdapat kesamaan hasil pada kotak diatas?...
perhitungan seberapa
ruang (isi) yang bisa ditempati dalam suatu objek benda.
Volume Balok
Jika panjang d =p; e = l; f = t Maka Volume balok =……..
Masalah Manakah yang memiliki kesamaan dengan masalah 1?..............
157 Penyelesaian Masalah 1 a)
Pilihlah rumus yang tepat digunakan dalam menyelesaikan masalah 1 ! …………………………………………………………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………………………………………………………..
b) Selesaikan masalah 1 dengan menggunakan rumus yang telah ditentukan ! …………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………………
Perhatikan Masalah 2 berikut! Masalah 2 Sebuah Pabrik memproduksi Rubrik yang akan di kirim ke beberapa Agen Toko. Setiap Rubrik memiliki ukuran 5 cm x 5 cm x 5 cm akan dimasukkan kedalam sebuah kardus besar berbentuk kubus yang panjang rusuknya 30 cm. Berapa banyak Rubrik yang dapat dimasukkan kedalam kardus tersebut ?
Penyelesaian masalah 2 Tuliskan jawaban kalian pada point a) diatas! …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….… ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….…… ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… Tuliskan jawaban kalian pada point b) diatas! …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….… ……….…………………………………………………………………………………………….………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. a) ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. Materi apakah yang terkait dengan masalah 1? …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. b) Apakah masalah analogi yang digunakan dapat membantu anda dalam menyelesaikan masalah 1? berikan alasannya! …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. c) Bagaimanakah cara anda menyelesaikan masalah 1 sampai dengan masalah 2? …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
158
LEMBAR KERJA SISWA (LKS-6)
Nama anggota kelompok :
Kelompok :
A. Tujuan Pembelajaran Pada Tujuan pembelajaran ini siswa diharapkan dapat: Menghitung Volume Balok
Perhatikan masalah 1 berikut! Masalah 1
Sebuah kolam renang berbentuk seperti gambar diatas memiliki panjang 2,5 m lebar 2m dan kedalaman 1 m, berapakah air maksimal yang dapat ditampung pada kolam Renang tersebut?
Perhatikan masalah Analogi berikut! v
Bagaimanakah cara menentukan Volume Bangun Ruang berikut: Masalah (a)
Masalah (b)
Volume Balok
Volume Kubus
f
c
Penyelesaian Berapakah jumlah seluruh tumpukan kotak diatas?... Penyelesaian
e
b
a
d Jika 1 kotak menyatakan 1 satuan, masalah maka: Panjang a =… masalah Panjang b =1 … Panjang c = …. Hasil a x b x c = …..
Apakah terdapat kesamaan hasil pada kotak diatas?..
Jika panjang a = b =c = s Maka Volume kubus =……..
Berapakah jumlah seluruh tumpukan kotak diatas?...
Apakah terdapat kesamaan hasil pada kotak diatas?...
Volume merupakan perhitungan seberapa ruang (isi) yang bisa ditempati dalam suatu objek benda.
Penyelesaian Masalah 1
Jika 1 kotak menyatakan 1 satuan, maka: Panjang d =… Panjang e = … Panjang f= … Hasil d x e x f = …
Jika panjang d =p; e = l; f = t Maka Volume balok =……..
Masalah manakah yang memiliki kesamaan dengan masalah 1 ?.........................
159
Penyelesaian masalah 1 a)
Pilihlah rumus yang tepat digunakan dalam menyelesaikan masalah 1 ! …………………………………………………………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………………………………………………………..
b) Selesaikan masalah 1 dengan menggunakan rumus yang telah ditentukan ! …………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………………
Perhatikan Masalah 2 berikut!
Perhatikan masalah 2 berikut! Masalah 2 Suatu hari Rina membeli Sebuah Akuarium berbentuk balok yang memiliki perbandingan ukuran panjang, lebar dan tinggi 4:3:2, sesampainya dirumah ia ingin mengisi Akuarium tersebut dengan air. berapakah air maksimal yang dapat ditampung jika pada akuarium tersebut memiliki luas permukaan 468
?
Penyelesaian masalah 2 Tuliskan jawaban kalian pada point a) diatas! …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….… ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….…… ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… Tuliskan jawaban kalian pada point b) diatas! …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….… ……….…………………………………………………………………………………………….………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. a) ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. Materi apakah yang terkait dengan masalah 1? …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. b) Apakah masalah analogi yang digunakan dapat membantu anda dalam menyelesaikan masalah 1? berikan alasannya! …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. c) Bagaimanakah cara anda menyelesaikan masalah 1 sampai dengan masalah 2? …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
LEMBAR KERJA SISWA (LKS-7)
160 Nama Anggota kelompok:
kelompok :
A. Tujuan Pembelajaran Pada Tujuan pembelajaran ini siswa diharapkan dapat: Menghitung volume Prisma
Perhatikan masalah 1 berikut! Masalah 1
Pada hari Sabtu Rahmi mengikuti kegiatan Perkemahan di Sekolahnya. Dalam kegiatan tersebut ia dan siswa lainnya tidur didalam tenda yang sudah disediakan oleh Panitia Pelaksana. Tenda tersebut berukuran seperti yang tertera pada gambar diatas. Berapakah besar volume tenda tersebut?
Perhatikan masalah Analogi berikut! Bagaimanakah cara menentukan Volume Bangun Ruang berikut: v
H E
Masalah (b)
Masalah (a) G
H
H
F E
½s
G
F
s
F
½s s
D D A
C
D
C A
B
B
B
Volume Prisma ABD.EFH = ½ x Volume balok ABCD.EFGH = ½ x ( p x …. x.…) ….
Penyelesaian masalah
Luas ∆ ABD x
6 Volume limas = 1 volume kubus 6 Volume limas = luas alas x tinggi 6 volume limas = (sxs) x s volume limas = volume limas =
= ½ x ( AB x …. x …. ) = ½ x Luas ABCD x
s
….
Karena Luas ∆ ABD = luas alas dan Tinggi
Penyelesaian masalah 1
balok = Tinggi Prisma, maka
volume limas = volume limas = volume limas =
1 6 1 6 2 6 1 3 1 3
x (…..x…..) x….. 1
x (…..x…..) x . s x… x (…..x…..) x x (…..) x
𝑠
2 𝑠 2
2
x (…..…..) x… ..
= ….…. …. x ….…. …. Volume merupakan perhitungan seberapa Maka Volume Prisma =……..
ruang (isi) yang bisa ditempati dalam suatu objek benda.
Maka Volume Limas =……..
Masalah manakah yang memiliki kesamaan dengan masalah 1?.............
Masalah Manakah yang memiliki kesamaan dengan masalah 1?..............
161 Penyelesaian Masalah 1 a)
Pilihlah rumus yang tepat digunakan dalam menyelesaikan masalah 1 ! …………………………………………………………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………………………………………………………..
b) Selesaikan masalah 1 dengan menggunakan rumus yang telah ditentukan ! …………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………………
Perhatikan Masalah 2 berikut! Masalah 2 Sebuah tangki penampungan minyak tanah berbentuk prisma yang alasnya berupa belah ketupat yang panjang diagonal-diagonalnya 4 m dan 3 m serta Tinggi tangki 2,5 m. Pada dasar tangki terdapat kran yang dapat mengalirkan minyak tanah rata-rata 75 liter setiap menit. Berapa lama waktu yang diperlukan untuk mengeluarkan minyak tanah dari tangki itu sampai habis?
Penyelesaian masalah 2 Tuliskan jawaban kalian pada point a) diatas! …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….… ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….…… ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… Tuliskan jawaban kalian pada point b) diatas! …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….… ……….…………………………………………………………………………………………….………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. a) ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. Materi apakah yang terkait dengan masalah 1? …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. b) Apakah masalah analogi yang digunakan dapat membantu anda dalam menyelesaikan masalah 1? berikan alasannya! …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. c) Bagaimanakah cara anda menyelesaikan masalah 1 sampai dengan masalah 2? …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
162
LEMBAR KERJA SISWA (LKS-8)
Nama Anggota Kelompok:
Kelompok :
A. Tujuan Pembelajaran Pada Tujuan pembelajaran ini siswa diharapkan dapat: Menghitung Volume Limas
Perhatikan masalah 1 berikut! Masalah 1
Rudi memiliki Sebuah Miniatur berbentuk seperti gambar diatas. Alas pada bagian Atap miniatur masing masing memiliki panjang 10 cm. jika tinggi pada atap Miniatur 9cm, maka berapakah Volume Atap Miniatur Rudi tersebut?
Perhatikan masalah Analogi berikut!
Bagaimanakah cara menentukan Volume Bangun Ruang berikut: v Masalah (a) H E
H
G
H
E
F
Masalah (b)
G
F
F
½S S ½S
D
D A
S
C B
D
C
B
A
B
Volume Prisma ABD.EFH = ½ x Volume balok ABCD.EFGH = ½ x ( p x …. x.…) = ½ x ( AB x …. x …. )
Penyelesaian masalah
= ½ x Luas ABCD x
….
Luas ∆ ABD x
…. Penyelesaian masalah 1
= ….…. …. x ….…. ….
S
Volume Limas T.ABCD 6 Volume limas = 1 volume kubus 6 Volume limas = luas alas x tinggi 6 volume limas = (sxs) x s volume limas = volume limas = volume limas = volume limas = volume limas =
Volume merupakan perhitungan seberapa Maka Volume Prisma =……..
ruang (isi) yang bisa ditempati dalam suatu objek benda.
1 6 1 6 2 6 1 3 1 3
x (…..x…..) x….. 1
x (…..x…..) x . s x… x (…..x…..) x x (…..) x
𝑠
2 𝑠 2
2
x (…..…..) x… ..
Maka Volume Limas =……..
Masalah Manakah yang memiliki kesamaan dengan masalah 1?..............
163 Penyelesaian Masalah 1 a)
Pilihlah rumus yang tepat digunakan dalam menyelesaikan masalah 1 ! …………………………………………………………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………………………………………………………..
b) Selesaikan masalah 1 dengan menggunakan rumus yang telah ditentukan ! …………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………………
Perhatikan Masalah 2 berikut! Masalah 2 Alas sebuah limas berbentuk belah ketupat dengan panjang diagonal-diagonalnya 10 cm dan 15 cm. Tinggi limas adalah 18 cm. Jika diagonal-diagonal alas maupun tingginya diperbesar 3 kali, maka tentukan perbandingan volume limas sebelum dan sesudah diperbesar.
Penyelesaian masalah 2 Tuliskan jawaban kalian pada point a) diatas! …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….… ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….…… ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… Tuliskan jawaban kalian pada point b) diatas! …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….… ……….…………………………………………………………………………………………….………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. a) Materi apakah yang terkait dengan masalah 1? ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. b) Apakah masalah analogi yang digunakan dapat membantu anda dalam menyelesaikan masalah 1? berikan alasannya! …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. c) Bagaimanakah cara anda menyelesaikan masalah 1 sampai dengan masalah 2? …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
164
Lampiran 4
Kisi Kisi Tes Kemampuan Berpikir tingkat tinggi Matematika Kompetensi Dasar Mengembang
Indikator Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi No. Matematika Soal Menganalisis Menganalisis rasio panjang, lebar dan 1
kan
tinggi balok dalam menyelesaikan masalah
kemampuan
volume balok Menganalisis
berpikir tingkat tinggi
diketahui
Matematika
prisma
terkait
ukuran
Prisma
dalam menentukan volume
Mengevaluasi Mengkritik
ketidaksesuaian antara hasil 2
dengan
dan
materi
berkaitan dengan volume Prisma
bangun ruang sisi datar
Mencipta
yang 4b
kriteria
yang
telah
ditentukan
Membuat model jaring jaring
prisma 3
yang telah ditentukan Membuat
sketsa
Prisma
ditentukan ukurannya.
yang
telah 4a
165
Lampiran 5 Kisi kisi Angket Disposisi Matematika Aspek
Fleksibilitas
Indikator
Nomer butir pernyataan Positif Negatif
Berusaha mencari solusi/strategi lain dalam menyelesaikan masalah 1,4 Matematika Membagikan pengetahuan matema tika
Rasa Diri
5,7
Percaya Percaya diri dalam Menyelesaikan 11,10,9 masalah Matematika Percaya diri mengkomunikasikan Matematika
Reflektif
Rasa keingintahuan
dalam 14 ide
2,3 8,6 12,13 16,15
Merefleksi hasil pemikiran dan 17,18 kinerja diri sendiri
20,19
Merefleksi materi Matematika yang 21,23 telah diajarkan di Kelas
22,24
Memiliki keingintahuan belajar Matematika
27,28
dalam 25,26
166
Lampiran 6 SOAL UJI COBA INSTRUMEN KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI MATEMATIKA Nama
:
Kelas
:
Mata Pelajaran
: Matematika
Waktu
: 2 x 40 menit
1. Rasio panjang, lebar dan tinggi sebuah balok 3:2:1. Jika Rasio panjangnya bertambah 100%, serta Rasio lebarnya dan tingginya bertambah 200%. Tentukan kenaikan volume balok tersebut?
2.
Rizka dan Rizki mendapatkan kue berbentuk 2,5cm
5cm
seperti gambar disamping. Kemudian Rizka memotong kue tersebut sesuai dengan garis putus putus yang ditunjukan pada gambar. Rizki
menyatakan “Beratnya salah satu potong kue itu empat kali lebih berat dari potongan kue yang lain”. Apakah pernyataan Rizki tersebut benar? Berikan alasanmu!
3.
Dari gambar prisma disamping. Buatlah tiga macam jaring-jaring prisma tersebut!
4.
Sebuah kolam renang mempunyai panjang 2m dan lebar 1m telah selesai dikuras. Kolam renang itu mempunyai dua kedalaman, Kedalaman yang paling dangkal 1m dan yang paling dalam 1,5m. a. Buatlah Sketsa kolam renang tersebut beserta ukurannya ! b. Berapa volume air maksimal yang dapat ditampung Kolam Renang tersebut?
167
Lampiran 7 ANGKET DISPOSISI MATEMATIKA Nama
:
Kelas
:
Sekolah
:
Petunjuk Pengisisan : Bacalah Pernyataan – Pernyataan di bawah ini dengan seksama, kemudian isilah kolom yang tersedia sesuai dengan kenyataan dengan menggunakan tanda checklist ( ) berdasarkan kriteria berikut: SS : Sangat Sering
J : Jarang
S
SJ : Sangat Jarang
: Sering
TP : Tidak Pernah
Pilihan jawaban No
Pernyataan
1
Saya senang menyelesaikan soal Matematika dengan berbagai cara yang
SS
berbeda 2
Saya merasa puas dengan satu solusi dalam menyelesaikan soal Matematika
3
Saya menyelesaikan soal matematika hanya dengan cara yang diberikan guru
4
Saya
belajar
solusi/cara
lain
yang
digunakan
teman
dalam
menyelesaikan soal Matematika 5
Saya merasa bebas menyatakan pendapat
dalam diskusi kelompok
Matematika 6
Saya merasa terganggu bila belajar Matematika dalam kelompok
7
Diskusi kelompok mempermudah saya dalam belajar Matematika
8
Saya malas menjelaskan bila ada teman yang bertanya mengenai solusi penyelesaian soal Matematika
9
Saya berani menjawab soal Matematika yang diberikan guru
10
Saya yakin dapat memperoleh nilai yang tinggi dalam pelajaran Matematika
S
J
SJ
TP
168
11
Saya yakin dapat menyelesaikan soal Matematika yang diberikan
12
Saya Mudah menyerah dalam mengerjakan soal matematika yang diberikan oleh guru.
13
Saat merasa kesulitan dalam menghadapi soal ujian, saya melihat hasil pekerjaan teman
14
Saya berani mempresentasikan hasil penyelesaian soal Matematika ke depan kelas
15
Saya merasa gugup dalam mempresentasikan hasil penyelesaian soal Matematika di depan kelas
16
Saya berdiam diri didalam diskusi pada saat pelajaran Matematika berlangsung
17
Saya memeriksa langkah penyelesaian soal Matematika
18
Saya berusaha mencari tahu kelemahan sendiri saat belajar Matematika
19
Saat ujian Matematika, banyak soal yang belum saya kerjakan
20
Saya tidak peduli jika tidak bisa mengerjakan soal Matematika
21
Saya membaca kembali ringkasan materi Matematika yang telah diajarkan dikelas
22
Saya malas membaca kembali rangkuman materi Matematika yang telah diajarkan dikelas
23
Saya mengaitkan materi matematika yang baru dengan materi matematika yang sudah saya pelajari sebelumnya
24
Saya merasa cemas jika guru memberikan PR Matematika yang sulit setelah pembelajaran Matematika selesai
25
Saya mencari tambahan Materi Matematika pada sumber lain (buku,internet,dll)
26
Saya mengerjakan sendiri setiap PR Matematika yang diberikan guru
27
Saya hanya mempelajari materi matematika yang di berikan Guru
28
Jika tidak ada PR maka saya tidak Belajar Matematika
169
Lampiran 8 KUNCI JAWABAN INSTRUMEN KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI MATEMATIKA No Soal 1. Rasio panjang, lebar dan tinggi Diketahui: sebuah
balok
panjangnya
3:2:1.
bertambah
Penyelesaian
skor 1
Jika Rasio awal balok p:l:t = 3:2:1 100%, Rasio p = 3+ 100%
lebarnya dan tingginya bertambah Rasio l = 2 +200% 200%. Tentukan rasio kenaikan Rasio t = 1+200% volume balok tersebut?
Ditanya: Rasio kenaikan volume balok?
1
Jawab : Rasio balok setelah terjadi penambahan=
2
p=
; p = 3+3= 6
l=
; p = 2+4 = 6
t=
; p = 1+2 = 3
Rasio Volume awal balok= 3 x 2 x 1 = 6 RasioVolume akhir balok = 6 x 6 x 3 = 108 Perbandingan V awal : V akhir = 6:108 = 1:18 Rasio kenaikan volume= 18 kali Volume awal Diketahui:
2.
1
Prisma trapezium a= 2,5cm 2,5cm
5cm
b = 5 cm t.trapesium = 6cm T. Prisma = 10
Rizka dan Rizki mendapatkan kue berbentuk
seperti
disamping.
Kemudian
memotong
kue
tersebut
gambar Rizka sesuai
dengan garis putus putus yang
Prisma Segitiga a = 2,5cm. t.segitiga = 6cm t. Prisma = 10 cm Ditanya: Apakah pernyataan Rizki
1
170
ditunjukan pada gambar. Rizki
menyatakan
tersebut benar? Berikan alasan! “Beratnya Jawab:
2
salah satu potong kue itu empat Potongan kue pertama (prisma kali lebih berat dari potongan kue
trapesium)
yang lain”. Apakah pernyataan
V = L.alas x T.Prisma
Rizki tersebut benar? Berikan alasanmu!
=
(
)
x 10 cm = 225
Potongan kue kedua (prisma segitiga) V= L.alas x T.Prisma = Potongan kue pertama: kedua =
=3
Pernyataannya salah, karena potongan kue yang lebih besar merupakan tiga kali lebih berat sari pada potongan kue yang lain 3.
jaring jaring 1
4 Atas
Alas
Dari gambar prisma disamping. buatlah empat macam jaring-jaring
Jaring jaring 2
prisma tersebut! Alas
Atas
Jaring jaring 3 Alas
Atas
171
Jaring jaring 4 Alas
Alas
4.
Sebuah kolam renang mempunyai Diketahui:
2
panjang 2m dan lebar 1m telah Alas Kolam renang berbentuk prisma selesai dikuras. Kolam renang itu
trapesium
mempunyai
a=1m
dua
kedalaman,
Kedalaman yang paling dangkal 1m
b=1,5m
dan yang paling dalam 1,5m.
t=2m
a. Buatlah Sketsa kolam renang
Tinggi Prisma = 1m
tersebut beserta ukurannya ! b. Berapa
literkah
volume
2
Ditanya: air a. Sketsa kolam renang?
maksimal yang dapat ditampung b. volume air kolam renang (satuan dalam Kolam Renang tersebut?
liter)? 2
a. gambar sketsa kolam renang 2m 1m 1,5
b. Volume air (Volume Prisma) Vprisma = L.alas x T.Prisma =
(
)
x 1 m = 2,5
2 = 2500 lt
172
Lampiran 9 RUBRIK PENILAIAN TES INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI MATEMATIKA Aspek
Nomer
Skor
Soal Menganalisis
1
4
3
2
1
Mengurai
Mengurai
Mengurai
informasi
yang informasi
yang informasi
Tidak
mampu
yang melakukan
diketahui dalam diketahui dalam diketahui dalam analisa menentukan ukuran
menentukan
balok ukuran
menentukan
balok ukuran
sama
sekali
balok
sebenarnya serta sebenarnya serta sebenarnya serta menentukan
menentukan
menentukan
alasanya secara alasanya secara alasanya secara masuk akal dan masuk akal dan tidak masuk akal mengarah pada mengarah pada jawaban
4b
yang jawaban
yang
tepat
kurang tepat
Mengurai
Mengurai
Mengurai
informasi
yang informasi
yang informasi
Tidak
yang melakukan
diketahui dalam diketahui dalam diketahui dalam analisa menentukan ukuran
menentukan
Prisma ukuran
menentukan
prisma ukuran
mampu
sama
sekali
prisma
sebenarnya serta sebenarnya serta sebenarnya serta menentukan
menentukan
menentukan
alasanya secara alasanya secara alasanya secara masuk akal dan masuk akal dan tidak masuk akal mengarah pada mengarah pada jawaban
Mengevaluasi
3
yang jawaban
yang
tepat
kurang tepat
Mampu
Kurang mampu Tidak
mampu Tidak
mampu
173
mengkritik,
mengkritik,
mengkritik,
mengkritik,
memutuskan,me
memutuskan,me
memutuskan,me
memutuskan,meni
nilai,atau
nilai,atau
nilai,
membuktikan
membuktikan
membuktikan
suatu
gagasan suatu
berkaitan dengan
Mencipta
3,4a
atau lai,atau
gagasan suatu
berkaitan prisma dengan
membuktikan
gagasan suatu
berkaitan prisma dengan
berkaitan dengan Prisma Prisma
secara tepat
secara tepat
secara tepat
Mampu
Mampu
Kurang Mampu Tidak
menciptakan
menciptakan
menciptakan
karya
dengan karya
memadukan
dengan karya
memadukan
gagasan
sekali Mampu
menciptakan
dengan karya
memadukan
sama
dengan
memadukan unsur
unsur
unsur unsur
unsur unsur
unsur unsur
menjadi
suatu menjadi
suatu menjadi
suatu suatu yang utuh,
yang utuh, dan yang utuh, dan yang utuh, dan dan baru dengan
berkaitan baru Prisma dengan
berkaitan baru
jawaban pada
yang tepat
yang
Prisma dengan Prisma
jawaban kurang
tepat
Skor HOTS =
baru
berkaitan berkaitan dengan
serta mengarah serta mengarah pada
menjadi
x 100
Prisma
174
Lampiran 10 Rubrik Penilaian Angket Disposisi Matematika Pernyataan Positif
Negatif
Alternatif jawaban
5
1
Sering sekali (SS)
4 3
2 3
Sering (S) Kadang kadang (Kd)
2
4
Jarang (Jr)
1
5
Tidak pernah (Tp).
Skor Disposisi Matematika =
x 100
175
Lampiran 11 HASIL UJI COBA INSTRUMEN KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI MATEMATIKA
Resp 1A A1 3 A2 4 A3 3 A4 4 A5 3 A6 4 A7 4 A8 4 A9 3 A10 3 A11 4 A12 4 A13 3 A14 3 A15 3 A16 3 A17 4 A18 4 A19 3 A20 1 A21 4 A22 3 A23 4 A24 3 A25 3 A26 1 A27 4 A28 3 A29 3 A30 3 A31 3 A32 4 A33 1 A34 2 A35 3
1B 3 4 4 4 2 1 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 2 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4
2 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4
3 3 1 2 3 1 4 3 4 3 2 4 3 4 4 3 4 1 4 1 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3
Soal 4A 4B 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 1 4 2 2 1 4 4 4 1 3 1 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 2 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 1 4 3 4 4 4 4 4 1 4 3 4 3 1
5 4 4 1 4 4 1 4 1 4 4 2 4 2 3 4 2 4 3 1 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 1 4 4 4
6 3 4 1 2 2 3 4 4 3 4 3 3 2 3 3 3 2 4 2 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4
7A 4 4 1 4 1 4 1 4 3 3 2 1 3 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4 1 4 2 1 4 1 3 4 4 4 4 4
7B 4 4 3 4 1 4 4 4 2 4 2 2 4 1 4 1 3 1 1 2 4 4 3 4 4 2 4 3 3 4 4 3 3 4 4
Total 35 35 26 35 24 32 33 33 30 33 32 29 30 32 36 29 31 35 24 31 36 36 36 30 36 30 30 34 29 35 36 32 31 36 34
skor 87,5 87,5 65 87,5 60 80 82,5 82,5 75 82,5 80 72,5 75 80 90 72,5 77,5 87,5 60 77,5 90 90 90 75 90 75 75 85 72,5 87,5 90 80 77,5 90 85
176
A36 A37 A38 A39 A40
4 3 4 4 1
4 3 4 4 4
3 3 4 4 4
3 3 3 1 2
4 3 3 3 4
4 4 4 4 3
4 4 4 3 4
4 3 4 2 4
4 3 3 1 2
4 4 4 4 4
38 33 37 30 32
95 82,5 92,5 75 80
177
Lampiran 12 UJI VALIDITAS INSTRUMEN KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI MATEMATIKA Berikut ini merupakan Hasil uji Validitas
instrument Kemampuan
berpikir tingkat tinggi Matematika dengan menggunakan Perangkat Statistical Program Statistical Package for Science (SPSS). Correlations Resp Resp Pearson Correlation
1A
4A
4B
,159 -,054 -,049
,073
,129
,226 ,396
,082
,328
,740
,763
,657
,428
40
40
40
40
40
40
40
-,278
1
,001 -,150 ,995 40
1 -,278
Sig. (2-tailed) N 1A
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
1B
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
3
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
4A
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
4B
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
1B
,082
2
3
5
6
7A
7B
Total
*
,040
,239
,253
,161
,011
,808
,137
,115
40
40
40
40
40
,020
,048 -,074 -,281 -,181
,101
,146
,196
,355
,901
,767
,652
,079
,264
,533
,369
,226
40
40
40
40
40
40
40
40
40
,078 -,066 -,123
,119
,024
40
40
,159
,001
1 -,137
,328
,995
,399
,016
,618
,298
,632
,685
,451
,465
,885
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
1 -,253 -,308 -,181 -,081 -,173 -,206 -,149
-,322
40
-,054 -,150 -,137 ,740
,355
,399
40
40
40
-,049
,020
,763 40
,378
*
-,081 -,169
*
,115
,053
,264
,619
,286
,202
,360
,042
40
40
40
40
40
40
40
40
40
-,253
1
,002
,190
,007 ,325
*
*
,274
,043
,901
,016
,115
,988
,240
,966
,041
,087
,792
,008
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
,073
,048 -,081 -,308
,002
1 -,119 -,091
,106
,099 -,114
,238
,657
,767
,618
,053
,988
40
40
40
40
40
,378
40
,129 -,074 -,169 -,181
,190 -,119
,428
,240
,652
,298
,264
,466
,416
**
,466
,579
,515
,543
,484
,138
40
40
40
40
40
40
1 -,099
,080
,121
,053
,194
,543
,623
,458
,747
,230
178
N 5
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
6
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
7A
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
7B
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Total Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
40
40
40
40
40
40
40
,226 -,281
,078 -,081
,007 -,091 -,099
,161
,079
,632
,619
,966
,579
,543
40
40
40
40
40
40
40
,396
*
-,181 -,066 -,173 ,325
*
40
40
40
40
*
,160
,194
,018
,325
,231
,005
40
40
40
40
1 ,374
40
,106
,080 ,374
*
,011
,264
,685
,286
,041
,515
,623
,018
40
40
40
40
40
40
40
40
1
40 ,423
,101 -,123 -,206
,274
,099
,121
,160
,808
,533
,451
,202
,087
,543
,458
,325
,007
40
40
40
40
40
40
40
40
40
,239
,146
,119 -,149
,043 -,114
,053
,194
,137
,369
,465
,360
,792
,484
,747
40
40
40
40
40
40
40
,253
,196
,024
,115
,226
40
40
- ,416 *
*
,238
,194
,885
,042
,008
,138
40
40
40
40
,322
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
,433
**
*
,660
**
*
,238
,007
,139
,000
40
40
40
1
,259
*
,040
*
,423
40
*
,712
**
,107
,000
40
40
40
,238
,259
1
,231
,139
,107
40
40
40
40
*
*
*
*
,433
,660
,712
,571
**
,000
,571
*
*
*
*
,230
,005
,000
,000
,000
40
40
40
40
40
40 1
40
179
Lampiran 13 HASIL UJI REABILITAS INTRUMEN KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI MATEMATIKA Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Based on Cronbach's Alpha
Standardized Items ,711
N of Items
,755
5
Berdasarkan hasil perhitungan reabilitas uji instrumen tes kemampuan berpikir tingkat tinggi Matematika diperoleh nilai Nilai tersebut menunjukan bahwa nilai
berada diantara 0,70 ≤
= 0,711. 0,90
maka instrument tes dan nontes tersebut memiliki derajat reabilitas yang baik .
180
Lampiran 14 PERHITUNGAN DAYA PEMBEDA
Contoh Perhitungan daya pembeda untuk butir soal nomer 1a =
=
0,01
= 0,01 berada pada interval 0,00 < DP
0,20, maka butir soal nomer
1a memiliki daya pembeda dengan kriteria jelek Untuk butir soal nomer 1b dan seterusnya, perhitungan Daya pembeda sama dengan cara perhitungan daya pembeda butir soal nomer 1a.
181
Lampiran 15 Daya Pembeda Instrumen Tes Kemampuan Berpikir tingkat Tinggi Matematika siswa SMP kelas VIII Pokok Bahasan Bangun Ruang
K E L A S
A T A S
Resp A36 A38 A15 A21 A22 A23 A25 A31 A34 A1 A2 A4 A18 A30 A28 A35 A7 A8 A10 A37 DPA
1A 4 4 3 4 3 4 3 3 2 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 9 0,45
1B 2 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 1 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 2 3 3 3 9 8 6 0,45 0,4 0,3
Nomer Soal 4A 4B 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 1 3 3 1 4 1 4 3 4 8 13 0,4 0,65
5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 1 4 4 18 0,9
6 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 16 0,8
7A 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 1 4 3 3 15 0,75
7B 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 1 4 3 4 4 4 4 4 17 0,85
182
Resp
K E L A S B A W A H
A6 A11 A14 A32 A40 A17 A20 A33 A9 A13 A24 A26 A27 A39 A12 A16 A29 A3 A5 A19 DPB
DP Kriteria
1A 4 4 3 4 1 4 1 1 3 3 3 1 4 4 4 3 3 3 3 3 7 0,35
6 7A 3 4 3 2 3 4 4 4 4 2 2 4 4 2 4 4 3 3 2 3 3 1 4 2 3 1 2 1 3 1 3 2 3 1 1 1 2 1 2 2 5 5 0,25 0,25
7B 4 2 1 3 4 3 2 3 2 4 4 2 4 4 2 1 3 3 1 1 6 0,3
-0,15 -0,25 0,05 0 0 0,4 0,55 0,5 sangat sangat sangat sangat jelek jelek jelek jelek jelek jelek cukup baik baik
0,55
0,1
1B 1 3 3 4 4 4 4 3 4 4 2 3 4 4 4 3 4 4 2 4 12 0,6
2 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 13 0,65
3 4 4 4 1 2 1 3 3 3 4 3 3 3 1 3 4 3 2 1 1 5 0,25
Nomer Soal 4A 4B 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 1 4 4 4 1 4 2 2 1 4 3 3 3 4 4 3 3 4 1 3 4 4 1 4 3 4 3 3 4 2 8 13 0,4 0,65
5 1 2 3 1 4 4 4 4 4 2 4 4 1 3 4 2 4 1 4 1 10 0,5
baik
183
Lampiran 16 PERHITUNGAN UJI TARAF KESUKARAN
Contoh perhitungan Taraf kesukaran butir soal nomer 1A =
Berdasarkan Klasifikasi indeks kesukaran D = 0,40 berada pada interval 0,30 < P ≤ 0,70, maka butir soal nomer 1a tersebut memiliki tingkat kesukaran sedang
Untuk butir soal nomer 1B dan seterusnya, perhitungan tingkat kesukaranya sama dengan cara perhitungan tingkat kesukaran butir soal nomer 1a.
184
Lampiran 17 Taraf Kesukaran Instrumen Tes Kemampuan Berpikir tingkat tinggi Matematika siswa SMP kelas VIII Pokok bahasan Bangun Ruang sisi Datar
Resp. A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10 A11 A12 A13 A14 A15 A16 A17 A18 A19 A20 A21 A22 A23 A24 A25 A26 A27 A28 A29 A30 A31 A32 A33 A34
1A 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 1 4 3 4 3 3 1 4 3 3 3 3 4 1 2
1B 3 4 4 4 2 1 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 2 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4
2 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4
3 3 1 2 3 1 4 3 4 3 2 4 3 4 4 3 4 1 4 1 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 1 3 3
Nomer Soal 4A 4B 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 1 4 2 2 1 4 4 4 1 3 1 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 2 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 1 4 3 4 4 4 4 4 1 4 3 4
5 4 4 1 4 4 1 4 1 4 4 2 4 2 3 4 2 4 3 1 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 1 4 4
6 3 4 1 2 2 3 4 4 3 4 3 3 2 3 3 3 2 4 2 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4
7A 4 4 1 4 1 4 1 4 3 3 2 1 3 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4 1 4 2 1 4 1 3 4 4 4 4
7B 4 4 3 4 1 4 4 4 2 4 2 2 4 1 4 1 3 1 1 2 4 4 3 4 4 2 4 3 3 4 4 3 3 4
185
A35 3 4 4 3 3 1 4 4 4 4 A36 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 A37 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 A38 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 A39 4 4 4 1 3 4 3 2 1 4 A40 1 4 4 2 4 3 4 4 2 4 16 21 21 22 16 26 28 21 20 23 B 0,40 0,53 0,53 0,28 0,40 0,65 0,70 0,53 0,50 0,58 D Kriteria sedang sedang sedang sukar sedang sedang sedang sedang sedang sedang
186
Lampiran 18 Rekapitulasi Hasil Validitas, Daya Pembeda, dan Tingkat kesukaran kemampuan berpikir tingkat tinggi Matematika No. Soal 1A 1B 2 3 4A 4B 5 6 7A 7B
Validitas Tidak valid Tidak valid Tidak valid Valid Tidak valid Tidak valid Valid Valid Valid Valid
Daya Pembeda
jelek Sangat jelek Sangat jelek jelek Sangat jelek Sangat jelek Cukup Baik Baik Baik
Tingkat Kesukaran sedang sedang sedang sukar sedang sedang sedang sedang sedang sedang
Keputusan Tidak digunakan Tidak digunakan Tidak digunakan Digunakan Tidak digunakan Tidak digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan
187
Lampiran 19 UJI COBA INSTRUMEN DISPOSISI MATEMATIKA Resp. A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10 A11 A12 A13 A14 A15 A16 A17 A18 A19 A20 A21 A22 A23 A24 A25 A26 A27 A28 A29 A30 A31 A32 A33 A34 A35
D1 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 3 4 4 5 5 5 5 5 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4
D2 4 4 4 4 4 5 5 5 5 3 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 4 5 2 5 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4
D3 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 3 4 4 5 4 3 4 5 3 3 5 3 3
D4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 3 5 5 4 5 5 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 5 4 4 3 4 3 4 3 3 3
D5 4 5 4 5 4 4 4 5 5 3 4 5 5 5 5 4 4 5 4 4 5 3 4 4 5 3 5 3 3 4 4 5 3 4 3
D6 5 5 4 5 5 4 4 5 5 3 5 4 5 5 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 5 3 4 3 3 5 4 5
D7 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 4 5 3 5 4 5 5 5 3 4 5 3 4 5 5 5 4 3 3 4 4 3 4 5 4
D8 5 3 5 4 4 4 5 4 4 3 5 5 5 5 4 4 5 4 3 3 4 4 5 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 5
D9 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 5 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 4 5 3 5 4 3
D10 D11 D12 D13 4 5 5 5 4 5 3 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 3 4 5 3 5 4 5 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 3 5 5 4 4 3 3 4 3 5 5 3 3 4 5 3 5 4 3 5 5 3 3 3 2 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 3 3 5 5 5 3 5 3 3 4 3 4 3 3 5 3 4 5 5 4 4 5 5 3 3
188
A36 A37 A38 A39 A40
5 3 4 4 5
5 3 4 4 4
5 4 4 4 4
4 3 4 4 4
4 3 4 4 4
5 4 4 4 5
4 4 4 5 4
3 3 5 5 5
5 3 5 5 4
5 3 5 4 4
5 3 4 4 4
5 4 4 5 4
5 3 4 5 5
189
Resp. D14 D15 D16 D17 D18 D19 D20 D21 D22 D23 D24 D25 D26 A1 4 4 5 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 A2 4 3 3 4 5 4 4 4 3 4 3 5 5 A3 5 5 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 A4 5 4 4 4 4 4 2 3 3 3 4 3 3 A5 4 5 5 5 5 4 3 3 4 4 4 3 3 A6 5 5 5 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 A7 5 5 5 4 5 4 4 4 3 5 4 4 4 A8 5 5 4 4 5 5 3 4 3 5 3 3 4 A9 5 5 5 5 5 3 3 4 4 5 3 4 4 A10 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 A11 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 A12 5 3 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 A13 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 3 3 A14 5 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 A15 5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 5 4 4 A16 4 4 3 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 A17 4 3 3 3 5 5 5 5 5 5 4 4 3 A18 5 3 5 5 5 4 4 5 3 4 3 4 5 A19 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 A20 5 4 4 5 4 3 4 4 4 5 5 5 4 A21 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 A22 3 4 2 3 3 3 4 4 3 3 3 5 3 A23 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 5 3 A24 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 A25 4 3 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 A26 3 5 3 3 3 3 3 4 3 4 3 5 4 A27 4 3 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 3 A28 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 A29 3 3 4 4 3 4 4 4 3 5 3 4 4 A30 5 5 5 4 3 5 5 4 4 5 4 5 5 A31 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 A32 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 A33 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 A34 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 4 A35 3 4 3 3 3 3 3 5 5 4 3 3 4 A36 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 A37 4 3 3 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4
190
A38 A39 A40
5 4 5
3 4 5
4 5 4
5 5 4
3 5 4
4 5 4
3 3 5
4 4 5
4 3 5
5 4 5
3 3 4
3 4 4
4 4 4
191
Resp. D27 D28 D29 D30 Total Skor A1 5 5 5 5 141 94 A2 4 4 3 4 123 82 A3 4 3 4 4 123 82 A4 4 3 5 4 124 83 A5 4 5 5 5 127 85 A6 3 3 3 5 124 83 A7 3 3 4 5 130 87 A8 3 5 3 4 130 87 A9 4 3 3 4 131 87 A10 3 3 3 3 105 70 A11 5 5 5 5 142 95 A12 5 5 4 3 134 89 A13 5 5 4 5 135 90 A14 5 4 4 4 143 95 A15 4 3 3 3 126 84 A16 5 5 5 4 134 89 A17 3 3 3 4 125 83 A18 4 5 5 5 131 87 A19 3 5 3 3 105 70 A20 3 5 5 4 127 85 A21 3 4 4 4 135 90 A22 3 3 5 4 106 71 A23 4 5 4 4 108 72 A24 4 5 4 4 133 89 A25 4 5 5 5 128 85 A26 3 3 4 5 109 73 A27 3 4 4 5 121 81 A28 5 4 4 4 117 78 A29 4 3 5 5 112 75 A30 5 4 4 4 130 87 A31 4 5 4 4 109 73 A32 4 5 3 3 106 71 A33 3 5 3 3 105 70 A34 4 4 5 4 129 86 A35 3 4 3 4 110 73 A36 4 5 5 5 139 93 A37 5 5 5 4 120 80
192
A38 A39 A40
5 3 4
5 4 3
3 5 5
3 4 5
121 126 131
81 84 87
193
Lampiran 20 HASIL UJI VALIDITAS DISPOSISI MATEMATIKA Resp. A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10 A11 A12 A13 A14 A15 A16 A17 A18 A19 A20 A21 A22 A23 A24 A25 A26 A27 A28 A29 A30 A31 A32 A33 A34 A35
D1 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 3 4 4 5 5 5 5 5 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4
D2 4 4 4 4 4 5 5 5 5 3 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 4 5 2 5 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4
D3 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 3 4 4 5 4 3 4 5 3 3 5 3 3
D4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 3 5 5 4 5 5 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 5 4 4 3 4 3 4 3 3 3
D5 4 5 4 5 4 4 4 5 5 3 4 5 5 5 5 4 4 5 4 4 5 3 4 4 5 3 5 3 3 4 4 5 3 4 3
D6 5 5 4 5 5 4 4 5 5 3 5 4 5 5 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 5 3 4 3 3 5 4 5
D7 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 4 5 3 5 4 5 5 5 3 4 5 3 4 5 5 5 4 3 3 4 4 3 4 5 4
194
A36 A37 A38 A39 A40 Pearson correlation
5 3 4 4 5
5 3 4 4 4
5 4 4 4 4
4 3 4 4 4
4 3 4 4 4
5 4 4 4 5
4 4 4 5 4
0,413
0,632
0,3590
0,5956
0,5175
0,566
0,496
keputusan
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
195
Resp. A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10 A11 A12 A13 A14 A15 A16 A17 A18 A19 A20 A21 A22 A23 A24 A25 A26 A27 A28 A29 A30 A31 A32 A33 A34 A35 A36 A37 A38
D8 5 3 5 4 4 4 5 4 4 3 5 5 5 5 4 4 5 4 3 3 4 4 5 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 5 3 3 5
D9 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 5 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 4 5 3 5 4 3 5 3 5
D10 4 4 5 5 5 5 5 5 4 3 5 4 5 5 5 4 5 5 4 4 5 3 5 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 5 5 5 3 5
D11 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 3 5 5 3 3 4 5 5 5 5 3 5 5 5 5 3 4
D12 5 3 5 4 4 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 3 3 5 3 4 4 5 5 3 4 3 4 3 5 4 4
D13 5 5 5 5 4 5 5 5 5 3 4 4 5 5 5 4 5 5 4 3 4 3 3 5 5 2 4 4 3 5 3 3 4 4 3 5 3 4
D14 4 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 3 3 4 4 3 4 4 3 5 4 4 3 5 3 5 4 5
196
A39 A40 Pearson correlatio n keputusan
5 5
5 4
4 4
4 4
5 4
5 5
4 5
0,447 valid
0,364 valid
0,473 valid
0,354 valid
0,445 valid
0,675 valid
0,674 valid
197
Resp. A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10 A11 A12 A13 A14 A15 A16 A17 A18 A19 A20 A21 A22 A23 A24 A25 A26 A27 A28 A29 A30 A31 A32 A33 A34 A35 A36 A37 A38
D15 4 3 5 4 5 5 5 5 5 3 5 3 4 4 4 4 3 3 3 4 5 4 3 4 3 5 3 4 3 5 3 3 3 4 4 5 3 3
D16 5 3 4 4 5 5 5 4 5 3 5 4 4 4 4 3 3 5 4 4 5 2 3 4 4 3 4 4 4 5 3 3 3 5 3 5 3 4
D17 5 4 4 4 5 4 4 4 5 3 5 4 4 5 4 5 3 5 3 5 5 3 3 4 5 3 5 4 4 4 3 3 3 4 3 5 5 5
D18 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 3 4 5 3 3 5 5 3 4 4 3 3 4 4 3 5 3 5 5 3
D19 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 5 5 4 5 4 5 5 4 3 3 5 3 3 5 5 3 5 4 4 5 3 4 3 4 3 4 4 4
D20 5 4 3 2 3 4 4 3 3 3 5 5 5 4 4 5 5 4 3 4 5 4 3 5 5 3 4 4 4 5 4 3 3 5 3 5 5 3
D21 5 4 3 3 3 3 4 4 4 4 5 4 5 5 4 5 5 5 3 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4
D22 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 5 4 5 5 3 5 5 3 4 4 5 3 3 5 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 5 4 5 4
D23 4 4 3 3 4 4 5 5 5 4 5 5 5 4 3 4 5 4 3 5 5 3 3 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 5 5
198
A39 A40 Pearson correlation keputusan
4 5
5 4
5 4
5 4
5 4
3 5
4 5
3 5
4 5
0,467 valid
0,667 valid
0,747 valid
0,727 valid
0,624 valid
0,579 valid
0,409 valid
0,500 valid
0,434 valid
199
Resp.
D24
D25
D26
D27
D28
D29
D30
Total
Skor
A1
4
5
5
5
5
5
5
141
94
A2
3
5
5
4
4
3
4
123
82
A3
3
4
4
4
3
4
4
123
82
A4
4
3
3
4
3
5
4
124
83
A5
4
3
3
4
5
5
5
127
85
A6
3
4
3
3
3
3
5
124
83
A7
4
4
4
3
3
4
5
130
87
A8
3
3
4
3
5
3
4
130
87
A9
3
4
4
4
3
3
4
131
87
A10
3
4
4
3
3
3
3
105
70
A11
4
4
4
5
5
5
5
142
95
A12
5
5
5
5
5
4
3
134
89
A13
5
3
3
5
5
4
5
135
90
A14
5
5
5
5
4
4
4
143
95
A15
5
4
4
4
3
3
3
126
84
A16
4
4
5
5
5
5
4
134
89
A17
4
4
3
3
3
3
4
125
83
A18
3
4
5
4
5
5
5
131
87
A19
3
3
4
3
5
3
3
105
70
A20
5
5
4
3
5
5
4
127
85
A21
4
5
4
3
4
4
4
135
90
A22
3
5
3
3
3
5
4
106
71
A23
3
5
3
4
5
4
4
108
72
A24
5
5
4
4
5
4
4
133
89
A25
4
4
4
4
5
5
5
128
85
A26
3
5
4
3
3
4
5
109
73
A27
4
4
3
3
4
4
5
121
81
A28
3
4
4
5
4
4
4
117
78
A29
3
4
4
4
3
5
5
112
75
A30
4
5
5
5
4
4
4
130
87
A31
3
4
4
4
5
4
4
109
73
A32
4
4
4
4
5
3
3
106
71
A33
3
4
3
3
5
3
3
105
70
A34
5
5
4
4
4
5
4
129
86
A35
3
3
4
3
4
3
4
110
73
A36
5
4
4
4
5
5
5
139
93
A37
5
5
4
5
5
5
4
120
80
200
A38
3
3
4
5
5
3
3
121
81
A39
3
4
4
3
4
5
4
126
84
A40
4
4
4
4
3
5
5
131
87
0,588
0,139 tidak valid
0,389
0,454
0,370
0,407
valid
valid
0,161 tidak valid
valid
valid
Pearson correlation
Kepurusan
valid
201
Lampiran 21 HASIL UJI REABILITAS INTRUMEN DISPOSISI MATEMATIKA
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's
Standardized
Alpha
Items ,738
N of Items ,910
28
Berdasarkan hasil perhitungan reabilitas uji instrumen tes kemampuan berpikir tingkat tinggi Matematika diperoleh nilai Nilai tersebut menunjukan bahwa nilai
berada diantara 0,70 ≤
= 0,738. 0,90
maka instrument tes dan nontes tersebut memiliki derajat reabilitas yang baik .
202
Lampiran 22
REKAPITULASI PERHITUNGAN RATA-RATA PERINDIKATOR TES KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI MATEMATIKA KELAS EKSPERIMEN Resp.
E1 E2 E3 E4 E5 E6 E7 E8 E9 E10 E11 E12 E13 E14 E15 E16 E17 E18 E19 E20 E21 E22 E23 E24 E25 E26 E27 E28 E29 E30 E31 E32 E33 E34 E35 E36 Jumlah Ratarata
1
2
3
3 4 2 4 1 3 3 1 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 2 3 3 4 4 3 119 3,305
4 2 4 2 3 4 3 3 2 3 3 3 3 4 2 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 2 3 4 1 2 1 3 3 3 110 3,055
4 1 2 4 3 4 1 1 2 3 3 2 1 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 1 2 3 1 3 3 3 1 4 99 2,75
Soal 4A
1 3 3 2 1 4 3 4 3 4 4 1 3 1 4 2 4 3 4 3 4 1 4 4 3 4 4 2 2 3 4 3 2 3 2 4 106 2,944
4B
Jumlah
Skor
1 3 3 2 1 3 3 4 2 4 3 1 3 2 3 2 3 3 2 3 3 1 4 3 1 4 3 1 2 3 3 3 2 3 2 4 93 2,583
13 13 14 14 9 18 13 13 12 18 17 11 13 15 15 15 17 15 16 16 18 13 19 18 15 19 17 9 13 17 11 14 11 16 12 18 527 14,639
65 65 70 70 45 90 65 65 60 90 85 55 65 75 75 75 85 75 80 80 90 65 95 90 75 95 85 45 65 85 55 70 55 80 60 90 2635 73,19
203
Indikator Menganalisis Mengevaluasi Mencipta
Jumlah Skor 288 144 288
Rata(%) 73,61 76,39 71,16
Jumlah ratarata 5,89 3,05 5,69
204
Lampiran 23 REKAPITULASI PERHITUNGAN RATA-RATA PERINDIKATOR TES KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI MATEMATIKA KELAS KONTROL
Resp K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K10 K11 K12 K13 K14 K15 K16 K17 K18 K19 K20 K21 K22 K23 K24 K25 K26 K27 K28 K29 K30 K31 K32 K33 K34
1 4 4 4 2 4 1 3 4 4 4 4 1 1 4 3 3 2 4 4 3 1 4 4 4 1 4 4 1 4 4 1 4 1 4
2 3 1 4 3 3 1 3 3 3 3 3 2 3 1 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 1 3 1 1 1 2 2 1 3 3
3 1 4 4 4 4 4 4 1 4 3 1 4 4 4 1 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 1 1 2 3 4 3 1 4
Soal 4A 4 2 3 1 1 1 1 3 3 4 2 2 3 2 3 3 4 1 2 2 3 1 3 2 3 4 1 5 3 4 2 3 4 1
4B 4 2 1 2 1 1 1 4 3 3 2 2 3 1 3 3 1 1 2 2 3 2 3 1 2 3 1 5 3 3 2 3 4 2
Jumlah 16 13 16 12 13 8 12 15 17 17 12 11 14 12 11 15 14 12 15 14 14 14 17 13 10 17 8 13 13 16 11 14 13 14
Skor 80 65 80 60 65 40 60 75 85 85 60 55 70 60 55 75 70 60 75 70 70 70 85 65 50 85 40 65 65 80 55 70 65 70
205
Jumlah Ratarata
104 2,8899
81 2,25
Indikator Menganalisis Mengevaluasi Mencipta
106 2,9444
Jumlah Skor 272 136 272
86 2,389
Rata(%) 63,54 56,25 66,67
79 2,1944
456 12,667
Jumlah ratarata 5,083 2,25 5,333
2280 63,333
206
Lampiran 24 REKAPITULASI PERHITUNGAN RATA-RATA PERINDIKATOR ANGKET DISPOSISI MATEMATIKA KELAS EKSPERIMEN Resp. E1 E2 E3 E4 E5 E6 E7 E8 E9 E10 E11 E12 E13 E14 E15 E16 E17 E18 E19 E20 E21 E22 E23 E24 E25 E26 E27 E28 E29 E30 E31 E32 E33 E34 E35 E36
D1 1 3 3 5 3 5 5 3 3 5 5 1 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 5 4 4 2 4 5 4 5 3 4 3
D2 4 2 5 4 3 5 4 2 5 5 1 1 2 5 5 4 3 1 4 2 1 2 1 1 3 5 1 1 4 2 5 1 1 2 1 2
D3 5 2 5 4 4 5 4 1 5 5 2 1 1 5 5 2 2 1 4 1 2 2 2 2 3 5 3 3 2 2 4 2 1 2 1 1
D4 4 3 4 5 4 4 5 2 2 4 3 3 2 5 4 3 3 5 4 2 5 4 3 4 4 5 5 3 4 4 4 3 3 4 4 2
D5 3 3 3 3 3 5 5 3 4 5 4 3 3 5 4 4 3 4 4 3 5 3 4 4 3 4 4 3 5 4 5 5 4 4 4 5
D6 5 1 4 3 4 5 5 5 5 4 3 3 3 5 5 3 5 5 4 5 5 3 5 1 5 5 5 5 5 3 4 5 5 3 4 5
D7 5 3 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 3 4 5 4 5 5 4 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5
D8 5 3 5 5 4 5 5 5 5 5 3 3 0 5 3 4 4 5 4 5 5 3 5 5 5 5 4 4 5 3 4 5 1 3 3 5
D9 3 3 5 3 3 5 5 3 5 5 4 4 5 4 4 3 3 5 4 5 5 4 5 5 3 5 5 5 5 5 4 5 4 4 3 5
D10 5 5 5 4 3 5 3 5 4 5 3 2 4 5 5 4 4 5 4 4 4 2 5 5 5 5 4 4 5 5 1 4 3 3 4 5
207
skor ratarata
130 3,611
100 2,778
101 132 2,806 3,667
140 3,889
150 161 4,167 4,472
148 4,111
153 4,250
148 4,111
208
Resp. E1 E2 E3 E4 E5 E6 E7 E8 E9 E10 E11 E12 E13 E14 E15 E16 E17 E18 E19 E20 E21 E22 E23 E24 E25 E26 E27 E28 E29 E30 E31 E32 E33 E34 E35 E36 skor ratarata
D11 4 5 5 3 3 3 1 4 5 5 4 4 4 4 3 5 4 5 4 5 5 3 5 5 3 5 5 5 4 4 1 5 5 4 4 5 148 4,111
D12 D13 D14 4 4 4 3 3 3 3 5 3 3 5 5 4 4 3 5 5 5 2 5 5 4 4 3 5 3 5 5 2 5 3 5 4 4 3 4 4 4 3 5 5 4 3 5 5 4 4 4 4 3 4 5 2 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 3 2 3 4 5 5 5 2 5 3 5 3 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 1 1 3 5 5 5 4 1 3 3 2 5 3 4 4 4 5 5 142 141 152 3,944 3,917 4,222
D15 4 1 5 4 3 5 2 3 5 5 5 2 3 4 5 4 4 5 5 5 5 3 3 5 3 5 3 2 5 5 3 5 1 5 4 4 140 3,889
D16 D17 4 4 3 4 5 5 4 5 3 4 5 5 2 2 4 4 1 1 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 3 5 3 4 5 1 1 4 1 5 4 3 3 5 5 1 1 5 5 5 5 5 5 149 143 4,139 3,972
D18 4 5 5 4 4 5 2 4 1 5 5 1 4 4 5 4 5 5 5 2 4 4 5 5 4 5 5 3 1 4 4 5 1 5 5 5 144 4,000
D19 5 3 4 4 4 5 3 3 1 5 5 5 3 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 1 1 5 5 5 1 5 3 5 148 4,111
D20 1 4 4 5 1 5 3 5 5 5 5 4 5 4 5 3 5 4 4 5 5 2 5 5 5 5 5 3 1 5 1 4 4 5 4 5 146 4,056
209
Resp. E1 E2 E3 E4 E5 E6 E7 E8 E9 E10 E11 E12 E13 E14 E15 E16 E17 E18 E19 E20 E21 E22 E23 E24 E25 E26 E27 E28 E29 E30 E31 E32 E33 E34 E35 E36 skor ratarata
D21 D22 1 5 4 4 5 3 1 1 1 1 5 5 3 4 3 3 1 1 5 5 5 5 3 5 3 3 4 4 4 2 5 5 4 5 1 1 5 2 5 5 5 5 3 2 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 3 4 1 5 5 5 1 4 5 4 1 5 5 5 4 3 5 5 130 141 3,611 3,917
D23 1 4 4 5 1 5 3 4 1 4 5 1 4 3 5 4 5 1 5 5 5 5 5 5 3 5 4 4 2 4 1 1 1 5 4 4 128 3,556
D24 1 2 1 2 1 5 3 3 1 4 5 1 3 1 1 4 5 5 3 5 5 3 5 5 4 5 2 1 5 5 1 5 4 5 4 5 120 3,333
D25 2 5 3 4 3 5 1 3 5 4 3 1 3 1 1 4 5 5 5 3 5 5 5 5 4 5 5 2 4 3 1 1 1 5 3 5 125 3,472
D26 D27 D28 jumlah skorDM 3 4 4 99 71 5 5 5 96 69 1 3 3 110 79 4 4 4 107 76 3 3 3 84 60 1 4 1 128 91 5 5 3 100 71 1 1 3 93 66 1 3 2 90 64 4 5 5 131 94 3 3 4 112 80 1 5 1 79 56 4 1 3 89 64 1 1 3 107 76 1 5 1 107 76 4 4 4 110 79 1 5 5 114 81 3 4 5 108 77 5 5 5 121 86 5 5 3 115 82 5 5 5 130 93 4 5 3 93 66 5 5 5 126 90 5 5 5 121 86 3 3 3 107 76 4 4 4 134 96 5 5 5 121 86 1 1 3 86 61 4 1 4 97 69 4 5 5 118 84 1 2 1 77 55 5 5 1 115 82 4 1 4 75 54 5 5 5 116 83 3 3 3 101 72 5 5 5 125 89 119 135 128 3842 2744,286 3,306 3,750 3,556
210
Indikator Fleksibilitas Percaya diri Reflektif RasaIngin tahu
Jumlah Skor 1062 1173 1100 507
Rata(%)
Jumlah ratarata
73,75 81,45 76,39 70,41
29,5 32,58 30,56 14,08
211
Lampiran 25 REKAPITULASI PERHITUNGAN RATA-RATA PERINDIKATOR ANGKET DISPOSISI MATEMATIKA KELAS KONTROL Resp. K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K10 K11 K12 K13 K14 K15 K16 K17 K18 K19 K20 K21 K22 K23 K24 K25 K26 K27 K28 K29 K30 K31 K32 K33 K34 Jumlah ratarata
D1
D2
5 1 1 3 4 4 3 2 3 2 3 2 4 3 5 2 1 4 4 2 3 3 4 1 5 2 3 1 3 2 4 1 1 2 5 1 3 2 3 1 5 3 5 2 3 3 3 2 3 3 4 3 3 2 3 2 2 2 4 1 3 2 3 2 4 1 4 3 116 72 3,412 2,118
D3 1 1 1 1 3 1 1 3 1 2 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 3 3 2 2 3 1 3 2 1 2 1 1 3 4 59 1,735
D4 5 3 4 4 2 3 3 3 5 5 3 3 4 5 4 3 4 5 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 1 3 3 3 2 4 117 3,441
D5
D6
D7
D8
D9
D10
5 4 5 4 4 4 3 5 5 3 3 3 5 5 3 3 4 1 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 123 3,618
2 1 5 5 4 5 5 4 1 5 5 2 2 5 5 5 2 3 5 2 3 5 3 3 2 3 5 4 5 5 3 5 5 5 129 3,794
4 4 5 4 2 4 5 3 5 5 5 4 4 5 3 4 2 3 5 5 4 5 4 4 4 5 4 3 5 4 4 4 4 5 140 4,118
2 3 5 3 4 3 3 2 5 5 3 3 3 3 1 4 3 4 3 1 3 4 4 4 3 3 5 3 5 5 3 3 4 5 117 3,441
5 4 3 3 4 4 3 5 4 5 3 4 4 4 4 3 5 3 5 3 4 4 4 3 5 4 5 4 3 3 3 5 3 4 5 3 3 5 4 3 4 4 3 3 4 5 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 128 128 3,765 3,765
212
D11 5 3 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 5 3 4 4 3 5 137 4,029
D12 2 3 5 3 4 3 4 3 5 5 2 3 1 3 4 3 1 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 5 3 4 3 3 5 112 3,294
D13 D14 5 3 2 2 5 3 2 2 4 3 3 4 5 3 4 2 5 5 4 5 3 3 3 2 3 5 4 3 3 4 4 3 5 5 5 5 2 3 3 1 5 3 5 2 4 3 3 4 3 1 3 2 3 3 3 3 5 5 5 4 4 3 4 4 5 3 5 5 131 111 3,853 3,265
D15 3 1 5 3 2 2 4 2 4 5 2 2 2 1 4 2 5 4 3 2 2 1 2 4 3 4 5 2 1 4 3 2 2 5 98 2,882
D16 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 3 3 3 1 5 4 5 3 5 5 5 3 3 3 5 3 5 5 3 5 5 5 142 4,176
D17 5 5 4 4 4 4 3 5 5 5 4 4 5 5 4 5 3 5 4 5 4 4 3 3 5 5 3 3 5 5 4 4 4 5 145 4,265
D18 5 5 3 4 5 4 3 5 5 5 4 4 4 5 2 5 5 5 4 5 5 4 3 4 3 3 4 5 5 5 3 2 4 5 142 4,176
D19 3 5 3 3 3 1 4 3 5 5 3 2 1 1 3 4 5 3 5 5 5 3 5 3 4 3 3 3 5 5 3 4 3 5 121 3,559
D20 5 4 5 5 4 4 5 3 2 5 3 3 2 1 4 5 5 5 5 5 5 4 5 3 5 5 5 2 5 5 5 4 5 4 142 4,176
213
D21 D22 D23 D24 D25 D26 D27 D28 Jumlah skor Resp. 5 3 5 4 4 5 5 5 111 79 K1 1 3 1 1 1 1 1 1 70 50 K2 4 2 4 3 3 3 1 3 106 76 K3 3 3 3 3 3 3 3 3 93 66 K4 4 4 1 3 3 4 3 2 95 68 K5 1 1 1 2 1 1 1 2 76 54 K6 4 5 3 1 2 4 4 4 103 74 K7 5 5 5 2 4 5 2 1 99 71 K8 2 5 5 5 5 5 1 5 113 81 K9 3 5 5 2 5 3 5 5 121 86 K10 3 4 4 4 3 3 3 4 94 67 K11 4 4 4 2 4 3 2 2 83 59 K12 3 1 4 1 5 5 3 2 90 64 K13 1 1 3 1 3 1 1 2 81 58 K14 3 3 3 2 3 4 3 1 86 61 K15 3 5 4 5 2 5 3 5 101 72 K16 4 1 5 2 5 5 5 5 101 72 K17 5 4 5 4 4 4 3 5 109 78 K18 3 3 4 4 4 3 3 3 99 71 K19 5 5 3 5 1 5 5 5 96 69 K20 5 5 5 5 5 5 5 5 117 84 K21 4 4 4 4 5 4 4 2 102 73 K22 5 5 5 5 3 3 5 5 107 76 K23 4 3 4 3 2 3 2 3 88 63 K24 4 5 3 1 1 2 1 1 83 59 K25 5 5 5 5 4 5 5 5 109 78 K26 2 1 1 1 1 1 1 1 82 59 K27 3 2 4 3 3 3 1 2 84 60 K28 5 5 4 3 4 4 4 4 109 78 K29 5 5 2 3 4 5 5 5 113 81 K30 1 3 5 1 1 1 1 1 80 57 K31 4 4 3 5 5 5 1 5 98 70 K32 5 4 2 4 2 3 1 5 97 69 K33 3 4 2 5 1 1 1 1 109 78 K34 121 122 121 104 106 117 94 110 3305 2360,714 Jumlah 3,559 3,588 3,559 3,059 3,118 3,441 2,765 3,235 ratarata
214
Indikator Fleksibilitas Percaya diri Reflektif RasaIngin tahu
Jumlah Skor 873 987 1018 427
Rata(%)
Jumlah ratarata
64,19 72,57 74,85 62,79
25,67 29,02 29,94 12,55
215
Lampiran 26
216
Lampiran 27
217
218
219
220
221
222
Lampiran 28
223
Lampiran 29
224
Lampiran 30