PENGARUH MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI PAI
Oleh Abdul Rohim NIM: 106011000047
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H./2011 M.
PENGARUH MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI PAI Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)
Oleh Abdul Rohim NIM: 106011000047
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H./2011 M.
PENGARUH MINAT BELAJAR TER}IADAP
, PRESTASI BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDY PAI Skripsi Diajukan KepadaFakultasIlmu TarbiyahDan Keguruan Untuk MemenuhiSyarat-syarat MencapaiGelar SarjanaPendidikanIslam (S. Pd. f)
Oleh: AEdulRohim 106011000047 Di bawahBimbingan
vY
Drs. H. M. Alisuf Sabri
rrIP.1s0033454
JURUS$I PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKTTLTASILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432rI/20U M
LE;AR
PENGEsAHAN UJIAN MTINAQASAII
Beldar Siswapada Skripsi berjudul *PengaruhMinat Belajar terhadaphasi $idqng Stdi PAf'diajukan kepadaFakultasIlmu Tabiyah dan Keguruan(FffK) UIN Syaif Hidayanillah Jakart4 dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasahpadatanggal04 Oktob€r2011 di hadryandewanpenguji. Kafena itu" penalis berhak rrenrperoleh gelar sarjana Pesdidikan Islam (s.Pd.I.) dalam bidangPendftlilamAgama Islan Jalffit4 04 Oktober20ll PanitiaUjian Munaqasah
Ketua Fanitia (KenraJurusan/Prodi)
Tanggal
TandaTangan
Brhrissslim" [I.As NIP. 19680307199803t W2 Sekretaris(Se*r,etarisJwusan/Prodi) Drs. Sapiudin Shidic. ltfl.As NIP- 19670328200m3 I 001 Pengdi I Dr. Sunrin NrP. 197103191998032 001 Pengqiitr Ilrs. -RusdiJamil hil.Ag NrP, 196212311995031 005
{/%t\# /wI ;-to-?ott
NJ "
1-
KEIIENTERIANAGAi'A UIN JAKARTA FITK JI- tr. H, Juanda tlo 95 Cigrtat 1412 htu
FORiI (FR]
€fttt
No. Dokumen : : Tgl.Terbit No.Revisi: : Hal
FITK-FR-AKD-089 1 Maret2010 01 1t1
SURATPERNYATAANKARYA SENDIRI Saya yang bertanda tangan di bawahini,
Nama
Abdul Rohim
TempaVTgl.Lahir
Bogor/ 11Agustus1984
NIM
10601rc0047
Jurusan
PendidikanAgamaIslam
Judul Slripsi
PengaruhMinat BelajarterhadapPrestasiBelajar Siswa padaBidang Studi PAI Drs. H. M. Alisuf Sabri
DosenPembimbing
denganini menyatakanbahwaskripsi yang sayabuat benar-benarhasil karya sendiri dan sayabertanggungjawab secaraakademisatasapayang sayahrlis. Penryataanini dibuat sebagaisalahsatusyaratmenempuhujian Munaqasatr.
Jakart4 05 September20l l MdhasiswaYbs.
NrM. 1060 000047
ABSTRAK
Nama NIM Fak/Jur Judul
: Abdul Rohim : 106011000047 : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan : “Pengaruh Minat Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Bidang Studi PAI”
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh minat belajar terhadap prestasi belajar siswa pada bidang studi PAI di SMP Dwi Putra Ciputat. Secara teori yang dimaksud dengan minat belajar adalah kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus menerus. Sedangkan prestasi belajar siswa adalah hasil nilai siswa yang dicapai dalam proses pembelajaran yaitu nilai hasil belajar siswa dalam bidang studi Pendidikan Agama Islam, jadi penelitian ini terfokus pada bidang studi PAI, yang bertujuan untuk mengantarkan siswa agar lebih mengetahui dan memahami tata cara yang berkaitan dengan perubahan seorang muslim baik yang berhubungan dengan Tuhan, manusia dan alam sehinggan dapat tercapai tujuan dari pembelajaran. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Dwi Putra Ciputat, pada bulan FebruariMei 2011 yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah siswa SMP Dwi Putra Ciputat kelas VII dan VIII dengan jumlah 24 orang. Ini merupakan sebagian dari populasi yang berjumlah 120 orang siswa SMP Dwi Putra Ciputat. Data tentang Pengaruh Minat Belajar terhadap prestasi Belajar Siswa Pada Bidang Studi PAI diperoleh berdasarkan angket yang diisi oleh siswa. Metode yang digunakan adalah korelasi product moment dengan taraf 5 %. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus korelasi product moment diperoleh r hitung sebesar 0,523. Kemudian hasil tersebut dibandingkan dengan r tabel dengan df = 22 taraf signifikansi 5% adalah 0, 404 berarti r hitung lebih besar dari r tabel. Sedangkan pada taraf signifikan 1 % diperoleh r tabel= 0,515. Maka ”r” tabel (rt), hasil yang didapat adalah ”r” hitung lebih besar baik pada taraf signifikan 1% (0,523< 0, 0,515). Dengan demikian dapat diketahui, Hipotesis Nihil (Ho) ditolak sedangkan Hipotesis Alternatif (Ha) diterima. Dari perhitungan ini berarti menunjukkan terdapat korelasi yang signifikan antara Minat Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa pada Bidang Studi PAI. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Minat Belajar memiliki pengaruh terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Bidang Studi PAI di SMP Dwi Putra Ciputat. Hal ini menunjukan bahwa persepsi siswa tentang minat belajar terhadap prestasi belajar siswa dalam bidang studi PAI mempunyai peranan penting dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di SMP Dwi Putra Ciputat.
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillâhi Rabi al-‘âlamîn, puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan kekuatan lahir dan batin sehinggapenulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Salawat beriring salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad Saw. beserta keluarga dan para sahabatnya. Skripsi berjudul “Pengaruh Minat Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Bidang Studi PAI” ini merupakan tugas akhir yang harus dipenuhi untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Islam. Selesainya skripsi ini tidak terlepas dari sumbangsih berbagai pihak yang telah membantu dan memberi dukungan baik moril maupun materil. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1.
Kedua orang tua penulis, Ayahanda Jayadih dan ibunda Maswatih serta keluarga penulis yang dengan segala pengorbanannya yang tak pernah penulis lupakan atas jasa-jasa mereka. Doa restu, nasihat dan petunjuk dari
mereka berdua kiranya merupakan dorongan moril yang paling
efektif bagi kelanjutan studi penulis hingga saat ini. 2.
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A. beserta para pembantu dekan dan segenap jajarannya.
3.
Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam, Bapak Bahrissalim, M.Ag. dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam, Bapak Drs. Sapiudin Shidiq, M.Ag. beserta pengadministrasi jurusan, Bapak Faza Amri, S.Th.I.
4.
Dosen penasihat akademik penulis, Bapak Prof. Dr. H. Abdul Rahman Ghazaly, M.A. atas bimbingan yang selama ini telah diberikan.
5.
Dosen pembimbing skripsi penulis, Bapak Drs. H. M. Alisuf Sabri yang telah memberi saran dan arahan dalam penulisan skripsi.
6.
Kepala sekolah beserta stafnya dan Guru-guru SMP Dwi Putra Ciputat yang telah memberikan izin, bantuan, dan kerja samanya dalam penyelesaian penelitian.
ii
7.
Teman-teman mahasiswa PAI, khususnya kelas B angkatan 2006 atas pengalaman dan pembelajaran berharga yang penulis dapatkan saat berinteraksi dengan mereka. Terima kasih secara khusus penulis sampaikan kepada Arif Mahmudi, S.Pd.I., Ahmad Syahroni, S.Pd.I., Abdul Azis, S.Pd.I., Ach. Hidayatul Wahyudi, S.Pd.I., Dede Supriadi, S.Pd.I. dan Junaedi, S.Pd.I, yang telah mengawal, mengingatkan dan menyemangati penulis untuk segera menyelesaikan skripsi.
8.
Teman-teman PPKT SMP SMP Dwi Putra Ciputat, Angkatan 2010. Terima kasih secara khusus penulis sampaikan kepada Masning Diniyah, S.Pd.I., yang telah membantu, mengawal dan mengingatkan penulis untuk segera menyelesaikan skripsi.
9.
Adinda Nur Syuqiah Kholillah S.Pd.I yang dengan sabar telah membantu, menyertai, mendukung dan menyemangati penulis.
10. Serta kepada semua pihak yang tidak sempat disebutkan satu persatu, penulis mengucapkan terima kasih. Akhirnya penulis berharap semoga amal baik dari semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini mendapat balasan pahala dari Allah Swt. Âmîn yâ Rabb al-’âlamîn.
Jakarta, 25 Juni 2011
Penulis
iii
DAFTAR ISI ABSTRAK .................................................................................................... i KATA PENGANTAR ................................................................................. ii DAFTAR ISI ............................................................................................... iv DAFTAR TABEL ...................................................................................... vi
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ............................................................ 3 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah .................................. 4 D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................... 4
BAB II
KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS A. Minat Belajar ....................................................................... 6 1.
Pengertian Minat Belajar ............................................. 6
2.
Fungsi Minat Dalam Belajar ......................................... 9
3.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar ....... 9
4.
Indikator Minat Belajar ............................................... 10
B. Prestasi Belajar ................................................................... 12 1. Pengertian Prestasi Belajar ............................................ 12 2. Jenis-jenis prestasi belajar .............................................. 14 2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 18 3. Indikator Prestasi Belajar .............................................. 22 C. Pendidikan Agama Islam ...................................................... 22 1.
Pengertian Pendidikan Agama Islam .......................... 22
2.
Tujuan Pendidikan Agama Islam ............................... 23
3.
Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam ................. 24
D. Kerangka Berpikir ............................................................. 26 E. Hipotesis............................................................................. 27
iv
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................... 28 B. Metode Penelitian .............................................................. 28 C. Variabel Penelitian ............................................................. 28 D. Populasi dan Sampel .......................................................... 29 E. Teknik Pengumpulan Data ................................................ 29 F. Instrumen Penelitian .......................................................... 30 G. Teknik Analisis Data ......................................................... 31
BAB IV
HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum SMP Dwi Putra..................................... 35 1.
Sejarah Singkat Berdirinya SMP Dwi Putra ............... 35
2.
Visi dan Misi SMP Dwi Putra..................................... 36
3.
Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa ......................... 36
4.
Sarana dan Prasarana .................................................. 39
5.
Kurikulum sekolah ...................................................... 41
B. Deskripsi Data ................................................................... 47 C. Analisis Data ...................................................................... 58 D. Interpretasi Data ................................................................ 62
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan ....................................................................... 65 B. Saran .................................................................................. 65
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 67 LAMPIRAN-LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL Tabel 3.1
Populasi dan Sampel
29
Tabel 3.2
Kisi-kisi Intrumen Penelitian
30
Tabel 3.3
Jawaban dalam Skoring
32
Tabel 3.4
Indeks Korelasi Product Moment
33
Tabel 4.1
Keadaan Guru
36
Tabel 4.2
Keadaan Karyawan
38
Tabel 4.3
Keadaan Siswa
39
Tabel 4.4
Sarana Dan Prasarana
40
Tabel 4.5
Struktur Kurikulum SMP Dwi Putra
43
Tabel 4.6
Saya cepat datang ke Sekolah jika hari itu ada pelajaran
48
PAI Tabel 4.7
Saya membawa buku paket PAI ketika ada pelajaran PAI
48
Tabel 4.8
Guru mata pelajaran PAI menyenangkan
49
Tabel 4.9
Saya betah di kelas ketika pelajaran PAI berlangsung
49
Tabel 4.10 Saya duduk di depan ketika pelajaran PAI beralangsung
50
Tabel 4.11 Saya mengajukan pertanyaan jika ada yang tidak saya
50
mengerti pada pelajaran PAI Tabel 4.12 Saya tidak suka diganggu ketika pelajaran PAI berlangsung
51
Tabel 4.13 Saya konsentrasi mendengar dan memperhatikan
51
penjelasan guru PAI Tabel 4.14 Saya berperan aktif dalam pelajaran PAI
52
Tabel 4.15 Aktif dalam kegiatan diskusi di dalam kelas
52
Tabel 4.16 Saya tidak takut mengeluarkan pendapat dalam pelajaran
53
PAI Tabel 4.17 Saya akan tetap belajar walaupun tidak ada ujian
53
Tabel 4.18 Saya mengikuti kegiatan yang berhubungan dengan PAI
54
diluar sekolah Tabel 4.19 Saya mengulangi pelajaran PAI di rumah
54
Tabel 4.20 Saya rutin membaca buku-buku PAI
55
vi
Tabel 4.21 Saya membaca buku-buku PAI untuk menjamin nilai raport
55
tinggi Tabel 4.22 Saya senang bila guru agama memberi pekerjaan rumah
56
Tabel 4.23 Bila guru PAI memberikan ulangan mendadak maka saya
56
siap Tabel 4.24 Ketika guru PAI menyampaikan materi, saya mencatat hal
57
hal yang penting walaupun guru PAI tidak memerintahkan. Tabel 4.25 Saya mengetahui manfaat belajar PAI
vii
57
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Prestasi belajar merupakan hasil belajar yang dicapai setelah melalui proses kegiatan belajar mengajar. Prestasi belajar dapat ditunjukkan melalui nilai yang diberikan oleh seorang guru dari jumlah bidang studi yang telah dipelajari oleh peserta didik. Setiap kegiatan pembelajaran tentunya selalu mengharapkan akan mengahasilkan pembelajaran yang maksimal. Dalam proses pencapaiannya, prestasi belajar sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal di antaranya latar belakang keluarga, sekolah dan masyarakat, sedangkan faktor internal yaitu faktor fisiologis dan psikologis. Faktor fisiologis merupakan kondisi umum jasmani siswa, dan faktor psikologis merupakan faktor internal yang berpengaruh pada diri siswa dalam proses belajar diantaranya adalah inteleigensi, sikap, bakat, minat dan motivasi.1 Adapun dalam penelitian ini penulis hanya akan membahas faktor internalpsikologis siswa yaitu minat. Minat sangat besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar seorang siswa. Siswa yang mempunyai minat belajar yang tinggi maka akan menunjukkan prestasi belajar yang baik. Dengan adanya minat belajar dalam diri siswa maka akan menimbulkan keingintahuan dan kesenangan dalam diri siswa untuk terus belajar. Keingintahuan dan kesenangan belajar itu bisa didapatkan dari materi yang diajarkan dan cara guru dalam menyampaikan materi 1
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2001), h. 130-132
1
2
pelajaran, jika bahan pelajaran dan cara guru menyampaikan pelajar tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa yang bersangkutan tidak akan belajar dengan baik, karena tidak ada daya tarik baginya. Begitu pun sebaliknya, jika bahan pelajaran dan metode guru dapat menjadi daya tarik bagi siswa, maka hal itu akan mudah dipahami dan disimpan dalam memori kognitif siswa. Minat adalah faktor internal pada setiap individu yang dapat menunjang belajar siswa. Alisuf Sabri mengatakan bahwa, “Minat yang menunjang belajar ialah minat kepada bahan/mata pelajaran dan kepada guru yang mengajarnya.”2 Menurut M. Dalyono dalam buku Psikologi Pendidikan disebutkan bahwa, tidak adanya minat seorang anak terhadap suatu pelajaran akan timbul kesulitan belajar. Belajar yang tidak disertai minat mungkin tidak sesuai dengan bakat, tidak sesuai dengan kebutuhan, tidak sesuai dengan kecakapan dan tidak sesuai dengan tipe-tipe khusus anak yang menimbulkan problema pada dirinya. Karena itu di dalam pelajaran pun tidak pernah terjadi proses dalam otak, akibatnya timbul kesulitan.3 Dengan demikian, minat sangat besar perannya dalam pembelajaran di sekolah, sebab minat akan berperan sebagai motivating force yakni sebagai kekuatan yang akan mendorong siswa untuk belajar. Siswa yang berminat (sikapnya senang) kepada mata pelajaran, proses pembelajaran dan guru yang mengajarkannya, akan tampak terdorong terus untuk tekun belajar. Berbeda dengan siswa yang sikapnya hanya menerima kepada pelajaran, mereka hanya tergerak untuk mau belajar tetapi sulit untuk bisa terus tekun karena tidak ada pendorongnya.4 Adanya minat belajar yang dimiliki siswa terhadap proses pembelajaran PAI, maka akan terlihat gejala-gejala positif yang diwujudkan pada sikap dan perilaku siswa tehadap proses pembelajaran PAI. Sehingga pada akhirnya prestasi belajar PAI menjadi lebih baik. Proses pembelajaran yang kurang kondusif dan rendahnya minat belajar siswa dalam proses pembelajaran akan berpengaruh pada prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI. Rendahnya minat belajar terlihat jelas di SMP Dwi Putra. 2
Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2007), h. 84. M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), h. 235. 4 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan..., h. 85. 3
3
Meskipun sekolah ini tidak benuasa islami tetapi dalam kurikulumnya terdapat mata pelajaran PAI. Kurangnya minat belajar siswa disebabkan kurang efektifnya guru dalam penyampaian materi dan metode yang digunakan tidak berfariasi. Sehingga prestasi belajar siswa rendah dan tidak tercapainya tiga ranah pendidikan (Kognitif, Afektif dan Psikomotor) dan tujuan pendidikan yang diharapkan, sebagaimana yang tercantum dalam rumusan tujuan pendidikan nasional, Bab II Pasal 3 UU SPN Nomor 20 Tahun 2003; yang berbunyi Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab.5 Prestasi belajar PAI yang tidak efektif di sekolah SMP Dwi Putra memberikan dampak antara lain: minimnya pengetahuan agama Islam di kalangan siswa, banyak siswa yang melanggar peraturan sekolah, tidak adanya rasa hormat siswa terhadap guru dan krisis moral pada diri siswa. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis ingin mengetahui lebih lanjut bagaimana pengaruh minat belajar siswa terhadap prestasi belajar PAI di SMP Dwi Putra dalam judul: “PENGARUH MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI PAI”
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka identifikasi masalah yang penulis rumuskan antara lain: a. Kurangnya minat belajar siswa dalam mengikuti pelajaran PAI b. Kurangnya rasa hormat siswa terhadap guru PAI secara personal c. Krisis moral pada diri siswa d. Proses pembelajaran PAI yang tidak efektif e. Keadaan kelas yang tidak kondusif f. Sarana dan prasarana yang kurang memadai 5
Direktorat jendral pendidikan islam, departeman agama RI, Undang undang dan peraturan pemerintah RI tentang pendidikan 2006, h. 7
4
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Dari
sekian
memungkinkan
banyak bagi
identifikasi
penulis
untuk
masalah meneliti
di
atas,
kiranya
keseluruhannya
tidak karena
keterbatasan waktu dan kemampuan penulis. Untuk itu, penulis membatasi permasalahan pada hal: a. Minat yang dimaksud adalah minat siswa terhadap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah SMP Dwi Putra b. Sedangkan prestasi belajar yang dimaksud dalam skripsi ini adalah kemampuan siswa yang diperoleh dari penilaian aspek kognitif, afektif dan psikomotorik yang dapat dilihat dari hasil belajar siswa berupa nilai raport dalam bidang studi PAI. 2. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dapat penulis rumuskan permasalahannya, yaitu: Apakah minat belajar siswa berpengaruh terhadap prestasi belajar PAI di SMP Dwi Putra Ciputat?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah: a. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui minat belajar siswa yang ada di SMP Dwi Putra. b. Untuk memperoleh gambaran tentang prestasi belajar siswa SMP Dwi Putra dalam bidang studi PAI. c. Untuk mengetahui hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa dalam bidang studi PAI.
2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini, antara lain:
5
a. Penelitian ini berguna untuk guru dalam meningkatkan minat belajar siswa. b. Penelitian ini juga bermanfaat dalam rangka memperbaiki kegiatan pembelajaran sekolah yang bersangkutan. c. Bagi lembaga (instansi) yang terkait, diharapkan dapat menjadi bahan acuan dalam meningkatkan prestasi balajar siswa baik untuk saat ini maupun untuk yang akan datang. d. Bagi penulis, dapat menambah wawasan dan mendapat informasi baru mengenai pengetahuan tentang minat yang harus dimiliki seorang siswa. Sehingga dengan demikian, dapat memberikan masukan dan pembekalan untuk proses kedepan.
BAB II KAJIAN TEORI
A. Minat Belajar 1. Pengertian Minat Belajar Minat merupakan salah satu faktor psikis yang membantu dan mendorong individu dalam memberi stimulus suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai. Ditinjau dari segi bahasa, minat adalah “kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu; gairah; keinginan.”1 Berdasarkan pernyataan di atas dapat diterangkan bahwa minat merupakan kecenderungan yang terdapat dalam hati yang diharapkan tinggi terhadap sesuatu sehingga menimbulkan gairah atau keinginan terhadap sesuatu itu. Sesuatu yang dilakukan penuh minat akan menghasilkan sesuatu yang baik. Sedangkan minat menurut istilah yang dikemukakan oleh beberapa ahli psikologi adalah sebagai berikut: Alisuf Sabri menjelaskan bahwa: “Minat (interest) adalah kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus menerus. Minat ini erat kaitannya dengan perasaan terutama perasaan senang, karena itu dapat dikatakan minat itu terjadi karena sikap senang kepada sesuatu. Orang yang berminat kepada sesuatu berarti sikapnya senang kepada sesuatu itu.2”
1
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2008), h. 957 2 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2007), h. 84.
6
7
Menurut Muhibbin Syah dalam buku Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru menerangkan bahwa minat adalah “ kecenderunagn dan kegairahan yang
tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu”3. Menurut H. Djaali dalam buku Psikologi Pendidikan menerangkan bahwa: Minat adalah rasa lebih suka dan ketertarikan pada satuhal atau aktivitas, atnpa da yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan suatu di luar diri, semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, maka semakin besarnya.4 Sementara itu, Abdul Rahman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab mengatakan bahwa: “Minat juga diartikan sebagai suatu kecenderungan untuk memberikan perhatian dan bertindak terhadap orang, aktivitas atau situasi yang menjadi objek dari minat tersebut dengan disertai perasaan senang. Dalam batasan tersebut terkandung suatu pengertian bahwa di dalam minat ada pemusatan perhatian subjek, ada usaha (untuk mendekati, mengetahui, memiliki, menguasai dan berhubungan) dari subjek yang dilakukan dengan perasaan senang, ada daya penarik dari objek.5” Adapun yang mempengaruhi minat, sebagaimana telah dijelaskan dalam pengertian bahwa minat merupakan rasa suka atau senang pada suatu hal atau aktivitas, karena itu biasanya minat diekspresikan atau dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Minat terhadap sesuatu dapat diperoleh dan terlahir karena adanya faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya minat itu sendiri, di antaranya adalah bakat, kemampuan, dan citacita. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa minat adalah suatu kecenderungan yang erat kaitannya dengan perasaan individu terutama perasaan senang (positif) terhadap sesuatu yang dianggapnya berharga atau sesuai dengan kebutuhan dan memberi kepuasan kepadanya. Sesuatu yang dianggap berharga tersebut dapat berupa aktivitas, orang, pengalaman, atau
3
Muhubbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, 2001), h.136 4 H. Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Askara, 2008), h 121. 5 Abdul Rahman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab, Psikologi: Suatu Pengantar, (Jakarta: Prenada Media, 2004), h. 263.
8
benda yang dapat dijadikan sebagai stimulus atau rangsangan yang memerlukan respon terarah. Belajar menurut bahasa adalah “berusaha mengetahui sesuatu; berusaha memperoleh ilmu pengetahuan (kepandaian, keterampilan)”6 Belajar (learning) sering kali juga didefinisikan sebagai “perubahan yang secara relatif berlangsung lama pada masa berikutnya yang diperoleh kemudian dari pengalaman-pengalaman”.7 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain menjabarkan bahwa: “Belajar sebagai proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap; bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi. Kegiatan belajar mengajar seperti mengorganisasi pengalaman belajar, mengolah kegiatan belajar mengajar, menilai proses dan hasil belajar; kesemuanya termasuk dalam cakupan tanggung jawab guru. Jadi, hakikat belajar adalah perubahan.8” Witherington mendefinisikan belajar adalah suatu perubahan dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian.9 Senada dengan itu, Witting dalam bukunya Psychology of Learning sebagaimana dikutip oleh Muhibbin Syah dalam buku Psikologi Pendidikan: Suatu Sistem Pendekatan Baru, mendefinisikan belajar sebagai perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam/keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil dari pengalaman.10 Dari pengertian belajar yang dikemukakan oleh beberapa ahli di atas terdapat unsur kesamaan, yaitu: a. Belajar merupakan perubahan tingkah laku yang relatif permanen b. Perubahan tingkah laku tersebut diperoleh melalui latihan dan pengalaman 6
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia..., h. 24. 7 Fadhilah Suralaga, dkk., Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Ciputat: UIN Jakarta Press, 2005), h. 60. 8 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), h. 11. 9 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990), h.84. 10 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan: dengan Pendekatan Baru..., h. 89-90.
9
c. Aspek yang mengalami perubahan adalah seluruh aspek kepribadian, yaitu perubahan fisik dan perubahan psikis. Oleh karena itu, dapat disimpulkan mengenai minat belajar tersebut di atas yaitu kecenderungan hati yang melibatkan perasaan senang untuk melakukan kegiatan belajar dengan harapan dapat memberi kepuasan terhadap sesuatu yang belum dimiliki sebelumnya melalui berbagai macam latihan sehingga hasil akhir dari belajar tersebut adalah perubahan tingkah laku yang relatif menetap. 2. Fungsi Minat dalam Belajar Minat dalam dalam belajar memiliki fungsi sebagai sebagai berikut: 1. Sebagai kekuatan yang akan mendorong siswa untuk belajar. Siswa yang berminat kepada pelajaran akan tampak terdorong terus untuk tekun belajar. 2. Pendorong siswa untuk berbuat dalam mencapai tujuan 3. Penentu arah perbuatan siswa yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai 4. Penseleksi perbuatan sehingga perbuatan siswa yang mempunyai motivasi senantiasa selektif dan tetap terarah kepada tujuan yang ingin dicapai.11 Dari beberapa fungsi minat dalam belajar dapat penulis simpulkan bahwa proses pencapaian keberhasilan dalam belajar sangat bergantung kepada minat, dengan minat siswa akan terus terdorong untuk mengoptimalkan dan tekun dalam belajar. Kurangnya minat siswa terhadap pelajaran akan menjadi penghambat proses dalam belajar. 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat dalam Belajar Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi minat dalam belajar secara garis besar dapat dikelompokan menjadi dua yaitu, yang bersumber dari diri siswa (internal) dan yang bersumber dari lingkungan (eksternal). Faktor internal adalah faktor yang berkaitan dengan diri siswa, meliputi kondisi fisik dan psikisnya. Kondisi fisik yang dimaksud adalah kondisi yang 11
Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan..., h. 85
10
berkaitan dengan keadaan jasmani seperti kelengkapan anggota tubuh, kenormalan fungsi organ tubuh serta kesehatan fisik dari berbagai penyakit. Faktor internal lain yang mempengaruhi minat belajar adalah faktor psikis, yaitu kondisi kejiwaan yang berkaitan dengan perasaan atau emosi, motivasi, bakat, inteligensi, dan kemampuan dasar dalam suatu bidang yang akan dipelajari. Adapun faktor eksternal adalah segala sesuatu yang mempengaruhi tumbuhnya minat belajar siswa yang berada di luar diri siswa. Faktor eksternal terbagi atas lingkungan sosial dan lingkungan nonsosial. Lingkungan sosial yang dimaksud adalah meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.12
Adapun Lingkungan non sosial adalah gedung
sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alatalat belajar, keadaan cuaca dan waktu yang digunakan siswa. Faktor internal dan faktor eksternal keduanya sama-sama mempengaruhi minat belajar siswa seperti yang dikemukakan oleh hukum konvergensi. Perbandingan kontribusi masing-masing faktor terhadap minat belajar siswa berbanding lurus dengan kuat-lemahnya pengaruh dari keduanya. Oleh karena itu, untuk mencapai minat belajar yang optimal maka diperlukan peran serta dari keduanya. 4. Indikator Minat Belajar Dalam kamus besar bahasa indonesia “indikator adalah pemantau yang dapat memberikan petunjuk dan keterangan”13 kaitannya dengan minat siswa adalah sebagai alat pemantau yang dapat memberikan petunjuk kualitas minat. Setiap individu memiliki perbedaan dalam berbagai hal, misalnya pada minatnya, perbedaan itu dapat diketahui melalui gejala-gejala yang ditampakan oleh individu itu sendiri. Seorang siswa yang belajar di sekolah minatnya akan diketahui oleh guru yang mengajarnya melalui indikator minat diantaranya: a. Perasaan Senang 12
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan: Suatu Pendekatan Baru..., h. 130-139. Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia..., h. 551 13
11
Seseorang yang memiliki perasaan senang atau suka dalam hal tertentu ia cenderung mengetahui antara perasaan dengan minat. Siswa yang berminat terhadap baca al-Qur‟an ia akan merasa senang dalam membacanya. Ia akan rajin membaca dan terus menerus mempelajari semua ilmu yang berhubungan dengan membaca al-Qur‟an. Ia akan mengikuti bacaan al-Qur‟an dengan antusias tanpa ada beban paksaan dalam dirinya. b. Perhatian Adanya perhatian merupakan konsentrasi atau aktifitas jiwa seseorang terhadap
pengamatan,
pengertian
dan
sebagainya
dengan
mengesampingkan yang lainnya. Orang yang berminat membaca alQur‟an dalam dirinya akan terdapat kecendrungan-kecendrungan yang kuat untuk selalu memberikan perhatian yang besar terhadap objek yang diamatinya. Jadi siswa yang pikirannya terfokus dengan apa yang di bacanya. c. Perasaan Tertarik Minat, menurut Crow dan Crow, “bisa berhubungan dengan daya gerak yang mendorong kita cenderung atau rasa tertarik pada orang, benda atau kegiatan apapun bisa berupa pengalaman yang efektif yang dirangsang oleh kegiatan tersebut.”14 Orang yang memiliki minat yang tinggi terhadap salah satu sekolah dari dirinya akan terdapat kecendrungan yang kuat tertarik pada guru dan mata pelajaran yang diajarkan. Sehingga perasaan tertarik merupakan indikator yang menunjukan minat seseorang. d. Giat Belajar Aktifitas atau giat belajar di luar sekolah merupakan indikator yanga dapat menunjukan keberadaan minat pada diri siswa. Siswa dengan minat tinggi, akan merasa bahwa pelajaran yang diberikan di sekolah sangatlah terbatas waktunya, sehingga ia perlu untuk mencari pengetahuan lain di luar jam pelajaran. 14
Abd. Rachman Abror ,Psikologi Pendidikan, (Yogyajarta:Tiara Wacana,2001) h. 112
12
e. Mengerjakan Tugas Kebiasaan mengerjakan tugas yang diberikan guru merupakan salah satu indikator yang menunjukan minat siswa. Tugas yang diberikan guru bertujuan untuk memperdalam kemampuan siswa. Siswa yang memiliki minat yang tinggi akan menyadari pentingnya melaksanakan tugas-tugas dari guru ia lebih menguasai materi dengan baik. f. Mengetahui Tujuan Belajar Belajar adalah suatau aktifitas yang bertujuan. Tujuan belajar ini ada yang benar-benar disadari dan ada juga yang kurang disadari oleh siswa. Tujuan
belajar
tersebut
eratkaitannya
dengan
perubahan
atau
pembentukan tingkah laku tertentu.15 Siswa yang menyadari akan pentingnya tujuan belajar, maka siswa tersebut akagiat dalam mengikuti pelajaran di sekolah.
B. Prestasi Belajar 1. Pengertian prestasi belajar Kata prestasi belajar terdiri dari dua kata, yaitu “prestasi” dan “belajar”. Kata prestasi berasal dari bahasa belanda yaitu ”perstatie”, kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti “hasil usaha” dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia dikemukakan bahwa kata “prestasi” berarti hasil yang telah dicapai.16 Untuk lebih jelasnya ada beberapa pengertian tentang prestasi belajar yaitu: a. Prestasi adalah hasil yang dicapai yang sebanar-benarnya dicapai17 b. Prestasi adalah nilai yang dicapai oleh siswa dalam berbagai tingkat18 c. Prestasi adalah nilai (skor) individual merupakan indicator prestasi atau hasil pencapaian yang nyata sebagai pengaruh dari hasil belajar mengajar yang bersangkutan.19 15 16
Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan..., h. 58 W.J.S.Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1995), h.
768 17
Mukhtar Bukhari, Teknik Evaluasi dalam Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press, 1984), h. 252 Attia Mahmud Hanan, Bimbingan Pendidikan dan Pekerjaan, (Jakarta: Bulan Bintang, 1987), h. 118 18
13
Sedangkan pengertian belajar ada bermacam-macam, pendapat-pendapat tersebut lahir berdasarkan sudut pandang yang berbeda-beda. Belajar menurut Alisuf Sabri adalah proses perubahan tingkah laku sebagai akibat pengalaman atau latihan. Perubahan tingkah laku yang dimaksud disini yaitu sebagai hasil belajar itu yang terjadi melalui usaha dengan mendengar, membaca, mengikuti petunjuk, mengamati, memikirkan, menghayati, meniru, melatih dan mencoba sendiri atau berarti dengan pengalaman atau latihan.20 Menurut Slameto, belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamanya sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya.21 Menurut James O. Whittaker merumuskan belajar sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Sedang menurut Cronbach, belajar sebagai usaha aktifitas yang ditunjukan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.22 Rahman Abror yang dikutip Nashar berpendapat, bahwa belajar itu menimbulkan perubahan yang relatif tetap yang membedakan antara keadaan sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah diperlakukan belajar.23 Dari definisi-definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar merupakan suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan perubahan dalam tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan prestasi belajar dapat disimpulkan sebagai hasil yang telah dicapai dari aktifitas yang menghasilkan perubahan pada diri individu, baik aktual maupun potensial. 19
Abin Syamsudin Makmun, Psikologi Pendidikan, (Bandung: IKIP, 1986), h. 85 Alisuf Sabri. Psikologi Pendidikan..., h. 55 21 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta: Rineka Cipta, 1995), ed. Revisi, Cet-V, h. 2. 22 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h.12. 23 Nashar, Peranan Motivasi dan Kemampuan Awal dalam Kegiatan Pembelajaran (Jakarta: Delia Press, 2004), Cet-II, h. 50. 20
14
2. Jenis-Jenis Prestasi Belajar Pada prinsipnya, pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa. Yang dapat dilakukan guru dalam hal ini adalah mengambil cuplikan perubahan tingkah laku yang dianggap penting yang dapat mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa, baik yang berdimensi cipta dan rasa maupun karsa.24 Menurut W.S Winkel dalam buku psikologi pendidikan yang membahas tentang teori Taksonomi menurut B. S Bloom, dikemukakan mengenai teori B.S Bloom yang menyatakan bahwa, tujuan belajar siswa diarahkan untuk mencapai ketiga ranah. Ketiga ranah tersebut adalah ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Dalam proses kegiatan belajar mengajar, maka melalui ketiga ranah ini pula akan terlihat tingkat keberhasilan siswa dalam menerima hasil pembelajaran atau ketercapaian siswa dalam penerimaan pembelajaran. Dengan kata lain, prestasi belajar akan terukur melalui ketercapaian siswa dalam penguasaan ketiga ranah tersebut. Maka Untuk lebih spesifiknya, penulis akan akan menguraikan ketiga ranah kognitif, afektif dan psikomotorik sebagai yang terdapat dalam teori B. S Bloom berikut: a. Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir. B. S Bloom membagi domain kognisi ke dalam 6 tingkatan. Domain ini terdiri dari dua bagian: Bagian pertama adalah berupa Pengetahuan (kategori 1) dan bagian kedua berupa Kemampuan dan Keterampilan Intelektual (kategori 2-6). 1. Pengetahuan (Knowledge) Berisikan
kemampuan
untuk
mengenali
dan
mengingat
peristilahan, definisi, fakta-fakta, gagasan, pola, urutan, metodologi,
24
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru..., h. 150.
15
prinsip dasar dan sebagainya. Pengetahuan juga diartikan sebagai kemampuan mengingat akan hal-hal yang pernah dipelajaridan disimpan dalam ingatan. 2. Pemahaman (Comprehension) Pemahaman didefinisikan sebagai kemampuan untuk menangkap makna dan arti yang dari bahan yang dipelajari. Pemahaman juga dikenali dari kemampuan untuk membaca dan memahami gambaran, laporan, tabel, diagram, arahan, peraturan, dan sebagainya. 3. Aplikasi (Application) Aplikasi atau penerapan diartikansebagai kemampuan untuk menerapkan suatu kaidah atau metode bekerja pada suatu kasus atau problem yang konkret dan baru. Di tingkat ini, seseorang memiliki kemampuan untuk menerapkan gagasan, prosedur, metode, rumus, teori, dan sebagainya di dalam kondisi kerja. 4. Analisis (Analysis) Analisis didefinisikan sebagai kemampuan untuk merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian, sehingga struktur keseluruhan atau organisasinya dapat dipahami dengan baik. Di tingkat analisis, seseorang akan mampu menganalisa informasi yang masuk dan membagi-bagi atau menstrukturkan informasi ke dalam bagian yang lebih kecil untuk mengenali pola atau hubungannya, dan mampu mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat dari sebuah skenario yang rumit. 5. Sintesis (Synthesis) Sintesis diartikan sebagai kemampuan untuk membentuk suatu kesatuan atau pola baru.25 Sintesis satu tingkat di atas analisa. Seseorang di tingkat sintesa akan mampu menjelaskan struktur atau pola dari sebuah skenario yang sebelumnya tidak terlihat, dan mampu mengenali data atau informasi yang harus didapat untuk menghasilkan solusi yang dibutuhkan. 25
W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: Grasindo, 1996), Cet. Ke-4, h. 247.
16
6. Evaluasi (Evaluation) Evaluasi diartikan sebagai kemampuan untik membentuk suatu pendapat mengenai sesuatu atau beberapa hal, bersama dengan pertanggungjawaban
pendapat
itu,
yang
berdasarkan
kriteria
tertentu.26 Evaluasi dikenali dari kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap solusi, gagasan, metodologi, dengan menggunakan kriteria yang cocok atau standar yang ada untuk memastikan nilai efektivitas atau manfaatnya. b. Affective Domain (Ranah Afektif), berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri. Tujuan pendidikan ranah afektif adalah hail belajar atau kemampuan yang berhubungan dengan sikap atau afektif. Taksonomi tujuan pendidikan ranah afektif terdiri dari aspek: 1. Penerimaan (Receiving/Attending) Penerimaan mencakup kepekaan akan adanya suatu perangsang dan kesediaan untuk memperhatikan rangsangsangan itu, seperti buku pelajaran atau penjelasan yang diberikan oleg guru.27 2. Tanggapan (Responding) Memberikan reaksi terhadap fenomena yang ada di lingkungannya. Meliputi persetujuan, kesediaan, dan kepuasan dalam memberikan tanggapan. 3. Penghargaan (Valuing) Penghargaan
atau
penilaian
mencakup
kemampuan
untuk
memberikan penilaian terhadap sesuatu dan membawa diri sesuai dengan penilaian itu.mulai dibentuk suatu sikap menerima, menolak atau mengabaikan, sikap itu dinyatakan dalam tingkah laku yang sesuai dengan konsisten dengan sikap batin. 4. Pengorganisasian (Organization)
26 27
W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran..., h. 247. W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran..., h. 248.
17
Memadukan nilai-nilai yang berbeda, menyelesaikan konflik di antaranya, dan membentuk suatu sistem nilai yang konsisten. Pengorganisasian juga mencakup kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilai sebagai pedoman dan pegangan dalam kehidupan. Nilainilai yang diakui dan diterima ditempatkan pada suatu skala nilai mana yang pokok dan selalu harus diperjuangkan, mana yang tidak begitu penting. 5. Karakterisasi Berdasarkan Nilai-nilai (Characterization by a Value or Value Complex) Memiliki sistem nilai yang mengendalikan tingkah-lakunya sehingga menjadi karakteristik gaya-hidupnya. Karakterisasinya mencakup kemampuan untuk menghayati nilai-nilai kehidupan sedemikin rupa, sehingga menjadi milik pribadi (internalisasi) dan menjadi pegangan nyata dan jelas dalam mengatur kehidupannya sendiri.28 c. Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin. Alisuf Sabri dalam buku Psikologi Pendidikan menjelaskan, keterampilan ini disebut .motorik. karena keterampilan ini melibatkan secara langsung otot, urat dan persendian, sehingga keterampilan benar-benar berakar pada kejasmanian. Orang yang memiliki keterampiulan motorik, mampu melakukan serangkaian gerakan tubuh dalam urutan tertentu dengan mengadakan koordinasi gerakan-gerakan anggota tubuh secara terpadu. Ciri khas dari keterampilan motorik ini ialah adanya kemampuan. Automatisme. yaitu gerakan-gerik yang terjadi berlangsung secara teratur dan berjalan dengan enak, lancar dan luwes tanpa harus disertai pikiran tentang apa yang harus dilakukan dan mengapa hal itu dilakukan. Keterampilan motorik lainnya yang kaitannya dengan pendidikan agama ialah keterampilan membaca dan 28
W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran..., h. 248.
menulis huruf Arab,
18
keterampilan
membaca
dan
melagukan
ayat-ayat
Al-Qur.an,
keterampilan melaksanakan gerakan-gerakan shalat. Semua jenis keterampilan tersebut diperoleh melalui proses belajar dengan prosedur latihan.29 3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Untuk memeperoleh hasil belajar yang optimal harus memperhatikan faktorfaktor yang memepengaruhi prestasi
belajar itu sendiri. Prestasi belajar
dipengaruhi oleh dua factor: a. Faktor Intern 1. Faktor fisiologis, mempunyai kontribusi yang besar terhadap Prestasi belajar siswa,
sekurang-kurangnya ada dua factor yang tergolong
kedalam factor fisiologis: a. Kesehatan Sehat berarti dalam keadaan baik seluruh anggoata badan beserta bagian-bagiannya bebas dari penyakit. Dalam keadaan belajar anak akan terganggu jika kesehatannya tergangu, seperti mudah pusing, badannya lemah, kurang darah atau ada gangguangangguan atau kelainan-kelainan fungsi alat indranya serta tubuhnya berpenyakit, oleh karena itu agar prestasi belajar sesuai dengan yang diharapkan harus diusahakan badannya sehat dan terhindar penyakit. b. Cacat Tubuh Adalah suatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh atau badan, misalnya buta, tuli, patah kaki, dan lain sebagainya. Cacat tubuh ini sangat mempengaruhi terhadap prestasi siswa. 2. Faktor Psikologis, Sangat memepengaruhi terhadap Prestasi belajar siswa, menurut Slameto: “Sekurang kurangnya ada 7 (intelegensi,
29
Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan..., h. 99-100.
19
perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kelelahan) faktor yang tergolong kedalam factor psikologis itu adalah:”30 a. Intelegensi,
Menurut
M.
Dalyono
“intelegensi
artinya
kecerdasan”31 Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar, seseorang yang memiliki intelegensi baik umumnya mudah belajar dan hasilnya pun cenderung baik. Sebaliknya orang yang intelegensinya rendah, cenderung mengalami kesukaran dalam belajar, lambat berpikir sehingga prestasi belajarnya pun rendah. b. Perhatian, merupakan keaktifan jiwa yang tertinggi, jiwa itu semata mata tertuju pada suatu objek atau sekumpulan objek. Untuk menjamin hasil belajar yang baik, siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, timbullah kebosanan, sehingga tidak suka lagi belajar. c. Minat, minat besar sekali pengaruhnya terhadpa Prestasi belajar, belajar dengan minat akan lebih baik dari pada belajar tanpa minat. Minat timbul apabila individu tertarik pada sesuatu yang akan dipelajarinya dirasakan bermakna bagi dirinya, namun demikian minat tanpa adanya usaha yang baik maka belajar sulit untuk berhasil. d. Bakat, bakat dapat mempengaruhi terhadap Prestasi belajar seseorang, sebab bila seseorang mempelajari sesuatu tidak sesuai dengan bakatnya, maka kemungkinan besar akan kurang berhasil, oleh karena itu seseorang akan lebih berhasil kalau dia belajar sesuai dalam lapangan dan sesuai dengan bakatnya. e. Motif, motif dapat dikatakan sebagai daya gerak dari dalam dan didalam subjek untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Dalam belajar akan lebih berhasil kalau pada diri seseorang ada keinginan untuk belajar, motif ini dapat 30 31
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang memepengaruhinya..., h. 54 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1997), Cet ke-1, h. 56
20
ditanamkan kepada siswa dengan cara memberikan latihan-latihan atau kebiasaan-kebiasaan yang kadang-kadang juga dipengaruhi oleh keadaan lingkungan. f. Kematangan, kematangan adalah suatu tingkat atau fase dalam pertumbuhan seseorang, alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru.32 Kematangan belum berarti dapat melaksanakan kegiatan terus-menerus untuk itu diperlukan latihanlatihan dan pelajaran, dengan kata lain anak yang sudah siap (Matang) belum tentu dapat melaksanakan kecakapannya sebelum belajar, akan tetapi belajar akan lebih berhasil, jika anak sudah siap (matang). g. Kesiapan, kesiapan adanya kesediaan untuk memberi respon, kesediaan itu timbul dalam diri seseorang sehubung dengan kematangan,
karena
kematangan
berarti
kesiapan
untuk
melaksanakam kecakapan.33 Kesiapan mempengaruhi terhadap prestasi belajar, karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan baik. b. Faktor Ekstern Sedangkan factor ekstern yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa yaitu: 1. Keluarga, keluarga adalah ayah, ibu dan anak-anak serta family yang menjadi penghuni rumah. Faktor orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam belajar. Tinggi rendahnya pendidikan orang tua, besar kecilnya penghasilan, cukup atau kurang perhatian dan bimbingan orang tua, rukun atau tidaknya kedua orang tua, akrab atau tidaknya hubungan orang tua dengan anak-anaknya, tenang atau tidaknya situasi dalam rumah, semuanya itu turut mempengaruhi pencapaian hasil belajar anak.
32 33
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang memepengaruhinya..., h. 61 Soemadi Soerdjabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: CV. Rajawali, 1981), h.21
21
2. Sekolah, keadaan sekolah tempat belajar turut mempengaruhi tingkat keberhasilan belajar. Kualitas guru, metode mengajarnya, kesesuaian
kurikulum
dengan
kemampuan
anak,
keadaan
fasilitas/perlengkapan di sekolah, keadaan ruangan, jumlah murid per kelas, pelaksanaan tata tertib sekolah, dan sebagainya, semua ini turut mempengaruhi keberhasilan belajar anak. 3. Masyarakat, keadaan masyarakat juga menentukan prestasi belajar. Bila di sekitar tempat tinggal keadaan masyarakatnya terdiri dari orang-orang yang berpendidikan, terutama anak-anaknya rata-rata bersekolah tinggi dan moralnya baik, hal ini akan mendorong anak lebih giat belajar. Tetapi sebaliknya, apabila tinggal di lingkungan banyak anak-anak yang nakal, tidak bersekolah dan pengangguran, hal ini akan mengurangi semangat belajar atau dapat dikatakan tidak menunjang sehingga motivasi belajar berkurang. 4. Lingkungan sekitar, keadaan lingkungan tempat tinggal, juga sangat penting dalam mempengaruhi prestasi belajar. Keadaan lingkungan, bangunan rumah, suasana sekitar, keadaan lalu lintas, iklim dan sebagainya. Misalnya, bila bangunan rumah penduduk sangat rapat, akan mengganggu belajar. Keadaan lalu lintas yang membisingkan, suara hiruk-pikuk orang sekitar, suara pabrik, polusi, udara, iklim yang terlalu panas, semuanya ini akan mempengaruhi kegairahanbelajar. Sebaliknya, te,pat yang sepi dengan iklim yang sejuk, ini akan menunjang proses belajar.34 Secara umum hasil belajar siswa dipengaruhi oleh faktor-faktor yang datang dari dalam diri siswa (intern) dan faktor yang datang dari luar diri siswa (ekstern),
kedua
faktor
tersebut
mempengaruhi prestasi belajar siswa.
34
M. Dalyono, Psikologi Pendidikan..., h. 60
selalu
berinteraksi,
sehingga
dapat
22
4. Indikator Prestasi Belajar Indikator prestasi belajar siswa dalam penelitian ini akan diperoleh dari penilaian yang ditinjau dari aspek kognitif, afektif dan psikomotorik, yang dirangkum dalam nilai raport siswa dalam bidang studi PAI.
C. Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Pendidikan Agama Islam Pendidikan agama merupakan kata majemuk yang terdiri dari kata “pendidikan” dan “agama”. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, pendidikan berasal dari kata didik. Dengan diberi awalan “pen-” dan akhiran “an”, yang berarti perbuatan (hal, cara) mendidik. Sedangkan arti mendidik itu sendiri adalah memelihara dan memberi latihan (ajaran, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan.35 Pendidikan Islam secara sederhana dapat diartikan sebagai “proses pembimbingan, pembelajaran atau pelatihan terhadap manusia (anak, generasi muda) agar nantinya menjadi orang Islam yang berkehidupan serta mampu melaksanakan peran dan tugas-tugas hidup sebagai muslim. Dengan singkat pendidikan Islam dapat dikatakan sebagai proses pembimbingan, pembelajaran atau pelatihan agar manusia menjadi seorang muslim.”36 Abd. Rochman Shaleh dalam buku Pendidikan Agama dan Keagamaan menyatakan bahwa: Pendidikan Islam diartikan juga sebagai usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik dalam meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan, bimbingan, pengajaran atau latihan dengan memperhatikan tuntunan untuk menghormati agama lain dalam hubungan antarumat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.37
35
W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1976), h.
250. 36
Tim Dosen IAIN Sunan Ampel Malang, Dasar-dasar Kependidikan Islam, (Surabaya: Karya Abditama, 1996), h. 6. 37 Abd. Rochman Shaleh, Pendidikan Agama dan Keagamaan, (Jakarta: Gemawindu Pancaperkasa, 2000), h. 31.
23
Pendidikan Islam merupakan upaya sadar untuk mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan anak dengan segala potensi yang dianugerahkan oleh Allah kepadanya agar mampu mengemban amanat dan tanggung jawab sebagai khalifah Allah di bumi dalam pengabdiannya kepada Allah. Selanjutnya, Zakiah Daradjat dkk. memberikan pengertian Pendidikan Agama Islam sebagai berikut: Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan dengan melalui ajaran-ajaran agama Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang telah diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama Islam itu sebagai pandangan hidup demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia maupun di akhirat kelak.38 Dengan memperhatikan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah suatu proses edukatif yang mengarah kepada pembentukan akhlak atau kepribadian. Kepribadian yang dimaksud adalah kepribadian muslim, yaitu pengamalan sepenuhnya atas ajaran Allah dan Rasul-Nya. 2. Tujuan Pendidikan Agama Islam Tujuan adalah sesuatu yang diharapkan akan tercapai setelah kegiatan selesai dilaksanakan. Maka pendidikan merupakan suatu usaha dan kegiatan yang berproses melalui tahap-tahap dan tingkatan-tingkatan, tujuannya bertahap dan bertingkat. Tujuan pendidikan bukanlah suatu benda yang berbentuk tetap dan statis, tetapi ia merupakan suatu keseluruhan dari kepribadian seseorang berkenaan dengan seluruh aspek kehidupannya. Tujuan merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu kegiatan atau usaha. Demikian pula halnya dengan proses pendidikan, karena kegiatan tanpa adanya tujuan akan menimbulkan ketidaktentuan dalam pelaksanaannya. Seorang pendidik dengan segenap kemampuannya akan menggiring para peserta didiknya pada suatu tujuan akhir.
38
Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, ( Jakarta: Bumi Aksara, 1996), h. 86.
24
Abdul Majid dan Dian Andayani dalam buku Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi: Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004, menyatakan bahwa: Pendidikan Agama Islam di sekolah/madrasah bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.39 Pendidikan Agama Islam mengarah pada pengembangan bakat-bakat manusia dan membangkitkan nilai-nilai kebajikan yang mulia pada dirinya. Tujuan ini merupakan pondasi utama tempat dibangunnya kepribadian manusia. Oleh karena itu, dalam pandangan Islam, seperangkat sistem pendidikan yang perwujudannya melalui orang tua, guru, lembaga pendidikan dan negara mempunyai arti yang sangat penting. Tujuan Pendidikan Agama Islam selaras dengan tujuan hidup manusia, sebagaimana telah difirmankan Tuhan dalam Sûrah al-Dzâriyât/51: 56 berikut:
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.”40 Dengan demikian, penulis mengambil kesimpulan bahwa tujuan Pendidikan Agama Islam adalah berusaha mendidik pribadi muslim agar bertakwa dan beribadah dengan baik kepada Allah SWT untuk memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat. 3. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam Secara garis besar ruang lingkup agama Islam terdiri dari bidang akidah, ibadah dan akhlak. Adapun bidang lainnya dapat diberikan setelah anak dapat memahami dan menerapkan ketiga bidang utama di atas.
39
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi: Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), h. 135. 40 Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: Mizan Pustaka, 2009), H. 524
25
Menurut Zuhairini ajaran pokokmIslam meliputi masalah keimanan (aqidah), keislaman (Syariah) dan masalah akhlak yang penjelasannya sebagai berikut: a. Aqidah adalah bersifat itiqad batin mengajarkan keesaan Allah SWT Esa sebagai Tuhan yang mencipta dan mengatur alam ini. b. Syariah adalah berhubungan dengan amal lahir dalam rangka mentaati semua peraturan dan hukumnya guna mengatur antara manusia dengan Tuhan dan mengtur hidup dan kehidupan manusia. c. Akhlak adalah suatu amalan yang bersifat pelengkap penyempurna bagi kedua amal diatas, mengajarkan tentang cara pergaulan hidup manusia.41 Beberapa ulama pendapat tentang ruang lingkup pendidikan agama Islam yang diberikan kepada peserta didik adalah sebagai berikut: a. Menurut „Umar ibn Khattâb, seorang anak hendaknya diajarkan berenang, berkuda, dan lain-lain. Semua ini diajarkan setelah sang anak mengetahui prinsip-prinsip agama Islam, menghafal al-Qur'an dan mempelajari hadis. b. Ibn Sînâ mengemukakan bahwa pendidikan anak sebaiknya dimulai dengan mempelajari al-Qur'an kemudian diajarkan syair-syair pendek yang berisi tentang kesopanan, di samping diberikan petunjuk dan bimbingan agar mereka dapat mengamalkan ilmunya sesuai bakat dan kemampuannya c. Abû Thawam berpendapat bahwa setelah anak hafal al-Qur'an hendaknya ia diajarkan menulis, berhitung dan berenang42 Dari pendapat para ulama di atas dapat dipahami bahwa ruang lingkup pendidikan Islam yang paling utama adalah al-Qur'an, baik keterampilan membaca, menghafal, menganalisis dan sekaligus mengamalkan ajaran yang terkandung di dalam al-Qur'an agar tertanam dalam jiwa peserta didik sejak dini. 41
Zuhairini, Metode Khusus Pendidikan Agama Islam, (Surabaya: Usaha Nasional, 1993), Cet. Ke-8, h. 11. 42 Armai Arief, Pengantar Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Press, 2000), h. 19.
26
Adapun ruang lingkup pendidikan agama Islam pada sekolah yang dalam kurikulum
GBPP
menengah
meliputi
“keserasian,
keselarasan
dan
keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah, dengan sesama makhluk lain dan lingkungannya. Di samping itu ruang lingkup bahan pendidikan agama Islam meliputi: unsur pokok keimanan, ibadah, al-Qur'an, akhlak, muamalah, syariah dan tarikh.43
D. Kerangka Berpikir Minat merupakan dasar yang paling penting dalam keberhasilan proses pembelajaran. Jika siswa merasa senang dalam belajar, maka ia akan dengan cepat mengerti dan memahami materi yang diberikan guru. Karena minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan memegang beberapa kegiatan. Jika kegiatan yang diminati seseorang itu akan diperhatikan terus menerus yang disertai perasaan senang, maka ia dapat mengembangkan minat pada sesuatu yang pada dasarnya membantu siswa melihat bagaimana hubungan materi yang diharapkan dapat dipelajarinya dengan dirinya sendiri (individu). Proses ini menunjukkan kepada siswa bagaimana pengetahuan atas kecakapan tertentu mempengaruhi dirinya, melayani tujuan-tujuannya, dan memuaskan kebutuhan-kebutuhannya. Minat besar sekali pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, maka mereka tidak belajar dengan sebaik-baiknya. Sebaliknya, bahan pelajaran yang menarik perhatian siswa, akan lebih mudah dipahami dan diingat karena minat menambah keinginan belajar. Oleh karena itu, minat belajar turut menentukan proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik dan kondusif. Dengan terciptanya suasana belajar mengajar yang kondusif, maka siswa akan termotivasi untuk mengikuti pelajaran.
43
Depdikbud Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, (Jakarta: Dirjen Depdikbud, 1995), Cet. Ke-3. h. 2.
27
Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian. Begitu pula halnya dengan minat siswa dalam mengikuti pelajaran: ia tidak akan timbul tanpa ada pengaruh dari luar dirinya.
E. Hipotesis Dalam penelitian ini perlu sekali adanya hipotesis, karena hipotesis sebagai indikasi untuk menarik kesimpulan penelitian yang berbentuk dalil atau generalisasi yang akan dibuktikan dan diteliti serta diuji kebenarannya. dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut: Ha : Ada hubungan yang nyata antara minat belajar dengan prestasi belajar PAI. Ho : Tidak terdapat hubungan yang nyata antar minat belajar dengan prestasi belajar PAI.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP DWI PUTRA yang beralamat di Jl. Aria Putra Bukit Nusa Indah Sarua Ciputat Tangerang Selatan. Adapun penelitian ini dilakukan mulai tanggal 08 Ferbruari 2011 sampai dengan 30 Mei 2011
B. Metodologi Penelitian Metodologi penelitian merupakan strategi umum yang dipakai dalam pengumpulan dan analisis data yang diperlukan untuk menjawab permasalahan yang dihadapi, dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian lapangan melalui teknik analisis korelasional. Penelitian lapangan (fleid research) adalah penelitian ini dilakukan dengan terjun langsung ke objek penelitian, karena dalam penelitian ini memerlukan datadata yang valid, akurat dan signifikan dengan permasalahan
agar dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya.
C. Variabel Penelitian Variabel adalah karakter dari unit observasi yang mempunyai variasi atau segala sesuatu yang dijadikan objek penelitian. Sedangkan penelitian yang berjudul “Pengaruh Minat Belajar terhadap prestasi Belajar Siswa Pada Bidang Studi PAI”, variabelnya sebagai berikut: 28
29
- Variabel bebas (independent variable) yakni Pengaruh Minat Belajar sebagai variabel X - Variabel terikat (dependent variable) yakni Prestasi Belajar Siswa pada bidang studi PAI sebagai variabel Y
D. Populasi dan Sampel Teknik yang penulis gunakan dalam pengambilan sampel adalah Random Sampling artinya pengambilan sampel dilakukan dengan cara acak, dengan teknik itu setiap populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi anggota sampel. Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Obyek penelitian dapat berupa makhluk hidup, benda-benda, sistem, prosedur, fenomena dan lain-lain. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII dan VIII SMP Dwi Putra Tahun Ajaran 2010-2011 yang berjumlah 120 siswa. Dari populasi tersebut yang dijadikan sampel sebanyak 20%, yaitu 24 siswa. Tabel 3.1 Populasi dan Sampel NO
Kelas
Populasi
Sampel
1
VII
62
12
2
VIII
58
12
Jumlah
120
24
E. Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dari lapangan adalah: 1. Observasi, Penulis melihat dan mengamati langsung sekaligus mencatat objek-objek dilapangan guna memperoleh data atau keterangan-keterangan yang akurat, objektif dan dapat dipercaya. 2. Wawancara, Penulis mengadakan wawancara langsung dengan guru bidang studi PAI
30
3. Angket, untuk mendapatkan data, maka Penulis menyebarkan angket kepada seluruh sampel untuk diisi yang kemudian hasilnya dianalisis. Penulis menyebarkan angket karena dalam penelitian ini penulis ingin memperoleh data mengenai Pengaruh Minat Belajar terhadap Psertasi Belajar Siswa pada bidang studi PAI. 4. Dokumentasi, merupakan pencatatan data-data yang relevan dengan masalah
yang
sedang
diteliti
kemudian
data-data
tersebut
didokumentasikan. Adapun teknik pengumpulan data-data ini penulis pergunakan untuk memperoleh data-data tentang Prestasi belajar siswa pada bidang studi PAI kelas VII dan VIII SMP Dwi Putra secara langsung dari buku raport.
F. Instrument Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan variabel Pengaruh Minat Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa pada Bidang Studi PAI. Adapun kisi-kisi instrumentnya sebagai berikut: Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrument Penelitian Variabel Variabel X Minat
Dimensi
Indikator
No Item
Perasaan
Datang cepat di dalam pelajaran PAI
1
Senang
Membawa buku paket PAI
2
Guru PAI menyenangkan
3
Betah di kelas
4
Perasaan
Mengambil posisi duduk di depan
5
Tertarik
Bertanya tentang hal yang tidak
6
mengerti pada pelajaran PAI Tidak mau diganggu ketika pelajaran sedang berlangsung
7
31
Perhatian
Mendengarkan dan memperhatikan
8
penjelassan dari guru
Giat Belajar
Berperan aktif dalam belajar PAI
9
Aktif dalam diskusi kelas
10
Tidak takut mengeluarkan pendapat
11
Tetap belajar walau tidak sedang ada
12
ujian Kegiatan di luar sekolah
13
Mengulangi pelajaran PAI di rumah
14
Membaca buku agama secara rutin
15
Membaca buku PAI
16
Mengerjakan
Senang dengan Pekerjaan Rumah
17
Tugas
Siap dalam ulangan
18
Mencatat hal-hal penting
19
daripenjelasan guru
Manfaat
Mengetahui manfaat pelajaran PAI
20
pelajaran Variabel Y Prestasi
Nilai raport siswa
Belajar
G. Teknik Analisis Data Teknis analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi antara dua variabel. Maka sebelum kegiatan analisis data, penulis melakukan kegiatan sebagai berikut: 1. Editing yaitu memeriksa kelengkapan dan pengisian angket yang berhasil dikumpulkan.
32
2. Skoring yaitu tahap untuk menentukan skor dalam hasil penelitian, tetapkan bahwa untuk responden yang menjawab diberi bobot nilai sebagai berikut:
Tabel 3.3 Jawaban dalam Skoring Pertanyaan
Positif
Negatif
Selalu
4
1
Sering
3
2
Kadang-kadang
2
3
Tidak Pernah
1
4
3. Tabulating yaitu mentabulasi data jawaban yang berhasil dikumpulkan kedalam tabel yang telah disediakan. Setelah pengumpulan data dilakukan, maka tahap selanjutnya adalah menganalisis data tersebut dengan menganalisis kuantitatif secara deskriptif yang sebelumnya telah dilakukan prosentasenya dengan menggunakan rumus distribusi frekuensi sebagai berikut:
P Keterangan:
F X100% N
P = Prosentase F = Frekuensi (jumlah jawaban responden) N = Number of cases
4. Analisi korelasi Product Moment yang digunakan untuk mencari pengaruh antara variabel X dan variabel Y. Rumus yang digunakan yaitu:
xy
=
NX
NXY X Y 2
X 2 NY 2 Y 2
Keterangan :
xy = Angka indeks korelasi “r” product moment N
= Number of cases
33
XY = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y x = Jumlah seluruh skor X
y = Jumlah seluruh skor Y 1 Memberikan interpretasi rxy, yaitu memberikan interpretasi sederhana dengan cara mencocokan hasil perhitungan dengan indeks korelasi “r” Product Moment seperti dibawah ini:
Tabel 3.4 Indeks Korelasi Product Moment Besarnya “r” Product Moment
Interpretasi Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat korelasi, akan tetapi itu sangat lemah atau sangat
0,00 – 0,20
rendah
sehingga
diabaikan
korelasi
(dianggap
tidak
itu ada
korelasi antara variabel X dan variabel Y) 0,20 – 0,40
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang lemah. Antara variabel X dan variabel
0,40 – 0,70
terdapat korelasi yang sedang atau cukup Antara variabel X dan variabel
0,70 – 0,90
terdapat korelasi yang kuat atau tinggi
0,90 – 1,00
1
Antara variabel X dan variabel terdapat korelasi yang sangat tinggi
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), hal. 206
34
Setelah diberikan interpretasi terdapat angka indeks korelasi “r” product moment dengan jalan berkonsultasi pada nilai product moment, maka prosedur selanjutnya secara berturut-turut adalah sebagai berikut: 1. Merumuskan atau membuat hipotesis alternatif (Ha) dan hipotesis nihil atau hipotesis nol (Ho). 2. Menguji kebenaran atau kepalsuan dari hipotesis yang diajukan dengan cara membandingkan
besarnya “r” yang telah diperoleh dalam proses
penghitungan atau “r” observasi (ro) dengan besarnya “r” yang tercantum dalam tabel nilai “r” product moment (rt), dengan terlebih dahulu mencari derajat bebasnya (db) atau degrees of freedomnya (d) yang rumusnya: Df = N – nr Df = Degrees of feedom N = Number of cases nr = banyaknya variabel yang dikorelasikan Setelah hasilnya dicocokan dengan pedoman nilai koefisien korelasi “r” product moment baik pada taraf signifikansi 5 % ataupun pada taraf signifikansi 1 % kemudian dibuat kesimpulan apakah terdapat korelasi positif yang signifikan atau tidak.
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian. 1. Sejarah Singkat Berdirinya SMP DWI PUTRA Keberadaan Indonesia dalam konstelasi dunia saat ini tidak lagi dibatasi oleh dimensi geografis semata. Arus informasi yang melintas tanpa batas mengakibatkan Indonesia menyatu dalam kehidupan global yang kian deras. Jumlah penduduk yang besar sampai saat ini hanyalah baru keunggulan potensi belaka. Dengan demikian pendidikan dan pemberdayaan sumberdaya manusia yang berkualitas dan mampu bersaing dalam dunia global. Itulah yang melatar belakangi berdirinya SMP Dwi Putra. SMP Dwi Putra merupakan lembaga pendidikan yang berada dalam naungan Yayasan Sosial dan pendidikan Ar-rachmat yang didirikan pada tahun 1986, oleh dua putra apak H. Achmat Nasution, yaitu DR. H. Adnan Buyung Nasution dan H. Sjamsi Buyung Nasution. Walapun harus tertatih-tatih dalam perjuangan yang tak kenal henti, badan pendiri dan pengurus yayasan sosial dan dan pendidikan Ar-Rachma tidak pernah putus asa dalam mendapatkan sebuah legitimasi secara yuridis (hukum) maupun untuk mendapatkan sebuah legitimasi dari masyarakat sekitar sekolah. Sebuah proses yang panjang untuk mendapatkan itu semua yang pada akhirnya dengan diiringi kesabaran serta perjuangan dan doa yang tak pernah
35
36
henti untuk menghidupkan sebuah lembaga yang bergerak di bidang pendidikan yang pada akhirnya menuai sebuah keberhasilan dengan mendapatkan pengakuan secara formal maupun informal dan dapat mengembangkannya dengan membuka 3 (tiga) unit sekolah yaitu SMP, SMU dan SMK Dwi Putra. 2. Visi dan Misi SMP Dwi Putra a. Visi SMP Dwi Putra 1. Terdepan dalam prestasi belajar 2. Terdepan dalam prestasi olahraga 3. Beriman dan bertakwa 4. Berbudi luhur. b. Misi SMP Dwi Putra 1. Menjadikan penerus generasi bangsa Indonesia yang berkualitas dalam belajar. 2. Menjadikan penerus bangsa yang sehat. 3. Menjadikan generasi bangsa Indonesia yang jujur. 3. Keadaan Guru, Karyawan, dan Siswa SMP Dwi Putra a. Keadaan guru Salah satu komponen terpenting pada sebuah instansi pendidikan adalah guru. Baik tidaknya kualitas pembelajaran sangat di pengaruhi oleh kemampuan profesional seorang guru, karena guru memegang peran sebagai sutradara sekaligus aktor dalam proses pembelajaran. Sedangkan jumlah tenaga pendidik di SMP Dwi Putra berjumlah 23 orang termasuk Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah Kesiswaan, Wakil Kepala Sekolah Kurikulum, dan 20 orang guru seperti pada table berikut ini. Tabel 4.1 Daftar Nama-nama Guru SMP Dwi Putra No
1
Nama guru Drs. FuadGagarin Siregar MM
Tempat/Tanggal
Jabatan/Bidang
Lahir
Studi
Medan, 31 Juli 1964
Kepala sekolah
Status
TMT
S1/UM
1987
37
Jakarta, 27 Agustus
2
Burhani HS.
3
Antonius
Lucup, 1 Maret 1960
Drs. Alimudin
Kualaenok, 29
HDP
Desember 1962
4
5
Dra. Kanaah DJ
6
Hasanudin, S.Ag
7
Drs. Ballen Raseng
8
Titik Puji Lestari
9
Dra. Dalilah S
10
Pangyuman, 08 Juli 1965 Riau, 13 Agustus 1966 Baneleno, 2 Juli 1952 Grobogan, 5 Juni 1968 Tanggerang, 16 Mei 1970
Dra. Etik
Tanggerang, 12 April
suhartika
1979
11
Dra. Erni Yusnita
12
Maesuroh S.Ag
13
1948
Jakarta, 31 Maret 1974 Tanggerang, 12 April 1979
Nurul Khairiyah,
Tanggerang, 4 Maret
S.Pd
1977
14
Siti Rahayu
15
Sadini, SE
16
Yudi S. Pd
Jakarta, 15 februari 1971 Wonogiri, 13 Mei 1964 Jakarta, 31 Desember 1973
Wakil kepsek
STKIP
2000
Matematika
S1/UT
2005
Sejarah
S1/STIE
2003
Biologi
S1/UNDRA
1990
Agama Islam
S1/IAIN
1995
Al-islam
S1/UMJ
1990
S1/UNISRI
1992
B.Inggris
S1/UMJ
1996
Fisika
STKIP
1993
PKK
S1/IKIP
1990
Agama Islam
S1/UMJ
2000
Matematika
S1/UMJ
2001
Matematika
S1/UNINDRA
2005
S11/UMJ
1992
S1/UNINDRA
2007
Fisika
Sejarah/Geografi
Penjaskes
38
Tanggerang, 5 Juli
17
Drs. Yadih
18
Inung Idawati
19
Suyitno, SE
20
Joni Wibowo
21
Esasni Mufida
22
Dwi Astuti
23
Jumbadi, SE
1964 Wonogiri, 22 Oktober 1978 Kendal, 8 Agustus 1981 Jakarta, 23 Juni 1980 Tanggerang, 6 Juli 1983 Klaten, 30 Oktober 1979 Sragen, 4 Februari 1972
B. Inggris
S1/IAIN
1991
Ekonomi
S1/UMJ
2001
Komputer
S1/UNPAM
2003
S1/STIE
2003
Fisika
SKIP
2008
Biologi
UNSOED
2002
PPKN
S1/STIE
2003
B. Indonesia
b. Keadaan Karyawan Kelancaran dan kebutuhan suatu pendidikan sangat dientukan oleh peran serta karyawan. Kelancaran pendidikan disekolah tidak terlepas dari administrasi yang baik, teratur serta terencana. Yang dimaksud pegawai pada unit pelaksanaan teknis SMP Dwi Putra adalah keseluruhan karyawan sekolah yang diantaranya staf tata usaha, keamanan, dan staf kebersihan. Jumlah karyawan di SMP Dwi Putra keseluruhan berjumlah 4 orang karyawan, yang terdiri dari 2 orang Laki-laki dan 2 orang Perempuan. Untuk lebih jelasnya lihat tabel dibawah ini.
Tabel 4. 2 No
Nama
L/P
Jabatan
Lulusan
1
Nurlaili
P
T.U keuangan
SMEA
2
Deliana
P
T.U Administrasi
SMA
39
3
Abdul Hamid
L
4
Konam
L
Kebersihan Penjaga
SR
Keamanan
Dengan melihat tabel diatas, dapat diketahui bahwa jumlah karyawan disekolah SMP Dwi Putra berjumlah 4 orang, 2 orang menangani Tata Usaha, 1 orang menangani kondisi keamanan sekolah, dan 1 orang menangani kebersihan lingkungan sekolah. Semuanya bekerja sama dalam memberikan layanan yang baik. c. Keadaan Siswa Jumlah siswa SMP Dwi Putra pada tahun ajaran 2010-2011 berjumlah dengan rincian kelas.
Tabel 4. 3 Daftar Siswa SMP Dwi Putra TAHUN AJARAN Kelas 2008/ 2009
2009/2010
2010/2011
VII
48
59
62
VIII
70
45
58
IX
77
70
40
Jumlah
205
187
160
4. Sarana dan Prasarana. Sarana dan prasarana pendidikan merupakan sesuatu yang diadakan oleh sekelompok manusia atau alat penunjang proses pendidikan agar dapat memberikan kontribusi secara berarti dan optimal bagi jalannya proses
40
pendidikan. Adapun sarana dan prasarana di SMP Dwi Putra, dilihat tabel dibawah ini: Tabel 4. 4 No
Deskripsi
Jumlah
Keterangan
1
Ruang kelas
9
Baik
2
Komputer
2
Baik
3
Ruang perpustakaan
1
Baik
4
Ruang kepala sekolah
1
Baik
5
Ruang yayasan
1
Baik
6
Ruang guru
1
Baik
7
Ruang tu
1
Baik
8
Papan tulis
9
Baik
9
Ruang osis
1
Sedang
10
Lab komputer
1
Baik
11
Telepon
2
Baik
12
Masjid
1
Baik
13
Toilet guru
1
Sedang
14
Toilet siswa
1
Sedang
15
Ruang BP
1
Rusak
16
Ruang keterampilan
1
Rusak
41
17
Gudang
1
Sedang
Keadaan sarana dan prasarana SMP Dwi Putra bisa dikatakan belum memadai untuk melaksanakan proses belajara mengajar. Seperti ruangan perpustakaan yang rusak, sehingga menunda proses peminjaman buku atau sebagai referensi siswa untuk membaca. Begitu juga dengan toilet siswa yang belum memadai bila disesuaikan dengan jumlah siswa. Dua toilet untuk 254 siswa, dan lebih parah lagi toilet siswa itu dalam keadaan sedikit rusak, teruama dalam masalah air yang sering macet (tidak mengalir), sehingga mengganggu kenyamanan para siswa dalam memasuki toilet tersebut. Menurut akreditasi idealnya 1 kelas disediakan 1 toilet. Berarti bila di SMP Dwi Putra mempunyai 8 rombongan belajar, idealnya ada 8 toilet. Hal ini seharusnya tidak terjadi untuk sarana dan prasarana pun harus diperhatikan guna menunjang kelancaran proses pembelajaran. 5. Kurikulum yang Digunakan Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan
pelajaran
serta
cara
yang digunakan
sebagai
pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan pendidikan tertentu tersebut mencakup tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan, dan peserta didik. Oleh karena itu, kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk disesuaikan dengan program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi daerah. Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang mengacu pada standar nasional pendidikan bertujuan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan. Dua unsur standar nasional pendidikan, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam
42
mengembangkan kurikulum. dan serta ketentuan lain yang menyangkut kurikulum. a. Landasan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disusun agar dapat memberi kesempatan peserta didik 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) jenjang pendidikan dasar dan menengah disusun oleh satuan pendidikan dengan mengacu kepada SI, SKL, dan panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) 3. UU No. 20/2003 dan PP No. 19/2005 b. Tujuan Pendidikan Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dirumuskan mengacu pada tujuan umum. Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. c. Struktur Kurikulum Struktur kurikulum SMP Dwi Putra memuat kelompok mata pelajaran sebagai berikut ini : 1. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia. 2. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian. 3. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi. 4. Kelompok mata pelajaran estetika. 5. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan.
43
Tabel 4. 5 Struktur Kurikulum SMP Dwi Putra
KOMPONEN
KELAS DAN ALOKASI WAKTU VII
VIII
IX
1. Pendidikan Agama
2
2
2
2. Pendidikan Kewarganegaraan
2
2
2
3. Bahasa Indonesia
4
4
4
4. Bahasa Inggris
4
4
4
5. Matematika
4
4
4
6. Ilmu Pengetahuan Alam
4
4
4
7. Ilmu Pengetahuan Sosial
6
6
6
8. Seni Budaya
2
2
2
9. Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan
2
2
10. Keterampilan/Teknologi Informasi dan Komunikasi
2
2
a. Keterampilan PKK (Tata Boga)
1
1
1
b. Praktekum Bahasa Inggris
1
1
1
1. Kepramukaan
2
2*)
2*)
2. Olahraga
2
2*)
2*)
36
36
36
A. MATA PELAJARAN
2 2
11. Muatan Lokal:
B. PENGEMBANGAN DIRI
JUMLAH d. Muatan Kurikulum
Muatan Kurikulum SMP Dwi Putra meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya sesuai dengan standar kompetensi dan Kompetensi Dasar yang ditetapkan oleh BSNP, dan muatan lokal yang dikembangkan oleh sekolah serta kegiatan pengembangan diri.
44
1. Mata Pelajaran a. Pendidikan Agama Meliputi: Agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Buddha, mengingat kondisi sosial budaya masyarakat lingkungan sekolah.Tujuan:
memberiwawasan
terhadap
keberagaman
agama di indonesia dan meningkatkan keimanan dan ketakwaan siswa sesuai dengan keyakinan agamanya masing-masing. b. Pendidikan Kewarganegaraan Tujuan:
memberi
pemahaman
kepada
siswa
tentang
kesadaran hidup berbangsa dan bernegara dan pentingnya penanaman rasa persatuan dan kesatuan. c. Bahasa Indonesia Tujuan: membina keterampilan bahasa secara lisan dan tulisan serta dapat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi dan sarana pemahaman terhadap ipteks. d. Bahasa Inggris Tujuan: membina keteranpilan berbahasa dan berkomunikasi secara lisan dan tulisan untuk menghadapi perkembangan ipteks dalam menyongsong era globalisasi. e. Matematika Tujuan: memberi pemahaman logika dan kemampuan dasar metematika dalam rangka penguasaan ipteks f. Ilmu Pengetahuan Alam Tujuan: memberi pengetahuan dan keterampulan kepada siswa untuk menguasai dasar-dasar sain dalam rangka penguasaan ipteks. g. Ilmu Pengetahuan Sosial Tujuan: memberi pengetahuan sosiokultural masyarakat yang majumuk, mengembangkan kesadaran hidup bermasyarakat, dan memiliki keterampilan hidup secara mandiri.
45
h. Seni Budaya Meliputi: seni rupa, seni musik,seni tari, dan seni teater. Tujuan: mengembangkan apresiasi seni, daya kreasi, dan kecintaan pada seni budaya nasional. i. Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan Tujuan: menanamkan kebiasaan hidup sehat, meningkatkan kebugaran, dan keterampilan dalam bidang olahraga. j. Keterampilan/Teknologi Informasi dan Komunikasi Meliputi: elektronika, teknologi informasi dan komunikasi Tujuan: memberi keterampilan di bidang teknologi informatika dan keterampilan elektronika yang sesuai dengan bakat dan minat siswa. k. Muatan lokal 1. Keterampilan PKK (spesialisasi tata boga) Tujuan: mengembangkan kompetensi tata boga untuk mewujudkan kecakapan hidup dan kemandiriian siswa. 2. Praktekum Bahasa Inggris Tujuan: mengembangkan kompetensi bahasa inggris sebagai sarana berkomunikasi di tingkat global. 2. Pengembangan Diri Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri di SMP Dwi Putra diwujudkan dalam bentuk : a. Kegiatan ekstrakurikuler yang terdiri dari : OSIS, LDKS, PMR, Kepramukaan, seni bela diri, sepak bola, yang dapat dipilih oleh peserta didik sesuai dengan minatnya. b. Konseling dan pengembangan karir. e. Beban Belajar Sekolah menetapkan beban belajar peserta didik sebagai berikut :
46
1. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. 2. Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur 50 % dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan. 3. Alokasi waktu untuk praktik adalah satu jam tatap muka setara dengan dua jam kegiatan praktik di sekolah atau empat jam praktik di luar sekolah. f. Ketuntasan Belajar Dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik, kompleksitas kompetensi dasar, serta kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran. SMP Dwi Putra menetapkan ketuntasan belajar minimal yang berbeda-beda untuk setiap mata pelajaran dan tingkat kelas. Kepada peserta didik yang telah mencapai ketuntasan diberi layanan pengayaan dan bagi peserta didik yang belum mencapai ketuntasan diberi layanan perbaikan (remedial). g. Kenaikan Kelas dan Kelulusan Kenaikan kelas dan kelulusan diatur oleh sekolah dengan mengacu kepada ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh Dinas Pendidikan. Peserta didik dinyatakan naik kelas apabila memenuhi syarat, antara lain sebagai berikut: 1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran pada dua semester di kelas yang diikuti. 2. Tidak terdapat nilai di bawah KKM maksimal 3 mata pelajaran pada semester yang diikuti. 3. Memiliki nilai minimal baik untuk aspek kepribadian, kelakuan, dan kerajinan pada semester yang diikuti. 4. Persentase kehadiran siswa minimal 90 persen. Sesuai dengan ketentuan PP No. 19/2005 Pasal 72 Ayat (1), peserta didik dinyatakan lulus setelah memenuhi persyaratan, antara lain
47
1. menyelesaikan seluruh program pembelajaran 2. memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan 3. lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; 4. lulus ujian nasional.
B. Deskripsi Data Data yang akan penulis sajikan dalam skripsi ini ialah hasil penyebaran angket tentang minat belajar. Dalam penelitian ini penulis menganalisis apakah terdapat kontribusi yang dapat menghasilkan hubugan/korelasi antara variabel x (minat belajar) dan variabel y (prestasi belajar siswa) sehingga dapat diketahui apakah terdapat hubungan yang signifikan atau tidak antara kedua variabel tersebut. Angket yang penulis buat adalah untuk diberikan dan diisi kepada siswa, karena siswa yang secara langsung mengetahui dan sekaligus mengikuti kegiatan belajar mengajar mata pelajaran PAI. Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan teknik observasi, wawancara, penyebaran angket yang disebarkan kepada siswa kelas VII dan VIII dengan mengambil sampel sebanyak 24 orang dari keseluruhan populasi yang ada dan dokumentasi untuk mendapatkan informasi tentang prestasi belajar siswa yang diperoleh dengan melihat nilai ujian tengah semester siswa pada nilai raport siswa. Untuk mengetahui tentang pembelajaran PAI, penulis mendeskripsikan data yang diperoleh melalui wawancara dengan guru PAI dan penyebaran angket dengan menggunakan sistem tabulasi yaitu penyajian data yang dihasilkan dari jawaban angket dalam bentuk tabel.
48
Angket yang disebarkan kepada siswa kelas VII dan VIII penulis susun dengan dengan berisikan soal sebanyak 20 pernyataan, yaitu mengenai minat belajar pada bidang studi PAI. Tabel 4. 6 Cepat datang ke Sekolah jika hari itu ada pelajaran PAI NO 1 2 3 4
Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
N 12 4 6 2 24
% 50% 16,6% 25% 8,4% 100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa 50% siswa selalu datang cepat datang ke sekolah jika ada pelajaran PAI, siswa yang menyatakan kadang-kadang datang cepat jika ada pelajaran PAI sebanyak 25%, siswa yang menyatakan sering sebanyak 16% dan yang menyatakan tidak pernah datang cepat jika ada pelajaran PAI 8,4%. Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa siswa selalu cepat datang ke sekolah jika ada pelajaran PAI. Tabel 4. 7 Membawa buku paket PAI ketika ada pelajaran PAI NO 1 2 3 4
Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Tidak pernah Jumlah
N 12 2 10 24
% 50 % 8,4 % 41,6%100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa 50% sebagian besar siswa menyatakan selalu membawa buku paket PAI ketika ada pelajaran PAI, siswa yang menyatakan kadang-kadang membawa buku paket PAI ketika ada pelajaran PAI sebanyak 41,6% dan siswa yang menyatakan sering membawa buku paket PAI ketika ada pelajaran PAI sebanyak 8,4%
49
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa siswa selalu membawa buku paket PAI ketika ada pelajaran PAI. Tabel 4. 8 Guru mata pelajaran PAI menyenangkan NO
Alternatif Jawaban
N
%
1
Selalu
14
58,4%
2
Sering
5
20,8%
3
Kadang-kadang
5
20,8%
4
Tidak Pernah
-
-
24
100 %
Jumlah
Tabel di atas menunjukkan bahwa 58,4% siswa menyatakan selalu guru mata pelajaran PAI meyenangkan, siswa yang menyatakan sering guru mata pelajaran PAI meyenangkan sebanyak 20,8% dan 20,8% siswa menyatakan kadang-kadang guru mata pelajaran PAI menyenangkan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa guru PAI menyenangkan. Tabel 4. 9 NO
Betah di kelas ketika pelajaran PAI berlangsung Alternatif Jawaban N %
1
Selau
12
50%
2
Sering
2
8,4%
3
Kadang-kadang
10
41,6%
4
Tidak Setuju
-
-
24
100 %
Jumlah
Tabel di atas menunjukkan bahwa 50% sebagian besar siswa menyatakan selalu dan sering siswa betah di kelas ketika pelajaran PAI berlangsung, 41,6% siswa yang menyatakan kadang-kadang siswa betah di kelas ketika pelajaran PAI berlangsung dan siswa yang menyatakan sering betah di kelas ketika pelajaran PAI berlangsung sebanyak 8,4% Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa siswa betah di kelas ketika pelajaran PAI berlangsung.
50
Tabel 4. 10 Duduk di depan ketika pelajaran PAI berlangsung NO
Alternatif Jawaban
N
%
1
Selalu
8
33,4 %
2
Sering
5
20,8%
3
Kadang-kadang
5
20,8%
4
Tidak Pernah
6
25%
Jumlah
24
100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa 33,4% siswa menyatakan selalu duduk di depan jika pelajaran PAI berlangsung, siswa yang menyatakna sering duduk di depan jika pelajaran PAI berlangsung sebanyak 20,8%, siswa yang menyatakan kadang-kadang duduk di depan ketika pelajaran PAI berlangsung sebanyak 20,8% dan 25% siswa yang menyatakan tidak pernah duduk di depan ketika pelajaran PAI berlangsung. Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa siswa duduk di depan ketika pelajaran dimulai. Tabel 4.11 Mengajukan pertanyaan jika ada yang tidak saya mengerti pada pelajaran PAI NO Alternatif Jawaban 1 Selalu
N 3
% 12,5%
2
Sering
3
12,5%
3
Kadang-kadang
14
58,4%
4
Tidak Pernah
4
16,6%
Jumlah
24
100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa 58,4% siswa menyatakan kadang-kadang mengajukan pertanyaan jika ada yang tidak dimengerti pada pelajaran PAI, 16,6% siswa menyatakan tidak pernah mengajukan pertanyaan jika ada yang tidak dimengerti pada mata pelajaran PAI, 12,5% siswa menyatakan selalu mengajukan pertanyaan jika ada yang tidak dimengerti pada pelajaran PAI dan12,5% siswa
51
menyatakan sering mengajukan pertanyaan jika ada yang tidak dimengerti pada pelajaran PAI. Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa siswa menyatakan kadang-kadang mengajukan pertanyaan jika ada yang tidak dimengerti pada pelajaran PAI. Tabel 4. 12 Tidak suka diganggu ketika pelajaran PAI berlangsung? NO
Alternatif Jawaban
N
%
1
Selalu
11
45,8 %
2
Sering
4
16,6%
3
Kadang-kadang
8
33,4%
4
Tidak pernah
1
4,2%
Jumlah
24
100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa 45,8% siswa menyatakan selalu tidak suka diganggu ketika pelajaran PAI berlangsung, siswa yang menyatakan kadangkadang tidak suka diganggu ketika pelajaran PAI berlangsung sebanyak 33,4%, siswa menyatakan sering tidak suka diganggu ketika pelajaran PAI berlangsung sebanyak 16,6% dan tidak pernah tidak suka diganggu ketika pelajaran PAI berlangsung sebanyak 4,2%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa tidak suka diganggu ketika pelajaran PAI berlangsung. Tabel 4. 13 Konsentrasi mendengar dan memperhatikan penjelasan guru PAI NO Alternatif Jawaban 1 Selalu
N 11
% 45,8%
2
Sering
6
25%
3
Kadang-kadang
6
25%
4
Tidak pernah
1
4,2%
Jumlah
24
100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa 45,8% siswa menyatakan selalu konsentrasi mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru PAI, 25% siswa sering
52
konsentrasi mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru PAI, 25% siswa kadang-kadang konsentrasi mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru PAI dan 4,2% siswa yang menyatakan tidak pernah konsentrasi mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru PAI. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa siswa selalu konsentrasi mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru PAI. Tabel 4. 14 Berperan aktif dalam pelajaran PAI NO
Alternatif Jawaban
N
%
1
Selalu
9
37,5%
2
Sering
4
16,6 %
3
Kadang-kadang
7
29,2%
4
Tidak pernah
4
16,7%
Jumlah
24
100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa siwa yang selalu berperan aktif dalam pelajaran PAI sebanyak 37,5%, siswa yang mengatakan kadang-kadang berperan aktif dalam pelajaran PAI sebanyak 29,2%, siswa yang mengatakan tidak pernah berperan aktif sebanyak 16,7%, dan siswa yang mengatakan sering berperan aktif sebanyak 16,6%. Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa siswa selalu berperan aktif dalam pelajaran PAI. Tabel 4. 15 Aktif dalam kegiatan diskusi di dalam kelas NO
Alternatif Jawaban
N
%
1
Selalu
10
41,6%
2
Sering
3
12,6%
3
Kadang-kadang
11
45,8%
4
Tidak pernah
-
-
24
100 %
Jumlah
53
Tabel di atas menunjukkan bahwa 45,8% siswa kadang-kadang aktif dalam kegiatan diskusi di dalam kelas, 41,2% siswa menyatakan selalu aktif dalam kegiatan diskusi di dalam kelas dan 12,6% siswa menyatakan selalu aktif dalam kegiatan diskusi di dalam kelas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa selalu aktif dalam kegiatan diskusi di dalam kelas. Tabel 4. 16 Tidak takut mengeluarkan pendapat dalam pelajaran PAI NO
Alternatif Jawaban
N
%
1
Selalu
5
20,8 %
2
Sering
4
16,7%
3
Kadang-kadang
12
50%
4
Tidak pernah
3
12,5%
Jumlah
24
100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa yang menyatakan kadang-kadang tidak takut mengeluarkan pendapat dalam mata pelajaran PAI sebanyak 50%, 20,8% siswa menyatakan sealu tidak takut mengeluarkan pendapat dalam pelajaran PAI, siswa yang menyatakan sering tidak takut mengeluarkan pendapat dalam mata pelajaran PAI sebanyak 16,7% dan siswa yang tidak pernah tidak takut mengeluarkan pendapat dalam mata pelajaran PAI sebanyak 12,5%. Dengan demikian dapat di tarik kesimpulan bahwa siswa kadang-kadang tidak takut mengeluarkan pendapat pada mata pelajaran PAI. Tabel 4. 17 Tetap belajar walaupun tidak ada ujian NO Alternatif Jawaban 1 Selalu
N 13
% 54,2 %
2
Sering
3
12,5 %
3
Kadang-kadang
6
25%
4
Tidak pernah
2
8,3%
Jumlah
24
100 %
54
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa selalu belajar walaupun tidak ada ujian sebanyak 54,2%, siswa yang menyatakan kadang-kadang tetap belajar walaupun tidak ada ujian sebanyak 25%, siswa yang menyatakan sering tetap belajar walaupun tidak ada ujian sebanyak 12,5% dan 8,3% siswa yang menyatakan tidak pernah tetap belajar walaupun tidak ada ujian. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa siswa tetap belajar walaupun tidak ada ujian. Tabel 4. 18 Mengikuti kegiatan yang berhubungan dengan PAI diluar sekolah NO
Alternatif Jawaban
N
%
1
Selalu
6
25%
2
Sering
7
29,2%
3
Kadang-kadang
8
33,3%
4
Tidak pernah
3
12,5%
Jumlah
24
100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa 33,3% siswa yang menyatakan kadangkadang mengikuti kegiatan yang berhubungan dengan PAI di luar sekolah, 29% siswa yang menyatakan sering mengikuti kegiatan yang berhubungan dengan PAI di luar sekolah, 25% siswa yang menyatakan selalu mengikuti kegiatan yang berhubungan dengan PAI di luar sekolah dan 12,5% siswa yang menyatakan tidak pernah mengikuti kegiatan yang berhubungan dengan PAI di luar sekolah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa selalu mengikuti kegiatan yang berhubungan dengan PAI di luar sekolah. Tabel 4. 19 Mengulangi pelajaran PAI di rumah NO Alternatif Jawaban 1 Selau
N 6
% 25%
2
Sering
1
4,2%
3
Kadang-kadang
13
54,2%
4
Tidak Pernah
4
16,6%
55
Jumlah
24
100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebanyak 54,2% siswa yang menyatakan kadang-kadang mengulangi pelajaran PAI di rumah, 25% siswa yang menjawab selalu mengulangi pelajaran PAI di rumah, siswa yang menyatakan tidak pernah mengulangi pelajaran PAI di rumah sebanyak 16,6% dan 4,2% siswa yang menjawab sering mengulangi pelajaran PAI di rumah, Dari tabel di atas dapat disimpulkan bawa siswa kadang-kadang mengulangi pelajaran PAI di rumah. Tabel 4. 20 Rutin membaca buku-buku PAI NO Alternatif Jawaban 1 Selalu
N 4
% 16,7 %
2
Sering
3
12,5%
3
Kadang-kadang
17
70,8%
4
Tidak pernah 24
100 %
Jumlah
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa yang menyatakan kadang-kadang rutin membaca buku-buku PAI sebanyak 70,8%, siswa yang selalu rutin membaca buku-buku PAI sebanyak 16,7% dan siswa yang sering rutin membaca buku-buku PAI sebanyak 12,5% Dari tabel di atas dapat diambil kesimpulan bahwa siswa yang menyatakan kadang-kadang rutin membaca buku-buku PAI. Tabel 4. 21 Membaca buku-buku PAI untuk menjamin nilai raport tinggi NO Alternatif Jawaban 1 Selalu
N 12
% 50%
2
Sering
3
12,5%
3
Kadang-kadang
7
29,2%
4
Tidak Pernah
2
8,3%
Jumlah
24
100 %
56
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa selau membaca buku-buku PAI untuk menjamin nilai raport tinggi sebanyak 50%, siswa yang menyatakan kadangkadang membaca buku-buku PAI untuk menjamin nilai raport tinggi sebanyak 29,2%, siswa yang menyatakan sering membaca buku-buku PAI untuk menjamin nilai raport tinggi sebanyak 12,5% dan siswa yang menyatakan tidak pernah membaca buku-buku PAI untuk menjamin nilai raport tinggi sebanyak 8,3%. Dari tabel di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa membaca buku-buku PAI untuk menjamin nilai raport tinggi. Tabel 4. 22 Senang bila guru agama memberi pekerjaan rumah NO
Alternatif Jawaban
N
%
1
Selalu
8
33,3%
2
Sering
6
25%
3
Kadang-kadang
9
37,5%
4
Tidak Pernah
1
4,2%
Jumlah
24
100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa yang menyatakan kadang-kadang senang bila guru agama memberi pekerjaan rumah sebanyak 37,5%, siwa selalu senang bila guru agama memberi pekerjaan rumah sebanyak 33,3%, siwa sering senang bila guru agama memberi pekerjaan rumah sebanyak 25%, dan siswa yang menyatakan tidak pernah senang bila guru agama memberi pekerjaan rumah sebanyak 4,2%. Dari tabel di atas dapat diambil kesimpulan bahwa siwa selalu dan sering senang bila guru agama memberi pekerjaan rumah. Tabel 4. 23 Siap mengikuti ulangan bila guru PAI memberikan ulangan secara mendadak NO Alternatif Jawaban 1 Selalu
N 14
% 58,3%
2
1
4,2%
Sering
57
3
Kadang-kadang
8
33,3%
4
Tidak pernah
1
4,2%
Jumlah
24
100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa selalu siap mengikuti ulangan bila guru PAI memberikan ulangan mendadak sebanyak 58,3%, siswa yang menyatakan kadang-kadang siap mengikuti ulangan bila guru PAI memberikan ulangan mendadak sebanyak 33,3% siswa yang menyatakan sering siap mengikuti ulangan bila guru PAI memberikan ulangan mendadak sebanyak 4,2% dan siswa yang menyatakan tidak pernah siap mengikuti ulangan bila guru PAI memberikan ulangan mendadak sebanyak 4,2%. Sehingga dapat di tarik kesimpulan bahwa siswa siap bila guru PAI memberikan ulangan mendadak. Tabel 4. 24 Mencatat hal-hal yang penting walaupun guru PAI tidak memerintahkan NO
Alternatif Jawaban
N
%
1
Selalu
11
45,8%
2
Sering
5
20,8%
3
Kadang-kadang
7
29,2%
4
Tidak Pernah
1
4,2%
Jumlah
24
100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa 45,8% siswa yang menyatakan selalu mencatat hal-hal yang penting walaupun guru PAI tidak memerintahkan, siswa yang menyatakan kadang-kadang mencatat hal-hal yang penting walaupun guru PAI tidak memerintahkan sebanyak 29,2%, siswa yang menyatakan sering mencatat hal-hal yang penting walaupun guru PAI tidak memerintahkan sebanyak 20,8%, dan siswa yang menyatakan tidak pernah mencatat hal-hal yang penting walaupun guru PAI tidak memerintahkan sebanyak 4,2%
58
Dengan demikoan dapat diambil kesimpulan bahwa ketika guru PAI menyampaikan materi, siswa mencatat hal-hal yang penting walaupun guru PAI tidak memerintahkannya. Tabel 4. 25 Mengetahui manfaat belajar PAI NO
Alternatif Jawaban
N
%
1
Selalu
20
83,3%
2
Sering
1
4,2%
3
Kadang-kadang
3
12,5%
4
Tidak Pernah
-
-
24
100 %
Jumlah
Tabel di atas menunjukkan bahwa 83,3% siswa menyatakan selalu mengetahui manfaat belajar PAI, siswa yang menyakan kadang-kadang mengetahui manfaat belajar PAI sebanyak 12,5%. dan siswa yang menyakan sering mengetahui manfaat belajar PAI sebanyak 4,2%. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa siswa mengetahui manfaat
belajar PAI.
C. Analisis Data Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang mudah dibaca dan diinterprestasikan. Dalam proses ini digunakan statistik yang salah satu fungsinya adalah untuk menyederhanakan data penelitian yang besar jumlahnya menjadi informasi yang lebih sederhana dan mudah dipahami. Maka tehnik yang digunakan adalah rumus product moment, karena dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang perlu mendapat kejelasan, apakah terdapat hubungan antara kedua variabel atau tidak terdapat hubungan. Kedua variabel tersebut ialah minat belajar dan prestasi belajar siswa pada bidang studi PAI.
59
Tabel 4. 26 Nilai Hasil Angket dan Nilai Raport Siswa dalam Mata Pelajaran PAI NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
NAMA M Fazri Alief R Afrizal Junaedi A Basit Zaenal A Yulinda Putri Delia Angga R Ahmad Fauzi A Rahman Fadlan Siti Fadilah Nova Tri Regina Kristina Fazar Vika. R Ida Ratna Budi R Hari Sanjaya Manarul Andika JUMLAH
Kelas
HASIL ANGKET
VII VII VII VII VII VII VII VII VII VII VII VII VIII VIII VIII VIII VIII VIII VIII VIII VIII VIII VIII VIII
49 77 55 56 48 58 50 47 58 67 57 49 62 53 57 39 51 55 68 54 57 55 55 63
1340
NILAI MID SEMESTER 75 80 80 83 75 75 60 60 81 82 88 70 70 70 60 60 60 70 80 60 60 70 80 80 1729
Tabel 4. 27 Perhitungan Angka Indeks Korelasi antara Variabel X (Minat Belajar) dan Variabel Y (Prestasi Belajar Siswa pada Bidang Studi PAI) No 1 2 3 4
X 49 77 55 56
Y 75 80 80 83
XY 3675 6160 4400 4648
X² 2401 5929 3025 3136
Y² 5625 6400 6400 6889
60
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 JUMLAH
75 75 60 60 81 82 88 70 70 70 60 60 60 70 80 60 60 70 80 80 1729
48 58 50 47 58 67 57 49 62 53 57 39 51 55 68 54 57 55 55 63
1340
3600 4350 3000 2820 4698 5494 5016 3430 4340 3710 3420 2340 3060 3850 5440 3240 3420 3850 4400 5040 97401
2304 3364 2500 2209 3364 4489 3249 2401 3844 2809 3249 1521 2601 3025 4624 2916 3249 3025 3025 3969 76228
5625 5625 3600 3600 6561 6724 7744 4900 4900 4900 3600 3600 3600 4900 6400 3600 3600 4900 6400 6400 126493
Dari tabel diatas diketahui data sebagai berikut : ∑N ∑X
: 24 : 1340
∑xy ∑X²
: 97401 : 76228
∑Y
: 1729
∑Y²
: 126493
r xy =
NƩ XY – (Ʃ X) (Ʃ Y) √ (NƩ X² - (Ʃ X)²) (NƩ Y² - (Ʃ Y)²)
r xy =
24 X 97401 ─ (1340 x 1729) √ (24 x 76228 ─ (1340)²) x (24 x 126493 ─ (1729)²)
r xy
=
2337624 - 2316860 √ (1829472─ 1795600) x (3035832 ─ 2989441)
=
20764 √ (33872 x 46391)
61
=
20764 √ 1571355952
=
20764 39640,3
= 0, 523 Setelah dilakukan perhitungan secara keseluruhan, maka hasil yang didapat anatara variabel X (Minat Belajar) dan variabel Y (Prestasi Belajar Siswa pada Bidang Studi PAI) diperoleh angka ”r” product moment sebesar 0,523.
Selanjutnya setelah melakukan perhitungan, langkah berikutnya adalah memberikan interprestasi dengan menggunakan tabel nilai ”r” : df = N - nr = 24-2 = 22 Dengan memeriksa table nilai ”r” product moment ternyata df sebesar 22. Pada taraf signifikan 5% r tabel = 0,404; sedangkan pada taraf signifikan 1 % diperoleh r tabel
= 0,515. Maka hasil yang didapat adalah ”r”
hitung
lebih besar baik pada taraf
signifikan 1% (0,523< 0, 0,515) maupun 5% (0,523< 0,404). Dengan demikian dapat diketahui, Hipottesis Nihil (Ho) ditolak sedangkan Hipotesis Alternatif (Ha) diterima. Dari perhitungan ini berarti menunjukkan terdapat korelasi yang signifikan antara Minat Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa pada Bidang Studi PAI. Setelah melakukan uji hipotesis untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel X terhadap variabel Y yang dinyatakan dalam bentuk persen, maka digunakan rumus “Coeficient of Determination” atau koefisien penentu yang dalam hal ini digunakan untuk lebih memudahkan pemberian interprestasi angka indeks korelasi ”r” product moment di atas sebagai berikut: KD = r²x 100% = 0,523² x 100% = 0,2735529 x 100%
62
= 27,35529% Menghitung koofisien determinan dimaksudkan untuk mengetahui besarnya pengaruh yang diberikan oleh minat belajar dengan prestasi belajar siswa pada bidang studi PAI. Dari perhitungan di atas diperoleh hasil koefisien determinan sebesar 27,35529%, hal ini menunjukkan bahwasannya variabel X (Minat Belajar) telah memberikan pengaruh terhadap variabel Y (Prestasi Belajar pada Mata Pelajaran PAI) sebesar 27,35529% dan menunjukkan bahwasannya 72,64471% dari Prestai Belajar siswa dipengaruhi oleh faktor lain. Faktor tersebut kemungkinan dapat juga disebabkan oleh faktor internal atau faktor eksternal siswa
D. Interprestasi Data Setelah pengujian hipotesis dilakukan maka dapat diperoleh hasilnya Hipotesisi Nihil yang diajukan ditolak, sedang Hipotesis Alternatif diterima berarti adanya pengaruh minat belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI yang dapat dilihat dari angket. Minat merupakan kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus menerus. Minat ini erat kaitannya dengan perasaan terutama perasaan senang, karena itu dapat dikatakan minat itu terjadi karena sikap senang kepada sesuatu. Orang yang berminat kepada sesuatu berarti sikapnya senang kepada sesuatu itu.1 Faktor internal lain yang mempengaruhi minat belajar adalah faktor psikis, yaitu kondisi kejiwaan yang berkaitan dengan perasaan atau emosi, motivasi, bakat, inteligensi, dan kemampuan dasar dalam suatu bidang yang akan dipelajari. Adapun faktor eksternal adalah segala sesuatu yang mempengaruhi tumbuhnya minat belajar siswa yang berada di luar diri siswa. Faktor eksternal terbagi atas lingkungan sosial dan lingkungan nonsosial. Lingkungan sosial yang dimaksud adalah meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan 1
Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan,(Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2007), h. 84.
63
lingkungan masyarakat.2Adapun Lingkungan non sosial adalah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu yang digunakan siswa. Faktor penghambat prestasi belajar siswa yaitu: kurangnya buku-buku yang disediakan oleh sekolah untuk menunjang dan menambah pengetahuan siswa, kurangnya motivasi yang di berikan oleh guru dan orang tua dalam meningkatkan prestasi belajar siswa serta fasilitas sarana dan prasarana sekolah yang kurang memadai.3 Usaha yang dilakukan oleh guru PAI dalam menanggulangi hambatan kurangnya minat belajar siswa untuk meningkatkan prestasi belajar adalah metode yang dilakukan ketika proses kegiatan belajar mengajar berlangsung dibuat semenarik mungkin, seperti dengan permainan, membuat yel-yel dan memberikan hadiah menarik untuk siswa yang rajin dan berprestasi dalam mata pelajaran PAI. Selain metode yang digunakan bervariasi, guru PAI juga menambah jam pelajaran di luar jam sekolah, hal ini dilakukan agar siswa yang belum faham dalam materi pelajaran dapat menanyakan dan sebagai pemantapan materi bagi siswa. 4 Kurangnya fasilitas sarana dan prasarana menjadikan guru PAI kreatif dalam menciptakan suasana kelas yang kondusif ketika proses belajar mengajar berlangsung. Guru mempersiapkan pengajaran dengan sebaik mungkin, sehingga menumbuhkan minat belajar siswa untuk belajar PAI. Guru dan siswa saling bekerja sama dalam proses belajar mengajar berlangsung. Dari faktor pendukung dan penghambat di atas dapat dilihat bahwa antara teori dengan realita yang terjadi saat ini tentang prestasi belajar siswa pada bidang studi PAI sama, yaitu minat belajar banyak mempengaruhi prestasi belajar siswa. Ini juga terbukti dari beberapa penelitian mengatakan minat belajar dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa.
2
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan: Suatu Pendekatan Baru (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996), h. 130-139. 3 Hasil Wawan Cara dengan Guru Pendidikan Agama Islam SMP Dwi Putra Ciputat, Pada Hari Kamis 19 Mei 2011 jam 10.00 4 Hasil Wawan Cara dengan Guru Pendidikan Agama Islam SMP Dwi Putra Ciputat, Pada Hari Kamis 19 Mei 2011 jam 10.00
64
Dari perhitungan hasil koofisien determinan sebesar 27,35529%, hal ini menunjukkan bahwasannya variabel X (minat belajar) telah memberikan pengaruh terhadap variabel Y (prestasi belajar pada mata pelajaran PAI) dan menunjukkan bahwasannya 72,64471% dari prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh faktor lain. Faktor tersebut kemungkinan dapat juga disebabkan oleh faktor internal atau faktor eksternal siswa. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri seseorang seperti sifat, bakat, keturunan dan sebagainya. Sedangkan faktor eksternal yaitu faktor yang berada di luar diri seseorang yang dapat mempengaruhi mental seseorang. Lingkungan eksternal yang paling dekat dengan seorang manusia adalah keluarga, sekolah dan masyarakat. Pengawasan dan motivasi yang harus dilakukan oleh orang tua adalah selalu mendampingi siswa ketika belajar dan membantu siswa ketika mengalami kesulitan dalam belajar. Senantiasa memberikan motivasi kepada siswa untuk selalu bersungguh-sungguh dalam belajar. Kerja sama antara orang tua dan guru dalam menumbuhkan minat belajar siswa sangat dibutuhkan, karena tanpa bantuan orang tua maka guru tidak bisa bekerja sendiri begitu juga sebaliknya tanpa bantuan guru maka orang tua tidak bisa bekerja sendir untuk menjadikan siswa yang berprestsi.5 Dari penjelasan di atas maka peneliti dapat memberi jawaban terhadap rumusan masalah yang ada di BAB I yaitu terdapat korelasi yang sedang atau cukup antara minat belajar terhadap hasil belajar siswa pada bidang studi PAI. Ini dapat dilihat dari hasil r
hitung
lebih besar dari r
tabel
dalam dalam taraf signifikan
5% (0,523> 0,404) atau 1% (0,523>0,515), dengan demikian hipotesis diterima.
5
Hasil Wawan Cara dengan Guru Pendidikan Agama Islam SMP Dwi Putra Ciputat, Pada Hari Kamis 19 Mei 2011 jam 10.00
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan mengenai pengaruh minat belajar siswa terhadap prestasi siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dari bab 1 sampai 4. Maka penulis simpulkan bahwa: minat belajar siswa dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa SMP Dwi Putra Ciputat. Hal ini dapat dilihat dari terdapat korelasi yang sedang atau cukup antara pengaruh minat belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa . Ini dapat dilihat dari hasil r lebih besar dari r
tabel
hitung
dalam dalam taraf signifikan 5% (0,523 > 0, 404) atau 1%
(0,523 > 0,515), dengan demikian hipotesis diterima. Semakin siswa memiliki minat belajar yang tinggi maka prestasi yang dihasilkan siswa semakin baik. B. Saran Prestasi belajar merupakan hasil belajar yang dicapai setelah melalui proses kegiatan belajar mengajar. Prestasi belajar dapat ditunjukkan melalui nilai yang diberikan oleh seorang guru dari jumlah bidang studi yang telah dipelajari oleh peserta didik. Setiap kegiatan pembelajaran tentunya selalu mengharapkan akan mengahasilkan pembelajaran yang maksimal, untuk mencapai itu semua maka diperlukan minat belajar yang tinggi. Dengan demikian sumbangan yang ingin penulis berikan adalah: 1. Kepada pihak kepala sekolah dan guru hendaknya selalu memantau keadaan anak didik ketika berada di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah dan 65
66
selalu memberikan arahan atau penyuluhan dan memberikan pendekatan yang baik untuk dapat menumbuhkan minat belajar siswa, sehingga prestasi belajar siswa terus meningkat. 2. Kepada guru PAI diharapkan dapat memberikan arahan kepada siswa untuk terus meningkatkan minat belajar dalam mencapai prestasi belajar yang baik. Guru PAI diharapkan terus memperkaya ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga dapat memberikan pengetahuan yang luas kepada siswa, sera selalu kreatif dalam melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar 3. Kepada orang tua hendaknya selalu memantau dan menemani siswa ketika belajar, sehingga kesulitan belajar yang dialami siswa dapat terbantu dengan adanya orang tua yang selalu menemani siswa dalam belajar. Orang tua juga diharapkan untuk selalu
memberikan motivasi kepada siswa dalam
menumbuhkan minat abelajar siswa dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.
DAFTAR PUSTAKA Al-Qur’an dan Terjemahnya, Bandung: Mizan Pustaka, 2009 Arief, Armai, Pengantar Ilmu Pendidikan Islam Jakarta: Ciputat Press, 2000 Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Syaiful, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2002 Bahri Djamarah, Syaiful, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2008 Bukhari, Mukhtar, Teknik Evaluasi dalam Pendidikan, Jakarta: Rajawali Press, 1984 Darajat, Zakiah, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1996 Depdikbud Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta: Dirjen Depdikbud, 1995 Direktorat jendral pendidikan islam, Departeman Agama RI, Undang undang dan peraturan pemerintah RI tentang pendidikan 2006 H. Djaali, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Bumi Askara, 2008. M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, Cet. 1, 1997. Mahmud Hanan, Attia, Bimbingan Pendidikan dan Pekerjaan, Jakarta: Bulan Bintang, 1987 Majid dan Dian Andayani, Abdul, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi: Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004 Nashar, Peranan Motivasi dan Kemampuan Awal dalam Kegiatan Pembelajaran, Jakarta: Delia Press, Cet. II, 2004 Purwanto, M. Ngalim, Psikologi Pendidikan Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990 Rachman Abror, Abdul,Psikologi Pendidikan, Yogyajarta: Tiara Wacana, 2001 Rahman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab, Abdul, Psikologi: Suatu Pengantar, Jakarta: Prenada Media, 2004 Rochman Shaleh, Abdul, Pendidikan Agama dan Keagamaan, Jakarta: Gemawindu Pancaperkasa, 2000
60
61
Sabri, Alisuf, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2007 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Cipta, Cet. V, 1995
yang Mempengaruhinya Jakarta: Rineka
Soerdjabrata, Soemadi, Psikologi Pendidikan, Jakarta: CV. Rajawali, 1981 Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008 Suralaga, Fadhilah dkk Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Islam, Ciputat: UIN Jakarta Press, 2005 Syah, Muhibbin, Psikologi Belajar, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2001 _____, Psikologi Pendidikan: Suatu Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996 Syamsudin Makmun, Abin, Psikologi Pendidikan, Bandung: IKIP, 1986 Tim Dosen IAIN Sunan Ampel Malang, Dasar-dasar Kependidikan Islam, Surabaya: Karya Abditama, 1996 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2008 Poerwadarminta, W.J.S,Kamus Umum Bahasa Indonesia Jakarta: Balai Pustaka, 1976 Winkel, W.S, Psikologi Pengajaran, Jakarta: Grasindo, Cet. 4, 1996 Zuhairini, Metode Khusus Pendidikan Agama Islam, Surabaya: Usaha Nasional, Cet. 8, 1993
UJI REFERENSI
Seluruh referensi yang digunakan dalam penelitian skripsi dengan judul “Pengaruh Minat Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Bidang Studi PAI” yang disusun oleh ABDUL ROHIM, NIM 106011000047. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, telah disetujui kebenarannya oleh dosen pembimbing skripsi pada hari Senin, 27 Juni 2011.
Jakarta, 27 Juni 2011 Dosen Pembimbing
Drs. H. M. Alisuf Sabri NIP. 150 033 454
DAFTAR REFERENSI
No.
1
No Footnote
Bab
1
Halaman Skripsi
1 1
2
2
2 1
3
3
2 1
4
4
5
5
1
2
3 1
6
1
2
6
7
2
2
7
8
3
2
7
9
4
2
7
10
5
2
7
11
6
2
8
Referensi
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2001), h. 130-132 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2007), h. 84. M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), h. 235. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan..., h. 85. Direktorat jendral pendidikan islam, departeman agama RI, Undang undang dan peraturan pemerintah RI tentang pendidikan 2006 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2008), h. 957 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2007), h. 84. Muhubbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, 2001), hal.136 H. Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Askara, 2008), hal 121. Abdul Rahman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab, Psikologi: Suatu Pengantar (Jakarta: Prenada Media, 2004), h. 263. Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa
Paraf
Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2008), h. 24. 12
7
2
8
13
8
2
8
14
9
2
8
15
10
2
8
16
11
2
9
17
12
2
10
18
13
2
11
19
14
2
12
20
15
2
13
21
16
2
13
22
17
2
13
23
18
2
13
24
19
2
13
25
20
2
13
Fadhilah Suralaga, dkk., Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Ciputat: UIN Jakarta Press, 2005), h. 60. Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), h. 11. M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, t.t), h.84. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan: dengan Pendekatan Baru..., h.. 89-90. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan..., h. 85 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan: Suatu Pendekatan Baru..., h. 130-139. Abd. Rachman Abror ,Psikologi Pendidikan,(Yogyajarta:Tiara Wacana,2001) hal 112 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan..., hal. 58 W.J.S.Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1995), hal. 768 Mukhtar Bukhari, Teknik Evaluasi dalam Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press, 1984), hal. 252 Attia Mahmud Hanan, Bimbingan Pendidikan dan Pekerjaan, (Jakarta: Bulan Bintang, 1987), hal. 118 Abin Syamsudin Makmun, Psikologi Pendidikan, (Bandung: IKIP, 1986), hal. 85 Alisuf Sabri. Psikologi Pendidikan..., hal. 55 Slameto, Belajar dan Faktorfaktor yang Mempengaruhinya
(Jakarta: Rineka Cipta, 1995), ed. Revisi, cet-V, h. 2. 26
21
2
14
27
22
2
14
28
23
2
14
29
24
2
15
30
25
2
15
31
26
2
16
32
27
2
16
33
28
2
16
34
29
2
17
35
30
2
17
36
31
2
17
37
32
2
18
38
33
2
18
39
34
2
19
40
35
2
19
41
36
2
20
42
37
2
21
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h.12. Nashar, Peranan Motivasi dan Kemampuan Awal dalam Kegiatan Pembelajaran (Jakarta: Delia Press, 2004), cet-II, h. 50. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru..., h. 150. W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: Grasindo, 1996), Cet. Ke-4, h. 247. W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran..., h. 247. W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran..., h. 247. W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran..., h. 247. W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran..., h. 247. W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran..., h. 248. W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran..., h. 248. W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran..., h. 248. W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran..., h. 248. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan..., h. 99-100. Slameto, Belajar dan Faktorfaktor yang memepengaruhinya..., hal. 54 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1997), cet ke-1, hal. 56 Slameto, Belajar dan Faktorfaktor yang memepengaruhinya..., hal. 61 Soemadi Soerdjabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: CV. Rajawali, 1981), hal.21
43
38
2
22
44
39
2
22
45
40
2
23
46
41
2
23
47
42
2
23
48
43
2
24
49
44
2
25
50
45
2
26
51
46
2
26
52
1
3
33
53
1
4
55
54
2
4
56
M. Dalyono, Psikologi Pendidikan..., hal. 60 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1976), h. 250. Tim Dosen IAIN Sunan Ampel Malang, Dasar-dasar Kependidikan Islam (Surabaya: Karya Abditama, 1996), h. 6. Abd. Rochman Shaleh, Pendidikan Agama dan Keagamaan (Jakarta: Gemawindu Pancaperkasa, 2000), h. 31. Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam,( Jakarta: Bumi Aksara, 1996),, h. 86. Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi: Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004 (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), h. 135. Zuhairini, Metode Khusus Pendidikan Agama Islam, (Surabaya: Usaha Nasional, 1993), Cet. Ke-8, h. 11. Armai Arief, Pengantar Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Ciputat Press, 2000), h. 19. Depdikbud Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, (Jakarta: Dirjen Depdikbud, 1995), cet. Ke-3. h. 2. Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), hal. 206 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2007), h. 84. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan: Suatu Pendekatan Baru (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1996), h. 130-139.
55
3
4
56
56
4
4
56
57
5
4
57
Hasil Wawan Cara dengan Guru Pendidikan Agama Islam SMP Dwi Putra Ciputat, Pada Hari Kamis 19 Mei 2011 jam 10.00 Hasil Wawan Cara dengan Guru Pendidikan Agama Islam SMP Dwi Putra Ciputat, Pada Hari Kamis 19 Mei 2011 jam 10.00 Hasil Wawan Cara dengan Guru Pendidikan Agama Islam SMP Dwi Putra Ciputat, Pada Hari Kamis 19 Mei 2011 jam 10.00
ANGKET UNTUK SISWA a) b) c) d)
Perhatikan dan pahamilah pertanyaan dengan baik Berikan tanda silang pada jawaban yang kamu anggap paling tepat Pendapat kamu tidak akan berpengaruh pada nilai raport Angket ini hanya kepentingan ilmiah, maka diharapkan jawaban yang objektif dan jujur
Nama : Kelas : 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Saya cepat datang ke Sekolah jika hari itu ada pelajaran PAI a Selalu
b. Sering
b Kadang-kadang
d. Tidak pernah
Saya membawa buku paket PAI ketika ada pelajaran PAI a Selalu
b. Sering
b Kadang-kadang
d. Tidak pernah
Guru mata pelajaran PAI menyenangkan a Selalu
b. Sering
b Kadang-kadang
d. Tidak pernah
Saya betah di kelas ketika pelajaran PAI berlangsung a Selalu
b. Sering
b Kadang-kadang
d. Tidak pernah
Saya duduk di depan ketika pelajaran PAI beralangsung a Selalu
b. Sering
b Kadang-kadang
d. Tidak pernah
Saya mengajukan pertanyaan jika ada yang tidak saya mengerti pada pelajaran PAI a Selalu
b. Sering
b Kadang-kadang
d. Tidak pernah
Saya tidak suka diganggu ketika pelajaran PAI berlangsung a Selalu
b. Sering
b Kadang-kadang
d. Tidak pernah
Saya konsentrasi mendengar dan memperhatikan penjelasan guru PAI a Selalu
b. Sering
b Kadang-kadang
d. Tidak pernah
9.
Saya berperan aktif dalam pelajaran PAI a Selalu
b. Sering
b Kadang-kadang
d. Tidak pernah
10. aktif dalam kegiatan diskusi di dalam kelas a Selalu
b. Sering
b Kadang-kadang
d. Tidak pernah
11. Saya tidak takut mengeluarkan pendapat dalam pelajaran PAI a Selalu
b. Sering
b Kadang-kadang
d. Tidak pernah
12. Saya akan tetap belajar walaupun tidak ada ujian a Selalu
b. Sering
b Kadang-kadang
d. Tidak pernah
13. Saya mengikuti kegiatan yang berhubungan dengan PAI diluar sekolah a Selalu
b. Sering
b Kadang-kadang
d. Tidak pernah
14. Saya mengulangi pelajaran PAI di rumah a Selalu
b. Sering
b Kadang-kadang
d. Tidak pernah
15. Saya rutin membaca buku-buku PAI a Selalu
b. Sering
b Kadang-kadang
d. Tidak pernah
16. Saya membaca buku-buku PAI untuk menjamin nilai raport tinggi a Selalu
b. Sering
b Kadang-kadang
d. Tidak pernah
17. Saya senang bila guru agama memberi pekerjaan rumah a Selalu
b. Sering
b Kadang-kadang
d. Tidak pernah
18. Bila guru PAI memberikan ulangan mendadak maka saya siap a Selalu
b. Sering
b Kadang-kadang
d. Tidak pernah
19. Ketika guru PAI menyampaikan materi, saya mencatat hal-hal yang penting walaupun guru PAI tidak memerintahkan. a Selalu
b. Sering
b Kadang-kadang
d. Tidak pernah
20. Saya mengetahui manfaat belajar PAI a Selalu
b. Sering
b Kadang-kadang
d. Tidak pernah
Nilai Hasil Angket dan Nilai Raport Siswa dalam Mata Pelajaran PAI NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
NAMA Arjuna R.f Andika.A Alief R Aputri Afrizal M Fazar Yuliinda Kristina Debby Dhea Astrida Dian nina tyas Fadlan Hari Sanjaya Ratna W Vika Rahmawati Ida Ratna Nova Budi Restu Fajar putra.p Tri Regina Siti Rahmawati Marcelina Yolanda Rahmansyah Siti Fadilah JUMLAH
Kelas
HASIL ANGKET
VII VII VII VII VII VII VII VII VII VII VII VII VIII VIII VIII VIII VIII VIII VIII VIII VIII VIII VIII VIII
49 77 55 56 48 58 50 47 58 67 57 49 62 53 57 39 51 55 68 54 57 55 55 63
1340
NILAI MID SEMESTER 75 80 80 83 75 75 60 60 81 82 88 70 70 70 60 60 60 70 80 60 60 70 80 80 1729
PAI
BERITA WAWANCARA Wawancara ke
:1
Hari/Tanggal
: Rabu, 18 Mei 2011
Tempat Wawancara : SMP Dwi Putra Ciputat Responden
: Kepala Sekolah SMP Dwi Putra
Daftar Pertanyaan!
1. Bagaimana Biografi berdirinya SMP Dwi Putra dan sudah berapa lama sekolah ini dibangun? Jawab: SMP Dwi Putra merupakan lembaga pendidikan yang berada dalam naungan Yayasan Sosial dan pendidikan Ar-rachmat yang didirikan pada tahun 1987, oleh dua putra Bapak H. Achmat Nasution, yaitu DR. H. Adnan Buyung Nasution dan H. Sjamsi Buyung Nasution yang bertujuan untuk mempasilitasi pendidikan bagi masyarakat sekitar. Dan sekolah ini 24 tahun berdiri.
2. Bagaiman keadaan sekolah saat ini (Penerimaan siswa baru, proses pembelajarannya, peran serta masyarakat sekitar)? Jawab: Penerimaan siswa baru SMP Dwi Putra Tahun ajaran 2010/2011 sebanyak siswa, untuk proses pendidikan dilaksanakan mulai pukul 07:00 s/d 13:00 WIB, dan masyarakat sekitar sangat berperan dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah ini sampai banyak masyarakat sekitar sini yang menitipkan anaknya disekolahkan disekolah kami.
3. Kurikulum apa yang digunakan di sekolah ini dan bagaimana struktur kurikulumnya?
Jawab: Kurikulum yang kami laksanakan yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang mengacu pada setandar nasionalpendidikan bertujuan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional.
4. Bagaimana keadaan peserta didik di sekolah ini? Jawab: Peserta didik di sekolah ini berjumlah 160 siswa, dan peserta didik di sekolah ini adalah masyarakat sekitar yang perekonomiannya kebanyakan menengah kebawah dan kesadaran akan pendidikan masih sangatlah minim.
5. Bagaimana keadaan pendidik atau tenaga kependidikan di sekolah ini? Jawab: Guru-guru di SMP Dwi Putra mayoritas lulusan Universitas Negeri dan Universitas suwasta, dan jumlah tenaga pendidik di sekolah ini berjumlah 29 orang termasuk Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah Kesiswaan, Wakil Kepala Sekolah Kurikulum, dan 26 orang guru.
Mengetahui, Kepala sekolah SMP Dwi Putra
Fuad Gagarin Siregar MM
PEDOMAN WAWANCARA Wawancara ke
:2
Hari/tanggal
: Rabu, 18 Mei 2011
Tempat Wawancara : SMP Dwi Putra Ciputat Responden
: Guru Bidang Study PAI
Daftar Pertanyaan!
1. Berapa lama bapak mengajar di sekolah ini? 2. Berapa jumlah jam dalam satu minggu bapak mengajar? 3. Dalam proses belajar mengajar kendala apa saja yang sering bapak hadapi? 4. Usaha apa saja yang dilakukan oleh bapak dalam meningakatkan minat belajar siswa? 5. Bagaiman upaya yang dilakukan bapak untuk menghasilkan prestasi belajar siswa yang baik dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung tersebut? 6. Tindakan preventif apakah yang bapak lakukan untuk menghindari perilaku siswa yang mengganggu dalam proses belajar mengajar? 7. Faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa setelah pelajaran selesai? 8. Usaha apa saja yang dilakukan oleh bapak dalam menciptakan suasana kelas yang kondusif dalam proses belajar mengajar? 9. Metode apa yang diterapkan oleh bapak dalam mengajar bidang study PAI?
No Lampiran Hal
Jakarla,l9Juli 2010
: Istimewa :1(Satu)berkas : PengajuanProposal Skripsi
Kepadayang terhormat ' Ketua JurusanPendidikanAgama Islam FakultasIlmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta AssalamualaikumWr. Wb.. Semoga Bapak senantiasa berada dalam lindungan Allah SWT dan senantiasa mendapatrahmat dan maghfirah-Nya, amien. Selanjutnyasaya yang bertandatangan di bawah ini:
Nama NIM Jurusan Fakultas
ABDUL ROHIM 10601 1000047 PendidikanAgamaIslam(PAI) Ilmu TarbiyahdanKeguruan
judul skripsidengan bermaksudmengajukan Setelahmelakukanstudipendahuluan, ..PENGARUH MINAT BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PAI Judul: TERIIADAP HASIL BELAJAR''(Studi di sekolahSMPDwi PutraCiputat).Sebagai bahan pertimbangan,saya lampirkan proposal skripsi, outline, dan daftar pustaka sementara. Demikian surat ini saya sampaikan,kurang dan lebihnya saya mohon maaf yang Ihu khair uI j aza' sebe sar-bes amya,j azalatmul Wassalamualaikum Wr. Wb.. Pemohon,
skripsi,
(tut AB NIPJ
r 8 1 9 8 7 0210 0 r
1060 000047