PENGARUH METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH BERBANTUAN READING GUIDE TERHADAP PENGUASAAN KONSEP PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA KELAS VIII SMPN 30 PEKANBARU TAHUN AJARAN 2014/2015 Raudhah Awal, Nopiana Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Lancang Kuning Jl. Yos Sudarso, KM. 8 Rumbai
[email protected] ABSTRACT The purpose of this research is to know the effect of learning make a match method assisted reading guide on students concept comprehension of the subject maters human digestive system in class VIII SMPN 30 Pekanbaru. This research conducted on November 2014. The method of this research used was quasi experiment with the nonequivalent pretest-posttest control group design. The sampel of this research were students of VIII1 and VIII3 with using simple total sampling technique. The data was analyzed in the from of t-test. The data where collected by pretest, posttest and observations. The mean of N-gain at experiment class was 0,77 categorized at hight level, while at control class was 0,36 Categorized at medium level. So it can be conduded that there was a significant effect teacher learning and student’s activity of the subject matters human digestive system in class VIII SMPN 30 Pekanbaru academic Year 2014/2015. Key words: make a match, reading guide, concept comprehension, digestive system. keuletan
Pendahuluan Salah
satu
meningkatkan
usaha
mutu
untuk
pendidikan
adalah dengan cara memperbaiki
dan
sikap
terbuka
disamping dalam situasi belajar dan mengajar yang lebih aktif. Pelaksanaan
pelajaran
yang
proses belajar mengajar. Belajar
baik tidak terlepas dari rencana atau
mengajar
persiapan yang baik. Oleh karena itu
pada
dasarnya
adalah
interaksi atau hubungan timbal balik
dalam
antara pendidik dan peserta didik.
pengajaran
Oleh
dalam
pembuatan rencana atau persiapan
kesabaran,
agar proses pembelajaran dapat lebih
karena
mengajar
itu,
dituntut
guru
rangka IPA
pelaksanaan diperlukan
efektif, efisien dan terarah. Efektif
belum pernah di terapkan metode
dalam pencapaian aktifitas, efisien
Make a match disekolah tersebut.
dalam menggunakan waktu, tenaga,
Dari beberapa masalah diatas maka
dana, serta terarah pada pencapaian
ditemukan kenyataan bahwa
tujuan yang ditetapkan (Slameto,
yang
2003).
memuaskan dengan rata-rata 45%
Karena
kehidupan
menyangkut
sehari–hari
berhubungan
dengan
yang manusia,
diperoleh
siswa
hasil kurang
siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimum
(KKM).
hewan tumbuhan serta lingkungan
Dimana KKM yang ditetapkan oleh
disekitar,
sekolah yaitu 70 untuk materi sistem
baik
secara
langsung
maupun tidak langsung. Berdasarkan
observasi
Jika diperhatikan masalah diatas
awal yang telah penulis lakukan
maka kemungkinan siswa kurang
dikelas IX SMPN 30 Pekanbaru
berminat
ditemukan beberapa masalah yang
disebabkan mereka terlalu sepele
sering
dalam belajar.
dihadapi
hasil
pencernaan makanan pada manusia.
guru
dikelas.
terhadap
pembelajaran
Masalah-masalah tersebut adalah (a)
Beberapa permasalahan yang
Siswa kurang aktif dalam proses
ada tersebut merupakan salah satu
belajar mengajar, (b) ketika diadakan
hal
kerja kelompok siswa kurang mau
pembelajaran seperti halnya pada
bekerja sama dalam proses belajar,
materi sistem pencernaan makanan
hanya sebagian kecil siswa yang
pada manusia yang sulit untuk
bekerja sedangkan yang lain tidak
dipelajari,
ikut bekerja dan siswa beranggapan
metode pembelajaran yang tepat
bahwa belajar kelompok itu hanya
untuk mencapai hasil belajar di atas
bermain-main
KKM. Salah satu upaya untuk
sehingga
kelas
yang
menghambat
sehingga
proses
memerlukan
menjadi ribut (c) terbatasnya sumber
peningkatan
keberhasilan
materi
belajar siswa, siswa tidak memiliki
sistem pencernaan makanan pada
buku paket, buku pegangan mereka
manusia yaitu dengan menggunakan
hanya Lembar Kerja Siswa (LKS)
metode pembelajaran make a match
yang disediakan dari sekolah (d)
dengan berbantuan reading guide
sebagai
bantuan
memudahkan
mereka
dalam
untuk
pemonitor dan fasilitator. Metode
memahami
pembelajaran make a match ini
konsep yang akan diajarkan.
cocok diterapkan dalam segala jenis
Metode pembelajaran make a
mata pelajaran dan semua jenjang
match merupakan metode dimana
pendidikan. Penelitian ini merupakan
siswa belajar dengan cara mencari
penelitian quasi experimental dengan
pasangan. Salah satu keunggulan
the maching only (Sugiyono, 2010).
metode ini adalah siswa mencari
Penelitian ini telah dilaksanakan
pasangan sambil belajar mengenai
pada tanggal 17-22 November 2014
suatu konsep atau topik dalam
Semester ganjil di Kelas VIII SMPN
suasana
30
yang
menyenangkan.
Metode
pembelajaran
sebagai
alternatif
ini lain
lahir
Pekanbaru
2014/2015.
tahun
pelajaran
Populasi
dalam
untuk
penelitian adalah seluruh siswa kelas
mengefektifkan proses pembelajaran
VIII SMPN 30 Pekanbaru tahun
disekolah. Pada dasarnya, metode
pelajaran 2014/2015 yang berjumlah
pembelajaran make a match ini
7 kelas paralel yaitu kelas VIII.1,
melibatkan
yang
VIII.2, VIII.3, VIII.4, VIII.5, VIII.6,
saling
& VIII.7. Jumlah sampel yang
materi
memungkinkan
ajar
siswa
membantu dan mendukung ketika
ditetapkan
mereka belajar materi dan bekerja
Pengambilan sampel dengan cara
saling
simple random sampling yaitu Kelas
tergantung
untuk
(interdependen)
menyelesaikan
adalah
2
kelas.
tugas.
VIII.1 yang berjumlah 38 siswa
Keterampilan sosial yang dibutuhkan
tersebut digunakan sebagai kelas
dalam usaha berkolaborasi harus
eksperimen
dipandang
dalam
metode pembelajaran make a match
keberhasilan menyelesaikan tugas
dengan berbantuan Reading guide.
kelompok. Keterampilan ini dapat
Kelas VIII.3 yang berjumlah 38
diajarkan kepada siswa dan peran
siswa sebagai kelas kontrol dengan
siswa
pembelajaran
dapat
memfasilitasi
penting
ditentukan proses
untuk
kelompok.
Dalam hal ini guru berperan sebagai
Parameter
dengan
yang
penerapan
konvensional. diamati
dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Penguasaan konsep dilihat dari
hasil belajar siswa dengan materi
ketuntasan belajar siswa.
sistem pencernaan makanan pada
2. Aktivitas guru dalam proses
manusia pada siswa kelas VIII
kegiatan
belajar
mengajar
SMPN 30 Pekanbaru, data hasil
dapat
dievaluasi
melalui
Pretest maupun Posttest, dianalisis
lembar
observasi
aktivitas
untuk melihat skor hasil tes. Untuk
guru. 3. Aktivitas
siswa
untuk
melihat
peningkatan
konsep
dihitung
pemahaman
dengan
N-gain
mengukur aktivitas digunakan
(Meltzer, 2012). Adapun rumusanya
lembar
sebagai berikut :
observasi
aktivitas
siswa. N-Gain = Spost – Spre Smaks – Spre Keterangan : Spost = Skor posttest
Teknik Pengumpulan Data Data
hasil
belajar
Spre = Skor pretest
siswa
Smaks = Skor maksimal idea
dikumpulkan melalui posttest dan pretest data ini juga dilakukan dengan cara mengamati penguasaan
Hasil Dan Pembahasan
konsep siswa tersebut dalam proses
Berdasarkan hasil penelitian
belajar mengajar melalui lembar
yang telah dilakukan pada tanggal
belajar siswa. Teknik tes digunakan
17-22 November 2014 dikelas VIII1
untuk mengambil data hasil belajar
sebagai kelas eksperimen dan VIII3
ranah kognitif. Analisis data secara
sebagai
kuantitatif
rekapitulasi
dilakukan
untuk
mengetahui besarnya peningkatan
berikut:
kelas
kontrol
data pretest
diperoleh sebagai
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Nilai Pretest Hasil No
Kelas
n
1 2
Kontrol Eksperimen
38 38
Nilai ideal 100 100
Nilai Nilai Minimum Maximum 16,65 19,98
36,63 39,96
Rerata 28,21 29,70
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat
Rerata pretest kelas kontrol adalah
dilihat nilai minimum pretest kelas
28,21 dan pada kelas eksperimen
kontrol adalah 16,65 sedangkan pada
29,70. Data hasil nilai pretest diatas
kelas eksperimen adalah 19,98. Hasil
dapat dilihat pada Lampiran 17.
nilai maksimum pretest kelas kontrol adalah
36,63
sedangkan
nilai
Sedangkam
rekapitulasi data
posttest nya adalah sebagai berikut:
maksimum kelas eksperimen 39,96. Tabel 4.5 Statistik Deskriptif Nilai Posttest Hasil No
kelas
n
Nilai Ideal
Nilai
Nilai
Rerata
Minimum Maximum
1
Kontrol
38
100
43,29
66,60
54,33
2
Eksperimen
38
100
63,27
93,24
84,38
Perbandingan rerata posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen
juga dapat dilihat pada diagram batang berikut ini:
Gambar 4.3 Diagram Batang Rerata N-gain Kelas Kontrol dan Eksperimen Berdasarkan Gambar 4.3 dapat dilihat
rerata
eksperimen
N N-gain
kontrol adalah 0,36 kategori sedang.
tinggi
Berikut ini merupakan data
dibandingkan rerata N-gain kelas
hasil N-gain persiswa pada kelas
kontrol. Rerata N-gain gain untuk kelas
kontrol
eksperimen adalah 0,77 kategori
digambarkan dengan diagram garis:
1 0,9 0,8 0,7 0,6 0,5 0,4 0,3 0,2 0,1 0
lebih
kelas
tinggi sedangkan rerata N-gain kelas
0,91 0,9 0,92 0,89 0,87 0,87 0,9 0,86 0,86 0,86 0,85 0,84 0,82 0,81 0,8 0,81 0,82 0,83 0,8 0,83 0,79 0,77 0,76 0,75 0,71 0,7 0,74 0,71 0,74 0,71 0,7 0,670,7 0,67 0,65 0,64 0,62 0,54 0,5 0,5 0,5 0,48 0,45 0,43 0,43 0,42 0,42 0,42 0,41 0,41 0,4 0,4 0,38 0,370,4 0,35 0,35 0,370,36 0,37 0,35 0,36 0,37 0,33 0,29 0,26 0,26 0,3 0,290,29 0,25 0,25 0,25 0,25 0,24 0,23
dan
eksperimen
kontrol eksperimen
1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 37
Gambar 4.4 Diagram Garis N-gain per Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
yang
Data N-gain kelas kontrol dan kelas
eksperimen
homogenitas dan N-Gaain tersebut
kemudian
berdistribusi normal dan homogen,
dianalisis dengan melakukan uji
maka untuk uji hipotesis digunakan
normalitas, uji homogenitas dan uji
uji-t hal ini sesuai dengan pendapat
hipotesis
Sugiyono (2007) data hasil pretest
komparatif.
Jika
data
berdistribusi normal dan mempunyai
dan
varian yang homogen. Tetapi jika
normal
dan
homogen
maka
data tidak berdistribusi normal dan
menggunakan
statistic
non
homogen maka digunakan statistik
parametrik yaitu U Mann-Whitney
non
Test.
parametrik,
dengan
salah
menggunakan
U
satunya Mann-
Whitney test.
posttest,
jika
berdistribusi
Peningkatan
penguasaan
konsep yang terdapat diatas sesuai
Berdasarkan hasil analisis nilai
dengan
penelitian
yang
telah
N-gain pada Tabel 4.9 menunjukan
dilakukan oleh Ernawati (2013) yang
terjadinya peningkatan penguasaan
menyatakan
konsep
sistem
pembelajaran kooperatif tipe make a
pencernaan makanan pada manusia
match berpengaruh positif terhadap
dimana hasil nilai kelas eksperimen
hasil belajar siswa, serta penelitian
lebih tinggi dibandingkan hasil nilai
yang telah dilakukan oleh Hidayat
kelas kontrol. Adapun rerata nilai N-
(2014)
gain kelas eksperimen 0,77 kategori
terdapat pengaruh penerapan model
tinggi sedangkan rerata N-gain pada
pembelajaran kooperatif make a
kelas kontrol 0,36 kategori sedang.
match terhadap peningkatan hasil
Hal
belajar
ini
pada
materi
terjadi
karena
terdapat
bahwa
model
yang menyatakan
siswa.
Peningkatan
perbedaan signifikan antara kelas
penguasaan
kontrol
dengan
materi sistem pencernaan makanan
pembelajaran konvensional dan kelas
pada manusia terjadi pada kelas
eksperimen dengan menggunakan
eksperimen menggunakan metode
metode pembelajaran make a match
pembelajaran
berbantuan
guide.
berbantuan reading guide sehingga
Berdasarkan uji normalitas dan uji
membuat siswa lebih memahami
yang
belajar
reading
konsep
bahwa
make
siswa
a
pada
match
pelajaran. Hal ini sesuai dengan
dapat disimpulan bahwa metode
pendapat Arikunto (2011), bahwa
pembelajaran make a match selain
usaha yang dilakukan guru dengan
berpengaruh terhadap hasil belajar
cara memberikan motivasi belajar
siswa, metode make a match ini juga
yang
dapat meningkatkan aktivitas belajar
banyak,
menggunakan
bermacam-macam
metode
siswa.
pembelajaran dan menggunakan alat peraga
untuk
mempermudah
melakukan pembelajaran.
Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan penulis, maka dengan ini penulis menyampaikan
Kesimpulan Dari
hasil
penelitian
dan
analisis dapat disimpulkan bahwa
saran-saran sebagai berikut : 1. Kepada guru ataupun pendidik
penggunaan metode pembelajaran
dapat
make a match berbantuan reading
metode make a match untuk
guide
menambah
variasi
dalam
penguasaan konsep siswa kelas VIII1
penyampaian
materi
pelajaran
di
umumnya dan IPA khususnya.
berpengaruh
SMPN
pelajaran
30
terhadap
Pekanbaru
2014/2015.
tahun
Penguasaan
Karena
menerapkan
metode
penggunaan
pembelajaran
konsep siswa berkriteria tinggi pada
make a match berbantuan reading
kelas eksperimen dan hasil belajar
guide dapat menarik perhatian
berkriteria sedang pada kelas kontrol.
siswa
Hal ini dapat dilihat dari hasil N-gain
menimbulkan minat dan motivasi
pada kelas eksperimen sebesar 0,77
siswa untuk belajar. Selain itu,
dikategorikan
metode pembelajaran
tinggi
dan
kelas
sehingga
dapat
make a
kontrol sebesar 0,36 dikategorikan
match ada unsur permainannya
sedang.
uji
sehingga siswa tidak merasa jenuh
statistik terdapat hipotesis N-Gain
saat melakukan proses belajar
diketahui
mengajar berlangsung.
signifikan
Berdasarkan
hasil
terdapat antara
kelas
perbedaan kontrol
dengan kelas eksperimen. Sehingga
2. Bagi
peneliti
yang
ingin
melanjutkan atau melaksanakan
metode pembelajaran
make a
pembelajaran make a match agar
match sebaiknya melaksanakan
mendapat
kegiatan pembelajaran yang sesuai
maksimal.
dengan
sintaks
hasil
yang
lebih
metode
Daftar Pustaka Arikunto, S. (2011). Prosedur Penelitian Suatu Praktik. Rineka Cipta: Jakarta. Ernawati. (2013). Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match pada Pembelajaran Matematika di Kelas X Administrasi Perkantoran SMKN 1Banjarmasin Tahun Pelajaran 2011/2012. Tersedia: http://eprints.uny.ac.id. [20 September 2014]. Hidayat, S. (2014). Penerapan Pembelajaran Kooperatif Make a Match Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMPN 29 Pekanbaru pada Materi Ekosistem Tahun 2013/2014. Skripsi Universitas Lancang Kuning, Pekanbaru. Tidak diterbitkan. Meltzer, D.E. (2012). The Relationship Between Mathematics Preparasion and diagnostic pretest scores. American Journal of Physics. Vol 7, No. 2 Juni 2011. [10 Oktober 2014]. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta: Bandung. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan pendekatan kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabet: Bandung. Slameto. (2003). Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Bina Aksara: Jakarta.