FINESTA Vol. 3, No. 1, (2015) 30-35
30
Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Rasio Keuangan terhadap Peringkat Obligasi Chandra Ly Dali, Sautma Ronni, dan Mariana Ing Malelak Program Studi Manajemen, Program Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya E-mail:
[email protected]; sautma@ peter.petra.ac.id;
[email protected] Abstrak— Peringkat obligasi merupakan salah satu yang harus dipertimbangkan oleh investor sebelum melakukan investasi obligasi. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh mekanisme corporate governance dan rasio keuangan perusahaan terhadap peringkat obligasi. Secara khusus, penelitian ini menyelidiki pengaruh dari kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, ukuran dewan komisaris, proporsi dewan komisaris independen, komite audit, kualitas audit, corporate governance perception index (CGPI) , debt to equity ratio(DER), return on assetss (ROA) dan current ratio (CR). Sampel berjumlah 101 obligasi perusahaan non keuangan yang terdaftar di BEI selama periode 2005-2012 diperingkat oleh PT Pefindo dan memiliki CGPI yang diseleksi mengunakan purposive sampling dan menggunakan regresi logistik ordinal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, jumlah komite audit, CGPI, dan ROA bepengaruh positif signifikan terhadap peringkat obligasi. DER dan CR berpengaruh negatif signifikan terhadap peringkat obligasi, sedangkan ukuran dewan komisaris,proporsi komisaris independen tidak berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi. Kata Kunci—Corporate Obligasi, Rasio Keuangan
Governance,
CGPI,
Peringkat
Abstract—Bond rating is one that should be considered by investors before making an investment bond.This research aims to investigate the influence of corporate governance mechanisms and financial ratio to bond ratings. Specifically, this research investigated the affect of institutional ownership, managerial ownership, board of commissioners size, proportion of independent commissioners, audit committees, audit quality, CGPI, DER, ROA, and CR to bond ratings. Study sample amounted to 101 bonds issued by non financial companies listed on the Indonesia Stock Exchange for the periode 2005-2012 rated by PT Pefindo and has a CGPI selected by purposive sampling method, while data analysis using Ordinal Logistic Regression analysis. The results show that institutional ownership, managerial ownership,audit committees,CGPI,ROA have a significant and positive effect on bond ratings, CR and DER negative significant effect on bond ratings, while board ofcommissioners size, proportion of independent commissioners, audit quality have no significant effect on bond rating. Keywords— Bond Rating, CGPI, Corporate Governance, Financial Ratios
1. PENDAHULUAN Obligasi korporasi sebagai salah satu bentuk investasi di Indonesia berkembang dengan sangat baik. Bursa Efek Indoensia (2010) mendefinisikan obligasi korporasi sebagai obligasi yang diterbitkan oleh Perusahaan Swasta Nasional, termasuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan BadanUsaha Milik Daerah (BUMD). Berinvestasi pada obligasi investor hendaknya tetap memperhatikan default risk. Untuk menghindari default risk tersebut, salah satu hal yang diperhatikan investor adalah rating obligasi.
Rating obligasi memberikan pernyataan yang informatis bagi investor dimana investor dapat mengetahui return yang akan diperoleh serta dapat memperkirakan seberapa besar resiko yang akan dihadapi dengan membeli obligasi tertentu. Pemberian rating pada umumnya mengacu pada performance perusahaan penerapan good corporate governance dan juga dengan melihat kinerja keuangan perusahaan yang tercermin dari rasio-rasio keuangan. Good Corporate Governance (GCG) merupakan sistem yang mampu memberikan perlindungan dan jaminan hak kepada stakeholders, termasuk di dalamnya adalah shareholders lenders, employees, executives, government, customers dan stakeholders yang lain (Hastuti, 2005). Prasetiyo (2010) menggunakan kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, ukuran dewan komisaris, komite audit, kualitas audit, dan proporsi komisaris independen dan Return on Assets (ROA) sebagai variabel dalam meneliti pengaruh mekanisme corporate governance terhadap peringkat obligasi. Raharja dan Sari (2008) yang menemukan bahwa rasio leverage, likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas mampu digunakan untuk memprediksi peringkat obligasi Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penelitian tentang mekanisme corporate governance dan rasio keuangan terhadap peringkat obligasi ini dimaksudkan untuk menguji kekonsistenan penelitian terdahulu serta menambahkan variabel corporate governance yang lebih lengkap. 2. TEORI PENUNJANG A. Teori Sinyal Teori sinyal menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan informasi pada pihak eksternal (investor dan kreditor). Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi karena terdapat asimetri informasi antara perusahaan dan pihak eksternal. B. Teori Agency Teori keagenan dilandasi dengan tiga asumsi (Eisenhardt, 1989) dalam Setyapurnama dan Norpratiwi (2007), yaitu: asumsi sifat manusia (human assumptions), asumsi keorganisasian (organizational assumptions), dan asumsi informasi (information assumptions). C. Peringkat Obligasi Setyapurnama dan Norpratiwi (2006) mendefinisikan peringkat obligasi sebagai indikator ketepatwaktuan pembayaran pokok dan bunga utang obligasi yang mencerminkan skala risiko dari obligasi yang diperdagangkan. .Peringkat obligasi perusahaan memberikan petunjuk bagi investor tentang kualitas investasi obligasi yang mereka minati. Obligasi di indonesia pada umumnya diperingkat oleh PT PEFINDO. Berikut adalah definisi peringkat obligasi yang
FINESTA Vol. 3, No. 1, (2015) 30-35 dikeluarkan oleh PT Pefindo: Tabel 1. Definisi Peringkat Obligasi PT PEFINDO
Selain itu terdapat pengelompokkan kategori peringkat obligasi yaitu investment grade dan speculative grade berdasarkan surat edaran Bank Indonesia nomor 7/8/DPNP: Tabel 2. Kategori Peringkat Obligasi BEI
Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia No. 7/ 8 /DPNP 31 Maret 2005 D. Mekanisme Corporate Governance Mekanisme corporate governance dalam penelitian ini adalah sebagai berikut a.Kepemilikan Institusional Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham oleh pemerintah, institusi keuangan, institusi berbadan hukum, institusi luar negeri, dana perwalian dan institusi lainnya pada akhir tahun ( Shien et all 2006) dalam Winanda (2009). Kepemilikan institusional sendiri dapat bertindak sebagai pihak yang memonitor perusahaan. b. Kepemilikan Manajerial Kepemilikan manajerial adalah pemegang saham dari pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan (Wahidahwati, 2002). c. Ukuran Dewan Komisaris Dewan komisaris merupakan salah satu bagian dari corporate governance. Jensen (1993) dan Lipton dan Lorsch (1992) merupakan yang pertama menyimpulkan bahwa ukuran dewan komisaris merupakan bagian dari mekanisme corporate governance. d. Komisaris Independen Wardhani, (2008) menyatakan Komisaris independen merupakan pihak yang tidak terafiliasi dengan pemegang
31 saham pengendali, anggota direksi dan dewan komisaris lain, dan perusahaan itu sendiri baik dalam bentuk hubungan bisnis maupun kekeluargaan. e. Komite Audit Bradbury et all (2004) komite audit bertugas membantu dewan komisaris untuk memonitor proses pelaporan keuangan oleh manajemen untuk meningkatkan kredibilitas laporan keuangan). f. Kualitas Audit Kualitas auditor merupakan nama baik atau citra yang didapat atas kerja yang baik, kepercayaan dari para kliennya dalam tanggung jawabnya sebagai auditor (Setyapurnama dan Norpratiwi, 2007). Untuk mengukur kualitas audit digunakan Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) baik Big 4 maupun Non Big 4. Adapun KAP Big 4 dalam penelitian ini adalah Price Waterhouse Coopers (PWC), Deloitte Touche Tohmatsu, Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG) International, Ernst and Young (EY) g. Corporate Governance Perception Index Institute Indonesia for Corporate Governance mendefenisikan CGPI` sebagai pemeringkatan penerapan Good Corporate Governance pada perusahaan-perusahaan di Indonesia melalui riset yang dirancang untuk perusahaan mendorong perusahaan meningkatan kualitas penerapan konsep corporate governance. Norma penilaian CGPI dapat dijelaskan sebagai berikut: Tabel 3. Norma Penilaian CGPI
E Rasio Leverage Rasio leverage merupakan rasio keuangan yang menunjukkan proporsi penggunaan utang untuk membiayai investasi terhadap modal yang dimiliki. Rasio leverage dalam penelitian ini digambarkan melalui Debt to Equity Ratio (DER) F. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan dengan melihat aktiva lancar perusahaan relatif terhadap hutang lancarnya (hutang dalam ini merupakan kewajiban perusahaan. Semakin tinggi likuiditas maka semakin tinggi peringkat perusahaan tersebut. G. Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, asset, dan modal saham tertentu. Perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi berarti memberikan laba operasi yang besar dan dapat memenuhi kewajiban membayar bunga atas hutang-hutangnya dengan demikian, resiko gagal bayarnya kecil. Hal ini berpengaruh positif terhadap peringkat surat hutangnya. Secara singkat hubungan antar konsep dapat dijelaskan sebagai berikut sebagai berikut : Bhojraj dan Sengupta (2003) menyatakan bahwa persentase kepemilikan institusi dan proporsi komisaris independen berhubungan positif dengan peringkat obligasi. Semakin besar kepemilikan institusi maka akan meningkatkan peringkat obligasi. Jensen (1993) menyatakan
FINESTA Vol. 3, No. 1, (2015) 30-35 bahwa kepemilikan saham manajerial dapat membantu pernyataan kepentingan antara pemegang saham dengan manajer. Semakin meningkat proporsi kepemilikan saham manajerial maka semakin baik kinerja perusahaan sehingga akan berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Hapsoro (2006) menunjukkan bahwa terdapat kecenderungan peningkatan kinerja perusahaan apabila ukuran dewan komisaris meningkat. Kinerja perusahaan yang baik akan membuat peringkat obligasi menjadi naik. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa ukuran dewan komisaris berhubungan positif dengan peringkat obligasi. Klein (2002a) dalam Herawaty (2008) yang menyatakan tindakan memanipulasi akan berkurang jika struktur dewan direksi berasal dari luar perusahaan sehingga dapat mengontrol perusahaan dengan lebih baik. Dengan adanya fungsi monitoring yang dilakukan secara baik oleh komisaris independen maka hal ini akan meningkatkan nilai perusahaan sehingga peringkat obligasi pun menjadi naik. Komite audit bertugas membantu dewan komisaris untuk melakukan pengawasan terhadap proses pelaporan keuangan oleh manajemen untuk meningkatkan kredibilitas laporan keuangan (Bradbury et al., 2004).Dengan adanya komite audit maka pengelolahan perusahaan semakin baik sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan dan peringkat obligasi pun menjadi naik. Kualitas audit juga turut menentukan good corporate governance. Zou dan Elder (2001) menyatakan bahwa spesialisasi industri Kantor Akuntan Publik (KAP) merupakan dimensi dari kualitas audit .KAP dengan reputasi baik akan meningkatkan kepercayaan investor sehingga pada akhirnya peringkat obligasinya pun menjadi naik. CGPI merupakan indeks yang secara komprhensif mengukur corporate governance yang dikeluarkan oleh IICG dIndonesia. Semakin tinggi index menunjukkan bahwa semakin baguspengelolahan sebuah perusahaan sebuah persuahaan. Hal ini kemudian akan meningkatkan nilai perusahaan sehingga peringkat obligasi tinggi. Semakin tinggi rasio leverage, maka semakin besar pula risiko kegagalan perusahaan dalam membayar hutang-hutangnya, sehingga semakin rendah pula peringkat obligasi yang diberikan pada perusahaan tersebut (Purwaningsih, 2008). Purwaningsih (2008) menemukan hubungan yang positif antara likuiditas dengan kredit rating. Semakin tinggi likuiditas perusahaan, semakin baik pula peringkat obligasi yang diberikan kepada perusahaan tersebut. Semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin rendah risiko ketidakmampuan membayar (default), sehingga semakin baik rasio profitabalitas maka peringkat yang diberikan terhadap perusahaan tersebut semakin baik (Purwaningsih ,2008). Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah 1. Terdapat pengaruh yang signifikan mekanisme corporate governance dan rasio keuangan terhadap peringkat obligasi secara bersama-sama. 2. Terdapat pengaruh yang signifikan mekanisme corporate governance dan rasio keuangan terhadap peringkat obligasi secara parsial.
32
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
3. METODOLOGI PENELITIAN Jenis Penelitian yang dilakukan adalah penelitian kausal komparatif. Populasi dari penelitian ini adalah obligasi korporasi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).Sampel yang diambil adalah data obligasi korporasi yang tercatat periode Januari 2005 sampai Desember 2012. Metode pemilihan sampel yang digunakan adalah metode Purposive Sampling dimana sampel harus memenuhi kriteria sebagai berikut:data obligasi korporasi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2012 harus mendapat peringkat yang dikeluarkan oleh PT PEFINDO, mempublikasikan lapran keuangan tahunan dan mendapatkan CGPI yang dikeluarkan IICG. Adapun variabel dependen dan independen dari penelitian ini adalahsebagai berikut : 1.Variabel Dependen: Peringkat Obligasi dengan klasifikasi peringkat berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Prasetiyo (2010). Adapun klasifikasi peringkat dapat dilihat pada tabel berikut Tabel 4. Klasiifikasi Peringkat Obligasi Investment Grade
2. Variabel Independen a.Kepemilikan Institusional Persentase jumlah saham yang dimiliki institusi dari seluruh modal saham yang beredar pada laporan keuangan. b.Kepemilikan Manajerial Diukur dengan persentase Jumlah kepemilikan Manajerial yang tersaji pada laporan keuangan.
FINESTA Vol. 3, No. 1, (2015) 30-35
33
c.Ukuran Dewan Komisaris Diukur dengan Jumlah anggota dewan komisaris dalam suatu perusahaan. d.Komisaris Independen Proporsi KI= (1) Keterangan: KI= Komisaris Independen ; DK=Jumlah dewan komisaris e. Komite Audit Pengukuran komite audit yang digunakan dalam penelitian ini adalah jumlah anggota komite audit f. Kualitas Audit Menggunakan variabel dummy dimana angka 1 diberikan jika auditor yang mengaudit perusahaan merupakan auditor dari KAP Big 4 dan 0 jika ternyata perusahaan diaudit oleh KAP non Big 4 g. Corporate Governace Perception Index (CGPI) Variabel ini diukur menggunakan index CGPI yang dipersentasekan dengan formula sebagai berikut (2 ) h.Tingkat Leverage Diukur menggunakan Debt to Equity Ratio (3 ) Keterangan:: DER= Debt to Equity Ratio ; TD= Total Debt ; TE= Total Equity i.Tingkat Likuiditas Variabel pengukur likuiditas adalah Current Ratio:
4. ANALISA DAN PEMBAHASAN A.Pengujian Dengan Model Fit Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai antara -2 Log Likehood (-2LL) awal (intercept only) dengan -2 Log Likelihood (-2LL) pada model final. Tabel 5. Perbandingan Nilai -2LL awal dengan -2LL akhir
Tabel tersebut menunjukkan bahwa angka -2LL awal (intercept only) yang hanya memasukkan konstanta saja adalah sebesar 219.275 dan pada -2LL akhir, angka -2LL mengalami penurunan menjadi148,570. Hal ini menunjukkan model model fit dengan data. Selain itu berdasarkan goodnes of fit model ini memiliki nilai signifikansi Pearson sebesar 0,729 atau di atas taraf signifikansi yang berarti model ini sudah sesuai dengan data empiris atau model ini layak digunkan Tabel 6. Goodness of fit (3 .3 )
B. Koefisien Determinasi (nilai Pseudo R square) Tabel 7. NilaiPseudo R Square (4 )
Keterangan: CA= Current Assets ; CL= Current Liabilities j.Tingkat Profitabilitas Tingkat profitabilitas diproksikan lewat ROA, yakni: (5 ) Keterangan: ROA = Return On Assets ; NI = Net Income TA = Total Asset Teknik Analisa data yang digunakan adalah regresi logistic ordinal (ordinal logistic regression). Teknik analisis ini tidak memerlukan lagi uji normalitas dan uji asumsi klasik pada variabel bebasnya (Ghozali, 2009). Dengan tahapan analisa sebagai berikut a. Menilai Goodnes Fit dan Keseluruhan Model (Overall Model Fit) melalui nilai 2 Log Likelihood dan nilai pearson b. Koefisien Determinasi melalui Pseudo R Square c. Parameter Estimasi RATING= β+ βINSTITUSIONAL + βMANAJERIAL + βUKURAN _DEWAN+ βKOM_IND + βKOM_AUDIT + βKUALITAS_AUD + βCGPI + βDER + βROA + βCR (6) Keterangan : RATING = peringkat obligasi oleh PT Pefindo INSTTUSIONAL = Kepemilikan Institusional MANAJERIAL = Kepemilikan Manajerial UKURAN_DEWAN = Jumlah Dewan Komisaris KOM_IND = Komisaris Independen KOM_AUDIT = Komite Audit KUALITAS AUDIT = Kualitas Audit DER = Debt to equity Ratio ROA = Return on Asset CR = Current Ratio
Tabel menunjukkan nilai Pseudo R Square.Nilai Pseudo R Square dapat diinterpretasikan seperti nilai R Square pada regresi berganda (Ghozali, 2006).Dilihat dari tabel 4.5 nilai Pseudo R Square adalah sebesar 0,661 (nilai McFadden). Nilai ini mengandung arti bahwa variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen adalah sebesar 66,1. Sisanya sebanyak 33,9 % dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar model penelitian. C. Pengujian dengan Regresi Logistik Ordinal Hasil Pengujian Analisis regresi Logistik ordinal dilakukan dengan link: Negative log-log karena data cenderung memiliki nilai yang rendah. Tabel 8. Hasil Uji Ordinal Logistic Regression
FINESTA Vol. 3, No. 1, (2015) 30-35
34
Berdasarkan hasil uji dengan Ordinal Logistic ROA, dan CR secara Parsial terhadap Peringkat Obligasi Regression, maka diperoleh persamaan regresi sebagai 1. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Peringkat berikut: Obligasi menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif signifikan terhdap peringkata obligasi.Hal ini Logit(p1) =26,108 + 3,713INSTITUSIONAL + 122,606MANAJERIAL berarti adanya proporsi saham yang dimiliki oleh pihak + 0,353UKURAN_DEWAN + 7,612KOM_IND + 1,380KOM_AUD institusi akan mempengaruhi peringkat obligasi 0,856KUALITAS_AUDIT + 23,409CGPI - 0,501DER + 18,441ROA perusahaan.Hasil pengujian ini sesuai dengan teori 0,858CURRENT (7) keagenan yang menyebutkan bahwa pemegang saham Logit(p1+p2)=29,,906+3,713INSTITUSIONAL+122,606MANAJERIA mayoritas akan berusaha meningkatkan nilai perusahaan +1,380KOM_AUDL+0,353UKURAN _DEWAN+7,612KOM_IND yang pada akhirnya akan meningkatkan peringkat 0,856KUALITAS_AUDIT + 23,409CGPI -0,501DER + 18,441ROA0,858CURRENT (8) obligasi. Logit(p1+p2+p3)=37,705+3,713INSTITUSIONAL+122,606MANAJ 2. Kepemilikan Manajerial terhadap Peringkat Obligasi Dengan adanya kepemilikan saham oleh pihak ERIAL + 0,353UKURAN_DEWAN + 7,612KOM_IND +1,380KOM_AUD 0,856KUALITAS_AUDIT + 23,409CGPI -0,501DER + 18,441ROA manajemen maka pihak manajemen akan bertindak 0,858CURRENT (9) secara hati-hati dalam mengelolah perusahaan karena Persamaan Regresi Logistik Ordinal di atas dapat pihak manajemen tidak hanya bertindak sebagai orang dijelaskan sebagai berikut yang hanya mengatur manajemen perusahaan tetapi juga a. Kenaikan 1 unit INST akan menaikkan odd ratio (exp sebagai sebagai pemilik perusahaan juga ikut 3,713) = 40,98601 kali peringkat obligasi dengan menanggung segala resiko yang dihadapi perusahaan. klasifikasi peringkat 4 (idAAA). 3. Ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh signifikan b. Kenaikan 1 unit MANAJERIAL akan menaikkan odd tetapi memiliki hubungan yang positif tterhadap ratio (exp122,606) = 177E53 kali peringkat obligasi peringkat obligasi. Artinya sedikit atau banyaknya suatu dengan klasifikasi peringkat 4 (idAAA). dewan komisaris dalam sebuah perusahaan belum tentu c. Kenaikan 1 unit KOM_IND akan menaikkan odd menghasilkan peringkat obligasi yang tinggi. ratio (exp 7,612) = 202,411 kali peringkat obligasi 4. Proporsi Komisaris independen memiliki pengaruh yang dengan klasifikasi peringkat 4 (idAAA). positif signifikan terhadap peringkat obligasi Tingkat d. Kenaikan 1 unit KOM_AUD akan menaikkan odd ratio signifikansi menyatakan ketentuan minimum sebesar (exp 1,380) = 3,9740 kali peringkat obligasi dengan 30% sudah dilaksanakan dengan baik oleh perusahaan klasifikasi peringkat 4 (idAAA). penerbit obligasi dalam rangka menerapkan GCG. e. Kenaikan 1 unit CGPI akan menaikkan odd ratio (exp Dengan adanya komisaris independen dalam sebuah 23,409) = 1,47E10 kali peringkat obligasi dengan perusahaan maka pengawasan terhadap pihak manajemen klasifikasi peringkat 4 (idAAA). perusahaan semakin baik. f. Kenaikan 1 unit DER akan menurunkanodd ratio (exp- 5. Komite audit berpengaruh signifikan terhadap peringkat 0,501) = 0,6057 kali peringkat obligasi dengan klasifikasi obligasi. Dalam upaya mengatasi masalah asimetri peringkat 4 (idAAA). informasi di perusahaan dibutuhkan adanya komite g. Kenaikan 1 unit ROA akan menaikkan odd ratio (exp audit. Hasil kinerja komite audit yang efektif sesuai 18,441) = 1,023E08 kali peringkat obligasi dengan dengan tugas dan tanggung jawabnya akan meningkat klasifikasi peringkat 4 (idAAA). kinerja perusahaan sehingga dengan kinerja perusahaan h. Kenaikan 1 unit CR akan menurunkan odd ratio (exp yang baik maka peringkat obligasi pun akan naik 0,858) = 0,4241 kali peringkat obligasi dengan klasifikasi Kualitas Audit tidak berpengaruh signifikan terhadap peringkat 4 (idAAA). peringkat obligasi. Artinya obligasi yang diterbitkan oleh D. Pengaruh Kepemilikan Institusional, Kepemilikan perusahaan yang diaudit oleh KAP Big4 belum tentu Manajerial, Ukuran Dewan Komisaris, Proporsi Komisaris memiliki kemungkinan yang tinggi untuk mendapatkan Independen, Komite Audit, Kualitas Audit, CGPI, DER, peringkat obligasi berkategori investment grade daripada ROA, dan CR secara Simultan terhadap Peringkat Obligasi perusahaan yang tidak diaudit oleh KAP Big 4. Hal ini Pada dasarnya pengujian ini sama seperti menguji model dikarenakan karena kualitas audit yang diproksikan fit yakni dengan membandingkan nilai antara -2 Log dengan besaran Kantor Akuntan Publik biasanya hanya Likehood(-2LL) awal (intercept only) dengan -2 Log menunjukkan image atau nama besar. dari sebuah Kantor Likelihood 2LL) pada model final (tabel 5).menunjukkan Akuntan Publik akan tetapi dalam perbandingan antara nilai -2LL pada model intercept only prosedur auditnya tetap memperhatikan standar-standar dengan -2LL pada model final. Dari tabel 5 diketahui bahwa yang ditetapkan bagi seorang auditor sehingga opini yang angka -2LL awal (intercept only) yang hanya memasukkan dihasilkan baik dari KAP Big 4 maupun KAP Non Big 4 konstanta saja adalah sebesar 219.275 dan pada -2LL akhir, independen dan berkualitas. angka -2LL mengalami penurunan menjadi148,570. Dengan 6. CGPI perusahaan berpengaruh positif dan signifikan signifikansi sebesar 0,000 atau dibawah 0,05 maka dapat terhadap peringkat obligasi. CGPI sebagai sebuah index disimpulkan bahwa adanya pengaruh kepemilikan yang dikeluarkan oleh IICG telah melewati proses institusional, kepemilikan manajerial, ukuran dewan metodologi penilaian yang cukup akurat terkait komisaris, proporsi komisaris independen, komite audit, penerapan GCG Metodologi penilaian pada setiap kualitas audit, CGPI,DER,ROA dan CR secara simultan kegiatan riset dan pemeringkatan CGPI dikembangkan terhadap peringkat obligasi. oleh para peneliti senior dengan acuan berbagai referensi E. Pengaruh Kepemilikan Institusional, Kepemilikan dari Indonesia maupun Internasional yang terkait dengan Manajerial, Ukuran Dewan Komisaris, Proporsi Komisaris GCG berdasarkan perspektif stakeholders sebagai alat Independen, Komite Audit, Kualitas Audit, CGPI, DER,
FINESTA Vol. 3, No. 1, (2015) 30-35 ukur, dan disesuaikan dengan tema sentral yang ditetapkan. Hasil CGPI ini kemudian ditanggapi dengan positif terkait dengan penerapan GCG sehingga dapat meningkatkan peringkat obligasi. 7. Tingkat Leverage berpengaruh positif terhadap prediksi peringkat obligasi. Jika proporsi hutang yang dimiliki perusahaan lebih tinggi dari ekuitas maka perusahaan cenderung mempunyai kemampuan yang rendah dalam memenuhi kewajibannya. Leverage yang tinggi dalam sebuah perusahaan menunjukkan bahwa tingginya default risk keuangan perusahaan. Oleh karena itu hal ini akan menurunkan nilai perusahaan dan akan menurunkan peringkat obligasi 8. Likuiditas perusahaan yang diproksikan oleh CR berpengaruh negatif signifikan terhadap Peringkat Obligasi. Nilai CR yang negatif juga dapat mengindikasikan bahwa perusahaan yang memiliki CR yang tinggi kemungkinan besar tidak berada dalam kondisi yang efisien sehingga hal ini dapat membuat nilai perusahaan menjadi turun dan berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lebih mendalam mengenai hubungan antara CR terhadap peringkat obligasi. 9. Profitabilitas perusahaan yang diproksikan oleh ROA berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi. Artinya obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi memiliki kemungkinan yang tinggi untuk mendapatkan peringkat obligasi berkategori investment grade dari pada perusahaan dengan profitabilitas rendah. Semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin rendah risiko ketidakmampuan membayar dan diharapkan peringkat yang diberkan kepada perusahaan tersebut semakin baik 5. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian investor sebaiknya memperhatikan peringkat obligasi dalam menentukan obligasi mana yang tepat untuk dijadikan instrument investasi. Berdasarkan hasil penelitian faktor-faktor yang diperhatikan ketika melihat peringkat obligasi faktor kepemilikan institusi, kepemilikan manajerial,komisaris independen, komite audit,CGPI sebagai proksi mekanisme corporate governance, dan rasio keuangan seperti DER, ROA, dan CR, ketika memutuskan untuk berinvestasi obligasi karena faktor-faktor tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap peringkat obligasi. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambahkan variabel mekanisme corporate governance dan rasio keuangan yang lebih lengkap sehingga dapat mengetahui secara lebih pasti faktor mekanisme corporategovernance dan rasio keuangan mana saja yang berpengaruh terhadap peringkat obligasi. DAFTAR PUSTAKA Bhojraj, S., and P. Sengupta. 2003. Effect of Corporate Governance on Bond Rating and Yield: The Role of Institusional Investors and Outside Directors.www.ssrn.com. Diakses tanggal 11 Desember 2013. Bradbury, M. E., Mak, Y. T. dan Tan, S. M., “Board Characteristics, Audit Committee Characteristics and Abnormal Accruals”, Working Paper, Unitec New Zealand dan National University of Singapore, 2004.
35 Eisenhardt, K.M., 1989, ―Agency Theory: An Assessment and Review. Academy of Management Review, Vol. 14 (1). Pp.57–74. Hapsoro,Dody. 2006. Mekanisme Corporate Governance, Transparansi dan Konsekuensi Ekonomik: Studi Empiris di Pasar Modal Indonesia.Disertasi Strata-3, Program Doktor Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Hastuti, Theresia Dwi. 2005. Hubungan antara Good Corporate Governance dan Struktur Kepemilikan dengan Kinerja Keuangan. Simposium Nasional Akuntansi VIII. Solo. 15-16 September Herawaty, Vinola. 2008. “Peran Praktik Corporate Governance sebagai Moderating Variable dari Pengaruh Earnings Management terhadap Nilai Perusahaan”. Simposium Nasional Akuntansi XI. Pontianak. 23-24 Juli Jensen, M. and Meckling, W., 1976,. Theory of the Firm: Managerial Behavior Agency Cost, and Ownership Structure.,Journal of Finance Economics 3,pp. 305-360. Jensen, M. 1993, The Modern Industrial Revolution, Exit, And The Failure of The Internal Control System, Journal of Financial48 (July) 831-880. Lipton, M., and J. Lorsch, 1992, A Modest Proposal for Improved Corporate Governance, Business Lawyer 48, 59-77. Raharja dan Sari.2008b. “Kemampuan Rasio Keuangan dalam Memprediksi Peringkat Obligasi (PT. Kasnic Credit 24Rating)”. Jurnal Maksi, Vol. 8, No. 2, h. 212-232. Prasetiyo, Adhi. 2010. Pengaruh Mekanisme Corporate Governance DanProfitabilitas Perusahaan Terhadap Peringkat Obligasi. Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro. Setyapurnama, Yudi Santara dan A.M. Vianey Norpratiwi. 2006. “Pengaruh Corporate Governance terhadap Peringkat Obligasi dan Yield Obligasi”. Jurnal Akuntansi & Bisnis.Vol. 7. No. 2, Agustus 2007: 107-108. Wardhani, Diah Kusuma (2008). Pengaruh CorporateGovernance Terhadap Kinerja Perusahaandi Indonesia. Skripsi. Universitas Islam Indonesia. Winanda, Arsita Putri. 2009. “Analisis Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance dan Struktur Kepemilikan terhadap Kinerja Perusahaan.”Skripsi. FE UNDIP. Wahidahwati. 2002. Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan Institusional pada Kebijakan Hutang Perusahaan : Sebuah Perspektif Theory Agency”.Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 5 No. 1.Januari 2002. Hal 1-16. Zhou, Jian dan Randal Elder.2001. Audit Firm Size, Industry Specialization and Earnings Management by Initial Public Offering Firms”. Unpublishedmanuscript, State Unversity of New York, Binghamton, NY.