PENGARUH MANAJEMEN PROYEK TERHADAP EFEKTIVITAS PROGRAM PAMSIMAS DI DINAS CIPTA KARYA KABUPATEN KUNINGAN Oleh Ani Risnawati Iskandar 82301112002 Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi oleh : program pamsimas merupakan salah satu program Dinas Cipta Karya Kabupaten Kuningan dalam pengadaan air bersih di desa-desa miskin yang sudah berjalan sejak tahun 2008, dengan jumlah desa yang sudah mendapat program tersebut sebanyak 54 desa. Dari jumlah keseluruhan 60 desa, hanya 9 desa saja yang dianggap berhasil melaksanakan program tersebut. Rumusan yang diajukan dalam penelitian ini: (1) Bagaimana pengaruh perencanaan proyek terhadap efektivitas program?; (2) Bagaimana pengaruh pelaksanaan proyek terhadap efektivitas program?; (3) Bagaimana pengaruh hasil pengevaluasian proyek terhadap efektivitas program?; (4) Bagaimana pengaruh pengawasan proyek terhadap efektivitas program?. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penyusunan tesis ini adalah deskriptif dan verifikatif. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 75 orang. Berdasarkan hasil pengolahan data dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa perencanaan program Pamsimas Dinas Cipta Karya Kabupaten Kuningan termasuk pada kategori tinggi, demikian pula efektivitas proyek Pamsimas termasuk kategori tinggi, sehingga perencanaan program Pamsimas berpengaruh positif terhadap efektivitas proyek; (2) Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pelaksanaan program Pamsimas Dinas Cipta Karya Kabupaten Kuningan termasuk pada kategori tinggi, demikian pula efektivitas proyek Pamsimas termasuk kategori tinggi, sehingga pelaksanaan program Pamsimas berpengaruh positif terhadap efektivitas proyek; (3) Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa evaluasi program Pamsimas Dinas Cipta Karya Kabupaten Kuningan termasuk pada kategori tinggi, demikian pula efektivitas proyek Pamsimas termasuk kategori tinggi, sehingga evaluasi program Pamsimas berpengaruh positif terhadap efektivitas proyek; dan(4) Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pengawasan program Pamsimas Dinas Cipta Karya Kabupaten Kuningan termasuk pada kategori tinggi, demikian pula efektivitas proyek Pamsimas termasuk kategori tinggi, sehingga pengawasan program Pamsimas berpengaruh positif terhadap efektivitas proyek. 1.
Kata kunci : manajemen proyek, efektivitas program pamsimas. daerah lain, dalam upaya mencapai target MDG. Sejak tahun 2008 program Pamsimas merupakan salah satu program Dinas Cipta Karya Kabupaten Kuningan dalam pengadaan air bersih di desa-desa miskin yang sudah berjalan sejak dengan jumlah desa yang sudah mendapat program tersebut sebanyak 54 desa. Dari jumlah keseluruhan 54 desa, hanya 9 desa saja yang dianggap berhasil melaksanakan program tersebut. Selama program berjalan manajemen tiap tahun selalu ada perubahan dan begitu pula kepemimpinannya. Hasil studi pendahuluan diketahui 9 desa dianggap bisa menjalankan program pamsimas dari awal sampai akhir. Terlaksananya program tidak lepas dari manajemen yang tersusun
PENDAHULUAN Dinas Cipta Karya Kabupaten Kuningan yang merupakan suatu perusahaan pemerintah yang bergerak dalam Pekerjaan Umum yang melakukan perencanaan dan pengawasan proyek pembangunan sarana dan prasarana. Tujuan diselenggarakannya dinas ini adalah meningkatkan akses pelayanan air minum dan sanitasi bagi masyarakat miskin perdesaan dan peri-urban, serta meningkatkan nilai dan perilaku hidup sehat dengan membangun/menyediakan prasarana dan sarana air minum serta sanitasi berbasis masyarakat berkelanjutan dan mampu diadaptasi oleh masyarakat. Program ini akan menjadi model untuk direplikasi, diperluas (scaling up) dan pengarusutamaan (mainstreaming) model di
9
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pascasarjana Manajemen Volume II | Nomor 1 | Mei 2013
secara sistematis dalam setiap tahapan kegiatan dari mulai tahap perencanaan, pelaksanaan, pengevaluasian dan pengawasan. Keberhasilan program dilihat dari tercapainya target semua bidang baik bidang kesehatan, bidang pemberdayaan maupun bidang tehnik. Bidang kesehatan dapat dilihat dari menurunya angka kesakitan diare dan meningkatnya kesadaran masyarakat untuk tidak BABS dan terbiasa cuci tangan pakai sabun, bidang pemberdayaan dapat dilihat dari tersusunya laporan keuangan secara benar sesuai dengan kegiatan yang sudah dilakukan, sedangkan bidang tehnik dilihat dari terbangunya sarana sumber air dan sarana tempat cuci tangan. Berdasarkan laporan WHO-Unicef joint monitoring 2004 kinerja sektor Air Minum & Sanitasi di Indonesia dinilai masih rendah dibandingkan dengan negara lain di Asia Tenggara. Diperkirakan penduduk Indonesia pada tahun 2015 adalah 218 Juta jiwa, dimana 103 Juta jiwa atau 47% belum memiliki akses terhadap sanitasi dan 47 Juta jiwa atau 22% belum memiliki akses terhadap air bersih. Angka yang lebih besar terlihat pada penduduk perdesaan, dimana diperkirakan 62% atau 73 Juta jiwa yang belum memiliki akses terhadap sanitasi dan 31% atau 36 Juta Jiwa yang tidak memiliki akses terhadap air bersih. Hanya 50% dari seluruh penduduk Indonesia yang mendapatkan akses air minum (Susenas, 2002). Di area perdesaan angka ini bahkan lebih rendah yaitu hanya 41%. Pada sektor sanitasi, hanya 10 kota di Indonesia yang memiliki jaringan air limbah dengan tingkat pelayanan sekitar 1,3% dari seluruh jumlah populasi. Sedangkan di daerah perdesaan dilaporkan 52% penduduk yang memiliki akses sanitasi dasar, angka ini diperkirakan lebih rendah karena data ini tidak mencantumkan kepemilikan sarana dan bagaimana standar teknis dan kesehatannya. Cakupan pelayanan air minum dan sanitasi yang rendah ini, berdampak pada kesehatan masyarakat, tingkat perekonomian dan kondisi lingkungan. Dari data kematian bayi yang 35 per 1000 kelahiran di Indonesia (SDKI, 2002) dan angka yang lebih besar terjadi pada masyarakat miskin yaitu 121 per 1000 kelahiran. Dua dari empat penyakit penyebab kematian balita adalah diare dan typus (Depkes 2001, Renstra 2004). Keduanya merupakan penyakit yang diakibatkan oleh permasalahan air dan sanitasi. Indonesia merupakan salah satu
negara yang tingkat kejadian typhoid yang tinggi Untuk mengatasi keterbatasan akses terhadap air minum dan sanitasi perlu pendekatan berbeda bagi masyarakat perdesaan yaitu dengan menggunakan Demand Responsive Approach (DRA) sebagai upaya menjamin sustainabilitas program, selain harus berbasis masyarakat agar program ’Cost Effective’ , maka pembangunan infrastruktur harus disertai upaya perubahan nilai dan perilaku hidup bersih masyarakat. Pemerintah Indonesia sudah menetapkan kerangka Kebijakan Nasional untuk Pelayanan Air Minum dan Sanitasi Lingkungan yang Berbasis Masyarakat, yang membutuhkan investasi yang cukup besar, yaitu US$ 573 Juta pertahun (Laporan Indonesia untuk Kyoto Global Water Summit, 2003), sedangkan APBN 1994 – 2002 hanya menganggarkan untuk sektor air bersih dan sanitasi 2,5%. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk meningkatkan cakupan pelayanan air minum dan sanitasi sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satu upaya yang dapat dilaksanakan untuk meningkatkan cakupan air minum dan sanitasi perlu ditunjang oleh manajemen proyek yang baik. Manajemen proyek serupanan serangkaian kegiatan yang diawali dengan perencanaan, penjadwalan, pelaksanaan dan pengendalian untuk semua tahapan dalam proyek, dan diakhiri dengan selesainya sebuah proyek. Perencanaan proyek yang menyangkut seluruh faktor yang terkandung di dalam sebuah proyek seperti: waktu, biaya, pengalokasian tenaga kerja dan juga aktivitas-aktivitas. Dalam melakukan pembangunan suatu proyek, perencanaan proyek mutlak dilakukan. Apabila perencanaan proyek ini kurang matang atau kurang baik maka proyek akan mulur atau penyelesaiannya tidak tepat waktu. Akibat lain yang ditimbulkan adalah biaya yang dikeluarkan lebih besar dan pengalokasian tenaga kerja yang diperlukan tidak optimal penggunaannya. Dengan demikian, maka penulis melakukan penelitian dengan judul: Pengaruh Manajemen Proyek Terhadap Efektivitas Program Pamsimas di Dinas Cipta Karya Kabupaten Kuningan. METODE Penelitian merupakan suatu proses dari kegiatan ilmiah, pada hakekatnya berawal dari
10
Ani Risnawati Iskanda
Pengaruh Manajemen Proyek Terhadap Efektivitas Program Pamsimas di Dinas Cipta Karya Kabupaten Kuningan
minat untuk mengetahui suatu gejala tertentu. Selanjutnya berhubungan dan berkembang menjadi gagasan, teori, konseptualisasi yang pada akhirnya menentukan metode penelitian yang sesuai. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analisis yaitu : “Metode yang bertujuan menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala, atau penyebaran suatu gejala atau frekuensi adanya hubungan tertentu antara suatu gejala dengan gejala lain“ (Koentjaraningrat 1997:29). serta menggunakan pendekatan kualitatif eksplanatori, untuk memberikan penjelasan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis.
keputusan untuk dilaksanakan pada waktu yang akan datang, yang diarahkan untuk mencapai sasaran tertentu (Anonim, 2000). Perencanaan menurut Handoko (2003) meliputi (1) pemilihan atau penetapan tujuantujuan organisasi, (2) penentuan strategi, kebijakan, proyek, program, prosedur, metode, sistem, anggaran, dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Perencanaan pada hakikatnya adalah proses pengambilan keputusan atas sejumlah alternatif (pilihan) mengenai sasaran dan caracara yang akan dilaksanakan di masa yang akan datang guna mencapai tujuan yang dikehendak serta pemantauan dan penilaiannya atas hasil pelaksanaanya, yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan. Proses ialah hubungan tiga kegiatan yang berurutan, yaitu menilai situasi dan kondisi saat ini, merumuskan dan menetapkan situasi dan kondisi yang diinginkan (yang akan datang), dan menetukan apa saja yang perlu dilakukan untuk mencapai kedaan yang diinginkan.
PEMBAHASAN Pengaruh Perencanaan Proyek terhadap Efektivitas Proyek Dengan menggunakan regresi sederhana, diperoleh pengaruh perencanaan proyek terhadap Efektivitas proyek Pamsimas Dinas Cipta Karya Kabupaten Kuningan dalam bentuk persamaan linier. Temuan tersebut dipandang cukup kuat, agar Efektivitas proyek pasimas lebih meningkat lagi dipandang masih dibutuhkan perencanaan yang matang seperti halnya: (1) Membuat schedule pada tiap tahap kegiatan; (2) Merencanakan sejumlah kegiatan yang ditetapkan sebelumnya; (3) Membentuk lembaga keswadayaan masyarakat dan satuan pelaksana program; (4) Merencakanan masa depan dalam waktu tertentu. Perencanaan ialah sejumlah kegiatan yang ditentukan sebelumnya untuk dilaksanakan pada suatu periode tertentu dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan. Perencanaan menurut Tjokroaminoto (2004:45) ialah proses mempersiapkan kegiatan-kegiatan secara sistematis yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Atmosudirdjo mendefinisikan perencanaan ialah perhitungan dan penentuan tentang sesuatu yang akan dijalankan dalam rangka mencapai tujuan tertentu, siapa yang melakukan, bilamana, di mana, dan bagaimana cara melakukannya. Siagian mengartikan perencanaan sebagai keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang menyangkut hal-hal yang akan dikerjakan di masa datang dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Dior berpendapat bahwa yang disebut perencanaan ialah suatu proses penyiapan seperangkat
Pengaruh Pelaksanaan Proyek terhadap Efektivitas Proyek Dengan menggunakan regresi sederhana, diperoleh pengaruh perencanaan proyek terhadap Efektivitas proyek Pamsimas Dinas Cipta Karya Kabupaten Kuningan dalam bentuk persamaan linier. Temuan tersebut dipandang cukup kuat, agar Efektivitas proyek pasimas lebih meningkat lagi dipandang masih dibutuhkan pelaksanaan sesuai rencana seperti halnya: (1) Pelaksanaan identifikasi masalah; (2) Pelaksanaan pelatihan teknis; (3) Pelaksanaan pelatihan administrasi; (4) Pelaksanaan pelatihan kesehatan; (5) Pemicran CLTS; (6) Pelaksanaan pembangunan fisik dan (7) Pelatihan badan pengelola sarana Karena dengan pelaksanaan sesuai rencana akan tercipta proses pelaksanaan yang sistematis dan prosedural. Sesuai dengan tujuannya, program PAMSIMAS bertujuan untuk meningkatkan akses jumlah warga miskin perdesaan dan pinggiran kota yang dapat terlayani perbaikan pelayanan serta fasilitas air minum dan sanitasi serta meningkatkan nilai dan perilaku hidup bersih dan sehat. Salah satu komponen dari Program PAMSIMAS adalah Komponen Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dan layanan hygiene dan sanitasi. Melalui komponen ini diharapkan dapat membantu masyarakat dan institusi local dalam
11
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pascasarjana Manajemen Volume II | Nomor 1 | Mei 2013
pencegahan dampak sanitasi buruk dan air yang tidak bersih, yang berpotensi mengakibatkan penyakit berbasis air dan lingkungan terutama diare. Tujuan dari komponen kesehatan sendiri adalah meningkatkan kapasitas dan kemampuan masyarakat serta pemerintah daerah dalam merencanakan dan melaksanakan program pengembangan cakupan sanitasi melalui pengembangan jamban keluarga dan pembangunan sarana sanitasi di sekolah/tempat ibadah serta memperluas manfaat kesehatan yang dirasakan melalui pengembangan sarana air bersih dan sanitasi serta perilaku hidup bersih dan sehat. Ada 4 fokus kegiatan dalam komponen peningkatan kesehatan masyarakat, yaitu (i) Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM); (ii) Program Pemasaran Higiene dan Sanitasi (iii) Program Higiene dan Sanitasi sekolah dan (iv) Penguatan Unit Higiene dan sanitasi Lokal. Program kesehatan sekolah lebih difokuskan pada kegiatan kesehatan di tingkat sekolah dasar . Selain pengadaan sarana air bersih, sanitasi dan tempat cuci tangan, dalam program kesehatan sekolah juga terdapat program kesehatan secara partisipatif. Sementara program kesehatan di tempat ibadah akan mencakup peningkatan kapasitas pemimpin umat beragama dalam hal pengetahuan perilaku hidup bersih dan sehat. Program Kesehatan di Masyarakat akan dilakukan dengan berbagai jenis kegiatan seperti kampanye dan penyuluhan di masyarakat. Dalam pengembangan sarana sanitasi khususnya jamban keluarga, di program PAMSIMAS mengadopsi Pendekatan STBM (Community Led Total Sanitation), yang kini lebih dikenal dengan istilah Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). STBM adalah suatu pendekatan partisipatif yang mengajak masyarakat untuk mengalisa kondisi sanitasi mereka melalui suatu proses pemicuan, sehingga masyarakat dapat berpikir dan mengambil tindakan untuk meninggalkan kebiasaan buang air besar mereka yang masih di tempat terbuka dan sembarang tempat. Pendekatan yang dilakukan dalam STBM menyerang/menimbulkan rasa ngeri dan malu kepada masyarakat tentang kondisi lingkungannya. Melalui pendekatan ini kesadaran akan kondisi yang sangat tidak bersih
dan tidak nyaman di timbulkan. Dari pendekatan ini juga ditimbulkan kesadaran bahwa sanitasi (kebisaan BAB di sembarang tempat) adalah masalah bersama karena dapat berimplikasi kepada semua masyarakat sehingga pemecahannya juga harus dilakukan dan dipecahkan secara insentif. Pengaruh Pengevaluasian Proyek terhadap Efektivitas Proyek Dengan menggunakan regresi sederhana, diperoleh pengaruh perencanaan proyek terhadap Efektivitas proyek Pamsimas Dinas Cipta Karya Kabupaten Kuningan dalam bentuk persamaan linier. Temuan tersebut dipandang cukup kuat, agar Efektivitas proyek pasimas lebih meningkat lagi dipandang masih dibutuhkan hasil evaluasi sesuai rencana seperti halnya: (1) Monev bulanan progres fisik; (2) Monev bulanan progres CTPS; (3) Monev bulanan progres CLTS; (4) Monev bulanan progres administrasi Evaluasi adalah pembuatan pertimbangan menurut suatu perangkat kriteria yang disepakati dan dapat dipertanggungjawabkan. Menurut Morrison (dalam Abdjul, 1982) ada tiga faktor penting dalam konsep evaluasi, yaitu : pertimbangan (judgement) deskripsi obyek penilaian, dan kriteria yang tertanggung jawab (defensible criteria). Aspek keputusan itu yang membedakan evaluasi sebagai suatu kegiatan dan konsep dan kegiatan dan konsep lainnya, seperti pengukuran (measurement). Dalam hubungannya dengan manajemen pendidikan, tujuan evaluasi antara lain: 1. Untuk memperoleh dasar bagi pertimbangan akhir suatu periode kerja, apa yang telah dicapai, apa yang belum dicapai, dan apa yang perlu mendapat perhatian khusus. 2. Untuk menjamin cara kerja yang efektif dan efisien yang membawa organisasi kepada penggunaan sumber daya pendidikan (manusia/tenaga, sarana/prasarana, biaya) secara efisiensi ekonomis. 3. Untuk memperoleh fakta tentang kesulitan, hambatan, penyimpangan dilihat dan aspek tertentu misalnya program tahunan, kemajuan belajar. Pengkajian tentang evaluasi di sini lebih terfokus pada evaluasi program karena dikaitkan dengan kepentingan pimpinan/manajer. Sebagaimana bidang-bidang lainnya evaluasi program menggunakan
12
Ani Risnawati Iskanda
Pengaruh Manajemen Proyek Terhadap Efektivitas Program Pamsimas di Dinas Cipta Karya Kabupaten Kuningan
konsep-konsep penting dan khusus sebagai alat analisis. Konsep-konsep itu meliputi: 1. Populasi sasaran (target population), yaitu kelompok yang dituju sebagai suatu sasaran. 2. Evaluasi Komprehensif (comprehensive evaluation), yaitu evaluasi yang mencakup monitoring, menilai dampak dan analisis manfaat biaya (coct benefit). 3. Cost Benefit Analysis adalah studi hubungan antara ongkos/biaya dan hasil/manfaat dan program yang dinyatkan dalam bentuk uang (analisis keuntungan). 4. Analisis Keefektivan biaya (cost effectivenes analysis) yaitu studi tentang hubungan antara ongkos dan hasil program yang dinyatakan dengan biaya per unit hasil yang dicapai. 5. Sistem Penyamapaian (delivery system): yaitu pengaturan organisasi mencakup staf, prosedur, dan kegiatan, sarana fisik dan bahan-bahan yang diperlukan untuk menjalankan program. 6. Perencanaan, yaitu proses menjabarkan tujuan-tujuan umum ke dalam tujuan-tujuan khusus bagi populasi sasaran yang relevan. 7. Unsur-unsur Program, yaitu aspek-aspek yang jelas dan diskrit dan suatu program. 8. Efek-efek yang mengacaukan (confouding), yaitu hasil yang mengaburkan efek yang sesungguhnya dan suatu program. 9. Hasil Netto, yaitu dampak suatu program sesudah dikeluarkan efek pengacau. 10. Efek Stokastik (stochastic effects), yaitu fluktuasi pengukuran yang disebabkan faktor kebetulan (chance)..
Pengawasan terhadap pelaksanaan Penguatan Unit Higiene dan sanitasi Lokal Pengawasan dapat diartikan sebagai aktivitas untuk menemukan dan mengoreksi kesalahan-kesalahan penting dari hasil yang telah dicapai dalam aktivitas-aktivitas yang telah direncanakan pengawasan perlu dilakukan pada setiap tahap agar mudah dilakukan pengoreksian apabila terjadi penyimpanganpenyimpangan dan dapat mengukur seberapa jauh hasil yang telah dicapai sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Siagian (1979:135) bahwa pengertian pengawasan adalah “Proses pengamatan daripada pelaksanaan kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya”. Sedangkan menurut Farland (Handayaningrat, 1985:143) pengertian pengawasan adalah: “Suatu proses dimana pimpinan ingin mengetahui apakah hasil pelaksanaaan pekerjaan yang dilakukan oleh bawahannya sesuai dengan rencana, perintah, tujuan atau kebijaksanaan yang telah ditentukan”. Jelasnya pengawasan haruslah berpedoman pada tahap: 1) rencana yang telah diputuskan, 2) perintah terhadap pelaksanaan pekerjaan. 3) tujuan, dan 4) kebijaksanaan yang telah ditentukan sebelumnya. Selanjutnya menurut Handoko (1997:359 ) sebagai berikut : Pengawasan sebagai proses untuk menjamin bahwa tujuan-tujuan organisasi dan manajemen tercapai. Ini berkenaan dengan cara-cara membuat kegiatankegiatan sesuai yang direncanakan. Pengertian ini menunjukkan adanya hubungan yang sangat erat antara perencanaan dan pengawasan” Sedangkan menurut Handoko, 1997:359) mengemukakan bahwa pengertian pengawasan sebagai berikut. Pengawasan manajemen adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan-tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil tindakan koreksi.
Pengaruh pengawasan proyek terhadap Efektivitas Proyek Dengan menggunakan regresi sederhana, diperoleh pengaruh pengawasan proyek terhadap Efektivitas proyek Pamsimas Dinas Cipta Karya Kabupaten Kuningan dalam bentuk persamaan linier. Temuan tersebut dipandang cukup kuat, agar Efektivitas proyek pasimas lebih meningkat lagi dipandang masih dibutuhkan hasil evaluasi sesuai rencana seperti halnya: (1) Pengawasan terhadap pelaksanaan Pelaksanaan Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat; (2) Pengawasan terhadap pelaksanaan Program Pemasaran Higiene dan Sanitasi ; (3) Pengawasan terhadap pelaksanaan Program Higiene dan Sanitasi sekolah; (4)
13
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pascasarjana Manajemen Volume II | Nomor 1 | Mei 2013
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan pengawasan adalah suatu tindakan untuk mengetahui, menganalisa, dan membandingkan segala sesuatu yang telah dilaksanakan dalam pekerjaan sesuai dengan rencana atau standar, serta melakukan koreksi bilamana terjadi penyimpangan sehingga tujuan organisasi dapat tercapai.
DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2000. Personality and Organization. New York : Harper & Row, Ardiansyah, 2000. Panduan Penyelenggaraan Pansimas. Jakarta: Gramedia Ervianto. 2002. Penanggulangan Pengaduan Masyarakat program Pansimas. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Departemen Pekerjaan Umum Departemen Kesehatan Departemen Dalam Negeri Departemen Keuangan The World Bank Handoko. 2003. Manajemen, Edisi 2, penerbit BPFE, Yogyakarta. Komaruddin.1994. Manajemen Pengawasan Kualitas Terpadu suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Press. Nasution. 2002. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito. Nazir, Moh. 1988. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia: Jakarta Rakos. 1990. Perilaku Organisasional. Yogyakarta: Aditya Media. Riduwan. 2008. Dasar-dasar Statistik. Bandung : Alfabeta. Rostyanti : 2002. kajian efektivitas kinerja tahapan program penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (pamsimas) Saputra. 2001. Pansimas. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Departemen Pekerjaan Umum Departemen Kesehatan Departemen Dalam Negeri Departemen Keuangan The World Bank. Siagian P. Sondang. 1983. Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. Jakarta: Rineka Cipta. Sugiyono. 1997. Metode Penelitian. Bandung: Alphabeta
SIMPULAN Berdasarkan hasil pengolahan data dan interprestasi data terhadap masing-masing variabel dan dimensi-dimensi pada masingmasing variabel disimpulkan sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa perencanaan program Pamsimas Dinas Cipta Karya Kabupaten Kuningan termasuk pada kategori tinggi, demikian pula efektivitas proyek Pansimas termasuk kategori tinggi, sehingga perencanaan program Pansimas berpengaruh positif terhadap efektivitas proyek. 2. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pelaksanaan program Pamsimas Dinas Cipta Karya Kabupaten Kuningan termasuk pada kategori tinggi, demikian pula efektivitas proyek Pansimas termasuk kategori tinggi, sehingga pelaksanaan program Pansimas berpengaruh positif terhadap efektivitas proyek. 3. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa evaluasi program Pamsimas Dinas Cipta Karya Kabupaten Kuningan termasuk pada kategori tinggi, demikian pula efektivitas proyek Pansimas termasuk kategori tinggi, sehingga evaluasi program Pansimas berpengaruh positif terhadap efektivitas proyek. 4. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pengawasan program Pamsimas Dinas Cipta Karya Kabupaten Kuningan termasuk pada kategori tinggi, demikian pula efektivitas proyek Pansimas termasuk kategori tinggi, sehingga pengawasan program Pansimas berpengaruh positif terhadap efektivitas proyek
14