291
Unmas Denpasar
PENGARUH LOCUS OF CONTROL, SELF ESTEEM, SELF EFFICACY DAN TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP KINERJA AUDITOR DALAM PEMBUATAN AUDIT JUDGMENT PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI BALI I Nyoman Kusuma Adnyana Mahaputra Universitas Mahasaraswati Denpasar ABSTRACT The company needed an independent auditor to examine the financial statements and provide audit judgment quality. Performance of an auditor can be seen from the quality of the resulting judgment. Personality factors and education level of an auditor was allegedly capable of affecting the performance of auditors in making audit judgments. This study examined the effect of locus of control, self-esteem, self-efficacy and level of education on the performance of auditors in making audit judgments. The purpose of this study was to determine the effect of locus of control, self-esteem, self-efficacy and level of education on the performance audit of the auditor in making judgment on a registered public accountants office in Bali. The samples used in this study was 43 auditor.Teknik data analysis used is multiple linear regression. These results indicate that the locus of control, self-esteem and self-efficacy positive effect on the performance of auditors in making audit judgments. While the level of education does not affect the performance of the auditor in making audit judgments. Keywords : locus of control, self-esteem, self-efficacy. PENDAHULUAN Kantor Akuntan Publik merupakan sebuah organisasi yang bergerak di bidang jasa. Jasa yang diberikan berupa jasa audit operasional, audit kepatuhan, dan audit laporan keuangan (Arens dan Loebbecke, 2003). Akuntan publik dalam menjalankan profesinya diatur oleh kode etik profesi, di Indonesia dikenal dengan nama Kode Etik Akuntan Indonesia. Masyarakat akan dapat menilai sejauh mana seorang auditor telah bekerja sesuai dengan standar-standar etika yang telah ditetapkan oleh profesinya. Seorang akuntan publik yang profesional dapat dilihat dari kinerja auditor dalam menjalankan tugas dan fungsinya.Prayanti (2012) mengemukan kinerja auditor merupakan tindakan atau pelaksanaan tugas pemeriksaan yang telah diselesaikan oleh auditor dalam kurun waktu tertentu.Akuntan Publik merupakan sebuah profesi yang sangat penting dalam peningkatan kualitas laporan keuangan suatu perusahaan atau organisasi.Salah satu tugas akuntan publik adalah memberikan opini terhadap laporan keuangan apakah telah disajikan secara wajar sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum dan diterapkan secara konsisten. Rotter dalam Silaban (2009) mengemukakan faktor-faktor kepribadian seperti locus of control merupakan karakteristik personalitas yang menggambarkan tingkat keyakinan seseorang tentang sejauh mana mereka dapat mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan yang dialaminya. Safariyah (2012) menyatakan locus of control akan mendorong seseorang untuk memiliki tingkat kepuasan kerja sehingga akan membuat kinerjanya menjadi lebih baik. Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
292
Unmas Denpasar
Penghargaan yang diberikan atas kinerja berupa kenaikan jabatan merupakan hal yang penting dalam peningkatan kinerja.Penghargaan membuat seseorang merasa dihargai keberadaan atau kemampuanya.Hal ini mampu meningkatkan self-esteem atau harga diri untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.Self-esteem merupakan keyakinan seseorang mengenai kemampuan dan peluangnya untuk berhasil mencapai tugas tertentu. Safariyah (2012) menyatakan self-esteem yang dimiliki seseorang akan menumbuhkan suatu kekuatan dalam melakukan yang terbaik dalam kinerjanya sesuai tugas dan tanggungjawabnya. Seseorang harus memiliki self-efficacy yang kuat untuk mendorong bekerja lebih semangat mencapai hasil yang lebih optimal. Individu yang tidak memiliki self-efficacy cenderung memiliki pandangan yang negatif terhadap kemampuan dirinya.Individu tersebut biasanya merasa gagal sebelum melaksanakan sesuatu (Barakatu, 2007). Persyaratan professional yang dituntut dari seorang auditor independen adalah orang yang memiliki pendidikan dan pengalaman berpraktek sebagai auditor independen (SPAP, 2011; 110.1). Standar umum pertama dalam standar auditing menegaskan bahwa betapapun tingginya kemampuan seseorang dalam bidang lain selain auditing, termasuk dalam bidang bisnis dan keuangan, ia tidak dapat memenuhi persyaratan yang dimaksud dalam standar auditing ini, jika ia tidak memiliki pendidikan dan pengalaman yang memadai dalam bidang auditing. Penelitian mengenai kinerja auditor telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Nadhiroh (2010) menyatakan bahwa self-efficacy tidak berpengaruh terhadap kinerja auditor dalam pembuatan audit judgment, sementara secara teori self-efficacy merupakan hal yang berperan penting dalam peningkatan kinerja. Eres dan Judge (2001) dalam Safariyah (2012) mengemukakan self-efficacy akan mendorong seseorang bekerja lebih semangat untuk mencapai hasil optimal dalam kinerjanya. Engko (2006) menyatakan bahwa self-esteem dan self-efficacy berpengaruh terhadap kinerja auditor.Safariyah (2012) menyatakan locus of control berpengaruh terhadap kinerja auditor. Penelitian ini sangat penting untuk dilakukan untuk mengetahui seberapa besar peranan locus of control, self-esteem, self-efficacy dan tingkat pendidikan terhadap kinerja auditor dalam pembuatan audit judgment. Selain itu, penelitian ini belum pernah dilakukan pada KAP di Bali. Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti ingin mengetahui (1) Apakah locus of control berpengaruh terhadap kinerja auditor dalam pembuatan audit judgment, (2) Apakah self-esteem berpengaruh terhadap kinerja auditor dalam pembuatan audit judgment, (3) Apakah self-efficacy berpengaruh terhadap kinerja auditor dalam pembuatan auditjudgment, (4) Apakah tingkat pendidikan auditor berpengaruh terhadap kinerja auditor dalam pembuatan auditjudgment. METODE PENELITIAN Pemilihan Sampel dan Pengumpulan Data Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di Bali yang terdaftar di Institut Akuntan Publik Indonesia.Teknik penentuan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dengan kriteria sampel adalah auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di Bali. Semua Kantor Akuntan Publik tersebut berlokasi di kota Denpasar. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan menggunakan kuesioner. Teknik kuesioner yaitu Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
293
Unmas Denpasar
metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis responden untuk dijawab (Sugiyono, 2009: 135). Kuesioner yang disebarkan berupa daftar pertanyaan dan pernyataan tertulis kepada responden mengenai pengaruh locus of control, self-esteem, self-efficacy dan tingkat pendidikan auditor terhadap kinerja auditor dalam pembuatan audit judgment. Definisi Operasional Variabel Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang digunakan dapat didefinisikan sebagai berikut: 1) Locus of control Robbins (2007) mendefinisikan lokus kendali sebagai tingkat dimana individu yakin bahwa mereka adalah penentu nasib mereka sendiri.Variabel locus of control diukur dengan kuesioner yang diadopsi dari penelitian Lestari (2010), yaitu tiap responden diminta untuk mengidentifikasi hubungan antara reward atau hasil dengan penyebabnya dengan menggunakan skala likert 1 sampai 5 poin. Terdapat 5 buah jawaban yaitu nilai 1 untuk jawaban sangat tidak setuju (STS), nilai 2 untuk jawaban tidak setuju (TS), nilai 3 untuk jawaban ragu-ragu (RR), nilai 4 untuk jawaban setuju (S), nilai 5 untuk jawaban sangat setuju (SS). 2) Self Esteem Self-esteem merupakan suatu keyakinan yang dimiliki sesorang berdasarkan evaluasi diri secara keseluruhan. Seseorang dengan self-esteem yang tinggiakan merasa puas dengan pekerjaanya dan kinerjanya. Variabel self-esteem diukur dengan kuesioner yang diadopsi dari penelitan Yovita (2010), untuk mengetahui seberapa besar seorang auditor menghargai dirinya, rekan kerja dan pekerjaanya. Variabel self-esteem di ukur dengan Skala Likert lima poin yaitu nilai 1 untuk jawaban sangat tidak setuju (STS), nilai 2 untuk jawaban tidak setuju (TS), nilai 3 untuk jawaban ragu-ragu (RR), nilai 4 untuk jawaban setuju (S), nilai 5 untuk jawaban sangat setuju (SS). 3) Self-Efficacy Self-efficacy merupakan keyakinan seseorang terhadap kemampuan atau kopetensinya untuk melakukan sebuah tugas, mencapai tujuan atau mengatasi hambatan. Variabel self-efficacy diukur dengan kuesioner yang diadopsi dari penelitian Nadhiroh (2010) menggunakan Skala Likert lima poin yaitu nilai 1 untuk jawaban sangat tidak setuju (STS), nilai 2 untuk jawaban tidak setuju (TS), nilai 3 untuk jawaban ragu-ragu (RR), nilai 4 untuk jawaban setuju (S), nilai 5 untuk jawaban sangat setuju (SS). 4) Tingkat Pendidikan Auditor Latar belakang pendidikan merupakan salah satu persyaratan untuk menjadi seorang auditor yang professional.Kompetensi auditor mengenai bidang yang diauditnya ditunjukkan oleh latar belakang pendidikan dan pengalaman yang dimilikinya. Tingkat pendidikan akan diukur dengan 5 pilihan jawaban yaitu semakin tinggi tingkat pendidikan seorang responden semakin tinggi nilai yang akan yang diberikan (nilai 1 untuk pilihan jawaban a yaitu D1, 2 untuk pilihan jawaban b yaitu D3, 3 untuk pilihan jawaban c yaitu diatas S1 dan 4 untuk jawaban d yaitu S2, nilai 5 untuk pilihan jawaban a yaitu S3). 5) Kinerja Auditor Dalam Pembuatan Audit Judgment Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
294
Unmas Denpasar
Audit judgment merupakan suatu pertimbangan pribadi atau cara pandang auditor dalam menanggapi informasi yang mempengaruhi dokumentasi bukti serta pembuatan keputusan pendapat auditor atas laporan keuangan suatu entitas. Puspitasari (2010) menjelaskan judgment sebagai perilaku paling berpengaruh dalam mempersiapkan situasi dan apa yang diyakini sebagai kebenaran. Kinerja auditor dalam pembuatan audit judgment diukur dengan kuesioner yang diadopsi dari penelitian Nadhiroh (2010) menggunakan Skala Likert lima poin yaitu nilai 1 untuk jawaban sangat tidak mungkin (STM), nilai 2 untuk jawaban tidak mungkin (TM), nilai 3 untuk jawaban tidak tahu (TT), nilai 4 untuk jawaban mungkin (M) dan nilai 5 untuk jawaban sangat mungkin (SM). Teknik Analisis Data Uji Asumsi Klasik Model regresi yang baik adalah model regresi yang terbebas dari masalah multikolinieritas, heteroskedastisitas, serta masalah normalitas data. Untuk itu perlu dilakukan pengujian terhadap model regresi yang akan digunakan pada penelitian. Pengujian tersebut dilakukan dengan asumsi klasik sebagai berikut: 1) Uji Normalitas Data Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penggangu atau residual memiliki kontribusi distribusi normal.Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal.Metode yang digunakan adalah dengan menggunakan uji statistik non parametrik KolmogrofSmirnov (K-S). Data berdistribusi normal atau tidak dapat dilihat dari nilai Asymp. Sig. (2-tailed). Apabila nilai nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih besar dibandingkan dengan 0,05 (α=5%) maka data berdistribusi normal (Ghozali, 2009:110). 2) Uji Multikolonearitas Ghozali (2009;95) menyatakan bahwa uji multikolonearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi dtemukan adanya kolerasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi koperasi antara variabel independen.Jika variabel independen selain berkolerasi, maka variabelvariabel tidak orgonal. Variabel orgonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonearitas di dalam model regresi dapat dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawanya (2) variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel indevenden lainya.Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainya. Jadi nilai tolerance rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/tolerance). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukan adanya multikolonearitas adalah nilai tolerance< 0,10 atau VIF > 10. 3) Uji Heteroskedastisitas Ghozali (2009; 125) menjelaskan bahwa uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
295
Unmas Denpasar
pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heterskedastisitas, Atau tidak terjadi heterokedastisitas. Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya heroskedastisitas dapat dilakukan dengan uji Glejser. Uji Glejser dilakukan dengan cara meregresi nilai absolut residual dengan variabel bebas dengan tingkat signifikan 0,05. Nilai signifikansi diatas 0.005 diartikan tidak terjadi heteroskedastisitas Analisis Regresi Linier Berganda Analisis Regresi Lenear berganda digunakan dalam penelitain ini untuk mengetahui atau memperoleh gambaran mengenai pengaruh locus of control, self-esteem, self-efficacy dan tingkat pendidikan auditor terhadap kinerja auditor dalam pembuatan auditjudgment. Model regresi lenear berganda ditunjukan oleh persamaan regresi berikut. Ý= α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + ε…………………(1) Keterangan Ý : Kinerja Auditor dalam pembuatan audit judgment α : Konstanta β1- β4 : Koefisien regresi variable X1- X4 X1 :Locus of control X2 : Self esteem X3 : Self efficacy X4 : Pendidikan auditor ε : error Uji Kelayakan Model (Goodness Of Fit) 1) Koefisien Korelasi (R) dan Koefisien Determinasi (R²) Menurut Sugiyono (2009, 231), Kriteria untuk menentukan interprestasi koefisien korelasi (R) adalah sebagai berikut: 0,00-0,199 = Korelasi yang sangat rendah 0,20-0,399 = Korelasi yang lemah 0,420-0,599 = Korelasi yang sedang 0,60-0,799 = Korelasi yang kuat 0,80-1,000 = Korelasi yang sangat kuat Koefisien determinasi (R²) digunakan untuk mengukur seberapa besar variabelvariabel independen dapat menjelaskan variabel dependen. Koefisien ini menunjukkan proporsi variabilitas total pada variabel dependen yang dijelaskan oleh model regresi. Nilai R² berada pada interval 0 ≤ R2 ≤ 1. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1.Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabelvariabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas (Ghozali, 2009).Nilai R² yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. 2) Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
296
Unmas Denpasar
Uji statistik F menunjukan apakah semua variabel bebas yang dimasukan dalam model memiliki pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Nilai F dibandingkan dengan tingkat signifikansi 5 persen atau 0,05 untuk menguji atau mengetahui kebenaran koefisien regresi secara keseluruhan. Jika nilai F lebih kecil dari 5 persen maka variabel bebas secara simultan berpengaruh pada variabel terikat. 3) Uji t (Uji Parsial) Uji hipotesis dengan t-test digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas secara sendiri-sendiri berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap variabel terikat. Setelah didapatkan nilai t hitung, maka untuk menginterpretasikan hasilnya berlaku ketetapan sebagai berikut: a. Ho ditolak dan Ha diterima apabila signifikan t ≤ α = 0,05. b. Ho diterima dan Ha ditolak apabila signifikan t > α = 0,05. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengujian Instrumen Uji Validitas Uji validitas bertujuan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Sugiyono (2006) menyatakan bahwa instrumen yang dipakai dikatakan valid apabila korelasi tiap faktor tersebut positif dan besarnya pearson correlation diatas 0,30. Pengujian menunjukkan bahwa nilai Pearson Correlation antara masing-masing indikatormenunjukkan nilai skor total yang lebih besar dari 0,03, jadi dapat disimpulkan bahwa masing-masing indikator pertanyaan adalah valid. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas merupakan gambaran sejauh mana suatu pengukuran dapat dipercaya dan memberikan hasil yang konsisten bila dilakukan pengukuran kembali terhadap gejala yang sama. Kuesioner dikatakan reliabel apaibila memiliki cronbach alpha di atas 0,60 (Ghozali, 2009). Hasil uji reliabilitas variabel locus of control menunjukan nilai cronbach alpha sebesar 0,873, variabel self-esteem menunjukan nilai cronbach alpha sebesar 0,734; variabel self-efficacy menunjukan nilai cronbach alpha sebesar 0,821 dan variabel kinerja auditor dalam pembuatan audit judgment menunjukan cronbach alpha sebesar 0,770. Uji reliabilitas variabel locus of control, self-esteem, self-efficacy dankinerja auditor dalam pembuatan audit judgment dapat dikatakan reliabel karena kriteria pertanyaan ke empat variabel semua memiliki cronbach alpha lebih besar dari 0,60.
Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
297
Unmas Denpasar
Uji Asumsi Klasik Sebelum model regresi digunakan, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik.Penelitian ini menggunakan tiga uji asumsi klasik yaitu uji normalitaas, uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas. 1) Uji Normalitas Menurut Ghozali (2009: 110), uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel dependen dan independen mempunyai distribusi normal atau tidak. Mode regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.metode yang digunakan adalah dengan menggunakan statistik Kolmogorov-Smirnov terhadap model yang diuji. Data populasi dikatakan berdistribusi normal jika koefisien Asymp.Sig (2-tailed) lebih besar dari α = 0,05. Dapat dijelaskan hasil uji normalitas memiliki nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,581 dan nilai signifikan sebesar 0,888 lebih besar dari α = 0,05, artinya semuavariabel bebas berdistribusi normal. 2) Uji Multikolineritas Menurut Ghozali (2009: 95), uji Multikolineritas betujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi atau hubungan yang tinggi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen.Multikolineritas dapat dilihat dari tolerance atau Variance Inflation Factor (VIF).Jika ada tolerance lebih dari 10 persen atau VIF kurang dari 10 maka tidak ada gejala multikolineritas. Hasil uji multikolineritas dalam koefisien tolerance menunjukan tidak ada variabel bebas yang memiliki tolerance kurang dari 10 persen (0,10) yaitu X1 sebesar 0,647, X2 sebesar 0,655, X3 sebesar 0,892 dan X4 sebesar 0,895. Demikian juga dengan nilai VIF yang semuanya kurang dari 10 yaitu X1 sebesar 1,545, X2 sebesar 1,504, X3 sebesar 1,121 dan X4 sebesar 1,117.Hal ini berarti dalam model regresi tidak terjadi multikolineritas. 3) Uji Heteroskedastisitas. Menurut Ghozali (2009: 105), uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varience dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadinya heteroskedastisitas. Uji Glejser dilakukan dengan cara meregresikan nilai absolut residual dengan variabel bebas dengan tingkat signifikansi 0,05. Jika nilai signifikansinya diatas 0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Dpat dijelaskan bahwa variabel bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat dari model regresi yang digunakan karena signifikan variabel bebas lebih dari 0,05 dengan nilai variabel locus of control (X1) sebesar 0,313, variabel self-esteem sebesar 0,423, variabel self-efficacy sebesar 0,279 dan variabel tingkat pendidikan sebesar 0,703. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas. Analisis Regresi Linier Berganda Penelitian ini menggunakan analisis regresi lenier berganda untuk mengetahui pengaruh locus of control (X1), self-esteem(X2), self-efficacy (X3)dan tingkat pendidikan (X4) terhadap kenerja auditor dalam pembuatan audit judgment (Y)dengan Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
298
Unmas Denpasar
SPSS (Statistical Package Social Scienc) versi 15.0 serta diuji dengan tingkat signifikan 5 persen. Hasil analisis dalam bentuk persamaan regresi linier berganda: Ý= -3,284 + 0,128 (X1) + 0,091 (X2) + 0,173 (X3) + 0,307 (X4) berdasarkan persamaan tersebut diatas dapat dijelaskan pengaruh locus of control, self-esteem, self-efficacy dan tingkat pendidikan terhadap kenerja auditor dalam pembuatan audit judgment adalah sebagai berikut: 1) Nilai konstan sebesar -3,284 artinya apabila locus of control (X1), self-esteem(X2), self-efficacy (X3)dan tingkat pendidikan (X4) sama dengan nol, maka nilai kenerja auditor dalam pembuatan audit judgment (Y) adalah sebesar -3,284. 2) Nilai koefisien locus of control sebesar 0,128 artinya apabila locus of control (X1) bertambah 1 satuan, maka kenerja auditor dalam pembuatan audit judgment (Y) akan meningkat sebesar 0,128 dengan asumsi variabel lain konstan. 3) Nilai koefisien self-esteem sebesar 0,091 artinya apabila self-esteem (X2) bertambah 1 satuan, maka kenerja auditor dalam pembuatan audit judgment (Y) akan meningkat sebesar 0,091 dengan asumsi variabel lain konstan. 4) Nilai koefisien self-efficacy sebesar 0,173 artinya apabila self-efficacy (X3)bertambah 1 satuan, maka kenerja auditor dalam pembuatan audit judgment (Y) akan meningkat sebesar 0,173 dengan asumsi variabel lain konstan. 5) Nilai koefisien tingkat pendidikan sebesar 0,307 artinya apabila tingkat pendidikan (X4) bertambah 1 satuan, maka kenerja auditor dalam pembuatan audit judgment (Y) akan meningkat sebesar 0,307 dengan asumsi variabel lain konstan. Uji Kelayakan Model (Goodness Of Fit) Uji kelayakan model (Goodnes Of Fit) dapat diukur dari nilai koefisien korelasi, koefisien determinasi, nilai statistik F dan nilai statistik t. Uji Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi Koefisien korelasi (R) bertujuan untuk mengukur kekuatan asosiasi (hubungan) linier antara dua variabel. Koefisien korelasi yang positif berarti kedua variabel mempunyai hubungan yang searah. Artinya jika nilai variabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan tinggi pula. Sebaliknya, jika koefisien korelasi negatif, maka kedua variabel mempunyai hubungan terbalik. Artinya jika nilai X tinggi, maka nilai Y akan menjadi rendah. Koefisien determinasi (R²) bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat. Kelemahan mendasar penggunaan kuefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel bebas yang dimasukan dalam model. Setiap tambahan satu variabel bebas, maka R² pasti meningkat.Oleh karena itu, banyak peneliti menganjurkan menggunakan Adjusted R² pada saat mengevaluasi mana model regresi terbaik. Hasil analisis koefisien korelasi dan koefisien determinasi diketahui nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,755 menunjukan bahwa tingkat korelasi berada dalam kriteria yang menentukan interprestasi koefisien korelasi (R) antara 0,60-0,799. Ini berarti variabel kinerja auditor dalam pembuatan audit judgment memiliki korelasi yang kuat dengan variabel Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
299
Unmas Denpasar
locus of control, self esteem, self efficacy dan tingkat pendidikan. Nilai adjusted R square sebesar 0,525 mempunyai arti bahwa 52,5 persen dari kinerja auditor dalam pembuatan audit judgment dipengaruhi oleh variabel locus of control, self-esteem, selfefficacy dan tingkat pendidikan sedangkan 47,5 persen dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dijelaskan dalam persamaan tersebut. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Menurut Ghozali (2009), uji statistik F pada dasarnya menunujukan apakah semua variabel independen yang dimasukan dalam model ini mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel independen. Hasil uji F dapat dijelaskan bahwa nilai signifikan dari uji F sebesar 0,000 lebih kecil dari tingkat signifikan 0,05. Hal ini menunjukan bahwa model regresi tersebut dapat digunakan untuk memprediksi kinerja auditor dalam pembuatan audit judgment. Hal ini berarti variabel locus of control, selfesteem, self-efficacy dan tingkat pendidikan secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja auditor dalam pembuatan audit judgment, maka model dianggap layak uji dan pembuktian hipotesis dapat dilanjutkan. Uji t (Uji Hipotesis) Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t-test. Menurut Ghozali (2009:84), uji statistik t disebut juga sebagai uji signifikan individual. Uji ini menunjukan seberapa jauh pengaruh variabel independen secara individual terhadap variabel dependen.Uji statistik t dalam penelitian ini digunakan untuk melakukan pengujian hipotesis. Adapun bentuk pengujianya adalah Ho :β1 = 0; berarti variabel bebas secara individual tidak berpengaruh terhadap variabel terikat. Ho :β1 ≠ 0; berarti variabel bebas secara individual berpengaruh terhadap variabel terikat. Jika α > 0,05, maka H1 ditolak, Jika α > 0,05, maka H1 diterima.Hasil uji t (uji parsial) adalah sebagai berikut: 1) Nilai signifikan variabel locus of control (X1) sebesar 0,010 lebih kecil dari 0,05, hal ini berarti locus of control berpengaruh positif terhadap kinerja auditor dalam pembuatan audit judgment dan dapat disimpulkan Hı diterima. 2) Nilai signifikan variabel self-esteem (X2) sebesar 0,013 lebih kecil dari 0,05, hal ini berarti self-esteem berpengaruh positif terhadap kinerja auditor dalam pembuatan audit judgment dan dapat disimpulkan H2 diterima. 3) Nilai signifikan variabel self-effcacy (X3) sebesar 0,03 lebih kecil dari 0,05, hal ini berarti self-effcacy berpengaruh positif terhadap kinerja auditor dalam pembuatan audit judgment dan dapat disimpulkan H3 diterima. 4) Nilai signifikan variabel tingkat pendidikan(X4) sebesar 0,486 lebih besar dari 0,05, hal ini berarti tingkat pendidikan tidakberpengaruh terhadap kinerja auditor dalam pembuatan audit judgment dan dapat disimpulkan H4 ditolak. Pembahasan Hasil Penelitian Pengujian Hipotesis Pertama (Hı) Hipotesis pertama menyatakan bahwa locus of control berpengaruh positif terhadap kinerja auditor dalam pembuatan auditjudgment pada KAP di Bali. Tabel 5.13 menunjukan Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
300
Unmas Denpasar
bahwa locus of control mempunyai nilai signifikan sebesar 0,010. Berdasarkan hasil tersebut, karena tingkat signifikansinya kurang dari tingkat signifikansi yang ditentukan (0,05) maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama diterima. Jadi, penelitian ini berhasil membuktikan bahwa locus of control berpengaruh positif terhadap kinerja auditor dalam pembuatan auditjudgment pada KAP di Bali. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan Safariyah (2012) dan Ayudiati (2010) yang menyatakan bahwa locus of control berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Locus of control berpengaruh positif terhadap kinerja auditor dalam pembuatan audit judgment karena auditor dengan locus of control memiliki keyakinan tentang sebab-sebab keberhasilan atau kegagalan dalam mengerjakan tugas. Pengalaman keberhasilan atau kegagalan digunakan sebagai motivasi untuk meningkatkan kinerja serta akan lebih teliti dalam mengambil sebuah keputusan. Pengujian Hipotesis Kedua (H2) Hipotesis kedua menyatakan bahwa self-esteem berpengaruh positif terhadap kinerja auditor dalam pembuatan auditjudgment pada KAP di Bali. Tabel 5.13 menunjukan bahwa self-esteem mempunyai nilai signifikan sebesar 0,013. Berdasarkan hasil tersebut, karena tingkat signifikansinya kurang dari tingkat signifikansi yang ditentukan (0,05) maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua diterima. Jadi, penelitian ini berhasil membuktikan bahwa self-esteemberpengaruh positif terhadap kinerja auditor dalam pembuatan auditjudgment pada KAP di Bali.Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan Safariyah (2012) dan Yopita (2008) yang menyatakan bahwa self-esteemberpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Self-esteem berpengaruh positif terhadap kinerja auditor dalam pembuatan audit judgment karena self-esteem atau harga diriseorang auditor mempengaruhi rasa percaya diri auditor itu sendiri. Seorang auditor yang memiliki harga diri yang tinggi berarti ia merasa dihargai keberadaanya dan kemampuanya. Hal ini akan meningkatkan rasa percaya diri, dengan kepercayaan diri yang tinggi auditor akan mampu memberikan suatu keputusan atau pertimbangan audit yang berkualitas. Pengujian Hipotesis ketiga (H3) Hipotesis ketiga menyatakan bahwa self-effcacy berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja auditor dalam pembuatan auditjudgment pada KAP di Bali. Tabel 5.13 menunjukan bahwa self-effcacy mempunyai nilai signifikan sebesar 0,003. Berdasarkan hasil tersebut, karena tingkat signifikansinya kurang dari tingkat signifikansi yang ditentukan (0,05) maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis ketiga diterima. Jadi, penelitian ini berhasil membuktikan bahwa self-esteemberpengaruh positif terhadap kinerja auditor dalam pembuatan auditjudgment pada KAP di Bali.Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan Chasanah (2008) dan Yolandari (2011) yang menyatakan bahwa selfefficacyberpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Self-efficacy berpengaruh positif terhadap kinerja auditor dalam pembuatan audit judgment karena keyakinan akan kemampuan diri sangat dibutuhkan dalam pembuatan suatu pertimbangan audit. Seorang auditor yang yakin akan kemampuan dirinya akan termotivasi Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
301
Unmas Denpasar
untuk bekerja lebih baik dan lebih mencintai pekerjaanya sehingga kinerja yang dihasilkan akan meningkat. Pengujian Hipotesis Keempat (H4) Hipotesis keempat menyatakan bahwa tingkat pendidikan berpengaruh positif terhadap kinerja auditor dalam pembuatan auditjudgment pada KAP di Bali. Tabel 5.13 menunjukan bahwa variabel tingkat pendidikanmempunyai nilai signifikan sebesar 0,486. Berdasarkan hasil tersebut, karena tingkat signifikansinya lebih besar dari tingkat signifikansi yang ditentukan (0,05) maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis keempat ditolak. Jadi, penelitian ini belum dapat membuktikan bahwa tingkat pendidikan berpengaruh positif terhadap kinerja auditor dalam pembuatan auditjudgment pada KAP di Bali.Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian Prayanti (2010) yang menyatakan tingkat pendidikan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Tingkat pendidikan tidak berpengaruh terhadap kinerja auditor dalam pembuatan auditjudgment mungkin disebabkan karena kinerja atau potensi auditor dalam mengambil keputusan dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah faktor pengalaman auditor, serta meningkatnya auditor junior yang bekerja pada KAP di Bali yang belum memiliki pengalaman yang cukup dalam kinerjanya. Pendidikan tidak disertai pengalaman yang cukup akan mengurangi kualitas auditor dalam memberikan suatu pertimbangan. SIMPULAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Locus of control berpengaruh positif terhadap kinerja auditor dalam pembuatan audit judgment pada KAP di Bali. Hal ini berarti jika seorang auditor memiliki locus of control yang tinggi maka akan menghasilkan suatu pertimbangan audit yang lebih baik. Self-esteem berpengaruh positif terhadap kinerja auditor dalam pembuatan audit judgment pada KAP di BAli. Self-esteem atau harga diri akan mempengaruhi auditor dalam membuat suatu pertimbangan audit. Auditor dengan harga diri yang tinggi akan memberikan kinerja yang baik, sebaliknya bila seorang auditor memiliki self-esteem yang rendah akan membuat kinerjanya menurun. Self-efficacy berpengaruh positif terhadap kinerja auditor dalam pembuatan audit judgment pada KAP di BAli. Self-efficacy menentukan kinerja auditor dalam pembuatan audit judgment karena seorang auditor yang memiliki self-efficacy yang tinggi akan memiliki keyakinan pada kemampuanya serta peluangnya dalam menyelesaikan suatu tugas. Tingkat pendidikan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor dalam pembuatan audit judgment pada KAP di BAli. Tingkat pendidikan auditor tidak menjamin seorang auditor dapat memberikan suatu audit judgment yang berkualitas. Tingkat pendidikan harus diimbangi dengan pengalaman yang cukup karena pengalaman membuat auditor teliti dalam bekerja. Penelitian ini memiliki keterbatasa-keterbatasan. Pertama, Objek yang dijadikan sampel (responden) dalam penelitian ini sangat terbatas, baik dari segi jumlah maupun lingkup wilayah (hanya auditor di lingkup KAP wilayah Bali). Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperluas lingkup wilayah tidak hanya KAP di wilayah Bali tetapi juga menggunakan KAP yang berada di luar Bali, sehingga dapat menghasilkan penelitian yang lebih baik serta jumlah sampel yang lebih banyak. Kedua, penyebaran kuesioner dalam Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
302
Unmas Denpasar
penelitian ini tidak dapat dilakukan secara maksimal karena berbagai halangan, seperti kesibukan auditor hingga penolakan dari KAP. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat meyakinkan pimpinan KAP untuk dapat bekerja sama agar penelitian menjadi lebih baik. Ketiga, variabel dalam penelitian ini hanya menggunakan empat variabel independen. Penelitian selanjutnya diharapkan mampu mengembangkan dengan menambah jumlah variabel seperti pengalaman auditor, tekanan klien, gender, dan lain sebagainya DAFTAR PUSTAKA Aji, Bima Bayu. 2010. Analisis Dampak dari Locus Of Control pada Tekanan Kerja, Kepuasan Kerja dan Kinerja Auditor internal. Skripsi.Fakultas Ekonomi Universitas Diponogoro Semarang.http://eprints.undip.ac.id/22947/1/SKRIPSI_KOMPLIT___.pdf Anwar, Kartini Rezky. 2011. Analisis Kinerja Keuangan pada PT. Mega Indah Sari Makasar. Skripsi.Makasar. Aprilia, Ayu. 2008. Pengaruh Profesionalisme, Etika Profesi, Tingkat Pendidikan dan Pengalaman Kerja terhadap Kinerja Auditor pada Perwakilan BPK RI Denpasar.Skripsi.Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Udayana Denpasar. Arianti, 2012. Analisis Perbedaan Perilaku Etis Auditor dalam Etika Profesi (Studi terhadap Peran Faktor-faktor Kepribadian: Locus of control, Job Experince dan Gender. Skripsi.Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin Makasar.http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/2572/Skripsi %20lengkap%20Arianti.pdf?sequence=1 Arens dan Loebbecke. 2003. Auditing Pendekatan Terpadu. Edisi Indonesia. Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Ayudiati, Soraya Eka. 2010. Analisis Pengaruh Locus of control terhadap Kinerja dengan Etika Kerja Islam sebagai Variabel Moderating. Skripsi.Fakultas Ekonomi Universitas Diponogoro Semarang.http://eprints.undip.ac.id/22547/1/SKRIPSI_SORAYA.PDF Boyton, Kell, Johnson. 2003. Modern Auditing. Edisi Ke-7. Jakarta: Erlangga. Brakatu, Abdul Rahman. 2007. Membanun Motivasi Berprestasi: Pengembangan Self Efficacy dan Penerapanya dalam Dunia Pendidikan. Lentera Pendidikan, Edisi X, No.1, Juni 2007 (34-51). Chasanah, Nur. 2008. Analisis Pengaruh Empowerment, Self Efficacydan Budaya Organisasi terhadap Kepuasan Kerja dalam meningkatkan Kinerja Karyawan. Tesis.Program Studi Magister Manejemen Universitas Diponogoro Semarang.http://eprints.undip.ac.id/18445/1/NUR_CHASANAH.pdf Dwitrayana, Made. 2008. Pengaruh Kharakteristik Demografis Auditor terhadap Rentang Waktu Penyelesaian Audit pada Kantor Akuntan Publik di Bali. Skripsi.Fakultas Ekonomi Universitas Udayana Denpasar Bali. Engko, Cecilia dan Gudono.2007. Pengaruh Komplesitas tugas dan Locus of control terhadap hubungan antara Gaya Kepemimpinan dan Kepuasan Kerja Auditor.JAAI Vol 11, No.2, Desember 2007: 105-124. Fakultas Ekonomi Universitas Mahasaraswati. 2011. Buku Pedoman Skripsi Fakultas Ekonomi. Denpasar. Ghozali.Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi Ke2.Semarang: Universitas Diponogoro. Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
303
Unmas Denpasar
Halim, Abdul. 2003. Auditing.Edisi ke-3. Penerbit Akademi Manajemen Perusahaan YKPN. Yogyakarta. Ikatan Akuntansi Indonesia Institut Akuntan Publik Indonesia. 2013. Directory 2013 Kantor Akuntan Publik dan Akuntan Publik. Jakarta: IAI Institut Akuntan Publik Indonesia Ikhsan, Ishak. 2005. Akuntansi Keprilakuan. Penerbit Salemba Empat. Jakarta. Indrawati, Fenny, Utami, Intiyas dan Noegroho, Yepta Andi Kus. 2007. Pengaruh Locus of control, Komitmen professional, Pengalaman Audit terhadap Prilaku Akuntan Publik dalam Konflik Audit dengan Kesadaran Etis sebagai Variabel Pemoderasi. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia.Desember 2007, Vol.4, N0.2, hal 193-210. Universitas Kristen Satya Wacana. Kartika, Indri dan Wijayanti, Profita. 2007. Locus Of Control and Accepting Dispunctional Behavior on Public Auditors of DFAB. Akuntabilitas, maret 2007, hal 158-164, ISSN 1412-0240, Vol.6, No.2. Kreitner, Robert dan Angelo Kinicki, 2003.Perilaku Organisasi. Salemba Empat. Mc Graw Hill Education. Jakarta. Mahdy, Emiral.2012. Analisis Pengaruh Locus Of Control dan Komplesias Tugas Audit terhadap Kinerja Auditor Internal. Skripsi.Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponogoro Semarang.http://eprints.undip.ac.id/35639/1/SKRIPSI MAHDY.pdf. Mulyadi. 2004. Auditing. Edisi ke-6. Jakarta: Salemba Empat. Nadhiroh, Siti Asih. 2010. Pengaruh Komplesitas Tugas, Orientasi Tujuan dan Self Efficacy terhadap Kinerja Auditor dalam Pembuatan Audit Judgment pada KAP di Semarang. Skripsi.Program SarjanaFakultas Ekonomi Universitas Diponogoro Semarang.http://eprints.undip.ac.id/22495/1/SKRIPSI.pdf. Nugrahaningsih, Putri. 2005. Analisi Perbedaan Prilaku Etis Auditor di KAP dalam Etika Profesi (Studi terhadap Peran Fakto-faktor Individual: Locus Of Control, Lama Pengalaman Kerja, Gender dan Equity Sensitivity. Simposium Nasional Akuntansi VIII Solo, 15–16 September 2005. Fakultas Ekonomi UNS. Oktavia, Frensiska Herlina. 2012. Pengujian Emperis dimensi Personalitas terhadap Kinerja Auditor pada Kantor Akuntan Publik di Surabaya.Artikel Ilmiah. Surabaya. http://katalog.library.perbanas.ac.id/download_6316_ARTIKEL.pdf Praditaningrum, Anugerah suci dan Januarti, Indira.2011. Analisis Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap Audit Judgment (Studi Pada BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Tengah).Skipsi.Universitas Diponogoro Semarang.http://eprints.undip.ac.id/35528/1/Skripsi_34.pdf. Prayanti, Ni Nyoman Ristya dan Sujana, Iketut. 2012. Pengaruh Supervisi, Profesionalisme, Tingkat pendidikan dan Komunikasi dalam Tim pada Kinerja Auditor Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Bali. Jurnal Riset Akuntansi.Vol. 2, No. 2 : hal 49-58. Purnomo, Ratno dan Lestari, Sri. 2010. Pengaruh Kepribadian, Self efficacy, Locus of control terhadap Persepsi Kinerja Usaha Skala Kecil dan Menengah. Jurnal Bisnis dan Ekonomi.September 2010, vol.17, No.2, hal.144-160. Universitas Jendral Soedirman Purwokerto. Puspitasari, Rahmi Ayu. 2011. Pengaruh Gender, Tekanan ketaatan, Komplesitas tugas, dan Pengalaman Terhadap Kinerja Auditor dalam Pembuatan Audit Judgment. Skripsi.Fakultas Ekonomi Universitas Diponogoro. Semarang.http://eprints.undip.ac.id/33490/
Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
304
Unmas Denpasar
Rahman.2009. Analisis Pengaruh Locus Of Control dan Kepercayaan terhadap Pemberdayaan Karyawan dalam Peningkatan Kinerja Karyawan. Tesis.Program Studi Magister Manejemen Universitas Diponogoro Semarang. Sapariyah, Rina ani. 2012. Pengaruh Self Esteem, Self Efficacy, danLocus Of Control terhadap Kinerja Karyawan dalam Perspektif Balance Scorecard pada Perum Pegadaian Boyolali. Skripsi.STIE AUB Surakarta.http://share.pdfonline.com/a3bcb0f78c964f7daceb533a06a451f2/55127-1-PB.htm Sugiri, Riyono. 2008. Akuntansi Pengauditan I Edisi ke-7. Penerbit UPP-AMP YKPN. Yogyakarta. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta. Sukraningsih, Ni Wayan Sri. 2012. Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengalaman kerja, dan Disiplin Kerja Auditor terhadap Rentang Waktu Penyelesaian Audit pada Kantor Akuntan Publik di Bali. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Mahasaraswati Denpasar. Stephen Robbins, 2001, Perilaku Organisasi, Alih Bahasa Handayana Pujaatmika, Edisi Bahasa Indonesia, Prehalindo, Jakarta. Wijaya, I Gusti Bagus Adi.2006. Pengaruh Tingkat Pendidikan dan Pengalaman kerja Auditor terhadap Rentang Waktu Penyelesaian Audit pada Kantor Akuntan Publik di Bali.Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Udayana Denpasar. Bali
Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016