PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA CV. YAMAHA SITEBA PADANG
JURNAL
Oleh : YONA ARINA NPM. 0910005530106
PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS TAMANSISWA PADANG 2015
PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA CV. YAMAHA SITEBA PADANG
Abstrak
Oleh Yona Arina / 0910005530106 Pembimbing I Drs. Elfianto Yusuf, M.Si
Pembimbing II Henny Sjafitri, SE, M.Si
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana pengaruh lingkungan kerja dan disiplin kerja secara satu per satu dan secara bersamaan terhadap kepuasan kerja karyawan pada CV. Yamaha Siteba Padang. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif. Jenis data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan cara angket dan studi kepustakaan. Jumlah sampel penelitian yang digunakan adalah 26 orang. Analisis data yang digunakan yaitu analisis regresi linear berganda, analisis koefisien determinasi, uji t dan uji F. Penelitian yang dilakukan menghasilkan lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan pada CV. Yamaha Siteba Padang karena nilai t hitung (3,055) > t tabel (2,064) pada level of significant 0,05. Disiplin kerja berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan pada CV. Yamaha Siteba Padang karena nilai t hitung (2,298) > t tabel (2,064) pada level of significant 0,05. Lingkungan kerja dan disiplin kerja secara bersamaan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan pada CV. Yamaha Siteba Padang karena nilai F hitung (45,465) > F tabel (3,42) pada level of significant 0,05. Kata Kunci : Lingkungan Kerja, Disiplin Kerja dan Kepuasan Kerja. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu faktor yang sangat menentukan keberhasilan perusahaan terletak pada karyawan (sumber daya manusia). Karyawan merupakan faktor penting yang terlibat langsung dalam proses pelaksanaan kegiatan perusahaan. Karena itu dibutuhkan sekali disiplin kerja yang baik dan lingkungan kerja yang kondusif maka pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta wewenang yang telah ditetapkan suatu organisasi akan mudah terwujud. Oleh karena itu disiplin dapat 1
dinyatakan sebagai kunci keberhasilan organisasi, sehingga dapat menciptakan kepuasan kerja dalam organisasi. Untuk itu demi mewujudkan hal diatas, diperlukan karyawan yang bertanggungjawab dan profesional di bidangnya serta memiliki disiplin yang baik. Disiplin yang baik mencerminkan besarnya tanggungjawab seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan mengenai disiplin kerja karyawan pada CV. Yamaha Siteba Padang, terlihat masih adanya karyawan yang tidak mentaati aturan disiplin kerja yang telah ditetapkan. Pelanggaran disiplin yang sering dilakukan oleh karyawan antara lain : telambat masuk kerja dan pulang lebih cepat dari waktu yang ditentukan, tidak berada ditempat kerja pada saat jam bekerja, masih adanya karyawan yang tidak masuk kerja dengan berbagai alasan yang kurang jelas sehingga jarang memiliki hari kerja yang penuh, melakukan kegiatan lain diluar jam kerja dan lebih mementingkan kepentingan pribadi. Berkaitan dengan hal tersebut diatas maka salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan dalam upaya meningkatkan kualitas perusahaan khususnya mengenai sumber daya manusia adalah peningkatan disiplin karyawan, sebab apapun kemampuan yang dimiliki oleh manusia atau tenaga kerja tanpa ditunjang dengan disiplin tinggi maka tugas atau pekerjaan yang dilaksanakan tidak akan mencapai hasil maksimal, bahkan mungkin mengalami kegagalan yang dapat merugikan perusahaan di tempat ia bekerja. Untuk itu CV. Yamaha Siteba Padang perlu meningkatkan disiplin kerja karyawannya karena dengan adanya karyawan yang mempunyai disiplin kerja yang tinggi akan membantu CV. Yamaha Siteba Padang dalam mewujudkan tujuan-tujuan yang ingin dicapai untuk masa yang akan datang karena disiplin kerja karyawan akan mempengaruhi kepuasan kerja karyawan. Selain disiplin kerja sebagai variabel yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja, faktor lingkungan kerja juga turut menentukan kepuasan kerja karyawan. Lingkungan kerja yang baik akan tercermin dari suasana kerja yang kondusif, sarana dan prasarana yang menunjang untuk terlaksananya pelayanan yang diharapkan.
2
Dari observasi yang penulis lakukan pada CV. Yamaha Siteba Padang tentang lingkungan kerja, fenomena yang terlihat antara lain, ruangan tempat bekerja yang tidak terlalu luas, peralatan kerja yang seadanya, suasana tempat bekerja yang tidak kondusif sehingga berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan yang berdampak langsung pada disiplin kerja karyawan. Selain itu adanya hubungan sesama karyawan yang kurang harmonis. Selanjutnya berdasarkan wawancara yang dilakukan pada CV. Yamaha Siteba Padang tentang kepuasan kerja, fenomena-fenomena yang terlihat antara lain, kurang merasa puas terhadap gaji yang diterima, tidak merasa puas dengan jam kerja yang diberlakukan, jenuh dengan rutinitas pekerjaan serta tidak merasa puas dengan pekerjaan yang selama ini dijalani. Dilihat dari kepuasan kerja karyawan pada CV. Yamaha Siteba Padang masih relatif rendah hal itu dapat dilihat dari kurang merasa puas terhadap gaji yang diterima, tidak merasa puas dengan jam kerja yang diberlakukan serta jenuh dengan rutinitas yang selama ini dijalankan. Lingkungan kerja yang tidak kondusif pada akhirnya akan mempengaruhi kepuasan kerja karyawan pada CV. Yamaha Siteba Padang. Berdasarkan permasalahan diatas maka penulis merasa tertarik untuk membahas dalam bentuk skripsi dengan judul sebagai berikut Pengaruh Lingkungan Kerja dan Disiplin Kerja terhadap Kepuasan Kerja Karyawan pada CV. Yamaha Siteba Padang. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Apakah lingkungan kerja berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan pada CV. Yamaha Siteba Padang? 2. Apakah disiplin kerja berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan pada CV. Yamaha Siteba Padang? 3. Apakah lingkungan kerja dan disiplin kerja secara bersamaan berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan pada CV. Yamaha Siteba Padang?
3
1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui sejauhmana pengaruh lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja karyawan pada CV. Yamaha Siteba Padang. 2. Untuk mengetahui sejauhmana pengaruh disiplin kerja terhadap kepuasan kerja karyawan pada CV. Yamaha Siteba Padang. 3. Untuk mengetahui sejauhmana pengaruh lingkungan kerja dan disiplin kerja secara bersamaan terhadap kepuasan kerja karyawan pada CV. Yamaha Siteba Padang. II. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Lingkungan Kerja Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di sekitar para pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan, misalnya kebersihan, musik, penerangan dan lain-lain (Sunyoto, 2013:43). Ada beberapa faktor yang berkaitan dengan lingkungan kerja, yaitu: (Sunyoto, 2013:44) 1. Hubungan karyawan. Dalam hubungan karyawan ini terdapat dua hubungan yaitu hubungan sebagai individu dan hubungan sebagai kelompok. Hubungan sebagai individu yaitu motivasi yang diperoleh seseorang karyawan yang datangnya dari rekanrekan sekerja maupun atasan. Menjadi sebuah motivasi, jika hubungan karyawan dengan reken sekerja maupun atasannya berlangsung harmonis. Begitu juga dengan sebaliknya, jika hubungan di antara mereka tidak harmonis, maka akan mengakibatkan kurangnya atau tidak ada motivasi di dalam karyawan bekerja. Sedangkan untuk hubungan sebagai kelompok adalah seseorang karyawan akan berhubungan dengan banyak orang, baik secara individu maupun secara kelompok. Dalam hubungan ini ada beberapa yang perlu mendapatkan perhatian agar keberadaan kelompok ini menjadi lebih produktif, yaitu kepemimpinan yang baik, distribusi informasi yang baik, kondisi kerja yang baik dan sistem pengupahan yang jelas.
4
2. Tingkat kebisingan lingkungan kerja. Lingkungan kerja yang tidak tenang atau bising akan dapat menimbulkan pengaruh yang kurang baik yaitu adanya ketidaktenangan dalam bekerja. Bagi para karyawan tentu saja ketenangan lingkungan kerja sangat membantu dalam penyelesaian pekerjaan dan ini dapat meningkatkan produktivitas kerja. 3. Peraturan kerja. Peraturan kerja yang baik dan jelas dapat memberikan pengaruh yang baik terhadap kepuasan dan kinerja karyawan untuk pengembangan karir di perusahaan tersebut. Dengan perangkat peraturan tersebut karyawan akan dituntut untuk menjalankan aktivitasnya guna mencapai tujuan perusahaan maupun tujuan individu dengan pasti. Di samping itu karyawan akan lebih termotivasi untuk bekerja lebih baik. 4. Penerangan. Dalam hal ini, penerangan bukanlah terbatas pada penerangan listrik, tetapi termasuk penerangan matahari. Hal ini sering kali karyawan memerlukan penerangan yang cukup apalagi pekerjaan yang dilakukan menuntut ketelitian. Untuk melaksanakan penghematan biaya maka dalam usaha penerangan hendaknya diusahakan dengan sinar matahari. Jika suatu ruangan memerlukan penerangan lampu, maka ada dua hal yang harus diperhatikan yaitu biaya dan pengaruh lampu tersebut terhadap karyawan yang sedang bekerja. 5. Sirkulasi udara. Sirkulasi atau pertukaran udara yang cukup maka pertama yang harus dilakukan pengadaan ventilasi. Ventilasi harus cukup lebar terutama pada ruangan-ruangan yang dianggap terlalu panas. Bagi perusahaan yang merasa pertukaran udaranya kurang atau kepengapan masih dirasakan, dapat mengusahakan. 6. Keamanan. Lingkungan kerja dengan rasa aman akan menimbulkan ketenangan dan kenyamanan, di mana hal ini akan dapat memberikan dorongan semangat untuk bekerja. Keamanan yang dimasukkan ke dalam lingkungan kerja adalah keamanan terhadap milik pribadi karyawan.
5
2.3. Disiplin Kerja Kedisiplinan merupakan fungsi manajemen sumber daya manusia yang terpenting dan kunci terwujudnya tujuan karena tanpa disiplin yang baik maka sulit terwujud tujuan yang maksimal. Kedisiplinan adalah keinginan dan kesadaran untuk mentaati peraturan-peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela menaati semua peraturan dan secara sadar akan tugas dan tanggungjawabnya. Jadi dia akan mematuhi/mengerjakan semua tugasnya dengan baik, bukan atas paksaan. Kesediaan adalah suatu sikap, tingkah laku dan perbuatan seseorang yang sesuai dengan peraturan perusahaan, baik yang tertulis maupun tidak. (Hasibuan, 2013:193). Singodimedjo (2000) dalam Sutrisno (2012:86) mengemukakan pengertian disiplin adalah sikap kesediaan dan kerelaan seseorang untuk mematuhi dan menaati norma-norma peraturan yang berlaku di sekitarnya. Disiplin karyawan yang baik akan mempercepat tujuan perusahaan, sedangkan disiplin yang merosot akan menjadi penghalang dan memperlambat pencapaian tujuan perusahaan. Menurut Singodimedjo (2000) dalam Sutrisno (2012:89), faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin karyawan adalah: 1. Besar kecilnya pemberian kompensasi. Besar kecilnya kompensasi dapat mempengaruhi tegaknya disiplin. Para karyawan akan mematuhi segala peraturan yang berlaku bila ia merasa mendapat jaminan balas jasa yang setimpal dengan jerih payahnya yang telah dikontribusikan bagi perusahaan. Bila ia menerima kompensasi yang memadai, mereka akan dapat bekerja tenang dan tekun, serta selalu berusaha bekerja dengan baik-baiknya. Akan tetapi, bila ia merasa kompensasi yang diterimanya jauh dari memadai, maka ia akan berpikir mendua, dan berusaha untuk mencari tambahan penghasilan lain di luar, sehingga menyebabkan ia mangkir, sering minta izin ke luar. Namun demikian, pemberian kompensasi yang memadai belum tentu pula menjamin tegaknya disiplin. Karena pemberian kompensasi hanyalah merupakan salah satu cara meredam kegelisahan para karyawan, di samping
6
banyak lagi hal-hal yang di luar kompensasi yang mencukupi, sedikit banyak akan membantu karyawan untuk bekerja tenang, karena dengan menerima kompensasi yang wajar kebutuhan primer mereka akan dapat terpenuhi. 2. Ada tidaknya keteladanan pimpinan dalam perusahaan. Keteladanan pimpinan sangat penting sekali karena dalam lingkungan perusahaan semua karyawan akan selalu memperhatikan bagaimana pimpinan dapat menegakkan disiplin dirinya dan bagaimana ia dapat mengendalikan dirinya dari ucapan, perbuatan dan sikap yang dapat merugikan aturan disiplin yang sudah ditetapkan. Misalnya, bila aturan jam kerja pukul 08.00, maka si pemimpin tidak akan masuk kerja terlambat dari waktu yang sudah ditetapkan. Peranan keteladanan pimpinan sangat berpengaruh besar dalam perusahaan, bahkan sangat dominan dibandingkan dengan semnua faktor yang mempengaruhi disiplin dalam perusahaan, karena pimpinan dalam perusahaan masih menjadi panutan setiap hari, apapun yang dibuat pimpinannya. Oleh sebab itu, bila seorang pemimpin menginginkan tegaknya disiplin dalam perusahaan, maka ia harus lebih dulu mempraktekkannya supaya dapat diikuti dengan baik oleh para karyawan lainnya. 3. Ada tidaknya aturan pasti yang sudah dijadikan pegangan. Pembinaan disiplin tidak akan dapat terlaksana dalam perusahaan, bila tidak ada aturan tertulis yang pasti untuk dapat dijadikan pegangan bersama. Disiplin tidak mungkin ditegakkan bila peraturan yang dibuat hanya berdasarkan instruksi lisan yang dapat berubah-rubah sesuai dengan kondisi dan situasi. Para karyawan akan melakukan disiplin bila ada aturan yang jelas dan diinformasikan kepada mereka. Bila aturan disiplin hanya menurut selera pimpinan saja atau berlaku untuk orang tertentu saja, jangan diharap bahwa para karyawan akan mematuhi aturan tersebut. Oleh sebab itu, disiplin akan dapat ditegakkan dalam suatu perusahaan, jika ada aturan tertulis yang telah disepakati bersama. Dengan demikian, para karyawan akan mendapat suatu kepastian bahwa siapa saja dan perlu dikenakan saksi tanpa pengecualian.
7
4. Keberanian pimpinan dalam mengambil tindakan. Bila seorang karyawan yang melanggar disiplin, maka perlu ada keberanian untuk mengambil tindakan yang sesuai dengan tingkat pelanggaran yang dibuatnya. Dengan adanya tindakan terhadap pelanggar disiplin, sesuai dengan sanksi yang ada, maka semua karyawan akan merasa terlindungi dan dalam hatinya berjanji tidak akan berbuat hal yang serupa. Dalam situasi yang demikian, maka semua karyawan akan benar-benar terhindar dari sikap sembrono, asal jadi seenaknya sendiri dalam perusahaan. Sebaliknya, bila pimpinan tidak berani mengambil tindakan, walaupun sudah terang-terangan karyawan tersebut disiplin, tetapi ditegur/dihukum, maka akan berpengaruh kepada suasana kerja dalam perusahaan. Para karyawan akan berkata untuk apa disiplin, sedangkan orang yang melanggar disiplin saja tidak pernah dikenakan sanksi. 5. Ada tidaknya pengawasan pimpinan. Dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan perlu ada pengawasan, yang akan mengarahkan para karyawan agar dapat melaksanakan pekerjaan dengan tepat dan sesuai dengan yang telah ditetapkan. Namun sudah menjadi tabiat manusia pula bahwa mereka selalu ingin bebas, tanpa terikat atau diikat oleh peraturan apapun juga. Dengan adanya pengawasan seperti demikian, maka sedikit banyak para karyawan akan terbiasa melaksanakan disiplin kerja. Mungkin untuk sebagian karyawan yang sudah menyadari arti disiplin, pengawasan seperti ini tidak perlu, tetapi bagi karyawan lainnya, tegaknya disiplin masih perlu agak dipaksakan agar mereka tidak berbuat semaunya dalam perusahaan. Orang yang paling tepat melaksanakan pengawasan terhadap disiplin ini tentulah atasan langsung para karyawan yang bersangkutan. Hal ini disebabkan para atasan langsung itulah yang paling tahu dan paling dekat dengan para karyawan yang ada di bawahnya. Pengawasan yang dilaksanakan atasan langsung ini sering disebut pengawasan melekat (waskat). Pada tingkat manapun ia berada, maka seorang pimpimpin bertanggungjawab melaksanakan pengawasan melekat ini, sehingga tugas-tugas yang dibebankan kepada bawahan tidak menyimpang dari apa yang telah ditetapkan.
8
6. Ada tidaknya perhatian kepada para karyawan. Karyawan adalah manusia yang mempunyai perbedaan karakter antara satu dengan yang lain. Seorang karyawan tidak hanya puas dengan penerimaan kompensasi yang tinggi, pekerjaan yang menantang, tetapi juga mereka masih membutuhkan perhatian yang besar dari pimpinannya sendiri. Keluhan dan kesulitan mereka ingin didengar dan dicarikan jalan keluarnya, dan sebagainya. Pimpinan yang berhasil memberi perhatian yang besar kepada para karyawan akan dapat menciptakan disiplin kerja yang baik karena ia buka hanya dekat dalam arti jarak fisik, tetapi juga mempunyai jarak dekat dalam artian jarak batin. Pimpinan demikian akan selalu dihormati dan dihargai oleh para karyawan sehingga akan berpengaruh besar kepada prestasi, semangat kerja, dan moral kerja karyawan. 7. Diciptakannya kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin. Kebiasan-kebiasan yang perlu ditegakkan untuk menciptakan disiplin yaitu: a. Saling menghormati, bila ketemu di lingkungan pekerjaan. b. Melontarkan pujian sesuai dengan tempat dan waktunya, sehingga para karyawan akan turut merasa bangga dengan pujian tersebut. c. Sering mengikutsertakan karyawan dalam pertemuan-pertemuan, apalagi pertemuan yang berkaitan dengan nasib dan pekerjaan mereka. d. Memberi tahu bila ingin meninggalkan tempat kepada rekan sekerja dengan menginformasikan kemana dan untuk urusan apa, walaupun kepada bawahan sekalipun. 2.3. Kepuasan Kerja Kepuasan kerja menurut Sutrisno (2012:75) adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan bagi para karyawan memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Ini tampak dalam sikap positif karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya. Sutrisno (2012:77) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah:
9
1. Kesempatan untuk maju Dalam hal ini tidak adanya kesempatan untuk memperoleh pengalaman dan peningkatan kemampuan selama kerja. 2. Keamanan kerja Faktor ini sebagai penunjang kepuasan kerja, baik bagi karyawan. Keadaan yang aman sangat mempengaruhi perasaan karyawan selama kerja. 3. Gaji Gaji lebih banyak menyebabkan ketidakpuasan, dan jarang orang mengekspresikan kepuasan kerjanya dengan sejumlah uang yang diperolehnya. 4. Perusahaan dan manajemen Perusahaan dan manajemen yang baik adalah mampu memberikan situasi dan kondisi kerja yang stabil. Faktor ini yang menentukan kepuasan kerja karyawan. 5. Pengawasan Sekaligus atasannya, supervisi yang buruk dapat berakibat absensi dan turn over. 6. Faktor intrinsik dari pekerjaan Atribut yang ada dalam pekerjaan mensyaratkan keterampilan tertentu. Sukar dan mudahnya serta kebanggaan akan tugas dapat meningkatkan atau mengurangi kepuasan. 7. Kondisi kerja Termasuk disini kondisi tempat, ventilasi, penyinaran, kantin, dan tempat kerja. 8. Aspek sosial dalam pekerjaan Merupakan salah satu sikap yang sulit digambarkan tetapi dipandang sebagai faktor yang menunjang puas atau tidak puas dalam kerja. 9. Komunikasi. Komunikasi yang lancar antar karyawan dengan pihak manajemen banyak dipakai alasan untuk menyukai jabatannya. Dalam hal ini adanya kesediaan pihak atasan untuk mau mendengar, memahami dan mengakui pendapat ataupun prestasi karyawannya sangat berperan dalam menimbulkan rasa puas terhadap kerja.
10
10. Fasilitas. Fasilitas rumah sakit, cuti, dana pensiun, atau perumahan merupakan standar suatu jabatan dan apabila dapat dipenuhi akan menimbulkan rasa puas. 2.4. Hipotesis Penelitian Berdasarkan uraian kajian teori, maka hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh signifikan lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja karyawan pada CV. Yamaha Siteba Padang. 2. Terdapat pengaruh signifikan disiplin kerja terhadap kepuasan kerja karyawan pada CV. Yamaha Siteba Padang. 3. Terdapat pengaruh signifikan lingkungan kerja dan disiplin kerja secara bersamaan terhadap kepuasan kerja karyawan pada CV. Yamaha Siteba Padang. III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang penulis lakukan ini adalah penelitian kuantitatif yaitu melakukan pengujian terhadap hipotesis penelitian mengenai ada atau tidak adanya pengaruh signifikan antara lingkungan kerja dan disiplin kerja terhadap kepuasan kerja karyawan pada CV. Yamaha Siteba Padang. 3.2. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian adalah karyawan CV. Yamaha Siteba Padang. Jumlah karyawan CV. Yamaha Siteba Padang pada akhir Juli 2013 adalah 26 orang. Jumlah sampel yang digunakan ditentukan dengan teknik total sampling yaitu seluruh populasi menjadi sampel penelitian, sehingga jumlah sampel penelitian adalah 26 orang. 3.3. Jenis dan Sumber Data 3.3.1. Jenis Data Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian terbagi atas dua bagian, yaitu data primer dan data sekunder.
11
3.3.2. Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : 1. Data primer adalah data yang tidak dipublikasikan. Data primer bersumber dari angket penelitian dan wawancara yang dilakukan dengan karyawan CV. Yamaha Siteba Padang. 2. Data sekunder adalah data yang telah dipublikasikan. Data sekunder bersumber dari buku-buku, literatur-literatur dan jurnal penelitian. 3.4. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan cara: 1. Angket, dilakukan dengan membuat daftar pernyataan secara tertulis yang diberikan kepada karyawan CV. Yamaha Siteba Padang yang menjadi sampel penelitian. 2. Studi kepustakaan, dilakukan dengan cara mempelajari buku-buku, literaturliteratur dan jurnal penelitian yang berhubungan dengan perumusan masalah yang diteliti. 3.5. Teknik Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah analisis regresi linier berganda, analisis koefisien determinasi, uji t dan uji F. IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1. Analisis Regresi Linier Berganda Hasil pengujian persamaan regresi linear berganda untuk pengaruh lingkungan kerja dan disiplin kerja terhadap kepuasan kerja pada CV. Yamaha Siteba Padang dikemukakan pada tabel 4.1. Tabel 4.1. Hasil Pengujian Persamaan Regresi Linier Berganda Coeffici entsa
Model 1
(Constant) Lingkungan Kerja Disiplin Kerja
Unstandardized Coef f icients B Std. Error ,646 ,363 ,535 ,175 ,335 ,146
Standardized Coef f icients Beta ,531 ,399
t 1,779 3,055 2,298
Sig. ,088 ,006 ,031
a. Dependent Variable: Kepuasan Kerja
Sumber : Hasil pengolahan data, tahun 2013. 12
Berdasarkan tabel 4.1. maka bentuk persamaan regresi linear berganda untuk pengaruh lingkungan kerja dan disiplin kerja terhadap kepuasan kerja pada CV. Yamaha Siteba Padang adalah sebagai berikut: Y = 0,646 + 0,535 X1 + 0,335 X2 Dari persamaan regresi diatas, dapat diinterprestasikan pengaruh lingkungan kerja dan disiplin kerja terhadap kepuasan kerja pada CV. Yamaha Siteba Padang sebagai berikut : 1. Nilai konstanta adalah negatif 0,646 artinya jika tidak terjadi perubahan lingkungan kerja dan disiplin kerja (nilai X1 dan X2 adalah 0), maka kepuasan kerja karyawan pada CV. Yamaha Siteba Padang adalah sebesar 0,646 satuan. 2. Nilai koefisien regresi lingkungan kerja adalah 0,535 artinya jika lingkungan kerja pada CV. Yamaha Siteba Padang meningkat sebesar 1 (satuan) dengan asumsi variabel disiplin kerja pada CV. Yamaha Siteba Padang (X2) dan konstanta (a) adalah 0 (nol), maka kepuasan kerja pada CV. Yamaha Siteba Padang akan mengalami peningkatan sebesar 0,535 satuan. 3. Nilai koefisien regresi disiplin kerja adalah 0,335 artinya jika disiplin kerja kerja pada CV. Yamaha Siteba Padang meningkat sebesar 1 (satuan) dengan asumsi variabel lingkungan kerja pada CV. Yamaha Siteba Padang (X1) dan konstanta (a) adalah 0 (nol), maka kepuasan kerja pada CV. Yamaha Siteba Padang akan mengalami peningkatan sebesar 0,335 satuan. Dari hasil persamaan regresi linier berganda tersebut, maka lingkungan kerja dan disiplin kerja perlu mendapatkan perhatian CV. Yamaha Siteba Padang agar dapat meningkatkan kepuasan kerja karyawan. Hal ini berarti semakin baiknya lingkungan kerja dan disiplin kerja pada CV. Yamaha Siteba Padang akan dapat meningkatkan kepuasan kerja karyawan. 4.2. Analisis Koefisien Determinasi (R2) Untuk mengetahui besarnya pengaruh lingkungan kerja dan disiplin kerja secara bersamaan terhadap kepuasan kerja karyawan pada CV. Yamaha Siteba Padang, maka dilakukanlah pengujian statistik dengan melakukan uji koefisien determinasi dengan hasil seperti yang dikemukakan pada tabel 4.2.
13
Tabel 4.2. Hasil Uji Koefisien Determinasi Linier Berganda Model Summary Model 1
R ,893a
R Square ,798
Adjusted R Square ,781
Std. Error of the Est imat e ,33988
a. Predictors: (Const ant ), Disiplin Kerja, Lingkungan Kerja
Sumber : Hasil pengolahan data, tahun 2013. Berdasarkan tabel 4.2. dihasilkan nilai koefisien determinasi linier berganda (Adjusted R Square) adalah 0,781 berarti besarnya pengaruh lingkungan kerja dan disiplin kerja secara bersamaan terhadap kepuasan kerja karyawan pada CV. Yamaha Siteba Padang adalah 78,1% sedangkan sisanya 21,9% dipengaruhi variabel lainnya selain model yang diteliti, seperti gaji, gaya kepemimpinan dan lain-lain. Dari hasil koefisien determinasi linier berganda tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja pada CV. Yamaha Siteba Padang ditentukan oleh lingkungan kerja dan disiplin kerja. Hal ini berarti lingkungan kerja dan disiplin kerja perlu mendapatkan perhatian yang serius dari pimpinan CV. Yamaha Siteba Padang agar dapat meningkatkan kepuasan kerja karyawan. 4.3. Uji t Hasil uji t untuk pengaruh lingkungan kerja dan disiplin kerja secara satu per satu terhadap kepuasan kerja karyawan pada CV. Yamaha Siteba Padang dikemukakan pada tabel 4.3. Tabel 4.3. Hasil Pengujian Uji t Coeffici entsa
Model 1
(Constant) Lingkungan Kerja Disiplin Kerja
Unstandardized Coef f icients B Std. Error ,646 ,363 ,535 ,175 ,335 ,146
Standardized Coef f icients Beta ,531 ,399
t 1,779 3,055 2,298
Sig. ,088 ,006 ,031
a. Dependent Variable: Kepuasan Kerja
Sumber : Hasil pengolahan data, tahun 2013.
14
Berdasarkan tabel 4.3. maka pengaruh lingkungan kerja dan disiplin kerja secara satu per satu terhadap kepuasan kerja karyawan pada CV. Yamaha Siteba Padang adalah sebagai berikut: 1. Variabel lingkungan kerja berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan. Hal ini terlihat dari nilai signifikan (0,006) < level of significant 0,05 dan nilai t hitung (3,055) > t tabel (2,064) artinya jika ditingkatkan variabel lingkungan kerja sebesar satu satuan maka kepuasan kerja pada CV. Yamaha Siteba Padang akan meningkat sebesar 0,535 satuan. 2. Variabel disiplin kerja berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan. Hal ini terlihat dari nilai signifikan (0,031) < level of significant 0,05 dan nilai t hitung (2,298) > t tabel (2,064) artinya jika ditingkatkan variabel disiplin kerja sebesar satu satuan maka kepuasan kerja pada CV. Yamaha Siteba Padang akan meningkat sebesar 0,335 satuan. Dari hasil uji t tersebut maka dapatlah dikemukakan, variabel lingkungan kerja mempunyai pengaruh lebih menentukan terhadap kepuasan kerja karyawan pada CV. Yamaha Siteba Padang karena nilai signifikansi kepuasan kerja 0,006 lebih kecil dari nilai signifikansi disiplin kerja 0,031. Sehingga untuk meningkatkan kepuasan kerja pada CV. Yamaha Siteba Padang, maka terlebih dahulu pimpinan CV. Yamaha Siteba Padang harus melakukan perbaikan terhadap lingkungan kerja terlebih dahulu karena pengaruh dari perubahan lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja jauh lebih besar daripada pengaruh perubahan disiplin kerja terhadap kepuasan kerja karyawan pada CV. Yamaha Siteba Padang. 4.4. Uji F Untuk membuktikan pengaruh lingkungan kerja dan disiplin kerja secara bersamaan terhadap kepuasan kerja karyawan pada CV. Yamaha Siteba Padang, maka dilakukanlah pengujian statistik dengan melakukan uji F dengan hasil seperti yang dikemukakan pada tabel 4.4.
15
Tabel 4.4. Hasil Uji F ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 10,504 2,657 13,161
df 2 23 25
Mean Square 5,252 ,116
F 45,465
Sig. ,000a
a. Predictors: (Const ant), Disiplin Kerja, Lingkungan Kerja b. Dependent Variable: Kepuasan Kerja
Sumber : Hasil pengolahan data, tahun 2013. Berdasarkan ringkasan hasil uji F seperti yang dikemukakan pada tabel 4.4. diketahui nilai F hitung 45,465 dengan tingkat signifikansi 0,000 sedangkan F tabel pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05) adalah 3,42 sehingga nilai F hitung > F tabel dan tingkat signifikansinya 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan pengaruh lingkungan kerja dan disiplin kerja secara bersamaan adalah signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan pada CV. Yamaha Siteba Padang. V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisa data yang dilakukan maka dapat dikemukakan kesimpulan penelitian sebagai berikut : 1. Lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan pada CV. Yamaha Siteba Padang karena nilai t hitung (3,055) > t tabel (2,064) pada level of significant 0,05 dengan bentuk pengaruhnya adalah positif dikarenakan nilai koefisien regresi lingkungan kerja bernilai positif yaitu 0,535 yang menunjukkan setiap peningkatan 1 satuan lingkungan kerja akan mengakibatkan meningkatnya kepuasan kerja karyawan pada CV. Yamaha Siteba Padang sebesar 0,535 satuan. 2. Disiplin kerja berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan pada CV. Yamaha Siteba Padang karena nilai t hitung (2,298) > t tabel (2,064) pada level of significant 0,05 dengan bentuk pengaruhnya adalah positif dikarenakan nilai koefisien regresi disiplin kerja bernilai positif yaitu 0,335 yang menunjukkan setiap peningkatan 1 satuan disiplin kerja akan mengakibatkan 16
meningkatnya kepuasan kerja karyawan pada CV. Yamaha Siteba Padang sebesar 0,335 satuan. 3. Lingkungan kerja dan disiplin kerja secara bersamaan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan pada CV. Yamaha Siteba Padang karena nilai F hitung (45,465) > F tabel (3,42) pada level of significant 0,05 dengan besarnya pengaruh lingkungan kerja dan disiplin kerja secara bersamaan terhadap kepuasan kerja karyawan adalah 78,1% dan 21,9% dipengaruhi variabel lainnya seperti kompensasi, gaya kepemimpinan dan lain-lain. 5.2. Saran-Saran Saran-saran yang dapat dikemukakan dari penelitian yang telah dilakukan adalah : 1. Untuk lingkungan kerja, maka CV. Yamaha Siteba Padang perlu menerapkan peraturan kerja yang jelas sehingga dapat dimengerti dan dipahami oleh setiap karyawan serta menugaskan karyawan untuk bekerja sesuai dengan bidang kerjanya masing-masing serta karyawan perlu mempertahankan adanya hubungan yang harmonis antara sesama karyawan sebagai bentuk dari tim kerja sehingga dapat memudahkan dalam menyelesaikan pekerjaan. 2. Untuk disiplin kerja, maka CV. Yamaha Siteba Padang perlu memberikan perhatian kepada pemberian kompesasi yang sesuai dengan pengorbanan yang diberikan karyawan kepada perusahaan. Hal ini dikarenakan dengan adanya pemberian kompensasi yang tidak sesuai dengan yang diharapkan karyawan maka motivasi karyawan untuk bekerja lebih giat akan menurun yang ditunjukkan dengan adanya sikap karyawan untuk terlambat masuk kerja atau tidak hadir pada hari kerja. Selain itu pimpinan juga perlu mendengarkan permasalahan yang dihadapi karyawan dalam mematuhi aturan yang berlaku di perusahaan sehingga pimpinan dapat memberikan jawaban yang memuaskan kepada karyawan dan karyawan merasa diperhatikan oleh pimpinan, maka semangat kerja mereka akan meningkat untuk mematuhi peraturan yang berlaku diperusahaan. Pemberian hukuman yang sama kepada karyawan yang melanggat peraturan yang berlaku di perusahaan perlu diberlakukan sama
17
untuk semua karyawan atau tidak ada sikap pilih kasih pimpinan untuk memberikan hukuman kepada karyawannya karena adanya sikap tegas pimpinan untuk memberikan hukuman kepada karyawan yang melanggar disiplin kerja maka akan menimbulkan sikap jera dari karyawan untuk tidak mengulanginya lagi. 3. Untuk kepuasan kerja, maka CV. Yamaha Siteba Padang melakukan perbaikan gaji dan pemberian bonus dalam bentuk uang terutama kepada karyawan yang mempunyai disiplin kerja yang tinggi dalam melaksanakan pekerjaannya sehingga dapat memotivasi karyawan untuk saling bersaing menjadi karyawan yang terbaik di perusahaan. Selain itu, pimpinan perlu mempertahankan sikapnya yang bersedia memberikan arahan kepada karyawan dan memberikan perhatian terhadap kebutuhan yang diperlukan karyawan dalam bekerja. DAFTAR PUSTAKA Amsuri Nasution, Wendi. 2013. Pengaruh Kompensasi dan Lingkungan Kerja terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT. Karya Deli Stelindo Medan. http://ibbi.ac.id/ibbiacid/bahan/Wendi-Amsuri-Nasution-2.pdf Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Chaisunah dan Muttaqiyathun, Ani. 2011. Pengaruh Kompensasi dan Lingkungan Kerja terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Studi Kasus pada PT. Bank Perkreditan Rakyat Shinta Daya). http://manajemen.uad.ac.id/jurnal/file/ sept/Pengaruh Kompensasi Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan PT.pdf Dessler, Gary. 2007. Manajemen Personalia. Jakarta: Erlangga. Mangkunegara, Anwar Prabu. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Nawawi, Hadari. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Nugroho, Bhuono Agung. 2005. Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian dengan SPSS. Yogyakarta: CV. Andi Offset. Rangkuti, Freddy. 2011. Teknik Mengukur dan Strategi Meningkatkan Kepuasan Pelanggan. Jakarta : Erlangga. Rivai, Veithzal. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusi untuk Perusahaan. Edisi Pertama. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
18
Robbins, Stephen P. 2009. Organizational Behavior. Jakarta: Salemba Empat. Rumada, Gede dan Utama, I Wayan Mudiartha. 2013. Pengaruh Kompensasi, Kepemimpinan dan Lingkungan Kerja Fisik terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Hotel Taman Harum Ubud Gianyar. http://ojs.unud.ac.id/index. php/Manajemen/article/view/4218 Sarwono, Jonathan. 2009. Panduan Lengkap untuk Belajar Komputasi Statistik Menggunakan SPSS 16. Yogyakarta: CV. Andi Offset. Sedarmayanti. 2009. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: Mandar Maju. Simamora, Henry. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: STIE YKPN. Sopiah. 2008. Perilaku Organisasional. Yogyakarta: CV. Andi Offset. Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung. ______. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Sunyoto, Danang. 2013. Teori, Kuisioner, dan Analisis Data Sumber Daya Manusia (Praktik Penelitian). Yogyakarta: Center for Academic Publishing Service. Sutrisno, Edy. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
19