Jurnal zootek (“zootek journal”) Vol 34 No 2: 124 - 129 (Juli 2014)
ISSN 0852-2626
PENGARUH LEVEL PUPUK N,P,K TERHADAP KOMPONEN TANAMAN BRACHIARIA HUMIDICOLA CV.TULLY DAN PENNISETUM PURPUREUM CV.MOTT DI AREAL PERTANAMAN KELAPA Dewi Turangan, Charles.L.Kaunang, Agnitje Rumambi, dan Rustandi Fakultas Peternakan Universitas Sam Ratulangi Manado 95115 e-mail :
[email protected]
Sebaliknya, komponen batang pada kedua
ABSTRAK
jenis rumput mengalami penurunan dengan Lahan yang ada di bawah pertanaman
semakin lengkap kombinasi pemupukan unsur
kelapa dapat dimanfaatkan atau ditanami
makro
berbagai komoditi pertanian, termasuk hijauan pakan.
Pakan
berperan
penting
suatu
usaha
peternakan.
Produktivitas
hijauan
perlu
ditingkatkan
tingkat
kesuburan
kelapa tanah
Brachiaria humidicola. Sedangkan, komponen batang tidak berbeda nyata untuk kedua jenis rumput. Kesimpulannya, kedua jenis rumput
mempunyai
yang
uji membutuhkan perlakuan unsur makro NPK
rendah
lengkap untuk mendapatkan hasil dengan
(marginal), sehingga salah satu alternatif yang
komponen daun lebih tinggi.
dilakukan adalah dengan jalan pemupukan.
Kata Kunci : Lahan, Hijauan, Pupuk NPK,
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengharuh terhadap
kombinasi komponen
humidicola
cv.Tully
level
statistik
lebih tinggi (P<0.05) dibandingkan dengan
dan iklim yang ideal. Permasalahannya, lahan pertanaman
analisis
Pennisetum pupureum 153.87Gr/petak nyata
dengan didukung oleh lingkungan fisik tanah
dibawah
Hasil
menunjukkan bahwa komponen daun rumput
dalam
keberhasilan
NPK.
areal kelapa.
pupuk NPK
tanaman
Brachiaria
dan
Pennisetum
ABSTRACT
purpurteum dwarf di areal pertanaman kelapa. EFFECT OF N,P,K FERTILIZER
Penelitian ini telah dilaksanakan di Kecamatan
LEVELS ON PLANT COMPONENTS OF
Malalayang 1 Barat lingkungan 1 Kota
BRACHIARIA
Manado. Metode yang dilakukan secara
AND
faktorial pada rancangan dasar acak lengkap
lengkap
dibutuhkan
PURPUREUM
In North Sulawesi there are vast grasslands as
menunjukkan bahwa pemupukan unsur makro secara
PENNISETUM
CV.TULLY
CV.MOTT IN COCONUT PLANTATIONS.
(RAL), dengan 4 ulangan. Hasil penelitian
NPK
HUMIDICOLA
pastures so that breeders only utilize the
untuk
existing land in the coconut plantations as
meningkatkan komponen daun hijauan pakan
cattle raising area. Existing land under the
untuk memenuhi kebutuhan ternak ruminan. 124
Jurnal zootek (“zootek journal”) Vol 34 No 2: 124 - 129 (Juli 2014)
ISSN 0852-2626
higher (P<0.05) than Brachiaria humidicola. coconut plantation can be utilized or planted
The stem components were not significantly
variety of agricultural commodities, including
different for both types of grass. Therefore, the
forage, where feed was instrumental in the success of
results of this study showed that both types of
animal farm. In increasing the
grass treatment elements required the complete
productivity of forage among others, animal
NPK macro to get result with higher leaf
grass needs to be supported by the physical
components.
environment, ideal soil and climate. The
Keywords: Land, Forage, NPK Fertilizer,
problem in this research was the area under
coconut plantation area
coconut cultivation had low soil fertility (marginal), so one alternative was given by
PENDAHULUAN
way of fertilization. Therefore the NPK fertilization is one of the most alternative
Peningkatan
method to overcome the low soil fertility. The
ruminansia
objective of this study was to determine the effect of the combination of NPK fertilizer levels on plant components of Brachiaria humidicola
cv.
Tully
and
ternak
ditunjang
dengan
tersedianya hijauan
yang cukup dan
berkualitas
makanan
Rumput
Pennisetum
harus
produksi
sebagai Brachiaria
pokok.
humidicola
purpureum cv.mott in coconut plantations.
Pennisetum
This research was conducted in the western
merupakan rumput tropis yang tumbuh
districts of Malalayang 1, Manado city from
dengan baik diareal pertanaman kelapa
October 2013 – February 2014. Factorial
(Whiteman, 2001). Rumput Brachiaria
design method was performed on the basis of
humidicola memiliki komposisi kimia,
completely
bahan kering 321,3 g/kg berat segar.
randomized
design
with
4
replications. The result in this study showed that
the
influence
of
fertilization
Kandungan
was
required
to
increase
nutrisi
cv.
lainnya
Mott
yang
dinyatakan dalam bahan kering adalah
demonstrated for the macro elements NPK fertilization
purpureum
dan
bahan organik. Analisis proksimat rumput
the
Pennisetum purpureum cv. Mott dari hasil
component of leaves. These elements were met the needs of forage for ruminants.
panen
Otherwise the rod components of both grass
berkisar antara 89,66% protein kasar,
types were decreased by more complete
BETN 41,34%, serat kasar 30,86%, lemak
combination of macro elements of NPK
2,24%, abu 15,96% dan TDN mencapai
fertilization. In term of different types of grass,
51% (Whiteman, 2001).
the statistical analysis showed that the leaves of the grass component of Pennisetum purpureum were 153.87 g/plot, significantly 125
yang
diadakan
secara
teratur
Jurnal zootek (“zootek journal”) Vol 34 No 2: 124 - 129 (Juli 2014)
Kesuburan tanah adalah salah satu
ISSN 0852-2626
baik dari hijauan pakan (Anis, 2011).
faktor yang dapat menunjang hasil yang Ketersediaan unsur hara didalam tanah
kesuburan tanah yang rendah (marginal),
dapat dilakukan dengan pemberian pupuk.
sehingga salah satu alternatif yang perlu
Besarnya jumlah pupuk yang diberikan
dilakukan adalah dengan jalan pemupukan.
tergantung respons dari tanaman pakan
Pemupukan bertujuan untuk mengganti
tersebut. Semakin lengkap unsur hara yang
unsusr hara yang hilang waktu panen atau
diberikan dengan jumlah yang tepat,
terjadi degradasi dari tanah oleh air hujan.
semakin baik dan maksimal hasil yang
Oleh
diperoleh (Polakitan dan Kairupan, 2010).
merupakan salah satu alternatif yang
sebab
itu,
pemupukan
NPK
Unsur hara Nitrogen (N), Fosfor
paling memungkinkan untuk mengatasi
(P), dan Kalium (K), merupakan unsur
tingkat kesuburan tanah yang rendah
hara makro yang sangat dibutuhkan untuk
(marginal). Penelitian ini bertujuan untuk
pertumbuhan tanaman (Gillen and Ewing,
mengetahui pengaruh level pupuk NPK
1992).
faktor
terhadap komponen tanaman Brachiaria
pembatas utama karena sering defisien di
humidicola c. Tully dan Pennisetum
lahan sebab sifatnya mudah larut, mudah
purpureum dwarf
tercuci dan mudah menguap (Aryanto dan
kelapa.
Nitrogen
Polakitan,
2009).
merupakan
Selanjutnya,
unsur
Fosfor dan Kalium juga dibutuhkan untuk pertumbuhan
tanaman
di areal pertanaman
terutama
MATERI DAN METODE
pada
PENELITIAN
pasture yang terintegrasi dengan tanaman
Penelitian ini telah dilaksanakan di
kelapa, mengingat kelapa sebagai komoditi
Kecamatan
utama yang membutuhkan kedua jenis
lingkungan 1 Kota Manado, berlangsung
unsur hara ini dalam jumlah yang banyak
sejak bulan Oktober 2013 - Februari 2014.
(Warembourg and Esterlrich, 2000).
Bahan penelitian yang digunakan adalah
Sulawesi Utara adalah salah satu daerah
tidak
terdapat
tanaman
rumput
1
Barat
Brachiaria
pastura
humidicola dan bibit rumput Pennisetum
hanya
purpureum cv. Mott dalam bentuk anakan.
memanfaatkan lahan yang ada diareal
Pupuk nitrogen (N) dalam bentuk urea,
pertanaman kelapa untuk pemeliharaan
pupuk fosfor (P) dalam bentuk TSP dan
ternak. Permasalahannya, lahan di bawah
pupuk kalium (K) dalam bentuk KCL.
pertanaman kelapa mempunyai tingkat
Sedangkan
sehingga
yang
bibit
Malalayang
petani/peternak
126
peralatan
yang
digunakan
Jurnal zootek (“zootek journal”) Vol 34 No 2: 124 - 129 (Juli 2014)
adalah cangkul, parang, pisau, gunting,
ISSN 0852-2626
Penelitian
ini
dirancang untuk
timbangan, amplop ukuran besar, dan alat
mengetahui
tulis-menulis.
pemupukan
kandungan bahan kering dan persentasi
selanjutnya dibuat bedeng seluas 2,5x2,5
komponen
meter. (3) Pemupukan; Sesuai dosis yang
dari
kedua
rumput
uji.
pengaruh N,P,dan
maka
kombinasi K
terhadap
Perlakuan di atas secara faktorial pada
ditetapkan
jumlah
rancangan dasar acak lengkap (RAL),
Fosfor/petak
dengan 4 ulangan. Perlakuan yang diuji
sedangkan pupuk Kalium sebanyak 78,116
dalam penelitian ini adalah :
gr dan pupuk Nitrogen yang digunakan
Jenis rumput sebagai faktor A :
sebanyak
a1 = Brachiaria humidicola cv. Tully
Variabel; Variabel yang diukur dalam
a2 = Pennisetum purpureum cv. Mott
penelitian ini adalah kandungan bahan
dan kombinasi sebagai unsur makro faktor
kering dan persentasi komponen rumput.
sebanyak
203,804
pupuk
101,89
gram/petak.
gr,
(4)
B: b1 = N
HASIL DAN PEMBAHASAN
b2 = NP
Pengaruh perlakuan pemupukan
b3 = NPK
terhadap hasil bahan kering daun dan
Perlakuan diatur secara faktorial 2x3
batang rumput uji disajikan pada Tabel 1.
dengan rancangan dasar acak lengkap
Hasil
(RAL) dengan 4 ulangan.
(1)
Persiapan
bahan kering daun dan batang rumput uji.
digunakan keseluruhan 50x50 meter atau
Pengaruh perlakuan pupuk menunjukkan
sekitar 2.500 m2. Lahan dibersihkan dari
perbedaan nyata (P<0.05) terhadap hasil
gulma, kemudian
bahan kering daun dan batang (Tabel 1).
untuk
kondisi
lahan
dari perlakuan yang nyata terhadap hasil
yang
keseragaman
lahan;
statistik
menunjukkan tidak ada pengaruh interaksi
Prosedur kerja dalam penelitian ini :
analisis
mendapatkan dilakukan
Data menunjukkan bahwa komponen daun
dengan cara membongkar tanah, digaruk
dari kedua jenis rumput uji meningkat
untuk didapatkan partikel tanah yang lebih
dengan nyata. Komponen daun tertinggi
kecil kemudian diratakan. Lahan dibiarkan
diperoleh pada kombinasi lengkap NPK
selama tiga minggu sampai semua gulma
pada
bertumbuh
sebanyak 223,67 Gr/petak nyata (P<0.05)
dan
tanah
disemprot
dengan
rumput
humidicola
herbisida; (2) Pembuatan petak percobaan;
lebih
Setelah
perlakuan pemupukan lainnya (Manske
lahan
bersih
dari
gulma
127
tinggi
Brachiaria
dibandingkan
dengan
Jurnal zootek (“zootek journal”) Vol 34 No 2: 124 - 129 (Juli 2014)
ISSN 0852-2626
dan Caesar-TonThat, 2002). Hal yang
(P<0.05) lebih tinggi dari perlakuan
sama diperoleh pada komponen daun
pemupukan lainnya. Data ini menunjukkan
rumput Pennisetum purpureum cv. Mott
bahwa pemupukan unsur makro NPK
sebanyak 196.26 Gr/petak dan nyata
secara
lengkap
dibutuhkan
untuk
Tabel 1. Pengaruh perlakuan pupuk terhadap hasil bahan kering daun dan batang Perlakuan Pupuk
Brachiaria humidicola
Pennisetum purpureum
Daun
Batang
Daun
Batang
N
179.61b
191.01a
118.78C
198.91a
NP
188.77b
194.17a
146.58b
180.82b
NPK
223.67a
176.27b
196.26a
179.90b
Ket: Huruf berbeda pada lajur yang sama beda nyata (P<0.05)
meningkatkan komponen daun yang lebih
lainnya. Hasil yang sama diperoleh pada
banyak
rumput
pada
hijauan
pakan
untuk
Pennisetum
purpureum,
hasil
memenuhi kebutuhan ternak ruminant
komponen batang terendah pada perlakuan
(Kaligis dan Sumolang, 1990).
NPK
Hasil
penelitian
dan
NP
berturut-turut
179.90
menunjukkan
Gr/petak dan 180.82 Gr/petak. Keduanya
komponen batang pada kedua jenis rumput
tidak berbeda nyata (P>0,05), tetapi
mengalami penurunan dengan semakin
berbeda nyata (P<0.05) dalam perlakuan
lengkap
N. Komponen batang makin menurun
kombinasi
pemupukan
unsur
makro NPK (Kaligis dan Sumolang,
adalah
1990). Hasil analisis statistik menunjukkan
komponen daun pada perlakuan tersebut
bahwa komponen batang terendah pada
(Kaligis dan Sumolang, 1990). Perbedaan
rumput Brachiaria humidicola sebanyak
jenis rumput terhadap komponen daun dan
176,27
batang
Gr/petak
nyata
lebih
rendah
sebagai
disajikan
konsekuensi
pada
naiknya
Tabel
(P<0.05) dibandingkan dengan perlakuan
Tabel 2. Perbedaan komponen daun dan batang kedua jenis rumput uji Jenis Rumput
Komponen Daun
Batang
Brachiaria humidicola
197.35a
187.15
Pennisetum pupureum
153.87b
186.54
128
2.
Jurnal zootek (“zootek journal”) Vol 34 No 2: 124 - 129 (Juli 2014)
ISSN 0852-2626
Ket: Huruf yang berbeda pada lajur yang sama berbeda nyata (P<0.05)
Hasil
analisis
menunjukkan rumput
bahwa
statistik
komponen
Pennisetum
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Utara, Jl. Kampus Pertanian Kalasey.
daun
pupureum
153.87Gr/petak nyata lebih tinggi (P<0.05) dibandingkan
dengan
Gillen, R.L and A.L.Ewing, 1992. Leaf development on native blustem grasses in relation to degree-day accumulation. J. Range Manage 45 : 200 – 204.
Brachiaria
humidicola. Sedangkan, komponen batang tidak berbeda nyata untuk kedua jenis rumput. Hijauan pakan yang dihasilkan untuk
kebutuhan
pakan
Kaligis, D.A and C. Sumolang 1990. Forage species for coconut plantation in North Sulawesi. In: Forage Plantation Crops: ed: H.M. Shelton and W.W. Stur. ACIAR Proc. No. 32
ruminansia,
diharapkan komponen daun lebih banyak daripada komponen batang (Polakitan dan Kairupan, 2010).
Manske, L and T.C. Caesar-TonThat. 2002. Grazing Management Effects on Rhizophere Fungi. Annual Report 2002. Dickinson Research Extention center. Dickinson, ND 58601. Polakitan. D dan A. Kairupan, 2009. Pertumbuhan dan Produktivitas Rumput Gajah Dwarf (Pennisetum purpureum cv.Mott) pada umur Potong Berbeda, http://peternakan.litbang.deptan.go.id/ fullteks/jitv113-5.pdf. Diunduh tanggal, 10 april 2013.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kedua jenis rumput uji membutuhkan perlakuan unsur makro NPK lengkap untuk mendapatkan hasil dengan komponen daun lebih tinggi.
DAFTAR PUSTAKA Anis. S.D. 2011a. Karakteristik pertumbuhan dan perkembangan vegetative rumput B. Humidicola pada lahan tegakan kelapa. Laporan Topik Khusus. Program Studi Agronomi. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Warembourg, F.R and D.H. Esterlrich, 2000. Towards a better understanding of Carbon flow in the rhizophere: a time-dependent approach using carbon-14. Biol. Fertil Soils 30 : 528534 Whiteman, P. C. 2001. Tropical Pasture Science Published in The United States by Oxford University Press, Newyork
Aryanto dan D. Polakitan, 2009. Uji Produksi Rumput Dwarf (Pennicetum purpureum cv.Mott). Jurnal ilmiah, 129