Jurnal Konseling & Psikoedukasi Juni 2016, Vol. 1, No. 1 ISSN: 2502 - 4000
PENGARUH LAYANAN DISKUSI KELOMPOK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PERILAKU BULLYING SISWA KELAS XI (Studi di SMA Negeri 5 Sigi ) Putri Wardhani1 Muh. Mansyur Thalib Ridwan Syahran
ABSTRAK Kata Kunci : Media Audio Visual, Perilaku Bullying Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh layanan diskusi kelompok dengan menggunakan media audio visual terhadap perilaku bullying siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan perilaku bullying siswa sebelum maupun sesudah diberikan layanan diskusi kelompok dengan menggunakan media audio visual serta menjelaskan pengaruh layanan diskusi kelompok dengan menggunakan media audio visual terhadap pengurangan perilaku bullying. Subjek penelitian ini berjumlah 13 orang. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah angket. Data diolah dan dianalisis secara deskriptif dan inferensial. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa sebelum diberikan layanan diskusi kelompok dengan menggunakan media audio visual, terdapat 15,4% siswa memiliki perilaku bullying fisik yang sangat tinggi, 61,5% siswa memiliki perilaku bullying fisik yang tinggi, 23,1% siswa memiliki perilaku bullying fisik yang rendah. Sesudah diberikan layanan diskusi kelompok dengan menggunakan media audio visual, terjadi pengurangan perilaku bullying fisik antara lain: 7,7% siswa memiliki perilaku bullying fisik yang sangat tinggi, 30,8% siswa memiliki perilaku bullying fisik yang tinggi, 46,1% siswa memiliki perilaku bullying fisik yang rendah dan 15,4% siswa memiliki perilaku bullying fisik yang sangat rendah. Hasil analisis inferensial menunjukan bahwa perilaku bullying siswa kelas XI SMA Negeri 5 Sigi sesudah diberikan layanan diskusi kelompok dengan menggunakan media audio visual lebih rendah dibandingkan sebelum diberikan layanan diskusi kelompok dengan menggunakan media audio visual.
1
Program Studi Bimbingan dan Konseling, Kampus FKIP Untad Bumi Tadulako Tondo
39
Jurnal Konseling & Psikoedukasi Juni 2016, Vol. 1, No. 1 ISSN: 2502 - 4000
PENDAHULUAN Masa remaja merupakan proses dimana seorang remaja sedang mencari dan menemukan jati dirinya serta lebih suka untuk melakukan aktivitas berkelompok. Dalam proses menemukan jati dirinya remaja memiliki kecenderungan untuk melakukan hal - hal negatif yang dapat merugikan dirinya sendiri maupun orang lain salah satunya adalah dengan melakukan kekerasan. Begitu banyaknya kekerasan yang terjadi, sehingga muncul kekhawatiran bahwa kekerasan dapat dianggap sebagai suatu hal yang normal dan wajar. Kasus kekerasan pada anak di lingkungan sekolah sebenarnya sudah lama dan banyak terjadi, namun tidak mendapat perhatian bahkan terkadang tidak dianggap sesuatu hal yang serius. Kekerasan yang terjadi yaitu berupa kekerasan fisik
dan mental seperti perpeloncoan, bentuk
intimidasi dari teman – teman dan pengucilan diri. Kekerasan ini biasanya disebut dengan perilaku bullying. Bullying merupakan suatu bentuk perilaku agresif yang diwujudkan dengan perlakuan secara tidak sopan dan menggunakan kekerasan/paksaan untuk mempengaruhi orang lain. Perilaku bullying dapat mencakup pelecehan verbal, kekerasan fisik, psikologis dan cyberbullying yang dapat diarahkan berulang kali terhadap korban tertentu. Pelecehan verbal yaitu pelecehan dengan menggunakan ucapan berupa mengejek, menyebarkan gosip serta memberi julukan. Kekerasan fisik adalah perilaku bullying yang dilakukan dengan adanya sentuhan fisik seperti mendorong, menjambak, memukul, dll. Pelecehan secara psikologis adalah pelecehan yang cukup sulit untuk di deteksi karena bullying ini berupa mimik kegiatan yang secara tidak langsung diperlihatkan oleh pelaku bullying yaitu menjulurkan lidah, memandang dengan penuh ancaman, serta memandang dengan hina, sedangkan cyberbullying adalah bully yang dilakukan dengan menggunakan media dari teknologi dan komunikasi seperti sms, telepon, e-mail, facebook, twitter, instagram, dsb. Akibat dari perilaku bullying adalah anak menjadi cenderung bersifat agresif, mudah marah, memiliki toleransi yang rendah, mempengaruhi prestasi belajar di sekolah, dapat depresi tahap ringan dikarenakan rasa bersalah serta dapat masuk penjara. Jika perilaku bullying ini tidak segera ditangani, maka akan berdampak buruk bagi perkembangan anak nantinya. Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu diadakan layanan diskusi kelompok untuk mengetahui bagaimana tanggapan mereka serta memecahkan masalah perilaku bullying fisik di sekolah. Diharapkan dari pemberian layanan diskusi kelompok dengan menggunakan media audio visual, siswa kelas XI SMA Negeri 5 Sigi yang mengalami 40
Jurnal Konseling & Psikoedukasi Juni 2016, Vol. 1, No. 1 ISSN: 2502 - 4000
masalah perilaku bullying fisik tidak akan melakukan perilaku bullying fisik lagi sehingga dapat mengurangi dampak yang terjadi dari perilaku tersebut serta siswa dapat mencapai perkembangannya secara optimal. Diskusi kelompok merupakan salah satu teknik dalam layanan bimbingan kelompok yang dilaksanakan secara berkelompok guna membantu siswa agar dapat terhindar dari berbagai masalah yang dapat mengganggu pencapaian perkembangan siswa baik yang berhubungan dengan diri pribadi, sosial, belajar ataupun karirnya. Pengertian diskusi kelompok memiliki beberapa pengertian dari para ahli seperti menurut Tohirin (2007:291) “diskusi kelompok merupakan suatu cara dimana siswa memperoleh kesempatan untuk memecahkan masalah secara bersama-sama”. Sedangkan menurut Sukardi, D.K (2008:220) “diskusi kelompok adalah suatu pertemuan dua orang atau lebih yang ditunjukkan untuk saling tukar pengalaman dan pendapat, dan biasanya menghasilkan suatu keputusan bersama”. Menurut Djaramah dan Zain (dalam Febritha D, 2014:31) bahwa “media audio visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media auditif (mendengar) dan visual (melihat)”. Bullying merupakan perilaku agresif berulang yang dilakukan oleh individu atau sekelompok orang yang bertujuan untuk menyakiti dan mengganggu orang lain secara fisik, verbal, psikologis serta melalui media elektronik. Bullying memiliki beberapa pengertian dari para ahli, diantaranya menurut Tim Yayasan Sejiwa (2008:2) menyatakan bahwa “bullying adalah situasi dimana terjadinya penyalahgunaan kekuatan atau kekuasaan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok”. Sedangkan menurut Rigby (dalam Astuti, 2008:3) “bullying adalah sebuah hasrat untuk menyakiti. Hasrat ini diperlihatkan ke dalam aksi, menyebabkan seseorang menderita. Aksi ini dilakukan secara langsung oleh seseorang atau kelompok yang lebih kuat, tidak bertanggung jawab, biasanya berulang, dan dilakukan dengan perasaan senang”.
METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian quasi experiment research yaitu adanya perlakuan pada siswa yang akan menjadi pembanding, dalam pemberian layanan diskusi kelompok dengan menggunakan media audio visual karena tidak semua indikator mengenai perilaku bullying mampu dikontrol. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 5 Sigi Desa Bolapapu, Kecamatan Kulawi, Kabupaten Sigi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI 41
Jurnal Konseling & Psikoedukasi Juni 2016, Vol. 1, No. 1 ISSN: 2502 - 4000
yang berjumlah 13 siswa. Pengambilan data dan pelaksanaan penelitian adalah pada bulan Februari tahun 2016. Teknik pengumpulan data ini adalah angket. Adapun jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden (subjek penelitian) atau dikumpulkan peneliti dalam berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data sekunder dalam penelitian ini adalah observasi langsung pada pelaksanaan layanan diskusi kelompok dengan menggunakan media audio visual serta wawancara langsung dengan guru BK. Analisis data dilakukan dengan mengacu pada analisis deskriptif dan analisis inferensial. Analisis data deskriptif menggunakan rumus presentase (Anas, S 2003:40) dengan menggunakan pedoman klasifikasi (Thalib, M.M. 2007). Sedangkan analisis inferensial menggunakan rumus uji-t. Untuk menentukan apakah hipotesis nol ditolak atau tidak maka distribusi
tabel
hitung
dikonsultasikan pada daftar nilai
dengan taraf signitif 95%. (α = 0,05) Jika
nol) ditolak, jika thitung ≤
tabel
hitung
>
tabel
maka H0 (hipotesis
maka H0 diterima.
HASIL Hasil Analisis Deskriptif Deskripsi data perilaku bullying Untuk mengetahui frekuensi perilaku bullying siswa SMA Negeri 5 Sigi sebelum dan sesudah diberikan layanan diskusi kelompok dengan menggunakan media audio visual, maka dibuat klasifikasi perilaku bullying siswa seperti pada tabel 1 dan 2: Tabel 1. Klasifikasi dan Persentase Perilaku Bullying Siswa Sebelum diberikan Layanan Diskusi Kelompok dengan Menggunakan Media Audio Visual. No Klasifikasi Perilaku Bullying Fisik 1 2 3 4
Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah Jumlah
f
%
2 8 3 0 13
15,4 61,5 23,1 0 100
Berdasarkan tabel 1 di atas, menunjukan bahwa dari 13 siswa yang menjadi subjek penelitian, 2 atau 15,4% siswa memiliki perilaku bullying fisik yang sangat tinggi, 8 atau 61,5% siswa memiliki perilaku bullying fisik yang tinggi , 3 atau 23,1% siswa memiliki perilaku bullying fisik yang rendah dan tidak ada atau 0% siswa memiliki perilaku bullying fisik yang sangat rendah 42
Jurnal Konseling & Psikoedukasi Juni 2016, Vol. 1, No. 1 ISSN: 2502 - 4000
Tabel 2. Klasifikasi dan Persentase Perilaku Bullying Siswa Sebelum diberikan Layanan Diskusi Kelompok dengan Menggunakan Media Audio Visual. No Klasifikasi Perilaku Bullying Fisik 1 2 3 4
Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah Jumlah
f
%
1 4 6 2 13
7,7 30,8 46,1 15,4 100
Berdasarkan tabel 2 di atas, menunjukan bahwa dari 13 siswa yang menjadi subjek penelitian bahwa 1 atau 7,7% siswa memiliki perilaku bullying fisik yang sangat tinggi, 4 atau 30,8% siswa memiliki perilaku bullying fisik yang tinggi, 6 atau 46,1% siswa memiliki perilaku bullying fisik yang rendah dan 2 atau 15,4% siswa memiliki perilaku bullying fisik yang sangat rendah. Deskripsi Pengurangan Perilaku Bullying Fisik Sebelum dan Sesudah Diberikan Layanan Diskusi Kelompok dengan Menggunakan Media Audio Visual. Berdasarkan klasifikasi tentang perilaku bullying siswa, maka dapat dilihat pengurangan perilaku bullying siswa sebelum dan sesudah diberikan layanan diskusi kelompok dengan menggunakan media audio visual pada tabel 3. Tabel 3. Deskripsi Pengurangan Perilaku Bullying Siswa Sebelum Dan Sesudah diberikan Layanan Diskusi Kelompok dengan Menggunakan Media Audio Visual. No
Klasifikasi PBF
Sebelum Diberikan Layanan (DKMMAV)
Sesudah Diberikan Layanan (DKMMAV)
Peningkatan PBF
%
1
Sangat Tinggi
4, 10
10
0
0
2
Tinggi
2, 3, 5, 6, 7, 9, 12, 13
2, 4, 6, 9
1
7,7
3
Rendah
1, 8, 11
3, 5, 7, 8, 12, 13
5
38,46
4
Sangat Rendah
0
1, 11
2
15,38
Jumlah 13 13 8 61,54 Keterangan : LDKMMAV (Layanan Diskusi Kelompok dengan Menggunakan Media Audio Visual) PBF (Perilaku Bullying Fisik)
43
Jurnal Konseling & Psikoedukasi Juni 2016, Vol. 1, No. 1 ISSN: 2502 - 4000
Berdasarkan tabel 3 di atas, menunjukkan bahwa pengeurangan perilaku bullying siswa sebelum dan sesudah diberikan layanan diskusi kelompok dengan menggunakan media audio visual adalah 1 atau 7,7% siswa memiliki perilaku bullying fisik yang tinggi yaitu siswa nomor 4. Kemudian 5 atau 38,46% siswa memiliki perilaku bullying fisik yang rendah yaitu siswa nomor 3, 5, 7, 12 dan 13. Terdapat 2 atau 15,38% siswa memiliki perilaku bullying fisik yang sangat rendah yaitu siswa nomor 1 dan 11. Sehingga siswa yang mengalami pengurangan perilaku bullying fisik sebanyak 61,54%. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian layanan diskusi kelompok dengan menggunakan media audio visual pada siswa kelas XI SMA Negeri 5 Sigi berpengaruh terhadap pengurangan perilaku bullying fisik siswa. Analisis Inferensial Untuk menguji apakah hipotesis nol (H0) ditolak atau diterima, maka hasil perhitungan (thitung) dikonsultasikan pada tabel t (satu ekor), dengan taraf kepercayaan 95% (ɑ = 0,05) pada derajat bebas (db) = (n – 1) = (13 – 1) = 12. Pada tabel distribusi diperoleh nilai t tabel sebesar 1,78. Hal ini berarti nilai thitung > nilai ttabel atau 10 > 1,78. Dengan demikian hipotesis nol (H0) ditolak. Hipotesis nol (H0) yang berbunyi perilaku bullying fisik siswa kelas XI SMA Negeri 5 Sigi sesudah diberikan layanan diskusi kelompok dengan menggunakan media audio visual tidak lebih rendah dibandingkan sebelum diberikan layanan diskusi kelompok dengan menggunakan media audio visual.
PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku bullying siswa kelas XI SMA Negeri 5 Sigi, sebelum diberikan layanan diskusi kelompok dengan menggunakan media audio visual dari 13 orang siswa yang menjadi subjek penelitian, 2 atau 15,4% siswa memiliki perilaku bullying fisik yang sangat tinggi, 8 atau 61,5% siswa memiliki perilaku bullying fisik yang tinggi, 3 atau 23,1 % siswa memiliki perilaku bullying fisik yang rendah, dan tidak ada atau 0% siswa memiliki perilaku bullying fisik yang sangat rendah. Hal ini menunjukkan bahwa di SMA Negeri 5 Sigi, terdapat siswa kelas XI memiliki perilaku bullying fisik yang harus segera diatasi agar tidak berdampak pada temantemannya, berperilaku yang tidak sesuai dengan aturan, hukum dan norma sosial yang berlaku di lingkungan sekolah. Pengurangan perilaku bullying fisik siswa sebelum dan sesudah diberikan layanan diskusi kelompok dengan menggunakan media audio visual adalah 61,54%. Pengurangan tersebut terjadi dikarenakan siswa turut berperan aktif dalam pelaksanaan layanan diskusi 44
Jurnal Konseling & Psikoedukasi Juni 2016, Vol. 1, No. 1 ISSN: 2502 - 4000
kelompok
dengan
menggunakan
media
audio
visual
serta
mendengarkan
dan
memperhatikan apa yang disampaikan oleh teman dan peneliti. Hasil analisis inferensial memberikan gambaran yang jelas mengenai pengurangan perilaku bullying fisik sesudah diberikan layanan diskusi kelompok dengan menggunakan media audio visual. Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan rata-rata skor perilaku bullying fisik siswa sebelum diberikan layanan diskusi kelompok dengan menggunakan media audio visual yaitu 38,77 sedangkan sesudah diberikan layanan diskusi kelompok dengan menggunakan media audio visual siswa berubah menjadi 32,77. Berarti selisih ratarata siswa sebelum dan sesudah diberikan layanan diskusi kelompok dengan menggunakan media audio visual yaitu 6. Siswa mengalami pengurangan perilaku bullying fisik dikarenakan adanya kesediaan siswa untuk mengikuti setiap sesi layanan dengan penuh perhatian dan antusias. Selain itu, dinamika kelompok yang dibutuhkan agar terjalin interaksi yang baik antar sesama anggota kelompok sehingga masalah perilaku bullying fisik yang dialami siswa dapat menemukan alternatif pemecahan masalahnya. Layanan diskusi kelompok ini, menggunakan media audio visual sebagai alat bantunya dan diberikan dalam bentuk video. Hal ini dikemukakan pula oleh Sanjaya (dalam Mardliyah dan Sutriswo, 2015:47) bahwa “media audio visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar bisa dilihat, misalnya rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara, dan sebagainya. Media ini dianggap lebih baik dan lebih menarik”. Pemberian layanan diskusi kelompok dengan menggunakan media audio visual akan lebih menarik siswa untuk mengikutinya dan media ini dianggap lebih baik dikarenakan siswa dapat pula melihat secara langsung perilaku bullying fisik yang akan dibahas pada layanan ini. Maka dapat dikatakan bahwa salah satu alternatif dalam mengurangi masalah perilaku bullying fisik siswa di sekolah adalah dengan pemberian layanan diskusi kelompok dengan menggunakan media audio visual. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dina Afriana pada tahun 2013 yang berjudul “Upaya Mengurangi Perilaku Bullying Di Sekolah Dengan Menggunakan Layanan Konseling Kelompok Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 19 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2013/2014” yang menunjukan bahwa terjadi pengurangan perilaku bullying siswa di sekolah setelah mengikuti layanan konseling kelompok. Hasil ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ellya Rakhmawati pada tahun 2010 dengan judul “Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Terhadap Perilaku Bullying Pada Siswa Kelas VIII SMP H ISRIATI Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010” 45
Jurnal Konseling & Psikoedukasi Juni 2016, Vol. 1, No. 1 ISSN: 2502 - 4000
yang menunjukan bahwa terdapat pengaruh positif layanan bimbingan kelompok terhadap perilaku bullying siswa kelas VIII SMP H Isriati Semarang. Dapat disimpulkan bahwa layanan konseling kelompok dan bimbingan kelompok cukup efektif dalam mengurangi perilaku bullying fisik siswa di sekolah. Hal ini dikarenakan ada perubahan dalam perilaku bullying fisik siswa yang sebelumnya selalu dilakukan, kini menjadi berkurang. Terlebih lagi, penggunaan media audio visual sebagai alat bantu dalam pelaksanaan layanan dapat membuat siswa melihat sendiri perilaku bullying fisik yang mereka lakukan.
PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data yang telah diuraikan dalam hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1) Perilaku bullying fisik siswa kelas XI SMA Negeri 5 Sigi sebelum diberikan layanan diskusi kelompok dengan menggunakan media audio visual terdiri dari 15,4% siswa memiliki perilaku bullying fisik yang sangat tinggi, 61,5% siswa memiliki perilaku bullying fisik yang tinggi, dan 23,1% siswa memiliki perilaku bullying fisik yang rendah. 2) Perilaku bullying fisik siswa kelas XI SMA Negeri 5 Sigi sesudah diberikan layanan diskusi kelompok dengan menggunakan media audio visual, perilaku bullying fisik siswa kelas XI SMA Negeri 5 Sigi yaitu 7,7% siswa memiliki perilaku bullying fisik yang sangat tinggi, 30,8% siswa memiliki perilaku bullying fisik yang tinggi, 46,1% siswa memiliki perilaku bullying fisik yang rendah, dan 15,4% siswa memiliki perilaku bullying fisik yang sangat rendah. 3) Perilaku bullying siswa kelas XI SMA Negeri 5 Sigi sesudah diberikan layanan diskusi kelompok dengan menggunakan media audio visual lebih rendah dibandingkan sebelum diberikan layanan diskusi kelompok dengan menggunakan media audio visual. Saran Sehubungan dengan kesimpulan yang dikemukakan, maka saran yang dapat diberikan ialah: 1) Bagi kepala sekolah agar memfasilitasi guru pembimbing dalam pemberian layanan bimbingan dan konseling agar frekuensi pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling dapat lebih ditingkatkan, salah satunya yaitu layanan diskusi kelompok dengan menggunakan media audio visual sehingga perilaku bullying fisik dan permasalahan lainnya di sekolah dapat segera diatasi. 2) Bagi guru bimbingan dan konseling di sekolah agar menindak lanjuti siswa nomor 2, 6, 9, dan 10 karena perilaku bullying fisik, ketiga siswa tersebut masih berada dalam klasifikasi sangat tinggi dan tinggi. Diharapkan agar 46
Jurnal Konseling & Psikoedukasi Juni 2016, Vol. 1, No. 1 ISSN: 2502 - 4000
guru pembimbing melaksanakan layanan konseling individual untuk mendalami masalah dari keempat siswa tersebut sehingga perilaku bullying fisik mereka
mengalami
pengurangan. 3) Bagi siswa kelas XI SMA Negeri 5 Sigi yang telah memiliki pengurangan perilaku bullying fisik agar terus dapat menjaga perilaku positifnya sehingga dapat menjadi pribadi yang lebih baik lagi ke depannya. 4) Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian serupa, hendaknya lebih mengembangkan layanan diskusi kelompok dengan menggunakan media audio visual dengan variabel yang lain dan mengembangkan metode penelitian yang telah ada.
DAFTAR PUSTAKA Afriana, D. (2014). Upaya Mengurangi Perilaku Bullying Di Sekolah Dengan Menggunakan Layanan Konseling Kelompok. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung. http://jurnal.fkip.unila.ac.id Di Unduh [ 23 November 2015 ] Astuti, R.P. (2008). Meredam Perilaku Bullying. Jakarta. PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Anas, S. (2003). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada. Febrita, D. (2014). Pengaruh Layanan Bimbingan Klasikal Menggunakan Media Audio Visual Terhadap Hubungan Sosial Teman Sebaya Siswa di kelas VII SMPN 4 Kota Bengkulu. Skripsi, Program Studi Bimbingan dan Konseling. Universitas Bengkulu. http://repository.unib.ac.id Di unduh [ 30 November 2015 ] Mardliyah dan Sutiswo. (2015). Upaya Meningkatkan Minat Mengikuti Layanan Informasi Bimbingan dan Konseling Melalui Media Audio Visual. Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling, Vol.1 (3). Program Studi Bimbingan dan Konseling, Universitas Pancasakti Tegal. http://i-rpp.com/index.php/jptbk/article/download/334/334. Di akses [ 30 November 2015 ] Rakhmawati, E. (2010). Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Terhadap Perilaku Bullying pada Siswa Kelas VIII SMP H ISRIATI SEMARANG Tahun Pelajaran 2009/2010. Jurnal Penelitian PAUDIA, Vol 2 (1), Mei 2013. http://e-jurnal.upgrismg.ac.id Di unduh [ 12 November 2015 ] Sukardi, D.K. (2002). Pengantar Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta. PT Rineka Cipta. Thalib, M.M. (2007). Materi Diklat PLPG Bagi Guru Pembimbing. Palu. Panitia Sertifikasi Guru Rayon 25 Sulawesi Tengah. 47
Jurnal Konseling & Psikoedukasi Juni 2016, Vol. 1, No. 1 ISSN: 2502 - 4000
Tohirin. (2007) . Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi). Jakarta. PT Raja Grafindo Persada. Tim Yayasan Sejiwa. (2008). Mengatasi Kekerasan di Sekolah dan Lingkungan Sekitar Anak. Jakarta. PT Grasindo.
48